BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Rizki Adi Prayitno NPM 115130070 Angkatan 2013
Erza Ismi Lariza NPM 115120064 Angkatan 2012
MD Deni Setia Gunawan NPM 115130064 Angkatan 2013
Bencana tanah longsor adalah salah satu bencana alam kebumian yang
disebabkan oleh faktor geologi atau ulah manusia. Tanah longsor dapat
disebabkan oleh ketidakstabilan lereng akibat adanya faktor bidang gelincir
dibawah permukaan. Pergerakan tanah longsor dapat mengakibatkan hutan,
pemukiman, dan segala sesuatu yang berada pada permukaan tanah ikut terbawa
oleh masa tanah. Indonesia adalah negara dengan curah hujan tinggi yang
merupakan salah satu faktor dominan penyebab tanah longsor, sehingga mitigasi
tanah longsor saat ini sangat diperlukan dalam perkembangan sosial, ekonomi,
dan pembangunan untuk mengurangi dampak negatif yang akan terjadi. Melalui
aplikasi metode seismik refraksi akan didapatkan gambaran peta yang
menggambarkan litologi berdasarkan kecepatan pada setiap lapisan. Selain itu,
didapat juga gambaran kedalaman lapisan batuan dasar atau bedrock, sehingga
dapat diketahui sudut kemiringan bidang gelincir. Dalam mengetahui potensi
tanah longsor tersebut, maka akan dilakukan pengolahan data seismik refraksi
menggunakan korelasi antara metode T-X ITM (Intercept Time Method) dan
Delay Time Hagiwara.
Pada penelitian kali ini dilakukan di daerah Pugeran, Kecamatan
Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah lintasan
yang dibuat dalam pengambilan data adalah sebanyak 12 lintasan yang
disesuaikan dengan peta desain survey yang telah direncanakan. Masing masing
lintasan memiliki panjang 33 meter. Pengukuran dilakukan secara forward dan
reverse pada masing masing lintasan.
Berdasarkan pengolahan yang dihasilkan, didapat peta kecepatan yang sama
antara hasil perhitungan metode ITM dan metode Hagiwara, dimana kecepatan
gelombang yang melewati lapisan 1 berkisar antara 300 m/s hingga 3100 m/s dan
kecepatan gelombang yang melewati lapisan 2 berkisar antara 600 m/s hingga
5600 m/s. Sedangkan, untuk peta kedalaman didapatkan perbedaan antara metode
ITM dan metode Hagiwara. Dimana kedalaman yang didapat dari metode ITM
berkisar 0,5 m hingga 9 m dan metode Hagiwara berkisar 0,5 m hingga 8 m. Dari
kedua peta kedalaman yang dihasilkan oleh metode ITM dan Hagiwara, diketahui
bahwa lapisan miring ke arah timur.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
DAFTAR ISI iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan 2
1.3. Manfaat Penelitian 2
1.4. Rumusan Masalah 2
BAB 2. TARGET LUARAN
2.1. Luaran yang Diharapkan 2
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Studi Pustaka 3
3.2. Survey Lapangan dan Pembuatan Desain Survey 3
3.3. Akusisi Data 3
3.4. Pengolahan dan Analisa Data 4
3.5. Interpretasi Hasil Pengolahan 4
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
4.1. Peta Kedalaman Metode ITM 5
4.2. Peta Kecepatan V1 dan V2 Metode ITM 6
4.2. Peta Kedalaman Metode Hagiwara 7
4.2. Peta Kedalaman Metode Hagiwara 8
BAB 5. POTENSI HASIL
5.1. Potensi Hasil 9
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1. Rencana Tahapan Berikutnya 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran A. Penggunaan Dana
Lamipran B. Bukti bukti pendukung kegiatan
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bencana tanah longsor adalah salah satu bencana alam kebumian yang
disebabkan oleh faktor geologi atau ulah manusia. Tanah longsor dapat
disebabkan oleh ketidakstabilan lereng akibat adanya faktor bidang gelincir
dibawah permukaan. Bidang gelincir ini berada diantara bidang yang stabil dan
bidang yang bergerak. Pergerakan tanah longsor dapat mengakibatkan hutan,
pemukiman, dan segala sesuatu yang berada pada permukaan tanah ikut terbawa
oleh masa tanah. Indonesia adalah negara dengan curah hujan tinggi yang
merupakan salah satu faktor dominan penyebab tanah longsor sehingga mitigasi
tanah longsor saat ini sangat diperlukan dalam perkembangan sosial, ekonomi,
dan pembangunan untuk mengurangi dampak negatif yang akan terjadi.
Investigasi lapisan batuan dasar atau bedrock yang selama ini banyak dilakukan
adalah dengan metode konvensional yaitu dengan jalan melakukan pengeboran
secara sampling terhadap daerah yang diteliti, kemudian dilakukan analisa
terhadap hasil bor tersebut. Metode ini sangat teliti, akan tetapi sangat mahal dan
tidak bisa melihat kelanjutan dari lapisan yang diteliti karena dilakukan dengan
cara sampling, sehingga diperlukan metode lainnya sebagai alternatif diantaranya
metode seismik refraksi dimana mempunyai pendekatan yang memiliki akurasi
tinggi dan biaya yang relatif murah.
Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika yang
dapat digunakan untuk menentukan kondisi bawah permukaan dan menentukan
litologi perlapisan dangkal bawah permukaan berdasarkan cepat rambat
gelombang. Metode seismik adalah salah satu bagian dari seismologi eksplorasi
yang dikelompokkan dalam metode aktif. Setelah sumber diberikan, terjadi
gerakan gelombang di dalam medium yang memenuhi hukum-hukum elastisitas
ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya
perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel
tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman inilah dapat
diperkirakan bentuk lapisan atau struktur di dalam tanah.
Dalam penelitian ini pengolahan data dan interpretasi menggunakan
metode T-X ITM (Intercept Time Method) dan Delay Time Hagiwara untuk
mengetahui potensi longsor pada daerah telitian. Metode tersebut digunakan untuk
melihat arah kemiringan, kedalaman lapisan bedrock, dan mengetahui undulasi
lapisan bawah permukaan. Daerah Pugeran, Kecamatan Maguwoharjo, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang diperkiran daerah
rawan longsor. Sehingga pada daerah ini dilakukan survei geofisika menggunakan
metode seismik refraksi yang mana digunakan untuk mengidentifikasi daerah
zona rawan longsor berdasarkan jenis litologi dan arah kemiringan batas lapisan
tersebut.
1
1.2. Maksud dan Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan sebagai langkah mitigasi di daerah yang
memiliki ancaman gerakan tanah yang padat penduduk, sehingga akan
meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap tanah longsor. Sedangkan tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui arah kemiringan lapisan.
b. Mengetahui litologi lapisan pertama dan lapisan kedua berdasarkan nilai
kecepatan
c. Menganalisa pergerakan tanah berdasarkan arah kemiringan dan material
penyusun daerah penelitian.
d. Mendapatkan informasi potensi longsor daerah penelitian dan sekitarnya.
2
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Studi Pustaka
Pada tahapan ini, studi literatur dilakukan untuk mengetahui informasi
objek penelitian dan pemahaman konsep seismik refraksi yang diperoleh dari
berbagai hasil tulisan ilmiah, buku, dan internet. Berbagai informasi yang ada
dapat digunakan sebagai referensi dalam analisa dan interpretasi data sehingga
dihasilkan informasi yang lebih akurat dan detil mengenai kondisi bawah
permukaan.
3
disesuaikan dengan peta desai survey yang telah direncanakan. Masing masing
lintasan memiliki panjang 33 meter. Pengukuran dilakukan secara forward dan
reverse pada masing masing lintasan. Peralatan yang digunakan dalam tahapan
ini adalah PASI seismograf, geophone,trigger, bantalan seismik, palu, meteran,
kompas geologi, GPS, dan alat pendukung lainnya.
4
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
4.1. Peta Kedalaman Metode ITM
5
4.2. Peta Kecepatan V1 dan V2 Metode ITM
6
4.3. Peta Kedalaman Metode Hagiwara
Peta diatas merupakan peta kedalaman metode Delay Time Hagiwara. Peta
diatas memberikan informasi mengenai kedalaman lapisan pada daerah telitian
yang dihitung menggunakan metode Hagiwara. Kedalaman pada daerah telitian
memiliki rentang antara 0,5 m hingga 8 m. Pada daerah telitian kedalaman lapisan
didominasi oleh kedalaman 0,5 m hingga 2,5 yang ditunjukkan dengan gradasi
warna oranye. Pada daerah utara hingga selatan, kedalaman relatif sama, hanya
pada daerah selatan peta, terdapat daerah yang memiliki kedalaman antara 6,5 m
hingga 8 m. Pada daerah timur, kedalaman lapisan sebesar 2,5 m hingga 4,5 m.
Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa, kemiringan lapisan ke arah timur.
7
4.4. Peta Kecepatan V1 dan V2 Metode Hagiwara
8
BAB 5. POTENSI HASIL
5.1. Potensi Hasil
Dari hasil pengolahan data menggunakan metode T-X ITM dan metode
Delay Time Hagiwara didapat gambaran kondisi bawah permukaan pada daerah
penelitian. Dari perhitungan yang dilakukan, didapatkan data kecepatan yang
sama antara hasil perhitungan metode T-X ITM dan metode Delay Time
Hagiwara, dimana kecepatan gelombang yang melewati lapisan 1 berkisar antara
300 m/s hingga 3100 m/s. Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa litologi yang
terdapat pada lapisan pertama berupa soil. Analisa litologi pada kedua metode
yang digunakan menghasilkan data yang sama berupa soil. kemudian, berdasarkan
peta kecepatan V2 yang didapatkan, kecepatan gelombang yang menjalar pada
lapisan kedua memiliki rentang antara 600 m/s hingga 5600 m/s. Dari kecepatan
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa litologi pada lapisan kedua berupa pasiran.
Kedua metode yang digunakan menghasilkan data litologi yang sama. Lain
halnya dengan data kedalaman. terdapat perbedaan, dimana pada metode ITM,
kedalamaan lapisan berisar antara 0,5 m hingga 9 m. Sedangkan pada metode
Hagiwara, kedalaman 0,5 m hingga 8 m. Namun, pada dasarnya metode Hagiwara
menghasilkan kemiringan lapisan yang hampir sama dengan metode ITM. Hanya
saja, pada metode Hagiwara, lapisan dianggap berundulasi karena pada metode
Hagiwara didapatkan data kedalaman dibawah source dan geophone. Sedangkan
metode ITM hanya mendapatkan kedalaman dibawah source pada penembakan
forward dan reverse. Dari kedua peta kedalaman yang dihasilkan oleh metode
ITM dan Hagiwara, diketahui bahwa lapisan miring ke arah timur. Batas
perlapisan antara soil dan pasir dapat dikatakan bidang gelincir apabila
kemiringan bidang tersebut lebih dari 10 derajat atau terlihat miring.
9
DAFTAR PUSTAKA
Telford, Geldart, and Sherif. 1990. Applied Geophysics 2nd Edition. Cambridge
University Press. New York. Melbourne.
1. Hari/Tanggal/Bulan/Tahun Senin/02/05/2016
6. Hambatan -
6. Hambatan -
1. Pengamatan Geologi
2. Analisa Geologi (Singkapan, Litologi)
4. Uraian Kegiatan
3. Penentuan Titik pengukuran
4. Analisa strategi dalam membuat desain survei.
Tujuan Kegiatan/Sub Kegiatan Pengolahan data dari raw data lapangan. Mendapatkan
3. (sesuai proposal) parameter fisika batuan.
6. Hambatan -
6. Hambatan -
6. Hambatan -
7. Kesimpulan dan Saran Potensi longsor besar dan arah longsoran ke timur.
6. Hambatan -
Survei Lapangan I (Kompas @2 buah, GPS @2 buah, Palu Rp 7.431.000,00 Rp 150.000,00 Rp 7.281.000,00
7/5/2016 Geologi @2 buah)
Akusisi Data Seismik (Seperangkat Alat Seismik Refraksi + Rp 7.281.000,00 Rp 4.320.000 Rp 2.961.000,00
19 Mei 2016 Kompas @2 buah, Palu Geologi @2 buah, GPS @2 buah,
24 Mei 2016 Handy Talky @2 buah, Meteran @2 buah)
Konsumsi Anggota Pengolahan Data Seismik di Bakso Ratu Rp 2.929.200,00 Rp 82.000,00 Rp 2.847.200,00
31/5/2016 Sari