Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KREDIT

Pengertian Kredit
Kredit memiliki beberapa pengertian yang didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan ia bisa memperoleh uang,
barang-barang atau buruh/tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan suatu janji untuk
membayar disuatu waktu yang akan datang. Dalam pengertian umum kredit didasarkan pada
kepercayaan atau kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa yang akan
datang. Menurut Undang-undang No. 10/1998 (pasal 21 ayat 11): Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai
berikut:
1. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa
uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan antara si pemberi kredit dan si penerima kredit yang dituangkan dalam suatu perjanjian
dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu dimana jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal
mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu terjadinya musibah
seperti bencana alam.
5. Balas jasa akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam
jumlah tertentu.
Fungsi Kredit
Kredit pada dasarnya memiliki fungsi sebagai pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan
masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, mendorong dan melancarkan
produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang semuanya itu ditujukan untuk menaikan taraf hidup
rakyat banyak. Kredit dapat pula memajukan arus tukar menukar barang-barang atau jasa-jasa,
mengaktifkan alat pembayaran dan meningkatkan manfaat potensi-potensi ekonomi yang ada.
Menciptakan alat pembayaran yang baru yaitu kredit rekening koran/rekening giro serta sebagai alat
pengendalian harga dalam perluasan jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan jalan
mempermudah dan mempermurah pemberian kredit perbankan pada masyarakat.
Manfaat Kredit
Manfaat kredit dapat dilihat dari berbagai pihak yang berkepentingan misalnya bagi debitur
untuk meningkatkan usahanya untuk peningkatan berbagai faktor produksi, biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh kredit bank relatif murah, memiliki kesempatan terbuka untuk menikmati
produk/biasa bank seperti transfer, bank garansi (jaminan bank) pembukaan letter of credit (L/C) dan
lain sebagainya serta rahasia debitur terlindungi. Bank memperoleh pendapatan bunga kredit maka
diharapkan rentabilitas akan membaik dan memperoleh laba yang meningkat. Selain itu bank dapat
memasarkan produk-produk/jasa-jasa seperti giro, tabungan, deposito, kiriman uang (transfer), L/C dan
lain-lain

Jenis-jenis Kredit
1. Kredit menurut kegunaannya:
a. Kredit investasi yaitu kredit yang biasa digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.
b. Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya.
2. Kredit menurut tujuannya:
a. Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-
jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia.
b. Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat
menimbulkan atau meningkatkan kegunaan diantaranya kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit
likuiditas.
3. Kredit menurut jangka waktunya:
a. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal satu tahun. Misalnya kredit modal
kerja.
b. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu tahun hingga tiga tahun.
Misalnya kredit modal kerja, kredit investasi yang relatif memiliki jumlah yang tidak terlalu besar.
c. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun. Misalnya kredit investasi
seperti pembelian mesin-mesin berat, pembangunan gedung, pabrik, kredit pemilikan rumah (KPR).
4. Kredit menurut sumber dananya:
a. Kredit yang berasal dari tabungan masyarakat yaitu pemberian kredit karena adanya kelebihan
pendapatan masyarakat yang dikumpulkan dalam bentuk tabungan.
b. Kredit yang berasal dari penciptaan uang baru yaitu pemberian kredit yang dananya dibiayai oleh
penambahan uang yang beredar yang telah ada.

5. Kredit menurut Jaminan:


a. Kredit dengan jaminan yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu, dapat berbentuk barang
berwujud atau tidak berwujud.
b. Kredit tanpa jaminan yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
6. Kredit menurut sektor usaha:
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.
b. Kredit peternakan, kredit yang diberikan untuk jangka waktu pendek. Misalnya peternakan ayam dan
untuk jangka waktu panjang. Misalkan peternakan sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik industri kecil, menengah, atau
besar.
d. Kredit pertambangan yaitu, jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka
panjang seperti tambang emas atau minyak.

Pengertian Analisis Kredit


Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek, baik
keuangan maupun non-keuangan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio
keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88)
Analisis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu
permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan
kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Proses
analisis kredit adalah descriptive yaitu menggambarkan bisnis usaha debitur dan explanatory yaitu
menjelaskan tentang bisnis.

Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seorang
peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam
perjanjian pinjaman serta untuk melihat/menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha, menilai risiko
usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas dasar kelayakan usaha. Analisis dan
evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002:251-252):
a. Identitas pemohon Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis usaha,
susunan pengurus, legalitas usaha.
b. Tujuan permohonan kredit Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu
kredit, kebutuhan kredit.
c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis,
nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis.
d. Analisis 6C mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal, analisis kondisi/prospek
usaha, analisis agunan kredit.

Penilaian studi kelayakan:


1. Aspek hukum untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau surat-surat yang dimiliki
oleh calon debitur seperti akte notaris, sertifikat rumah dan lainnya.
2. Aspek pasar dan pemasaran yaitu menilai prospek usaha nasabah sekarang dan masa yang akan
datang.
3. Aspek keuangan untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola
usahanya.
4. Aspek operasi/ teknis untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas produksi suatu
usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.

Kebijakan umum persyaratan suatu permohonan kredit adalah sebagai berikut:


1. Surat permohonan fasilitas kredit.
2. Legalitas usaha.
3. NPWP dan Laporan Keuangan.
4. Hubungan dengan bank.
5. Pengalaman usaha.
6. Batas maksimum kredit bagi badan usaha.
7. Persyaratan penempatan staf BNI atau pihak ketiga lainnya.
8. Fasilitas Forex Line.
9. Persyaratan Take Over debitur dari bank lain.
10. Referensi agungan untuk kredit yang ditake over dari bank lain Skim pemberian fasilitas kredit dengan
agunan deposito berjangka oleh divisi korporasi atau UMN / SKM.

Sedikitnya ada 5 aspek yang harus dianalisis dalam menganalisis kredit, antara lain:
1. Aspek Manajemen
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Teknis
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Legalitas dan Agunan

Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, kita bagi dalam 2 kategori, yaitu:


1. Kredit Produktif
2. Kredit Konsumtif.

Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit modal
kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method,
NPV Method dan IRR Method. Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari
data keuangan perusahaan yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada
bank.

Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah
mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik
pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhinya Prinsip
6 Cs Analysis, yaitu sebagai berikut:
1. Character
Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan
perjanjian yang telah ditetapkan.
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat
ditempuh melalui upaya antara lain:
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah.
b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya.
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur).
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada.
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi.
f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya.
2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal
sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan
usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan
bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut
menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan
dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar
daripada kredit yang dimintakan kepada bank.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat
waktu dari usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu
ke waktu.
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus.
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili
badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor-
faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan, administrasi dan
keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar.
4. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang
diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko
kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk
kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of
guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.
5. Condition of Economy
Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya yang mempengaruhi
keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan
calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai
hal-hal antara lain:
a. Keadaan konjungtur.
b. Peraturan-peraturan pemerintah.
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia.
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran.
6. Constraint
Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan
pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel
las atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip diatas, yang paling perlu mendapatkan perhatian account officer adalah character,
dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip lainnya tidak berarti. Dengan perkataan lain,
permohonannya harus ditolak. Pemberian kredit kepada pelanggan dilakukan berdasarkan analisa
kelayakan pemberian kredit Analisa kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan pada dasarnya
adalah memperkirakan kemampuan pelanggan dalam mengelola usahanya sehingga akan dapat
membayar kewajibannya.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan:
Menerapkan prinsip-prinsip umum pemberian kredit.
Menganalisa berkas dokumen atau catatan pelanggan.
Mencari masukan dari sumber-sumber lain, misalnya: daftar hitam penunggak kredit, kelompok usaha
yang sejenis, mitra usaha pelanggan.
7P
1. Personality yaitu menilai dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa
lalunya.
2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifiasi tertentu atau golongan-golongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3. Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis yang
diinginkan nasabah.
4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau
tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5. Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau
dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.
6. Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7. Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui
suatu perlindungan.

3R
1. Return (hasil yang dicapai)
Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur setelah
dibantu dengan kredit oleh bank. Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh bank apabila
memberikan kredit kepada pemohon.
2. Repayment (pembayaran kembali)
Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali
pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment capacity), dan apakah kredit
harus diangsur/ dicicil/ atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko)
Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon kredit
mampu menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Analisis Umur Piutang


Analisis ini dapat digunakan untuk pelanggan lama dengan data yang telah tersedia di perusahaan.
Data yang diperlukan dapat diambil dari data mutasi piutang yang ada di Kartu Piutang. Dalam analisis
ini, piutang dipisahkan menjadi piutang yang belum menunggak dan piutang yang telah menunggak.
Dengan demikian akan diketahui tingkat bonafiditas dan status kredit dari para debitur. Selanjutnya
hasil analisis digunakan sebagai pedoman untuk menentukan pemberian kredit kepada pelanggan
apabila pelanggan yang bersangkutan mengajukan permohonan kredit kembali. Ada pula pemahaman
analisis kredit dengan beberapa pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan jaminan.
2. Pendekatan karakter.
3. Pendekatan pelunasan.
4. Pendekatan kelayakan usaha.
5. Pendekatan pemberian kredit sebagai agen pembangunan.
Resiko perkreditan
Pada umumnya profit yang diperoleh akan senantiasa berbanding lurus dengan tingkat resiko yang
dihadapi. Artinya semakin besar tingkat resiko dari suatu bisnis maka akan semakin besar pula tingkat
profit margin yang diperoleh.
Berikut beberapa contoh resiko perkraditan yang ada:
- Resiko sifat usaha
- Resiko geografis
- Resiko politik
- Resiko ketidakpastian
- Resiko inflasi
- Resiko persaingan

Prosedur Analisis Kredit


Penyampaian permohonan kredit oleh calon debitur kepada bagian kredit yang perlu diusahakan
selengkap mungkin berkasnya.
1. Berkas permohonan kredit diserahkan kepada analis untuk dilakukan analisis tentang permohonan
kredit yang bersangkutan.
2. Analis segera menghubungi calon debitur (pemohon kredit) untuk memperoleh informasi yang
sewajarnya.
3. Bila berkas tidak lengkap, analis mengembalikan ke bagian kredit.
4. Jika persyaratan telah terpenuhi dalam berkas permohonan kredit yang bersangkutan maka proses
analisis berlanjut dengan:
a. Aspek manajemen berupa pelengkap yang harus diketahui analis.
b. Bidang marketing menuntut analis untuk dapat diketahui tentang kelancaran pemasaran produksi
calon nasabah yang bersangkutan.
c. Bidang keuangan sebagai sasaran utama analis untuk mengetahui benar tentang kondisi keuangan
calon debitur, serta kemungkinan di hari kemudian, bila kredit diberikan.
d. Penguji analis atas beberapa Turns Over yang dapat dilakukannya terhadap rencana usaha calon-
calon peminjam (calon debitur).
e. Sebagai langkah akhir daripada analisis kredit, adalah penyampaian laporan analisisnya kepada
kepala bagian kredit, untuk kemudian diteruskan kepada yang berwenang mengambil keputusan kredit.

Anda mungkin juga menyukai