Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena bimbingan
memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Ahmad Kurnia selaku Dosen mata
mengahrapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharakan
Kiranya yang Maha Kuasa tetap menyertai kita sekalian, dengan harapan pula
agar karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
1
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 3
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................. 5
A. Akhlak........................................................................................... 5
B. Tasawwuf.................................................................................... 10
C. Hubungan antara akhlak dan tasawuf........................................13
BAB 3 PENUTUP.................................................................................... 15
A. Kesimpulan................................................................................. 15
B. Kritik dan Saran..........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 16
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
tasawwuf dengan akhlak yang akan dibahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A Akhlak
Istilah akhlak berasal dari bahasa arab "akhlaq" yang merupakan bentuk jamak
dari kata "khulqu" yang berarti perangai, budi, tabiat serta adab. Secara istilah,
pengertian akhlak juga berarti sifat yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat
baik maupun berbuat buruk, bagus maupun jelek. Sedangkan secara terminologi,
kata akhlak dapat diartikan sebagai salah satu tingkah laku seseorang untuk
mendapatkan dorongan atau keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang
tersebut secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan tersebut.
Secara terminologi, ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh pakar yaitu:
Ibn Miskawaih
keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (terlebih dahulu).
Imam Ghazali
adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
(terlebih dahulu).
Akhlaq berkaitan erat dengan tarbiyyah atau pembinaan jiwa. Akhlaq merupakan
produk, Akhlaq yang kita miliki berhubungan erat dengan pembinaan yang kita
lakukan kepada diri kita, jika pembinaannya baik, maka akhlaq kita baik dan
sebaliknya.
5
Secara garis besar akhlak terdiri dari dua sifat, yaitu:
1. Berperilaku bijak.
2. Menghindari dari sesuatu yang buruk atau tercela.
3. Keberanian untuk melawan hawa nafsu.
4. Dapat bersifat adil.
6
Lingkungan. Yang dimaksud adalah lingkungan masyarakat yang
mengitari kehidupan seseorang dari rumah, lembaga pendidikan, hingga
tempat bekerja. Demikian pula hal-hal yang berupa kebudayaan dan
nasihat-nasihat sekitarnya.
Artinya: Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka menyembah kepada-Ku.(QS. Adz-Dzariyat: 56).
c. Tawakkal
7
f. Ikhlas menerima keputusan Allah
Artinya: Dan alangkah baik jika mereka ridha dengan apa yang Allah dan
Rasul-Nya berikan kepada mereka, sambil mereka berkata: cukuplah Allah
bagi kami, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya akan member kepada kamu
karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai Allah.(QS. At-Taubah: 59)
Bermohonlah kepada Tuhan kalian dengan rendah hati dan dengan rahasia
(suara hati). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar
batas.(QS. Az-Zumar: 53)
h. Husnud-dhan
Artinya: Janganlah mati salah seorang dari kalian, melainkan dalam keadaan
baik sangka kepada Allah.(H.R. Muslim)
2) Akhlak terhadap orang tua meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada
kerabat lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih sayang,
berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah
lembut, berbuat baik kepada keduanya sebaik-baiknya dan mendoakan
8
keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-
duanya telah meninggal dunia.
4) Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat, antara lain : saling membina rasa
cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan
kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak-
anak dengan kasih sayang dan memelihara hubungan silaturrahim.
B. Tasawwuf
9
Secara ethimologi, tasawwuf berasal dari bahasa Arab yaitu kata shuuf yang
berarti bulu. Pada waktu itu para ahli tasawwuf memakai pakaian dari bulu domba
sebagai lambang merendahkan diri. Sedangkan secara terminology, para sufi
dalam mendefinisikan tasawwuf itu sendiri sesuai dengan pengalaman batin yang
telah mereka rasakan masing-masing. Dan karena dominannya ungkapan batin ini,
maka menjadi beragamnya definisi yang ada. Sehingga sulit mengemukakan
definisi yang menyeluruh.
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang
umum adalah kata itu berasal dari Suf (), bahasa Arab untuk wol, merujuk
kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak
semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain
menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (), yang berarti kemurnian.
Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori
lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu
ketuhanan.
1. Tahap Zuhud
Zuhud menurut para ahli sejarah tasawuf adalah fase yang mendahului
tasawuf. Menurut Harun Nasution, station yang terpenting bagi seorang calon sufi
ialah zuhd yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Sebelum
menjadi sufi, seorang calon harus terlebih dahulu menjadi zahid. Sesudah menjadi
10
zahid, barulah ia meningkat menjadi sufi. Dengan demikian tiap sufi ialah zahid,
tetapi sebaliknya tidak setiap zahid merupakan sufi
11
a. Tasawuf Akhlaqi
Yaitu tasawuf yang sangat menekankan pada moral atau akhlak yang
hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna meperoleh kebahagiaan
yang nyata. Ajaran yang terdapat dalam tasawuf ini meliputi ; Takhalli, yaitu
penyucian diri dari sifat-sifat tercela. Tahalli, yaitu menghiasi dan membiasakan
diri dengan sikap perbuatan yang terpuji. Dan Tajalli, yaitu melakukan
tersingkapnya nur ilahi seiring dengan hilangnya sifat-sifat kemanusiaan pada diri
manusia setelah tahapan kedua diatas atau takhalli dan tahalli.
b. Tasawuf Amali
c. Tasawuf Falsafi
a. Tobat, yaitu memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan
kesalahan serta berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak akan mengulangi
perbuatan dosa yang telah dilakukan.
b. Wara, yaitu menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal-hal yang
12
tidak baik atau subhat. Dalam pengertian sufi wara adalah menghindari jauh-jauh
segala yang didalamnya terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat).
d. Fakir, yaitu tidak meminta lebih dari pada yang menjadi haknya, tidak banyak
mengharap dan memohon rizqi, kecuali hanya untuk menjalankan kewajiban-
kewajiban dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
e. Sabar, yaitu menghindari diri dari hal-hal yang bertentangan dengan apa yang
dilarang Allah SWT, tenang ketika mendapat cobaan, dan menampakkan sikap
perwira walaupun sebenarnya berada dalam kafakiran dalam bidang ekonomi.
f. Tawakal, yaitu penyerahan diri seorang hamba kepada Allah SWT setelah ada
usaha maksimal.
g. Ridha, yaitu menerima qadha dan qadar Allah SWT dengan hati senang,
mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal didalamnya hanya
perasaan senang dan gembira.
13
akhlak. Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada pembinaan
akhlak yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di kalangan kaum
sufi dikenal istilah altakhalluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan budi
pekerti Allah, atau juga istilah al-ittishaf bi sifatillah, yaitu mensifati diri dengan
sifat sifat yang dimiliki oleh Allah.
Jadi akhlak merupakan bagian dari tasawwuf akhlaqi, yang merupakan salah
satu ajaran dari tasawwuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawwuf akhlaki
adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap
siksaan Allah.
14
BAB 3
PENUTUP
A Kesimpulan
Tasawuf adalah melakukan pengabdian kepada Allah dengan cara
mensucikan diri, meningkatkan ahlaq dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
membangun kehidupan jasmani dan rahani untuk mencapai kebahagiaan abadi
atau hakiki. Maqamat tasawuf terdiri dari tobat, wara, zuhud, fakir, sabar,
tawakal, ridho.
15
DAFTAR PUSTAKA
Busro, Ali. Dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
16