Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang Masalah


Dana pensiun menurut Kasmir (2014:287) adalah hak seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia
pensiun atau ada sebabsebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau
diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung
dari kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, pensiun
merupakan sumber bagi pemenuhan kebutuhan bagi seseorang, ketika yang
bersangkutan sudah tidak produktif lagi.
Salah satu lembaga dana pensiun yang dikelola oleh pemerintah adalah
Taspen. PT Taspen (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyeleggarakan program asuransi sosial
pegawai negeri sipil dan pejabat negara, yang memiliki kegiatan operasional online
aplikasi tabungan hari tua, aplikasi pensiun, aplikasi keuangan, aplikasi arsip, aplikasi
surat menyurat yang diakses oleh user yang dilakukan oleh semua kantor cabang
secara online.
PT. Taspen merupakan perusahaan yang melayani kepesertaan pensiun
pegawai negeri dan pejabat negara. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak data
peserta pensiun, pegawai negeri sipil, data transaksi serta dokumen peserta pensiun
baik yang masih aktif dan non aktif setiap bulannya. Fenomena yang terjadi di bidang
pelayanan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung khususnya pada bagian pelayanan
pembayaran Tabungan Hari Tua (THT) adalah para karyawan yang kurang mampu
menunjukkan kinerja yang optimal untuk mencapai target mutu perusahaan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada laporan ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana profil perusahaan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung?
b. Apa saja permodalan dan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh PT. Taspen
(Persero) Cabang Bandung?
c. Bagaimana pelayanan dan prosedur yang dilakukan oleh PT. Taspen
(Persero) Cabang Bandung?
d. Apa yang menjadi kelebihan dari PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung?

3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk:
a Untuk mengetahui profil PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung;
b Untuk mengetahui permodalan dan bentuk kerjasama dari PT. Taspen
(Persero) Cabang Bandung;
c Untuk mengetahui pelayanan yang dilakukan oleh PT. Taspen (Persero)
Cabang Bandung;
d Untuk mengetahui kelebihan dari PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung;

4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut.
a Bagi penulis, sebagai penambah wawasan mengenai profil PT. Taspen
(Persero) Cabang Bandung;
b Bagi pembaca, sebagai penambah pengetahuan mengenai alur pelayanan dan
gambaran seluruhya yang dilakukan oleh PT. Taspen (Persero) Cabang
Bandung.

BAB II

KAJIAN TEORI

2
2.1 Pengertian Dana Pensiun
Disebutkan dalam kajian Etimology, bahwa kata pensiun atau pension sudah
dikenal dalam Bahasa Inggris Abad Pertengahan, yang berasal dari Bahasa Latin
pension, sebagai pengembangan dari kata pendere yang berarti membayar. Asal
usul istilah dan definisi kata pensiun tersebut memberikan gambaran, bahwa pada
dasarnya pengertian pensiun atau pembayaran (berkala) kepada seseorang yang
mengakhiri masa kerjanya, sudah dikenal sejak lama.
Dana pensiun menurut Kasmir (2014:287) adalah hak seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia
pensiun atau ada sebabsebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau
diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung
dari kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, pensiun
adalah merupakan sumber bagi pemenuhan kebutuhan bagi seseorang, ketika yang
bersangkutan sudah tidak produktif lagi.
Dalam skripsi Prosedur Pelayanan Pembayaran Pensiun Pegawai Negeri
Sipil (PNS) Di PT. Taspen (persero) Cabang Surakarta yang ditulis oleh Adi
Qurniawan ada beberapa ahli yang mendefinisikan dana pensiunan sebagai berikut.
a. Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya. (UU No.11 tahun 1992).
b. Dana pensiun adalah suatu lembaga yang menggelola program pensiun yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan terutama yang sudah pensiun. (Y. Sri Susilo dkk, 2000 : 190).

2.2 Manfaat Dana Pensiun


Dalam jurnal yang ditulis oleh Puspitasari dan Poputra Manfaat pensiun
merupakan pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan
dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Pembayaran manfaat

3
pensiun dilakukan secara berkala atau sekaligus, tidak dapat digunakan sebagai
jaminan atas pinjaman, dialihkan atau disita. Besarnya dipengaruhi oleh masa kerja,
faktor penghargaan, penghasilan dasar pensiun, jenis manfaat pensiun. Perubahan
peraturan dana pensiun tidak boleh mengurangi manfaat pensiun. Semuatranksaksi
penyerahan, pembebanan, pengikatan, pembayaran sebelum jatuh tempo atau
penjaminan manfaat pensiun dinyatakan batal demi hukum.
Taswan (2015:5) manfaat pensiun terdiri dari:
1. Manfaat pensiun normal
2. .Manfaat pensiun dipercepat
3. Manfaat pensiun cacat
4. Manfaat pensiun ditunda
5. Manfaat pensiun janda/duda/anak

2.3 Asas Dana Pensiun


Penjelasan UU No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun juga menegaskan 5
(lima) asas dana pensiun, sebagai penegasan tentang keberadaan dana pensiun
sebagai badan hukum yang menyelenggarakan pengelolaan program pensiun.
Asasasas pokok yang dimaksud sebagai berikut :
1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan dana pendirinya.
2. Asas penyelenggaraan dalam system pendanaan.
3. Asas pembinaan dan pengawasan.
4. Asas penundanaan manfaat.
5. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun.

2.4 Fungsi Dana Pensiun


Fungsi dana pensiun mencakup beberapa hal sebagai berikut.
1. Fungsi asuransi, program pensiun memiliki fungsi asuransi karena
memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi resiko kehilangan
pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun.

4
2. Fungsi tabungan, dana pensiun bertugas mengumpulkan dan mengembangkan
dana, maka dana tersebut merupakan akumulasi dari iuran peserta, kemudian
dana itu akan diperlukan seperti tabungan.
3. Fungsi pensiun, program dana pensiun memiliki fungsi pensiun karena
manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala
selama hidup

2.5 Jenis Kelembagaan Dana Pensiun


UU No 11 tahun 1992 pasal 2 jenis kelembagaan danapensiun dibatasi dalam
2 jenis yaitu dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dan dana pensiun lembaga
keuangan (DPLK). DPPK, lembaga ini dibentuk oleh orang atau badan yang
memperkerjakan karyawan, selaku pendiri dan penyelenggaraan program pensiun
manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawan sebagai peserta. DPLK merupakan dana pensiun yang dibentuk
oleh bank dengan status bank umum atau perusahaan asuransi jiwa yang
menyelenggarakan program pensiun iuran pastibagi perorangan.

2.6 Peraturan Dana Pensiun


Program pensiun atau pension plan selalu dituangkan dalam suatu perjanjian
antara pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian ini biasanya berbentuk suatu
peraturan yang lazimnyan disebut dengan peraturan dan pensiun, yang berlaku baik
bagi karyawan maupun pemberi kerja. Di dalam peraturan tersebut, diatur semua hak
dan kewajiban kedua belah pihak. Pada hakikatnya, peraturan pensiun ini adalah
bagian dari perjanjian kerja (labor agreement).
Hal-hal penting yang umumnya diatur didalam suatu peraturan pensiun antara
lain meliputi hal-hal sebagi berikut :
a. Siapa yang berhak menjadi peserta
b. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa
c. Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta.

5
d. Sumber pembiayaanya.

Undang-Undang Republik Indonesia 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai


Dan Pensiun Janda/Duda Pegawai
PASAL 1.
TENTANG SIFAT PENSIUN.
Pensiun-pegawai dan pensiun-janda/duda menurut Undang-undang ini diberikan
sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri
selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas Pemerintah

PASAL 9.
HAK ATAS PENSIUN PEGAWAI.
1) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri berhak
menerima pensiun-pegawai, jikalau ia pada saat pemberhentiannya sebagai
pegawai negeri.
a. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan
mempunyai masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
tahun.
b. Oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan
berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri,
dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena
keadaan jasmani atau rokhani yang disebabkan oleh dan karena ia
menjalankan kewajiban jabatan atau
c. mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun dan oleh
badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan berdasarkan
peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak
dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau
rokhani, yang tidak disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban
jabatannya.

6
2) Pegawai negeri yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaannya karena
penghapusan jabatan, perubahan dalam susunan pegawai, penertiban aparatur
Negara atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan kemudian tidak
dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun
pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan
pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri itu telah berusia
sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masakerja untuk pensiun
sekurang-kurangnya 10 tahun.
3) Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas negara tidak
dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun-
pegawai apabila iadiberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan
pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia
sekurangkurangnya 50 (lima puluh) tahun dan memiliki masa-kerja untuk
pensiun sekurangkurangnya 10 (sepuluh)tahun.
4) Apabila pegawai negeri yang dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini
pada saat ia diberhentikan sebagai pegawainegeri telah memiliki masakerja
untuk pensiunsekurang-kurangnya 10 tahun akan tetapi pada saat itu belum
mencapai usia 50 tahun, maka pemberian pensiun kepadanyaditetapkan pada
saat ia mencapai usia 50 tahun.

PASAL 11.
BESARNYA PENSIUN-PEGAWAI.
1) Besarnya Pensiun-Pegawai sebulan adalah 2% (dua setengah perseratus) dari
dasar pension untuk tiap-tiap tahunmasa-kerja, dengan ketentuan bahwa:
a. Pensiun pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% (tujuh puluh
lima perseratus)daridasar-pensiun;

7
b. Pensiun-pegawai sebulan dalam hal termaksud dalampasal 9 ayat (1) huruf
Undang undang ini adalahsebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus)
daridasarpensiun;
c. Pensiun-pegawai sebulan tidak boleh kurang dari gaji-pokok terendah
menurutPeraturan Pemerintahtentang gaji dan pangkat yang berlaku bagi
pegawai negeri yang bersangkutan.
2) Pensiun-pegawai tersebut pada ayat (1) huruf b pasal ini dipertinggi dengan
suatu jumlah tertentu dalam hal pegawai negeri yang bersangkutan dinyatakan
tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena cacat jasmani
dan/atau rokhani yang terjadi didalam dan/atau oleh karena ia menjalankan
kewajiban jabatannya. Ketentuan ketentuan tentang pemberian tambahan atas
pensiun-pegawai ini diatur dengan Peraturan Pemerintah.

PASAL 12.
PERMINTAAN PENSIUN-PEGAWAI.
Untuk memperoleh pensiun-pegawai menurut Undang- undang ini, pegawai
negeri yang bersangkutan mengajukan surat permintaan kepada Kepala Kantor
Urusan Pegawai, dengan disertai:
a. Salinan sah dari surat keputusan tentang pemberhentian ia sebagai pegawai
negeri;
b. Daftar riwayat pekerjaan yang disusun/disahkan oleh Pejabat/ badan Negara
yang berwenang untuk memberhentikan pegawai negeri yang bersangkutan;
c. Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh yang berwajib yang memuat
nama, tanggal kelahiran dan alamat (istri-istri) suami dan anak-anaknya;
d. Surat keterangan dari pegawai negeri yang berkepentingan yang menyatakan
bahwa semua surat-surat, baik yang sah maupun turunan atau kutipannya, dan
barang-barang lainnya milik Negara yang ada padanya, telah diserahkan
kembali kepada yang berwajib.

PASAL 16.
HAK ATAS PENSIUN JANDA/DUDA.

8
1) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai meninggal dunia,
maka isteri (istri-istri)-nya untuk pegawai Negeri pria atau suaminya untuk
Pegawai Negeri Wanita, yang sebelumnya telah terdaftar-pada kantor Urusan
Pegawai, berhak menerima pensiun-janda atau pensiun-duda.
2) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai yang
beristeri/bersuami meninggal dunia, sedangkan tidak ada istri/suami yang
terdaftar sebagai yang berhak menerima pensiun-janda/duda, maka dengan
menyimpang dari ketentuan pada ayat (1) pasal ini, pensiun-janda/duda
diberikan kepada istri/suami yang ada pada waktu ia meninggal dunia. Dalam
hal Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai pria termaksud diatas
beristri lebih dari seorang, maka pensiun-janda diberikan kepada istri yang
ada waktu itu paling lama dan tidak terputus-putus dinikahnya.

PASAL 17
BESARNYA PENSIUN-JANDA/DUDA.
1) Besarnya pensiun-janda/duda sebulan adalah 36% (tiga puluh enam persen)
dari dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa apabila terdapat lebih dari
seorang istri yang berhak menerima pensiun-janda, maka besarnya bagian
pensiun-janda untuk masing-masing istri, adalah 36% (tiga puluh enam
perseratus) dibagi rata antara istri-istri itu.
2) Jumlah 36% (tiga puluh enam perseratus) dari dasar pensiun termaksud ayat
(1) pasal ini tidak boleh kurang dari 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari
gaji-pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah tentang gaji dan pangkat
Pegawai Negeri yang berlaku bagi almarhum suami/istrinya.
3) Apabila Pegawai Negeri tewas, maka besarya pensiun-janda/duda adalah 72%
(tujuh puluh dua perseratus) dari dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa
apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang berhak menerima pensiun-janda
maka besarnya bagian pensiun-janda untuk masing-masing isteri adalah 72%
(tujuh puluh dua perseratus) dibagi rata antara isteri-isteri itu.

9
4) Jumlah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dari dasar pensiun termaksud ayat
(3) pasal ini tidak boleh kurang dari gaji-pokok terendah menurut Peraturan
Pemerintah tentang gaji dan pangkat Pegawai Negeri yang berlaku bagi
almarhum suami/isterinya
Pasal 17.
Ayat (1). Periksa Penjelasan Umum.
Ayat (2). Ketentuan tentang batas minimum sebesar 75% dari gaji-pokok terendah
hanya berlaku bagi pensiun-janda (36%) dan tidak berlaku untuk bagian-bagian
pensiun-janda termaksud pada ayat (1).

PASAL 19
PENDAFTARAN ISTERI/SUAMI/ANAK SEBAGAI YANG BERHAK
MENERIMA PENSIUN-JANDA/DUDA
1) Pendaftaran isteri (isteri-isteri)/suami/anak (anak-anak sebagai yang berhak
menerima pensiun-janda/duda seperti dimaksud dalam pasal 16 dan pasal 18
Undang- undang ini harus dilakukan oleh Pegawai Negeri atau penerima
pensiun-pegawai yang bersangkutan menurut petunjuk-petunjuk Kepala
Kantor Urusan Pegawai.
2) Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun
harus dilakukan dengan pengetahuan tiap-tiap isteri yang didaftarkan.
3) Jikalau hubungan perkawinan dengan isteri/suami yang telah terdaftar
terputus, maka terhitung mulai hari penceraian berlaku sah isteri/suami itu
dihapus dari daftar isteri-isteri/suami yang berhak menerima pensiun-
janda/duda.
4) Anak yang dapat didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima
pension/janda duda atau bagian pensiun-janda seperti termaksud pasal 18
Undang-undang ini ialah:
a. Anak-anak pegawai atau penerima pensiun-pegawai dari
perkawinannya dengan isteri, (isteri-isteri)/suami yang didaftar sebagai
yang berhak menerima pensiun-janda/duda.

10
b. Anak-anak pegawai wanita atau penerima pensiun-pegawai wanita.
5) Yang dianggap dilahirkan dari perkawinan sah ialah kecuali anak-anak yang
dilahirkan selama perkawinan itu, juga anak yang dilahirkan selambat-
lambatnya 300 hari sesudah perkawinan itu terputus.
6) Pendaftaran isteri (isteri-isteri)/anak (anak-anak) sebagai yang berhak
menerima pensiun-janda harus dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah
perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya kemungkinan lain untuk
melakukan pendaftaran itu. Pendaftaran isteri/suami/anak yang diajukan
sudah lampau batas waktu tersebut tidak diterima lagi.

PASAL 21
PERMINTAAN PENSIUN-JANDA/DUDA
Untuk memperoleh pensiun-janda/duda atau bagian pensiun-janda menurut
Undang-undang ini janda (janda-janda)/duda yang bersangkutan mengajukan surat
permintaan kepada Kepala Kantor Urusan Pegawai, dengan disertai:
a. Surat keterangan kematian atau salinannya yang disahkan oleh yang berwajib;
b. Salinan surat nikah yang disahkan oleh yang berwajib;
c. Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh yang berwajib yang memuat
nama, tanggal kelahiran dan alamat mereka yang berkepentingan;
d. Surat keputusan yang menetapkan pangkat dan gaji terakhir pegawai yang
meninggal dunia.

PASAL 22
1) Pemberian pensiun-janda/duda atau bagian pensiun-janda kepada anak
(anakanak) termaksud pasal 18 Undang-undang ini, dilakukan atas permintaan
dari atau atas nama anak (anak-anak) yang berhak menerimanya.
2) Permintaan termaksud ayat(l) pasal ini harus disertai:
a. Surat keterangan kematian atau salinannya yang disahkan oleh yang
berwajib;

11
b. Salinan surat kelahiran anak (anak-anak) atau daftar susunan keluarga
pegawai yang bersangkutan yang disahkan oleh yang berwajib, yang
memuat nama, alamat dan tanggal lahir dari mereka yang berkepentingan;
c. Surat keterangan dari yang berwajib yang menerangkan bahwa anak
(anak-anak) itu tidak pernah kawin dan tidak mempunyai penghasilan
sendiri;
d. Surat keputusan yang menetapkan pangkat dan gaji-pokok terakhir
pegawai atau penerima pensiun-pegawai yang meninggal dunia.

PASAL 25.
BERAKHIRNYA HAK PENSIUN-JANDA/DUDA
Pemberian pensiun-janda/duda atau bagian pensiun-janda berakhir pada akhir bulan:
a. Janda/duda yang bersangkutan meninggal dunia;
b. Tidak lagi terdapat anak yang memenuhi syarat-syarat untuk menerimanya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Menurut Surakhmad (1982: 11) mengemukakan bahwa metode penelitian
adalah suatu cara kerja yang utama, untuk mengkaji hipotesis/anggapan dasar dengan
menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu digunakan setelah
penyelidikan memperhitungkan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta
situasi penyelidikan tujuan misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesis dengan

12
menggunakan teknik serta alatalat tertentu. Dalam penelitian, penggunaan metode
berpengaruh besar terhadap keberhasilan penelitian itu sendiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Penulis
mencoba melakukan observasi ke PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung untuk
mengetahui sejarah perkembangan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung,
permodalan, prosedur pelayanan, kelebihan dan kekurangan, pembiayaan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah antara lain
sebagai berikut.
a) Studi Literatur/Pustaka
b) Studi Dokumentasi dan Data Sekunder

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung


PT. TASPEN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program
Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT). Didirikan pada tanggal 17 April 1963
dengan nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang
disingkat menjadi PN. TASPEN. Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai

13
Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang
Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963
tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai negeri.
PT. TASPEN (PERSERO) didirikan berdasarkan hasil konferensi di Jakarta
pada tanggal 25 26 Juli 1960 yang diikuti oleh seluruh kepala urusan kepegawaian
dari seluruh Departemen yang ada di Indonesia. Dalam konferensi tersebut, para
peserta menyadari bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah sebagai Unsur Aparatur
Negara dan Abdi Masyarakat dipandang penting dalam melaksanakan tugas-tugas
Pemerintahan guna tercapainya Pembangunan Nasional. Oleh karena itu, ketenangan
dalam bekerja merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam konferensi membahas konsep
perlunya dibentuk suatu badan yang dapat memberikan jaminan sosial bagi PNS
beserta keluarganya. Sebagai hasil dari konferensi tersebut telah dituangkan kedalam
Keputusan Menteri Pertama RI No.380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960, yang
antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial sebagai bekal bagi
pegawai negeri dan keluarganya disaat mengakhiri pengabdiannya kepada negara.
Dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1963 tentang
Pembelanjaan Pegawai Negeri, Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1963 tentang
Tabungan Asuransi Pegawai Negeri dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15
tahun 1963 pada tanggal 17 April 1963 dibentuklah Badan yang diberi nama
Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau PN. TASPEN
yang memiliki kantor di Jl. Merdeka No. 64 Bandung.

Dalam perjalanannya, PN TASPEN mengalami peningkatan kinerja yang


sangat baik, karenanya dipandang perlu oleh Pemerintah untuk dilakukan
penyesuaian bentuk Badan Hukum, sehingga pada tanggal 18 Nopember 1970
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.:
749/MK/IV/11/1970 PN TASPEN berubah menjadi PERUM TASPEN. Dan terakhir

14
mengingat fungsi dan tugas TASPEN yang semakin strategis untuk mendukung
tercapainya pembangunan nasional khususnya dunia perasuransian dan perekonomian
nasional, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah No.: 26/1981 tanggal 30 Juli 1981
PERUM TASPEN berubah status Badan Hukum menjadi PT. TASPEN (PERSERO)
yang Kantor Pusatnya beralamat di Jl. Letjend. Soeprapto, Cempaka Putih Jakarta
Pusat.

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial PNS
maka lingkup usaha PT TASPEN terdiri dari Program Tabungan Hari Tua (THT) dan
Pensiun. Program THT telah dilaksanakan sejak pendirian TASPEN. Sedangkan
untuk program Pembayaran Pensiun PNS yang semula diselenggarakan oleh Ditjen
Anggaran telah dialihkan kepada PT. TASPEN (PERSERO) secara bertahap sejak
tahun 1987. Penyelenggaraan pembayaran Program Pensiun secara nasional
dilakukan sejak tahun 1990.

Sejak awal berdirinya TASPEN mengelola Program Tabungan Hari Tua bagi
pegawai negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas untuk mengelola Program
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan demikian TASPEN telah sepenuhnya mengelola
Program Asuransi Sosial sesuai PP 25 Tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun dan THT. Selain mengelola Program Asuransi
Sosial yang kepesertaannya bersifat wajib(compulsory) bagi PNS, saat ini TASPEN
juga mengelola program THT, THT Multiguna dan THT Ekaguna untuk pegawai
BUMN/BUMD yang kepesertaannya bersifat sukarela (voluntary).
Sebagai upaya untuk memudahkan peserta TASPEN yang tersebar di seluruh
Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 TASPEN membuka Kantor
Cabang di semua propinsi dan beberapa kabupaten/kota yang saat ini seluruhnya
berjumlah 42 Kantor Cabang. Salah satu kantor cabang PT Taspen yang juga sebagai
tempat praktek kerja lapangan kali ini adalah PT Taspen Kantor Cabang Utama
(KCU) Bandung dengan misi khusus KCU Bandung adalah memberikan pelayanan

15
yang melebihi harapan peserta. Selain beroperasional sebagai Kantor Cabang yang
melayani peserta, KCU Bandung juga bertindak sebagai Koordinator atas Kantor-
Kantor Cabang di Wilayah Jawa Barat dan Banten, yaitu:
1. Kantor Cabang Bogor.
2. Kantor Cabang Cirebon.
3. Kantor Cabang Tasikmalaya.
4. Kantor Cabang Serang/Banten.
Produk yang dikelola oleh KCU Bandung adalah Program Pembayaran
Pensiun dan Program Tabungan Hari Tua (THT) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS)
termasuk didalamnya Asuransi Kematian serta program THT dan MultiGuna
Sejahtera untuk BUMN. Sebagai unit pelayanan, KCU Bandung mempunyai mitra
kerja terkait yang secara intens saling bekerja sama untuk memberikan pelayanan
yang terbaik kepada para peserta program Pensiun dan THT. Mitra kerja KCU
Bandung adalah:
1. Pemerintah Daerah.
2. Kanwil Anggaran.
3. Badan Kepegawaian Negara Regional III.
4. Badan Kepegawaian Daerah.
5. PWRI.
6. LVRI, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan program pembayaran hak THT, pensiun pertama, pensiun
bulanan kepada para peserta, PT TASPEN KCU Bandung bekerja sama dengan mitra
bayar. Atas kerja sama dengan para mitra bayar tersebut, maka KCU Bandung
mempunyai 330 titik layanan sehingga memberikan kemudahan kepada para peserta
untuk memilih kantor bayar yang paling dekat dengan kediamannya masing-masing,
yaitu:
1. Bank Mandiri.
2. Bank BRI.
3. Bank Jabar.
4. Bank BTPN.
5. Bank HS 1906.
6. Bank BBAI.
7. PT POSINDO.
8.

16
4.2 Permodalan dan Bentuk Kerja Sama PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung
a) Permodalan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung
Sumber dana yang di kelola oleh PT Taspen merupakan premi yang di tarik oleh
masing-masing PNS sekitar 4,75% untuk program pensiun dari gaji pokok
pegawai, sedangkan 3,25% dari pokok pegawai untuk THT (tabungan hari tua)
meliputi program asuransi. Selain itu program pensiun bersumber dari dana dari
APBN dari keuangan Negara, PT Taspen hanya mengelola program pensiun.
Namun khusus program asuransi dan program pensiun pengelolaan atau premi
yang di tarik langsung di bayarkan ke PT Tapen.
Janda= 36%
Jika penerima pensiun PNS meninggal, dan mempunyai 3 orang istri yang
tercatat maka diberikan kepada istri-istri yang tercatat atau yang sah yaitu:
1/336=12%
Yatim piatu=36%
Jika penerima pesiun meninggal, kemudian istriya menikah lagi/meninggal
maka akan diberikan kepada anaknya, dengan syarat:
a. Anak berusia maksimal 25 tahun;
b. Belum bekerja; dan
c. Belum menikah.
Duda=36%
Jika penerima pensiun meninggal, istrinya meninggal ketika ia menikah lagi
maka hak nya akan diberikan kepada anaknya.

b) Kerja Sama PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung


Kerja Sama PT Taspen dengan Kemitraan
Terdiri dari lima Bank Pemerintah, sepuluh Bank Swasta dan Instansi
Pemerintah. Bank pemerintah terdiri dari bank BNI, BRI, Mandiri, BTN, dan
BJB. Bank swasta teridiri dari bank BTPN, bank Woori Saudara, bank CIMB
NIAGA tbk.
Kerja sama PT Taspen dengan Lembaga Pemerintahan
Bekerja sama dengan kelembagaan yang sifatnya strategis seperti BKN
(Badan Kepegawaian Negara) dan untuk wilayah daerah BKD (Badan

17
Kepegawaian Daerah) serta instansi-instasi lainnya yang strategis yang
berkaitan dengan PT Taspen.

4.3 Pelayanan dan Prosedur PT. TASPEN (Persero) Cabang Bandung


4.3.1 LAYANAN PT. TASPEN (Persero) Cabang Bandung
Dulu PT Taspen pelayanannya berdasarkan pengajuan dari peserta Taspen
atau calon pensiun, apabila tidak ada pengajuan klim yang diajukan kepada
Taspen maka Taspen belum bisa memprosesnya. Namun dalam
perkembangannya, PT Taspen untuk memenuhi kepuasan peserta Taspen, maka
PT Taspen membuat inovasi dalam memberikan pelayanan, yaitu antara lain
pelayanan One Hour Service. One Hour Service ini merupakan pelayanan
dimana peserta taspen atau peserta pensiun apabila sudah mengajukan klim,
maka dalam waktu satu jam sudah bisa diproses. Jadi mulai sejak Klim tersebut
diterima oleh PT Taspen sampai rentang waktu satu jam maka klim tersebut
sudah bisa dibayarkan. Pelayanan yang kedua yaitu pelayanan Service Point.
Service Point merupakan pelayanan yang terdapat disetiap BKD atau Intansi
yang strategis untuk memudahkan para pensiun yang wilayah atau domisilinya
tidak berada di daerah Bandung. Contoh nyatanya bahwa PT Taspen ini
membuka Service Point di BKD Sumedang, jadi para pegawai atau para pensiun
yang berada di Sumedang tidak perlu datang ke Taspen (di Bandung) tetapi
cukup datang ke BKD Sumedang tersebut untuk memprosesnya. Selain
pelayanan One Hour Service dan Service Point, ada juga Pelayanan Otomatis.
Pelayanan Otomatis yaitu pelayanan dimana PT Taspen sudah mempunyai
seluruh data pegawai negeri yang ada di seluruh Indonesia, PT Taspen lah yang
akan memberikan informasi kepada calon pensiun sebelum calon pensiun
tersebut akan menjadi pensiunan. PT Taspen lah yang terlebih dahulu memproses
klim calon pensiun tersebut sebelum calon pensiun tersebut mengajukan klim
kepada PT Taspen. Sehingga calon pensiun tadi tidak perlu lagi datang ke PT
Taspen untuk mengurus segala sesuatunya.

18
4.3.2 Prosedur/Alur Pelayanan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung

Kegiatan Dokumen Tanggung Jawab

Menerima SPP dan Berkas SPP Customer Service


mengagendakan

Meneliti kebenaran Berkas SPP Petugas Penelitian


dan keabsahan
berkas dan
menetapkan waktu
mulainya proses SPP

Melakukan update Berkas SPP Petugas Perekaman


data teknis Data
perhitungan

19
Melakukan Berkas SPP Petugas
perhitungan hak Perhitungan
peserta dan
mencetak LPH

Melakukan Berkas SPP, LPH Petugas Verifikasi


penelitian atas
kebenaran
perhitungan hak

Melakukan Berkas SPP, LPH Kepala Seksi


pengecekan dan Penetapan Klim
membubuhkan
tanda tangan atas
pengesahan

Membubuhkan Berkas SPP, LPH Kepala Bidang


tanda tangan Pelayanan
sebagai otorisator
atas perhitungan
hak

Gambar 1
Prosedur Pelayanan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung

1) Customer Service menerima Surat Permohonan Pembayaran (SPP) klim atau


hak dari peserta.
2) Petugas penelitian menerima berkas dari customer servis untuk diteliti
kebenaran dan keabsahan.
3) Petugas perekaman data melakukan update data teknis perhitungan sesuai
yang tertera pada berkas pengajuan Surat Permohonan Pembayaran (SPP).

20
4) Petugas perhitungan melakukan perhitungan hak peserta dan mencetak
Lembar Perhitungan Hak (LPH).
5) Petugas verifikasi melakukan penelitian atas kebenaran perhitungan hak
peserta.
6) Kepala Seksi Penetapan Klim melakukan pengecekan atas hasil perhitungan
dan membubuhkan tanda tangan atas pengesahan perhitungan.
7) Kepala Bidang Pelayanan membubuhkan tanda tangan sebagai otorisator atas
perhitungan hak yang dimaksud.

4.3.3 Penjelasan Formulir Pelayanan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung


Berikut surat permintaan pensiun janda/duda/yatim piatu ketika
penerima pensiunan yaitu pns pensiun meninggal, di SK itu biasanya ada nama
istri dan keluarganya. Kalau nama istrinya ada sesuai dengan yang sebenarnya
atau jandanya itu tidak perlu lagi diusulkan karena sudah secara otomatis, Untuk
pengusulan pensiun jandanya bisa langsung ke BKN (Badan Kepegawaian
Nasional). Ada juga SK yang belum otomatis, dalam arti bahwa dana pensiun
belum otomatis jatuh kepada keluarganya, dan harus diusulkan terlebih dahulu.
Apabila yang ditinggalkan itu istri, untuk membuktikan istri dari
pensiunan terebut harus melampirkan Surat Nikah, Kartu Keluarga, surat
keterangan kematian, KTP (alamat), pas photo, surat keterangan kejandaan dari
lurah yang membuktikan bahwa dia merupakan janda, surat pengesahan tanda
bukti diri (surat ini berkaitan dengan keuangan Negara dan terikat hukum)
apabila ada keasalahan atau memberikan keterangan palsu mengenai surat
pengesahan tanda bukti diri ini yang mengakibatkan kerugian bagi Negara maka
pejabat pemerintah yang paling kecil yaitu lurah atau kepala desa harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Ada beberapa kategori penerima pensiun, yaitu pensiun pribadi
(penerima pensiun itu sendiri atau PNS itu sendiri), pensiun janda/duda, pensiun
yatim piatu.
a. Pensiun Pribadi Sendiri

21
Seorang PNS yang sudah memasuki masa pensiun akan mendapatkan dana
pensiun secara otomatis, karena sudah tercantum dalam SK nya secara
otomatis.
b. Pensiun Janda
Kalau penerima pensiun pribadi itu sendiri meninggal dan pada saat itu
meninggalkan istri (janda), maka pensiunan itu akan jatuh kepada janda
tersebut. Akan tetapi, kalau misalkan janda itu menikah dengan orang orang
lain maka pensiunan itu akan jatuh ke yatim piatu selama anak tersebut masih
memenuhi syarat dan apabila janda tersebut bercerai atau suami barunya
meninggal maka dana pensiuan tersebut akan kembali kepada janda tersebut.
c. Pensiun Duda
Aturan dipensiun duda hampir sama dengan pensiun janda hanya saja
perbedaannya khusus untuk duda, ketika dia menikah lagi dan kemudian cerai
atau istri barunya meninggal maka dana pensiun tersebbut tidak kembali
kepada duda tersebut.
d. Pensiun yatim-piatu
Kalau penerima pensiun pribadi itu sendiri meninggal dan pada saat
itu tidak meninggalkan istri (artinya, istri dari PNS tersebut meninggal), maka
pensiunan itu jatuh ke anaknya. Dengan catatan anaknya belum pernah
menikah, berusia di bawah 25 tahun, belum mempunyai penghasilan. Dan
harus membaw lampiran berupa surat keterangan kematian ayahnya (PNS)
dan ibunya (istri PNS).
Kalau misalkan pensiun janda itu menikah lagi dan kemudian pensiun
yatim piatu sudah mencapai umur 25 tahun atau lebih, maka dana pensiun akan
dikembalikan kepada Negara. Ketika janda itu bercerai kembali maka dana
pensiun itu akan dikembalikan lagi kepada pensiun janda tersebut, untuk itu ada
tenggang waktu antara 10 tahun sampai 15 tahun hak atas dana pensiun tersebut.
Dana pensiun janda mendapatkan sebesar 36% atas dana pensiun tersebut.
Apabila pns pensiun tersebut mempunya 2 istri yang sah sesuai yang dilaporkan
di SK, maka dana pensiun sebesar 36% tersebut dibagi 2 kepada kedua istri pns

22
pensiunn tersebut. Sedangkan dana pensiun yatim piatu mendapatkan 1/3 atas
dana pensiun tersebut.
Apabila PNS penerima pensiun masih aktif/hidup, ketika dia mencapai batas
usia pensiun (Pegawai Negeri biasa 58 tahun, Guru PNS 60 tahun, Dosen PNS 65
tahun) maka ketika SK Pensiun tersebut terbit secara otomatis form pengajuan
dana pensiun sudah terlampir dan bisa langsung secara otomatis diproses oleh PT
Taspen, itu secara otomatis.
Kalau secara manual, tiga bulan sebelum mencapai masa pensiun/terbit SK
pensiun maka PNS pensiun harus mengurus penerimaan dana pensiun tersebut.

Ada tiga komponen dana pensiun, yaitu:


e. Dana pensiun pokok
f. Tunjangan keluarga
g. Tunjangan beras
Apabila PNS masih dalam usia kerja dan kemudian meninggal dunia,
maka dana pensiun bisa langsung diurus pada saat itu juga, namun sebelum itu
atau selama menunggu SK pensiun terbit janda tersebut akan mendapatkan gaji
terusan yang sama jumlahnya dengan gaji suaminya selama 4 bulan.

4.4 Kelebihan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung


a. Kelebihan yang dimiliki PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung adalah sebagai
berikut.
1 Dilihat dari pelayanan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung
PT. Taspen (Persero) Cabng Bandung memberikan banyak pelayanan
yang dapat mempermudah peserta pensiunan untuk mengurus klim nya,
antara lain sebagai berikut.
PT. Taspen memberikan pelayanan hanya dengan maksimal 1 jam,
klim akan bisa langsung diproses;
Memberikan pelayanan otomatis. Jadi maksudnya PT, Taspen
(Persero) Cabang Bandung ini telah mendapat data calon pensiunan

23
sekitar 2 tahun sebelumnya, dan pada saat 2 bulan sebelum pensiunan
tersebut pensiun seluruh data telah langsung diproses di PT. Taspen
(Persero) Cabang Bandung ini. Tujuannya untuk mempermudah para
peserta pensiunan dalam mendapatkan haknya;
Memberikan Service Point, yaitu PT, Taspen (Persero) Cabang
Bandung ini membuat BKD di daerah tertentu yang jaraknya jauh dari
Kota Bandung, sehingga para pensiunan tidak perlu lagi datang ke PT.
Taspen (Persero) Cabang Bandung untuk memroses data klimnya
tetapi cukup dengan datang ke BKD (Badan Kepegawaian Daerah)
setempat.
Memberikan pelayanan mobil keliling, tujuannya bagi para pensiuann
yang kesulitan untuk datang langsung ke PT. Taspen (Persero) Cabang
Bandung ini mungkin karena kondisi atau situasi bisa meminta untuk
PT, Taspen (Persero) Cabang Bandung datang ke tempat tinggal para
pensiunan sehingga tidak ada alasan bagi para pensiunan tidak
mendapatkan klim nya.
e Dilihat dari pelaporan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung yang sangat
transparan, hal ini dapat dibuktikan dengan terbukanya pihak PT. Taspen
(Persero) Cabang Bandung untuk memperlihatkan laporan keuangannya
diwebsite www.taspen.com
2 Sampai saat ini PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung belum mendapatkan
complain atau ketidakpuasan terhadap pelayanan pensiun, sehingga masih
dapat dikatakan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung tidak memiliki
kekurangan dalam hal apapun.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
a. Peserta yang ingin mengambil hak pembayaran pensiunnya cukup
mengajukan berkas Surat Permohonan Pembayaran (SPP) lengkap dengan
persyaratannya ke Customer Servis dan selanjutnya proses Surat Permohonan
Pembayaran (SPP) dilakukan oleh staf-staf di bagian pelayanan dan bagian
keuangan.
b. Lamanya proses pelayanan pembayaran adalah 1 jam.
c. Dana pensiun atau hak pensiun dapat diberikan kepada PNS langsung, atau
kepada pihak istri apabila pensiunan (suami) meninggal dunia, atau kepada
pihak duda apabila pensiuanan (istri) meninggal dunia, atau kepada pihak
anak yatim/piatunya apabila pensiunan suami meninggal dan jandanya
meninggal/menikah kembali.
d. Persyaratan anak yatim/piatu yang bisa mendapatkan hak pensiun adalah
berusia maksimal 25 tahun; belum bekerja; dan belum menikah.

5.2 Saran
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang sudah dilakukan, penulis hanya
dapat memberikan saran bahwa kinerja pegawai PT. TASPEN (Persero) Cabang

25
Bandung sudah baik dilihat dari prosedur pelaksanaan pelayanan pembayaran kepada
peserta pensiun yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan
hendaknya PT. TASPEN (Persero) Cabang Bandung maupun berdasarkan UU No.11
Tahun 1969. Sudah menjadi kewajiban bagi PT.Taspen (Persero) untuk terus
meningkatkan kinerja para pegawainya agar menjadi lebih baik demi kepuasan para
peserta pensiun.

26

Anda mungkin juga menyukai