Anda di halaman 1dari 7

Memilih Cat Tembok untuk Rumah Kita

oleh : Ramdhan Effendi

Pernah mengalami cat tembok rumah Anda berjamur, mengapur, warnanya menjadi
belang, bergelembung atau membentuk kantong air, keluar aliran putih dari celah-
celah retak rambut ?

Masalah diatas umumnya lazim terjadi pada cat dinding atau tembok. Bayangkan
bahwa tujuan awal kita melakukan pengecatan adalah untuk memperindah dan
melindungi tembok / dinding rumah kita, ternyata setelah dicat menuai masalah ?
Bukannya indah... tapi membuat malas melihatnya.

Apa yang harus kita lakukan agar cat tembok / dinding kita terlihat bagus dan
bertahan lama keindahannya.

Sebagai langkah atau tip untuk memperkecil masalah - masalah diatas timbul
adalah, sebagai berikut :

1. Pastikan bahwa tembok yang akan dicat sudah kering. Tembok yang siap
dicat umumnya setelah umur tembok (plesteran dan acian) 28 hari. Secara
kasat mata dan dengan cara diraba tembok dipastikan sudah tidak
berkeringat lagi. Untuk meyakinkan dapat diukur dengan alat ukur protimeter
dan tembok siap dicat apabila kadar air tembok berkisar <>
2. pH tembok diukur dengan alat pH indikator berkisar <> 8 menunjukkan
bahwa kondisi tembok terlalu basa (OH) dengan kata lain tingkat kandungan
alkali tembok masih tinggi. Alkali tembok terjadi karena reaksi semen dan air
yang tidak sempurna. Kandungan alkali pada tembok yang terlalu tinggi (>
8)akan menyebabkan warna cat tembok memudar / belang-belang.
3. Langkah selanjutnya dilakukan pengamplasan dan perbaikan permukaan.
Pengamplasan sangat penting dilakukan untuk membuka pori dan
membersihkan sisa-sisa kotoran seperti debu, lemak, minyak dan lain-lain.
Apabila terdapat retakan-retakan dan bagian yang tidak rata untuk tembok
luar / exterior jangan menggunakan plamur / dempul tembok sebagai bahan
tambalan. Plamur / dempul tembok dipakai untuk perbaikan tembok bagian
daam / interior. untuk tembok luar gunakan cement filler yang biasanya dijual
bersama cairan bonding agent sebagai bahan tambalan atau pengisi.
4. Pelapisan cat dasar atau alkali sealer. Sebelum dilakukan pengecatan dengan
cat tembok aplikasikan terlebih dahulu cat dasar alkali sealer, yang berfungsi
memberikan lapisan dibawah cat tembok sehingga memperkecil kontak
langsung dengan alkali tembok. Selain itu alkali sealer berfungsi memberikan
lapisan warna putih sehingga dapat mempercepat penutupan warna cat
tembok pada dinding. Alkali sealer berbeda dengan cat putih. Penggunaan
cat putih sebagai dasaran pengecatan tidak akan menghindari kontak
langsung alkali tembok dengan cat, tetapi hanya berfungsi membantu daya
tutup cat tembok saja.
5. Pemilihan Cat yang akan digunakan. Pengecatan untuk dinding luar
pergunakan cat yang memang diposisikan untuk pengecatan tembok luar /
exterior. umumnya digunakan cat weathershield atau elastomeric yang
berbahan pure acrylic 100%. Pemilihan cat tembok luar harus diperhatikan
bahwa cat tembok harus mamiliki kemampuan : tahan cuaca yang extrim
(panas, hujan, bertahan terhadap sinar UV), mempunyai daya lekat yang
baik, ketahanan terhadap air sangat baik, tahan terhadap abrasi, tidak
menguning, dan memiliki ketahanan alkali yang baik. Untuk cat tembok
interior yang lebih penting adalah pergunakan cat tembok dengan bebas
kandungan timbal dan merkuri dan tidak cepat mengapur. Untuk cat tembok
exterior pemilihan warna sangat penting. Usahakan untuk menghindari
warna-warna yang berasal dari pewarna organik, karena umumnya warna-
warna organik ketahanan terhadap alkali dan sinar uv rendah sehingga warna
cepat memudar. Warna-warna organik, biasanya banyak digunakan pada
unsur warna merah yang cerah, orange cerah, ungu / purple cerah. Kalaupun
harus menggunakan warna-warna organik, pergunakan alkali sealer solvent
based sebagai cat dasarnya.
6. Ikuti anjuran pemakaian dari produsen cat dan ikuti perbandingan campuran
cat dengan pengenceran yang ditunjukkan oleh produsen cat. Pergunakan air
bersih sebagai pengencer.
7. Pilih alat roll atau kuas yang berkualitas. Roll dan kuas yang berkualitas
memiliki kriteria bulu-bulunya tidak mudah rontok / lepas. Perhatikan juga
peruntukan roll atau kuasnya, apakah untuk cat minyak atau cat air.
8. Hindari melakukan pengecatan pada kondisi cuaca yang terik secara extrim,
ataupun pada kondisi hujan.

Demikian tips ini saya sampaikan. Semoga dapat membantu. Apabila ada
pertanyaan menyangkut masalah ini jangan segan-segan menghubungi saya. Saya
siap sharing dengan anda.

Tips Memudahkan Pengerokan Cat Tembok Lama

oleh : Ramdhan Effendi

Seringkali ketika melakukan pengecatan ulang cat tembok lama timbul masalah
daya lekat cat / adhesi cat baru dengan cat lama tidak sempurna. Cat baru tidak
mau menempel dengan cat lama, cat tembok baru lepas kembali dari tembok
dengan menarik cat lama yang ada.

Hal tersebut terjadi sebenarnya karena cat tembok baru tersebut menempel pada
cat tembok lama yang kekuatan daya lekat terhadap tembok sudah melemah
dimakan waktu ataupun karena terjadinya pengapuran. Untuk mengurangi resiko
tersebut umumnya sebelum proses pengecatan biasanya sudah dilakukan
pembersihan berupa pengerokan atau pengamplasan. Tetapi dengan cara
pengerokan biasa ataupun pengamplasan sebenarnya tidak semua cat tembok
lama yang daya lekatnya lemah tersebut dapat dikelupas. Untuk itu mengatasi hal
tersebut, berikut adalah tips yang dapat dilakukan untuk memudahkan
pengelupasan cat tembok lama :

Penggunaan Paint Remover

Pengelupasan dapat menggunakan paint remover. Banyak merk paint remover yang
dijual di toko-toko bangunan dari tingkat agresivitas rendah sampai tinggi.
Penggunaan paint remover cukup dengan menguaskan cairan paint remover pada
permukaan cat lama untuk selanjutnya segera setelah melepuh, cat dikerok dengan
menggunakan kape. Setelah itu permukaan tembok dicuci untuk menetralkan dan
menghilangkan sisa-sisa paint remover.

Pengelupasan cat tembok lama menggunakan paint remover harus extra hati-hati,
mengingat cairan tersebut adalah cairan asam yang dapat merusak kulit atau dapat
merusak cat baru yang dilapiskan ke tembok, apabila proses pembilasan tidak
bersih.

Selain itu harga pengelupasan relatif mahal karena harga paint remover juga tidak
murah untuk permeter persegi luasan tembok. Harus ada masa jeda untuk
pengeringan sempurna setelah tembok dibilas dengan air bersih karena tembok
menjadi lembab, sehingga proses aplikasi pengecatan menjadi lebih lama.

Penggunaan Thinner

Cara kedua yang dapat dilakukan untuk pengelupasan cat tembok lama, adalah
dengan menggunakan cairan thinner. Thinner yang baik yang digunakan dalam
pengelupasan cat tembok lama adalah thinner epoxy. Thinner epoxy memiliki
agresivitas yang baik. Selain thinner epoxy, dapat juga digunakan thinner ND.

Penggunaan thinner untuk mengelupas cat tembok lama, lebih aman dan lebih
murah dan memiliki proses kerja yang jauh lebih sederhana. Cara kerjanya cukup
dengan membalurkan thinner ke permukaan cat tembok lama dengan
menggunakan kuas, dan dalam kondisi masih setengah basah cat tersebut dikerok
menggunakan kape. Setelah dikerok untuk selanjutnya thinner mengering dan
menguap. Dengan hanya melakukan pengamplasan dan pembersihan, tembok
segera dapat dicat tanpa harus membilas dan menunggu tembok kering dari hasil
bilasan air.

Pengelupasan dengan menggunakan thinner jauh lebih dianjurkan dari pada


menggunakan paint remover.

Demikian tips singkat ini saya sampaikan. Semoga bermanfaat.


Dasar-dasar pengecatan (sebagai trik dan tip untuk memulai berusahan
dibidang pengecatan)

Oleh : Ramdhan Effendi

Menindaklanjuti beberapa pertanyaan pembaca mengenai apa yang harus


diperhatikan ketika akan memulai pengecatan atau berusaha di bidang pengecatan,
maka bersama ini saya coba sharingkan hal-hal yang saya ketahui.

Pengecatan adalah pekerjaan finishing. Sehingga pengecatan sangat berpengaruh


dalam menentukan hasil akhir dari suatu benda dan meningkatkan nilai tambahnya.
Ada 3 tujuan kita melakukan pengecatan, yaitu :

1. Proteksi, yaitu : memberikan perlindungan terhadap substrat atau benda kerja


yang akan diaplikasi cat dari berbagai macam kerusakan (karat, lapuk, jamur,
lumut, dll).

2. Dekorasi, yaitu : memberikan / menambah nilai keindahan substrat yang sudah


difinishing.

3. Komunikasi, yaitu : cat bisa memberikan arti / symbol yang menunjukkan fungsi
dan identitas suatu substrat. Contohnya, adalah warna ambulance berwarna putih,
mobil pemadam kebaran berwarna merah, warna kuning menujukkkan hati-hati /
peringatan, dll.
Untuk memulai pengecatan agar memperoleh hasil yang optimal, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Sumber Daya Manusia / SDM. SDM (applicator) yang akan melakukan pengecatan
harus profesional, dalam artian memiliki integritas yang baik, jujur, punya
semangat, memiliki pengetahuan yang baik tentang pengecatan dan memiliki
keterbukaan dan keinginan untuk terus belajar dan belajar. Pilih SDM yang tidak sok
tahu, yang kadang menganggap dirinya pintar dan tahu segala hal, yang
menggunakan ilmu yang dimiliki untuk membohongi / memperdaya pelanggan /
client. Musti diingat bahwa semakin banyak kita memberi, terbuka dan jujur, maka
akan mengalir semakin banyak rejeki yang akan diterima (jangan segan untuk
mensharing pengetahuan yang kita miliki).

2. Substrat atau benda kerja, yaitu benda yang akan dilakukan sebagai objek
pengecatan. Sebelum dilakukan pengecatan harus mengenal substrat apa yang
akan dicat. Misalkan : benda kerja yang akan dicat berupa kayu, maka kita harus
tahu apa kayu yang akan dicat ? berapa kadar airnya, kondisi permukaanya
memiliki serat yang baik atau tidak ? kalau yang akan dicat logam, harus tahu
karakteristik logam yang akan dicat, misalkan jenisnya apa ? kondisi karat ? dll.

3. Posisi penempatan dan lingkungan kerja. Perhatikan mengenai tempat dimana


pengecatan akan dilakukan, sirkulasi terbuka atau tertutup, banyak interaksi orang,
dll. Perlu diketahui juga dimana suatu substrat akan ditempatkan setelah dilakukan
pengecatan. Contoh : Substrat kayu akan ditempatkan di exterior (ekspose / kondisi
lingkungan terbuka) maka finishing / cat yang akan dipakai berbeda dengan untuk
penempatan interior (tertutup). Substrat akan ditempatkan di ruang tidur anak,
maka pilihan warnanya harus menarik buat anak-anak, aman untuk anak, dll.

4. Alat kerja. Harus memahami alat kerja apa yang harus digunakan untuk suatu
pengecatan setelah menyesuaikan dengan jenis cat, penempatan, benda kerja, dll.
Memahami karakter alat kerja yang akan digunakan adalah hal yang penting.
Misalkan, untuk alat kerja menggunakan airspray harus tahu faktor lost / tingkat
efisiensinya, yaitu berapa banyak bahan cat yang hilang tidak terpakai / terbuang.
Misalkan dalam penggunaan roll harus dipahami jenis roll yang dipakai disesuaikan
dengan cat yang dipakai, untuk cat minyak harus memilih roll yang sesuai untuk cat
minya, dll.

5. Budget / anggaran. Dalam menentukan cat yang akan diaplikasikan juga harus
tahu berapa anggaran yang akan digunakan atau dimiliki oleh konsumen kita.
Karena kalau system cat yang kita tawarkan tidak sesuai dengan anggaran yang
dimiliki konsumen, niscaya pekerjaan pengecatan teraplikasi.

6. Waktu pakai. Berapa lama kita menginginkan cat tersebut teraplikasi dengan baik
di substrat harus pula diperhatikan. Misalkan suatu bangunan tinggi (High Rise
Building) untuk cat exteriornya harus dipilih cat dengan masa pakai / life time
panjang, dll.

7. Bahan cat. Cat terbuat dari berbagai macam jenis resin yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Kita harus memahami karakter dari cat yang akan
kita aplikasi. Misalkan : aplikasi melamin tidak cocok untuk aplikasi di exterior atau
expose karena sifat melamin yang getas dan tidak fleksibel. Melamin cocok untuk
diaplikasi di lingkungan interior. Cat tembok untuk koridor bangunan dimana banyak
lalu lalang orang, maka dipilih cat yang mudah dibersihkan dan tidak mengandung
logam berat, dll. Perlu juga dipahami tampilan akhir cat, apakah solid color,
transparent color, tingkat kilap, ketahan menahan beban, penempatan, warna, dll.

Demikian sedikit hal yang harus diperhatikan untuk memulai melakukan


pengecatan. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai