Anda di halaman 1dari 20

OM SWASTYASTU

KELOMPOK 8

PUTU NANDYA NANDITA (1508505010)


I GUSTI AYU NADIA PRASTA UNIQUE (1508505015)
LUH ELITA SETYA PUSPITA (1508505022)
I GEDE PANDE ANINDHITA PUTRA WICAKSANA (1508505030)
DEWA GEDE PURNAMA PUTRA (1508505047)
LUH ADI KUSUMA SUARDIANI (1508505069)
PENGARUH RASIO MOL, SUHU DAN LAMA REAKSI
TERHADAP TEGANGAN PERMUKAAN DAN
STABILITAS EMULSI METIL ESTER SULFONAT DARI CPO
PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat diberbagai bidang,


telah menghasilkan perubahan yang signifikan dalam teknologi formulasi seperti
pembuatan emulsi. Emulsi yang baik dapat ditentukan dengan melakukan uji
stabilitas yang akan dipengaruhi oleh tegangan permukaannya
Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh rasio mol, suhu, dan lama reaksi sulfonasi


terhadap tegangan permukaan emulsi Metal Ester Sulfonat dari CPO?

2. Bagaimana pengaruh rasio mol, suhu, dan lama reaksi sulfonasi


terhadap stabilitas emulsi Metal Ester Sulfonat dari CPO?
Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh rasio mol, suhu dan lama reaksi sulfonasi
terhadap tegangan permukaan emulsi Metal Ester Sulfonat dari CPO.

2. Untuk mengetahui pengaruh rasio mol, suhu dan lama reaksi sulfonasi
terhadap stabilitas emulsi Metal Ester Sulfonat dari CPO.
Manfaat Penelitian

1. Dapat dijadikan acuan oleh para formulator untuk membuat emulsi


dengan stabilitas yang baik.

2. Diharapkan dengan mengetahui pengaruh rasio mol, suhu, dan lama


reaksi sulfonasi terhadap tegangan permukaan sehingga didapat emulsi
dengan stabilitas yang baik.
Surfaktan
Surfaktan atau Surface Active Agent dapat didefinisikan sebagai sebuah
molekul yang bekerja pada sebuah bidang permukaan atau antar muka
dan mempunyai kemampuan untuk merubah kondisi yang sebenarnya.
Surfaktan adalah suatu zat yang bersifat aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antarmuka (interfacial tension, IFT) minyak-air.
Surfaktan memiliki kecenderungan untuk menjadikan zat terlarut dan
pelarutnya terkonsentrasi pada bidang permukaan.

Beberapa contoh surfaktan anionik yaitu Alkilbenzen Sulfonat Linear (LAS),


Alkohol Sulfat (AS), Alkohol Eter Sulfat (AES), Alfa Olefin Sulfonat (AOS),
parafin (Secondary Alkane Sulfonate, SAS), dan Metil Ester Sulfonat
Metil Ester Sulfonat (MES) dari Crude
Palm Oil (CPO)
Surfaktan MES yang merupakan golongan baru dalam kelompok surfaktan anionik
telah mulai dimanfaatkan sebagai bahan aktif pada produk-produk pencuci dan
pembersih (washing and cleaning products). Surfaktan metil ester sulfonat diperoleh
dari proses esterifikasi atau transesterifikasi dan dilanjutkan dengan proses sulfonasi
yaitu dengan mereaksikannya dengan pereaksi sulfonat.

Struktur Kimia Metil Ester Sulfonat


Tegangan Permukaan

Adanya gaya atau tarikan ke bawah menyebabkan berkontraksi dan


berada dalam keadaan tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan
permukaan.
Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat cincin dari permukaan air
dapat dihitung dari persamaan :

Keterangan:
R = jari- jari rata- rata cincin
F = gaya yang dibutuhkan untuk mengangkut cincin
dari permukaan
= faktor koreksi
Bahan dan Metode
Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah Metil Ester CPO yang
diperoleh dari BPPT Serpong.
Bahan-bahan kimia: NaHSO3 teknis, metanol dan bahan kimia untuk
analisis.
Peralatan: seperangkat reaktor sulfonasi, sentrifius, rotor penggerak, alat
timbang dan alat analisis seperti kromatografi gas, dan alat analisis uji kimia
Pembuatan Metil Ester Sulfonat dari Metil
Ester CPO

Optimasi terhadap rasio mol reaktan Na bisulfit, lama reaksi dan suhu
sulfonasi dengan menggunakan NaHSO3 sebagai bahan pensulfonasi.
Rasio mol reaktan (1:1,0791:1,96), lama reaksi (2-7 jam) dan suhu reaksi
(60-140oC)
Pemurnian dengan menggunakan metanol 35% pada suhu 55C selama
1,5 jam
Netralisasi dengan NaOH 20% dengan suhu 55C selama 0,5.
Analisis nilai kestabilan emulsi dan tegangan permukaan menggunakan du
Nouy tensiometer.
Analisis Tegangan Permukaan Metode Du
Nouy
Larutan: akuades dan larutan surfaktan sebanyak 10%.
Peralatan dan wadah yang digunakan harus dalam keadaan bersih.
Posisi alat diatur supaya horizontal dengan waterpass dan diletakkan pada tempat yang
aman.
Larutan contoh dimasukkan ke dalam gelas dan diletakkan pada dudukan (platform)
pada tensiometer. Suhu cairan pada sampel diukur dan dicatat.
Selanjutnya cincin platinum dicelupkan ke dalam sampel tersebut (lingkaran cincin
tercelup 3-5 mm dibawah permukaan cairan). Skala vernier tensiometer diset pada posisi
nol dan jarum petunjuk harus berada pada garis berimpit dengan garis pada kaca.
Selanjutnya platform diturunkan secara perlahan, dan pada saat yang bersamaan
skup kanan diputar sampai film cairan tepat putus. Pada saat ini dilakukan
pembacaan skala.
Pengujian dilakukan minimal dua kali pengulangan.
dibandingkan nilai tegangan permukaan antara sebelum dan sesudah ditambahkan
surfaktan
Kestabilan Emulsi (prosedur analisis
Modifikasi ASTM D1436, 2001)

Kestabilan emulsi diukur antara air dengan xylene.


Xylene dengan air dicampur dengan perbandingan 6:4.
Campuran tersebut dikocok selama 5 menit menggunakan vortex mixer.
Pemisahan emulsi antar xylene dengan air diukur berdasarkan lamanya
pemisahan antar fasa.
Konsentrasi surfaktan yang ditambahkan adalah 10 persen (dalam
campuran xylene-air).
Lamanya pemisahan antar fasa sebelum ditambahkan surfaktan
dibandingkan dengan sesudah ditambahkan surfaktan.
Pengaruh Rasio Mol, Lama Reaksi dan Suhu
Reaksi terhadap Nilai Tegangan Permukaan
pada MES dari Metil Ester Berbasis CPO

Hasil penelitian dari metode yang dilakukan dan titik pusat menunjukkan
respon nilai tegangan permukaan yang dihasilkan oleh proses sulfonasi
berkisar 33-34,9 dyne/cm.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan
Metil Ester Sulfonat (MES) hasil sulfonasi dipengaruhi oleh rasio mol, suhu,
dan lama reaksi sulfonasi.
Ketiga faktor ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan
nilai tegangan permukaan.
Pengaruh Rasio Mol, Lama Reaksi dan Suhu
Reaksi terhadap Nilai Stabilitas Emulsi pada
MES dari Metil Ester Berbasis CPO
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rasio mol lebih dari 1:1,5 dan
lama reaksi di atas 5 jam dapat meningkatkan nilai tegangan permukaan.
Hal ini disebabkan semakin besar rasio mol dan suhu reaksi akan
mengakibatkan proses oksidasi yang menghasilkan produk samping
meningkat. Suhu dan waktu pemanasan yang tinggi menyebabkan laju
reaksi berlebihan yang menyebabkan degradasi MES yang menghasilkan
garam disalt yang akan mengurangi
kemampuan kinerja MES.
Penambahan surfaktan dapat menstabilkan suatu emulsi karena surfaktan
menurunkan tegangan permukaan secara bertahap. Adanya penurunan
tekanan menurunkan energi bebas yang diperlukan untuk pembentukan
emulsi menjadi semakin minimal
Kesimpulan
1. Rasio mol reaktan, suhu, dan lama reaksi memberikan pengaruh yang
positif terhadap peningkatan nilai tegangan permukaan pada
penggunaan MES hasil sulfonasi. Namun, rasio mol reaktan yang
berlebihan juga dapat menurunkan tegangan permukaannya. Nilai
tegangan permukaan yang terendah, yaitu 33 dyne/cm.

2. Stabilitas emulsi pada penggunaan MES hasil sulfonasi dipengaruhi oleh


suhu reaksi sulfonasi yang memberikan pengaruh positif, akan tetapi
interaksi antara suhu dan lama reaksi berpengaruh negatif. Stabilitas
emulsi tertinggi, yaitu 70% terjadi pada rasio mol 1:1,5, lama reaksi 4,5 jam,
dan suhu sulfonasi 106C.
Saran

Pembuatan formulasi suatu sediaan emulsi perlu memperhatikan nilai


tegangan permukaan dan stabilitas dari sediaan emulsi tersebut. Pada
penelitian hal ini, penggunaan surfaktan dapat menurunkan tegangan
permukaan dan mempengaruhi stabilitas sediaan tersebut. Oleh karena itu
dalam penggunaan surfaktan pada formulasi suatu sediaan perlu
diperhatikan hal-hal seperti rasio mol reaktan dan suhu yang digunakan
serta lamanya reaksi sulfonasi.
ADA PERTANYAAN?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai