Anda di halaman 1dari 9

Sukardi

Pengembangan model mulok kewirausahaan berbasis keunggulan lokal untuyk meningkatkan


kecakapan vokasional siswa SMA di KOta Mataram

Arief Budiono
Pengembangan skenario pembelajaran prakarya dan kewirausahaan berbasis pengalaman
(experiential learning) untuk menumbuhkan kreativitas (studi pada siswa kelas XI KA 2 di SMK
Negeri 7 Malang tahun 2014/1015)

Sulastri
Pengembangan perangkat pembelajaran muatan lokal pendidikan lingkungan hidup dengan
model pembelajaran Group Investigation untuk SMA/MA

Sulastri Rini Rindrayani


Pengembangan pembelajaran prakarya kewirausahaan berbasis proyek untuk SMK

Eka Farida
Pengembangan model pembelajaran kewirausahaan berbasis proyek untuk menumbuhkan
semangat wirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Bojonegoro
Model pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan selama ini di SMK masih bersifat klasikal
yang bercirikan teacher centered learning sehingga obyektif pembelajaran yang tercapai
hanyalah aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik tidak tercapai. Untuk itu,
maka model pembelajaran ini tidak sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai dalam mata
pelajaran kewirausahaan. Bertititik tolak dari masalah tersebut, maka model pembelajaran
kewirausahaan di SMK harus diubah menjadi model pembelajaran yang bercirikan student
centered learning, yaitu model pembelajaran kewirausahaan berbasis portofolio, dimana model
pembelajaran ini menggunakan pendekatan siswa aktif, multi metode pengajaran dan multi
sumber pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk menemukan model mata pelajaran Kewirausahaan berbasis
portofolio yang bercirikan siswa aktif, kooperatif, partisipatif, demokratis, reaktif dan
menyenangkan. (2) untuk meningkatkan pencapaian domain afektif dan psikomotorik dalam
pembelajaran kewirausahaan siswa SMK di Kota Malang.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang
mengadaptasi pendapat Dick and Carey (1990) yang terdiri atas lima tahap. Populasi penelitian
ini adalah seluruh SMK (SMEA) Jurusan Manajemen dan Administrasi Bisnis di Kota Malang,
sample penelitian ini adalah berasal dari siswa SMK dari SMK Negeri 1 Kota Malang, SMK
PGRI 02 Malang dan SMK Wisnu Wardhana dengan jumlah keseluruhan sampel sebanyak 102
orang. Desain uji coba menggunakan Randomized Subject, Pre-Test-Post test Control Group
Design. Jenis data berupa data primer berupa angket, yang berasal dari guru, ahli media
pembelajaran, ahli rancangan dan siswa yang berupa tanggapan, saran dan masukan.
Sedangkan data sekunder berupa SAP, silabus, jumlah kelas, jumlah siswa dan guru
kewirausahaan di SMK yang digunakan sebagai subyek penelitian. Adapun teknik analisis data
yang digunakan adalah: a) Analisis Isi, yang digunakan untuk mengolah data dari wawancara
dan diskusi dari para ahli, guru, siswa serta hasil uji coba perorangan dan kelompok kecil, b)
Analisis Deskriptif digunakan untuk mengetahui tanggapan dari guru, ahli media pembelajaran,
ahli rancangan pembelajaran dan siswa tentang kualitas hasil produk pengembangan model
pembelajaran kewirausahaan berbasis portofolio dan c) Analisis Komparatif, yang digunakan
untuk mengetahui perbedaan sikap dan kompetensi wirausaha siswa antara model pembelajaran
kewirausahaan berbasis portofolio dan klasikal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hasil pengembangan model pembelajaran
kewirausahaan berbasis portofolio adalah baik. Artinya, hasil pengembangan model
pembelajaran kewirausahaan berbasis portofolio layak digunakan dalam proses pembelajaran
mata pelajaran kewirausahaan di SMK. Hal ini didasarkan pada hasil uji coba pengembangan
model pembelajaran tersebut yang merujuk pada Dick & Carey (1971) dan Kusumo & Willis,
dengan 6 indikator, yaitu: 1) kegiatan pembelajaran kewirausahaan berbasis portofolio adalah
menarik yang ditunjukkan dengan skor uji coba sebesar 84,15%, 2) model pembelajaran
kewirausahaan berbasis portofolio memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan lebih
banyak tentang materi yang diajarkan, yang ditunjukkan dengan skor sebanyak 78,36%, 3)
hubungan antara tujuan pembelajaran dan materi yang diajarkan di dalam model pembelajaran
kewirausahaan berbasis portofolio adalah relevan yang ditunjukkan dengan skor sebesar
78,6%, 4) Item tes dapat mengukur performansi yang dinyatakan dalam tujuan yang dinyatakan
dalam skor pencapaian skor sikap kewirausahaan siswa sebesar 3,6202 dan skor kompetensi
kewirausahaan siswa sebesar 3,5238, 5) Model pembelajaran kewirausahaan berbasis
portofolio dapat memberikan umpan balik, baik kepada guru maupun kepada siswa terhadap
proses dan hasil pembelajaran siswa yang ditunjukkan dengan skor sebanyak 79,28%, 6) Model
pembelajaran kewirausahaan berbasis portofolio memungkinkan adanya perbaikan materi dan
pengajaran yang memuaskan dengan ditunjukkan skor sebesar 79,10%. Disamping itu,
berdasarkan uji beda dalam pembentukan sikap wirausaha, ternyata model pembelajaran
kewirausahaan berbasis portofolio hasilnya lebih tinggi, yaitu sebesar 3,6197 daripada model
pembelajaran klasikal, yaitu sebesar 3,503. Demikian juga pada pembentukan kompetensi
wirausaha siswa, ternyata model pembelajaran kewirausahaan berbasis portofolio hasilnya
lebih tinggi, yaitu sebesar 3,619 daripada model pembelajaran klasikal, yaitu sebesar 3,005.
Namun demikian, berdasarkan kajian statistik, apabila dilihat berdasarkan kemampuan
akademis siswa ternyata model pembelajaran kewirausahaan berbasis portofolio ini hasilnya
akan optimal apabila diterapkan pada siswa berkemampuan akademis menengah ke atas.
Bertitik tolak dari temuan penelitian ini, beberapa rekomendasi agar pelaksanaan model
pembelajaran berbasis portofolio dapat mencapai hasil optimal, adalah 1) memberikan
pembekalan kepada guru pengampu mata pelajaran kewirausahaan tentang model pembelajaran
kewirausahaan berbasis portofolio, 2) secara internal harus ada koordinasi dengan sesama guru
yang mengampu mata pelajaran kewirausahaan, 3) guru perlu membuat lembar kerja siswa
dengan baik, 4) siswa memiliki hasil portofolio yang tiap hari Sabtu dibawa pulang sebagai
bukti kerja dan ditandatangani orang tua, 5) Perusahaan yang dipilih untuk tempat observasi
diusahakan yang dekat dengan tempat tinggal siswa agar dapat menghemat biaya. Untuk
pengembangan lebih lanjut, maka model pembelajaran kewirausahaan ini dapat berupa e-
portofolio yang berbasis internet dan untuk lebih memvalidasi model pembelajaran portofolio
ini, maka dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
ABSTRAK

Farida Eka, 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Proyek untuk
Menumbuhkan Semangat Wirausaha Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi. Disertasi,
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I)
Prof. Dr. Ery Tri Djatmika R.W.W, M.A., M.Si., (II) Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo,
M.M., (III) Dr. Mit Witjaksono, MS.Ed.

Kata kunci: kewirausahaan, pembelajaran berbasis proyek, semangat wirausaha

Perguruan tinggi memiliki tiga peranan penting dalam pendidikan kewirausahaan yaitu (1)
sebagai fasilitator budaya kewirausahaan, (2) mediator keterampilan, dan (3) lokomotif
pengembangan bisnis regional. Pada hakikatnya, tujuan pendidikan kewirausahaan perguruan
tinggi bukan sekedar mencetak pencari kerja, tetapi juga sebagai pencipta lapangan kerja
(Fitriati, 2011). Fakta di lapangan menunjukkan pembelajaran kewirausahaan yang selama ini
berlangsung masih dalam bentuk klasikal pengajaran teori di dalam kelas dimana mahasiswa
umumnya merupakan peserta pasif. Padahal dalam setiap proses pembelajaran supaya efektif
peserta didik atau mahasiswa harus terlibat didalam pengalaman belajarnya (Lawrence dkk,
2005). Atas dasar permasalahan dan tujuan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi,
maka upaya yang dianggap sesuai untuk menyelesaikan adalah melalui model pembelajaran
kewirausahaan berbasis proyek.
Tujuan penelitian secara rinci adalah (1) menyusun model pembelajaran kewirausahaan
berbasis proyek untuk menumbuhkan semangat wirausaha mahasiswa dan (2) menguji
efektifitas model pembelajaran kewirausahaan berbasis proyek untuk menumbuhkan semangat
wirausaha mahasiswa pada prodi pendidikan ekonomi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research & development model DBR
(Design Based Research) dari Reeves (2006). DBR merupakan metodologi yang penting untuk
memahami bagaimana, kapan, dan mengapa inovasi pendidikan dirancang, dilaksanakan, dan
dievaluasi. Terdapat 4 (empat) tahapan kegiatan dalam penelitian. 1) Identifikasi kebutuhan
paket pembelajaran; 2) Menyusun desain dan prototipe paket pembelajaran kewirausahaan
berbasis proyek; 3) Melakukan uji validasi dan penyempurnaan prototipe paket pembelajaran
kewirausahaan berbasis proyek (uji produk); 4) Melakukan penyempurnaan produk akhir paket
pembelajaran kewirausahaan berbasis proyek yang siap dikomunikasikan dan digunakan oleh
dosen dalam pembelajaran matakuliah kewirausahaan.
Hasil penelitian meliputi 4 (empat) hal berikut. (1) Identifikasi awal menunjukkan bahwa
model pembelajaran kewirausahaan belum menyeimbangkan teori dan praktik, bersifat parsial,
dan model pembelajaran belum mantap. Melalui penelitian ini telah disusun model
pembelajaran dengan menerapkan pengembangan DBR yang menyeimbangkan teori dan
praktik, praktikum yang komperhensif dan aplikatif; (2) Uji validasi oleh ahli pendidikan dan
kewirausahaan, dan uji terbatas oleh responden menunjukkan bahwa tujuan, isi materi dan
sajian pembelajaran dilihat dari konten dan kebahasaan adalah sangat baik, sedangkan dilihat
dari perwajahan tergolong baik; (3) Uji produk akhir menunjukkan bahwa gaya belajar
mahasiswa mayoritas tergolong akomodator. Hasil penilaian portofolio mahasiswa sebagian
besar tergolong baik. Produk yang dihasilkan kelompok kerja mahasiswa telah sesuai dengan
gaya belajarnya. Uji efektifitas menunjukkan pembelajaran kewirausahaan berbasis proyek
telah mampu menumbuhkan semangat wirausaha mahasiswa dengan sangat baik; (4) Revisi
produk akhir dilakukan pada bagian: (a) bahan ajar yaitu memisahkan antara materi dengan
lembar kerja mahasiswa; (b) petujuk pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menekankan pada
perencanaan dan pelaksanaan proses, serta penilaian hasil pembelajaran; (c) disusun petunjuk
dosen sebagai rambu-rambu penerapan pembelajaran.
Saran pemanfaatan dari produk yang dihasilkan adalah: (1) dosen dapat memanfaatkan sebagai
referensi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kewirausahaan sehingga
memperoleh learning outcomes yang baik; (2) diterapakan dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menumbuhkan semangat wirausaha mahasiswa; (3) penerapan pada program studi
pendidikan ekonomi untuk mewujudkan keunggulan program studi sehingga dapat mencapai
competitive adventage yang diharapkan; dan (4) dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.

Silvester P. Taneo, I Nyoman Sudana Degeng, Punaji Setyosari, Dedi Kuswandi


Program studi Teknologi Pembelajaran, Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Email: silvesterptaneo945@gmail.com

Abstrak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum dihasilkannya Model Pembelajaran
Tematik Berbasis Budaya Lokal di Kota Kupang untuk diterapkan di Kelas IV SD Negeri
Sikumana I Kota Kupang. Sedang tujuan penelitian ini adalah Menghasilkan Model
Pembelajaran Tematik Berbasis Budaya Lokal (Model TB2L) yang telah teruji validitas dan
keefektifannya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (developmental research).
Produk yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah sebuah model pembelajaran tematik
berbasis budaya lokal (Model TB2L) yang berkualitas (valid, praktis, dan efektif). Berdasarkan
pertimbangan efisiensi, terutama dalam hal waktu yang tersedia, sehingga pengembangan dari
ketiga hal tersebut dilaksanakan secara simultan. Dengan perkataan lain, pada saat
mengembangkan model, dikembangkan pula perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model
beserta pengembangan instrumen yang berkenaan dengan model dan perangkat pembelajaran.
Pengembangan model pembelajaran yang dilakukan ini mengikuti model pengembangan
ADDIE. Adapun fase-fase dalam pengembangan model pembelajaran ini adalah Analysis,
Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Model
Pembelajaran yang dikembangkan ini setelah dianalisis hasilnya valid, praktis, dan efektif.
Sintaks Model TB2L yang dikembangkan penulis terdiri atas 3 level yaitu level 1 Pendahuluan,
Level 2: Kegiatan Inti, Level 3: Kegiatan Penutup. Model TB2L yang dikembangkan ini telah
memenuhi syarat komponen model pembelajaran yaitu sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, dan
dampak pengiring. Dengan demikian model ini dapat digunakan para guru SD di Kota Kupang
dalam membelajarkan siswa agar prestasinya dapat ditingkatkan.

Kata Kunci: Model pembelajaran, tematik, budaya lokal

Sulastri Rini Rindrayani, 2014. Pengembangan Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan


Berbasis Proyek Untuk SMK. Pembimbing (I) Prof. Dr. Wahjoedi,M.E., (II) Prof. Dr. Bambang
Sugeng,MA.M.M., (III) Dr.Mit Witjaksono, M.S.Ed. Kata Kunci: Pembelajaran berbasis proyek,
prakarya dan kewirausahaan SMK Permasalah terjadi karena adaya gap antara harapan dan
kenyataan dalam pembelajaran kewirausahaan di SMK Kabupaten Tulungagung.Mata pelajaran
kewirausahaan untuk SMK seharus diberikan secara praktik membuat karya yang dapat
mendukung kompetensi keahliannya. Dengan praktik ini diharapkan dapat membentuk
kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dasar kecakapan hidup yang dapat digunakan
sebagai alternatif pekerjaan setelah lulus nanti. Kenyataan di lapangan pembelajaran
kewirausahaan diberikan secara konvesional, materi bersifat teoritis yang menekankan pada
aspek pengetahuan saja daripada aspek sikap dan ketrampilan. Tujuan penelitian secara umum
mengembangkan pembelajaran prakarya dan kewirausahaan berbasis proyek untuk SMK dengan
pendekatan design based research(DBR), dengan rincian: 1)Mengidentifikasi dan analisis
masalah 2) Mengembangkan desain prototipe berdasarkan identifikasi masalah, 3) Pengujian dan
penyempurnaan prototipemelalui uji validasi ahli dan uji coba produk. Spesifikasi produk yang
diharapkan: 1) Silabus Prakarya dan Kewirausahaan 2) RPP Prakarya dan Kewirausahaan
(kerajinan), 3) Buku ajar Prakarya dan Kewirausahaan (kerajinan) 4) Lembar kerja prakarya dan
kewirausahaan, dan 5) Instrumen penilaian prakarya dan kewirausahaan. Metode penelitian dan
pengembangan ini menggunakan pendekatan design-based reseach. Prosedur pengembangan,
meliputi: 1)Tahap 1: identifikasi dan analisis masalah meliputi: a) studi dokumentasi kurikulum
SMK tahun 2013 dan literature, b) identifikasi masalah pembelajaran kewirausahaan, c) analisis
masalah pembelajaran kewirausahaan, d) konfirmasi identifikasi masalah pada guru dan siswa,
2) Tahap 2: Pengembangan desain prototipe pembelajaran prakarya dan kewirausahaan berbasis
proyek meliputi: a) penyusun desain protipe, b) konfirmasi desain prototipe, c) uji validasi ahli,
d) revisi hasil uji validasi, 3) Tahap 3: pengujian dan penyempurnaan prototipe meliputi: uji coba
produk kelompok kecil dan uji lapangan terbatas, dan 4) tahap 4: refleksi uji coba produk dan
komunikasi. Metode pengumpulan data menggunakan: 1) observasi digunakan untuk
mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, sikap religius, dan sosial 2)
penugasan proyek digunakan untuk mengumpulkan data nilai kompetensi pengetahuan dan
ketrampilan, 3) kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tanggapan ahli, tanggapan guru,
dan siswa terhadap pembelajaran prakarya dan kewirausahaan berbasis proyek, dan 4)
wawancara dilakukan dengan teknik FGD (Focusgroup discussion) antara peniliti dan praktisi
digunakan di setiap pengem- bangan prototipe.
Analisis data menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Hasil analisis data uji validasi ahli
membuktikan bahwa tanggapan ahli pendidikan pembelajaran, ahli pendidikan kewirausahaan,
dan pengguna memperoleh nilai> 85 pada kreteria
sangat baik tidak revisi. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan ahli menyatakan bahwa prototipe
layak digunakan baik dari segi isi dan strukturnya. Desain uji coba dengan menggunakan pilot
project/percontohan, yaitu kelas yang terpilih sebagai kelas uji coba diberikan treatmen
pembelajaran prakarya dan kewirausahaan berbasis proyek.Tempat pelaksanaan di SMK Negeri
1 Boyolangu Tulungagung.Subyek uji coba adalah kelas XI bidang keahlian bisnis dan
manajemen. Uji coba produk kelompok kecil diterapkan pada 12 siswa dan uji coba lapangan
terbatas sejumlah 41 siswa. Pengambilan subyek uji coba menggunakan tehnik random
sampling. Hasil uji coba produk membuktikan 1) dari segi kepraktisan prototipe efektif dapat
digunakan dan diterapkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan
berbasis proyek.Hal ini terbukti (a) pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek memperoleh nilai
75-100 kriteria sangat baik dan sangat efektif. (b) tanggapan guru memperoleh nilai rata-rata
65.9 72 kriteria efektif tidak revisi, (c) tanggapan siswa memperoleh nilai 65-100 kriteria
efektif dan tidak revisi. 2) Dari segi efektifitas, prototipe efektif dapat digunakan, diterapkan dan
meningkatkan kompetensi sikap religius, sikap sosial, pengetahuan, ketrampilan, dan unjuk kerja
prakarya dan kewirausahaan. Hal ini terbukti: (a) kompetensi sikap religius memperoleh nilai
4.00 kriteria sangat baik sebanyak 83.3%-100%, (b) kompetensi sikap sosial memperoleh nilai
3.33-4.00 kriteria sangat baik sebanyak 91,7%-100%, (c) kompetensi pengetahuan memperoleh
nilai 3.00-4.00 kriteria sangat baik sebanyak 83.3%-100%, kompetensi ketrampilan memperoleh
nilai 3.33-3.74 kriteria nilai baik sebanyak 83.3%-100%, (d) unjuk kerja memperoleh nilai 3,33-
4,00 kriteria baik sebanyak 83,3%-100%. Jadi dapat disimpulkan bahwa prototipe efektif dari
segi feasibilitas prototipe pembelajaran dan efektifitas pembelajaran.

Budiono, Arief. 2014. Pengembangan Skenario Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan


Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) untuk Menumbuhkan Kreativitas (Studi pada
Siswa Kelas XI KA 2 di SMK Negeri 7 Malang Tahun 2014/2015). Tesis, Jurusan Pendidikan
Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Hj. Sri Umi
Mintarti W., SE, MP, Ak., (II) Dr. Mit Witjaksono, MS.Ed.

Kata Kunci: pembelajaran prakarya dan kewirausahaan, pembelajaran berbasis pengalaman,


kreativitas

Pembelajaran prakarya dan kewirausahaan dapat diajarkan ke siswa melalui


pengalaman nyata di lapangan dengan mengamati, menganalisis aspek pengelolaan usaha, aspek
biaya dan harga, bagaimana memproduksi dan pemasarannya tentang produk-produk nyata yang
sudah laku di pasaran. Harapannya setelah mengikuti proses pembelajaran seperti tujuan
kurikulum akan muncul ide kreatif pada diri siswa yang akan diwujudkan dalam produk nyata.
Kesulitan yang dialami oleh guru adalah dalam mengembangkan sebuah skenario pembelajaran
seperti yang dikehendaki oleh kurikulum yaitu pembelajaran yang menginspirasi siswa untuk
berpikir kreatif dalam menciptakan ide usaha. Banyak model pembelajaran yang dapat
dikembangkan berdasarkan paradigma konstruktivistik untuk menumbuhkan kreativitas siswa
dalam memunculkan ide bisnis, salah satunya yaitu pembelajaran berbasis pengalaman
(Experiential Learning).
Desain pembelajaran berbasis pengalaman (Experiential Learning) yang akan
digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Experiential Learning yang dikembangkan oleh
David Kolb yang terdiri dari 4 siklus belajar. Dalam prosesnya siswa akan mengalami 4 siklus
belajar yaitu concrete experience, reflective observation, abstract conceptualization dan active
experimentation. Untuk menerapkan skenario ini guru harus mengecek kemampuan kreativitas
siswa dan mengetahui gaya belajar. Gaya belajar siswa terdiri dari 4 tipe seperti yang
dikembangkan David Kolb yaitu diverger, assimilator, converger dan accommodator.
Penelitian ini dalam mengembangkan skenario pembelajaran berbasis pengalaman (Experiential
Learning) menggunakan jenis penelitian pengembangan dengan pendekatan Design Based
Research (DBR), yaitu sebuah penelitian pengembangan untuk memecahkan permasalahan yang
ada di lapangan dalam pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan melalui desain tertentu.
Lokasi penelitian di SMK Negeri 7 Malang dengan sasaran penelitian siswa kelas XI KA 2. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil
wawancara, pengamatan, dokumentasi dan angket. Data dianalisis secara kualitatif yaitu dengan
memaparkan hasil penelitian dan menceritakan tahap demi tahap proses penerapan skenario
pembelajaran dan hasilnya sesuai dengan pendekatan Design Based Research (DBR). Selain itu
data juga dianalisis secara kuantitaif untuk menggambarkan data yang diperoleh dari angket
tentang gaya belajar siswa, respon siswa dan guru setelah pelaksanaan uji coba produk. Analisis
kuantitatif juga digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai kreativitas siswa melalui
lembar penilaian sebagai indikator munci

Sukardi. 2013. Pengembangan Model Mulok Kewirausahaan Berbasis Keunggulan Lokal untuk
Meningkatkan Kecakapan Vokasional Siswa SMA di Kota Mataram. Disertasi Program Studi
Pendidikan Ekonomi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr.
Danardana Murwani, M.M., (II) Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M., (III) Dr.
Sunaryanto, M.Ed.

Kata kunci: Pengembangan Model, Mulok Kewirausahaan, Keunggulan Lokal, dan Kecakapan
Vokasional.

Gejala yang teramati dan menjadi fokus kajian ini adalah belum terbentuknya keterampilan kerja
pada lulusan SMA yang berdampak pada: ketergantungan pada pekerjaan yang ada, 9,74%
lulusan menjadi pengangguran terdidik, dan menjadi Tenaga Kerja Indonesia dengan
keterampilan terbatas. Permasalahan lain yang muncul, yaitu: hanya 25% lulusan yang
melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi, 1,73% putus sekolah, dan belum termasuk yang rentan
putus sekolah. Disisi lain, lembaga pendidikan SMA belum mampu meningkatkan mutu dan
relevansinya khususnya melalui mata pelajaran muatan lokal kewirausahaan, padahal potensi
untuk memberdayakan siswa terbuka luas dengan ketersediaan keunggulan lokal sebagai
lapangan usaha. Mulok Kewirausahaan yang ada lebih menekankan pada pengenalan
pengetahuan, nilai, norma kewirausahaan, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan
nyata dalam memanfaatkan keunggulan lokal. Oleh karenanya, diperlukan inovasi dan
rekonstruksi sosial Mulok Kewirausahaan dengan memanfaatkan keunggulan lokal sebagai
instrumen pembentukan kecakapan vokasional siswa SMA agar dapat mengurangi permasalahan
sosial tersebut. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1)
mendeskripsikan potret permasalahan dan kebutuhan model Mulok Kewirausahaan berbasis
keunggulan lokal; (2) mengembangkan model Mulok Kewirausahaan berbasis keunggulan lokal;
dan (3) mengetahui keefektifan model Mulok Kewirausahaan berbasis keunggulan lokal dalam
meningkatkan kecakapan vokasional siswa SMA Negeri di Kota Mataram.
Secara metodologis, untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam kajian ini menggunakan model
penelitian dan pengembangan Borg dan Gall (1983) yang dipadukan dengan prisip-prinsip desain
konstruktivistik, seperti kolaborasi, desain dan pengembangan yang disatukan, dan model akhir
yang bersifat terbuka serta fleksibel. Tahapan utamanya meliputi: (1) studi pendahuluan yang
terdiri dari pra penelitian dan survei permasalahan dan kebutuhan; (2) pengembangan produk
awal yang terdiri dari penyusunan desain model, penyusunan prototipe produk model secara
partisipatif, uji produk awal melalui uji validasi ahli dan uji terbatas; dan (3) uji produk akhir/uji
lapangan dalam bentuk pre eksperimen dengan menggunakan rancangan static group
comparison. Data pada tahap uji produk dijaring menggunakan kuesioner, panduan focus group
discussion, penilaian berbasis proyek, dan penilaian penyajian lisan. Keseluruhan data dianalisis
secara deskriptif kuantitatif, berupa persentase sederhana dan kuantitatif berupa uji t sampel
independen dengan bantuan software SPSS for windows.
Hasil penelitian menunjukkan temuan-temuan sebagai berikut. (1) Pelaksanaan Mulok
Kewirausahaan SMA Negeri di Kota Mataram belum optimal, terindikasi pada materi dan
pelaksanaan pembelajaran yang kurang memperhatikan kebutuhan siswa dan potensi keunggulan
lokal. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa produksi kerajinan perhiasan
emas/perak/mutiara menjadi prioritas sebagai substansi Mulok Kewirausahaan dengan
menggunakan pembelajaran berorientasi konstruktivisme sosial. (2) Desain model yang
dikembangkan terdiri dari 3 komponen utama, yaitu tujuan pembelajaran (tujuan mata pelajaran,
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator), prosedur pembelajaran (pengorganisasian
materi, penyampaian materi, dan pengelolaan pembelajaran), dan penilaian. Dari rancangan
model, dihasilkan produk, berupa: (a) rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar, (b)
silabus, (c) buku ajar, (d) buku panduan pembelajaran, (e) media pembelajaran, (f) rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan (g) perangkat penilaian. (3) Hasil uji produk awal menunjukkan
bahwa secara keseluruhan rancangan model dan produk model yang dihasilkan pada kategori
sangat baik. Hasil uji lapangan melalui rancangan static group comparison menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan kecakapan vokasional siswa antara kelas eksperimen dengan
kelas statis.
Hasil penelitian dan pengembangan mengindikasikan bahwa model Mulok Kewirausahaan
berbasis keunggulan lokal efektif dalam membentuk kecakapan vokasional siswa. Selain itu,
baik guru maupun siswa memberikan respon yang positif dan sangat baik terhadap model yang
dihasilkan dilihat dari aspek relevance, reflection, interaction, tutor support, peer support, dan
interpretation.
Berdasarkan kesimpulan tersebut: (1) saran pemanfaatan, yaitu SMA yang memprogramkan
Mulok Kewirausahaan agar mengadopsi model ini, SMA yang menerapkan kurikulum 2013 juga
mengadaptasi model ini, pengambil kebijakan untuk mengembangkan program peningkatan
relevansi pendidikan, dan siswa sebagai sumber belajar utama dan sumber praktik wirausaha
secara langsung; (2) saran desiminasi ditujukan kepada SMA melalui sosialiasi, penggandaan,
workshop, implementasi melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dan atau lesson study. Bagi
pengambil kebijakan dapat menyebarluaskan model ini melalui penggandaan, training of trainer
(TOT), menfasilitasi sekolah untuk membuat program workshop, Diklat atau workshop khusus
penyebarluasan model, menfasilitasi sekolah menerapkannya melalui PTK dan atau lesson study,
dan pengemasan secara digital; dan (3) saran pengembangan produk lanjut untuk peneliti, seperti
pengembangan untuk mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam kurikulum 2013,
perluasan substansi model, fokus pada aspek kewirausahaan lainnya, pengembangan dalam
bentuk digital, pengujian untuk lembaga pendidikan non formal, perluasan subyek, perluasan
komponen model, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai