Putri Umniyyah
260110140043
I. Tujuan
Mampu menentukan iodine dalam urin dengan metode microplate
II. Prinsip
2.1 Iodine
Iodium merupakan mikronutrien yang jumlahnya sangat sedikit di dalam tubuh.
Bila konsumsi iodium berkurang menyebabkan gondok endemik, kretinisme,
kerusakan otak dan keterlambatan mental (Subhan,2014).
2.2 Urin
Urin merupakan cairan sisa hasil proses penyaringan oleh ginjal yang akan
dikeluarkan dari dalam tubuh dengan proses urinalisasi yang bertujaun dalam
mengatur haemoestasis cairan tubuh (Ma'rufah,2016).
2.3 Prinsip penentuan iodine dalam urin dengan microplate
Prinsip uji iodine ialah uji reaksi dengan memanfaatkan reaksi efek katalitik
dari iodine pada reaksi antara Cerium 4+ menjadi Cerium 3+ dengan Arsen 3+.
(Khazan,2013).
III. Reaksi
2Ce4+ (aq) + As3+ (aq) 2Ce3+ (aq) + As 5+ (aq)
(Sokolik,2011)
IV. Teori Dasar
Setiap makanan yang dikonsumsi manusia baik dari makanan hewani maupun
nabati tak lepas adanya kandungan iodium dalam makanan tersebut. Asupan
iodium tiap kelompok umur berbeda-beda begitu juga keadaan fisiologisnya. Pada
umur 0-59 bulan asupan iodium sebesar 90 g/hari, Umur 6-12 tahun sebesar 120
g/hari, Umur 12 tahun keatas adalah 150 g/hari, pada Ibu hamil sebesar 200
g/hari dan Ibu menyusui adalah 200 g/hari (Pujinarti,2007).
Iodium di dalam tubuh akan di serap oleh lambung dan usus halus bagian atas.
Dalam sepertiga iodium yang di serap akan membentuk hormon tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) dan duapertiga lainnya dieksresi bersama urin. Hormon tiroksin
dan triiodotironin sebagai pengatur metabolisme makanan dan pertumbuhan, yang
mana proses metabolik diantaranya kalorigenik, metabolisme protein,
metabolisme karbohidrat, vitamin A dan pertumbuhan saraf (Kartono dan
Moeljanto,2008).
kadar iodium dalam urin dapat diukur dalam sampel urin sesaat sebagai
konsentrasi iodium urin (g/L) atau dalam urin tampung 24 jam sebagai jumlah
iodium yang diekskresikan (g/24 jam) (Gardner and Shback). Salah satu
indikator dalam mengukur asupan iodium adalah Ekresi Iodium Urin (EIU). EIU
paling sering digunakan dikarenakan parameter biokimia dalam defisiensi iodium,
yang mana lebih dari 90% iodium dalam tubuh dieksresikan melalui urin (Kartono
dan Moeljanto,2008).
1000
Pembuatan larutan amonium persulfat =
()
(1,31 mol / L)
1000
Melarutkan Amonium persulfat (30 g) dalam 1,31 =
228,18 25
air sampai volume akhir 100 mL. larutan Massa = 7,4729 gram
amonium persulfat harus dibuat dalam Dilarutkan dalam 100 mL aquadest
kondisi segar. dalam labu ukur
1000
=
Pembuatan larutan asam Arsenious (0,05 ()
1000
mol / L) 0,05 =
197,841 25
1. melarutkan Arsenik trioksida (5 g)
Massa = 0,2473 gram
dalam 100 mL 0,875 mol / L larutan
natrium hidroksida.
NaOH yang ditambahkan sebanyak 5
2. Menambahkan asam sulfat pekat (16
mL
mL) kemudian perlahan-lahan ke dalam
NaOH yang ditimbang :
larutan dalam penangas es.
1000
3. Melakukan pendinginan 0,875 =
40 5
4. Menambahkan 12,5 g natrium ke dalam Masaa = 0,175 gram
larutan, dan campuran diencerkan Asam sulfat yang ditambahkan :
sampai 500 mL dengan air dingin dan 16
=
disaring 500 25
x = 0,8 mL
NaCl yang ditambahkan
12.5
=
500 25
x = 0,625 g
arsen trioksida 0,05 M
Pembuatan larutam Ceric amonium sulfat
x/25 ml = 6 g/ 500 ml
(0,019 mol / L)
x = 300 mg
Melarutkan Tetraammonium cerium (IV)
pengenceran H2SO4 96%
sulfat dihidrat (6 g) dalam 1,75 mol / L asam
M1 x V 1 = M2 x V 2
sulfat dan menyesuaikan dengan volume
1,75 x 25 ml = 18,02 x V2
akhir 500 mL dengan larutan asam yang
V2 = 2,427 ml (Aquades ad 25 ml)
sama.
Kalibrator yodium
1. Melarutkan 168,6mg Kalium iodat Ditimbang 168,6 mg kalium iodat
dalam labu volumetrik 100 mL, untuk dalam 50 mL (2000 ppm iodin)
membuat larutan stok 7.88 mmol /L Variasi konsentrasi
(1000 mg / L iodine). 2000 ppm; 1000 ppm; 500 ppm; 250
2. Mengencerkan larutan stok 100- dan 10 ppm, 125 ppm; 62,5 ppm; 31,25
000 kali lipat, dan larutan kerja dari ppm; 15, 625 ppm; 7,8125 ppm.
0,039-4,73 mmol / L (5-600 mg / L
iodine) yang siap.
0,15
ABSORBANSI
0,1
Series1
*A = absorbansi
Perhitungan Sampel 5
y = -0.0835X + 0.2853
Sampel 1 0.111 = -0.0835X + 0.2853
y = -0.0835X + 0.2853 0.2853 0.111
X = 0.0835
0.0725 = -0.0835X + 0.2853
0.2853 0.0725
X = 2.0874 log kosentrasi
X = Konsentrasi = antilog 2.0874 =
0.0835
X = 2.5485 log kosentrasi 122.2925
Konsentrasi = antilog 2.5485 = 353.59
Sampel 6
Sampel 2 y = -0.0835X + 0.2853
y = -0.0835X + 0.2853 0.1192 = -0.0835X + 0.2853
0.1525 = -0.0835X + 0.2853 0.2853 0.1192
X =
0.2853 0.1525 0.0835
X = X = 1.9886 log kosentrasi
0.0835
X = 1.5904 log kosentrasi Konsentrasi = antilog 1.9886 =
Konsentrasi = antilog 1.5904 = 97.40921
38.94036
Sampel 7
Sampel 3 y = -0.0835X + 0.2853
y = -0.0835X + 0.2853 0.1903 = -0.0835X + 0.2853
0.041 = -0.0835X + 0.2853 0.2853 0.1903
X=
0.2853 0.041 0.0835
X = X = 1.1383 log kosentrasi
0.0835
X = 2.9257 log kosentrasi Konsentrasi = antilog 1.1383 =
Konsentrasi = antilog 2.9257 = 13.74991
842.7524
Sampel 8
Sampel 4 y = -0.0835X + 0.2853
Y = -0.0835X + 0.2853 0.05 = -0.0835X + 0.2853
0.054 = -0.0835X + 0.2853 0.2853 0.05
X =
0.2853 0.054 0.0835
X = X = 2.8180 log kosentrasi
0.0835
X = 2.7701 log kosentrasi Konsentrasi = antilog 2.8180 =
Konsentrasi = antilog 2.7701 = 657.5064
588.9793
Tabel 3. Hasil Absorbansi Shift B pada Menit ke-30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0,153 0,137 0,163 0,133 0,192 0,294 0,235 0,242 0,122 0,229 0,233 0,304
A
0,008 -0,008 0,019 -0,012 0,047 0,149 0,09 0,098 -0,023 0,085 0,088 0,16
0,186 0,264 0,165 0,151 0,172 0,203 0,214 0,215 0,223 0,215 0,224 0,285
B
0,041 0,119 0,02 0,006 0,027 0,059 0,07 0,07 0,079 0,07 0,079 0,14
0,129 0,098 0,17 0,202 0,129 0,165 0,23 0,328 0,223 0,307 0,228 0,222
C
-0,016 -0,047 0,025 0,057 -0,016 0,02 0,086 0,183 0,078 0,162 0,083 0,077
0,125 0,128 0,137 0,315 0,195 0,213 0,211 0,219 0,417 0,29 0,083 0,082
D
-0,02 -0,017 -0,008 0,17 0,05 0,069 0,066 0,075 0,272 0,145 -0,062 -0,062
0,191 0,176 0,161 0,196 0,181 0,302 0,185 0,194 0,249 0,252
E
0,046 0,031 0,017 0,051 0,037 0,157 0,04 0,049 0,104 0,107
0,188 0,195 0,128 0,122 0,185 0,286 0,111 0,122 0,231 0,248
F
0,043 0,051 -0,017 -0,023 0,04 0,141 -0,034 -0,023 0,087 0,104
0,264 0,261 0,2 0,182 0,153 0,162 0,15 0,16 0,207 0,214
G
0,119 0,117 0,055 0,037 0,008 0,017 0,006 0,016 0,063 0,069
0,123 0,121 0,129 0,14 0,202 0,201 0,137 0,095 0,172 0,214
H
-0,021 -0,023 -0,016 -0,005 0,057 0,056 -0,008 -0,05 0,028 0,069
6.3 Simpulan