Anda di halaman 1dari 4

ANALISA FOSIL MOLUSKA UNTUK MENGINDENTIFIKASI

FASE SISTEM TRACT DI SUNGAI KALISIWUNGU,


KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG.

Immanuel Pangaribuan1
21100112140070
1
Program studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Pangaribuan_Immanuel@yahoo.com

ABSTRACT
Molusc is invertebrate which is have wide distributing with variations. Besides, it have short life,
so can be index fossil. This phylum life in early cambrium age and can live in environment variety. They
have high adapt that can be prove with some species can live in tree, hill or grass field. The size of this
phylum about mms to 25 m. in this observe, we have 3 section that show position of molusc, specially
pelecypod species. System tract have 3 system
Keyword: molusc, system tract, interpretation phase system tract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk


PENDAHULUAN mengetahui proses sedimentasi pada sungai
Granulometri atau analisa besar butir adalah salah kaligarang meliputi tingkat erosi dan abrasi,
satu dari sekian banyak metoda yang sering transportasi, serta tingkat resistensi mineral dan
dipakai untuk menganalisa batuan sedimen interpretasi provenans (batuan asal)
klastik. Dalam granulometri lebih mengutamakan
bagaimana sebaran butiran batuan sedimen klastik STRATIGRAFI KOTA SEMARANG
tersebut. Metoda metoda perhitungan secara
statistik sering pula banyak dipakai, hal ini Geologi Kota Semarang berdasarkan Peta Geologi
sebernarnya hanya untuk mengetahui apakah Lembar Magelang - Semarang (RE. Thaden, dkk;
dengan metoda statistik tersebut kita dapat melihat 1996), susunan stratigrafinya adalah sebagai
adanya bentuk kurva yang sangat khas atau proses berikut :
tertentu. Friedman (1979), mengatakan analisa 1. Aluvium
besar butir dapat dipakai untuk mengetahui proses Merupakan endapan aluvium pantai, sungai
proses selama sedimentasi dan dapat dipakai dan danau. Endapan pantai litologinya terdiri dari
untuk menginterpretasi lingkungan pengendapan lempung, lanau dan pasir dan campuran
dan bahkan analisa besar butir sama pentingnya diantaranya mencapai ketebalan 50 m atau lebih.
dengan metode metode yang lain. Endapan sungai dan danau terdiri dari kerikil,
kerakal, pasir dan lanau dengan tebal 1 - 3 m.
Mineral berat (heavy mineral) merupakan mineral Bongkah tersusun andesit, batu lempung dan
yang memiliki berat jenis lebih besar dari 2,58. sedikit batu pasir.
mineral berat merupakan mineral tambahan yang
konsentrasinya kurang dari 1%. Meskipun kecil 2. Batuan Gunung api Gajah Mungkur
jumlahnya, mineral berat sangat berperan untuk Batuannya berupa lava andesit, berwarna
studi provenans, selain itu sejarah transportasi, abu-abu kehitaman, berbutir halus, holokristalin,
pelapukan sedimen serta studi korelasi dan komposisi terdiri dari felspar, hornblende dan
paleogeografi juga memanfaatkan mineral berat. augit, bersifat keras dan kompak. Setempat
Bentuk fisik dari mineral berat mencerminkan memperlihatkan struktur kekar berlembar
tingkat intensitas abrasinya. (sheeting joint).
kekuningan, halus - sedang, porositas sedang,
3. Batuan Gunungapi Kaligesik (Qpk) agak keras.
Batuan Gunung api Kaligesik berupa lava
basalt, berwarna abu-abu kehitaman, halus, 7. Formasi Kalibeng
komposisi mineral terdiri dari felspar, olivin dan Batuannya terdiri dari napal, batupasir tufaan
augit, sangat keras. dan batu gamping. Napal berwarna abu-abu
kehijauan hingga kehitaman, komposisi terdiri
4. Formasi Jongkong dari mineral lempung dan semen karbonat,
Breksi andesit hornblende augit dan aliran porositas rendah hingga kedap air, agak keras
lava, sebelumnya disebut batuan gunungapi dalam keadaan kering dan mudah hancur dalam
Ungaran Lama. Breksi andesit berwarna coklat keadaan basah. Pada napal ini setempat
kehitaman, komponen berukuran 1 - 50 cm, mengandung karbon (bahan organik). Batupasir
menyudut - membundar tanggung dengan masa tufaan kuning kehitaman, halus - kasar, porositas
dasar tufaan, posositas sedang, kompak dan sedang, agak keras, Batu gamping merupakan
keras. Aliran lava berwarna abu-abu tua, berbutir lensa dalam napal, berwarna putih kelabu, keras
halus, setempat memperlihatkan struktur vesikuler dan kompak.
(berongga). 8. Formasi Kerek
Perselingan batu lempung, napal, batu pasir
5. Formasi Damar tufaan, konglomerat, breksi volkanik dan batu
Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan, gamping. Batu lempung kelabu muda - tua,
konglomerat, dan breksi volkanik. Batu pasir gampingan, sebagian bersisipan dengan batu lanau
tufaan berwarna kuning kecoklatan berbutir halus atau batu pasir, mengandung fosil foram, moluska
- kasar, komposisi terdiri dari mineral mafik, dan koral-koral koloni. Lapisan tipis konglomerat
felspar, dan kuarsa dengan masa dasar tufaan, terdapat dalam batu lempung di K. Kripik dan di
porositas sedang, keras. Konglomerat berwarna dalam batupasir. Batu gamping umumnya
kuning kecoklatan hingga kehitaman, komponen berlapis, kristallin dan pasiran, mempunyai
terdiri dari andesit, basalt, batuapung, berukuran ketebalan total lebih dari 400 m.
0,5 - 5 cm, membundar tanggung hingga
membundar baik, agak rapuh. Breksi volkanik
mungkin diendapkan sebagai lahar, berwarna abu- METODOLOGI
abu kehitaman, komponen terdiri dari andesit dan
basalt, berukuran 1 - 20 cm, menyudut - Sampel data diambil dari salah satu bagian sungai
membundar tanggung, agak keras. kaligarang yang mempunyai arus tidak bercabang
secara merata pada sungai meliputi 3 kg pasir
6. Formasi Kaligetas (berat basah) dan 20 kerikil. Sampel yang
Batuannya terdiri dari breksi dan lahar digunakan untuk analisa butir seberat 1 kg setelah
dengan sisipan lava dan tuf halus sampai kasar, sampel basah dikeringkan. Selain itu juga
setempat di bagian bawahnya ditemukan batu dilakukan pengukuran arus sungai dengan
lempung mengandung moluska dan batu pasir menggunakan mentimun sebagai objek yang
tufaan. Breksi dan lahar berwarna coklat bergerak pada lintasan dengan jarak 11m.
kehitaman, dengan komponen berupa andesit, Untuk melakukan analisa butiran sedimen
basalt, batuapung dengan masa dasar tufa, dilakuakan pengayakan. Pada butiran sedimen
komponen umumnya menyudut - menyudut ukuran pasir kasar dilakuakn pengamatan mineral
tanggung, porositas sedang hingga tinggi, breksi berat dengan menggunakan mikroskop binokuler.
bersifat keras dan kompak, sedangkan lahar agak
rapuh. Lava berwarna hitam kelabu, keras dan HASIL DAN DISKUSI
kompak. Tufa berwarna kuning keputihan, halus -
kasar, porositas tinggi, getas. Batu lempung, Dari pengujian dan analisa di lab, diperoleh data
berwarna hijau, porositas rendah, agak keras kecepatan tiap segmen sungai pada kedalaman
dalam keadaan kering dan mudah hancur dalam kurang lebih 45 cm
keadaan basah. Batu pasir tufaan, coklat v1 v2 V3
0.4484 24.5 0,4045 semakin menghalus (frekuensi terbanyak adalah
P1 3 3 61 material ukuran halus. Kecepatan arus tersebut
0.4238 25.9 0,3266 mengindikasikan letaknya yang semakin dekat
P2 92 5 53 dengan hulu dengan slope yang rendah sehingga
0.4394 25.0 0,3516 intensitas erosinya lebih cenderung secara lateral
P3 73 3 62 (meluas ke samping). Selain itu dengan arus yang
0.3601 30.5 0,2741 kecil dan lebih statis dapat mentrasport material
4 83 4 09 dengan ukuran yang hampir seragam yang
0.4589 23.9 0,3064 diperkuat oleh data sortasi (well sorted strongly).
P5 07 7 92 Meskipun sampel endapan yang ditemukan
Rata- 0.4261 26.0 0,3309 didominasi oleh ukuran pasir hingga lanau tetapi
rata 77 04 5 ada juga material ukuran kerakal hingga bongkah
dengan kelimpahan yang sedikit. Hal ini
Hasil analisa granulometri dicerminkan oleh data kurtosis yaitu extremely
lepto kurtic
Sortas 0.42956189
(so=sd) 6 Untuk membahas provenans, diperlukan beberapa
aspek seperti litologi sekitar (ek situ dan in situ)
Well Sorted stratrigrafi regional dan proses-proses geologi
Strongly lainnya. Pada pembahasan ini memakai aspek
4.013160 Fine litologi sekitarnya yang didominasi oleh batuan
skewness (sk) 626 Skewed andesit yang bersumber dari gunung Ungaran.
Batuan andesit didominasi oleh mineral plagioklas
kuarsa dan sedikit basa.
Extremly
Provenans dari material sedimen di sungai
21.53057 lepto
kaligarang berdasarkan kelimpahan mineral
61 kurtic
beratnya mengindikasikan bahwa mineral basa
Kurtosis lebih dominan, sedangkan sumber terdekat berasal
dari batuan intermediate. Hal ini menandakan
bahwa mineral seperti ilmenit dan magnetit
Untuk data perolehan mineral berat pada 300 termasuk mineral resisten bila dibandingkan
sampel butiran sedimen dengan komposisi mineral lainnya pada sampel.
Mineral Berat faktor inilah yang menjadikan mineral basa
tersebut tetap bertahan dalam jumlah banyak
n nama frekuens presenta secara akumulasi terhadap proses abrasi dan erosi
o mineral i se yang terjadi pada litologi sekitar sungai
1 Illmenit 115 38.33
2 Hematit 32 10.67 KESIMPULAN
3 Andalusit 35 11.67
4 Magnetit 118 39.33 Tingkat erosi pada sungai kaligarang ini tergolong
Jumlah 300 100 rendah dan cenderung lateral dengan ukuran
material yang tertrasnport dominan menghalus.
Provenansnya bersal dari batu andesit produk
Dari data lab diatas maka dapat dibahas proses gunung Ungaran dengan komposisi terbanyak
sedimentasi pada sungai kaligarang, yaitu dari mineral berat golongan basa akibat factor resisten
aspek tingkat abrasi, transportasi sekaligus
provenans. Berdasarkan rata-rata data kecepatan REFERENSI
sungai dapat dinterpretasikan bahwa arus yang
membawa material sedimen beupa ukuran pasir Asisten praktikum Sedimentologi Stratigrafi.
hingga lempung. Hal ini diperkuat dengan data 2013. Panduan Praktikum Sedimentologi
skewness dimana distribusi endapannya cenderung
Stratigrafi. Semarang : Teknik Geologi
FT UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai