Pelayanan air bersih yang tidak memenuhi aspek regularitas
ANALISIS KETERSEDIAAN PRASARANA AIR BERSIH PDAM WILAYAH PELAYANAN TIMUR KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR Oleh: Reina Andi Lolo Lebang Air bersih adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan yang tidak dapat dipungkiri. Seluruh makhluk hidup terutama manusia membutuhkan air bersih. Penyediaan air bersih perlu diusahakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Dalam melayani pelanggan di wilayah Timur Kota Makassar, instalasi Panaikang merupakan bagian dari prasarana air bersih PDAM yang sumber air bakunya berasal dari Bendung Lekopancing Sungai Maros dengan kapasitas terpasang 1.300 liter/detik melalui saluran terbuka sepanjang 28,90 km masuk ke instalasi Pengolahan Panaikang dengan kapasitas terpasang air bersih 1000 liter/detik dan daya tampug reservoir 10.000 m3, kemudian didsitribusikan ke pelanggan melali jaringan distribusi yang berdiameter 50 mm sampai 1000 mm. IPA Panaikang melayani beberapa kecamatan antarala lain Biringkanaya, Tamalanrea, Tallo dan sebagian Kecamatan Panakukang, dengan total jumlah pelanggan 59.105 sambungan. Permasalahan yang terjadi sekarang adalah cakupan pelayanan untuk wilayah Kecamatan Biringkanaya itu sendiri masih rendah sekitar 33% atau 36.732 jiwa penduduk terlayani dari 111.309 jiwa total jumlah penduduk Kecamatan Biringkanaya pada tahun 2004, sementara cakupan pelayanan secara umum untuk Kota Makassar sebesar 1.160.011 jiwa. Akibatnya, senagai kompensasi dari kekurangan cakupan pelayanan distribusi air bersih ini, sejumlah warga masih mengendalian air tanah dari sumur-sumur, sementara air tanah yang di Kecamatan Biringkanaya belum tentu baik kualitas dan layak untuk di konsumsi. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana kondisi ketersediaan prasarana air bersih PDAM di Kecamatan Biringkanaya saat ini? 2. Alternatif apa yang dapat dilakukan agar cakupan pelayanan air bersih PDAM di Kecamatan Biringkanaya dapat meningkat? Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran secara jelas mengenai kondisi dan keadaan di masyarakat mengenai kebutuhan air bersihnya serta kondisi dan keadaan di pihak pengelola air bersih mengenai prasarana air tanah yang ada. KINERJA PELAYANAN AIR BERSIH PDAM BAGI PELANGGAN DI KOTA SENGKANG Oleh: Muhammad Aki Latar Belakang Kelangkaan air adalah masalah bagi kehidupan manusia untuk melakukan aktifitasnya. Oleh karena itu tujuan pembangunan sistem penyediaan air bersih adalah ketersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas memenuhi persyaratan air minum dan tersedia sepanjang waktu atau secara berkesinambungan dengan hrga yang terjangkau oleh masyarakat atau konsumen. Salah stau permasalahan yang telah dan akan timbul dalam pengelolaan sumber daya air bersih adalah kapasitas kemampuan PDAM sebagai penyedia air besih pada umumya masih terbatas. Keterbatasan kapasitas kemampuan PDAM ini dapat ditinjau dari segi jangkauan pelayanan maupun mutu pelayanannya kepada para pelanggan. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan air bersih yang semakin meningkat adalah wajar sejalan dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian maka sudah sepatutnya menjadi kewajiban bagi PDAM di seluruh Indonesia untuk dapat memacu dirinya dalam memenuhi kebutuhan air bersih yang cukup dari segi kuantitas dan sehat dari segi kualitas bagi masyarakat atau pelanggan. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada kondisi sekarang ini, untuk pelayanannya telah elayani penduduk Kota Sengkang dengan cakupan pelayanan 49,19% dari jumlah penduduk Kota Sengkang yaitu 55.626 jiwa. Jumlah pelanggan PDAM Kota Sengkang untuk kategori rumah tangga sampai dengan akhir November 2006 sebanyak 4.250 sambungan yang terbagi atas 3 (tiga) wilayah pelayanan yang terdiri dari wilayah atas jumlah pelnaggan kategori rumah tangga 1.827 sambungan, wilayah tengah 1.445 sambungan, dan wilayah bawah 978 sambungan. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana kinerja pelayanan air bersih PDAM Kota Sengkang ditinjau dari kuantitas, kontinuitas, dan kualitas air kepada konsumen atau pelanggan? 2. Berapa bear kehilangan air yang dialami PDAM Kota Sengkang? Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu memberikan gambaran secara jelas mengenai kinerja pelayanan air bersih PDAM yang ditinjau dari kualitas, kontinuitas dan kuantitas air bersih kepada konsumen KAJIAN KETERSEDIAAN PRASARANA AIR BERSIH KOTA MAMUJU Oleh: Abdi Manaf Latar Belakang Melekat dan mendasarnya kebutuhan air bersih semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk modernnya kehidupan dan tingkat kemajuan ekonomi masyarakat itu sendiri. Semakin ting taraf kehidupan, semakin menungkat pula kebutuhan manusia akan air ( Suriawira, 1996 dalam Silaban RH,2006). Selama ini penduduk yang berdiam di ibukta Kabupaten Mamuju memanfaatkan air sumr, air tanah, dan air yang dikelolah oleh PDAM sebagai sumber air bersih. Namun air sumur dan air tanah belum tentu dapat diandalkan karena mempunyai keterbatasan baik secara kualitas maupun kuantitas (Supian, 2006). Penyediaan air bersih pada prinsipnya direncanakan dan dibangun sedemikian rupa agar dalam pembangunannya dapat memenuhi tujuan antara lain tersedianya air bersih dalam jumlah yang cucukp dengan kualitas yang memenugi persyaratan air bersih dan tersedianya air sepanjang waktu atau berkesinambungan, dengan harga terjangkau oleh masyarakat sebagai konsumen (Departemen PU, 1998). Dengan cakupan pelayanan sekitar 31% (BPS Kabupaten Mamuju, 2004), masih rendahnya cakupan pelayanan dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dengan berbagai aktifitas yang begitu cepat, akan menjadi tantangan tersendiri bagi PDAM Manakarra dalam peneydiaan air bersih, kemampuan PDAM yang terbtas baik jangkauan maupun mutu pelayanannya bahkan kondisi saat ini PDAM Manakarra hanya mampu memproduksi 29 liter/detik dari 65 liter/detik kapasitas terpaang sangat berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan serta pelayanan air bersih pada masyarakat. Sehingga sejumlah warga masih mengandalkan sumber air bersih dengan memanfaatkan air tanah dari sumur dangkal maupun sumur bor. Sementara air tanaga yan tersedia belum tentu baik kualitas dan layak untuk dikonsumsi. Dengan melihat kondisi dan permasalahan pemenuhan kebutuhan air bersih dan pelayanan oleh PDAM Manakarra, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui dan mendapatkan suatu alternatif pemecahan yang tentunya memerluka pengkajian secara mendalam. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana kondisi prasarana air bersih yang tersedia saat ini ditinjau dari aspek kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air bersih yang diterima konsumen? 2. Berapa kebutuhan air bersih untuk perencanaan lima tahun kemudian (tahun 2006-2011(? Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dan kuantitatof. Untuk mendapatkan gambaran hasil ketesediaan prasarana air bersih dari aspek kuantitas, kontinuitas dan kualitas air bersih yang diterima konsumen PDAM, serta mengindentifikasi pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat sehinggda dari data-data tersebut kemudian dilakukan pengkajian untuk menghasilkan usulan atau strategis dalam menangani masalah yang dihadapi.