(Minggu 4)
1. What are some of elements that make up culture? How do these find expression in your
native culture?
Jawaban :
7 Elemen Budaya
Bahasa:
berbagai bahasa pada dasarnya merupakan bagian penting dari budaya. Baca informasi
tentang bahasa yang berbeda.
Norma:
Setiap masyarakat atau setiap peradaban memiliki seperangkat norma, yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan, dan merupakan elemen penting dari budaya. Hal ini dapat
meliputi Folkways, adat-istiadat, tabu dan ritual dalam suatu budaya.
Nilai:
Nilai sosial dari sebuah peradaban tertentu juga dianggap sebagai unsur budaya. Nilai-
nilai budaya sering merujuk pada hal yang harus dicapai atau hal-hal, yang dianggap
sangat berharga atau nilai dalam kebudayaan tertentu.
Agama dan kepercayaan rakyat dalam peradaban yang memainkan peran penting dalam
membentuk dari budaya juga. Baca informasi tentang agama-agama dunia.
Sosial kolektifitas:
Sebuah status atau peran sosial tidak lain adalah slot atau posisi dalam suatu kelompok
atau masyarakat, yang memberikan gambaran keseluruhan dari struktur sosial dan
Budaya Integrasi:
ini mencakup tingkat harmoni atau integrasi dalam berbagai elemen budaya. Hal ini dapat
mencakup unsur-unsur seperti sub-budaya, budaya lokal dan perbedaan antara tradisi
sejarah dan budaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-
unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat
dan pertalian dengan hidup. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. How can Hofstedes cultural typologies help Western marketers better understand asian
culture?
Konsep budaya telah menjadi arus utama dalam bidang antropologi sejak awal mula dan
memperoleh perhatian dalam perkembangan awal studi perilaku organisasi.
Geert Hofstede telah mengajukan konsep budaya dalam teori organisasi, dalam hal ini
sebagai salah satu dimensi dalam memahami perilaku organisasi.
1. Power Distance, terkait kepada solusi-solusi yang berbeda terhadap masalah dasar
dari ketidaksetaraan manusia;
2. Uncertainty Avoidance, terkait dengan tingkat dari stres dalam lingkungan sosial
menghadapi masa depan yang tidak diketahui;
4. Masculinity versus Feminimity, terkait dengan pembagian dari peran emosi antara
wanita dan laki-laki
5. Long Term versus Short Term Orientation, terkait kepada pilihan dari fokus untuk
usaha manusia: masa depan, saat ini, atau masa lalu
P O W E R DI S TAN C E
Power Distance atau jarak kekuasaan adalah sejauh mana anggota dari suatu organisasi
atau lembaga yang berada dalam posisi yang kurang kuat menerima dan berharap
kekuasaan didistribusikan secara tidak merata. Dimensi budaya yang mendukung jarak
kekuasaan rendah (Small Power Distance) mengharapkan dan menerima hubungan
kekuasaan secara lebih konsultatif atau demokratis. Orang berhubungan satu sama lain
terlepas dari posisi formalitas mereka. Bawahan mersaa lebih nyaman serta menuntut hak
untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan.
U N C E R T A I N T Y AVO I D A N C E
INDIVIDUALISM VS COLLECTIVISM
Ciri organisasi atau lembaga Individualism dengan Collectivism, adalah sejauh mana
individu diintegrasikan ke dalam organisasi atau lembaga tersebut. Dalam masyarakat
yang individualistik (individualism), tekanan atau stres diletakkan dalam permasalahan
pribadi, serta menuntut hak-hak individu. Orang-orang diharapkan untuk membela diri
MASCULINITIY VS FEMINIMITY
Masculinity berkaitan dengan nilai perbedaan gender dalam masyarakat, atau distribusi
peran emosional antara genderyang berbeda. Nilai-nilai dimensi maskulin (masculinity)
terkandung nilai daya saing, ketegasan, materialistik, ambisi dan kekuasaan. Dimensi
feminin (feminimity) menempatkan nilai yang lebih terhadap hubungan dan kualitas
hidup. Dalam dimensi maskulin, perbedaan antara peran gender nampak lebih dramatis
dan kurang fleksibel dibandingkan dengan dimensi feminin yang melihat pria dan wanita
memiliki nilai yang sama, menekankan kesederhanaan serta kepedulian.
L O N G T E R M V S S H O R T T E R M O R I E N T AT I O N
Dimensi ini dikembangkan oleh Hostede bersama Michael Harris Bond di Hongkong
(Hofstede, 2001). Dimensi ini sangat dipengaruhi oleh ajaran Confucian. Dimensi ini
akan membingungkan orang yang hidup di wilayah Barat, karena merasa hal ini tidak
diperlukan. Empat elemen ajaran yang mempengaruhi terbentuknya dimeni ini adalah:
2. Keluarga adalah bentuk dasar dari seluruh organisasi sosial. Budaya Cina memiliki
keyakinan bahwa kehilangan martabat keluarga sama saja kehilangan satu mata, hidung,
dan mulut. Menunjukkan penghormatan kepada orang disebut memberi wajah dalam
budaya mereka.
3. Perilaku berbudi luhur kepada orang lain mengandung makna tidak memperlakukan
orang lain seperti dirimu tidak ingin diperlakukan seperti itu oleh orang lain.
4. Berbuat baik adalah salah satu tugas hidup dengan cara menambah pengetahuan,
keterampilan, bekerja keras, tidak boros, sabar, dan memelihara.
Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri
untuk menjawab tantangan itu atau mengubahnya. Pemasar internasional memainkan
peran penting bahkan dapat dikatakan menentukan dalam mempengaruhi kecepatan
tingkat perubahan diseluruh dunia. Hal terlihat jelas dalam makanan tetapi praktis
menyangkut semua industri, terutama produk konsumen. Pabrik sabun dan deterjen telah
mengubah kebiasaan, mencuci, industri elektronik telah mengubah pola hiburan, dan
pemasar pakaian telah mengubah gaya gaya, dan sebagainya. Dalam produk industri
budaya telah mempengaruhi karakteristik dan permintaan produk tetapi yang lebih
penting lagi sebagai pengaruh pada proses pemasaran, terutama dalam cara menjalankan
bisnis. Pemasar internasional telah belajar untuk mengandalkan orang yang mengetahui
dan memahami adat serta sikap setempat untuk keahlian pemasaran.
3. What is the difference between a low context culture and high context culture? Name
a country that is an example of each type and offer evidence for your answer
Menurut Hall (Hall, 1977. p.91), konteks adalah lingkungan yang mengelilingi
sesuatu dan membantu memberikan makna pada sesuatu tersebut. Dalam hal
berkomunikasi konteks. mengelilingi pesan dan memberikan makna pada pesan
Dalam interakssi konteks tinggi pesan dalam komunikasi akan mudah dimengerti oleh
kelompoknya ( orang-orang yang berkonteks tinggi ). Sulitnya untuk mengatakan
tidak, bagi orang Indonesia bukan sekedar basa basi , situasidemikian benar-benar
reality di lingkungan kita sehari hari . dikatakan oleh Edward T. Hall Places cultures
along a continuum ( bersemi ada didalam budayanya ) orang Indonesia lebih memilih
diam dari oada mengucapkan kata tidak secara langsung.
komunikasi konteks rendah merupakan komunikasi yang mana jumlah informasi lebih
besar dari yang disampaikan. Atau, dalam komunikasi konteks rendah, pesan verbal
mengandung banyak informasi dan hanya sedikit yang tertanam dalam konteks atau
peserta (Samovar & Porter, 2010, p.257).
Contoh masyarakat konteks rendah adalah masyarakat Amerika yang lebih bergantung
pada perkataan yang diucapkan dibanding perilaku nonverbal untuk menyatakan
pesan. Beberapa negara yang tergolong menganut budaya konteks rendah adalah
Jerman Swiss, Skandinavia dan Amerika Utara (Samovar, Porter andMcDaniel, 2010,
p.258).
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://budayabatrasia.blogspot.co.id/2010/12/7-elemen-budaya.html
https://budayaindonesia2016blog.wordpress.com/2016/03/19/dimensi-budaya-geert-hofstede/
https://jon87.wordpress.com/2009/11/17/variabel-budaya-hofstede/
https://ismirajiani.wordpress.com/2013/02/11/bangsa-berbudaya-konteks-tinggi/