Tugas Material Teknik
Tugas Material Teknik
MAKALAH
MATERIAL TEKNIK
BAJA PADUAN (ALLOY STELL)
Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Pembelajaran Material teknik adalah salah satu mata kuliah Teknik Mesin yang utama,
bertujuan untuk memampukan pembelajar material teknik agar menguasai dan memahami di
berbagai bidang,khususnya bidang teknik mesin (material teknik).
Makalah ini disusun untuk membantu proses pembelajaram mahasiswa khususnya untuk
mahasiswa teknik mesin.Makalah ini hanya sebagian saja dari pada pelajaran material teknik di
suatu pabrik yang memproduksi atau membuat baja,dan makalah ini berisi tentang kandungan
atom,struktur mikro,proses pembuatannya dan pengguananya.
Seperti sudah kita ketahui,tujuan umum pemberian mata kuliah Material teknik di
perguruan tinggi adalah agar mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap mata pelajarannya.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu
saya minta maaf dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. semoga
bantuan anda semua mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan YME, aminn
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
BAB I.....
PENDAHULUAN..
1.1. Pengertian
BAB II...
BAB III.
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PENGERTIAN
Baja dikatakan padu jika kompesisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja
karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak
digunakan.Unsur yang paling banyak digunakan untuk baja paduan, yaitu: Cr,Mn, Si, Ni, W, Mo,
Ti, Al, Cu, Nb dan Zr.
Penambahan unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu atau lebih
unsur, tergantung dari karakteristik atau sifat khusus yang dikehendaki. Baja ini memiliki lebih
kekuatan, kekerasan, kekerasan panas, memakai perlawanan, kemampukerasan, atau
ketangguhan dibandingkan dengan baja karbon. However, they may require heat treatment to
achieve such properties.
C 6. Jenis bentuk kromium karbida yang tergantung pada jumlah karbon dan jenis-jenis elemen
paduan hadir. Tungsten dan molibdenum membentuk karbida jika ada karbon yang cukup dan
tidak adanya unsur-unsur pembentuk karbida kuat (yaitu titanium & niobium), mereka
membentuk karbida Mo 2 C dan W 2 C, masing-masing. Vanadium, titanium, dan niobium
karbida unsur-unsur kuat yang membentuk karbida V 3 C 3, TiC, dan NIC satu demi satu.
Unsur paduan juga memiliki mempengaruhi pada suhu eutektoid baja. Mangan dan nikel
eutektoid menurunkan suhu dan dikenal sebagai unsur menstabilkan austenit. Cukup dengan
elemen-elemen ini pada struktur austenitik dapat diperoleh pada suhu kamar. Elemen
pembentukan karbida eutektoid menaikkan suhu; elemen ini dikenal sebagai unsur menstabilkan
ferit.
1.3. BENTUK STRUKTUR MIKRO
Baja secara umum memiliki struktur mikro berupa ferit, dan pearlite. Ada beberapa
perbedaan struktur mikro yang disebabkan oleh konsentrasi karbon pasa masing masing
campuran, Fasa-fasa padat yang ada didalam baja :
a. Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil dan teratur) berupa
Body Centered Cubic (BCC= kubus pusat badan), Ferit ini mempunyai sifat magnetis, agak
ulet, dan agak kuat.
b. Autenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC = kubus pusat muka),
Austenit ini mempunyai sifat Non magnetis, dan ulet.
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa orthorombik, Sementid ini
mempunyai sifat keras dan getas.
d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai sifat kuat.
e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus pusat badan)
High Speed Steel (HSS) merupakan salah satu bagian dari Tool steel dengan
kararakteristik mampu mempertahankan nilai kekerasan pada suhu 300~700 derajat celcius.
Selain itu material HSS juga memeliki kadar karbon yang relative lebih tinggi dibandingkan
material tool steel lainnya yaitu berkisar 1.5~2.0% C. Unsur-unsur paduan utama yang terdapat
dalam material HSS yang akan membentuk karbida yaitu Tungsten, Molybdenum, Vanadium.
Chromium. Unsur Nickel dan Manganese tidak terlalu banyak digunakan yaitu berkisar
0.2~0.5%. Penambahan Cobalt, Boron, Niobium merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan kinerja material HSS. Material HSS bisa di hasilkan melalui proses pengecoran
atau proses metalurgi serbuk. Berikut ini saya tampilkan beberapa struktur mikro material HSS
hasil proses pengecoran dengan menggunakan etsa Murakami dengan perbesaran 500X,
mikroskop Olympus GX51 Inverted Type
Proses dalam Dapur Tinggi Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada
proses ini zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada
suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 18000 C dengan udara panas, maka dihasilkan suhu
yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses
berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam
apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan yang
bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar melalui bagian atas
dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida
oleh udara panas yang dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan.
C+O2 CO2
sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada ditempat yang lebih
atas yaitu gas CO.
CO + C 2CO
Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 300 sampai 800 C oksid besi yang lebih tinggi diubah
menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung dengan CO tersebut menurut
prinsip :
Fe O + CO 2FeO+CO
Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi tidak langsung
menurut prinsip :
FeO+CO FeO+CO2
Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang mereduksi melainkan
persenyawaan zat arang dengan oksigen. sEdangkan reduksi langsung terjadi pada bagian yang
terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai
berikut.
FeO+C Fe+CO
CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak langsung tadi.
Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan baru kemudian
besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah yang digunakan
untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan yang
dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang
menjadi besi kasar dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran
untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan
pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahanpembuatan
pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai bahan campuran semen. Besi cair
yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok besin kasar sebagai
bahan ancuran di pabrik penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar
kualitas dan susunannya seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari
bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang sama dan
merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung belerang di dalam bak
pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
Diagram fasa Fe-3C sangat penting di bidang material teknik karena sangat bermanfaat di
dalam menjelaskan perubahan-perubahan fasa Baja (paduan logam Fe-3C). Baja merupakan
logam yang banyak dipakai di bidang teknik karena kekuatan tarik yang tinggi dan keuletan yang
baik. Paduan ini mempunyai sifat mampu bentuk (formability) yang baik dan sifat-sifat
mekaniknya dapat diperbaiki dengan jalan perlakuan panas atau perlakuan mekanik. Untuk
memudahkan di dalam memahami paduan Fe-3C, terlebih dahulu akan dibahas sifatsifat besi
murni (Fe).
Diagram fasa Fe-Fe3C menampilkan hubungan antara temperatur dan kandungan karbon (%C)
selama pemanasan lambat. Dari diagram fasa tersebut dapat diperoleh informasi-informasi
penting yaitu antara lain:
1. Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan kondisi pendinginan
lambat.
2. Temperatur pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila dilakukan
pendinginan lambat.
3. Temperatur cair dari masing-masing paduan.
4. Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon pada fasa tertentu.
5. Reaksi-reaksi metalurgis yang terjadi, yaitu reaksi eutektik, peritektik dan eutektoid.
Beberapa istilah dalam diagram kesetimbangan Fe-Fe3C dan fasa-fasa yang terdapat didalamnya
akan dijelaskan dibawah ini. Berikut adalah batas-batas temperatur kritis pada diagram Fe-Fe3C:
- A1, adalah temperatur reaksi eutektoid yaitu perubahan fasa menjadi +Fe3C (perlit) untuk
baja hypo eutektoid.
- A2, adalah titik Currie (pada temperatur 769OC), dimana sifat magnetik besi berubah dari
feromagnetik menjadi paramagnetik.
- A3, adalah temperatur transformasi dari fasa menjadi (ferit) yang ditandai pula dengan
naiknya batas kelarutan karbon seiring dengan turunnya temperatur.
- Acm, adalah temperatur transformasi dari fasa menjadi Fe3C (sementit) yang ditandai pula
dengan penurunan batas kelarutan karbon seiring dengan turunnya temperatur.
- A13, adalah temperatur transformasi menjadi +Fe3C (perlit) untuk baja hiper etektoid.
Fasa-fasa yang terjadi dalam diagram kesetimbangan Fe-C selama pemanasan yang lambat:
- Ferit (), yaitu paduan Fe dan C dengan kelarutan C maksimum 0,025% pada temperatur
723OC, struktur kristalnya BCC (Body Centered Cubic).
- Austenit (), adalah paduan Fe dan C dengan kelarutan C maksimum 2% pada temperatur
1148OC, struktur kristalnya FCC (Face Centered Cubic).
- Delta (), adalah paduan Fe dan C dengan kelarutan C maksimum 0,1% pada temperatur
1493OC, struktur kristal BCC (Body Centered Cubic).
- Senyawa Fe3C atau biasa disebut sementit dengan kandungan C maksimum 6,67%, bersifat
keras dan getas dan memiliki struktur kristal Orthorombic.
- Liquid atau fasa cair, adalah daerah paling luas dimana kelarutan C sebagai paduan utama
dalam Fe tidak terbatas pada temperatur yang bervariasi.
Adapun reaksi-reaksi metalurgis yang biasa terjadi berdasarkan pada diagram Fe-Fe3C yaitu :
- Reaksi peritektik, terjadi pada temperatur 1495OC dimana logam cair (liquid) dengan
kandungan 0,53%C bergabung dengan delta () kandungan 0,09%C bertransformasi menjadi
austenit () dengan kandungan 0,17%C. Delta () adalah fasa padat pada temperatur tinggi
dan kurang berarti untuk proses perlakuan panas yang berlangsung pada temperatur yang
lebih rendah.
- Liquid (C=0,53%) + Delta ()(C=0,09%) ----- Austenit ()(C=0,17%).
- Reaksi eutektik, reaksi ini terjadi pada temperatur 1148OC, dalam hal ini logam cair dengan
kandungan 4,3%C membentuk austenit () dengan 2%C dan senyawa semenit (Fe3C) yang
mengandung 6,67%C.
- Liquid (C=4,3%)------Austenit ()(C=2,11%) + Fe3C(C=6,67%)
- Reaksi eutectoid, reaksi ini berlangsung pada temperature 723OC, austenit () padat dengan
kandungan 0,8 %C menghasilkan ferit () dengan kandungan 0,025%C dan semenit (Fe3C)
yang mengandung 6,67%C.
- Austenit ()(C=0,8%)-----ferit () (C=0,025%) + Fe3C(C=6,67%).
- Reaksi ini merupakan reaksi fasa padat yang mempunyai peran cukup penting pada proses
perlakuan panas baja karbon.
CCT Diagram
Gambar diagram CCT baja karbon eutectoid diturunkan dari diagram IT.
Diagram Schaeffler
Ferit penting dalam menghindari panas retak pada saat pendinginan dari pengelasan baja
tahan karat austenitik. 'Konstitusi diagram' digunakan untuk memprediksi tingkat ferit dari
komposisi dengan membandingkan efek dari austenit dan ferit unsur menstabilkan. The
Schaeffler dan Delong diagram adalah metode asli memprediksi saldo fase di austenitik las
stainless steel.
A 'nikel setara' dihitung untuk menstabilkan elemen austenit dan ferit 'kromium setara'
menstabilkan elemen. Ini digunakan sebagai sumbu untuk diagram, yang menunjukkan daerah
setara komposisi dimana fase austenit, ferit, martensit (dan campurannya) harus hadir. Meskipun
dimaksudkan untuk menunjukkan keseimbangan fase pengisi las, diagram ini juga dapat
digunakan untuk menggambarkan keseimbangan fase bahan 'induk'. Ada diagram yang berbeda
untuk sistem paduan yang berbeda.
Nikel dan kromium setara menggunakan rumus.
Proses peleburan dalam EAF ini menggunakan energi listrik. Konstruksi tungku ini Panas
dihasilkan dari busur listrik yang terjadi pada ujung bawah dari elektroda. Energi panas yang
terjadi sangat tergantung pada jarak antara elektroda dengan muatan logam di dalam tungku.
Bahan elektroda biasanya dibuat dari karbon atau grafit. Kapasitas tungku EAF ini dapat berkisar
antara 2 - 200 ton dengan waktu peleburannya berkisar antara 3 - 6 jam.
Bahan baku yang dilebur biasanya berupa besi spons (sponge iron) yang dicampur
dengan skrap baja. Penggunaan besi spons dimaksudkan untuk menghasilkan kualitas baja yang
lebih baik. Tetapi dalam banyak hal (terutama untuk pertimbangan biaya) bahan baku yang
dilebur seluruhnya berupa skrap baja, karena skrap baja lebih murah dibandingkan dengan besi
spons.
Disamping bahan baku diatas, seperti halnya pada proses BOF, bahan-bahan lainnya
yang ditambahkan pada EAF adalah batu kapur, ferosilikon, feromangan, dan lain-lain dengan
maksud yang sama pula. Proses basa dan asam dapat diterapkan dalam EAF. Untuk pembuatan
baja berupa produk cor maka biasanya digunakan proses asam, sedangkan untuk pembuatan baja
spesial biasanya digunakan proses basa.
25 Toughener Toughener
Nikel
1220 Tahan terhadap Korosi
2 Spring Baja
Silicon
Persentase
Memperbaiki sifat-sifat magnetik
tinggi
Baja Paduan tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti sifat fisisnya tidak banyak berubah.
Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu tinggi,liat dan
kuat
Penambahan Wolfram dan penambahan Kobalt juga memberikan pengaruh yang sama seperti
pada penambahan Molibdenum yaitu membuat baja paduan tahan terhadap suhu tinggi
Penggunaan baja paduan banyak sekali pada bidang teknik pertanian atau teknik mesin
karena baja paduan memiliki kelebihan yang berbeda sesuai dengan campuran jenis logam yang
digunakan.
Penggunaan baja paduan pada bidang teknika adalah mesin penghancur plastik. Pada
mesin ini penggunaan baja paduan berada pada bagian pisau yang membuat pisau tersebut
mudah di asah dan mudah diganti jika sudah aus, katup coran, kawat yang terbuat dari baja
karbon, rangka mesin perontok padi, gear pada mesin milling, alat tap, pipa, dan masih banyak
lagi alat atau mesin yang menggunakan baja karbon.
Baja memilki standar dan pengkodean yang bermacam-maca dari Amerika hingga Jepang
pun mengkodekan jenis baja. Jenis-jenis Kode tersebut adalah AISI(American Iron Steel
Institute), SAE(Society for Automotive Engineering), UNS (Unified Numbering System),
ASTM(AmericanStandardforTestingandMaterial), JIS(JapaneseIndustrialStandard), DIN
(Deutsches Institut fur Normung), ASME(American Society of Mechanical Engineers),
CEN(CommitteeEuropeandeNormalization), ISO(InternationalStandardizationOrganization),
danAssociationfrancaisedenormalization(AFNOR).
Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan utama (s) dari baja. Dua
angka berikutnya dalam penunjukan menandakan jumlah karbon dalam baja. Masing-masing
unsur logam lainnya memilki angka kode yang mengisi digit pertama, yaitu:
Baja Karbon:
1. Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx
2. Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2" adalah resulfurized dan
rephosphorized.
Baja Mangan:
1. Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja karbon. Namun, karena
mangan adalah normal produk baja karbon membuat AISI / SAE telah memutuskan untuk
tidak mengklasifikasikan sebagai baja paduan.
Baja Molybdenum:
Baja Kromium:
2. Digit pertama dapat "4", "8", atau "9" tergantung pada paduan dominan
3. Angka kedua menunjuk persentase reaming dua paduan.
13xx Mn 1.75%
51Bxx Cr 0.80%
12 Rp1250
14 Rp1500
Palu Rp 21.000
Gunting Rp 27.500
Gear & Rantai 1 Set Rp 120.000
2 inchi Rp 550.000
Gembok 20 mm Rp 8.000
30 mm Rp 12.000
35 mm Rp 20.000
8 inchi Rp 750.000
BAB III
Kesimpulan
Pada bahasan diatas yang membahas tentang logam baja,baja dikatakan padu jika
komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur
sisilium dan mangan. Baja didalamnya banyak terdapat kandungan-kandungan unsur kimia
diantaranya kandungan atom atau unsur-unsur kimia dan bentuk-bentuk struktur mikro.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim].2009.Alloy Steel. http://en.wikipedia.org. [Diakses pada tanggal 4 November 2009].
Agung Gregorious. 2009. Perlakuan Panas (heat treatment) pada Baja. http://
gregoriousagung.wordpress.com. [Diakses pada tanggal 28 November2009].
Henkel,Daniel P. 2002. Structure and Properties of Engineering Materials. New York: McGraw-
Hill Companies.
Surdia Tata dan Shinroku Saito.1999.Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Syuaib. M Faiz. 2006. Modul Penuntun Kuliah dan Praktikum Perbengkelan. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
http://www.engineeringnews.co.za/article/steel-sales-increase-in-first-half-of-2008-2008-08-15
http://www.tradeindia.com/fp247342/Alloy-Steel-Wire.html
http://www.indiamart.com/vinayakaelectro/steelcastings-valvebody.html#low-alloy-steel-
castings
http://wb9.itrademarket.com/pdimage/22/699322_perontok-mobile2.jpg
http://www.evroskop.com/img/spur_gear.jpg
http://okasatria.blogspot.com