Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap insan memiliki potensi yang sama untuk


menguasai bahasa. Proses dan sifat penguasaan bahasa setiap
orang berlangsung dinamis dan melalui tahapan berjenjang.
Manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya
melalui bahasa tangis. Seorang bayi melatih bahasa tersebut
dengan mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan
jasmani terutama yang berkaitan dengan proses bicara,
komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas.

Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai


dengan meningkatnya usia anak. Pada masa anak-anak
perkembangan bahasa sangatlah penting.Perkembangan bahasa
pada anak-anak sangat penting karena anak dapat
mengembangkan kemampuan sosialnya (social skill) melalui
berbahasa. Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai
dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Melalui bahasa,
anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa
sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh
anak dan menciptakan suatu hubungan sosial. Pada saatnya anak
akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang
bahagia karena dengan mulai berkomunikasi dengan lingkungan,
bersedia memberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di
lingkungannya. Proses perkembangan tersebut melalui berbagai
tahapan-tahapan perkembangan bahasa anak, mulai kanak-kanak
sampai dengan penguasaan usia sekolah. Dalam tahapan
penguasaan bahasa inilah peran orang tua sebagai orang
terdekat sangat dibutuhkan. Orang tua sebaiknya selalu
memperhatikan perkernbangan tersebut, sebab pada masa ini
sangat menentukan proses seorang anak dalam bersosialisasi
maupun belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi contoh
yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaianakah pengertian perkembangan bahasa ?
2. Bagaianakah Tahapan perkembangan bahasa pada anak ?
3. Bagaianakah Teori-teori perkembangan bahasa pada
anak?
4. Bagaianakah Faktor yang mempengaruhi perkembangan
bahasa ?
5. Bagaianakah Implikasi Perkembangan Bahasa Terhadap
Pendidikan?
6. Bagaianakah Hambatan-hambatan perkembangan
bahasa pada anak ?
7. Bagaianakah Kiat-kiat perkembangan bahasa pada anak
menurut perspektif islam ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian perkembangan bahasa.
2. Mendeskripsikan Tahapan perkembangan bahasa pada
anak.
3. Mendeskripsikan Teori-teori perkembangan bahasa pada
anak.
4. Mendeskripsikan Faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa.
5. Mendeskripsikan Implikasi Perkembangan Bahasa
Terhadap Pendidikan.
6. Mendeskripsikan Hambatan-hambatan perkembangan
bahasa pada anak.
7. Mendeskripsikan Kiat-kiat perkembangan bahasa pada
anak menurut perspektif islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan


orang lain. Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan
manusia dengan hewan.Bahasa erat kaitannya dengan
perkembangan berfikir individu. Perkembangan berfikir individu
tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan
membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik
kesimpulan.1 Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan
menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna
kepada orang lain. Untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain,
semua individu harus menguasai dua fungsi yang berbeda,
1Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan anak, Jakarta: Erlangga, 1978, Hlm 176.
kemampuan menangkap maksud yang ingin dikomunikasikan orang
lain dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain
sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti.

Komunikasi dapat dilakukan dalam setiap bentuk bahasa, tulis, lisan,


isyarat tangan, ungkapan musik dan artistic, dan sebagainya. Tetapi
dalam banyak hal, bahasa lisan merupakan bahasa yang paling
efektif dan efisien karena kemungkinan terjadinya salah faham
sangat kecil.2

Bahasa adalah produk sosial atau produk budaya, karenannya


bahasa berfungsi sebagai wadah ispirasi sosial, kegiatan dan
perilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya, termasuk
tekhnologi yang berkembang dan yang dikembangkan oleh
masyarakat pemakai bahasa. Menurut Santoso, bahasa dari alat
komunikasi dilihat dari dasar dan motif pertumbuhannya memiliki
empat fungsi :

1. Fungsi Informasi yaitu untuk menyampaikan informasi timbal


balik antar anggota keluarga maupun anggota-anggota
masyarakat.
2. Fungsi Ekspresi Diri, bahasa sebagai alat mengekspresikan diri
ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi,
(keberadaan) diri , membebaskan diri dari tekanan emosi dan
untuk menarik perhatian orang.
3. Fungsi adaptasi dan Integrasi yaitu alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial, ketika seseorang berada di suatu
tempat yang memiliki keberadaan adat, tata karma, dan
aturan-aturan dari lingkungannya, sehingga bermanfaat
bermanfaat dalam menyesuaikan dan membaurkan diri
dengan anggota masyarakat
4. Alat untuk mengadakan control sosial, yaitu untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini
berlaku dengan baik maka semua kegiatan sosial akan

2 Elfi Yuliani Rochmah,Psikologi Perkembangan,( Depok:Teras:2005), h.129


berlangsung secara baik termasuk untuk mengembangkan
kepribadian dan nilai-nilai sosial yang lebih berkualitas.
Al-Quran menggambarkan bahwa kemampuan manusia
untuk berbahasa merupakan kemampuan yang membuat
manusia memiliki kelebihan disbanding malaikat. Al-Baqarah
ayat 30-33.






























Artinya:
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui."
31. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat
lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu
jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami;
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana."
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka
nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada
mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah
Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan
dan apa yang kamu sembunyikan?"

Perkembangan bahasa manusia terlihat sebagai interaksi antara


hasil belajar dan kemampuan alamiah individu. Menurut QS. Al
Baqarah 31 yang dikutip di atas bahasa adalah sesuatu yang
dipelajari, terlihat dari kutipan dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama seluruhnya.
Bahasa merupakan salah satu alat penting yang memungkinkan
transformasi ilmu pengetahuan, tidak hanya antara individu, namun
antar generasa. Dengan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi, berbagi kitab suci yang diyakini umatnya sebagai firman
Allah juga diturunkan pada manusia untuk mengajarkan hikmah dan
ilmu pengetahuan. QS. Al-Baqarah ayat 151 :







151.Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu
yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.3

Sementara pengertian perkembangan atau dalam bahasa inggrisnya


development merupakan suatu proses yang pasti dialami setiap
individu, perkembangan ini adalah bersifat kualitatif dan
berhubungan dengan kematangan serta sistematis.

Syamsu Yusuf dalam bukunya mendefinisikan perkembangan


sebagai perubahan yang progress dan kontinyu dalam diri individu
dari mulai lahir sampai mati. Yang mana aspek-aspek dari

3 Retno Indayati, Psikologi Perkembangan Peserta Didik dalam Perspektif


Islami, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press. 2014), h. 105-108
perkembangan meliputi : fisik, intelegensi, emosi, bahasa, sosial,
kepribadian, moral dan kesadaran beragama.4

B. Tahapan Perkembangan Bahasa pada Anak

Kemajuan kemampuan berbahasa mereka berjalan seiring


dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Oleh
karena itu, perkembangan bahasa anak ditandai oleh suatu
rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan
yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks.
Perkembangan bahasa anak itu dipengaruhi oleh bakat bawaan,
lingkungan atau faktor lain yang menunjang, yaitu perkembangan
fisik dan intelektual. Kemampuan berbahasa sangat penting bagi
anak-anak karena anak-anak akan dapat mengembangkan
kemampuan sosialnya melalui berbahasa. Keterampilan bergaul
dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan
berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran,
sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu
hubungan sosial. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa bahasa
dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.5

Isyarat dipakai bayi sebagai pengganti bahasa, sedangkan pada


anak yang lebih tua atau orang dewasa, isyarat dipakai sebagai
pelengkap bahasa. Karena bahasa dipelajari melalui proses meniru,
maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik supaya
dapat meniru kata-kata yang baik. Mengenai pertahapan
perkembangan bahasa ini, William Stren dan Clara Stern dalam
Syamsu Yusuf (2001 : 58) mengemukakan sebagai berikut:

4Syamsu Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.(Bandung :


Rosdakarya. 2005). h, 78.

5 Syawal Gultom, Modul Bahasa Indonesia : Karakteristik perkembangan


anak, Jakarta: pusat pengembangan profesi pendidik. Hlm. 13-14.
1. Masa permulaan, stadium purwoko (6-12 bulan)
Masa ini disebut masa meraban, yaitu masa mengeluarkan
bermacam-macam suara yang tidak berarti. Masa ini sebagai
permainan pelatihan alat-alat suara: kerongkongan, mulut dan
bibir. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku
kata, seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, dan pa-pa-pa.
2. Masa pertama, stadium kalimat satu kata (12-16 bulan)
Pada masa ini anak sudah dapat mengucapkan kata, misalnya
mama papa, mamam. Sepatah kata ini sudah merupakan
kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap. Kata-kata yang
diucapkan itu meskipun tidak langsung, tetapi mempunyai
maksud tertentu, seperti anak mengucapkan mamah, mungkin
ia memanggil mamahnya atau meminta sesuatu dari
mamahnya. Pada usia ini anak juga sedah dapat menirukan
suara-suara, seperti kucing, burung, kendaraan, dsb.
3. Masa kedua, stadium nama (16-24 bulan)
Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa
setiap orang atau benda mempunyai nama, sehingga disebut
stadium nam. Di samping nama orang dan benda, juga nama-
nama perbuatan yang disaksikan, atau sifat-sifat sesuatu
ditanyakan juga kepada namanya. Oleh karenaitu, masa ini
juga disebut masa harus nama. Pada masa ini, anak sering
berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun
dengan benda-benda mainannya.6

Secara singkat perkembangan bahasa selama masa bayi juga dapat digambarkan dalam
label :

Usia Pencapaian Vokal


4 minggu Tangisan ketidaksenangan
12 minggu Mendengku pulas, memekik, mendeguk, kadang-kadang bunyi vocal
20 minggu Menyatakan ocehan pertama; bunyi vocal lebih banyak, tapi kadang-
kadang hanya huruf mati
6 bulan Memperlibatkan ocehan yang baik, bunyi vokal mulai penuh dan banyak
huruf mati
12 bulan Ocehan meliputi nyanyian atau intonasi bahasa, mengungkapan isarat

6 Elfi Yuliani Rochmah,Psikologi Perkembangan,( Depok:Teras:2005), h.129-130


emosi, memproduksi kata-kata pertama, anak memahami beberapa kata
dan perintah sederhana
18 bulan Mengucapkan kosa kata antara 3sd/ hingga 50 kata, ocehan diselingi
dengan kata-kata yang riil, kadang-kadang kalimat yang terdiri dari 2 dan
3 kata
24 bulan Mengucapkan kosa kata antara 50sd/ hingga 300 kata, walaupun tidak
semua digunakan dengan teliti, ocehan menghilang, banyak kalimat yang
terdiri dari 2 kata atau lebih panjang, tata bahasa belum benar, anak
memahami secara sangat sederhana bahasa yang dibutuhkannya

C. Teori-teori perkembangan bahasa pada anak

Berbagai pendapat tentang teori pengembangan bahasa


dikemukakan oleh para ahli. Pemahaman akan berbagai teori
pengembangan bahasa dapat memengaruhi penerapan metode
implementasi terhadap pengembangan bahasa anak. Beberapa teori
mengenai hal ini antara lain:

1. Teori Behaviorisme
Kaum behaviorisme menerangkan bahwa proses
pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si
anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan. Istilah bahasabagi kaum behaviorisme dianggap
kurang tepat karenan istilah bahasa itu menyiaratkan suatu
wujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan, dan bukan
sesuatu yang dilakukan.Padahal bahasa itu merupakan salah
satu perilaku, di antara perilaku-perilaku manusia
lainnya.Menurut kaum behaviorisme kemempuan berbicara
dan memehami bahasa oleh anak diperoleh melalui
rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai
penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki
peranan yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku
verbalnya. Bahkan kaum behaviorisme tidak mengakui
kematangan anak dalam pemerolehan bahasa.Kaum
behaviorisme tidak mengakui pandangan bahwa anak
menguasai kaidah bahasa dan memiliki kemempuan untuk
mengabstrakkan cirri-ciri penting dari bahasa di
lingkungannya.Mereka berbendapat rangsangan (stimulus)
dari lingkungan tertentu memperkuat kemempuan berbahasa
anak. Perkembangan bahasa mereka pandang sebagai suatu
kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak
sampai ke kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi
memalui prinsip pertalian S P (stimulus respon) dan proses
peniruan-peniruan.
Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran
dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk oleh lingkungan
eksternalnya, artinya pengetahuan merupakan hasil dari
interaksi dengan lingkungannya melalui pengondisian stimulus
yang menimbulkan respons.Perubahan lingkungan
pembelajaran dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan
perilaku anak secara bertahap. Perilaku positif pada anak
cenderung akan diulang ketika mendapat dorongan yang
sesuai dengan kemampuan anak dari lingkungannya. Latihan
untuk anak harus menggunakan bentuk-bentuk pertanyaan
(stimulus) dan jawaban (respons) yang dikenalkan secara
bertahap, mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih
rumit.7
2. Teori Nativisme
Nativisme berpendapat bahwa selama proses
pemerolehan bahasa pertama, kanak-kanak (manusia) sedikit
7 Chear, Abdul. 2002. Psikolinguistik kajian Teori. Jakarta. Rineka Cipta
demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara
genetis telah diprogramkan. Pandangan ini tidak
mengangggap lingkungan punya pengaruh dalam
pemerolehan bahasa, melainkan mengganggap bahwa bahasa
merupakan biologis, sejalan dengan yang disebut hipotesis
pemberian alam. Kaum nativis berpendapat bahwa bahasa
itu terlalu kompleks dan rumit, sehingga mustahil dapat
dipelajari dalam waktu singkat melalui metode seperti
peniruan (imitation).Jadi, pasti ada beberapa aspek penting
mengenai system bahasa yang sudah ada pada manusia
secara alamiah.

Menurut Chomsky (1965, 1975) bahasa hanya dapat


dikuasai oleh manusia, Binatang tidak mungkin dapat
menguasai bahasa manusia.Pendapat ini didasarkan pada
asumsi. Pertama,perilaku bahasa adalah sesuattu yang
diturunkan (genetik); pola perkembangan bahasa adalah sama
pada semua macam bahasa dan budaya (merupakan sesuatu
yang universal); dan lingkungan hanya memiliki peran kecil di
dalan proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat
dikuasai dalam waktu singkat, anak berusia empat tahun
sudah dapat berbicara mirip dengan orang dewasa.Ketiga,
lingkungan bahasa si anak tidak dapat menyediakan data
secukupnya bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari
orang dewasa.

Menurut Chomsky, seorang anak dibekali alat


pemerolehan bahasa (language acquisition device (LAD). Alat
yang merupakan pemberian biologis yang sudah diprogramkan
untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tat bahasa,
dan dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang
khususuntuk memproses bahasa, yang tidak punya kaitannya
dengan kemempuan kognitif lainnya.8

3. Teori Kognitivisme
Istilah kognitif berkaitan dengan peristiwa mental yang
terlibat dalam proses pengenalan tentang dunia, yang sedikit
banyak melibatkan pikiran atau berpikir. Oleh karena itu,
secara umum kata kognisi bias dianggap bersinonim dengan
kata berpikir atau pikiran. Piaget menyatakan adnya beberapa
tahap dalam perkembangan kognitif anak. Tahap itu yaitu :
a. Tahap sensomontorik
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam
perkembangan kognisi anak dan berlangsung pada
sebagaian dari dua tahun pertama dalam
kehidupannya, lalu pada tahun kedua muncul
koordiansi dari kedua kemampuan awal ini. Pada
akhirnya periode sensorik bayi dapat berpikir tentang
dunia, yaitu yang berhungan dengan pengalaman-
pengalaman dan tindakan-tindakan yang sederhana.
b. Tahap Praoperasional
Pada tahap ini cara berfikir anak-anak masih
didominasi oleh cara bagaimana hal-hal atau benda-
benda itu tampak. Cara berfikirnya masih kurang
operasional.
c. Tahap Operasional Konkret
Pada tahap ini anak-anak telah memahami konsep
konvensi.Tahap ini dilalui anak yang berusia sekitar
tujuh sampai dengan menjelang sebelas tahun.
d. Tahap Operasional Formal
Pada tahap ini dilalui anak setelah anak berusia 11
tahun ke atas, anak-anak sudah berfikir logis seperti
halnya dengan orang dewasa. Mereka merumuskan
dan mengetes hipitesis-hipotesis yang rumit mereka

8 Setyawati, Nanik. 2009. Teori Balajar Bahasa. Semarang. IKIP PGRI


Semarang
berfikir abstrak dan mereka menggeneralisasikan
dengan menggunakan konsep yang abstrak, dari satu
situasi ke situasi yang lain (Morgan, 1986).9

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


bahasa pada anak

Dalam kehidupan perkembangan anak, banyak faktor yang


dapat mempengaruhi jalannya perkembangan anak,mulai dari
perkembangan tubuh anak hingga faktor perkembangan bahasa
anak yang biasanya mengalami permasalahan atau kendala
sehingga menjadikan anak mengalami keterlambatan komunikasi
pada umumnya.

Faktor perkembangan bahasa anak dapat di sebabkan oleh banyak


factor antaran lain yaitu :

1. Tingkat pendidikan orang tua


Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor dari
kualitas pengasuhan anak.Penelitian oleh NICHD
menyimpulkan bahwa anak yang mendapatkan pengalaman
perawatan dengan kualitas yang tinggi secara konsisten
menunjukkan fungsi kognitif dan perkembangan bahasa yang
lebih baik sepanjang tiga tahun pertama
kehidupannya.Penelitian Pancsofar dan Vemon-Feagans
menemukan bahwa tingkat pendidikan orangtua mempunyai
pengaruh yang bermakna pada kemampuan bicara dan
bahasa anaknya, sebab memberi dampak pada pola bahasa
dalam keluarga. Zadeh dan Bolter menyatakan tingkat
pendidikan orangtua dan pola pikir orangtua yang tradisional
yang bersifat negatif seperti seorang anak harus mengikuti
perintah orangtuanya tanpa boleh bertanya atau
9 Op. Cit. Yusuf,.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hlm. 171
mengharapkan kepatuhan sepenuh dari anaknya, memiliki
hubungan yang tinggi. Mereka menyimpulkan bahwa orangtua
dengan tingkat pendidikan yang rendah lebih cenderung untuk
memiliki pola pikir tradisonal, sehingga bersikap otoriter
kepada anaknya yang nantinya akan menghambat
perkembangan bahasa dan bicara anak, dan selanjutnya
mempengaruhi prestasi anak tersebut.
2. Faktor ekonomi orang tua
Faktor ekonomi orang tua sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa pada anak-anak seperti yang
diungkapkan A family history of language and learning
problems, and low socioeconomic status are each associated
with language impairment. Beberapa studi tentang hubungan
antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi
keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga
miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasa
dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang
lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh
perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga
miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa
anaknya), atau kedua-duanya (Hetzer & Reindorf dalam E.
Hurlock. 1956).
3. Hubungan Keluarga
Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman
berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga,
terutama dengan orangtua yang mengajar, melatih, dan
memberikan contoh berbahasa kepada anak. Hubungan yang
sehat antara orangtua dengan anak (penuh perhatian dan
kasih sayang dari orang tuanya) memfasilitasi perkembangan
bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat
mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau
kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Hubungan yang
tidak sehat itu biasa berupa sikap orangtua yang keras/kasar,
kurang kasih sayang, atau kurang perhatian untuk
memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa yang baik
kepada anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung
mengalami stagnasi atau kelainan, seperti: gagal dalam
berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata,
merasa takut untuk mengungkapkan pendapat, dan berkata
yang kasar atau tidak sopan.10

4. Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara ketimbang
anak yang tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk
menjadianggauta kelompok sosial dan berkomunikasi dengan
anggauta kelompok tersebut. Apabila pada usia dua tahun
pertama, anak mengalami sakit terus menerus, maka anak
tersebut cenderungakan mengalami kelambatan atau kesulitan
dala perkembangan bahasannya.
5. Metode Pelatihan Anak
Anak-anak yang dilatih secara otoriter yang menekankan
bahwa anak harus dilihat dan didengar merupakan
hambatan belajar. Sedangkan pelatihan yang memberikan
keleluasan dan demokratis akan mendorong anak untuk
belajar.
6. Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar
berbicara lebih cepat dan memiliki penguasaan bahasa yang
lebih baik disbanding dengan anak yang tingkat kecerdasan
rendah. Belajar bahasa erat kaitannya dengan kemampuan
berpikir. Bahasa mengungkapkan apa yang dipikir anak.
7. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih baik dalam belajar bahasa dar
pada anak laki-laki, baik dalam pengucapan, kosa kata, dan
tingkat keseringan berbahasa.
8. Keinginan serta dorongan untuk berkomunikasi serta
hubungan dengan teman sebaya
Semakin kuat dorongan untuk berkomunikasi dengan
orang lain, terutama bermain dengan teman sebaya, akan
10 Syamsu, Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 118-122
semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara atau
berbahasa.
9. Kepribadian
Anak yang menyesuaikan diri cenderung memiliki
kemampuan berbicara atau berbahasa yang lebih baik dari
pada anak yang mengalami masalah atau kendala dalam
penyesuaian diri dan penyesuaian sosialnya. Kemampuan
berbahasa anak yang memiliki kepribadian penyesuaian yang
baik juga lebih baik secara kuantitas (jumlah kata dan
keseringan berbicara) maupun secara kualitas (ketepatan
11
pengucapan dan isi/ topic pembicaraan) dalam berbahasa.

E. Implikasi Perkembangan Bahasa Terhadap Pendidikan


Implikasi perkembangan bahasa anak terhadap segi
pendidikan salah satunya adalah terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Sebagai individu yang sedang tumbuh dan
berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa.
Bahasa merupakan sebuah pengantar. Jika telah memahami
bahasa maka tidak akan sulit bagi anak untuk menerima
pesan ataupun kata-kata yang diucapkan oleh seorang guru.
Karena Perkembangan bahasa adalah merupakan proses
alamiah yang difasilitasi oleh kesempatan-kesempatan
memanfaatkan bahasa dalam aktivitas sehari-hari. Para guru
dapat mengintruksikan kepada para siswa untuk
mengekspresikan dirinya secara verbal dan dalam bentuk
tulisan ketika mereka memecahkan persoalan dan
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Jadi perkembangan
bahasa sangat penting dalam penyelenggaraan proses
pendidikan disekolah. Perkembangan bahasa sangat penting
karena Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran,
sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu
hubungan sosial. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa bahasa
11 Retno Indayati, Psikologi Perkembangan Peserta Didik dalam Perspektif
Islami, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press. 2014), h.
dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang
anak.

Anda mungkin juga menyukai