Anda di halaman 1dari 2

JALUR MASUK VX

Terdapat tiga jalur paparan utama untuk agen saraf VX, yaitu melalui kontak kulit (dermal),
saluran pencernaan atas (oral), dan saluran pernafasan (inhalasi).

Dermal

VX memiliki viskositas seperti minyak motor namun lebih kurang volatile. VX secara dominan
masuk kedalam tubuh melalui jalur perkutan dan secara signifikan lebih toksik akibat paparan
melalui kontak kulit dibandingkan dengan agen saraf lainnya. VX tidak didetoksifikasi oleh kulit
dan tidak terlalu bereaksi dengan kolinesterase plasma (Munro et al.1994).

Jumlah VX yang teradsorpsi bergantung pada ketebalan dan penetrabilitas jaringan kulit serta
temperatur. Tanda dan gejala keracunan VX yang masuk melalui kulit akan mulai terlihat dalam
rentang waktu antara 0.5-18 jam setelah paparan. VX dalam jumlah sangat kecil (0,01 mg) yang
dioleskan pada kulit awalnya akan menimbulkan gejala lokal seperti otot berdenyut, berkeringat,
kemudian diikuti dengan mual, muntah, diare, dan lemas. Gejala ini biasanya akan bertahan
selama beberapa jam. Studi lain menunjukkan bahwa VX dengan dosis 0,005 mg/kg dapat
menimbulkan keracunan sistemik pada setengah populasi sampel ditandai dengan kesulitan
bernafas, kehilangan kesadaran, kejang otot secara menyeluruh, paralisis, dan kematian (National
Research Council (US), 1999).

Oral

Volatilitas VX yang rendah dan persistensinya di lingkungan menyebabkan jalur oral menjadi
jalur yang potensial untuk masuknya VX dalam tubuh manusia. Gejala yang terdeteksi adalah
perubahan pada sistem gastrointestinal seperti mual dan muntah, namun tidak terdeteksi adanya
perubahan pada denyut jantung, tekanan darah, dan ukuran pupil (Hartmann, 2002).

Inhalasi

Tanda dan gejala dari paparan VX melalui saluran pernapasan biasanya terlihat dalam hitungan
detik atau menit. Tanda yang mucul biasanya adalah miosis pada pupil, nyeri pada mata, hidung
berair, kesulitan bernapas, dan batuk berdahak. Mual dan muntah biasanya juga muncul setelah
beberapa lama kemudian. Paparan oleh dosis yang lebih tinggi dapat mengakibatkan dyspnea,
dan mempengaruhi gastrointestinal, dan neuromuskular. Paparan dengan dosis lethal dapat
menyebabkan kehilangan kesadaran, paralisis, dan kematian (Sidell, 1997)
Hartmann, 2002, Evaluation of Risk Assessment Guideline Levels for the Chemical Warfare
Agents Mustard, GB, and VX. Regul Toxicol Pharmacol. 35(3):347-56.

Munro, N.B., Ambrose, K.R., Watson, A. P., 1994, Toxicity of Organophosphate Chemical
Warfare Agents GA, GB, and VX: Implications for Public Protection, Journal of
Environmental Health Perspectives, Vol. 102:1 (18-38)

National Research Council (US), 1999, Subcommittee on Chronic Reference Doses


for Selected Chemical-Warfare Agents. Review of the U.S. Armys Health Risk
Assessments for Oral Exposure to Six Chemical-Warfare Agents Appendix D,
National Academy Press

Sidell, F.R., Groff, W.A., 1974, The Reactivatibility of Cholinesterase Inhibited by VX


and Sarin in Man. Toxicol Appl Pharmacol, Vol. 27: 241-252

Anda mungkin juga menyukai