Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI, FALSAFAH, DAN PERANAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Dalam mewujudkan tujuan pembangunan pertanian yaitu mengembangkan sistem


pertanian yang berkelanjutan, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia yang berguna dalam menunjang pembangunan pertanian.
Peningkatan kualitas ini tidak hanya dalam peningkatan produktivitas para petani,
namun dapat meningkatkan kemampuan mereka agar dapat lebih berperan dalam
berbagai proses pembangunan.

Penyuluhan pertanian merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan tujuan


pembangunan pertanian tersebut. Van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan
peranan utama penyuluhan di banyak negara pada masa lalu dipandang sebagai alih
teknologi dari peneliti ke petani, namun sekarang peranan penyuluhan lebih
dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri
dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara menolong mereka
mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing pilihan itu.

Definisi Penyuluhan
Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja
di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya bagi
masyarakat luas. Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) istilah penyuluhan
dalam bahasa Belanda digunakan kata voorlichting yang berarti memberi
penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya. Istilah ini digunakan
pada masa kolonial bagi negara-negara jajahan Belanda, walaupun sebenarnya
penyuluhan diperlukan oleh kedua belah pihak. Namun, Jahi (Mardikanto, 1993)
menyebutkan istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata Extension
yang dipakai secara meluas di banyak kalangan. Extension itu sendiri, dalam bahasa
aslinya dapat diartikan sebagai perluasan atau penyebarluasan. Proses
penyebarluasan yang dimaksud adalah proses peyebarluasan informasi yang
berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi ter-
capainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan perbaikan kese-
jahteraan keluarga atau masyarakat yang diupayakan melalui kegiatan pemba-
ngunan pertanian.
Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan pertanian adalah terjadinya perubahan
perilaku sasarannya. Sejalan dengan hal ini Syahyuti et al. (1999) menyebutkan
tujuan yang ingin dicapai penyuluhan pertanian adalah mengembangkan
kemampuan petani secara bertahap agar memiliki tingkat pengetahuan yang
semakin meningkat, perbendaharaan informasi yang memadai dan kemampuan
mengaplikasikan teknologi yang dibutuhkan sehingga akhirnya mampu memecahkan
masalah serta mengambil keputusan yang terbaik untuk usahataninya. Jadi,
penyuluhan pertanian bukan sekedar menyampaikan informasi kepada petani lalu
berhenti, tetapi berlanjut sampai pada dampaknya yang ada efek perbaikan
langsung yang menguntungkan.

Falsafah Penyuluhan Pertanian


Dahama dan Bhatnagar (Mardikanto, 1993) mengartikan falsafah sebagai landasan
pemikiran yang bersumber kepada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang
akan dan harus diterapkan di dalam praktek.

Paulian (1987) menyatakan falsafah penyuluhan pertanian diantaranya


adalah: Pertama, Belajar dengan mengerjakan sendiri adalah efektif; apa yang
dikerjakan atau dialami sendiri akan berkesan dan melekat pada diri petani atau
nelayan dan menjadi kebiasaan baru. Kedua, Belajar melalui pemecahan masalah
yang dihadapi adalah praktis; kebiasaan mencari kemungkinan-kemungkinan yang
lebih baik dan menjadikan petani seseorang yang berprakarsa dan
berswadaya. Ketiga, Berperanan dalam kegiatan-kegiatan menimbulkan
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri, program pertanian untuk petani atau
nelayan dan oleh petani atau nelayan akan menimbulkan partisipasi masyarakat
tani atau nelayan yang wajar.
Peran Penyuluhan Pertanian
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) peran utama penyuluhan pada masa lalu
dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani. Sekarang peranan
penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil
keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara
menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-
masing pilihan itu.

Secara rinci, Samsudin (1994) membagi peranan penyuluhan pertanian menjadi: (1)
menyebarkan ilmu dan teknologi pertanian, (2) membantu petani dalam berbagai
kegiatan usahatani, (3) membantu dalam rangka usaha meningkatkan pendapatan
petani, (4) membantu petani untuk menambah kesejahteraan keluarganya, (5)
mengusahakan suatu perangsang agar petani lebih aktif, (6) menjaga dan
mengusahakan iklim sosial yang harmonis, agar petani dapat dengan aman
menjalankan kegiatan usahataninya, (7) mengumpulkan masalah-masalah dalam
masyarakat tani untuk bahan penyusunan program penyuluhan pertanian.

Keberhasilan penyebaran suatu teknologi sebaiknya tidak terlepas dari peran


penyuluh yang menjalankan fungsinya sebagai agen pembaharu. Menurut Rogers
dan Schoemaker (1986) peranan yang dijalankan oleh agen pembaharu dalam
menyebarkan inovasi antara lain: membangkitkan kebutuhan untuk berubah,
mengadakan hubungan untuk perubahan, mengidentifikasi masalah sasaran,
memotivasi dan merencanakan tindakan perubahan.

Anda mungkin juga menyukai