Anda di halaman 1dari 8

JMEL 3 (1) (2014)

Journal of Mechanical Engineering Learning

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI


TERHADAP KARAKTERISTIK BIODIESEL DARI MINYAK GORENG
BEKAS

Wahyu Puji Atmoko , Dwi Widjanarko, Pramono

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur pada proses transesterifikasi
Diterima Januari 2014 terhadap kualitas biodiesel. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan biodiesel adalah limbah
Disetujui Februari 2014 minyak goreng bekas penggorengan. Penelitian menggunakan proses transesterifikasi dengan cara
Dipublikasikan Agustus mereaksikan katalis dan metanol yang kemudian dicampur bersamaan dengan minyak goreng bekas
2014 tersebut. Pencampuran tersebut memerlukan waktu satu jam yang masing-masing pencampurannya
menggunakan variasi temperatur 30oC, 40oC, 50oC dan 60oC. Kemudian hasil transesterifikasi
________________
diendapkan selama kurang lebih 24 jam. Hasil pengendapan berupa biodiesel dan gliserin dipisahkan.
Keywords: Setelah itu proses pencucian biodiesel sebanyak 4 kali pencucian dan pengeringan biodiesel dengan cara
Used Cooking Oil , pemanasan dengan suhu yang mencapai 112oC dan dilakukan pendinginan. Hasil pengujian karakteristik
Biodiesel , densitas pada variasi temperatur 30oC dan 40 sebesar 0,8779 g/ml, 50oC sebesar 0,8771 g/ml dan
Transesterification , temperatur 60 oC didapatkan nilai 0,8747 g/ml. Pada pengujian viskositas temperatur 30oC, 40oC, 50oC
Biodiesel Characteristics dan 60oC dihasilkan nilai 5,258 mm2/s, 5,078 mm2/s, 4,939 mm2/s, dan 4,728 mm2/s. Untuk hasil
____________________ pengujian titik nyala dengan temperatur 30oC sebesar 202,5oC, variasi temperatur 40oC sebesar 198,5oC,
temperatur 50oC didapatkan 196,5oC, dan 60oC sebesar 192,5oC. Dari data pengujian, maka didapatkan
hasil karakteristik densitas, viskositas dan titik nyala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua
pengujian biodiesel yang dihasilkan memenuhi standar karakteristik biodiesel. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan variasi temperatur tidak berpengaruh terhadap karakteristik biodiesel. Selain itu,
biodiesel hasil penelitian sesuai dengan kriteria sebagai bahan bakar motor diesel.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research was to determine the effect of temperature on the quality of the biodiesel transesterification
process. Raw materials used in the making process of biodiesel is waste cooking oil. This Research using the
transesterification process by react catalyst and methanol then mixed along with the waste cooking oil. The mixing
takes one hour each mixing using a variation of temperature of 30C, 40C, 50C and 60C. Then the
transesterification proceeds deposited for approximately 24 hours. The results of the precipitation in the form of
biodiesel and glycerin is separated. The biodiesel washing process 4 times washing and drying biodiesel by heating
with the temperature reaching 112C and cooling. Test results on the density characteristics of temperature variation
30C and 40C of 0.8779 g / ml, 50C for 0.8771 g / ml and a temperature of 60C values obtained 0.8747 g / ml.
On testing the viscosity temperature 30C, 40C, 50C and 60C resulting value 5.258 mm2 / s, 5.078 mm2 / s,
4.939 mm2 / s, and 4.728 mm2 / s. For the test results to the flash point temperature of 30C is 202.5C, at 40C
temperature variation of 198.5C, at temperature 50C obtained 196.5 C and 60C at 192.5C. From the test data,
the results obtained characteristic density, viscosity and flash point. The results showed that all of the testing of
biodiesel produced meets the standard characteristics of biodiesel. It can be concluded that the use of variations in
temperature do not affect the characteristics of the biodiesel. In addition, biodiesel research results according to the
criteria of diesel motor fuel.

2014 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-651X


Gedung E9 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: avante_30@yahoo.com

39
Wahyu Puji Atmoko / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN digunakan dapat diperoleh secara mudah di


Indonesia.
Bahan bakar minyak adalah salah satu Dibandingkan dengan solar, biodiesel
dari sekian energi yang sangat dibutuhkan oleh memiliki keunggulan. Menurut Susilo (2006:7)
manusia hingga mencapai ketergantungan yang bahwa biodiesel memiliki beberapa keunggulan
sangat besar yang tidak dapat lagi dipisahkan utama yaitu biodiesel diproduksi dari bahan
dari kehidupan sehari-hari. Hal tersebut pertanian, sehingga dapat diperbaharui,
mengakibatkan cadangan minyak dibumi biodiesel memiliki nilai cetane yang tinggi,
semakin menipis karena untuk memenuhi volatile rendah dan bebas sulfur, ramah
kebutuhan. lingkungan karena tidak ada emisi SO x. Selain
Biodiesel merupakan salah satu alternatif itu beberapa keuntungan lainnya adalah
bahan bakar nabati (biofuel) ramah lingkungan menurunkan keausan ruang piston karena sifat
yang dapat menggantikan sumber bahan bakar pelumasan bahan bakar yang bagus dan aman
minyak dari fosil yaitu minyak solar/diesel. dalam penyimpanan dan transportasi karena
Selain karena ramah lingkungan, biaya produksi tidak mengandung racun. Berikut adalah tabel
rendah, biodiesel ini juga dapat dijadikan perbandingan emisi pembakaran biodiesel
sebagai peluang usaha, dan bahan baku yang dengan solar:

Tabel 1. Perbandingan emisi bahan bakar


Senyawa Emisi Biodiesel Solar
SO2 (ppm) 0 78
CO (ppm) 10 40
NO (ppm) 37 64
NO2- (ppm) 1 1
O-2(%-b) 6 6,6
3
Total Partikulat(mg/Nm ) 0,25 5,6
3
Benzen(mg/Nm ) 0,3 5,01
3
Toluen(mg/Nm ) 0,57 2,31
Xylene(mg/Nm3) 0,73 1,57
3
Etilbenzen(mg/Nm ) 0,3 0,73

(Prihandana dkk, 2006:16)

Pembuatan biodiesel biasanya dilakukan Tujuan penelitian ini sebagai yaitu untuk
dengan proses transesterifikasi dengan mengetahui pengaruh temperatur pada proses
menggunakan katalis asam dan proses transesterifikasi terhadap karakteristik biodiesel.
transtransesterifikasi dengan menggunakan Biodiesel adalah minyak yang telah
katalis basa untuk setiap bahan baku yang melalui proses estrans secara paripurna sehingga
mengandung FFA (Free Fatty Acid). Karena keasaman, viskositas, densitas, dan seluruh
proses tersebut diperlukan waktu yang lama dan kriteria kualitasnya telah memenuhi standar
selain itu juga penulis ingin mengetahui hasil untuk otomotif (Sudradjat, 2008:96).
dan kualitas biodiesel dengan menggunakan Minyak jelantah adalah minyak limbah
proses transesterifikasi dengan katalis basa pada yang berasal dari berbagai jenis minyak goreng
temperatur yang berbeda, yaitu pada suhu 30C, seperti minyak jagung, minyak sayur, minyak
40C, 50C dan 60C, maka proses yang samin dan sebagainya (Satriana dkk, 2012:15).
digunakan dalam pembuatan biodiesel ini Minyak jelantah merupakan minyak yang
dengan menggunakan proses transesterifikasi.

40
Wahyu Puji Atmoko / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (1) (2014)

dihasilkan dari sisa penggorengan baik, biasanya Menurut Prihandana dkk (2006:63),
setelah dipakai 3-4 kali penggorengan. viskositas adalah tahanan yang dimiliki fluida
Katalisator adalah suatu katalis untuk yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadap gaya
menurunkan energi aktifasi sehingga reaksi gravitasi. Biasanya dinyatakan dalam waktu
dapat berjalan lebih cepat (Miskah dkk, yang diperlukan untuk mengalir pada jarak
2008:17). Dengan kata lain katalisator tertentu.
merupakan media pengahantar untuk Flash point merupakan suhu terendah
mempercepat terjadinya reaksi. Dalam proses dimana aplikasi suatu pembakar (ignition)
pembuatan biodiesel KOH lebih mudah menyebabkan uap suatu spesimen terbakar pada
digunakan dan waktu yang diperlukan lebih kondisi uji yang spesifik. Menurut Miskah dkk
cepat dibanding dengan NaOH dan memberikan (2008:18), titik nyala adalah suatu angka yang
hasil samping pupuk potash. menyatakan suhu terendah dari bahan bakar
Alkohol merupakan pereaksi utama minyak dimana akan timbul penyalaan api
dalam proses esterifikasi maupun sesaat. Titik nyala yang tinggi akan
transesterifikasi. Menurut Setyopratomo dkk memudahkan penyimpanan bahan bakar,
(2008:72) transesterifikasi juga disebut alkoholis karena minyak tidak akan mudah terbakar pada
yang merupakan reaksi antara minyak dengan temperatur ruang (Aziz dkk, 2011:447).
alkohol sehingga dihasilkan ester dan gliserol.
Biasanya jenis alkohol yang umum digunakan METODE PENELITIAN
adalah metanol karena dalam penggunaannya
lebih mudah, dan harganya lebih murah. Desain eksperimen merupakan langkah-
Transesterifikasi adalah suatu reaksi yang langkah dalam melakukan penelitian sehingga
menghasilkan ester dimana salah satu dihasilkan data-data yang obyektif sesuai dengan
pereaksinya juga merupakan senyawa ester permasalahan, desain eksperimen yang
(Aziz dkk, 2011:444). Menurut Aziz dkk digunakan dalam penelitian ini adalah treatment
(2011:444) bahwa ester yang dihasilkan dari by subject yaitu beberapa variasi perlakuan secara
proses transesterifikasi ini disebut biodiesel. berturut-turut kepada kelompok subyek yang
Proses pencucian biodiesel dilakukan sama. Maksudnya suatu kelompok dikenakan
dengan menggunakan air yang bertujuan untuk perlakuan tertentu kemudian dilakukan
menghilangkan alkohol dan katalis yang tidak pengujian untuk mengetahui karakteristik dari
bereaksi dan sabun yang tertinggal dalam subyek yang diteliti.
biodiesel setelah reaksi (Satriana dkk, 2012:16). Metode eksperimen yang dilakukan
Proses terakhir adalah melakukan pengeringan adalah meneliti pengaruh variasi temperatur
atau lebih tepatnya menghilangkan kadar air 30C, 40C, 50C dan 60C dalam proses
dalam biodiesel. Proses ini membuat biodiesel transesterifikasi dengan waktu 60 menit
benar-benar murni menjadi dan terbebas dari air pengadukan terhadap karakteristik biodeiesel.
setelah dilakukan pencucian. Karakteristik biodiesel yang diujikan meliputi
Menurut Prihandana dkk (2006:65), nilai densitas, viskositas dan titik nyala guna
densitas atau yang biasa disebut dengan massa mengetahui kualitas biodiesel yang dihasilkan.
jenis menunjukkan perbandingan berat per
satuan volume. Karakteristik ini berkaitan HASIL PENELITIAN
dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan
oleh mesin diesel per satuan volume bahan Hasil Pengujian Karakteristik Biodiesel
bakar.

41
Wahyu Puji Atmoko / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (1) (2014)

Tabel 2. Hasil uji untuk karakteristik dari biodiesel

Karakteristik uji Satuan Nilai Temperatur Pemanasan (C)


Biodiesel spesifikasi
30 40 50 60
Densitas pada
g/ml 0,85-0,89 0,8779 0,8779 0,8771 0,8747
suhu 15C
Viskositas
kinematik pada mm2/s 2,3-6,0 5,258 5,078 4,939 4,728
suhu 40C
Titik nyala C Min 100 202,5 198,5 196,5 192,5

Pengujian densitas dengan metode ASTM D 1298

0,89
Nilai Densitas (gr/ml)

0,85

0,81
20 30 40 50 60 70
Temperatur (C)

Gambar 1. Grafik hubungan variasi temperatur terhadap densitas biodiesel

Gambar yang menunjukkan nilai densitas 60C. Hal tersebut tidak menunjukkan
terbesar pada variasi temperatur 30oC dan 40C penurunan yang signifikan.
yang memiliki nilai densitas sama. Nilai yang Uji viskositas dengan metode
paling rendah dihasilkan pada variasi temperatur IKU/5.4/TK-02.
Nilai Viskositas (mm/s)

2,3
20 30 40 50 60 70
Temperatur (C)

Gambar 2. Grafik hubungan variasi temperatur terhadap viskositas biodiesel

42
Wahyu Puji Atmoko / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (1) (2014)

Gambar grafik 2 adalah hasil pengujian variasi temperatur yang lain. Bisa dilihat dari
viskositas dari variasi temperatur 30C memiliki grafik gambar menunjukkan angka penurunan
nilai viskositas tertinggi dibandingkan dengan yang tidak begitu signifikan.

Uji titik nyala dengan metode ASTM D 92

Nilai Titik Nyala (C)


200

100

0
20 30 40 50 60 70
Temperatur (C)

Gambar 3. Grafik hubungan variasi temperatur terhadap titik nyala biodiesel

Grafik 3 membentuk garis yang terus Berdasarkan hasil-hasil penelitian diatas


menurun dari variasi temperatur 30oC, 40oC, maka didapat nilai yang semua sifat memenuhi
50oC dan 60oC. Untuk variasi temperatur 30oC standar biodiesel yang ada, ini menunjukan
diperoleh titik nyala yang paling tinggi dan pada bahwa biodiesel hasil penelitian layak
temperatur 60oC justru menunjukkan digunakan untuk bahan bakar motor diesel.
penurunan. Penurunan ini juga tidak terlalu
signifikan. Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Pada
Mesin Diesel

Tabel 3. Hasil perhitungan konsumsi bahan bakar


Konsumsi Bahan Bakar
Putaran Mesin
No. Biodiesel yang dibuat Biosolar dari SPBU
(rpm)
(kg/jam) (kg/jam)

1. 800 0,64872 0,5688


2. 1300 1,02492 0,87264
3. 1500 1,503 1,27836
Rata-Rata 1,05888 0,9066

Persentase perbedaan konsumsi bahan dibandingkan biosolar. Demikian ini untuk


bakar biodiesel terhadap biosolar berkisar 16%. kecepatan suatu putaran yang sama pada mesin
Hal ini dapat diartikan bahwa bahan bakar diesel dibutuhkan bahan bakar biodiesel lebih
biodiesel yang dihasilkan lebih boros 16% banyak dibandingkan dengan biosolar.

43
Wahyu Puji Atmoko / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (1) (2014)

1,6

Konsumsi Bahan Bakar


1,4
1,2
(kg/jam) 1
0,8 Biodiesel
0,6 Biosolar
0,4
0,2
0
800 1300 1500
Puaran Mesin (rpm)
Gambar 4. Grafik hubungan putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar

Berdasarkan data-data diatas, bahwa ada 198,5C. Kemudian pada saat 50C didapatkan
perbedaan pada konsumsi bahan bakar antara 196,5C dan untuk 60C yaitu 192,5C.
biodiesel dengan biosolar. Konsumsi bahan Berdasarkan data-data penelitian yang
bakar biodiesel lebih tinggi dibandingkan telah didapatkan, maka dapat disimpulkan
dengan biosolar. Akan tetapi, kenaikan bahwa perubahan temperatur tidak terlau
konsumsi bahan bakar dari rpm rendah ke tinggi berpengaruh pada hasil karakteristik biodiesel.
menunjukkan lebih signifikan pada biodiesel Hal ini sesuai dengan Joshi (2008:29)
dibandingkan biosolar. Temperature was not significant for either response
factor for the time periods tested in this study. Dalam
PEMBAHASAN kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam
penelitian, temperatur tidaklah menunjukkan
Uji Karakteristik perubahan signifikan baik itu untuk faktor
Dalam penelitian, pengujian densitas renspon dan juga untuk periode waktu yang
dengan variasi temperatur 30oC dan 40C diuji. Pendapat lain juga selaras dengan kutipan
didapatkan nilai sebesar 0,8779 gr/ml. Pada tersebut dalam penelitian yang berjudul Studi
variasi temperatur 50C didapatkan nilai 0,8771 Tentang Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas
gr/ml. sedangkan untuk pemberian variasi (Rasio Molar Substrat, Waktu dan Suhu
temperatur 60C didapatkan nilai densitas Reaksi) oleh Ambarita (2004:113) proses
0,8747 gr/ml. Dari hasil penelitian tersebut transesterifikasi akan berlangsung lebih cepat
tenyata nilai densitas sesuai dengan standar bila suhu dinaikkan mendekati titik didih
pengujian karakteristiknya. methanol. Artinya, perubahan suhu dari rendah
Pada pengujian viskositas kinematik di ketinggi tidak mempengaruhi karakteristik
dapatkan hasil 5,258 mm2/s pada variasi biodiesel yang dihasilkan.
temperatur 30C. Saat pemberian variasi Dari hasil uji karakteristik biodiesel
temperatur 40C didapatkan nilai 5,078 mm 2/s. diantaranya densitas, viskositas dan titik nyala
Sedangkan pada temperatur 50C didapatkah pula didapatkan nilai. Keseluruhan dari
nilai 4,939 mm2/s dan 60C yaitu 4,728 mm2/s. karakteristik biodiesel menunjukkan nilai yang
Dari hasil pengujian itu juga nilainya sesuai memenuhi standar pengujian biodiesel. Hal ini
dengan standar pengujian. dapat disimpulkan bahwa biodiesel hasil
Begitu pula pada pengujian titik nyala penelitian sesuai dengan kriteria sebagai bahan
(flash point) dimana pada temperatur 30C bakar motor diesel.
didapatkan nilai 202,5C. Untuk pemberian
variasi temperatur 40C didapatkan nilai Uji Konsumsi Bahan Bakar

44
Wahyu Puji Atmoko / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (1) (2014)

Dari data-data pengujian konsumsi bahan umumnya. Hal ini disebabkan karena nilai kalor
bakar biodiesel pada tabel 4.3 dan gambar grafik biodiesel lebih kecil dari biosolar.
4.18 menunjukkan nilai 0,64872 kg/jam pada
putaran mesin 800 rpm. Saat 1300 rpm nilai Saran
yang didapatkan dari adalah 1,02492 kg/jam Saran yang dapat diberikan sehubung
dan pada putaran mesin 1500 rpm diperoleh dengan penelitian tentang proses esterifikasi
nilai 1,503 kg/jam. pada biodiesel ini adalah peneliti menyarankan
Untuk pengujian konsumsi bahan bakar kepada kalangan akademis, praktisi bahwa :
biosolar didapatkan nilai 0,5688 kg/jam pada Dalam proses transesterifikasi pembuatan
putaran mesin 800 rpm. Sedangkan pada saat biodiesel dengan menggunakan temperatur 30C
putaran mesin 1300 rpm didapatkan nilai sudah bisa menghasilkan biodiesel yang
konsumsi bahan bakar 0,87264 kg/jam. memenuhi standar pembuatan dan pengujian.
Kemudian saat putaran mesin menunjukkan Oleh karena itu, bisa menggunakan temperatur
1500 rpm, maka didapatkan nilai 1,27836 30C guna meminimalisir penggunaan pemanas
kg/jam. dan menghemat biaya penggunaan pemanasan
Dari data-data perbandingan pengujian dalam proses transesterifikasi.
konsumsi bahan bakar yang diperoleh, maka Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar dengan menambah variasi temperatur pada saat
biodiesel lebih tinggi dibandingkan dengan pembuatan biodiesel yakni dibawah temperatur
biosolar. Hal ini sesuai dengan analisa Raharjo 30C dan variasi karakteristik pengujian
(2007:43) bahwa data yang didapat setelah biodiesel yang berbeda sehingga dapat diperoleh
diintergrasikan menjadi sebuah grafik adalah kualitas biodiesel yang optimal.
konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan solar
lebih kecil dibandingkan dengan bahan bakar DAFTAR PUSTAKA
biodiesel. Fenomena yang terjadi disebabkan
oleh nilai kalor biodiesel lebih kecil dari Ambarita, Mery Tambaria Damanik. 2004. Studi
biosolar. Sesuai dengan pendapat Aziz Tentang Transesterifikasi Minyak Goreng
(2010:295) bahwa spesifikasi konsumsi bahan Bekas (Rasio Molar Substrat, Waktu dan Suhu
bakar biodiesel rata-rata lebih besar Reaksi). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan.
Volume 2, No. 1, April 2004: 107-115.
dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini
Aziz, Isalmi, Siti Nurbayti dan Badrul Ulum. 2011.
disebabkan karena nilai kalor biodiesel lebih
Pembuatan Produk Biodiesel dari Minyak
kecil sehingga konsumsi bahan bakarnya Goreng Bekas Dengan Cara Esterifikasi dan
menjadi besar. Transesterifikasi. Jurnal Valensi. Volume 2,
No. 3, 443-448.
SIMPULAN DAN SARAN Joshi, Hem Chandra. 2008. Optimization and
Characterization of Biodiesel Production Form
Kesimpulan Cottonseed and Canola Oil. An Arbor. ProQuest
LLC
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Prihandana, Rama, Roy Hendroko dan Makmuri
dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa
Nuramin. 2006. Menghasilkan Biodiesel
variasi temperatur 30C, 40C, 50C dan 60C Murah:Mengatasi Polusi & Kelangkaan BBM.
dalam proses transesterifikasi tidak berpengaruh Tangerang: Agro Media Pustaka.
terhadap karakteristik biodiesel yang dihasilkan. Raharjo, Samsudi. 2007. Analisa Performa Mesin
Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji biodiesel Diesel Dengan Bahan Bakar Biodiesel Dari
yang dibuat berada dalam standar karakteristik Minyak Jarak Pagar. Jurnal Litbang Universitas
biodiesel dan layak digunakan untuk bahan Muhammadiyah Semarang. Volume 3, No. 2,
bakar motor diesel. Konsumsi bahan bakar 2007: 40-43. Tersedia di
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/LITBA
biodiesel yang dihasilkan lebih besar 16%
NG/article/view/284 [Diakses 03-04-2014].
dibandingkan dengan biosolar di SPBU pada

45
Wahyu Puji Atmoko / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (1) (2014)

Satriana, Nida El Husna, Desrina dan M. Dani Rasio CPO/Metanol Terhadap Karakteristik
Supardan. 2012. Karakteristik Biodiesel Hasil Produk pada Pembuatan Biodiesel dengan Co-
Transesterifikasi Minyak Jelantah solvent Dietil Ester. Jurnal Ilmu Dasar. Volume
Menggunakan Teknik Kavitasi Hidrodinamik. 9, No. 1, 72-77.
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. Sudradjat, H. R. 2008. Memproduksi Biodiesel Jarak
Volume 4, No. 2, 15-20. Pagar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Setyopratomo, Puguh, Edy Purwanto, Rudy Hartanto Susilo, Bambang. 2006. Biodiesel Revisi. Surabaya:
dan J. Kristianto. Pengaruh Suhu Reaksi dan Trubus Agrisarana.

46

Anda mungkin juga menyukai