Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK

ALAT PEMADAM API RINGAN

KELOMPOK :3
NAMA : Fanza Fachryan
NRP : 0515040097
KELAS : K3-4D

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi. Kebakara itu
sendiri bisa digolongkan sebagai bencana alam atau bencana yang disebabkan
oleh manusia. Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat, karena banyak
peluang yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Sebagaimana diketahui
bahwa di dunia industri banyak sekali ditemukan kondisi dan situasi yang
memungkinkan terjadinya kebakaran. Karena hampir semua industri yang
berbasis pengolahan memiliki semua unsur dari segi tiga api di lingkungan
kerjanya. Begitu banyaknya peluang akan terjadinya kebakaran sehingga
dibutuhkan suatu program pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk
memberi pengetahuan yang cukup bagi pekerja yang bekerja di lingkungan
yang berbahaya tersebut.
Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor-
faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan
mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi
kenyataan. Sedangkan penanggulangan kebakaran adalah usaha yang
dilakukan untuk memadamkan api serta mencegah meluasnya kebakaran.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu upaya penanggulangan kebakaran
ketika terjadi kebakaran, sehingga bencana kebakaran besar tidak akan
terjadi karena saat api mulai menjalar tidak terkontrol api sudah mampu untuk
dimatikan atau ditanggulangi.
Proses penanggulangan kebakaran ini memiliki banyak metode baik
metode dengan alat pemadam api yang telah dirancang sedemikian rupa
seperti APAR, sprinkler, hydrant dan sebagainya maupun metode
pemadaman secara tradisional. Metode pemadaman menggunakan APAR
(Alat Pemadam Api Ringan) sering kita jumpai, pada praktikum ini
mempelajari alat pemadam kebakaran atau bahan pemadam kebakaran adalah
menggunakan APAR.
Metode pemadaman kebakaran menggunakan APAR sering kita jumpai
sehari-hari namun terkadang kita tidak pernah memperhatikan sehinnga saat
terjadi kebakaran dan kurangnya sosialisasi cara penggunaan APAR untuk
masyarakat akan menjadi panik.
1.2 Tujuan
TIU : Mahasiswa di harapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman
kebakaran
TIK : Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian APAR dan
dapat memadamkan kebakaran dengan APAR
1.3 Manfaat
1. Sebagai sarana pengembangan potensi diri dalam sistem perencanaan
APAR.
2. Menambah wawasan kepada mahasiswa tentang sistem perencanaan
APAR.
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Klasifikasi kebakaran
Kebakaran diklasifikan (dikelaskan) menurut sumber apinya. Klasifikasi
kebakaran yang dimiliki di Indonesia mengacu pada standardNasional Fire
Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of
portable fire extinguishers) yang telah dipakai oleh PERMENAKERTRANS
RI No. Per 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Tabel 2.1 Kelas-kelas kebakaran


KELAS KEBAKARAN PEMADAM

Kertas, Kain,
Plastik, Kayu,
Kulit
Padat Non Logam Air, Uap Air, Pasir, Busa, CO2,
Serbuk Kimia Kering, Cairan Kimia

Metana,
Amoniak,
Solar, Minyak
tanah, Thinner
Gas/Uap/Cairan
CO2, Serbuk Kimia Kering, Busa

Arus Pendek (
Mengandung
unsur listrik)
Listrik CO2, Serbuk Kimia Kering, Uap Air

Aluminium,
Tembaga, Besi,
Baja
Serbuk Kimia sodium Klorida, Grafit
Logam
Bahan-Bahan
<Belum Diketahui Secara Spesifik>
Radioaktif

Radioaktif

Lemak dan
Minyak
Masakan
Cairan Kimia, CO2
Bahan Masakan

2.2 Klasifikasi Bahaya Hunian


Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Bahaya kebakaran ringan
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.
2. Bahaya kebakaran sedang
Bahaya kebakaran tingkat ini dibagi lagi menjadi dalam tiga kelompok,
yaitu :
A. Kelompok I
Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan
bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2.5 meter
dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan panas sedang sehingga
menjalarnya api sedang.
B. Kelompok II
Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan
bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga
menjalarnya api sedang.
C. Kelompok III
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi dan menjalarnya api cepat.
3. Bahaya kebakaran berat
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat
cepat.
2.3 Alat Pemadaman Api Ringan (APAR)
Alat Pemadam Api Ringan (PER.04/MEN/1980) adalah perlatan yang di
rancang sebagai pertolongan pertama pada awal terjadinya kebakaran, Alat ini
memiliki berat maksimal 16 kg, dimaa alat ini aka mudah di layani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran.
Ada dua jenis utama alat pemadam kebakaran : yaitu bertekanan di dalam
dan dioperasikan oleh cartridge. Dalam unit bertekanan di dalam, gas
penyembur disimpan pada ruang yang sama dengan bahan pemadam
kebakaran tersebut. Tergantung pada bahan yang digunakan, jika berbeda
maka bahan pendorong yang digunakan juga berbeda. Pada alat pemadam
berisi bahan kimia kering, umumnya digunakan nitrogen; alat pemadam air
dan busa biasanya menggunakan udara. Alat pemadam api bertekanan di
dalam adalah jenis yang paling umum. Sedangkan jenis Alat pemadam yang
dioperasikan cartridge gas penyembur berisi dalam cartridge yang terpisah
yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar, mendorong bahan
pemadam.
Gambar 2.1 APAR dry chemical type catridge

1. Jenis- jenis APAR tersebut adalah :


A. APAR jenis Air (Water Fire Extinguisher)
Efektif untuk jenis api kelas A: Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik, dll.
Air merupakan salah satu bahan pemadam api yang paling berguna
sekaligus ekonomis. Semua pemadam api berbahan air produksi
memiliki aplikasi tipe jet yang mampu menghasilkan arus yg
terkonsentrasi sehingga membuat operator mampu melawan api dari
jarak yang lebih jauh dari pada Nozzle semprot biasa.
B. APAR jenis Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)
Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik,
dll.), kelas B (Bensin, Gas, Oil, Cat, Solvents, Methanol, Propane, dll)
dan kelas C (Komputer, Panel Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll.).
Alat Pemadam Api Ringan berbahan bubuk kering, sangat
serbaguna untuk melawan api Kelas A, B & C, serta cocok untuk
mengatasi resiko tinggi. Selain berguna dalam mengatasi bahaya listrik,
cairan mudah terbakar dan gas, bubuk juga efektif untuk kebakaran
kendaraan.
C. APAR jenis Busa (Foam Liquid AFFF)
Alat Pemadam Api Ringan berbahan busa, cocok untuk melawan
api Kelas A & B. Alat pemadam berbahan busa memiliki kemampuan
untuk mengurangi resiko menyalanya kembali api setelah pemadaman.
Setelah api dipadamkan, busa secara efektif menghilangkan uap
bersamaan dengan pendinginan api.
D. APAR jenis CO2 (Carbon Dioxide)
Alat pemadam api berbahan CO2 sangat cocok untuk peralatan ber-
listrik dan api Kelas B. Kemudian kemampuan tingginya yang tidak
merusak serta efektif dan bersih yang sangat dikenal luas. CO2
memiliki sifat non-konduktif dan anti statis. Karena gas ini tidak
berbahaya untuk peralatan dan bahan yang halus, sangat ideal untuk
lingkungan kantor yang modern, dimana minyak, solvent dan lilin
sering digunakan.
E. APAR jenis Hallon (Thermatic Halotron)
Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik,
dll.) dan C (Komputer, Panel Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll ).
Alat Pemadam Api Otomatis yang berisi Clean Agent Halotron I.
Alat pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis ini menggunakan gas
pendorong Argon, dan alat pengukur tekanan dipasang di Alat
pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis. Kapasitas unit 2 kg dan 5kg
difungsikan otomatis oleh sensitifitas panas dengan kepala sprinkler
dan lengkap dengan tekanan. Alat pemadam Api Ringan (APAR)
Otomatis ini memerlukan pemeliharaan minimum 1 tahun dan
Thermatic Halotron I ini juga bergaransi 1 tahun. Menjadi
agent/media isi yang paling bersih, tidak meninggalkan residu setelah
digunakan. Aman jika terhirup manusia dan juga ramah lingkungan.
Thermatic Halotron I ini desain sebagai pengganti gas Halon dan
tidak mengandung CFC.
Gambar 2.2 Jenis-jenis APAR
2. Bagian-bagian APAR :
A. Tabung (Tube)
Tabung (Tube) yang dipakai terbuat dari bahan berkualitas tinggi
baja paduan. mereka banyak diterapkan dalam kimia, metalurgi,
mekanik. Sehingga tahan terhadap bahan kimia serta tahan terhadap
tekanan yang terukur. Tabung berbentuk seamless yaitu tabung yang
dibuat tanpa adanya las.
B. Katub (Valve) : berfungsi untuk menutup dan membuka aliran media
(isi) yang berada di dalam tabung.
C. Handle : Berfungsi sebagai pegangan untuk menekan serta membantu
valve dalam melakukan fungsinya.
D. Tekanan (Pressure) : berfungsi untuk menunjukkan tekanan N2 dalam
tabung.
E. Hose : berfungsi sebagai selang penghantar media.
F. Nozzle : berfungsi sebagai pegangan untuk mengarahkan media pada
sumber api.
G. Sabuk tabung : berfungsi sebagai dudukan selang pada tabung.
H. Pin pengaman : berfungsi sebagai pengaman tabung.
I. Bracket/hanger : berfungsi sebagai gantungan APAR.
Gambar 2.3 Bagian-bagian APAR

3. Cara penggunaan APAR dapat dilihat pada penjelasan berikut ini :


A. Ambil APAR dari tempatnya
B. Bebaskan selang dari jepitannya
C. Cabut pin pengaman
D. Pegang nozzle dengan tangan kiri arahkan keatas
E. Tekan katup/handle (untuk tes alat)
F. Ambil jarak ideal 4 meter dibelakang arah angin
G. Arahkan nozzle ke sumber api
H. Sapukan dimulai dari api yang terkecil

*Buka kunci pengaman

*Tekan (remas) genggaman


*Ambil jarak & sudut ideal

*Arahkan ke sumber api & sapu secara perlahan

Gambar 2.4 Jenis APAR sesuai ukurannya


4. Pemgujian APAR
Hydrotest Alat Pemadam Api Dilakukan Sesuai Dengan Ketentuan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No : PER
01/MEN/1982 Tentang Bejana Bertekanan, Untuk menjaga keselamatan
para pekerja, diwajibkan melakukan pengetesan bejana bertekanan sekali
dalam setiap lima tahun. Alat pemadam api termasuk dalam katagori
bejana bertekanan yang sangat rentan terhadap resiko kebocoran.
kebocoran tabung alat pemadam api biasanya disebabkan oleh penempatan
yang tidak benar. Terjatuh, termakan Usia Dan sebagainya.proses
hydrotest Alat Pemadam Api dilakukan dengan mengeluarkan seluruh isi
media alat pemadam api, apapun media yang terkandung di dalam tabung.
Pengecekan fisik tabung merupakan langkah awal, jika terdeteksi tabung
alat pemadam api terindikasi korusif lebih baik tidak dilakukan test
tekanan. masukkan air kedalam tabung atau menggunakan media non
compressable lainya, hal ini dilakukan untuk menghindari resiko
kegagalan yang terjadi ( tabung pecah ) pada saat pengetesan,
mengacu NFPA 10 ( 8 ) Bab 5. Pemeriksaan hydrostatic dilakukan secara
internal dan eksternal dan membutuhkan keahlian dan peralatan khusus,
disarankan pengetesan dilakukan oleh perusahaan yang berkompeten dan
teknisi yang professional. Ketahui tekanan kerja tabung yang akan anda
tes, lakukan tes tekanan dengan tekanan 2,5 kali tekanan kerja. mengacu
berdasarkan media dan berapa lama masa pengetesan hydrotest ideal
dilakukan, Untuk media tabung pemadam api yang bersifat gas basah
minimal 5 tahun sekali dan untuk media yang bersifat kering
minimal pengetesan hydrotest alat pemadam api 12 tahun.
5. Cara pemilihan APAR
A. Sebaiknya memilih APAR yang memiliki penunjuk pressure tekanan
dalam tabung, sehingga dapat dilihat masih fungsi atau tidaknya
tabung pemadam api tersebut.
B. Memilih tabung seamless (Tanpa Las), sehingga mengurangi bahaya
kebocoran pada tabung pemadam api.
C. Telah diuji kelayakannya oleh dinas PMK laboratories.
D. Sebaiknya memilih atau membeli tabung pemadam api yang
bergaransi
6. Penempatan APAR berdasarkan NFPA 10 tahun 1998
Berdasrkan NFPA 10 tahun 1998 dijelaskan mengenai penempatan
APAR dimana penempatan ini tergantung dari kelas kebakaran dan luas
area bangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penempatan APAR
berdarakan kelas kebakaran
Rating APAR Bahaya rendah Bahaya sedang Bahaya tinggi
(ft2) (ft2) (ft2)
1A - - -

2A 6000 3000 -

3A 9000 4500 -

4A 11250 6000 4000

6A 11250 9000 6000

10A 11250 11250 10000

20A 11250 11250 11250

30A 11250 11250 11250

40A 11250 11250 11250

(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)

Keterangan :
-1 ft2 = 0,0929 m2
-Travel distance untuk kelas A,C dan D = 22,7 m
1) Kelas A
Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran


Klasifikasi Rating Luas
Jarak Max.JangkauanAPAR (ft2)
APAR APAR Bangunan

Rendah 2A 75 11250
Sedang 2A 75 11250
Tinggi 4A 75 11250

2) Kelas B
Jarak minimum penempatan dilihat pada Tebel berikut :

Tabel 2.3 Penempatan APAR (bahaya kebakaran kelas B)

Klasifikasi Rating Jarak Max. Jangkauan


Bahaya APAR APAR

(ft) (m)

5B 30 9.15
Rendah
10 B 50 15.25

10 B 30 9.15
Sedang
20 B 50 15.25

40 B 30 9.15
Tinggi
80 B 50 15.25

(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)

3) Kelas C dan D
Jarak penempatan APAR untuk kelas C dan kelas D
sama dengan jarak penempatan kelas A dan kelas B

7. Tanda tempat penempatan APAR


A. Pada dinding

Segitiga sama sisi warna merah


Ukuran sisi 35 cm
Tinggi tanda pada 7,5 Cm warna merah
Ruang tulisan tinggi 3 Cm warna merah

B. Pada tiang berbentuk kotak, tanda pemasangan diberi tanda merah

C. Pada tiang berbentuk bulat, tanda pemasangan diberi tanda merah

8. Persyaratan teknis APAR


Untuk semua jenis APAR yang biasanya dikemas dalam tabung harus
memenhui syarat :
A. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )
B. Dilengkapi dengan etiket cara cara penggunaan yang memuat urutan
singkat dan jelas tetang cara penggunaannya
C. Segel harus dalam keadaan baik
D. Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi
(cartridge )
E. Slang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggi
F. Bagi APAR yang jenis Busa tabung dalam tidak bocor serta lubang
pengeluaran (neszel) harus tidak tersumbat baik.
G. Bahan baku pemadam harus selalu dalam keadaan baik
H. Tutup lubang harus baik dan tertutup rapat
I. Isi tabung gas sesuai dg tekanan yang dipergunakan
J. Belum lewat batas masa berlakunya
K. Warna tabung harus mudah dilihat.
10. Pemasangan dan penempata harus memenuhi syarat :
A. Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat, diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
B. Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan
kebakaran
C. Setiap APAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan
sengkang atau dalam lemari kaca
D. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan lantai
E. Tidak boleh dipasang didalam ruangan yang mempunyai suhu lebih
dari 49o C
F. Penempatan APAR didasarkan pada kemampuan jangkauan sera jenis
bangunannya.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
1. Tong tempat pembakaran
2. APAR
3.2 Diagram alir
1. Dry Powder Extinguisher dan Carbon Dioxide (CO2) Extinguisher

Mengambil APAR
dari tempatnya

berdiri pada jarak 2-2,5


M dari api

Menarik Pin/Putus segel


pengman pada pin
operating lever

Mencoba kehandalan APAR


sebelum diarahkan ke sasaran .
setelah itu Arah kebawah/dasar
api

Menyemprotkan dari sisi kesisi/


mengibaskan media pemadam api pada
dasar nyala api
2. APAB CO2

Letakkan APAB sekitar 50 meter


dari lokasi kebakaran ( sebaiknya
anda tidak berada terlalu dekat
dengan api )

Letakkan APAB
dalam posisi tegak

Tarik pin pengaman yang


umumnya berbentuk T,
untuk membuka catridge

Bentangkan selang penyemprot dan


tuas pegangan/ katup untuk
menyemprotkan medium pemadam
kebakaran ke arah api
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN ANALISA

4.1 Hasil Praktikum


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh
berbagai macam data yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Spesifikasi APAR


Jenis APAR CO2
Berat APAR 45 Kg
Kondisi APAR Ya Tidak
Tersegel V -
Berisi/Terdapat Tekanan V -
Valve Berfungsi dengan Baik V

Cara Pemadaman Ya Tidak


Melakuakan Pemeriksaan V -
APAR
Membuka Segel V -
Memposisikan Badan dengan V -
Posisi Kuda-Kuda dengan
Jarak yang Benar
Memegang Nozzle yang V -
Bersekat

Mengarahkan Nozzle ke Atas - V


Memutar Valve V -
Mengarahkan Nozzle ke V -
Sumber Api bukan Lidah Api
Mengibaskan nozzle kea rah V -
kiri dan kanan
Searah Angin V -
Api Padam - V
(Sumber: hasil Praktikum SPPK 22 Maret 2017)

Pada praktikum pemadaman api menggunakan APAR media api yang


digunakan adalah tong, dengan bahan bakar solar. Penyebab api tidak
padam, kendala saat praktikum, serta penggunaan APAR yang benar akan
dijelaskan pada analisa praktikum.
a

Gambar 4.1 Label spesifikasi pada APAR

Gambar 4.2 Label masa kadaluarsa pada APAR


4.2 Analisis Hasil Praktikum
Praktikum pemadam api yang telah dilakukan menggunakan alat pemadam
api ringan dengan jenis pemadam adalah karbon diosida atau CO2 jenis
APAR ini cocok digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan sumber
kebakaran berupa peralatan listrik, dan kebakaran kelas B yaitu solar, metana
dan ammonia. Pada praktikum yang telah dilakukan kami menggunakan solar
sebagai bahan bakar sehingga APAR jenis ini cocok untuk digunakan.
APAR yang digunakan adalahAPAR dengan berat 45 kg tidak
menggunakan APAR dengan berat 12 kg yang dapat dibawa dengan ringan
dan yang biasanya tersedia pada dinding-dinding gedung, hal ini disebabkan
oleh keterbatasanjumlah APAR berukura 12 kg yang mampu berfungsi,
sehingga digunakan APAR berukuran 45 kg, pada dasarny untuk penggunaan
atau cara pemakaian adalah sama hanya saja APAR dengan berat 12 kg
mampu di bawa seorang diri dan cara penyemprotan dengan menekan
genggaman sedangkan untuk APAR berukuran 45 kg membutuhkan bantuan
orang lain untuk memutar valve.
Adapun cara menggunakan dan memadamkan api dengan APAR dengan
berat 45 kg dengan jeniAPAR adalah CO2 adalah :
1. Memeriksa Kelayakan APAR
Pemeriksaan harus dilakukan untuk mengetahui volume isi APAR,
sehingga pemadaman dapat berjalan dengan lacar, pemeriksaan juga
terkait dengan pemeriksaan tekanan, kelayakan nozzle, serta tanggal
kadaluarsa APAR
2. Menarik pin pengaman atau segel
Agar dapat dioperasikan maka pin atau segel yang ada harus diambil

Gambar 4.3 Menarik pin pengaman


3. Berdiri dengan posisi kuda-kuda dengan jarak yang benar
Berdiri dengan memposisikan kaki kuda-kuda agar apabila terjadi hal
yang tidak di inginkan pemadam mampu lari dengan cepat, lalu
memasytikan jarak dengan api tidak terlalun jauh da tidak terlalu dekat
karena apabila terlalu dekat api mampu menyambar dan apabila terlalu
jauh maka APAR tidak mampu menjangkau api.
4. Memegang nozzle yang bersekat
Memegang nozzle pada area yang bersekat agar tangan tidak terluka
karena suhu dingin dari CO2.
5. Mengarahkan nozzle ke Arah Atas
nozzle diarahkan ke atas untuk memastikan saat valve diputar CO2 tidak
berhamburan kearah yang tidak menentu.
6. Membuka valve
Secara perlahan valve dibuka agar CO2 keluar, pembukaan valve untuk
APAR 45 kg ini dilakukan oleh orang lain sehingga dalam pengoperasian
APAR 45 kg membutuhkan 2 orang operator, yaitu operator
pembuka/menutup valve dan pemegang nozzle sebagai pemadam api.
7. Mengarahkan nozzle ke Sumber Api Bukan Lidah Api
Nozzle yang telah mengeluarkan gas CO2 diarahkan pada sumber api
bukan lidah api, dikarenakan apabila tidak diarahakan pada sumber api
tidak akan mati.

Gambar 4.4 Penyemprotan ke sumber api


8. Menggerakkan nozzle mengibas api ke kanan dan ke kiri
Nozzle selain diarahkan ke sumber api juga di gerakkan mengibas ke
kanan dan ke kiri agar mampu memadamkan api secara efektif.

Gambar 4.5 mengarahkan ke kiri dan kanan


9. Searah angin
Pemadaman harus dilakukan dengan mengikuti arah angin agar api tidak
balik melawan dan melukai si pemadam saat melakukan pemadaman api.

Pada saat praktikum nozzle tidak diarahkan ke atas terlebih dahulu


dikarenakan CO2 sudah dipastikan mampu keluar, hal ini disebabkan
praktikan melakukan praktikum setelah praktikan lain yang telah
membuktikan bahwa CO2 mampu keluar.

Pada saat pemadaman dilakukan api tidak padam dikarenakan pemadaman


hanya dilakukan sebentar saja tidak ada 2 menit sehingga api tidak mampu
padam meskipun langkah-langkah pemadaman yang dilakukan sudah benar.
Pemadaman harus dilakukan dengan berhati-hati dan tidak dilakukan
dengan bercanda, karena api bukanlah hal yang dapat digunakan untuk
sebuah permainan, dan saat praktikan melakukan pemadaman praktikan
diharapkan fokus terhadap prosedur dan tidak bercanda.
Hal lain yang perlu untuk diperhatikan saat pemadaman adalah praktikan
diharuskan untuk menggunakan APD atau Alat Pelindung Diri yang lengkap (
safety shoes, baju bengkel, mask, safety helmet ) sehingga tidak akan terjadi
hal yang tidak di inginkan, selain itu praktikan juga harus mematuhi prosedur
pemadaman dengan benar. Berikut ini akan ditampilkan dokumentasi
pemadaman api dengan APAR yang mampu dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.6 Tabung APAR 45 kg

Simulasi Pemadaman Api Ringan (APAR) KELOMPOK 3 Bisa di lihat di


link :
https://youtu.be/gvHF3vuRreU
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemadaman api dengan menggunakan APAR berjenis CO2 cocok
untuk memadamkan api yang disebabkan oleh arus listrik, ammonia,
metana, atau solar
2. Pemadaman api menggunakan APAR harus memperhatikan prosedur
pemadaman yang benar sesuai dengan langkah-langkah pemadaman
menggunakan APAR sesuai dengan jenis masing-masing.
3. Arah angin, posisi badan, cara penyemprotan dengan APAR harus
diperhatikan dengan benar agar api dapat dipadamkan
4. Pemadaman dengan CO2 akan menghalangi reaksi api dengan oksigen.

5.2 Saran
1. Malakukan pemadaman secara berhati- hati di karenakan api agar tidak
terjadi hal yang tidak di inginkan
2. Tidak bercanda saat melakukan praktikum
3. Melakukan pemadaman sesuai prosedur pemadaman yang benar
4. Memperhatikan intruksi dosen saat praktikum
5. Memakai APD pada saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Kendhin x template (2014),Jenis dan cara Penggunaan APAR


[online],(http://www.kendhinx-template.blogspot.com, diakses 10
Maret 2017)

Supadio (2012), Pengenalan Bahan Pemadam Kebakaran


,[online],(http://www.SupadionoInternasionalAirportPontianakRF
FS.htm, diakses 10 Maret 2017)

Robert Sugihardjo(2010),Fire,[online], (http://www.blogspot.com, diakses 12


Maret 2017)
Wahyudi, S (1998), Pencegaha dan Penaggulanga Bahaya Kebakaran,
Petrokimia Gresik.
Wahyudi, S (1998), Alat Pemadam Api Ringan Ptrokimia Gresik.

Anda mungkin juga menyukai