68 en Ta 2014 PDF
68 en Ta 2014 PDF
Oleh
2014
KATA PENGANTAR
Tugas akhir ini disusun dengan berdasarkan data dan hasil survey selama
melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di PT.DIZAMATRA POWERINDO
PLTP SIBAYAK yang berjudulAnalisa efisiensi generator sinkron dengan
kapasitas keluaran 7500 kVa dan putaran 3000 rpm pada PT.DIZAMATRA
POWERINDO PLTP SIBAYAK.
v
berjuang untuk membimbing dan memberi dorongan moril serta buat doa-
doanya selama ini kepada penulis.
7. Kakak,abang,dan adik tercinta. Ennyke Caroline Ginting, Fuat Putra
Ginting Winda dan Windy serta seluruh sodara,keluarga maupun tetangga.
8. Sahabat penulis Decky Suwarno, Marah Husein, Rezza Syah Alam,
Sarwedi Hasibuan, Fahri Asrizal Lubis dan seluruh rekan-rekan EN-6B
Teknik Konversi Energi 2011 yang selalu bekerja sama dan memotivasi
penulis selama berkuliah di Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik
Konversi Energi Politeknik Negeri Medan.
Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan
tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat berguna
bagi pembaca. Terima kasih.
vi
DAFTAR ISI
A. Umum......................................................................................................9
B. Generator .................................................................................................10
C. Generator Sinkron ...................................................................................11
1. Konstruksi Generator Sinkron..........................................................11
a) Bagian yang diam (Stator) ........................................................12
b) Bagian yang bergerak (Rotor) ...................................................14
c) Bentuk Penguatan......................................................................16
vii
2. Prinsip Kerja Generator sinkron..............................................................16
3. Kecepatan Putar Generator Sinkron ........................................................17
4. Pengaturan Putaran..................................................................................17
5. Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron ................................................18
6. Menentukan Parameter Generator Sinkron .............................................19
7. Diagram Fasor .........................................................................................21
8. Pengaturan Tegangan (Regulasi Tegangan)............................................22
9. Gangguan Pada Generator.......................................................................25
1. Gangguan listrik/electrical fault .......................................................25
2. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault) .....................27
3. Gangguan sistem (system fault) .......................................................28
A. Umum......................................................................................................30
B. Bagian-bagian dari generator ..................................................................30
1. Generator ..........................................................................................30
C. Prinsip Kerja Generator Sinkron 3 Phasa................................................33
1. Penggerak Mula Generator di PLTP Sibayak ..................................33
2. Cara Kerja ........................................................................................39
3. Generator Tanpa Beban ....................................................................41
4. Generator Berbeban..........................................................................42
D. Menentukan Resistansi dan Reaktansi ....................................................45
1. Test Tanpa Beban .............................................................................45
2. Test Hubung Singkat ........................................................................45
3. Test Resistansi Jangkar ....................................................................46
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................52
A. Kesimpulan .............................................................................................52
B. Saran........................................................................................................53
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 3.15 Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat Sebuah
Generator................................................................................................. 46
Gambar 3.16 Pengukuran Resistansi DC ............................................................. 47
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data spesifikasi Turbin Uap pada PLTP Sibayak ................................. 49
Tabel 4.2 Data spesifikasi Generator pada PLTP Sibayak ................................... 49
xii
Intisari
Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai alat
pembangkit energi listrik dengan cara menkonversikan energi mekanik menjadi
energi listrik. Pada generator energi mekanik didapat dari penggerak mula.
Penggerak mula pada generator sinkron di PLTP Sibayak adalah turbin uap.
Turbin uap sebagai penggerak mula generator memiliki daya keluaran 5,65
MW. Pada PLTP Sibayak, penggerak mula dihubungkan seporos. Dengan
demikian, daya keluaran (Pout) dari turbin sebagai penggerak mula merupakan
daya masuk (Pin) pada generator.
Untuk mengetahui kinerja generator sinkron pada PLTP, perlunya
mengetahui efisiensi generator tersebut. Setelah mengetahui seberapa besar
efisiensi generator, dapat diketahui pula kinerja pada generator pada PLTP
tersebut.
Dari analisa yang dilakukan diperoleh efesiensi generator sinkron
berdasarkan data spesifikasi 94,2% dan menurut data log sheet 42,67% per
jamnya. Hal ini mempengaruhi besarnya listrik yang di salurkan ke pelanggan,
sehingga perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan efesiensi.
vii
Abstrack
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat modern tergantung pada ketersediaan sumber energi
terutama energi listrik. Kebutuhan terhadap listrik sama seperti kebutuhan pokok
manusia lainnya. Pemanfaatan energi listrik telah mempengaruhi dan membentuk
peradaban manusia di dekade ini, sebab kualitas kehidupan manusia memiliki
korelasi terhadap pemanfaatan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu kebutuhan akan energi listrik terus meningkat, tetapi sampai
saat ini PLN masih kewalahan dalam memenuhi misi kelistrikannya. Salah satu
indikatornya frekuensi pemutusan aliran listrik. Kejadian pemutusan aliran listrik
bergilir di beberapa wilayah di Indonesia tentu masih dirasakan oleh
pelanggannya. Akibatnya secara nasional kita mengalami kerugian yang tidak
sedikit, baik dari sisi PLN, yang kehilangan pendapatan penjualan energi listrik,
maupun dari sisi pelanggan, yang kehilangan peluang untuk menghasilkan barang
dan jasa. Kerugian pelanggan semakin membengkak lagi akibat kerusakan mesin
atau peralatan listrik dan barang produksi akibat padam dan matinya listrik secara
tiba-tiba. Kerugian tersebut semakin lengkap dengan kemungkinan menurunnya
kepercayaan asing berinvestasi di Indonesia.
Di wilayah operasi PLN di Barat Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera,
kekhawatiran terjadinya krisis listrik menyebar di seluruh masyarakat. Pokok
soalnya adalah akibat sering terjadi pemotongan aliran listrik di kawasan tersebut.
Sumatera pun disebut tengah mengalami krisis listrik. Sejumlah persoalan seputar
pemadaman terus dicarikan sebab musabab dan solusinya. Jangan sampai
kejadian seperti itu akan terus berulang dan menjadi preseden buruk di sektor
ketenagalistrikan nasional.
Pembangkit tenaga listrik PLTU Pangkalan Susu 2 X 200 MW di Sumatera
Utara yang tidak dapat disalurkan karena saluran transmisi tegangan tinggi tidak
1
bisa diselesaikan akibat hambatan pembebasan tapak tower transmisi. PLTA
Asahan 3, 2x90 MW, pada saat ini terhambat pelaksanaannya karena masalah
perizinan dan pembebasan tanah.
Perlu diperhatikan juga pada soal pemanfaatan proyek listrik guna
kepentingan masyarakat luas tetapi justru dimanfaatkan hanya untuk kepentingan
perusahaan tertentu. Seperti PLTA Tangga dan Sigura-Gura di Sungai Asahan
dengan kapasitas 603 MW yang hampir seluruhnya sejak 30 tahun lalu, yakni
sejak tahun 1984 hingga 2014 dimanfaatkan guna peleburan Aluminium dari
perusahaan asal Jepang, PT. Inalum.
Krisis listrik di wilayah Sumatera memang membuat prihatin semua
pemangku kepentingan di sektor kelistrikan nasional. PLTA Asahan 3 yang
perizinannya tertunda hingga 10 tahun mulai dari izin lokasi yang diajukan pada
2004 yang akhirnya diterbitkan Pejabat Gubernur Sumut pada Maret 2012, dan
baru dilanjutkan dengan pemberian izin prinsip pada September 2013, ternyata
belum tuntas. Izin dispensasi PLN ditolak pada Februari 2014 dan kemungkinan
besar baru selesai pada akhir 2014. Padahal dana pembangunan proyek tersebut
telah siap sejak 2006. Seharusnya, sejak 2011 PLTA Asahan 3 sudah beroperasi
melayani masyarakat Sumut dan Aceh.
Pihak PLN sendiri mengungkapkan, barangkali dibutuhkan metode yang
berbeda dengan cara yang selama ini ditempuh untuk menyelesaikan berbagai
persoalan di sektor kelistrikan. Termasuk di dalamnya soal mendapatkan
penerbitan izin lokasi dari pemerintah daerah, penerbitan Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan (IPPKH), pembebasan tanah maupun upaya cara melibatkan
investor swasta, serta perbaikan regulasi ketenagalistrikan terkait dengan
investasi.
Pihak PLN berharap agar perbaikan regulasi ketenagalistrikan harus dimulai
dengan perubahan pola pikir pemerintah dan masyarakat. Paradigma berpikir
listrik harus murah harus diubah menjadi listrik harus andal walaupun lebih
mahal. Dengan demikian, PLN memiliki kemampuan keuangan yang sehat untuk
mendanai operasi dan investasi tanpa perlu diberikan subsidi.
2
Sejumlah persoalan memang membuat beban PLN semakin berat untuk
meningkatkan kapasitas listrik yang ada melalui pembangunan infrastruktur
kelistrikan di tanah air. Kerugian yang dialami PLN tahun lalu tampaknya
menjadi salah satu alasan yang membuat PLN terpaksa menahan proyek-proyek
jaringan listrik.
Persoalan penambahan infrastruktur listrik, terutama di kawasan Barat
Indonesia khususnya Sumatera, ibarat buah simalakama. Di satu sisi, jika
kebutuhan listrik tidak diimbangi dengan penambahan infrastruktur maka akan
sulit memenuhi permintaan listrik yang terus bertambah. Tetapi, sisi lain sekarang
ini sejumlah proyek PLN banyak tertunda akibat kendala pendanaan. Di sinilah
sangat diperlukan peran swasta.
Setidaknya, ada tiga kebijakan yang disiapkan Kementerian ESDM untuk
mendorong swasta lebih berperan, yakni mempermudah perizinan pembangunan
pembangkit sendiri, mencabut subsidi listrik bagi beberapa golongan industri,
serta penyiapan aturan soal power wheeling agar swasta mudah mengakses
sumber energi terbarukan seperti solar maupun hidro.
Selain itu, terobosan lain yang ditempuh PLN bersama Dirjen
Ketenagalistrikan dalam memperbanyak peran serta listrik swasta. Seperti dengan
mengalihkan wilayah usaha yang semula dikuasai PLN kepada investor swasta di
kawasan industri dan kelak boleh mengalirkan kapasitas lebih ke PLN. Tetapi,
upaya itu berhasil kalau pihak swasta memiliki kemampuan pendanaan. Pada
beberapa kasus, ketika PLN menunjuk pengusaha investor asing dan mitra lokal,
belakangan pengusaha tersebut gagal membentuk perseroan terbatas karena mitra
lokalnya tak mampu bayar ekuitas.
Pada beberapa kasus seperti Riau Energi yang tengah membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di Provinsi Riau, menurut salah
satu direksinya, sampai sekarang listrik PLTGU tersebut masih belum ada
kepastian transaksi pembelian dari PLN. Padahal penghematan dari pembelian
listrik tersebut sangat besar. PLTGU tersebut investornya merupakan pengusaha
yang terdiri atas pihak swasta dan juga Pemda dengan kapasitas 52 MW dan 2x3
MW yang berada di dua lokasi di Riau.
3
Kasus lain yang mengemuka adalah terbengkalainya pekerjaan pembangunan
jaringan transmisi 150 KV, Sri Bintan, Tanjung Uban section 1 dan section 2 di
Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Pihak PT. Dwipa Konektra selaku mitra PLN UIP
II, meminta agar kontrak yang terbengkalai sejak 2011 tersebut akibat
pembebasan lahan untuk tapak tower dan terancam tidak diperpanjang izinnya,
segera dapat ditindaklanjuti pemerintah. Pasalnya, proyek yang telah lewat batas
waktunya tersebut, disebabkan oleh izin penggunaan hutan lindung yang tidak
ditanggapi positif Kementerian Kehutanan.
Pemerintah Indonesia di lain sisi telah memberikan izin hak eksklusif ribuan
hektar lahan di Pulau Bintan kepada perusahaan Singapura sejak beberapa tahun
lalu. Keterlambatan proyek tersebut pada akhirnya berdampak negatif terhadap
diversifikasi energi primer, kerugian kontraktor, peluang usaha, serta peningkatan
pelayanan tenaga listrik dan lapangan kerja.
Permasalahan tersebut memang harus menjadi perhatian dari pemerintah dan
berbagai pihak lain terkait agar iklim usaha yang kondusif di sektor kelistrikan
dapat tercipta. Dengan demikian, minat swasta untuk terlibat dalam sektor
kelistrikan akan semakin besar dan sangat signifikan dampaknya.
Sudah saatnya untuk memikirkan pemanfaatan sumber energi terbarukan
sebagai sebuah upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik daerah-daerah
terpencil yang belum teraliri listrik oleh PLN. Pemanfaatan energi terbarukan ini
juga dapat membantu menyelamatkan lingkungan dari pencemaran lingkungan
yang diakibatkan dari pemakaian bahan bakar fosil serta untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia pada umumnya dan menjaga agar lingkungan dapat
memberikan daya dukungnya bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia.
Alam Indonesia sangat kaya akan potensi-potensi yang dapat dijadikan
sumber energi listrik, seperti banyaknya sumber-sumber panas bumi (geothermal)
yang dapat dijadikan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power
generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena
banyaknya gunung berapi di Indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya
4
pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi. Keuntungan
teknologi ini antara lain, bersih, dapat beroperasi pada suhu yang lebih rendah dari
pada PLTN, dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih dibandingkan
dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun tergolong ramah
lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ingin dikembangkan sebagai pembangkit
dengan skala besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah
kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan
penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas di dalam
reservoir. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi, tidak tertutup
kemungkinan bahwa pembangkit ini akan diterima oleh semua pihak.
Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk PLTP. Sesungguhnya
prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada
PLTP adalah uap panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal
langsung dari perut bumi. Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah
pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah
dibandingkan dengan PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun
membutuhkan biaya investasi yang cukup besar untuk biaya eksplorasi dan
pengeboran perut bumi.
Keberadaan PLTP kini sangat dibutuhkan, sehingga banyak pembangkit
tenaga listrik panas bumi saat ini yang sudah beroperasi ataupun sedang dalam
tahap pembangunan untuk membantu pembangkitan listrik di Indonesia. Salah
satu contoh PLTP SIBAYAK yg terletak di bawah kaki Gunung Sibayak.
Walaupun tidak memproduksi listrik dalam jumlah besar, PLTP SIBAYAK cukup
untuk membantu PLN memproduksi dan menyalurkan listrik untuk daerah sekitar
Gunung Sibayak.
Dengan paparan di atas, menjadi latar belakang penulis untuk menganalisis
efisiensi dari sebuah generator dan memberi judul pada Tugas Akhir penulis
Analisa Efisiensi Generator Sinkron dengan Kapasitas Keluaran 7500 kVa
dan Putaran 3000 rpm di PT.DIZAMATRA POWERINDO PLTP
SIBAYAK. Dengan mengambil wacana ini penulis berharap dapat mengetahui
5
efisiensi generator pada PLTP SIBAYAK ini agar mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi.
B. Perumusan Masalah
Topik permasalahan atau permasalahan yang akan dibahas dalam laporan
Tugas Akhir ini adalah :
1. Penjelasan generator sinkron pada PLTP.
2. Bagaimana cara kerja generator sinkron pada PLTP?
3. Apa peranan generator pada PLTP?
4. Bagaimana nilai efisiensi generator?
6
dan mahasiswa/i, dan dapat memacu mahasiswa/i yang lainnya untuk
melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan ilmu pengetahuan yang
telah didapatkan dari bangku kuliah.
7
Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data
3. Analisis Data
4. Menyusun Konsep