Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Di era yang modern ini baik di negara maju dan negara berkembang, kemajuan IPTEK
yang berkembang sangat cepat dapat membuat banyak penemuan baru di dalam bioteknologi,
seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, dan kloning. Hal hal yang
mendorong perkembangan bioteknologi adalah meningkatkan mutu baik dalam bidang medis,
dan berbagai bidang kehidupan lainnya. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan
kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat
memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain
atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Penerapan di dalam bidang bioteknologi yang
sering menuai pro dan kontra adalah kloning.

Pembahasan

Kloning berasal dari bahasa yunani yaitu klonos yang berarti cabang atau ranting muda.
Kata ini juga berasal dari bahasa inggris yaitu klon. Kloning berarti proses pembuatan yang
menghasilkan dua atau lebih individu yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses
reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak serangga, tumbuhan dan
bakteri. Dalam bidang bioteknologi kloning dilakukan oleh manusia dengan tujuan menghasilkan
salinan berkas DNA atau gen, sel dan organisme. Dalam bidang kedokteran kloning sudah lazim
dilakukan baik pada hewan dan manusia, dilakukan kepada hewan untuk kloning sel sel dan
jaringan kanker sementara pada manusia untuk tujuan penelitian. Bidang kedokteran molekuler
sangat membutuhkan kloning sel dan jaringan manusia untuk mengetahui penyakit penyakit
seperti penyakit genetik. Kloning dalam bioindustri baik yang dilakukan pada mahkluk hidup
dan tumbuhan dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Kloning terapeutik merupakan suatu
kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian.Tujuan utama dari proses
ini bukan untuk menciptakan manusia baru,tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat
digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.

Proses kloning pada manusia, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bayi tabung atau in
vitro fertilization. Dalam proses ini, sperma sang ayah dicampurkan ke dalam sel telur sang istri
dengan proses in vitro di dalam tabung kaca. Proses kloning gen pada manusia dapat dilakukan
dengan cara sederhana yaitu mempersiapkan suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai
sel tubuh yang diambil dari manusia yang hendak dikloning, kemudian mengambil inti sel yang
mengandung informasi genetik yang kemudian dipisahkan dari sel, setelah itu mempersiapkan
suatu sel telur, kemudian mengimplentasikan sel yang akan dikloning ke sel telur, lalu memicu
sel telur agar terjadi pertumbuhan dan pembelahan hingga menjadi sel embrio, setelah itu sel
embrio akan mulai memisahkan diri dan siap untuk diimpletasikan ke dalam rahim, langkah
terakhir embrio yang telah diimpletasikan ke dalam rahim dapat menjadi bayi dengan kode
genetik yang sama dengan sel awal yang ingin dikloning.

Kloning ditemukan pada tahun 1997, dengan merekayasa sebuah sel telur pada domba
tanpa perkawinan. keberhasilan kloning domba dolly yang dilakukan Ian Wilmut dan rekan
rekannya dari Roslin institute, Edinburg, Skotlandia.1 Kloning domba dolly masih memiliki
kelemahan yang pada akhirnya domba dolly mati pada usia 6 tahun, namun hasil kloning ini
memicu para ilmuwan ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kloning. Pada
tahun 2002 Direktur ilmu pengetahuan Clonaid, Briggitte Boisselier menyatakan bahwa kloning
pertama di dunia pada tanggal 26 Desember 2002. Bayi hasil kloning tersebut bernama Eve,
berjenis kelamin perempuan dan memiliki berat sekitar 3,2 kilogram.2

Dampak dampak yang dapat ditimbulkan dari kloning dapat terbagi menjadi dua yaitu
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang dapat diperoleh adalah sel kloning
dapat menghasillkan sel, jaringan, atau organ yang sesuai untuk pengobatan beberapa penyakit
yang disebabkan oleh kegagalan atau kerusakan fungsi suatu organ, menumbuhkan individu baru
yang bebas dari penyakit keturunan seperti diabetes, leukemia, parkinson dan obesitas.
Sementara dampak negatif yang dapat terjadi dari kloning adalah dapat disalah gunakan untuk
menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan,
berkurangnya keaneka ragaman suatu spesies, karena individu yang dihasilkan dari proses
pengkloningan sama persis dengan DNA maupun sifat dan fisik induknya. Individu hasil kloning
yang sel selnya diperoleh dari induknya, Ini berarti umur sel-sel hasil kloning pun sama
dengan umur sel-sel induknya. Individu hasil kloning tidak akan mendapatkan imunitas bawaan,
sehingga individu hasil kloning dapat dengan mudah terserang penyakit. Resiko buruk juga
mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi cloning Menurut ahli perkembangan
embrio pada mamalia, Prof. Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko terkena satu jenis
kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma
(kanker korion).3

Etika disebut juga filsafat moral atau cabang filsafat yang berbicara tentang praxis
(tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak. Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang mengatur
bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang melibatkan peraturan atau
prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan
tanggung jawab.

Di dalam ilmu filsafat kita juga mempelajari beberapa teori etika seperti etika deontologi
dan teleologi. Etika deontologi menekankan bahwa lakukan apa yang menjadi kewajibanmu
sebagaimana terungkap dalam norma dan nilai nilai moral yang ada. 4 Sementara itu di dalam
etika teleologi suatu tindakan dapat dinilai baik atau buruknya berdasarkan dengan
kewajibannya. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian
menuju pada tujuan tertentu. Etika teleologi menilai baik atau buruk suatu tindakan berdasarkan
akibat yang timbul dari suatu tindakan. Etika teleologi sendiri dapat digolongkan menjadi tiga
yaitu utilitarisme, hedonisme, dan eudomonisme.

Utilitarisme menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan akibatnya bagi banyak
orang.4 Dalam teori utilitarian, kegunaanlah yang menentukan segala galanya, nilai guna dalam
politik menjadi pedoman untuk tindakan yang menyimpang. Karena menurut pemikiran teori ini,
segala tindakan yang disebut berguna bagi suatu usaha untuk mencapai tujuan dapat dikatakan
sebagai tindakan yang etis. Tindakan etis yang dimaksud disini adalah tindakan yang tidak
merugikan banyak orang.

Hedonisme ialah etika yang menekankan kepada kesenangan hakiki. Segala macam
tindakan selalu mengedepankan pertimbangan kesenangan sebagai alasan utamanya, begitupun
pada sebuah kolektivitas besar akan mengarahkan tindakannya pada kepuasaan dan kesenangan
bersama yang dinamai kesejahteraan sosial yang sebesar besarnya. Keinginan akan kesenangan
merupakan dorongan yang sangat mendasar dalam hidup manusia dalam teori hedonisme.
Dalam teori eudomonisme, tindakan manusia selalu mengejar tujuan. Setiap tindakan
yang dimiliki dan akan dikerjakan manusia harus memiliki tujuan yang ingin dicapai dan ujung
dari segala tujuan tersebut adalah kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud disini adalah
kebahagiaan relatif, yaitu tujuan akhir yang ingin dicapai oleh seseorang. Dimana tujuan akhir
itu baru akan tercapai jika seseorang dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Bila ditinjau dari sudut etika, penerepan kloning pada tumbuhan tentu sangat etis dan
apabila pada hewan tentu diperbolehkan dengan syarat tidak melukai hewan hewan tersebut.
Namun apabila penerapan kloning pada manusia tentu akan menuai banyak pro dan kontra jika
ditinjau dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu deontologi dan teleologi.
Dalam paham teleologi, kloning dapat dikatakan etis dan baik apabila tujuannya untuk
kepentingan penelitian terhadap penyakit penyakit genetik, dan untuk penelitian yang memiliki
tujuan untuk menyempurnakan tata cara diagnostik, terapeutik dan pencegahan. Namun dalam
paham teleologi apabila tujuannya hanya digunakan untuk kepentingan pribadi seperti mencari
kebahagiaan hakiki, dan tindakan kriminal maka hal ini sangat tidak diperbolehkan baik dari segi
etika hukum dan agama yang ada. Dalam hukum yang berlaku di Indonesia tentu kloning untuk
tindakan kriminal dapat dikenakan sanksi penjara apabila kloning dilakukan secara ilegal, bila
dilihat dari segi agama maka sangat jelas bahwa dalam pandangan orang kristiani terhadap
kloning sangat buruk, karena kloning berarti melecehkan manusia dimana pada dasarnya Tuhan
menciptakan manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda beda untuk saling melengkapi ,
dan di dalam gereja katolik tetap tidak menerima objektivitasi manusia, karena manusia adalah
subjek yang tidak diperkenankan untuk diobjekkan. kloning pada manusia juga bertentangan
dengan Alkitab dan merupakan bentuk pelanggaran manusia terhadap lingkup kedaulatan Tuhan
sebagai Pencipta hidup, selain melanggar kewenangan Tuhan sebagai pencipta, kloning pada
manusia merupakan pelanggaran serius terhadap harkat dan martabat manusia yang diciptakan
Tuhan sebagai mahkluk sosial yang unik. Tuhan telah berfirman kepada manusia untuk
berkembang biak secara alami melalui proses perkawinan, dalam hal ini manusia diciptakan
secara tunggal dan satu satunya, bukan untuk di duplikasi. Apabila melakukan kloning berarti
secara tidak langsung memiskinkan genetik manusia karena hanya berasal dari satu genetik yang
sama dengan manusia sebelumnya.
Bila ditinjau dari paham deontologi, kloning manusia ini dapat dinilai etis atau tidaknya
sesuai dengan perbuatan yang lebih ditekankan pada perbuatan itu sendiri. Salah satu tokoh
utama dari paham ini adalah Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical imperative.
Menurutnya, perbuatan kloning yang secara umum (universal) dinyatakan terlarang, maka
apapun alasannya tidak boleh dilakukan. Kloning membuktikan bahwa genetik manusia begitu
terbatas. Kloning dapat juga berarti melawan secara fundamental persatuan antara wanita dan
laki-laki. Dalam kloning juga terdapat bahaya bahwa kloning manusia dipakai sebagai usaha atau
cara cara untuk mengganti seseorang yang terkenal dalam sejarah atau melestarikan orang-
orang dalam sebuah keluarga. Dengan demikian akan terlihat wajah-wajah yang sama. Kultus
individu akan berlanjut dan manusia akan jatuh ke dalam kesombongan. Namun secara
keseluruhan, kedua paham besar etika ini menghendaki bahwa apapun yang dilakukan adalah
demi kebaikan dan demi kesejahteraan manusia.

Ringkasan

Kloning berarti proses pembuatan yang menghasilkan dua atau lebih individu yang
identik secara genetik. Kloning manusia yang dilakukan pada eve sangat ditakutkan oleh
ilmuwan karena hasil kloningan dapat memiliki penyakit penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dan juga dapat membahayakan rahim si ibu. Kloning juga mempunyai dampak
negatif dan dampak positif, namun apabila ditinjau dari segi medis, agama, dan etika maka
kloning sangat dilarang untuk dilakukan dalam keadaan apapun. Jadi kloning sangat tidak
dianjurkan untuk dilakukan meskipun tujuan dari kloning itu baik adanya.

Daftar Pustaka :

1. Hanafifah MJ, Amir A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Edisi 4. Jakarta : EGC;
2008.
2. http://news.liputan6.com/read/47082/lahir-manusia-pertama-hasil-kloning diakses pada
10 November 2015.
3. http://biologimediacentre.com/eve-kloning-manusia-pertama/ diakses pada 10 November
2015.
4. Keraf A Sonny. Etika lingkungan hidup. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara; 2010.

Anda mungkin juga menyukai