Anda di halaman 1dari 1

Ketika berusia 8 tahun, Muhammad cilik yang yatim piatu, sudah menjadi

penggembala kambing mandiri. Saat berusia 12 tahun (seusia anak sekolah kelas 6
SD), Muhammad sudah berdagang sampai Syiria. Tatkala berusia 25 tahun,
Muhammad sudah berdagang ke luar negeri tak kurang dari 18 kali dan telah
menjadi Entrepreneur (Pengusaha) yang kaya raya. Jangkauan perdagangan
Muhammad pada saat itu sudah mencapai Syiria, Busra, Yaman, Iraq, Bahrain
Yordania dan negara-negara lainnya di jazirah Arab. Bahkan Muhammad
menyandang gelar Al-Amin sebagai entrepreneur yang sangat terpercaya. Saat
menikahi Siti Khadijah, Muhammad memberikan maskawin 20 ekor unta muda ,
Luar Biasa!

Kalau dihitung-hitung, kiprah Muhammad sebagai entrepreneur lebih lama dari


kiprah Muhammad sebagai Nabi, yaitu 25 tahun banding 23 tahun. Demikianlah,
Muhammad adalah seorang Entrepreneur, begitu pula istrinya dan para sahabatnya.
Dalam sejarah masuknya Islam ke Nusantara, juga dibawa oleh para Entrepreneur
Muslim (para pedagang muslim) dari China dan Timur Tengah.

Begitulah, dunia Islam sangat erat dengan dunia entrepreneurship. Jadi nampak
ironis apabila majoriti ummat muslim jauh dari dunia entrepreneurship. Padahal
dengan menjadi entrepreneur, ummat muslim akan lebih mandiri secara ekonomi,
lebih mudah untuk beribadah dan membantu sesama.

Nah kita sebagai orang tua, baik saat ini kita sebagai seorang pekerja atau sebagai
seorang entrepreneur, apakah kita ingin anak-anak kita juga jadi pekerja nantinya?
Seperti nilai-nilai entrepreneurship yang dicontohkan oleh Muhammad sejak kecil,
hendaknya kita juga menanamkan nilai-nilai entrepreneurship kepada anak-anak
kita sedini mungkin, supaya mereka bercita-cita menjadi entrepreneur bukan
menjadi pekerja. Sebagaimana Wasiat Rasulullah: Berdaganglah engkau karena 9
dari 10 bagian kehidupan adalah perdagangan. Jadilah Entrepreneur!

Anda mungkin juga menyukai