1
II. Landasan Teori
Klasifikasi Strategi Definisi Contoh
Strategi
Forward Memperoleh kepemilikan atau PayPal meningkatkan
Integration meningkatkan kendali atau kapabilitas pelayannya dengan
distributor atau retailer. mengadakan kerjasama dengan
Discover Card
Backward Mencari kepemilikan dengan Fancy Motel Inc yang
Integrasi Integration meningkatkan kendali atas mengakuisisi manufaktur
supplier perusahaan furniture.
Horizontal Mencari kepemilikan dengan Britains GlaxoSmithKline
Integration meningkatkan kendali terhadap PLC mengakuisisi Human
kompetitior Genome Sciences Inc sebesar
$3 milyar.
Penetrasi Pasar Mencari peningkatan market PepsiCo mengiklankan produk
(Market share untuk produk dan jasa di barunya New Diet Pepsi edisi
Penetration) pasar saat ini melalui usaha spesial dengan desain logo
pemasaran yang lebih besar yang unik
Strategi
Pengembangan Mengenalkan produk atau jasa China Petrochemical membeli
Intensif
Pasar saat ini di wilayah geografis tiga perusahaan minyak di
(Market yang baru Kanada, yaitu: Daylight
Development) Energy, Tanganyika Oil, dan
Syncrude Canada
Diversifikasi Menambah produk atau jasa Retailer mainan, Toys R Us
yang baru yang masih berhubungan mengembangkan Wi-Fi tablet
Berhubungan dengan produk atau jasa computer untuk anak-anak
Diversifikas sebelumnya
i Diversifikasi Menambah produk atau jasa Retailer IKEA membuka motel
yang Tidak baru yang tidak berhubungan di Eropa
Berhubungan dengan produk atau jasa
sebelumnya
Penghematan Mengefisienkan biaya dan asset Callaway Golf mengurangi
untuk mengimbangi penjualan 12% karyawannya
dan profit yang menurun
Defensif Pembuangan Menjual divisi atau bagian DeanFoods menjual bisnis
organisasi organic-nya
Likuidasi Menjual semua aset perusahaan Likuidasi perusahaan Big Sky
Farms
III. Analisis
2
3.1. Tipe Strategi PT. Garuda Indonesia
3.1.1. Backward Integration
PT. Garuda Indonesia melakukan strategi backward integration dengan memiliki perusahaan-
perusahaan pemasok di bawah ini.
PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Pada tahun 2003, PT GMFAA menerbitkan saham perdana yang terdiri dari 665.699 lembar
saham, dengan total harga Rp. 166.4 Milyar. Sebanyak 99% saham dimiliki oleh PT Garuda
Indonesia dan 1% dimiliki oleh PT Aero Wisata.
PT. GMFAA berperan sebagai pusat pelayanan perawatan pesawat terbang. Perusahaan ini
memiliki fasilitas perawatan pesawat yang terletak di kawasan Bandara Soekarno-Hatta
Cengkareng. Jasa yang disediakan oleh PT. GMFAA yaitu :
o perawatan mesin, seperti jasa overhaul dan pengembangan Heavy Industrial Turbine
o base maintenance, seperti modifikasi sayap pylon dan rekonfigurasi kabin
o component maintenance, seperti penanganan komponen besar pesawat dengan
menggunakan sistem pneumatic dan hydraulic
o line maintenance, seperti perawatan harian atau perawatan sebelum terbang
o engineering services, seperti pembuatan rancangan dan standar yang dispesifikasi
o trade and asset management, seperti penyediaan tempat bagi para customer-nya
PT. GMFAA tidak hanya menyediakan jasa perawatan pesawat saja, tetapi juga jasa lain. Saat
ini, PT. GMFAA sudah memiliki 3 buah hanggar, office and store area, serta runup bay and
apron. Dengan begitu, PT. Garuda Indonesia tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar
untuk melakukan perawatan pesawat-pesawatnya.
PT. Aero Systems Indonesia (PT. ASYST)
PT Aero Systems Indonesia awalnya merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Lufthansa
System AG, hingga pada tanggal 29 Januari 2009, terjadi perpindahan kepemilikan saham
dari Lufthansa System AG ke PT Aero Wisata yang ditandai dengan pembelian 51% saham
PT Aero Systems Indonesia. PT. ASYST, berdiri pada 9 Juni 2005 di Jakarta, bertujuan untuk
menunjang teknologi informasi Garuda Group. Jasa yang disediakan adalah Profitline Price,
Netline Plan, Netline Sched, Netline Crew, Netline Ops, Internet Booking, Payment Solution,
Passenger Core Systems, Airport Infrastructure dan Self-Check In. PT. ASYST memiliki visi
untuk menjadi penyedia informasi mengenai industri pariwisata dan transportasi yang
terdepan di Indonesia. PT. ASYST mendukung PT. Garuda Indonesia dalam hal pembuatan
website dan jaringan sistem informasi perusahaan.
PT. Aero Wisata
PT. Aero Wisata didirikan pada tahun 1973 untuk mendukung kualitas pelayanan PT. Garuda
Indonesia. Perusahaan ini didukung oleh 4 usaha pelayanan yaitu Aerowisata Food Services,
Aerowisata Hotels and Resorts Services, Aerowisata Travel and Leisure Services, dan
Aerowisata Transportation Services. Keempat jenis usaha tersebut dijalankan oleh 12 anak
perusahaan PT. Aero Wisata yang bertempat di Indonesia, Australia, Jepang dan Korea.
Perusahaan ini menyediakan makanan di pesawat, jasa penjualan tiket perjalanan, dan jasa
perhotelan serta transportasi. Melalui anak perusahaan ini, PT. Garuda Indonesia dapat
3
mengefisiensikan biaya untuk pembelian makanan serta jasa perhotelan dan transportasi baik
bagi para pelanggan maupun karyawan PT. Garuda Indonesia.
Aerowisata memiliki lebih dari 50% saham kepemilikan dari anak perusahaannya, yaitu PT
Bina Inti Dinamika, PT Mirtasari Hotel Development, PT Senggigi Pratama International, PT
Aerofood Indonesia, PT Aerotrans Services Indonesia, PT Aero Globe Indonesia, Garuda
Orient Holidays Pty. Ltd., Garuda Orient Holidays Korea Co. Ltd., PT Aerojasa Perkasa,
Garuda Orient Holidays Japan Co. Ltd., PT Aero Hotel Management dan PT Belitung Inti
Permai.
PT Abacus Distribution Systems Indonesia
PT Abacus DSI berkantor pusat di Jl. Mampang Prapatan Raya no. 93, Jakarta, dengan kantor
cabang di Surabaya dan Medan. Visi perusahaan ini adalah menjadi penyedia layanan sistem
pemesanan tiket (Global Distribution Systems/GDS) terdepan serta penyedia layanan
komunikasi dan teknologi informasi di Indonesia. Cakupan kegiatan perusahaan ini meliputi
layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan komputer yang
digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-
agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam system pemesanan tiket
terkomputerisasi (computerized reservation systems/CRS) untuk agen-agen perjalanan.
3.1.2. Product Development
PT. Garuda Indonesia melakukan strategi product development melalui strategi low cost
carrier business. PT. Garuda Indonesia memiliki perusahaan jasa penerbangan dengan harga
yang relatif rendah bernama Citilink. PT. Citilink Indonesia merupakan anak perusahaan PT.
Garuda Indonesia yang berdiri pada tahun 2001. Kepemilikan saham di PT. Citilink Indonesia
dikuasai 94,3% oleh PT. Garuda Indonesia dan 5,7% oleh PT. Aerowisata. Saat ini PT.
Citilink Indonesia sudah memiliki 34 buah pesawat Airbus dan melayani 42 rute penerbangan
domestik. Melalui PT. Citilink Indonesia, maka PT. Garuda Indonesia dapat semakin
memperluas pasarnya di dalam negeri.
Meskipun termasuk low cost carrier, bukan berarti PT Citilink Indonesia mengorbankan
kualitas pelayanannya. PT Citilink Indonesia tetap menempatkan kepuasan pelanggan di atas
segalanya. Sebagai bukti keberhasilan PT Citilink Indonesia dalam komitmennya
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, PT Citilink Indonesia telah meraih beberapa
penghargaan antara lain oleh Indonesia Travel and Tourism Foundation untuk kategori
Leading Low Cost Airline 2011/2012, kategori Best Overall Marketing Campaign di The
Budgies and Travel Awards 2012 dan yang terbaru yaitu penghargaan Service To Care Award,
penghargan Service To Care Award dua tahun berturut-turut 2012 dan 2013 untuk Airlines
category dari Markplus Insight dan yang terbaru yaitu Maskapai Penerbangan Nasional
Terbaik untuk kategori Transportasi dalam penghargaan Anugerah Adikarya Wisata 2012 dan
Indonesia Leading Low Cost Airlines 2012/2013 dari ITTA Foundation
Selain membuat pengembangan produk untuk segmen menengah kebawah, PT Garuda
Indonesia juga mengembangkan produk untuk segmen menengah keatas, yaitu dalam bentuk
peyediaan layanan First Class. Layanan First Class Garuda Indonesia merupakan sebuah
layanan yang diperkenalkan oleh pada Garuda Indonesia Travel Fair 2013. Layanan ini
4
merupakan sebuah penyempurnaan dari layanan seluruh layanan Garuda yang telah ada.
Pelayanan First Class merupakan sebuah pelayanan komprehensif yang dimulai sejak hari
keberangkatan hingga pelanggan tiba ke tujuan anda. Hal ini berarti pelayanan akan dimulai
sejak anda meninggalkan rumah hingga pelanggan tiba di tempat destinasi tujuan.
Selain mendapat pelayanan anter-jemput eksklusif, pengguna layanan First Class akan
disambut oleh personal assistant di bandara yang akan mengurus seluruh administrasi seperti
proses check-in hingga urusan bagasi. Pengguna layanan dapat langsung menikmati fasilitas
lounge khusus pengguna jasa layanan First Class yang berada di terminal 2E Bandara
Internasional Soekarno Hatta. Lounge ini merupakan satu-satunya lounge First Class yang
ada di Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa PT Garuda Indonesia serius dalam menggarap
konsep First Class yang mengutamakan kenyamanan pengguna jasa.
Untuk proses boarding, para pengguna jasa First Class akan diutamakan dari penumpang
lainnya dan akan boarding menggunakan pintu khusus menuju kabin masing-masing. Selama
perjalanan, para pengguna jasa layanan First Class juga akan dimanjakan oleh bermacam-
macam pelayanan kelas utama yang diberikan oleh awak kabin. Sampai saat ini, PT Garuda
Indonesia baru menyediakan layanan First Class untuk 4 rute penerbangan, yaitu Jakarta
Jeddah, Jakarta Tokyo, Jakarta Amsterdam, dan Jakarta London.
Dengan keberadaan PT Citilink Indonesia serta layanan First Class, diharapkan PT Garuda
Indonesia dapat diterima oleh lebih banyak kalangan masyarakat dan pada akhirnya seluruh
rakyat Indonesia dapat menikmati layanan yang disediakan oleh PT. Garuda Indonesia.
5
IV. Kesimpulan
Selama periode awal tahun 2000-an, PT. Garuda Indonesia mengalami keterpurukan baik dari
segi pelayanan maupun harganya yang relatif tinggi. Namun, sejak periode 2008 hingga
sekarang, PT. Garuda Indonesia berhasil bangkit melalui penerapan strategi yang baik
sehingga mampu meraih berbagai penghargaan baik di bidang pelayanan penerbangan
maupun harga tiket yang murah.
Berdasarkan hasil analisis kami, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Garuda Indonesia
menerapkan manajemen perencanaan strategi berdasarkan backward integration dan product
development. PT. Garuda Indonesia melakukan strategi backward integration melalui akuisisi
para supplier yang berfungsi dalam memberikan support bagi jasa penerbangannya, antara
lain jasa pelayanan makanan, tiket, penginapan, hingga transportasi. Strategi lain yang
diterapkan yaitu product development. PT. Garuda Indonesia mendirikan anak usaha yang
secara khusus melayani penerbangan dalam negeri dengan harga tiket lebih murah, yaitu
Citilink. PT. Citilink Indonesia memberikan pelayanan maksimal kepada para penumpang
dengan harga relatif terjangkau.
Untuk proses bisnis ke depan, kami menyarankan PT. Garuda Indonesia agar dapat
menerapkan strategi lain dalam memperluas bisnis penerbangannya. Hal tersebut bertujuan
agar PT. Garuda Indonesia tetap maksimal dalam memberikan pelayanan dan menjadi salah
satu maskapai penerbangan internasional terbaik. Dengan demikian, hal tersebut akan
membawa keuntungan bagi Indonesia dalam mempromosikan budayanya di kancah
internasional.
6
V. Referensi
Buku :
David, Fred R. 2015. Strategic Management, Concepts and Cases. Pearson
Prentice-Hall, 12th Ed.
Website :
https://www.citilink.co.id/company-profile
www.aerofood.co.id/profile/our-history/?lang=id
www.aerowisata.com/discover/aerowisata-pillar-of-bussiness/?lang=id
www.gmf-aeroasia.co.id/about-gmf/
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/garuda-indonesia-experience/first-
class/index.page
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate-partners/business-
subsidiaries/subsidiaries.page?
http://travel.kompas.com/read/2013/09/14/1901328/Merasakan.First.Class.Garuda
.Indonesia.