DOI 10.1007/s00425-013-2015-9
REVIEW
Abstrak
Perubahan iklim menyebabkan lebih sering terjadi banjir dan genangan air akibat
hujan lebat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian secara mendalam tentang
adaptasi tanaman baik pada tingkat sel dan seluruh bagian tanaman yang akan
memberikan pengetahuan tambahan dan berguna bagi bidang pemuliaan tanaman
dan praktek budidaya untuk menjaga kebugaran, pertanaman dan perkembangan
tanaman ketika kadar oksigen rendah. Pada review ini, kami membahas aspek-
aspek penting yang menyebabkan perubahan metabolism nitrogen disebabkan
oleh cekaman kadar oksigen rendah. Dua jalur yang mungkin terlibat dalam
produksi NO baik melalui reaksi yang dikatalisis nitrat reductase atau melalui
rantai transport electron pada komplek III atau IV dalam mitokondria, sehingga
memberikan konstribusi untuk sitesis ATP melalui apa yang disebut respirasi
nitrit-NO. NO akan berikatan dengan non-simbiotik hemoglobin (Hb) dalam
siklus Hb/NO, dimana NAD(P)H dioksidasi untuk merubah NO menjadi NO 3-.
Penelitian tentang adaptasi tambahan pada ketersediaan kadar oksigen yang
diturunkan melalui regulasi transkripsi dan pasca-translasi dari jalur sintesis asam
amino, menggunakan data trascriptoma dan translatoma yang tersedia untuk
Arabidopsis thaliana dan padi.
Pendahuluan
Perubahan iklim menyebabkan banjir dan genangan air akibat hujan lebat
lebih sering terjadi (The Intergovernmental panel on climate change
http/:www.ipcc.ch/). Dalam konteks ini, tanaman tercekam karena berkurangnya
kadar oksigen selama periode tertentu, karena difusi oksigen melalui air yang
lambat dan kompetisi terus menerus dengan mikroorganisme yang menggunakan
oksigen untuk respirasi (Jackson, 1985; Drew, 1997). Dalam keadaan hipoksia,
kadar oksigen untuk mendukung respirasi aerob menjadi sangat rendah,
menyebabkan kekurangan energi yang akhirnya kematian sel dan jaringan,
khususnya pada tanaman yang tidak dapat beradaptasi dengan banjir dan
genangan air (Jackson dan Armstrong, 1999; Gout et al., 2001; Bailei-Serres dan
Voesenek, 2008; Bailey-Serres et al., 2012; Licausi, 2013). Pengaruh utama
cekaman kadar oksigen rendah menyebabkan krisis energy karena terhambatnya
proses fosforilasi oksidatif mitokondria yang kemudian menurunkan produksi
ATP, sehingga energy yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
proses biologis (Greenway dan Gibbs, 2003). Konsekuensi utama dari kekurangan
ATP adalah gangguan fungsi dari plasma membrane H+ yang memompa ATPase
yang menyebabkan terjadinya hipoksia yang disebabkan karena peng-asam-an
sitoplasma (Felle, 2006).
Adaptasi dari metabolisme tanaman terhadap cekaman kadar oksigen
rendah umumnya dijelaskan sebagai proses metabolism karbon anaerobic dalam
kaitannya dengan glikolisis, fermentasi dan energy homeostasis yang dijelaskan
dalam sejumlah artikel yang dikutip dalam pendahuluan review ini. Namun, hanya
alanine aminotransferase (AlaAT) yang ditemukan di antara gen-gen inti yang
merespon hipoksia pada Arabidopsis (Mustroph et al., 2009), metabolism nitrogen
berkonstribusi terhadap aklimatisasi seluler terhadap cekaman kadar oksigen
rendah pada tanaman (Bailey-Serres et al., 2012; Bailey-Serres dan Voesenek,
2008). Dalam review kali ini akan dibahas mengenai pengaruh cekaman kadar
oksigen rendah terhadap proses-proses yang berhubungan dengan metabolism N
antara lain absorpsi nitrat, reduksi nitrat dan nitrit, produksi nitrit oksida (NO),
asimilasi ammonium dan metabolism asam amino dan pengaruhnya terhadap
toleransi pada cekaman kadar oksigen rendah.
Perbandingan antara kingdom pada adaptasi transcriptoma terhadap
cekaman kadar oksigen rendah menunjukkan perubahan yang berhubungan
dengan proses glikolisis, fermentasi dan respirasi alternative yang mungkin
bertujuan untuk membatasi kerusakan akibat dari krisis energy adalah salah satu
renpon yang ditunjukkan oleh 21 organisme dari empat kingdom, Plantae,
Animalia, Fungi dan Bakteri (Mustroph et al., 2010). Survey terhadap 19
translatoma dan tiga transcriptoma spesifik dari berbagai populasi sel dan organ
Arabidopsis yang terkena hipoksia dalam waktu singkat menunjukkan 49 gen
yang menjadi prioritas untuk ditranslasi dalam seluruh tipe sel pada bagian tunas
dan akar. Sebagian gen dari 49 gen inti yang merespon hipoksia ini menyandi
protein yang berhubungan dengan pengaturan ulang terhadap metabolisme untuk
meningkatkan jumlah substrat produksi ATP dan fermentasi untuk regenerasi
NAD+ diantaranya sucrose synthase (SUS4), diduga pyrophosphate-fructose-6-
phosphate, 1-phosphotransferase (PFP), pyruvate decarboxylase (PDC1 dan
PDC2), alcohol dehydrogenase (ADH1) dan mungkin lactate transporter
(Mustroph et al., 2009). Aktivasi bersama dari glikolisis dan fermentasi alcohol
memungkinkan untuk memproduksi ATP dan regenerasi NAD + untuk
mempertahankan glikolisis (Albrecht et al., 2004; Ismond et al., 2003; Kursteiner
et al., 2003; Drew, 1997). Sebagai sebuah strategi dalam menghemat energy SUS
digunakan sebagai pengganti invertase untuk menyalurkan heksosa untuk
glikolisis dan enzim-enzim yang tergantung PPi lebih disukai daripada enzim-
enzim yang tergantung ATP, PFP digunakan sebagai pengganti
phosphofructokinase (PFK) untuk sintesis fructose-1-6-bis-P dan pyruvate
phosphate dikinase (PPDK) digunakan sebagai pengganti pyruvate kinase (PK)
dalam sintesis pyruvate (Liu et al., 2005b; Narsai et al., 2009).
Tidak seperti pada hewan dan mikroorganisme, sensor oksigen langsung
tidak ditemukan pada tanaman. Sebagai gantinya, ketersediaan oksigen diketahui
melalui perubahan status redoks (rasio NADH/NAD), spesies oksigen reaktif
(ROS), NO, dan status energy sel (kandungan ATP). Hal tersebut baru-baru ini
diketahui sebagai bagian terakhir dari jalur N (NERP) untuk destabilisasi protein
yang pertama kali diketahui ada pada hewan (Hu et al., 2005) yang diterangkan
sebagai mekanisme tidak langsung untuk mengetahui keberadaan oksigen pada
tanaman (Gibbs et al., 2011; Licausi et al., 2011). Factor transkirpsi seperti
RAP2.2, RAP2.12, HRE1, dan HRE2 dari factor respon ethylene (ERF) group VII
dijelaskan sebagai bagian utama dari gen yang mengatur respon terhadap cekaman
kadar oksigen rendah, berdasarkan penelitian diketahui hubungan yang
komprehensif antara respon transcripoma/translatoma Arabidopsis dengan
hipoksia dan anoksia dibuktikan dengan adanya modifikasi pasca-translasi melalui
NERP untuk degradasi protein tergantung pada kadar oksigen (Licausi et al.,
2010, 2011; Gibbs et al., 2011). Berdasarkan fakta bahwa RAP2.2 dan RAP2.12
diekspresikan ketika HRE1 dan HRE2 disebabkan oleh hipoksia, hal tersebut
dijelaskan sebagai penurunan kadar oksigen di dalam sel, sehingga RAP2.2 dan
RAP2.12 diekspresi untuk menghindari modifikasi pasca-translasi dan proteolysis
sebagai produk sementara dari jalur akhir N. RAP2.2 dan RAP2.12 tersebut
diangkut ke nucleus ketika terjadi hipoksia sebagai bentuk respon melalui
rangsangan terhadap ekspresi ERF sekunder seperti HRE1 dan HRE2 yang
merangsang gen-gen yang merespon hipoksia (Sasidharan dan Mustroph, 2011;
Licausi et al., 2013). Setelah terjadi re-oksigenasi, terjadi ekspresi dan stabilisasi
ERF group VII yang disebabkan hipoksia.
RAP2.12 diekspresi pada seluruh bagian tanaman yang disebabkan oleh
hipoksia tetapi tidak disebabkan precursor ethylene 1-aminocyclopropane 1-
carbocylic acid (ACC) (Licausi et al., 2011). RAP2.2 juga diekspresi dalam
jumlah besar pada bagian akar dan sedikit pada bagian tunas ketika diinduksi
dalam keadaan gelap (Hinz et al., 2010). Baik perlakuan dengan menggunakan
ACC dan ethephon ataupun percobaan tentang sinyal transduksi ethylene
menunjukkan bahwa RAP2.2 dipengaruhi oleh ethylene dan fungsi dari jalur
sinyal transduksi yang dikontrol ethylene (Hinz et al., 2010). HRE1 dan HRE2
terbukti merupakan gen yang dipengaruhi hipoksia (Licausi et al., 2010), akan
tetapi saat HRE2 tidak sensitive terhadap ethylene, HRE1 dipengaruhi oleh
ethylene (Hess et al., 2011) atau ACC (Yang et al., 2011) pada keadaan aerobik
dan menunjukkan hyper-induksi ketika diberikan perlakukan ACC dikobinasikan
dengan hipoksia (Yang et al., 2011).
Gen-gen yang mengatur proses metabolism karbon secara anaerobic dan
energy homeostasis terbukti berpengaruh penting terhadap kemampuan bertahan
pada cekaman kadar oksigen rendah yang diatur oleh ERF group VII. Mutan
Arabidopsis ate1/ate2 dan prt6 dipengaruhi oleh terhambatnya ekspresi lebih dari
separuh dari 49 gen inti yang dipengaruhi hipoksia pada NERP yang beberapa
diantaranya merupakan bagian penting pada proses metabolism karbon secara
anaerobic seperti ADH1, PDC1, SUS1, SUS4. Hal ini menjadi catatan penting
bahwa ekspresi dari gen tersebut pada keadaan aerobic lebih tinggi dari pada
tanaman liar pada kondisi anaerobic (Gibbs et al., 2011). pada saat
perkecambahan Arabidopsis, ekspresi berlebih dari gen metabolism karbon
anaerobic RAP2.2 (Hinz et al., 2010) atau homolog terdekatnya RAP2.12 (Licausi
et al., 2011) sangat dipengaruhi oleh cekaman kadar oksigen rendah; perubahan
ekspresi gen akan meningkatkan daya tahan dari kecambah terhadap cekaman
kadar oksigen rendah akibat banjir. Analisis microarray yang dilanjutkan dengan
RT-PCR kualitatif untuk membandingkan gen yang dipengaruhi oleh hipoksia
pada tanaman liar dan Arabidopsis dengan RAP2.2 dan RAAP2.12 yang
diinaktivasi menunjukkan penurunan kemampuan gen metabolism karbon
anaerobic pada miRNA dan dibuktikan dengan factor transkripsi yang dibutuhkan
dalam regulasi gen yang dipengaruhi hipoksia (Licausi et al., 2011; Hinz et al.,
2010). Menariknya, ekspresi berlebih dari RAP2.2 dan 2.12 tidak berpengaruh
terhadap gen yang dipengaruhi hipoksia pada saat perkecambahan yang
ditumbuhkan pada kondisi aerobic, hal ini menunjukkan bahwa terjadi mekanisme
tambahan pada jalur sinyal yang dikontrol oleh factor transkripsi ini.
Kenyataanya, hal tersebut menunjukkan bahwa RAP2.12 dan RAP2.2 masuk ke
dalam proses modifikasi pasca-translasi yang kemudian didegradasi melalui
NERP pada kondisi aerobic (Licausi et al., 2011).
Analisis transkriptoma membandingkan ekspresi berlebih HRE1 dan
HRE2 pada Arabidopsis dan tanaman liar pada kondisi aerobic dan hipoksia
menunjukkan bawah ekspresi berlebih dari HRE1, tetapi tidak HRE2 dapat
meningkatkan induksi pada sebagian besar gen anaerobic pada kondisi hipoksia
(Licausi et a., 2010). Berdasarkan analisis PCR kuantitatif, penulis menunjukkan
bahwa ekspresis berlebih dari HRE1 meningkatkan pengaruh hipoksia terhadap
ekspresi dari bagian gen metabolism karbon anaerobic yang penting seperti
ADH1, SUS1, dan SUS4. Hanya ekspresi dari ADH1 yang lebih banyak pada
ekspresi berlebih HRE1 daripada tanaman liar pada kondisi aerobic. Pengaruh
HRE1 pada cekaman kadar oksigen rendah dibuktikan pada mutan Arabidopsis
RNAi knockdown (hre1) yang menunjukkan penurunan pengaruh hipoksia
terhadap gen glikolisis dan fermentasi (Yang et al., 2011). Namun, pada penelitian
Licausi et al. (2010) tidak satupun dari mutan HRE1(hre1) atau HRE2 (hre2) yang
proses ekspresi gen penanda hipoksia-nya terganggu sedangkan mutan ganda
(hre1/hre2) menunjukkan penurunan ekspresis gen penanda secara drastic setelah
terjadi hipoksia. Oleh karena itu disimpulkan bahwa HRE1 dan HRE2 memiliki
peran yang berlebihan dalam merespon kadar oksigen rendah pada Arabidopsis,
meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman dengan cara memperbanyak
ekspresi gen anaerobic dan fermentasi etanol (Hess et al., 2011; Licausi et al.,
2010).
Factor transkripsi yang termasuk sub-group IIV dari kelompok ERF
menunjukkan menunjukkan peran strategis untuk dapat bertahan terhadap kondisi
banjir pada padi. Dua strategi yang berbeda quiscene dan escape dapat diketahui
lebih dalam pada tanaman padi dataran rendah dan air dalam. Strategi pertama
juga terlihat pada tanaman Rumex pulustris yang beradaptasi secara alami ketika
tanaman tersebut seketika tenggelam dan surut dalam beberapa minggu,
disebabkan oleh ERF dari sub-group VII, SUB1A (toleran tenggelam) (Xu et al.
2006). Hanya beberapa kultivar yang sangat toleran dan bertahan lebih dari 2
minggu dalam keadaan tenggelam yang mengekspresikan SUB1A. SUB1A
menyebabkan akumulasi dua regulator yang memberikan respon negative pada
GA beras ramping (SLR1) dan beras agak ramping (SLRL1), meningkatkan
sensitivitas terhadap ABA dan menghambat pertanaman dengan cara menghambat
pemanjangan sel sehingga menurunkan metabolism dan konsumsi energy. Strategi
escape lainnya ditunjukkan oleh spesies mirip Rumex acetosa yang beradaptasi
terhadap keadaan sebagian tenggelam dalam waktu yang lama dengan cara
SUB1A bebas meningkatkan pemanjangan ruas batang atau tangkai daun agar
tunas tetap berada di permukaan air. Pemanjangan tunas pada kondisi tenggelam
disebabkan oleh jalur penangkapan sinyal ethylene dan dua ERF dari sub-group
VII, SNORKEL1 dan SNORKEL2 (SK1 dan SK2) (Hattori et al., 2009).
Peningkatan aktivitas gibberellin (GA1) pada bagian ruas karena tenggelam
disarankan bahwa biosintesis GA sebagai target dari sinyal SK pada proses
pemanjangan ruas. Meningkatnya Degradasi gula, glikolisis dan fermentasi
sebagai akibat dari pembentukan tunas dan pertanaman pada kondisi kadar
oksigen rendah (Hattori et al. 2009). Koleoptil padi yang tumbuh dalam keadaan
kadar oksigen rendah jumlah dari SUS4, enzim yang terlibat dalam beberapa
proses glikolisis seperti pyrophosphate (PPi)-Fru-6-P 1-phosphotransferase,
Fructose-bisP aldolase, triosephosphate isomerase, glyceraldehyde-3-phosphate
dehydrogenase dan enzim fermentasi etanolik, ADH1 dan PDC1 meningkat secara
signifikan dibandingkan dengan kondisi aerobic condition (Shingaki-Wells et al.
2011). Berdasarkan regulasi dari gen yang diinduksi hipoksia dari metabolism
gula dimediasi oleh protein kinase CIPK15 (Calcineurin B-like protein kinase
yang mengganggu protein kinase) yang diaktivasi oleh sensor cekaman SnRK1A
(gula non-fermentasi yang berhubungan dengan protein kinase) sehingga terjadi
hubungan antara penginderaan terhadap sinyal defisiensi O2 dengan respon
pertunasan padi yang tergenang (Lee et al. 2009).
Reduksi dan Penyerapan Nitrat
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan pupuk nitrat dapat
meningkatkan toleransi terhadap hipoksia dan umumnya membatasi pegaruh
cekaman tersebut yang disebabkan oleh kekurangan oksigen pada bagian akar
(Allgre et al., 2004; Morard et al., 2004; Horchani et al., 2010). Terdapat
kekurangan data proses penyerapan nitrat pada kondisi kadar oksigen rendah dan
hasil penelitian-penelitian pada topik tersebut sering bertentangan. Hal tersebut
ditunjukkan pada penyerapan nitrat pada gandum dari larutan unsur hara baik
yang hanya mengandung nitrat atau nitrat dan ammonium menurun ketika terjadi
kekurangan oksigen pada rizosfer (Budalwa dan Greeway, 19889). Penyerapan
nitrat pada kedelai diketahui lebih rendah pada kondisi hipoksia daripada keadaan
aerobic (Oliveira dan Sodek, 2013; Oliveira et al., 2013). Bertentangan dengan
beberapa hasil penelitian lainnya yang menunjukkan penyerapan nitrat pada
tanaman tomat meneingkat pada periode yang lama ketika terjadi hipoksia di akar
(Morard et al., 2004; Horchani et al., 2010).
Pengaruh yang menguntungkan dari proses supply nitrat mungkin
disebabkan oleh nitrat reductase (NR), enzim sitosolik yang mengkatalisis
terjadinya reaksi reduksi nitrat menjadi nitrit disebabkan oleh NADH. Reduksi
nitrat mungkin berpengaruh pada aklimatisasi selular pada kadar oksigen rendah
melalui proses pembentukan NAD+ dari NADH. Oleh karena itu, spesies yang
toleran terhadap penurunan kadar oksigen memperlihatkan aktivitas NR yang
tinggi daripada proses lainnya (Bailey-Serred dan Voesenek, 2008). Pengasaman
yang disebabkan hipoksia pada pH sitosolik mungkin meningkatkan aktivitas NR
disebabkan oleh pH yang dibawah kondisi optimum (Botrel dan Kaiser, 1997;
Stoimenova et al., 2007). Pada tembakau dan tomat menunjukkan tidak ada atau
terjadi penurunan aktivitas NR pada tanaman yang dimodifikasi genetik atau yang
ditambahkan tungstate (penghambat aktivitas NR) meningkatkan gejala terjadinya
hipoksia. Gejala tersebut dicirikan dengan meningkatnya produksi etanol dan
laktat melalui penimbunan gula terlarut, pengasaman sitosol, menguningnya daun
dan penurunan pertanaman tanaman (Horchani et al., 2010; Stoimenova et al.,
2003). Sebaliknya, pengamatan pada perkecambahan jagung yang diberikan nitrat
selama anoxia akan menyebabkan pH sitosolik sedikit lebih tinggi (Libourel et al.,
2006).
Peningkatan aktivitas NR pada tanaman yang terjadi hipoksia akar
disebabkan oleh regulasi transkripsi dan pasca-translasi. Ekspresi gen NR
menunjukkan peningkatan respon terhadap beberapa tanaman yang terjadi
hipoksia akar, antara lain Arabidopsis (Loreti et al., 2005), padi (Lsanthi-
Kudahettge et al., 2007), tembakau (Botrel dan Kaiser, 1997; Stoimenova et al.,
2007) dan tomat (Allgre et al., 2004). Pada Cucumis sativus, cekaman hipoksia
disebabkan peningkatan ekspresi dari PP2A, gen yang mengkode phosphor-NR
phosphatase yang bertanggung jawab mengaktivas NR melalui dephosphorilasi
(Chi et al., 2008). Oleh sebab itu, NR yang sangat terphosphorilasi pada akar yang
diaerasi dengan baik dari barley yang ditumbuhkan dengan hidroponik dan
sebagian besar tidak aktif, sedangkan sebagian terdephosphorilaasi dan tidak aktif
pada akar hipoksia dan anoksia. Botrel dan Kaiser (1997) mengamati aktivitas
anaerobic dari enzim NR yang diikuti dengan modifikasi proses phosphorilasinya
tidak disebabkan oleh perubahan pada ATP dan AMP, melaikan disebabkan oleh
perubahan pH sitosolik.
Bailey-Serres J, Fukao T, Gibbs DJ, Holdsworth MJ, Lee SC, Licausi F, Perata P,
Voesenek LA, van Dongen JT (2012) Making sense of low oxygen
sensing. Trends Plant Sci 17:129138
Carroll AD, Fox GG, Laurie S, Phillips R, Ratcliffe RG, Stewart GR (1994)
Ammonium assimilation and the role of [gamma]-aminobutyric acid in pH
homeostasis in carrot cell suspensions. Plant Physiol 106:513520
Drew MC (1997) Oxygen deficiency and root metabolism: injury and acclimation
under hypoxia and anoxia. Ann Rev Plant Physiol Plant Mol Biol 48:223
250
Gibbs DJ, Lee SC, Isa NM, Gramuglia S, Fukao T, Bassel GW, Correia CS,
Corbineau F, Theodoulou FL, Bailey-Serres J, Holdsworth MJ (2011)
Homeostatic response to hypoxia is regulated by the N-end rule pathway
in plants. Nature 479:415418
Hebelstrup KH, van Zanten M, Mandon J, Voesenek LA, Harren FJ, Cristescu
SM, Mller IM, Mur LA (2012) Haemoglobin modulates NO emission and
hyponasty under hypoxia-related stress in Arabidopsis thaliana. J Exp Bot
63:55815591
Igamberdiev AU, Bykova NV, Shah JK, Hill RD (2010) Anoxic nitric oxide
cycling in plants: participating reactions and possible mechanisms. Physiol
Plant 138:393404
Ismond KP, Dolferus R, De Pauw M, Dennis ES, Good AG (2003) Enhanced low
oxygen survival in Arabidopsis through increased metabolic flux in the
fermentative pathway. Plant Physiol 132:12921302
Klok EJ, Wilson IW, Wilson D, Chapman SC, Ewing RM, Somerville SC,
Peacock WJ, Dolferus R, Dennis ES (2002) Expression profile analysis of
the low-oxygen response in Arabidopsis root cultures. Plant Cell 14:2481
2494
Lee KW, Chen PW, Lu CA, Chen S, Ho TH, Yu SM (2009) Coordinated responses
to oxygen and sugar deficiency allow rice seedlings to tolerate flooding.
Sci Signal 2:ra61
Libourel IG, van Bodegom PM, Fricker MD, Ratcliffe RG (2006) Nitrite reduces
cytoplasmic acidosis under anoxia. Plant Physiol 142:17101717
Licausi F, Kosmacz M, Weits DA, Giuntoli B, Giorgi FM, Voesenek LA, Perata P,
van Dongen JT (2011) Oxygen sensing in plants is mediated by an N-end
rule pathway for protein destabilization. Nature 479:419422
Licausi F, Pucciariello C, Perata P (2013) New role for an old rule: N-end rule-
mediated degradation of ethylene responsive factor proteins governs low
oxygen response in plants (F). J Integr Plant Biol 55:3139
Liu F, Vantoai T, Moy LP, Bock G, Linford LD, Quackenbush J (2005a) Global
transcription profiling reveals comprehensive insights into hypoxic
response in Arabidopsis. Plant Physiol 137:11151129
Liu F, VanToai T, Moy LP, Bock G, Linford LD, Quackenbush J (2005b) Global
transcription profiling reveals comprehensive insights into hypoxic
response in Arabidopsis. Plant Physiol 137:11151129.
doi:10.1104/pp.104.055475
Mustroph A, Zanetti ME, Jang CJ, Holtan HE, Repetti PP, Galbraith DW, Girke T,
Bailey-Serres J (2009) Profiling translatomes of discrete cell populations
resolves altered cellular priorities during hypoxia in Arabidopsis. Proc Natl
Acad Sci USA 106:1884318848
Rocha M, Licausi F, Araujo WL, Nunes-Nesi A, Sodek L, Fernie AR, van Dongen
JT (2010) Glycolysis and the tricarboxylic acid cycle are linked by Alanine
Aminotransferase during hypoxia induced by waterlogging of Lotus
japonicus. Plant Physiol 152:15011513
Shingaki-Wells RN, Huang S, Taylor NL, Carroll AJ, Zhou W, Millar AH (2011)
Differential molecular responses of rice and wheat coleoptiles to anoxia
reveal novel metabolic adaptations in amino acid metabolism for tissue
tolerance. Plant Physiol 156:17061724
Talwar PS, Gupta R, Maurya AK, Deswal R (2012) Brassica juncea nitric oxide
synthase like activity is stimulated by PKC activators and calcium
suggesting modulation by PKC-like kinase. Plant Physiol Biochem
60:157164
van Dongen JT, Frhlich A, Ramrez-Aguilar SJ, Schauer N, Fernie AR, Erban A,
Kopka J, Clark J, Langer A, Geigenberger P (2009) Transcript and
metabolite profiling of the adaptive response to mild decreases in oxygen
concentration in the roots of arabidopsis plants. Ann Bot 103:269280
Yang CY, Hsu FC, Li JP, Wang NN, Shih MC (2011) The AP2/ERF transcription
factor AtERF73/HRE1 modulates ethylene responses during hypoxia in
Arabidopsis. Plant Physiol 156:202212