Anda di halaman 1dari 8

LEARNING ISSUE

Rahma Kurnia Lestari


0401381419189
FATTY LIVER

Fatty liver adalah suatu keadaan penimbunan lemak yang


berlebihan di sel-sel hati. Dalam kondisi normal, hati
mengandung lemak. Namun bila kadar lemaknya sudah
lebih dari 30% dari berat hati itu sendiri, maka sebagian sel-
sel hati yang sehat akan diganti dengan sel lemak. Hati akan
berubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena
berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal.
Inilah yang disebut dengan fatty liver (perlemakan hati).

KLASIFIKASI

Berdasarkan berat ringannya, fatty liver dapat di bagi menjadi :

1. Steatosis (hanya perlemakan hati ), keadaan ini masih ringan

2. Steatohepatitis (perlemakan hati disertai dengan peradangan sel hati) di bagi menjadi :

ASH (Alcoholic Steatohepatitis) terjadi akibat konsumsi alkohol yang berlebihan. Fatty
liver jenis ini dapat terjadi dengan meminum kurang lebih 300 ml alkohol perminggu.
NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis) Fatty liver jenis ini 80% disebabkan karena
obesitas (kelebihan berat badan)

Fatty liver jenis steatohepatitis bisa menyebabkan kematian sel hati dan akhirnya akan
membentuk jaringan parut pada hati (fibrosis). Proses peradangan hati dapat terus berlanjut
sampai 10-20 tahun, kemudian hati menjadi keras dan mengecil (sirosis). Kondisi ini akan
menyebabkan kerusakan hati yang permanen bahkan dapat menyebabkan kanker hati.
MEKANISME

Mekanisme terjadinya NALFD (non-alcoholic fatty liver disease) berdasarkan teori 2 Hits
Hypothesis. Hit pertama adalah terjadinya steatosis (akumulasi lemak intraseluler) yang
dipengaruhi oleh banyak kondisi, sedangkan hit kedua adalah kerusakan sel hati yang disebabkan
oleh adanya radikal bebas akibat peningkatan B-oksidasi pada mitokondria (EKM 2009).

Hit pertama

Proses penumpukan lemak di sel hepatosit terjadi akibat dislipidemia, DM, dan obesitas. Pada
kondisi normal asam lemak bebas akan dihantar masuk ke hepar melalui arteri dan sirkulasi
portal untuk dimetabolisme, salah satu bentuk metabolisme di hati adalah proses reesterifikasi
menjadi trigliserida atau bentuk lemak lainnya. Apabila pada seseorang terjadi penumpukan
lemak tubuh seperti pada obesitas sentral akan terjadi peningkatan pelepasan asam lemak bebas
diikuti dengan penumpukan di hepatosit. Asam lemak bebas yang menumpuk di hepatosit akan
meningkatkan proses oksidasi dan esterifikasi terkhususnya di dalam mitokondria, akibatnya
mitokondria akan rusak.

Hit kedua

Peningkatan stress oksidatif yang dapat disebabkan oleh resistensi insulin, peningkatan
endotoksin di hepar maupun penurunan aktivitas antioksidan menyebabkan aktivasi sel stelat dan
sitokin pro inflamasi. Kondisi ini menyebabkan inflamasi yang progresif yang diikuti dengan
pembengkakan sel hepatosit dan kematian sel.

GEJALA :

Fatty liver jarang menimbulkan keluhan, karena penimbunan lemak ini terjadinya secara
perlahan-lahan. Namun bila kondisi ini berlanjut dapat menimbulkan keluhan seperti :

1. Perut terasa penuh

2. Terkadang daerah ulu hati terasa keras

3. Tidak nyaman atau nyeri tumpul pada daerah perut kanan atas, ini disebabkan karena
adanya peregangan dari kapsula hati ketika hati membesar.
4. Lesu, mudah lelah dan lemas

5. Kadang bisa kembung, mual dan muntah

6. Pada keadaan yang berat berat badan dapat menurun

PENYEBAB

Fatty liver dapat disebabkan antara lain oleh :

1. Kegemukan (obesitas) terutama di daerah perut


2. Gaya hidup modern, banyak makan kalori tinggi. Memakan banyak kalori dapat
menyebabkan lemak bertumpuk di liver. Sumber kalori yang tinggi dari lemak (selain
alcohol). Ditambah tidak berolah raga
3. Kencing manis (diabetes)
4. Asupan lemak dan karbohidrat yang berlebihan
5. Kebiasaan minum alkohol yang berlebihan
6. Bahan kimia dan obat-obatan misalnya kortikosteroid, tetrasiklin, asam valproat,
metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning)
7. Gangguan maupun perubahan hormonal seperti kehamilan
8. Kurang gizi dan diet rendah protein
9. Keracunan vitamin A
10. Operasi bypass pada usus kecil
11. Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi)
12. Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin
13. Kekurangan kolesterol esterase
14. Sindroma Reye.

DIAGNOSIS

Abnormalitas biokimia yang paling sering didalam darah pada NASH adalah menetap,
transaminase yang meningkat sedikit atau sedang (ALT dan AST). Pada NASH, tingkatan-
tingkatan mereka cenderung berfluktuasi dari bulan ke bulan, dan seringkali ALT lebih besar dari
AST. Ini berbeda dari penyakit hati alkoholik/alcoholic liver disease (ALD), dimana AST
umumnya lebih besar dari ALT. Tentu saja, penemuan secara kebetulan ini sering menjurus ke
pertimbangan awal dari diagnosis NAFLD atau NASH. Sayangnya, bagaimanapun, tidak ada tes
biokimia atau prosedur imaging dapat membedakan simple fatty liver dari NASH.

Kebanyakan tes-tes darah hati lainnya (seperti, bilirubin dan alkaline phosphatase) umumnya
normal pada pasien-pasien dengan NASH. Gammaglutamyltranspeptidase (GGTP),
bagaimanapun, secara khas meningkat sedang. Serum ferritin (suatu protein terlibat dalam
penyimpanan zat besi dan peradangan) dapat meningkat secara signifikan, namun saturasi
transferrin (transferrin saturation) umumnya adalah normal. Tes-tes biokimia abnormal
berhubungan dengan resistensi insulin termasuk peningkatan total kolesterol, low-density
lipoprotein (LDL, yang disebut kolesterol jahat), triglycerides, dan gula darah dan berkurangnya
high-density lipoprotein (HDL, kolesterol baik). Diagnosis dari NAFLD dan NASH dapat
dipertimbangkan sesudah mengeluarkan penyebab-penyebab lain dari peningkatan ringan dari
transaminase, seperti penyakit hati alkoholik, hepatitis yang disebabkan obat-obatan (drug-
induced hepatitis), HBV atau HCV kronis, hepatitis autoimmune, hemochromatosis genetik,
defisiensi alpha-1-antitrypsin, dan penyakit Wilson.

Obat-obatan yang dapat memajukan fatty liver (secondary NAFLD) dan bahkan ciri-ciri dari
NASH termasuk prednisone, amiodarone (Cordarone), tamoxifen (Nolvadex), methotrexate
(Rheumatrex, Trexall), dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDS). Suatu situasi
diagnostik yang sulit dapat dijumpai pada pasien-pasien yang meminum obat-obat yang
menurunkan kolesterol dari tipe statin. Penyebab kesulitan ini adalah bahwa statin seringkali
meningkatkan transaminase tanpa memproduksi luka hati signifakan apa saja. Dalam situasi ini,
NAFLD dapat dicurigai jika ALT tetap meningkat lama setelah pemberhentian obat-obatan.
Bagaimanapun, jika obat statin yang bertanggung jawab, ALT akan kembali ke normal segera
setelah pemberhentian obat. Idealnya, sebelum memulai terapi statin, enzim-enzim hati harus
ditentukan dahulu, terutama pada pasien-pasien dengan risiko tinggi untuk NAFLD.

Suatu USG hati yang berkualitas baik sangat peka (mendeteksi semua fatty livers) dan spesifik
(mendeteksi hanya fatty livers) dalam mendiagnosis fatty liver. Penemuan ultrasound klasik pada
suatu fatty liver adalah suatu hyperechoic (bright) liver. Computerized tomography (CT) scan
melaksanakan dengan baik dalam mendeteksi fatty liver dan bahkan dapat mengukur derajat
infiltrasi dari lemak. Teknik ini, bagaimanapun, terhambat oleh segala endapan zat besi di hati
yang dapat dihubungkan dengan NAFLD. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah secara
keseluruhan pemeriksaan imaging yang terbaik untuk fatty liver, namun juga tetap yang paling
mahal. Meskipun demikian, tidak ada prosedur imaging berdiri sendiri yang dapat menegakkan
diagnose dari NASH.

Jadi, suatu diagnose dugaan dari NAFLD dapat dibuat berdasarkan individu pada kriteria-kriteria
sebagai berikut.

Tanda-tanda klinis dan/atau biokimia dari resistensi insulin

Peningkatan ALT kronis (berdurasi lama)

Tanda-tanda dari fatty liver pada ultrasound

Pengeluaran dari penyebab-penyebab lainnya dari peningkatan ALT dan fatty liver

PENANGANAN

Tidak ada pengobatan khusus atau pembedahan untuk mengatasi perlemakan hati. Tujuan dari
pengobatan adalah menghilangkan penyebabnya atau mengobati penyakit yang mendasarinya,
antara lain dengan :

1. Menurunkan berat badan sebesar 0,5 kg per minggu secara bertahap


2. Menurunkan lemak darah seperti kolesterol maupun trigliserida dengan diet maupun
obat dari dokter. Obat : golongan simvastatin
3. Menurunkan kadar gula darah bila menderita diabetes. Obat : metformin
4. Hindari minum alcohol
5. Diet rendah lemak dan karbohidrat
6. Makan makanan dengan gizi yang seimbang
7. Tingkatkan aktivitas dengan melakukan olahraga secara teratur
8. Pemberian antioksidan seperti vitamin E

TIPS POLA MAKAN UTK MENCEGAH DAN MENANGANI FATTY LIVER

1. Hindari makanan hewani terutama yang berlemak, gorengan dan makanan yang
diawetkan.
2. Kurangi konsumsi karbohidrat seperti gula, roti putih, nasi putih, mie, kue-kue,
biscuit, pudding dll.
3. Hindari susu dan produk susu seperti susu sapi, keju atau butter.
4. Hindari semua margarine
5. Hindari semua makanan dan minuman yang manis.
6. Hindari pemanis buatan.
7. Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran.
8. Minumlah paling sedikit 2 liter air sehari

METABOLISME LIPOPROTEIN

Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut
Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari
tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.Setiap lipoprotein akan terdiri atas
kolesterol (bebas atau ester), trigliserid, fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik
dan mempunyai inti trigliserid dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit
kolesterol bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein. Setiap lipoprotein berbeda
dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi apoprotein.(19)

Setiap partikel LDL mengandung sekitar 1500 molekul kolesterol ester dalam inti berminyak.
Inti ini dikelilingi oleh mantel mengandung kolesterol 500 molekul, 800 molekul fosfolipid, dan
satu molekul apoprotein B100.(20)

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur
metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan
dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport
khusus mengenai metabolisme kolesterol-HDL.

Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara:

Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke


dalam darah

Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah

Jalur Metabolisme Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang
berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama
empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal
dari hati disebut lemak eksogen.

Jalur Metabolisme Endogen

Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai
lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100.
Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase
(LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah
menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke
hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari
kolesterol dalam LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar
adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari
kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di
makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam
plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah
kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.
Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti :

- Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom
metabolik dan diabetes melitus.

- Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol HDL akan bersifat protektif
terhadap oksidasi LDL.

Jalur Reverse Cholester Transport

Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar. HDL merupakan
lipoprotein yang berperan pada jalur ini.

Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis:

1. Kilomikron: Komponen utamanya adalah trigliserida (85 90 %) dan kolesterolnya


hanya 6%. Fungsinya Mentransfer lemak dari usus dan tidak berpengaruh dalam proses
arteriosklerosis.
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) = Pre Beta Lipoprotein, terdiri dari protein (8
10%) dan kolesterol ( 19% ) dibentuk di hati dan sebagian diusus. Fungsinya mengangkut triasil
gliserol.

3. LDL (Low Density Lipoprotein) = Beta Lipoprotein Komponen terdiri dari protein 20 %
dan kolestrol 45 %. Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan perifer dan
memegang peranan mentrasfer fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari
sisa-sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai reseptor.

4. HDL (High Density Lipoprotein) = Alpha Lipoprotein. Disebut juga Alpha-1-Lipoprotein


dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsinya Mentransport kolesterol dari perifer ke hati dimana
zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi. (E.N Kosasih dan A.S Kosasih, 2008).

5. IDL (Intermediate Density Lipoprotein) = Dihasilkan dari asam lemak yang hilang dari
VLDL, major lipid adalah kolesterol ester, protein 15% (ApoB-100, ApoC, ApoE) dan dapat
diubah menjadi LDL.

Daftar pustaka

https://www.scribd.com/doc/211874665/lipoprotein-docx

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21914/4/Chapter%20II.pdf

https://www.scribd.com/doc/261180350/METABOLISME-LIPOPROTEIN-tinpus

Anda mungkin juga menyukai