I. PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam dokumen lelang dan uraian
Yang diberikan saat rapat penjelasan telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam
mengikuti Pelebaran dan Peningkatan Jalan Tenggiri Desa Teluk Rhu menuju Dusun Tanjung Jaya.
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan
pelaksanaan dari pekerjaan pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari
masing masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini
juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lalulintas.
Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan lingkup pekerjaan antara lain :
Pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan mobilisasi, persiapan fasilitas penunjang, pengukuran,pengujian
bahan, dll.
Pekerjaan tanah yang akan meliputi pekerjaan galian struktur dan timbunan tanah, penyiapan badan jalan dan
geotextile stabilisator.
Pekerjaan lapisan kontruksi perkerasan pada pelebaran jalan yang terdiri dari timbunan pilihan, lapis pondasi
Agregat B.
Pekerjaan drainase yang meliputi pekerjaan galian untuk saluran drainase
Pekerjaan bahu jalan yaitu menggunakan Aggregat B
Pekerjaan Struktur yang meliputi pekerjaan Jalan Beton, Box Culvert dan Parit Beton.
Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan tata cara
pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan dokumen
lelang, gambar teknis, dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi :
Program Mobilisasi
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan penjabaran
mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Seneca Indonesia didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini
meliputi :
Dalam pelaksanakan pekerjaan ini kami akan menggunakan base camp Untuk menunjang pekerjaan dilapangan,
dengan menyewa lahan dekat dengan lokasi pekerjaan. Pada lokasi base camp ini telah tersedia fasilitas dan
peralatan sebagai berikut :
Sedangkan untuk kantor proyek / kantor lapangan yang akan memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka
kami akan mengadakan (penyewaan) lahan tambahan yang akan dicari didekati lokasi proyek.
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini akan dilaksanakan oleh staf inti proyek sesuai dengan daftar
personil minimal yang dibutuhkan :
Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini,
akan terdiri dari :
a. Mandor
b. Pekerja terlatih
c. Pekerja Biasa
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur Organisasi Kerja,
akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari
Rencana Kerja/Schedule.
4. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan utama
pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan.
Dalam periode mobilisasi ini kami akan melakukan pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik tetap
( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark, pengukuran
poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan
disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang akan
menghasilkan gambar kerja ( shop drawings ) berupa gambar situasi, potongan memanjang dan usulan
potongan melintang ( profil desain ). Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Pengawas
Proyek / Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan dilapangan ( Site Execution ).
Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara rinci bagaimana
bahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh, bagaimana dan dimana
proses pengelolahanpencampuran akan dilakukan serta bagaimana proses pengangkutan material tersebut
ke lokasi proyek yang dikaitkan dengan pengendalian lalu lintas (traffic management).
Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan berpedoman pada beberapa
referensi (standar rujukan) sebagai berikut :
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu sesuai ISO 9001 2008
Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahan
tersebut akan dilakukan secara intern dengan melibatkan Quality Control (Material Engineer) tingkat pusat dan di
lapangan. Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara extern dengan melibatkan
pihak external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal ini adalah dari konsultan supervise dan Direksi Pekerjaan.
Untuk gambaran lebih jelas mengenai pengendalian mutu ini, dapat di lihat dalam flow chart yang melampiri dokumen
ini.
3. Pekerjaan Tanah
a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk didalamnya
sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi
pelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan penyiapan
badan jalan. Badan jalan dibentuk sedemikan rupa sesuai dengan penampang bodi jalan yang akan
dilakukan pekerjaan pelebaran dan perkerasan beton.
b. Pekerjaan galian struktur 0-2 meter untuk pembuatan box culvert dilakukan setelah seluruh pekerjaan
utama selesai. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang
disetujui.
c. Pekerjaan Timbunan biasa (pengurugan kembali bekas galian) dilakukan setelah pekerjaan box culvert dan
parit beton selesai dikerjan.
d. Pekerjaan pemasangan geotektil stabilisator
e. Setelah dimensi dan elevasi pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, maka akan
dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi tersebut.
f. Pada lokasi pelebaran jalan dimana terdapat pekerjaan agregat Klas B, maka sebelum pekerjaan
penimbunan dimulai, akan dilakukan trial section (penghamparan dan pemadatan) untuk mendapatkan
persetujuan terhadap metode kerja penumbunan yang akan dilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang
digunakan akan diangkut dengan dump truck dari Quarry.
g. Bila diperlukan maka pada lokasi pekerjaan agregat juga akan dilakukan trial section untuk mendapatkan
persetujuan terhadap metode kerja yang akan dilaksanakan. Bahan agregat kls B yang digunakan akan
diangkut dengan dump truk ke lokasi pekerjaan.
h. Semua pekerjaan agregat kls B untuk pelebaran dan bahu jalan akan dilakukan dengan penghamparan dan
pemadatan lapis per lapis, dengan ketebalan gembur setiap lapisan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.
i. Lapisan terkhir dari agregat akan dilakukan uji kepadatan dengan menggunakan alat Sand cone.
PEKERJAAN STUKTUR
Meliputi pekerjaan jalan Beton, Box Culvert dan Parit Beton.
a. Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar saluran,
khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) saluran
rencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok serta profil
kemiringan galian.
b. Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum pekerjaan drainase
yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air disekitar lokasi
proyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian akan dilakukan terhadap saluran
drainase lama yang dipindahkan, sebelum pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas saluran drainase
tersebut dilaksanakan.
c. Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan penimbunan
untuk membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan progres
pekerjaan tersebut diatas.
d. Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah sesuai dengan
dimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi yang direncanakan
akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar.
e. Untuk daerah saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan batu kali akan
dikerjakan apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.
9. Pekerjaan Minor,
Pekerjaan minor lainnya seperti Pohon dan Marka Jalan, akan dilaksanakan pada akhir pekerjaan setelah
pekerjaan pelebaran dan overlay dilaksanakan.
10. Pelaksanaan pembersihan akhir akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai, sebelum dilakukan
Profesional Handling Over.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode pelaksanaan yang telah diuraikan diatas
makadilampirkan Diagram Metode Pelaksanaan Pekerjaan awal pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pekerjaan.
Pekerjaan Utama pada Paket Peningkatan kapasitas Jalan Indrapura Lima Puluh B, adalah sebagai berikut :
Lapis Pondasi Agregat, terdiri dari : Lapis Agregat B, Lapis Pondasi Agregat A, Lapis Pondasi Agregat S
Pekerjaan Aspal, terdiri dari : Aspal Minyak, Laston lapis aus (ACWC) dan Laston Lapis antara (ACBC)
Pekerjaan Tanah, terdiri dari : Biasa dan Timbunan Pilihan
Tahapan pelaksanaan fisik pekerjaan utama dilapangan akan diuraikan sebagai berikut :
2. Proses Pelaksanaan
a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas
b) Material pondasi agregat diproduksi di base camp sesuai JMF yang disetujui diangkut ke lokasi
penghamparan dengan menggunakan Dump Truck.
c) Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat didalam shop drawing.
d) Material dihampar dengan menggunakan Motor grader kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro
roller dengan berat alat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui oleh
pihak Direksi pekerjaan.
e) Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan dialkukan pada kadar air optimum.
3. Pengendalian Kualitas
a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai kepadatan
lapangan, dimana nilai kepadatan lapangan harus 100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.
b) Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat A sebelum pengujian density
test.
B. PEKERJAAN ASPAL
Secara umum metode pelaksanaan penghamparan dan pemadatan pekerjaan aspal akan dilakukan sebagai
berikut
1. Persiapan Pelaksanaan
a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan pemadatan lapisan aspal baru.
b) Lokasi pekerjaan terdiri dari pelapisan (overlay) di atas permukaan aspal lama, dimana pada lokasi
tertentu terdapat pekerjaan Leveling, dan sepanjang lokasi pelebaran jalan.
c) Bahan campuran berupa agregat halus dan agregat kasar untuk hotmix dihasilkan dari produksi stone
crusher dengan material dasar batu boulder yang didapat dari Quarry Silumajang yang berjarak 24 km dari
base camp.
d) Filler berupa semen didatangkan dari Suplier terdekat.
e) Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjut nya diuji kualitasnya (penetrasi dan titik lembek)
sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.
f) Pembuatan JMF hotmix AC Base, ACBC dan ACWC di labolarotium dengan pengawasan dan persetujuan
Direksi pekerjaan.
g) Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
h) Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant) dan diangkut dengan dump truck
ke lokasi pekerjaan dengan jarak 138 km.
i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial compaction untuk mengetahui
jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini disaksikan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
j) Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking diatas lokasi permukaan yang
telah direncanakan untuk diberi lapisan aspal baru. Pengukuran disaksikan dan disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
k) Melakukan proses pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan dilakukan pelapisan ulang
(Overlay). Pembersihan ini dilakukan sebelum permukaan aspal diberi lapisan pengikat tack coat untuk
mendapatkan kondisi bonding yang terbaik anatar lapisan aspal yang lama dan lapisan baru.
2. Proses Produksi
a) Dimulai dengan pemanasan aspal ( Aspal Minyak ) di dalam aspal storage sampai temperatur yang
disyaratkan.
b) Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan tetapkan ukuran bukaan cold
bin untu masing-masing fraksi aggregat sesuai hasil percobaan bukaan / gate cold bin (kalibrasi bukaan
cild bin).
c) Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat dan aspal sesuai job mix formula.
d) Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer untuk dikeringkan dengan
suhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan dengan hot elevator menuju ke penimbangan
material di hot bin.
e) Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke penimbangan aspal.
f) Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur dalam pugmill dengan wakru
pencampuran yang ditentukan 30 detik.
g) Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke aras Dump Truck dan diperiksa
temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.
3. Proses Pelaksanaan
a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.
b) Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatabn temporary marking telah dilaksanakan dan
disetujui dilapangan, maka pekerjaan akan dimulai dengan pelaksanaan tack coating.
c) Tack coating akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan metode kerja dan rencanapelaksanaan
yang disetujui. Penyemprotan tack coat secara bertahap ini dilakukan untuk mempertimbangkan apabila
terjadi kerusakan peralatan produksi (AMP), paving set dan kondisi hujan yang tidak memungkinkan
pekerjaan dilanjutkan.
d) Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Deraksi
Teknis dan Direksi Pekerjaan yang bertugas dilapangan.
e) Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang diproduksi di AMP akan dimulai
dengan pemeriksaan temperatur ampuran aspal panas tersebut sesaat sebelum ditumpahkan ke dalam
hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa temperature campuran yang akan berkaitan
dengan viskositas aspal masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis.
f) Setelah dihamparperiksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.
g) Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapihan permukaan dan tepi hamparan.
h) Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai dengan trial
compaction)
i) Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller (jumlah lintasan sesuai dengann
trial compaction)
j) Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai dengan trial
compaction)
4. Pengendalian Kualitas
Pengujian di laboratorium terhadap campuran aspal, antara lain :
Marshal test
Stability
Density, dan properties lainnya.
C. PEKERJAAN TANAH
Secara umun metode pelaksanaan pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan pelaksanaan
a) Mobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan dan pemadatan
timbunan
b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar material timbunan. Lokasi tersebut harus sudah
mendapat persetujuan dari Dereksi Pekerjaan.
c) Lokasi pekerjaan timbunan biasa merupakan bahu sedangkan lokasi pekerjaan timbunan pilihan
merupakan daerah pelebaran dimana pekerjaan pennyiapan badan jalan sudah dilaksanakan dan
elevasi sudah sesuai gambar kerja dan telah di setujui oleh Direksi Pekerjaan.
d) Material timbunan diambil dari lokasi quarry terdekat dan material sudah diperiksa kualitasnya di
laboratorium dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e) Pengajuan shop drawing dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
f) Material timbunan di angkut dari quarry ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
g) Untuk pekerjaan timbunan pilihan terlebih dahulu dilakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah
lintasan alat pemadat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Proses pelaksanaan
a) Pemsangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.
b) Material dihampar sesuai elevasi rencana shop drawing.
c) Material timbunan biasa atau timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan motor grader kemudian
dipadatkan menggunakan vibratory roller, dengan alat berat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial
compaction yang telah disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan.
d) Water tangker disediakan untuk menjaga kadar air untuk pemadatan dilakukan pada kadar air optimum.
3. Pengendalian kualitas
a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai kepadatan
lapangan harus >100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode pelaksanaan yang telah diuraikan diatas,
maka akan dilampirkan :
a. Peta yang menggambarkan lokassi proyek, usulan lokasi base camp dan lokasi sumber material yang
digunakan.
b. Beberapa diagram alir (flow chart) yang menggambarkan usulan pelaksanaan pemeriksaan bahan dasar dan
metode kerja dari beberapa pekerjaan utama.
Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan
pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak
mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas di
lokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai
aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi
seluruh pihak.
Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan
bewrbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara tepat dan
benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan
mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan pekerjaan
yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya
sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada
dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.
4. Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan tertentu seperti
overlay, akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak
mengganggu arus lalu lintas.
teknik pengaturan lalu lintas selama pekerjaan diperlihatkan didalam gambar terlampir.
V. SISTEM MANAJEMEN
Uraian mngenai pelaksanaan Sisitem Manajemenpekerjaan Paket Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura
Limapuluh B, khususnya yang berkaitan dengan Sistem Manajemen K3 telah disusun dan merupakan lampiran
dari dokumen usaha metode pelaksanaan.
IV. PENUTUP
Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya, semoga uraian diatas
dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan Dokumen Penawaran Paket Peningkatan
Kapasitas Jalan Indrapura Limapuluh B.
Iskak Efferin
Direktur Utama