Anda di halaman 1dari 87

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny.

S
P1 A0 UMUR 24 TAHUN DENGAN KISTA OVARIUM
DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
Dika Sensia Wirandani
B11 131

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Asuhan Kebidanan Gangguan

Reproduksi pada Ny. S P1 A0 Umur 24 Tahun dengan Kista Ovarium di RSUD

Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan

maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D

III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ibu Ambarsari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Drg. Basoeki Soetardjo, MMR, selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi

Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam

pengambilan kasus.

5. Ny. S yang telah bersedia menjadi pasien dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

iv
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan Karya

Tulis Ilmiah selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juni 2014

Penulis

v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Dika Sensia Wirandani
B11 131

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. S


P1 A0 UMUR 24 TAHUN DENGAN KISTA OVARIUM
DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014

xi + 74 halaman + 12 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam


manajemen kesehatan reproduksi. Permasalahan dalam bidang kesehatan
reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan
gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup infeksi, gangguan menstruasi,
masalah struktur, keganasan pada alat reproduksi wanita, infertilitas dan lain-lain.
Kista adalah setiap rongga atau kantong tertutup, baik normal maupun abnormal,
yang dilapisi epitel, biasanya mengandung cairan atau materisemi padat. Data
yang penulis peroleh di RSUD Dr. Moewardi terdapat jumlah pasien dengan
gangguan reproduksi sebanyak 167 orang, gangguan reproduksi dengan kista
ovarium sebanyak 55 orang (32,93%).
Tujuan : Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan gangguan
reproduksi dengan kista ovarium dengan pendekatan 7 langkah Varney.
Metode Studi Kasus : Menggunakan metode deskriptif, lokasi dilakukan di
RSUD Dr. Moewardi, subjeknya Ny. S P1 A0 umur 24 tahun, waktu pelaksanaan
tanggal 10 14 Mei 2014, teknik pengumpulan data menggunakan data primer
yang terdiri dari pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi),
wawancara dan observasi sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi
dan studi kepustakaan.
Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 hari yaitu
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 80
x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,50C, balutan luka operasi sudah dilepas sesuai advis
dokter, keadaan luka sudah kering dan tidak ada pus.
Kesimpulan : penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada di lapangan yaitu pada interpretasi data, perencanaan dan pelaksanaan.
Alternatif pemecahan masalah yang bisa diberikan yaitu mengajarkan teknik
relaksasi dan melakukan USG serta beri dukungan moral dan spiritual sehingga
pasien lebih tenang.

Kata Kunci : Asuhan kebidanan, Gangguan Reproduksi, Kista Ovarium


Kepustakaan : 36 Literatur (2005 2012)

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
x Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa
keengganan.
x Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
x Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas
kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.
x Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan
yang teguh.
x Jadi diri sendiri, cari jati diri dan dapetin hidup yang mandiri, optimis,
karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar

PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan hati Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan teruntuk :
1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Jumain Mardani dan Ibunda Ninuk
Widiriani ini anakmu mencoba memberikan yang terbaik untukmu. Betapa
diri ini ingin melihat kalian bangga padaku. Betapa tak ternilai kasih
sayang dan pengorbanan kalian padaku. Terima kasih atas dukungan moril
maupun material untuk ku selama ini.
3. Kakak ku Sandha Nara Pristiana dan adikku Hening Nindy Kusuma Ayu
Ardani atas dukungan dan doa untuk kesuksesan
4. Dosen-dosenku yang telah menjadi orang tua kedua ku yang namanya tak
bisa ku sebutkan satu per satu, ucapan terima kasih yang tak terhingga atas
ilmu yang telah kalian berikan sangatlah bermanfaat untukku.
5. Dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah, Ibu Ambarsari, SST yang telah
memberikan bimbingan, dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ku sehingga menjadi sebuah Karya Tulis Ilmiah yang sempurna.
6. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada Surakarta.
7. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE

Nama : Dika Sensia Wirandani

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 13 Juli 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Purwodadi Blora, Getasrejo RT 04 RW 04

Riwayat Pendidikan

1. SD N 3 Purwodadi Lulus tahun 2006

2. SMP N 6 Purwodadi Lulus tahun 2009

3. MAN Purwodadi Lulus tahun 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

INTISARI ................................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii

CURICULUM VITAE ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 4

C. Tujuan Studi Kasus .......................................................... 4

D. Manfaat Studi Kasus ........................................................ 5

E. Keaslian Studi Kasus ........................................................ 6

F. Sistematika Studi Kasus ................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis ...................................................................... 9

1. Gangguan Reproduksi ................................................. 9

2. Kista Ovarium ............................................................. 11

B. Teori Manajemen Kebidanan .......................................... 16

1. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan .................... 16

ix
2. Proses Manajemen Kebidanan .................................... 16

3. Data Perkembangan SOAP ......................................... 30

C. Landasan Hukum ............................................................. 31

BAB III. METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus ............................................................. 33

B. Lokasi Studi Kasus ........................................................... 33

C. Subyek Studi Kasus .......................................................... 33

D. Waktu Studi Kasus ........................................................... 33

E. Instrumen Studi Kasus ...................................................... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 34

G. Alat-alat yang Dibutuhkan ............................................... 37

BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus ................................................................. 38

B. Pembahasan ...................................................................... 64

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 71

B. Saran ................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden / Pasien

Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden / Pasien (Informed Consent)

Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi

Lampiran 9. Lembar Observasi

Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 11. Leaflet

Lampiran 12. Lembar Konsultasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti

yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan-keadaan di negara lain.

Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi.

Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya

individu yang bersangkutan, karena dampaknya menyangkut berbagai aspek

kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

(Manuaba, 2009).

Menurut SDKI tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar

359/100.000. Angka kematian tersebut terjadi peningkatan dibandingkan

dengan AKI tahun 2011 yang sebesar 228/100.000. Penyebab AKI selain

masih rendahnya kesadaran akan kesehatan, disebabkan oleh perdarahan,

eklampsia dan infeksi. Perdarahan juga dapat disebabkan oleh pecahnya kista.

Kista ovarium merupakan kanker ke lima tersering yang menyebabkan

kematian wanita setelah kanker paru-paru, kolorektal, payudara dan

pangkreas. Insidensinya pada wanita di bawah 50 tahun sebanyak 5,3

/100.000 dan pada wanita di atas 50 tahun sebanyak 41,4 / 100. Kista ovarium

merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan ginekologi saat

ini. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah tahun

2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000

1
2

kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada

tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2012).

Pada tahun 2009 di perkirakan jumlah penderita kista ovarium sebanyak

23.400 orang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang (59,40 %).

Angka kematian yang tinggi ini di sebabkan karena penyakit ini pada awalnya

bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi

metastasis sehingga 60 70% pasien datang pada stadium lanjut

(Binmuhsin, 2011).

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen

kesehatan reproduksi. Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah

satunya adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem

reproduksi. Hal ini mencakup infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur,

keganasan pada alat reproduksi wanita, infertilitas dan lain-lain

(Essawibawa, 2011).

Gangguan reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya cacat anatomi saluran reproduksi (defek kongenital), gangguan

fungsional, kesalahaan manajemen atau infeksi organ reproduksi Menurut

Riadi (2006). Ada berbagai macam gangguan reproduksi seperti gangguan

menstruasi, syndrom premestruasi, nyeri abdomen dan panggul, kista ovarium

dan kanker pada endometrium. Gangguan sistem reproduksi yang sering terjadi

pada wanita adalah kista ovarium (Joedasaputra, 2005).

Kista adalah setiap rongga atau kantong tertutup, baik normal maupun

abnormal, yang dilapisi epitel, biasanya mengandung cairan atau materisemi

padat (Dorland, 2008). Ovarium adalah suatu organ terdiri atas 2 yang
3

terletak dikiri dan kanan antara uterus dan dinding panggul. Besarnya kurang

lebih sebesar ibu jari tangan dengan panjang 4 cm, lebar dan tebalnya kira-

kira 1,5 cm (Saroha, 2009).

Salah satu bahaya yang ditakuti ialah kista tersebut menjadi ganas.

Bahaya lain dari kista adalah terpuntir, kejadian ini akan menimbulkan rasa

sakit yang sangat dan memerlukan tindakan darurat untuk mencegah kista

jangan sampai pecah. Dalam jangka waktu tertentu, kista terus tumbuh hingga

diameter mencapai puluhan sentimeter. Sebenarnya tidak ada patokan

mengenai ukuran besarnya kista sehingga berpotensi untuk pecahnya kista

dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rusak dan menimbulkan

terjadinya perdarahan yang dapat berakibat fatal (Yatim, 2005).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 13

November 2013 di RSUD Dr. Moewardi dari bulan Januari sampai dengan

Oktober 2013 terdapat jumlah pasien dengan gangguan reproduksi sebanyak

167 orang. Pasien gangguan reproduksi dengan mioma uteri sebanyak 108

orang (64,67%), gangguan reproduksi dengan kista ovarium sebanyak 55

orang (32,93%) dan gangguan reproduksi dengan infeksi saluran kencing

sebanyak 4 orang (2,39%).

Berdasarkan latar belakang diatas dan mengingat masih tingginya

pasien gangguan reproduksi dengan kista ovarium maka penulis tertarik untuk

mengambil kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi

pada Ny. S P1 A0 Umur 24 Tahun dengan Kista Ovarium di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta Tahun 2014.


4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas masalah yang timbul adalah Bagaimana

penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S P1 A0

dengan kista ovarium di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan gangguan

reproduksi pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium dengan pendekatan 7

langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu

1) Mampu melakukan pengkajian pada gangguan reproduksi pada

Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

2) Mampu menginterpretasikan data yang timbul, meliputi diagnosa

kebidanan, masalah, kebutuhan kasus gangguan reproduksi pada

Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

3) Mampu mendiagnosa potensial kasus pada gangguan reproduksi

pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

4) Mampu melaksanakan antisipasi atau tindakan segera pada gangguan

reproduksi pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.


5

5) Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada

gangguan reproduksi pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

6) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi

pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

7) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan kasus gangguan reproduksi

pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek pada

kasus gangguan reproduksi pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada kasus

gangguan reproduksi pada Ny. S P1 A0 dengan kista ovarium.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman secara

langsung dalam menghadapi kasus pada kasus gangguan reproduksi

dengan kista ovarium.

2. Bagi Profesi

Sebagai salah satu masukan bagi tenaga kesehatan sebagai upaya

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal berupa

pemantauan, memberikan informasi serta pelayanan yang tepat dan akurat

dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada kasus gangguan

reproduksi dengan kista ovarium.


6

3. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Diharapkan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan

dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya pada kasus gangguan

reproduksi dengan kista ovarium.

b. Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau sumber bacaan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada kasus

gangguan reproduksi dengan kista ovarium.

E. Keaslian Studi Kasus

Keaslian studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul asuhan

kebidanan gangguan reproduksi dengan kista ovarium sudah pernah

dilakukan oleh mahasiswa : Dwi Ariyani (2011), dengan judul Asuhan

Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Kista Ovarium pada Ny. S di

RSUD Kardinal Tegal. Asuhan yang diberikan berupa mengobservasi KU

dan TTV, beri dukungan moril, pemeriksaan dengan USG dan CT-Scan,

pemberian terapi clomiphene citrate 3x1, medroxyprogesterone acetate 3x1.

Hasil dari asuhan yang telah diberikan selama 4 minggu yaitu perdarahan

menstruasi sudah tidak banyak, kista ovarium telah teratasi setelah dilakukan

tindakan histerektomi.
7

F. Sistematika Studi Kasus

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membagi menjadi 5

bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan

sistematika penulisan studi kasus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan teori medis yang meliputi pengertian

gangguan reproduksi, sebab-sebab gangguan reproduksi dan

macam-macam gangguan reproduksi, pengertian kista ovarium,

etiologi, tanda dan gejala kista ovarium, jenis-jenis kista ovarium,

diagnosis, dan penatalaksanaannya serta pengertian teori

manajemen kebidanan, langkah manajemen kebidanan yang

meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,

antisipasi, rencana tindakan, implementasi, evaluasi ditambah data

perkembangan SOAP dan landasan hukum.

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS

Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek

studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, tehnik

pengumpulan data, alat-alat yang dibutuhkan dalam studi kasus dan

jadwal penelitian.
8

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan

kasus berisi tentang hasil pengambilan data yang relevan dengan

kebutuhan dari kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium

serta disajikan dalam bentuk asuhan kebidanan menurut tujuh

langkah Varney mulai dari pengkajian sampai evaluasi serta catatan

perkembangan dalam bentuk SOAP. Sedangkan pembahasan berisi

tentang ada tidaknya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada

dilapangan.

BAB V PENUTUP

Bab ini beisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari

pembahasan kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium,

sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan

dari kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Gangguan Reproduksi

a. Pengertian

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen

kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Permasalahan dalam bidang

kesehatan reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi yang

berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup

infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur, keganasan pada alat

reproduksi wanita, infertilitas, dan lain-lain (Baradero, dkk., 2007).

b. Sebab-sebab gangguan reproduksi

Gangguan reproduksi disebabkan oleh ketidakseimbangan

hormon, cacat anatomi saluran reproduksi (defek kongenital), gangguan

fungsional, kesalahaan manajemen atau infeksi organ reproduksi.

Gangguan reproduksi yang biasa terjadi, misal kista endometriosis yang

banyak dialami wanita yang memiliki kadar FSH dan LH tinggi

(Kasdu, 2005).

c. Macam-macam gangguan reproduksi

1) Gangguan menstruasi

Menurut Varney (2006), gangguan menstruasi terdiri dari :

a) Amenore

Tidak datangnya haid atau menstruasi selama beberapa bulan,

kadang dialami oleh wanita muda yang tidak hamil.


9
10

b) Dismenorhoe

Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut

bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram.

c) Menoragia

Merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi yang

pada awalnya berada dibawah label perdarahan uterus

difungsional.

d) Metroragia

Apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika

terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara

menstruasi.

e) Oligomenore

Aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit.

f) Sindrom pramenstruasi

Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku yang mencerminkan

saat siklus menstruasi terjadi hampir pada semua wanita beberapa

waktu antara menarche dan menopause.

2) Nyeri abdomen dan panggul

a) Nyeri akut

Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri abdomen

akut secara akurat merupakan keahlian penting dalam perawatan

kesehatan wanita.
11

b) Nyeri kronis

Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang yang

sering kali mengunjungi pemberi layanan kesehatan dalam jangka

waktu yang lama.

3) Kista ovarium

Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan oleh bidan

baik pada saat pemeriksaan panggul atau dari hasil pemeriksaan

ultrasonografi.

4) Tumor / kanker pada endometrium

Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endometrium setiap

tahunnya, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kanker

serviks. Kemungkinan terjadi paling sering pada wanita berusia lebih

dari 50 tahun.

5) Kista vagina

Suatu kantong tertutup pada dinding atau bagian bawah dinding

vagina yang berisi cairan atau bahan semi padat (Nugroho, 2012).

2. Kista Ovarium

a. Pengertian

Kista ovarium adalah kantong tertutup berdinding membran yang

berlapis epitel dan cairan atau semi cairan dengan berbagai bentuk,

permukaanya bisa rata, halus, licin, dan ada yang dapat di gerakan

ataupun tidak tumbuh di dalam rongga ovarium (Prawirohardjo, 2008).

Kista ovarium adalah kantung abnormal yang berisi cairan

abnormal yang tumbuh tak hanya di indung telur (ovarium) atau ujung-

ujung saluran telur, tapi juga dikulit, paru-paru, bahkan otak

(Chyntia, 2009).
12

Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan

didalam jaringan ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita

dimasa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan

kadar hormone yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan

sel telur dari ovarium (Lubis, 2012).

b. Etiologi

Menurut Faisal (2008), faktor-faktor yang dapat menyebabkan gejala

kista, meliputi :

1) Gaya hidup tidak sehat (konsumsi makanan yang mengandung

banyak lemak dan kurang serat, zat tambahan pada makanan, kurang

olahraga, merokok dan konsumsi alkohol, terpapar dengan polusi

dan agen infeksius, stress).

2) Faktor genetik.

Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker

yaitu yang disebut protoonkogen yang karena suatu sebab tertentu

misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi atau

terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi protoonkogen ini

dapat berubah menjadi onkogen, yaitu zat pemicu kanker.

c. Tanda dan Gejala Kista Ovarium

Menurut Chyntia (2009), kista ovarium sulit terdeteksi, hanya

sekitar 10% dari kista ovarium yang terdeteksi pada stadium awal,

keluhannya biasanya nyeri daerah abdomen disertai keluhan-keluhan :

1) Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga

abdomen.
13

2) Gangguan sistem gastrointestinal : Konstipasi, mual, rasa penuh,

hilangnya nafsu makan

3) Gangguan sistem urinaria

4) Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis

5) Menstruasi tidak teratur

6) Lelah

7) Keluarnya cairan abnormal per vaginam

8) Nyeri saat berhubungan seksual

9) Penurunan berat badan

d. Jenis-jenis Kista Ovarium

Menurut Lowdermik, dkk (2005), jenis-jenis kista ovarium adalah :

1) Kista folikel

Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian

akibat folikel de graft yang matang karena tidak dapat meyerap

cairan setelah ovulasi. Kista ini bisanya asimptomotik keculi jika

robek. Dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada panggul. Jika

kista tidak robek, bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstruasi.

2) Kista corpus luteum

Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari

progesterone akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum

ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari, keterlambatan

mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang.

Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya

kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2 siklus menstruasi.


14

3) Syndroma rolycystik ovarium

Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen

yang terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan

penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas,

hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur,

infertelitas.

4) Kista Theca- lutein

Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang

akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik

gonadotropine (HCG).

e. Komplikasi

Menurut Manuaba (2007), komplikasi dari kista ovarium yaitu :

1) Perdarahan intra tumor

Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan

memerlukan tindakan yang cepat.

2) Perputaran tangkai

Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.

3) Infeksi pada tumor

Menimbulkan gejala : badan panas, nyeri pada abdomen,

mengganggu aktifitas sehari-hari.

4) Robekan dinding kista

Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi

kista tumpah kedalam ruangan abdomen.


15

5) Keganasan kista ovarium

Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas

45 tahun.

f. Pemeriksaan penunjang

Menurut Chyntia (2009), pemeriksaan penunjang meliputi :

1) Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukan

kemungkinan adaya kanker / kista.

2) Ultrasound / CT scan : membantu mengindentifikasi ukuran / lokasi

massa.

3) Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan

endometrial.

4) Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menununjukan anemia

kronis sementara penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif,

peningkatan SDP dapat mengindikasikan proses inflamasi / infeksi.

g. Penatalaksanaan

Menurut (Lowdermik dkk, 2005), penatalaksanaan kista ovarium, yaitu

1) Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui

tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi

salpingooforektomi.

2) Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium

dan menghilangkan kista.

3) Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat

kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan

abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra


16

abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar

biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat

dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.

4) Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang

pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik /

tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau

teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang

akan terjadi seperti tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka

operasi.

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian / tahapan

yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien

(Sulistyawati, 2009).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah

yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-

tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan

aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk

menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu

kesatuan yang berarti (Ambarwati dkk, 2010). Proses manajemen

kebidanan ada 7 antara lain :


17

a. Langkah 1 : Pengkajian

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan

semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.

Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi

yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien

(Anggraini, 2010).

1) Data Subyektif

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Pada kasus yang

diambil penulis yaitu kista ovarium, maka pengkajan ditujukan

pada pemeriksaan ginekologi (Nursalam, 2008). Pengkajian pasien

antara lain :

a) Identitas Pasien

(1) Nama Pasien

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan

(Anggraini, 2010).

(2) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti

kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,

mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umum lebih dari

35 tahun rentan sekali untuk terjadi kista ovarium

(Anggraini, 2010).
18

(3) Suku/Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari

(Anggraini, 2010).

(4) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam doa

(Anggraini, 2010).

(5) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga

bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya (Anggraini, 2010).

(6) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi

pasien (Anggraini, 2010).

(7) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila

diperlukan (Anggraini, 2010).

b) Keluhan Utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan

dengan kista ovarium, misalnya sakit pada perut bagian bawah

dan bengkak (Anggraini, 2010). Pada kasus kista ovarium pasien

merasa nyeri pada perut bagian bawah, nyeri saat haid, sering

ingin buang air besar atau kecil dan teraba benjolan pada daerah

perut (Chyntia, 2009).


19

c) Riwayat Haid

Untuk mengetahui usia berapa pertama kali mengalami

menstruasi, jarak antara menstruasi yang dialami dengan

menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, seberapa banyak

darah menstruasi yang dikeluarkan dan keluhan yang dirasakan

ketika mengalami mestruasi (Sulistyawati, 2009).

d) Status Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, lama perkawinan

syah atau tidak, sudah berapa kali menikah, pada umur berapa

menikah, berapa jumlah anak (Anggraini, 2010).

e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah

pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong

persalinan, keadaan nifas yang lalu (Anggraini, 2010).

f) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pernah ikut KB, dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi (Anggraini, 2010).

g) Riwayat Kesehatan

(1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita pada

saat ini yang ada hubungannya dengan kista ovarium

(Anggraini, 2010).
20

(2) Riwayat Kesehatan yang Lalu

Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau

penyakit akut, kronis seperti : jantung, diabetes mellitus,

hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi kista ovarium

(Anggraini, 2010).

(3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang

menderita penyakit menular seperti : AIDS, Hepatitis, TBC,

dan penyakit menurun seperti : Asma, Jantung, DM, maupun

keturunan kembar (Prawirohardjo, 2006).

h) Pola Kebiasaan Sehari-hari

(1) Pola Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, jenis makanan, dan makanan pantangan

(Ambarwati dkk, 2010).

(2) Pola Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang

air besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi, dan bau serta

kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan

jumlah (Anggraini, 2010).

(3) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam

pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca,

mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,

kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang

(Ambarwati dkk, 2010).


21

(4) Personal Hygine

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia

(Ambarwati dkk, 2010).

(5) Kehidupan Sexsual

Berapa kali dalam seminggu ibu melakukan hubungan

sexsual karena pada penderita kista ovaraium mengalami

nyeri saat senggama (Chyntia, 2009).

i) Data Psikologis

Perlu adanya pengkajian psikologis pada saat pasien mengalami

kista pasien merasa cemas, setelah kista ovarium di angkat pasien

merasa tenang, bahagia setelah pengangkatan berhasil. Dan perlu

adanya dukungan dari keluarga moral dan spiritual sehingga

pasien lebih tenang (Prawirohardjo, 2011).

2) Data Obyektif

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan

dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).

a) Status generalis

(1) Keadaan Umum

Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek,

tingkat kesadaran pasien apakah composmentis (sadar penuh :

memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang

diberikan), apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan

sekitarnya), somnolen (gelisah : tidak responsive terhadap


22

rangsangan ringan dan masih memberikan respon terhadap

rangsangan yang kuat), delirium, semi koma dan koma (tidak

dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun),

gerakan yang ekstrem dan ketegangan otot (Alimul, 2009).

Pada kasus kista ovarium keadaan umum baik, kesadaran

composmentis.

(2) Tanda-tanda vital

(a) Tensi

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi

(Saifuddin, 2007). Batas normal 110/60 140/90 mmHg

(Lynn, 2008).

(b) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan

atau tidak jika ada dan lebih dari 38oC kemungkinan

terjadi infeksi. Batas normal 37,5 - 38oC

(Ambarwati dkk, 2010).

(c) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1

menit (Saifuddin, 2007). Batas normal 60 80 x / menit

(Ambarwati dkk, 2010).

(d) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang

dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2007). Batas normal

20-30 x/menit (Ambarwati dkk, 2010).


23

(3) Berat Badan

Untuk mengetahui faktor resiko obesitas (Saifuddin, 2007).

(4) Tinggi Badan

Untuk mengetahui faktor resiko kesempitan panggul

(Saifuddin, 2007). Tinggi badan wanita normal 150 cm

(Ambarwati dkk, 2009).

b) Pemeriksaan Sistematis

(1) Kepala

(a) Rambut

Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontok dan

berketombe (Nursalam, 2008).

(b) Muka

Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak,

adakah kelainan, adakah oedema (Nursalam, 2008).

(c) Mata

Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah

muda dan sklera warna putih (Yulaikah, 2009).

(d) Hidung

Untuk mengetahui adakah pernafasan cuping hidung,

adakah pengeluaran sekret (Yulaikah, 2009).

(e) Telinga

Untuk mengetahui apakah didalamnya ada serumen

(Alimul, 2006).
24

(f) Mulut, gigi dan gusi

Untuk mengetahui mulutnya bersih apa tidak, ada caries

dan karang gigi tidak, serta ada stomatitis atau tidak

(Nursalam, 2008).

(2) Leher

Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar gondok atau

thyroid, tumor dan pembesaran getah bening

(Nursalam, 2008).

(3) Dada dan axilla

Untuk mengetahui mammae ada pembesaran atau tidak,

tumor simetris, areola hiperpigmentasi apa tidak, puting susu

menonjol apa tidak, kolostrum sudah keluar atau belum

(Anggraini, 2010)

(4) Axilla

Untuk mengetahui adakah tumor, adakah nyeri tekan

(Nursalam 2008).

(5) Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada pembesaran hati, adakah

tumor atau benjolan, ada nyeri atau tidak, ada luka bekas

operasi atau tidak (Varney, 2007). Pada kasus kista ovarium

terdapat nyeri perut bagian bawah (Chyntia, 2009).


25

(6) Anogenital

(a) Vulva vagina

Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda

infeksi, ada tidaknya kemerahan, varices, nyeri,

pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan

(Prihardjo, 2007). Pada kasus kista ovarium terdapat

perdarahan (Chyntia, 2009).

(b) Inspekulo

Pemeriksaan dalam yang dilakukan untuk mengetahui

keadaan portio / serviks dan pengeluaran pervaginam

(Widjanarko, 2011)

(c) Pemeriksaan dalam

Dikaji untuk mengetahui kondisi vagina urethra, dinding

vagina, portio, orifisium urethra eksterna, korpus uteri,

pengeluaran dan discharge (Essawibawa, 2011)

(d) Anus

Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak

(Nursalam, 2008).

(7) Ekstremitas

Bagaimana keadaanya odema atau tidak, varices atau tidak,

reflek patella (+) atau (-), (Saifuddin, 2007).

c) Pemeriksaan Penunjang

Data penunjang dilakukan sebagai pendukung diagnosa, apabila

diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium (Varney, 2007).

Pada kasus kista ovarium dilakukan pemeriksaan pap smear dan

CT-scan (Chyntia, 2009).


26

b. Langkah 2 : Interprestasi Data

Mengindentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam

langkah ini data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi

diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Ketiganya digunakan

karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa

tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana

asuhan terhadap pasien (Ambarwati dkk, 2010).

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkungan praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari hasil pengkajian atau

yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah : Ny. X UmurTahun

dengan gangguan reproduksi kista ovarium.

Data Subjektif :

a) Pasien merasa nyeri pada perut bagian bawah, nyeri saat haid,

sering ingin buang air besar atau kecil dan teraba benjolan pada

daerah perut (Chyntia, 2009).

b) Pasien merasa nyeri saat senggama (Chyntia, 2009).

c) Pasien merasa cemas (Prawirohardjo, 2011)

Data Objektif :

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV, TD : 120/80 mmHg, N : 90 x/menit, R : 24 x/menit, S : 370C


27

d) Pada pemeriksaan abdomen terdapat benjolan dan nyeri perut

bagian bawah

e) Pada pemeriksaan vagina terdapat bercak darah yang keluar

f) Pemeriksaan penunjang : dilakukan pemeriksaan pap smear dan

CT-Scan (Chyntia, 2009)

2) Masalah

Masalah adalah masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa

sesuai dengan kesadaan pasien (Varney, 2007).

Pada kasus kista ovarium masalah yang dihadapi pasien yaitu pasien

merasa cemas sebelum dilakukan pengangkatan kista ovarium

(Chyntia, 2009).

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien sebelum

tendentifikasi dalam diagnosa atau masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisa data (Varney, 2007).

Pada kasus kista ovarium kebutuhan yang diberikan yaitu beri

dukungan moral dan spiritual sehingga pasien lebih tenang

(Prawirohardjo, 2011).

c. Langkah 3 : Diagnosa / Masalah potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin

akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini


28

membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu

mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi

(Ambarwati dkk, 2010).

Diagnosa potensial pada kasus kista ovarium yang mungkin

terjadi yaitu terjadi kanker ovarium (Chyntia, 2009).

d. Langkah 4 : Antipasi

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen

kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi

pasien (Ambarwati dkk, 2010).

Pada kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium antisipasi

yang diberikan yaitu kolaborasi dengan dokter bedah, bila tidak terjadi

keganasan bisa diobati secara operasi atau dengan obat-obatan, bila

terjadi keganasan harus dilakukan pengangkatan kista atau operasi dan

diberi obat-obat anti kanker (Chyntia, 2009).

e. Langkah 5 : Perencanaan

Langkah ini ditentukan oleh langkah sebelumnya yang

merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidenfikasi

atau diantasipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya

meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap

masalah yang berkaitan (Ambarwati dkk, 2010).


29

Rencana asuhan yang diberikan pada gangguan reproduksi

dengan kista ovarium menurut Chyntia (2009), yaitu :

1) Pre Operasi

a) Observasi keadaan umum dan TTV

b) Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

c) Berikan analgesik sesuai resep

d) Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan penanganan berupa

tindakan histerektomi.

2) Post Operasi

a) Ajarkan teknik relaksasi

b) Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres hangat pada

abdomen atau tehnik relaksasi nafas dalam

c) Lakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan gurita

abdomen sebagai penyangga

f. Langkah 6 : Pelaksanaan

Menurut Varney (2007), pada langkah ini merencanakan asuhan

yang menyeluruh ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya.

Semua keputusan yang dikembalikan dalam asuhan menyeluruh ini

harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan, serta

sesuai dengan asumsi tentang apa yang dilakukan pasien. Sehingga

setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh ke dua belah pihak yaitu

bidan dan pasien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena pasien

juga akan melaksanakan rencana tersebut.


30

Pada kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium

pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat

(Chyntia, 2009).

g. Langkah 7 : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi rencana tindakan yang meliputi

kebutuhan pada pasien telah terpenuhi secara efektif dengan melakukan

kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya (Varney, 2007).

Evalusi yang diharapkan setelah dilakukan tindakan menurut

Chyntia (2009), adalah :

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tanda-tanda vital normal

4) Kista ovarium telah teratasi dengan cara operasi histerektomi

5) Tidak ada komplikasi setelah dilakukan operasi

3. Data Perkembangan dengan menggunakan SOAP

Menurut Varney (2007), data perkembangan menggunakan SOAP

meliputi :

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian, hasil pengumpulan data pasien

melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

fokus untuk mendukung asuhan kebidanan langkah I Varney.


31

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data

subyektif dan obyektif suatu identifikasi :

a. Diagnosa suatu masalah

b. Antisipasi diagriosa atau masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (I) dan evaluasi,

perencanaan (E) berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, 7

Vamey.

C. Landasan Hukum

Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi

bidan di Indonesia dalam kasus gangguan reproduksi dengan prolaps uteri

bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam Permenkes

NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010. Tentang ijin dan penyelenggaraan

praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan sesuai dengan pasal 12

yang isinya :

Pasal 9 : Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi :

1. Pelayanan kesehatan ibu

2. Pelayanan kesehatan anak


32

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 12 : Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

huruf c, berwenang untuk :

1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana

2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

(Menkes RI, 2010)


BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus

Jenis studi kasus ini adalah laporan studi kasus dengan menggunakan

metode observasional deskriptif yaitu suatu metode untuk mendeskripsikan

atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat

(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilakukan pada ibu dengan gangguan

reproduksi dengan kista ovarium dengan menggunakan manajemen

kebidanan 7 langkah Varney.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat atau lokasi pengambilan kasus

yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Lokasi pengambilan kasus ini

dilaksanakan di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subjek untuk

dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Yang akan menjadi subyek studi

kasus ini adalah Ny. S P1 A0 umur 24 tahun dengan gangguan reproduksi

kista ovarium.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah merupakan batas waktu dimana pengambilan

data kasus diambil (Notoatmodjo, 2010). Waktu studi kasus ini dilaksanakan

pada tanggal 10 14 Mei 2014.

33
34

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan

data. Instrumen yang penulis pakai dalam pengambilan data adalah format

asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan reproduksi dan lembar status

atau dokumentasi pasien tentang kesehatan sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini dengan

menggunakan lembar format asuhan kebidanan dengan gangguan reproduksi,

lembar status atau dokumentasi pasien tentang kesehatan sebelumnya dan

lembar observasi serta data perkembangan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data metode yang digunakan penulis adalah :

1. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh atau dikumpulkan langsung

di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

memerlukannya (Notoatmodjo, 2010). Data primer diambil dengan cara :

a. Pemeriksaan fisik

Pengkajian kesehatan merupakan komponen kunci dalam

pembuatan klinis. Keahlian dalam pembuatan keputusan klinis

menopang pengembangan praktek kebidanan (Nursalam, 2008).

1) Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan

secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan

indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat

untuk mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Dalam pengambilan

kasus ini peneliti melakukan inspeksi dari kepala sampai kaki.


35

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu tehnik yang menggunakan indera peraba,

tangan dan jari-jari adalah suatu instrument yang sensitive dan

digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperature, turgor,

bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2008). Pada

kasus ini pemeriksaan palpasi pada perut teraba benjolan serta

adanya rasa nyeri pada perut bagian bawah (Chyntia, 2009).

3) Perkusi

Perkusi adalah sesuatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk

untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan

tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan untuk

mengindentifikasi lokasi, ukuran dan konsistensi jaringan. Perkusi

dilakukan untuk mengetahui reflek patella pasien (Nursalam, 2008).

Pada kasus kista ovariuam pemeriksaan perkusi tidak dilakukan.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan

suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop

(Nursalam, 2008). Pada pengambilan kasus ini penulis melakukan

pemeriksaan auskultasi untuk mendeteksi tekanan darah.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dimana mendapatkan keterangan atau pendirian

secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden) atau berkacap-

cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010).


36

Pada kasus wawancara dilakukan dengan Ny. S, keluarga klien, dan

tenaga kesehatan.

c. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang berencana, antara

lain meliputi, melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang

ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Dalam observasi menggunakan format asuhan kebidanan

gangguan reproduksi untuk mengetahui antara lain keadaan umum ibu,

kesadaran, tanda-tanda vital, keluhan nyeri saat bersenggama, nyeri

perut bagian bawah, nyeri saat haid dan hasil pemeriksaan penunjang.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan

akan tetapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungannya,

mempelajari status atau dokumentasi pasien, catatan asuhan kebidanan dan

studi (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder meliputi :

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi, misalnya

laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik sedangkan tidak resmi

adalah segala bentuk dokumen di bawah tanggung jawab instansi tidak

resmi seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal

ini contohnya yaitu status / catatan pasien, rekam medik di RSUD dr.

Moewardi Surakarta.
37

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi baik

berupa teori-teori generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh

berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2010).

Contoh studi kepustakaan yang digunakan penulis adalah buku-buku

dari tahun 2005 sampai 2012.

G. Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai

berikut :

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara) :

a. Format pengkajian pada gangguan sistem reproduksi

b. Buku tulis dan alat tulis

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi pra operasi

a. Gelas berwarna coklat (Warna standart)

b. Kapas alkohol

c. Kapas kering

d. Bengkok

e. Tabung hemometer dengan pembagian dalam gram persen dari normal

f. Tensimeter, stetoskop, thermometer

g. Jam tangan dengan petunjuk second

h. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan

3. Alat dan bahan dalam pengambilan data :

a. Format pengkajian asuhan kebidanan gangguan reproduksi

b. Buku tulis

c. Bolpoint
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ruang : Mawar 1

No. Register : 01253718

Tanggal Masuk : 10 Mei 2014

A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 08.00 WIB

a. Identitas Pasien Identitas Suami

1) Nama : Ny. S Nama : Tn. A

2) Umur : 24 tahun Umur : 28 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7) Alamat : Bangunharjo, Gendekan 01/09 Gendekan, Jebres,

Surakarta

b. Anamnesa (Data Subjektif)

1) Keluhan utama

Ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah,

merasakan ingin buang air kecil dan besar serta teraba benjolan pada

daerah perut sejak 3 hari yang lalu yaitu tanggal 8 Mei 2014.

38
39

2) Riwayat menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan mengalami haid pertama kali

pada umur 13 tahun.

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya + 28 hari.

c) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan.

d) Lamanya : Ibu mengatakan lamanya haid 5 7 hari.

e) Banyaknya : Ibu mengatakan banyaknya 2 3 kali ganti

pembalut per hari.

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer, berwarna

merah.

g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan kadang-kadang juga mengalami

nyeri saat menstruasi.

3) Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan perkawinannya sah, kawin 1 kali pada umur 20

tahun dengan suami umur 24 tahun, lama menikah 4 tahun dan sudah

mempunyai 1 orang anak.

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Anak Nifas Keadaan
Tgl/th Tempat Umur Jenis Peno-
No anak
Partus Partus Hamil Partus Long Jenis BB PB Keadaan laktasi
sekarang
Hidup
Dokter
1 2010 RS 40 mgg Spontan 3500 49 Baik Lancar umur 3,5
SpOG
tahun

5) Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan setelah kelahiran anaknya yang pertama ibu

menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan sampai sekarang dan ibu

mengatakan tidak ada keluhan apapun.


40

6) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini sedang mengalami nyeri perut bagian

bawah dan teraba benjolan pada perut.

b) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

jantung berdebar-debar, keluar keringat

dingin pada telapak tangan dan tidak

mudah lelah saat melakukan aktivitas

ringan.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

sakit saat buang air kecil dan sakit pada

pinggang bagian bawah.

(3) Asma / TBC : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

sesak nafas dan batuk yang

berkepanjangan lebih dari 3 minggu.

(4) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kuku dan

kulit tidak pernah terlihat kuning.

(5) Diabetes mellitus : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

haus, lapar dan kencing pada malam hari

lebih dari 7 kali.

(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

tekanan darahnya lebih dari 140/90

mmHg.
41

(7) Epilepsi : Ibu mengatakan sampai saat ini belum

pernah mengalami kejang yang disertai

dengan keluar busa dari dalam mulutnya.

(8) Lain-lain : Saat ini ibu tidak sedang menderita

penyakit menular seksual seperti AIDS

dan gonorhoe.

c) Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga dirinya maupun dari keluarga

suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun

seperti DM, Asma dan hipertensi dan juga tidak mempunyai

riwayat penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.

d) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan baik dari pihak suaminya atau pun dari pihak

dirinya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.

e) Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun.

7) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola nutrisi

(1) Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan makan 3 x sehari porsi sedang, menu nasi,

sayur, lauk pauk, daging dan buah. Minum 7 8 gelas per

hari jenis air putih dan teh.

(2) Selama di rumah sakit

Ibu mengatakan makan menu dari rumah sakit hanya habis 4

sendok, jenis nasi sayur, lauk tahu dan minum 1 gelas air

putih dan 1 gelas air teh.


42

b) Pola eliminasi

(1) Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan BAB 1 x sehari, konsistensi lunak, warna

kuning, bau khas feces. BAK 6- 7 kali sehari, warna kuning

jernih

(2) Selama di rumah sakit

Ibu mengatakan belum BAB dan BAK sudah 2 kali, warna

kuning keruh dan ibu merasakan nyeri.

c) Pola istirahat

(1) Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam dan tidur malam + 7

8 jam sehari.

(2) Selama di rumah sakit

Ibu mengatakan tidak bisa istirahat karena suasana yang tidak

nyaman.

d) Personal hygiene

(1) Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali

sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 3 kali seminggu.

(2) Selama di rumah sakit

Ibu mengatakan belum mandi, sikat gigi dan ganti pakaian.


43

e) Pola aktivitas

(1) Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah seperti

menyapu, memasak, mencuci dan melakukan aktivitas

lainnya.

(2) Selama di rumah sakit

Ibu mengatakan hanya tiduran ditempat tidur.

f) Pola seksual

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3 kali seminggu

sebelum masuk rumah sakit dan tidak ada keluhan apapun.

8) Data psikososial

Ibu mengatakan saat ini merasa cemas dengan keadaan yang sedang

dialaminya.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1) Status generalis

a) Keadaan umum : Sedang.

b) Kesadaran : Composmentis.

c) TTV : TD : 130/70 mmHg N : 86 x/menit.

R : 18 x/menit S : 370C.

d) Tinggi badan : 156 cm.

e) Berat badan : 54 kg.


44

2) Pemeriksaan sistematis

a) Kepala

(1) Rambut : Warna hitam, Bersih, tidak

ada ketombe, tidak mudah

rontok.

(2) Muka : Tidak oedema, tidak ada

kelainan dan tidak pucat.

(3) Mata

(a) Oedema : Tidak oedema.

(b) Conjungtiva : Pucat berwarna merah muda.

(c) Sklera : Berwarna putih.

(4) Hidung : Simetris, bersih dan tidak

ada benjolan.

(5) Telinga : Simetris, bersih dan tidak

ada serumen.

(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada caries

dan karang gigi, tidak

stomatitis dan gusi tidak

berdarah.

b) Leher

(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran

kelenjar gondok.

(2) Tumor : Tidak ada tumor.

(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.
45

c) Dada dan axilla

(1) Dada : Simetris, normal, tidak ada

suara ronchi dan whezing.

(2) Mammae

(a) Membesar : Tidak ada pembesaran.

(b) Tumor : Tidak ada tumor.

(c) Simetris : Ya, simetris kanan dan kiri.

(d) Putting susu : Menonjol.

(e) Kolostrum : Tidak ada pengeluaran.

(3) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan.

(b) nyeri : Tidak ada nyeri.

d) Abdomen

(1) Pembesaran hati : Tidak ada pembesaran hati.

(2) Benjolan / tumor : Ada benjolan / tumor

didalam rongga abdomen.

(3) Nyeri tekan : Ada nyeri tekan pada perut

bagian bawah.

(4) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas

operasi.

e) Anogenital

(1) Vulva vagina

(a) Varices : Tidak ada varices.

(b) Luka : Tidak ada luka.


46

(c) Kemerahan : Tidak ada kemerahan /

iritasi.

(d) Nyeri : Tidak ada nyeri.

(e) Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini.

(f) Pengeluaran pervaginam : Terdapat spotting.

(2) Inspekulo

(a) Portio / serviks : Tertutup dan tidak ada

nyeri goyang.

(b) Pengeluaran pervaginam : Terdapat spotting.

(3) Pemeriksaan dalam

(a) Vagina urethra : Terdapat fluxus merah

segar.

(b) Dinding vagina : Tidak terdapat flour albus.

(c) Portio : Tertutup, tidak ada nyeri

goyang.

(d) Orifisium uteri eksternum : Tidak ada tanda-tanda

infeksi.

(e) Korpus uteri : Tidak ada tanda infeksi.

(f) Pengeluaran : Terdapat spotting.


47

(4) Anus

(a) Haemorroid : Tidak haemorroid.

(b) Keluhan lain : Tidak ada.

f) Ekstremitas

(1) Varices : Tidak ada varices.

(2) Oedema : Tidak ada oedema.

(3) Reflek patella : Positif kanan dan kiri.

3) Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 Mei 2014

Hemoglobin : 12 gr% Normal : 12 16 gr%

Eritrosit : 4,46 UL Normal : 4,5 11 UL

Trombosit : 4,4 UL Normal : 150 500 UL

Hematokrit : 34 % Normal : 35 45 %

Leukosit : 7,5 UL Normal : 4.000 11.000 UL

Golongan darah :A

b) Pemeriksaan penunjang lain

Dilakukan pemeriksaan papsmear dengan hasil negatif yaitu tidak

adanya sel-sel servik yang abnormal dan CT Scan dengan hasil

terdapat benjolan pada abdomen sebesar telur bebek.


48

2. Interpretasi Data

Tanggal 10 Maret 2014 Pukul 09.00 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. S P1 A0 umur 24 tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium.

Data dasar

Data subjektif

1) Ibu mengatakan bernama Ny. S

2) Ibu mengatakan berumur 24 tahun

3) Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali dan belum pernah

keguguran.

4) Ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah.

5) Ibu mengatakan nyeri saat haid.

6) Ibu mengatakan sering ingin buang air besar dan air kecil.

7) Ibu mengatakan teraba benjolan pada daerah perut.

Data objektif

1) Keadaan umum : Sedang.

2) Kesadaran : Composmentis.

3) TTV : TD : 130/70 mmHg N : 86 x/menit

R : 18 x/menit S : 370C

4) TB : 156 cm

5) BB : 54 kg

6) Pemeriksaan abdomen : Terdapat benjolan atau tumor dan ada nyeri

tekan pada perut bagian bawah.

7) Pemeriksaan vagina : Terdapat fluxus merah segar, tidak ada nyeri

goyang dan pengeluaran pervaginam berupa spotting.


49

b. Masalah

Ibu mengatakan merasakan cemas dengan keadaannya saat ini.

c. Kebutuhan

Memberi dukungan moril dan spiritual kepada ibu agar tidak cemas

dengan keadaannya dan agar ibu lebih tenang.

3. Diagnosa / Masalah Potensial

Potensial terjadi kanker ovarium.

4. Antisipasi

Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi Ceftriaxon 1

gram / 12 jam, ketorolac 1 amp / 8 jam, metronidazol 500 mg / 8 jam,

asam tranexamat 500 mg / 8 jam dan pengangkatan kista ovarium dengan

cara operasi.

5. Perencanaan

Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 09.30 WIB

a. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu setiap 4 jam.

b. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya saat ini.

c. Ajarkan tehnik relaksasi.

d. Berikan informed consent pada keluarga untuk tindakan operasi.

e. Berikan terapi Ceftriaxon 1 gram / 12 jam, ketorolac 1 amp / 8 jam,

metronidazol 500 mg / 8 jam, asam tranexamat 500 mg / 8 jam.


50

f. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan tindakan.

g. Anjurkan ibu untuk berpuasa 5 jam sebelum dilakukan operasi pada

tanggal 10 Mei 2014 pukul 14.00 WIB.

6. Pelaksanaan

Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 10.00 WIB

a. Pukul 10.05 WIB mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

ibu setiap 4 jam.

b. Pukul 10.15 WIB menjelaskan pada ibu tentang keadaannya saat ini.

c. Pukul 10.25 WIB mengajarkan tehnik relaksasi dengan cara berbaring

miring ke kiri dan ke kanan.

d. Pukul 10.40 WIB memberikan informed consent pada keluarga bahwa

akan dilakukan tindakan operasi pengangkatan kista ovarium tanggal 9

Mei 2014.

e. Pukul 10.55 WIB memberikan terapi Ceftriaxon 1 gram / 12 jam,

ketorolac 1 amp / 8 jam, metronidazol 500 mg / 8 jam, asam tranexamat

500 mg / 8 jam.

f. Pukul 11.10 WIB berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan

tindakan.

g. Pukul 11.25 WIB menganjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan

tindakan operasi tanggal 10 Mei 2014 pukul 14.00 WIB.


51

7. Evaluasi

Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 15.30 WIB

a. Keadaan umum : sedang

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 130/70 mmHg N : 86 x/menit

R : 18 x/menit S : 370C

b. Ibu sudah tahu dengan keadaannya saat ini.

c. Ibu sudah bisa melakukan aktivitas miring ke kiri dan ke kanan.

d. Keluarga sudah menandatangani informed consent yang diberikan.

e. Terapi obat sudah diberikan.

f. Ibu bersedia melakukan puasa untuk persiapan operasi tanggal 10 Mei

2014.
52

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 16.30 WIB

Tempat : RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Subjektif

1. Ibu mengatakan masih lemah dan merasakan nyeri pada luka bekas

operasi.

2. Ibu mengatakan senang karena operasinya berjalan lancar.

3. Ibu mengatakan belum bisa melakukan aktivitas miring ke kanan dan ke

kiri.

4. Ibu mengatakan masih berpuasa.

Objektif

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit

R : 18 x/menit S : 36,70C

4. Abdomen : Tampak luka post operasi tertutup perban dan bising usus (+)

5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan

terpasang infus RL 20 tpm, ekstremitas bawah simetris, tidak ada kelainan,

tidak oedema

6. Terpasang dower kateter

Assesment

Ny. S P1 A0 umur 24 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium.
53

Planning

Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 17.00 WIB

1. Pukul 17.10 WIB mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.

2. Pukul 17.20 WIB mengajarkan tehnik relaksasi.

3. Pukul 17.30 WIB mengkaji ibu tentang nyeri.

4. Pukul 17.40 WIB menganjurkan ibu untuk berpuasa 5 jam atau sebelum

flatus.

5. Pukul 17.50 WIB memberikan injeksi ceftriaxon 1 gram / 12 jam,

ketorolac 1 ampul / 8 jam, metronidazol 500 mg / 8 jam, asam tranexamat

500 mg / 8 jam.

6. Pukul 18.00 WIB mengobservasi dower kateter

7. Pukul 18.10 WIB mengobservasi input dan output

Evaluasi

Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 18.20 WIB

1. Keadaan umum : sedang

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 120/70 mmHg N : 86 x/menit

R : 18 x/menit S : 36,50C

2. Ibu sudah paham dengan tehnik relaksasi

3. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri

4. Ibu bersedia untuk berpuasa 5 jam atau sebelum flatus

5. Injeksi sudah diberikan pada ibu

6. Terpasang dower kateter dengan pengeluaran urine + 50 cc

7. Ibu belum diperbolehkan makan dan minum sebelum flatus dan ibu sudah

kencing 2 kali.
54

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal 11 Mei 2014 Pukul 06.00 WIB

Tempat : RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Subjektif

1. Ibu mengatakan nyeri sudah agak berkurang.

2. Ibu mengatakan sudah flatus tanggal 10 Mei 2014 pukul 23.00 WIB.

3. Ibu mengatakan istirahatnya berkurang karena nyeri yang dirasakan.

4. Ibu mengatakan sudah minum dan makan menu dari rumah sakit.

5. Ibu mengatakan belum BAB dan sudah BAK sebanyak 3 kali.

Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit

R : 20 x/menit S : 36,50C

4. Abdomen : Tampak luka bekas operasi tertutup perban, bising usus ( - )

5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan

terpasang infus RL 20 tpm, ekstremitas bawah simetris, tidak ada kelainan,

tidak oedema

6. Urogenital : Perpasang dower kateter dengan pengeluaran urine + 50 cc

dan pengeluaran pervaginam berupa bercak darah.

7. Hasil pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin : 11 gr%

Eritrosit : 4,64 100 UL


55

Hematokrit : 35%

Leukosit : 7,6 103 UL

Golongan darah :A

Assesment

Ny. S P1 A0 umur 24 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 2

Planning

Tanggal 11 Mei 2014 Pukul 07.00 WIB

1. Pukul 07.05 WIB Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

tiap 4 jam.

2. Pukul 07.15 WIB Mengobservasi tetesan infus RL 20 tmp dan jumlah

pengeluaran urin dalam dower kateter tiap 4 jam.

3. Pukul 07.25 WIB Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

dengan makan makanan sesuai kebutuhan yang telah disedia rumah sakit.

4. Pukul 07.35 WIB Menganjurkan ibu untuk belajar duduk.

5. Pukul 07.45 WIB Melakukan medikasi luka jahitan post operasi dengan

ganti balutan kassa steril baru

a. Membuka hepafix dengan dibasahi NaCl

b. Membuka kasa yang menutupi luka bekas operasi

c. Luka dibersihkan dengan NaCl

d. Mengeringkan luka dengan kasa steril

e. Mengolesi luka bekas jahitan dengan betadine dan memberikan supratul

f. Menutup luka bekas operasi dengan kasa steril


56

6. Pukul 08.05 WIB Memberikan terapi obat sesuai advis dokter yaitu injeksi

cefriaxon 1 gr / 12 jam, ketorolac 1 amp / 8 jam, dan metronidazol 500 mg

/ 8 jam.

Evaluasi

Tanggal 11 Mei 2014 Pukul 11.00 WIB

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit

R : 20 x/menit S : 36,50C

2. Tetesan infus terpasang 20 tpm, jumlah pengeluaran urin dalam dower

kateter + 300 cc

3. Ibu sudah makan 1 piring bubur nasi, 1 mangkok sayur, telur, buah pisang

dan minum air putih) jam 09.00 WIB dari rumah sakit

4. Ibu sudah belajar untuk duduk

5. Medikasi sudah dilakukan, keadaan luka masih basah dan tidak ada pus

6. Ibu sudah mendapatkan injeksi sesuai advis dokter


57

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal 12 Mei 2014 Pukul 06.00 WIB

Tempat : RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Subjektif

1. Ibu mengatakan nyeri sudah berkurang.

2. Ibu mengatakan senang dengan keadaannya saat ini.

3. Ibu mengatakan sudah bisa duduk meski masih dibantu.

4. Ibu mengatakan ingin segera pulang.

Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit

R : 22 x/menit S : 36,70C

4. Abdomen : Tampak luka bekas operasi tertutup perban, bising usus ( - )

5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan

terpasang infus RL 20 tpm, ekstremitas bawah simetris, tidak ada kelainan,

tidak oedema

6. Urogenital : Perpasang dower kateter dengan pengeluaran urine + 150 cc.

7. Hasil pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin : 11 gr%

Eritrosit : 4,64 100 UL

Hematokrit : 35%

Leukosit : 7,6 103 UL

Golongan darah :A
58

Assesment

Ny. S P1 A0 umur 24 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 3

Planning

Tanggal 12 Mei 2014 Pukul 07.30 WIB

1. Pukul 07.40 WIB menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi

dan mengandung banyak protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral

2. Pukul 07.50 WIB melakukan medikasi luka jahitan post operasi dengan

betadine dan kasa steril

a. Membuka hepafix dengan dibasahi NaCl

b. Membuka kasa yang menutupi luka bekas operasi

c. Luka dibersihkan dengan NaCl

d. Mengeringkan luka dengan kasa steril

e. Mengolesi luka bekas jahitan dengan betadine dan memberikan supratul

f. Menutup luka bekas operasi dengan kasa steril

3. Pukul 08.00 WIB memberikan terapi injeksi cefriaxon 1 gr / 12 jam,

ketorolac 1 amp / 8 jam, dan metronidazol 500 mg / 8 jam.

4. Pukul 08.10 WIB meminta ibu meminum terapi obat dari dokter

5. Pukul 08.20 WIB mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

6. Pukul 08.30 WIB melaksanakan advis dokter untuk melepaskan infus dan

dower kateter

7. Pukul 08.40 WIB menganjurkan ibu untuk berlatih berjalan


59

Evaluasi

Tanggal 12 Mei 2014 Pukul 08.50 WIB

1. Ibu bersedia makan makanan yang bergizi dan mengandung banyak

protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral

2. Medikasi sudah dilakukan, keadaan luka agak kering dan tidak ada pus

3. Terapi injeksi sudah diberikan sesuai advis dokter

4. Ibu bersedia untuk meminum obat yang sudah diberikan

5. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit

R : 22 x/menit S : 36,70C

6. Infus dan dower kateter sudah dilepas

7. Ibu sudah belajar berjalan sedikit demi sedikit meski dibantu


60

DATA PERKEMBANGAN IV

Tanggal 13 Mei 2014 Pukul 08.00 WIB

Subjektif

1. Ibu mengatakan keadaannya mulai membaik

2. Ibu mengatakan sudah makan makanan dari rumah sakit dan tidak ada

pantangan makanan

3. Ibu mengatakan sudah bisa tidur nyenyak

4. Ibu mengatakan nyeri sudah berkurang

5. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan walau masih dibantu

6. Ibu mengatakan sudah BAB dan BAK di kamar mandi dan sudah tidak ada

keluhan

Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 82 x/menit

R : 24 x/menit S : 36,40C

4. Keadaan luka jahitan : tertutup kasa steril

Assesment

Ny. S P1 A0 umur 24 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 4

Planning

Tanggal 13 Mei 2014 Pukul 08.30 WIB

1. Pukul 08.40 WIB melakukan medikasi luka jahitan operasi dengan

betadine dan kassa steri

a. Membuka hepafix dengan dibasahi NaCl

b. Membuka kasa yang menutupi luka bekas operasi


61

c. Luka dibersihkan dengan NaCl

d. Mengeringkan luka dengan kasa steril

e. Mengolesi luka bekas jahitan dengan betadine dan memberikan supratul

f. Menutup luka bekas operasi dengan kasa steril

2. Pukul 08.50 WIB menjelaskan pada ibu bahwa luka jahitan operasi sudah

mulai membaik.

3. Pukul 09.00 WIB menjelaskan kepada ibu untuk menjaga luka tetap kering

selama dirumah

4. Pukul 09.10 WIB menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi

dan berpantang makanan untuk mempercepat penyembuhan luka

5. Pukul 09.20 WIB memberikan terapi obat sesuai advis dokter untuk

dibawa pulang

a. Asam mefenamat 15 3x1

b. Vitamin C 10 2x1

c. Cefadroxil 10 2 x1

6. Pukul 09.30 WIB menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 4 hari lagi

Evaluasi

Tanggal 13 Mei 2014 Pukul 09.40 WIB

1. Medikasi sudah dilakukan

2. Keadaan luka sudah kering dan tidak ada pus

3. Ibu bersedia untuk menjaga agar luka tetap kering

4. Ibu bersedia untuk makan yang bergizi dan berpantang makanan

5. Ibu sudah diberi obat untuk dibawa pulang

6. Ibu pulang pukul 10.00 WIB

7. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 4 hari lagi


62

DATA PERKEMBANGAN V

Tanggal 17 Mei 2014 Pukul 09.00 WIB

Subjektif

1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan dirinya

2. Ibu mengatakan luka jahitan sudah kering dan tidak ada rasa nyeri

3. Ibu mengatakan sudah menjaga luka agar tetap kering

4. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan aktivitas ringan seperti menyapu

Objektif

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : composmentis

3. TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit

R : 22 x/menit S : 36,50C

4. Keadaan luka : kering, tidak ada pus dan tertutup kasa steril

Assesment

Ny. S P1 A0 umur 24 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista

ovarium hari ke 8

Planning

Tanggal 17 Mei 2014 Pukul 09.30 WIB

1. Pukul 09.40 WIB mendampingi dokter melakukan heating aff post operasi

sebagian sesuai advis dokter

2. Pukul 09.50 WIB menganjurkan ibu untuk merawat luka agar tetap kering.

3. Pukul 10.00 WIB menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi

4. Pukul 10.10 WIB memberikan terapi

Asam mefenamat 15 3 x 1
63

Vitamin C 10 2x1

Cefadroxil 10 2 x1

Evaluasi

Tanggal 17 Mei 2014 Pukul 10.20 WIB

1. Balutan luka operasi sudah dilepas sesuai advis dokter

2. Ibu bersedia untuk tetap merawat luka agar tetap kering

3. Ibu bersedia untuk makan makanan bergizi

4. Terapi sudah diberikan pada ibu


64

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan

kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S P1 A0 umur 24 tahun dengan kista

ovarium dengan menggunakan 7 langkah Varney. Dalam penerapan asuhan

kebidanan ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara teori dan kasus

yang ada di lahan yang penulis temukan.

1. Pengkajian

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Pada kasus yang diambil

penulis yaitu kista ovarium, maka pengkajian ditujukan pada

pemeriksaan ginekologi (Nursalam, 2008). Keluhan utama pada kasus

kista ovarium pasien merasa nyeri pada perut bagian bawah, nyeri saat

haid, sering ingin buang air besar atau kecil dan teraba benjolan pada

daerah perut. Pola seksual terganggu pada penderita kista ovarium karena

mengalami nyeri saat senggama (Chyntia, 2009). Data objektif adalah data

yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan

(Nursalam, 2008). Pada pemeriksaan generalis keadaan umum baik,

kesadaran composmentis (Alimul, 2009). Pada pemeriksaan abdomen pada

kasus kista ovarium terdapat nyeri perut bagian bawah. Pada pemeriksaan

anogenital vulva vagina terdapat perdarahan. Pada pemeriksaan penunjang

pada kasus kista ovarium dilakukan pemeriksaan pap smear dan CT-scan

(Chyntia, 2009).

Pada kasus Ny. S dengan kista ovarium keluhan utamanya ibu

mengalami nyeri pada perut bagian bawah, merasakan ingin buang air

kecil dan besar serta teraba benjolan pada daerah perut sejak 3 hari yang
65

lalu yaitu tanggal 8 Mei 2014, sedangkan pada data objektif didapatkan

data keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, TTV : TD : 130/70

mmHg, N : 86 x/menit, R : 18 x/menit, S : 370C. Pada pemeriksaan

abdomen didapatkan hasil ada benjolan didalam rongga abdomen dan ada

nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pengeluaran pervaginam berupa

perdarahan bercak. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan

papsmear dengan hasil negatif yaitu tidak adanya sel-sel servik yang

abnormal dan CT-Scan dengan hasil terdapat benjolan pada abdomen

sebesar telur bebek.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus yang ada di lapangan.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data adalah mengindentifikasi diagnosa kebidanan dan

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan (Ambarwati dkk, 2010). Diagnosa kebidanan adalah

diagnosa yang ditegakkan dalam lingkungan praktek kebidanan dan

memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang dikemukakan

dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah : Ny. X UmurTahun

dengan gangguan reproduksi kista ovarium. Masalah adalah masalah yang

berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian

atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan kesadaan pasien

(Varney, 2007). Pada kasus kista ovarium masalah yang dihadapi pasien

yaitu pasien merasa cemas sebelum dilakukan pengangkatan kista ovarium

(Chyntia, 2009). Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien


66

sebelum tendentifikasi dalam diagnosa atau masalah yang didapatkan

dengan melakukan analisa data (Varney, 2007). Pada kasus kista ovarium

kebutuhan yang diberikan yaitu beri dukungan moral dan spiritual

sehingga pasien lebih tenang (Prawirohardjo, 2011).

Pada kasus Ny. S didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S P1 A0 umur

24 tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium. Masalah yang timbul

adalah ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah dan teraba benjolan

serta kebutuhan yang diberikan yaitu memberi dukungan moril dan

spiritual kepada ibu agar tidak cemas dengan keadaannya dan agar ibu

lebih tenang.

Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada kasus masalah yang

timbul adalah ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah dan teraba

benjolan. Sedangkan pada teori masalah yang muncul adalah pasien

merasa cemas sebelum dilakukan pengangkatan kista ovarium.

3. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial yang mungkin akan terjadi (Ambarwati dkk, 2010). Diagnosa

potensial pada kasus kista ovarium yang mungkin terjadi yaitu terjadi

kanker ovarium (Chyntia, 2009).

Pada kasus Ny. S dengan kista ovarium diagnosa potensial yang

mungkin terjadi yaitu kanker ovarium, sehingga pada langkah ini penulis

tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di

lapangan.
67

4. Tindakan Segera

Tindakan segera adalah identifikasi dan menetapkan perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan

kondisi pasien (Ambarwati dkk, 2010). Pada kasus gangguan reproduksi

dengan kista ovarium antisipasi yang diberikan yaitu kolaborasi dengan

dokter bedah, bila tidak terjadi keganasan bisa diobati secara operasi atau

dengan obat-obatan, bila terjadi keganasan harus dilakukan pengangkatan

kista atau operasi dan diberi obat-obat anti kanker (Chyntia, 2009).

Pada kasus Ny. S dengan kista ovarium antisipasi yang diberikan

yaitu pemberian terapi Ceftriaxon 1 gram / 12 jam, Ketorolac 1 amp / 8

jam, Metronidazol 500 mg / 8 jam, Asam Tranexamat 500 mg / 8 jam dan

pengangkatan kista ovarium dengan cara operasi.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus yang ada di lapangan.

5. Rencana Tindakan

Rencana asuhan yang diberikan pada gangguan reproduksi dengan

kista ovarium menurut Chyntia (2009), yaitu :

a. Pre Operasi

1) Observasi keadaan umum dan TTV

2) Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

3) Berikan analgesik sesuai resep


68

4) Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan penanganan berupa

tindakan histerektomi.

b. Post Operasi

1) Ajarkan teknik relaksasi

2) Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres hangat pada

abdomen atau tehnik relaksasi nafas dalam

3) Lakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan gurita

abdomen sebagai penyangga

Sedangkan pada kasus Ny. S rencana tindakan yang diberikan yaitu

observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu, jelaskan pada ibu

tentang keadaannya saat ini, ajarkan teknik relaksasi, berikan informed

consent pada keluarga untuk tindakan operasi, berikan terapi Ceftriaxon 1

gram / 12 jam, Ketorolac 1 amp / 8 jam, Metronidazol 500 mg / 8 jam,

Asam Tranexamat 500 mg / 8 jam, kolaborasi dengan dokter untuk

melakukan tindakan dan anjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan

opreasi pada tanggal 10 Mei 2014 pukul 14.00 WIB.

Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada kasus diberikan informed

consent pada keluarga dan anjurkan ibu untuk berpuasa sedangkan pada

teori berikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres hangat pada

abdomen atau tehnik relaksasi nafas dalam dan lakukan perawatan post

histerektomi dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.


69

6. Pelaksanaan

Menurut Varney (2007), pada langkah ini merencanakan asuhan

yang menyeluruh ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya. Pada

kasus Ny. S dengan kista ovarium pelaksanaan dilakukan sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat.

Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada kasus memberikan

informed consent pada keluarga dan menganjurkan ibu untuk berpuasa

sedangkan pada teori memberikan tindakan kenyamanan dasar seperti

kompres hangat pada abdomen atau tehnik relaksasi nafas dalam dan

melakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan gurita

abdomen sebagai penyangga.

7. Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi rencana tindakan yang meliputi

kebutuhan pada pasien telah terpenuhi secara efektif dengan melakukan

kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya (Varney, 2007). Evalusi yang

diharapkan setelah dilakukan tindakan menurut Chyntia (2009), adalah :

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital normal,

kista ovarium telah teratasi dengan cara operasi histerektomi dan tidak ada

komplikasi setelah dilakukan operasi.

Pada kasus Ny. S evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan asuhan

kebidanan selama 7 hari yaitu keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 22 x/menit, S :


70

36,50C, diagnosa potensial kanker ovarium tidak terjadi, balutan luka

operasi sudah dilepas sesuai advis dokter, keadaan luka sudah kering dan

tidak ada pus. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan.


BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah

melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S P1 A0 umur 24

tahun dengan kista ovarium di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang meliputi :

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen

kebidanan menurut Varney pada Ny. S dengan kista ovarium, maka penulis

mengambil kesimpulan :

1. Pengkajian pada kasus Ny. S dengan kista ovarium keluhan utamanya ibu

mengalami nyeri pada perut bagian bawah, merasakan ingin buang air

kecil dan besar serta teraba benjolan pada daerah perut sejak 3 hari yang

lalu yaitu tanggal 8 Mei 2014, sedangkan pada data objektif didapatkan

data keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, TTV : TD : 130/70

mmHg, N : 86 x/menit, R : 18 x/menit, S : 370C. Pada pemeriksaan

abdomen didapatkan hasil ada benjolan didalam rongga abdomen dan ada

nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pengeluaran pervaginam berupa

perdarahan bercak. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan

papsmear dengan hasil negatif yaitu tidak adanya sel-sel servik yang

abnormaldan CT-Scan dengan hasil terdapat benjolan pada abdomen

sebesar telur bebek.

2. Diagnosa kebidanan yang diperoleh yaitu Ny. S P1 A0 umur 24 tahun

dengan gangguan reproduksi kista ovarium. Masalah yang timbul adalah

ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah dan teraba benjolan serta

kebutuhan yang diberikan yaitu memberi terapi Ceftriaxon 1 gram / 12

71
72

jam, Ketorolac 1 amp / 8 jam, Metronidazol 500 mg / 8 jam, Asam

Tranexamat 500 mg / 8 jam, mengajarkan teknik relaksasi dan melakukan

USG.

3. Diagnosa potensial yang ditetapkan adalah potensial terjadinya kanker

ovarium.

4. Antisipasi yang diberikan yaitu pemberian terapi Ceftriaxon 1 gram / 12

jam, Ketorolac 1 amp / 8 jam, Metronidazol 500 mg / 8 jam, Asam

Tranexamat 500 mg / 8 jam dan pengangkatan kista ovarium dengan cara

operasi.

5. Rencana tindakan yang diberikan yaitu observasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital ibu, jelaskan pada ibu tentang keadaannya saat ini,

ajarkan teknik relaksasi, berikan informed consent pada keluarga untuk

tindakan operasi, berikan terapi Ceftriaxon 1 gram / 12 jam, Ketorolac 1

amp / 8 jam, Metronidazol 500 mg / 8 jam, Asam Tranexamat 500 mg / 8

jam, kolaborasi dengan dokter untuk melakukan tindakan dan anjurkan ibu

untuk berpuasa 5 jam sebelum dilakukan opreasi pada tanggal 10 Mei

2014 pukul 14.00 WIB.

6. Pada kasus Ny. S dengan kista ovarium pelaksanaan dilakukan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat.

7. evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7

hari yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 110/70

mmHg, N : 80 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,50C, balutan luka operasi

sudah dilepas sesuai advis dokter, keadaan luka sudah kering dan tidak ada

pus.
73

8. Pada kasus ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan

kasus yang ada di lapangan yaitu pada interpretasi data, perencanaan dan

pelaksanaan.

9. Alternatif pemecahan masalah yang bisa diberikan yaitu mengajarkan

teknik relaksasi dan melakukan USG setelah dilakukan tindakan operasi

pada tanggal 10 Mei 2014 serta beri dukungan moral dan spiritual

sehingga pasien lebih tenang.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan

pelaksanaan praktek dilapangan, sehingga penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi Profesi

Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif, pada asuhan gangguan

reproduksi sehingga keluarga dan masyarakat berperilaku hidup sehat serta

tidak menganggap remeh setiap benjolan yang ada.

2. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan

kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium.

b. Pendidikan

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan

atau referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan

khususnya pada gangguan reproduksi dengan kista ovarium.


74

3. Bagi Pasien

Diharapkan ibu mengetahui tentang penyakit kista ovarium dan

menganjurkan untuk segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat

bila mengenali tanda bahaya, menjaga kebersihan diri sendiri dan dapat

memberikan penanganan segera apabila terdapat benjolan.


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H. AA. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

____________. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :


Mitra Cendikia.

Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka


Rihama.

Ariyani, D. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Kista


Ovarium pada Ny. S di RSUD Kardinal Tegal. STIKes Bhakti Mandala
Husada. KTI. Tidak Dipublikasikan.

Baradero, dkk. 2007.http://www.blogdokter.net/2008/05/30/kista-ovarium.


Diakses tanggal 21 November 2013.

Binmuhsin. 2011. http://www.medlinux.bligspot.com/2007/09/kistoma-ovari.


diakses tanggal 21 November 2013.

Chyntia, E. 2009. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta : Maximus.

Dinkes Jateng. 2012. http://www.akiprovinsijawatengah.co.id. Diakses tanggal 21


November 2013.

Dorland. 2008. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Essawibawa. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Perdarahan Uterus


Disfungsional pada Usia Premenopause.
http://www.essawibawa.blogspot.com. Diakses tanggal 21 November
2013.

Faisal, Y. 2008. Penyakit Kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor.


Joedosapoetro, M.S. 2005. Ilmu Kandungan. Edisi ke-2. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Jakarta.
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Suara.
Lynn. 2008. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Lowdermik, dkk. 2005. Maternity Womens Health Care. Seventh edition.


Philadelphia : Mosby.
Lubis, H. 2012. Obsgyn Untuk Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

____________. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

____________. 2009. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri


Ginekologi Sosial. Jakarta : EGC.

Menkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan. Available online: http://www.google.co.id/tag/ diakses tanggal 20
November 2013.

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, T. 2012. Ginekologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika.


Jakarta.

Prawirohardjo, S. 2006. Buku acuan Nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.

____________. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawihardjo.

____________. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Varney, H. 2006. Varneys Midwiffery Text Book Third Edition. London. James
and Barbell Publisher.

____________. 2007. Ilmu Kebidanan Fisiologi. Jakarta : EGC.

Saifuddin, A.B. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo.

Saroha. 2009. Gejala Kanker ovarium, http://www.syafir.com/2011/03/01/gejala-


kanker-ovarium. Diakses tanggal 21 November 2013.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
Andi Offset.

Widjanarko. 2011. Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Yulaikah. 2009. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologi. Yogyakarta :


Mitra Cendekia.

Anda mungkin juga menyukai