Anda di halaman 1dari 23

proposal penelitian

PROPOSAL PENELITIAN

A. Identitas Mahasiswa
Nama : xxxx.xxxxxxxx
No. Pokok / NIM : 07 10710 041
Jurusan : Pendidikan MIPA
Program Studi : Pendidikan Biologi
mah : Perumnas Tomalia, Kecamatan Turikale Kabupaten Maros.

B. Judul Proposal Penelitian


Proposal Penelitian ini berjudul Pengaruh Penggunaan Abu Sekam
terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai (Glycine Soya)

C. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dinegara kita, maka
sudah merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk segera menyusun strategi
penyediaan bahan pemenuh kebutuhan hajat hidup masyarakat.
Untuk menentukan jenis tanaman bahan pangan yang akan
dikembangkan, terlebih dahulu harus dipertimbangkan segi kandungan
gizinya, kemudahan untuk diusahakan dan sesuai dengan kondisi ekonomi
masyarakat umumnya. Dari alternatif pemilihan tanaman yang
memungkinkan untuk dikembangkan, tanaman kacang kedelai yang
merupakan salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang cukup memenuhi
persyaratan yang dipertimbangkan tersebut.
Bagi sebagian masyarakat, kacang kedelai sudah tidak asing lagi bagi
mereka. Hampir semua orang pasti sudah mengenal tanaman ini. Dalam
kehidupan sehari-hari kacang kedelai memang peranan yang penting kacang
kedelai sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kecap, tempe dan
tahu. Sering pula dicampur dalam masakan dan minuman.
Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan
sejak 3000 tahun yang lalu di Asia Timur. Ada dua jenis kedelai yang dikenal
di masyarakat yaitu kedelai putih dan kedelai hitam.
Kedelai putih diperkenalkan ke nusantara oleh pendatang dari cina
sejak maraknya perdagangan dengan tiongkok, sementara kedelai hitam
sudah lama dikenal oleh orang penduduk setempat.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati
dunia (Iswara,1985).
Menanam kacang kedelai dapat dilakukan oleh siapapun, baik laki-laki
maupun perempuan, tua maupun muda. Tanaman kacang kedelai dipandang
dari segi kesehatan banyak sekali manfaatnya.
Sekam merupakan bagian dari bulir padi-padian berupa lembaran yang
kering, bersisik dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam.
Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan.
Meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa
sekam.
Sekam merupakan salah satu pemanfaatan limbah pabrik dari
penggilingan padi yang sudah lama dikenal oleh masyarakat. Sebelum sekam
digunakan dalam campuran tanah sebagai pupuk sebaiknya sekam tersebut
diolah atau dibakar sehingga menjadi abu sekam.
Abu sekam dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko pertanian.
Namun tidak ada salahnya memproduksi sendiri abu sekam untuk keperluan
sendiri bahkan mungkin dapat menjualnya nanti.
Ada dua cara pembuatan abu sekam yaitu :
a. Pembuatan abu sekam dengan cara disangrai
b. Pembuatan abu sekam dengan cara dibakar dalam tong
c. Pembuatan abu alamiah yang berasal dari pabrik penggilingan padi yang
sudah digunakan
Abu sekam tersebut merupakan hasil pembakaran sekam padi (oriza
sativa L) yang dapat diperoleh dari limbah pabrik tempat penggilingan padi.
Dimana padi ini merupakan tanaman pertanian yang banyak terdapat di
Sulawesi Selatan dan hampir seluruh daerah di Indonesia.
Abu sekam memiliki fungsi mengikat logam berat. Selain itu Abu sekam
berfungsi untuk mengemburkan tanah sehingga bisa mempermudah akar
tanaman menyerap unsur hara didalamnya, sehingga masih perlu campuran
media lain dalam media tanaman tersebut bagus dicampur dengan pupuk
kompos.
Abu sekam yang berasal dari padi ini sangat kaya akan silica yang
dalam oksidanya dikenal dengan silica dioxide. Tujuan dari pemberian abu
sekam pada suatu tanaman agar pertumbuhan tanaman menjadi baik dan
normal.
Unsur C, H, dan O diudara cukup banyak sehingga orang jarang
mempermasalahkannya. Tetapi tidak demikian halnya dengan 13 unsur kimia
lainnya yang ada dalam tanah zat-zat itu akan habis bila tidak diganti.
Kekurangan zat hara dalam tanah akan menyebabkan tanaman menjadi
kurus, berpenyakit, tidak berbuah, dan tidak tumbuh dengan semestinya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa abu sekam dapat dipakai sebagai
campuran pakan, alas kandang, dicampur tanah sebagai pupuk, dibakar, atau
arangnya dijadikan media tanam. Abu sekam memiliki peranan penting
sebagai media tanam pengganti tanah. Abu sekam bersifat porous, ringan dan
tidak kotor, dan cukup dapat menahan air, penggunaan abu sekam cukup
meluas dalam budidaya tanaman hias maupun sayuran.
Oleh karena itu dalam penelitian ini dicoba untuk mencari alternatif
lain yang relatif lebih murah dan cukup handal. Salah satu diantaranya adalah
penggunaan abu sekam dalam bercocok tanam khususnya pada tanaman
kacang kedelai (Glycine), sebagai limbah yang cukup melimpah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian
mengenai Pengaruh Penggunaan Abu Sekam terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kacang Kedelai.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka permasalahan pokok dalam proposal penelitian ini adalah
Bagaimana pengaruh abu sekam terhadap pertumbuhan tanam kacang
kedelai (Glycine) pada beberapa konsentrasi perlakuan?.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah :
Mengetahui pengaruh abu sekam terhadap pertumbuhan tanaman kacang
kedelai pada beberapa konsentrasi perlakuan.

2. Manfaat Penelitian
a. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca maupun penelitian
tentang pemanfaatan limbah pabrik tempat penggilingan padi yakni abu
sekam sebagai media tanam.
b. Sebagai bahan informasi khususnya bagi para mahasiswa dan masyarakat
tentang pemanfaatan limbah pabrik tempat penggilingan padi sebagai bahan
yang dapat digunakan kembali.
c. Memberikan suatu metode alternatif baru dalam bercocok tanam khususnya
pada tanaman kacang kedelai.
F. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir
1. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Abu Sekam
Abu sekam adalah sekam padi yang dibakar yang berwarna hitam yang
dihasilkan dari pembakaran sekam yang tidak sempurna. (Zainuddin Dwi
Judho P, S.Hut, 2006).
b. Botani Kacang Kedelai (Glycine)
Berdasarkan sistem klasifikasi, tumbuhan, tanaman kacang kedelai
termasuk kelas Dycotyledoneae (berkeping dua). Klasifikasi tanaman kacang
kedelai menurut Adi Sarwanto (2005) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisoo : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosale
Family : Leguminosae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine Soya
Dari beberapa spesies, hanya ada 2 (dua) spesies yang umum
dibudidayakan yaitu kedelai putih dan kedelai hitam.
c. Kandaungan Gizi Kacang Kedelai
Kandungan gizi yang cukup tinggi pada kacang kedelai, berbeda
banyaknya untuk tiap jenis. Adapun kandungan nutrisi kacang kedelai per 100
gram dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Kandungan Gizi pada Tanaman Kacang Kedelai
No Kandungan Gizi Banyaknya
1 Kalori (kal) 286,00
2 Protein (g) 30,20
3 Lemak (g) 15,60
4 Karbohidrat (g) 30,10
5 Kalsium (mg) 196,00
6 Fosfor (mg) 506,00
7 Zat besi (mg) 6,90
8 Vitamin A (si) 95,00
9 Vitamin B1 (mg) 0,93
10 Vitamin C (mg) -
11 Air (g) 20,00
12 Bagian yang dapat dimakan (Bdd)% 100,00

Sumber : Ir. H. Rahmat Rukwana (1996)

d. Morfologi Tanaman Kacang Kedelai


Tanaman kacang kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak,
dan merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kacang kedelai
didukung oleh komponen utamanya, yaitu : akar, daun, batang, polong dan
biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.
1. Akar
Akar kacang kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat kedalam tanah,
sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke
permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat.
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang
dan akar serabut yang tumbuh dari akar tunggang. Selain sebagai penyerap
unsur hara dan penyangga tanaman, pada perakaran ini adalah merupakan
tempat terbentuknya bintil / nodul akar yang berfungsi sebagai pabrik alami
terfiksasinya nitrogen udara.
2. Batang dan Cabang
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe
determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang
tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat
tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate
dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun. Walaupun
tanaman sudah mulai berbunga. Hampir seluruh permukaan batang kacang
kedelai berbulu.
Cabang akan muncul dibatang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari
varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak
bercabang.
3. Daun
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik.
Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m 2.
Daun kacang kedelai mempunyai bulu yang berwarna cerah dan
jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025
mm. Kepadatan bulu bervariasi, tergantung varietas, tetapi biasanya antara 3-
20 buah/mm2.
4. Bunga
Tanaman kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai, mempunyai dua
stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif
mulai dari tanaman berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia
reproduktif mulai dari pembentukan bunga sampai pemasakan biji.
Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi
nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam,
antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas
kedelai.
Bunga tanaman kedelai termasuk bunga kupu-kupu yang berwarna ungu
atau kuning, dan tergantung pada varietasnya. (Ir. Ahmad Affandi, 1977).
5. Polong dan Biji
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah
munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Kecepatan
pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses
pembentukan bunga berhenti. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna
polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak. (Dr. T.
Adisarwanto, 2005).
Tanaman kacang kedelai bentuk bijinya bermacam-macam tetapi pada
umumnya berbentuk bulat telur yang terdiri dari embrio yang diselubungi
oleh kulit biji. Terdapat jaringan endosperma yang kecil dan hilum yang
mudah terlihat pada permukaan kulit biji. (Ir. Ahmad Affandi, 1977).

e. Ciri Varietas Kacang Kedelai Unggul


Bibit adalah semaian (calon tanaman) yang akan ditanam petani untuk
diambil hasilnya. Bibit kacang kedelai yang baik berasal dari varietas yang
unggul. Ciri kacang kedelai varietas unggul yaitu sebagai berikut :
1) Potensi hasil tinggi
2) Umur kurang dari 90 hari
3) Mutu bijinya baik (warna seragam)
4) Tahan penyakit karat daun dan penyakit-penyakit penting lain-lainnya
5) Tahan rebah
6) Tahan hama
f. Cara Memperoleh Varietas Unggul
Ada dua cara memperoleh varietas kacang kedelai unggul, yaitu dengan
mencari berbagai macam informasi yang dibutuhkan diberbagai tempat,
ataupun melakukan percobaan sendiri.
1) Mencari informasi
Petani kacang kedelai dapat memperoleh informasi tentang bercocok
tanam kacang kedelai dari berbagai sumber seperti pada petani kacang kedelai
teladan, balai benih, tokoh tani, dinas pertanian, TV, radio, surat kabar, dan
majalah pertanian.
2) Percobaan
Benih yang telah dipilih terlebih dahulu dicobakan pada lahan petani
sendiri. Apabila hasil percobaannya berhasil, benih tersebut dapat digunakan
sebagai bibit. Sebaiknya apabila hasil percobaan tersebut kurang berhasil,
jangan digunakan sebagai bibit.
g. Syarat tumbuh tanaman kacang kedelai
1) Tanah
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asalkan drainase
dan aerasi tanah cukup baik. Pada umumnya tanah-tanah yang cocok untuk
tanaman jagung, cocok pula untuk tanaman kacang kedelai. Pada tanah-tanah
aluvial, regosol, grumosol, latosol maupun andosol, kacang kedelai dapat
tumbuh dengan baik. Hanya pada tanah podsolik merah kuning dan tanah-
tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa pertumbuhannya kurang baik
(Ir. Ahmad Affandi, 1977).
pH tanah yang cocok dengan kacang kedelai adalah disekitar 5,8-7,0
tetapi pada pH 4,5 pun kacang kedelai masih dapat menghasilkan pemberian
kapur 2-4 ton/Ha pada tanah dengan pH dibawah 5,5. Pada umumnya dapat
menaikkan hasil.
2) Iklim
Pertumbuhan tanaman kacang kedelai juga dipengaruhi oleh iklim. Oleh
karena itu, petani perlu memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan
iklim seperti sinar matahari, curah hujan, serta suhu dan kelembapan.
h. Penanaman Kacang Kedelai
1) Waktu tanam
Pemilihan waktu bertanam yang tepat untuk masing-masing daerah
amat penting, karena berhubungan erat dengan tersedianya air untuk
pertumbuhan dan menghindarkan kebanjiran pada saat tanaman masih
muda.
Menurut Iswara (1985), untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal,
sebaiknya kacang kedelai ditanam pada bulan-bulan yang agak kering, tetapi
air tanah masih cukup tersedia. Air diperlukan dari sejak tumbuh sampai pada
periode pengisian polong. Kekeringan pada masa-masa berbunga dan masa-
masa pengisian polong akan menurunkan hasil. Tetapi tanah yang terlalu
becek, apalagi tergenang air, sangat tidak baik untuk pertumbuhan tanaman
kacang kedelai.
Waktu tanam yang tepat sangat berbeda untuk satu daerah dengan
daerah lain. Tetapi pada umumnya pada tanah tegalan yang drainasenya baik,
musim tanam yang sesuai adalah awal musim penghujan, sedang pada tanah
sawah, menjelang berakhirnya musim hujan.
2) Penggunaan benih yang bermutu baik
Sering terjadi tanaman kedelai yang dapat dipanen hanya disekitar
(50%) dari jumlah biji yang ditanam. Hal ini terutama disebabkan karena
banyak biji yang ditanam tidak tumbuh. Untuk memperoleh populasi
tanaman yang penuh, diperlukan benih yang bermutu baik mempunyai sifat
sebagai berikut :
1) Daya tumbuh lebih dari 90%
2) Kecepatan tumbuh baik
3) Murni
4) Sehat
5) Tidak tercampur dengan biji gulma/herba
6) Biji bernas, warna biji mengkilat tidak berkeriput, tidak terdapat luka bekas
gigitan serangga / ulat.
Benih kacang kedelai tidak mempunyai dormancy (waktu istirahat
setelah panen), sehingga makin baru benih makin baik, asalkan telah cukup
kering. Benih yang vigornya baik akan tumbuh merata empat hari setelah
tanam pada kelembaban tanah yang cukup (Iswara, 1985).
3) Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman
a. Pengolahan tanah
Dianjurkan untuk mengolah tanah terlebih dahulu sebelum bertanam
kacang kedelai. Tujuan pengolahan tanah antara lain adalah untuk mematikan
tumbuhan pengganggu/herba untuk memperoleh struktur tanah yang gembur
serta drainase dan serasi yang cukup baik. Cara pengolahan tanah dilakukan
dengan membajak atau mencangkul 1-2 kali, kemudian diratakan, sisa-sisa
gulma dibuang dari petakan. Jangka waktu pengolahan tanah dengan
penanaman diusahakan agak lama (3-4 minggu) untuk memperoleh struktur
tanah yang baik.
b. Penanaman
Supaya benih cepat tumbuh, maka pada saat tanam, tanah harus cukup
lembab. Penanaman dapat secara disebar atau ditugal. Tugal dapat dibuat dari
kayu, panjang + 150 cm dan garis tengah + 5 cm dengan dibagian ujungnya
diruncingkan sepanjang 4-5 cm.
c. Pemupukan
Pemberian pupuk N, P, dan K pada tanaman kacang kedelai pada
umumnya tidak menaikkan hasil. Pada tanah-tanah yang sangat kekurangan
unsur P, pemberian pupuk P sangat menaikkan hasil.
d. Pasca panen kacang kedelai
Mutu hasil tidak dapat diperbaiki akan tetapi dapat dipertahankan
mutu yang baik diperoleh jika pemanenan dilakukan pada tingkat kematangan
yang tetap (Iswara, 1985). Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam
menentukan saat yang tepat untuk panen sebagai berikut :
1. Panen bisa segera dilakukan, apabila daun-daun telah menguning dan polong
telah kering.
2. Panen yang terlalu awal menyebabkan biji mudah busuk, berkulit keriput dan
mudah ditumbuhi cendawan. Sebaliknya panen yang terlambat menyebabkan
polong pecah sehingga banyak biji terbuang.
3. Untuk varietas kedelai yang polongnya mekar dilapangan, harus dipanen
pada saat daun masih menempel pada tanaman.
e. Cara panen yang baik adalah dengan memotong batang dengan sabit bergigi
atau sabit tajam.
Pemanenan tidak dilakukan selama waktu hujan, tetapi sebaliknya
pemanenan dapat dilakukan pada waktu cerah atau ada sinar matahari
(Anonimous, 1991).
i. Media Tanam Abu Sekam
1. Pengertian media tanam
Penyiapan media merupakan kegiatan untuk menyediakan tempat
tumbuhnya tanaman. Tanaman kacang kedelai akan tumbuh subur apabila
ditanam pada media yang sesuai dengan medianya. Media tanam merupakan
tempat yang digunakan untuk tumbuh benih atau kecambah dan untuk berdiri
tegaknya tanaman hingga siap panen. Oleh karena itu, idealnya suatu media
tanam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Dapat dijadikan sebagai tempat berpijak tanaman
b. Memiliki kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur hara yang
dibutuhkan tanaman
c. Dapat mempertahankan kelembaban disekitar akar tanaman
d. Tidak mudah lapuk dan layu
2. Pengertian media tanam abu sekam
Tanaman kacang kedelai dapat ditanam diberbagai jenis media. Dalam
pertumbuhannya, tidak menuntut persyaratan media tanam yang khusus,
tetapi untuk pertumbuhan yang baik, memerlukan media tanam yang subur
dan gembur. Media tanam yang keadaannya gembur aerasinya baik, artinya
memiliki butiran-butiran media yang cukup dengan rongga udara baik
sehingga sirkulasi udara yang ada dalam media cukup lancar dan tanaman
yang tumbuh ditempat media tersebut akan subur. Sedangkan media yang
dalam keadaan subur artinya banyak mengandung unsur hara / zat-zat
makanan yang diperlukan tanaman untuk proses tumbuh dan berkembang.
Abu sekam adalah hasil pembakaran dari sekam (kulit padi) yang
berwarna hitam yang kemudian dijadikan media tanam. Media abu sekam
memiliki kelebihan antara lain mempunyai harga yang murah, bahannya
mudah diperoleh, sangat ringan, bersifat porous yang baik sehingga sirkulasi
udara tinggi, banyak mengandung pori-pori, kapasitas menahan air yang
tinggi, kebersihan media lebih terjamin, bebas dari kotoran.
3. Cara pembuatan abu sekam
Abu sekam biasanya didapat dari pembakaran sekam padi. Untuk
membuat abu sekam dibutuhkan sekam dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.
Pembakaran abu sekam sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Waktu
yang tepat untuk melakukan pembakaran pada saat udara cerah atau panas.
Pembakaran pada saat panas kobaran bara apinya lebih cepat merata
dibandingkan pada saat udara mendung.
Adapun cara membuat abu sekam dapat dilakukan dengan beberapa
tahapan, yaitu sebagai berikut :
a) Menyiapkan alat dan bahan
Untuk membuat abu sekam dibutuhkan beberapa peralatan dan bahan
antara lain tempat pembakaran berupa tong yang kosong, kertas, karung,
korek api dan sekam padi.
b) Cara membuat
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan abu sekam yaitu sebagai
berikut :
1) Pertama sediakan tempat pembakaran berupa tong yang kosong, lalu sesuai
dengan kebutuhan sekam ditumpuk pada tong tersebut.
2) Dengan menggunakan sobekan kertas kurang lebih 2 lembar, tumpukan
sekam dibakar pada tong tersebut.
3) Sekam padi yang sudah dibakar dibiarkan sekitar 2 jam hingga semua sekam
terbakar.
4) Abu sekam yang sudah dingin lalu dimasukkan kedalam wadah karung.
Media abu sekam sudah siap digunakan sebagai media tanam.

2. Kerangka Pikir
Abu sekam merupakan limbah pabrik penggilingan padi yang berasal
dari kulit biji padi yang telah dibakar, yang dibuat menjadi pupuk abu sekam
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil produktivitas dan pertumbuhan
tanaman kacang kedelai.
Bagan Kerangka Pikir Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Terhadap Tanaman
Kacang Kedelai dapat dilihat pada Gambar 1 :
Pemilihan Bibit Unggul
Penyiapan Polybag

Pengisian Abu Sekam ke Polybag


Pemberian Pupuk Tahap II
Penanaman
Pengamatan
Hasil Pengamatan
Pemupukan Dasar

Gambar 1. Kerangka Pikir Pengaruh Penggunaan Abu Sekam terhadap


Tanaman Kacang Kedelai (Glycine Soya)

3. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan, dan tujuan
penelitian, maka dapat dirumuskan hipotes sebagai berikut :
a. Diduga pemberian abu sekam dengan konsentrasi tertentu berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman kacang kedelai (Glycine).
G. Metode Penelitian
1) Jenis dan waktu penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian murni yang dilakukan dilahan
terbuka dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan abu sekam
terhadap pertumbuhan tanaman kacang kedelai.
Waktu penelitian ini adalah dilakukan pada bulan April sampai Juni
2011 yang berlokasikan di Perumnas Tumalia Kecamatan Turikale Kabupaten
Maros.
2) Pelaksanaan penelitian
a. Persiapan media tanam
Media yang digunakan berupa polybag yang telah diisikan tanah,
kompos dan abu sekam.
b. Penanaman
Penanaman dilakukan apabila benih telah siap. Benih tersebut ditanam
pada polybag yang sudah diisikan tanah, kompos dan abu sekam.
c. Pemeliharaan
Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan yang baik, harus dilakukan
pemeliharaan secara intensif. Pemeliharaan meliputi penyinaran, pemupukan,
penyiangan, dan pemberantasan hama dan penyakit (bila ada).
d. Parameter pengamatan
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : (1) Tinggi
tanaman, (2) jumlah cabang, dan (3) Jumlah daun. 7 hari setelah tanam maka
pengamatan pertama dilakukan untuk pertumbuhan tanaman dan
pengamatan selanjutnya dilakukan secara berkala dengan kurun waktu satu
kali dalam tiap minggunya.
3) Variabel dan desain penelitian
a. Variabel penelitian
Untuk memberikan pemecahan yang tepat terhadap permasalahan
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel yang
pertumbuhan, yaitu dengan melihat pertumbuhan tanaman kacang kedelai
pada medium abu sekam. Dengan mengamati tingkat pertumbuhan tanaman
yakni tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun.
b. Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian murni yang bertujuan untuk
membuktikan pengaruh baik dengan abu sekam pada pertumbuhan tanaman
kacang kedelai (Glycine) pada tiap konsentrasi perlakuan yang baik.
Adapun prosedur pelaksanaan ini yaitu melalui tahap :
a. Pembukaan lahan
b. Pemilihan bibit unggul
c. Pemupukan dasar
d. Penyiapan media tanam
e. Penanaman
f. Pengambilan data
g. Hasil pengamatan
4) Definisi Operasional Variabel
a. Pengertian pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran baik bobot ataupun
tinggi akibat pertumbuhan sel yang semakin banyak. Para ahli biologi
mempertimbangkan bahwa paling sedikit ada empat definisi yang
menyangkut pertumbuhan yakni penggandaan protoplasma, perbanyakan sel,
pertumbuhan ruang, dan pertumbuhan bobot kering.
b. Abu sekam
Abu sekam adalah sekam padi yang sudah dibakar berwarna hitam yang
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna.
5) Instrumen Penelitian
Perlakuan dan perawatan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
objek penelitian dalam penelitian ini. Perlakuan dan perawatan dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang pertumbuhan tanaman
kacang kedelai (Glycine) dengan penggunaan abu sekam sebagai pemupukan.
6) Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman kacang kedelai dengan area
luas penanaman sekitar 10 m x 10 m dengan jumlah 3 larikan, dimana setiap
larikan terdiri dari 6 polybag.
b. Sampel
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah seluruh populasi atau
tanaman kacang kedelai yang ditanami diareal penelitian
7) Rancangan penelitian
Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yang terdiri dari 6 perlakuan dengan masing-masing 3 kali ulangan.

Gambar Rancangan
D1 Ulangan I
D3
Do
D5
D2
D4
D2
Do
D4
D3
D5
D1
D3
D1
D4
D2
Do
D5
Ulangan II
Ulangan III

Gambar 2. Model Penelitian Tanaman Kacang Kedelai


Keterangan :
Perlakuan yang dicobakan yaitu :
Do : Tidak diberi abu sekam
D1 : Pemberian abu sekam pada polybag sebanyak 2 kilogram
D2 : Pemberian abu sekam pada polybag sebanyak 4 kilogram
D3 : Pemberian abu sekam pada polybag sebanyak 6 kilogram
D4 : Pemberian abu sekam pada polybag sebanyak 8 kilogram
D5 : Pemberian abu sekam pada polybag sebanyak 10 kilogram
8) Tahap Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan tiap satu kali
seminggu dimulai pada saat seminggu setelah tanaman kacang kedelai
ditanam di pot, dengan cara :
1. Tiap minggu diukur tinggi masing-masing tanaman dengan mistar ukur
2. Tiap minggu diukur jumlah cabang tiap tanaman dengan mistar ukur.
3. Tiap minggu diukur jumlah daun yang terbentuk
9) Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menghasilkan data
perbandingan yang ingin dicapai pada tiap konsentrasi pemberian abu sekam
pada tiap polybag. Hasil perbandingan diperoleh dengan membuat diagram
perbandingan pertumbuhan pada tanaman kacang kedelai yakni tinggi
tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun.
H. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini sebagai berikut :
Waktu Pelaksanaan Ket
No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Merancang Judul
1
Penelitian
Merumuskan
2 Masalah
Penelitian
Menyusun
3
Proposal
Membuat
4
Instrumen
Melaksanakan
5 Kegiatan
Pelaksanaan
6 Analisis Data
7 Menulis Laposan
8 Edit Laporan
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Ir. Ahmad, 1977.Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija dan


Sayur-Sayuran. Jakarta : Departemen Badan Pengendalian Bimas.

Anonimous, 1991. Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil


Pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian RI.

Adisarwanto, Dr. T, 2005. Budidaya Kedelai dengan Pemupukan yang


Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar.Jakarta : Penebar
Swadaya.

Iswara, 1985. Pasca Panen Kedelai. Ujung Pandang : Departemen Pertanian.

Judho, Zainuddin Dwi P.S, Hut, 2006. Bertanam Sawi dalam


Polybag. Bandung: PT. Sinergi Pustaka Indonesia.

Rukmana, Rahmat Ir. H, 1996. Kacang Hijau Budidaya dan


Pascapanen. Jakarta : Kanisius.

Tambas, Dullah, 1986. Pengaruh Mokulasi Rhizobium Japanicum Frank,


Pemupukan Molibdenum dan Kobalt terhadap Produksi dan
Jumlah Bintil Akar Tanaman Kedelai pada Tanah Podsolik
Plintik. Surabaya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
PENGARUH PENGGUNAAN ABU SEKAM TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG KEDELAI
(Glycine Soya)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Seminar Proposal


pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Yayasan Perguruan Islam Maros

DIAN INDRIANI
NIM : 07 10710 041

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
STKIP - YAPIM
2011

Anda mungkin juga menyukai