Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok Bahasan : Upaya Mengatasi Hipertensi pada Lansia


Hari / Tanggal : Minggu, 8 November 2015
Waktu : 09.00 - selesai
Pengajar : Nurlianawati
Tempat :
Sasaran :

I. Latar Belakang
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial, sistol 140
mmHg dan diastol 90 mmHg. Pada lansia seringkali ditemui penyakit ini, ini
ddapat disebabkan oleh berkurangnya kelenturan dari pembuluh darah serta
pola makan yang tidak sesuai. Proses penuaan diikuti juga dengan penurunan
indra pengecapan serta perasaan yang amat peka dengan keadaan lingkungan.
Adanya keadaan fisiologis ini mengakibatkan lansia lebih menyukai
mengkonsumsi makanan yang memiliki cita rasa yang kuat, sedangkan
perasaan yang peka pada lansia mengakibatkan mudah sekali terkena stres.

II. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai upaya
mengatasi hipertesi pada lansia diharapkan objek mampu memahami dan
mengerti tentang upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit
hipertensi.

b. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini diharapkan objek
penelitian mampu :
1 Mengetahui tentang pengertian hipertensi
2 Mengetahui tentang penyebab hipertensi
3 Mengetahui tentang upaya mengatasi hipertensi
4 Memahami penyakit penyakit yang ditimbulkan akibat hipertensi

III. Sasaran
Pendidikan kesehatan ditujukkan kepada Ny.S dengan alamat Ds.
Ngembal Kulon, Kudus. Ny. S adalah penderita hipertensi
IV. Target
Ny. S dapat mengetahui upaya mengatasi penyekit hipertensi yang
diderita.

V. Strategi Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan akan dilaksanakan pada :
1 Tanggal : Minggu, 8 November 2015
2 Waktu : 09.00-selesai
3 Tempat : Rumah Objek Pengamatan

VI. Susunan Acara


No Acara Waktu
1. Pembukaan dan doa oleh moderator 3 menit
2. Acara inti
- Penyuluhan kesehatan 5 menit
- Tanya jawab 10 menit
- Evaluasi 5 menit
3. Penyampaian hasil dari penyuluhan 3 menit
4. Penutup dan doa 3 menit
Total Waktu 29 menit

VII. Metode Pengajaran


a. Ceramah
b. Video
c. Diskusi, tanya jawab
VIII. Media Pengajaran
Leaflet ,Laptop

IX. Materi Pengajaran


a. Pengertian hipertensi
b. Faktor Penyebab hipertensi
c. Gejala hipertensi
d. Cara mengatasi kolesterol
e. Penyakit komplikasi akibat kolesterol tinggi

X. Setting Tempat

A B

: Penyaji
A
: Ny.S
D

XI. Susunan Acara


NO TAHAP WAKTU KEGIATAN PESERTA
1 Pembukaan 3 menit a. Mengucapkan a. Menjawab
salam salam
b. Memperkenalkan b. Memperhatikan
diri dan menyimak
c. Menjelaskan c. Menjawab
maksud dan tujuan pertanyaan
d. d.Melakukan
kontrak waktu
e. Memberikan
pendahuluan
2 Pelaksanaan a. Menjelasakan Memperhatikan dan
tentang pengertian mendengar dengan
hipertensil seksama
b. Menjelasakan
tentang penyebab
hipertensi
c. Menjelaskan
tentang cara
mengatasi
d. Menjelaskan
penyakit penyakit
yang ditimbulkan
akibat hipertensi
e. Pemutaran video
f. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
3 Evaluasi 10 menit a. Melakukan Tanya Partisipasi aktif
jawab
b. Menanyakan
kembali mengenai
materi yang telah
disampaikan
4 Penutup 5 menit a. Melakukan a. Sasaran dapat
evaluasi menjawab tentang
b. Menyampaikan
pertanyaan yang
kesimpulan materi
diajukan
c. Mengakhiri dan
b. Mendengar dan
menjawab salam
memperhatikan
c. Menjawab salam

XII. Evaluasi
Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
Kesepakatan pertemuan dengan lansia pengidap
hipertensi
Kesiapan penyaji
b. Evaluasi Proses
Peserta
- Lansia penderita hipertensi.
- Pertemuan berjalan dengan lancar
c. Evaluasi Hasil
Tes tidak tertulis /lisan (tanya jawab) di akhir ceramah.

XIII. Daftar Pertanyaan


1. Jadi hipertensi karena adanya keturunan?
Jawaban : Benar salaha satu faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang terkena hipertensi adalah adanya keturunan dari keluarganya
misalnya dari ayah atau ibu?
2. Apa komplikasi dari hipertensi?
Jawaban : Penyakit yang diakibatkan oleh hipertensi adalah stroke,
serangan jantung/ gagal jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Ini terjadi
karena adanya aliran darah yang cepat sehingga dapat merusak organ.
3. Apa yang dapat saya lakukan agar gejala hipertensi
tidak timbul?
Jawaban : mengatur konsumsi makanan adalah salah satu cara
mengurangi gejala hipertensi, misalnya mengurangi konsumsi makanan
yang mengandung banyak perasa.

Materi Pendidikan Kesehatan


Hipertensi

A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial, sistol 140 mmHg
dan diastol 90 mmHg.
Tabel Klasifikasi Hipertensi menurut JNC
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah Diastolik
Darah Sistolik (mmHg) (mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi Stadium 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi Stadium 2 160 atau 100
Tabel

B. Faktor resiko hipertensi


1. Faktor genetik
Peran faktor genetik dibuktikan dengan berbagai kenyataan yang
dijumpai maupun dari penelitian, misalnya kejadian hipertensi primer
dijumpai lebih tinggi 3,8 kali pada usia sebelum 50 tahun, pada
seseorang yang mempunyai hubungan keluarga derajat pertama yang
hipertensi sebelum usia 50 tahun.
Faktor yang mungkin diturunkan secara genetik antara lain : defek
transport Na pada membran sel, defek ekskresi natrium dan
peningkatan aktivitas saraf simpatis yang merupakan respon terhadap
stress (Majid, 2005).
2. Faktor lingkungan
a. Keseimbangan garam
Garam merupakan hal yang amat penting dalam
patofisiologi hipertensi primer. Hipertensi hampir tidak pernah
ditemukan pada golongan suku bangsa dengan asupan garam yang
minimal. Apabila asupan garam kurang dari 3 gram perhari,
prevalensi hipertensi beberapa persen saja, sedangkan apabila
asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah
jantung GFR (glomerula filtrat rate) meningkat. Keadaan ini akan
diikuti oleh peningkatan kelebihan ekskresi garam (pressure
natriuresis) sehingga kembali kepada keadaan hemodinamik yang
normal. Pada penderita hipertensi, mekanisme ini terganggu
dimana pressure natriuresis mengalami reset dan dibutuhkan
tekanan yang lebih tinggi untuk mengeksresikan natrium,
disamping adanya faktor lain yang berpengaruh (Majid, 2005).
b. Obesitas
Banyak penyelidikan menunjukkan bahwa terdapat korelasi
yang positif diantara obesitas (terutama upper body obesity) dan
hipertensi. Bagaimana mekanisme obesitas menyebabkan
hipertensi masih belum jelas. Akhir-akhir ini ada pendapat yang
menyatakan hubungan yang erat diantara obesitas, diabetes melitus
tipe 2, hiperlipidemia dengan hipertensi melalui hiperinsulinemia
(Majid, 2005).
c. Stress
Hubungan antara stress dan hipertensi primer diduga oleh
aktivitas saraf simpatis (melalui cat hecholamin maupun renin
yang disebabkan oleh pengaruh cathecolamin) yang dapat
meningkatkan tekanan darah yang intermittent. Apabila stress
menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap
tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada
binatang percobaan dibuktikan, pemaparan terhadap stress
membuat binatang tersebut hipertensi (Majid, 2005).

d. Lain-lain
Faktor-faktor lain yang diduga berperan dalam hipertensi primer
rasio asupan garam, kalium, inaktivitas fisik, umur, jenis kelamin
dan ras (Majid, 2005).
Proses degeneratif ialah suatu hal yang identik dengan
bertambahnya usia terutama pada lansia, salah satu sistem organ
vital didalam tubuh yang mengalami proses degeneratif adalah
sistem kardiovaskular. Pembuluh darah merupakan bagian dari
sistem kardiovaskular yang sangat rentan sekali berubah akibat
penuaan (Timiras, 2007). Pada lapisan intima yaitu lapisan
terdalam yang terdiri dari sel endotel mengalami proses degeneratif
dengan berkurangnya produksi Nitric Oxide (NO) dan Prostacyclin
yang berakibat pada kekakuan arteri, mengecilnya lumen pembuluh
darah dan tingginya risikoatherosklerosis (Timiras, 2007). Pada
lapisan media, berkurangnya jaringan elastin, deposisi kolagen dan
kalsifikasi semakin memperparah kekakuan arteri dan mengurangi
elastisitas (Aronow, 2011).

3. Adaptasi perubahan struktur pembuluh darah


Perubahan adaptasi struktur kardiovaskular, timbul akibat
tekanan darah yang meningkat secara kronis dan juga tergantung dari
pengaruh trophic growth (angiotensin II dan growth hormon) (Majid,
2005).

C. Gejala Hipertensi
o Sakit kepala,
o Perdarahan dari hidung
o Pusing,
o Wajah kemerahan,
o Kelelahan,
o Mual, muntah,
o Sesak nafas,
o Gelisah,
o Pandangan menjadi kabur.

D. Komplikasi Hipertensi
1. Gagal Jantung atau Penyakit Jantung
Koroner
Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan
semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak
mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga
banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung.
2. Stroke
Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak terganggu. Otak
menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke hemoragik (sekitar
20% kasus) timbul saat pembuluh darah di otak atau di dekat otak
pecah. Penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang persisten.
Hal ini menyebabkan darah meresap ke ruang di antara sel-sel otak.
3. Gagal Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
system penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak
mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk
melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4. Kebutaan
Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di
mata, sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata
yang sensitif terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular
retina. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan dan merupakan
indikator awal penyakit jantung.
E. Cara Mengatasi Hipertensi
1. Pola Makan yang Baik
a. Mengurangi asupan garam dan lemak tinggi
Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat meningkatkan
tekanan darah hingga ke tingkat yang membahayakan. Panduan
terkini dari British Hypertension Society menganjurkan asupan
natrium dibatasi sampai kurang dari 2,4 gram sehari. Jumlah
tersebut setara dengan 6 gram garam, yaitu sekitar 1 sendok teh per
hari. Penting untuk diingat bahwa banyak natrium (sodium)
tersembunyi dalam makanan, terutama makanan yang diproses.
Mengurangi asupan garam <100 mmol/hari (2,4 gram natrium atau
6 gram garam) bisa menurunkan TDS 2-8 mmHg. Lemak dalam
diet meningkatkan risiko terjadinya atherosklerosis yang berkaitan
dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh,
terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal
dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber
dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah. Mengurangi diet
lemak dapat menurunkan tekanan darah TDS/TDD 6/3 mmHg.
b. Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
Jenis makanan ini sangat baik untuk melawan penyakit
hipertensi. Dengan mengonsumsi sayur dan buah secara teratur
dapat menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke, dan
penyakit jantung koroner, menurunkan tekanan darah, dan
mencegah kanker. Sayur dan buah mengandung zat kimia tanaman
(phytochemical) yang penting seperti flavonoids, sterol, dan
phenol, sayur dan buah dengan teratur dapat menurunkan tekanan
darah TDS/TDD 3/1mmHg.

c. Perubahan Gaya Hidup


1) Olahraga teratur
Olahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifat aerobik,
karena kedua sifat inilah yang dapat menurunkan tekanan
darah. Olahraga aerobik maksudnya olahraga yang dilakukan
secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat
dipenuhi tubuh, misalnya jogging, senam, renang, dan
bersepeda. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energy (pembakaran
kalori). Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan sekurang-
kurangnya 30 menit perhari dengan baik dan benar. Salah satu
manfaat dari aktivitas fisik yaitu menjaga tekanan darah tetap
stabil dalam batas normal. Contoh dari aktivitas fisik yang
dapat menjaga kestabilan tekanan darah misalnya turun bus
lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira menghabiskan
20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang
menghabiskan kira-kira 10 menit berjalan kaki menuju rumah,
atau membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam
sehari ditambah 10 menit bersepeda, dan lain-lain. Melakukan
olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan darah
sistolik 4-8 mmHg. Latihan fisik isometrik seperti angkat besi
dapat meningkatkan tekanan darah dan harus dihindari pada
penderita hipertensi.Di usia tua, fungsi jantung dan pembuluh
darah akan menurun, demikian juga elastisitas dan
kekuatannya. Tetapi jika berolahraga secara teratur, maka
sistem kardiovaskular akan berfungsi maksimal dan tetap
terpelihara.
2) Menghentikan rokok
Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja
jantung dan menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah
berkurang dan tekanan darah meningkat. Berhenti merokok
merupakan perubahan gaya hidup yang paling kuat untuk
mencegah penyakit kardiovaskular pada penderita hipertensi.
3) Membatasi konsumsi alcohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari
pola makan yang sehat dan bervariasi tidak merusak kesehatan.
Namun demikian, minum alkohol secara berlebihan telah
dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Pesta minuman
keras (binge drinking) sangat berbahaya bagi kesehatan karena
alkohol berkaitan dengan stroke. Wanita sebaiknya membatasi
konsumsi alkohol tidak lebih dari 14 unit per minggu dan laki-
laki tidak melebihi 21 unit perminggu.31 Menghindari
konsumsi alkohol bisa menurunkan TDS 2-4 mmHg.
d. Mengurangi Kelebihan Berat Badan
Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan,
berat badan adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan
hipertensi. Dibandingkan dengan yang kurus, orang yang gemuk
lebih besar peluangnya mengalami hipertensi. Penurunan berat
badan pada penderita hipertensi dapat dilakukan melalui perubahan
pola makan dan olahraga secara teratur.38 Menurunkan berat badan
bisa menurunkan TDS 5-20 mmHg per 10 kg penurunan BB.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai