I. OUTLINE:
1. Variabel yang menentukan kinerja heat exchanger
2. Faktor yang mempengaruhi kinerja heat exchanger
3. Cara mengoptimalkan kinerja heat exchanger
4. Menjelaskan lapisan batas termal
II. PEMBAHASAN
1. Variabel yang menentukan kinerja heat exchanger
Koefisien overall perpindahan panas (U) menyatakan mudah atau tidaknya panas
berpindah dari fluida panas ke fluida dingin dan juga menyatakan aliran panas
menyeluruh sebagai gabungan proses konduksi dan konveksi.
Luas bidang yang tegak lurus terhadap arah perpindahan panas. Karena luas
perpindahan panas tidak konstan, sehingga dalam praktek dipilih luas perpindahan
panas berdasarkan luas dinding bagian luar.
Selisih temperatur rata-rata logaritmik (T LMTD). LMTD : perbedaan temperatur
yang dipukul rata-rata setiap bagian HE. Karena perbedaan temperatur di setiap
bagian HE tidak sama.
Akibat fouling :
- mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan biaya, baik
investasi, operasi maupun perawatan.
- ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energy meningkat, waktu
shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat.
Pressure drop
Untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat memepertahankan tekanan yang
dimilikinya selama fluida mengalir.Pressure drop disebabkan oleh 2 hal :
- Friksi aliran dengan dinding
- Pembelokan aliran
Jika P terlalu besar:
- Disebabkan jarak antar buffle yang terlalu dekat
- Aliran menjadi lambat
- Perlu tenaga pompa yang besar
Jika P terlalu rendah
-Perpindahan panas tidak sempurna
Dimana nilai tahanan konduksi pada material tube merupakan x/kA . Apabila
digunakan material dengan konduktivitas yang tinggi maka tahanan konduksi akan
semakin kecil dan perpindahan panas akan semakin maksimal.
Cara meningkatkan kinerja heat exchanger juga dapat dilakukan dengan secara rutin
membersihkan heat exchanger dari fouling ( pengotor) minimal 1 tahun sekali.
Adanya zat pengotor yang terbawa oleh aliran fluida akan menempel pada luas
permukaan kontak antara fluida dengan padatan sehingga zat pengotor tersebut akan
menjadi tahanan bagi perpindahan panas konduksi.
Dengan memperbesar luas area yang tegak lurus dengan perpindahan panas (luas area
tube) maka perpindahan panas yang terjadi di dalam heat exchanger akan menjadi
maksimal sehingga panjang dari desain heat exchanger yang digunakan akan semakin
pendek dan akan menghemat ruang dan biaya.
Semakin kecil suatu boundary layer maka termal boundary layernya juga akan
semakin kecil sehingga perpindahan panas akan semakin baik.