Anda di halaman 1dari 21

36

BAB III

PELAKSANAAN LAPANGAN

3.1. Pelaksanaan Pekerjaan

Proyek Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Tahap III Universitas

Jambi meliputi pekerjaan yang dimulai dari pekerjaan persiapan sampai pada

pekerjaan lantai III. Pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dilaksanakan secara

serempak, tetapi harus berurutan sesuai dengan jenis pekerjaan, atau dengan kata

lain pekerjaan yang akan dilakukan harus menunggu selesainya pekerjaan

sebelumnya.

3.1.1. Data Teknis Kegiatan


Berikut data singkat kegiatan :

1. Pekerjaan : Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan

Jambi tahap III Fakultas Kedokteran

Universitas Jambi

2. Lokasi : Jalan Lintas Jambi - Muara Bulian KM.15,

Muara Bulian, Mendalo Indah, Kota Jambi.

3. Sumber Dana : APBN

4. Nilai Kontrak : Rp. 14.788.719.000,-

5. Nomor Kontrak : 08/UN21.9.3.3.4/KONTRAK.PPK/2015

6. Konsultan Perencana : CV. Jasa Garaha Konsultindo

7. Konsultan Pengawas : CV. Global Teknik Engineering

8. Kontraktor Pelaksana : PT. Antara Konstruksi

9. Waktu Pelaksanaan : 81 (Delapan Puluh Satu) hari kalender

3.2. Metode Pengambilan Data


37

Metode yang dilaksanakan adalah dengan mengambil data-data yang

dipergunakan. Sumber data yang diambil untuk dijadikan acuan dalam penulisan

laporan kerja praktek ini adalah :

a) Melaksanakan peninjauan langsung ke lokasi praktek kerja lapangan

secara berkala dengan memperhatikan sistematika dari setiap

pekerjaan.

b) Mengadakan diskusi atau dialog dengan berbagai pihak kepada

pengawas pekerjaan maupun dengan pihak teknisi serta pengawas

lapangan dari kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan

tersebut.

c) Data proyek yang merupakan copy dari data asli

d) Gambar konstruksi dan buku referensi baik di lapangan maupun

perpustakaan

e) Hasil pengamatan langsung di lapangan

3.3. Kriteria Dasar

Kriteria dasar yang harus diperhatikan dalam suatu proyek adalah sebagai

berikut :

1. Bangunan hendaknya aman, nyaman, dan ekonomis

2. Struktur bangunan harus berdasarkan persyaratan teknis sehingga

terciptanya bangunan yang kuat dan efisien

3. Struktur bangunan harus dibuat sedemikian rupa dengan

mempertimbangkan masalah waktu, biaya pelaksanaan dan perawatan

serta peraturan dan pedoman daerah setempat.


38

Peraturan-peraturan yang digunakan pada struktur suatu bangunan

dimaksudkan untuk memperoleh standar kualitas yang diinginkan. Hal ini

berkaitan dengan keselamatan selama pemakaian dan pada proses pelaksanaan

pembangunan tersebut.

3.4. Perancangan Arsitektur

Perancangan arsitektur merupakan dasar dari seluruh aspek struktur

bangunan. Perancangan arsitektur dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran

bangunan secara keseluruhan sebelum dilaksanakan hitungan konstruksi. Jadi

posisi dari perancangan arsitektur adalah sangat penting karena akan

mempengaruhi aspek yang lainya.

3.5. Perancangan Struktur Bangunan

Perancangan struktur dilaksanakan setelah perancangan arsitektur selesai.

Perancangan struktur dimaksud untuk menghitung dimensi dari bagian struktur

agar dapat mendukung beban yang direncanakan sesuai dengan peraturan yang

berlaku dengan mengingat kewajaran ukuran-ukuran bagian stuktur tersebut.

Secara garis besar perencanaan struktur bangunan harus memenuh kriteria-

kriteria, yaitu : kekuatan (strength), kekakuan (stiffness), kestabilan (stability),

ekonomis (optimum design).

Struktur bangunan pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan

Jambi tahap III Fakultas Kedokteran Universitas Jambi dua yaitu :


39

1. Struktur bangunan bawah (sub-structure).

Struktur bangunan bawah adalah struktur yang berada dibawah permukaan

tanah, berfungsi sebagai pendukung struktur atas dan mendistribusikan

beban ke tanah. Struktur bawah terdiri dari pondasi dan sloof.

2. Struktur bangunan atas (Upper-structure)

Struktur atas adalah bangunan yang berada di atas permukaan tanah.

Struktur atas ini memberikan bentuk yang permanen pada suatu bangunan.

Struktur atas ini terdiri dari portal-portal pendukung, plat lantai, konsol,

dan lain-lain.

3.6. Pekerjaan Persiapan dan Pendahuluan

Persiapan lokasi adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan awal

dari pelaksanaan pekerjaan bangunan proyek. Pekerjaan persiapan dimaksudkan

untuk membuat batasan lingkup kerja di proyek, agar tidak ada gangguan dari luar

dan juga untuk kelancaran kerja dalam pelaksanaan pekerjaan.

Adapun persiapan lokasi adalah :

1. Pekerjaan Pembersihan Awal dan Akhir Pekerjaan;


2. Pekerjaan Bowplank/Pengukuran;
3. Pekerjaan Pembuatan Direksi keet;
4. Pekerjaan Barak Kerja/Gudang;
5. Pekerjaan Pagar Pengaman Proyek;
6. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan Bore Pile;
7. Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Proyek;
8. Pekerjaan Pengadaan Air dan Listrik Kerja;
9. Pekerjaan Pengujian DMF dan JMF.
3.6.1. Pekerjaan Pembersihan Awal dan Akhir Pekerjaan
Pra-pelaksanaan pembangunan proyek terlebih dahulu dilakukan

pembersihan lahan dan perataan tanah. Pembersihan lahan dilakukan guna,

membersihkan material, sampah, dan benda-benda yang tidak terpakai dan yang

tidak diinginkan berada dilokasi proyek untuk mempermudah dan melancarkan


40

pelaksanaan proyek pembangunan. Sedangkan perataan tanah dilakukan guna

meratakan tanah yang cenderung berkerikil dan banyak sisa-sisa bangunan

eksiting yaitu bangunan pilates.

3.6.2. Pekerjaan Bowplank/Pengukuran

Pekerjaan pengukuran lahan kembali dilakukan guna mengetahui,

ketinggian tanah, letak batas-batas tanah, menentukan batas nol dari permukaan

tanah, menentukan titik as-as kolom dan titik-titik pondasi yang akan dijadikan

sebagai titik acuan dari bangunan dan sebagai batas untuk menentukan ruang-

ruang yang akan dibangun sesuai dengan gambar kerja.

Pekerjaan pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat waterpass,

theodolite dan meteran. Titik-titik ini ditulis ditempat aman, tidak mudah hilang,

dan bahan tidak mudah dihapus, seperti;

Pada tembok dengan menggunakan pilox

Memasang patok dari besi tulangan yang ditancapkan pada tanah

dimana pada bagian atas diwarnai dengan pilox yang mencolok agar

dapat dilihat dengan jelas pada jarak jauh selain itu memudahkan

surveyor untuk membidik patok tersebut.

3.6.3. Pekerjaan Pembuatan Direksi keet

Los kerja atau direksikeet dalam suatu proyek digunakan sebagai tempat

berdiskusi atau tempat bekerja dalam suatu area proyek yang tidak perlu

dilakukan di lapangan, dan tempat tinggal para pekerja yang berasal dari luar kota.

Los kerja atau direksikeet dibangun semi permanen karena keberadaannya hanya

dibutuhkan sampai akhir pembangunan proyek tersebut.


41

Pembuatan direksikeet ini, dipilih pada tempat yang paling strategis

terhadap bangunan sehingga memudahkan manager proyek pengawas pekerjaan

untuk memudahkan pengawasan dan koordinasi antara pekerja dan pengawas di

lapangan. Pada pekerjaan pembangunan rumah sakit ini, memanfaatkan gedung

yang ada disebelah lokasi proyek yang jaraknya saling berdempet yang

merupakan bangunan rumah sakit tahap II.

3.6.4. Pekerjaan Barak Kerja/Gudang

Gudang biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan bahan

material dan melindunginya dari cuaca panas dan hujan.

3.6.5. Pekerjaan Pagar Pengaman Proyek

Pekerjaan pagar pengaman proyek dilakukan setelah pengukuran terlebih

dahulu untuk menentukan garis besar pemakaian tanah dengan batasan-

batasannya sehingga pagar pengaman proyek ini tidak mengganggu pekerjaan

selama pelaksanaan proyek. Pagar pengaman proyek ini diperlukan untuk

keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan proyek dan kontrol keluar masuk

barang dan orang agar terhindar dari kehilangan barang di lokasi proyek. Dalam

pekerjaan pagar pengaman proyek ada beberapa pekerjan yang di lakukan, antara

lain;

Pekerjaan Pemasangan Profil Tiang Pagar

Profil tiang pagar adalah konstruksi utama pagar sebagai dudukan dari

penutup pagar supaya pagar mnjadi kokoh dan kuat. Material yang

digunakan untuk profil tiang pagar berupa kayu kasau dan bambo.

Pekerjaan Pemasangan Penutup Pagar


42

Setelah pekerjaan pemasangan profil tiang pagar dikerjakan, maka

pekerjaan pemasangan penutup pagar dilakukan. Penutup pagar pada proyek

ini menggunakan material seng/ aluminum gelombang. Pemasangan

penutup pagar pada profil tiang pagar ini dengan cara di paku lalu kemudian

di cat di bagian luar pagar agar telihat lebih estetik dan rapih.

3.6.6. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi yang dilakukan dalam pekerjaan dilapangan yang meliputi

berbagai hal yang berkaitan dengan pengangkutan, dan pemindahan alat serta

material yang diperlukan untuk pengerjaan pada proyek tersebut.


Mobilisasi dalam kegiatan proyek pekerjaan ini tergantung pada volume

pekerjaan yang dilakukan, dan mobilisasi yang dilakukan oleh Kontraktor

Pelaksana dilapangan antara lain adalah :


a. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk

base camp kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.


b. Mobilisasi kepala pelaksana yang memenuhi jaminan kualifikasi

menurut cakupan pekerjaannya.


c. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak.


d. Mobilisasi dan pemasangan peralatan pekerjaan sesuai dengan daftar

peralatan yang tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke

tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan.


e. Mobilisasi penyediaan dan pemeliharaan base camp kontraktor, jika

perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan

sebagainya.
f. Mobilisasi pengangkutan alat-alat berat.
Mobilisasi alat sangat penting peranannya dalam mendukung

pengendalian waktu pelaksanaan suatu proyek. Keterlambatan

memobilisasi alat, dapat menyebabkan terhambatnya pelaksanaan


43

pekerjaan, karena jadwal pengadaan alat terkait erat dengan jadwal

pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu untuk dapat menjamin

ketepatan mobilisasi alat, perlu dipilih berbagai cara transport dengan

memperhatikan hal-hal yang berkaitan :


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan alat adalah sebagai

berikut :
1. Survey rute transport alat.
2. Izin-izin dari instansi/pihak yang berwenang.
3. Perkiraan waktu yang diperlukan
4. Jadwal kapal pengangkut, bila pengangkutan melalui laut.
5. Survei kondisi dan fasilitas muat dan bongkar di pelabuhan yang

dilalui.
6. Asuransi pengangkutan.
7. Pemilihan perusahaan angkutan yang bonafide, bila pengangkutan

alat diserahkan pada perusahaan lain.

Mobilisasi dilapangan terutama pengangkutan material yang sangat

penting guna mencapai waktu dan jarak tempuh yang maksimal, mobilisasi

material menggunakan truck.

Mobilisasi staf pelaksana dan pengawas lapangan menggunakan sepeda

motor untuk mengontrol kegiatan dilapangan dikarenakan bentang jalan yang

akan dilewati tidak terlalu jauh.

3.6.7. Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Proyek

Adapun tujuan pembuatan papan nama proyek ini adalah sebagai

informasi kepada masyarakat bahwa di lokasi tersebut ada kegiatan pembangunan

jalan, dengan demikian diharapkan masyarakat dapat memahami untuk membantu

dalam kelancaran pekerjaan, papan nama proyek juga berfungsi sebagai


44

penempatan lokasi pekerjaan dan semua yang berkaitan dengan kelancaran

pekerjaan.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015


Gambar 3.1. Papan Nama Proyek
3.6.8. Pekerjaan Pengadaan Air dan Listrik Kerja

Pekerjaan Listrik kerja dibutuhkan untuk kelancaran pembangunan suatu

proyek. Seperti halnya dalam penerangan di waktu malam hari, penyediaan air

proyek, dan alat-alat bantu kerja lainnya yang menggunakan listrik, dan juga

listrik kerja sangat dibutuhkan dalam penerangan pada malam hari. Pada proyek

Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Jambi ini penyediaan listrik

kerja tidak dilakukan mulai dari awal seperti pekerjaan listrik kerja pada proyek

umumnya, karena sebelumnya lokasi proyek telah memiliki listrik yang

merupakan pembawaan dari bangunan eksisting (bangunan pilates).


45

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.2. Penerangan Listrik Pada Malam Hari

3.7. Pekerjaan Konstruksi


Pada kesempatan kerja praktek ini, pekerjaan konstruksi yang diamati

adalah pekerjaan konstruksi bangunan yang dimulai dari pondasi sampai dengan

balok dan plat lantai dua.


Dalam pembangunan gedung ini pekerjaan-pekerjaan konstruksi sebagai

berikut :
1. Pekerjaan Galian Tanah
2. Pekerjaan pondasi bore pile dan pile cap
3. Pekerjaan balok, kolom dan plat lantai.

3.8. Pekerjaan Galian Tanah


Pekerjaan galian tanah merupakan pekerjaan yang dilakukan pada awal

pekerjaan kontruksi, pekerjaan ini berhubungan dengan tanah, pada pekerjaan

pembangunan rumah sakit ini pekerjaan galian tanah meliputi, pekerjaan galian

tanah basement, pekerjaan galian tanah pondasi yaitu bore pile dan pile cap.

3.8.1. Pekerjaan Galian Tanah Basement


Pekerjaan galian tanah basement dilakukan dengan memakai alat

excavator untuk memudahkan dalam proses penggalian.

3.8.2. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Pekerjaan galian tanah pondasi pada pembangunan rumah sakit pendidikan

ini yaitu galian tanah bore pile, galian tanah pile cap, dan tie beam (balok lantai

dasar).
Pekerjaan galian tanah pondasi dikerjakan dengan tahapan sebagai

berikut :

a. Penentuan As Pondasi
46

Sebelum tulangan pondasi dipasang terlebih dahulu ditentukan as

pondasi. Hal ini dimaksudkan agar letak pondasi yang akan dibuat

sesuai dengan yang telah direncanakan. Titik tengah pondasi terletak

pada pertemuan dua benang yang ditarik dari dua bouwplank yang

saling tegak lurus.

b. Pekerjaan Bore Pile


Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Tahap III ini menggunakan

pondasi tiang bore pile dengan diameter 50 cm dan 40 cm sedalam 12

meter. Pekerjaan pemboran dilakukan dengan metode bor kering (dry

drilling). Tanah di bor dengan menggunakan mata bor spiral dengan

cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5 meter 1

meter, hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang

diinginkan.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.3. Proses Pemboran Tanah dengan Bor Kering (dry drilling)
c. Pekerjaan Galian Pile Cap
Pekerjaan galian pile cap dilakukan dengan cara manul dengan tenaga

manusia dengan kedalaman berkisar 60 cm s/d 80 cm, dapat dilihat

pada gambar kerja atau sop drawing.


47

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.4. Proses Penggalian Pile Cap

d. Pekerjaan Galian Balok

Pekerjaan galian balok lantai (tie beam) diawali dengan

pengukuran elevasi balok sesuai dengan elevasi tanah sehingga

tidak terjadi kesalahan ketika melakukan penggalian.

3.9. Pemasangan Tulangan Pondasi


Pada pekerjaan pemasangan tulangan pondasi harus dilakukan dengan

teliti, ikatan antar tulangan harus diikat sehingga tidak mengurangi fungsi dari

tulangan, jarak-jarak tulangan harus diperhatikan secara teliti sehingga tidak

menyebabkan perbedaan jarak, karena akan mempengaruhi kualitas struktur dari

bangunan.
1. Tulangan Bore Pile
Tulangan bore pile diawali dengan perakitan tulangan berbentuk spiral

dengan diameter 40 cm dan 50 cm, kemudian tulangan yang telah

dirakit dimasukkan ke dalam galian bore pile. Detail penulangan dapat

dilihat pada gambar 3.5.


Spiral dia. 10 - 100 mm

Spiral dia. 8- 100mm 10 dia. 19mm

9dia. 19 mm BetonK-250

BetonK-250

Overstek kePileCap80cm 36
OverstekkePileCap80 cm 26
Elevasi Dasar PileCap
Elevasi Dasar PileCap 50
40

POTONGAN 1 - 1 100
100 POTONGAN 3 - 3
Skala 1 : 10 Skala 1 : 10

1 3

Sumber : Gambar
2 Sop Drawing RSP UNJA, 2015 4
Gambar 3.5. Detail Penulangan Bore Pile
1000
1000

Spiral dia. 8- 150 mm

9dia. 19 mm Spiral dia. 10 - 150 mm

BetonK-250 Elv. -19.00 10 dia. 19mm


Elv. -19.00
BetonK-250

100
100
Elv. -20.00
Elv. -20.00

DETAIL BORE PILE DIA. 40 CM DETAIL BORE PILE DIA. 50 CM


Skala 1 : 50 Skala 1 : 50
26

40
36

POTONGAN 2 - 2 50
Skala 1 : 10
POTONGAN 4 - 4
Skala 1 : 10
48

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.6. Proses Penulangan Bore Pile

2. Tulangan Pile Cap


Tulangan Pile Cap terdiri dari beberapa jenis yaitu type P1, P2, P3,

P4, dan P5 Tulangan pile cap diawali dengan perakitan tulangan yang

dilakukan oleh pekerja, agar mempermudah proses perakitan,

perakitan dilakukan didalam galian pile cap yang telah tersedia

sehingga mempercepat proses pekerjaan. Pile cap berbentuk persegi

dan segitiga. Detail Penulangan dapat dilihat pada Gambar 3.7.

90 50 100 50
25 40 25
15
D19- 150
20
50
D16- 150

D16- 150

45 A D19- 150
B
90 60 60100
D16- 150
D19- 150

D19- 150

45 50
D16- 150
15 20
45 45
90 45 55 55 45

DETAIL PILE CAP TIPE P1 DETAIL PILE CAP TIPE P2


Skala 1 : 20 Skala 1 : 20

Sumber : Gambar Sop Drawing RSP UNJA, 2015


Gambar 3.7. Detail Penulangan Pile Cap P1 dan P2
25 40 25
Stek Kolom
70 60 70
StekKolom

D16-150 D19-150

D16

60 D16
BetonTumbukT. 5cm
80
5 Pasir DipadatkanT. 10cm
10 D19-150

BetonTumbukT. 5cm
D16-150
Bor Pile40cm
5 Pasir DipadatkanT. 10cm
10
D19-150
Bor Pile50cm

POTONGAN A - A
Skala 1 : 20
POTONGAN B - B
Skala 1 : 20

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.8. Proses Penulangan Pile Cap


3.10. Pemasangan Bekisting Pondasi
Pekerjaan pemasangan bekisting difungsikan sebagai mall atau cetakan

sebelum dilakukan pengecoran yang dilakukan setelah dilakukan pemasangan


49

tulangan. Bekisting dibuat dari bahan kayu yang diukur sesuai dengan dimensi

pondasi yang disesuaikan pada gambar kerja. Pemasangan bekisting harus

dilakukan dengan benar sehingga pada saat proses pengecoran tidak terjadi

penggembungan dan pecah bekisting. Pekerjaan bekisting pada pondasi dilakukan

pada item pekerjaan Pile cap dan balok lantai dasar (tie beam).

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015


Gambar 3.9. Bekisting Pile Cap

3.11. Pengecoran Pondasi


Pengecoran pondasi pada pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Tahap

III Universitas Jambi sebagian besar dilakukan dengan menggunakan beton

Readymix dengan karakteristik mutu beton K-350 ready mix yang disuplai dari

United Beton. Hanya pada item pekerjaan bore pile dilakukan secara site mix

dengan mutu beton K-250. Sebelum dilakukan pengecoran harus dipastikan

bahwa tulangan-tulangan yang terpasang adalah dalam kondisi stabil. Perataan

pengecoran menggunakan cangkul, sendok semen dan alat vibrator.


1. Pengecoran Bore Pile
Pekerjaan pengecoran pondasi bore pile dilakukan dengan cara

manual site mix K-250, yang sebelumnya sudah dipasang tulangan.

Penuangan beton segar harus dilakukan secara merata ke pinggir

dinding galian bore dahulu kemudian diisi ke arah bagian tengah bore

pile setelah itu digetarkan dengan menggunakan vibrator sehingga

pengecoran dapat monolit.


50

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.10. Proses Pengecoran Bore Pile

2. Pengecoran Pile cap


Pengecoran kepala tiang (pile cap) menggunakan beton ready mix K-

350, sebelumnya telah dipasang tulangan, sebelum dilakukan

pengecoran pemasangan terlebih dahulu dilakukan pemasangan

tulangan kolom sehingga penulangan antara kolom dan pondasi

menyatu dan monolit, setelah itu cek kembali posisi penulangan serta

kekuatan bekisting agar tidak terjadi kesalahan dalam pekerjaan dan

menjaga mutu agar tetap stabil. Pengecoran dilakukan dengan

menuangkan beton segar ke dalam bak penampungan yang kemudian

beton segar diangkut menggunakan angkong yang akan dituangkan

kedalam cetakan atau bekisting yang telah dibuat.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.11. Proses Pengecoran Pile Cap

3.12. Pekerjaan Dinding Basement


51

Pekerjaan dinding basement pada pembangunan rumah sakit pendidikan

ini dilakukan dengan metode konvensional. Dengan memasang tulangan yang di

satukan pada bagian balok ujung bangunan ikatan tulangan harus sangat

diperhatikan agar tulangan dapat terjaga dengan baik dan menyatu dengan erat,

dipasang bekisting dan kemudian di cor secara monolit dengan mutu beton K-350

dan kemudian digetarkan campuran beton secara perlahan sehingga antara

dinding basement dan balok menyatu.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.12. Proses Pekerjaan Dinding Basement

3.13. Pekerjaan Kolom, Balok dan Plat Lantai (Bangunan Atas)


Pekerjaan bangunan atas dilakukan setelah pekerjaan bangunan bawah

secara keseluruhan selesai dilaksanakan sehingga pekerjaan dapat dilanjutkan

pada elevasi lantai selanjutnya.

3.13.1. Pekerjaan Kolom


Kolom merupakan bagian dari struktur bangunan tegak lurus vertikal

diatas permukaan elemen lantai, yang berfungsi sebagai penyalur beban yang

dipikul kontruksi pada suatu bangunan gedung. Pekerjaan kolom haruslah

dikerjakan dengan benar sehingga fungsi kolom terpenuhi maksimal.


1. Pekerjaan Tulangan Kolom
52

Pekerjaan tulangan kolom dilakukan dengan merangkai tulangan

kolom dengan ketinggian sesuai kebutuhan kolom panjang tulangan

kolom harus dilebih kan tinggi kolom dikarenakan untuk

penyambungan kolom pada lantai selanjutnya.


Pemasangan tulangan kolom dirangkai sekaligus sengkang dengan

jarak kisaran 15 cm pada tumpuan dan 20 cm pada daerah tengah atau

lapangan.

Sumber : Gambar
60Sop Drawing RSP
50 UNJA, 2015 40 30
Gambar 3.13. Detail Penulangan Kolom
50 25 30
60
Ukuran 60 x60 50x50 25x40 30 x30
TulanganVertikal 14D22 12D22 6D16 6D16
Tulangan Tumpuan 10- 100 10 - 100 8- 100 8- 100
Horizontal Lapangan 10 - 150 10- 150 8- 150 8- 150
TulanganPengikat - - - -

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015


Gambar 3.14. Proses Pekerjaan Dinding Basement

2. Pekerjaan Bekisting Kolom

Bekisting kolom terdiri dari konstruksi utama dan konstruksi

pendukung. Kontruksi utama adalah berupa bekisting pelingkup tulangan.

Bekisting ini berbentuk kotak untuk memberi bentuk pada kolom.

Sedangkan kontruksi pendukung berupa tiang-tiang pendukung untuk

mendukung kontruksi utama agar tidak berubah atau bergeser.


Sebelum dipasang, sisi dalam bekisting yang berhubungan langsung

dengan kolom terlebih dahulu diolesi solar, agar pada saat pembongkaran
53

bekisting dapat lebih mudah dan bekisting tidak rusak oleh lekatan antara

bekisting dan beton.


Adapun jenis kayu yang digunakan adalah kayu jenis pulai dan

macang dengan ukuran 5/7, 6/12 dan tripleks dengan tebal 9 mm.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015


Gambar 3.15. Proses Pemasangan Bekisting Kolom

3. Pekerjaan Pengecoran Kolom dan Pemadatan Kolom,


Pada pekerjaan yang menyangkut beton memerlukan pengawasan

dalam pelaksanaan di lapangan yang harus terkontrol terutama dalam

menjaga mutu karakteristik beton itu sendiri.


Pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Jambi tahap III

Fakultas Kedokteran Universitas Jambi menggunakan beton Ready mix

dengan karakteristik mutu beton K-350, yang disuplai dari United Beton.

Sampel material bahan beton diambil dari mixer concrete sebelum

melakukan pengecoran, sampel tersebut untuk diuji kuat tekannya

dilaboratorium suplayer.
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong adukan beton harus

dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan adukan beton menggunakan

vibrator, Bekisting dapat dibongkar tujuh hari setelah pengecoran


54

dilaksanakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan hati-hati agar

kolom tidak rusak dan bekisting yang telah digunakan dapat digunakan

kembali.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015


Gambar 3.16. Proses Pengecoran Kolom
3.13.2. Pekerjaan Balok
Balok dan plat lantai sebaiknya dirancang sebagai satu kesatuan, sehingga

dalam pelaksanaannya dapat dikerjakan secara bersamaan. Mula-mula

pemasangan bekisting dan tulangan balok dikerjakan terlebih dahulu, baru

kemudian dilanjutkan dengan bekisting dan tulangan plat lantai.


Pekerjaan bekisting balok dilaksanakan setelah pekerjaan scaffolding

selesai. Papan bekisting pada sisi bawah dipasang terlebih dahulu untuk

pemasangan tulangan, baru kemudian papan bekisting pada kedua samping.

Penggabungan papan-papan tersebut sesuai dengan dimensi ukuran balok yang

telah ditetapkan.
Pekerjaan dilanjutkan pemasangan kontruksi pendukung pada sisi samping

dari bekisting. Untuk patokan agar bekisting tetap horizontal, dilakukan dengan

menggunakan benang-benang yang diikatkan pada tempat yang telah diukur

ketinggiannya.
Pekerjaan pemasangan tulangan balok ini bisa dimulai setelah pekerjaan

bekisting kolom dibawahnya selesai dan pemasangan papan bekisting bagian

bawah selesai.

TB1( 40 x70) TB2( 35x70) TB3( 30x60) TB4( 20 x40 )


NAMABALOK
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN

15 15 15 15 15 15 15 15
40 40
PENAMPANG
70 70 70 70 60 60
20 20
30 30
40 40 35 35
TulanganAtas 8D22 4D22 7D22 4D22 7D19 4D19 3D16 2D16
TulanganSamping 413 413 413 413 410 410 - -
TulanganBawah 4D22 8D22 4D22 7D22 4D19 6D19 2D16 3D16
Sengkang 10 - 100 10 - 150 10- 100 10 - 150 10 - 125 10- 150 8- 125 8- 150
55

60 60

60 60

800

9 9
Sumber : Gambar Sop Drawing RSP UNJA, 2015
Gambar 3.17. Detail Penulangan Balok
70
Langkah selanjutnya adalah pemasangan beton decking pada bagian-
10
bagian tertentu di bagian sisi bawah dan samping. Beton decking ini juga diikat
1/4L( 10 - 100 ) 1/2L( 10 - 150) 1/4L( 10- 100)

dengan kawat bendrat kemudian dipasang pada tulangan. Langkah terakhir adalah
740

pemasangan bekisting balok bagian samping kanan kiri serta memasang perkuatan

samping dengan menggunakan kayu.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.18. Proses Pekerjaan Balok

3.13.3. Pekerjaan Pelat Lantai


Bekisting pelat lantai dimulai bersamaan dengan pekerjaan bekisting

balok, dengan pemasangan scaffolding sebagai penopang dengan jarak 1 meter

dan tinggi 3 meter. Diatas kerangka balok dipasang steel deck sebagai bekisting

pelat lantai.
56

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015


Gambar 3.19. Proses Pemasangan Scaffolding
Pekerjaan penulangan pelat lantai dilakukan setelah pemasangan tulangan

balok dan pekerjaan bekisting pelat lantai selesai. Untuk tulangan pelat lantai

menggunakan waremesh 10 mm. Dibawah susunan tulangan waremesh dipasang

beton decking dengan tebal 2 cm untuk memberikan regangan antara tulangan

dengan bekisting sehingga nantinya akan berbentuk selimut beton.


Sebelum dilakukan pengecoran beton, terlebih dahulu dilakukan

pembersihan lokasi yang akan dicor dari sisa-sisa kawat dengan menggunakan

besi yang mengandung magnet dan pompa air. Sebagai permulaan pengecoran

dilakukan pada satu sisi ke sisi lain dengan tujuan agar beton yang masih basah

tidak terinjak. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong pada sela-sela

tulangan, adukan beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2015


Gambar 3.20. Proses Pengecoran Pelat Lantai

Anda mungkin juga menyukai