Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN

6.1. Fragmentasi Secara Teoritis


Jumlah boulder merupakan salah satu kriteria keberhasilan suatu
peledakan. Perkiraan jumlah boulder diperoleh dari persamaan fregmentasi model
Kuz-Ram. Faktor-faktor yang terkait dalam memperkirakan jumlah boulder
dengan menggunakan persamaan model Kuz-Ram diantaranya adalah faktor
batuan. Untuk mendapatkan nilai faktor batuan digunakan pembobotan massa
batuan, yaitu blastibility index.
A. Perhitungan Tingkat Fragmentasi Hasil Peledakan
Parameter pembobotan massa batuan yang berhubungan dengan peledakan
didasarkan nilai indeks peledakan, yang disusun oleh Carlos L. Jimeno (1995),
dapat dilihat dibawah ini :
Untuk menghitungan nilai rock factor masing-masing batuan maka
terlebih dahulu harus dihitung nilai blastibility index-nya. Parameter pembobotan
massa batuan berdasarkan nilai indeks peledakan, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 6.1
Pembobotan Massa Batuan di Lapangan
Parameter Pembobotan
1. Rock Mass Description (RMD)
1.1 powdery/friable 10
1.2 blocky 20
1.3 totally massive 50
2. Joint Plane Spacing (JPS)
2.1 Close (Spasi <0,1 m) 10
2.2 Intermediate (Spasi 0,1 -1 m) 20
2.3 Wide (Spasi >1m) 50
3. Joint Plant Orientation (JPO)
3.1 Horizontal 10
3.2 Dip out of face 20
3.3 Strike normal to face 30
3.4 Dip into face 40
4. Specific grafity influence (SGI)
SGI = 25 x SG 50
5. Hardness (H) 1-10

Berdasarkan pembobotan massa batuan seperti di atas, maka dapat


diketahui blastibility index dan faktor batuan sebagai berikut :
Blastibility Index (BI) = 0,5 (RMD + JPS + JPO + SGI + HD)
Faktor Batuan (RF) = BI x 0,12
Ukuran rata-rata fragmentasi hasil peledakan, dapat diperkirakan dengan
menggunakan persamaan Kuznetov (1973), yaitu sebagai berikut :

Dimana :
X = Rata-rata ukuran fragmentasi
A = Faktor batuan (Rock Factor =RF)
V = Volume batuan yang terbongkar (m)
Q = Jumalah bahan peledak pada setiap lubang ledak (kg)
E = Relative Weight Strength bahan peledak, emulsion =100
Untuk mengetahui besarnya prosentasi bongkahan hasil peledakan
digunakan rumus Indeks Keseragaman (n) dan Karakteristik Ukuran (Xc), dengan
persamaan sebagai berikut :

Dimana :
B = Burden
De = Diameter
A = Nisbah spasi dan burden
Perhitungan nilai karakteristik ukuran (Xc) menggunakan rumus sebagai
berikut :
Perhitungan prosentase bongkahan
adalah sebagai berikut :

Dimana :
Rx = Prosentase material yang tertahan pada ayakan (%)
X = Ukuran ayakan (cm)
n = Indeks keseragaman
VII
PENGANTAR PELEDAKAN TAMBANG BAWAH TANAH

Peledakan bawah tanah mempunyai beberapa tujuan, yaitu :


1. Meledakan batuan dengan tujuan menghasilkan ruangan untuk gudang,
jalan, saluran, terowongan pipa, dan lain sebagainya.
2. Meledakan batuan dengan tujuan mengambil material/operasi
penambangan.
Dari kedua jenis kegiatan di atas terowongan merupakan kegiatan yang
terpenting dari keseluruhan kegiatan. Terowongan umumnya dibuat dengan arah
mendatar, miring, atau vertical ke bawah maupun ke atas.
Daur waktu kerja pembuatan terowongan adalah :
1. Pemboran
2. Pemuatan bahan peledak
3. Peledakan
4. Pembersihan asap (ventilasi)
5. scalling (grounting apabila diperlukan)
6. Pengangkutan
7. Mempersiapkan pemboran dan lain-lain selanjutnya.
Dari jenis-jenis pekerjaan di atas yang perlu diperhatikan khusus adalah
pekerjaan pemboran. Lubang ledak harus dibor tepat di tempat yang telah
ditentukan dan dengan kemiringan yang benar atau dengan perkataan lain
pemboran lubang ledak harus sempurna.
Untuk pemboran lubang ledak bawah tanah dapat dilakukan dengan 2
metode, yaitu :
1. Handheld drilling, dengan menggunakan alat bor Jeckleg
2. Mechanized drilling, dengan menggunakan alat bor Jumbo drill.
Perbedaan utama antara peledakan bawah tanah dengan peledakan di
permukaan tanah adalah :
1. Peledakan bawah tanah dilakukan ke arah satu bidang bebas (freeface),
sedangkan peledakan di permukaan dilakukan ke arah dua atau lebih
bidang bebas.
2. Tempat peledakan atau ruangan bawah tanah lebih terbatas.
Oleh karena itu, batuan akan lebih sukar untuk diledakkan dan perlu dibuat
bidang bebas kedua yang merupakan arah peledakan selanjutnya.
Dalam pembuatan terowongan bidang bebas kedua diperoleh dengan
membuat cut pada permukaan terowongan. Macam-macam cut yang
dipergunakan untuk membuat terowongan adalah paralel hole cut, V-Cut, fan
cut, dan lain-lain.

Gambar 1. Macam-macam cut pada peledakan tambang bawah tanah.

Cut dapat diletakan di sembarang tempat pada muka terowongan, tetapi


harus diperhatikan bahwa letak cut mempengaruhi : lemparan, konsumsi bahan
peledak, dan jumlah lubang ledak dalam round
Untuk mendapatkan arah peledakan ke depan dan tumpukan di tengah,
cut diletakkan di tengah-tengah penampang dan agak kebawah. Posisi ini akan
menghasilkan lemparang yang dekat dan konsumsi bahan peledak lebih sedikit
karena semua stoping ke arah bawah. Posisi cut yang tinggi akan memberikan
kemudakan pemuatan hasil peledakan, tetapi konsumsi bahan peledak lebih tinggi
karena banyak stopping ke arah atas.
Gambar 2. Letak cut pada muka terowongan

Lubang ledak pada terowongan dikelompokan menjadi beberapa jenis


berdasarkan letak dan fungsinya. Pengelompokan lubang ledak anatara lain :
1. Roof holes
2. Stoping holes
3. Wall holes
4. Floor holes
5. Spreader holes
6. Cut holes

Gambar 3. Pengelompokan lubang ledak pada terowongan

Anda mungkin juga menyukai