Hidayat Wijayanegara
http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0025239
Data yang berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan (DHS) yang diadakan
antara tahun 1987-2010 di 75 negara berpenghasilan rendah dan menengah pada
semua wanita yang berusia 15-49 tahun, data sejarah kelahiran dikumpulkan.
Diperoleh data dari 2.473.209 kelahiran yang dialami oleh 1.379.694 perempuan,
30.895 diantaranya adalah kelahiran kembar.
Frekuensi kembar monozigotik relatif konstan di seluruh dunia, yaitu sekitar 3,5-4 per
1000 kelahiran. Sebaliknya, frekuensi kembar dizigotik bervariasi antar suatu negara dan
dipengaruhi oleh usia ibu (meningkat dari 3 per 1000 kelahiran pada ibu berusia di atas 20 tahun
hingga 14 per 1000 kelahiran pada ibu berusia 35 40 tahun) serta paritas.1
Peningkatan ini terjadi akibat terapi kesuburan dan penerapan teknik reproduksi
berbantu (TRB)
serta meningkatnya jumlah wanita yang melahirkan pada usia lebih dari 35
tahun.2
Pola variasi angka bayi triplet seluruh dunia berkembang agak mirip dengan
yang diamati untuk kelahiran bayi kembar. Tingkat triplet adalah 285 per juta
kelahiran di negara Afrika, 155 per juta kelahiran di negara-negara Afrika lainnya,
68 per juta kelahiran di Selatan dan Asia Tenggara dan 83 per juta kelahiran di
Amerika Latin tanpa Karibia. Jumlah kelahiran bayi kembar empat dari data yang
didapatkan adalah 12, yang terlalu rendah untuk menarik kesimpulan yang berarti.