KLASIFIKASI
2. Steatohepatitis (perlemakan hati disertai dengan peradangan sel hati) di bagi menjadi :
ASH (Alcoholic Steatohepatitis) terjadi akibat konsumsi alkohol yang berlebihan. Fatty
liver jenis ini dapat terjadi dengan meminum kurang lebih 300 ml alkohol perminggu.
NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis) Fatty liver jenis ini 80% disebabkan karena
obesitas (kelebihan berat badan)
Fatty liver jenis steatohepatitis bisa menyebabkan kematian sel hati dan akhirnya akan
membentuk jaringan parut pada hati (fibrosis). Proses peradangan hati dapat terus berlanjut
sampai 10-20 tahun, kemudian hati menjadi keras dan mengecil (sirosis). Kondisi ini akan
menyebabkan kerusakan hati yang permanen bahkan dapat menyebabkan kanker hati.
MEKANISME
Mekanisme terjadinya NALFD (non-alcoholic fatty liver disease) berdasarkan teori 2 Hits
Hypothesis. Hit pertama adalah terjadinya steatosis (akumulasi lemak intraseluler) yang
dipengaruhi oleh banyak kondisi, sedangkan hit kedua adalah kerusakan sel hati yang disebabkan
oleh adanya radikal bebas akibat peningkatan B-oksidasi pada mitokondria (EKM 2009).
Hit pertama
Proses penumpukan lemak di sel hepatosit terjadi akibat dislipidemia, DM, dan obesitas. Pada
kondisi normal asam lemak bebas akan dihantar masuk ke hepar melalui arteri dan sirkulasi
portal untuk dimetabolisme, salah satu bentuk metabolisme di hati adalah proses reesterifikasi
menjadi trigliserida atau bentuk lemak lainnya. Apabila pada seseorang terjadi penumpukan
lemak tubuh seperti pada obesitas sentral akan terjadi peningkatan pelepasan asam lemak bebas
diikuti dengan penumpukan di hepatosit. Asam lemak bebas yang menumpuk di hepatosit akan
meningkatkan proses oksidasi dan esterifikasi terkhususnya di dalam mitokondria, akibatnya
mitokondria akan rusak.
Hit kedua
Peningkatan stress oksidatif yang dapat disebabkan oleh resistensi insulin, peningkatan
endotoksin di hepar maupun penurunan aktivitas antioksidan menyebabkan aktivasi sel stelat dan
sitokin pro inflamasi. Kondisi ini menyebabkan inflamasi yang progresif yang diikuti dengan
pembengkakan sel hepatosit dan kematian sel.
GEJALA :
Fatty liver jarang menimbulkan keluhan, karena penimbunan lemak ini terjadinya secara
perlahan-lahan. Namun bila kondisi ini berlanjut dapat menimbulkan keluhan seperti :
3. Tidak nyaman atau nyeri tumpul pada daerah perut kanan atas, ini disebabkan karena
adanya peregangan dari kapsula hati ketika hati membesar.
4. Lesu, mudah lelah dan lemas
PENYEBAB
DIAGNOSIS
Abnormalitas biokimia yang paling sering didalam darah pada NASH adalah menetap,
transaminase yang meningkat sedikit atau sedang (ALT dan AST). Pada NASH, tingkatan-
tingkatan mereka cenderung berfluktuasi dari bulan ke bulan, dan seringkali ALT lebih besar dari
AST. Ini berbeda dari penyakit hati alkoholik/alcoholic liver disease (ALD), dimana AST
umumnya lebih besar dari ALT. Tentu saja, penemuan secara kebetulan ini sering menjurus ke
pertimbangan awal dari diagnosis NAFLD atau NASH. Sayangnya, bagaimanapun, tidak ada tes
biokimia atau prosedur imaging dapat membedakan simple fatty liver dari NASH.
Kebanyakan tes-tes darah hati lainnya (seperti, bilirubin dan alkaline phosphatase) umumnya
normal pada pasien-pasien dengan NASH. Gammaglutamyltranspeptidase (GGTP),
bagaimanapun, secara khas meningkat sedang. Serum ferritin (suatu protein terlibat dalam
penyimpanan zat besi dan peradangan) dapat meningkat secara signifikan, namun saturasi
transferrin (transferrin saturation) umumnya adalah normal. Tes-tes biokimia abnormal
berhubungan dengan resistensi insulin termasuk peningkatan total kolesterol, low-density
lipoprotein (LDL, yang disebut kolesterol jahat), triglycerides, dan gula darah dan berkurangnya
high-density lipoprotein (HDL, kolesterol baik). Diagnosis dari NAFLD dan NASH dapat
dipertimbangkan sesudah mengeluarkan penyebab-penyebab lain dari peningkatan ringan dari
transaminase, seperti penyakit hati alkoholik, hepatitis yang disebabkan obat-obatan (drug-
induced hepatitis), HBV atau HCV kronis, hepatitis autoimmune, hemochromatosis genetik,
defisiensi alpha-1-antitrypsin, dan penyakit Wilson.
Obat-obatan yang dapat memajukan fatty liver (secondary NAFLD) dan bahkan ciri-ciri dari
NASH termasuk prednisone, amiodarone (Cordarone), tamoxifen (Nolvadex), methotrexate
(Rheumatrex, Trexall), dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDS). Suatu situasi
diagnostik yang sulit dapat dijumpai pada pasien-pasien yang meminum obat-obat yang
menurunkan kolesterol dari tipe statin. Penyebab kesulitan ini adalah bahwa statin seringkali
meningkatkan transaminase tanpa memproduksi luka hati signifakan apa saja. Dalam situasi ini,
NAFLD dapat dicurigai jika ALT tetap meningkat lama setelah pemberhentian obat-obatan.
Bagaimanapun, jika obat statin yang bertanggung jawab, ALT akan kembali ke normal segera
setelah pemberhentian obat. Idealnya, sebelum memulai terapi statin, enzim-enzim hati harus
ditentukan dahulu, terutama pada pasien-pasien dengan risiko tinggi untuk NAFLD.
Suatu USG hati yang berkualitas baik sangat peka (mendeteksi semua fatty livers) dan spesifik
(mendeteksi hanya fatty livers) dalam mendiagnosis fatty liver. Penemuan ultrasound klasik pada
suatu fatty liver adalah suatu hyperechoic (bright) liver. Computerized tomography (CT) scan
melaksanakan dengan baik dalam mendeteksi fatty liver dan bahkan dapat mengukur derajat
infiltrasi dari lemak. Teknik ini, bagaimanapun, terhambat oleh segala endapan zat besi di hati
yang dapat dihubungkan dengan NAFLD. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah secara
keseluruhan pemeriksaan imaging yang terbaik untuk fatty liver, namun juga tetap yang paling
mahal. Meskipun demikian, tidak ada prosedur imaging berdiri sendiri yang dapat menegakkan
diagnose dari NASH.
Jadi, suatu diagnose dugaan dari NAFLD dapat dibuat berdasarkan individu pada kriteria-kriteria
sebagai berikut.
Pengeluaran dari penyebab-penyebab lainnya dari peningkatan ALT dan fatty liver
PENANGANAN
Tidak ada pengobatan khusus atau pembedahan untuk mengatasi perlemakan hati. Tujuan dari
pengobatan adalah menghilangkan penyebabnya atau mengobati penyakit yang mendasarinya,
antara lain dengan :
1. Hindari makanan hewani terutama yang berlemak, gorengan dan makanan yang
diawetkan.
2. Kurangi konsumsi karbohidrat seperti gula, roti putih, nasi putih, mie, kue-kue,
biscuit, pudding dll.
3. Hindari susu dan produk susu seperti susu sapi, keju atau butter.
4. Hindari semua margarine
5. Hindari semua makanan dan minuman yang manis.
6. Hindari pemanis buatan.
7. Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran.
8. Minumlah paling sedikit 2 liter air sehari
METABOLISME LIPOPROTEIN
Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut
Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari
tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.Setiap lipoprotein akan terdiri atas
kolesterol (bebas atau ester), trigliserid, fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik
dan mempunyai inti trigliserid dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit
kolesterol bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein. Setiap lipoprotein berbeda
dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi apoprotein.(19)
Setiap partikel LDL mengandung sekitar 1500 molekul kolesterol ester dalam inti berminyak.
Inti ini dikelilingi oleh mantel mengandung kolesterol 500 molekul, 800 molekul fosfolipid, dan
satu molekul apoprotein B100.(20)
Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur
metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan
dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport
khusus mengenai metabolisme kolesterol-HDL.
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang
berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama
empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal
dari hati disebut lemak eksogen.
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai
lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100.
Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase
(LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah
menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke
hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari
kolesterol dalam LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar
adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari
kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di
makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam
plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah
kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.
Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti :
- Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom
metabolik dan diabetes melitus.
- Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol HDL akan bersifat protektif
terhadap oksidasi LDL.
Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar. HDL merupakan
lipoprotein yang berperan pada jalur ini.
3. LDL (Low Density Lipoprotein) = Beta Lipoprotein Komponen terdiri dari protein 20 %
dan kolestrol 45 %. Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan perifer dan
memegang peranan mentrasfer fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari
sisa-sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai reseptor.
5. IDL (Intermediate Density Lipoprotein) = Dihasilkan dari asam lemak yang hilang dari
VLDL, major lipid adalah kolesterol ester, protein 15% (ApoB-100, ApoC, ApoE) dan dapat
diubah menjadi LDL.
Daftar pustaka
https://www.scribd.com/doc/211874665/lipoprotein-docx
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21914/4/Chapter%20II.pdf
https://www.scribd.com/doc/261180350/METABOLISME-LIPOPROTEIN-tinpus