Anda di halaman 1dari 6

1.

JUDUL RESUME

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING


RUMPUT LAUT INDONESIA DI PASAR GLOBAL
2. LATARBELAKANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi seaweedsexports'competitiveness


Indonesia di dunia pasar, serta strategi untuk memperbaikinya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, yang khusus mempekerjakan waktu jenis seri yang telah dilakukan
dalam 10 tahun periode (2003-2012). Data yang digunakan adalah data produk rumput laut
dengan kode produk dari HS 121.220 Rumput laut dan ganggang lainnya. Data tersebut
termasuk nilai rumput laut Indonesia ekspor komoditas, total ekspor Indonesia, nilai rumput
laut di ekspor global, thetotal ekspor global, impor Indonesia rumput laut, produksi rumput
laut Indonesia, dan ekspor rumput laut Indonesia.
Data dianalisis menggunakan Revealed Comparative Advantage (RCA), Impor Dependency
Ratio (IDR),Khusus Perdagangan Index (ISP), Komoditi Konsentrasi Index (CCI), bersama
dengan Kekuatan,Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.

Indonesia adalah negara kepulauan yang luas17.504 pulau dan memiliki panjang
pantai sekitar 81.000 km. kelautan dan perikanan potensial mencapai 3.000 triliun per tahun,
tetapi hanya 7,5% dari potensi sedang digunakan. Hasil dari sektor perikanan memberikan
kontribusi 2,15% - 2,77% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) berdasarkan harga selama
periode tahun 2004 2008.
Potensi besar yang ditunjukkan oleh rumput laut komoditas adalah sekitar 2,6 juta hektar
dengan lebih dari 2 juta hektar dianggap sangat potensi. Hal ini dapat dilihat dengan rumput
laut kering Potensi produksi yang bisa mencapai kira-kira sekitar 17.774 juta ton per tahun.
Mengingat rata-rata harga produk rumput laut adalah Rp. 9,000 / kg, pendapatan akan
mencapai sekitar Rp. 159,970 triliun. Di sisi lain, permintaan meningkat rumput laut bersama
dengan peningkatan orang, pengembangan industri, dan Kecenderungan masyarakat dunia
untuk kembali ke produk alami (Anggadiredja et al., 2006). Kira-kira, potensi rumput laut di
dunia pasar meningkat sekitar 10 persen setiap tahun, khusus untuk fermentasi SRC jelly dan
algaefor kelas industri.

Permintaan komoditas tertentu sangat dipengaruhi oleh harga. Semakin rendah harga,
semakin banyak produk akan diminta, pada Sebaliknya, semakin tinggi harga, semakin
rendah produk yang diminta. faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan
produk-produk tertentu adalah pendapatan, harga lainnya produk sejenis, preferensi, dan
harapan. Di sisi lain, kuantitas produk yang dipromosikan juga memiliki hubungan positif
dengan harga pasar. Di samping harga, dipromosikan produk juga akan dipengaruhi oleh
produksi biaya dan harga produk sejenis. Itu Harga produksi tergantung pada beberapa faktor
yang adalah ketersediaan teknologi, harga, dan masukan kuantitas yang diminta oleh
perusahaan. Negara lebih baik untuk menghasilkan produk yang paling efisien yang dianggap
lebih baik dari negara-negara lain. Di hal teknologi, menekankan pada pentingnya teknologi
dalam menentukan faktor industri dan pola perdagangan suatu negara tertentu.
Selanjutnya, fungsi penting ekspor komponen untuk perekonomian negara adalah
bahwa negara tertentu mendapat pendapatan nasional, dengan demikian akan meningkatkan
total output dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sebuah negara dapat mengekspor nya produk
ke negara-negara lain jika produk yang diminta oleh negara-negara lain, atau jika negara-
negara lain tidak dapat memproduksi atau produksinya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya rumput laut Indonesia memiliki tinggi saing,
meskipun petani tidak memiliki masukan anak dan perlindungan fasilitas dari pemerintah.
Petani mampu mencapai langsung ke eksportir. Jaringan yang berakhir di Partai eksportir
adalah sangat unggul dan efisien jaringan.
Penelitian yang menganalisis daya saing rumput laut Indonesia di pasar internasional juga
menunjukkan bahwa rumput laut Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Potensi
sumber daya alam dari Indonesia mendukung Indonesia sebagai produsen dan eksportir
rumput laut dunia.

3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi seaweedsexports'competitiveness Indonesia


di dunia pasar, serta strategi untuk meningkatkan daya saing rumput laut Indonesia di pasar
global.

4. METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuantitatif pendekatan. Data yang digunakan adalah sekunder
data selama 10 tahun periode (2003-2012) yang meliputi: (a) Nilai rumput laut Indonesia
ekspor komoditas; (B) Total Indonesia Nilai ekspor; (C) Nilai rumput laut dunia ekspor; (D)
Nilai total ekspor dunia; (E) impor rumput laut Indonesia; (F) Produksi rumput laut
Indonesia; (G) Ekspor rumput laut Indonesia; dan (h) Total Indonesia ekspor.

Rumput laut Indonesia memiliki daya saing karena nilai indeks keunggulan komparatif di
atas 1 (RCA> 1). Namun, tampak bahwa setiap tahun nilai berfluktuasi, sehingga
menunjukkan penurunan kualitas daya saing. Akan tetapi, rumput laut indonesia memiliki
keunggulan komparatif yang lebih efisien dibandingkan negara-negara lain. Hal ini diyakini
bahwa laut Indonesia memiliki keunggulan karena beberapa faktor pendukung seperti:
panjang laut Indonesia, iklim Indonesia yang cocok dengan budidaya rumput laut, sebuah
panen lebih pendek periode rumput laut Indonesia, dan kualitas rumput laut produk mentah
Indonesia. Rasio ketergantungan impor Indonesia juga berfluktuasi dan itu sekali meningkat
ketika Indonesia memberikan kontribusi impor fermentasi.

Ekspor Konsentrasi Indeks rumput laut Indonesia juga tampak berfluktuasi karena kurangnya
permintaan di pasar global dan kurangnya kecukupan produksi lokal.
Indonesia juga memiliki daya saing baku ekspor rumput laut tetapi tidak dapat tampil baik di
hal fermentasi karena tidak tersedianya teknologi untuk memproduksinya. Indeks impor
konsentrasi rumput laut Indonesia juga berfluktuasi, meskipun Indonesia digunakan untuk
meningkatkan nya impor karena ketidakcukupan produksi lokal dan tidak tersedianya rumput
laut ditambah nilai (Fermentasi). Namun, meskipun berfluktuasi, berdasarkan Indeks
Komoditi Konsentrasi, Indonesia memiliki daya saing karena ekspor secara keseluruhan
selalu meningkat dan impor selalu menurun. Namun, ekspor meningkat adalah selalu
didasarkan pada rumput laut mentah komoditas sementara impor selalu fermentasi produk.

5. ANALISIS DATA

Analisis SWOT
Studi analisis SWOT pada Fenomena kualitatif yang didasarkan pada logika dalam
memaksimalkan kekuatan dan peluang sementara pada saat yang sama meminimalisir
kelemahan dan ancaman.

Peluang kekuatan

Faktor Internal
1. Negara ini terdiri dari 17.504 pulau dengan nya panjang perbatasan laut dari 81.000
km sehingga memiliki potensi bahari yang bisa dikembangkan
2. Rumput laut Indonesia memiliki nutrisi terbaik
3. Masa panen rumput laut Indonesia adalah sangat pendek (45 hari periode panen)
4. rumput laut Indonesia memiliki daya saing yang tinggi berdasarkan dua analisis (RCA
dan Indeks untuk Specialized Trading).
Faktor Eksternal
1. Penggunaan rumput laut sangat bervariasi
2. Dunia kesempatan pemenuhan permintaan pada rumput laut secara luas terbuka
3. Permintaan pasar dunia untuk rumput laut produk meningkat setiap tahun bersama
dengan pengembangan industri berbasis rumput laut
4. Kecenderungan orang untuk pergi hijau (kembali ke produk alami)
Kelemahan
1. Rumput laut Indonesia tidak memiliki kompetitif Keuntungan, karena mereka tidak
bisa menghasilkan ditambah nilai
2. Sistem Logistik produk rumput laut Indonesia membuat produk tidak dapat
didistribusikan dengan baik
3. kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak cocok karena pemerintah tidak
memahami kondisi riil rumput laut Indonesia
4. Indonesia masih bergantung pada impor rumput laut

Ancaman
1. Harga tidak stabil karena rumput laut adalah produk tersier
2. Kapal aktivitas dekat dengan perkebunan rumput laut menyebabkan kurangnya sinar
matahari didapatkan rumput laut
3. Sebuah bahan yang dapat menggantikan keuntungan dari Konsumsi rumput laut
tersedia
4. Rumput laut yang berhubungan dengan penyakit mengganggu produksi

Analisis Faktor internal Summary (IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS).

Faktor internal
Keunggulan
1. Negara ini terdiri dari 17,504 pulau dengan panjang perbatasan laut yang dari 81.000
km sehingga memiliki maritim potensi yang bisa dikembangkan
2. rumput laut Indonesia memiliki yang terbaik nutrisi.
3. Masa panen dari Indonesia rumput laut sangat pendek (45 hari periode panen).
4. rumput laut Indonesia memiliki tinggi saing didasarkan pada dua analisis (RCA dan
Indeks untuk Khusus Perdagangan).

Kelemahan (W)
1. rumput laut Indonesia tidak memiliki keunggulan kompetitif, karena mereka tidak
bisa menghasilkan nilai tambah
2. Sistem Logistik Indonesia produk rumput laut membuat Produk tidak dapat
didistribusikan dengan baik.
3. kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah tidak cocok karena pemerintah tidak
memahami nyata kondisi rumput laut Indonesia
4. Indonesia masih tergantung pada impor rumput laut

Hasil Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Calcullation


Faktor Eksternal

Keunggulan
1. Penggunaan rumput laut sangat bervariasi
2. Permintaan kesempatan pemenuhan The dunia pada rumput laut secara luas terbuka
3. Permintaan pasar dunia untuk produk rumput laut meningkat setiap tahun industri
bersama dengan pengembangan rumput laut berbasis
4. Kecenderungan orang untuk pergi hijau (Kembali ke produk alami)

1. Penggunaan rumput laut sebagai bahan pelengkap bervariasi


2. Peluang secara luas terbuka tetapi belum pernah menterapkan
3. Kesempatan untuk meningkatkan produksi dan kualitas
4. Tantangan dan peluang dalam produk syair Sub Jumlah 0,50 1,80

Ancaman (T)
1. Ancaman untuk pelengkap bahan
2. Kesulitan dalam budidaya
3. Ancaman jika harga terlalu tinggi
4. Kesulitan dalam budidaya

1. tidak stabil harga sejak rumput laut yang produk tersier Kegiatan .
2. Kapal dekat dengan rumput laut perkebunan menyebabkan kurangnya sinar
matahari didapatkan rumput laut
3. Sebuah bahan yang dapat menggantikan keuntungan dari konsumsi rumput laut
adalah tersedia
4. Rumput laut yang berhubungan dengan penyakit mengganggu produksi

Berdasarkan tabel IFAS, Kekuatan faktor memiliki 1,90 skor sementara Kelemahan
memiliki 1,80 skor. dapat dilihat bahwa rumput laut Indonesia memiliki lebih tinggi
mencetak gol di Kekuatan dibandingkan dengan Kelemahan nya dengan demikian
mengungkapkan daya saing. Bahkan, tabel EFAS menyediakan informasi yang Peluang
mendapatkan skor 1,80 sementara Ancaman menerima 1,70 skor yang berarti bahwa
peluang rumput laut Indonesia yang relatif tinggi dibandingkan ancaman-nya.
Kesimpulannya, hasilnya internal dan eksternal
Perhitungan faktor memberikan ini seri berikut dari skor:
- Kekuatan (S) = 1,90
- Kelemahan (W) = 1,80
- Peluang (O) = 1,80
- Ancaman (T) = 1,70

Berdasarkan skor, meja rekap IFAS dan skor EFAS dapat disimpulkan sebagai berikut:

Analisis SWOT menunjukkan bahwa Kekuatan dari rumput laut Indonesia lebih besar
dari Peluang (S> O), sehingga dapat menyimpulkan bahwa strategi untuk memperkuat saing
adalah cepat Strategi Pertumbuhan. Cepat Strategi pertumbuhan adalah strategi yang
dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam menjual kotor, aset, laba atau kombinasi tiga.
Kekuatan berartipertumbuhan produksi yang tinggi yang tidak dapat memanfaatkan
Kesempatan yang tersedia. Pertumbuhan Cepat Strategi yang digunakan dengan mencapai
pertumbuhan beberapa faktor yang mendukung rumput laut Indonesia saing, seperti total
produksi, ketersediaan lahan budidaya, pertumbuhan ekspor, dan teknologi pengolahan pasca
panen.
Cepat Strategi Pertumbuhan perlu bersinergi dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
yang cocok untuk kondisi di lapangan. Sebagai contoh, jika kelemahan terletak pada logistik
sistem karena daerah tidak dapat diakses dari rumput laut perkebunan (karena biasanya
rumput laut yang dibudidayakan di daerah pedesaan bagian Timur Indonesia), sehingga
pemerintah perlu memfasilitasi petani dalam mendistribusikan hasil produksi mereka ke
konsumen atau industri terkait.

5. KESIMPULAN

Untuk memperkuat industri rumput laut dan cara bisnis di Indonesia, sejumlah isu-isu
kunci perlu serius ditangani, seperti sebagai peningkatan kualitas rumput laut (penggunaan
yang baik bibit, panen pada usia budidaya yang cukup, pengurangan kotoran), penyediaan
keuangan sumber yang dapat diakses baik oleh rumput laut petani, pembentukan saling kuat
kerjasama antara petani, pengolahan industri dan eksportir, dan pembentukan sebuah standar
industri untuk bibit, budidaya dan metode panen, dan penanganan pascapanen di Untuk
meminimalkan variabilitas dalam rumput laut kualitas. Hal ini juga diperlukan untuk
mengatur Mekanisme pemasaran bahan baku rumput laut untuk membangun kompetisi yang
sehat di antara kolektor rumput laut, pengolah dan eksportir.
Hasil dari RCA, Rp, ISP, analisis CCI, dan SWOT kesimpulannya sebagai berikut: (1)
Indonesia rumput laut memiliki daya saing yang baik sebelum itu ditunjuk sebagai komoditas
unggulan atau setelah ditunjuk komoditas unggulan (2007) sejak nilai komoditas RCA di atas
1 (RCA> 1) ; (2) Impor Ketergantungan Jatah dari Indonesia rumput laut menunjukkan
bahwa Indonesia masih tergantung impor karena ketidakmampuan mereka untuk
menghasilkan fermentasi produk sementara kebutuhan fermentasi untuk industri terus
meningkat; (3) Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara eksportir di dunia. Indeks
Perdagangan Ditentukan oleh periode 2003 2012 menunjukkan nilai positif (0 <ISP0); (4)
Komoditi Indeks konsentrasi untuk impor dan ekspor adalah berfluktuasi namun terus
menunjukkan perbaikan; (5) Strategi untuk meningkatkan rumput laut Indonesia saing dapat
dilakukan dengan menggunakan Pertumbuhan Cepat Strategi, yang berarti Indonesia perlu
meningkatkan kualitas produk dan memanfaatkan peluang faktor yang tersedia.

6. SARAN

Berdasarkan kesimpulan, saran yang kemungkinan harus dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Pemerintah Indonesia diharapkan untuk meningkatkan kualitas rumput laut Indonesia baik
dengan membuat kebijakan atau menciptakan jaringan distribusi yang lebih baik dari petani
ke konsumen (industri dan lokal). Diharapkan bahwa pemerintah memungkinkan fermentasi
industri karena merupakan nilai plus rumput laut komoditas; (2) rumput laut petani
diharapkan untuk menghasilkan kualitas tinggi dari rumput laut produk secara berkala; (3)
Setiap pemangku kepentingan di pasar rumput laut diharapkan berkoordinasi dengan baik
dalam hal meningkatkan produk yang kompetitif keuntungan bersama dengan nya komparatif
Keuntungan, produk rumput laut maka Indonesia akan memiliki daya saing yang tinggi dan
kuat di pasar global.

Anda mungkin juga menyukai