Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN DEMENSIA PADA LANJUT USIA DI

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS RUMOH SEJAHTERA GEUNASEH


SAYANG ULEE KARENG TAHUN 2015

Aditya 1 , dr. Liza Salawati, M.Kes 2 , dr. M. Darma Muda Setia, Sp.PD 3

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 2) Bagian Ilmu


Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala 3) Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

ABSTRAK

Provinsi Aceh merupakan provinsi dengan angka kesakitan lansia tertinggi di


Indonesia dengan persentase sebesar 30%. Terus meningkatnya jumlah lansia turut
meningkatkan jumlah penderita penyakit sistemik dan demensia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian demensia pada
lansia di Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang. Jenis
penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional survey.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh lansia di UPTD
Rumoh Sejahtera yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah 44
lansia. Hasil penelitian didapatkan 18,2% lansia menderita demensia dan 34% lansia
menderita hipertensi. Lansia yang menderita hipertensi 50% menderita demensia.
Angka Prevalensi Ratio menunjukkan bahwa lansia yang menderita hipertensi 1,81 kali
berisiko untuk terjadinya demensia. Hasil uji Chi-Square test pada CI 95% dan 0,05
yang didapatkan nilai P Value 0,001 dengan P < 0,05. Kesimpulannya, terdapat
hubungan antara hipertensi dengan demensia pada lansia di UPTD Rumoh Sejahtera
Geunaseh Sayang.

Kata kunci : Hipertensi, demensia, lansia, UPTD Rumoh Sejahtera


ABSTRACT

Aceh province is the province with the highest elderly morbidity in Indonesia
with a percentage of 30%. The increasing number of elderly also increases the number
of patients with systemic disease and dementia. This study aims to determine the
relationship of hypertension and dementia in the elderly in Unit Pelaksana Teknis
Dinas Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang. This type of research is analytic
observational with cross sectional survey. The sample in this study is all elderly in
UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang which amounted to 44 sample. The result
showed 18.2% of elderly suffering from dementia and 34% of elderly suffering from
hypertension. The elderly who suffer from hypertension 50% suffer from dementia. PR
calculation obtained from the elderly who suffer from hypertension 1.81 times will
suffer dementia. Data analysis using Chi-Square test with 95% CI 0.05, and obtained
P Value 0.001 with P <0.05. In conclusion, there is a relationship between
hypertension and dementia in the elderly in UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh
Sayang.

Key Words : Hypertension, Dementia, Elderly, UPTD Rumoh Sejahtera


Pendahuluan diakhiri dengan kematian. Pada

Meningkatnya angka harapan hidup kenyataannya proses ini sangat

merupakan salah satu indikator dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

keberhasilan suatu negara. Dengan genetik, gaya hidup, dan lingkungan.

meningkatnya angka harapan hidup Dalam prosesnya, terjadi berbagai

juga akan meningkatkan jumlah lansia. perubahan fisiologi termasuk adanya


(1,2)
Banyak negara di dunia telah perubahan fungsi kognitif yang dapat

menetapkan usia 60 tahun sebagai menyebabkan terjadinya demensia.(6)


Demensia masih menjadi masalah
lansia. Populasi lansia didunia terus
kesehatan di dunia dikarenakan terus
meningkat dan diprediksi akan
meningkatnya jumlah penderita
mencapai 2 milyar pada tahun 2050.(3)
penyakit ini. Menurut data World
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun
Health Organization (WHO) adanya
2012 adalah 18,55 juta orang atau
peningkatan penderita demensia dari
7,78% dari total penduduk dan pada
35,6 juta penderita pada tahun 2012 dan
tahun 2025 diprediksi jumlah lansia
diperkirakan akan meningkat dua kali
meningkat menjadi seperlima dari
lipat menjadi 65,7 juta pada tahun 2030
penduduk Indonesia.(4) Berdasarkan
dan terus meningkat hingga 115,4 juta
hasil Sensus Penduduk tahun 2010,
pada tahun 2050.(7) Penderita demensia
jumlah lansia di provinsi Aceh adalah
di Asia Pasifik berjumlah 13,7 juta jiwa
264.020 jiwa yang terdiri dari 176.192
dan diperkirakan akan terus meningkat
jiwa laki-laki dan 147.058 jiwa
menjadi 64,6 juta jiwa pada tahun
perempuan. Berdasarkan data BPS
2050. Jumlah penderita demensia di
tahun 2012 menyatakan bahwa provinsi
Indonesia pada tahun 2005 adalah 606
Aceh berada dalam peringkat pertama
ribu jiwa dan akan meningkat menjadi
jumlah kesakitan lansia.(5)
Menua merupakan proses 1 juta jiwa pada tahun 2020 dan 3 juta

perubahan seorang dewasa muda jiwa pada tahun 2050.(8)


Fungsi kognitif seperti penggunaan
menjadi seorang yang lebih rentan yang
kata, penalaran, dan pembentukan
diakibatkan oleh berkurangnya
kalimat sangat dipengaruhi oleh umur,
cadangan fisiologis sehingga menjadi
riwayat pendidikan, dan penyakit
lebih mudah terkena penyakit. Proses
sistemik seperti hipertensi dan diabetes.
ini dimulai pada saat maturitas dan (9-11)
Secara khusus, adanya penurunan
fungsi kognitif seiring dengan 1) Responden dapat diajak
bertambahnya usia seseorang.(12) berkomunikasi dengan baik
2) Responden bersedia untuk
Penurunan fungsi kognitif pada lansia
diwawancara
akan lebih buruk jika disertai dengan
3) Responden telah mengisi inform
hipertensi yang tidak terkontrol.(9, 11)
consent
Berdasarkan latar belakang masalah
B. Kriteria Ekslusi
diatas maka penulis tertarik untuk 1) Responden yang menderita obesitas
2) Responden yang tidak kooperatif
melakukan penelitian tentang hubungan
hipertensi dengan demensia.
Instrumen Penelitian

METODE PENELITIAN Instrumen yang digunakan


dalam penelitian ini adalah MMSE,
Jenis dan Rancangan Penelitian
tabel diagnostik demensia DSM-IV dan
Penelitian ini merupakan
sphygmomanometer air raksa. Dalam
penelitian analitik observasional
dengan desain cross sectional dimana penelitian ini peneliti juga
pengumpulan data dilakukan sekaligus menggunakan enumerator sebanyak 3
pada waktu yang bersamaan.(13)
orang. Enumerator dalam penelitian ini
Tempat dan Waktu Penelitian merupakan mahasiswa pendidikan
Penelitian dilakukan di UPTD dokter semester 7 yang telah lulus skill
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang pengukuran tekanan darah dan
Ulee Kareng Banda Aceh. Penelitian
pengukuran fungsi kognitif serta telah
dimulai dari bulan Februari 2014
sampai dengan April 2015. dilakukan persamaan persepsi sebelum
melakukan penelitian ini.
Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini


adalah seluruh lansia di Panti Jompo Teknik Pengumpulan Data
Rumoh Sejahtera tahun 2015 yang Jenis data yang dikumpulkan
berjumlah 52 orang dimana 3 lansia
tidak dapat berkomunikasi dengan baik dalam penelitian ini adalah data primer
dan 5 lansia menderita obesitas yaitu data demensia melalui wawancara
sehingga sampel pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner
menjadi 44 orang. Teknik pengambilan
MMSE dan DSM-IV dan tekanan darah
sampel dilakukan dengan teknik total
sampling. yang diukur menggunakan
sphygmomanometer air raksa.
A. Kriteria Inklusi
Tabel 1 Menunjukkan bahwa lansia
Analisis Data di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh
Analisis univariat digunakan Sayang, 77,3% berjenis kelamin
untuk mendeskripsikan masing-masing perempuan dan 52,3% berusia antara
variabel baik dependen maupun 60-69 tahun.
independen. Data yang diperoleh
Tabel 2 Distribusi Hipertensi
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
Frekuensi Persentase
frekuensi. Analisis bivariat digunakan Hipertensi (n) (%)
Hipertensi 15 34.09
untuk mencari hubungan antara
Tidak
variabel independen dan variabel Hipertensi 29 65.91
Total 44 100.0
dependen, dalam analisis ini
Berdasarkan Tabel 2 di atas
menggunakan Chi-Square Test pada CI
terlihat bahwa lansia di UPTD Rumoh
95% dan 0,05%.
Sejahtera Geunaseh Sayang 34%
menderita hipertensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3 Karakteristik Lansia
Hasil Penelitian yang Menderita
Hipertensi
1. Karakteristik Sampel Penelitian
Persentas
Penelitian ini dilakukan terhadap 44 Karakteristik Frekuensi e
responden pada 19 Januari sampai Grade Hipertensi
dengan 30 Januari 2015 di UPTD Hipertensi Grade I 4 26.7
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Hipertensi Grade II 11 73.3
Ulee Kareng. Total 15 100
Tabel 1 Karakteristik Sampel
Jenis Kelamin
Penelitian
Laki-laki 5 33.33
Frekuensi Persentase Perempuan 10 66.67
Karakteristik (n) (%) Total 15 100
Jenis Umur
Kelamin 60-69 5 33.33
Laki-laki 10 22.7 70-79 7 46.67
Perempuan 34 77.3 80 3 20.00
Total 44 100 Total 15 100.00
Umur Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat
60-69 23 52.3 bahwa lansia yang menderita hipertensi
70-79 18 40.9
80 3 6.8 di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh
Total 44 100 Sayang 73,3% menderita hipertensi
grade II. Lansia yang menderita
hipertensi di UPTD Rumoh Sejahtera Demensia Sedang 3 37.5
Geunaseh Sayang 66,67% berjenis Demensia Berat 1 12.5
Total 8 100
kelamin perempuan. Lansia di UPTD
Jenis Kelamin
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Laki-laki 2 25
yang menderita hipertensi 46,67% Perempuan 6 75
Total 8 100
berusia antara 70-79 tahun.
Umur
Diagnosis demensia didapatkan 60-69 3 37.5
dengan wawancara menggunakan 70-79 4 50
80 1 12.5
kuesioner MMSE dan tabel diagnostik
Total 8 100
DSM IV terhadap lansia di UPTD
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang. Berdasarkan Tabel 5 di atas terlihat

Distribusi demensia pada lansia di bahwa lansia yang menderita demensia

UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh

Sayang dapat dilihat pada Tabel 4.4. Sayang 50% menderita demensia

Distribusi grade demensia pada lansia ringan. Lansia di UPTD Rumoh

di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sejahtera Geunaseh Sayang yang

Sayang dapat dilihat pada tabel 4.5. menderita demensia 75% berjenis
kelamin perempuan. Lansia di UPTD
Tabel 4 Frekuensi Demensia
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang
pada Lansia
Frekuensi Persentase yang menderita demensia 50% berusia
Demensia (n) (%)
antara 70-79 tahun.
Demensia 8 18.2
Tidak Demensia 36 81.8 Tabel 6 Hubungan Hipertensi
Total 44 100.0 dengan Demensia pada
Lansia
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas Demensia
P
Total RP
Tidak Value
Hipertensi Demensia
terlihat bahwa lansia di UPTD Rumoh demensia
N % N % n %
Sejahtera Geunaseh Sayang 18,2% Tidak
28 93.3 2 6.7 30 100
hipertensi
0.001 1.8
menderita demensia. Hipertensi 7 50.0 7
50.
14 100
0

Tabel 5 Karakteristik Lansia Berdasarkan tabel 6 dapat


yang Menderita
dilihat bahwa pada lansia di UPTD
Demensia
Karakteristik Frekuensi Persentase Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang
Grade Demensia 47,8% lansia dengan hipertensi
Demensia Ringan 4 50
menderita demensia. Sedangkan 3,4%
lansia tanpa hipertensi menderita demensia berat. Hasil ini sesuai dengan
demensia. Perhitungan Prevalens Ratio penelitian Kaplan yang menunjukkan
(PR) diperoleh hasil 1,81 yang berarti bahwa jumlah demensia yang diderita
PR > 1. Hal ini menunjukkan bahwa lansia terbanyak adalah demensia
lansia yang menderita hipertensi 1,81 ringan sebanyak 15% lansia di
berisiko mengalami demensia. Amerika. Sedangkan yang menderita
Berdasarkan uji Chi Square demensia berat sebanyak 5% dari
pada CI 95% dan 0,05 diperoleh nilai jumlah lansia di Amerika.(14)
P Value 0,001 yang berarti nilai p < Pada penelitian ini terlihat
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 bahwa lansia yang menderita demensia
ditolak, yang membuktikan bahwa di UPTD Rumoh Sejahtera 75%
adanya hubungan antara hipertensi berjenis kelamin perempuan. Peneliti
dengan demensia pada lansia di UPTD tidak menemukan adanya perbedaan
rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang. jenis kelamin pada penelitian-penelitian
Maka hipotesis penelitian ini terbukti. sebelumnya. Perbedaan jenis kelamin
dalam penelitian ini disebabkan karena
Pembahasan perbedaan jumlah responden yang
Hasil penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan
menunjukkan 18,2% lansia di UPTD perempuan dalam penelitian ini.
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Pada penelitian ini terlihat
menderita demensia, sedangkan yang bahwa lansia yang menderita demensia
tidak menderita demensia sebesar 50% berusia 70-79 tahun. Penelitian ini
81,8%. Hasil penelitian hampir sama sesuai dengan penelitian Birkenhager
dengan data WHO yang menunjukkan yang menyebutkan bahwa adanya
bahwa pada lansia di Amerika, yang peningkatan prevalensi dan insidensi
berusia 70 tahun 15% diantaranya demensia seiring dengan bertambahnya
menderita demensia.(14) usia. Jumlah ini meningkat secara
Pada penelitian ini terlihat signifikan dimulai pada usia diatas 70
bahwa lansia di UPTD Rumoh tahun.(15)
Sejahtera Geunaseh Sayang yang Banyak hal yang dapat
menderita demensia, 50% menderita menyebabkan terjadinya demensia pada
demensia ringan dan 12,5% menderita lansia seperti adanya neuro-fibrillary
tangles dan plak-plak neurit serta peningkatan prevalensi dan insidensi
adanya perubahan aktivitas kholinergik hipertensi seiring bertambahnya usia.(16)
otak yang mengganggu fungsi kerja Adanya perbedaan faktor-faktor
otak pada daerah-daerah di otak. yang mempengaruhi terjadinya
Penyebab lainnya dapat disebabkan hipertensi pada lansia dibandingkan
karena adanya subcortical infarct dengan dewasa muda. Faktor-faktor
akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang berperan antara lain adanya
otak. Keadaan ini belum mencapai fase penurunan kadar renin karena
stroke karena lesi pada otak masih menurunnya jumlah nefron akibat
dalam jumlah yang kecil. Adanya lesi proses menua yang menyebabkan
pada otak ini dapat menyebabkan terjadinya hipertensi terus menerus.
penurunan fungsi kognitif sesuai Teori lain menyetakan bahwa adanya
dengan daerah terjadinya lesi.(14) peningkatan sensitivitas natrium pada
Hasil penelitian ini lansia serta adanya penurunan
menunjukkan 34,09% lansia di UPTD elastisitas pembuluh darah perifer yang
Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang meningkatkan resistensi perifer. Dalam
menderita Hipertensi, sedangkan yang studi lainnya, pada lansia secara
tidak menderita hipertensi sebesar histologis ditemukan perubahan
65,91%. Hasil penelitian ini sesuai ateromatous yang menyebabkan
dengan penilitan Martono yang disfungsi endotel yang belanjut pada
dilakukan pada lansia dengan rentang pembentukan berbagai sitokin dan
umur 65-115 tahun didapatkan subtansi kimia lainnya yang
prevalensi hipertensi sebesar 32%.(15) meningkatkan proses sklerosis
Pada penelitian ini terlihat pembuluh darah perifer yang berakibat
bahwa 73,3% lansia yang menderita pada kenaikan tekanan darah.(15)
hipertensi di UPTD Rumoh Sejahtera Hasil penelitian ini
Geunaseh Sayang menderita hipertensi menunjukkan bahwa lansia di UPTD
grade II dan 46,67% lansia yang Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang
menderita hipertensi berusia 70-79 yang tidak menderita hipertensi tetapi
tahun. Hasil ini sesuai dengan hasil menderita demensia sebesar 6,7%.
Riskesdas tahun 2013 yang Hasil ini sesuai dengan pernyataan
menyebutkan bahwa adanya Kaplan bahwa demensia pada lansia
tidak hanya disebabkan oleh hipertensi dengan demensia pada lansia di UPTD
akan tetapi juga dipengaruhi oleh rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang. Hal
faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain ini sesuai dengan penelitian yang
yang dapat menyebabkan demensia dilakukan oleh Obisesan yang
pada lansia antara lain riwayat melaporkan adanya perbedaan antara
penggunaan obat-obatan dan alkohol, penurunan fungsi kognitif pada lansia
adanya gangguan emosi lainnya, yang memiliki tekanan darah tinggi
riwayat keluarga serta penyakit dibandingkan lansia dengan tekanan
sistemik lain.(14) darah normal yang dapat menimbulkan
Berdasarkan perhitungan PR demensia.(9)
didapatkan hasil sebesar 1,81 yang Mekanisme yang mendasari
menunjukkan bahwa lansia yang hubungan antara hipertensi dengan
menderita hipertensi 1,81 kali beresiko demensia masih belum jelas, akan
menjadi demensia pada lansia. Hasil tetapi banyak studi yang mencoba
penelitian ini didukung oleh studi yang mempelajari hubungan antara
dilakukan oleh Valenzuela yang hipertensi dengan demensia. Salah
menunjukkan adanya peningkatan satunya studi yang dilakukan oleh Reitz
resiko demensia pada penderita didapatkan bahwa hipertensi akan
hipertensi sebesar 1 hingga 3,8 kali menyebabkan terjadinya lacunar brain
dibandingkan dengan lansia tanpa infarcts yang akan memicu terjadinya
hipertensi.(2) Hasil penelitian ini juga penurunan fungsi kognitif dan menjadi
sejalan dengan penelitian yang demensia.(17) Menurut Birkenhager,
dilakukan oleh Peters yang tekanan darah tinggi menyebabkan
menunjukkan adanya hubungan antara adanya lesi makro pada otak yang dapat
hipertensi dengan peningkatan resiko mempengaruhi fungsi kerja otak yang
terjadinya demensia.(16) menyebabkan penurunan fungsi
Berdasarkan hasil uji Chi- kognitif dan demensia.(15) Penelitian
Square dari tabel 4.4 didapatkan P yang dilakukan oleh Obisesan
Value 0,001 yang berarti lebih kecil dari didapatkan adanya hubungan antara
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 penderita hipertensi pada usia muda
ditolak, hal ini membuktikan bahwa dapat memicu terjadinya atrofi pada
adanya hubungan antara hipertensi lobus medial-temporal otak yang dapat
menurunkan fungsi kognitif dan ventrikel, dan akumulasi cairan
menjadi demensia pada lanjut usia.(9) ekstrasel jika dibandingkan dengan
Teori lain menyebutkan bahwa adanya pasien tanpa hipertensi.(17)
penyempitan dan sclerosis arteri kecil Hipertensi tidak hanya
di daerah subkortikal, yang menyebabkan demensia multi infark
menyebabkan hipoperfusi, kehilangan akan tetapi dapat memicu terjadinya
autoregulasi, penurunan sawar otak, penyakit alzheimer serta demensia jenis
dan pada akhirnya terjadi proses lainnya. Sehingga adanya pemantauan
demyelinisasi white matter subkortikal, yang baik terhadap tekanan darah dapat
mikroinfark dan penurunan kognitif. mencegah terjadinya demensia.
Pada pemeriksaan MRI dilakukan pada Menurut Peters adanya perbaikan
lansia dengan hipertensi biasanya fungsi kognitif setelah diberikan obat
dijumpai adanya lesi subkortikal, anti-hipertensi pada lansia yang
mikroinfark, astrogliosis, pelebaran menderita demensia. (16)

Kesimpulan hipertensi 1,81 kali beresiko


Kesimpulan pada penelitian menderita demensia.
adalah :
Saran
1. Adanya hubungan antara
Saran pada penelitian ini
hipertensi dengan demensia
adalah bagi UPTD Rumoh
pada lanjut usia di UPTD
Sejahtera Geunaseh Sayang
Rumoh Sejahtera Geunaseh
yang bekerja sama dengan
Sayang.
2. Jumlah penderita demensia di Puskesmas Ulee Kareng
UPTD Rumoh Sejahtera hendaknya dapat meningkatkan
sebanyak 8 lansia atau 18,2% pelayanan kesehatan kepada
dari populasi lansia seperti pengecekan
3. Jumlah penderita hipertensi di
tekanan darah secara teratur
UPTD Rumoh Sejahtera
untuk mencegah terjadinya
sebanyak 15 lansia atau 34%
demensia, serta memberikan
dari populasi.
tatalaksana pada lansia dengan
4. Lansia di UPTD Rumoh
demensia.
Sejahtera yang menderita
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas
Daftar Pustaka Indonesia; 2006. p. 1335-40.
1. Statistik BP. Statistik Penduduk 7. WHO. Dementia cases set to
Usia Lanjut 2011 2011 [cited triple by 2050 but still largely
2014 15 march]. Available ignored 2012 [cited 2014 16
from: march]. Available from:
http://www.bps.go.id/hasil_publ http://www.who.int/mediacentre
ikasi/stat_lansia_2011/files/sear /news/releases/
ch/searchtext.xml. 2012/dementia_20120411/en/#.
2. M Valenzuela ME, K Ritchie, H 8. International AsD. Dementia in
Brodaty. Antihypertensives for the Asia Pasifik Region 2005
combating dementia A [cited 2014 11 September].
perspective on candidate Available from:
molecular mechanisms and http://www.alz.co.uk/dementia-
population-based prevention. in-the-asia-pacific.
Transl Psychiatry. 2012;107(2).
9. Obisesan TO OO, Martins S,
3. WHO. 10 facts on ageing and Alamgir L, Bond V, Maxwell C,
the life course 2012 [cited 2014 et al. High Blood Pressure,
16 march]. Available from: Hypertension, and High Pulse
http://www.who.int/features/fact Pressure Are Associated with
files/ageing/en/. Poorer Cognitive Function in
Persons Aged 60 and Older:
4. Statistik BP. Statistik Lansia The Third National Health and
2012 [cited 2014 11 Nutrition Examination Survey.
September]. Available from: 2009;56:501-9.
view-
source:http://www.bps.go.id/has 10. Pedraza O CJ, OBryant SE,
il_publikasi/stat_lansia_2012/fil Smith GE, Ivnik J, Graff-
es/search /searchtext.xml. Radford NR, et al. Diagnostic
Validity of Age- And Education-
5. Statistik BP. Penduduk Menurut Corrections for the Mini-Mental
Kelompok Umur dan Jenis State Examination (MMSE) in
Kelamin Provinsi Aceh 2010 African American Elders. J Am
[cited 2014 12 September]. Geriatr Soc. 2012;60(2):328
Available from: 31.
http://sp2010.bps.go.id/index.ph
p/site/tabel? 11. Kinga K SS. Impact of diabetes,
tid=336&wid=1100000000. the diabetes duration and
6. Setiati S HK, Roosheroe AG. glycemic control on cognitive
Proses Menua dan Implikasi functions. A quantitative meta-
Kliniknya. In: Sudoyo AW SB, analysis. . Procedia - Social and
Alwi I, Simadibrata KM, Setiati Behavioral Sciences. 2014; 127:
S, editor. Buku Ajar Ilmu 544 8.
Penyakit Dalam. 3. 4 ed.
12. Soubelet A ST. Correlates of 16. Ruth Peters, Francoise Forette,
Level and Change in the Mini- Jaakko Tuomilehto, Robert
Mental State Examination. Clarke, Craig Ritchie, Adam
Psychol Assess. Waldman, Ivan Walton, et al.
2011;23(4):8118. Incident Dementia and Blood
Pressure Lowering in the
13. Notoatmodjo S. Metodologi Hypertension in the Very
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Elderly Trial Cognitive
Rineka Cipta; 2012. Function Assessment (HYVET-
COG): a double blind, placebo
14. Harold I. Kaplan, Jack A.
controlled trial. Lancet Neurol.
Grebb, Sinopsis Psikiatri.
2008(7):683-9.
Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.
17 Suhardjono. Hipertensi pada
15. Willem H Birkenhager, Marie-
Usia Lanjut. In: Aru W, Sudoyo
Laure Seux, Ji-Guang Wang,
WS, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Jan A Staessen, Blood Pressure,
Penyakit Dalam . IV ed. Jakarta:
Cognitive Functions, and
Pusat penerbitan departemen
Prevention of Dementia in
ilmu penyakit dalam; 2006. p.
Older Patients With
1451-53
Hypertension. Arch Intern Med.
2011;161;152-6

Anda mungkin juga menyukai