Anda di halaman 1dari 18

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan mahluk
hidup yang memiliki ukuran mikro atau kecil bahkan tidak bisa dilihat oleh mata
telanjang. Bicara tentang mikrobiologi banyak hal yang akan dipelajari dan
diamati karena disekitar kita atau bahkan dalam diri kita ada mikroba-mikroba
yang memiliki siklus hidup dan lain-lain. Mengetahui atau mengamati mikroba
yang ada di lingkungan kita adalah merupakan suatu hal yang wajib, karena
mereka memiliki beberapa fungsi ada yang merugikan ada pula yang
menguntungkan. Hal yang menguntungkan ini bisa nantinya dimaksimalkan dan
hal yang merugikan nantinya bisa diminimalisir.
Untuk mengetahui ataupun mengamati mikroba-mikroba yang ada di
lingkungan kita ataupun yang ada pada tubuh kita, kita memerlukan suatu
percobaan atau bisa disebut juga eksperimen-eksperimen. Karena ilmu didunia
kita ini tidak hanya sekadar teori namun harus dijelaskan juga dengan ilmu
praktik, ataupun percobaan-percobaan.
Praktikum dalam ilmu mikrobiologi berbeda dengan percobaan-percobaan
ilmu lainnya, hal ini dikarenakan percobaan yang dilakukkan membutuhkan
ketelitian yang sangat besar karena objek-objek yang diamati sangat kecil serta
sulit didapatkan. Selain itu yang menyebabkan perbedaan juga terletak pada suatu
alat-alat yang digunakan pada percobaan. Contohnya adalah inkubator,
autoklaf, counter colony dan lain-lain (Setiawati, 2002).
Perbedaan alat yang digunakan ini harus disikapi dengan serius, karena
selama praktikum akan berhubungan dengan alat-alat tersebut. Jadi praktikan
wajib mengenal alat-alat tersebut. Selain mengenal praktikan juga wajib
mengetahui fungsi alat tersebut serta harus terampil dalam menggunakannya.
Jika praktikan tidak mengenal alat-alat yang terdapat di laboratorium, itu
bisa menyebabkan bahaya. Maka dilakukanlah pengenalan alat ini sebelum
praktikan melakukan praktikum. Agar saat praktikan melakukan praktikum tidak

1 Universitas Sriwijaya
2

terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Selain itu juga praktikan akan mudah saat
melakukan praktikum. Itulah yang melatar belakangi praktikum
kali ini (Setiawati, 2002).

Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat


sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di
laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan
kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis
bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut
dapatlebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya. Limbah bahan sisa percobaan harus dibuang
dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada
lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai
petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi
kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium
(Setiawati, 2002).

Selama kegiatan percobaan pada laboratorium, hal


pertama yang harus diperhatikan oleh pengguna laboratorium
atau praktikan adalah mengenal bahan dan peralatan yang akan
digunakan serta mengetahui kegunaan bahan serta cara dari
kerja alat alat yang digunakan. Karena jika pengguna
laboratorium tidak kegunaan bahan serta fungsi alat yang
digunakan akan menghambat jalannya kegiatan di dalam
laboratorium (Setiawati, 2002).

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum dasar-dasar mikrobiologi
akuatik adalah untuk mengetahui beberapa instrument
laboratorium seperti alat-alat kaca, bahan-bahan dalam
pembuatan media agar dan alat laboratorium yang digunakan
dalam mirobiologi akuatik serta mengetahui fungsi dan cara
penggunaannya.

2 Universitas Sriwijaya
3

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum DDMA ini adalah agar mahasiswa
mengetahui semua instrument laboratorium baik dari alat-alat yang digunakan
serta media yang dipakai dalam mirobiologi akuatik.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengenalan alat-alat
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Alat-alat pada
laboratorium bermacam-macam jenis dan fungsi. Selama kegiatan percobaan pada
laboratorium, hal pertama yang harus diperhatikan oleh pengguna laboratorium
atau praktikan adalah mengenal bahan dan peralatan yang akan digunakan serta
mengetahui kegunaan bahan serta cara dari kerja alat alat yang digunakan.
Karena jika pengguna laboratorium tidak kegunaan bahan serta fungsi alat yang
digunakan akan menghambat jalannya kegiatan di dalam laboratorium (Mila &
Ermila. 2005).
Di laboratorium kita dapat meneliti berbagai hal dengan menggunakan
peralatan-peralatan yang tersedia. Sehingga, laboratorium dianggap sebagai suatu
tempat dimana para mahasiswa dan dosen serta para peneliti melakukan
percobaan (Mila & Ermila. 2005).
Berbagai percobaan yang dilakukan biasanya menggunakan alat-alat
dalam bentuk gelas. Alat-alat di laboratorium sangat mudah sekali pecah. Sering
kali para praktikan yang tidak berhati-hati dalam menggunakan peralatan di
laboratorium tersebut. Hal inilah yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan
pada saat kerja. Akan tetapi, bila dilakukan dengan cara yang benar atau sesuai
prosedurnya, kecelakaan-kecelakaan seperti itu dapat diminimalisir. Kecelakaan
itu juga dapat terjadi karena kelalaian para praktikan, ini dapat membuat orang
tersebut cidera, dan bahkan juga bagi orang-orang yang berada di sekitarnya (Mila
& Ermila. 2005).
3 Universitas Sriwijaya
4

Keselamatan kerja di laboratorium adalah sesuatu yang sangat diharapkan


khususnya oleh para peneliti yang sering kali melakukan percobaan di
laboratorium. Hal ini biasanya terpikirkan oleh para peneliti yang selalu peduli
akan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja (Prawirahartono, Slamet.
2003).

Apabila pengguna laboratorium tidak mengenal kegunaan bahan maka tidak


menutup kemungkinan akan terjadi kecelakaan sebagai akibat yang ditimbulkan
dari kesalahan penggunaan bahan kimia. Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa bahan radioaktif dapat menyebabkan radiasi pada tubuh manusia terutama
pada bagian kulit. Oleh karena itu sangat perlu bagi pengguna laboratorium
untuk mempelajari lebih dalam mengenai tata cara penggunaan bahan-bahan
kimia yang terdapat pada laboratorium kimia beserta prosedur keamanannya
(Prawirahartono, Slamet. 2003).

2.1.1. Alat-alat kaca


Alat-alat kaca yang digunakan pada laboratorium antara lain gelas piala,
Erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, kaca arloji, tabung reaksi, pipet tetes, pipet
volume, pipet gondok, batang pengaduk, corong pemisah, buret.

2.1.2. Alat-alat laboratorium


Alat-alat laboratorium yang biasa digunakan pada saat praktikum antara
lain rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, bola hisap, mikroskop, spiritus,
Bunsen, kaki tiga, kawat kasa, oven, hot plate, timbangan analitis.

2.2. Media penumbuh bakteri


2.2.1. Lactrose broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien
esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat
yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.

4 Universitas Sriwijaya
5

Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa.

2.2.2. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)


Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung
laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa
seperti S. aureus, P. aerugenosa, danSalmonella. Mikroba yang memfermentasi
laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam.
Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya
eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun
demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga
tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan.
Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan
tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif
dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan
yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri
koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui
jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan
nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat),
tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam 100ml.

2.2.3. NutrientAgar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air
desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan

5 Universitas Sriwijaya
6

disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit kemudian siapkan


wadah.

2.2.4. NutrientBroth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk
cair.

2.2.5. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)


MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan
Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis
Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat,
magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor
pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat
selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis
bakteri.

2.2.6. TrypticaseSoyBroth(TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk
isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan
mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya
menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah
sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik.
Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

2.2.7. PlateCountAgar(PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di
atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic
hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L
kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121C). Media PCA ini
baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya
mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam

6 Universitas Sriwijaya
7

amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai
vitaminB.

2.2.8. APDA
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah
khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan
tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH
rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus
kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan
ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata.

2.2.9. Potato Dextrose Agar(PDA)


PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu
sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga
baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media
dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan
selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu
121C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45C dan tuang dalam cawan
petri.

2.2.10. VRBA (Violet Red Bile Agar)


VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri
Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa,
sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan
mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu,
glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian
dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih
sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60C. Pindahkan dalam tabung
sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet
menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-

7 Universitas Sriwijaya
8

kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber


karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

2.2.11. PGYA
Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel
khamir. Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat
digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk
membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu
sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam
erlenmeyer dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121C selama
15 menit.

8 Universitas Sriwijaya
9

BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum pengenalan alat dilakukan pada tanggal 3 Maret 2017 pukul


14.30 WIB sampai dengan selesai di ruang kelas Budidaya Perairan dan Teknologi
Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

3.2. Cara Kerja


3.2.1. Autoclave
Cara kerja dari autoclave ini adalah masukkan alat yang akan disterilkan,
setelah itu tutup dengan memutar pada arah yang berlawanan dan pembukaan
knop hitam, pemutaran timer sesuai alat yang disterilkan, penutup knop hitam
setelah terdengar yang mendesis, proses sterilisasi berlangsung. Dengan tanda
bunyi bel dan matinya lampu proses yang telah di lakukan telah selesai.
Suhu diatur di dalam autoclave pada temperatur yang cukup tinggi yaitu
pada suhu 121 oC, dengan tekanan 1 atm, keadaan tersebut dipertahankan selama
15 menit sehingga alat-alat tersebut bebas dari semua bentuk kehidupan mikrobia
seperti bakteri, fungi, dan virus yang merupakan jasad penyebab kontaminasi dan
kontaminan sehingga dapat mengakibatkan penyakit bagi tubuh manusia yang
melakukannya.

3.2.2. Oven
Cara kerja oven adalah pertama masukkan alat yang akan di sterilisasikan
lalu tekan tombol on/of, atur waktu pada tombol waktu, atur suhu yang di
inginkan dengan dua tombol suhu keatas dan kebawah, suhu yang dipakai dalam
sterilisasi menggunakan oven yakni 130-160 derajat celcius. lalu tekan tombol w/t
untuk menstabilkan suhu yang telah di tentukan, agar suhu tetap pada temperature,
tidak berkurang atau berlebih.

3.2.3. Mikroskop
Cara kerja mikroskop adalah pertama sambungkan kabel ke colokan
listrik. Lalu tekan tombol on. Taruh benda yang akan digunakan diatas meja

9 Universitas Sriwijaya
10

preparat. Setelah itu amati bahan yang akan diteliti sambil mengatur revolver,
mikrometer, makrometer, kondensor, dan diafragma sampai bahan terlihat dengan
jelas.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil

Hasil dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

No Nama Alat Fungsi Gambar Alat

10 Universitas Sriwijaya
11

1. Pembakar Membakar zat atau


Spiritus/bunsen memanaskan larutan

Digunakan untuk
membiakkan sel.
2. Cawan Petri Cawan petri selalu
berpasangan, yang
ukurannya agak kecil
sebagai wadah dan
yang lebih besar
merupakan tutupnya.

Menampung larutan
dalam jumlah yang
3. Tabung Reaksi sedikit.

4. Pipet tetes Memindahkan


beberapa tetes zat
cair

5. Gelas Beaker Menampung bahan


kimia atau larutan
dalam jumlah yang
banyak.

6. Erlenmeyer Menyimpan dan


memanaskan larutan
dan menampung
filtrat hasil

11 Universitas Sriwijaya
12

penyaringan

7. Penjepit tabung Menjepit tabung


reaksi reaksi selama
melakukan proses
pemanasan

8. Gelas Ukur Untuk mengukur


volume larutan

9. Mortar dan Alu Menggerus dan


menghaluskan suatu
zat

10. Cawan Porselin Wadah untuk


mereaksikan atau
mengubah suatu zat
pada suhu tinggi

11. Magnetik Stirer Untuk mengaduk


media pada
pemanasan

12 Universitas Sriwijaya
13

12. Jarum Ose Untuk mengambil


dan memanaskan
bakteri

13. Neraca Analitik Untuk menimbang


massa suatu zat.
Tingkat ketelitian
lebih tinggi neraca di
atas.

14. Batang Untuk mengaduk


Pengaduk larutan/cairan.

15. Rak tabung Untuk meletakkan


reaksi tabung reaksi

Tanda A untuk
mengembalikan
16. Bola hisap kebentuk semula,
tanda S untuk
menghisap larutan,

13 Universitas Sriwijaya
14

dan tanda E untuk


mengeluarkan
larutan.

17. Oven Mengeringkan


peralatan yang akan
digunakan

18. Autoclave Alat pemanas


tertutup
yang digunakan
untuk mensterilisasi
suatu benda
menggunakan uap
bersuhu dan
bertekanan tinggi

4.2 Pembahasan
Pratikum mikrobiologi ini banyak menggunakan alat yang terbuat dari kaca.
Alat pratikum sangat penting sekali dalam berlangsungnya percobaan. Keakuratan
hasil pengamatan bisa ditentukan oleh alat-alat yang digunakan. Alat yang
digunakan dalam laboratorium bermacam-macah jenisnya.

14 Universitas Sriwijaya
15

Pipet tetes digunakan untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke


wadah lain. Pipet tetes harus dibersihkan apabila air suling tidak menetes keluar
dengan seragam, tetapi menyisakan tetesan kecil yang menempel pada dinding
dalam. Pembersihan dapat dilakukan dengan larutan detergen hangat atau larutan
pembersih.
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan
yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml,
sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Ball pipet adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada
pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten
bahan kimia.Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki
katup. Katup yang bersimbol A (air) berguna untuk mengeluarkan udara dari
gelembung. S (suck) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung
pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exit) berfungsi untuk
mengeluarkan.
Bunsen salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril
adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api
yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru
(paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau
methanol.
Pada sterilisasi basah menggunakan bahan yaitu alkohol 70% di karenakan
alkohol bersifat beracun yang dapat membunuh batkeri pada alat yang kan di
sterilkan. Alkohol 70% yaitu alkohol yang mengandung alkholol sebanyak 70%
dan sisanya aquadest sebanyak 30% dan juga alkohol 70% ini memiliki harga
yang lebih murah. Sebelum mensterilkan alat terlebih dahulu kita menyemprot
alkohol tersebut ke tangan kita lalu mengeringkan nya dengan menggunakan
tissue. Setelah itu barulah kita mensterilkan ke dua alat tersebut dengan cara
menyemprotkan bagian luar alat itu dengan alkohol 70% lalu alat tersebut di
keringkan dengan tissue. Untuk tabung reaksi pada mulut tabung di masukkan

15 Universitas Sriwijaya
16

kapas agar bakteri tidak dapat masuk ke dalam tabung reaksi, setelah itu ke dua
alat tersebut di bungkus dengan kertas bersih dengan teknik tersendiri.
Pada sterilisasi kering, alat yang akan di sterilkan sama seperti sterilisasi
basah yaitu tabung reaksi dan cawan petri. Pada sterilisasi ini menggunakan
pemanasan langsung dengan alat pemanas berbahan bakar spritus atau bunsen.
Bahan bakar pada bunsen yang di gunakan adalah spritus karena warna api yang
di hasilkan berwarna biru dan tidak menimbulkan bau serta asap sedangkan kalau
bunsen menggunakan minyak lampu maka akan menyebabkan bau dan asap yang
tidak di inginkan. Cara steril alat ini adalah pertama bunsen di nyalakan dan alat
tersebut di panaskan secara langsung pada api tetapi api tidak bersentuhan
langsung dengan alat yang akan di sterilkan. Setelah alat tersebut di panaskan lalu
di dinginkan dan alat-alat tersebut di bungkus dengan kertas bersih dengan teknik
tersendiri.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah pengenalan alat sangatlah penting
sebelum melakukan praktikum agar terjaminnya keselamatan kerja. Sebelum
melakukan praktikum alat yang akan digunakan haruslah di sterilkan terlebih
dahulu. Alat yang digunakan untuk sterilisasi kering adalah oven. Dan untuk
sterilisasi basah adalah autoclave. Alat-alat yang ada di laboratorium kebanyakan
terbuat dari kaca.
5.2. Saran
Saran dari saya untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya praktikan lebih
mempersiapkan diri lagi untuk praktikum. Untuk asisten, tetap ramah dan sabar
dalam mengajarkan praktikan. Terimakasih.

16 Universitas Sriwijaya
17

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2001. Penuntun Dasar-dasar Praktikum kimia. Bandung: ITB
Dwijosaputro, D. 2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fatiqin, Awalul dan Fitratul Aini. 2013. Panduan Praktikum Mikrobiologi Umum.
Palembang: IAIN Raden Fatah
Mila, Ermila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Prawirahartono, Slamet. 2003. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksar.
Purnomo, B. 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: Fakultas
Pertanian UNIB.
Setiawati. 2002. Biokimia I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

17 Universitas Sriwijaya
18

18 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai