Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstract
This research discuss about effet of cooling load on the performance of refrigeration
sistem include the following : refrigerating capacity, coefficient of performance and the
cooling time.
An experimental method was used in this research, with various cooling load, obtained
by placing light bulb, 60, 100, 200, 300 and 400 watt in cold box. Retrieval of data was
conducting by
taking an amount of direct testing data at Refrigeration Unit HRP Focus model 802. Data
are analysed theoretically based on experimental test-data by determining condition of
refrigerant in
each point at cycle, refrigerating capacities and COP sistem.
The result of this research indicate that the increase of cooling load causes Coefficient
of
Performance of refrigeration sistem will form a parabolic curve. Optimum performance of this
test during 30 minutes, obtained on the 200 watt light bulb with Coefficient of Performance
(COP) of
2.64. While for the longest cooling time was obtained at the highest cooling load (400 watt
light bulb).
Key words : Cooling load, refrigerating capasity, COP, cooling time
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai efek beban pendingin terhadap kinerja sistem
mesin pendingin meliputi kapasitas refrigerasi, koefisien prestasi dan waktu pendinginan.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan variasi beban pendingin
yang diperoleh dengan menempatkan bola lampu 60, 100, 200, 300 dan 400 watt di
dalam ruang
pendingin. Pengambilan data langsung dilakukan pada unit pengujian mesin pendingin
HRP Focus model 802. Data dianalisis secara teoritis berdasarkan data eksperimen
dengan
menetukan kondisi refrigerant pada setiap titik siklus, kapasitas refrigerasi dan COP sistem.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan beban pendingin menyebabkan
koefisien prestasi sistem pendingin akan membentuk kurva parabola. Performa optimum
pada pengujian
selama 30 menit diperoleh pada bola lampu 200 watt dengan COP sebesar 2.64.
Sedangkan
untuk waktu pendinginan diperoleh paling lama pada beban pendingin yang paling tinggi
(bola lampu 400 watt).
Kata Kunci : Beban pendingin,kapasitas refrigerasi, COP, waktu pendinginan
* Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 3. Agustus 2010:Efek
203Beban
- Pendingin terhadap Ferforma Sistem Mesin
214 Pendingin
(Khairil Anwar)
relatif, kecepatan sirkulasi udara temperatur refrigeran pada setiap titik
maupun kualitas udara. Sistem di dalam suatu sistem mesin pendingin.
pengkondisian udara yang dipasang Penelitian ini bertujuan untuk
harus mempunyai kapasitas mengetahui efek beban pendingin
pendinginan yang tepat dan dapat terhadap kinerja sistem mesin
dikendalikan dalam pengoperasiannya. pendingin, meliputi kapasitas
Kapasitas peralatan yang dapat refrigerasi, daya kompresi, koefisien
diperhitungkan berdasarkan beban prestasi (COP) dan waktu pendinginan
pendinginan setiap saat yang dalam suatu ruang pendingin.
senantiasa berubah-ubah. Sehingga diharapkan penggunaan
Beban pendinginan sebenarnya mesin pendingin dapat lebih efektif dan
adalah jumlah panas yang dipindahkan efisien.
oleh sistem pengkondisian udara
setiap waktu. Beban pendinginan
terdiri atas panas yang berasal dari 2. Studi Pustaka
ruang dan tambahan panas. Tambahan 2.1 Mesin pendingin
panas adalah jumlah panas setiap
Mesin pendingin merupakan
saat yang salah satu mesin yang
masuk kedalam ruang melalui
mempunyai fungsi utama untuk
kaca
mendinginkan zat sehingga
secara radiasi maupun melalui dinding
temperaturnya lebih rendah dari
akibat perbedaan temperatur,
temperatur lingkungan. Komponen
pengaruh penyimpanan energi pada
utama dari mesin pendingin yaitu
struktur bangunan, serta peralatan
kompresor, kondensor, alat ekspansi
peralatan listrik seperti lampu dan
dan evaporator, serta refrigeran
peralatan elektronik lainnya
sebagai fluida kerja yang bersirkulasi
Beban pendingin ini secara
pada bagian-bagian tersebut. Gambar
langsung akan berdampak pada kinerja 1 memperlihatkan skema sederhana
mesin pendingin oleh karena terkait dari mesin pendingin.
dengan perubahan kondisi
khususnya
Kondensor
P
3 3
Pengembunan
2
Katup
Ekspansi
Ekspan Kompres
si 1 i
Kompres
or 4 1
Penguapan
Evaporator
4
204 204
Sistem kerja pada Kualitas uap yang terkandung pada titik
mesin pendingin adalah sebagai 4 dapat dicari dengan persamaan :
berikut :
Saat refrigeran mengalir
melalui
evaporator, perpindahan panas dari h4 hf . (4)
ruangan yang didinginkan x =
menyebabkan refrigeran menguap. 4
1
Dengan mengambil refrigeran h fg 4
pada
evaporator sebagai volume atur, dari hf4 = Entalphy spesifik cairan
keseimbangan massa dan Hukum jenuh
Termodinamika I di peroleh (kJ/kg)
perpindahan panas sebesar : hfg = Entalphy spesifik
campuran cairan dengan uap
(kJ/kg)
hfg = hg - hf
Q e = m& (h1 (kW) hg = Entalphy spesifik uap
h4 ) (1) jenuh
(kJ/kg)
Refrigeran meninggalkan evaporator Secara thermodinamika besarnya
kemudian masuk ke compressor. perpindahan panas yang terjadi pada
Selanjutnya refrigeran dikompresi pipa kapiler di mesin pendingin, yaitu :
hingga tekanan dan temperaturnya
bertambah tinggi. Diasumsikan
tidak ada
Gambar 9. Siklus refrigerasi untuk berbagai variasi beban pendingin yang diplot
pada diagram tekanan entalpi menggunakan CoolPack Software
Dari diagram P-h pada gambar beban pendingin. Namun pada beban
9 di atas, terlihat bahwa terjadi di atas 300 watt terlihat bahwa garis
kenaikan entalpi penguapan dan kompressi akan cenderung terdorong
entalpi kompressi seiring dengan jauh masuk ke daerah panas
penambahan lanjut
(grafiknya akan terlihat lebih rebah). 2) Hubungan antara beban pendingin
Hal ini akan mengakibatkan kerja dengan COP sistem membentuk
kompresi akan lebih besar kurva parabolik, di mana posisi COP
dibandingkan dengan yang dekat garis terbesar terdapat pada beban
uap-jenuh. (Stoecker). 200 watt (sebesar 2.64) dan
Sementara dari gambar 10 di selanjutnya COP sistem akan
atas, terlihat bahwa terjadi kenaikan berangsur mengalami penurunan.
daya kompresor (PT) serta kapasitas 3) kenaikan kapasitas refrigerasi dan
refrigerasi (Qe). Dari mulai tanpa daya kompresor terjadi
beban pendingin sampai 200 watt seiring dengan penambahan beban
terlihat kenaikan kapasitas refrigerasi pendingin.
yang cukup signifikan dibandingkan
dengan kenaikan daya kompressor,
dan rasio tertinggi antara Qe dengan 6. Daftar Pustaka
PT yang menghasilkan COP terbesar
ketika beban pendingin yang Anonim. Instructors guide to
digunakan adalah lampu 200 watt, Focus
namun setelahnya perbandingan ini Refrigeration Training Unit
akan semakin menurun. Hal ini Model
disebabkan karena setelah melewati 802. P.A. Hilton Ltd,
beban 300 watt ada kecenderungan England.
tingkat kenaikan kapasitas refrigerasi 1985.
(Qe) mengalami penurunan, di satu sisi Anwar, Khairil, dkk. Efek Temperatur
terjadi peningkatan temperatur dan Pipa Kapiler Terhadap Kinerja
tekanan yang signifikan pada Mesin Pendingin. Jurnal
kompresor sehingga menyebabkan Mekanikal, Vol.1 No.1 Januari
tingkat kenaikan daya kompressor 2010. Pp. 30-
akan bertambah. Hal ini sebagaimana 39.
yang diungkapkan Stoecker, bahwa
terdapat nilai beban pendingin tertentu Arismunandar, W., H.Saito. Penyegaran
yang memungkinkan terjadi Udara. Edisi keenam, PT.
kesetimbangan antara pipa kapiler dan Pradnya Paramita,
kompressor. Bila perpindahan kalor Jakarta.
pada evaporator tidak dipenuhi pada 2002.
titik kesetimbangan kompresor pipa Arora, C.P.,. Refrigeration and Air
kapiler, akan dihasilkan keadaan Conditioning. Tata McGraw-Hill
tidak seimbang yang dapat Publishing Company Limited,
mengosongkan ataupun pengumpanan New Delhi. 1986.
berlebih (overfeed) pada evaporator
yang dapat menyebabkan penurunan ASHRAE Handbook Fundamental 2005.
efisiensi kerja. Cengel, Yunus.A. Fundamental of
Heat
5. Transfer.2nd Edition. 2003.
Kesimpulan Dossat, R.J. Principles of Refrigeration.
Dari hasil pembahasan di atas second Edition, John Wiley &
mengenai efek beban pendingin sons, New York. 1978.
terhadap kinerja sistem mesin
pendingin, maka dapat disimpulkan : Hasan Basri, M. Pengaruh perubahan
tekanan kondensor dan
1) Waktu pendinginan akan semakin tekanan evaporator terhadap
lama untuk setiap peningkatan kinerja mesin refrigerasi
beban pendingin focus
808. Thesis
pascasarjana
Universitas Hasanuddin 2007
Hundy,GF. Trott,AR. Refrigeration and
Welch,TC. Air
Conditioning, Fourth Edition.
2008.
Shan K.Wang, Handbook of air
Conditioning and Refrigeration,
Second Edition. Mc Graw
Hill.
2001.
Stoecker,W.,Jones. Refrigerasi dan
Pengkondisian Udara. Edisi
kedua, Erlangga, Jakarta. 1992.
Zuhal. Dasar Teknik Tenaga dan
Elektronika Daya, PT.
Gramedia, Jakarta. 1988.