MAKSI-1
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
1
A. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
Standar Pekerjaan Lapangan merupakan salah satu dari
tiga Standar Auditing yang Berlaku Umum. Standar ini sangat
berperan penting dalam suksesnya proses audit yang dijalankan
hingga didapatnya hasil temuan audit. Standar pekerjaan
lapangan terdiri dari tiga, yaitu:
Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai
dan mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya.
Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup
mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian
internal, untuk menilai resiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan untuk
merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.
Auditor harus memperolh cukup bukti audit yang tepat
dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang
layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan
keuangan yang diaudit.
B. KONSEP MATERIALITAS
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas
sebagai :
Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang,
dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang
dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan
berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.
2
Definisi diatas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan
keadaan-keadaan yang berhubung dengan satuan usaha (perusahaan
klien), dan informasi yang diperlukan oleh mereka yang akan
mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit. Karena
tanggung jawab menentukan apakah laporan keuangan salah saji secara
material, auditor harus, berdasarkan temuan salah saji yang material,
menyampaikan hal itu kepada klien sehingga bisa dilakukan tindakan
koreksi.
3
bijaksana. Auditor menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas untuk membantu merencanakan pengumpulan bukti yang
tepat. Semakin rendah nilai uang pertimbangan pendahuluan ini,
semakin banyak bukti audit yang dibutuhkan. Selama pelaksanaan
audit, auditor sering kali mengubah pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas.
4
Kekeliruan yang kecil dianggap material jika berhubungan
dengan kewajiban kontrak.
Kekeliruan yang tidak material dapat menjadi material kalau
mempengaruhi kecenderungan laba.
5
penaksiran materialitas pada tahap perencanaan audit. Jika auditor
menentukan jumlah materialitas terlalu rendah, auditor akan
mengkonsumsi waktu dan usaha yang sebenarnya tidak diperlukan.
Sebaliknya jika auditor menentukan jumlah rupiah materialitas terlalu
tinggi auditor akan mengabaikan salah saji yang signifikan sehingga ia
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian untuk laporan
keuangan yang sebenarnya berisi salahsaji material.
6
tersebut dengan materialitas laporan keuangan. Pertimbangan ini
mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah
saji yang kemungkinan tidak material secara individual namun, jika
digabungkan dengan salah saji dalam saldo akun yang lain, dapat
material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
7
akan meminimalisasi biaya audit. Sebagian besar alokasi materialitas
pada pos-pos neraca karena neraca memiliki lebih sedikit komponen.
Kesulitan materialitas pada akun neraca :
1. Salah Saji yang Diketahui adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya
dapat ditentukan oleh auditor.
2. Salah Saji yang Mungkin.
C. PENGERTIAN RISIKO AUDIT
8
Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan
sebagai keseluruhan atas dasar bukti yang diperoleh dari verivikasi
asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau
golongan transaksi. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko audit pada
tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit,
risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan sebagai
keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.
9
Risiko Bawaan & Risiko Pengendalian mempunyai hubungan
langsung dengan Jumlah Bukti Audit yang diperlukan, artinya bukti yang
diperlukan semakin sedikit apabila risikonya rendah, karena dalam
situasi demikian risiko deteksinya dapat menjadi tinggi
10
Risiko Audit Individual
11
DAFTAR PUSTAKA
Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf. 2011.
Jasa Audit dan Assurance, Jakarta : Salemba Empat
http://fadjarika.blogspot.co.id/2012/01/materialitas-dan-risiko-audit.html
https://akuntansibubung.wordpress.com/2012/10/25/materialitas-dan-
risiko/
https://www.slideshare.net/ncapsyafdinal/hubungan-antara-materialitas-
risiko-audit-dan-bukti-audit
12
http://www.academia.edu/9666250/MAKALAH_MATERIALITAS_DAN_RISIK
O_AUDIT
http://sebioke.blogspot.com/2014/01/materialitas-dan-resiko-audit.html
http://duniaakuntan10.blogspot.co.id/2014/11/risiko-audit-dan-
materialitas.html
http://richank-meister.blogspot.co.id/2012/09/auditing-i-materialitas-dan-
risiko-audit.html
http://adasemuua.blogspot.co.id/2015/05/materialitas-dan-risiko-audit-
by-sani.html
http://fekool.blogspot.co.id/2015/10/audit-standar-pekerjaan-
lapangan.html
http://kaukesbokan.blogspot.co.id/2013/05/standar-pekerjaan-
lapangan.html
http://putubudiadnyani.blogspot.co.id/2013/04/memahami-standar-
pekerjaan-lapangan.html
13