Anda di halaman 1dari 20

PRARANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL (C2H6O)

MENGGUNAKAN PROSES KARBONASI DENGAN


KAPASITAS 100.000 TON /TAHUN

TUGAS PILOT PLAN


Disusun sebagai salah satu syarat penilaian untuk mata kuliah pilot plan
Teknik kimia Politeknik TEDC Bandung

Oleh :
Dian puspitasari E61151002
Ery taukifi E61151004
Sandra Ivana Putri E61151008

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
KOTA BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah,puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat hidayah dan petunjuk-NYA . Sehingga dapat menyelesaikan tugas pilot
plan prarancangan pabrik kimia ini dengan baik .Tak lupa sholawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW , keluarga
,sahabat,dan seluruh pengikutnya .
Tugas prarancangan pabrik kimia merupakan tugas pilot plan yang harus
diselesaikan oleh setiap mahasiswa jurusan teknik kimia ,Politeknik TEDC Bandung
sebagai prasyarat untuk penilaian mata kuliah pilot plan .Dengan tugas ini diharapkan
kemampuan penalaran dan penerapan teori teori yang telah diperoleh selama
perkulihan dapat berkembang dan dapat dipahami dengan baik .
Judul tugas pilot plan ini adalah Prarancangan pabrik etilen glikol (C2H6O)
menggunakan proses karbonasi dengan kapasitas 100.000 ton /tahun . Adanya
prarancangan pabrik ini diharapkan dapat memperkaya alternatif industry masa depan
bagi Indonesia .
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas pilot plan ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan , untuk itu penulis pengharapkan
saran dan kritik membangun demi kesempurnaan laporan ini . Dan semoga laporan
ini bermanfaat bagi semua pihak . Akhir kata penulis mohon maaf apabila add salah
kata , terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb

Cimahi , 11 Februari 2017


PenyusunBAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan industri khususnya di Indonesia terus mengalami peningkatan
dari waktu kewaktu walau banyak dilanda krisis di dalam perekonomian.
Dengan meningkatnya perkembangan industri di Indonesia membuat kebutuhan
akan bahan baku dan bahan penunjang ikut meningkat juga, sehingga dilakukan
impor untuk memenuhi kebutuhannya. Jika bahan baku dan bahan penunjang dapat di
hasilkan dari dalam negeri, hal ini dapat menghemat pengeluaran devisa selain itu
dapat meningkatkan ekspor dan mengembangkan tingkat penguasaan dalam
teknologi.
Etilen glikol merupakan salah satu bahan kimia yang produksinya belum bisa
mencukupi kebutuhan yang dibutuhkan di Indonesia. Etilen glikol banyak digunakan
sebagai bahan baku atau campuran dalam berbagai produk yaitu polyester, kosmetik,
cat, tinta, dan lain lain. Kebutuhan etilen glikol di Indonesia pada tahun 2013
mencapai 676.024 ton / tahun, sedangkan di Indonesia sendiri mendapat pasokan
etilen glikol hanya dari PT.Polychem Indonesia Tbk sebanyak 216.000 ton / tahun
dengan jumlah ini sudah sangat cukup jelas PT. Polychem Indonesia Tbk hanya dapat
memenuhi setengah dari kebutuhan etilen glikol di Indonesia.
(www.pholychemindo.com)
Etilen glikol (EG) merupakan senyawa organik yang tidak berwarna, tidak
berbau, memiliki viskositas yang rendah sehingga menyebabkan cairan bersifat
higroskopis (mudah menguap). Etilen glikol dapat menurunkan titik beku pelarutnya
dengan mengganggu proses pembentukan kristal es pelarut.
Aplikasi etilen glikol dalam industri, khususnya di Indonesia sebagian besar
digunakan sebagai bahan baku industri polyester. Polyester merupakan senyawa
polimer jenis termoplastik yang digunakan sebagai bahan baku industri tekstil dan
plastik.
Dalam pembuatan Etilen Glikol bisa menggunakan berbagai macam proses.
Namun pada pabrik yang di bangun akan beroprasi pembuatan Etilen Oksida dengan
proses Karbonasi dengan bahan baku Etilen Oksida, Air, dan Karbondioksida.
Melihat dari kebutuhan Etilen Glikol yang belum terpenuhi kebutuhannya di
Indonesia dan kegunaannya yang begitu banyak ,maka perlu didirikan pabrik Etilen
Glikol di Indonesia .
1.2. Kapasitas pabrik
Dalam penentuan kapasitas perancangan pabrik Etilen Glikol dibutuhkan
pertimbangan kebutuhan produk dan ketersediaan bahan baku.
1.2.1. Kebutuhan Etilen Glikol di Indonesia
berdasarkan data impor dari BPS (Badan Pusat Statistika) di Indonesia
dari tahun 2009-2016. Kebutuhan Etilen Glikol sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data kebutuhan impor Etilen Glikol di Indonesia

Tahun Jumlah (ton)


2009 307.624,035
2010 409.326,548
2011 393.108,989
2012 396,889,510
2013 415.024,516
2014 442.215,858
2015 468.748,433
2016 206.606, 467

Sumber : Badan Pusat Statistik


Negara pengimpor Etilen Glikol sendiri yaitu dari USA, Netherland,
Kanada, Cina dan Arab Saudi. Dengan melihat data diatas jika pabrik
direncanakan berdiri pada tahun 2023 maka perkiraan kapasitas dapat di
perkirakan dengan menggunakan regresi linear.
500,000
450,000
400,000 f(x) = 22842.98x + 238446.63
350,000 R = 0.12

300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 1.1 Kebutuhan impor Etilen Glikol


Dari gambar 1.1 diperoleh persamaan regresi linear
Y = 22843x+238447
Jadi impor pada tahun 2023 dapat diperkirakan
Y = 22843 (15) + 238447
=581.092 ton / tahun
Dari pabrik yang telah beroprasi, kebutuhan Etilen Glikol hanya dapat di
penuhi kurang dari 30 % jumlah yang dibutuhkan yaitu oleh PT.Polychem
Indonesia Tbk sebanyak 216.000 ton / tahun .
Melihat dari angka impor pada tahun 2023 yaitu sekitar 581,092
ton/tahun,akan direncanakan pembangunan pabrik dengan kapasitas 100.000
ton/tahun dengan luas tanah 2,2 hektar
Selain itu terdapat beberapa pertimbangan dalam pendirian pabrik Etilen
Glikol sebagi berikut :
Penghematan devisa Negara
Memenuhi kebutuhan Etilen Glikol yang belum terpenuhi, sehingga
Indonesia tidak perlu mengimpor
Melihat penggunaan Etilen yang banyak digunakan pada berbagai produk di
Indonesia. Pabrik-pabrik yang memanfaatkan EG sebagai bahan bakunya
antara lain pabrik Polyester staple fiber (PSF), Polyester filamint yarn
(PFY), dan Polyester terephtalat resin (PET) untuk membuat plastik,
terutama botol dan film. EG juga digunakan sebagai bahan baku Nylon
filament yarn (NFY),Nylon tirecord (NTC), cooling agent dan antifreezer.
Berikut ini industri yang menggunakan bahan baku etilen glikol pada
produksinya :
Table 1.2 Perusahaan pengguna Etilen Glikol di Indonesia
Industri Produk Lokasi Propinsi
PT. Teijin Indonesia Fiber Co. PSF,PFY Tangerang Banten
PT. Susila Indah Fiber PSF,PFY Tangerang Banten
PT. Indonesia Toray Synthesics PSF,PFY Tangerang Banten
PT. Polyfin Canggih PSF,PFY Tangerang Banten
PT. Polysindo Eka Perkasa PSF,PFY Karawang Banten
PT. Indorama Synthetics PSF,PFY Purwakart Banten
a
PT. Panasia Indosyntec PSF,PFY Bandung Jawa Barat
PT. ITS PSF,PFY,NFY Tangerang Banten
PT. Kukuh Manunggal Fiber Industries PSF Tangerang Banten
PT. Tri Rempoa Solo Synthetics Fact PSF Jakarta Jakarta
PT. Sungkyoung Keris PFY Tangerang Banten
PT. KOHAP Indonesia PFY Tangerang Banten
PT. Vastec Prima Industries PFY Bandung Jawa Barat
PT. Centeral Filamen PFY Bandung Jawa Barat
PT. Polyfibre Industries PFY Sumedang Jawa Barat
PT. Polypet Karya Persada PET Resin Anyer Banten
(Sumber : CIC No.421, 2008 dalam
Basri, 2010)
1.2.3. Ketersediaan bahan baku
Dalam pembuatan Etilen Glikol bahan baku yang dibutuhkan yaitu
Etilen Oksida, Karbondioksida, dan Air. Dimana Etilen Oksida diperoleh dari
PT.Prima Ethycholindo, Air di dapat dari laut Jawa dekat Pelabuhan Merak,
sedangkan untuk Karbondioksida dapat diperoleh dari PT.Krakatau steel yang
berada di Cilegon
1.3. Pemilihan lokasi pabrik
Pemilihan lokasi dipilih di kawasan Industri Cilegon, Banten tepatnya di
Jl.Raya Anyer, Ds.tegal ratu kec.Ciwandan. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan
jarak pada pendistribusi bahan baku lebih dekat. Pemilihan lokasi sangat penting
karena untuk mengefisiensikan waktu pengiriman dan untuk menekan biaya
transportasi. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan pertimbangan dengan
beberapa faktor yaitu faktor utama dan pendukung :
1.3.1. Faktor utama
1.3.1.1. Sumber bahan baku
Bahan baku dalam pembuatan Etilen Glikol yaitu Etilen Oksida yang didapat
dari PT.Prima ethycolindo yang terletak di Merak, Banten dengan kapasitas
produksinya 60.000 ton/tahun. Untuk Air didapat dari Laut jawa dengan melakukan
proses desalinasi air laut. Dan untuk bahan Karbondioksida di dapat dari PT.Krakatau
steel yang berada di cilegon, Atau Karbondioksida bisa didapatkan dari hasil akhir
reaksi pembuatan Etilen Glikol nya itu sendiri.

Gambar 1.2 Peta lokasi perencanaan pabrik


1.3.1.2. Sarana transportasi
Mengenai sarana transportasi, jarak Pelabuhan Merak sekitar 1 km dari
lokasi yang direncanakan, jarak tempuh darat sekitar 12,3 km dari PT.Prima
Ethycolindo tbk pendistribusi Etilen Oksida, 7 km dari PT.Krakatau steel
pendistribusi Karbondioksida.
1.3.1.3. Utilitas
Fasilitas utilitas yang berupa sumber air yang didapat dari Laut Jawa dengan
melalui proses Desalinasi, bahan bakar, dan listrik di dapat dari PLTU Suralaya
dengan kapasitas 625 MW.
1.3.2. Faktor pendukung
Faktor pendukung juga perlu mendapatkan perhatian penting didalam
pemilihan lokasi pabrik karena faktor faktor yang ada didalamnya selalu menjadi
pertimbangan agar pemilihan lokasi pabrik dan proses produksi berjalan lancar.
Faktor pendukung berupa :
1. Harga tanah dan gedung yang akan dibangun pabrik Etilen Glikol yaitu
seharga Rp 61,5 milyar dengan luas 2,2 hektar dengan harga per m2
yaitu Rp 2.800.000.
2. Tersedianya air yang di dapat dari Laut Jawa dekat Pelabuhan Merak
dengan melewati proses desalinasi terlebih dahulu.
3. Peraturan pemerintah daerah setempat.
4. Keadaan tanah yang datar dan memungkinkan untuk dibangun pabrik
dengan pondasi yang baik.
5. Lokasi yang direncanakan jauh dengan Perumahan penduduk atau
bangunan lain karna sekitar lokasi perencanaan adalah kawasan
industri saja.
1.4. Tinjauan pustaka
1.4.1. Etilen glikol (C2H6O)
merupakan senyawa organik yang tidak berwarna, tidak berbau, memiliki
viskositas yang rendah sehingga menyebabkan cairan bersifat higroskopis (mudah
menguap). Etilen Glikol dapat menurunkan titik beku pelarutnya dengan mengganggu
proses pembentukan Kristal es pelarut .
a. Sifat fisis
Etilen Glikol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dengan
rasa manis, dapat menyerap air dan dapat dicampur dengan beberapa pelarut
seperti air, alkohol, glikol eter dan aseton. Kelarutan dalam larutan non polar
rendah seperti benzene, toluene, dikloroetan dan klorofrom (Kirk-Othmer,
1999).
Berat molekul : 62,07 g/mol
Bentuk : cair
Warna : jernih, tidak berwarna
Kemurnian : 99,8% (%berat minimal)
Titik didih (1 atm) : 197,6C
Tetik beku (1 atm) : -13C
Tekanan kritis : 6515,73 KPa
Temperatur kritis : 446,55C
Densitas (20C) : 1,1135 g/mL
Viskositas (20C) : 20,9 MPa.s
Panas spesifik (20C) : 0,561 kkal/kg
Panas penguapan (1 atm) : 52,24 kJ/mol
b. Sifat kimia
Dalam komersial industri sekala besar penggunaan Etilen Glikol
direaksikan dengan asam dikarboksilat menjadin polyester. Poletilen
Terephthaldte (PET) diproduksi dengan reaksi esterifikasi dari asam terephtalic,
untuk membentuk Bishydroxyethyl Terephthalate (BHET), dalam
transesterifikasinya dikatalis oleh antimoni oksida menjadi PET lagi. Reaksi
Etilen Glikol (Monoetilen Glikol) dengan alkil karbonat akan manghasilkan
Etilen Karbonat.
1.4.2. Etilen oksida (C2H4O)
senyawa ini berjenis eter siklik. Etilen oksida berbentuk gas tak berwarna
mudah terbakar pada suhu ruangan dan berbau manis. Senyawa ini merupakan
epoksida paling rendah. Cincin 3 anggota dengan satu oksigen dan dua Karbon.
Karena struktur molekulnya ini, Etilen Oksida banyak dipakai pada reaksi adisi
seperti polimerisasi. Etilen Oksida berisomer dengan Asetaldehida dan Vinil Alcohol.
a. Sifat fisis
Etilen oksida merupakan senyawa gas yang tidak berwarna yang
dikondensasikan pada temperatur yang rendah menjadi cairan. Etilen oksida
larut dalam air, alkohil, eter dan pelarut organik lainya. Uap etilen oksida
mudah terbakar dan meledak. Etilen oksida memiliki rumus struktur C2H4O.
Sifat-sifat fisis etilen oksida sebagai berikut (Kirk-Othmer, 1999):
Berat molekul : 44,05 g/mol
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Kemurnian : 99,97% (%berat minimal)
Titik didih (1 atm) : 10,4C
Tetik beku (1 atm) : -111,7C
Tekanan kritis : 7,19 MPa
Temperatur kritis : 195,8C
Densitas (20C) : 0,8697 kg/L
Viskositas (20C) : 0,26 MPa.s
Konduktivitas thermal : 0,15 W/(m.K)
Kapasitas panas (20C) : 2008 J/kg.K
Panas spesifik (20C) : 0,44 kal/g.C
Panas penguapan (1 atm) : 6,1 kkal/g.mol
Panas peleburan (1 atm) : 1,236 kkal/gmol

b. Sifat kimia
Etilen oksida sangat reaktif dan digunakan di industri sebagai bahan
intermediet untuk berbagai produk. Ada tiga macam reaksi dari etilen oksida
yang berjalan secara eksotermis karena kedahsyatan dari ikatan cincin etilen
oksida. Reaksi-reaksi tersebut adalah (Kirk-Othmer, 1999):
Polimerisasi
Reaksi etilen oksida dengan nucleophile. Produk dari reaksi ini juga
dapat direaksikan dengan etilen oksida, Polimer yang terbentuk dari etilen
oksida memiliki berat molekul yang rendah. Penambahan etilen oksida ke
dalam reaksi dengan air atau alkohol di bawah kondisi yang tepat
menyebabkan polimer memiliki berat molekul rata-rata rendah sekitar 200
samapai 14.000.
Crown ether
Etilen oksida beroligomerisasi siklik (crown ether) yang melibatkan
katalis asam Lewise, seperti baron trifluuorida, phosphorus pentaflouride
atau antimony pentafluoride, namun hydrogen floride lebih baik digunakan
sebagai katalis.
Reaksi kimia yang lain:
1. Reaksi dengan air Dikenal oleh Wurz yang mereaksikan etilen oksida
dengan air pada kondisi yang netral dan temperatur yang standar
melalui reaksi hidrasi membentuk Etilen Glikol.
2. Reaksi dengan Alkohol (Etanol) Etilen Oksida dapat direduksi menjadi
Etanol dengan bantuan katalis Ni, Cu, Cr dalam Alumunium oksida.
3. Reaksi dengan Asam organik dan anhidrat, Kelompok karboksil dari
asam organik dengan Etilen Oksida akan memberikan hasil Etilen
Glikol (monoester). Produk ini dapat direaksikan dengan asam lain
untuk menghasilkan Glikol diester yang mungkin mengandung secara
langsung reaksi Etilen Oksida dengan asam anhidrat.
4. Reaksi dengan amonia dan amina Etilen Oksida dengan amonia
bereaksi membentuk campuran mono-, di- dan trietanolamina.
Nitrogen merupakan nukleofil yang lebih kuat dari pada Oksigen.
Sejumlah air penting untuk reaksi tersebut. Senyawa Nitrogen
komplek dibentuk dari reaksi alkilamina dengan etilen oksida,
demikian juga dietilamina dan etilen oksida bereaksi membentuk
dietilamino etanol.
5. Reaksi dengan hydrogen sulfide dan mercaptans, Reaksi antara
hydrogen sulfide dengan etilen oksida menghasilkan 2-
mercaptoethanol dan tiodiglikol. Reaksi anatara etilen oksida dengan
alkil mercaptans rantai panjang menghasilkan polyoxy-etilen
mercaptans dan beberapa memerlukan surfaktan non ionik.
6. Reaksi dengan Grignard Reagents, Reaksi etilen oksida dengan
Grignard Reagent (RMgX). Menghasilkan 2 homolog karbon,
RCH2CH2OH
7. Reaksi dengan alkil halida, hidrogen halida dan metal halida Reaksi
etilen oksida dengan acetyl choride pada suhu yang lebih tinggi dari
hidrogen klorida menghasilkan asetat dari etilen khlorohidrin. Reaksi
hidrogen halide membentuk secara bersama-sama holohidrin. Larutan
encer dari etilen oksida dan metal halida dapat menghasilkan tetesan-
tetesan dari metal hidroksida. Halida dari alumunium, kromium, besi,
torium dan zinc dalam larutan dilution bereaksi dengan etilen oksida
menjadi sol atau gel dari metal oksida hidrat.
8. Reaksi dengan senyawa aktif metilen atau group metana Senyawa aktif
metilen seperti malonik dan mono malonik eter, ethylcyanoasetat dan
-keto ester, bereaksi dengan etilen oksida. Reaksietilen oksida dan
diethyl malonate dangan adanya sodium etoksida menghasilkan dietil
(2-hidrokxyetil) malonate yang secara siklik menjadi -carboetoksi--
butilcolaction.
9. Reaksi dengan phenols, Reaksi antara etilen oksida dan phenol pada
temperatur dan tekanan tertentu akan menghasilkan 2-hidroksiletil aryl
ether
10. Reaksi dengan hidrogen sianida, Reaksi etilen oksida dengan hidrogen
sianida secara seketika dengan katalis alkalin, seperti dietilamin
menghasilkan etil sianohidrin. Produk dengan mudah didehidrasi
menjadi acrylonitrile 80-90%
1.4.3. Air (H2O)
senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur Hidrogen yang bersenyawa
dengan unsur Oksigen dan membentuk senyawa H2O(Merck Index, 2006)
a. Sifat fisis
Berat molekul : 18,05 g/mol
Bentuk : cair
Warna : jernih, tidak berwarna
Titik didih (1 atm) : 100C
Tetik beku (1 atm) : 0C
Densitas (20C) : 1 g/mL
Tekanan kritis : 2,8 atm
Temperatur kritis : 374,2C
Panas pembentukan : -68,31 kkal/g.mol
Panas penguapan : 9,71 kkal/g.mol
b. Sifat kimia
Mudah melarutkan zat zat baik cair, padat, gas.
Merupakan reagen penghidrolisis pada proses hidrolisis.
1.4.4. Karbondioksida (CO2)
Senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan
standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer
bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi
tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang
penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.Karbon dioksida
dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada
proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena
itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon
dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon
dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya
seperti pada mata air panas.Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada
tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah
-78 C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es
kering.CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna lakmus dari biru
menjadi merah muda.
a. Sifat fisis
Rumus molekul : CO2
Massa molar : 44,0095 (14) gram/mol
Penampilan : gas tidak berwarna
Densitas : 1.600 gram/liter (padat)
1,98 gram/liter (gas)
Titik lebur : - 57oC (216 K)(dibawah tekanan)
Titik didih : - 78oC(195 K)(menyublim)
Kelarutan dalam air : 1,45 gram/liter
Keasamaan (pKa) : 6,35 dan 10,33
Viskositas : 0,07 Cp pada -78oC
Momen dipol : NOL
1.4.5. Macam macam proses
Dalam perkembanganya pembuatan Etilen Glikol dapat diproduksi
menggunakan beberapa proses lain, diantaranya (Kirk-Othmer, 1999):
1. Proses Du Pont Formaldehid
Pada proses Du Pont, formaldehid bereaksi dengan karbon monoksida dan
air, yang dijalankan pada suhu sekitar 200C dan tekanan 700 atm, untuk
memproduksi glycolic acid (90-95%).
Kelebihan : Konversi etilen glikol 75%
Kelemahan :
1. Proses memerlukan suhu dan tekanan yang tinggi
2. Yield yang dihasilkan rendah
3. Biaya operasi mahal
2. Hidrasi Etilen Oksida
Di mana reaksi ini ada tiga cara yaitu:
a. Reaksi hidrasi non katalitik
Pada reaksi ini pembentukan etilen glikol dilakukan dalam fase cair.
Rentang harga tekanan dalam operasi ini adalah 14-22 atm dengan suhu
antara 190-200C dengan yield sebesar 99,5% dan koversi sebesar
99,8% (Mc. Ketta, 1984).
Kelebihan :
1. Yield yang dihasilkan tinggi
2. Konversi yang dihasilkan tinggi.
3. Mengasilkan hasil samping berupa DEG dan TEG.
Kelemahan :
1. Bekerja pada suhu dan tekanan yang tinggi.
2. Diperlukan sejumlah air yang berlebih.
b. Hidrasi Katalitik
Fase Cair Hidrasi etilen glikol menggunakan katalis dapat berupa katalis
asam atau basa, di mana penggunaan dengan katalis basa, hasil glikol
dengan derajat tinggi akan meningkat atau lebih tinggi bila
dibandingkan dengan katalis asam (Mc.Ketta,1984).
Kelebihan :
1. Tekanan dan suhu relative rendah jika dibandingkan dengan hidrasi
non katalitik.
2. Yield yang dihasilkan tinggi.
3. Konversi yang dihasilkan tinggi.
Kelemahan :
1. Katalitik yang digunakan biasanya asam dan dapat menimbulkan
korosi pada alat.
2. Biaya peralatan mahal.

c. Hidrasi Katalitik Fase Uap


Proses ini dilakukan melalui fase uap dan diperlukan adanya
katalis berupa silver oksida dan alumunium dengan kondisi operasi
temperatur dan tekanan yang lebih rendah dari proses non katalitik.
Akan tetapi yield yang dihasilkan hanya sebesar 80% dan dengan
konversi sebesar 20% (Mc Ketta, 1984).
Kelebihan :
1. Temperatur dan tekanan operasi lebih rendah daripada hidrasi non
katalitik
2. Yield dan konversi yang dihasilkan tinggi
Kelemahan :
1. Pemisahan hasil reaksi sulit dilakukan karena katalis ikut terbawa
ke proses selanjutnya
2. Biaya operasi mahal
3. Oksiklorinasi Teijin
Proses pembuatan etilen glikol dengan cara oksiklorinasi yaitu dengan
mereaksikan garam TlCl3 di dalam air dan asam klorida dibantu dengan
katalis Teijin.
Kelebihan : Hasil samping berupa asetaldehid
Kelemahan :
1. Bahan baku susah didapatkan dan mahal (garam tilium)
2. Pada proses pemurnian hasil bisa menurun menjadi 75%
4. Proses Asetoksilasi Halcon
Pembuatan Etilen Glikol dengan proses asetoksilasi halcon ini meliputi
dua langkah, di mana terjadi pembentukan diasetat melalui proses oksidasi,
lalu pembentukan monasetat dan menjadi Etilen Glikol.
5. Proses Union Carbide Syngas
Proses ini menggunakan katalis rodium dan menggunakan solven
berupa tetrahidrofuran pada temperatur 190- 230C dan pada tekanan tingi
3400 atm. Dengan mencampur gas CO dan H2 secara ekuimolar akan
dikonversikan menjadi etilen glikol dan produk samping
6. Proses Union Carbide- Ube Syngas
Proses yang terjadi adalah pembentukan oksilat dari syngas, kemudian
hidrogenasi oksilat pada temperatur dan tekanan rendah, kenudian dilakukan
pemurnian untuk menghasilkan Etilen Glikol.
7. Proses Pembuatan Etilen Glikol dengan Karbonasi :
Etilen glikol dapat diproduksi dengan mereaksikan Etilen Oksida
dengan Karbondioksida membentuk Etilen Karbonat yang selanjutnya
dihidrolisis menjadi Etilen Glikol. Unit Oksidasi Etilen dengan proses
langsung menghasilkan Etilen Oksida yang kemudian diabsorpsi oleh suatu
larutan absorben sebelum memasuki unit karbonasi. Keluaran dari menara
absorpsi direaksikan dengan Karbondioksida kemudian di konversi menjadi
Etilen Karbonat yang kemudian masuk ke unit hidrolisi untuk membentuk
Etilen Glikol (kawabe dkk,1998).
kelebihan :
1. Biaya operasi lebih murah.
2. Hasil akhir hanya akan membentuk Etilen Glikol.
Kelemahan :
1. Biaya pemurnian mahal.
2. Banyak kehilangan produk.
1.4.6. Kegunaan Produk
Table 1.3 kegunaan Etilen Glikol
Sifat/karaketristik Aplikasi / kegunaan
Senyawa intermediet dari resin Resin polyester (fibers containers dan
films)
Resin ester sebagai plasticizers (adhesive ,
pernis , dan pelapis)
Alkyd type resins (karet sintetis , adesif,
pelapis permukaan)
Solven coupler (pasangan Sebagai penstabil pada formasi gel
pelarut)
Penurunan titik pembekuan Fluida penghilang es (dicing fluids) pada
(freezing point depresion) pesawat terbang, dan landasannya
Sebagai fluida penghantar panas (heat
transfer fluids) pada kompresor gas,
pemanas, pendingin udara, proses
pendingin.
Anti beku pada kendaraan dan pendingin.
Formulasi berdasarkan air seperti adesif,
cat lateks dan emulsi aspal
Pelarut Garam konduktif medium pada kapasitor
elekrolitik
Humectant Serat tekstil, kertas, kulit, adesif dan lem

1.4.7. Konsep Reaksi


Pada proses pembuatan Etilen Glikol pada pabrik yang akan didirikan akan
menggunakan proses karbonasi karena bahan yang dibutuhkan pada proses ini lebih
mudah didapatkn bahan yang digunakan yaitu Etilen Oksida, Air, Karbondioksida.
Etilen Glikol dapat diproduksi dengan mereaksikan Etilen Oksida dengan
Karbondioksida membentuk etilen karbonat yang selanjutnya dihidrolisis menjadi
Etilen Glikol. Unit oksidasi etilen dengan proses langsung menghasilkan Etilen
Oksida yang kemudian diabsorpsi oleh suatu larutan absorben sebelum memasuki
unit karbonasi. Keluaran dari menara absorpsi direaksikan dengan karbondioksida
kemudian di konversi menjadi Etilen Karbonat yang kemudian masuk ke unit
hidrolisi untuk membentuk Etilen Glikol (kawabe dkk,1998) .
keuntungan yang paling signifikan pada proses ini yaitu konversi Etilen
Oksida menjadi Etilen Glikol yang hamper sempurna dimana hanya sekitar 1 %
dihasilkan di Etilen Glikol dan senyawa glikol lain (kirk dan othemer, 1990).
Ada 3 reaksi utama dalam pembuatan Etilen Glikol dari Etilen Oksida dengan
proses karbonasi yaitu (kirk dan othemer, 1990) :
C2H2O + CO2 C3H4O3 .1
C3H4O3 + H2O CO2 + C2H6O .2
Reaksi 1 merupakan proses karbonasi, proses karbonasi ini mereaksikan
Etilen Oksida dengn Karbondioksida yang menghasilkan Etilen Karbonat. Reaksi 2
merupakan lanjutan proses 1 dimana Etilen Karbonat akan direaksikan dengan air
yang akan menghasilkan Etilen Glikol dan Karbondioksida dengan proses hidrolisis.

DAFTAR PUSTAKA
kirk, R. a., & Othmer, D.F. (1998). Encyclopedia of chemical technology,
3rd. New york: John Wiley and Sons.
Mc Ketta, J. (1984). Encyclopedia of chemical processing and design,vol
20. New york: Marcel Dekker, Inc.
MEG global group. (n.d.). Retrieved Februari 12, 2017, from
http://www.meglobal.biz
polychemical indonesia. (n.d.). Retrieved Februari 12, 2017, from
http://www.polychemindo.com/polyester-chemical/31/3/0
wikipedia. (n.d.). Retrieved Februari 12, 2017, from
http://id.wikipedia.org/wiki/etilenaglikol
https://id.wikipedia.org/wiki/Etilena_glikol
www.polychemindo.com
www.scribd.com/doc/305366807/kelebihan-dan-kekurangan-proses-pembuatan-
etilen-glikol
https://id.wikipedia.org/wiki/Etilenoksida
www.belajarbagus.net
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida

Anda mungkin juga menyukai