Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Infeksi Cacing pada Anak

Abstrak
Penyakit infeksi cacingan merupakan salah satu penyakit yang masih banyak terjadi di
masyarakat namun kurang mendapatkan perhatian baik dari masyarakat sekitar dan pemerintah.
Anak usia sekolah baik dari taman kanak kanak hingga sekolah dasar merupakan kelompok
usia yang rawan terhadap masalah kesehatan termasuk masalah kecacingan. Penyakit ini
biasanya berhubungan dengan faktor sosial, ekonomi, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Hubungan infeksi cacing dapat ditularkan melalui media tanah terhadap higiene
perorangan, status gizi, anemia, dan status sosial ekonomi orang tua. penularan itu dapat terjadi
ketika anak anak bermain di lapangan tanpa menggunakan alas kaki, anak anak pergi ke
sekolah tanpa menggunakan alas kaki, kebiasaan buruk untuk tidak mencuci tangan sebelum
makan dan masih banyak lagi. Dampak yang dapat ditimbulkan dari infeksi cacing adalah diare,
nyeri pada perut,dan yang paling parah adalah kematian. Hal ini dapat dicegah dengan cara
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higiene anak anak.

Kata kunci : higiene, anemia, status gizi.

Abstract
Intestinal worms infectious disease is one of the disease that is still going on in the
community but cant get the attention from both the local community and the Government. School
age children from either the kindergarten to elementary school is the age group that is
vulnerable to health problems, including the problem of intestinal worms. The disease is usually
associated with the factors social, economic, environmental and living clean and healthy
behaviors (PHBS). Relationship of infection of worms can be transmitted through the medium of
the land against the individual hygiene, nutritional status, anemic, and social-economic status of
parents. that transmission can occurs when children playing in the field without use the
footwear, children go to school without use the footwear, a bad habit of not washing hands
before eating and many more. The impact can be caused from an infection of worms are
diarrhoea, pain in the abdomen, and the most severe was death. This can be prevented by
implementing clean and healthy lifestyles as well as increasing the hygiene from the children.

Keywords : hygiene, anemic, nutritional status.


Pendahuluan

Usia sekolah baik dari taman kanak kanak hingga sekolah dasar merupakan masa
dimana anak anak dapat dengan mudah diajarkan cara cara untuk menanamkan perilaku
hidup bersih sehat (PBHS), sehingga anak anak dapat terhindar dari infeksi cacing. Infeksi
cacing merupakan infeksi yang umum dan tersebar di seluruh negara negara berkembang,
seperti Indonesia salah satunya.1,2 Dimana dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pelayanan
kesehatan dan higiene yang belum dilakukan dengan maksimal. Penyakit infeksi kecacingan
merupakan salah satu penyakit yang masih banyak terjadi di masyarakat namun kurang
mendapatkan perhatian. Penyakit ini memang tidak menyebabkan wabah yang muncul dengan
tiba - tiba ataupun menyebabkan banyak korban, tetapi penyakit ini akan menurunkan intelegensi
anak, menyebabkan kecacatan, menghambat pertumbuhan fisik, penurunan kualitas sumber daya
manusia, perkembangan anak dan yang paling berbahaya adalah dapat menyebabkan kematian.
Cacing yang ada di dalam diri anak anak umumnya akan menyerap nutrisi dan mineral yang
dibutuhkan untuk perkembangan anak pada usia sekolah baik dari taman kanak kanak hingga
sekolah dasar. Anak anak sangat rentan terhadap gangguan infeksi cacing, karena anak anak
yang tinggal di pedesaan dan juga dipinggir kota senang bermain di tanah, seperti di daerah
pedesaan prevalensi penularan penyakit infeksi cacing dengan anak anak usia sekolah baik dari
taman kanak kanak hingga sekolah dasar lebih besar daripada di kota karena di pedesaan anak
anak sering berkontak langsung dengan tanah seperti pada saat bermain dan pergi kesekolah
tanpa menggunakan alas kaki, serta kebiasaan buruk makan tanpa mencuci tangan juga dapat
membuat anak anak terkena infeksi cacing.

Prevalensi kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada
golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena penyakit
ini. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang dapat mendukung penyebaran infeksi
kecacingan yang ditularkan melalui media tanah.2,3 Kita tentu tahu bahwa cacing yang dapat
menularkan penyakit kepada anak anak melalui media tanah seperti cacing tambang, cacing
cambuk, dan cacing gelang hal ini juga didukung oleh kumuhnya lingkungan tempat tinggal,
status sosial ekonomi yang kurang, dan juga perilaku higiene yang kurang baik dari setiap
individu. Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah oleh World Health Organization (WHO)
dianggap sebagai neglected tropical disease (NTD) karena penyakit ini kurang mendapat
perhatian yang lebih oleh pengambil kebijakan di dalam bidang kesehatan. 4 Iklim tropis dan
kelembaban yang tinggi sangat mendukung perkembangan cacing

Pembahasan

Gejala gejala yang dialami dari infeksi cacing dapat berbeda beda. Gejala yang paling
tidak lazim adalah gatal gatal disekitar dubur atau kaki, diare atau sembelit, dan nyeri pada
perut. Keluhan juga dapat berupa turunnya nafsu makan yang menyebabkan berkurangnya berat
badan, rasa lelah.2 Ada juga cacing yang dapat membuat kita menjadi kurang darah (anemia)
seperti cacing cambuk, pita, dan cacing tambang. Infeksi cacing yang terjadi di Indonesia
umumnya adalah infeksi cacing tambang, cambuk, keremi, dan gelang.

Cacing Keremi

Infeksi oleh cacing keremi paling sering terjadi pada anak anak, karena anak anak
senang untuk bermain di tanah atau lapangan sekolah. 2 Dimana infeksi ini akan terjadi apabila
anak anak bermain di lapangan dan lupa untuk mencuci tangan sebelum makan maka telur
telur cacing yang ada di sela sela kuku akan ikut masuk bersama makanan dan masuk ke dalam
saluran pencernaan manusia. Cacing ini biasanya berwarna putih dan hidup di usus besar, gejala
dari cacing ini biasanya akan terlihat pada waktu 3 6 minggu, dimana cacing betina akan keluar
dari dubur dan bertelur di lipatan lipatan kulit di sekitar dubur.2,5 Gejala ini akan menimbulakn
rasa gatal gatal yang sangat hebat, apabila digaruk oleh anak tersebut maka hal ini akan
menimbulkan terjadinya siklus baru dari infeksi.

Cacing Gelang

Infeksi oleh cacing ini biasanya ditularkan oleh anjing, karena cacing ini senang untuk
menghinggapi anjing, cacing ini akan keluar bersama dengan tinja anjing yang akan sangat
berbahaya bagi anak anak karena cacing ini dapat menembus dinding usus dan menjalar ke
organ lainnya bila tidak ditangani dengan baik.2,5

Cacing Cambuk
Infeksi dari cacing ini biasanya ditularkan melalui tanah yang terinfeksi tinja kucing dan
anjing, serta sayuran yang kotor. Gejala yang dapat terjadi akibat dari cacing ini adalah apabila
jumlah cacing ini banyak di dalam jaringan maka anak anak yang terinfeksi cacing ini dapat
terkena penyakit diare berdarah, radang umbai usus buntu akut, dan anemia.2

Cacing Tambang

Infeksi dari cacing ini biasanya ditularkan melalui tanah biasanya pada sela
sela jari kaki, pori pori kulit, kulit yang rusak. Hal ini akan menyebabkan larva
menembus kulit dan masuk ke dalam kapiler darah dan menyebabkan bronkitis,
cacing ini juga dapat melukai mukosa usus, menimbulkan rasa nyeri pada
perut,mual dan diare.6 Infeksi oleh cacing ini biasanya ditularkan melalui media
tanah yang jarang terkena sinar matahari, lumpur dan tanah pasir. 7

Faktor penyebab

Faktor faktor yang dapat menyebabkan infeksi kecacingan ini antara lain kondisi iklim
yang sesuai untuk pertumbuhannya, kondisi sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang
buruk serta keadaan sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. 2 Selain itu faktor faktor yang
menyebabkan masih tingginya infeksi cacing adalah rendahnya tingkat sanitasi pribadi (perilaku
hidup bersih sehat) seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
(BAB), kebersihan kuku, perilaku jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak terjamin,
perilaku BAB tidak di WC yang menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh feses
yang mengandung telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih. Infeksi penyakit cacing ini
dapat menyerang anak anak dengan berbagai jenis kelamin. Perilaku anak yang sering jajan
disembarang tempat dapat menyebabkan nutrisi yang kurang bagi tubuh sehingga dapat
membuat anak tidak mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh orang tuanya yang terdiri dari
4 sehat 5 sempurna, hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme pada anak,
dimana akan terlihat penurunan berat badan, otak yang tidak dapat berkembang dengan baik
sesuai dengan usianya, dan juga perkembangan psikomotorik menjadi terganggu.

Masyarakat yang tingal di daerah perkotaan umumnya memiliki lantai dari semen atau
keramik, sedangkan di bagian pedesaan umumnya masyarakat masih menggunakan lantai tanah,
dimana potensi penyebaran telur cacing masih sangat besar apabila anak anak dan orang tua
tidak dapat menjaga higiene diri mereka sendiri.
Upaya Pencegahan

Upaya meningkatakn pelayanan kesehatan anak anak melalui usaha kesehatan sekolah
dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara langsung. Dalam pemeriksaan itu juga
dilakukan pemmberian obat cacing yang dilakukan rutin dan teratur. Melakukan sosialisasi
perilaku hidup bersih dan sehat kepada orang tua dari anak anak tersebut agar membiasakan
anak anak memperhatikan higiene untuk mencuci tangan dan kaki setelah bermain, mencuci
tangan sebelum makan, memberikan asupan makanan bergizi agar tidak mudah terserang infeksi
cacing, memberikan pengetahuan kepada anak anak untuk menggunakan sepatu saat pergi ke
sekolah dan sendal saat ingin bermain, memotong kuku seminggu sekali untuk mencegah
bersarangnya telur cacing. Serta mencari donatur yang dapat memberikan sepatu dan sandal
kepada anak anak di pedesaan.

Orang tua dari anak anak juga harus membersihkan jamban, menutup jamban agar
terhindar dari lalat. Orang tua harus dapat menerapkan pola makan yang teratur kepada anak
anak, agar mereka mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan dapat terbebas dari segala macam
gangguang yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mereka. Peran orang tua sangat
penting dalam hal ini karena jika orang tua tidak dapat menerapkan higiene pada dirinya sendiri
maka anak anak tidak akan mau untuk hidup bersih karena anak anak mempunyai pikiran
sendiri dimana Ia akan melihat perilaku apa yang akan dilakukan oleh orang tuanya kemudian
menirukannya, orang tua juga harus pandai untuk membujuk anak anak mereka agar dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kesimpulan

Faktor faktor penyebab yang menjadi pengaruh dominan kejadian infeksi cacing yang
dapat ditularkan melalui media tanah perlu diperhatikan baik oleh anak anak, pemerintah, dan
orang tua. Orang tua harus menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak anak
dimulai dari sejak dini.

Daftar Pustaka

1. Effendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam


keperawatan. Jakarta : Salemba Medika; 2009. Hal 11-20.
2. Tan HT, Rahardja K. Obat obat sederhana untuk gangguan sehari hari. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo; 2010. Hal 11-16.

3. Sandy S, Sumarni S, Soeyoko. Analisis model faktor risiko yang mempengaruhi infeksi
kecacingan yang ditularkan melalui tanah pada siswa sekolah dasar di distrik arso
kabupaten Keerom, Papua. Media Litbangkes 2015; 25(1): 1-14.

4. World Health Organization. Helminths control in school-age childern : A guide for


managers of control programmes. 2nd ed. France. WHO Press. 2011.

5. Tinia HS. At a glance mikrobiologi medis dan infeksi. Diterjemahkan dari gillepsie SH,
Bamford KB. Medical microbiology and infection at a glance. 3rd ed. London : Blackwell
Publishing ltd; 2007. Hal 88-91.

6. Natadisastra D, Agoes R. Parasitologi kedokteran : ditinjau dari organ tubuh yang


diserang. Jakarta : EGC; 2009.

7. Muslim MH. Parasitologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC; 2009. Hal 80-106.

Anda mungkin juga menyukai