Mineralogi 2
Mineralogi 2
Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam
bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang sifat - sifat
fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi
terdiri dari kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan
mineral maka arti Mineralogi adalah Ilmu tentang Mineral.
Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang
dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika
tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal
sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini
tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di
bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh
proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan
mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta
molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu
pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai
sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto,
Helmy, dkk. 1992 )
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui
walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
Warna
Warna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh cahaya atau
spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk
membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli dari
mineral itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit
yang berwarna biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll.
Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Warna Isiokhromatik : Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada
umumnya dijumpai pada mineral - mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau berkilap
logam. Contoh : Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit, dll.
2. Warna Allokhromatik : Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral
pengotornya, pada umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus cahaya
(transparan/translucent) atau berkilap non logam. Contoh : Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll.
Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral yang erat
hubungannya itu dengan sifat pemantulan dan pembiasan. Intensitas kilap tergantung dari
indeks bias dari mineral, apabila semakin besar indeks bias mineral, semakin besar pula
jumlah cahaya yang dipantulkan . Nilai ekonomik mineral kadang - kadang ditentukan oleh
kilapnya. Macam - macam kilap antara lain :
1. Kilap Logam (Metallic Luster)
Mineral - mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih.
Contoh : Galena, Native Metal, Sulfit, Pirit, dll.
2. Kilap Kaca (Vitreous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : Kuarsa, Kalsit, dll
3. Kilap Intan (Diamond Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : Intan
4. Kilap Sutera (Silky Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan sutera dan umumnya terdepat pada
mineral yang berserat. Contoh : Asbes, Aktinolit, Gipsum, dll
5. Kilap Damar (Resinous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar atau kekuning -
kuningan. Contoh : Spalerit, Sulfonit, dll
6. Kilap Mutiara (Pearly Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari
kulit kerang. Contoh : Muskovit, Talk, Dolomit, dll
7. Kilap Lemak (Greasy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contoh : Serpentinit, dll
8. Kilap Tanah (Earthy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contoh : Kaolin,
Limonit, Pauksit, dll
Cerat
Cerat atau warna goresan merupakan bagian dari warna di dalam mineral, tetapi dalam
bentuk serbuk, dapat diperloeh dengan cara mengikir atau digesekkan di bagian belakang
porselen atau ampelas.
Pecahan
Pecahan adalah kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara mengetahuinya dengan
melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak teratur. jenis - jenis pecahan
yaitu :
1. Pecahan Konkoidal
Memperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang
dipecah. Contoh : Kuarsa, Kalsedon, dll
2. Pecahan Serat
menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging. Contoh :
Serpentinit, Asbes, Augit, dll
3. Pecahan Tidak Rata
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.
4. Pecahan Runcing
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.
5. Pecahan Rata
Permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll
Belahan
Belahan adalah kenampakan minearl untuk membelah melalui bidang yang rata, halus, dan
licin, serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi :
1. Belahan Sempurna (Perfect Cleavage)
Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya dengan
memperlihatkan bidang permukaan yang halus. Contoh : Biotit, Muskovit, dll
2. Belahan Baik (Good Cleavage)
Merupakan mineral lebih mudah belah yang menurut bidang di dalam belahannya bila
dibandingkan dengan belahannya kearah lain. Contoh : Kalsit, Orthoklas, Gipsum, dll
3. Belahan Tidak Jelas (Indistinct Cleavage)
Merupakan bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya.
Contoh : Plagioklas, dll
4. Belahan Tidak Tentu
Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal, Kalsedon, dll
5. Belahan Jelas (Distinct)
Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan tetapi juga terpecah
kearah lain. Contoh : Hornblende
6. Belahan Tidak Sempurna (Inperfect Cleavage)
Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk diamati. Contoh :
Apatit, Native Metal, dll
Ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi :
1. Belahan satu arah
Bentuk
Bentuk mineral ada dua macam, yaitu :
1. Bentuk Kristalin
Apabila mineral mempunyai bidang yang ideal dan baisanya terdapat pada mineral yang
mempunyai bidang belahan.
2. Bentuk Amorf
Mineral tidak mempunyai batasan yang jelas.
Kekerasan
Kekerasan adalah ukuran daya tahan suatu mineral apabila permukaannya digores dengan
mineral lain. Contoh : Mineral X digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada
permukaan mineral X tergores, maka Mineral Z lebih keras dari mineral X. Berikut tabel
Skala Kekerasan mineral yang dibuat oleh Mohs.
Selain menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan
dari mineral.
Kuku Jari = 2,5
Jarum = 3,0
Uang Logam = 3,5
Paku Besi = 4,5
Pisau Baja = 5,5
Kaca = 5,5 - 6,0
Kikir Baja = 6,0 - 7,0
Ampelas = 8,0 - 9,0
Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Ferromagnetik : tertarik kuat oleh magnet seperti magnetit dan pirotit.
2. paramagnetik : tertarik lemah oleh magnet seperti pirit.
3. Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet.
Sifat Dalam
Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap gaya seperti memberi penekanan, pemotongan,
pembengkokan, pematahan, atau penghancuran. Sifat dalam dibedakan menjadi enam, yaitu:
1. Rapuh (Brittle)
Bila digores menjadi tepung, tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala arah dan
mudah untuk dihancurkan.
2. Dapat Diiris (Sectile)
Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan kehalusan.
3. Dapat Dipintal (Ductile)
Dapat dibentuk layaknya kapas.
4. Lentur (Elastic)
Bila dibengkokkan dapat kembali keseperti semula.
5. Fleksible
Bila dibengkokkan tidak dapat kembali lagi keseperti semula.
6. Dapat Ditempa
Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau melebur.
Berat Jenis
Berat Jenis adalah perbandingan dari berat mineral terhadap volumenya di dalam air.
Kelistrikan (Electricity)
kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang berhubungan dengan arus atau aliran listrik.
Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konduktor, yaitu mineral yang mampu menghantarkan listrik.
2. Non-Konduktor atau Isolator, yaitu suatu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.