Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AUDITOR

Laporan audit merupakan alat formal auditor untuk mengkomunikasikan suatu kesimpulan
yang diperoleh mengenai laporan keuangan yang telah diaudit kepada pihak yang
berkepentingan. Auditor harus memenuhi keempat standar pelaporan di dalam membuat dan
mengeluarkan laporan audit.
A. Jenis-Jenis Laporan Auditor
1. Laporan Audit Bentuk Baku
Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan ini dirancang untuk memisahkan secara jelas antara tanggung jawab manajemen
dengan auditor. Perubahan yang dapat dilihat pada laporan audit bentuk baku dibanding
laporan audit yang lama :
a) Penambahan paragraph pengantar, dapat terlihat secara jelas perbedaan tanggung jawab
manajemen dengan laporan keuangannya dengan tanggung jawab auditor dengan
pendapatnya atas laporan keuangan yang telah diauditnya.
b) Pengakuan eksplisit bahwa audit member keyakinan dalam konteks materialitas.
c) Ditambahnya penjelasan ringkas mengenai audit.
d) Penyebutan konsistensi dalam laporan audit, dilakukan apabila prinsip akuntansi
berterima umum tidak secara konsisten dilakukan.
e) Pengubahan cara pelaporan suatu ketidakpastian mengenai material.

Unsur pokok laporan audit bentuk baku :


1. Judul laporan yang berbunyi Laporan Auditor.
2. Pihak kepada siapa laporan audit ditujukan.
3. Paragraph pengantar, menyangkut pernyataan yang menyangkut apa saja yang telah
diaudit dan pernyataan mengenai perbedaan tanggung jawab auditor dan manajemen.
4. Paragraph lingkup audit, menyangkut pernyataan auditor melaksanakan audit sesuai
standar auditing yang telah ditetapkan dan pernyataan rencana auditor untuk
melakukan audit agar tidak terjadi salah saji material. Pernyataan yang telah auditor
laksanakan mengenai pemeriksaan bukti-bukti mendukung diungkapkan berdasar

1
pengujian, penilaian prinsip akuntansi yang digunakan manajemen, penilaian
penyajian laporan keuangan keseluruhan. Pernyataan yakin dari auditor bahwa audit
yang dilaksanakan memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.
5. Paragraph pendapat, pernyataan mengenai laporan keuangan yang disebut dalam
paragraph lingkup audit disajikan secara wajar.
6. Tanda tangan, nama, dan nomor register Negara auditor.
7. Tanggal diselesaikannya pekerjaan audit.

Laporan audit baku diberikan dalam kondisi :


1) Semua laporan sudah dimasukkan dalam laporan keuangan.
2) Semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan telah dilaksanakan dengan bukti
yang cukup.
3) Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima umum.

2. Laporan Audit Standar


Laporan standar merupakan laporan yang paling umum diterbitkan dan berisi pendapat
wajar tanpa pengecualian yang menetapkan semua asersi manajemen atas pengendalian
internal wajar dalam material. Kesimpulan ini dapat diterapkan apabila auditor telah
memeriksa tidak ada kelemahan material dalam pengendalian internal atas pelaporan
keuangan. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerbitkan laporan audit ini, meliputi :
a. Standar auditing sudah terpenuhi dan auditor sudah berkedudukan independen.
b. Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
c. Pernyataan yang dimuat dalam laporan keuangan mudah dipahami. Tidak terdapat
ketidakpastian yang luar biasa mengenai perkembangan perusahaan pada periode
berikutnya.

3. Laporan Audit Keuangan


Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang sering dilakukan oleh auditor
independen karena dapat meningkatkan kepercayaan bagi pemakai laporan keuangan yang
dihasilkan perusahaan. Auditor melakukan audit ini atas permintaan akan jasa pengauditan
oleh para pengguna laporan keuangan, hal ini tentu saja akan menciptakan pasar bagi auditor

2
independen. Para pemakai laporan keuangan meminta para auditor melakukan audit atas
laporan mereka atas dasar :
1. Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara manajemen
sebagai pembuat laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan.
2. Keinginan para pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalam laporan
tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan terbukti
kewajarannya.
3. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan jasa auditor untuk memastikan kualitas
laporan keuangan yang bersangkutan apakah sudah relevan atau belum.
4. Karena keterbasan akses, para pemakai laporan keuangan mengandalkan kemampuan
auditor untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan menekan risiko
informasi.

Manfaat ekonomis audit laporan keuangan :


1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan
2. Meningkatkan efesiensi dan kejujuran
3. Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan
4. Mendorong efesiensi pasar modal

Keterbatasan audit laporan keuangan, meliputi :


1. Pembatasan biaya dan penarikan sampel akan membuat terbatasnya pengujian serta
ketidakakuratannya data pendukung yang menjadi sampel.
2. Keterbatasan waktu yang tidak memadai untuk auditor melakukan audit akan
memberikan keraguan bagi pemakai laporan keuangan terhadap keakuratan data
yang diaudit. Apabila auditor juga terlalu lama melakukan audit, maka akan
mempengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah
tanggal neraca dan akan berdampak pada laporan keuangan.

Tahapan audit laporan keuangan :

3
1. Auditor melakukan pertimbangan penerimaan tugas apabila auditor belum mengenal
klien.
2. Auditor membuat perencanaan audit untuk melakukan audit dan mengkoordinasikan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan audit.
3. Auditor mengadakan tes uji audit untuk mengumpulkan bukti mengenai efektivitas
pengendalian intern dan memberikan dasar bagi pemberian pernyataan mengenai
kewajaran laporan keuangan klien.
4. Auditor melaksanakan audit sesuai standar umum dan standar pekerjaan lapangan.
5. Auditor melaporkan hasil auditnya berdasarkan temuan yang dia temukan.

B. Persyaratan Masing-Masing Auditor


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kegiatan audit bertujuan untukmenilai layak dipercaya
atau tidaknya laporan pertanggung jawaban manajemen.Penilaian yang baik adalah yang
dilakukan secara obyektif oleh orang yang ahli (kompeten) dan cermat (due care) dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk menjamin obyektivitas penilaian, pelaku audit (auditor) baik
secara pribadi maupun institusi harus independen terhadap pihak yang diaudit (auditi), dan
untuk menjamin kompetensinya, seorang auditor harus memiliki keahlian dibidang auditing
dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidangyang diauditnya. Sedangkan
kecermatan dalam melaksanakan tugas ditunjukkan oleh perencanaan yang baik, pelaksanaan
kegiatan sesuai standar dan kode etik, supervisi yang diselenggarakan secara aktif terhadap
tenaga yang digunakan dalam penugasan, dan sebagainya (Anonim : 2011)
1. Kompetensi
Kompeten artinya auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai
pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.
a. Kompetensi seorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya seorang
auditor memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal atau pendidikan dan
latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman, lazimnya ditunjukkan
oleh lamanya yang bersangkutan berkarir di bidang audit atau intensitas/sering dan
bervariasinya melakukan audit. Jika auditor menugaskan orang yang kurang atau

4
belum berpengalaman, maka orang tersebut harus disupervisi(dibimbing) oleh
seniornya yang berpengalaman.
b. Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya juga ditunjukkan oleh latar
belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya.
c. Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang pendidikan
dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan keuangan dan standar
akuntansi yang berlaku. Demikian pula dengan auditor yang melakukan audit
operasional dan ketaatan, dia harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
kegiatan operasional yang diauditnya, baik cara melaksanakannya, maupun kriteria
yang digunakan untuk melakukan penilaian. Jika auditor kurang mampu atau tidak
memiliki kemampuan tersebut, maka dia (auditor) wajib menggunakan tenaga ahli
yang sesuai.
2. Independensi
Independen artinya bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang bertanggung
jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para pengguna laporan tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh subyektifitas para pihak yang tekait,
sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat diselenggarakan secara obyektif.
Independensi yang dimaksud meliputi independensi dalam kenyataan (infact) dan dalam
penampilan (in appearance). Independensi dalam kenyataan lebih cenderung ditunjukkan
oleh sikap mental yang tidak terpengaruh oleh pihak manapun. Sedangkan independensi
dalam penampilan ditunjukkan oleh keadaan tampak luar yang dapat mempengaruhi
pendapat orang lain terhadap independensi auditor.
Contoh penampilan yang dapat mempengaruhi pendapat orang terhadap independensi
auditor, apabila dia (auditor) sering tampak makan-makan atau belanja bersama-sama dengan
dan dibayari oleh auditinya. Walaupun pada hakekatnya (in fact) auditor tetap memelihara
independensinya, kedekatan dalam penampilan itu dapat merusak citra independensinya
dimata public. Independensi tidak hanya dari sisi kelembagaan. Tetapi juga dari sisi
pekerjaan. Misalnya suatu Kantor Akuntan Publik menjadi konsultan pada suatu perusahaan
atau membantu perusahaan menyusunkan laporan keuangannya. Terhadap perusahaan
tersebut, Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan tidak boleh memberikan jasa audit.

5
3. Kecermatan dalam melaksanakan tugas
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus menggunakan keahliannya dengan
cermat (due professional care), direncanakan dengan baik, menggunakan pendekatan
yang sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkanbukti yang cukup dan ditelaah
secara mendalam. Di samping itu, institusi audit harus melakukan pengendalian mutu
yang memadai; organisasinya ditata dengan baik, terhadap SDM yang digunakan
dilakukan pembinaan, diikut sertakan dalam pendididkan dan pelatihan yang
berkesinambungan, pelaksanaan kegiatannya disupervisi dengan baik, dan hasil
pekerjaannya di-review secara memadai. Kecermatan merupakan hal yang mutlak harus
diterapkan auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Karena hasil audit yang dilakukan akan
berpengaruh pada sikap orang yang akan menyandarkan keputusannya pada hasil
audityang dilakukannya. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan bahwa suatu
saat dia harus mempertanggungjawabkan hasil auditnya,termasuk apabila dia tidak dapat
menemukan kesalahan yang sebenarnya telah terjadi dalam laporan yang diauditnya,
namun tidak berhasil mengungkapkannya.

D. Kriteria Wajar Dalam Laporan Auditor


1. Laporan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Istilah unqualified disini bukan berarti tidak memenuhi syarat atau tidak qualified.
Arti unqualified disini adalah tanpa kualifikasi (qualification) atau tanpa reserve atau
tanpa keberatan-keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika
tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang
signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum
dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan
keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu
organisasi, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum Prinsip akuntansi
berlaku umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan
Perubahan penerapan prinsip akuntansi berlaku umum dari periode ke periode telah
cukup dijelaskan

6
Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum

2. Laporan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan


(Unqualified Opinion With Explanatory Language)
Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan.

3. Laporan Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)


Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan
oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang
pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor harus memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian, yaitu :
Lingkup audit dibatasi oleh klien
Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan
klien dan auditor
Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum
Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan tidak diterapakan secara konsisten

4. Laporan Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan arus kas perusahaan
klien. Auditor memeberikan pendapat tidak wajar jika tidak terdapat pembatasan bukti
audit. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar dengan pengecualian.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya,
sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten dalam jumlah cukup untuk mendukung
pendapatnya.
7
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Of Opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan auditor jika ia tidak berhasil
menyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan jika antara lain, terdapat banyak
pembatasan lingkup audit, hubungan yang tidak independen antara auditor dan klien.
Masing-masing kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat menyatakan
pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Haryono Jusup. (2001). Auditing (Pengauditan). STIE-YKPN. Yogyakarta.

http://kusumastuti.net/laporan-auditor/

http://ayunieblog.blogspot.co.id/2014/12/laporan-audit.html

http://magisterakutansi.blogspot.co.id/2013/02/laporan-audit.html

http://putubudiadnyani.blogspot.co.id/2013/04/memahami-laporan-audit.html

Anda mungkin juga menyukai