Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Koperasi adalah jenis badan usaha yang berwatak sosial
beranggotakan orang-orang atau badan hukum, dan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi menurut UUD 1945 pasal 33
ayat 1 merupakan usaha kekeluargaan dengan tujuan
mensejahterakan anggotanya. Latar belakang pendirian koperasi
muncul karena adanya keinginan dari masyarakat golongan menengah
ke bawah untuk memperbaiki keadaan ekonominya. Koperasi
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus
mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan
undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan,
persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak. Organisasi
koperasi yang khas dari suatu organisasi harus diketahui dengan
menetapkan anggaran dasar yang khusus. Meskipun dengan latar
belakang sosial ekonomi dan sejarah yang berbeda, berkat
keberhasilan yang dicapai oleh para pendiri koperasi di Eropa,
semangat koperasi mulai menjalar ke berbagai negara di dunia.
Pendirian koperasi juga dilandasi oleh kesadaran akan manfaat usaha
koperasi.
Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang
sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat
yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya
berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah.
Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri,
sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya,
tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar
ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini
sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di

1
dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk
kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral
lainnya. Di Indonesia pengenalan koperasi oleh para Bapak Bangsa
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian Bangsa
Indonesia menuju pada suatu kemakmuran dalam kebersamaan
dengan semboyan Makmur dalam kebersamaan dan bersama dalam
kemakmuran.

BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN KOPERASI
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan yang sesuai dengan landasan
dan asas koperasi dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 2.
Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang berbadan hukum; dengan keanggotaan
yang terbuka dan sukarela, menjalankan usaha bersama berdasarkan UU, mempunyai ciri
khas dalam keanggotaan. Anggota koperasi jumlahnya relatif besar dan mempunyai
kebebasan dalam eluar masuk. Dalam peraturan koperasi Indonesia koperasi baru dapat
didirikan apabila ada minimal 20 orang yang bersama-sama mempunyai tujuan untuk
mendirikan suatu koperasi. Hal yang paling utama yang harus dipenuhi oleh semua calon
anggota pendiri sebelum membuat ata pendirian koperasi adalah adanya kesepakatan
antara calon pendiri untuk secara bersama-sama mengikatkan diri untuk mendirikan suatu
koperasi.
Koperasi terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang.
2. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi.

A. Prinsip Koperasi

2
Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus
melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa prinsip koperasi:
1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan oleh
koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota.
4) Modal diberi balas jasa secara terbatas.
5) Koperasi bersifat mandiri.

B. Fungsi dan Peran Koperasi


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan
peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini:
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial. Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada
umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil
itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih
besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki peluang yang lebih besar dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat pada umumnya dan
anggota koperasi pada khususnya.
2. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para
anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja
sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai
koperasi jika ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat
disekitarnya.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola
secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat
memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat.
Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha
yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan
perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

3
Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-
sama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Namun koperasi mempunyai sifat-sifat
khusus yang berbeda dari sifat bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati
kedudukan yang sangat penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan
demikian koperasi harus mempunyai kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat
dan tangguh, sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat
dengan baik.

II. KOPERASI SEBAGAI BADAN HUKUM


Koperasi termasuk dalam kategori badan hukum yang didirikan dengan
maksud tertentu yang termaktub dalam Anggaran Dasar. Dengan menjadinya koperasi
sebagai badan hukum, maka harus terpenuhi syarat sahnya badan hukum yakni cakap
untuk memiliki kekayaan yang terpisah dengan anggotanya, serta semua yang
dilakukan oleh pengurus atas nama badan hukum koperasi yang merupakan tanggung
jawab dari badan hukum koperasi tersebut. Untuk masalah waktu, syarat-syarat serta
ketentuan mengenai perolehan status badan hukum tergatung pada ketentuan hukum
prosedur yang berlaku.
Koperasi sebagai suatu badan hukum pasti memiliki hubungan hukum dengan
subjek hukum lainnya seperti pengurus, anggota, maupun pihak ketiga di luar
koperasi. Maka setiap hubungan hukum yang terjadi antara para pihak harus mengacu
kepada peraturan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Bab ketiga tentang perikatan
pada KUH Perdata. Jika akta pendirian yang merupakan perikatan tersebut tidak
mengikuti ketentuan syarat sah perjanjian sebagaimana Pasal 1320 1337 KUH
Perdata maka koperasi tersebut pada saat pendiriannya tidak memiliki dasar hukum
sebagai badan hukum. Status koperasi sebagai sebuah badan hukum adalah :
1. Koperasi adalah badan hukum:
Didirikan dengan akta pendirian.
Disahkan oleh Pemerintah.
Diumumkan dalam Berita Negara
2. Dibentuk berdasarkan Undang-Undang

III. TUJUAN PENDIRIAN, FUNGSI, DAN PRINSIP DASAR


Tujuan koperasi sesuai yang tertera dalam Pasal 3 UU No. 25 Thn 1992 adalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

4
Dasar 1945. Sebagai organisasi usaha, penerapan asas ekonomi dan asas hukum
menjadi jelas.
Fungsi dan peranan koperasi yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 25
Tahun 1992 antara lain :
a. Membangun, meningkatkan dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
b. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional
d. Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha
bersama berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Adapun prinsip-prinsip dasar koperasi dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992


Pasal 5 adalah sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa;
usaha masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerja sama antarkoperasi

IV. SYARAT-SYARAT PENDIRIAN


Syarat utama mendirikan sebuah koperasi hanya memerlukan calon pendiri
sebanyak minimal 20 orang ; dari dua puluh orang tersebut kemudian dapat menjadi
anggota, dan di antara mereka dapat dipilih menjadi pengurus, maupun pengawas.
Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan semua anggota telah memahami
betul mengenai tujuan, hubungan hukum dan aturan main dalam koperasi yang akan
mereka dirikan, maka proses selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersama
tersebut ke dalam Anggaran Dasar; yang berbentuk akta pendirian koperasi. Dalam
Anggaran Dasar tersebut, para pendiri wajib memuat dan menyatakan sekurang-
kurangnya hal-hal sebagai berikut :
1. Daftar nama pendiri
2. Nama dan tempat kedudukan koperasi
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
4. Ketentuan mengenai keanggotaan
5. Ketentuan mengenai rapat anggota
6. Ketentuan mengenai pengelolaan
7. Ketentuan mengenai permodalan
8. Ketentuan mengenai jangka watu berdirinya
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha

5
10. Ketentuan mengenai sanksi

Modal Dasar Pendirian Koperasi


Aturan mengenai permodalan koperasi ini memang tidak diatur secara detail,
namun secara prinsip sangat jelas asal usul pengumpulan modal dalam sebuah
koperasi seperti yang ditentukan dalam UU Perkoperasian, antara lain terdiri atas :
1. Modal sendiri yang dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan dan hibah.
2. Modal pinjaman yang dapat berasal dari pinjaman dari anggota, pinjaman dari
anggota koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi
atau sumber-sumber pinjaman lain yang sah

Nama dan Domisili Koperasi


Nama dan tempat kedudukan koperasi merupakan salah satu dari ketentuan
minimal yang harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar koperasi. Tempat kedudukan
atau domisili merupakan hal yang penting bagi pihak ketiga, pengadilan maupun
anggota koperasi sendiri harus dapat mengetahui di mana sebuah badan hukum
koperasi tersebut dapat dihubungi. Untuk menghindari adanya kesamaan nama yang
mungkin saja terjadi, maka hendaknya pendiri untuk mengecek kepada lembaga
otoritas koperasi agar tidak bertentangan dengan Hak Kekayaan Intelektual, serta
kesusilaan dan ketertiban umum dan termasuk juga ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Jangka Waktu Berdirinya Koperasi


Jangka waktu berdirinya koperasi ditetapkan terbatas dalam jangka waktu
tertentu atau tidak terbatas sesuai dengan tujuan dan dengan kehendak para pendiri.
Penentuan batas jangka waktu berdirinya koperasi akan berpengaruh langsung pada
proses dan tata cara pembubaran koperasi yang bersangkutan di akhir masa yang telah
ditentukan tersebut dimuat pada anggaran dasar.

V. PENGESAHAN DAN PENOLAKAN AKTA PENDIRIAN OLEH OTORITAS


Pada Akta Pendirian atau Anggaran Dasar, harus dicantumkan nama-nama
anggota atau orang-orang yang dipercaya untuk duduk dalam organ manajemen
koperasi, seperti pengurus, pengelola, dan pengawas yang bersedia untuk menjalankan
koperasi. Selanjutnya setelah semua pendiri menandatangani berita acara (minuta)

6
pendirian atau Anggaran Dasar Koperasi di hadapan notasris, dalam waktu yang tidak
terlalu lama (umumnya 1 minggu) notaris akan memberikan salinannya kepada semua
anggota pendiri. Setelah itu, tanpa perlu menunggu salinan dari notaris, koperasi sudah
bisa mulai beroperasi sebagai badan hukum. Koperasi dapat terus saja menjalankan
usahanya sementara notaris akan mengajukan koperasi tersebut menjadi badan hukum
ke otoritas koperasi. Selama paling lambat 3 bulan sejak diajukan oleh notaris akan
dikeluarkan pengesahan akta pendirian koperasi dan diumumkan pula dalam Berita
Negara RI.
Apabila terjadi penolakan, maka para pendiri (atau melalui notaris) dapat
mengajukan kembali permintaan untuk pengesahan setelah semua alasan penolakan
tersebut dipenuhi. Pengajuan kembali tidak boleh lewat dari 1 bulan setelah penolakan
diterima. Pada saat itulah diketahui apakah koperasi tersabut memiliki status badan
hukumnya atau tidak. Namun kemungkinan untuk ditolak juga amat kecil, sepanjang
tidak ada hal-hal prinsip yang tidak dapat ditoleransi, misalnya jumlah anggota pendiri
dan lainnya.

VI. PEROLEHAN STATUS BADAN HUKUM


Perolehan status badan hukum dimual semenjak sebuah koperasi mendapatkan
pengesahan atas akta pendirian atau anggaran dasar di hadapan notaris. Sedangkan
pengesahan yang dilakukan di otoritas koperasi sebenarnya hanya bertujuan sebagai
registrasi atau pencatatan di lembaga pemerintahan dan pengumuman dalam Berita
Negara. Dengan mendapatkan status badan hukum, berarti sebuah badan usaha
koperasi menjadi subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban. Sehingga, terhadap
pihak ketiga dapat dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang dapat diminta
bertanggung jawab atas jalannya usaha badan hukum koperasi tersebut. Dalam
kedudukan tersebut, apabila dikemudian hari misalnya ternyata koperasi melakukan
perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUH Perdata) terhadap pihak ketiga misalnya,
akan dapat ditentukan siapa yang bertanggung jawab secara hukum terhadap tindakan
melawan hukum tersebut.

VII. KEPENGURUSAN KOPERASI


Rapat Anggota Koperasi
Rapat Anggota adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota koperasi dan
merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Dalam rapat anggota, setiap
anggota mempunyai hak suara yang sama yaitu, satu anggota satu suara. Ketentuan
Rapat Anggota :
1. Harus diselenggarakan minimal satu tahun sekali

7
2. Ditentukan jumlah quorum, fungsi dan wewenang rapat anggota
3. Perlu diatur ketentuan yang membedakan antara rapat anggota dan rapat
anggota luar biasa
4. Rapat Anggota merupakan perwujudan dari karakteristik koperasi, yaitu
anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi

Pengurus Koperasi
Pengurus adalah pelaksana dari amanah para anggota yang diputuskan dalam
Rapat Anggota. Pengaturan pengurus meliputi antara lain : persyaratan, tugas,
kewajiban dan wewenang serta masa jabatan pengurus. Ketentuan lain pengurus
koperasi adalah :
1. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam RA
2. Pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pengurus lain dan
pengawas
3. Jumlah Pengurus gasal
4. Mempunyai wewenang antara lain :
Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
Menerima atau menolak anggota sesuai Anggaran Dasar
Mengangkat dan memberhentikan pengelola usaha
5. Bertanggungjawab atas kegiatan pengelolaan kelembagaan dan usaha
koperasi kepada anggota melalui RA.
6. Kualitas pengurus sangat mempengaruhi keberhasilan koperasi dalam
mencapai tujuannya.

Pengawas Koperasi
Secara ideal selayaknya anggota koperasi sebagai pemilik dapat melakukan
pengawasan terhadap jalannya koperasi, namun dalam pelaksanaannya secara spesifik
fungsi pengawasan dalam koperasi dilakukan oleh Pengawas. Dalam Anggaran Dasar
yang diatur antara lain : Persyaratan, masa jabatan, tugas, kewajiban dan wewenang
Pengawas. Ketentuan lain mengenai pengawas koperasi adalah :
1. Diangkat dari anggota,
2. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pengawas lain dan pengurus,
3. Paling sedikit telah menjadi anggota koperasi selama 1 (satu) tahun,
4. Bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan koperasi,
5. Berwenang meneliti catatan yang berkaitan dengan organisasi, keuangan
dan usaha koperasi.

Pengelola Koperasi

8
Pengelola koperasi diangkat oleh pengurus berdasarkan kebutuhan koperasi.
Pengelola koperasi bertugas untuk mengelola usaha koperasi dan dapat disebut dengan
istilah Manager, Direksi atau Kepala Unit Usaha. Ketentuan-ketentuan pengangkatan
pengelola koperasi :
1. Rencana pengangkatannya harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
RA,
2. Hubungan dengan Pengurus berdasarkan suatu perikatan atau perjanjian
yang memuat sekurang-kurangnya :
a. Lamanya perjanjian kerja,
b. Hak dan kewajiban masing-2 pihak,
c. Penyelesaian perselisihan,
3. Apabila salah seorang anggota pengurus diangkat menjadi pengelola,
maka anggota pengurus ybs melepaskan diri dari jabatannya sebagai
pengurus,
4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pengurus.

VIII. PEMBUBARAN KOPERASI


Apabila Koperasi sudah berjalan, ada kemungkinan macet usahanya atau tidak
dapat melanjutkan usahanya lagi. Ada beberapa hal yang akan dijelaskan yang
meliputi :

1. Kapan Koperasi Bubar


Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan harus atas dasar ketentuan
Undang-Undang yang berlaku. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan dapat
bubarnya Koperasi dan harus benar-benar terbukti baik secara materil maupun
menurut hukum tidak diragukan lagi kebenarannya. Adapun hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Bila Rapat Anggota Koperasi yang bersangkutan menghendaki agar
Koperasinya dibubarkan. Pembubaran atas kehendak anggota ada alasan
yang cukup kuat, misalnya akan menggabungkan dengan Koperasi lain.
b. Disamping atas kehendak sendiri, Koperasi dapat pula dibubarkan atas
keputusan Pemerintah. Pemerintah dapat membubarkan Koperasi
apabila:
Terdapat bukti-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak dapat
lagi memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang
Koperasi yang berlaku
Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau
kesusilaan yang mengganggu lingkungannya

9
Koperasi yang bersangkutan tidak dapat diharapkan lagi
kelangsungan hidupnya dalam memenuhi kebutuhan anggotanya
Tidak menyesuaikan diri dengan Undang-Undang yang baru

2. Tata-cara Pembubaran Koperasi


a. Pembubaran atas kehendak sendiri
Langkah-langkah pembubaran koperasi atas kehendak sendiri di laksanakan
sebagai berikut :
o Koperasi yang bersangkutan mengadakan Rapat Anggota Khusus Pembubaran
o Pengurus menyampaikan keputusan Rapat Anggota Khusus Pembubaran
kepada Pejabat yang berwenang
o Setelah menerima permohonan pembubaran dari koperasi yang bersangkutan,
pejabat yang berwenang mengeluarkan surat keputusan pembubaran dan
menyampaikan kepada yang bersangkutan

b. Pembubaran Koperasi atas kehendak Pejabat (Pemerintah)


Pembubaran Koperasi atas kehendak Pejabat ini hanya dilakukan apabila
koperasi yang bersangkutan telah benar-benar terbukti menyalahi Undang-
Undang yang berlaku dan tidak ada jalan keluar lainnya kecuali dibubarkan.
Adapun langkah-langkahnya adalah :
Dilakukan penelitian, apakah Koperasi yang bersangkutan benar-benar telah
menyalahi ketentuan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang yang
berlaku seperti tidak memenuhi ketentuan-ketentuan Undang-Undang lagi,
kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum/kesusilaan dan tidak dapat
diharapkan lagi kelanjutan hidupnya. Disamping dilakukan penelitian, juga
terhadap Koperasi yang bersangkutan dilakukan pencatatan-pencatatan atas
kekayaan-kekayaan yang ada, Bukti-bukti tentang kekayaan, daftar anggota
dan daftar Pengurus hares diamankan. Atas dasar penelitian tersebut, Pejabat
yang berwenang untuk membubarkan Koperasi yang bersangkutan
mengirimkan surat kepada, Koperasi tersebut tentang maksud pembubaran
tersebut.
Pada waktu pemberitahuan dikirimkan kepada Koperasi yang bersangkutan
dikirim pula usul pembubaran kepada Pejabat yang berwenang untuk itu.
Apabila Koperasi yang akan dibubarkan tersebut karena sesuatu hal tinggal
namanya saja, artinya tidak ada pengurus dan anggotanya lagi, maka perlu
diadakan pengumuman tentang. maksud pembubaran tersebut. Jika dalam

10
jangka waktu 3 bulan sejak dikeluarkan, surat pengumuman pembubaran
tersebut tidak ada keberatan, maka pembubaran dapat dilakukan oleh Pejabat.

c. Pembubaran atas dasar berlakunya Undang-Undang baru


Apabila ada Undang-Undang Koperasi baru yang menggantikan Undang-
Undang Koperasi yang berlaku sebelumnya, maka Koperasi Koperasi yang ada
harus menyesuaikan diri. dengan Undang-Undang baru tersebut. Ini berarti
bahwa Koperasi Koperasi yang menyesuaikan diri tersebut tunduk kepada
Undang-Undang Koperasi yang berlaku barn. Koperasi-Koperasi yang tidak
menyesuaikan diri harus dibubarkan sebab berarti tidal- mau tunduk pada
Undang-Undang Koperasi yang berlaku: Misalnya dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, dari
jumlah Koperasi yang ada yang menyesuaikan hanya, lainnya dibubarkan. Tata
cara pembubaran Koperasi-Koperasi yang tidak menyesuaikan diri tersebut
adalah sebagai berikut :
Terhadap Koperasi-Koperasi yang ada pada saat berlakunya Undang-
Undang barn, dilakukan penelitian setelah jangka waktu penyesuaian habis,
apabila dalam jangka wakta yang telah ditentukan ternyata koperasi yang
bersangkutan tidak menyatakan diri untuk menyesuaikan dengan Undang-
Undang barn, maka dapat segera diberi tahu tentang maksud Pejabat untuk
membubarkannya.
Terhadap koperasi-koperasi yang tidak menyesuaikan diri, tidak diberi
kesempatan untuk naik banding atas usul pembubaran oleh pejabat. Pejabat
yang berwenang setelah jelas-jelas bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak
menyesuaikan diri dengan Undang-Undang baru, segera meluluskan
permohonan pembubaran yang telah diusulkan.
Pengamanan terhadap kekayaan dan lain-lain pada koperasi tersebut harus
juga dilakukan.

3. Keputusan Pembubaran
Apabila seluruh prosedur telah dilaksanakan, maka Pejabat yang berwenang,
baru dapat membubarkan Koperasi, baik yang atas permintaan sendiri maupun yang
atas kehendak- Pejabat. Untuk bubarnya Koperasi maka Pejabat yang berwenang
mengeluarkan Surat Keputusan Pembubaran. Surat Keputusan Pembubaran tersebut
harus dicatat dalam daftar Umum di tempat Koperasi yang bersangkutan terdaftar.
Karena koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, maka akibatnya

11
banyak pihak yang tersangkut di dalam pembinaan Koperasi, dan banyak pula pihak
yang berkepentingan untuk mengetahui pembubaran Koperasi yang bersangkutan,
untuk itu pihak-pihak tersebut harus pula menerima tembusan pembubaran tersebut.

Hapusnya Status Badan Hukum


Pada saat semua prosedur pembubaran koperasi sudah dilaksanakan, Pemerintah
mengumumkan pembubaran Koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia, dan status
badan hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran Koperasi tersebut
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Koperasi adalah suatu perkumpulan orang-orang atau badan hukum yang
tujuannya untu kesejahteraan bersama dan didalam perkumpulan tersebut
mengandung asas kekeluargaan yang saling bergotong-royong dan tolong- menolong
diantara anggota koperasi. Koperasi dididirikan untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat Indonesia dengan berdasarkan kepada asas kekeluargaan yang saling bekerja
sama dan bahu-membahu untuk sama-sama maju demi mencapai tujuan
kesejahteraan.

2. Saran
Penulis hanyalah sebagai seorang manusia biasa yang tidak pernah luput dari
kesalahan. Dan dari pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan didalam makalah yang kami buat dan kami sangat mengharapkan maaf
dari pembaca. Dan diharapkan sebagai mahasiswa yang masih haus akan ilmu tentang
hukum, tidak ada salahnya kita terus menggali ilmu terutama yang sudah tersaji
didalam makalah ini.

13

Anda mungkin juga menyukai