PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum anatomi dan morfologi adalah mengetahui dan
memahami tentang anatomi dan morfologi unggas, serta mengetahui dan
memahami sistem pencernaan dan sistem reproduksi unggas serta proses-proses
yang berlangsung di dalamnya.
1.3. Manfaat
1
Manfaat dari praktikum anatomi dan morfologi unggas adalah praktikan
dapat memahami anatomi dan morfologi pada unggas serta sistem pencernaan dan
sistem reproduksi serta proses-proses yang berlangsung di dalamnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Neil (1991) menyatakan bahwa berat crop ayam berkisar antara 8 sampai
12 gram.
Setiowati (2007) menyatakan bahwa burung memiliki tubuh yang ditutupi
bulu. Bulu tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu plumae, filoplumae, dan
plumulae. Plumae adalah bulu yang terdapat pada bagian sayap dan ekor.
Filoplumae adalah bulu burung yang halus yang menutupi seluruh permukaan
tubuh.
Suprijatna (2005) menyatakan bahwa Albumin pada sebutir telur terdiri
dari 4 lapisan. Masing-masing adalah chalazae (27.0 %), putih kental (57.0 %),
putih telur encer (17.3%) dan putih telur encer bagian luar 23.0%). Keempat
lapisan tersebut diproduksi pada magnum, tetapi putih telur encer luar (outer thin
white) tidak lengkap sampai air ditambahkan di uterus.
Suprijatna (2005) menyatakan bahwa Isthmus merupakan tempat
pembentukan kerabang tipis dan tempat terjadi plumping, kandungan pada masa
ini tidak secara lengkap mengisi membran kerabang dan telur menyerupai sebuah
kantung hanya sebagian yang terisi air.
Suprijatna (2005) menyatakan bahwa Warna kerabang telur terdiri
atas phorpirin yang terbentuk dibagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur.
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa Dalam getah empedu terdapat asam
empedu yang berfungsi membantu digesti lemak, mengaktifkan lipase pankreas
dan membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam
lemak.
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa di dalam seka terjadi pencernaan
mirobiologi, karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri pencerna serat
kasar.
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa Fungsi usus besar yaitu untuk
perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi
feses yang kemudian juga tercampur dengan urine membentuk ekskreta. Feses dan
urine sebelum dkeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%.
Usus besar mempunyai panjang 7 cm.
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa Kloaka merupakan tempat keluarnya
eksreta karena urodenum dan cuprodeum terletak berhimpitan.
4
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa mulut menghasilkan saliva yang
mengandung amylase dan maltase saliva dan produksi saliva 7 sampai 30 ml/ hari
tergantung pada jenis pakan. Sekresi saliva dipacu oleh syaraf parasimpatik.
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa Oesophagus menghasilkan mukosa
yang berfungsi untuk membantu melicinkan pakan menuju tembolok.
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa pencernaan pada ayam terdiri dari
bagian-bagian utama seperti mulut/paruh, esofagus, tembolok (crop),
proventrikulus, empedal (gizzard), duodenum, jejunum, ileum, seka (usus buntu),
rektum, kloaka. Sedangkan organ pencernaan tambahan yaitu hati, getah empedu
dan pankreas.
5
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.2. Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum anatomi dan morfologi
unggas serta sistem pencernaan dan sistem reproduksi unggas adalah baki atau
nampan, pita ukur, timbangan, pisau bedah, gunting, pinset, dan ayam ras petelur
afkir.
3.3. Metode
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum anatomi dan morfologi unggas
yaitu tempatkan ayam di atas baki atau nampan dan usahakan dalam keadaan
tenang, gambar ayam secara utuh. Gambar kepala dan bagian-bagiannya, amati
bagian kepala seperti jengger, paruh, piah, lubang telinga, dan mata. Amati
seluruh badan ayam yang berbulu, bedakan dibagian mana terdapat bulu kontur,
plumulae, dan filoplumulae. Pada bulu sayap, perhatikan bagian mana yang
merupakan bulu sekunder, primer, dan bulu axial kemudian gambarkan. Cabut
salah satu bagian bulu sayap kemudian gambar dan tulis bagian-bagiannya.
Gambarkan bagian kaki dan sebutkan bagiannya. Amati pigmentasi pada kaki.
Ukur panjang shank.
Cara kerja pada praktikum alat pencernaan yaitu sembelih objek
praktikum (ayam ras petelur afkir) sesuai dengan prosedur. Bedah ayam dengan
cara menyayat bagian abdomen di atas kloaka, kemudian potong seluruh tulang
rusuk bagian kiri atau kanan sampai persendian antara tulang scapula dengan
coracoids. Gunting kulit leher bagian depan sehingga isi rongga badan dapat
terlihat seluruhnya. Keluarkan sistem pencernaan dari rongga badan mulai dari
bagian oesophagus sampai kloaka beserta alat-alat aksesorisnya. Perhatikan dan
6
catat kondisi bagian-bagian sistem pencernaan yang telah terpisah, lalu gambar
dan ukur panjang setiap bagian saluran pencernaan.
Cara kerja pada alat reproduksi betina adalah pada objek yang sama,
pisahkan sistem reproduksi dari rongga badan ayam. Urutkan hingga memanjang
mulai dari infundibulum sampai kloaka. Perhatikan dan catat kondisi bagian-
bagian sistem reproduksi. Ukur dan gambar saluran reproduksi. Cara kerja pada
alat reproduksi jantan adalah sembelih objek praktikum (ayam jantan) sesuai
prosedur. Keluarkan saluran pencernaan dengan hati-hati jangan sampai merusak
saluran reproduksi. Biarkan saluran reproduksi jantan menempel pada rongga
badan. Gambar dan catat kondisi bagian-bagian sistem reproduksi jantan.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
4.2. Kepala
Bagian kepala dari ayam layer yaitu terdapat jengger, jengger ini terdiri
dari points, serration, blade. Jengger pada ayam layer yaitu bentuknya single
comb karena jengger dengan bentuk ini lebih memudahkan dalam hal perkawinan
sehingga diperoleh fertilitas yang tinggi.Pada bagian kepala juga terdapat eye
ring, beak (paruh), wattle, ear lobe, dan ear. Jengger yang ada pada ayam layer
yang diamati yaitu tidak tegak atau lembek yang menandakan ayam layer ini
betina.
4.3. Bulu
Bagian bulu yang terdapat pada sayap ayam menurut letaknya terdiri atas
Remiges, Rectrices, Tectrites, Parapterium, dan Alaspuria. Pada bulu remiges ini
terdapapt tiga bagian yaitu bulu primer, bulu sekunder dan axial. Kegunaan
pembedaan bagian bulu pada sayap ini untuk menentukan saat molting atau luruh
bulu. Molting ini terjadi dengan alamiah. Pada ayam petelur molting terjadi 2
kali. Molting terjadi karena produktivitasnya rendah dan masa memperbaiki
9
bagian eksterior dan interior ayam tersebut. Adanya bulu pada sayap itu berguna
untuk melindungi tubuh dari cuaca dan lingkungan serta digunakan untuk
terbang. Sayap atau bulu ini disusun oleh keratin. Bulu pada unggas menunjukan
bangsa (breed, spesies, varietas) dan jenis kelamin. Pada saat praktikum pada
ayam petelur yang diamati terdapat 3 jenis struktuur bulu yaitu Plumulae yaitu
bulu yang berada dibawah bulu countur, Contur yaitu bulu yang menutupi tubuh,
Filoplumae yaitu bulu yang lebih kecil dan berada dibagian kepala. Menurut
pendapat Setiowati (2007) yang menyatakan bahwa burung memiliki tubuh yang
ditutupi bulu. Bulu tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu plumae, filoplumae,
dan plumulae. Plumae adalah bulu yang terdapat pada bagian sayap dan ekor.
Filoplumae adalah bulu burung yang halus yang menutupi seluruh permukaan
tubuh.
4.4. Kaki
Bagian kaki yang terlihat adalah shank, shank pada ayam layer yang
diamati yaitu berwarna pucat. Warna yang pucat ini disebabkan karena ayam
mengkonsumsi pakan yang kurang dengan kandungan -karoten yang
menghasilkan warna kuning dari bahan pakan jagung.
10
Panjang Jejenum 68 cm
Panjang Ileum 45 cm
Panjang Caeca 20 cm dan 17 cm; rata-rata 17,5 cm
Dari data di atas didapatkan bahwa berat limfa sebesar 1 gram, yang dapat
diartikan bahwa persentase bobot limfa adalah 0,135 % dari bobot badan. Hal ini
dapat dikatakan kecil, karena menurut pendapat Putnam (1991) bahwa persentase
bobot limfa berkisar antara 0,18 - 0,23%. Limfa merupakan salah satu organ yang
berperan dalam sirkulasi darah yaitu sebagai daerah penampung darah (Frandson
1992).
Persentase bobot jantung terhadap bobot badan pada praktikum ini adalah
0,813%. Jantung adalah organ yang memegang peranan penting dalam peredaran
darah dari jantung ke semua sel di dalam tubuh.
1. Mulut
11
keras serta berbentuk seperti sendok sehingga mudah digunakan untuk menyaring
dan menangkap makanan yang bercampur air. Mulut pada unggas ditandai dengan
tidak adanya bibir, pipi, dan gigi. Pengganti fungsi gigi pada mulut unggas
terdapat pada lidah dan juga paruh
Terjadi proses pencernaan enzimatis dimulut dengan bantuan enzim saliva
dalam jumlah sedikit. Ezim dikeluarkan dalam mulut juga untuk membantu pada
proses penelanan. Makanan selama dalam mulut tidak terjadi mastikasi, karena
makanan lewat dengan cepat masuk lewat oesophagus. Menurut Yuwanta (2004),
mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase dan maltase saliva dan
produksi saliva 7 sampai 30 ml/ hari tergantung pada jenis pakan. Sekresi saliva
dipacu oleh syaraf parasimpatik.
2. Oesophagus
3. Tembolok (crop)
4. Proventriculus.
12
Proventriculus adalah suatu peleburan dari kerongkongan sebelum
berhubungan dengan gizzard (empedal). Biasanya disebut glandula stomach atau
true stomach, tempat gastric juice diproduksi. Pepsin, suatu enzim untuk
membantu pencernaan protein, dan hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell,
oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan
material pakan disini, akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam gizzard
sehingga dapat bekerja disini (Muljowati, 1999).
5. Gizzard.
6. Usus halus
13
ini sebagai usus halus bagian bawah (Suprijatna, 2005). Berat pada jejunum pada
praktikum yaitu 12 gram dengan panjang 68 cm, sedangkang berat ileum adalah 8
gram dengan panjang 45 cm.
7. Seka
8. Usus Besar
Fungsi usus besar yaitu untuk perombakan partikel pakan yang tidak
tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses yang kemudian juga tercampur
dengan urine membentuk ekskreta. Feses dan urine sebelum dkeluarkan
mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%. Usus besar mempunyai
panjang 7 cm (Yuwanta, 2004).
9. Kloaka
Kloaka merupakan penghubung usus besar dan anus, dan muara bagi sisa-
sisa hasil metabolism dalam bentuk materi feses dari usus besar, telur dari oviduct
dan urin dari ureter. Kloaka merupakan tempat keluarnya eksreta karena
urodenum dan cuprodeum terletak berhimpitan (Yuwanta, 2004).
a. Hati
14
Organ ini terdiri dari dua lobus yang berwarna cokelat dan terletak pada
daerah gizzard dan duodenum yang menghasilkan empedu berwarna kehijauan
dan bersifat alkali karena untuk menetralkan asam lambung. Hati berkerja sebagai
filter zat makanan yang telah diserap yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi
darah. Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi
empedu. Dalam getah empedu terdapat asam empedu yang berfungsi membantu
digesti lemak, mengaktifkan lipase pankreas dan membantu penyerapan asam
lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak (Yuwanta, 2004). Warna
kehijauan empedu disebabkan karena produk akhir destruksi sel darah merah,
yaitu biliverdin dan bilirubin (Amrullah, 2004).
Berat hati ayam adalah 21 gram, sedangkan berat badan adalah 969 gram.
Menurut Yuwanta (2004), berat hati adalah 3% dari berat badan. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa berat hati tidak sesuai dengan kisaran normal
karena kurang dari 3% berat badan.
b. Pankreas
c. Limfa
Limfa berada di sebelah kiri dan kanan duodenum, sedikit di atas empedu
dan berwarna kemerah-merahan.Organ ini fungsinya belum diketahui secara pasti,
tetapi menurut Yuwanta (2004), limfa berfungsi membantu memecah sel darah
merah dan sel darah putih.Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat
15
limpa ayam adalah 2 gram. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan
morfologi ayam.
Letak ovarium berada diujung cranial ginjal dan agak ke kiri dari garis
tengah daerah sumb lumbal cavum dadominalisi dan tergantung pada
dinding dorsal abdomen oleh suatu lipatan peritoneum (Nalbandov, 1990).
b. Infundibulum
c. Magnum
16
Magnum tesusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel. Mukosa dari
magnum tesusun dari sel gobelet yang berfungsi dalam mensekresikan putih telur
kental dan cair. Magnum merupakan bagian terpanjang dari oviduct. Diperlukan
waktu sekitar 3,5 jam bagi telur yang sedang berkembang untuk melalui
magnum. Albumin pada sebutir telur terdiri dari 4 lapisan. Masing-masing adalah
chalazae (27.0 %), putih kental (57.0 %), putih telur encer (17.3%) dan putih telur
encer bagian luar 23.0%). Keempat lapisan tersebut diproduksi pada magnum,
tetapi putih telur encer luar (outer thin white) tidak lengkap sampai air
ditambahkan di uterus (Suprijatna, 2005).
e. Isthmus
f. Uterus
Telur yang berkembang tinggal di uterus sekitar 18-20 jam, lebih lama
daripada dibagian lain dari oviduk. Uterus memiliki fungsi sebagai tempat
pembentukan kerabang telur dan pewarnaan kerabang. Warna kerabang telur
terdiri atas phorpirin yang terbentuk dibagian ini pada akhir mineralisasi kerabang
telur (Suprijatna, 2005).
g. Vagina
h. Kloaka
17
Kloaka terdiri dari 3 bagian, yaitu kuprodeum atau saluran keluarnya
feses, urodeumatau saluran keluarnya urin dan protodeum atau saluran keluarnya
sperma atau sel telur (Frandson, 1992). Telur juga dikeluarkan lewat kloaka yang
bermuara di protodeum. Meningkatnya kandungan protein dalam pakan dengan
kandungan energi yang sama dapat meningkatkan produksi telur, tetapi tidak
berpengaruh terhadap berat telur. Berat telur yang berkurang diantaranya
disebabkan oleh defisiensi protein dan asam amino untuk pembentukan sebutir
telur. Selain faktor tersebut berat telur juga dipengaruhi oleh genetik ayam,
dimana ayam buras yang mempunyai kemampuan genetik rendah hanya akan
mampu menghasilkan berat telur optimal sesuai dengan kemampuan genetiknya
(Nasution dan Adrizal, 2009).
1. Testis
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang, melekat
pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum
mesorchium,berdekatan dengan aorta dan vena cava atau di belakang paru-paru
bagian depan dari ginjal. Meskipun ekat dengan rongga udara, temperatur testis
18
selalu 41oC sampai 43oC karena spermatogenesis akan terjadi pada temperatur
tersebut. Testis ayam terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan,
lapisan albuginea yang lunak. Bagian dalam dari testis terdiri atas tubuli
seminiferi (85% sampai 95% dari volume testis), yang merupakan tempat
terjadinya spermatogenesis dan jaringan interstitialyang terdiri atas sel glanduler
(sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron.
Besar testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan (Yuwanta,
2004). Spermatozoamenunjukkan bagian ujung kepala yang panjang diikuti oleh
satu ekor yang panjang. pH semen sekitar 7 sampai 7,4. Volume ejakulasi selama
satu kali perkawinan mencapai 1 ml pada permulaan hari itu dan berkurang sedikit
setelah beberapa kali perkawinan (Suprijatna et al., 2005).
2. Vas Deferens
3. Papilla
19
Papila memproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat
terjadinya kopulasi (Yuwanta, 2004).
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Crompton, D.W. 1999. A study of the growth of the alimentary tractof the young
cockerel. Br. Poult. Sci
Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. UGM
Press Yogyakarta.
Nasution, Saddat, dan Adrizal. 2009. Pengaruh Pemberian Level Protein Energi
Ransum yang Berbeda Terhadap Kualitas Telur Ayam Buras.Universitas
Andalas. Padang.
22