BAB II
PEMBAHASAN
Keterangan:
H : Panas
k : Konduktivitas termal
T : Perbedaan suhu
A : Luas permukaan
Tabel 2.1 Nilai Konduktivitas Termal (K) Berbagai Bahan pada Suhu 0 C
Benda yang memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan penghantar kalor
yang baik (konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda yang memiliki
konduktivitas termal yang kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang
buruk (konduktor termal yang buruk). Pada umumnya zat padat merupakan
konduktor termal yang baik, sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor
termal yang buruk. Konduktor termal = penghantar panas alias kalor. Zat cair dan
zat gas bisa disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Isolator termal =
penghambat panas alias kalor.
Adapun contoh penerapan dalam kehidupan sehari- hari adalah sebagai
berikut:
1) Pemakaian ubin dan keramik
Ubin memiliki konduktivitas termal yang lebih besar daripada karpet.
Karenanya ubin merupakan penghantar kalor yang bagus, sedangkan
karpet merupakan pernghantar kalor yang buruk. Ketika kita menginjak
karpet, kalor mengalir dari kaki menuju karpet. Hal ini terjadi karena
suhu tubuh kita lebih tinggi dari suhu karpet. Karena karpet merupakan
penghantar kalor yang buruk maka panas yang mengalir dari kaki kita
menumpuk di permukaan karpet. Akibatnya permukaan karpet menjadi
lebih hangat. Kaki pun terasa hangat.
Ketika kita menginjak ubin atau keramik, kalor mengalir dari kaki
menuju ubin atau keramik. Karena ubin merupakan penghantar kalor
yang baik maka panas yang mengalir dari kaki kita tidak tertahan di
permukaan ubin. Kalor mengalir dengan lancar sehingga kaki kita terasa
dingin.
Kalau kita tidur di atas ubin (tanpa alas), kita bisa sakit. Sebenarnya hal
itu disebabkan karena banyak kalor atau panas dari tubuh yang mengalir
menuju ubin. Kalor adalah energi yang berpindah.
2) Penggunaan jendela dan pintu
Pada malam hari, suhu udara di luar rumah lebih rendah daripada suhu
udara dalam rumah. Adanya perbedaan suhu udara ini bisa
menyebabkan kalor mengalir keluar rumah sehingga biasanya pada
malam hari kita menutup pintu atau jendela. Salah satu fungsi jendela
atau pintu adalah menahan kalor agar tidak keluar rumah. Biasanya
5
pintu atau jendela terbuat dari kayu. Konduktivitas termal kayu cukup
kecil sehingga bisa berperan sebagai isolator. Fungsi lain dari jendela
atau pintu adalah menahan udara. Udara yang terperangkap pada sisi
dalam jendela atau pintu berfungsi sebagai isolator yang baik
(penghambat kalor yang hendak keluar). Konduktivitas termal udara
sangat kecil. Semakin kecil konduktivitas termal suatu benda, semakin
sulit kalor berpindah melalui benda tersebut.
Pada malam hari yang dingin sebaiknya jangan suka buka pintu atau
jendela kamar. Kalor dengan mengalir dari benda (atau tempat) yang
bersuhu tinggi menuju benda (atau tempat) yang bersuhu rendah.
Semakin banyak kalor yang keluar dari dalam rumah atau kamar, suhu
udara dalam kamar menjadi rendah. Karena terdapat perbedaan suhu
antara udara dalam kamar dengan tubuhmu, maka kalor akan kabur dari
dalam tubuhmu menuju udara. Semakin banyak kalor yang kabur,
semakin banyak energi yang terbuang percuma.
3) Pakaian
Pakaian juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita agar tetap stabil.
Pakaian yang kita gunakan biasanya disesuaikan dengan suhu udara.
Ketika suhu udara cukup rendah, pakaian yang kita gunakan lebih tebal.
Selimut atau pakaian yang tebal membuat udara tidak bisa bergerak
dengan lancar. Udara terperangkap di antara kulit dan jaket/selimut.
Karena terdapat perbedaan suhu antara tubuh kita dan udara yang
terperangkap, maka kalor mengalir dari tubuh menuju udara tersebut.
Karena mendapat sumbangan kalor dari tubuh, suhu udara yang
terperangkap meningkat (udara menjadi lebih hangat). Nilai
konduktivitas termal (kemampuan menghantar kalor) udara sangat kecil.
Karenanya, kalor tidak bisa keluar dari tubuh. Suhu tubuh kita pun tetap
terjaga. Apabila kita tidak menggunakan jaket pada saat udara cukup
dingin, kalor bisa keluar dari tubuh kita. Semakin banyak kalor yang
keluar maka tubuh bisa kehilangan banyak energi.
4) Penggunaan jaket saat mengendarai sepeda motor
Tujuannya agar kalor tidak keluar dari dalam tubuh. Ketika kita
mengendarai sepeda motor, tubuh kita bergerak. Udara juga ikut
6
3) Partikel fluida yang bersuhu lebih tinggi akan bergerak ke suhu yang
lebih rendah, kemudian bercampur dan melepaskan sebagian kalor yang
dimilikinya.
Jadi dalam proses konveksi terjadi aliran energi dalam bentuk kalor dan
aliran materi fluida. Energi yang diterima fluida disimpan oleh partikel
pertikel fluida tersebut sehingga konveksi dapat di definisikan sebagai
7
perpindahan kalor dari sebagian fluida ke bagian fluida yang lain yang
diikuti oleh pergerakan fluida tersebut.
Persamaan dasar perpindahan kalor secara konveksi di usulkan oleh Issac
Newton pada tahun 1710 dan persamaan ini sudah digunakan secara luas
dala analisis perpindahan kalor secara konveksi. Hubungan ini menyatakan
bahwa laju perpindahan kalor secara konfeksi di pengaruhi 3 besaran yaitu:
Q=hAT
Dengan :
Q = laju perpindahan kalor (j/s)
h = koefisien perpindahan kalor konveksi ( Js.m.C)
A = luas penampang (m)
T = beda suhu antara permukaan dan fluida (C atau K)
Ada beberapa jenis konveksi, yaitu:
1) Konveksi Alami.
Yaitu proses Perpindahan kalor melalui zat yang disertai dengan
perpindahan partikel partikel zat tersebut akibat perbedaan massa
jenis. Contoh : Pemanasan Air
2) Konveksi Paksa.
Yaitu proses Perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan
perpindahan partikel partikel zat tersebut akibat suatu paksaan
terhadap partikel bersuhu tinggi tersebut. Contoh : Pendinginan Mesin
Mobil
1) Faktor yang mempengaruhi
Besarnya konveksi tergantung pada Luas permukaan benda yang bersinggungan
dengan fluida (A), perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida,
dan koefisien konveksi (h). Seluruhnya tergantung pada viscositas fluida,
kecepatan fluida, perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida,
kapasitas panas fluida, rapat massa fluida, bentuk permukaan kontak.
3. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar
kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat
8
1) Radiasi Pengeon
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses
ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi
dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah
partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap
jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi
pengion adalah partikel alfa (), partikel beta (), sinar gamma (),
sinar-X, partikel neutron.
2) Radiasi Nonpengeon
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan
efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion
tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam
jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang
membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi);
gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan
transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan
energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar
ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
2.2. Boiler
Boiler adalah suatu perangkat berbentuk becana tertutup yang digunakan
untuk memanaskan air sehingga menghasilkan steam (uap), panas dari hasil
pembakaran bahan bakar dalam boiler akan ditransferkan ke media air yang
mengalir di dalam pipa-pipa, saat suhu air telah mencapai temperatur tertentu
maka akan terjadi penguapan. Sehingga dapat kita artikan bahwa boiler
merupakan suatu alat yang digunakan untu membuat steam, seperti yang kita
ketahui uap dapat digunakan untuk menggerakkan turbin pada pembangkit listrik
dan berfungsi sebagai pencaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi.
Boiler dapat dibedakan dari berbagai macam hal seperti karakteristik, cara
kerja, tipe pipa dan bahan bakar yang digunakan. Setiap jenis boiler memiliki
kelebihan serta kekurangan masing-masing. Disini akan dibahas boiler yang
dibedakan berdasarkan tipe pipa, yaitu:
1. Fire Tube Boiler
10
Pada boiler pipa api (Fire Tube) mempunyai karakteristik yaitu mampu
menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang rendah. Cara kerjanya adalah
proses dimana pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang
dihasilkan akan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air besar dan
konstruksi boiler tersebut juga mempengaruhi kapasitas serta tekanan yang
dihasilkan boiler tersebut. Fire tube boilers dapat memanfaatkan bahan bakar
minyak , gas atau bahan bakar padat dalam penggunaanya.
Kelebihan dari boiler ini adalah proses pemasangan cukup mudah dan tidak
memerlukan pengaturan yang khusus, tidak membutuhkan area yang besar dan
memiliki biaya yang murah. Kekurangan dari boiler ini adalah Memiliki
tempat pembakaran yang sulit dijangkau saat hendak dibersihkan, kapasitas
steam yang rendah dan kurang efisien karena banyak kalor yang terbuang sia-
sia.
2. Water Tube
Memiliki kontruksi yang hampir sama dengan jenis pipa api, jenis ini juga
terdiri dari pipa dan barel, yang menbedakan hanya sisi pipa yang diisi oleh air
sedangkan sisi barrel merupakan tempat terjadinya pembakaran. Karakteristik
pada jenis ini ialah menghasilkan jumlah steam yang relatif banyak. Prinsip
Kerjanya Proses pengapian terjadi pada sisi luar pipa, sehingga panas akan
terserap oleh air yang mengalir di dalam pipa. Kelebihannya adalah emiliki
kapasitas steam yang besar, niali efesiensi relatif lebih tinggi dan tungku
pembakaran mudah untuk dijangkau saat akan dibersihkan. Kekurangannya
adalah Biaya investasi awal cukup mahal, membutuhkan area yang luas dan
membutuhkan komponen tambahan dalam hal penanganan air.
11
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa pipa masuk
ke dalam drum. Air yang tersikulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat
tinggi. Banyak water tube boiler yang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube boiler yang
menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boiler sebagai berikut :
1) Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran
2) Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air
steam sendiri adalah steam yang dibuat dari saturated steam yang dipanaskan
kembali dalam boiler sampai suhu sekitar 700 oC. Pada kondisi ini steam benar-
benar kering. Hal ini dilakukan agar beban kerjanya lebih tinggi.
Kemudian superheated steam tersebut akan digunakan untuk memutar
turbin. Pada turbin ini digunakanlah motor sebagai start bagi turbin agar dapat
berputar. Turbin ini dihubungkan dengan generator sehingga putaran yang di
hasilkan oleh turbin akan di konversikan oleh generator menjadi energi listrik
yang dapat dilihat pada instrument.
Selanjutnya steam yang di gunakan untuk memutar turbin akan di alirkan
menuju kondensor. Hal ini dilakukan untuk mengubah fase uap menjadi fase cair.
Untuk mengubah fase digunakanlah media air pendingin agar terjadi proses
pertukaran panas. Air yang keluar dari kondensor masih memiliki temperatur yang
tinggi. Kemudian air tersebut akan dilakukan proses recovery dengan
mengalirkanya kedalam boiler.
.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Sistem perpindahan panas didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
berpindahnya energi dari suatu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat
dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA