Anda di halaman 1dari 8

Tingkat tertinggi endokrin adalah hipotalamus.

Yang lainnya adalah kelenjar


reproduksi, tiroid, dll.

Dekat hipotalamus dan hipofisis ada kelenjar pineal yang berguna untuk mengatur
circadian clock- mengatur jam tidur.
Kelenjar endokrin lainnya:

Kelenjar timus- bekerja dalam proses maturasi limfosit.


Kelenjar pancreas- menghasilkan hormone yang mengatur metabolisme
glukosa
Kelenjar paratiroid (di belakang tiroid)

Fungsi dari kelenjar- kelenjar diatur beberapa mekanisme.


Di bawah sistem hipotalamus/ hipofisial: diatur secara hormonal. Hormon yang
dihasilkan hipotalamus berupa stimulating hormone.
Hormon yang dihasilkan hipofisis akan mengatur kelenjar tiroid dan kortex adrenal

Secara humoral: mengatur sekresi berdasarkan kadar senyawa dalam plasma


darah. Misal: hipofisis dan hipotalamus akan merespon terhadap hormone
tiroid, tiroksin, kortisol sebagai feedback negatif sehingga produksi hormone
oleh hipofisis dan hipotalamus akan terhambat
Kadar glukosa dalam darah juga akan mengatur sekresi kelenjar pancreas.
Kalsium dalam darah meregulasi sekresi kelenjar paratiroid dan sel- sel kalsitonin
daerah kelenjar tiroid.

Mekanisme secara neural: secara simpatik dan parasimpatik, mengatur


sekresi hormone oleh medulla adrenal. Rangsangan simpatis akan mengatur
katekolamin yang disekresi korteks adrenal.

1. Hipofisis (kelenjar pituitary)


Tersusun oleh sel- sel neuron yang dekat nervus optikus. Sel- sel pada hipotalamus
akan menghasilkan releasing hormone maupun inhibiting hormone yang akan
mengatur sekresi hormone pada hipofisis.
Contoh releasing hormone: Adenocorticotropic,
Contoh inhibitor hormone: Somatostatin, prolactin
Secara anatomi dekat dengan hipotalamus, dekat os. sphenoidale yang dekat
dengan jalannya kiasma nervi optic-apa-itu. Apabila ada pendesakan kiasma bisa
menybabkan hemianopia (hilang pandangan) atau apalah.

Hipofisis terdiri dari adenofise (anterior pituary, kelenjar sebenarnya) dan


neurohipofise (posterior pituitary, bukan kelenjar sekretori melainkan tersusun atas
akson saraf)

A. Adenohypofis (menghasilkan hormone yang diatur hipotalamus)


Pars distalis/ lobus anterior
Pars tuberalis di bagian kranial
Pars intermedia

B. Neurohypophysis:
Pars nervosa yang merupakan bagian terbesar
Infundibulum

Hipofise berhubungan dengan hipotalamus membentuk hipotalamo-hipofiseal axis.


Neoplasia pada hipotalamus: pemeriksaan CT scan atau MRI. Jika ada neoplasia
(misal pada TSH), maka akan terjadi hipersekresi (dalam kasus ini hipertiroidisme).

Hormon steroid bisa masuk ke inti sel. Contoh: kortisol


3 kelompok hormone yang dihasilkan oleh hipotalamo-hipofiseal system:

Hormon yang diproduksi oleh neuron pada supraoptikus dan paraventrikuli


hipotalamus. Disimpan dan disekresikan lewat neurohipofisis (ADH dan
oksitosin). Seperti hormone amino dan peptida
Hormon yang diproduksi oleh neuron pada bagian dorsal medial, ventral
medial dan infundibular hipotalamus, disimpan dan disekresikan melalui
AAAAAAA

Adenohipofise mensekresi:

Sel asidofilik (suka dengan zat warna asam seperti Eosin): growth hormone
(pertumbuhan tulang panjang dan perbanyakan sel otot) dan prolactin
(bekerja dalam ductus kelenjar mammae dalam produksi susu)
Sel basofilik (suka dengan zat warna basa seperti Hematoksilin): ACTH
(Adenocorticotropic Hormone), TSH (Tiroid Stimulating Hormone), FSH
(Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone)
Sel kromofob: sel yang sudah tidak aktif menghasilkan hormone. Mengalami
apoptosis lalu mati. Ada juga di paratiroid

Neurohipofise:

ADH/ vasopressin (Anti Diuretic Hormone: mengurangi jumlah air yang


disekresikan lewat reabsorbsi sehingga lebih pekat) dan oksitosin (memicu
kontraksi otot polos uterus saat persalinan dan kontraksi miepitel pada
papilla mamae, menyebabkan ejeksi air susu saat menyusui)

Vaskularisasi hipotalamus dan hipofise berguna agar komunikasi antara hipofisis


dan hipofise dapat berlangsung secara singkat dan cepat.
Hormon yang dihasilkan hipotalamus tidak perlu bersirkulasi ke seluruh tubuh,
melainkan bisa langsung mencapai sel target di adenohipofisis lewat sistem portal.
Sistem portal bekerja dengan membawa hormon yang disekresikan lewat medial
eminens lalu masuk ke kapiler (primary plexus) ke adenohipofisis.
Secara normal dari kapiler ke venula.

Mikroskopis hipofisis.

A. Adenohipofise:
Pars distalis: 75% dari hipofise, tersusun oleh sel- sel kromofob dan kromofil
(acidofil dan basophil), aktivitas sekresi diatur oleh hipotalamic releasing
hormone dan melalui feedback mekanisme dari kadar hormon yang
dihasilkan oleh target organ dalam darah.

Pars tuberalis menghasilkan gonadotropin hormone. Selain dipengaruhi oleh


gonadotropin releasing hormone yang dihasilkan hipotalamus, sekresi
gonadotropin juga dipengaruhi oleh inhibin

Banyak inti sel

B. Neurohipofise:
Tersusun atas serabut saraf
Inti sel adalah sel pituisit (bagian sel saraf yang bersifat supporting/ memberi
nutrisi)
Tampak didominasi oleh axon.
Tampak sel sel pituisit dan Hering Body (bentuk pelebaran ujung axon yang
menggelembung/ vesikel sekretori) yang berisi granula yang menyimpan
hormone ADH maupun oksitosin.

2. Kelenjar adrenal
Secara anatomis berada di superior dari ren/ ginjal.
Kelenjar ini dilindungi bantalan lemak sehingga terlindung dari jejas/ trauma

Kelenjar adrenal merupakan gabungan dua kelenjar dengan asal dan fungsi yang
berbeda.
Tersusun dari korteks dan medulla adrenal. Medulla dari neural crest, sementara
korteks berasal dari mesoderm

Hormon di medulla adrenal diregulasi stimulasi otonom/ simpatis


Adrenal korteks terususun atas:

Zona gromerulosa: gerombolan seperti mangkuk, menghasilkan aldosterone/


mineralokortikoid.
Zona fasiculata: sel sel polyhedral dengan lipid droplet memanjang.
Menghasilkan glukokortikoid: kortisol, kortikosteron, androgen (diubah
menjadi esterogen dan testosterone pada jaringan perifer)
Zona retikularis: sel sel kecil ireguler. Menghasilkan glukokortikoid.

Fungsi hormone kortek adrenal

Aldosteron: pada tubulus ginjal meningkatkan retensi Na dan air


Glukokortikoid: meningkatkan kadar glukosa dengna meningkatkan
gluconeogenesis dan lipolysis.
Kortisol: meningkatkan katabolisme protein otot
Androgen: dehidroepiandosteron akan berubah menjadi esterogen dan
testosterone dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan rambut pada ketiak
dan pubis.

Hipotalamus menghasilkan CRH yang akan memicu adenohipofisis menghasilkan


ACTH.
ACTH memicu korteks adrenal untuk menghasilkan aldosterone, kortisol,
kortikosterol, androgen. Kadar hormone yang dihasilkan korteks adrenal akan
memberikan feedback negatif pada sistem kelenjar yang berada di atasnya.

Regulasi sekresi aldosterone:


Na pada absorbsi juga akan masuk sehingga menyebabkan Na pada darah
meningkat. Pada stress kronik/ berkepanjangan, maka hipotalamus akan merespon
dengan menghasilkan kortikotropik releasing hormone yang akan memicu sintesis
ACTH yang meningkatkan aldosterone.
Kortisol juga akan meningkat. Aldosteron meningkat akan menyebabkan Na dan air
dalam tubuh naik sehingga volume darah naik dan menyebabkan tekanan darah
naik.
Peningkatan aldosterone juga dipicu penurunan volume darah dan juga karena
penurunan kadar Na dalam darah.
Secara fisiologis, apabila tekanan darah melebihi ambang batas normal, maka
terjadi sekresi atrial natriuretic peptide (ANP) yang menghambat sel- sel pada zona
gromelurosa sehingga sekresi aldosterone turun.
Akibatnya retensi Na dan air akan menurun.

Kortisol:
Meningkatkan gluconeogenesis dan lipolysis.
Akibat: glukosa darah naik, kadar lemak bebas naik. Berlangsung pada orang yang
stress. Bisa berakhir ke DM tipe II.

Medula adrenal:
Terdiri dari sel- sel yang merupakan perkembangan sel sel ganglioner yang
menghasilkan katekolamin, epinefrin, norepinefrin yang bekerja pada sel otot polos
pembuluh darah yang menyebabkan vasokontriksi dan vasorelaksasi. Meningkatkan
juga sekresi kelenjar keringat.
Sekresi diatur secara neuronal. Ketika ada rangsangan saraf simpatis (pada kondisi
terancam, misalnya) maka post ganglioner akan menghasilkan asetilkolin.
Asetilkolin memicu sel dalam medulla untuk melepaskan katekolamin. Katekolamin
disekresi secara kontinyu/ de novo tapi disimpan dalam vesikel.
Ketika dilepaskan, maka akan bekerja pada pembuluh darah yang menyebabkan
vasokontriksi, tekanan darah naik, denyut jantung meningkat.
Secara mikroskopis:
Tersusun oleh 3 zona berdasarkan karakteristik susunan se- sel kelenjarnya. Medulla
adrenal tersusun oleh sel kromatin (pheokromasit).
Proporsi sel fasiculata paling banyak.

3. Kelenjar Tiroid
Lokasinya ada di atas kartilago tricoid yang membentuk trakea. Ada dua lobus yang
tengahnya disebut isthmus.
Kelenjar tiroid tersusun atas sel yang membentuk folikel sel sel folikuler tersusun
secara epiteloid. Bentuk bervariasi dari kolumner sampai kuboid tergantung dari
aktivitas sekresi kelenjar.
Kelenjar yang aktif mempunyai bentuk sel kolumner dan kolid pada lumen relative
sedikit (tiroglobulin yang mengikat T3 maupun T4) dengan lumen di dalamnya berisi
masa kolid
Di antara folikel kelenjar terdapat sel parafolikuler atau sel C (Calsitosit,
menghasilkan kalsitonin) yang berfungsi menghasilkan hormone kalsitonin yang
berperan dalam regulasi kadar kalsium darah.

Hipotalamus menghasilkan tirotropic releasing hormone yang memicu pars distalis


mengeluarkan tiroid yang mengeluarkan T3 dan T4. Hasilnya berupa feedback
negatif kepada hipotalamus dan hipofisis.

Substrat dari iodium dan asam amino lewat transport aktif. Iodium dalam tubuh
terkonsentrasi dalam kelenjar tiroid.
TG (Tiroglobulin) dibuat oleh reticulum endoplasma. TG akan dipaket ke badan golgi
lewat vesikel dan melalui eksositosis.
TG akan dipecah menjadi asam amino, sementara T3 dan T4 akan masuk ke dalam
pembuluh darah.

Dinding sel kelenjar tiroid berupa folikel dengan isi koloid.

4. Kelenjar Paratiroid
Paratiroid melekat pada tiroid, di belakangnya.
Bila terjadi tiroidektomi, ada kemungkinan paratiroid terangkat yang bisa
menyebabkan gangguan regulasi kalsium

Kelenjar paratiroid tersusun atas chief cell dan oksifil cell


Aktifitas paratiroid meningkatkan reabsorbsi kalsium pada pembentukan urin dan
meningkatkan perombakan kalsium dari tulang lewat kerja osteoklas. Akibatnya
adalah meningkatnya kadar kalsium dalam darah.
Apabila terjadi peningkatan kadar kalsium melebihi 11 mg / 100ml di dalam darah,
maka kalsitonin akan bekerja untuk mendeposit kalsium ke dalam tulang.
Sebaliknya, apabila ada penurunan di bawah 9 mg/ 100ml di dalam darah, maka
paratiroid akan bekerja untuk mereabsorbsi untuk merombak tulang serta
mereabsorbsi kalsium dalam pembentukan tulang
Apabila paratiroid tidak ada, maka kadar kalsium dalam darah akan rendah,
menyebabkan hipokalsemia yang menyebabkan gangguan kontraksi otot, ritme
jantung, metabolisme. Pembentukan ATP juga terganggu

5. Kelenjar pancreas:
Lokasi ada di kuadran atas abdomen bagian kiri. Menempel pada lengkung
duodenum yang menyambung pada gaster sehingga berada di atas umbilicus.
Merupakan endokrin dan eksokrin.

Menghasilkan tripsin, kemotripsin, bikarbonat yang akan dibawa ke duodenum.


Sel endokrin berada di struktur khusus yang membentuk pulau Langerhans.

Kelenjar eksokrin: enzim lipase


Kelenjar endokrin: insulin, glucagon, somatostatin, dan polipeptida pancreas.

Sel endokrin/ Pulau Langerhans tersusun oleh:

Sel A (20%)
Sel B (70%)
Sel D (<5%)
Sel F (jarang)
Hormon yang dihasilkan pancreas (glucagon dan insulin) meregulasi kadar gula
dalam darah. Insulin meningkatkan uptake glukosa ke dalam sel sementara
glucagon kebalikannya.
Bila ada peningkatan kadar gula darah meningkat, maka insulin akan meningkat
glucose uptake ke dalam sel.

Anda mungkin juga menyukai