yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa ta/kuluu amwaalakum baynakum bialbaathili illaa an
takuuna tijaaratan an taraadin minkum walaa taqtuluu anfusakum inna allaaha kaana
bikum rahiimaan
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa nuudiya lilshshalaati min yawmi aljumuati
faisaw ilaa dzikri allaahi wadzaruu albaya dzaalikum khayrun lakum in kuntum
talamuuna
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Jual Beli yang Dilarang dan yang Sah
:
Rasulullah melarang jual beli barang secara mulamasah dan munabazah. Mulamasah,
pembeli hanya memegang kain (baik di siang maupun di malam hari) tanpa dibolak-balik
terlebih dahulu. Munabazah, penjual melemparkan kain kepada pembeli, dan kemudian
kembali dilempar kepada penjual. Penjualnya hanya didasarkan atas saling percaya.
(HR. Al-Bukhary, Muslim; Al-Muntqa II: 319).
.
Bahwasanya Nabi saw melarang kita menjual buah-buahan sebelum nyata baik
(matang)nya. Larangan tersebut berlaku terhadap sipenjual dan sipembeli. (HR. Al-
Jamaah selain At-Turmudzy; Al-Muntaqa II:331)
." ": . ,
Bahwasanya Nabi saw melarang kita menjual buah-buahan (korma) sehinggaberwarna
merah. Para sahabat bertanya tentang arti izhak, maka Nabi menjawab berwarna merah.
Dan Nabi bersabda pula :apabila Allah menimpakan bencanaatas buah itu, maka dengan
apa engkau menghalalkan harta saudaraengkau. (HR. Al-Bukharydan Muslim; Al-
Muntaqa II: 331)
Hadis tersebut menyatakan bahwa tidak boleh menjual buah-buahan sebelum nyata
merahnya. Karena apabila kemudian ternyata buah-buahan tersebut gagal menjadi buah
(busuk) tentulah akan menimbulkan kerugian bagi pihak pembeli.
Dhahir hadis ini menyatakan bahwa menjual sesudah buahnya baik (matang) adalah sah.
Baik disyaratkan buah itu tetap dibatangnya sampai dipetiknya ataupun tidak. Larangan
menjual sesuatu dengan memakai syarat tidak dapat diterapkan disini. Bahkan hadits
sendiri menandaskan bahwa yang demikian itu boleh, jika disyaratkan oleh pembeli
maupun penjual. Mengenai memperjual-belikan tanaman yang sudah hijau, asal
disyaratkan bahwa tanaman itu dipotong oleh pembeli dibolehkan. Ibnu Hazm
membolehkannya tanpa syarat, karena larangan hanya mengenai biji-bijian seperti padi.
Jelasnya,hadis ini melarang kita menjual biji seperti padi sebelum keras bijinya dan
menjual tungkul berwarna putih.[12]
IV. KESIMPULAN
Jual beli dalam bahasa arab disebut bai yang secara bahasaadalah tukar
menukar, sedangkan menurut istilah adalah tukar menukar atau peralihan kepemilikan
dengan cara pergantian menurut bentuk yang diperbolehkan oleh syara atau
menukarkan barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan
melepaskan hak milik dari seseorang terhadap orang lainnya atas kerelaan kedua
belah pihak. Hukum melakukan jual beli adalah boleh ( )atau () .Jual beli
berdasarkan pertukarannya secara umum dibagi menjadi empat macam :Jual beli
salam (pesanan), Jual beli Muqayyadah (barter), Jual beli Muthlaq, Jual beli alat
penukar dengan alat penukar. Transaksi ekonomi maksudnya adalah perjanjian atau
akad dalam bidang ekonomi. Misalnya pada kegiatan jual beli, sewa menyewa, upah
mengupah, ataupun kerjasama di bidang pertanian dan perdagangan. Jual beli wafak
merupakan Jual beli dengan peryaratan saling mengembalikan hak pihak lain. Yakni
disaat penjual mengembalikan uang si pembeli, si pembeli juga akan mengembalikan
barang si penjual. Disebut sebagai jual beli wafa (pelunasan), karena ada semacam
perjanjian dari si pembeli untuk melunasi hak penjual, yakni mengembalikan
barangnya, kalau si penjual mengembalikan uang bayarannya.