Anda di halaman 1dari 1574

VERSI BAHASA MELAYU

Philosopher
Prof. DR. HALO-N
al fathun nawa

al fathun nawa
Aristocrat Of The Earth - XXI (Id. No. 000 032)

The First Al Quranic Scientist Of The World


Dato Philosopher Prof. Dr. Halo-N
al fathun
nawa

GUSI Laureate - 2012


Member of Supreme Council of Humanity, Universal State of Earth, United Nations
(http://www.wpf-unesco.org/eng/use/suprcoun.htm), Coordinator, World Philosophical Forum for
Pacific Countries and Oceania. Aristocrat of The Earth XXI (Id. No. 000 032). The Earth XXI
Citizen (Id. No. 000 000 070) (http://www.wpf-unesco.org). The First Al-Quranic Scientist of The
World. The International Gusi Peace Prize Laureate (http://www.gusipeaceprizeinternational.org).
USE-WPF Professor on civic knowledge (http://www.wpf-unesco.org/eng/univ/prof.htm). Specialized
on Islam ideology. Expert in Future Monetary Predictions, Mathematical Engineering. The Founder of
Gual Periok Foundation and social activist. Philosopher
He is also an author. His book in English, Al Fathun Nawa is known as the first book delivering
several theories in science Al Quran. Including four (4) theories of Science Natural Products and Bio
Chemistry: Nine Star Halo-N Theory, Nawiah 9x45 (1) Theory, Nawiah 9x45 (2) Theory, Halo-N 9.2
Prof. DR. HALO-N
The First Al Quranic Scientist
Homolength Theory.
Of The World
Beside sixteen (16) other known theories including: Carbon Indoorent Theory, Indoorent Carbon (GUSI Laureate - 2012)
Hybrid Theory, Cardiac Methane Helium Theory, Cardiac Oxy Methane Spark Theory, Oxy Methane
Carbon Hybrid Theory, Explosion Heart Beat Theory, Mind Heart Delighting Theory, Down Turn
Heart Beat Theory, Recover Heart Beat Theory, Heart Beat Efficient Theory, Oxy Methane Spark Aristocrat Of The Earth - XXI
Flame Theory, Piston Heart Beat Theory, Carbon Dioxide Breath Theory and Nitrogen Cancer Bite
Theory. All these are particular theories involve in the process of expelling electron from atom of
USE - WPF - United Nations - UNESCO
oxygen O and Nitrogen N to produce new species of CH6 , CH4 , C2H8 , 4-Helium, C2H6N , C2H8 , CH2 (Id. No. 000 032)
and NO. The new species as mentioned were born from the theories have been produced from research
extracted the verse of Noble Quran indeed.

Source : World Philosophical Forum, Athens - 2016 JILID 1


2016

JILID 1 2016
AL FATHUN
NAWA
Philosopher
Prof. Dr. HALO-N
The First Al-Quranic Scientist
Of The World
(GUSI Laureate -2012)

Aristocrat of The Earth


USE - WPF - United Nations - UNESCO
(Id No. 000 032)

JILID 1
2016
AL FATHUN NAWA Jilid 1

Pengarang : Philosopher Prof. Dr. Halo-N

Cetakan : Januari 2016

Rekabentuk Kulit : Hotchick Design

Dicetak Oleh : Hafizul Publications


No. 10, Jalan 2/20E Bandar Baru Selayang,
68100 Batu Caves, Selangor
Malaysia

Penerbit : Hafizul Publications


Selayang, Selangor
Malaysia
Website : http://www.hafizul.com.my
Email : hafizul@hafizul.com.my

Editor : Hasbullah Bin Zakaria, M.Sc

Edisi : Bahasa Malaysia


ISBN Nombor : 978-602-9132

Pasukan Penyemak :
BIDANG AGAMA BIDANG SAINS
Prof. Dr. H. Ramayulis, Tuanku Khatib Prof. Dr. H. Azimi H. Hamzah
Prof. Dr. H. Maidir Harun Prof. Emeritus Dato Dr. Sulaiman Md. Yassin
Prof. Dr. H. Yaswirman, MA Prof. Dr. Daud Silong
Prof. Dr. H. Asasriwarni, MA, MH Prof. Dr. Turiman Suandi
Dr. H. Muchlis Bahar, Lc, M. Ag Prof. Dr. H. Musa Abu Hassan
H. Ahmad Wira, M. Ag, M. Si, Ph.D Prof. Dr. Md. Salleh Hassan
Prof. Dr. Jariah Masud

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang


Adalah tidak dibenarkan kepada mana-mana orang untuk membuat salinan
kepada manuskrip ini dalam apa bentuk sekalipun. Sama ada secara
elektronik, fotokopi, mekanik, rakaman atau lain-lain tanpa mendapat
kebenaran Pengarang dan Penerbit terlebih dahulu.

ISBN 978-602-9132-00-7 (No. Jilid lengkap)


Prime Publisher

Hafizul Publications
Selayang, Selangor
Malaysia
Website : http://www.hafizul.com.my
Email : hafizul@hafizul.com.my

In cooperation with

Gusi Peace Prize International,


Manila, Philippines
Website :
http://www.gusipeaceprizeinternational.org

&

United Nations World Philosophical UNESCO


Forum

World Philosophical Forum


UNESCO-United Nations,
Athens, Greece
Website : http://www.wpf-unesco.org

Special Project For


The Eyes of The World
Consent by Organisations

Ambassador Barry Gusi


Chairman,
Gusi Peace Prize International,
Manila, Philippines
Website : http://www.gusipeaceprizeinternational.org
Consent by Organisations

Classical Philosopher Prof. Dr. Igor Kondrashin


President and CEO,
World Philosophical Forum
UNESCO-United Nations,
Athens, Greece
Website : http://www.wpf-unesco.org
Prakata i

SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA


PROPINSI SUMATERA BARAT REPUBLIK INDONESIA

Assalamualaikum w.w.
Sebahagian besar umat Islam di dunia
bermukim di kawasan Asia seperti di Malaysia,
Brunei Darussalam dan Indonesia. Indonesia adalah
negara yang mempunyai masyarakat Islam terbanyak
di antara negara-negara lain di dunia. Oleh karena itu,
pemerintah memberikan perhatian yang tinggi untuk
memajukan kehidupan umat Islam. Perhatian itu
diarahkan kepadapaya-upaya untuk meningkatkan
kualitas beragama umat Islam Indonesia.
Di antara upaya yang dilakukan pemerintah adalah penyediaan kitab suci
al-Quran dan terjemahnya dari tahun ke tahun. Untuk mendukung kegiatan ini,
pemerintah juga memberikan dukungan kepada masyarakat untuk menggali dan
memahami al-Quran seperti kegiatan penerjemahan dan penafsiran al-Quran.
Berdasarkan hal ini, pemerintah menyambut baik penerbitan buku tafsir sains Al
Fathun Nawa yang ditulis oleh Dr. Haji Ahmad Laksamana Haji Omar (Dr. Halo-
N, Orang Tua Utama Yayasan Gual Priok) yang bekerjasama dengan Penerbit CV.
Pustaka Al Fathun Nawa Pariaman dan Fakultas Syariah Institut Agama Islam
Negeri Imam Bonjol Padang. Pemerintah memandang bahwa kerjasama dua negara
ini (Indonesia dan Malaysia) akan memberikan nilai baik dalam meningkatkan
kualitas beragama umat Islam Sumatera Barat khususnya dan umat Islam kedua
negara.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata ii

Oleh karena itu, pemerintah Sumatera Barat khususnya mengucapkan


terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada penulis, Penerbit CV. Pustaka Al
Fathun Nawa Pariaman dan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol padang atas
kerjasama ini demi kepentingan umat Islam.
Semoga Allah SWT memberi berkah atas setiap usaha untuk memahami,
mendalami dan mengamalkan al-Quran.
Wassalamualaikum w.w.

Padang, 21 Juli 2011

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata iii

KATA SAMBUTAN
PROF. DR. H. SYAMSUL BAHRI KHATIB
Guru Besar Ilmu Tasawuf Fakultas Ushuludin, IAIN Imam Bonjol,
Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Barat

Al-Qur'an al-Karim yang diturunkan


Allah dalam bahasa Arab itu sangat
mengagumkan, tidak mampu orang untuk
menirunya dan isinya mencakup segala aspek
ilmu pengentahuan. Untuk menjelaskan makna
yang terkandung didalamnya diperlukan
adanya penafsiran. Para mufassir telah berjasa
mengurai dan menjelaskan makna dan maksud
dari ayat-ayat al-Quran itu sesuai dengan disiplin keahliannya. Kita
berhutang budi kepada mereka, atas jasa mufassirin itu kita telah dapat
memetik kandungan al-Quran. Langkah mufassirin itu perlu dilanjutkan
agar penggalian terhadap ayat-ayat al-Quran itu tidak sampai disana, karena
al-Quran itu sesuai untuk semua zaman.
Dr. Halo-N mempersembahkan karyanya yang berjudul Al-Fathun
Nawa membuktikan bahwa usaha untuk menjelaskan kandungan al-Quran
itu selalu berlanjut. Kita menyampaikan penghargaan kepada penulis
semoga karyanya ini dapat menambah khazanah ilmu pengentahuan ummat
tentang penafsiran dengan pendekatan sains moderen. Kita doakan usaha
dan kerja keras Direktur CV Pustaka Al Fathun Nawa Pariaman untuk
menerbitkan buku ini semoga sukses dan lancar. Amin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata iv

SAMBUTAN REKTOR
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi


Muhammad s.a.w secara berangsur-
angsur dalam waktu 20 tahun lebih.
Secara historis al-Qur'an diturunkan
untuk merespon berbagai problematika
sosial kehidupan yang terjadi dalam
masyarakat Arab saat itu, Bahkan
sekaligus merupakan mukjizat terbesar
Nabi Muhammad s.a.w. Al-Qur'an sebagai mukjizat sangat sulit
ditantang kebenarannya. Berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak
yang menantang kebenaran al-Qur'an, maka yang terjadi sebaliknya.
Upaya dan kerja keras yang dilakukan Dr. Halo-N
menggunakan metode penafsiran ayat al-Qur'an dengan al-Qur'an
(tafsir al-ayat bil al-ayat), memiliki keistimewaan. Keistimewaan ini
terletak pada pendekatan sains modern. Keistimewaan ini dapat
menggugah para pembaca dan peneliti memahami khazanah rahasia-
rahasia secara logis dan ilmiah, sekaligus menambah bukti mukjizat
al-Qur'an
Buku Al Fathun Nawa ini dapat dijadikan rujukan dalam
mendalami dan menambah pemahaman terhadap ajaran islam.

NIP. 19510617 197903 1003

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata v

KATA SAMBUTAN
Drs. H. SOBHAN HASAN, MA.
(DEKAN FAKULTAS SYARIAH IAIN IMAM BONJOL
PADANG)

Pertama sekali marilah kita


mengucapkan alhamdulillah
kepada Allah s.w.t yang telah
menurunkan al-Qur'an
sebagai hidayah, pedoman
hidup bagi kita dan dapat
menyelamatkan kita dari
kesesatan dan memberi
cahaya ke jalan petunjuk.
Keberadaannya wajib
diyakini dengan seyakin-
yakinnya (la raiba fih).
Kemudian allahumma salli
wasallim ala Muhammad
kita ucapkan untuk Nabi kita
Muhammad s.a.w yang secara
langsung menerima wahyu al-
Qur'an dan memberikan garansi dengan mengatakan, bahwa:Saya
meninggalkan pada kamu dua pedoman hidup yang membuat kamu
tidak sesat untuk selama-lamanya, yaitu Kitabullah (al-Qur'an) dan
Sunnah Rasul-Nya (hadits).
Untuk memetik hidayah dari dalam al-Qur'an diperlukan
upaya besar yang disebut dengan tafsir, yaitu ilmu yang membahas
tentang seluk-beluk al-Qur'an, yang mengarah pada usaha
mengetahui pesan-pesan Allah (kehendak-Nya) sejauh kemampuan
manusia.
Batasan dalam bidang tafsir, langkah, metode dan corak yang
bisa dipilih oleh para pemerhati dan pencinta al-Qur'an telah banyak
diwariskan para ulama, sekalipun masih belum harga mati, karena
masih mungkin dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Di antaranya
ada yang beraliran tafsir bil ma'tsur, yaitu manafsirkan al-Qur'an
dengan al-Qur'an, dengan hadits atau dengan pendapat para
sahabat. Ketika seorang mufassir berkonsentrasi pada tafsir al-Qur'an
dengan al-Qur'an, maka ia akan lebih dalam lagi setelah menekankan
pada aspek al-munasabah (relevansi). Fakhruddin ar-Raziy

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata vi

menyebutkan bahwa:Perbendaharaan al-Qur'an banyak terdapat


pada tata letak, tertib urut dan hubungan-hubungan, antara kata
dengan kata, ayat dengan ayat, surat dengan surat, awal surat dengan
akhir surat, akhir surat dengan awal surat berikutnya dan lain
sebagainya. Dengan memperhatikan itu akan tampak satu kelompok
ayat-ayat al-Qur'an yang mempunyai satu fokus pembahasan yang
biasa disebut dengan al-lafz al-mihwariy (fokus pembicaraan).
Dr. Halo-N (Dr. Haji Ahmad Laksamana H. Omar) dalam
bukunya Al Fathun Nawa, menempuh langkah tersebut di atas,
sehingga hasilnya sangat gemilang. Lebih mengagumkan adalah
ketika beliau menggalinya dengan at-tafsir al-ilmiy, sehingga
menghasilkan teori dan formula sains. Metode ini menjadikan beliau
sebagai The First Al-Qur'anic Scientist Of The World. Beliau
berbicara dengan al-Qur'an dengan ilmu yang dimiliknya, menyahuti
pernyataan Allah s.w.t:Kami mengutus seorang Rasul hanyalah
dengan bahasa kaumnya (keahliannya). Maksudnya, kitab yang
dibawa seorang Rasul dapat didalami sesuai keahlian seorang yang
membacanya.
Untuk itu, saya turut bergembira atas kehadiran buku Al
Fathun Nawa karya Dr. Halo-N ini, dengan keyakinan akan menjadi
bacaan bermutu bagi kaum muslimin dan pembuka mata para
cendikiawan tentang kekayaan ilmu yang terdapat dalam al-Quran.
Hal ini akan memicu mereka melihat dan memahaminya dari sudut
pandang keahliannya masing-masing.
Saya berdoa kepada Allah swt semoga penulis buku ini
mendapat amal jariyah yang memberi manfaat terus menerus dari-
Nya. Rasulullah s.a.w bersabda:Apabila manusia meninggal dunia
terputuslah seluruh amalnya, kecuali tiga hal yaitu; shadaqah
jariyah, ilmu yang dapat memberikan manfaat dan anak shalih yang
mendoakan orang tuanya. Akhirnya, semoga Allah s.w.t lebih
menambah ilmu untuk beliau yang bermanfaat untuk manusia secara
keseluruhan. Amin!

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata vii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kepada Allah


SWT kerana menemukan saya dengan Al
Fathun Nawa, buku tafsir Al-Quran yang
meleraikan isi yang tersurat dan tersirat di
dalam Kitab Allah. Buku ini mampu
menghilangkan dahaga dalam mencari
ilmu dan rahsia di dalam Al-Quran. Dato
Philosopher Dr-Halo-N telah membuktikan
melalui penyelidikannya bahawa ayat suci Al-Quran boleh
menhasilkan penemuan sains di dalam bidang biochemistry dan boleh
dibuktikan di makmal secara saintifik. Berikutan dengan itu
pengarang, Dato Philosopher Dr. Halo-N telah mendapat
pengiktirafan antarabangsa dengan penganugerahan Gusi Peace Prize
International, Manila, Phillipines 2012 pada 28 November 2012
sebagai The First Al-Quranic Scientist of the World in the Field of
Biochemistry.
Berikutan dengan kejayaan ini, Dato Philosopher Dr. Halo-N
telah dilantik untuk menerajui, World Philosophical Forum (WPF),
United Nations - UNESCO, Malaysian National Branch. Dato,
Philosopher Dr. Halo-N juga telah menempa sejarah apabila menjadi
rakyat Malaysia yang pertama diterima dan diisytiharkan oleh WPF
sebagai warga Earth-XXI Citizen (Id. No. 000 000 070).
Penghasilan buku Al Fathun Nawa oleh pengarang, penuh
dengan pengorbanan dan dedikasi yang tidak berbelah bahagi. Dato

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata viii

Philosopher Dr. Halo-N terus menerus mengarang demi


membuktikan Al Quran itu sebagai ummul kitab dan penyebaran
ilmu Al-Quran untuk manusia sejagat. Saya amat berbesar hati kerana
diberi peluang oleh pengarang Dato Philosopher Dr. Halo-N
(ayahanda saya sendiri) untuk menerbit dan mengedar buku sehebat
Al Fathun Nawa ini keseluruh dunia samada berbentuk hardcopy
mahupun softcopy (melalui ebook).
Selepas ini, hidangan menggunung sebagai pelepas dahaga
fikiran manusia telah tersedia di hadapan para pembaca. Dengan
segala kerendahan hati, saya persilakan para pembaca untuk
menikmatinya dengan harapan karya ini dapat menumbuhkan minat
baru dalam lubuk hati yang paling dalam untuk mendalami Al-
Qur'an.
Ayuh dunia dalam mengecap rahsia Al-Quran, Ayuh dunia
dalam mendapat berkat dari Allah S.W.T.

Akhir kata selamat membaca dan terima kasih.

Wassalam,

Selayang, 1 Februari 2014

MOHD HAFIZUL HJ. AHMAD


MBA(Project Management), Paris Graduate
School, France.
Pengarah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata ix

RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Dato Philosopher Dr. Halo-N mula mempelajari bidang pengajian


Al-Quran diawal usianya, melalui didikan dan asuhan datuknya, Haji
Othman Yaacob yang merupakan Guru pengajian Al-Quran pada era
tersebut. Haji Othman Yaacob juga dikenali sebagai salah seorang
anak murid kepada Tok Kenali Kelantan, seorang tokoh
cendekiawan Islam yang terkenal di Kelantan.

Dato Philosopher Dr. Halo-N telah menunjukkan minat dan


kesungguhan yang tinggi dalam merungkai rahsia keilmuan Al-Quran
menerusi kaedah pentafshilan Al-Quran kontemporari. Sehubungan
itu, melalui bukunya Al Fathun Nawa, Dato Philosopher Dr. Halo-
N telah membuat satu penemuan penting di bidang bio-chemistry
dalam pengkhususan bidang bahan semulajadi (natural product). Pada
usaha beliau untuk mentafshilkan ayat-ayat Al-Quran, Dato
Philosopher Dr. Halo-N telah berjaya menemui lima (5) formula dan
teori yang berkaitan dengan bidang bahan semulajadi (natural
products) iaitu Teori Nine Stars Halo-N, Teori Nawiah 9 x 45 (1),
Teori Nawiah 9 x 45 (2), Teori Halo-N 9.2 Homolength dan Teori
Halo-N H.V.D yang akan memanfaatkan penyelidikan bio-perubatan
di seluruh dunia.

Di atas kecemerlangan beliau menemukan teori-teori di bidang bio-


chemistry melalui pentafshilan ayat-ayat suci Al-Quran serta
pencapaian dan sumbangan beliau yang membanggakan di peringkat
nasional dan antarabangsa, maka GUSI Peace Prize International
yang berpusat di Manila, Filipina telah menganugerahkan Dato

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata x

Philosopher Dr. Halo-N, GUSI Peace Prize Award 2012 pada tanggal
28 November 2012 dengan membawa gelaran The First Al Quranic
Scientist of the World.

Berikutan dengan pencapaian ini, pada tanggal 25 Januari 2014 Dato


Philosopher Dr. Halo-N telah dilantik untuk menjawat jawatan Ketua,
World Philosophical Forum (WPF), United Nations - UNESCO,
Malaysian National Branch dimana beliau telah dimandatkan untuk
menerajui hala tuju dan perkembangan WPF di Malaysia. Dalam
masa yang sama, Dato' Philosopher Dr. Halo-N juga telah diterima
dan diisytiharkan oleh WPF sebagai warga Earth-XXI Citizen (Id.
No. 000 000 070). Iaitu sekumpulan individu yang terpilih dari
kalangan seluruh warga dunia yang diyakini bahawa mereka menjadi
individu yang terbaik di kalangan individu-individu yang lain samada
di bidang perkhidmatan atau kekeluargaan. Mereka adalah individu
yang boleh dipertanggungjawabkan untuk memberikan perkhidmatan
terbaik di dalam sektor pentadbiran awam atau organisasi komersial.
Bahkan mereka adalah calon yang terbaik untuk membina kehidupan
yang sejahtera di dalam keluarga dan masyarakat.
Selayang, 1 Februari 2014

MOHD HAFIZUL HJ. AHMAD


MBA(Project Management), Paris Graduate
School, France.
Pengarah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xi

AL FATHUN NAWA

JILID 1

JUZU PERTAMA

Surah Al Fatihah

&

Surah Al Baqarah
(Ayat: 1- 29)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xii

AL FATHUN NAWA
Tuhan . Quran . Furqan . Manusia .
Kemanusiaan

Menghuraikan

36 Ayat

(Muka Surat: 1 Hingga Muka Surat:5)


Kitab Al Quran

Penerokaan
Sains Al Quran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xiii

Salinan Dari Manuskrip Asal

Hak Cipta Terpelihara @ Dr. Halo-N


Adalah tidak dibenarkan kepada mana-mana orang untuk membuat salinan
kepada manuskrip ini dalam apa bentuk sekalipun. Sama ada secara
elektronik, fotokopi, mekanik, rakaman atau lain-lain tanpa mendapat
kebenaran Pengarang terlebih dahulu. Amin Wassalam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xiv

Perhatikanlah keluhan Junjungan


bimbang akan sikap umatnya

Waqaalarrasuulu Yaa rabbi inna qaumiit takhazuu haazaal


quraana mahjuuraa
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku telah
meninggalkan Al Quran ini.

Surah 25: Al Furqan:30

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xv

Anak Cucuku,
Pecahkanlah Ruyung Dilema Al Quran.
Bukakanlah Kunci Hati Kamu.
Dan Lihatlah Khazanah Furqan Padanya.

Afalaa yatadabbaruunal quraana am alaa Quluubin


aqfaaluhaa.
Tidakkah mereka memerhati Al Quran. Bahkan adakah
kunci atas hati mereka.
Surah:47:Muhammad:24

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xvi

Wahai Anak Cucu,


Tidak Ada Apa Yang DapatKu Tinggalkan Kecuali Secebis
Catitan Dan Sebuah Impian Wawasan:

Educated Family And Multi-Millionaire

Satu impian yang harus diperteguhkan pada hati di rupa wasiat


keperibadian keluarga dan keturunan muslim yang dirahmati
oleh Allah dengan cahayaNya. Untuk Direnungi.

Istimewa Untuk:

Isteriku Nawiah.
Anak-anakku Norazamiah, Norazlina, Mohd Hafizul, Mohd
Norazwan dan Nor Fadhliah. Moga-moga Allah mencucuri
rahmat kepada kita sekeluarga dan keturunan selanjutnya.

Amin Ya Rabbal Alamin.


Al Fatihah.

Pengarang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


xvii Prakata

Kata Aluan Datin Nawiah Hj Salleh

Al hamdulillah,
Bersyukur kehadrat Allah s.w.t
bahawa satu penerokaan
besar telah dapat
direalisasikan oleh Dr. Halo-N
menerusi bukunya Al Fathun
Nawa. Satu penerokaan yang
akan mencetus anjakan
paradigma persepsi manusia
terhadap Al Quran dalam
kehidupan. Satu penerokaan
yang akan memberi manafaat
besar kepada seluruh manusia
sejagat.
Sesungguhnya iltizam
dan ketekunan Dr. Halo-N
sangat tinggi. Satu iltizam
untuk menyiapkan pentafsiran menerusi buku ini bukan dapat
dilakukan oleh semua orang. Tetapi ianya boleh dilakukan oleh
seorang insan yang dianugerahkan Tuhan kelebihan dari sudut
ketajaman fikiran untuk mendapat ilham dari Tuhan semesta
alam. Satu anugerah yang bertaraf gifted kurniaan Tuhan
kepada seseorang manusia terpilih.
Maka bertolak dari saat terlahirnya buku Al fathun Nawa
yang berjaya mengupas isi kandung Al Quran bermulalah saat
terbukanya pintu besar kurniaan Tuhan merubah dunia.
Terlahirnya satu pentas lonjakan kemajuan kepada umatnya.
Satu proses agility merubah pattern minda dengan diri umat
terasa kewujudan Tuhan dan perlunya Tuhan sentiasa
bersama.
Justeru itu di kesempatan ini di atas sifat isteri kepada
Dr. Halo-N. Saya ingin melahirkan rasa kebanggaan saya dan
keluarga di atas usaha yang ditunjukkan oleh beliau. Moga-
moga ianya menjadi titik tanda kepada keturunan di masa
mendatang. Sekian Wassalam.

Yang ikhlas

Datin Nawiah Hj Salleh


Isteri
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
Prakata xviii

Tercetusnya Sebuah Sejarah


Pertama Kali Di Dunia.
Terzahirnya.

Sebuah karya yang berjaya menghasilkan Teori Al


Quran di bidang sains.

Sebuah karya yang berjaya membuktikan Al Quran


boleh dijadikan sumber penyelidikan bagi menzahirkan
teori dan formula keilmuan dunia.

Sebuah karya yang berjaya membuktikan bahawa Al


Quran itu ibu segala kitab.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xix Prakata

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xx

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxi Prakata

Apa kata Profesor Dr. Yoshinori Asakawa


Pakar Tersohor Dunia Di Bidang
Sains Natural Products

The whole technologies of my country is so small compared with


the invention that youve made. Congratulation. - Professor Dr.
Yoshinori Asakawa, Tokushima Bunburi University (TBU), Jepun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxii

Apa Perlunya Al Fathun Nawa Dimiliki


Apa Pula Kata Para Penyemak

Al Fathun Nawa itu penawar dan pengisi


kekosongan jiwa. Penawar hati dan penawar jiwa
yang diisi dengan resipi ketuhanan, ketauhidan
dan kejituan iman. Satu bahasa jiwa yang
menyerlahkan intipati pengertian Al Quran.
Sebuah buku yang memantapkan jiwa yang
padat dan mengisi jiwa yang kosong.

Al Fathun Nawa adalah sebuah buku pemati


hujah. Konsep qatai membuktikan qatai.
Berhujah dengan bukti qatai membuat isi
perbincangannya mantap, padat dan sedap.
Satu pembaharuan dalam konteks berhujah
ilmu. Satu persinambungan kebenaran yang
jarang sekali ditunjukkan oleh mana-mana
penulisan. Satu usaha yang pasti mendapat
sambutan dari berbagai kalangan. Satu
perkembangan yang harus diberi sambutan.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxiii Prakata

Inilah sebuah buku yang berjaya menyerlah rahsia


keinginan ramai dalam melihat pengertian makna
pentafsiran sebuah mukjizat. Sebuah buku yang
berjaya memecah kesepian hati untuk menggali
rahsia Al Quran yang bernama Al Furqan. Satu
keberanian. Satu percubaan yang pasti akan
disambut oleh jagat alam.

Ketahuilah bahawasanya menjadi fitrah pada setiap


jiwa ingin bertuhan dan ingin menghampiri Tuhan.
Perasaan seumpama terus menyelubungi jiwa.
Tetapi jarang hati dapat merasai dekatnya Tuhan
pada diri. Namun setelah meneliti penulisan Al
Fathun Nawa perasaan Tuhan dekat dan Tuhan
rapat sentiasa terwujud. Sesungguhnya inilah satu
kelebihan pendekatan dan penyampaian Al Fathun
Nawa di lipatan sebuah keberkatan penulisan. Satu
penulisan hati yang berjaya menyentuh jiwa
pembaca mencari titik-titik penyatuan di antara perasaan dan hati di sudut
hubungan dengan Tuhan dan alam semula jadi.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxiv

Membaca buku Al Fathun Nawa membuka


pintu ilmu yang tidak ada batasan. Buku ini
mampu memenuhi keperluan jiwa yang
dahagakan ilmu untuk memberi pengertian
kepada makna kehidupan dan tujuan kenapa
diri dijadikan. Kupasan yang terperinci memberi
pemahaman yang mendalam dan dapat
meningkatkan penghayatan pembaca. Satu
pencetus hidangan Al Quran, rahmat sekalian alam. Terima kasih.

P
r
o
f
o

Syukur, alhamdulillah.
Buku di dalam dua jilid merupakan manuskerip
yang sungguh memberangsangkan serta sarat
dengan penganalisaan yang mendalam. Buku
ini akan menjadi sumbangan kepada khazanah
ilmu nusantara yang sungguh berharga untuk
semua pelajar dan penyelidik sains Al quran
secara global. Buku ini telah disusun dengan
sistematik dan menggunakan metodologi
pengupasan dan penjelasan yang lojikal serta
konsisten yang memudahkan pengkaji menatapi dan mentelaah isi
kandungannya.
Syabas dan tahniah kepada penulis.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxv Prakata

KATA SAMBUTAN
GURU BESAR FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) IMAM BONJOL
PADANG

Al-Qur'an sebagai kumpulan


wahyu terakhir memberikan perhatian
yang serius terhadap masalah ilmu
pengetahuan, karena kitab suci ini
memang untuk kepentingan manusia,
menjadi hudan dan furqan bagi
manusia dalam mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat secara harmonis. Kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat menurut
penafsiran DR. Halo-N hanya dapat dicapai manakala manusia
berusaha di dunia ini secara aktif dan kreatif melaksanakan tugasnya
sebagai abdullah dan khalifah Allah fi al-ardh.
Oleh karena itu, umat Islam Indonesia yang berjumlah + 80 %
dari total general (sensus terakhir 270 juta) penduduk Indonesia,
sebenarnya bisa menjadi potensi penyelamat krisis kemanusiaan
sekiranya saja mereka dapat menggali dan mengamalkan hidayah dan
furqan al-Qur'an bukan hanya dalam bidang ibadah, tetapi juga
dalam bidang sains, sehingga tugas manusia sebagai ubudiyah dan
khalifah Allah fil al-ardh dapat direalisasikan dan kaum muslim
dengan al-Qur'annya dapat menjadi rahmatan lilalamin.
Suatu pertanyaan mendasar yang senantiasa menggelitik
untuk dijawab adalah:Mengapa umat Islam yang memiliki al-Qur'an
dan beriman kepada al-Qur'an justru berada dalam keadaan lemah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxvi

dan terbelakang?. Jawabannya barangkali umat Islam pada aral


(level) pemahaman apalagi pengalaman terhadap al-Qur'an masih
terdapat kelemahan. Dalam hal ini ada dua hal yang saling terkait dan
perlu dikemukakan: (1). Kelemahan bidang metodologis dalam
memahami dan menggali al-Qur'an, dan (2) kelemahan dalam bidang
pendidikan dalam mewujudkan masyarakat Qur'ani.
Dr. Halo-N memberikan solusi cerdas untuk mengatasi kedua
kelemahan di atas melalui penafsiran kontemporer dengan
pendekatan sains terhadap al-Qur'an, dalam karyanya AL FATHUN
NAWA yang sangat momentum ini.
Saya bersyukur kepada Allah dan merasa tersanjung karena
dengan ilmu saya yang sedikit dan terbatas, diberi peluang menjadi
salah seorang anggota team reviewer terjemahan tafsir al-Qur'an AL
FATHUN NAWA karya Dr. Halo-N dalam edisi bahasa Indonesia.
Saya mohon petunjuk dari Allah SWT semoga tugas berat dan mulia
ini dapat saya laksanakan sebaik-baiknya.
Akhir al kalam, saya mengucapkan tahniah kepada Dr. Halo-
N atas karya penafsirannya yang mendalam. Demikian juga kepada
Saudara Wandi selaku Direktur CV. Pustaka Al Fathun Nawa
Pariaman beserta stafnya yang telah berkenan menerbitkan karya
besar ini. Semoga karya besar ini menjadi Rahmatan li-alamin. Amin
ya rabb al-alamin.

Padang, 01 Juli 2011


Reviewer

Prof. Dr. H. Ramayuli

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxvii Prakata

KATA SAMBUTAN

GURU BESAR SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB-ILMU BUDAYA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) IMAM BONJOL
PADANG

Sebagai buku tafsir, buku Al


Fathun Nawa karya Dr. Halo-N
mengemukakan penafsiran terhadap ayat-
ayat al-Qur'an dari perspektif ilmiah,
rasional dan mampu menghasilkan
beberapa teori ilmiah dari penafsiran
tersebut. Buku tafsir seperti Al Fathun
Nawa ini masih langka ditulis dan
diterbitkan di dunia Islam. Oleh sebab itu,
dalam rangka perkembangan buku tafsir terhadap ayat al-Qur'an saya
menyambut baik penerbitannya, dengan harapan semoga dapat
memberi manfaat bagi peningkatan pengetahuan dan wawasan
pembacanya tentang al-Qur'anul Karim dan tafsirnya.

Padang, 10 Juli 2011


Reviewer

Prof. Dr. Maidir Harun


Guru Besar Sejarah dan
Kebudayaan Islam
Fakultas Adab-Ilmu Budaya
IAIN Imam Bonjol Padang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxviii

KATA SAMBUTAN
Prof. Dr. H. Yaswirman, MA
(Guru Besar Hukum Islam pada Fakultas Hukum,
Universitas Andalas Padang)

Pencaharian intelektual bidang


penafsiran al-Qur'an sudah banyak
dilakukan orang, mulai dari masa klasik
sampai kontemporer ini. Pencaharian ini
melahirkan beberapa pendekatan, di
antaranya yang populer adalah metode
riwayah atau tafsir bi al-ma'tsur dan
metode penalaran atau tafsir bi al-rayi.
Tafsir bi al-ma'tsur menekankan
kebahasaan, riwayat yang berkembang
pada masa turunnya ayat, kesesuaian
ayat atau surat yang satu dengan yang
lainnya dan ketelitian redaksi ayat ketika menyampaikan peran-
pesannya. Sayangnya penafsir dengan metode ini sibuk dengan uraian
kebahasaan, sehingga melupakan pesan-pesan al-Qur'an. Begitu juga
dengan uraian asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya ayat), misalnya
tetang ayat-ayat hukum yang dipahami dari nasikh mansukh juga
sering terabaikan, seakan-akan ayat itu turun pada masyarakat yang
tanpa budaya.
Tafsir bi al-rayi dengan mengandalkan penalaran membawa
kita memperluas cakrawala, karena kita menelusuri pesan-pesan ayat
satu persatu. Tafsir ini terbagi kepada dua metode, yakni metode
tahliliy, yaitu sebuah metode, di mana mufassirnya berusaha
menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur'an dari berbagai segi
dengan memperhatikan runutan ayat-ayat sebagaimana yang tertulis
dalam mushaf al-Qur'an. Lalu metode maudhuiy, di mana
mufassirnya berusaha menghimpun ayat-ayat al-Qur'an dari berbagai
surat yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan,
sehingga bahasannya menjadi satu kesatuan yang utuh. Penafsiran ini
dikenal juga dengan istilah tafsir tematik. Kendati ada beberapa cara
penafsiran al-Qur'an, namun kemampuan bahasa Arab tetap menjadi
andalannya.
Bila dilihat kitab al-Fathun Nawa hasil pencaharian
intelektual DR. Halo-N yang disebut sebagai The First al-Qur'anic
Scientist of The World ini, agak mirip dengan penafsiran al-Qur'an
secara tematik atau berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan.
Seperti menguraikan tema-tema pokok kandungan beberapa ayat ke
arah satu konsep pesan atau kesimpulan, seperti konsep pesan
Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N
xxix Prakata

pendidikan, sains, ekonomi, dan mengajak generasi penerus menggali


sumber ilmu yang terkandung dalam al-Qur'an, tetapi tetap tidak
melupakan pesan-pesan tauhid pada masing-masing uraian ayat. Hal
ini tercermin dalam uraian ruhul maaniy dari ayat tertentu yang
diuraikan, umpamanya dalam menguraikan makna furqan sebagai
tema sentral penafsiran.
Pada kitab-kitab tafsir sebelumnya, furqan disebut sebagai
sebuah nama dari al-Qur'an yang bermakna pembeda antara yang
baik dan yang buruk sebagai salah satu fungsi al-Qur'an. DR Halo-N
melihatnya dari pemaknaan kontekstual yang juga sudah ditemukan
dalam makna bahasa Arab, yaitu bukti, inovasi atau kreasi yang
harus ditemukan oleh generasi penerus sebagai intelektual muslim
tentang kebenaran kandungan al-Qur'an. Satu hal yang sangat
menarik dari pesan DR Halo-N ini adalah setiap inovasi atau kreasi
yang ditemukan dan mengajak generasi penerus memikirkannya,
harus didasarkan atas ke-MahaPemurah-an Allah atas nikmat yang
diturunkan kepada hamba-Nya, agar tercipta sebuah konsep tentang
kesejahteraan duniawi dan ukhrawi.
Sebagaimana lazimnya orang-orang yang mencintai al-Qur'an
sebagai wahyu yang mutlak kebenarannya, tampaknya DR Halo-N
dalam penafsirannya berusaha menghindarkan diri dari cara-cara
penafsiran al-Qur'an secara hermenetik, yang sering mengundang
kontroversi di kalangan umat Islam. DR Halo-N melihatnya dari
sudut ruhul maany makna ayat, kemudian dihubungkan dengan
perkembangan ilmu, bukan sebaliknya. Inilah ciri khas buku ini dan
yang membedakannya dengan buku-buku tafsir al-Qur'an yang
lainnya dewasa ini. Bagaimanapun juga tentu tidak semua temuan
mengandung kebenaran yang utuh, sebagaimana juga yang
dikemukakan oleh ulama mujtahid setelah mereka mengeluarkan
ijtihadnya. Namun temuan DR Halo-N dengan kitabnya Al Fathun
Nawa patut pendapat pujian, karena Allah memberikan kelebihan
kesungguhan kepada beliau sebagai seorang intelektual muslim
dengan menulis sebuah kitab yang layak dibaca oleh generasi yang
mencintai al-Qur'an.
Padang, 27 Mei 2011.
Wassalam,

Prof. Dr. H. Yaswirman, MA

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxx

SAMBUTAN
GURU BESAR HUKUM ISLAM FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) IMAM BONJOL
PADANG

Bismillahirrahmanirrahim

Diawali dengan puji syukur ke


hadirat Ilahi Rabbi atas rahmat
dan nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT. Shalawat dan salam
kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Saya mendapat
penghargaan dari Bapak Wandi,
Direktur CV. Pustaka Al Fathun
Nawa sebagai salah seorang tim
reviewer buku Al Fathun Nawa
yang ditulis oleh Dr. Halo-N.
Buku ini menggunakan
pendekatan penafsiran ayat dengan ayat. Pada prinsipnya cara ini
telah digunakan juga oleh para mufassir sebelumnya.
Keistimewaan buku ini terletak pada pendekatan sains.
Memang benar al-Qur'an al-Karim adalah mujizat yang
terbesar bagi Nabi Muhammad s.a.w. Di samping mengandung
masalah-masalah pokok lainnya, al-Qur'an juga memuat prinsip-
prinsip sains yang sesuai dengan perkembangan sepanjang masa.
Inilah yang dibuktikan oleh Dr. Halo-N dalam buku ini. Buku
yang akan bermanfaat tidak saja bagi kalangan intelektual
sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi
kalangan masyarakat umum yang sarat dengan penafsiran
kebathinan yang religius.

Padang, 27 Rajab 1432 H


29 Juni 2011 M

Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxxi Prakata

SAMBUTAN
KETUA PROGRAM STUDI HUKUM ISLAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
DAN KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)
SUMATERA BARAT

Kitab suci al-Qur'an


bagaikan mutiara, dari arah mana
saja anda sorot, dia akan
memancarkan cahayanya. Al-Qur'an
bagaikan tali Allah yang kokoh
(hablullah al-matin). Ujungnya yang
satu ada di tangan Allah, ujungnya
yang lain ada di tangan manusia.
Siapa saja yang berpegang teguh
dengan al-Quran, dia akan selamat
dan berjalan pada jalan yang benar.
Siapa saja yang menetapkan hukum
berdasarkan al-Quran, ketentuan
hukumnya pasti adil. Siapa saja yang
melawan atau menghinanya, dia akan terjauh dari jalan yang benar
dan menjadi orang yang tersesat dalam kehidupan ini.
Keajaiban al-Quran tidak akan pernah habis digali dan diteliti
terus oleh para ulama dan intelektual muslim. Dr. Halo-N ialah salah
seorang intelektual muslim yang telah berjaya mengungkapkan
keajaiban al-Quran dari sudut pandang ilmiah, (tafsir al-ilmi lil
Qur'an). Penafsirannya menjadi hidup dan penuh dengan makna.
Selama ini, banyak orang yang mendalami ilmu-ilmu pengetahuan
alam (natural sciences), tetapi tidak menghubungkannya dengan
ayat-ayat al-Qur'an, sehingga melahirkan sarjana-sarjana yang
sekuler. Sebaliknya, mereka yang selama ini menekuni ilmu-ilmu al-
Qur'an, jarang mengaitkannya dengan ilmu pengetahuan alam atau
ilmu pengetahuan sosial sebagai pendekatan untuk memahami al-
Qur'an. Masing-masing dipahami secara tersendiri dan terpisah. Buku
Al Fathun Nawa ini dalam bahasa Indonesia berarti ledakan nuklir
atau dalam bahasa inggeris disebut explosion of nuclear. Seolah-
olah Dr. Halo-N telah membuat ledakan dahsyat yang memecah
kebekuan berpikir dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an. Kitab Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxxii

Fathun Nawa ini perlu sekali dibaca oleh setiap orang yang
mempunyai perhatian terhadap al-Qur'an dan perkembangan ilmu-
ilmu pengetahuan modern. Al-Qur'an sendiri sebenarnya tidak
mengenal pemisahan (dikhotomi) antara ilmu-ilmu agama dengan
ilmu pengetahuan umum. Semakin maju dan berkembang ilmu
pengetahuan dan teknologi, akan semakin membuktikan kebenaran
ayat-ayat al-Qur'an.
Saya sebagai Ketua Program Studi Hukum Islam Pasca
Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang
dan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat
menyambut baik, mendukung diterbitkannya buku ini oleh CV.
Pustaka Al Fathun Nawa agar dapat dikembangkan dan
dipublikasikan di nusantara ini.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxxiii Prakata

SAMBUTAN
KETUA II MASYARAKAT EKONOMI SYARIAH SUMATERA BARAT
KETUA BIDANG PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) SUMATERA BARAT
DAN WAKIL KETUA PW NAHDATUL ULAMA SUMATERA BARAT

Assalamualaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah puji syukur


selalu kita ucapkan kepada Allah
s.w.t, karena telah diberikan
kesempatan oleh CV. Pustaka Al
Fathun Nawa untuk membaca,
menjadi salah seorang tim reviewer
buku Al Fathun Nawa yang ditulis
oleh Dr. Halo-N. Hal ini
merupakan penghargaan dan
penghormatan besar yang diberikan
kepada saya untuk ikut memberikan sumbangan pikiran dalam buku
yang sangat besar pengaruhnya dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang penafsiran al-Qur'an.
Setiap orang yang ingin mendalami dan memahami al-Qur'an
secara baik dan sempurna, maka buku yang berjudul Al Fathun
Nawa, merupakan buku yang perlu dibaca. Dalam buku ini, penulis
menggunakan pendekatan yang konsisten (istiqamah). Penulis
menggunakan konsep al-Qur'an menafsirkan al-Qur'an, sehingga
setiap ayat dijelaskan oleh ayat-ayat yang lain.
Buku yang ditulis oleh Dr. Halo-N sekaligus membuktikan
bahwa pemahaman yang baik terhadap al-Qur'an akan didapatkan
jika kita bisa membaca dan memahami ayat-ayat al-Qur'an secara

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxxiv

utuh dan tidak parsial, karena Kalamullah dalam al-Qur'an adalah


satu kesatuan yang utuh. Di samping itu, penulis juga dapat
merumuskan teori-teori ilmiah yang diuraikan dari ayat-ayat Allah
s.w.t. Hal ini juga memperlihatkan kemujizatan al-Qur'an dan
nyatanya kesesuaian antara sunnah Allah yang bersifat kauniyah
dengan qauliyah.
Apabila dibanding dengan buku-buku tafsir lain, maka buku
ini telah melahirkan khazanah yang memiliki ciri khas tersendiri.
Semoga hasil karya Dr. Halo-N ini menjadi rujukan bagi setiap
orang khususnya umat Islam untuk memahami al-Qur'an. Selain itu,
buku ini diharapkan juga bisa menjadi pedoman untuk meningkatkan
ketaatan kepada Allah SWT. Penulis telah berhasil menciptakan pola
penafsiran yang mudah untuk dipahami oleh generasi muda.
Penafsiran yang melahirkan ide-ide baru dalam berbagai aspek kajian
ilmiah yang dapat memperlihatkan keunggulan al-Qur'an.

Padang, 5 Juli 2011

H. Ahmad Wira, M. Ag., M. Si, Ph. D


Ketua II Masyarakat Ekonomi Syariah Sumatera Barat
Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat
Dan Wakil Ketua PW Nahdlatul Ulama Sumatera Barat

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxxv Prakata

Kata Sambutan Tokoh dan Ulama


Sumatera Indonesia

Uraian dan penafsiran ayat-ayat al-Qur'an dalam buku ini sangat


luas sekali. Di samping menguraikan hal-hal yang berkenaan dengan
agama Islam, sebagaimana dijumpai dalam kitab-kitab tafsir pada
umumnya, juga membahas ilmu pengetahuan dan teknologi yang secara
makro ada dalam pokok-pokok kajian dalam al-Qur'an. Sebagaimana
dikemukakan oleh seorang ilmuan Prancis yaitu Dr. Maurice Bucaille
bahwa semakin tinggi kemajuan ilmu pengetahuan manusia semakin nyata
kebenaran isi kandungan al-Qu'ran.

Tiada kata yang dapat saya ucapkan dalam mengomentari karya


besar al-mukarram DR. HALON, selain subhaanallah walhamdulillah.
Buku ini ditulis sebagai hasil kajian penelitian yang mendalam dan telah
menghasilkan penemuan besar seperti penemuan vaksin yang sesuai
untuk mengobati suatu penyakit. Apalagi setiap pembuktian teori yang
dikembangkan merujuk kepada penafsiran ayat-ayat al-Qur'an.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxxvi

Buku tafsir Al Fathun Nawa merupakan buku tafsir yang mengupas


isi kandungan al-Qur'an secara mendalam. Buku ini merupakan anugrah
terbesar yang dimiliki oleh DR. HALO-N, karena beliau telah dilimpahkan
oleh Allah s.w.t ilmu pengetahuan yang dalam, sehingga beliau dapat
menyelesaikan buku tafsir ini. Kami sebagai pimpinan Pondok Pesantren
Syekh Burhanuddin al-Muhajirin berharap semoga hasil dari kajian DR.
HALO-N dapat dimanfaatkan oleh umat Islam khususnya dan umat
manusia umumnya.

Dengan mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah s.w.t.


Lembaga Kerapatan Adat Alam Minang Kabau (LKAAM) Kabupaten
Padang Pariaman menyambut positif usaha CV. Pustaka Al Fathun Nawa
yang akan menerbitkan buku tafsir ayat al-Qur'an yang akan dapat menjadi
perbendaharaan ilmu bagi umat Islam. Sebuah buku yang bisa digunakan
untuk mendalami isi kandungan al-Qur'an sebagai pedoman umat dalam
memperteguh ketaqwaan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxxvii Prakata

Syukur Alhamdulillah, dengan izin Allah Yang Maha Kuasa, saya


menyambut baik buku Al Fathun Nawa sebagai buku tafsir ayat al-Qur'an
karya H. Ahmad Laksamana Bin Omar (DR. Halo-N) yang diterbitkan oleh
CV. Pustaka Al Fathun Nawa. Saya sebagai Ketua Pengadilan Negeri
Kelas IA Serang Propinsi Banten mendukung atau merekomendasikan agar
CV. Pustaka Al Fathun Nawa dapat menerbitkan buku Al Fathun Nawa ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kaum muslimin dan sumbangan bagi
kekayaan khazanah ilmu umat Islam umumnya.
Serang, 13 Desember 2010

Buku tafsir ini merupakan sebuah karya besar. Usaha untuk


menyelesaikannya membutuhkan ilmu dan usaha keras dari Dr. Halo-N.
Buku ini merupakan curahan pemikiran penulis yang menggali penafsiran
al-Qur'an dengan menggabungkan metode-metode yang ada. Sehingga
beliau dapat menyelesaikan penulisan buku tafsir tersebut. Saya selaku
pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah sangat mendukung hadirnya
buku tafsir karya beliau tersebut ke hadapan pembaca. Saya mengimbau
kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan hadirnya buku tafsir tersebut
sebagai salah satu sumber penggalian ilmu pengetahuan dalam al-Qur'an.
Diharapkan juga umat Islam dapat membaca dan memahami isi kandungan
ayat-ayat al-Qur'an yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia di
dunia sekaligus untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xxxviii

Saya sebagai pimpinan Pondok Pesantren Jamiatul Mukminin


Kecamatan Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, dari lubuk
hati yang paling dalam mengapresiasi dan menyambut baik atas terbitnya
buku ini. Mengingat masih belum begitu banyak buku yang membahas
secara mendalam tentang penafsiran al-Qur'an, maka diharapkan buku ini
dapat memperkaya khazanah ilmu keislaman. Semoga dengan terbitnya
buku ini dapat menjelaskan tentang makna dan pemahaman mengenai al-
Qur'an.
Sintuk, 26 November 2010

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xxxix Prakata

KANDUNGAN MUQADDIMAH

No. Isi Muka Surat


1. Sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama Sumatera i - ii
Barat
2. Sambutan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia iii
3. Sambutan Rektor IAIN Imam Bonjol Padang iv
4. Sambutan Dekan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol. v - vi
5. Kata Pengantar vii-viii
6. Ringkasan Riwayat Hidup Penulis ix - xi
7. Al Fathun Nawa xii - xiii
8. Hakcipta xiv
9. Perhatikanlah keluhan Nabi Muhammad s.a.w xv
tentang kebimbangan terhadap sikap umatnya
10. Pecahkanlah Ruyung Dilema al-Qur'an xvi

11. Educated Family and Multi-Millionnaire xvii


12. Kata Sambutan Datin Nawiah Hj. Salleh xviii
13. Pertama Kali Di Dunia xix - xxi
14. Kata Sambutan Prof. Dr. Yoshinori Asakawa xxii
15. Kata Sambutan Pasukan Penyemak xxiii - xxxv
16. Kata Sambutan Tokoh dan Ulama Sumatera Indonesia xxvi -xxvi
17. Isi Kandung Muqadimah xxx - xxxi
18. Sejarah Awal Penulisan xxxii
19. Potret Penulis xxxiii - xxxv
20 Muqaddimah xxxvi - xxxviii
21. Pengakuan Terhadap Penemuan Teori al-Qur'an xxxix x1viii

22. Kata Sambutan Tim Reviewer Penelitian x1ix 1i


23. Laporan Penelitian Kesahihan Teori Dr. Halo-N Dalam 1ii 1xxxi
Bidang Natural Products.
24. Sepatah Kata 1xxxii - 1xxxiii

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xl

25. Judul Penulisan 1


26. Maksud Dan Tujuan Penulisan 3
27. Memperkenalkan Kaedah Baru Menafsirkan al-Qur'an 14
28. Konsep Penulisan 31
29. Format Penyusunan Penulisan 36
30. Konsep Penulisan 37
31. Pengarcaan Konsep Penulisan 38
32. Pengarcaan Tulisan Ayat-ayat al-Qur'an 55

33. Pengertian Dan Penerjemahan Ayat-ayat Dalam Catatan 56


34. Pandangan dan pendapat dalam catatan 56
35. Saran-saran Langkah Mendiversifikasi Ilmu al-Qur'an 57
36. Pandangan Para Cendekiawan 58
37. Memperkenalkan Kaedah Petikan Ayat Membuktikan 64
Dalil Dalam Pembicaraan
38. Memperkenalkan Kaedah Pembentukan Teori Al-Qur'an 74
39. Kaedah Pembentukan Teori al-Qur'an 75
40. Etika Membaca Al Fathun Nawa 112
41. Ayat-ayat Utama Perbincangan Dalam Jilid 1 121
42. Key Word 127
43. Kandungan Pentafsiran Ayat-Ayat Al Quran 128
44. Peringatan 131

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xli Prakata

Sejarah Awal Penulisan


Mendapat Pengiktirafan Akademik.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xlii

Dato Philosopher Prof. Dr. Halo-N


The First Al Quranic Scientist of The World
The International GUSI Peace Prize Laureate 2012.
Aristocrat of The Earth
USE - WPF - United Nations - UNESCO
(Id No. 000 032)

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xliii Prakata

Dato Philosopher Prof. Dr. Halo-N


GUSI Laureate 2012
GUSI Peace Prize International Award 2012

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xliv

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xlv Prakata

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xlvi

Civil Certificate Citizen of the Earth-XXI

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xlvii Prakata

"I am a citizen, not of Athens, or Greece,


but of the World"
Socrates, 469 BC-399 BC

"Our objective is to promote a sense of


global citizenship".
Irina Bokova,
UNESCO Director-General, 2013

Global countries
Earth-XXI Citizens statistics

1) International organizations - 4
2) Russia - 24
3) Greece - 14
4) Venezuela - 3
5) Peru - 3
6) Georgia - 3
7) India - 3
8) Kyrgyzstan - 2
9) China - 2
10) Canada - 1
11) Italy - 1
12) France - 1
13) United Kingdom - 1
14) Slovenia - 1
15) Romania - 1
16) Phillippines - 1
17) Syria - 1
18) USA - 1
19) Ukraine - 1
20) Belgium - 1
21) Malaysia - 1
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
Prakata xlviii

Citizens of the Earth-XXI

All these persons have the highest world status - Citizen of


the Earth-XXI. By this it is certified that all of them differ
positively from other individuals who inhabit our planet, in
particular:

1) High good breeding and education - unlike ignorance


and bad manners of others.
2) Well-formed consciousness as the basis of reason and
morality. Aborted or distorted consciousness makes
individuals unwise and immoral.
3) Healthy reflection on what is happening around them
and in the world as a whole. Absence of such reflection
deprives individuals of conscience and responsibility
for their own destiny and all that surround them.

This gives grounds to believe that they will be the best


among others both at work, and at home. Therefore, they
can be trusted with the most responsible work, whether it
be in public service or in commercial organization, and they
are the best candidates to build with them a family or a
good-neighbourhood.
Source :- http://wpf-unesco.org/id.htm

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xlix Prakata

WORLDWIDE LIST
of Citizens of the Earth-XXI
Identity numbers Surnames and given names Country of origin
000 000 001 Ban Ki-moon United Nations
000 000 002 Irina Bokova UNESCO
000 000 003 Pilar Alvarez-Laso UNESCO
000 000 004 Evanghelos A. Moutsopoulos Greece
000 000 005 Igor I. Kondrashin Russia
000 000 006 Sergei N. Bagaev Russia
000 000 007 Abdusalam A. Guseinov Russia
000 000 008 Vyacheslav S. Stepin Russia
000 000 009 Lidia Kondrashina Russia
000 000 010 Maria-Ekaterini Tzitzikosta Greece
000 000 011 Elias Demirtzoglou Greece
000 000 012 Avtandil Mikaberidze Georgia
000 000 013 Vogazianos-Roy Steven United Kingdom
000 000 014 Fidel Gutierrez Vivanco Peru
000 000 015 Abraham Joseph India
000 000 016 Ecimovic Timi Slovenia
000 000 017 Ricaardoe Di Done Canada
000 000 018 Vasile Datcu Romania
000 000 019 Korotenko Vladimir Kyrgyzstan
000 000 020 Kurokhtin Aleksei Kyrgyzstan
000 000 021 Adelino Cattani Italy
000 000 022 Vasilios Kirkos Greece
000 000 023 Aikaterini Kagaraki Greece
000 000 024 Maria Economou Greece
000 000 025 Paris Katsivelos Greece
000 000 026 Irma Villarroel Venezuela
000 000 027 Yannis Liatsos Greece
000 000 028 Stella Leontiadou Greece

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata l

WORLDWIDE LIST
of Citizens of the Earth-XXI
Identity numbers Surnames and given names Country of origin
000 000 029 Motasem Takla Syria
000 000 030 Dimitris Varvarigos Greece
000 000 031 Konstantin Dolgov Russia
000 000 032 Evgeny Abramyan Russia
000 000 033 Alexander Chumakov Russia
000 000 034 Valerij Kuvakin Russia
000 000 035 Dmitry Trubotchkin Russia
000 000 036 Mikhail Weller Russia
000 000 037 Evgenij Kutovoy Russia
000 000 038 Alexander V. Maslikhin Russia
000 000 039 Nikolaj Gavrilov Russia
000 000 040 Vasilij Fedotov Russia
000 000 041 Boris Rezhabek Russia
000 000 042 Jean-Marc Gabaude France
000 000 043 Rev Fr. Prudencio M. Edralin Philippines
000 000 044 Kurtz Paul The USA
000 000 045 Yurij Rotenfeld Ukraine
000 000 046 Ivan Bogdan Russia
000 000 047 Alla Lukicheva Russia
000 000 048 Zinaida Shelomenceva Russia
000 000 049 Natasha Kondrashina Russia
000 000 050 Elena Kondrashina Russia
000 000 051 Sergey Titkov Russia
000 000 052 Pollatos Dimitris Greece
000 000 053 Kostas Markou Greece
000 000 054 Maria Anastasopoulou Greece
000 000 055 John Crowley UNESCO
000 000 056 Lincoln Edward Lavado Landeo Peru
000 000 057 Carlos Antonio Arias Reggeti Venezuela
000 000 058 Maria Flores Gutierrez Peru
000 000 059 Almaz Khanum Medjidova Uzbekistan
000 000 060 Junyan He China

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


li Prakata

WORLDWIDE LIST
of Citizens of the Earth-XXI
Identity numbers Surnames and given names Country of origin
000 000 061 Devarakonda Swaminadhan India
000 000 062 Ioanna E. Mastora Greece
000 000 063 Weiler Raoul Belgium
000 000 064 Elena Kharabadze Georgia
000 000 065 Tea Munjishvili Georgia
000 000 066 Ana Lucina Garcia Maldonado Venezuela
000 000 067 S.A.R.P.V Chaturvedi India
000 000 068 Sergey Emelyanov Russia
000 000 069 Eleonora Barkova Russia
000 000 070 Omar Haji Ahmad Laksamana Malaysia
000 000 071
000 000 072
000 000 073
000 000 074
000 000 075

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lii

WORLDWIDE LIST
of Aristocrats of the Earth-XXI
Gl.Citiz. ID
Identity numbers Given names and surnames Country of origin
No.
000 000 001 Ban Ki-moon United Nations 000 001
000 000 002 Irina Bokova UNESCO 000 002
000 000 003 Pilar Alvarez-Laso UNESCO 000 003
000 000 004 Evanghelos A. Moutsopoulos Greece 000 004
000 000 005 Igor I. Kondrashin Russia 000 005
000 000 006 Sergei N. Bagaev Russia 000 006
000 000 007 Abdusalam A. Guseinov Russia 000 007
000 000 008 Vyacheslav S. Stepin Russia 000 008
000 000 009 Avtandil Mikaberidze Georgia 000 012
000 000 010 Fidel Gutierrez Vivanco Peru 000 014
000 000 011 Ecimovic Timi Slovenia 000 016
000 000 012 Ricaardoe Di Done Canada 000 017
000 000 013 Vasile Datcu Romania 000 018
000 000 014 Maria Economou Greece 000 024
000 000 015 Konstantin Dolgov Russia 000 031
000 000 016 Evgeny Abramyan Russia 000 032
000 000 017 Valerij Kuvakin Russia 000 034
000 000 018 Glen T. Martin the USA 000 075
000 000 019 Mikhail Weller Russia 000 036
000 000 020 Evgenij Kutovoy Russia 000 037
000 000 021 Rev Fr. Prudencio M. Edralin Philippines 000 043
000 000 022 Natasha Kondrashina Russia 000 049
000 000 023 Elena Kondrashina Russia 000 050
000 000 024 John Crowley UNESCO 000 055
000 000 025 Sergey Emelyanov Russia 000 068
000 000 026 Joseph Ratzinger - Pope Benedict XVI Vatican 000 092
000 000 027 Jorge Mario Bergoglio - Pope Francis Vatican 000 093
000 000 028 Paris Katsivelos Greece 000 025
000 000 029 Barry Gusi Philippines 000 072
000 000 030 Evelyn Gusi Philippines 000 073
000 000 031 Devarakonda Swaminadhan India 000 061
000 000 032 Omar Haji Ahmad Laksamana Malaysia 000 070
000 000 033
000 000 034
000 000 035
000 000 036
Source : http://glob-use.org/ida.htm - 24 June 2016

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


liii Prakata

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata liv

1) Prof. Evanghelos A. Moutsopoulos (Greece) - Gl.Citiz. ID No.004 - Profile


2) Prof. Ban Ki-moon (United Nations) - Gl.Citiz. ID No.001 - Profile
3) Prof. Irina Bokova (UNESCO) - Gl.Citiz. ID No.002 - Profile
4) Prof. Federico Mayor Zaragoza (Spane) - Gl.Citiz. ID No.115 - Profile
5) Prof. Igor I. Kondrashin (Russia) - Gl.Citiz. ID No.005 - Profile
6) Prof. Nicholas Hagger (United Kingdom) - Gl.Citiz. ID No.096 - Profile
7) Prof. Timi Ecimovic (Slovenia) - Gl.Citiz. ID No.016 - Profile
8) Prof. Fidel Julian Gutierrez Vivanco (Peru) - Gl.Citiz. ID No.014 - Profile
9) Prof. Ricaardoe Di Done (Canada) - Gl.Citiz. ID No.096 - Profile
10)Prof. Steven Vogazianos-Roy (United Kingdom) - ID No.013 - Profile
11)Prof. Paris Katsivelos (Greece) - ID No.025 - Profile
12)Prof. Omar Haji Ahmad Laksamanac (Malaysia) - ID No.070 - Profile
13)Prof. Evgenij Kutovoy (Russia) - Gl.Citiz. ID No.037 - Profile
14)Prof. Raoul Weiler (Belgium) - Gl.Citiz. ID No.063 - Profile
15)Prof. Alexander N. Chumakov (Russia) - Gl.Citiz. ID No.033 - Profile
16)Prof. Abdusalam A. Guseinov (Russia) - Gl.Citiz. ID No.007 - Profile
17)Prof. Vyacheslav S. Stepin (Russia) - Gl.Citiz. ID No.008 - Profile
18)Prof. Sergej I. Emeljanov (Russia) - Gl.Citiz. ID No.068 - Profile
19)Prof. Agni Vlavianos Arvanitis (Greece) - Gl.Citiz. ID No.037 - Profile
20)Prof. Avtandil V. Mikaberidze (Georgia) - Gl.Citiz. ID No.012 - Profile
21)Prof. Glen T. Martin (USA) - Gl.Citiz. ID No.075 - Profile
22)Prof. Valerij Kuvakin (Russia) - Gl.Citiz. ID No.034 - Profile
23)Prof. Albani Shariff Ibrahim (Philippines) - Gl.Citiz. ID No.074 - Profile
24)Prof. Irma Villarroel (Venezuela) - Gl.Citiz. ID No.026 - Profile
25)Prof. W. Julian Korab-Karpowicz (Poland) - Gl.Citiz. ID No.098 - Profile

Source: http://www.wpf-unesco.org/eng/univ/prof.htm - 24 June 2016

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lv Prakata

Source : http://www.wpf-unesco.org/eng/univ/prof.htm - 24 June 2016

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lvi

Muqaddimah

Binuuri wajhillaahilaziim. Bismillaahir rahmaanir


rahiim. Allaahummaj alni bisultaanil aziim. Warahmatullil
aalamiin. Wabaraktu fiisyain aziim. Wabaraktu fiisyain
kun fayakuun. Allaahumma yaasiin. Walhamdulillaahi
Rabbil aalamin.
Dengan cahaya wajah Allah yang Maha agung. Tuhan
yang mengajar manusia dari sisiNya ilmu dan hikmah. Maka
segala puji bagiNya yang telah menurunkan Al Quran kepada
kekasihNya Nabi Muhammad s.a.w, Rasul dan Penghulu
segala Nabi serta selawat dan salam kepadanya di atas
kesungguhannya menyinarkan cahaya kebenaran TuhanNya
sebagai rahmat sekalian alam.
Di sini. awal-awal lagi Pengarang bermohon petunjuk
dari Tuhan di atas satu kesedaran yang teramat mendalam
bahawa diri masih bersifat kekurangan dalam segala-gala hal.
Malah ilmu yang tersemat di dada jauh dari mencukupi untuk
mencungkil dan mengharungi khazanah lautan ilmu Tuhan
yang teramat tinggi, luas lagi mendalam. Namun demikian di
atas keinsafan terwujudnya ruang dan ketandusan ulasan
terhadap Al Quran. Maka biarlah diri yang kerdil ini
memberanikan diri dan memulakannya di suasana bagai
tertumbuhnya akar sementara di legar ketandusan rotan
cendekiawan yang lebih berupaya lagi berwibawa untuk
membawa kepada kamu bingkisan huraian Al Quran di rupa
yang lebih tepat, padat dan mendalam di gambaran
terhemburnya kegemilangan rahsia agung ilmu Al Quran ke
semerata alam.
Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N
lvii Prakata

Justeru itu, wahai anak cucu. Di sini dipersembahkan


sedikit halwa catitan persendirian. Semoga ianya bermunafaat
kepada kamu dan menceriakan kamu dalam melihat halaman
Al Quran yang kini masih berkedudukan bagai sebiji limau
yang tidak dikupas, dipegang dan disayangi dengan isi manis
dan lemaknya ternafi untuk berwajah hidangan. Satu dilema di
fenomena yang perlu dipecah dan dirombak agar kemanisan
Al Quran dapat bertapak di lidah masyarakat yang selama ini
ketagih untuk mengupasnya dan menikmatinya.
Lantaran itu. Jika terdapat sebarang kekurangan dan
kelemahan di dalam catitan ini. Maka itu adalah kekurangan
dan kelemahan Pengarang yang perlu dimutalaahkan dengan
para cendekiawan dan para ilmuan sejagat dan berbincanglah
dengan mereka. Mudah-mudahan di atas kesudian mereka
melihat catitan ini akan membuahkan idea dan langkah untuk
mentafsirkan Al Quran secara yang lebih tersusun berasaskan
disiplin pendidikan dan pembelajaran formal adanya.
Maka untuk sementara waktu. Terimalah dengan apa
yang ada. Sementara Tuhan mendatangkan kepada kamu
seseorang cendekiawan yang benar-benar berani lagi
berwibawa yang akan memecahkan ruyung ketandusan
huraian Al Quran, agar dilema yang terwujud selama ini dapat
dilerai dengan keupayaan terhemburnya akliah keilmuan
cendekiawan sejagat. Maka dalam kesempatan ini, marilah
sama-sama kita berdoa: Wahai Tuhan Ku. Tunjukkanlah daku
barang yang benar. Tunjuklah daku jalan Mu yang sebenar.
Sesungguhnya Engkaulah Tuhan yang menghidayatkan
manusia ke jalan Mu. Maka jadikanlah kami di kalangan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lviii

manusia yang diredhai Engkau. Amin Ya Rabbal alamina Al


Fatihah.

Salam sejahtera dan selamat bermutelaah.

Dr. Halo-N 15hb November 2007


Selayang. Selangor. Malaysia.
Pengarang.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lix Prakata

PENGIKTIRAFAN TERHADAP PENEMUAN


TEORI DAN FORMULA AL QURAN

Oleh
Profesor Datuk Dr. A.Hamid A.Hadi
Fellow Akademi Sains Malaysia (F.A.Sc)

Kini
Telah Mendapat Pengesahan Dan Pengiktirafan
Di Peringkat Antarabangsa

DEKLARASI

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lx

TARAF PENGIKTIRAFAN

Untuk makluman:

Segala butiran
pengiktirafan dan
kenyataan yang dibuat
oleh saya di dalam buku Al
Fathun Nawa ini adalah
satu pengiktirafan
berasaskan kelayakan dan
kepakaran saya dalam
bidang Natural Products
dan pengiktirafan yang
dibuat adalah bersifat
kenyataan peribadi dan
ianya terbit dari keikhlasan
saya sepenuhnya. Harap maklum.

Saya yang ikhlas.

Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi.


Fellow Akademi Sains Malaysia (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxi Prakata

Sepatah kata
Profesor Datuk Dr. A Hamid A. Hadi

Bismillahirrahmanirrahim.
Bersyukur saya kehadrat Allah s.w.t kerana diberi
peluang untuk memberi sepatah dua kata untuk diabadikan di
dalam buku Al Fathun Nawa, karangan Y.Bhg. Dato Dr. Hj.
Ahmad Laksamana Hj Omar (Dr. Halo-N).

Maka dalam ruangan ini saya ingin mengambil


kesempatan untuk mengucapkan tahniah kepada Y.Bhg. Dr.
Halo-N di atas usaha menghasilkan buku Al Fathun Nawa,
sebuah buku pentafsiran Al Quran yang berjaya mengolah
rahsia Al Quran sampai ke peringkat terhasilnya teori dan
formula sains. Penemuan formula sains berasaskan tafsiran Al
Quran merupakan satu kaedah yang terunggul dan boleh
disifatkan sebagai yang terulung di dunia.

Penemuan teori dan formula The Nine Stars Halo-N,


formula Nawiah 9x45(1), formula Nawiah 9x45(2) dan formula
Halo-N 9.2 Homolength dalam bidang Natural Products telah
dapat dibuktikan melalui penyelidikan saya bersama puan
Hanita Omar. Justeru itu, buku Al Fathun Nawa boleh
dianggap sebagai satu bahan bacaan yang amat penting bagi
semua masyarakat demi untuk meningkatkan pengetahuan
bagi kegunaan di dunia dan juga di akhirat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxii

Di sini saya juga memberi pengiktirafan kepada Y.Bhg.


Dr. Halo-N sebagai Saintis Al Quran yang pertama di dunia
yang akan menjadi kebanggaan Malaysia dan dunia dalam
sejarah ilmu dan keilmuan.

Sekian Wassalam

Profesor Datuk Dr. A.Hamid A. Hadi.


Fellow Akademi Sains Malaysia (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxiii Prakata

Pengisytiharan dan pengiktirafan


(Pertama).

Kepada Sesiapa Yang Berkenaan.

PENGIKTIRAFAN THE NINE STARS Halo-N THEORY


DALAM BIDANG NATURAL PRODUCTS

Dengan segala hormatnya perkara di atas dirujuk

2. Dengan sukacita saya maklumkan bahawa The Nine Stars


Halo-N Theory yang dipetik dari buku Al Fathun Nawa karangan
Dato Dr. Haji Ahmad Laksamana bin Omar (Dr. Halo-N) yang
berpandukan kepada pentafsiran ayat-ayat Al Quran telah dapat saya
buktikan dengan hasil kajian penyelidikan saya bersama Puan Hanita
binti Omar.

3. Pembuktian teori ini boleh disifat sebagai suatu penemuan


besar terutama bila ianya dikaitkan dengan pentafsiaran Al Quran. Di
fahamkan bahawa belum ada lagi teori seperti ini dapat dibangunkan
berdasarkan ayat-ayat Al Quran dan seterusnya dibuktikan melalui
sains.

4. Saya berhasrat untuk menggunakan teori ini sepenuhnya


dalam penyelidikan saya dan mengembangkan teori ini seterusnya
dalam bidang Natural Products ke seluruh pelosok dunia.

5. Dengan itu sukacita saya mengiktiraf teori The Nine Stars


Halo-N dalam bidang Natural Products.

Sekian terima kasih.

Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi.


Fellow Akademi Sains Malaysia (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxiv

Pengisytiharan Dan Pengiktirafan


(Kedua).
Kepada Sesiapa Yang Berkenaan.

PENGIKTIRAFAN TEORI NAWIAH 9 X 45 (1) DALAM


BIDANG NATURAL PRODUCTS

Dengan hormatnya perkara di atas dirujuk.

2. Dengan sukacita saya memaklumkan bahawa Teori Nawiah


9 x 45 (1) yang dipetik dari buka Al Fathun Nawa karangan Dato Dr.
Haji Ahmad Laksamana Bin Omar (Dr. Halo-N) yang berpandu
kepada pentafsiran ayat Al Quran telah dapat saya buktikan tentang
kebenarannya dari kajian penyelidikan saya bersama Puan Hanita
binti Omar dalam bidang Natural Products.

3. Pembuktian teori ini boleh disifatkan sebagai penemuan


besar, terutama bila ianya dikaitkan dengan pentafsiran ayat-ayat Al
Quran. Sesungguhnya belum ada lagi teori seperti ini yang dapat
dibangunkan berdasarkan ayat-ayat Al Quran dan seterusnya
dibuktikan melalui sains moden. Maka dengan penemuan teori ini
dan Teori Nine Stars Halo-N sebelumnya, membolehkan teori ini
dikembangkan dalam penyelidikan Natural products untuk diguna
sebagai tool mencari penawar pelbagai penyakit.

4. Dengan ini saya mengambil kesempatan untuk mengiktiraf


bahawa Teori Nawiah 9 x 45 (1) adalah sebuah teori yang benar
dalam bidang Natural Products dan menyifatkan Y.Bhg Dato Dr.
Haji Ahmad Laksamana bin Omar (Dr. Halo-N) sebagai seorang
Ahli Saintis Al Quran yang pertama di dunia yang pastinya
menjadi kebanggaan Malaysia khasnya dan dunia amnya.

Sekian terima kasih

Yang benar.

Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi.


Fellow Akademi Sains Malaysia (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxv Prakata

Pengisytiharan Dan Pengiktirafan


(Ketiga).
Kepada Sesiapa Yang Berkenaan.

PENGIKTIRAFAN TEORI NAWIAH 9 X 45 (2) DALAM


BIDANG NATURAL PRODUCTS

Dengan hormatnya perkara di atas dirujuk.

2. Sesungguhnya ternyata dan terbukti bahawa Y.Bhg Dato


Dr. Hj. Ahmad Laksamana bin Omar (Dr. Halo-N) Pengarang buku
Al Fathun Nawa adalah Ahli Saintis Al Quran yang pertama di dunia.
Penemuan Teori 9 Stars Halo-N dan Teori Nawiah 9 x 45 (1) serta
penemuan teori terbarunya Teori Nawiah 9 x 45 (2) yang dipetik
dari buku Al Fathun Nawa yang berpandukan kepada pentafsiran
ayat-ayat Al Quran sekali lagi telah dapat saya buktikan
kebenarannya melalui hasil kajian saya bersama Puan Hanita Omar
dalam bidang Natural Products

3. Pembuktian kebenaran Teori Nawiah 9 x 45 (2) ini


disifatkan suatu penemuan besar, terutama apabila ianya dikaitkan
dengan pentafsiran ayat-ayat Al Quran. Di fahamkan belum ada lagi
teori-teori seperti ini yang dibangunkan berdasarkan pentafsiran ayat-
ayat Al Quran dan seterusnya dibuktikan melalui sains moden. Maka
dengan penemuan teori ini serta Teori 9 Stars Halo-N sebelumnya,
membolehkan teori ini dikembangkan dalam penyelidikan Natural
Products untuk diguna sebagai tool mencari penawar pelbagai
penyakit.

4. Dengan ini saya mengiktiraf bahawa Teori Nawiah 9 x 45


(2) adalah satu teori yang benar dalam bidang Natural Products dan
sekali lagi menyifatkan Y. Bhg Dato Dr. Halo-N sebagai Ahli
Saintis Al Quran yang pertama di dunia yang semestinya menjadi
kebanggaan negara Malaysia khasnya dan dunia amnya.]

Sekian Terima kasih

Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi.


Fellow Akademik Sains Malaysia (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxvi

Pengisytiharan Dan Pengiktirafan


(Keempat).
Kepada Sesiapa Yang Berkenaan.

PENGIKTIRAFAN TEORI HALO-N 9.2 HOMOLENGTH


DALAM BIDANG NATURAL PRODUCTS.

Dengan hormatnya saya merujuk kepada perkara yang tersebut diatas.

2. Sukacita dimaklumkan bahawa TEORI Halo-N 9.2


HOMOLENGTH yang berfungsi untuk mengenalpasti sama ada
sesuatu sebatian dalam Natural Products sebagai satu enantiomer
tulin atau campuran enantiomer telah dapat dibuktikan melalui
kaedah saintifik. Teori ini juga telah dibangunkan oleh Y. Bhg Dato
Dr. Halo-N berpandukan kepada pentafsiran ayat Al Quran dan
dibuktikan melalui hasil kajian penyelidikan saya bersama Puan
Hanita Omar dalam bidang Natural Products.

3. Penemuan teori baru ini bukan sahaja akan memudahkan para


saintis untuk mengenal pasti sebatian tersebut, malah teori ini
berserta teori-teori yang lain iaitu Teori 9 Stars Halo-N, Teori
Nawiah 9 x 45 (1), Teori Nawiah 9 x 45 (2) dapat dikembangkan
dalam penyelidikan Natural Products untuk diguna sebagai tool
mencari penawar pelbagai penyakit.

4. Dengan sukacitanya saya mengiktirafkan TEORI Halo-N 9.2


HOMOLENGTH dalam bidang Natural Products.

Sekian terima kasih.

Yang Benar.

Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi.


Fellow Akademi Sains Malaysia (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxvii Prakata

Pengesahan Puan Hanita Omar


Tentang Penyelidikan Teori Buku Al Fathun Nawa

Kepada Sesiapa Yang Berkenaan.

PENGESAHAN
EMPAT TEORI Al QURAN DARI BUKU Al FATHUN NAWA

Dengan hormatnya saya rujuk kepada perkara yang tersebut di atas.

2. Adalah dimaklumkan
bahawa empat teori Al Quran
ciptaan Y.Bhg. Dato Dr. Haji
Ahmad Laksamana Bin Haji
Omar (Dr. Halo-N) telah dibuat
kajian sepenuhnya oleh saya
bersama Y.Bhg. Profesor Datuk
Dr. A. Hamid A. Hadi dan
kajian berkaitan dengannya itu
telah berjaya disempurnakan.

3. Sebagai makluman
sukacita dinyatakan bahawa
berasaskan kajian sains yang
dilakukan, kami mendapati
bahawasanya empat teori dan
formula, iaitu Teori Nine Stars
Halo-N, Teori Nawiah 9 x 45
(1), Teori Nawiah 9 x 45 (2) dan Teori Halo-N 9.2 Homolength
diperakui sah sebagai satu teori dalam bidang pengajian Natural
Products dan perkara ini telah pun dimaklumkan oleh Y.Bhg.
Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi kepada saya secara rasmi.

4. Berikutan dengan itu, saya ingin mengambil kesempatan


mengucapkan tahniah kepada Y.Bhg. Dato Dr. Halo-N kerana telah
berjaya mentafsirkan kitab suci Al Quran sampai ke tahap terzahirnya
empat teori Al Quran yang bersifat satu penemuan yang teramat
besar. Malah memecah sejarah tamaddun Islam di sudut Al Quran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxviii

dan Furqannya. Satu kejayaan yang tidak boleh dinafikan serta ianya
akan menjadi kebanggaan seluruh umat Islam di dunia kerana
terlahirnya seorang Ahli Saintis Al Quran dan Y.Bhg. Dato Dr.
Halo-N lah merupakan Ahli Saintis Al Quran Yang Pertama Di
Dunia.

5. Saya amat berbangga kerana diberi peluang bersama Y.Bhg.


Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi untuk membuktikan secara
saintifik teori-teori yang berkenaan serta boleh diguna secara
langsung oleh dunia dalam menyelesaikan kesulitan dan kepayahan
para ahli saintis Natural Products selama ini dan sesungguhnya
dengan kezahiran teori dan formula Al Quran ini merupakan jalan
penyelesaian muktamadnya.

Sekian terima kasih.

Yang Benar

Hanita Binti Omar, M.Sc


Penyelidik Teori Buku Al Fathun Nawa.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxix Prakata

Apa Kata Penyemak Penyelidikan

Sesungguhnya jauh dari sangkaan


saya Thesis Ph.D saya telah dirujuk
untuk dijadikan bahan pemecah sejarah.
Penemuan saya terhadap alkaloid
(+)Pallidinine yang membawa saya ke
peringkat Ijazah Doktor Falsafah Sains
jelas bukan satu permainan. Apa
tidaknya bila tubuh sendiri dapat
menyaksi proses pembuktian teori Al
Quran dibuktikan melalui sebatian
alkaloid yang saya temui.
Saya bersyukur kehadrat Allah
s.w.t kerana dapat mencurah perasaan
hati sendiri kepada persada dunia bahawa Al Quran adalah sememangnya
Al Furqan. Satu mukjizat dari Yang Maha Esa yang saya sendiri merasakan
satu kebanggaan apabila penemuan sains dapat membuktikan kesahihan
dan kejituan isi furqannya yang terselindung di dalamnya.
Sesungguhnya ketahuilah, penemuan teori Al Quran oleh Dr. Halo-
N khususnya di bidang Sains Sebatian Semulajadi (Natural Products) tidak
boleh dinafikan lagi. Kehadirannya di muka persada ilmu harus diterima.
Keajaiban hanya mungkin terbentuk di peringkat awal kedatangannya,
tetapi percayalah selepas ini penerokaan terhadap Al Quran akan terus
berlaku dengan kelaziman penemuan teori dan formula oleh peneroka
bagai tumbuhnya kemampuan manusia menghasilkan sebaluh padi dari
sebiji yang ditanam. Demikianlah rupa sejarah yang diterokai oleh Dr. Halo-
N akan menjadi rangsangan kejituan hati para penyelidik selanjutnya untuk
membuat kajian terhadap mukjizat Al Quran.

Profesor Madya Dr. Mat Ropi Mukhtar

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxx

Apa Kata Penyemak Penyelidikan

Dr. Berna Elya


Department of Pharmacy, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,
16424, Indonesia.

Assalaamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Segala puji bagi Allah, Shalawat dan Salam semoga tercurah untuk Rosul-
Nya Muhammad SAW, sahabat serta seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman. Amin.
Alhamdulillah atas karunia-Nya,
saya diberi kesempatan untuk dapat
memberikan kata sambutan di dalam
buku Al Fathun Nawa. Kesempatan
pemberian kata sambutan ini merupakan
penghargaan yang besar; karena
pengetahuan yang saya miliki sangat
jauh bila dibandingkan dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh Dr. Halo-
N yang telah menghasilkan tafsir Al-
Quran dengan pendekatan yang baru.
Al-Fathun Nawa dalam bahasa
Indonesia berarti Ledakan Nuklir,
karena menurut penulisnya merujuk pada
al-Quran Surat Al-Hasyr Ayat: 21. Jadi
menurut Dr. Halo-N, seandainya al-
Quran itu bila dipahami dengan sebaik-
baiknya maka kefahaman itu akan mengandung energi yang luar biasa
untuk memunculkan furqon atau inovasiinovasi yang baru yang akan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia; baik itu pada kehidupan dunia
maupun kehidupan akhirat. Kefahaman yang baik itu akan muncul bila
setiap manusia membaca setiap ayat al-Quran. Tentu membaca ayat al-
Quran ini dimaksudkan tidak hanya sekedar membaca biasa; tetapi
membaca ayat-ayat al-Quran lewat tadabbur; sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah Swt dalam Al-Quran Surat Muhammad ayat 24.
Dr. Halo-N telah memperkenalkan lewat buku-nya Al-Fathun Nawa
cara tadabbur atas ayat-ayat Al-Quran yang benar; yaitu melalui tafsir ayat
Al-Quran dengan ayat Al-Quran yang lain. Paradigma yang
dikembangkannya adalah: Tuhan-Quran-Furqon-Manusia-Kemanusiaan.
Cara yang ditempuh untuk melakukan taddabur adalah mencoba
mempelajari keterkaitan antara ayat yang satu dengan ayat sebelum dan
sesudahnya; mempelajari pengertian tentang ayat-ayat yang dibahas;
mempelajari definisi istilah-istilah yang ada dalam ayat-ayat; dan
mempelajari keterkaitan ayat tersebut dalam konteks keseharian; serta
memahami ayat-ayat tersebut lewat arti kefahaman yang tersirat.
Selanjutnya; setiap ayat yang menjadi ayat rujukan itu diklasifikasikan
apakah ayat tersebut berperan atau kandungannya sebagai Al-Ayat, Al-
Bayan, Al-Burhan atau Al-Furqon. Penyajian ayat-ayat yang dibahas,

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxi Prakata

yang dilakukan oleh Dr.Halo-N sangat menarik karena disertai 12 konsep


penulisan; yang kemudian bagi pembacanya akan dirasakan sangat
memudahkan dan memicu munculnya kefahaman.
Dr. Halo-N dalam Al-Fathun Nawa mengembangkan berbagai
ijtihad yang baru; yaitu bahwa setiap uraian tafsirnya pada ayat-ayat terkait
tidak memisahkan antara kehidupan duniawi dengan kehidupan ukhrowi;
bahkan bila dibandingkan tafsir-tafsir terdahulu Dr. Halo-N justru
memperluas penafsiran ayat-ayat al-Quran pada kehidupan duniawi
dengan harapan bahwa tafsir ayat tersebut memunculkan furqon atau
inovasi dan kreasi dalam kehidupan yang berujud pada penyempurnaan
peradaban manusia. Harapannya dengan pendekatan tafsir yang baru ini;
ummat Islam bisa terus maju seiring dengan kemajuan yang terjadi dalam
kehidupan yang modern. Oleh karenanya, Dr. Halo-N sangat berharap agar
para Cendekiawan Muslim dapat meng-kontribusikan ke-ilmuannya untuk
dikembangkan diberbagai aspek kehidupan dengan merujuk pada landasan
ayat-ayat Al-Quran dengan memerankan para Cendekiawan Muslim
sebagai ulul albab, ulul abshor atau pun sebagai ahlal dzikri.
Dr. Halo-N lewat bahasa-bahasa yang disampaikan sangat
inspiratif bagi para generasi muda; karena Dr. Halo-N sangat mendorong
agar sejak awal generasi muda ummat ini bisa berprestasi; baik itu
berprestasi dalam kesalihan akhlaq, keluasan ilmu pengetahuan dan
kesuksesan dalam mencapai kekayaan.
Al Fathun Nawa merupakan sebuah buku kajian Al-Quran yang
berhasil menginspirasi munculnya teori Sains Qurani dalam berbagai ilmu;
apakah itu ilmu pendidikan, ilmu kerohanian, ilmu ekonomi dan ilmu kimia
bahan alam (natural products). Terkait ilmu kimia bahan alam; lewat
inspirasi yang didapatkan melalui berbagai ayat al-Quran; Dr. Halo-N telah
menemukan Teori Nine Stars Halo-N, Teori Nawiah 9 x 45(1), Teori Nawiah
9 x 45(2) dan Teori Halo-N 9.2 Homolength. Pembuktian teori ini dilakukan
oleh Center of Natural Products (CENAR) University Malaya yang diketuai
oleh Prof. Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi. Teori ini sangat bermanfaat untuk
perkembangan keilmuan di bidang kimia bahan alam yang berguna bagi
penemuan obat-obat baru. Akhir kata saya ingin mengucapkan selamat
kepada Dr. Halo-N, semoga Allah senantiasa mengaruniai kesehatan dan
memberkahi kehidupannya. Semoga melalui kontribusi pemikirannya dapat
memberi andil bagi munculnya kejayaan Islam dan ummatnya dimasa yang
akan datang, Amien ya robbal alamiin. Wassalamualaikum
Warohmatullohi wabarokaatuh.

Dr. Berna Elya, Apt. MSi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxii

LAPORAN KAJIAN MENGENAI KESAHIHAN


TEORI-TEORI DR. HALO-N DI BIDANG
NATURAL PRODUCTS

OLEH

PROFESOR DATUK DR. A. HAMID A. HADI.


FELLOW AKADEMI SAINS MALAYSIA (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxiii Prakata

Laporan Kajian Mengenai Kesahihan


Teori-Teori Dr. Halo-N Di Bidang Natural Products

1. Pendahuluan

Terlebih dahulu saya ingin mengucapkan tahniah dan syabas


kepada Dato Dr. Hj. Ahmad Laksamana Hj. Omar (Dr. Halo-N)
yang telah berjaya mentafsirkan ayat-ayat suci Al Quran bagi Surah
Al Fatihah, ayat 1 7 dan Surah Al Baqarah, ayat 1 37 dan telah
membukukan pentafsiran ini dalam buku Al Fathun Nawa Jilid 1.
Dalam usaha pentafsiran ayat-ayat Al Quran tersebut, Dr Halo-N
telah berjaya menemukan empat (4) Teori yang berkaitan dengan
bidang Natural Products. Walaupun Dr. Halo-N berjaya menemukan
teori ini dari pentafsiran tersebut, beliau masih belum dapat memberi
penjelasan sepenuhnya mengenai teori ini dalam bentuk saintifik. Dr.
Halo-N telah menjelaskan teori tersebut kepada saya dan Puan Hanita
Binti Omar dan teori yang dibentangkannya adalah berkaitan dengan
susunan bintang-bintang dalam cakerawala. Setelah mendengar teori
dari Dr. Halo-N, kami dapati bahawa teori tersebut ada ciri-ciri
kesamaan dengan gambaran titik-titik korelasi yang terdapat dalam
spektrum 2-Dimensi HMBC (Heteronuclear Multiple Bond
Coherence) yang diperolehi melalui mesin NMR (Nuclear Magnetic
Resonance). Berikutan dengan ini, kajian mengenai teori tersebut
telah kami lakukan berdasarkan spektrum HMBC bagi beberapa
sebatian semulajadi yang dipisahkan dari spesies tumbuhan. Kami
dapati bahawa teori yang ditemukan oleh Dr. Halo-N itu
sememangnya boleh dibuktikan melalui titik-titik korelasi dalam
spektrum 2D HMBC. Teori tersebut merupakan teori yang pertama
diwujudkan di dunia sejak Al Quran dizahirkan. Teori yang
dimaksudkan adalah seperti berikut:

a. Nine Stars Halo-N Theory ;


b. Nawiah 9 x 45 (1) Theory ;
c. Nawiah 9 x 45 (2) Theory ; dan
d. Halo-N 9.2 Homolength Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxiv

2. Definasi Teori-Teori Dr.Halo-N

2.1 Nine Stars Halo-N Theory:

Nine Stars Halo-N Theory adalah berbunyi: Each specialty


of Mass of Bio-Nature will occur under the arrangement
conducted by nine stars (Called Code Nine Stars L System:
2.4.1.2.) in righteous equilibrium coordinate.

Rajah 1 di bawah merupakan kesimpulan kepada olahan The


Route of Mass [(7+2) = (9)] yang dihurai di wajah Code Nine
Stars L System: 2.4.1.2. Maka dari compass petunjuk yang
terbentuk secara fitrah darinya dapatlah ditentukan kewujudan
special mass, sama ada mass yang telah ditemui atau mass
baru yang sedang dicari oleh para penyelidik bio-chemistry.

2
Titik korelasi atom H-C 8 9

Special mass/
new mass

4
2 1
90

1 2 3 4 5 6 7

Rajah 1 : Nine Stars L System: 2.4.1.2.

Merujuk kepada rajah 1, garisan lurus mendatar bewarna


merah merupakan garisan penyambung antara titik-titik
korelasi atom H-C yang terdiri daripada 7 titik korelasi atom
H-C yang terdapat dalam kumpulan-kumpulan 2, 4 dan 1.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxv Prakata

Manakala garisan lurus menegak 90 merupakan penyambung


dari garisan mendatar ke titik tengah antara 2 titik korelasi H-
C ke lapan (8) dan ke sembilan (9) bagi membentuk huruf L.
Mana-mana titik korelasi atom H-C yang terletak terdekat
dengan titik korelasi H-C ke lapan (8) dan ke sembilan (9)
serta menyentuh garisan lurus menegak 90 adalah
merupakan special mass yang dicari. Oleh yang demikian,
mana-mana spectrum HMBC suatu sebatian yang boleh
dipadankan dengan Nine Stars Halo-N Theory menjadi
petanda bahawa sebatian tersebut boleh dijadikan penawar
penyakit (vaksin) kepada manusia.

2.2 Nawiah 9 x 45 (1) Theory

Nawiah 9x45 (1) (Dr. Halo-N -2009) Theory adalah


berbunyi:

Sifat positif atau negatif satu-satu sebatian karbon yang


ditemui melalui Nine Stars Halo-N Theory boleh ditentukan
oleh kedudukan sebarang titik korelasi atom H-C yang
menyentuh atau tidak menyentuh titik persilangan
(Intersection point) antara garis lurus yang dilukis 45
bermula dari sudut 90 dengan garis lurus yang dibentuk
bermula dari titik korelasi H-C pertama (1) disambung terus
kepada titik pertengahan antara titik korelasi H-C ke lapan
(8) dan ke sembilan (9)

2.3 Rajah 2 di bawah menggambarkan kedudukan putaran optik


sesuatu sebatian yang bersifat positif dan negatif dari sudut
Nawiah 9 x 45 (1) Theory. Garisan lurus bewarna biru
(Garisan Nawiah 1) merupakan garisan penyambung dari titik
korelasi atom H-C pertama (1) kepada titik tengah antara titik
korelasi H-C ke lapan (8) dan ke sembilan (9). Manakala P
merupakan titik persilangan antara Garisan Nawiah 1 dengan
garis lurus yang bersudut 45. Jika terdapat mana-mana titik
korelasi atom H-C yang terletak pada titik persilangan P
tersebut, maka ia menggambarkan bahawa sebatian itu adalah
bersifat positif (+ve). Sebaliknya jika tiada sebarang titik
korelasi atom H-C yang terletak pada titik persilangan P, ia
menerangkan bahawa sebatian adalah bersifat negatif (-ve).
Kedudukan positif atau negatif sesuatu sebatian adalah
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
Prakata lxxvi

penting bagi menentukan sebatian vaksin yang bersifat positif


akan dapat mengubati penyakit yang berbentuk external
illness, manakala sebatian vaksin yang bersifat negatif dapat
mengubati penyakit yang berbentuk internalillness.

8 9

Titik
Titik korelasi atom P korelasi
H-C berada di atas atom H-C
titik persilangan menunjuk
kan
special
mass/
new mass
Nawiah 1 45

1 2 3 4 5 6 7

Rajah 2: Nawiah 9x45 (1) Theory

2.3 Nawiah 9 x 45 (2) Theory

Nawiah 9 x 45 (2) Theory adalah berbunyi:

Sifat positif atau negatif satu-satu sebatian karbon yang


ditemui melalui Nine Stars Halo-N Theory boleh ditentukan
oleh kewujudan titik korelasi atom H-C yang terletak
disepanjang garis lurus yang terbentuk dari titik korelasi
atom H-C pertama (1) disambungkan kepada titik mass
baru.

Rajah 3 di bawah menggambarkan kedudukan putaran optik


sesuatu sebatian yang bersifat positif dan negatif dari sudut
Nawiah 9 x 45 (2) Theory. Garisan lurus bewarna hijau
(Nawiah 2) merupakan garisan penyambung dari titik korelasi

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxvii Prakata

atom H-C pertama (1) kepada titik korelasi atom H-C mass
baru atau special mass. Jika terdapat mana-mana titik korelasi
atom H-C yang terletak pada garisan Nawiah 2, maka ia
menggambarkan bahawa sebatian adalah bersifat negatif (-ve)
Sebaliknya jika tiada sebarang titik korelasi atom H-C yang
terletak pada garisan Nawiah 2, ia menerangkan bahawa
sebatian adalah bersifat positif (+ve). Sekali lagi kedudukan
positif atau negatif sesuatu sebatian adalah penting bagi
menentukan kegunaan sesuatu vaksin. Jika sebatian vaksin
bersifat negatif, maka ia dapat digunakan bagi mengubati
penyakit yang berbentuk internalillness, manakala sebatian
vaksin yang bersifat positif akan dapat digunakan bagi
mengubati penyakit yang berbentuk externalillness.

8 9

Titik
korelasi
Nawiah 2 atom H-C
Titik menunjuk
korelasi kan
atom H-C special
menyentuh mass/new
garisan mass

90

1 2 3 4 5 6 7
7

Rajah 3: Nawiah 9x45 (2) Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxviii

2.4 Halo-N 9.2 Homolenght Theory

Halo-N 9.2 Homolength Theory adalah berbunyi:

Satu-satu sebatian karbon yang ditemui menerusi: Nine


Stars Halo-N Theory boleh ditentukan sama ada ianya
bersifat Single Compound atau Mixed Compound
berdasarkan kepada dua titik petunjuk kewujudan sebatian
yang berjarak sama membentuk rupa tiga segi pada pangkal
Mass Utama dan rupa tiga segi wujud pada pangkal Tapak
Pengiraan titik korelasi atom H-C pertama (1) dan titik
korelasi atom H-C kedua (2) (Mass kedua) bagi teori: Nine
Stars Halo-N.

Homolength

8 9
A

Titik korelasi
atom H-C
menunjukkan
special mass /
new mass
Homolength

B
90

1 2 3 4 5 6 7

Titik korelasi atom H-C


menunjukkan mass kedua

Rajah 4 : Halo-N 9.2 Homolength Theory menunjukkan


sebatian bersifat mixed compound

Rajah 4 di atas menggambarkan kedudukan sebatian yang ber


sifat Mixed Compound. Tiga segi bertanda A merupakan rupa
tiga segi pada pangkal mass utama atau special mass.
Manakala tiga segi bertanda B merupakan rupa tiga segi pada

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxix Prakata

pangkal tapak pengiraan titik korelasi atom H-C pertama (1)


dan titik korelasi atom H-C kedua (2) (Mass kedua) bagi
teori: Nine Stars Halo-N. Jika bentuk tiga segi di bahagian
special mass serupa dengan bentuk tiga segi di bahagian mass
kedua, maka sifat sebatian yang ditemui adalah mixed
compound. Sebaliknya jika tiga segi pada bahagian mass
kedua tidak sama dengan tiga segi di bahagian special mass,
maka sifat sebatian yang ditemui adalah single compound.
Sifat sebatian pada rajah 4 ini adalah mixed compound kerana
rupa tiga segi A sama dengan rupa tiga segi B dari segi jarak
dan titik korelasi atom H-C nya.

Homolength

8 9
A

Titik korelasi
atom H-C
menunjukkan
special mass/
new mass
Homolength


B
90

1 2 3 4 5 6

Tiada Titik korelasi atom H-C


pada kedudukan mass kedua

Rajah 5 : Halo-N 9.2 Homolength Theory menunjukkan


sebatian bersifat single compound

Rajah 5 di atas menggambarkan kedudukan sebatian yang


bersifat Single Compound. Rupa tiga segi B tidak sama
dengan rupa tiga segi A memandangkan pada hujung tiga segi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxx

B tidak wujud titik korelasi atom H-C. Oleh itu sifat


sebatiannya adalah single compound.

3. Kajian Terhadap Kesahihan Teori Dr.Halo-N

3.1 Kajian terhadap kesahihan dan kebenaran teori Dr.Halo-N


telah dilakukan berdasarkan spektrum HMBC bagi beberapa sebatian
semulajadi yang dipisahkan dari spesies tumbuhan. Kajian ini dibuat
dengan dibantu kuat oleh Puan Hanita Binti Omar dengan mengambil
beberapa contoh sebatian yang beliau telah pisahkan bagi tujuan
Ijazah Sarjana Sains. Sebatian-sebatian yang dimaksudkan adalah
sebatian alkaloid berikut:

a. (+) Tavoyanine;
b. (-) Tavoyanine;
c. (-) Norboldine;
d. (-) Thalifoline; dan
e. (+) Pallidinine

3.2 Alkaloid (+)Tavoyanine

Kajian mendapati bahawa (+) Tavoyanine merupakan satu


sebatian baru dan putaran optiknya adalah bersifat positif. Bagi
menguji kesahihan Teori Nine Stars Halo-N dan Teori Nawiah
9x45(1) serta Teori Nawiah 9x45(2) maka spektrum 2-Dimensi
HMBC yang diperolehi melalui mesin NMR bagi alkaloid (+)
Tavoyanine diperiksa dan dipadankan dengan teori-teori tersebut.
Hasil dari pemeriksaan tersebut adalah didapati seperti berikut:

3.2.1 Teori Nine Stars Halo-N

Rajah 6A merupakan spektrum HMBC bagi (+) Tavoyanine


yang dipadankan dengan Teori Nine Stars Halo-N. Merujuk kepada
rajah tersebut, keterangan adalah seperti berikut:

a. Nine Stars Halo-N jelas kelihatan dengan


digambarkan oleh susunan 2:4:1:2 - L sistem yang
terdiri dari titik-titik korelasi atom H-C yang
dihubungkan dengan garisan berwarna merah.

Rajah 6A: Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Oleh


Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N
lxxxi Prakata

SpektrumHMBC Alkaloid (+) Tavoyanine

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxxii

b. Titik korelasi atom H-C yang tersentuh pada garisan


menegak 90 L system bagi Teori Nine Stars Halo-N
merupakan mass skeleton yang baru yang dicari. Ini
membuktikan bahawa alkaloid (+) Tavoyanine adalah
suatu alkaloid yang baru selaras dengan penemuan
oleh pengkaji. Dengan demikian, adalah terbukti
bahawa Teori Nine Stars Halo-N merupakan suatu
teori yang sah lagi benar.

c. Alkaloid (+) Tavoyanine yang dikesan oleh Teori Nine


Stars Halo-N adalah sesuai untuk dijadikan vaksin
bagi mengubati penyakit tertentu manusia. Bagi
mengetahui sama ada vaksin yang dihasilkan itu
sesuai untuk mengubati penyakit luaran atau penyakit
dalaman manusia, maka perlulah diketahui putaran
optiknya sama ada bersifat positif atau negatif. Kajian
telah menunjukkan bahawa putaran optik alkaloid (+)
Tavoyanine adalah bersifat positif. Teori Nawiah
9X45(1) dan Teori Nawiah 9X45(2) yang akan
dibincangkan kelak telah mengesahkan bahawa
alkaloid tersebut bersifat positif.

Sampel-sampel sebatian bagi menguji kebenaran Teori Nine


Stars Halo-N adalah seperti rajah berikut:
a. Rajah 7A Mengenai alkaloid (-) Tavoyanine;
b. Rajah 8A - Mengenai alkaloid (-) Norboldine;
c. Rajah 9A - Mengenai alkaloid (-) Thalifoline; dan
d. Rajah 10A - Mengenai alkaloid (+) Pallidinine.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxxiii Prakata

Rajah 7A - Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Oleh


SpektrumHMBC Alkaloid (-) Tavoyanine

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxxiv

Rajah 8A - Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Oleh


SpektrumHMBC Alkaloid (-)Norboldine

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxxv Prakata

Rajah 9A - Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Oleh


SpektrumHMBC Alkaloid (-)Thalifoline

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxxvi

Rajah 10A - Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Oleh


Spektrum HMBC Alkaloid (+)Pallidinine

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxxvii Prakata

3.2.2 Teori Nawiah 9X45(1) dan Teori Nawiah 9X45(2)

Rajah 6B: Teori Nawiah 9X45(1), Teori Nawiah 9X45(2) dan


Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Dalam
Spektrum HMBC Alkaloid (+) Tavoyanine

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata lxxxviii

Rajah 6B merupakan spektrum HMBC bagi alkaloid (+)


Tavoyanine yang dipadankan dengan Teori Nawiah 9X45(1) dan
Teori Nawiah 9X45(2) di samping Teori Nine Stars Halo-N.

Keterangan rajah adalah seperti berikut:

a. Teori Nine Stars Halo-N adalah digambarkan oleh


susunan 2: 4:1:2 - L system titik-titik korelasi atom H-
C yang disambung dengan garisan bewarna merah dan
mass skeleton yang dicari berada pada garisan
menegak 90.

b. Teori Nawiah 9x45(1) digambarkan oleh garisan sendeng


berwarna biru sebagai penyambung dari titik korelasi
atom H-C pertama (1) kepada titik pertengahan antara
titik korelasi atom H-C ke lapan (8) dan ke sembilan
(9). Manakala Teori Nawiah 9x45(2) digambarkan
oleh garisan sendeng berwarna hujau yang
menyambung dari titik korelasi atom H-C pertama (1)
kepada titik mass skeleton baru.

c. Mana-mana titik korelasi atom H-C yang bersentuh pada


titik persilangan (Intersection point) antara garis lurus
yang dilukis 45 dengan garisan Nawiah 9x45(1),
maka alkaloid yang dikaji adalah bersifat putaran optik
positif. Jika mana-mana titik korelasi atom H-C
bersentuh pada mana-mana bahagian garisan Nawiah
9x45(2), alkaloid berkenaan adalah bersifat putaran
optik negatif.

d. Rajah menunjukkan titik korelasi atom H-C telah


menyentuh titik persilangan Nawiah 9x45(1) dan
dalam masa yang sama tiada satu pun dari titik
korelasi atom H-C yang menyentuh garisan Nawiah
9x45(2). Oleh itu, alkaloid (+) Tavoyanine adalah
bersifat putaran optik yang positif iaitu selaras dengan
hasil kajian Master Puan Hanita binti Omar. Dengan
yang demikian Teori Nawiah 9x45 adalah dibuktikan
benar dan sahih dan alkaloid (+) Tavoyanine sesuai
untuk dijadikan vaksin bagi mengubati penyakit luaran
manusia.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


lxxxix Prakata

Sampel-sampel lain sebatian bagi menguji kebenaran Teori


Nawiah 9x45 adalah seperti rajah berikut:

a. Rajah 7B Mengenai alkaloid (-)Tavoyanine


[alkaloid dibuktikan bersifat negatif];

b. Rajah 8B - Mengenai alkaloid (-)Norboldine


[alkaloid dibuktikan bersifat negatif];

c. Rajah 9B - Mengenai alkaloid (-)Thalifoline


[alkaloid dibuktikan bersifat negatif]; dan

d. Rajah 10B - Mengenai alkaloid (+)Pallidinine


[alkaloid dibuktikan bersifat positif].

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xc

Rajah 7B - Teori Nawiah 9X45(1), Teori Nawiah 9X45(2) dan


Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Dalam
Spektrum HMBC Alkaloid (-) Tavoyanine

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xci Prakata

Rajah 8B - Teori Nawiah 9X45(1), Teori Nawiah 9X45(2) dan


Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Dalam
Spektrum HMBC Alkaloid (-)Norboldine

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xcii

Rajah 9B - Teori Nawiah 9X45(1), Teori Nawiah 9X45(2) dan


Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Dalam
Spektrum HMBC Alkaloid (-)Thalifoline

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xciii Prakata

Rajah 10B - Teori Nawiah 9X45(1), Teori Nawiah 9X45(2) dan


Teori Nine Stars Halo-N Ditunjukkan Dalam
Spektrum HMBC Alkaloid (+)Pallidinine

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xciv

3.2.3 Teori Halo-N 9.2 Homolength

Teori selanjutnya ialah untuk mengenalpasti sesuatu alkaloid


yang ditemui itu bersifat single compound atau mixed compound.
Para ahli sains Natural Products masih lagi menghadapi masalah
untuk mengenalpasti sama ada sesuatu compound itu single atau
mixed compound, lebih-lebih lagi untuk menghuraikan mixed
compound supaya menjadi single compound. Dengan adanya Teori
Halo-N 9.2 Homolength ini sekurang-kurangnya akan dapat
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dari segi menentukan
sama ada single atau mixed compound.

Rajah 6C di bawah merupakan spektrum HMBC bagi alkaloid


(+) Tavoyanine yang dipadankan dengan Teori Halo-N 9.2
Homolength dan Teori Nine Stars Halo-N.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xcv Prakata

Rajah 6C: Teori Halo-N 9.2 Homolength dan Teori Nine Stars
Halo-N Ditunjukkan Dalam Spektrum HMBC
Alkaloid (+) Tavoyanine

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xcvi

Keterangan rajah adalah seperti berikut:

a. Teori Nine Stars Halo-N digambarkan oleh garisan


berwarna merah manakala mass skeleton yang dicari
berada pada garisan menegak 90.

b. Teori Halo-N 9.2 Homolength digambarkan oleh dua titik


petunjuk (A dan B) bagi kewujudan sebatian yang
berjarak sama iaitu hingga membentuk rupa tiga segi
pada pangkal mass skeleton yang baru dan rupa tiga
segi yang wujud pada pangkal tapak pengiraan titik
korelasi atom H-C pertama (1) dan titik korelasi atom
H-C kedua (2) pada Teori Nine Stars Halo-N.

c. Jika rupa bentuk tiga segi A dan B mempunyai jarak yang


sama, maka alkaloid yang dicari adalah bersifat mixed
compound. Tetapi jika jarak bagi kedua-dua tiga segi
adalah tidak sama atau titik korelasi atom H-C yang
kedua tidak wujud, maka alkaloid yang dikaji adalah
bersifat single compound.

d. Teori Halo-N 9.2 Homolength membuktikan bahawa


alkaloid (+) Tavoyanine adalah bersifat single
compound memandangkan rupa bentuk tiga segi A
dan B tidak sama.

Sampel-sampel lain sebatian bagi membuktikan kebenaran


Teori Halo-N 9.2 Homolength adalah seperti rajah berikut:

a. Rajah 7C - Mengenai alkaloid (-)Tavoyanine


[alkaloid dibuktikan single compound];

b. Rajah 8C - Mengenai alkaloid (-)Norboldine


[alkaloid dibuktikan mixed compound];

c. Rajah 9C - Mengenai alkaloid (-)Thalifoline


[alkaloid dibuktikan single compound]; dan

d. Rajah 10C - Mengenai alkaloid (+)Pallidinine


[alkaloid dibuktikan single compound].

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xcvii Prakata

Rajah 7C - Teori Halo-N 9.2 Homolength dan Teori Nine Stars


Halo-N Ditunjukkan Dalam Spektrum HMBC
Alkaloid (-)Tavoyanine

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata xcviii

Rajah 8C - Teori Halo-N 9.2 Homolength dan Teori Nine Stars


Halo-N Ditunjukkan Dalam Spektrum HMBC
Alkaloid (-)Norboldine

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


xcix Prakata

Rajah 9C - Teori Halo-N 9.2 Homolength dan Teori Nine Stars


Halo-N Ditunjukkan Dalam Spektrum HMBC
Alkaloid (-)Thalifoline

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata c

10C - Teori Halo-N 9.2 Homolength dan Teori Nine Stars Halo-N
Ditunjukkan Dalam Spektrum HMBC Alkaloid (+)Pallidinine

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


ci Prakata

4. Kesimpulan:

Ujian yang dijalankan dengan menggunakan kaedah saintifik


melalui titik korelasi atom H-C dalam spektrum 2D HMBC bagi
sebatian-sebatian pilihan yang tersebut di atas telah membuktikan
bahawa keempat-empat teori Dr. Halo-N hasil dari pentafsiran ayat-
ayat Al Quran iaitu Nine Stars Halo-N Theory, Nawiah 9x45(1)
Theory, Nawiah 9x45(2) Theory dan Halo-N 9.2 Homolength Theory
dalam bidang Natural Products adalah diperakui sahih dan benar.
Dengan wujudnya teori-teori tersebut akan memudahkan lagi kerja-
kerja pengkajian dan penganalisaan sebatian tumbuh-tumbuhan oleh
para saintist Natural Products bagi mencari vaksin yang sesuai untuk
mengubati sesuatu penyakit.

Sesungguhnya penemuan teori-teori tersebut hasil dari


pentafsiran ayat-ayat Al Quran oleh Dr. Halo-N memberi suatu
rahmat besar kepada dunia dan sekaligus melayakkan Dr. Halo-N
digelar sebagai Ahli Sains Al Quran Yang Pertama Di Dunia.

Sekian. Wassalam.

Profesor Datuk Dr. A.Hamid A.Hadi.


Fellow Akademi Sains Malaysia (F.A.Sc).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Prakata cii

Sepatah Kata

Profesor Dr. Hj. Azimi Hj. Hamzah


Jabatan Pemajuan Profesional & Pendidikan Lanjutan
Fakulti Pengajian Pendidikan
Universiti Putra Malaysia

Assalamualaikum wbt.

Allah SWT penentu


segala-galanya. Allah
SWT membuka hijab
untuk Dr. Halo-N meneliti
Al Quran dari perspektif
yang unik bagi
manfaatkan khazanahNya
seperti yang dimuatkan
dalam Al Fathun Nawa.
Saya mendoakan anak
didik UPM ini yang tidak
terikat dengan kebiasaan
insan, dipermudahkan
Allah SWT dalam
menyerlahkan potensi dirinya ke arah kejayaan yang agong.

Al Fathun Nawa Jilid1 Dr. Halo-N


ciii Prakata

Binuriwajhillahil Azim
Wabismillahirrahmanirrahim.
Assalamu alaikum wrt.

Pertama-tamanya saya ingin


mengucapkan syukur
kehadrat Illahi kerana Dr.
Halo-N memberi
penghargaan yang amat
tinggi kepada saya untuk
mengucap sepatah kata
dalam buku khazanahnya Al
Fathun Nawa yang amat
menakjubkan ini.

Sesungguhnya penemuan
dan penerokaan ilmu Al-
Quraan sebagai pembuktian
Kalamullah oleh Dr Halo-N
sebagai ahli sains Al-Quraan
di zaman ini amat
mengkagumkan saya. Ia merupakan findings yang amat
menakjubkan sehingga saya berpendapat dalam dunia
sekarang belum ada lagi ahli sains yang dapat mengaitkan Al-
Quraan dengan penemuan sains yang amat jelas dan dapat
dihuraikan dengan terperinci mengikut kaedah saintifik untuk
kegunaan manusia sejagat. Sesungguhnya benarlah Al-
Quraan itu sebagai Kalamullah dan bukan ciptaan manusia
dengan pembuktian yang telah dilakukan oleh Dr. Halo-N ini.
Saya yakin banyak lagi khazanah penemuan yang akan
diterokai dan diketemui oleh Dr Halo-N pada masa yang akan
datang. Ayuh !!! kita berdoa agar sama-sama kita dapat
manfaat dari hasil penemuan Dr-Halo-N ini untuk kegunaan
dan kebaikan serta kesejahteraan manusia sejagat.
Selamat Maju Jaya dan Wassalam.

Dr Majdi Mohamad. Ph.D


Mantan Timbalan Dekan
Pusat Pengajian Kejuruteraan Awam
Universiti Sains
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
Muqaddimah 1

Tajuk Penulisan
Konsep, Tujuan dan Matlamatnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


2 Muqaddimah

A. Tajuk Penulisan

Di sepanjang penulisan ini dibuat, terdapat banyak pihak


bertanya Pengarang, kenapa perkataan Al Fathun Nawa dipilih
menjadi tajuk penulisan ini. Sesungguhnya keputusan ini
dibuat berdasarkan kepada ruhul maani perkataan Al Fathun
Nawa yang boleh dimubalaghahkan pada erti Cetusan
Nuklear (Explosion of Nuclear). Di suasana ianya benar-benar
teramat relevan dengan Al Quran sebagai punca rahmat
sekalian alam, terutama di kala Al Quran yang bersifat Ummul
Kitab yang kemudian diwajahkan pula dengan nama Al
Furqan dilihat di sudut keupayaan dan kekuatannya di dalam
mengarca, merubah dan merencana erti manusia dan
kemanusiaan di sektor kehidupan, ketuhanan, kerasulan,
kemasyarakatan, ekonomi, sains dan teknologi, demi
kemajuan dan tamaddun dunia di rupa manusia Khalifah Allah
Di Muka Bumi yang bertuhan lagi maju di sudut duniawi dan
akhrawi.
Di hakikat ruhul maani Firman Allah Taala:

Lau anzalnaa haazal quraana alaajabalin lara aitahuu


khaasyian mutashaddian min khasyatillah. watilkal

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 3

amthaalu nadhribuhaa linnaasi laallahum


yatafakkaruun.
Jika sekiranya Kami turunkan Quran ini ke atas gunung.
Nescaya engkau lihat gunung itu tunduk dan terbelah
kerana takut kepada Allah. Itulah contoh Kami berikan
untuk manusia. Mudah-mudah mereka memikirkannya.
Surah:59: Al Hasyr:21

B. Tujuan dan Matlamat Penulisan

Penulisan ini dibuat berasaskan kepada Sepuluh (10) tujuan


dan matlamat utama:

Pertama: Merangka dan membentuk satu pattern


pentafsiran dan penghuraian baru terhadap ayat-ayat Al
Quran di wajah contemporary dan comprehensive yang
relevan untuk diexport ke pasaran intelektual dunia
(world intelectual market). Satu bentuk pentafsiran yang
boleh diterima pakai oleh style pemikiran terbuka
keilmuan manusia yang tidak tertakluk dengan sebarang
doktrin asal yang berwajah moulding views yang tidak
berupaya dikembangkan mengikut daya keupayaan
berilmunya akliah manusia serasi dengan
perkembangan sejagat lagi menjemukan. Satu pattern
hidangan pentafsiran baru di wajah mata melihat Al
Quran dan Al Furqan benar-benar berupa ummul kitab.
Ibu segala ilmu. Ibu segala kemajuan. Rahmat kepada
sekalian alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


4 Muqaddimah

Catitan: Ingatlah anak cucu.


Percayalah selagi mata dan pemikiran
masih bertaut dengan prinsip warga belantara
yang melihat pokok di erti pokok. Rotan di erti
rotan. Maka selama itulah khazanah rahsia
furqan hutan (the soul invention of jungle) tidak
akan terwujud. Maka demikianlah khazanah
hutan yang bernama Al Quran tidak akan
melahirkan rupa furqan kemajuan jika mata
pentafsiran masih tertaut dengan cara dan
pendekatan lama di wajah balik bahasa tanpa
penonjolan mantiq furqannya diserlah ke muka
dunia.
Sesungguhnya sikap memberanikan
diri mengubah pattern pendekatan yang ada
kepada satu pattern pendekatan baru perlu
dilakukan. Meski pun keheningan environment
di hutan terpaksa dibisingkan dengan gergaji
baru yang akan menggerak-kejut penghuni
rimba. Satu rupa gerak kerja mata gergaji yang
seharusnya dizahirkan oleh para intelektual di
semua bidang sehingga rupa tamsiliah papan,
meja dan almari terzahir dari lubuk akliah
keilmuan yang dituntut selama. Satu tuntutan
perubahan baru yang mungkin mengejutkan
penghuni rimba di awalnya tetapi akan
menzahirkan rupa yang akan diterima
kemudiannya. Satu keberanian di atas dasar
kesedaran di hakikat tidak ada orang lain yang
akan merubah keadaan kecuali diri sendiri.
Renung-renunglah.

Kedua: Merangka dan membentuk satu pattern


pentafsiran dan penghuraian baru terhadap ayat-ayat Al
Quran di wajah contemporary dan comprehensive bagi
memudahkan anak cucu dalam memahami erti, makna

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 5

dan maksud ayat-ayatnya serta membuka ruang


penerokaan terhadap rupa furqan yang terdapat di
dalam Al Quran. Demi kemajuan dan kesejahteraan
manusia. Di sudut duniawi dan akhrawi.

Catitan: Ingatlah anak cucu.


Barang elok dan barang berharga. Jika payah
diambil banyak ditinggalkan. Di hakikat kuning
emas dan berharganya emas tidak akan
dipandang oleh ayam. Jika kuning emas payah
dipagut dan kuning emas payah dimakan.
Demikian terjadinya pada Al Quran dan
pentafsiran Al Quran. Di hakikat manusia akan
terhilang minat untuk melihat Al Quran. Jika Al
Quran payah untuk difahami dan manusia juga
akan terhilang minat. Jika Al Quran gagal
diwajahkan sebagai makanan insan yang lazat
lagi diperlukan. Maka inilah dilema yang perlu
dileraikan dengan pihak cendekiawan sejagat
hendaklah bertindak mencari jalan
mempermudahkan manusia dalam memahami
Al Quran. Terutama di sudut penterjemahan
dengan menggunakan bahasa yang mudah,
moden, tepat dan teratur. Kaji-kajilah.

Ketiga: Merangka dan membentuk satu pattern


pentafsiran dan penghuraian baru terhadap ayat-ayat Al
Quran di wajah berilmu dan berakliah dengan
memperluaskan erti, makna dan maksud ayat-ayat Al
Quran sehingga ianya boleh dipegang, diguna pakai
dan diterjemah-hurai di sudut kegunaannya di dunia
yang boleh diguna pakai secara langsung pada
kehidupan manusia sehari-hari.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


6 Muqaddimah

Catitan: Ingatlah anak cucu.


Jika batang kayu dilihat sekadar batang kayu.
Maka taraf mata akan bersifat buta. Nilai
pandangan tidak akan kemana. Di hakikat jika
mata diasuh sekadar mengenal buah, batang,
dahan dan daun. Maka nilai mata tidak ubah
bagai nilai mata warga di belantara.
Justeru itu mata kenalah diasuh agar
mata berjaya melihat furqan di wajah papan di
batang. Melihat furqan ubat di daun dan melihat
furqan makanan di buah. Barulah mata menjadi
bijak. Mata hati menjadi celik di rupa
penglihatan di taraf sebenar-benar seorang
manusia.
Oleh itu demi faedah bangsa dalam
mengejar kemajuan kehidupan. Maka para
cerdik pandai bangsa hendaklah menyediakan
kaedah melihat dan cara melihat dengan
pendekatan baru kepada bangsanya agar mata
bangsanya berjaya membawa diri masing-
masing ketahap terlihatnya erti papan dalam
sebatang balak.
Demikianlah dengan Al Quran. Satu
kaedah dan pendekatan baru pentafsiran Al
Quran hendaklah dibuat, agar dilema telatah
warga belantara tidak terus terpacak tegak di
ruang pemikiran masyarakat di sudut melihat Al
Quran dan mentafsir Al Quran di rupa kitab
yang bernama Al Furqan. Di suasana sikap
lama yang diasuh semacam tidak boleh diubah
buat selama-lamanya. Kaji-kajilah.

Keempat: Merangka dan membentuk satu


pattern pentafsiran dan penghuraian baru terhadap ayat
Al Quran di wajah cetusan terbentuk dan terlihatnya
rupa makna dan pengertiannya digambaran terlahirnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 7

prinsip, falsafah, konsep, idea, pendidikan, hikmah,


penawar dan furqan pada setiap ayat dengan
keupayaan ianya boleh diguna pakai secara langsung di
dalam kehidupan harian di dunia dan di arca akhirat.

Kelima: Merangka dan membentuk satu pattern


pentafsiran dan penghuraian baru terhadap ayat-ayat Al
Quran di wajah cetusan pendekatan pentafsiran dan
penghuraian mengikut huraian pada kaca mata ilmu di
semua bidang ilmu pengetahuan yang ada di dunia
selari dengan matlamat kewujudan Al Quran sebagai
punca petunjuk dan rahmat kepada manusia.

Keenam: Merangka dan membentuk satu pattern


pentafsiran dan penghuraian baru terhadap ayat-ayat
Al Quran di wajah cetusan kreativiti huraian dan
penerokaan mencari gali furqan Al Quran dan furqan
kejadian Tuhan oleh semua bidang ilmu berasaskan
maklumat dan penemuan huraian terhadap ayat-ayat Al
Quran.

Ketujuh: Merangka dan membentuk satu pattern


pentafsiran dan penghuraian baru terhadap ayat-ayat Al
Quran di wajah cetusan terhasil dan terzahirnya rupa
satu-satu teori atau satu-satu formula keilmuan yang
boleh diguna pakai oleh bidang-bidang keilmuan. Demi
memartabatkan taraf keilmuan manusia dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


8 Muqaddimah

mempertingkatkan nilai dan rupa tamaddun manusia


dan kemanusiaan sejagat.

Catitan: Ingatlah anak cucu.


Bahawasanya ilmu itu alat penerokaan. Sikap
inovasi dan inovatif dari buah ilmu hanya akan
terlahir apabila barang furqan yang tidak pernah
terwujud di dunia dizahirkan. Seumpama
terlahirnya kapal terbang di tengah-tengah ilmu
manusia beranggapan mustahilnya besi
berupaya melayang. Maka di tengah-tengah
kemustahilan inilah anak cucu, terlahirnya satu
furqan kenderaan yang mengajibkan.
Demikianlah jua dengan kisah teori
dan formula Al Quran yang kini dizahirkan. Satu
kisah penerokaan ilmu yang tidak pernah
dizahirkan selama ini. Tetapi kini dibentangkan
di tengah-tengah jelapang doktrin keilmuan
manusia dengan tetap meragui keupayaan
kezahirannya. Di suasana mulut cendekiawan
keliling beralasan seribu. Berpakat memejam
mata. Meskipun bukti profesional ternyata di
hadapannya.
Maka inilah dilema pengaruh Nila di
dalam Belanga yang akan membuat Susu
hanyut terhilang nilai dan terhakisnya
warna. Satu sejarah hitam dalam penerokaan
ilmu apabila pengiktirafan yang diberi pada
awalnya ditarik balik. Justeru kononnya di pihak
ramai meragui kebenaran yang telah disahkan
kesahihannya oleh badan authoriti profesional
sendiri. Dan sesungguhnnya ingatlah mata
dunia akan terus membuktikannya di wajah Al
Quran itu Ummul Kitab yang tiada keraguan
terhadap kedalaman dan kejituan ilmu dan
hikmahnya. Renung-renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 9

Kedelapan: Merangka dan membentuk satu


pattern pentafsiran dan huraian baru terhadap ayat-ayat
Al Quran di wajah akan tertumbuhnya rasa dan
perasaan tingginya status keagungan khaliq yakni
Tuhan semesta alam dalam mengarcakan khalaqNya
serta terlihat padanya seni dan tingginya mutu furqan
yang terwujud pada setiap kejadianNya di suasana
banyaknya lagi furqan yang perlu diterokai oleh
hambaNya dengan membuat mata dan hati hambaNya
pula benar-benar terasa akan keagungan Tuhannya
dengan hati khusyu, tawadho dan takut kepada
Tuhannya.

Catitan: Ingatlah anak cucu.


Kebesaran Tuhan mudah terlihat apabila
terlahirnya rupa furqan. Seni dan kesenian
furqan yang tersimpan di dalam Al Quran dan
barang kejadian Tuhan akan memudahkan hati
melihat keagungan Tuhan. Keanehan yang
tertimbul dari keajibannya akan mengasuh hati
tunduk kepada keagungan terutama apabila
furqan yang ditemui menzahirkan faedah dan
kemajuan.
Justeru itu iqrakkanlah Al Quran.
Galikanlah Al Quran. Meskipun kaedah dan
pendekatan menggalinya akan menyentuh hati
dan kebolehan kumpulan kera yang hanya tahu
membaca belantara di erti hutan, pokok dan
dahan tanpa berminat ianya untuk menggali
dan mencari makna furqan yang bernama
sekeping papan di tengah-tengah bentangan
belantara yang bernama hutan. Renung-
renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


10 Muqaddimah

Kesembilan: Merangka dan membentuk satu


pattern pentafsiran dan huraian baru terhadap ayat-ayat
Al Quran di wajah cetusan bukti bagi membuktikan
kebenaran dakwaan para pendakwah Islam yang
mendakwah kata: Semuanya ada dalam Al Quran.
Semuanya terhasil dari Al Quran. Sedangkan kata-
kata perangsang sedemikian itu tidak pernah dibuktikan
secara khusus dan dibuat secara berkesan oleh
keupayaan umat Islam selama ini. Moga-moga langkah
yang dibuat bermunafaat adanya.

Catitan: Ingatlah anak cucu.


Dunia kini dunia bukti. Dunia ilmu dan dunia
penyelidikan. Di hakikat kelebihan yang dikata
tanpa bukti akan membuat lidah menjadi
hampa. Di suasana geliga yang dicanang tidak
berharga dengan tubuh bersuara lantang. Bagai
suara lautan. Di suasana berbuih sayup mata
memandang. Tetapi sayang, sebuku garam pun
tidak pernah menjadi. Demikianlah
berombaknya suara tubuh-tubuh berilmu buih di
wajah ternafinya garam di lautan Al Quran
pegangan sendiri.
Oleh itu wahai anak cucu buangkanlah
taraf mulut hear-say di persimpangan berilmu
sedap pada kata dengan mendedah pekong
kejahilan di dada. Satu dilema berilmu di
suasana jahil dengan erti berilmu. Kosong dan
hampa. Renung-renunglah.

Kesepuluh: Merangka dan membentuk satu


pattern pentafsiran dan penghuraian baru terhadap

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 11

ayat-ayat Al Quran yang boleh dijadikan asas spark


pemikiran dan flash akliah yang berupaya menzahirkan
hint galakan kepada para intelektual di semua bidang
ilmu agar memberanikan diri masing-masing untuk
mentafsirkan Al Quran mengikut bidang ilmu masing-
masing.
Sifat penakut dan menjahilkan diri dengan
keupayaan ilmu sendiri di kedudukan merelakan diri
melihat batang balak di rupa batang balak terus
menyembah bumi di rupa yang tidak berubah akan
membuat dilema penggalian Al Quran terus terbantut. Di
suasana pembaziran kebolehan akan meletakkan ilmu
yang ada sebagai hiasan keris pengantin yang terjahil
menguasai gelanggang alam.
Satu langkah memberanikan diri menghurai
dilema kekurangan tokoh pentafsiran Al Quran. Satu
langkah yang akan menghurai kejahilan di satu bidang
boleh dipelajari. Di hakikat barang di udara (on the air)
selama ini boleh pun dicari oleh kepakaran diri. Apatah
lagi Al Quran yang telah berada selama ini di
genggaman jari. Satu semangat perubahan. Satu sikap
dan satu pendekatan yang perlu dileraikan. Di hakikat
membiarkan warga belantara menguasai hutan dengan
kesimpulan petua yang dipegang pasti langit tidak akan
menurunkan hujan dan batu batan tidak akan terpancar
cahaya permata.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


12 Muqaddimah

Pesan Pelita Pendita.


Catitan:
Ingatlah anak cucu. Ingatlah anak cucu, bahawa satu-satu
pembaharuan tidak akan berlaku dan terzahir di
Ilmu itu bagai pelita. Ilmu
itu matahari. Di hakikat matahari muka masyarakat. Jika tekad keberanian para
tetap menyuluh cahayanya meskipun cendikiawan tidak tertumbuh pada dirinya dan
tidak semua pelosok muka bumi
dapat menerima cahayanya dalam masyarakatnya. Dimakna beras segenggam
satu masa. tidak akan berubah menjadi nasi. Jika api
Matahari tetap menyuluh takut dinyalakan. Maka demikianlah dengan
dunia dengan satu kesedaran
pembaharuan akliah keilmuan dan furqan tidak
bahawa dunia tetap berpusing
menerusi obit fitrahnya. Di hakikat akan terzahir. Jika sifat api keberanian dijiwa-
seluruh pelosok dunia akan jiwa berilmu tidak dilunaskan di rupa penulisan
menerima cahayanya apabila sampai
musimnya. Maka begitulah anak para cendikiawan.
cucu dengan pendapat dan Namun begitu, sayugia diingatkan.
pemikiran baru.
bahawa pada setiap suatu yang dikatakan
Justeru itu.
pembaharuan yang benar-benar berwajah
Matahari tidak perlu pembaharuan pasti akan ditentang, diterajang
gusar. Jika lubang-lubang gua
dan diperlekehkan oleh golongan cendikiawan
ketawa dan menafikan kewujudan
cahaya dan matahari di alam bangsawan. Di hakikat banyak kebenaran dan
semesta.
kebuktian kebenaran yang diperkenalkan
Matahari tidak perlu gusar. dahulu telah menjadi mangsa fitnah golongan
Jika diperli dan dipersendakan oleh cerdik bangsawan. Seumpama kepintaran dan
lubang-lubang gua yang berbangga
kerana cahaya tidak dapat habuan kecerdikan Hang Nadin dikisah
menembusinya. Di hakikat yang buta
Singapura dilanggar Todak berakhir dengan
itu tetap buta, meskipun matahari di
depannya. (Surah:36: Yasiin:10). kecerdikan dan kepintaran fikirannya kepada
negerinya membawa padah kepadanya.
Demikianlah kedegilan
membuat Abu Lahab dan isterinya Maka apakah tabiat pemikiran dan
mati di lubang galian tangannya kerja keji kejahatan seumpama itu masih tetap
sendiri. Satu kematian yang dicatat
oleh Al Quran. (Surah:111: Al diwarisi oleh golongan cendikiawan bangsawan
Lahab:1-5). Satu amaran dan satu
di zaman baru di musim kebangkitan zaman
sempadan yang teramat keji
diabadikan. Kaji-kajilah. penggalian furqan Al Quran. Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 13

Key Words:
Tuhan . Quran . Furqan . Manusia . Kemanusiaan

C. Memperkenalkan Kaedah Baru Mentafsirkan Al Quran.

Kaedah Pentafsiran Al Quran Semasa.


Setakat ini dua (2) kaedah telah diperkenalkan oleh
para cendekiawan Al Quran dalam menterjemah dan
mentafsirkan Al Quran. Namun di catitan ini. Satu kaedah baru
pentafsiran Al Quran diperkenalkan menjadinya tiga (3)
kaedah. Dan bermula Dua (2) kaedah lazim yang diguna pakai
adalah seperti berikut:

Kaedah Pertama:
Pentafsiran Berlandaskan Hadis
Di mana Al Quran dihuraikan dan ditafsirkan
berdasarkan hadis. Sesungguhnya kaedah ini dibuat oleh
para cendekiawan Al Quran berlandaskan kepada kejituan
keyakinan bahawa pada setiap perlakuan dan kata-kata
Junjungan Nabi Muhammad s.a.w itu adalah bersifat Al Quran.
Ini bermakna jika seseorang itu ingin melihat perlakuan sifat
Junjungan Nabi Muhammad s.a.w. Maka lihatlah Al Quran
sebagai indentitinya. (Surah:68: Al Qalam:1-7). Lantaran
sesungguhnya tidak ada seorang pun manusia yang
berpegang dengan Al Quran seteguh dan sekuat pegangan
Nabi Muhammad s.a.w terhadap Al Quran yang diterimanya.
Berlandaskan Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


14 Muqaddimah

Ittabi maa yuuhaa ilaika mirrabbika. Laa ilaaha illaa


huwa wa aridh anil musyrikiin.
Ikutlah apa yang diwahyukan kepada engkau dari
Tuhanmu. Tidak adalah Tuhan kecuali Dia. Dan
berpalinglah dari orang-orang musyrik.
(Surah:6: Al Anaam:106).

Justeru itulah para cendekiawan Al Quran telah


membuat kesimpulan bahawa pada setiap perkataan dan
perlakuan Nabi Muhammad s.a.w yang disifatkan sebagai
hadis dijadikan landasan kepada pentafsiran Al Quran. Satu
kaedah yang tepat bersaksikan kepada ruhul maani Firman
Allah Taala:

Wa anzalnaa ilaikazzikra litubayyina linnaasi maa


nuzzila ilaihim walaallahum yatafakkaruun.
Dan telah Kami turunkan kepada engkau peringatan
supaya engkau jelaskan kepada manusia apa yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 15

diturunkan kepada mereka, supaya mereka semua


berfikir.
(Surah:16: An Nahl:44)

Kelebihan Kaedah Hadis.


Sesungguhnya kaedah ini telah menzahirkan kelebihan
nya di konteks beragama kepada tiga (3) sudut:
Pertama: Satu kaedah mempermudahkan cara bagi
menghasilkan rupa arca perlakuan ibadat, hukum dan fadhilat
di dalam urusan beragama terutama pada sudut pandangan
ahli Fuqahah (Ahli Syariat dan Fiqah) selari dengan maqam
pengertian ruhul maani ayat: (Surah:22: Al Hajji:32).
Kedua: Satu kaedah mempermudahkan cara dalam
menzahirkan barang yang tidak ternyata di dalam Al Quran
tetapi ternyata pada kata dan perlakuan Nabi Muhammad
s.a.w (hadis) yang boleh disabit maknanya dengan kehendak
Allah Taala di dalam Al Quran pada pandangan Syariat dan
Fiqah.
Ketiga: Satu kaedah mempermudahkan cara dalam
menzahirkan cara pemberian petua, hukum dan fadhilat
beragama berlandaskan Ijtihad dan Qias dan Ijma pada
pendapat jumhur ulama terhadap barang yang tidak ternyata
di dalam Al Quran tetapi ternyata pada kata dan perlakuan
Nabi Muhammad s.a.w bersifat hadis yang boleh disabit
maknanya dengan kehendak Al Quran pada pandangan Ahli
Fuqahah (Ahli Syariat dan Fiqah) yang kemudiannya
disimpulkan oleh mereka sebagai rupa: Pandangan Islam atau
Mengikut Pandangan Islam. Demikianlah kelebihan peranan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


16 Muqaddimah

hadis dalam mentafsirkan Al Quran yang seharusnya


dibanggakan.

Kelemahan Kaedah Hadis.


Namun demikian anak cucu. Kaedah pentafsiran Al
Quran menerusi kaedah berlandaskan hadis tidak terlepas dari
pertikaian pendapat terhadap kelemahan kaedahnya terutama
apabila ianya dilihat pada dua (2) sudut:

Pertama:
Di sudut Asas Kesahihan Dan Keteguhan Hadis
Persoalannya di masa kini, keteguhan dan kesahihan
hadis yang disifatkan sebagai kejituan dari punca kata dan
perlakuan Nabi Muhammad s.a.w terus dipertikaikan oleh
golongan tertentu. Terutama golongan anti-hadis pada empat
(4) sudut:
Satu: Timbulnya pertikaian terhadap kesahihan hadis di
sudut hadis terpaksa diklasifikasikan sebagai hadis sahih,
hadis palsu, hadis dhaif dan seumpamanya. Di suasana bagai
terwujud perlakuan mengklasifikasikan barang pada konsep
memilih dan mengambil barang halal (Hadis sahih) yang telah
bercampur dengan barang haram (Hadis palsu) di rupa nasi
yang telah bercampur dengan najis untuk dihidang dan
dimakan di wajah makanan asasi yang mesti dimakan dan
wajib dimakan. Di suasana hadis-hadis seumpama ini
sepatutnya tidak perlu dijadikan bahan pegangan dan punca
akidah dalam beragama. Satu suasana dilema di kedudukan
ternafinya kejituan, ketulenan dan kesahihan asli di rupa satu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 17

gumpalan benang kusut yang menjadi bahan pertikaian yang


tiada penghujung lagi payah hendak dileraikan.
Sebab itulah tidak pelik kata golongan anti hadis, otak
umat Islam menjadi lemah dan bakuk. Malah tidak bermaya
untuk berakliah tinggi. Lantaran rohani mereka selama ini telah
disumbat dengan makanan kerohanian yang telah bercampur
dengan kekotoran tetapi diterima sebagai suatu yang baik lagi
terbaik.
Dua: Timbulnya pertikaian terhadap kesahihan hadis di
sudut uslub cara pembentukan hadis menerusi kaedah
penyampaian perawinya (The method prove of reporting) yang
melibatkan rantaian-ramai perawinya. Di samping pertikaian di
sudut jangka masa siap (The due of completion) satu-satu
hadis itu diperlengkapkan kejituannya dari seorang perawi
kepada seorang perawi yang lain. Di suasana kemudahan
logistik perhubungan manusia dan kemanusiaan di masa itu
adalah sukar dan terhad. Sedangkan jangka umur hayat
perawi yang terakhir (seperti Bukhari, Muslim dan lain-lain)
tidak setimpal pada logik keupayaan tenaga dan usia mereka
dalam menyiapkan sebegitu banyak bilangan hadis (Lebih dari
lima ribu hadis pada setiap perawi) yang dikumpul dan
dituliskan oleh mereka berbanding dengan usia yang ada pada
mereka.
Sesungguhnya inilah satu persoalan logik, sistematik
dan empirical yang perlu dihujah-kajikan. Satu cabaran kepada
para cendekiawan hadis dalam memperteguhkan hadis-hadis
yang ada. Satu persoalan yang mencakupi soal munasabah,
logik dan ilmiah yang perlu dijawab. Di hakikat kebenaran kata

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


18 Muqaddimah

dan perlakuan Nabi Muhammad s.a.w di sifat perangai Al


Quran tidak perlu sekali-kali dipertikaikan.
Tiga: Tertimbulnya pertikaian terhadap hadis di sudut
kegagalan definasi hadis dalam mengarcakan tugas
definasinya terhadap Al Quran. Di mana hadis yang
didefinasikan sebagai kata-kata dan perbuatan Nabi
Muhammad s.a.w untuk menerangkan Al Quran gagal
menjalankan fungsinya. Di mana tidak ada satu hadis pun
diklasifikasikan secara khusus oleh para cendekiawan hadis
(sehingga kini) tentang ayat Al Quran manakah yang hendak
diterang oleh satu-satu hadis yang dikemukakan.
Sesungguhnya kegagalan seumpama ini telah
membuat rupa definasi hadis menjadi kabur dalam amalan
meskipun ternampak hebat dan kukuh di tiang definasinya.
Satu dilema yang perlu diberi perhatian oleh para cendekiawan
hadis. Jika kaedah hadis mentafsirkan Al Quran hendak berdiri
teguh di alam kecanggihan dan kerelevanan akliah keilmuan
dunia di masa-masa hadapan.
Empat: Tertimbulnya pertikaian terhadap hadis di sudut
kegagalan hadis dalam menyatukan pendapat dan pandangan
tokoh-tokoh agama dalam beragama. Di kedudukan
tertimbulnya pelbagai kegelabahan tentang kesahihan
terhadap satu-satu hadis yang dirawikan. Malah tidak kurang
darinya timbulnya pemahaman puak (factions faith) yang
mengkecamukkan pemahaman pegangan manusia dalam
memegang isi pemahaman di dalam beragama. Di suasana
hadis tidak ubah bagai tuba buatan yang memeningkan agama
serta mencelarukan pemikiran manusia dalam mencari

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 19

ketenangan dan kejituan yang qatai seumpama qatainya isi


kandung Al Quran yang menjadi asas bismillah kata kepada
seseorang manusia itu memeluk agama Islam. Sesungguhnya
inilah satu lagi cabaran kepada cerdik pandai agama dalam
merungkai kelemahan hadis yang ada. Satu cabaran yang
harus disahut oleh cendekiawan hadis dengan hati dan fikiran
terbuka di tapak berilmu yang luas lagi mendalam.

Kedua:
Di Sudut Kelemahan Hadis Yang Dirawikan Oleh
Perawi Teramat Lemah Dalam Memfokuskan
Kaedahnya Pada Pembangunan Duniawi

Pertikaian pendapat jua timbul apabila banyak hadis


yang dirawikan oleh para perawi hadis terlepas pandang dalam
melihat kata-kata dan perlakuan Junjungan Muhammad s.a.w
di sudut pembangunan duniawi. Di suasana seumpama
terlahirnya hadis di rupa terzahirnya teori dan formula sains
dan ekonomi. Sedangkan di sepanjang hayat Junjungan
Muhammad s.a.w. Baginda adalah seorang wira kemajuan.
Seorang wira perniagaan. Seorang wira ekonomi. Seorang
wira sains dan seorang wira politik.
Lalu soalnya, tidak adakah kata-kata atau perlakuan
Junjungan Muhammad s.a.w yang boleh disimpulkan oleh para
sahabat dan para Isteri baginda sehingga ianya dapat
dirawikan oleh pada perawi hadis di natijah berupayanya
hadis-hadis seumpama mentafsirkan ayat-ayat Al Quran yang
mulia.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


20 Muqaddimah

Sedangkan di masa yang sama para perawi hadis boleh


mengumpul hadis-hadis fadhilat sampai ke tahap soal-soal
kecil termasuk kelebihan menyimpan janggut dan
seumpamanya. Demikianlah kelemahan dan kekurangan hadis
yang dirawikan oleh para perawi hadis yang perlu dilihat, jika
hadis yang ada hendak dijadikan kaedah unggul dalam kaedah
mentafsirkan Al Quran adanya.

Kaedah Kedua:
Mentafsir Al Quran Berlandaskan Asbaabun Nuzul
Dalam kaedah ini Al Quran dihurai dan ditafsirkan
berdasarkan pada konsep Asbaabun Nuzul. Satu kaedah
penghuraian makna ayat-ayat Al Quran berasaskan sebab
satu-satu ayat itu diturunkan. Satu kaedah menghurai makna
ayat-ayat Al Quran berasas perangai, tingkah laku dan sikap
manusia di Mekah dan di Madinah semasa Al Quran
diturunkan di zaman Junjungan Muhammad s.a.w sehingga
menyebabkan satu-satu kerenah, masalah dan persoalan yang
ditunjukkan oleh perangai, tingkah laku dan sikap manusia di
masa itu perlu yang diperjelaskan oleh Allah Taala melalui
wahyuNya yang berakhir ianya boleh menjadi iktibar kepada
manusia kemudian adanya.
Bersaksikan Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 21

Laqad kaana fii qashashihim ibratul li ulil albaab.


Maakaana hadiithan yuftara. Walaakin tashdiiqallazii
baina yadaihi watafshiila kullisyaiin wahudan
warahmatal liqaumin yuminuun.
Sesungguhnya dalam kisah orang-orang itu adalah
untuk ibrah bagi mereka yang mempunyai pintu hati.
Bukan ianya dongeng yang dibuat-buat, melainkan
membenarkan apa yang terdahulu daripadanya dan
menjelaskan bagi segala sesuatu, petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.
(Surah:12:Yusuf:111).

Kelebihan Kaedah Asbaabun Nuzul.


Sesungguhnya dari kaedah ini telah terlahir kelebihan
dan munafaatnya yang boleh disimpulkan kepada tiga (3):
Pertama: Satu kaedah mudah bagi mentafsirkan Al
Quran untuk menzahirkan rupa di sudut perbandingan sikap
dan pendirian manusia yang boleh dijadikan tauladan dan
sempadan di dalam usaha diri umat Islam mencari pendekatan
di dunia baru agar diri masing-masing baik dan terbaik lagi
relevan dalam semua bidang kehidupan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


22 Muqaddimah

Kedua: Satu kaedah mudah bagi mentafsirkan Al Quran


untuk menzahirkan rupa makna manusia dan kemanusiaan
dalam konteks perhubungan di antara manusia dengan
Tuhannya atau dalam konteks perhubungan manusia sesama
manusia atau dalam konteks mudah atau payahnya manusia
dalam menerima unsur-unsur pembaharuan yang
diperkenalkan.
Ketiga: Satu kaedah mudah untuk mentafsirkan Al
Quran bagi menzahirkan rupa furqan berbentuk teori-teori
Sains Kemasyarakatan dan Sains Pendidikan. Lantaran dari
sikap penduduk Mekah dan Madinah semasa Al Quran
diturunkan dapat membuahkan kesimpulan ilmiah yang boleh
ditauladani dan dijadikan sempadan berlandaskan kehendak
Firman Allah Taala di masa ayat-ayatnya diturunkan.

Kelemahan Kaedah Asbaabun Nuzul.


Namun demikian, kaedah pentafsiran sebegini tetap jua
terwujud kekurangan dan kelemahannya yang masih boleh
dihujahkan dengan kelemahannya pada empat (4) perkara:
Satu: Kaedah pentafsiran Al Quran berlandaskan
konsep: Asbaabun Nuzul tidak berupaya mentafsirkan semua
ayat-ayat Al Quran. Lantaran rekod Asbaabun Nuzul tidak
meliputi semua ayat-ayat Al Quran. Malah faktor Asbaabun
Nuzul hanya terdapat pada ayat tertentu sahaja adanya.
Dua: Kaedah pentafsiran Al Quran berlandaskan
konsep: Asbaabun Nuzul tidak berupaya mentafsirkan semua
ayat-ayat Al Quran. Lantaran banyak peristiwa yang dikaitkan
dengan proses turunnya satu-satu ayat Al Quran, hanya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 23

semata-mata bersifat sebab dan musabbab kenapa ayat-ayat


tersebut diturunkan dengan peristiwanya tidak sekali-kali
berupaya dikaitkannya pada kontek uslub untuk mentafsirkan
ayat dan menerangkan makna atau mentafsirkan ruhul maani
makna ayat berkenaan.
Tiga: Kaedah pentafsiran Al Quran berlandaskan
konsep: Asbaabun Nuzul tidak berupaya menghurai hukum
dan peraturan beribadat yang melibat faktor-faktor syarat,
rukun dan seumpamanya. Tidak seperti penghuraian Al Quran
berlandaskan hadis.
Empat: Kaedah pentafsiran Al Quran berlandaskan
konsep: Asbaabun Nuzul tidak sekali-kali akan berjaya
menghasilkan furqan di wajah teori dan formula sains dan
ekonomi yang boleh diuji kesahihannya serta boleh diamalkan
sehingga terarcanya rupa hikmat ilmunya yang berjaya
menghasilkan munafaat dan faedah material secara langsung
kepada manusia sejagat adanya.

Kaedah Ketiga:
Memperkenalkan Kaedah Mentafsir Al Quran
Berlandaskan Konsep: Al Quran Mentafsir Al Quran

Satu kaedah pentafsiran fundemantal Al Quran bersifat


fitrah di atas sifat semula jadinya sebagai sebuah kitab
berwajah: Ummul Kitab yang berupaya mentafsirkan ayatnya
dengan ayatnya sendiri. Satu kaedah dan konsep pentafsiran
dan penghuraian ayat-ayat Al Quran yang berupaya
menghuraikan pengertian ayat dan pengertian mantiq ayat-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


24 Muqaddimah

ayat Al Quran berlandaskan dalil qatai dari ayat-ayat Al Quran


itu sendiri tanpa diselitkan dengan dalil-dalil hujah dari sumber-
sumber yang lain.(Surah:6: Al Anaam:126).
Satu kaedah penghuraian Al Quran tanpa melibatkan
pemahaman puak (factions decree) yang banyak
menimbulkan percanggahan pendapat di antara satu dengan
lain. Lantaran berbezanya cara dan pendekatan puak dalam
mengarcakan rupa terhadap satu-satu isu pemahaman dalam
beragama.
Di samping itu kaedah dan konsep pentafsiran Al
Quran mentafsir Al Quran ini jua berupaya menzahirkan furqan
di rupa teori dan formula ilmu di semua bidang keilmuan
setanding dengan perkembangan ilmu sejagat khususnya
pada menzahirkan teori dan formula sains dan ekonomi yang
boleh digunapakai secara segera oleh masyarakat dalam
mendayung hidup dan kehidupan mereka di dunia adanya.
Adapun konsep pentafsiran Al Quran mentafsir Al Quran
bolehlah dikategorikan kepada empat (4) peringkat:
Satu: Pentafsiran di peringkat Tawiilul Maani.
Dua: Pentafsiran di peringkat Asbaabul Maani.
Tiga: Pentafsiran di peringkat Tamsiilul Hijaab.
Empat: Pentafsiran di peringkat Nabaaul Furqan.

Satu:
Pentafsiran Di Peringkat Tawiilul Maani:

Adapun istilah konsep pentafsiran: Tawiilul Maani


bolehlah didefinasikan sebagai satu konsep pentafsiran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 25

berasaskan uslub dan sighah bahasa yang menzahirkan


pemahaman terhadap erti dan makna selapis (the first layer of
meaning) pada mana-mana ayat Al Quran yang ditafsirkan
berasaskan bukti sokongan oleh satu-satu ayat yang lain pada
menceriakan kejituan rupa makna yang dizahirkan oleh ayat
yang ditafsirkan.

Sesungguhnya konsep Tawiilul Maani diwujudkan


dengan pemahaman bahawa pada setiap ayat Al Quran itu
adalah bersifat Bashaair. Yakni satu sifat barang bentangan
yang dapat dilihat oleh mata lahir yang perlu ditafsir dan
diterjemahkan berdasarkan kehendak ruhul maani ayat :

Haaza bashaairu linnaasi wahudan warahmatun liqaumin


yuuqinuun.
Quran ini adalah bashaair bagi manusia dan menjadi
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang yakin.
(Surah:45: Al Jaatsiyah:20)

Dua:
Pentafsiran Di Peringkat Asbaabul Maani:

Adapun istilah konsep pentafsiran: Asbaabul Maani


bolehlah didefinasikan sebagai satu konsep pendekatan
pentafsiran berasaskan soalan tentang huraian kepentingan
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
26 Muqaddimah

satu-satu kenyataan Allah s.w.t yang dibuat olehNya melalui


satu-satu bentangan ayat atau satu-satu bentangan kalimah
ayat serta diselitkan dengan persoalan sebab dan musabbab
kenapa dan mengapa satu-satu kenyataan ayat itu dibuat
olehNya dengan berakhir terzahirnya kedalaman pemahaman
terhadap kepentingan dan sebab-sebab ayat tersebut
diabadikan di dalam Al Quran demi petunjuk dan pendidikan
kepada manusia di rupa rahmat keagunganNya.
Sesungguhnya kaedah diperingkat ini diunjurkan
berdasarkan kekuatan pemahaman bahawa pada setiap suatu
yang terjadi ada sebab dan musabbabnya serta ada
kepentingannya. Jika ianya tahu disoal dan tahu pula
menghuraikannya berlandaskan kepada firman Allah Taala:

Wayas aluunaka an zilqarnaini. Qul sa atluu alaikum


minhu zikraa. Innaa makkannaa lahuu fil ardhi wa
aatainaahu min kulli syaiin sababa. Fa atbaa sababa.
Mereka bertanya kepada engkau (kepentingan cerita)
zulkurnain. Katakanlah: nanti aku akan baca kepadamu
(kepentingannya). Sesungguhnya telah kami berikan
kekuasaan kepadanya di muka bumi, dan telah kami
berikan kepadanya sebab-sebab tiap sesuatu (yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 27

dapat menyampaikan maksudnya). Lalu diperjelaskan


sebab-sebabnya.
(Surah:18:Al Kahfi:83-85)

Nota: Ayat ini membuktikan bahawa Allah


Taala menjadikan sesesuatu itu dengan sebab
dan musabbabnya. Maka demikianlah dengan
setiap ayat Al Quran yang diturunkan pasti
ianya bersebab dan bermusabbabnya. Satu
kepentingan yang perlu ditanya di kala
mentafsir satu-satu ayat Al Quran adanya.

Tiga:
Pentafsiran Di Peringkat Tamsiilul Hijaab:

Adapun istilah konsep pentafsiran: Tamsiilul Hijaab


bolehlah didefinasikan sebagai satu konsep pendekatan
pentafsiran berasaskan penggalian makna impak buruk atau
baik atau rupa manusia yang digalakkan atau rupa manusia
yang ditegahkan atau rupa rahsia kesenangan yang
terselindung yang terhasil dari natijah hujung jatuh makna
ruhul maani ayat yang terselindung pada satu-satu ayat atau
pada satu-satu kalimah ayat yang ditafsirkan selari dengan
kerelevanan penggunaan semasa mengikut perkembangan
zaman dan corak kehidupan manusia selaras dengan taraf
ketinggian ilmu jagat semasa.

Sesungguhnya konsep ini diperkenal dan diasaskan


berdasarkan kepada kenyataan bahawa rupa rahsia sesuatu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


28 Muqaddimah

yang menjadi rahsia akan terzahir jika ianya dapat dihuraikan


secara jelas berdasarkan kepada isyarat firman Allah Taala:

Falaa talamu nafsun maa ukhfiya lahum min qurrati


ayunin jazaaan bimaa kaanuu yamaluun.
Seseorang tidak mengetahui apa yang disembunyikan
untuknya di antara bermacam-macam kesenangan
sebagai balasan apa yang telah mereka amalkan.
(Surah:32:As Sajdah:17)

Nota: Ayat ini membuktikan bahawa Allah


Taala menjadikan sesesuatu itu dengan
kaedahNya. Di mana pada setiap sesuatu itu
tetap terselindung rupa furqan dan rupa
tamsiliahnya yang tersendiri. Maka begitulah
dengan fitrah satu-satu ayat Al Quran tetap jua
terwujud rupa furqan dan rupa tamsiliahnya
yang perlu ditafsir dan diterokai.

Empat:
Pentafsiran Di Peringkat Nabaaul Furqan:

Adapun istilah konsep pentafsiran: Nabaaul Furqan


bolehlah didefinasikan sebagai satu konsep pendekatan
pentafsiran bagi menzahirkan satu-satu teori atau formula ilmu
dan keilmuan berasaskan kejituan fitrah bagi menghuraikan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 29

satu-satu permasalahan atau mendatangkan satu-satu rupa


asas keilmuan berfaedah yang berupaya menzahirkan
kebaikan dan pengaslihan kehidupan manusia di muka bumi di
samping dengannya secara langsung memaku-paksikan
kejituan terlihatnya keagungan Tuhan dan ketuhanan. Demi
faedah dunia dan demi faedah kehidupan di akhirat.

Sesungguhnya konsep ini didirikan bagi menegakkan


kenyataan bahawa setiap suatu yang terwujud di alam maya
dijadikan Allah mengikut kadar fitrahnya yakni satu konsep
pada terjemahan keilmuan baru di rupa teori dan formula yang
diasaskan kepada firman Allah Taala:

Innaa kulla syaiin khalaqnaahu biqadarin. Wamaa


amrunaa illaa waahidatun kalamhin bil bashar.
Sesungguhnya Kami menjadikan tiap-tiap sesuatu
dengan kadar (teori dan formula). Pekerjaan Kami (jika
formula ditemui) tidak lain hanya sepatah bagai sekelip
mata.
(Surah:54:Al Qamar:49-50)

Nota: Ayat ini membuktikan bahawa Allah


Taala menjadikan sesesuatu itu dengan
kaedah yang tetap berorentasikan teori dan
formula. Di makna jika teori dan formula

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


30 Muqaddimah

ditemui. Maka segala urusan boleh terarca


dalam sekelip mata. Yakni mudahnya satu-satu
pekerjaan itu dilaksanakan apabila teori dan
formula ditemuinya. Oleh itu kerja bagi
menentukan jalan fitrah ditemui adalah satu
tugas manusia dalam menjayakan setiap
pekerjaan dalam kehidupannya.

Dihakikat terarcanya rupa kenyataan ruhul maani firman Allah


Taala:

Wa allawis taqaamuu alaattariiqati la asqainaahum


maaan ghadaqaa
Dan sesungguhnya kalau mereka berlaku lurus di atas
jalan yang betul (di atas teori dan formula). Nescaya
Kami turunkan kepada mereka air hujan yang lebat.
(Surah:72: Al Jin: 16)

Nota: Ayat ini membuktikan bahawasanya, jika


teori dan formula berjaya ditemui mengikut
fitrahnya. Maka sudah pasti setiap kerja yang
dibuat akan menemui kejayaan adanya.

Demikianlah empat (4) kaedah konsep Al Quran


mentafsir Al Quran yang dapat diperkenalkan kepada anak
cucu buat sementara waktu. Satu-satu kaedah yang akan
menghasilkan daya paradigma daya pemikiran baru anak cucu
dalam melihat Al Quran di masa mendatang.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 31

Namun begitu ingatlah bahawasanya kaedah ini jua


tidak terlepas dari kelemahan yang boleh dihujah-bincangkan.
Di hakikat kerelevanan kaedah hadis dan kaedah asbaabun
nuzul dalam mentafsirkan Al Quran masih tetap layak diguna
pakai apabila kelebihan dan keistimewaan kaedah masing-
masing dilihat dan diperhatikan. Maka untuk keterangan lanjut
pada membincangkan kaedah Al Quran mentafsir Al Quran.
Anak cucu disarankan agar meneruskan pembacaan pada
Konsep Penulisan catitan ini adanya. Satu konsep yang
menumpukan fokus perbincangan pada kaedah pentafsiran di
peringkat Tawiilul Maani dan Nabaaul Furqan.

D. Konsep Penulisan.

Penulisan ini dibuat berdasarkan kepada konsep: Al


Quran Mentafsir Al Quran. Al Quran menghuraikan Al Quran.
Di mana pada setiap ayat yang terkandung di dalam Al Quran
akan diterangkan dan diperjelaskan oleh mana-mana ayat Al
Quran yang lain di hakikat akan terlahirnya kejituan
pemahaman yang boleh dijadikan panduan dan pegangan
hidup di rupa Al Quran sebagai pencetus ilmu dan akliah
keilmuan di segala bidang termasuklah di bidang
kemanusiaan, falsafah, prinsip, idea, konsep, pendidikan dan
permodenan di rupa perubahan dan pembaharuan (furqan)
yang teramat tinggi seperti yang disifatkan oleh Allah s.w.t :

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


32 Muqaddimah

Wa innahuu fii ummil kitaabi ladainaa la aliyyun hakim.


Dan sesungguhnya Al Quran itu ibu segala kitab di sisi
Kami yang teramat tinggi lagi berisi hikmah.
Surah:43: Az Zukhruf: 4

Nota: Ayat ini membuktikan bahawa Al Quran


punca segala punca ilmu dan menjadi punca
penjanaan pentafsiran di sifat berkeupayaan
dimubalaghahkan pentafsirannya sehingga ke satu
tahap keupayaan ilmu manusia serta relevan buat
selama-lamanya.

Maka di ruang kali ini. Catitan dibuat dengan maksud


bagi menghuraikan sedikit sebanyak isi-isi kandung Al Quran
berdasarkan kepada konsep yang digambarkan oleh Allah
Taala melalui Al QuranNya:

Kitaabun fussilat aayaatuhuu Quraanan arabiyya li


qaumiyyalamun.
Kitab yang menghuraikan ayat-ayatnya. Iaitu Quran di
dalam bahasa Arab bagi mereka yang ingin mengetahui
(mendalaminya).
Surah:41: Fussilat:3

Nota: Ayat ini membuktikan bahawa Al Quran


mentafsirkan Al Quran. Di mana ianya boleh
dilakukan oleh orang yang berilmu dan orang yang
ingin berilmu mengikut kaca mata bidang ilmunya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 33

Di kedudukan ianya telah pun mencukupi keperluan


bagi memberi panduan kepada kaum Aabidiin:

Inna fii haazaa labalaaghan liqaumin aabidiin.

Sesungguhnya di dalam Al Quran ini cukup untuk kaum


Aabidiin (golongan yang berkeinginan untuk berbakti
kepada Tuhan).
Surah:21: Al Anbiyaak:106

Nota: Ayat ini membuktikan bahawa Al Quran boleh


mentafsirkan Al Quran. Lantaran ianya cukup untuk
diterokai oleh kaum Aabidiin mengikut kaca mata
bidang ilmu masing-masing di wajah ilmu itu hidup
lagi bercabang (Surah:14: Ibrahim:24-25) dan ilmu
seluas dan sedalam lautan (Surah:18: Al
Kahfi:109). Satu rupa ilmu di wajah benar-benar
ilmu yang tidak sekali-kali tertakluk kepada mana-
mana doktrin pegangan dan kepercayaan puak
yang banyak menimbulkan kegusaran kepada
dunia kepercayaan. Lantaran banyaknya air luar
dalam kuah gulai yang dihidang. (Surah:25: Al
Furqan:30).

Di hakikat terzahirnya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


34 Muqaddimah

Wahaazaa shiraaturabbika mustaqiimaa. Qad


fasshalnal aayaati liqaumin yazzakkaruun.
Inilah jalan Tuhan yang lurus. Sesungguhnya telah kami
huraikan ayat-ayat (Al Quran itu) bagi kaum yang
menerima peringatan.
Surah: 6: Al Anaam: 126.

Nota: Ayat ini membuktikan bahawa konsep


pentafsiran Al Quran secara mubalaghah (di
konteks yang luas) adalah satu konsep pentafsiran
yang digalakkan oleh Allah Taala. Di suasana Al
Quran mentafsirkan Al Quran. Di makna ruhul
maani ayat: Qad fasshalnal aayaati liqaumin
yazzakkaruun. (Sesungguhnya telah kami huraikan
ayat-ayat (Al Quran itu) bagi kaum yang menerima
peringatan).

Definasi Konsep: Al Quran mentafsir Al Quran.


Konsep Al Quran mentafsir Al Quran bolehlah
didefinasikan sebagai proses penghuraian erti,
makna dan pengertian satu-satu ayat Al Quran
akan diterangkan oleh satu-satu ayat atau
beberapa ayat Al Quran yang lain sehingga
terzahirnya kejituan pemahaman yang boleh
dijadikan panduan dan pegangan hidup selaras
dengan kewujudan Al Quran sebagai ibu pencetus
ilmu dan akliah keilmuan di semua bidang meliputi
di sudut llmu duniawi dan akhrawi.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 35

Keterangan Konsep.
Sesungguhnya mungkin pendekatan pentafsiran
menerusi konsep ini terdapat sedikit perbezaan
dengan cara dan pendekatan pentafsiran Al Quran
secara konvensional. Di mana pentafsiran lama
biasanya dibuat berlandaskan kaedah balik bahasa
serta huraiannya diasaskan kepada kaedah
Asbaabun nuzul dan dilandaskan kepada hadis,
Qias dan ijmak ulamak. Namun pada kali ini segala
huraian dan pentafsiran terikat kepada konsep
penulisan. Di mana ianya dibuat dilandaskan
kepada bukti dari kenyataan ayat-ayat Al Quran
semata-mata di kala ianya mempunyai kaitan ruhul
maani di antara satu dengan lainnya. Moga-moga
pendekatan ini boleh menumbuhkan selera baru
dan minat baru anak cucu dalam melihat dan
mendalami Al Quran. Harap Maklum.

Pengisytiharan:
Sesungguhnya konsep penulisan ini hendaklah
difahami bahawa ianya dibuat bukan sekali-kali
berniat untuk menolak atau merendahkan
martabat pendekatan penggunaan kerelevanan
hadis dan assbaabun nuzul untuk memahami Al
Quran seperti yang sedia ada.
Sebaliknya ianya sengaja dibuat bagi membuktikan
keindahan Al Quran dan keagungan Al Quran.
Terutama di sudut penerokaan ilmu sains dan
ekonomi dan di sudut kaitan makna ayat-ayat yang
dikaitkan dengan ayat yang lain di rupa satu
kesempurnaan yang boleh menghasilkan gambaran
betapa luasnya Al Quran di kaca mata persada ilmu
dan tamaddun manusia dan kemanusiaan di sudut
duniawi dan akhrawi. Harap maklum.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


36 Muqaddimah

E. Format Susunan Penulisan

Dalam Catitan ini.


Susunan cara penulisan dibuat dengan menghurai semua ayat
yang terdapat pada satu-satu halaman muka surat Al Quran.
Bermula dari halaman muka surat pertama. Di mana pada
setiap halaman Al Quran yang diperbincangkan ditajukkan
dengan nama: Malam Muka Satu. Malam Muka Dua. Malam
Muka Tiga dan seterusnya. Sebagai contoh, bagi muka
pertama (Surah Al Fatihah) dinamakan: MALAM MUKA
SATU. Maka untuk tujuan ini. Pada setiap Jilid penulisan buku
ini akan dibuat pada ketebalan lebih kurang 1,500 muka surat.
Di mana pada setiap satu Juzu Al Quran (Dua puluh muka
surat) akan diterangkan di dalam tiga (3) Jilid yang ditulis dan
disiapkan oleh Pengarang dari semasa ke semasa
sehinggalah (Insya Allah) dapat disempurnakannya pada
jumlah 30 Juzu adanya.

Catitan: Konsep ini dibuat bagi


mempermudahkan anak cucu dalam
memahami maksud dan natijah makna satu-
satu ayat yang terdapat di dalam setiap
halaman muka surat Al Quran serta
hubungkaitnya di antara satu dengan lain. Di
samping memudahkan Pengarang
menghurainya dari satu lapis pengertian ke satu
lapis pengertian mengikut peringkat
perbincangan yang dibuat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 37

F. Konsep Penulisan

Catitan ini.
Dibuat berasaskan kepada konsep pengarcaan penulisan
berteraskan kepada soalan terpimpin (Leading question) dan
jawapan terpimpin (Leading answer) dengan maksud bagi
mempermudahkan anak cucu dalam memahami dan
menerima penerangan yang diberi oleh catitan penulisan.

Catitan: Konsep penulisan sebegini dibuat


berasaskan kepada dua (2) kepentingan:
Pertama: Berasaskan kepada
terzahirnya satu golongan pembaca di kalangan
anak cucu yang payah untuk menghasilkan
soalan dan mengadakan soalan bagi maksud
untuk memahami satu-satu persoalan yang
hendak diketahui. Di suasana diri tersekat untuk
mengetahui sesuatu lantaran gagalnya diri
untuk membentuk soalan terhadap barang yang
hendak diketahui. Justeru itu dengan adanya
kaedah soalan terpimpin sebegini. Maka
mudahlah baginya untuk mengetahui barang
yang terbuku di hatinya selama ini.
Kedua: Berasaskan kepada konsep
mendidik dan menggalakkan anak cucu agar
pandai dan berani mengemukakan soalan
terhadap satu-satu persoalan yang perlu
mendapat jawapan. Di hakikat satu-satu
kemusykilan yang terbuku di hati haruslah
diselesaikan dengan soalan dan soalan
hendaklah pula ditanya kepada mereka yang
lebih arif lagi mengetahui di atas paksi
kesedaran: Fas aluu ahlaz zikrii inkuntum laa
talamuun (Bertanyalah kepada para Ahlizzikri.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


38 Muqaddimah

Jika kamu tidak mengetahui). (Surah:16: An


Nahl:43) Di suasana para ilmuan pula tetap
membuka dada ilmu masing-masing dengan
semangat ternafinya sikap: Abasa watawalla.
Anjaa ahul amaa. (Yakni: ternafinya sikap
masam muka di kala didatangi oleh orang buta
(Orang yang jahil yang buta ilmu) (Surah:80:
Abasa:1-2).

G. Pengarcaan Konsep Penulisan

Catitan ini.
Dibuat pada tiga belas (13) Peringkat.
Di mana pada setiap ayat utama yang diperbincangkan akan
dihurai pada tiga belas (13) wajah pentafsiran meliputi huraian
di konteks duniawi dan akhrawi. Dengan harapan huraian yang
dibuat boleh dimunafaat dan diguna pakai oleh anak cucu
ketika hidup di dunia di kedudukan Al Quran adalah sebuah
kitab panduan menyeluruh yang boleh menyemarakkan diri di
kehidupan di dunia dan menyempurnakan diri ke arah
kehidupan yang abadi di akhirat di sifat seorang mukmin lagi
bertaqwa kepada Tuhannya. Amin.

1. Peringkat Di Wajah Pertama: Baca Dengan Soalan

Di peringkat ini.
Ayat-ayat utama perbincangan catitan dikemukakan. Di mana
catitan dibuat berdasarkan konsep: Soalan pada satu-satu
ayat akan dijawab oleh ayat berikutnya. Di mana soalan
akan dikemukakan berdasarkan kenyataan dan pengertian

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 39

pada satu-satu ayat yang sedia tersusun di dalam satu-satu


surah Al Quran dan soalan yang dikemukakan itu akan dijawab
dengan sendirinya oleh ayat berikutnya di suasana
tertumbuhnya pengertian dan pemahaman yang lebih mudah
serta terlahirnya kemanisan di dalam memahami pengertian
satu-satu ayat yang dibentangkan oleh Al Quran. Demikianlah
seterusnya, soalan demi soalan dikemukakan. Jawapan pasti
akan terhasil padanya.

Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


membuktikan bahawa Suhuf Al Quran kini
adalah sebuah kitab yang disusun sebegitu rapi
Contoh: Pentafsiran oleh para Jemaah Pakar Penulis wahyu di
Peringkat Di Wajah
Pertama: Baca zaman turunnya Al Quran. Satu susunan ayat-
Dengan Soalan. ayat Al Quran yang bukan sekali-kali bersifat

Rujuk berkecamuk tetapi disusun sebegitu kemas


Muka Surat: 20 serta berkait intim di antara satu dengan lainnya
Malam Muka Satu.
(Surah:45: Al Jaatsiyah:29). Di hakikat
terbuktinya kebenaran Firman Allah Taala
bermaksud: Demi kitab tersusunnya penulisan.
Pada halaman yang tersebar. (Surah:52: Al
Thur:2-3)

2. Peringkat Di Wajah Kedua: Baca Bersama


Pengertian

Di peringkat ini.
Ayat-ayat utama perbincangan catitan diulang semula. Di
mana catitan akan menumpukan kepada soal memahami
ayat dan kalimah. Di mana soalan yang dikemukakan
dipercayai boleh menolong anak cucu untuk memahami secara
lebih mendalam terhadap setiap ayat dan kalimah-kalimah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


40 Muqaddimah

penting yang terdapat pada ayat yang berkenaan berdasarkan


dalil-dalil naqli yang berkaitan dengannya. Dipetik dari ayat Al
Quran dari mana-mana Surah di dalam Al Quran.

Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


membolehkan anak cucu memahami pengertian
dan hujung jatuh makna satu-satu ayat dan
Contoh: Pentafsiran satu-satu kalimah ayat di sudut ruhul maaninya
Peringkat Di Wajah
Kedua: Baca serta kaitannya dengan kehidupan harian
Bersama Pengertian. seseorang manusia di dunia. Malah

Rujuk daripadanya diharapkan akan tertumbuhnya


Muka Surat: 25 pula ingredients baru di sudut pemahaman dan
Malam Muka Satu.
keilmuan yang berupaya menyerlah rupa furqan
yang terselindung di sebalik satu-satu ayat yang
diperbincangkan di wajah Al Quran sebagai
sebuah kitab Al Furqan.

3. Peringkat Di wajah Ketiga: Baca Dengan


Mendefinasi Ayat Demi Ayat

Di peringkat ini.
Ayat-ayat utama perbincangan diulang sekali lagi. Dan catitan
tertumpu kepada soal mendefinasikan setiap ayat yang
diperbincangkan. Di mana pada setiap ayat. Ianya akan
didefinasikan berdalilkan nas naqli yang dipetik dari mana-
mana ayat Al Quran yang berkait rapat dengannya, agar
definasi yang dibuat boleh menumbuhkan pemahaman yang
lebih mendalam terhadap satu-satu ayat serta dapat pula
disimpulkan sebagai rumusan kenyataan yang boleh dijadikan
pegangan serta diamalkan secara langsung di dalam
kehidupan seharian.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 41

Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi

Contoh: Pentafsiran membolehkan anak cucu membuat rumusan


Peringkat: Baca pemahaman terhadap satu ayat utama yang
Dengan Mendefinasi
Ayat Demi Ayat. diperbincangkan. Satu rumusan yang boleh
dijadikan ringkasan pemahaman dan
Muka Surat: 98
Malam Muka Satu. kemudiannya dikembang pengertiannya di
sudut yang lebih luas di rupa lautan ilmu Al
Quran.

Sementara itu di masa yang sama jua, catitan cuba


sedaya upaya menyerlahkan rupa pembaharuan (Furqan Al
Maani) yang ingin diperkenalkan oleh Allah Taala yang
terhasil dari makna pada setiap ayat utama yang
diperbincangkan. Semoga ianya dapat disimpul oleh anak cucu
sebagai kesimpulan pemahaman terhadap makna ayat-ayat
yang berkenaan.
Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi
membolehkan anak cucu membuat rumusan
Contoh: Pentafsiran
di peringkat Furqan Al pemahaman terhadap satu ayat utama yang
Maani. diperbincangkan. Satu rumusan pendek yang

Rujuk boleh dijadikan ringkasan pemahaman dan


Muka Surat: 98 kemudiannya dikembang pengertiannya di
Malam Muka Satu.
sudut yang lebih luas di rupa lautan ilmu Al
Quran.

4. Peringkat Di Wajah Keempat: Baca Dengan


Mendefinasi IstilahIstilah Yang Berkaitan
Dengannya

Pada peringkat ini.


Ayat-ayat utama perbincangan diulang sekali lagi. Di mana
catitan akan tertumpu kepada soal mendefinasikan istilah-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


42 Muqaddimah

istilah penting yang terdapat di dalam mana-mana ayat yang


diperbincangkan atau mana-mana istilah yang berkaitan
dengannya, agar definasi yang dibuat boleh menumbuhkan
pemahaman yang lebih mendalam terhadap satu-satu istilah
yang terdapat di dalam ayat-ayat yang diperbincangkan serta
dapat pula disimpulkan sebagai rumusan kenyataan yang
boleh dijadikan pegangan serta diamalkan secara langsung di
dalam kehidupan seharian. Di samping di ruang ini jua
Pengarang mengambil kesempatan membincangkan satu-satu
perkara lain secara khusus tajuk-tajuk tertentu bagi
membolehkan anak cucu memahami tentangnya. Moga-moga
ianya bermunafaat adanya.

Contoh: Peringkat Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


Baca Dengan membolehkan anak cucu memahami satu-satu
Mendefinasi Istilah-
Istilah. istilah yang kemudiannya boleh dikaitkan
dengan pemahaman terhadap ayat-ayat yang
Muka Surat: 122
Malam Muka Satu. diperbincangkan. Satu pemahaman yang boleh
dilihat dan tertumbuh pada dua (2) sudut.
Dan
Duniawi dan akhrawi. Di samping di masa yang
Contoh: Peringkat
Perbincangan Khas. sama dapatlah jua anak cucu memahami
perbincangan tajuk-tajuk khusus yang sengaja
Muka Surat: 619
Malam Muka Tiga. diutarakan.

5. Peringkat Di Wajah Kelima: Baca Dalam Konteks


Pemahaman Sehari-hari

Di peringkat ini.
Ayat-ayat utama perbincangan diulang sekali lagi. Di mana
catitan akan menumpukan perhatian kepada rupa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 43

pemahaman umum yang terarca dari kenyataan ayat-ayat


yang diperbincangkan di sudut pemahaman secara
keseluruhan dengan natijah agar pemahaman terhadapnya
boleh tersimpul di fikiran di wajah terarcanya pemahaman yang
lebih mendalam.
Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi
Contoh: Pentafsiran membolehkan anak cucu membuat kesimpulan
Peringkat Di Wajah terhadap ingredient furqan dan pendidikan yang
Kelima: Baca Dalam
Konteks Pemahaman terdedah dan tersembunyi di kala membaca
Sehari-hari. satu-satu muka surat Al Quran. Satu-satu
Rujuk ingredient yang pasti terwujud lagi berupaya
Muka Surat: 162 menjana furqan (Perubahan dan pembaharuan)
Malam Muka Satu.
kepada kehidupan seseorang adanya.

6. Peringkat Di Wajah Keenam: Baca Dalam Konteks


Pemahaman Tersirat

Di peringkat ini.
Ayat-ayat utama perbincangan diulang sekali lagi. Di mana
catitan akan menumpukan perhatian kepada rupa
pemahaman tersirat yang terzahir dari kenyataan ayat-ayat
yang diperbincangkan. Tumpuan ini dibuat agar isi pengertian
tersirat daripadanya boleh dijadikan ingredient pegangan hidup
dan panduan langsung dalam mengharungi erti hidup dan
kehidupan seharian di konteks duniawi dan akhrawi.

Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


Contoh: Peringkat
Baca Dalam konteks membolehkan anak cucu didedahkan dengan
Pemahaman Tersirat.
satu-satu pengertian tersirat yang boleh dilihat
Rujuk dan dicungkil dari sudut yang lebih luas agar
Muka Surat: 230
pengertiannya boleh dijadikan pegangan di
Malam Muka Satu.
dalam kehidupan seharian.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


44 Muqaddimah

7. Peringkat Catitan Mengklasifikasi Ayat Mengikut


Sifat Dan Arah Tuju Pengajaran Dan Kebaikannya

Di peringkat ini.
Catitan akan mengklasifikasikan pada mana-mana ayat
terpilih yang terbabit dengan perbincangan kepada empat
(4) kategori berpandukan kepada sifat ingredientnya yang
terkandung di dalamnya serta arah tuju matlamat kebaikan dan
hikmahnya di sudut mensejahterakan manusia di bawah
panduan Al Quran. Pertama: Ayat-ayat yang bersifat Al-Aayah
(Ayat-ayat yang membuahkan punca prinsip dan falsafah).
Kedua: Ayat-ayat yang bersifat Al-Bayan (Ayat-ayat yang
membuahkan punca konsep dan idea). Ketiga: Ayat-ayat yang
bersifat Al-Burhan (Ayat-ayat yang membuahkan punca
pendidikan dan hikmah The ingredient wisdom of education)
Keempat: Ayat-ayat yang bersifat Al-Furqan (Ayat-ayat yang
membuah punca rupa pembaharuan The soul ultimate goal
of invention).
Catitan: Pengklasifikasi ini sengaja
diperkenalkan agar tertumbuh di fikiran
Contoh: Pentafsiran terwujudnya keadaan sedemikian. Di samping
Peringkat Di Wajah
Ketujuh: Catitan bermaksud bagi membolehkan anak cucu
Mengklasifikasi Ayat menghentikan pembacaan seketika dan
Mengikut Sifat Dan
Arah Tuju Pengajaran membuat renungan terhadapnya. Di hakikat
Dan Kebaikannya. mengkajinya di sudut sifat dan pengajaran ayat-
Rujuk ayat yang dibaca agar tertumbuh pengertian
Muka Surat: 64 yang lebih mendalam serta berupaya pula
Malam Muka Satu.
dijadikan panduan di dalam hidup seharian.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 45

8. Peringkat Al Quran Mentafsir Al Quran


Di peringkat ini.
Konsep penulisan diklasifikasikan kepada tiga (3) bahagian:

Satu: Di Peringkat Nota Contoh


(Al Quran mentafsir Al Quran)

Di peringkat ini.
Catitan akan cuba menzahirkan beberapa contoh
keterangan ayat di sudut Al Quran mentafsir Al Quran yang
menerangkan atau mendefinasikan satu-satu ayat tertentu
secara yang lebih jelas agar ianya dapat difahami akan makna
dan kehendaknya yang boleh membawa pengertiannya dapat
diterjemah pakai oleh seseorang yang membacanya. Maka
untuk tujuan ini beberapa ayat tertentu dicontohkan.

Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


Contoh: Peringkat
Nota Contoh. Di membuktikan terwujudnya kedudukan bahawa
Sudut Ayat Al Quran satu-satu ayat atau satu-satu istilah ayat Al
Mentafsirkan Ayat Al
Quran. Quran akan diterang secara jelas oleh ayat-ayat
lain di dalam Al Quran. Satu konsep yang
Rujuk
Muka Surat: 119. jarang dilihat dan diperhatikan. Maka lihat-
Malam Muka Satu. lihatlah.

Dua: Peringkat Mathematical Synergetic Verses


(Al-Quran Mentafsir Al Quran)

Di peringkat ini.
Catitan akan cuba menzahirkan beberapa contoh gabungan
dua atau lebih ayat Al Quran tertentu yang boleh menghasilkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


46 Muqaddimah

rupa makna ruhul maani satu ayat Al Quran yang lain. Satu
konsep gabungan ayat yang berupaya menzahirkan rupa
definasi satu-satu ayat tertentu secara yang lebih jelas dan
lebih luas agar ianya dapat difahami akan makna dan
kehendaknya yang boleh membawa pengertiannya dapat
diterjemah-pakai oleh seseorang yang membacanya. Maka
bagi tujuan ini beberapa ayat tertentu disediakan.

Contoh kaedah:

A=B+C

A = Makna keseluruhan ruhul maani ayat ini dapat


disimpulkan oleh makna pada gabungan pengertian ayat: B
dan C.

B = Ayat yang mengandungi makna yang boleh menerangkan


ayat: A terutama apabila ianya digabungkan dengan makna
ayat: C.

C = Ayat yang mengandungi makna yang boleh menerangkan


ayat: A terutama apabila ianya digabungkan dengan makna
ayat: B.

Sebagai Contoh:
Makna keseluruhan ruhul maani konsep kejayaan dan
kemenangan yang dibayangkan oleh konsep kejayaan oleh
ayat: A (Surah:110: An Nashr:1-3) dapat diterangkan secara

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 47

lebih mendalam oleh keterangan pengertian ayat: B (Surah:


93: Adh Dhuhaa:1-8) dan keterangan pengertian ayat: C
(Surah:94:Al Insyirah:1-8).

A=B+C

A= (Surah:110: An Nashr:1-3).
B= (Surah:93: Adh Dhuhaa:1-8).
C= (Surah:94:Al Insyirah:1-8).

Oleh itu silalah anak cucu renung dan perhatikannya.


Moga-moga dengan kaedah penggalian Al Quran yang
diperkenalkan ini dapatlah anak cucu mendalamkan lagi
pemahaman terhadap isi kandung Al Quran dan kecanggihan
ilmu Al Quran adanya.

Catitan: Konsep catitan ini teramat mustahak


didedahkan kerana ianya akan menzahirkan
sekurang-kurang empat (4) implikasi:
Satu: Mustahak bagi tujuan
Contoh: Pentafsiran
mentafsirkan satu ayat berasaskan konsep al
Peringkat Di Wajah
Kedelapan: Peringkat quran mentafsir Al Quran.
Mathematical
Dua: Mustahak bagi tujuan untuk
Synergetic Verses.
membentuk asas teori dan formula ilmu dan
Rujuk
keilmuan sejagat yang boleh terhasil dari
Muka Surat: 1104
Malam Muka Lima. pentafsiran ayat-ayat Al Quran.
Tiga: Mustahak bagi tujuan untuk
menzahirkan rupa gelombang: Al Quran
Magnetic Vibration Theory yang kemudiannya
diadunkan dengan gelombang pusingan kuasa
magnet pada mesin N.M.R (Nuclear Magnetic
Resonance).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


48 Muqaddimah

Empat: Mustahak bagi tujuan


menzahirkan rupa peringkat Synergetic Miracle
Magnetic.
Maka lihat-lihatlah.

Tiga: Peringkat Synergetic Miracle Magnetic


(Al Quran Mentafsir Al Quran)

Di peringkat ini.
Catitan akan cuba menzahirkan beberapa contoh gabungan
dua atau lebih ayat Al Quran tertentu yang boleh menghasilkan
tenaga keanehan yang terzahir dari rupa makna ruhul maani
gabungan ayat ayat tertentu yang berupaya menzahirkan
kuasa daulat Al Quran dalam menyelesaikan masalah
masalah tertentu yang dihadapi oleh seseorang manusia,
terutama pada tiga (3) sudut:

(i): Diguna Sebagai Pagar Pelindung Diri


Di maksud. Pagar diri. Pelindung diri. Diri jaga diri. Diri elak
diri. Diri cari sasar. Tuhan bersama diri. Bila diri ingin
pertolongan. Satu keramat. Satu hikmat. Satu kesaktian di
maqam Baalighu amrih. Buktinya tidak perlu diuji. Tidak perlu
dicuba. Tidak perlu disudi. Wajib menjadi. Pendek kata jadi.
Apabila ianya dibaca dan diamalkan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 49

Contoh: Pentafsiran Catitan: Konsep ini sengaja dibuat sebagai


Peringkat Di Wajah
Delapan: Baca bahan tambahan yang boleh dijadikan amalan
Sebagai Pagar berguna dan boleh diguna dengan bukti yang
Pelindung Diri.
terjadi akan meruangkan mata sendiri melihat
Rujuk kebasaran Tuhan menerusi kitabNya. Renung-
Muka Surat: 254.
Malam Muka Satu. renunglah.

(ii): Diguna Sebagai Penawar Penyakit

Diklasifikasi kepada dua (2):


Satu: Di maksud. Mengubat diri sakit. Penawar asal.
Penawar titih. Diri berbomohkan awal. Ubat dikutip dari Quran.
Suara dilafaz. Lidah diulang. Air paya menjadi keramat. Diri
lemah menjadi kuat. Barang penyakit hilang diubat. Tubuh
pulih Asal salih. Apabila ianya dibaca dan diamalkan.

Catitan: Konsep ini sengaja dibuat sebagai


bahan tambahan yang boleh dijadikan amalan
berguna dan boleh diguna dengan bukti yang
terjadi akan meruangkan mata sendiri melihat
kebesaran Tuhan menerusi kitabNya. Renung-
renunglah.

Dua: Di maksud untuk memenuhi kaedah dan


kehendak: Al Quran Magnetic Vibration Theory (Halo-N -
2010) yang boleh diguna pakai menerusi: Mesin N.M.R
(Nuclear Magnetic Resonance) bagi membolehkan electron
satu-satu atom dari satu-satu jisim ditolak keluar dari orbitnya
mengikut keperluan dan tujuan penyelidikan sama ada
bertujuan untuk mendapatkan rupa vaccine atau untuk men-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


50 Muqaddimah

restructurekan satu-satu compound kepada satu rupa


compound yang lain.
Catitan: Konsep ini sengaja dibuat sebagai
Contoh: Peringkat bahan tambahan bagi diguna pakai oleh para
Pentafsiran: Al Quran
Magnetic Vibration - saintis dalam usaha mereka untuk menghurai
Mesin: N. M. R. bagi satu-satu sebatian atau menghurai electron
Mendapat penawar.
satu atom sehingga menghasilkan maksud dan
Rujuk tujuan penyelidikan mereka adanya. Renung-
Muka Surat: 506
renunglah.
Malam Muka Dua.

(iii): Diguna Sebagai Punca Ilmu dan Hikmah


Di maksud. Sepatah petua dibaca. Barang kehendak menjadi.
Barang dituju bertapak sampai. Barang diimpi datang kemari.
Yang Ghaib jadi nyata. Yang dimimpi jadi kenyataan. Rezeki
murah melata. Pangkat darjat dikurnia bagi. Selamat sejahtera
di nafas yang ada. Bertemu Tuhan setelah kembali. Apabila
ianya dipegang dan dipersaksikan.

Catitan: Konsep ini sengaja dibuat sebagai


Contoh: Pentafsiran
di peringkat bahan tambahan yang boleh dijadikan bahan
kedelapan: Mendapat ilmu berhikmah kepada anak cucu di rupa
Hikmah.
bekalan pusaka dari amalan orang orang tua
Rujuk dahulu yang masih relevan dengan keperluan
Muka Surat: 984
Malam Muka Empat. dan kedudukan semasa, Di suasana ilmu
hukum dan fadhilat ketandusan dan gagal untuk
menzahirkannya. Renung-renunglah.

9. Peringkat Penerokaan Teori Al Quran

Di peringkat ini.
Catitan cuba membentuk satu-satu rupa teori yang
diasaskan kepada rumusan makna dan kehendak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 51

kenyataan satu-satu ayat Al Quran yang dipilih dengan satu


matlamat agar pengertian ruhul maani ayat-ayat berkenaan
dapat diolah-pakai di dalam rupa terjemahan yang berbentuk
teori seumpama rupa teori keilmuan di dalam ilmu pendidikan
moden yang boleh difahami dan diguna pakai secara langsung
di dalam kehidupan seharian.

Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


membuktikan bahawa ayat-ayat Al Quran boleh
diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa teori.
Contoh: Pentafsiran
di peringkat : Kaedah Satu bahasa yang kemas berwajah keilmuan
Membuat Teori Al serta bersifat natural. Di samping ayat-ayat Al
Quran.
Quran juga boleh diterjemah-huraikan ke tahap
Rujuk terzahir satu kejituan kaedah atau formula
Muka Surat: 132
Malam Muka Satu. keilmuan sejagat. Maka inilah satu konsep baru
yang cuba diperkenalkan oleh catitan ini agar
ianya diperhati dan dinilai oleh para ilmuan
sejagat. Lihat-lihatlah.

10. Peringkat Membaca Peta Minda

Di peringkat ini.
Catitan cuba merangka dan membentuk sebuah Peta
Minda pada satu-satu ayat Al Quran yang dipilih dengan
maksud bagi memudahkan anak cucu dalam memahami
satu-satu pengertian ayat serta hujung jatuh maknanya.
Satu bentuk peta minda yang akan menolong anak cucu
memperluaskan lagi pengertian terhadap satu-satu ayat
perbincangan dengan mengaitkannya dengan ayat-ayat Al
Quran yang lain sehingga terpahatnya ukiran pengertian yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


52 Muqaddimah

lebih luas sesuai dengan Al Quran sebagai ibu segala kitab


adanya.

Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


Contoh: Pentafsiran membuktikan bahawa ayat-ayat Al Quran boleh
Peringkat Di Wajah diterjemahkan di dalam bentuk sebuah Peta
Kesepuluh: Membaca
Peta Minda. Minda yang akan memudahkan seseorang
pembaca Al Quran memahami pengertian satu-
Rujuk
Muka Surat: 113 satu ayat yang diperbincangkan. Satu Peta
Malam Muka Satu. Minda yang berupaya merangka minda dalam
memahami satu-satu pengertian ayat serta
kaitannya dengan ayat-ayat yang lain yang
melengkapkan lagi pemahaman dan
penghuraian pengertiannya. Moga-moga ianya
bermunafaat.

11. Peringkat Membaca Dhabit Istilah

Di peringkat ini.
Catitan cuba merangka satu huraian istilah-istilah ayat terpilih
pada mana-mana ayat yang sedang dibincangkan menerusi
konsep penyampaian Dhabit Istilah. Konsep ini dibuat bagi
membolehkan anak cucu merangka pemahaman tambahan di
fikiran sendiri dengan mengaitkan makna istilah ayat yang
dibentang apabila ianya dikaitkan dengan ayat-ayat yang
berkaitan dengannya.

Contoh: Pentafsiran Catitan: Konsep catitan ini dibuat bagi


Peringkat Di Wajah membuktikan bahawa satu-satu istilah ayat
Kesebelas: Dhabit
Istilah. yang dibentangkan oleh satu-satu ayat Al
Quran boleh diterjemahkan lagi secara lebih
Rujuk
Muka Surat: 10 mendalam bagi menzahirkan satu bentuk
Malam Muka Satu. pemahaman berwajah contemporary apabila

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 53

ianya dihurai dan dikaitkan dengan ayat-ayat


yang lain.
Di suasana terlihatnya natijah
kepentingan Al Quran mentafsir Al Quran perlu
dilakukan jika satu-satu pemahaman terhadap
satu-satu ayat yang dihurai hendak difahami
secara mendalam dan bersungguh-sungguh.
Sesungguhnya konsep yang
dibentangkan ini mengisyaratkan kepada anak
cucu bahawa belajar Al Quran bukan boleh
dibuat secara lompat-lompat. Di wajah alim
tiong kerabat warga belantara. Sebaliknya Al
Quran hendaklah dihafaz-peliharakan secara
keseluruhan bermula daripada Ayat: 1, Surah:1
sehinggalah kepada ayat terakhir Surah 114.
Kedudukan ini perlu dijelaskan
memandangkan banyak orang yang berilmu
agama jahil Al Quran, malah lebih alim barang
yang lain dari Al Quran sehingga sebarang
hujah yang memerlukan literature kecerdikan
terpaksa menggunakan pendapat orang dan
barang lain dalam membuktikan kesahihan
beragama. Satu dilema yang perlu dihurai dan
dikaji agar Al Quran tidak dijadikan bahan kelas
kedua rujukan (Surah:25: Al Furqan:30).
Renung-renunglah.

12. Peringkat Lagu Puisi

Di Peringkat ini.
Catitan mengambil ruang merangka satu-satu seni kata lagu
yang berwajah semangat dan nasihat untuk dijadikan siulan
tauladan anak cucu mendatang. Di samping merangka satu
kata-kata falsafah yang boleh dijadikan bahan fikiran bersama

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


54 Muqaddimah

berlandaskan kepentingannya untuk dijadikan siulan tauladan


anak-anak muda.
Catitan: Konsep ini sengaja dibuat sebagai
Contoh: Di Peringkat bahan renungan tambahan yang boleh
Kedua Belas: Lagu
Puisi. dijadikan ibrah dan iktibar. Satu kata-kata
dendangan falsafah yang boleh ditakrif dan
Rujuk
Muka Surat: 546 ditafsirkan dirupa tauladan dan sempadan
Malam Muka Dua. dalam kehidupan sehari-hari. Renung-
renunglah.

13: Soalan - Soalan Kaedah Menggali Al Quran Dan


Perbincangan Khas

Di peringkat ini.
Catitan akan cuba menimbulkan satu perbincangan khas
secara ringkas terhadap satu-satu tajuk. Satu bentuk
perbincangan yang boleh dijadikan modal perbincangan di
kalangan anak cucu. Di samping pada masa yang sama
diperingkat ini Pengarang cuba menzahirkan beberapa contoh
soalansoalan bagaimana cara anak cucu hendak menggali Al
Quran agar pengertian selapis yang diterjemahkan dari ayat
Arab kepada bahasa ajam dapat lagi difahami apabila soalan-
soalan kemusykilan dibentuk dan disoalkan kepada diri sendiri
atau dikemukakan kepada mana-mana pihak yang lebih arif.
Satu bentuk soalan yang boleh dijadikan pencetus kepada
perbincangan yang boleh menghasilkan munafaat di sudut
keinginan diri untuk memahami isi kandung Al Quran dan
penghasilan furqan daripadanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 55

Catitan: Konsep merangka soalan menggali Al


Quran ini sengaja dibuat bagi membolehkan
Contoh: Pentafsiran
Peringkat Ketiga anak cucu mengambilnya sebagai contuh dan
Belas: Soalan merangka sendiri soalan-soalan seumpamanya
menggali Al Quran
dan perbincangan dengan maksud yang satu. Yakni untuk
khas. memahami dan mendalami kefahaman

Rujuk terhadap isi kandung Al Quran.


Muka Surat: 78 Di samping di masa yang sama anak cucu
Malam Muka Satu.
dapat jua memahami beberapa perkara yang
segaja ditimbulkan dan diperbincangkan. Moga-
moga ianya bermunafaat adanya.

H. Pengarcaan Tulisan Ayat-Ayat Al Quran Dalam


Catitan

Dalam catitan ini.


Pada setiap ayat-ayat Al Quran akan ditulis dalam bahasa
Arab dari teks Al Quran dan ditulis di dalam tulisan Rumi
berasaskan kepada bunyi cara bacaan lazim terhadap satu-
satu ayat. Maka jika terdapat sebarang kelemahan dan
kesilapan padanya. Maka anak cucu adalah dinasihatkan, agar
merujuknya semula kepada naskah asal Quran yang ditulis
dalam bahasa Arab. Dan di atas kerumitan yang mungkin
timbul. Pengarang dengan rendah hati bermohon maaf
adanya.
Catitan: Konsep ini dibuat bertujuan bagi
memberi kemudahan dan menimbulkan minat
kepada anak cucu untuk membaca mana-mana
ayat yang diperbincangkan. Terutama kepada
mereka yang belum lagi khatam sepenuhnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


56 Muqaddimah

dalam mempelajari bacaan Al Quran


keseluruhan Al Quran.

J. Pengertian Dan Penterjemahan Ayat-Ayat Dalam


Catitan

Dalam catitan ini.


Segala pengertian dan huraian penterjemahan pada setiap
ayat Al Quran dibuat berpandukan kepada pengertian lughah
bahasa dan lughah mantiq yang terhasil dari buah-buah
pengajian, pengamatan dan penyelidikan yang dibuat oleh
Pengarang sendiri sekian lama. Dengan satu matlamat agar
pengertian pada setiap ayat yang diperbincangkan mudah
difahami serta tertumbuhnya lemak dan kemanisan pengertian
mengikut cita rasa dalam bahasa Melayu dan semoga ianya
boleh membuahkan munafaat kepada anak cucu dalam
mendalami Al Quran .

k: Pandangan Dan Pendapat Dalam Catitan

Dalam catitan ini.


Segala pandangan dan pendapat yang tertumbuh dan
tertulis adalah benar-benar terlahir dari luahan pendapat
dan pandangan Pengarang sendiri berpandukan nas naqli
(Al Quran) semata-mata. Tanpa dirujuk kepada mana-mana
pendapat atau sokongan pendapat oleh mana-mana pihak
kecuali di sudut pemahaman lughah bahasa terjemahan Al
Quran dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia (Melayu) dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 57

English adalah dirujuk kepada Buku Tafsir Quran - Prof. Dr. H.


Mahmud Yunus. Indonesia (1973). Tafsir Al Azhar- Dr. Hamka
(1984), The Noble Quran - Dr.Muhammad Taqiudin Al Hilali
(1993), Al Quranul Karim Terjemahan Pra-Kata, Department
Agama RI (2007), Tafsir Quran Per Kata Dr. Ahmad Hatta,
MA. (2009) dan Al Furqan Tafsir Quran A. Hassan (2010).
Lantaran itu, jika terdapatnya kelainan. Maka itulah
kelainannya. Satu kelainan yang boleh dijadikan bahan
renungan dan perbincangan. Malah darinya insya Allah akan
menatijahkan tertumbuhnya keberanian di kalangan para
cendekiawan yang lebih arif untuk tampil memecah dilema
ketandusan huraian Al Quran dibentuk sumbangan kejituan
penulisan dalam menghurai khazanah Ilmu Al Quran di masa-
masa mendatang. Justeru itu langkah nekad yang diambil
oleh Pengarang tidak ubah bagai menggerak dekur tidur
Al Kahfi agar dinar kesayangan di tangannya laku di
pasaran relevan di sisi persada perkembangan sejagat.
Dengan yang demikian. Jika betul dan benarlah huraian
yang dibuat oleh Pengarang. Maka itu adalah hidayat dan
kurniaan Allah semata-mata. Sebaliknya jika ianya khilaf atau
salah. Maka itu adalah kesalahan Pengarang sendiri yang
perlu dimaaf dan diperbetulkan di atas semangat melihatnya
sebagai satu percubaan dalam menerokai Al Quran dan
khazanah Al Quran di suasana untuk berkongsi pendapat dan
pandangan adanya.

l. Cadangan-Cadangan
Langkah Mendiversifikasi Ilmu Al Quran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


58 Muqaddimah

Dalam konteks ini pada setiap Malam Muka Surat Al


Quran yang diperbincangkan. Pengarang cuba mencadangkan
dengan satu langkah agar diambil tindakan oleh para
cendekiawan bagi memantapkan lagi isi pentafsiran Al Quran
dengan mengarcakannya di pelbagai sudut ilmu dan halwa
kehidupan. Di hakikat banyak lagi sudut-sudut yang selama ini
tidak disentuh oleh pentafsiran secara konvensional. Satu
cadangan yang seharusnya diberi perhatian oleh semua pihak
agar pentafsiran yang dibuat tidak lagi terhenti kepada cara
dan pendekatan pentafsiran yang ada dan menjadikan Al
Quran seperti yang ada.

M. Pandangan Para Cendekiawan

Untuk tujuan ini.


Draf catitan akan dibawa oleh Pengarang dan dikemukakan
terlebih dahulu kepada beberapa orang tokoh ilmuan Islam dan
beberapa tokoh berpendidikan tinggi (bukan pengajian Islam)
di dalam dan di luar Malaysia bagi maksud untuk mendapat
pandangan, teguran, bimbingan dan penilaian mereka
terhadap isi dan konsep penulisan. Tindakan ini dibuat bagi
memberi ruang kepada mereka menghemburkan pendapat
dan pandangannya kepada Pengarang dengan niat agar
kejituan dan kemantapan isi penyampaian penulisan terwujud
sebelum ianya dikemukakan kepada berauthoriti Malaysia dan
pihak berauthoriti negara-negara di peringkat antarabangsa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 59

Catitan: Semakan dan penilaian.


Semakan dan penilaian terhadap penulisan ini
Nota:
Pengarang Tidak Keseorangan. akan dilakukan oleh Empat (4) kumpulan
penyemak dan penilai penulisan:
Alhamdulillah.
Pengarang tidak keseorangan di Kumpulan Pertama: Penyemak yang
sepanjang masa ketika dipilih oleh Pengarang. Di mana ianya terdiri
menyiapkan catitan penulisan ini.
Sesungguhnya kesudian daripada Empat (4) orang anggota atau lebih
ramai di kalangan para dari kalangan para ilmuan bertaraf Profesor
cendekiawan untuk mengiringi
Pengarang di sepanjang musim atau berkelulusan Ijazah Doktor Falsafah
penulisan buku ini telah membuat (Ph.D). Di mana kedudukan taraf penyemakan
Pengarang lebih selesa. Apa
tidaknya setiap pendapat yang dibuat pada Empat (4) kategori:
dibentang akan disemak dan
diteliti oleh mereka. Membuat isi
penulisan ini lebih padat, kemas Satu: Seorang Profesor Ahli ilmu
dan tersusun adanya. pengajian Islam dari luar Malaysia yang akan
Terima kasih.
menyemak dan menilai penulisan ini di sudut
hukum dan akidah. Maka bagi tujuan ini satu
surat perakuan akan dikeluarkan olehnya;

Nota: Dua: Seorang Profesor Ahli ilmu


Semakan Penulisan Oleh Pakar Pengajian Sains Pendidikan yang akan
Pendidikan.
menyemak dan menilai penulisan ini pada kaca
Maka untuk tujuan ini matanya di sudut ilmu Pendidikan. Terutama
serta di atas ihsan kerjasama
Y.Bhg. Profesor Dr. Haji Azimi pada dua (2) perkara:
Hamzah. (UPM). Pengarang (i): Komen dan penilaian di sudut effect
teramat berbangga apabila dua
orang tokoh terbilang di bidang dan impact penulisan di sudut ilmu Sains
Pendidikan Lanjutan dari Fakulti Pendidikan dan munafaat yang terhasil dari isi
Pendidikan Universiti Putra
Malaysia sudi untuk menyemak kandung penulisan.
penulisan ini. Mereka adalah (ii): Komen dan penilaian di sudut
Y.Bhg Profesor Dr. Daud Silong
dan Y.Bhg Profesor Dr. Turiman pengarcaan struktur tubuh teori Al Quran di
Suandi. bidang ilmu Sains Pendidikan yang
Terima kasih.
dikemukakan oleh catitan ini.
Maka bagi tujuan ini satu surat perakuan akan
dikeluarkan olehnya.

Tiga: Seorang Profesor Ahli Ilmu


Pengajian Sains Kemasyarakatan yang akan
menyemak dan menilai penulisan ini pada kaca

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


60 Muqaddimah

matanya di sudut ilmu sains kemasyarakatan.


Nota:
Semakan Catitan Oleh Pakar Terutama pada dua (2) perkara:
Sains Kemasyarakatan.
(i): Komen dan penilaian di sudut effect
Maka untuk tujuan ini dan impact penulisan di sudut ilmu sains
serta di atas ihsan kerjasama
kemasyarakatan dan munafaat yang terhasil
Y.Bhg. Profesor Dr. Haji Azimi
Hamzah. (UPM). Pengarang dari isi kandung penulisan.
teramat berbangga apabila dua
(ii): Komen dan penilaian di sudut
orang tokoh terbilang di bidang
Sains Kemasyarakat dari Institut pengarcaan struktur tubuh teori Al Quran di
Pengajian Sains Sosial dan
bidang ilmu sains kemasyarakatan yang
seorang pakar Keusahawanan
dari Pusat Pengembangan dikemukakan oleh catitan ini.
Universiti Putra Malaysia sudi
Maka bagi tujuan ini satu surat perakuan
untuk menyemak penulisan ini.
Mereka adalah: peribadi akan dikeluarkan olehnya.
(i) Y.Bhg Profesor
Emeritus Dato Dr. Sulaiman Md.
Yassin. Felo Penyedikan Utama Empat: Seorang Profesor Ahli Ilmu
merangkap Bekas Naib Canselor
Pengajian Ekonomi yang akan menyemak dan
Universiti Malaysia Trengganu.
(ii):Y.Bhg Profesor Dr. menilai penulisan ini pada kaca matanya di
Md Salleh Hassan Pengarah.
sudut ilmu Ekonomi. Terutama pada dua (2)
(ii): Y.Bhg Profesor Dr.
Haji Musa Abu Hassan perkara:
Pengarah.
(i): Komen dan penilaian di sudut effect
Terima kasih.
dan impact penulisan di sudut ilmu Ekonomi
dan munafaat yang terhasil dari isi kandung
penulisan.
(ii): Komen dan penilaian di sudut
pengarcaan struktur tubuh teori Al Quran di
bidang ilmu Ekonomi yang dikemukakan oleh
catitan ini.
Maka bagi tujuan ini satu surat perakuan
peribadi akan dikeluarkan olehnya.

Kumpulan Kedua: Seorang Profesor Ahli


Ilmu Pengajian Sains Natural Products yang
akan menyemak dan menilai penulisan ini pada
kaca mata ilmunya serta bertindak membuat
kajian dan penyelidikan lanjut terhadap teori
dan formula sains di bidang Sains Bio-chemistry
atau teori dan formula di bidang ilmu sains

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 61

Natural products yang terdapat di dalam catitan


ini.
Nota: Maka untuk tujuan ini beliau akan
Pengesahan Teori Di Peringkat
Antara Bangsa. ditugaskan untuk melaksanakan tanggungjawab
berikut:
Untuk tujuan ini serta di
atas ihsan Y.Bhg Profesor Datuk (1): Bertanggungjawab membuat
Dr. A. Hamid A. Hadi. FASc. kajian dan penyelidikan sains terhadap satu-
Maka sukacita dimaklumkan
bahawa teori: Nine Stars Halo-N satu teori atau fomula Al Quran di bidangnya
bersama teori-teori lain yang yang terdapat di dalam catitan ini mengikut
berkaitan dengannya telah di
bawa ke pengetahuan antara merit keperluan piawaian ilmu dan pendidikan
bangsa dan telah mendapat bertaraf universiti dengan membuktikannya
pengiktirafan darinya.
(i): The 1st secara kajian dan penyelidikan sains moden.
Kamphaengsean International Maka untuk tujuan ini satu surat
Natural Products Symposium.
Bangkok. Thailand pada:23-24hb pengiktirafan profesional bersama laporan
Oktober 2010. rasmi profesionalnya hendaklah dikeluarkan
(ii): The International
Conference On Natural Products. olehnya apabila satu-satu teori dan formula itu
Penang. Malaysia. 10-12hb didapatinya sah dan sahih akan kebenarannya.
Disember 2010.
(iii): Pengiktirafan oleh (2): Bertugas dan bertanggungjawab
Malaysian Journal Of membentangkan pengesahan penemuan teori
Pharmaceutical Sciences.
ISSN:1675 7319. Tahun:2010. dan formula Al Quran yang disahkan olehnya itu
Terima kasih. ke medan dunia pendidikan atau
membentangkannya di mana-mana seminar

Nota: sains atau seminar pendidikan sains agar


Semakan Teori Oleh Pakar proceeding darinya dapat dijadikan isyarat
Pakar Di Bidang Sains Natural
Products. penerimaan teori dan formula Al Quran yang
diiktirafkan olehnya itu diterima di peringkat
Maka untuk tujuan ini
serta di atas ihsan kerjasama antarabangsa.
Y.Bhg. Profesor Datuk Dr. A. (3): Bertanggungjawab mencari dan
Hamid A. Hadi. FASc. Pengarang
teramat berbangga apabila tiga mendapat Lima orang bertaraf Profesor di
orang tokoh terbilang di bidang bidang pengajian di bidang Sains Natural
Sains Natural Products sudi
untuk menyemak teori dan Products yang sudi membuat kajian dan
penulisan ini. Mereka adalah penyelidikan kedua (Second Opinions) bagi
Y.Bhg Profesor Dr. Khalijah
Awang. Y.Bhg Profesor Madya mengesahkan lagi secara muktamad terhadap
Dr. Mat Ropi Mukhtar (Malaysia) pengesahan dan pengiktirafan yang dibuat
dan Y.Bhg Dr. Berna Elya
(Indonesia). olehnya. Maka bagi tujuan ini satu surat
Terima kasih. pengesahan dan pengiktirafan peribadi serta
laporan rasmi profesionalnya hendaklah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


62 Muqaddimah

dikeluarkan oleh tokoh-tokoh sains


berkenaannya.
(4): Berusaha mendapat sebuah
Universiti atau mana-mana badan profesional
di bidang Sains Natural Products yang sudi
mengesahkan penemuan teori dan formula Al
Quran yang ditemui oleh Pengarang bagi
memboleh Pengarang dianugerahkan pada
mana-mana taraf darjat keilmuan secara rasmi
dan berkonvokasi.
Maka bagi tujuan di atas. Pengarang
dengan nasihat pihak-pihak berpengalaman
telah memilih Y.Bhg Profesor Datuk Dr. A.
Hamid A. Hadi. Ph.D. FASc. Beliau adalah
seorang pakar tersohor di bidang Sains
Natural Products dan seorang Fellow
Akademi Sains Malaysia. Berpengalaman luas
Nota:
di dunia pendidikan dan penyelidikan serta
Pembuktian
Profesional Pasti Dihormati. pernah memegang jawatan terpenting dalam
sebuah universiti di Malaysia. Di samping di
Pendirian dan kesudian
ikhlas Profesor Datuk Dr. A. Hamid masa yang sama beliau akan dibantu oleh
A. Hadi. FASc yang sudi untuk
Puan Hanita Binti Omar. Seorang yang
membuat penyelidikan lanjut
terhadap teori Al Quran hasil berkelulusan Master Sains (M.Sc) dan
penemuan dan penyelidikan
seorang penyelidik di bidang Sains Natural
Pengarang menerusi proses extract
pentafsiran ayat-ayat Al Quran Products. Oleh anak cucu berdoalah semoga
yang tercatat di dalam penulisan ini
perkhidmatan sukarela yang disumbangkan
seharusnyalah dihormati.
Satu kesudian berani yang oleh mereka berdua diberkati oleh Tuhan
ditunjukkan oleh seorang pakar
adanya.
terulung di bidang Sains Natural
Products. Satu kesudian menemani
Pengarang untuk menzahirkan
Kumpulan Ketiga: Beberapa orang
bukti bahawa Al Quran adalah
benar-benar bersifat Ummul Kitab. tokoh ilmuan Islam dan tokoh bukan pengajian
Satu bukti yang tidak pernah
Islam dari dalam dan dari luar negeri (Jika
ditayangkan ke mata dunia sejak Al
Quran diturunkan dan diterima diruangkan bagi maksudnya) yang akan
pakai oleh manusia sejagat. Satu
menyemak dan menilai penulisan ini mengikut
sejarah yang akan dikenang oleh
dunia dengan ingatan rahmat yang kaca mata ilmu di bidang masing-masing. Maka
mendalam.
bagi tujuan ini satu surat perakuan peribadi
Terima kasih.
akan dikeluarkan olehnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 63

Kumpulan Keempat: Penyemak dan


penilai tambahan yang terdiri dari sebuah
jawatankuasa khas Sembilan (9) orang anggota
akademik yang ditubuhkan oleh Y.Bhg.
Profesor Dr. Haji Azimi Hamzah, Universiti
Putra Malaysia (UPM) seperti yang dipersetujui
dan dimaklumkan olehnya kepada Pengarang.
Maka bagi tujuan ini satu surat perakuan akan
dikeluarkan olehnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


64 Muqaddimah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 65

MEMPERKENALKAN
KAEDAH PETIKAN AYAT
MEMBUKTIKAN HUJAH DALAM PERBINCANGAN

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


66 Muqaddimah

Kaedah Petikan Ayat


Bagi Membuktikan Hujah Dalam Perbincangan

Dalam catitan ini.


Segala hujah-hujah perbincangan dibuat hanya berdasar
kepada hujah yang berdalilkan Al Quran semata-mata, selari
dengan konsep penulisan : Al Quran mentafsir Al Quran. Satu
konsep penulisan yang hanya mengguna punca dalil qatai
tunggal sebagai literature penulisannya. Satu konsep
penulisan yang tidak sekali-sekali bersandarkan kepada hadis
atau qias atau ijmak ulamak atau pendapat dari mana-mana
puak (factions views) sebagaimana lazim dilakukan oleh para
cendekiawan menerusi konsep penulisan mereka sebelum ini.
Satu konsep baru berwajah lama yang sengaja ditimbulkan
kembali berasaskan konsep Firman Allah Taala : Surah :41 :Al
Fussilat :3 dan FirmanNya : Surah :6 :Al Anaam :126.
Maka bagi maksud dan tujuan memperkuatkan dan
memperkemaskan hujah di dalam satu-satu isu perbincangan
yang dibuat di dalam catitan ini, petikan ayat-ayat
membuktikan hujah isu perbincangannya dibuat pada Lima (5)
kaedah di suasana petikan ayat pada setiap kaedahnya
berupaya membuat ayat-ayat buktinya atau kalimah-kalimah
ayat buktinya telah boleh bersifat dan berdiri dengan makna
dan natijahnya yang tersendiri.
Satu kaedah yang dibuat berdasarkan ilmu Mantiq-
Tajwid di peringkat : Iqra ul Quraan, terutama pada sifat
Mad dan Wakaf bacaannya. Sama ada diwakafkan pada
hujung ayatnya atau pada mad-mad tajwidnya. Dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 67

sesungguhnya lima (5) kaedah tersebut adalah seperti


berikut :

Satu :
Kaedah Pertama :
Bagi kaedah ini, ayat-ayat bukti penghujahan pada satu-
satu isu perbincangan dipetik dari keseluruhan ayat yang
terdapat pada ayat berkenaan. Yakni dipetik dari awal ayat
(bertanda angka :xxa) sehinggalah ke akhir ayatnya (Bertanda
angka :xxb) berikutnya. Di makna ayat dipetik : Dari pangkal
ayat ke hujung ayat.

Sebagai Contoh :
Misalnya, Jika anak cucu hendak membuktikan
kenyataan hujah perbincangan bahawa Al Quran adalah ibu
segala kitab. Maka anak cucu bolehlah ambil seluruh ayat :
(Surah :43 : Al Zukhruf :4) dari pangkal ayatnya bertanda
angka :3) sehingga ke hujung ayatnya bertanda angka : 4)
dan dibuatnya sebagai dalil Naqli bagi menguatkan hujah.
Lantaran makna ayat tersebut telah boleh berdiri dengan
sifatnya tersendiri dan kukuh dijadikan bukti.
Lihatlah ayatnya :

Demikianlah anak cucu cara dalil naqli dari ayat-ayat Al


Quran dipetik bagi membuktikan hujah isu perbincangan
adanya.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
68 Muqaddimah

Sebagai Contoh Lagi :


Misalnya, Jika anak cucu hendak membuktikan
kenyataan hujah perbincangan bahawa kebanyakan manusia
mudah melupai sejarah. Mudah terasa dirinya kaya dan
sempurna, apabila dikurniakan nikmat oleh Tuhannya. Maka
anak cucu bolehlah ambil seluruh ayat : (Surah :96 : Al
Alaq :6-7) dari pangkal ayatnya bertanda angka :6) sehingga
ke hujung ayatnya bertanda angka : 7) dan dibuatnya sebagai
dalil Naqli bagi menguatkan hujah. Lantaran makna ayat
tersebut telah boleh berdiri dengan sifatnya tersendiri dan
kukuh dijadikan bukti.
Lihatlah ayatnya :

Demikianlah anak cucu cara dalil naqli dari ayat-ayat Al


Quran dipetik bagi membuktikan hujah isu perbincangan
adanya.

Dua :
Kaedah Kedua :
Bagi kaedah, ayat-ayat bukti penghujahan pada satu-
satu isu perbincangan dipetik dari kalimah ayat dari pangkal
ayat bertanda Mad. Sama ada (bertanda : Thaa Mad Tabii)
atau (bertanda : Jim Mad Jais) ke akhir ayatnya pada tanda
ayatnya (Bertanda Angka : xxx) atau sebaliknya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 69

Sebagai Contohnya :
Bagi membuktikan isu perbincangan tentang
mustahaknya satu-satu kisah di sudut ibrah kepada manusia.
Maka kalimah ayat : (Surah :12 :Yusuf :111 ) dari pangkal ayat
(bertanda :110) hingga ke hujung kalimah ayat bertanda :Thaa
diambil sebagai dalil naqli bagi menegakkan hujah. Lantaran
makna kalimah ayatnya telah pun berjaya berdiri dengan
makna mubalaghahnya tersendiri.
Lihatlah kalimah ayatnya :

Demikianlah anak cucu cara dalil naqli dari ayat-ayat Al


Quran dipetik di tahap ini bagi membuktikan hujah isu
perbincangan adanya.

Sebagai Contoh Lagi :


Bagi membuktikan mustahaknya sifat taqwa dalam
memacu tertumbuhnya jalan rezeki kepada manusia. Maka
kalimah ayat : ( Surah :65 :At Talaaq :2 ) dari pangkal ayat
(bertanda :Jim) hingga ke hujung ayat (bertanda : Angka:2) di
ambil sebagai dalil. Lantaran makna ayat ini telah pun
berupaya berdiri dengan makna mubalaghahnya tersendiri.
Meskipun di pangkal ayatnya, (Surah :65 : Al Talaaq :2).
Ayatnya membincangkan soal lain. Yakni soal bercerai dan
talaq.
Lihatlah kalimah ayatnya :
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
70 Muqaddimah

Demikianlah anak cucu canggihnya Al Quran di


maknanya yang berlapis pada pandangan di sisi Ulul Albab.
Maka sebeginilah pula caranya dalil-dalil naqli dari ayat-ayat Al
Quran dipetik bagi membuktikan hujah isu satu-satu
perbincangan adanya.

Tiga:
Kaedah Ketiga :
Bagi kaedah ini, ayat-ayat bukti bagi penghujahan pada
satu-satu isu perbincangan boleh dipetik dari ayat pada
pangkal kalimah ayat yang bertanda :Thaa (Mad-tabii)
sehingga ke kalimah ayatnya yang bertanda : Jim (Mad-Jais)
atau sebaliknya. Di suasana kedudukan ayat yang dipetik pada
kaedah di tahap ini telah pun berupaya berdiri dengan makna
dan natijahnya tersendiri.

Sebagai Contoh :
Misalnya, bagi membuktikan hujah isu perbincangan
tentang orang yang buta dalam melihat kewujudan furqan pada
satu-satu bashaair (punca semula jadi) akan mengakibatkan
kemunduran pada dirinya. Maka kalimah ayat : (Surah :6 :Al
Anaam :104 ) dari pangkal ayat (bertanda :Thaa) hingga ke
hujung kalimah ayat (bertanda :Jim) bolehlah diambil sebagai

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 71

dalil naqlil. Lantaran makna kalimah ayat ini telah pun


berupaya berdiri dengan maknanya tersendiri.
Lihatlah kalimah ayatnya :

Maka demikianlah anak cucu cara dalil naqli dari ayat-


ayat Al Quran dipetik di peringkat bagi membuktikan hujah isu
satu-satu perbincangan adanya.

Lima:
Kaedah Kelima :
Bagi kaedaj ini, ayat-ayat bukti penghujahan pada satu-
satu isu perbincangan dipetik dari kalimah ayat dari pangkal
kalimah ayat bertanda : Thaa (Mad-tabii) sehingga ke kalimah
ayatnya bertanda :Thaa (Mad-tabii) atau dipetik dari kalimah
ayat dari pangkal kalimah ayat bertanda :Jim (Mad-Jais)
sehingga ke kalimah ayatnya bertanda :Jim (Mad-Jais). Di
makna Jim ke Jim atau Thaa ke Thaa.

Sebagai Contoh :
Bagi membuktikan orang yang paling mulia di sisi Tuhan
adalah orang Taqwa. Maka kalimah ayat : ( Surah :49 :Al
Hujuraat :13 ) dari pangkal ayat (bertanda :Jim) hingga ke
hujung kalimah ayat (bertanda :Jim) diambil sebagai dalil.
Lantaran makna ayat ini telah pun berupaya berdiri dengan
maknanya tersendiri.
Lihatlah kalimah ayatnya :
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
72 Muqaddimah

Demikianlah anak cucu cara dalil naqli dari ayat-ayat Al


Quran dipetik bagi membuktikan hujah isu perbincangan
adanya.

Sebagai contohnya lagi


Misalnya bagi membuktikan Islam telah disempurnakan
oleh Allah Taala sebagai agama di sisiNya. Maka kalimah
ayat : (Surah :5 :Al Maidah :3) dari pangkal ayat
(bertanda :Jim) hingga ke hujung kalimah ayat
(bertanda :Jim) diambil sebagai dalil. Lantaran makna ayat ini
telah pun berupaya berdiri dengan maknanya tersendiri.
Meskipun pada awalan ayat : 3 : Al Maidah itu membincangkan
perkara yang lain.
Lihatlah kalimah ayatnya :

Demikianlah cara dalil naqli dipetik dari ayat-ayat Al


Quran dalam menyempurnakan hujah pentafsiran yang tertulis
di dalam catitan ini bagi memenuhi konsep Al Quran mentafsir
Al Quran adanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 73

Nota: Dalam memahami soal di atas. Anak


cucu hendaklah memberi perhatian khusus
kepada dua (2) perkara :
Pertama : Konsep ini dibuat bertujuan
bagi membolehkan anak cucu mengetahui cara
dan kaedah memetik ayat dalil-dalil Naqli yang
tertulis atau yang tersirat di dalam Al Quran.
Satu cara bagi mempermudahkan kaedah
mencari dalil. Satu cara yang teramat mudah
tetapi tidak diterangkan oleh para penulis
buku-buku agama dan penulis penterjemah
Al Quran.
Kedua : Di sini, anak cucu diajak untuk
memahami kaedah dan istilah : Ilmu Tajwid.
Yakni Ilmu cara membaca Al Quran mengikut
tujuan dan maksudnya. Di mana ianya bolehlah
dibahagikan pada tiga (3) :
Satu : Anak cucu hendaklah
memahami konsep ilmu tajwid di peringkat
ilmu Tajwid di maqam : Warattilil Quraan.
(Membaca Al Quran). Yakni ilmu maklumat
peraturan membaca Al Quran secara tertib
bacaannya berdasarkan kaedahnya. Di mana
pada peringkat ini pembelajarannya ditumpukan
kepada aturan cara membaca.
Maka di situ nanti terdapatnya istilah
wakaf. Adanya istilah wasal serta tidak kurang
jua diperbincangkannya soal Mad tabii, Mad
Jais dan Mad Silah serta lain-lain hal yang
berkaitan dengannya.
Dua : Anak cucu hendaklah
memahami ilmu tajwid di peringkat ilmu Mantiq
-Tajwid di maqam : Iqra ul Quraan.
(Mengiqrakkan Al Quran). Yakni satu ilmu yang
memberi penekanan tentang cara dan
peraturan memetik ayat-ayat Al Quran di rupa
menjadikanya sebagai dalil Qatai atau dalil

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


74 Muqaddimah

Naqli dalam menegakkan satu-satu hujah


pada satu-satu isu perbincangan Al Quran
atau perbincangan yang berkaitan dengannya.
Tiga : Anak cucu hendaklah
memahami ilmu tajwid di peringkat ilmu Mantiq
- Tajwid As Sultan di maqam : Iqra
Quwwatal Quraan (Membaca bagi
menzahirkan kekuatan hikmah Al Quran). Satu
ilmu yang memberi penekanan tentang cara
mengolah nada suara bacaan ayat-ayat Al
Quran mengikut tujuan matlamat kegunaannya
agar kemujarabannya terzahir dari hikmah
kekuatan Al Quran.
Misalnya ayat-ayat Quran yang
hendak dijadikan ubat atau penawar satu-satu
penyakit. Bacaannya hendaklah dibaca begini.
Sebaliknya ayat-ayat Al Quran yang hendak di
gunakan sebagai ayat pelindung. Maka ianya
hendaklah dibaca dengan olahan suara bacaan
diolahan suara yang tersendiri berdasar
kaedah-kaedah yang ditetapkan. Jika tidak
kemujarabannya tidak menjadi. Maka untuk ini
eloklah anak cucu bawa hal ini bertanya kepada
mursyid yang mengetahui rahsianya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 75

MEMPERKENALKAN
KAEDAH PEMBENTUKAN TEORI Al QURAN
Satu
Kaedah Penemuan Baru Memecah Rekod Keilmuan Dunia
Di Sudut
Penerokaan Furqan Al Quran

Kini
Terbukti Dan Telah Mendapat Pengiktirafan
Di Peringkat Antarabangsa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


76 Muqaddimah

Kaedah Pembentukan Teori Al Quran

Definasi Teori Al Quran


Adapun Teori Al Quran (The Theory of Noble Quran)
itu bolehlah didefinasikan sebagai satu rupa rumusan makna
yang di-abstrak (abstracted) dari satu-satu ayat Al Quran atau
satu rumusan elemen furqan (the inventions of innovation
substances) yang di-akstrak (Extracted) dari satu-satu ayat Al
Quran (solo verce) atau di-aktrak dari gabungan beberapa ayat
Al Quran (synergetic Verses) yang boleh menatijahkan
terlahirnya satu-satu kesimpulan kata yang berupaya dijadikan
pedoman fitrah kepada kehidupan manusia atau satu
kesimpulan kata yang berupaya dijadikan asas cetusan (flash
guidence) yang menatijahkan terbukanya kaedah atau
ketulenan cara dalam penerokaan terhadap satu-satu rupa
penemuan (invention) di wajah formula dan penemuan baru
yang boleh dikembang-selia dalam kehidupan manusia selari
dengan perkembangan tamaddun dunia dan kehendak merit
ilmu dan pendidikan sejagat.

Tujuan Dan Matlamat Teori Al Quran


Di antara tiga (3) tujuan dan matlamat pembentukan
Teori Al Quran adalah seperti berikut:
Satu: Menzahirkan satu methodologi baru bagi
mempermudahkan peminat dan pengkaji Al Quran dalam
memahami natijah hujung jatuh makna satu-satu ayat Al
Quran. Bukan setakat mengerti di tahap maknanya pada
lughah bahasa semata-mata tetapi memahami ruhul maaninya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 77

(the soul of meaning) di sebalik erti kenyataan zahirnya.


(Surah:54:Al Qamar:32).
Dua: Menzahirkan satu methodologi baru bagi
menzahirkan satu-satu teori atau formula fitrah yang
terselidung di sebalik pengertian zahir satu-satu ayat Al Quran
selari dengan sifat Al Quran itu adalah ibu segala kitab dan ibu
segala ilmu yang dinamakan Al Furqan. (Surah:6:Al
Anaam:104).
Tiga: Melahirkan satu cara pemikiran dan pendekatan
baru terhadap Al Quran. Satu pendekatan berwajah
contemporary yang boleh menghasilkan daya pemikiran baru
serta mencetuskan minat dan kehendak sejagat untuk
menerokai rahsia khazanah mukjizat rahmat sekalian alam.
Satu signal isyarat sumber baru penyelidikan kepada para
cendekiawan dunia tentang terzahirnya punca ilmu dan
tamaddun manusia yang kini boleh didapati dan terbukti pada
Al Quran (Surah:32:Sajdah:17).

Idea Pembentukan Teori Al Quran


Adapun kaedah pembentukan teori dan formula Al
Quran dalam catitan ini adalah dibuat berdasarkan kepada
hasil dari kesimpulan penyelidikan dan penelitian yang dibuat
oleh Pengarang sendiri tanpa diciplak dari mana-mana buku
atau dari sumber-sumber yang ada.
Satu kaedah kontemporari yang berupaya menggali
furqan Al Quran. Satu kaedah yang berjaya mendedah
sebahagian kecil rahsia keilmuan agung Al Quran di wajahnya
sebagai Ummul Kitab yang kemudiannya boleh dibuktikan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


78 Muqaddimah

melalui kaedah keilmuan moden terutama di sudut kezahiran


teori dan formula sains yang dibentangkan.
Satu kaedah yang mungkin akan dipertikaikan oleh
pakar-pakar penterjemah dan pentafsir Al Quran convensional.
Lantaran kaedah seumpama ini tidak pernah terwujud dalam
kamus ilmunya selama ini. Satu kaedah terulung di dunia yang
tidak pernah diperkenalkan di mana-mana pusat pengajian
tinggi dunia tetapi dibentangkan di dalam buku catitan ini
adanya.
Sesungguhnya inilah satu kaedah dan pendekatan
penemuan baru yang ingin dikongsikan bersama. Di
kedudukan Al Quran (Surah:38: Shaad:67) sebagai Ummul
Kitab (Surah:43: Az Zukhruf:3-4) tidak akan terhurai rahsianya,
jika keberanian penerokaan terhadapnya tidak dilakukan.
Sedangkan Al Quran adalah sebuah kitab untuk orang-orang
berilmu (Surah:29: Al Ankabuut:49) dan orang-orang yang
mahu menjadi cerdik (Surah:72:Al-Jin:2) dengan keyakinan
bahawa Allah menjadikan sesuatu dengan ketetapan fitrahNya
(Surah:72: Al Jin:16). Yakni jalan lurus di wajah teori dan
formula Nya (Surah:54: Al Qamar:49).

Kaedah Pembentukan Teori Al Quran


Sesungguhnya buat kali ini pembentukan teori Al Quran
diarcakan menerusi empat (4) kaedah:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 79

Pertama: Pembentukan Teori Al Quran


Menerusi Kaedah: Mantiq Bashairul Bayan

Adapun kaedah: Mantiq Bashaairul Bayan adalah


satu kaedah pembentukan teori dan formula Al Quran
berasaskan kepada sumber tamsiliah penghuraian mantiq
makna lughah bahasa satu-satu ayat yang dilihat di sudut
hujung jatuh impak maknanya yang boleh menatijahkan
terlahirnya satu-satu kesimpulan susunan kata yang berupaya
dijadikan pedoman fitrah kepada manusia dalam mendayung
hidup dan kehidupan mereka di muka bumi selari dengan
maqam pengertian ayat: Thumma inna alainaa bayaanah. (Di
makna: Kemudian Kami menerangkannya sehingga dapat
difahami Surah:75: Al Qiyaamah: 17-19).
Maka bagi tujuan ini, makna dan pengertian lahiriah
satu-satu ayat akan diperhatikan. Kemudian maknanya akan
dirumuskan di sudut pengertian hujung jatuhnya dan
seterusnya dibuat kesimpulan serta diatur kata-kata rangka
struktur teorinya sehingga terbentuknya rupa bahasa teori
yang mantap, padat dan berwajah natural.
Sesungguhnya teori Al Quran di peringkat ini tidak
sekali-kali melibatkan rangkaian ayat-ayat (Synergetic verses)
tetapi lebih bersifat teori dari abstrak makna terhadap satu-
satu ayat yang diberi tumpuan terhadapnya dan kemudiannya
dijadikan asas kepada pembentukan teori.
Maka bagi membentuk teori Al Quran di peringkat ini
anak cucu hendaklah memberi perhatian kepada empat (4)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


80 Muqaddimah

perkara sebagai langkah mewajahkan pembentukan teori Al


Quran:
(i): Pilih satu ayat dan lihatlah sekurang-kurangnya tiga
perkara penting yang dinyatakan oleh ayat berkenaan yang
boleh dirumuskan kemudian menjadi sebuah teori kepada
satu-satu bidang pengajian.
(ii): Buat rumusan dari abstrak cantuman tiga perkara
penting yang berkenaan sehingga ternampak rupa rangka teori
yang akan dibentuk.
(iii): Rangka kata-kata teori di rupa tamsiliah ruhul
maani makna ayatnya. Di maksud bentangan hujung jatuh
kesan atau impak dari pengertian ayatnya.
(iv): Buat penilaian di sudut keberkesanan fitrahnya di
wajah sebuah teori yang bersifat natural kejituannya.

Sebagai contoh:
Bagaimanakah ayat (Surah:12:Yusuf:22) yang
dibentangkan di bawah boleh menzahirkan sebuah teori Al
Quran. Satu teori yang menggambarkan pentingnya istilah
hikmah pada satu-satu ilmu yang dituntut.
Maka dengan itu ayat: (Surah:12: Yusuf:) diambil
sebagai ayat asas pembentukan teori:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 81

Walamma balagha asyuddahuu aatainaahu hukman wa


ilmaa. Wakazaalika najzil muhsiniin.
Setelah dia (Yusuf) cukup dewasa. Kami berikan
kepadanya hikmah dan ilmu. Maka begitulah Kami
kurniakan kepada orang yang berbuat kebaikan.
Surah:12: Yusuf:22

Kaedah Pengarcaan Teori Al Quran


(Peringkat: Mantiq Bashaairul Bayan)
(Surah:12:Yusuf:22).

Langkah Satu: Lihat tiga perkara penting di dalam ayat.


Maka bagi ayat ini terdapat tiga (3) perkara penting:
(a): Istilah: Balagha asyuddahuu Cukup dewasa.
(b): Istilah: Hukman wailman Hikmah dan ilmu.
(c): istilah: Al muhsiniin Orang yang berbuat baik.

Langkah Dua: Buat rumusan dari abstrak cantuman


tiga (3) perkara di atas:
Satu: Huraikan makna kalimah: Balagha asyuddahuu:
Di makna cukup dewasa. Di erti: cukup matang. Di maksud:
Cukup berakliah. Dilihat di sudut ruhul maani maknanya pada
kenyataan bahawa kematangan akliah seseorang manusia itu
hanya dapat dizahirkan apabila seseorang itu berilmu.
Dua: Huraikan makna kalimah: Hukman wailman. Di
makna: hikmat dan ilmu. Di erti: Setiap ilmu mesti kena ada
hikmah. Di maksud: Dalam menuntut satu-satu ilmu, dua
perkara harus dititik beratkan. Yakni ilmu dan hikmah. Di wajah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


82 Muqaddimah

terwujudnya ilmu itu hendaklah di - wau maiyah-kan dengan


hikmah. Ini bererti, jika dipisahkan di antara ilmu dan hikmah.
Maka ilmu akan menjadi hampa. Justeru itu kedua-duanya
tidak boleh sekali-kali dipisahkan.
Tiga: Huraikan makna kalimah: Al muhsiniin. Di
makna: orang yang berbuat baik. Di erti: orang yang berjaya
menghasilkan pada hidupnya kebaikan untuk dirinya,
keluarganya dan masyarakatnya. Di maksud: orang yang
berupaya memiliki darjat di wajah manusia yang berguna yang
dikaitkan dengan istilah: Balagha asyuddahu dan istilah:
Hukman wailman dalam persoalan mendewasakan diri dalam
konteks berilmu.
Ini bermakna bahawa satu-satu ilmu yang hendak
dituntut oleh seseorang itu hendaklah ditentukan terlebih
dahulu akan hikmahnya. Lantaran kebaikan dan kedewasaan
akliah seseorang manusia itu hanya akan terlahir dari ilmunya
yang memiliki hikmah. Jika dirinya yang berilmu ingin menjadi
maju dengan ilmu yang bermunafaat.
Maka bertolak dari rumusan di atas, anak cucu buatlah
pula rangka teorinya seperti langkah berikutnya.

Langkah tiga: Rangkakan kata-kata teori dirupa


tamsiliah ruhul maani makna ayat. Di maksud hujung jatuh
kesan dan impak dari pengertiannya.
Maka dengan yang demikian berdasarkan kepada
rumusan di atas dapatlah dirangka satu teori seperti yang
dirangka di bawah:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 83

Penerokaan Teori Al Quran


(Surah:12: Yusuf:22)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Setiap ilmu yang tidak memiliki hikmah itu
hampa. Dan menuntut ilmu yang tidak
memiliki hikmah itu sia-sia.
Bincang-bincanglah.
(Surah:2: Al Baqarah:269).

Langkah empat: Buatlah penilaian keberkesanan


kejituan fitrahnya.
Penilaian terhadap rangka teori di atas adalah benar
dan sahih. (Dirujuk kepada pandangan dari siri-siri
perbincangan dengan para penyemak penulisan). Di hakikat
kejituan naturalnya ternyata dan tidak boleh dipertikaikan oleh
manusia yang berilmu. Malah disokong sepenuhnya oleh
Firman Allah Taala pada ayat: (Surah:2: Al Baqarah:269).
Maka demikianlah anak cucu teori Al Quran di peringkat ini
dibuat adanya.

Sebagai contohnya lagi


Bagaimana ayat berikut. Yakni ayat: (Surah:11:Hud:15)
menzahirkan satu-satu teori Al Quran:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


84 Muqaddimah

Man kaana yuriidul hayaatad dunia waziinataha. Nuwaffi


ilaihim amaalahum fiihaa. Wahum fiihaa laa
yubkhasuun.
Barang siapa yang menghendaki kehidupannya (yang
lebih baik) di dunia dan (memperolehi) perhiasannya
(harta, kekayaan, kejayaan dan kemajuan). Maka Kami
sempurnakan pekerjaannya di dunia. Sedangkan
mereka tidaklah dirugikan.
Surah:11: Hud:15

Kaedah Pengarcaan Teori Al Quran


(Peringkat: Mantiq Bashaairul Bayan)
(Surah:11:Hud:15).

Ulangkan cara pengarcaan teori seperti yang


diterang di awalnya. Maka bagi ayat ini dua teori di bidang
ekonomi dan ilmu Sains Kerohanian akan dibentuk
daripadanya seperti contoh yang tertera di bawah:

Contoh Teori pertama:

Penerokaan Teori Al Quran


(Surah:11: Hud:15)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Ekonomi dan Sains
Kerohanian yang berbunyi:
Sesiapa yang ingin kepada kehidupan di
dunia. Maka carilah ianya di dunia. Dan
sesiapa yang ingin kepada kehidupan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 85

akhirat. Maka carilah ianya di dunia. Dan


sesiapa yang ingin kepada kedua-duanya.
Maka carilah ianya di dunia.
Bincang-bincanglah.
Sila rujuk: (Surah:16: An Nahl:30) & (Surah:59:
Al Hasyr:18-20).

Contoh teori kedua:

Penerokaan Teori Al Quran


(Surah:11: Hud:15)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
Sumber kekayaan sesebuah negeri tidak
akan berguna. Jika rakyatnya tidak
memasang kehendak untuk
menterjemahkannya dengan melihat
kehidupan di dunia penting baginya.
Bincang-bincanglah.
Sila rujuk: (Surah:10:Yunus:101) & (Surah:6:Al
Anaam:104).

Kedua: Pembentukan Teori Al Quran


Menerusi kaedah: Mantiq Bashaairul Quraan

Adapun kaedah: Mantiq Bashaairul Quraan adalah satu


kaedah pembentukan teori dan formula Al Quran berasaskan
sumber tamsiliah penghuraian mantiq makna sesuatu amthal
ayat (Di rupa sumber yang perlu diterjemahkan) yang
dizahirkan oleh satu-satu ayat dilihat di sudut hujung jatuh
impak ruhul maninya yang boleh menatijahkan terlahirnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


86 Muqaddimah

satu-satu kesimpulan susunan kata yang berupaya dijadikan


pedoman fitrah dan ilmu kepada manusia dalam mendayung
hidup dan kehidupan mereka di muka bumi. Selari dengan
kehendak ruhul maani ayat: (Di maqam: Haazaa bashaairu
linnaasi wahudan warahmatul liqaumin yuuqinuun (Surah:45:
Al Jaatsiah:20). Di makna: Inilah Al Quran di wajah bentangan
di rupa bashaair. Yakni di rupa sumber yang perlu
diterjemahkan bagi manusia dan jadi petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang yakin.
Di hakikat bahawa segala-gala isyaratnya tersimpan di
dalam Al Quran (Di maqam: Wamaa min ghaaibatin fissamaai
wal ardhi illaa fii kitaabim mubiin (Surah:27:An Naml:75). Di
makna: Tiada yang tersembunyi di rupa furqan di langit dan di
bumi melainkan dinyatakan secara terang di dalam kitab Al
Quran.
Di suasana bagai dibayangkan oleh Allah Taala
menerusi ayat (Di maqam: Watilkal amthaalu nadhribuhaa
linnaasi. Wamaa yaqiluhaa illal aalimuun (Surah:29:Al
Ankabuut:43). Di makna: Amthal-amthal itu Kami lukiskan
untuk manusia tetapi tiadalah memahaminya melainkan orang-
orang yang berilmu.
Sesungguhnya teori Al Quran di peringkat ini tidak
sekali-kali melibatkan rangkaian ayat-ayat (Synergetic verses)
tetapi lebih bersifat teori dari abstrak makna mantiq dari
bentangan amthal yang terdapat pada satu-satu ayat yang
diberi tumpuan terhadapnya. Maka bagi tujuan untuk
membentuk satu-satu teori Al Quran di peringkat ini, anak cucu
hendaklah memberi perhatian kepada enam (6) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 87

(i): Lihat makna ayat di wajah hala tuju dan matlamat


ayat yang hendak dijadikan asas teori.
(ii): Lihat bayangan isyarat cara untuk menzahirkan hala
tuju dan matlamat yang diisyaratkan oleh kalimah-kalimah
ayatnya
(iii): Lihat gambaran amthal yang dinyatakan di dalam
ayat berkenaan yang boleh menatijahkan terzahirnya teori.
(iv): Buatlah rumusan dari abstrak cantuman tiga
perkara berkenaan yang diperhatikan di atas.
(v): Buat rangka kata-kata teori di rupa tamsiliah ruhul
maani makna ayat. Di maksud bentangan hujung jatuh akan
kesan atau impak dari pengertian ayatnya.
(vi): Buat penilaian teori di sudut keberkesanan fitrahnya
di wajah sebuah teori yang bersifat natural kejituannya.

Sebagai contoh.
Bagaimanakah ayat (Surah:42:Asy Syuraa:53) boleh
menzahirkan sebuah teori Al Quran bagi maksud menyatakan
kenyataan fitrah bahawa satu-satu urusan dapat dibuat dengan
senang serta boleh menghasilkan kejayaan. Jika ianya dibuat
secara berformula.
Maka untuk tujuan ini ayatnya dipilih sebagai ayat asas
teori:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


88 Muqaddimah

Shiraatillaahil lazii lahuu maa fissamaawaati wamaa fil


ardhi. Alaa ilallaahi tasiirul umuur.
Jalan Allah, yang memiliki apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Maka sesungguhnya kepada
Allah lah sepatutnya dikembalikan segala urusan.
Surah: 42: Asy Syuraa:53

Kaedah Pengarcaan Teori Al Quran


(Peringkat: Mantiq Bashaairul Quraan)
(Surah:42:Asy Syuraa:53).

Langkah satu: Lihat makna ayat di wajah hala tuju dan


matlamat yang diisyaratkan oleh ayat berkenaan:

Di mana isyarat penting matlamat ayat ini terletak pada


istilah: Shiraatillaah. Di makna jalan Allah. Yakni
dimaksudkan: jalan fitrah. Di erti: Jalan nature. Di hakikat jalan
memudahkan cara agar terzahirnya apa-apa yang dikehendaki
mengikut aturan fitrah asal kejadian dan fitrah asal tabiiinya
yang dicari.

Langkah Dua: Lihatlah bayangan cara untuk


menzahirkan hala tuju dan matlamat yang diisyaratkan oleh
ayat.
Di mana bayangan cara untuk mencapai ke jalan fitrah
pada ayat ini terletak pada isyarat istilah: ilallaahi tashiirul
umuur (kepada Allah dikembalikan segala urusan). Di mana
seseorang itu kenalah kembali ke jalan urusan Allah. Yakni

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 89

mencari jalan fitrah. Jalan teori dan formula. Jika satu-satu


pekerjaan itu hendak berjaya dalam pengarcaannya.

Langkah Tiga: Lihatlah gambaran amthal atau amthal-


amthal yang dinyatakan di dalam ayat yang boleh dikaitkan
dalam pembentukan teori.
Di mana gambaran amthal pada ayat ini terletak pada
isyarat istilah: Maa fissamaawaati wamaa fil ardhi. Di rupa
amthal yang menjadi medium target pencapaian matlamat
yang ditentukan oleh jalan fitrah dalam usaha mencari jalan
fitrah yang akan memudahkan urusan.

Langkah Empat: Buatlah rumusan dari abstrak


cantuman tiga perkara di atas:
Berpandukan kepada tiga faktor di atas dapatlah
dirumuskan bahawa dalam menghuraikan sesuatu rahsia
kejadian alam atau dalam menghurai urusan yang melibatkan
barang kejadian alam. Maka untuk mempermudah urusan dan
menjayakan urusan. Jalan fitrah yang berbentuk dengan
kaedah fitrah atau teori atau formula hendaklah dicari agar
jalan yang terbentuk selari dengan fitrah kejadian dan
perjalanan asalnya.

Langkah Lima: Buatlah rangka kata-kata teori di rupa


tamsiliah ruhul maani makna ayat. Di maksud bentangan
hujung jatuh kesan atau impak dari pengertian ayatnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


90 Muqaddimah

Maka dengan ini dapatlah dirangka satu teori Al Quran


dengan berpandukan mantiq ruhul maani ayatnya seperti yang
dirangka di bawah:

Penerokaan Teori Al Quran


(Surah:42: Asy Syuraa:53).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Sains yang
berbunyi:
Setiap kejadian tertakluk kepada formula
kejadiannya. Jika formulanya ditemui. Maka
senanglah urusan manusia dalam
menjayakan kerja-kerja urusannya.
Bincang-bincanglah.
Sila rujuk (Surah:54: Al Qamar:49-50) &
(Surah:72: Al Jin:16)

Langkah Enam: Buatlah penilaian di sudut


keberkesanan fitrahnya di wajah sebuah teori yang bersifat
natural kejituannya.

Penilaian dibuat berdasarkan kepada siri-siri


perbincangan dengan para penyemak penulisan dan
dirumuskan bahawa rangka teori yang dibuat di atas adalah
benar dan sahih. Di hakikat kejituan naturalnya ternyata dan
tidak boleh dipertikaikan oleh manusia yang berilmu. Malah
ianya pula telah disokong oleh ruhul maani Firman Allah
Taala pada ayat: (Surah:72: Al Jin:16) dan FirmanNya: (54:Al
Qamar:49-50). Maka demikianlah anak cucu teori Al Quran di
peringkat ini dibuat adanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 91

Ketiga: Membentuk Teori Al Quran


Menerusi kaedah:Mantiq Bashaairul Imlaat

Adapun kaedah Mantiq: Bashaairul Imlaat adalah satu


kaedah pembentukan teori dan formula Al Quran berasaskan
sumber tamsiliah penghuraian mantiq makna ayat di wajah
amthal berasaskan pentafsiran rangkaian ayat atau rangkaian
huruf (pentafsiran huruf) yang dizahirkan oleh satu-satu ayat
yang dilihat di sudut hujung jatuh impak ruhul maninya yang
boleh menatijahkan terlahirnya satu-satu kesimpulan susunan
kata yang berupaya dijadikan pedoman fitrah ketinggian akliah,
ilmu dan hikmah kepada manusia dalam mendayung hidup
dan kehidupan mereka di muka bumi selari dengan natijah
kekuatan pengertian ayat: (Surah:59: Al Hasyr:21).
Sesungguhnya teori Al Quran di peringkat ini melibatkan
gabungan rangkaian ayat-ayat (Synergetic verses). Di mana
ianya lebih bersifat teori dari extract makna Mantiq Al Ayaan
dari gabungan bentangan amthal yang terdapat pada
beberapa ayat tertentu yang diberi tumpuan terhadapnya.
Di suasana sifat kreatif dan ketajaman mata hati anak
cucu dalam menterjemah furqan Al Aayah hendaklah terwujud
pada diri sendiri. Di hakikat diri yang lembab dengan ingatan
hafazan Al Quran yang tidak seberapa akan menggagalkan
usaha penghasilan furqan teori dan formula di peringkat ini.
Oleh itu bagi tujuan membentuk teori Al Quran di
peringkat ini anak cucu hendaklah memberi perhatian mata
hati dan sifat kreatif diri anak cucu kepada tujuh (7) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


92 Muqaddimah

(i): Lihat makna ayat di wajah hala tuju dan matlamat


ayat yang terletak pada ayat pilihan pertama yang dijadikan
asas pembentukkan teori.
(ii): Lihat bayangan cara untuk menzahirkan hala tuju
dan matlamat ayat yang terletak pada ayat pilihan kedua yang
dipilih bagi tujuan pembentukan teori.
(iii): Lihat gambaran isyarat amthal atau amthal-amthal
yang dinyatakan di dalam ayat pilihan ketiga yang dipilih bagi
pembentukan teori.
(iv): Buatlah rumusan dari extract cantuman tiga perkara
yang terdapat di dalam tiga ayat-ayat yang dipilih.
(v): Rangka kata-kata teori di rupa tamsiliah ruhul
maani makna ayatnya. Di maksud bentangan hujung jatuh
kesan atau impak dari pengertian ayat-ayatnya.
(vi): Buat penilaian di sudut keberkesanan fitrahnya di
wajah sebuah teori yang bersifat natural kejituannya.
(vii) Diuji di makmal sains moden atau diuji secara terus
di lapang sasar yang sebenar.

Sebagai contoh:
Dalam menghasilkan sebuah teori : Nine Stars Halo-N.
Satu teori Sains Natural Products yang telah disahkan
kesahihannya oleh kajian dan penyelidikan lanjut Profesor
Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi. Seorang ahli sains Natural
Products terkemuka di Malaysia.
Maka Pengarang telah mengguna pakai tiga (3) ayat
Al Quran sebagai Synergetic Verses bagi memenuhi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 93

kehendak aturan dalam menzahirkan teori tersebut seperti


langkah-langkah yang tertera di bawah:

Langkah Satu: Lihatlah makna ayat di wajah hala tuju


dan matlamat ayat yang terletak pada mana-mana satu ayat
pilihan pertama yang menjadi ayat asas pada pembentukan
teori.
Tujuan dan hala tuju pencarian:
Mencari jalan fitrah yang mudah bagi menentukan
Mass utama (Special Mass) bagi satu-satu sebatian semula
jadi yang dipisah dari spesies tumbuhan untuk diguna pakai
oleh para saintis Natural Products. Satu special mass yang
bersifat ingredient vaccine atau menjadi salah satu elemen
ingredient vaccine yang akan di-synergatic-kan dengan special
mass sebatian tumbuhan yang lain.
Maka di suasana ini terilham di fikiran Pengarang
tentang ayat: (Surah:42: Asy Syuraa:53) yang menceritakan
tentang setiap yang ada di langit dan di bumi terdapatnya
isyarat di dalam Al Quran. Sedangkan di masa yang sama
terlintas jua di fikiran bahawa aturan kedudukan barang
kejadian di langit di wajah alam kabir pasti menyamai aturan
kedudukan barang kejadian di alam saghir. Dan di antara alam
saghir tersebut adalah barang aturan elemen Hydro-carbon di
dalam sebatian tumbuh-tumbuhan yang dipisahkan.
Lalu dari situ terlintas di fikiran akan ayat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


94 Muqaddimah

Alamtarau kaifa khalaqallaahu saba samaawaatin


tibaaqa. Wajaalal qamara fiihinna nuuran wajaalas
syamsa siraajaa. Wallaahu ambatakum minal ardhi
nabaata.
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah
menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan
menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah
menumbuhkan kamu dari bumi berbagai-bagai
tumbuhan.
Surah:71: Nuh:15-17

Kaedah Pengarcaan Teori Al Quran


(Peringkat: Mantiq Bashaairul Imlat)
(Surah:71:Nuh:15-17).

Di mana pada makna yang mudah, ayat ini telah


membayangkan kepada Pengarang akan lima (5) perkara
dengan kedudukan hujung jatuh pengertiannya boleh
membawa Pengarang melangkah ke langkah kedua
pembentukan teori:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 95

(a): Terpandangnya Pengarang pada istilah: Alam tara


(Di makna: Tidakkah kamu perhati). Di hakikat sifat kreatif dan
akliah yang tinggi mesti terwujud pada diri sebelum teori di
wajah furqan hendak dicari.
(b):Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Kaifa khalaqallaahu saba samaawaatin tibaaqaa (Di makna:
Bagaimanakah Allah menjadikan langit tujuh bertingkat-
tingkat). Di hakikat susunan langit di alam kabir ada
persamaan susunannya dengan alam saghir).
(c):Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Wajaalal qamara fiihinna nuura. Wajaalas syamsa siraajaa.
(Di makna: Dia-lah menjadikan bulan bercahaya dan
menjadikan matahari dirupa pelita). Di hakikat dua benda yang
menjadi isyarat tamsiliah di gambaran penyuluh kepada
kedudukan sesuatu yang hendak dicari dan ditentukan.
(d):Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Wallaahu ambatakum minal ardhi nabaata (Di makna:
Demikianlah diaturkan Allah (seumpama barang di langit) pada
tumbuh-tumbuhan di bumi). Di hakikat sebarang kedudukan
benda di langit pasti akan memiliki persamaan dengan
susunan barang yang ada di bumi. Termasuklah susunan
barang pada sebatian tumbuhan yang dipisahkan.

Rumusan di peringkat satu:


Ternyata dapat dirumuskan bahawa kedudukan special
mass yang hendak dicari pasti ditunjuk oleh barang tujuh (7)
dan ianya diatur di rupa bertingkat-tingkat secara menegak
atau diatur secara melintang dengan dua (2) barang (Di sifat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


96 Muqaddimah

bulan dan matahari) terbentuk menjadi penunjuknya. Di


suasana ketika ini Pengarang masih samar tentang kedudukan
susunan sebenarnya.
Namun begitu oleh kerana Pengarang telah faham
bahawa pada setiap satu-satu ayat Al Quran itu pasti akan
diterangkan oleh ayat-ayatnya pada konsep Al Quran mentafsir
Al Quran. Maka dengan tidak semena-mena terlintaslah di
kepala Pengarang tentang satu ayat berikutnya. Yakni ayat:
(Surah:67: Al Mulk:3-5) yang membuat Pengarang boleh
melangkah ke langkah kedua pembentukan teori.

Langkah Dua: Lihatlah bayangan isyarat cara untuk


menzahirkan rupa hala tuju dan matlamat yang dibentang oleh
ayat (Surah:71:Nuh:15-17) yang terletak pada ayat pilihan
kedua. Iaitu ayat: (Surah:67: Al Mulk:3-5) yang boleh dikaitkan
dengan ayat pertama.

Kaedah Pemerhatian:
Di saat ini Pengarang ternampak satu ayat di dalam
Surah:67: Al Mulk :3-5, yang mempunyai daya kaitan bagi
membolehkannya mentafsirkan ayat: (Surah:71: Nuh:15-17):

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 97

Allazii khalaqa saba samaawaatin tibaaqa. Maa taraa fii


khalqirrahman min tafaawut. Farjiil basara hal taraa
minfutuur. Thummarjiil basara karrataini yanqalib ilaikal
basaru khaasi an wahuawa hasiir. Walaqad zayyannas
samaa adduniyaa bimasaabiiha wajaalnaaha rujuumal
lissyayaatiin Wa atadnaa lahum azaabas sa iir.
Dialah (Allah) yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Tidaklah sekali-kali kamu melihat pada
ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang. Adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang?. Kemudian
pandanglah sekali lagi nescaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-
bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami
sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-
nyala.
Surah:67: Al Mulk:3-5

Di mana secara mudah, pengertian ayat ini boleh


membawa Pengarang membayangkan kepada lima (5)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


98 Muqaddimah

kedudukan perkara yang boleh membawa Pengarang ke


langkah ketiga pembentukan teori.
(a): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Allazii khalaqa saba samaawaatin tibaaqaa ( Di makna: Dialah
yang mencipta tujuh langit berlapis-lapis). Di erti kedudukan
special mass yang dicari wajib diisyaratkan oleh satu benda
yang teratur tujuh (7) lapis. Sama ada kedudukannya menegak
atau mendatar.
(b): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Maataraa fii khalqirrahmaani min tafaawut. (Di makna: Tidaklah
sekali-kali kamu melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah suatu yang tidak seimbang). Yakni diisyaratkan pada
suasana kedudukan barang tujuh (7) tetap stabil secara fitrah
dan tidak berubah. Meskipun pada mana kes yang bersabit
dengannya.
(c): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Farjiil bashara hal taraa min futuur. (Di makna: Maka lihatlah
berulang-ulang. Apakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang). Maka untuk menentukan kedudukannya. Al Quran
mengarah agar dilihatkan secara berulang kali. Di suasana
barang tujuh (7) berkedudukan stabil dan boleh dibilang secara
terang.
(d):Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Thummar jiil bashara karrataini yanqalib ilaikal basharu
khaasian wahuwa hasir (Di makna: Kemudian pandanglah
sekali lagi nescaya penglihatan mu akan kembali kepada mu
dengan tidak menemukan sesuatu yang cacat. Dan
penglihatanmu pun dalam keadaan payah). Di makna apabila

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 99

terlihatnya barang tujuh (7). Maka lihatlah pula barang dua (2).
Di suasana terwujud kedudukan semacam di rupa tiga segi (Di
maksud lihat dua barang terpelanting ke tubuh). Di hakikat
barang yang berisyaratkan tubuh itu adalah sebenar-benar
special mass yang di cari.
(e): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Walaqad zayyannas samaa addunyaa bimashaabiiha
wajaalnaahaa rujuumal lisyayaatiin wa atadnaa lahum
azaabassaiir. (Di makna: Sesungguhnya Kami hiaskan langit
yang dekat dengan bintang-bintang. Dan Kami jadikan bintang-
bintang itu alat pelempar syaitan. Dan Kami sediakan bagi
mereka seksa yang menyala-nyala). Di maksud barang tujuh
(7) yang diperkatakan itu berwajah semacam bintang.
Kedudukannya di bawah. Sedangkan barang dua berwajah
bulan dan matahari berada di atas di kedudukan di hujung
barang tujuh (7) menegak (90-L) seperti yang diisyaratkan
pada istilah: Pelempar Syaitan di makna penawar kepada
penyakit (Di isyarat syaitan itu penyakit) yang bergerak lurus
lagi menegak atau mendatar.

Rumusan di peringkat dua:


Bahawasanya barang tujuh (7) yang dicari bagi
mengisyaratkan kedudukan sebenar special mass itu berada
secara teratur di bahagian bawah sedang barang dua (Di
isyarat bulan dan matahari) berada di atas di hujung barang
tujuh (7) menegak ke atas pada kedudukkan 90 darjah L
Sistem dengan menegaskan bahawa pada setiap special
mass yang dicari itu sebenarnya adalah penawar kepada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


100 Muqaddimah

penyakit seperti yang diisyaratkan oleh kalimah ayat:


Wajaalnaahaa rujuumal lisyayaatiin. (Dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan). Justeru itu di
kala ini ayat Surah:55: Ar Rahman:5-8 pula akan
memperjelaskannya lagi keterangan yang diisyaratkan oleh
ayat kedua (Surah:67: Al Mulk:3-5).

Langkah Tiga: Lihatlah isyarat gambaran amthal yang


dinyatakan di dalam ayat pilihan ketiga yang boleh dikaitkan
dengan ayat kedua.
Maka di saat ini terlintas di fikiran Pengarang tentang
ayat yang ada kaitan dengannya bagi membolehkannya
mentafsirkan ayat: (Surah:67: Al Mulk:5-8):

Assyamsu walqamaru bihusbaan. Wannajmu


wassyajaru yasjudaani. Wassamaai rafaahaa
wawadhaal miizaan. Allaa tatghaufil miizaan.
Matahari dan bulan (beredar) dengan perhitungan.
Rumput dan pohon tunduk. Langit ditingginya dan
diadakan timbangan. Supaya kamu tidak teraniaya
dalam pertimbangan.
Surah:55: Ar Rahman:5-8.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 101

Di mana di makna yang mudah, Pengarang boleh


membayangkannya pada tiga (3) kedudukan yang boleh
membawa Pengarang ke langkah membuat rumusan
terhadapnya pembentukan teori berkenaan:
(a): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Assyamsu wal qamaru bihusbaan (Di makna matahari dan
bulan bergerak dengan hitungan). Di makna barang dua (2)
yang berwajah bulan dan matahari adalah tempat perhitungan
penentuan special mass yang dicari dengan syarat barang
sebatian tumbuhan yang menjadi sample dipusing seumpama
dipusing bulan di dalam pengaruh magnetik matahari dalam
menyatakan bumi.
(b): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Wannajmu wasyajaru yasjudaan (Di makna: Rumput-rumput
dan pohon-pohon tunduk). Di makna di suasana yang sama
jualah berlaku pada sebatian tumbuhan yang diceraikan. Di
mana ianya harus dipusing dalam pengaruh magnetik
sehingga terarcanya gambaran barang tujuh (7) dan barang
dua (2) serta Special Mass yang dicari (di wajah bumi).
(c): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Wassamaai warafaahaa wawadhaal miizaan (Di makna:
Langit ditinggikanNya dan diadakanNya neraca perimbangan).
Di makna special mass tetap berada di bahagian atas.
Letaknya di hujung hitungan barang tujuh di kedudukan tegak
(90 darjah L) membetuli barang dua (bulan dan matahari) di
arca rajah tiga segi di bawah terdekat di tengah-tengah
kedudukan isyarat barang dua (bulan dan matahari) serta

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


102 Muqaddimah

membetuli barang ke tujuh di hujung garis mendatar yang


dibentuk oleh barang tujuh.
(d): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Allaa tatghau fil miizaan (Di makna: Supaya kamu tidak
teraniaya dalam pertimbangan). Di makna ianya hendaklah
dihitung pada kiraan:2:4:1:2 L sistem dan tidak boleh dihitung
dengan cara yang lain dan muktamad.

Langkah Empat: Buatlah rumusan dari extract


cantuman tiga perkara yang terdapat di dalam ayat-ayat
pilihan.

Rumusan Keseluruhan:
Di mana rupa special mass yang hendak dicari yang
dihasilkan oleh satu-satu sebatian tumbuhan yang diceraikan
boleh dihitung menerusi gambaran 2:4:1:2 L System yang
dizahir menerusi extract wajah gambar yang terhasil dari
pusingan magnetik (Mesin direka khas).

Langkah Lima: Rangka kata-kata teori di rupa tamsiliah


ruhul maani makna gabungan rangkaian ayat. Di maksud
bentangan wajah fitrah kenyataan rupa furqan dari gabungan
pengertian ayat-ayatnya:

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:71: An Nuh: 15-17)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 103

satu teori di bidang Bio-Chemisty (Natural


Products) yang berbunyi:
Each specialty of mass of Bio-Nature will be
occured under the arrangement conducted
by nine stars (Called Code Nine Stars L
System: 2.4.1.2.) in righteous equilibrium
coordinate.
This theory named: Nine Stars Theory (Dr.
Halo-N -2009).

Langkah Enam: Buat penilaian di sudut keberkesanan


fitrahnya di wajah sebuah teori yang bersifat natural
kejituannya.

Penilaian Terhadap Teori:


Penilaian terhadap rangka teori di atas adalah benar
dan sahih. Di hakikat kejituan naturalnya ternyata dan tidak
boleh dipertikaikan oleh manusia yang berilmu lagi waras.
Berdasarkan Firman Allah Taala pada ayat: (Surah:55: Ar
Rahman:9). Maka demikianlah teori Al Quran ini dibuat
adanya.

Langkah Tujuh: Bawa diuji di makmal sains moden


atau diuji secara praktikal di lapang sasar yang sebenar:

Teori ini selanjutnya telah dibuat uji kajian lanjutan oleh


Y.Bhg. Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi. Ph.D, FASc .
Seorang pakar tersohor dalam bidang Sains Natural Products
merangkap Fellow Akademi Sains Malaysia melalui satu kajian

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


104 Muqaddimah

dan penyelidikan khas bersama pembantunya Puan Hanita


Omar. M.Sc (2009).

Catitan:
Pengesahan Teori:
Teori ini telah pun disahkan Bahawasanya Theory: Nine Stars Halo-N ini
kesahihannya oleh persidangan The telah disahkan kebenaran dan kesahihannya
1st Kamphaengsaen International
Natural Products Symposium oleh Y.Bhg. Profesor Datuk Dr. A. Hamid A.
Bangkok, Thailand 23-24 Oktober Hadi. Ph.D, FASc melalui satu kajian khas yang
2010 dan International Convention
of Natural Products Penang, dilakukan oleh beliau bersama pembantunya
Malaysia 10-12 Disember 2010 dan
Puan Hanita Bt Omar. M.Sc (Sila rujuk surat
diperakui sahihkan oleh Malaysia
Journal of Pharmaceutical pengiktirafan Profesor Datuk Dr. A. Hamid A.
Sciences (Suppliment No.1 ISSN
Hadi. Harap maklum.
1675 7319 2010).
Harap maklum.
Sila rujuk muka surat belakang.

Keempat: Pembentukan Teori Al Quran


Menerusi kaedah: Mantiq Bashaairul alam

Adapun kaedah mantiq: Bashaairul Alam adalah satu


kaedah pembentukan teori dan formula Al Quran berasaskan
sumber tamsiliah penghuraian mantiq satu-satu amthal
kejadian alam atau amthal kisah peristiwa yang dizahirkan oleh
satu-satu ayat Al Quran.
Kemudian tamsiliahnya dibandingkan dengan
kedudukan rupa dan aturan fitrah semula jadi sesuatu kejadian
atau pada kedudukan situasi keadaan fitrah dunia yang dapat
dilihat penghuraiannya di sudut hujung jatuh effect dan impact
ruhul maninya yang boleh menatijahkan terlahirnya satu-satu
kesimpulan susunan kata atau formula fitrah yang berupaya
dijadikan pedoman fitrah penerokaan ketinggian akliah, ilmu
dan hikmah kepada manusia dalam mendayung hidup dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 105

kehidupan mereka di muka bumi selari dengan kehendak ruhul


maani pengertian ayat: (Surah:32: As Sajdah:17) dan
pengertian ayat: (Surah:6:Al Anaam:104).
Sesungguhnya teori Al Quran di peringkat ini
melibatkan gabungan rangkaian ayat-ayat (Synergetic verses).
Di mana ianya lebih bersifat teori dari extract makna Mantiq Al
Ayaan dari gabungan bentangan kejadian alam atau peristiwa
kisah-kisah perlakuan manusia atau dari kisah asbaabun nuzul
yang terdapat pada beberapa ayat tertentu yang diberi
tumpuan terhadapnya.
Di suasana sifat kreatif dan ketajaman mata hati anak
cucu dalam menterjemah furqan Al Aayah hendaklah terwujud
pada diri sendiri. Di hakikat diri yang lembab dengan ingatan
hafazan Al Quran yang sedikit dan lembab dalam
mentakwilkan peristiwa akan menggagalkan usaha
penghasilan furqan teori dan formula di peringkat ini.
Oleh itu bagi tujuan membentuk teori Al Quran di
peringkat ini anak cucu hendaklah memberi perhatian mata
hati dan sifat kreatif diri anak cucu kepada lima (5) perkara:
(i): Lihat makna satu-satu ayat di wajah hala tuju effect
dan impact dari kejadian alam dan peristiwa yang terletak pada
ayat pilihan pertama yang dijadikan asas pembentukan teori.
(ii): Lihat bayangan sebab dan musabbab kenapa
terjadinya kejadian alam itu dan peristiwa itu dalam
menzahirkan effect dan impact yang boleh dijadikan tauladan
dan sempadan kepada manusia secara natural yang terletak
pada ayat pilihan kedua yang boleh dikaitkan dengan matlamat
pengertian ayat pertama.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


106 Muqaddimah

(iii) Lihat bayangan akibat atau natijah ayat yang boleh


dikaitkan dengan peristiwa yang digambarkan oleh ayat pilihan
ketiga yang boleh dikaitkan dengan matlamat pengertian ayat
kedua.
(iv): Buatlah rumusan dari extract cantuman tiga
perkara yang terdapat di dalam tiga ayat-ayat pilihan.
(v): Rangka kata-kata teori di rupa tamsiliah ruhul
maani makna ayatnya. Di maksud bentangan hujung jatuh
kesan atau impak dari pengertian ayatnya.
(vi): Buat penilaian di sudut keberkesanan fitrahnya di
wajah sebuah teori yang bersifat natural kejituannya.

Sebagai contoh:
Dalam menghasilkan sebuah teori di bidang ilmu Sains
Pendidikan berbunyi:
Dunia banyak terkeliru dalam menimbang
dan menilai di antara nasihat dan hasutan,
apabila hasutan menjelma di rupa nasihat
di wajah kembar seiras yang payah untuk
dibezakan.

Di mana dalam konteks ini Pengarang telah mengguna


pakai tiga (3) ayat Al Quran sebagai Synergetic Verses bagi
memenuhi kehendak aturan dalam menzahirkan teori tersebut
seperti langkah yang tertera di bawah:

Langkah Satu: Lihat makna ayat di wajah hala tuju dan


matlamat ayat yang terletak pada satu ayat pilihan pertama
yang menjadi ayat asas pada pembentukan teori.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 107

Tujuan dan hala matlamat pencarian:


Mencari jalan fitrah yang berwajah teori di sudut ilmu
pendidikan tentang kekeliruan manusia dalam membezakan
rupa di antara hasutan dan nasihat untuk diguna pakai oleh
manusia sejagat dalam kehidupannya seharian.
Maka di suasana ini terilham di fikiran Pengarang
tentang ayat: (Surah:7:Al Araaf:20) yang menceritakan tentang
kisah Nabi Adam a.s digoda oleh Iblis agar mencari jalan
supaya dia dan isterinya (Hawa) tidak dihantar ke muka bumi
dan dapat tinggal di syurga dengan nikmat yang ada. Satu
perisitwa tercetusnya sejarah kisah buah khuldi yang
ditegahkan oleh Tuhannya:

Lalu dari situ terlintas di fikiran akan ayat:

Fawaswasa lahumassyaitaanu liyubdiyalahumaa


maawuuriya anhumaa min sau aatihma Waqaala maa
nahakumaa rabbukumaa anhaazihissyajarati illaa
antakuunaa malakaini au takuunaa minal khaalidiin.
Lalu Iblis memperdayakan kedua-duanya supaya
terbuka kedua-dua kemaluannya yang tertutup. Serta ia
berkata: Tiadalah Tuhan mu melarang menghampiri

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


108 Muqaddimah

pohon itu melainkan supaya jangan kamu menjadi


malaikat (raja) atau tetap kekal di dalam syurga.
Surah:7: Al Araaf:20

Kaedah Pengarcaan Teori Al Quran


(Peringkat: Mantiq Bashaairul Alam)
(Surah:7: Al Araaf:20).

Di mana pada makna yang mudah, terbayang di fikiran


Pengarang akan tiga (3) yang boleh membawa Pengarang ke
langkah terbentuknya teori daripadanya:
(a): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Fawaswasa lahumassyaitaanu liyubdiya lahumaa maa wuriya
anhumaa min sau aatihma. (Di makna: Iblis ingin menggoda
Adam suami isteri dengan cara menjatuh maruahnya di taraf
sebaik-baik kejadian menjadi hina).
(b): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Waqaala maa nahakumaa rabbukumaa anhaazihis syajarati
illaa antakuunaa malakaini au takuunaa minal khaalidiin. (Di
makna: Kata Iblis: Tuhan kamu melarang kamu dari
menghampiri pokok khuldi. Tidak lain tujuannya kecuali bagi
menentukan kamu tidak kekal dalam syurga ini. Jika kamu
mahu kekal dalam syurga. Maka makanlah buah khuldi itu).

Rumusan di peringkat satu:


Telah terbayang hujung jatuh Iblis dalam menyatakan
perlakuannya. Namun kehalusan seni kepentingan yang
terzahir dari kemunasabahan kata-kata Iblis membuat Adam

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 109

terlepas pandang terhadap muslihat jahat Azazil itu di


hadapannya. Dan kedudukan ini dinyatakan oleh ayat:
Surah:20: Tahaa:120) yang boleh dikaitkan dengan ayat
pertama (Surah:7: Al Araaf:20).

Langkah Dua: Lihat bayangan sebab dan musabbab


kenapa terjadinya peristiwa dalam menzahirkan effect dan
impact yang boleh dijadikan tauladan dan sempadan kepada
manusia secara natural yang terletak pada ayat pilihan kedua
yang boleh dikaitkan dengan matlamat ayat pertama.

Sebab berlakunya peristiwa:


Lantaran Adam termakan pendapat Iblis berasaskan
kemunasahan dari pendapat malaikat yang pernah rapat
dengan Tuhan dan telah menjadi penghuni syurga sebegitu
lama. Pandangan seumpama diterima oleh Adam a.s. Lalu di
sini terlintas di fikiran Pangarang akan ayat yang dapat
mentafsirkan lagi ayat (Surah:20: Tahaa:120):

Fawaswasa ilaihis syaitaanu Qaala yaa Aadamu hal


adulluka alaa syajaratil khuldi wamulkin laa yablaa.
Kemudian syaitan membisikkan fikiran jahatnya dengan
berkata: Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepada
kamu pohon khuldi (sesiapa yang memakan buahnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


110 Muqaddimah

Nescaya kekal dalam syurga) dan kerajaan yang tidak


akan binasa.
Surah:20: Taaha:120

Di mana pada makna yang mudah telah


membayangkan kepada Pengarang pada tiga (3) perkara yang
boleh membawa Pengarang melangkah membuat rumusan
terhadapnya:
(a): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Fawaswasa ilaihis syaitaanu. (Di makna Iblis cuba
mempengaruhi Adam dengan kata-kata menariknya).
(b): Terpandangnya Pengarang pada isyarat istilah:
Qaala yaa Aadamu hal adulluka alaa syajaratil khuldi
wamulkin laa yablaa. (Di makna: Kata Iblis: Aku akan tunjuk
pokok khuldi. Satu pokok di mana kalau buahnya dimakan.
Kamu akan kekal di syurga dengan kamu akan bersifat
sebagai raja dengan nikmat yang ada).

Rumusan di peringkat dua:


Iblis telah mula berjaya mempengaruhi Adam a.s di
wajah kata-katanya dan diterima oleh Adam a.s sebagai
nasihat. Satu kata-kata Iblis seperti yang dinyatakan oleh ayat:
(Surah: 7: Al Araaf:21).

Langkah Tiga: Lihat ayat ketiga yang menzahir


kenyataan akibat dari peristiwa kenyataan pada ayat kedua.
Di suasana ketika ini rupa hasutan mula dinyatakan oleh
Iblis dengan Iblis mendakwanya kata-katanya itu sebagai

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 111

nasihat dirupa dirinya sebagai penasifat di saat diri Adam


terdesak menerima nasihat Iblis, tanpa menilaikannya sebagai
hasutan dari musuhnya yang diberitahu oleh Tuhan di awalnya
(Surah:7:Al Araaf:22). Dari situ terlintas di fikiran Pengarang
akan satu ayat yang boleh mentafsirkan ayat (Surah:
20:Tahaa:20):

Waqaasama humaa innii lakumaa laminan naasihiin


Dan bersumpahlah syaitan terhadap keduanya (Adam
dan Hawa). Sesungguhnya aku memberi nasihat
kepada kamu.
Surah:7: Al Araaf:21

Langkah Empat: Buatlah rumusan dari extract


cantuman hala tuju tiga perkara yang terdapat di dalam tiga
ayat-ayat pilihan di atas.

Rumusan:
Banyak berlakunya kekeliruan manusia terhadap kata-
kata. Di kedudukan terkelirunya manusia dalam menilai mana
satu hasutan dan mana satu yang dikatakan nasihat.
Sesungguhnya peristiwa semacam ini boleh berlaku akibat
manusia terlupa akan musuhnya yang dikenalinya selama ini
dengan terabainya ingatan diri tentang musuh tetap musuh
yang sentiasa mengintai dan mencari kelemahan untuk
dijatuhkannya. (Surah:7: Al Araaf:22).
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
112 Muqaddimah

Langkah Lima: Rangka kata-kata teori di rupa tamsiliah


ruhul maani makna ayatnya. Di maksud bentangan hujung
jatuh kesan atau impak dari pengertian ayatnya. Dan bagi kes
ini pembentukan kata-kata teori dibuat seperti di bawah:

Penerokaan Teori Al Quran


(Surah:7: Al Araaf:20).
Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan dan
Sains Kemasyarakatan yang berbunyi:

Dunia banyak terkeliru dalam menimbang


dan menilai di antara nasihat dan hasutan,
apabila hasutan menjelma di rupa nasihat di
wajah kembar seiras yang payah untuk
dibezakan.

Bincang-bincanglah.

Langkah Enam: Buat penilaian di sudut keberkesanan


fitrahnya di wajah sebuah teori yang bersifat natural
kejituannya.
Teori ini benar-benar berwajah natural dan ianya
sememang boleh berlaku pada bila-bila masa di sepanjang
perjalanan hidup manusia di dunia adanya. (Rujukan: Intipati
perbincangan dengan para penyemak catitan ini). Malah ianya
diperkuatkan lagi dengan Firman Allah Taala:
(Surah:20:Tahaa:88), seperti mana hasutan yang dilakukan
oleh Musa As Samiri terhadap kaum Musa a.s di rupa nasihat
yang menjahnamkan.
Wallahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 113

ADAB MEMBACA AL FATHUN NAWA

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


114 Muqaddimah

ADAB MEMBACA AL FATHUN NAWA

Muqaddimah Aturan Membaca Catitan


Al Fathun Nawa
Sebelum membaca buku catitan ini, anak cucu
dinasihatkan agar memohon keizinan Pengarang untuk
membacanya. Maka bagi tujuan ini katakanlah:
Pengarang.
Kami memohon izin untuk membaca buku catitan ini.
Moga-moga ianya diberkati Tuhan adanya.
Al Fatihah.
Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
Allaahummaj alni bisultaanil aziim. Warahmatullil
aalamiin. Wabaraktu fiisyaiin aziim. Wabaraktu fiisyaiin
kun fayakuun.

Dan kemudian bacalah catitan ini.

Nota: Sebagai Tanda Restu Pengarang:


Pengarang doakan moga-moga ianya bermunafaat dan
diberkati adanya.
- Allahumma zidnii ilman. Wanuurillahil laaziina
yuriidubih. Wayulqii ilaihi fathunnawaa.
Maayuriiduka ilman wanuurika sultanan ajabaa.
Waftahlii wa alaihaa shuduuri washuduurihaa
birahmatika yaa arhamar Raahimiina.
Walhamdulillahi rabbil aalamin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 115

Aturan Peringkat Pertama


Membaca Teks Tanpa Membaca Catitan

Di peringkat ini anak cucu dinasihatkan agar membaca terus


teks perbincangan dari satu peringkat ke satu peringkat tanpa
menoleh kepada sebarang catitan yang berada di sepanjang
perbincangan. Ini bermakna catitan hanya elok dilihat dan
diperhatikan setelah keseluruhan satu-satu bab (Malam Muka
x) buku catitan ini dibaca.
Cara membacanya adalah dicadangkan seperti berikut:

1. Sebelum anak cucu membaca catitan ini. Maka anak


cucu dikehendaki terlebih dahulu membaca
muqaddimah dan konsep penulisan catitan ini. Ini
bertujuan agar anak cucu tahu tujuan dan matlamat
penulisan serta dapat pula memahaminya secara lebih
tepat tentang matlamatnya.

2. Baca biarlah dengan perlahan (jangan sekali-kali baca


laju). Bacalah sepatah demi sepatah pada penerangan
dan huraian yang dibuat. Ini bertujuan agar pemahaman
boleh terbentuk serta dapat diterima oleh fikiran dan hati
untuk memahami pada setiap penerangan dan huraian
yang dibuat.

3. Bacaan hendaklah dibuat menerusi konsep baca


dengan hati. Yakni baca dengan niat untuk memahami
secara jelas akan penerangan dan huraian yang dibuat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


116 Muqaddimah

agar kemanisan, lemak, sedap, faham terlekat di hati


dan di fikiran akan keindahan khazanah pengertian
bentangan Al Quran.

4. Bacalah dengan niat untuk mendapat gambaran furqan


(rupa atau ingredient perubahan dan pembaharuan)
yang boleh terhasil dari bentangan ayat-ayat Al Quran.

5. Bacalah dari satu perenggan ke satu perenggan


(janganlah sekali-kali baca secara lompat-lompat) dan
apabila habis baca satu-satu perenggan hendaklah
berhenti seketika bagi membolehkan hati dan fikiran
menghadamkan bacaan (digest ingredient of reading).
Kemudian teruskanlah ke perenggan yang lain dan
demikianlah seterusnya.

6. Doalah kepada diri sendiri agar diilhamkan Allah dengan


satu-satu ilham pengertian yang lebih mendalam serta
digambarkanNya furqan dari bacaan di rupa rahmat dan
petunjuk daripadaNya. Maka katakanlah: Allahumma
zidnii ilmaa (Wahai Tuhanku tambahkan ilmu
kepadaku) Sebanyak tiga (3) kali.

Aturan Peringkat Kedua


Membaca Teks Bersama Catitan
Di peringkat ini anak cucu dinasihatkan agar membaca
teks bersama catitan yang disediakan dan cara membacanya
adalah dicadangkan seperti berikut:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 117

1. Bacalah teks perbincangan di awalnya, sebelum isi


kandungan catitan dibaca. Langkah ini dibuat bagi
membolehkan anak cucu mengaitkan isi teks
perbincangan dengan isi catitan yang dibuat.

2. Bacalah catitan itu secara langsung. Di makna untuk


mengerti akan maksud dan pengertian terhadap ayat
yang dibentangkan. Langkah ini dibuat bagi
memperkuatkan lagi pemahaman terhadap
perbincangan yang dibuat.

Perhatian: Dimaklumkan di sini bahawa, ada


jua terdapat ulasan pada catitan yang dibuat
pada seimbas lalunya, terlihat ianya tidak
sekali-kali mempunyai jalinan dan kaitan
dengan perbincangan. Namun begitu ianya
benar-benar berkait apabila pengertiannya
dilihat pada lapisan berikutnya.

3. Sebaik sahaja satu-satu point catitan dibaca. Maka


bacalah sekali lagi terjemahan ayat yang
diterangkan oleh catitan berkenaan. Ini bertujuan
agar pemahaman terhadap terjemahan ayat dan catitan
dapat dikaitkan secara jelas serta difahami secara lunak
di suasana hati mudah dan tenang menerimanya.

4. Sebaik sahaja satu-satu catitan dibaca. Maka renunglah


seketika agar terlahirnya di hati dua (2) perkara. Satu:
Terlahirnya pemahaman terhadap satu-satu ayat seperti
yang dibincangkan. Dua: Terlahirnya satu-satu bentuk

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


118 Muqaddimah

ilham tersendiri yang tertumbuh pada akal dan hati. Lalu


memungkinkan terserlahnya pemahaman dan rupa
furqan di sudut luasnya lautan ilmu Al Quran.

5. Buatlah perbincangan dengan para ahli Al Quran agar


perbincangan yang dibuat akan memantapkan lagi
pemahaman. Malah akan tertumbuhnya furqan dan
pemahaman baru yang lebih jitu lagi relevan. Demi
kesejahteraan dan kemajuan kehidupan adanya.

Aturan Peringkat Ketiga


Membincang Dan Mengkaji Catitan

Pada peringkat ini anak cucu dinasihatkan agar


membuat kajian terhadap butiran catitan-catitan yang terdapat
di dalam buku catitan ini. Ini bertujuan bagi membolehkan anak
cucu mendalami lagi isi kandung satu-satu ayat yang
diperbincangkan dan cara membacanya adalah seperti berikut:

1. Di peringkat awal membaca catitan. Perhatikanlah


dahulu tajuk utama catitan tersebut. Sama ada ianya
tergolong di dalam kumpulan klasifikasi ayat: Al Aayah
atau Al Bayan atau Al Burhan dan seumpamanya. Ini
bertujuan bagi membolehkan anak cucu memfokuskan
pemikiran ketika melihat huraiannya kepada
matlamatnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 119

2. Di peringkat kedua membaca catitan. Dengan menoleh


kepada pengertian terjemahan ayat catitan yang
diperbincangkan. Maka bacalah point catitan itu satu
persatu dan di peringkat ini janganlah sekali-kali
anak cucu menoleh atau memberi perhatian terhadap
ayat nota Al Quran yang disediakan (bertanda -
Surah:x:xxx:xx). Maka sebaik saja habis pointnya
dibaca. Sila berhenti seketika, bagi membolehkan diri
menggerakkan fikiran sendiri dalam memahami
keterangan catitan yang diberi. Malah seelok-eloknya di
ketika ini buatlah perbahasan dengan diri sendiri agar
tertumbuhnya lagi kejituan pengertian yang lebih baik
dan lebih mendalam dari apa yang disuara-gerakkan
oleh Pengarang.

3. Di peringkat ketiga membaca catitan. Bagi maksud


kajian dan pemahamannya secara yang lebih alim lagi
dewasa. Maka dengan berpandukan kepada pengertian
penterjemahan ayat catitan yang dibincangkan. Bacalah
sekali lagi point-point catitan itu satu persatu dengan
bertindak menoleh atau mengambil kira terhadap
ayat nota Al Quran seperti yang disediakan (bertanda -
Surah:x:xxx:xx), Lalu berpandukan kepada pengertian
terjemahan ayat nota Al Quran itu sepenuhnya
(Bertanda Nombor Ayat) atau pada pengertian
terjemahan makna pada ayat nota berkaitan di wakaf
jaiz-nya (bertanda Jim) atau pada terjemahan makna
pada ayat berkaitan di wakaf mutlaq-nya (Bertanda

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


120 Muqaddimah

Thaa) atau pada maknanya yang berkenaan. Maka


perluaskanlah lagi makna dhomir-makni
perbincangannya itu mengikut keluasan dan kedalaman
ilmu yang ada di dada anak cucu.

Perhatian: Di peringkat ini anak cucu


dinasihatkan agar menyediakan sebuah buku
terjemahan Al Quran yang sedia dijual dalam
pasaran. Ini bertujuan bagi memudahkan anak
cucu merujuk ayat nota Al Quran yang disentuh
oleh perbincangan. Harap maklum.

4. Sebaik saja habis point catitan dibaca. Berhentilah


seketika, bagi membolehkan diri menggerakkan fikiran
sendiri dalam memahami secara lebih mendalam
tentang efek dan impak kaitan ayat nota Al Quran atau
suku-kata ayat nota Al Quran berkenaan di sudut
kerelevanannya dengan keterangan catitan yang diberi.
Malah di ketika ini buatlah perbahasan dengan diri
sendiri agar tertumbuhnya lagi kejituan pengertian yang
lebih baik dan lebih mendalam dari apa yang
disuarakan oleh Pengarang.

Aturan Peringkat keempat


Membaca peta minda

1. Pada peringkat ini anak cucu hendaklah pula


meruangkan masa untuk melihat dan mengkaji butiranbutiran
yang tercatit dalam peta minda. Satu kajian ringkas hendaklah
dibuat apabila anak cucu merenung hujung jatuh natijah peta

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 121

minda yang dirangka. Malah di masa yang sama anak cucu


seharusnya membuka minda sendiri berasaskan ilmu yang ada
di dada dengan menzahirkan satu pemahaman yang lebih
luas, mendalam lagi berkesan dari apa yang diwar-warkan oleh
pengarang.
2. Pada peringkat ini jua anak cucu patutlah jua menoleh
kepada ruang Dhabit istilah. Satu catitan berwajah peta minda
yang sengaja dibuat oleh pengarang bagi membolehkan anak
cucu merangka pemahaman secara logik, sistematik dan
empirical dengan huraian tersendiri di wajah luas sempitnya
ilmu yang tersimpan di dada.
3. Sementara itu di peringkat ini juga anak cucu
luangkanlah sedikit masa untuk melihat ruang Dhabit renungan
dan lirik lagu yang sengaja disediakan. Agar ianya boleh
dijadikan bahan siulan, tauladan dan sempadan.

Aturan Peringkat Kelima


Menghafaz ayat perbincangan

Akhir qalam, bertindak hafazkanlah ayat-ayat yang


diperbincangkan agar pengetahuan dan maklumat yang
diperolehi dapat dijadikan bahan ilmu. Malah dapat pula
diutarakan ke dalam majlis-majlis perbincangan di hakikat
terbentuknya rupa para ilmuan yang bersikap ingin berkongsi
pandangan dan menguatkan keimanan. Selamat Membaca.
Moga-moga tertumbuh keberkatan darinya.

Pengarang.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


122 Muqaddimah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 123

AYAT-AYAT UTAMA PERBINCANGAN

DI JILID 1

BUKU AL FATHUN NAWA

Mengikut susunan ayat-ayat yang terdapat pada Muka Surat.


Kitab Al Quraanul Kariim. Sebanyak Lima (5) Muka Surat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


124 Muqaddimah

Muka Surat: 1 Al Quran


Surah: Al Fatihah: Ayat 1 -7

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 125

Muka Surat: 2 Al Quran


Surah: Al Baqarah : Ayat 1-5

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


126 Muqaddimah

Muka Surat: 3 Al Quran


Surah: Al Baqarah:6-16

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 127

Muka Surat:4 Al Quran


Surah: Al Baqarah:17-24

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


128 Muqaddimah

Muka Surat:5 - Al Quran


Surah: Al Baqarah:25-29

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 129

KEY WORD
HIDUP. DENGAN. NAMA. TUHAN. KE ARAH .
NIKMAT. REDHA. SEJAHTERA.

Nota Ingatan:
Penulisan dimulakan pada: 15hb November 2007.
Dan disiapkan pada:28hb Disember 2010.
(Semakan Kali Kesepuloh).
Semakan sesudah penyemakan dan penilaian dibuat oleh Para Penyemak
dan Penilai.
Moga-moga diberkati. Amin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


130 Muqaddimah

KANDUNGAN
PENTAFSIRAN AYAT-AYAT AL QURAN

Nomor Topik Halaman


1 BAB 1 Malam Muka Satu 1

1.1 Usulan Pertama 2


Langkah Mendiversifikasikan Ilmu al-Qur'an:
Menggali Furqan dari Khazanah al-Qur'an
1.2 Konsep Iqra' Tuhan Ada di Sisi 7
(al-Fatihah ayat 1-7)

1.3 Tingkatan dalam Bentuk Pertama - Baca Dengan 20


Pertanyaan

1.4 Tingkatan dalam Bentuk Kedua - Baca Bersama 25


Pengertian

1.5 Tingkatan Dalam Bentuk Ketiga 98


Baca dengan Mendefinisikan Ayat

1.6 Tingkatan Dalam Bentuk Keempat 122


Baca dengan Mendefinisikan Istilah

1.7 Tingkatan Dalam Bentuk Kelima 162


Baca dalam Konteks Pemahaman Sehari-hari

1.8 Tingkatan Dalam Bentuk Keenam 230


Baca dalam Konteks Pemahaman Tersirat

2. BAB 2 Malam Muka Dua 319

2.1 Usulan Kedua 320


Langkah Mendiversifikasikan Ilmu al-Qur'an
Menampakkan Prinsip, Falsafah, Konsep, Ide,
Pendidikan dan Hikmah dari Lautan al-Qur'an
2.2 Al-Qur'an Sumber Furqan 321
(al-Baqarah ayat 1-5)

2.3 Tingkatan Dalam Bentuk Pertama - Baca Dengan 324


Pertanyaan

2.4 Tingkatan dalam Bentuk Kedua - Baca Bersama 328


Pengertian
2.5 Tingkatan dalam Bentuk Ketiga 456
Baca dengan Mendefinsikan Ayat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 131

2.6 Tingkatan dalam Bentuk Keempat 469


Baca dengan Mendefinisikan Istilah

2.7 Tingkatan dalam Bentuk Kelima 547


Baca dalam Konteks Pemahaman Sehari-hari

2.8 Tingkatan dalam Bentuk Keenam 560


Baca dalam Konteks Pemahaman Tersirat

3. BAB 3 Malam Muka Tiga 597

3.1 Usulan Ketiga: 598


Langkah Mendiversifikasikan Ilmu al-Qur'an
Melahirkan Teori dan Formula al-Qur'an
3.2 Kelompok Sembilan Sama Saja 600
(al-Baqarah ayat 6 -16)

3.3 Tingkatan dalam Bentuk Pertama - Baca dengan 602


Pertanyaan

3.4 Tingkatan dalam Bentuk Kedua - Baca Bersama 611


Pengertian

3.5 Tingkatan dalam Bentuk Ketiga 683


Baca dengan Mendefinisikan Ayat

3.6 Tingkatan dalam Bentuk Keempat 711


Baca dengan Mendefinisikan Istilah

3.7 Tingkatan dalam Bentuk Kelima 750


Baca dalam Konteks Pemahaman Sehari-hari

3.8 Tingkatan dalam Bentuk Keenam 813


Baca dalam Konteks Pemahaman Tersirat

4. BAB 4 Malam Muka Empat 873

4.1 Usulan Keempat 874


Langkah Mendiversifikasikan Ilmu al-Qur'an
Langkah Mewujudkan Bentuk Penafsiran:
Baca. al-Qur'an. Terlihat. al-Furqan
4.2 Permainan Dipermainkan 878
(al-Baqarah ayat 17-24)

4.3 Tingkatan dalam Bentuk Pertama - Baca Dengan 878


Pertanyaan

4.4 Tingkatan dalam Bentuk Kedua - Baca Bersama 888


Pengertian

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


132 Muqaddimah

4.5 Tingkatan dalam Bentuk Ketiga 932


Baca dengan Mendefinisikan Ayat

4.6 Tingkatan dalam Bentuk Keempat 947


Baca dengan Mendefinisikan Istilah
4.7 Tingkatan dalam Bentuk Kelima 997
Baca dalam Konteks Pemahaman Sehari-hari

4.8 Tingkatan dalam Bentuk Keenam 1012


Baca dalam Konteks Pemahaman Tersirat

5. BAB 5 Malam Muka Lima 1049

5.1 Usulan Kelima 1049


Langkah Mendiversifikasikan Ilmu al-Qur'an
Melahirkan Pakar Penafsir al-Qur'an
5.2 Setiap Penciptaan Menghasilkan Furqan 1051
(al-Baqarah ayat 25-29)

5.3 Tingkatan dalam Bentuk Pertama - Baca dengan 1052


Pertanyaan

5.4 Tingkatan dalam Bentuk Kedua - Baca Bersama 1062


Pengertian
5.5 Tingkatan dalam Bentuk Ketiga 1117
Baca dengan Mendefinasikan Ayat

5.6 Tingkatan dalam Bentuk Keempat 1133


Baca dengan Mendefinisikan Istilah

5.7 Tingkatan dalam Bentuk Kelima 1142


Baca dalam Konteks Pemahaman Sehari-hari

5.8 Tingkatan dalam Bentuk Keenam 1154


Baca dalam Konteks Pemahaman Tersirat

6. Teori al-Qur'an dalam Bidang Natural Products 1186

7. Masalah dan Kajian 1298

8. Penghargaan 1308

9. Indeks Istilah 1317

10. Index Peta Pemikiran 1318

11. Indeks Ayat al-Qur'an 1323

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Muqaddimah 133

Peringatan:

Anak cucu diingatkan


agar membaca dahulu matlamat dan konsep
penulisan serta cara dan adab membaca Al
Fathun Nawa.

Harap Maklum
Pengarang.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


134 Muqaddimah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Satu 1

MALAM MUKA SATU

KONSEP IQRA TUHAN DI SISI

1 hingga 7

Surah Al-Fatihah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


2 Malam Muka Satu

Cadangan Pertama:
Langkah Mendiversifikasikan Ilmu Al Quran

Menggali Furqan Dari Khazanah Al Quran

Terdengar suara dari semua arah. Menyeru umat agar


menggali dan mendalami Al Quran. Seruan seumpama
bergema di mana-mana saja. Sejak dahulu sampailah ke hari
ini. Malah tidak lekang diucap dan diperkatakan. Satu seruan
yang bersifat jemputan hanyut yang tidak ditentukan arah
kejituan matlamat yang perlu dituju oleh seseorang di kala
timbulnya keinginan pada diri untuk menterjemahkan erti
seruan menggali dan mendalami apa yang dinamakan Al
Quran.
Lantaran rupa seruan seumpama terus terwujud dalam
keadaan para cendekiawan Islam jua masih terpinga-pinga
mencari arah penentuan rupa matlamat terhadap seruan yang
dibuat. Kekosongan terus terjadi di jiwa umat berzaman. Di
kedudukan umat Islam semacam diletakkan di bawah
pengaruh gambaran air di padang pasir di suasana letih dan
kehausan untuk menikmati rupa kecanggihan dan kemanisan
Al Quran yang disuarakan.
Sesungguhnya dilema seperti ini tidaklah seharusnya
dibiarkan berpanjangan. Satu-satu langkah ke arah
menentukan kejituan rupa istilah menggali dan mendalami Al
Quran hendaklah didefinasi dan diformulakan secara tepat
agar seruan yang dibuat tidak disifatkan oleh generasi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 3

mendatang sebagai seruan yang diwar-warkan oleh


cendekiawan tiong yang dididik oleh Fakulti Kerengga
Universiti Gagak. Di hakikat mulut hanya tahu berkata di sifat
belakang parang yang tidak pernah mengenal erti batu
pengasah.
Maka bagi maksud ini, adalah dicadangkan agar istilah
menggali dan mendalami Al Quran, ditentukan pada tiga (3)
sudut. Pertama: Mendalami Al Quran di sudut bacaan dan
peraturan membacanya. Kedua: Mendalami tentang hukum
hakam yang ditentukan oleh Allah melaluinya. Ketiga:
mendalami, mencari dan menggali sumber-sumber furqan
yang terwujud di dalamnya. Agar rupa furqan yang terlahir
dapat diguna pakai secara langsung di dalam kehidupan dunia
seharian. Di wajah umat yang bermaruah, berilmu, kreatif dan
inovatif.
Sesungguhnya di konteks pertama dan kedua. Usaha-
usaha ke arahnya telah pun rancak dibuat. Malah telah
menjelma sebagai satu budaya. Namun apakah ianya cukup
untuk menyerlahkan erti menggali dan mendalami Al Quran. Di
hakikat mulut gatal terus melaung kata. Di dalam Al Quran
semuanya ada. Malah disumbatkan ke telinga. Bangsa lain
pun maju kerana menggali Al Quran.
Persoalannya di sini. Apakah sebenarnya yang hendak
digali dan apakah pula yang hendak didalami?. Satu persoalan
yang jarang ditimbulkan oleh para cendekiawan agar
terhasilnya satu jawapan yang boleh menggambarkan rupa
hasil kebenaran seruan. Di makna jika telaga digali dan telaga
didalamkan. Nescaya matlamat gelas basah di daratan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


4 Malam Muka Satu

menjadi kenyataan dengan tekak hilang kehausan di wajah


terzahirnya air di rupa sebuah furqan.
Inilah sebenarnya kekusutan yang perlu dipecahkan
agar natijah erti menggali dan mendalami Al Quran dapat
membuahkan furqan yang boleh dimunafaatkan oleh umat di
kedudukan terarcanya wajah Ummul Kitab di erti rezeki,
nikmat, rahmat dan kesejahteraan. Justeru itu, langkah
mentafsirkan Al Quran di sudut terhasilnya furqan hendaklah
diberi tumpuan dengan mengembangkan galakan kepada para
cendekiawan di semua bidang, mentafsir Al Quran di bidang-
bidang tertentu di suasana terwajahnya rupa umat di makna
bebas dan merdeka di dalam berilmu.
Sesungguhnya ingatlah, sikap meletakkan harapan
kepada ilmu kerengga untuk menggali dan mendalami furqan
kemanisan sebiji rambutan dari tangkai yang dikerumuni di
dahan tidak mungkin terjadi. Lantaran doktrin dan retorik yang
dipusakakan tidak akan membenarkan kalangan kerengga
menajamkan muncungnya untuk menembusi kulit merah sebiji
rambutan. Maka disuasana inilah kumpulan keluang (orang
luar) mengambil kesempatan merangkul semua buah dan
kemanisan yang ada bagi menggemukkan mereka di situasi
kerengga berauthoriti terus menunjuk mata merah. Jika
terdapat di kalangannya yang ingin mengopek makna yang
bernama isi.
Justeru itu soal doktrin dan persoalan retorik yang
dikaitkan dengan petua dan kaedah pendekatan lama dalam
ilmu dan berilmu hendaklah dikaji semula agar terbentuknya
ruang bagi para cendekiawan sejagat membentuk peluang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 5

membolehkan mereka menunjuk kebolehan di rupa mengambil


bahagian dalam usaha mencari dan menggali ilmu dan hikmah
yang tersimpan di dalam khazanah lautan Al Quran.
Sesungguhnya ingatlah akan kenyataan bahawa satu-satu
perubahan dan pembaharuan (furqan) tidak akan menjadi
kenyataan. Jika persoalan retorik di rupa penghalang tidak
berjaya direlevankan. Di hakikat bangsa akan terus dijajah di
lingkungan tembok yang tiada penghujung di wajah malam
yang tidak akan mengenal erti mentari siang. Lantaran itu
adalah menjadi tanggungjawab para cendekiawan di semua
bidang memberanikan diri tampil ke muka masyarakat
menunjuk kebolehan di dada masing-masing mengopek dan
mengulas timbunan isi furqan Al Quran agar Al Quran tidak lagi
berwajah pohon balak di belantara disanjungi dan dijajah oleh
sekumpulan makhluk berwajah manusia, di suasana sekeping
papan terjemahan furqan belantara tidak mungkin terzahir
daripadanya. Sesungguhnya ingatlah anak cucu, bahawa
keldai itu tetap keldai. Meskipun beribu tahun bertimbunnya
kitab di belakangnya:

Mathalullaziina hummiluttauraata thumma lam


yahmiluuhaa kamathalilhimaari yahmilu asfaaraa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


6 Malam Muka Satu

Bisamathalul qaumillaziina kazzabuu bi aayaatillahi.


Wallahu laayahdil qaumazzaalimiin.
Seumpama orang yang dipikulkan Taurat kepadanya
(Dierti supaya mengamal, mengkaji isinya). Kemudian
mereka tidak memikulnya (tidak cuba
memunafaatkannya). Mereka adalah seumpama keldai
yang memikul kitab. Inilah sejahat-jahat contoh bagi
kaum yang mendusta ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak
sekali-kali menunjuki kaum yang zalim.
Surah:62:Al Jumaah:5

Wallahu alam.

Dr. Halo-N

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 7

MALAM MUKA SATU

KONSEP IQRA TUHAN DI SISI


(Al Fatihah: Ayat 1 - 7)

Pendahuluan

Daku mula catitan ini dengan Ayat: Iqra bismirabbikal


lazii khalaq. Ayat yang pertama diturun dan diwahyukan oleh
Allah s.w.t kepada Nabi Muhammad s.a.w. Satu ayat yang
berupa key word kehidupan manusia di dalam mengharungi
hidup di alam kehidupan sebagai hamba (Aabidin) yang
beribadat kepadaNya di wajah Khalifah Allah di muka bumi.
Satu key word falsafah dan konsep kehidupan: Iqra .
bismi . rabbika . allazii . khalaq - (Bacalah . Dengan. Nama .
Tuhan . menjadikan . engkau) di hakikat:

Iqra bismi rabbikal lazii khalaq. Khalaqal insaana min


alaq. Iqra warabbukal akramul lazii allamabil qalam.
allamal insaana maalam yalam.
Bacalah Dengan Nama Tuhan yang menjadikan
Engkau. Mencipta manusia dari segumpal darah. Dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


8 Malam Muka Satu

bacalah, sesungguh Tuhan engkau itu Maha amat


pemurah. Mengajar (manusia menulis) dengan pena.
Mengajar manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.
Surah:96: .Al Alaq:1-5

Lalu kemudiannya. Key word: Iqra . Bismi . Rabbika .


Allazii . Khalaq - ini dihurai dan diterjemahkan lagi olehNya ke
dalam satu bentuk kata-kata abstrak yang dibentangkanNya
melalui Ayat Tujuh di dalam Surah Al Fatihah. Dan selanjutnya
dikembangkanNya lagi akan keterangan dan pengajaranNya
itu dengan caraNya yang tersendiri di wajah sebuah kitab yang
bernama Al Quran di hakikat FirmanNya:

Walaqad aatainaaka sab am minal mathaani wal


quraanal aziim.
Sesungguhnya Kami turunkan kepada engkau tujuh
ayat (Al Fatihah) yang berulang kali (dibaca) dan
(kemudiannya dilanjutkan pengajarannya di wajah
sebuah kitab) Al Quran yang mulia.
Surah:15: Al Hijr: 87

Catitan: (Surah:15: Al Hijr:87)


Klasifikasi Ayat Al Bayan (Punca konsep dan
Idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa semua keterangan ayat-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 9

Dhabit Istilah
ayat di dalam Al Quran adalah bermatlamat
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 15: At Hijr:87) untuk menghurai rupa arah tuju dan matlamat
asal yang digariskan oleh tujuh (7) ayat: Surah
Menerangkan ruhul maani
akan hakikat bahawa semua ayat- Al Fatihah di rupa Al Fatihah sebagai: The
ayat Al Quran yang terkandung di
abstract document of Noble Al Quran.
dalam Satu Ratus Empat Belas
(114) surah terkumpullah ianya di Kedua: Berikutan dengan itu. Ingatlah
dalam tujuh (7) ayat Surah: Al
anak cucu, sebaik sahaja anak cucu membaca
Fatihah. Dan semua ayat-ayat di
dalam Surah: Al Fatihah itu mana-mana ayat Al Quran. Maka anak cucu
terkumpullah ianya di dalam ayat:
kenalah tanya secara spontan kepada diri
Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
sendiri, sekurang-kurangnya satu soalan.
Dan ayat: Bismillahir
Tanyalah: Ayat ini hendak menerangkan ayat
Rahmaanir Rahiim itu terkumpullah
ianya pula di dalam kalimah: mana di dalam Al Fatihah?. Apakah ianya jatuh
Bismillah. Bagi menatijah
pada ayat pertama atau ayat kedua atau ayat-
ternyatanya rupa: Iqra
bismirabbika. (Surah: 96: Al ayat selanjutnya. Mudah-mudahan dengan
Alaq:1); Di hakikat hidup itu
langkah tersebut akan tertimbullah ilham dan
sebenarnya berteraskan prinsip dan
falsafah: Iqra bismirabbikallazii pengertian tersirat terhadap makna dan
khalaq. Satu prinsip dan falsafah
kehendak hujung jatuh satu-satu ayat yang
awal diturunkan Tuhan kepada
Junjungan Muhammad s.a.w dibaca. Fikir-fikirlah di hakikat Al Fatihah itu
adanya. Kaji-kajilah.
adalah Ummul Quran.

Maka berikutan dengan itu terzahirlah sebuah kitab


yang bernama Al Quran yang menghuraikan ayat-ayatnya di
dalam bahasa Arab untuk mereka yang ingin berilmu dan
mendalaminya.
Di hakikat:

Kitaabun fussilat ayaatuhuu Quraanan arabiyal liqaumin


yalamun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


10 Malam Muka Satu

Inilah kitab yang menghuraikan ayat-ayatnya menerusi


bacaan bahasa Arab untuk kaum yang ingin berilmu
(mengetahuinya)
Surah:41: Fussilat:3

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 41 : Fusshilat: 3)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 41: Fusshilat:3) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep Al Quran
Menerangkan ruhul maani
makna ayat kepada tiga (3) perkara: kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan makna
istilah kalimah ayat: Kitaabun fusshilat menerangkan konsep Al Quran sebagai sebuah
(Kitab yang menerangkan). Di kitab yang akan menerangkan sendiri ayat-
maksud bahawa Al Quran itu adalah
sebuah kitab yang perlu dihurai ayat- ayatnya. Di makna Al Quran menerangkan Al
ayatnya. Sebuah kitab yang perlu di- Quran. Di hakikat satu-satu ayat akan didefinasi
abtrak dan di-extrakkan ayat-ayatnya.
Jika furqan, yakni unsur-unsur atau diperjelaskan lagi oleh ayat-ayat Al Quran
pembaharuan dan hikmah yang yang lain di rupa penjelasan yang jelas (mudah
terkandung di dalamnya hendak
ditayangkan kepada kenyataan dipelajari) lagi tidak perlu diragui. (Surah: 54: Al
kehidupan manusia. Qamar: 32).

Dua: Menerangkan makna Kedua: Ayat ini secara jelas


istilah kalimah ayat: Kitaabun fusshilat menerangkan konsep Al Quran sebagai sebuah
aayaatuhuu (Inilah kitab yang
menerangkan ayat-ayatnya). Di kitab yang disediakan Tuhan semesta alam
makna Al Quran itu adalah susunan kepada orang-orang berilmu dan orang yang
ayat-ayat wahyu yang diterima oleh
Junjungan Muhammad s.a.w yang hendak berilmu. Malah ianya telah cukup bagi
dikitabkan (Surah:52: Al Thur:2-3). kaum aabidiin. (Surah:21: Al Anbiyaak:106).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
Di mana ayat-ayat di dalam
kitab ini berupaya menghuraikan ayat- menerangkan konsep Al Quran sebagai sebuah
ayatnya sendiri tanpa memerlukan
sumber lain untuk menghuraikan kitab yang disampaikan dalam bahasa
ayat-ayatnya (Surah:21: Al Anbiyaak: Arab.(Surah:26:Asy Syuaraak:192-197). Satu
106) yang sengaja diturunkan di rupa
bacaan dalam bahasa Arab pada bahasa yang dipilih oleh Allah Taala menjadi
makna kalimah istilah ayat: Quraanan medium (pembawa) ingredient furqan.
arabiyyan (menerusi bacaan bahasa
Arab). (Surah:13: Ar Rad:37). Maka lantaran itulah jua
seorang bangsa Arab dipilih olehNya menjadi
Tiga: Menerangkan makna
istilah ayat: Liqaumin yalamuun RasulNya. Iaitu Nabi Muhammad s.a.w
(Bagi kaum yang hendak berilmu). Di (Surah:41: Fussilat:44). Lalu dikedudukan
makna huraian ayat-ayat Al Quran
berupaya menghasilkan ilmu dan sebeginilah menjuruskan terlahirnya keperluan
hikmah apabila ayat-ayatnya dihurai penterjemahan bahasa pada Al Quran terutama
tafsirkan. Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 11

bagi mempermudahkan lagi pembelajarannya


kepada kalangan muslim berbangsa ajam
(bangsa bukan Arab) agar pengajaran dan
furqan di dalamnya dapat diserlah dan
dimunafaatkan.
Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat yang
malas itu tetap malas dan yang keras itu
keraslah jua. Di suasana Al Quran tetap jua
tidak dikaji dan diteliti. (Surah:47:
Muhammad:24). Meskipun ianya diturunkan
Allah dalam bahasa bangsanya. (Surah: 26:
Asy Syuaraak:198-201).

Di wajah sebuah kitab yang bersifat Al Furqan (kitab


penjana perubahan dan pembaharuan) yang tersimpan di
dalamnya ingredients Furqan (rupa perubahan dan
pembaharuan) yang bersifat punca yang boleh memajukan
manusia dan bumi keseluruhannya.
Di hakikat:

Tabaarakallazii nazzalal furqaana alaa abdihi liyakuuna


lil aalamiina naziiraa.
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Al
Quran - di dalamnya tersimpan ingredients perubahan
dan pembaharuan) kepada hambaNya, agar ianya
menjadi tumpuan (peringatan) kepada seluruh alam.
Surah:25:Al Furqan:1

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


12 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:25: Al Furqan:1)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah 25: Al Furqan:1)
idea). Ayat ini menerangkan konsep tujuan dan
Menerangkan ruhul maani matlamat Al Quran diturun kepada manusia
pada kenyataan bahawa Al Quran itu
diturunkan kepada seluruh manusia. melalui Junjungan Besar Muhammad s.a.w
Tidak kira ianya kafir atau muslim. Di agar ianya menjadi tumpuan sekalian alam
hakikat umat Islam tidak boleh secara
mutlak memperakui Al Quran itu (manusia) pada tiga (3) perkara:
adalah khusus bagi mereka. Pertama: Menjadikan Al Quran
Sebaliknya terimalah kenyataan
bahawa Al Quran adalah milik sejagat. sebuah kitab bacaan yang bersifat zikrullah
Milik Jin dan manusia keseluruhannya (mengingati Allah) yang berupaya mengubat
selari dengan tujuan Muhammad s.a.w
diutuskan. (Surah:17: Al Israak: 82) dan menenangkan hati
manusia. (Surah:10:Yunus:57).
Sesungguhnya ketahuilah
bahawa Al Quran itu bagai mentari.
Ianya adalah milik sejagat. Cahayanya Kedua: Menjadikan Al Quran sebagai
boleh menerangi sesiapa yang
dikehendakinya. Lantaran sinarnya Ummul Kitab yang berupaya menghasil dan
tetap memancar dan menyuluh menzahirkan punca furqan kepada penjanaan
seluruh pelosok alam kecuali pada
mana-mana gua dan lautan dalam tamaddun kehidupan manusia. (Surah:43: Az
yang tertutup pintunya. Zukhruf: 4).

Maka begitulah hal dengan Al Ketiga: Menjadikan Al Quran sebagai


Quran. Cahayanya tetap akan punca pedoman dan petunjuk kepada manusia.
menyuluh hati manusia kecuali
manusia itu sendiri mengunci hatinya. (Surah:27: An Naml:77). Di mana di dalamnya
(Surah:47: Muhammad:24). Oleh itu tertulisnya asas-asas peraturan (hukum) hidup
bukakanlah Al Quran itu kepada
manusia. Galakkanlah Al Quran di yang perlu dipatuhi oleh manusia di sepanjang
baca oleh manusia. Lantaran Islam hayatnya di muka bumi di atas sifatnya sebagai
tidak akan kuat kerana pokok kayu.
Tetapi Islam akan kukuh kerana aabidin dan khalifah Allah di muka bumi.
manusia menganutnya. Kaji-kajilah (Surah:3: Ali Imran:138). Fikir-fikirlah.

Di wajah Al Quran yang mengandungi ingredients


furqan yang perlu dikaji, dihurai dan diterjemah, berdasarkan
hakikat terwujudnya konsep dan falsafah-falsafah kehidupan di
dalam ayat-ayatnya. Sama ada di wajah ayat-ayat yang
berbentuk Al Aayah, Al Bayan, Al Burhan dan Al Furqan.
Di suasana kedudukan ayat-ayat yang bersifat Al
Aayah akan menzahirkan rupa prinsip dan falsafah kehidupan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 13

Apabila ayat-ayatnya diteliti dan dicungkil rahsianya di rupa


abstrak makna maknawinya.
Berdasarkan konsep:

Walaqad anzalnaa ilaikum aayaatin mubayyinaatin


wamathalan minallaziina khalau minqablikum wamau
izatan lil muttaqiin.
Sesungguhnya Kami turunkan kepadamu beberapa ayat
yang terang (punca prinsip dan falsafah kehidupan) dan
contoh tauladan dari orang yang terdahulu sebelum
kamu dan pengajaran bagi orang yang taqwa.
Surah:24: An Nur:34

Catitan: (Surah:24: An Nur:34)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip orang
taqwa. Di mana mereka akan menunjukkan
sikap sensitivitinya kepada dua (2) perkara:
Pertama: Mereka sentiasa bersikap
sensitif terhadap ayat-ayat Al Quran dengan
menjadikannya sebagai pengajaran dan
panduan yang berupaya mengubah dan
memajukan hidupnya. (Surah:47:Muhammad:2)
Kedua: Mereka teramat sensitif
terhadap sejarah dan perihal kisah orang-orang
yang terdahulu darinya. Di suasana barang
yang baik dijadikannya tauladan dan barang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


14 Malam Muka Satu

yang buruk dijadikannya sempadan.


(Surah:12:Yusuf:111) Demikianlah hidup dan
cara mengarcakan hidup yang perlu diwarnakan
agar terzahirnya erti selamat ketika hidup,
selamat ketika dimatikan dan selamat ketika
dibangkitkan. (Surah:19: Maryam:15). Fikir-
fikirlah.

Sedangkan dalam pada itu, ayat-ayat yang bersifat Al-


Bayan berupaya pula menzahirkan rupa konsep dan idea
kehidupan yang boleh memajukan manusia. Di kala satu-satu
ayatnya dikaji dan cungkil akan rahsianya. Berdasarkan
konsep:

Arrahmaanu allamal Quraan. Khalaqal insaana


Allamahul bayaan.
Arrahmaan. Mengajar Al Quran (membaca). Menjadikan
manusia (insan). Mengajarkan kepadanya Al Bayan
(Punca konsep dan idea kehidupan).
Penerokaan Teori Al Quran Surah:55: Ar Rahman:1-4
(Surah: 55: Ar Rahman:1-4).

Mendesignkan teori Al
Catitan: (Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Quran yang berbunyi:
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Kebenaran teramat jelas bahawa
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Al Quran itu bukannya milik Islam.
Sebaliknya Islam itulah milik Al manusia pada empat (4) perkara:
Quran.
Pertama: Ayat ini secara jelas
Bincang-bincanglah. Di hakikat Islam menerangkan konsep tujuan dan matlamat
itu tetap tertakluk kepada Al Quran.
(Surah:25: Al Furqan:30).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 15

Dhabit Khas. kenapa manusia dizahirkan dengan isyarat


Menerangkan Ruhul Maani kalimah: Khalaqal insan (menjadikan manusia).
(Surah:55: Ar Rahman:1-4).
Di makna hidup dalam sehari-hari hendaklah
Menerangkan ruhul maani diarahkan kepada tujuan dan matlamat diri
isyarat ayat kepada empat (4)
perkara: dizahirkan dan tiada matlamat lain daripada itu.
(Surah:6: Al An aam:165).
Al Quran Di rupa Mukjizat
Kedua: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan isyarat menerangkan konsep bahawa dalam hidup
istilah: Ar Rahmanu allamal quraan
(Ar Rahmaan. Mengajar Al Quran). Di seharian Al Quran dan didikannya hendaklah
mana bila sebut sahaja Ar Rahman, dijadikan panduan dan petunjuk. (Surah:22: Al
semua orang tahu bahawa sifat
Tuhan inilah yang bersifat Maha Hajji:54) serta furqan yang terdapat padanya
Pemurah yang memberi makna hendaklah digali, di wajah diri dirupa orang yang
kehidupan kepada manusia di dunia.
Satu sifat yang memberi rezeki. Satu berilmu. Jika hidup di muka bumi hendak
sifat yang mengarcakan kemajuan diertikan dengan istilah berjaya di dua masa.
manusia. Satu sifat yang
mentamaddunkan manusia di muka Duniawi dan akhrawi. Seperti yang diisyarat oleh
bumi. kalimah: Wamaa yaqiluhaa illal aalimuun -
Maka di atas sifatNya inilah
Tuhan mengajar Al Quran. Sifat inilah (Dan tidak akan berfikir kecuali orang-orang
yang mengajar Al Furqan. Sifat inilah berilmu) (Surah:29: Al Ankabuut:43).
yang mengajar ummul kitab yang
sengaja didatangkanNya kepada Ketiga: Ayat ini secara jelas
manusia untuk memboleh manusia menerangkan konsep kepada manusia bahawa
maju dalam kehidupannya di muka
bumi di wajah perniagaan dua alam. Tuhan yang bernama Al Rahman adalah Tuhan
Duniawi dan akhrawi. pemberi rezeki, nikmat dan rahmat untuk
Sesungguhnya Al Quran itu
adalah satu mukjizat agung yang menzahirkan kesejahteraan di dalam hidup. Lalu
dikurniakan oleh Allah kepada berusaha dan berdoalah kepadaNya. Seperti
manusia menerusi pesuruh agungNya
Junjungan Muhammad s.a.w. Satu yang diisyarat kalimah: Qulid ullaaha awid
kitab petanda kesempurnaan di urrahman. (Berdoa dengan Allah atau dengan
peringkat permulaan taraf tamaddun
kehidupan manusia di muka bumi. Al Rahman - Surah:17: Al Israak:110).
Satu kitab yang Keempat: Ayat ini secara jelas
mengisyaratkan tanda garis pemulaan
bagi manusia baru di musim Al Quran menerangkan konsep bahawa pada setiap kerja
merentasi alam kebolehan ilmu dan yang hendak dibuat oleh seseorang hendaklah
keupayaan manusia dahulu
(Surah:24:An Nur:34) sebagai based- dibuat berasaskan kepada konsep dan idea yang
mark permulaan kesempurnaan terancang (Surah:94: Al Insyiraah:5-8). Dan
tamaddun dan cara-gaya hidup yang
diiktiraf dan diredhai oleh Tuhan jangan sekali dibuat secara melulu. Malah jauh
semesta alam. (Surah:5: Al dari itu ianya hendaklah ditaup-kaitkan dengan
Maidah:3). Di wajah terzahirnya istilah
sejahtera yang dinamakan sejahtera. konsep matlamat kejadian manusia (Surah:6: Al
(Surah:19: Maryam:15). Anaam:165). yang dilandaskan dengan didikan
... Bersambung di m.s:28
Tuhan (Al Quran) dengan harapan pertolongan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


16 Malam Muka Satu

dari Tuhan yang bersifat Al Rahman diperolehi


pada setiap masa di sepanjang hayat di muka
bumi. Fikir-fikirlah.

Di hakikat ianya akan menzahir petunjuk dan pengajaran


bagi mereka yang bertaqwa. Seperti Firman Allah Taala:

Haaza bayaanun linnaasi wahudan wamauizatul lil


muttaqiin.
Al Quran ini adalah Bayan (punca konsep dan idea
kehidupan) bagi manusia. Menjadi petunjuk dan
pengajaran bagi orang bertaqwa.
Surah:3: Ali Imran:138

Catitan: (Surah:3: Ali Imran:138)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini secara jelas menerangkan
bahawa terwujud dan terlahirnya punca konsep
dan idea dari Al Quran yang berupaya
membangunkan manusia di sudut kehidupan
dan tamaddun selari dan serelevan
perkembangan zaman. Fikir-fikirlah.

Pada hakikat dan kenyataan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 17

Faqad jaa akum bayyinatun mirrabbikum wahudan


warahmah.
Maka sesungguhnya telah datang kepada kamu
Bayyinat daripada Tuhan kamu serta (menjadi punca)
petunjuk dan rahmat
Surah:6: Al An aam:157

Dan sementara itu ingatlah. Bagi ayat-ayat yang bersifat


Al Burhan. Tidak kurang jua peranannya. Di mana pada ayat-
ayat di maqam ini ianya tetap berperanan melahirkan rupa
pendidikan dan akliah keilmuan (hikmah) untuk diguna pakai
oleh manusia di dalam kehidupan seharian.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Yaa ayyuhannaasu Qadjaa akum burhaanum


mirrabbikum wa anzalnaa ilaikum nuuram mubiinaa.
Wahai manusia. Sesungguhnya telah datang kepada
kamu Burhan (Punca fitrah pendidikan dan hikmah) dari
Tuhan kamu. Dan telah Kami menurunkan kepada
kamu cahaya (penunjuk jalan) yang menerangi.
Surah:4: An Nisaak:174

Catitan: (Surah:4: An Nisaak:174)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


18 Malam Muka Satu

Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


idea). Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep matlamat pendidikan. Di mana
pendidikan itu adalah satu proses menitik.
Setitik demi setitik ingredient petunjuk dan
maklumat bagi membolehkan tertumbuhnya
akal dan terbukanya pintu fikiran yang boleh
menatijahkan seseorang manusia berjaya
menterjemah punca furqan dan mengenal diri
sendiri (Surah:30:Ar Rum:8). Maka lantaran
itulah pendidikan disifatkan oleh Allah sebagai
cahaya kepada manusia. Fikir-fikirlah di hakikat
Burhan adalah cahaya pembimbing manusia
untuk mengenal erti hidup. Mengenal erti maju
dan bertamaddun serta mengenal Tuhan dan
diri sendiri.

Dan manakala bagi ayat-ayat Al Quran yang bersifat Al


Furqan, merupakan ayat-ayat yang membayang dan
mewujudkan wajah-wajah furqan. Yakni rupa perubahan dan
pembaharuan yang berupaya merubah nasib manusia dan
memajukan manusia di muka bumi. Di wajah manusia maju
dan bumi berubah di hakikat terzahirnya rupa tamaddun dan
kemanusiaan. Di makna terarcanya erti Hayyaa alassolah -
Hayya alal falaah. Di hakikat Firman Allah Taala:

Syahru ramadhaanallazii unzila fiihil quraanu hudan


linnaasi wabayyinaatin minal hudaa wal furqaan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 19

Pada Ramadhan yang diturunkan Al Quran. Petunjuk


bagi manusia. Dan Bayyinat (Punca konsep dan idea
kehidupan) dari petunjuknya dan Furqan (rupa
perubahan dan pembaharuan).
Surah: 2: Al Baqarah:185

Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah:185)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep Al Quran sebagai sebuah kitab yang
bersifat: Ummul Huda (ibu segala petunjuk). Di
mana dari petunjuknya akan terzahirnya punca
prinsip, falsafah, konsep dan idea (Bayyinat)
serta terpancarnya pula furqan (rupa perubahan
dan pembaharuan) daripadanya (Surah:43: Al
Zukhruf:3-4). Maka fikir-fikirlah di hakikat
manusia memerlukan agama dengan matlamat
untuk mendapat dan memiliki Tuhan yang
sebenar. Tuhan yang bersifat: Iyyakana budu
wa iyyaaka nastaiin. Yakni Tuhan yang
bersifat maiyyah pada konsep: Sembah Pasti
Ditolong. (Surah:1:Al Fatihah:5)

Justeru pada melihat akan banyaknya munafaat yang


tersimpan padanya. Maka di kesempatan ini Pengarang ingin
menyeru. Marilah sama-sama kita menerokai Al Quran agar
manis madunya. Harum lazatnya dapat dikecapi oleh kita di
sifat kita sebagai umat yang paling bertuah. Umat kepada
Junjungan Muhammad s.a.w - Penamat segala Nabi dan
Penjana furqan kemanusiaan dan dunia sejagat di rupa rahmat
kepada sekalian alam. Moga-moga Allah Taala memberkati
kita bersama adanya. Amin. Ya Rabbal alamiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


20 Malam Muka Satu

PERINGKAT DI WAJAH PERTAMA


BACA DENGAN SOALAN
(Malam Muka Satu)

Perhatian: Bagi catitan di peringkat ini.


Soalan-soalan akan dikemukakan dengan berpandukan kepada kenyataan pada
ayat pertama dan dijawab oleh ayat kedua dan soalan pada kenyataan ayat kedua
akan dijawab pula oleh ayat ketiga dan demikianlah seterusnya ianya dibuat. Ini
bertujuan bagi membolehkan anak cucu melihat betapa tersusunnya ayat-ayat Al
Quran disusunkan oleh para penyusun wahyu di masa dan di era pasca awal
zaman Rasulullah s.a.w.

Soalan dimulakan berasaskan kenyataan ayat yang


pertama yang diwahyukan oleh Allah s.w.t kepada Junjungan
Besar Muhammad s.a.w.

Kenyataan Asas Ayat (Al Alaq:1).

Iqra bismi rabbikal lazii khalaq.


Bacalah Dengan Nama Tuhan yang menjadikan Engkau
Surah: 96: Al Alaq:1

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Alaq:1)

Soalan: Maka, bagaimanakah cara membacanya?


Jawab: Bacalah dengan kata:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 21

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.


Dengan Nama Allah, Yang Amat Pemurah lagi Maha
Penyayang
Surah:1: Al Fatihah:1

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Fatihah: 1)

Soalan: Kenapakah kena kata begitu ?


Jawab: Memuji Allah, Tuhan kamu dengan berkata:

Alhamdulillaahi Rabbil alamiin.


Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian Alam.
Surah:1: Al Fatihah:2

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Fatihah: 2)

Soalan: Maka siapakah Dia Allah, Tuhan sekalian alam


itu ?
Jawab: Itulah Dia, diri zat yang bersifat:

Arrahmaanir Rahiim.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


22 Malam Muka Satu

Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


Surah:1: Al Fatihah:3

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Fatihah: 3)

Soalan: Lalu siapakah Dia sebenarnya - sehebat itu ?


Jawab: Dialah raja segala raja - Raja dalam kehidupan
kamu seharian:

Maaliki yaumiddiin.
Raja sehari-hari dalam penghidupan
Surah:1: Al Fatihah:4

Nota: Sila rujuk perbincangan selanjutnya.

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Fatihah: 4)

Soalan: Lantas kenapakah pula mustahaknya Dia pada


kita?
Jawab: Untuk kita berbakti kepadaNya dan mendapat
pertolonganNya dengan memperakukan kata:

iyyaaka na budu wa iyyaaka nastaiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 23

Kepada Engkau kami berbakti dan kepada Engkau kami


meminta pertolongan.
Surah:1: Al Fatihah:5

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Fatihah: 5)

Soalan: Baiklah. Pertolongan apa yang Dia boleh bagi


kepada kita ?
Jawab: Pertolongan yang paling berharga iaitu petunjuk
(hidayat) dan jalan untuk kehidupan dengan diajarkan olehNya
berkata:

Ihdinasshiraatal mustaqiim.
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
Surah:1: Al Fatihah:6

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Fatihah: 6)

Soalan: Bagaimanakah rupa jalan lurus - petunjuk


yang dimaksudkan itu ?
Jawab: Jalan Nikmat seperti yang dikurnia kepada
orang-orang terdahulu yang diredhai olehNya serta jalan
terhindarnya diri seseorang dari tergolong di kalangan orang-
orang yang dimurkai oleh Tuhannya di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


24 Malam Muka Satu

Shiraatallaziina anamta alaihim. Ghairil maghdhuubi


alaihim waladdhaaliin.
Jalan seumpama mereka yang Engkau berikan nikmat
dan tidaklah mereka itu di kalangan orang-orang
dimurkai dan disesatkan.
Surah:1: Al Fatihah:7

Wallaahu alam. Ya Rabbal aalamin.

Perhatian:
Soalan Pengarang kepada anak cucu.
Berpandukan cara soalan-soalan yang dibuat. Maka
apakah anak cucu dapat merasai bahawa susunan ayat-
ayat Al Quran (Surah:1: Al Fatihah:1-7) adalah satu
sususan ayat-ayat yang benar-benar tersusun, kemas
serta berkait rapat maknanya di antara satu dengan yang
lain sehingga membuat manusia mudah untuk
memahami Al Quran? Maka jika terasa. Bacalah Al
Quran. Kerana ianya adalah mukjizat agung dari Tuhan
semesta alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 25

PERINGKAT DI WAJAH KEDUA


BACA BERSAMA PENGERTIAN
(Malam Muka Satu)

Pengertian Ayat
Al Alaq: 1

Iqra bismi rabbikal lazii khalaq.


Bacalah Dengan Nama Tuhan yang menjadikan
engkau.
Surah: 96: Al Alaq:1

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Iqra ?
Jawab: Bacalah, peganglah, lihatlah, telitilah,
renunglah, kajilah, selidiklah dan lakukanlah agar diri terbentuk
dan tergolong di kalangan: Ulul Albaab. (Orang berfikiran
terbuka dan berfikir secara terbuka) atau di kalangan: Ulul
Absaar (Orang yang memiliki buah fikiran dan pandangan yang
bernas) atau di kalangan: Ahli Zikri - Azzaakirin (Orang yang
memiliki bidang ilmu dan kepakaran yang boleh ditumpangi
oleh orang lain) yang sentiasa bersifat sensitif untuk
mengetahui dan mendalami rahsia ketuhanan dan rahsia alam
sejagat dengan mengambil langkah menterjemahkannya ke
rupa discovery and invention di wajah terlahirnya rupa furqan
(perubahan dan pembaharuan) di kedudukan sikap,

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


26 Malam Muka Satu

pandangan, pendirian dan amalan para Azzaakirin (Orang


yang memiliki bidang ilmu dan kepakaran). Seperti yang
digambarkan oleh Allah dalam FirmanNya:

Allaziina yazkuruunallaaha qiyaaman waquuudan wa alaa


junuubihim. Wayatafakkaruuna fii khalqissamaawaati wal
ardhi. Rabbanaa maa khalaqta haazaa baatila.
Orang-orang mengingati Allah ketika berdiri, ketika duduk
dan ketika berbaring; Dan mereka memikirkan pada
kejadian langit dan bumi. Lalu berkata: Ya Tuhan kami:
Tidaklah sekali-kali Engkau jadikannya (sesuatu itu) sia-
sia.
Surah:3: Ali Imran:191

Catitan: (Surah:3:Ali Imran:191)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini memperjelaskan prinsip dan
falsafah kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
memperjelaskan prinsip makna maknawi ayat:
Innallaziina aamanuu waamilusshaalihaati
lahum ajrun ghairu mamnuun - Surah:41:
Fussilat :8) menerusi dua (2) kalimah ayatnya
bersama gambaran faedahnya:
Satu: Ayat ini secara terang
memperjelaskan makna pengertian istilah:
Allaziina amanuu Di makna (Sesungguhnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 27

Dhabit Istilah orang-orang yang beriman Surah:41:


Menerangkan Ruhul Maani Fussilat:8) menerusi pengertian makna kalimah
(Surah:3: Ali imran:191)
ayat: Allaziina yazkuruunallaaha qiyaaman
Menerangkan ruhul Maani waquuudan wa alaa junuubihim. Di mana
istilah kalimah ayat: Rabbanaa Maa
khalaqta haazaa baatilaa pada dua (2) manusia yang beriman itu adalah mereka yang
sudut: berjaya mengasuh dirinya mengingati Allah

Satu: Kalimah ayat ini adalah ketika berdiri, ketika duduk dan ketika
kalimah ayat Sains. Kalimah ayat yang berbaring. Di suasana tertumbuh pada hatinya
bersifat Sains. Di hakikat pada setiap
ahli Saintis sering bersikap mengintai perasaan teramat-amat kasih kepada Tuhannya
furqan yang terwujud pada setiap (Di maqam: Wallaziina aamanuu asyad
kejadian Tuhannya. Berfikir tentang
apakah furqan yang boleh dizahirkan duhubbal lillah - Surah:2: Al Baqarah:165).
oleh rahsia alam berkenaan. Berfikir Dua: Ayat ini secara terang
tentang munafaat dan faedah yang
boleh diguna pakai oleh manusia hasil memperjelaskan makna istilah: Waamilus
dari kewujudan furqannya. Dengan shaalihaat (Di makna rupa orang beramal
berakhir terlahirlah satu-satu rupa
furqan di rupa invention baru hasil dari soleh Surah:41:Al Fussilat:8) Disifatnya
daya kreatif dan inovatifnya. Satu sifat sebagai pengaslih muka bumi menerusi makna
dan satu sikap yang boleh mendorong
diri, masyarakat dan negari menjadi kalimah ayat yang menggambarkan pendirian
maju. sikap dan cara pemikiran seseorang di arca:

Dua: Kalimah ayat ini adalah Wayatafakkaruuna fii khalqissamaawaati wal


kalimah ayat Ekonomi. Satu kalimah ardhi. Rabbanaa maa khalaqta haazaa
ayat bersifat ekonomi. Di mana negeri
akan menjadi maju. Jika bangsa negeri baatila (Di makna mereka yang sentiasa
berkenaan sentiasa berfikir untuk memasang sikap berfikir tentang kejadian langit
menghasilkan produk baru dari furqan
yang terbentuk pada satu-satu kejadian dan bumi. Lalu berkata: Ya Tuhan kami:
Tuhannya. Tidaklah sekali-kali Engkau jadikannya sesuatu
Inilah satu kalimah ayat yang
berwajah serampang dua mata yang itu sia-sia). Lalu bertindak menterjemahkannya
menjuruskan falsafah dan prinsip: mengikut keupayaan ilmu dan teknologi yang
Berilmu Nampak di kalangan manusia
dan bangsanya yang ingin maju. Di ada padanya.
suasana daya sikapnya boleh merubah Tiga: Ayat ini secara terang
nasib bangsanya. Kaji-kajilah.
memperjelaskan faedah dan munafaat
Penerokaan Teori Al Quran. mengamalkan sifat: Aaamanuu
(Surah:3: Ali Imran:191).
waamilusshaalihat. Di mana jika kedua sifat
Satu-satu bangsa akan maju. Jika ini diamalkan dan diarcakan. Maka orang yang
dasar dan sistem pendidikan
bangsanya diasaskan kepada merit beriman dan beramal soleh tersebut akan
kebolehan dan keupayaan berfikir mendapat ganjaran munafaat yang tidak akan
warganya dengan menajamkan mata
dan pemikiran merungkai rahsia putus-putus seperti yang dinyatakan pada
khazanah alam yang terzahir di kalimah ayat: Lahum ajrun ghairu mamnuun.
keliling kehidupannya.
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


28 Malam Muka Satu

Dhabit Khas - Bagi mereka itu ganjaran faedah yang tidak


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani putus-putus Surah:41:Al Fussilat:8).
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
.Dari muka surat:15 Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan tentang sikap dan tabiat terpuji
(Al Quran Di rupa Mukjizat).
yang ditunjukkan oleh para Ulul Albab, Ulul
Jadi bila dikatakan: Alyauma Absar dan Ahli Azzakirin dalam konteks
akmaltu lakum diinakum wa atmamtu
alaikum nikmatii waradhiitu lakumul sensitiviti mata, fikiran dan akal mereka di sudut
islaama diina. Maka ianya hendaklah melihat terwujudnya rupa furqan dan
diterima sebagai satu kenyataan
Tuhan tentang bermulanya era baru munafaatnya pada setiap kejadian Tuhannya.
manusia di sudut pencapaian taraf Di suasana dirinya tidak sekali-kali melupai
tamaddun berdasarkan based-mark
permulaan yang dicapai oleh manusia Tuhannya serta terhindar diri dari kebutaan
dahulu seperti yang dicerita dan dalam melihat furqan. (Di maqam: Wamaa
digariskan oleh Al Quran hendaklah
ditembusi rekodnya oleh manusia tughnil aayaatu wannuzuuru anqaumillaa
baru di zaman Al Quran. yuminuun - Surah:10:Yunus:101) di suasana
Ini bermakna jika manusia di
zaman baru zaman Al Quran gagal dirinya tidak sekali-kali melupai Tuhannya.
menembusi rekod pencapaian tahap Ketiga: Ayat ini secara terang
tamaddun orang-orang terdahulu dari
Al Quran. Maka taraf tamaddun memperjelaskan isyarat tentang pentingnya
manusia baru tetap di anggap sikap seperti yang dibayangkan oleh ayat
mundur ke belakang. (Surah:47:
Muhammad:24-25). Sesungguhnya ditumbuhkan dan diterjemah-gunakan pada
kedudukan ini secara jelas menolak setiap jiwa anggota masyarakat dengan natijah
pandangan yang beranggapan
bahawa sebarang rupa pembaharuan terlahirnya sebuah masyarakat bertuhan dan
telah terhenti dan hendaklah maju dalam kehidupan. (Di maqam: Qadjaa
dihentikan sebaik sahaja
pengisytiharan Allah Taala diterima akum bashaairu mirr rabbikum. Faman
oleh Junjungan Muhammad s.a.w abshara falinafsih Surah:6: Al Anaam:104).
pada kalimah ayat terakhir Al Quran.
Apatah lagi untuk diakidah-keminkan. Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat akal dan
Di suasana manusia kenalah fikiran perlulah dibuka dan terbuka dengan
terus maju. Terus menerokai alam
penemuan baru lagi relevan meskipun memahami makna bahawa buta bukannya
manusia kena menerokai langit yang setakat bererti tidak dapat melihat tetapi tidak
tinggi. (Surah:55: Ar Rahman:33)
dengan syarat manusia haruslah nampak dan ternampak. (Surah:22:Al Hajji:46).
menyediakan kuasa ilmu dan Lalu ingatlah anak cucu, berilmu tinggi
kekuatan akliah bagi mencapai
kemajuannya. tetapi gagal menjana kewangan sendiri.
Satu persiapan di suasana Tidak ubah bagai berdirinya seekor ayam
diri tiada pilihan kecuali kena
melibatkan diri di zaman Al Quran berparuh. Tetapi buta untuk memagut padi
dengan maju bersama Al Quran. Satu di kaki sendiri.
mukjizat tuah kepada manusia
terkemudian.
Penerokaan Teori Al Quran.
... Bersambung di m.s:39
(Surah:3: Ali Imran:191).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 29

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory


of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Ekonomi Dan Sains
Kemasyarakatan yang berbunyi:
Seseorang akan berjaya mengarcakan
dirinya sebagai penjana ekonomi, apabila
ilmu dan dirinya berkeupayaan menterjemah
rupa furqan dari sumber-sumber natural
kejadian Tuhannya. (Surah:6:Al Anaam:104).
Bincang-bincanglah.

Yakni di rupa terzahirnya sikap untuk berlumba-lumba


mendalami dan mengkajinya di suasana tertimbulnya akliah
keilmuan yang menatijahkan terzahirnya rupa furqan yang
diimpi-impikan:

Amma yatasaa aluuna. Anin naba il aziim. Allazii hum


fiihi mukhtalifuun. Kallaa saya lamuun. Thumma kallaa
saya lamuun.
Tentang apakah itu, mereka bertanya-tanya
(sesamanya). Tentang cetusan (furqan) yang agung.
Lalu mereka berbincang di pelbagaian sudut
(tertumbuhnya nampak yang berbeza). Lalu bahkan
mereka akan melihat (hasil penyelidikan yang dibuat).
Kemudian bahkan mereka akan melihat (Rupa furqan
yang terhasil darinya).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


30 Malam Muka Satu

Surah:78: An Naba:1-5

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:78:An Naba:1-5)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah 78: An Naba: 1-5)
falsafah). Ayat ini mengisyaratkan falsafah
Menerangkan ruhul maani kepada dua (2) perkara:
tentang rupa sikap masyarakat:
Inventional society yang sering Pertama: Ayat ini secara terang
menzahirkan sifat dan sikap memperjelaskan isyarat falsafah di gambaran
masyarakatnya kepada tiga (3)
perkara: sebuah bangsa yang maju. Sebuah bangsa
yang sentiasa dibentang dan menerima
Satu: Satu masyarakat yang
menjadikan soalan (Di makna: bentangan inventions baru yang dihasilkan oleh
Amma yatasaa aluuna) sebagai bangsanya. Lalu membuat bangsanya tercelik
konsep menambahkan ilmu
pengetahuan. Di mana soalan-soalan mata untuk menerima perkara-perkara baru dan
dijadikan punca galakan untuk memperbincangnya sebagai isu harian yang
bertanya kepada mereka yang lebih
alim. Lalu mereka mendapat membolehkan terbukanya akal dan fikiran
maklumat baru dan ilmu pengetahuan bangsa tersebut. Demikianlah majunya satu-
baru. Satu sikap yang berjaya
memenuhi kehendak rupa ruhul satu bangsa. Jika terlahirnya sikap dan
maani: Fas aluu ahlazzikri inkuntum keupayaan bangsa tersebut dalam
laa talamuun (Surah:16:An Nahl:43).
menterjemah ilmunya di wajah terzahirnya
Dua: Satu masyarakat yang furqan.
menjadikan barang baru sebagai
matlamat untuk menjadi maju. Di Kedua: Ayat ini secara terang
makna menumbuhkan sikap: memperjelaskan isyarat falsafah tentang
Annabail aziim sebagai bahan
perbincangan dan bahan pentingnya sikap suka berbincang soal furqan
penyelidikan agar furqan (unsur dan invention baru ditumbuh dan disuburkan
pembaharuan) terwujud di dalam
masyarakatnya. pada setiap pemikiran anggota masyarakat
serta dizahirkan rupa masyarakat invention
Tiga: Satu masyarakat yang
sentiasa menunggu furqan baru yang pada kalangan masyarakatnya. Fikir-fikirlah.
akan hadir ke dalam masyarakatnya
di wajah terserlahnya keinginan di
maqam: Kallaa sayalamuun. Penerokaan Teori Al Quran.
Thumma kallaa sayalamun di alunan (Surah:78: An Naba:1-5).
semangat: Walasaufa yutiika
rabbuka fatardhaa (Surah:93:Ad Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
Dhuha:5). of Noble Quran): Adalah dirangka satu Teori Al

Demikianlah mustahaknya Quran di bidang Ekonomi Dan Sains


soalan dan perbincangan dalam Kemasyarakatan yang berbunyi:
menghurai kekusutan dan kejahilan
pemikiran yang berupaya merubah Penemuan satu-satu rupa furqan akan
cara dan gaya berfikir dan bertindak menjadi pemangkin kepada terbukanya
satu-satu bangsa. Kaji-kajilah
fikiran masyarakat untuk berbincang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 31

tentangnya dengan menatijahkan sesebuah


bangsa itu menjadi maju.
Bincang-bincanglah.

Di wajah terzahirnya rupa penemuan dan pembaharuan


(furqan) di tahap terarcanya kejayaan pada erti terjelmanya
peningkatan kebaikan yang dapat membezakan barang yang
lama dengan yang baru di hakikat lebih progresif, berdaya
dinamik, maju serta terhasilnya kepuasan hati (statisfaction in
invention) seiring dengan perubahan sejagat. Bagai
tercapainya konsep Firman Allah Taala:

Walal aakhiratu khairullaka minal uulaa. Walasaufa


yutiika rabbuka fatardhaa.
Dan sesungguhnya yang akhir itu lebih baik bagimu
daripada yang awal. Dan Tuhanmu pasti memberikan
kurniaNya kepada kamu (kejayaan). Lalu (hati) kamu
menjadi puas.
Surah:93: Ad-Dhuha:4-5

Catitan: (Surah:93: Ad-Dhuha:4-5)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan kepada empat (4)
perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep relevan dan pentingnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


32 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah kewujudan sesuatu di suasana relevan


Menerangkan Ruhul Maani (Dimakna istilah Bilqisti - Surah:55: Ar
(Surah:93:Adh Dhuhaa:4-8)
Rahman:8-9) selari dan sejajar dengan
Menerangkan ruhul maani kehendak era keperluan dan perkembangan
isyarat istilah: Walal aakhiratu
khairullaka minal uulaa. (Dan furqan semasa. (Di maqam: Natibi khairim
sesungguhnya yang akhir itu lebih minhaa aumislihaa - Surah:2:Al Baqarah:106).
baik bagimu daripada yang awal)
dengan menyerlahkan sifatnya pada Kedua: Ayat ini secara jelas
empat (4) sifat: menerangkan kedudukan bahawa akan

Satu: Tidak dikatakan yang terlahirnya seseorang yang akan diilhamkan


akhir itu lebih baik daripada yang oleh Tuhan semesta alam dengan
awal. Jika kedatangannya itu tidak
berjaya menzahirkan kegembiraan menampakkan kepadanya rupa furqan. Lalu
dan kepuasan kepada seseorang menterjemahkannya sehinggalah terlahirnya
seperti yang diisyaratkan oleh
kalimah ayat: Walasaufa yutiika satu invention baru lagi relevan kepada
rabbuka fatardhaa. (Surah:93: Adh bangsanya. Di gambaran isyarat bagai
Dhuhaa:5).
terutusnya para rasul di musimnya kepada
Dua: Tidak dikatakan yang kaumnya. (Surah:57:Al Hadid:25)
akhir itu lebih baik daripada yang
awal. Jika kedatangannya itu tidak Ketiga: Ayat ini secara jelas
berjaya menukarkan kedudukan diri menerangkan secara fitrah bahawa akan
semasa dari seorang yang tidak ada
tempat mengadu dan tidak pula tertimbul perasaan satisfaction (berpuas
dibuat kira-bicara kepada kedudukan hatinya) diri dan masyarakat, apabila terlahir
berwajah baru dirupa orang yang
ditana-pelihara seperti yang dan terzahirnya satu-satu rupa furqan di wajah
diisyaratkan oleh kalimah ayat: Alam terubahnya cara dan gaya kehidupan satu-satu
yajidka yatiiman fa aawaa. (Surah:93:
Adh Dhuhaa:6). masyarakat. (Di maqam: Walasaufa yutiika
rabbuka fatardhaa Surah:93: Ad Dhuhaa:5).
Tiga: Tidak dikatakan yang
akhir itu lebih baik daripada yang Keempat: Ayat ini secara jelas
awal. Jika kedatangannya itu tidak menerangkan tentang betapa pentingnya sikap:
berjaya membawa seseorang itu
keluar dari alam kesesatan kepada Yang akhir lebih baik dari yang awal. Ditanam
alam petunjuk. Di makna menjadikan dan disuburkan pada jiwa masyarakat. Satu
seseorang itu orang yang baik seperti
yang diisyaratkan oleh kalimah ayat: sikap yang berupaya membawa masyarakat
Wawajadaka dhaallan fahada. dan negara sentiasa kehadapan. Setelah
(Surah: 93: Adh Dhuhaa:7).
tertimbulnya kehendak masyarakatnya untuk
Empat: Tidak dikatakan maju dengan memiliki barang yang terbaharu.
yang akhir itu lebih baik daripada
yang awal. Jika kedatangannya itu Maka fikir-fikirlah di hakikat
tidak berjaya membuat seseorang itu ketinggian pengarcaan konsep Iqra dan
menjadi kaya raya seperti yang
diisyaratkan oleh kalimah ayat: taraf ilmu satu-satu bangsa itu akan
Wawajadaka aailan fa aghnaa. merelevankan pengurniaan ilham dari Tuhan
(Surah:93: Ahd Dhuhaa:8).
semesta alam.
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 33

Dhabit Istilah Penerokaan Teori Al Quran.


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:93: Adh Dhuhaa:4-5) (Surah:93: Adh Dhuhaa: 4-5)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
Menerangkan ruhul maani
ayat yang mengisyaratkan bahawa of Noble Quran): Adalah dirangka satu Teori Al
tidak boleh dikatakan sesuatu itu Quran di bidang Ekonomi Dan Sains
terbaharu dan bersifat: Walal
aakhiratu khairullaka minal uulaa. Jika Kemasyarakatan yang berbunyi:
ianya tidak boleh menzahirkan Satu-satu masyarakat yang tidak
kepuasan kepada seseorang. Di
isyarat: Walasaufa yutiikarabbuka berkehendak kepada barang baru dan
fatardhaa. terbaharu di wajah kerelevanan masa dan

Di hakikat baik macam mana kegunaannya akan meletakkan bangsa


sekalipun sesuatu yang dikatakan tersebut di rupa kehidupan beku di hutan
terbaharu. Jika tidak terlahir kepuasan
(Tardhaa). Maka ianya bukan barang rimba.
terbaharu, Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.

Maka demikianlah letaknya pengertian Iqra dalam


memajukan manusia, dunia dan alam sejagat. Satu konsep
pencetus tamaddun dan kemanusiaan yang agung.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Bismi rabbikal lazii khalaq - (Dengan Nama Tuhan yang
menjadikan engkau) ?
Jawab: Dialah, diri Zat Waajibal Wujud khaaliqul alam.
Dialah yang menjadikan kamu dan menzahirkan kamu di dunia
dengan matlamat untuk membolehkan kamu bertindak sebagai
KhalifahNya di muka bumi. Maka di atas nama dan dengan
namaNya lah kamu berbakti kepadaNya
Di hakikat:

Khalaqal insaana min alaq.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


34 Malam Muka Satu

Mencipta manusia dari segumpal darah.


Surah: 96: Al Alaq:2

Di hakikat FirmanNya lagi.

Allazii ahsanakullasyaiin khalaqahuu wabada a khalqal


insaani mintiin. Thumma jaalanaslahuu minsulaalatin
mimmaa immahiin. Thumma sawwaahu wanafakhafiihi
mirruuhihi wajaalalakumussam a wal abshaara wal af
idah. Qaliilammaa tasykuruun.
Dialah yang membaguskan sesuatu yang dijadikanNya
dan Dia memulai kejadian manusia dengan tanah.
Kemudian Dia jadikan anak cucunya (keturunannya)
dari sari air yang hina (mani). Kemudian Dia
sempurnakan kejadiannya. Dan Dia tiupkan Roh ke
dalamnya dan Dia adakan untuk mu pendengaran,
penglihatan dan hati. Tetapi sedikit di antara kamu yang
bersyukur.
Surah: 32: Sajdah:7-9

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 35

Soalan: Apakah yang dimaksudkan kalimah: Bismi


rabbika - (Dengan Nama Tuhan engkau)?
Jawab: Satu kenyataan bahawa di setiap sesuatu itu
hendaklah dilaku dan dinyata pada daulat Tuhan kamu dengan
kuasa authoriti yang dimiliki olehNya pada penyaksian
keikraban hati kamu kepadaNya di hakikat perakuan:

Qul inna solaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii


lillaahi rabbil aalamin.
Katakanlah (Perakuikanlah): Sesungguhnya solatku,
ibadatku, hidupku dan matiku adalah bagi Allah, Tuhan
semesta alam.
Surah:6: Al Anaam: 162

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 6: Al Anaam:162).


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:6: Al Anaam:162) Klasifikasi ayat Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip dan
Menerangkan ruhul maani
ayat kepada dua (2) perkara: falsafah tentang dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Ayat ini merupakan
ayat paksi bakti dan kebaktian menerangkan rupa niat dan matlamat pada
seseorang hamba kepada satu-satu rupa kerja yang dilakukan di atas
Tuhannya. Di hakikat dirinya telah
mengenal akan Tuhannya nama Tuhan pada pengarcaan ruhul maani di
(Surah:46:Al Ahqaaf:13) dan maqam: Bismillahir rahmaanir rahiim
mengenal dirinya di wajah hamba
Tuhan yang sentiasa berbakti Surah:1: Al Fatihah:1).
kepada Tuhannya. Kaji-kajilah Kedua: Ayat ini secara terang
-----> Sebelah. memperjelaskan makna dan erti Ikhlas. Di
makna melakukan sesuatu tanpa tersiratnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


36 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah kepentingan lain daripadanya. Di wajah seorang


Menerangkan Ruhul Maani aabidin yang tahu erti hamba sebenar-benar
(Surah:6: Al Anaam:162).
.Sambungan. hamba (Di maqam: Wamaa umiruu illaa
liyabudullaaha mukhlishiina lahuddiina
Dua: Ayat ini merupakan
ayat tanda pengarcaan keabdian hunafaa Surah:98: Al Bayyinah:5). Lagi
seseorang hamba terhadap Tuhannya berjaya membentuk dirinya di taraf sebaik-baik
di wajah terarcanya sumpah
pengakuan manusia di alam ruh kejadian (Di maqam: Ulaaikahum khairul
dahulu. Di makna: Alastu birabbikum bariyyah - Surah:98:Al Bayyinah:5).
Qaaluu balaa syahidna. (Surah:7: Al
Araaf:172). Di suasana terzahirnya Ketiga: Ayat ini secara terang
ketauhidan dan keikhlasan yang jitu di memperjelaskan tentang penting sikap
maqam: Wamaa umiruu illaa liya
bullaaha mukhlishiina lahud diina seumpama ini diterapkan ke dalam jiwa
hunafaa ( Surah:98:Al Bayyinah:5). masyarakat dengan melahirkan rupa

Demikianlah anak cucu hati masyarakat bertuhan dan ikhlas dengan agama
dan pegangan bagi mereka yang (Di maqam: Qulillaaha abudu mukhlishal
kenal akan Tuhannya serta rapat
hatinya dengan Tuhannya di wajah lahuu diini - Surah:39: Az Zumar:14). Maka
manusia yang bertaqwa serta arif fikir-fikirlah di hakikat erti istilah kuli dan hamba
dengan sifat keabdiannya dengan
Tuhannya. Kaji-kajilah adalah dua yang amat berbeza.

Soalan: Apakah yang dimaksud dengan Iqra bismi


rabbikal lazii Khalaq ?
Jawab: Bacalah, peganglah, lihatlah, telitilah,
renunglah, kajilah, selidiklah dan lakukanlah sesuatu pekerjaan
itu dengan penyaksian keikraban hati kamu bahawa Tuhan
kamu itu sentiasa meliputi pada setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh kamu. (Surah:37: Asshaffaat:96). Dengan
mengharapkanNya sentiasa menolong dan meredhai kamu.
Malah kepadaNya lah kamu harus berbakti di wajah terarcanya
tugas dan tanggungjawab sebagai Insan - Aabidiin (orang
yang berbakti) di rupa Khalifah Allah di muka bumi. (Surah:6:Al
An aam:165).
Lantaran itu bangunlah dan lihatlah kehidupan itu pada
dua sudut. Duniawi dan akhrawi. Lihatlah ianya secara

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 37

serentak. Agar terzahirnya perseimbangan kordinat


(equilibrium coordinate) di dalam kehidupan seharian. Di
hakikat terlaksananya konsep Firman Allah Taala:

Wabtaghi fii maa aataakallaahud daaral aakhirah.


Walaa tansa nashiibaka minaddunyaa wa ahsin kamaa
ahsanallaahu ilaika. Walaa tabghil fasaada fil ardhi.
Innallaaha laayuhibbul mufsidiin.
Dan Tuntutkanlah (engkau) akan kampung akhirat
dengan (kekayaan) yang diberikan Allah kepada
engkau. Dan jangan engkau lupakan nasib engkau di
dunia. Dan berbuat baiklah seumpama Allah berbuat
baik kepada engkau. Dan janganlah engkau berbuat
bencana di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak suka
kepada orang-orang yang berbuat bencana.
Surah:28: Al Qashash:77

Catitan: (Surah:28:Al Qashash:77)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini memperjelaskan prinsip kerja
dalam kehidupan seseorang manusia semasa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


38 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah hayatnya di muka bumi. Di mana ianya


Menerangkan Ruhul Maani hendaklah diarcakan pada enam (6) perkara:
(Surah 28: Al Qashash:77)
Pertama: Ayat ini secara jelas
Ruhul Maani ayat ini dapat menerangkan prinsip bahawa kampung akhirat
dihuraikan kepada empat (4) perkara:
hendaklah diutamakan (Di maqam: Waddaarul
Satu: Allah Taala menolak aakhiratu khairul lillaziina yattaquun
pendirian manusia yang hidup di
muka bumi semata-mata untuk dunia Surah:6: Al Anaam:32). Di hakikat persiapan ke
tanpa memperingatkan diri dengan arahnya hendaklah sentiasa dilakukan (Di
persiapan akhirat. (Surah:59: Al
Hasyr:18). Di hakikat kedua-dua arah maqam: Watanzur nafsum maaqaddamat
kehidupan itu seharusnya lighadin (Surah:59: Al Hasyr:17) dengan
diseimbangkan. (Surah:75: Al
Qiyaamah:20-21). mata sendiri dapat mellihat dan mengecapinya.
(Di maqam: Quluu wasyrabuu hanii an bimaa
Dua: Allah Taala menolak
pendirian manusia yang hidup di aslaftum fil ayyaamil khaaliah Surah:69: Al
muka bumi semata-mata untuk Haaqqah:24).
akhirat tanpa memperimbangkannya
dengan urusan menceriakan hidup Kedua: Ayat ini secara jelas
semasa hayat di muka bumi. Di menerangkan prinsip bahawa kerja menjayakan
hakikat kedua-duanya haruslah
diseimbangkan. Di suasana ianya kehidupan dan menuntut rezeki dari Allah di
dilakukan secara serentak. dunia adalah satu kewajiban (Dikedudukan:
(Surah:39:Az Zumar:10-12).
Fabtaghuu indallaahi rizqa (Surah:29: Al
Tiga: Allah Taala menyeru Ankabuut:17) dan janganlah ianya dilupakan. Di
manusia agar mengasuh diri sendiri
berbuat baik kepada barang hakikat jangan sekali-kali diri mengharamkan
kejadianNya dan berbuat baik kepada perhiasan Allah kepada hambaNya untuk
sesama manusia. Di samping
manusia jua diseru agar berbuat baik berwajah kaya dengan nikmat Tuhannya. (Di
kepada dirinya sendiri. (Surah:2: Al maqam: Qul man harrama ziinatallaahil latii
Baqarah:44). Di suasana banyak
manusia boleh berbuat baik kepada akhraja liibaadihii wattayyibaati minar rizqi
orang lain. Tetapi gagal. Malah Surah:7: Al Araaf:32).
terlupa untuk berbuat baik kepada
dirinya sendiri. (Suruh:59:Al Ketiga: Ayat ini secara jelas
Hasyr:19). menerangkan prinsip bahawa mengarcakan

Adapun istilah berbuat baik kebaikan pada setiap aktiviti kehidupan


kepada diri sendiri itu dapatlah ianya hendaklah ditentukan seumpama Allah Taala
disimpulkan kepada dua (2):
(i): Jaga kesihatan. Tambah dengan kebaikanNya. Di suasana jika ditanya:
ilmu pengetahuan dan berilah ruang Apakah yang turunkan oleh Tuhan. Jawabnya:
kepada diri sendiri untuk menjadi
maju dan menjadikan maju sebagai Kebaikan (Di maqam: Waqiila lillazii nattaqau
matlamat. maazaa anzala rabbukum. Qaaluu khairaa -
(ii) Menentukan diri
bertuhan. Beramal ibadat dan Surah:16: An Nahl:30),
membersih diri serta meruangkan diri Keempat: Ayat ini secara jelas
untuk memohon pertolongan Tuhan
dan memohon pengampunan dariNya menerangkan prinsip bahawa menjadi
di wajah Taubatan Nasuhaa.
Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 39

Dhabit Khas tanggungjawab seseorang manusia


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani menentukan di dalam setiap kerja
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Dari muka surat:28 kehidupannya tidak sekali-kali mengarahkan
dirinya kepada kerosakan dan kejahatan.
Manusia Diajar Berilmu
Apatah lagi melihat kejahatan di rupa kebaikan
Dua: Menerangkan isyarat (Di maqam: Alla innahum humul mufsiduuna
istilah: Khalaqal insaana allamahul
bayaan. (Menjadikan manusia. walaa killaa yasyuruun - Surah:2: Al
Mengajar bayan). Di makna Baqarah:11-12).
mengetahuiNya Allah Taala tentang
matlamat kejadian manusia. Satu Kelima: Ayat ini secara jelas
kejadianNya yang ditugaskanNya memperingatkan kepada diri sendiri bahawa
untuk meng-aabidiinkan dirinya
kepada Tuhannya di rupa Aamanuu kebaikan adalah suatu yang digalakkan dan
waamilusshaalihaat. Maka di antara kejahatan adalah suatu yang dibenci oleh
tugas manusia adalah menyambut
kedatangan zaman baru zaman Al Tuhan. Di hakikat tidak akan sama di antara
Quran. Setelah evolusi manusia dan kebaikan dan kejahatan (Di maqam: Afaman
kemanusiaan berlaku di zaman para
nabi dan para rasul sebelumnya. kaana muminan kaman kaana faasiqan Laa
Justeru melihat kepada yastawuun - Surah:32: As Sajdah:18).
kepentingan ilmu dan ketinggian taraf
akliah manusia dalam menghadapi Keenam: Ayat ini secara terang
zaman pembaharuan mendatang. memperingatkan manusia bahawa sikap
Maka lantaran itulah Allah Taala
sendiri memberitahu manusia bahawa bermatlamatkan akhirat tanpa melupai dunia
Dia Tuhan yang Maha Agung tetap hendaklah ditumbuh-suburkan pada
akan mengajar manusia (Surah:96: Al
Alaq:5) di rupa Ilmul Bayan. Yakni masyarakat. Satu sikap dan pendirian yang
ilmu konsep dan idea dalam akan melahirkan kehendak. Satu sikap yang
mengarcakan rupa pembaharuan
kehidupan dan cara bertamaddun akan menyedarkan masyarakat bahawa dunia
manusia di zaman Al Quran. Satu adalah tempat mencari kebahagiaan duniawi
konsep pendidikan Tuhan bagi
menumbuhkan keupayaan manusia dan akhrawi (Di maqam: Mankaana yuriidu
dalam usaha memecah rekod thawaabad dunyaa. Faindallaahi thawaabud
pencapaian tamaddun manusia
sebelum Al Quran. Satu rupa rekod dunyaa wal aakhirah Surah:4: Al
pencapaian baru yang berwajah: Anbiyaak:134).
Rahmatullil aalamiin. (Rahmat
kepada seluruh alam). Satu wajah Maka fikir-fikirlah di hakikat bahawa
penghidupan baru dan cara baru yang kehendak itu boleh membawa bangsa menjadi
diperkenalkan oleh Al Quran yang
bersifat: Walal aakhiratu khairullaka maju. Di suasana hidup hendaklah diteraskan
minal uulaa..ilakh (Surah:93: Ad dengan kematangan. Maka tunjuklah
Dhuhaa:4-8).
kematangan di dalam mengarcakan hidup.
Bersambung di m.s:42

Oleh yang demikian fahamilah bahawa di dalam


kehidupan sehari-hari. Diri hendaklah sentiasa memasang niat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


40 Malam Muka Satu

untuk maju dan berjaya dengan mewujudkan satu-satu


langkah ke arahnya, disamping Tuhan pula akan bertindak
dengan rahmanNya sebagai Mother-Look (The man behind the
scene) dengan menyempurnakan pada setiap pekerjaan yang
dibuat di rupa kejayaan serta menggolongkan diri di kalangan
orang yang beruntung bagai FirmanNya :

Man kaana yuriidul hayaatad dunya waziinatahaa.


Nuwaffi ilaihim amaalahum fiihaa. Wahum fiihaa laa yub
khasuun.
Barang siapa yang menghendakki kehidupannya (yang
lebih baik) di dunia dan (memperolehi) perhiasannya
(harta, kekayaan, kejayaan dan kemajuan). Maka Kami
sempurnakan pekerjaannya di dunia. Sedangkan
mereka tidaklah dirugikan.
Surah:11: Hud:15

Catitan: (Surah:11:Hud:15)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip dan
falsafah tentang mustahaknya ditimbulkan
perasaan berkeinginan (berkehendak) dan sifat
berkehendak pada jiwa seseorang ketika dirinya
melayari hidup di dunia dengan melihat istilah
kalimah ayat: yuriidul hayaatad dunya.
(Menghendaki kehidupan di dunia) pada dua

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 41

sudut. Duniawi dan akhrawi. Dengan di


rumuskan ianya kepada tiga (3) pengertian:
Pertama: Ayat secara jelas
menerangkan prinsip bahawa dunia adalah
segala-galanya. Di erti kehidupan di dunia inilah
segala-galanya. (Surah:28; Al Qashash:77). Di
Penerokaan Teori Al Quran. hakikat di dunialah manusia mesti
(Surah:11: Hud:15).
menumbuhkan sifat berkehendak untuk
Mendesignkan satu teori mengarcakan warna kehidupannya di rupa maju
Al Quran (The Theory of Noble
dan bertamaddun. Dan di dunialah manusia
Quran) di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi: mesti menumbuhkan pada hatinya sifat
berkehendak untuk mempersiapkan diri dengan
Kehendak itu kehidupan. Jika
matinya kehendak. Maka matilah bekalan akhirat (Di maqam: Watanzur
kehidupan.
nafsummaa qaddamat lighadin - Surah:59: Al
Bincang-bincanglah. Hasyr:18-20). Di kedudukan manusia tidak
boleh mengarcakan warna kehidupan
dunianya di akhirat dan manusia juga tidak
boleh mengarcakan warna kehidupan
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:11: Hud:15). akhiratnya di akhirat. Justeru itu manusia tidak
ada pilihan kecuali kenalah memasang
Mendesignkan satu teori
Al Quran (The Theory of Noble kehendak dan berkehendak membentuk warna
Quran) di bidang Sains Pendidikan
kehidupan bagi keduanya serentak di dunia di
dan Ekonomi yang berbunyi:
masa hayatnya.
Kekayaan yang tersimpan di
Kedua: Ayat ini secara jelas
dalam benak perhiasan dunia
hanya boleh terzahir. Jika menerangkan prinsip bahawa di dunia
kehendak terlahir dari diri
sahajalah barang yang diistilahkan oleh Allah
seseorang di rupa usaha dan
ketekunan yang terancang. perhiasan dunia: Waziinatahaa. (Perhiasannya
di makna harta, kekayaan, kejayaan dan
Bincang-bincanglah.
kemajuan) boleh diguna pakai sepenuhnya oleh
manusia, demi kepentingannya di dunia dan
kepentingannya di akhirat (Di maqam:
Mankaana yuriidu thawaabad dunyaa Fa
indallaahi thaawaabud dunyaa wal aakhirah
- Surah:4: An Nisaak:134). Di hakikat ianya
satu bentangan peluang yang bersifat
serampang dua mata yang perlu diambil oleh
manusia. Lantaran itu peluang keemasan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


42 Malam Muka Satu

Dhabit Khas. sebegini tidaklah seharusnya dilepaskan oleh


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani manusia (Surah:28: Al Qashash:60).
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Dari muka surat:39 Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip tentang pentingnya sikap

Al Quran - Resipi Mukjizat seumpama itu disuburkan pada masyarakat


dengan kesedaran bahawa kehendak adalah
Tiga: Menerangkan isyarat
istilah: Allamal quraan (Mengajar Al punca penggalak pertumbuhan ekonomi.
Quran). Di makna mengajar intipati Maka fikir-fikirlah di kedudukan Allah tidak
mukjizat. Di maksud bukan ajar
sebarang ajar. Ajar ingredient sekali-kali mensia-sia usaha yang dibuat oleh
kelebihan super yang seharusnya seseorang (Surah:16: Al Nahl:30).
dimiliki oleh manusia di zaman baru.
Zaman Muhammad. Zaman Al Quran
dan zaman kreatif dan inovatif di rupa Penerokaan Teori Al Quran:
dan bertaraf Al Furqan.
(Surah:11:Hud:15). Mendesignkan satu Teori Al
Satu ingredient pendidikan Quran (The Theory of Noble Quran). Adalah
yang berwajah relevan dan mengatasi
rekod lama dunia yang boleh dirangka satu Teori Al Quran di bidang Ekonomi
dikembang dan diperbaharui dari Dan Sains Kerohanian yang berbunyi:
masa kesemasa mengikut keperluan
manusia dan setanding dengan arca Sesiapa yang ingin kepada kehidupan di
keilmuan akliahnya. Maka demikian dunia. Maka carilah ianya di dunia. Dan
anak cucu, Al Quran yang disajikan
oleh Tuhan untuk manusia di akhir sesiapa yang ingin kepada kehidupan di
zaman. Di wajah sebuah kitab yang akhirat. Maka carilah ianya di dunia. Dan
mengandungi intipati perbandingan
(The ingredients of empirical) serta sesiapa yang ingin akan kedua-duanya.
resipi rahsia pembaharuan (The silent Maka carilah ianya di dunia.
substance of innovations).
Bincang-bincanglah. (Surah:16:An Nahl:30) &
Bersambung sebelah. (Surah:59: Al Hasyr:18-20).

Manakala untuk akhirat. Hidup hendaklah diarcakan


dengan sifat-sifat mahmudah dengan diri sentiasa rendah
terhadap Allah dan sentiasa bersyukur kepadaNya di wajah
seorang hamba yang mukmin lagi taqwa seperti dibayangkan
oleh FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 43

Tilkad daarul aakhiratu naj aluhaa lil laziina laa yurii


duuna uluwwan fil ardhi walaa fasaadan. wal aaqibatu
lil muttaqiin.
Itulah kampung akhirat. Kami adakan untuk orang-orang
yang tidak menunjukkan kesombongannya di muka
bumi dan tiada pula memperbuat bencana. Maka inilah
kehidupan bagi mereka yang bertaqwa.
Surah:28: Al Qashash:83

Catitan: (Surah:28: Al Qashash:83)


Dhabit Khas.
Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:55: Ar Rahman:1-4) idea). Ayat ini menerangkan konsep hidup dierti
Sambungan.
ketenangan. Di mana ketenangan diri dan
Mukjizat Dan Definasi Baru masyarakat akan terwujud. Jika terlahirnya tiga
Empat: Menerangkan isyarat (3) perkara:
istilah: Allamal quraan (Mengajar Al Pertama: Ayat ini secara jelas
Quran). Di sudut Al Quran di rupa
mukjizat. Satu mukjizat yang tidak menerangkan bahawa hidup jangan sekali-kali
mungkin ianya dilintasi oleh mana- diwarnakan dengan sifat sombong di muka bumi.
mana penulisan, (Surah:2: Al
Baqarah:23-24). Satu mukjizat yang Di makna tidak sombong dengan Tuhan dan
dijamin ketulenannya. (Surah:85: Al tidak pula sombong dengan manusia. Di hakikat
Buruuj:21-22) dan satu mukjizat yang
ditamat-sempurnakan penulisannya hidup biarlah tertumbuhnya perasaan kasih
buat selama-lama. (Surah:6: Al sayang. Kasih kepada Tuhan dan sayang kepada
Anaam:115), setelah ianya benar-
benar cukup untuk mengarcakan manusia. (Di maqam: Sayaj alu lahumur
kematangan dan kedewasaan rahmaanu wudda - Surah:19:Maryam:96).
kehidupan manusia di sepanjang
zaman. (Surah:21:Al Anbiyaak:106). Kedua: Ayat ini secara jelas
Namun demikian tidak menerangkan bahawa hidup jangan sekali
lengkap rasanya catitan ini. Jika soal
istilah mukjizat dan definasi mukjizat diwarnakan dengan rupa kejahatan dengan
tidak disentuh sama di konteks menimbul bencana kepada muka bumi. Di atas
pemahaman baru (Comtemporary of
determination) seumpama barunya ingatan bahawa banyak bala yang datang,
kewujudan Al Quran dalam lantaran tangan manusia sendiri. (Di maqam:
menghadapi zamannya. Satu definasi
baru di rupa keperluan ummah dalam Zaharal fasaadu fil barri walbahri bimaa
mentafsir rupa baru ingredient Al kasabat aidinnaas - Surah:30: Ar Rum:41).
Quran dan rupa baru Al Furqan.
Bersambung di m.s:47 Fikir-fikirlah di hakikat ketenangan adalah segala-
galanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


44 Malam Muka Satu

Pengertian Ayat
Al Fatihah:1

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.


Dengan Nama Allah Yang Amat Pemurah lagi Maha
Penyayang.

Soalan: Siapakah Dia - Allah itu?


Jawabnya: Dialah diri zat di hakikat:

Qul huwallaahu ahad. Allaahus samad. Lamyalid walam


yuulad Walam yakullahuu kufuwan ahad.
Katakanlah (di pegangan hati kamu): Dialah Allah
yang Maha Esa (tunggal). Allah yang dituju (tempat
meminta pertolongan). Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tiada satu pun yang menyerupainya.
Surah:112: Al Ikhlas:1-4

Catitan: (Surah:112: Al Ikhlas:1-4)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca Prinsip dan
falsafah):

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 45

Ayat ini secara jelas menerangkan paksi


prinsip ketuhanan. Mentauhidkan Tuhan yang
Esa. Sebagai tempat bergantungnya manusia di
dalam segala hal kehidupan (Surah:94: Al
Insyiraah:8). Tuhan yang bersifat: As Samad.
Tumpat, padat meliputi pada setiap sesuatu.
KepunyaanNyalah segala-gala. Dan tiada
baginya sekutu. Fikir-fikirlah, dengan ayat
Qulhuwallaah inilah, orang-orang tua dahulu
berjaya memantapkan ketauhidannya kepada
Tuhannya. Di hakikat kata mereka: Barang siapa
yang kenal Qulhuwallah Maka kenallah ia akan
Tuhannya.

Dan Dialah diri yang menyatakan diriNya di hakikat:

Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa


takhuzuhuu sinatun walaa nauum. Lahuu
maafissamaawaati wamaa fil ardhi. Manzallazii yasyfa u
indahuu illaa bi iznihi. Ya lamumaa baina aidiihim wama

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


46 Malam Muka Satu

khalfahum. Walaa yuhiituuna bisyaiin min ilmihii illaa


bimaa syaa. Wasia kursiyyuhus samaawaati wal ardhi.
Walaa ya uuduhuu hifzuhumaa Wahuwal aliyyul aziim.
Allah. Tiada Tuhan melainkan Dia yang hidup berdiri
(memelihara alam semesta). Tidak pula mengantuk dan
tidak pula tidur. BagiNya barang di langit dan barang di
bumi. Tidak ada yang memberi syafaat (pertolongan) di
sisiNya melainkan dengan izinNya. Dialah mengetahui
barang di hadapan mereka dan barang di belakang
mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu pengetahuan
melainkan dengan kehendakNya. KursiNya (Ilmunya
dan Kerajaannya) meliputi langit dan bumi. Dan tidak
susah bagiNya memelihara kedua-duanya. Dialah Maha
tinggi lagi Maha Besar.
Surah:2: Al Baqarah: 255

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:255)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip dan menanam prinsip ketuhanan pada diri
manusia agar tubuh dan hatinya yakin dan dapat
merasai dirinya bertuhan di kala lima (5) prinsip
tertumbuh pada hati dan pegangannya:
Pertama: Tanam dan pegang kuat-kuat.
Bahawa Allah itu sebenar Tuhan Pemelihara
manusia. Dialah raja bagi manusia. Dialah
sembahan manusia (Di maqam: Qul
auuzubirab binnaas. Malikinnaas. Ilaahinnaas
- Surah:114: An Naas:1-3).
Kedua: Tanam dan pegang kuat-kuat.
Bahawa Tuhan itu tetap berada di sisi pada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 47

Dhabit Khas. setiap ketika dan di mana kamu berada. (Di


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani maqam: Wahuwa maakum ainamaa kuntum -
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Dari muka surat:43 Surah:57: Al Hadiid:4) di suasana Dia tidak
pernah tidur dan tertidur ketika bersama dengan
(Mukjizat Dan Definasi Baru)
kamu. Di hakikat Dia tetap menjaga kamu.
Adapun di konteks Ketiga: Tanam dan pegang kuat-kuat.
convensional istilah mukjizat bolehlah
didefinasikan sebagai: Bahawa Dia Tuhan pemilik segala apa yang ada
di langit dan di bumi. Di hakikat Dialah Tuhan
Satu-satu rupa kebolehan
istimewa khas untuk kebaikan yang yang menunduk segala kejadianNya kepada
dikurniakan oleh Tuhan semesta manusia. Agar ianya diguna pakai oleh manusia
alam kepada para rasul dan para
nabiNya di rupa kekuatan untuk di arca furqan dan munafaatnya. (Di maqam:
mematah hujah dan ancaman Huwallazii Khalaqa lakummaa fil ardhi
orang-orang kafir ketika mereka
menyampaikan risalah Allah jamiiaa - Surah:2: Al Baqarah:29).
kepada manusia. Satu kebolehan Keempat: Tanam dan pegang kuat-
yang tidak boleh dimiliki oleh
manusia semasa dan selepasnya. kuat. Bahawa Dialah Tuhan yang berupaya
memberi pertolongan pada bila-bila masa yang
Manakala di konteks
contemporary definasi istilah mukjizat diperlukan oleh manusia dan pertolonganNyalah
bolehlah didefinasikan sebagai: sebaik-baik pertolongan (Di maqam: Wayan

Kumpulan rupa kebolehan shurakallaahu nashran aziizaa - Surah:48: Al


istimewa para nabi dan para rasul Fath:3).
yang dikurniakan oleh Tuhan
semesta alam yang berupaya Kelima: Tanam dan pegang kuat-kuat.
menjadi based mark kepada Bahawa Allah tidak akan berdiam diri. Di hakikat
kesempurnaan awal rupa
tamaddun dan kehidupan manusia Dialah yang tetap mengetahui barang di depan
seperti mana yang diabadikan oleh dan di belakang. Di hakikat diri tetap terpelihara.
Al Quran untuk dijadikan asas
tauladan tahap pencapaian Malah jika diri tidak terdaya pasti akan tertimbul
kemajuan ilmu dan kebolehan pertolongan ajaibNya. (Di maqam: Wamaa
manusia di zaman baru Al Quran
dalam memacu kerja memajukan ramaita izramaita. Walaakinnallaaha ramaa -
diri, masyarakat, negeri dan alam Surah:8:Al Anfaal:17). Di kedudukan Dialah
maya. Di wajah lonjakan yang akhir
itu lebih baik dari yang awal. Tuhan yang memiliki kursi Kerajaan yang Maha
Tinggi. Fikir-fikir di hakikat banyak orang

Bersambung sebelah. bertuhan tidak terasa pun dirinya bertuhan


terutama di masa-masa tertentu di dalam
kehidupan seharian.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah: Ar


Rahman - (Maha Pemurah)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


48 Malam Muka Satu

Jawab: Ianya adalah kenyataan sifat kerja kekuasaan


diri Tuhan yang memberi rahmat dengan ternyatanya sifat
Maha Pengasih di hakikat kenyataan kerjaNya:

ArRahmaanu. Allamal Quraan. Khalaqal Insaana


allamahul bayaan.
Ar Rahman. Mengajar Al Quran. Menjadikan manusia
dengan mengajarkanNya Bayan.
Surah:55: .Ar Rahman:1- 4

Dhabit Khas. Catitan: (Surah:55: Al Rahman: 1-4)


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Sambungan. idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada tiga
(3) perkara:
(Mukjizat Dan Definasi Baru)
Pertama: Ayat ini secara jelas
Sesungguhnya definasi baru menerangkan konsep sifat Rahman Allah Taala.
istilah mukjizat di wajah
contemporary of determination Di mana di atas sifat inilah manusia dikurniakan
sebegini teramat penting lagi Al Quran yang menjadi petunjuk dan rahmat
diperlukan oleh manusia baru dalam
mengerakkan akal dan pemikiran kepada orang-orang yang beriman. (Di maqam:
mereka di suasana bahawa cerita Wa innahuu lahudan warahmatul lil
kelebihan dan kebolehan para nabi
dan para rasul bukan hanya sekadar mukminiin - Surah:27: Al Naml:77). Dan dengan
boleh dijadikan cerita Al Quran sifat inilah Allah Taala mengajar manusia Al
semata-mata.
Sebaliknya ia hendaklah Bayan (Punca konsep dan idea).
dijadikan sebahagian dari elemen Kedua: Ayat ini secara jelas
idola (Surah:3: Ali Imran:31-32) yang
harus dipegang sebagai asas menerangkan konsep sifat Rahman. Di mana
pencapaian manusia dalam dengan sifat inilah rezeki dan nikmat di
mengarca hidup dan kehidupan
bertamaddun dan termaju di kurniakanNya kepada manusia keseluruhannya.
musimnya.
. Bersambung di m.s:81

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 49

Ketiga: Ayat ini secara jelas


menerangkan konsep sifat Rahman. Di mana
dengan nama inilah manusia disaran agar
berdoa kepada Tuhannya. (Di maqam: Qulid
ullaaha awid urrahmaan - Surah:17: Al
Israak:110). Fikir-fikirlah.

Dan Dialah yang Maha Pengasih lagi memiliki Arasy di


hakikat memiliki tapuk teras kekuasaan agung di wajah seperti
yang dibayangkan di dalam FirmanNya:

ArRahmaanu alal arsyis tawaa. Lahuu maa fissamaa


waati wama fil ardhi wamaa bainahumaa wamaa tahta
tharaa. Wa in tajhar bilqauli fa innahuu yalamu sirra wa
akhfaa. Allaahu laa ilaaha illaahuwa. Lahul asmaa
ulhusna.
Maha Pengasih bersemayam di atas arasy (berkuasa di
singgahsana). KepunyaanNya apa-apa di langit. Apa-
apa di bumi. Apa-apa di antara keduanya dan apa-apa
di bawah tanah Dialah, Allah tiada Tuhan kecuali Dia.
BagiNya beberapa nama yang terbaik .
Surah:20: Taaha:5-8

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


50 Malam Muka Satu

Catitan: (Surah:20: Taaha:5-8)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip dengan menumbuhkan
keyakinan bahawa pada setiap barang yang ada
di langit dan di bumi adalah segala-galanya milik
Tuhan semesta alam (Di maqam: Walillaahi maa
fissamaawaati wal ardhi - Surah:31:
Luqman:26).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa Tuhan semesta
alam mempunyai nama-nama yang terbaik (Di
maqam: Lahul asmaaul husna). Di mana pada
setiap namaNya terletaknya kebolehanNya disifat
berkuasanya Dia di alam maya. Demi untuk
dimunafaatkan oleh manusia hambaNya (Surah:
17: Al Israak:110). Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


ArRahiim - (Maha Penyayang) ?
Jawab: Ianya adalah kenyataan sifat kerja kekuasaan
diri Tuhan yang memberi rahmat dengan ternyatanya sifat
Maha Penyayang di hakikat kerjaNya menaikkan darjat,
memberi pengampunan dan mengurniakan rahmat kepada
hambanya di hakikat kenyataan:

Darajaatin minhu wamaghfiratan warahmah.


Wakaanallaahu ghafuuran rahiimaa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 51

Memberi darjat serta pengampunan dan rahmat.


Demikianlah (kerja) Allah yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Surah:4: An Nisaak:96

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:4: An Nisaak:96)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:4: An Nisaak:96)
falsafah): Ayat ini secara jelas mendefinasikan
Menerangkan isyarat istilah: istilah Ar Rahiim. Di mana ianya dilengkapkan
Darajaatin minhu (Memberi darjat
daripadaNya). Di hakikat darjat di dengan tiga (3) ciri:
wajah rupa kejayaan itu hanya boleh Pertama: Menaikkan darjat seseorang
diperolehi oleh seseorang menerusi
empat (4) langkah yang harus dibuat manusia di dalam kehidupannya. (Di maqam:
secara tertib dan istiqamah: Warafa a badhakum fauqa badhin darajaat

Langkah pertama: - Surah:6: Al Anaam:165).


Sediakan diri dengan kelayakan. Di Kedua: Memberi pengampunan
makna cari kelayakan dan dapatkan
kelayakan kepada diri di bidang- kepada manusia yang bersalah dengan
bidang yang hendak diceburi. Tuhannya dengan menyeru manusia agar tidak

Langkah kedua: Setelah berputus asa untuk bertaubat. (Di maqam: Laa
kelayakan berada pada diri. Maka taqnatuu mirrahmatillaah innallaaha
carilah dan dapatkanlah pengiktirafan
terhadap kelayakan yang dibuat. yaghfiruz zunuuba jamiia - Surah:39: Az
Zumar:53).
Langkah ketiga: Setelah
pengiktirafan diperolehi. Maka Ketiga: Memberi rahmat kepada
tunjukkan pula kebolehan diri dalam hambaNya. (Di maqam: Wallaahu yakhtas
bidang atau di luar bidang yang
dipelajari. shubihii man yasyaau Wallaahu zulfadhlil
aziim - Surah:2: Al Baqarah:105). Fikir-fikirlah.
Langkah keempat:
Tentukan rupa kebolehan yang Moga-moga diri digolongkan di kalangan orang-
ditunjuk boleh menghasilkan faedah orang yang soleh.
kepada diri dan kepada masyarakat.
Kaji-kajilah.

Pengertian Ayat
Al Fatihah:2

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


52 Malam Muka Satu

Alhamdulillaahi Rabbil alamiin.


Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian Alam.
Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:
Alhamdulillaah - (Segala puji bagi Allah) ?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan puji-pujian. Di
mana sifat dan perlakuan dipuji dan kena dipuji adalah satu
kesukaan bagi Allah s.w.t. di mana perlakuan seumpama perlu
ditunjukkan oleh setiap hamba yang memperakui
ketuhanannya (Surah:17: Al Israak:111). Di samping
menjadikannya sebagai satu amalan lidah dan hati seseorang
di kala ianya menyaksi kewujudan Tuhannya terutama ketika
ianya menerima rahmat dan nikmat yang dikurniakan oleh
Tuhannya. Serta mengelakkan dirinya dari tergolong di
kalangan orang yang melupai budi dan nikmat Tuhannya di
hakikat:

Qulil hamdulillaahi Bal aktharuhum laa yaqiluun.


Katakanlah: Segala puji-pujian itu bagi Allah. Tetapi
kebanyakan (manusia) tidak memikirkannya.
Surah:29: Al Ankabuut:63

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:63)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip tanda seseorang yang berakal. Di mana
ianya tidak akan sekali-kali melengahkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 53

lidahnya untuk berkata: Alhamdulillaah, apabila


dirinya menerima satu-satu nikmat dari
Tuhannya. Satu prinsip yang teramat mudah
untuk dibuat tetapi teramat payah untuk dijadikan
tabiat kehidupan. Satu kelemahan yang perlu
diperhatikan oleh setiap manusia yang
memperakui nikmat Tuhannya. (Di maqam: Lain
syakartum la aziidannakum walain kafartum
inna azaabii lasyadiid - Surah:14: Ibrahim:7).
Maka fikir-fikirlah di hakikat lidah tidak akan
tercalar. Jika diri melafazkannya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Rabbil alamiin - (Tuhan sekalian alam) ?
Jawab: Satu kalimah ketuhanan yang bersifat raja dan
pemelihara dengan mewujudkan sifatNya di hakikat haafiza
(pemelihara) yang berupaya memberi wajah kesenangan dan
kesejahteraan dengan rupa rahmat dan nikmat bagi sekalian
alam. Satu kenyataan yang menafikan mana-mana dakwaan
ketuhanan yang tidak bersifat Tuhan bagi sekalian alam. Bagai
ternafinya pengakuan ketuhanan Firaun di kala pengakuan
ketuhanannya dibantah oleh tukang-tukang sihirnya:

Qaaluu aamannaa birabbil aalamiin. Rabbi Muusa wa


Haaruun.
Mereka berkata: Kami telah beriman kepada Tuhan
sekalian alam. Iaitu Tuhan Musa dan Harun.
Surah:26:Asy Syuaraak:47-48
Catitan: (Surah:26: Asy Syuaraak:47-48)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


54 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


Menerangkan Ruhul Maani falsafah).
(Surah:26:Asy Syuaraak:47-48)
Ayat ini menerangkan prinsip beragama
Menerangkan isyarat ruhul dan falsafah beragama. Di hakikat manusia
maani isyarat istilah: Qaaluu
aamannaa birabbil aalamiin. (Kami beragama kerana bertujuan untuk mendapatkan
beriman kepada Tuhan sekalian Tuhan yang sebenar. Di makna beragama
alam) pada konteks yakin dan
keyakinan akan menzahirkan rupa biarlah tubuh dan diri mengenal Tuhan. Lalu
isyarat istilah: Wabud rabbaka hattaa dikisahkan sikap tukang-tukang sihir Firaun
yatiyakal yaqiin (Sembahlah Tuhan
engkau sehingga tertumbuhnya untuk dijadikan iktibar kepada manusia pada dua
keyakinan). Di mana sifat yakin. Jika (2) pengertian:
diperteguhkan oleh seseorang dalam
hidupnya akan menzahirkan Pertama: Ayat ini secara jelas
kemantapan diri pada tiga (3) menerangkan prinsip dan falsafah bahawa
perkara:
beragama bukan sekali-kali berwadah Pak Turut.
Satu: Yakin akan Percaya dengan wajah kepercayaan Pak Turut.
menzahirkan teras kepada iman dan
keimanan. Di hakikat beriman tanpa Sebaliknya bila diri beragama, maka
yakin itu hampa. Berilmu tanpa yakin kepercayaan dan ketauhidan yang terbentuk
tidak akan menjadi. Bertuhan tanpa
yakin tidak akan menzahirkan kejituan hendaklah dibentuk oleh diri sendiri seumpama
tauhid dan ketauhidan yang sejati. sikap yang ditunjukkan oleh tukang sihir Firaun
Dua: Yakin adalah
pendorong kepada sifat kehendak (Di maqam: Qaala aamantum lahuu qabla an
dan berkehendak. Di mana kehendak aazanalakum - Surah:26: Asy Syuaraak:47-51).
yang tertumbuh pada sebuah cita-cita
akan terkulai layu. Jika yakin dan Kedua: Ayat ini secara jelas
keyakinan tidak diperteguhkan pada menerangkan prinsip dan falsafah, bahawa bila
diri.
Tiga: Yakin adalah sifat diri beragama, tuntutan agama yang
penggalak hati berilmu nampak. diperintahkan hendaklah ditunaikan. Di hakikat
(Surah:102: At Takaatsur:7). Nampak
barang yang hendak dibuat. diri benar-benar beriman kepada Allah dan
(Surah:10:Yunus:101). Nampak cara rasulNya. Seumpama gambaran tertegaknya
yang hendak dibuat dan nampak hasil
yang akan diperolehi dari barang keyakinan dan keimanan (Di maqam: Waman
hendak dibuat. (Surah:6: Al yuslim wajhahuu ilallaahi wahuwa muhsinun
Anaam:104).
Sesungguh ingatlah anak faqadis tamsaka bil urwatil wuthqaa -
cucu, bahawa sifat was-was itu Surah:31: Luqman:22). Maka fikir-fikirlah di
adalah harta kepapaan manusia di
kala sifat yakin terhilang pada hakikat agama bukannya satu wadah permainan
dirinya. Kaji-kajilah. yang boleh dipegang dan diimani di sifat batuk di
tangga.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 55

Pengertian Ayat
Al Fatihah: 3

Arrahmaanir Rahiim.
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Soalan: Apa yang dimaksudkan dengan kalimah:


Arrahmaanir Rahiim - (Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang) ?
Jawab: Satu kenyataan diri kedirian yang memerlukan
dua perkara serentak terwujud pada diriNya dalam
mengarcakan rahmat dan nikmat kepada alam semesta dan
dua perkara serentak yang perlu diwujudkan oleh hambanya
dalam menerima kurniaan rahmat dan nikmat dari Tuhannya.
Berlandaskan hakikat dan kesedaran bahawa menerima
rahmat dan nikmat di atas sifat Ar Rahman (PengasihNya)
semata-mata. Tanpa disertai oleh sifat Ar Rahiim
(PenyayangNya) tidak sekali-kali akan terwujudnya Redha.
Maka jadilah penerimaan rahmat dan nikmat tersebut bagai
terimanya rahmat oleh orang-orang kafir.
Oleh yang demikian adalah menjadi tanggungjawab
seseorang itu menentukan sebarang penerimaan rahmat dan
nikmat olehnya, hendaklah sentiasa berada di tahap
terbentuknya apa yang dinamakan redha meredhai seperti
yang dinyatakan oleh hakikat konsep:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


56 Malam Muka Satu

Radhiallaahu anhum waradhuu anhu Zaalika liman


khasyia rabbah.
Allah redha kepada mereka dan mereka redha
kepadaNya. Demikianlah sifat (Pendirian hati) orang-
orang yang takut kepada Tuhannya.
Surah:98: Al Bayyinah:8

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:98: Al Bayyinah:8)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:98: Al Bayyinah:8)
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan isyarat ruhul dua (2) perkara:
maani ayat kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan hakikat menerangkan prinsip seseorang yang berjaya
bahawa bagi mereka yang berjaya
mengasuh dirinya takut kepada mengasuh hati dan dirinya di taraf: Khasyiya
Tuhan di maqam: Khasyiya rabbah rabbah (Di makna takut kepada Tuhannya pada
sahajalah yang akan mendapat
keredhaan Tuhan semesta alam di maqam: Khuatir syirik dirinya terhadap Tuhannya
suasana masing-masing redha (Di maqam: Man khasyiyar rahmaana bilghaibi
meredha di antara Tuhan dan
hambaNya. wajaaa biqalbim muniib - (Surah:50: Qaaf:33-
34).
Dua: Menerangkan hakikat
bahawa bagi mereka yang berjaya Di hakikat halusnya perkiraan hati
mengasuh dirinya takut kepada mereka terhadap persoalan syirik. Di maksud
Tuhan di maqam: Khasyiya rabbah
sahajalah yang berjaya mengasuh mereka bukan sahaja melihat kepadanya di
hatinya secara automatik benci sudut syirik Jali (syirik besar). Malah mereka jua
terhadap kekufuran, kefasikan dan
kedurhakaan. Satu maqam hati di khuatir dirinya syirik kepada Tuhannya di wajah
peringkat: Qalbissalim yang diredhai syirik khafi (syirik tersembunyi). Di suasana
Tuhan semesta alam. Kaji-kajilah.
dirinya menyedari hakikat bahawa syirik tidak
diampun Tuhannya. (Di maqam: Innallaaha laa
yaghfiru an yusyraka bihii - Surah:4: An
Nisaak:48).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip tentang redha meredha. Di
makna redhanya seorang hamba terhadap

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 57

Tuhannya. Dan redhanya Tuhan terhadap


hambaNya. Di suasana kedua-dua pihak suka
dan gembira. Di wajah terzahirnya jemputan
keriangan Tuhan dengan mengiktiraf hambanya
di taraf hamba yang diperakuiNya serta disambut
oleh hambanya dengan keriangan. (Di maqam:
Irjiii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyyah
Fadkhulii fii ibaadii Surah:89: Al fajr:27-30).
Fikir-fikirlah.

Pengertian Ayat
Al Fatihah: 4

Maaliki yaumiddiin.
Raja sehari-hari dalam penghidupan

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah:


Maaliki (Raja).
Jawab: Ianya di maksudkan kepada diri kedirian zat
Tuhan semesta alam yang bersifat raja yang memerintah. Di
rupa raja segala raja yang berkuasa di seluruh alam maya dan
tiada yang lebih dariNya dan tiada pula sekutu padaNya di
hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


58 Malam Muka Satu

Yusabbihu lilaahi maa fissamaawaati wamaa fil ardhil


malikil qudduusil aziizil hakiim.
Ditasbihkan kepada Allah. Apa yang di langit dan apa
yang di bumi akan Maharaja yang Maha suci. Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Surah:62:Al Jumaah:1

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:62: Al Jumaah:1)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:62: Al Jumaah:1)
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan ruhul maani dua (2) perkara:
yang mengisyaratkan kepada satu
kenyataan Allah Taala Pertama: Ayat ini secara jelas
memperingatkan manusia bahawa menerangkan prinsip tentang kehebatan Allah
bagi setiap barang yang ada di langit
dan di bumi semuanya bertasbih Taala. Di mana Allah Taala ditasbihkan oleh
kepada Allah Taala meskipun setiap barang yang ada di langit dan di bumi. (Di
mereka tidak menerima amanah
Tuhannya (Surah:33: Al Ahzab:72). maqam: Tusabbihu lahus samaawaatus sabu
wal ardhu waman fii hiinna - Surah:17:Al
Satu kenyataan berupa sinis
halus kepada manusia agar Israak:44). Namun nilai tasbih manusia lebih
mengingatkan diri masing-masing bernilai. Lantaran kejadian manusia dipertikaikan.
tidak lupa untuk bertasbih kepada
Tuhannya. (Surah:3: Al Imran:40). Di Malah manusia tidak diyakini akan mengingati
hakikat banyaknya manusia telah Tuhannya. (Surah:2: Al Baqarah:30). Tidak
terlupa kepada akujanji dirinya
dengan Tuhannya. (Surah:7: Al seumpama para Malaikat mentasbihkan Allah
Araaf;172). Di suasana manusia-lah pada setiap masa. Demikianlah isyarat yang
sepatutnya banyak bertasbih kepada
Tuhannya di sepanjang hidupnya di diberikan oleh Allah agar manusia menjaga
muka bumi. Demi Tuhannya martabat kejadiannya di rupa sebaik kejadian
(Surah:33: Al Ahzaab:21). dan demi
faedah untuk menyuci hati dirinya serta tidak melupai Tuhannya.
serta menenangkan jiwanya. Kedua: Ayat ini secara jelas
(Surah:13: Ar Rad:28).
menerangkan prinsip bahawa kerja
Kaji-kajilah. mentasbihkan Tuhan pada setiap masa berupaya
dilakukan oleh semua makhluk kejadianNya.
Tetapi kerja mengaslih muka bumi tidak dapat di
buat oleh para Malaikat atau oleh mana-mana
kejadian Tuhan di langit atau di bumi kecuali oleh
manusia. Lantaran itu manusia kenalah ingat,
agar amanah Tuhan yang diterimanya di wajah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 59

Khalifah Allah Di Muka Bumi tidak terabai


(Surah:33: Al Ahzab:72). Fikir-fikirlah.

Dan di kenyataan:

Qul auuzu birabbinnaasi. Malikinnaasi. Ilaahinnaasi.


Katakanlah: Aku berlindung dengan pemelihara (Tuhan)
manusia. Raja segala manusia. Tuhan manusia.
Surah:114: An Naas: 1-3

Dhabit Istilah Catitan: (Surah114: An Naas:1-3)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:114: An Naas:1-3).
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip erti
Menerangkan ruhul maani
Tuhan dan ketulenan ketuhanan kepada tiga (3)
ayat yang mengisyaratkan bahawa jika
perlindungan ingin diminta dari Tuhan. perkara:
Maka perlindungan yang diminta Pertama: Tuhan itu mestilah bersifat:
hendak dibuat pada tiga (3) martabat
nama ketuhanan: Rab (Penjaga) kepada manusia. (Di maqam:
Rabbul masyriqi wal maghribi Laa ilaaha illaa
Satu: Minta di atas nama:
Rab (Pemelihara) kerana Dia-lah huwa fattakhizhu wakiilaa - Surah:73:
pemelihara yang terbaik.
Muzammil:9).
(Surah:10:Yunus:64).
Dua: Minta di atas nama: Kedua: Tuhan itu mestilah bersifat:
Malik (Raja segala raja) kerana Dia-
Malik (Raja) kepada manusia. (Di maqam:
lah berkuasa dalam pemerintahan.
(Surah:59: Al Hasyr:23) Huwallaahul lazii laa ilaaha illaa huwalmalikul
Tiga: Minta di atas nama:
qudduusus salaam - Surah:59: Al Hasyr:23).
Ilaah (Diri yang disembah), kerana
Dia-lah serapat-rapat diriNya dengan
hamba. (Surah:2: Al Baqarah:186). Ketiga: Tuhan itu mestilah bersifat:
Kaji-kajilah.
Ilaah (Yang disembah). (Di maqam: Qul
innamaa huwa ilaahun waahid - Surah:6: Al An
aam:19). Di mana ketiga sifatNya itu boleh
menjadi pelindung atau payung pergantungan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


60 Malam Muka Satu

manusia kepadaNya. (Surah:112: Al Ikhlas:2).


Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah:


Yaumiddiin (Hari-hari dalam kehidupan) ?
Jawab: Dalam memahami kalimah ini. Dua pengertian
hendaklah dibuat dan dua huraian harus diarcakan. Agar
pemahaman yang terbentuk dapat diarcakan pada dua sudut.
Duniawi dan akhrawi. Berdasarkan pemahaman yang
terbentuk pada Firman Allah Taala:

Wamaa adraaka maa yaumuddiin. Thumma maa


adraaka maa yaumuddiin. Yauma laa tamliku nafsun
linafsin syaia Wal amru yauma izil lillaah.
Apakah engkau mengerti (makna): Yaumiddiin.
Kemudian pula tahukah engkau (makna) Yaumiddiin. Di
hari yang tidak berhak seseorang menolong yang lain
sedikit pun. Dan segala urusan pada hari itu kepada
Allah.
Surah:82:Al Infithaar:17-19

Catitan: (Surah:82: Al Infithaar:17-19)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip terwujudnya suatu hari. Di mana tidak ada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 61

orang lain yang boleh menolong diri kecuali diri


sendiri. Di makna sifat berdikari dalam
menyediakan bekalan akhirat hendaklah dibuat
sendiri oleh setiap manusia. Di hakikat di hari
kebangkitan diri sendiri sahajalah yang boleh
menolong diri. (Surah:26: Asy-Syuaraak:88-91).
Fikir-fikirlah.

Dalam menghurainya di peringkat pertama. Di sudut


akhrawi. Maka makna bagi kalimah: Yaumiddiin hendaklah
didhomirkan kepada hari kiamat iaitu hari pembalasan. Di
mana pada hari itu. Tiada sesiapa pun yang dapat menolong
seseorang kecuali masing-masing menolong diri sendiri
dengan bekalan amalan baiknya di dunia. Maka berbahagialah
bagi mereka yang berbekal akhirat dan celakalah bagi mereka
yang tidak memilikinya. Maka dengan itu maksud ayat: Maaliki
yaumiddiin.- bolehlah diertikan sebagai: Raja di hari
pembalasan.

Manakala di peringkat kedua.


Di sudut duniawi. Ayat:

Yaumala tamliku nafsun linafsin syai a wal amru yauma


izil lillah.
Di hari yang tidak berhak seseorang menolong yang lain
sedikit pun. Dan segala urusan pada hari itu kepada
Allah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


62 Malam Muka Satu

Surah:82: Al Infithaar:19

Catitan: (Surah:82: Al Infithaar:19)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip akan istilah: Yaumalaa tamliku nafsun
linafsin syai a (Di hari yang tidak berhak
seseorang menolong yang lain sedikit pun). di
konteks berdikari di dunia. Di makna dalam
mendayung hidup seharian, semangat berdikari
tanpa mengharapkan belas ihsan orang lain
untuk hidup hendaklah disemai pada setiap jiwa.
Berdikari dalam berilmu. Berdikari dalam
ekonomi dan berdikari dalam menyiapkan diri
dengan bekalan akhirat. Di hakikat kejayaan
hidup di dunia dan hidup di akhirat hendaklah di
lakukan semasa nafas-nafas di muka bumi. Fikir-
fikirlah.

Hendaklah dilihat jua pada konteks yang lebih luas. Di arca


kehidupan seharian manusia di dunia. Iaitu di hari kedewasaan
seseorang manusia di kala mereka telah berumah tangga. Di
mana mulai pada hari itu, seseorang manusia terpaksa
bergantung kepada dirinya sendiri di rupa dirinya kehilangan
ibu, bapa dan saudara mara.
Di suasana semacam tiada sesiapa lagi yang dapat
menolong dirinya dan rumah tangganya, kecuali diri dan
isterinyalah yang seharus berdiri dengan kaki sendiri di rupa
cara dan gaya hidup (Addiin Way of life) tersendiri,
berbekalkan ilmu di dada yang diperolehi semasa
persekolahan dan universiti dahulu serta langkah-langkah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 63

usaha dan doa kepada Tuhan yang menguasai dirinya dengan


harapan rahmat dan sejahtera berpihak kepadanya di setiap
hari dalam kehidupannya di hakikat: Tuhan tidak akan
mengubah nasib seseorang kecuali dialah mengubahnya.
Sesungguhnya dengan langkah huraian yang sedemikian.
Maka pengertian ayat: Maaliki yaumiddiin dan Surah Al Fatihah
keseluruhannya dapatlah diperluaskan pemahamannya pada
erti: Raja sehari-hari dalam kehidupan. Di hakikat Allah tetap
menjadi raja di hari-hari di dunia dan di hari-hari di akhirat.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Maaliki yaumiddiin - (Raja sehari-hari dalam kehidupan) ?
Jawab: Ianya merupakan satu kenyataan rupa diri
kedirian yang bersifat dengan rupa raja yang memerintah.
Dengan rupa raja segala raja yang berkuasa di seluruh alam
maya. Di hakikat raja di dunia dan raja di akhirat. Di makna
raja pada setiap hari-hari kehidupan. Sama ada di dunia dan di
akhirat:

Huwallaahu llazii laa ilaaha illaa huwal malikul


qudduusus salaamul muminul muhaiminul aziizul

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


64 Malam Muka Satu

jabbaarul mutakabbir. Subhaanallaahi ammaa


yusyrikuun.
Dialah Allah, tiada Tuhan kecuali Dia. Raja (yang
memerintah semesta alam) Maha Suci, Maha Selamat,
Maha Memberi Keamanan, Maha Mengawas, Maha
Perkasa, Maha Keras dan Maha Besar. Sesungguhnya
Maha suci Allah itu dari apa-apa yang mereka
persekutukan.
Surah:59: Al Hasyr:23

Catitan: (Surah:59: Al Hasyr:23)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip dalam memperkenalkan Allah kepada
manusia. Di sifatNya sebagai Tuhan dan Raja
semesta alam. Di hakikat Dialah yang memiliki
nama-nama terbaik bersama kuasaNya di sifat
diriNya, Maha Suci, Maha Penyelamat, Maha
Pemberi keamanan. Maha Pengawas, Maha
Perkasa, Maha Keras lagi Maha Besar. Di
bayangan sifat-sifat yang melayakkan manusia
menjadikan diriNya sebagai Tuhan kepada
manusia dan tiada sesuatu pun yang dapat
mempersekutuiNya (Di maqam: Falam annahuu
laa ilaaha illallaah - Surah:47: Muhammad:19).
Fikir-fikirlah.

Satu hakikat yang wajib disaksikan dan diterima oleh


seseorang yang memperakui akan dirinya hamba kepada
Tuhannya dengan mengarcakan penyaksian akan sifat raja
dan kekuasaanNya pada setiap saat dan di mana ianya berada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 65

di sepanjang hayatnya di dunia dan di akhirat. Satu kenyataan


diri kedirian yang berupaya menghasilkan rahmat dan nikmat
buat selama-lamanya. Sesungguhnya pada kenyataan ini tiada
sesuatu pun yang lebih daripadaNya kecualiNya.

Pengertian Ayat
Al Fatihah: 5

iyyaaka nabudu wa iyyaaka nastaiin - (Kepada Engkau kami


berbakti dan kepada Engkau kami meminta pertolongan)
Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh Ayat iyyaaka
nabudu wa iyyaaka nastaiin ?
Jawab: Satu kenyataan didikan yang berupa
tanggungjawab bagi menandakan seseorang itu bersifat
kehambaan yang sentiasa mengasuh dirinya untuk berbakti
kepada Tuhannya. Di samping tidak melupai kelemahan
dirinya dengan memasang sikap sering memohon pertolongan
kepada Tuhannya dalam segala urusan hidup sehariannya di
arca pembentukan rahmat dan nikmat yang berupaya
mewajahkan apa yang dinamakan sejahtera (Islam).
Agar hakikat: Hayya alassolah dan Hayya alal falah
menjadi kenyataan di sepanjang hidupnya di rupa yang maju
dan inovatif dengan tersentuhnya rupa perubahan (furqan) di
hakikat terwujud:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


66 Malam Muka Satu

Walal aakhiratu khairullaka minal uulaa.


Sesungguhnya yang akhir itu lebih baik dari yang awal.
Surah:93:Ad Dhuha:4

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:93: Ad Dhuha:4)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi Ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:93: Ad Dhuhaa:4)
falsafah).
Menerangkan sikap yang Ayat ini secara jelaskan menerangkan
perlu ditumbuhkan kepada setiap
manusia. Di mana manusia yang prinsip dan falsafah. Di mana telah menjadi
bertuhankan Allah dan berasulkan fitrah pada setiap yang latest (model terakhir)
Muhammad s.a.w hendaklah bersikap
kehadapan. Maju kehadapan. Satu adalah lebih baik, lebih cantik dan lebih canggih
sikap mencari perubahan dan dari yang awal. Di hakikat rupa tunas lebih
pembaharuan. Di hakikat yang
terakhir itu lebih baik dari yang lama. cantik dari rupa biji benih. Rupa batang lebih
unik dari rupa tunas. Rupa dahan, ranting dan
Sesungguhnya percayalah
sikap menetapkan sesuatu sebagai daun-daun lebih canggih dari rupa batang.
qatai yang tidak boleh diubah, Maka demikianlah dikembangkannya lagi di
lantaran pegangan berkata
sedemikian akan membuat diri dan rupa kuntum-kuntum bunga yang lebih indah
masyarakat menjadi kaku dan jemu dari rupa dahan, ranting dan daun-daun.
dengan bentangan yang ada.
Akhirnya terlahirlah pula buah-buah rangup,
Di hakikat memang benar manis dan lazat di rupa model terakhir di dalam
rupa rambutan tidak boleh diubah.
Tetapi rupa pendekatan cara pusingan hidup sebatang pokok. Di hakikat
menikmati rasa dan zatnya ianya lebih baik dan lebih bernilai dari rupa
hendaklah diubah selari dengan
perubahan dan kerelevanan yang keindahan sekuntum bunga di awalnya (Di
berlaku. Dan sesungguhnya maqam: Maa nansakh min aayatin au
percayalah sikap menetapkan
sesuatu di sifat qatai tanpa nunsihaa nati bikhairim minhaa au mithlihaa
terwujudnya kerelevanan akan Surah:2: Al Baqarah:106).
membuat rupa kebenaran boleh
bertukar menjadi kebatilan. Fikir-fikirlah di kedudukan diri biarlah
menjadi lebih baik dari hari ke hari. Di wajah
Kaji-kajilah
fitrah itu bererti melahir dan terlahirnya yang
baik dan yang terbaik (Di maqam:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 67

Linabluwahum ayyuhum ahsanu amalaa -


Surah:18: Al Kahfi:7).

Di rupa :

Ulaa ika alaa hudam mirrabbihim wa ulaa ika humul


muflihuun.
Demikianlah mereka itu di atas petunjuk Tuhannya dan
merekalah di kalangan orang yang beruntung.
Surah:2: Al Baqarah:5

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:5)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip bahawa hidup dan kehidupan manusia di
muka bumi akan beruntung. Jika petunjuk dari
Tuhan semesta alam sentiasa berada di sisi
serta berpegang teguh dengannya (Di maqam:
Faman tabi a hudaaya falaa khaufun alaihim
walaahum yahzanuun - Surah:2: Al
Baqarah:38). Fikir-fikirlah.

Sesungguhnya inilah kenyataan betapa Maha Pemurah


dan Maha Penyayangnya diri kedirian zat yang memperakukan
diriNya Tuhan dalam mendidik hambaNya agar tidak silu dan
malu untuk berbakti kepadaNya dan memohon pertolongan
kepadaNya. Sehingga terlahirnya ketenangan di hati serta

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


68 Malam Muka Satu

terhilangnya kebimbangan. Lantaran terwujudnya tempat


bergantung di sentuhan:

Walaa tahinuu walaa tahzanuu Wa antumul alauna


inkuntum mukminiin.
Janganlah kamu lemah dan janganlah kamu
berdukacita sedangkan kamulah orang yang lebih tinggi.
Jika kamu orang beriman.
Surah:3: Ali Imran:139

Catitan: (Surah:3: Ali Imran:139)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip sikap yang perlu ditanam oleh setiap
manusia yang dapat diterjemahkan kepada dua
(2) pengertian:
Pertama: Tanamkan sikap berbangga
apabila diri berjaya mengasuh diri beriman
kepada Allah dan rasulNya pada setiap waktu di
mana diri berada. Sesungguhnya sikap sebegini
perlu dipupuk agar wajah agama Islam
terpelihara pada setiap zaman. Malah berjaya
pula menarik minat manusia lain ke arahnya. (Di
maqam: Liyuz hirahuu aladdiini kullih -
Surah:9: At Taubah:33).
Kedua: Tanamkan sikap suka
bergantung dan mengharap kepada Allah Tuhan
semesta alam. Dengan menanam perasaan
bahawa sikap bergantung dan mengharap
kepadanya itu akan dilunaskanNya pertolongan
dari sisiNya yang membuat hati sentiasa gembira

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 69

dan tenang dalam menghadapi pancaroba hidup.


(Di maqam: Wamaa jaalahullaahu illaa
busyraa lakum walitatmainna quluubukum bih
- Surah:3: Ali Imran:126). Maka fikir-fikirlah.

Di suasana diri Tuhan jua sentiasa bersedia untuk


memberi pertolongan dengan rupa rahmat dan nikmat serta
mengelak dari sebarang bala dan fitnah yang menimpa di
hakikat:

Wayas tajiibullaziina aamanuu wa amilussaalihaati


wayaziiduhum min fadhlih.
Dan Dialah yang memperkenankan (doa) orang-orang
yang beriman dan beramal soleh dan menambah lagi
kurniaNya.
Surah:42:Asy Syuura:26

Catitan: (Surah:42: Asy Syuura :26)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip bahawa doa seseorang manusia kepada
Tuhannya hendaklah difokuskan kepada tiga (3)
sudut:
Satu: Difokuskan kepada soal iman
dan keteguhan iman (Di maqam: Wamaa umiruu
illaa liyabudullaaha mukhlishiina lahuddiina
hunafaaa - Surah:98: Al Bayyinah:5).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


70 Malam Muka Satu

Dua: Difokuskan kepada soal soleh dan


beramal soleh (Di maqam: Innallaziina
aamanuu waamilusshaalihati Ulaaikahum
khairul bariyyah Surah:98: Al Bayyinah:7).
Tiga: Difokuskan soal rezeki, nikmat
dan darjat dalam kehidupan (Surah:29: Al
Ankabuut:17). Sama ada di konteks duniawi dan
akhrawi (Di maqam: Fabtaghuu indallaahir
rizqa. wabuduuhu wasykuruulahu - Surah:29:
Al Ankabuut:17). Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan berbakti


kepada Allah oleh kalimah: Nabudu - (Kami berbakti) ?
Jawab: Satu kenyataan ikrar seseorang hamba kepada
Tuhannya dalam usahanya bagi menyempurnakan tugas dan
tanggungjawabnya untuk Berbakti - Liyabuduun kepada
Tuhannya, setelah tugas dan tanggungjawab tersebut diterima
oleh manusia di alam Roh dahulu, yang menyebabkan
terzahirnya manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi:

Innaa aradnal amaanata alassamaawaati wal ardhi


waljibaali fa abaina an yahmilnaha wa asyfaqna minhaa
wahamalahal insaan.
Sesungguhnya telah kami ajukan amanah (tugas
menjadi khalifah di muka bumi) kepada langit, bumi dan
gunung ganang. Lalu mereka enggan memikulnya dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 71

menerimanya. Kemudian amanah itu dipikul oleh


manusia.
Surah:33:Al Ahzab:72

Catitan: (Surah:33: Al Ahzab:72)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip terwujudnya akujanji di antara manusia
dengan Tuhannya. Akujanji di alam Roh (Di
maqam: Wa asyhadahum alaa anfusihim.
Alastu birabbikum. Qaaluu balaa syahidnaa -
Surah:7: Al Araaf:172) yang memperakui Allah
sebagai Tuhan dan manusia menerima hakikat
dirinya akan menjadi hamba kepada Tuhannya
dalam mengarcakan konsep: Liyabuduun
(Berbakti kepada Tuhannya). Fikir-fikirlah di
hakikat: Wazkurismarabbika Watabattal ilaihi
tabtiila. (Surah:73: Al Muzzammil:8).

Di hakikat matlamat dizahirkanNya Jin dan Manusia


untuk berbakti kepada Tuhannya:

Wamaa khalaqtul jinna wal insa illaa liyabuduun.


Dan tidaklah Aku jadikan Jin dan manusia itu kecuali
untuk berbakti kepadaKu.
Surah:51:Az-Zariyaat:56

Catitan: (Surah:51: Az Zariyaat:56)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini secara jelas menerangkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


72 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah prinsip kepentingan istilah: Liyabuduun


Menerangkan Ruhul Maani (Berbakti kepada Tuhan) kepada Tuhan dan
(Surah:51:Az Zariyaat:56)
kepada manusia. Satu istilah yang akan
Menerangkan isyarat ruhul mengarcakan rupa kerja yang tersirat pada
maani istilah: Liyabuduun pada dua
(2) perkara: akujanji yang dibuat oleh manusia kepada
Tuhannya di alam Roh (Surah:7: Al Araaf:172).
Satu: Menerangkan istlah:
Liyabuduun di maqam keteguhan Satu istilah yang berupa cabaran dan
iman dan ketauhidan hidup di wajah penghormatan kepada manusia di atas sifatnya
pengarcaan perlakuan keikhlasan
seseorang hamba terhadap sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi. (Di
Tuhannya di maqam: Innashalaatii maqam: Wahuwallazii jaalakum khalaa ifal
wanusukii wamahyayaa wamamaati
lillaahi rabbil aalamiin. (Surah:6: Al ardhi - Surah:6: Al Anaam:165). Satu istilah
An aam:162-163). bermulanya tugas manusia membuktikan dirinya
Dua: Menerangkan istilah:
Liyabiduun di maqam ruhul maani adalah sebaik-baik kejadian yang boleh
istilah: Innaa lillaahi wa innaa ilaihi diharapkan oleh Tuhan. Satu istilah yang
raajiuun (Sesungguhnya dari Allah
aku datang dan kepada Allah aku berwajah pembelaan manusia terhadap
kembali Surah:2: Al Baqarah:156). Tuhannya dengan bertindak membuktikan
Di makna datang ke dunia dengan
amanah Allah dan dengan wajah dakwaan Iblis terhadap manusia ternafi dari
hamba yang soleh lagi bertaqwa akan kenyataan. (Di maqam: Walaqad shaddaqa
dibawa menghadap Izzati apabila diri
dipanggil kembali kepadaNya. alaihim ibliisu zannahu fattabauuhu illaa
Tiga: Menerangkan istilah: fariiqam minal muminiin Surah:34: As
Liyabuduun di maqam: Qul innii
umirtu an abudallaaha mukhli Sabak:20 -21). Satu istilah yang perlu diterima di
shallahuddiin. (Surah:39:Az Zumar: rupa cabaran dan perlu dibuktikan oleh setiap
11-15). Di makna mengikhlaskan diri
dengan agama. Mengikhlaskan diri manusia. Fikir-fikirlah di hakikat tiada makhluk
dengan cara dan gaya hidup fitrah lain yang akan menjaga martabat manusia
yang dianjur oleh Allah. Kaji-kajilah.
kecuali manusia sendirilah menjaganya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan


pertolongan Allah pada kalimah: Nastaiin - (Kami minta
pertolongan) ?
Jawab: Satu bentuk pemberian kebaikan dalam
menyelesaikan satu-satu permasalahan dengan
menyempurnakan kehendak dan keperluan seseorang di
dalam perjalanan hidupnya semasa di dunia dan di akhirat di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 73

wajah sejahtera dan redha seperti yang dinyatakan oleh


konsep PertolonganNya:

Wamaa jaaalahullaahu illaa busyraa lakum


walitatmainna quluubukumbih Waman nasru illaa min
indillaahil aziizil hakiim.
Tiadalah dijadikan Allah pertolongan itu melainkan untuk
kegembiraan bagi kamu dan supaya tenteram hati kamu
dan tidaklah pertolongan itu melainkan dari sisi Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Surah:3: Ali Imran:126

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:3: Ali Imran:126)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Bayan ( Punca konsep dan
(Surah:3:Ali Imran:126).
idea). Ayat ini menerangkan konsep rupa
Menerangkan isyarat yang pertolongan Tuhan kepada hambaNya yang
menjuruskan kepada kenyataan
bahawa pertolongan Allah berbentuk dapat dirumuskan kepada tiga (3) perkara:
harta kepada hambaNya adalah Pertama: Ayat ini secara jelas
kegembiraan dan ketenangan hati. Di
makna jika manusia tertandus menerangkan bahawa tidak dinamakan
kegembiraan dan ketenangan hati. pertolongan Tuhan. Jika ianya tidak tertumbuh
Maka dengan secara automatik-nya
manusia itu menjadi miskin. Malah perasaan gembira kepada seseorang.
derita dan penderitaan akan Kedua: Ayat ini secara jelas
menjenguk jendela hidupnya.
Justeru itu ingatlah anak menerangkan bahawa tidak dinamakan
cucu bahawa ketenangan jiwa dan pertolongan Tuhan. Jika ianya tidak tertumbuh
kegembiraan adalah asas harta
hidup yang paling bernilai bagi ketenangan hati kepada seseorang.
seseorang manusia. Ketiga: Ayat ini secara terang
Kaji-kajilah. memberi isyarat bahawa terwujud dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


74 Malam Muka Satu

terzahirnya suasana di mana terdapatnya rupa


kesenangan yang diterima seseorang tidak
berjaya mengembirakan hatinya. Malah
kegelabahan terus menular di dalam kehidupan,
walaupun rupa pertolongan telah diperolehinya.
Maka di kedudukan sebeginilah dibayangkan
oleh Allah Taala bahawa tidak dikatakan
sebenar-benar pertolongan itu kecuali
pertolongan dariNya. (Di maqam: Wayan
shurukallaahu nashran aziizaa - Surah:48:Al
Fath:3).
Fikir-fikirlah. Di hakikat inilah ayat
yang menjadi kayu pengukur tanda ukuran
sama ada seseorang itu mendapat pertolongan
Tuhannya atau tidak.

Maka demikianlah anak cucu, pertolongan Tuhan itu


tetap menjuruskan kepada dua (2) perkara. Pertama: Bentuk
pertolonganNya berupaya mengembirakan hati seseorang
manusia. Kedua: Bentuk pertolonganNya boleh pula
mententeramkan hati seseorang. Di wajah terarcanya dua
perkara yang sememangnya diperlukan oleh seseorang
manusia di dalam hidupnya. Maka di wajah bentuk pertolongan
sebeginilah yang dikatakan rupa pertolongan Tuhan dan
sesungguhnya rupa pertolongan seumpama inilah jua yang
seharusnya ditauladani dan diamalkan oleh manusia sesama
manusia. Wallaahu alam.

Pengertian Ayat
Al Fatihah: 6

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 75

Ihdinassiraatal mustaqiim.
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Shiraatal mustaqiim - (Jalan yang lurus) ?
Jawab: Ianya adalah jalan kenyataan terwujudnya
petunjuk di limpahan keredhaanNya dengan mengeluarkan
seseorang dari kedudukan yang tidak menentu kepada
kebenaran, tepat dan selamat di hakikat ternyatanya:

Yahdii bihillaahu manittabaa ridhwaanahu subulas


salaam. Wayukhrijuhum minazzulumaati ilannuri bi
iznihii. Wayahdiihim ilaa shiraatim mustaqiim.
Diberikan petunjuk dengannya bagi mereka yang
mengharapkan keredhaanNya kepada jalan selamat.
Dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke dalam
terang benderang dengan izinNya. Serta menunjukkan
mereka jalan yang lurus.
Surah:5: Al- Maidah:16

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


76 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:5: Al Maidah:16)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:5:Al Maidah:16)
idea). Ayat ini secara jelas menerangkan
Menerangkan ruhul maani konsep Huda (petunjuk) dan mendefinasikan
yang mengisyaratkan kepada lima (5)
golongan manusia yang senang istilah: Huda. Di mana anak cucu kenalah ingat
mendapat petunjuk Tuhannya: bahawa pada setiap yang dikatakan huda,

Satu: Hidayah mudah mestilah memiliki empat (4) sifat:


dikurniakan oleh Tuhan kepada Satu: Huda - Menghala ke arah
mana-mana orang yang sedang
mencari keredhaan Tuhannya. keredhaan. (Di maqam: Radhiyallaahu anhum
waradhuu anhu zaalika liman khasyia
Dua: Hidayah mudah
dikurniakan oleh Tuhan kepada rabbah Surah 98: Al Bayyinah:8) dengan
mana-mana orang yang sedang keupayaannya membentuk diri seseorang
mencari jalan Subulassalam (Jalan
sejahtera). menjadi manusia yang sebaik-baik. Di samping
membawa manusia beriman dan beramal soleh
Tiga: Hidayah mudah
dikurniakan oleh Tuhan kepada (Di Maqam: Innallaziina aamanuu waamilus
mana-mana orang yang ingin shaalihati Ulaaikahum khairul bariyyah
memindahkan dirinya dari kegelapan
kepada cahaya. Surah:98: Al Bayyinah:7).
Dua: Huda - Menuju ke arah jalan
Empat: Hidayah mudah
dikurniakan oleh Tuhan kepada kesucian. (Di maqam: Wabtaghuu ilaihil
mana-mana orang yang mencari wasiilah. Wajaahiduu fii sabiilih - Surah:5: Al
jalan: Shiraatal mustaqiin (Jalan yang
lurus). Maidah:35). Di mana huda akan menzahirkan
jalan dan dorongan sehingga terhasilnya pada
Lima: Hidayah mudah
dikurniakan oleh Tuhan kepada diri seseorang manusia itu taraf kesucian hati di
mana-mana orang yang sentiasa maqam Qabissaliim.
rapat dirinya dengan Tuhannya.
Tiga: Huda Menggerakkan manusia
Sesungguhnya di antara dua dari kegelapan ke cahaya. (Di maqam:
(2) tanda-tanda seseorang itu sedang
mendapat petujuk dari Tuhannya Yukhrijuhum minaz zulumaati ilannuur -
adalah: Surah:2:Al Baqarah:257). Di makna huda
(i): Terlahirnya kemudahan
di dalam melaksanakan urusan. Di berupaya merubah seseorang dari jahat
suasana hati tenang dan gembira. menjadi baik. Dari jahil menjadi alim. Dari
Apatah lagi terlahirnya penolong yang
membantu urusan. miskin menjadi kaya dan dari mundur menjadi
maju. Sejahtera di dunia dan sejahtera di
(ii): Terlahirnya ilham dan
cara penyelesaian terhadap satu-satu akhirat.
permasalahan yang sedang dihadapi. Empat: Terbentuknya jalan yang lurus
Di suasana ianya tidak terfikir di
awalnya. lagi selamat. (Di maqam: Wallaziina jaahaduu
fiinaa lanahdi yannahum subulanaa -
Kaji-kajilah.
Surah:29: Al Ankabuut:69). Lalu jika keempat-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 77

empat sifat di atas terzahir. Maka itulah yang


dikatakan Huda namanya. Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Ihdinassiraatal mustaqiim - (Tunjukkanlah kami jalan yang
lurus) ?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan didikan Tuhan
semesta alam yang seharusnya diminta oleh hambanya
kepadaNya. Dengan suatu kenyataan hakiki bahawa petunjuk
yang berupa hidayah adalah setinggi-tinggi dan sebaik-baik
permohonan yang sepatutnya diajukan kepada Tuhannya. Di
dalam kedudukan bagai eloknya bermohon jala daripada ikan.
Yakni bermohon punca yang boleh terzahirnya jalan ilmu dan
rupa kebendaan hasil dari natijah terlahirnya Makhraja di rupa
rezeki di maqam konsep:

Waman yattaqillaaha yajallahuu makhraja. Wayarzuqhu


min haithu laa yahtasib.
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah.
Nescaya Allah mengadakan baginya makhraja (Jalan
rezeki). Dan Allah memberikan kepadanya rezeki yang
tidak terkira.
Surah:65: At Thalaaq:2-3

Catitan: (Surah:65: At Thalaaq:2-3)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


78 Malam Muka Satu

Soalan Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan


Cara Menggali Al Quran idea). Ayat ini secara jelas menerangkan
(Surah 65: At Talaaq:2-3)
konsep hubungan di antara Taqwa dan Rezeki.
Tanya diri sendiri. Di atas jaminan mutlak. Sesiapa yang bertaqwa

Soalan: Bila kita bercakap akan jadi kaya. Maka tanyalah dan carilah
tentang istilah Makhraja (Jalan formula yang benar-benar tepat bagi
rezeki). Maka bolehkah di sini
diterang dengan rupa apakah jalan membolehkan diri menjadi orang taqwa dan
Makhraja ini terbentuk. bertaraf orang bertaqwa. Maka fikir-fikirlah di
Sehingga rupanya dapat
dilihat oleh manusia tentang hakikat taqwa bukannya cerita dongeng yang
kepentingan kewujudannya di dalam hanya ada pada kata (Surah:48: Al Fath:26).
kehidupan mereka seharian yang
boleh menatijahkan terbentuknya Tetapi di sebaliknya kenapakah ianya masih
rupa rezeki kepada mereka ? terhapus rupa pada bukti. Lalu ingatlah anak

(Rujuk:m.s:140 -141). cucu, sedap pada kata. Tanpa lidah merasa -


Bererti hampa.

Dengan dipermudahkan olehNya di dalam segala


urusan pekerjaan di hakikat:

Waman yattaqillaaha yaj allahu min amrihii yusraa.


Barang siapa yang bertaqwa, nescaya dijadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.

Dhabit Istilah
Surah:65: At Thalaaq:4
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 65: At Talaaq:4)
Catitan:(Surah:65:At Thalaaq:4)
Dalam menegaskan lagi Klasifikasi ayat - Al Bayan (Punca konsep dan
konsep memudahkan urusan bagi
orang-orang bertakwa. Maka Allah idea): Ayat ini secara terang memperjelaskan
Taala menegaskan lagi bahawa konsep akrab (merapatkan diri) di sudut
orang bertakwa itu akan
diselamatkan oleh Allah Taala menyenangkan kerja dan urusan. (Di maqam:
dengan kemenangan dan mereka Fa ammaa man ataa wattaqaa washaddaqa
tidak akan ditimpa kejahatan dan
tidak pula berdukacita. (Surah:39: bilhusnaa fasanuyassiruhuu lilyusraa -
Az-Zumar:61). Surah:92: Al Laili:4-7). Di hakikat ianya adalah
Sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 79

Dhabit Istilah salah satu faktor besar yang boleh membawa


Menerangkan Ruhul Maani seseorang ke arah senang dalam menjalankan
(Surah 65: At Talaaq:4)
Sambungan. kerja dan urusan seharian. (Di maqam: Wajalli
milladunka sultaanan nashiiraa - Surah:17: Al
Sesungguhnya kemenangan yang
dimaksudkan itu adalah Israak:80). Di makna jika diri rapat. Maka akan
kemenangan yang berwajah terlahirlah perasaan ingin tolong dan kena
kesejahteraan kepada diri, keluarga
dan negeri di sudut ekonomi di tolong.
dunia (Surah:7: Al Araaf:96) dan di Lantaran itu fikir-fikirlah di makna
sudut nikmat di hari kebangkitan
(Surah:52: At Thuur:17-20) taqwa itu bererti rapat dan pentingnya istilah
rapat dan berapat dihidupkan di hati di dalam
Kaji-kajilah
kehidupan seharian.

Di hakikat terzahirnya petunjuk dan jalan di maqam:

Innaa hadainaahus sabiila immaa syaakiran wa immaa


kafuura.
Sesungguhnya Kami tunjukkan Sabil (jalan). Sama ada
ianya bersyukur (menjadi orang bersyukur) dan sama
ada ianya kufur (menjadi orang kufur).
Surah:76:Al Insaan:3

Catitan: (Surah: 76: Al Insaan :3)


Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara terang
memperjelaskan perlunya hati dibersihkan.
Kerana hati yang bersih sahajalah yang
berupaya menghasilkan akal. Dan akal
sahajalah yang tahu lagi arif dalam memilih di
antara kebenaran dan kebatilan. (Di maqam:
Ulil aidi wal abshaar Surah:38: Shaad:45-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


80 Malam Muka Satu

47). Lantaran itu, jalan membersih hati dan


jiwa hendaklah dicari. Jika akal hendak
ditumbuhkan pada diri. Fikir-fikirlah di konteks
berakal bererti bijak lagi bistari.

Di kenyataan konsep:

Wallaziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulana.


Wa innallaaha lama al muhsiniin.
Orang-orang yang berjuang pada kami. Nescaya Kami
tunjukkan mereka ke jalan Kami. Sesungguhnya Allah
berserta dengan orang-orang yang membuat kebaikan.
Surah:29: Al Ankabuut:69

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:69)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan prinsip
perjuangan hidup di sisi Allah Taala pada istilah:
Jaahaduu fiina (Berjuang pada Kami) yang
dapat dilihat pada dua (2) sudut:
Pertama: Ayat ini secara terang
memperjelaskan makna istilah: Jaahaduu fiina
pada sudut rupa perjuangannya yang dapat
disenaraikan kepada empat (4) asas perjuangan:
Satu: Berjuang menegakkan keimanan
kepada Allah dan rasulNya (Di maqam: Fa
aaminuu billaahi warasuulihii wannuurillazii
anzalnaa - Surah:64: At Taghabun:8) dengan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 81

Dhabit Khas. tubuh dan hati sentiasa patuh kepadanya di


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani wajah hati yang suci di maqam: Qalbissaliim. Di
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Dari muka surat:48 hakikat akan tertumbuh dan terpancarnya cinta
kepada keimanan di hati dan benci kepada
(Mukjizat Dan Definasi Baru)
kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. (Di
Satu asas yard-stick yang maqam: Walaakinnallaaha habba ilaikumul
boleh dijadikan ukuran empirical bagi
lonjakan di musim-musim mendatang. iimaana wazayyanahuu fii quluubikum
Di suasana definasi lama tetap akan Surah:49: Al Hujuraat:7-8).
membuat ummah menjadi lemah dan
lembat. Lantaran sudut definasinya Dua: Berjuang menegakkan rupa
berwajah paku yang payah untuk tanggungjawab mengarcakan matlamat kejadian
diubah. Malah tidak terwujud daya
galakan bagi memecahkan rekod manusia di sifat Khalifah Allah di muka bumi di
pencapaian lama. wajah seorang aabidin yang mukmin lagi
Satu definasi yang akan
menatijahkan rupa ruhul maani bertaqwa. (Di maqam: Tuminuuna billaahi
lautan ilmu Tuhan terbias lihat dari warasuulihii watujaahiduuna fii sabiilillaahi bi
pandangan ummah. Tanpa
terwujudnya langkah-langkah dan amwaalikum wa anfusikum - Surah:61: As
usaha untuk menerokainya di maqam Shaaf:10-11).
isyarat istilah: Qul laukaanal bahru
midaadalli kalimaati rabbi .. ilakh Tiga: Berjuang melaksanakan konsep:
(Surah: 18: Al Kahfi:109). Liyabuduun dengan mengarcakan rupa ibadat
Maka begitulah jua akan
terjadi pada rupa ruhul maani asas dan ibadat pengaslihan bagi memenuhi
gambaran Al Quran di wajah kalimah kehendak konsep: Aamanuu wa
yang baik bagai pokok yang
menjulang ke langit pada isyarat amilusshaalihat (Beriman dan beramal soleh).
istilah: Alamtara kaifa dharaballahu (Surah:98: Al Bayyinah:5)
mathalan kalimatan tayyibatan
kathajaratin tayyibatin ashluhaa Empat: Berjuang dengan membentuk
thaabitun wafaruhaa fissamaa.. rupa pemerintah negeri yang baik lagi adil (Di
ilakh. (Surah:14: Ibrahim:24-25), tidak
akan memberi sebarang makna maqam: Laa yanhaakumullaahu anillaziina
kepada ummah, selain dari cerita lam yuqaatiluukum fiddiini walam
luasnya ilmu Tuhan menghiasi dada
Al Quran. Di kedudukan sedap pada yukhrijuukum min diyaarikum antabarruuhum
kata tetapi buta dalam menggalinya. watuqsituu ilaihim Surah:60: Al
(Surah:12: Yusuf:111).
Satu kekurangan yang perlu Mumtahinaah:8-9). serta terwujudnya sebuah
dikaji semula agar istilah para nabi masyarakat majmuk yang beriman kepada Allah
dan para rasul di wajah tauladan dan
ikutan terbaik (Surah:24:An Nur:34) dan hari akhirat di samping beramal soleh di
dapat diterjemahkan dan menjadi wajah terserlah diri masyarakat penjana ekonomi
kenyataan pada pegangan ummah di
zaman Al Quran. Di tengah-tengah dan pengaslih negeri. (Surah:2: Al Baqarah:62).
musim dunia terus berkembang Kedua: Ayat ini secara terang
meninggalkan ummah di suasana
beku, kaku dan lesu. memperjelaskan makna istilah: Jaahiduu fiina
pada sudut kelebihan dan pertolongan Tuhan. (Di
Bersambung di m.s:84
maqam: Innaa lananshuru rusulana wallaziina

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


82 Malam Muka Satu

aamanuu filhayaatid dunya wayauma


yaquumul asyhaad Surah:40: Al Mukmin:51).
Di mana Allah Taala telah memberi jaminan
bahawa IaNya akan memberi petunjuk ke
jalanNya dan akan bersama dengan orang-orang
yang berbuat kebaikan. (Di maqam: Innallaaha
maallaziinattaqau wallaziinahum muhsinuun -
Surah16:An Nahl:128). Fikir-fikirlah di hakikat
perjuangan itu adalah kewajipan. (Surah:3:Ali
Imran:160).

Pengertian Ayat
Al Fatihah: 7

Shiraatallaziina anamta alaihim. Ghairil maghdhuubi


alaihimm waladdhaa liin.
Jalan seumpama mereka yang Engkau berikan nikmat
dan tidaklah mereka itu orang-orang dimurkai dan
disesatkan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah:


Shiraatallaziina - (Jalan seumpama mereka) ?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan dan penegasan
bahawa terwujudnya jalan dan tatacara bagi membolehkan
seseorang itu menjadi maju dan berjaya di dalam kehidupan.
Satu kenyataan agar manusia mencari dan menerokai jalan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 83

dan tatacara yang boleh menghasilkan nikmat yang


tersembunyi disebalik setiap rupa kejadian alam dan nikmat
yang tersembunyi di celah-celah rupa aktiviti manusia. Satu
kenyataan yang menyeru manusia agar mencari peluang dan
membentuk peluang di legar kehidupan seharian dengan
menggunakan ilmu, kebolehan dan kebijaksanaan di hakikat
jaminan Allah seperti FirmanNya:

Yarfaillaahu llaziina aamanuu minkum wallaziina uutul


ilma darajaat.
Allah meninggikan orang-orang beriman di kalangan
kamu dan orang-orang berilmu beberapa darjat.
Surah:58: Al Mujaadalah:11

Catitan: (Surah:58:Al Mujaadalah:11)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep bahawa darjat seseorang manusia itu
akan ditingkatkan oleh Allah Taala apabila
manusia tahu meletakkan dirinya pada dua (2)
kedudukan:
Pertama: Tahu meletakkan diri di
tahap beriman kepada Tuhan dan RasulNya di
rupa seorang yang benar-benar beriman (Di
maqam: Tuminuuna billaahi warasuulihii
watujaahiduuna fiisabiilillaahi biamwaalikum
wa anfusikum - Surah:61: Ash Shaf:11).
Kedua: Tahu meletakkan diri di tahap
seorang yang berpendidikan tinggi di wajah
seorang yang berilmu (cendekiawan cerdik

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


84 Malam Muka Satu

Dhabit Khas. pandai). (Di maqam: Wafauqa kullizii ilmin


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani aliim - Surah:12: Yusuf:76).
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Dari muka surat:81 Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat manusia
tiada pilihan kecuali kena jadi seorang
(Mukjizat Dan Definasi Baru)
cendekiawan.
Satu perubahan fikrah dan
persepsi pegangan yang perlu
diubah. Satu peluang yang mesti Penerokaan Teori Al Quran.
direbut oleh para cendekiawan Islam (Surah:58: Al Mujaadalah:11)
di atas terbukanya peluang
menterjemahkan sumber yang Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
dibekalkan Tuhan. of Noble Quran): Adalah dirangka satu Teori Al
Satu peluang penterjemahan
furqan yang lebih besar lagi penting Quran di bidang Sains Kemasyarakatan Dan
dari Cerita Nyamuk (Surah:2: Al Kerohanian yang berbunyi:
Baqarah:26). Di mana Allah Taala
ketika menceritakan hal mukjizat para Darjat seseorang manusia boleh
rasulNya tidak pernah sekali-kali dipertingkatkan dengan ilmu dan iman. Jika
menggunakan istilah: Innallaha laa
yastahyii (Allah tidak terasa hina) ilmunya tinggi. Maka tinggilah darjatnya.
ketika menceritakan kisah mukjizat Dan jika tinggi taraf keimanannya. Maka
para rasulNya itu. Malah Dia-lah
Tuhan yang berbangga dengan bertambahlah rezeki dan rahmat dari
kejayaan para rasulNya yang Tuhannya.
mengguna pakai kurniaan dari kuasa
kebesaranNya. Bincang-bincanglah.
Bersambung sebelah.

Dan FirmanNya lagi:

Narfa u darajaatin man nasyaau. Wa fauqa kulli zii


ilmin aliim.
Kami tinggikan darjat orang-orang yang Kami
kehendaki. Di atas tiap-tiap orang yang berilmu ada pula
(pengetahuannya) yang lebih alim.
Surah:12: Yusuf:76

Catitan: (Surah:12:Yusuf:76)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 85

Dhabit Khas. Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani falsafah):
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Sambungan. Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip kerja Tuhan semesta alam di sudut
Mukjizat
Pencetus Penerokaan darjat dan keilmuan. Di hakikat Allah Taala
tetap akan meninggikan darjat kepada sesiapa
Justeru itu dalam menghurai
rupa definasi baru istilah: Mukjizat yang dikehendakiNya serta akan melebihkan
para rasul dan para nabi di sudut ingredient ilmu dan keilmuan kepada golongan
menjadikannya sebagai based-mark
pencapaian awal kesempurnaan mereka yang telah berilmu. Di makna menjadi
tamaddun manusia yang sepatutnya pakar dalam satu-satu bidang.
digali ke peringkat yang lebih tinggi di
musim ini. Maka eloklah anak cucu Maka justeru itu adalah menjadi
perhatikan tahap pencapaian tanggungjawab di pihak hambaNya pula
kemajuan para rasul di musimnya. Di
konteks ketinggian ilmunya dan hendaklah menumbuhkan kehendak dan
kecanggihan rupa teknologi furqannya keazaman ke arahnya pada dua (2) perkara.
yang boleh disaksi dan dinikmati oleh
masyarakat serta negerinya. Satu: Pasang kehendak Ingin kepada
Lalu jika di musim Yusuf a.s darjat dan berkehendak kepada darjat serta
dijadikan tauladan dan mukjizat Yusuf
dijadikan asas kesempurnaan sifat bercita-cita memilikinya dengan memperakukan
bertamaddunnya manusia di musim diri berkelayakan untuk memilikinya. (Di
itu di konteks berilmu. Terutama di
sudut ilmu prediction yang mengguna maqam: Qaalaj alnii alaa khazaa inil ardhi.
pakai mimpi (Araani) sebagai asas Innii hafiizun aliim - Surah:12:Yusuf:55-56).
berilmu.
Satu teknik penggunaan dan Di sebalik masih terwujudnya sikap dikalangan
pencapaian teknologi furqan yang hamba Tuhan yang telah beriman tidak
tinggi yang sepatutnya dikuasai
kembali oleh manusia di musim Al memasang kehendak untuk mendarjatkan
Quran. (Surah:2: Al Baqarah:106). Di dirinya.
suasana Junjungan Muhammad s.a w
jua masih mengguna pakai teknologi Dua: Pasang kehendak ingin
furqan yang sama ketika berita mimpi menambahkan ilmu dan menjadi pakar dalam
baginda menakluki kota Mekah
diterima oleh baginda. (Surah:48: Al satu-satu bidang. Dengan memasang kehendak
Fath:27). dan bercita-cita ke arahnya di sepanjang hayat
Maka kenapakah mimpi di
musim kini dikatakan permainan tidur di muka bumi. (Di maqam: Waqaaluu rabbi
dan permainan syaitan?. Walhal zidnii ilmaa Surah:20:Taaha:114) Di suasana
contoh mimpi raja Mesir (Surah:12:
Yusuf:43-48) dan mimpi Firaun yang masih terwujud dikalangan hamba Tuhan yang
kafir lagi fasik boleh menghasilkan beriman terasa cukup dengan ilmu yang ada.
takwil yang berwajah kebenaran. Di
hakikat Mesir selamat dari kebuluran Maka fikir-fikirlah di kedudukan
dan Musa a.s dilahirkan seumpama berkehendak dan ilmu itu adalah akar dan
telahan mimpi Nujum Firaun adanya.
batang kepada kejayaan. Di suasana tebu
Bersambung di m.s:90 menyediakan batangnya dahulu. Sebelum
manis masuk ke tubuhnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


86 Malam Muka Satu

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:12:Yusuf:76
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Manusia hendaklah menerima hakikat
bahawa sealim-alim dirinya. Tetap terdapat
orang yang lebih alim.
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah:


anamta alaihim - (Yang Engkau berikan nikmat) ?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan. Bahawa setiap
orang yang bertuhankan Allah dan berasulkan Muhammad
s.a.w akan berpeluang mendapat nikmat. Ini bermakna
bahawa setiap orang Islam sememangnya berpeluang
memperolehi nikmat dan kekayaan dari TuhanNya, selari
dengan kenyataan bahawa Islam itu adalah rahmat bagi
sekelian alam. Lantaran itu maka yakinilah, bahawa orang
Islam adalah orang paling bertuah dalam mengarcakan nikmat
Allah di dunia. Di hakikat Allah menyediakan jalan ke arahnya
disamping pertolonganNya tiba bertali arus.
Satu kenyataan yang mendedahkan bahawa persoalan
Islam dan nikmat Islam dan kekayaan. Bukannya satu
perkara baru. Malah nikmat dan kekayaan seumpama telah
pun dikurniakan oleh Allah kepada orang-orang terdahulu. Di
hakikat Islam itu nikmat dan nikmat itu adalah dari sisi
Tuhannya. Untuk hambaNya memperbaiki dan mencorak
kesejahteraan hidup.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 87

Soalan: Apakah mesej yang hendak disampaikan oleh


Shiraatallaziina anamta alaihim - (Jalan seumpama mereka
yang Engkau berikan Nikmat) ?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan didikan Tuhan
semesta alam kepada hambaNya agar bangun dan berusaha
mencari jalan dan menerokai nikmat dengan diri masing-
masing membina dan merangka rupa istilah sabiil (jalan
kehidupan) dan istilah makhraja (jalan rezeki) sehingga
gabungan kedua-duanya jalan tersebut akan terarcanya pula
rupa istilah shiraat (jalan penerokaan rahmat) bagi
membolehkan hambaNya memiliki nikmat seperti mana yang
telah dinikmatkan kepada orang-orang terdahulu sebelumnya.
Dengan dirinya tergolong di kalangan orang-orang yang tahu
akan erti bersyukur di wajah tahunya pengertian:

Wa iz ta azzana rabbukum. Lain syakartum la aziidan


nakum. Wala in kafartum Inna azaabii lasyadiid.
Ingatlah ketika Tuhan kamu berfirman: Jika kamu
bersyukur. Nescaya Aku tambahkan nikmat yang ada
pada kamu. Sebaliknya jika kamu kufur. Sesungguhnya
siksaan Ku teramat keras.
Surah:14: Ibrahim:7

Catitan: (Surah:14:Ibrahim:7)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


88 Malam Muka Satu

Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip kaitan nikmat dan syukur. Di hakikat
nikmat akan bertambah. Jika sikap bersyukur
diwujudkan pada diri. Di makna akan
bertambahlah nikmat. Jika ianya dibajakan
dengan syukur dan bersyukur. Maka Fikir-
fikirlah di kedudukan bahawa bersyukur itu
bukannya bererti berpuashati tetapi
berterima kasih dan berusaha lagi.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Ghairil maghdhuubi alaihim waladdhaaliin - (Dan tidaklah
mereka itu orang-orang dimurkai dan disesatkan) ?
Jawab: Satu kenyataan didikan dan peringatan Tuhan
semesta alam kepada hambaNya agar tidak sekali-kali
menjerumuskan dirinya ke lembah kesesatan dan
kemurkaanNya. Lantaran nikmat yang diperolehinya boleh
meletakkan dirinya terlepas pandang dari melihat asal usul
nikmat yang didapatinya serta terlupa untuk berterima kasih
kepada Tuhannya di suasana sikap manusia:

Wala in saaltahum. Man nazzala minassamai maa an


fa ahyaabihil ardha min badimautiha. Layaquu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 89

lunnallaah Qulil hamdulillaahi Bal aktharuhum laa


yaqiluun.
Sesungguhnya jika engkau tanyakan kepada mereka.
Siapakah yang menurunkan hujan dari langit. Lalu
menghidupkannya bumi yang telah mati. Nescaya
mereka menjawab: Allah. (Maka) katakanlah:
Alhamdulilah - Puji pujian itu bagi Allah. Tetapi
kenapakah kebanyakan mereka tidak berfikir
(tentangnya).
Surah:29: Al Ankabuut:63

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:63)


Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca Pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
bahawa kejayaan itu di rupa hujan. Ternampak
senang bila terjadi. Teramat payah untuk
dibuat. Di erti menadah hujan, di makna
berusaha. Bukannya menurunkan hujan dengan
tangan sendiri.
Lalu beringat-ingatlah ketika air
melimpah di baldi. Di hakikat bersyukurlah
kerana air turun sendiri. Di ingatan abadi di
pangkuan Ilahi. Fikir-fikirlah di kedudukan diri
kenalah sentiasa melihat diri sendiri. (Surah:59:
Al Hasyr:19).

Satu hakikat, sikap kealpaan dan terlupanya manusia


untuk memuji Tuhannya. Meskipun dirinya tahu. Bahawa
segala rezeki dan nikmat yang diterimanya itu datangnya dari
Allah. Malah tidak setakat itu, sanggup pula mereka

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


90 Malam Muka Satu

menukarkan nilai kesyukuran yang sepatutnya ditunjukkan


olehnya dengan kekufuran di hakikat rupa perlakuan manusia:

Alam tara ilallaziina baddaluu nikmatallaahi kufra.


Tidakkah engkau memerhati, orang-orang yang
menukarkan nikmat Allah dengan kekufuran.
Surah:14: Ibrahim:28

Dhabit Khas.
Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:14: Ibrahim:28)
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Dari muka surat:85 Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Mukjizat
Pencetus Penerokaan Ayat ini secara terang memperjelaskan
kedudukan sikap manusia yang gagal
Satu teknik furqan prediction
yang boleh menghasilkan effect dan mengawal diri sendiri di kala memperolehi
impact terhadap ekonomi, nikmat. Lantaran diri teralih pandang. Lalu
keselamatan dan kesejahteraan
negeri. Di suasana dari sumber menjuruskan dirinya kepada tiga (3) kedudukan:
amaran dan galakan yang dicetuskan Pertama: Melupai punca datangnya
oleh kepakaran takwiilul ahaadith
akan memberi peluang persediaan rezeki dan nikmat sehingga tertumbuh di hati
awal (initial preparation) atau dan pemikirannya bahawa kejayaan dan
peringatan awal (first precaution)
yang menatijahkan keuntungan. kekayaan yang dimiliki adalah terhasil dari
Satu teknik furqan yang ilmunya sendiri tanpa dikaitkan dengan
boleh dikembang dan diterjemah
semula dengan cara baru dan teknik kurniaan Tuhannya (Di maqam: Walau
baru oleh orang di zaman Al Quran basatallaahur rizqa li ibaadihii labaghau fil
dengan menzahirkannya di sifat
teknologi sains lahiriah di mana hasil ardhi Surah:42: Asy Syuura:27).
produknya boleh diguna pakai oleh Kedua: Terlindungnya pandangan
manusia sejagat.
Sesungguhnya sifat kreatif dengan melihat kejahatan di rupa kebaikan
orang baru dalam mentafsir dan dengan mentarafkan diri sendiri di martabat
menterjemah istilah: Araani (mimpi)
dan istilah: Takwiilul ahaadith di manusia yang rugi (Di maqam: Qulhal nunabbi
rupa baru dan di wajah baru akan ukum bil akhsariina aamaalaa - Surah:18:Al
menghasilkan rupa teknologi sains
baru yang berupaya merevolusikan Kahfi:103-104). Lantas melakukannya di
kebolehan ilmu di zaman Yusuf a.s. suasana hati lagha dan lalai.
.bersambung di m.s 110

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 91

Ketiga: Tertumbuh di hati terasa


nikmat mudah diperolehi (Di maqam: Qaala
innamaa uutiituhuu alaa ilmin indii -
Surah:28: Al Qashash:78-79) Di hakikat diri
terlupa yang rezeki itu seumpama turunnya air
hujan. Maka fikir-fikirlah kerana manusia
banyak bersifat pasir. Tahu menerima. Jahil
dalam menakung air yang diterimanya.

Di arca kemurkaan Tuhannya:

Kallaa innal insaana layatghaa arra aa hustaghna.


Bahkan. Sesungguhnya manusia itu durhaka
(menyangkal nikmat Allah kepadanya) kerana ianya
melihat dirinya kaya.
Surah:96:Al Alaq: 6-7

Catitan: (Surah:96: Al Alaq:6-7)


Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara terang memperjelaskan
kedudukan perbezaan di antara sikap menunjuk
kebolehan dengan menunjuk kelebihan. Di
mana kebolehan hendaklah ditunjuk bila diminta
atau bila dipaksa. (Di maqam: An alqi ashaaka
- Surah:7: Al Araaf:117-122).
Namun ingatlah kelebihan. Jika
dipamirkan pasti akan dibeli lawan. Dan
kelebihan. Jika ditunjuk di awal musim sebelum
masanya pasti akan dicantas kawan saingan.
Sesungguhnya kedudukan seumpama inilah
banyak menyebabkan kejayaan berwajah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


92 Malam Muka Satu

sekerat jalan. Justeru kalah berlawan atau


dicantas dan dirompak orang (Surah:7: Al
Araaf:113-116). Fikir-fikirlah.

Di rupa perangai Qarun (Surah:28:Al Qashash:76) yang


merasai segala kekayaan diperolehinya adalah kerana ilmu
dan usahanya tanpa disandarkan kepada Tuhan yang
memberi rezeki dan rahmat kepadanya:

Qaala innamaa uutiituhuu alaa ilmiin indii. Awalam


yalam annallaaha qad ahlaka min qablihii minal quruuni
man huwa asyaddu minhu quwwatan wa aksaru jam a.
Qarun berkata: Aku memperolehi harta benda ini
dengan ilmu pengetahuanku. Lalu tidakkah ianya
mengetahui bahawa Allah telah membinasakan di
antara umat-umat sebelumnya, orang yang teramat kuat
daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta.
Surah:28: Al Qashash:78

Catitan: (Surah:28:Al Qashash:78)


Klasifikasi ayat - Al Burhan ( Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
bahawa keangkuhan ke atas kebolehan sendiri.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 93

Banyak menyebabkan manusia melupai diri,


sehingga merasai pada setiap kejayaan dan
pencapaian yang diperolehi adalah terhasil dari
kebolehan sendiri tanpa dikaitkan dengan
pertolongan dan kurniaan Tuhannya. (Di
maqam: Layaquulanna haazaa li - Surah:41:
Fussilat:50). Walhal pada hakikatnya kebolehan
itu adalah pemberian Tuhan. Dan begitulah jua
dengan buah hasil dari kebolehan. Ianya adalah
pemberian yang perlu disyukurkan.
Demikianlah anak cucu, kaitan di
antara kebolehan dan rezeki dikedudukannya
dengan Tuhan Rabbul izzati. Maka fikir-fikirlah
anak cucu akan hakikat banyaknya manusia
tertimpa kecelakaan, lantaran dirinya bersikap:
illusions of control. (Over confidence)
terhadap kebolehan dan keupayaan sendiri
tanpa bersandarkan kepada fitrah ilahi dan
kekurangan diri sendiri.

Akhirnya, apakah yang terjadi pada nikmat yang


diterima?. Jika perangai Qarun diidolakan. Maka jadilah
nikmat yang diterima di rupa kesukaan tipuan. Lantaran nikmat
yang diterima, gagal diurus dan ditadbir serta digunakannya
selari dengan kehendak Allah. Seperti peringatanNya:

Wamal hayaatud dunyaa illa la ibun walahwun.


Tidaklah hidup di dunia ini melainkan permainan dan
gurauan.
Surah:6: Al An aam:32

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


94 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:6:Al Anaam:32)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah 6: Al Anaam:32)
dan hikmah):
Menerangkan ruhul maani
Ayat ini secara terang memperjelaskan
ayat yang mengisyaratkan pada
kenyataan bahawa satu-satu kedudukan bahawa hidup dan kehidupan di
kebenaran dan haq akan bertukar
dunia. Jika tersilap pendekatan. Kemenangan
menjadi bala. Malah sia-sia. Jika tidak
kena cara ianya disampaikan kepada dan kejayaan akan berwajah permainan dan
audience.
gurauan (Di kedudukan: Innamal hayaatud
Ini bermakna, soal dunyaa laibun walahwun Surah: 47:
pendekatan dan cara penyampaian
Muhammad:36). Di hakikat riuh bersorak.
hendaklah dikaji terlebih dahulu
sebelum satu-satu unsur Menang pada kata. Barang dimilik berwajah
pembaharuan dan kemudahan itu
hampa. Di rupa piala dan gelak ketawa. Oleh itu
disampaikan kepada masyarakat dan
orang ramai. Kaji-kajilah fikir-fikirlah di wajah matlamat biarlah tertentu
rupa.

Di hakikat nikmat yang diterima akan berwajah air hujan


yang diturunkan dan kemudiannya dikeringkan dalam sekelip
mata. Lantaran terlahirnya dua (2) perkara yang tidak dapat
dikawal selia. Pertama: Menjadikan kekayaan dan
kemewahan dijadikan alat untuk bermegah-megah. Lalu
tertimbullah sifat-sifat lupa diri dan mabuk daratan. Kedua:
Menjadikan kekayaan dan kemewahan sebagai alat beradu
dumba. Di suasana diri ingin menunjuk taring kelebihan. Di
hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 95

ilamuu annamal hayaatud dunyaa Laibun Walahwun


Waziinatun Watafaakhurun bainakum Watakaathurun fil
amwaali wal aulaadi. Kamathali ghaisin ajabal kuffaara
nabaatuhu thumma yahiiju fataraahu mushfarra.
Thumma yakuunu hutaamaa. Wafil aakhirati azaabun
syadiid. Wamaghfiratum minallaahi waridhwan. Wamal
hayaatud dunyaa ilaa mataa ul ghuruur.
Ketahuilah bahawa sesungguhnya hidup di dunia hanya
gurauan dan permainan. (Jika) perhiasannya (kekayaan
dan kemewahan digunapakai) untuk bermegah-megah
di antara kamu serta berlumba-lumba banyaknya harta
benda dan anak-anak. Umpama demikian itu seperti air
hujan yang menakjubkan orang-orang kafir kerana
tumbuh-tumbuhannya. Kemudian ianya menjadi kering.
Lalu engkau lihat ianya menjadi kering. Kemudian
menjadi lumut (hancur). Di akhirat siksa yang keras
(bagi orang-orang kafir). Dan ampunan dan keredhaan
Allah (bagi orang-orang mukmin). Dan ingatlah hidup di
dunia itu tidak lain hanya kesukaan tipuan.
Surah:57: Al Hadiid:20
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 57: Al Hadid:20) Catitan: (Surah:57:Al Hadiid:20)
Klasifikasi ayat Al Burhan ( Punca pendidikan
Menerangkan ruhul maani
ayat pada dua (2) perkara: dan hikmah):

Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


96 Malam Muka Satu

...Sambungan. Ayat ini secara terang memperjelaskan


istilah berlumba dimakna satu sikap yang baik.
Satu: Ayat ini
mengisyaratkan pada kenyataan Lantaran timbulnya sikap ingin menunjuk
bahawa harta dan kesenangan yang kebolehan dan kemampuan. Di natijah menjadi
dimiliki akan berwajah gurauan dan
permainan. Jika ianya dijadikan alat maju dan berjaya. Berdasar konsep:
bermegah-lumba tanpa mata Wataaawanuu alalbirri wattaqwaa.
melihatnya sebagai alat pelaburan
bagi mempertingkatkan taraf (Berlumba-lumbalah kamu ke arah kebaikan.-
kehidupan bertamaddun dan Surah 5: Al Maidah:2). Namun berlumba untuk
kemanusiaan di samping pada masa
yang sama ianya dijadikan alat bermegah akan membawa padah. Banyak diri
menyuci diri (Surah:92: Al Laili:18- semacam ini rebah. Justeru mata terpesong
20) serta alat pelaburan bekalan
akhirat. (Surah:59: Al Hasyr:18-19). dari sasaran. Di wajah tercicirnya matlamat di
Dua: Ayat ini sepanjang perjalanan.
mengisyaratkan pada kenyataan
bahawa hidup itu bagai air hujan. Maka lanjutan daripada itu. Ingat-
Satu isyarat bahawa harta dan ingatlah anak cucu. Diri janganlah sekali-kali
kesenangan boleh menghidupkan
sebuah kehidupan yang mati, dhaif mengarcakan diri pada konsep: Walaa
dan melarat menjadi segar dan taaawanuu alal ithmi wal udwaan. (Dan
indah. Namun begitu air yang turun
di rupa pemberian Tuhan, jika jahil janganlah berlumba-lumba ke arah permusuhan
diseliakan dengan baik. Maka ianya - kejahatan dan kezaliman - Surah:5:Al
akan menjadi abu angin di wajah
keriangan mainan dan tipuan. Maidah:2). Fikir-fikirlah.
(Surah:18: Al Kahfi:45). Kaji-kajilah

Satu kenyataan dan peringatan dari Tuhan semesta


alam agar manusia sentiasa memperingatkan dirinya supaya
pandai dan tahu dalam mengurus harta dan kekayaan yang
dikurniakan oleh Tuhannya dengan tidak disalahgunakan
olehnya sehingga rupa harta dan kekayaan yang dimiliknya itu
secara lunak bertukar dan berwajah permainan, gurauan dan
tipuan.
Sedangkan ingatlah bahawa harta dan kekayaan bukan
sekali-kali boleh dipermainkan. Harta dan kekayaan bukan
sekali-kali boleh dibuat gurauan. Malah harta dan kekayaan jua
tidak boleh dianggap sebagai barang tipu-tipuan. Di makna
pada setiap harta dan kekayaan yang diterima dan dimiliki
hendaklah diterima dan diuruskan di wajah nilai penerimaan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 97

sebuah amanah yang perlu dimunafaat secara bijak, demi


pengarcaan kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di
akhirat. (Surah:42: Asy Syuraa:19-20). Di hakikat harta dan
kekayaan adalah satu-satu punca yang boleh
mempertingkatkan mutu diri pemiliknya di sisi Tuhannya. Di
samping membahagiakannya di dunia di wajah umat yang
bermaruah dan bermartabat. (Surah:42: Asy Syuraa:36).
Sebaliknya, jika pada setiap harta dan kekayaan yang di
terima, tidak diuruskan dengan baik selari dengan fitrah
matlamat pemberian harta dan kekayaan oleh Tuhan kepada
hambaNya. Di makna menjadikan harta dan kekayaan sebagai
punca untuk berpoya-poya atau menjadikannya sebagai
pemangkin kejahatan (Surah:2: Al Baqarah:195). Maka
kesuburan kehidupan yang dinikmati akan menjadi kering
seumpama keringnya air hujan di bumi yang tidak dimunafaat
pokok-pokok keliling. Demikianlah lunaknya peringatan Tuhan
kepada hambaNya di arca nasihat agar hambanya tahu dalam
mengurus harta dan kekayaan yang dimiliki. (Surah:11:Hud:15-
16). Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


98 Malam Muka Satu

PERINGKAT DI WAJAH KETIGA


BACA DENGAN MENDEFINASI AYAT
(Malam Muka Satu)

Mendefinasi ayat demi ayat serta mengarcakan Furqan


Maani yang dizahirkan dari kenyataan ayat-ayat utama yang
diperbincangkan.

Definasi Ayat:
Al Alaq: 1

Soalan: Apakah definasi: Iqra bismi rabbikal lazii


khalaq. (Bacalah Dengan Nama Tuhan yang menjadikan
Engkau)
Jawab: Iqra bismi rabbikal lazii khalaq. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu konsep didikan bagi seseorang
manusia agar dirinya sentiasa bersama dengan Tuhannya
dalam apa-apa jua urusan dan pekerjaannya dengan
kesedaran bahawa pada setiap urusan dan pekerjaannya
adalah bermatlamat untuk menyempurnakan tugas dan tujuan
asal kejadiannya sebagai insan - Khalifah Allah Di muka Bumi.

Furqan Al Maani
Al Alaq : 1
Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan
(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 99

Taala kepada manusia melalui ayat:1 Al Alaq: Iqra bismi


rabbikal lazii khalaq. (Bacalah Dengan Nama Tuhan yang
menjadikan Engkau)?

Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini telah Allah


Taala memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di wajah petua:

Bahawa dalam mengarcakan hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia kenalah tahu membaca. Di hakikat baca dan membaca itu adalah
asas ilmu kepada manusia. Di suasana hidup dan kehidupan perlu kepada
sikap suka membaca. Membaca peluang yang terbentuk. Membaca nikmat
yang boleh direbut. Membaca buku mengasah fikiran dan membaca kitab
menambah pengetahuan. Baca di atas nama Tuhan di rupa petunjuk dan
kebenaran. Di wajah aabidin yang tahu bertuhan. Renung-renunglah.

Keyword: Baca . Ilmu . Peluang . Nikmat . Ikrabnya . Tuhan.

Definasi Ayat
Al Fatihah:1

Soalan: Apakah definasi: Bismillaahir Rahmaanir


Rahiim. (Dengan Nama Allah. Yang Amat pemurah lagi Maha
Penyayang) ?
Jawab: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu kenyataan penyaksian lidah dan
hati seseorang dengan menyaksi dan memperakui bahawa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


100 Malam Muka Satu

pada setiap pekerjaan atau perlakuan yang dilakukan olehnya


adalah dilakukannya di atas nama Tuhannya dalam usahanya
mendapat pertolongan jalan nikmat dari Tuhannya. Di hakikat
ruhul maani konsep:

Qul inna solaati wanusuki wamahyaaya wamamaati


lillaahi rabbil aalamin. Laa syariika lahuu wabizaalika
umirtu wa ana awwalul muslimiin.
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian
Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah
orang yang pertama menyerahkan diri (kepadaNya).
Surah:6: Al An aam:162 -163

Catitan: (Surah:6:Al Anaam:162-163)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip agar manusia menoleh kembali akan
peristiwa dan matlamat kejadian dirinya. Satu
kejadian diri yang dipertikai dan dipersenda.
Dituduh punca kerosakan. Menumpah darah
sesama sendiri (Surah:2: Al Baqarah:30).
Lantas diperakukan Ilahi. Diri adalah sebaik-
baik kejadian (Surah:95: At Tiin:4). Malah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 101

sanggup menjadi hamba Tuhan (Surah:7: Al


Araaf:172).
Maka di hari ini akan terbukti. Diri akan
berbakti kerana Ilahi. Di hati putih tersematnya
janji. Pasti kata dikota. Hidangan disaji. Di
hakikat hidup untuk Tuhan izzati. Di wajah diri
bermaruah. Di rupa aabidin bertaqwa lagi
saalihiin. Fikir-fikirlah dan marilah sama-sama
kita berbakti kepadaNya (Surah:73: Al
Muzzammil:8-9)

Furqan Maani
Al Fatihah : 1

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 1 Al Fatihah:
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. (Dengan Nama Allah. Yang
Amat pemurah lagi Maha Penyayang) ?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini, Allah Taala
telah memperkenalkan satu ibu ingredient pembaharuan
kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia kenalah mengerti dan mengetahui bahawa pada setiap pekerjaan
dalam mengarca hidup dan kehidupan di muka bumi hendaklah ianya
dibuat di atas nama Tuhan sekalian alam, agar pada pekerjaan yang
dibuat akan membuahkan kejayaan. Di samping mendapat restu-redha
dariNya serta diperlorongkanNya dengan pertolonganNya di sifat diriNya
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Renung-renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


102 Malam Muka Satu

Keyword: Hidup. Dengan. Nama. Tuhan. Ke arah. Nikmat. Redha .


Sejahtera.

Definasi Ayat
Al Fatihah:2

Soalan: Apakah definasi: Alhamdulillaahi Rabbil


alamiina -(Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian Alam).
Jawab: Alhamdulillaahi Rabbil alamiin. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu kenyataan yang seharusnya
dinyatakan oleh lidah dan hati seseorang yang memperakui
dirinya hamba kepada Tuhannya di kala dirinya memperolehi
pertolongan dan nikmat dari Tuhannya sebagai menandakan
dirinya bersyukur kepada Tuhannya dan redha terhadap
Tuhannya. Di hakikat konsep:

Qulil hamdulillaahi wasalaamun alaa ibaadihillaziinash


tafaa Aallaahu khairun amma yusyrikuun.
Katakanlah: Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan
atas hamba-hamba-Nya yang dipilihNya. Apakah Allah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 103

yang lebih baik, atau apakah yang mereka


persekutukan dengan Dia?
Surah:27: Al Naml:59

Catitan: (Surah:27:Al Naml:59)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
bahawa hidup kenalah berprinsip (Surah:19:
Maryam:12-15). Lantaran prinsip adalah
terasnya. Hidup bermakna bersyukur. Lantaran
bersyukur adalah hiasannya. Terhilang hiasan
terpudarlah pandangan. Payahlah rezeki untuk
bertandang (Surah:14: Ibrahim:7). Justeru
Maha Pemberi teralih pandang. Terhilangnya
kasih dan terluputnya kasihan. Fikir-fikirlah.
Demi diri dan demi Tuhan semesta alam.

Furqan Maani
Al Fatihah : 2

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 2 Al Fatihah:
Alhamdulillaahi Rabbil alamiina - (Segala puji bagi Allah,
Tuhan sekalian Alam) ?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


104 Malam Muka Satu

Kenalah ditumbuhkan pada lidah dan hati perasaan tahu untuk bersyukur
dan berterima kasih. Di suasana dengan Allah, diri tahu bersyukur dan
dengan manusia diri tahu berterima kasih. Satu konsep pengarcaan
terpancarnya budi dan tingginya pekerti. Renung-renunglah.

Keyword: Bersyukur . Tuhan . Gandakan . Berterima . Kasih .


Manusia . Sayang .

Definasi Ayat
Al Fatihah:3

Soalan: Apakah Definasi: Arrahmaanir Rahiim - (Yang


Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) ?
Jawab: Arrahmaanir Rahiim. Bolehlah definasikan
sebagai satu kenyataan yang seharusnya ditanam oleh
seseorang di hati dan di jiwanya bahawa di dalam
kehidupannya seharian terwujudnya satu kuasa yang bersifat
Maha Pemurah yang akan mengurniakan kepada rahmat,
rezeki dan nikmat ketika ianya berada di dunia serta
terwujudnya kuasa yang bersifat Maha Penyayang yang akan
mengurniakan darjat, pengampunan dan keredhaanNya
kepada hamba-hambaNya yang mukmin lagi bertaqwa. Di
hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 105

Fallaahu khairun haafizan Wahuwa arhamurr raahimiin.


Maka Allahlah sebaik-baik pemelihara dan Dia lebih
penyayang dari segala penyayang.
Surah:12:Yusuf:64
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah 12: Yusuf:64).

Mendesignkan teori Al Catitan : (Surah:12: Yusuf:64)


Quran yang berbunyi: Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan

Seseorang manusia akan mudah falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
mencapai kejayaan. Jika dirinya prinsip bahawa Allah Taala sahaja yang boleh
memiliki Mother-Look (The man
behind the scene). bersifat: Haafizaa (Pemelihara) yang terbaik,
lantaran Dialah Tuhan yang memiliki sifat:
Bincang-bincanglah.
Rahman dan Rahim. Fikir-fikirlah.

Furqan Maani
Al Fatihah : 3

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan


(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui kenyataan ayat: 3 Al Fatihah:
Arrahmaanir Rahiim - (Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang) ?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Diri kenalah bertuhan kepada sebenar-benar Tuhan. Di mana Tuhan yang
sebenar-benar itu mestilah bersifat Ar Rahman (Maha pemurah) dan
bersifat Ar Rahim (Maha penyayang). Di makna Tuhan yang berupaya
mengarcakan jalan penjanaan nikmat di dunia dan penjanaan nikmat di
akhirat. Renung-renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


106 Malam Muka Satu

Keyword: Kejituan . Tuhan . Pemurah . Penyayang . Ketulenan .


hamba . Berkasih . Sayang

Definasi Ayat
Al Fatihah:4

Soalan: Apakah definasi: Maaliki yaumiddiin. (Raja di


hari-hari dalam penghidupan - Al Fatihah:4)
Jawab: Maaliki yaumiddiin, bolehlah didefinasikan
sebagai satu kenyataan yang perlu ditanam di hati dan di jiwa
seseorang dengan pemahaman bahawa terwujudnya satu
kuasa yang menguasai diri seseorang itu di setiap masa dan di
mana ianya berada di dalam hidupnya di sepanjang ianya
berada di dunia dan berada di akhirat. Di hakikat:

Inkullu nafsin lammaa alaihaa haafiz.


Sesungguhnya tiap-tiap orang itu ada penjaganya.
Surah:86: At Thaariq:4

Catitan : (Surah:86:At Thaariq:4)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa setiap sesuatu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 107

Dhabit Istilah yang terwujud di dalam alam maya ini terdapat


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 86: At Thaariq:4) padanya pemelihara. Di makna ada penguasa
diri terhadapnya. Sama ada penguasa hakiki
Mengisyaratkan ruhul
maani ayat kepada dua (2) (Tuhan semesta alam) atau penguasa majazi
perkara: (manusia).
Satu: Seseorang
manusia tidak akan menjadi jahat Kedua: Ayat ini secara jelas
dan tidak akan merelakan dirinya menerangkan prinsip bahawa sebebas mana
menjadi jahat. Jika dirinya
mengetahui ianya ada penjaga sekali pun bergeraknya sesuatu tetap ianya
yang mengawasinya. Di hakikat tertakluk kepada hukum fitrah dan peraturan
penjaganya pula sentiasa
menyuruhnya melakukan perbuatan pemeliharanya. Di makna selagi sesuatu itu
yang baik-baik. (Wa ahsin kamaa tetap berada di landasan fitrah dan peraturan
ahsanallaahu ilaika. -Surah:28:Al
Qashash:77). pemeliharanya. Maka kedudukannya tetap
Dua: Seseorang manusia terpelihara keutuhan fitrahnya. (Surah:22: Al
akan terasa dirinya selamat. Bila
dirinya mengetahui yang dirinya Hajji:67).
ada penjaga. Yakni Tuhan yang Sebaliknya jika hukum fitrah atau
Maha Berkuasa. Tuhan yang
sentiasa bersiap sedia menolong peraturan pemeliharanya diingkari. Maka padah
hambaNya. (Surah:2: Al dan rosaklah sesuatu itu. Fikir-fikirlah di hakikat
Baqarah:186).
Justeru itu wahai anak bahawa manusia tetap tertakluk kepada
cucu. Asuhkanlah diri sendiri agar peraturan fitrah Pemelihara Hakiki. Yakni
hati sendiri tahu yang diri ada
penjaganya. Dan sesungguhnya Tuhannya dan tertakluk jua kepada peraturan
percayalah kekuatan diri akan pemelihara majazinya. Yakni pemerintah bagi
terbentuk sendiri. Jika diri tahu diri
ada penjaganya. Kaji-kajilah negeri dan negaranya. (Surah:4: An Nisaak:59).

Furqan Maani
Al Fatihah : 4

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 4 Al Fatihah: Maaliki
yaumiddiin. (Raja di hari-hari dalam penghidupan) ?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


108 Malam Muka Satu

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia kenalah ingat bahawa dalam hidup sehari-hari terwujudnya Raja
yang menguasai diri. Di makna diri tetap tertakluk kepada peraturan hidup
yang telah ditetapkan olehNya. Lalu patuhilah peraturanNya agar diri
selamat ketika dilahirkan. Selamat ketika menjalankan kehidupan. Selamat
ketika dimatikan. Dan selamat ketika dibangkitkan. Renung-renunglah.

Keyword: Tuhan . Pemelihara . Raja . Sehari-hari . Doa . Pertolongan .


Hamba . Dikabuli.

Definasi Ayat
Al Fatihah:5

Soalan: Apakah Definasi: iyyaaka nabudu wa iyyaaka


nastaiin - (Kepada Engkau kami berbakti dan kepada Engkau
kami meminta pertolongan) ?
Jawab: iyyaaka nabudu wa iyyaaka nastaiin. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu kenyataan ikrar yang seharusnya
dibuat oleh seseorang yang memperakui dirinya hamba yang
akan berbakti kepada Tuhannya serta membuat permohonan
pertolongan kepada Tuhannya agar menolongnya dalam
mengarcakan rahmat dan nikmat pada apa-apa urusan hidup
di sepanjang masa di suasana diredhai lagi sejahtera di
hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 109

Fabtaghuu indallaahir rizqa wabuduuhu wasykuruu


lahuu ilaihi turjauun.
Maka tuntutlah rezeki dari sisi Allah dan sembahlah Dia
(Berbaktilah kepadanya) serta bersyukurlah kepadaNya.
(Lagi pun) KepadaNyalah kamu akan dikembalikan.
Surah:29: Al Ankabuut:17

Dhabit Istilah Catitan : (Surah:29: Al Ankabuut:17)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 29: Al Ankabuut:17) Klasifikasi ayat - Al Aayah ( Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan ruhul maani
ayat di isyarat empat (4) Prinsip lima (5) perkara:
Perjalanan Hidup yang perlu Pertama: Ayat ini secara jelas
diamalkan oleh manusia:
menerangkan bahawa rezeki dari Tuhan
Satu: Mencari rezeki dari hendaklah dituntut. Di makna soal menjadi kaya
pemberian Tuhan dengan membentuk
aktiviti hidup dalam bentuk pelbagai dan kena menjadi kaya hendaklah diberi
usaha. (Surah: 92: Al Laili:4). perhatian oleh setiap orang di kedudukan

Dua: Berbakti kepada Tuhan tertimbulnya kehendak ke arahnya. (Di maqam:


di wajah seorang Aabidin yang soleh. Mankaana yuriidul hayaatad dunyaa
(Surah:98: Al Bayyinah:5).
waziinataha nuwaffa ilaihim amaalahum
Tiga: Bersyukur kepada fiihaa - Surah:11:Hud:15).
Tuhan, Di atas nikmat yang
dikurniakan olehNya. (Surah:14: Kedua: Ayat ini secara jelas
Ibrahim:7). memperingatkan manusia agar memasang

Empat: Ingat bahawa diri ingatan kepada diri sendiri bahawa Tuhan
kena kembali menemui Tuhan janganlah sekali-kali dilupakan. Di makna diri
dengan persiapan ke arahnya
haruslah diberi tumpuan. (Surah:18: hendaklah sentiasa berbakti kepadaNya
Al Kahfi:110). (Surah:73: Al Muzzammil:8).

Empat prinsip perjalanan Ketiga: Ayat ini secara jelas


hidup yang akan menceriakan menerangkan bahawa kerja bersyukur adalah
manusia di wajah kehidupannya di
dunia dan kehidupan di akhirat satu kewajiban. (Surah:76: Ad Dhar:3). Di
adanya. Kaji-kajilah makna diri sendiri tahu mengenang budi dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


110 Malam Muka Satu

Dhabit Khas. tahu berterima kasih. Di hakikat banyak


Tajuk: Menerangkan Ruhul Maani terwujudnya sikap manusia sanggup terima dan
(Surah:55: Ar Rahman:1-4)
Dari muka surat: 90 makan barang yang beri. Tetapi teramat berat
mulutnya untuk berkata: Terima kasih.
Mukjizat
Pencetus penerokaan Meskipun di masa itu mereka telah mengenal
pihak yang memberinya. (Di taraf: Walain
Demikianlah anak cucu, sifat
kreatif orang baru di musim Al Quran saaltahum mannazzala minassamaai
amat diperlukan bagi menterjemah maaan fa ahyaabihil ardha mimbadi
rupa mukjizat Sulaiman a.s yang
berupa teknik furqan yang tercetus di mautihaa. Layaquulunnallaah. Qulil
zaman bapanya Nabi Daud a.s dan di hamdulillaah. Bal aksaruhum laa yaqiluun
zaman sendirinya.
Di hakikat keupayaan Surah:29: Al Ankabuut:63).
Sulaiman a.s dengan taraf ilmunya Keempat: Ayat ini secara jelas
ketika itu telah berupaya melahirkan
satu corak kejituan berilmu sehingga menggesa manusia agar sentiasa memasang
menjadi perkara remeh baginya ingatan bahawa dirinya akan kembali
untuk menjalin hubungan hidup
secara langsung dengan makhluk menghadap Ilahi (Di maqam: Kullu nafsin zaa
Allah yang lain. iqatul mauut. Wanabluukum bissyarri wal
Satu bentuk keupayaan
bilateral - friendship yang khairi fitnah. Wa ilainaa turjauun. - Surah:21:
menzahirkan keuntungan besar Al Anbiyaak:35). Di makna bersiap sedialah
kepada negaranya. Di kala tenaga
dan kebolehan kumpulan Jin, burung berbekal untuk tujuannya. Disamping tahu pula
dan angin dapat dimunafaatkan mengguna pakai harta dan kemewahan secara
olehnya. Di suasana kaum muslimin
pula ketika itu berkebolehan lebih dari baik dan berhemah.
kebolehan kumpulan Jin (Surah:27:An Kelima: Ayat ini secara terang
Naml:38-40) dan kebolehan makhluk-
makhluk lain adanya (Surah:27: An menggesa manusia agar mengamalkan prinsip:
Naml:28-30). Satu kebolehan Barang hak kenalah dituntut. Barang diberi
pengarcaan rupa mukjizat yang
menzahirkan satu keagungan sejarah kenalah diterima. Barang terselindung
yang diiktiraf oleh Tuhan semesta hendaklah dicari. Di hakikat rezeki tidak
alam (Surah:34: As Sabak:15).
Satu cabaran kepada daya datang bergolek (Surah:92: Al Laili:4).
kebolehan manusia di zaman Al Sedangkan usaha itu berteraskan kehendak.
Quran. Satu penghormatan kepada
kebolehan ummat Muhammad di Sebarang kehendak tetap menjadi. Di ukuran
zaman Al Furqan. Satu asas Tuhan Maha pemberi. Di isyarat lampu hijau
kesempunaan tamaddun awal yang
seharusnya diterjemah di wajah ilmu telah pun diberi (Di maqam: Yaa
yang lebih tinggi di tahap pencapaian ibaadiyallaziina aamanuu inna ardhii waasi
yang lebih baik yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh ummat di zaman Al atun. Fa iyyaaya fabuduun - Surah:29: Al
Quran selari dengan penghormatan Ankabuut:56). Fikir-fikirlah kerana nasib
Kitab Zabur yang mengwar-warkan
kelahiran Muhammad dan zaman Al banyak bergantung kepada kehendak sendiri.
Quran (Surah:21:Al Anbiyaak:105). Lalu diberkati.
Kaji-kajilah. Amin Ya Rabbal aalamin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 111

Furqan Maani
Al Fatihah : 5

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 5 Al Fatihah: Iyyaaka
nabudu wa iyyaaka nastaiin - (Kepada Engkau kami berbakti
dan kepada Engkau kami meminta pertolongan) ?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Diri hendaklah bertuhan. Hubungan diri dengan Tuhan hendaklah
diikrabkan. Kepada Tuhan berbakti dan kepada Tuhan bermohon
pertolongan. Satu sikap yang perlu ditumbuhkan pada diri. Jika diri ingin
kepada kejayaan. Renung-renunglah.

Keyword: Berbakti . Kepada . Tuhan . KepadaNya . Diminta .


Pertolongan . Di wajah . Redha-meredha.

Definasi Ayat
Al Fatihah:6

Soalan: Apakah definasi: Ihdinasshiraatal mustaqiim -


(Tunjukkanlah kami jalan yang lurus) ?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


112 Malam Muka Satu

Jawab: Ihdinasshiraatal mustaqiim. Bolehlah


didefinasikan sebagai kenyataan tonggak permohonan yang
perlu diziharkan oleh lidah dan dinyatakan di hati seseorang
kepada Tuhannya agar dirinya sentiasa sejahtera semasa
dilahirkan, semasa hidup di dunia, semasa dimatikan dan
semasa dibangkitkan semula di alam akhirat di hakikat:

Wallaziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa


Wa innallaaha lama al muhsiniin.
Orang-orang yang berjuang pada Kami. Nescaya kami
tunjukkan mereka ke jalan Kami. Sesungguhnya Allah
bersama orang yang membuat kebaikan.
Surah:29: Al Ankabuut:69

Catitan : (Surah:29:Al Ankabuut:69)


Klasifikasi ayat - Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep bahawa Allah Taala akan tetap
bersama orang-orang yang melakukan
kebaikan (Di maqam: Innallaaha maallazii
nattaqau wallaziinahum muhsinuun -
Surah:16: An Nahl:128). Di suasana diri mereka
akan ditunjuki oleh Tuhannya dengan
petunjukNya. Di mana dengan petunjukNya
itulah seseorang manusia boleh bergerak ke

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 113

arah keredhaan Tuhannya. (Surah:47:


Muhammad:17). Fikir-fikirlah.

Di tahap terzahirnya wajah kesejahteraan:

Wasalaamun alaihi yauma wulida Wayauma yamuutu


Wayauma yub athu hayya.
Sejahteralah baginya ketika dilahirkan (hidup di dunia),
ketika dimatikan dan ketika dibangkitkan.
Surah:19: Maryam:15

Catitan: (Surah:19: Maryam:15)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini memperjelaskan prinsip
matlamat hidupnya seseorang manusia di
dunia pada tiga (3) istilah selamat. Pertama:
Selamat ketika dilahirkan (hidup di dunia).
Kedua: Selamat ketika dimatikan. Ketiga:
Selamat ketika di bangkitkan. Di kedudukan
selamat di dunia dan selamat di akhirat. Satu
prinsip yang perlu ditanam oleh anak cucu di
sepanjang hayat (Di maqam: Rabbanaa
aatinaa fiddunyaa hasanah. Wafil aakhirati
hasanah - Surah:2: Al Baqarah:201-202). Fikir-
fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


114 Malam Muka Satu

Furqan Maani
Al Fatihah : 6
Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di
rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 6 Al Fatihah:
Ihdinasshiraatal mustaqiim. (Tunjukkanlah kami jalan yang
lurus)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Hidup dan kehidupan hendaklah diasaskan kepada petunjuk. Yakni
petunjuk ke arah jalan kebenaran dan kejituan. Petunjuk kepada jalan
mencari nikmat dan keredhaan Tuhan. Di wajah hambaNya yang soleh lagi
bertaqwa. Renung-renunglah.

Keyword: Petunjuk . Ilahi . Diminta . Jalan . Kebenaran . Diterokai .


Kejituan . Ditentukan.

Definasi Ayat
Al Fatihah:7

Soalan: Apakah definasi: Shiraatallaziina anamta


alaihim. Ghairil maghdhuubi alaihim waladdhaa liin - (Jalan
seumpama mereka yang Engkau berikan Nikmat dan tidaklah
mereka itu orang-orang dimurkai dan disesatkan)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 115

Jawab: Shiraatallaziina anamta alaihim. Ghairil


maghdhuubi alaihim waladdhaa liin. Bolehlah didefinasikan
sebagai pendedahan terwujudnya jalan nikmat yang
disediakan oleh Tuhan untuk seseorang seumpama nikmat
yang telah dikurniakanNya kepada orang-orang terdahulu di
suasana kedudukannya tidaklah sekali dimurkai dan
disesatkan oleh TuhanNya.
Di hakikat seruanNya:

Yaa ibaadiyal laziina aamanu inna ardhii waasiatun. Fa


iyyaaya fabuduun.
Hai, hambaKu yang beriman. Sesungguhnya bumiKu
luas. Lantaran itu sembahlah Aku.
Surah:29:Al Ankabuut:56

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:56)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep pada tiga (3)
perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep di mana ada kemahuan.
Maka di situlah adanya kejayaan. Dan begitulah
Allah menguji kehendak dan kemahuan manusia
dalam memaju dirinya. (Di maqam: Innaa jaalnaa
maa alal ardhi ziinatallaha linabluwahun
ayyuhum ahsanu amalaa - Surah: 18: Kahfi:7).
Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep istilah: Inna ardii waa
siatun (BumiKu luas). Di erti banyaknya rupa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


116 Malam Muka Satu

kerja dan usaha yang boleh dilakukan oleh


seseorang manusia dalam merubah dan
memajukan kehidupan mereka. (Di maqam:
Qulyaa ibaadillaziina aamanuttaquu
rabbakum lillaziina ahsanuu fii haazihid
dunyaa hasanatun wa ardhullaahi
waasiaatun. Innamaa yuwaffas shaabiruuna
ajrahum bighairi hisaab - Surah:39: Az
Zumar:10).
Ketiga: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep terdapatnya kaitan
rapat di antara usaha manusia dalam
memajukan dirinya di sudut hubungan dirinya
dengan Tuhannya. Di rupa makna sembah dan
minta tolong. (Di maqam: Iyyakana buduu wa
iyyaaka nastaiin Surah:1: Al fatihah:5).
Maka fikir-fikirlah. Di hakikat rezeki itu
di penjuru dunia (Di maqam: Huwallazii
jaalalakumul ardha zaluulan famsyuu fii
manaakibihaa wakuluu mirrizqihii wa ilaihin
nusuur - Surah:67: Al Mulk:15).

Di hakikat:

Inna sayakum lasyatta. Fa ammaa man ataa wattaqaa


wasaddaqa bil husnaa Fasanuyassiruhuu lilyusraa.
Sesungguhnya usaha kamu (untuk menerokai rezeki
dan nikmat) itu bermacam-macam. Maka barang siapa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 117

yang memberi (ataa) dan bertaqwa. Dan membenarkan


dengan kebaikan (membuatnya secara peraturan).
Maka akan Kami mudahkannya jalan yang mudah.
Surah:92: Al Laili:4-7
Catitan : (Surah:92: Al Laili:4-7)
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini memperjelaskan konsep
mempermudahkan kerja dalam segala urusan
di arca menghadapi rupa usaha yang
bermacam-macam dengan menentukan diri
tidak terlupa pada tiga (3) perkara:
Pertama: Tentukan pembahagian
perolehan dibuat secara sempurna. Di makna
tidak makan seorang (di sifat: ataa). Di erti
galakan berkepentingan berlandaskan
bahagian boleh menyemarakkan semangat
untuk bekerja. Sedangkan keselesaan bekerja
itu banyak terletak pada nilai perolehan yang
diperolehi. (Di maqam: Warafanaa
badhahum fauqa badhin darajaatin
liyattakhiza badhuhum badhaa
sukhriyyaa - Surah:43: Al Zukhruf:32).
Kedua: Rapatkan diri dengan Tuhan
dan ikrabkan diri dengan orang-orang
berkuasa (di sifat: Wattaqaa). Di hakikat
sekiranya diri rapat dengan Tuhan. Maka rupa
makhraja dan rezeki akan menjelma di
hadapan. (Di maqam: Waman yattaqillaaha
yajallahu makhraja wayarzuqhu min
haithulaa yahtasib Surah:65: At Thalaaq:2-
3). Disamping segala urusan dibuat
dipermudahkanNya (Surah:65: At Thalaaq:4).
Demikianlah jika diri rapat dengan
pemimpin. Pertolongan mudah diperolehi.
Peluang berbisik terlafaz kata. Orang lain

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


118 Malam Muka Satu

seumpama malam. Diri terpaksa meraba-raba.


Sedangkan tubuh yang rapat buah rangup di
hadapan mata. Kontrak besar dirunding -
bicara. Untung berlipat bertandang ke riba.
Ketiga: Tentukan setiap kerja yang
dibuat mengikut peraturan (di sifat: Washad
daqabil husnaa). Di makna ikut peraturan
negeri dan undang-undang yang sedia ada.
Jangan sekali-kali main pintu belakang. (Di
maqam: Wadkhulul baaba sujjadaa.
Waquuluu hittatun naghfirlakum khataayaa
kum wasanaziidul muhsiniin Surah:2: Al
Baqarah:58). Di hakikat syarat dan peraturan
yang dikenakan hendak diikut agar terelak dari
fitnah dan salahguna kuasa.
Lalu jika ketiga-tiganya diamalkan
dengan baik. Maka sebarang usaha teramat
mudah untuk berjaya. Fikir-fikirlah.

Di kedudukan hati dan jiwa di kala berjaya tetap jua


bersifat bagai Sulaiman a.s.
Di hakikat Firman Allah Taala:


Waqaala rabbi au zinii an asykura nimatakallatii an
amta alaiya wa alaa waalidaiya Wa an amala saalihan
tardhaahu Wa adkhilnii birahmatika fii ibaadikas
saalihiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 119

Dan berkatalah Sulaiman: Ya Tuhanku tetapkanlah


hatiku untuk mensyukuri nikmatMu yang Engkau
kurniakan kepadaku dan kepada kedua ibubapaku serta
kukerjakan amalan soleh yang Engkau sukai dan
masukkanlah daku dengan rahmatMu ke dalam
hambaMu yang soleh.
Surah:27:An Naml:19

Synergetic Miracle Magnetic Catitan : (Surah:27:An Naml:19)


(Surah:27: Am Naml:19).
Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
Petua Orang Tua: dan hikmah): Ayat ini secara jelas mendidik
Dilapang Dan Ditambahkan Rezeki
manusia agar melahirkan pada diri sifat dan
Konsep: sikap pada lima (5) perkara:
Baca sepenuhnya ayat di bawah:
Pertama: Menetapkan hati untuk
mensyukuri nikmat dari Tuhannya. Kedua:
Melafazkan kata syukur kepada Tuhannya bagi

pihak diri, ibubapa dan keluarganya. Ketiga:


Menanam tekad dan perasaan untuk terus
melaksanakan kerja-kerja amalan soleh di

sepanjang hayatnya. Keempat: Bertekad dan


berusaha agar diri disenaraikan di kalangan

hamba Tuhannya yang soleh. Kelima:
Mengamal makna hidup biarlah berasmi padi.
Makin tunduk. Semakin berisi. Bagai Sulaiman
Kaedah amalan: a.s tauladan terperi. Rezeki dan nikmat tetap
Baca ayat-ayat di atas disyukuri. Meskipun dirinya raja. Dia tetap
pada hari diri menerima satu-satu
pemberian atau menerima rupa mengenal empunya diri. Hamba yang bersifat
rezeki atau menerima rupa hajat aabidin. Lagi mengenali Tuhannya yang
yang diimpikan. Bacalah ianya
sebanyak tiga kali. Seelok-eloknya menjadi. Fikir-fikirlah.
dibaca secara perseorangan. Jauh
sedikit dari orang ramai.
Sementara itu di sudut:
Hikmah: Nota Contoh: (Surah: 27: An Naml:19).
Rezeki akan ditambah. Jalan rezeki
akan dipermudah di wajah kaya dan Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
berkuasa. Di mana pada ayat ini dapatlah dilihat
Amalkanlah. Direstui baiah. sekurang-kurangnya di dua (2) sudut:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


120 Malam Muka Satu

Pertama: Ayat ini adalah ayat yang


mendefinasikan ayat: Surah:14:Ibrahim:7 dalam
memperjelaskan sifat dan sikap manusia
(seperti Sulaiman a.s) yang ditambah-gandakan
rezeki dan nikmat kepadanya di kala dirinya
bersifat seorang manusia bersyukur.
Kedua: Ayat ini jua mentafsirkan rupa
perbezaan sikap manusia kufur seperti yang
dibayangkan oleh ayat: Surah: 28: Al
Qashash:78. Satu sikap seperti yang
ditunjukkan oleh Firaun yang seharusnya
dijadikan sempadan oleh manusia. Lihat-
lihatlah.

Dengan mengukir kata:


Wa qaalal hamdulillaahil lazii fadhalanaa alaa kathiirin
min ibaadihil muminiin.
Dan berkata Sulaiman (lagi): Alhamdulilaah - Puji-pujian
bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hambaNya yang mukmin.
Surah:27:An Naml:15

Catitan : (Surah:27:An Naml:15)


Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini memperjelaskan satu rupa
ingredient pendidikan agar manusia meniru dan
mempusakai sikap yang ditunjukkan oleh Nabi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 121

Sulaiman a.s di sudut syukur dan tahu


bersyukur. Fikir-fikirlah.

Di wajah lidah berkata. Hati terasa kemanisan. Di jiwa


tertumbuhnya kegembiraan. Di nafas-nafas ketenangan.
Terlihatnya akan keagungan Tuhan. Di syahdu kehambaan
yang penuh bersyukur.

Furqan Maani
Al Fatihah : 7
Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di
rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 7 Al Fatihah:
Shiraatallaziina anamta alaihim. Ghairil maghdhuubi alaihim
waladdhaa liin. (Jalan seumpama mereka yang Engkau
berikan nikmat dan tidaklah mereka itu orang-orang dimurkai
dan disesatkan)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini, Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Hidup hendaklah difokuskan kepada kegiatan mencari dan menerokai jalan
nikmat. Jalan yang berupaya menjana kekayaan dan kemewahan di wajah
terarcanya rezeki, nikmat dan rahmat yang boleh mensejahterakan
manusia di sudut duniawi dan akhrawi. Disamping di masa yang sama
menolak punca-punca kebatilan dan kemurkaan Tuhan semesta alam.
Renung-renunglah.

Keyword: Jalan . Nikmat . Disediakan . Tuhan . Manusia . Pengarca .


Nasib . Sendiri.

Wallaahu alam

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


122 Malam Muka Satu

PERINGKAT DI WAJAH KEEMPAT


BACA DENGAN MENDEFINASI ISTILAH
(Muka Malam Satu)

Definasi istilah-istilah dalam ayat dan


istilah-istilah yang berkaitan dengannya.

Perhatian: Dalam catitan ini. Semua istilah-istilah yang diperbincangkan


hendaklah dilihat pada dua sudut kegunaan. Duniawi dan akhrawi. Agar pengertian
dari definasinya dapat dikhitabkan secara yang lebih tepat dengan membuahkan
kejituan pemahaman terhadapnya di konteks duniawi dan akhrawi disamping
meluaskan lagi penglihatan mata pemikiran terhadap luasnya dan abstraknya ilmu
yang tersimpan di dalam Al Quran. Sebaliknya jika kedudukan ini tidak
ditumbuhkan. Maka mata pemahaman hanya akan tertumpu kepada pengertian
akhrawi semata-mata. Justeru itu akan terlindunglah pancaran ilmu Al Quran di
sudut terserlahnya kelebaran ilmunya pada maksud kegunaannya di konteks
duniawi.

Soalan: Apakah definasi: Istilah Rabbu (Tuhan)?


Jawab: Istilah - Rabbu.
Bolehlah didefinasikan sebagai satu tubuh zat yang
berdiri dengan sendiri tanpa sesuatu yang boleh
menyerupaiNya yang berupaya menzahirkan pertolongan,
rahmat, nikmat dan keredhaan di dua penghidupan di dunia
dan di akhirat di suasana selamat lagi sejahtera. Maka Dialah
Tuhan yang Maha esa. Tuhan yang disembah dan kepadaNya
manusia berbakti.
Di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 123

Inna ilaahakumlawaahid. Rabbussamaawaati wal ardhi


wamaa bainahumaa warabbul masyaariq.
Sesungguhnya Tuhanmu hanya satu. Tuhan langit dan
bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya. Dan
Tuhan beberapa timur.
Surah:37:Asshaffaat:4-5

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:37:Asshaffaat:4-5)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Manusia dan fitrah kejadiannya tetap
memerlukan Tuhan. Satu kuasa tunggal
yang berupaya memberi pertolongan, rezeki,
nikmat dan kesejahteraan kepada hambaNya
di dunia dan di akhirat.
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah definasi: Istilah Addin (Agama) ?


Jawab: Istilah Addin.
Bolehlah ditakrifkan sebagai satu wadah pengarcaan
jalan gaya hidup dan jalan cara bertuhan dan ketuhanan bagi
membolehkan seseorang manusia memiliki Tuhan yang
sebenar dalam usaha manusia tersebut untuk mendapat
pertolongan, rahmat, rezeki, nikmat dari Tuhannya yang tidak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


124 Malam Muka Satu

terdaya dizahirkan olehnya di suasana sejahtera dan redha


akan Tuhannya di sepanjang zaman. Iaitu ketika ianya hidup di
dunia, ketika ianya dimatikan dan ketika ianya dibangkitkan
semula di hakikat:

Wasalaamun alaihi yauma wulida Wayauma yamuutu


Wayauma yub athu hayyaa.
Sejahtera ianya ketika dilahirkan (hidup didunia), ketika
dimatikan dan ketika dibangkitkan.
Surah:19: Maryam:15

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:19: Maryam: 15)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Kehidupan seseorang manusia akan dikira
selamat bila dirinya selamat ketika hidup di
dunia, selamat ketika dimatikan dan selamat
ketika dibangkitkan.
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah definasi Istilah Islaama diinaa (Islam


di sisi Kami)?
Jawab: Istilah Islaama diinaa.
Bolehlah ditakrifkan sebagai wadah pengarcaan jalan
gaya hidup dan cara bertuhan yang diperkenalkan oleh Nabi
Muhammad s.a.w dan para Rasul a.s yang terdahulu darinya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 125

bagi membolehkan seseorang manusia itu memiliki Allah


Tuhan sekalian alam yang berupaya memberi pertolongan,
rahmat, rezeki, nikmatNya yang tidak terdaya dizahirkan oleh
seseorang manusia di hakikat usahanya untuk
menyempurnakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
Khalifah Allah di muka bumi di wajah dirinya mukmin dan
bertaqwa.

Soalan: Apakah definasi konsep Liyabuduun - (untuk


berbakti)?
Jawab: Istilah konsep: Liyabuduun.
Bolehlah ditakrifkan sebagai proses pengarcaan tugas
utama yang wajib dilakukan oleh seseorang manusia dalam
mewajahkan rupa tanggungjawabnya sebagai Khalifah Allah di
muka bumi yang berupa satu amanah yang wajib dipikul
tertakluk kepada sumpah penyaksiannya terhadap Allah
Tuhannya semasa di alam Roh dengan dirinya kena bersifat
keabdian (Aabidin) - berbakti kepada Tuhannya dengan
memajukan diri dan dunia di rupa mukmin dan taqwa di
sepanjang hidupnya di dunia. Satu tugas yang menjadi
matlamat asal, kenapa manusia dizahirkan sebagai Khalifah
Allah di muka bumi yang tidak boleh diabaikan oleh seseorang
manusia buat selama-lamanya. (Surah:7: Al Araaf:172).

Soalan: Apakah definasi istilah Aabidin?


Jawab: Istilah Aabidin (Orang yang berbakti kepada
Tuhan).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


126 Malam Muka Satu

Bolehlah diterangkan sebagai tubuh dan jiwa seseorang


manusia yang memperakukan Allah sebagai Tuhannya. Di
hakikat dirinya menyedari bahawa ianya adalah Khalifah Allah
di muka bumi yang dikehendaki menyempurnakan tugas dan
tanggungjawabnya bagi mengarcakan rupa konsep:
Liyabuduun di wajah dirinya mukmin dan bertaqwa kepada
Tuhannya berdasarkan tatacara kehidupan yang ditentukan
olehNya melalui Junjungan Besar Nabi Muhammad s.a.w
berasaskan kepada agama Ibrahim a.s dengan menjadikannya
sebagai way of life di arca terzahirnya rahmat dan
kesejahteraan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Innaibraahiima kaana ummatan Qaanitallillahi


haniifaa.Walam yakuminal musyrikiin. Syaakiran lian
umihijtabaahu wahadaahu ilaashiraatim mustaqiim. Wa
aatainaahu fiddun yaahasanatan. Wa innahuu fil
aakhirati laminasshaalihiin. Thumma auhaina ilaika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 127

anittabaa millata ibrahiima haniifa. Wamaa kaana minal


musyrikiin.
Sesungguhnya Ibrahim seorang ikutan yang taat
kepada Allah. Lagi mencederung kepada agama yang
lurus. Dan bukanlah dia termasuk dikalangan orang-
orang syirik. Dia berterima kasih atas nikmat Allah.
Allah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus.
Kami berikan kepadanya kebajikan di dunia.
Sesungguhnya dia di akhirat termasuk dikalangan
orang-orang yang soleh. Kemudian Kami wahyukan
kepada engkau (Muhammad): Ikutlah agama Ibrahim
yang lurus. Bukan dia termasuk dikalangan orang-orang
yang syirik.
Surah:16: An Nahl:120-123.

Catitan: (Surah:16:An Nahl:120-123)


Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
manusia pada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menyeru manusia agar mentauladani Nabi
Ibrahim a.s sebagai bapa agama yang lurus. Di
mana kelebihan dan kemantapan tauhid
ketuhanannya dapat dihuraikan kepada lima (5)
keistimewaan:
Satu: Baginda Ibrahim a.s diiktiraf
sebagai pengikut Allah yang paling taat. Di
maqam: Inna ibraahiima kaana ummatan
(Sesungguhnya Ibrahim seorang ikutan yang
taat kepada Allah). Di mana kalimah: Ummatan
yang diguna pakai di dalam menyerlahkan ayat
ini telah mengisyaratkan kefahaman kepada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


128 Malam Muka Satu

manusia bahawa sesorang rasul tetap tertakluk


kepada hukum fitrah Allah. Di makna disifatnya
sebagai rasul dan di masa yang sama bersifat
umat kepada kerasulanya sendiri. Sifat yang
terpaksa menghalakan dirinya ke arah fitrah
Allah bersama orang yang diseru olehnya.
Yakni umatnya.
Dua: Baginda Ibrahim a.s diktiraf
sebagai seorang yang cenderung kepada
agama yang lurus. Di maqam: Qaanital lillaahi
haniifa (Mencenderung kepada agama yang
lurus).
Tiga: Baginda Ibrahim a.s diiktiraf
sebagai orang yang tidak pernah syirik dengan
Tuhannya. Di maqam: Walam yaku minal
musyrikiin (Dan dia bukanlah termasuk
dikalangan orang-orang syirik).
Empat: Baginda Ibrahim a.s diiktiraf
sebagai seorang hamba Tuhan yang bersyukur.
Di maqam: Syaakiran lian umihi (Seorang
yang bersyukur di atas nikmat Allah).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa jika seseorang manusia
mengamalkan dan mengidolakan Ibrahim a.s.
Maka tiga (3) keistimewaan akan diterima oleh
pengamalnya:
Satu: Mereka akan diberi peluang
dipilih oleh Allah dengan menunjukkan kepada
mereka jalan yang lurus. Di maqam: Ijtabaahu
wa hadaahu ilaa shiraatim mustaqiim. (Allah
memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang
lurus).
Dua: Mereka akan diberi penghidupan
yang baik di dunia. Di maqam: Wa aatainaahu
fiddunyaa hasanatan (Dan kami berikan
kepada kebaikan di dunia).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 129

Tiga: Mereka akan digolong di


kalangan orang-orang yang soleh. Di maqam:
Wa innahuu fil aakhirati laminasshaalihiin
(Sesungguhnya dia di akhirat termasuk
dikalangan orang-orang soleh).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa asas agama yang di
bawa oleh Junjungan Muhammad s.a.w adalah
berasaskan kepada agama fitrah Ibrahim a.s.
Di makna Junjungan Muhammad
s.a.w bukanlah sekali-kali pengasas kepada
agama Islam. Sebaliknya baginda adalah
penyambung persinambungan agama fitrah
yang direstui oleh Allah Tuhan semesta alam
berasaskan penyambungan perjuangan para
rasul terdahulu. Terutama menyambung
persinambungan perjuangan Ibrahim a.s. Di
maqam: Thumma auhaina ilaika anittabi
millata ibraahiima haniifa. Wamaa kaana
minal musyrikiin. (Kemudian Kami wahyukan
kepada engkau (Muhammad): Ikutlah agama
Ibrahim yang lurus. Bukan dia termasuk
dikalangan orang-orang yang syirik). Fikir-
fikirlah. Di hakikat Nabi Muhammad itu
Penghulu Segala Nabi.

Soalan: Apakah definasi Nastaiin - (Di konteks


Pertolongan Tuhan) ?
Jawab: Istilah Nastaiin.
Bolehlah diterangkan sebagai satu bentuk pemberian
yang berupaya menghasilkan kegembiraan dan ketenangan
hati kepada seseorang apabila terarcanya kesempurnaan
kehendak dan keperluan hidupnya di dunia dan di akhirat di
wajah kesejahteraan dan redha pada rupa kesimpulan konsep:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


130 Malam Muka Satu

Wamaa jaaalahullaahuillaa busyraa lakum


walitatmainna quluubukumbih Wamaan nasru ilaa
minindillaahil aziizil hakim.
Tiadalah Allah memberi pertolongan itu melainkan untuk
kegembiraan bagi mu dan supaya tenteram hati mu dan
tidaklah pertolongan itu melainkan dari sisi Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Surah:3: Al Imran:126

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:3: Ali Imran: 126)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Setiap pertolongan pasti akan menzahirkan
kegembiraan dan ketenangan dan kedua-
dua sifat ini tidak akan terubah buat selama-
lamanya. (Surah:3: Ali Imran:160).
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah definasi Istilah Rahmat ?


Jawab: Istilah Rahmat.
Bolehlah ditakrifkan sebagai satu gambaran kenyataan
yang menghasilkan ketenangan kepada diri seseorang
manusia dan dunia keseluruhannya hasil terwujudnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 131

kesempurnaan kehendak dan keperluan hidup dengan


terzahirnya kesejahteraan yang berpanjangan dilihat pada
sudut duniawi dan akhrawi di suasana ketenangan di wajah:
Barang dipinta - Barang boleh. Barang kehendak - Barang jadi.
Di hakikat terhadirnya dua lautan kemudahan dan pertolongan
di persimpangan rupa dan rasa yang berbeza pada kegunaan
di dua kehidupan (duniawi dan akhrawi) di suasana bersatu
dalam berpisah dalam memenuhi kehendak dan keperluan
kesempunaan hidup. Di bayangan ruhul maani Firman Allah
Taala:

Marajalbahraini yaltaqiyaan. Bainahumaa barzakhun laa


yabghiyaan.
Dia adakan dua macam laut (masin dan tawar) yang
bertemu keduanya. Tetapi di antara keduanya ada
dinding sehingga tiada bercampur keduanya.
Surah:55: Ar Rahman:19-20

Catitan: (Surah:55: Ar Rahman:19-20)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep bagai rupa kedatangan dua lautan
rahmat di kaca mata duniawi dan akhrawi.
Masing-masing bertembung di dunia di dalam
satu rupa kehidupan seharian manusia. Di
suasana masing-masing terpisah tujuan tetapi
bersatu di dalam arca pemberian Tuhan. Dunia
sebenarnya adalah tempat pertemuan dua

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


132 Malam Muka Satu

rahmat. Di makna dua lautan. Jika manusia


tahu mentafsirkannya. Fikir-fikirlah.

Selanjutnya.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:55:Ar Rahman:19-20)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Bio-Chemistry (Natural
Product) yang berbunyi:
Satu-satu compound carbon yang ditemui
menerusi: Nine Stars Halo-N Theory boleh
ditentukan sama ada ianya bersifat Single
Compound atau Mixed Compound
berdasarkan kepada dua point petunjuk
kewujudan compound yang berjarak sama
membentuk rupa tiga segi pada pangkal
Mass Compound Utama dan pada pangkal

Tapak Pengiraan satu hingga tiga bagi


teori: Nine Stars Halo-N.
Dan.
Teori ini dinamakan: Halo-N 9.2 Homolength
Theory. (Dr. Halo-N-2009).

Peringatan:
Jika terdapat compound pada kedua-dua point
petunjuk compund. Maka sifat compound yang
ditemui adalah Mixed Compound. Sebaliknya
jika tidak terdapat compound pada pangkal
Tapak Pengiraan Teori: Nine Stars Halo-N.
Maka sifat compound yang ditemui adalah
Single Compound.

Nota: Teori ini telah diuji dan mendapat


pengiktirafan dan disahkan sekali lagi pada:
21hb Jun 2010). Sila rujuk lapuran.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 133

Keterangan Proses Penghasilan Teori


Untuk Perhatian:
Ahli Bio-Chemistry (Natural Product)
Sahaja.

Sesungguhnya teori ini terhasil dari ilham


penghuraian gabungan makna ruhul maani
ayat: (Surah:55: Ar Rahman:19-20) pada
kalimah ayat: Marajal bahraini yaltaqiyaan.
Bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.
dengan ayat: (Surah:55: Ar Rahman:16) pada
kalimah ayat: Rabbul masyriqaiini warabbul
maghribaiini. Lalu terlahirlah rupa teori: Halo-N
9.2 Homolength seperti yang dibentangkan.
Bincang-bincanglah. (Untuk maklumat lanjut,
sila rujuk muka surat:1104-1114)

Soalan: Apakah definasi Istilah Rezeki ?


Jawab: Istilah Rezeki.
Bolehlah didefinasikan sebagai perolehan kedapatan
rupa kehendak dan keperluan seseorang manusia yang
dikehendakinya. Lalu dikurniakan oleh Tuhannya atau diminta
olehnya dari Tuhannya di dalam usaha menyempurnakan
kehendak dan keperluan kehidupan di dunia di arca
terwujudnya kelapangan rahmat Tuhannya yang
berpanjangan.
Di hakikat ruhul maaani Firman Allah Taala:

Wamahattulahuu tamhiidaa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


134 Malam Muka Satu

Dan Ku lapangkan (penghidupan) baginya selapang-


lapang.
Surah:74: Al Muddatstsir:14

Catitan: (Surah:74: Al Muddatstsir:14)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep di mana Allah Taala
akan melapangkan rezeki kepada sesiapa yang
dikehendakinya. Dan Dialah jua yang
menyempitkan rezeki terhadap sesiapa yang
dikehendakiNya. (Di maqam: Allaahu yabsutur
rizqa liman yasyaau min ibaadihii
wayaqdirulahuu - Surah:29: Al Ankabuut:62).
Sesungguhnya kedudukan dan kenyataan ini
dilandaskanNya kepada sifat RahmanNya. Satu
sifat Maha Pemurah kepada semua manusia
tanpa mengira sama ada manusia itu beriman
atau tidak.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep di mana Allah Taala
telah meletakkan diriNya tetap terikat dengan
janjiNya. Di mana pada setiap manusia yang
beriman lagi bertaqwa kepadaNya. Nescaya
Dia di atas sifat RahmanNya dan RahimNya
akan melapangkan rezeki dan jalan rezekiNya
kepada manusia tersebut. (Di maqam: Waman
yattaqillaaha yajallahuu makhrajaa.
Wayarzuqhu min haithulaa yahtasib -
Surah:65: At Talaaq:2-3). Inilah janji Allah dan
inilah keistimewaan yang dikurniakan Allah
kepada manusia yang tahu untuk merapatkan
dirinya dengan Tuhannya. Fikir-fikir di hakikat
Allah tidak mungkin memungkirkan janjiNya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 135

Sedangkan kebanyakan manusia melupai


janjinya.

Soalan: Apakah definasi Istilah Nikmat ?


Jawab: Istilah Nikmat.
Bolehlah didefinasikan sebagai rupa kenyataan
kesenangan, keseronokan dan kelazatan yang dapat
diarcakan oleh rupa rezeki yang berupaya menghasilkan
ketenangan hati dan perasaan seseorang manusia di
sepanjang perjalanan hidupnya di dunia dan di akhirat di
suasana sejahtera yang berpanjangan. Di bayangan
kesimpulan Konsep:

Innal muttaqiina fii jannaatin wa naiim. Faakihiina bimaa


aataahum rabbuhum wawaqaahum rabbuhum azaabal
jahiim.
Sesungguhnya orang-orang bertaqwa itu dalam
kesenangan (syurga) dan nikmat serta berlazat-lazat
(dalam keseronokan) dengan apa yang dikurniakan
kepada mereka dan dijauhkan akan Tuhannya dari
kesengsaraan.

Surah:52:At-Thur:17-18

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


136 Malam Muka Satu

Catitan: (Surah:52: Ar Thur: 17-18)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep dalam menggambarkan munafaat dan
kelebihan di kala diri seseorang manusia itu
berjaya mencapai ke maqam taqwa kepada
Tuhannya. (Di taraf: Innal muttaqiina
mafaazaa - Surah:78: An Naba:31). Di mana
mereka akan memperolehi kesenangan, nikmat
dan keseronokan di dunia dan di akhirat dengan
apa yang dikurniakan oleh Tuhannya serta
dijauhkannya dari kesengsaraan. Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah definasi Istilah sejahtera ?


Jawab: Istilah sejahtera.
Bolehlah didefinasikan sebagai satu bentuk suasana
yang boleh menghasilkan ketenangan dan kesempurnaan
kehendak serta keperluan yang berupaya menzahirkan
kesenangan, keseronokan dan kelazatan di dalam arca hidup
berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara dilimpahan
kurniaan Tuhan dan keredhaanNya.
Di hakikat tercapainya akan Lima (5) perkara. Pertama:
Terlahirnya kebaikan ketika hidup di dunia. Kedua:Terlahirnya
kebaikan ketika hidup di alam akhirat. Ketiga: Terhindarnya
diri dari murka dan kemurkaan Allah. Keempat:
Dipermudahkan kejayaan dalam segala usaha. Dan Kelima:
Allah menyegerakan petunjuk dan pertolongannya dalam
segala urusan. Di arca tersiratnya makna pada konsep doa.
Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 137

Waminhum Manyaquulu rabbanaa aatinaa fiddunyaa


hasanah. Wafil aakhirati hasanatan Waqinaa
azaabannar. Ulaaikalahum nasiibun mimma kasabuu.
Wallaahu sari ulhisaab.
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya
Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat
bahagian daripada yang mereka usahakan. Dan Allah
sangat cepat perhitunganNya.
Surah:2:Al Baqarah:201-202

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:201-202)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah 2: Al Baqarah:201-202) falsafah). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Ruhul maani ayat yang dua (2) perkara:
menerangkan tiga (3) dasar hidup Pertama: Ayat ini secara jelas
yang perlu diamalkan oleh setiap
manusia yang beriman kepada Allah menerangkan prinsip arah tuju hidup dan
dan hari akhirat: kehidupan seseorang manusia. Di mana soal
----> Sebelah. kebaikan di dunia dan soal kebaikan di akhirat
hendaklah dititikberatkan. Malah ianya
hendaklah ditentukan dapat dicapai oleh setiap
orang yang hidup di muka bumi (Di maqam:
Wabtaghii fiimaa aataakallaahud daaral

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


138 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah aakhirah. Walaa tansa nashiibaka


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 2: Al Baqarah:201-202) minaddunyaa - Surah:28: Al Qashash:77).
Sambungan. Kedua: Ayat ini secara jelas
Tiga (3) dasar hidup yang
perlu diamalkan oleh setiap manusia menerangkan prinsip bahawa usaha manusia
yang beriman kepada Allah dan hari untuk menzahirkan kebaikan kepada
akhirat:
Satu: Mengamalkan dasar kehidupannya tidak akan disia-sia oleh Tuhan
bagi mencapai kebaikan hidup di dunia semesta alam. Malah kejayaan terhadap usaha
dan kebaikan hidup di akhirat.
Dua: Mengamalkan dasar yang dilakukan oleh mereka akan terbukti jua
mengelak dari kesusahan hidup di (Di maqam: Nuwaffa ilaihim amaalahum
dunia dan kesengsaraan hidup di
akhirat. fiihaa. Wahum fiihaa laa yubkhasuun -
Tiga: Mengamalkan dasar Surah:11:Hud:15).
bahawa rupa hasil mendatang
bergantung kepada rupa usaha yang
dibuat. Kaji-kajilah.

Soalan: Apakah definasi Istilah Redha ?


Jawab: Istilah Redha.
Bolehlah didefinasikan sebagai terwujudnya suasana
kejituan kepuasan di antara kehendak Tuhan yang
mengurniakan nikmat kepada hambaNya dan diterima dengan
gembira oleh hambaNya, hasil dari natijah perlakuan dan
perbuatan di dalam konteks mengaslihkan diri dan dunia di
arca kesukaan TuhanNya di kedudukan terwujudnya titik
perimbangan kordinat pada kehendak yang memberi dan
kehendak yang menerima dengan terzahirnya kegembiraan
dan keriangan kepada kedua-dua pihak di hakikat:

Radhiallaahu anhum waradhuu anhu.


Allah redha kepada mereka dan mereka redha
kepadaNya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 139

Surah:98: Al Baiyyinah:8

Soalan: Apakah definasi Istilah Makhraja (Jalan


keluar membuahkan rezeki) ?
Jawab: Istilah Makhraja.
Bolehlah didefinasikan sebagai satu bentuk rupa jalan
pengarcaan rezeki dan peluang kemudahan yang didedahkan
oleh Tuhan bagi membolehkan seseorang itu berpeluang untuk
memiliki rezeki dari Tuhannya dalam usahanya untuk
menyempurnakan rupa kehendak dan keperluannya di dalam
kehidupannya di dunia dengan mata dan hatinya
bermatlamatkan kampung akhirat di wajah dirinya bertaqwa
kepada Tuhannya di kesimpulan konsep:

Amtas aluhum kharjan. Fakharaaju rabbika khairun.


Wahuwa khairur raaziqiin.
Apakah engkau ditanya akan mereka tentang kharaja.
Maka kharaja (jalan keluar bagi menumbuhkan rezeki)
dari Tuhan engkau itu yang lebih baik. Dialah sebaik-
baik Pemberi rezeki.
Surah:23: Al Mukminuun:72

Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun: 72)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca Konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep istilah: Makhraja pada istilah asas:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


140 Malam Muka Satu

Kharaja. Di mana rupa kharaja (Jalan

Dhabit Istilah menumbuhkan rezeki) itu dapatlah disenaraikan


Menerangkan Ruhul Maani kepada lima (5):
(Surah 23: Al Mukminuun:72)
Pertama: Kharaja terlahir dibentuk
Menerangkan ruhul maani pemberian langsung dari Tuhan di rupa
istilah: Fakharaaju rabbika khairun. Di
mana istilah ini menerangkan maksud kejadianNya yang boleh diguna pakai serta merta
istilah Makhraja seperti yang oleh manusia dalam mewajahkan keperluan asas
dinyatakan oleh ayat: Waman
yattaqillaaha yajallahu makhrajaa. untuk hidup dan untuk meneruskan kehidupan.
(Sesiapa yang bertaqwa kepada Allah. Di wajah bumi di rupa tempat kediaman dan
Nescaya Allah akan mengadakan
baginya Makhraja (Jalan rezeki)- adanya penghidupan (Di maqam: Walaqad
(Surah:65: At Talaaq:2). Di hakikat makkannaakum fil ardhi wajaalnaakum fiihaa
Makhraja Allah Taala itu adalah
sebaik-baik jalan bagi manusia untuk maaayiisya - Surah:7: A; Araaf:10).
mempertingkatkan kehidupan. Kedua: Kharaja terlahir dibentuk

Adapun rupa kedatangan sumber asli yang perlu diterjemahkan secara


makhraja Allah Taala itu bolehlah mudah dan terwujud secara lazim di dalam
dihuraikannya kepada enam (6) rupa
cara kedatangannya: masyarakat seumpama padi dijadikan beras.
Beras dijadikan nasi. Di hakikat kerja menanam
Satu: Makhraja dizahirkan
oleh Allah Taala kepada manusia di padi dan memasak nasi sudah terarca sebagai
rupa ilham dan idea yang amalan biasa masyarakat (Di maqam: Kuluu
ditumbuhkan olehNya pada akal
seseorang dalam keadaan tidak min tayyibaati maa razaqnaakum - Surah:20:
dibuat-buat. Tahu-tahu timbul pada Taha:81).
lintasan fikiran bagi membolehkannya
melakukan sesuatu di gambaran idea Ketiga: Kharaja terlahir dibentuk
barunya dengan kejituan kebenaran kewujudan sumber-sumber asli (Natural
berada di sisinya.
resources) yang terselindung seumpama
Dua: Makhraja dizahirkan terwujud emas di perut bumi. Terzahirnya
oleh Allah Taala kepada manusia
menerusi cetusan fikiran berdasarkan mutiara di dasar lautan. (Di maqam: Innaa
asas ilmu yang ada pada seseorang. jaalnaa maa alal ardhi ziinatallaha -
Di hakikat bagai seorang bijak besi
akan tergambar keris dan pedang di Surah:18:Al Kahfi:7). Maka kerja menerokainya
fikirannya apabila dirinya melihat perlulah dibuat berasaskan keupayaan ilmu dan
ketulan besi yang berada di sisinya.
teknologi yang dimiliki oleh manusia. (Di maqam:
Tiga: Makhraja dizahirkan Faman abshara falinafsih Surah:6: Al
oleh Allah Taala kepada manusia
menerusi penemuan invention baru Anaam:104).
yang diperolehi oleh seseorang Keempat: Kharaja terlahir di bentuk
melalui proses penyelidikan yang
dibuat oleh orangnya. Lalu penemuan hasil penyelidikan dan pembangunan
dikembangkannya di rupa jalan rezeki (R&D) di rupa furqan yang terzahir dari proses
baginya.
penterjemahan punca asas furqan ke sifat rupa
furqan di wajah end product yang diperlukan oleh
----> Sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 141

manusia dalam mempertingkatkan mutu


Dhabit Istilah
kehidupan seharian dengan memasang sikap
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 23: Al Mukminuun:72) melihat sesuatu itu berguna. Jika dirinya tahu
---Sambungan.
menterjemahkannya. (Surah:6: Al Anaam:104).
Empat: Makhraja dizahirkan Kelima: Kharaja terlahir dibentuk
oleh Allah Taala kepada manusia
kemudahan berurusan. (Di maqam: Fasanu
menerusi proses bilateral interest
(kepentingan bersama) di antara dua yassiruhuu lilyusraa Surah:92: Al Laili:7) di
pihak manusia. Di makna seumpama
arca terzahirnya rupa kemudahan di awal hingga
di satu pihak membekal dan di satu
pihak membeli. Maka dengan yang ke akhir pekerjaannya (Surah:17: Al Israak:80).
demikian jalan rezeki terbentuk dan
Disamping diberkatkan oleh Tuhannya dengan
memunafaatkan kepada kedua-dua
pihak. pertolongan RahmanNya. Di mana diarcakan
Lima: Makhraja dizahirkan
olehNya pada setiap kerja yang dibuat akan
oleh Allah Taala kepada manusia
menerusi pemberian khusus oleh terwajahnya rupa kejayaan yang
Tuhan. Di hakikat bagai terwujudnya
menggembirakan hati manusia. Fikir-fikirlah.
keadaan diketemukan Allah kepada
seseorang seketul emas ketika
dirinya berjalan kaki mengembara di
Penerokaan Teori Al Quran.
hutan. Maka sesungguhnya di
suasana sebeginilah rezeki terbentuk (Surah:23: Al Mukminuun:72).
dan kesenangan terjadi. Dan
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
demikianlah nasib manusia dengan
rezeki Tuhan yang bersifat Maha of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Pemberi.
Quran di bidang Ekonomi Dan Sains Kerohanian
Enam: Makhraja dizahirkan
oleh Allah Taala kepada manusia yang berbunyi:
apabila dizahirkan dan didatangkan
Rezeki akan mudah diperolehi dan dimiliki
penolong yang membawa seseorang
itu mendapat satu-satu peluang yang oleh seseorang manusia apabila ianya
boleh memartabatkan darjat dan
berjaya mempertemukan urusan kerja yang
rezekinya. Satu pembukaan jalan
rezeki di luar kemampuannya sendiri. dilakukannya selari dengan jalan fitrah rezeki
Satu kedudukan kedatangan
yang bernama makhraja.
penolong yang bersifat: Sultanum
mubiin. Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.

Di hakikat terzahirnya kedudukan:

Innahaaza larizqunaa maalahuu minnafaad.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


142 Malam Muka Satu

Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami


yang tidak habis-habis.
Surah:38: Shaad: 54

Nota Contoh: (Surah:38: Shaad: 54)


Keterangan ayat (di sudut Al Quran mentafsir Al
Quran):
Di mana ayat ini secara jelas
menerangkan konsep makna dan pengertian
istilah: Lahum ajrun Ghairu mamnuun (untuk
mereka itu ganjaran yang tidak putus) pada ayat:
(Surah:41: Fussilat:8) yang menggambarkan
ganjaran faedah dan munafaat yang bakal
diperolehi oleh mereka yang beriman dan
beramal soleh, apabila mereka mengarcakan dua
rupa ibadatnya. Iaitu rupa ibadat asas dan ibadat
pengaslihan. Lihat-lihatlah.

Di hakikat terarcanya wajah hujung jatuh makna


FirmanNya:

Waman yattaqillaaha yajallahuu makhraja Wa yarzuqhu


min haithu laa yahtasib.
Barang siapa yang bertaraf taqwa kepada Allah.
Nescaya dikurniakannya jalan (yang mudah) dan
dikurniakannya rezeki yang tidak terhitung.
Surah:65: At Thalaaq:2-3

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 143

Catitan: (Surah:65: At Thalaaq:2-3)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep taqwa dan kaitannya
dengan kesuburan aliran rezeki kepada
seseorang manusia yang mencapai di
maqamnya. (Di taraf: Innal muttaqiina
mafaazaa - Surah:An Naba:31).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep istilah: Laa yahtasib
(Tidak terhitung) di makna keuntungan, hasil
dan pengeluaran yang kedatangannya secara
bertali arus. (Di maqam: Lahum ajrun ghairu
mamnuun - Surah:41: Fussilat:8) atau tidak
habis-habis. (Di maqam: Inna haazaa
larizqunaa maa lahuu minnafaad - Surah:38:
Shaad:54).
Ketiga: Menerangkan konsep istilah:
Laa yahtasib (Tidak terhitung) di sudut
kedatangan rezeki yang tidak disangka-sangka
atau kedatangan rezeki di luar perancangan
dan jangkaan. (Di maqam: Wazallalnaa
alaikumul ghamaama wa anzalnaa
alaikumul manna wassalwaa Surah:2: Al
Baqarah:57). Fikir-fikirlah. Mudah-mudahan diri
tergolong di kalangan orang yang bernasib dan
beruntung.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:65: At Thalaaq:2-3).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Ekonomi yang berbunyi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


144 Malam Muka Satu

Berilmu tinggi tanpa diri terserlah rapat


dengan pemimpin utama negeri tidak akan
membawa diri seseorang berilmu menjelma
menjadi orang besar negeri.
Bincang-bincanglah.

Dengan diperjelaskanNya lagi menerusi konsep


FirmanNya:

Waman yattaqillaaha yajallahu min amrihii yusraa.


Barang siapa yang bertaqwa, nescaya dijadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.
Surah:65: At Thalaaq:4

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:65: At Thalaaq:4)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah 65: At Talaaq:4)
idea):
Ingatlah anak cucu. Ayat ini secara jelas menerangkan
Dalam membuat satu-satu konsep istilah: Min amrihii yusraa
kerja. Perkara yang terpenting perlu (Dipermudahkan urusan). Di mana ianya
diambil kira selain dari faktor
keuntungan adalah soal didefinasikan secara terang oleh ayat:
mempermudahkan urusan. Di Waqurrabbi adkhilnii mudkhala shidqin Wa
makna bila saja satu-satu pekerjaan
hendak dibuat. Maka soal hendak akhrijnii mukhraja shidqin wajallii
mempermudahkan urusan milladunkaa sultaanan nashiiraa - (Surah:17:
hendaklah ditentukan dahulu
sebelum satu-satu pekerjaan itu Al Israak: 80). Di isyarat baik ketika masuk
dilakukan. berurusan dan baik serta berjaya ketika keluar
Oleh itu ambillah tindakan berurusan. Fikir-fikirlah.
pada tiga (3) perkara berikut:

Satu: Buat Planning Action Penerokaan Teori Al Quran.


dan Script Action sebelum satu-satu (Surah:65: At Thalaaq:4).
pekerjaan besar di lakukan.
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 145

Quran di bidang Sains Pendidikan Dan


Ekonomi yang berbunyi:
Dua: Buat perhitungan dan
Segala urusan kerja akan menjadi mudah
cari jalan untuk mendapat dan berapat
dengan golongan berkebolehan dan apabila seseorang itu berjaya merapatkan
golongan berkuasa.
dirinya dengan pemimpin utama dan pihak
Tiga: Berdoa dengan Tuhan
agar pekerjaan yang dibuat berjaya. Di berkuasa negeri. Satu pendekatan yang
atas kesedaran bahawa manusia tidak
perlu diterokai.
berupaya menyempurnakan
pekerjaannya kecuali disempurnakan Bincang-bincanglah.
oleh Tuhannya. Seumpama manusia
menanam ubi. Menumbuh daun dan
membesarkan ubi adalah kerja
Tuhannya. Kaji-kajilah.

Di hakikat terarcanya kenyataan di kedudukan:

Waqulrabbi adkhilnii mudkhalashidqin wa akhrijnii


mukhrajashidqin waj allii milladunka sultaanan nasiiraa.
Katakanlah: Ya Tuhanku masukkanlah aku di tempat
masuk yang benar dan keluarkanlah aku dari tempat
yang benar dan berikanlah untuk ku di sisi Engkau
kuasa yang menolong.
Surah:17: Al Israak:80

Catitan: (Surah:17: Al Israak:80)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep terhadap
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
mendefinasikan istilah mempermudahkan
urusan. Di makna di setiap urusan biarlah
disenang dan dipermudahkan di awal urusan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


146 Malam Muka Satu

dan dipermudahkan pula di akhir urusan. Di


Dhabit Istilah suasana senang ketika bermohon. Senang
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 17: A Israak:80) ketika berbincang dan senang pula ketika
keluar berurusan. Di hakikat terlahirnya rupa
Ayat ini menjuruskan isyarat
kepada penyediaan planning action restu, lulus dan berjaya dengan kuasa penolong
dan script action yang akan tetap berada di sisi.
mempermudahkan seseorang dalam
melaksanakan satu-satu kerja. Kedua: Ayat ini secara jelas
Di samping ayat ini jua menerangkan konsep kerja. Di mana pada
mengisyaratkan kepada manusia agar
memahami empat (4) perkara: setiap kerja hendaklah dirancang secara
berkesan agar ianya dapat berjalan dengan
Satu: Memahami istilah:
Mudkhalaa. Di makna yang lebih luas baik lagi lancar ketika di awalnya dan ketika di
dengan diertikan sebagai: Barang akhirnya. (Surah:94: Al Insyiraah:7).
masuk. Yakni sumber input yang
boleh diterjemahkan bagi terhasilnya Ketiga: Ayat ini secara jelas
peluang terzahirnya nikmat. Jadi bila menerangkan konsep pentingnya langkah
dikatakan Adkhilnii mudkhala shidqin.
Maka ianya membawa makna: mencari penolong berkuasa yang boleh
Masukkanlah daku atau bekalkanlah menolong mempermudahkan urusan. (Di
daku sumber input yang sebenar.
maqam: Wajalli milladunka sultaanan
Dua: Memahami istilah: nasiiraa). Di hakikat langkah sebegini perlulah
Mukhraja. Di makna jalan atau pintu
rezeki yang akan menzahirkan rupa diambil. Jika pada setiap urusan hendak
rezeki yang dikehendaki oleh dipermudahkan. Apatah lagi istilah mencari dan
manusia. Jadi bila dikatakan: Akhrijnii
mukharaja shidqin. Maka ianya mendapat mother-look (Superman behind the
membawa makna: Bukakanlah scene) hendaklah diusahakan. Fikir-fikirlah.
kepadaku pintu jalan rezeki yang
sebenar.
Penerokaan Teori Al Quran.
Tiga: Memahami
kepentingan tiga perkara dalam (Surah:17:Al Israak:80).
menjayakan satu-satu usaha yakni Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
sumber input dan jalan rezeki dan
tubuh golongan yang berkuasa of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
memberi pertolongan. Tiga (3) perkara Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
yang akan membawa seseorang itu
mudah menzahirkan kejayaan kepada Ekonomi yang berbunyi:
urusan dan pekerjaannya. Seseorang Manusia itu akan berjaya
Empat: Memahami istilah: mempermudahkan urusan kerjanya. Jika
Wajalli milladunka sultaanan nashiira ianya memiliki seorang penolong yang
pada dua (2) wajah:
(i): Memahami isyarat bersifat Mother-Look di sisinya.
mendapat pertolongan langsung dari Bincang-bincanglah.
Tuhan semesta alam di sifat: Wayan
shurukallahu nashran aziizaa.
(Surah:48: Al Fath:3).
(ii) Memahami isyarat agar
manusia berusaha mendapat Mother-
Look. Yakni orang berkuasa yang
boleh mendorong dan menolong
menjaya cita-cita yang diusahakan.
Kaji-kajilah
Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N
Malam Muka Satu 147

Soalan: Apakah definasi Istilah Sabil - (Jalan


Penghidupan)?.
Jawab: Istilah Sabil.
Bolehlah ditakrifkan sebagai satu bentuk rupa jalan
gaya dan cara kehidupan yang disediakan oleh Tuhannya
yang boleh membawa seseorang itu bersyukur kepada
Tuhannya atau menjadikannya kufur kepada Tuhannya pada
gambaran konsep:

Innaa hadainaahus sabiila immaa syaakiran wa immaa


kafuura.
Sesungguhnya Kami tunjukkan jalan (sabil). Sama ada
ianya bersyukur (menjadi orang bersyukur) dan sama
ada ianya kufur (menjadi orang kufur).
Surah:76:Al Insaan:3

Catitan: (Surah:76: Al Insaan:3)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca Konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep bahawa jalan kehidupan tetap
dibekalkan oleh Tuhan semesta alam kepada
manusia. Terutama jalan yang berwajah:
Shirat. Jalan yang boleh menzahirkan rezeki
dan nikmat. (Surah:1:Al Fatihah:7). Maka
berikutan dengan itulah jua Allah Taala
mengingatkan manusia akan kenyataan
bahawa rezeki dan nikmat itu boleh meletakkan
seseorang manusia di persimpangan syukur

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


148 Malam Muka Satu

atau kufur. Fikir-fikirlah di hakikat rezeki dan


nikmat itu berupaya mensejahterakan manusia.
Disebalik menjadikan manusia lupa daratan.

Di hakikat terbukanya ilham di dua persimpangan ilham


buruk dan baik. Di wajah Firman Allah Taala:

Fa alhamahaa fujuurahaa wataqwaaha. Qad aflaha man


zakkaaha. Waqad khaaba man dassaahaa.
Lalu diilhamkan (Allah) kepadanya keburukan dan
kepadanya ketaqwaan. Maka beruntunglah bagi mereka
yang membersihkan (jiwanya) dan rugilah bagi orang-
orang yang mengotorkannya.
Surah:91: Asy Syams:8-10

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah:91: Asy Syams: 8-10)


(Surah 91: Asy Syams:8-9). Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
Mendesignkan teori Al dan hikmah):
Quran yang berbunyi: Ayat ini secara jelas menerangkan
satu konsep pendidikan. Kaitan di antara hati
Kotor atau sucinya hati dan ilham. Jika hati suci. Ilham kebaikan dan
seseorang manusia akan
menentukan corak ilham yang ketaqwaan akan bertandang di jiwa dan di
akan diterima olehnya sama ada fikiran. Sebaliknya Jika hati kotor. Maka ilham
ilham berupa keburukan atau
ilham ketaqwaan. keburukan dan kefasikan akan mengunjung jiwa
dan fikiran. Justeru itu persoalan menyuci hati
Bincang-bincanglah. kenalah dilihat dan diberi perhatian. Jika hati
hendak diharapkan menjadi cagaran ketika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 149

menghadap Tuhan di hari kebangkitan. Fikir-


Fikirlah. (Surah:Al Hajji:52-54).

Di hakikat diri seseorang itu haruslah menyedari.


Bahawa bekas dan rupa bekas adalah teramat penting bagi
menentukan rupa barang yang akan diisi. Lalu jika diri
berwajah tandas dan berupa tandas. Maka tidak salahlah. Jika
diri diisi dengan barang kuning hasil buangan orang. Namun
disebaliknya, jika diri berwajah gelas atau pinggan. Maka
sudah pasti nasi dan air bersih berada di sisi. Demikianlah
halnya di antara hamba dengan TuhanNya. Di mana hati
seseorang adalah bekas kepada ilham. Lalu jika seseorang itu
sentiasa menyuci hatinya menjadi suci. Maka hatinya akan
dibekalkan oleh Allah dengan ilham-ilham yang baik lagi
bersifat taqwa. Begitulah pula sebaliknya. Di makna manusia
akan diilhamkan dengan keburukan dan kejahatan di kala
hatinya kotor. Wallaahu alam.

Istilah: Shiraat

Soalan: Apakah definasi istilah Shiraat (Jalan


Nikmat) ?
Jawab: Istilah Shiraat.
Bolehlah didefinasikan sebagai jalan yang berupaya
membawa seseorang manusia itu menuju ke arah nikmat dan
memperolihi nikmat dengan tertumbuh padanya ruang dan
peluang kepadanya. Di mana dinampakkan padanya rupa
barang yang dimatlamatkannya. Terbayang pada cara dan
aturan untuk mewujud dan menjayakannya. Terlihat padanya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


150 Malam Muka Satu

rupa kejayaan dan pencapaian yang akan diperolehinya. Di


suasana hatinya gembira dan tenang menerima peluang yang
tertumbuh padanya. Di wajah petunjuk dan pertolongan Tuhan
di sisinya dengan kelapangan rezeki yang dilapangkan.
Di hakikat ruhul maani Firman Allah Taala:

Shiraatillahillazii lahuumaafissamaa waatiwamaafil


ardhi. Alaa ilallahi tashiirul umuur.
Jalan Allah yang memilki apa-apa di langit dan apa-apa
di bumi. Ingatlah kepada Allah kembali segala urusan.
Surah:42:Asy-Syuuraa:53
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 42: Asy syuura:53)
Catitan: (Surah:42: Asy-Syuraa:53)
Menerangkan ruhul maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
istilah: Shiraatillah (Jalan Allah). Di
makna menerangkan istilah: falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Shiraatallaziina ananta alaihim (Jalan dua (2) perkara:
nikmat yang Engkau beri kepada
mereka Surah:1:Al Fatihah:7). Di Pertama: Ayat ini secara jelas
mana ianya dapat dilihat pada dua (2) menerangkan prinsip istilah: Shiraatillah (Jalan
sudut:
Satu: Jalan nikmat itu Allah) adalah satu jalan ketulenan yang berupaya
teramat luas dan boleh didapati di menterjemahkan barang di langit dan barang di
mana-mana serta dapat diterjemah di
rupa pelbagai jenis usaha. (Di maqam: bumi berlandaskan fitrah yang ditetapkan oleh
Innsayakum lasyatta -Surah:92: Al Allah Tuhan semesta alam. Di makna satu-satu
Laili:4).
Dua: Seluas mana sekalipun urusan akan menjadi mudah dan berjaya. Jika
peluang diberi dan sebanyak mana jalan fitrah yang ditetapkan itu ditemui dan diikuti
sekalipun usaha dibuat. Maka pada
setiap kerja yang dilakukan hendaklah sepenuhnya. Justeru itu carilah jalan fitrah
dibuat di atas nama Tuhan sekalian (kejituan cara atau formula) kerana ianya
alam. Di maqam: Bismillahir
Rahmaanir Rahiim. Kaji-kajilah. sahajalah yang boleh mengarcakan kejayaan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 151

pada setiap pekerjaan yang dilakukan (Surah:13:


Ar Rad:8).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip istilah: Alaa ilallaahi
tashiirul umuur. (Ingatlah kepada Allah (kamu
kena) kembalikan segala urusan.) Di mana
segala urusan yang dibuat hendaklah dibuat di
atas nama: Bismillah dan kepadaNya-lah di
serahkan segala urusan di makna: Iqra bismi
rabbikallazii khalaq. (Surah:96:Al Alaq:1). Fikir-
fikirlah.

Di hakikat makna maknawi:

Qulkullum mutarabbishun Fatarabbashuu.


Fasatalamuuna man ashhaabus shiraatissawiyyi
wamanihtada.
Katakanlah: Masing-masing menunggu. Sebab itu kamu
tunggulah. Nanti akan kamu ketahui. Siapakah sahabat
jalan yang sempurna dan siapakah yang mendapat
petunjuk.
Surah:20:Taaha:135

Catitan: (Surah:20: Taaha:135)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


152 Malam Muka Satu

Pertama: Ayat ini secara jelas


menerangkan gambaran sifat istilah: Shiraat.
Dimana ianya mestilah mempunyai sifat pada
dua (2); Satu: Ianya sempurna. Jalannya
sempurna. Dua: Ianya disertai secara langsung
petunjuk dari Tuhan semesta alam.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan gambaran sifat istilah: Shiraat. Di
mana ianya adalah sesuatu yang ditunggu-
tunggu oleh setiap manusia (Di maqam:
Shiraatallazii na anamta alaihim - Surah:1:Al
Fatihah:7). Lantaran nikmat dapat dihasil dan
dizahirkan melaluinya. Fikir-fikirlah.

Satu jalan yang berupaya memecah tradisi penentuan


pemilikan rezeki. Di hakikat Firman Allah Taala:

Allahuyabsuturrizqalimayyasya uminibaadihii wayaq


dirulahuu. Innallaha bikullisyai inaliim.
Allah melapangkan rezeki kepada sesiapa yang
dikehendakiNya di antara hambaNya dan
menyempitkanNya bagi mereka. Sedangkan Allah Maha
mengetahui pada setiap sesuatu.
Surah:29: Al Ankabuut:62

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 153

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:62)

Dhabit Istilah Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


Menerangkan Ruhul Maani falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
(Surah:29: Al Ankabuut:62)
dua (2) perkara:
Menerangkan ruhul maani Pertama: Ayat ini secara jelas
istilah: Allahu yabsuturrizqa liman
yasyaau min ibaadihii wayaq menerangkan prinsip bahawa rezeki manusia
dirulahu. Di hakikat berkuasaNya dan nasib manusia boleh diubah dari penentuan
Allah dalam menentukan rezeki
terhadap hamba-hambaNya. Satu asal Ilahi. (Surah:9:At Taubah:50-51). Jika
kuasa yang tidak boleh dipersoalkan manusia memiliki dua (2) sifat: Satu: Memiliki
oleh mana-mana orang. Terutama
kepada mereka yang beriman kepada Makhraja (Jalan rezeki) di kala diri bertaraf
Allah tentang perkara yang melibatkan taqwa. (Surah:65: At Talaaq:2-3). Dua: Memiliki
persoalan nasib. (Surah:9: At
Taubah:51). Justeru bagi mereka yang Shiraat (Jalan nikmat) di suasana
dilapangkan rezeki. Maka tertumbuhnya padanya peluang dan
bersyukurlah. (Surah:27: An Naml:19).
Namun begitu, bagaimana pertolongan Tuhannya. (Surah:1: Al Fatihah:7).
dengan mereka yang tidak disuratkan Kedua: Ayat ini secara jelas
untuk menjadi kaya. Bolehkah mereka
itu mengubah nasib mereka?. menerangkan prinsip bahawa rezeki seseorang
Jawabnya boleh. Dengan syarat manusia akan ditarik balik oleh TuhanNya
mereka bertindak dengan dua (2)
langkah: apabila berlakunya dua (2) perkara: Satu:
Satu: Berdoa agar diri Berlakunya kezaliman terhadap diri sendiri di
dimasukan ke dalam senarai manusia
yang akan diberi kekayaan (Surah:2:Al kala diri tidak memperakui bahawa segala
Baqarah:201) dan bersedia menjadi rezeki dan nikmat itu datang dari kurniaan
seorang hamba yang bersyukur
(Surah:29: Al Ankabuut:17), serta Tuhan. (Surah:39: Az Zumar:49-50). Dua:
berusaha ke arahnya. (Surah:53:An Berlakunya kezaliman terhadap orang lain,
Najm:39-40).
Dua: Jadikan diri seorang lantaran keangkuhan diri. Lalu tubuh sendiri
yang memilki taraf taqwa. (Surah:65: menerima hukum kifarat (Karma) dari Tuhan
At Thalaaq:2-3). Lantaran Allah tetap
akan menunaikan janji rezeki kepada semesta alam. (Surah:20: Taaha:81). Fikir-
mereka yang bertaqwa tanpa ianya fikirlah.
tertakluk kepada syarat. Kaji-kajilah.

Istilah: Wasiilah.

Soalan: Apakah definasi istilah Wasiilah (Jalan


ketuhanan) ?
Jawab: Istilah Wasiilah.
Bolehlah didefinasikan sebagai jalan ilmu dan cara
berilmu serta peraturan beribadat kepada Tuhan semesta alam

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


154 Malam Muka Satu

yang diasaskan menerusi konsep mengenal erti ketuhanan


dan membersih hati seseorang di sisi Tuhannya. Di hakikat
jalannya (tarikatnya) mempunyai kejituan dan ketulenan
persambungan ilmu dengan Allah dan RasulNya (Junjungan
Besar Muhammad s.a.w) yang kemudiannya diamalkan dan
diperturunkan secara baiah dari seseorang kepada seseorang.
Dari satu generasi ke satu generasi sampailah ke hari kiamat.
Di wajah terarcanya jalan mendekatkan diri dengan Tuhannya
seperti konsep Firman Allah Taala:

Yaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaha wabtaghuu ilaihil


wasiilah. Wajaahiduu fii sabiilihii laallakum tuflihuun.
Hai Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu
kepada Allah dan carilah jalan kepadaNya (jalan
wasilah). Dan berjuanglah pada jalanNya. Mudah-
mudahan kamu mendapat kemenangan.
Surah:5: Al Maidah:35

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:5: Al Maidah:35)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:5 Al Maidah:35)
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan ruhul maani tiga (3) perkara:
istilah: Wabtaghuu ilaihil wasiilah (
Carilah jalan wasilah) pada Pertama: Ayat ini secara jelas
menentukan ketulenan jalan wasilah
menerangkan konsep bahawa dalam seharian,
yang dituntut. Di mana ketulenannya
dapat disukat pada tiga (3) sifatnya: manusia hendaklah menentukan dirinya
beriman lagi bertaqwa dengan Allah Taala. Di
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 155

hakikat iman dan taqwa bukan boleh dibuat-

Dhabit Istilah buat atau dilakun-tunjukkan tetapi ianya tumbuh


Menerangkan Ruhul Maani dan hendaklah ditumbuhkan secara fitrah
(Surah:5: Al Maidah:35)
.Sambungan. melalui proses penyucian hati dan
penjagaannya. (Surah:49:Al Hujuraat:7-8).
Satu: Setiap jalan wasilah
mestilah berumbikan amalan dan Kedua: Ayat ini secara jelas
didikan Nabi Muhammad s.aw. Di menerangkan konsep perbezaan tentang soal
mana cara dan kaedah amalannya
tetap kekal seumpama asalnya serta berilmu dengan soal beriman berwajah taqwa.
diwariskan secara baiah dari seorang Di hakikat tidak semestinya seseorang yang
mursyid kepada seorang mursyid yang
lain dari zaman ke zaman sampailah berilmu itu terlahir pada dirinya iman dan taqwa
kepada mursyid yang terakhir yang secara otomatik. (Surah:2: Al Baqarah:13).
ada pada hari ini dan muktamad.
Tanpa persoalan hati dan kesucian hati diberi
Dua: Setiap jalan wasilah perhatian secara khusus. Di kedudukan
mesti berteraskan kepada syariat
Muhammad s.a.w dengan konsep pandainya mulut dan tingginya ilmu bukan
memperkukuhkan rupa syariat sekali-kali berupaya menyucikan hati seseorang
Muhammad s.a.w itu di wajah amalan
keperibadian sejati dan bukan sekali- manusia.
kali sekadar diamalkan dibentuk Ketiga: Ayat ini secara jelas
cakap-cakap semata-mata.
Ini bermakna pada mana- menerangkan konsep terwujudnya cara dan
mana jalan wasilah yang didakwa petua penyucian hati dan ilmu ketuhanan
sebagai jalan wasilah tetapi
mengamalkan sesuatu yang melalui jalan wasilah berasaskan ukuran
bertentangan dengan kehendak kesucian nafsu (Tujuh nafsu) mengikut
syariat Nabi Muhammad s.a.w. Maka
jalan wasilah yang dikatakan itu martabatnya. (Di maqam: Walaqad khalaqnaa
bukanlah sekali-kali jalan wasilah yang fauqakum sabaa taraaiqa - Surah:23: Al
diwarisi dari rantaian wasilah yang
sejati dan muktamad. Mukminuun:17). Lantaran itulah Allah Taala
menggesa manusia mencarinya dan berjuang
Tiga: Jalan wasilah adalah
jalan ilmu Tasauf. Satu jalan ilmu dengannya agar persoalan hati dan persoalan
untuk mengenal Tuhan dan merapat mengikrabkan diri dengan Tuhan dapat
diri dengan Tuhan menerusi proses
pembersihan hati dan nafsu. Dan dilaksanakan secara licin lagi berkesan. (Di
sesungguhnya jalan ini biasa maqam: Izjaaa rabbahuu biqalbin saliim -
dimodulkan menerusi wadah ilmu
tarikat yang mengajar dan mendidik Surah:37: Asshaffaat:83-84). Maka untuk
para pengamalnya mengamalkan keterangan lanjut. Sila rujuk kepada mursyidu
resipi ilmu dan kaedah amalan seperti
yang diwarisi dan dibaiahkan oleh ilmu tarikat atau ilmu tasauf. Mudah-mudahan
guru-guru mursyid di awalnya. huraian dari mereka yang mursyid itu akan
Maka untuk keterangan lebih
lanjut, silalah anak cucu sekalian memberi munafaat adanya. Fikir-fikirlah.
bertanya kepada para ilmuan Tarikat
adanya.
Penerokaan Teori Al Quran.
Kaji-kajilah. (Surah:5: Al Maidah:35).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


156 Malam Muka Satu

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory


of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Seseorang manusia akan mudah mencapai
maqam beriman dan bertaqwa, apabila
dirinya bertemu jalan wasilah serta berjuang
ke arahnya berpandukan petua-petua asal
wasilahnya.
Bincang-bincanglah.

Istilah: Ilmu.

Soalan: Apakah definasi istilah Ilmu (Pengetahuan) ?


Jawab: Istilah Ilmu.
Bolehlah didefinasikan sebagai rangkaian maklumat
dan pengajaran kaedah yang berupaya menghasilkan rupa
pemberitahuan tentang satu-satu perkara yang boleh
mempermudahkan manusia dalam menghadapi persoalan
hidup dan kehidupan dengan terwujudnya cara dan peraturan
bagi membuahkan hikmah yang menatijahkan terzahirnya
matlamat dan impian manusia dalam menjayakan rupa
kehidupannya di sudut kejayaan duniawi dan akhrawi.
Dimakna:

Hazaabayaanulinnaasi wahudan wamau


izatullilmuttaqiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 157

Quran ini adalah bayan (punca konsep dan idea.) bagi


manusia. Menjadi ilmu (petunjuk dan pengajaran) bagi
orang bertaqwa.
Surah:3: Ali Imran:138.

Catitan: (Surah:3: Al Imran:138)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep mendefinasikan istilah Ilmu. Di mana
pada setiap ilmu itu mestilah ianya
mengandungi tiga (3) sifat: Satu: Satu-satu ilmu
mestilah memiliki Al Bayan. Yakni rupa konsep
dan idea yang boleh mengarcakan rupa
hikmah. (Surah:55:Ar Rahman:1-4). Dua: Satu
ilmu mestilah memiliki Huda. Yakni maklumat
yang bersifat petunjuk. (Surah:6: Al An
aam:157). Tiga: Satu-satu ilmu mesti memiliki
Mauizah. Yakni pengajaran dan sistem
pendidikan dan pembelajaran. Fikir-fikirlah.

Istilah: Hikmah.

Soalan: Apakah definasi istilah hikmah


(Pengetahuan) ?
Jawab: Istilah hikmah.
Bolehlah didefinasikan sebagai rupa tubuh ilmu yang
boleh menyerlahkan wajah keupayaan pengarcaan matlamat
kebaikan yang dikehendaki oleh seseorang melalui ilmu yang
dituntutnya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


158 Malam Muka Satu

Yutilhikmataman yasyaau, Waman yutalhikmata faqad


uutiyakhairan kathiiraa. Wamaa yazzakkaru illaa ulul
albaab.
Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada
siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang
mendapat hikmah. Sesungguhnya ia mendapat
kebaikan yang banyak. Dan tidaklah yang menerima
peringatan kecuali Ulul Albab (Orang-orang berfikiran
terbuka).
Surah:2: Al Baqarah:269.
Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:2: Al Baqarah:269) Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:269)
Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani
ayat kepada satu kenyataan bahawa idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
tiap-tiap orang bersifat Ulul Albab empat (4) perkara:
akan menentukan pada setiap ilmu
yang dituntut olehnya mestilah Pertama: Ayat ini secara jelas
memiliki hikmah. Yakni rupa faedah menerangkan konsep bahawa satu-satu ilmu
yang boleh dizahirkan oleh ilmu
tersebut untuk mensejahterakan yang tidak memiliki hikmah itu hampa. Di
kehidupan manusia. hakikat bahawa satu-satu ilmu yang tidak
Ini bermakna jika satu-satu memiliki hikmah pengarcaan matlamat akan
ilmu yang dikatakan ilmu tetapi tidak bersifat ilmu yang tidak berguna. Ilmu yang
berjaya mengarcakan rupa munafaat
yang boleh membawa kepada tidak berwajah ilmu dan bukannya ilmu.
kesejahteraan. Maka ilmu yang di Di hakikat ilmu dan hikmah tidak
katakan ilmu itu sebenarnya bukan
sekali-kali ilmu. Tetapi lebih berupa dapat dipisahkan. Bagai bergunanya sebilah
maklumat yang tidak memiliki pisau. Jika terwujud padanya tajam. Maka di
kaedah khusus yang boleh
mendatangkan rupa munafaat. suasana inilah Allah s.w.t tidak sekali-kali
mengajar manusia dengan ilmu semata-mata.
Kaji-kajilah.
Sebaliknya Yang Maha Berilmu itu mengajar

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 159

manusia dengan ilmu dan hikmah secara


serentak. (Di maqam: Walamma balagha
asyuddahuu aatainaahu hukman wailmaa
Surah:12: Yusuf: 22).

Perhatian: Sila ingatkan diri sendiri


bahawa kalimah: Hukman wa ilmaa
diwajahkan dengan sifat wau maiyyah Di
makna ilmu dan hikmah tidak boleh dipisahkan
bagai kalimah syuhadat: Asyhadu allaa ilaaha
illallaah wa asyhadu anna muhammadar
rasuulullaah. Di suasana tidak akan sempurna
berimannya seseorang kepada Allah tanpa
ianya beriman kepada Junjungan Muhammad
s.a.w. Demikianlah halnya dengan ilmu dan
hikmah. Bincang-bincanglah dengan yang arif.

Kedua: Ayat ini secara jelas


menerangkan konsep bahawa jika seseorang
itu berjaya menentukan rupa hikmah pada satu-
satu bidang ilmu yang dituntutinya. Maka
banyaklah kebaikan tertumbuh padanya. Di
makna rezeki, nikmat dan kesejahteraan akan
berkunjung ke dalam hidup dan kehidupannya.
Di suasana ditingkatkan darjatnya. (Di maqam:
Yarfiil laahullaziina aamanuu minkum
wallaziina uutul ilma darajaat - Surah:58: Al
Mujaadalah:11).

Ketiga: Ayat ini secara jelas


menerangkan konsep bahawa bagi setiap para
ulul albab akan bertindak melihat hikmah
satu-satu ilmu itu dahulu sebelum ilmu itu
dipelajarinya. Suasana ini hendaklah
diperingatkan oleh anak cucu kepada diri
sendiri dan keturunan adanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


160 Malam Muka Satu

Keempat: Ayat ini secara jelas bagi


menggambar suasana terwujudnya manusia
yang berilmu dan berpendidikan tinggi tidak
mengetahui dirinya berilmu. Terutama apabila
dirinya ditanya rupa ilmu yang dimilikinya. Di
suasana fikirannya menjadi kosong untuk
menerangkan jenis ilmu dan hikmah yang dapat
diserlahkan dari pengetahuan yang
dipelajarinya. Maka lantaran itu tidak peliklah.
Jika orang berilmu seumpama ini tidak berjaya
berdikari dengan ilmunya. Apatah lagi untuk

Penerokaan Teori Al Quran. menghasilkan sebuah nukilannya di wajah


(23: Al-Mukminuun:72) sebuah buku yang boleh dipusakakan oleh
anak keturunan bangsanya.
Mendesignkan satu teori Justeru ini ingatlah. Ilmu itu adalah
Al Quran (The Theory of Noble
Quran) di bidang Sains Pendidikan sebaik-baik harta dan sebaik-baik pusaka
yang berbunyi: yang patut diwariskan kepada anak

Ilmu tanpa hikmah itu hampa keturunan.


dan hikmah itu tidak akan Oleh itu fikir-fikirlah. Apakah selama ini
terwujud tanpa ilmu.
tercetus di fikiran anak cucu untuk
mempusakakan ilmu yang ada di dada untuk
Bincang-bincanglah.
Di hakikat Ikhlas tanpa kepentingan anak keturunan sendiri. Dan terfikirkah anak
itu bodoh dan kepentingan tanpa cucu selama ini bahawa ilmu harta. Lalu
ikhlas itu binasa. (Surah:1: Al
Fatihah:5). apakah ilmu yang sepatutnya dipusakakan
kepada mereka?. Tanya-tanyalah.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:2: Al Baqarah:269)

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory


of Noble Quran): Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Ekonomi yang berbunyi:
Satu-satu ilmu yang dimiliki oleh seseorang
yang boleh menzahirkan hikmah akan
menghasil kebaikan yang banyak
kepadanya. Dan mempelajari satu-satu ilmu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 161

tanpa ketentuan hikmahnya akan membuat


orang yang memilikinya berjiwa jahil dengan
keilmuannya.
Bincang-bincanglah.

Konsep Dan Wawasan Al Fatihah.


Satu konsep dan wawasan yang dapat disimpulkan kepada Tujuh (7).

Pertama: Bertuhan kepada Tuhan yang memberi peluang kepada


hambaNya menggunapakai nama kuasaNya pada setiap pekerjaan yang
hendak dilakukan oleh hambaNya dengan menzahirkan rupa: Iqra
bismirabbikalllazii khalaq. (Surah:96: Al Alaq:1). Di wajah tertegaknya
rupa ruhul maani : Qul innashalaatii wanusukii wamahyayaa
wamamaatii lillahirabbil aalamiina. ( Surah:6: Al Anaam:162).
Kedua: Bertuhan kepada Tuhan sekalian alam (Surah:40: Al
Mukmin:62) yang memberi peluang kepada hambaNya untuk bersyukur
kepadaNya. (Surah:14:Ibrahim:7).
Ketiga: Bertuhan kepada Tuhan yang memiliki sifat Ar Rahman
dan Ar Rahiim. Dua sifat berkembar yang berupaya menzahirkan rezeki,
nikmat dan rahmat di dunia dan di akhirat. (Surah:17:Al Israak:110).
Keempat: Bertuhan kepada Tuhan bersifat raja pada setiap hari
penghidupan dengan melahirkan sifatNya di rupa penjaga yang terbaik. Di
wajah: Fallahu haafizan wahuwa arhamur raahimiin. (Surah:12:
Yusuf:64).
Kelima: Bertuhan kepada Tuhan yang mengamalkan dasar
keprihatinan Tuhan kepada hambaNya pada konsep: Sembah saja Pasti
ditolongNya. (Surah:2:Al Baqarah:186).
Keenam: Bertuhan kepada Tuhan yang berupaya memberi
petunjuk kepada jalan yang sebenar. Jalan fitrah yang boleh memajukan
manusia di dunia dan akhirat. (Surah:29: Al Ankabuut:69) di suasana
sejahtera. (Surah:19: Maryam:15).
Ketujuh: Bertuhan kepada Tuhan yang berupaya mengzahirkan
jalan nikmat. Jalan kesenangan dan jalan kemewahan di dunia dan di
akhirat. (Surah:24: An Nur:38). Di wajah manusia yang memiliki darjat dan
martabat di maqam mulia lagi bertaqwa. Di samping di masa yang sama
mendidik manusia agar tidak terjerumus ke lembah kemurkaan Tuhannya.
(23: Al Mukminuum:93-94). Wallahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


162 Malam Muka Satu

PERINGKAT DI WAJAH KELIMA


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN SEHARIAN
(Muka Malam Satu)

Nota: Pemahaman secara Umum.


Berdasarkan pengertian dan pengajaran dari ayat-ayat yang terdapat pada Muka
Surat 1- Kitab Al Quran.

Soalan: Apakah rupa matlamat yang hendak


diperjelaskan oleh konsep Iqra yang diasaskan oleh ayat:
Iqra bismi rabbikal lazii khalaq. Ayat pertama Al Quran yang
diturunkan kepada Junjungan Muhammad s.a.w ?
Jawab: Konsep Iqra adalah merupakan satu anugerah
besar yang dikurnia oleh Tuhan semesta alam kepada
manusia. Satu konsep pengarcaan tapak binaan akan erti
kehidupan. Satu konsep yang menjadi asas syarat kepada
pembentukan sebuah tamaddun manusia. Satu konsep yang
menjadi kunci pembuka kepada terbukanya akal dan fikiran
manusia. Satu konsep insert ingredient of knowledge bagi
membolehkan kepala seseorang manusia diisi dengan
maklumat dan ilmu pengetahuan. Satu konsep yang berupaya
membuahkan perkembangan akal dan fikiran manusia yang
boleh menatijahkan terlahirnya nikmat, rezeki, rahmat dan
kesejahteraan kepada seseorang, masyarakat, negeri, negara
keseluruhannya di sudut duniawi dan akhrawi. Satu konsep
yang menjadi tool dan vehicle kepada akal dan fikiran manusia
bagi membolehkannya menjangkau dan menerokai rahsia
ketuhanan dan rahsia khazanah sejagat. Di hakikat ruhul
maani isyarat Allah terhadap keupayaan manusia untuk

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 163

menerokai langit. Satu kejayaan yang hanya dan hanya akan


tercapai di kala satu-satu bangsa itu memiliki kekuatan ilmu
dengan membudayakan konsep Iqra di kalangan bangsanya.
Satu kejayaan yang tinggi yang pasti akan meletakkan bangsa
itu di mata dunia sebagai sebuah bangsa yang berilmu, maju
dan bermartabat tinggi.
Bagai bayangan konsep FirmanNya:

Yamasyaral jinni wal insi inistatatum an tanfuzuu min


aqtaaris samaawaati wal ardhi. Fanfuzuu laa tanfuzuuna
illa bisultaan.
Wahai sekalian jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi. Maka
lintasilah, (tetapi ingatlah) kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Surah:55: Ar Rahman:33

Catitan: (Surah:55:Ar Rahman:33)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini memperjelaskan konsep kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep kekuatan di maqam
Bisultaan. Di makna terbentuk ruang dan
peluang bagi manusia untuk menerokai
angkasa raya dan menterjemah furqan yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


164 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah. terdapat padanya selaras dengan matlamat


Menerangkan Ruhul Maani segala kejadian dibuat untuk manusia dan
(Surah:55:Ar Rahman:33)
kegunaan manusia.
Menerangkan ruhul maani Kedua: Ayat ini secara terang
isyarat istilah: Inistatatum an
tanfuzuu min aqshaaris samaawaati memperjelaskan konsep erti istilah kekuatan di
wal ardhi Fanfuzuu. (Jika kamu maqam: Bisultaan. Di makna manusia kenalah
sanggup menembusi penjuru langit
dan bumi. Maka tembusilah), kepada berilmu dan berteknologi tinggi di kedudukan
dua (2) perkara: diri dan bangsanya haruslah menguasai sains

Satu: Menerangkan dan teknologi dengan rupa kepakaran yang


kepentingan kehendak dan tinggi sehingga berjaya memecahkan
berkehendak. Di hakikat jika ada
kehendak semuanya boleh jadi dan kebuntuan ke arahnya.
bila matinya kehendak semuanya Ketiga: Ayat ini secara terang
tidak akan menjadi. Oleh itu
ketahuilah bahawa kehendak itu memperjelaskan konsep erti istilah kekuatan di
adalah kekuatan pertama yang akan maqam: Bisultaan. Di makna terlahirnya
membawa manusia ke alam
penerokaan dan kejayaan. formula-formula ilmu Fizik seperti formula:
2
E=Mc atau F=Ma atau Formula Graviti atau
Dua: Menerangkan
kepentingan kehendak dan Formula Letupan atau seumpamanya yang
keupayaan. Di mana banyak akhirnya berupaya membawa manusia
kehendak terbunuh di tengah cita-cita
apabila keupayaan dihitung tanpa merentasi angkasa jagat maya. Oleh itu fikir-
kekuatan usaha. Di makna lemah fikirlah di hakikat banyaknya lagi formula yang
sebelum berlawan. Rebah sebelum
bertemu gelanggang. Sedangkan tersimpan di dalam khazanah Al Quran dan
hidup itu hanya untuk orang berani kejadian Tuhan yang belum diterokai. Maka
dan bersifat dominasi. Kaji-kajilah.
terokailah.

Maka pada menjawab soalan ini. Bolehlah diperjelaskan


bahawa matlamat konsep Iqra itu dapatlah disimpulkan
kepada tiga (3):
Pertama: Konsep Iqra menyuluh manusia ke arah
melahirkan individu-individu manusia yang berilmu dan
masyarakat yang berilmu di natijah terlahir dan terzahirnya
sebuah negara dan dunia yang berilmu. Lalu menggunakan
ilmu yang diperolehinya dengan menterjemahkan barang di
bentangan oleh alam dengan melahirkan rupa-rupa furqan
(rupa perubahan dan pembaharuan) demi mempertingkatkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 165

nilai dan rupa tamaddun satu-satu bangsa itu selari dengan


kehendak dan keperluan zaman.
Kedua: Konsep Iqra benar-benar bermatlamat untuk
melahirkan kumpulan-kumpulan manusia yang berilmu pada
tiga (3) tahap pencapaian. Tiga tahap pemilik ilmu yang akan
bergabung tenaga mewujudkan kemajuan kepada sesebuah
bangsa.
Satu: Konsep Iqra bermatlamat melahir kumpulan
manusia yang bertaraf: Ulul Albab. Yakni kumpulan manusia
yang berilmu lagi memiliki sikap berfikiran terbuka dan boleh
berfikir secara terbuka pada maksud berkeupayaan
menterjemah dan mengarcakan ilmunya secara bebas tanpa
tertakluk kepada sekatan retorik, pegangan lama atau adat
pusaka dalam menimbang dan menerima sebarang rupa
perubahan dan pembaharuan (furqan) yang bersifat makruf di
olahan arus memajukan kehidupan dan kemanusiaan di wajah
berdirinya seorang mukmin lagi bertaqwa.
Sesungguhnya inilah satu kumpulan manusia yang
bersifat golongan cerdik pandai yang boleh menterjemah
ilmunya dan membawa kepada majunya sesebuah bangsa.
Sebagaimana yang dibayangkan oleh Allah Taala akan
harapanNya kepada golongan ini.
Bagai contoh FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


166 Malam Muka Satu

Wawahabnaa lahuu ahlahu wamithlahum maahum


rahmatan minna wazikraa li ulil albaab.
Dan Kami anugerahkan dia (Ayub bersama)
keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka
sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai pintu
hati (fikiran terbuka)
Surah:38: Shaad:43

Catitan: (Surah:38:Shaad:43)
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:38: Shaad:43) idea):
Menerangkan Ruhul Maani istilah Ayat ini secara jelas menerangkan
ayat pada memperjelaskan kesan konsep di sebalik penderitaan terdapatnya
rupa rahmat ayat: (Surah:38:
Shaad:41- 42): benih rahmat. Di hakikat bersama susah itu
terwujudnya benih kesenangan (Di maqam:
Inna maal usri yusraa Surah:94: Al

Insyiraah:6). Di suasana kesabaran pula


menjadi baja penyubur tertumbuhnya
Surah:38:Shaad:42).
kesenangan di akhirnya.
Penerokaan Teori Al Quran
Di hakikat banyak terjadi di sebalik
(Surah:38:Shaad:42).
barang yang dibenci tersimpannya kebaikan di
Teori: Air Jampi Halo-N (2010).
sisi Tuhan dan di sebalik barang yang dicintai
Mendesignkan satu teori Al tersimpannya keburukan di sisi Tuhan (Di
Quran di bidang Sains Natural
kedudukan: Wa asaa antaqrahuu syaian
Products yang berbunyi:
wahuwa khairullakum. Wa asaa antuhibbuu
Satu-satu molekul air boleh
syaian wahuwa syarrullakum - Surah:2: Al
diubah menjadi penawar penyakit
di rupa penawar air negatif Baqarah:216). Sedangkan Allah lah sebaik-baik
(Negative water) apabila sejumlah
Pemelihara dan Dialah yang Maha Pengasih
tertentu electron pada atom
Oksigen air tersebut berjaya lagi Maha Penyayang. (Di maqam: Fallaahu
disingkirkan dari kedudukan orbit
haafizan wahuwa arhamar raahimiin -
asalnya.
Surah:12:Yusuf:64). Maka fikir-fikirlah di
Bincang-bincangkan.
kedudukan Allah Tuhan semesta alam tetap
dengan kebaikanNya,

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 167

Dua: Konsep Iqra bermatlamat melahir kumpulan


manusia yang bertaraf: Ulul Absar. Yakni kumpulan manusia
yang berilmu lagi memiliki buah-buah fikiran dan pandangan
yang bernas. Golongan manusia yang berupa mencetuskan
dan menterjemah rupa idea dan konsep dalam menjaya dan
menzahirkan satu-satu rupa furqan yang bersifat makruf dan
boleh digunapakai secara langsung oleh dirinya dan
masyarakat ke arah memajukan kehidupan dan kemanusiaan
di wajah berdirinya seorang mukmin lagi bertaqwa.
Sesungguhnya inilah satu lagi kumpulan manusia yang
bersifat golongan cerdik pandai yang berupaya
menterjemahkan ibrah dan membawa kepada majunya
sesebuah bangsa. Seumpama yang dibayangkan oleh Allah
Taala di dalam seruanNya.
Di hakikat contoh FirmanNya:

Yuqalli bullaahullaila wannahaar. Innafii zaalika la


ibratan li ulil absaar.
Allah mempergantikan malam dan siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
pengajaran yang besar bagi orang-orang yang
berpandangan jauh.
Surah:24: An Nur:44

Catitan: (Surah:24:An Nur:44)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


168 Malam Muka Satu

Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


idea). Ayat ini memperkenalkan konsep kepada
manusia pada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
memperkenal satu konsep yang terlahir dari
susunan kejadian alam. Satu konsep yang
ternampak mudah. Malah semacam satu
kenyataan ringan yang tidak menatijahkan
kepada terbukanya konsep besar yang boleh
membawa manusia menjadi maju dan
bertamaddun.
Namun demikian di sebalik istilah:
Penerokaan Teori Al Quran Yuqallibullaahul laila wannahaar. Sebenarnya
(Surah:24: An Nur:44)
terlahir satu konsep besar yang cuba
Mendesignkan satu teori Al diperkenalkan oleh Allah Taala kepada
Quran (The Theory of Noble Quran) di
bidang Sains Pendidikan dan Sains manusia. Di makna perlunya manusia menjadi
Kerohanian yang berbunyi: maju dan memajukan dirinya. Di suasana
Kebenaran itu tenaga. Ianya manusia bertanggungjawab menukarkan
tidak boleh hilang tetapi boleh keadaan dari kedhaifan kepada kesenangan.
berubah rupa.
Dari lemah menjadi kuat. Dari mundur menjadi
maju dan termaju (Di maqam: Wajalnal laila
Bincang-binacnglah.
Di hakikat Al Quran boleh wannahaara aayataiin - Surah:17: Israak:12).
menzahirkan tenaga kerana ianya di Kedua: Ayat ini secara jelas
asaskan oleh kebenaran yang tidak
meragukan. memperkenalkan satu rupa fenomena alam
yang bersifat: Yuqallibullaahul laila
wannahaar. Di wajah satu contoh perlakuan
alam yang boleh dijadikan konsep dalam
urusan dan pengarcaan hidup. Satu konsep
dalam melihat adanya erti malam dan adanya
erti siang dalam kehidupan. (Surah:94: Al
Insyiraah:5-8). Demikianlah banyaknya lagi
perlakuan-perlakuan alam yang boleh dijadikan
konsep hidup dan kehidupan. Jika ianya
direnung dan diterjemahkan. Maka begitulah
alam dengan ibaratnya di sisi kaca mata ulil
abshar (orang yang berpandangan jauh). Fikir-
fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 169

Dan dibayangkanNya lagi.

Wazkur ibaadanaa Ibraahiima wa Ishaaqa wa Yaquuba


ulil aidii wal absaar. Inna akhlasnaahum bikhaalishatin
zikraddaari. Wa innahum indana laminal mushtafainal
akhyaar.
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan
Ya'aqub yang mempunyai kekuatan (kehendak dan
keazaman) dan pandangan yang jauh (berasaskan ilmu-
ilmu yang tinggi). Sesungguhnya Kami telah
mensucikan mereka dengan keikhlasan yang tinggi dan
mengingatkan kampung (memajukan negeri). Dan
Sesungguhnya mereka pada sisi kami benar-benar
termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.
Surah:38: Shaad:45-47

Catitan: (Surah:38: Shaad:45-47)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip istilah:
Al Mushtafainal Akhyaar di rupa sifat dan
sikap manusia yang terbaik lagi cemerlang yang
dapat dirumuskan kepada empat (4) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


170 Malam Muka Satu

Pertama: Seseorang manusia itu akan


disifatkan sebagai manusia terbaik. Bila dirinya
memiliki dan berupaya menunjukkan kekuatan
dirinya (Di maqam: Ulil aidi wal abshaar) pada
tiga (3) perkara:
Satu: Memiliki kekuatan pada istilah:
Al aidii (kekuatan tangan). Di makna kekuatan
kuasa, Kekuatan fizikal dan kekuatan mental.
Dua: Memiliki kekuatan pada istilah: Al Abshar
(Kekuatan pandangan). Yakni kekuatan
berfikiran terbuka dan berpandangan jauh serta
nampak pula barang yang tersirat di sebalik
yang tersurat. Tiga: Kemudian kedua-dua
kekuatan ini (kekuatan Al Aidii + Kekuatan Al
Abshar) digabungkannya akan menghasilkan
satu kekuatan yang berupaya merubah
keadaan dan terzahirnya furqan di wajah maju
dan bertamaddun cemerlang.
Kedua: Seseorang manusia itu akan
disifatkan sebagai manusia cemerlang (Al
Akhyaar). Bila dirinya memiliki sifat kehendak
dan berkehendak. Di makna dirinya
berkeinginan yang tinggi dalam mengarcakan
furqan dan cita-citanya.
Ketiga: Seseorang manusia itu akan
disifatkan sebagai manusia cemerlang (Al
Akhyaar). Bila dirinya mengambil langkah-
langkah menyuci hati dan dirinya pada maqam:
Innaa akhlashnaahum bikhaalishatin
(Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka
dengan ikhlas yang tinggi) dengan terlahir pada
dirinya sifat-sifat ikhlas dan keikhlasan terhadap
urusannya sendiri dan terhadap Tuhannya. (Di
maqam: Izjaaa rabbahuu biqalbin saliim -
Surah:37: As Shaffaat:83-84).
Keempat: Seseorang manusia itu
akan disifatkan sebagai manusia terbaik (Di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 171

Dhabat Istilah maqam Al Akhyaar). Bila tertumbuh pada


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:38: Shaad:45-47). hatinya menyintai kampungnya pada istilah:
Zikraddaar (Ingat kepada kampung). Di makna
Menerangkan ruhul maani
ayat kepada dua (2) perkara: menyintai negeri dan negara dengan
memajukannya. (Di maqam khitab: Wa izqaala
Satu: Ruhul maani ayat ini
mengisyaratkan kepada gambaran ibraahiimu rabbijal haazaa baladan aaminaa
definasi istilah Israeil. Di mana teras Surah:2: Baqarah:126). Disamping diri tidak
didikan sikap keperibadian, pegangan
ketauhidan dan perekonomian diri dan pula melupai kampung abadinya di akhirat
negeri berasaskan kepada didikan nanti. Fikir-fikirlah.
wasilah Suhuf Ibrahim a.s
(Surah:87:Al Alaa:18-19) yang
kemudiannya diperturunkan kepada Penerokaan Teori Al Quran.
Ishak dan Yaakub dengan berakhir
nama Yaakub a.s digelarkan dengan (Surah:38: Shaad:45-47)
nama Nabi Israeil a.s. Satu nama Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
contoh kegemilangan pencapaian
manusia yang diiktiraf oleh Allah di of Noble Quran) Adalah dengan ini dirangka
sudut pencapaian rupa sikap manusia satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
dalam mengarca hidup di wajah maju
dan bertaqwa yang seharusnya Dan Sosiologi yang berbunyi:
dijadikan impian tauladan kepada Kekuatan sebenar seseorang manusia dan
setiap manusia di seluruh dunia.
(Surah:12:Yusuf:111). bangsanya hanya akan terzahir apabila
terlahirnya pada diri individu masyarakatnya
Dua: Sesungguhnya sifat-
sifat positif keagungan istilah Israeil kekuatan fizikal dan mental di rupa kuasa
itu adalah seumpama sifat-sifat yang berpandangan jauh.
ditunjukkan oleh Ibrahim a.s, Ishak
dan Yaakub a.s. Sifat kejituan Israeil Bincang-bincanglah - Ulil aidi wal abshaar.
yang diperakui oleh Tuhan.
...Bersambung di Ms: 181

Tiga: Konsep Iqra bermatlamat melahirkan kumpulan


manusia yang bertaraf: Ahlizzikri. Yakni kumpulan manusia
yang berilmu lagi memiliki bidang ilmu dan kepakaran di
bidang-bidang tertentu yang boleh mengarcakan ilmu dan
kepakarannya yang bersifat makruf di olahan arus memajukan
kehidupan dan kemanusiaan di wajah berdirinya seorang
mukmin lagi bertaqwa.
Sesungguhnya inilah kumpulan manusia ketiga yang
bersifat golongan cerdik pandai yang boleh membawa kepada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


172 Malam Muka Satu

majunya sesebuah bangsa. Sebagaimana yang dibayangkan


oleh Allah Taala di dalam seruanNya.
Di hakikat FirmanNya:

Wamaa arsalna qablaka illa rijaalan nuuhii ilaihim. Fas


aluu ahlazzikri inkuntum laa talamuun
Tiadalah Kami mengutus sebelum kamu (Muhammad),
melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri
wahyu kepada mereka. Maka tanyakanlah olehmu
kepada ahlizzikri, jika kamu tidak mengetahui.
Surah:21: Al Anbiyaak:7

Catitan: (Surah:21:Al Anbiyaak:7)


Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:21:Al Anbiyaak:7)
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Pertama: Menerangkan tiga (3) perkara:
ruhul maani isyarat istilah: Rijaalan
Pertama: Ayat ini secara jelas
Nuuhii ilaihim (Lelaki yang Kami
wahyukan kepada mereka) di sudut menerangkan konsep bahawa para Nabi dan
peranan umat dalam mendayung
para Rasul yang diutuskan Allah dalam
perjuangan wahyu di rupa
persinambungan perjuangan para membawa perubahan dan pembaharuan
rasul yang diutuskan oleh Tuhan.
(furqan) kepada manusia adalah terdiri dari
Di mana bukan para rasul kalangan manusia lelaki dan tiada di kalangan
sahaja yang harus bersifat jantan
perempuan dilantik oleh Allah bagi tujuan ini.
dalam melaksanakan wajah
perjuangan wahyu. Tetapi umat jua Kedua: Ayat ini secara jelas
harus bersifat jantan sama seperti
menerangkan konsep bahawa jiwa jantan dan
para rasulnya yang memiliki
kekuatan hati, iman dan tauhid bersikap jantan perlu ditumbuhkan pada jiwa
dalam perjuangan.
mana-mana orang yang ingin membawa
Sebelah.
perubahan dan pembaharuan. Di hakikat jiwa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 173

Dhabit Istilah betina tidak akan berupaya untuk menangani


Menerangkan Ruhul Maani kerenah penentangan yang timbul dan
(Surah:21: Al Anbiyaak:7)
....Sambungan. ditimbulkan oleh pihak-pihak tertentu di kala
proses pembaharuan diperkenalkan ke muka
Kedua: Menerangkan
Ruhul Maani istilah kalimah ayat: masyarakat.
Rijaalan nuuhii ilaihim pada dua (2) Ketiga: Ayat ini secara jelas
sudut pengertian yang lebih
mubalaghah: menerangkan konsep bahawa adalah menjadi
Satu: Pengertian istilah: tugas dan tanggungjawab penduduk ramai
Rijaalan (Di makna Lelaki). Lelaki
yang bersifat jantan, berani dan bertanya kepada orang yang mengetahui.
tegas yang berupaya melahirkan Apabila satu-satu kemusykilan timbul pada hati
perubahan kepada masyarakatnya.
Dua: Pengertian istilah: di kala menghadapi detik-detik zaman
Nuuhii ilaihim (Yang Kami wahyu perubahan. Sikap seumpama ini teramat
kepada mereka).Di sifat isyarat
kepada satu unsur perubahan yang penting. Lantaran fitnah dan kerenah yang
didatangkan kepada masyarakat. datang dari penentang perubahan akan
Satu yang baru yang tidak pernah
terwujud di dalam masyarakat. Satu membuat hati jenuh terkeliru dengannya. (Di
rupa perubahan yang banyak maqam: Yuriiduuna an yutfiu nuurallaahi bi
menimbulkan persoalan kepada
masyarakat. afwaahihim Surah:8: At Taubah:32). Justeru
Justeru itu persoalan itu fikir-fikirlah di hakikat para Nabi dan para
konsep: Fas aluu ahlazzikrii
(Bertanyalah kepada Ahlizzikri) Rasul adalah contoh-contoh pembawa
adalah satu konsep yang teramat pembaharuan (furqan) yang perlu
penting digunapakai agar kekeliruan
dari natijah pembentangan unsur ditauladankan.
perubahan berkenaan dapat
dielakkan. Di suasana bagi
pemimpin yang membawa Penerokaan Teori Al Quran.
pembaharuan pula hendaklah (Surah:21: Al Anbiyaak:7)
sentiasa bersifat jantan dalam
menghadapi cabaran yang Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
mendatang. Jika pembaharuan dari of Noble Quran) Adalah dengan ini dirangka
bentangan unsur pembaharuan yang
diperkenalkannya itu hendak satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
disuburkan di persada masyarakat Dan Sosiologi yang berbunyi:
dan bangsanya.
Lantaran itu bertanyalah Pembaharuan pada satu-satu bangsa
anak cucu. Jika kamu tidak hanya akan berlaku. Jika terlahirnya
mengetahui dan sesungguhnya
kejahilan di hari ini akan terubat buat kejantanan pada diri seseeorang pemimpin
selama-lamanya. Jika sikap bertanya atau pada diri seseorang pencetus
kepada mereka yang mengetahui
diunjurkan sebagai sifat lazim perubahan dengan mencetuskan satu-satu
menyuci kejahilan. cetusan yang mencarik adat bangsanya.
Kaji-kajilah.
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


174 Malam Muka Satu

Ketiga: Konsep Iqra memfokus matlamatnya bagi


mewujudkan suasana masyarakat berilmu yang tersusun
dengan rupa fungsi dan peranan golongan cerdik pandai di
susun oleh keadaan bagi membolehkan mereka menunjuk
kebolehan masing-masing dalam memajukan diri dan
keseluruhannya.
Maka ada pun kumpulan Ulul Albab itu adalah
golongan orang-orang berilmu yang kebanyakannya
berperanan sebagai pemimpin dan pendokong berwawasan ke
arah memajukan diri dan bangsanya. Mereka dari kumpulan ini
biasanya ditumbuhkan oleh Tuhan rasa bertanggungjawab
untuk memimpin masyarakat dan negaranya dengan
memasang cita-cita untuk memajukan masyarakat dan
negaranya setanding dengan perkembangan semasa.
Manakala kumpulan Ulul Absar adalah golongan
orang-orang berilmu yang bertindak mewajahkan diri mereka
sebagai golongan penyelidik furqan, golongan perancang
furqan, golongan penyelenggara furqan dan golongan
penganalisa furqan dalam mengarcakan satu-satu pengarcaan
idea, konsep dan pendidikan sehingga terarca dan terbinanya
satu-satu rupa furqan yang diimpikan dengan meletakkan
dirinya sebagai golongan yang bertanggungjawab memasang
cita-cita bagi menterjemah dan mengarcakan dasar-dasar
yang digaris oleh pemerintah atau mencadangkan satu-satu
rupa furqan untuk dilaksanakan oleh pemerintah atau oleh
orang-orang persendirian.
Sementera itu kumpulan Ahlizzikri pula adalah golongan
orang-orang berilmu yang bertindak mewajahkan diri mereka

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 175

sebagai pendidik, pakar rujuk dan golongan profesional yang


akan bertindak melaksanakan tugasan mereka mengikut
bidang kepakaran masing-masing. Golongan ini adalah
golongan orang berilmu yang benar-benar menggunakan
kepakaran ilmunya dalam mendidik dan mengarca kepakaran
di bidangnya di arus memajukan dirinya dan bangsanya. Malah
jauh dari itu. Merekalah jua kalangan manusia berilmu yang
sifat gedung tempat bertanya. Tempat rujukan dan penghurai
ilmu.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Fas aluu ahlazzikri inkuntum laa talamuun.


Bertanyalah kepada para Ahlizzikri. Jika kamu tidak
mengetahui.
Surah:16:An Nahl:43

Catitan: (Surah:16: An Nahl:43)


Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca
pendidikan dan hikmah):
Ayat ini secara terang
memperjelaskan kedudukan taraf berilmu di
kalangan para ilmuan. Di mana terbentuknya
perbezaan di antara berilmu setakat tahu
dengan berilmu mengamalkan ilmu. Oleh itu
bertanyalah kepada orang yang berilmu yang
mengamalkan ilmunya. Nescaya
penerangannya lebih tepat dan padat
berlandaskan kemantapan ilmu dan
pengalamannya. (Di maqam: Fa anta lahuu
tashadda - Surah:80: Abasa:1-6). Fikir-fikirlah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


176 Malam Muka Satu

di suasana mulut dan buku tidak semua barang


dapat diluahkan.

Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:16: Am Nahl:43)
(Surah:16: An Nahl:43)
Menerangkan ruhul maani Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
yang mengisyaratkan bahawa
of Noble Quran) Adalah dengan ini dirangka
seorang alim (Al aalimuun) yang
gagal menzahirkan dirinya serupa satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
seorang Azzaakiriin tidak ubah bagai
parang yang bernama parang tetapi yang berbunyi:
gagal menghasilkan mata Sejahil-jahil orang alim itu apabila dirinya
ketajamannya yang boleh mengubah
gagal menerangkan warna hijau kepada si-
(menterjemahkan) sebatang buluh
menjadi sebuah nyiru yang lebih buta di usia lahirnya. Dan secetek-cetek ilmu
bernilai lagi bermunafaat. Oleh itu
seseorang itu apabila ilmu, mata dan
anak cucu bertanyalah kepada Ahli
zaakiriin. Jika diri ingin berilmu yang mulutnya bersalahan menerangkan warna
memiliki hikmah.
kepada diri sendiri.
Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.
Di konteks furqan dan melihat furqan. (Surah:6:
Al An aam:104).

Dan sesungguhnya dengan terwujudnya susunan


fungsi dan peranan sedemikian. Maka gabungan dan
penggembelingan tenaga ketiga-tiga golongan manusia
berilmu ini sudah pasti akan membawa sesebuah masyarakat
dan negara menjadi maju dan termaju.
Demikianlah bijakNya Allah dalam mengarcakan
konsep Iqra. Satu konsep penjana kemajuan dan pengarca
furqan di bayu arus terzahirnya kesejahteraan manusia yang
dibawa dan diperkenalkan oleh Junjungan Muhammad s.a.w.
melalui Al Quran dan Islam yang maha suci.

Soalan: Apakah yang dikatakan Surah Al Fatihah?


Jawab: Surah Al Fatihah adalah merupakan kenyataan
abstrak kepada Al Quran di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 177

Walaqad aatainaaka saban minal mathaani wal


quraanal aziim.
Sesungguhnya Kami turunkan kepada engkau tujuh
ayat (Al Fatihah) yang berulang kali (dibaca) dan Al
Quran yang mulia.
Soalan.
Cara Menggali Al Quran
Surah:15: Al Hijr: 87
(Surah:15: Al Hajr:87)

Tanya diri sendiri. Catitan: (Surah:15: Al Hijr:87)


Soalan: Semua orang Klasifikasi ayat Al Bayan ( Punca konsep dan
tahu tentang bismillah. Banyak idea):
orang tahu baca bismillah. Malah
ramai jua yang tahu bahawa Ayat ini secara jelas menerangkan
bismillah adalah ibu Al Quran. sebuah abstrak yang menyatakan konsep
Namun demikian kenapa diri di
sepanjang hayat. Diri tidak dapat tatacara perhubungan di antara Tuhan dan
merasai rangsangan aura hambaNya. Sebuah abstrak yang menjadi ibu
bismillah. Bila diri baca bismillah.
Sama ada ketika sembahyang. segala isi Al Quran. Tujuh ayat yang menjadi
Maupun dalam keadaan biasa. (Di teras kepada kehidupan manusia. Di mana di
maqam: Wajilat quluubuhum
Gementar hatinya. (Surah:8: Al dalamnya tersimpannya prinsip, falsafah,
Anfaal:2) konsep, idea, pendidikan, hikmah dan
Diri baca bismillah, Diri
tetap tidak terasa aura bismilah. pembaharuan yang berupaya membawa
Bukan kerana diri tidak faham manusia menjadi maju dan berjaya di sudut
makna bismillah. Diri faham.
Tetapi tidak terasa juga aura duniawi dan akhrawi.
bismillah. (Surah:22:Al-Hajji:35). Maka fikir-fikirlah di hakikat Al Fatihah
Jadi soalannya bagaimana cara
agar diri terasa aura bismillah. Bila adalah habuan yang terbaik bagi ibu bapa yang
baca bismillah, agar diri dapat berada di alam barzakh. Al Fatihah. (Surah:31:
merasai maqam hakikinya. apabila
baca bismillah. Tolong terang Luqman:14).
sikit.? (Rujuk: m.s:223 -227)

Sebuah abstrak yang menyatakan secara tepat dan


padat akan tujuan dan matlamat Al Quran diturunkan dan
dikurniakan kepada manusia.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


178 Malam Muka Satu

Sebuah abstrak yang menyimpulkan segala rupa isi


kandung Al Quran yang berupaya membimbing manusia ke
arah nikmat dan sejahtera dengan berkeupayaan memiliki
Tuhan yang sebenar serta selamat di dunia dan akhirat di
limpahan keredhaan Tuhan semesta alam di bayangan
kesimpulan dan definasi Al Fatihah:

Innaa fatahnaa laka fatham mubiinaa. Liyaghfira


lakallaahu maa taqaddama min zambika wamaa ta
akhara. Wayutimma nimatahu alaika. Wayahdiyaka
siraatam mustaqiimaa.
Sesungguhnya Kami bukakan engkau dengan rupa
pembukaan yang nyata. Dengan Allah mengampuni
kamu barang yang lalu dan yang terkemudian. Dan
menyempurnakan nikmatNya kepada kamu dan
menunjukkan kamu jalan yang lurus.
Surah:48: Al Fath:1-2

Catitan: (Surah:48: Al Fath:1-2)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep dan definasi istilah: Min Amrihii

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 179

Dhabit Istilah Yusraa. (Surah:65: At Thalaaq:3). Apabila


Menerangkan Ruhul Maani terlahirnya tiga (3) perkara:
(Surah:48: Al Fath:1-2)
Pertama: Apabila terbuka ilham dan
Menerangkan ruhul maani ayat petunjuk di rupa jalan untuk mendapat sesuatu
yang mendefinasikan ayat-ayat di
dalam surah: Al Fatihah. Satu ayat yang dimatlamatkan atau terbukanya jalan
yang memberi isyarat bahawa Al dalam menyelesaikan satu-satu permasalahan
Fatihah adalah pembuka isi
kandung Al Quran. Satu yang sedang dihadapi (Surah:17: Al Israak:80).
pembukaan yang nyata yang akan Kedua: Apabila terbukanya
menjuruskan manusia kepada tiga
(3) perkara: pertolongan Allah secara langsung di maqam :
(i): Menjuruskan manusia Innallaaha baalighu amrih (Allah sendiri pada
kepada soal pengampunan. Di
hakikat makna: Ghairil maghdhuu urusannya. (Surah: 65: At Thalaaq). Di hakikat
bi alaihim waladdhaalliin. seperti terarcanya rupa pertolongan Allah di maqam:
yang dinyatakan oleh kalimah ayat:
Liyaghfiralakallahu maa qaddama Wamaa ramaitaa izramaitaa
min zambika wamaa ta akhkhar. walaakinnallaaha rama. (Surah:8: Al
(ii): Menjuruskan manusia
disempurnakan nikmat oleh Anfaal:17).
Tuhannya. Di hakikat makna: Ketiga: Apabila terbukanya pintu hati
Shiraatallaziina anamta alaihim.
seperti yang dinyatakan oleh pemimpin atau mana-mana pihak berkuasa
kalimah ayat: Wayutimma atau mana-mana orang dengan menghulurkan
nimatahuu alaika.
(iii):Menjuruskan manusia pertolongannya bagi mempermudahkan
ke arah petunjuk Tuhannya. Di sesuatu urusan seseorang itu di maqam:
hakikat makna: Ihdinasshiraatal
mustaqiim. Seperti yang Wajalli min ladunka sultaanan nashiiraa.
dinyatakan oleh kalimah ayat: (Surah:17:Israak:80) di sifatnya sebagai sebab
Wayahdiika shiraatan
mustaqiimaa. musabbab yang dizahirkan oleh Tuhannya
Tiga perkara terpenting untuk mengarcakan pertolonganNya ke atas
yang perlu ada pada manusia dan
perlu diamalkan oleh manusia agar seseorang hambaNya. Maka fikir-fikirlah di
terwajahnya rupa hakiki makna: suasana seninya Allah Taala itu dalam
Bismillahir Rahmanir Rahiim di
arca: Qul inna shalaati wanusukii mengarcakan pertolonganNya.
wamahyaaya wamamaatii lillaahi
rabbil aalamiin. (Surah:6: Al
Anaam:162).

Kaji-kajilah.

Di hakikat terzahirnya kejituan sebenar rupa


pertolonganNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


180 Malam Muka Satu

Wayan surakallaahu nasran aziizaa.


Dan Allah menolong kamu dengan pertolongan yang
perkasa.
Surah:48: Al Fath:3

Catitan: (Surah:48:Al Fath:3)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep
pertolongan kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep pertolongan dan makna
pertolongan. Di mana pertolongan bolehlah jua
ditakrifkan sebagai sebarang rupa langkah
yang diambil oleh mana-mana pihak dalam
menyempurnakan kehendak dan keperluan
seseorang manusia yang memerlukannya
sehingga terlahirnya kegembiraan dan
ketenangan jiwa orang yang berkenaan (Di
maqam: Wamaa jaalahullaahu illaa busyraa
lakum walitat mainna quluubukumbih -
Surah: 3: Ali Imran:126). Manakala konsep
perlaksanaannya bolehlah dibuat dengan
berbagai cara.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa pertolongan
Allah adalah satu pertolongan berwajah
perkasa. (Di maqam: Balillaahu maulaakum
wahuwa khirunnaashiriin Surah:3: Ali
Imran:150). Satu bentuk pertolongan yang
tidak boleh diarcakan oleh manusia. Lantaran
ianya melibatkan sekurang-kurang lima (5)
perkara:
Satu: Hidayat (Di maqam: Qul inna
hudallaahi huwalhuda - Surah:6: Al An
aam:71). Di makna tiada kuasa yang lain yang
dapat menzahirkan petunjuk kecuali Allah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 181

Dhabat Istilah
Dua: Rezeki (Di maqam: Allaahullazii
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:38: Shaad:45-47). khalaqakum thumma razaqakum - Surah:30:
...Dari muka surat : 171
Ar Rum:40). Di makna tiada kuasa yang lain
Tidak seumpama istilah yang boleh menzahirkan rezeki kecuali Allah.
Israeil dikancah permusuhan dunia di
Tiga: Nasib (Di maqam: Qullan
masa kini.
yushiibanaa illaamaa kataballaahu lanaa -
Adapun sifat-sifat Istilah
Surah:9: At Taubah:51). Di makna tiada kuasa
Israeil yang diasaskan oleh Ibrahim
a.s dan diarcakan oleh Yaakub a.s itu yang boleh menentu dan mengubah nasib
dapatlah didhabitkan ianya kepada
kecuali Allah.
lima (5) perkara:
Empat: Redha (Di maqam:
Satu: Hidup dan kehidupan
Radhiyaallaahu anhum waradhuu anhu -
hendaklah diasas dan berkonsepkan
kekuatan (kehendak dan keazaman). Surah:98: Al Bayyinah:8). Di makna tidak ada
Di hakikat cacatnya seseorang
keredhaan yang paling-paling berharga kecuali
manusia bukan pada anggotanya
tetapi pada kehendak, keazaman dan keredhaan Allah.
kebolehannya. Ini bermakna jika mati
Lima: Pengampunan (Di maqam:
kehendak dan tumpul keazaman serta
gagalnya diri menunjuk kebolehan Yaghfiruliman yasyaau wayuazzibu man
(kekuatan). Maka cacatlah manusia
yasyaau Wallaahu ghafuurur rahiim -
itu di sisi pandangan hakiki.
Dua: Hidup dan kehidupan Surah:3: Ali Imran:129). Dimakna tiada kuasa
hendaklah diasas dan berkonsepkan
lain yang dapat memberi pengampunan dan
kepada konsep berpandangan jauh di
wajah Ulul Abshar. menerima taubat hambaNya kecuali Allah. Fikir-
fikirlah.
....Bersambung di Ms: 203

Di hakikat sifatNya sebagai Maha penolong pada


kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat:

Innaa lananshuru rusulana wallaziina aamanuu


filhayaatid dunyaa wayauma yaquumul asyhaad.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


182 Malam Muka Satu

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan


orang-orang yang beriman waktu hidup di dunia dan
pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
Surah:40:Al Mukmin:51

Synergetic Miracle Magnetic Catitan: (Surah:40: Mukmin:51)


(Surah:40: Mukmin:51)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Petua Orang Tua: falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Mempermudahkan Urusan
dua (2) perkara:
Konsep: Pertama: Ayat ini secara jelas
Baca ayat sepenuh ayat di bawah
dengan sepenuh hati: menerangkan janji Allah dan menjadikan
janjiNya itu sebagai prinsip keyakinan bahawa
pertolongan Allah yang berwajah kegembiraan
dan ketenangan jiwa tetap akan datang ke sisi

seseorang manusia itu. Jika ianya benar-benar

Cara amalan: beriman kepada Allah dan rasulNya. (Surah:3:


(i): Baca satu kali pada setiap kali Ali Imran:126).
keluar dari rumah ketika diri niat untuk
pergi cari makan atau menjalankan Kedua: Ayat ini secara terang
urusan penghidupan. mengisyaratkan kepada manusia agar menyoal

(ii): Baca satu kali ketika diri ingin diri sendiri. Kenapakah pertolongan dari
mendapat pertolongan dari mana- Tuhannya teramat payah bagi seseorang itu
mana orang berkuasa. Bacalah ketika
diri sedang dalam perjalanan ke sedangkan dirinya konon telah beriman kepada
tempat yang ditemujanjikan dengan Allah dan rasulNya. Di suasana diri sendiri tidak
mengulangi kalimah: Wajaalla min
ladunka sultaanan nashiira sebanyak pernah menoleh dan bertanya kepada diri
tujuh (7) kali dalam senafas. tentang dinding halangannya.

Hikmah: Di hakikat tersedarkah diri masing-


Diri akan ditolong. Pemberi terasa masing selama ini tentang makna iman dan
kena tolong. Diri menerima dengan
senang hati. Di suasana terzahirnya beriman. Dan pernahkah diri bertanya kepada
pertolongan dirupa doa yang diri sendiri selama ini. Bagaimanakah petua
dimakbulkan.
untuk meningkatkan diri di rupa manusia yang
benar-benar beriman sehingga senang baginya
Amalkanlah. Direstui baiah.
mendapat tanda di rupa pertolongan Allah di
maqam: Innaa lananshuru rusulanaa
wallaziina aamanuu fll hayaatiddunyaa
wayauma yaquumul asyhaad. (Surah:40: Al
Mukminuun:51).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 183

Oleh itu fikir-fikirlah anak cucu. Di


hakikat kelantangan mulut dan pengakuan
mulut tidak semestinya berpijak pada
kenyataan. Malah ianya tidak akan digunapakai
oleh Allah Taala di hari kiamat (Surah:36:
Yasiin:65).

Soalan: Apakah rupa kenyataan yang hendak disampai


oleh tujuh (7) ayat di dalam Al Fatihah kepada manusia?
Jawab: Terdapat tidak kurang dari Sembilan (9) perkara
yang hendak disampaikan kepada manusia menerusi
bentangan ayat-ayat di dalam Al Fatihah.
Pertama: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan untuk
memberitahu manusia bahawa di dalam kehidupan
sehariannya telah terwujud satu kuasa yang bersifat Tuhan.
Yakni satu kuasa yang berupaya memberi pertolongan,
rahmat, rezeki dan nikmat kepada manusia di wajah
terzahirnya kegembiraan dan ketenangan jiwa di kala
terwujudnya kekukuhan tempat bergantung di arca terlahirnya
kesempurnaan kehendak dan keperluan hidup seseorang,
ketika di dunia dan di akhirat di wajah termaqbulnya doa:

Waminhum man yaquulu Rabbanaa aatinaa fiddunyaa


hasanatan. Wafil aakhirati hasanatan. Waqinaa
azaabannaar.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


184 Malam Muka Satu

Di antara mereka ada yang berkata: Ya Tuhan kami


berikanlah kami kebaikan di dunia. Dan kebaikan di
akhirat dan peliharakanlah kami dari siksaan neraka.
Surah:2: Al Baqarah:201

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:201)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:2: Al Baqarah:201) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan isyarat ruhul maani
ayat kepada dua (2) perkara: dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan ruhul
maani yang mengisyaratkan bahawa menerangkan konsep doa dalam
pada setiap doa yang dibuat mensejahterakan hidup dan kehidupan dengan
hendaklah berorientasikan
kesejahteraan dunia dan terzahirnya kupasan terhadap makna ruhul
kesejahteraan akhirat. Satu konsep maami: Rabbanaa aatina fiddunyaa hasanah
yang dianjurkan oleh Tuhan semesta
alam kepada manusia. Di hakikat wa fil aakhirati hasanah. Di mana doa
hidup hendaklah dimatlamatkan bagi hendaklah diisikan dengan tiga (3) perkara:
mencapai kesejahteraan ketika hayat
Satu: Mintalah kepada Allah Taala
di dunia, ketika mati dan ketika
dibangkitkan.(Surah:19: Maryam:15). agar dikurniakan kebaikan kepada kehidupan

Maka bagi tujuan di atas semasa bernafas di dunia.


tidak lengkap rasanya perbincangan Dua: Mintalah kepada Allah Taala
ini. Jika istilah doa tidak
didefinasikan. Maka bermula definasi agar dikurniakan kebaikan kepada kehidupan di
doa itu bolehlah dibuat pada dua (2) akhirat setelah diri dibangkitkan.
peringkat:
(i): Definasi doa secara Tiga: Mintalah kepada Allah agar
konvensional di peringkat dipelihara diri dan keluarga dari kesusahan
pemahaman awam. Di mana doa
bolehlah didefinasikan sebagai rupa hidup di dunia dan kesusahan hidup di akhirat.
permohonan yang dilafazkan oleh Kedua: Ayat ini secara jelas mengajak
lidah seseorang hamba kepada
Tuhannya dengan tujuan agar manusia agar menghuraikan erti istilah dan
kehendak dan cita-citanya rupa: hasanah di sudut dunia (Di makna:
dimakbulkan oleh Tuhan yang Maha
Esa. Fiddunyaa hasanah) dan mengajak manusia
Sesungguhnya doa di menghuraikan erti istilah dan rupa hasanah di
peringkat ini kebanyakannya di
asaskan dengan kata: Aata sudut akhirat (Di makna: Wafil aakhirati
(Aatinaa - Berikan kami). Di makna hasanah).
barang yang diminta akan
Adapun erti istilah hasanah di sudut
dikurniakan oleh Tuhan di atas sifat
rahman dan rahimNya. Dan dunia boleh didefinasikan sebagai rupa
sesungguhnya doa hamba di
peringkat ini jarang dapat dilihat kedudukan kehidupan seseorang manusia di
secara nyata akan kemakbulannya. muka bumi yang berjaya menghasilkan
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 185

Dhabit Istilah kegembiraan dan ketenangan hidup di wajah


Menerangkan Ruhul Maani tertingkatnya darjat diri pada konteks berilmu,
(Surah:2: Al Baqarah:201)
..... Sambungan. berekonomi, berteknologi dan bermasyarakat
dengan terzahirnya kesejahteraan pada diri,
(ii): Definasi doa secara
contemporary di peringkat keluarga dan negeri. Disamping berpeluang
pemahaman atasan di kalangan para pula mengguna pakai sumber-sumber nafas
waliyallah. Di mana definasi doanya
bolehlah didefinasikan sebagai dan kekayaan untuk berbekal bagi matlamat
proses mentajallikan sifat keagungan kampung akhirat.
Tuhan kepada hambaNya di wajah
sifat majazi yang hakiki (Surah:8:Al Adapun rupa hasanah di sudut dunia
Anfaal:17) bagi membolehkan yang seharusnya diminta kepada Tuhan
seseorang hamba mengarcakan
kehendak dan cita-citanya secara dengan diri sendiri pula berusaha ke arahnya
kemakbulan Tuhan di tahap Kun dapat disimpulkan sekurang-kurang kepada
Fayakun (Kata Jadi) dengan izin
rahman Tuhannya. sepuluh (10) rupa hasanah:
Satu: Hasanah dunia di sudut diberi
Maka justeru itulah
kebanyakan doa di peringkat ini peluang untuk bertuhan kepada Tuhan
diasaskan dengan kata: Jaala sebenar-benar Tuhan (Di maqam: Falam
(Jaallii - Jadikan daku) seperti
kalimah kata: Rabbijallii aayah annahuu laa ilaaha illallaah Surah:47:
(Tuhan jadikan daku tanda Muhammad:19) dan terteguhnya Tuhan di sisi
Surah:19: Maryam:10) dan bukan
diasaskan dengan perkataan: Aata diri sepanjang masa buat selama-lamanya. Di
(Aatinaa seperti kalimah kata: makna terteguhnya pegangan, keimanan dan
Rabbanaa aatinaa (Tuhan berikan
kami Surah:2:Al Baqarah:201). ketauhidan terhadap Tuhan berpandukan
Kitabullah yang diturunkan kepada rasulNya di
Di makna barang yang
diminta-jadikan itu dimakbul serta wajah beragama dengan agama yang diiktiraf
merta dan ianya terjadi pada oleh Tuhan semesta alam . Yakni agama Islam
gambaran rupa kekuatan ketuhanan
sejati di ukuran kekuatan ketuhanan serta mewariskannya kepada keturunan
yang sebenar seumpama mendatang. Bagai terarcanya rupa wasiat
terwajahnya kemakbulan doa Ibrahim
a.s. (Surah:2: Al Baqarah:260) dan Ibrahim a.s. (Di maqam: Innallaahastafaa
dapat dilihat secara nyata lagi lakumuddiin. Fala tamuutunna illaa wa
berkesan seumpama doa Yusuf a.s.
(Surah:12: Yusuf:55). antum muslimuun - Surah:2: Al Baqarah:132).
Dua: Hasanah dunia di sudut di beri
Dua: Menerangkan ruhul
maani yang mengisyaratkan bahawa peluang untuk menggolongkan diri masing-
doa adalah satu simbolik kekuatan masing menjadi Umat Muhammad s.a.w
kepada orang beragama dalam
menzahirkan keajaiban keagungan dengan beriman kepadanya (Di maqam: Wa
Tuhan hasil dari dirinya bertuhan. aaminuu bimaa nazzala alaa muhammadin
Ini bermakna tidak akan
berfaedahlah pada seseorang wahuwal haqqu mirrabbihim Surah: 47:
manusia yang bertuhan. Jika dirinya Muhammad:2-3). Di hakikat mengislamkan diri
... Sebelah.
bererti menggolongkan diri di kalangan manusia

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


186 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah yang cerdik. (Di maqam:Yahdii ilarrusydi fa


Menerangkan Ruhul Maani aamannaa bihi Surah:72:Al Jin:1-2).
(Surah:2: Al Baqarah:201)
...Sambungan. Tiga: Hasanah dunia di sudut terbuka
ilham dan petujuk dari pimpinan Tuhan yang
gagal menzahirkan kemakbulan
ketuhanannya ke atas barang yang berupaya mengarahkan kiblat hidup seseorang
menjadi kehendak oleh dirinya. itu ke arah kebaikan. Tertegaknya keimanan
Justeru itulah anak cucu, doa adalah
alat yang teramat penting dalam dan ketaqwaan kepada Tuhan semesta alam.
mengukur renggang atau rapatnya (Di maqam: Man yahdillaahu fahuwal
diri seseorang itu dengan Tuhannya.
(Surah:2: Al Baqarah:186). muhtad. Waman yudhlil falan tajidalahuu
waliyyam mursyidaa Surah:18: Kahfi:17),
Berikutan dengan itu timbul
di sini akan persoalan kenapa satu- Empat: Hasanah dunia di sudut
satu doa yang dibuat tidak jenuh terbukanya peluang berilmu dan menuntut ilmu
dimakbulkan oleh Tuhan meskipun
doa terhadapnya telah sekian lama dengan diri dan keluarga ditumbuhkan
dibuat? Maka di antara sebab- kehendak untuk berilmu serta terlahirnya
sebabnya bolehlah disimpulkan
kepada dua (2): tempat atau institusi pengajian untuk menuntut
ilmu dengan guru yang pakar lagi mursyid di
(i): Doa seseorang hamba
akan payah diterima oleh Tuhan, bila pelbagai bidang. (Di maqam: Fawajadaa
di pihak hamba tidak cuba dan abdan min ibaadinaa aatainaahu rahmatan
mengambil langkah untuk mengenali
Tuhannya. Dirinya sentiasa jauh dan min indinaa wa allamnaahu milladunnaa
renggang dengan Tuhannya. Rapat ilmaa Surah:18:Al Kahfi:65).
hanya bila berkepentingan dan ketika
kesengsaraan terwujud pada dirinya. Lima: Hasanah dunia di sudut
Di hakikat selama ini matinya ingatan terbukanya peluang dan dibukanya peluang
hamba terhadap Tuhannya dalam
keadaan biasa. Sedangkan sikap oleh Tuhan semesta alam di rupa makhraja.
ingat mengingati dalam kesyahduan Yakni jalan rezeki (Di maqam: Yajallahu
hamba dengan Tuhannya akan
mendorongkan Tuhan menolong makhraja Surah:65: At Thalaaq:2). serta di
hambaNya. (Surah:2: Al Baqarah: permudahkan urusan. (Di maqam: Yajallahuu
152).
min amrihii yusraa Surah:65: At Thalaaq:4).
(ii): Doa seseorang hamba Disamping di lapangkanNya rezeki berlimpah
akan payah diterima oleh Tuhan. Bila
hambaNya mengamalkan doa ruah di sepanjang kehidupan di muka bumi. (Di
berwajah: Doa Petition Writer. Satu maqam: Wayarzuqhu min haithulaa yahtasib
doa yang dibuat oleh orang lain
dengan diri sendiri sebagai pemohon - Surah:65: At Thalaaq:3)
tidak memahami dan mengetahui Malah di masa yang sama dicerahkan
apa yang dipohon. Di suasana mulut
fasih berbicara tetapi kosong dalam mata dengan kepandaian mengguna pakai
mengerti terhadap barang yang rezeki yang berwajah harta dan kesenangannya
dipohon. Inilah dilema yang jenuh
berlaku kepada kebanyakan hamba sebagai punca pelaburan untuk bekalan akhirat.
(Di maqam: Watanzur nafsumaa qaddamat
Sebelah.
lighadin Surah:59: Al Hasyr:18) di wajah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 187

Dhabit Istilah ganjaran bagai setangkai berbuah seratus (Di


Menerangkan Ruhul Maani maqam: Kamathali habbatin ambatat sabaa
(Surah:2:Al Baqarah:201)
...Sambungan. sanaabila fiikulli sumbulatin miatu habban
Surah:2: Al Baqarah:261) serta tersucinya hati
yang berdoa. Di kedudukan doa yang
dibuat tidak terasa di hati terhadap (Maqam: Allazii yutii maalahuu yatazakka
barang yang dipohon. Di wajah doa Surah:92: Al Laili:18).
kosong yang dizahirkan oleh seekor
Tiong yang pandai berkata-kata. Enam: Hasanah dunia di sudut terlihat
Kosong lagi hampa. dan ternampaknya furqan yang terselindung di
Maka bagi mengelak sikap
sempama ini terus berlaku, anak sebalik kejadian Tuhan dan peristiwa yang
cucu dicadangkan agar memahami boleh diterjemah dan dimunafaatkan bagi
kehendak Etika Berdoa yang dapat
disimpulkan kepada lapan (8) kemajuan hidup. (Di maqam: Faman abshara
perkara sebelum satu-satu doa itu falinafsih Surah:6: Al Anaam:104).
dibuat:
(i): Anak cucu kenalah Disamping dinampak jua furqan teragung yang
mengatahui dan meyakini yang terselindung di sebalik ayat-ayat suci Al Quran.
Tuhan itu sentiasa dekat dan
sentiasa bersedia menerima doa (Di maqam: Haazaa bashaairu linnaasi
yang dibuat oleh hambaNya. wahudan wa rahmatul liqaumin yuuqinuun
(Surah:2: Al Baqarah:186). Di
samping tahu makna dan erti Surah:45: Al Jaatsiyah:20).
menaruh harapan kepada Tuhan. Tujuh: Hasanah dunia di sudut
(Surah:94: Al Insyiraah:7-80).
kesihatan tubuh badan. Kesihatan otak dan
(ii): Anak cucu kenalah fikiran. Kesihatan hati dan jiwa. Di suasana
mengetahui terlebih dahulu barang
yang hendak didoakan. Di makna sihatnya tubuh badan dan warasnya fikiran di
nyatakan barang yang hendak dalam kehidupan seharian di taraf:
diminta atau ditajallikan oleh Tuhan
serta nyatakan tujuan dan matlamat ahsanitaqwiim serta dengan kesihatan yang
terhadap barang yang diminta. ada berupaya melaksanakan kerja-kerja:
(Surah:19: Maryam:5-6). Di maksud
pada setiap doa itu hendaklah dibuat Aamanuu wa amilusshaalihaat. (Di maqam:
secara khusus. (Surah:12:Yusuf:55). Ulaikahum khairul bariyyah (Surah:98: Al
Jangan sekali-kali dibuat secara
umum dengan tujuan seribu. Bayyinah:7-8).
Lapan: Hasanah dunia di sudut
(iii): Anak cucu kenalah
mengetahui di atas nama Tuhan tertimbulnya kasih sayang dalam berkeluarga
yang mana dikalangan nama Asmaa dan kasih sayang dalam bermasyarakat. (Di
ulhusna-Nya yang hendak
digunapakai ketika berdoa. Samada maqam: Sayaj alu lahumur rahmaana wudda
ianya di atas nama yang tergolong di Surah:19: Maryam:96) Di hakikat payahnya
dalam lingkungan kuasa di atas
nama Allah atau di atas nama yang untuk membentuk erti dan rupa kasih sayang.
tergolong di dalam lingkungan kuasa Jika ianya tidak tumbuhkan oleh Allah
di atas nama Ar Rahman atau di atas
nama yang tergolong di dalam Azzawajalla. (Di maqam: Wa allafa baina
lingkungan kuasa di atas nama Ar quluubihim lau anfaqta maa fil ardhi jamiaa.
Rahiim. (Surah:17: Al Araaf:110).
Ma allafta baina quluubihim walaakin
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


188 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah nallaaha allafa bainahum - Surah:8: Al


Menerangkan Ruhul Maani Anfaal:63).
(Surah:2: Al Baqarah:102).
...Sambungan. Sembilan: Hasanah dunia di sudut
tersisihnya diri dan keluarga dari fitnah dan
(iv): Anak cucu kenalah
mengetahui bahawa pada setiap doa malapetaka. Di suasana terlindungnya diri dan
hendaklah dimulakan dengan kata: keluarga dari kerenah kejahatan Iblis, syaitan
Bismillahir Rahmanir Rahiim dan
diakhiri dengan selawat ke atas dan manusia. (Di maqam: Allazii yuwas wisufii
Junjungan Muhamad s.aw serta suduurinnaas Surah:114: An Naas:5).
dengan lafaz: Walhamdulillahi rabbil
aalamiina. (Surah:10:Yunus:10). Sepuluh: Hasanah dunia di sudut
selesanya diri untuk berbakti kepada Tuhan
(v): Anak cucu kenalah
berdoa dengan suara yang lemah samada di rupa ibadat asas atau ibadat
lembut. Di makna jangan sekali-kali pengaslihan serta diterima oleh Tuhan taubat
bersuara tinggi ketika berdoa.
(Surah:7: Al Aaaraf:55) dan buatlah dan pengampunan. (Di maqam: Waquuluu
ianya dengan sepenuh hati (Surah:7: hittatun naghfirlakum khataayaakum
Al Araaf:29) dengan memahami
pada setiap patah perkataan yang wasanaziidul muhsiniin - Surah:2: Al
didoakan. Baqarah:58).
(vi): Anak cucu kenalah Adapun Hasanah di sudut akhirat itu
bersabar dan bersolat. Di hakikat dua bolehlah didefinasikan sebagai rupa kehadiran
perlakuan tersebut adalah dua
perlakuan yang mendorongkan keredhaan Tuhan semesta alam terhadap
Tuhan memakbulkan doa yang hambaNya ke sisi seseorang hambaNya dalam
dibuat. (Surah:2: Al Baqarah:45).
Bersabar di makna redha meredhai kedudukan kedua-dua pihak saling redha
diatas keputusan yang dibuat oleh meredhai dengan hiasan nikmat kampung
Tuhan di maqam: Radhiyallahu
anhum waradhuu anhu. akhirat seperti mana dinikmati oleh para rasul,
Zaalikaliman khasyiarabbah. para nabi dan golongan salihin hasil usahanya
(Surah:98: Al Bayyinah:8).
berbekal akhirat di dunia semasa hayatnya di
(vii): Anak cucu kenalah muka bumi.
buat barang yang sepatutnya dibuat.
Dimakna tanamlah benih ubi dahulu. Adapun rupa hasanah di sudut
Jika mahukan ubi. Di makna usaha akhirat ini boleh disimpulkan kepada empat (4):
awal hendak dimulakan oleh hamba.
(Surah:53:An Najm:39-40). Di Satu: Hasanah akhirat di sudut
samping ulangilah doa yang sama terlepasnya seseorang hamba itu dari azab
berulang kali di setiap masa
(Surah:19: Maryam:4) sehinggalah kubur, azab mahsyar dan azab neraka.
berita gembira kemakbulan dari (Maqam: Faman thaqulat mawaa ziinuhuu fa
Tuhan yang Maha perkasa diperolihi.
(Surah:19: Maryam:7-10). Terutama ulaa ika humul muflihuun Surah:23: Al
pada mana-mana kehendak doa Mukminuun:102-103). Disamping diri juga
yang terkeluar dari garis kemampuan
manusia. Di makna berdoalah dan mendapat syufaat kubra dari Junjungan
terus berdoa sehingga tercapai Muhammad s.a.w hasil selawatnya selama ini di
barang yang didoakan di watak
semangat Nabi Zakarta a.s. dunia.
(Surah:Al Anbiyaak:90).
Sebelah.

Sebelah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N
Malam Muka Satu 189

Dhabit Istilah Dua: Hasanah akhirat di sudut rupa


Menerangkan Ruhul Maani jemputan. Di mana diri dijemput oleh Allah
(Surah:2: Al Baqarah:201).
.... Sambungan. azzawajalla di maqam keredhaanNya. (Di taraf:
Irjiii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyyah
(viii): Anak cucu kenalah
bersiap sedia menjadi seorang Surah:89: Al Fajr:28) serta disenaraikanNya ke
hamba yang bersyukur apabila rupa dalam golongan hambaNya yang sebenar. (Di
kehendak yang dikehendaki di
makbulkan oleh Tuhan. Di hakikat maqam: Fadkhulii fii ibaadii Surah:89: Al
sifat bersyukur akan mendorong Fajr:29). serta dipersilakanNya memasukui
Tuhan menambahkan pemberian
niknatNya. (Surah:14: Ibrahim:7). Di syurgaNya. (Di maqam: Wadkhulii jannatii
samping di masa yang sama anak Surah:89: Al Fajr:30) dengan kesucian hati di
cucu kenalah berjaya mengasuh
mata dan hati sendiri agar dapat peringkat nafsu Mutmainnah (Di maqam: Yaa
melihat dan mempersaksikan ayyatuhan nafsul mutmainnah Surah:89: Al
bahawa segala yang diperolihi
adalah datangnya dari pemberian fajr:27).
Tuhan yang Maha perkasa. Maka Tiga: Hasanah akhirat di sudut
katalah: Alhamdulillah. (Surah:27: An
Naml:15). Justeru itu ingatlah, jika diri berpeluang dan diberi peluang untuk tinggal
terlalai dari kedudukan ini boleh bersama kumpulan elit hamba keredhaan
menyebabkan diri yang
dipermudahkan Tuhan akan melupai Tuhan semesta alam. (Di maqam: Fa ulaa ika
sejarah diri yang asal. (Surah:28: Al maallaziina anamallaahu alaihim minan
Qashash:78).
nabiyyiina wasshiddiiqiina wassyuhadaai
Oleh itu wahai anak cucu. washaalihiina wahasuna ulaaika rafiiqaa
Berdoalah kepada Tuhan di dalam
setiap urusan yang hendak Surah:4: An Nisaak:69).
dilaksanakan. Sesungguhnya Empat: Hasanah akhirat di sudut
manusia perlukan agama kerana
agamalah yang memperkenalkan berpeluang menatap wajah Tuhan yang Maha
Tuhan. Dan ingatlah tidak berguna agung. Satu nikmat tertinggi yang di
diri bertuhan. Jika diri melepaskan
peluang menggunapakai Tuhan yang anugerahkan kepada seseorang hamba oleh
disembah (Surah:21:Al Anbiyaak:66) Tuhannya. Satu nikmat yang lebih dari segala-
tanpa sebarang doa yang boleh
menghasilkan barang yang gala nikmat. (Di maqam: Wujuuhun yauma
dikehendaki dengan menggunakan izin naadhirah. Ilaa rabbihaa naazirah
kesaktian ketuhanan yang dipegang.
Maka lantaran itu tanyalah kepada Surah:73: Qiyaamah:22-23). Maka fikir-fikirlah
diri sendiri, apakah nostalgia anak cucu, agar terzahir kemaqbulan Tuhan di
pemberian Tuhan kepada diri hasil
dari doa sendiri disepanjang diri arca kehidupan yang berwajah selamat di dunia
bertuhan. Kaji-kajilah. dan selamat di akhirat (Surah:19: Maryam:33)

Kedua: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan untuk


memberitahu manusia bahawa Allah adalah sebenar-benarnya
Tuhan (Surah:73:Al Muzammil:9) yang boleh dijadikan tempat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


190 Malam Muka Satu

pengharapan kepada Manusia (Surah:94: Al Insyirah:8). Sifat


ketuhanan yang ada padaNya adalah tulen Maha berkuasa
dan Maha Perkasa di wajah Islam diperakuiNya sebagai
agamaNya (Surah:3: Ali Imran:19) yang berupaya pula
memberi Rahmat kepada sekalian alam dengan mengutuskan
seorang Nabi dan RasulNya yang bernama Muhammad
dengan rupa akhlak yang mulia (Surah:68: Al Qalam:4). serta
disifatkan olehNya akan utusanNya itu sebagai penjana
rahmat kepada sekalian alam:

Wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil aalamiin.


Dan tidaklah diutuskan engkau kecuali rahmat bagi
sekalian alam.
Surah:21: Al Anbiyaak:107

Soalan. Catitan: (Surah:21: Al Anbiyaak:107)


Cara Menggali Al Quran.
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:21: Al Anbiyaak:107)
falsafah):
Tanya diri sendiri.
Ayat ini menerangkan falsafah dan
Soalan (1): prinsip matlamat Junjungan Besar Muhamad
s.a.w diutuskan kepada manusia. Di mana
Apakah tujuan dan
matlamat sebenar Junjungan Nabi ianya dapat disimpulkan kepada tiga (3):
Muhammad s.a.w diutuskan oleh
Pertama: Ayat ini secara terang
Tuhan semesta alam kepada
seluruh alam dan apakah mendedahkan peluang agar manusia memiliki
mustahaknya baginda kepada
jalan untuk bertuhan kepada Tuhan sebenar.
umat manusia ?
Tuhan sekalian alam. (Di maqam: Inna
(Rujuk: m.s:192).
ilaahakum lawaahid - Surah:37:Asshaffaat:4-
Sebelah.
5).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 191

Soalan. Kedua: Ayat ini secara jelas


Cara Menggali Al Quran mendedahkan manusia dengan berpeluang
(Surah:21: Al Anbiyaak:107)
mendapat resipi kehidupan dari Tuhan sekalian
.....Sambungan. alam yang disampaikan olehNya melalui

Tanya diri sendiri. utusanNya. (Di maqam: Fa immaa yati


yannakum minnii huda. Faman tabia
Soalan (2):
hudaaya falaa khaufun alaihim walaahum
Apakah yang hendak yahzanuun. - Surah:2: Al Baqarah:38).
dimaksudkan oleh makna istilah
kalimah ayat: Rahmatan lil Ketiga: Ayat ini secara terang
aalamiin (Rahmat bagi sekalian mendedahkan manusia jalan rahmat dan cara
alam). Satu istilah penting kepada
manusia sehingga perlunya mendapat rahmat di dua kedudukan. Duniawi
seorang rasul bertaraf Khaataman dan akhrawi. (Di maqam: Fadhlam minallaahi
nabiyyiin diutuskan oleh Tuhan
semesta alam? wanimah - Surah:49: Al Hujuraat:8). Fikir-
fikirlah di hakikat agar diperteguhkan Tuhan
(Rujuk: m.s:334)
keimanan di atas agamaNya.

Kaji-kajilah
Di wajah terserlahnya ruhul maani:

Huwallazii baatha fillummiyyiina rasuulan minhum


yatluu alaihim aayaatihii wayuzaakkiihim wayuallimu
humul kitaaba walhikmah. Wa inkaanuu min qablu lafii
dhallaalimmubiin. Wa aakhariina minhum lammaa
yalhaquubihim wahuwal aziizul hakiim. Zaalika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


192 Malam Muka Satu

fadhlullaahi yutiihi man yasyaau. Wallaahu zulfadhlil


aziim.
Dialah yang mengutus kepada ummat yang ummi
(Arab) seorang rasul di antara mereka. Membaca
kepada mereka ayat-ayatNya dan membersihkan
mereka (dari kekafiran dan kejahatan) dan mengajar
kitab dan hikmah kepada mereka. Sesungguhnya
mereka sebelum ini dalam kesesatan yang nyata. Dan
(dia-Muhammad diutuskan juga kepada umat) yang lain
yang belum berhubung dengan mereka (Arab). Dia
Maha perkasa lagi Maha bijaksana. Itulah kurniaan
Allah. DiberiNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya.
Allah mempunyai kurniaan yang besar.
Surah:62: Al Jumaah:2-4

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:62: Al Jumaah:2-4)


Menerangkan Ruhul Maani.
(Surah:62: Al Jumaah:2-4). Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Menerangkan makna
isyarat ruhul maani istilah: Baatha fil Ayat ini secara jelas menerangkan
ummiyyiina rasuulam minhum (Di konsep, tujuan dan matlamat utama Allah
bangkitkan seorang Ummi sebagai
rasul di kalangan mereka). Dilihat Taala mengutuskan Junjungan Muhamad s.a.w
pada dua (2) sudut: di rupa rahmat bagi sekelian alam pada empat
Satu: Dilihat pada sudut (4) perkara:
istilah perkataan ummi yang boleh di Pertama: Junjungan Muhamad s.a.w
definasikan kepada dua (2)
peringkat: diutuskan bertujuan bagi membolehkan baginda
(i): Di peringkat lazim membaca dan menyampaikan isi kandungan Al
secara konvensional. Di mana istilah
Ummi bolehlah didefinasikan Quran di rupa petunjuk dan rahmat kepada
sebagai seorang bijak yang buta mereka yang beriman. (Di maqam: Innahuu
huruf serta tidak mendapat didikan
secara formal seumpama orang lain lahudan wa rahmatul lilmuminiin - Surah:27:
di dalam masyarakatnya. An Naml:77).
Sebelah.
Kedua: Junjungan Muhammad s.a.w
diutuskan bertujuan bagi membolehkan baginda

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 193

Dhabit Istilah memberi tunjuk ajar cara dan petua kepada


Menerangkan Ruhul Maani manusia membersih diri dan hatinya menerusi
(Surah:62: Al Jumaah:2-4)
... Sambungan. Jalan Wasilah (Di maqam: Wabtaghuu ilaihil
wasiilata wajaahiduu fii sabiilih - Surah:5: Al
(ii): Di peringkat kejituan
contemporary. Di mana istilah Ummi Maidah:35). Di kedudukan membolehkan
bolehlah didefinasikan sebagai taraf umatnya memartabatkan diri masing-masing di
gelaran darjat bagi seseorang yang
bijak yang mendapat didikan super rupa manusia yang cerdik apabila taqwa yang
secara langsung dari Tuhan semesta dihasil oleh jalan wasilah terpancar pada diri
alam sejak dari usianya.
Satu kedudukan di rupa seseorang.
seorang yang berilmu di taraf: Wa Ketiga: Junjungan Muhammad s.a.w
aatainaahul hukma shabiyya.
(Surah:19:Maryam:12). Satu diutuskan bertujuan bagi membolehkan baginda
kedudukan seorang yang berilmu di mengajar kitab dan hikmah yang terkandung di
taraf: Wa allamnaahu min ladunnaa
ilmaa. (Surah:18: Al Kahfi:65). dalam Al Quran. Satu didikan bagi memboleh
Dan satu kedudukan manusia mengenal furqan dan erti furqan yang
seorang yang berilmu di taraf Ibrahim
a.s di maqam: Walaqad aatainaa tersimpan di dalam Al Quran. (Surah:45: Al
ibraahiima rusydahuu minqablu Jaatsiah:20) dan rupa furqan yang terdapat
wakunnaa bihii aalimiin
(Sesungguhnya Kami berikan pada setiap kejadian Tuhan di langit dan di
kepintaran kepada Ibrahim dan Kami bumi. (Surah:6: Al An aam:104).
jadikan dengannya seorang yang
banyak berilmu Surah:21: Al Keempat: Junjungan Muhammad
Anbiyaak:51). s.a.w diutuskan bertujuan bagi menjadi Rasul

Dua: Dilihat pada sudut Tuhan semesta alam kepada seluruh manusia
rahmatnya umat terakhir di zaman disifatnya sebagai Penamat sekalian Nabi (Di
Muhammad s.a,w yang mendapat
seorang Ummi menjadi rasul kepada maqam: Khaataman nabiyyiin - Surah:33: Al
seluruh manusia. Di suasana Ahzab:40) di rupa rahmat yang paling tinggi di
bertuahnya mereka mendapat
seorang rasul yang bersifat ummi sisi Allah kepada manusia. (Di maqam: Wamaa
yang akan menggerakkan hidup dan arsalnaaka illaa rahmatal lil aalamiin -
kehidupan mereka di zaman terakhir
di bawah payung ummi-nya yang Surah:21: Al Anbiyaak:107). Fikir-fikirlah di
sentiasa mendapat bimbingan dari hakikat selawat kepadanya bermakna syufaat
Tuhan semesta alam dengan
mewajahkan rupa ummat Ummi - mendatang. Maka ikutlah didikannya (Surah:33:
rahmat sekalian alam sehingga ke Al Ahzab:21).
hari kiamat.
Kaji-kajilah.

Berasaskan keupayaan baginda dan kesungguhan


baginda menyeru manusia ke jalan yang lurus. Di makna
kebaikan, bertamaddun dan maju.
Kaji-kajilah
Di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


194 Malam Muka Satu

Wa innaka latad uuhum illa siraatimmustaqiim.


Sesungguhnya engkau menyeru mereka kepada jalan
yang lurus.
Surah:23: Al Mukminuun:73

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:23:Al Mukminuun:73)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah 23: Al Mukminuun:73).
falsafah):
Menerangkan ruhul maani
Ayat ini secara terang
istilah: Latad uuhum ilaa shiraatim
mustaqiim pada gambaran semangat memperjelaskan prinsip kenapa Junjungan
yang perlu ditauladani oleh setiap
Besar Muhammad s.a.w diutuskan oleh
orang yang beriman kepada Allah dan
rasulNya. Tuhannya di wajah pengarca rahmat bagi
Satu semangat menyeru diri,
sekalian alam. Di mana falsafah dan prinsipnya
keluarga dan umat keseluruhannya
agar mengarah diri masing-masing dapat disimpulkan kepada tiga (3):
kearah jalan yang lurus lagi diredhai
Pertama: Junjungan Besar di utuskan
oleh Tuhan semesta alam.
Ini bermakna bahawa bagi menyeru manusia. Di hakikat untuk
kegiatan dakwah dan menjalankan
mendidik, memberitahu dan mengatur cara dan
dakwah hendaklah diteruskan sebagai
satu kegiatan berpanjangan yang tidak peraturan hidup secara fitrah (Di maqam:
perlu mengenali penghujungnya. Satu
Thumma jaalnaaka alaa syariiatim minal
kegiatan menyeru, mendidik dan
mengasuh jiwa-jiwa yang telah amri fattabihaa - Surah:45: Al Jaatsiyah:18)
beriman agar lebih mantap lagi
agar manusia selamat di dunia dan di akhirat.
keimanannya. Satu kegiatan menyeru,
mendidik dan mengasuh jiwa-jiwa agar (Di maqam: Rabbanaa aatinaa fiddunyaa
ketauhidan kepada Tuhan
hasanatan. Wafil aakhirati hasanatan
diperkukuhkan di saat peringatan dan
seruan disampaikan secara berulang. waqinaa azaabannaar. Surah:2:Al
Sesungguhnya kepentingan
Baqarah:201).
kegiatan dakwah dan berdakwah
seharusnya dipuji dan disambut Kedua: Junjungan Besar diutuskan
terutama apabila keilmuan para
bagi menumbuhkan jalan kehidupan dan jalan
pendakwahnya boleh menzahirkan
furqan akliah keilmuan yang relevan penentu kepada jalan fitrah bagi membolehkan
lagi bersifat pemangkin kemajuan
manusia menerokai furqan. Di makna
ummah selari dengan perkembangan
sejagat. Kaji-kajilah. mendedahkan keterangan, maklumat, galakan
dan peringatan. (Di maqam: Shiraatillaahillazii
Lahuumaa fissamaawaati wamaa fil ardhi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 195

alaa ilallaahi tashiirul umuur Surah: 42: As


Syuura:53).
Ketiga: Junjungan Besar diutuskan
bagi meletakkan matlamat pada setiap sesuatu
kerja itu untuk kebaikan seperti didikan Allah
kepadanya. Disamping menjana penghasilan
furqan pada Al Quran (Di maqam: Wa innahuu
fii ummil kitaabi ladaina laalliyyun hakiim -
Surah:43: Az Zukhruf:4) dan furqan pada
barang kejadian Tuhan semesta alam.
Disamping maju dan berjaya di dunia dan di
akhirat di rupa mukmin dan bertaqwa. Fikir-
fikirlah, semoga kita jua menjadi umat yang
terbaik di sisi Allah dan RasulNya.

Ketiga: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan yang


memperjelaskan tujuan dan matlamat kepada manusia agar
bertuhan dan memiliki Tuhan yang berupaya menzahirkan
pertolongan dan nikmat (Surah:Al Zaariyat:58). dengan
membekalkan kepada manusia jalan rezeki (Makhraja).
(Surah:65: At Thalaaq:2-3) dan jalan kehidupan (Sabil).
(Surah:76: Ad Dhar:3) bagi membolehkan manusia
mewujudkan rupa perubahan dan pembaharuan (Furqan)
kepada kehidupannya di konteks memajukan diri, masyarakat
dan negara di landasan yang lurus, tepat dan berkesan di
hakikat:

Qaala rabbunal lazii ataa kulla syaiin khalqahuu


thumma hada.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


196 Malam Muka Satu

Berkatalah Musa: Tuhan kami adalah Tuhan yang


memberi setiap sesuatu pada makhlukNya. Kemudian di
tunjukNya (akan jalan penggunaannya).
Surah:20:Taaha:50

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:20:Taaha:50)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:20:Taaha:50)
falsafah):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini menerangkan dasar Tuhan
ayat pada menerangkan isyarat tugas
dan tanggungjawab asas bagi Tuhan terhadap makhluknya dan manusia
sebenar-benar Tuhan. Yakni Tuhan keseluruhannya. Di mana ianya boleh
semesta alam adalah dua (2):
(i): Bertanggungjawab disimpulkan kepada tiga (3):
memberi setiap sesuatu pada Pertama: Menjadi dasar Tuhan
hambaNya. Di makna membekalkan
setiap sesuatu kepada hambanya semesta alam memberi sesuatu kepada
secara fitrah (Surah:18: Al Kahfi:7) dan makhlukNya di rupa nikmat pemberianNya yang
membekal sesuatu kepada hambaNya
di tahap doa dan kemaqbulan doa. boleh dimakan, diminum dan diguna pakai
(Surah:2: Al Baqarah:186) di wajah secara langsung dan bersifat segera. (Di wajah:
pertolonganNya (Surah: 40: Al
Mukmin:51) dan di rupa kebaikan (2:Al Wakulaa minhaa raghadan haithu syitumaa
Baqarah:201). - Surah:2: Al Baqarah:35).
(ii): Bertanggungjawab
memberi petunjuk kepada hambaNya. Kedua: Menjadi dasar Tuhan semesta
Di makna berupaya iaNya bertindak di alam memberi sesuatu kepada makhluknya di
rupa sebaik-baik pemelihara
(Surah:12:Yusuf:64) serta membimbing rupa amthal (Bashaair) yang perlu
hambaNya agar tidak terpesong ke diterjemahkan oleh manusia. Seumpama pokok
arah kesesatan dan kefasikan yang
tidak diredhaiNya. (Suruh: 2: Al perlu diterjemahkan menjadi papan dan almari.
Baqarah:38). Di hakikat Allah tidak akan menjadikan papan
Ini bererti, jika Tuhan yang
disembah tidak dapat memenuhi tugas dan almari bagi manusia kecuali manusia
dan tanggungjawab asas Tuhan ini. sendiri dengan keupayaan ilmu
Maka Tuhan yang disembah itu
bukanlah sekali-kali Tuhan. Di hakikat pengetahuannya mengarcakannya. (Di maqam:
Tuhan yang sebenar-benar itu adalah Waman amiya faalaihaa wamaa ana
Tuhan yang berupaya menunaikan
kehendak hambaNya pada maqam: alaikum bihafiiz - Surah:6: Al An aam:104).
Iyyaaka nabuduu wa iyyaaka nastaiin Ketiga: Menjadi dasar Tuhan semesta
(Surah:1: Al Fatihah:4-7).
alam memberi petunjuk, ilham dan jalan kepada
Kaji-kajilah. manusia bagi membolehkan manusia
mengarcakan hidup di wajah bertamaddun,
maju dan berjaya. Fikir-fikirlah di suasana
santan dan minyak hendaklah diusahakan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 197

sendiri oleh manusia dari rupa sebiji kelapa


yang dikurniakan oleh Tuhannya.

Di hakikat ternyatanya konsep:

Amtas aluhum kharjan. Fakharaaju rabbika khairun.


Wahuwa khairur raaziqiin.
Apakah engkau ditanya akan mereka tentang kharaja.
Maka kharaja (jalan keluar bagi menumbuhkan rezeki)
dari Tuhan engkau itu yang lebih baik. Dialah sebaik-
baik Pemberi rezeki.
Surah:23: Al Mukminuun:72

Penerokaan Teori Al Quran. Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun:72)


(23: Al-Mukminuun:72) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Mendesignkan satu teori Ayat ini secara terang memperjelaskan
Al Quran (The Theory of Noble
Quran) di bidang Ekonomi yang bahawa setiap masalah hendaklah diselesaikan
berbunyi: dan jalan keluar baginya hendaklah dicari. Di
Satu-satu peluang yang hakikat di dalam setiap kesusahan itu
diusahakan untuk menghasilkan tersimpannya rupa kesenangan. Maka
rezeki tidak akan membuahkan
rezeki jika ianya tidak berwajah makhraja adalah kunci pembukanya. (Di
Makhraja . maqam: Shiraatillaahil lazii lahuu maa
fissamaawaati wal ardhi - Surah:42: Asy
Bincang-bincanglah. Syuura:53). Di wajah terlaksananya usaha dan
terhasilnya rezeki. Di suasana Tuhan bersama
menolongnya. Fikir-fikirlah.

Keempat: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan yang


menggalak manusia untuk merapatkan dirinya dengan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


198 Malam Muka Satu

Tuhannya serta menggalakkan manusia agar sering


bersamaNya (Surah:2: Al Baqarah:186) di dalam apa-apa
langkah dan usaha bagi mensejahterakan hidupnya dengan
meletakkan pada setiap pekerjaan yang dilakukan Dengan
Nama Tuhannya (Surah:1: Al Fatihah:1) agar sebarang
permasalahan dalam urusan pekerjaan dipermudahkanNya.
Malah Tuhan sendiri dengan sifat Maha PemurahNya akan
bertindak sebagai wakil urusan di hakikat:

Rabbul masyriqi wal maghrib. Laa ilaaha illaa huwa.


Fattakhizhu wakiila.
Tuhan timur dan barat. Tiada Tuhan kecuali Dia. Maka
ambillah Dia sebagai wakil.
Surah:73: Al Muzammil:9

Catitan: (Surah:73: Al Muzammil:9)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara terang memperjelaskan
konsep menjadikan Tuhan sebagai Penolong.
(Di maqam: Wakafaa billaahi waliyyan
wakafaa billaahi nashiiraa - Surah:4: An
Nisaak:45). Di hakikat, jika usaha telah
terhilang punca. Maka diri tetap terasa kejayaan
pasti jua akan menjelma. Di suasana diri tidak
mungkin berputus asa. Lantaran Tuhan dirasai
tetap akan menolong. (Di maqam: Wa izaa
saalaka ibaadii annii fa innii qariib. Ujiibu
dawataddaai izaa daaan - Surah:2: Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 199

Baqarah:186). Maka inilah satu konsep


pegangan hati yang perlu diperteguhkan,
apabila setiap usaha itu dibuat. Fikir-fikirlah.
Jika diri bertuhan.

Di wajah rupa jaminan pertolongan:

Innallaaha baalighu amrih.


Sesungguhnya Allah sendiri pada urusan pekerjaannya.
Surah:65:At Thalaaq:3

Catitan: (Surah:65:At Thalaaq:3)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah 65: At Talaaq:3) Ayat ini secara terang
memperjelaskan prinsip bahawa Allah sendiri
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) di akan memberi pertolonganNya di sifat isim
bidang Sains Kerohanian yang fael-Nya (Di maqam: Wa yanshurakallaahu
berbunyi:
nashran aziizaa - Surah:48: Al Fath:3) dan
Kekuatan keazaman dan
sesungguhnya Dialah yang akan mengarcakan
tawakkal yang ditunjukkan oleh
seseorang akan mendorong kejayaan ke atas satu-satu usaha hambanya
terzahirnya rupa pertolongan Tuhan
yang bertekad dan bertawakkal kepadaNya. (Di
di wajah: Baalighu amrihi.
maqam: Fa izaa azamta fatawakkal alallaah
Innallaaha yuhibbul mutawakkiliin Surah:3:
Bincang-bincanglah.
(Surah:8: Al Anfaal:17). Ali Imran:159). Di rupa pertolongan dan
pembukaan kejayaan (Di maqam: innaa
fatahnaa laka fatham mubiinaa - Surah:48: Al
Fath:1-2).
Demikianlah janji Allah memberi
kejayaan terhadap tekad usaha hambaNya
dalam mengejar satu-satu kejayaan. (Di
maqam: Wahum fiihaa laa yubkhasuun

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


200 Malam Muka Satu

Surah:11;Hud:15). Di kedudukan Tuhan adalah


sebenar-benar tempat menaruh harapan. (Di
maqam: Wa ilaa rabbika faghrab - Surah:94:
Al Insyiraah:8). Fikir-fikirlah.

Di suasana akan membuat seseorang manusia itu akan


terasa lebih terjamin kejayaan kerjanya di hakikat:

Fa izaa faraghta fansab. Wa ilaa rabbika farghrab.


Apabila engkau selesai (mengerjakan satu pekerjaan).
Maka kerjakanlah yang lain pula dan kepada Tuhan
engkau. Letaklah harapan.
Surah:94: Al Insyirah:7-8

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah:94:Al Insyiraah:7-8)


(Surah 94: Al Insyiraah:7-8)
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Mendesignkan satu teori Al idea):
Quran (The Theory of Noble Al
Ayat ini secara jelas menerangkan
Quran) di bidang Sains Pendidikan
dan Pengurusan yang berbunyi: konsep kerja dan bekerja. Di mana Allah Taala
mendidik manusia agar bertindak dengan dua
Satu-satu kerja akan berjaya.
Jika ianya dibuat secara peringkat (2) perkara:
demi peringkat dengan
Pertama: Setiap kerja hendaklah di
memfitrahkan cara seumpama
Tuhan menjadikan dan buat satu persatu. Di makna siap satu buatlah
menyempurnakan kejadianNya.
yang satu lagi. Di sifat jangan gelojoh. Di
Bincang-bincanglah. hakikat mengejar barang terbang. Ubi
(Surah:32: Sajdah:4-9)
dikendung tercicir di jalan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 201

Soalan. Kedua: Apabila siap satu-satu kerja.


Cara Menggali Al Quran. Serahlah ianya kepada Allah dan
(Surah:94: Al Insyirah:7-8)
bertawakkallah kepadaNya dan taruhlah
Tanya diri sendiri. harapan kepadaNya. Di hakikat tidak ada satu

Soalan: Di tahap manakah pun kerja di dalam hidup dapat


sebenarnya seseorang manusia itu disempurnakan oleh manusia sepenuhnya.
perlu mengarcakan rupa istilah ayat:
Faizaa faraghta fansab. Wa ilaa (Seperti buat anak - setakat tuu aja Serahlah
rabbika farghab, agar rupa istilah kepada Tuhan). Fikir-fikirlah di hakikat manusia
menaruh harapan kepada Tuhan itu
benar-benar tertumbuh pada tidak boleh terpisah dari Tuhannya. Jika satu-
hatinya? (Rujuk: m.s:284 &300) satu kerja itu hendak disempurnakan olehnya.

Kelima: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan yang


sentiasa memperingatkan manusia, agar tidak melupai tugas
dan tanggungjawabnya sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi
(Surah:6: Al An aam:165). Yakni tugas berbakti kepada
Tuhannya pada setiap ketika di sepanjang hayatnya di dunia
(Surah:73:Al Muzzammil:8). Disamping Al Fatihah jua adalah
sebuah kenyataan memperingatkan manusia agar tidak malu
dan silu untuk bermohon akan sebarang bentuk pertolongan
dari Tuhannya yang dapat dirumuskan pada kenyataan:

Wa izaa saalaka ibaadii annii fa innii qariib. Ujiibu


dawataddaai izaa daaan. Falyastajiibuuli wal
yuminuubii laaallahum yarsyuduun.
Apabila hambaKu bertanya kepada engkau tentang
halKu. Sesungguhnya Aku hampir. Aku perkenan doa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


202 Malam Muka Satu

orang yang meminta. Bila ia meminta kepadaKu serta


beriman kepadaKu. Mudah-mudahan mereka
mendapat kecerdikan.
Surah:2: Al Baqarah:186

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:186)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menjelaskan konsep kepada
manusia pada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep asuhan hati pada tiga
(3) perkara. Satu: Diri biarlah sentiasa tahu dan
terasa yang Tuhan itu teramat hampir dengan
diri. (Surah:50: Qaaf:16) Dua: Mengasuh diri
agar tidak segan berdoa kepadaNya. (Surah:17:
Al Israak:110). Tiga: Mengasuh diri agar
meyakini bahawa doa yang dibuat akan
diterima. (Surah:40: Al Mukmin:60). Justeru,
usahlah malu dan silu untuk melakukannya.
Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep asuhan diri agar tahu
mengasuh diri sendiri pandai menggunakan
Tuhan dan tahu mempergunakan Tuhan dengan
kesedaran bahawa diri beragama tidak lain
kecuali untuk mendapat Tuhan sebenar-benar
Tuhan. Yakni Tuhan yang boleh disembah dan
Tuhan yang boleh diminta pertolongan
berdasarkan konsep: Iyyaaka nabudu wa
iyyaka nastaiin. (Surah:1: Al Fatihah:5). Lalu
bila diri telah berpeluang memiliki Tuhan yang
sebenar. Tuhan yang boleh memberi
pertolongan. Maka adalah teramat malang. Jika
diri tidak tahu menggunakan Tuhan di sebalik
Tuhan sendiri menunggu pemintaan hambaNya
bagi membolehkanNya menghulur
pertolonganNya serta memberi peluang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 203

Dhabit Istilah kepadaNya untuk menunjuk kuasa


Menerangkan Ruhul Maani keagunganNya terhadap hambaNya.
(Surah:38: Shaad:45-47)
...Dari muka surat : 181. Justeru itu fikir-fikirlah di hakikat
banyak orang beragama tidak tahu
Satu konsep tertumbuhnya
keupayaan mata lahir dan mata batin menggunakan Tuhan dan kemudahan
melihat sesuatu di wajah terserlahnya Tuhannya. Di kedudukan sekuat-kuat kaki boleh
barang yang tersirat di sebalik barang
tersurat serta dapat menelah berjalan dan boleh berlari. Namun jika ada
keburukan dan kebaikan yang akan kereta di hadapan. Naiklah kereta. Mudah-
terwujud di masa-masa mendatang.
Satu sikap seumpama diwajahkan mudahan diri tergolong di kalangan orang yang
oleh anak Yaakub a.s terselamatnya cerdik.
Mesir dari bencana. Satu wajah
terarcanya ilmu dan hikmah di makna
berilmu tinggi. (Surah:2: Al Baqarah: Peneokaan Teori Al Quran.
269).
Tiga: Hidup dan kehidupan (Surah:2: Al Baqarah:186).
hendaklah diasas dan berkonsepkan Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
kepada konsep penyucian diri. Di
makna penyucian jiwa dan hati. Satu of Noble Quran) Adalah dengan ini dirangka
konsep penyucian yang berkuasa satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
menghasilkan akal yang tinggi. Di
wajah manusia yang berakliah yang Dan Sains Kerohanian yang berbunyi:
berupaya menerima ilham kebaikan Sebebal-bebal manusia bertuhan, apabila
dan kemajuan dari Tuhan semesta
alam. Di samping di masa yang sama dirinya jahil dan tidak terasa Tuhannya
diri berjaya membersihkan diri dan teramat hampir dengannya serta jahil untuk
nafsu ke tahap kesucian yang diredhai
di maqam nafsu Mutmainnah ke atas mengguna pakai Tuhannya demi munafaat
(Surah: 98: Al Fajri:27-30). yang disediakan oleh Tuhannya.

Sebelah. Bincang-bincanglah.

Di hakikat terserlahnya makna tersirat ayat: iyaaka


nabudu Wa iyyaka nastaiin - (kepada Engkau aku sembah
dan kepada Engkau aku minta tolong).
Keenam: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan
mengasuh manusia agar berupaya membentuk ketepatan jalan
dalam membentuk apa-apa usaha di dalam hidupnya. Jalan
yang betul, tetap dan berkesan agar rupa nikmat yang dicari
dapat diperolehi secara optima lagi tercapainya apa yang
dikatakan kehendak dan keperluan yang diperlukan di dalam

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


204 Malam Muka Satu

hidup seharian. Demi berlakunya Furqan (rupa perubahan dan


pembaharuan) pada diri, keluarga, masyarakat, negara serta
dunia keseluruhannya di hakikat kenyataan: Ihdinassiraataal
mustaqiim - (Tunjukkan kami jalan yang lurus - Surah:1: Al
Fatihah:6) di rupa jalan:

Shiraatillaahil lazii lahuu maa fissamaawaati wamaa fil


ardhi. Alaa ilallaahi tasiirul umuur.
Jalan Allah, yang memiliki apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Maka sesungguhnya kepada
Allah lah sepatutnya dikembalikan segala urusan.
Surah: 42: Asy Syuura:53

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:42: Asy Syuura:53)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:38: Shaad:45-47) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
...Sambungan. idea): Ayat ini memperjelaskan konsep kepada
Empat: Hidup dan dua (2) perkara:
kehidupan hendaklah diasas dan Pertama: Ayat ini secara terang
berkonsepkan kepada keteguhan
keikhlasan diri dengan diri. memperjelaskan konsep makna istilah:
Keikhlasan diri dengan orang lain dan Shiraatillaah (Jalan Allah) pada dua (2) sudut.
keikhlasan diri dengan agama dan
Tuhan. Satu konsep mensejahterakan Satu: Di maksudkan kepada agama dan
diri di saat diri tidak berbohong peraturan agama. Dua: Di maksud pada makna
dengan diri serta satu konsep
mengikhlaskan diri dengan manusia yang lebih mubalaghah. Yakni jalan fitrah
agama dan Tuhan yang disembah di kehidupan manusia di muka bumi. Di suasana
wajah insan mensejahterakan insan
dan di wajah hamba Tuhan persoalan nature dan natural di atas sifat
mensejahterakan erti bertuhan dan
fitrahnya hendaklah dititikberatkan agar pada
ketuhanan. (Surah: 98: Al Bayyinat:5)
setiap pekerjaan dan pencarian (activities and
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 205

Dhabit Istilah exploration) digerakkan selari dengan takdir


Menerangkan Ruhul Maani asal satu-satu kejadian dan kewujudannya.
(Surah:38: Shaad:45-47)
...Sambungan. Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep jalan dan usaha.
Lima: Hidup dan kehidupan
hendaklah diasas dan berkonsepkan Hendaklah di-matching-kan dengan fitrah dan
kepada mata melihat kepentingan kena dengan fitrah. (Di maqam: Innaa kulla
negeri. Satu konsep mengamankan
diri, keluarga, masyarakat dan negeri syaiin khalaqnaahu biqadarin Surah:54: Al
dengan melihat kepentingan Qamar:49). Dengan ingatan bahawa sebarang
keamanan dan kesejahteraan negeri
benar-benar terwujud dalam erti usaha yang tidak selari dengan jalan fitrah
bermasyarakat, berkeluarga dan terzahirnya sesuatu itu, maka usaha yang
berdiri dengan identiti diri di wajah
insan sejati. dibuat tidak mungkin akan berjaya. (Di maqam:
Satu konsep mengarca Laa tabdiila likhalqillaah - Surah:30: Ar
kemajuan negeri di sudut berilmu dan
menggali ilmu. Satu konsep Rum:30) .Fikir-fikirlah di hakikat air tidak akan
mengarcakan ilmu dengan terwujud, jika jalan fitrah H2O tidak ditemui
terwajahnya hikmah ilmu (Surah:21:
Al Anbiyaak:51) sehingga sepenuhnya.
terserlahnya keupayaan untuk
menterjemahkan sumber-sumber
semula jadi yang terwujud di dalam Penerokaan Teori Al Quran.
negeri sebagai sumber ekonomi yang (Surah:42: Asy Syuraa:53).
boleh memakmurkan negeri.
(Surah:14: Ibrahim:35). Satu konsep Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
mengarahkan kehidupan ke arah of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
negeri yang beriman dan bertaqwa
yang dikurniakan keberkatan dari satu teori Al Quran di bidang Sains yang
Tuhan. (Surah:7: Al Araaf:96). Di berbunyi:
wajah negeri yang baik. (Surah 16: An
Nahl:112). Di sikap rakyatnya berbudi Setiap kejadian tertakluk kepada formula
pekerti. kejadiannya. Jika formulanya ditemui. Maka
Demikianlah istilah Israeil
dan definasi Israeil diwajah golongan senanglah urusan manusia dalam
manusia yang terpilih adanya. menjayakan kerja-kerja urusannya.

Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.
(Surah:54: Al Qamar:49 -50).

Ketujuh: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan yang


menggalakkan manusia meneroka jalan nikmat dengan
menerokai khazanah nikmat yang telah disediakan oleh Tuhan
semesta alam. Sebuah kenyataan yang mengisyaratkan
manusia agar sentiasa rajin berusaha di gambaran hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


206 Malam Muka Satu

Inna sayakum lasyatta.


Sesungguhnya usaha kamu itu bermacam-macam.
Surah:92: Al Laili:4

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:92:Al Laili:4)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah: (punca prinsip dan
(Surah 92: Al Laili: 4)
falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
Menerangkan ruhul maani ayat prinsip kepada enam (6) perkara:
kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Ayat ini adalah ayat menanam prinsip kepada anak cucu agar
ekonomi. Ayat prinsip ekonomi. Di
mana diri dan masyarakat akan memasang cita-cita berkeinginan dan
memiliki daya ekonomi dan aktiviti berkehendak untuk memajukan kehidupan di
ekonomi yang luas di pelbagai sektor.
Jika diri dan masyarakat dapat dunia dengan mengambil langkah-langkah ke
menerima hakikat bahawa peluang arahnya. (Di maqam: Mankaana yuriidul
perekonomian itu teramat luas
dengan syarat tertumbuh pada diri hayaataddunyaa waziinataha nuwaffi ilaihim
masing-masing kehendak yang amaalahum fiihaa wahum fiihaa laa
bersifat kreatif dan inovatif dalam
menerokainya. yubkhasuun - Surah:11: Hud:15).
Kedua: Ayat ini secara jelas menanam
Dua: Ayat ini adalah ayat
ekonomi. Ayat prinsip penerokaan prinsip kepada anak cucu agar membentuk
ekonomi berasaskan daya kebolehan, rupa pekerjaan yang hendak diusahakan selari
ilmu dan teknologi. Di suasana
peluang luas yang terbentuk tidak dengan target pendapatan kehasilan yang
akan memberi makna apa-apa. Jika dicita-citakan. Sesungguhnya kedudukan ini
kekurangan diri tidak diperbaiki.
perlu dilakukan di atas landasan bahawa rezeki
Tiga: Ayat ini adalah ayat yang akan terzahir bergantung terus kepada
ekonomi. Ayat prinsip ekonomi yang
menyemarakkan semangat bagi besar kecilnya saiz dan rupa usaha yang
membolehkan manusia mengarca dilakukan. (Di maqam: Wa an laisa lil insaani
warna kehidupan di dunia dalam
keadaan maju, berekonomi dan illaa maa saaa. Wa anna sayahuu saufa
sejahtera di tahap tercapainya rupa yuraa - Surah:53: An Najm:39-40).
ruhul maani: Walakum fil ardhi
mustaqarrun wamataa un ilaahiin. Ketiga: Ayat ini secara jelas menanam
(Surah:2: Al Baqarah:36). prinsip kepada anak cucu agar menyedari
bahawa kemewahan dan darjat kehidupan
Kaji-kajilah adalah datang dari rupa usaha yang dilakukan
oleh seseorang. (Di maqam: Walikullin

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 207

darajaatum mimmaa amiluu. Wamaa


rabbuka bighaafilin ammaa yamaluun -
Surah:6: Al Anaam:132).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menanam prinsip kepada anak cucu agar
berkerja dan berusaha bersungguh-sungguh
dengan mengatur pada setiap pekerjaan yang
dibuat secara yang terbaik. (Di maqam: Fa izaa
faraghta fanshab. Wa ilaa rabbika faghrab
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah 92: Al Laili:4). Surah:94: Al Insyiraah:7-8). Disamping
terelaknya diri dari kerugian dengan melakukan
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) sesuatu yang sia-sia. (Di maqam: Allaziina
di bidang Sains Pendidikan yang
dhalla sayuhum fil hayaatiddunyaa. Wahum
berbunyi:
yahsabuuna annahum yuhsinuuna shunaa
- Surah:18: Al Kahfi: 103 -104).
Di mana ada kehendak. Maka di
situ ada peluang. Dan di mana Kelima: Ayat ini secara jelas
matinya kehendak. Maka di situ
menanam prinsip kepada anak cucu agar
matinya peluang.
mengetahui pada setiap kejadian Tuhan itu ada
furqannya (rupa pembaharuan). Justeru itu
Bincang-bincanglah.
manusia seharusnya menerokai dan
memunafaatkannya. (Di maqam: Faman
abshara falinafsihii. Waman amiya
faalaihaa -Surah:6: Al Anaam:104).
Keenam: Ayat ini secara jelas
menanam prinsip kepada anak cucu agar
sentiasa menaruh harapan kepada Tuhan.
Dengan mengharapkan hasil dan nikmat yang
diperolehi sentiasa berkeadaan berkat serta
ditambah lebih dari apa yang diusahakan. (Di
maqam: Liyajziya humullaahu ahsana maa
amiluu wayaziidahum min fadhlih - Surah:24:
An Nur:38). Fikir-fikirlah.

Sehingga terarcanya terjemahan nikmat yang tersimpan


di dalam ruyung khazanah kejadian alam dapat dipecahkan,
berlandaskan keupayaan ilmu dan pengetahuan yang ada di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


208 Malam Muka Satu

sifat mengaslihkan diri, keluarga, masyarakat, negara dan


dunia keseluruhannya di hakikat tersiratnya makna:
Siraatallaziina anamta alaihim.
Kedelapan: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan yang
menggalakkan manusia melihat dan mentauladani rupa
kejayaan yang telah dibuat oleh orang-orang terdahulu di atas
semangat memandang ketokohan melalui tauladan.
Shiratallazii naan amta alaihim. Di mana rupa kejayaan yang
dibuat oleh mereka itu sudah pasti mengandungi ingredient
akliah keilmuan yang bersifat literature (ibrah) di hakikat:

Walaqad anzalnaa ilaikum aayaatin mubayyinaatin


wamathalan minallaziina khalau min qablikum wa
mauizatan lil muttaqiin.
Sesungguhnya Kami turunkan kepada kamu ayat-ayat
yang terang dan contoh teladan dari orang-orang
terdahulu sebelum kamu dan pengajaran bagi mereka
yang bertaqwa .
Surah:24: An-Nur:34

Catitan: (Surah:24: An Nur:34)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep Al Quran
kepada dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 209

Pertama: Ayat ini secara jelas


menerangkan konsep bahawa Al Quran mudah
difahami kerana ianya dipermudahkan oleh
Allah Taala bagi maksud tersebut. (Di maqam:
Walaqad yassarnal quraana lizzikri fahal min
muddakkir - Surah:54: Al Qamar:22). Terutama
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:24: An Nur:34). apabila Al Quran berjaya mengarcakannya
sebagai sebuah kitab yang berupaya
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) menghuraikan ayat-ayatnya (Di maqam:
di bidang Sains Pendidikan yang Kitaabun fussilat aayaatuhuu quraanan
berbunyi:
arabiyyal liqaumin yalamuun Surah:41: Al
Fussilat:3). Sehingga huraiannya boleh
Setiap peristiwa di zaman dahulu
kala tetap akan berulang di zaman menzahirkan rupa furqan di wajahnya sebagai
baharu dinilai yang sama Al Furqan.
meskipun rupa dan tempatnya
berbeza. Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa di dalam kisah-
Bincang-bincanglah. kisah orang terdahulu terdapatnya tauladan dan
Di hakikat di sana terlahirnya tuladan sempadan. Di mana kedua-dua unsur ini
dan sempadan berwajah Ibrah
kepada manusia adanya. hendaklah sentiasa dititikberatkan. Maka fikir-
fikirlah di hakikat di sudut cara dan disiplin
pendidikan moden pun tetap diasaskan dengan
kisah-kisah lama yang dinamakan: Literature
yang bersifat: The Ingredient of knowledge.
Fatabiruu Yaa Ulil Abshaar (Surah:59: Al
Hasyr:2).

Di hakikat konsep:

Laqad kaana fii qasasihim ibratun li ulil albaab.


Sesungguhnya pada kisah mereka itu adanya ibrah
(Literature - Ingredient of knowledge) bagi mereka yang
berfikiran terbuka.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


210 Malam Muka Satu

Surah:12: Yusuf:111

Catitan: (Surah:12: Yusuf: 111)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan konsep Iqra di
konteks mengasuh manusia agar memiliki
pandangan berlapis. (Mind multiple-views) Di
makna tahu membaca dan menterjemah
gambaran hakiki (impact-exploration) di rupa
tauladan dan furqan disebalik satu-satu kisah
dan peristiwa dunia dan manusia pada tiga (3)
perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep asuhan agar manusia
bersifat sensitif terhadap satu-satu rupa
peristiwa dengan ditimbulkan pada hati dan
perasaan ingin melihat, mengkaji dan
menyelidik rupa impak hasil buah cetusan dari
satu-satu rupa peristiwa yang berlaku di
hadapannya atau dari punca sejarah yang telah
berlaku. Lalu dikaitkannya dengan satu-satu
fenomena yang berlaku di dalam kehidupan dan
masyarakatnya. Disamping membolehkannya
mencari dan menemui jalan penyelesaian
terhadap permasalahan atau membuat telahan
terhadap natijah (future tragedy) yang mungkin
berlaku selanjutnya.
Sesungguhnya sikap seumpama ini
teramat penting disemai ke dalam hati anggota
masyarakat. Terutama pada golongan cerdik
pandai (Ulul Albab) yang termaklum dengan
makna Sarjana: Mencari permasalahan dan
menyelesaikan permasalahan yang perlu
dileraikan, demi menghasilkan kesejahteraan
yang lebih baik pada dirinya, masyarakat dan
negaranya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 211

Kedua: Ayat ini secara jelas


Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani menerangkan kepentingan konsep: Empirical
(Surah:12:Yusuf:111) Explode dihidupkan pada pemikiran
Menerangkan isyarat ruhul masyarakat. Satu konsep memperbandingkan
maani ayat kepada dua (2) perkara: taraf kedudukan diri dan masyarakat di masa
Satu: Menerangkan ruhul kini dan di masa dahulu agar terbentuknya
maani isyarat istilah: ibrah. Di mana keadaan baru di rupa perubahan dengan
ianya bolehlah didefinasikan sebagai
satu rupa asas tauladan atau membentuk suasana baru yang lebih relevan di
sempadan bagi manusia wajah masyarakat agresif, progresif, dinamik
terkemudian yang terbit dari sejarah
satu-satu peristiwa atau sejarah pada gambaran: Lain hulu. Lain parang. Lain
kebaikan dan pencapaian manusia dulu. Lain sekarang.
atau sejarah keburukan dan
kezaliman manusia di sepanjang Ketiga: Ayat ini secara jelas
zaman di wajah sebuah resipi menerangkan makna ruhul maani istilah:
awalan tamaddun manusia dan
kemanusiaan dalam kehidupan Ibratul li ulil albaab di makna tauladan dan
(Surah:24: An Nur:34). sempadan. Di hakikat literature tidak boleh
Dua: Menerangkan ruhul mencetus pembaharuan terbaru (New
maani isyarat istilah: Ibrah. Di rupa exploration of invention). Tetapi ianya teramat
pencapaian asas kepada kemajuan
bertamaddunnya manusia dalam berguna untuk dijadikan garis panduan
kehidupan di sudut berilmu atau di perbandingan (Empirical guide line). Di suasana
sudut kegemilangan kehidupan yang
boleh dijadikan asas pemerhatian penghasilan rupa pembaharuan terkini haruslah
manusia kearah yang lebih baik dibuat di rupanya mesti lebih baik dari yang
dengan nilai dan rupa pencapaian
yang lebih tinggi di masa-masa lama. (Di sifat: Walal aakhiratu khairul laka
mendatang. minal uulaa Surah:93: Ad Dhuhaa:4-5).
Di suasana ibrah bukan
sekali-kali berwajah barang qatai Sebaliknya jika literature dijadikan
yang tidak boleh diubah atau suatu bahan qatii pegangan atau rupa terbaik
yang tidak boleh lagi dicapai oleh
manusia setelah peristiwanya kemajuan yang mesti diterima pakai dan
berlaku. Ini bermakna sebarang tidak boleh diubah. Maka jawabnya tidak akan
pencapaian dan kegemilangan yang
dimiliki oleh zaman para rasul hanya majulah satu-satu bangsa itu. Malah akan
berupa asas kesempurnaan terlahirlah di kalangan mereka para
kehidupan (Surah:5: Al Maidah:3).
Satu asas tauladan bagi cendekiawan yang bersifat: Reporter
menggerakkan manusia agar lebih Intellectual yang melaporkan kisah di wajah
maju daripada zamannya. Di
suasana, jika manusia berundur ke taraf berpengajian tinggi dengan keupayaan
belakang dari asas rupa kemajuan hanya menceritakan kisah dan kata-kata orang.
para rasul tersebut. Maka manusia
akan bersifat statik lagi mundur di Tanpa berdaya untuk memberanikan diri
ukuran skill tamaddun dan memberi pendapat sendiri berdalilkan bukti dan
kehidupannya. Kaji-kajilah.
penemuan yang ditemui.

Kaji-kajilah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
212 Malam Muka Satu

Maka dengan itu fikir-fikirlah anak


cucu. Di haklkat langkah mengekalkan
penggunaan unta bersunnahkan kenderaan
Nabi di musim ini adalah satu kejahilan yang
perlu dipertimbangkan semula. (Surah:93:
Ad-Dhuha:4-5).

Di suasana kisah dan peristiwa itu tetap diperlukan oleh


seseorang di hakikat konsep:

Fa tabiruu yaa ulil absaar.


Maka ambillah pengajaran. Wahai orang yang memiliki
pandangan yang jauh
Surah:59: Al Hasyr:2

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah:59: Al Hasyr: 2)


(Surah:59: Al Hasyr:2). Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
Mendesignkan satu teori Al idea):
Quran (The Theory of Noble Quran)
Ayat ini secara jelas menerangkan
di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi: konsep bahawa sejauh mana tingginya
pemikiran. Sejauh mana pencapaian yang
Menoleh sejenak ke belakang dicapai dan sejauh mana permodenan pada
dengan kaki dan mata mara ke
sesebuah masyarakat. Maka diingatkan pada
hadapan akan menzahirkan rupa
empirical maju berpandangan setiap unsur yang baik yang ditinggalkan oleh
jauh.
manusia terdahulu hendaklah diguna pakai
selaginya ianya berguna lagi relevan dengan
Bincang-bincanglah.
keadaan semasa. Fikir-fikirlah di hakikat adat
Di hakikat terhilangnya konsep
empirical. Mata kemajuan akan dan budaya adalah pusaka yang payah untuk
terhilang arah. (Surah:24: An
dicari ganti.
Nur:34).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 213

Kesembilan: Al Fatihah adalah sebuah kenyataan yang


menggesa manusia agar tidak menjadikan dirinya di kalangan
orang-orang yang dimurkai oleh Tuhannya disepanjang
hidupnya di dunia. Sebaliknya menjana diri masing-masing
agar bersifat terteguhnya kesucian hati dengan iman
terpancar. Disamping benci terhadap kekafiran, kefasikan dan
pendurhakaan terhadap Tuhan semesta alam.
Di hakikat:

Walaakinnallaaha habbaba ilaikumul iimaana.


Wazayyanahuu fii quluubikum Wakarraha ilaikumul
kufra wal fusuuqa wal isyaan. Ulaaika humur
raasyiduun.
Bahkan Allah mengasihkan keimanan kepada kamu dan
menjadikannya perhiasan dalam hatimu dan
membencikan kepadamu kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang benar-
benar cerdik.
Surah:49:Al Hujuraat:7

Catitan: (Surah:49: Al Hujuraat:7)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


214 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah: Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan


Menerangkan Ruhul Maani falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
(Surah:49: Al Hujuraat:7)
manusia akan dua (2) perkara:
Menerangkan isyarat ayat Pertama: Ayat ini secara jelas
kepada dua (2) perkara:
menerang dan mendefinasi erti dan makna
Satu: Mendefinasi makna Qalbissaliim (hati bersih) serta kaitannya
istilah Qalbissalim. Di mana istilah
Qalbissaliim bolehlah didefinasikan dengan istilah iman dan beriman. Di hakikat hati
sebagai satu taraf kesucian hati yang bersih sahajalah mudah menumbuhkan
seseorang manusia yang berada di
maqam Nafsu Mutmainnah. istilah iman dan beriman di kala perlakuan lahir
(Surah:89: Al Fajr:27). Di suasana seseorang dapat menjuruskan dirinya kepada
hatinya ketika ini telah dihiasi dengan
cahaya keimanan serta empat (4) perkara seperti yang dinyatakan oleh
tertumbuhnya tindak balas berwajah ayat: Satu: Menjadikan hati kasih kepada iman
autimatik benci terhadap kekafiran,
kefasikan dan kedehakaan terhadap dan keimanan. Dua: Menjadikan iman sebagai
Tuhan semesta alam. perhiasan hati. Tiga: Menumbuh pada hati
Satu taraf hati yang
membawa seseorang manusia di perasaan benci kepada kekafiran, kefasikan
perakui sebagai hamba sejati dan kedurhakaan. Empat: Tertumbuhnya akal
Tuhannya serta dijemput oleh
Tuhannya menikmati syurga dan kewarasan yang tinggi di wajah manusia
(Surah:89: Al Fajr:27-30). Di wajah yang cerdik.
seorang hamba yang mukmin
(Surah:23: Al Mukminuun:1-11). Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan sifat dan kedudukan perangai
Dua: Menerangkan isyarat
bahawa bagi menentukan syurga dan tingkah laku seseorang yang mencapai
pada sesorang manusia, bergantung tahap kesucian hati. Apabila empat (4) perkara
terus kepada taraf kesucian hatinya.
Oleh itu jalan penyucian hati di atas terarca pada dirinya di dalam
menerusi jalan wasilah hendaklah perlakuannya seharian. Ini bermakna jika sifat-
dicari serta manusia digesa berjuang
menyucikan hatinya. (Surah:5: Al sifat empat (4) di atas tidak tertumbuh di arca
Maidah:35). Satu isyarat tentang perlakuan seseorang manusia. Maka kesucian
pentingkan ilmu Tarikat dalam
mendayung manusia di sudut hatinya di sudut ketuhanan bolehlah
penyucian hati. Di hakikat hukum dipertikaikan lagi. Oleh itu fikir-fikirlah kerana
hakam yang diperkenalkan oleh ilmu
Syariat tidak dapat berperanan untuk hati adalah arca persembahan kepada Ilahi di
tujuan penyucian hati selain dari hari kebangkitan (Di maqam: Yaumalaa
langkah pengecahan yang boleh
dimainkannya selari dengan yanfau maalun walaa banuun illaa man
peranannya. atallaaha biqalbin saliim - Surah: 26: Asy

Kaji-kajilah. Syuarak:88-91).

Serta menggesa manusia agar menggunakan nikmat


yang diberi oleh Tuhannya ke jalan Tuhan di rupa manusia

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 215

yang bersyukur serta tahu menterjemahkan nikmat, harta dan


kekayaan di wajah menjadikannya sebagai bekalan akhirat
buat selama-lamanya di atas kesedaran:

Fadhlan minallaahi wanimah. Wallaahu aliimun hakim.


Itulah kurniaan Allah dan nikmat daripadaNya.
Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Surah:49:Al Hujuraat:8

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:49: Al Hujuraat: 8)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:49: Al Hujurat:8)
idea):
Ruhul maani ayat ini telah Ayat ini secara jelas menerangkan
mengisyaratkan kepada anak cucu
pada menerangkan definasi istilah konsep bagaimana menzahirkan perlakuan
tonggak kata kata syukur dan bersyukur. Maka katakanlah: Alhamdulillaah.
bersyukur. Yakni istilah
Alhamdulillah. Satu ayat yang Inilah kurniaan Allah dan nikmat daripadaNya.
mengimbaskan rupa Alhamdulillah (Di maqam: Waqaalal hamdulillaahil lazii
di wajah warna-warna kenikmatan
faddhalana alaa kathiirim minibaadihil
yang dimiliki oleh manusia hasil
kurniaan Tuhan. Satu konsep muminiin - Surah:27:An Naml:15). Maka fikir-
penerangan ayat bagi menjelaskan
maksud kata. Qulil hamdulillah, bal fikirlah anak cucu di hakikat bukanlah terlalu
aktsaruhum laa yaqiluun. berat untuk melafaz kata sedemikian, jika diri
(Surah:29: Al Ankabuut:63)
Kaji-kajilah. tahu untuk bersyukur.

Lantaran itu, wahai anak cucu ingatlah. Bahawa harta


dan kekayaan itu bukanlah boleh dipermain-mainkan. Harta
dan kekayaan yang dimiliki adalah merupakan satu amanah
yang sepatutnya dijadikan modal penjana kesejahteraan
duniawi dan akhrawi. Sesungguhnya ingatlah penyalahgunaan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


216 Malam Muka Satu

terhadap kemudahan yang ada boleh mengakibatkan


terzahirnya penderitaan disepanjang hayat. Sedangkan
peluang kedua jarang tertumbuh selepas hadirnya peluang
dan kemudahan pertama. Di kedudukan diri kenalah sentiasa
beringat agar tengadah tidak menjenguk mukanya di dalam
kehidupan. Sesungguhnya benarlah kata orang tua. Sesal
dahulu pendapatan. Sesal kemudian tidak berguna. Wallaahu
alam.

Soalan: Kembali kepada persoalan Iqra.


Di rupa ingredient pertama diajar oleh Allah Taala
kepada Junjungan Muhammad s.a.w dan kemudiannya konsep
Iqra ini disuburkan pula oleh baginda kepada umatnya. Satu
konsep terpenting di hakikat untuk memajukan kehidupan dan
tamaddun manusia di muka bumi.
Soalannya di sini. Apakah bentuk dan rupa Iqra yang
dimaksudkan oleh istilah dan konsep Iqra dan apakah pula
kaitan konsep dan rupa Iqra di sudut penghasilan rupa furqan
yang berupaya memajukan tamaddun manusia ?
Jawab: Sesungguhnya Allah Taala menjadikan
manusia di maksud bagi membolehkan manusia tidak
seumpama para Malaikat. Dan Dia Tuhan semesta alam
menjadikan manusia agar manusia menjadi manusia. Di
hakikat manusia janganlah sekali-kali jadi binatang dan bersifat
seumpama binatang.
Sesungguhnya Allah Taala menjadikan manusia agar
manusia beribadat tidak seperti para Malaikat. Di hakikat
bertasbih dan bertahmid di rupa ibadat asas yang tidak akan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 217

boleh membawa muka bumi menjadi dunia di arca tempat


kediaman dan pengaslihan di dalam usaha menjayakan
agenda Allah di rupa kejadian yang dipertanggung jawabkan
olehnya mengarcakan kehidupan di muka bumi di dua rupa
ibadat asas dan ibadat pengaslihan yang boleh manusia maju
dengan rupa mukmin dan bertaqwa di kedudukan hidup yang
bertaraf tamaddun, tinggi dan mulia.
Sedangkan dalam pada itu, Dialah yang Maha
mengetahui, kekurangan kejadianNya yang bernama manusia
ini. Di hakikat manusia boleh menjadi binatang dan bersifat
binatang. Meski pun manusia dibekalkan oleh Tuhannya
dengan akal di kedudukan membezakan taraf kedua-dua
kejadiannya. Di suasana hanya akal sahajalah yang boleh
menerima tiupan ilham, petunjuk dan pengajaran dari
Tuhannya. Di makna tanpa akal mata tidak akan melihat.
Telinga tidak akan mendengar dan hati tidak akan memerhati.
Sedangkan diketahui mata, telinga dan hati adalah jentera
penggerak akal. Di hakikat akal sahajalah yang boleh
mengarcakan manusia menjadi manusia dan akallah jua yang
akan memajukan manusia.
Maka berikutan dengan itu. Demi untuk memajukan
manusia. Akal dan fikiran manusia haruslah dimajukan dahulu
sebelum manusia memajukan dirinya dan muka bumi
keseluruhannya. Justeru itulah konsep Iqra adalah teramat
penting diabadikan awal-awal lagi oleh Tuhan semesta alam.
Di hakikat akal hanya boleh maju apabila ianya diasah dan
diasuh dengan konsep Iqra.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


218 Malam Muka Satu

Adapun rupa konsep Iqra itu bolehlah dibahagikan


kepada dua (2) kategori.

Pertama: Kategori membaca orang awam.


Di sifat membaca di wajah kanak-kanak. Di rupa
membaca melalui sumber-sumber ilmu yang diarcakan dalam
buku-buku bacaan dengan Tuhan melahirkan sebahagian dari
manusia sendiri membukukan kajian, penyelidikan,
pemerhatian dan pengalamannya yang boleh dijadikan
sebagai sumber ilmu dan berkembangnya akliah keilmuan di
rupa informasi yang terkandung di dalamnya.
Sesungguhnya inilah merupakan asas rupa konsep Iqra
di wajah manusia yang tahu erti membaca dan
berkehendakkan informasi melaluinya. Di hakikat Allah
mengetahui manusia adalah kejadianNya yang suka membaca
dan tidak sekali-kali seumpama binatang. Di makna, jika
manusia juga tidak boleh membaca (buta huruf) dan malas
untuk membaca. Maka manusia itu tetap bertabiat seperti
binatang. Lagi pun percayalah membaca setakat buku.
Pengetahuan yang ada tidak ubah pada gambaran telaga
buta. Kering air hujan (Kering maklumat dari buku-buku). Maka
keringlah ilmu di dada. Pandainya hanya sekadar di wajah
orang buta. Tahu pada kata. Gelap pada mata.

Kedua: Kategori membaca para cendekiawan.


Di sifat membaca di wajah orang tua atau orang yang
ingin mematangkan hidupnya. Di peringkat ini konsep
membaca bukan setakat menilik buku dan memutalaahkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 219

buku. Di hakikat mengertinya mereka akan konsep Iqra di


sudut yang lebih luas daripada buku. Seluas lautan ilmu Tuhan
yang menjadikan langit, bumi dan barang di antara keduanya.
Di rupa ianya tidak sia-sia. Malah berguna dan bermunafaat.
Maka sesungguhnya manusia yang bersikap seumpama inilah
yang diharapkan oleh Allah untuk menjadi Khalifah di muka
bumi di wajah Ulul albab, Ulul absar dan Ahlizzikri. (Surah:3:
Ali Imran:191).
Di peringkat ini mereka mula membaca amthalamthal
(natural resources) bentangan Tuhannya di wajah membaca
barang yang tersirat disebalik rupa yang tersurat. (Surah:2: Al
Baqarah:26). Di hakikat terpecahnya anak mata untuk melihat
barang-barang ghaib di wajah furqan. Membaca di erti melihat
dan memerhati tentang perkara-perkara ghaib. Sama ada di
rupa Ghaib Hakiki, Ghaib Majazi, Ghaib Asghaar, Ghaib
Qasas, Ghaib Amthal dan Ghaib Asbab. Di tahap kesedaran
bahawa setiap invention dan kemajuan manusia hanya boleh
tertumbuh dari rupa barang-barang ghaib yang tersimpan pada
langit, bumi dan segala kejadiannya. (Rujuk perbincangan
berkaitan). Di rupa membaca balak pada pokok. Membaca
papan pada balak. Membaca rumah dari rupa tiang dan papan
yang terjemahannya. Di hakikat Allah Taala tidak akan
menzahirkan permata dari seketul batu. Jika manusia sendiri
tidak menzahirkannya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


220 Malam Muka Satu

Qadjaa akum basaairu mirrabbikum. Faman absaara


falinafsih. Waman amiyaa faalaihaa. Wamaa anaa
alaikum bihafiiz.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu barang yang
dapat dilihat (Amthal). Maka barang siapa melihat
(bermunafaatlah) bagi dirinya. Dan barang siapa buta
(tidak ternampak). Maka (sia-sialah) baginya. Dan Aku
ke atas kamu tidak sekali-kali menyeliainya
(mendedahkannya).
Surah:6: Al An aam: 104

Dhabit Istilah.
Catitan: (Surah:6:Al Anaam:104)
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:6: Al Anaam:104) Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan ingredient
Menerangkan ruhul maani
yang mengisyaratkan kepada satu didikan kepada dua (2) perkara:
kenyataan bahawa pernahkah diri Pertama: Ayat ini secara terang
bertanya kepada diri sendiri.
Apakah satu-satu pertolongan memperjelaskan kedudukan perbezaan di
besar yang pernah diberi oleh antara berilmu di erti tahu dengan berilmu di
Tuhan semesta alam kepada diri di
sepanjang diri beriman dan erti nampak. Di hakikat berilmu itu bukanlah
bertuhan kepadaNya yang boleh
bererti setakat tahu. Tetapi berilmu biarlah tentu
dijadikan nostelgia ingatan di dalam
hidup? sampai ke tahap bererti nampak. Dan
sesungguhnya ingatlah bukan berilmu namanya
Sesungguhnya soalan
seumpama ini jarang ditanya oleh kumpulan kera di hutan. Kalau diri hanya
orang yang bertuhan, lantaran dua
setakat tahu rupa petai digenggam. Tetapi buta
(2) sebab:
dan tidak sensitif dalam melihat balak dan
Sebelah.
papan yang terselindung disebalik khazanah
sebatang pokok di rimba.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 221

Dhabit Istilah. Kedua: Ayat ini secara terang


Menerangkan Ruhul Maani memperjelaskan makna: Qadjaa akum
(Surah:6: Al Anaam:104)
... Bersambung. bashaairu mirrabbikum (Sesungguhnya telah
datang kepada kamu bashaair (Natural
Satu: Lantaran diri beriman
kepada kewujudan Tuhan. Diri resources - Amthal) dari Tuhan kamu) pada
percaya kepada kekuasaan Tuhan. Di pengertian yang didhomirkan kepada ayat:
samping diri tetap berdoa kepadaNya.
Namun begitu diri tidak pernah Watilkal amthaalu nadhribuhaa linnaasi.
membuat perhatian atau catitan Wamaa yaqiluhaa illal aalimuun
terhadap barang yang didoakan
selama ini. Sama ada ianya di (Demikianlah amthal. Kami lukiskan untuk
makbulkan atau tidak. Justeru itulah manusia tetapi tidaklah memahaminya kecuali
perasaan nikmat hasil kemakbulan
doa tidak pernah dirasai dan dihitung. orang-orang yang berilmu - Surah:29: Al
Ankabuut:43). Di hakikat bahawa hanya orang
Dua: Lantaran diri
berpegang dengan konsep: Selagi berilmu sahajalah yang berupayaan untuk
ikhtiar zahir boleh dibuat. Maka nampak dan memunafaatkan amthal yang
selama itulah Tuhan tidak perlu
disentuh. Sebaliknya bila habis ikhtiar berwajah bashaair tersebut dikedudukan:
zahir dibuat. Maka barulah diri Faman abshara falinafsih Barang siapa
menoleh kepada Tuhan. Di makna
Tuhan adalah sumber alternatif yang melihat. Maka bermunafaat bagi dirinya).
pertolongan yang terakhir selepas Maka fikir-fikirlah di suasana mata manusia itu
segala-galanya tiada pada diri. Kaji-
kajilah. tiga. Terdapat dua di kepala dan satu di hati.

Di hakikat terarcanya konsep Firman Allah Taala:


Kaji-kajilah.

Falaatalamu nafsummaa ukhfiyalahum min qurrati


ayunin jazaa ammbimaakaanuu yamaluum.
Maka tidaklah mengetahui apa yang disembunyikan
untuknya di antara bermacam-macam kesenangan di
rupa apa (usaha) yang mereka kerjakan.
Surah:32: As Sajdah:17

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


222 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah32: As Sajdah:17)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:32: As Sajdah:17)
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan ruhul maani tiga (3) perkara:
yang mengisyaratkan kepada satu
kenyataan kepada manusia yang Pertama: Ayat ini secara jelas
buta furqan. Buta dalam melihat menerangkan konsep tersembunyinya
rupa furqan yang berwujud pada
setiap kejadian Tuhan dan furqan ingredient furqan di dalam satu-satu kejadian
yang berwujud di dalam Al Quran Tuhan yang perlu digali oleh manusia. Jika
yang bernama Al Furqan. Di
suasana manusia kenalah matlamat maju hendak diserlah pada dirinya
memahami bahawa pada setiap dan bangsanya. (Surah:10:Yunus:101).
usaha atau kerja yang dilakukan
olehnya kenalah berpaksikan Kedua: Ayat ini secara jelas
kepada natijah terzahirnya furqan menerangkan makna ruhul maani ayat: Innasa
Ini bermakna jika satu yakum lasyatta (Sesungguhnya usaha kamu
usaha atau satu kerja yang dibuat bermacam-macam Surah:92: Al Laili:4) di
tanpa dipaksikan kepada matlamat
menzahirkan furqan daripadanya. sudut tersembunyinya rupa kesenangan yang
Maka jadilah rupa usaha atau terdapat pada satu-satu sektor usaha yang
pekerjaannya itu tidak dirupa usaha
dan pekerjaan yang bermunafaat dilakukan oleh manusia, apabila ianya di
kepada dirinya. kaitkan dengan kalimah ayat: Min qurrati
Sesungguhnya ketahuilah ayunin jazaa ammbimaakaanuu yamaluun
anak cucu bahawa tiga (3) di antara (Di antara bermacam-macam kesenangan di
rupa furqan yang perlu dititik
beratkan pada setiap usaha dan rupa apa (usaha) yang mereka kerjakan).
pekerjaan yang buat: Ketiga: Ayat ini secara jelas
Satu: Rupa produk atau menerangkan konsep bahawa nikmat di hari
barang pengeluaran yang hendak akhirat yang kini tersembunyi dari pengetahuan
dihasilkan oleh rupa usaha dan
pekerjaan yang dibuat. manusia hendak diarcakan oleh manusia ketika
hidupnya di dunia. (Di maqam: Wal tanzur
Dua: Rupa ekonomi dan
kewangan yang hendak dihasilkan. nafsummaa qaddamat lighadin Surah:59: Al
Oleh rupa usaha dan pekerjaan Hasyr:18). Jika nikmat yang disediakan oleh
yang dibuat.
Tuhannya itu ingin dimiliki olehnya di akhirat
Tiga: Rupa tujuan dan nanti (Di Maqam: Bimaa aslaftum fil ayyaamil
matlamat yang dirangka diawalnya
sebelum satu-satu rupa usaha atau khaaliyah - Surah:69: Al Haaqqah:24) Fikir-
pekerjaan itu dilaksanakan. fikirlah.
Sesungguhnya kelalaian
dalam melihat tiga (3) rupa furqan Penerokaan Teori Al Quran
di atas akan membuat usaha dan
pekerjaan menjadi sia-sia. Kaji- (Surah:32: As Sajdah:17).
kajilah. Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
Kaji-kajilah. of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka

Al Fathun Nawa. Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 223

satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan


Dan Ekonomi yang berbunyi:
Pada setiap usaha pengaslihan itu
tersembunyinya kesenangan. Dan pada
setiap barang yang bernilai itu pasti
tersimpan di dalam kesusahan. Sedangkan
khazanah kesenangan tidak akan terzahir
tanpa terungkainya ruyung kejerihan.
Bincang-bincanglah.

Demikianlah majunya sebuah bangsa. Bila ghaib dapat


dikuasai. Bila ghaib dapat diterjemahkan di rupa furqan yang
berupaya memaju diri dan negeri. Sesungguhnya fahamilah
anak cucu, bahawasanya tidak akan terlahirnya istilah discover
dan invention, jika ianya tidak terzahir dari perkara ghaib dan
istilah ghaib. Wallaahu alam.

Soalan: Pernah diperkatakan oleh orang tua: Buat


kerja biarlah dimulakan dengan Bismillah dan berakhir
dengan Alhamdulillah. Kata-kata seumpama ini teramat
manis didengar dan teramat sopan, jika ianya diamalkan. Lalu
konsep ini diterapkan kepada setiap jiwa umat Islam sejak dari
awal kebangkitannya sampailah ke hari ini. Soalannya di sini
bolehkah diterangkan bagaimanakah rupa hakiki perangai dan
sikap pendirian seseorang yang benar-benar tahu erti
Bismillah. Lalu diterjemahkan olehnya ke dalam kehidupannya
seharian. Dan bagaimanakah pula rupa hakiki perangai dan
sikap pendirian seseorang yang benar-benar tahu erti
Alhamdulillah. Lalu diterjemahkan olehnya ke dalam kehidupan
sehariannya ?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


224 Malam Muka Satu

Jawab: Sebelum anak cucu faham dan difahamkan


dengan pengertian hakiki soalan di atas. Maka alangkah
baiknya terlebih dahulu anak cucu memahami konsep kenapa
anggota polis dan tentera Malaysia sanggup berhujanan dan
mati ketika menjalankan tugas dan tanggungjawab. Jawabnya
tidak lain dan tidak bukan kerana fahamnya mereka tentang
istilah: In the name of The Yang Dipertuan Agung. (Dengan
nama Yang Dipertuan Agung). Di sudut diperturunkan kuasa
dan tanggungjawab. Di sudut taat dan kesetiaan. Di sudut
perintah yang perlu ditunaikan. Dan di sudut kejayaan yang
perlu diarcakan. Tanpa terselit perasaan mudah kecewa,
mudah berundur dan mudah mengaku kalah. Sesungguhnya
segala-galanya ini dibuat dan dilakukan oleh mereka secara
jujur dan ikhlas, demi negaranya dan demi bangsanya yang
tercinta. Demikianlah rupa perlakuan perangai dan pendirian
hati yang tertumbuh pada setiap hati anggota polis dan
anggota tentera dalam menterjemahkan erti istilah: Dengan
nama Yang Dipertuan Agung ke dalam kehidupan, tugas dan
tanggungjawabnya.
Sebaliknya berdasarkan pemahaman di atas. Maka
apakah pernah diri bertanya kepada diri sendiri: Tertumbuhkah
pada hati dan diri sendiri, rupa sikap dan pendirian seumpama
di kala diri berkata: Bismillaahir rahmaanir rahiim. (Dengan
nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Di
sudut fahamnya diri tentang kuasa pada makna Bismillah. Di
sudut fahamnya diri tentang tanggungjawab dimakna Bismillah.
Di sudut fahamnya diri tentang erti taat dan kesetiaan di
makna Bismillah. Di sudut fahamnya diri tentang erti perintah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 225

yang perlu ditunaikan. Malah fahamnya diri di sudut kejayaan


yang perlu diarcakan pada setiap kerja yang dimulakan
dengan kata: Bismillah.? Soalan seumpama ini perlulah
ditanya kepada diri sendiri, jika diri ingin menterjemahkan erti
Bismillah diarca terwajahnya sikap dan pendirian ke dalam
setiap kerja hidup seharian.
Justeru itu ketahuilah anak cucu, bermula perangai dan
sikap pendirian seseorang yang tahu erti: Bismillah dan tahu
pula menterjemah makna: Bismillah itu bolehlah digambarkan
kepada lima (5) sifat kediriannya, apabila dirinya berkata:
Bismillaahir rahmaanir rahiim:
Pertama: Bila dirinya berkata: Bismillah. Maka dengan
sendirinya, tertumbuhlah pada diri dan pada hatinya perasaan
kuasa yang diperturunkan oleh Tuhannya kepada dirinya.
Kuasa amanah dan kekuatan (Khalifah Allah Di Muka Bumi)
yang perlu disempurnakan olehnya. Di suasana tertumbuhnya
kejituan keyakinan pada hatinya untuk melakukan satu-satu
pekerjaan kerana Tuhannya: Lillaahi rabbilalamiin. Di suasana
terwajahnya erti pengakuan dan akujanji: Sesungguhnya
solatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Inna shalaatii wanusikii wamahyaaya
wamamaati lillaahirabbil alamiina. (Surah:6: Al Anaam:162). -
Maka renung- renunglah.
Kedua: Bila dirinya berkata: Bismillah. Maka dengan
sendirinya, tertumbuhlah pada diri dan pada hatinya perasaan
taat dan kesetiaan yang tidak berbelah-bagi terhadap
Tuhannya. Disamping berikrar dengan diri sendiri akan
menjadikan dirinya orang yang paling awal kehadapan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


226 Malam Muka Satu

menyahut seruan dan wawasan Tuhannya. Di hakikat


terarcanya gambaran ikrar dan akujanji: Tiada sekutu bagiNya
dan akulah orang pertama menyerah diri: Laasyariikalahuu
wabizaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin. (Surah:6: Al
Anaam:163). Maka renung-renunglah.
Ketiga: Bila dirinya berkata: Bismillah. Maka dengan
sendirinya, tertumbuhlah pada diri dan pada hatinya perasaan
untuk menjalankan tanggungjawab terhadap kerja-kerja
kehidupannya dengan penuh perasaan berkehendak,
berkeinginan, bersemangat, bertekad di wajah kesedaran
bahawa kerja yang dibuat wajib dan perlu disiap dan
disempurnakan. (Surah:94: Al Insyirah:7). Di makna kejayaan
mesti dicipta. Kegagalan harus dinafikan. Di erti mengalah dan
beralah menjadi pantang terbentuk pada diri, demi Tuhan
Rabbul izzati, di arca terzahirnya rupa tekad, keazaman dan
kesungguhan perjuangan di suasana terwajahnya konsep:
Apabila engkau telah bertekad. Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah sangat suka kepada orang yang
bertawakkal. Fa izaa azamtaa fatawakkal alallaah Innallaaha
yuhibbul mutawakkiliin. (Surah:3:Ali Imran:159) - Maka
renung-renunglah.
Keempat: Bila dirinya berkata: Bismillah. Maka dengan
sendirinya, tertumbuhlah pada diri dan pada hatinya perasaan
tahu untuk menaruh harapan kepada Tuhannya (Surah:94:Al
Insyiraah:8). Lantaran tertimbulnya keyakinan pada diri
terhadap Tuhannya yang bersifat Ar Rahman dan Ar Rahiim
(Surah:1:Al Fatihah:3) di wajah Raja Segala Raja di hari-hari
kehidupannya. (Surah:1: Al Fatihah:4). Lalu terteguhlah di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 227

hatinya untuk melangsungkan kerja yang dirancang dengan


sifat-sifat istiqamah tanpa terselitnya sedikit pun perasaan
was-was, kebimbangan dan ketakutan. Thummastaqaamuu
falaakhaufun alaihim walaahum yahzanuun. (Surah:46: Al Ah
Qaaf:13) Maka renung-renunglah.
Kelima: Bila dirinya berkata: Bismillah. Maka dengan
sendirinya tertumbuhlah pada diri dan pada hatinya perasaan
mudah mendapat pertolongan dari Tuhannya. (Surah:3: Ali
Imran:126). apabila diri menghadapi kesukaran, di suasana
terpahatnya keyakinan yang Tuhan itu sentiasa berada di sisi
serta sentiasa bersedia untuk menghulur pertolonganNya
kepada hambaNya. (Surah:2: Al Baqarah:186). Di hakikat
Dialah Tuhan yang berkuasa yang tidak akan mengecewakan
hambaNya, jika hambaNya itu memasang kemahuan untuk
mentajdidkan dirinya dan menjana perubahan kepada
kehidupannya. (Surah:11:Hud:15). Oleh itu intai-intailah diri
sendiri agar diri jua tahu menterjemah kata: Bismillah ke dalam
landskap hidup seharian. Maka renung-renunglah.
Sementara itu.
Ada pun perangai dan sikap pendirian seseorang yang
tahu erti: Alhamdulillah dan tahu pula menterjemah makna:
Alhamdulillah itu bolehlah digambarkan kepada tiga (3) sifat
kediriannya, apabila dirinya berkata: Alhamdulillah:
Pertama: Bila dirinya berkata: Alhamdulillah. Maka
dengan sendirinya, tertumbuhlah pada hatinya satu ingatan
yang mendalam bahawa apa yang dirasainya pada hari itu
adalah suatu yang tidak terdaya baginya untuk
menzahirkannya atau diadakan bagi dirinya. (Surah:53: An

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


228 Malam Muka Satu

Najm:24). kecuali ianya dizahirkan oleh kuasa agung


Tuhannya. (Surah:81: At Takwiir:29). Lalu tertimbullah
perasaan rendah diri serta terbayang kekurangan dirinya.
(Surah:49: Al Hujurat:8). Lantas dipanjatkannya dengan lafaz:
Alhamdulillah. Di wajah terzahirnya simbol kesyukurannya
kepada Tuhannya. (Surah:29: Al Ankabuut:63) seperti mana
yang ditunjukkan oleh Nabi Sulaiman a.s (Surah:27: An
Naml:19).
Kedua: Bila dirinya berkata: Alhamdulillah. Maka
dengan sendirinya, tertumbuhlah pada hatinya perasaan dan
keyakinan bahawa jika dirinya terus bersikap tahu untuk
bersyukur dan tidak pernah diri lupa untuk bersyukur.
(Surah:29: Al Ankabuut:62). Maka sudah pasti dirinya akan
ditambahkan keberkatan dan nikmat rezeki yang berlimpah
ruah. (Surah:14: Ibrahim:7). serta dipermudahkan Allah akan
dirinya dalam segala urusan. (Surah:65: At Thalaaq:4).
Ketiga: Bila dirinya berkata: Alhamdulillah. Maka
dengan sendirinya, tertumbuhlah pada hatinya di ketika awal
dirinya berkata: Bismillah (Dengan nama Allah), satu
kesedaran bahawa dirinya tidak akan sekali-kali akan berkata:
Alhamdulillah di suasana hati sedih bermuka masam di saat
dirinya gagal dalam satu-satu pekerjaan. Ini bermakna bila
galakan berkata: Alhamdulillah disematkan pada jiwa
seseorang. Maka maknanya diri tiada pilihan lain kecuali
melakukan satu-satu kerja itu dengan baik lagi bersungguh-
sungguh dengan natijah kejayaan kena dimiliki sepenuhnya. Di
suasana dirinya dapat memahami bahawa kalimah:
Alhamdulillah yang dikatakan: Alhamdulillah itu adalah kalimah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 229

kejayaan dan simbol kepada isyarat kejayaan. Di hakikat diri


kena berjaya dan terus berjaya. Renung-renunglah. Wallahu
alam.

Soalan:Secara yang lebih ringkas. Apakah bentuk rupa


pegangan seseorang yang beriman kepada Allah dan
RasulNya apabila dirinya benar-benar faham dengan makna
dan erti Bismillah?
Jawab: Seseorang yang beriman lagi tahu erti dan
makna Bismillah akan mengarcakan pegangan diri dan
tubuhnya secara mutlak pada rupa ruhul maani: Qul inna
shalaatii wanusikii wamahyaaya wamamaati lillaahirabbil
alamiina. (Surah:6: Al Anaam:162). - Maka renung-
renunglah. Wallahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


230 Malam Muka Satu

PERINGKAT DI WAJAH KEENAM


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN TERSIRAT
(Malam Muka Satu)

Nota: Pemahaman Di sudut Tersiratnya Natijah Ayat.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Alaq: 1

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Iqra bismi rabbika allazii khalaq - (Bacalah
Dengan Nama Tuhan yang menjadikan Engkau Surah: 96: Al
Alaq:1) ?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari Konsep Iqra
hendaklah disuburkan di hati dan di jiwa masing-masing
sehingga terpancarnya empat (4) kekuatan pada diri di
kedudukan Tuhan bersama pada setiap masa.
Pertama: Zahirkan konsep Iqra pada diri dengan
melahirkan tabiat suka membaca, suka memerhati, suka
mengkaji dan suka buat penyelidikan di wajah suka
menambahkan ilmu di dalam usaha membentuk dan mencari
jalan untuk melahirkan rupa perubahan dan pembaharuan
(furqan) di dalam hidup seharian di hakikat terpecahnya ruyung

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 231

rahsia keilmuan dan rahsia khazanah alam yang dibekalkan


oleh Allah kepada manusia.
Di wajah terarcanya konsep Firman Allah Taala:

Waqul rabbizidnii ilmaa.


Dan katakanlah: Ya, Tuhanku, Tambahkanlah kepadaku
ilmu pengetahuan.
Surah:20:Taaha:114

Catitan : (Surah:20: Taaha:114)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
falsafah berilmu dan menambahkan ilmu. Di
hakikat makna: Zidnii ilmaa (tambahkanlah ilmu)
yang boleh memenuhi pada enam (6) sifatnya.
Satu: Menuju ke arah terhemburnya Ar Rahman
(di makna: Ar Rahman). Dua: Terpecahnya erti
membaca (di makna: Al Quran). Tiga: Terzahirnya
kemanusiaan (di sifat: Khalaqal insaan). Empat:
Terpancarnya erti nampak di wajah berkonsep dan
beridea (di sifat: allamahul bayaan) - (Surah:55:
Ar Rahman:1-4). Lima: Terzahirnya darjat dan
ketinggian taraf pemikiran dan Enam: Terzahir
rupa kurniaan Tuhan di peringkat: Yulqirruuhu
min amrihii alaa man yasyaau (Surah: 40: Al
mukmin:15). Di maksud mendefinasikan istilah:
Zidnii ilmaa. Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


232 Malam Muka Satu

Kedua: Zahirkan konsep Iqra pada diri dengan


melahirkan semangat sensitiviti untuk memerhati dan
menterjemahkan rahsia khazanah alam di sifat
mengaslihkannya di rupa setiap sesuatu yang dijadikan oleh
Allah s.w.t itu ada munafaat dan terwujudnya rupa furqan yang
tersembunyi padanya di suasana bagai terselindungnya sebiji
permata disebalik rupa rekahan seketul batu di hakikat
terlahirnya sikap dan keinginan pada diri seseorang
seumpama Firman Allah Taala:

Allaziina yazkuruunallaaha qiyaaman waquuudan wa


alaa junuubihim. Wayatafakkaruuna fii khalqis
samaawaati wal ardhi. Rabbanaa maa khalaqta haazaa
baatila.
Orang-orang mengingati Allah ketika berdiri, ketika
duduk dan ketika berbaring; Dan mereka memikirkan
pada kejadian langit dan bumi. Lalu berkata: Ya Tuhan
kami: Tidaklah sekali Engkau jadikannya (akan sesuatu
itu) sia-sia.
Surah:3: Ali Imran:191

Nota Contoh: (Surah: 3: Ali Imran:191)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 233

Kenyataan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran)


yang menerangkan kedudukan pada dua (2)
perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep istiqamah pada istilah
berzikir bagi mengarcakan perlakuan ingat
kepada Tuhan di setiap masa di tahap maqam
ruhul maani ayat: Surah:2: Al Baqarah:115 dan
di tahap maqam ruhul maani ayat: Surah:57: Al
Hadiid:4. Di suasana diri dan hati sentiasa
bersama dengan Allah.
Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan pengertian ruhul maani ayat:
Surah: 22: Al Hajji: 46, di rupa makna berfikir
dan makna ternampaknya rupa furqan yang
boleh mendatangkan munafaat kepadanya.
Lihat-lihatlah.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:3: Ali Imran:191).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu Teori Al Quran di bidang Ekonomi yang
berbunyi:
Satu-satu bangsa akan berjaya
menghasilkan punca ekonomi terbesar. Jika
bangsanya berupaya menzahirkan rupa
furqan dari sumber kejadian Tuhannya.
Bincang-bincanglah.

Di suasana Allah sendiri


mengambil sample sebagai contoh
bahan pemerhatian bagi
menggalakkan manusia agar
mengarcakan rupa konsep Iqra di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


234 Malam Muka Satu

hakikat makna maknawi firmanNya:

Innallaaha laa yastahyii an yadhriba mathalan maa


bauudhatan famaa fauqahaa. Fa ammallaziina
aamanuu fayalamuuna annahul haqqu mirrabbihim. Wa
ammallaziina kafaruu fayaquuluuna maazaa
araadallaahu bihaaza mathalaa. Yudhillubihii kathiiran
wayahdii bihii kathiiraa. Wamaa yudhillubihii illal
faasiqiin.
Sesungguhnya Allah tidak sekali-kali malu menjadikan
nyamuk, benda yang hina untuk dijadikan misalan
(sample bahan pemerhatian). Maka bagi orang yang
percaya. Mereka mengetahui bahawa yang demikian itu
suatu kebenaran (tersiratnya rahsia) daripada
Tuhannya. Sedangkan bagi orang ingkar berkata:
Apakah dimaksudkan Allah dengan misalan itu?. Maka
disesatkan Allah dengan misalan itu dan banyaklah pula
orang mendapat petunjuk dengannya. Sesungguhnya
Allah tidak menyesatkan dengannya kecuali orang-
orang fasik.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 235

Surah:2: Al Baqarah:26

Dhabit Istilah
Catitan: (Surah:2:Al Baqarah:26)
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 2: Al Baqarah: 26) Klasifikasi ayat Al Furqan (Punca rupa
pembaharuan):
Menerangkan isyarat rupa furqan
yang boleh dihasilkan oleh setiap Ayat ini secara terang mendedahkan
barang kejadian Tuhan semesta
kedudukan terwujudnya satu rupa barang yang
alam. Di mana rupa furqannya
bolehlah dibahagikan kepada lima (5) berupaya menzahirkan munafaat dan kemajuan
kategori:
kepada manusia. Satu rupa barang yang
Satu: Dikategorikan sebagai tersimpan atau terselindung disebalik rupa zahir
furqan yang dinamakan: Furqan
satu-satu kejadian Allah yang seharusnya
Foster Parent. Yakni furqan
seumpama kedudukan kuman diterokai oleh manusia di sifat mengaslihkannya
malaria di dalam nyamuk.
sehingga terzahirnya satu-satu rupa furqan
Dua: Dikategorikan sebagai
furqan yang dinamakan: Furqan (Relevant inventions) yang berupaya merubah
Self Delighting. Yakni furqan
taraf tamaddun kehidupan manusia. (Surah:38:
seumpama kedudukan papan di
dalam pokok hutan balak. Shaad:27). Fikir-fikirlah.
Tiga: Dikategorikan sebagai
furqan yang dinamakan: Furqan -
Synergatic Image. Yakni furqan Penerokaan Teori Al Quran.
seumpama campuran papan dan
(Surah:2: Al Baqarah:26).
paku membentuk sebuah almari.
Empat: Dikategorikan sebagai Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
furqan yang dinamakan: Furqan -
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
Extract Image. Yakni furqan
seumpama ingredient ubatan dari satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
extract compound dari sebatang
yang berbunyi:
pokok tumbuhan.
Lima: Dikategorikan sebagai Sebuta-buta ilmu itu adalah ilmu yang
furqan yang dinamakan: Furqan
gagal memperlihatkan kepada tuannya rupa
Reimage Structure. Yakni furqan
seumpama seketul batu ditukar furqan yang terwujud di dalam kejadian
wajahnya menjadi permata atau
Tuhannya. Dan sebebal-bebal orang berilmu
batang kayu ditukarkan menjadi
arang kayu api. itu di kala dirinya gagal menghasilkan
Demikianlah kelebihan ahli sains
furqan kepada kehidupannya.
dalam melihat wajah kebesaran
Tuhannya. Kaji-kajilah Bincang-bincanglah.

Ketiga: Zahirkan konsep Iqra pada diri dengan


melahirkan sikap membentuk diri sendiri di rupa: Ulul Albab
(Orang berfikiran terbuka dan berfikir secara terbuka) serta
terlahirnya pada diri sikap: Ulul Absar (Orang yang memiliki
pandangan dan buah fikiran yang bernas) dengan menolak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


236 Malam Muka Satu

sifat dan sikap berfikiran selapis yang gagal melihat barang


yang tersirat disebalik barang yang tersurat, di arca kesedaran
bahawasanya sebarang rupa Furqan. Yakni perubahan,
pembaharuan dan permodenan hanya akan terwujud di kala
terjumpa dan terzahirnya barang yang tersirat di hakikat
menjelmanya discovery and invention di erti disebalik balak
terdapatnya seberkas papan.
Berdasarkan konsep Firmannya:

Qadjaa akum bashaairu mirrabbikum. Faman abshaara


falinafsih. Waman amiya faalaihaa. Wamaa anaa
alaikum bihafiiz.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu barang yang
dapat dilihat (Amthal). Maka barang siapa melihat
(bermunafaatlah) bagi dirinya. Dan barang siapa buta
(tidak ternampak), Maka (sia-sialah) baginya. Dan Aku
(Tuhan) ke atas kamu tidak sekali-kali menyeliakannya
(Mendedahkan rupa furqan yang terlindung padanya).
Surah:6: Al An aam: 104

Catitan: (Surah:6:Al Anaam:104)


Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Menganjurkan prinsip istilah kalimah
ayat kepada lima (5) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 237

Dhabit Istilah Pertama: Ayat ini secara terang


Menerangkan Ruhul Maani menganjurkan prinsip istilah: Bashaairu
(Surah:6: Al Anaam:104)
mirrabbikum kepada manusia agar mengasuh
Menerangkan ruhul maani diri masing-masing menerima hakikat bahawa
ayat yang mengisyaratkan agar
manusia bertindak kepada tiga (3) pada setiap kejadian Tuhan terzahirnya rupa
perkara: furqan yang perlu diterjemahkan oleh manusia

Satu: Menggalak diri sendiri demi faedahnya. (Surah:31: Luqman:20).


agar membuka mata. Di hakikat Kedua: Ayat ini secara terang
setiap unsur kemajuan diri hanya
akan terhasil. Jika manusia itu menganjurkan prinsip istilah: Bashaairu
berilmu dan ilmunya pula pandai mirrabikum kepada manusia agar mengasuh
menterjemahkan sesuatu yang boleh
memajukan dirinya. diri masing-masing menyedari hakikat bahawa
Sebaliknya jika mata sebarang rupa furqan yang terwujud pada
dibutakan dengan ilmu juga
membutakan kebolehannya. Maka setiap kejadian Tuhan tidak akan bermunafaat,
jadilah pemilik ilmu itu terbuta dan jika manusia tidak mempercayainya atau
dibuta seumpama seorang jahil yang
tidak berilmu. Maka sesungguhnya bersikap sambil lewa terhadap kewujudannya.
ingatlah berilmu di suasana diri (Di maqam: Qulin zuruu maazaa
terbuta menemui furqan akan
membuat kejahilan tertumbuh pada fissamaawaati wal ardhi wamaa tughnil
diri yang dikatakan berilmu. aayaatu wannuzuru anqaumillaa yuminuun

Dua: Menerangkan isyarat - Surah:10: Yunus:101).


istilah: Wamaa anaalaikum bihafiiz Ketiga: Ayat ini secara jelas
(Di makna: Aku ke atas kamu tidak
sekali akan ambil peduli) dikaitkan menganjurkan prinsip istilah: Faman abshara
dengan isyarat istilah: Waman kepada manusia agar mengasuh diri masing-
amiaya faalaihaa (Di makna barang
siapa yang buta. Maka baginya), di masing memasang sikap sensitiviti terhadap
wajah satu amaran Tuhan agar kewujudan rupa furqan yang terwujud. Di
manusia berilmu tidak mewarisi
sikap dan kebolehan kera di makna menerokainya atau membongkar-selidik
belantara: terhadapnya dan mengenal pasti rupa
Di suasana diri hanya tahu
mengambil kesenangan dari punca furqannya serta mengambil faedah daripadanya
mudah dengan semangat hidup sehingga terzahirnya munafaat pada istilah:
secukup makan. Barang payah di
mata ditinggalkan. Otak dan fikiran Falinafsihi.
tidak perlu diguna. Akal dan ilmu Keempat: Ayat ini secara terang
tidak perlu dikembangkan. Asalkan
mulut boleh menguyah. Kaki boleh menganjurkan prinsip istilah: Waman amiya
melompat cukup. Maka almari dan
papan yang berada di batang pokok faalaihaa kepada manusia agar merangsang
belantara sendiri tidak perlu di diri berperasaan rugi kepada dirinya dan
fikirkan. (Surah:2: Al Baqarah:66).
kepada masyarakatnya. Jika rupa furqan yang
Kaji-kajilah. terwujud tidak diterokai dan dimunafaatkan
olehnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


238 Malam Muka Satu

Kelima: Ayat ini secara terang


menganjurkan prinsip istilah: Wamaa anaa

alaikum bihafiiz. kepada manusia agar

memaklumkan kepada diri sendiri bahawa Allah


Taala tidak akan mengambil hal terhadap nasib
seseorang. Jika dirinya tidak cuba mengubah
nasibnya (Surah:13: Ar Rad:11). Di hakikat
Allah Taala tidak akan menzahirkan furqan
yang bernama almari. Jika manusia tidak
menzahirkannya. Fikir-fikirlah.

Di hakikat terzahirnya kedudukan:

Qulin zuruu maazaa fissamaawaati wal ardhi. Wamaa


tughnil aayaatu wannuzuru an qaumillaa yuminuun.
Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di
bumi. Tetapi tidaklah bermunafaat keterangan (rupa
furqan yang terwujud) dan peringatan itu bagi orang-
orang yang tidak percaya (tidak beriman akan
kewujudan furqan pada setiap kejadianNya).
Surah:10:Yunus:101

Catitan: (Surah:10:Yunus:101)
Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan ingredient
pendidikan kepada tiga (3) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 239

Dhabit Istilah Pertama: Ayat ini secara jelas


Menerangkan Ruhul Maani menerangkan ingredient pendidikan bahawa
(Surah 10: Yunus:101)
kewujudan sesuatu kejadian Tuhan di langit dan
Menerangkan istilah: di bumi hendaklah diperhatikan oleh manusia.
Wamaa tughnil aayaatu (Di makna
tidak akan menjadi kaya dengan Maka istilah: Qulin zuruu maazaa
tanda-tanda yang diberi) dikaitkan fissamaawaati wal ardhi. adalah
dengan istilah: An qaumillaa
yuminuun (Di makna bagi orang yang peringatanNya. Di makna lihatlah, perhatilah,
tidak percaya).
kajilah dan selidikkanlah sehingga ianya
Di hakikat bahawasanya membuahkan munafaat dan faedah bagi
punca furqan atau natural resources
yang dibentangkan Tuhan tidak akan manusia itu sendiri. (Di maqam: Rabbanaa
membuahkan punca ekonomi yang maa khalaqta hazaa baatila Surah:3: Ali
boleh memperkayakan satu-satu
bangsa jika bangsa tersebut gagal Imran:191).
melihat kewujudan furqan pada satu- Kedua: Ayat ini secara jelas
satu kejadian Tuhannya di samping
pada masa yang sama dengan menerangkan ingredient pendidikan bahawa
menggunapakai kejituan ilmu yang manusia kenalah menerima hakikat furqan yang
ada di dada masing-masing
membuahkan rupa furqan yang boleh terwujud pada setiap kejadian tidak dapat
menatijahkan bangsa tersebut diperkayakan rupa munafaat dan faedahnya.
menjadi maju.
Jika manusia tidak bertindak
Oleh yang demikian soal menterjemahkannya.
mem-value added-kan natural
resources yang terwujud di dalam Di hakikat istilah: Wamaa tughnil
sesebuah negeri adalah menjadi aayaatu wannuzuru adalah satu seruan dan
tanggungjawab rakyat dan dorongan
pemimpinnya. Sesungguhnya peringatan Tuhan agar manusia
ketahuilah kayanya sesebuah negara memperkayakan furqan yang terwujud. Di
dengan sumber alam semula jadi
tanpa langkah mem-value added-kan kedudukan bagai kewujudan papan dan almari
sumber yang ada akan meletakkan tidak akan diwujudkan oleh Tuhan. Jika
bangsa dan sesebuah negara tetap
menjadi mundur seumpama belantara manusia sendiri tidak mewujudkannya. (Di
dengan warganya. maqam: Qadjaa akum bashaairu

Lanjutan daripada itu adalah mirrabbikum. Fa man abshara falinafsihi.


menjadi tanggungjawab pada Waman amiya faalaiha. Wamaa ana
cendekiawan dan para saintis bangsa
berkenaan mencari jalan dan alaikum bihafiiz Surah:6: Al Anaam:104).
mengambil langkah menterjemahkan Ketiga: Ayat ini secara jelas
sumber-sumber yang ada agar furqan
daripadanya terhasil dengan menerangkan ingredient pendidikan tentang
meruangkan negara memiliki sumber terwujudnya sikap manusia tidak mempercayai
ekonomi yang kukuh. Di samping
terhasilnya rupa furqan yang boleh terwujudnya rupa furqan pada satu-satu
membawa rakyatnya menjadi maju, kejadian Tuhannya. Di mana istilah: An
makmur dan sejahtera. Kaji-kajilah
qaumillaa yuminuun (Bagi kaum yang tidak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


240 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah percaya) di konteks ini bolehlah dilihat pada tiga


Menerangkan Ruhul Maani (3) kedudukan:
(Surah:10:Yunus:101)
Satu: Istilah: An qaumillaa
Menerangkan ruhul maani yuminuun boleh terwujud di rupa sikap
isyarat istilah: Qulinzuruu maa zaa
fissamaawati wal ardhi (Di makna manusia yang benar-benar tidak mempercayai
perhatilah apa yang ada di langit dan kewujudan rupa furqan pada kejadian
di bumi). Di maksud Tuhan
menerangkan secara jelas akan erti Tuhannya. (Surah:2: Al Baqarah:26).
istilah: Qadjaa akum bashaairu Dua: Istilah: An Qaumillaa
mirrabbikum (Sesungguhnya telah
datang kepada kamu bashaair dari yuminuun boleh terwujud di rupa sikap
Tuhan kamu Surah:6: Al manusia yang tidak ambil kisah terhadap
Anaam:104).
Di mana kedua-dua istilah di kewujudan rupa furqan yang terwujud. Di
atas memperingatkan manusia agar suasana akal tidak tertumbuh pada fikirannya
tidak melupai akan hakikat bahawa
punca kekayaan (perhiasan alam) atau di suasana terbuta mata hatinya untuk
tidak akan berguna dan tidak boleh melihat kewujudan satu-satu furqan. (Di
memperkayakan ekonomi diri,
keluarga, masyarakat dan negeri. Jika maqam: Afalam yasiiruu fil ardhi fataquuna
sumber yang terwujud di sekeliling lahum Quluubun yaqiluunabihaa - Surah:22:
kehidupan harian gagal diterjemahkan
menjadi furqan yang dapat Al Hajji:46).
dimunafaatkan. Tiga: Istilah: An Qaumilaa
Justeru itu sikap kreatif dan
inovatif hendaklah dibentuk pada diri. yuminuun boleh terwujud di rupa kalangan
Di samping itu sikap menerokai suatu cerdik pandai yang enggan mengguna pakai
yang baru hendaklah disuburkan.
Lantaran diri kena menerima hakikat kebolehan dan kepakarannya bagi
bahawa tanpa barang yang baru. membolehkan terlahirnya satu-satu rupa furqan
Pengaslihan tidak akan berlaku dan
diri serta negeri tidak akan maju. Kaji- dizahirkan dari satu-satu kejadian Tuhannya.
kajilah. Fikir-fikirlah.

Keempat: Zahirkan konsep Iqra pada diri, dengan


melahirkan sikap suka menulis, suka mengabadikan ilmu dan
akliah keilmuan di dalam bentuk penulisan di atas kesedaran
bahawa ilmu yang tertumbuh di dada hendaklah diabadi dan
diperturunkan kepada anak cucu dan generasi yang akan
datang. Bagai bijaknya Tuhan semesta alam mengarcakan
khazanah Al Quran di rupa penulisan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 241

Wakitaabim mastuur. Fii rakqim mansyuur.


Demi kitab tersusunnya penulisan. Pada halaman yang
tersebar.
Surah:52: At-Thur:2-3

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah:52:Ath Thur:2-3)


(Surah:52:At-Thur:2-3).
Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
Mendesignkan satu teori Al idea):
Quran (The Theory of Noble Quran)
Ayat ini secara jelas menerangkan
di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi: konsep susunan penulisan Al Quran. Di mana
ayat-ayat Al Quran yang diwahyu oleh Allah
Satu penulisan yang baik bukan Taala dan diterima oleh Junjungan Muhammad
sahaja dinilai pada mutu isi
s.a.w disusun sebegitu rapi oleh para Penulis
penulisannya. Tetapi pada
susunan penulisan dan halaman Wahyu di zamannya sehingga ianya diiktiraf
muka suratnya.
oleh Allah Taala. Demikianlah Al Quran itu
ditulis dan disusun. (Di maqam: Haazaa
Bincang-bincanglah.
kitaabunaa yantiqu alaikum bilhaqqi Innaa
Di hakikat kecamukan akan berlaku.
Jika susunan dan muka suratnya kunnaa nastansikhuu maa kuntum
tidak teratur.
tamaluun - Surah:45: Al Jaatsiyah:29). Fikir-
fikirlah di hakikat di antara satu ayat dengan
ayat yang lain ada kaitan makna dan kezahiran
furqan.

Bagi memudahkan manusia mengarcakan ilmu


pengetahuan sebagaimana Allah mempermudahkan Al Quran
kepada manusia di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


242 Malam Muka Satu

Walaqad yassarnal quraana lizzikri. Fahal min


muddakkir.
Sesungguhnya Kami permudahkan Al Quran itu untuk
pengajaran. Apakah manusia mengambil pengajaran
daripadanya.
Surah:54: Al Qamar:32

Dhabit Istilah.
Catitan: (Surah:54: Al Qamar:32)
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:54: Al Qamar:32) Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Menerangkan Ruhul Maani
ayat kepada satu kenyataan bahawa Ayat ini secara jelas menerangkan
Al Quran adalah sebuah kitab yang
konsep bahawa Al Quran diarcakan oleh Allah
mudah difahami. Justeru pengertian
ayat-ayatnya diterangkan oleh ayat- Taala di rupa sebuah kitab untuk
ayatnya sendiri. Di suasana ringkas,
dimudahkanNya sebagai punca pengajaran
padat dan tepat. Di makna Al Quran
mentafsirkan Al Quran (Surah:41: kepada manusia seluruhnya. (Di maqam: Maa
Fussilat:1).
anzalnaa alaikal quraana litasyqaa -
Satu konsep bagi menarik
minat manusia mendalaminya. Satu Surah:20: Taaha:2). Di hakikat darinya akan
konsep bagi membolehkan manusia
terzahir petunjuk dan rahmat.
menggali rahsia isi kandungnya.
Satu konsep penulisan yang Namun begitu kenapa kebanyakan
berwajah prosa dan puisi yang boleh
manusia tidak mahu mengkaji dan mengambil
ditafsirkan secara luas bagai luasnya
ilmu Al Quran di rupa lautan ilmu dan munafaat daripadanya dengan merelakan diri
hikmat yang tidak akan kehabisan.
bagai terkunci hati untuk berbuat demikian. (Di
Namun ingatlah pasti ternafi
furqan rimba pada kera dan pasti maqam: Afalaa yatadabbaruunal quraana am
akan sempit lautan pada si buta. Di
alaa quluubin aqfaaluhaa - Surah:47:
hakikat sebuta-buta manusia itu
apabila ilmunya dan hatinya buta. Muhammad:24). Fikir-fikirlah.
Kaji-kajilah.

Di kedudukan bahawa konsep Iqra dan penulisan tidak


boleh sekali-kali dipisahkan di wajah terhemburnya erti
Kaji-kajilah
persinambungan ilmu dan akliah keilmuan. Bagai tegaknya
lagu dan irama di hakikat ilmu dan pena:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 243

Iqra Warabbukal akramu. Allazii allama bil Qalam.


Bacalah dan Tuhan kamu amat pemurah. Dialah yang
mengajar (menulis) dengan pena.
Surah:96:Al Alaq:3-4

Catitan: (Surah:96:Al Alaq:3-4)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep
dan idea). Ayat ini menerangkan konsep
kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep galakan membaca di
rupa langkah yang berupaya menambahkan
ilmu pengetahuan.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep galakan membaca. Di
hakikat bila membaca. Ilham dan petunjuk
akan tertumbuh pada akal seseorang
manusia. Di makna Allah Taala akan
mengilhamkan kepada manusia tersebut
kefahaman dari pembacaannya. Disamping di
masa yang sama akan ditumbuhkan jua
penambahan kefahaman hasil terilhamnya
idea penterjemahan dari butiran bacaan yang
di baca.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep pena dan penulisan. Di
mana manusia digalakkan menulis ilmu yang
ada di dada masing-masing. Di hakikat jika
ilmu banyak diperolehi dari pena. Maka
penalah jua dapat menyimpan dan menyebar
khazanah ilmu yang ada (Di maqam: Innaa
kunnaa nastansikhu maa kuntum
tamaluun - Surah:45: Al Jaartsiyah:29), agar
terzahirnya kesinambungan ilmu serta
memberi faedah kepada generasi mendatang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


244 Malam Muka Satu

adanya. Fikir-fikirlah di kedudukan ilmu dan


buah fikiran manusia banyak tersimpan dalam
bacaan.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Fatihah: 1

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim - (Dengan
Nama Allah, Yang Amat Pemurah lagi Maha Penyayang - Al
Fatihah:1) ?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Empat (4) perkara
perlu dipertegakkan di kala diri membaca: Bismillaahir
Rahmaanir Rahiim.
Pertama: Zahirkan keyakinan pada diri. Bahawasanya
terwujudnya Tuhan yang sentiasa tetap bersama dengan diri.
Di mana-mana saja diri berada. Di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 245

Fa ainama tuwalluu fathamma wajhullaah.


Di mana kamu berhadap. Maka di situlah wajah Allah.
Surah:2:Al Baqarah:115

Catitan: (Surah:2:Al Baqarah:115)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep yang
menjuruskan kepada empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bagaimanakah caranya
bagi seseorang itu boleh merasai bahawa
Tuhannya teramat hampir dengannya. Di
hakikat mudah baginya untuk mendapat
pertolongan dari Tuhannya. Jika satu-satu
pertolongan diminta (Surah:2: Al Baqarah:186).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bagaimanakah cara
seseorang itu untuk menghampirkan diri dengan
Tuhannya. Di hakikat diri dan hati akan terasa
sentiasa hampir dan rapat dengan Tuhan
apabila hatinya berjaya memahami konsep: Di
mana kamu berhadap. Maka di situlah wajah
Allah. Di suasana terlahirnya pada hati sendiri
terasa rapat dengan TuhanNya (Surah:50:
Qaaf:16).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep: Zikir Khafi (mengingati
Allah secara tersembunyi). Di mana diri dan hati
memasang ingatan kepada Tuhan secara
ingatan tersembunyi (Di maqam: Wazkur
rabbaka fii nafsika tadharruan wakhiifah -
Surah:7: Al Araaf:205) dengan hati menyebut
nama Tuhan di kala matanya terlihat kebesaran
Tuhan di dalam suasana syahdu. Disebalik
perasaan cinta yang teramat mendalam.
(Surah:3: Ali Imran:191).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


246 Malam Muka Satu

Keempat: Ayat ini secara jelas


menerangkan konsep: Di mana kamu
berhadap. Maka di situlah wajah Allah. Dengan
membawa maksud agar diri bertanya kepada
diri sendiri: Apakah konsep ini pernah
diamalkan oleh diri seharian. Di natijah bagi
memboleh diri mengarca konsep: Zikir khafi
(konsep ingat kepada Tuhan secara
tersembunyi) di maqam: Allaziina yazkuruu
nallaaha qiyaaman waqu uudan wa alaa
junuubihim. Disamping di masa yang sama
terarca dan tertegak di fikiran konsep:
Wayatafakkaruuna fii khalqis samaa
waatiwal ardh. Rabbanaa maa khalaqta
haazaa baatilaa. (Surah:3: Ali Imram:191).
Fikir-fikirlah.

Pada kenyataan terzahirnya kejituan keyakinan di maqam:

Wahuwa ma akum ainamaa kuntum.


Sesungguhnya Dia (Allah) bersama dengan kamu. Di
mana kamu berada.
Surah:57: Al Hadiid:4
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:57: Al Hadid:4)
Menerangkan isyarat ruhul Catitan: (Surah:57: Al Hadiid:4)
maani ayat bagi menyatakan konsep Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
pendirian diri di kala bertuhan. Satu
konsep jiwa bertuhan. Satu konsep idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
diri bertuhan. Satu konsep perasaan tiga (3) perkara:
bertuhan. Satu konsep keyakinan
bertuhan. Satu konsep bersatunya Pertama: Ayat ini secara jelas
ingatan. Bersatu penglihatan. menerangkan konsep berjiwa berani. Di hakikat
Bersatunya harapan dan bersatunya
keabdian hamba terhadap Tuhan. terhindarnya perasaan lemah. Apabila diri dapat
Demikianlah Tuhan dan hamba tiada merasai yang Tuhan itu sentiasa disamping diri
berpisah, meskipun di mana
hambaNya berada. Kaji-kajilah di mana diri berada. (Surah:2: Al Baqarah:186).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 247

Di suasana tertumbuhnya pada hati sendiri


konsep: Cukuplah Allah sebagai wakil dan
cukuplah Allah sebagai penolong. (Di maqam:
Wakafaa billaahi waliyyan wakafaa billaahi
nashiiraa - Surah:4: An Nisaak:45).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep takut dan segan terhadap
Tuhan yang berupaya melembutkan hati
manusia, apabila seseorang manusia tahu yang
Tuhannya teramat hampir dengannya (Di
maqam: Maa yakuunu minnajwaa thalathatin
illaa huwa raabiuhum. Walaa khamsatin illaa
huwa saadisuhum - Surah:58: Al Mujaadalah:7).
Di hakikat kesedaran dan keinsafan akan timbul
di kala diri dan hatinya dapat merasai keadaan
sedemikian. (Surah:79: An Naaziaat:40). Inilah
satu petua orang-orang alim dahulu yang
sepatutnya dicontohi.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep: Wahuwa maakum
ainamaa kuntum (Sesungguhnya Dia (Allah)
bersama dengan kamu. Di mana kamu berada).
Di maksud agar diri bertanya kepada diri sendiri.
Apakah konsep ini telah diamalkan oleh diri
selama ini. Dan apakah di dalam hidup seharian
diri terasa dengan keadaan seperti ini?. Maka
tanya diri sendiri. Mudah-mudahan diri mengerti
akan hakikatnya. Justeru itu anak cucu, fikir-
fikirlah di hakikat tiada orang lain yang akan
mengasuh diri kecuali diri sendiri.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:57:Al Hadid:4).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Sains Kerohanian
yang berbunyi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


248 Malam Muka Satu

Seseorang manusia akan teguh bersama


Tuhannya. Jika dirinya mengenal konsep
Tuhan tetap bersamanya di mana dirinya
berada.
Bincang-bincanglah.

Di hakikat tertegaknya di hati dan di fikiran. Bahawa


Allah yang bersifat Ar Rahman dan Ar Rahiim akan menolong
dan mempermudahkan diri dalam segala urusan seharian
(Surah:17: Al Israak:80) dengan menumbuhkan ketenangan
dan kegembiraan (Surah:3: Ali Imran:126). di kenyataan
terzahirnya rupa rahmat, rezeki dan nikmat dalam keadaan
sejahtera dan diredhai pada setiap masa.
Kedua: Zahirkan pada diri sendiri. Satu pendirian diri
(self-believing). Di hakikat diri mahu kepada Tuhan dan
berkehendak kepada Tuhan pada setiap masa dengan
memasang perasaan ingin merapatkan diri denganNya di
hakikat:

Wanahnu akrabu ilaihi min hablil warid.


Sesungguhnya Kami lebih hampir kepadanya dari urat
semereh (urat lehernya):

Surah:50: Qaaf:16

Catitan: (Surah:50: Qaaf:16)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 249

Dhabit Istilah: Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan


Menerangkan Ruhul Maani idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
(Surah:50: Qaaf:16)
tiga (3) perkara:
Menerangkan isyarat istilah Pertama: Ayat ini secara jelas
pada dua (2) perkara:
menerangkan konsep bagi memantapkan
Satu: Menerangkan isyarat keyakinan manusia bahawa Allah Taala itu
istilah: Aqrabu ilaihi min hablil wariid
pada kenyataan bahawa banyaknya sentiasa hampir dengan manusia. (Di maqam:
manusia bertuhan tidak terasa yang Wahuwa maakum ainamaa kuntum -
Tuhannya teramat hampir
dengannya. Di suasana beriman Surah:57: Al Hadiid:4).
dirinya tanpa perasaan. Beriman Kedua: Ayat ini secara jelas
tanpa pegangan. Beriman di wajah
kosong tanpa haluan serta terjahil menerangkan konsep bagi memantapkan
dirinya dengan erti bertuhan. Maka keyakinan manusia bahawa pertolongan Allah
demikianlah hampanya iman tanpa
mengenali Tuhan. Taala itu tetap dekat padanya. Lantaran Tuhan
yang bersifat Maha Penolong berada di sisinya.
Dua: Menerangkan isyarat
ruhul maani istilah: Aqrabu ilaihi min (Di maqam: Wa izaa saalaka ibaadii annii fa
hablil wariid pada isyarat yang innii qariib - Surah:2: Al Baqarah: 186).
menerangkan bahawa terwujudnya
manusia yang bertuhan di suasana Ketiga: Ayat ini secara jelas
hatinya terasa jauh dengan menerangkan konsep bagi memantapkan
Tuhannya dan terasa Tuhannya jua
jauh dengan dirinya. keyakinan manusia bahawa, jika mereka mahu
melakukan satu-satu pekerjaan jahat dan
Lantaran itulah tidak pelik.
jika terdapat manusia berdoa kepada kejahatan. Maka ingatlah Allah teramat dekat
Tuhannya dengan matanya terbeliak dengan mereka yang ingkar. (Di maqam:
ke atas dengan jiwa terasa Tuhan
jauh ada di atasnya. Wallaahu muhiitum bilkaafiriin - Surah:2: Al
Baqarah:19). Fikir-fikirlah dan bertanyalah
Sesungguhnya ingatlah
anak cucu, segala-gala perlakuan kepada diri sendiri.
seumpama ini berlaku akibat jahilnya
diri dalam mengenal Tuhan serta
terlalainya diri terhadap konsep Penerokaan Teori Al Quran.
Tuhan itu teramat hampir dengan (Surah:50:Qaaf:16).
diri. (Surah:2: Al Baqarah:186).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
Oleh itu bertuhanlah of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
dengan diri beriman yang
diperteguhkan oleh tauhid serta satu teori Al Quran di bidang Sains Kerohanian
dipaksikan dengan makrifat. Dan yang berbunyi:
ingatlah kepada Tuhan (Di maqam:
Fazkuruunii azkurukum Surah:2: Al Asuhan terhadap diri sendiri mengenal
Baqarah:152). Di wajah ingatan tulen konsep bahawa Tuhan itu teramat hampir
sejati.
dengan diri pasti meruangkan diri merasai
Kaji-kajilah. nikmat ketuhanan dan bertuhan.
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


250 Malam Muka Satu

Di hakikat bukan mata Allah saja yang melihat diri tetapi


diri sendiri jua kenalah memasang niat kepadaNya di suasana
akan terzahirnya perimbangan ingatan dan kepentingan di
hakikat:

Yaa ayyuhallaziina aamanuu. In tansurullaaha


yansurkum Wayuthabbit aqdaamakum.
Wahai orang-orang yang beriman. Jika kamu menolong
Allah. Nescaya Dia akan menolong kamu dan
menegakkan pendirian kamu.
Surah:47: Muhammad:7

Catitan: (Surah:47: Muhammad:7)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca
konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menumbuhkan
konsep di mana banyak lagi kerja yang harus
disempurnakan oleh manusia dalam
memajukan diri sendiri dan mengaslihkan
muka bumi. Di hakikat Allah tidak akan
menzahir sebiji permata dari seketul batu. Jika
manusia sendiri tidak melakukannya.
Di makna menolong Allah menjayakan
wawasanNya di sudut menterjemah istilah:
Menolong Allah dengan yang Ghaib (rupa
furqan yang tersembunyi) seperti yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 251

Dhabit Istilah. digambarkannya oleh ruhul maani ayat:


Menerangkan Ruhul Maani (Surah:57: Al Hadiid:25) terutama pada kalimah
(Surah:47: Muhammad:7)
ayat: Waliyalamallaahu man yanshuruhu wa
Menerangkan ruhul maani rasuuluhuu bilghaib - (Dan supaya Allah
tentang erti konsep: Menolong Allah.
Maka untuk memahami konsep ini, mengetahui siapa yang menolongnya dan rasul-
silah anak cucu rujuk: rasulNya dengan yang ghaib) selari dengan
(i): Peta Minda di muka hasrat awalNya untuk menzahirkan manusia
surat:250 (sebelah). Dan
sebagai pengaslih muka bumi di wajah
(ii): Sila rujuk catitan di muka bertanggung jawab sebagai khalifahNya. Maka
surat:399 -402) justeru itu fikir-fikirlah ke arahnya. Demi faedah
Kaji-kajilah. manusia sendiri. Di suasana Allah tetap berbuat
baik kepada hambaNya (Surah:6: An Nahl:30).

Ketiga: Zahirkan pada diri. Bahawa pada setiap perkara


yang dibuat. Hendaklah dibuat di atas Nama Allah, Tuhan
sekalian alam pada setiap ketika dan setiap masa di sepanjang
kehidupan sehari-hari, di hakikat seruanNya:

Fasabbih bismi rabbikal aziim.


Maka sebutkanlah nama Tuhan mu yang Maha agung.
Surah:56: Al Waaqiah:96

Catitan: (Surah:56: Al Waaqiah:96)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas mendefinasikan
makna zikir dan berzikir. Di hakikat menyebut
nama Tuhan di lidah, di hati dan di ingatan
dengan tiga (3) maksud:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


252 Malam Muka Satu

Lagu Puisi Pertama: Sebut nama Tuhan sebagai


(Surah 56: Al Waaqiah:96)
tanda bersyukur. Dengan kata: Alhamdulillah
Tajuk : Allah ku cinta (Di maqam: Qulil hamdulillaah - Surah:29: Al
Irama: Nasyid Balada
Lirik : Halo-N Ankabuut: 63).
Kedua: Sebut nama Tuhan untuk
Maha Suci Engkau
Tuhan... menyucikan hati. (Di maqam: Alaa bizikrillaahi
Lidah Menyebut tatmainnul quluub - Surah:13: Ar Rad:28)
Pagi dan Petang
sekurang-kurang di tahap maqam nafsu
Tersemat di hati Mutmainnah.
Terpandang di jiwa
Berpadu kasih Ketiga: Sebut nama Tuhan dengan
Sayang dan cinta harapan Tuhan jua akan mengingati diri (Di
Ku asuh hati maqam: Fazkuruuni azkurukum - Surah:2: Al
Ku asuh jiwa Baqarah:152) serta menghulurkan rahmat dan
Allah
Engkau ku cinta pertolonganNya. Justeru itu fikir-fikirlah kerana
sesungguhnya zikir dan berzikir itu adalah
Tersemat di hati
Terpandang di jiwa sabun penyuci hati.
Berpadu kasih
Sayang dan cinta
-Chorus

Pada rupa kenyataan janjiNya:

Fazkuruunii azkurkum wasykuruuli walaa takfuruun.


Maka ingatlah kamu kepada Ku. Nescaya Aku ingat
kepada kamu dan bersyukurlah kepada Ku. Dan
janganlah Kamu menyangkal (nikmat Ku).
Surah:2: Al Baqarah:152
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani. Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:152)
(Surah:2: Al Baqarah:152).
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani idea). Ayat ini secara jelas menerangkan

Sebelah. konsep hubungan di sudut ingatan. Di mana


ianya dapat dilihat pada tiga (3) sudut:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 253

Pertama: Di sudut ingatan Tuhan


Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani terhadap hambanya. Kedua: Di sudut ingatan
(Surah:2: Al Baqarah:152) hamba terhadap Tuhannya. Ketiga: Di sudut
... Sambungan.
timbal balas kasih sayang dan munafaat hasil
Tentang pentingnya konsep ini dari keintiman hubungan.
diamalkan oleh manusia. Satu
konsep yang akan mempermudahkan Di hakikat bahawa barang siapa yang
manusia dalam menyelesai sebarang mengingati Tuhannya. Maka Tuhannya akan
permasalahan yang dihadapinya
apabila Tuhan menyatakan rupa mengingatinya. Di suasana ditambahkanNya
ingatanNya kepada seseorang
rezeki seperti yang diisyaratkanNya pada
hamba yang sentiasa ingat
kepadaNya. Kaji-kajilah. kalimah: Wasykuruuli. (Bersyukurlah kepada
Ku) dengan tidak mengkufuri NikmatNya.
Justeru itu fikir-fikirlah. (Surah:14: Ibrahim:7).

Keempat: Zahirkan pada diri: Bahawa di setiap


pekerjaan dimulakan dengan kata: Bismillaahir Rahmaanir
Rahiim. Di hakikat terwujud dan terzahirnya pendirian di wajah
doa orang dulu-dulu: Bismillaahi laa takhaf walaa tahzan
innallaaha maanaa. Wallaahu aziizun zuntiqaam - Di erti
maknawi: (Dengan nama Allah). Bisikkan kepada diri sendiri.
(Aku tidak takut - Aku tidak bimbang) kerana aku tahu! (Allah,
Tuhan aku. Bersama dengan aku) dan bisikkan sekali lagi
kepada diri sendiri. (Sesungguhnya Allah, Tuhan aku Maha
Agung lagi Maha Perkasa) - Doa orang-orang tua dulu.
Maka dengan pegangan itu akan tertumbuhlah di hati
dan perasaan sendiri. Merasai diri sering diiring Sering
diteman. Diri tidak sekali-kali keseorangan (Surah:58: Al
Mujaadalah:7). Malah diri sentiasa terasa bersama dengan
Yang Gagah dan Yang Kuat (Surah:4:An Nisaak:45) di
suasana ternafinya perasaan takut dan bimbang dalam
melakukan sesuatu urusan di arca terwajahnya rupa Firman
Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


254 Malam Muka Satu

Walaa tahinuu walatahzanuu wa antumul alauna


inkuntum mukminiin.
Dan janganlah kamu sedih dan janganlah kamu
bimbang, Sedangkan kamu itu orang yang tinggi. Jika
kamu di kalangan orang yang beriman.
Surah:3:Ali Imran:139
Synergetic Miracle Magnetic
(Surah:3: Ali Imran:139)
Catitan: (Surah:3: Ali Imran:139)
Petua Orang Tua:
Mengelak kejahatan musuh dengan Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
kesaktian Al Quran.
falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
Kaedah: prinsip yang dapat diterjemahkan kepada dua
Baca gabungan ayat di bawah:
(2) perkara.:
Pertama: Menanamkan sikap dan
keyakinan tertumbuhnya perasaan di hati terasa
bahawa diri adalah manusia yang tinggi lagi
mulia terutama apabila diri menjadi Islam dan
berjaya pula meletak diri sebagai seorang
mukmin. (Di maqam: Waman ahsanu qaulam

mimman daaa ilallaahi wa amila shaalihan
Waqaala innanii minal muslimiin - Surah:41:
Al Fussilat:33).
Kedua: Menanam perasaan tidak takut
Cara amalan:
dan tidak bimbang apabila diri menjadi seorang
Diamal dan dibaca ketika
berhadapan dengan penjahat atau Islam yang mukmin. Lantaran Tuhan dan
pengkhianat. Bacalah ianya sekali
pertolongan Tuhan sentiasa di sisi. Di suasana
dengan mengulangi kalimah:
Innallaaha baalighu amrih (3x) diri sentiasa diiringi oleh Yang Maha Perkasa
dalam senafas. Lalu tunjuk atau
lagi Maha Pengasihani. (Di maqam: Innaa
tumbuklah angin dengan niat tuju
ke arahnya. lananshuru rusulanaa wallaziina aamanuu fil
hayaatid dunyaa wayauma yaquumul
Hikmah:
Musuh akan berhenti atau asyhaad - Surah:40: Al Mukmin:51). Justeru itu
terpelanting. Tidak melawan.
fikir-fikirlah, di hakikat Islam tanpa mukmin akan
Amalkanlah. Direstui baiah. meletakkan seseorang hilang kepercayaan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 255

kepada kemuliaan dirinya di sisi masyarakat


dan Ilahi.

Di kenyataan makna hakiki, bahawa jika diri lemah atau


tidak terdaya setelah kejituan usaha ditunjukkan. Maka sifat
Maha Pemurah Tuhan akan terzahir dengan tersendiri di
hakikat:

Wamaa ramaitaa izramaitaa walaakinnallaaha ramaa.


Tidaklah engkau melakukannya (memanah) ketika
engkau melakukannya (memanah) Tetapi Allah lah
sendiri yang melakukannya.
Surah:8:Al Anfaal:17

Dhabit istilah. Catitan: (Surah:8: Al Anfaal:17)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:8: Al Anfaal:17).
idea):
Menerangkan isyarat Ayat ini secara terang
ruhul maani tentang rupa
termakbulnya doa seseorang memperjelaskan konsep terwujudnya suasana
hamba yang rapat dengan datangnya pertolongan Tuhan secara serta
Tuhannya apabila Tuhannya
mentajallikan sifat kuasa merta di kala terjadinya sesuatu yang tidak
keagunganNya di rupa sifat majazi terdaya dibuat oleh seseorang manusia. (Di
hakiki kepada hambaNya. Bagai
ibarat tertajallinya sifat tajam maqam: Innamaa amruhuu izaa araada
sebatang Besi kepada sebilah syaian an yaquulalahu kun fayakuun -
Parang. Di suasana Parang
menerimanya di rupa sifat Surah:36: Yasin:80-83). Sesungguhnya
keagungan majazi yang hakiki kedudukan seumpama ini sering terjadi apabila
adanya.
Maka untuk pemahaman hati seseorang itu sentiasa bersama dengan
yang lebih lanjut. Sila anak cucu Tuhannya (Di maqam: Fazkuruunii azkurkum -
bincangkan hal ini dengan para
mursyid tasauf. Kaji-kajilah. Surah:2: Al Baqarah:152). Di hakikat rapat
dengan Tuhannya. Fikir-fikirlah dikedudukan

Al Fathun Nawa Jilid 1


Kaji-kajilah
Dr. Halo-N
256 Malam Muka Satu

yang Tuhan itu tetap bersama diri di mana diri


berada (Surah:57: Al Hadid:4)

Di arca terwajahnya Isim fael perlakuanNya di maqam


Baalighu amrih:

Innallaaha baalighu amrih.


Sesungguhnya Allah sendiri pada urusan pekerjaannya.
Surah:65: At Thalaaq:3

Dhabit istilah. Catitan: (Surah:65: At Thalaaq:3)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:65: At Thalaaq:3)
idea):
Menerangkan isyarat ruhul
maani istilah: Innallaaha baalighu Ayat ini menerangkan konsep
amrih pada menyatakan kedudukan terwujudnya keadaan yang Allah sendiri dengan
terzahirnya pertolongan Allah di
tahap tertajalliinya sifat keagungan qudrat dan iradatNya menghulur
ketuhananNya yang bersifat pertolonganNya secara langsung kepada
penolong kepada hambaNya bagi
membolehkan hambaNya itu berjaya hambaNya di suasana ianya berlaku di luar dari
di dalam urusan dan pekerjaannya. garis-garis adat. Malah terkeluar dari
Di ibarat bagai menjelmanya
pertolongan besi dengan keupayaan fikiran seseorang untuk
ketajamannya pada urusan sebilah menerimanya. (Di maqam: Innamaa amruhuu
parang dengan ternyatanya kesan
izaa araada syaian an yaquula lahuu kun
keratan dan tumbangnya sebatang
pokok kerana ketajaman besi yang fayakuun - Surah:36: Yaasin:82). Maka
menjelma pada diri parang di wajah
sifat majazi besi yang hakiki. demikianlah berkuasanya Tuhan semesta alam
terhadap hambaNya.
Maka untuk keterangan
lebih lanjut. Silalah anak cucu Fikir-fikirlah di hakikat jika manusia
rujukkan hal ini kepada para mursyid mengingati Tuhannya. Tuhannya jua tidak akan
tasauf adanya. Kaji-kajilah.
melupainya. (Surah:93: Ad Dhuha:3).

Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 257

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Fatihah: 2

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Alhamdulillaahi Rabbil alamiin - (Segala puji bagi
Allah, Tuhan sekalian Alam - Al Fatihah:2) ?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Empat (4) Perkara
perlu diarcakan di kala membaca: Alhamdulillaahi Rabbil
alamiin.
Pertama: Tentukan tertumbuhnya perasaan bersyukur
kepada Tuhan pada setiap masa di sepanjang hayat dalam
suasana hati tenang, gembira dan redha serta meletakkan
keyakinan yang Tuhan itu adalah tempat diri menaruh harapan
(Surah:94: Al Insyirah:8) dan Dialah sebaik-baik pemelihara
(Surah:12:Yusuf:64), pelindung (Surah:112: Al Ikhlas:2) dan
pengarca rahmat, rezeki dan nikmat di suasana diri sering
mengingati pesanan Allah Taala:

Fazkuruunii azkurkum wasykuruu lii walaa takfuruun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


258 Malam Muka Satu

Maka ingatlah kamu kepada Ku. Nescaya Aku ingat


kepada kamu. Dan bersyukurlah kepada Ku dan
janganlah kamu menyangkal (nikmatKu).
Surah:2: Al Baqarah:152

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:152)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep terbentuknya kepentingan hubungan di
antara manusia dengan Tuhan. Di mana
manusia teramat-amat memerlukan Tuhan dan
Tuhan jua teramat memerlukan manusia yang
dilihat pada dua (2) arca:
Pertama: Di sudut manusia terhadap
Tuhan. Di mana Tuhan diperlukan. Lantaran
dua (2) perkara:
Satu: Manusia teramat memerlukan
pertolongan dari Tuhan dalam menyelesaikan
terhadap sebarang perkara yang tidak dapat
diarcakan oleh kuasa manusia. Sedang perkara
seumpama banyak terjadi di dalam hidup
manusia seharian. (Di maqam: Am lil insaani
maa tamannaa - Surah:53: An Najm:24).
Dua: Manusia memerlukan petunjuk
dari Tuhan. Di makna manusia memerlukan
cahaya panduan dan jalan yang boleh
menentukan dirinya berada di landasan
kebenaran, kebaikan serta berupaya
menzahirkan sifat agresif, dinamik, kreatif dan
inovatif. Di hakikat tiada pertolongan dan
petunjuk yang lebih baik, kecuali pertolongan
dan petunjuk dari Tuhan semesta alam. (Di
maqam: Qul innarabbii yaqzifu bilhaq -
Surah:34: Sabak:48).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 259

Kedua: Di sudut Tuhan terhadap


manusia. Di mana manusia diperlukan oleh
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani Tuhan. Lantaran dua (2) perkara:
(Surah:2: Al Baqarah:152) Satu: Tuhan memerlukan manusia
Menerangkan isyarat ruhul lantaran ejekan Iblis ketika manusia dijadikan
maani ayat tentang pentingnya (Surah:2: Al Baqarah:30) tidak akan terbela.
konsep ini diamalkan oleh manusia.
Namun kenapa banyak manusia yang Kalau manusia tidak bertindak membela Tuhan
bertuhan jarang mengamalkan di atas kebenaran dan kebijaksanaan Tuhan
konsep ini demi munafaat dirinya.
Maka sesungguhnya fenomena ini untuk menzahirkan manusia. (Di kedudukan:
berlaku lantaran dua (2) sebab: Walaqad shaddaqa alaihim ibliisu zannahuu
Satu: Jarang manusia fattabauuhu illaa fariiqam minal muminiin -
bertuhan nampak keuntungan segera Surah:34: As Saba:20-21).
yang boleh diperolihi olehnya apabila
dirinya mengingati Tuhannya. Barang Dua: Tuhan memerlukan manusia
yang didoakannya tidak termakbul lantaran matlamat menjadikan manusia sebagai
segera. Masalah yang dihadapinya
tidak jua terlepas meskipun dirinya khalifahNya di muka bumi (Di maqam: Innii
mengingati Tuhannya. Maka jaailun fil ardhi khaliifah Surah:2:Al
dikedudukan sebeginilah minat
manusia untuk mengingati Tuhannya Baqarah:30) tidak tercapai. Jika manusia tidak
menjadi pudar meskipun dirinya tetap melakukan kerja pengaslihan furqan yang
bertuhan.
tersembunyi pada setiap kejadianNya. Di rupa
Dua: Jarang manusia tahu
bermatlamat untuk memajukan tamaddun
mengguna pakai Tuhannya,
walaupun dirinya telah bertuhan. Di manusia. Disamping di masa yang sama akan
suasana dirinya tidak disedarkan terserlahnya ingatan manusia terhadap
pada kenyataan bahawa Tuhan jua
mempunyai tanggungjawab terhadap Tuhannya di maqam: Zikir Khafi di kala mereka
hambaNya yang perlu ditunjuk dan berjaya menyerlahkan satu-satu furqan yang
ditunaikan olehNya. Sedangkan
tawaran seumpama ini sering terbentuk dari rupa zahir satu-satu kejadian
dinyatakan oleh Allah. ( Surah:2: Al Tuhannya. Fikir-fikirlah.
Baqarah:186). Kaji-kajilah.

Kedua: Tentukan tertumbuhnya perasaan di hati dan di


fikiran dengan ingatan yang mendalam. Bahawa rahmat, rezeki
dan nikmat yang diperolehi selama ini adalah datangnya dari
Allah dengan berkata: Alhamdulillah di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


260 Malam Muka Satu

Wa amma binimati rabbika fahaddith.


Ada pun pada nikmat Tuhan kamu itu hendaklah
engkau hebahkan.
Surah:93: Ad Dhuha:11

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:93: Ad Dhuha:11)


Menerangkan ruhul maani
(Surah:93: Ad Dhuha:11) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Menerangkan ruhul maani
isyarat istilah: Wa ammaa Ayat ini secara jelas menerangkan
binimatirabbika fahaddith. ( Dan prinsip berkongsi keceriaan bersama golongan
dengan nikmat Tuhan engkau
hendaklah dihebahkan) yang dapat banyak di kala menerima rezeki dan nikmat dari
dimaknakan pada dua (2) sudut: Tuhan semesta alam sebagai tanda bersyukur.

Satu: Dimakna bila diri Dan sesungguhnya pengarcaan


berilmu. Maka hebahkanlah ilmu di syukur seumpama ini bolehlah dilakukan
dada agar ianya dapat dikongsi oleh
masyarakat serta tidak sekali melalui sedekah atau memberi makan kepada
bersikap masam muka apabila ianya golongan miskin atau pada mana-mana cara
diminta oleh orang yang meminta.
(Surah:80: Abasa:1-6). yang sepatutnya. (Suruh:90: Al Balad:12-18).
Dan sesungguhnya kerja semudah ini teramat
Dua: Dimakna bila diri
berharta dan menjadi kaya. Maka berat untuk dilakukan oleh mereka yang bakhil.
nafkahkanlah sebahagian dari harta (Di maqam: Anutimu mallau yasyaaullaahu
dan kekayaan yang ada kepada para
atamah Surah:36: Yasiin: 47). Maka fikir-
asnaf lapan agar mereka jua dapat
merasai kemanisan nikmat yang fikirlah di hakikat sebaik-baik waktu
dimiliki ditanda diri seorang hamba
Tuhan yang bersyukur. (Surah:90:Al menceriakan Tuhan adalah di kala nikmatnya
Balad:12-18).Kaji-kajilah. dihebahkan.

Ketiga:
Bincang-bincanglah. Tentukan tertumbuhnya perasaan di hati dan di
fikiran. Bahawasanya diri tidak akan membiarkan diri tergolong
di kalangan manusia yang lupa dan tidak tahu mengenang
budi Tuhannya dengan tertumbuhnya sikap:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 261

Kallaa innal insaana layatghaa. Arra aahustaghna.


Bahkan, sesungguhnya manusia itu durhaka
(menyangkal nikmat dari Tuhannya) kerana melihat
dirinya telah kaya raya.
Surah:96: Al Alaq:6-7

Catitan: (Surah:96: Al Alaq:6-7)


Dhabit istilah
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:96:Al Alaq:6-7)
dan hikmah):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini secara jelas menerangkan
isyarat kepada sikap manusia yang
ingredient pendidikan agar manusia sentiasa
mudah melupai Tuhan kerana dua (2)
sebab: menoleh kepada asal usul kedudukannya. Ingat
kepada kesusahan dahulu sebelum
Satu: Bila manusia merasai
kebolehannya boleh mengatasi apa kesenangan diperolehi kini. Ingat kepada
saja rintangan yang datang di dalam
martabat dan darjat dahulu sebelum diri
hidupnya. Satu kedudukan yang
membuat manusia mudah melupai diangkat ke martabat yang ada di sisi kini. (Di
sejarah kelemahan diri sendiri di
maqam: Wa izaa massal insaana dhurrun
rupa fitrah yang tidak sepatut dilupai.
daaa rabbahuu muniiban ilaihi thuma izaa
Dua: Bila terhilangnya
khawwalahuu nimatan minhu nasiyaa
pertimbangan diri dan terbutanya diri
untuk melihat Tuhannya yang maakaana yaduu ilaihi minqablu - Surah:39:
sentiasa hampir dengannya pada
Al Zumar:8) Sedangkan rezeki dan nikmat yang
setiap masa dan di mana dirinya
berada. ada lebih berupa air hujan. Ada musim basah
dan ada musim keringnya. Fikir-fikirlah sebelum
Kaji-kajilah.
diri menjadi semut. Di saat rumput pun terasa
tinggi.

Kaji-kajilah. Lantaran diri merasai segala-gala nikmat dan


kemudahan yang diperolehi selama ini adalah hasil usaha dan
kebolehan sendiri tanpa dilandaskan ianya kepada kurniaan
Tuhan di rupa bumi yang mati dikurniakan hujan. Sedangkan
limpahan air yang ada. Boleh surut dan kering pada bila-bila di
hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


262 Malam Muka Satu

Wadhrib lahum mathalal hayaatid dunia kamaain


anzalnaahu minassamaai fakhtalata bihii nabaatul ardhi
Fa ashbaha hasyiiman tazruuhur riyaah Wakaanallaahu
alaa kulli syain muqtadiraa.
Tunjuklah kepada mereka bahawa hidup (kesenangan)
di dunia ini adalah seumpama air yang Kami turunkan
dari langit. Lalu bercampur dengan tumbuhan di bumi.
Kemudian (air itu) dikeringkan. Lalu diterbang oleh
angin. Demikianlah Allah itu Maha Kuasa ke atas
sesuatu.
Surah: 18: Al Kahfi:45

Catitan: (Surah:18: Al Kahfi: 45)


Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:18: Al Kahfi:45) Klasifikasi ayat:Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Mendesignkan satu teori Al Quran
(The Theory of Nobll Quran): Adalah Ayat ini secara terang memperjelaskan
dengan ini dirangka satu teori Al konsep bahawa hidup dan kemewahan di
Quran di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi: dunia. Jika tidak diurus dengan baik. Maka
kesenangan dan kemewahan yang terbentuk
Kesenangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang tidak ubah bagai pada diri akan menjadi seumpama
air hujan.
melimpahnya air di waktu turunnya hujan
Bincang-bincanglah. (Surah:29: Al Ankabuut:63). Kemudiannya
menjadi kering kontang. Lantaran berlakunya
dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 263

Pertama: Air yang turun tidak ditadah


Dhabit Istilah. dan dikumpul di dalam bekas yang sempurna.
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:18: Al Kahfi:45) Di makna menabung dan menyimpan di hakikat
terwujud hari-hari susah (Di maqam: Famaa
Menerangkan ruhul maani
konsep penting yang perlu dilihat oleh hashadtum fazaruuhu fii sumbulihii illaa
manusia dalam mendayung bahtera qaliilam mimmaa takuluun. - Surah:12:
kehidupan sehariannya di dunia. Satu
konsep yang mengingatkan manusia Yusuf:47-48).
kepada dua (2) perkara: Kedua: Berlakunya kebocoran dari
Satu:Mengingatkan manusia bekas yang ditakung. Di makna boros tanpa
akan kenyataan bahawa di dalam menghitung. Di suasana diri terasa hujan boleh
kesenangan yang dimiliki tetap
terwujudnya benih-benih kesusahan. dibuat sendiri. (Di maqam: Walaa tusrifuu
Di makna kesusahan boleh terwujud innahuu laa yuhibbul musrifiin Surah:6: Al
pada bila-bila masa. Jika kesenangan
yang diperolihi tidak dijaga dan diselia Anaam:141). Fikir-fikirlah kerana disebalik
dengan baik. Di hakikat inilah satu senang masih terwujudnya susah (Surah:94: Al
penegasan Tuhan mengingatkan
manusia bahawa jika bersama Insyirah:5-6).
kesusahan itu terdapatnya benih-
benih kesenangan. Maka tidak
peliklah, jika bersama kesenangan Penerokaan Teori Al Quran.
jua tetap terwujudnya benih-benih (Surah:18: Al Kahfi:45).
kesusahan. (Surah:Al Insyrah:5-6)
Satu isyarat kewaspadaan yang perlu Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
diberi perhatian oleh manusia of Noble Quran) Adalah dengan ini dirangka
adanya.
satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
Dua: Mengingatkan manusia yang berbunyi:
agar memasang sikap suka berbekal
ketika kesenangan berada di sisi Kesenangan yang dinikmati hendaklah
dengan ingatan bahawa musim diurus dengan baik kerana kelalaian yang
kesusahan boleh berlaku di masa-
masa mendatang. Di hakikat sering berada di sisi manusia itu akan
kemarau tidak disepanjang zaman membuat nikmat boleh menjadi abu angin
dan hujan juga tidak turun di
sepanjang masa. Satu ingatan dan tanpa diri berkesempatan berbekal di musim
satu kewaspadaan yang perlu diberi susah.
perhatian. Kaji-kajilah.
Bincang-bincanglah.

Malah secara yang lebih jauh. Ingatlah kepada Firman


Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


264 Malam Muka Satu

Yaa banii Israail lazkuruunimatiyallatii anamtu alaikum


Wa annii faddhal tukum alal aalamiin.
Wahai kaum yang diangkat (Bani Israeil). Ingatlah akan
nikmatku yang telah Ku anugerahkan kepada kamu dan
sesungguhnya Akulah yang telah memuliakan kamu di
seisi alam maya.
Surah:2: Al Baqarah:47
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani
Catitan: (Surah:2: Al Baqarah: 47)
(Surah: 2: Al Baqarah:47)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada tiga (3) perkara: falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:
Satu: Menerangkan istilah:
Israeil berasaskan kepada nama Pertama: Ayat ini secara jelas
gelaran bintang kebesaran Tuhan menerangkan prinsip tentang istilah: Bani
yang dikurniakan olehNya kepada
Israeil di makna dan di wajah golongan
seorang hambaNya yang bernama
Nabi Yaacob a.s. Dan sesungguhnya manusia yang diangkat darjatnya oleh Allah
dengan nama gelaran ini jua Nabi
Yaacob dikenali ramai dengan nama Taala. Satu istilah yang perlu diperluaskan
Nabi Israeil a.s. maknanya.

Dua: Menerangkan isyarat Satu yang akan membezakan di


kenapakah Nabi Yaacob a.s antara istilah: Yahud (Yahudi) dengan
dikurniakan bintang kebesaran: Israeil
oleh Tuhan semesta alam kepadanya istilah: Israeil. Satu istilah yang bukan
seumpama dikurniakanNya bintang: hanya boleh didhomirkan kepada kalangan
khaliilullah kepada Ibrahim a.s.?
manusia yang terlahir dari tebuni keturunan
Maka sesungguhnya keistimewaan
gelaran Nabi Israeil kepadanya itu Nabi Yaacob a.s semata-mata. Sehingga
dapatlah dinilai dan disimpulkan pada
istilah Bani Israeil kini difahami dan diterima
tiga (3) sudut yang boleh dijadikan
iktibar ikutan kepada manusia sebagai hak milik mutlak orang-orang
terkemudian. Terutama kepada
Yahudi (Yahud). Tanpa pengertiannya boleh
mereka yang berkeinginan diangkat
darjat kehidupannya oleh Tuhannya. dikaitkan secara lebih mubalaghah terhadap
Sebelah.
perangai manusia sejagat di sudut kelalaian

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 265

Dhabit Istilah. diri pada nikmat yang dikurniakan oleh


Menerangkan Ruhul Maani Tuhan setelah dirinya diangkat darjatnya.
(Surah: 2: Al Baqarah:47)
....Sambungan. Oleh yang demikian, istilah: Bani
Israeil yang difahami kini hendaklah dikaji
(i): Nabi Yaacob a.s adalah
anak kepada Nabi Ishak a.s. Baginda semula dengan diubah-pandangkan erti
merupakan anak keturunan yang terjemahan dan pemahamannya kepada
paling istemewa di kalangan keluarga
Nabi Ibrahim Khaliilullah yang telah pemahaman baru yang lebih luas. Di mana
diwasiat oleh datuknya Nabi Ibrahim ertinya boleh diperluas dan didhomirkan
a.s agar baginda dan zuriatnya
berpegang dengan cara dan gaya kepada dua (2) sudut furqan Al Maani:
hidup sejahtera yang diwariskan oleh Satu: Istilah Bani Israeil sepatutnya
Allah Taala kepada manusia di
maqam: Wawasshaabihaa ibraahiimu didhomirkan maknanya kepada taraf martabat
baniihi wayaquubu. Yaabayya awal kejadian manusia di taraf setinggi-tinggi
innallahassh tafaalakumuddiina.
Falaatamuutunna illaa wa antum kemuliaan kejadian. (Di maqam: Laqad
muslimuun. (Surah:2: Al khalaqnal insaana fii ahsanitaqwiim -
Baqarah:132).
Surah:95: Al Alaq:4).
Satu wasiat besar yang Satu kejadian Allah yang berjaya
harus dipusakakan oleh manusia dan
keturunannya sepanjang zaman di mempersaksikan Allah sebagai Tuhannya dan
rupa satu cara hidup yang sempurna Tuhan semesta alam. (Di Maqam: Wa
lagi diredhai oleh Tuhannya (Surah:3:
Ali imran:19) sebagaimana iannya asyhaduhum alaa amfusihim. Alas
diulangkan kemudiannya oleh tubirabbikum. Qaaluu balaa syahidnaa -
Yaakob a.s. kepada anak-anaknya.
(Surah:2: Al Baqarah:133). Satu asas Surah:7: Al Araaf:172) Di suasana ianya gagal
wasiat penting di mana selepas itu dibuat oleh kejadian Allah yang lain. Tetapi
ianya diwasiatkan pula oleh Allah
s.w.t kepada Junjungan Besar berjaya dilakukan oleh manusia. (Di maqam: Fa
Muhammad s.a.w agar baginda juga abaina an yahmilnahaa wa asfaqna minhaa
mengikuti jejak agama Ibrahim a.s.
(Surah:16: An Nahl:120-123). wahamalahal insaan - Surah:33: Al Ahzab:72).
Maka dengan itu terwajahlah manusia
(ii). Nabi Yaacob a.s adalah
manusia yang paling istimewa. itu sebagai Khalifah Allah di Muka Bumi. (Di
Justeru dirinya telah dilatih oleh maqam: Wahuwallazii jaalakum khalaa ifal
datuknya Ibrahim a.s dan bapanya
Ishak a.s dengan ilmu yang ardhi warafaa badhakum fauqa badhin
berkonsepkan Ilmu menjuruskan diri darajaatin liyabluwakum fii maa aataakum -
dan keluarganya agar berpandangan
jauh. Nampak masa depan nasib Surah:6: Al An aam:165).
dirinya dan bangsanya dan nampak Dua: Istilah Bani Israeil sepatutnya
peluang dalam menceriakan
kehidupan serta dilatih dengan ilmu didhomirkan kepada kalangan individu atau
yang menyintai kepada kemajuan golongan manusia yang diangkat darjatnya oleh
negerinya di maqam: Wazkur indinaa
ibraahiima waishaaqa wayaquuba ulil Tuhannya dengan rezeki dan nikmatnya. Di
aidi wal abshaari. Inaa ashlahnaahum makna ianya dilebihkan taraf rezeki dan nikmat
bishaalishatin zikraddaari.
ke atasnya berbanding dengan yang lain di
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


266 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah.
kalangan masyarakatnya. (Di maqam: Warafaa
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 2: Al Baqarah:47) badhakum fauqa badhin darajaatin
......Sambungan.
liyabluwakum fii maa aataakum - Surah:6: Al
Wainnahum indinaa laminal mush An aam:165).
tafainal akhyaar. (Surah:38:Shaad:45-
Di suasana tarafnya itu tidak sekali-kali
47), sebagaimana cintanya Nabi
Ibrahim a.s kepada negeri Mekah tertakluk kepada darah keturunan, etnik atau
seperti yang diisyaratkannya di dalam
bangsanya. Di wajah bagai terarcanya konsep
doanya.(Surah:14: Ibrahim:35).
ruhul maani: (Surah:27: An Naml:15) di wajah
(iii): Nabi Yacob a.s adalah
hambaNya yang tahu mengenang budi. (Di
manusia istemewa, lantaran baginda
adalah bapa ekonomi yang terpancar maqam: Waqaala rabbi auzinii an asykura
dari didikannya terhadap Nabi Yusuf
nimatakallatii anamta alaiyya waalaa waa
a.s. Satu bentuk didikan istemewa di
wajah ilmu Predictions And Future lidaiya wa an amalashaalihan tardhaahu wa
Studies yang menatijahkan terdorong
adkhilnii birahmatika fii ibaadikas shaalihiin
Tuhan semesta alam mengajar Yusuf
a.s dengan Ilmu: Tawiilul ahaadith. - Surah:27: An Naml:19).
(Surah:12:Yusuf:101).
Kedua: Ayat ini secara jelas
Tiga: Menerangkan ruhul menerangkan prinsip tentang istilah: Bani
maani ayat yang mengisyaratkan
Israeil di makna dan di wajah golongan
kenapakah pentingnya istilah taraf
dan sifat: Israeil itu di miliki oleh manusia yang diangkat darjatnya oleh Allah
manusia terkemudian keseluruhannya
Taala. (Di maqam: Walikullin darajaatum
sehingga istilah ini tidak sepatutnya
didhomirkan kepada keturunan Nabi mimmaa amiluu. Waliyuwaffiyahum
Yaacub a.s semata-mata.?
amaalahum wahum laa yuzlamuun -
Sesungguhnya segala- Surah:46: Al Ahqaaf:19).
galanya Ini disebabkan nilai istilah
Satu istilah yang memperingatkan
Israeil adalah teramat penting kepada
manusia keseluruhannya. Lantaran kepada golongan yang dimurahkan rezeki dan
tiga (3) sebab:
nikmat agar tidak terlupa diri (Di maqam: Arra
(i): Istilah Israeil adalah aahustaghnaa - Surah:96: Al Alaq:6-7)
adalah satu istilah wajah ketaqwaan
terhadap kelebihan yang berada di sisi mereka
manusia kepada Tuhan dengan
melahirkan watak manusia yang maju itu datangnya dari pemberian Tuhannya. (Di
di dunia dan ikhlas dengan agama
maqam: Fadhlam minallaahi wanimah -
yang dianutinya sepertimana yang
diisyaratkan oleh ayat: (Surah:2: Al Surah:49: Al Hujuraat: 8).
Baqarah:133). Satu ayat yang bersifat
Sesungguhnya peringatan kepada
definasi kepada makna istilah: Israeil.
golongan seumpama ini teramat penting.
(ii): Istilah Israeil adalah satu
Lantaran terlahirnya banyak manusia yang
istilah yang menyatakan taraf
seseorang diangkat darjat oleh diberi nikmat terlupa diri. Malah hanyut dengan
Tuhan. Samada di sudut berilmu atau
kemewahan yang ada (Di maqam: Walau
di sudut perekonomian dan sains
serta di sudut kepintaran dalam basatallaahur rizqa liibaadihii labaghau fil
berfikir.
ardhi - Surah:42: Asy Syuraa:27). Tanpa tahu
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid Sebelah


1 Halo-N
.
Malam Muka Satu 267

Dhabit Istilah. untuk mengasuh diri masing-masing menjadi


Menerangkan Ruhul Maani hamba yang bersyukur. (Di maqam: Qulil
(Surah: 2: Al Baqarah:47)
.....Sambungan. hamdulilaahi Bal aktharuhum laa yaqiluun -
Surah:29: Al Ankabuut:63).
Satu taraf golongan manusia
yang diperakukan oleh Allah diberi Ketiga: Ayat ini secara jelas
nikmat sehingga memaksakan Allah menerangkan prinsip tentang istilah: Bani Israeil
Taala memperingat manusia ditaraf
ini agar tidak melupaiNya. (Surah:2:Al di makna dan di wajah golongan manusia yang
Baqarah:40). Justeru limpahan nikmat diangkat darjatnya oleh Allah Taala. Satu istilah
yang dikurniakan olehNya.
(Surah:2:Al Baqarah:47). kemuliaan manusia yang dikurniakan oleh
Tuhan semesta alam kepada sesiapa yang
(iii): Istilah Israeil adalah
satu istilah yang mengisyaratkan dikehendakiNya dengan disiratkan olehNya
kepada golongan manusia yang ingatan bahawa rezeki, nikmat dan kemewahan
berupaya menerima dan
menggunapakai kitab-kitab Allah yang yang diperolehinya boleh ditarik balik oleh
diturunkan melalui para rasulNya. Tuhan pada bila-bila masa dikehendakiNya
Golongan manusia yang bernasib
baik. Jika semua kitab yang atau di kala berlakunya kezaliman manusia
diturunkan oleh Allah kepada terhadap manusia atau terhadap dirinya sendiri.
manusia itu dapat diamalkan
sepenuhnya. (Surah:2: Al Baqarah:4). (Di maqam: Walaa tatghau fiihi fayahilla
Di hakikat Istilah Israeil bukan hak alaikum ghadhabii waman yahlil alaihi
Yahudi dan keturunan nabi Yaacub
semata-mata tetapi hak manusia ghadhabii faqad hawaa. - Surah:20:
sejagat yang disimbulkanNya kepada Taaha:81) Fikir-fikirlah.
keturunan Yaacub a.s. Kaji-kajilah.

Disebalik pengertian terpahatnya sebuah amaran:

Kaji-kajilah.

Thumma tawallaitum mimbadi zaalika. Falaulaa


fadhlullaahi alaikum warahmatuhuu lakuntum minal
khaasiriin.
Kemudian jika kamu berpaling sesudah itu. Maka (jika
tidaklah Allah) tidak akan sekali diangkatnya lagi kamu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


268 Malam Muka Satu

dan dirahmatkan kamu. Maka nescaya jadilah kamu di


kalangan orang-orang yang rugi.
Surah:2: Al Baqarah:64

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:64)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:2: Al Baqarah:64)
falsafah):
Menerangkan isyarat ruhul Ayat ini secara jelas menerangkan
maani ayat kepada kenyataan yang
menjelaskan bahawa peluang kali prinsip tentang peluang dan kedatangan
kedua tetap terbuka kepada mana- peluang. Di makna jika tidaklah kerana Allah
mana manusia yang melakukan
kesilapan sesudah dirinya telah diberi Tuhan yang bersifat Maha Pemurah dan Maha
peluang pada kali pertama. Penyayang. Peluang yang jenuh bersifat datang
(Surah:39: Az Zumar:53-54). Dan
peluang membaiki kedudukan ini sekali. Tidak mungkin datang kali kedua.
boleh dilihatnya pada tiga (3) sudut: Terutama peluang yang bernama hidup di muka
Satu: Berpeluang untuk bumi hanya sekali.
bertaubat setelah dirinya melakukan Ini bermakna jika peluang hayat yang
kejahatan dan kefasikan di masa
yang lalu. (Surah:39: Az Zumar:53- ada tidak dimunafaatkan sepenuhnya. Maka
55). Satu peluang bertaubat secara manusia tidak akan dapat menunjukkan
taubatan nasuha (taubat sebenar-
benar taubat) dengan janji tidak akan kebolehannya dan memakmurkan dirinya dan
mengulangkannya lagi. selari dengan keluarganya di persada maya.
seruanNya. (Surah:66: At Tahriim:8).
Demikianlah dengan soal bekalan
Dua: Berpeluang untuk akhirat akan bersifat kosong. Jika seseorang
mendapat semula rupa kejayaan
yang pernah dikecapinya setelah manusia itu tidak mengambil peluang dari
dirinya jatuh lantaran natijah nafas-nafas yang ada (Di maqam: Walaa
keangkuhan dan kelalaian diri sendiri.
(Surah:20:Taaha:81). Di suasana diri takuunuu kallaziina nasullaaha fa ansaahum
ketika itu tidak berjaya mengasuh diri anfusahum - 59: Al Hasyr:18-20).
dan mengerti akan hakikat bahawa
hidup dan peluang kehidupan adalah Justeru itulah Allah Taala memberi
seumpama hujan, (Surah:18: Al peluang kali kedua kepada manusia di rupa
Kahfi:45). Di wajah melimpah ruah
dirasanya mudah dan terkejut rebah memperingatkan manusia bahawa kejadiannya
ketika kering melanda. bukan sekali-sekali bersifat sia-sia. Tetapi ianya
Tiga: Berpeluang untuk akan disoal Tuhan di hari kebangkitan (Di
menebus kesalahan dan kekurangan maqam: Afahasibtum annamaa
diri yang ditunjukkan di masa lalu
dengan menggunakan kedatangan khalaqnaakum abathan wa annakum ilainaa
kesenangan kali kedua untuk laa turjauun - Surah:23: Al Mukminuun:115).
membaikinya.
Lantaran itu bersedialah dengan bekalan
Kaji-kajilah. akhirat. (Di maqam: Yaa ayuhallaziina

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 269

aamanuut taqullaaha waltanzur nafsum maa


qadamat lighadin - Fikir-fikirlah.

Keempat: Tentukan tertumbuhnya sikap untuk


berterima kasih dengan kata: Terima kasih - Bersyukur
banyakbanyak, kepada mana-mana orang atau kawan yang
sudi menghulur sumbangan, pertolongan dan bantuan kepada
diri dan keluarga. (Surah:9: At Taubah:103). Satu sikap yang
akan mendorongkan orang dan Tuhan untuk terus membantu
dan menolong diri di dalam kesusahan dengan ingatan panas
tidak sepanjang hari - Hujan tidak sepanjang masa.

Pemahaman tersirat Ayat


Al Fatihah: 3

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Arrahmaanir Rahiimi - (Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang - Al Fatihah:3)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara perlu
di arcakan di kala membaca : Arrahmaanir Rahiim.
Pertama: Tumbuhkan pada hati dan fikiran. Bahawa
sifat Ar Rahman (Maha Pemurah) dan sifat Ar Rahiim ( Maha
Penyayang) Tuhan semesta alam itu adalah dua sifatNya yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


270 Malam Muka Satu

amat-amat diperlukan oleh diri. Agar limpahannya terzahir di


dalam kehidupan sehari-hari di hakikat diri mengarcakan diri
sendiri di wajah rupa orang-orang bertaqwa dan bersyukur
disamping berusaha dan berdoa dengan menyebut nama Allah
atau Ar Rahman bagi mendapat nikmat dan keredhaan
dariNya. Seperti yang disarankan oleh Allah Taala sendiri.
Di hakikat FirmanNya:

Qulid ullaaha awid urrahmaana ayyaaman taduu


falahul asmaaul husnaa.
Katakanlah: Serulah Allah atau Serulah Ar-Rahman.
dengan nama mana-mana kamu meminta. Maka
bagiNyalah Al asmaaul husna (nama-nama yang
terbaik).
Surah:17: Al Israak:110

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:17: Al Israak: 110)


Menerangkan ruhul Maani Klasifikasi ayat:Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:17:Al Israak:110).
idea):
Satu: Menerangkan isyarat
Ayat ini secara jelas menerangkan
ruhul maani ayat yang mengajar
manusia agar mengarca doanya konsep doa dan berdoa. Di mana bila
kepada Tuhannya secara tepat dan
seseorang itu berdoa. Maka sebutlah nama
secara khusus tentang barang yang
hendak diminta kepada Tuhannya. Allah atau nama Ar Rahman. Malah dari itu
Sesungguhnya langkah seumpama terlebih baik. Jika doa yang dibuat di atas nama
akan memudahkan doanya diterima
dan dimaqbulkan. Tuhan yang bersifat dan berkait rapat dengan
barang yang diminta. (Di maqam: Allaahu laa
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 271

Dhabit Istilah. ilaaha illaa huwa. Lahul asmaaul husnaa -


Menerangkan ruhul Maani
(Surah:17:Al Israak:110) Surah:20: Tahaa:8). Di makna jika rezeki yang
....Sambungan. diminta. Maka sebutlah Al Razzaaq (Maha

Dua: Menerangkan isyarat Pemberi Rezeki), disamping Allah dan Ar


ruhul maani ayat tentang persoalan Rahman. (Di maqam: Ud uunii astajiblakum -
kenapa satu-satu doa seseorang
payah diterima dan dimaqbukan oleh Surah:40: Al Mukmin:60). Fikir-fikirlah.
Tuhannya.?
Di antara sebab-sebabnya
adalah dua (2) di bawah: Penerokaan Teori Al Quran.
(i): Banyak manusia berdoa (Surah:17: Al Israak:110).
dengan melafazkan doa menerusi
kata-kata permohonan yang tidak Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
difahami oleh dirinya di kedudukan of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
bagai doa Burung Tiong memberi
salam. Di mana salamnya tidak perlu satu teori Al Quran di bidang Sains Kerohanian
dijawab. Sedap pada kata. Fasih yang berbunyi:
pada bunyi. Tetapi sayang diri sendiri
tidak mengetahui barang yang Berdoa jika tidak tetap menyebut nama
dikatakan. Tuhan selari dengan sifat maksud dan
(ii): Banyak manusia hanya
ingin merapatkan diri dengan tujuan doa yang didoakan akan meletakkan
Tuhannya semasa dirinya ditimpa doa berwajah hampa. Malah jauh dari di
kesusahan. Di sebaliknya lupa
mengingati Tuhan ketika dirinya makbulkan.
senang. Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.

Kaji-kajilah.

Kedua: Tumbuhkan pada hati dan fikiran. Bahawa sifat


Pengasih dan Penyayang adalah dua sifat yang teramat baik
dan perlu diarcakan pada diri di sepanjang hayat dengan
kesedaran bahawa kedua-dua sifat tersebut tidak ubah bagai
peranan jarum dan benang dalam memperkukuhkan jahitan
pada sehelai baju. Dilihat di sudut sifat yang menjadi punca
segala punca tertumbuhnya ikatan dan keikraban hubungan
diri dengan keluarga dan masyarakat keseluruhannya di wajah
sikap dan pekerti dikalangan orang-orang yang beriman.
Seperti Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


272 Malam Muka Satu

Innallaziina aamanuu waamilussalihaati sayaj alu


lahumurrahmaanu wudda.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amalan soleh. Maka Arrahim (Yang Maha
pengasih) akan mengadakan bagi mereka perasaan
kasih sayang sesamanya.
Surah:19:Maryam:96

Catitan: (Surah:19: Maryam:96)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip masyarakat penyayang.
Di mana perasaan kasih sayang sesama ahli
keluarga dan masyarakat akan tertumbuh
sendiri pada jiwa seseorang. Jika diri seseorang
itu mencapai tahap di maqam orang yang
beriman dan orang yang beramal soleh. Di
wajah pengarca kebaikan dan pengaslihan
kepada diri dan masyarakat.
Kedua: Ayat ini secara terang
menjelaskan istilah: Sayaj alu lahumur
rahmaanu wudda yang membawa ke satu
pengertian bahawa perasaan kasih sayang
bukan sekali mudah dibentuk. Di hakikat taraf :
Al rahmaanu wudda adalah suatu maqam
kasih sayang yang teramat mahal untuk
dibayar. (Di taraf: Wa allafa baina quluubihim.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 273

Perbincangan Ringkas. Lau anfaqta maa fil ardhi jamiiaa maa allafta
Tajuk: Kawan Taulan Nomber Satu. baina quluubihim walaa kinnallaaha allafa

Ingatlah anak cucu. bainahum - Surah:8: Al Anfaal:63).


Kawan taulan itu tidak ubah Oleh itu fikir-fikirlah anak cucu. Di
bagai sebiji kepala tua. Semuanya
nomber satu. Sabutnya nomber hakikat kasih sayang terhadap rumah tangga
satu. Tempurungnya nomber satu. akan menyelamatkan harta yang dibina dan
Isinya nomber satu. Santannya
nomber satu dan minyaknya keteguhan anak-anak di sisi ibubapa sendiri di
nomber satu. wajah ceria dan bahagia.
Jika diri hendakkan tali.
Sabutnya-lah nomber satu. Jika
hendakkan gayung penyeduk. Penerokaan Teori Al Quran.
Tempurungnya-lah nomber satu.
Jika hendakkan santan. Isinya-lah (Surah:19:Maryam:96).
nomber satu. Jika hendakkan Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
minyak tanak. Santannya-lah
nomber satu. of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
Demikianlah Ibarat pada satu teori Al Quran di bidang Sains
sahabat handai. Diri kenalah selalu
melihatnya dinilai nomber satu. Kemasyarakatan yang berbunyi:
Tanpa mengira taraf dan Kasih sayang dan penyatuan akan
kedudukannya. Di hakikat di hari ini
mungkin ianya tidak berguna. menggalakkan pertumbuhan masyarakat di
Tetapi ianya akan menjelma wajah berkat dan berpakat.
menjadi nomber satu. Apabila
khidmatnya diperlukan. Telik- Bincang-bincanglah.
teliklah.

Ketiga:
. Tumbuhkan pada hati dan fikiran. Bahawa sikap
dan sifat masyarakat penyayang perlu diperteguhkan di dalam
teras masyarakat dan kemasyarakatan. Sifat dan sikap nafsi-
nafsi dalam kemasyarakatan hendaklah dikendurkan. Nasib
dan kedudukan anggota masyarakat yang dhaif hendaklah
dilihat. Perasaan di dalam hak terdapatnya hak orang lain
hendaklah diperkembangkan. Agar hati sendiri menjadi lembut
serta tertumbuhnya perasaan prihatin dan kasih sayang
sesama manusia.
Di hakikat konsep Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


274 Malam Muka Satu

Wafii amwaalihim haqqullissaa ili walmahruum.


Dan dalam harta mereka. Ada hak untuk orang meminta
dan orang miskin yang (tak) mau meminta.
Surah:51: Az Zariyaat:19

Catitan: (Surah:51: Az Zariyaat:19)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini memperjelaskan bahawa di
dalam hak adanya hak orang lain. (Surah:70: Al
Maaarij:24-25). Satu konsep besar yang
mendidik manusia ke arah menatijahkan kepada
empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar memahami konsep dalam hak
terdapatnya hak orang akan menzahirkan diri-
diri manusia yang bersifat prihatin dan
terzahirnya masyarakat penyayang. (Caring
Society). Di hakikat tertumbuh perasaan kasih
sayang pada setiap jiwa masyarakatnya. (Di
maqam: Innallaziina aamanuu waamilus
shaalihaati sayajalu lahumur rahmaanu
wudaa - Surah:19: Maryam:96).
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar memahami hakikat bahawa
konsep: Dalam hak terdapatnya hak orang
akan melahirkan manusia yang tidak bersikap
tamak. Malah tidak pula bersikap makan
seorang. Di makna bekerja biarlah makan
bersama-sama. Sedikit cara sedikit. Banyak cara
banyak. Di hakikat terlahirnya erti istilah:
Memberi - ataa (Di maqam: Fa ammaa man
ataa wattaqaa washaddaqa bil husnaa
Surah:92: Al Laili:4-5) dengan semangat tolong
menolong ke arah berlumba-lumba berbuat
kebaikan. (Di maqam: Wataaawanuu alalbirri

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 275

Dhabit Istilah. wattaqwaa - Surah:5: Al Maidah:2) yang akan


Menerangkan ruhul Maani mempermangkinkan terzahirnya impak di
(Surah:51: Az Zariyaat:19)
suasana mempermudahkan segala urusan
Menerangkan isyarat ruhul yang sedang diuruskan. (Surah:17: Al
maani ayat pada menyatakan bahawa di
dalam hidup perlu ditumbuhkan konsep Israak:80).
prihatin diri kepada masyarakat. Di Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
makna kesenangan bukan boleh dimiliki
secara mutlak oleh diri semata-mata. manusia agar memahami hakikat bahawa
Sebaliknya hendaklah dikongsi bersama konsep: Dalam hak terdapatnya hak orang,
masyarakat dan negeri. Satu konsep
yang akan menumbuh sekurang- akan menzahirkan rakyat yang bersemangat
kurangnya empat (4) perkara: untuk menjadi penyumbang kepada

Satu: Satu konsep yang penambahan hasil pungutan zakat dan hasil
membayangkan tertumbuhnya pendapatan negeri (State revenue) di wajah
kemurnian hati dan ketinggian budi
seseorang manusia di wajah berkasih tertumbuhnya sikap rakyat yang ingin menabur
sayang di dalam bermasyarakat. jasa kepada masyarakat dan negerinya.
(Surah:19: Maryam:96).
Keempat: Ayat ini secara jelas
Dua: Satu konsep yang mendidik manusia agar menyedari hakikat
membolehkan terzahirnya perasaan
kasih sayang sesama manusia. Di bahawa konsep: Dalam hak terdapatnya hak
suasana terzahirnya perasaan ingin orang akan menzahirkan keberkatan lantaran
tolong menolong sesama manusia.
(Surah:19:Maryam:96). Di hakikat jika doa dari keriangan golongan penerima yang
diri ingat kepada masyarakat. Maka diminta oleh Allah agar mendoakan
masyarakat jua akan ingat kepada diri di
kala diri dilanda kesusahan. kesejahteraan kepada pihak pemberi (Di
maqam: Wa shalli alaihim. Inna
Tiga: Satu konsep yang
mengisyaratkan kepada diri dalam shalawaataka sakanullahum - Surah 9: At
bermasyarakat. Di hakikat kesusahan, Taubah:103).
kedhaifan dan kemiskinan tetap akan
terwujud di dalam pola-pola masyarakat. Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat kedekut
(Surah:43: Az Zukhruf:32). Di suasana itu memayahkan urusan dan menyempitkan
semaju mana sekalipun manusia itu dan
setinggi mana sekalipun ekonomi pergaulan (Di maqam: Wa ammaa man
masyarakatnya. Maka tetap akan bakhila wastaghnaa wakazzababil husnaa
terwujud rupa kesusahan, kedhaifan dan
kemiskinan anggota masyarakatnya fasanuyas siruhuu lil usraa - Surah:92: Al
yang masih memerlukan sumbangan Laili:8-9). Disamping sikap dan perlakuan
dan bantuan dari anggota
masyarakatnya sekadar yang termampu seumpama dikutuk oleh Tuhan semesta alam.
oleh dirinya. (Surah:65: At Thalaaq:7). (Di maqam: Qaalal laziinakafaruu lillaziina

Empat: Satu konsep yang akan aamanuu anutimu mallau yasyaaullaahu


menzahirkan keberkatan dan atamah. In antum illaa fii dhalaalim mubiiin-
mendorong tertambahnya rezeki
(Surah:9: At Taubah:103) serta menyuci Surah:36: Yasin:47).
hati di nilai zikri kepada ilahi. (Surah:92:
Al Laili:18-21). Kaji-kajilah.
Penerokaan Teori Al Quran:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


276 Malam Muka Satu

(Surah:51: Az Zariyaat:19)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Kemasyarakatan yang
berbunyi:
Jika di hati masyarakat tertumbuhnya
kemantapan keyakinan terwujudnya hak
orang dalam hak sendiri. Maka rupa
masyarakat penyayang pasti menjadi
kenyataan.
Bincang-bincanglah.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Fatihah: 4

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Maaliki yaumiddiin - (Raja di hari-hari dalam
penghidupan - Al Fatihah:4) ?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Dua (2) perkara perlu
di arcakan di kala membaca : Maaliki yaumiddiin.
Pertama: Tumbuhkan pada hati dan fikiran. Perasaan
bertuahnya diri pada setiap ketika kerana sentiasa dilindungi
oleh satu kuasa raja yang teramat gagah. Iaitu Raja
pemerintah alam maya yang bersemayam di arasyNya. Dialah
Tuhan yang sentiasa melihat akan hambaNya di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 277

Innallaaha basiirum bil ibaad.


Sesungguhnya Allah melihat akan segala hambaNya.
Surah:40: Al Mukmin:44

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:40: Al Mukmin:44)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:40: Al Mukmin:44). Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat pada dua (2) perkara: Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep melihatNya Allah Taala itu terhadap
Satu: Menerangkan
isyarat kedudukan perlakuan Allah hambaNya. Di mana penglihatanNya itu
s.w.t yang sentiasa rapat dengan meliputi sekurang-kurang kepada tiga (3)
hambaNya di suasana diriNya
melihat akan hambaNya pada tiga perkara pokok:
(3) maqam: (i): Melihat di rupa Satu: MelihatNya terhadap hati
sebaik-baik penjaga. (Surah:12:
Yusuf:64). (ii): Melihat di rupa hambaNya. Lantaran hati yang kotor akan
penolong kepada hambaNya. menjadi kediaman Iblis dan syaitan (Di maqam:
(Surah:3: Ali Imran:126). (iii):
Melihat di rupa tempat bergantung Kallaa balraana alaa quluubihim maa
hambaNya. (surah:4: An Nisaak:45) kaanuu yaksibuun - Surah:83: Al
pada menerangkan istilah kalimah
ayat: wanahnu aqrabu ilaihi min Mutaffifiin:14-15) Sedangkan hati hambaNya
hablil wariid (Surah:50:Qaaf: 16). yang suci menjadi istana ingatan Tuhan
Dua: Menerangkan isyarat
kepada pihak hamba Tuhan agar terhadap hambaNya di rupa ilham dan
mengerti dan memerhati perlakuan petunjukNya.
sendiri semoga tidak bertindak
kepada tiga (3) perkara di wajah Maka sesungguhnya ingatlah hanya
malunya diri melihat Tuhan yang hati yang suci sahajalah menjadi punca segala
ada di sisi: (i): Mengingatkan
hamba jangan syirik kepada punca penilaian Tuhan terhadap seseorang
Tuhannya. (Surah:4:An Nisaak:48). hambaNya (Di maqam: Yaumalaa yanfau
(ii): Mengingatkan hamba agar
tidak melupai sumpah janjinya maalun walaa banuun illaaman atallaaha
terhadap Tuhan di alam Roh. biqalbin saliim - Surah:26: Asy Syuaraak:88-
(Surah:7:Al Araaf:172). (iii):
Mengingatkan hamba jangan 89)
sekali-kali terlupa untuk menasihat Dua: MelihatNya terhadap hambaNya
diri sendiri agar tidak melakukan
barang kemurkaan Allah (Surah:10: di sudut kepayahan dan kesusahan. Lalu
Yunus:44). Satu peringatan yang diberiNya pertolongan. Jika ianya diminta oleh
perlu diberi perhatian. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


.
278 Malam Muka Satu

hambaNya. (Di maqam: Ujiibuda watadda i


izaa daaan - Surah:2: Al Baqarah:186).
Tiga: MelihatNya terhadap perlakuan
buruk dan perlakuan baik hambaNya. (Di
maqam: Faman yamal mithqaala zarratin
khairan yarah. Waman yamal mithqaala
zarratin syarran yarah - Surah:99: Al
Zalzalah:7-8). Di hakikat pada setiap perbuatan
hambaNya akan dinilai olehNya serta dibalas
mengikut apa yang dikerjakan oleh hambaNya.
Maka fikir-fikirlah.

Dengan di pihak diri pula sentiasa berkesedaran, jika


diri sentiasa di jalanNya. Maka pertolonganNya, rahmatNya
dan nikmatNya akan melimpah kepada diri dengan segala rupa
urusan yang dibuat dipermudahkanNya serta kejayaan sering
memihak kepada diri. Justeru pertolonganNya.
Kedua: Tumbuhkan pada hati dan fikiran. Satu
kesedaran hakiki. Bahawa raja yang bersifat Tuhan itu
sentiasa melihat perlakuan diri pada setiap masa dan di mana
diri berada di hakikat:

Wallaahu min waraa ihim muhiit.


Sesesungguhnya Allah pada perbuatan mereka itu.
melihatNya teramat hampir.
Surah:85: Al Buruj:20

Catitan: (Surah:85: Al Buruj:20)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 279

Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep melihat dan penglihatan Allah adalah
teramat hampir. Satu konsep yang hendak
menggambarkan Allah tidak sekali-kali lalai
terhadap hambaNya. (Di maqam: Laa ta
khuzuhuu sinatun walaa nauum - Surah:2: Al
Baqarah:255). Di mana Dialah yang meliputi
pada setiap sesuatu di setiap ketika di mana-
mana hambaNya berada. Fikir-fikirlah.

Pada kenyataan:

Wallaahu muhiitum bil kaafiriin.


Sesungguhnya Allah itu tersangat hampir dengan
orang-orang yang ingkar.
Dhabit Istilah Surah:2: Al Baqarah:19
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 2: Al Baqarah:19)

Menerangkan istilah ayat: Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah:19)


Wallaahu muhiitum bilkaafiriin
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
sebagai satu konsep hidup yang
akan membuat seseorang itu idea):
berupaya mencegah dirinya dari
Ayat ini secara jelas menerangkan
melakukan perbuatan yang keji di
sisi Tuhannya di maqam: Wa konsep bahawa pada setiap kejahatan,
ammaa man khaafa maqaama
kefasikan, kedurjanaan dan kekafiran tidak
rabbihii wanahan nafsa anilhawa
(Adapun orang yang takut kepada akan sekali-kali terlepas dari penglihatan Allah,
kebesaran Tuhannya. Maka ianya
Tuhan semesta alam.
akan menahan dirinya daripada
(kejahatan) hawa nafsu Surah:79: Di kedudukan Allah Taala tetap
An Naaziat:40).Di samping di masa
bersama hambaNya di mana dirinya berada. (Di
yang sama dirinya terus mengasuh
dirinya serta menyuci hatinya maqam: Wallaahu khalaqakum wamaa
sehingga dirinya dan hatinya
tamaluun - Surah:37: Asshaffaat:96). Oleh itu
mencapai maqam ditahap hati
berupaya melahirkan perasaan fikir-fikirlah dahulu anak cucu sebelum anak
benci terhadap kejahatan.
cucu melakukan sesuatu yang dimurkai
(Surah:49: Al Hujuraat:7) di maqam
nafsu Mutmainnah. Kaji-kajilah. olehNya. Di hakikat sebuta-buta manusia itu

Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N

Kaji-
280 Malam Muka Satu

apabila buta matanya dan mata hatinya melihat


Allah di sisinya. (Di maqam: Wanahnu aqrabu
ilaihi min hablil wariid. (Surah:50: Qaaf:16).

Justeru itu. Maka di dalam suasana inilah, diri


hendaklah sentiasa menasihatkan diri sendiri, agar tidak
tergolong di kalangan orang-orang yang rugi. Jika diri sanggup
berpaling dariNya.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Fatihah: 5

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: iyyaaka nabudu wa iyyaaka nastaiin - (Kepada
Engkau kami sembah (berbakti) dan kepada Engkau kami
meminta pertolongan - Al Fatihah:5)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa hidup sehari-hari adalah kerana Allah dan
untuk Allah serta berbakti kepadaNya dengan
menyempurnakan tugas dan tanggungjawab sebagai Khalifah
Allah di muka bumi dengan mewajahkan diri sendiri sebagai
seorang insanul kamil di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 281

Inna akramakum indallaahi atqaakum.


Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah adalah orang taqwa.
Surah:49:Al Hujuraat:13

Catitan: (Surah:49: Al Hujuraat: 13)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep bahawa orang yang paling mulia di sisi
Tuhan itu adalah manusia yang bertaqwa.
Satu maqam kedudukan yang perlu dicari.
Satu kedudukan yang perlu ditempah dan
ditempa oleh manusia. Sesungguhnya
kedudukan seumpama ini diiktirafkanNya,
lantaran tiga (3) sebab:
Pertama: Orang bertaqwa itu adalah
terdiri dari kalangan manusia yang suka
mengikrabkan dirinya dengan Tuhannya pada
setiap masa di mana dirinya berada. Di hakikat
manusia di peringkat ini telah benar-benar
memahami ruhul maani letaknya konsep ayat:
Wa izaa saalaka ibaadii annii fa innii
qariib (Surah:2: Al Baqarah:186).
Di suasana hampirnya Tuhan
terhadap dirinya. (Di maqam: Wanahnu
aqrabu ilaihi min hablil wariid - Surah:50: Al
Qaaf:16). Di kedudukan dirinya telah boleh
berdiri dan bertapak dengan pendirian hati
pada konsep ayat: (Di maqam: Wahuwa
maakum ainamaa kuntum - Surah:57: Al
Hadiid:4) dan konsep ayat: (Di maqam:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


282 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah. Wakafaa billaahi waliyya. Wakafaa billaahi


Menerangkan ruhul Maani nashiira - Surah:4: An Nisaak:45).
(Surah:43: Al Hujuraat:13)
Kedua: Orang bertaqwa itu adalah
Menerangkan isyarat ruhul terdiri dari kalangan manusia yang mukmin
maani ayat: Inna akramakum indallahi
atqaakum (Sesungguhnya orang yang yang suka melihat dan menilai hatinya di setiap
paling mulia di sisi Allah adalah orang masa dan di setiap ketika dengan bertindak
taqwa). Di mana kezahiran rupa
istilah: Akramakum Indallahi (Orang menjaga kesucian hatinya terhadap Tuhannya
yang paling mulia di sisi Allah) tanpa terzahir padanya sifat-sifat syirik terhadap
bolehlah diterjemahkan rupa
kemuliaannya itu kepada tiga (3) Tuhannya di wajah dirinya sebagai tubuh
kedudukan: pengaslih kejituan. (Di maqam: Walaa yusrik

Satu: Orang taqwa di biibaadati rabbihii ahadaa - Surah:18: Al


murahkan rezeki. Di hakikat mana- Kahfi:110).
mana orang yang beragama dan kuat
beragama tetapi sempit rezekinya. Di kedudukan mereka di peringkat ini
Maka ketahulah bahawa dirinya benar-benar mengerti akan erti kehambaan dan
masih tidak bertaraf taqwa. Lantaran
pada dirinya ternafi akan dua (2) ketulenan erti kehambaan mengikut asas
perkara. Yakni terlahirnya makhraja ( didikan wasilah. (Di maqam: Wabtaghuu ilaihil
jalan rezeki) dan ternafi pada dirinya
limpahan rezeki yang tidak terhitung. wasiilah. Wajaahiduu fii sabiilih - Surah:5: Al
Di maqam: Waman yattaqiilaha Maidah:35). Di kedudukan dirinya sentiasa
yajallahuu makhrajaa wayarzuqhu
minhaithulaa yahtasib. (Surah:65: At ikhlas terhadap agamanya, terhadap Rasulnya
Tallaq:2-3). dan terhadap Tuhannya di tahap terpahatnya

Dua: Orang taqwa dijadikan pengertian di maqam: Waamaa umiruu illaa


Tuhan dirupa pemangkin kepada liyabudullaaha mukhlishiina lahuddiina
kemajuan negeri. Di suasana dirinya
akan menjadi egen keberkatan yang hunafaaa (Surah:98: Al Bayyinah:5) di paksi
akan menumbuhkan keberkatan dari maqam: Qul innashalaati wanusukii
langit dan bumi yang akan
memakmurkan dirinya, masyarakatnya wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbil
dan negerinya. (Surah:7: Al Araaf:96). aalamiin - (Surah:6: Al An aam:162).

Tiga: Orang taqwa adalah Ketiga: Orang bertaqwa itu adalah


orang yang dijamin oleh Tuhan akan terdiri dari kalangan manusia yang kaya. Bukan
keselamatannya. Diamankan Allah
akan hatinya serta diberi kemenangan sekali-sekali dari kalangan manusia yang miskin
kepadanya dengan kesenangan di lagi papa kedana. Lantaran taraf taqwa yang
dunia dan kesenangan di akhirat
adanya. (Surah:78: An Naba:31-36). ada di sisinya akan menukar warna hidupnya
dan membuka peluang kepadanya menjadi
Justeru itu wahai anak cucu.
Janganlah dirugi masa. Carilah taraf orang kaya raya. Justeru dibukakan Allah rezeki
taqwa dan terokailah taraf taqwa. dan jalan rezeki kepadanya di wajah: Wayar
Sesungguhnya kemulian disisi Allah
itu teramat tinggi nilainya. Kaji-kajilah. zuqhu min haithulaa yahtasib (Surah:65: At
Talaaq:2-3). Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 283

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:49: Al Hujuraat:13)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan dan Sains
Kerohanian yang berbunyi:
Seseorang manusia akan mendapat
kedudukan paling mulia di sisi masyarakat
dan di sisi TuhanNya. Jika ianya tahu
merapatkan hati dan dirinya dengan Tuhan
dan pemimpin teratas dalam
masyarakatnya.
Bincang-bincanglah.

Disamping bermohon pertolongan dan pengampunan


dariNya dilimpahan Maha Pengasih dan Maha PenyayangNya
di hakikat:

Wabud rabbaka hatta yatiyakal yaqiin.


Berbaktilah kepada Tuhan engkau sehingga
tertumbuhnya kejituan keyakinan.
Surah:15: Al Hijr:99

Catitan: (Surah:15: Al Hijr: 99)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep istilah sembah Tuhan dan berbakti
kepada Tuhan. Di suasana kedua-dua istilah
sembah dan berbakti memerlukan suatu yang
bernama keyakinan. Di hakikat keyakinan itu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


284 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah adalah roh dan teras kepada setiap


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 15: Al Hijr:99) pekerjaan. Lalu fikir-fikirlah di hakikat beriman
tanpa keyakinan itu hampa. dan beramal tanpa
Menerangkan ruhul maani
konsep: Sembah Tuhan Terhasilnya keyakinan tidak akan menjadi.
Keyakinan. Di mana suasana ini
hanya akan mudah terbentuk. Jika
manusia dapat merasai dijiwanya pada Penerokaan Teori Al Quran.
tiga (3) perkara: (Surah:15:Al Hijri:99)
Satu: Sembah Tuhan dengan
keyakinan bahawa Tuhan yang Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
disembah adalah Tuhan sebenar- of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
benar Tuhan. Yakni Tuhan semesta
alam. Quran di bidang Sains Pendidikan Dan Sains
Dua: Sembah Tuhan dengan Kerohanian yang berbunyi:
keyakinan. Yakni menyembah Tuhan
yang berkuasa menzahirkan Kepercayaan dan kata percaya yang
pertolonganNya di tahap: Sembah saja dilafazkan oleh seseorang tidak akan
Pasti Mendapat PertolonganNya. (Di
maqam: Iyyaaka nabuduu wa iyyaaka bertapak teguh. Jika ianya tidak diteraskan
nastaiiin Surah: 1: Al Fatihah:4). dengan kejituan keyakinan.
Tiga: Sembah Tuhan dengan
keyakinan. Yakni menyembah Tuhan Bincang-bincanglah.
yang dapat menzahirkan rezeki, nikmat
dan rahmat di dunia dan di akhirat.
Kaji-kajilah.

Di wajah terlahir bulatnya keteguhan jiwa di rupa:

Wa ilaa rabbika farghab.


Dan kepada Tuhan engkau. Letaklah harapan.
Surah:94: Al Insyirah:8

Catitan: (Surah:94: Al Insyirah:8)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip istilah
menaruh harapan kepada Tuhan yang dapat
diterjemahkan pada dua (2) sudut:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 285

Pertama: Ayat ini secara jelas menerangkan


prinsip terwujudnya manusia yang beriman
kepada Tuhan tetapi tidak berjaya mengasuh diri
dan hatinya untuk meletakkan harapan kepada
Tuhannya. Di hakikat sifat-sifat keagungan
Tuhan yang dipercayainya itu, hanya sekadar
bertapak pada lidah. Namun kosong pada hati, di
wajah tubuh dan hati kehilangan kepercayaan.
(Di maqam: Waminannaasi man yaquulu
aamannaa billaahi wabil yaumil aakhiri
wamaahum bimuminiin - Surah:2: Al
Baqarah:8).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa bertuhan dan
beragama itu memerlukan keyakinan. Di hakikat
kepercayaan tanpa keyakinan meletakkan
kepercayaan berwajah hampa. Di suasana
kehampaan keyakinan akan membantutkan
perasaan untuk menaruh harapan. Maka fikir-
fikirlah di hakikat pertolongan Allah hanya datang
di kala keyakinan dan harapan diletakkan
kepadaNya. (Surah:15: Al Hijri:99).

dengan terzahirnya kejituan pegangan di hakikat makna


maknawi:

Allaahus samad.
Allah lah tempat bergantung.
Surah:112:Al Ikhlas:2

Catitan: (Surah:112: Al Ikhlas:2)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


286 Malam Muka Satu

Ayat ini secara terang memperjelaskan


konsep meletak dan menjadikan Allah segala-
galanya. Di suasana hati memegang makna:
Allah-lah tempat bergantung. Allah-lah Tuhan
mempermudahkan segala urusan. Allah-lah
tempat segala-gala tumpuan. Di hakikat
kepadaNya-lah diri menaruh segala harapan (Di
maqam: Wa ilaa rabbika farghab - Surah:94:
Al Insyirah:8). Fikir-fikirlah.

Di wajah terteguhnya keyakinan dan pendirian di


maqam:

Wakafaa billaahi waliyya. Wakafaa billaahi nasiira.


Dan cukuplah Allah sebagai wakil dan cukuplah Allah
sebagai penolong (dalam segala urusan) .

Dhabit Istilah
Surah:4: An Nisaak:45
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 4: An Nisaak:45)
Catitan: (Surah:4:An Nisaak: 45)
Menerangkan tahap dan
sikap manusia yang boleh Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
berpegang dan bergayut dengan idea): Ayat ini menerangkan konsep harapan
ruhul maani ayat: Wakafaa billaahi
waliyyan wakafaa billaahi nashiira. dan meletakkan harapan kepada Tuhan
Di mana ianya bolehlah semesta alam yang dapat lihat pada tiga (3)
disimpulkan kepada tiga (3) jenis
manusia: sudut:
Satu: Mereka yang Pertama: Ayat ini secara jelas
beriman ditahap ketauhidan yang
tinggi terhadap Tuhannya. Di mana menerangkan konsep harapan dan menaruh
hatinya benar-benar telah diasuh harapan. Di lihat pada sudut hati, perasaan,
dengan makna dan konsep: Wa ilaa
rabbika faghrab (Kepada Tuhan kepercayaan, keyakinan dan ketauhidan
engkau. Taruhlah harapan seseorang hamba terhadap Tuhannya (Di
Surah:94: Al Insyirah:8). Di hakikat
hatinya telah faham dan boleh maqam: Innii tawakkaltu alallaahi rabbii
berpegang dengan konsep: warabbikum. Maa mindaabbatin illaa huwa
Allaahusshamad (Allah tempat
bergantung Surah:112: Al
Ikhlas:2). Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 287

aakhizum binaashiyatihaa - Surah:11: Hud:56).


Di mana pada peringkat ini telah
tertumbuh di hati seseorang hamba akan
kemantapan keyakinan dan kejituan
kepercayaannya (Di maqam: Inna
waliyyiyallaahullazii nazzalal kitaaba wahuwa
yatawallasshaalihiin - Surah:7: Al Araaf:196)
sehingga dirinya telah pun dapat berpegang dan
membuat pengakuan: Cukuplah baginya. Bila
Allah bersama dengannya di setiap urusannya.
Satu pegangan dan satu kejituan
keyakinan yang payah untuk ditumbuhkan oleh
seseorang. Meskipun banyak mulut terliur mudah
untuk memperkatakan soal beriman dan
berkeyakinan. (Surah:29: Al Ankabuut:2-3).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep harapan dan menaruh
harapan. Dilihat pada natijah akhir akan istilah:
Wakafaa billaahi waliyya. Di makna Allah akan
bertindak dengan kudrat dan iradatNya bagi pihak
hambaNya dalam menjayakan sesuatu urusan
atau menyelesaikan satu-satu permasalahan
hambaNya di tahap: Innallaaha baalighu amrih.
(Sesungguhnya Allah sendiri pada urusan
pekerjaannya (urusan hambanya) - Surah:65: Al
Talaaq:3).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
Dhabit Istilah menerangkan konsep harapan dan menaruh
(Surah 4: An Nisaak:45)
Sambungan. harapan. Dilihat pada natijah akhir istilah:
Dua: Mereka yang tahu erti Wakafaa billaahi nashiira. Di makna menjadikan
berusaha. Inginkan ubi ditanamnya ubi.
Lalu bila ubi ditanam. Mereka tahu Tuhan sebagai punca pertolongan dan kejituan
Allah lah yang akan menyempurnakan pertolongan dengan tertumbuhnya perasaan
pekerjaannya. Di hakikat kerja
menumbuh dan membesarkan isi ubi di mendalam di hati bahawa Dialah
dalam batasnya adalah kerja
Tuhannya. Maka di suasana
sebeginilah Pertolongan Tuhan
diperlukan dan kepada Tuhannya lah
mereka menaruh harapan menjayakan
pekerjaannya itu.
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


288 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah Tuhan yang berupaya dan tetap sentiasa


Menerangkan Ruhul Maani bersedia menghulurkan pertolonganNya kepada
(Surah 4: An Nisaak:45)
...Sambungan. hambanya pada setiap masa dan setiap ketika
di mana diri berada di tahap terpandangnya
Tiga: Mereka yang tahu erti
makna paksi kata: Islam Iman akan pertolongan Tuhannya itu di rupa
Tauhid Makrifat. Satu paksi kunci pertolongan yang perkasa. (Surah:48:Al
pegangan yang akan
memperkukuhkan keintiman Fath:3). Fikir-fikirlah di hakikat diri biarlah
hubungan di antara hamba dan terasuh-didik ke arahnya.
Tuhannya.
Kaji-kajilah.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Fatihah: 6

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Ihdinassiraatal mustaqiim - (Tunjukkanlah kami
jalan yang lurus - Al Fatihah: 6)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Ihdinassiraatal mustaqiim.
Pertama: Hidup hendaklah diarcakan di atas landasan
jalan kebenaran yang bersifat kebaikan, tepat dan berkesan di
wajah Simple, Natural dan Accurate serta berupaya membawa
seseorang itu menjadi maju dan berjaya di dalam
mengarcakan rupa Furqan. Yakni rupa perubahan dan
pembaharuan di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 289

semangat menghasilkan usaha menterjemah rupa rahsia


tersirat di setiap kejadian alam sehingga terlahirnya rupa di
hakikat:

Walal aakhiratu khairullaka minal uulaa.


Sesungguhnya yang akhir itu lebih baik daripada yang
awal.
Surah:93: Ad Dhuha:4

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:93: Ad Dhuha:4)


Menerangkan ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:93: Ad Dhuha:4)
. dan hikmah):
Menerangkan isyarat ruhul
Ayat ini secara jelas mendidik manusia
maani ayat yang menggambar sikap
manusia maju. Sikap manusia yang agar mata dan perasaannya sentiasa bersikap
tahu tentang pentingnya pembaharuan
melihat pada setiap yang baru adalah lebih baik
kepada dirinya, masyarakatnya dan
negerinya. Satu sikap berpaksikan dari yang lama. Di hakikat menerima arus
kemajuan bertamaddun. Satu sikap
perubahan dengan hati dan fikiran terbuka. Di
berpaksikan prinsip penjanaan
perubahan. Satu sikap berpaksikan mana pada setiap terlahirnya furqan bermakna
konsep yang baik harus dicari yang
terlahirnya kemajuan dan kebaikan yang
terbaik. Satu sikap yang mengarahkan
didikan manusia ke arah bersikap lagi bersifat relevan dan selari dengan
cerah lagi bersuluh. Di maksud esok
perkembangan semasa. Di suasana selamat di
lebih baik pada hari ini. Di wajah
kejantanan hidup dikejituan sejati. dunia dan selamat di akhirat. Fikir-fikirlah.
Kaji-kajilah.

Kedua: Hidup hendaklah diarcakan menerusi jalan


fitrah Allah dengan mengambil langkah menerokainya
sehingga terlahir rupa penemuan yang boleh bertapak di
tangan di rupa formula dan kaedah yang tepat serta bersifat
relevan pada setiap masa. Malah serasi dengan
perkembangan zaman di hakikat konsep makna maknawi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


290 Malam Muka Satu

Fa aqim wajhaka liddiini haniifaa. Fitratallaahil latii


fatarannaasa alaihaa. Laa tabdiila likhalqillaah.
Zaalikaddiinul qayyim. Walaakinna aktharannaasi laa
yalamuun.
Maka luruskan muka kamu (matlamat kamu) ke arah
kejituan cara gaya hidup (addiin) pada fitrah Allah yang
ditetapkan kepada manusia Dan tidaklah berubah
perbuatan Allah (menerusi jalan fitrahNya). Maka inilah
cara gaya hidup (addiinul) yang sepatutnya ditegakkan
(qayyim). Tetapi kebanyakan manusia tidak (mengambil
berat) untuk mengetahui.
Surah:30: Ar Rum:30

Catitan: (Surah: 30: Ar Rum:30)


Dhabit Istilah.
Menerangkan ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan ( Punca konsep dan
(Surah:30: Ae Rum:30)
idea): Ayat ini secara terang memperjelaskan
Menerangkan ruhul maani konsep tumpuan manusia kepada tiga (3)
ayat pada dua (2) perkara:
perkara dengan berlandaskan fitrah:
Satu: Menerangkan istilah:
Faaqim wajhaka liddiinihaniifaa Pertama: Memberi tumpuan kepada
digambaran isyarat agar manusia
kejituan beragama dalam membentuk cara dan
menghadapkan mukanya kepada
Tuihan dengan melakukan pada setiap gaya hidup mengikut fitrah Allah terhadap
pekerjaannya berpaksikan kepada
kejadian manusia (Surah:98: Al Bayyinah:5).
jalan fitrah Allah. Di hakikat jalan fitrah
sahaja akan membawa pekerjaannya Kedua: Menyedari hakikat fitrah
membuah kejayaan.
bahawa pada setiap yang terzahir tersimpannya
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1


Kaji-kajilah.
Halo-N
Malam Muka Satu 291

Dhabit Istilah. satu-satu rupa tersirat (furqan). (Surah:6: Al


Menerangkan ruhul Maani Anaam:104).
(Surah:30: Ar Rum:30)
....Sambungan. Ketiga: Memberi tumpuan dan
bertindak dengan menentukan jalan fitrah
Dua: Menerangkan kepada
manusia bahawa pada setiap urusan terbentuk apabila melakukan satu-satu kerja
atau pada setiap pekerjaan itu tetap dan usaha, agar urusan yang dibuat berjaya (Di
terwujudnya jalan fitrah. Maka jalan
fitrahnya haruslah diikuti sepenuhnya. maqam: Wa allawistaqaamuu alattariiqati la
Di hakikat kejayaan dan jalan fitrah asqainaahum maaan ghadaqaa - Surah:72:
adalah kembar siam berjantung satu
yang tidak boleh dicerai dan dipisah. Al Jin:16). Fikir-fikirlah.
Kaji-kajilah.

Ketiga: Hidup hendaklah diarcakan di hakikat tujuan


menuju ke arah Allah. Diri hendaklah sering memasang niat
untuk menjadi orang-orang mukmin dan bertaqwa dengan
mengambil langkah-langkah tertentu di atas kesedaran
bahawa harta akhirat teramat banyak di dunia. Dunia
bukannya tumpangan. Tetapi ianya adalah lebih berupa wakaf
mencari nikmat dan balai membentuk kesejahteraan duniawi
dan akhrawi di hakikat terzahirnya rupa Islam Hadhari di
konsep:

Huwallazii arsala rasuulahu bilhudaa wadiinil haq


Liyuzhirahuu aladdiini kullihii Wakafaa billaahi
syahiidaa.
Dialah yang mengutuskan rasul dengan petunjuk dan
agama (gaya dan cara hidup) yang sebenar. Bagi
(membolehkan ianya) dizahirkan pada cara dan gaya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


292 Malam Muka Satu

hidup (addiin) keseluruhannya. Dan cukuplah Allah


menjadi saksinya.
Surah:48: Al Fath:28

Catitan: (Surah: 48: Al Fath:28)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa pada setiap rasul
yang diutuskan Tuhan akan membawa
petunjuk dan agama (gaya dan cara hidup)
yang sebenar.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa petunjuk dan
agama yang diperkenalkan adalah merupakan
ibu furqan (ingredients perubahan dan
pembaharuan) yang seharusnya menjadi
pegangan dan panduan mutlak bagi manusia di
dalam mengarcakan diri sebagai Khalifah Allah
Di Muka Bumi. (Di maqam: Faman aslama fa
ulaaika taharrau rasyada Surah:72: Al
Jin:14).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa petunjuk dan
agama yang dibawa oleh para rasul tetap
mendapat perhatian Allah Taala dengan Dia
sendiri menjadi saksi terhadapnya. Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 293

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Fatihah: 7

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Shiraatallaziina anamta alaihim - (Jalan
seumpama mereka yang Engkau berikan Nikmat - Al
Fatihah:7)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Empat (4) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Shiraatallaziina anamta alaihim.
Pertama: Pasangkan tekad. Bahawa pada setiap kerja
yang dibuat hendaklah dibuat dengan ketentuan terwujudnya
matlamat menghasilkan nikmat. Sama ada di rupa nikmat di
dunia atau nikmat di akhirat. Lantaran itu, langkah-langkah ke
arahnya hendaklah diambil dengan menentukan pada setiap
langkah-langkah yang hendak dibuat biarlah benar-benar selari
dan selaras dengan jalan fitrah di hakikat: Jika mahukan ubi -
Tanamlah ubi. Jika mahukan durian - Tanamlah durian dan
janganlah sekali-kali bersikap mahukan ubi ditanamnya
durian.
Di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


294 Malam Muka Satu

Fitratallaahil latii fatarannasa alaihaa. Laa tabdiila


likhalqillaah.
Itulah fitrah Allah yang ditetapkan kepada manusia Dan
tidaklah berubah perbuatan Allah (menerusi jalan
fitrahNya).
Surah: 30: Ar Rum:30

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:30: Ar Rum:30)


Menerangkan ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:30: Ar Rum:30)
idea):
Menerangkan isyarat ruhul
Ayat ini secara jelas menerangkan
maani ayat terhadap contoh barang
fitrah yang tidak tertakluk kepada bahawa pada setiap model kejadian Tuhan
perubahan:
telah ditetapkan olehNya dan setiap sistem
Satu: Menerangkan perjalanan alam yang dicipta olehNya tidak
bahawa fitrah tugas manusia dengan
akan berubah dan diubah olehNya serta tetap
Tuhan di sifat dirinya sebagai
hamba (Surah:51: Al Zaariyaat:56) berada di posisinya buat selama-lama. Satu
dan tugas Tuhan terhadap manusia
kenyataan Tuhan bagi membolehkan manusia
di atas kapasitinya sebagai Tuhan
tidak akan berubah buat selama- menerokai kaedah atau formula kejadian dan
lamanya. (Surah:47: Muhammad:19)
sistemNya di rupa terzahirnya furqan yang
Dua: Menerangkan bahawa
fitrah manusia memerlukan Tuhan berupaya memajukan tamaddun manusia. Fikir-
dan manusia tetap memerlukan
fikirlah di hakikat penghasilan furqan berada di
Islam sebagai wadah diperkenalkan
Tuhan sebenar kepada manusia tangan manusia.
tidak akan berubah buat selama-
lamanya. (Surah:39: Az Zumar:22).
Tiga: Menerangkan bahawa Penerokaan Teori Al Quran.
fitrah hati manusia kena suci dan
(Surah:30: Ar Rum:30).
kena disucikan tidak akan berubah
buat selama-lamanya. (Surah:91: Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
Asy Syams:9-10).
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Tiga di antara perkara yang
menjadi contuh tentang fitrah Allah Quran di bidang Sains yang berbunyi:
ke atas manusia yang tidak sekali-
Setiap kejadian Tuhan yang berasaskan
kali tertaalok kepada perubahan.
Tidak seumpama perkara-perkara fitrah asal kejadiannya tidak akan berubah
lain, di mana fitrahnya tetap tertaklok
buat selama-lamanya. Di suasana memberi
kepada perubahan. (Surah:2: Al
Baqarah:106). Kaji-kajilah. peluang kepada manusia menerokai teori

Sebelah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N
Malam Muka Satu 295

dan formula fitrah yang terselindung


padanya.
Bincang-bincanglah.
(Surah:72: Al Jin:16).

Kedua: Pasangkan tekad. Bahawa Tuhan akan


memberi rupa kejayaan terhadap apa yang dicita-citakan
dengan izinNya. Apabila diri bertekad menjayakannya
berdasarkan FirmanNya:

Wa anlaisa lil insaani illaa maa saaa. Wa anna sayahu


saufa yuraa.
Dan bahawa tiadalah bagi manusia itu kecuali apa yang
diusahakannya. Dan sesungguhnya hasil usahanya itu
akan diperlihatkan kepadanya.
Surah:53: An Najm:39-40

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah 53: An Najm:39-40)


Menerangkan ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Bayan ( Punca konsep dan
(Surah:53: An Najm:39-40).
idea):
Menerangkan kaitan istilah:
Maa saaa (Apa yang diusahakan) Ayat ini secara terang memperjelaskan
pada istilah kalimah ayat: Mankaana tentang konsep kerja dan konsep rupa hasil
yuriidul hayaataddunyaa wazii
nataha.(Surah:11:Hud:15). Di makna kerja. Di mana rupa dan jumlah pendapatan
berkehendak kepada kegemilangan dari hasil kerja adalah bergantung terus kepada
hidup di muka bumi. Maka
jenis kerja yang di lakukannya (Surah:17: Al
seseorang itu hendak memasang
kehendak dan berkehendak. Di Israak:84). Lantaran buatlah satu-satu kerja
mana pada setiap kehendak itu
yang akan membuahkan rupa dan pendapatan
hanya akan tertumbuh di hati. Jika
ianya memenuhi empat (4) syarat: yang lumayan. Jika diri ingin kepada
kesenangan. Fikir-fikirlah di hakikat menadah
Sebelah.
telapak tangan tidak mungkin terarcanya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


296 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah. sebaldi air. Namun jika baldi ditadah sebaldi


Menerangkan ruhul Maani mungkin diperolehi. Di kedudukan hujan dari
(Surah:53: An Najm:39-40)
...Sambungan. langit tidak akan menanti manusia
Satu: Kehendak hanya menadahnya.
akan tumbuh di hati seseorang. Jika
satu-satu pekerjaan yang hendak
dibuat ada matlamatnya. Penerokaan Teori Al Quran.
Dua: Kehendak hanya akan
tertumbuh di hati seseorang. Jika (Surah:53: An Najm:39-40).
satu-satu pekerjaan yang hendak Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
dibuat ternampaknya jalan dan
sumber asas bagi melaksanakannya. of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Tiga: Kehendak hanya Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
akan tertumbuh di hati seseorang.
Jika perkerjaan yang hendak dibuat Rupa dan jumlah ganjaran pada setiap
ternampak kejayaan dan usaha manusia secara nature bergantung
munafaatnya.
Empat: Kehendak hanya terus kepada rupa kerja, saiz dan jenis
akan tertumbuh pada hati usaha yang dilakukan.
seseorang. Jika ada pendorong ke
arahnya. Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah. (Surah:17:Al Israak:84).

Di suasana Allah Taala jua tetap sentiasa


menggalakkan manusia menjadi maju dan berjaya di dunia di
hakikat Firman jaminanNya:

Man kaana yuriidul hayaata ddunia waziinataha. Nuwaffi


ilaihim amaalahum fiihaa. Wahum fiihaa laa
yubkhasuun.
Barang siapa yang menghendaki kehidupannya (yang
lebih baik) di dunia dan (memperolehi) perhiasannya
(harta, kekayaan, kejayaan dan kemajuan). Maka Kami
sempurnakan pekerjaannya di dunia. Sedangkan
mereka tidaklah dirugikan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 297

Dhabit Istilah Surah:11: Hud:15


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 11: Hud:15)
Catitan: (Surah:11: Hud:15)
Menerangkan istilah: Yuriidul
Klasifikasi ayat: Al Bayan ( Punca konsep dan
hayaatad dunyaa waziinataha
(Menghendaki kehidupan dunia dan idea): Ayat ini menjelaskan konsep kepada dua
perhiasannya). Di mana ianya bolehlah
(2) perkara:
diterangkan pada dua (2) peringkat:
Pertama: Ayat ini secara terang
Satu: Menerangkan kaitan di
memperjelaskan konsep kehendak dan
antara istilah: Yuriidul hayaatad
dunyaa dengan istilah: Ziinatahaa. Di berkehendak untuk memajukan diri dengan
mana kehendak memajukan
menguasai khazanah kekayaan dunia. Di
kehidupan di dunia hendaklah
dihubung-kait dengan punca ekonomi makna Tuhan tidak sekali-kali akan merugikan
dan kekayaan.
seseorang manusia yang berusaha ke arahnya.
Di hakikat kemajuan hidup
tidak akan berlaku. Jika perancangan Di hakikat harta dan kekayaan haruslah
hidup tidak dikaitkan dengan punca
diterokai dengan diri masing-masing memasang
ekonomi dan kekayaan. Lantaran itu
persoalan ini hendaklah diberi kehendak dan berkehendak kepadanya
perhatian secara khusus oleh anak
(Surah:7: Al Araaf:32). Maka Fikir-fikirlah di
cucu meskipun diri telah cukup
berilmu. Justeru kelalaian terhadapnya hakikat sifat berkehendak itu adalah modal
akan membuat ilmu yang ada payah
pertama bagi seseorang manusia untuk
membuah nikmat. Malah mudah
menjuruskan diri ke alam cendekiawan berjaya.
tempurung padi.
Kedua: Ayat ini secara terang
Dua: Memahami apakah ciri-
ciri barang yang dikatakan: Al memperjelaskan konsep matinya daya lonjakan
Hayaatad dunyaa (kehidupan di dunia)
kemajuan diri dan terpupusnya cita-cita pada
dan memahami ciri-ciri barang yang
dikatakan: Ziinatahaa. (Perhiasannya) diri seseorang, apabila sifat berkeinginan dan
Yakni barang yang menjadi matlamat
berkehendak tertandus pada dirinya. Satu sifat
hidup di dunia dan perlu diperjuangkan
sehingga ianya berjaya dimiliki oleh yang akan mematikan seseorang sebelum
tangan sendiri.
tubuhnya dimatikan. Satu sifat yang akan
Maka adapun istilah:
Kehidupan di dunia bolehlah meletakkan manusia itu di tahap mundur buat
didefinasikan sebagai rupa corak hidup
selama-lamanya. Sesungguhnya inilah satu
yang boleh menghasilkan
kesejahteraan di wajah manusia maju, sikap yang perlu diperhati dan dibuang jauh-
senang dan mewah dengan diri dan
jauh dari diri agar ianya tidak menular ke dalam
keluarga memiliki darjat dalam
kehidupan serta berpeluang pula untuk kehidupan. Oleh itu tanamkanlah semangat:
membekalkan diri dengan bekalan
Hendak seribu daya pada diri dan matikanlah
kehidupan di akhirat.
Dan adapun perhiasan hidup semangat: Tak hendak seribu dalih pada jiwa.
di dunia bolehlah didefinasikan
Mudah-mudahan diri teguh bertapak di bumi
sebagai rupa barang kesenangan dan
kemewahan hidup yang boleh manusia. Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat sebaik-
mendatangkan ketenangan dan
baik manusia itu adalah manusia yang tahu dan
kegembiraan di sepanjang hayat di
dunia. Di wajah beruntung pada dua pandai menterjemah-gunakan harta dan
masa. Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


298 Malam Muka Satu

kekayaannya di rupa bekalan di hari ini dan


bekalan di hari kemudian. Di suasana
terbentuknya kesejahteraan duniawi dan
akhrawi. (Surah:42: Asy Syuraa:36).

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:11: Hud:15)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
Sumber kekayaan sesebuah negeri tidak
akan berguna. Jika rakyatnya tidak
memasang kehendak untuk
menterjemahkannya dengan melihat
kehidupan di dunia penting baginya.
Bincang-bincanglah.

Ketiga: Pasangkan tekad. Bahawa meniru dan


mencontohi contoh-contoh yang baik adalah satu sikap
mahmudah. Satu sikap mentauladani alam dan perubahan
alam di maksud agar diri tidak ketinggalan dengan
perkembangan zaman dan selari dengan perubahan zaman.
Maka bagi maksud ini. Sikap mendahului zaman atau
menyamai zaman hendaklah ditumbuhkan pada hati.
Kehendak dan keberanian hendaklah disuburkan agar proses
pembelajaran untuk mencapai kedudukan yang dimaksudkan
dapat dilakukan secara tenang dengan dada sendiri berjiwa
besar. Demi perubahan berlaku kepada kehidupan seharian di
suasana maju dan sejahtera dengan memasang sikap
berlumba-lumba mencari kejayaan dan menjadikan diri di
kalangan orang yang terbaik dalam mengarcakan kejayaan di
dunia seperti Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 299

Inna jaalnaa maa alal ardhi ziinatallaha linabluawahum


ayyuhum ahsanu amalaa.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi
sebagai perhiasan baginya (furqan dan sumber
kekayaan), agar Kami menguji mereka siapakah di
antara mereka yang terbaik pekerjaannya.

Dhabit Istilah Surah:18: Al Kahfi:7


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 18: Al Kahfi:7)
Catitan: (Surah18:Al Kahfi :7)
Menerangkan kaitan kalimah-
Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
kalimah ayat pada dua (2) perkara:
dan hikmah):
Satu: Menerangkan kaitan
Ayat ini secara terang
istilah kalimah ayat: Maa alal ard zii
natallahaa (Apa-apa di bumi sebagai membentangkan satu ingredient pendidikan dan
perhiasannya) dengan istilah kalimah
galakan bagi membangkitkan semangat dan
ayat: Yuriidul hayaatad dunyaa
waziiinatahaa. (Menghendaki kehendak manusia agar seseorang manusia itu
kehidupannya baik di dunia
bersifat agresif untuk menterjemahkan
Surah:11:Hud:15) dalam konteks
memajukan hidup dan kehidupan di khazanah alam yang disediakan oleh Tuhannya
muka bumi dengan melahirkan minat
dengan melahirkan rupa furqan dan kekayaan
dan semangat untuk berlumba-lumba
menterjemahkan sumber kejadian (Di maqam: Qulman harrama ziinatallaahil
Tuhan sehingga terhasilnya furqan di
latii akhraja liibaadihii wattayyibaati
wajah persaingan yang sihat di
maqam: Wataaawanuu alalbirri minarrizqi Surah:7: Al Araaf:32) menerusi
wattaqwaa. (Surah:5: Al Maidah:2).
langkah dan usaha yang bersungguh-sungguh
Dua: Menerangkan kaitan ke arahnya.
istilah kalimah ayat: Maa alal ardhi
Di hakikat perbuatannya itu dipandang
ziinatallahaa (Apa-apa di bumi sebagai
perhiasannya) dengan istilah kalimah mulia oleh Tuhannya di kala pengarcaan
ayat: Linabluwahum ayyuhum ahsanu
furqannya bermunafaat di dunia dan di masa
amalaa (Agar Kami menguji mereka.
Siapakah di antara mereka yang yang sama bermunafaat pula untuk hari
terbaik pekerjaannya). Di dalam
akhirat. (Di maqam: Qulhiya lillaziina
konteks.... Sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


300 Malam Muka Satu

....Sambungan. aamanuu fil hayaatid dunyaa khaalishatan


yaumal qiyaamah - Surah:7: Al Araaf:32).
ukuran keupayaan seseorang
manusia atau satu-satu bangsa Fikir-fikirlah.
dalam menterjemahkan Bashaair
kejadian Tuhannya di atas sifat
kreatif dan inovatif. Satu ukuran Penerokaan Teori Al Quran.
yang akan menentukan siapakah (Surah:18: Al Kahfi:7)
yang terbaik di kalangan manusia
yang baik. Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
Satu proses galakan Tuhan of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
yang perlu disambut oleh manusia.
Jika manusia itu tahu yang tugas Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
awal kezahirannya adalah untuk Setiap kejadian Tuhan di muka bumi adalah
mengaslihkan sesuatu ke arah yang
lebih baik dan mengaslihkan sesuatu punca khazanah kekayaan di rupa
yang baik menjadi lebih terbaik serta kewujudannya menguji kecekalan dan
relevan ianya dengan zaman dan
keperluan zaman. Kaji-kajilah keupayaan ilmu pengetahuan manusia
dalam menterjemahkannya.
Bincang-bincanglah.

Dan di hakikat FirmanNya lagi:

Liyajziyahumullaahu ahsana maa amiluu wayaziidahum


mimfadhlihi Wallaahu yarzuqu man yasyaau bighairi
hisaab.
(Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah
memberikan ganjaran kepada mereka (hasil
penerokaannya) yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah
kurniaanNya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki
kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa terhitung.
Surah:24: An Nur:38

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 301

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah24: An Nur :38)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan ( Punca pendidikan
(Surah:24: An Nur:38).
dan hikmah): Ayat ini mendedahkan manusia
Menerangkan isyarat ruhul pada tiga (3) perkara:
maani ayat kepada dua (2)
perkara: Pertama: Ayat ini secara terang
Satu: Menerangkan istilah mendidik manusia agar memasang sikap
Ahsana maa amiluu yang dikaitkan
dengan kalimah Liyaj ziyahumullah sentiasa menaruh harapan kepada Tuhannya
di awal kalimahnya. Di makna (Surah:94: Al Insyiraah:8) serta berdoa
mengisyaratkan kepada manusia
agar memilih rupa, saiz dan kepadaNya moga-moga pada setiap usaha
keupayaan munafaat terhadap yang dibuat tetap menjadi. Malah
pekerjaan yang hendak dilakukan
agar pekerjaannya berjaya dengan diperlebihkanNya di wajah terzahirnya rupa
rupa kejayaan yang keberkatan yang berterusan dengan diri lega
menguntungkan. Di hakikat
kegagalan manusia dalam melafaz syukur (Di Maqam: Wa aakhiru
menentukan sifat-sifat pekejaan- dawaahum anilhamdulillaahi rabbil
nya, akan membuat hasil
pekerjaannya tidak sekali-kali akan aalamiin - Surah:10: Yunus:10).
mencapai target kepuasan hatinya. Kedua: Ayat ini secara terang
(Surah:6:Al Anaam:132).
mendidik manusia agar menaruh harapan
Dua: Menerangkan istilah kepada Tuhannya dengan memasukkan dirinya
wayaziidahum min fadhlih yang
dikaitkan dengan kalimah Liyaj di kalangan manusia yang dicurahkan rezeki
ziyahumullahu ahsana maa amiluu yang berlipat ganda pada makna kurniaan
di awal kalimahnya. Di makna
mengisyaratkan pada dua (2) rezeki tanpa terhitung. (Surah:29: Al
perkara tindakan yang perlu dibuat Ankabuut:62).
oleh manusia: (i): Bertindak
menyuburkan usaha berpandukan Ketiga: Ayat ini secara terang
jalan fitrah dengan perancangan mendidik manusia agar sentiasa memperbaiki
dan pelaksanaan yang jitu.
(Surah:94: Al Insyirah:7). (ii): dan memperteguhkan rupa usahanya dengan
Meringankan tangan menadah doa tekad rupa usahanya di hari ini tetap lebih baik
agar usaha yang dibuat direstui
kejayaannya oleh Tuhan semesta dari semalam. Di makna terus bergerak maju
alam. Di samping memasang setapak demi setapak kehadapan. (Surah:6: Al
perasaan taruh harapan
kepadaNya. (Surah:94: Al Anaam:132). Fikir-fikirlah di hakikat usaha dan
Insyirah:8). Kaji-kajilah. keberkatan adalah kunci terteguhnya kejayaan.

Keempat: Pasangkan tekad. Bahawa ilmu dan


kekayaan adalah dua unsur yang berupaya membawa
seseorang itu dan bangsanya menjadi maju. Seseorang itu
akan dihormati. Jika dirinya berilmu dan kaya. Demikianlah
pula satu-satu bangsa akan tinggi martabatnya. Jika satu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


302 Malam Muka Satu

bangsa itu memilik taraf keilmuan yang tinggi serta kaya


bangsanya di sudut ekonomi dan kewangan. Sesungguhnya
ilmu dan kaya adalah punca segala punca yang berupaya
membuahkan kehidupan sejahtera. Lalu berkejarlah ke
arahnya dengan menentukan diri mencapai tahap keilmuan
yang tinggi serta kaya raya. Sesungguhnya Allah tidak akan
mensia-sia ke atas usaha hambaNya.
Di hakikat FirmanNya:


Walikullin darajaatun mimma amilu Wamaa rabbuka
bighaafilin amma yamaluun.
Dan setiap orang akan memperoleh darjat-darjat (hasil
dan kedudukan) dengan apa yang dikerjakannya. Dan
Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Surah:6: Al An aam:132
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:6: Al An aam:132)
(Surah:6: Al Anaam:132)
Klasifikasi ayat: Al Bayan ( Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani ayat idea):
kepada dua (2) perkara:
Ayat ini secara terang memperjelaskan
Satu: Menerangkan makna konsep bahawa darjat dan kedudukan boleh
istilah: Darajaatun (Darjat). Di mana
ianya bolehlah didefinasikan sebagai dicari dan boleh dibentuk. Jika terwujudnya
satu kedudukan taraf manusia di mata kehendak dan usaha ke arahnya. Dan
manusia dan taraf manusia di sisi
Tuhannya yang menyebabkan diri sesungguhnya taraf darjat yang bakal dinikmati
seseorang itu dilihat dan dinilai tinggi oleh seseorang itu adalah bergantung terus
oleh hati orang ramai dan dinilai tinggi
oleh Tuhannya dengan menzahirkan kepada jenis pekerjaan yang diusahakannya.
pada dirinya kemewahan di dalam Sedangkan di masa yang sama Allah memberi
hidup, berpangkat tinggi dalam
masyarakat serta lidah dan mulutnya jaminan akan kejayaannya. (Di maqam:
dihormati dan dipakaiguna. Lillaziina ahsanuu fii haazihid dunyaa

Sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 303

...Sambungan. hasanah. Wal ardhullaahi waasiah -


Surah:39: Az Zumar:10). Fikir-fikirlah.

Dua: Menerangkan makna


istilah: Mimmaa amiluu (Dengan Penerokaan Teori Al Quran.
apa yang dikerjakan). Di makna
peranan jenis pekerjaan adalah (Surah:6: Al Anaam:132)
teramat penting dalam menentukan Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
taraf darjat yang akan diterima oleh
seseorang. Jika tinggi taraf of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
pekerjaannya. Maka tinggilah Quran di bidang Sains Pendidikan dan Ekonomi
darjatnya. Sebaliknya jika rendah
taraf pekerjaannya. Maka rendahlah yang berbunyi:
taraf darjatnya. Justeru itu, anak Tiap-tiap darjat yang bakal diterima oleh
cucu lihatlah taraf diri masing-
masing. Lantaran darjat jua seseorang manusia bergantung terus
ditentukan oleh ketinggian ilmu. kepada jenis pekerjaan yang dibuat
(Surah:58: Al Mujaadalah:11).
olehnya. .
Kaji-kajilah. Maka soal ketentuan terhadap jenis
pekerjaannya itulah yang akan menentukan
taraf darjatnya. Bincang-bincanglah.

Dan FirmanNya lagi:

Yarfa illaahu llaziina aamanuu minkum Wallaziina


uutuul ilma darajaatin Wallaahu bimaa tamaluuna
khabiir.
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa darjat dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Surah:58: Al Mujaadalah:11

Catitan: (Surah:58: Al Mujaadalah:11)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


304 Malam Muka Satu

Penerokaan Teori Al Quran. Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca Penghasilan


(Surah 58: Al Mujaadalah:11) konsep):

Mendesignkan satu teori Al Quran Ayat ini secara terang memperjelaskan


(The theory of Noble Quran) di bidang konsep bahawa darjat dan kedudukan jua boleh
Sains Kerohanian yang berbunyi:
dihasilkan melalui ilmu pengetahuan dan
Iman dan keimanan seseorang dengan beriman kepada Tuhan semesta alam.
akan berwajah palsu, apabila darjat
hidupnya tidak meningkat dengan Di makna semakin tinggi ilmu pengetahuan
rupa iman dan keimanan yang seseorang itu, maka semakin tinggilah darjat
tertumbuh pada dirinya.
hidupnya di dunia. Demikianlah pula dengan
mereka yang beriman, pasti tinggi darjatnya di
Bincang-bincanglah.
hari kebangkitan nanti. Di hakikat kedua-duanya
haruslah diarcakan secara serentak dan
bersepadu. Fikir-fikirlah.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah: 58: Al Mujaadalah:11).
Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan dan Ekonomi
yang berbunyi:
Kepalsuan satu-satu ilmu akan menjelma di
hadapan pemiliknya apabila ilmu di dadanya
gagal meningkat dan mempertingkatkan
darjat hidupnya.
Bincang-bincanglah.

Ayat: 7: Al Fatihah.

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Ghairil maghdhuubi alaihim waladdhaaliin -

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 305

(Tidaklah mereka itu orang-orang dimurkai dan disesatkan - Al


Fatihah:7)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Empat (4) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Ghairil maghdhuubi alaihim waladdhaaliin.
Pertama: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa kerja mensyukuri nikmat yang diterima adalah
satu kerja yang perlu diarcakan oleh diri. Agar diri tidak
tergolong di kalangan manusia yang disifatkan oleh Allah
Taala di dalam FirmanNya:

Walain sa altahum Man nazzala minassamaai maaan


fa ahyaa bihil ardha minbadi mautiha. Layaquulun
nallaah. Qulil hamdulillaahi Bal aktharuhum laa
yaqiluun.
Demi. Kalau engkau tanyakan kepada mereka.
Siapakah yang menurunkan hujan dari langit. Lalu
menghidupkannya bumi yang telah mati. Nescaya
mereka menjawab: Allah. Katakanlah puji pujian itu bagi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


306 Malam Muka Satu

Allah. Tetapi (kenapakah) kebanyakan mereka tidak


memikirkannya.
Surah:29: Al Ankabuut:63
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:29: Al Ankabuut:63) Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:63)
Menerangkan ruhul Maaani ayat Klasifikasi ayat: Al- Bayan (Punca konsep dan
kepada dua (2) perkara:
idea):
Satu: Menerangkan sikap
terlepas pandang manusia terhadap Ayat ini menerangkan rungutan Tuhan
nikmat Allah. Lantaran nikmat yang semesta alam kepada dua (2) perkara yang
diperolehi boleh didapati secara
mudah. Sehingga sifat kelazimannya tidak sepatutnya dilakukan oleh manusia:
membutakan mata untuk menilai Pertama: Ayat ini secara jelas
kebesaran nikmat yang diperolehi.
Maka demikianlah sikap menerangkan rungutan Tuhan semesta alam
manusia dalam melihat rupa dan erti menerusi istilah ayat: Bal aktharuhum laa
nikmat sehingga payah baginya untuk
berkata: Alhamdulilah. Oleh itu wahai yaqiluun. Di makna banyaknya terjadi di
anak cucu katakanlah: Alhamdulillah di
kalangan manusia terlepas pandang dalam
saat kamu menikmati rezeki. Miskipun
ianya berupa sesuap nasi yang sering melihat dan menilai nikmat Tuhan kepadanya
kamu dihidangkan dalam kehidupan. sehingga dirinya terlupa untuk berkata:
Dua: Menerangkan kepada Alhamdulillah. Kedudukan ini berlaku, lantaran
manusia agar bersikap tahu terwujudnya banyak rupa nikmat yang
menghargai barang yang lazim terdapat
di hadapan. Di hakikat manusia sering dikurniakan oleh Allah Taala boleh diperolehi
memandang remeh terhadap barang
oleh manusia secara nature sehingga rupa
yang sentiasa wujud padanya.
Seumpama kewujudan cincin di jari. nikmat yang diperolehi telah bersifat kelaziman.
Tidak akan dirasai berharga kerana Di suasana alah nilai kerana biasa. Seumpama
ianya sering berada di jari. Nilai cincin
tidak begitu dipandang ketika jari masih tanam padi berbuah padi. Tanam rambutan
memilikinya. berbuah rambutan.
Namun apa akan terjadi. Bila
cincin kesayangan tercicir dari Di kedudukan diri tidak perlu berfikir.
penglihatan mata. Di suasana hati
Di kedudukan diri tidak perlu terasanya payah.
bergelabah mencarinya. Kegelisahan
terjadi. Ketenangan tidak terwujud lagi. Tahu-tahu padi memenuhi baluh. Rambutan
Sedangkan ketika cincin terletak di jari.
ditanam merah rangup ditangkai. Maka di
Nilainya tidak senilai tubuh menilainya
di saat cincin tercicir dari jari. suasana ini mata terlepas pandang. Fikiran
Maka inilah persoalan yang tidak teruang berfikir, menyebabkan nikmat
harus diteliti seumpama nikmat yang
Allah bagi agar diri dapat dididik tahu yang diperolehi semacam tidak datang dari
menilai barang yang sentiasa berada di Tuhan. Sebaliknya lainlah dengan sakit.
sisi. Dan sesungguhnya sebuta-buta
mata dan mata hati apabila diri tidak Manusia tentu mudah mengingati Tuhan.
tahu menilai Tuhan yang sentiasa
(Surah:26: Asy Syuaraak:80).
berada di sisi. Wahuwa maakum
ainamaa kuntum. (Surah:57: Al
Hadid:4).Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 307

Kedua: Ayat ini secara jelas


menerangkan rungutan Tuhan semesta alam
setelah dilihatNya sikap manusia yang tahu
akan setiap rezeki dan nikmat yang dikecapinya
adalah datang dari Tuhannya. Tetapi sayang
banyak di kalangannya menyalahgunakan
nikmat yang ada. Malah sanggup pula
menukarkannya dengan kekufuran. (Di maqam:
Alam tara ilallazziina baddaluu nimatallaahi
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:29: Al Ankabuut:63) kufraa - Surah:14: Ibrahim:28). Di makna tidak
tahu untuk bersyukur.
Mendesignkan satu teori
Al Quran (The Theory of Noble Ketiga: Ayat ini secara jelas
Quran) di bidang Sains
menerangkan rungutan Tuhan semesta alam
Kerohanian yang berbunyi:
tentang beratnya mulut manusia untuk
Bertuhan tanpa bersyukur di
menyebut: Alhamdulillah. Di suasana manusia
kala nikmat datang ke sisi akan
membuahkan hati manusia di sanggup mengunyah makanan. Sanggup
rupa hati tidak bertuhan.
menggerakkan mulut beratus kali untuk
menelannya. Tetapi sayang payah baginya
Bincang-bincanglah.
untuk meringankan lidahnya untuk berkata:
Alhamdulillah.
Maka demikianlah bakhilnya manusia
dengan Tuhannya. Di hakikat terlupanya diri
akan kebaikan Tuhannya. Oleh itu fikir-fikirlah
anak cucu, di kedudukan manusia mungkin
boleh meletakkan biji benih di tanah. Tetapi
manusia tidak berkeupayaan untuk
mengeluarkan akar dan tunas tanaman di
kebunnya.

Kedua: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri


sendiri. Bahawa nikmat yang berupa kejayaan dan kekayaan
yang dinikmati selama ini dan di masa ini, adalah merupakan
nikmat yang dikurniakan oleh Allah di hakikat bahawa manusia
tidak boleh menentukan kehendaknya untuk mencapai sesuatu
tanpa pertolonganNya seperti FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


308 Malam Muka Satu

Am lil insaani maa tamanna. Falillaahil aakhiratu wal


uulaa.
Adakah setiap manusia memperolehi apa-apa yang
dicita-citakannya sedangkan ianya adalah milik Allah
pada akhir dan awalnya.
Surah:53: An Najm:24

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:53:An Najm:24)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:53: An Najm:24)
dan hikmat): Ayat ini memperjelaskan kepada
Menerangkan ruhul maani manusia kepada tiga (3) perkara:
yang mengisyaratkan petua
bagaimana seseorang itu boleh Pertama: Ayat ini secara terang
menzahirkan ketenangan kepada memperjelaskan bahawasanya tidak semua
dirinya apabila dirinya tercabar dan
kehendak dirinya tidak terhalang. barang yang dikehendaki boleh diperolehi oleh
Petuanya bolehlah diarcakan kepada seseorang dalam memenuhi impiannya. Di
dua (2):
hakikat Tuhan jua ada perancanganNya
Satu: Peganglah kuat-kuat tersendiri. (Di maqam: Wamaa tasyaauuna
pada konsep ayat ini di hakikat
manusia tidak akan memperolihi illaa an yasyaaallaahu rabbul aalamiin -
semua barang yang dicita-cita olehnya. Surah:81: At Takwiir:29).
(Surah:81: At Takwiir:29) dengan kata
putus (last say) tetap berada ditangan Kedua: Ayat ini secara terang
Allah jua. (Surah:9: At Taubah:51). memperingatkan manusia bahawa pentingnya
Dua: Rapatkan diri dengan pertolongan Tuhan kepadanya. Di hakikat agar
Tuhan dan taruhlah harapan dirinya digolongkan di kalangan orang-orang
kepadaNya (Surah:94: Al Insyiraah:8)
serta yakinilah yang Tuhan itu adalah dikehendaki oleh Tuhannya untuk mendapat
sebaik-baik pemelihara dan penentu pertolonganNya. (Di maqam: Wajallii
nasib (Surah:12:Yusuf:64) yang tidak
sekali bersifat melupai nasib milladunka sultaanan nashiiraa - Surah:17: Al
hambaNya (Surah:93: Adh Dhuhaa:3- Israak:80).
4) dengan mengantikan kehendak
yang diimpikan dengan satu rupa Ketiga: Ayat ini secara terang
kejayaan yang lebih besar di rupa mendedahkan kepada manusia satu konsep
yang akhir itu lebih baik dari yang
awal. Kaji - kajilah. pendidikan yang berupaya mendidik manusia
agar lasak diuji serta tahu mengguna pakai

Al Fathun Nawa Jilid 1


Bincang-bincanglah. Halo-N
Malam Muka Satu 309

sabar dan erti bersabar. (Di maqam: Yaa ayyu


hallaziina aamanushbiruu washaabiruu
waraabituu wattaqullaaha laallakum
tuflihuun - Surah:3: Ali Imran:200). Fikir-
fikirlah.
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:53:An Najm:24).
Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran yang berbunyi:
Kerja manusia adalah berusaha dan
merancang usahanya ke arah satu-satu
matlamat yang hendak dicapai dengan
menaruh harapan bahawa Tuhan pasti
merestuinya.
Bincang-bincanglah.
(Surah:94: Al Insyiraah:7-8).

Di hakikat FirmanNya lagi:

Wamaa tasyaauuna illaa an yasyaa allaahu rabbul


alamin.
Sesungguhnya (manusia) tidak boleh menentukan
kehendaknya kecuali ianya dikehendaki oleh Allah,
Tuhan sekalian alam.
Surah:81: At Takwiir:29

Catitan: (Surah:81: At Takwiir:29)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


310 Malam Muka Satu

Ayat ini menjelaskan satu konsep


bahawa. Jika sesuatu yang diimpikan terkeluar
Dhabit Istilah
Menerangkan ruhul maani dari keupayaan sendiri (Surah:53: An Najm:24).
(Surah:81: At Takwiir:29) Maka dua (2) tindakan perlu dibuat:
Menerangkan ruhul maani Pertama: Ayat ini secara terang
ayat yang mendidik manusia agar diri mendidik manusia agar tidak segan silu
masing-masing mengerti dan
memahami tentang kebijaksanaan meminta pertolongan dari mana-mana pihak
Allah Taala pada sifatNya sebagai berauthoriti atau dari mana-mana pihak yang
Tuhan dan Pemelihara Tebaik
terhadap hambaNya di maqam: berupaya menjayakan cita-cita baik yang
Fallaahu khairun haafizan wahuwa dihasratkan.
arhamurraahimiin. (12:Yusuf:64).
Terutama apabila satu-satu impian Kedua: Ayat ini secara terang
seseorang hambaNya disekat mendidik manusia agar tidak segan silu berdoa
olehNya. Dan sesungguhnya
kebijaksanaan ini dapat dilihat pada dan bermohon agar diri dipilih dan diberi
tiga (3) sudut: peluang menjayakan cita-cita yang tersemat.
Satu: BijakNya Allah Taala (Surah:29: Al Ankabuut:62). Fikir-fikirlah di
bertindak di maqam: Waasaa an hakikat rezeki dan peluang sentiasa berada di
takrahuu syaian wahuwa khairullakum.
Waasaa an tuhibbuu syaian wahuwa dua kedudukan. Sama ada bersifat gifted
syarrullakum. Wallaahu yalamu wa (kurniaan) atau created (mencipta sebab
antum laa talamuun. (Surah:2: Al
Baqarah:216) musabbab menzahirkannya.)

Dua: BijakNya Allah Taala


bertindak di maqam: Maa waddaaka Penerokaan Teori Al Quran
rabbuka wamaa qalaa. (Surah:93: Adh (Surah:81: At Takwiir:29).
Dhuhaa:3). Lantaran Tuhan ingin
mengurniakan hambaNya sesuatu Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
yang lebih baik di maqam: Walal of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
aakhiratu khairullaka minal uulaa.
(Surah:93: Adh Dhuhaa:4-8). Quran di bidang Sains Pendidikan dan Sains
Kerohanian yang berbunyi:
Tiga: BijakNya Allah Taala
bertindak menguji hambaNya di Jika semua kehendak manusia dapat
maqam: Wanab luukum bissyarri dicapai oleh manusia. Maka jenuh
walkhairi fitnah. (Surah:21: Al
Anbiyaak:35). jahanamlah manusia itu terutama di saat
dirinya terlupa terhadap nikmat Tuhannya.
Kaji-kajilah.
Bincang-bincanglah.
(Surah:42: Asy Syuuraa:27).

Ketiga: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri


sendiri. Bahawa janganlah sekali-kali diri memperakui bahawa
setiap kejayaan dan kekayaan yang dimiliki adalah terhasil dari

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 311

usaha diri semata-mata tanpa ianya dikait dengan kurnia Allah


di hakikat FirmanNya:

Walain azaqnaahu rahmatan minna min badi dharraa


massathu layaquulanna haazaa lii.
Dan jika kami rasakan kepadanya rahmat dari Kami
sesudah ditimpa kemelaratan. Nescaya ianya berkata:
Ini adalah hak usaha ku (milik ku).
Surah:41: Fussilat:50

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:41: Al Fussilat:50)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al - Burhan (Punca pendidikan
(Surah:41: Al Fussilat:50)
dan hikmah):
Menerangkan ruhul Ayat ini secara terang memperjelaskan
maani pada isyarat bahawa
manusia mudah melupai sejarah, terwujudnya sikap lupa diri di sifat melepas
seumpama mudahnya manusia anjing tersempit di kalangan manusia, apabila
melupai apa yang dimakannya di
hari-hari yang berlalu. kesenangan terzahir pada dirinya. Di hakikat diri
Satu tabiat lazim yang terlupa punca datangnya rezeki di suasana
perlu diberi perhatian khusus
lantaran sifat sebegini akan mata hanya melihat rupa kerja yang dibuat
menzahirkan manusia yang lupa itulah secara mutlak menghasilkan kemewahan
daratan dan mabuk di alam golora
kesenangan yang akan kepadanya di kedudukan dirinya terbuta untuk
membuahkan padah di hari muka. menoleh kepada Tuhan yang berada di sisinya
Kaji-kajilah. (Surah: 96: Al Alaq:6-7). Fikir-fikirlah.

seperti apa yang berlaku kepada Qarun yang berakhir


kekayaannya ditarik dalam sekelip mata:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


312 Malam Muka Satu

Qaala innamaa uutiituhu alaa ilmiin indii. Awalam


yalam annallaaha qad ahlaka min qablihii minal quruuni
man huwa asyaddu minhu quwwatan wa aktharu
jamaa.
Qarun berkata: Aku memperolehi harta benda ini adalah
dengan ilmu pengetahuanku. Lalu tidakkah ianya
mengetahui bahawa Allah telah membinasakan di
antara umat-umat sebelumnya, orang yang teramat kuat
daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta.
Surah:28: Al Qashash:78

Penerokaan Teori Al Quran. Catitan: (Surah:28: Al Qashash:78)


(Surah 28:Al Qashash:78) Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan

Mendesignkan satu teori Al Quran dan hikmah). Ayat ini memperjelaskan akibat
(The Theory of Noble Quran) di dari natijah keangkuhan manusia yang
bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi: berpunca dari tiga (3) perkara:
Pertama: Merasai diri lebih diri kuat.
Kebolehan dan kelebihan diri
seseorang manusia akan Di hakikat sebarang kejayaan yang dibuat
binasa. Jika ianya tidak adalah di atas keupayaan diri sendiri. Tanpa
dihubung-kaitkan dengan
Tuhannya perlu dikaitkan dengan Tuhan. (Surah:96: Al
Alaq:6-7).
Kedua: Merasai sebarang kejayaan
Bincang-bincanglah.
adalah kekal. Tanpa merasai ianya boleh ditarik
balik pada bila-bila masa oleh Tuhan yang
Maha Berkuasa. (Surah:10:Yunus:24).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 313

Ketiga: Merasai tidak terwujudnya


Hukum Karma. Yakni Kifarat Allah terhadap
orang yang zalim semasa hayatnya di dunia.
(Surah:32: As Sajdah:21). Inilah tiga yang perlu
diingatkan. Bila diri berada di tonggak kejayaan
dan kekayaan. (Surah:2: Al Baqarah:47). Fikir-
fikirlah.

Keempat: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri


sendiri. Bahawa janganlah sekali-kali diri menukarkan nikmat
dengan kekufuran di hakikat Firman Allah Taala:

Alam tara ilallaziina baddaluu nikmatallaahi kufra.


Tidakkah engkau perhati akan orang-orang yang
menukarkan nikmat Allah dengan kekufuran.
Surah:14: Ibrahim:28

Penerokaan Teori Al Quran. Catitan: (Surah:14: Ibrahim: 28)


(Surah 14:Ibrahim:28).
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Mendesignkan satu teori Al idea):
Quran (The Theory of Noble Quran)
di bidang Ekonomi dan Sains Ayat ini secara jelas menerangkan
Kerohanian yang berbunyi: konsep bahawa kekufuran boleh dihasilkan oleh

Nikmat yang dimiliki oleh nikmat. Jika nikmat disalahgunakan oleh pemilik
seseorang manusia akan yang dikurniakan. Maka fikir-fikirlah disebalik
membinasakan dirinya, apabila
nikmat digunapakai pada jalan tajamnya sebilah pisau terselitnya munafaat.
kekufuran. Namun disebalik munafaatnya terarcanya
kemudharatan. Jika ianya disalahguna dan diri
Bincang-bincanglah. terlalai dengan ketajamannya (Surah:2: Al
(Surah:42: Asy Syuuraa:26-27).
Baqarah:195).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


314 Malam Muka Satu

dengan menyedarkan diri akan hakikat, bahawa banyak terjadi


kepada manusia yang diberi nikmat melupai Allah dan
berpaling dariNya di hakikat FirmanNya:

Walau basatallaahu rrizqa liibaadihi Labaghau fil ardhi.


Jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-
hambaNya. Nescaya kebanyakan mereka melampau di
muka bumi.
Surah:42: Asy Syuura:27

Catitan: (Surah:42:Asy Syuura:27)


Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini mendidik di rupa didikan
dan ingatan Allah Taala yang menjuruskan

Penerokaan Teori Al Quran. kepada tiga (3) perkara:


(Surah:42: Asy Syuura:27) Pertama: Manusia senang melupai

Mendesignkan satu teori kesusahan di kala diri berada di balai


Al Quran (The Theory of Noble kesenangan. Diri mudah terlupa Tuhan.
Quran) di bidang Sains
Kerohanian yang berbunyi: Terhilang sejarah silam. Doa dan air mata
menangis malam terhapus dari ingatan. Maka
Bila nikmat tidak lagi dilihat
di rupa nikmat akan membuat begitulah manusia mudahnya terlupa akan
manusia mudah terbuta untuk sejarah kepahitan duri dan nafas keperitan.
melihat sejarah kesusahannya.
(Surah:10: Yunus:12).
Kedua: Kesenangan yang diperolehi
Bincang-bincanglah.
mudah menjurus kepada kerja-kerja kejahatan
dan kekufuran. Di suasana hati suka kepada
kesenangan dunia semata-mata tanpa diri
teringat kepada kehidupan abadi. (Surah:10:
Yunus:7-8).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 315

Ketiga: Bila kejayaan diperolehi


dikatakannya kejayaan itu kejayaan sendiri
dengan tingkah laku Qarun dicontohi.
(Surah:28: Al Qashash:78). Di makna melupai
ianya hasil kurniaan Tuhan. Di hakikat
terzahirnya manusia kufur dan tidak bersyukur.
(Surah:41: Al Fussilat:50). Fikir-fikirlah.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:42: Asy Syuraa:27).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi:
Manusia mudah lupa sejarah. Bagai
mudahnya mereka melupai barang yang
dimakannya semalam.
Bincang-bincanglah. (Surah:96:Al Alaq:6-7).

Justeru itu, ingatlah bahawa nikmat dan kesenangan


yang diterima adalah merupakan sebahagian daripada ujian
Tuhan kepada manusia bersama rezeki yang diterimanya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Kullunafsin zaaiqatul maut. Wanabluukum bissyarri


walkhairi fitnatan wa ilainaa turja uun.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


316 Malam Muka Satu

cubaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu


dikembalikan.
Surah:21: Al Anbiyaak:35

Catitan: (Surah:21:Al Anbiyaak:35)


Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca Pendidikan
dan hikmah): Ayat ini secara terang
menzahirkan maklumat dan pengetahuan. Di
Penerokaan Teori Al Quran. suasana manusia kenalah memperingati diri
(Surah 21: Al Anbiyaak:35)
sendiri akan tiga (3) perkara:
Mendesignkan satu teori Pertama: Persiapkan diri sebelum
Al Quran (The Theory of Noble
Quran) di bidang Sains mati kerana hidup akan menghadapi mati.
Pendidikan dan Kerohanian yang (Surah:62: Al Jumaat:7-8).
berbunyi:
Kedua: Manusia kenalah memperingat
Setiap manusia akan diuji dirinya bahawa hidup adalah gelanggang ujian
dengan susah dan senang
selagi dirinya hidup dan di rupa baik atau di rupa buruk. (Surah:76: Al
katakan hidup. Insaan:1-2).

Bincang-bincanglah. Ketiga: Bertanya kepada diri sendiri.


Di rupa apakah diri hendak diarcakan ketika
mengadap Ilahi di hari kebangkitan nanti. Di
rupa manusia yang bersifat Ahsanitaqwiim atau
di rupa binatang bersifat Asfalasaafiliin.
(Surah:76:Al Insan:29). Fikir-fikirlah.

Di suasana banyak manusia berjaya dalam menghadapi


ujian kesusahan. Tetapi tidak kurang pula manusia gagal
dalam menghadapi ujian kesenangan. Maka sesungguhnya
ingatlah anak cucu. Banyak terjadi di dalam hidup barang yang
dianggap cantik dan indah sebenarnya adalah sehodoh-hodoh
pada hakikinya. Sebaliknya pula banyak jua terzahir barang
yang dianggap hodoh sebenarnya secantik-cantik rupa pada
hakikinya. (Surah:2: Al Baqarah:216). Inilah bentuk-bentuk
teka-teki Allah menguji manusia dalam menentukan haq dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Satu 317

kebenaran di arca hidup di wajah mencari kesempurnaan. Dan


sesungguhnya hanya hati yang suci sahajalah yang dapat
menilainya di nilai di antara kaca dan permata.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Qul laa yastawil khabiithu wattayyibu walau ajabaka


kathratul khabiithi Fattaqullaaha yaa ulil albaabi
laallakum tuflihuun.
Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu,
Maka bertaqwalah kepada Allah, hai Ulul Albab (orang-
orang berfikiran terbuka). Moga-moga kamu mendapat
keuntungan.
Surah:5: Al Maidah:100

Catitan: (Surah:5: Al Maidah:100)


Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca Pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menzahirkan ingredient
pendidikan kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
menzahirkan kenyataan bahawa terwujudnya
rupa kejahatan lebih cantik dari rupa kebaikan.
Satu kedudukan yang boleh mengelirukan mata
manusia dalam menilainya. Terutama ketika
hati gelojoh dalam mengejar kesenangan perut
dan perhiasan hidup. Di suasana terzahirnya
sikap sotong mengejar cahaya yang akhirnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


318 Malam Muka Satu

Dhabit Istilah. tubuh dicandak naik ke perahu. Tubuh mati di


Menerangkan Ruhul Maaani kuali panas. Maka justeru itu, wahai anak cucu
(Surah:5: Al Maidah:100)
berwaspadalah. Mudah-mudahan diri tidak
Menerangkan ruhul maaani tertipu dengannya. (Surah:18: Al Kahfi:103-
ayat akan hakikat bahawa mata
manusia banyak melakukan kerenah 104).
yang boleh mengelirukan hati manusia Kedua: Ayat ini secara jelas
dalam menimbang soal kebenaran
dengan kenyataan barang yang dilihat menerangkan ingredient pendidikan tentang
dan terlihat. perlunya ditumbuhkan sifat Ulu Albab pada diri

Di hakikat akan ternafi seseorang dan perlunya pula sifat Taqwa


kebenaran tingginya langit apabila disuburkan pada jiwa seseorang. Lantaran
mata memberitahu hati yang langit itu
rendah mencecah air lautan apabila tanpa kedua-dua sifat tersebut pada diri
kaki bersantai di pantai. seseorang, kekeliruan akan mudah berlaku

Demikianlah banyaknya mata pada jiwa dengan berakhir tubuh terjerumus ke


zahir manusia akan memesung hati lembah kebinasaan. Justeru gagalnya mata hati
manusia ke arah kejahatan apabila
akalnya gagal berfungsi di suasana dalam menilai di antara kejahatan dan kebaikan
hati yang kotor pula gagal melahirkan terutama di kala diri disua dengan kecantikan
sifat Khaafa maqaama rabbihi
(Surah:79:An Naaziaat:40) atau dan keseronokan. Disamping di masa yang
melahirkan sifat: Khasyiya rabbah ( sama tubuh tidak pula dibekalkan dengan sifat
Surah:98: Al Bayyinah:8) dalam
mencegah atau membenci rupa taqwa yang berupaya bertindak sebagai
kejahatan yang dilihat (Surah:49:Al pakaian pelindung manusia kepada kejahatan.
Hujuraat:7).
(Surah:7: Al Araaf:26). Fikir-fikirlah.
Maka sesungguhnya ingatlah
anak cucu. Melihat keindahan sesuatu
tanpa berasaskan kepada kebenaran Penerokaan Teori Al Quran.
yang dilihat oleh mata hati akan (Surah:5: Al Maidah:100)
membutakan manusia di dalam celik.
(Surah:22: Al Hajji:46). Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Justeru itu carilah jalan dan
bersihkanlah hati. (Surah:5:Al Quran di bidang Sains Pendidikan yang
Maidah:35). Lantaran agama itu berbunyi:
sebenarnya diasaskan kepada
keimanan, ketauhidan dan kesucian Seleka-leka manusia itu apabila dirinya di
hati. Di kedudukan hukum dan fadhilat tipu oleh kenalannya dan lebih leka lagi
diasuh tidak berupaya mengubati
penyakit manusia. Sedangkan kerenah manusia itu apabila sanggup dirinya ditipu
manusia dan kemanusiaan banyak oleh dirinya sendiri di suasana dirinya
dilahirkan oleh kekotoran hati.
mengetahui kejahatan dirinya.
Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.

Wallaahu alam.
Bersambung di Malam Muka Dua

Al Fathun Nawa Jilid 1 Halo-N


Malam Muka Dua 319

MALAM MUKA DUA

AL QURAN PUNCA FURQAN

1 hingga 5

Surah Al Baqarah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


320 Malam Muka Dua

Cadangan Kedua:
Langkah Mendiversifikasikan Ilmu Al Quran

Menzahirkan Prinsip, Falsafah, Konsep, Idea, Pendidikan


Dan Hikmah Dari Lautan Al Quran

Pembaharuan dalam mentafsir Al Quran hendaklah


dibuat oleh para cendekiawan dengan kesedaran bahawa Al
Quran sepatutnya dihurai dan ditafsirkan secara meluas di
sudut duniawi agar ingredient prinsip, falsafah, konsep, idea,
pendidikan dan hikmah yang tersembunyi di dalamnya dapat
dicungkil dan dizahirkan secara jelas untuk kegunaan dunia
dan digunapakai dalam kehidupan seharian di dunia.
Sesungguhnya tumpuan menterjemah dan mentafsirkan
Al Quran di sudut akhrawi semata-mata akan meletakkan
Islam dan umatnya di suasana terlepas pandang terhadap
hikmah, kelebihan dan kesaktian Al Quran yang sepatutnya
diterokai oleh umatnya selari dengan perkembangan ilmu di
dunia agar ianya bersifat relevan dengan masa dan taraf
tamaddun manusia. Di hakikat bahawa satu-satu kebenaran
tanpa relevan tetap berwajah kebatilan dan setiap kebatilan
pasti akan lenyap atau diketepikan di nilai rupa kedudukan
Keris dan keagungannya sebagai senjata. Demikianlah dengan
rupa pentafsiran Al Quran. Ianya akan berwajah hiasan. Jika
sudut kerelevanannya tidak terubah selari dengan
perkembangan sejagat.
Dr. Halo-N

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 321

MALAM MUKA DUA


AL QURAN PUNCA FURQAN
(Al Baqarah: Ayat 1-5)

Pendahuluan

Dalam perbincangan Di Malam Muka Satu. Di muka


surat satu Kitab Al Quran. Perbincangan telah ditumpukan bagi
memberi sedikit sebanyak pemahaman terhadap makna ayat-
ayat yang terdapat pada Surah Al Fatihah (Ayat: 1 hingga 7).
Di dalam perbincangan itu beberapa perkara telah pun sempat
disentuh dan dapatlah disimpulkan kepada lima (5):
Pertama: Al Quran adalah sebuah kitab
memperkenalkan manusia kepada Tuhan dan ketuhanan yang
sebenar. Al Quran memperkenalkan kepada manusia Tuhan
semesta alam. Tuhan yang sepatutnya disembah oleh
manusia dan Tuhan yang berkeupayaan memberi pertolongan
kepada manusia menerusi sifatNya yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang.
Kedua: Al Quran adalah sebuah kitab memperkenalkan
kepada manusia cara dan petua untuk merapatkan dirinya
dengan Tuhannya. Al Quran mengajar manusia cara dan petua
untuk mentauhidkan Tuhannya. Al Quran mengajar manusia
tentang cara dan petua mengenali dirinya dan Tuhannya.
Segala-galanya tidak lain kecuali bermaksud agar tertimbulnya
perasaan pada manusia untuk melihat keagungan Tuhannya
serta di ketika yang sama memberi peluang kepada manusia
mengarca tugas dan tanggungjawabnya sebagai khalifah Allah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


322 Malam Muka Dua

Di Muka Bumi berasaskan intipati konsep: Engkau Sembah


Aku Beri Pertolongan.
Ketiga: Al Quran adalah sebuah kitab memperkenalkan
manusia tentang istilah petunjuk dan jalan yang lurus. Al Quran
memperkenalkan petunjuk berasaskan petua dan cara yang
boleh menjauhkan manusia dari kesesatan, kemudharatan dan
kerugian. Sama ada di sudut duniawi maupun di sudut
akhrawi. Petunjuk yang akan membenarkan barang yang
benar dan menyanggah terhadap sebarang kebatilan. Di
suasana petunjuk dan jalan lurus yang disediakan akan
meletakkan manusia di paksi kebahagiaan, kenikmatan dan
kesejateraan.
Keempat: Al Quran adalah sebuah kitab
memperkenalkan manusia tentang istilah maju dan
bertamaddun. Jalan nikmat yang diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada hambaNya telah cukup membayangkan bahawa
manusia akan maju dan bertaraf tinggi tamaddunnya. Jika
ajaran dan didikan Al Quran diamalkan terutama apabila
berjayanya manusia menyerlahkan rupa furqan yang terdapat
di dalam Al Quran dan berjayanya manusia menyerlah rupa
furqan (The relevant inventions) yang terselindung disebalik
rupa zahir setiap suatu kejadian Tuhan di langit dan di bumi.
Kelima: Al Quran adalah sebuah kitab
memperkenalkan manusia jalan kembali kepada Tuhannya.
Satu-satu jalan yang akan mempermudahkan manusia untuk
bertemu dengan Tuhannya di taraf seorang mukmin lagi
bertaqwa di wajah jiwa yang tenang lagi diperakui akan taraf

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 323

kehambaannya. Di kedudukan hati masing-masingnya suci


pada terserlahnya hati di maqan Qalbissaliim.
Demikian anak cucu Al Quran. Moga-moga isi dan
intipati perbincangan yang dibuat telah sedikit sebanyak
memberi munafaat kepada anak cucu adanya. Lalu bacalah
ayat-ayat Al Fatihah berulangkali dan hadiahkanlah kepada
mereka yang telah pergi. Nescaya kamu diberkati di wajah
terzahirnya anak keturunan yang soleh lagi tahu mengenang
budi. Apatah lagi percayalah, tidak akan patah gigi kamu
kerana membaca Al Fatihah kepada orang yang telah pergi.
Justeru bacalah untuk mereka sebagai tanda mengenang budi
di bayangan kasih yang abadi.
Lanjutan dari itu. Marilah pula kita sama-sama
mutalaah perbincangan selanjutnya. Satu perbincangan yang
melibat Surah Al Baqarah: Ayat 1 hingga 5 dengan
dimulakannya dengan satu soalan yang dikaitkan dengan
surah Al Fatihah: (Ayat 1 hingga 7) dengan harapan intipati
abstrak Al Quran yang terdapat di dalam Surah Al Fatihah
dapat dihuraikan secara lebih mendalam lagi oleh surah-surah
berikutnya.

Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


324 Malam Muka Dua

PERINGKAT DI WAJAH PERTAMA


BACA DENGAN SOALAN
(Malam Muka Dua)

Perhatian: Bagi catitan di peringkat ini.


Soalan-soalan akan dikemukakan dengan berpandukan kepada
kenyataan yang terdapat pada ayat pertama dan dijawab oleh ayat
kedua dan soalan pada kenyataan ayat kedua akan dijawab pula
oleh ayat ketiga dan demikianlah seterusnya ianya dibuat.

Berasaskan kenyataan ayat Surah: Al Fatihah (1-7).

Soalan: Dalam Surah Al Fatihah. Manusia disarankan


agar memulakan satu-satu kerja dengan Bismillah. Diakhiri
dengan kata Alhamdulillah di suasana mengabdikan diri
kepada Tuhan semesta alam disamping tidak melupai untuk
bermohon denganNya hidayat dan jalan nikmat yang berupaya
menghasilkan kesejahteraan di dunia dan di akhirat di wajah
seorang hamba yang diredhai oleh Tuhannya. Soalannya di
sini. Apakah bentuk rupa kitab panduan yang boleh dijadikan
bacaan dan garis petunjuk yang boleh digunapakai oleh
manusia bagi menjayakannya ?
Jawab: Tuhan ada menyediakan kitab panduan lanjut
berkaitan dengannya. Sebuah kitab yang dimulakan dengan
Alif Lam Miim - (Allah sajalah yang mengetahui maksudnya - Al
Baqarah:1) yang dinamakan Al Quran.

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:1)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 325

Soalan: Apakah yang hendak diberitahu oleh Alif Lam


miim itu?
Jawab: Soal kitab yang tiada keraguan padanya.
Sebuah kitab yang dibekalkan oleh Allah kepada seseorang
yang ingin menjadikan dirinya di kalangan orang-orang
bertaqwa:

Zaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudallil muttaqiin.


Inilah kitab yang tiada keraguan padanya. Petunjuk bagi
mereka yang ingin bertaqwa.
Surah:2: Al Baqarah:2

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:2)

Soalan: Bagaimanakah rupa orang yang ingin menjadi


taqwa dengan melayakkan diri membaca Al Quran?
Jawab: Orang yang boleh mempercayai dan menerima
akan enam (6) perkara: Pertama: Percaya kepada barang
yang ghaib. Kedua: Gemar mendirikan solat. Ketiga: Tidak
kedekut untuk menafkahkan sebahagian rezeki yang
diterimanya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


326 Malam Muka Dua

Allaziina yuminuuna bilghaibi. Wayuqiimuunas solaata.


wamimma razaqnaahum yunfiquun.
Mereka yang (diberi keteguhan hati) mempercayai akan
perkara-perkara ghaib dan mereka yang mendirikan
solat dan mereka yang menafkahkan sebahagian rezeki
yang Kami kurnia kepadanya.
Surah:2: Al Baqarah:3

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:3)

Soalan: Lalu, apakah lagi syarat-syaratnya ?


Jawab: Syarat keempat: Mereka hendaklah percaya
kepada kitab yang diturun kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Kelima: Mereka kenalah percaya kepada kitab-kitab yang
diturunkan oleh Tuhan kepada rasul-rasul sebelum
Muhammad dan syarat keenam: Mereka kenalah yakin tentang
adanya hari akhirat:

Wallaziina yuminuuna bimaa unzila ilaika wamaa


unzilamin qablika Wabil aakhiratihum yuuqinuun.
Dan mereka yang percaya kepada barang (kitab) yang
diturunkan kepada engkau dan barang (kitab) yang
diturunkan sebelum engkau sedangkan mereka itu yakin
dengan terwujudnya hari akhirat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 327

Surah:2: Al Baqarah:4

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:4)

Soalan: Jika seseorang itu dapat memenuhi enam (6)


syarat di atas. Maka kenapakah pula mustahaknya seseorang
itu menjadikan dirinya di kalangan orang-orang bertaqwa serta
mustahaknya Al Quran ini dibaca serta berpegang kepada
didikannya ?
Jawab: Jika kamu berkedudukan sedemikian. Maka
kamu akan menjadi orang yang paling beruntung dengan
mendapat dua perkara dalam hidup. Iaitu mendapat petunjuk
daripada Tuhan kamu dan kamu akan digolongkan di kalangan
orang-orang beruntung di dunia dan di akhirat:

Ulaaika alaahudam mirrabihim wa ulaaika humul


muflihuun.
Mereka di atas petunjuk Tuhannya dan mereka itulah di
kalangan orang-orang yang beruntung.
Surah:2: Al Baqarah:5

Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


328 Malam Muka Dua

PERINGKAT DI WAJAH KEDUA


BACA BERSAMA PENGERTIAN
(Malam Muka Dua)

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 1

Alif Lam Miim.


Allah sajalah yang mengetahui maksudnya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan ayat: Alif


Lam Miim ?
Jawab: Satu kalimah abstrak dari singkatan kata yang
payah untuk ditakrifkan dan diulas kecuali Allah sahajalah yang
mengetahui maksudnya. (Catitan: Pengertian berpandukan
pendapat cendekiawan semasa - Tahun 2007).

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 2

Zaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudallil muttaqiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 329

(Inilah kitab yang tiada keraguan padanya. Petunjuk bagi


mereka yang ingin bertaqwa).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Zaalikal kitaab - (Inilah kitab)?
Jawab: Ianya adalah dimaksudkan kepada kitab Al
Quran serta segala isi yang terkandung di dalamnya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Wa innahuu latanziilu rabbil aalamiin. Nazalabihir


ruuhul amiin. Alaa qalbika litakuuna minal munziriin.
Bilisaanin arabiyyim mubiin. Wa innahuu lafii zuburil
awwaliin.
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan
oleh Tuhan semesta Alam. Dia diturunkan oleh Ar-Roh
Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhammad) agar
kamu memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang
terang. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar
(ada tersebut) dalam kitab-kitab orang yang dahulu.
Surah:26: Asy Syuaraak:192-196)

Catitan: (Surah:26: Asy Syuaraak:192-196)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


330 Malam Muka Dua

Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


idea): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep serta sifat-sifat khusus Al Quran yang
boleh disimpulkan kepada lima (5):
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar setiap manusia mengetahui dan
mengenali secara mendalam apakah itu Al
Quran?. Mengenali punca datangnya.
Mengenali kebenaran yang ada padanya.
Mengenali furqan yang terselit di sebalik setiap
kenyataannya. Di hakikat segala-gala tidak lain

Penerokaan Teori Al Quran hanya agar manusia mendapat rahmat dari


(Surah:26: Asy Syuaraak:192-196) kedatangannya di rupa petunjuk bagi

Mendesignkan satu teori memudahkan manusia dalam mendayung hidup


Al Quran (The Theory of Noble di sifat Khalifah Di Muka Bumi.
Quran) di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi: Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu telah mengenali Al Quran.
Al Quran itu bahasa hati. Lalu
jika mulut dan hati membacanya. Dan apakah anak cucu telah menghadirkan diri
Maka ianya akan bertukar bersama Al Quran. Dan apakah anak cucu telah
menjadi zikri. Di suasana hati
disuci. Tuhan diingati. membaca Al Quran di makna meng-iqra-
kannya. Dan apakah anak cucu telah cuba
Bincang-bincanglah.
menggali furqan yang tersimpan di dalamnya?
Tanya-tanyalah.
Di hakikat membaca Al Quran ditaraf
seumpama membaca buku resipi masakan
lazat tidak akan memungkinkan lidah dapat
merasai keenakan juadah. Meski pun buku
resipi tersebut diulang baca beribu kali.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa Al Quran adalah sebuah
kitab yang diturunkan oleh Tuhan semesta
alam. (Di maqam: Innahul haqqu mirrabbika -
Surah: 22: Al Hajji: 54) dan ianya bukan sekali-
kali datang dari syaitan yang direjam (Di
maksud: Wamaa tanazzalat bihiis syayaatiin -
Surah: 26: Asy Syuaarak: 210-211).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 331

Ketiga: Ayat ini secara jelas


menerangkan bahawa Al Quran adalah sebuah
kitab yang diturunkan oleh Tuhan semesta alam
melalui Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hati
Junjungan Muhammad s.a.w. (Di maqam: In
huwa illaa zikrul lilaalamiin - Surah: 81: At
Takwiir: 25-28).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa Al Quran adalah sebuah
kitab yang menggunakan bahasa Arab yang
terang sebagai medium penyampai isi
kandungnya (Di maqam: Walkitaabil mubiin -
Surah: 43: Al Zukhruf: 1-4).
Kelima: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa Al Quran adalah sebuah
kitab yang telah disebut akan namanya di wajah
Al Quran dan Al Furqan oleh kitab-kitab lain
yang diturunkan oleh Allah kepada para
rasulNya sebelum Nabi Muhammad s.a.w. (Di
maqam: Wa innahuu lafii zuburil awwaliin -
Surah: 26: Asy Syuaraak: 191-197. Fikir-fikirlah
di hakikat bertuahnya diri kerana berada di
zamannya.

Di hakikat terarcanya konsep:

Kitaabun fussilat aayaatuhuu Quraanan arabiyal


liqaumin yalamun.
Kitab yang menghuraikan ayat-ayatnya menerusi
bacaan bahasa arab untuk kaum yang ingin berilmu
(mengetahuinya).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


332 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Surah: 41:Al Fussilat:3


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 41:Al Fussilat: 3)
Catitan: (Surah:41: Fussilat:3)
Ruhul maani ayat ini secara
jelas menerangkan bahawa konsep Al Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Quran mentafsir Al Quran adalah satu idea). Ayat ini memperjelaskan arah tuju dan
konsep pentafsiran fitrah Al Quran sejak
awal Al Quran diturunkan kepada konsep kepada dua (2) perkara:
manusia. Di makna ianya bukan satu Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
konsep baru tetapi satu konsep yang
telah ditetapkan oleh Al Quran itu manusia agar manusia memahami dan
sendiri. menerima hakikat Al Quran berupaya

Satu konsep pentafsiran yang mentafsirkan Al Quran di bayangan wajahnya


akan memperluaskan makna dan di rupa sebuah kitab yang benar-benar
melahirkan furqan Al Quran di wajah
berilmu luas dan dalam bagai rupa sempurna (Di maqam: Qad fasshalnal aayaati
lautan (Surah:18: Al Kahfi:109) yang liqaumin yazzakkaruun - Surah:6: Al
melambangkan kesempurnaanya
(Surah: 21: Al Anbiyaat: 106) di taraf Anaam:126).
ummul kitab. (Surah:43: Azzukhruf: 3-4). Sebuah kitab yang lengkap untuk

Satu konsep Qatai digunapakai oleh manusia dalam mengarcakan


membuktikan Qatai. Satu konsep dirinya sebagai Aabidin terhadap Tuhannya (Di
barang Qatai dibuktikan oleh barang
Qatai. Di wajah penghuraian kebenaran maqam: Innafii haazaa labalaaghal liqaumin
dengan kebenaran yang payah untuk aabidiin - Surah:21: Al Anbiyaak:106) serta
disangkal dan dipersendakan oleh
mana-mana pihak. Satu konsep yang mengarcakan pengaslihan terhadap muka bumi
akan menyatukan pendapat dan di rupa tempat kediaman pelaburan manusia (Di
pegangan dalam beragama. Lantaran
kebenarannya ternyata dizahirkan oleh maqam: Linabluwahum ayyuhum ahsanu
dalil dan bukti qatai dari Al Quran itu amala - Surah:18: Al Kahfi:7) di taraf bertaqwa
sendiri.
kepada Tuhannya berpandukan Al Quran (Di
Demikianlah konsep Al Quran maqam: Zaalikal kitaabu laa raibafiihi hudallil
mentafsirkan Al Quran dalam
membuktikan kebenaran dengan muttaqiin - Surah: 2: Al Baqarah: 2).
kebenaran. Di hakikat cukup sempurna Maka bernatijahkan ayat di atas.
sudah ingredient pengajaran, didikan,
petunjuk dan rahmat bagi kaum Apakah anak cucu pernah cuba menggalinya
Aabidiin. (Surah:21: Al Anbiyaak:106). dan apakah pernah tertimbul di hati anak cucu
Lalu percayalah anak cucu. Islam itu
adalah hak milik mutlak Al Quran. keinginan dan kehendak untuk menggalinya.
Justeru itu Islam kenalah ikut Al Quran. Maka tanya-tanyalah. Di hakikat jangan sekali-
Bukan sekali-kali Al Quran kena ikut
pandangan Islam. Maka dengan itu kali membiarkan diri kita terkunci hati untuknya.
istilah kata: Mengikut pandangan (Di maqam: Afala yatabad daruunal quraana
Islam. sepatutnyalah dikaji semula dan
diganti dengan istilah lama: Mengikut am alaaquluubin aqfaaluhaa - Surah:47:
Pandangan Al Quran. ketika diri Muhammad:24).
berhujah dan memberi pandangan.
(Surah:25:Al Furqan:30). Kaji-kajilah Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep Al Quran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 333

menerangkan Al Quran dan Al Quran


menghuraikan Al Quran (Di maqam: Innahuu
laqaulun fashlun - Surah: 86: At Thaariq:13-
14). Di mana satu-satu ayat yang terdapat di
dalam Al Quran akan diterang pengertiannya
oleh ayat-ayat yang lain yang terdapat di dalam
Al Quran. (Di maqam: innafii haazaa
labalaaghal liqaumin aabidiin - Surah: 21: Al
Anbiyaak: 106).
Justeru itu anak cucu dinasihatkan
agar membacanya secara menyeluruh serta
mendalaminya secara menyeluruh. Jika diri
benar-benar ingin melihat dan merasai apa itu
Al Quran. Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Laa raiba fiih- (Tiada keraguan padanya)?
Jawab: Satu kenyataan agar jangan sekali-kali manusia
mudah menolak akan kejituan hak dan kebenaran yang
terdapat di dalam Al Quran. Di mana ianya boleh dinilai dan
dilihat sekurang-kurangnya pada lapan (8) sudut:
Pertama: Al Quran adalah sebuah kitab yang
diturunkan oleh Tuhan semesta alam melalui PesuruhNya
Nabi Muhammad s.a.w yang merupakan tubuh penjana
kepada pengarcaan rahmat TuhanNya kepada manusia:

Wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil aalamiin.


Dan tidaklah diutuskan engkau kecuali rahmat bagi
sekelian alam.
Surah: 21: Al Anbiyaak: 107

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


334 Malam Muka Dua

Catitan:(Surah: 21: Al Anbiyaak: 107)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep pengarcaan rahmat yang dapat
diterjemahnya kepada empat (4) sudut:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar manusia menerima hakikat
bahawa Junjungan Nabi Muhammad s.a.w
adalah seorang Nabi, Rasul dan Bapa Penjana
Rahmat kepada seluruh alam. Seorang Nabi
dan Rasul penamat segala nabi (Di maqam:
Walaakin rasuulullahi wakhaataman
nabiyyiin - Surah: 33: Al Ahzab: 40). Seorang
bapa penjana rahmat dengan mukjizatnya yang
bernama Al Quran (Di maqam: Wa ashlaha
baalahum - Surah: 47: Muhammad: 2).
Maka bernatijahkan ayat ini. Apakah
anak cucu telah berjaya menyematkan
perasaan rahmat dengan kehadiran Junjungan
ke dalam kehidupan. Dan apakah telah
tertanam perasaan kasih terhadapnya dengan
berselawat kepadanya? Tanya-tanyalah di
hakikat selawat adalah punca syufaat bagi
manusia di hari kebangkitan. Maka
berselawatlah. (Di maqam: Yaa ayuhallaziina
aamanuu shalluu alaihi wasallimuu tasliimaa
-Surah:33: Al Ahzab: 56).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan erti rahmat di sudut Junjungan
Muhammad s.a.w diutuskan untuk menjadi
pencetus terzahirnya rahmat kepada sekelian
alam (Di maqam: Wamaa arsalnaaka illaa
kaaffatal linnaasi basyiiran wa naziiraa -
Surah: 34: As Sabak: 28). Di kala Al Quran
diturunkan kepadanya menjelma menjadi punca

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 335

pengajaran, penawar dan rahmat kepada


sekelian alam (Di maqam: Qadjaa atkum
mauizatum mirrabbikum wasyifaa - Surah:
10: Yunus: 57) dan ibu segala kitab (Di maqam:
Wa innahuu fii ummil kitaabi ladainaa
laalliyyun hakiim - Surah: 43: Az Zukhruf: 4).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan erti rahmat di sudut Junjungan
Muhammad s.a.w sebagai penterjemah
Penerokaan Teori Al Quran terhadap wawasan: Shiraatallaziina an amta
(Surah:21: Al Anbiyaak:107)
alaihim. (Jalan yang Engkau kurniakan kepada
Mendesignkan satu teori mereka). (Surah: 1: Al Fatihah: 7). Disamping
Al Quran (The Theory of Noble
Quran) di bidang Sains Pendidikan menjadi penterjemah rahmat di konteks
dan sains kerohanian yang terhindarnya manusia terhadap bencana:
berbunyi:
Ghairil maghdhuubi alaihim walad dhaaliin.
Setiap umat Muhammad s.a.w (Tidak di kalangan orang yang dimurkai dan di
bertanggungjawab mewajahkan
keperibadian dirinya di wajah kalangan orang sesat). (Surah: 1: Al Fatihah:7).
pemacu rahmat kepada sekalian Keempat: Ayat ini secara jelas
alam.
menerangkan erti rahmat di sudut umat
Bincang-bincanglah. Junjungan Muhammad s.a.w dalam menyahut
seruan Wawasan Rahmat. Di hakikat umat
Muhammad hendaklah menjadikan diri mereka
sebagai agen penjana rahmat.
Satu tugas yang perlu diberi perhatian
agar gerak kerja seharian terus selari dengan
peranan yang ditunjukkan oleh Junjungan
Besar Muhammad s.a.w. (Di maqam: Wa
aaminuu bimaa nuzzila alaa muhammadin -
Surah:47: Muhammad:2). Lantaran itu fikir-
fikirlah di hakikat nasi di pinggan tidak akan
berguna. Jika selera dan lidah tidak diasuhkan.

Di atas keistimewaan sifatnya di sudut akhlaq:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


336 Malam Muka Dua

Wa innaka la alaa khuluqin aziim .


Dan sesungguhnya engkau mempunyai akhlaq yang
mulia.
Surah: 68: Al Qalam: 4

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 68: Al Qalam: 4)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah 68: Al Qalam: 4)
falsafah):
Menerangkan ruhul maani
istilah: Khuluqin aziim (Akhlaq yang Ayat ini menerangkan arah tuju dan
mulia). Di makna akhlaq yang agung. prinsip kemuliaan akhlaq di mana erti akhlaq
Satu darjah akhlaq terbaik yang diiktiraf
yang mulia dapatlah diterjemahkan sekurang-
oleh Tuhan semesta alam di bayangan
budi bahasa yang tinggi dan berakliah kurangnya kepada empat (4) kategori:
canggih. Maka untuk tujuan ini tiga (3)
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
perkara perlu diberi perhatian:
manusia agar manusia mengenal erti akhlaq
Satu: Memahami erti Istilah:
Khuluqin aziim. Di mana istilah ini yang mulia. Di suasana tingkah laku Junjungan
bolehlah didefinasikan sebagai rupa Besar Muhammad s.a.w menjadi contohnya.
perlakuan lahiriah seseorang manusia
Satu perlakuan manusia yang diredhai oleh
yang dihasilkan oleh pancaran
kesucian hatinya dengan terwajahnya Tuhan semesta alam yang perlu ditauladani.
keupayaan dirinya berakliah tinggi
Maka bernatijahkan ayat di atas.
serta terzahir padanya sifat-sifat
mahmudah di rangsangan Apakah pernah tertanam di hati anak cucu
berkehendak hatinya menjadi maju di
untuk mentauladani tingkah laku Nabi
alam kerelevanan perkembangan
sejagat yang diberkati oleh Tuhan Muhammad. Dan apakah pernah anak cucu
semesta alam.
mengkajinya dan menyelaminya secara
Dua: Memahami erti istilah: mendalam? Tanya-tanyalah.
Khuluqin aziim yang dilihat pada
Kedua: Ayat ini secara jelas
konteks istllah: Aamanuu (Beriman). Di
mana pada peringkat ini, jiwa manusia mengiktiraf bahawa seseorang itu bolehlah
yang berkenaan telah berjaya
disifatkan dirinya memiliki akhlak yang mulia
menzahirkan sikap benci kepada
kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan apabila dirinya berjaya mempamerkan sifat-sifat
secara automatik oleh hatinya.
mahmudah pada dirinya di rupa seorang yang
(Surah:49: Al Hujuraat:7) serta terjalin
pada jiwanya sikap: Al Rahmaanu mukmin lagi bertaqwa (Di maqam:
wudda (Kasih sayang Ar Rahman
Walaakinnallaaha habba ilaikumul iimaana -
Surah:19: Maryam:96). Di hakikat satu
sikap yang termahal di sisi Allah Taala. Surah:49: Al Hujuraat:7)
(Surah:8: Al Anfaal:63).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
mengiktiraf bahawa seseorang itu bolehlah
Sebelah.
disifatkan dirinya memiliki akhlak yang mulia
apabila dirinya berjaya menggolongkan diri di

Kaji-kajilah
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N
Malam Muka Dua 337

Dhabit Istilah
kalangan barisan umat yang menggalakkan
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 68: Al Qalam: 4) kebaikan dan mencegah kemungkaran dalam
.Sambungan.
masyarakatnya. (Di maqam: Kuntun khaira
Tiga: Memahami erti istilah: ummatin ukhrijat linnaas - Surah:3: Ali
Khuluqin aziim yang dilihat pada
Imran:110).
konteks istilah: Wa amilusshaalihaat
(Beramal soleh). Di mana pada Keempat: Ayat ini secara jelas
peringkat ini, jiwa manusia yang
mengiktiraf bahawa seseorang itu bolehlah
berkenaan telah berjaya menzahirkan
sikap pada dirinya di arca berakliah disifatkan dirinya memiliki akhlak yang mulia
kreatif dan inovatif untuk
apabila diri berani mencetuskan furqan dan
menterjemahkan rupa furqan dari
sumber Al Quran dan kejadian Tuhan. menjadi pencetus furqan kebaikan (perubahan
(Surah:6: Al An aam:104).
dan pembaharuan) kepada dirinya, keluarganya
Sesungguhnya segala-gala dan masyarakatnya. Meskipun ingredient
tindakannya itu dilakukan olehnya
pembaharuan yang dibawa ditentang dan
secara istiqamah berasaskan
kesedaran perlunya diri dan dicemuh oleh masyarakat semasanya. (Di
masyarakat merubah nasib (Surah:13:
maqam: Maa anta binimati rabbika
Ar Rad:11) dengan mengarcakan
warna dan wajah kehidupan yang lebih bimajnuun - Surah:68: Al Qalam:1-7). Maka
baik serta relevan dengan
fikir-fikirlah.
perkembangan semasa. (Surah:93:
Adh Dhuhaa:4-5) Meskipun di
peringkat awal ianya mungkin ditentang
oleh pihak-pihak yang tidak
berkesedaran. Kaji-kajilah.

Dan taraf kenabiannya:

Kaji-kajilah

Walaakin Rasuulallaahi wakhaataman nabiyyiin.


Sedangkan ianya Pesuruh Allah dan Kesudahan Segala
Nabi-nabi.
Surah: 33: Al Ahzab: 40

Catitan: (Surah: 33: Al Ahzab: 40)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip kepada dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


338 Malam Muka Dua

Pertama: Ayat ini ditujukan kepada


manusia agar menerima hakikat bahawa
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Junjungan Besar Muhammad s.a.w adalah
(Surah:33: Al Ahzab:40) penamat segala Nabi dan segala Rasul. Di
Menerangkan kenyataan ruhul makna tiada lagi kitab diturunkan Allah kepada
maani yang mengisyaratkan bahawa manusia sesudah Al Quran. (Di maqam:
Junjungan Nabi Muhammad s.a.w
adalah penamat segala Nabi dan Watammat kalimatu rabbika sidqan waadla -
Rasul. Di mana bagindalah nabi dan Surah: 6: Al Anaam: 115) Di hakikat tiada lagi
rasul yang terakhir yang diutus oleh
Tuhan semesta alam kepada manusia syariat dan hukum fitrah dari Tuhan selepasnya.
di muka bumi. Malah di zaman Junjungan Muhammad-lah
Sesungguhnya kelayakan ini
dibuat oleh Allah Taala berdasarkan segala-galanya telah disempurnakan Tuhan (Di
kepada hakikat bahawa ingredient maqam: Alyauma akmaltu lakum diinakum -
didikan Allah Taala telah benar-benar
cukup dan sempurna (Surah:6: Al Surah: 5: Al Maidah: 3).
Anaam:115) di wajah cara dan gaya Maka bernatijahkan ayat di atas.
hidup (beragama) yang sempurna
(Surah:5: Al Maidah:3). Lantaran telah Apakah anak cucu tidak terasa di hati
terwujudnya empat (4) kitabNya yang bertuahnya diri. Lantaran diri telah ditakdirkan
terpenting. Iaitu kitab Taurat, kitab Injil,
kitab Zabur dan kitab Al Quran berada di bawah bayu rahmat Muhammad
(Surah:2: Al Baqarah:4-5). Di mana s.a.w yang ditakzimkan? Tanya-tanyalah.
keempat kitab-kitab ini telah benar-
benar cukup untuk membentuk Kedua: Ayat ini secara jelas
manusia menjadi Insan rabbani dan menerangkan prinsip bahawa Nabi Muhammad
insan yang berupaya menjadi manusia
yang maju serta memajukan muka s.a.w itu adalah seorang Rasul dan Penamat
bumi di rupa pengaslih yang beriman: segala Nabi. Di makna tidak mungkin adanya
Aamanuu aamilusshaalihaat (Beriman
dan beramal soleh) di taraf wajah seorang Nabi dan seorang Rasul yang
aabidin yang berupaya pula menjana diutuskan oleh Tuhan semesta alam
wawasan Allah disifatnya sebagai
Khalifah Allah Di muka Bumi seperti selepasnya dan muktamad.
matlamat awal bismillah kata kenapa Maka fikir-fikirlah di hakikat
manusia dijadikanNya. (Surah:2: Al
Baqarah:30). beruntungnya diri lantaran dapat menjadi
Justeru itu wahai anak cucu umatnya (Di maqam: Yaa ayuuhallaziina
peganglah Al Quran dan berimanlah
dengan kitab-kitab Allah (Surah:2: Al aamanuuttaqullaha wa aaminuu birasullihii
Baqarah:63) serta galilah furqan yang yutiikum kiflaini minrahmatihii wayaj
ada padanya. Dan jangan kamu sekali-
kali meninggalkannya buat selama- allakum nuuran tamshuunabih - Surah:57: Al
lamanya. (Surah:25:Al Furqan:30). Hadid:28). Dan Selawatlah: Allahumma
Kaji-kajilah.
shallialaa Muhammad.

Kaji-kajilah Serta kesungguhan Baginda dalam menyeru manusia


ke jalan yang lurus:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 339

Wa innaka lataduuhum ilaa siraatim mustaqiim.


Sesungguhnya engkau menyeru mereka kepada jalan
yang lurus.
Surah: 23: Al Mukminuun: 73

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 23: Al Mukminuun: 73)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:23: Al Mukminuun:73)
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Menerangkan ruhul maani
prinsip pada tiga (3) perkara:
yang mengisyaratkan bahawa
Junjungan Muhammad s.a.w adalah Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
seorang pesuruh Allah yang sentiasa
manusia agar mengetahui bahawa kerja
menyeru manusia agar menjadi maju.
Di mana makna istilah: Lataduu ilaa Junjungan Nabi Muhammad s.a.w adalah
shiraatin mustaqiim (Menyeru mereka
menyeru manusia ke arah jalan: Shiraatal
ke jalan yang lurus) yang dapat
diunjurkan kepada enam (6) perkara: mustaqiim. Satu jalan fitrah yang dipusakakan
oleh Tuhan semesta alam kepada manusia bagi
Satu: Junjungan Muhammad
s.a.w sentiasa menyeru umatnya membolehkan dan memudahkan manusia
menerokai jalan nikmat. Jalan:
mengarcakan rupa kehidupannya di muka bumi
Shiraatallaziina anamta alaihim
(Surah: 1: Al Fatihah:7) serta selari dengan kehendak Allah di suasana maju,
menjauhkan diri dari jalan
bertamaddun dan bertaqwa.
kedurhakaan.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Dua: Junjungan Nabi
Apakah sebelum ini anak cucu pernah bertanya
Muhammad s.a.w sentiasa mengajak
umatnya menerokai jalan rahmat selari kepada diri sendiri tentang makna dan rupa
dengan matlamat dirinya diutuskan
Shiraatal mustaqiim dan apakah pernah anak
oleh Tuhan semesta alam di sifat:
Rahmatullil aalamiin (Rahmat kepada cucu melihat istilah ini sebagai satu istilah yang
sekalian alam). Di makna maju di dunia
perlu dikaji dan difahami maknanya? Tanya-
dan maju di akhirat.
tanyalah.
Tiga: Junjungan Nabi
Kedua: Ayat ini secara jelas
Muhammad s.a.w menyeru umatnya
agar memajukan hati masing-masing menerangkan prinsip bahawa kerja menyeru ke
dengan menyuci hatinya melalui jalan
jalan kebaikan adalah merupakan satu
wasilah pada dua (2) tujuan:
(i): Menyuci hati agar tidak tanggungjawab yang seharusnya diarcakan
syirik dengan Tuhannya serta
oleh seseorang di sepanjang hayatnya
menjadikan hati mereka tapak
keteguhan ketauhidan dan keimanan seumpama tauladan yang ditunjukkan oleh
dengan melayakkan diri bertaraf taqwa.

Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N

Kaji-kajilah.
340 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah baginda Rasulullah s.a.w. (Di maqam: Kuntum


Menerangkan Ruhul Maani khaira ummatin ukhrijat linnaas - Surah:3: Ali
(Surah:23: Al Mukminuun:73)
.Sambungan. Imran:110).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
Di samping menumbuhkan
sifat-sifat mahmudah lagi terpuji pada menerangkan prinsip bahawa Islam adalah
diri masing-masing di gambaran sebuah wadah yang berupaya membawa
berakhlaq yang mulia serta terjauhnya
hati menjadi lubuk bermahrajanya Iblis manusia ke jalan yang lurus. Di mana istilah:
dan syaitan. Shiraatal mustaqiim yang dimaksudkan akan
(ii): Membersih hati bagi
maksud untuk melancarkan pancaran menjuruskan manusia pada empat (4) perkara:
nur qalbi dari Lampu Nur Qalbi yang Satu: istilah: Shiraatal mustaqiim
terletak di bahagian bawah jantung
seseorang agar ianya terpancar licin ke adalah istilah jalan yang membekalkan kejituan
bahagian filamen akal yang terletak di arah bagi membolehkan manusia memiliki
hujung sistem saraf tunjang di
bahagian belakang kepala seseorang Tuhan yang sebenar-benar Tuhan. Yakni Tuhan
agar pancaran dan kekuatan kuasa semesta alam. (Di maqam: Falam annahuu
akal tertumbuh darinya pada
seseorang itu. Di hakikat akal adalah laa ilaaha illallaah - Surah:47: Muhammad:19).
punca kekuatan yang berupaya Dua: istilah: Shiraatal mustaqiim
memajukan manusia di semua bidang
kehidupan. adalah istilah jalan yang membekal kejituan
arah bagi membolehkan manusia mengadakan
Empat:Junjungan Muhammad
s.a.w menyeru umatnya agar sentiasa hubungan ikrab dengan Tuhannya dengan
mengguna pakai Al Quran yang mengarcakan dirinya di sifat seorang hamba
diturunkan oleh Tuhannya kepadanya
selari dengan kehendak Tuhannya. yang mukmin lagi bertaqwa kepadaNya. (Di
(Surah:47: Muhammad:2-3) serta maqam: Wabtaghuu ilaihil wasiilah
mengamalkan syariat kehidupan
sepertimana yang ditetapkan oleh Al wajaahiduu fii sabiilih Surah:5: Al
Quran. Di suasana dirinya jua Maidah:35). Disamping dirinya pula berpeluang
mengamalkan syariat yang sama
seperti yang diterimanya dari Tuhannya mendapat pertolongan dan hidayah dari
(Surah:45: Al Jaatsiah:18). TuhanNya. (Di maqam: Iyyaka nabuduu wa

Lima: Junjungan Muhammad iyyaka nastaiin - Surah:1: Al Fatihah:5).


s.a.w menyeru umatnya agar umatnya Tiga: istilah: Shiraatal mustaqiim
tahu dan pandai mengadakan
perhubungan bilateral dengan setiap adalah istilah jalan yang membekalkan kejituan
bangsa manusia yang terwujud di arah di wajah terlahirnya cara dan peraturan
muka bumi agar terlahirnya peluang
dan kepentingan bersama, demi hidup yang berupaya menghasilkan rahmat dan
kemajuan dan kehidupan bersama. kesejahteraan di sudut kehidupan di dunia dan
(Surah:49: Al Hujuraat:13).
kehidupan di akhirat. (Di maqam: Thummaj
Enam: Junjungan Muhammad alnaaka alaa syariiatin minal amri
s.a.w menyeru umat agar umatnya
bertaubat dan memohon keampunan fattabihaa - Surah: 45: Al Jaatsiyah:18).
dari Tuhannya apabila tersedarnya diri Empat: istilah: Shiraatal mustaqiim
melakukan kesalahan terhadap
Tuhannya. (Surah:25:Al Furqan:71). adalah istilah jalan yang membekal kejituan
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 341

arah bagi memboleh manusia terdedah ke arah


maju di wajah berilmu serta berkemahuan untuk
menerokai khazanah furqan yang tersimpan di
dalam sumber khazanah alam di rupa
terhasilnya rezeki dan nikmat yang boleh
menguntungkan mereka di sudut duniawi dan
akhrawi. (Di maqam: Qadjaa akum bashaairu
mirrabbikum - Surah: 6: Al Anaam:104). Maka
fikir-fikirlah di hakikat kesempurnaan Islam tidak
akan bermakna. Jika umat Islam sendiri tidak
menggunakannya.

Di suasana Baginda dibekalkan kitab yang berupaya


mengubah nasib dan kehidupan manusia sejagat:

Wallaziina aamanuu waamilusshaalihaati wa aamanuu


bimaa nuzzila alaa muhammadin wahuwalhaqqu
minrabbihim. Kaffara anhum sayyi aatihim wa ashlaha
baalahum. Zaalika bi annallaziina kafaruuttaba
uulbaatilaa. Wa annallaziina aamanuuttabaulhaqqa
minrabbihim. Kazaalika yadhribullahu linnaasi
amthaalahum.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


342 Malam Muka Dua

Orang-orang beriman dan beramal soleh dan percaya


kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, pada
hal ia sebenarnya daripada Tuhan mereka. Dia ampuni
kesalahan mereka dan Dia perbaiki hal keadaan
mereka. Demikian itu, kerana orang kafir mengikut yang
batil dan orang-orang yang beriman mengikut
kebenaran dari Tuhan mereka. Begitulah Allah
menerangkan contoh-contoh mereka bagi manusia.
Surah:47: Muhammad:2-3

Catitan: (Surah:47: Muhammad:2-3)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip kepada empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar manusia mengetahui tentang
pentingnya bagi mereka beriman dan beramal
soleh. Pentingnya bagi mereka beriman dengan
Al Quran. Yakni sebuah kitab yang diturunkan
oleh Tuhan sekelian alam. Tuhan yang akan
mengampun kesalahan manusia dan Tuhan
yang akan memperbaiki taraf kehidupan
manusia dari baik ke arah yang lebih baik.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu selama telah yakin bahawa
diri telah pun berpegang dengan Al Quran
sepenuhnya atau apakah diri masih
berkedudukan percaya setengah dan
mengingkarinya setengah? Justeru itu tanya-
tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa istilah orang yang
beriman itu adalah orang yang mempercayai
Allah, Tuhan sekelian alam (Di maqam: Fazaa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 343

likumullaahu rabbukumulhaq Famaazaa


badal haqqi illaddhalaal - Surah:10:
Yunus:32) dan orang yang mempercayai
bahawa Nabi Muhammad s.a.w itu adalah
pesuruh Allah serta beriman dengan Al Quran
(Surah:6: Al Anaam:155).
Ketiga: Ayat ini menerangkan prinsip
bahawa dua (2) tujuan dan matlamat utama
mempercayai Allah dan mempercayai Nabi
Muhammad serta mempercayai Al Quran:
Satu: Bagi menentukan diri
mendapat keredhaan Tuhan di rupa hambaNya
yang sentiasa dirahmati dengan pengampunan
dari Tuhannya (Surah:98: Al Bayyinah:7-8).
Dua: Bagi menentukan diri mendapat
petunjuk dan ingredients didikan yang
tersimpan di dalam Al Quran. Di mana ianya
berupaya menjana tamaddun dan kehidupan
manusia serta berupaya jua merubah nasib di
sudut duniawi dan akhrawi (Di maqam: Wa
innahuu lahudan warahmatullil mukminiin -
Surah:27: Naml:77).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa orang-orang kafir
sentiasa mengikut yang batil. Sedangkan
orang yang beriman mengikut kebenaran dari
Tuhannya (Di maqam: Faman syaaattakhaza
ilaa rabbihii sabiila - Surah:76: Al Insaan:29).
Justeru itu fikir-fikirlah di hakikat perbezaan di
antara kedua-duanya bagai malam dan siang
pada mata yang celik lagi mengenal erti
cahaya.

Kedua: Al Quran adalah sebuah kitab yang


memperkenalkan Allah s.w.t, Tuhan semesta alam kepada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


344 Malam Muka Dua

manusia. Tuhan yang benar-benar bersifat Tuhan. (Surah:34:


As Sabak:6). Tuhan semesta alam dan tiada sekutu padaNya.
Di hakikat FirmanNya:

Fazaalikumullahu rabbukumul hak. Famaazaa


badalhakki illaddhalaal. Fa annaa tushrafuun.
Itulah Allah Tuhan kamu yang sebenar-benarnya. Maka
tiadalah sesudah kebenaran ini, melainkan kesesatan.
Lalu bagaimana kamu berpaling.
Surah: 10:Yunus:32

Catitan: (Surah:10: Yunus:32)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip kepada empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mereka mengetahui bahawa
Allah Taala adalah sebenar-benar Tuhan bagi
Manusia. Lalu jika manusia bertuhan selain
daripada Allah. Maka ketahuilah bahawa
mereka itu telah berada di dalam kesesatan.
Maka bernatijahkan ayat di atas. Maka
marilah sama-sama kita beriman kepada Allah.
Mudah-mudahan kita mendapat petunjuk,
keberkatan dan rahmat daripadaNya. Tanya-
tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa seseorang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 345

Dhabit Istilah Manusia akan memperolehi Tuhan yang


Menerangkan Ruhul Maani sebenar-benar Tuhan, apabila dirinya
(Surah:10:Yunus:22)
mempercayai akan Allah Tuhan semesta alam
Menerangkan ruhul maani (Surah:47: Muhammad:19).
ayat pada ingatan Tuhan memberi
isyarat kepada manusia agar Ketiga: Ayat ini secara jelas
mengasuh diri sendiri mengenal menerangkan prinsip bahawa jika seseorang itu
Tuhan menerusi kalimah keramat:
Laa ilaaha illallah. (Tiada yang tidak beriman kepada Allah. Di makna tidak
disembah melainkan Allah). Satu memperakui Allah Tuhannya. Maka manusia
asuhan berasaskan konsep zikir
dengan melafazkan kalimah tauhid tersebut bolehlah diklasifikasi sebagai seorang
ketuhanan ini secara diulang dan manusia yang berada di dalam kesesatan (Di
berulang kali pada kadar yang
banyak. maqam: Zaalika bi annallaziina kafarut tabiul
Suasana sebegini perlu baatila - Surah:47: Muhammad:3).
dibuat agar kulit, daging, darah dan
semua anggota dan bahagian tubuh Keempat: Ayat ini secara jelas
diri sendiri mengetahui bahawa menerangkan prinsip bahawa seseorang
Tuhannya adalah Allah (Surah:47:
Muhammad:19). Dan selain daripada manusia itu seharusnya terasa bertuah kerana
itu perlakuan zikir yang dibuat akan dirinya telah beragama Islam. (Di maqam:
menzahirkan impaknya pada dua (2)
perkara: Balaa man aslama wajhahuu lillaahi wahuwa
(i): Memberi ingatan kepada muhsin - Surah:2: Al Baqarah:112). Lantaran
syaitan bahawa diri telah bertuhan.
Keimanan dan ketauhidan mula agama Islam sahajalah yang berjaya
terpancar kemin di jiwa di rupa membekalkan Tuhan sebenar-benar Tuhan.
pegangan yang tidak mungkin
berganjak dengan izin Tuhan Tuhan yang menjadi pemelihara dan penolong
(ii) Terlahirnya proses kepada manusia dalam menjayakan erti hidup
penyucian hati dan mempertingkat
darjat kesucian nafsu. dan kehidupan. Fikir-fikirlah. (Surah:16: An
Kaji-kajilah. Nahl: 73-74).

Dan Dialah sahaja Tuhan yang berupaya memberi


Kaji-kajilah
rezeki, nikmat dan rahmat. (Surah:24: An Nur:38). dengan
mewujudkan pertolongan, kegembiraan dan ketenangan jiwa di
limpahan sejahtera dan redha.
Di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


346 Malam Muka Dua

Wamaa jaalahullaahu illaa busyraa lakum


walitatmainna quluubukumbih Waman nasru illa min
indillaahil aziizil hakim.
Tiadalah dijadikan Allah pertolongan itu melainkan untuk
kegembiraan bagi kamu dan supaya tenteramnya hati
kamu dan tidaklah (dikatakan) pertolongan itu
melainkan dari sisi Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Surah: 3: Ali Imran: 126

Catitan: (Surah: 3: Ali Imran: 126)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep pertolongan Allah di sudut membersih
diri dan menyuci hati. Di mana persoalan hati
dapat dilihat pada empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mengetahui bahawa suasana
terzahirnya kegembiraan dan ketenangan pada
jiwa seseorang adalah rupa pertolongan Tuhan
terhadap hambaNya. Di hakikat kegembiraan
dan ketenangan hati adalah harta utama bagi
manusia dalam kehidupannya di muka bumi.
Di makna, jika seseorang manusia itu
gembira dan tenang jiwanya. Maka kayalah
sudah manusia berkenaan. Sebaliknya jika
seseorang manusia itu berada dalam keadaan
derita dan berkecelaruan. Maka bermakna
manusia tersebut sedang berada di alam
kemiskinan hati dan ketandusan jiwanya dalam
hidupnya.
Justeru itu persoalan menyuci hati dan
membersih jiwa perlulah diberi perhatian agar
diri dan jiwa dapat memiliki harta pertama

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 347

kehidupan yang bernama kegembiraan dan


ketenangan jiwa di mana selanjutnya akan
menjadi pemangkin kepada terdorongnya daya
kreatif dan kecerdasan untuk menjadi kaya di
rupa material (kewangan dan harta).
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu sebelum ini merasai bahawa
kegembiraan dan ketenangan adalah harta
kepada kehidupan? Dan apakah pernah anak
cucu mencari jalan wasilah penyucian hati bagi
menghasilkan kegembiraan dan ketenangan
hakiki ? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa bila hati suci.
Kegembiraan dengan sendirinya akan
bertapak di hati dan di diri seseorang.
Sebaliknya jika hati seseorang itu kotor.
Kesedihan, kepiluan, kesunyian, kerisauan dan
kegelisahan dengan sendiri akan bertapak di
hati dan di diri. Maka inilah satu penyukat yang
perlu dilihat oleh seseorang pada setiap masa
dan setiap ketika agar kesucian hati dilihatnya
segera.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa bila hati suci.
Ketenangan dengan sendirinya akan tumbuh di
hati dan di diri seseorang. Sebaliknya, jika hati
seseorang itu kotor. Perasaan sebak di dada,
sempit di dada dan marah di dada dengan jiwa
meronta-ronta mencari dan mengintai
ketenangan dan keriangan terbuntu. Di suasana
diri semacam telah terhilang arah untuk hidup
dan meneruskan kehidupan. Maka inilah jua
satu penyukat yang perlu dilihat oleh seseorang
pada setiap masa dan setiap ketika agar soal
kesucian hati dapat dilihatnya segera.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


348 Malam Muka Dua

Keempat: Ayat ini secara jelas


menerangkan konsep bahawa bila hati suci.
Petunjuk dan ilham akan tertumbuh di hati dan
di diri seseorang. Di makna di kala itu akan
ternampaknya jalan dan terlihatnya ruang-ruang
peluang yang akan memudahkan seseorang itu
di dalam urusannya dengan berakhir pada
setiap kerja yang dilakukannya berjaya
membuat hatinya gembira dan ketenangan
terzahir jua. Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat
bahawasanya kemakmuran, kebahagiaan dan
kesejahteraan terhadap diri seseorang itu
sebenarnya terletak pada hatinya.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:3: Ali Imran:126).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi:
Tidak boleh dikatakan pertolongan. Jika
perlakuan yang dilakukan oleh satu pihak ke
satu yang lain tidak berjaya menzahirkan
kegembiraan dan ketenangan.
Bincang-bincanglah.

Ketiga: Al Quran itu adalah sebuah kitab yang


membekalkan kejituan cara dan jalan ketuhanan melalui satu
tatacara dan gaya hidup bertuhan meliputi cara dan gaya hidup
di dunia dan di akhirat:

Innafii haaza labalaa ghal liqaumin aabidiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 349

Sesungguhnya di dalam Al Quran ini cukup untuk kaum


aabidiin (Golongan berbakti kepada Tuhannya).
Surah: 21: Al Anbiyaak: 106

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 21: Al Anbiyaak: 106)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca Konsep dan
(Surah:21:Al Anbiyaak:106)
idea). Ayat ini memperjelaskan arah tuju dan
Menerangkan ruhul maani konsep kepada dua (2) perkara:
ayat yang mengisyaratkan bahawa
terwujudnya fenomena dan syndrome Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
keinginan manusia beragama manusia agar mengetahui bahawa Al Quran
menggunakan sumber lain dari Al
Quran sebagai sumber agama dan telah pun sempurna dan cukup untuk memandu
beragama sehingga kebimbangan ini manusia ke arah manusia berwajah Aabidin
disuarakan sendiri oleh Junjungan
Besar Muhammad s.a.w kepada (Golongan berbakti kepada Tuhannya). Sebuah
Tuhannya (Surah:25: Al Furqan:30). kitab yang berupaya menghurai isi kandungnya
Di hakikat terdapatnya sendiri. Sebuah kitab yang berupaya
manusia beragama akan mudah mentafsirkan furqannya sendiri. Jika mata dan
digoda oleh syaitan, setelah berjayanya
syaitan melahirkan sumber-sumber hati manusia tidak terkunci ke arahnya (Di
tertentu dengan menjual dan tahap ternafinya kedudukan di taraf: Afalaa
mengguna pakai nama Tuhan dan
nama rasulNya yang kemudiannya yatadab baruunal quraana am alaa quluubin
mencanang dan menjual kepada pihak aqfaaluhaa - Surah:47: Muhammad:24).
ramai sebagai sumber sebenar dan
diterima sebagai sumber sebenar Maka bernatijahkan ayat di atas.
agama dengan mendorongkan Apakah anak cucu merasai masih terwujudnya
manusia yang beragama meninggalkan
Al Quran. kekurangan pada Al Quran. Dan apakah
perlunya Al Quran disandarkan kepada
Maka ssesungguhnya, jika
suasana ini berlaku akan terlahirlah era sandaran luaran. Jika ianya telah pun
rupa manusia beragama tanpa sempurna? Tanya-tanyalah.
berwajah agama. Satu rupa
kebimbangan yang perlu diberi Kedua: Ayat ini secara terang
perhatian selari dengan kebimbangan memperjelaskan konsep bahawa segala yang
Junjungan Muhammad s.a.w. Dan
sesungguhnya ingat anak cucu bahawa terkandung di dalam kenyataan dan pengajaran
kisah tumbangnya Bakhshisha ayat-ayat Al Quran telah pun cukup sempurna
(seorang alim besar agama) kepada
syaitan adalah disebabkan dirinya untuk digunapakai oleh kaum aabidin dalam
tertukar pandangan apabila syaitan mengarcakan hidupnya di dunia dan di akhirat.
dengan helahnya berjaya mengguna
pakai pendekatan halus untuk (Di maqam: Wahaazaa shiraaturabbika
menjatuhkannya. mustaqiimaa Qadfashalnal aayaati liqaumin
Kaji-kajilah. yazzakkaruun - Surah:6: Al Anaam:126). Fikir-
fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


350 Malam Muka Dua

Bagi maksud untuk menumbuhkan rahmat, rezeki dan


nikmat serta terwujudnya kesejahteraan abadi di sisi
Tuhannya:

Wa innahu lahudan wa rahmatullil mukminiin.


Sesunggguhnya Al Quran itu menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang mukmin.
Surah: 27: Al Naml: 77

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 27: Al Naml: 77)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca Konsep dan
(Surah 27: Al Naml: 77)
idea). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Ayat ini memancarkan
konsep terzahirnya Al Quran pada empat (4)
pancaran ruhul maaninya kepada
manusia bahawa Al Quran adalah perkara:
sebuah kitab yang perlu diguna pakai Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
semasa hayatnya di dunia. Di hakikat Al
Quran tidak lagi diguna di akhirat di manusia agar mereka mengetahui bahawa Al
suasana manusia masing-masing telah
Quran itu punca petunjuk dan rahmat kepada
menerima habuannya hasil
perbuatannya. orang-orang mukmin. Di hakikat Al Quran jua
boleh mempetuakan petunjuknya dan cara
Justeru itu semasa di dunia
manusia haruslah menggunakan Al kaedah kepada manusia sehingga terzahirnya
Quran bagi tujuan untuk membuahkan
rupa mukmin kepada diri seseorang manusia
pada dirinya tiga (3) perkara iaitu
Petunjuk, Rahmat dan Mukmin. itu. Di kedudukan tiada kitab lain yang berupaya
membentuk mukmin kepada manusia kecuali Al
Sesungguhnya ingatlah anak
cucu bahawa petunjuk, rahmat dan Quran.
mukmin tidak dapat dizahirkan oleh
Maka bernatijahkan ayat di atas.
kitab-kitab lain sebaliknya Al Quran saja
yang berupaya mendidik manusia ke Apakah pernah anak cucu mencari teori dan
arahnya. Dan sesungguhnya ingatlah
formula, bagaimana hendak menghasilkan rupa
kelalaian anak cucu dalam melihat Al
Quran akan menghampirkan anak cucu mukmin kepada diri sendiri? Dan Apakah anak
kepada syaitan (Surah:43: Azzukhruf:
cucu sanggup beragama beribu tahun tanpa di
36).
fikiran terfikir tentang mukmin dan kejituan cara
Kaji-kajilah
mendapat mukmin di rupa kenyataan yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 351

hakiki ? Maka tanya-tanyalah. (Di maqam: Qad


aflahal muminuun Surah:23: Al
Mukminuun:1-11).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep terzahirnya Al Quran bagi
memberi petunjuk kepada manusia menerusi
jalan yang lurus pada maqam: Shiraatal
mustaqiim. Satu maqam yang berupaya
memperteguhkan kedudukan manusia di
suasana terjamin kebahagiaannya di dunia dan
di akhirat (Di maqam: Faman tabia hudaaya
falaa khaufun alaihim walaahum yahzanuun
- Surah: 2: Al Baqarah:38).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep terzahirnya Al Quran bagi
mengarca jalan terzahirnya rahmat kepada
kehidupan manusia dengan membentuk tubuh
dan jiwa mereka menjadi mukmin lagi diredhai
oleh Tuhannya (Di maqam: Qad aflahal
muminuun - Surah:23: Al Mukminuun:1-11).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep terzahirnya Al Quran bagi
mengarcakan rahmat di rupa majunya muka
bumi terhasil dari aktiviti manusia yang tahu lagi
mengerti akan matlamat asal kejadiannya di
wajah terarcanya wawasan di makna rahmat
kepada sekelian alam. (Rahmatul lil alamiin).
Maka fikir-fikirlah di hakikat petunjuk dan
rahmat adalah keperluan manusia dalam
mendayung hidup.

Lalu berpeganglah padanya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


352 Malam Muka Dua

Wahaazaa kitaabun anzalnaahu mubaarakum


fattabiuuhu wattaquu laallakum turhamuun.
Inilah kitab yang Kami turunkan dengan penuh
keberkatan. Maka ikutlah dia. Dan bertaqwalah, mudah-
mudahan kamu mendapat rahmat.
Surah: 6: Al Anaam: 155

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 6: Al Anaam: 155)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:6: Al Anaam:155)
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Menerangkan isyarat ruhul prinsip kepada empat (4) perkara:
maani ayat pada istilah: Mubaarakun
(Dengan penuh berkat). Di mana Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
istilah: Berkat bolehlah didefinasikan manusia terutama kepada mereka yang
sebagai satu gambaran kehadiran
rupa nikmat yang dikurniakan oleh percaya dengan istilah berkat dan keberkatan.
Tuhan dan dimiliki oleh seseorang di Di hakikat Al Quran adalah punca segala-gala
suasana terwujudnya gandaan
berlipat di sudut jumlah, nilai dan keberkatan. Satu kitab yang berupaya
mutu pada rupa usahanya, jika menjayakan cita-cita manusia. Satu kitab yang
dibandingkan dengan rupa usaha
yang dilakukan oleh seseorang itu. boleh menzahirkan rupa terserlahnya
(Surah:24:An Nur:38). Sebagai pertolongan Tuhan kepada hambaNya yang
contoh tanam sebiji benih
ditumbuhkan tujuh tangkai adanya berpegang dengannya.
(Surah:2: Al Baqarah:261). Maka bernatijahkan ayat di atas.
Soalnya di sini apakah rupa Apakah di hati anak cucu selama ini telah
berkat yang boleh dihasilkan oleh Al tertumbuh perasaan bahawa Al Quran boleh
Quran. Bila seseorang membaca Al
Quran selain dari pahala yang menghasilkan rupa keberkatan. Dan apakah
diperkatakan? anak cucu telah mendedahkan diri masing-
Sesungguhnya ketahuilah
anak cucu dua (2) keberkatan besar masing untuk memahami erti berkat dan
akan terlahir ke dalam hidup bila keberkatan sehingga maqam berkat bertapak
seseorang itu membaca dan
mengiqrakkan Al Quran: kepada diri sendiri? Tanya-tanyalah.

Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 353

Kedua: Ayat ini secara jelas


Dhabit Istilah
menerangkan prinsip erti istilah berkat
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:6:Al Anaam:155) (Mubaarakum). Yakni satu istilah teramat
.....Sambungan. penting kepada hidup dan kehidupan yang
Satu: Al Quran berupaya akan mengarcakan rupanya pada tiga (3)
menghasilkan ketenangan kepada perkara:
jiwa yang gelisah. Justeru ayat-ayat
Al Quran adalah zikrillah (Surah:73: Satu: Berkat adalah merupakan istilah
Al Muzzammil:4-8). Sedangkan Allah yang akan menentukan barang yang diusaha
Taala memberi jaminan bahawa
dengan berzikir kepadaNya akan menghasilkan kejayaan di rupa mendapat restu
membuat hati manusia akan menjadi dari Tuhan seperti dimatlamatkan. Di makna
tenang (Surah:13:Rad:28).
jika adanya keberkatan terwujud pada diri.
Sesungguhnya percayalah Maka wajiblah usaha yang dibuat akan berjaya
anak cucu, harta dan modal awal
kehidupan bagi seseorang manusia diwajahkan di rupa kejayaan. (Di maqam:
itu adalah ketenangan jiwanya dan Liyajziya humullaahu ahsana maa amiluu
ingatlah bahawa ketenangan jiwa itu
adalah sifat hamba Tuhan yang wayaziidahum mimfadhlih - Surah:24: An
diperakuiNya (Surah:89: Al Fajr: 27). Nur:38).
Dua: Al Quran berupaya Dua: Berkat adalah merupakan satu
mendidik manusia menjadi manusia istilah yang akan membawa rupa kejayaan
yang berwajah insan (Surah:55: Ar
rahman:1-4). Di hakikat terwujud pada mana-mana kerja yang dibuat tetap
padanya petua dan cara untuk berkembang dan ditambah. Di suasana bagai
mengelakkan diri dari cabaran
syaitan (Surah:38:Shaad:82-84). Di kedudukan tertumbuh dan berkembangnya
kedudukan barang siapa yang sebiji benih padi yang ditanam. Tertumbuh tujuh
mendekati Al Quran. Bermakna
dirinya telah mendekati Tuhan. pokok baru di dalam satu perdu (Di maqam:
Sebaliknya barang siapa yang Kamathali habbatin anbatat saba sanaabila
menjauhkan dirinya dari Al Quran.
Bermakna diri cuba menghampirkan fii kulli sumbulatin miatuhabbah - Surah:2: Al
dirinya dengan syaitan (Surah:43: Az Baqarah:261) Demikianlah berlakunya, jika
Zukhruf:36).
berkat tertumbuh pada diri. Penambahan
Tiga: Al Quran berupaya
nikmat dan rezeki pasti datang bertali arus. (di
menghasil penawar kepada penyakit.
(Surah:10:Yunus:57). Penawar maqam: Wa innalaka la ajran ghaira
penyakit hati dan penawar penyakit mamnuun - Surah:68: Al Qalam:3).
biasa (Surah:17:Al Israak:82). Di
mana ianya boleh terzahir pada dua Tiga: Berkat adalah merupakan istilah
(2) kaedah: yang akan membawa kepada terlahirnya erti
Pertama: Penawar boleh dipermudahkan dalam segala urusan (Di
diperolehi menerusi kaedah: maqam: Wanuyassiruka lilyusraa - Surah:87:
Synergetic miracle magnetic yang
mana apabila dua atau tiga ayat-ayat Al Alaa:8) Di hakikat pertolongan Allah
tertentu digabung dan dibaca menjelma (Di maqam: Wajalli milladunka
mengikut cara alunannya yang betul.
sultaanan nashiira Surah:17: Al Israak:80)
Sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


354 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah pada setiap urusan yang dilakukan dengan


Menerangkan Ruhul Maani berakhir kejayaan terserlah di hadapan diiringi
(Surah 29: Al Ankabuut: 43)
....Sambungan. dengan ketenangan dan kegembiraan (Di
maqam: Wamaa jaalahullaahu illaa bushraa
Yakni dibaca dengan cara nada
jampi bomoh tradisional akan lakum walitatmainna quluubukumbih -
menzahirkan tenaga Al Quranic Surah:3: Ali imran:126).
yang berupaya menyembuh
penyakit-penyakit tertentu, bila Ketiga: Ayat ini secara jelas
mana suara dan gelombang suara menerangkan prinsip bahawa Al Quran adalah
ayat - ayat Al Quran itu berupaya
menyingkir kedudukan elektron dari sebuah kitab yang boleh menghasil dan
orbitnya pada mana-mana mass menzahirkan keberkatan apabila ianya dibaca
atau jisim metal atau bendalir
(cecair) yang terkena gelombang dan diamalkan akan isi pendidikan,
bacaannya. Lalu meletakkan mass pendedahan dan furqan yang ada di sisinya.
tersebut berwajah mass negatif.
Maka sebagai contoh jika ianya Keempat: Ayat ini secara jelas
dibaca pada air. Maka air akan menerangkan kesan hubungkait di antara
bertukar menjadi air negatif yang
dikenali sebagai Air Harmonic keberkatan, pegangan diri dan taqwa dalam
yang berupaya menyedut penyakit konteks menzahirkan rahmat kepada diri,
yang dialami oleh seseorang
pesakit. (Maka untuk pengetahuan keluarga dan negeri. Di hakikat keberkatan
lanjut. Silalah anak cucu bertanya negeri akan terzahir apabila rakyatnya beriman
kepada para ahli sains Bio
chemistry.) dan bertaqwa (Di maqam: Lafatahnaa alaihim
barakaatim minas samai wal ardh - Surah:7:
Kedua: Penawar akan
terlahir menerusi kaedah Al Araaf:96). Di suasana masyarakat akan
terjemahan furqan yang diisyarat berilmu dan terteguh hatinya apabila Al Quran
oleh ayat-ayat Al Quran. Di mana
asas sumber penawarnya dijadikan panduan. Di kedudukan jalan rezeki
berorientasikan kepada barang (makhraja) dan limpah rezeki (Di maqam:
kejadian Allah seperti pokok kayu
dan binatang. Lahum ajrun ghairu mamnuun - Surah:41: Al
Di mana darinya akan Fussilat:8) akan bertandang kepada mana-
terhasil special Mass sebatian
(Mass compaund) yang bersifat mana diri yang berjaya mentaqwakan dirinya.
penawar natijah dari extract ruhul (Di maqam: Waman yattaqillaaha yajallahu
maani pentafsiran ayat-ayat Al
Quran seperti yang boleh dihasil makhraja wayarzuqhu minhaithu laa
menerusi teori dan formula sains Al yahtasib - Surah:65: Al Thalaaq:2-3). Maka
Quran seumpama contoh Formula:
Nine Stars Halo-N -2010). fikir-fikirlah di hakikat Taqwa dan Rahmat tidak
Kaji-kajilah dapat dipisahkan.

Maka dengan itu jualah. Islam telah dipilih oleh


Allah s.w.t menjadi agama di sisiNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 355

Innaddiina indallaahil islaam.


Sesungguhnya cara dan gaya hidup bertuhan
(beragama) di sisi Allah itu Islam.
Surah: 3: Al-Imran: 19

Catitan: (Surah: 3: Al Imran: 19)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip istilah agama di sisi Allah (agama
Islam - agama Sejahtera) yang dapat
disimpulkan kepada enam (6) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar manusia mengetahui bahawa
Islam adalah agama yang diiktiraf oleh Tuhan
semesta alam sebagai agama di sisiNya. Satu
agama yang diredhai olehNya serta mendapat
pertolongan rahmat dariNya. Satu agama
yang berasaskan kepada Al Quran dan satu
agama yang dipimpin oleh Junjungan Besar
Nabi Muhammad s.a.w yang diutuskan Tuhan
untuk mengarcakan rahmat kepada seluruh
alam (Di maqam: Wamaa arsalnaaka illaa
rahmatan lil aalamiin - Surah:21:
Anbiyaak:107).
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu telah berjaya menzahirkan
perasaan bertuahnya diri kerana dilahirkan di
zaman umat Muhammad dan berpeluang pula
untuk beragama dengan agama yang diiktiraf
oleh Tuhan semesta alam dan disamping itu
apakah anak cucu benar-benar terasa yang diri
kini telah pun benar-benar berpegang dengan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


356 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah agama yang dianuti? Maka tanya-tanyalah


Menerangkan Ruhul Maani Ayat kerana sesungguhnya konsep: Continuous
(Surah:3: Ali imran:19)
Professional Development (C.P.D) dengan
Menerangkan isyarat ruhul mempertingkatkan keupayaan professional diri
maani ayat kepada tiga (3) perkara:
adalah mustahak diamalkan.
Satu: Menerangkan isyarat Kedua: Ayat ini secara jelas
makna: Innaddiina indallaahil
islaam (Sesungguhnya agama di sisi menerangkan prinsip bahawa matlamat Allah
Tuhan itu adalah Islam). Satu Taala menzahirkan Islam di bawah kepimpinan
pendekatan pengertian convensional
yang menatijahkan pemahaman RasulNya - Junjungan Besar Muhammad s.a.w
selapis di sudut beragama. Satu adalah untuk memberi dan menghasilkan
pemahaman pengertian selapis yang
tidak dapat dikembangkan selain dari kesejahteraan kepada manusia. Kesejahteraan
makna dan erti terjemahan lughah di sudut bertuhan. Kesejahteraan di sudut
bahasanya pada kenyataan
pengiktirafan Tuhan terhadap agama berilmu dan kesejahteraan memajukan diri di
Islam. persada maya (Di maqam: Fahal antum

Dua: Menerangkan isyarat muslimuun - Surah:21: Anbiyaak:107-108).


makna: Innaddiina indaalaahil Ketiga: Ayat ini secara jelas
islaam (Sesungguhnya cara dan gaya
hidup di sisi Allah itu sejahtera). Satu menerangkan prinsip bahawa setiap manusia
pendekatan pengertian contemporary yang menganut Islam pasti akan mendapat
yang akan menatijahkan pemahaman
berlapis di sudut beragama. Apabila kesejahteraan di dua ketika. Duniawi dan
pengertian ayat dikembangkan akhrawi yang ditakrifkan di rupa kesejahteraan
dengan pengertian bahawa sejahtera
adalah cara dan gaya hidup di sisi ketika dilahirkan. Kesejahteraan ketika hidup.
Tuhan. Kesejahteraan ketika mati dan kesejahteraan
Ini bermakna sejahtera dan
kesejahteraan hendaklah dijadikan ketika dibangkitkan (Di maqam: Wasalaamun
matlamat hidup dan pada setiap gerak alaihi yaumawulida wayauma yamuutu
kerja dalam kehidupan hendaklah di
arahkan ke arah sejahtera dan tiada wayauma yubathu hayyaa - Surah:19:
matlamat lain daripadanya. Maryam:15).

Tiga: Menerangkan isyarat Keempat: Ayat ini secara jelas


makna: Innaddiina inddallaahi menerangkan prinsip erti dan makna sejahtera.
islaam. Diisyarat bahawa kegagalan
seseorang manusia dalam Di mana ianya bolehlah didefinasikan sebagai
mensejahterakan dirinya di dalam satu rupa situasi yang berupaya membentuk
kehidupannya di dunia akan
menatijahkan dirinya gagal kegembiraan hati dan ketenangan jiwa dengan
mengarcakan wawasan Tuhannya terbukanya peluang penjanaan rezeki, nikmat
terhadap dirinya. Gagal mengarcakan
bumi sebagai tempat tinggal dan dan rahmat yang boleh memartabatkan taraf
tempat pengarcaan kehidupan bagi kehidupan di dunia yang boleh mendatangkan
kehidupannya di dunia dan
kehidupannya di akhirat yang jua keuntungan kepada manusia pada dua alam.
perlu diarcakan di dunia semasa Duniawi dan akhrawi (Di maqam: Qaaluu
hayatnya. Kaji-kajilah.
khairan. Lillaziina ahsanuu fii haa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N

Kaji-kajilah.
Malam Muka Dua 357

zihiddunyaa hasanah. Waladaarul aakhirati


khairun. Walanima daarul muttaqiin -
Surah:16: Nahl:30). Dengan diri bertuhankan
Allah dan berasulkan Muhammad di wajah
seorang hamba yang soleh, mukmin lagi
bertaqwa.
Kelima: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip erti istilah kalimah ayat:
Innaddiina indallaahil islaam. Di makna:
Sesungguhnya cara dan gaya hidup (The way
of life) di sisi Allah itu adalah sejahtera. (Di
maqam: Wasalaamun alaihi yauma wulida
wayauma yamuutu wayauma yubathu hayya
- Surah:19: Maryam:15).
Sebaliknya ingatlah jika satu-satu cara
dan gaya hidup yang diamalkan gagal
menjuruskan hidup dan kehidupan ke arah
kesejahteraan. Maka ianya bukanlah cara dan
gaya hidup yang diperakukan oleh Allah Tuhan
semesta alam. Justeru itu arcakanlah sejahtera
dan kesejahteraan dalam hidup dan janganlah
sekali-kali membiarkan tubuh mati kecuali
setelah sejahtera datang di sisi kerana itulah
yang dikehendaki oleh Tuhan. (Di maqam:
Falaa tamuutunna illaa wa antum muslimuun
- Surah:2: Al Baqarah:132).
Keenam: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa agama Islam
adalah agama yang berupaya menghasilkan
kekayaan dan kemewahan. (Di maqam: Liyaj
ziyahumullaahu ahsanamaa amiluu
wayaziidahum minfadhlihii Wallaahu
yarzuquman yasyaau bighairi hisaab -
Surah:24: An Nur:38). Satu agama yang
menzahirkan cara dan gaya hidup bertuhan
yang berupaya menjadi penjana nikmat (Di
maqam: Siraatallaziina an amta alaihim

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


358 Malam Muka Dua

Surah:1: Al Fatihah:7) di rupa rezeki dan


kemudahan (Surah:65: At Talaaq:2-4) yang
boleh membawa seseorang manusia mewah
dalam kehidupan. Tinggi dalam bertamaddun
serta kesejahteraan dalam bernegara. (Surah:7:
Al Araaf:96). Maka fikir-fikirlah.

Satu agama yang akan menggunapakai Al Quran


sebagai teras panduan di rupa kesempurnaan dan
kecanggihannya.
Di hakikat FirmanNya:

Wa inkuntum fii raibim mimmaa nazzalnaa alaa


abdinaa fatuu bisuuratim min mithlihi. Waduu
syuhadaaakum minduunillaahi inkuntum saadiqiin.
Jika kamu ragu-ragu tentang - Al Quran yang Kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad). Maka
perbuatlah oleh kamu satu surah seumpamanya dan
panggillah saksi-saksi kamu selain daripada Allah. Jika
kamu orang-orang yang benar.
Surah:2: Al Baqarah:23

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:23)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep kepada dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 359

Dhabit Istilah Pertama: Ayat ini ditujukan kepada


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah2:Al Baqarah: 23) manusia agar mengetahui bahawa Al Quran
bukanlah sekali-kali kitab yang direka cipta oleh
Ruhul maani ayat ini secara
jelas mengisyaratkan bahawa Al manusia. Sebaliknya Al Quran adalah sebuah
Quran tidak mungkin boleh ditiru oleh kitab Allah yang sengaja diturunkan kepada
keupayaan ilmu manusia. Kenyataan
ini berlandaskan faktor-faktor berikut: manusia. Maka disebabkan terwujudnya sinis
manusia terhadapnya. Allah Taala secara
Satu: Al Quran adalah
sebuah kitab yang boleh dibaca secara terbuka mencabar manusia agar mereka yang
biasa dan boleh dibaca secara kufur terhadap Al Quran ini membuat sebuah
berlagu. Dan sesungguhnya
kedudukan seumpama ini tidak boleh surah yang senilai dengan Al Quran.
diwujudkan oleh kitab-kitab lain di arca Maka bernatijahkan ayat di atas.
semerdu dan selunak suara yang
dilahirkan oleh Al Quran. Di samping Apakah anak cucu tidak terasa ternilainya diri
suara alunannya jua boleh menyentuh apabila berjaya memiliki sebuah kitab Allah di
hati manusia. Di suasana telinga yang
mendengar bacaannya boleh sisi kehidupan. Lalu menggunapakainya
menenangkan dan meyembuhkan hati sebagai panduan hidup di sepanjang nafas-
dan jiwa (Surah:10:Yunus:57).
nafas di muka bumi? Tanya-tanyalah.
Dua: Al Quran adalah sebuah Kedua: Ayat ini menerangkan konsep
kitab yang berupaya menghasil
gelombang suara dari bacaannya yang kelainan Al Quran dengan buku-buku yang
boleh diterjemahkan melalui carier of ditulis oleh manusia sehingga ianya membuat
vaccine seperti air menjelma menjadi
penawar (air jampi) kepada penyakit. Tuhan semesta alam mencabar manusia yang
(Surah:17:Al Israak:82). Kedudukan ini ingkar berpakat membuat satu surah
telah terbukti sejak zaman awal Al
Quran diturunkan sampailah ke hari seumpama Al Quran. Sesungguhnya
kiamat. Sesungguhnya keupayaan ini kelainannya itu dapat dirumuskan sekurang-
tidak boleh dizahirkan oleh kitab-kitab
lain kecuali Al Quran. kurangnya kepada dua (2) sudut:
Satu: Al Quran adalah sebuah buku
Tiga: Al Quran adalah
sebuah kitab yang ternyata berupaya bacaan yang kemudiannya dikenali di atas
menghasilkan ilmu bersama dengan nama Al Quran. Kelebihannya adalah pada isi
hikmah yang membuat manusia yang
membaca dan menggalinya boleh bacaannya terdapat dan terselitnya rupa
bersifat Ulul Albab, Ulul Abshar dan pembaharuan (Relevant-inventions) yang
Ahli Zikri yang menjuruskan manusia
itu menjadi maju, progresif dan bernama furqan. Lantas Al Quran ini di
dinamik lagi bertamaddun dalam namakan pula di atas nama Al Furqan. Di
kehidupan di nilai kerelevanan
tamaddun sejagat. Dan sesungguhnya suasana terbentuknya ruang bagi manusia
kedudukan ini tidak dapat diwujudkan membacanya pada empat (4) wajah:
oleh kitab-kitab lain kecuali Al Quran
yang bersifat ummul kitab. i: Baca ayat-ayat Al Quran dengan
(Surah:43:Al Zukhruf:3-4). terhasilnya fadhilat padanya.

Sebelah. ii: Baca ayat-ayat Al Quran dengan


terhasilnya petua, peringatan, pengajaran dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


360 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah hukum-hakam padanya (Di maqam: Inhuwa


Menerangkan Ruhul Maani illaa zikrullil aalamiin - Surah:81: At
(Surah:2:Al Baqarah: 23)
.. Sambungan. Takwir:25-28).
iii: Baca ayat-ayat Al Quran di sudut
Empat: Al Quran adalah
sebuah kitab yang berjaya furqannya dengan membaca Al Furqan di rupa
mengisyaratkan furqan dan jalan terlahirnya ilmu dan cabang-cadang ilmu yang
mendapatkan furqan yang terhasil dari
satu-satu kejadian Tuhan sama ada di boleh mempertingkatkan martabat dan darjat
langit dan di bumi. Jika manusia seseorang manusia. (Di maqam: Kalimatan
bertindak menerokai, mengkaji dan
menterjemahkannya (Surah:38:Shaad: tayyibatan kasyajaratin tayyibatin ashluhaa
27). Di samping ayat-ayatnya ternyata thaabitun wafaruhaa fissamaa Surah:14:
mempunyai furqannya yang tersendiri
yang boleh diterjemahkan oleh Ibrahim:24-25).
manusia, demi kemajuan hidupnya iv: Baca ayat-ayat Al Quran di sudut
(Surah:45:Al Jaatstyah:20). Dan
sesungguhnya kedudukan ini tidak furqannya dengan membaca Al Furqan di rupa
ada pada kitab-kitab yang lain. terlahirnya rupa-rupa furqan (pembaharuan)

Lima: Al Quran adalah yang berupaya mempertingkat kehidupan dan


sebuah kitab yang mempunyai kuasa memajukan tamaddun manusia (Di maqam:
kekuatan ilmu dan kekuatan fizikal
gelombangnya sehingga ianya Haazaa bashaairu linnaasi wahudan
berupaya memecah struktur satu-satu warahmatulli qaumin yuuqinuun - Surah:45:
atom dan mengusir kedudukan
electron satu-satu atom (Surah:59:Al Al Jaatsiyah:20).
Hasyr:21). Satu penemuan baru Dua: Al Quran adalah sebuah buku
menerusi teori dan formula Al Quran
yang akan menghasilkan banyak bacaan yang kemudiannya dikenali di atas
buah-buah munafaat kepada manusia nama Al Quran. Kelebihannya adalah pada isi
sejagat. Dan sesungguhnya
kedudukan ini tidak dapat dizahirkan bacaannya yang berupaya menghasilkan
oleh kitab-kitab lain kecuali Al Quran. penawar kepada hati dan penawar kepada
(Surah:42:Asy Syura:53).
segala penyakit. (Di maqam: Wanunazzilu
Enam: Al Quran adalah minal quraani maahuwa syifaaun
sebuah kitab yang memperkenalkan
kepada manusia Tuhan yang sebenar warahmatullil muminiin - Surah:17: Al
(Surah:43:Az Zukhruf:64). Di samping Israak:82). Satu sifat khusus yang dilahirkan
menunjuk jalan kepada manusia
tentang cara dan gaya hidup (Addiin) oleh sebuah kitab. Malah tiada kitab lain yang
yang lurus lagi bersifat fitrah kepada mempunyai rangkaian pakej kesempurnaan
manusia. Demi kesejahtaraannya di
dunia dan kesejahtaraannya di akhirat seumpamanya kecuali Al Quran.
(Surah:19:Maryam:15). Satu kitab Maka fikir-fikirlah di hakikat di saat diri
yang menunjukkan kepada manusia
cara berhubung dengan Tuhan. Satu membaca Al Quran. Pernahkah diri membaca
kitab yang mengajar erti kemanusiaan Al Furqan? (Surah: 47: Muhammad: 24-25).
dan satu kitab yang mendidik manusia
agar bertaubat meminta Sesungguhnya ingatlah bahawa cara membaca
pengampunan dari Tuhan semesta Al Quran itu tidak sekali-kali sama dengan cara
alam. (Surah:4: An Nisaak:110).
membaca Al Furqan. Maka bacalah Al Quran
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 361

itu bersama Al Furqannya di wajah


terserlahnya abstract dan extract isi
kandungnya.

Keempat: Al Quran itu adalah sebuah kitab yang


bersifat kata-kata yang baik (kalimatan taiyibah) yang
tersimpan padanya buah-buah ilmu di erti yang berlapis yang
boleh dihurai dan di-explore-kan bagai terpahatnya gambaran
sepohon pokok rimba. Terzahirnya sebatang balak. Manakala
di dalam balak ternyatanya gambaran seberkas papan,
sebidang dinding dan sebuah perahu bagai disifatkan oleh
Allah di kala terlihat seseorang itu akan sebatang pokok. Maka
biarlah mata sendiri terlihat jua akan buah yang bersemadi di
dalamnya.
Di erti rupa ilmu dan keilmuan yang berlapis yang perlu
dihurai dan diterjemahkan sehingga terzahirnya Furqan (rupa
perubahan dan pembaharuan) di hakikat:

Alam tarakaifa dharaballaahu mathalan kalimatan


taiyyibatan kasyajaratin tayyibatin asluhaa thaabitun
wafaruhaa fissamaa. Tutii ukulaha kullahiinin bi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


362 Malam Muka Dua

iznirabbiha. Wayadhribullaahul amthaala linnaasi


laallahum yatazakkaruun.
Tidakkah engkau perhatikan. Bagaimana Allah
mengumpamakan kalimat yang baik, seperti sebatang
pokok yang baik. Pokoknya tegak (terpacak di bumi).
Sedangkan cabangnya menjulang ke langit. Lalu
menghasilkan buah-buahnya pada setiap waktu dengan
izin Tuhannya. (Demikianlah) Allah memberi beberapa
contoh kepada manusia. Mudah-mudahan mereka
mendapat peringatan (The hint of ingredient).
Surah: 14: Ibrahim: 24-25

Catitan: (Surah: 14: Ibrahim: 24-25)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mengetahui akan hakikat bahawa
Al Quran dan ilmu yang terkandung di
dalamnya adalah berwajah kalimatan tayyibah
di rupa sebatang pokok yang menjulang tinggi
ke langit dan bercabang lagi berbuah. Satu
ibarat yang menolak secara total pendapat
bahawa Al Quran tidak boleh dihuraikan dan
ditafsirkan mengikut perkembangan ilmu yang
ada di dunia selari dengan pencapaian akliah
manusia.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu telah cuba memberanikan
diri mentafsirkan Al Quran mengikut bidang ilmu
yang ada di dada. Dan apakah anak cucu
masih mengamalkan Al Quran di wajah
membaca sebuah buku resipi masakan lazat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 363

Dhabit Istilah tanpa diri cuba memasak resipi yang ada


Menerangkan Ruhul Maani dengan natijah keenakan gulai kueh yang
(Surah:14:Ibrahim:24-25)
dicadang dapat dirasai oleh lidah sendiri?
Al Quran Sebuah Gitar Tanya-tanyalah.

Menerangkan ruhul maani Kedua: Ayat ini secara terang


pada mengisyaratkan rupa Al Quran menjelaskan konsep istilah ilmu dan definasi
dan furqan Al Quran. Di mana furqan
Al Quran tidak akan berjaya berilmu yang diisyaratkan pada istilah:
diserlahkan, jika ianya tidak ditafsir Kalimatan tayyibah (Kalimah yang baik). Lalu
dan diterjemahkan.
Lalu percayalah anak cucu dikaitkan dengan perumpamaan pada istilah:
bahawa seninya furqan Al Quran itu Kasyajaratin taiyyibatin (Pokok yang baik). Di
tidak ubah bagai seninya
kewujudan rupa furqan sebuah makna pada setiap ilmu yang dikatakan ilmu itu
Gitar. Di hakikat gitar tidak akan tetap ianya berkembang dan menjulang
mengeluarkan furqannya kecuali jari
jemari manusia sendiri mengeluarkan ketinggian dengan buah-buah yang berwajah
furqan daripadanya. furqan terhasil padanya tanpa ianya tertakluk
Maka di sini soalnya. Apakah
yang ada pada sebuah Gitar? Jika kepada hukum bonzai di rupa hukum doktrin
tidak tali dan rongga kosongnya. Tali dan hukum retorik.
yang perlu ditafsir bersama rongga
kosongnya yang perlu diiqrakkan. Ketiga: Ayat ini secara terang
menjelaskan konsep istilah: Ilmu dan definasi
Lalu jika ditanya lagi. Apakah
yang ada pada sebuah Gitar? Jika berilmu di wajah ilmu yang tidak berupa ilmu di-
tidak lagu dan iramanya. Dan berapa image manusia yang tidak berilmu. Meskipun
lagukah yang ada pada sebuah gitar?.
Jawabnya banyak. Infiniti seluas ianya dikatakan orang berilmu. Di mana ianya
lautan (Surah:18: Al Kahfi:109). Maka telah diisyaratkan oleh Allah dengan isyarat:
demikianlah dengan Al Quran di rupa
sebuah gitar yang perlu ditafsirkan. Kalimatin Khabiithatin (Kalimah yang buruk)
(Surah:6: Al Anaam:104). dengan dikaitkan kemudiannya dengan

Sesungguhnya percayalah. perumpamaan pada istilah: Kasyajaratin


Al Quran akan berkedudukan bagai Khabiithah (pohon yang buruk), (Surah:14:
sebuah gitar. Jika ianya dipegang oleh
tangan yang hanya tahu memegang Ibrahim:26). Di wajah batangnya tidak boleh
tetapi jahil untuk mentafsirkan gitar bertapak. Malah rebah terjelepak di muka bumi.
sehingga terhasilnya lagu-lagu merdu
di rupa furqannya. Di hakikat ilmu yang tidak bersifat ilmu itu jauh
Sebaliknya pula Al Quran dari berjaya untuk berkembang dan melonjak
akan lebih bernilai di rupa sebuah
gitar. Jika ianya dipegang oleh tangan tinggi di rupa berkembang dan boleh
yang memiliki jari jemari seni yang dikembangkan. Di suasana ilmu seumpama
boleh menghasil furqan lagu
daripadanya. Oleh itu wahai anak akan hancur dan ditinggalkan masyarakat.
cucu. Janganlah kamu menjadikan Al Lantaran ilmu yang diarcakan gagal untuk
Quran di tangan kamu di nilai sebuah
Gitar pada tangan jahil untuk bertapak menzahirkan rupa kerelevanan dalam
menghasilkan lagu-lagu dari Gitar menghadapi perubahan tamaddun sejagat.
yang dimiliki.
Fikir-fikirlah.
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


364 Malam Muka Dua

Malah di waktu yang sama. Al Quran jua adalah sebagai


punca kekuatan kuasa ilmu yang tersimpan di dalamnya bagai
tersimpannya rahsia kekuatan nuklear pada seketul logam
Urenium di hakikat:

Lau anzalnaa haazal quraana alaa jabalin lara aitahu


khaasyian mutasaddian min khasyatillaah. Watilkal
amthaalu nadhribuhaa linnaasi laallahum
yatafakkaruun.
Jika sekiranya Kami turunkan Quran ini ke atas gunung.
Nescaya engkau lihat gunung itu tunduk dan terbelah,
kerana takut kepada Allah. Itulah contoh, Kami berikan
untuk manusia. Mudah-mudahan mereka
memikirkannya.
Surah: 59: Al Hasyr: 21

Catitan: (Surah: 59: Al Hasyr: 21)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani: Klasifikasi ayat: Al Furqan (Punca
(Surah:59:Al Hasyr:21)
pembaharuan). Ayat ini menerangkan arah tuju
Menerangkan ruhul maani dan ketinggian nilai Al Quran yang dirumuskan
ayat pada kenyataan bahawa
kepada empat (4) perkara:
membaca Al Quran itu samalah
seperti bertindak menggerakkan Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
elektron pada satu-satu metal apabila
manusia agar manusia mengetahui bahawa Al
janakuasa lidah dan mulut seseorang
mengalunkan ayat-ayat Al Quran. Quran adalah sebuah kitab yang boleh
Kaji-kajilah.
menzahirkan kuasa dan kekuatan ilmu dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 365

Penerokaan Teori Al Quran hikmah yang berupaya memecah keupayaan


(Surah: 59: Al Hasyr:21) zaman. Malah boleh memecah rekod

Mendesignkan satu teori Al keupayaan manusia selari dengan


Quran (The Theory of Noble Quran). perkembangan ilmu dan tamaddun semasa di
Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Sains sepanjang zaman. Terutama apabila ayat-
Chemistry yang berbunyi: ayatnya berjaya diterjemah dan dihuraipakai

Gelombang magnetik pada satu- oleh manusia di tahap bagai terhurainya


satu bahan magnet akan Urenium menjadi nuklear. Di hakikat letupan
bertambah kuasa gelombangnya
apabila ianya diadunkan dengan ilmunya boleh meledak di semua bidang ilmu
gelombang suara bacaan Al dunia di sepanjang zaman.
Quran.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Teori ini dinamakan Al Apakah anak cucu selama ini benar-benar
Quran Magnetic Vibration Theory
(Halo-N 2010) percaya terhadap kenyataan ini dan apakah
anak cucu telah membuktikan kepada dunia
Keterangan:
kesaktian mukjizat ini kepada diri sendiri?
Teori ini diasaskan dari terjemahan Tanya-tanyalah.
ruhul maani ayat pada tiga istilah
berikut: Kedua: Ayat ini menerangkan ibarat
bayangan kuasa keupayaan ilmu (hikmah) dan
a) Istilah Al Quran
kekuatan furqan Al Quran yang berupaya
Al Quran Ayat Al Quran memajukan tamaddun manusia (Di maqam: Qul
Bacaan ayat suara
gelombang bacaan Al Quran dari huwa naba un aziim - Surah: 38: Shaad:67).
ayat-ayat terpilih. Di hakikat kedudukan seumpama segulung

b) Istilah Anzalna wayar tembaga yang boleh dimagnetkan. Lalu


teralirkannya elektron daripadanya dan
Di turunkan diadunkan
dipancarkan kemudian menghasilkan kuasa elektrik.
Ketiga: Ayat ini memperjelaskan teori
c) Istilah Alaa jabalin
bahawa bunyi dan suara adalah tenaga
ke atas bukit keatas arus (energy). Maka suara harmoni dari bacaan Al
bahan magnetik
Quran setentunya boleh menghasilkan satu
d) Idea ini jua diasaskan kepada bentuk tenaga. Maka tenaganya itu dapatlah
konsep gelombang gravity bumi dan
suara petir di langit yang berupaya dilihat pada dua (2) sudut:
memecah ion-ion awan menjadi Satu: Satu bentuk tenaga yang
hujan. Maka demikianlah kedudukan
satu-satu electron pada satu-satu berupaya melembut, menyuci dan
atom akan terubah orbitnya apabila mententeramkan hati manusia. (Di maqam:
kuasa magnet diadunkan dengan
gelombang suara Al Quran. Allahu nazzala ahnasal hadiithi kitaaban
Sebelah. mutasyaabiham mathaanii taqsyairruu
minhu juluudullaziina yakhsyauna rabbahum

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


366 Malam Muka Dua

thummataliinu juluuduhum waquluubuhum


ilaazikrillah - Surah: 39: Az Zumar: 23)
Dua: Satu bentuk tenaga yang dapat
menyembuhkan penyakit. Sama ada penyakit
lahir maupun batin. (Di maqam: Wanunazzilu
minal quraani maahuwa syifaaun
warahmatullil muminiin - Surah:17: Al
Israak:82).
keempat: Ayat ini secara lebih jauh
menjelaskan bahawa penghasilan furqan dari
penterjemahan khazanah ingredients hikmah Al
Quran yang tersirat boleh menghasilkan tenaga
ilham dan kreatif yang akan memajukan
kehidupan manusia di sudut duniawi dan
akhrawi. Jika ianya berjaya dipecah dan
diterjemahkan (Di maqam: Haazaa bashaairu
linnaasi wahudan warahmatulli qaumin
yuuqinuun - Surah:45: Al Jaatsiyah:20). Fikir-
fikirlah.

Di arca terpecahnya huraian ilmu dan keilmuan di


dalamnya yang perlu diterokai secara bebas tanpa tertakluk
kepada peraturan retorik di wajah kemerdekaan berilmu dan
berakliah.
Kelima: Al Quran adalah sebuah kitab yang berupaya
menjadi penawar segala penyakit di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 367

Yaa ayyuhannaasu qad jaaatkum mauizatum


mirrabbikum wasyifaaun limaa fiissuduuri Wahudan
warahmatul lilmukminin.
Wahai Manusia. Sesungguhnya telah datang
pengajaran dari Tuhan kamu dan penawar bagi barang
di dalam dada (hati kamu) serta menjadi rahmat bagi
sekelian alam.
Surah:10: Yunus:57

Catitan: (Surah:10: Yunus:57)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip Al Quran yang dapat dirumuskan
kepada empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mereka mengetahui bahawa Al
Quran bukan sahaja bersifat sebuah kitab
pengajaran tetapi sebuah kitab yang bersifat
penawar kepada penyakit manusia. Sebuah
kitab yang mengandungi ayat-ayat penawar dan
ayat-ayat yang menunjukkan kepada manusia
Dhabit Istilah jalan bagi menghasilkan penawar.
Menerangkan Ruhul Maani
Maka bernatijahkan ayat di atas.
(Surah:10: Yunus:57)
Apakah anak cucu telah menggunapakai
kemudahan yang ada. Dan apakah anak cucu
Rakyat Taqwa (Surah:7:96) bercadang untuk memperkembangkan hakikat
yang dibayangkan itu menjadi kenyataan di
Negeri mata dunia? Tanya-tanyalah.
Taqwa
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan kenyataan bahawa Al Quran
Keberkatan Langit Rezeki Diseluruh berupaya menjadi sebuah kitab yang boleh
Dan bumi Pelosok Negeri
(Surah:7:96) (Surah:16:112) menghasilkan pengajaran dan panduan hidup
bagi manusia (Di maqam: Faman tabia
hudaaya falaa khaufun alaihim walaahum

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


368 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah yahzanuun Surah:2: Al Baqarah:38) dalam


Menerangkan Ruhul Maani usahanya untuk mengarcakan tugas dan
(Surah:10: Yunus:57)
tanggungjawabnya sebagai khalifah Allah di
Ayat ini menerangkan isyarat muka bumi di wajah aabidin yang mukmin lagi
terhadap dasar pendidikan:
Mauizatun. kepada empat (4) bertaqwa.
perkara: Ketiga: Ayat ini secara jelas

Satu: Setiap dasar menerangkan kenyataan bahawa Al Quran


pendidikan hendaklah berteraskan berupaya dijadikan penawar dan menghasilkan
ilmu yang boleh menjadi penawar
kepada jiwa. penawar kepada penyakit yang dihadapi oleh
manusia terutama penyakit hati. (Di maqam:
Dua: Setiap dasar
pendidikan hendaklah berteraskan Maahuwa syifaaun warahmatullil muminiin -
kearah petunjuk. Surah:17: Al Israak:82). Satu penyakit serius

Tiga: Setiap dasar yang disifatkan oleh Allah teramat bahaya


pendidikan hendaklah berteraskan kepada manusia. Satu penyakit yang akan
kepada matlamat menghasilkan
rahmat kepada penghidupan. merosak hard disc manusia. Satu penyakit
yang akan menenggelamkan akal manusia
Empat: Setiap dasar
pendidikan hendaklah berteraskan dengan menukarkan taraf manusia dari bersifat
mukmin dan taqwa. Ahsanitaqwiim menjadi Asfalasaafiliin.

Di hakikat ilmu yang dituntut (Surah:95: At Tiin: 4-5).


dan hikmah ilmu yang diperolehi Keempat: Ayat ini secara jelas
hendaklah berupaya membentuk
manusia menjadi mukmin dan menerangkan kenyataan bahawa Al Quran
bertaqwa. Di wajah dirinya bertaqwa, berupaya dijadikan punca penjana rahmat
masyarakatnya bertaqwa dan
negerinya bertaqwa. Di suasana apabila ingredients furqan yang ada padanya
hujung jatuhnya terzahir negeri yang dapat diterjemah secara research and
rakyat bertaqwa. Diberkati Allah di
rupa keberkatan di langit dan di bumi. development berasaskan kenyataannya atau
hint yang dikemukakan olehnya (Di tahap: Wa
Kaji-kajilah.
innahu lahudan warahmatul lilmuminiin -
Surah:27: Al Naml:77). Fikir-fikirlah.

Keenam: Al Quran adalah sebuah kitab yang


membekalkan jalan kepada manusia bagi membolehkan
seseorang itu merapatkan dirinya dengan Tuhannya serta
bertemu dengan Tuhannya di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 369

Yaa ayyuhal insaanu Innaka kaadihun ilaa rabbika kad


han famulaaqiih.
Wahai insan. Sesungguhnya engkau berjuanglah
sekeras-keras usaha hingga sampai (menemui)
Tuhanmu. Lalu engkau menemuiNya.
Surah:84: Al Insyiqaaq:6

Catitan: (Surah:84: Al Insyiqaaq:6)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menjelaskan arah tuju dan konsep
kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mereka mengetahui bahawa
terwujud jalan bagi manusia untuk merapatkan diri
dan menemui Tuhannya di hari kebangkitan. Satu
kenyataan penghormatan Tuhan kepada
hambaNya. Satu kenyataan peluang yang perlu
dikerjakan oleh setiap manusia. Di hakikat seindah
nikmat itu adalah melihat wajah TuhanNya (Di
maqam: Wujuuhun yauma izin naadhirah. Ilaa
rabbihaa naazirah - Surah:75: Al Qiyaamah:22-
23).
Maka bernatijahkan ayat di atas. Apakah
pernah anak cucu memasang niat untuk melihat
wajah Tuhan di hari akhirat. Dan apakah anak cucu
tahu bagaimanakah jalannya untuk melayakkan diri
menemui Tuhan di hari kebangkitan? Tanya-
tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep matlamat hidup manusia
sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi dengan
membentuk diri menjadi seorang yang mukmin di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


370 Malam Muka Dua

taraf taqwa serta dapat pula menemui Tuhan


apabila diri kembali kepangkuanNya. (Di
maqam: Fii maqadi shidqin inda malikin
muqtadiir Surah:54: Al Qamar:54-55). Satu
matlamat di wajah satu tanpa sekutu (Di
maqam: Faman kaana yarjuu liqaa arabbihi
Surah:18: Al Kahfi:110). Maka fikir-fikirlah.

Setelah di dunia berkhidmat dan berbakti kepada


Tuhannya bagi memenuhi sumpah amanah yang diterimanya
di alam Roh pada kenyataan tugas dan tanggungjawabnya
sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi di rupa tujuan asal
kejadiannya dan tugasnya diingatan:

Faman kaana yarjuu liqaaa rabbihii fal yamal amalan


saalihan. Walaa yusrik bi ibaadati rabbihii ahadaa.
Barang siapa yang mengharap akan menemui
Tuhannya, hendaklah ianya beramal dengan amalan
soleh. Dan janganlah ianya mempersekutukan dalam
menyembah Tuhannya dengan sesuatu apa pun.
Surah: 18: Al Kahfi: 110

Catitan: (Surah: 18: Al Kahfi: 110)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip kepada dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 371

Pertama: Ayat ini ditujukan kepada


manusia agar mengetahui bahawa terzahirnya
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani dua syarat besar bagi manusia untuk
(Surah:18: Al Kahfi:110) membolehkan mereka menemui Tuhannya di
Ayat ini memancarkan hari kebangkitan. Syaratnya tidak lain dan tidak
pancaran ruhul maaninya kepada dua bukan mereka seharusnya mengerjakan
(2) perkara:
amalan soleh dan tidak sekali-kali mensyirikkan
Satu: Menerangkan isyarat
Tuhannya.
ruhul maani istilah: Liqaa arabbihii
(Bertemu dengan Tuhannya). Di mana Maka bernatijahkan ayat di atas.
istilah ini digambarkan oleh Allah Taala Apakah anak cucu telah benar-benar
menerusi FirmanNya: Wujuuhun
yaumaizin naadhiratun. Ilaa rabbihaa mengetahui rupa sebenar yang dikatakan
naazirah. (Muka pada hari itu berseri-
amalan soleh. Dan apakah anak cucu
seri. Melihat pada Tuhannya). Di
suasana hatinya suci di taraf mengetahui makna sebenar syirik kepada
Qalbissaliim pada maqam: Izjaa Tuhan Rabbul Izzati? Tanya-tanyalah.
arabbahuu biqalbin saliim. (Surah:37:
Asshaffaat:84). Di kedudukan janji Kedua: Ayat ini secara jelas
Tuhan untuk bertemu denganNya wajib menerangkan prinsip bertuhan dan menemui
akan berlaku kepada mereka yang
berjaya di tahapnya. (Surah:29: Al Tuhan. Di mana ianya adalah satu prinsip
Ankabuut:5). matlamat tunggal yang perlu diikat pada hati
Dua: Menerangkan isyarat seseorang manusia ketika hidup di muka bumi
ruhul maani istilah: Liqaa arabbihii (Di tahap: Innaka kaadihun ilaa rabbika
(Bertemu dengan Tuhannya) pada
syarat istilah: Walaa yusyrik biibaadati kadhan famulaaqiih - Surah:84: Al
rabbihii ahadaa (Dan jangan ianya Insyiqaaq:6).
mempersekutukan dalam menyembah
Tuhannya yang satu). Di makna pada Satu prinsip matlamat yang tinggi
mana-mana orang yang berkarat dan darjatnya yang harus dituju oleh seseorang
kotor hatinya. Maka peluang untuk
menemui dan menatap wajah Tuhannya manusia setelah mereka bekerja keras di sifat
akan tertutup kepadanya buat selama- aabidin di sepanjang hayatnya di dunia.
lamanya. (Surah:83: Al Muthaffifiin:14-
15). Sesungguhnya tiada matlamat lain yang harus
Justeru ini anak cucu. diarcakan oleh manusia apabila dipanggil
Tanyalah kepada diri sendiri. Apakah
diri terpingin untuk melihat dan menatap kembali kecuali dapat menemui Tuhannya
wajah Tuhan dengan diri berpeluang dengan hati Qalbissaliim. (Di tahap: illaa man
menyerahkan diri dan amalan hidup
semasa di dunia di wajah seorang atallaaha biqalbin saliim - Surah:26: Asy
hamba yang diperakui?. Maka Syuarak:88-89) Fikir-fikirlah di hakikat Tuhan
sesungguhnya tiada ada orang lain
yang boleh mengubah diri kecuali diri dan menemuiNya lebih bernilai dari segala-
sendiri. Kaji-kajilah. galanya (Surah:75: Al Qiyaamah:22-23).

Kaji-kajilah Ketujuh: Al Quran adalah sebuah kitab yang


membekalkan jalan kepada manusia untuk membersihkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


372 Malam Muka Dua

hatinya melalui jalan wasilah (Surah:5: Al Maidah:35). Satu


tindakan yang perlu dibuat oleh manusia. Lantaran hatinya
mudah berkarat akibat kejahatan, kefasikan dan kedurhakaan
yang dilakukan oleh manusia sendiri hasil dari terdorong
mereka menurut hasutan iblis dan syaitan (Surah:83: Al
Mutaffifiin:14). Di suasana manusia seharusnya menerima
hakikat bahawa seseorang aabidin yang berhasrat
menghadap Tuhannya di hari kebangkitan hendaklah datang
menghadap Tuhannya dengan hati bertaraf Qalbissalim
(Surah:37: Asshaffaat:83-84).
Kedelapan: Al Quran adalah sebuah kitab yang
membekalkan jalan kepada manusia untuk bertaubat dan
mendapat pengampunan dari Tuhannya. (Surah:47:
Muhammad:2). Di hakikat manusia tidak akan terlepas dari
melakukan kesalahan terhadap Tuhannya. Apatah lagi
kerenah Iblis dan syaitan sering mengelilingi mereka dengan
berbagai-bagai rupa tipu daya yang banyak membuat manusia
terjerumus ke lembahnya. Justeru peluang bertaubat dan
kembali ke pangkal jalan sering dibuka oleh Tuhan yang Maha
perkasa adanya. (Surah:39: Az Zumar:53).

Soalan: Apakah yang dimaksud dengan kalimah ayat:


hudal lil muttaqiin - (Petunjuk bagi mereka yang ingin
bertaqwa)?
Jawab: Satu penegasan terhadap matlamat Al Quran.
Kenapa ianya diturun kepada manusia. Satu kenyataan yang
menjamin manusia dengan rupa jaminan bahawa Al Quran itu
adalah sebuah kitab benar-benar berupaya memberi petunjuk

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 373

dan jalan ke arah kebenaran agar memudahkan manusia di


dalam mengarca dan mendayung urusan hidupnya di dunia
pada tiga (3) perkara:
Pertama: Di dalam konteks hubungan manusia dengan
alam semesta, di sudut menterjemahkannya ke rupa Furqan
kemunafaatan yang boleh dihurai dari rupa rahsia yang
tersimpan di dalam kejadiannya di hakikat terlahirnya sikap
manusia untuk mengkaji dan menyelidik sehingga terzahirnya
satu-satu penemuan dan rupa furqan (rupa perubahan dan
pembaharuan) yang berupaya memajukan tamaddun
kehidupan diri seseorang, masyarakat dan negaranya:

Watilkal amthaalu nadhribuhaa linnaasi Wamaa


yaqiluhaa illal aalimuun.
Demikianlah, misal-misalan itu (sample of nature
resources) Kami lukiskan untuk manusia. Tetapi
tiadalah yang memahaminya (berfikir lalu mengkajinya)
melainkan orang-orang berilmu (para cendekiawan).
Dhabit Istilah Surah: 29: Al Ankabuut: 43
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 29: Al Ankabuut: 43)

Menerangkan ruhul maani Nota Contoh: (Surah: 29: Al Ankaabut: 43)


ayat kepada tiga (3) perkara: Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
Satu: Memahami makna
istilah: Amthal. Di makna sumber Di mana ayat ini boleh diterjemahkan sekurang-
natural resources dari barang kurang kepada tiga (3) sudut:
kejadian Tuhan yang berupaya
menghasilkan rezeki, nikmat dan Pertama: Ayat ini mentafsirkan secara
kesejahteraan di sudut ekonomi dan lebih lanjut tentang ayat: (Surah:6: Al An
kemudahan apabila ianya
diterjemahkan kepada rupa furqan. aam:104) dalam memahami istilah: Faman
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


374 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah abshara falinafsih (Maka barang siapa yang


Menerangkan Ruhul Maani melihat. Maka bermunafaatlah baginya) pada
(Surah 29: Al Ankabuut: 43)
.....Sambungan. konteks erti melihat dan istilah: Waman
amiyaa faalaiha (Dan barang siapa yang
Dua: Memahami makna
istilah: Amthal. Di makna sumber buta. Maka baginya) pada konteks erti buta. Di
natural resources dari Al Quran yang suasana taraf ilmu dan keilmuan berperanan
berupaya menzahirkan ilmu, hikmah
dan rupa teknologi hasil dari didikan dalam menentukannya.
dan petunjuk Tuhan menerusinya Kedua: Ayat ini mentafsirkan lagi
apabila ianya ditafsirkan.
pengertian ayat: (Surah:14: Ibrahim:24-25)
Tiga: Memahami hakikat pada istilah kalimah yang baik. (Kalimatan
bahawa bentangan amthal sedemikian
hanya dapat diakliahkan oleh orang tayyibatan) Seperti pokok yang baik
berilmu. Oleh itu soal berilmu (Kasyajaratin tayyibatin) bercabang
hendaklah ditekankan. Jika amthal
hendak diterjemahkan. (Ashluhaa thaabitun) menjulang ke langit
(wafaruhaa fissama) pada konteks ilmu.
Lantaran itu di kesempatan ini,
alangkah baiknya anak cucu berfikir (Luas dan berkembang tingginya ilmu itu tanpa
sejenak tentang apakah hujung jatuh tertakluk kepada retorik dan doktrin semasa).
makna istilah ayat: Watilkal amthaalu
nadhribuhaa linnaasi di kala ianya di Ketiga: Ayat ini menerangkan secara
kaitkan dengan makna istilah: Wamaa lebih lanjut akan pentafsiran istilah kalimah
yaqiluhaa illaa aalimuun. Di konteks
nilai manusia dan binatang apabila akal ayat: Rabbanaa maa khalaqta haazaa baatila.
gagal digunakan. (Ya Tuhan kami: Tidaklah sekali-kali Engkau

Lalu bagaimanakah pula nilai jadikannya (akan sesuatu itu) sia-sia. Pada
seseorang yang berilmu. Jika akalnya ayat: (Surah:3: Ali Imran:191). Di sudut
gagal mencelikkan mata dan mata
hatinya dalam melihat rupa furqan yang kepekaan dan sensitiviti orang berilmu dalam
terwujud di dalam barang kejadian melihat, mengkaji dan menterjemah rupa furqan
Tuhannya. Di hakikat matinya sifat
kreatif dan inovatif pada dirinya? yang terdapat pada setiap kejadian Tuhannya.
Lihat-lihatlah.
Kaji-kajilah

Kedua: Di dalam konteks hubungan manusia dengan


Tuhannya, di sudut penterjemahan cara dan peraturan bagi
memboleh manusia menyempurnakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai Khalifah Allah di muka bumi di
wajah aabidin yang bertaqwa lagi mukmin:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 375

Innafii haaza labalaa ghal liqaumin aabidiin.


Sesungguhnya di dalam Al Quran ini cukup untuk kaum
aabidin (Golongan berbakti kepada Tuhannya).
Surah: 21: Al Anbiyaak: 106

Dhabit Istilah Nota contoh: (Surah: 21: Al Anbiyaak: 106)


Menerangkan Ruhul Maani Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
(Surah 21: Al Anbiyaak: 106)
Di mana ianya boleh dilihat pada dua (2) sudut:
Pertama: Ayat ini sengaja
Memahami istilah kalimah:
Balaaghan pada konteks pengertian dibentangkan bagi memperjelaskan lagi
ayat yang boleh dilihat pada tiga (3) pengertian terhadap ayat: Kitaabun fusshilat
sudut:
aayaatuhuu quraanan arabiyyan liqaumin
Satu: Istilah Balaaghan di yalamuun (Kitab yang yang menghuraikan
sudut matangnya Al Quran dalam
menghemburkan pengajaran dan ayat-ayatnya. (Yakni) Quran yang berbahasa
pendidikan (Mauizah) serta petunjuk arab untuk kaum yang ingin berilmu - Surah: 41:
(Huda) kepada manusia. (Surah:29:
An Naml:77). Fussilat:3).
Di samping menerangkan kalimah
Dua: Istilah: Balaaghan di
sudut luasnya ilmu dan hikmah yang ayat: Allahu nazzala ahsanal hadiithi
tersimpan di dalam Al Quran kitaaban mutasyaabihaam mathaani (Allah
berupaya untuk membawa manusia
menjadi maju dan relevan dengan menurunkan sebaik-baik hadith (di wajah
masa. (Surah:18: Al Kahfi:109). sebuah) kitab yang serupa (ayat menerangkan
Tiga: Istilah Balaaghan di ayat) lagi diulang-ulangkan - Surah:39: Az
sudut cukup dan sempurnanya Zumar:23). Di wajah Al Quran mentafsirkan Al
ingredient cara dan gaya kehidupan
yang dibentangkan oleh Al Quran Quran di suasana teramat cukup bagi manusia
tanpa ianya memerlukan lagi untuk menterjemahkannya dan digunapakai
sebarang sumber tambahan dalam
memperlengkapkan lagi isi bentangan akannya di sepanjang masa di dalam
ingredientnya. Di hakikat mengharungi kehidupan di muka bumi.
disempurnakan Islam (pada hari itu)
kerana kesempurnaan Al Quran. Kedua: Ayat ini sengaja dibentangkan
(Surah: 5: Al Maidah:3). bagi memperjelaskan kedudukan nilai
Di wajah bagai tidak perlunya ketinggian Al Quran di wajah tersirat dan
kuah gulai yang ada ditokok terserlahnya pengertian ayat: Innaa jaalnaahu
tambahkan dengan air mentah luaran.
Lantaran sedapnya telah mencukupi quraanan arabiyyal laallakum taqiluun -
di tahap yang cukup. Sesungguhnya Surah:43: Az Zukhruf: 3-4) yang menerangkan
ingatlah tindakan menambahkan air
luar ke dalam gulai yang ada Al Quran di taraf Ummul kitab.
sebenarnya akan merosakkan Justeru itu lihat-lihatlah anak cucu di
hidangan yang dihidang. Kaji-kajilah
hakikat Allah tidak akan menzahirkan sekeping

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


376 Malam Muka Dua

papan daripada sebatang balak di hutan. Jika


manusia buta untuk menterjemah dan
mentafsirkannya. (Di maqam: Waman amiyaa
faalaihaa. Wamaa ana alaikum bihafiiz
Surah: 6: Al Anaam:104).

Ketiga: Di dalam konteks hubungan manusia sesama


manusia di sudut penterjemahan cara dan peraturannya
sehingga terwajahnya ketenangan, kegembiraan dan
kesejahteraan di sepanjang perjalanan hidup di dunia di arca
terpancarnya rahmat, rezeki dan nikmat hasil dari usaha dan
pertolongan Tuhan semesta alam.
Di hakikat:

Likulli ummatin jaalnaa mansakan hum naasikuuhu


falaa yunaazi unnaka fil amri wad u ilaa rabbika innaka
laalaa hudam mustaqiim.
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu
yang mereka lakukan. Maka janganlah sekali-kali
mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini
dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya
kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.
Surah:22: Al Hajji:67

Catitan: (Surah:22: Al Hajji:67)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 377

Dhabit Istilah
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:22: Al Hajji:67) falsafah): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip kepada dua (2) perkara:
Menerangkan ruhul maani
ayat bagi memahami hakikat bahawa Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
setiap umat para rasul yang
manusia agar mereka mengetahui bahawa
diutuskan oleh Tuhan ada syariatnya
masing-masing. Di hakikat pada dalam setiap kehidupan keperibadian dan
setiap umat ada kitab Allah dan
bermasyarakat ada terwujudnya cara peraturan
mereka dikehendaki mengarca hidup
mereka mengikut kitab-kitab yang dan hukum hidup yang berwajah hukum syariat.
diturunkan kepada mereka.
Satu peraturan yang melibatkan peraturan
Maka untuk maksud bagi ibadat dan peraturan hukum dan bermasyarakat
umat yang terakhir bermula dari saat
dengan menatijahkan matlamat keharmonian
seruan Muhammad s.a.w. sampailah
ke akhir zaman kiamatnya dunia. diri dan negeri. Satu peraturan yang harus
Manusia dikehendaki mengguna
dihormati oleh setiap individu dan masyarakat
pakai empat (4) kitab. Yakni Kitab
Taurat, Kitab Injil, Kitab Zabur dan negeri seluruhnya.
Kitab Al Quran (Surah:2: Al
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Baqarah:4).
Apakah anak cucu kini mengamalkannya?
Di makna mana-mana
Tanya-tanyalah.
syariat yang bertentangan dengan Al
Quran atau ditokok tambah dengan Kedua: Ayat ini secara jelas
sumber yang tidak dimaktub oleh Al
menerangkan prinsip peranan syariat di dalam
Quran atau dicampur aduk dengan
sumber-sumber yang menyalahi Al kehidupan manusia. Di mana manusia perlu
Quran. Maka syariat yang diguna
disusun-atur tentang cara dan gaya hidup dan
pakai pasti palsu dan batil yang akan
meletakkan agama bukan lagi kehidupannya mengikut syariat rasul semasa
agama.
dengannya. Maka demikianlah dengan umat
Lalu jika kedudukan Muhammad s.a.w kini diatur-susun dengan
seumpama itu berlaku. Maka
syariatnya yang tersendiri. Satu aturan syariat
terzahirlah manusia beragama di
wajah jiwa yang kosong. Lantaran diri yang perlu dihormati dan dipegang selama-
terhilang resipi agama yang
lamanya. (Di maqam: Thummaja alnaaka
difitrahkan oleh Tuhan semesta alam.
Di samping agama pula berwajah alaa syariiatim minal amri - Surah:45: Al
agama hampa yang tidak memiliki
Jaatsiyah:18). Fikir-fikirlah.
furqan ketuhanan yang jitu adanya.
Kaji-kajilah.

Dengan matlamat terzahirnya kerukunan di dalam


kehidupan dan bermasyarakat di arca terzahirnya konsep:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


378 Malam Muka Dua

Yaa ayyuhannaasu innaa khalaqnaakum min zakarin wa


unthaa. Wajalnaakum syuuuban waqabaaila
litaaarafuu. Inna akramakum indallaahi atqaakum.
Innallaaha aliimun khabiir.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.
Surah:49: Al Hujuraat:13

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah: 49: Al Hujuraat: 13)


(Surah:49: Al Hujuraat:13)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Mendesignkan satu teori idea):
Al Quran (The Theory of Noble
Quran) di bidang Sains Pendidikan Ayat ini menerangkan arah tuju dan
dan Sains Kerohanian yang prinsip perhubungan manusia sesama manusia
berbunyi:
dan perhubungan keabdian manusia dengan
Mendekatkan diri dengan Tuhannya yang dapat dilihat kepada lima (5)
kejituan keikhlasan terhadap
Tuhan akan menzahirkan sudut kepentingan:
keabadian kemuliaan. Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Bincang-bincanglah. manusia agar mengetahui hakikat bahawa
terzahirnya manusia diarca berbilang kaum

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 379

Dhabit Istilah bertujuan bagi membolehkan mereka


Menerangkan Ruhul Maani berhubung dan membuat perhubungan di
(Surah:49: Al Hujuraat:13).
antara mereka. Di hakikat banyaknya rupa
Menerangkan isyarat ruhul faedah hasil dari natijah perhubungan yang
maani ayat kepada dua (2) perkara:
dibuat. Terutama di sudut pertukaran ilmu,
Satu: Menerangkan isyarat teknologi, ekonomi dan budaya dengan
kaitan istilah : wajaalnaakum
syuuuban waqabaaila litaaarafuu terserlahnya warna dunia yang beraneka
dengan istilah: Yaa ayyuhannaasu kebolehan dan kelebihan yang perlu ditaup-
innaa khalaqnaakum min zakarin wa
untsaa di sudut pentingnya konsep terapkan oleh manusia semasa hayat di muka
jalinan perhubungan sosial dalam bumi.
bermasyarakat. Satu konsep penting
anjuran Tuhan yang akan Maka bernatijahkan ayat di atas.
menzahirkan efek dan impak dalam Apakah anak cucu telah mengambil
sudut bermasyarakat. Samada di
konteks tempatan mahupun kesempatan yang ada demi faedah diri dan
antarabangsa. bangsa. Dan apakah anak cucu tetah berjaya
Satu konsep yang akan
menatijahkan terzahirnya harta membuat perhubungan manusia di peringkat
kemanusiaan yang bernama kasih antarabangsa? Tanya-tanyalah.
sayang. (Surah:19: Maryam:96). Satu
harta tertinggi di nilai Allah s.w.t. Kedua: Ayat ini secara jelas
(Surah:8: Al Anfaal:63). Satu konsep menerangkan prinsip kepentingan di sudut
yang memperingatkan kepada
manusia asal satu keturunannya. ikhwah keagamaan. Di mana Islam tidak
(Surah:6:Al Anaam:98). Pada diperuntukkan untuk satu-satu bangsa sahaja.
matlamat kezahiran yang satu. Yakni
menzahirkan rupa keabdian kepada Tetapi ianya bebas dianuti oleh semua manusia
Tuhan (Surah:7: Al Araaf:172) dan di dunia (Di maksud: Wamaa arsalnaaka illaa
rupa khalifah Allah di muka bumi di
wajah maju dan sejahtera. (Surah:2: rahmatallil aalamiin - Surah: 21: Al
Al Baqarah:30). Anbiyaak:107).

Satu konsep penyatuan jari Ketiga: Ayat ini secara jelas


jemari berlainan nama bersatu pada menerangkan prinsip kepentingan di sudut
sebatang tangan yang akan memberi
manfaat di sudut keupayaan perhubungan ilmu, teknologi dan perdagangan.
penyatuan budaya dan perdagangan. Di mana keupayaan satu-satu bangsa dalam
Di sudut keupayaan berilmu dan
bertukar teknologi yang berakhir konteks penguasaan ilmu, teknologi dan
terzahirnya konsep bilateral interest perdagangan adalah berbeza. Lantaran itulah
bagi kepentingan kedua-dua pihak.
Satu konsep yang boleh sektor perhubungan manusia sesama manusia
menghasilkan kemuliaan dan haruslah diwujudkan agar hubungan bilateral
dipandang mulia oleh Tuhan. Satu
konsep yang menolak pandangan jari yang dibuat akan dapat memperimbangkan
sebatang berupaya hidup di dunia sebarang kekurangan yang terwujud.
yang penuh dengan pancaroba.
Keempat: Ayat ini secara jelas
Sebelah menerangkan prinsip bahawa perhubungan di
peringkat antarabangsa adalah merupakan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


380 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah kayu pengukur taraf pencapaian manusia di


Menerangkan Ruhul Maani sudut berani, cergas atau lambatnya manusia
(Surah:49: Al Hujuraat:13).
dalam melangkah kaki dan fikirannya mencari
Satu konsep penyatuan peluang yang terbentang di persada maya. (Di
warna pelangi yang mengindahkan
alam di hujung penglihatan. Satu maqam: Yaa ibaadiyallaziina aamanuu. Inna
konsep bersatu dengan tali Allah ardhi waasiatun. Fa iyyaya fabuduun
tanpa berpecah belah. (Surah:3:Al
Imran:103). Surah:29: Al Ankabuut:56).
Kelima: Ayat ini secara jelas
Dua: Menerangkan ruhul
maani akan makna serapat-rapat menerangkan prinsip kepentingan perhubungan
perhubungan manusia sesama manusia dengan Tuhannya. Di hakikat bahawa
manusia dengan rupa faedah yang
besar tidak akan setanding dengan manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah
rupa rapat perhubungan (taqwa) di mereka yang bertaqwa (Di maqam: Inna
antara Tuhan dan hambaNya.
Faedahnya lebih besar di sudut akramakum indallaahi atqaakum - Surah:49:
rezeki dan ekonomi. (Surah:65:At Al Hujuraat:13). Satu asas darjat yang bukan
Talaaq:23). Sedangkan di akhirat
pula ganjaran baik menanti. sekali-kali berasaskan keturunan, bangsa dan
(Surah:19:Maryam:63). Kaji-kajilah. warna kulit. Maka fikir-fikirlah.

Sebelah

cara dan peradaban bertamaddun melalui Al Quran


yang meliputi cara dan gaya hidup di dunia dan kehidupan ke
arah akhirat dengan membentuk manusia berwajah taqwa di
bawah ingredient kepimpinan kesejahteraan menerusi satu
agama yang bernama agama Islam:

Balaa man aslama wajhahu lillaahi wahuwa muhsinun.


Falahuu ajruhuu indarabbihii walaa khaufun alaihim.
Walaahum yahzanuun.
Ya, barang siapa yang telah Islam. (Menunjuk arah)
mukanya kepada Allah. Sedangkan ianya pula berbuat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 381

baik. Maka baginya ganjaran dari sisi Tuhannya. Dan


tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah pula
mereka berdukacita.
Surah: 2: Al Baqarah:112

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah: 112)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 2: Al Baqarah: 112). Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada tiga (3) perkara: prinsip Islam dan orang Islam yang dapat
dirumuskan kepada lima (5) perkara:
Satu: Menerangkan kaitan
ayat antara istilah: Balaa man aslama Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
wajhahuu lillah dengan istilah: wala manusia agar mereka mengetahui bahawa bila
khaufun alaihim walaahum
yahzanuun. Di makna satu jaminan dirinya beragama Islam. Maka menjadi
keteguhan hati seorang hamba tanggungjawabnya menghadap mukanya
apabila dirinya sentiasa bersama
dengan Tuhannya seumpama kepada Allah. Berbuat baik seumpama Allah
Tuhannya tetap bersama dengannya. berbuat baik kepadanya (Di maqam: Wa ahsin
(surah:57: Al Hadiid:4). Di kedudukan
kamaa ahsanallaah - Surah: 28: Al Qashash:
Tuhannya sentiasa melihatnya.
(Surah:40: Al Mukmin:44) dan 77). Dengan harapan dirinya diganjarkan Allah
sentiasa bersedia menerima aduan
(Di maqam: Lahum ajrun ghairu mamnuun -
hambanya. (Surah:2:Al Baqarah:186)
maka hamba yang berkenaan Surah: 41: Al Fussilat: 8) serta mendapat
hendaklah membuang perasaan takut
untuk berpegang kepada tali petunjuk dan perlindungan dariNya di rupa
Tuhannya dengan perasaan darjat terhindar diri dari kebimbangan dan ketakutan
yang tinggi. (Surah:3:Ali Imran:139).
(Di maqam: Falaa khaufun alaihim walaahum
Dua: Menerangkan kaitan yahzanuun Surah: 2: Al Baqarah: 38).
istilah: Wahuwa muhsinun falahuu
ajruhuu indarabbihii dengan istilah: Maka bernatijahkan ayat di atas.
Balaa man aslama wajhahuu lillah. Di Apakah anak cucu sentiasa menghadapkan
makna satu jaminan Allah s.w.t
terhadap hambaNya dengan satu muka kepada Tuhan. Dan Apakah anak cucu
ganjaran kelebihan di wajah duniawi dapat menilai ganjaran Tuhan yang dinikmati
dan akhrawi (Surah:41: Fussilat:8). Di
rupa termakbulnya doa kebaikan dan selama ini? Tanya-tanyalah.
kesejahteraan baginya (Surah:2: Al Kedua: Ayat ini secara jelas
Baqarah:201) terzahir di dalam
kehidupannya. (Surah:19:Maryam: menerangkan prinsip bahawa seseorang Islam
15). akan sentiasa menghadapkan mukanya kepada

Tiga: Menerangkan kaitan Allah. Di makna mengingati Tuhannya serta


istilah: Falahuu ajruhuu indarabbihii bersyukur kepadaNya. Disamping
dengan istilah walaa khaufun alaihim
walahum yahzanuun. memperingatkan diri sendiri agar tidak syirik
Sebelah kepada Tuhannya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


382 Malam Muka Dua

Ketiga: Ayat ini secara jelas


Dhabit Istilah menerangkan prinsip bahawa seseorang Islam
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 2: Al Baqarah: 112). akan mengarahkan dirinya ke arah kebaikan
dan membuat kebaikan. (Di maqam: Kuntum
Di makna kehinaan tidak
akan terwujud pada perasaan diri dan khaira ummatin ukhrijat linnaas - Surah:3: Ali
pada pandangan ramai apabila Imran:110).
seseorang hamba kepada Tuhannya
mengerti akan hakikat Yang Maha Keempat: Ayat ini secara jelas
Berkuasa, Yang Maha Agung, Raja menerangkan prinsip bahawa seseorang Islam
Segala Raja dan Pemberi Rezeki
berada di sisinya. (Surah:59:Al akan dilimpahkan rezeki, nikmat dan
Hasyr:23-24). Di suasana terzahirnya kesejahteraan sebagai ganjaran dari Tuhannya
perlakuan Baalighu amrih (Surah:65:
At Talaaq:3) di rupa dipermudahkan ke atas apa yang dikerjakannya (Surat: 41: Al
Allah dalam segala urusannya. Fussilat: 8).
(Surah:65:At Talaaq:4). Di wajah
pertolongan Allah disertainya Kelima: Ayat ini secara jelas
(Surah:8:Al Anfaal:17). menerangkan prinsip bahawa seseorang Islam
Maka justeru itu soal tetap bersifat berani. Pada mereka tidak ada
ketakutan dan kebimbangan dengan ketakutan dan tidak ada pula baginya
sendirinya terhilang di jiwa dengan
sifat alaa majazi kurniaan Allah berkebimbangan dan berdukacita. (Di maqam:
terzahir pada dirinya. (Surah:57: Al Wakafaa billaahi waliiyaa. Wakafaa billaahi
Hadiid:29). Seumpama bagai
berlakunya natijah di kisah zaman nashiiraa - Surah:4: An Nisaak: 45). Lantaran
Sulaiman a.s. (Surah:27:An mereka tahu di sisi mereka itu berdirinya Allah
Naml:40).
Taala, Tuhan semesta alam. Meskipun di mana
Demikianlah wahai anak cucu, mereka berada. (Di maksud: Wahuwa
hadapkanlah muka kamu kepada
Allah (Surah:6: Al Anaam:79) di maakum ainamaa kuntum - Surah: 57: Al
wajah terserlahnya pengertian dan Hadiid: 4). Fikir-fikirlah di hakikat berani tidak
erti pengabdian hamba terhadap
Tuhannya di jiwa kejituan yang suci. boleh diajar oleh mana-mana sekolah kecuali
(Surah:6:Al Anaam: 162-163). diri sendirilah mengajarnya.
Kaji-kajilah.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 3

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 383

Allaziina yuminuuna bilghaibi wayuqiimuunas solaata


wamimmaa razaqnaahum yunfiquun.
Mereka yang mempercayai akan perkara-perkara ghaib
dan mereka yang mendirikan solat dan mereka yang
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami kurniakan
kepadanya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Allaziina yuminuun - (Mereka yang (diberi keteguhan hati
untuk) mempercayai) di hakikat kaitannya dengan sikap untuk
mempercayai Al Quran?
Jawab: Satu kenyataan penekanan yang
membayangkan betapa bertuahnya seseorang manusia itu.
Jika ianya ditumbuhkan oleh Allah s.w.t keteguhan pada
hatinya untuk mempercayai sesuatu yang terkeluar dari
kelaziman. Dengan menerima satu hakikat bahawa agama
adalah suatu wadah yang tinggi. Satu wadah keilmuan dan
tatacara bertuhan dan kehidupan yang banyak
membincangkan tentang perkara-perkara yang terkeluar dari
daya pemikiran manusia.
Satu hakikat bahawa Al Quran itu adalah rupa
pembaharuan (furqan) dan ingredient pembaharuannya
hanyalah boleh diterima oleh orang-orang berilmu lagi
berfikiran terbuka dan berfikir secara terbuka. Tanpa dirinya
terikat dan diikat oleh kaedah atau kepercayaan yang sedia
ada. Maka inilah satu pendekatan awalan Al Quran yang
seharusnya ditunjukkan oleh seseorang dalam menerima satu-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


384 Malam Muka Dua

satu ingredient perubahan dan pembaharuan (Furqan) yang


dibentang kepadanya:

Bal huwa aayaatun bayyinaatun fii suduuril laziina uutul


ilmaa. Wamaa yajhadu bi aayaatinaa illaz zaalimuun.
Bahkah ianya ayat-ayat yang terang di dalam dada
orang-orang yang berilmu. Dan tidaklah yang
menyangkal ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang
zalim ( enggan menerima perubahan).
Surah: 29: Al Ankabuut: 49

Catitan: (Surah: 29: Al Ankabuut: 49)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:29: Al Ankabuut:49)
dan hikmah): Ayat ini mendedahkan arah tuju
Menerangkan ruhul maani dan ingredient pendidikan yang dapat
ayat yang mengisyaratkan bahawa
dirumuskan kepada tiga (3) perkara:
tempat simpanan ilmu itu adalah di
dada. Maka justeru itulah jenuh Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
simpulan tua berkata: Tuntutlah
ilmu biar penuh di dada dan manusia dengan memperingatkan mereka
hemburkanlah ilmu di dada bahawa soal berilmu dan taraf berilmu adalah
kepada masyarakat dan negara.
merupakan suatu perkara yang terpenting
Demikianlah anak cucu, dalam soal memahami Al Quran. Di hakikat
besarnya peranan dada terhadap
berilmu itu bukan hanya setakat tahu ilmu
manusia. Dada sebagai tempat
menyukat jahil atau alim seseorang. hukum hakam tetapi kenalah jua berilmu dan
Dan tempat penyukat riang atau
tahu di bidang-bidang lain dan sesungguhnya
deritanya seseorang dalam
kehidupan (Surah:94: Al Insyiraah:1- ingatlah Al Quran itu luas lagi mencakupi
3). Oleh itu bersihkanlah dada. Jika
semua bidang ilmu di dunia (Di maqam: Walau
diri ingin berilmu. Dan lapangkanlah
dada. Jika diri ingin kelapangan jiwa. jinaa bimithlihii madada - Surah: 18: Al Kahfi:
Kaji-kajilah.
109).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 385

Maka bernatijahkan ayat di atas.


Apakah anak cucu berpendapat bahawa kerja
mentafsirkan Al Quran hanya boleh ditafsirkan
oleh orang agama semata-mata tanpa ianya
dilibatkan sama dengan cendekiawan di bidang-
bidang lain dan apakah anak cucu terfikir
tentang mustahaknya terwujud golongan
cendekiawan di bidang-bidang lain (selain
bidang agama) menceburkan dirinya di dalam
sektor mentafsirkan Al Quran? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
mendedahkan kenyataan bahawa Al Quran dan
segala isi kandungnya hanya dapat diterima
dan difahami secara mendalam oleh manusia
yang berilmu. (Di tahap: Wamaa yaqiluhaa
illal aalimuun - Surah: 29: Al Ankabuut: 43).
Justeru itu soal ilmu dan berilmu hendaklah
diberi perhatian secara khusus agar ilmu yang
bertaraf nampak terzahir pada diri (Di maqam:
Faman abshara falinafsih - Surah: Al Anaam:
104) dan tertumbuh pada mata hati.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
mendedahkan hakikat bahawa terbutanya
manusia di dalam melihat furqan yang
tersimpan di dalam Al Quran (Di maqam:
Haazaa bashaairu linnaasi - Surah: 45: Al
Jaatsiyah: 20) akan meletakkan diri mereka di
kedudukan orang-orang yang zalim. Di wajah
zalimnya kumpulan kera di hutan terhadap diri
mereka sendiri. Lantaran gagalnya kumpulan
makhluk ini untuk melihat rupa papan disebalik
balak di hadapan mata. Meskipun beribu tahun
keturunannya bersama hutan belantara (Di
maqam: Waman amiyaa fa alaiha. Wamaa
ana alaikum bihafiiz. (Surah: 6: Al Anaam:
104). Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


386 Malam Muka Dua

Sesungguhnya inilah kelebihan Al Quran di sudut


perkembangan akliah dan keilmuannya di wajah ianya sebagai
Ibu segala kitab yang seharus diterokai:

Innaa jaalnaahu quraanan arabiyyal laallakum


taqiluun. Wa innahuu fii ummil kitaabi ladainaa la
alliyyun hakim.
Sesungguhnya Kami jadikan Al Quran dalam bahasa
Arab. Mudah-mudahan kamu memikirkannya. Dan
sesungguhnya Al Quran itu (ditaraf) ibu segala kitab di
sisi Kami yang teramat tinggi dan berisi hikmah.
Surah:43:Az Zukhruf: 3-4

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 43: Az Zukhruf: 3-4)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:43: Az Zukhruf:3-4)
dan hikmah): Ayat ini mendedahkan arah tuju
Menerangkan ruhul maani dan ingredient pendidikan yang dapat
ayat kepada tiga (3) perkara:
dirumuskan kepada lima (5) perkara:
Satu: Menerangkan istilah: Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Quraanan arabiyya (Quran dalam
bahasa Arab) dalam konteks manusia yang ingin menggunakan akalnya
hubungkaitnya dengan istilah: sebagai alat pencetus kemajuan kepada
Laallakum taqiluun (Mudah-mudah
kamu menggunakan akal). Di makna dirinya. Terutama berakal dalam sudut untuk
bahawa furqan yang berada di dalam mendalami Al Quran dan ilmu Al Quran di wajah
Al Quran tidak mungkin akan
terserlah. Jika seseorang yang melihat Al Quran sebagai Ibu segala kitab (Di
menerima Al Quran itu rendah taraf maqam: Wa innahuu fii ummil kitaabi
akliahnya.
ladainaa laaliyyun hakiim Surah:43: Az
Sebelah. zukhruf:4). Di hakikat tidak akan bermunafaat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 387

Dhabit Istilah furqan yang tersimpan. Jika manusia malas


Menerangkan Ruhul Maani menggunakan akalnya untuk menggali Al Quran
(Surah:43: Az Zukhruf:3-4)
... Sambungan. (Di tahap: Afalaa yatadabbaruunal quraana
am alaa quluubin aqfaaluhaa - Surah:47:
Lantaran itulah Allah Taala
menegaskan bahawasanya orang Muhammad: 24).
berilmu sahajalah yang dapat Maka bernatijahkan ayat ini. Apakah
menerima dan memahami isi kandung
Al Quran. (Surah: 29: al Ankabuut:43). payah bagi anak cucu meruangkan masa
menggunakan akal dan fikiran sendiri untuk
Justeru itu, anak cucu
kenalah berilmu. Dan sesungguhnya menggali Al Quran. Dan apakah selama ini
manusia tidak ada pilihan untuk anak cucu memandang ringan terhadap
memahami Al Quran kecuali berakal
dan berilmu tinggi (Surah:29: Al kepentingannya? Tanya-tanyalah.
Ankabuut:49). Kedua: Ayat ini secara jelas

Dua: Menerangkan istilah: menerangkan bahawa Al Quran yang


Ummil kitaabi (Ibu segala kitab) dalam diturunkan kepada Junjungan Muhammad s.a.w
konteks hubungkaitnya dengan istilah:
Ladainaa laaliyyun (Di sisi Kami yang menerusi bahasa Arab adalah merupakan
teramat tinggi). Di makna nilai dan sebuah kitab bacaan yang berupaya
tahap ilmu yang berada di dalam
khazanah Al Quran itu teramat tinggi. menghasilkan cetusan akliah (flame of mind)
Yakni di makna puncak ilmunya tetap dan pemikiran bernas (righteous view) kepada
merentasi ilmu yang tersimpan di
dada manusia. manusia (Surah: 31: Luqman: 1-5). Terutama
apabila istilah ayat: Laallakum taqiluun.
Di hakikat semakin tinggi
tamaddun ilmu manusia. Maka (Mudah-mudahan kamu memikirkannya)
semakin tinggilah pula puncak ilmu Al diterjemahkan di sudut impak ilmunya.
Quran di wajah seluas dan sedalam
lautan. (Surah:18: Al Kahfi:109). Ketiga: Ayat ini secara jelas
mendedahkan nilai taraf ketinggian ilmu Al
Tiga: Menerangkan istilah:
Ummul Kitaabi (Ibu segala kitab) Quran di tahap Ibu segala kitab. Di makna ibu
dalam konteks hubungkaitnya dengan segala ilmu (Surah:21: Al Anbiyaak: 106). Di
istilah: Hakiim (Berisi hikmah). Di
makna Al Quran adalah sebuah kitab hakikat konsep penyampaiannya yang pendek
yang boleh menghasilkan ilmu dan dan padat akan menjuruskan manusia yang
hikmah. Yakni dua perkara penting
yang perlu ditentukan oleh setiap ingin mendalaminya menampakkan mata
orang yang hendak berilmu. hatinya untuk melihat unsur-unsur Bashaair

Dan sesungguhnya dua (ingredient furqan) padanya bagi membolehkan


perkara di atas telah pun tersedia di ianya diterjemah di rupa furqan yang
dalam Al Quran. (Surah:2: Al
Baqarah:269). Di suasana ianya telah bermunafaat kepada manusia (Surah: 6: Al An
menjadi satu rahsia umum. Satu aam: 104).
rahsia yang telah diketahui oleh orang
ramai tetapi jarang digali. Keempat: Ayat ini secara jelas
mendedahkan isyarat bahawa Al Quran yang
Kaji-kajilah.
berwajah: Kalimatan Tayyibah (kalimah yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


388 Malam Muka Dua

baik Surah: 14: Ibrahim: 24-25) adalah


sebuah kitab yang boleh dikembangkan dengan
menghasilkan kuasa ilmu dan keilmuan yang
teramat tinggi (Surah: 59: Al Hijr: 21) apabila
ianya diterjemah-tafsirkan.
Kelima: Ayat ini secara jelas
mendedahkan kenyataan bahawa pada isi
kandung Al Quran itu tersimpannya hikmah di
rupa furqan yang perlu diterjemahkan oleh
manusia seumpama berjayanya manusia
mendedahkan papan pada sebatang balak (Di
maqam: Haazaa bashaairu linnaasi wahudan
warahmatul liqaumin yuuqinuun - Surah: 45:
Al Jaatsiyah: 20). Fikir-fikirlah di hakikat Al
Quran telah pun berada di tangan. Lalu apakah
manusia tetap jua ingin bersifat kera di hutan.
Wallahu alam.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah: Bil


ghaibi - (Dengan yang ghaib) di hakikat kaitannya dengan
sikap seseorang manusia untuk mempercayai Al Quran?
Jawab: satu kenyataan yang memperjelaskan bahawa
Al Quran itu banyak menyentuh tentang perkara-perkara ghaib
yang terkeluar dari pengetahuan dan pemikiran biasa manusia.
Al Quran memperkatakan soal Tuhan, soal malaikat, soal
syurga, soal neraka dan soal-soal lain yang bersifat ghaib yang
pasti payah untuk dipercayai dan diterima oleh kebanyakan
manusia kecuali manusia yang berfikiran terbuka dan berfikir
secara terbuka lagi diperteguhkan hatinya oleh Tuhannya
untuk mempercayainya.
Inilah satu hakikat tingginya nilai ingredient cara dan
gaya hidup yang diperkenalkan oleh Al Quran di sudut

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 389

perkembangan akliah dan keilmuan bagi membawa manusia


menuju ke hakikat laungan: Hayya alal falah Hayya alal
falah. Maju kehadapan dengan terlahirnya rupa perubahan
(furqan) yang boleh diterjemah dan digunapakai di dalam
kehidupan bertamaddunnya manusia itu dalam hidupnya
seharian.
Justeru itulah sikap mempercayai terwujudnya sesuatu
yang ghaib adalah merupakan ciri sikap yang teramat penting
ditanam pada jiwa seseorang. Satu sikap yang akan
menyerlahkan rupa barang yang tersirat disebalik yang
tersurat. Satu sikap tertumbuhnya kehendak untuk melihat
rupa hadapan sebelum rupa sebenar menjelma. Satu sikap
yang akan melahirkan sifat-sifat kreatif dan inovatif yang akan
membuat seseorang itu berjaya mengolah dan meletakkan
dirinya selari dengan perkembangan zaman dengan
mengarcakan rupa perubahan sebelum tiba zamannya. Di
wajah mempersiapkan diri masing-masing terlebih dahulu
dengan bekalan untuk memasuki syurga sebelum tiba
masanya.

Kategori Istilah: Ghaib.

Adapun istilah ghaib itu bolehlah dikategorikan kepada


Enam (6). Pertama: Dinamakan Ghaib Haqiqi. Kedua: Di
namakan Ghaib Majazi. Ketiga: Dinamakan Ghaib Asghar.
Keempat: Dinamakan Ghaib Qasas. Kelima: Dinamakan Ghaib
Amthal. Keenam: Dinamakan Ghaib Asbab.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


390 Malam Muka Dua

Bermulanya Ghaib Haqiqi itu adalah ghaib di rupa


ghaibnya Tuhan, ghaibnya Malaikat, ghaibnya Syurga dan
ghaibnya Neraka. Dan rupa ghaib pada istilah Ghaib Majazi
adalah ghaib di rupa terlindungnya rupa papan di dalam balak.
Terlindungnya rupa permata pada seketul batu. Manakala
Ghaib Asghar adalah ghaib yang terwujud apabila sesuatu itu
dalam keadaan saiznya teramat halus atau letak jaraknya
teramat jauh. Sementara Ghaib Qasas adalah rupa impak dari
peristiwa atau tragedi yang berupa peluang penjana rezeki
yang terselindung sebalik hikmah satu-satu peristiwa atau
tragedi yang terjadi.
Dalam pada itu jua bolehlah diterangkan di sini bahawa
istilah Ghaibul Amthal adalah satu gamikan rupa pada rupa
zahir satu-satu kejadian Tuhan yang boleh disabitkan dengan
satu-satu rupa furqan. Di kedudukan bagai terarcanya rupa
seekor burung yang boleh diterjemah sebagai terlahirnya rupa
kapal terbang. Di hakikat akan terlahirnya sebuah kapal
terbang. Maka demikianlah dengan istilah Ghaibul Asbab,
bolehlah dibayangkan ianya sebagai rupa satu-satu isyarat
tanda dari perlakuan kejadian Tuhan atau dari cetusan kecil
peristiwa yang mengandungi rupa tanda isyarat (alarm) akan
berlakunya satu-satu peritiwa besar yang boleh diterjemah
akan tentang kesan dan impak peristiwa yang dijangka di
sudut yang lebih luas terutama kesan dan impak pada ekonomi
yang diterjemah dari rupa terjadinya peristiwa.
Sesungguhnya keenam-enam kategori ghaib yang
diperkatakan adalah teramat penting untuk dipercayai. Di
hakikat manusia tidak akan bertuhan kepada Allah. Jika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 391

seseorang itu tidak mempercayai wujudnya Allah dalam


keadaan ghaib (Surah: 50: Qaaf: 33). Manusia tidak akan
beramal dan mengharapkan ganjaran dari TuhanNya (Surah:
67: Al Mulk:12). Jika manusia tidak dapat mempercayai
adanya syurga dan adanya neraka di suasana kedua-duanya
ghaib. Maka demikianlah pentingnya Istilah Ghaib Haqiqi di
sudut ketuhanan dan di sudut akhrawi.
Sementara itu Istilah Ghaib Majazi adalah teramat
mustahak di sudut duniawi. Satu istilah yang akan
menumbuhnya daya ilmu yang bererti Nampak (Surah:10:
Yunus:101). Satu istilah yang akan menzahirkan rupa
pembaharuan (furqan). Satu istilah yang akan menyemarakkan
semangat untuk menterjemah rahsia khazanah alam untuk
diarca pada rupa produk kreatif dan inovatif yang akhirnya
menatijahkan diri, masyarakat dan negara menjadi maju hasil
dari tertumbuhnya sifat kreatif rakyatnya dalam meneroka dan
menterjemahkan sumber-sumber rahsia khazanah alam di
hakikat terlihat dan tercetusnya kesedaran masing-masing
dengan berkata:

Rabbanaa maa khalaqta haazaa baatilaa.


Ya Tuhan kami. Bukanlah Engkau jadikan ini (kejadian
di alam maya) sia-sia (semuanya berguna).
Surah: 3: Ali Imran: 191

Catitan: (Surah: 3: Ali Imran: 191)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


392 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan


Menerangkan Ruhul Maani dan hikmah): Ayat ini mendedahkan arah tuju
(Surah:3: Ali Imran:191)
dan konsep kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Ayat ini mengingatkan
manusia tentang pentingnya sikap manusia agar menggunapakai akalnya serta
disensitifkan mata dan mata hati berupaya menampakkan diri dengan rupa
seseorang dalam melihat sesuatu
ketika melihat. Di kedudukan furqan yang terselindung disebalik rupa zahir
banyaknya mata dan banyaknya hati satu-satu kejadian Tuhannya. Satu kedudukan
terbuta ketika melihat.
berwajah di maqam Ulul abshar yang teramat
Sedangkan telah menjadi penting ditumbuhkan pada setiap diri manusia
fitrah bahawasanya sumber
kekayaan, dan kesenangan banyak (Di maqam: Laibratal liulil abshaar - Surah:
terlahir dari punca barang yang tidak 24: An Nur: 44).
nampak. Barang yang berwajah:
Nuurun alaa nuurin: Cahaya di atas Maka bernatijahkan ayat di atas.
cahaya. Apakah pernah tertimbul pada mata anak cucu

Seumpama terlindungnya secara spontan bertanya kegunaan sesuatu


papan di dalam sebatang balak. apabila melihatnya. Dan tahukah anak cucu
Terlindungnya balak pada sebatang
pokok dan terlindung munafaat pokok bahawa Ulul Al abshar itu teramat sensitif mata
dalam kehijauan hutan. dan akalnya terhadap sesuatu ? Tanya-

Di hakikat jika mata dan tanyalah.


mata hati terbuta dalam melihat Kedua: Ayat ini secara jelas
munafaat dan kegunaan terhadap
satu-satu kejadian. Maka jawabnya mendedahkan satu konsep pendidikan yang
butalah mata dan butalah mata hati terpenting dengan menyerlahkan sikap dan
seseorang itu.
keprihatinan seorang manusia yang berjaya
Di suasana taraf menjuruskan dirinya menjadi seorang manusia
penglihatannya ketika itu tidak lebih
dari rupa penglihatan dan cara berakal dan tahu erti berfikir (Di tahap:
penglihatan kumpulan kera di hutan Liqaumin yatafakkaruun - Surah: 45: Al
rimba yang terbuta dalam melihat
furqan belantaranya. (Surah:25: Al Jaatsiyah: 13). Apabila dirinya berjaya
Furqan:44). merangsang akalnya dan fikirannya untuk

Oleh itu ingatlah anak cucu, melihat akan sesuatu yang terzahir di
bahawa munafaat yang terwujud pada hadapannya di rupa sesuatu yang berguna.
sesuatu tidak akan berwajah
munafaat. Jika mata dan mata hati Lalu bertindak mengkaji dan
orang yang menerima barang yang memunafaatkannya di wajah terserlahnya
bermunafaat itu gagal melihat
munafaatnya. (Surah: 6: Al Anaam: furqan dan kemajuan pada diri dan
104). kehidupannya. Fikir-fikirlah.

Kaji-kajilah Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah: 3: Ali Imran: 191).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 393

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory


of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi:
Buta atau celiknya seseorang manusia di
sudut keupayaannya memajukan diri dinilai
pada sifat sensitiviti dirinya ternampak
munafaat pada setiap kejadian Tuhannya.
Bincang-bincanglah.

Di hakikat terpancarnya rupa konsep Iqra dierti


nampak. Bagai konsep Firman Allah Taala:

Qadjaa akum basaairu minrrabbikum. Faman absara


falinafsih. Waman amiyaa fa alaihaa. Wamaa ana
alaikum bihafiiz.
Sesungguhnya telah datang barang yang dapat dilihat
(Amthal - Natural resources) dari Tuhan kamu. Maka
barangsiapa melihatnya. Maka (bermunafaatlah) bagi
dirinya. Dan barang siapa buta (tidak ternampak akan
ianya), Maka (kemunduran) ke atas dirinya. Dan Aku
sekali-kali bukanlah menyelianya (menunjukkannya
lagi).
Surah: 6: Al An aam: 104

Nota Contoh: (Surah: 6: Al Anaam: 104)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


394 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).


Menerangkan Ruhul Maani Di mana ayat ini menjuruskan lagi pemahaman
(Surah:6: Al An;aam:104)
terhadap lima (5) perkara:
Menerangkan ruhul maani Pertama: Ayat ini secara terang
istilah: Qadjaa akum bashaairu
mirrabbikum (Sesungguhnya telah menjelaskan pengertian terhadap ayat: Surah:
datang kepada kamu bashaair dari 3: Ali Imran: 191. Di rupa peringatan jika
Tuhan kamu) di makna: Rabbanaa
maa khalaqta haazaa baatila (Ya seseorang manusia itu tidak bersifat di rupa
Tuhan kami. Bukanlah engkau manusia yang tahu erti berfikir dan tahu untuk
jadikan ini (setiap barang
kejadianNya) sia-sia Surah: 3: Ali menterjemahkan furqan. Maka jawabnya
Imran: 191). kemunduranlah bagi mereka.

Lantaran itulah sikap: Kedua: Ayat ini secara terang


Faman abshara falinafsih (Maka memperjelaskan pengertian terhadap ayat:
barang siapa yang nampak baginya)
hendaklah disuburkan pada hati Surah: 31: Luqman: 20. Di maksud pada setiap
masing-masing dengan sifat sesuatu yang dijadikan oleh Tuhan ditundukkan
berkehendak dan sensitif terhadap
rupa faedah yang tersembunyi pada olehNya kepada manusia agar manusia
setiap kejadiannya. menterjemah dan memunafaatkannya.

Kaji-kajilah. Ketiga: Ayat ini secara terang


memperjelaskan pengertian terhadap ayat:

Resipi Pusaka Tua. Surah: 18: Al Kahfi: 7 tentang istilah: Al Ardhi


Doa Pembuka Rahsia. ziinatal laha Di muka bumi sebagai perhiasan
baginya (manusia). Di hakikat ianya tidak akan
Sementara itu bagi tujuan berguna. Jika ianya tidak diterjemah dan
memecah ruyung rahsia dan bagi
menampakkan rupa furqan pada dimunafaatkan oleh manusia.
satu-satu barang kejadian Tuhan. Keempat: Ayat ini secara jelas
Maka anak cucu dicadangkan agar
membaca doa di bawah: memperkemaskan lagi pemahaman terhadap
ayat: Surah: 7: Al Araaf: 10 di maksud
Bismillahi ajalaa. Wa rabbi
ruyaa. Walmulki ghaaibaa. Warabbu terwujudnya erti sebuah kehidupan di muka
haafizan jamaliyyaa. bumi di wajah bangsa yang maju dengan
Falaa talamu nafsum maa
ukhfiya lahum min qurrati ayunin terserlahnya jiwa-jiwa yang bersemangat untuk
jazaa ambimaa kaanuu yamaluun. menerokai furqan ruhul maani ayat: Surah: 2:
Ya rabbi sultaani Wayaa
rabbi sultaan. Aftah. Waftah. Fa Al Baqarah: 26 di rupa terjemahan furqan pada
ajallallahu bisultaanin ajiibaa. (3x) amthal yang bernama nyamuk di rupa furqan
kuman Malaria dan Denggi. Maka demikian
Bacalah. dengan halnya dengan yang lain.
Dengan keizinan baiah.
Kelima: Ayat ini secara jelas
menerangkan kaitan kalimah ayat:
Wayatafakkaruuna fii khalqissamaa waatiwal

Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 395

ardhi. (Dan mereka memikirkan pada kejadian


langit dan bumi - Surah: 3: Ali Imran: 191) di
makna rupa impak didatangkan dengan kalimah
ayat: Qadjaa akum bashaairu mirrabbikum.
(Sesungguh telah datang Bashaair kepada
kamu dari Tuhan kamu Surah: 6: Al Anaam:
104) dalam menzahirkan sikap manusia sama
ada seseorang itu berkedudukan: Faman
abshara falinafsih (Maka barang siapa yang
melihat (bemunafaat) baginya) atau bersikap
dikedudukan: Waman amiyaa fa alaihaa (Dan
barang siapa yang buta. Maka (kemunduran) ke
atasnya). Justeru itu lihat-lihatlah anak cucu
kerana sesungguhnya kamu adalah di kalangan
orang-orang berpengetahuan lagi tahu erti
barang yang tersirat di sebalik barang yang
tersurat.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah: 6: Al An Anaam: 104).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Ekonomi yang
berbunyi:
Setiap kejadian Tuhan di langit dan di bumi
akan menjelma menjadi punca ekonomi
apabila ianya diterjemahkan oleh manusia
ke rupa furqan.
Bincang-bincanglah.

Maka demikianlah terhemburnya rupa khazanah ilmu


dan akliah keilmuan yang tersembunyi di dalam keagungan Al
Quran di arca kegunaannya di sudut duniawi dan akhrawi.
Dalam pada itu ingatlah anak cucu, bahawa istilah
Ghaib Qasas adalah teramat penting pada ilmu perniagaan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


396 Malam Muka Dua

Lantaran pada setiap peristiwa yang berlaku akan terlahir dan


tersimpannya satu-satu rupa rahsia hikmah yang boleh
menzahirkan rupa perniagaan dan penjana keuntungan di kala
kajian rupa impak peristiwa dapat dibaca dan diterjemahkan
secara terang.
Sebagai contoh peristiwa Tsunami (Aceh Indonesia -
2004) telah menzahirkan rupa impak peristiwanya. Di mana
Aceh terpaksa dibangunkan semula. Maka di suasana ini
tertumbuhnya peluang penjanaan kewangan. Jika rahsia rupa
impak darinya dapat dibaca dan diterjemahkan.
Demikianlah jua secara ringkas diterangkan di sini
tentang Ghaib Asghar, di mana ianya teramat mustahak di
sudut ilmu perubatan dan ilmu astronomi. Begitulah jua dengan
istilah Ghaib Amthal, di mana teramat penting ianya bagi ilmu
rekacipta di sudut kemajuan invention. Sedangkan Ghaib
Asbab pula tidak kurang pentingnya di sudut ilmu prediction
(ramalan dan telahan) yang berupaya membolehkan tindakan
awal diambil oleh pihak-pihak tertentu terhadap kemungkinan
kesan dan impaknya yang bakal terjadi. Maka demikianlah
tingginya Al Quran di sudut ilmu dan pengetahuan. Jika anak
cucu mendalaminya. Wallaahu alam.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: wayuqiimuunas solaah - (Dan mendirikan solat) di hakikat
kaitannya dengan sikap seseorang manusia untuk
mempercayai Al Quran?
Jawab: Satu kenyataan bagi memperjelaskan
kedudukan bahawa solat dan mengerjakan solat adalah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 397

teramat penting di sudut untuk menzahirkan keikraban


hubungan hamba dengan Tuhannya serta menzahirkan
kenyataan bahawa solat adalah merupakan tool untuk
mendapat pertolongan dari Tuhan dalam usaha manusia untuk
mewajahkan rupa pengarcaan furqan yang tersirat di dalam
keterangan ayat-ayat Al Quran. Maka di sini kepentingannya
dapatlah disimpul kepada dua (2):
Pertama: Kepentingan Solat.
Di sudut kepentingan pemahanan definasi dan
kesannya. Di mana solat adalah merupakan proses perlakuan
kerja penyaksian hamba terhadap Tuhannya. Satu hakikat
kerja penyaksian dan jalan perlakuan untuk merapatkan diri
dengan Tuhannya di maksud bermatlamat untuk mendapat
petunjuk dan pertolongan dari Tuhannya di wajah
termakbulnya kedatangan rahmat, rezeki, nikmat dan
kesejahteraan di konteks keikraban hubungan kepentingan
dua hala pada hakikat:

Fazkuruunii azkurukum Wasykuruulii walaa takfuruun.


Jika kamu mengingatiKu. Maka Aku akan
mengingatimu. Lalu bersyukurlah kepadaKu dan
janganlah kamu menyangkal nikmatKu.
Surah: 2: Al Baqarah: 152

Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah: 152)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


398 Malam Muka Dua

Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan


dan hikmah):
Ayat ini menerangkan arah tuju dan
satu ingredient pendidikan terpenting yang
mengajar manusia tentang perlunya keintiman
hubungan di antara manusia dengan Tuhannya.
Di hakikat manusia perlu melihatnya pada tiga
(3) sudut:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mengetahui faedah dan munafaat
Penerokaan Teori Al Quran kepada dirinya apabila dirinya mengingati
(Surah 2: Al Baqarah:152). Tuhannya. Di hakikat bahawasanya Tuhan
Mendesignkan satu teori akan mengingati dan memandang berat
Al Quran (The Theory of Noble terhadap seseorang. Jika seseorang itu
Quran) di bidang Sains Kerohanian
yang berbunyi: mengingati Tuhannya.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Barang siapa yang mengingati
Tuhan. Tuhan akan Apakah anak cucu mengingati Tuhan di setiap
mengingatinya. Maka barang nafas-nafas kehidupan seharian. Dan
siapa yang diingati oleh Tuhan
pasti rahmat terhadap dirinya. pernahkah anak cucu memerhati diri sendiri
dalam persoalan ini. Dan apakah anak cucu
Bincang-bincanglah.
benar-benar mengetahui kesan dan
munafaatnya. Jika anak cucu mengingati
Tuhan? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menggesa manusia agar menerima hakikat
bahawa jika dirinya mengingati Tuhannya (Di
maqam: Wazkur rabbaka fii nafsika
tadharruan wakhiifah - Surah: 7: Al Araaf:
205-206). Maka Tuhannya akan mengingati
dirinya. Di suasana terarcanya ingatan Tuhan
terhadap hambaNya itu pada tiga (3) rupa:
Satu: Ingatan Tuhan terhadap
hambaNya di rupa petunjuk, ilham dan didikan.
Dua: Ingatan Tuhan terhadap
hambaNya di rupa pertolongan dengan
melapangkan jalan rezeki, nikmat dan
kesejahteraan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 399

Tiga: Ingatan Tuhan terhadap


hambaNya di rupa ganjaran akhirat dan
pengampunan terhadap kesalahan yang
dilakukan oleh hambaNya.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menggesa Manusia agar menerima hakikat
bahawa jika dirinya mengingati Tuhannya.
Maka rezeki, nikmat dan kesejahteraan akan
menjenguk jendela kehidupannya. Maka
lantaran itulah persoalan ini ditimbulkan oleh
Tuhan dengan seruan agar manusia
mengingatiNya. Disamping memperingatkan
kepada mana-mana manusia yang dikurniakan
nikmatNya agar sentiasa bersyukur dan tidak
sekali-kali menyangkal nikmat Tuhannya. Fikir-
fikirlah.

Di hakikat terbentuknya suasana. Bagai FirmanNya:

Yaa ayyuhal laziina aamanuu. In tansurullaaha


yansurkum wa yuthabbit aqdaamakum.
Wahai orang-orang beriman. Jika kamu menolong Allah.
Nescaya Dia akan menolong kamu dan
memperteguhkan pendirian kamu.
Surah: 47: Muhammad: 7

Catitan: (Surah: 47: Muhammad: 7)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


400 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


Menerangkan Ruhul Maani falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
(Surah:47: Muhammad:7)
prinsip kepada dua (2) perkara:
Menerangkan ruhul maani
isyarat istilah: Wayuthabbit Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
aqdaamakum (Diperteguhkan manusia agar menerima hakikat bahawa jika
pendirian kamu). Di makna jika
seseorang manusia itu menolong mereka menolong Allah. Maka Allah akan
Tuhannya. Maka Tuhan akan menolong mereka dan memperteguhkan
menolongnya kembali di rupa
pertolongan yang lebih baik dari rupa pendirian mereka ketika mengharungi
pertolongan manusia terhadap pancaroba kehidupan di muka bumi dan
Tuhannya. (Surah:24: An Nur:38).
Malah bukan setakat itu sahaja. memperteguhkan pendirian mereka di arca
Tuhan akan meneguhkan pendirian akhirat.
hambaNya.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Soalnya di sini. Apakah Apakah pernah tertimbul perasaan anak cucu
rupa barang yang diteguhkan oleh
Tuhan apabila diri seseorang hamba menolong Allah dalam kehidupan seharian dan
itu menolong Tuhannya?. pernahkah anak cucu cuba memahami

Maka di ruang ini bolehlah pengertian istilah menolong Allah? Tanya-


diterangkan bahawa empat (4) rupa tanyalah.
barang yang akan diteguhkan oleh
Tuhan. Bila seseorang hamba itu Kedua: Ayat ini secara jelas
menolong Tuhannya. menerangkan prinsip istilah menolong Allah

Satu: DiteguhkanNya rupa yang dapat disimpulkan kepada empat (4)


maruah manusia di wajah manusia. sudut:
Di mana Allah Taala akan menjaga
diri seseorang hambanya dari Satu: Menolong Allah di sudut
terjatuh kepada kerenah mempertahankan pendirian Allah terhadap
pengkhianatan Iblis dan syaitan. Di
makna Allah akan meneguhkan dakwaan Iblis dan syaitan dengan menunjukkan
maruah manusia dan kemanusiaan pendirian bahawa manusia adalah sebaik-baik
dari kerenah sumpah Iblis untuk
menghina kejadian manusia. kejadian. Satu martabat yang perlu
(Surah:2: Al Baqarah:30). Di hakikat dipertahankan oleh manusia. Demi Tuhan dan
dahsyatnya kerenah Iblis ini diperakui
oleh Allah Taala. manusia sendiri, di kedudukan manusia banyak
Dua: DiteguhkanNya rupa terlalai sehingga prasangka Iblis yang manusia
maruah kemanusiaan di wajah
kemanusiaan. Di mana Allah Taala akan mengabaikan tugas menjadi kenyataan.
akan meneguhkan seseorang hamba (Di tahap: Walaqad shaddaqa alaihim ibliisu
yang menolong Tuhannya di atas
landasan wasiat Ibrahim a.s zannahu - Surah: 34: As Sabak: 20-21).
(Surah:2: Al Baqarah:132) dengan Dua: Menolong Allah di sudut
tidak membuka pintu ke arah lain
selain daripadanya. (Surah:16: An memperteguhkan Islam di wajah ianya sebuah
Nahl:120-123). Malah tidak agama yang diperakuiNya sebagai agama di
ketinggalan dikurniakanNya kekuatan
dan akal akliah yang tinggi. sisiNya (Di maqam: Innaddiina indallaahil
(Surah:38:Shaad:45-47). islaam - Surah: 3: Ali Imran: 19). Di hakikat
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N

Kaji-kajilah
Malam Muka Dua 401

Dhabit Istilah tertegaknya sikap untuk menjadikan diri


Menerangkan Ruhul Maani masing-masing di wajah seorang hamba dan
(Surah:47: Muhammad:7)
Sambungan. aabidin yang soleh lagi bertaqwa.
Tiga: Menolong Allah Taala dalam
Tiga: DiteguhkanNya rupa
ekonomi dan tamaddun manusia. Di menegakkan hukumNya dengan berpandukan
mana Allah Taala akan meneguhkan syariat Junjungan Muhammad s.a.w di wajah
pendirian hambanya dengan
menumbuhkan cara dan kaedah terzahirnya rahmat pada sekelian Alam. (Di
mempermudahkan urusan (Surah:65: maqam: Thumma jaalnaaka alaa syarii atin
At Thalaaq:4) dengan terzahir rupa
penolong dari sisiNya. (Surah:17:Al minal amri fattabihaa - Surah: 45: Al
Israak:80). Jaatsiyah: 18).

DiteguhkanNya pada jiwa Empat: Menolong Allah Taala di sudut


manusia dengan menumbuhkan menzahirkan rupa-rupa furqan yang terdapat
kehendak kepada hambaNya untuk
menjadi maju dengan perhiasan pada setiap kejadian Tuhan. Demi
dunia (Surah:11: Hud:15). Dia memperlihatkan keagungan Tuhan serta di
menampakkan rupa furqan dari
sumber-sumber alam dan Al Quran masa yang sama memberi munafaat kepada
untuk diterjemah sehingga terlahirnya manusia dalam memajukan hidup dan
rupa furqan yang mengajibkan.
(Surah:6:Al Anaam:104). tamaddunnya.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
Di samping Dia
menzahirkan diri di rupa manusia menerangkan prinsip menolong Allah yang
yang berilmu dan berakal. akan membawa erti tertolongnya diri seseorang
(Surah:38:Shaad:45-47) lagi berjaya
menerokai alam kesaktian ilmu di manusia pada empat (4) sudut.
peringkat berjayanya diri hadir di Satu: Tertolongnya diri manusia di
maqam penterjemahan rupa ruhul
maani: Maa nansakh min aayatin au sudut maruah dan mutu ketinggian taraf
nunsihaa..ilakh. (Surah:2:Al kejadiannya. Apabila manusia berjaya menjaga
Baqarah:106). Di wajah terzahirnya
taraf pemilikan ilmu dan teknologi di dirinya dari godaan syaitan (Di tahap: Fasta
tahap terzahirnya teori, formula dan izbillaah - Surah: 7: Al Araaf: 200-201).
technical know how. (Surah:72: Al
Jin:16). Dua: Tertolongnya manusia di sudut
terzahirnya bekalan akhirat. Apabila seseorang
Empat: Di sudut bekalan
akhirat dan kehidupan di akhirat. Di manusia mengerjakan amal ibadat asas dan
mana Allah Taala akan meneguhkan ibadat pengaslihan seperti yang difardhu dan
kehendak dan keinginan manusia
dengan melihat akhirat di wajah disunatkan oleh Allah dan rasulNya (Di maqam:
kampung abadi di maqam: Wal Manjaaa bil hasanati - Surah: 6: Al An aam:
aakhiratu khairun wa abqaa.
(Surah:87:Al Alaa:14-17) dengan 160).
menzahirkan rezeki yang berlimpah Tiga: Tertolongnya diri manusia di
ruah semasa hidup di dunia
(Surah:65: At Thalaaq:2-3). sudut terzahirnya rupa ibadat yang
diklasifikasikan sebagai rupa ibadat senilai
Sebelah.
dengan kepentingan ibadat asas disamping
Diteguh dan di tumbuhkanNya daya
dorongan pengetahuan dalam
menggunapakai rezeki untuk tujuan
pelaburan di dunia (Surah:42: Asy
Al Fathun
Syuraa:36) danNawa Jilid 1bekalan
pelaburan Dr. Halo-N
akhirat. (Surah:42: Asy Syuraa:19-
20) serta menyuci hatinya ke maqam
martabat nafsu kesucian yang tinggi.
402 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah rupa hasil pekerjaan dan rupa furqan yang


Menerangkan Ruhul Maani diperolehinya akan dapat pula dimunafaatkan
(Surah:47: Muhammad:7)
Sambungan. olehnya.
Empat: Tertolongnya diri manusia di
Serta diteguh dan di
tumbuhkanNya daya dorongan sudut rahman dan rahim Allah Taala terhadap
pengetahuan dalam mengguna pakai janjiNya. Di makna Allah Taala akan
rezeki untuk tujuan pelaburan di
dunia (Surah:42: Asy Syuraa:36) dan mengurniakan pertolonganNya dalam
pelaburan bekalan akhirat. menjayakan satu pekerjaan di wadah
(Surah:42: Asy Syuraa:19-20) serta
menyuci hatinya ke maqam martabat mempermudahkan urusan dan menzahirkan
nafsu kesucian yang tinggi. barang yang diperlukan. (Di maqam: Waman
(Surah:92:Al Laili:18-21) lagi diredhai
adanya. yattaqiilaaha yajallahuu min amrihii yusraa -
Surah: 65: At Thalaaq: 4 ). Maka fikir-fikirlah. Di

Kaji-kalilah. hakikat kata orang tua: jika rapat pasti mata


pun dekat. Tangan memberi pada yang
rapat.

Maka dengan terbentuknya keikraban hubungan


seumpama, sudah pasti persoalan untuk mempercayai
kebenaran isi kandung Al Quran sudah tentu akan terhurai dan
dapat diterima dengan senang. Malah apatah lagi solat tidak
kurang pula menjadi benteng kepada kejahatan di hakikat
Firman Allah Taala:

Innassolaata tanhaa anilfahsyaai wal mungkar.


Walazikrullaahi akbar.
Sesungguhnya solat itu mencegah perbuatan yang keji
dan menimbulkan ingatan mendalam kepada Allah yang
Maha besar.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 403

Surah: 29: Al Ankabuut: 45

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 29: Al Ankabuut: 45)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 29: Al Ankabuut: 45) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan

falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan


Menerangkan ruhul maani
istilah: As Shalaah (sembahyang) prinsip kepada dua (2) perkara:
yang dikaitkan dengan istilah: Al
Fahsyaai walmunkar (Mencegah Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
dari melakukan kemungkaran). manusia agar mengetahui akan hakikat bahawa

Di hakikat manusia tidak solat adalah satu perlakuan ibadat yang boleh
akan buat jahat (Surah:79: An menzahirkan ingatan mendalam kepada Tuhan
Naaziaat:40). Jika dirinya tahu
makna solat. Di makna dirinya di gambaran terarcanya rupa cinta di maqam:
sentiasa menyaksi Tuhannya di Wallaziina aamanuu asyaddu hubba lillaah
mana dirinya berada (Surah:2: Al
Baqarah:115). (Sesungguhnya orang beriman itu teramat
kasihkan Allah Surah: 2: Al Baqarah: 165) di
Di suasana terasa dirinya
bersama dengan Tuhannya. kala solat ditunaikannya.
(Surah:57: Al Hadid:4) di maqam Disamping itu solat jua boleh menjadi
Solat Daim. (Surah:70: Al
Maaarij:23) di tahap ruhul maani: benting kejahatan kepada manusia di tahap
Wa aqimisshalaata lizikri, gambaran tercapainya di maqam: Wa am
(Surah:20:Tahaa:14). Di wajah solat
bagi menghasilkan ingatan yang maaman khaafa maqaama rabbihii wanahan
mendalam terhadap Tuhan semesta nafsa anil hawaa (Adapun orang yang takut
alam.
akan kebesaran Tuhannya. Maka ianya akan
Oleh itu latihkanlah diri menahan diri dari hawa nafsunya (Surah: 79:
berSolat Daim di hakikat ingatan dan
penyaksian diri terhadap Tuhan An Naaziaat: 40). Apatah lagi jika tercapainya
dibuat oleh diri secara berterusan tahap maqam pengertian ayat Surah: 49: Al
dan berkekalan di sepanjang nafas-
nafas perjalanan hidup seharian. Hujuraat: 7-8).
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Dan ingatlah anak cucu
bahawa istilah: Solat Daim itu Apakah selama ini anak cucu menilai mutu solat
bolehlah didefinasikan sebagai yang didirikan. Dan apakah mutu solat yang
proses pengarcaan ingatan hati
seseorang hamba terhadap didirikan selama ini telah tercapai maqam yang
Tuhannya secara berkekalan bagi dimaksudkan? Tanya-tanyalah.
memenuhi tiga (3) kedudukan:
Kedua: Ayat ini secara jelas
Satu: Solat Daim menerangkan prinsip bahawa solat itu adalah
diamalkan bagi memenuhi kehendak
pengertian konsep ayat: Fa ainamaa alat dan benteng tercegahnya seseorang dari
tuwallu fathamma wajhullah. melakukan kejahatan. Lantaran diri sentiasa
(Surah:2: Al Baqarah:115).
menunaikannya. Maka di kala itu akan
Sebelah. tertumbuhlah di hatinya tiga (3) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


404 Malam Muka Dua

Satu: Tertumbuh di hati perasaan


Dhabit Istilah mendalam bahawa Tuhannya sentiasa teramat
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 29: Al Ankabuut: 45) dekat dengannya (Di maqam: Annii fa innii
Sambungan. qariib - Surah:2: Al Baqarah:186 ) di suasana
Dua: Solat Daim dirinya pula tahu yang Tuhannya teramat benci
diamalkan bagi memenuhi kepada kejahatan dan kefasikan (Di maqam:
kehendak konsep ayat: Wahuwa
maakum ainamaa kuntum. Wakarraha ilaikumul kufra wal fusuuqa wal
(Surah:57: Al Hadid:4). Di suasana isyaan - Surah: 49: Al Hujuraat: 7 ).
Tuhan tetap bersama hambaNya
dan di pihak hambaNya pula tetap Dua: Tertumbuhnya di hati perasaan
mengingati Tuhannya meskipun di malu dan segan terhadap Tuhannya untuk
mana dirinya berada.
melakukan kejahatan setelah di setiap kali di
Tiga: Solat Daim dalam solatnya, diri sentiasa berkata:
diamalkan bagi memenuhi
kehendak konsep ayat: Wanahnu Ihdinasshiraatal mustaqiim. (Tunjukkanlah
aqrabu ilaihi min hablil wariid. kami jalan yang lurus - Surah: 1: Al Fatihah: 6).
(Surah:50: Qaaf:16) dengan
menyedarkan pemahaman kepada Tiga: Tersucinya hati dan bersihnya
manusia di tahap pengertian ruhul jiwa. Lantaran solat adalah ibu segala zikir yang
maani ayat: Wa izaa sa alaka
ibaadii annii fa innii qariib berupaya mengarcakan hati di maqam:
(Surah:2: Al Baqarah:186). Qalbissaliim. (Surah: 49: Al Hujuraat: 7-8),

Kaji-kajilah. yang akan menjadi perisai kejahatan. (hati


suci). Fikir-fikirlah.

Kaji-kajilah
Kedua: Kepentingan Solat.
Di konteks soal pendedahan ilmu dan keterangan dari
Al Quran di sudut tertumbuhnya pemahaman, terlihatnya rupa
prinsip, idea, konsep, pendidikan dan terzahirnya bayangan
rupa pembaharuan (furqan), rupa kemajuan dan rupa cara
penterjemahan khazanah rahsia alam adalah lebih senang
terwujud di kala ianya dikaitkan dengan soal ketuhanan dan
pertolongan Tuhan.
Ini bermakna, ingredient kecanggihan ilmu dan rupa
furqan yang tersimpan di dalam kecanggihan Al Quran pada
wajah keterangan ayat-ayat yang bersifat Muhkamat (ayat-ayat
terang) dan Mutasyaabihat (ayat-ayat tersirat) hanya akan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 405

terlihat pada hakikat rupanya apabila usaha yang dibuat


dikaitkan dengan kaitan perhubungan hamba dan Tuhannya.
Di hakikat ianya bukan sahaja datangnya dari sikap
kreatif, usaha dan kesungguhan penerokaan seseorang
hamba itu semata-mata. Sebaliknya di setiap usaha yang
dibuat disandarkan kepada ilham dan petunjuk yang berupa
prinsip, idea, konsep dan pendidikan yang diilham dan
dikurniakan oleh Tuhan semesta alam. Justeru itu kombinasi
dan pengembelingan langkah usaha manusia dan pertolongan
Tuhan kenalah diarcakan serentak dengan meletakkan pada
setiap urusan dibuat di atas nama Tuhan sekelian alam.
Maka bagi melicinkan proses kombinasi langkah-
langkah ikatan ini. Manusia telah disediakan dengan satu
jambatan yang bernama Solat. Tujuannya bagi membolehkan
asas perhubungan di antara Manusia dengan Tuhannya
terbentuk serta pertolongan Tuhannya jua terzahir di kala
seseorang itu mengerjakan solat.
Di hakikat terarcanya konsep:

Was taiinuu bissobri wassolaah. Wa innahaa


lakabiiratun illa alal khaasyi iin.
Mintalah pertolongan kamu (kepada Tuhan kamu)
dengan bersabar dan mengerjakan solat dan
sesungguhnya solat itu amat berat kecuali bagi mereka
yang khusyu.
Surah: 2: Al Baqarah: 45

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


406 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah: 45)
(Surah 2: Al Baqarah:45). Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan

Menerangkan isyarat dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju


ruhul maani ayat kepada dua (2) dan ingredient didikan kepada dua (2) perkara:
perkara:
Satu: Menerangkan Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
kaitan istilah: Bishobri wassholah manusia yang beriman agar mengetahui
dengan istilah wastaiinuu. Di
makna pada setiap permohonan bahawa pertolongan dari Allah akan menjadi
pertolongan hamba terhadap mudah dikabul dan diperolehi oleh hamba
Tuhannya di sepanjang hidupnya
hendaklah diasaskan dengan dua melalui dua sumber. Yakni solat dan sabar.
konsep perlakuan. Yakni sabar dan Di hakikat solat itu berkesan kerana
solat. Di hakikat jika sabar tidak
terwujud pada diri ketika memohon penyaksian dan doa akan menghindar
pertolongan dari Tuhan. Maka seseorang dari bersifat syirik terhadap
usahlah diminta pertolongan
denganNya. Di samping usahlah Tuhannya dan manakala sifat sabar pula
minta pertolongan dengan Tuhan berkesan lantaran ianya berupaya
jika diri malas menunai dan
mendirikan solat. menumbuhkan pada diri seseorang sifat
Suasana ini dikehendaki bertawakkal dan mengharap Tuhannya. Maka
kerana banyak manusia dalam
kesusahan cepat mengingati dengan gabungan kedua perlakuan ini akan
Tuhan. (Surah:41:Fussilat:51). membuat hati manusia terasa rapat dengan
Bukan kerana hatinya ingin
mengingati Tuhan. Tetapi lebih Tuhannya diketeguhan keyakinan hakiki. Lalu
bersifat hati anjing tersepit yang terserlah sifat Ar Rahman dan Ar Rahim
terhilang tempat harapan, lalu
meletakkan Tuhan dalam ingatan Tuhannya yang akan mendorong doa
palsu diwajah sebuah penipuan. pertolongan seseorang hamba dimakbulkan.
Dua: Menerangkan istilah: Maka bernatijahkan ayat di atas.
illa alal khaasyiiin dengan Apakah anak cucu selama ini berkeyakinan
memberi pengertian bahawa istilah
khusyu itu seharusnya memiliki bahawa solat dan sabar adalah dua alat
dua sifatnya. Yakni persistent and pengarca pertolongan dari Tuhan semesta
consistency. Iaitu terasa termakbul
dengan perlakuan usaha yang alam? Tanya-tanyalah.
istiqamah bagi menzahirkan rupa Kedua: Ayat ini secara jelas
pengertian hakiki istilah iyyaaka
nabudu wa iyyaaka nastaiin. menerangkan ingredient didikan kepada
(Surah:1:Al Fatihah:5) dengan diri manusia tentang cara dan petua bagi
tertegak berdiri sebagai manusia
yang khusyu. (Surah:23:Al memudahkan seseorang hamba itu mendapat
Mukminuun:2). Justeru itu pertolongan dari Tuhannya. Di mana dua (2)
usahlah minta pertolongan dengan
Tuhan, jika hati tidak yakin unsur penting. Yakni solat dan sabar harus
terzahirnya di hati sendiri sifat-sifat diterapkan oleh seseorang apabila dirinya
persistent and consistency.
Demikianlah anak cucu pengertian bermohon pertolongan dari Tuhannya.
khusyu di sudut fahaman berakliah Terutama pada mana-mana doa (permohonan)
contemporary adanya. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 407

yang terkeluar dari kelaziman adat dan fitrah.


Seumpama doa Nabi Zakaria a.s untuk
mendapat anak dalam suasana dirinya tua dan
isteri mandul (Di maqam Iznaadaa rabbahuu
nidaaan khafiyyaa - Surah: 19: Maryam: 1-
11).
Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wamimmaa razaqnaa hum yunfiquun (Mereka yang
sanggup menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami
kurniakan kepada mereka) di hakikat kaitannya dengan sikap
seseorang manusia untuk mempercayai Al Quran?
Jawab: Satu kenyataan yang membayangkan jaminan
Tuhan bahawa setiap orang yang beriman dan bertaqwa
kepadaNya adalah manusia yang kaya. Kaya di sudut
pemilikan harta dan kewangan. Satu kenyataan yang
menegaskan bahawa Islam adalah penjana kekayaan dan
rahmat bagi sekelian alam. Satu kenyataan yang menerangkan
bahawa di dalam isi Al Quran adanya tersimpan khazanah
rahsia berupa formula atau kaedah yang secara langsung akan
membuat seorang yang beriman, bertaqwa dan berakliah
dengan Al Quran akan menjadi kaya raya dari hasil usaha dan
pertolongan TuhanNya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


408 Malam Muka Dua

Liyaj ziyahumullaahu ahsana maa amiluu.


Wayaziidahum mimfadhlihii. Wallaahu yarzuqu man
yasyaau bighairi hisaab.
Nescaya Allah memberikan ganjaran kepada mereka
(dengan ganjaran) yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan. Dan supaya Allah menambah
kurniaanNya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki
kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa terhitung.
Surah: 24: An Nur: 38

Catitan: (Surah: 24: An Nur: 38)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan

falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada


dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa seseorang
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani manusia hendaklah sentiasa memasang
(Surah:24:An Nur:38)
keyakinan yang Allah Taala akan memberi
Menerangkan isyarat ruhul ganjaran dan menambah kurniaanNya di rupa
maani ayat pada mendefinasikan
penambahan hasil pengeluaran, pendapatan
makna berkat dan keberkatan. Di
mana berkat bolehlah didefinasikan dan keuntungan yang lebih baik dari apa yang
sebagai terwajud dan terzahirnya
usahakan. Di kedudukan diri di masa yang
keadaan di mana berlakunya
penambahan terhadap bilangan dan sama hendaklah menunjukkan cara bekerja
nilai sesuatu yang dimilki oleh
yang terbaik ketika bertekad untuk menjayakan
seseorang serta tersisihnya dari bala
dan bencana yang boleh satu-satu usaha yang dilakukan. (Di maqam:
menghalang dan membantut
Wa allaisa lil insaani illa maa saaa - Surah:
pertumbuhan rupa usaha yang
dilakukan. 53: An Najm: 39-41 ).
Kedua: Ayat ini secara jelas
Kaji-kalilah.
menerangkan prinsip bahawa soal berkat dan
keberkatan di dalam hidup hendaklah
dititikberatkan. Di hakikat sebarang kerja yang
dibuat bukan saja terzahirnya kejayaan tetapi
terwujudnya jua keberkatan. Di mana
terzahirnya suasana: Barang sedikit

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 409

diperbanyakkan dan barang yang kurang


dipergenapkan di wajah ceria dan gembira.
(Surah: 3: Ali Imran: 126). Fikir-fikirlah.

Maka lantaran jaminan kekayaan inilah zakat


diperkenalkan. Sedekah jariah diperkenalkan. Membantu anak
yatim dan orang dhaif diperkenalkan. Malah pemberian yang
bersifat Ataa (sumbangan untuk kebaikan) diperkenalkan di
atas kesedaran diri memperolehi kekayaan adalah kerana
pemberian Allah disamping memperakui bahawasanya di
dalam hak seseorang masih terdapatnya hak orang lain.
Dalam pada itu tidak sekali-kali dilupakan. Bahawa bagi
setiap seorang yang mempercayai Al Quran lagi
berkemampuan di sudut harta dan kewangan diseru agar
mengambil bahagian di dalam kegiatan kemasyarakatan dan
kenegaraan dengan membentuk masyarakat dan negaranya
pada empat (4) wajah keprihatinan bermasyarakat:
Pertama: Melahirkan masyarakat penyayang, dengan
mata setiap kalangan yang kaya dan berkemampuan
hendaklah menumpukan perhatian kepada nasib anak-anak
yatim dan orang-orang yang dhaif serta lain-lain kalangan
seumpamanya di hakikat terhasilnya keuntungan serampang
dua mata. Di sudut duniawi dan akhrawi.
Di hakikat teracanya Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


410 Malam Muka Dua

Liyunfiq zuusaatim minsaatihii. Waman qudira alaihi


rizquhuu Falyunfiq mimmaa aataahullah. Laa
yukallifullahu nafsan illaa maa aataahaa. Sayajalullahu
bada usrin yusraa.
Hendaklah orang-orang yang mampu memberi nafkah
mengikut kemampuannya. Barang siapa yang sempit
rezekinya, hendaklah memberi nafkah menurut yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memberati
seseorang melainkan menurut yang diberikan Allah
kepadanya. Nanti Allah memberi kemudahan sesudah
kesukaran.
Surah: 65: At Thalaaq: 7
Catitan: (Surah: 65: At Thalaaq: 7)
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah 65: At Talaaq:7) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan

Mendesignkan satu teori Al falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Quran (The Theory of Noble Quran) di
prinsip kepada empat (4) perkara:
bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi: Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia yang mampu agar menafkahkan rezeki
Kesusahan dan kesempitan
rezeki seseorang boleh diubah yang dikurniakan kepadanya mengikut
dengan sedekah di hakikat jika
kemampuannya. Di hakikat Allah akan memberi
setitik air sungai berupaya
dialirkannya ke muka lautan. Maka kemudahan dan melebihkan rezekinya. Jika
wajib hujan dari puncak gunung
perlakuan seumpama ini dilakukan olehnya.
akan melimpah dadanya
kemudian. Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu terfikir bahawa sedekah
Kaji-kajilah
boleh membawa rezeki? Tanya-tanyalah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 411

Dhabit Istilah Kedua: Ayat ini jelas menerangkan


Menerangkan Ruhul Maani prinsip bahawa adalah menjadi tanggungjawab
(Surah 65: At Talaaq:7)
pada mana-mana manusia yang
Menerangkan isyarat ruhul berkemampuan menafkahkan sebahagian dari
maani ayat kepada tiga (3) perkara:
Satu: Menerangkan istilah rezeki dan nikmat yang diperolehinya kepada
zuu saatin min saatihii di istilah kalangan manusia yang dhaif mengikut
pengertian asas kepada kekayaan itu
adalah berasaskan kepada kekayaan kemampuannya. (Di maqam: Liyat takhiza ba
hati. Di hakikat bila hati miskin. Maka dhuhum badhaa sukhriyya - Surah: 43: Az
kekayaan melaut sekali pun akan
menzahirkan sifat bakhil yang Zukhruf: 32).
bernatijahkan seseorang itu miskin Ketiga: Ayat ini secara jelas
kemanusiaannya di suasana bahaya
kebakhilan akan menerpa diri. menerangkan prinsip bahawa istilah
(Surah:47 Muhammad:38), sehingga kemampuan, bukan sahaja ditujukan kepada
keangkuhan dan sifat lupa daratan
tertumbuh pada dirinya. kalangan manusia yang kaya. Malah manusia
(Surah:36:Yasiin:47). yang miskin jua harus menafkahkan rezeki dan

Dua: Menerangkan kaitan nikmat yang diperolehinya sekadar


istilah: Liyunfiq zuu saatin min kemampuannya sebagai tanda redha dan
saatihii dengan istilah: waman qudira
alaihi rizquhuu falyunfiq mimmaa bersyukur kepada Tuhannya. Dengan natijah
aataahullah. Di makna diri yang agar dilapangkan Allah rezeki dan nikmat
miskin janganlah sekali-kali bersikap
miskin. Di natijah tunjukkanlah diri kepadanya. (Surah: 14: Ibrahim: 7)
masing-masing masih boleh berdiri Keempat: Ayat ini secara jelas
dengan keupayaan yang ada di rupa
jiwa yang kaya. Di hakikat perlunya menerangkan prinsip bahawa konsep tolong
sikap seumpama ini ditumbuhkan bagi menolong dan konsep mengambil berat kepada
meruangkan nasib diri menerima
hujan baru dari langit, di maqam: kesusahan anggota masyarakat adalah satu
sayajalallahu bada usrin yusra sikap terpuji yang perlu ditumbuhkan dengan
meskipun diri masih berwajah lopak
kecil di tengah padang. Dan mata melihat: Sesusah-susahnya diri, terdapat
sesungguhnya percayalah, lidah katak lagi orang lain yang lebih susah. Maka sedikit
dan lidah belalang akan menghasilkan
keberkatan dari setitik air di lopak diri, kesenangan yang terwujud biarlah dapat
dapat menghilangkan tekak yang dikongsi dan dirasai bersama. Lantaran itu fikir-
kehausan. (Surah:9:At Taubah:103).
Bersambung di Ms:418 fikirlah. (Surah: 90: Al Balad: 10-17).

Kedua: Melahirkan masyarakat pengembeling tenaga


dan keupayaan untuk membangun negeri dan negara dengan
menghulur sumbangan yang berbentuk cukai dan zakat di
hakikat meletakkannya sebagai satu tanggungjawab yang tidak
boleh sekali-kali diabaikan di arca ruhul maani FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


412 Malam Muka Dua

Wa aqiimussolaata wa aatuzzakaata warkauu


maarraaki iin.
Dirikanlah solat dan keluarkanlah zakat dan rukuklah
bersama orang-orang yang rukuk.
Surah: 2: Al Baqarah: 43

Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah: 43)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah). Ayat ini menerangkan arah tuju
dan ingrdient pendidikan kepada dua (2)
perkara:
Pertama: Ayat ini
ditujukan kepada manusia dengan seruan agar
manusia mengerjakan solat lima waktu dan
menunaikan zakat terhadap harta dan tanaman
apabila mencukupi haul dan nisabnya serta
berjemaah di konteks solat dan berjemaah
dalam konteks bermasyarakat.
Maka bernatijahkan
ayat di atas. Apakah anak cucu
mengamalkannya? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini
menerangkan ingredient pendidikan dalam
melihat kepentingan tiga (3) unsur penting bagi
membolehkan sesebuah masyarakat bersatu di
rupa masyarakat penyayang. Tiga unsur yang
melibatkan istilah: solat di konteks hubungan
manusia dengan Tuhannya. Melibatkan istilah:
zakat di konteks revenue pemerintah dan
sumbangan kepada ahli asnaf masyarakatnya.
Disamping melibatkan istilah: rukuk di makna
bergerak senada dengan satu wawasan. Inilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 413

tiga unsur yang akan membentuk keharmonian


di antara hamba dengan TuhanNya dan
keharmonian di antara hamba sesama
hambaNya. Fikir-fikirlah.

Ketiga: Melahirkan golongan manusia yang tahu


menggunakan harta dan kewangan sebagai punca untuk
mempermudahkan urusan agar setiap perkara yang dirancang
dan dilaksana akan berjalan dengan baik serta dirangsang
oleh kemudahan berurusan di hakikat konsep:

Inna sayakum lasyatta. Fa ammaa man ataa wattaqaa


wasaddaqa bil husnaa Fasanuyassiruhuu lil yusraa.
Sesungguhnya usaha kamu itu bermacam-macam.
Maka barang siapa yang memberi (sumbangan
kebaikan ataa) dan bertaqwa serta memperbenarkan
kebaikan (buat secara berperaturan). Maka kami
mudahkan baginya jalan yang mudah.
Surah: 92 : Al Laili: 4-7

Nota Tangan: (Surah: 92: Al Laili: 4-7)


Keterangan ayat (di sudut Al Quran mentafsir Al
Quran). Di mana ayat ini dapat diterjemahkan
sekurang-kurang pada tiga (3) sudut:
Pertama: Ayat ini secara jelas
mendefinasikan secara lanjut ayat: Surah 65: At
Talaaq: 4 dalam menerangkan cara pengarcaan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


414 Malam Muka Dua

amalan bagi menjayakan rupa istilah:


Fasanuyassiruhuu lilyusraa. (Nescaya Kami akan
dipermudahkan urusan).
Kedua: Ayat ini jua secara jelas
memperjelaskan makna istilah: Al Ardhi waasi atun
(BumiKu luas) pada ayat: Surah 29: Al Ankabbut: 56 di
makna ruhul maani: Inna sayakum lasyatta
(Sesungguhnya usaha kamu (untuk menerokai rezeki
dan nikmat) itu bermacam-macam).
Ketiga: Ayat ini juga secara jelas
memperjelaskan istilah: Fabtaghuu indallaahir rizqa
(Maka tuntutlah rezeki dari sisi Allah) pada ayat Surah
29: Al Ankabuut: 17 yang menggesa manusia agar
menuntut rezeki dan kekayaan dari Tuhannya. Lihat-
lihatlah.

Keempat: Melahirkan manusia yang bersifat prihatin


kepada diri sendiri dan masyarakat yang tahu menilik diri
sendiri. Masyarakat yang membuang sifat mementingkan diri
sendiri dengan rupa masyarakat bersifat pemurah terutama di
kala diri masing-masing menjelma menjadi orang kaya raya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 415

Ahum yaqsimuuna rahmata rabbika. Nahnu qasamnaa


bainahum maiisyatahum filhayaatid dunyaa. Wara
fanaa badhahum fauqabadhin darajaatin liyattakhiza
badhuhum badhan sukhriyya. Warahmatu rabbika
khairum mimmaa yajmauun.
Apakah mereka membahagi rahmat Tuhanmu? Kami
membahagi penghidupan mereka itu pada hidup di
dunia. Dan Kami tinggikan setengah mereka di atas
yang lain beberapa darjat, supaya mereka mengambil
yang lain sebagai pembantu. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari harta yang mereka kumpulkan.
Surah:43: Az Zukhruf: 32

Catitan: (Surah:43: Az Zukhruf: 32)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan

falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan


Penerokaan Teori Al Quran prinsip kepada empat (4) perkara:
(Surah:43: Az Zukhruf:32)
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Mendesignkan satu teori Al manusia dari golongan kaya agar
Quran (The Theory of Noble Quran) di
bidang Ekonomi dan Sains memperingatkan diri masing-masing terhadap
Kemasyaratan yang berbunyi: tanggungan sosial yang seharusnya dimainkan

Kerja menafkahkan rezeki oleh mereka. Di hakikat mereka seharusnya


kepada golongan yang sedar akan konsep: Di dalam hak terdapatnya
memerlukannya boleh dibentuk
menerusi kaedah menyediakan hak orang lain yang perlu dilunaskan sama ada
pekerjaan kepada mereka dengan menerusi memberi sedekah atau menerusi
menatijahkan terlahirnya sumber
nafkah hidup dan kehidupan. kaedah memberi pekerjaan kepada golongan
yang tidak berkemampuan di sudut ekonomi
Bincang-bincanglah.
atau kewangan.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu tergolong dari kumpulan ini
dan apakah anak cucu telah menunaikan
tanggungjawab ini? Tanya-tanyalah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


416 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah. Kedua: Ayat ini secara jelas


Menerangkan Ruhul Maani menerangkan prinsip bahawa pola-pola
(Surah:43:Az Zukhuruf:32)
kedudukan masyarakat manusia di muka bumi
Menerangkan ruhul maani di sudut ekonomi terbahagi ianya kepada dua.
ayat kepada tiga (3) perkara:
Iaitu golongan kaya dan golongan miskin. Di
Satu: Menerangkan ruhul kedudukan istilah kaya dan miskin tetap bersifat
maani ayat yang mengisyarat kepada
manusia agar bercita-cita menjadi subjektif selama-lamanya (Di maqam: Allaahu
kaya dengan memiliki harta dan yabsutur rizqa liman yasyaau min ibaadihi
kewangan bagi memboleh diri
bertindak di wajah serampang dua wayaqdirulahu - Surah: 29: Al Ankabuut: 62).
mata. Di suasana diri ditambahkan Ketiga: Ayat ini secara jelas
rezeki di samping berpeluang
mengadakan ladang dan perusahaan menerangkan prinsip bahawa terdapatnya
sendiri yang boleh memberi peluang jalinan kepentingan fitrah di antara golongan
pekerjaan kepada golongan yang
memerlukannya. Di kedudukan kaya dengan golongan miskin. Di hakikat yang
perlakuan diri seumpama ini disifatkan kaya tidak akan terserlah dan sempurna hidup
Tuhan sebagai kerja menafkahkan
rezeki yang dikurniakan olehNya. tanpa dibantu oleh golongan miskin. Maka
demikianlah pula golongan miskin tidak boleh
Dua: Menerangkan ruhul
maani yang mengisyaratkan pada menumpang rahmat tanpa bekerjasama dengan
hakikat bahawa untuk menghapus golongan kaya yang berupaya membentuk
kemiskinan adalah mustahil.
(Surah:29: Al Ankabuut:62). Lantaran peluang-peluang pekerjaan yang termampu
istilah kemiskinan adalah tetap dibuat oleh golongan miskin. Di suasana
bersifat subjective. Di mana semakin
maju sebuah negara itu dan semakin terjalinnya rupa kepentingan yang diperlukan
tingginya pula pendapatan
penduduknya. Maka semakin tinggilah oleh kedua pihak (Surah: 9: At Taubah: 103).
standard of living masyarakatnya. Di Keempat: Ayat ini secara jelas
hakikat kemiskinan tetap jua terwujud.
Justeru itu konsep mengurangkan menerangkan prinsip bahawa adalah menjadi
jurang ekonomi boleh diarcakan tugas dan tanggungjawab golongan kaya
secara langsung menerusi terbukanya
peluang pekerjaan yang dibuka oleh membentuk peluang kepada golongan miskin di
golongan kaya di wajah bilateral rupa terbukanya peluang pekerjaan bagi
interest.
membantu dan melicinkan urusan
Tiga: Menerangkan ruhul perekonomiannya. Di hakikat golongan miskin
maani yang mengisyaratkan bahawa
konsep pembahagian rahmat pada dapat pekerjaan dan golongan kaya dapat
istilah: Ahum yaqsimuuna rahmata memudahkan urusan mereka, lantaran dibantu
rabbika (Apakah mereka
membahagikan rahmat Tuhanmu?) oleh golongan miskin. Dengan yang demikian
sebagai konsep untuk mengarcakan akan tertumbuhlah perasaan hormat
rupa konsep: Ar Rahmaana wudda
(Kasih sayang Ar rahman Surah:19: menghormati di antara satu dengan lain di rupa
Maryam:96) ke dalam masyarakat penyatuan fitrah dalam memajukan manusia
setelah diri dan masyarakat
menyedari hakikat bahawa di dalam dan kemanusiaan di musim pengarcaan hidup
hak. Ada hak orang lain. (Surah:51: di muka bumi. Fikir-fikirlah, di hakikat:
Az Zariyaat:19). Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 417

Wataaawanuu alalbirri wattaqwaa Walaa


taaawanuu alal ismi wal udwaan. (Surah: 5:
Al Maidah: 2).

Di suasana dirinya sering mengingatkan dirinya


bahawa barang nikmat yang diperolehi adalah datang dari
Allah. Lalu bertekad tidak akan menggolongkan dirinya dari
kalangan orang yang mendustakan agama, lalai terhadap Allah
serta melupai asal usul kemiskinannya di hakikat:

Ara aitallazii yukazzibu biddiin. Fazaalikallazii yadu


uulyatiim. Walaa yahuddhu alaa taaamil miskiin.
Fawailul lilmusalliin allaziinahum an solaatihim
saahuun. Allaziinahum yuraa uuna wayamna uunal
maauun.
Adakah engkau melihat orang yang mendustakan
agama. Iaitu orang yang mengusir anak-anak yatim dan
tidak memberi makanan kepada orang-orang miskin.
Maka celakalah orang yang mengerjakan solat. Lalai
dari solatnya dan enggan pula menunaikan zakat (pada
harta miliknya).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


418 Malam Muka Dua

Surah: 107: Al Maauun: 1-7

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 107: Al Maauun: 1-7)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 65: At Talaaq:7) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
...Dari muka surat: 411.
falsafah): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Tiga: Menerangkan kaitan prinsip kepada dua (2) perkara:
istilah: Liyunfiq zuu saatin min
saatihii dengan istilah: Laa Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
yukallifullahu nafsan illa maa aataaha manusia agar mengetahui bahawa kerja yang
di sudut bahayanya sifat bakhil jika
diamalkan oleh manusia di arca istilah paling jelek lagi tidak bermaruah adalah kerja
waman yabkhalu fainnamaa yabkhalu mendustakan agama setelah diri beragama.
annafsihi (Barang siapa yang bakhil.
Maka bahaya kebakhilannya itu Sedang perlakuan kerja seumpama boleh
keatas dirinya - (Surah:47: terjadi di luar kesedaran diri. Satu perlakuan
Muhammad: 38). Di mana bahaya
kebakhilan itu bolehlah diterangkan yang perlu diperingatkan dari semasa ke
kepada dua (2) bahayanya: semasa. Di hakikat ianya akan menghasilkan

(i): Bahaya bakhil akan kesan buruk kepada diri pendusta dan
menerpa diri apabila munafaat dan masyarakatnya.
faedah hakiki bersedekah terhilang
dari dirinya. (Surah: 34: As Saba:39) Maka bernatijahkan ayat di atas.
Terhilangnya peluang menyuci diri Apakah anak cucu tidak memerhati diri sendiri
dengan harta sendiri (Surah:92: Al
Laili:18-20) dan terhilangnya peluang dan apakah anak cucu jua tergolong dalam
untuk diri mendapat ketenangan hati kelompok pendusta agama? Tanya-tanyalah.
yang terhasil dari doa orang yang
diberi sedekah. Di maqam: washalli Kedua: Ayat ini secara jelas
alaihim. Inna shalawaataka menerangkan prinsip bahawa seseorang itu
sakanunllahum (Surah:9:At
Taubah:103). Satu kerugian yang akan tergolong di kalangan manusia yang
dapat dilihat oleh mata yang celik dan mendustakan agama (cara dan gaya kehidupan
suatu yang tidak akan dilihat oleh
manusia buta meskipun matahari di fitrah. Apabila dirinya mengamalkan sikap pada
hadapannya. empat (4) perkara:

(ii): Bahaya bakhil akan Satu: Mengkhianati anak-anak yatim.


menerpa diri, apabila seseorang Di makna merampas hak harta yatim yang
hamba terhilang peluang untuk
meminjamkan hartanya kepada berkenaan (Di maqam: Walaa taqrabuu maalal
Tuhannya. (Surah:57:Al Hadiid:11). yatiim - Surah: 17: Al Israak: 34).
Sedangkan peluang seumpama akan
melipat gandakan darjat dan Dua: Membiarkan orang-orang miskin
keberkatan hidupnya di wajah lapar dan kebuluran di hadapan mata di
manusia yang bersifat perihatin
kepada dirinya dan masyarakatnya. kedudukan diri berupaya memberi makan
(Surah:43:Az Zukhruf:42). Dan kepada mereka (Di maqam: Walaa tahaa
sesungguhnya ingatlah, yang buta
tetap buta meskipun matahari di dhuuna alaa taaamil miskiin - Surah: 89: Al
hadapannya. Kaji-kajilah. Fajr: 17-20).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 419

Tiga: Lalai hatinya ketika mengerjakan


solat. Di hakikat mulut, hati dan fikiran gagal
untuk bersatu memberi tumpuan kepada
matlamat mendirikan solat. Di suasana tidak
terhadirnya khusuk di dalam solatnya serta
ternafinya maqam: Innii wajjahtu wajhiya
lillazii fatarassama waatiwal ardha haniifa
(Surah: 6: Al Anaam: 79).
Empat: Enggan dirinya dalam
mengeluarkan zakat. Di suasana hartanya telah
mencukupi haul dan nisabnya. Fikir-fikirlah.
(Surah: 90: Al Balad: 10-16).

Demikianlah indahnya Al Quran di sudut pengurusan


harta dan pengarcaan masyarakat yang digambarkan oleh
kalimah ayat: Wa mimmaa razaqnaa hum yunfiquun, yang
dikaitkan oleh Al Quran dalam mempercayainya di hakikat
rupa:


Wallaziina izaa anfaquu lamyusrifuu walam yaqturuu
wakaana baina zaalika qawaamaa.
Dan orang-orang yang menafkahkan (harta dan
kewangan) tanpa berlebih-lebihan dan tidak pula kikir
melainkan pertengahan di antara keduanya.
Surah: 25: Al Furqan: 67

Catitan: (Surah: 25: Al Furqan: 67)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


420 Malam Muka Dua

Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan

falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan

prinsip kepada dua (2) perkara:


Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia. Terutama kepada golongan kaya dan
golongan yang dimurahkan rezeki oleh
Tuhannya agar bertindak secara sederhana
dalam menafkahkan hartanya kepada golongan
yang memerlukannya. Di hakikat pada setiap
pemberian janganlah sekali-kali tertimbul pada
hati sikap ingin menunjuk-nunjuk di wajah
seseorang yang bersifat takabbur dan
mengada-ngada. Demikianlah pula jangan
sekali-kali terlampau kikir dan bakhil dalam
menafkahkannya.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu telah memasang sikap
bermurah hati dengan golongan yang dhaif dan
apakah anak cucu jua termasuk di kalangan
orang yang bersedekah secara mengada-
ngada? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip cara dan petua dalam
menafkahkan harta dan kewangan kepada
golongan yang digalakkan ianya dinafkahkan.
Di mana manusia yang berkemampuan
diingatkan agar tidak bersikap keterlaluan.
Sebaliknya hendaklah bersikap sederhana dan
pertengahan. Fikir-fikirlah (Surah: 2: Al
Baqarah: 254).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Allaziina yukminuuna bilghaibi wayuqiimuuna ssolaata
wamimmaa razaqnaa hum yunfiquun - (Mereka yang
mempercayai akan perkara-perkara ghaib dan mereka yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 421

mendirikan solat dan mereka yang menafkahkan sebahagian


rezeki yang Kami kurniakan kepadanya)?
Jawab: Satu kenyataan yang menggambarkan tiga (3)
perkara penting yang perlu digerakkan serentak dalam usaha
memaju diri, masyarakat dan negara. Pertama: Melaksanakan
dan menggerakkan konsep Iqra dengan mengambil langkah
menghurai rahsia Ghaib Majazi yang terselindung disebalik
bentangan zahir dari sumber-sumber natural resources
(Amsaal) khazanah rahsia alam menerusi kajian dan
penyelidikan sehingga tertumbuh dan terzahirnya rupa furqan
yang boleh digunapakai oleh masyarakat di suasana bersifat
maju dan inovatif. Kedua: Melaksana dan menggerakkan
langkah merapatkan diri dengan Tuhan agar pertolonganNya
di rupa ilham, jalan yang boleh menolong bagi tertumbuh
nampaknya bayangan furqan yang terselidung disebalik
khazanah rahsia alam. Ketiga: Melaksana dan menggerakkan
seruan mengasuh diri dan masyarakat yang berjaya
menterjemah khazanah rahsia alam serta memperolehi
kekayaan yang terhasil dari usaha dan pertolongan Tuhannya
agar membentuk rupa masyarakat penyayang dengan
membangunkan negara di suasana dipermudahkan segala
urusan. Dengan yang demikian diri, masyarakat dan negara
akan terarca maju dan dihormati oleh segenap lapisan mata
alam di wajah terzahirnya pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab sebagai Khalifah Allah di muka bumi.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 4

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


422 Malam Muka Dua

Wallaziina yukminuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzilamin


qablika Wabil aakhirati hum yuuqinuun.
Dan mereka yang percaya kepada barang (kitab) yang
diturunkan kepada engkau dan barang (kitab) yang diturunkan
sebelum engkau sedangkan mereka itu yakin dengan
terwujudnya hari akhirat - Al Baqarah: 4.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wallazzina yuminuuna bimaa unzila ilaika - (Dan mereka
yang percaya kepada barang (kitab) yang diturunkan kepada
engkau) di hakikat kaitannya dengan sikap seseorang manusia
untuk mempercayai Al Quran?
Jawab: Ini adalah satu kenyataan yang didhomirkan
kepada Al Quran. Satu kenyataan penting yang berwajah
pengiktirafan tentang kerasulan Nabi Muhammad s.a.w. Satu
kenyataan penting yang memperakui bahawa Al Quran adalah
sebuah kitab yang diturunkan oleh Allah kepadanya di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 423

Qul anzalahul lazii yalamus sirra fissamaawati wal


ardhi. Innahu kaana ghafuurar rahiimaa.
Katakanlah: Al Quran ini diturunkan oleh yang Maha
mengetahui rahsia di langit dan di bumi. Sesungguhnya
Dialah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Surah: 25: Al Furqan: 6

Catitan: (Surah: 25: Al Furqan: 6)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini menerangkan arah tuju dan
ingredient pendidikan kepada manusia yang
dapat dilihat pada empat (4) sudut:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:25: Al Furqan:6) manusia agar mereka mengetahui bahawa Al
Quran itu bukan sebarangan kitab. Ianya kitab
Mendesignkan satu teori
Al Quran (The Theory of Noble yang sengaja disediakan oleh Tuhannya bagi
Quran) di bidang Sains Pendidikan memenuhi kehendak janjinya tentang persoalan
dan Sains Kerohanian yang
berbunyi: petunjuk dan pengajaranNya kepada
hambaNya di muka bumi (Di maqam: Fa
Membaca Al Quran bermakna
menggali rahsia langit dan bumi immaa yatiyannakum minnii hudaa. Faman
dan mengiqrakkan Al Quran tabia hudaaya falaa khaufun alaihim
bermakna menzahirkan rupa
furqan kebesaran ilahi. walaahum yahzanuun - Surah: 2: Al Baqarah:
38). Di hakikat seseorang manusia itu tidak
Bincang-bincanglah.
akan sesat. Jika Al Quran menjadi
penyuluhnya.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah di masa ini anak cucu telah menjadikan
Al Quran sebagai penyuluh hidup dan apakah
sanggup anak cucu jadikan sebuah kitab yang
teragung ini sebagai perhiasan di almari?
Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan kepada manusia tentang
kecanggihan Al Quran. Di mana di dalamnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


424 Malam Muka Dua

tersimpan unsur-unsur pendedahan rahsia di


langit dan di bumi (Di maqam: Wa innahuu fii
ummil kitaabi ladainaa laaliyyun hakiim -
Surah: 43: Az Zukhruf: 4). Lantaran ianya di
wujud dan diturunkan oleh Tuhan yang Maha
Mengetahui rahsia di langit dan di bumi.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan isyarat seruan Allah Taala agar
manusia berpegang dengan Al Quran. Lantaran
Al Quran berupaya menzahir dan meletakkan
manusia di atas jalan yang lurus serta
meletakkan umat Junjungan Muhammad s.a.w
di tangga kemuliaan di sisi mata dunia dan di
sisi mata Tuhan sekelian alam. (Di maqam: Wa
innahuu lazikrullaka waliqaumika
wasaufatus aluun. Surah:43: Al Zukhruf:43-
44).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan kepada manusia tentang peluang
yang terbentuk dan dibentuk oleh Tuhannya. Di
hakikat jika seseorang manusia itu menghadapi
sebarang masalah dalam menyerlahkan rupa
furqan dari khazanah rahsia alam. Maka adalah
menjadi hak kepada manusia tersebut
bermohon petunjuk dan pertolongan dari
Tuhannya (Di maqam: Iyyaakanabuduu
waiyyaaka nastaiin Ihdinasshiraatal
mustaqiim - Surah: 1: Al Fatihah: 5-7). Di
suasana Tuhannya pula bersikap terbuka untuk
mengampuni hambaNya. Jika satu-satu
kesalahan berlaku terhadapNya (Surah: 39: Az
Zumar: 53). Fikir-fikirlah.

pada kenyataan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 425

Wamaa yantiqu anilhawaa inhuwa illa wahyun yuuhaa.


Tiadalah berbicara menurut hawa nafsunya (kecuali)
wahyu yang diwahyukan kepadanya.
Surah: 53: An Najm: 3-4

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah: 53: An Najm: 3-4)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:53:An Najm:3-4)
dan hikmah). Ayat ini menerangkan arah tuju
Menerangkan isyarat ruhul
dan ingredient pendidikan kepada empat (4)
maani ayat kepada dua (2) perkara:
perkara:
Satu: Menerangkan ruhul
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
maani istilah: Wamaa yantiqu anil
hawaa. Inhuwa illaa wahyun yuuhaa manusia agar mereka menerima hakikat
pada menggambar sikap Junjungan
bahawa Junjungan Besar Muhammad s.a.w
Besar Muhammad s.a.w sering
menggunakan ayat-ayat Al Quran tidak akan meluahkan sebarang kata kecuali
sebagai nas dan dalil di dalam mana-
berpandukan wahyu yang dikurniakan oleh
mana percakapan baginda.
Tuhannya. Di makna pada setiap kata-katanya
Satu ruhul maani ayat yang
adalah kebenaran, hak dan kejituan.
mengisyaratkan kepada manusia
terutama kepada umat Islam agar Maka bernatijahkan ayat di atas.
mengguna pakai ayat-ayat Al Quran
Apakah anak cucu masih lagi sanggup
sebagai dalil dan sebagai nas qatai
pada mana-mana percakapan yang membiarkan diri akan cucu mengabaikan Al
dibuat olehnya. Sama ada di dalam
Quran dan apakah anak cucu tidak terasa rugi.
perbincangan atau di dalam mana-
mana penulisan. Satu pendekatan Jika Al Quran tidak dimunafaatkan?
percakapan atau penulisan yang akan
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
melahirkan keyakinan qatai kepada
para pendengar dan kepada manusia agar mengetahui bahawa Al Quran itu
pembaca.
adalah wahyu dari Tuhan semesta alam.
Dua: Menerangkan ruhul (Surah: 6: Al An aam: 155). Maka ikutlah
maani pada isyaratkan bahawa Al
didikan Junjungan Nabi Muhammad s.a.w.
Quran itu adalah sumber literature
dan sumber dalil-nas yang sahih lagi kerana setiap yang ada di dalam Al Quran itu
tidak meragukan. (Surah:2: Al
adalah kebenaran. (Di maqam: Laqad kaana
Baqarah:2). Malah di masa yang
sama ianya memberi petunjuk kepada lakum fii rasullillahi uswah - Surah: 33: Al
manusia di sifat rahmatnya.
Ahzaab: 21) dan (Di maqam: Qaaluu haazaa
Kaji-kajilah. maa wa adnallahu warasuuluh.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


426 Malam Muka Dua

Wasadaqallahu warasuuluhu Surah: 33: Al


Ahzaab: 22).
Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar mengetahui bahawa pada setiap
pertuturan yang terkeluar dari lidah Junjungan
Penerokaan Teori Al Quran Nabi Muhammad s.a.w itu adalah kebenaran.
(Surah:53: An Najm:3-4)
Baginda tidak akan memperkatakan sesuatu
Mendesignkan satu teori Al kecuali dengan kebenaran dan kewarasan
Quran (The Theory of Noble Quran) di
bidang Sains Pendidikan yang berasaskan wahyu yang diterimanya dari Tuhan
berbunyi: semesta alam. (Surah: 68: Al Qalam: 1-7)

Setiap percakapan dan Keempat: Ayat ini secara jelas


penulisan akan bersifat kebenaran mendidik manusia agar mengetahui bahawa
qatai apabila ianya dilandaskan
dengan wahyu. pada setiap patah perkataan yang terzahir dari
lidah Junjungan Muhammad s.a.w itu terarahlah
Bincang-binacnglah.
Di hakikat kebenaran akan terlahir. ianya kepada petunjuk, pengajaran, peringatan
Jika percakapan dan penulisan dan nikmat di wajah terzahirnya rahmat kepada
dilandaskan dengan Al Quran.
sekelian alam (Surah:21: Al Anbiyaak:107).
Fikir-fikirlah di hakikat bertuahnya diri kita di
musim ini dapat menjadi umatnya. Maka
berselawatlah ke atasnya: Allahumma sallialaa
sayyidinaa Muhammad.

Kemudian ditulis di atas titahNya di hakikat:

Haaza kitaabunaa yantiqu alaikum bil haq. Innaa


kunnaa nastansikhuu maa kuntum tamaluun.
Inilah kitab yang Kami menerangkan kepada kamu
kebenaran. Sesungguhnya Kami telah menitahkan agar

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 427

ianya ditulis akan apa-apa yang kamu kerjakan (wahyu


yang diterima).
Surah: 45: Al Jaatsiyah: 29

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah: 45: Al Jaatsiyah: 29)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:45: Al Jaatsiyah:29)
dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
Menerangkan isyarat ruhul dan mendidik manusia agar memahami dan
maani ayat yang dimubalaghahkan
pengertian impak maknanya kepada menerima hakikat pada dua (2) perkara:
tiga (3) perkara: Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Satu: Menerangkan ruhul manusia agar mereka mengetahui bahawa Al
maani istilah ayat: Innaakunnaa Quran yang diterima oleh Nabi Muhammad
nastansikhuu maakuntum tamaluun.
yang mengisyaratkan kepada s.a.w telah diperentahkan oleh Allah Taala
manusia terutama kepada golongan menjadikannya dirupa sebuah kitab yang
para cendikiawan agar mencatit dan
membukukan secara tersusun pada lengkap, tersusun lagi kemas selaras dengan
setiap butiran kebenaran yang kehendakNya.
berwajah ilmu agar butiran kebenaran
yang dilhamkan oleh Tuhan semesta Maka bernatijahkan ayat di atas.
alam itu tidak hilang dari simpanan Apakah Al Quran yang sebegitu rupa dengan
khazanah ilmu manusia.
Dua: Menerangkan ruhul kecanggihannya tidak lagi berjaya menarik
maani isyarat istilah ayat: minat anak cucu untuk meng-iqrak-kannya?
Haazaakitaabunaa yantiqualaikum
bilhaqqi di makna bahawa pada setiap Tanya-tanyalah.
yang dikata buku dan benar benar Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
bersifat sebuah buku. Maka buku
tersebut mestilah memenuhi dua (2) manusia agar menerima hakikat bahawa Al
syaratnya: Quran itu adalah sebuah kitab yang disusun
(i): Terlahir padanya ilmu
dan kebenaran. Di hakikat sebarang dari kumpulan wahyu yang diterima oleh
buku yang tidak mengandungi ilmu Junjungan Muhammad s.a.w. di wajah sebuah
dan kebenaran. Maka ianya tidak
boleh sekali-kali di kata buku (Kitab). kebenaran yang tiada keraguan padanya (Di
(ii): Penulisan terhadap maqam: Zaalikal kitabul laa raibafiih - Surah:
sebarang butiran ilmu dan kebenaran
yang ditulis hendak disusun mengikut 2: Al Baqarah: 2).
halaman yang tersusun agar ianya Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
mudah untuk dibaca oleh para
pembacanya. (Surah:52: At Thur:2-3). manusia agar mengetahui bahawa proses
Tiga: Menerangkan ruhul penyusunan dan cara kaedah penyusunan
maani isyarat istilah: Yantiqualaikum
bilhaqqi di makna bahawa sebaik-baik ayat-ayat wahyu yang diterima oleh Junjungan
penulisan itu adalah sebuah penulisan Muhammad s.a.w yang dibuat oleh Nabi
yang terlahir dari Ilham baik Allah
s.w.t, samada terlahir dari ilham Muhammad s.a.w bersama para sahabatnya
penyelidikan atau melalui ilham Ilmu (Pakar penyusun wahyu) dilakukan oleh mereka
Laduni. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Kaji-kajilah.
428 Malam Muka Dua

di bawah pengawasan Allah Taala


sepenuhnya. Di makna kaedah yang dibuat
berasaskan kaedah yang dipantau selia oleh
Junjungan berpandukan tatacara yang
dikehendaki oleh Tuhannya (Di maqam: Wa
kitaabin mastuur Fii raqqim mansyuur -
Surah: 52: At Thur: 2-3). Fikir-fikirlah.

Akhirnya terzahirlah sebuah kitab yang ditulis dan


tersusun dengan halaman tulisan yang terang. Di hakikat
FirmanNya:

Wa kitaabin mastuur. Fii raqqin mansyuur.


Demi kitab yang tertulis tulisannya. Pada halaman-
halaman yang ternyata (tulisannya).
Surah: 52: At Thur: 2-3

Catitan: (Surah: 52: At Thur: 2-3)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
dan didikan kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia dengan mengisytiharkan kepada
manusia bahawa Al Quran yang diturunkan
secara beransur-ansur kepada Junjungan
Besar Muhamd s.a.w diperintahkan oleh Allah
Taala agar ianya dibukukan (Di maqam: Innaa
kunnaa nastansikhu maa kuntum tamaluun
- Surah: 45: Al Jaatsiyah: 29 secara teratur
dengan halaman yang nyata.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 429

Maka bernatijahkan ayat di atas.


Apakah anak cucu merasai bahawa kitab Al
Quran tidak disusun dengan baik oleh penulis
Al Quran? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar menerima hakikat bahawa Al
Quran adalah sebuah kitab yang diwujudkan
dari susunan kumpulan ayat-ayat wahyu yang
diterima oleh Junjungan Muhammad s.a.w. (Di
maqam: Wabil haqqi anzalnaahu wabil haqqi
nazala - Surah: 17: Al Israak: 105-107). Sebuah
kitab yang disusun sebegitu rapi dengan
olahannya yang tersendiri sehingga
keberkatannya, keberkesanan didikannya serta
hikmah dan rahsia furqannya dapat dinikmati
dan dicungkil di wajah keagungannya sebagai
Al Furqan dan Ummul kitab (Di maqam:
Ladainaa laaliyyun hakiim - Surah: 43: Al
Zukhruf: 4). Fikir-fikirlah.

Di rupa menjadikannya sebagai punca penjanaan


furqan (rupa perubahan dan pembaharuan) yang berupaya
merubah rupa dan warna tamaddun manusia ke arah yang
lebih gemilang di wajah:

Tabaarakallazii nazzalal Furqana alaa abdihii liyakuuna


lil aalamiina naziira.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


430 Malam Muka Dua

Maha suci Tuhan yang menurunkan Furqan kepada


hambaNya supaya ianya memberi peringatan kepada
seluruh alam.
Surah: 25: Al Furqan: 1
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 25: Al Furqan:1)
Catitan: (Surah: 25: Al Furqan: 1)
Menerangkan tamsiliah Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
ayat yang membawa makna pada
dua (2) perkara: dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
dan mendidik manusia agar mengetahui pada
Satu: Menerangkan istilah:
Nazzalal furqan (Menurunkan tiga (3) perkara:
furqan) di wajah kekuatan. Di makna Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Islam bukannya maju. Tetapi
majunya Islam kerana Al Quran seluruh manusia agar mengetahui bahawa Al
dan majunya Islam kerana furqan Quran diturunkan bagi digunapakai oleh seluruh
yang ada pada Al Quran. Satu
peringatan kepada pemahaman manusia. Satu kitab fitrah yang memberi
yang ada. Ini bermakna jika Islam peringatan kepada seluruh alam.
tidak menggunakan Al Quran. Tetapi
menggunakan sumber-sumber lain Maka bernatijahkan ayat di atas.
dari Al Quran. Maka sudah tentulah Apakah anak cucu tidak mahu mengambil
Islam yang ada tidak lagi berwajah
agama yang bersifat agama di kesempatan yang ada dengan harapan faedah
sisiNya seperti yang disifatkan oleh dan munafaat darinya diperolehi oleh diri
Allah Taala. (Surah:5: Al Maidah:3).
Justeru itu janganlah diharapkan sendiri? Tanya-tanyalah.
Islam akan maju. Jika Islam Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
meninggalkan Al Quran serta
mengabaikan mata dari melihat manusia agar mengetahui bahawa di dalam
furqan yang tersimpan padanya. ayat-ayat Al Quran itu tersimpannya rahsia

Dua: Menerangkan makna furqan yang bersifat: Bashaairah. Satu sifat


istilah: Liyakuuna lil aalamiina ayat yang perlu digali, dihurai dan diterokai oleh
naziira (Bagi dijadikan peringatan
kepada seluruh alam) di wajah manusia (Di maqam: Litujzaa kullu nafsim
universal. Di hakikat ternyata bimaa kasabat - Surah: 45: Al Jaatsiyah: 20-
bahawa Al Quran bukannya millik
agama Islam. Tetapi Islam itu 22) agar rupa furqan yang tersirat dapat
adalah milik Al Quran. Justeru itu digunapakai sepenuhnya oleh manusia sejagat.
Islam wajib tertakluk kepada Al
Quran dan Islam kena mematuhi Al Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
Quran. Sebaliknya jika Islam tidak manusia di gambaran peringatan pada dua (2)
mengguna pakai Al Quran atau
meninggalkan Al Quran. Maka Islam sudut. Satu: Peringatan tentang kewujudan
yang ada tidak lagi berwajah agama. furqan (Surah: 6: Al Anaam: 104). Dua:
(Surah:25: Al Furqan:30). Justeru itu
janganlah dikatakan Islam itu Peringatan tentang akibat buruk dan baik yang
agama. Jika islam meninggalkan Al perlu dilihat dan diperhatikan oleh manusia
Quran dan mengabaikan furqan
yang tersimpan padanya. (Surah:47 (Surah: 5: Al Maidah: 100). Fikir-fikirlah.
Muhammad:24). Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 431

Sesungguhnya kenyataan seperti ini penting dijadikan


syarat kepada seseorang di kala dirinya membaca dan ingin
mempercayai Al Quran. Lantaran sejarah telah membuktikan
terlahirnya ejekan, perli dan cerca dilakukan oleh manusia-
manusia yang berkeraguan terhadap Al Quran di hakikat
gambaran Allah Taala di dalam beberapa peristiwa di musim
yang lalu:

Waqaalallaziina kafaruu inhaazaa illa ifkunif taraahu wa


a aanahuu alaihi qaumun aakharuun. Faqadjaa uu
zulman wazuuraa.
Berkatalah orang-orang kafir: (Quran) ini tidak lain
hanya semata-mata bohong yang diada-adakan dan
dibantu oleh kaum yang lain. Sesungguhnya merekalah
yang mendatangkan keaniayaan dan kebohongan.
Surah: 25: Al Furqan: 4

Catitan: (Surah: 25: Al Furqan: 4)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
dan ingredient pendidikan kepada dua (2)
perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mereka mengetahui terwujudnya
di kalangan manusia yang tidak mempercayai
Al Quran. Mereka mengatakan Al Quran adalah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


432 Malam Muka Dua

sebuah kitab rekaan Muhammad s.a.w dengan


bantuan pihak-pihak tertentu untuk
membohongi manusia. Sedangkan bagi orang-
orang beriman tetap percaya bahawa ianya
datang dari Tuhan semesta alam.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu jua akan membiarkan Al
Quran seumpama orang yang mengingkarinya
di suasana Al Quran yang ada di tangan di
wajahkan bagai memegang sebuah kitab cerita
dongeng? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar mengerti istilah membohongi Al
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:25: Al Furqan:4) Quran yang dapat dilihat pada dua (2) sudut:
Satu: Mengenal istilah membohongi
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) di dan menolak terhadap Al Quran di sudut
bidang Sains Pendidikan yang conventional rejection. Di makna tidak
berbunyi:
mempercayai ayat-ayat yang terdapat pada Al
Kebenaran bukan suatu yang Quran sebagai satu punca kebenaran yang
boleh direka kerana ianya lahir dari
bukti dan cahaya ketuhanan yang didatangkan oleh Tuhan semesta alam melalui
terkeluar dari daya pemikiran. Junjungan Muhammad s.a.w. seperti mana
Bincang-binacnglah. yang ditunjukkan oleh kaum musyrikin (Di taraf:
Waqaaluu asaatiirul awwaliin Surah: 25: Al
Furqan: 5) di zaman awal kebangkitan Islam.
Dua: Mengenal istilah membohongi Al
Quran di sudut contemporary rejection. Di
wajah perlakuan menolak terhadap Al Quran di
wajah pattern yang baru. Di makna terdapatnya
sikap manusia yang mempercayai dan
berpegang kepada Al Quran tetapi tidak cuba
menggali rupa kelebihan dan furqan yang
terdapat di dalam Al Quran. Sedangkan Al
Quran telah dipermudahkan oleh Allah bagi
manusia menggalinya (Di maqam: Walaqad
yassarnaal Quraana lizzikri - Surah: 54: Al
Qamar: 17). Di hakikat terjelmanya kedudukan
di suasana manusia yang lapar akan terus

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 433

kebuluran. Jika nasi yang dihidangkan


kepadanya tidak dimakan dan ditelan. Fikir-
fikirlah.

Dan diceritakanNya lagi:

Waqaaluu asaatiirul awwaliina. Iktatabahaa fahiya


tumlaa alaihi bukratan wa asiila.
Mereka berkata: (Quran ini adalah) khabar-khabar
dongeng orang-orang dahulu kala yang ditulis (oleh
Muhammad) dan dibacakan orang padanya pagi dan
petang.
Surah: 25: Al Furqan: 5

Catitan: (Surah: 25: Al Furqan: 5)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
dan mendidik manusia kepada dua (2) perkara:
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar mengenal istilah dongeng dan
sifat perlakuan mendongengkan Al Quran yang
dapat diterjemahkan pada dua (2) sudut:
Satu: Mengenal istilah dongeng dan
mendongengkan Al Quran seperti yang
ditunjukkan oleh mulut dan perbuatan kaum
musyrikin di zaman awal kebangkitan Islam dan
Al Quran.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


434 Malam Muka Dua

Dua: Mengenal istilah dongeng dan


mendongeng Al Quran di rupa perlakuan
dongeng mendongeng pada kaca mata baru. Di
mana Al Quran yang dibaca pagi dan petang di
baca bagai membaca sebuah buku cerita
dongeng dengan hati masing-masing tertarik
dengan cerita yang disampaikan. Tanpa diri
tersedar cara dan kaedah membaca seumpama
tidak akan menzahirkan rupa furqan yang
sepatutnya terserlah dari Al Furqan yang
dibaca. Demikianlah terzahirnya sikap umat
berzaman terhadap Al Quran. Oleh itu fikir-
fikirlah di hakikat Al Quran itu bukanlah sekali-
kali bertaraf cerita buku Pak Pandir. Tetapi
ianya Al Quran yang bersifat Al Furqan.

Lalu diriwayatkanNya lagi:

Walau nazzalnaa alaika kitaaban fii qirtaasin


falamasuuhu bi aidiihim laqaalallazzina kafaruu Inhazaa
illa sihrummubiin.
Dan jikalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas
kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan
tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu
berkata: Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
Surah: 6: Al Anaam: 7

Catitan: (Surah: 6: Al Anaam: 7)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 435

Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan


dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
dan ingredient didikan kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mengetahui bahawa terwujudnya
sikap manusia yang tetap berdalih dalam
menerima unsur-unsur pembaharuan. Sifat
berdalih yang akan membantut kelancaran
proses pembaharuan yang hendak dilakukan
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:6: Al Anaam:7) oleh pihak berkesedaran. Maka demikianlah
apa yang berlaku terhadap wawasan Al Quran
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) di di zaman awalnya yang sepatutnya menjadi
bidang Sains Pendidikan yang
sempadan kepada manusia kemudian.
berbunyi:
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Setiap penolakan terhadap
Apakah sikap yang sama masih terselit di hati
kedatangan kebenaran atau
peluang berasaskan helah dan anak cucu ketika berdepan dengan unsur-unsur
dalih akan menatijahkan
pembaharuan? Tanya-tanyalah.
kehampaan dalam kehidupan.
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
Bincang-binacnglah.
manusia agar mengenal sikap manusia tentang
payahnya mereka dalam menerima unsur-unsur
pembaharuan. Dalih demi dalih diutarakan
dengan niat perubahan yang ingin
diperkenalkan oleh pihak-pihak berkesedaran
tidak menjadi. Halangan demi halangan direka
dan dicipta bagi melemahkan semangat
pembaharuan yang cuba diperkenalkan (Surah:
9: At Taubah: 32). Demikianlah sikap yang perlu
diperbetulkan. Jika diri dan masyarakat ingin
kepada perubahan dan pembaharuan. Fikir-
fikirlah.

Sementara itu bagi orang yang beriman. Mereka tetap


berpendirian mempercayainya di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


436 Malam Muka Dua

Wa aamanuu bimaa nuzzila alaa Muhammadin.


Wahuwal haqqu mirrabbihim. Kaffara anhum sayyi
aatihim wa aslaha baalahum.
Dan mereka percaya kepada apa yang diturunkan
kepada Muhammad di hakikat ianya benar-benar dari
Tuhan mereka yang mengampuni kesalahan mereka
dan memperbaiki hal keadaan (kehidupan) mereka.
Surah: 47: Muhammad: 2

Catitan: (Surah: 47: Muhammad: 2)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah:47: Muhammad:2)
dan hikmah). Ayat ini menerangkan arah tuju
Menerangkan isyarat ruhul dan mendidik manusia kepada tiga (3) perkara:
maani ayat kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
Satu: Menerangkan ruhul manusia yang ingin memperbaikkan taraf
maani ayat yang mengisyaratkan
kehidupan dan tamaddun hidupnya. Dengan
bahawa setiap umat Muhammad
s.a.w haruslah berpegang kepada Al mempercayai dan menggunapakai didikan Al
Quran dan jangan sekali-kali
Quran yang diturunkan kepada Nabi
meninggalkan Al Quran.
Muhammad s.a.w. Disamping dirinya sentiasa
Di hakikat memperakukan
mengharap pengampunan Tuhannya.
sesuatu yang tidak berasaskan
kepada Al Quran sebagai sumber Maka bernatijahkan ayat di atas.
akidah atau menjadikan sesuatu yang
Apakah anak cucu tidak terpingin untuk maju
tidak berkait secara langsung dengan
Al Quran sebagai sumber akidah. bersama Al Quran dan kenapakah anak cucu
Maka jadilah akidah yang dipegang
tidak bertindak ke arahnya? Tanya-tanyalah.
itu satu akidah yang palsu lagi batil.
Satu kebatilan yang perlu dihindar dan Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
dijauhi dan muktamad.
manusia agar mengetahui bahawa Al Quran
Sebelah. yang diturunkan kepada Junjungan Muhammad
s.a.w adalah datangnya dari Tuhan semesta
Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 437

Dhabit Istilah alam. Sebuah kitab yang berupaya


Menerangkan Ruhul Maani mengarcakan kelebihannya pada dua (2):
(Surah:47: Muhammad:2)
....Sambungan. Satu: Menunjuk jalan bagaimana cara
dan peraturan agar Allah Taala memotong
Dua: Menerangkan ruhul
maani ayat yang mengisyaratkan senarai kesalahan manusia dan mengampuni
kepada satu kenyataan bahawa akan segala kesalahan yang dilakukan oleh
terwujud di suatu ketika di mana umat
Muhammad akan meninggalkan Al hambaNya.
Quran di suasana agama ketika itu Dua: Menunjuk cara dan petua
menjadikan barang asing dari Al
Quran sebagai sumber akidah utama bagaimana manusia boleh mengubah nasibnya
mereka dalam beragama. (Surah:25: di muka bumi serta memajukan dirinya,
Al Furqan:30).
Sedangkan pada hakikat masyarakat dan negaranya di wajah bangsa
sebenarnya Junjungan Nabi yang maju lagi bermaruah berasaskan hukum
Muhammad s.a.w sendiri pun tetap
tertakluk dengan Al Quran. (Surah:6: dan furqan. Disamping mengelakkan manusia
Al Anaam:106). Di makna baginda jua terjerumus ke lembah Iblis dan syaitan. (Surah:
tidak boleh sekali-kali meninggalkan
Al Quran yang diturunkan oleh Tuhan 43: Al Zukhruf: 36).
kepadanya. Malah di sebalik itu Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
baginda diperintahkan oleh Tuhan
agar menegakkan kehendak Al Quran manusia tentang sikap positif yang ditunjukkan
sebagai tunggak matlamat dirinya oleh manusia-manusia yang tahu untuk maju.
diutuskan bagi menzahirkan rahmat
kepada seluruh alam berpandukan Al Tahu untuk berubah. Di mana mereka berjaya
Quran. (Surah:10:Yunus:108 -109 melihat unsur-unsur perubahan yang dibentang

Sesungguhnya langkah akan membolehkan berlakunya perubahan


meningalkan Al Quran dengan terhadap nasib dirinya dan masyarakatnya.
membanyak sumber lain diperkenal
dan diguna pakai sebagai bahan Satu sikap positif yang perlu ditanam dan
sumber kepada agama akan disuburkan pada setiap bangsa yang ingin
membuat agama yang dianuti bukan
lagi agama. maju. (Surah: 33: Al Ahzaab: 21). Maka fikir-
fikirlah, di hakikat Al Quran itu adalah sebuah
Kaji-kajilah
kitab dari Tuhan semesta alam yang bersifat
Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah ayat:


wamaa unzilamin qablika (Dan barang (kitab) yang
diturunkan sebelum engkau) di hakikat kaitannya dengan sikap
seseorang manusia untuk mempercayai Al Quran?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


438 Malam Muka Dua

Jawab: Satu kenyataan bahawa Al Quran mengiktiraf


kitab-kitab yang diturunkan kepada para-para rasul yang
terdahulu dari Nabi Muhammad di hakikat:

Wahaazaa kitaabun anzalnaahu mubaarakum


musaddiqul lazii baina yadaihi.
Inilah kitab yang kami turunkan lagi diberkati dan
membenarkan (kitab) di hadapannya.
Surah: 6: Al Anaam: 92

Catitan: (Surah: 6: Al An aam: 92)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar mengenali Al Quran sebagai
sebuah kitab yang penuh dengan keberkatan.
Sebuah kitab yang mengiktiraf kebenaran dan
kejituan kitab-kitab Allah sebelumnya (Surah: 2:
Al Baqarah: 4) Di mana tidak akan sempurna
keimanan seseorang itu. Jika menolaknya.
Maka fikir-fikirlah.

Satu kenyataan yang mendhomirkannya kepada kitab


Taurat, Injil dan Zabur yang diturunkan kepada Nabi Musa,
Nabi Isa dan Nabi Daud dan Suhuf yang diturunkan kepada
Nabi Ibrahim a.s.
Satu kenyataan yang membuktikan Al Quran tetap
menggunakan asas-asas literature (ibrah) dalam
memperlengkapkannya. Agar huraian dan keterangan yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 439

dibuat oleh Al Quran lebih lengkap kejituannya. Apabila ianya


disandarkan kepada kenyataan-kenyataan yang dibuat oleh
kitab-kitab lain sebelumnya atau menerima mana-mana fakta
ingredient yang tidak ternyata di dalam Al Quran:

Walaqad anzalnaa ilaikum aayaatin mubayyinaatin.


Wamathalan minal laziina khalau min qablikum
wamauizatal lilmuttaqiin.
Sesungguhnya telah Kami turunkan kepadamu
beberapa ayat yang terang dan contoh tauladan dari
orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan
pengajaran bagi orang-orang yang taqwa.
Surah: 24: An Nur: 34

Catitan: (Surah: 24: An Nur: 34)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
dan mendidik manusia kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mereka mengerti peranan sejarah
dalam konteks pembangunan dan kemajuan
tamaddun manusia di muka bumi. Di hakikat
perbandingan kemajuan tamaddun dahulu dan
peristiwa dahulu boleh dijadikan iktibar kepada
manusia sekarang untuk memperbaiki taraf
yang ada ke satu taraf yang lebih baik dan
terbaik.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


440 Malam Muka Dua

Maka bernatijahkan ayat di atas.


Apakah anak cucu telah membuat
perbandingan taraf kehidupan ayah bonda
dahulu dengan taraf kehidupan yang sedang
dinikmati oleh anak cuci kini dan pernahkan
tertimbul di hati untuk memperbaikinya agar
rekod kekurangan yang lalu dapat dipecahkan?
Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia agar mengetahui bahawa pengajaran
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah 2: Al Baqarah:16) Al Quran itu di asaskan kepada dua (2) unsur:
Satu: Pengajaran Al Quran
Mendesignkan satu teori
Al Quran (The Theory of Noble berasaskan kepada ayat-ayat yang
Quran) di bidang Sains Pendidikan mengandungi furqan di rupa terzahirnya unsur-
dan Sains Kerohanian yang
berbunyi: unsur perubahan dan pembaharuan untuk
digunapakai oleh manusia di wajah: New
Kisah orang terdahulu dan
kenyataan kebenaran adalah Pattern of living. Satu bentuk kehidupan di
pemangkin kepada kemajuan. gambaran Contemporary lifestyle yang boleh
Demikanlah Al Quran dibentuk
dari kedua-duanya. memajukan manusia di dalam mengarca
tamaddun kehidupannya di muka bumi
Bincang-bincanglah.
(Surah:93: Adh Dhuhaa: 4-5)
Dua: Pengajaran Al Quran berasaskan
kepada konsep menggalakkan manusia melihat
manusia berasaskan konsep: Literature. Satu
asas yang membolehkan manusia
mentauladani atau membuat perbandingan
(Surah: 12: Yusuf: 111). Lalu mengarahkan
manusia ke arah yang lebih maju dari hari ke
hari di dalam kehidupannya di muka bumi.
Maka fikir-fikirlah.

Satu kenyataan menggalakkan umat Islam membuat


rujukan, perbandingan dan mengutip mana-mana unsur
kelebihan yang ada pada kitab-kitab lain. Inilah satu kenyataan
membuktikan terbukanya cara berakliah dan cara berilmu.
Satu sikap yang tidak sekali-kali mengamalkan ilmu tertutup

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 441

atau ilmu yang bersifat retorik di bawah tempurung di hakikat


katak berbangga dengan lubang tempurung sendiri yang
dianggap olehnya secerah dan sebesar matahari yang
sebenar.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah ayat:


Wabil aakhiratihum yuuqinuun - (Sedangkan mereka itu yakin
dengan terwujudnya hari akhirat) di hakikat kaitannya dengan
sikap seseorang manusia untuk mempercayai Al Quran?
Jawab: Satu kenyataan membayangkan tentang
pentingnya persoalan masa depan (future) diperbincangkan.
Satu kenyataan yang memperjelaskan bahawa persoalan
masa depan bukan sekali-kali boleh dilihat secara sambil lewa.
Satu hakikat yang membayangkan bahawa Al Quran bukan
sahaja mencelikkan mata setakat melihat dan menentukan
nasib hidup semasa di dunia sahaja. Tetapi Al Quran lebih jauh
dari itu. Malah soal hari kiamat, hari kebangkitan, hari mahsyar
dan hari akhirat diperbincangkannya termasuklah soal bekalan
dan persiapan untuk ke arahnya. Demikian jauhnya Al Quran
dalam melihat masa hadapan di isyarat agar manusia
berfikiran terbuka dengan matanya melihat kehadapan.
Sesungguhnya di dalam Al Quran itu teramat banyak perkara-
perkara seumpama dibincangkan di taraf mata cendekiawan
Ulul Absar :

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


442 Malam Muka Dua

Inna fii zaalika laibratal li ulil absaar.


Sesungguhnya pada yang demikianlah itu menjadi ibrah
(The ingredient of knowledge) bagi Ulul Absar (Orang
yang berpandangan jauh).
Surah: 24: An Nur: 44

Catitan: (Surah: 24: An Nur: 44)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas mendidik
manusia tentang pentingnya taraf: Ulul Absar
dimiliki oleh manusia. Lantaran kepentingannya
dalam menterjemahkan satu-satu perkara yang
bersifat: Ibrah. Di hakikat orang di taraf Ulul
Absar sahajalah yang berupaya menterjemah
dan menghurai sesuatu yang bersifat Ibrah.
Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat mantiq bukan
sahaja diperlukan bagi menghurai satu-satu
kenyataan ayat tetapi ianya jua tetap di
perlukan pada menghurai rupa furqan yang
terwujud pada satu-satu kejadian Tuhan di
muka bumi. Fikir-fikirlah.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 5

Ulaaika alaa hudam mirrabihim wa ulaaika humul muflihuun.


(Mereka itu di atas petunjuk Tuhannya dan mereka itulah di
kalangan orang-orang yang beruntung - Al Baqarah: 5)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 443

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah ayat:


Ulaaika alaa hudam mirrabbihim - (Mereka itu di atas petunjuk
Tuhannya) di hakikat kaitannya dengan sikap seseorang
manusia mempercayai Al Quran?
Jawab: Satu kenyataan yang menegaskan bahawa
pada setiap orang yang boleh menerima dan mempercayai Al
Quran akan mendapat petunjuk dari Tuhannya pada tiga
kategori di dua sudut. Duniawi dan akhrawi:
Pertama: Allah Tuhan semesta alam akan membimbing
hambaNya ke arah jalanNya sebagaimana iaNya membimbing
para Nabi, para rasul dan kalangan hambaNya yang soleh.
Agar rahmat dan nikmat yang disediakannya di akhirat dapat
dikecapi oleh hambaNya yang sekian lama berusaha ke
arahnya. Di Hakikat konsep:

Wallaziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulana.


Wa innallaaha lama al muhsiniin.
Orang-orang yang berjuang pada kami. Nescaya Kami
tunjukkan mereka ke jalan Kami. Sesungguhnya Allah
berserta dengan orang-orang yang membuat kebaikan.
Surah: 29: Al Ankabuut: 69

Catitan: (Surah: 29: Al Ankabuut: 69)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


444 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan


Menerangkan Ruhul Maani dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
(Surah:29:Al Ankabuut:69)
dan didikan kepada manusia kepada dua (2)
Menerangkan isyarat perkara:
istilah: Wallaziina jaahaduu fiinaa
lanahdiannahum subulanaa. (Orang- Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
orang yang berjuang kepada kami. manusia agar mereka mengetahui bahawa jika
Nescaya Kami tunjukkan kepada
mereka jalan Kami) pada seseorang manusia itu berjuang di atas jalan
mentafsirkan isyarat seruan Tuhan Tuhannya. Nescaya Tuhannya akan menunjuk
pada ruhul maani istilah: Wabtaghuu
ilaihil wasiilah. Wajaahiduu fiisabiilihii jalanNya kepadanya. Dengan ingatan bahawa
(Carilah jalan wasilah dan Allah itu tetap bersama dengan orang-orang
berjuanglah kepada jalannya.-
Surah:5: Al Maidah:35). yang membuat kebaikan.
Di hakikat kerja Maka bernatijah ayat di atas. Apakah
membersihkan hati dengan memiliki
taraf kesucian hati yang tinggi adalah anak cucu kita telah berada di jalan Allah dan
merupakan satu langkah apakah anak cucu benar-benar memahami erti
memartabatkan diri sendiri samalah
seperti langkah memartabatkan diri berjuang di jalan Allah? Tanya-tanyalah.
di sudut kekuatan ekonomi dengan Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
kedua-duanya menjuruskan hidup
seseorang manusia itu kepada manusia agar mengetahui bahawa Allah Taala
kesejahteraan. (Surah:19: Maryam: Tuhannya itu tetap akan bersama hambaNya
15).
Di suasana, jika kerja yang membuat kebaikan. Satu bentuk kebaikan
memartabatkan diri dengan harta yang digambarkan oleh manusia melalui proses
dan kekayaan. Diri akan dipandang
tinggi. Diri akan dimuliakan oleh pengaslihan pada tiga (3) perkara:
masyarakat dengan diri berpeluang Satu: Pengaslihan diri di sudut
menikmati nikmat dari barang yang
dimiliki. Di samping berpeluang beriman kepada Allah dan kepada rasulNya
memiliki peluang-peluang yang luas dengan menentukan dirinya suci dari sifat-sifat
dalam kehidupan pada dua sudut.
Hati dan kegembiraan hidup. syirik kepada Tuhannya (Di kedudukan:
(Surah:92: Al Laili:18-21). Innallaaha laa yaghfiru an yusyrakabihi -
Maka begitulah jua dengan
kerja membersih hati. Di mana diri di Surah: 4: An Nissak: 116). Disamping
jamin akan mendapat ketenangan menentukan tertunainya tuntutan-tuntutan yang
jiwa (Mutmainnah). Diri akan
diterima dan diakui oleh Tuhan di ditentukan oleh Tuhannya.
rupa hambaNya yang Dua: Pengaslihan diri di sudut menyuci
diperakukanNya dengan nikmat
syurga yang dijamin sepenuh diri dan menyuci hati (Di maqam: Qad
olehNya. (Surah:89: Al Fajr:27-30). aflahaman zakkaahaa - Surah: 91: Asy Syams:
Demikianlah anak cucu, dua
keberkatan yang diberi oleh Tuhan 9-10). Lantaran nilai manusia dan kemanusiaan
kepada hambaNya di suasana itu terletak pada hati. Jika hati manusia itu baik.
hambaNya dibuka peluang
melakukannya secara serentak Maka baiklah seseorang manusia itu. Lagi pun
semasa hayatnya di dunia. tidak ada sesuatu yang lain yang akan dinilai
Sebelah.
oleh Allah Taala di hari kebangkitan kecuali hati

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 445

Dhabit Istilah. yang suci. (Surah: 26: Asy Syuaarak: 88-89).


Menerangkan Ruhul Maani Justeru itu carilah jalan wasilah. Kerana jalan
(Surah: 29: Al Ankabuut:69)
Sambungan. wasilah sahajalah yang berupaya memberikan
petua dan cara untuk menyucikan hati. (Di
Dua: Menerangkan isyarat
istilah: Lanahdiyannahum subulana maqam: Wabtaghuu ilaihil wasiilah
(Nescaya Kami tunjukkan mereka ke wajaahiduu fii sabiilih - Surah: 5: Al Maidah:
jalan Kami) yang dikaitkan dengan
isyarat ruhul maani istilah: 35).
Wainnallaha lamaal muhsiniin. Tiga: Pengaslihan diri di sudut
(Sesungguhnya Allah berserta dengan
orang-orang berbuat baik). Di mana mengambil bahagian di dalam menterjemah
ruhul maaninya dapat disimpul dan menghurai punca-punca furqan yang boleh
kepada dua (2): Pertama: Tiap-tiap
jalan Allah itu hanya tertumpu kepada dimunafaatkan oleh manusia. (Surah: 6: Al An
kebaikan. Tidak sekali-kali kepada aam: 104). Di kedudukan peranan seumpama
kejahatan. Kedua: Keizinan Allah
terhadap manusia melakukan perlu dibuat terutama oleh kalangan para
kejahatan bersama syaitan bukan cendekiawan. Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat
sekali-kali keizinan berwajah
keredhaanNya dan bukan sekali-kali Allah tetap bersama mereka yang membuat
di atas jalanNya. Kaji-kajilah. kebaikan.

Kedua: Allah Taala sendiri akan mengiringi mana-


mana hambaNya di dalam mana-mana urusan di wajah
terzahirnya rupa pertolongan dariNya dengan
mempermudahkan segala urusan di suasana diri dan hati
hambaNya tenang, berjaya dan gembira di hakikat:

Wamaa jaalahu llaahu illaa busyraa lakum


walitatmainna quluubukumbih Waman nasru illa min
indillaahil aziizil hakiim.
Tiadalah dijadikan Allah pertolongan itu melainkan untuk
kegembiraan bagi kamu dan supaya tenteramnya hati

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


446 Malam Muka Dua

kamu dan tidaklah (dikatakan) pertolongan itu


melainkan dari sisi Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Surah: 3: Ali Imran: 126

Catitan: (Surah: 3: Ali imran: 126)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (punca konsep dan
idea):
Ayat ini adalah ayat mendefinasikan
Penerokaan Teori Al Quran konsep dan makna istilah Pertolongan. Di
(Surah:3:Ali Imran:126)
mana setiap yang dikatakan pertolongan itu
Mendesignkan satu teori mestilah ianya memenuhi tiga (3) sifat:
Al Quran (The Theory of Noble
Pertama: Tertumbuhnya kegembiraan
Quran) di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi: kepada penerima (di kedudukan
Busyraalakum).
Setiap pertolongan mestilah di
sambut dan tidak dikatakan Kedua: Terzahirnya ketenangan hati
pertolongan. Jika ianya gagal
kepada penerima (di kedudukan Litatmainna
menghasilkan kegembiraan dan
ketenangan. quluubukum).
Ketiga: Terlahirnya penolong yang
Bincang-bincanglah.
menolong (di kedudukan Wamaannasru illa min
indillah). Iaitu Allah atau melalui sebab
musabbabNya yang membayangkan kuasa
RahmanNya. Maka lihat-lihatlah.

Dan sesungguhnya tidak jua dinamakan petunjuk dan


pertolongan Allah. Jika Allah tidak bersama hambaNya dalam
melaksanakan segala urusan hambaNya di hakikat ternyata
perlakuan:

Innallaaha Baalighu amrih.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 447

Sesungguhnya Allah sendiri menguruskan kerjanya


Surah: 65: At Thalaaq: 3

Catitan: (Surah: 65: At Thalaaq: 3)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas mendidik manusia
agar memahami hakikat bahawa jika diri
bersifat taqwa (rapat dan ikrab dengan
Tuhannya). Maka pertolongan spontan dari
Tuhannya akan terarca di hadapannya di kala
diri menghadapi masalah yang perlu
diselesaikan (Di maqam: Innallaaha maallazii
nattaqau wallaziina hum muhsinuun - Surah:
16: An Nahl: 128). Fikir-fikirlah.

Di maqam terzahirnya kejituan:

Wakafa billaahi waliyyaa. Wakafabillaahi Nasiiraa.


Dan cukuplah Allah menjadi wakilmu dan Dan cukuplah
Allah penolongmu.
Surah: 4: An Nisaak: 45

Catitan: (Surah: 4: An Nisaak: 45)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah). Ayat ini menerangkan arah tuju
dan pendidikan kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mengetahui rupa sikap dan
pendirian orang yang tahu lagi berpegang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


448 Malam Muka Dua

dengan erti Tuhan dan bertuhan. Tahu dan


berpegang dengan erti kekuasaan Tuhan. Tahu
erti Tuhan teramat hampir dengannya serta
Soalan.
Cara Menggali Al Quran tahu dan berpegang dengan erti tawakkal dan
(Surah: 4: An Nisaak:45) bertawakkal. Demikianlah sikap orang bertuhan

Tanya diri sendiri. dan tahu erti Tuhan.


Maka bernatijahkan ayat di atas.
Soalan: Bila bercakap
tentang ayat: Wakafaa billaahi Apakah anak cucu telah terasa makna menaruh
waliyyan wakafaa billaahi nashiira. harapan kepada Tuhan dan apakah anak cucu
Tentulah ianya akan menyentuh
tentang soal keteguhan hati, tahu erti tawakkal dan bertawakkal? Tanya-
keyakinan hati dan bertawakkalnya tanyalah.
hati kepada Tuhan semesta alam.
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
Cakap-cakap sebegini manusia agar mengenal istilah: Kepada Tuhan
senang dikata tetapi payah untuk di
kota. Sebab jarang manusia tahu taruhlah harapan (Di Maqam: Wa ilaa rabbika
apakah bentuk perlakuan yang boleh farghab - Surah: 94: Al Insyiraah: 8). Satu
disabitkan seseorang itu sedang
bertawakkal kepada Tuhannya. istilah beriman bukan pada kata-kata.
Berpegang bukan berlandaskan kealiman.
Lalu di sini bolehkah
diterangkan secara teratur bentuk- Tetapi beriman dan berpegang pada hati dan
bentuk perlakuan hakiki hati dan keteguhan hati yang tidak dipengaruhi oleh
tubuh seseorang sebagai tanda
dirinya sedang bertawakkal kepada fikiran yang banyak beralasan. Di wajah
Tuhannya ? terlahirnya wajah bertawakkal di keyakinan

Tanya-tanyalah. Tuhan sentiasa berada di sisi. (Di maqam:


Nota: m.s:1170. Wahuwa maakum ainamaa kuntum - Surah:
57: Al Hadiid: 4). Fikir-fikirlah di hakikat
keimanan itu bukannya ilmu. Keimanan itu
bukannya pada lidah. Tetapi pada amalan dan
keyakinan yang hakiki.

Ketiga: Allah Taala akan mengilhamkan kepada mana-


mana orang yang membaca dan mengkaji Al Quran dengan
menumbuhkan rupa makna maknawi yang boleh menatijah
terlahirnya rupa idea, prinsip, konsep, pendidikan dan
bayangan rupa furqan yang kemudian mendorong tercetusnya
sifat-sifat kreatif dan inovatif di rupa bagai terlihatnya burung

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 449

ternampaknya kapal terbang. Jika rupa burung diterjemah dan


dijadikan rupa kenderaan.
Di hakikat konsep :

Alam tarakaifa dharaballaahu mathalan kalimatan


taiyyibatan kasyajaratin taiyyibatin asluhaa thaabitun
wafaruhaa fissamaa. Tutii ukulaha kul lahiinin bi
iznirabbiha. Wayadhribullaahul amthaala linnaasi
laallahum yatazakkaruun.
Tidakkah engkau perhatikan. Bagaimana Allah
mengumpamakan kalimat yang baik, seperti sebatang
pokok yang baik. Pokoknya tegak (terpacak di bumi).
Sedangkan cabangnya menjulang ke langit. Lalu
menghasilkan buah-buahnya pada setiap waktu dengan
izin Tuhannya. (Demikianlah) Allah memberi beberapa
contoh kepada manusia. Mudah-mudahan mereka
mendapat peringatan (The hint of ingredient).
Surah: 14: Ibrahim: 24-25

Catitan: (Surah: 14: Ibrahim: 24-25)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


450 Malam Muka Dua

Klasifikasi ayat - Al Bayan (Punca konsep dan


idea). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep pada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar manusia mengetahui bahawa
kedudukan ilmu itu boleh berkembang dan
dikembangkan. Satu rupa taraf merdeka lagi
memiliki kebebasan serta bebas untuk
menjulang warnanya ke alam ketinggian tanpa
bersakat dan disekat. Ini bermakna jika satu-
satu ilmu itu dikawal selia oleh satu-satu

Penerokaan Teori Al Quran doktorin retorik atau dikawal selia oleh


(Surah:14: Ibrahim:24-25) penguasa kawalan. Maka ilmu yang dikatakan

Mendesignkan satu teori ilmu itu sebenarnya bukannya lagi berwajah


Al Quran (The Theory of Noble ilmu. Tetapi lebih berwajah Maklumat
Quran) di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi: Pemahaman Terkawal yang bersifat ideologi
yang mati dan tidak berkembang.
Kejahilan manusia dalam
menterjemahkan Al Quran di Maka bernatijah ayat di atas. Apakah
rupa furqan tidak ubah bagai anak cucu berpendapat ilmu itu mati dan tidak
kegagalan kumpulan Kera
memiliki belantara. berkembang dan apakah anak cucu telah
merdeka dalam berilmu? Tanya-tanyalah.
Bincang-bincanglah.
Di hakikat berilmu berasaskan kata
orang. Berilmu melaporkan kata orang. Dengan
menguatkan hujah berpandukan kata orang.
Maka orang berilmu seumpama ini akan
bersifat: Intellectual Reporter (Cendekiawan
Wartawan). Demikianlah jenuhnya orang cerdik
di zaman ini. Kononnya berilmu berasaskan
literature.
Kedua: Ayat ini secara jelas
mendefinasikan konsep dan erti istilah ilmu dan
berilmu. Satu konsep yang tidak tertakluk
kepada sebarang sekatan retorik (Surah: 18: Al
Kahfi: 109). Di mana ianya bebas berkembang
dan dikembangkan mengikut kehendak dan
keupayaan ilmu manusia dalam
mentafsirkannya. Di makna satu-satu ilmu yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 451

dikatakan ilmu tetapi tertakluk kepada hukum


retorik bukanlah ianya ilmu. Lantaran sifatnya di
bonzaikan. Di kedudukan pucuk dan dahannya
dihalang dan terhalang untuk tumbuh

Penerokaan Teori Al Quran menjangkau dan menjulang ke langit.


(Surah:14: Ibrahim:24-25) Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep ilmu yang berfaedah. Di
Mendesignkan satu teori
Al Quran (The Theory of Noble mana ilmu yang berfaedah itu adalah ilmu yang
Quran) di bidang Sains Pendidikan
dan Ekonomi yang berbunyi: memiliki hikmah. (Surah: 2: Al Baqarah: 269).
Yakni ilmu yang boleh menghasilkan faedah
Ketinggian nilai satu-satu
bashaair tidak akan terserlah yang boleh digunapakai secara langsung serta
nilainya. Jika rupa furqan gagal berupaya dijadikannya sebagai tool
dizahirkan daripadanya.
menghasilkan rezeki, nikmat, rahmat dan darjat
Bincang-bincanglah. kehidupan di erti terzahirnya rupa
Dihakikat ketinggian nilai sebatang
kesejahteraan pada makna ruhul maani: Tutii
balak tidak akan terselah. Jika
sebuah almari tidak dizahir ukulaha kullahiinim bi iznirabbiha. (Lalu
daripadanya.
menghasilkan buah-buahnya pada setiap waktu
dengan izin Tuhannya). Justeru itu penentuan
terhadap hikmah satu-satu ilmu hendaklah
ditentukan dahulu, sebelum satu-satu ilmu
itu dituntut atau dipelajari. Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah ayat:


wa ulaaika humul muflihuun - (Dan mereka itulah di kalangan
orang-orang yang beruntung) di hakikat kaitannya dengan
sikap seseorang manusia mempercayai Al Quran?
Jawab: Satu kenyataan yang berupa jaminan bahawa
pada setiap orang yang mempercayai Al Quran. Lalu
membaca dan mengkajinya. Maka mereka akan mendapat
keuntungan dari Allah s.w.t. di rupa nikmat di dunia dan nikmat
di akhirat. Satu jaminan yang belum lagi mendapat sambutan
menyeluruh dari kalangan umat Islam sendiri yang sekian lama
telah menerima dan mempercayai Al Quran.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


452 Malam Muka Dua

Satu sikap yang perlu diubah agar keindahan Al Quran


tidak lagi hanya bertapak di lidah atau naskah-naskah Al
Quran dijadikan rupa hiasan almari. Di hakikat telinga
mendengar Al Quran dinikmat sedap dan merdu bagai
sedapnya lagu Hindustan tanpa jus kesaktiannya terarca di
hadapan kehidupan. Justeru itu umat Islam harus menerokai Al
Quran dan mendalaminya tanpa hati dan jiwa terikat dengan
sebarang sekatan retorik. Di wajah Al Quran adalah hak milik
alam. Di wajah berakliah dan berfikiran terbuka dengan rupa
penerokaan ilmu seluas lautan. Di wajah Islam itu seluas alam
dan seluas ilmu Tuhan:

Qul laukaanal bahru midaadallikalimaati rabbi lanafidal


bahru qabla antanfada kalimaatu rabbi walaujinaa
bimislihii madada.
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk
(menulis) kalimat-kalimat Tuhanku. Nescaya keringlah
lautan itu, sebelum habis kalimat Tuhan. Meskipun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu.
Surah: 18: Al Kahfi: 109

Catitan: (Surah: 18: Al Kahfi: 109)


Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip kepada dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 453

Dhabit Istilah. Pertama: Ayat ini ditujukan kepada


Menerangkan Ruhul Maani manusia agar menerima hakikat yang ilmu itu
(Surah 18: Al Kahfi:109)
lautan. Di rupa berlapis. Berwajah mendalam.
Menerangkan ruhul maani Dengan keupayaan dikembang dan boleh
ayat yang membawa makna pada dua
(2) perkara: dikembang selari dengan kerelevanan zaman.
Dan sesungguhnya kenyataan ini telah pun
Satu: Ayat ini mengasuh dan
menanam semangat meneroka di sifat diterima dan tidak lagi dipertikaikan.
Discoverer. Di sifat orang yang suka Namun demikian kenyataan di atas
menerokai barang yang baru. Di sifat
orang yang suka menterjemah furqan tidak terjadi kepada ilmu di sudut kepercayaan.
dan menerokai furqan. Di hakikat Lantaran kebebasan berakliahnya dikawal
barang baru tidak akan habis dan tetap
terwujud. Meskipun setinggi mana dan dengan doktrin pegangan dan pemahaman.
semaju mana ilmu manusia. Demikian Dengan demikian makna lautan tidak akan
isyarat relevannya gedung khazanah
ilmu yang disediakan oleh Tuhan menjadi kenyataan dan lapisan ilmu dan furqan
semesta alam kepada manusia. Di hanya terwujud pada mulut dan perkataan.
suasana istilah maju dan kemajuan
tiada mengenal erti penghujung. Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah anak cucu tetap akan mempusakai
Dua: Ayat ini secara jelas
menolak mana-mana pandangan dan doktrin sedemikian atau mencari perubahan
pegangan yang beranggapan bahawa selari dengan makna ilmu itu lautan? Tanya-
ilmu itu bersifat Telaga Buta. Satu ilmu
yang tertakluk kepada retorik dan tanyalah.
doktrin jumud yang hanya tahu berilmu Kedua: Ayat ini secara jelas
setakat buku dan kitab yang ada. Satu
sikap yang banyak berlaku pada orang menerangkan prinsip teras bagi menumbuhkan
alim dan para cendekiawan tempurung semangat kepada dua (2) perkara:
padi yang hanya tahu barang yang
disuap tetapi hampa untuk berladang Satu: Menghidupkan prinsip dan
dengan ilmu sendiri. Satu kecelakaan semangat kepada diri sendiri bahawa ilmu
yang menjadi dilema kejumudan dalam
berilmu dengan sikapnya yang suka adalah lautan bentangan maklumat dan hikmah.
memfitnah dan menghukum. Di mana rupa pentafsirannya berwajah infiniti

Kaji-kajilah (Surah: 31: Luqman: 27). Di hakikat luas tanpa


sempadan dengan rupa huraiannya bukan
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:18: Al Kahfi:109). sekali-kali terjajah kepada mana-mana telunjuk
atau retorik pegangan berautoriti yang dicorak-
Seboboh-bodoh orang alim dan
cendekiawan apabila dirinya dan pegang diawalnya. Di suasana kedudukan
mulutnya mudah menolak istilah berilmu itu tetap mesra kepada
pembaharuan dengan mata dan hati
nya tetap terikat dengan pegangan perkembangan semasa dan kerelevanan
dan pemahamannya. Di suasana kedudukannya.
mulut lidahnya suka menghukum
dan memfitnahkan orang. Dua: Menghidupkan prinsip dan
semangat tertumbuhnya kehendak dan
Bincang-bincanglah.
berkehendak untuk berilmu dan mendalami ilmu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


454 Malam Muka Dua

di wajah ilmu itu bersifat lautan maklumat dan


hikmah yang seharusnya diterokai oleh
manusia. Di suasana semakin dalam akliah
manusia dalam berilmu. Maka semakin
dalamlah lagi ilmu yang tertumbuh. Fikir-fikirlah.

Selingan: Puisi Lagu Pengarang.


Tajuk Lagu: Cinta Rumah Tangga
Irama: Irama Malaysia
(Asli Moden)
Lirik: Dr. Halo-N.

Cat, cat, kedidi, cat, cat.


Buah Pala, Buah Cekani.
Belipat besi belipat. Allah Taala. Tolong kami.

Bertemu - berkasih - bercinta.


Memang adat orang muda.
Berkasih rindu merindu.
Kasih cinta ke pelamin jua.

Senyum - gelak - ketawa


Dapat restu ayah bonda
Bersanding raja sehari
Tekad hidup sampai ke tua.

Cat, cat, kedidi, cat, cat.


Buah Pala, Buah Cekani.
Belipat besi belipat. Allah Taala. Tolong kami.

-Chorus-

Bahagia - Dapat - Zuriat


Rumah tangga berbunga syurga
Keluarga terhias berkat
Itu tanda berumah tangga.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 455

Lumrah - Menjadi - Adat


Tubuh muda menjadi tua
Mata jangan tersilat
Kasih cinta ke rumah tangga.

Bertemu - berkasih - bercinta.


Memang adat orang muda.
Berkasih rindu merindu.
Kasih cinta ke pelamin jua.

-ULANG rangkap chorus -2X -


(Ulang Rangkap Choros:
( Bahagia - Dapat - Zuriat)
- Dan di rangkap akhir ulang kalimah:
Berkasih rindu merindu.
Kasih cinta ke pelamin jua. - 2x

Nota:
(Diperbaiki kata lirik oleh Dato Philosopher Dr.
Halo-N 1hb Jan 2015.)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


456 Malam Muka Dua

PERINGKAT DI WAJAH KETIGA


BACA DENGAN MENDEFINASI AYAT
(Malam Muka Dua)

Mendefinasi ayat demi ayat serta mengarcakan Furqan


Maani yang dizahirkan dari kenyataan ayat-ayat utama yang
diperbincangkan.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 1&2

Soalan: Apakah definasi: Alif Laam miim. Zaalikal


kitaabulaa raiba fiihi hudallil muttaqiin - (Inilah kitab yang tiada
keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang ingin bertaqwa
- Al Baqarah: 1&2).
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan terwujudnya sebuah kitab yang diturunkan oleh
Allah, Tuhan semesta alam untuk memberi petunjuk,
pengajaran dan peringatan kepada manusia di dalam
mencorak gaya dan cara hidup bertuhan demi kesejahteraan di
dunia dan di akhirat di wajah mukmin dan bertaqwa. Di hakikat
Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 457

Thaa Siin. Tilka aayaatul quraani wakitaabim mubiin.


Hudan wabusyraa lil muminiin.
Thaa Siin. Ini adalah ayat-ayat Al Quran dan Kitab yang
menjelaskan untuk menjadi petunjuk dan berita gembira
untuk orang-orang yang beriman.
Surah: 27: An Naml: 1-2

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 27: An Naml: 1-2)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah 27: An Naml:1-2)
dan hikmah):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini secara jelas menerangkan
ayat kepada dua (2) perkara:
kepentingan membaca yang dikaitkan di antara
Satu: Ayat ini menegaskan bacaan dan kitab (Di sifat: Al Quraani
makna ayat: Zaalikal kitaabu laa
raibafiihi hudal lil muttaqiin. wakitaabim mubiin). Di hakikat membaca itu
(Surah:2: Al Baqarah:2) dengan bererti bertindak bagi mencapai empat (4)
ditegaskan lagi akannya oleh ayat:
Tanziilul kitaabi laa raiba fiihi perkara:
mirrabbil aalamiin. Surah:32: Pertama: Memperolehi buku atau
Sajdah:2). Di wajah sebuah kitab
yang tiada keraguan padanya. kitab yang bermutu (Di sifat: kitaabim mubiin).
Kedua: Terhasil petunjuk dari bacaan yang
Dua: Ayat ini jua
seterusnya menerangkan lagi dibaca (Di sifat: Huda). Ketiga: Terzahirnya
istilah: Laa raibafiihi -Tiada kegembiraan hasil dari petunjuk dan
keraguan padanya (Surah:2: Al
Baqarah:2). Di makna ianya telah pengetahuan baru dari bacaan (Di sifat:
benar-benar cukup bagi memberi Wabusyraa). Keempat: Terteguhnya
petunjuk dan berita gembira kepada
orang-orang taqwa lagi mukmin. keyakinan terhadap ingredient bacaan (Di sifat:
(Surah:21: Al Anbiyaak:106). Lilmuminiin) di rupa orang mukmin. Fikir-
Kaji-kajilah. fikirlah.

Kaji-kajilah
Dan di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


458 Malam Muka Dua

Wa innahu lahudan warahmatullil muminiin


Dan Sesungguhnya Al qur'an itu benar-benar menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Surah: 27: An Naml: 77
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Mani.
(Surah:27:An Naml:77) Catitan: (Surah: 27: An Naml: 77)
Klasifikasi ayat - Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan isyarat
ruhul maani istilah: Hudan idea):
warahmatan kepada dua (2) Ayat ini secara terang memperjelaskan
perkara:
Satu: Ketahuilah bahawa konsep mengarang dan menghasilkan buku
pada setiap yang dikatakan huda. bacaan. Di mana pada setiap buku bacaan
mestilah terwujud padanya tiga (3)
sifat yang mesti dimilki olehnya: hendaklah tertera akan tiga (3) perkara:
(i): Ilmu dan hikmah. Pertama: Membuahkan petunjuk ke arah
(ii): Pengajaran.
(iii): Rahmat. kebaikan dan kemajuan. Kedua: Menzahirkan
rezeki, nikmat, rahmat dan kesejahteraan.
Dua: Ketahuilah bahawa
pada setiap yang dikatakan rahmat Ketiga: Terzahirnya maklumat yang boleh
itu mestilah terwujud padanya tiga diterima dan digunapakai sebagai bahan
(3) sifat yang mesti dimiliki olehnya:
(i): Kegembiraan. kebenaran dan boleh dipercayai sepenuhnya.
(ii): Ketenangan. Fikir-fikirlah di hakikat buku adalah gedung
(iii): Pertolongan.
Kaji-kajilah. pencetus pemikiran.

Furqan Maani
Al Baqarah : 1 & 2

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di rupa


Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 1&2 Al Baqarah: Alif
Laam miim. Zaalikal kitaabulaa raiba fiihi hudallil muttaqiin -
(Inilah kitab yang tiada keraguan padanya. Petunjuk bagi
mereka yang ingin bertaqwa)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 459

Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala


telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam menjalani hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia akan menghadapi zaman gelap dan zaman cerah. Manusia akan
menghadapi zaman senang dan zaman susah. Disamping tidak sekali-kali
terlupa di muka bumi terdapatnya kebatilan dan kebenaran. Terdapatnya
erti Tuhan dan erti syaitan. Maka di suasana sebeginilah mustahaknya
petunjuk dan panduan dari Tuhan pencipta alam agar manusia mengenal
erti kehidupan dan erti kebenaran. Lantas dibekalkan Allah kepada
manusia sebuah kitab yang bernama Al Quran yang berupaya
menzahirkan furqan bagi mereka yang ingin mencari keredhaan dan
ketaqwaan. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 3

Soalan: Apakah definasi: Allaziina yukminuuna


bilghaibi. wayuqii muunassolaata. wamimma razaqnaahum
yunfiquun - (Mereka yang (diberi keteguhan hati untuk)
mempercayai akan perkara-perkara ghaib dan mereka yang
mendirikan solat dan mereka yang menafkahkan sebahagian
rezeki yang Kami kurnia kepadanya - Al Baqarah: 3).
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang mendedahkan kepada manusia tentang
pentingnya seseorang itu mempercayai barang yang ghaib,
mendirikan solat (lima waktu) serta menafkahkan sebahagian

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


460 Malam Muka Dua

rezeki miliknya kepada mana-mana yang memerlukan bagi


tujuan kebaikan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Wamaa min ghaa ibatin fissamaa i wal ardhi illa fii


kitaabim mubiin.
Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi,
melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Al Quran).
Surah: 27: An Naml: 75
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 27: An Naml:75) Catitan: (Surah: 27: An Naml: 75)
Klasifikasi ayat - Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani idea):
istilah ayat: Maa min ghaa ibatin
fissamaai wal ardhi yang Ayat ini secara terang memperjelaskan
mengisyaratkan bahawa setiap rahsia tentang konsep pentingnya Ghaib dan perkara
furqan khazanah alam itu ada
tersimpan di dalam Al Quran seperti Ghaib di sudut penghasilan rupa furqan. Di
yang diisyaratkan pada istilah: Fii hakikat barang ghaib adalah pencetus furqan,
kitaabim mubiin.
apabila ianya ditemui dan dizahirkan ke dalam
Justeru itu adalah menjadi jelapang kehidupan. Fikir-fikirlah.
tugas manusia menghurai dan
menterjemahkan Al Quran sehingga
rupa furqan dari isyarat barang Penerokaan Teori Al Quran:
kejadian Tuhan yang tersimpan di
dalam Al Quran terzahir di hadapan (Surah: 27: An Naml: 75).
mata dan boleh pula dimunafaat oleh Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
manusia.
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Sesungguhnya inilah satu Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
ruang yang teramat besar. Jika mata
manusia yang beriman kepada Allah Satu-satu bangsa itu akan menjadi bangsa
tahu memunafaatkannya. terulung apabila ianya berjaya menterjemah
Kaji-kajilah
dan menzahirkan sesuatu yang ghaib di
rupa furqan yang berupaya merubah corak
dan gaya kehidupan bertamaddunnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 461

bangsa tersebut. (Surah: 6: Al Anaam: 104).


Bincang-bincanglah.

Dan firmanNya lagi:

Wa aqiimussolaata wa aatuzzakaata warkauu ma


arraki iin.
Dan dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan rukuklah
berserta orang-orang yang rukuk.
Surah: 2: Al Baqarah: 43

Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah: 43)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan kaitan
hubungan di antara Tuhan, kekayaan, agihan
perolehan dan bekerja secara berpasukan
(team work). Empat (4) kombinasi yang perlu
diarcakan di dalam hidup. Jika seseorang itu
ingin menzahirkan kejayaan yang besar.
Lantaran terwujudnya tiga (3) kelemahan pada
diri manusia itu sendiri:
Pertama: Terwujudnya musim dan
terzahirnya perkara yang tidak dapat dibuat
oleh manusia kecuali Tuhan. Bagai
kedudukan manusia boleh menanam benih.
Tetapi manusia tidak akan berupaya
menumbuhkan akar dan tunas. Demikianlah
dengan pekerjaan lain seumpamanya. (Surah:
81: At Takwiir: 29).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


462 Malam Muka Dua

Kedua: Terwujudnya keinginan


menjadi kaya. Sedangkan kekayaan tidak akan
terarca dengan keupayaan dua tangan. Oleh
itu manusia perlu bersikap berkepala satu
berotak seribu di rupa orang bijaksana yang
pandai bekerja secara berpasukan. (Surah:
43: Az Zukhruf: 32).
Ketiga: Terwujudnya sikap tidak
makan seorang. Tahu mengagih rezeki yang
mendatang. Di suasana sedar di dalam hak
adanya hak orang. Di hakikat kekayaan orang
yang kaya harus didoa-restukan oleh orang
miskin. (Surah: 51: Az Zaariat: 19). Fikir-fikirlah.
.

Furqan Maani
Al Baqarah : 3

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan


(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 3 Al Baqarah: Allaziina
yukminuuna bilghaibi. wayuqii muunassolaata. wamimma
razaqnaahum yunfiquun - (Mereka yang (diberi keteguhan hati
untuk) mempercayai akan perkara-perkara ghaib dan mereka
yang mendirikan solat dan mereka yang menafkahkan
sebahagian rezeki yang Kami kurnia kepadanya )?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 463

Soal percaya kepada perkara yang ghaib adalah penting. Dalam hidup soal
bertuhan dan bersolat adalah penting. Dan dalam hidup soal kesedaran di
dalam hak adanya hak orang lain adalah penting. Lalu menafkahkan
sebahagian hak kepada yang berhak di wajah kebajikan dan kemanusiaan.
Sementara perkara yang ghaib menumbuhkan furqan. Di suasana solat
mengintimkan perhubungan Tuhan dengan Insan. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 4

Soalan: Apakah definasi: Wallaziina yuminuuna bimaa


unzila ilaika wamaa unzilamin qablika Wabil aakhiratihum
yuuqinuun - (Dan mereka yang percaya kepada barang (kitab)
yang diturunkan kepada engkau dan barang (kitab) yang
diturunkan sebelum engkau sedangkan mereka itu yakin
dengan terwujudnya hari akhirat - Al Baqarah: 4).
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang mendedahkan kepada manusia tentang
pentingnya seseorang itu mempercayai kitab Al Quran yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w dan mempercayai
kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul yang terdahulu
serta menyakini terwujudnya hari akhirat.
Di hakikat terserlahnya makna maknawi Firman Allah
Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


464 Malam Muka Dua

Wallaziina aamanuu waamilusshaalihati wa aaminuu


bimaa nuzzila alaa muhammadin wahuwal haqqu
mirrabbihim kaffara anhum sayyiaatihim wa ashlaha
baalahum. Zaalika biannallaziina kafaruttabaul baatila.
Wa annallaziina aamanuttabaul haqqu mirrabbihim
kazaalika yadhribullahu linnaasi amthaalahum.
Orang-orang beriman dan beramal soleh dan percaya
kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, pada
hal ia sebenarnya daripada Tuhan mereka. Dia ampun
kesalahan mereka dan Dia perbaiki hak keadaan
(Kehidupan) mereka. Demikian itu, kerana orang-orang
yang kafir mengikut yang batil dan orang-orang beriman
mengikut kebenaran dari Tuhan mereka. Begitulah Allah
menerangkan contoh-contoh mereka bagi manusia.
Surah: 47: Muhammad: 2-3

Catitan: (Surah: 47: Muhammad: 2-3)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 465

Ayat ini secara jelas mendidik


manusia agar manusia mengerti bahawa Al
Quran itu diturunkan oleh Allah Taala kepada
manusia untuk mengaslihkan kehidupan
manusia di muka bumi. Di suasana
terbentuknya petunjuk kepada mereka yang
beriman. Sedangkan bagi mereka yang ingkar
jenuh terjerumus ke lembah kebatilan di
suasana diri tidak akan berjaya mengasuh diri
menjadi manusia serta terhilang peluang
dengan mengambil kesempatan menikmati
furqan yang disediakan oleh Tuhan semesta
alam. (Surah: 2: Al Baqarah: 38). Fikir-fkirlah.

Furqan Maani
Al Baqarah: 4

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 4 Al Baqarah:
Wallaziina yuminuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzilamin
qablika Wabil aakhiratihum yuuqinuun - (Dan mereka yang
percaya kepada barang (kitab) yang diturunkan kepada
engkau dan barang (kitab) yang diturunkan sebelum engkau
sedangkan mereka itu yakin dengan terwujudnya hari akhirat)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Adalah teramat penting bagi manusia mempercayai dan beramal dengan
isi kandung kitab (Al Quran) yang diturunkan kepada Junjungan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


466 Malam Muka Dua

Muhammad s.a.w dan kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul


terdahulu. Disamping mempercayai wujudnya hari akhirat. Di hakikat di
dalam setiap kitab yang diturunkan oleh Tuhan semesta alam itu
terdapatnya ingredients Furqan yang boleh memercukan manusia di dalam
kehidupannya di muka bumi. Di wajah sejahtera di dunia dan sejahtera di
akhirat. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 5

Soalan: Apakah definasi: Ulaaika alaa hudam


mirrabihim wa ulaaika humul muflihuun - (Mereka itu di atas
petunjuk Tuhannya dan mereka itulah di kalangan orang-orang
yang beruntung - Al Baqarah: 5)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan penegasan Allah Taala terhadap mereka yang
mempercayai Al Quran dengan jaminan mereka akan
mendapat petunjuk daripadaNya serta akan menggolongkan
mereka ke dalam kalangan orang beruntung di dunia dan di
akhirat.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 467

Waliyalamallaziina uutul ilma annahul haqqu min


rabbika fayuminuu bihii. Fatukhbitalahuu quluubuhum
wa innallaaha lahaadillaziina aamanuu ilaa siraatin
mustaqiim.
Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu (para
cendekiawan), meyakini bahawasanya Al Quran itulah
sebenar-benarnya dari Tuhanmu. Lalu mereka beriman
dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya
Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus.
Surah: 22: Al Hajji: 54

Catitan: (Surah: 22: Al Hajji: 54)


Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas membayangkan
galakan dan seruan Tuhan semesta alam agar
manusia terutama kepada mereka yang
berpendidikan tinggi (para cendekiawan) agar
mengkaji dan menghurai furqan yang tersimpan
di dalam Al Quran. (Surah: 47: Muhammad: 24-
25). Fikir-fikirlah di hakikat satu-satu cebisan
ilham alam boleh terlahirnya kapal terbang. Di
kala burung diterjemahkan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


468 Malam Muka Dua

Furqan Maani
Al Baqarah: 5

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan


(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 5 Al Baqarah: Ulaaika
alaa hudam mirrabihim wa ulaaika humul muflihuun - (Mereka
itu di atas petunjuk Tuhannya dan mereka itulah di kalangan
orang-orang yang beruntung)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Seseorang manusia akan memperolehi keuntungan dalam hidupnya di
sudut duniawi dan akhrawi. Jika hidup dan kehidupannya di muka bumi
dilandaskan dengan petunjuk dari Tuhannya. Renung-renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 469

PERINGKAT DI WAJAH KEEMPAT


BACA DENGAN MENDEFINASI ISTILAH
(Malam Muka Dua)

Mendefinasi istilah-istilah dalam ayat


Dan Istilah-istilah yang berkaitan dengannya.

Perhatian: Dalam catitan ini. Semua istilah-istilah yang diperbincangkan


hendaklah dilihat pada dua sudut. Duniawi dan akhrawi. Agar pengertian dari
definasinya dapat dikhitabkan secara yang lebih tepat dengan membuahkan
kejituan pemahaman terhadapnya di konteks duniawi dan akhrawi disamping
meluaskan lagi penglihatan mata pemikiran terhadap luasnya dan abstraknya ilmu
yang tersimpan di dalam Al Quran. Sebaliknya jika kedudukan ini tidak
ditumbuhkan. Maka mata pemahaman hanya akan tertumpu kepada pengertian
akhrawi semata-mata. Justeru itu akan terlindunglah pancaran ilmu Al Quran di
sudut terserlahnya kelebaran ilmunya pada maksud kegunaannya di konteks
duniawi.

Istilah Huda - Petunjuk

Soalan: Apakah definasi istilah Huda (Petunjuk).


Jawab: Istilah Huda.
Boleh didefinasikan sebagai satu rupa bimbingan idea,
prinsip, konsep dan pendidikan Tuhan semesta alam yang
dizahirkanNya dalam bentuk ilham dan pertolonganNya
kepada seseorang manusia bagi membolehkan seseorang
manusia itu melahirkan rupa furqan yang menatijahkan
terhasilnya rupa rahmat, rezeki dan nikmat yang
meletakkannya di dalam keadaan sejahtera dan diredhaiNya di
rupa seorang aabidin yang soleh lagi bertaqwa serta berjaya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


470 Malam Muka Dua

menyempurnakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai


Khalifah Di Muka Bumi di hakikat terzahirnya kenyataan
FirmanNya:

Yahdii bihillaahu manittabaa ridhwaanahu subulas


salaam. Wayukhrijuhum minazzulumaati ilannuri bi
iznihii. Wayahdiihim ilaa siraatim mustaqiim.
Diberikan petunjuk dengannya bagi mereka yang
mengharapkan keredhaanNya kepada jalan selamat.
Dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke dalam
terang benderang dengan izinNya. Serta menunjukkan
mereka jalan yang lurus.
Surah: 5: Al Maidah: 16

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 5: Al Maidah: 16)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:5: Al Maidah:16) Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini secara jelas menerangkan
Menerangkan ruhul maani
ayat kepada dua (2) perkara: konsep Huda dan pengertiannya kepada dua
(2) perkara:
Satu: Menerangkan hakikat
bahawa petunjuk Allah Taala itu Pertama: Menerangkan konsep dan
hanya akan diperolehi sepenuhnya definasi istilah: Huda (petunjuk). Di mana ianya
oleh mereka yang memasang
kehendak menerusi jalan keredhaan mesti memiliki lima (5) sifat kejituannya. Satu:
dan jalan sejahtera Tuhannya. Menghala ke arah keredhaan. Dua: Menuju
Sebelah. jalan kesucian lagi selamat. Tiga: Bergerak dari
kegelapan ke cahaya. Empat: Terbentuknya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 471

Dhabit Istilah jalan yang lurus. Lima: Mendapat keredhaan


Menerangkan Ruhul Maani Tuhan.
(Surah:5:Al Maidah:16)
.Sambungan. Kedua: Menerangkan konsep bahawa
bekalan yang bernama Huda hanya akan
Dua: Menerangkan isyarat
istilah: Subulassalaam (Jalan disediakan oleh Tuhan semesta alam kepada
sejahtera) yang didhomirkan kepada orang yang berminat dan berkehendak untuk
jalan penyucian hati. Satu jalan yang
dapat menatijahkan tertumbuhnya mencari dan mendapat keredhaan Tuhan. Di
kuasa kejituan akal yang berupaya mana mereka akan ditunjuk arah Jalan
menerima petunjuk dari Tuhan
semesta alam apabila hatinya suci Kesejahteraan (Subulassalam). Jalan yang
dan terhilangnya karat mazmumah akan mengeluarkan mereka dari kegelapan
yang menyelubungi bahagian Lampu
Nur Qalbi yang terletak di bawah kepada cahaya. Jalan yang akan mengeluarkan
jantung seseorang manusia. Lalu mereka dari kedhaifan kepada kesenangan.
disucikannya menerusi proses
zikrillah (berzikir) seperti mana yang Maka inilah yang dikatakan petunjuk ke arah
diperaturkan oleh satu-satu tarikat jalan yang lurus. Ihdinasshiraatal mustaqiim.
atau jalan tasauf. Kaji-kajilah.
(Surah: 1: Al Fatihah: 6). Fikir-fikirlah.

Di hakikat FirmanNya:

Kaji-kajilah

Qul inna hudallaahi huwal hudaa. Wa umirnaa linuslima


lirabbil aalamiin.
Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah ialah
sebenar-benar petunjuk. Maka kami diperintahkan
supaya kami patuh kepada Tuhan semesta alam.
Surah: 6: Al An aam: 71

Catitan: (Surah: 6: Al Anaam: 71)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini secara jelas mendedahkan
prinsip kepada dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


472 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Pertama: Ayat ini secara jelas


Menerangkan Ruhul Maani mendedahkan prinsip istilah: Inna hudallaahi
(Surah: 6: Al Anaam:71)
huwalhuda. Di makna bahawa pada setiap
Menerangkan ruhul maani yang dikatakan petunjuk mestilah ianya datang
ayat kepada kenyataan bahawa
tidak dikatakan petunjuk dan dari Allah. Dan tiada yang lebih baik kecuali
sebenar-benar petunjuk. Jika ianya petunjuk dariNya dan patuhlah kepadanya.
bukan datang dari Tuhan semesta
alam. Kedua: Ayat ini secara jelas
Sesungguhnya petunjuk itu mendedahkan prinsip istilah: Wa umirnaa
terhasil dari kekuatan akal dan
kekuatan akal pula terhasil dari linuslima lirabbil aalamiin. Di makna:
kesucian hati, apabila Nur Qalbi. Tidaklah kami diperintahkan kecuali
(Sebenar-benar hati manusia) dapat
berfungsi dengan baik tanpa menggerakkan kehidupan kami ke arah
dihalang oleh karat mazmumah. kesejahteraan kehidupan selari dengan
(Surah:83: Al Muthaffifiin:14-15).
kehendak Tuhan semesta alam. (Surah: 31:
Kaji-kajilah. Luqman: 22). Fikir-fikirlah.

Istilah Ghaib (Tidak Nampak)


Kaji-kajilah

Soalan: Apakah definasi istilah Ghaib (Tidak


nampak) pada pengertian umum?
Jawab: Istilah ghaib.
Bolehlah didefinasikan sebagai satu kedudukan satu-
satu barang atau satu-satu tubuh yang terwujud dan benar-
benar terwujud di suasana dirinya terlindung dari penglihatan
mata zahir seseorang manusia di suasana ada tetapi tidak
terlihat atau ternampak rupanya.

Istilah Ghaib Hakiki (Ghaibul haqiqi).

Soalan: Apakah definasi istilah Ghaibul Haqiqi?


Jawab: Istilah Ghaib Haqiqi.
Bolehlah didefinasikan sebagai satu kedudukan satu-
satu tubuh yang terwujud dan benar-benar terwujud di suasana

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 473

dirinya terlindung dari penglihatan mata zahir seseorang


manusia serta ianya tidak boleh sekali-kali dikesan oleh
pancaindera manusia di suasana ada tetapi tidak terlihat atau
ternampak rupanya. Di wajah terwujudnya Tuhan, para
malaikat, syurga dan neraka.

Istilah Ghaib Majazi (Ghaibul Majazi).

Soalan: Apakah definasi istilah Ghaib Majazii (Ghaibul


Majazi) Ghaib dalam keadaan muhit menumpang?
Jawab: Istilah Ghaib Majazi.
Boleh didefinasikan sebagai satu kedudukan satu-satu
benda yang berwajah Furqan (rupa pembaharuan) yang
terselindung lagi muhit sifatnya disebalik tubuh zahir satu-satu
kejadian Allah di alam semesta (Amthal Sample of Natural
Resources) yang boleh diterjemahkan dan diarcakan kepada
satu rupa baru yang boleh dibentuk dan digunapakai oleh
manusia. Di kala berlakunya penemuan dan cara
pembentukan rupa barunya melalui proses penyelidikan dan
pembangunan (research and development). Di rupa
terwajahnya rupa perubahan dan pembaharuan di sudut
kemajuan tamaddun kehidupan manusia di hakikat terzahirnya
rupa penghasilan furqan di erti pada setiap yang terakhir lebih
baik daripada yang awal di rupa konsep:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


474 Malam Muka Dua

Walal aakhiratu khairul laka minal uulaa. Walasaufa


yutiika rabbuka fatardhaa.
Sesungguhnya yang akhir itu lebih baik dari yang awal.
Nanti Tuhanmu akan memberi engkau (rupa furqan).
Lalu engkau menjadi suka.
Surah: 93: Ad Dhuha: 4-5

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: Ad Dhuha: 4-5)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:93:Adh Dhuha:4-5) Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Menerangkan sifat isyarat
ruhul maani istilah: Walal aakhiratu prinsip kepada empat (4) perkara:
khairullaka minal uulaa. Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
(Sesungguhnya yang akhir itu lebih
baik dari yang awal). Di mana pada manusia agar memantapkan keyakinan bahawa
setiap yang dikatakan: Yang akhir itu pada setiap yang terakhir adalah lebih baik dari
lebih baik dari yang awal, apabila
yang akhir berjaya menunjukkan yang awal dan setiap yang dibuat hendaklah
empat (4) ciri-ciri berikut: dirupakan dengan konsep: Yang terakhir kena
Satu: Kehadiran yang baru lebih baik dari yang awal.
mestilah baik dan lebih baik dari Maka bernatijahkan ayat di atas.
yang awal di sifat fizikalnya, nilainya
dan kemantapan penggunaannya Apakah anak cucu telah mengamalkan konsep
dengan menzahirkan kesukaan, ini dan apakah anak cucu telah memantapkan
keriangan serta kepuasan pada rupa
istilah: Walasaufa yutiika rabbuka pendirian bahawa pada setiap yang terakhir
fatardhaa. (Surah:93:Adh Dhuhaa:5) yang dilakukan oleh diri lebih baik dari yang
Dua: Kehadiran yang baru awal? Tanya-tanyalah.
mestilah berupaya menzahirkan Kedua: Ayat ini secara jelas
keriangan dan menghapuskan
kesunyian (Di wajah anak yatim mendedahkan prinsip bahawa setiap model
keseorangan) dengan disambut dan pengeluaran atau invention yang terakhir
dipelihara penjagaannya secara
yang baik oleh pihak ramai pada mestilah lebih baik dari yang awal. Di hakikat
rupa istilah: Alam yajidka yatiiman fa padanya akan terhasillah kepuasan dan
aawaa. (Surah:93: Adh Dhuhaa:6)
kegembiraan. Di kedudukan berarcanya
Tiga: Kehadiran yang baru kerelevenan (Al Qisti) yang akan membuat
mestilah berupaya merubah
kedudukan dari kesesatan kepada satu-satu kehadiran invention itu relevan
pentunjuk pada rupa istilah: dengan masa dan kegunaan. Di hakikat
Sebelah. terwajahnya rupa Firman Allah Taala pada
kalimah: Wa anzalnaa maahumul kitaaba

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Kaji-kajilah
Malam Muka Dua 475

Dhabit Istilah walmiizaana liyaquumannaasu bilqisti. (Dan


Menerangkan Ruhul Maani Kami turunkan bersama mereka kitab dan
(Surah:93:Adh Dhuhaa:4-5)
.Sambungan. kerelevanan (Bil Qisti). (Surah: 57: Al Hadiid:
25).
Wawajadaka dhaallan fahada.
(Surah:93: Adh Dhuhaa:7). Ketiga: Ayat ini secara jelas
mendedahkan prinsip bahawa Allah tidak akan
Empat: Kehadiran yang
baru mestilah berupaya merubah menzahirkan sekeping papan dari sebatang
keadaan kemiskinan kepada kaya pokok dan balak. Jika manusia tidak
dan menjadi kaya pada rupa isyarat:
Wawajadaka aailan fa aghnaa. menzahirkannya. Di hakikat rupa papan yang
(Surah:93: Adh Dhuhaa:8). berwajah furqan akan lebih bernilai. Malah

Sesungguhnya ini empat boleh memercukan kehidupan manusia lebih


(4) konsep pembangunan manusia baik dari pada awal (Surah: 6: Al Anaam: 95).
yang harus diarcakan oleh setiap
individu. Setiap masyarakat dan Keempat: Ayat ini secara terang
setiap pemerintah negeri dengan mendedahkan prinsip bahawa kerja
mengasaskan setiap kerja
pembangunan dan pembaharuan ke menzahirkan furqan dari satu-satu kejadian
arah yang lebih baik berasaskan Tuhan di rupa Ghaib Majazi. Disifatkan oleh
konsep: Penerokaan yang baru lebih
baik dari yang lama dilaksanakan Allah menolongNya seperti ditegaskannya pada
bukan sahaja bertujuan merubah kalimah ayat: Wa anzalnal hadiida fiihi basun
nasib persendirian tetapi nasib
bangsa dan negeri dengan memberi syadiid. Wamanaafiu linnaasi wa
tumpuan kepada tiga (3) perkara: liyalamallaahu man yanshuruhuu wa
Satu: Bela individu yang tiada
pembela di isyarat: (Surah:93: Adh rasuulahuu bil ghaib. (Dan Kami turunkan
Dhuhaa:9). Dua: Beri perhatian (adakan) besi untuk kekuatan yang sangat dan
kepada yang meminta pertolongan
di isyarat: (Surah:93: Adh beberapa munafaat bagi manusia. Dan supaya
Dhuhaa:10) dan Tiga: Nikmat yang Allah mengetahui siapa yang menolongNya dan
terzahir hendaklah dibentang
kepada ramai dan dedahkan ilmu rasulNya dengan Ghaib (mengarcakan furqan
berkaitan di isyarat: (Surah:93: Adh dari ghaib majazi). (Surah: 57: Al Hadiid: 25).
Dhuhaa:11).
Kaji-kajilah. Fikir-fikirlah.
.

Ini bermakna pada bahasa yang mudah dapat


dibayangkan bahawa ghaib di peringkat ini bolehlah
diumpamakan bagai tergambarnya kedudukan sekeping papan
yang muhit
Kaji-kajilah di dalam sebatang balak atau berkedudukan bagai
terselindungnya api di dalam sebatang besi yang boleh
dipegang tanpa tangan terasa panas akan kewujudannya atau
bagai terlindungnya cahaya ultra-violet disebalik sinaran peti

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


476 Malam Muka Dua

televisyen. Di hakikat Allah pula mengilhamnya kepada


manusia dengan natijah akan terlahirnya satu-satu rupa furqan
yang berupaya memaju dan mentamaddunkan kehidupan
manusia.
Di hakikat terhurainya erti penemuan dan
penterjemahan barang yang tersirat disebalik barang yang
tersurat. Di gambaran konsep:

Nuurun alaa nuurin. Yahdillaahu linuurihi man yasyaau.


Cahaya berdampingan cahaya. Allah menunjukki
sesiapa yang dikehendakinya ke arah cahayaNya.
Surah: 24: An Nur: 35

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah: 24: An Nur: 35)


(Surah:24: An Nur:35) Klasifikasi ayat Al Furqan (Punca
Mendesignkan satu teori Al pembaharuan). Ayat ini secara jelas
Quran (The Theory of Noble Quran) menerangkan rupa kedudukan furqan yang
di bidang Sains Kreatif yang
berbunyi: terwujud di dalam setiap kejadian Tuhan yang
perlu dilihat oleh manusia ketika menerokai
Setiap rupa furqan tetap
terselindung pada setiap kejadian satu-satu rupa furqan yang terwujud. Di mana
Tuhan di wajah cahaya di atas kedudukannya hendaklah diperhatikan pada
cahaya yang memerlukan
ketajaman kreatif seseorang dua (2) kedudukan:
manusia untuk menterjemah Pertama: Perhatikan secara jelas
zahirkan rupa furqannya.
rupa istilah: Nurun alaa nuurin di gambaran
Bincang-bincanglah. keadaan kedudukan satu-satu furqan yang
(Surah:6: Al An aam:95).
terwujud tetap berkedudukan bagai cahaya di
atas cahaya atau bagai api di dalam api. Di
suasana: Di situ terwujudnya balak. Maka di
situlah terwujudnya papan. Di mana keduanya
berkeadaan bercantum, bersebati dan muhit di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 477

Dhabit Istilah antara satu dengan lainnya. Maka di kedudukan


Menerangkan Ruhul Maani sebeginilah mata manusia terbuta untuk
(Surah:24: An Nur:35)
melihatnya. Apatah lagi untuk meyakini
Menerangkan ruhul maani kewujudan furqannya. (Surah: 10: Yunus: 101).
kaitan istilah: Nuurun alaa nuurin
(Cahaya di atas cahaya) di wajah Lalu jadilah furqan yang ada bagai terwujud
kedudukan tersembunyinya rupa ianya di alam kera belantara. Di wajah
furqan (New Inventions) pada setiap
kejadian Tuhan semesta alam munafaat furqan yang terwujud tidak
dengan isyarat makna istilah: mempunyai nilai. Lantaran tidak tertumbuh
Yahdillaahu linuurihii man yasyaa
(Allah menunjukkan sesiapa yang pada hati istilah nampak yang mendorong
dikehendakiNya ke arah langkah untuk menterjemahkannya ke rupa
cahayaNya).
furqan yang bermunafaat. (Surah: 6: Al An
Di makna bahawa aam: 104).
seseorang manusia itu hanya akan
berjaya memecah rupa furqan yang Kedua: Perhatikan secara jelas rupa
terwujud. Jika seseorang itu memiliki istilah: Yahdillahu linuurihii man yasyaa
sekurang-kurang tiga (3) kekuatan:
dalam menggambarkan jenis dan taraf manusia
(i): Memiliki daya kekuatan yang berkebolehan untuk melihat kewujudan
pemerhatian dirinya terhadap
sesuatu yang dilihat. Di samping furqan pada satu-satu kejadian Tuhan. Di mana
rajin diri bertanya kepada diri sendiri taraf dan kedudukan manusia itu mestilah
tentang bentuk dan rupa kegunaan
yang mungkin boleh diarcakan berada di dua (2) keadaan:
olehnya. Lantaran yakinnya diri Satu: Manusia itu hendaklah ianya
tentang konsep: Setiap kejadian
Tuhan wajib terwujud munafaat bagi berilmu. Di hakikat hanya orang yang berilmu
manusia. (Surah:3: Ali imran:191). sahajalah yang mempunyai daya keupayaan

(ii): Memiliki daya imaginasi dan lonjakan untuk dinampakkan kewujudan


di tahap yang tinggi dengan rupa furqan pada satu-satu Bashaair (sumber
berupaya membayangkan rupa
furqan yang hendak dizahirkan. Di punca furqan). Sama ada furqan pada kejadian
suasana terlahirnya sifat kreatif Tuhannya atau furqan yang terwujud pada Al
dalam menghasil rupa inovatif di
wajah terzahirnya rupa furqan yang Quran. (Surah: 29: Al Ankabuut: 43).
dimaksudkan. (Surah:105: Al Fiil:1- Dua: Manusia itu hendaklah bersifat
5).
(iii): Memiliki daya dan bersikap suka memerhati serta tertumbuh
membentuk rupa furqan yang pada hatinya perasaan untuk mengetahui
diimaginasikan olehnya sehingga
terzahirnya rupa furqan seumpama faedah dan munafaat yang terwujud pada satu-
yang terlihat pada benak fikirannya. satu kejadian Tuhan yang diperhatikannya.
Di suasana dirinya memasang
kehendak yang tinggi untuk (Surah: 3: Ali Imran: 191). Disamping
menghasilkannya serta ternampak mengambil langkah dengan kehendak dan
pula padanya rupa munafaat dan
kehasilan kewangan dan ekonomi kreatif dirinya untuk menzahirkan rupa furqan
darinya. Kaji-kajilah. yang tersembunyi. Fikir-fikirlah.
.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


478 Malam Muka Dua

Maka demikianlah halus dan seninya bentangan Allah


Taala akan rupa Amthal (sample or Natural Resouces) dari
satu-satu kejadianNya untuk diterokai oleh manusia bagai
FirmanNya:

Wayadhribullaahul amthaala linnaasi. Wallaahu bikulli


syain aliim.
Lalu dibentangkan Allah akan AmthalNya (di rupa
natural resources) kepada manusia. Dan Allah itu Maha
Mengetahui pada setiap sesuatu.
Surah: 24: An Nur: 35

Catitan: (Surah: 24: An Nur: 35)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
pentingnya sikap kreatif dan inovatif
diketengahkan. Di hakikat berilmu tanpa kreatif.
Bagai burung tidak bersayap. Fikir-fikirlah.
.

Dalam pada itu, eloklah anak cucu tahu. Bahawa


kewujudan Ghaib Majazi itu biasa terwujud pada dua (2)
keadaan:
Pertama: Terwujudnya ia di kedudukan bagai
diperkatakan, seumpama bagai terwujudnya sekeping papan di
dalam sebatang balak atau terwujudnya pokok pada biji benih.
Maka justeru di kedudukan ini. Balak kenalah digergaji dan
dihuraikan. Jika munafaat papan yang berwajah furqan itu
hendak dimunafaatkan. Begitulah pula dengan benih. Ianya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 479

hendaklah disemaikan. Jika pokok baru dari jenisnya itu


hendak diladangkan.
Di hakikat terwujudnya kedudukan bagai Firman Allah
Taala:

Innallaha faaliqul habbi wannawaa. Yukhrijulhayya


minalmayyiti wamukhrijul mayyiti minalhayyi.
Zaalikumullahu Fa annaa tufakuun.
Sesungguhnya Allah menumbuhkan batang benih
tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati (benih menjadi
pokok) dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup
(pokok menjadi papan). Demikian itulah Allah. Maka
mengapa kamu masih berpaling ?
Surah: 6: Al Anaam: 95

Catitan: (Surah: 6: Al Anaam: 95)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar bersifat kreatif. Di makna tahu
menghasilkan produk di wajah rupa furqan dari
barang yang hidup dan dari barang yang mati.
Satu konsep yang terpenting dalam mengarah
akal dan fikiran bersifat kreatif dan inovatif. Satu
konsep yang boleh menolak satu-satu bangsa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


480 Malam Muka Dua

Penerokaan Teori Al Quran menjadi maju dengan bersikap tahu


(Surah 6: Al Anaam:95) menterjemahkan barang keliling kehidupannya.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Mendesignkan Teori Al Quran Apakah anak cucu merasai diri telah memiliki
(The Theory of Noble Quran): Adalah
dengan ini dirangka satu teori Al Quran sifat kreatif dan inovatif dan pernahkah anak
di bidang Sains Chemistry dan teori ini cucu menggunakan ilmu yang ada untuk
dinamakan: Carbon Basic Creation
Theory dan kemudian dikenali sebagai bersifat dan bersikap sedemikian? Tanya-
(CBC Halo-N Theory - 2010) yang tanyalah.
berbunyi:
Di hakikat berilmu tanpa pandai
Setiap suatu kejadian yang terdapat menjana kewangan dengan ilmu sendiri di
di dalam alam maya bermula dengan
12
atom Carbon (C ) dan ianya boleh sifat tubuh berdikari samalah seperti
kembali menjadi Carbon serta boleh berdirinya sekor ayam buta berparuh-taji
ditukar ke dalam bentuk baru
kejadian atau ditukarkan kembali gagal memagut padi di kaki. Fikir-fikirlah.
menjadi carbon menerusi proses Kedua: Ayat ini menerangkan konsep
penyingkiran electron carbon pada
1
nilai mono-atom hydrogen ( H) dan penghasilan furqan itu berasaskan kepada dua
2
dwi-atom hydrogen ( H). (2) konsep. Yakni konsep: Mengeluarkan yang

Pembentukan elemen carbon hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang
adalah merupakan pembentukan mati dari yang hidup. Di mana konsep ini
elemen asas di awal barang kejadian
Tuhan. Satu elemen tunggal yang bolehlah diperjelaskan pada dua (2) sudut:
berupaya membentuk rupa dan tenaga Satu: Ayat ini menjelaskan konsep
satu-satu barang kejadian yang
dijadikan olehNya. Berasaskan daripada Allah Taala menjadikan setiap natural
Carbon, maka akan terhasil satu-satu resources dari kejadiannya yang disifatkanNya
barang kejadian baru sama ada ianya
berbentuk atom, molekul dan metal atau di sifat benda yang hidup. Kemudian boleh
berbentuk sel, tisu, organ dan badan. dikeluarkan dari barang yang hidup itu suatu

Semua proses ini bermula dari yang mati di wajah terlahirnya rupa furqan.
12
proses penyingkiran electron carbon C Seumpama terlahirnya papan yang bersifat
yang membentuk mono-atom hydrogen
1
( H) yang kemudian bergabung menjadi barang mati dikeluarkan dari barang hidup yang
2
H yang akhirnya membentuk atom bernama pokok. Dan dikeluarkan barang yang
pada elemen-elemen tertentu sama ada
ianya Oksigen, Nitrogen atau Helium hidup dari yang mati. Seumpama tertumbuhnya
atau seumpamanya di dalam bentuk pokok dari sebiji benih yang bersifat mati. Bagai
gas dan begitulah dengan pembentukan
elemen-elemen lain seperti Sodium dibangkitkan Allah dengan kebijaksanaanNya
11 12
(NA ) atau Magnesium (Mg ), Copper terhadap manusia sesudah mati (Di maqam:
dan seumpamanya.
Thumma baasnaakum mimbadi mautikum -
Surah: 2: Al Baqarah: 56).
Bersambung sebelah (B)
Dua: Ayat ini menjelaskan isyarat
kepada manusia agar menggunapakai konsep
pengarcaan furqan seperti yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 481

(B) dibentangkanNya itu di dalam usaha kreatif


manusia menterjemahkan barang asas furqan
Demikianlah juga dengan
pembentukan sel pada tumbuhan dan yang terwujud disekelilingnya dengan
haiwan, segala-galanya bermula dari
menzahirkan rupa furqan yang berupaya
Carbon hasil daripada penyingkiran
electron seumpama berlakunya pada memajukan kehidupannya. Fikir-fikirlah.
gas dan metal.

11 Penerokaan Teori Al Quran:


Creation of Natrium Atom ( Na)
12
From C (Surah: 6: Al Anaam: 95)
12 11 Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Contoh: C Na
Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka satu
Peringkat 1:
12 teori Al Quran di bidang Sains dan Ekonomi
C
Kreatif yang berbunyi:
Peringkat 2:
10 2
C+ H Pada setiap barang yang hidup wajib
terwujud padanya satu barang mati di rupa
Peringkat 3:
8 2 2 furqannya dan pada setiap barang yang mati
C+ H + H
wajib terwujud padanya satu barang hidup
Peringkat 4:
6 2 2 1 1 di rupa furqannya. Di sifatnya yang
C + H+ H + H + H
6 2 2 2 2 berupaya memajukan kehidupan dan
C + H + H + H + H
21
+ H + H tamaddun manusia.

6 11 1 Bincang-bincanglah.
C + Na + H

Maka proses dominasi Dan Selanjutnya;


11
berlaku dengan kewujudan Na
secara nature dan berikutan dengan
11
ini proses isolation Na boleh Penerokaan Teori Al Quran.
dilakukan kemudiannya. Wallahu
alam. (Surah:6: Al An aam:95).
Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
Reverse Carbon Created Theory teori Al Quran di bidang Sains Bio-Chemistry.

Contoh: Dan teori ini dinamakan: Reverse Carbon


16 14
Penukaran O kepada C Created Theory (R.C.C) yang berbunyi:

Peringkat 1: Setiap sesuatu kejadian yang berasaskan


14
O karbon boleh bertukar bentuk dan rupanya.

Peringkat 2: Dari satu rupa kejadian ke satu rupa


12 2 2
O+ H + H kejadian yang lain mengikut ketetapan

Peringkat 3: fitrahnya. Dan ianya boleh ditukarkan


10 2 2 2
O+ H + H + H kembali ke bentuk dan rupa asal
10
O +
12
C kejadiannya dan sebaliknya.
---> sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


482 Malam Muka Dua

...Sambungan. Bincang-bincanglah.
Di hakikat batang pokok boleh ditukarkan
Maka proses dominasi
12
Carbon ( C) berlaku secara fitrah. bentuk dan rupanya menjadi benih dan benih
Dengan demikian dapatlah boleh ditukarkan menjadi batang pokok. (eg:
disimpulkan sesuatu barang
kejadian di bawah naungan Allah Tissue culture Technology) atau bagai
s.w.t boleh dibuat menerusi proses seumpama air (H2O) boleh diuraikan semula
pembangunan dan penterjemahan
dari satu-satu elemen kepada menjadi: Hydrogen (H2) dan Oksigen (O). Maka
carbon semula dan begitulah demikianlah bijaknya Allah Taala
sebaliknya sesuatu itu boleh
ditukarkan semula menjadi suatu membangkitkan semula manusia setelah mati,
yang lain tertakluk kepada fitrah hancur dan menjadi tanah. Dan sesungguhnya
kejadiannya. Bincang-bincanglah.
Dialah tempat kembali.

Kedua: Terwujudnya ia Ghaib Majazi itu di rupa


terlahirnya buah kelapa sawit dari pokok kelapa sawit atau
terlahirnya susu getah dari pokok getah. Lalu jika furqan
daripadanya hendak diperolehi. Maka pokok kelapa sawit dan
pokok getah hendaklah ditanam dan diladangkan secara
bersungguh-sungguh. Demikianlah bijaknya Allah Taala
menyembunyikan furqanNya dalam memajukan hambaNya. Di
hakikat terserlah bayangan Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 483

Wahuwallazii anzala minassamaaimaa anfa


akhrajnaabihii nabaatakullisyaiin. Fa akhrajnaa minhu
khadhiran. Nukhrijuminhu habban mutaraakiban
waminan nakhli mintalihaa qinwaanun daaniyatun
wajannatin min anaabin wazzaituuna warrummaana
musytabihaan waghaira mutasyaabihii. Unzuruu ilaa
thamarihii izaa athmara wayan ihii. Innafiizaalikum la
aayaatil liqaumin yuminuun.
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit. Lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-
tumbuhan. Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan
itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak. Dan
dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang
menjulai. Dan kebun-kebun anggur dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Maka perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) ketika ianya
masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (bahan pemikiran) bagi orang-orang yang
beriman.
Surah: 6: Al An aam: 99

Catitan: (Surah: 6: Al Anaam: 99)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan arah tuju dan
konsep pengarcaan furqan kepada empat (4)
perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia. Terutama manusia yang sedang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


484 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah mencari furqan. Di mana mereka diisyaratkan


Menerangkan Ruhul Maani bahawa pada setiap proses penghasilan furqan
(Surah: 6: Al Anaam:99)
hendaklah dibuat secara peringkat
Menerangkan ruhul maani berperingkat. Seumpama bagai Allah
ayat yang mengisyaratkan kepada
dua (2) perkara: menjadikan sebiji buah dengan peringkat-
peringkatnya.
Satu: Menerangkan
Konsep Impak di dalam satu-satu Maka bernatijahkan ayat di atas.
pekerjaan. Di mana pada setiap Apakah anak cucu perhatikan apa yang
perkara yang hendak dizahirkan di
rupa urusan dan pekerjaaan. Maka dizahirkan oleh Allah dan apakah anak cucu
soalan impak dari rupa asas telah mengambil langkah untuk menzahirkan
pekerjaan hendaklah dikaji dan
dihitung dahulu secara mendalam satu-satu furqan dari barang keliling yang
sebelum satu-satu urusan atau satu- terdapat di dalam kehidupan? Tanya-tanyalah.
satu pekerjaan itu hendak
dilaksanakan. Kedua: Ayat ini secara terang
Maka dalam menghitung memperjelaskan kepada manusia contoh
rupa impak kebaikan. Eloklah anak
cucu menghitungnya pada lima (5) penghasilan furqan pada konsep:
perkara seumpama bilangan impak Mengeluarkan yang mati dari yang hidup
yang terhasil dari rupa turunnya
hujan dari langit. Dan begitulah jua (Surah: 6: Al Anaam: 95). Pada gambaran
dengan impak buruk yang boleh penghasilan dan kezahiran buah di rupa suatu
terzahir dari satu-satu pekerjaan itu
hendaklah juga dihitung seumpama yang tidak terwujud di sifat barang mati pada
dihitungkan impak kebaikan adanya. sebatang pokok adalah merupakan salah satu
Malah di sini sayugia
diingatkan bahawa kelalaian dalam konsep penghasilan furqan. Satu proses
melihat rupa impak keburukan pada menghasilkan satu hasil rupa created invention
satu-satu pekerjaan boleh
menghasilkan bala kepada diri dan dengan mewujudkan satu-satu rupa end
kerenahnya boleh membawa padah product yang berbeza jauh dari rupa asal
yang mendukacitakan.
induknya (The spark of natural resources). Di
Dua: Menerangkan hakikat mana ianya kemudian berupaya menghasilkan
bahawa akan terlahirlah rupa
kebijaksanaan seseorang itu di taraf rupa kegunaan dan nikmat yang boleh
Ulul Albab. Jika ianya pandai mensejahterakan kehidupan manusia.
membentuk rupa impak dari satu-
satu rupa asas pekerjaannya. Di Ketiga: Ayat ini secara terang
samping ianya tahu mengguna pakai menjelas dan mengisyaratkan kepada manusia
rupa impak kebaikan yang terbentuk.
Di hakikat banyak rupa impak yang bahawa konsep yang sama hendaklah
terhasil dari satu-satu rupa asas dilakukan oleh manusia bagi menghasilkan rupa
pekerjaan boleh menzahirkan
kebaikan yang lebih besar dari rupa furqan (new invention) berlandaskan ilmu dan
kesan langsung pekerjaannya. sifat kreatif yang terwujud padanya. Maka
Sesungghnya ingatlah bahawa
kerja menghasilkan rupa impak galakan seumpama ini hendaklah disuburkan
kebaikan pada satu-satu rupa pada kalangan masyarakat. Terutama kepada
pekerjaan adalah satu
kebijaksanaan. (Surah:2: Al golongan cerdik pandai.
Baqarah:269). Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 485

Keempat: Ayat ini secara jelas


menerangkan isyarat tentang pentingnya satu-
Penerokaan Teori Al Quran satu ilmu yang dituntut oleh seseorang itu
(Surah: 6: Al Anaam:99).
memiliki mata. Jika ilmunya buta. Maka buta
Mendesignkan satu teori Al dan jahillah seseorang manusia itu. Dan
Quran (The Theory of Noble Quran)
sesungguhnya nilai buta dan celiknya satu-satu
di bidang Sains Pendidikan dan
Ekonomi yang berbunyi: ilmu yang dimiliki oleh seseorang bolehlah
disukat pada buta dan celiknya diri dalam
Kreativiti menghasilkan rupa melihat rupa furqan dan rupa peluang masa
impak kebaikan yang banyak pada
depan yang boleh memunafaatkan dirinya.
satu rupa pekerjaan yang direka
cipta akan menzahirkan rupa Maka fikir-fikirlah di hakikat di dalam
kebijaksanaan seseorang ilmuan.
yang hidup pasti terdapat barang mati yang
berwajah furqan. Satu-satu furqan yang perlu
Bincang-bincanglah.
dikeluarkan sebagai sumber kemajuan dan
Di hakikat Allah mencipta satu-satu
benda dengan impak yang banyak. pembaharuan kepada manusia dan
kemanusiaan adanya.

Istilah Ghaibul Asghar - (Ghaib kerana halus).

Soalan: Apakah definasi istilah Ghaibul Asghar -


(Ghaib kerana halus)?
Jawab: Istilah Ghaibul Asghar bolehlah didefinasikan
sebagai satu kedudukan satu-satu tubuh yang terwujud
dengan rupa dan saiznya yang teramat halus atau teramat
jauh jaraknya sehingga rupa tubuhnya terlindung dari
penglihatan mata zahir seseorang manusia tetapi boleh dilihat
dan terlihat secara terang apabila ianya dapat dilihat melalui
alat dan peralatan yang membolehkan ianya dilihat. Di
kedudukan seumpama rupa kuman, virus, vitamin dan
ingredients penawar di dalam madu atau di dalam tumbuh-
tumbuhan serta di kedudukan planet-planet yang berjarak jauh.
Di suasana terwujudnya penawar di isyarat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


486 Malam Muka Dua

Yakhruju min butuuniha syaraabun mukhtalifun


alwaanuhu fiihi syifaaullinnaas. Innafii zaalika la
aayatan liqaumin yatafakkaruun.
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
ubat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (sample penghasilan furqan) bagi orang-
orang yang memikirkan.
Surah: 16: An Nahl: 69

Catitan: (Surah: 16: An Nahl: 69)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini secara jelas menerangkan konsep
pengarcaan furqan kepada tiga (3) perkara di dua
peringkat:
Pertama: Di peringkat pertama: Allah
Taala menerangkan konsep penghasilan furqan
dari sumber punca asal penghasil furqan. Di mana
Lebah dijadikanNya umpama. Dari Lebah
terhasilnya furqan yang bernama madu. Maka
jadilah madu itu berwajah furqan dan dinamakan
furqan.
Kedua: Di peringkat kedua: Allah Taala
menerangkan konsep terwujudnya furqan di
dalam furqan. Di wajah pada satu-satu rupa
furqan yang ditemui pasti akan terwujudnya satu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 487

Penerokaan Teori Al Quran lagi furqan yang terhasil dari effect atau impact
(Surah:16: An Nahl:69)
di wajah significantnya di sudut munafaat dan
kelebihannya. Bagai furqan madu di mana
Mendesignkan Teori Al Quran
(The Theory of Noble Quran): Adalah padanya terdapat satu furqan lain yang
dengan ini dirangka satu teori Al Quran bernama penawar (ubat). Demikianlah bijakNya
di bidang Sains Chemistry dan teori ini
dinamakan: Aromatical Halo-N Theory Allah Taala dalam mewajahkan kemajuan
dan kemudian dikenali sebagai furqan kepada manusia.
(Aromatical Theory - 2010) yang
berbunyi: Ketiga: Di peringkat ketiga. Allah
Taala menerangkan konsep cara mencari
Setiap titik kolerasi hydrogen-
carbon pada satu-satu sebatian penawar (Ubat) kepada sebarang penyakit yang
hydrogen-carbon (compound of dihidapi oleh manusia. Di mana penawar pada
hydrogen-carbon) yang bersifat
aromatic akan bersifat sebagai sifat setiap penyakit itu telah pun disediakan
utama satu-satu penawar kepada olehNya dan ianya mudah sahaja diperolehi.
penyakit manusia.
Jika manusia terjumpa jalan fitrahnya
Teori ini adalah merupakan berasaskan puncanya dari barang kejadianNya
satu teori bagi memperlengkapkan lagi
proses penemuan yang diperolehi dari yang berada dikelilingnya. Di hakikat: Thumma
Teori Nine Stars Halo-N. Teori Nawiah kulli minkullis thamaraati Faslukii subula
9x45 (1). Teori Nawiah 9x45 (2), Teori
9.2 Homolength dan Teori H.V.D yang rabbiki zululaa. (Kemudian makanlah dari tiap-
ditemui sebelum ini yang akan tiap (macam-macam) buah-buahan dan
menatijahkan keberkesanan penawar
yang ditemui terhadap penyakit yang tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
menyerang pada mana-mana bahagian dipermudahkan). (Surah: 16: An Nahl: 69).
tubuh tertentu pada tubuh manusia
dapat ditentukan dengan tetap seperti Maka fikir-fikirlah.
yang ditunjukkan oleh titik bersilang
pada garis bulatan kod sembilan belas
(19) teori Halo-N H.V.D (Hydrogen- Penerokaan Teori Al Quran:
carbon Vaccine Diagnosis). (Surah: 16: An Nahl: 69)

Asas Teori Aromatical Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of


Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka satu
(i): Diasaskan dari extract ruhul
maani kalimah: Mukhtalifun teori Al Quran di bidang Sains Kesihatan yang
alwaanuhuu (Bermacam-macam berbunyi:
warna) di hakikat tiap-tiap berlainan
warna. Maka berlainanlah pula Satu-satu penyakit didatangkan kepada
aromanya. manusia sejak manusia bodoh lagi. Maka
(ii) Kemudian dikaitkan di
antara istilah kalimah: Fiihi syifaa tidaklah munasabah, jika cara mencari
ulinnaas (Padanya penawar kepada penawarnya disediakan Tuhan melalui jalan
manusia) dengan kalimah istilah pada
isyarat: Mukhtalifun alwaanuhu pada fitrahNya teramat payah. Tentu mudah dan
kedudukan dua titik Aromatical pastinya mudah.
hydrogen-carbon (yakni satu atau dua
atau lebih) yang terdapat pada satu- Bincang-bincanglah.
satu sebatian. Bincang-bincanglah.
Bersambung di Ms:494

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


488 Malam Muka Dua

Istilah Ghaibul Qasas - (Ghaib Peristiwa).

Soalan: Apakah definasi istilah Ghaibul Qasas - (Ghaib


Peristiwa)?
Jawab: Istilah Ghaibul Qasas.
Bolehlah didefinasikan sebagai kedudukan
tersembunyinya satu-satu rupa peluang penjana rezeki dan
kewangan yang terlindung disebalik rupa impak hikmah pada
satu-satu peristiwa yang boleh diterjemahkan sebagai ruang
terbukanya peluang dan kesempatan menjana rezeki.
Berdasarkan contoh peristiwa Raja Mesir dengan Yusuf a.s
seperti Firman Allah Taala:

Waqaalalmaliku Inni araasababaqaraatin simaanin


yakuluhunna sabun ijaafun wasaba sumbulaatin
khudhrin wa ukhara yaabisaatin Yaa ayyuhal malau
aftuunii fii ruyaaya inkuntum lirruyaa taburuun.
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari
kaumnya): Sesungguhnya Aku bermimpi melihat tujuh
ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh tangkai

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 489

(gandum) yang hijau dan tujuh tangkai yang kering. Hai


orang-orang yang terkemuka: Terangkanlah kepadaku
tentang ta'bir mimpiku itu, jika kamu dapat menta'birkan
mimpi.
Surah: 12: Yusuf: 43

Penerokaan Teori Al Quran


(Surah:12: Yusuf:43) Catitan: (Surah: 12: Yusuf: 43)
Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
Mendesignkan Teori Al Quran
(The Theory of Noble Quran): Adalah dan hikmah):
dengan ini dirangka satu teori Al Quran Ayat ini secara jelas menerangkan
di bidang ilmu Sains Predictions yang
berbunyi: kaitan dari satu peristiwa kecil (di sifat Ghaibul
Asbab) boleh ditelah akan terzahirnya peristiwa
Satu-satu isyarat yang diterima
melalui mimpi tidur seseorang besar. Satu kedudukan yang memerlukan ilmu
manusia boleh menatijahkan sesuatu prediction. Satu ilmu yang akan membawa satu-
peristiwa sebenar diketahui. Jika
ianya dapat ditafsirkan. satu bangsa ke hadapan di sudut melihat
peluang keemasan dan terhindarnya dari
Bincang-bincanglah.
(Surah:48:Al Fathu:27) kesengsaraan. Fikir-fikirlah.
.

Di hakikat di mana peristiwa tersebut telah


diterjemahkan oleh Yusuf a.s. Di erti terzahirnya arca kelahiran
kegiatan ekonomi yang boleh menghindarkan suasana
dharurah yang bakal terjadi. Seperti yang di gambarkan oleh
Firman Allah Taala:

Qaala tazrauuna sabasiniina da aba famaa hasadtum


fazaruuhu fisumbulihi illaa qaliilam mimmaa takuluun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


490 Malam Muka Dua

Thummayatii mimbadi zalika sabun syidaadun


yakulna maa qaddamtum lahunna illaa qaliilam
mimmaa tuhsinuun.
Berkatalah Yusuf: Kamu hendaklah bertanam tujuh
tahun (lamanya) sebagaimana biasa. Maka apa yang
kamu tuai hendaklah kamu simpan bersama tangkainya
kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian datang
sesudah itu tujuh tahun kemarau (kelaparan) sehingga
menelan apa yang telah kamu simpan itu kecuali sedikit
yang kamu simpan (untuk dijadikan benih).
Surah: 12: Yusuf: 47-48

Catitan: (Surah: 12: Yusuf: 47-48)


Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
betapa hebatnya sesebuah bangsa. Jika
bangsanya memiliki ilmu prediction. Negara
boleh terselamat. Kedudukan ekonomi dapat
dirangka. Di erti kesejahteraan pasti terwujud.
Jika kejituan prediction terlahir dalam sesebuah
negara. Fikir-fikirlah.

Istilah Ghaibul Amthal - (Ghaib Rupa Tersirat).

Soalan: Apakah definasi istilah Ghaibul Amthal -


(Ghaib Rupa Tersirat)?
Jawab: Istilah Ghaibul Amthal.
Bolehlah didefinasikan sebagai terwujudnya isyarat rupa
furqan yang diwajahkan oleh rupa zahir sesuatu kejadian
Tuhan yang boleh diterjemah atau didhomirkan oleh ahli

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 491

keilmuan kepada satu wajah peralatan, kenderaan atau punca


rupa penawar perubatan yang berakhir akan terlahirnya rupa
furqan yang boleh digunapakai oleh manusia dalam memaju
dan mentamaddunkan kehidupan. Di kedudukan gambaran
wajah burung yang dilihat telah terzahirnya rupa kapal terbang
dan kapal terbang perang.
Di hakikat tersiratnya rupa Firman Allah Taala:

Wa arsala alaihim tairan abaabil. Tarmiihim bihijaaratim


minsijjiil. Fajaalahum kaasfim makuul.
Dan mengirim kepada mereka burung yang berduyun-
duyun. Yang melempar mereka batu dari tanah yang
keras. Lalu menjadi mereka seperti daun dimakan (ulat).
Surah:105: Al Fiil:3-5

Catitan: (Surah: 105: Al Fiil: 3-5)


Klasifikasi ayat Al Furqan (Punca
pembaharuan):
Ayat ini secara jelas membayangkan
isyarat tersiratnya rupa pembaharuan (furqan)
yang tersimpan pada rupa zahir kejadian di
maqam Ghaib Amthal yang perlu diperhatikan
oleh manusia. Di hakikat berilmu biarlah
Nampak. Fikir-fikirlah.

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah: 105: Al Fiil: 3-5).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


492 Malam Muka Dua

Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of


Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Sains kesihatan dan
Bio- Chemistry yang berbunyi:
Setiap satu rupa dan perlakuan yang terbit
dari satu-satu kejadian Tuhan akan
menzahirkan isyarat kepada satu rupa
furqan dan setiap rupa kejadian Tuhan yang
menyerupai anggota tubuh manusia akan
menjadi ubat kepada penyakitnya.
Bincang-bincanglah.

Istilah Ghaibul Asbab - (Ghaib Rupa Penyebab).

Soalan: Apakah definasi istilah Ghaibul Asbab -


(Ghaib Rupa Penyebab)?
Jawab: Istilah Ghaibul Asbab.
Bolehlah didefinasikan sebagai terwujudnya satu-satu
tanda tersirat yang terkandung di dalam kewujudan satu-satu
fenomena yang terjadi di makna bagi mengisyaratkan akan
berlakunya sesuatu peristiwa atau tragedi besar yang boleh
dijadikan pedoman oleh manusia di sudut kewaspadaan atau
di sudut terisyaratnya peluang yang boleh lagi berupaya
menghasil rezeki, nikmat dan kesejahteraan. Di kedudukan
seumpama terkilasnya cahaya di batu (ketika menggali parit
benteng pertahanan Khandak). Junjungan Besar Muhammad
s.a.w telah dapat menelah Rome dan Parsi jatuh ke tangan
Islam atau di kedudukan seumpama fenomena labah-labah di
bendang. Bersarang tinggi. Dapat ditelah banjir akan
menjelang.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 493

Maka demikianlah bijak Allah Taala mengajar manusia


dalam memahami tentang ghaib dan perkara ghaib dalam
menumbuhkan fikiran di wajah warga invention ke arah lebih
inovatif. Di hakikat terlihatnya rupa keupayaan membuat
telahan tepat di tahap ruhul maani Firman Allah Taala:

Alif laam Miim. Ghulibatirruum. Fi adnal ardhi wahum


mimbadi ghalabihim sayaghlibuun. Fii bidhi siniina.
Lillaahil amru minqablu wamim badu wayauma izin
yafrahul muminuun.
Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. Di
negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan
itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi. Bagi
Allah-lah urusan sebelum dan sesudahnya. Dan di hari
itu bergembiralah orang-orang yang beriman.
Surah: 30: Ar Rum: 1-4

Catitan: (Surah: 30: Ar Rum: 1-4)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini secara jelas
mempamerkan ingredient pendidikan kepada
tiga (3) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


494 Malam Muka Dua

Pertama: Ayat ini secara jelas


mempamerkan kepentingan ilmu prediction
dalam memajukan keupayaan manusia dalam
menghadapi fenomena dan peristiwa dunia
yang berwajah kebaikan atau berwajah
keburukan dengan rupa munafaat atau rupa
risiko yang tinggi. (Surah: 11: Hud: 37).
Seumpama bagai pentingnya Nuh a.s
diberitahu dan mengetahui rupa banjir besar
dan rupa risiko darinya dengan mengambil
langkah membina kapal menyelamat umatnya.
Berasaskan konsep: The insurance to recover
the risk.
Kedua: Ayat ini secara jelas
mempamerkan didikan tentang kepentingan
ilmu prediction dan ilmu fokus fenomena dalam
membuat kajian dan telahan terhadap kesan
dan risiko yang bakal terjadi dari kesan dan
impak satu-satu peristiwa yang dijangka terjadi.
Satu kajian dan telahan seperti ini perlu dibuat
Seumpama pentingnya peranan para Under
Writer di dunia insurans. (Surah: 11: Hud: 31-
33). Agar kewaspadaan dan anggaran ganti
rugi dapat ditentukan agar penderitaan yang
terjadi dapat ditebus atau dikurangkan. Fikir-
fikirlah.

Istilah Furqan - (Punca pembaharuan).

Soalan: Apakah definasi istilah Furqan (Rupa


Pembaharuan)?
Jawab: Istilah Furqan di sudut lughah bahasa boleh di
ertikan sebagai pembeza di antara yang satu rupa baik dengan
satu rupa jahat atau boleh dimaknakan jua sebagai pembeza
di antara rupa yang lama dengan rupa yang baru pada konteks

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 495

nilai, mutu dan wajah rupa akan sesuatu yang


diperbandingkannya. Maka bagi tujuan ini, perbincangan
membahagikannya kepada dua (2) sudut pengertian. Di sudut
duniawi dan di sudut akhrawi, agar maksudnya dapat diselami
oleh anak cucu secara lebih mendalam.

Soalan: Apakah definasi istilah Furqan - (Punca


pembaharuan - Pembeza hak dan batil) yang digambarkan
oleh Al Quran di sudut pandangan akhrawi?
Jawab: Istilah Furqan di sudut akhrawi.
Bolehlah didefinasikan sebagai kenyataan terzahirnya
keterangan dari Tuhan semesta alam yang berwajah kitab Al
Quran yang diturunkan oleh Allah Taala kepada Nabi
Muhammad s.a.w yang bertindak menggariskan dan
mengklasifikasikan terhadap sebarang perlakuan manusia di
kedudukan hak atau batil, di hakikat ruhul maani konsep:


Tabaarakallazii nazzalal furqaana alaa abdihii
liyakuuna lil aalamiina naziiraa.
Maha suci Tuhan yang yang menurunkan Furqan (Al
Quran) kepada hambaNya supaya memberi peringatan
kepada seluruh alam.
Surah: 25: Al Furqan: 1

Catitan: (Surah: 25: Al Furqan: 1)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


496 Malam Muka Dua

Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan


falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
kehebatan Tuhan menurunkan Al Quran di sifat
Al Furqan (Di maqam: Walam yajallahu
iwajaa - Surah: 18: Al Kahfi: 1-2). Sebuah kitab
pembawa pembaharuan. Dan dijadikanNya
langit dan bumi serta segala kejadian padanya
tersimpannya furqan. Satu pendedahan yang
tidak sepatutnya dilupai dan diabai oleh
manusia. Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah definasi istilah Furqan - (Punca


pembaharuan) yang digambarkan oleh Al Quran di sudut
kemajuan duniawi?
Jawab: Istilah Furqan di sudut duniawi.
Bolehlah didefinasiikan sebagai rupa pembaharuan yang
berupaya mempertingkatkan mutu dan kedudukan satu-satu
rupa tamaddun manusia di sudut perubahan taraf gaya hidup
dan cara hidup seseorang, masyarakat, negeri dan negara
yang terhasil dari kegiatan manusia yang bersifat kreatif dan
inovatif dengan menterjemahkan sumber-sumber kejadian
alam (Amthaal - natural resources) di hakikat terwajah rupa
maknawi konsep:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 497

Nuurun alaa nuurin. Yahdillaahu linuurihi man yasyaau.


Wayadhribullaahul amthaala linnaasi. Wallaahu bikulli
syain aliim.
Cahaya berdampingan cahaya. Allah menunjukki
sesiapa yang dikehendakinya ke arah cahayaNya. Lalu
dibentangkan Allah akan AmthalNya (berupa natural
resources) kepada manusia. Dan Allah itu Maha
Mengetahui pada setiap sesuatu.
Surah: 24: An Nur: 35

Catitan: (Surah: 24: An Nur: 35)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat - Al Furqan (Punca
(Surah:24:An Nur:35) pembaharuan): Ayat ini menerangkan furqan
Menerangkan ruhul maani ayat dan gambaran furqan serta kedudukan rupa
kepada dua (2) perkara: furqan kepada dua (2) tahap:
Satu: Menerangkan isyarat Pertama: Ayat ini secara
istilah: Nuurun alaa nuurin di gambaran keseluruhannya menerangkan bahawa pada
mendefinasikan istilah furqan. Satu
istilah gambaran tersembunyinya rahsia setiap yang zahir di langit dan di bumi di rupa
elemen pembaharuan yang akan kejadian Tuhan ada tersimpannya furqan. Di
diilhamkan oleh Allah s.w.t kepada
hambanya demi munafaatnya di maqam: kedudukan furqan yang tersimpan itu di rupa
Yahdillaahu linuurihii man yasyaa. bagai cahaya di dalam cahaya.
Lantaran itulah Allah menzahirkan
sumber punca furqan yang berwajah Bagai kayu di dalam kayu. Bagai
amthal atau berwajah bashair di maqam papan di dalam balak. Bagai permata di dalam
wayadhribullahul amthaala linnaasi
dengan peringatan agar manusia batu atau bagai terselindungnya kuman Malaria
menggalinya dan percaya kewujudan dan denggi di dalam nyamuk (Di Maqam:
furqan padanya di hakikat Allah tidak
sekali-kali berbohong kepada hambanya Innallaha laa yastahyii an yadhriba
lagi Maha Mengetahui setiap furqan mathalamma bauudhatan fama fauqahaa
yang terwujud pada setiap kejadianNya
di maqam wallaahu bikulli syain aliim. Surah: 2: Al Baqarah: 26).
Satu-satu rupa furqan yang perlu digali
Kedua: Menerangkan isyarat
kalimah ayat Yahdillaahu linuurihi man dan diterokai di kedudukan bagai diisyaratkan
yasyaa pada isyarat bahawasanya oleh ayat: Wayadhribullaahul amthaala
manusia boleh menzahirkan furqan pada
enam (6) cara: linnaasi. Mudah-mudahan manusia akan
sebelah menyelidik dan menemuinya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


498 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Kedua: Ayat ini cara terang


Menerangkan Ruhul Maani mengisyaratkan kepada manusia agar
(Surah:24:An Nur:35)
.... Sambungan. memahami kedudukan satu-satu furqan yang
terwujud pada dua (2) kedudukan dengan
(i): Manusia boleh
menghasilkan furqan dari amthal memahami isyarat istilah yang dinyatakan oleh
kejadian Tuhan (Natural resources) ayat:
dengan menzahirkan aturan proses
penzahiran produk berasaskan aturan Satu: Ayat ini mengajak manusia agar
fitrah kejadiannya seumpama peringkat memahami dan menerima hakikat bahawa
kejadian sebiji buah dari pokok bermula
dari bunganya sampai ke buah yang istilah: Nuurun alaa nuurin (cahaya di atas
masak (Surah:24: An Nur: 43). cahaya) sebagai kedudukan sebenar
Demikianlah bijaknya didikan Allah yang
diumpamakannya di dalam Al Quran kewujudan satu-satu furqan yang terwujud pada
(Surah:72: Al Jin:16). Jika manusia setiap kejadian Tuhan. Maka jika manusia
berjaya mencari thariq. Yakni jalan yang
betul mengikut fitrahnya. dapat menerimanya. Senanglah bagi manusia
itu memfokuskan mata pemerhatiannya kepada
(ii): Manusia boleh
menghasilkan furqan dari amthal furqan yang berkedudukan sedemikian. Tanpa
kejadian Tuhannya dengan menzahir melarikan kaedah pemerhatian di cara sudut
dan menghasilkan satu rupa baru yang
berwajah end products atau di rupa yang lain atau di kedudukan yang lain.
proses value added dengan Dua: Ayat ini mengajak manusia agar
menzahirkan barang yang mati daripada
barang yang hidup. Seumpama menerima hakikat terwujudnya pertolongan
menzahirkan almari dari sebatang balak. Allah. Petunjuk Allah atau ilham Allah kepada
Atau dengan menzahirkan barang yang
hidup daripada barang yang mati manusia sehingga ternampaknya furqan yang
seumpama menumbuhkan pokok dari terselindung sepertimana yang diisyaratkan
benih yang berwajah dormant kepada
rupa tumbuhan yang bermunafaat oleh istilah: Yahdillaahu linuurihi man
(Surah:6: Al Anaam:95). yasyaau. Di makna akan terzahirnya seorang

(iii): Manusia boleh atau kumpulan orang yang dinampakkan oleh


menghasilkan furqan dari amthal Allah akan rupa furqan yang terselindung.
kejadian Tuhan atau menterjemahkan
amthal kejadiannya ke satu rupa baru di Maka dengan yang demikian akan
wajah sebuah penemuan (invent of terlahirlah rupa penemuan yang boleh
innovation) dengan menzahirkan fitrah
aturan tetap perjalanan peraturan alam dikembangkan pada tahap: Research -
maya dengan menghasilkan teori dan Development And Commercialisation (R&D.C)
formula. Di hakikat Allah menjadikan
sesuatu mengikut Qadarnya (Surah:54: yang berakhir penemuannya boleh dimunafaat
Al Qamar: 49-50). Di makna hasil dan diguna pakai oleh masyarakat di rupa
darinya mempermudahkan urusan
manusia bagai mudahnya berlaku dalam elemen kemajuan pada taraf tamaddun
sekelip mata. kehidupan.
....Bersambung di Ms: 524

Di wajah terserlahnya rupa penemuan dan pembangunan


yang dibuat melalui research and development di taraf

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 499

menggunapakai ilmu dan akliah keilmuan sebagai ejen


pembaharuan tamaddun manusia di hakikat terserlahnya
kepimpinan Allah Taala mengeluarkan manusia dari
kegelapan kepada cahaya di erti bertamaddun dan membentuk
kehidupan bertamaddun pada konsep:

Allaahu waliyyullaziina aamanuu yukhrijuhum minaz


zulumaati ilannur.
Allah memimpin orang-orang beriman. DikeluarkanNya
mereka dari gelap gelita ke dalam Nur terang
benderang.
Surah: 2: Al Baqarah: 257

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah: 257)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:2: Al Baqarah:257)
falsafah):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini secara jelas menerangkan
ayat yang mengisyaratkan kepada
satu kenyataan bahawa kepimpinan prinsip kepimpinan Allah terhadap hambaNya
Allah Taala itu tetap berorientasikan serta membayangkan isyarat prinsip
kepada konsep mengeluarkan
manusia dari kegelapan kepada kepimpinan manusia sesama manusia. Di mana
cahaya. Satu konsep gerakan kepimpinan manusia hendaklah digerakkan ke
pembaharuan relevan Tuhan terhadap
manusia bagi menzahirkan nikmat dan arah yang sama. Yakni keluar dari kegelapan
rahmat kepada manusia yang dapat kepada cahaya. Di makna bertindak pada lima
dilihat oleh anak cucu pada dua (2)
sudut: (5) perkara:
Satu: Tuhan sentiasa Pertama: Bertindak mengeluarkan
bersedia menjadikan diriNya Tuhan
kepada hambaNya. Di sifat diriNya-lah rakyatnya dari kejahatan dan kezaliman kepada
sebaik-baik pemelihara (Surah:12: kebaikan dan keadilan. (Di maqam: Rabbanaa
Yusuf:64) yang sentiasa melihat dan
membimbing hambaNya. akhrijnaa minhaazihil qaryatiz zalimi ahluhaa
Sebelah. - Surah: 4: An Nisaak: 75).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


500 Malam Muka Dua

Kedua: Bertindak mengeluarkan


rakyatnya dari belenggu kejahilan (buta ilmu)
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani kepada kealiman (celik ilmu) dengan menanam
(Surah:2: Al Baqarah:257) semangat berkeinginan untuk menambahkan
.....Sambungan.
ilmu. (Di maqam: Waqurrabbi zidnii ilmaa -
dengan diriNya sentiasa mendampingi Surah: 20: Tahaa: 114).
hambaNya. Meskipun di mana
hambaNya berada (Surah:57: Al Ketiga: Bertindak mengeluarkan
Hadid:4). Di suasana diriNya yang rakyatnya dari kedhaifan hidup kepada
Maha Mengetahui akan kelemahan
hambaNya untuk menerokai kehidupan yang lebih senang. Di wajah bagai
kehidupan dan mencari erti kehidupan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada
di sepanjang tugas mereka sebagai
Khalifah Allah Di muka Bumi. cahaya terang benderang. (Di maqam:
Maka untuk tujuan ini Huwallazii yunazzilu alaa abdihii aayaatim
disediakanNya petunjuk dan jalan
yang sebenar kepada hambaNya bayyinaatin liyukhrijakum minazzulumaati
menerusi hudaNya (Surah:2: Al ilannuur - Surah: 57: Al Hadid: 9).
Baqarah:38) dan kitab-kitabNya serta
dimakbulkan doa hambaNya apabila Keempat: Mengeluarkan rakyatnya
hambaNya bermohon kepadaNya. dari sikap lengut fikiran ke alam bercita-cita
(Surah:2: Al Baqarah:186). Di maqam:
Wakafaa billahi waliyyan wakafa tinggi (berwawasan) dengan menanam
abillahi nashiiraa. (Surah:4: An semangat kepada rakyat melayakkan diri
Nisaak:45).
masing-masing dalam satu-satu bidang di
Dua: Tuhan sentiasa tetap wajah semangat Yusuf a.s. (Di maqam: Qaala
bersifat Tuhan terhadap hambaNya
dengan menyediakan bumi sebagai ijalnii alaa khazaa inil ardhi innii hafiizun
tempat mencari kehidupan (Surah:2: Al aliim Surah: 12: Yusuf: 55).
Baqarah:36) serta menyediakan
sumber-sumber asli yang boleh Kelima: Mengeluarkan rakyatnya dari
memajukan kehidupan manusia di sikap belantara kera ke alam celik furqan.
muka bumi dengan menumbuhkan
daya semangat berakliah, berkreatif Berakal kreatif dan inovatif. Di rupa rakyat yang
dan berinovatif. Di suasana terdayanya bersifat penjana rahmat dan kesejahteraan
manusia mengubah nasibnya dari
lemah menjadi kuat. Dari miskin kepada diri dan negeri. Di hakikat perangai
menjadi kaya dan dari bodoh menjadi kera dan sumpah Tuhan terhadap manusia
cerdik dan bijaksana.
Demikianlah bijakNya Allah menjadi kera seharusnya dijadikan ingatan. (Di
Taala mengeluarkan manusia dari maqam: Fajalnaahaa nakaalal limaa baina
zulumat kepada cahaya yang terang
benderang adanya. yadaihaa wamaa khalfahaa wamau izatal lil
muttaqiin Surah: 2: Al Baqarah: 66 Fikir-
Kaji-kajilah.
fikirlah.

Lanjutan daripada itu.


Anak cucu kenalah faham bahawa istilah rupa furqan
yang diarcakan oleh Al Quran itu bolehlah diklasifikasikan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 501

kepada enam (6) kategori. Pertama: Dinamakan Furqan Al


Maani. Kedua: Dinamakan Furqan Al Qura. Ketiga:
Dinamakan Furqan Al Bashaair. Keempat: Dinamakan Furqan
Al Bahra. Kelima: Dinamakan Furqan Ar Ruyah. Keenam:
Dinamakan Furqan Yaumil Liqaa. Di mana keenam-enam
furqan yang terbentuk sememangnya berupaya menterjemah
dan menghasilkan rupa perubahan bagi mempertingkatkan
mutu gaya dan cara kehidupan tamaddun manusia di muka
bumi dan juga kehidupan manusia di hari kebangkitan.

Bermula istilah Furqan Al Maani.


Bolehlah didefinasikan sebagai satu kenyataan
terserlahnya rupa petunjuk atau rupa perubahan dan
pembaharuan (furqan) yang berwajah falsafah, prinsip,
konsep, idea, pendidikan, hikmah dan syifa (penawar) yang
sengaja hendak diperkenalkan oleh Allah Taala kepada
manusia melalui satu-satu ayat Al Quran yang diturunkan
olehNya dengan natijah agar ianya dipegang dan digunapakai
oleh manusia dalam mendayung hidup dan kehidupan di muka
bumi di wajah terarcanya rahmat, maju dan bertamaddun selari
dengan Al Quran sebagai Al Furqan.
Demikianlah Al Quran perlu digali agar kenyataan
tulisan ayat-ayatnya disifat: Bashaair (barang yang dapat
dilihat di makna selapis) dapat diterjemahkan. Lalu terzahirlah
rupa furqan Al Maani yang tersimpan padanya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


502 Malam Muka Dua

Haazaa bashaairu linnaasi wahudan warahmatul


liqaumiyyuuqinuun
(Al Quran) ini adalah Bashaair (kenyataan amthal atau
barang yang dapat dilihat yang perlu diterjemahkan bagi
mendapat furqan daripadanya) untuk manusia dan
dijadikan petunjuk dan rahmat kepada kaum yang yakin.
Surah: 45: Al Jaatsiyah: 20

Catitan: (Surah: 45: Al Jaatsiyah: 20)


Klasifikasi ayat Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip
kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip istilah: Bashaair yang
boleh didefinasikan sebagai satu kenyataan
lahiriah (di makna selapis) atau satu rupa
bahan asas (natural resources) yang terwujud
padanya satu-satu rupa furqan (rupa
pembaharuan) yang boleh diterjemahkan
daripadanya bagi menghasilkan satu-satu
rupa furqan (rupa pembaharuan di rupa end
product) yang boleh dimunafaatkan oleh
manusia dalam memajukan corak dan gaya
kehidupannya. Maka demikianlah dengan
rupa Al Quran yang bersifat Al Furqan perlu
diterjemahkan agar rupa furqan yang ada
padanya dapat digunapakai dan dipegang
oleh manusia. (Surah: 6: Al An aam: 104).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip sifat istilah: Bashaair. Di
mana pada setiap sumber asal (Manuscript)
atau pada setiap kejadian Tuhan (natural

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 503

Dhabit Istilah
resources) yang boleh diterjemahkan (Di
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 45: Al Jaatsiyah:20) maqam: Walaa yatuunaka bimathalin illaa
jinaaka bilhaqqi wa ahsana tafsiiraa - Surah:
Menerangkan ruhul maani
kepada kenyataan bahawa Al Quran 25: Al Furqan: 33) kepada satu-satu rupa furqan
itu bashaair. Yakni satu punca
seharusnyalah ianya boleh menghasilkan dua
sumber yang perlu diterjemahkan.
(2) perkara:
Ini bermakna jika Al Quran
Satu: Menghasilkan Petunjuk di
tidak diterjemah-tafsirkan. Maka
petunjuk dan rahmat tidak akan makna jalan dan ilmu yang boleh digunapakai
terarca darinya di rupa rahmat furqan
dan dipegang bagi memajukan kehidupan di
yang dapat dimunafaat secara
langsung oleh manusia semasa muka bumi. Dua: Menghasilkan Rahmat yang
hayatnya di dunia.
boleh mensejahterakan kehidupan di muka
Dan ingatlah bahawa Al bumi. Maka fikir-fikirlah di hakikat kehadiran
Quran itu hanya berguna kepada
Bashaair yang dimaksudkan itu tidak akan
manusia ketika manusia hidup di
dunia. Oleh itu gunalah Al Quran dan membawa sebarang faedah kecuali kepada
terjemahkanlah Al Quran itu ketika
mereka yang percaya lagi yakin akan
hayat di dunia. Demi munafaat diri di
dunia dan demi rahmat di akhirat. kewujudannya (Surah: 10: Yunus: 101).
Kaji-kajilah.

Di hakikat akan terarcanya:

Kaji-kajilah

Wainnahuu lahudan warahmatullil muminiin.


Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman.
Surah: 27: An Naml: 77

Catitan: (Surah: 27: An Naml: 77)


Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan secara jelas
prinsip bahawa Al Quran adalah Al Furqan. Di
mana pada setiap ayatnya mengandungi furqan
yang berupaya menyerlahkan hidup dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


504 Malam Muka Dua

kehidupan manusia di wajah maju dan


bertamaddun dengan rahmat dan petunjukNya.
(Di maqam: Haazaa bashaairu linnaas -
Surah: 45: Al Jaatsiyah: 20). Fikir-fikirlah.

Pada natijah terserlahnya pula rupa dua rahmat seperti


yang digambarkan oleh FirmanNya:

Yaa ayyuhallaziina aamanuuttaqullaha wa aaminuu


birasuulihii yutikum kiflaini min rahmatihii wayaj allakum
nuuran tamsyuuna bihii wayaghfirlakum Wallahu
ghafuururrahiim.
Hai, Orang-orang yang beriman takutlah kepada Allah
dan berimanlah kepada rasulNya, nanti Dia memberikan
kepadamu dua bahagian dari rahmatnya dan
mengadakan untukmu cahaya sehingga kamu dapat
berjalan padanya (Furqan dan petunjuk). Dan Dia
mengampunimu dan Allah Maha pengampun lagi Maha
penyayang.
Surah: 57: Al Hadiid: 28.

Catitan: (Surah: 57: Al Hadiid: 28)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 505

Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan


falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Dhabit Istilah. Pertama: Ayat ini secara jelas
Menerangkan ruhul Maani menerangkan prinsip hakiki makna: Aamanut
(Surah:57: Al Hadid:28)
taqullaaha wa aaminuu birasuulihi telah
Menerangkan ruhul maani membawa erti bahawa Al Quran dan furqannya
kepada satu kenyataan bahawa
orang beriman dan bertaqwa serta berupaya menzahirkan dua rahmat. Duniawi
beriman dengan rasul. Di makna dan akhrawi di maqam: Yutikum kiflaini min
beriman dengan kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allah kepada para rahmatihi di arca ceria dan terserlahnya erti
rasulNya. Maka nescaya mereka hidup dan kehidupan pada seseorang manusia
akan mendapat rahmat pada dua
masa. Yakni semasa di dunia dan di dua kehidupan (Surah: 19: Maryam: 15).
semasa di akhirat. Di samping diri Kedua: Ayat ini secara jelas
mereka akan diberi petunjuk oleh
Tuhannya serta diampun akan menerangkan prinsip bahawa Al Quran dan
kesalahannya. furqannya berupaya menzahirkan cahaya
Kaji-kajilah. (petunjuk) di maqam: Wayaj alakum nuuran
tamsyuuna bihii. Cahaya yang bermakna jalan
dan furqan yang membolehkan manusia
menggerakkan kehidupannya di rupa ceria dan
sejahtera. Dan sesungguhnya inilah Al Quran
dan inilah yang dinamakan furqan. Fikir-fikirlah.

Adapun istilah Furqan Al Qura.


Bolehlah didefinasikan sebagai satu rupa tenaga dari
arca hikmah yang terlahir dari gelombang suara bacaan satu-
satu ayat Al Quran atau dari gelombang suara mana-mana
nama-nama Al Asmaa Ulhusna yang diulang-kata oleh lidah
seseorang dalam amalan istiqamahnya di rupa terlahirnya
pancaran kekuatan dalaman kepada diri seseorang itu di rupa
kebolehan yang terkeluar dari kelaziman. Seumpama
terlahirnya keramat, mulut masin atau kebolehan yang lebih
tinggi di maqam rupa istilah: Kun Fayakun (pendek kata jadi).
Sebagaimana diwajahkan oleh Allah Taala terhadap kisah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


506 Malam Muka Dua

keberkatan Ibrahim a.s, ketika menghadapi api Raja Namrud.


Di hakikat gelombang Tenaga Harmonik Al Quran boleh
merubah api yang panas menjadi sejuk serta merta:

Qulnaa yaanaaru kuunii bardan wasalaaman alaa


ibraahiim.
Berfirman Kami: Hai api hendaklah engkau menjadi
sejuk serta merta dan Kami selamatkan terhadap
Ibrahim.
Surah: 21: Al Anbiyaak: 69

Catitan: (Surah: 21: Al Anbiyaak: 69)


Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca
pendidikan dan hikmah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
bahawa hikmah yang boleh terhasil dari
bacaan ayat-ayat Al Quran. Di mana kezahiran
hikmat dan hikmahnya akan terserlah dengan
sendiri hasil dari terlahirnya satu tenaga
rabbaaniah (tenaga ketuhanan) yang
berwajah penawar, rahmat dan pertolongan.
(Di maqam: Wanunazzilu minal quraani maa
huwa syifaaun warahmatul lilmuminiin -
Surah: 17: Al Israak: 82). Fikir-fikirlah.

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah: 21: Al Anbiyaak: 68)
Mendesignkan satu teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka
satu teori chemistry yang berbunyi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 507

Setiap aturan susunan electron satu-satu


jisim (mass) kejadian boleh ditambah atau
dikurangkan jumlah bilangan electronnya
pada ketetapan semula jadinya dan disusun
semula dengan rupa susunan yang baru
apabila ianya dipusingkan dengan aliran
synergetic power ayat-ayat suci Al Quran
yang diletakkan di bawah pengaruh kuasa
gelombang magnet (magnetic wave) pada
kelajuan tertentu dan pada jangka masa
tertentu. Di mana hasilnya perubahan
struktur jisim yang baru boleh dikembang-
guna di rupa furqan yang berupaya merubah
wajah tamaddun kemajuan manusia.

Dan
Teori ini dinamakan: Theory: Electron Carbon
Exploration - Halo-N
(E.C.E Halo-N Theory)
(Dr. Halo-N -2009).

Perhatian: Untuk para Ahli Chemistry.


Konsep Theory:
Teori ini dibuat berdasarkan konsep di
mana jika molekul satu-satu metal boleh diubah
kedudukannya menerusi pukulan atau hentakan
dan electron satu metal tertentu boleh digerak-
lajukan kedudukannya menerusi gelombang
pusingan magnet.
Maka berasaskan kepada kedudukan
ini. Dibuat satu kesimpulan bahawa kedudukan
susunan dan jumlah bilangan electron satu-satu
jisim akan berubah apabila kaedah Theory:
Electron Carbon Exploration Halo-N
dilakukan. Maka kaedah mesin: N.M.R (Nuclear
. Magnetic . Resonance) yang diubahsuai
mungkin boleh digunapakai untuk tujuan ini.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


508 Malam Muka Dua

Sesungguhnya cadangan teori ini


dibuat dengan niat bagi membuktikan bahawa
Al Quran dan ayat-ayatnya sememangnya
berupaya menghasilkan penawar kepada
semua penyakit. Jika ianya diizinkan oleh
Tuhan semesta alam.
Bincang-bincanglah.

Sementara itu.
Ada pun istilah Furqan Al Bashaair.
Bolehlah ianya dikategorikan kepada dua (2): Satu:
Dinamakan Furqan Al Bashaair Khalqillah. Dua: Dinamakan
Furqan Al Bashaair Kalaamullah. Di mana kedua-dua
berperanan penting dalam memajukan tamaddun manusia di
kehidupan duniawi dan akhrawi.

Istilah: Furqan Al Bashaair Khalqillah.


Bolehlah didefinasikan sebagai satu bentuk rupa benda
baru yang terzahir daripada satu-satu kejadian Tuhan yang
bersifat induk terlahirnya rupa pembaharuan yang berupaya
dimunafaat oleh manusia dalam mempertingkatkan mutu dan
martabat kehidupan seharian atau dijadikannya sebagai
medium untuk menghasilkan rezeki, nikmat dan rahmat di
wajah terserlahnya diri seseorang sebagai pengaslih
kesejahteraan di muka bumi di atas sifatnya sebagai Khalifah
Allah yang sejati.

Di hakikat terarcanya kenyataan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 509

Qadjaa akum basaairu mirrabbikum. Faman absaara


falinafsih. Waman amiya faalaihaa. Wamaa anaa
alaikum bihafiiz.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu barang
yang dapat dilihat (Amthal). Maka barang siapa
melihat (maka bermunafaatlah) bagi dirinya. Dan barang
siapa buta (tidak ternampak akannya), Maka sia-sialah
baginya. Dan Aku (Tuhan) ke atas kamu tidak sekali-kali
menyeliakannya (Mendedahkan rupa furqan yang
terlindung padanya).
Surah: 6: Al An aam: 104
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 6: Al Anaam:104 Catitan: (Surah: 6: Al An aam: 104)
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani
kepada tiga (3) perkara: idea):
Ayat ini memperjelaskan bahawa pada
Satu: Menerangkan ruhul
maani istilah: Bashaair yang boleh setiap kejadian Tuhan di muka bumi ini
didefinasikan sebagai rupa terwujudnya furqan pada dalamnya. Maka
sebarang natural resources dari
kejadian Tuhan yang boleh Istilah: Bashaa ir yang terdapat pada ayat ini
diterjemahkan bagi menghasilkan adalah merupakan satu istilah yang
furqan yang berupaya
memartabatkan darjat ekonomi didhomirkan kepada setiap benda kejadian
manusia serta memajukan taraf Tuhan (amthal) seumpama pokok atau batu. Di
tamaddunnya.
mana pada pokok terwujudnya papan, almari
Dua: Menerangkan ruhul dan perahu. Manakala pada batu terwujudnya
maani istilah: Wamaa ana alaikum
bihafiiz. Di mana dalam bahasa yang permata, tiang rumah dan jalan raya. Di hakikat
mudah ianya bolehlah diertikan: Dan Allah hanya akan menyediakan kepada
tidaklah sekali-kali Aku akan ambil
peduli. manusia pokok dan batu semata-mata sebagai
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


510 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah asas furqan tetapi DiaNya tidak akan sekali-kali


Menerangkan Ruhul Maani menyediakan rupa furqan di rupa papan dan
(Surah6: Al Anaam:104)
permata kepada manusia (Surah: 29: Al
Tiga: Menerangkan istilah: Ankabuut: 43).
Wamaa ana alaikum bihafiiz adalah
satu istilah yang boleh difahami pada Maka dalam suasana inilah manusia
dua (2) kedudukan: digesa agar ditumbuhnya di akal dan di

(i): Istilah: Wamaa ana fikirannya ilham yang akan menampakkan


alaikum bihafiiz. Di makna sekiranya mereka rupa papan dan permata di wajah
manusia gagal melihat furqan dalam
kejadian Tuhannya. Maka Allah Taala furqan yang boleh dimunafaatkan oleh mereka
tidak akan ambil peduli ke atas dalam mengarcakan kehidupan di kedudukan
mereka dan akan membiarkan
manusia dan bangsanya itu terus maju dan bertamaddun. Lantaran itu bertuahlah
menjadi mundur. Di hakikat Allah bagi mereka yang nampak. Lalu mengambil
Taala tidak akan membuat sebuah
almari untuk manusia. Jika manusia kesempatan darinya dan rugilah bagi mereka
itu sendiri tidak membuatnya. yang buta dalam melihatnya. Fikir-fikirlah.

(ii): Istilah: Wamaa ana


alaikum bihafiiz. Di makna Allah tidak
akan mengubah nasib satu-satu Penerokaan Teori Al Quran:
bangsa. Jika bangsa tersebut tidak (Surah: 6: Al An aam: 104)
mempercayai tentang kewujudan
furqan pada setiap kejadian Tuhannya Mendesignkan satu teori Al Quran (The Theory
dan mengubah nasibnya sendiri. of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka

Demikianlah apa yang satu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan


berlaku pada bangsa Kera di yang berbunyi:
belantara. Lantaran bangsanya
sanggup saja berupa dengan rupa Satu-satu bangsa akan berjaya
manusia. Tetapi buta dan gagal menyerlahkan kewibawaan ilmunya di wajah
dalam menggunakan akal untuk
mengubah nasib tamaddun sebuah bangsa yang maju. Jika ilmu yang
bangsanya sendiri. (Surah:2: Al dimiliki oleh bangsa tersebut berjaya
Baqarah:66).
menterjemah-huraikan rupa furqan yang
Kaji-kajilah terselindung di sebalik bashaair satu-satu
kejadian Tuhannya. Bincang-bincanglah.

Di hakikat akan sia-sialah bentangan furqan yang


terwujud, jika manusia tidak nampak dan memunafaatkannya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 511

Qulin zuruu maazaa fissamaawaati wal ardhi. Wamaa


tughnil aayaatu wannuzuru an qaumillaa yuminuun.
Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di
bumi (Amthal Natural resources). Tetapi tidaklah
bermunafaat keterangan dan peringatan (punca furqan -
natural resources) itu bagi orang-orang yang tidak
beriman (tidak percaya terwujudnya munafaat baginya).
Surah: 10: Yunus: 101

Nota Contoh: (Surah: 10: Yunus: 101).


Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:10:Yunus: 101) Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
Di mana ayat ini adalah satu ayat yang
Mendesignkan satu Teori Al
Quran di bidang Pengajian Ekonomi menerangkan secara lebih jelas tentang
dan Pendidikan yang berbunyi:
maksud istilah beriman kepada yang ghaib di
Sumber asli sesebuah negeri tidak sudut kewujudan dan terzahirnya satu-satu
akan berupaya memperkayakan
ekonomi negeri. Jika ianya tidak furqan yang perlu diterokai oleh manusia
diterjemahkan ke rupa furqan yang selaras dengan makna ruhul maani kalimah
boleh dijadikan sebagai punca
ayat: Alif laam mim. Zaalikal kitaabu laa
peningkatan ekonomi rakyat dan
punca penambahan hasil mahsul ghaiba fiihi hudallil muttaqiin. Allaziina
negeri di wajah impak kesedaran
yuminuuna bilghaibi. (Alif laam miim. Kitab ini
rakyat dan pemimpinnya dalam
melihat furqan dan punca furqan. tiada keraguan padanya. Jadi petunjuk bagi

Bincang-bincanglah. orang-orang taqwa. Yakni orang-orang yang


beriman pada yang ghaib - Surah: 2: Al
Baqarah: 1-3) Di hakikat kewujudan satu-satu
furqan tidak akan mendatangkan sebarang
munafaat kepada manusia. Jika manusia tidak
percaya akan kewujudannya serta
menerokainya. Maka lihat-lihat di hakikat istilah:
Beriman kepada yang ghaib bukan sahaja

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


512 Malam Muka Dua

tertumpu pada pengertian di sudut akhirat


semata-mata tetapi di sudut menzahirkan
furqan dari puncapunca yang bersifat ghaib
dari setiap kejadian Tuhan yang terdapat di
dunia.

Istilah: Furqan Al Bashaair Kalamullah


Bolehlah didefinasikan sebagai satu bentuk rupa benda
baru yang terzahir daripada proses penterjemahan dan
pentafsiran Al Quran yang bersifat ibu induk terlahirnya rupa
pembaharuan yang berupaya dimunafaat oleh manusia dalam
mempertingkatkan mutu dan martabat kehidupan seharian
atau dijadikannya sebagai medium untuk menghasilkan rezeki,
nikmat dan rahmat di wajah terserlahnya diri seseorang
sebagai pengaslih kesejahteraan di muka bumi dan pengaslih
bekalan untuk hari akhirat nanti di atas sifatnya sebagai
Khalifah Allah yang sejati.
Dihakikat Firman Allah Taala:

Haazaabashaairulinnaasi wahudan warahmatun


liqauminyuuqinuun.
Quran ini Bashaair untuk manusia dan menjadi petunjuk
dan rahmat untuk kaum yang yakin.
Surah:45: Al Jaatsiyah: 20

Catitan: (Surah:45: Al Jaasiyah: 20)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 513

Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep istilah: Bashaairu
linnas. Di makna bahan mentah (Natural
resources) yang perlu diterjemahkan oleh
manusia. Di kedudukan Al Quran itu perlu
diterjemah dan ditafsirkan. Jika Al Furqan dari
Al Quran hendak dizahirkan padanya selaras
dengan kehendak ayat: Kitaabun fusshilat
aayaatuhuu quraanan arabiyyal liqaumin
yalamuun. (Surah:41: Al Fussilat: 3).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep istilah: Liqaumin
yalamuun. Di makna Al Quran hanya akan
dikaji, diselidik sehingga terserlahnya furqan di
wajah Al furqan oleh para cendekiawan sahaja
(Di maqam: Watilkal amthaalu nadhribuhaa
linnaasi. Wamaa yaqiluhaa illal aalimuun -
Surah:29: Al Ankabuut: 43). Lantaran
banyaknya terwujud keadaan tidak ramainya
manusia yang meruangkan masa sehariannya
untuk melihat Al Quran. (Di maqam: Afalaa
yatabaddaruunal Quraana am alaa
quluubin aqfaaluhaa - Surah:47:
Muhammad:24). Fikir-fikirlah.

Adapun furqan yang terbit dari Al Quran itu terbahagilah


ianya kepada dua (2). Satu: Furqan untuk kegunaan duniawi.
Dua: Furqan untuk kegunaan akhrawi. Dua furqan yang tidak
boleh dihasilkan oleh mana-mana kitab. Tetapi boleh dijayakan
oleh Al Quran. (Surah:43: Az Zukhruf:4). Demi kesejahteraan
manusia dalam mengarcakan rupa hidup di maqam:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


514 Malam Muka Dua

Wasalaamun alaihi yaumawulida wayaumayamuutu


wayaumayubathu hayyaa. (Surah:19: Maryam:15).

Manakala itu,
Adapun istilah: Furqan Al Bahra.
Bolehlah didefinasikan sebagai punca penghasil kepada
terzahirnya rupa kemampuan pengarcaan wajah satu-satu ayat
Al Quran yang berupaya dijadikannya sebagai punca
terhasilnya prinsip dan falsafah (Al Aayah) atau menjadi punca
terhasilnya konsep dan idea (Al Bayan) atau menjadi punca
terhasilnya ingredient pendidikan dan hikmah (Al Burhan) atau
menjadi punca terhasilnya penawar kepada penyakit (Al
Syifaa) di dalam langkah-langkah menentukan ketepatan
untuk mensejahterakan kehidupan manusia di muka bumi. Di
hakikat terarcanya makna manawi rupa Firman Allah Taala:

Qul laukaanal bahru midaadallikalimaati rabbi lanafidal


bahru qabla antanfada kalimaatu rabbi walaujinaa
bimislihii madada.
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk
(menulis) kalimat-kalimat Tuhanku. Nescaya keringlah
lautan itu, sebelum habis kalimat (ilmu dan furqan)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 515

Tuhan (diterjemahkan). Meskipun Kami datangkan


(lautan) tambahan sebanyak itu.
Surah:18: Al Kahfi:109

Nota Contoh: (Surah: 18: Kahfi: 109).


Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
Di mana ayat ini adalah satu ayat yang
menerangkan tentang luasnya ilmu di erti
kemerdekaan berilmu. Di mana ilmu dan
berilmu hendaklah dicorak dengan dua (2)
kekuatan:
Pertama: Kekuatan ilmu dan berilmu
hendaklah diasaskan kepada pendekatan
pegangan bahawa ilmu itu adalah suatu yang
hidup lagi berkembang tanpa tertakluk kepada
mana-mana petua retorik atau kawalan doktrin
tertentu selaras dengan sifatnya seperti yang
diterangkan oleh Allah Taala di dalam
FirmanNya: Tidakkah engkau perhatikan.
Bagaimana Allah mengumpamakan kalimat
yang baik (ilmu dan berilmu) seperti sebatang
pokok yang baik. Pokoknya tegak (terpacak di
bumi, sedangkan cabangnya menjulang ke
langit. (Surah: 14: Ibrahim: 24-25). Ini
bermakna bahawa sebarang langkah
membonzaikan ilmu dan perkembangan ilmu di
bawah telunjuk retorik adalah satu-satu
kejahilan yang perlu dinilai semula.
Kedua: Kekuatan berilmu hendaklah
diasaskan kepada pendekatan terhadap cara
menimba dan menerima ilmu. Di mana ianya
haruslah diarcakan pada empat (4) cara:
Satu: Ilmu hendaklah ditimba melalui
proses bacaan dan pembacaan berasaskan
konsep: Iqra (Surah: 96: Al Alaq: 1-3). Ini
bermakna sikap suka membaca hendaklah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


516 Malam Muka Dua

ditumbuhkan pada setiap jiwa.


Dua: Ilmu hendaklah ditimba melalui
proses pendidikan formal sekolah dan universiti
berasaskan konsep: Allamabil Qalam
(mengajar dengan Qalam). (Surah:96: Alaq:4).
Tiga: Ilmu hendaklah ditimba melalui
proses penyelidikan dan pembangunan (R&D)
berasaskan konsep ruhul maani:
Sesungguhnya telah datang barang yang
dapat dilihat (Natural resources) dari Tuhan mu.
Barang siapa melihatnya. Maka munafaat
baginya. (Di maqam: Faman absharaa
falinafsih - Surah:6: Al Anaam:104).
Empat: Ilmu hendaklah ditimba
melalui proses istilah pengarcaan ilmu pada
konsep: Dicampakkan Roh dari pekerjaanNya
(benih ilmu) - (Di maqam: Yulqirruuhu min
amrihii alaa man yasyau min ibaadih -
Surah:40: Al Mukmin:15). Satu proses
penimbaan ilmu yang jarang diterokai dan
semacam dilupakan kini dan perlu dihidupkan
semula. Maka lihat-lihatlah di hakikat ilmu tidak
boleh sekali-kali disempitkan oleh mulut dan
petua retorik manusia.

Di hakikat menjelma dan terpancarnya impak kejituan


cabang-cabang keilmuan dan furqannya di rupa petunjuk dan
rahmat bagi manusia yang beriman:

Wa innahu lahudan warahmatullil muminiin


Dan Sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 517

Surah:27: An Naml:77

Dalam pada itu,


Ada pun Istilah: Furqan Al Ruyah.
Bolehlah didefinasikan sebagai rupa keterangan didikan
yang dapat diperolehi secara langsung oleh seseorang
manusia dari Tuhan semesta alam yang disampaikan melalui
mimpi tidur seseorang atau melalui kedudukan dicampakkan
olehNya Roh benih keilmuan pada istilah: Yulqir Ruuha min
amrihii (Dicampakkan Roh dari pekerjaanNya) yang
menyebabkan seseorang dapat menerima satu-satu ilmu
secara luar biasa. Satu pendekatan penyampaian ilmu yang
diperkenalkan oleh Tuhan kepada sesiapa yang
dikehendakiNya:

Rafiud darajaati zul arsyi yulqirruuha min amrihii alaa


man yasyaa u min ibaadihi.
(Dialah) yang Maha Tinggi darjat-Nya, lagi yang
mempunyai 'Arsy, lalu mencampak Roh (benih ilmu)
dari pekerjaanNya kepada siapa yang dikehendaki-Nya
di antara hamba-hambaNya.
Surah: 40: Al Mukmin:15

Catitan: (Surah:40: Al Mukmin:15)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


518 Malam Muka Dua

Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep pendidikan dan cara penyampaian
satu-satu ilmu yang dilakukan oleh Allah
Taala kepada hambaNya yang
dikehendakiNya. Di mana ilmu yang berbentuk
maklumat dan hikmah akan tertumbuh dengan
sendirinya pada diri seseorang berkenaan
secara spontan tanpa orang yang terbabit
menggunakan akal dan fikirannya untuk
menzahirkan barang yang telah terwujud pada
dirinya. (Di maqam: Wa allamnaa milladunna
ilmaa Surah:18: Al Kahfi:65).
Kedudukan ini sebenarnya payah
untuk dilukiskan tetapi demi Allah ianya benar-
benar berlaku seumpama berlakunya kisah
seorang ibu yang disahkan mengandung
hilang anak kandungannya di dalam tidur
selepas dirinya bermimpi melahirkan anak.
Lalu anaknya itu diambil oleh Bidan ketujuh.
(Keterangan lanjut, sila tanyalah orang tua-
tua).
Maka demikianlah dengan ilmu dan
penyampaian ilmuNya yang dilakukan oleh
Yang Maha Perkasa. Meskipun ada pihak
yang mempertikaikannya. Di suasana Allah
tetap mengajar manusia selama-lamanya.
(Maqam: Allazii allama bilqalam allamal
insaana maalam yalam Surah:96: Al
Alaq:4-5).
Justeru itu fikir-fikirlah anak cucu di
hakikat tidak ada manusia yang boleh
mengatasi kehendak TuhanNya dan
sesungguhnya anggapan manusia terhadap
kemustahilannya tidak mungkin boleh
mengubah fitrah terhadap apa yang terjadi. Di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 519

hakikat daun yang hijau tetap hijau.


Meskipun orang buta menafikannya.

Di suasana bagai diilham mimpi oleh Allah kepada


hambaNya Yusuf a.s dengan ilmu tawiilul ahaadith:

Walinu allimahu mintawiilil ahaadith


Dan supaya Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi.
Surah:12: Yusuf:21

Catitan: (Surah:12: Yusuf:21)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep terwujudnya cara dan
kaedah penerimaan ilmu melalui mimpi. Satu
cara penerimaan ilmu yang disediakan oleh
Allah dan diiktiraf oleh Allah sebagai satu cara
penerimaan ilmu yang sah lagi berkesan.
Terutama pada mana-mana ilmu-ilmu yang
didatangkan secara khusus bagi seseorang
yang dipilih dan terpilih.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa cara
penerimaan ilmu melalui mimpi kepada
seseorang disampaikan menerusi dua (2)
cara:
Satu: Disampaikan secara terang.
Yakni mimpi yang terang dan mudah difahami
dan itulah yang akan terjadi. Sebagaimana

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


520 Malam Muka Dua

contoh mimpi Nabi Ibrahim a.s (Surah:37:


Asshaffaat:102).
Dua: Disampaikan secara tidak terang
(di bentuk ibarat). Sebagaimana mimpi pada
kisah Nabi Yusuf a.s (Surah:12: Yusuf:4-5).
Maka di kala ini ilmu yang diterima haruslah
diterjemah dan ditafsirkan akan berita ilmu yang
disampaikan dan diterima oleh seseorang
melalui mimpinya.
Ketiga Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep terwujudnya cara dan
kaedah menterjemah dan mentafsirkan mimpi
yang dialami oleh seseorang. Satu kaedah yang
akan memperjelaskan isi kebenaran yang
hendak dinyatakan oleh satu-satu mimpi yang
diterima dengan kemudiannya menjelma menjadi
kenyataan. (Dream comes true). Fikir-fikirlah di
hakikat di dalam mimpi sekali pun Allah Taala
berkuasa mengajar manusia.
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan dan memperkembangkan
pemahaman tentang konsep istilah: Tawiilul
ahaadith di gambaran lebih mubalaghah dan
bersifat komprehensif. Di mana makna istilah
tidaklah seharus ditumpukan kepada makna
mimpi semata-mata. Tetapi hendaklah jua dilihat
pada sudut kewujudan keadaan dan fenomena
yang berlaku dalam masyarakat. Satu keadaan
yang memerlukan proses pentafsiran dan
penterjemahan dalam menangani musibah yang
berlaku di suasana orang awam terbuta untuk
mengatasinya.
Maka di saat seumpama inilah proses
mentakwilkan keadaan hendaklah dibuat oleh
pihak-pihak berilmu dalam menolong pemerintah
mengatasinya. Justeru itu ilmu prediction dan
future studies hendaklah dijurus secara berkesan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 521

Dhabit Istilah agar masyarakat dan negara memiliki iras


Menerangkan Ruhul Maani Ayat kebolehan seperti yang digambar melalui Yusuf
(Surah:12:Yusuf:21)
a.s. Fikir-fkirlah.
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat: Wanuallimahu min
tawiilil ahaadith kepada tiga (3) Penerokaan Teori Al Quran:
perkara: (Surah:12:Yusuf:21)
Satu: Menerangkan isyarat
ruhul maani kepada kenyataan Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
bahawa manusia pada mana-mana Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka satu
zaman tetap diajar oleh Tuhannya.
Dan di antara jalan penyampaian ilmu teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan yang
itu adalah melalui mimpi. Justeru itu berbunyi:
manusia hendaklah menerima hakikat
bahawa mimpi adalah salah satu Seseorang individu atau satu-satu bangsa
cabang kaedah bagi manusia akan berjaya membentuk peluang keemasan
menerima ilmu. Terutama di bidang
ilmu prediction. (golden opportunity) dan mengelak diri dan
Dua: Menerangkan isyarat bangsanya dari ditimpa dengan satu-satu
ruhul maani kepada kenyataan
bahawa penerima ilmu melalui mimpi musibah. Jika bangsa tersebut berjaya
bukan sahaja diajar dan diterima oleh menzahirkan kejituan ilmu prediction bagi
Nabi Yusuf a.s seorang sahaja. Tetapi
kaedah yang sama jua diajar oleh dirinya dan bangsanya.
Tuhan kepada para rasul yang lain Bincang-bincanglah
termasuklah ianya diajar kepada Nabi
Ibrahim dan Nabi Muhammad s.a.w.
(Surah:48:Al Fath:27). Kaji-kajilah

Atau pun di suasana diilhamkan Allah kepada Ibu Nabi


Musa a.s:

Wa auhainaa ilaa ummi muusaa an ardhiiihii. Fa


izaakhiftii alaihii fa alqihii filyammi walaa takhaafii walaa
tahzanii innaa raadduuhu ilaiki wajailuuhu minal
mursaliin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


522 Malam Muka Dua

Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa: Engkau


susukanlah ia (Musa), apabila engkau terasa takut
terhadapnya. Hendaklah lemparkan dia ke dalam laut
(Sungai Nil). Dan janganlah engkau takut dan janganlah
pula berdukacita. Sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepada engkau dan
mengangkatnya menjadi salah seorang Rasul.
Surah:28: Al Qashash:7

Catitan: (Surah:28: Al Qashash:7)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:28:Al Qashash:7) idea):
Menerangkan isyarat ruhul Ayat ini secara jelas menerangkan
maani ayat kepada tiga (3) perkara: konsep penyampaian ilmu laduni oleh Allah
Satu: Sikap menentang arus s.w.t kepada mana-mana hambaNya yang
hendaklah ditumbuhkan di jiwa. Jika dikehendakiNya dengan mendedahkan konsep
inovasi dan inovatif hendak dituju. Di
hakikat selagi pendapat ramai dipakai. bahawa adalah menjadi hak mutlak Allah Taala
Maka inovatif tidak akan terjadi. untuk mengurniakan ilmuNya kepada
Apatah lagi inovatif hanya terjadi dari
inovasi hasil dari penemuan manusia seseorang hambaNya di taraf Ilmu Wahyu
yang tidak ikut manusia. dengan menafikan pendapat dan pandangan
Dua: Sikap menyerah dari mana-mana pihak yang berpendirian
kejantanan kepada pembunuh bahawa Ilmu di taraf wahyu hanya boleh dimiliki
kejantanan hendaklah dihindarkan
tertumbuh pada diri. Di hakikat inovatif para nabi dan para rasul semata-mata. Di mana
tidak akan terjadi. Jika suara diri penafian ini disandarkan secara ilmiah kepada
senada dengan suara yang ada. Di
suasana suara ramai bukan sekali-kali dua (2) faktor berikut:
boleh dijadikan kayu pengukur Satu: Manusia seharusnya menerima
kepada kebenaran. Apatah lagi untuk
mewujudkan satu-satu inovasi baru. hakikat bahawa tidak ada hak bagi mana-mana
Di kedudukan yang menang tidak manusia untuk mengubah kalimah Al Quran
semestinya benar dan yang kalah
tidak semesti salah. Oleh yang dan pengertiannya, terutama pada mana-mana
demikian anak cucu, tegakkanlah istilah kalimah yang terang di sudut lughah dan
kejantanan. Jika inovasi dan inovatif
hendak dipeloporkan ke dalam mantiq bahasanya. Di suasana Al Quran itu
masyarakat. dipermudahkan Tuhan untuk difahami. (Di
Sebelah. maqam: Walaqad yassarnaal quraana lizzikrii
fahal min muddakir Surah:54: Al Qamar:22).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 523

Maka demikianlah dengan istilah


wahyu yang digunakan oleh Tuhan yang Maha
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Ayat bijaksana terhadap kisahNya dalam
(Surah:28:Al Qashash:7) menyampaikan ilmuNya kepada ibu Musa a.s.
.....Sambungan.
Maka justeru itu istilah: Wahyu bentangan Al
Quran hendaklah ditafsirkan pada makna
Tiga: Sikap berpendapat
orang lama lebih alim dari orang baru asalnya dan tidak sekali-kali perlu ditakwil
hendaklah dibuang. Lantaran dalam padanya. (Cadangan: Satu penilaian
kehidupan tetap terwujudnya
kebenaran yang tidak relevan. terhadap pentafsiran cara lama hendaklah
Sedangkan kebenaran yang tidak dinilai semula).
relevan adalah satu kebatilan. Oleh itu
letakkanlah kebenaran keris di rupa Dua: Manusia seharusnya menerima
senjata sebelah di saat diri telah hakikat bahawa proses penyampaian ilmu
bertapak di zaman perang dengan
peluru berpandu. Tuhan di peringkat ilmu laduni di tahap ilmu
wahyu tetap boleh berterusan sampai ke hari
Demikianlah anak cucu
banyaknya lagi pendapat seumpama ini. Jika ianya dikehendaki oleh Tuhan yang
berligar dalam pegangan masyarakat Maha perkasa (Surah:96: Al Alaq:3-5). Di
terutama di sudut pendekatan
pegangan beragama yang diamalkan hakikat tiada tangan boleh menyekatkannya
oleh para cendekiawan agama dan tiada tangan pula yang berhak untuk
sehingga ke hari ini.
menghadkannya (Di maqam: Arrahmaanu
Satu rupa persepsi allamal quraan khalaqal insaanu allamahul
pendekatan beragama yang banyak
menyekat perkembangan inovasi dan bayan - Surah:55: Al Rahman:1-4).
inovatif masyarakat. Satu persepsi Sesungguhnnya kenyataan ini
cendekiawan agama yang bersifat
pembunuh kepada kejantanan dikukuhkan lagi dengan hujah bahawa tidak
anggota masyarakat untuk bersifat semestinya seseorang manusia yang menerima
kreatif dan berinovatif sehingga ilmu
berijazah tinggi yang ada di dada wahyu terus bertaraf nabi dan Rasul. Lantaran
anggota masyarakat terpaksa di ibu Musa a.s adalah seorang perempuan dan
dormantkan, lantaran takut ditempelak
oleh kumpulan kera dan kura-kura setentunya perempuan tidak layak menjadi
yang menjadikan pandangan lama seorang Nabi dan seorang Rasul (Di
sebagai penguat hukum dan hujah.
Satu pendekatan beragama yang kedudukan: Wamaa arsalnaa minqablika illaa
seharusnya dinilai semula. rijaalan nuuhii ilaihim min ahlil quraa -
Sesungguhnya percayalah Surah:12:Yusuf:109).
anak cucu, kebutaan para Maka demikianlah dengan Lebah
cendekiawan agama dalam menerima
pembaharuan dengan diri berteraskan sampai ke hari ini. Lebah masih menerima
kepada pandangan dan hujah-hujah wahyu dari TuhanNya pada setiap kali dirinya
lama akan meletakkan agama di
wajah wadah yang melemahkan ingin membuat sarang. (Di maqam: Wa auhaa
kreativiti masyarakat untuk maju. rabbuka ilannahli anittakhizi minaljibaali
Kaji-kajilah. buyuutan waminassyajari wamimma

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


524 Malam Muka Dua

yarisyuun - Surah:16: An Nahl:68-69). Lalu di


Dhabit Istilah sini soalnya: Apakah Lebah itu manusia dan
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:24:An Nur:35) apakah nilai Lebah itu setinggi kemuliaan
.... Dari muka surat :498 manusia serta adakah terdapat di kalangan
(iv): Manusia boleh Lebah sehingga kini bertaraf Nabi dan bertaraf
menghasilkan furqan dari amthal Rasul kerana Ilmu Wahyu padanya?
kejadian Tuhan dengan mengenalpasti
rupa pola-pola aktiviti elemen hydro Jawabnya: Wajib tidak ada.
carbon yang terhasil dari tumbuh- Justeru itu dapatlah dirumuskan
tumbuhan atau binatang sama ada di
darat atau di laut. Satu aktiviti compound bahawa manusia kini, jika dikehendaki oleh
hydro carbon yang boleh dijadikan Allah s.w.t masih berpeluang untuk menerima
vaccine atau penawar kepada penyakit
manusia.(Surah:16: An Nahl:69). Di ilmu di peringkat wahyu meskipun zaman
samping di masa yang sama furqan jua kenabian dan kerasulan telah berakhir. Dan
boleh dizahirkan melalui proses
mengenalpasti barang yang menumpang Demi Allah, Junjungan Besar Muhammad s.a.w
di dalam satu kejadian. Seumpama adalah Penamat segala Nabi dan Rasul yang
kenalnya denggi dan malaria dari seekor
nyamuk (Surah:2: Al Baqarah: 26). terakhir. (Surah: 33: Al Ahzab: 40) Dan
Demikianlah bijaknya Allah s.w.t sesungguhnya ingatlah, tiada lagi nabi dan
menghasilkan elemen baja dari aktiviti
bakteria di dalam kekacang yang rasul selepasnya.
berupaya menyejukkan pokok di Perhatian: Satu penilaian dan kajian
samping menghasilkan baja kepadanya.
semula terhadap persepsi menghadkan
(v): Manusia boleh keupayaan fitrah manusia dalam menerima
menghasilkan furqan dari amthal
kejadian Tuhan dengan bertindak meng- taraf ilmu dan keilmuan hendaklah dibuat agar
expel-kan (menghurai-halau) electron tidak terlahirnya pandangan yang boleh bersifat
dari orbitnya pada mana-mana struktur
atom dari mana-mana elemen kejadian cuba menghadkan kuasa dan kehendak Tuhan
Tuhan. terhadap hambaNya. Fikir-fikirlah.
....Bersambung di Ms: 532

Di hakikat terarcanya makna manawi di kedudukan


Firman Allah Taala pada konsep:

Allamal insaana maa lam yalam.


Dialah yang mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 525

Surah:96: Al Alaq: 5

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:96: Al Alaq:5)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat
(Surah:96:Al Alaq:5) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat: Allamal insaana maa dua (2) perkara:
lam yalam (Mengajar manusia apa Pertama: Ayat ini secara jelas
yang tidak diketahuinya) kepada dua
(2) perkara: menerangkan konsep bahawa peluang untuk
mendapat ilmu tetap terbuka kepada manusia
Satu: Mengisyaratkan
kepada manusia bahawa proses buat selama-lamanya. Lantaran Tuhan tetap
pendidikan Tuhan kepada manusia berkesanggupan dengan RahmanNya untuk
itu tetap menjuruskan modul
didikanNya kepada dua (2) jalan: mengajar manusia. Di makna ilmu manusia
tetap akan berkembang dari satu generasi ke
(i): Melalui ilmu Qalam. Di
maqam: Allazii allama bil qalam satu generasi di wajah ilmu bersifat infiniti
(Surah:96: Al Alaq:4). Yakni satu (Surah:18: Al Kahfi:109) dan tidak tertakluk
proses penyampaian ilmu yang boleh
disampaikan menerusi syarahan dan kepada sekatan pendapat manusia atau had
penulisan. Satu proses menyebarkan retorik yang ditentukan oleh manusia (Surah:14:
ilmu dari gedong khazanah ilmu yang
telah berjaya diterokai oleh manusia Ibrahim:24-25).
sebelumnya. Lalu disampaikan pula Kedua: Ayat ini secara jelas
oleh para gurunya kepada anak
generasinya dan dikembangkannya menerangkan konsep bahawa kebenaran satu
selari dengan perkembangan dan ilmu bukan sekali-kali tertakluk kepada
keperluan semasa sepertimana yang
berlaku di pusat-pusat pengajian ilmu. pendapat, pandangan atau doktrin kepercayaan
manusia. Sebaliknya kebenaran ilmu itu
(ii): Melalui Ilmu Laduni.
(Surah:18:Al Kahfi:65). Yakni satu hanya tertakluk kepada naturaliti ilmu
proses penyampaian ilmu oleh Tuhan tersebut dalam mengarcakan bukti dan
semesta alam kepada manusia
secara gharib. Di mana keberkesanannya selari dengan fitrah Tuhan
kebanyakannya diterima oleh mereka semesta alam. Lantaran itu sebarang langkah
yang sedang menjalani latihan
penyucian jiwa melalui jalan wasilah. menghadkan ilmu dan pandangan ilmu adalah
Dan sesungguhnya penyampaian ilmu merupakan langkah menyekat perkembangan
di peringkat ini dibuatNya menerusi
dua (2) cara. Yakni dibuatNya melalui akliah sejagat. Maka fikir-fikirlah di hakikat ilmu
mimpi seperti yang berlaku kepada dan perkembangannya tetap jua tertumbuh
para Ambiyaa dan para wali-wali
Allah. (Surah:12:Yusuf:21) atau di pada diri manusia selagi Tuhan tetap bertakhta
buatNya melalui ilham seperti yang di arasyNya dan Demi Tuhan. Engkaulah yang
berlaku pada Ibu Musa a.s. (Surah:28:
Al Qashash:7). Maha Suci dan Maha Agung buat selama-
Kaji-kajilah. lamanya. (Surah:31: Luqman:27).

Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


526 Malam Muka Dua

Di wajah terarcanya ilmu dari sisiNya di rupa konsep:

Wa allamnaahu milladunna ilmaa


Dan Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
Surah:18: Al Kahfi:65

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:18: Al Kahfi :65)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:`18: Al Kahfi:65)
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan isyarat ruhul dua (2) perkara:
maani ayat kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan makna menerangkan konsep bahawa tidak janggal
istilah kalimah ayat: Waallamnaahu min
ladunna ilmaa. (Dan Kami ajarkan bagi Allah Taala untuk mengajar seseorang
kepadanya ilmu dari sisi Kami) dengan manusia dengan ilmu yang teramat tinggi
mengisyaratkan bahawa proses
pengajaran dan penyampaian ilmu sehingga ilmunya itu lebih canggih dari ilmu
seumpama ini tetap terus berlaku seorang rasul. Sesungguhnya kisah Musa a.s
sehingga ke hari ini di maqam: Khalaqal
insaana allamahul bayaan. (Surah:55: dengan seorang hamba Tuhan yang bernama
Ar Rahman:1-4) selari dengan iltizam Khidhir adalah bukti kesahihan kenyataan ini
Allah taala untuk terus mengajar
manusia di maqam: Allazii allamabil (Surah:18: Al Kahfi:60-82).
qalam. Allamal insaana maa lam Kedua: Ayat ini secara jelas
yalam. (Surah:96: Al Alaq:4-5). Ini
bermakna proses pengajaran ilmu menerangkan konsep bahawa sebarang
Laduni terus berlaku buat selama- penemuan (Invention) dan sebarang
lamanya. Di mana ianya akan
dikurniakan kepada sesiapa yang pembaharuan besar (transformation) tidak akan
dikehendakiNya selagi wujudnya terbentuk dan menjadi, jika barang yang
kehidupan manusia di muka bumi.
dizahirkan tidak mencarik adat atau berlawanan
Dua: Menerangkan isyarat dengan pemahaman semasa (Surah:18: Al
istilah: Waallamnaahu min ladunnaa
ilmaa pada mengisyaratkan manusia Kahfi:60-82). Di hakikat Khidhir tidak akan
agar terus menerokai ilmu laduni. Satu dijemput oleh Tuhan untuk mengajar Musa a.s.
usaha yang teramat penting yang tidak
seharusnya dilupakan. Satu teknologi Jika ilmu Khidhir selari dengan taraf ilmu Nabi
pendidikan Tuhan yang tertinggi yang Musa a.s. Maka demikian canggihnya cara
dikurniakan oleh Tuhan kepada manusia
yang beriman kepadaNya. pendekatan Tuhan dalam menggambarkan ilmu
Sebelah. dan kedalaman ilmu. Di rupa Musa a.s tidak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 527

Dhabit Istilah sekali memandang negatif terhadap ilmu dan


Menerangkan Ruhul Maani Ayat perlakuan gurunya, meskipun dirinya adalah
(Surah:18: Al Kahfi:65)
....Sambungan. seorang rasul yang memiliki kitab tersohor
bernama Taurat. Fikir-fikirlah.
Sesungguhnya ingatlah
anak cucu bahawa penyampaian dan
didikan ilmu Laduni tidak akan terzahir Penerokaan Teori Al Quran.
kepada seseorang menerusi cara dan
modul pendidikan beruniversiti. (Surah:18: Al Kahfi:65).
Sebaliknya ilmu ini hanya boleh Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
diterokai melalui jalan wasilah.
(Surah:5: Maidah:35). Yakni Jalan Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka satu
tasauf atau jalan tarikat yang memiliki teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan yang
baiah perhubungan ilmu dan cara
didikan dari mursyid yang bermata berbunyi:
rantai ilmunya dengan Junjungan Ketinggian tahap satu-satu ilmu itu disukat
Nabi Muhammad s.a.w. Satu ilmu
yang dikurniakan kepada seseorang pada kelainannya. Jika satu-satu ilmu itu
Aabidin yang sedang menjalani berjaya menzahirkan kelainannya
proses penyucian nafsu dan hatinya
serta mendekatkan dirinya dengan berbanding dengan ilmu di zamannya. Maka
Tuhannya menerusi jalan wasilah. tinggilah ilmu itu.
Kaji-kajilah.
Bincang-bincanglah.

Dan selanjutnya.
Adapun istilah: Furqan Yaumil Liqaa.
Bolehlah didefinasikan sebagai terzahirnya rupa
pengarcaan jalan wasilah bagi seseorang hamba (Surah:5: Al
Maidah:35) untuk bertemu Tuhannya (Surah:84: Al
Insyiqaaq:6) di alam pasca kehidupan di dunia (akhirat) di
hakikat jalan yang dirintis akan menzahirkan rupa mukmin dan
taqwa serta terjauhnya seseorang manusia itu dari bersifat
syirik kepada Tuhannya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


528 Malam Muka Dua

Faman kaana yarjuu liqaaa rabbihii fal yamal amalan


saalihan. Walaa yusrik bi ibaadati rabbihii ahadaa.
Barang siapa yang mengharap akan menemui
Tuhannya, hendaklah ianya beramal dengan amalan
soleh. Dan janganlah ianya mempersekutukan dalam
menyembah Tuhannya dengan sesuatu apa pun.
Surah:18: Al Kahfi:110

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:18: Al Kahfi:110)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:18:Al Kahfi:110)
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan ruhul maani
dua (2) perkara:
kenapa istilah kalimah ayat:
Famankaana yarjuu liqaa arabbihii Pertama: Ayat ini secara jelas
(Barang siapa yang mengharapkan
menerangkan kepada manusia isyarat bahawa
akan bertemu dengan Tuhannya) di
gunakan oleh Tuhan dalam kerja bercita-cita untuk menemui Tuhan di
menghurai syarat-syarat manusia
pasca kehidupan di muka bumi hendaklah
untuk bertemu dengannya.
Di mana mustahaknya dijadikan agenda wawasan peribadi yang
isyarat ini diadakan. Lantaran
teramat penting (Surah:84: Al Insyiqaaq:6).
terwujudnya sikap manusia yang
hidup dan beriman kepada Tuhan Di hakikat manusia hendaklah bercita-
serta beribadat kepada Tuhan tidak
cita untuk membuktikan bahawa dirinya adalah
menjadikan matlamat hidupnya untuk
bertemu dengan Tuhannya selepas sebenar-benar hamba Tuhannya dengan
dirinya kembali kepangkuan
mempersembahkan dirinya kepada Tuhannya
Tuhannya.
Sebaliknya banyak manusia (Surah:75: Al Qiyaamah:22-23) di maqam
menjadikan iman dan ibadat yang
kesucian hati Qalbissaliim di maqam kenyataan:
dilakukan selama hayatnya lebih
tertumpu kepada kehendak dan Innashalaati wanusukii wamahyaaya
berkehendak untuk memiliki
wamamaatii lillahi rabbil alamiin di wajah
perhiasan akhirat. Di mana mata dan
hatinya beriman dan beribadat hanya penyerlahan kejituan ikhlas terhadap Tuhan,
mahu kepada syurga dan segala
rasul dan agama (Surah:98: Al Bayyinah:5).
nikmat yang ada pada syurga. Di
suasana istilah mencari keredhaan Kedua: Ayat ini secara jelas
Tuhan yang dicari bukan sekali-kali
menerangkan isyarat kepada manusia bahawa
dirinya berhasrat untuk bertemu
dengan Tuhannya dan melihat wajah kerja terpenting yang perlu diarcakan oleh diri
Tuhan (Surah:75: Al Qiyaamah:22-23)
seorang manusia itu adalah bertindak
di rupa sebesar-besar nikmat dan
rahmat yang disedia oleh Tuhan menentukan diri berada di rupa manusia yang
kepadanya. Maka sesungguhnya ini
terbaik serta berjaya menghasilkan maqam:
dilema agama dan beragama yang
sedang menular di jiwa orang Redha meredha bersama Tuhannya. (Surah:
beragama kini. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 529

98: Al Bayyinah:7-8) dengan kegembiraan


berpanjangan. Fikir-fikirlah.

Maka dengan yang demikian.


Wahai anak cucu galilah furqan yang terbentuk agar Al
Quran yang ada di tangan tidak berwajah pokok balak di hutan
kera belantara. Wallahu alam.

Istilah Al Aayah - (Punca prinsip dan Falsafah).

Soalan: Apakah definasi istilah Al Aayah - (Punca idea


dan Prinsip) yang terwujud di dalam Al Quran?
Jawab: Istilah Al Aayah, bolehlah didefinasikan sebagai
satu kenyataan terwajahnya satu-satu rupa punca idea,
falsafah dan prinsip yang terzahir dari terjemahan dan huraian
pada pengertian lughah bahasa ayat-ayat Al Quran yang
kemudian disimpulkan menjadi satu rupa idea, falsafah dan
prinsip keilmuan atau prinsip kehidupan yang boleh
digunapakai secara langsung oleh manusia dalam
kehidupannya seharian. Berdasarkan ruhul maani konsep:

Walaqad anzalnaa ilaikum aayaatin mubayyinaatin


wamathalan minallaziina khalau minqablikum wamau
izatan lil muttaqiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


530 Malam Muka Dua

Sesungguhnya Kami turunkan kepadamu beberapa ayat


yang terang (punca idea dan prinsip kehidupan) dan
contoh (Sample) tauladan dari orang yang terdahulu
sebelum kamu dan pengajaran bagi orang yang Taqwa.
Surah:24: An Nur:34

Catitan: (Surah:24: An Nur:34)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
Falsafah): Ayat ini secara jelas menerangkan
terwujudnya ayat-ayat Allah yang bersifat Al
Aayah di sifatnya yang tersendiri agar ianya
dikaji selidik oleh manusia akan munafaatnya.
Fikir-fikirlah.

Istilah Al Burhan - (Punca pendidikan dan hikmah).

Soalan: Apakah definasi istilah Al Burhan - (punca


pendidikan) yang terwujud di dalam Al Quran?
Jawab: Istilah Al Burhan, bolehlah didefinasikan
sebagai satu kenyataan terwajahnya satu-satu rupa ingredient
pendidikan yang terzahir dari terjemahan dan huraian
pengertian makna tersirat lughah bahasa ayat-ayat Al Quran
yang kemudian disimpulkan menjadi satu rupa ingredient
pendidikan dan keilmuan yang berupaya memperkembangkan
taraf akliah keilmuan serta boleh pula digunapakai secara
langsung oleh manusia dalam kehidupannya seharian. Di
hakikat seperti yang dibayangkan oleh Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 531

Yaa ayyuhannaasu Qadjaa akum burhaanun


mirrabbikum wa anzalnaa ilaikum nuuran mubiinaa.
Wahai manusia. Sesungguhnya telah datang kepada
kamu Burhan (Keterangan fitrah pendidikan) dari Tuhan
kamu. Dan telah menurunkan kepada kamu Nur
(cahaya) yang menerangi.
Surah:4: An Nisaak:174

Catitan: (Surah:4: An Nisaak:174)


Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini secara jelas menerangkan
terwujudnya ayat-ayat yang bersifat Al Burhan
di arca sifatnya yang tersendiri agar dikaji
selidik oleh manusia akan munafaatnya. Fikir-
fikirlah.

Istilah Al Bayan - (Punca konsep dan idea).

Soalan: Apakah definasi istilah Al Bayan - (Punca


penghasilan konsep dan idea) yang terwujud di dalam Al
Quran?
Jawab: Istilah Al Bayan, bolehlah didefinasikan sebagai
satu kenyataan yang terzahir dari terjemahan dan huraian
pengertian lughah bahasa ayat-ayat Al Quran yang kemudian
disimpulkan menjadi satu konsep hidup atau konsep keilmuan
atau lain-lain konsep yang berupaya memperkembangkan taraf

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


532 Malam Muka Dua

akliah keilmuan serta boleh pula digunapakai secara langsung


oleh manusia dalam kehidupannya seharian. Berdasarkan
ruhul Maani konsep:

Arrahmaanu allamal Quraan. Khalaqal insaana


Allamahul bayaan.
Arrahmaan. Mengajar manusia Al Quran (membaca)
Menjadikan Insan (manusia). Mengajarkan kepadanya
Al Bayan (Keterangan konsep kehidupan).
Surah:55: Al Rahman:1-4

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:55: Ar Rahman:1-4)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat - Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:24:An Nur:35)
.... Dari muka surat: 524. idea): Ayat ini menerangkan terwujudnya ayat-
ayat Allah yang bersifat Al Bayan. Di suasana
Seumpama molekul air boleh
ditukarkan menjadi air penawar di wajah terbentuknya dua (2) konsep:
air harmonik, apabila beberapa electron Pertama: Ayat ini secara jelas
atom oksigen dari molekul air ditendang
keluar dari orbitnya. Sebagaimana yang menerangkan terzahirnya konsep bagi manusia
diisyaratkan oleh Allah s.w.t kepada Nabi untuk mencapai tiga (3) matlamat:
Ayub a.s agar baginda menendang air
yang berada di kelilingnya (di isyarat Satu: Terpancarnya sifat Ar Rahman
ilmiah moden: tendang electron). Maka dari Tuhan yang akan menzahir rezeki, nikmat
terhasillah penawar pada penyakitnya.
(Surah: 41:Shaad:41-42). dan kesejahteraan (Di makna Ar Rahman).
Dua: Menentukan manusia tahu
(vi) Manusia boleh
menzahirkan furqan dari Al Quran. Satu membaca (Di makna Iqra - Al Quran). Di
kurniaan agung Allah s.w.t kepada hakikat tahu mentafsir dan menterjemah
seluruh manusia di akhir zaman
terutama kepada umat Muhammad sebarang ruang dan peluang dalam kehidupan
s.a.w. di wajah rahmatNya bagi sekalian seharian.
alam.
Tiga: Meletakkan manusia agar
Sebelah. manusia itu tetap menjadi manusia

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 533

Dhabit Istilah Ahsanitaqwiim (Di makna Insan). Di rupa


Menerangkan Ruhul Maani tahunya manusia itu dalam membentuk satu-
(Surah:24:An Nur:35)
.... Sambungan. satu konsep dan melaksanakannya pada kerja
dan urusan kehidupannya seharian (Di makna
Satu bentuk wajah furqan yang
berupa furqan petunjuk (huda). Furqan Al Bayan).
rahmat dan furqan assyifaa (penawar Kedua: Ayat ini secara jelas
penyakit dan penawar kehidupan). Di
hakikat yang sesat diberi jalan petunjuk. menerangkan konsep punca akan terzahirnya
Yang susah diberi jalan rahmat. Malah inayah rahmat dari Tuhan di arca rezeki, nikmat
banyak penyakit dalam penyakit
kehidupan di sektor kesihatan, ekonomi, dan kesejahteraan (di sifat Ar Rahman datang
kejahilan dan kedegilan sikap dapat kepada dirinya). Di kala seseorang itu berjaya
diarcakan oleh furqan Al Quran.
memenuhi tiga (3) syarat:
Demikianlah anak cucu, enam Satu: Berjaya mendapat didikan dan
(6) daripada cara dan kaedah
menzahirkan furqan dari kitab Allah dan pendidikan tinggi (Di sifat: allamal Quraan).
kejadian Tuhan yang dapat diabadikan Dua: Berjaya membentuk diri menjadi manusia
dalam catitan ini. Maka untuk keterangan
lebih lanjut, silalah anak cucu, - Ahsanitaqwiim. (Di sifat: Khalaqal Insaan).
bermutelaah dengan ulamak dan para Tiga: Bersikap kreatif melalui konsep kerja dan
ahli saintis adanya. Wallahu alam.
perancangan yang berupaya membuahkan
Kaji-kajilah. rezeki, nikmat dan furqan di wajah maju dan
berjaya (Di sifat: Allamahul bayaan). Fikir-
fikirlah.

Di hakikat Firman Allah Taala:

Haaza bayaanun linnaasi wahudan wamauizatun lil


muttaqiin.
Al Quran ini adalah Bayaan (Keterangan konsep
kehidupan) bagi manusia. Petunjuk dan pengajaran bagi
orang taqwa.
Surah:3: Ali Imran:138

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


534 Malam Muka Dua

Catitan: (Surah:3: Ali imran:138)


Klasifikasi ayat - Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
definasi istilah Al Bayan yang terzahir dengan
tiga (3) sifat: Pertama: Terwujudnya petunjuk
(Surah:81: At Takwiir:27-28). Kedua:
Terwujudnya pengajaran (Surah:69: Al
Haaqqah:48). Ketiga: Mengarahkan halatuju
manusia menjadi taqwa (Surah:73: Al
Muzzammil:19). Fikir-fikirlah.

Istilah Akhirat - (Hari kemudian).

Soalan: Apakah definasi istilah Akhirat - (Hari


kemudian) di sudut akhrawi?
Jawab: Istilah Akhirat di sudut akhrawi.
Bolehlah didefinasikan sebagai satu alam kehidupan manusia
sesudah ianya dimatikan dan dibangkitkan semula di mana di
situlah nasib manusia akan diperhitungkan oleh Allah Taala
sama ada ianya digolongkan sebagai hambaNya yang akan
mendapat rahmat atau azab dari Tuhannya:

Yauma laa yanfau maalun walaa banuuna. Illaa man


atallaaha biqalbin saliim. Wa uzlifatil jannatu lil
muttaqiin. Waburrizatil jahiimu lil ghaawiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 535

Pada hari yang tidak bermunafaat harta benda dan anak


pinak. Kecuali orang yang datang ke hadhrat Allah
dengan hati yang suci. Dihampirkan syurga kepada
orang-orang taqwa. Dan dibukakan neraka bagi mereka
yang sesat.
Surah:26: Asy Syuaraak:88-91
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
Catitan: (Surah: 26 : Asy Syuaraak: 88-91)
(Surah 26: Asy Syuaarak:88-91)
Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
Menerangkan ruhul maani
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
isyarat istilah ayat: Yaumalaa yanfau
maalun walaa banuun (Pada hari yang dua (2) perkara yang berkait rapat dengan hati:
tidak bermunafaat harta dan anak-
Pertama: Ayat ini secara jelas
anak) kepada dua (2) perkara:
menerangkan soal masa depan di dunia dan
Satu: Menerangkan bahawa
kepentingan melihat masa depan di dunia. Di
nilai harta di dunia tidak akan berguna
di hari akhirat. Jika nilai bekalan hakikat masa depan itu bergantung kepada diri
akhirat menerusi harta tidak dibuat di
sendiri. Di rupa segala-gala terletak pada hati.
dunia semasa hayat pemiliknya. Di
hakikat harta adalah penyuci hati dan Di makna jika hati berkehendak - berjaya. Jika
jiwa. Satu nilai sukatan kesucian yang
hati tawar - gagal. Sesungguhnya ketahuilah di
dikehendaki oleh Tuhan dari
hambaNya di hari akhirat. sisi Allah itu hati.
Kedua: Ayat ini secara jelas
Dua: Menerangkan bahawa
nilai anak tidak akan berguna. Jika menerangkan soal masa depan di akhirat dan
anak tidak diasuh oleh ibubapa
kepentingan masa depan di akhirat. Di hakikat
menjadi sumber pelaburan akhirat
bagi mereka berdua. Di hakikat doa masa depan itu bergantung kepada diri sendiri
dan Al Fatihah anak akan
dalam menyediakan diri dengan hati yang
mengarcakan rahmat kepada kedua-
dua ibubapa di hari kemudian. bersih lagi suci sebagai bekalan untuk berhijrah
ke kampung abadi apabila diri dipanggil oleh
Oleh yang demikian dua
sumber asas punca pelaburan akhirat Ilahi. Fikir-fikirlah, di hakikat hati itu adalah
yang berada di sisi masing-masing
neraca pertimbangan rahmat Ilahi.
hendaklah diguna pakai dan
diterjemahkan sepenuhnya agar nilai
bekalan akhirat akan bertambah
Penerokaan Teori Al Quran.
dengannya. Sesungguhnya bijak dan
bijaksanalah seseorang pemilik harta (Surah:26: Asy Syuaraak:88-91).
dan ibubapa yang tahu menterjemah
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
asas pelaburan akhirat yang ada di
sisinya. of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Kerohanian yang
Kaji-kajilah
berbunyi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


536 Malam Muka Dua

Suatu yang paling bermunafaat bagi


seseorang manusia di kampung akhirat
adalah kesucian hatinya dan nilai
kesuciannya akan menjadi tarikan pertama
Allah dalam melihat hambaNya.
Bincang-bincanglah.

Serta digambarkanNya lagi:

Tilkaddaarul aakhiratu najaluhaa lillaziina laa yuriiduuna


uluwwan fil ardhi walaa fasaada. wal aaqibatul lil
muttaqiin.
Itulah kampung akhirat. Kami adakan untuk orang-orang
yang tidak menghendaki kesombongan di muka bumi
dan tidak pula membuat bencana. Demikianlah akibat
(kelebihan) bagi mereka yang bertaqwa.
Dhabit Istilah. Surah: 28: Al Qashash:83
Menerangkan ruhul Maani
(Surah:28: Al Qashash:83). Catitan: (Surah:28: Al Qashash: 83)
Klasifikasi ayat - Al Aayah (Prinsip dan
Menerangkan ruhul maani
tentang definasi terhadap tiga (3) falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
istilah berikut:
dua (2) perkara:
Satu: Definasi istilah:
Adduniya. Di makna dunia. Di mana Pertama: Ayat ini secara jelas
dunia bolehlah didefinasikan sebagai
menerangkan prinsip bahawa di kampung
satu corak gaya hidup yang
diamalkan oleh manusia akhirat penghuninya adalah di kalangan mereka
berdasarkan agama dan budaya
yang tidak bersifat sombong di muka bumi dan
hidup satu kaum dan negeri dalam
mendayung hidup dan kehidupan mereka yang tidak membuat bencana serta
peribadi, berkeluarga,
sentiasa bertaqwa kepada Tuhannya.
bermasyarakat dan bernegara
disepanjang kehidupan di muka Kedua: Ayat ini secara jelas
bumi.
menerangkan tentang terwujudnya jua intipati
Sebelah.

Sebelah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N
Malam Muka Dua 537

Dhabit Istilah. pengertian di sudut dunia tentang prinsip


Menerangkan ruhul Maani kampung sejahtera. Di hakikat hidup
(Surah:28: Al Qashash:83)
...Sambungan. sekampung, kenalah sentiasa bersikap pada
tiga perkara. Satu: Jangan sombong. Dua:
Dua: Definasi istilah: Al
Aakhirah. Di makna akhirat. Dimana jangan buat bencana. Tiga: Diri biar berapat
istilah akhirat bolehlah didefinasikan dan berpakat. Fikir-fikirlah.
sebagai satu corak cara hidup dan
kehidupan manusia selepas mati dan
dibangkitkan semula oleh Tuhan di Penerokaan Teori Al Quran.
rupa hidup dan kehidupan yang
kekal abadi. (Surah: 28: Al Qashash:83).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
Tiga: Definasi istilah: Al
Ardhi. Di makna muka bumi. Di of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
mana ianya bolehlah didefinasikan Quran di bidang Sains Kemasyarakatan yang
sebagai lapisan permukaan planet
Bumi yang terletak di dalam alam berbunyi:
cekerawala maya yang boleh Kesejahteraan sesebuah kampung akan
dijadikan tempat kediaman dan
kehidupan manusia bermula dari terzahir di kala tertaupnya kasih sayang dan
ianya dilahirkan sampailah ianya tertumbuhnya pakatan bersepakat di
mati dan dibangkitkan semula oleh
Tuhan semesta alam. kalangan penduduknya serta tidak bersifat
sombong dan benci kepada kejahatan dan
Kaji-kajilah.
bencana.
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah definasi istilah Akhirat - (Hari


kemudian) di sudut duniawi?
Jawab: Istilah Akhirat (The day of ultimate aim) di sudut
Duniawi. Bolehlah didefinasikan sebagai suasana masa depan
seseorang yang akan tiba masanya. Di mana ketika itu diri
terpaksalah berdiri dengan kaki sendiri dengan mencorak gaya
dan cara kehidupan yang akan menatijahkan seseorang itu
berkeadaan senang atau susah. Berasaskan kepada
kecekapan dirinya mengarcakan wajah ilmu pengetahuan dan
ilmu kehidupan (modal insan) di dadanya sebagai punca
penghasilan tahap dan sukatan perolehan rupa rezeki, nikmat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


538 Malam Muka Dua

dan darjat di mata masyarakat, negeri atau dunia


keseluruhannya.
Definasi di atas sengaja dibuat bagi membolehkan
anak cucu melihat dan menerokai rahsia didikan dan
pengajaran Al Quran di sudut duniawi dengan rupa resipi
pengajarannya boleh digunapakai dalam mengarca erti
kesejahteraan (Islam agamanya) di dunia.

Istilah: Solat Sembahyang.

Soalan: Apakah definasi istilah Solat


(Sembahyang)?
Jawab: Istilah Solat.
Boleh didefinasikan sebagai acara rasmi mengadap
Tuhan semesta alam yang dilakukan oleh seseorang Islam
dengan menzahirkan perlakuannya yang bermula dengan niat
dan berakhir dengan salam berpandukan syarat dan rukunnya
di waktu-waktu yang ditetapkan atau pada mana-mana masa
yang difadhilatkan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Innassolaata kaanat alal muminiina kitaaban


mauquuta.
Sesungguhnya solat itu diperlukan oleh orang-orang
mukmin pada waktu-waktunya.
Surah:4: An Nisaak: 103

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 539

Catitan: (Surah:4: An Nisaak:103).


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip bahawa solat adalah satu ibadat yang
teramat penting dilunaskan. Di hakikat lima
waktu haruslah ditunaikan. Di kedudukan tegak
teguhnya pegangan agama seseorang
bergantung kepada solat. Jika solatnya terabai.
Maka runtuhlah agamanya. Fikir-fikirlah.

Di wajah tersirat dan terserlahnya rupa konsep Firman


Allah Taala:

Wabud rabbaka hatta yatiyakal yaqiin.


Berbaktilah kepada Tuhan engkau sehingga
tertumbuhnya kejituan keyakinan.
Surah:15: Al Hijr:99

Penerokaan Teori Al Quran. Catitan: (Surah:15: Al Hijr: 99)


(Surah:15: Al Hijr:99) Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan

Mendesignkan satu teori falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
Al Quran (The theory of Noble prinsip keyakinan kepada dua (2) perkara:
Quran) di bidang Sains Pendidikan
Dan Kerohanian yang berbunyi: Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar mengerti akan hakikat bahawa
Beragama tanpa Tuhan sia-sia.
Bertuhan tanpa keyakinan bertuhan tanpa keyakinan itu hampa. Sembah
hampa. Beriman tanpa pegangan Tuhan tanpa keyakinan tidak akan ke mana. Di
hanyut.
hakikat Allah melihat hati daripada mulut.
Sedangkan keyakinan tidak sekali-kali akan
Bincang-bincanglah.
bertapak di mulut tetapi di hati.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


540 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Maka bernatijahkan ayat di atas.


Menerangkan Ruhul Maani Apakah soal keyakinan diambil berat oleh anak
(Surah 27: An Naml:1-2)
cucu dan apakah soal taraf keyakinan yang
Menerangkan ruhul maani ditumbuh di hati terhadap Tuhan selama ini
ayat kepada satu kenyataan bahawa
tidak dikatakan bertuhan. Jika dinilai oleh anak cucu? Tanya-tanyalah.
keyakinan tidak tertumbuh pada diri. Kedua: Ayat ini secara terang
Dan tidak dikatakan bertuhan. Jika
Tuhan tidak diyakini. memperjelaskan kaitan soal keyakinan dengan
berbakti kepada Tuhan. Di mana keyakinan itu
Justeru itu ingatlah bahawa
keyakinan itu adalah teras kepada terbahagilah ianya kepada empat (4) maqam.
orang yang bertuhan. Tanpa Satu: Keyakinan di peringkat ilmul Yaqiin
keyakinan terpancar dihatinya. Maka
kuasa ketuhanan tidak mungkin (Surah:102: At Takaatsur:5). Dua: Keyakinan di
membuah bukti. peringkat Ainul Yaqiin (Surah:102: At

Sesungguhnya tanda bagi Takaatsur:7). Tiga: Keyakinan di peringkat:


orang yang benar-benar bertuhan itu Haqqul Yaqiin (Surah:69: Al Haaqqah:51).
apabila terzahir pada dirinya rupa:
Innallaaha baalighu amrih .(Surah:65: Empat: Keyakinan di peringkat: Kamaalul
At Thalaaq:3) di wajah buah yang Yaqiin. Sesungguhnya ingatlah, bertuhan tanpa
terhasil dari pokok kejituan keyakinan
dirinya terhadap Tuhannya. keyakinan akan meletakkan diri terhilang
kemanisan. Di rupa iman berwajah bulu hiasan.
Kaji-kajilah
Fikir-fikirlah.

Di rupa kata orang tua: Kalau nak bercakap dengan


Tuhan. Sembahyanglah. Sebaliknya kalau hendak berhubung
dengan Tuhan. Berdoalah. Kerana keduanya adalah jalan
persambungan di antara hamba dan Tuhannya.

Istilah: Taqwa Rapat dengan Tuhan.

Soalan: Apakah definasi istilah Taqwa?


Jawab: Ada pun istilah Taqwa itu hendaklah dilihat
pada dua sudut. Duniawi dan akhrawi. Agar ingredient dari
konsepnya dapat diterap dan diarcakan pada dua matlamat
kehidupan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 541

Ada pun istilah Taqwa di sudut Akhrawi. Bolehlah


didefinasikan sebagai kedudukan seseorang manusia yang
berjaya meletakkan diri sentiasa rapat (muhit) dengan
Tuhannya di maqam zuuqiah (cinta dan kecintaan
bersangatan) di suasana terzahirnya istilah redha meredhai
dan terlahirnya jalan dan rezeki yang tidak terhitung di taraf
darjat manusia yang paling mulia di sisi Tuhannya. Di hakikat
ternyatanya Konsep:

Wallaziina aamanuu asyaddu hubballillaah.


Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu teramat
kasih kepada Allah.
Surah:2: Al Baqarah:165
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 2: Al Baqarah:165) Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:165)
Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada satu kenyataan falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
bahawa soal bertuhan dan soal dua (2) perkara:
mengenali Tuhan adalah dua
perkara penting yang perlu diberi Pertama: Ayat ini secara jelas
perhatian. Di hakikat bagaimanakah menerangkan bahawa tidak akan terzahir
diri boleh bertuhan. Jika diri tidak
mengenali Tuhan yang dikatakan perasaan kasih kepada Tuhan. Jika seseorang
Tuhan. Dan bagaimanakah diri boleh itu tidak beriman. Dan perasaan kasih kepada
menyembah dan berbakti
kepadaNya. Di suasana diri tidak Tuhan tidak akan tertumbuh di hati. Jika iman
mengenaliNya.? dan keimanan tidak disuburkan di jiwa.
Sesungguhnya ingatlah Demikianlah tanda orang yang beriman itu
anak cucu, mengenal hukum tanpa apabila tertumbuhnya kasih kepada Tuhannya.
mengenali Tuhan yang disembah
akan membuahkan rupa ketaatan Kedua: Ayat ini secara jelas
berwajah: Khafaa (Takut kerana menerangkan tentang prinsip cinta dan kasih
binasa). Sebaliknya bila diri
mengenali Tuhan, ketaatan akan sayang. Di hakikat terwujudnya nilai erti
berwajah: Khasyiya (Takut kerana keikraban dan silaturrahim. Di rupa kasih
redha dan cinta). Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Kaji-kajilah
542 Malam Muka Dua

kepada Tuhan. Cinta kepada isteri. Sayang


kepada keturunan dan ingat kepada Junjungan.
Fikir-fikirlah.

Di hakikat terserlahnya Firman Allah Taala:

Walaakinnallaaha habbaba ilaikumul iimaana


wazayyanahuu fii quluubikum wakarraha illaikumul kufra
walfusuuqa wal isyaan. Ulaaika humurraasyiduuna.
Fadhlam minallaahi wanimah. Wallaahu aliimun hakiim.
Bahkan, Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan
dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu
serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagai kurniaan dan
nikmat dari Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Surah:49: Al Hujuraat:7-8

Catitan: (Surah:49: Al Hujuraat:7-8)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip dan falsafah. Bila hati

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 543

berjaya disucikan. Iman datang sendiri


memancarkan wajahnya di cermin hati.
Mazmumah dibenci. Mahmudah disanjung
tinggi. Terbitnya erti bertuhan. Di maksud di
rupa hati Qalbissaliim.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip dan definasi istilah:
Qalbissaliim (Hati suci). Di mana hati di tahap
ini telah pun mencukup lima (5) syarat untuk
diiktiraf sampai di maqamnya. Satu: Terpancar
dan tertegaknya keimanan (Surah:50: Qaaf:
33). Dua: Timbulnya rasa sayang kepada
keimanan. Tiga: Tertimbul rasa benci kepada
kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan terhadap
Tuhannya. Empat: Tertimbul perasaan cinta
dan kasih terhadap kebaikan. Lima:
Tertimbulnya rasa jelira terhadap apa yang
dikurniakan oleh Tuhannya. Di hakikat diri
sentiasa bersyukur. Fikir-fikirlah.

Dan di arca terpancarnya taraf kemulian di wajah:

Inna akramakum indallaahi atqaakum.


Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah adalah orang Taqwa.
Surah:49: Al Hujuraat:13

Catitan: (Surah:49: Al Hujuraat: 13)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


544 Malam Muka Dua

Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kenapa
orang taqwa ditarafkan Allah sebagai orang
yang paling mulia. Jawabnya tidak lain kerana
tiga (3) perkara:
Satu: Orang taqwa ditarafkan di
kedudukan orang yang paling mulia kerana
dirinya teramat rapat dengan Tuhannya.
(Surah:32: Sajdah:16). Berikhlas ianya
terhadap agamanya. (Di maqam: Qul innii
umirtu an abudallaaha mukhlishal
lahuddiina. Wa umirtu lian akuuna awwalal
muslimiina - Surah:39: Az Zumar: 11-14).
Di wajah hubungannya dengan
Tuhannya tidak terputus dan menjadikan
dirinya tetap tergolong di kalangan manusia
rabbani (Di maqam: Ulaaikahum khairul
bariyyah - Surah:98: Al Bayyinah:7-8). Yakni
manusia bertuhan dan berketuhanan yang
berjaya melihat keagungan Tuhannya dan
berjaya melihat munafaat kehidupannya di
dunia (Surah:3: Ali imran:191)
Dua: Orang taqwa ditarafkan di
kedudukan orang yang paling mulia kerana
dirinya teramat kaya (Di maqam: Innallaziina
aamanuu waamilusshaalihaati lahum ajrun
ghairu mamnuun - Surah:41: Fussilat:8) dan
diberi peluang menjadi orang kaya (Surah:29:
Al Ankabuut:62) dengan limpahan rezeki yang
bertali arus.
Tiga: Orang taqwa ditarafkan di
kedudukan orang yang paling mulia kerana
kebolehannya. Lantaran Makhraja (Di maqam:
Fakharaaju rabbika khairun wahuwa khairur
raaziqiin - Surah:23: Al Mukminuun:72) - Yakni
jalan rezeki yang diberikan oleh Tuhannya serta
dengan kekayaannya berupaya menjadikan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 545

dirinya sebagai penjana kepada kemajuan


masyarakat dan negaranya dengan
mewajahkan negerinya di rupa terzahirnya
keberkatan dari langit dan dari bumi. (Surah:7:
Al Araaf:96). Maka demikianlah anak cucu,
berkatnya sifat taqwa dalam menyerlah
keupayaannya bagi memajukan manusia. Fikir-
fikirlah.

Manakala istilah Taqwa di sudut duniawi.


Bolehlah didefinasikan bagai kezahiran kedudukan
seseorang yang telah berjaya merapatkan dirinya dengan
pemimpin utama sesebuah negara atau berjaya merapatkan
dirinya dengan mana-mana orang yang berkuasa di suasana
dirinya disukai oleh pemimpin atau orang-orang besar
berkenaan serta mendapat pula segala kemudahan kuasa
darinya pada maksud berupaya menghasilkan sebab
musabbab terzahirnya punca rezeki, rahmat, kemewahan dan
kesejahteraan yang berupa hasil dari natijah persahabatannya
yang ikrab.
Sesungguhnya sikap seumpama di atas adalah perlu
diasuh pada diri dan keturunan agar peluang mengait dan
membakulkan kemewahan di ruang golongan elit tetap
terbentuk pada diri dan keluarga di atas kepercayaan bahawa
gedung khazanah kemewahan tetap berada di puncak kuasa
pembesar negara dan di golongan elit yang telah berjaya. Di
suasana jika kawan menjadi wau. Biarlah kita menjadi tali.
Sama-sama terbang meskipun tidak sama tinggi.
Demikianlah fitrah di sudut kebenaran yang tidak boleh
dinafikan di hakikat, jika tubuh bersifat pandai. Taraf berkawan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


546 Malam Muka Dua

biarlah sepadan di sifat orang berkawan orang. Barulah nasi


dihidang sama. Sebaliknya jika tubuh bersifat pandai. Jiwa
rendah bertaraf lembu. Bendang seluas padi terbentang. Pulut
sekepal ternafi saku. Justeru itu persiapkanlah diri bersama
golongan elit di arca Taqwa di istilah baru. Di rupa orang
berkawan orang. Tubuh bukan berwajah lembu. Mudah-
mudahan kemanisan yang berada di sisi mereka terpancut jua
ke lidah kita adanya. Wallaahu alam.

Dhabit Puisi. Catitan: Dodoi Puisi Lagu Pengarang.


Lagu: Madu Di hujung Duri.
Tajuk Lagu: Madu Di hujung Duri.
Lagu ini membangkitkan luahan Irama: Balada / Irama Malaysia.
rasa tentang payahnya seseorang itu
untuk mencapai kejayaan. Meskipun Lirik: Dr. Halo-N
dirinya bercita-cita tinggi untuk menaikan
darjat kehidupannya. Di suasana di
ketika itu matanya melihat kejayaan yang Mencari mudu...dihujung duri.
diimpikannya teramat jauh untuk dicapai Mencari gula di batang wali.
olehnya. Apatah lagi barang yang
diusahanya ketika ini tidak pernah Alangkah besar cita, bergayut awan
dilakukan oleh orang sebelumnya. Di Kenapa kaki... Masih di bumi.
kedudukan bagai mengharapkan lalang
di bendang tertumbuh membuahkan
padi. Terpingin rasa hati... terbang di awan

Namun demikian, justeru Membawa diri setinggi hati.


kuatnya keazaman dirinya serta Lalang di bendang...di sangka orang
usahanya dilakukan olehnya secara
tekun dan beristiqamah. Akhirnya Apakah boleh.. berbuah padi.
usahanya itu berjaya dan menjadi
kenyataan.
Peek, peek,peek ... Si burung pipit
Satu kenyataan yang Lalang di bendang berbuah padi. (2x).
membawa dirinya berdiri sama tinggi dan
duduk sama rendah dengan kumpulan-
kumpulan elit yang lain, di rupa seorang Kini terasa madu di hujung duri
tokoh yang berjaya. Di puji dan dipuja
bagai rianya kicauan burung di bendang Kini terasa gula di batang wali
menguning. Di awan biru menyanyi

Kaji-kajilah. Di hakikat tiada Bersama enggang menari


orang lain yang akan membuat sejarah Lalang di bendang... Amboi berbuah
diri kecuali diri kita sendiri. Dan
sesungguhnya semudah-mudah matipadi itu. padi.
Mati katak Hancur tubuh. Maka - Chorus - (Ulang: Rangkap).
hancurlah sejarah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 547

PERINGKAT DI WAJAH KELIMA


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN SEHARIAN
(Malam Muka Dua)

Nota: Pemahaman secara Umum.


Berdasarkan pengertian dan pengajaran dari ayat-ayat yang terdapat pada Muka
Surat 2 - Kitab Al Quran.

Soalan: Apakah bentuk pemahaman umum yang boleh


disimpulkan oleh bentangan ayat : 1 5 Surah Al Baqarah
yang boleh dijadikan azimat sepanjang hidup ?
Jawab: Dalam menjawab soalan ini lima (5) perkara
boleh dijadikan pegangan dan iktibar:
Pertama: Hidup biarlah berteras. Pendirian biarlah
bertunjang. Sesuatu kebenaran hendaklah diterima meski pun
ianya terlahir di luar kelaziman ilmu yang ada. Sikap
seumpama ini bertujuan bagi memberi ruang kepada diri untuk
menerima satu-satu perkara baru yang boleh membebaskan
diri dari belenggu dunia katak di bawah tempurung.
Sesungguhnya ingatlah anak cucu. Bahawa konsep
tubuh yang hanya tahu menerima barang yang telah diterima
oleh orang ramai. Tidak akan membawa seseorang itu jauh ke
hadapan. Kejayaan yang mungkin terbentuk semungkin sama
dengan apa yang diperolehi oleh orang ramai. Kejayaan yang
mungkin terbentuk tidak akan membawa tubuh ke mana-mana.
Di hakikat sejarah dan kenangan tidak akan terbentuk pada
diri.
Lantaran itu, bukakanlah fikiran dan tadahkanlah dada
di hakikat tubuh dan hati mudah menerima barang baru dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


548 Malam Muka Dua

bentangan yang terbaru di arca berkeupayaan membawa diri


menjadi maju seiring dengan perkembangan zaman.
Kedua: Tumpuan dan penumpuan hati dan fikiran
terhadap barang yang terselindung disebalik wajah zahir yang
dilihat hendaklah dikembangkan dengan suatu kesedaran
bahawa jika mata tidak terlihat permata di seketul batu. Maka
emas di dalam tanah tidak mungkin tercari. Akibatnya diri tidak
akan berjaya memiliki permata untuk jari berhias. Demikianlah
jauhnya Al Quran membawa manusia agar bertamaddun
mencari barang yang tersembunyi di tengah-tengah jelapang
yang terang. Di hakikat yang dibayangkan oleh Allah Taala
dalam firmannya:

Nuurun alaa nuurin. Yahdillaahu linuurihi man yasyaau.


Wayadhribullaahul amthaala linnaasi. Wallaahu bikulli
syain aliim.
Cahaya berdampingan (muhit) dengan cahaya. Allah
menunjukki siapa yang dikehendakiNya kepada
cahayaNya. Allah telah menunjukkan beberapa contoh
(sample natural resources yang terperlu dihuraikan)
untuk manusia. Dan Allah Maha Mengetahui pada
setiap sesuatu.
Surah:24: An Nur:35

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 549

Catitan: (Surah:24: An Nur: 35)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep yang dapat
dirumuskan kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
memberitahu bahawa Allah Taala telah
memperkenalkan kepada manusia satu istilah:
Nuurun alaa nuurin (Cahaya di atas cahaya).
Satu istilah yang menggambarkan terlahirnya
sesuatu yang lain (Yakni rupa furqan) daripada
sesuatu yang zahir (Amthal - natural resouces)
di suasana bagai kedudukan cahaya di atas
Penerokaan Teori Al Quran. cahaya. Muhit lagi bersebati di antara satu
(Surah:24: An Nur:35)
dengan lain. Seumpama muhitnya satu rupa
Mendesignkan satu teori Al furqan di dalam sebatang balak di sifat: Amthal
Quran (The theory of Noble Quran)
yang kemudiannya terzahirnya papan di rupa
di bidang Sains Pendidikan dan
Ekonomi yang berbunyi: furqannya.
Kedua: Ayat ini secara terang
Punca kekayaan dan
kesenangan hidup tetap memperjelaskan kepada manusia akan
terselindung di dalam rahsia rupa
kedudukan rupa satu-satu furqan itu tetap
zahir sesuatu. Lalu jika mata
ternampak. Penterjemahan terselindung di sebalik rupa zahir satu-satu
berjaya dilakukan. Maka nikmat
kejadian Tuhan (amthal). Di mana ianya boleh
dan rezeki terwujud dengan
sendirinya. dimunafaatkan oleh manusia dan mengubah
nasib manusia di sudut memajukan corak
Bincang-bincanglah. kehidupan, apabila ianya berjaya ditemui
(Surah:6: Al Anaam:104).
(discovered). Di suasana kedudukan rupa
furqan yang terselindung terwujud di rupa muhit
lagi bersebati di rupa sekeping papan di dalam
sebatang balak. Di hakikat di situ adanya balak.
Maka di situlah adanya papan.
Ketiga: Ayat ini secara terang
memperjelaskan kepada manusia di suasana
terselindung sebeginilah manusia kena mencari
dan menerokai furqan yang terwujud. Jika satu-
satu bangsa itu ingin mengubah nasibnya dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


550 Malam Muka Dua

memajukan tamaddun kehidupannya (Surah:13:


Ar Rad:11). Fikir-fikirlah.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:24: An Nur:35).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Secerah-cerah mata adalah mata yang
dapat melihat barang cahaya di dalam
cahaya dengan menzahirkan di rupa sebuah
furqan dan sedalam-dalam ilmu adalah ilmu
yang dapat menghasil furqan dari mata
hikmah ilmunya.
Bincang-bincanglah.

Di hakikat Allah tidak akan menzahirkan papan dari


balak. Selagi manusia tidak menterjemahkannya sendiri.
Berdasarkan konsep Firmannya:

Qadjaa akum basaairu mirrabbikum. Faman absaara


falinafsih. Waman amiyaa faalaihaa. Wamaa anaa
alaikum bihafiiz.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu barang yang
dapat dilihat (Amthal). Maka barang siapa melihat
(bermunafaatlah) bagi dirinya. Dan barang siapa buta
(tidak ternampak), Maka (sia-sialah) baginya. Dan Aku

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 551

(Tuhan) ke atas kamu tidak sekali-kali menyeliakannya


(Mendedahkan rupa furqan yang terlindung padanya).
Surah:6: Al An aam: 104

Catitan: (Surah:6: Al Anaam: 104)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep pada
empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
mendefinasikan istilah: Amthal (natural
resources). pada istilah: Bashaair (Barang
yang dapat dilihat) serta memperjelaskan
konsep: Bahawasanya Allah Taala tidak akan
mendedahkan secara langsung mana-mana
rupa furqan yang tersimpan pada mana-mana
kejadianNya kepada manusia. Kecuali
manusialah sendiri harus menggali dan
mendedahkannya untuk dimunafaatkan
olehnya. (Surah:29: Al Ankabuut:43). Di makna
Tuhan tidak akan sekali-kali akan menjadikan
dan menzahirkan sekeping papan, kertas dan
almari seumpama dijadikan olehNya pokok
dan tumbuhan di hutan. Maka demikianlah
pula Tuhan tidak akan menjadikan permata
dari seketul batu kecuali manusia sendirilah
membuatnya.
Kedua: Ayat ini secara terang
melahirkan konsep: Sesiapa yang dapat
melihat dan mengarcakan furqan yang
terselindung. Maka akan majulah
bangsanya. Dan sesiapa yang terbuta dan
gagal menzahirkan furqan yang
terselindung. Maka mundurlah bangsanya.
Justeru itu, fikir-fikirlah di erti berilmu itu
bermakna nampak dan berjaya menerokai
furqan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


552 Malam Muka Dua

Ketiga: Ayat ini secara terang


melahirkan konsep dalam menerangkan istilah
ayat: Wamaa ana alaikum bihafiiz. Di makna
Allah Taala tidak akan mengambil kisah. Jika
manusia terbuta dalam melihat dan
menterjemahkan furqan yang disediakanNya.
Dan Allah Tidak akan memajukan satu-satu
bangsa. Jika dirinya tidak menggerakkan
bangsa ke arah tersebut.
Keempat: Ayat ini secara terang
melahirkan konsep: Penghuraian Amthal
(sumber natural) di wajah Bashaair kepada
terzahirnya rupa furqan (The end product of
abstraction of significant for human being). Di
mana proses abstract terhadap Bashaair ini
boleh dilakukan sekurang-kurang pada lima (5)
cara mengikut klasifikasinya:
Satu: Furqan boleh dizahir melalui
proses Natural Lord Creation system. Satu
proses penghuraian bashaair secara fitrah. Di
mana furqan di peringkat ini dicipta sendiri oleh
Tuhan semesta alam, demi furqanNya itu
menjadi bahan keperluan dan kegunaan asas
bagi kehidupan manusia.
Seumpama terlahir madu dari lebah,
terlahir susu dari lembu dan terlahirnya buah-
buahan, biji-bijirin dari pokok-pokok tumbuhan
(bashaair-Nya) yang boleh dijadikan makanan
dan asas permakanan bagi manusia dan
dimunafaatkan oleh manusia secara langsung
(Di maqam: Liyakuluu min thamarihii wamaa
amilat aidiihim - Surah:36: Yasiin:34-35) serta
dikembang-kaji kegunaaan oleh manusia
sendiri dari masa ke semasa mengikut
kerelevanan kegunaannya dan teknologi
ilmunya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 553

Maka dengan bahasa yang mudah.


Buah-buahan dan biji-bijirin adalah merupakan
rupa furqan yang terhasil dari bashaair yang
bernama pokok tumbuhan. Lantaran itu jika
manusia ingin memperbanyakkannya. Maka
proses menanam benih dan berladang-
bendang hendaklah dilakukan oleh manusia
mengikut kadar usaha dan keperluan semasa.
Dua: Furqan boleh dizahir oleh
manusia di atas sifatnya sebagai Creater
Majazi melalui proses Redesign the pattern
of natural. Di mana ianya adalah satu proses
mengubah arca atau pengubahan
keberkesanan fungsi dari rupa asal kejadian ke
arah yang lebih baik lagi berkesan.
Usaha ini hendaklah dibuat oleh
manusia sendiri (Tuhan tidak membuatnya di
asal kejadian). Seumpama kegiatan sains
mengubah kedudukan pattern DNA yang
bersifat negatif menjadi bersifat positif. Atau
seumpama proses mengubah pattern
pertumbuhan pokok dari biji benih kepada
proses pertumbuhan melalui tissue-culture
atau menzahirkan pada mana-mana furqan di
luar adat kelaziman. (Surah:11: Hud:72-73).
Tiga: Furqan boleh dizahirkan melalui
proses Eleboration of natural resources.
Proses ini boleh dibuat oleh manusia
seumpama proses menghasilkan rupa papan
dari sebatang balak atau menghasilkan sebiji
permata dari seketul batu. Malah jauh dari itu
proses ini jua boleh dikembangkan dengan
menghasilnya furqan baru seperti di rupa almari
dan sebentuk cincin.
Empat: Furqan boleh dizahirkan oleh
manusia melalui proses Host-foster
Determination. Di mana ianya dibuat menerusi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


554 Malam Muka Dua

proses penyelidikan dan penemuan dengan


terzahirnya satu-satu rupa furqan yang
menumpang pada sifat natural satu-satu
kejadian Tuhan. Seumpama proses penemuan
kuman Malaria dan Denggi pada Nyamuk.
(Surah:2: Al Baqarah:26).
Lima: Furqan boleh dizahirkan oleh
manusia melalui proses Mass Carbon
Exploration. Di mana proses ini dibuat
seumpama bagi menentukan satu-satu mass of
compound of carbon yang ditemui berjaya
mempertemukan satu structure of skeleton of a
compound yang baru di bidang bio-chemistry
Satu proses penemuan furqan yang dapat
menghasilkan munafaat besar bagi manusia.
(Rujuk formula: Nine Stars Halo-N 2009 -
tafsiran: Surah:71: An Nuh:15-17).
Oleh itu fikir-fikirlah anak cucu, di
hakikat banyak lagi cara yang boleh dibuat oleh
manusia dalam menghasilkan furqan. Demi
kemajuan dan peningkatan taraf tamaddun
manusia di bayangan rahmat Tuhan sekelian
alam.

Di makna pada setiap sesuatu yang dijadikan Allah di


langit dan di muka bumi tidak akan memberi makna dan
munafaat kecuali bagi mereka yang percaya (beriman) pada
terzahirnya sesuatu tetap akan tersimpannya munafaat yang
perlu diterokai.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 555

Qulin zuruu maazaa fissamaawaati wal ardhi. Wamaa


tughnil aayaatu wannuzuru an qaumillaa yuminuun.
Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di
bumi. Tetapi tidaklah bermunafaat keterangan dan
peringatan itu bagi orang-orang yang tidak percaya
(beriman).
Surah:10: Yunus:101
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:10:Yunus: 101)
Catitan: (Surah:10: Yunus:101)
Ayat ini menerangkan Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
kepada manusia dua (2) istilah
penting untuk difahami: idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Satu: Istilah: Anzuru maa
tiga (3) perkara:
fissamaa waati wal ardhi yang
mengisyaratkan bahawa setiap Pertama: Ayat ini secara jelas
yang dibentangkan di langit dan di
menerangkan konsep bahawa menjadi
bumi ada tersimpan furqan dan
munafaatnya yang sepatutnya tanggungjawab seseorang manusia yang ingin
diterokai oleh manusia.
maju dan mengubah nasib tamaddun diri dan
Dua: Istilah: Wamaa
tughnil aayaatu wannuzuru yang bangsanya agar bersifat sensitif terhadap
boleh difahamkan kepada dua (2)
kezahiran Bashaair di keliling kehidupan
sudut:
(i) Istilah: Wamaa tughnil sehariannya.
aayaatu. Di makna tidak akan
Di makna terzahirnya rupa istilah ayat:
terwajahnya value-added pada
sebatang pokok balak di hutan jika Qulinzuruu maazaa fissamaa waatiwal ardhi
ianya tidak dihurai ke wajah
(Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di
sekeping papan. Maka begitu jua
dengan batu, jika ianya tidak di langit dan di bumi) yang diterangkan lagi di
value-addedkan menjadi permata.
makna kalimah ayat: Qadjaa akum bashaairu
(ii) Istilah: Wannuzur yang mirrabbikum (Sesungguhnya telah datang
dimaknakan semula ianya dengan
kepada kamu bashaair dari Tuhanmu - Surah:6:
satu pengertian yang lebih luas lagi
bersifat furqan. Di hakikat satu Al Anaam:104) yang menggambarkan
peringatan Tuhan itu tidak berguna,
mustahaknya sikap memerhati disuburkan oleh
jika manusia tidak
menterjemahkannya ke dalam
bentuk amalan. Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


556 Malam Muka Dua

satu-satu bangsa itu, demi memartabatkan


bangsanya.
Di hakikat suasana yang bersifat:
Wamaa tughnil aayaatu wannuzuuru an
qaumillaa yuminuun (Tidaklah bermunafaat
keterangan dan peringatan itu bagi orang-orang
yang tidak percaya (beriman). Jika ianya tidak
disabit-lakukan dengan amalan di maqam:
Faman abshara falinafsih. Waman amiya
faalaihaa (Maka barang siapa melihat
(bermunafaatlah) baginya. Dan barang siapa
yang buta. Maka (sia-sialah) baginya. - Surah:6:
Al Anaam:104). Di suasana Allah pula tidak
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:10:Yunus:101) akan membuat kira bicara dengan bangsa yang
buta (Di maqam: Wamaa ana alaikum bihafiiz
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) Surah:6: Al Anaam:104).
di bidang Sains Pendidikan dan Kedua: Ayat ini secara jelas
Ekonomi yang berbunyi:
menerangkan konsep bahawa rupa furqan yang
Banyak kewujudan sumber tersimpan pada mana-mana sumber asli
berfaedah tidak boleh
menzahirkan rupa munafaatnya kejadian Tuhan tidak akan memberi apa-apa
apabila mata dan ilmu manusia makna kepada manusia. Jika manusia tidak
terbuta melihat rupa hasil output
furqannya. percaya akan kewujudannya di kedudukan tidak
terubahnya sikap pada tiga (3):
Bincang-bincanglah.
Satu: Tidak akan berguna kewujudan
furqan yang ada. Jika manusia itu benar-benar
tidak percaya akan kezahirannya. Dua: Tidak
akan berguna kewujudan furqan. Jika hanya
percaya pada mulut tetapi tidak bertindak untuk
menzahirkannya. Tiga: Tidak akan berguna
kewujudan furqan. Jika taraf ilmu dan kekuatan
tidak mencukupi untuk menterjemahkan furqan
yang terselindung.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep istilah kalimah ayat:
Wamaa tughnil aayaatu wannuzuru an
qaumillaa yuminuun. Di makna bahawa satu-
satu bangsa tidak akan kaya dan sesebuah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 557

negara tidak akan kaya. Jika tidak terwujudnya


langkah-langkah menterjemahkan furqan
dilakukan oleh bangsa dan negara tersebut.
Maka fikir-fikirlah di hakikat sebalik barang yang
tersembunyi di situlah terletaknya kekayaan.

Ketiga: Dalam hidup seharian. Mata dan ilmu biarlah


nampak. Hati dan jiwa biarlah berkemahuan. Penerokaan
terhadap pembaharuan mesti dibuat di suasana diri
bersambung urus dengan Tuhan serta di perasaan kecil tidak
akan terlupa kepada yang dhaif di saat diri telah mengecapi
nikmat yang dikurniakan. Dan sesungguhnya ingatlah anak
cucu, bahawa sikap berkehendak adalah modal awal akan
satu-satu kejayaan. Di hakikat matinya kehendak bererti
matilah cita-cita. Sesungguhnya tanpa cita-cita manusia tidak
akan berupaya menentukan secara tepat arah kerja dan
matlamat hidupnya.
Keempat: Dalam hidup seharian. Kerja menambah ilmu
dengan sikap belajar sepanjang zaman di arca Iqra bersemadi
di darah daging hendaklah disuburkan. Buku-buku yang boleh
dijadikan panduan hidup dan panduan kerja, hendaklah
dibaca. Pengalaman dari orang-orang yang berjaya hendaklah
diterap dan ditiru disamping melihat tauladan dan sempadan
yang ditinggalkan oleh orang-orang lama dan sejarah
terdahulu. Sesungguhnya inilah sebahagian daripada petua
yang dapat diabstrakkan dari pesanan Allah Taala dan
rasulNya yang boleh dijadikannya pegangan dan iktibar yang
abadi.
Kelima: Dalam hidup seharian. Diri hendaklah sentiasa
memasang niat untuk menjadi orang yang beruntung di sudut

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


558 Malam Muka Dua

ditinggikannya darjat, terlimpahnya rahmat serta mendapat


pula kasih belas pengampunan dari Tuhan yang Maha Agung.
Di hakikat terbentuknya sikap seumpama sikap Yusuf a.s:

Qaalaj alnii alaa khazaainil ardhi Innii hafiizun aliim.


Berkatalah Yusuf: Jadikanlah aku penjaga gedung
perbendaharaan di bumi. Sesungguhnya aku menjaga
lagi mengetahui (cukup kelayakan).
Surah:12: Yusuf:55

Catitan: (Surah:12: Yusuf: 55)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara terang memperjelaskan
terwujudnya galakan dari Tuhan semesta alam
agar setiap orang memasang cita-cita tinggi dalam
usaha mendarjatkan diri di dalam masyarakatnya
dengan berdoa dan berusaha serta mencari jalan
ke arah tercapainya cita-cita yang diimpikan. Di
hakikat Nabi Yusuf a.s dijadikan contoh oleh
Tuhan agar manusia lain jua mengikut jejak
langkah dan sikap yang ditunjukkan
kebolehannya. Fikir-fikirlah jika diri tahu
memuliakan diri dan tahu pula meletakkan diri
kena pada tempatnya. Wallahu alam.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:12: Yusuf:55).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al-Quran
di bidang Sains Pendidikan yang berbunyi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 559

Satu-satu rupa kerjaya pasti cepat menjadi


kenyataan bila seseorang itu berkeupayaan
menunjukkan kebolehan dirinya.
Bincang-bicanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


560 Malam Muka Dua

PERINGKAT DI WAJAH KEENAM


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN TERSIRAT
(Malam Muka Dua)

Nota: Pemahaman Di sudut Tersiratnya Natijah Ayat.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 1&2

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Alif Laam Miim. Zaalikal kitaabu laa
raibafiihi hudallil muttaqiin - (Alif Laam Miim. Inilah kitab yang
tiada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang ingin
bertaqwa - Al Baqarah:1-2)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Alif Laam Miim. Zaalikal
kitaabu laa raiba fiihi hudallil muttaqiin.
Pertama: Pasang di hati perasaan bangga kerana
dikurniakan cahaya dari Tuhan semesta alam. Maka dapatlah
diri berada di dalam agama Islam yang diredhaiNya serta
bertuah memiliki Junjungan Muhammad s.a.w sebagai Nabi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 561

dan Rasul di taraf umat Khaataman Nabiyyiin di suasana


agama Islam telah disempurnakan.
Kedua: Pasang di hati perasaan cintakan kepada
Tuhan, kasih kepada Rasul dan sayang kepada Al Quran di
hakikat beribadat kepada Allah. Berselawat kepada nabi.
Membaca dan mengerti isi kandung Al Quran. Di suasana
terarcanya sikap:

Wallaziina aamanu asyaddu hubballilaah.


Dan orang-orang beriman itu amat kasih kepada Allah.
Surah:2: Al Baqarah:165
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 2: Al-Baqarah:165)
Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:165)
Menerangkan isyarat ruhul
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
maani konsep istilah: Asyaddu
hubballillah (teramat kasih kepada falsafah):
Allah). Satu arca sifat kasih yang
Ayat ini menerangkan prinsip bahawa
diarcakan oleh seseorang beriman
oleh dirinya pada tiga (3): orang-orang mukmin itu teramat kasih kepada
Satu: Kasih kepada Tuhan
Allah. Kedudukan ini terwujud lantaran terlahir
diwajahkan oleh sifat ketauhidan
dirinya dengan Tuhan di suasana pada dirinya dua (2) perkara:
ketauhidan yang sebenar (Surah:98-
Pertama: Kenal dirinya akan
Al-Bayyinat: 5)
Dua: Kasih kepada Tuhan Tuhannya. Di suasana terasa dirinya yang
diwajahkan oleh sifat amalannya
Tuhannya teramat hampir dengannya. (Di
dengan rupa mematuhi apa yang
diperintah oleh Tuhannya. maqam: Wa izaa saalaka ibaadii annii
Tiga: Kasih kepada Tuhan
fainnii qariib - Surah:2: Al Baqarah:186) Di
di wajah kebersihan hatinya di tahap
Qalbissallim (hati yang suci) di mana kedudukan terbukti kepada dirinya kekuatan
pada tahap ini hati secara automatik
dan kekuasaan Tuhannya (Di maqam:
akan memiliki keupayaan membenci
kejahatan, kekufuran, kefasikan dan Innallaaha huwar razzaaqu zul quwwatil
kedurhakaan (Surah:49: Al Hujuraat:
matiin -Surah:51: Az Zariyaat:58) di rupa
7). Dan tertimbullah pula sifat-sifat
mahmudah yang dipuji oleh Tuhan pertolongan yang meyakinkan akan natijah erti
semesta alam. Kaji-kajilah
ketuhanannya (Di maqam: Walikullin

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


562 Malam Muka Dua

darajaatun mimmaa amiluu - Surah:47:


Muhammad:19).
Kedua: Kenal dirinya akan kedudukan
dirinya dengan terarcanya diri sebagai tubuh
aabidin yang setia kepada Tuhannya.
Disamping tahu dirinya terhadap
tanggungjawabnya serta melaksanakan tugas
dan amanahnya di wajah keikhlasan terhadap
Tuhannya (Di maqam: illabtighaa awajhi
rabbihil alaa walasaufa yardhaa - Surah:92:
Al Laili:18-21). Demikianlah sikap orang-orang
mukmin yang sentiasa berada di bawah payung
Tuhannya. Fikir-fikirlah.

Disamping berselawat ke atasnya di kedudukan:

Yaa ayyuhallaziina aamanuu solluu alaihi wasallimuu


tasliimaa.
Hai orang-orang yang beriman. Selawatlah kamu
kepadanya. Dan ucaplah salam dengan salam yang
sempurna.
Surah:33: Al Ahzab:56

Catitan: (Surah:33: Al Ahzab:56)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara terang
memperjelaskan konsep selawat dan
kepentingan kepada umat Muhammad s.a.w
dalam usaha mendapat syufaat darinya di hari
akhirat. Satu syufaat di wajah pertolongan bagi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 563

membolehkan seseorang dikurniakan


keredhaan dan syurga. Di hakikat amalan dan
bekalan seseorang tidak mungkin mencukupi
bagi melayakkan diri seseorang itu dikurniakan
syurga. Maka syufaat seumpama inilah teramat
penting bagi seseorang.
Oleh itu wahai anak cucu
berselawatlah kamu kepada Junjungan dan
cintailah baginda. Mudah-mudahan kita semua
diperakui umatnya.

Ketiga: Pasang di hati perasaan ingin mendalami Al


Quran. Tanam di hati perasaan berkeinginan untuk mengkaji
Al Quran. Semat di hati perasaan ingin mencungkil rahsia
khazanah Al Quran. Bertekad di hati melahirkan furqan yang
dicungkil dari Al Quran. Di hakikat diri akan maju, masyarakat
akan berubah wajah dan negara akan memiliki pembaharuan
di kala Al Quran menjadi punca semangat untuk berjuang
kehadapan di wajah terhurainya rahsia Al Quran itu di rupa
terzahirnya rupa Furqan.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 3

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Allaziina yuminuuna bilghaibi. wayuqii

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


564 Malam Muka Dua

muunassolaata wamimma razaqnaa hum yunfiquun - (Mereka


yang (diberi keteguhan hati untuk) mempercayai akan perkara-
perkara ghaib dan mereka yang mendirikan solat dan mereka
yang menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami kurnia
kepadanya - Al Baqarah:3)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Allaziina yukminuuna
bilghaibi. wayuqii muunassolaata wamimma razaqnaa hum
yunfiquun.
Pertama: Asuhkan diri agar tidak berfikiran selapis.
Asuhkan mata agar terlihat barang yang tersirat disebalik yang
tersurat. Dengan pengertian bahawa buta itu akan terzahir
apabila barang yang terwujud ternafi nampaknya pada hati dan
di fikiran. Dengan satu pengertian bahawa pembaharuan alam,
dalam memajukan manusia adalah terhasil daripada rupa
furqan yang terzahir dari celik-nampak penemuan dan
penterjemahan dari barang yang tersirat (Surah:6: Al
Anaam:104). Justeru itu berilmu janganlah sekadar
mengetahui dengan meletakkan makna berilmu itu bererti
Mengetahui. Sebaliknya ilmu hendaklah diertikan Nampak di
hakikat terbukanya pintu hati dalam erti melihat. Di hakikat:
Allaziina yukminuuna bilghaibi.
Kedua: Asuhkan diri agar menjadikan solat sebagai
barang minat - barang diminati. Di hakikat terasa ketagihnya
diri untuk menunaikannya di kala tiba waktunya. Asuhkan diri

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 565

agar menjadikan solat sebagai rupa majlis rasmi untuk


membolehkan diri mengadap Tuhan menyatakan hakikat:

Innii wajjahtu wajhiya lillazii fatara ssamaawaati wal


ardha haniifan. wamaa ana minal musyrikiin.
Sesungguhnya ku hadapkan mukaku kepada yang
mencipta langit dan bumi (di kedudukan hati suci) dan
tidaklah aku termasuk di kalangan orang-orang musyrik.
Surah:6: Al Anaam:79

Catitan: (Surah:6: Al Anaam:79)


Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah). Ayat ini mendidik manusia kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara
jelas mendidik manusia agar mengasuh diri
menghadap Tuhannya dengan hati yang luhur,
ikhlas dan bertawakkal (Di maqam: Waamaa
umiruu illaa liyabudullaaha mukhlishiina
lahuddiina hunafaa - Surah:98: Al
Bayyinah:5).
Kedua: Ayat ini secara
jelas mendidik manusia agar berani
memperakui dirinya di kalangan manusia yang
tidak mensyirikkan Tuhannya. Di makna
sentiasa menjaga kebersihan hatinya dan
perlakuan agar tidak terwujud pada diri sifat-
sifat syirik. Sama ada syirik khafi (Syirik
tersembunyi) maupun syirik Jali (Syirik nyata)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


566 Malam Muka Dua

Fikir-fikirlah di hakikat syirik tiada pengampunan


dari Tuhan (Surah:4: An Nissak:48-49).

Dengan penegasan hati dan jiwa di hakikat kenyataan:

Qul Inna solaati wanusuki wamahyaaya wamamaati


lillaahi rabbil aalamiin. Laa syariika lahuu wabizaalika
umirtu wa ana awwalul muslimiin.
Katakanlah: Sesesungguhnya solatku, ibadatku,
hidupku, matiku, semuanya bagi Tuhan sekelian alam.
Tiada baginya sekutu dan dengan demikian akulah
orang mula-mula Islam (tunduk kepada Allah).
Surah:6: Al Anaam:162-163

Catitan: (Surah:162: Al Anaam:162-163)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca Konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep pengarcaan hujung jatuh
makna di gambaran perlakuan yang
seharusnya diarcakan oleh seseorang aabidin
sebagaimana yang diisyaratkan oleh makna
maknawi ayat: Iqra bismirabbikal lazii khalaq
(Bacalah dengan nama Tuhan engkau).
(Surah:96: Al Alaq:1) dan makna maknawi
ayat: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 567

(Dengan Nama Allah Yang Amat pemurah lagi


Maha penyayang). (Surah: 1: Al Fatihah:1).
Kedua Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep pengarcaan bahawa
seseorang manusia akan tersisih dari Syirik
(Syirik Khafi) apabila diri berpendirian bahawa
pada setiap perlakuan seharian dibuat di atas
nama TuhanNya. Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat
katakanlah: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
apabila diri ingin memulakan pekerjaan dan
katakanlah pula: Alhamdulillaah, apabila
selesai mengerja satu-satu pekerjaan.

Disamping di ketika itu tidaklah pula diri melupai


kelemahan diri dengan memasang harapan pertolongan
dariNya tetap dan sentiasa diperlukan di hakikat:

iyyaaka nabudu wa iyyaaka nastaiin.


Kepada Engkau aku sembah dan kepada Engkau aku
bermohon pertolongan.
Surah:1: Al Fatihah:5

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:1: Al Fatihah:5)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:1:Al Fatihah:5) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan isyarat ruhul
maani konsep istilah ayat: Iyyaaka empat (4) perkara:
nabuduu waiyyaaka nastaiin (Kepada Pertama: Ayat ini secara jelas
Engkau aku sembah dan kepada
Engkau aku minta pertolongan) yang menerangkan prinsip bahawa manusia
sepatutnya difahami pada tiga (3) memerlukan agama kerana manusia perlu
sudut:
mencari dan mendapat Tuhan yang sebenar.
Sebelah Tuhan yang berupaya memberi pertolongan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


568 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah kepada manusia di kala manusia menghadapi


Menerangkan Ruhul Maani satu-satu masalah yang terkeluar dari daya
(Surah:1:Al Fatihah:5)
....Sambungan. keupayaannya. Dan Tuhan yang sebenar itulah
Tuhan yang dapat menolong manusia
Satu: Menerangkan isyarat
tanggungjawab hamba terhadap menyelesaikan permasalahannya. (Di maqam:
Tuhan di maqam: Iyyaaka nabuduu. Ujiibu dawataddaai izaa daaan fal yastajii
Di mana seseorang manusia tidak
boleh disifatkan sebagai hamba yang buulii - Surah:2: Al Baqarah:186).
sebenar. Jika dirinya tidak Kedua: Ayat ini secara jelas
menyembah Tuhannya dan
menyempurnakan segala suruhan menerangkan prinsip bahawa Islam adalah
Tuhannya. (Surah:39: Az Zumar:11- sebuah agama yang berupaya
14).
memperkenalkan manusia dengan Tuhan yang
Dua: Menerangkan isyarat sebenar (Di maqam: Falam annahuu laa
bahawa bukan sahaja hamba kena
bertanggungjawab terhadap ilaaha illallaahu wastaghfir lizambika walil
Tuhannya tetapi Tuhannya jua kena muminiina walmuminaat - Surah:47:
lah bertanggungjawab terhadap
hambaNya selari dengan isyarat di Muhammad:19). Tuhan yang berupaya
maqam: Waiyyaaka nastaiin. Di menolong manusia dalam menghadapi masalah
hakikat tidak akan sempurna Tuhan
itu di atas sifatnya sebagai Tuhan, yang terkeluar dari keupayaan manusia (Di
Malah tidak layak ianya menjadi maqam: Am lil insaani maa tamanna - Surah:
Tuhan, sekiranya Tuhan yang
disembah oleh seseorang itu gagal 53: An Najm:24-25). Disamping membimbing
menjalankan tugasNya sebagai manusia ke jalan yang lurus lagi selamat di
Tuhan penolong hambaNya.
(Surah:40: Al Mukmin:51). dunia dan di akhirat (Di maqam: Yahdii
bihillaahu manittabaa ridhwaanahuu
Oleh itu wahai anak cucu
sembahlah Tuhan kamu sekiranya subulas salaam - Surah:5: Al Maidah:16).
Tuhan kamu berupaya menolong Ketiga: Ayat ini secara jelas
kamu. Sebaliknya tauladanilah sikap
Nabi Ibrahim a.s terhadap Tuhan menerangkan prinsip sifat keupayaan Tuhan
bapanya yang didakwa oleh mereka yang diperkenalkan oleh Islam. Yakni Tuhan
sebagai Tuhan tetapi gagal
mengarcakan pertolongan terhadap yang bersifat Ar Rahmaanir Rahiim yang akan
hambanya. menolong hambaNya apabila seseorang itu

Tiga: Menerangkan isyarat beriman dan menyembahNya. (Di maqam:


istilah: Iyyaaka nabuduu waiyyaa ka Iyyaaka nabuduu wa iyyaaka nastaiin -
nastaiin di rupa isyarat konsep
penyempurnaan akujanji yang Surah:1: Al Fatihah:3-5). Di hakikat jaminan
diasaskan dengan dua (2) rupa Allah kepada mereka yang menerima Islam dan
tanggungjawab yang termaktub di
majlis persumpahan hamba dan berpenghulukan Nabi Muhammad s.a.w serta
Tuhannya semasa di alam roh mukmin. (Di maqam: Yaa ayyuhan nabiyyu
dahulu. (Surah:7: Al Araaf:72).
hasbukallaahu wamanittabaaka minal
Sebelah. muminiin (Surah:8: Al Anfaal:64).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 569

Dhabit Istilah Keempat: Ayat ini secara jelas


Menerangkan Ruhul Maani menerangkan prinsip di rupa galakan bagi
(Surah:1:Al Fatihah:5)
....Sambungan. seseorang hamba yang menyembah Tuhannya
bermohon pertolongan daripada Tuhannya, di
Yakni tanggungjawab
Tuhan dan tanggungjawab hamba suasana Tuhannya sentiasa mahu menghulur
yang perlu dipikul dan ditunaikan oleh pertolongan. (Di maqam: Waqaala
kedua-dua pihak bagi membentuk
rupa perimbangan kepentingan rabbukumud uunii astajiblakum - Surah:40:
masing-masing (Win-win relationship) Al Mukmin:60). Fikir-fikirlah.
di maqam: Intanshurullahu
wayanshurlakum wayusabbit
aqdaamakum (Surah:47: Penerokaan Teori Al Quran.
Muhammad:7) selaras penegasan
Allah Taala yang akan menolong (Surah:1: Al Fatihah:5)
hambaNya di sepanjang hidup di Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
dunia dan di akhirat. (Surah:40:Al
Mukmin:51). of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
Empat: Menerangkan
isyarat istilah: Iyyaaka nabuduu berbunyi:
waiyyaaka nastaiin dirupa isyarat Tiap-tiap tunduk-bertuan dan tiap-tiap
mengesa manusia yang bertuhan
agar tahu mengguna pakai Tuhan sembah-bertuhan. Tentukan pertolongan
yang disembahnya. Di hakikat Allah terarca di hadapan. Barulah pemimpin teruji
Taala sendiri menyifatkan bahawa
seseorang manusia akan disifatkan kejituan. Barulah Tuhan tertentunya
olehNya sebagai seorang hambaNya ketulenan.

...Bersambung di-Ms:571 Bincang-bincanglah.

di wajah berkatnya Al Fatihah yang dimaqbulkan Tuhan di rupa


rahmat, rezeki, nikmat dan kesejahteraan di hakikat terzahir
rupa makna maknawi: Wayuqiimuunas solaata.
Ketiga: Asuhkan diri dengan bertekad kena jadi orang
kaya dengan niat tidak akan mati kecuali sesudah diri dan
keluarga dapat mengecapi nikmat dan sejahtera di dunia
(Surah:7: Al Araaf:32). Di hakikat terarcanya nekad di hati:

Falaa tamuutunna illaa wa antum muslimuun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


570 Malam Muka Dua

Jangan kamu mati kecuali kamu dalam keadaan


kesejahteraan.
Surah:2: Al Baqarah:132

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:132)


Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara terang memperjelaskan
prinsip bahawa pentingnya seseorang
menumbuhkan tekad di hatinya bahawa dirinya
tidak akan sekali-kali membiarkan dirinya mati
kecuali sesudah berjaya di dalam dua (2) cita-
citanya:
Pertama: Berjaya dalam mengubah
arca hidupnya agar lebih baik dari rupa
kehidupan kedua-dua ibu bapanya di sudut
pendidikan dan kemewahan dengan
meletakkan konsep wawasan: Educated family
and multimillionaire sebagai pokok cita-cita
merubah pattern diri, keluarga, bangsa dan
negara. (Di maqam: Innallaaha laa yughayyiru
maa biqaumin hattaa yughayyiru maa bi
amfusihim Surah:13: Ar Rad:11).
Kedua: Berjaya melaksanakan ibadat
asas dan ibadat pengaslihan muka bumi di
maqam: Aamanuu waamilus shaalihat
dengan mengarcakan pembaharuan kepada
diri, keluarga, masyarakat dan negara
keseluruhannya. Fikir-fikirlah di kedudukan erti
kesejahteraan mestilah diterokai.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:2: Al Baqarah:132)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 571

Dhabit Istilah
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:1:Al Fatihah:5). berbunyi:
...Dari muka surat:569
Umur seseorang manusia bukan disukat
yang bijak. Jika mereka yang pada panjang-pendek masa hidupnya. Tetapi
beriman dan menyembahNya tahu
disukat pada kebolehannya di awal-awal
mengguna pakai Tuhannya.
(Surah:2: Al Baqarah:186). Di muda hidupnya. Dan kematian seseorang
suasana Tuhannya sentiasa
manusia bukan disukat pada tamat
menunggu permohonan hambaNya
dengan menyediakan mereka nafasnya. Tetapi pada kegagalan dirinya
dengan rupa pertolongan yang
mensejahterakan hidupnya.
sebenar. (Surah:48: Al Fath:3).
Bincang-bincanglah.
Di bawah.

Di hakikat gesaan Allah Taala:

Fabtaghuu indallaahir rizqa wabuduuhu wasykuruu


lahuu ilaihi turjauun.
Maka tuntutlah rezeki dari sisi Allah dan sembahlah Dia
(Berbaktilah kepadanya) serta bersyukurlah kepadaNya.
(Lagi pun) KepadaNyalah kamu akan dikembalikan.
Surah:29: Al Ankabuut:17

Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Nota Contoh: (Surah: 29: Al Ankabuut:17)
(Surah:1:Al Fatihah:5).
...Bersambung. Keterangan ayat (Al Quran mentafsirkan Al
Justeru itu wahai anak cucu. Quran). Di mana kehendak ayat ini
pernahkah kamu hitung. Apakah
pertolongan Allah terhadap kamu di diperjelaskan lagi oleh Allah Taala menerusi
rupa satu pertolongan yang boleh FirmanNya pada ayat: Surah:11: Hud:15. Di
dijadikan nostalgia pada ingatan
disepanjang kamu bertuhan kepada hakikat jika sekiranya seseorang itu memasang
Allah.? Satu bentuk pertolongan kehendak dan berkehendak. Lalu berusaha ke
khusus yang memboleh kamu
melihat kekuasaanNya. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


572 Malam Muka Dua

arahnya selari dengan jalan fitrah. Maka Allah


Taala tidak akan sekali-kali mensia-siakan
usahanya. Malah di suasana jauh dari itu ayat
ini menerangkan rangkaian peringatan Allah
Taala kepada empat (4) perkara:
Pertama: Soal minat menuntut rezeki
seperti yang diperkatakan (Surah:7: Al
Araaf:32). Kedua: Soal berbakti kepadaNya.
(Surah:15: Al Hijr:99). Ketiga: Soal bersyukur
kepadaNya dan Keempat: Soal persiapan
bekalan akhirat untuk kembali kepadaNya
(Surah:59: Al Hasyr:18-20). Lihat-lihatlah.

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:29: Al Ankabuut:17)
Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
Menuntut rezeki, berbakti kepada Ilahi dan
bersyukur kepada Yang Maha Pemberi
merupakan tiga langkah yang akan
memangkinkan manusia ke arah cukupnya
bekalan duniawi dan akhrawi.
Bincang-bincanglah.

Di hakikat FirmanNya lagi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 573

Qulman harrama ziinatallahil latii akhraja liibaadihii


wattayyibaati minarrizqi Qul hiya lillaziina aamanuu
filhayaatiddunyaa khaalishatan yaumal qiyaamati
kazaalika nufasshilul aayaati liqaumin yalamuun.
Siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang
dikeluarkanNya untuk hambaNya dan rezeki yang baik-
baik? Katakanlah: Semuanya itu untuk orang-orang
yang beriman waktu hidup di dunia dan khusus untuk
mereka pada hari kiamat. Demikian Kami terangkan
ayat-ayat itu kaum yang mahu mengetahui.
Surah:7: Al Araaf:32

Dhabit Istilah.
Catitan: (Surah:7: Al Araaf:32)
Menerangkan ruhul Maani
(Surah:7: Al Araaf:32) Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada tiga (3) perkara: empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
Satu: menerangkan ruhul
maani yang mengisyaratkan bahawa memperjelaskan bahawa adalah menjadi
langkah mencari kekayaan untuk diri
tanggungjawab setiap orang manusia menuntut
dan keluarga adalah satu yang
terpuji. Malah kemurkaan Allah akan rezeki dari Tuhannya. (Di maqam: Fabtaghuu
ditimpa kepada sesiapa yang
indallaahirrizqa Surah:29: Al Ankabuut:17).
menghalangnya.
Di hakikat jangan ada dikalangan tertentu yang
Dua: Menerangkan isyarat
cuba mengharamkan kehendak manusia untuk
bahawa harta dan kekayaan yang di
sifatkan oleh Allah di rupa perhiasan menunai tanggungjawab ini. Dan sesungguhnya
berupaya menyegarkan makna hidup
kedudukan ini penting dikhabarkan kepada
dengan cara dan gaya hidup
sejahtera. Di hakikat harta adalah manusia lantaran terdapat golongan tertentu
tool kesejahteraan yang menjadi
yang bersikap sedemikian.
matlamat kepada Islam dierti rahmat
bagi sekalian alam. Kedua: Ayat ini secara terang

Tiga: Menerangkan ruhul memperjelaskan bahawa kekayaan dan kerja


maani yang mengisyarat bahawa mencari kekayaan bukanlah satu pekerjaan
harta adalah sumber bekalan akhirat.
yang dikeji. Malah ianya satu perlakuan yang
Di hakikat harta berupaya menyuci
hati. (Surah:93: Al Laili:18-21) dan dikehendaki oleh Tuhan semesta alam. Di sifat
penghasil doa rahmat kepada
ianya sebagai satu kerja ibadat yang terpuji. (Di
kehidupan. (Surah:9:At Taubah:103).
Kaji-kajilah. maqam: Fa izaa qudhiyatis shalaatu fan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


574 Malam Muka Dua

tasyiruu fil ardhi wabtaghuu min fadhlillaah


Surah:62: Al Jumaah:10). Satu sikap yang
menolak pandangan tertentu yang
memperlekehkan usaha seumpama. Jika ianya
ditunjukkan oleh anggota masyarakatnya.
Ketiga: Ayat ini secara terang
memperjelaskan bahawa menjadi
tanggungjawab setiap muslim mencari
kekayaan dan mengejar kekayaan. Di hakikat
istilah ayat: Qulhiya lillaziina aamanuu fil
hayaatid dunyaa khaalishatan yaumal
qiyaamah. (Katakanlah: Semua itu untuk
orang-orang beriman waktu hidup di dunia dan
khusus untuk mereka di hari akhirat) memberi
makna bahawa harta dan kekayaan boleh
memberi kebahagiaan kepada manusia di dunia
dan di akhirat. Di rupa harta dan kemewahan
adalah punca pelaburan manusia untuk
munafaat mereka pada dua masa dan ianya
hendaklah dibuat semasa hayat dikandung
badan. (Di maqam: Waltanzur nafsummaa
qaddamat lighadin - Surah:59: Al Hasyr:18-
20).
Keempat: Ayat ini secara terang
memperjelaskan prinsip bahawa dunia adalah
tempat penentu kebahagiaan manusia di
akhirat. Di hakikat harta dan kekayaan jua
berperanan ke arahnya. Sesungguhnya istilah:
Khaalishatan yaumal qiyaamah. (Khusus
untuk mereka di hari kiamat) adalah satu
kalimah yang memaklumkan kepada manusia
bahawa harta dan kekayaan itu boleh
membuahkan hasil munafaat besar bagi
manusia di akhirat. Jika ianya pandai di
gunapakai dan dilaburkan sepertimana gesaan
Allah taala agar manusia menggunapakai
kekayaannya (pada istilah: Fiimaa ataakallaah)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 575

untuk kebahagiaan di kampung akhirat (Di


maqam: Wabtaghii fiimaa aataakallaahud
daaral aakhirah Surah:28: Al Qashash:77).
Fikir-fikirlah

Dalam pada itu ingatlah, bila diri telah menjadi kaya


raya. Janganlah sekali diri bersifat bakhil dengan beranggapan
bahawa kekayaan yang dimiliki hanya semata-mata untuk diri
sendiri, tanpa terselitnya perasaan di dalam hak ada hak orang
lain.(Surah:51: Az Zaariyaat:19). Disamping janganlah pula
merasai tugas diri dengan kekayaan yang terhadap
masyarakat terlepas. Sedangkan Allah menasihatkan manusia
agar tidak sekali-kali menggunapakai konsep kebakhilan
manusia yang bakhil (Surah:36: Yasin:47).
Lalu nafkahkanlah sebahagian nikmat yang diperolehi
dari Tuhan kepada golongan yang memerlukannya di rupa
terlahirnya masyarakat penyayang (Surah:43: Az Zukhruf:32)
serta tidak kurang pula bertindak menjadi penyumbang kepada
pembangunan negara di hakikat terarcanya rupa makna
maknawi: Wamimma razaqnaa hum yunfiquun. (Surah:2: Al
Baqarah:3). Malah ingatlah jauh dari itu, impak dari
sumbangan yang diberi secara ikhlas di bentuk zakat dan
sedekah akan membersih dan menyucikan harta dan hati
seseorang.

Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


576 Malam Muka Dua

Allazii yutiimaalahuu yatazakka. Wamaali ahadin


indahuu minmimatin tujzaa. illabtighaa awajhi rabbihil
alaa. Walasaufa yardhaa.
Orang yang memberi harta untuk menyuci hatinya. Dan
bukan kerana sesuatu pemberian di sisinya dari orang
yang akan membalas. Melainkan mengharap keredhaan
Tuhannya yang Maha tinggi. Dan nescaya ianya akan
bersukacita.
Surah:92: Al Laili:18-21
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:92:Al Laili:18-21)
Catitan: (Surah:92: Al Laili:18-21)
Menerangkan isyarat ruhul Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
maani konsep istilah: Allazii yutii
maalahuu yatazakkaa. (Orang yang idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
memberi harta untuk menyuci tiga (3) perkara:
hatinya). Di mana setiap pemberian
Pertama: Ayat ini secara jelas
bagi tujuan ini hendaklah
disempurnakan menerusi tiga (3) menerangkan konsep tentang keupayaan harta
syarat:
dan kekayaan dalam membersihkan harta yang
Satu: Setiap pemberian dimiliki. Di hakikat hak orang yang berada di
hendaklah memenuhi isyarat istilah:
dalam harta milik (Di maqam: Wafii
Wamaa li ahadin indahuu min
nimatin tujzaa. Di makna pada setiap amwaalihim haqqul lissaa ili walmahruum -
pemberian jangan sekali-kali
Surah:51: Az Zariyaat:19) akan menjelma
dilintaskan pada hati ingin kepada
pembalasan dari penerima menjadi punca kekotoran kepada harta yang
pemberian. Di mana istilah ada ubi
dimiliki.
ada batas. Buat budi diharapkan
balas hendaklah dimatikan dari Malah ianya boleh menjadi duri dan
perasaan ketika dan selepas habuan
racun kepada tubuh dan diri (Di maqam:
diberi.
Innamaa amwaalukum wa aulaadukum
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 577

Dhabit Istilah fitnah. Wallaahu indahuu ajrun aziim -


Menerangkan Ruhul Maani Surah:64: At Taghaabun:15). Jika ianya tidak
(Surah:92: Al Laili:18-21)
...Sambungan. disempurna melalui zakat, sedekah atau melalui
mana-mana kerja-kerja amal. Di suasana
Dua: Setiap pemberian
hendaklah memenuhi isyarat istilah: terteguhnya tauladan Allah pada bunga
Illabtighaa awajhi rabbihil alaa. Di sebatang pokok. Bukan semuanya untuk pokok.
makna bahawa pada setiap
pemberian yang diberi hendaklah di Tetapi keguguran bunga ke tanah akan
berikan kepada Tuhan dengan niat membahagiakan Semut Merah di bumi (Di
untuk mendapat keredhaanNya di
rupa pinjaman hamba kepada maqam: Warafanaa badhuhum fau
Tuhannya. (Surah:57: Al Hadid:11 qabadhin darajaatin liyattakhizaa
&18).
badhuhum badhan sukhriyyaa - Surah:43:
Tiga: Setiap pemberian At Zukhruf:32).
hendaklah memenuhi isyarat:
Walasaufa yardhaa. Di makna Dengan itu berbahagialah pokok yang
bahawa pada setiap pemberian mengerti akan makna perimbangan
hendaklah menzahirkan perasaan
kegembiraan dan kepuasan kepada (equilibrium) pembesaran buah dan ketahanan
pihak pemberi dan penerima. Di dahan yang akan menatijah terzahirnya rupa
hakikat masing-masing suka di atas
pemberian yang diberi dan suka penghasilan buah-buah yang lebih besar lagi
menerima barang yang diterima. bermutu (Di maqam: In tuqridhul laaha
(Surah:9: At Taubah:103).
qardhan hasanan yudhaa ifhuulakum
Kaji-kajilah wayaghfirlakum Wallahu syakuurun haliim -
Surah:64: At Taghaabun:16-17).
Penerokaan Teori Al Quran Kedua: Ayat ini secara jelas
(Surah:92: Al Laili:18-21).
menerangkan konsep keupayaan harta dan
kekayaan sebagai penyuci hati dan harta boleh
Medesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) menyucikan hati seseorang manusia. (Di
di bidang Sains Kerohanian yang maqam: Allazii yutii maalahuu yatazakkaa -
berbunyi:
Surah:92: Al Laili:18-21). Di suasana akan
Setiap pemberian manusia terasuh pada jiwa proses penghakisan sifat-sifat
kepada manusia dengan niat untuk
Tuhannya akan menerima ganjaran mazmumah. Di mana perasaan tamak akan
penambahan rezeki, doa terhilang. Perasaan haloba akan terhakis.
keberkatan dan keriangan jiwa
dengan sifat keikhlasan tertumbuh Disebalik akan tertumbuhnya pula sifat-sifat
pada jiwanya. mahmudah pada diri seumpama sifat
bertimbang rasa, hormat menghormati serta
Bincang-bincanglah. terasa bertanggungjawab.
(Surah:57: Al Hadid:11)
dan (Surah:9: At Taubah:103). Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep keupayaan harta dan
kekayaan di sudut menjadikannya sebagai

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


578 Malam Muka Dua

sumber natural yang boleh diterjemahkannya


kepada terhasilnya rupa bekalan akhirat. (Di
maqam: Wamaa uutiitum min syaiin famataa
ulhayaatid dunyaa waziinatuhaa. Wamaa
indallaahi khairun wa abqaa. Afalaa
taqiluun - Surah:28: Al Qashash:60). Di makna
harta dan kekayaan bukan sahaja sebagai
punca kesejahteraan di dunia. Tetapi ianya jua
terselit sumber end product untuk
kesejahteraan akhirat. (Di maqam: Waqiila
lillazii nattaqau maazaa anzala rabbukum.
Qaaluu khairan lillaziina ahsanuu fii haazihid
dunyaa hasanatun. Waladaarul aakhirati
khairun. Walanima daarul muttaqiin -
Surah:16: An Nahl:30). Fikir-fikirlah.

Sementara itu Allah Taala sendiri jua menggesa


kepada orang-orang yang menerima zakat dan sedekah agar
mendoakan orang yang memberi di rupa doa seumpama akan
menenangkan hati penyumbang di wajah keberkatan
berpanjangan.

Di hakikat Firman Allah Taala:

Khuzmin amwaalihim shadaqatan tutahhiruhum


watuzakkiihim bihaa wasalli alaihim inna solaataka
sakanullahum Wallaahu samii un aliim.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 579

Ambillah sedekah dari harta mereka untuk


membersihkan dan menyucikan mereka dan doakanlah
mereka. Sesungguhnya doa engkau itu menjadi
ketenangan (hati) mereka. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.
Surah:9: At Taubah:103

Catitan: (Surah: 9: At Taubah:103)


Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah). Ayat ini menimbulkan arah tuju
dan ingredient pendidikan kepada empat (4)
perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
ditujukan kepada golongan yang diangkat
darjatnya dengan memperingatkan manusia
bahawa harta dari rezeki yang dimiliki olehnya
boleh dijadikan alat menyuci hati (Di maqam:
Allazzi yutii maalahuu yatazakkaa -
Surah:92: Al Laili:18) di kala harta dilaburkan
menerusi zakat dan sedekah.
Disamping di masa yang sama
mereka pula berpeluang mendapat doa
kesejahteraan dari golongan dhaif, fakir dan
miskin. Di mana doa dari mulut lidah
kemiskinan mereka mudah diterima-restu oleh
Allah dengan menghasilkan faedah kepada
pemberi di rupa kegembiraan dan ketenangan
hati serta ditambahkan lagi rezeki (Di maqam:
Lain syakartum la aziidannakum - Surah:14:
Ibrahim:7) dengan terwajah diri di rupa
manusia yang bersyukur lagi berkasih sayang
(Di maqam: Innallaziina aamanuu
waamilusshaalihati Sayajalu lahumur
rahmaanu wudda - Surah:19: Maryam:96).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


580 Malam Muka Dua

Maka bernatijah dari didikan ayat di


atas. Apakah anak cucu terasa sebelum ini
bahawa harta dan kewangan yang diperolehi
selama ini berupaya membersihkan hati
seseorang manusia? Dan terasakah anak
cucu tentang berfaedahnya diri. Jika diri
berzakat dan bersedekah? Di suasana
fahamnya diri akan hakikat hikmah di sebalik
konsep di dalam hak terdapatnya hak orang
lain (Surah:51: Az Zaariyat:19). Justeru itu
tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia dengan menumbuhkan ingredient
pendidikan agar manusia tahu bahawa zakat
dan sedekah adalah satu pelaburan yang akan
menatijahkan pulangan keberkatan kepada diri
di dalam konteks memberkatkan harta yang
dimiliki dengan terserlahnya rupa amalan
manusia yang bersyukur. (Surah:14:
Ibrahim:7).
Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
manusia dengan menumbuhkan ingredient
pendidikan di sudut peranan dan
tanggungjawab sosial yang seharusnya dilihat
dan dimainkan oleh seseorang yang kaya
terhadap masyarakatnya. (Di maqam: Ahum
yaqsimuuna rahmata rabbika - Surah:43: Az
Zukhruf:32).
Keempat: Ayat ini secara jelas
mendidik manusia dengan menumbuhkan
ingredient pendidikan kepada pihak penerima
habuan agar dirinya bermurah hati terhadap
pihak pemberi habuan di sudut mendoakan
rahmat kepada pihak mereka. Disamping di
pihak penerima tidak sekali-kali malu untuk
menerima satu-satu pemberian yang diberi
secara ikhlas kepadanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 581

Justeru itu anak cucu, fikir-fikirlah di


kedudukan batang tebu di kebun kesayangan
akan berulat batangnya. Jika daun-daun
tuanya tidak dibuang. Disebalik batang tebu
yang menerima baja hendaklah menunjukkan
kesuburannya dengan batangnya bersinar gula.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 4

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Wallaziina yuminuuna bimaa unzila ilaika
wamaa unzilamin qablika Wabil aakhirati hum yuuqinuun -
(Dan mereka yang percaya kepada barang (kitab) yang
diturunkan kepada engkau dan barang (kitab) yang diturunkan
sebelum engkau sedangkan mereka itu yakin dengan
terwujudnya hari akhirat - Al Baqarah:4)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk pada hati dan fikiran apabila membaca:
Wallaziina yuminuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzilamin
qablika Wabil aakhirati hum yuuqinuun.
Pertama: Asuhlah diri menyakini bahawa Al Quran
bukannya payah untuk difaham. Di hakikat Al Quran diturunkan
bukan untuk orang tertentu semata-mata dan hanya boleh

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


582 Malam Muka Dua

difahami oleh orang-orang tertentu semata-mata. Sebaliknya


kitab Al Quran boleh difahami oleh semua orang berdasarkan
sifatnya yang kenyal (elastic) lagi boleh berkembang mengikut
keupayaan daya penterjemahan ilmu dan akliah keilmuan
orang yang membacanya di hakikat:

Maa anzalnaa alaikal Quraana litasyqaa.


Tidaklah Kami turunkan Al Quran untuk menyusahkan
engkau.
Surah:20: Taaha:2

Catitan: (Surah:20: Taaha:2)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
prinsip kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
manusia agar tidak sekali-kali melihat bahawa
kehadiran Al Quran di sisi mereka untuk
menyusahkan mereka. Kesusahan yang dilihat
oleh mereka pada dua (2) sudut:
Satu: Terlihat di mata manusia
bahawa kedatangan Al Quran hendak
menyekat kebebasan hidup mereka dengan Al
Quran memperkenalkan hukum dan peraturan
fitrah yang selalunya bertentangan dengan
naluri jahat manusia.
Dua: Terlihat di mata manusia
bahawa Al Quran payah difahami. Payah untuk
ditafsirkan. Di hakikat suara-suara seumpama
ini bukan sahaja terlahir dari lidah-lidah jahil.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 583

Dhabit Istilah Malah terlahir jua dari mulut para ilmuan. Satu
Menerangkan Ruhul Maani Ayat suara yang berwajah racun mematikan
(Surah:20: Taaha:2)
semangat untuk mengarcakan rupa istilah Iqra.
Menerangkan ruhul maani Sedangkan Allah secara terang-terang
ayat yang mengisyaratkan kepada
satu kenyataan bahawa Al Quran menjelaskan bahawa Al Quran mudah difahami
diturunkan bukan sekali-kali untuk dan mudah ditafsirkan (Surah:54: Al Qamar:22).
menyusahkan manusia. Sebaliknya Al
Quran banyak menyenangkan Maka bernatijahkan ayat di atas.
manusia dalam mengarca kehidupan Apakah anak cucu terasa kehadiran Al Quran di
seharian.
sisi akan menyusahkan anak cucu? atau
Sesungguhnya kedudukan ini apakah anak cucu telah merasai bahawa
dilandaskan kepada kenyataan
bahawa Al Quran adalah sebuah kitab kedatangannya adalah satu rahmat yang perlu
yang bersifat Buku Manual Resipi dimunafaatkan? (Surah:39: Az Zumar:23).
Kehidupan yang berupaya
mempertingkatkan mutu dan Justeru itu tanya-tanyalah.
keupayaan seseorang manusia untuk Kedua: Ayat ini secara jelas
hidup dan membaiki mana-mana
manusia yang rosak. Di hakikat Tuhan menerangkan hakikat bahawa Al Quran itu di
buat manusia. Maka Tuhanlah sahaja turunkan oleh Tuhan semesta alam bukan
pakar mempertingkatkan mutu
manusia dan membaiki mana-mana sekali-kali untuk menyusahkan manusia
manusia yang rosak. (Surah:54: Al Qamar:32). Sebaliknya Al Quran

Kaji-kajilah. dizahirkan kepada manusia untuk memudahkan


. manusia mengarcakan hidupnya di muka bumi.
Dan sesungguhnya kedudukan ini disuarakan
berlandaskan kepada tiga (3) faktor:
Satu: Al Quran mempermudahkan
manusia dalam menghadapi serangan Iblis dan
syaitan dengan terzahirnya petunjuk, didikan
dan pengajaran (Surah:43: Az Zukhruf:36).
Dua: Al Quran mempermudahkan
manusia dalam mengarca furqan dari punca
kejadian Tuhan (Surah:6: Al Anaam:104). dan
dari punca Al Quran itu sendiri (Surah:45: Al
Jaatsiyah:20). Berasaskan keterangan,
maklumat dan cara yang diberi oleh bentangan
ayat-ayatnya.
Tiga: Al Quran mempermudahkan
manusia untuk mempersiapkan diri bagi
menemui Tuhannya dengan mewajahkan diri di
rupa mukmin dan bertaqwa. Hasil terlahir

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


584 Malam Muka Dua

padanya maklumat dan galakan Tuhan ke


arahnya (Surah:84: Al Insyiqaaq:6). Maka fikir-
fikirlah di hakikat Al Quran itu adalah ibu segala
kesejahteraan.

Lagi pun Al Quran bukanlah sebuah kitab yang bersifat


statik. Ianya bersifat berdahan dan bercabang dan boleh
dikembang serta diterjemahkan bagai rupa gandum dengan
ratusan kuih yang beraneka rasa. Demikianlah kelebihan Al
Quran di sudut perkembangan ilmu dan akliah keilmuan yang
harus diterima sebagai hakikat yang tidak boleh dinafikan.
Demi Al Quran di sudut kerelevanannya pada penilaian orang
orang yang berilmu:

Bal huwa aayaatum bayyinaatun fii suduurillaziina uutul


ilma.
Bahkan ianya ayat-ayat (Al Quran) yang berbentuk
bayyinat (keterangan konsep) itu (hanya dapat difahami
akan furqannya) oleh dada orang-orang berilmu.
Surah:29: Al Ankabuut:49

Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:49)
(Surah:29: Al Ankabuut:49) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan

Menerangkan ruhul maani idea). Ayat ini menerangkan arah tuju dan
ayat yang mengisyaratkan kepada konsep kepada dua (2) perkara:
satu kenyataan bahawa pada setiap
orang berilmu wajib akan berminat Pertama: Ayat ini secara jelas di
untuk mengiqrakkan Al Quran dan tujukan kepada setiap manusia agar
setiap orang berilmu wajib berminat
untuk mengkaji Al Quran. menyiapkan diri di rupa orang yang berilmu. Di
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 585

Dhabit Istilah hakikat Al Quran dan Ilmu Al Quran hanya


Menerangkan Ruhul Maani dapat difahami dan diselami oleh orang berilmu
(Surah:29: Al Ankabuut:49)
.... Sambungan. semata-mata. Disamping di masa yang sama
ayat ini memperingatkan manusia yang berilmu
Kedudukan ini berlaku
lantaran mereka benar-benar agar menanam dan menyuburkan Al Quran di
memahami hakikat bahawa Al Quran dadanya. Di hakikat bagai kata orang tua: Ilmu
banyak mengandungi furqan yang
berupaya memajukan kehidupan bukan penuh di kepala. Tetapi ilmu penuh di
manusia. dada. Ini bermakna berilmu tanpa Al Quran di
Sebaliknya jika seseorang itu
dikatakan orang berilmu dan beriman dada akan membuat manusia mencari sumber-
kepada Al Quran tetapi jiwanya tidak sumber lain dengan memperakukannya sebagai
meminati Al Quran dan tidak terpingin
mengkaji Al Quran. Maka ilmunya sumber yang sahih tanpa Al Quran di subur
yang ada di dadanya tidaklah boleh dadakan. Walhal Al Quran-lah sebaik-baik
disifatkan sampai ke tahap orang
berilmu. Terutama di kala mata dan panduan bagi manusia (Di maqam: Allaziina
hatinya terbuta melihat furqan yang yastamiuunaal qaula fayattabiuuna
terwujud pada Al Quran.
Soalnya di sini kenapa ahsanahuu. Ulaa ikallaziina
banyak cendekiawan Islam di masa hadaahumullaahu wa ulaa ikahum ulul
kini terbuta untuk melihat furqan Al
Quran. Di suasana diri hanya suka albaab - Surah:39: Az Zumar:18).
membaca Al Quran tetapi tidak Maka bernatijah ayat di atas. Apakah
berminat untuk mengiqrakkan Al
Quran.? Jawabnya kerana dua (2) anak cucu tidak terpingin menumbuhkan Al
sebab: Quran di dada masing-masing agar agama
(i): Disebabkan terwujudnya
kaedah dan pendekatan pahala lebih yang dimiliki tidak dicemarkan dengan unsur-
dari mengkaji. Satu pendekatan unsur luaran yang bersifat air suam ditambah
berhamba untuk mencari kelebihan
ganjaran yang mengakibatkan umat ke dalam gulai masakan asal? (Di maqam:
jenuh tidak berfikir. Malah tidak mahu Walaa talbisul haqqa bil baatili wataktumul
berfikir. Justeru hati dan fikiran
masing-masing disumbat dengan haqqa wa antum talamuun - Surah:2: Al
makna ganjaran dari bacaan dan Baqarah:42). Sedangkan Allah telah
bukannya dirupa penerokaan furqan
dari sebuah kitab yang bernama Al memperakukan bahawa Al Quran itu telah
Furqan. cukup untuk digunapakai oleh mereka yang

(ii): Disebabkan terwujudnya ingin menjadi Aabidiin terhadap Tuhannya. (Di


kaedah dan pendekatan membaca Al maqam: Innafii haaza labalaaghal liqaumin
Quran sekadar boleh membaca,
menyebut dan mengalungkan suara aabidiin - Surah:21: Al Anbiyaak:106).
bacaan mengikut tajwid dengan Kedua: Ayat ini secara jelas
sukatan pelajaran membaca tidak
pernah dipertingkatkan sejak dahulu menerangkan konsep bahawa ayat-ayat Al
sampai ke hari ini. Di kedudukan para Quran dan cara penyampaian mesej olehnya
cendekiawan islam sendiri pun ramai
terbuta dengan erti furqan Al Quran hanya dapat difahami oleh mereka yang
berilmu. Di hakikat hanya orang-orang berilmu
Kaji-kajilah.
dan berpendidikan tinggi sahajalah akan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


586 Malam Muka Dua

dinampakkan furqan yang terbentuk di sebalik


kenyataan lahiriah satu-satu ayat bentangan Al
Quran. (Surah:13: Ar Rad:19)
Oleh itu adalah menjadi
tanggungjawab mereka yang berilmu
mentafsirkannya agar ilmu dan furqan Al Quran
dapat diserlah dan diterapkan kepada setiap
orang yang beriman kepada Allah dan
rasulNya. Fikir-fikirlah

Kedua: Asuhlah diri meyakini. Bahawa ilmu yang ada


di dada perlu ditambah dari masa ke semasa dengan
memasang sikap belajar sepanjang hayat. Tauladan dan
sempadan yang terbentuk di zaman awal hendaklah dilihat
berdasarkan fitrah gelap dan cerah pada hari ini akan berulang
pada hari esok di rupa yang sama di suasana yang berbeza.
Lantaran itu kisah-kisah dan literature hendaklah dijadikan
sumber yang teramat penting bagi membolehkan arca
perkembangan dan pembaharuan diwujudkan.
Ketiga: Asuhlah diri meyakini. Bahawa persoalan masa
depan dan nasib di masa hadapan hendak dilihat pada awal
lagi. Kesedaran terhadap nasib dan kedudukan diri di masa
hadapan hendaklah diatur dari awal lagi. Diri hendaklah diasuh
menggeleng kepala terhadap apa yang akan berlaku. Jika
persiapan diri tidak mencukupi. Di wajah sanggupkah diri
menjadi orang susah dan derita di musim tua. Jika diri tidak
menyiapkan bekalan ilmu dan kewangan di masa muda.
Demikianlah pula di sudut akhrawi persiapan hendaklah
dibuat di masa muda sebelum tua menjenguk di pintu
kehidupan. Justeru itu, fahamilah bahawa jika hendak berilmu-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 587

berilmulah di masa muda. Jika hendak beramal - beramallah


ketika muda. Jika hendak kepada kekayaan - buat ianya ketika
muda.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 5

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Ulaaika alaa hudam mirrabihim wa ulaa
ika humul muflihuun - (Mereka itu di atas petunjuk Tuhannya
dan mereka itulah di kalangan orang-orang yang beruntung -
Al Baqarah:5)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk pada hati dan fikiran apabila membaca:
Ulaaika alaa hudam mirrabihim wa ulaaika humul muflihuun:
Pertama: Tentukan diri pada setiap masa dan setiap
ketika di dalam hidup, berdoa dan menaruh harapan agar diri
sentiasa mendapat petunjuk dari Tuhan serta digolongkan ke
dalam kalangan orang-orang beruntung. Di hakikat terzahirnya
diri seumpama sikap Ibrahim a.s di sudut rapat dan khalilnya
baginda dengan Tuhannya di bawah naungan keberkatan
seperti gambaran Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


588 Malam Muka Dua

Rabbij alnii muqiimussolaati wamin zurriyyati.


Rabbanaa wataqabbal du aa.
Ya Tuhanku, jadikanlah daku dan anak cucuku orang-
orang yang mendirikan solat, Ya Tuhan kami,
perkenankanlah doaku.
Surah:14: Ibrahim:40

Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah: 14: Ibrahim:40)
(Surah:14: Ibrahim: 40)
Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
Menerangkan ruhul maani dan hikmah). Ayat ini menerangkan arah tuju
ayat tentang pentingnya solat kepada
kehidupan manusia sehingga ianya dan konsep kepada tiga (3) perkara:
menjadi doa pokok kepada Ibrahim Pertama: Ayat ini secara jelas
a.s: Maka di antara kepentingan nya
bolehlah disenaraikan seperti ditujukan kepada golongan ibu bapa. Yakni
dibawah: golongan manusia yang dikurniakan amanah

Satu: Solat adalah satu anak keturunan kepadanya. Satu amanah besar
perlakuan ibadat yang berupaya di rupa penghormatan Allah Taala kepada
mencegah kejahatan dan
kemungkaran yang dikeji. (Surah:28: mereka dengan terzahirnya perhiasan hidup
Al Ankabuut:45) serta menghapuskan yang amat ternilai dan diperlukan oleh setiap
kemungkaran (Surah:11:Hud:114).
pasangan manusia.
Dua: Solat adalah satu Namun menerusi ayat ini manusia
perlakuan ibadat yang akan
merapatkan manusia dengan diisyaratkan agar bukan sahaja menjaga anak
Tuhannya (Di maqam: Wasjud keturunan dengan memberi makan dan didikan.
waqtarib Sujudlah dan rapatkanlah
diri dengan Tuhan Surah:96: Al Tetapi jua mendoa dan menyeru semoga anak
Alaq:19) di maqam ingatan bersebati. keturunannya mengerjakan solat (Di maqam:
(Di maqam: Wa aqimisshalaata
lizikri Dan dirikanlah mengingati ku Yaabunayya aqimisshalata wamur bil
Surah:20: Tahaa:14). maruufi wanha anil munkari washbir

Tiga: Solat adalah perlakuan alaamaa ashaabaka. Inna zaalika min azmil
ibadat yang boleh dijadikan alat untuk umuur - Surah:31: Luqman:17) yang
mendapat pertolongan (Surah:1: Al
Fatihah:4-7) bagi mendapat jalan merupakan tiang kepada agamanya. Terutama
yang benar. Jalan nikmat dan jalan di suasana terzahirnya rupa-rupa manusia yang
menjauhkan diri dari kedurhakaan.
beragama tetapi gagal menunaikan solat.
Sebelah. Bukan kerana jahil dan tidak berilmu tetapi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 589

Dhabit Istilah tertumbuhnya sikap pada dirinya terlajak


Menerangkan Ruhul Maani: pandang terhadap tanggungjawab tersebut.
(Surah 14: Ibrahim: 40).
.Sambungan Lantaran sibuk mencari makan atau terlalai dari
melihat kepentingan solat terhadap nafas-
Empat: Solat adalah
perlakuan ibadat yang berwajah ibu nafasnya dalam seharian.
segala kebaikan. Lantaran solat boleh Maka bernatijahkan ayat di atas.
menghapuskan kejahatan selari
dengan penegasan Allah Taala yang Apakah anak cucu mengamalkan didikan yang
menegaskan bahawa kebaikan akan dibentangkan itu? Dan apakah anak cucu telah
menghancurkan kezahiran kejahatan
(Surah:11:Hud:114). berjaya mendidik diri sendiri dalam
mengerjakannya serta menyeru dan
Lima: Solat adalah
perlakuan ibadat yang berwajah acara mendoakan keturunan sendiri agar tergolong di
munajat kepada Tuhan. (Di maqam: kalangan manusia yang menunaikan solat dan
innii wajjahtu wajhiya lillazii fataras
samaa waatiwal ardha haniifan termakbulnya doa? Justeru itu tanya-tanyalah.
musliman wamaa ana minal musyrikin Kedua: Ayat ini secara jelas
Surah:6: Al Anaam:79). Satu rupa
perlakuan ibadat bercakap dengan menerangkan konsep didikan perlunya
Tuhan dalam memenuhi isi tuju seseorang ibu dan bapa mendoakan dirinya
wawasan Al Fatihah (Surah:1: Al
Fatihah:1-7). dan anak keturunannya agar digolongkan di
kalangan mereka yang suka mendirikan solat.
Enam: Solat adalah
perlakuan ibadat yang berupa majlis Malah tidak sekali-kali akan mengabaikannya.
pengakuan dan perakuan diri (Di maqam: Wallaziinahum alaa
seseorang manusia sebagai hamba
Tuhannya. Satu pengakuan yang shalaawaatihim yuhaafizuun - Surah:23: Al
terhasil dari keikhlasan hati. Mukminuun:9).
(Surah:98:Al Bayyinah:5). Satu acara
pengakuan dan penyaksian yang Maka berikutan dengan itu asuhlah diri
bersimbulkan isyarat kepada dan keluarga mengerjakan solat sepenuhnya
persinambungan pengakuan manusia
di alam roh terhadap Tuhannya. (Di maqam: Yaa bunayya aqimisshalaata
(Surah:7: Al Araaf:172). wamur bilmaruufi wanha anil munkari
Tujuh: Solat adalah satu washbir alaa maa ashaabaka - Surah:31:
perlakuan ibadat yang berwajah Luqman:17). Di hakikat solatlah yang akan
maqam ibu selawat. Di hakikat
sebakhil-bakhil mana sekali pun menzahirkan arca kalimah syuhadat yang
seseorang umat Muhammad s.a.w menjadi rukun pertama pada agama serta
akan melafazkan selawat kepada
Junjungan sekurang-kurang sembilan menjadi benting terhadap sebarang rupa
(9) kali dalam lima waktu. Satu kejahatan. (Di maqam: Innasshalaata tanhaa
perlakuan ibadat bagi memenuhi
kehendak Allah agar manusia anil fahsyaai wal munkar - Surah:29: Al
berselawat kepada kekasihNya. Ankabuut:45).
(Surah:33:Al Ahzab:56) di maqam
kemuliaan ingatan yang tinggi Ketiga: Ayat ini secara jelas
(Surah:94: Al Insiyraah:5) menerangkan konsep dengan mengisyaratkan
Kaji-kajilah. kepada ibu dan bapa agar mengajar anak-anak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N

Kaji-kajilah
590 Malam Muka Dua

keturunannya cara dan peraturan solat.


Ajarkanlah anak-anak keturunan bersolat
dengan cara yang betul, berperaturan serta
khusyu dalam mengerjakannya. Di suasana
banyak terzahirnya dikalangan ibu dan bapa di
musim kini terlalai dalam melihat kepentingan
persoalan ini. Fikir-fikirlah.

Sesungguhnya ingatlah, sikap seumpama ini perlu


dibentuk agar diri dapat mengerti akan erti hidup dan
kehidupan. Disamping meruangkan suasana membolehkan diri
sendiri mengerti akan erti kelemahan diri yang tetap
memerlukan bantuan dan pertolongan di wajah keberkatan
kerja yang dibuat. Di hakikat diri mengenal diri serta
mengetahui arah tuju matlamat diri dan kehidupan diri yang
sebenar.
Kedua:Tentukan diri pada setiap masa dan setiap
ketika beristighfar dan bertaubat kepada Allah pada setiap
kesalahan yang dilakukan oleh diri pada setiap hari disamping
diri tetap menjauhkan diri dari perkara-perkara mungkar yang
dikeji oleh Allah, Tuhan semesta alam.
Di hakikat Ibrahim a.s diidolakan. Seperti gambaran
Firman Allah Taala:

Rabbanaghfirli waliwaalidayya walil muminiina yauma


yaquumul hisaab.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 591

Ya Tuhan kami, ampunilah daku dan kedua ibu bapaku


dan sekelian orang-orang mukmin pada hari terjadinya
hisab (hari kebangkitan).
Surah:14: Ibrahim:41

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:14: Ibrahim:41)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:14:Ibrahim:41) Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tuju
Menerangkan ruhul maani
ayat yang menjuruskan pengertian dan merupakan kenyataan pendidikan agar
kepada tiga (3) perkara: setiap manusia bertindak kepada tiga (3)

Satu: Menerangkan bahawa perkara:


tali keikraban hubungan di antara Pertama: Ayat ini ditujukan kepada
anak dan ibubapa hendaklah dibentuk
dan diwujudkan di dalam kehidupan manusia agar mengerti akan hakikat tiada bumi
seharian. Bukan sahaja dibentuk yang tidak ditimpanya hujan. Tiada manusia
perhubungan dan penjagaan
keperluan material di dunia tetapi yang terlepas dari kerenah kemurkaan Tuhan.
lebih jauh daripada itu doa Lantaran itu manusia dididik agar sentiasa
kesejahteraan kepada mereka berdua
hendak jua dibuat oleh anak-anak beristighfar kepada Tuhannya agar dirinya
seiring dengan penjagaan material sentiasa berada di sisi rahmat pengampunan
yang diseliakan.
Tuhannya.
Dua: Menerangkan bahawa Maka bernatijahkan ayat di atas.
tali persaudaraan dalam beragama
terutama di kalangan sesama islam Apakah anak cucu pernah meruangkan masa
hendaklah diikrabkan. Bukan sahaja untuk beristighfar kepada Tuhan. Dan apakah
di dunia tetapi di akhirat. Justeru
itulah Tuhan semesta alam mengesa anak cucu pernah bertanya kepada diri sendiri.
hamba musliminNya agar mendoakan Berapa kalikah diri berbuat demikian pada
kesejahteraan kepada kaum muslimin
setiap hari dalam kehidupan? Di hakikat umur
keseluruhannya agar dikurniakan
rahmat dan keredhaan dari Tuhannya. boleh disukat. Sedangkan mati boleh datang

Tiga: Menerangkan bahawa tanpa amaran. Lantaran itu tanya-tanyalah di


doa seseorang anak kepada ibubapa kedudukan pengampunan itu suatu keperluan.
dan doa seseorang kepada kaum
muslimin keseluruhannya bukan Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
sahaja berfaedah kepada kedua-dua dengan diri memberi ruang dan peluang kepada
orang tuanya dan kaum muslimin
keseluruhannya. Tetapi yang lebih diri sendiri untuk beristighfar kepada Allah. (Di
afdhal impak doanya akan membuat maqam: Wastaghfiruu rabbakum thumma
diri dan keluarganya mendapat
tuubuu ilaihi Innarabbii rahiimun waduud -
keberkatan dari Tuhan berpanjangan.
Surah:11:Hud:90). Mudah-mudahan diri
Kaji-kajilah.
sentiasa berada di bawah ihsan dan naungan
pengampunanNya. (Surah:4: An Nisaak:17-18).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


592 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Di suasana Allah sangat menyintai orang-orang


Menerangkan Ruhul Maani bertaubat. (Di maqam: Innallaaha yuhibbut
(Surah 14: Ibrahim:41)
tauwaabiina wayuhibbul mutatahhiriin -
Menerangkan ruhul maani Surah:2: Al Baqarah:222).
kepada satu kenyataan bahawa
anak yang soleh adalah anak yang Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
kasih dan menghormati kedua-dua manusia agar bermohon pengampunan kepada
ibubapanya semasa hayatnya serta
mendoa kesejahteraan kepada Allah bagi kedua-dua ibubapanya. Di hakikat
mereka berdua semasa hayat berdoalah dan bacalah Al Fatihah bagi
mereka dan mendoakan
kesejahteraan kepada mereka kedua-duanya yang telah pergi. Kerana
setelah mereka berdua kembali. sesungguh percayalah tidak mungkin akan

Sesungguhnya inilah satu tertanggal gusi dan gigi kerananya.


amalan yang mudah diperkatakan Lalu berterima kasihlah kepada
tetapi payah untuk dijadikan
kenyataan kecuali kepada yang mereka berdua. (Di maqam: Aniskurlii waliwaa
tahu erti berkeluarga dan berumah lidaikaa wa ilaiyyal mashiir - Surah:31:
tangga. Justeru itu hormatilah
mereka berdua. Semoga hidup diri Luqman:14) Disamping pada masa yang sama
dan keluarga di rumah tangga lanjutkanlah doa kamu itu kepada seluruh
sendiri diberkati Tuhan adanya.
kaum muslimin di seluruh alam. Fikir-fikirlah - Al
Kaji-kajilah Fatihah.

Ketiga: Tentukan diri sentiasa berwasiatkan anak-anak


agar tidak melupai Allah dan rasulNya serta ditetapkan oleh
Allah dalam agamaNya sepertimana yang dilakukan oleh
Ibrahim khalilullah:

Wawassaabihaa Ibraahiimu baniihi wayaakub.


Yabaniyya innallaahastofaa lakumuddiin. Falaa
tamuutunna illaa wa antum muslimuun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 593

Ingatlah ketika Ibrahim berwasiat kepada anak-anaknya


dan Yaakub: Hai anakku sesungguhnya Allah telah
memilih cara dan gaya hidup (Islam) untuk kamu. Maka
jangan kamu mati kecuali kamu dalam keadaan
kesejahteraan (muslim)
Surah:2: Al Baqarah:132

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:132)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan arah tujunya
dan mendedahkan satu kenyataan pendidikan
Tuhan semesta alam yang dapat dilihat pada
empat (4) sudut:
Pertama: Ayat ini secara khusus di
tujukan kepada golongan ibu bapa yang memiliki
anak keturunan agar mewasiat dan
mempusakakan Islam (Kesejahteraan) kepada
anak keturunannya. Satu pendekatan beragama
yang teramat penting tetapi jarang-jarang
diamalkan oleh kaum ibu bapa terhadap anak
keturunannya. Satu pendekatan yang di wasiat
oleh Allah agar persinambungan beragama
tertaup di hati keturunan dan manusia dengan
manusia tidak sekali-kali memperkecilkan
kepentingannya.
Maka bernatijahkan ayat di atas.
Apakah pernah terlahir di hati anak cucu
sebelum ini untuk mewasiatkan anak-anak
keturunan sendiri agar terus berpegang dengan
Islam. Dan apakah selepas ini anak cucu akan
mewasiatkan mereka? Tanya-tanyalah.
Kedua: Ayat ini secara jelas
mendidik manusia agar sentiasa menanam
keyakinan kepada anak keturunan bahawa cara
dan gaya kehidupan yang diperkenalkan oleh

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


594 Malam Muka Dua

Dhabit Istilah Allah Taala melalui Islam adalah satu cara dan
Menerangkan Ruhul Maani gaya hidup bertaraf fitrah lagi relevan buat
(Surah:2: Al Baqarah:132)
selama-lamanya. Satu cara dan gaya hidup
Menerangkan isyarat ruhul yang diperakukan sendiri oleh Allah, Tuhan
maani ayat kepada empat (4)
perkara: semesta alam (Di maqam: Innaddiina
indallaahil islaam - Surah:3: Ali Imran:19).
Satu: Menerangkan satu
peringatan besar kepada manusia Disamping di masa yang sama rupa kelebihan
yang beragama serta beriman kepada cara dan gaya kehidupan islam hendaklah
Allah dan rasulNya agar memahami
akan hakikat bahawa kerja ditunjukkan oleh ibubapa secara dominan
mewasiatkan agama kepada anak kepada anak-anaknya agar anak-anak
keturunan adalah satu kewajipan
yang tidak boleh sekali-kali diabaikan. keturunan mudah mengidolakannya.
Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
Satu wasiat yang tidak boleh
dipermainkan. Malah ianya lebih manusia agar mewasiatkan anak dan
penting dari wasiat harta kepada anak keturunannya semoga terus beriman kepada
keturunan. Dan seseungguhnya
kedudukan ini teramat penting Allah dan rasulNya di wajah beragama Islam
ditegaskan oleh Allah Taala kepada selama-lamanya. Didikan seumpama ini
manusia memandangkan banyak
manusia beragama terlepas pandang teramat penting bagi menentukan
terhadap kepentingan wasiat ini demi persinambungan beragama dan bertuhan dapat
persinambungan agamanya kepada
keturunannya. disuburkan di sepanjang zaman. Sedangkan
didikan seumpama jarang tertumbuh pada diri
Dua: Menerangkan satu
peringatan kepada manusia yang manusia. Di suasana jarang terdapatnya mulut
beragama serta beriman kepada Allah dan lidah seseorang ibu dan bapa
dan rasulNya agar memahami
bahawa agama itu adalah harta hidup mempusakakan wasiat beragama seumpama
yang perlu dijaga oleh dirinya dan kepada anak keturunan.
keturunannya. Satu rupa harta yang
menjadi asas pencetus kesejahteraan Oleh itu ubahkanlah sikap lama dan
kepada kehidupannya di dunia dan wasiatlah akan agama itu kepada keturunan.
kehidupannya di akhirat. Satu harta
penjana cara dan gaya kehidupan Mudah-mudah diri dan keluarga dirahmati
berdasar fitrah agung sepertimana Tuhan selama-lamanya.
yang diformulakan oleh Tuhan
semesta alam. Keempat: Ayat ini secara jelas
menyerlahkan didikan Allah Taala kepada
Maka demikianlah anak
cucu pentingnya Islam diwarithkan manusia agar menanam tekad pada dirinya
kepada keturunan di samping menjadi bahawa diri tidak akan membiarkan dirinya mati
tanggungjawab pada setiap ibubapa
muslim mewasiatkan anak-anak kecuali setelah diri mencapai kejayaan dan
keturunannya menjaga kedaulatan membentuk kesejahteraan. Di makna: Faalaa
Islam - agamanya.
tamuutunna illaa wa antum muslimuun.
Sebelah. (Jangan kamu mati kecuali dalam sejahtera). Di
suasana diri dapat menakluki wawasan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Dua 595

Dhabit Istilah beragama: Innaddiina indallaahil islaam.


Menerangkan Ruhul Maani (Sesungguhnya cara dan gaya hidup (addin) di
(Surah:2: Al Baqarah:132)
sisi Tuhan itu adalah sejahtera - Surah:3: Ali
Tiga: Menerangkan satu Imran:19).
peringatan kepada manusia bahawa
mewasiatkan Islam kepada anak Di kedudukan diri hendaklah sentiasa
keturunan hendaklah dijadikan dasar menanam azam dan membentuk satu rupa cita-
hidup dan dasar keluarga. Satu dasar
pokok yang perlu ditegak dan cita yang perlu dicapai semasa hayat di muka
dikuasakuasakan kepada diri dan bumi. Satu cita-cita yang berupaya menaikkan
kepada keluarga sepertimana Allah
mewasiatkan Junjungan Besar taraf hidup dan meninggalkan jasa, kenangan
Muhammad s.a.w agar baginda dan sejarah. Di suasana tidak ada orang lain
menegakkan Islam seumpama
ditegakkan oleh bapa keturunannya yang akan membuat sejarah diri. Kecuali diri
Ibrahim a.s. sendiri.

Satu rupa dasar yang Maka fikir-fikirlah di hakikat sikap ingat


mungkin telah tersemat di hati ramai. dan memperingati sesama manusia itu adalah
Tetapi jarang di kalangan umat Islam
menjadikannya sebagai dasar rasmi satu sikap yang terpuji. Malah satu budaya
yang diisytiharkan secara zihar oleh yang seharusnya dipusakai (Surah:51:
ibubapa kepada anak keturunannya
dengan melihat Islam sebagai harta Azaariyaat:55).
hidup yang tidak boleh diabai dan
perlu diwasiatkan.
Penerokaan Teori Al Quran.
Empat: Menerangkan satu (Surah:2:Al Baqarah:132).
peringatan di rupa isyarat ruhul maani
ayat agar setiap individu yang Mendesignkan satu teori Al Quran (The Theory
beragama Islam berusaha dan of Noble Quran): Adalah dirangka satu Teori Al
bertekad untuk menzahirkan rupa
istilah: Innallahashtafaa laku Quran di bidang Sains Kerohanian yang
muddiin (Di makna Allah berbunyi:
menyediakan sebaik-baik gaya cara
hidup), dengan menzahirkan rupa Wasiat pusaka yang paling bernilai bagi
kejayaan dan kegemilangan di dalam seseorang manusia adalah mewasiatkan
kehidupan sehingga rupa
kesejahteraan yang dibayangkan oleh anak keturunannya dengan satu ingatan
Tuhan menjadi kenyataan di dalam bahawa Tuhan telah mengurniakan kepada
kehidupan seharian.
Sesungguhnya dasar mereka cara dan gaya kehidupan fitrah
kemajuan diri seumpama, jarang di menerusi Islam. Maka perteguhkan dan
wujudkan secara bersungguh-
sungguh oleh umat Islam. Malah janganlah sekali-kali membiarkan diri
ramai daripadanya terus masing-masing mati kecuali ketika diri
mengabaikan rupa tanggungjawab ini
sehingga rupa yang diperkatakan terteguh dengan Islam.
tinggal pada kata. Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.

Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


596 Malam Muka Dua

Wallaahu alam. Al Fatihah


Bersambung Di Malam Muka Tiga.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr.Halo-N


Malam Muka Tiga 597

MALAM MUKA TIGA

KUMPULAN
SEMBILAN SAMA SAHAJA

6 hingga 16
Surah Al Baqarah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


598 Malam Muka Tiga

Cadangan Ketiga:
Langkah Mendiversifikasikan Ilmu Al Quran
Menzahirkan Teori Dan Formula Al Quran

Mengambil langkah memperkenalkan satu


pembaharuan kaedah dalam mentafsirkan Al Quran. Di mana
Al Quran sepatutnya dihurai dan ditafsirkan sehingga ke tahap
terzahirnya rupa satu-satu hipotesis, teori dan formula
keilmuan di pelbagai bidang yang boleh diabstrakkan dari satu-
satu ayat yang terdapat pada Al Quran.
Sesungguhnya ingatlah, langkah konvensional
mentafsirkan Al Quran pada tahap penterjemahan lughah
bahasa semata-mata akan meletakkan pentafsiran di rupa
bukan pentafsiran. Di hakikat bagai terarcanya balak tetap di
rupa balak yang tidak memungkinkan terwujudnya suasana
terzahir dan terserlahnya rupa sekeping papan di wajah furqan
dan di rupa kejituan ilmu yang tersembunyi disebalik luas dan
dalamnya ilmu Al Quran.
Sesungguhnya sikap dan mata pemikiran seumpama
sepatutnya dinilai semula oleh para cendekiawan setelah diri
masing-masing berilmu dan memiliki kebolehan berilmu. Di
atas kesedaran bahawa Al Quran yang diterima oleh Melayu
enam ratus tahun dahulu (Melaka:1407 - Malaysia:2007) tidak
sepatutnya ditafsir dan dihurai secara lama. Di wajah
seumpama berjalan kaki yang tidak boleh diubah mengikut
cara dan pendekatan baru pada erti dan istilah berjalan
serelevan masa dan tamaddun yang ada.

Al Fathun Nawa Jilid 1 598


Malam Muka Tiga 599

Justeru itu bagi membuktikan keupayaan tujuan ini.


Biarlah Pengarang dahulu mengambil langkah
membuktikan bahawa pentafsiran Al Quran boleh dibuat
sampai ke peringkat terhasil dan terzahirnya teori dan
formula yang boleh dibukti dan digunapakai secara
sainstifik oleh para ahli ilmu di bidang-bidang pengajian
ilmu di dunia.
Maka buat kali ini, Pengarang abadikan satu pentafsiran
adunan gabungan sepuluh (10) ayat-ayat Al Quran:
{(Surah:71: An Nuh:15-17) + (Surah:67: Al Mulk:3-4) +
(Surah:55:Ar Rahman:5-9)} yang berjaya menzahirkan satu
teori yang Pengarang namakan ianya sebagai: Theory: Nine
Stars Halo-N. Satu teori yang boleh digunapakai sepenuhnya
di bidang pengajian ilmu: Natural Product (Bio-Chemistry).Di
mana ianya kemudiannya telah disahkan kebenaran dan
kesahihannya oleh Profesor Dr. A. Hamid A. Hadi. FASc pada
25hb Mei 2009. Satu penemuan besar yang meletakkan
Malaysia sebagai negara pertama di dunia yang berjaya
menghasilkan dan mengguna pakai satu teori sains dari
pentafsiran Al Quran. Demikianlah anak cucu, besarnya Al
Quran, jika ianya dikaji dan diselidik pasti furqannya akan
menyerlahkan bukti yang Al Quran adalah benar-benar Ummul
Kitab dan ianya bukan sekali-kali rekaan manusia. Sebaliknya
Al Quran adalah punca rahmat dari wahyu Allah Taala untuk
umat manusia sejagat dan kita-lah manusia yang bertuah
memilikinya. Wallahu alam.
Dr. Halo-N

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


600 Malam Muka Tiga

MALAM MUKA TIGA


KUMPULAN SEMBILAN SAMA SAJA
(Al Baqarah: Ayat 6 -16)

Pendahuluan
Dalam perbincangan yang lalu. Pengarang telah
membincangkan Surah Al Baqarah ayat:1 hingga 5. Maka di
dalam perbincangan itu beberapa perkara telah pun sempat
disentuh. Di antaranya tentang pentingnya seseorang itu
memasang kepercayaan dan bertindak kepada enam (6)
perkara. Jika dirinya ingin menjadi maju di hakikat terpecahnya
ruyung rahsia Al Quran.
Pertama: Percaya kepada barang yang ghaib. Kedua:
Mendirikan solat di atas pengertian mengamalkan rupa ibadat
asas yang difardhukan. Ketiga: Bertindak menafkah
sebahagian nikmat rezeki yang diterima dan dimiliki. Keempat:
Bertindak menerima Al Quran yang diturunkan kepada
Junjungan Besar Muhammad sebagai petunjuk dan furqan.
Kelima: Bertindak mempercayai kitab-kitab yang diturun oleh
Allah kepada para-para rasul terdahulu dari Muhammad s.a.w
dengan natijah ianya menjadi tauladan dan sempadan.
Keenam: Bertindak menyiapkan diri dengan bekalan akhirat
dengan mempercayai bahawa hari akhirat adalah tempat yang
kekal bagi manusia dan di sanalah nasib sebenar seseorang
itu ditentukan.
Enam (6) perkara yang akan mencerahkan mata dan
menajamkan fikiran seseorang. Enam (6) perkara yang akan

Al Fathun Nawa Jilid 1 600


Malam Muka Tiga 601

membekalkan daya keupayaan seseorang manusia untuk


bersemangat mencari dan mendapat kejayaan. Enam (6)
perkara yang akan menumbuhkan minat seseorang untuk
menjadi maju dan bertamaddun di sifat terzahirnya pada diri
sifat-sifat para Ulu Albab (para ilmuan yang berjaya
mencetuskan idea dan berfikiran terbuka), para Ulul Absar
(Para ilmuan yang berpandangan jauh) dan para Ahli Zikri
(Para ilmuan yang boleh ditumpang akan ilmunya) serta
berupaya pula membela diri, keluarga, masyarakat dan
negaranya dengan terserlah keberanian diri dan kejituan
berilmu yang boleh diarca dan digunapakai. Moga-moga isi
perbincangan yang dibuat telah sedikit sebanyak memberi
munafaat kepada anak cucu sekalian adanya.
Maka untuk kali ini, sampailah pula masanya bagi
Pengarang melanjutkan perbincangan pada Surah Al Baqarah:
Ayat 6 hingga 16. Di mana pada kali ini tumpuan perbincangan
ditumpukan kepada soal mengenal sifat-sifat manusia yang
payah untuk menerima perubahan dan pembaharuan (Furqan).
Sifat-sifat manusia yang dibenci oleh Allah dan rasulNya.
Dengan harapan sikap yang ditunjukkan oleh mereka boleh
dijadikan iktibar dan janganlah sekali-kali ditauladani.
Perbincangan dimulakannya dengan satu soalan yang
dikaitkan dengan ayat: 1 hingga 5 - Surah Al Baqarah. Moga-
moga ianya bermunafaat adanya.

Al Fatihah.
Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


602 Malam Muka Tiga

PERINGKAT DI WAJAH PERTAMA


BACA DENGAN SOALAN
(Malam Muka Tiga)

Perhatian: Bagi catitan di peringkat ini.


Soalan-soalan akan dikemukakan dengan berpandukan kepada kenyataan pada
ayat pertama dan dijawab oleh ayat kedua dan soalan pada kenyataan ayat kedua
akan dijawab pula oleh ayat ketiga dan demikianlah seterusnya ianya dibuat. Ini
bertujuan bagi membolehkan anak cucu melihat betapa tersusunnya ayat-ayat Al
Quran disusunkan oleh para pakar-pakar penyusun wahyu di masa dan di era
pasca awal zaman Rasulullah s.a.w.

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:1-5).

Soalan: Dalam membincangkan ayat: 1 hingga 5 -


Surah Al Baqarah. Perbincangan telah tertumpu kepada
kenyataan bahawa Al Quran itu adalah sebuah kitab yang
tiada keraguan padanya serta digariskannya syarat-syarat dan
rupa sikap manusia yang layak membacanya dan
mempercayainya. Soalannya di sini terdapatkah manusia-
manusia yang payah untuk mempercayai Al Quran dan
bagaimanakah sifat-sifatnya?
Jawab: Memang ada ! Mereka adalah di kalangan
manusia yang ingkar, degil dan buta dalam melihat kebenaran,
sehingga sikap mereka boleh disifatkan sama saja: Sama ada
beritahu atau tidak beritahu:

Al Fathun Nawa Jilid 1 602


Malam Muka Tiga 603

Innallaziina kafaruu sawaauun alaihim a anzartahum


amlamtun zirhum laa yuminun.
Sesungguhnya orang-orang yang ingkar. Sama saja
bagi mereka. Sama ada engkau beritahu atau tidak
kepadanya. Mereka tetap tidak percaya.
Surah:2: Al Baqarah:6

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:6).

Soalan: Kenapakah boleh terjadinya sebegitu?


Jawab: Lantaran hati mereka, pendengaran mereka
dan penglihatan mereka tertutup di hakikat:

Khatamallaahu alaa quluubihim wa alaa samihim wa


alaa absaarihim ghisyaawah. Walahum azaabun
aziim.
Allah telah mengkhatamkan hati mereka, pendengaran
mereka dan penglihatan mereka tertutup. Maka bagi
mereka kesengsaraan yang teramat-amat.
Surah:2: Al Baqarah:7

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


604 Malam Muka Tiga

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:7).

Soalan: Bagaimanakah rupanya manusia sebegini?


Jawab: Manusia ini tidak ada pendirian. Cakap tidak
serupa bikin. Hati dan mulut tidak bersatu. Mulut kata percaya.
Pendirian sebenar disebaliknya, di hakikat:

Waminnaasi man yaquulu aamanna billaahi wabil


yaumil aakhir. Wamaahum bimuminiin.
Ada di antara manusia yang berkata: Kami percaya
kepada Allah dan hari akhirat sedangkan (pendirian)
mereka tidak sekali-kali mempercayainya.
Surah:2: Al Baqarah:8

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:8).

Soalan: Kenapakah perangai mereka jadi begitu?


Jawab: Mereka ini sebenarnya manusia yang sering
memasang sikap untuk menipu Allah dan orang lain.
Sedangkan mereka tidak sedar. Mereka menipu diri mereka
sendiri di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 604


Malam Muka Tiga 605

Yukhaadiuunallaaha wallaziina aamanuu wamaa


yakhdauuna illaa anfusahum wamaa yasy uruun.
Mereka hendak menipu Allah dan orang yang beriman.
Pada hal mereka tidaklah menipu kecuali menipu diri
mereka sendiri tanpa mereka menyedarinya.
Surah:2: Al Baqarah:9

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:9).

Soalan: Kenapakah boleh terbentuknya perangai


seumpama?
Jawab: Sebab mereka itu sakit dan berpenyakit. Hati
mereka berpenyakit. Maka jadilah mereka itu manusia yang
sakit di hakikat:

Fii quluubihim maradhun fazaadahumullaahu maradha.


Walahum azaabun aliimum bimaa kaanu yakzibuun.
Di dalam hati mereka ada penyakit. Lalu ditambahkan
Allah penyakit. Maka bagi mereka itu kesiksaan yang
pedih. Lantaran mereka berdusta.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


606 Malam Muka Tiga

Surah:2: Al Baqarah:10

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:10).

Soalan: Bagi manusia seperti ini. Apakah jenis dan sifat


pekerjaan yang sering ditunjukkan oleh mereka?
Jawab: Mereka ini sering melakukan kerosakan dan
kejahatan dalam keadaan dirinya merasai kerosakan dan
kejahatan yang dilakukannya adalah satu kebaikan di hakikat:

Wa izaa qiilalahum laa tufsiduu fil ardhi Qaaluu innamaa


nahnu muslihuun.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu
buat kerosakan di muka bumi. Lalu mereka menjawab:
Sesungguhnya kami berbuat kebaikan.
Surah:2: Al Baqarah:11

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:11).

Soalan: Apakah natijah sebenar perbuatan mereka itu?


Jawab: Mereka jelas melakukan kejahatan tetapi
mereka tidak merasainya di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 606


Malam Muka Tiga 607

Alaa innahum humul mufsiduuna wala killa yasy uruun.


Sesungguhnya mereka itu berbuat kerosakan tetapi
mereka tidak sedar.
Surah:2: Al Baqarah:12

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:12).

Soalan: Apakah lagi sikap yang sering ditunjukkan oleh


orang-orang seumpama ini ?
Jawab: Mereka sering menunjuk sikap merasai
dirinyalah yang paling baik. Dirinyalah yang paling cerdik.
Dirinyalah yang paling pandai di suasana: Bodoh - tidak tahu
bodoh. Bodoh tidak boleh diajar. Cerdik tidak boleh ditumpang
di hakikat:

Wa izaa qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaasu


Qaaluu anuminu kamaa aamanassufahaak. Alla
innahum humussufahaau walaakilla yalamuun.
Apabila dikatakan kepada mereka: Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain beriman. Lalu mereka
berkata: Adakah kami akan beriman sebagaimana
berimannya orang-orang bodoh. Maka ingatlah:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


608 Malam Muka Tiga

Sesungguhnya mereka itulah yang bodoh tetapi mereka


tidak mengetahui kebodohannya.
Surat:2: Al Baqarah:13

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:13).

Soalan: Apakah lagi sikap yang sering ditunjukkan oleh


orang-orang seumpama ini?
Jawab: Orang seumpama ini jua sering bersikap talam
dua muka. Di sebelah sini begini. Di sebelah sana - begitu.
Mereka adalah manusia yang tidak boleh dipegang buku.
Perutnya tawar - hatinya penakut di hakikat:

Wa izaalaqul laziina aamanuu Qaaluu aamanna Wa


izaa khalau ilaa syayaatiinihim Qaluu inna maakum
innamaa nahnu mustahziuun.
Dan apabila mereka bertemu di kalangan orang yang
beriman. Lalu mereka berkata: Kami telah beriman.
Sebaliknya apabila mereka (secara sulit bertemu)
dengan ketua-ketua mereka (syaitan). Maka berkatalah
mereka: Sesungguhnya kami tetap bersama dengan
kamu. Hanya kami memperolok-olokkan mereka
semata-mata.
Surah:2: Al Baqarah:14

Al Fathun Nawa Jilid 1 608


Malam Muka Tiga 609

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:14).

Soalan: Lalu apakah manusia semacam ini akan


dibiarkan terus bermaharajalela tanpa akibat kepadanya?
Jawab: Tidak! Allah tidak akan membiarkan mereka
begitu saja. Sebaliknya di dunia ini mereka akan diletakkan di
suasana yang sama di hakikat:

Allaahu yastahziu bihim wayamudduhum fii


tughyaanihim yamahuun.
Allah akan memperolok-olokkan mereka dan
membiarkan mereka dalam kedurhakaan di suasana
sentiasa dalam kebimbangan.
Surah:2: Al Baqarah:15

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:15).

Soalan: Apakah kesimpulan yang boleh disifatkan


terhadap sikap orang-orang sebegini ?
Jawab: Mereka itu adalah kalangan manusia yang tidak
tahu akan erti perniagaan. Mereka tidak tahu bahawa hidup itu
adalah perniagaan. Lantaran itulah tidak pelik. Kalau mereka
sanggup bersikap menukarkan kambing dengan kerbau
menukar emas dengan tembaga. Menukarkan cahaya dengan
kegelapan. Akibat jahil dan butanya hati mereka dalam menilai
erti kehidupan di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


610 Malam Muka Tiga

Ulaaika llazii nasytarawud dholaalata bilhuda. Famaa


rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiin.
Mereka sanggup membeli kesesatan dengan petunjuk.
Maka (jenis) perniagaan (apakah) mereka itu - tiada
berlaba dan tidaklah pula mereka mendapat petunjuk.
Surah:2: Al Baqarah:16

Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 610


Malam Muka Tiga 611

PERINGKAT DI WAJAH KEDUA


BACA BERSAMA PENGERTIAN
(Malam Muka Tiga)

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 6

Innallaziina kafaruu sawaa uun alaihim a anzartahum


amlamtun zirhum laa yuminun - (Sesungguhnya orang-orang
yang ingkar. Sama saja bagi mereka. Sama ada engkau
beritahu atau tidak kepadanya. Mereka tetap tidak percaya - Al
Baqarah:6)

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Innallaziina kafaruu - (Sesungguhnya orang-orang yang
ingkar)?
Jawab: Ianya dimaksudkan kepada sikap sejenis
manusia yang payah untuk mempercayai dan menerima akan
satu-satu rupa perubahan dan pembaharuan yang dibentang
kepadanya. Manusia jenis ini akan menolak apa saja unsur-
unsur rupa perubahan dan pembaharuan (Furqan) yang
diperkenalkan kepadanya. Terutama ketika dibentangkan satu-
satu unsur perubahan dan pembaharuan yang bertentangan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


612 Malam Muka Tiga

dengan kelaziman yang ada atau bertentangan dengan retorik


kepercayaan yang dipegangnya selama ini di hakikat:

Qaaluu wajadnaa aabaaanaa lahaa aabidin.


Berkatalah mereka: Kami dapati orang-orang tua kami
pengamal yang mengamalkannya.
Surah:21: Al Anbiyaak:53
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 21: An Anbiyaak :53) Catitan: (Surah:21: Al Anbiyaak:53)
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani
ayat pada dua (2) perkara: idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
dua (2) perkara:
Satu: Menerangkan sikap
kaum musyrikin di zaman Pertama: Ayat ini secara jelas
kebangkitan awal agama Islam menerangkan konsep kebutaan dan kealpaan
terhadap seruan Muhammad s.a.w.
Di mana mereka pada masa itu sikap manusia dalam menilai erti buruk kepada
merasai bahawa pembaharuan yang baik dan menilai erti baik kepada yang
(furqan) yang dibawa oleh Junjungan
tidak perlu diikut. Lantaran mereka lebih baik. Satu kebutaan yang akan
telah pun disediakan oleh orang- meletakkan diri dan masyarakat di dalam
orang tua mereka di awalnya dengan
satu pegangan dan pemahaman kepompong yang tidak mungkin mengenal erti
berwajah kesimpulan yang tidak bersayap. Apatah lagi untuk berkembang
perlu lagi diubah dan diganti.
Meskipun mereka sebenarnya berada menunjuk warna kepada dunia sejagat.
di persimpangan kemunduran yang Kedua: Ayat ini secara jelas
nyata.
Dua: Menerangkan menerangkan konsep perlunya manusia
pengertian di makna secara lebih berubah mengikut trend semasa dengan
mubalaghah di wajah membayangkan
sikap kaum Lebai Jumud di zaman menentukan pada setiap penerimaan semasa
kini yang juga mengamal sikap yang berada dalam kedudukan terbaik lagi relevan
sama dalam konteks beragama. Satu
sikap berpegang kepada kesimpulan dengan zamannya. Dalam hal ini mungkin
pemahaman lama yang tidak boleh manusia senang berubah untuk menukarkan
diubah. Meskipun ternyata
kesimpulan yang dipegang boleh trend pakaiannya ke taraf comtemporary.
membawa kemunduran kepada Tetapi bagaimanakah halnya dengan
bangsa dan negaranya. Satu sikap
yang perlu dinilai semula. Satu sikap soal pegangan yang dikait-pautkan dengan soal
yang menjemukan umat untuk maju
dengan agama. ----> Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 612


Malam Muka Tiga 613

Di hakikat banyak butiran-


butiran kesimpulan pegangan yang pemahaman dan kepercayaan. Tentulah ianya
diamalkan kini telah bersifat teramat payah untuk diubah. Lantaran sebarang
kesimpulan pegangan yang tidak lagi
relevan dengan masa. Di suasana perubahan yang hendak dibuat tertakluk
pegangan lama yang dipegang telah kepada petua pegangan yang telah dibuat dan
sebenarnya terselitnya keraguan
pada hati mereka. Namun kerana diwartakan sebagai rupa pegangan yang perlu
kedegilan diri dalam menerima diikut dan tidak boleh diubah.
hakikat. Maka segala kelemahan
yang terwujud terpaksalah dipejam Maka inilah sebenarnya dilema
mata-kan. Kononnya untuk agama, dilema pegangan dan dilema
menegakkan kesimpulan pegangan
yang sedia ada. (Surah:22: Al pemahaman yang terus menjajah perut
Hajji:11). masyarakat yang perlu dikaji, diubah dan dinilai
Dan sesungguhnya suasana
sebegini terus dibiarkan berlaku semula dan janganlah sekali-kali bersikap
dengan masyarakat ramai pula takut seperti orang-orang terdahulu. (Di maqam:
untuk menyatakan kebenaran.
Lantaran kebimbangan tergelincir Qaluu hasbunaa maa wajadnaa alaihi aabaa
dari kesimpulan pegangan yang ana awalau kaana aabaauhum laa
dipusakakan.
Namun demikian perubahan yalamuuna syaian walaa yahtaduun -
tetap jua terpaksa dilakukan oleh Surah:5: Al Maidah:104).
mereka. Terutama apabila hukum dan
petua kesimpulan pegangan Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat masa
terhantuk dengan batu kerelevanan. tidak akan menunggu bangsa. Sedangkan
Maka di kedudukan sebeginilah anak
cucu, banyaknya masa dan waktu proses evolusi petua pegangan jua boleh
bangsa terbuang untuk membangun berlaku dari masa ke semasa. Terutama
bersama agama. Justeru kejahilan,
kedegilan dan kelembapan pemikiran apabila isu-isunya terhantuk dengan soal
golongan Lebai Jumud bangsanya kerelevanan zaman.
yang menjajah pemikiran dan hati
masyarakat ramai adanya. Kaji-
kajilah.
Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah
ayat: Sawaa un alaihim a an zartahum amlamtun zirhum laa
yuminun - (Sama saja bagi mereka. Sama ada engkau
beritahu atau tidak kepadanya)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan bahawa bagi
manusia yang bersifat ingkar sebegini. Keras hatinya payah
hendak diubah. Payah hendak dilentur. Payah hendak diajar
sehingga kedudukannya sama saja. Sama ada diberitahu atau
tidak kepadanya. Mereka tetap tidak akan mempercayainya
(Surah: Asy Syuaraak:136). Di suasana pada hatinya tidak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


614 Malam Muka Tiga

sekali-kali tertumbuh perasaan dan kehendak untuk berubah.


Malah dalih demi dalih dibentuk dan direka bagi
mempersendakan bentangan yang dibuat bagai hakikat:


Waqaaluu assaatiirul awwaliina. Iktatabahaa fahiya
tumlaa alaihi bukratan wa asiilaa.
Mereka berkata: (Al Quran itu adalah) khabar-khabar
dongeng dari orang-orang dahulu kala yang ditulis oleh
Muhammad dibacakan orang kepadanya pagi dan
petang.
Surah:25 : Al Furqan:5

Catitan: (Surah:25: Al Furqan :5)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Penerokaan Teori Al Quran idea):
(Surah:25: Al Furqan:5)
Ayat ini secara jelas menerangkan
Mendesignkan satu teori Al konsep bahawa terwujudnya manusia dan sikap
Quran (The Theory of Noble Quran)
manusia yang jahil dalam membuat penilaian
di bidang Sains Kemasyarakatan
yang berbunyi: terhadap rupa pembaharuan (furqan). Di makna
sebaik mana sekalipun bentangan
Satu-satu bangsa itu akan maju.
Jika bangsanya berbangga pembaharuan dibuat. Maka tetap akan terwujud
kebolehan sendiri dan seseorang
manusia dan sikap manusia seumpama. Di
itu jua akan maju. Jika dirinya
menemui kelebihan dirinya kedudukan pihak yang berkesedaran haruslah
sendiri.
meneguhkan pendirian. Malah jangan sekali-
Bincang-bincanglah. kali diri memperkecilkan penerimaan diri
terhadap unsur pembaharuan. Oleh itu fikir-
fikirlah di hakikat kesedaran adalah harta
hidup yang perlu disayangi dan dihormati.

Al Fathun Nawa Jilid 1 614


Malam Muka Tiga 615

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Innallaziina kafaruu sawaa uun alaihim a anzartahum
amlamtun zirhum laa yuminun - (Sesungguhnya orang-orang
yang ingkar. Sama saja bagi mereka. Sama ada engkau
beritahu atau tidak kepadanya. Mereka tetap tidak percaya - Al
Baqarah:6)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan bagi
menggambarkan terwujudnya manusia yang bersikap menolak
secara total terhadap sebarang unsur-unsur perubahan dan
pembaharuan yang dibentangkan kepadanya dengan dalih
demi dalih diwujudkannya. Akhirnya diri ketinggalan dari arus
perubahan dan pembaharuan. Satu sikap yang akan membuat
dirinya kaku dan beku untuk maju dan menjadi maju. Satu
sikap yang perlu diubah. Satu sikap yang tidak sepatutnya
dipusakakan kepada anak keturunan. Malah perlu
disifatkannya sebagai penyakit gumpalan benang basah yang
seharusnya dibuang.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 7

Khatamallaahu alaa quluubihim wa alaa samihim wa alaa


absaarihim ghisyaawah. Walahum azabun aziim - (Allah telah
mengkhatamkan hati mereka, pendengaran mereka dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


616 Malam Muka Tiga

penglihatan mereka tertutup. Maka bagi mereka kesengsaraan


yang teramat-amat - Al Baqarah:7)?

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Khatamallaah (Allah telah mengkhatam)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan peringatan Allah
kepada manusia tentang sifat natural terhadap tiga perkara
iaitu hati, telinga dan mata. Di mana ketiga-tiganya elemen
anggota manusia ini memerlukan kepada rupa asuhan. Jika
kena asuhannya. Maka baiklah ketiga-tiganya. Sebaliknya jika
asuhan yang diberi tidak kena pada matlamat fitrah. Maka
ianya akan membawa seseorang manusia itu ke arah
keburukan dan kedurjanaan.
Ini bermakna. Jika hati, telinga dan mata sering diasuh
dan didedah dengan perkara-perkara yang baik. Ketiga-tiganya
akan mudah menerima sesuatu yang berunsur baik. Hati yang
bersifat memerhati akan mudah menerima perkara yang baik.
Telinga yang bersifat mendengar akan mudah menerima
perkara-perkara yang baik. Begitulah jua mata yang bersifat
melihat akan mudah menerima sesuatu perkara yang baik.
Meskipun sesuatu yang dibentang ketika itu berwajah baru.
Malah terkeluar dari kelazimannya.
Demikianlah sebaliknya. Jika hati, telinga dan mata
sering diasuh dan didedah dengan perkara-perkara yang
buruk. Ketiga-tiganya akan mudah menerimanya. Maka di
sinilah timbulnya permasalahan. Di kala unsur-unsur buruk
sering disumbat, lalu bersebati di ketiga-tiganya.
Mengakibatkan ketiga-tiganya pula payah untuk menerima

Al Fathun Nawa Jilid 1 616


Malam Muka Tiga 617

pembaharuan bagai terkunci dan dikunci, di suasana susah


untuk diubah dan terubah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


ghisyaawah - (tertutup)?
Jawab: Satu kenyataan yang menggambarkan
kedudukan hati, telinga dan mata terhilang fungsi fitrah di
mana fungsi fitrah ketiga-tiga anggota manusia ini sepatutnya
berupaya memerhati, mendengar dan melihat sesuatu yang
bersifat kebaikan. Sebaliknya apa yang terjadi ketiga-tiganya
telah gagal menjalankan tugas fitrahnya. Malah mudah pula
menerima barang atau keterangan yang bersifat mazmumah di
hakikat bagai terhilangnya fungsi mata dalam menerima
cahaya pada kenyataan:

Wajaalnaa alaa quluubihim akinnatan an yafqahu


huwafii azaanihim waqraa. Wa in yarau kulla aayatin
laa yuminuubihaa.
Dan Kami tutupkan ke atas hati mereka sehingga
mereka tidak mengerti apa-apa. Dan Kami pekakkan
telinga mereka. Dan jika mereka melihat ayat-ayat
(keterangan) Kami. Mereka tidak beriman padanya.
Surah:6: Al Anaam:25

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


618 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:6: Al Anaam:25)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:6: Al Anaam:25)
idea):
Menerangkan isyarat istilah: Ayat ini secara jelas menerangkan
Quluubihim akinnatan an yafqahuu.
(Hati mereka ditutup sehingga konsep rupa manusia yang tidak mungkin dapat
mereka tidak mengetahui apa-apa). menerima hidayah (petunjuk) dari Tuhan
Di mana diisyaratkan bahawa jika hati
seseorang tertutup, bila bahagian semesta alam apabila berlaku ke atas dirinya
lampu Nur Qalbi diselubungi oleh tiga (3) perkara:
karat mazmumah.
Maka bila kedudukan ini Pertama: Bila hati seseorang itu
berlaku, pancaran gelombang cahaya ditutup oleh Tuhannya. Lalu menyebabkan hati
Nur Qalbi yang sepatutnya terpancar
di bahagian ini terhalang dan gagal yang bersifat memerhati lagi berupaya mengerti
untuk sampai ke bahagian Filemen pada sesuatu terhilang fungsinya. (Di maqam:
Akal yang terletak di bahagian
pangkal saraf tunjang di bawah Kallaa balraana alaa quluubihim
belakang kepala. maakaanuu yaksibuun - Surah:83: Al
Sesungguhnya keadaan
sebegini akan menyebabkan proses Muthaaffifiin:14).
kegemilangan pertumbuhan akal Kedua: Bila telinga dan kehendak
seseorang itu terencat dan menjadi
tumpul untuk menerima petunjuk dan mendengar seseorang itu ditutup oleh
ilham. Berakhir hatinya menjadi buta Tuhannya. Menyebabkan dirinya menjadi pekak
dan telinganya menjadi pekak serta
payah untuk menerima sesuatu unsur dan bersikap orang pekak. (Di maqam:
pembaharuan inventional yang Summum bukmun umyum fahum laa
dibentang kepadanya.
Justeru itu ingatlah anak yarjiuun - Surah:2: Al Baqarah:18).
cucu. Jika mata lahiriah dibiarkan Ketiga: Bila hati dan mata seseorang
dengan debu-debu dan kekotoran
keliling. Maka pancaran fungsi mata itu dibutakan oleh Tuhannya. Menyebabkan diri
akan terganggu. Maka demikianlah tidak akan sekali-kali berjaya melihat kebaikan
dengan mata hati akan tertutup. Jika
kejahatan dan maksiat dilakukan. yang boleh terhasil dari rupa furqan (perubahan
dan pembaharuan) yang dibentangkan. Fikir-
Kaji-kajilah.
fikirlah.

Di sebalik tertimbulnya sikap membantah ketika satu-


Kaji-kajilah.
satu peringatan diberikan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 618


Malam Muka Tiga 619

Waqaaluu quluubuna fii akinnatin mimma taduunaa


ilaihi wafii aazaanina waqrun wamim bainina wabainika
hijaabun famal innana aamiluun.
Mereka berkata: Hati kami dalam tutupan dari apa yang
kamu serukan kepada kami. Dan telinga kami terasa
berat (mendengarkannya) dan di antara kami dan
engkau ada dinding (yang menghalang bersatunya
pandangan). Sebab itu (engkau) beramallah (dengan
pegangan) engkau. Sesungguhnya kami beramal pula
(dengan cara kami).
Surah: 41: Fussilat:5
Perbincangan Ringkas.
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu.
Catitan: (Surah:41: Fussilat:5)
Muqaddimah. Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan

Soalan: Kenapa mustahaknya dan hikmah):


bagi seseorang itu mengenal martabat Ayat ini secara terang mendidik
nafsu di konteks dirinya ingin
beragama? manusia untuk mengenal sikap dan perlakuan
seseorang yang payah untuk menerima
Bercakap tentang agama.
Maka dua (2) perkara pokok yang perlu bentangan furqan (perubahan dan
diberi perhatian. Pertama: persoalan pembaharuan). Di mana sikap dan
hukum-hakam. Kedua: Persoalan
menyucian hati. Dua perkara yang perlu perlakuannya bolehlah digambarkan pada
digerakkan serentak dan tidak boleh empat (4) perlakuan:
diabai dan dipisahkan bila seseorang
itu hendak beragama dan ingin Pertama: Bila seseorang itu
mengatur hidupnya selari dengan menunjukkan perlakuan di rupa hatinya telah
kehendak agama.
Di hakikat sedarnya diri tertutup. Di suasana mereka telah pun
bahawa hukum-hakam (peraturan menetapkan pendirian tidak akan menerima
syariat) adalah teramat mustahak di
sudut mengatur cara dan peraturan bentangan unsur-unsur perubahan pada awal-
hidup seperti yang dikehendaki oleh awal lagi sebelum satu-satu rupa furqan
Allah dan RasulNya. Manakala proses
penyucian hati pula teramat penting di dibentangkan kepada mereka (Di maqam:
sudut memartabatkan manusia pada Wasawaa un alaihim a anzartahum am
mutu kemanusiaan yang menjadi
tempat tilikan Tuhan terhadap lamtum zirhum laa yuminuun - Surah:36:
seseorang manusia itu di sisi Yaasin:10).
Tuhannya.
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


620 Malam Muka Tiga

Perbincangan Khas Kedua: Bila seseorang itu terasa berat


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu telinganya untuk mendengar bentangan unsur-
....Sambungan.
unsur furqan yang dibentangkan kepadanya.
Ini bermakna jika Ketiga: Bila seseorang itu terasa
diperkuatkan hukum dengan
beragama diasaskan kepada hukum terwujudnya dinding pemisah yang tidak
dan fadhilat semata-mata. Maka mungkin menyatukan hatinya dengan pihak
persoalan hati dan penyucian hati
akan tertinggal di tengah-tengah pembawa perubahan dan pembaharuan.
kesibukan diri mendalami hukum dan Keempat: Bila seseorang itu berkata:
fadhilat. Sebaliknya jika diperkuatkan
agama dengan persoalan hati dan Engkau dengan cara engkau. Aku dengan cara
penyucian hati semata-mata. Maka aku. Di hakikat penyatuan pemahaman tidak
persolan hukum dan fadhilat pula
akan dilenakan di tengah-tengah mungkin dapat disatukan. (Di maqam: Lakum
tumpuan mata. diinukum waliyadiin - Surah:109: Al Kafirun:1-

Bersambung di m.s:623 6). Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Walahum azaabun aziim - (Maka bagi mereka kesengsaraan
yang teramat-amat - Al Baqarah:7)?
Jawab: Dalam memahami kalimah ini. Maka janganlah
sekali-kali pemerhatian pemahaman tertumpu hanya kepada
sudut akhrawi tentang azab dan kesengsaraan neraka di
akhirat semata-mata. Sebaliknya mata hendaklah jua
melihatnya di sudut duniawi pada kehidupan seharian di kala
hati, telinga dan mata susah untuk menerima pandangan baru
dan unsur-unsur pembaharuan. Maka dalam suasana inilah,
seseorang akan ketinggalan dan ditinggal oleh arus perubahan
menatijahkan dirinya berwajah mundur, dhaif dan siksa dalam
meneruskan rupa kehidupan seharian.
Satu kenyataan menasihatkan manusia. Agar berpaling
dari memiliki sifat-sifat seumpama berdasarkan ingatan
bahawa di dunia juga ada neraka, ada kesusahan dan ada
penderitaan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 620


Malam Muka Tiga 621

Quu anfusakum wa ahliikum naaraa.


Jauhilah diri kamu dan keluarga kamu dari penderitaan
(neraka).
Surah:66: At Tahrim:6

Catitan: (Surah:66: At Tahrim:6)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep
dan idea):
Ayat ini menerangkan konsep
mengelak diri dan keluarga dari kesusahan,
kesengsaraan dan penderitaan (neraka):
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep seruan agar setiap
orang berusaha dan bertekad mengelakkan
diri dan keluarganya dari dihumbankan
Allah ke dalam azab (neraka) di hari akhirat
akibat syirik dan kefasikan.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep seruan agar setiap
orang berusaha dan bertekad mengelakkan
diri dan keluarganya dari kesusahan dan
kesengsaraan neraka dunia (neraka
kehidupan di muka bumi) yang tertumbuh
dari akibat tiga (3) perkara:
Satu: Di kala terlahir kemiskinan
mendampingi diri dan keluarga. Dua: Di
kala kejahilan didampingi diri dan keluarga
di suasana diri tidak berilmu dan
berpendidikan tinggi. Tiga: Di kala penjara
dan hukuman mendampingi diri apabila diri

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


622 Malam Muka Tiga

didapati bersalah melakukan kerja-kerja


kejahatan yang melanggar peraturan dan
undang-undang negeri. Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Khatamallaahu alaa quluubihim wa alaa sam ihim wa
alaa absaarihim ghisyaawah. Walahum azabun aziim - (Allah
telah mengkhatamkan hati mereka, pendengaran mereka dan
penglihatan mereka tertutup. Maka bagi mereka kesengsaraan
yang teramat-amat - Al Baqarah:7)?
Jawab: Satu kenyataan dan peringatan dari Tuhan
yang menjadikan manusia. Bahawa seseorang manusia akan
kehilangan fungsinya sebagai manusia dan terwajah padanya
di nilai rupa hayawaanun naatiq (binatang yang pandai
bercakap), apabila seseorang itu kehilangan fungsi fitrahnya
pada tiga perkara. Satu: Di kala hatinya mati dari berfungsi.
Dua: Di kala telinganya mati dari berfungsi dan Tiga: Di kala
matanya mati dari berfungsi. Di suasana ketiga-tiganya
teramat susah dan payah untuk menerima kebaikan dan
kebenaran. Lantaran tidak tertumbuhnya akliah keilmuan bagai
yang disifatkan oleh Allah dalam firmanNya:

Am tahsabu anna aktharahum yasmauuna au


yaqiluuna. Inhum illaa kal anaami balhum adhallu
sabiilaa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 622


Malam Muka Tiga 623

Apakah engkau kira. Bahawa kebanyakan mereka


mendengar dan berfikir? Mereka itu tidak lain seperti
binatang ternakan. Bahkah mereka lebih sesat jalannya.
Surah:25: Al Furqan:44
Perbincangan Ringkas.
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu.
....Sambungan dari m.s:620. Catitan: (Surah:25: Al Furqan:44)
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Sedangkan kedua-duanya
harus digerakkan serentak agar idea). Ayat ini menerangkan konsep pada dua
agama yang terbentuk tidak berupa (2) perkara:
bagai kata orang tua: Syariat tanpa
hakikat itu hampa. Dan hakikat Pertama: Ayat ini secara jelas
tanpa syariat itu binasa. menerangkan konsep kaitan diantara
Oleh yang demikian, di
suasana seumpama inilah mendengar dan berfikir. Di mana kedua-dua
pendekatan ilmu Syariat (Surah:22: Al perlakuan ini hendaklah dilakukan oleh
Hajji:67) yang ditegakkan menerusi
ilmu Fiqah dan pendekatan Ilmu seseorang secara serentak dan tidak boleh
Tarikat (Surah:5: Al Maidah:35) yang sekali-kali dipisahkan.
sinonim dengan ilmu Tasauf
hendaklah digabungkan serentak di Kedua: Ayat ini secara jelas
dalam wadah agama agar pengajaran menerangkan konsep kealpaan manusia dalam
dan penguatkuasaan hukum Syariat
lebih membuahkan hasilnya di kala mengarcakan erti mendengar. Di mana
manusia berjaya membersihkan terwujudnya manusia yang mendengar tetapi
hatinya yang berupa punca segala
punca kerenah buruk-baik perlakuan jenuh terlupa untuk berfikir tentang apa yang
manusia. didengarinya.
Justeru itu di ruang yang
pendek ini eloklah jika persoalan Maka jika keadaan seumpama ini
nafsu dan martabatnya disentuh berlaku. Jadilah manusia itu mendengar
sama agar istilah isyarat: Jalan Tujuh
(Saba taraaiq) yang diperkatakan seumpama binatang. Di maqam: Ulaaika kal
oleh Tuhan dapat diterokai anaami balhum adhallu ulaaika humul
sepenuhnya. (Surah:23: Al
Mukminuun:17). ghaafiluun Surah:7: Al Araaf:179). Justeru
itu fikir-fikirlah di hakikat hati, mata dan telinga
Definasi Nafsu
adalah tiga panca indera yang menentukan
Soalan: Apakah yang manusia itu tetap menjadi manusia atau
dikatakan nafsu itu?
Istilah: Nafsu itu bolehlah sebaliknya.
didefinasikan sebagai tubuh sikap
dan pendirian manusia yang akan
dizahirkan oleh perlakuan sebenar diri
seseorang manusia itu selari dengan Penerokaan Teori Al Quran.
taraf kesucian hatinya. Di hakikat hati
manusia akan berkarat dan kotor (Surah:25: Al Furqan:44).
disebabkan oleh perlakuan dirinya Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
(Surah:83: Al Muthaffifiin:14-15).
Sebelah. of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


624 Malam Muka Tiga

Quran di bidang Sains Pendidikan dan Sains


Kerohanian yang berbunyi:
Hati seseorang manusia akan menjadi buta
seumpama binatang apabila akal dan telinga
tidak berkeupayaan berfungsi di wajah akal
dan telinga manusia dan kemanusiaan.
Bincang-bicanglah.
(Surah:22: Al Hajji:46).

Satu ingatan dan amaran di mana manusia yang pada


awal kejadiannya bersifat sebaik-sebaik kejadian boleh
bertukar ke taraf rupa haiwan di hakikat:

Thumma radadnaahu asfala saafiliin.


Kemudian kami kembalikannya menjadi serendah-
rendah nilai kejadian.
Surah: 95: At Tin:5

Catitan: (Surah:95: At Tin: 5)


Perbincangan Ringkas.
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu. Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
....Sambungan.
idea): Ayat ini secara jelas menerangkan
Klasifikasi Nafsu konsep fitrah, bahawa seseorang manusia itu
boleh bertukar menjadi binatang. Fikir-fikirlah.
Soalan: Apakah Jenis-jenis
nafsu yang diklasifikasi dan
diperkenalkan oleh Al Quran serta
Penerokaan Teori Al Quran.
ianya diguna pakai oleh para ahli
Tasauf untuk mengenal taraf dirinya (Surah:95: At Tin:5)
sendiri? Maka untuk jawapannya:
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
Silalah anak cucu rujuk kepada
catitan di muka surat: 638. of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan dan Sains
Bersambung di m.s:636
Kerohanian yang berbunyi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 624


Malam Muka Tiga 625

Manusia akan menjadi binatang, bila


dirinya gagal mengurus selia fungsi hatinya,
matanya dan telinganya ke arah kehidupan
fitrah manusia dan kemanusiaan selaras
dengan kehendak Tuhannya.
Bincang-bincanglah.

Di saat jika dan bila dirinya tidak tahu mengurus hatinya,


telinganya dan matanya selari dengan kehendak fitrah di erti
mengenal cahaya dan memerlukan cahaya.
Maka dalam melihat persoalan ini. Tidak lengkap
rasanya, kalau tidak diterangkan bagaimanakah rupa yang
dikatakan hati binatang. Bagaimanakah rupa yang dikatakan
telinga binatang dan bagaimanakah rupa yang dikatakan mata
binatang.
Adapun yang dikatakan hati binatang. Boleh
diterangkan sebagai kedudukan hati yang hanya menumpukan
perhatiannya kepada empat perkara: Makanan, musuh,
mengawan dan tempat tinggal. Di hatinya tidak tertumbuh
untuk membincangkan soal berilmu, soal maju dan soal untuk
berkembang di suasana keliling jua tidak terwujudnya
dorongan oleh rakan-rakan. Lantaran kawan taulannya jua
bersikap sama. Maka jadilah binatang itu binatang di hakikat
manusia boleh jadi lembu. Tetapi lembu tidak boleh jadi
manusia.
Manakala yang dikatakan telinga binatang itu. Bolehlah
ianya digambarkan sebagai kedudukan telinga yang hanya
menumpukan perhatian juga kepada empat perkara: Berita
tentang soal makanan. Berita tentang musuh. Berita tentang
mengawan dan berita tentang tempat tinggal. Di suasana

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


626 Malam Muka Tiga

telinga tidak sekali-kali tertumbuh padanya hasrat untuk


mencari input-input infomasi baru yang terkeluar dari bidang
empat yang diperkatakan. Malah telinga seumpama boleh
bersifat ignorence. Meskipun seruling merdu didendangkan di
cuping telinganya. Apatah lagi mata yang berkongsi mendesak
hati memalingkan tubuhnya.
Sementara itu. Apa yang dikatakan mata binatang
bolehlah disifatkan sebagai kedudukan mata yang juga hanya
tertumpu kepada empat perkara: Mencari dan mengintai
peluang makanan. Mencari dan mengintai kedudukan musuh.
Mencari dan mengenal pasti pasangan mengawan dan
mencari dan mengenal pasti tempat tinggal. Sebaliknya mata
sebegini ini tidak sekali-kali akan melihat dan memberi
tumpuan kepada soal-soal melihat masa depan. Melihat
perkembangan sejagat dan seumpamanya. Sebaliknya
keluasan mata hanya dibuka pada keluasan sebesar dan
sekecil saiz pinggan makanan di hadapannya, di wajah mata
yang tidak memiliki desire atau mati cita-cita.

Nota: Keterangan lanjut bagi istilah


Asfalasaafiliin yang sering diperingatkan oleh
Allah serta kecacatan dirinya dalam menjana
wajah sebagai Khalifah Di Muka Bumi akan
dibincangkan di dalam perbincangan
selanjutnya.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 8

Al Fathun Nawa Jilid 1 626


Malam Muka Tiga 627

Waminnaasi man yaquulu aamanna billaahi wabil yaumil


aakhir. Wamaahum bimuminiin - (Ada di antara manusia yang
berkata: Kami percaya kepada Allah dan hari akhirat
sedangkan (pendirian) mereka tidak sekali-kali
mempercayainya - Al Baqarah:8).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Aamanna billaahi wabil yaumil aakhir. (Kami percaya
kepada Allah dan hari kemudian)?
Jawab: Pada kalimah ayat ini. Kenyataannya hendaklah
dilihat pada dua sudut. Di sudut duniawi dan di sudut akhrawi.
Agar ianya boleh dihurai dan digunapakai di dalam kehidupan
seharian. Lalu bila dikatakan: Aamanna billaahi wabil yaumil
aakhir. Di sudut akhrawi. Kenyataan kalimah ayat akan
membawa makna, bahawa mereka telah memperakui tentang
ketulenan ketuhanan Allah dan wujudnya hari akhirat hari
pembalasan. Di hakikat dirinya memperakui terwujudnya satu
kuasa yang menguasai dirinya serta terwujudnya satu alam
yang bernama alam akhirat tempat kesudahannya.
Manakala di sudut duniawi istilah Yaumil aakhir (Hari
kemudian) hendaklah didhomirkan jua kepada natijah
kehidupan seharian di dunia pada istilah: Melihat masa depan
dan harapan di masa depan (The future and the brightness of
the future) yang boleh dihasil dan diwarnakan oleh rupa usaha

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


628 Malam Muka Tiga

kegiatan harian. Di wajah menterjemahkan ingredient rupa


perubahan dan pembaharuan (furqan) yang disambut dan
diterima oleh mereka sebagai satu kedatangan tuah yang
mendatang.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wamaa hum bimuminiin - (Mereka tidak sekali-kali
mempercayainya)?
Jawab: Pada kenyataan ini digambarkan bahawa
terdapatnya sikap manusia pada dua kategori yang akan
menatijahkan akibat buruk yang sama. Sama ada di sudut
akhrawi maupun di sudut duniawi. Di pihak pertama: Di sudut
akhrawi. Terdapatnya manusia yang benar-benar tidak
mempercayai Allah dan hari kiamat. Manakala di pihak kedua:
Di sudut akhrawi. Mereka percaya kepada Allah dan hari
kiamat tetapi terhilang pandang untuk beramal bagi tujuannya.
Sementara di sudut duniawi di mana di pihak pertama:
Terdapatnya manusia yang benar-benar tidak mahu menerima
unsur-unsur perubahan dan pembaharuan (furqan) yang
dibentangkan kepadanya. Manakala di pihak kedua: Mereka
boleh menerima konsep dan idea rupa perubahan dan
pembaharuan yang dibentangkan. Tetapi malangnya
kesedaran yang tumbuh tidak sekali-kali disertakan dengan
perbuatan. Maka jadilah mereka itu serupa dengan mereka
yang menolak rupa perubahan dan pembaharuan di hakikat
kesedaran tanpa amalan itu hampa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 628


Malam Muka Tiga 629

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Waminnaasi man yaquulu aamanna billahi wabil yaumil
aakhir. Wamaahum bimuminiin - (Ada di antara manusia yang
berkata: Kami percaya kepada Allah dan hari akhirat
sedangkan (pendirian) mereka tidak sekali-kali percayainya -
Al Baqarah:8)?
Jawab: Satu kenyataan dan peringatan dari Allah.
Bahawa di mana terwujudnya manusia yang menolak
kebenaran dan menolak unsur-unsur perubahan dan
pembaharuan secara total di suasana kedudukan tidak perlu
diberitahu kepada mereka. Lantaran mereka tetap menolaknya
sama ada diberitahu atau tidak diberitahu.
Namun demikian di dalam konteks ini terdapat jua
manusia yang lebih dahsyat sifatnya dari sifat manusia di atas
di kala seseorang manusia itu boleh menerima hakikat satu-
satu kebenaran atau unsur-unsur pembaharuan tetapi tidak
mengarca dan menterjemahkan rupa kesedaran yang terwujud
di rupa amalan.
Manusia jenis ini percaya kepada Allah dan hari
kemudian tetapi di warna hidupnya seharian amalan untuk
tujuan bekalan akhirat tidak pernah terwujud. Demikianlah di
sudut duniawi. Unsur-unsur kebaikan dan pembaharuan yang
dibentang kepadanya tidak pernah ditolak. Mereka menyedari
dan boleh menerima hakikat bahawa menanam padi boleh
membawa beras ke genak. Malah bila padi menjadi. Beras
tidak perlu lagi dibeli. Tetapi kenapa dan mengapa. Tanah
bendang pusaka dibiarkan menjadi tanah rang tanah terbiar

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


630 Malam Muka Tiga

di rupa tanah rumput berwajah lalang di hakikat celakanya


sikap seumpama. Jika ianya terus diamalkan.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 9

Yukhaadiuunallaaha wallaziina aamanuu wamaa yakhdauuna


illaa anfusahum wamaa yasy uuruun - (Mereka hendak
menipu Allah dan orang yang beriman. Pada hal mereka
tidaklah menipu kecuali menipu diri mereka sendiri tanpa
mereka menyedarinya - Al Baqarah:9)

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Yukhaadiuunallaha wallaziina aamanuu - (Mereka
hendak menipu Allah dan orang yang beriman?
Jawab: Satu kenyataan nasihat dan peringatan dari
Allah s.w.t kepada manusia tentang satu sikap yang terbentuk
di kalangan manusia di dalam mengarcakan rupa kejahatan di
gambaran kebaikan. Satu sikap perlakuan yang dilakukan
pada gambaran baik di awalnya. Tetapi menatijah buruk dan
penyesalan dihujungnya. Inilah rupa satu sikap manis beracun
diniat membunuh orang. Diri sendiri muntah berdarah. Di saat
manis racun yang disedia tidak dipercayai oleh kawan-kawan

Al Fathun Nawa Jilid 1 630


Malam Muka Tiga 631

di kedudukan diri dipermain dan diperolok-olokkan. Akhirnya


timbul keraguan pada diri. Lalu mencubanya. Maka
terpedayalah dirinya dengan perbuatan sendiri setelah
kepekatan manis yang dijanjikan dikatakan kepada kawan
tidak cukup manis untuk ditelan. Demikianlah jerat makan diri.
Racun membunuh diri.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan ayat:


wamaa yakhdauuna illaa anfusahum wamaa yasy uuruun -
(Pada hal mereka tidaklah menipu orang lain kecuali menipu
diri mereka sendiri tanpa mereka menyedarinya - Al
Baqarah:9)?
Jawab: Satu kenyataan nasihat dan peringatan Allah
tentang terwujudnya manusia penipu yang tidak tahu dirinya
penipu. Di hakikat seorang penipu tidak mungkin akan menipu
dirinya sendiri kecuali barang penipuan yang dibuatnya tidak
dilihat dan terlihat sebagai rupa penipuan dengan berakhir
dirinya sendiri tertipu oleh perbuatannya sendiri.
Maka dalam memahami kenyataan ini. Kedudukan
penipu yang tidak tahu dirinya penipu bolehlah dibahagikan
kepada dua kategori.
Pertama: Manusia yang bersifat cerita pelanduk dengan
buaya. Pelanduk yang berwatak cerdik. Membilang buaya di
sungai. Kononnya di atas perintah Nabi Sulaiman. Lalu diri
terlepas di awalnya. Rambutan di seberang dapat dimakan.
Tetapi sayang ketika balik ke seberang. Mulut sendiri
memberitahu perlakuannya, satu penipuan. Akibatnya
pelanduk kehilangan peluang untuk mengecap rambutan di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


632 Malam Muka Tiga

musim hadapan. Diri pelanduk dimarah. Malah air di sungai jua


payah baginya untuk diminum. Sesungguhnya sedarilah, tidak
mungkin terwujud seorang penipu yang memberitahu dirinya
penipu. Kecuali penipu yang tidak tahu dirinya penipu.
Kedua: Manusia yang bersifat tidak tahu menilai erti
kesedaran. Tidak tahu menilai erti masa depan. Di suasana
dirinya telah pun berkesedaran. Malah dapat melihat rupa
kedudukan di masa depan. Bagai kisah seorang pemuda yang
tahu akan hakikat bahawa tanpa berpelajaran. Hidupnya akan
susah di masa hadapan. Dia jua tahu bahawa ilmu itu bagai
perahu. Sedangkan kakinya di masa itu telah bertapak di umbi
banang pokok besar. Pemuda ini pula bukan sebarang
pemuda. Pemuda yang tahu membina sebuah perahu. Tapi
sayang, kenapakah ianya melengah-lengah peluang yang ada.
Disebalik dirinya mengetahui musim banjir tetap akan tiba.
Demikianlah ibarat banyaknya penipuan yang berlaku di
kalangan orang-orang muda yang tidak menumpukan mata
dan hatinya kepada pelajaran dan pembelajaran. Dengan
melihat musim muda hanya sekali di suasana dirinya terlalai
menyediakan perahu untuk kehidupan sendiri. Inilah satu rupa
penipuan dan sifat penipu yang tidak tahu dirinya penipu.
Tertipu dengan telatahnya sendiri. Sesungguhnya ingatlah,
keinsafan di masa muda adalah terlebih baik dari penyesalan
di masa tua.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Yukhaadiuunallaaha wallaziina aamanuu wamaa
yakhdauuna illaa anfusahum wamaa yasy uuruun - (Mereka

Al Fathun Nawa Jilid 1 632


Malam Muka Tiga 633

hendak menipu Allah dan orang yang beriman. Pada hal


mereka tidaklah menipu kecuali menipu diri mereka sendiri
tanpa mereka menyedarinya - Al Baqarah:9)?
Jawab: Satu kenyataan Tuhan yang teramat
mengetahui tentang manusia dan perangai manusia. Dialah
yang mengetahui akan terjadi di kalangan manusia yang
sanggup bertopengkan kebaikan di wajah sebiji telur busuk.
Cantik dan putih sebelum pecah sedangkan hidung terpaksa
berpaling di kala isi perutnya meledak meluah kuning. Lalu
meletakkan nilai cantik dan putih pada nilai yang tidak
bermakna.
Di hakikat datangnya rupa:

Waqul jaa alhaqqu wazahaqal baatilu. Innal baatila


kaana zahuuqaa.
Katakanlah: Apabila datang kebenaran maka lenyaplah
kebatilan. Sesungguhnya yang batil itu lenyap jua.
Surah:17: Al Israak: 81

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:17: Al Israak:81)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu Teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi:
Kebatilan pasti akan lenyap apabila
menjelmanya kebenaran. Di hakikat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


634 Malam Muka Tiga

seumpama terhilangnya kekotoran apabila


disabun bersihkan. Bincang-bincanglah.

Inilah satu kenyataan. Satu nasihat dari yang Maha


Agung. Hidup bukan boleh keseorangan. Lagikan Tuhan masih
memerlukan hamba. Di hakikat jari seputung tidak akan dapat
membawa nasi ke mulut. Kebencian kawan dan ramai akan
membuat diri terpencil terutama di kala ramai merasai mereka
ditipu dan tertipu. Sesungguhnya ingatlah tipu dan penipuan itu
adalah tidak ubah bagai barah di suasana tubuh membunuh
tubuh di hakikat tertumbuhnya ketumbuhan bersifat sel gila
dari daging sendiri.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 10

Fii quluubihim maradhun fazaada humullaahu maradha.


Walahum azaabun aliimun bimaa kaanu yakzibuun - (Di dalam
hati mereka ada penyakit. Lalu ditambahkan Allah penyakit.
Maka bagi mereka itu kesiksaan yang pedih. Lantaran mereka
berdusta Surah 2: Al Baqarah:10)

Al Fathun Nawa Jilid 1 634


Malam Muka Tiga 635

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Fii quluubihim maradhun - (Di dalam hati mereka ada
penyakit)?
Jawab: Satu kenyataan dan satu ingatan. Dari Tuhan
pencipta alam. Bahawa penyakit yang paling bahaya adalah
penyakit yang tidak dianggap penyakit. Lantas, bila satu-satu
penyakit tidak dianggap penyakit. Maka jaranglah mata untuk
melihatnya. Apatah lagi untuk mengubatinya. Sesungguhnya
bagi Allah, sebesar-besar kebimbanganNya adalah apabila
hati manusia berpenyakit. Satu penyakit yang tidak boleh di
diognasiskan oleh para doktor dan tidak pula dianggap kusta
oleh masyarakat.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Afii quluubihim maradhun amirtaabuu am yakhaafuuna


an yahiifallaahu alaihim warasuuluhu bal ulaaika
humuzzaalimuun.
Apakah ada penyakit dalam hati mereka atau (kerana)
mereka ragu-ragu ataukah (kerana) takut kalau-kalau
Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka?
Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.
Surah:24: An Nur:50

Catitan: (Surah:24: An Nur:50)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


636 Malam Muka Tiga

Perbincangan Khas Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
... Dari muka surat: 624
dua (2) perkara:
Nafsu Ammarah Pertama: Ayat ini secara jelas

Soalan: Apakah yang menerangkan konsep kenapa manusia menjadi


dimaksudkan dengan Nafsu payah untuk menerima perubahan dan
Ammarah?
Nafsu Ammarah adalah pembaharuan. Di mana telah dikenal pasti oleh
satu martabat nafsu yang paling Allah Taala pada tiga (3) sebab:
rendah mutunya di sisi Allah s.w.t.
Lantaran ianya sentiasa menunjukkan Satu: Di kala hatinya berpenyakit. (Di
sikap mendorong diri dan hati maqam makna: Afii quluubihim maradhun).
manusia melakukan kejahatan
(Surah:12: Yusuf: 53) dengan Dua: Di kala timbulnya keraguan. (Di maqam
menzahirkan sifat-sifat mazmumah makna: Amirtaabuu). Tiga: Di kala merasai
yang dikeji oleh Tuhan. Satu taraf
nafsu yang paling kotor dan dikuasai pihak pembawa unsur-unsur perubahan dan
sepenuhnya oleh penyangat iblis dan pembaharuan memperkenalkan sesuatu yang
syaitan. (Surah:23: Al Mukminuun:
71). boleh bersifat penipuan. (Di maqam makna: Am
yakhaafuu an yahiifallaahu alaihim
Soalan: Apakah rupa sikap
dan perangai yang sering ditunjukkan warasuuluhuu).
oleh seseorang apabila dirinya Kedua: Ayat ini secara jelas
dikuasai oleh Nafsu Ammarah yang
boleh dijadikan garis panduan untuk menerangkan isyarat kenapa bila hati
diri mengenal diri sendiri? seseorang itu berpenyakit. Maka payahlah
Perlakuan orang Ammarah
itu bolehlah dikenali pada tiga (3) baginya untuk menerima unsur-unsur
sikap utama perangai dan pembaharuan yang dibentang kepadanya
perlakuannya:
apabila berlaku kelemahan pada kuasa akalnya
(i): Dirinya ketika ini teramat dan terhilang kuasa nampak pada fikirannya.
suka melakukan kejahatan dengan
melihat kejahatan adalah suatu Sesungguhnya kedudukan ini berlaku
kebaikan yang perlu dilakukannya apabila terjadinya rupa berkarat pada hatinya.
(Surah:17:Al Israak:11). Malah jika
ditegur sama saja (Surah:36: Di hakikat, bila hatinya berpenyakit, gangguan
Yasin:10). Di suasana hatinya akan berlaku pada pancaran nur qalbi yang
merasai dirinya melakukan kebaikan
(Surah:2: Al Baqarah:11-12). terpancar dari bahagian bawah jantung (fuad)
Sesungguhnya kedudukan seseorang. Menyebabkan pancarannya gagal
ini berlaku lantaran demi memuaskan
kehendak hatinya selaras dengan untuk mengaktifkan filement akal yang terletak
kehendak Iblis dan syaitan yang pada penghujung saraf tunjang di bahagian
menjajah hatinya.
Inilah anak cucu ibu sifat belakang kepala seseorang. Sedangkan proses
mazmumah terbesar yang tertumbuhnya akal itu bergantung terus kepada
ditunjukkan oleh orang ammarah di
sifat dirinya terbuta dalam melihat kuasa kekuatan pancaran nur qalbi yang
Tuhan dan kebaikan (Surah:23: Al dipancar oleh jantung.
Mukminuun:71).
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 636


Malam Muka Tiga 637

Perbincangan Ringkas. Di makna jika kuasa pancaran nur


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu qulbi ke filement akal kuat. Maka kuatlah
.....Sambungan.
kuasa akalnya yang terbentuk itu menerima
(ii): Dirinya ketika ini tidak cetusan ilham (The spark of idea), di samping
suka menghampiri Al Quran
(Surah:63: Al Munaafiquun:3). Di memudahkan fikiran seseorang itu dalam
makna tidak suka membaca Al Quran memahami sesuatu. Sebaliknya jika pancaran
dan mengiqrakkan Al Quran.
Lantaran hati dan dirinya terkunci nur qalbi dari jantungnya (fuad) - lemah. Maka
(Surah:47 :Muhammad:24) di lemahlah ilham yang diterimanya. Malah
kedudukan dirinya menjadikan
syaitan sebagai teman dalam payahlah pula bagi dirinya untuk memahami
kehidupannya seharian (Surah:43: Al sesuatu yang dibentang kepadanya.
Zukhruf:36-37). Di wajah manusia
yang meninggalkan suruhan Tuhan. Sesungguhnya suci atau kotornya hati
Di suasana nafsunya bermaharajalela seseorang itu bergatung terus kepada kuat atau
di rupa manusia yang lupa diri
(Surah:58: Al Mujaadalah:19). lemahnya pancaran nur qalbi yang dipancarkan
oleh dengutan jantungnya. Dan sesungguhnya
(iii): Dirinya dan jiwanya
ketika ini tidak pernah tenang pancaran nur qalbi akan menjadi lemah apabila
(Surah:70: Al Maaarij:19-20). Selalu pemancar nur qalbi yang terletak di bahagian
gelisah dan mudah panas baran
dengan mukanya hitam gelap. bawah jantung dikaratkan dengan elemen-
Masam dan berang. (Surah:75:Al elemen mazmumah. (Di maqam: Kallaa bal
Qiyaamah:24-25). Di suasana mulut
lidahnya pula sering memperkatakan raana alaa quluubihim maa kaanuu
barang yang dikeji cela oleh Tuhan. yaksibuun Surah:83: Al Mutafifiin:14-15).

Sebelah. Justeru itu fikir-fikirlah.

Lalu jika kebanyakan penyakit disebabkan oleh kuman


dan virus dan penyakit jantung pula disebabkan saluran darah
tersumbat, justeru lapisan selaput kolestrol. Maka demikianlah
juga dengan penyakit hati yang menyerang manusia akan
terjadi, lantaran tertimbulnya wajah-wajah kuman dan virus
yang bernama hasad, dengki dan irihati. Manakala hati juga
akan tersumbat (Surah:83: Muthaffifiin:14-15). Apabila
terzahirnya lapisan selaput tamak dan haloba yang
mengakibatkan ketenangan jiwa terganggu di hakikat
terzahirnya pula sifat-sifat ammarah seperti Firman Allah
Talaa:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


638 Malam Muka Tiga

Innan nafsa la ammaaratun bissuui.


Sesungguhnya nafsu Ammarah itu menggalakkan
kejahatan.
Surah:12: Yusuf:53

Catitan: (Surah:12: Yusuf:53)


Perbincangan Khas
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
...... Sambungan.
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Di wajah manusia yang takabbur. dua (2) perkara:
(Surah:74: Al Muddatstsiir:22-23).
Pertama: Ayat ini secara terang
Malah sanggup menggunakan
mulutnya untuk menyekat cahaya memperjelaskan taraf nafsu manusia. Maka
kebenaran yang tertumbuh pada
untuk tujuan ini para ahli tasauf
masyarakatnya. (Surah:9: At
Taubah:32). membahagikannya kepada tujuh (7) kategori
dalam mengukur kesucian hati seseorang
Soalan: Apakah jenis karat
yang menutup hati orang bernafsu manusia:
Ammarah dan apakah zikrillah yang
Satu: Nafsu Ammarah.
boleh menyuci kekotoran lapisan
karat Nafsu Ammarah? (Di maqam: innan nafsa la
Adapun jenis karat
ammaaratum bissu -Surah:12: Yusuf:53).
(Surah:83: Al Mutaffifiin:14) yang
menutup pintu hati (Lub) orang-orang Dua: Nafsu Lawwaamah.
di peringkat Nafsu Ammarah adalah
(Di maqam: Walaa uqsimu binnafsil
karat yang bersifat: Ussu. Satu jenis
karat yang menjadi ibu pendorong lawwaamah - Surah:75: Al Qiyaamah:2).
kepada terzahirnya sifat-sifat
Tiga: Nafsu Mulhamah.
mazmumah. Satu jenis karat mati dan
tebal di rupa hakikinya sehingga (Di maqam: Fa alhamahaa
berupaya menutup kesemua
fujuurahaa wataqwaahaa - Surah:91: Asy
bahagian Pintu Nur Qalbi (Pintu hati
Lub) yang menyebabkan Iblis dan syams:8).
syaitan boleh membina istana
Empat: Nafsu Mutmainnah.
maharajalela-nya dan menjajah
manusia mengikut telunjuknya. (Di maqam: Yaa ayyatuhannafsul
(Surah:24: An Nur:21).
mutmainnah - Surah:89: Al Fajr:27).
Dan adapun jenis zikir lafzi
(zikir lidah) yang biasa digunakan Lima: Nafsu Radhiah.
oleh para mursyid Tarikat di peringkat
(Di maqam: Irjiii ilaa rabbiki
ini adalah zikir: Laa ilaaha illallah.
Satu zikir asas yang berupaya raadhiyatan mardhiyyah - Surah:89: Al
melembutkan karat Ussu serta ........
Fajr:28).
Sebelah. Enam: Nafsu Mardhiah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 638


Malam Muka Tiga 639

Perbincangan Khas (Di maqam: Irjiii ilaa rabbiki


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu raadhiyatan mardhiyyah - Surah:89: Al
...Sambungan.
Fajr:28).
menyucikannya atau dengan mana- Tujuh: Nafsu Kamaliah.
mana zikir yang diwasilahkan oleh
wadah Tarikat yang akan dipetuakan (Di Maqam: Wanafsin wamaa
oleh mursyidnya mengikut uslub sawwaahaa - Surah:91: Asy Syams:7).
didikan wadah Tarikatnya.
Sesungguhnya nafsu ammarah adalah seburuk
Soalan: Kenapakah zikir nafsu yang dimiliki oleh manusia. Maka untuk
lafzi: Laa ilaaha illallah amat berkesan
untuk menyuci karat Ussu pada hati penerangan lanjut. Tanyalah kepada para ahli
orang-orang bernafsu Ammarah? tarikat yang mursyid adanya.

Sesungguhnya zikir lafzi: Kedua: Ayat ini secara jelas


Laa ilaaha illallah adalah zikir yang menerangkan sifat jahat nafsu Ammarah dan
paling afdhal. Satu zikir terulung
kerana ianya adalah kalimah kejahatannya tertimbul lantaran dua (2) sebab:
syuhadah. Satu kalimah Satu: Ammarah menghasilkan karat
mempersaksikan kepada hati dan
syaitan yang menguasai hati akan kepada hati seseorang manusia (Surah:83: Al
hakikat tiada Tuhan yang lain kecuali Mutaffifiin:14) dengan menzahirkan debu-debu
Allah. Satu lafaz mengasuh hati agar
bertuhan dengan Tuhan sebenar- eleman kejahatan, kefasikan dan kedurhakaan
benar Tuhan. (Surah:47: Muhammad: di sisi Tuhan yang menatijahkan lampu
19).
Sesungguhnya dari lafaz pancaran nur qalbi yang terletak di hujung
lidah kalimah: Laa ilaaha illallah pada bawah bahagian jantung (fuad) tertutup. (Di
kalimah: Laa ilaaha (Tiada yang
disembah) dan pada kalimah: illallah maqam: Fii quluu bihim maradhun fazaada
(Melainkan Allah) akan menzahirkan humullaahu maradhaa Surah:2: Al
gelombang kalimah: Nafi dan
gelombang kalimah Isbat. Yakni dua Baqarah:10).
gelombang magnetik negatif dan Dua: Ammarah adalah satu martabat
positif yang berupaya menerjah dan
menghurai tompok-tompok kekotoran nafsu yang membenarkan Iblis dan syaitan
Ussu di bahagian pintu hati (Lub) bertapak padanya. Di hakikat nafsu di peringkat
apabila hentakan (piling) gelombang
suara zikir dihentakkan ke bahagian ini menggalakkan musuh Tuhan itu
tersebut secara berulang kali dengan menjalankan aktivitinya dengan mengarahkan
nada gelombang kalimah dan suara
yang sama. Demikianlah manusia ke arah kesesatan dan kejahatan. (Di
berkuasanya nada kalimah: Laa maqam: Innamaa yamurukum bissuui
ilaaha illallah di sudut menyuci hati
adanya. walfahsyaa Surah: 2: Al Baqarah:169).
Bersambung di m.s: 644 Justeru itu fikir fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: fazaada humullaahu maradha - (Lalu ditambahkan Allah
penyakit)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


640 Malam Muka Tiga

Jawab: Ianya adalah satu kenyataan amaran keras dari


Allah Taala. Tuhan semesta alam. Bahawa sekiranya
seseorang manusia, telah sanggup menerima sifat hasad,
dengki, irihati, tamak dan haloba sebagai perhiasan hidupnya.
Maka hatinya akan ditutup. Lalu tertumbuhlah pula lain-lain
sifat-sifat mazmumah (sifat terkeji) yang akan menjauhkan diri
seseorang manusia itu dari Tuhannya. Hatinya akan menjadi
bertambah kotor, gelap dan lemah untuk menerima sinaran
petunjuk dan hidayat dari Tuhannya. Manusia ini tidak lagi
berpeluang untuk menjadikan dirinya di kalangan orang-orang
bertaqwa. Malah dirinya akan terus kehilangan sifat-sifat
mukmin disebalik tertimbulnya pula wajah-wajah fasiq, kufur
dan seumpamanya. Nauuzubillah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Walahum azaabun aliimum bimaa kaanu yakzibuun -
(Maka bagi mereka itu kesiksaan yang pedih. Lantaran mereka
berdusta)?
Jawab: Dalam memahami pengertian kenyataan ini.
Maka alangkah baik, Jika ianya dilihat pada dua sudut.
Duniawi dan akhrawi. Agar kesimpulannya dapat dijadikan
tauladan dan ingatan di dalam kehidupan seharian.
Di sudut akhrawi. Seseorang manusia yang hatinya
berpenyakit akan membawa dirinya menjadi lumpuh di konteks
hubungannya dengan Tuhannya. Selanjutnya bila keadaan ini
terus berlaku. Sifat-sifat mazmumah akan berwajah H.I.V pada
dirinya. Daya ketahanan diri terpupus. Lalu mendorong dirinya
untuk melakukan sesuatu yang ditegah oleh TuhanNya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 640


Malam Muka Tiga 641

Kemurkaan Tuhannya terjadi. Jawabnya azablah yang


menanti.
Manakala di sudut duniawi. Seseorang manusia yang
hatinya berpenyakit akan mengakibatkan manusia tersebut
jatuh kepada tiga (3) keadaan serentak.
Pertama: Dirinya akan dilaknat oleh kawan dan lawan.
Akibat hasad, dengki dan irihati yang ditunjukkan olehnya
kepada mereka. Dirinya tidak akan dilayan. Lantaran setiap
orang darinya telah tahu akan perbuatan yang dilakukan.
Dirinya jua akan disisih akibat tertimbul rasa tidak senang
kawan dan lawan untuk bergaul dengannya.
Kedua: Tertumbuh pada diri sendiri perasaan panas
dan tidak puas hati terhadap satu-satu kejayaan yang dapat
dikecapi oleh kawan maupun lawan. Di fikirannya tertumbuh
kegelabahan dengan soalan demi soalan membuat dirinya dan
fikirannya tersimpul bagai terwujudnya satu gumpalan basah
yang terhilang jalan penyelesaian. Malah tidak kurang akan
menyalahkan takdir Tuhan. Kenapa Allah membuat dirinya
sedemikian.
Ketiga: Tertumbuhnya sifat berbohong dengan orang
dan diri sendiri. Di kala mulut dan hati tidak bersekutu. Mulut
kata lain - hati kata lain. Di hakikat terwajahnya isyarat bahasa
tubuh di muka dan di mata yang pasti dapat dibaca. Satu
pembohongan benar-benar ternyata. Maka demikianlah cerita
telatah manusia di kala pembohongan diri sendiri boleh
dijadikan penutup di rupa transparent dengan anggapan mata
orang lain, semuanya buta.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


642 Malam Muka Tiga

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Fii quluubihim maradhun fazaada humullahu maradha.
Walahum azaabun aliimum bimaa kaanu yakzibuun - (Di
dalam hati mereka ada penyakit. Lalu ditambahkan Allah
penyakit. Maka bagi mereka itu kesiksaan yang pedih.
Lantaran mereka berdusta - Al Baqarah:10)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan. Kebimbangan
Tuhan semesta alam terhadap nasib manusia di kala hatinya
berpenyakit. Satu kenyataan Tuhan semesta alam di rupa
amaran dan peringatan. Agar manusia berwaspada terhadap
penyakit dengan bertindak menjaga dan menguruskan hatinya
dengan baik. Sifat-sifat hasad, dengki, irihati, tamak dan
haloba. Jangan sekali-kali diambil sebagai hiasan kehidupan.
Sebaliknya beruntunglah manusia. Jika ianya berjaya
menyuci hatinya dan menjauhkan hati dari berpenyakit di
hakikat:

Qad aflahaman zakkaaha. Waqadkhaabaman


dassaaha.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan
(jiwanya). Dan rugilah bagi mereka yang mengotorinya.
Surah:91: Asy Syams:9-10

Catitan: (Surah:91: Asy Syams:9-10)

Al Fathun Nawa Jilid 1 642


Malam Muka Tiga 643

Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa hati adalah punca
yang akan meletakkan seseorang di rupa rugi
atau beruntung. Di makna hati adalah sumber
bagi manusia memperniagakan dirinya dengan
Tuhannya. Lalu jika perniagaannya berjaya
mengarcakan kesucian hatinya. Maka
beruntunglah manusia itu (Di maqam: Izaa jaa
a rabbahuu biqalbin saliim - Surah:37: As
Shaaffaat:83-84). Sebaliknya jika urusan
perniagaannya gagal menyucikan hatinya.
Maka rugilah manusia tersebut (Di kedudukan:
Kallaa bal raana alaa quluubihim
maakaanuu yaksibuun - Surah:83: Al
Muthaffifiin:14-15).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip kaitan istilah ayat:
Yaumalaa yanfau maalun walaa banuun.
Illaa man atallaaha biqalbin saliim. (Pada
hari yang tidak bermunafaat harta benda dan
anak pinak. Kecuali orang yang datang ke
hadhrat Allah dengan hati yang suci.
(Surah:26: Asy Syuaarak:88-89).
Di hakikat harta dan anak tidak boleh
ditentukan secara mutlak keuntungan
pelaburannya di mata akhirat. Di suasana, jika
harta dilabur dengan baik. Maka keuntungan
pasti terzahir. Sebaliknya jika harta
disalahgunakan. Maka pasti harta itu menjadi
umpan api keseksaan (Di maqam: Walaa
tulquu bi aidiikum ilattahlukati wa ahsinuu -
Surah:2: Al Baqarah:195). Begitulah dengan
anak pinak. Meskipun ramai ianya tidak
tergunapakai. Jika tidak terlahir anak-anak yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


644 Malam Muka Tiga

Perbincangan Ringkas
soleh menfatihahkan ibu bapanya. (Di maqam:
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
...Dari muka surat: 639 Anisykurlii waliwaa lidaikaa - Surah:31:
Luqman:14).
Soalan: Apakah perubahan
perangai dan perlakuan yang akan Namun demikian manusia masih diberi
berlaku apabila seorang murid tarikat peluang di hakikat hati yang bersih yang
itu mengamalkan zikir: Laa ilaaha
illallah yang dipetuakan oleh dihasilkan oleh diri sendiri tetap berupaya
Mursyidnya? menjaminkan dirinya bersifat ceria ketika
Perubahan berlaku pada menghadap ke hadhrat Tuhan di hari
dirinya. Sifat positif mula tertumbuh
kebangkitan di keceriaan qalbissaliim (Di
dengan terzahirnya ciri-ciri sifat
mahmudah. Di samping sifat-sifat maqam: Izaa jaa a rabbahuu biqalbin saliim -
negatif yang berupa sifat-sifat
Surah:37: As Shaaffaat:83-84).
mazmumah mula mengendur dengan
karat ussu mulai tertanggal pada Di tahap tubuh dijemput oleh
bahagian pintu hatinya (Lub). Tuhannya di taraf nafsu Mutmainnah (Di
Sesungguhnya antara sifat-
sifat mahmudah yang tertumbuh maqam: Yaa ayyatuhannafsul mutmainnah.
ketika itu adalah seperti berikut: Irjiii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyyah -
Satu: Tertumbuh perasaan Surah:89: Al Fajr:27-28). Di wajah
ingin bertuhan. Tertumbuhnya kegembiraan. (Di maqam: Wujuuhun yauma
perasaan mula terasa adanya Tuhan
serta tertumbuhnya perasaan izin naadhirah. Ilaa rabbihaa naazirah
terwujudnya kebesaran Tuhan yang
Surah:75: Al Qiyaamah:22-23).
boleh dimunafaatkan oleh diri dan
menolong diri di wajah manusia yang Ketiga: Ayat ini secara jelas
bertuhan. Tidak seumpama perasaan menerangkan prinsip kenapa hati perlu di
sebelumnya di kedudukan diri
bertuhan tetapi semacam tidak sucikan. Maka kepentingannya dapatlah
bertuhan. disimpulkan kepada tiga (3):
Sesungguhnya perubahan
perasaan ini berlaku apabila kesan Satu: Hati perlu disucikan bagi
asuhan diri dan kemujaraban erti dan
membolehkan akal tertumbuh pada diri
makna zikir: Laa ilaaha illallah mula
meresap masuk ke lubuk hatinya di seseorang. Di hakikat akal sahajalah yang
maqam perubahan yang bukan berkeupayaan menjadi alat untuk menerima
dibuat-buat tetapi terjadi dengan
sendirinya. ilham dari Tuihan. Ilham yang mencetuskan
idea, jalan dan petunjuk bagi mempermudahkan
Dua: Tertumbuhnya
perasaan kesal terhadap kejahatan manusia dalam melahir dan melaksanakan
dan kezaliman yang dilakukan oleh urusan kehidupan. (Di maqam: Fa alhamahaa
diri terhadap dirinya sendiri
(Surah:23: Al Mukminuun:40). Di fujuurahaa wataqwaahaa Surah:91: Asy
hakikat mata sendiri dapat melihat
Syams:7-10).
dan menilai perbuatan yang lalu.
Kesalan dan penyesalan di atas Dua: Hati perlu disucikan bagi
kejahilannya tertumbuh dengan tekad melahirkan keadaan memudahkan seseorang
untuk bertaubat (Surah:16: An
Nahl:119) dan tidak akan manusia nampak. Terutama terhadap sesuatu
melakukannya lagi buat selama- yang terselindung dan tersirat di wajah rupa
lamanya (Surah:24: An Nur:17).
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 644


Malam Muka Tiga 645

Perbincangan Ringkas furqan yang terdapat pada satu-satu kejadian


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Tuhannya atau menampakkan pengetahuan
...Sambungan.
baharu yang dihadhirkan kepadanya. Di hakikat
(Nafsu Ammarah) butanya seseorang manusia itu bukan pada

Di samping di masa yang mata zahirnya tetapi pada mata hatinya (Di
sama tertumbuhnya pada diri hasrat maqam: Fa innahaa laa tamal abshaaru
untuk memperbaiki diri sendiri. Di
wajah pengaslihan kepada dirinya walaakin tamal quluubullatii fisshuduur
(Surah:16:An Nahl:119). Surah:22: Al Hajji:46).

Sementara itu, wahai anak Tiga: Hati perlu disucikan. Lantaran


cucu di antara sifat-sifat mazmumah manusia hanya akan berpeluang menemui dan
yang mula terhakis pada diri
seseorang di peringkat ini selepas melihat wajah Tuhannya (Di maqam:
dirinya menjalani amalan zikir: Laa Wujuuhun yauma izin naadhiratun ilaa
ilaaha illallah adalah seperti berikut:
Satu: Di peringkat ini, sifat rabbihaa naazirah -Surah:75: Al qiyaamah:22-
Lagha (lupa dan lalai) mula terhakis 23). Jika hatinya suci.
pada diri (Surah:23: Al Mukminuun:3).
Dirinya mulai cuba secara Di hakikat hati yang kotor lagi berkarat
bersungguh-sungguh mengasuh diri akan menghapuskan peluang manusia untuk
sendiri agar mengingati Allah. Di
suasana hatinya mula ingin bertemu dan melihat wajah Tuhannya di hari
berdamping dengan Allah. Di kebangkitan. (Di maqam: Kallaa bal raana
samping di ketika itu hatinya mula
terasa pada setiap perbuatan dirinya alaaquluu bihim maakaanuu yaksibuun.
akan dilihat oleh Allah (Surah:99: Al Kallaa innahum anrabbihim yaumaizin
Zilzaal:7-8) di suasana Allah
menjadikannya bukan sekali-kali lamahjuubuun Surah:83: Al Mutaffifiin:14-15).
percuma (Surah:23: Al Mukminuun: Fikir-fikirlah.
115). Malah dirinya akan dihitung
kebaktiannya.
Dua: Di peringkat ini sifat: Penerokaan Teori Al Quran.
Arra aahustaghna (Melihat dirinya
lebih) mula terhilang pada diri. Sikap (Surah:91: Asy Syams:9-10)
takabbur mula terhakis. Sifat Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
kebesaran Tuhan mula terlihat.
Dengan dirinya sentiasa ingin of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
beristighfar kepada Tuhannya agar Quran di bidang Sains Pendidikan yang
kelalaian dan keangkuhan diri dahulu
dapat diampun dan dihapuskan berbunyi:
(Surah:24 :An Nur:17). Kesuburan pertumbuhan akal dan fikiran
Di samping itu pada ketika
ini dirinya mula tersedar, bahawa bagi seseorang manusia bergantung terus
darjat yang dimilikinya dahulu bukan kepada tahap kesucian hati dan mutu
kerana kebolehannya. Tetapi
kurniaan Allah kepadanya (Surah:42: permakanannya.
Asy Syuraa:27). Bincang-bincanglah. (Di sudut makanan dan
Bersambung di m.s:652
permakanan - Surah:2: Al Baqarah:57)

Di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


646 Malam Muka Tiga

Qad aflahaman tazakka. Wazakarasma rabbihii fasollaa.


Sesungguhnya bertuahlah mereka yang menyuci
hatinya. Dan menyebut nama Tuhannya lalu
menunaikan solat.
Surah:87: Al Alaa:14-15

Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:87: Al Alaa:14-15)
(Surah:87:Al Alaa:14-15).
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
yang mengisyaratkan bahawa zikrillah
tiga (3) perkara:
dan solat adalah dua (2) sabun untuk
menyuci hati. Di hakikat mengetahui Pertama: Ayat ini secara terang
hukum dan mengamalkan hukum
memperjelaskan konsep kaitan di antara
tidak akan berupaya untuk menyuci
hati manusia. menyuci hati dan menyebut nama Tuhan
Justeru itu soal menegakkan
(berzikir). Di hakikat hati dan perangai manusia
hukum menerusi kaedah ilmu Fiqah
dan menyuci hati menerusi kaedah akan mudah ditangani. Jika langkah menyuci
ilmu Tarikat hendaklah dibuat
dan menggalakkan hati disucikan
serentak di dalam hidup dengan
penekanan yang setara. diketengahkan sebagai amalan harian
Kedudukan di atas benar-
seseorang manusia (Di maqam: Qad
benar terdesak lantaran kesedaran
bahawa hukum dan peraturan hanya aflahaman zakkaaha. Waqad khaabaman
berupaya mendidik dan mencegah
dassaahaa - Surah:91: Asy Syams:7-10).
perangai negatif manusia di tahap:
Wa ammaaman khaaf amaqaama Kedua: Ayat ini secara terang
rabbihii wanahannafsa anilhawa.
memperjelaskan bahawa bekalan yang boleh
(Surah:79: An Naaziaat:40) tetapi
gagal untuk mendidik dan menyuci menolong dan menjadi penolong kepada
hati dan jiwa di tahap iman menjadi
seseorang itu di hari kebangkitan adalah hati
perhiasan hati. Benci kepada
kekafiran, kefasikan dan yang suci di taraf Qalbissalim. (Di maqam:
penderhakaan kepada Tuhan.
Yauma laa yanfau maalun walaa banuun
(Surah:49: Al Hujuraat:7) di taraf:
Qalbissalim yang boleh membawa illaa man atallaaha biqalbin saliim - Surah:26:
seseorang itu berwajah seorang
Asy Syuarak:88-91).
hamba yang diakui Tuhan pada
nafsunya di tahap darjat Nafsu Ketiga: Ayat ini secara terang
Mutmainnah. (Surah:89: Al Fajr:27-
memperjelaskan konsep bahawa bila hati suci
30). Kaji-kajilah.
akan timbullah sikap ingin mengingati Tuhan

Al Fathun Nawa Jilid 1 646


Malam Muka Tiga 647

dan ingin mengerjakan solat di kedudukan


hatinya di taraf: Wazakarasma rabbihii
fashallaa (Menyebut nama Tuhannya. Lalu
bersolat). Lantaran ketika itu telah terzahir
padanya perasaan ingin menundukkan
mukanya kepada kebesaran Tuhannya (Di
maqam: Waman yuslim wajhahuu ilallaahi
wahuwa muhsinun faqadistamsaka
bilurwatil wuthqaa Surah:31: Luqman:22).
Fikir-fikirlah.

Di wajah melangkah dan menceriakan diri di hakikat


ingat kepada nasihat dan petua Tuhan:

Wa ammaa man khaafa maqaama rabbihii wanahan


nafsa anilhawaa.
Ada pun orang takut kepada kebesaran Tuhannya.
Maka ianya akan menahan dirinya dari hawa nafsunya.
Surah:79: An Naaziaat:40

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:79: Al Naaziaat:40)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah 79: An Naaziaat : 40)
idea). Ayat ini menjelaskan konsep pada dua
Menerangkan ruhul maani (2) perkara:
istilah: Takut pada maqam: Khaafa di
tahap Khaafa maqaama rabbihii. Di Pertama: Ayat ini secara jelas
mana manusia di maqam ini takutnya menerangkan konsep istilah: Khaafa maqaama
kepada Tuhan masih di kedudukan
buat-buat. Di suasana hatinya masih rabbihii (Takut di maqam tahunya erti dan
ingin melakukan perbuatan nafsunya. makna Tuhan - Rab dan tahunya erti dan

Sebelah. makna ketuhanan) di wajah iaNya Maha


Mendengar dan Maha Hampir (muhit) yang
akan menumbuhkan kesedaran mendalam di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


648 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah
dalam erti Tuhan dan bertuhan. (Di maqam:
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 79: An Naaziaat: 40) Walaakin nallaaha habbaba ilaikumul
....Sambungan.
iimaana wazayyanahuu fii quluubikum
Di hakikat hatinya di waktu wakarraha ilaikumul kufra walfusuuqa wal
ini belum lagi berupaya bertindak
isyaan - Surah:49: Al Hujuraat:7)
sendiri dengan melahirkan daya
kebencian kepada kekufuran, Kedua: Ayat ini secara jelas
kefasikan dan kedurhakaan kepada
menerangkan maqam (titik-capai) tertumbuhnya
Tuhannya seperti yang boleh
dilakukan oleh hati mereka yang telah keupayaan seseorang manusia itu untuk
suci di maqam: Qalbissalim
mencegahkan dirinya dari melakukan kejahatan
(Surah:49: Al Hujuraat:7) yang
berjaya mengamalkan istilah takut apabila hatinya sendiri mengerti akan erti Tuhan
kepada Tuhannya di wajah istilah
dan bertuhan pada maqam ketuhanan yang
takut pada tahap: Khasyia. Di
maqam: Khasyia rabbah. (Surah:98: hakiki. (Di maqam: Qul innii akhaafu in
Al Bayyinah:8). Kaji-kajilah.
ashaitu rabbii azaaba yaumin aziim Surah
39: Az Zumar:11-14). Maka fikir-fikirlah.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 11

Wa izaa qiilalahum laatufsidu fil ardhi Qaaluu innamaa nahnu


muslihuun - (Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah
kamu buat kerosakan di muka bumi. Jawabnya mereka:
Sesungguhnya kami berbuat kebaikan - Al Baqarah:11).
Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah
ayat: Wa izaa qiilalahum laa tufsidu fil ardhi - (Dan apabila
dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu buat kerosakan di
muka bumi) ?

Al Fathun Nawa Jilid 1 648


Malam Muka Tiga 649

Jawab: Ianya adalah satu kenyataan Tuhan


memberitahu manusia, di mana terwujudnya sifat dan sikap
seseorang atau kumpulan manusia yang suka menzahirkan
kerosakan di muka bumi di dalam suasana dirinya merasai
perbuatannya itu adalah satu kebaikan yang tidak dilihat
olehnya sebagai satu kerja kejahatan. Sesungguhnya
kumpulan ini bolehlah dipecahkan kepada dua (2) kenyataan:
Pertama: Satu kenyataan yang mendedahkan adanya
terdapat manusia yang mendapat kepuasan melalui kejahatan,
apabila ianya dapat melakukan kerosakan dan kejahatan. Bagi
mereka kerja-kerja kejahatan dan kerosakan yang dibuatnya
dilihat bagai gambaran hiburan yang boleh menghasil taraf
dominasi, kelebihan dan kepuasan kepada diri sendiri.
(Surah:17: Al Israak:11).
Dirinya akan dipuji dan dipuja oleh kalangan orang-
orang jahat dengan disifatkannya sebagai orang lebih, orang
hebat dan orang yang ternama terutama ketika dirinya berjaya
menzahirkan satu-satu kerja jahat yang jarang dapat dilakukan
oleh kalangan orang-orang jahat yang lain. Di hakikat dirinya
sakit jiwa tanpa disedari olehnya. Malah perbuatannya itu
dilihatnya sebagai satu perbuatan baik. (Surah:18: Al
Kahfi:103-104). Lantaran terlindungnya mata hatinya dalam
melihat erti kejahatan. Dengan dirinya terus melakukan
kejahatan tanpa tertumbuh pada hatinya untuk melarang diri
sendiri atau golongannya dari terus melakukannya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


650 Malam Muka Tiga

Kaanu laa yatanaahauna an munkarin fa aluuhu labisa


maakaanuu yaf aluun.
Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan
mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat
buruklah apa yang mereka perbuatkan itu.
Surah:5: Al Maidah:79

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:5: Al Maidah:79)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:5: Maidah:79). Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Menerangkan isyarat ruhul
maani kepada satu kenyataan Ayat ini memperjelaskan konsep sikap
tentang liatnya manusia untuk bersifat individu dan masyarakat dalam melihat
sensitif terhadap kemungkaran dan
kejahatan. Kedudukan ini berlaku kemungkaran yang berlaku di sekeliling mata.
kerana tiga (3) sebab: Di mana sikap hendaklah diperbetulkan kepada

Satu: Bila diri dan anggota tiga (3) perkara:


masyarakat dapat menerima Pertama: Ayat ini secara jelas
kedudukan bahawa kejahatan dan
kemungkaran yang dilakukan oleh menerangkan bahawa mata dan persepsi
seseorang tetap bersifat hal peribadi masyarakat hendaklah menerima hakikat
yang tidak perlu diganggu gugat oleh
orang lain serta dapat diterima bahawa dalam soal mencegah maksiat dan
sebagai perkara biasa. kejahatan. Sikap menegur, menghalang dan

Dua: Bila diri dan anggota menasihati bukan sekali-kali boleh disifatkan
masyarakat tidak dapat membezakan sebagai sikap menjaga tepi kain orang (Di
di antara warna kejahatan dengan
warna kebaikan. Di hakikat mata maqam: Walaulaa iz samitumuuhu Qultum
masyarakat menjadi buta terhadap maa yakuunu lanaa anna takallama bihaaza
kejahatan di wajah manusia colour
blind. (Surah:18: Al Kahfi:103-104). Di subhaanaka haazza buhtaanun aziim -
suasana kejahatan lebih indah dari Surah:24: An Nur:15-17).
rupa kebaikan. (Surah:5: Al Maidah:
100). Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa sikap mencegah maksiat
Sebelah.
dan kejahatan adalah satu kewajipan yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 650


Malam Muka Tiga 651

Dhabit Istilah seharusnya dipikul oleh individu dan


Menerangkan Ruhul Maani masyarakat di sifat fardhu kifayah yang tidak
(Surah: 5: Al Maidah:79)
...Sambungan. boleh dipersendakan (Di maqam: Kuntum
khaira ummatin ukhrijat linnaasi tamuruuna
Tiga: Bila diri dan anggota
masyarakat merasai penguatkuasaan bil maruufi watanhauna anil munkar -
hukum dan peraturan tidak memberi Surah: 3: Ali Imran:110).
kesan terhadap kejahatan yang
berlaku. Terutama di kala kerja-kerja Ketiga: Ayat ini secara jelas
kejahatan itu dilakukan oleh pihak- menerangkan bahawa setiap manusia
pihak yang berpengaruh di dalam
masyarakat. (Surah:27: An Naml:48). sepatutnya memperingatkan diri masing-masing
Apatah masyarakat jua bahawa seburuk-buruk perangai manusia di sisi
bergantung hidup dengan impak
kejahatan yang menular di dalam Tuhannya adalah manusia yang rela dan
masyarakatnya. (Surah:2: Al membiarkan maksiat berlaku di hadapan
Baqarah:11-12). Di hakikat
seumpama kehadiran kejahatan matanya. Fikir-fikirlah di hakikat sikap
sebegitu, bagai restu yang di doakan mencegah, melarang dan menasihati manusia
(Surah:17: Al Israak:11).
Kaji-kajilah. dari melakukan kejahatan adalah satu sikap
baik yang seharusnya dipuji.

Kedua: Satu kenyataan yang mendedahkan


terwujudnya manusia yang mendapat kepuasan melalui kerja-
kerja kejahatan. Apabila dirinya dapat melakukan satu-satu
kerja kejahatan dan kerosakan dengan dirinya mendapat
keuntungan besar lagi berganda. Di wajah diri dilihat orang
sebagai seorang yang pintar lagi cerdik. Di wajah perlakuan
kejahatan yang bersifat halal di sisi undang-undang dan
bersifatkan jauh dari bersalah oleh mahkamah. Apatah orang
ramai yang tahu dirinya jahat. Tidak pula boleh
mempertikaikan kejahatannya. Lantaran kejahatannya
berundang-undang. Satu kejahatan berseni yang berasaskan
keizinan undang-undang dengan bermohon dan berpakat
tanpa dirinya melihat akibat kerosakan kepada negeri dan
masyarakat.
Bagai di rupa Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


652 Malam Muka Tiga

Wayadul insaanu bissyarriddua ahuu bilkhairi


Wakaanal insaanu ajuulaa.
Manusia itu suka meminta kejahatan sebagaimana
ianya suka meminta kebaikan. Demikian manusia mahu
segala-galanya cepat.
Surah:17: Al Israak:11

Catitan: (Surah:17: Al Israak:11)


Perbincangan Ringkas
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
...Dari muka surat: 645.
idea):
Tidak seumpama dahulu di Ayat ini secara jelas memperjelaskan
mana dirinya ketika itu merasai
konsep terwujudnya sikap manusia yang
bahawa pada setiap kejayaan yang
diperolehinya adalah kerana gelojoh dalam mencari kesenangan sehingga
kepandaian dan titik peluhnya tanpa
sanggup bersikap menghalalkan cara asalkan
Tuhan dikaitkannya. (Surah:Asy
Syuraa:27). Di sebaliknya kini dirinya cita-citanya tercapai meskipun ianya terpaksa
mulai tahu erti hidup itu bagai hujan
melakukan kejahatan dan kemungkaran. Satu
(Surah:18: Al Kahfi:45) yang boleh
diturunkan dan dikeringkan oleh sikap yang perlu diwaspadakan oleh manusia
Tuhan yang Maha Perkasa. Satu
agar ianya tidak tertumbuh di dalam kehidupan.
kesedaran positif yang perlu dialu-
alukan. Maka fikir-fikirlah di hakikat

Tiga: Di peringkat ini. Sifat: kesenangan bukan seharusnya diarcakan di


Assyar ridduaa ahuu bilkhairi (Suka rupa dunia semata-mata tetapi lihatlah jua di
meminta kejahatan bagai diri suka
sudut kehidupan selepas mati di wajah seorang
meminta kebaikan Surah:17: Al
Israak:11) mula berkurangan pada yang cintakan kesucian dan ketenangan.
jiwanya. Di mana ketika ini dirinya
mula mengenal rupa barang yang
disuruh dan barang yang ditegah oleh Penerokaan Teori Al Quran.
Tuhannya. Dengan jiwanya ingin
(Surah:17: Al Israak: 11)
kepada kebaikan dan mula mencari
jalan dan kaedah untuk mendapat Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
keredhaan Tuhan (Surah:29: Al
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Ankabuut:69). Maka untuk keterangan
lanjut. Sila tanya para mursyid Tarikat Quran di bidang Sains Kemasyarakatan yang
adanya.
berbunyi:
Bersambung di m.s: 654.

Al Fathun Nawa Jilid 1 652


Malam Muka Tiga 653

Bila terwujudnya satu-satu peluang rupa


kepentingan kebaikan dizahirkan oleh satu-
satu pihak. Maka tentu akan terlahirlah di
pihak lain yang berkepentingan mengambil
kesempatan melakukan satu-satu perbuatan
keji secara Moral Hazard dengan niat untuk
mendapat kepentingannya secara segera.
Bincang-bincangkan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: - Qaa luu innamaa nahnu muslihuun - (Sesungguhnya
kami berbuat kebaikan)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan Tuhan, tentang
terwujudnya satu penyakit pada hati manusia yang
kemudiannya digambarkan oleh perlakuannya, apabila dirinya
melakukan sesuatu kerja kejahatan dan kerosakan. Malah di
suasana ini dirinya tidak terasai kerja-kerja yang dilakukannya
itu adalah satu kejahatan dan kerosakan. Dirinya ketika ini
tidak ubah bagai rupa sebatang jari mati yang terhilang panas
di sentuhan bara. Satu penyakit yang paling kronik. Malah
teramat payah untuk diubati di kala ianya telah bersifat bagai
mata celik bersifat buta di bayangan terlindungnya Tuhan
disebalik nafsu diletakkan di hadapan di hakikat:

Araaita manittakhaza ilaahahu hawaahu.


Adakah engkau lihat, orang yang mengambil nafsunya
menjadi Tuhan?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


654 Malam Muka Tiga

Surah:25: Al Furqan:43

Catitan: (Surah:25: Al Furqan:43)


Perbincangan Ringkas.
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
... Dari muka surat: 652 idea). Ayat ini secara jelas mendedahkan
(Nafsu Lawwaamah) konsep terwujudnya manusia bertuhankan
nafsu. Lantaran tiga (3) kedudukan.
Soalan: Apakah yang
dimaksudkan dengan Nafsu Pertama: Terlahirnya manusia
Lawwaamah? menjadikan nafsunya sebagai penjaga (Rab)
Nafsu Lawwaamah adalah
satu martabat nafsu yang kedua mutlak kepada dirinya. Di mana nafsu
paling rendah mutunya di sisi Allah ammarahnya telah diberi kuasa olehnya untuk
s.w.t. Lantaran ianya sentiasa
menunjukkan sikap mendorong diri menjajah dan menguasai dirinya (Surah:12:
dan hati manusia dengan sikap was- Yusuf:53).
was (Surah:50: Qaaf:16) yang
menyebabkan manusia tidak Kedua: Terlahirnya manusia yang
berpendirian. (Surah:75: Al melupai bahawa nafsu ammarah adalah satu
Qiyaamah:2). Satu taraf nafsu yang
kedua kotor selepas Nafsu Ammarah. nafsu yang akan membawa manusia ke arah
Satu nafsu yang tetap dijajah kejahatan lantaran ianya dikuasai oleh syaitan.
sepenuhnya oleh iblis dan syaitan.
(Surah:2: Al Baqarah:169).
Soalan: Apakah rupa sikap Ketiga: Terlahirnya manusia yang
dan perangai yang sering ditunjukkan
oleh seseorang apabila dirinya merasai bahawa nafsu jahatnya boleh dijadikan
dikuasai oleh Nafsu Lawwaamah tool untuk menghasilkan kepuasan. Di hakikat
yang boleh dijadikan garis panduan
untuk diri mengenal diri sendiri? dirinya terlupa akan dirinya semacam disorok
hantu di rupa telor semut dilihatnya nasi dan
Sesungguhnya perlakuan
orang Lawwaamah itu bolehlah katak kering dilihatnya ayam panggang. (Di
dikenali pada dua (2) sikap utama maqam: Wallaziina kafaruu amaaluhum
perangai dan perlakuannya:
kasaraabin biqiiatin yahsabuhuzzam aanu
Bersambung di m.s: 658 maa an hattaa izaa jaa ahuu lam yajidhu
syaiaa. - Surah:24: An Nur:39) Fikir-fikirlah.

Lantaran itu ingatlah. Jika satu-satu kebenaran itu


berpaksikan nafsu. Maka jawabnya jahanamlah diri,
masyarakat dan negara.
Bagai Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 654


Malam Muka Tiga 655

Walawittabaal haqqu ahwaa ahum lafasadatis


samaawaatu wal ardhu waman fiihinna. Bal
aatainaahum bizikrihim fahum an zikrihim muridhuun.
Andaikata kebenaran itu berpaksikan (menurut) hawa
nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi dan
semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah
mendatangkan kepada mereka peringatan (Al Quran)
tetapi mereka berpaling dari bentangan peringatan itu.
Surah:23:Al Mukminuun:71
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani.
(Surah 23: Al Mukminuun:71) Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun: 71)
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada tiga (3) perkara: idea):

Satu: Menerangkan hakikat. Ayat ini secara jelas menerangkan


Jika satu-satu kebenaran ditolak konsep kepada tiga (3) perkara.
setelah ianya dibuktikan. Maka
Pertama: Kebenaran bukan sekali-
penolakan yang dibuat wajib
berlandaskan nafsu. Dan nafsu yang kalinya nafsu. Jika kebenaran itu nafsu. Maka
paling jahat adalah terlahir dari
cendekiawan jahat yang bersifat: Al ianya bukan kebenaran.
ulama ussuu (Ulamak jahat). Kedua: Jika satu-satu kebenaran yang

Dua: Menerangkan hakikat dikatakan kebenaran dan diterima sebagai


bahawa kebenaran hakiki tidak sekali- kebenaran tetapi ianya tetap jua bertunjangkan
kali berlandaskan kepada
pemahaman puak dan pegangan nafsu. Maka hancurlah negeri, hancurlah
puak. Lalu jika kebenaran masyarakat dan hancurlah langit dan bumi.
berlandaskan kepada pegangan
Ketiga: Ingatlah anak cucu. Al Quran
puak. Maka kebenaran akan
berwajah kebenaran berkepentingan adalah racun kepada kejahatan dan nafsu serta
yang berpaksi nafsu.
Sebelah. penawar kepada penyakit hati. Fikir-fikirlah di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


656 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah hakikat syaitan itu di mana-mana di rupa jin dan


Menerangkan Ruhul Maani manusia. Maka sesiapa yang menghampiri Al
(Surah:23: Al Mukminuun:71)
....Sambungan. Quran. Allah akan menjauhkannya dari syaitan.
Sebaliknya barang siapa yang membutakan
Tiga: Menerangkan hakikat
bahawa kebenaran hanya terwujud dirinya dengan Al Quran. Maka syaitan akan
dari Al Quran. Di hakikat menghiasi hidupnya. (Di maqam: Waman
menggunakan asas pendapat puak
dan kepentingan puak dengan yasyuu anzikrirrahmaani nuqayyidh lahuu
mengambil sumber yang lain dari syaitaanan fahuwa lahuu qariin Surah:43:
kebenaran yang dibentangkan dan
diperingatkan oleh Al Quran akan Az Zukhruf:36).
menjahanamkan masyarakat,
Justeru itu pendapat yang
mengatakan: Perselisihan pendapat Penerokaan Teori Al Quran.
di kalangan ulamak adalah rahmat (Surah:23: Al Mukminuun: 71)
hendaklah dikaji semula. Lantaran
darinya telah banyak menghasilkan Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
perpecahan dan pertelagahan di of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
kalangan umat dunia. Justeru
kepentingan puak dan pegangan Quran di bidang Sains Kemasyarakatan Dan
puak diletakkan di hadapan dengan Pendidikan yang berbunyi:
mengambil barang asing dari Al
Quran sebagai sandaran terhadap Jika satu-satu kebenaran berteraskan nafsu
bukti kebenaran. Kaji-kajilah. jahat. Maka jahanamlah langit dan bumi.
Bincang-bincangkan.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 12

Alaa innahum humul mufsiduuna walaakin laa yasy uruun -


Sesungguhnya mereka itu berbuat kerosakan tetapi mereka
tidak sedar - Al Baqarah:12).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh ayat: Alaa


innahum humul mufsiduuna walaakin laa yasy uruun -
(Sesungguhnya mereka itu berbuat kerosakan tetapi mereka
tidak sedar - Al Baqarah:12)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 656


Malam Muka Tiga 657

Jawab: Ianya adalah satu kenyataan bahawasanya


seseorang yang melakukan kejahatan dan kerosakan di
suasana dirinya tidak ternampak ianya adalah satu kejahatan,
tetap akan menerima kejian dan laknat dari Tuhannya.
Lantaran pekerjaan yang dilakunya bukan berlaku dalam
keadaan mabuk atau gila. Tetapi kebanyakannya dilakukan
dalam suasana untuk mencapai satu matlamat baik baginya
dengan diri merosak dan menjahanamkan harta dan
kepentingan orang lain. Satu kenyataan sikap manusia yang
bersifat selfish. Manusia yang buta dalam celik. Malah
terlindung matanya untuk melihat yang Tuhannya sentiasa
mengawasi perbuatannya di natijah hukum karma akan
menjenguk kehidupannya.
Lantaran itu ingatkanlah kepada diri sendiri, agar diri
tidak terbuta dalam melihat dan menilai di antara yang buruk
dan yang baik. Sesungguhnya ketahuilah bahawa seburuk-
buruk manusia adalah manusia yang dijajah oleh nafsunya
serta menolak pula nasihat-nasihat yang dikemukakan
kepadanya.
Bagai Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


658 Malam Muka Tiga

Fa illam yastajiibuu laka falam annamaa yattabiuuna


ahwaa ahum waman adhallu mimmanittabaa hawaahu
bighairi hudam minallaahi. Innallaaha laa yahdil qaumaz
zaalimiin.
Maka jika mereka tidak menyahut (seruan nasihat).
Ketahuilah bahawa sesungguhnya mereka hanyalah
mengikuti hawa nafsu mereka dan siapakah yang lebih
sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya
dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.
Surah:28: Al Qashash:50

Perbincangan Ringkas.
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Catitan: (Surah:28: Al Qashash: 50)
... Dari muka surat: 654.
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Nafsu Lawwamah) idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
(i): Dirinya ketika ini masih dua (2) perkara:
berminat melakukan kejahatan Pertama: Ayat ini secara jelas
dengan melihat kejahatan adalah
suatu kebaikan yang perlu di menerangkan konsep bahawa nafsu akan
lakukannya (Surah:17:Al Israak:11). membuta mata manusia dan menulikan telinga.
Dan segala-galanya ini dilakukan
demi memuaskan kehendak hatinya Lantaran kekerasan hati yang timbul dalam
dan penjajahnya. Yakni Iblis dan gelora perasaan membuat diri benci terhadap
syaitan. (Surah:2: Al Baqarah:11)
dengan menimbulkan sikap was-was suara yang berhasrat untuk meredakan gelora
yang dicela oleh Allah Taala. yang berlaku serta mengalih perasaan yang
(ii): Dirinya ketika ini benar- ada ke satu posisi yang lebih tenang lagi
benar menebal dengan sifat-sifat relevan. Sesungguhnya suara-suara seumpama
was-was di wajah pendirian orang
yang penuh dengan sifat keraguan ke ini adalah berwajah nasihat (Surah:87: Al
atas sebarang maklumat Alaa:9). Lalu jika nasihat tidak digunapakai
pembaharuan (furqan) yang disampai
kepadanya (Surah:24: An Nur:50). sesudah dinasihat. Maka ketahuilah bahawa
Sikap suka mempertikaikan orang yang enggan menerima nasihat tersebut
satu maklumat pembaharuan sering
ditunjukkan oleh dirinya (Surah:78: An sedang berada di alam penjajahan nafsu yang
Naba:1-5). akan membahanakan dirinya.
Bersambung di m.s: 679

Al Fathun Nawa Jilid 1 658


Malam Muka Tiga 659

Kedua: Ayat ini secara jelas


menerangkan konsep bahawa mengarcakan
nafsu di dalam kehidupan adalah satu
kezaliman dan menghadirkan nafsu dalam
perlakuan harian adalah satu kesesatan.
Lantaran nafsu Ammarah akan membawa
manusia ke lembah kejahatan (Surah:12:
Yusuf:53). Di suasana petunjuk Tuhan pula
terhalang. Fikir-fikirlah.

Dan diperingatkanNya lagi:

Am najalullaziina aamanuu waamilussaalihaati


kalmufsidiina fill ardhi am najalul muttaqiina kalfujjar.
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang soleh sama dengan orang-
orang yang berbuat kerosakan di muka bumi? Patutkah
(pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa
sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?
Surah:38: Shaad:28

Catitan: (Surah:38: Shaad: 28)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah).
Ayat ini secara jelas mengasuh
manusia agar memerhati dan tahu membeza di
antara manusia jahat dengan manusia baik.
Tahu membeza di antara manusia pengaslih

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


660 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani. dengan manusia pengkhianat dan tahu
(Surah:38: Shaad:28) membeza di antara orang taqwa dengan orang

Menerangkan isyarat ruhul fasik. Asuhan sebegini adalah teramat penting.


maani ayat pada menyatakan hakikat Lantaran mata boleh dikelirukan dengan
terwujudnya manusia dan sifat
manusia yang tidak berjaya pengaruh dan kepentingan. Manakala telinga
mengasuh dirinya untuk mengenal boleh dipengaruhi oleh kelunakan suara dan
barang yang mudah dan
membezakan barang mudah ajakan sehingga tubuh terpaut-akur dengan
sehingga memaksa Allah Taala kata.
memperkatakan barang yang mudah
yang sepatutnya telah lama Maka fikir-fikirlah di hakikat
dimaklumkan oleh manusia sendiri. menghitung dan menilai buruk dan baik
Satu kelemahan besar manusia yang
perlu dilihat. Sesungguhnya terhadap diri sendiri ketika melakukan satu-satu
kedudukan sebegini berlaku lantaran pekerjaan jarang diamalkan oleh manusia.
manusia celek snggup berhakikatkan
buta. Manusia mendengar sanggup Maka justeru itu tidak peliklah, jika banyak
berhakikatkan tuli dengan hatinya tengadah menghampiri manusia di kala
tertutup tidak memerhati. (Surah:7: Al
Araaf:179). Kaji-kajilah. keterlanjuran laku berlaku pada diri.
.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 13

Wa izaa qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaasu Qaaluu


anuminu kamaa amanassufahaak. Alaa innahum
humussufahaau walaakin laa yalamuun - (Apabila dikatakan
kepada mereka: Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang
lain beriman. Lalu mereka berkata: Adakah kami akan beriman
sebagaimana berimannya orang-orang bodoh. Maka ingatlah:
Sesungguhnya mereka itulah yang bodoh tetapi mereka tidak
mengetahui kebodohannya - Al Baqarah:13)

Al Fathun Nawa Jilid 1 660


Malam Muka Tiga 661

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh kalimah ayat:


Wa izaa qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaasu - (Apabila
dikatakan kepada mereka: Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang lain beriman)?
Jawab: Ianya satu kenyataan seruan dari Allah Taala,
agar manusia bergerak ke arah pembaharuan (furqan) di
hakikat terwajahnya rupa suasana seperti dibayangkan
FirmanNya :

Izaa jaaa nasrullaahi walfathu. Waraaitannaasa


yadkhuluuna fii diinillahi afwaajaa. Fasabbih bihamdi
rabbika wastaghfirhu. Innahuu kaana tawwaabaa.
Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan
(Terbukanya khazanah ilmullah kepada manusia di rupa
rezeki dan nikmat). Nescaya engkau lihat berduyun-
duyun manusia masuk ke agama Allah. Maka tasbihlah
engkau serta memuji Tuhan engkau dan minta
ampunlah engkau kepadaNya. Sesungguhnya Dialah
Penerima taubat.
Surah:110: An Nashr:1-3

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


662 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:110: An Nashr:1-3)
(Surah :110: An Nashr: 1-3) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan ruhul maani idea):
Istilah: Nashrullaahi walfathu. Di sudut Ayat ini menerangkan konsep graviti
terzahirnya suasana : Wara
aitannaasa yadkhuluuna fii diinillaahi tarikan tumpuan mata dan hati manusia pasti
afwaaja pada tiga (3) kesimpulan: berlaku apabila terzahirnya istilah berjaya. Dan
Satu: Bahawasanya istilah berjaya itu akan terzahir di kala
sambutan dan penerimaan manusia terlahirnya dua (2) perkara:
terhadap satu bentangan
pembaharuan hanya akan disambut Pertama: Terlahirnya rupa istilah:
apabila unsur pembaharuan yang Nasrullaah (pertolongan Tuhan semesta) di
didatangkan berjaya menunjukkan
bukti dan munafaat kejayaannya. masa mengarcakan kejayaan. Di suasana
Justeru itu tunjukkanlah kejayaan dan terwajahnya rupa ruhul maani ayat: Surah:3: Ali
rupa munafaat kejayaan yang dicapai
kepada mata ramai. jika satu-satu Imran:126 dan rupa ruhul maani ayat:
unsur pembaharuan mengharapkan Surah:48: Al Fath:1-3.
sambutan dari orang ramai.
Kedua: Terlahirnya rupa istilah: Al
Dua: Triangle of success Fathu (Terbukanya pintu kejayaan) yang dapat
Mata dianalisakan pada dua (2) sudut. Satu:
Terzahirnya pada masyarakat daya dan
semangat untuk mengubah nasib sendiri di
hakikat menyahut seruan ruhul maani ayat:
Pembaharuan
Surah:13: Ar-Rad:11. Dua: Terzahirnya
Kejayaan Sambutan. kesedaran untuk menghurai pakai furqan yang
Tiga: Memahami istilah: terselindung di sebalik amthal (Natural
Izajaa a di gambaran kedatangan resources) kejadian Tuhan di semangat
atau penjelmaan tahap pencapaian ke
atas satu-satu pekerjaan yang dibuat. terwajahnya rupa ruhul maani pada ayat:
Dan memahami makna istilah: Surah: 3: Ali Imran:191 dan ayat: Surah:6: Al
Nashrullaahi di wajah terzahirnya
keajiban pencapaian atau Anaam:104.
kegemilangan perolehan (Blossom, Maka berikutan dengan kejayaan yang
amazing and miracle) yang
dikurniakan oleh Allah, serta terlahir di rupa perubahan gaya dan cara hidup
memahami istilah: Walfathu di rupa yang diamal oleh masyarakat. Maka ianya akan
wajah kejayaan. Justeru itu ingatlah
jika istilah: Izaajaa a dapat ditauladani oleh orang ramai di wajah bangsa
digabungkan sepenuhnya dengan yang ditauladani. Lalu menjelma menjadi
istilah: Nashrullaahi dan istilah:
Walfathu. Maka satu-satu rupa bangsa maju yang disegani oleh mata dunia.
bentangan pembaharuan yang Fikir-fikirlah. Di hakikat makna ayat ini
dibawa pasti akan mendapat
sambutan dari orang ramai di maqam: sebenarnya membayangkan rupa Masyarakat
Wara aitannaasa yadkhluuna fii Al Fatihah.
diinillaahi afwaajaa. Lantaran orang
ramai tetap bersikap mahu kepada
bukti (Surah: 32: As Sajdah:28).
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 662


Malam Muka Tiga 663

Satu seruan yang menasihati agar manusia menjenguk


perkembangan dan kemajuan orang lain dengan mata biarlah
tertuding keluar. Memandang dan meniru kelebihan orang lain,
agar perkembangan sejagat boleh dijadikan kayu pengukur
kepada kedudukan sendiri.
Satu seruan agar manusia tidak ketinggalan dalam arus
pembaharuan. Satu seruan agar manusia mencipta invention
and innovation di suasana terlahirnya semangat berlumba-
lumba ke arahnya. Sedangkan bagi kaum yang liat untuk
menerima perubahan menyifatkan seruan seumpama adalah
satu galakan yang bodoh.
Sesungguhnya ingatlah. Bangsa yang maju adalah
bangsa yang berjaya melihat matahari di tengah-tengah
kegelapan malam, sebelum menjelmanya matahari
sebenar di pagi siang. Bangsa yang bermata Musang.
Bangsa yang dapat melihat dan mengenal putik dan masaknya
nenas di ladang dalam kegelapan. Di suasana di tengah-
tengah orang lain masih berdekur. Musang telah pun
mendapat peluang dan habuan. Demikianlah tingginya Islam
dan tiada yang tinggi darinya. Jika umat Islam sendiri
menelitinya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Qaaluu anuminu kamaa aamanassufahaa - (Lalu
mereka berkata: Adakah kami akan beriman sebagaimana
berimannya orang-orang bodoh)?
Jawab: Ianya satu kenyataan terlahirnya golongan
manusia retorik atau manusia yang fanatik terhadap satu-satu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


664 Malam Muka Tiga

rupa pegangan dengan merasai khitabah pegangan lamanya


adalah terlebih baik. Malah pada anggapan mereka
pembaharuan ingredient yang diperkenalkan adalah satu
kecelakaan yang perlu dielakkan lagi bersifat bodoh. Di
suasana mereka terpejam pandang terhadap kekurangan dan
ketidakrelevanan retorik pegangan mereka. Lalu mereka
menuduh dan menyifatkan kedatangan unsur-unsur
pembaharuan adalah kedatangan kebodohan disebalik
merekalah sebenarnya di kalangan manusia yang teramat
bodoh. Tetapi tidak menyedarinya.
Sementara itu secara lebih jauh. Golongan retorik ini
akan sanggup menggunakan pengaruh authoriti pemerintah
untuk menyekat limpahan kesedaran yang timbul berlandaskan
alasan bahawa pandangan lain, selain dari pandangan mereka
adalah salah dan menyeleweng. Malah dikatakan terkeluar dari
kaedah simpulan benang basah yang telah disimpulkan oleh
mereka di awalnya. Inilah rupa penyakit retorik yang akan
menatijahkan bangsa pada sebuah negara tidak akan menjadi
maju dan berubah. Lantaran tertolaknya hakikat yang terakhir
itu adalah lebih baik dari yang awal.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Alaa innahum humussufahaau walaakin laa yalamuun -
(Sesungguhnya mereka itulah yang bodoh tetapi mereka tidak
mengetahui kebodohannya - Al Baqarah:13)?
Jawab: Ianya satu kenyataan yang menegaskan
bahawa golongan retorik yang berpegang dengan khitabah
retoriknya adalah golongan manusia yang berwajah

Al Fathun Nawa Jilid 1 664


Malam Muka Tiga 665

ketinggalan. Kemegahannya dengan khitabah retoriknya


adalah satu kebodohan. Tindakan-tindakannya yang bersifat
menghalang perkembangan pembaharuan tidak akan berjaya.
Lantaran hidangan yang disaji telah kehilangan kemanisan.
Seruan yang dibuat telah bersifat gendang kehilangan merdu
di wajah lagu yang didendang sudah tidak senada dengan
gerak tari perubahan dunia. Maka ingatlah di suatu hari - di
suatu ketika. Diri akan kehilangan nilai pasaran dan akan
dianggap sebagai kertas akhbar basi yang akan dijadikan
kertas bungkusan.
Justeru itu. Maka ingatlah bahawa sikap mengidolakan
retorik lama yang tidak lagi relevan dengan meletakkannya
sebagai barang warisan yang tidak boleh diubah atau
diselarikan dengan perkembangan semasa akan membuatkan
diri seseorang dan masyarakat keseluruhannya menjadi
seumpama masyarakat musyrikin Mekah. Terbuang masa,
ketinggalan arus dan terhilang peluang keemasan yang
sepatutnya diperolehi mereka di awal-awalnya lagi. Jika
tentangan terhadap pembaharuan Nabi Muhammad s.a.w tidak
dilakukan oleh mereka.
Bagai Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


666 Malam Muka Tiga

Wa izaa qiilalahum taaalau ilaamaa anzallaahu wa


ilarrasuuli Qaalu hasbunaa maa wajadnaa alaihi aabaa
anaa Awalaukaana aabaa uhum laa yalamuuna syaia
walaa yahtaduun.
Apabila dikatakan kepada mereka: Marilah mengikuti
apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul (rupa
perubahan dan pembaharuan furqan). Mereka
menjawab: Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya. Dan apakah
mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
apa-apa (tentang rupa pembaharuan) dan tidak (pula)
mendapat petunjuk?.
Surah:5: Al Maidah:104

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:5: Al Maidah:104)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat
(Surah:5: Al Maidah:104) Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah). Ayat ini menerangkan ingredient
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada kenyataan pendidikan yang mengarahkan manusia melihat
bahawa sebodoh-bodoh orang cerdik kepada tiga (3) perkara:
bila dirinya menjadikan barang yang
Pertama: Ayat ini secara jelas
telah dimiliki umum atau barang yang
telah diamalkan oleh datuk neneknya menerangkan bahawa satu-satu bangsa tidak
sebagai punca pembaharuan. Di
makna jika ianya bukan dari akan berubah dan mengalami perubahan. Jika
pandangan umum atau bukan dari pegangan atau pandangan asal keturunan yang
kitab datuk nenek dahulu. Maka
barang bentangan yang dibentang tidak relevan terus diamalkan oleh anak
adalah salah dan sesat. bangsanya (Surah:21: Al Anbiyaak:53).
Sesungguhnya dilema jumud
Kedua: Ingatlah banyak perkara yang
kejahilan seumpama ini banyak lagi
berlaku pada pemikiran cendekiawan berlaku di dalam proses perubahan alam dan
agama yang berpendapat bahawa
orang alim di zaman dahulu sahajalah kemajuan sejagat yang tidak berupaya
yang layak menjana agama dan diadaptasikan oleh barang lama dan pegangan
menterjemah hal-hal agama.
Meskipun Unta Kenderaan Nabi tidak lama. Di makna bangsa akan ketinggalan di
lagi relevan untuk dijadikan
kenderaan. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 666


Malam Muka Tiga 667

Penerokaan Teori Al Quran dalam persaingan perubahan sejagat. Jika


(Surah 5: Al Maidah:104) pegangan lama terus diamalkan.

Mendesignkan satu teori Al Ketiga: Istilah generasi hendaklah


Quran ( The theory of Noble Quran) di dilihat di sudut peningkatan taraf keturunan. Di
bidang Sains Kemasyarakatan yang
berbunyi: wajah bagai berlakunya perubahan pada rupa
umbi, batang, dahan dan ranting di sebatang
Meletakkan manusia jumud di
hadapan, menguasai balai persada pokok yang berhasrat meninggikan tubuh dan
kira-bicara, dengan pengaruhnya menguasai mentari di alam perlumbaan rimba.
boleh mematikan pemikiran maju,
akan menjahanamkan negeri dan Maka demikian perlunya perubahan kepada
masyarakat. generasi manusia untuk berubah agar

Bincang-bincanglah. terwujudnya ruang dalam mendapat peluang


dan merebut peluang. Fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Wa izaa qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaasu
Qaaluu anuminu kamaa aamanassufahak. Alaa innahum
humussufahaau walaakin laa yalamuun - (Apabila dikatakan
kepada mereka: Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang
lain beriman. Lalu mereka berkata: Adakah kami akan beriman
sebagaimana berimannya orang-orang bodoh. Maka ingatlah:
Sesungguhnya mereka itulah yang bodoh tetapi mereka tidak
mengetahui kebodohannya - Al Baqarah:13)?
Jawab: Satu kenyataan Tuhan semesta alam untuk
memberitahu manusia bahawa terwujudnya rupa manusia
bodoh yang tidak tahu dirinya bodoh. Satu kenyataan yang
mendedah sifat dan sikap keperluan pembaharuan di dalam
hidup. Satu kenyataan yang menggambarkan rupa manusia
statik. Manusia yang tidak tahu erti hidup itu berkembang di
wajah bagai berubahnya rupa fizikal, mental dan akliah
seorang bayi ke zaman dewasa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


668 Malam Muka Tiga

Satu hakikat kenyataan yang menyatakan perlunya


tertumbuh sikap relevan dan kreatif diwujudkan oleh kalangan
yang sedar. Meskipun ianya akan mendapat tentangan dari
golongan dormant seed yang terlindung di naungan khitabah
retorik di rupa hidup yang berwajah mati. Sesungguhnya
kemajuan dan pembaharuan tidak akan terwujud. Selagi
pandangan retorik dijadikan alasan dan penghalang untuk
berubah dan diubah.
Lantas tinggalkanlah mereka dengan cara mereka, di
atas satu kesedaran. Dunia tidak akan menunggu mereka dan
mereka pula bukannya penentu haq dan kebenaran di
suasana diri mereka pun sebenarnya kosong dan telah
kehilangan arah dalam penentuan kestabilan titik-titik beras di
dapur di gambaran ingredient retorik akan terus laku dan boleh
dijadikan pentas khilaf - Ruang buat cari makan.
Demikianlah beraninya Junjungan Muhammad s.a.w
memperkenalkan ingredient pembaharuan dengan memecah
ruyung kejahilan retorik di zamannya sehinggalah cahayanya
dapat dikecapi di hari ini. Sesungguhnya percayalah, halangan
retorik bukannya penyakit baru tetapi penyakit lumrah sebelum
satu-satu bangsa itu mengenal erti perubahan dan
pembaharuan. Sesungguhnya ingatlah. Islam itu adalah
Agama Furqan Agama pembaharuan.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 14

Al Fathun Nawa Jilid 1 668


Malam Muka Tiga 669

Wa izaa laqullaziina aamanuu Qaaluu aamanna Wa izaa


khalau ilaa syayaatiinihim Qaluu inna maakum innamaa
nahnu mustahziuun - (Dan apabila mereka bertemu di
kalangan orang yang beriman. Lalu mereka berkata: Kami
telah beriman. Sebaliknya apabila mereka (secara sulit
bertemu) dengan ketua-ketua mereka (syaitan). Maka
berkatalah mereka: Sesungguhnya kami tetap bersama
dengan kamu. Hanya kami memperolok-olokkan mereka
semata-mata - Al Baqarah:14)

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wa izaa laqullaziina aamanuu Qaaluu aamanna - (Dan
apabila mereka bertemu di kalangan orang yang beriman. Lalu
mereka berkata: Kami telah beriman)?
Jawab: Satu kenyataan Tuhan bagi menggambarkan
terwujudnya sikap manusia di wajah: Mulut manis. Belakang
masam. Terwujudnya sikap manusia di wajah lidah lebih
lembut daripada gigi. Mendengar telinganya lebih lintah dari
telinga kuali. Di rupa masuk dan keluar bersifat dua hati. Di
hakikat terwujudnya sikap manusia yang mempermainkan
kata-kata sendiri sedangkan di hatinya tahu barang yang
diniat. Dengan menyangka orang tidak tahu apa yang
diniatkannya. Lantaran dirinya lupa yang dirinya juga adalah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


670 Malam Muka Tiga

orang. Maka demikianlah sikap manusia apabila diri sendiri


tidak tahu dirinya manusia.
Di hakikat bagai disifatkan oleh Allah Taala:

Wa izaa jaauukum Qaaluu aamanna. Waqaddakhaluu


bikufri wahum qad kharajuubih. Wallaahu alamu bimaa
kaanuu yaktumuun.
Dan apabila orang-orang (munafik) datang kepadamu.
Mereka mengatakan: Kami telah beriman. Padahal
mereka datang dengan kekafirannya dan pergi
(daripada kamu) dengan kekafiran. Dan Allah lebih
mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
Surah:5: Al Maidah:61

Catitan: (Surah:5: Al Maidah:61)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan ingredient
pendidikan yang dapat diterjemahkan kepada
dua (2) natijah:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan terwujudnya sikap manusia yang
sanggup berpura-pura dengan gambaran mulut
dan hatinya tidak pernah bersatu. Di kedudukan
di mulut lain di hatinya lain. Di wajah mulut
dan hatinya berpenyakit. Sedangkan mata dan
fikirannya jahat. Melihat perbuatannya itu di
rupa sebuah kebijaksanaan kerana berjaya

Al Fathun Nawa Jilid 1 670


Malam Muka Tiga 671

menipu orang lain (Di maqam: Yalamu khaa


inatal ayuni wamaa tukhfis shuduur -
Surah:40: Al Mukmin:19). Di hakikat dirinya
terlupa dirinya sedang menipu diri sendiri.
Kedua: Ayat ini secara terang
menyerlahkan satu ingredient pendidikan di
rupa ingatan, bahawa jika sikap mulut dan hati
tidak bersatu terus diamalkan. Maka ingatlah di
suatu hari, diri jua akan menghadapi musibah
yang sama. Di hakikat akan berlakunya
keadaan di suasana: Kata berjawab. Gayung
bersambut. Maka fikir-fikirlah di hakikat
kepercayaan orang terhadap diri bergantung
terus kepada keikhlasan hati.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wa izaa khalau ilaa syayaatiinihim Qaluu inna maakum -
(Sebaliknya apabila mereka (secara sulit bertemu) dengan
ketua-ketua mereka (syaitan). Maka berkatalah mereka:
Sesungguhnya kami tetap bersama dengan kamu)?
Jawab: Satu kenyataan bagi menggambarkan sikap
manusia yang tidak tahu dirinya manusia. Manusia yang
bermuka dua dan berhati dua. Manusia yang boleh berbohong
di satu pihak dan berbohong pula di pihak yang lain. Akhirnya
diri dipulau dan tidak dipercayai.
Di hakikat ruhul maani Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


672 Malam Muka Tiga

Wa anzirhum yaumal aazifati izilquluubuladal hanaajiri


kaazimiin. Maa lizzaalimiina min hamiimin walaasyafii
in yutaau. Yalamu khaa inatal ayuni wamaa tukhfis
shuduur.
Berilah peringatan kepada mereka di hari terdekat
ketika jantung (naik tercekik) ke kerongkong kerana
dukacita. Tidak ada bagi orang yang zalim kawan yang
setia dan tidak ada penolong yang diterima
(menolongnya). Dialah (Allah) mengetahui mata yang
khianat dan apa-apa yang tersembunyi di dada.
Surah:40: Al Mukmin:18-19.

Catitan: (Surah:40: Al Mukmin:18-19)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini mendedahkan kepada
manusia empat (4) ingredient pendidikan:
Pertama: Beritahulah kepada mereka
yang mengkhianati kawan. Bahawa kesedihan
akan menerkam hidup mereka di masa yang
terdekat. Di suasana ketika itu dada menjadi
sempit. Tengkok terasa tercekik akibat diri
kesunyian terhilang teman. Di kedudukan: Wa
anzirhum yaumal aazifati izil quluubu ladal
hanaajiri kaazimiin. Lantaran angkara sendiri.

Al Fathun Nawa Jilid 1 672


Malam Muka Tiga 673

Kedua: Beritahulah kepada mereka


yang mengkhianati kawan bahawa tidak akan
ada di kalangan manusia yang ingin berkawan
Penerokaan Teori Al Quran dengannya. Di hakikat: Maa lizzaalimiina min
(Surah:40: Al Mukmin18-19) hamiimin. Lantaran semua orang tahu
Mendesignkan satu teori Al perangai dan tingkah jahatnya.
Quran ( The Theory of Noble Quran) Ketiga: Beritahulah kepada mereka
di bidang Sains Kemasyarakatan
yang berbunyi: yang mengkhianati kawan bahawa mereka
akan payah mendapat pertolongan. Di hakikat:
Mata itu benih kepada cinta dan
pengkhianatan. Jika lunak walaa syafiiin yutaau. Lantaran tidak terlahir
penglihatannya. Maka cinta kawan dan perasaan orang untuk menolongnya
tertumbuh padanya. Jika sinis
jelingannya. Maka pengkhianatan akibat perangai dan perlakuannya.
bermula padanya. Keempat: Beritahulah kepada mereka
Bincang-bincanglah. yang mengkhianati kawan bahawa tanda
kejahatan itu terletak pada mata. Di hakikat
orang yang jahat perangainya dengan kawan.
Matanya akan memberitahu jahatnya itu terlebih
dahulu dari pengakuan mulutnya. Di hakikat:
Yalamu khaa inatal ayuni wamaa tukhfis
shuduur. Maka fikir-fikirlah.

Sesungguhnya inilah satu peringatan Allah agar


manusia bersikap baik dan berpendirian. Satu kenyataan
membayangkan kepada manusia agar manusia pandai
berkawan dan berpuak di hakikat tidak ada orang lain yang
akan menolong diri ketika menghadapi musibah kecuali kawan
dan puak sendiri. Satu kenyataan yang mengingatkan manusia
bahawa hidup di daratan samalah dengan hidup ikan di lautan.
Istilah-istilah hidup di lautan terwujud jua di daratan. Di lautan
hidup kenalah bersekawan. Bergerak biarlah sekawan. Barulah
kekurangan masing-masing dapat diperkuatkan oleh istilah
sekawan. Bersekawan di lautan. Berkawan di daratan.
Demikianlah musuh di lautan terdapat jua di daratan. Ikan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


674 Malam Muka Tiga

makan ikan kerana mahukan kenyang. Orang makan orang


kerana tamakkan senang. Lantaran itu pasanglah tekad,
jangan sekali-kali diri tiada pendirian dengan meninggalkan
puak sendiri kerana mengejar kesenangan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: innamaa nahnu mustahziuun - (Hanya kami
memperolok-olokkan mereka semata-mata - Al Baqarah:14)?
Jawab: Satu kenyataan yang digambarkan oleh Allah
Taala tentang terwujudnya manusia yang suka
mempermainkan kata-kata sendiri. Kata-kata lidahnya senilai
dan sebusuk dengan barang di buangannya di setiap hari. Di
suasana tidak ada hidung yang boleh menerimanya sebagai
satu kebenaran.
Sesungguhnya sikap memperolok-olok orang lain
adalah satu sikap membunuh diri sendiri. Berdasarkan fakta
tidak ada nasi yang disuap melalui lubang bawah. Nasi yang
berupa rezeki dan pertolongan hanya akan terbentuk di kala
mulut berwajah mulut. Lalu buatlah mulut manis hati pun
manis. Barulah kemanisan terbentuk pada hidup. Satu
pendedahan Allah agar manusia pandai mengguna pakai dan
mengurus mulut yang ada. Agar hakikat: Kerana pulut santan
binasa. Kerana mulut badan binasa. Tidak terjadi pada diri di
arca hidup memerlukan kawan dan pertolongan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat : Wa izaa laqullaziina aamanuu Qaaluu aamanna Wa izaa
khalau ilaa syayaatiinihim Qaluu inna maakum innamaa

Al Fathun Nawa Jilid 1 674


Malam Muka Tiga 675

nahnu mustahziuun - (Dan apabila mereka bertemu di


kalangan orang yang beriman. Lalu mereka berkata: Kami
telah beriman. Sebaliknya apabila mereka (secara sulit
bertemu) dengan ketua-ketua mereka (syaitan). Maka
berkatalah mereka: Sesungguhnya kami tetap bersama
dengan kamu. Hanya kami memperolok-olokkan mereka
semata-mata - Al Baqarah:14)?
Jawab: Satu kenyataan Allah yang mendedahkan
suasana terwujudnya manusia bersifat talam dua muka.
Manusia yang bersifat tali barut. Manusia yang bersifat pisau
dalam lipatan. Manusia yang bersifat api dalam sekam.
Manusia yang bersifat mulut manis perut busuk yang akhirnya
akan menatijahkan dirinya. Bagai meludah ke langit. Bagai
menepuk air di dulang yang akan menatijahkan liur sendiri
jatuh ke hidung. Air yang ditepuk terpancut ke muka di rupa
hukum karma di dunia pada kenyataan:

Fa asaabahum sayyiaatu maa amiluu wa haaqabihim


maa kaanuu bihii yastahziuun.
Lalu mereka ditimpa balasan (dengan rupa kejahatan)
kerana perbuatan mereka dan turunlah (dizahirkan)
kepada mereka penderitaan yang mereka perolok-
olokkan.
Surah:16: An Nahl:34

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


676 Malam Muka Tiga

Catitan: (Surah:16: An Nahl:34)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
berlakunya Hukum Karma. Di hakikat Allah
s.w.t akan membalas kezaliman seseorang
semasa hidupnya di dunia (Di maqam:
Walanuzii qannahum minal azzaabil adnaa
duunal azaabil akbari laallahum yarjiuun -
Surah:32: As Sajdah:21).
Di wajah penderitaan dan kesempitan
hidup. Di rupa hati dan dadanya sentiasa
gelabah dan gelisah. Hasil hidupnya diperolok-
olokkan oleh Tuhannya (Di maqam: Fa azaaqa
humullaahul hizya fil hayaatid dunyaa wala
azzaabul aakhirati akbaru lau kaanuu
yalamuun - Surah:39: Az Zumar:26).
Maka fikir-fikirlah di suasana hati tidak
akan sanggup menghadapi karma dan kerenah
penderitaan darinya.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:16: An Nahl:34)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The
Theory of Noble Quran). Adalah dirangka satu
Teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Kemasyarakatan yang berbunyi:
Setiap rupa kejahatan adalah benih
kesengsaraan dan setiap kerja yang bersifat
menempa kejahatan bererti merancang
penderitaan.
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 676


Malam Muka Tiga 677

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 15

Allaahu yastahziu bihim wayamudduhum fii tughyaanihim


yamahuun - (Allah akan memperolok-olokkan mereka dan
membiarkan mereka dalam kedurhakaan di suasana sentiasa
dalam kebimbangan - Al Baqarah:15).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh ayat: Allaahu


yastahziu bihim wayamudduhum fii tughyaanihim yamahuun -
(Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan
mereka dalam kemurkaan di suasana (hati) sentiasa dalam
kebimbangan)?
Jawab: Satu kenyataan penegasan Allah kepada
manusia yang ingkar, manusia penipu, manusia buat jahat
dikatanya baik, manusia bodoh yang jahil kebodohannya,
manusia talam dua muka dan manusia yang suka
memperolok-olok kata-kata sendiri. Mereka tidak akan sekali-
kali dibiarkan sebegitu sahaja. Sebaliknya Hukum Karma akan
menimpa mereka dengan Allah memperolok-olok terhadap
sebarang urusannya di suasana berladang tanaman - tidak
menjadi. Buat perniagaan tidak menjadi. Barang mudah -
menjadi payah. Barang di mulut terbelahak keluar. Barang di
tangan terlanggar jatuh. Semuanya diperolok-olokkan dengan
diri sentiasa bertanya dan terus bertanya di kedudukan gundah
gulana di hakikat benang basah terhilang punca. Satu penyakit

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


678 Malam Muka Tiga

yang tidak boleh diubat kecuali bertaubat. Di hakikat masing-


masing bertanyalah kepada diri sendiri. Sanggupkah diri
menghadapinya:

Afa aaminuu makrallaahi. Falayamanu makrallahi illal


qaumul khaasiruun.
Apakah mereka aman sentosa terhadap tipu daya Allah
(hukum karma). Sedangkan tiadalah sentosa terhadap
tipu daya Allah itu melainkan orang-orang yang rugi.
Surah:7: Al Araaf:99

Catitan: (Surah:7: Al Araaf:99)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara jelas menerangkan satu
ingredient pendidikan dan ingatan kepada
manusia tentang dahsyat kesengsaraan yang
akan dihadapi oleh seseorang yang dikifaratkan
oleh Tuhan di sifat Hukum Karma. (Surah:32:
Sajdah:21). Di suasana hukumannya bolehlah
dikategori kepada tiga (3):
Pertama: Hukuman di rupa diperolok-
olokkan. (Surah:16: An Nahl:34). Di mana pada
setiap kerja yang dibuat tidak menjadi. Di hakikat
terzahirnya suasana harapkan hujan di
tengahari. Rupa-rupa panas sampai ke petang.
Peluh keringat tidak menjadi. Harapan membuah
di wajah kekecewaan. (Surah:24:An Nur:39).
Kedua: Hukuman di rupa bala
menjenguk tubuh. Harta dimiliki menjadi panas.
Wang di tangan menjadi racun. (Surah:26: Asy

Al Fathun Nawa Jilid 1 678


Malam Muka Tiga 679

Perbincangan Khas Syuaraak:206-207). Rumah tangga membentuk


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu musuh. Mata penjahat banyak berkeliaran.
....Dari muka surat: 658.
Berakhir hati tidak pernah tenang. Di suasana
(Nafsu Lawwaamah) susah datang bertandang.

Di suasana di hati kecilnya Ketiga: Hukuman di rupa qishas


telah mula tertumbuh keinginan untuk (sama dibalas sama). Di rupa terbentuknya
menerima suatu yang baru yang
belum dimilikinya sebelum ini. keadaan menepuk air di dulang. Terperencik ke
(Surah:80:Abasa:1-6). Di samping muka sendiri yang akan meletakkan seseorang
tingkah laku mazmumah-nya di kala
ini tidaklah sehebat dan sejahat orang berkeadaan: Tepuk dulang. Paku serpih. Kata
yang dikuasai oleh Nafsu Ammarah. ke orang. Kita yang lebih. Fikir-fikirlah anak

Soalan: Apakah jenis karat cucu di hakikat kifarat Tuhan jenuh berlaku di
yang menutup hati orang-orang situasi diri terhilang punca mencari sebab
bernafsu Lawwaamah dan apakah
zikrillah yang boleh menyuci kenapa ianya menimpa diri.
kekotoran lapisan karat Nafsu
Lawwaamah?
Penerokaan Teori Al Quran.
Adapun jenis karat yang (Surah:7: Al Araaf: 99)
menutup pintu hati (Lub) orang-orang
di peringkat Nafsu Lawaamah adalah
karat yang bersifat: Haluua. Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
(Surah:70: Al Maaarij:19). Satu jenis
karat yang mendorong kegelisahan of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
dan perasaan was-was. Satu karat Quran di bidang Sains Pendidikan dan Sains
mati lagi tebal di rupa hakikinya
sehingga berupaya menutup Kerohanian yang berbunyi:
kesemua bahagian Pintu Nur Qalbi Setiap manusia tidak mungkin tenang dan
(Pintu hati Lub) yang menyebabkan
Iblis dan syaitan begitu selesa untuk mendapat ketenangan apabila dirinya
terus menjajah manusia mengikut diperolok-olokkan oleh Tuhannya dengan
telunjuknya (Surah:24: An Nur:21).
Lantaran kegelisahan terus melanda Hukum Karma.
hati manusia yang dijajah. Bincang-bincanglah. (Surah:16: An Nahl:34).

Bersambung di m.s: 687

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 16

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


680 Malam Muka Tiga

Ulaaikallazii nasytarawud dhalalata bilhuda. Famaa


rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiin - (Mereka
sanggup membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka (jenis)
perniagaan (apakah) mereka itu - tiada berlaba dan tidaklah
pula mereka mendapat petunjuk - Al Baqarah:16).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Ulaaikallazii nasytarawud dholaalata bilhudaa - (Mereka
sanggup membeli kesesatan dengan petunjuk)?
Jawab: Satu kenyataan Allah Taala yang
mendedahkan terdapatnya sikap manusia yang sanggup
menukarkan kebaikan dengan kejahatan. Satu kenyataan yang
menggambarkan terwujudnya sikap manusia yang dilihat celik
(cerdik dan berilmu) sanggup menukarkan celiknya dengan
kebutaan. Satu kenyataan yang mewajahkan sikap manusia
yang sanggup menukar petunjuk Tuhannya dengan kesesatan.
Inilah gambaran keanehan perangai manusia yang perlu
diperhatikan oleh manusia sendiri dalam menilai di antara
matahari dan malam.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Famaa rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiin -
Maka (jenis) perniagaan (apakah) mereka itu tiada
memperolehi keuntungan (berlaba) dan tidaklah pula mereka
mendapat petunjuk)?
Jawab: Satu kenyataan Allah, Tuhan semesta alam
dalam menggambarkan kejahilan manusia dalam menilai erti

Al Fathun Nawa Jilid 1 680


Malam Muka Tiga 681

hidup. Satu kenyataan yang menyifatkan manusia yang rugi


adalah manusia yang tidak mengetahui hidup itu adalah
perniagaan. Ini bermakna hidup perlu dihitung untung dan
ruginya di hakikat:

Wal asri. Innal insaana lafii khusrin. IIlaallaziina


aamanuu wa amilussaalihat. Watawaasaubil haqqi
Watawaasaubis sobri.
Demi masa. Sesungguh manusia itu dalam kerugian.
Kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh dan
menasihat menasihati kebenaran dan berwasiat dengan
kesabaran.
Surah:103: Al Ashr:1-3

Catitan: (Surah: 103: Al Ashr:1-3)


Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah :103: Al Ashr: 1-3) falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip dan
Menerangkan Istilah: Wal falsafah kepada lima (5) perkara:
ashr. Di makna demi masa. Di erti Pertama: Ayat ini secara jelas
demi kehidupan. Demi nafas yang
berulang. Demi waktu yang menerangkan kepada manusia bahawa hidup
dihitungkan. Demi matlamat dan adalah perniagaan. Maka sebab itulah istilah:
tujuan dizahirkan. Di hakikat
manusia dijadikan Tuhan dengan Rugi ditimbulkan secara terang.
rupa tanggungjawab aabidiin yang Kedua: Ayat ini secara jelas
seharusnya ditunaikan. Di arca: Qul
Innashalaati wanusukii wamahyaaya menerangkan prinsip hidup dan makna di rupa
wamamaatii lillaahi rabbil aalamiin. perniagaan di sudut masa dan konsep
(Surah:6:Al Anaam:162).
pengurusan masa (Time management), di
Sebelah. hakikat hidup diukur dengan masa. Jika masa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


682 Malam Muka Tiga

.Sambungan. tidak digunapakai dan dimunafaatkan secara


yang baik. Maka manusia akan kehilangan
Dan sesungguhnya
manusia akan merugikan masa peluang (life opportunities) dalam mengarcakan
kehidupannya sendiri. Jika ianya kehidupan. (Surah:103: Al Ashr:1-3).
gagal menyatukan tindakan di
dalam hidupnya pada empat (4) Ketiga: Ayat ini secara jelas
perkara: menerangkan prinsip hidup di rupa perniagaan
Satu: Menunaikan
tanggungjawab pada istilah: di sudut menghidupkan kehidupan di dalam
Aamanuu. Di makna beriman. Di hidup. Agar hidup tidak berwajah mati dengan
erti mentauhidkan Tuhan.
Berpegang kepada teras Al Quran. melakukan amalan istilah: Beriman dan beramal
Mengidolakan Junjungan s.a.w soleh di wajah terlaksananya konsep:
dengan menunaikan rupa ibadat
asas yang difardhukan. Di samping Liyabuduun di arca ibadat asas dan ibadat
menyucikan hati sehingga sifat pengaslihan (Di maqam: Innallaziina aamanuu
ketaqwaan menjelma di hadapan
kehidupan. Di wajah hamba yang waamilusshaalihati lahum ajrun ghairu
diakui oleh Tuhan semesta alam. mamnuun - Surah:41: Al Fussilat:8).
(Surah:101: Al Qaariah:7) di wajah
mutmainnah. (Surah: 89: Al Fajr:27- Keempat: Ayat ini secara jelas
30). menerangkan prinsip hidup di rupa perniagaan
Dua: Menunaikan
tanggungjawab pada istilah: di sudut memperkasakan hak (kebenaran) dan
Waamilusshaalihaat. Di makna memperbenarkan kebenaran.
membentuk kemajuan. Menunjuk
kebolehan. Menghuraikan furqan Al Kelima: Ayat ini secara jelas
Quran dan kejadian Tuhan. Di menerangkan prinsip hidup di rupa perniagaan
suasana hati tetap bertekad ingin
memiliki kelebihan, kecemerlangan di sudut keteguhan hati dalam menghadapi
dan kejayaan dalam kehidupan cabaran di erti terpahatnya pengertian bahawa
serelevan dengan kemajuan alam
dan terzahirnya rupa kesejahteraan bersama susah itu ada kesenangan. (Di
di makna Islam. (Di maqam: maqam: Fa inna maal usriyusran. Inna maal
Innaddiina indallaahil islaam. Di erti
cara dan gaya kehidupan di sisi usri yusran - Surah:94: Al Insyiraah:5-6).
Allah itu sejahtera. (Surah:3:Ali dengan ditegakkan sifat-sifat kesabaran pada
Imran:19)
Tiga: Menunai hati dan jiwa sendiri. Maka fikir-fikirlah di hakikat
tanggungjawab pada istilah: hidup janganlah sekali-kali diserlahkan dengan
Watawa shaubilhaqqi. Di makna
menghemburkan kebenaran. kerugian.
Mendedahkan jalan kemantapan
keilmuan. Menggalakkan gerakan
kearah kemajuan di samping
mencegah kejahatan.
Wallaahu
Empat: alam. Menunaikan
tanggungjawab pada istilah:
Watawa shaubis sabr. Di makna
bertekad dan beristiqamah dalam
mengejar kejayaan.

Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 682


Malam Muka Tiga 683

PERINGKAT DI WAJAH KETIGA


BACA DENGAN MENDEFINASI AYAT
(Malam Muka Tiga)

Mendefinasi ayat demi ayat serta mengarcakan Furqan


Maani yang dizahirkan dari kenyataan ayat-ayat utama yang
diperbincangkan.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 6

Soalan: Apakah definasi: Innallaziina kafaruu


sawaauun alaihim a anzartahum amlamtun zirhum laa
yuminun - (Sesungguhnya orang-orang yang ingkar. Sama
saja bagi mereka. Sama ada engkau beritahu atau tidak
kepadanya. Mereka tetap tidak percaya - Al Baqarah:6)?
Jawab: Ianya bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan terwujudnya golongan manusia yang bersifat liat
untuk menerima unsur-unsur perubahan dan pembaharuan di
isyarat tinggalkanlah mereka dengan cara mereka dengan di
pihak yang berkesedaran (beriman dan mempercayainya)
hendaklah meneruskan agenda perubahan dan pembaharuan
di atas nawaitu mengaslihkan diri, keluarga, masyarakat,

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


684 Malam Muka Tiga

negara dan dunia keseluruhannya di hakikat yang diisyaratkan


oleh Allah Taala pada keteguhan pendirian:

Lakum diinukum waliyadiin.


Bagi kamu dengan cara hidup kamu. Bagi kami dengan
cara hidup kami.
Surah:109: Al Kafirun: 6

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:109: Al Kafirun:6)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:109: Al Kafirun:6) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip
Menerangkan ruhul maani
yang mengisyaratkan kepada dua (2) kepada dua (2) perkara:
perkara: Pertama: Ayat ini secara jelas

Satu: Satu ingatan isyarat menerangkan prinsip beragama tidak boleh


Allah Taala kepada umat Islam agar dipermainkan. Hak beragama dan berpegang
jangan sekali-kali mereka menghina
apa-apa sembahan orang kafir. Nanti dengan agama tidak sekali-kali boleh
mereka akan menghina Tuhan yang dikompromikan. Di hakikat manusia akan
disembah oleh orang Islam. (Surah:6:
Al Anaam:108). Satu sikap tolerasi sanggup mati dengan agamanya. Demikianlah
yang dianjurkan oleh Allah Taala Islam dan orang Islam dengan agamanya.
yang perlu dipatuhi oleh umat Islam.
Satu isyarat menolak sikap pelampau Kedua: Ayat ini secara jelas
dan melampaui di kalangan umat menerangkan prinsip asuhan memperteguhkan
islam terhadap orang Islam.
pendirian apabila satu-satu pendirian
Dua: Satu ingatan kepada kebenaran diputuskan oleh diri seseorang
para pendakwah Islam dengan
mengisyaratkan bahawa tugas dengan meletakkan nilai hak, kebenaran dan
mereka hanya berdakwah. Namun munafaat di atas segala kepentingan. Dengan
petunjuk kepada orang yang
didakwah tetap berada di tangan satu kesedaran bahawa teras kekuatan diri
Allah kerana Dialah Tuhan yang tidak boleh sekali-kali dipermainkan. Terutama
Maha Mengetahui pada setiap
sesuatu. (Surah:42: Asy Syuraa:48). apabila konkrit pendirian dibina dan diarca
berlandaskan hak, kebenaran dan
Bincang-bincanglah.
kemunafaatan. Justeru itu fikir-fikirlah, di hakikat

Al Fathun Nawa Jilid 1 684


Malam Muka Tiga 685

hak, kebenaran dan kemunafaatan adalah


nyawa bagi seseorang.

Furqan Maani
Al Baqarah : 6

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 6 Al Baqarah:
Innallaziina kafaruu sawaauun alaihim a anzartahum
amlamtun zirhum laa yuminun - (Sesungguhnya orang-orang
yang ingkar. Sama saja bagi mereka. Sama ada engkau
beritahu atau tidak kepadanya. Mereka tetap tidak percaya )?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Sikap dan pendirian adalah dua perkara yang perlu diberi perhatian. Di
mana sikap adalah acuan rupa perlakuan pada seseorang. Dan
pendiriannya adalah teras kepada setiap keputusannya. Lalu jika baik
sikapnya. Maka baiklah rupa perlakuannya. Sebaliknya jika buruknya
sikapnya. Maka buruklah rupa perlakuan seseorang itu dalam hidupnya.
Demikianlah dengan pendirian. Jika baik pendiriannya. Maka baiklah
keputusannya. Namun jika buruk pendiriannya. Maka buruklah pula
keputusannya. Justeru itulah Allah Taala berpesan kepada manusia agar
sentiasa menilai kerelevanan sikap dan pendirian mereka dalam sehari-
hari. Terutama terhadap sikap heh. Satu sikap yang berwajah: Sama saja
diberitahu atau tidak diberi tahu Satu sikap menolak yang tidak tahu
membuka pintu hati untuk menerima unsur-unsur pembaharuan. Renung-
renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


686 Malam Muka Tiga

Definasi Ayat
Al Baqarah: 7

Soalan: Apakah definasi: Khatamallaahu alaa


quluubihim wa alaa samihim wa alaa absaarihim ghisyaawah.
Walahum azaabun aziim - (Allah telah mengkhatamkan hati
mereka, pendengaran mereka dan penglihatan mereka
tertutup. Maka bagi mereka kesengsaraan yang teramat-amat -
Al Baqarah:7)
Jawab: Ianya bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan di mana sikap setiap seorang manusia yang ingkar
akan menunjukkan perlakuannya dengan menulikan
telinganya, membutakan matanya serta tidak tertumbuh di
hatinya kehendak dan perasaan berkehendak bagi menerima
satu-satu unsur rupa perubahan dan pembaharuan yang
dibentangkan kepadanya yang akhirnya mengakibatkan dirinya
tidak berkembang serta ketinggalan zaman di kedudukan rugi,
dhaif, sengsara dan derita di hakikat:

Thummum bukmun umyum fahum laa yarjiuun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 686


Malam Muka Tiga 687

Mereka seumpama orang-orang pekak, bisu dan buta


yang tidak dapat kembali kepada kebenaran.
Surah:2: Al Baqarah:18

Perbincangan Khas Catitan: (Surah:2: Al Baqarah: 18)


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
......Dari muka surat: 679.
falsafah):
(Nafsu Lawwaamah) Ayat ini secara jelas menerangkan
Dan bermula jenis zikir lafzi prinsip kepentingan telinga, mulut dan mata di
(zikir lidah) yang biasa digunakan konteks mudah atau payahnya seseorang
oleh para mursyid tarikat di peringkat
ini adalah zikir: Allahu-Allah. Satu manusia dalam menerima kebenaran dan
zikir asas yang berupaya pembaharuan. Di hakikat pekak di rupa telinga
melembutkan karat Haluua serta
menyucikannya atau dengan mana- mendengar. Bisu di rupa mulut bercakap dan
mana zikir yang diwasilahkan oleh buta di rupa mata melihat adalah satu-satu sifat
wadah tarikat yang akan dipetuakan
oleh mursyidnya mengikut uslub kebebalan manusia yang teramat payah untuk
didikan wadah tarikatnya. diubah. Justeru itu perhatikanlah anak cucu
Maka adapun zikir lafzi:
Allahu-Allah adalah satu zikir di terhadap diri sendiri. Lantaran kekurangan dan
peringkat kedua selepas zikir lafzi: kedegilan diri tidak dapat diubah, kecuali diri
Laa ilaaha illallah. Satu zikir pencuci
hati yang berupa isyarat ringkas sendirilah yang mengubahnya (Di maqam:
kepada zikir: Laa ilaaha illallah. Innallaaha laa yughayiru maa biqaumin
Bersambung di m.s:692 hattaa yughayyiruu maa bi amfusihim -
Surah:13: Ar Rad:11).

akibatnya diri tidak diangkat darjat dan dikurniakan rahmat di


hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


688 Malam Muka Tiga

Thumma tawallaitum mimbadi zaalika falaulaa


fadhlulaahi alaikum warahmatuhuu lakuntum minal
khaasiriin.
(Jika sekiranya) kemudian kamu berpaling sesudah itu.
Maka (jika tidak Allah) tidaklah lagi Allah merahmatkan
kamu. Nescaya kamu termasuk di kalangan orang-
orang rugi.
Surah:2: Al Baqarah : 64

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah: 64)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:2: Al Baqarah:64) prinsip bahawa manusia akan payah mendapat
rahmat. Jika diri melepaskan peluang yang
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The theory of Noble Quran) di terbentuk dari seruan perubahan dan
bidang Sains Kerohanian dan
pembaharuan.
kemasyarakatan yang berbunyi:
Di mana perlulah diperingatkan
Bergelap setelah disuloh cahaya
akan membuat kehilangan mata kepada diri sendiri, bahawa peluang pertama
disuasana celik tidak bernilai dan adalah kedatangan pemberian. Sedangkan
mata tidak berguna.
peluang kedua adalah teramat jarang
Bincang-bicanglah. berkunjung ke alam kehidupan. Oleh itu fikir-
fikirlah di hakikat terlena selepas digerak
akan membuat matahari condong ke barat.
Di suasana dinar di tangan tidak lagi laku di
pasaran (Surah:18: Al Kahfi:19).

Furqan Maani
Al Baqarah : 7

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 7- Al Baqarah:

Al Fathun Nawa Jilid 1 688


Malam Muka Tiga 689

Khatamallaahu alaa quluubihim wa alaa samihim wa alaa


absaarihim ghisyaawah. Walahum azaabun aziim - (Allah
telah mengkhatamkan hati mereka, pendengaran mereka dan
penglihatan mereka tertutup. Maka bagi mereka kesengsaraan
yang teramat-amat)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:
Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.
Tiga perkara penting yang perlu dijaga. Hati, telinga dan mata. Tiga yang
menentukan sama ada manusia itu manusia atau tidak. Lalu jika tiga itu
tertutup dan terhilang fungsinya. Maka susahlah manusia itu dalam
hidupnya. Lantaran itulah Allah Taala menggesa manusia menjaga ketiga-
tiganya. Di mana hati biarlah ditentukan bersifat nampak. Telinga biarlah
ditentukan bersifat mendengar dan Mata biarlah ditentukan bersifat
melihat. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 8

Soalan: Apakah definasi: Waminnaasi man yaquulu


aamanna billaahi wabilyaumil aakhir. Wamaahum bimuminiin -
(Ada di antara manusia yang berkata: Kami percaya kepada
Allah dan hari akhirat sedangkan (pendirian) mereka tidak
sekali-kali mempercayainya - Al Baqarah:8).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


690 Malam Muka Tiga

Jawab: Ianya bolehlah didefinasikan sebagai satu


kenyataan terzahirnya sikap manusia mempercayai
sepenuhnya tentang persoalan nasib dan masa hadapan, di
sudut senang susahnya semasa hidupnya di dunia dan jua
hidupnya di akhirat. dengan memasang sikap hanya percaya
pada kata - kesedaran pada lidah, tetapi hampa pada amalan.
Malah kosong di dalam langkah-langkah untuk bertindak
menzahirkan kesenangan dan kesejahteraan pada
kehidupannya di hakikat percaya tanpa amalan itu tidak akan
menjadi.

Furqan Maani
Al Baqarah : 8
Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di
rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 8 - Al Baqarah:
Waminnaasi man yaquulu aamanna billaahi wabilyaumil
aakhir. Wamaahum bimuminiin - (Ada di antara manusia yang
berkata: Kami percaya kepada Allah dan hari akhirat
sedangkan (pendirian) mereka tidak sekali-kali
mempercayainya)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Kata-kata biarlah bersama kata-kata. Kata di mulut biarlah terpacak di hati.
Di hakikat kata tanpa amalan itu hampa. Kata tanpa percaya bermakna
menipu diri sendiri. Demikianlah wasiat Allah kepada manusia agar

Al Fathun Nawa Jilid 1 690


Malam Muka Tiga 691

sentiasa mengawasi mulut dan hati di ketentuan kedua-duanya biarlah


bersatu di rupa suara yang satu. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 9

Soalan: Apakah definasi: Yukhaadiuunallaaha


wallaziina aamanuu wamaa yakhdauuna illaa anfusahum
wamaa yasy uruun - (Mereka hendak menipu Allah dan orang
yang beriman. Pada hal mereka tidaklah menipu orang lain
kecuali menipu diri mereka sendiri tanpa mereka
menyedarinya - Al Baqarah:9).
Jawab: Ianya bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang mendedahkan terlahirnya sikap manusia
penipu yang tidak tahu dirinya penipu dengan melakukan
satu-satu pekerjaan yang akan menatijahkan dirinya sendiri
tersedar ianya ditipu oleh dirinya sendiri di kedudukan bagai
meludah ke langit. Menuding telunjuk ke orang dengan diri
terlupa ibu jari sendiri tetap menunjuk ke arah muka sendiri.
Demikianlah pula Allah akan mempermainkan mereka dengan
rupa penipuan di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


692 Malam Muka Tiga

Wamakaruu makran. Wamakarna makran. Wahum laa


yasy uruun.
Mereka menipu dengan suatu penipuan. Dan Kami
(Allah) membalas dengan penipuannya dengan suatu
penipuan sedangkan mereka tidak menyedarinya.
Surah:27: An Naml:50

Perbincangan Khas Catitan: (Surah:27: An Naml:50).


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Klasifikasi ayat: Al Bayan (konsep dan idea):
......Dari muka surat: 687.
Ayat ini menerangkan konsep rupa
(Nafsu Lawwaamah) balasan yang akan menimpa seseorang di

Soalan: Apakah perubahan wajah kifarat Hukum Karma apabila dirinya


positif yang berlaku pada diri melakukan kezaliman yang melampau pada
seseorang di peringkat ini apabila
dirinya berjaya mengamalkan zikir: tiga (3) perkara:
Allahu-Allah di sudut terlahirnya sifat- Pertama: Melakukan penipuan halal.
sifat mahmudah dan tersingkirnya
sifat-sifat mazmumah? Yakni penipuan berundang-undang yang
terlepas dari sabit atau hukuman undang-
Perubahan memang berlaku
pada dirinya di peringkat ini. Sama undang dunia. (Di maqam: Wakazaalika
ada di sudut sikap dirinya maupun jaalnaa fiikulli qaryatin akaabira mujrimiihaa
perangai dirinya. Maka di antara sifat-
sifat mahmudah yang terzahir kepada liyamkuruu fiihaa - Surah:6: Al Anaam:123).
dirinya ketika ini adalah seperti Kedua: Melakukan penipuan dan
berikut:
Satu: Terlahirnya perasaan memakan harta anak-anak yatim. (Di maqam:
diri benar-benar bertuhan. Sifat Fazaalikallazii yadu ul yatiim - Surah:107: Al
keyakinan di tahap: Ilmu yaqin
(Yakin secara berilmu Surah:102: At Maaun:1-2).
Takaatsur:5) mula tertumbuh pada Ketiga: Melakukan perniagaan di rupa
dirinya. Yakin tentang perlunya
Tuhan kepada diri. Yakin tentang makan timbangan. Sama ada di wajah
perlunya agama kepada diri. Yakin penipuan berat timbangan atau penipuan harga
tentang terwujudnya kuasa Tuhan
yang boleh dimunafaatkan oleh diri. di rupa harga rekaan (created price) dengan
Satu sifat keyakinan yang teramat kerjasama penguasa jahat negeri atau syarikat.
mustahak ditumbuhkan. Di suasana
ianya tidak pernah terwujud Di hakikat lupa pada peringatan Allah. (Di
sebelumnya. Tetapi tertumbuh di maqam: Wayaa qaumi auful miqyaala
musim ini.
Bersambung di m.s: 703 walmiizaana bilqisti - Surah:11: Hud:85-86).

Al Fathun Nawa Jilid 1 692


Malam Muka Tiga 693

Fikir-fikirlah di kedudukan bahawa kesenangan


tidak akan berbuah dari tunas dan batang
kejahatan.

Furqan Maani
Al Baqarah : 9

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 9 - Al Baqarah:
Yukhaadiuunallaaha wallaziina aamanuu wamaa yakhdauuna
illaa anfusahum wamaa yasy uruun - (Mereka hendak menipu
Allah dan orang yang beriman. Pada hal mereka tidaklah
menipu orang lain kecuali menipu diri mereka sendiri tanpa
mereka menyedarinya)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Sifat ingin memperbodohkan orang lain, di suasana diri melihat dirilah
orang yang paling cerdik akan menumbuhkan keinginan untuk menipu
orang lain. Lantaran diri terasa kecerdikan dan kelincahan diri dalam
membentang perkara. Tidak mungkin terlihat cacat dan cela. Lalu
menyebabkan orang di hadapan terpedaya dan menurut kata. Maka di
kedudukan sebeginilah Allah Taala mencelah menasihati manusia agar
mengerti hakikat perbuatan penipunya itu akan menempelakkan dirinya, di
wajah diri menipu diri sendiri. Renung-renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


694 Malam Muka Tiga

Definasi Ayat
Al Baqarah: 10

Soalan: Apakah definasi Fii quluubihim maradhun


fazaada humullaahu maradha. Walahum azaabun aliimum
bimaa kaanu yakzibuun - (Di dalam hati mereka ada penyakit.
Lalu ditambahkan Allah penyakit. Maka bagi mereka itu
kesiksaan yang pedih. Lantaran mereka berdusta - Al
Baqarah:10)
Jawab: Ianya bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang mendedahkan kepada manusia bahawa
sebesar-besar penyakit kepada manusia adalah di kala hati
seseorang itu sakit. Di saat liatnya hati dan perasaan untuk
menerima unsur-unsur perubahan dan pembaharuan di arca
agar dirinya boleh bersinar dengan sifat-sifat mahmudah serta
terhindarnya diri dari terzahirnya sifat-sifat mazmumah yang
dikeji.

Furqan Maani
Al Baqarah : 10

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan


(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 10 Al Baqarah: Fii

Al Fathun Nawa Jilid 1 694


Malam Muka Tiga 695

quluubihim maradhun fazaada humullaahu maradha. Walahum


azaabun aliimum bimaa kaanu yakzibuun - (Di dalam hati
mereka ada penyakit. Lalu ditambahkan Allah penyakit. Maka
bagi mereka itu kesiksaan yang pedih. Lantaran mereka
berdusta )?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia diingatkan bahawa penyakit bukan sahaja boleh menyerang
tubuh jasmani manusia. Tetapi penyakit jua boleh menyerang tubuh ruhani
manusia, apabila penyakit berkenaan berjaya menyerang hati seseorang.
Sesungguhnya ini satu penyakit yang dibimbangi oleh Allah Taala.
Lantaran matlamat kejadian manusia akan terganggu dan termusnah. Jika
manusia yang berwajah manusia bertukar menjadi binatang di saat hati
dan diri ruhaninya diserang penyakit. Maka inilah satu ingatan
kewaspadaan yang perlu diberi perhatian. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 11

Soalan: Apakah definasi: Wa izaa qiillalahum laa tufsidu fil


ardhi Qaaluu innama nahnu muslihuun - (Dan apabila
dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu buat kerosakan di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


696 Malam Muka Tiga

muka bumi. Jawabnya mereka: Sesungguhnya kami berbuat


kebaikan - Al Baqarah:11)
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan terzahirnya sifat di kalangan manusia yang tidak
tahu dirinya jahat dalam keadaan dirinya berbuat jahat dengan
menganggap barang yang dikerjakannya bermunafaat dan
bersifat kebaikan di suasana buta melihat akan akibat dan
impak keburukan dan kejahatan yang terlahir dari
perbuatannya di gambaran perompak yang berniat baik
dengan melakukan rompakan di atas matlamat untuk
mempersekolahkan anaknya. Di hakikat berniat baik - masuk
neraka dengan jiwanya dilamun halusinasi yang mengelirukan
bagai mata melihat bayangan panas di padang pasir.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Wallaziina kafaruu amaaluhum kasaraabim biqiiatin


yahsabuhuz zom aanu maa an hatta izaa jaa ahuu
lam yajidhu syaia. Wawajadallaaha indahu fawaffahu
hisaabahu. Wallaahu sarii ul hisaab.
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah
laksana fatamorgana (bayangan panas) di padang
pasir, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga,

Al Fathun Nawa Jilid 1 696


Malam Muka Tiga 697

tetapi apabila sampai ke tempat itu. Ianya tidak


mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya Allah di
sisi amalannya. Lalu Allah menyempurnakan
perhitungannya. Dan sesungguhnya Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.
Surah:24: An Nur:39

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah:24: An Nur:39)


(Surah:24: An Nur:39) Klasifikasi ayat: Al Bayan (konsep dan idea):

Mendesignkan satu teori Al Ayat ini memperjelaskan lagi rupa


Quran (The Theory of Noble Quran) konsep Hukum Karma yang bakal dihadapi oleh
di bidang Sains Pendidikan dan Sains
Kemasyarakatan yang berbunyi: seseorang yang cuba melayakkan dirinya ke
arah itu. Di hakikat sebarang yang dibuatnya
Sedahsyat-dahsyat penipuan alam
dalam kehidupan apabila tidak akan menjadi. Usaha-usahanya akan
berlakunya penomena kejayaan bersifat Rambai Jantan. Orang berbunga kita
ternampak pada angan-angan
tetapi terhampa hasilnya pada berbunga. Orang berbuah kita berguguran.
pelaksanaan dirupa fatamorgana Demikianlah rupa perolokan Allah Taala pada

Bincang-bincanglah. orang yang ingin kepada Hukum Karma. Fikir-


(Surah:16: An Nahl:34). fikirlah di hakikat: Keletihan di peluh yang
tidak menjadi adalah satu kecelakaan.

Furqan Maani
Al Baqarah : 11

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di rupa


Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 11 - Al Baqarah: Wa izaa
qiillalahum laa tufsidu fil ardhi Qaaluu innama nahnu
muslihuun. (Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah
kamu buat kerosakan di muka bumi. Jawabnya mereka:
Sesungguhnya kami berbuat kebaikan)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


698 Malam Muka Tiga

Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala


telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Soal penilaian dan penentuan terhadap erti kejituan, kebenaran dan
kebatilan adalah teramat penting. Terutama di kala menjelmanya kebatilan
dan kepalsuan di rupa kecanggihan yang payah untuk dibezakan atau di
kala kebatilan berupa lebih indah dari kebaikan. Maka dalam suasana
sebeginilah banyak manusia tertipu dengan melihat kebatilan di rupa
kebenaran. Justeru itu melihat pada keadaan inilah Allah Taala
memperingatkan manusia agar jangan terkeliru dengan kewujudan
keadaan. Lantaran padah buruk yang akan menimpa teramat berat untuk
ditanggung oleh bahu manusia. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 12

Soalan: Apakah definasi: Alaa innahum humul


mufsiduuna walaakin laa yasy uruun - (Ingatlah sesungguhnya
mereka itu berbuat kerosakan tetapi mereka tidak sedar - Al
Baqarah:12)
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan bahawa sedahsyat-dahsyat sifat manusia adalah
manusia jahat yang tidak tahu dirinya jahat dengan terus
melakukan kerja-kerja kejahatan dalam suasana dirinya
kehilangan diri dan sakit bagai orang gila yang tidak tahu

Al Fathun Nawa Jilid 1 698


Malam Muka Tiga 699

dirinya gila. Malah sanggup menyeduk dan memunggah air


dengan raga. Lantaran mata dan hatinya melihat raga
berwajah baldi.

Furqan Al Maani
Al Baqarah : 12

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan


(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 12 - Al Baqarah: Alaa
innahum humul mufsiduuna walaakin laa yasy uruun -
(Ingatlah sesungguhnya mereka itu berbuat kerosakan tetapi
mereka tidak sedar)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Sejahat-jahat mana sekali pun seseorang jahat itu tetap akan mengetahui
pekerjaan yang dilakukannya adalah jahat. Namun lebih jahat lagi
seseorang manusia itu, jika ianya melakukan kejahatan dalam kedudukan
dirinya tidak menyedari kejahatan yang dilakukannya adalah jahat dan
benar-benar jahat. Maka dalam suasana sebeginilah Allah Taala
menyedarkan manusia agar tidak terjebak dengan suasana yang terwujud.
Di hakikat ianya adalah satu penyakit yang teramat payah untuk diubati.
Lantaran penyakit hanya dapat diubati oleh pesakit sendiri. Di suasana
pesakit tidak tahu dirinya sakit. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 13

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


700 Malam Muka Tiga

Soalan: Apakah Definasi: Wa izaa qiilalahum aaminuu


kamaa aamanannaasu Qaalu anuminu kamaa
amanassufahaak. Alaa innahum humussufahaau walaakin laa
yalamuun - (Apabila dikatakan kepada mereka: Berimanlah
kamu (terimalah kebenaran itu) sebagaimana orang-orang lain
beriman (menerimanya). Lalu mereka berkata: Adakah kami
akan beriman sebagaimana berimannya orang-orang bodoh.
Maka ingatlah: Sesungguhnya mereka itulah yang bodoh tetapi
mereka tidak mengetahui kebodohannya - Al Baqarah:13.
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan bahawa terwujudnya manusia bodoh yang tidak
tahu dirinya bodoh di gambaran berpenyakit bersifat dormant
seed yang payah untuk menerima cahaya serta bersifat mati
dan kaku dalam menerima unsur-unsur perubahan dan
pembaharuan (furqan). Meskipun rupa perubahan dan
pembaharuan telah diterima baik oleh masyarakat ramai.

Furqan Maani
Al Baqarah : 13

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 13 - Al Baqarah: Wa izaa
qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaasu Qaalu anuminu

Al Fathun Nawa Jilid 1 700


Malam Muka Tiga 701

kamaa amanassufahaak. Alaa innahum humussufahaau


walaakin laa yalamuun - (Apabila dikatakan kepada mereka:
Berimanlah kamu (terimalah kebenaran itu) sebagaimana
orang-orang lain beriman (menerimanya). Lalu mereka
berkata: Adakah kami akan beriman sebagaimana berimannya
orang-orang bodoh. Maka ingatlah: Sesungguhnya mereka
itulah yang bodoh tetapi mereka tidak mengetahui
kebodohannya)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Perasaan merasai diri teramat cerdik. Diri teramat sempurna sehingga diri
terasa telah lengkap dalam segala hal hendaklah dielakkan. Lantaran diri
akan rugi dan ketinggalan. Terutama di kala datangnya unsur-unsur
pembaharuan yang masih tidak dimiliki oleh diri. Sedangkan bila diri diajak
untuk bersama. Diri merasainya bagai satu kebodohan yang tidak perlu
disertai. Maka inilah rupa dilema yang ingin dipecahkan oleh Allah Taala
terhadap kewujudan sifat dan sikap manusia seumpama. Renung-
renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 14

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


702 Malam Muka Tiga

Soalan: Apakah definasi: Wa izaa laqullaziina aamanuu


Qaaluu aamanna Wa izaa khalau ilaa syayaatiinihim Qaluu
inna maakum innamaa nahnu mustahziuun - (Dan apabila
mereka bertemu di kalangan orang yang beriman. Lalu mereka
berkata: Kami telah beriman. Sebaliknya apabila mereka
(secara sulit bertemu) dengan ketua-ketua mereka (syaitan).
Maka berkatalah mereka: Sesungguhnya kami tetap berserta
dengan kamu. Hanya kami memperolok-olokkan mereka
semata-mata - Al Baqarah:14)
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan terzahirnya sifat manusia talam dua muka. Manusia
yang tidak tahu berpihak. Manusia yang tidak berjaya
menentukan pendirian dan pegangan ketika menghadapi satu-
satu isu atau pendirian puak yang menatijahkan dirinya
berwajah lalang menurut angin di wajah dirinya kehilangan
tunjang pegangan. Di rupa lalat yang tidak dapat membezakan
nilai tahi dan kueh. Ke tandas ianya berkunjung dan ke
pinggan nasi juga ianya bersila. Di hakikat memperolokkan
satu dengan lain di kedudukan sia-sia seperti Firman Allah
Taala:

Waqad makaruu makrahum Wa indallahi makruhum.


Wa inkaana makruhum litazuula minhul jibaal.

Al Fathun Nawa Jilid 1 702


Malam Muka Tiga 703

Sesungguhnya mereka telah memperdayakan dengan


tipu daya dan di sisi Allah tipu daya mereka. Sedangkan
tipu daya mereka itu tidak akan menggegarkan gunung
(kebenaran).
Surah:14: Ibrahim:46

Perbincangan Khas
Catitan: (Surah:14: Ibrahim: 46)
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
......Dari muka surat: 692. Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
(Nafsu Lawwaamah)
dua (2) perkara:
Dua: Terlahirnya perasaan
Pertama: Ayat ini secara jelas
pada diri ingin bertanya dan ingin
mengetahui barang yang tidak menerangkan kepada manusia tentang konsep
diketahuinya sebelum ini dengan
istilah: Tipu daya (di makna: Makru
semangat ingin belajar
(Surah:80:Abasa: 2-5). Terutama makruhum) Di mana ianya bolehlah
tentang perkara-perkara yang
didefinasikan sebagai satu perlakuan yang
berkaitan dengan soal kehidupan.
Soal iman dan keimanan. Soal tauhid dilakukan oleh seseorang atau kumpulan orang
dan mentauhidkan Tuhannya. Di
yang dilihat baik dan bermunafaat pada
suasana semangat: Fas aluu
ahlazzikri Inkuntum laa talamuun. awalnya tetapi bertukar menjadi bala dan derita
(Surah:16:An Nahl:43) mula menebal
dipenghujungnya di wajah manis ketika di lidah.
pada dirinya.
sesungguhnya kedudukan Racun ketika di perut.
ini berlaku adalah hasil dari dorongan
Kedua: Ayat ini secara jelas
sifat: Ilmu Yaqin yang tertumbuh
pada dirinya, sedangkan sikap menerangkan konsep bahawa penipuan yang
seumpama payah terwujud pada
dilakukan oleh seseorang manusia akan dibalas
dirinya sebelumnya.
Tiga: Terlahirnya pada diri dengan penipuan jua. (Di maqam: Wamakaru
perasaan suka mengkaji. Di hakikat
makran wamakarnaa makran wahum laa
sebarang perkara yang diterimanya
akan dikaji olehnya berpandukan yasuruun - Surah:27: An Naml:50). Malah
kepada taraf keilmuan yang
terlebih dahsyat lagi jika penipuan diambil alih
dimilikinya. Istilah terima buta pada
satu-satu maklumat yang diterimanya oleh Tuhan semesta alam. Di mana hukum
terkikis pada dirinya. (Surah:2: Al
karma pasti akan menjenguk jendela kehidupan
Baqarah:78). Di makna pada setiap
maklumat yang diterimanya akan (Surah:32: Sajdah:21). Maka fikir-fikirlah di
diselidik dahulu olehnya sehinggalah
hakikat penipuan Allah itu teramat dahsyat
perasaan was-was atau keraguan
terhilang pada benak fikirannya. untuk ditanggung oleh manusia. (Surah:7: Al
Araaf:99).
Bersambung di m.s:706

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


704 Malam Muka Tiga

Furqan Maani
Al Baqarah : 14

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 14 - Al Baqarah: Wa izaa
laqullaziina aamanuu Qaaluu aamanna Wa izaa khalau ilaa
syayaatiinihim Qaluu inna maakum innamaa nahnu
mustahziuun - (Dan apabila mereka bertemu di kalangan
orang yang beriman. Lalu mereka berkata: Kami telah beriman.
Sebaliknya apabila mereka (secara sulit bertemu) dengan
ketua-ketua mereka (syaitan). Maka berkatalah mereka:
Sesungguhnya kami tetap berserta dengan kamu. Hanya kami
memperolok-olokkan mereka semata-mata)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Sikap berpura-pura dan sikap memperolokkan orang, janganlah sekali-kali
diamalkan. Jika kedua-dua sikap ini diarcakan di muka kawan dan
masyarakat. Nescaya tubuh akan menempuh kecelakaan. Tubuh tidak lagi
dipercayai. Kata-kata tidak lagi bergaram. Sedangkan Tuhan menanti
dengan karmaNya di kala kezaliman terarca kepada tubuh orang lain di
wajah pengkhianatan dan penipuan. Demikianlah bijaknya Allah dalam
memperkenalkan peringatanNya kepada manusia. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 15

Al Fathun Nawa Jilid 1 704


Malam Muka Tiga 705

Soalan: Apakah Definasi: Allaahu yastahziu bihim


wayamudduhum fii tughyaanihim yamahuun - (Allah akan
memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka dalam
kedurhakaan di suasana sentiasa dalam kebimbangan - Al
Baqarah:15)
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan dan ingatan dari Allah Taala. Bahawa bagi mereka
yang bersifat penipu yang tidak tahu dirinya penipu dan bagi
mereka yang bersifat jahat tidak tahu dirinya jahat dan bagi
mereka yang bodoh yang tidak tahu dirinya bodoh dan bagi
mereka yang bersifat talam dua muka. Maka ingatlah Hukum
Karma akan datang kepada mereka di rupa diri akan diperolok-
olokkan pada segala urusan pekerjaan yang dibuat olehnya di
rupa barang yang dibuat tidak menjadi. Barang yang diusaha
bagai dipermainkan di suasana dirinya resah dan derita di
ambang kebimbangan di rupa diri diperolok dan
dipersendakan:

Wamakaru wamakran wamakarnaa makran wahum laa


yasy uruun.
Mereka tipu dengan satu penipuan dan Kami (Allah)
membalas tipuannya itu dengan suatu penipuan
sedangkan mereka tidak menyedarinya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


706 Malam Muka Tiga

Surah:27: An Naml:50

Perbincangan Ringkas. Catitan: (Surah: 27: An Naml:50)


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
...Dari muka surat: 703 Klasifikasi ayat: Al Bayan (punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
(Nafsu Lawwaamah)
dua (2) perkara:
Sementara itu di antara sifat- Pertama: Ayat ini menerangkan
sifat mazmumah yang tertanggal
pada dirinya di peringkat ini adalah konsep bahawa penipuan akan dibalas dengan
seperti berikut: penipuan. Satu balas yang berwajah Qisas

Satu: Di peringkat ini sifat: yang dilakukan sendiri oleh Tuhan yang Maha
Waswaasa (was-was) mula Kuasa. Satu bentuk balasan di rupa penipuan
mengendur pada dirinya. Perasaan
syak, ragu dan was-was mula yang berwajah seni, halus dan lunak sehingga
terhakis pada dirinya dan diganti kecanggihan penipuanNya tidak dapat dikesan
dengan sifat dan sikap yakin pada
maqam: Ilmu Yaqin (Yakin secara oleh manusia.
berilmu). Oleh itu berawasilah dahulu dengan
Satu maqam keyakinan yang
mendorong manusia mengkaji pada berfikir panjang sebelum satu-satu penipuan
setiap barang yang tidak diketahuinya dan kezaliman hendak dilakukan. Dengan
apabila satu-satu maklumat diberi
kepadanya. Satu maqam keyakinan ingatan bahawa azab Tuhan bukan sahaja
yang mendorong hati seseorang terwujud di akhirat tetapi di balas di dunia lagi
berminat untuk mendalami sesuatu
yang baru yang diperolehinya di (Di maqam: Walanuziiqannahum minal
wajah: Empiricle inventions yang azaabil adnaa duunal azaabil akbari
diasas pada konsep: Logic .
Systematic . Relevance . Empiricle. laallahum yar jiuun - Surah: 32: As
(Surah:93:Ad Dhuhaa:4-5). Sajdah:21).

Dua: Di peringkat ini sifat: Kedua: Ayat ini secara jelas


Ussuu telah mula terhapus pada mengisyaratkan kepada manusia agar melihat
dirinya. Dirinya ketika ini telah dapat
membezakan di antara barang yang diri sendiri dan bertanya kepada diri. Apakah
baik dengan barang yang jahat. diri termasuk di kalangan manusia yang
Di makna dirinya telah
benar-benar mengerti mana satu dikarmakan oleh Tuhan semesta alam kerana
yang disuruh dan mana satu barang perbuatan diri sendiri?. Sesungguhnya di antara
yang ditegah oleh Tuhannya. Dirinya
di kala ini telah berupaya menegah ciri-ciri manusia yang dikifaratkan ini boleh
dirinya dari melakukan kejahatan. digariskan pada empat (4) ciri keseksaan:
Malah tidak keterlaluan jika dikatakan
di peringkat ini sifat Ussuu pada Satu: Dalam kehidupannya sehari-hari
dirinya telah diganti dengan sifat takut diri sentiasa dibelit oleh kegelisahan. Fikirannya
kepada Tuhannya di maqam: Khafa.
Yakni di maqam: Wa ammaa man sentiasa tercelaru. Ketenangan tidak pernah
khaafa maqaama rabbihi tertumbuh pada jiwa. Di makna keletihan jiwa
wanahannafsa anilhawaa. (Surah:79:
An Naaziat:40). dan fikiran menjadi perhiasan hidup di
Sebelah.

Sebelah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 706
Malam Muka Tiga 707

Perbincangan Khas sepanjang nafasnya. (Di maqam: Afa aminuu


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu makrallaah Surah:7: Al Araaf:99).
...... Sambungan.
Dua: Dalam kehidupannya sehari-hari
Satu maqam awal tanda diri bertindak dalam serba tidak kena. Barang
kesucian hati seseorang manusia dan
satu kejayaan besar seseorang dibuat tidak menjadi. Barang ditanam tidak
manusia di sudut pendekatan ilmu berhasil. Sebab dan musabbab yang berupa
syariat. Maka di suasana inilah latihan
penyucian hati haruslah diteruskan penghalang kejayaan tertimbul di luar jangka. Di
sehingga hati berjaya membentuk suasana bayangan kejayaan tetap terpacak di
sifatnya di maqam: Khasyia. Di mana
istilah takut kepada Tuhan di waktu cermin fikiran. Tetapi sayang seribu sayang
itu nanti bukan sekali-kali tertumbuh rupa kejayaan yang diimpikan tidak pernah
dari perasaan pencegahan tetapi
terhasil dari iman dan keimanan yang menjadi kenyataan. (Di maqam: Wallaziina
menghiasi hati dengan perasaan kafaruu amaaluhum kasaraabin biqiiatin
benci kepada kekufuran, kefasikan
dan kedurhakaan secara automatik yahsabuhuzzamaanu maaan. (surah:24:
oleh hati sendiri di sifat: Qalbissaliim An Nur:39).
(Surah:49: Al Hujuraat:7) di wajah
terzahirnya rupa nafsu mutmainnah. Tiga: Dalam kehidupan sehari-hari.
Dirinya terasa berada dalam kesunyian. Kawan
Tiga: Di peringkat ini sifat:
Asfalasaafiliin mula terhilang pada dan taulan melihat dirinya bagai ayam melihat
dirinya. Di suasana akal bernas mulai musang. Masing-masing cuba menjauhkan diri
tumbuh pada dirinya. Terutama
apabila karat Lawwaamah yang dan tidak tertimbul di hati mereka untuk
bernama karat Haluua tersingkir dari berkawan. Sebaliknya jika kawan dan taulan
pintu hati (Lub) seseorang dengan
membuka peluang bagi Nur Qalbi hadir mendatang. Maka akan tertimbul saja
memancarkan cahayanya ke sebab musabbab yang akan menolaknya dari
bahagian Filemen Akal yang terletak
di bahagian bawah belakang kepala terus berkawan. (Di maqam: Maa lizzalimiina
seseorang. Satu pancaran cahaya min hamiimin walaa syafiiin yutaau
Nur Qalbi yang mendorongkan
tertumbuhnya akal kepada manusia. Surah:40: Al Mukmin:18-19).
Sesungguhnya anak cucu Empat: Dalam kehidupan sehari-hari.
ketahuilah, bahawasanya di peringkat
inilah terzahirnya suasana seseorang Fikiran di kepalanya telah terhilang punca.
manusia itu akan berjaya meletakkan Dirinya sudah tidak tahu lagi hendak buat.
dirinya di kalangan manusia yang
berupaya memenuhi kehendak Sebab musabbab kerenah yang menimpa diri
isyarat manusia yang boleh menerima tidak lagi dapat diselongkari. Permohonan
Al Quran. Sama ada di maqam:
Yaqiluun atau di maqam: pertolongan dari pihak-pihak tersohor yang
Yatafakkruun. ditemui tidak jua menjadi. Sedangkan kerenah
Oleh itu tidak peliklah
kenapa manusia di peringkat ini mula terhadap diri terus membasahi diri bagai
sukakan Al Quran dan menjadikan Al simpulan kemin mati yang telah terhilang
Quran sebagai sumber penghibur
ilmu kepada dirinya. Wallahu alam. penyelesaiannya.
Demikanlah anak cucu, diri manusia
.....Bersambung di m.s:736
yang dikarmakan terus diperolok-olokkan pada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


708 Malam Muka Tiga

kehidupannya. (Di maqam: Wabadaa lahum


sayyiaatu maa kasabuu wahaaqa bihim maa
kaanuu bihii yastahziuun (Surah:39: Az
Zumar:48). Lantaran penipuan dan kezaliman
dirinya yang pernah lakukannya. (Di maqam: Fa
azaaqa humullaahul khizyaa fil hayaatid
dunya wala azaabul aakhirati akbaru
laukaanuu yalamuun Surah: 39: Az
Zumar:26). Fikir-fikirlah.

Furqan Maani
Al Baqarah : 15

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 15 Al Baqarah: Allaahu
yastahziu bihim wayamudduhum fii tughyaanihim yamahuun -
(Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan
mereka dalam kedurhakaan di suasana sentiasa dalam
kebimbangan)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia kenalah ingat bahawa balasan bukan sahaja ada di akhirat.
Sebaliknya jua manusia kenalah ingat balasan Allah yang berbentuk kifarat
tetap terwujud di muka bumi. Di hakikat jika seseorang manusia suka
memperolokkan orang atau melakukan kezaliman terhadap orang lain.
Maka hukum karma akan menjenguk jendela hidup orang yang berkenaan.
Demikianlah peringatan Allah terhadap manusia seumpama. Renung-
renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 708


Malam Muka Tiga 709

Definasi Ayat
Al Baqarah: 16

Soalan: Apakah definasi: Ulaaikallazii nasytarawud


dholalata bilhuda. Famaa rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu
muhtadiin - (Mereka sanggup membeli kesesatan dengan
petunjuk. Maka (jenis) perniagaan (apakah) mereka itu - tiada
berlaba dan tidaklah pula mereka itu mendapat petunjuk - Al
Baqarah:16).
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan terwujudnya kehendak manusia yang sanggup
merugikan dirinya sendiri menukar kebaikan dengan kejahatan
di nilai kehilangan diri dan jahil untuk meletakkan rupa hidup
dan kehidupan sehariannya di nilai rupa perniagaan yang perlu
dihitung akan untung dan ruginya di suasana dirinya terhilang
bimbingan dan kepimpinan serta hidayat petunjuk dari
Tuhannya.
Lantaran itu, soal hidup dan perniagaan. Soal erti hidup
adalah satu perniagaan, hendaklah difahami dan diterapkan
secara bersungguh-sungguh agar hidup dalam sehari-hari
digerak ke arahnya dan seumpamanya. Di makna hidup
hendaklah sentiasa difokuskan ke arah mendapat keuntungan
serta mengelakkan diri dari mengalami kerugian.
Sesungguhnya dengan bertindak sedemikian. Mudah-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


710 Malam Muka Tiga

mudahan diri tergolong dari kalangan orang yang beruntung di


dua kehidupan. Dunia dan akhirat adanya.

Furqan Maani
Al Baqarah : 16

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 16 Al Baqarah:
Ulaaikallazii nasytarawud dholalata bilhuda. Famaa
rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiin - (Mereka
sanggup membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka (jenis)
perniagaan (apakah) mereka itu - tiada berlaba dan tidaklah
pula mereka itu mendapat petunjuk)?

Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala


telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia kenalah ingat bahawa hidup dan kehidupannya adalah
perniagaan. Di mana soal untung dan rugi terpaksalah dihitung-selia, agar
kerugian tidak menimpa diri. Peringatan dibuat Allah Taala. Lantaran
terwujudnya sikap manusia yang sanggup membeli kesesatan dengan
petunjuk. Di hakikat rugi tidak perlu dikira. Kebodohan tidak perlu diambil
kisah. Maka jenis apakah perniagaan mereka itu? Renung-renunglah.

Wallaahu alam.
PERINGKAT DI WAJAH KEEMPAT

Al Fathun Nawa Jilid 1 710


Malam Muka Tiga 711

BACA DENGAN MENDEFINASI ISTILAH


(Malam Muka Tiga)

Definasi Istilah dalam ayat


Dan Istilah-istilah yang berkaitan dengannya.

Perhatian: Dalam catitan ini. Semua istilah-istilah yang di perbincangkan hendaklah


dilihat pada dua sudut. Duniawi dan akhrawi. Agar pengertian dari definasinya dapat
dikhitabkan secara yang lebih tepat dengan membuahkan kejituan pemahaman
terhadapnya di konteks duniawi dan akhrawi disamping meluaskan lagi penglihatan
mata pemikiran terhadap luasnya dan abstraknya ilmu yang tersimpan di dalam Al
Quran. Sebaliknya jika kedudukan ini tidak ditumbuhkan. Maka mata pemahaman
hanya akan tertumpu kepada pengertian akhrawi semata-mata. Justeru itu akan
terlindunglah pancaran ilmu Al Quran di sudut terserlahnya kelebaran ilmunya pada
maksud kegunaannya di konteks duniawi.

Istilah: Syaitan
Soalan: Apakah definasi istilah Syaitan di sudut akhrawi.
Jawab: Istilah Syaitan di sudut akhrawi. Bolehlah didefinasikan
sebagai kumpulan jin dan manusia yang bersekongkol dengan
Iblis bagi menggoda anak cucu Adam agar berpaling daripada
Allah dan rasulNya dengan menzahirkan kejahatan dan
maksiat yang dimurkai oleh Allah Tuhan semesta alam di
hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


712 Malam Muka Tiga

Yaa ayyuhallaziina aamanuu laatattabiuu khutuwaatis


syaitaan. Waman yattabi khutuwaatissyaitani Fa
innahuu yamurubil fahsyaai walmunkar. Walaulaa
fadhlullaahi alaikum warahmatuhuu maazakaa minkum
min ahadin abadaa. Walaakinnallaaha yuzakkii man
yasyaa u Wallaahu samiiun aliim.
Hai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang
mengikuti langkah-langkah syaitan. Maka
Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan
perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya
tidaklah kerana kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada
kamu sekalian. Nescaya tidak seorang pun dari kamu
bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-
lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Surah:24: An Nur:21

Catitan:(Surah:24:An Nur:21).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa adalah menjadi

Al Fathun Nawa Jilid 1 712


Malam Muka Tiga 713

Dhabit Istilah. tanggungjawab manusia kena mengenali


Menerangkan Ruhul Maani syaitan. (Di maqam: Faqulnaa yaa aadamu
(Surah: 24: An Nur: 21
inna haazaa aduwwullaka walizaujika -
Menerangkan isyarat ruhul Surah:20: Tahaa:117). Bukan pada rupanya
maani ayat kepada dua (2) perkara:
tetapi pada perangai dan tingkah lakunya.
Satu: Menerangkan isyarat Di hakikat syaitan yang berupa Jin dan
bahawa syaitan tetap akan menyuruh
manusia agar melakukan kejahatan. Manusia (Di maqam: Minal jinnati wannaas -
Sesungguhnya kedudukan ini berlaku Surah:114: An Naas:4-6) adalah lebih
selari dengan kehendak syaitan bagi
membuktikan kata-kata dan tegurannya berbahaya dari Syaitan dari kalangan Iblis yang
kepada Allah dengan menyifatkan asal. Lantaran bisikan dan ajakannya di wajah
manusia adalah satu kejadian yang
tidak berguna kepada Tuhannya. Satu ajakan rakan dan taulan lebih berkesan dari
kejadian yang lalai terhadap Allah dan ajakan musuh yang dikenali sebagai musuh. (Di
menjadi perosak di muka bumi.
(Surah:2:Al Baqarah:30). Satu kejadian maqam: Waqaasama humaa innii lakumaa
Tuhan yang tidak seumpama kejadian laminan naashihiin - Surah:7: Al Araaf:21).
mereka yang sentiasa sujud dan
bertasbih kepada Tuhannya. Kedua: Ayat ini secara jelas
(Surah:21:Al Anbiyaak:19-20). menerangkan prinsip bahawa telah menjadi
Maka di ruang yang terbentuk
sebeginilah sepatutnya manusia perangai lazim bagi syaitan akan menggoda
mengambil kesempatan dengan manusia ke arah pekerjaan keji dan mungkar.
membuktikan bahawa kejadian manusia
tidak seumpama yang disangka oleh Di suasana mereka akan melahirkan rupa
Iblis dan syaitan. Malah sanggup kejahatan lebih indah dari kebaikan. Satu
menerima cabaran syaitan tersebut
dengan kesedaran bahawa pada setiap keadaan yang jenuh mengelirukan manusia.
barang yang terbaik mestilah dahulu (Surah:5: Al Maidah:100). Disamping
diuji dan teruji. (Surah:29:Al Ankabuut:
2-3). Di suasana diri sentiasa bermohon memperlihatkan kepada manusia akan satu-
perlindungan dengan Tuhan semesta satu kejahatan itu di rupa kebaikan dan
alam.
manusia tidak akan terasa jahat ketika bersama
Dua: Menerangkan hakikat kejahatan yang diperlakukannya. (Di maqam:
tentang payahnya manusia untuk
mengelakkan dirinya dari bisikan dan Wahum yahsabuuna annahum yuhsinuuna
godaan syaitan. Di hakikat jika tidak shunaa - Surah:18: Al Kahfi:103-104).
dengan pertolongan dan petunjuk dari
Tuhan nescaya tidak ada seorang Ketiga: Ayat ini secara jelas
manusia pun suci dengan Tuhannya, menerangkan prinsip bahawa Allah Taala tetap
Oleh itu sekali lagi bermohonlah
perlindungan dengan Tuhan. akan menghulur sifat: Al Rahman dan Al
Sucikanlah hati dengan jalan wasilah RahimNya di wajah akan melindungi hambaNya
serta ikhlaskanlah diri dalam beragama
kerana sesungguhnya sifat yang dari kerenah penyangak musuhNya itu, apabila
bernama ikhlas itu adalah dinding kukuh diminta oleh hambaNya. Oleh itu adalah
melindungkan manusia dari cabaran
syaitan (Surah:38: Shaad:79-83). menjadi tanggungjawab seseorang manusia
memohon perlindungan dari Tuhannya.
Kaji-kajilah.
(Surah:114: An Naas:1-6). Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


714 Malam Muka Tiga

Maka berlindunglah daripadanya dengan Tuhan yang


berkuasa. Di hakikat FirmanNya:

Qul auuzu birabbinnaas. Malikinnaas. Ilaahinnas. Min


syarril waswaasil khannaas. Allazii yuwaswisu fii
suduurinnaas. Minal jinnati wannaas.
Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (mendidik)
manusia. Raja manusia. Tuhan Manusia. Daripada
kejahatan bisikan syaitan yang berulang datang dan
pergi. Yang membisik ke dalam hati manusia. Iaitu di
kalangan Jin dan manusia.
Surah:114: An Naas:1-6

Catitan:(Surah:114: An Naas:1-6).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa manusia yang
ingin berlindung dari godaan syaitan hendaklah
berlindung dengan Tuhannya pada tiga (3)
tahap:
Satu: Berlindung dengan Tuhan di
sifatNya sebagai Penjaga manusia (Di maqam:

Al Fathun Nawa Jilid 1 714


Malam Muka Tiga 715

Dhabit Istilah. Fallaahu khairun haafizan wahuwa


Menerangkan Ruhul Maani arhamurraahimiin Surah:12:Yusuf:64.
(Surah: 114: An Naas: 1-6)
Dua: Berlindung dengan Tuhan di
Menerangkan isyarat ruhul sifatNya sebagai Raja sehari-hari kepada
maani ayat kepada tiga (3) perkara:
manusia (Di maqam: Maaliki yaumiddiin -
Satu: Menerangkan isyarat Surah:1: Al Fatihah:4).
peringatan Allah Taala kepada satu
kenyataan bahawa Jin dan Manusia Tiga: Berlindung dengan Tuhan di
boleh menjelma menjadi syaitan yang sifatNya sebagai Yang Disembah (Ilah). Tiga
berupaya membisik kejahatan kepada
hati manusia. Satu bentuk bisikan yang kekuatan yang pasti melenyapkan kerenah
boleh menghasilkan sifat-sifat yang ditimbulkan.
mazmumah yang dikeji serta berupaya
pula menutup hati manusia (Surah:83: Kedua: Ayat ini secara jelas
Al Muthaffifiin:14) dengan membuahkan menerangkan prinsip bahawa syaitan
penyakit kepada hati manusia. (Surah:2:
Al Baqarah:7). menggoda manusia melalui bisikan. Satu cara
yang berwajah sulit yang tidak akan diketahui
Dua: Menerangkan isyarat
kepada satu kenyataan bahawa bisikan oleh orang lain kecuali diri orang yang
syaitan yang ditimbulkan oleh syaitan dibisikkannya. Malah jauh dari itu syaitan
yang berwajah Jin dan Manusia boleh
datang berkali-kali. Di makna ianya menggunapakai kaedah: Sekali tidak berkesan.
boleh ditimbulkan oleh syaitan pada Ulangkan ia berbilang kali. Nescaya barang
bila-bila masa di sepanjang hayat
seseorang manusia di muka bumi. yang batil boleh diterima sebagai satu
kebenaran. Di suasana kaedah sebegini
Tiga: Menerangkan isyarat
kepada satu kenyataan tentang banyak melumpuhkan pendirian hati manusia.
pentingnya manusia bermohon Terutama apabila bisikan yang datang berwajah
perlindungan dari Tuhannya. Di
suasana Allah Taala sendiri kawan dan nasihat. (Di maqam: Waqaasama
mengetahui bahawa cabaran syaitan humaa Innii lakumaa laminan naashihiin -
terhadap manusia jarang termampu
dihadapi oleh manusia (Surah:24: An Surah:7; Al Araaf:21).
Nur:21). Satu cabaran yang perlu Ketiga: Ayat ini secara jelas
kepada campur tangan Allah Taala
dalam melindunginya. Di hakikat jika menerangkan prinsip bahawa hati yang kotor
manusia termakan bisikan dan hasutan mudah ternoda. Bisikan mudah diterima. Di
syaitan. Maka sudah pasti manusia
tersebut tidak akan sekali-kali hakikat bagai mudahnya tahi menerima tahi
berpeluang untuk menatap wajah atau api menerima api di suasana bisikan tidak
keangungan Tuhannya. (Surah:75: Al
Qiyaamah:22-23). Terutama apabila terbaunya busuk atau bisikan tidak dirasainya
bahagian pintu hati (Lub Lampu Nur panas disebabkan hati kotor berwajah tahi dan
Qalbi) seseorang manusia tertutup
dengan karat-karat mazmumah, api yang diibaratkan (Surah:34: As Sabak:21).
lantaran perbuatan kejinya. (Surah:83: Fikir-fikirlah di hakikat bagai kata orang:
Al Muthaffifiin:14).
Neraka tidak akan menyala. Jika manusia
Kaji-kajilah. tidak membawa benih api dari dunia.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


716 Malam Muka Tiga

Soalan: Apakah definasi istilah Syaitan di sudut


duniawi?
Jawab: Istilah Syaitan di sudut duniawi. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu suasana terzahirnya manusia atau
kumpulan manusia yang cenderung untuk melakukan
halangan atau melakukan pengkhianatan terhadap satu-satu
unsur perubahan dan pembaharuan yang bermaksud untuk
dimunafaatkan oleh diri, masyarakat dan negara dengan
bertindak mengajak atau mempengaruhi ramai agar
menolaknya di atas alasan-alasan yang direka cipta oleh
mereka dengan niat buruk untuk menggagalkan usaha yang
dibuat oleh mana-mana pihak yang berniat baik dan terang
bernatijahkan kebaikan.
Di hakikat perangai manusia :

Tabbatyadaa abiilahabin watabb. Maa aghnaa


anhumaa luhuu wamaa kasab.
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya
dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan.
Surah:111: Al-Lahab:1-2

Catitan:(Surah:111: Al Lahab:1-2).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 716


Malam Muka Tiga 717

Pertama: Ayat ini secara jelas


menerangkan prinsip bahawa penentangan
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani yang paling hebat terhadap seseorang yang
(Surah: 111: Al Lahab:1-2) sedang menzahirkan furqan (perubahan dan
Menerangkan isyarat ruhul pembaharuan) adalah penentangan yang
maani ayat kepada tiga (3) perkara: dizahirkan oleh ahli keluarganya sendiri (Di
Satu: Menerangkan isyarat kedudukan: Inna min azwaajikum wa
ruhul maani kepada kenyataan bahawa aulaadikum aduwwallakum fahzaruuhum -
segala kekayaan dan punca kekayaan
akan berwajah hampa. Jika ianya Surah:64: At Taghaabun:14).
diguna untuk kejahatan atau diguna Kisah-kisah rintangan terhadap Nabi
untuk menghalang terzahirnya kebaikan
dan kebenaran di dada masyarakat. Ibrahim a.s oleh bapanya. Rintangan terhadap
Nabi Nuh a.s oleh anak-anaknya dan rintangan
Dua: Menerangkan isyarat
ruhul maani kepada satu kenyataan terhadap Junjungan Besar Muhammad s.a.w
bahawa nama diri akan menjadi busuk oleh bapa saudaranya adalah merupakan
dan dikenang oleh sejarah di wajah
yang buruk. Jika kekayaan yang ada kisah-kisah yang sepatutnya diiktibarkan (Di
diguna untuk menghalang kebaikan kedudukan: Surah:11: Hud:44-46).
tertumbuh pada masyarakat. Di hakikat
manusia kenalah mengerti akan Kedua: Ayat ini secara jelas
kenyataan bahawa jasad mungkin menerangkan prinsip terwujudnya sikap
hancur setelah mati. Tetapi nama yang
berwajah tubuh baru kepada manusia manusia tidak mempercayai kebolehan yang
setelah diri meninggal tidak akan luput terlahir dari keluarga sendiri (Di kedudukan:
di lidah dan di telinga apabila ianya
tertumbuh di lidah manusia semasa dan Dharaballaahu mathalan lillaziina kafaruu
selepasnya. Di suasana nama yang amra ata Nuuhin wamra ata Luutin kaanataa
baik terus dikenang dan dipuji. Di
sebalik nama yang buruk jua akan tahta abdaini min ibaadinaa shaalihaini -
diingat dan terus dikeji. Demikianlah Surah:66: At Tahriim:10).
anak cucu pentingnya nama bagi
manusia selepas kematiannya. Di hakikat terwujudnya sikap manusia
tidak mempercayai kebolehan yang terlahir dari
Tiga: Menerangkan isyarat
ruhul maani kaitan kekayaan dan nama bangsa sendiri. Akibatnya kebolehan yang
kepada manusia. Di hakikat harta dan terlahir dari lubuk kecemerlangan keluarga dan
kekayaan serta corak dan cara
penggunaannya boleh mewajahkan bangsa sendiri diperlekeh dan dipersendakan.
rupa nama seseorang manusia. Di Inilah satu-satu sikap yang masih diwarisi oleh
makna jika kena cara penggunaan harta
dan kekayaan. Maka nama baik akan satu-satu bangsa. Satu sikap yang perlu
tertumbuh di masa hidup dan selepas dikikiskan. Di hakikat bangsa akan lebih
hidup. Sebaliknya jika harta dan
kekayaan disalahgunakan. Maka nama berjaya. Jika kelebihan yang dikurniakan oleh
buruk akan jua tertumbuh semasa dan Tuhan kepada keluarga dan bangsa diterima di
selepas hayat seseorang. Oleh itu
berwaspadalah agar kesenangan yang rupa rahmat yang perlu dibangga dan
dikurniakan tidak menghampakan diri dimunafaatkan (Surah:41: Al Fussilat:43-45).
sendiri. Kaji-kajilah.
Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


718 Malam Muka Tiga

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:111:Al Lahab:1-2)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Kemasyarakatan yang berbunyi:
Setiap kebaikan yang bersifat
pembaharuan pasti akan ditentang dan
sedahsyat-dahsyat tentangan datangnya
dari bangsa dan keluarga sendiri.
Bincang-bincanglah.

Istilah Kafir (ingkar)

Soalan: Apakah definasi istilah kafir (ingkar) di sudut


pemahaman umum ?
Jawab: Istilah kafir di sudut pemahaman umum.
Bolehlah didefinasikan sebagai gambaran sikap dan pendirian
seseorang manusia yang menolak hakikat kebenaran terhadap
kewujudan ketuhanan Allah sebagai Tuhan yang sebenar,
Tuhan sekalian alam serta menolak hakikat ketulenan
kerasulan Nabi Muhammad s.a.w sebagai PesuruhNya.
Dengan kata mudah. Seseorang itu akan menjadi kafir
dan tetap kafir, apabila ianya menolak hakikat bahawasanya
Allah itulah Tuhan sebenar-benar Tuhan dan menolak akan
hakikat kejituan bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w adalah
Nabi dan Pesuruh Allah disifatnya sebagai Rasul dan penamat
segala Nabi.

Al Fathun Nawa Jilid 1 718


Malam Muka Tiga 719

Maka di atas maksud untuk pemahaman yang lebih


mendalam. Catitan ini membahagikannya kepada dua sudut.
Duniawi dan akhrawi. Agar istilah kafir (sikap ingkar) yang
terlahir dari perangai manusia ini dapat diselami secara yang
lebih mendalam. Malah pemahamannya nanti dapat
digunapakai di dalam kehidupan seharian di wajah Al Quran
adalah untuk kegunaan dunia dan akhirat.

Soalan: Apakah definasi: Istilah kafir (ingkar) di sudut


akhrawi?
Jawab: Istilah kafir - ingkar di sudut akhrawi. Bolehlah di
definasikan sebagai satu rupa keadaan di mana kedudukan
pendirian hati dan perlakuan seseorang manusia di kedudukan
tidak tertumbuhnya keyakinan terhadap wujud dan kewujudan
Tuhannya dengan dirinya terus memasang sikap tidak
mengendahkan nasihat dan peringatan Tuhannya. Lalu
meletakkan dirinya di bayangan kemurkaan Tuhannya di rupa
musuh yang dikeji dan dilaknat di hakikat Firman Tuhannya:

Awalam yaral insaanu annaa khalaqnaahu min nutfatin


fa izaa huwa khasiimum mubin.
Tidakkah manusia mengetahui bahawa Kamilah yang
menjadikan dia dari segumpal darah. Kemudian
(kenapa) ianya menjadi musuh yang nyata.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


720 Malam Muka Tiga

Surah:36: Yaasin:77
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani Catitan:(Surah:36: Yassin:77).
(Surah: 36:Yaasin: 77)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
Menerangkan isyarat ruhul
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
maani istilah kalimah ayat: Faizaa huwa
khasyiimum mubiin. (Kemudian dua (2) perkara:
sanggup menjadi musuh Tuhan yang Pertama: Ayat ini secara jelas
nyata) pada menggambarkan sikap
manusia yang lupa kepada sejarah menerangkan prinsip terwujudnya sikap
kejadiannya. Di mana perlakuan manusia mudah terlupa sejarah. Mudah terlupa
seumpama ini berlaku lantaran tiga (3)
sebab: tentang asal usul datangnya. Mudah terlupa
akujanji yang dibuatnya. Lalu merasai dirinya
Satu: Terlahirnya manusia
menjadikan nafsu sebagai Tuhan. tidak lagi mempunyai kaitan dengan Tuhannya.
(Surah:25:Al Furqan:43). Di makna
Malah sanggup menjadi musuh yang nyata.
kalah dengan kejahatan nafsu sendiri
dengan hati dan jiwa hanyut menurut (Surah:36:Yasin:77).
rasa dan perasaan (Surah:23: Al Kedua: Ayat ini secara jelas
Mukminuun:71). Terutama ketika
melakukan kerja-kerja kejahatan di menerangkan prinsip bahawa terwujudnya
suasana matanya di kala itu melihatnya sikap manusia yang melihat Allah Tuhannya
sebagai satu kebaikan yang perlu
dilakukannya (Surah:2: Al Baqarah:11- akan terus membiarkan perlakuan jahatnya
12). Lalu merugikan dirinya sendiri
tanpa di pihakNya bertindak terhadap dirinya. Di
dalam kesesatan. (Surah:28: Al
Qashaash:50). makna terhilangnya ingatan bahawa karma (Di
maqam: Thumma yujzaahul jazaa al aufaa -
Dua: Terlahirnya manusia
merelakan hatinya terus dikotori oleh Surah:53: An Najm:39-41) boleh menjenguk
karat perlakuan sifat-sifat mazmumah kehidupan. (Surah:32: As Sajdah:21). Apatah di
(Surah:83:Al Mutaffifiin:14). Tanpa
terwujud langkah-langkah yang diambil akhirat perbuatannya akan mendapat balasan.
oleh diri sendiri untuk menyucikannya Fikir-fikirlah.
(Surah:91: Asy Syams:10) menerusi
cara dan kaedah zikrillah yang
dianjurkan oleh jalan wasilah (Surah:5: Penerokaan Teori Al Quran.
Al Maidah:35) sehingga kekotoran
hatinya yang terwujud itu telah (Surah:36:Yaasin:77)
mendorongkan Iblis dan syaitan Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
menguasai hati dan dirinya.
(Surah:43:Az Zukhruf:36). Justeru of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
lalainya diri dari peringatan Tuhannya. Quran di bidang Sains Kerohanian yang
Tiga: Terlahirnya manusia berbunyi:
terasa dirinya kaya dan kekayaan Seseorang manusia akan bersifat jahat dan
adalah segala-gala baginya (Surah:96:
Al Alaq:6-7). Apatah lagi bila kekayaan sanggup bermusuh dengan Tuhannya
yang dimilikinya dirasainya terhasil dari apabila dirinya terlupa akan asal usul
keupayaan ilmunya sendiri tanpa
bersandarkan kepada pemberian dan dirinya.
pertolongan Tuhannya. (Surah:28:Al Bincang-bincanglah.
Qashash:78). Kaji-kajilah.

Kaji-kajilah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 720
Malam Muka Tiga 721

Soalan: Apakah definasi: Istilah kafir (ingkar) di sudut


duniawi ?
Jawab: Istilah kafir - ingkar di sudut duniawi. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu rupa keadaan di mana kedudukan
pendirian hati dan perlakuan seseorang manusia di kedudukan
tidak tertumbuhnya keyakinan terhadap satu-satu rupa
perubahan dan pembaharuan yang dibentangkan kepadanya.
Lantaran mata dan hatinya tidak ternampak akan kejituan
faedah dan munafaat yang boleh dihasilkan demi
kepentingannya atau disebabkan oleh halangan retorik
pegangannya atau kerana cetek dan kejahilannya di hakikat
terwajah rupa pendirian kedegilan anak-anak Nabi Nuh
terhadap tawaran Nuh a.s untuk menyelamatkan mereka (di
makna mengubahkan nasib) dari tenggelam dan maut (di
makna mundur dan dhaif) di banjir besar (arus pembaharuan).
Di atas alasan, mereka masih memiliki pilihan gunung di wajah
lambungan gelora:

Qaala saaawii ilaa jabalin yasimunii minal maai. Qaala


laa aasimal yauma min amrillaahi illaa marrahima.
Wahaala bainahumal mauju fakaana minal mughraqiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


722 Malam Muka Tiga

Ianya (anak Nuh) menjawab: Aku akan berlindung ke


gunung yang akan memeliharakan daku daripada air
(gelombang banjir). Sahut Nuh: (ingatlah) tiada seorang
pun yang terpelihara pada hari ini dari siksaan Allah
kecuali orang dikasihinya. Lalu gelombang membatas
antara keduanya sehingga ia termasuk di kalangan
orang-orang yang tenggelam.
Surah:11: Hud:43

Dhabit Istilah. Catitan:(Surah:11:Hud:43).


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 11: Hud: 43) Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada tiga (3) perkara: dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan isyarat
bahawa proses perkembangan menerangkan prinsip bahawa apabila
pembaharuan tetap akan berlaku datangnya satu-satu gelombang pembaharuan.
meskipun manusia tidak percaya dan
bersedia menghadapinya seumpama Maka sifat kedegilan, keengganan dan
ibarat kehadiran banjir di zaman Nuh keangkuhan untuk menerima perubahan akan
a.s.
tenggelam di arus yang mendatang. Di hakikat
Dua: Menerangkan satu seseorang manusia tidak akan dapat
kenyataan bahawa jika sikap seseorang
manusia tidak diubah seiring dengan meneruskan hidupnya. Jika diri tidak tahu dan
gelora perubahan yang sedang berlaku tidak pandai menyesuaikan dirinya dengan
di keliling kehidupannya. Maka sudah
pasti mereka akan ketinggalan. Malah gelora perubahan yang mendatang.
mati dalam arus perubahan. Di hakikat memperteguhkan satu-satu
Tiga: Menerangkan konsep pegangan tanpa menoleh kepada relevan dan
bahawa kena terlahir seorang dari kerelevenan akan membunuh keceriaan diri
kalangan anggota masyarakat
menyiapkan diri dan menyeru sendiri. Malah ianya akan meletakkan diri di
masyarakatnya agar bersiap sedia arus kebatilan dan ketinggalan (Di kedudukan:
menghadapi zaman perubahan.
Meskipun tindakannya itu akan Zalika bi annallaziina kafaruttabaul baatila
dipersendakan oleh kalangan ramai, wa annallaziina aamanuuttabaul haqqa
seumpama kisah Nuh dengan kaumnya
dan sesungguhnya sikap anak-anak mirrabbihim - Surah:47: Muhammad:3).
Nuh a.s haruslah dijadikan sempadan. Kedua: Ayat ini secara jelas

Kaji-kajilah. menerangkan prinsip bahawa gelora perubahan


dan pembaharuan tidak sekali-kali menanti diri.

Al Fathun Nawa Jilid 1 722


Malam Muka Tiga 723

Di mana ianya tetap akan berlaku selari dengan


keperluan dan permodenan manusia. Malah
perubahan dan pembaharuan jua tetap akan
berlaku di rupa mendahului pemikiran manusia
ramai. Inilah yang dikatakan perubahan dan
inilah yang dikatakan pembaharuan yang perlu
diberi perhatian. Fikir-fikirlah

Demikianlah bijakNya Allah Taala dalam


mengisyaratkan rupa banjir di rupa kedatangan arus
pembaharuan.

Istilah Kufur - (Menyangkal)

Soalan: Apakah definasi Istilah Kufur pada pemahaman


umum ?
Jawab: Istilah kufur pada pemahaman umum. Bolehlah
didefinasikan sebagai rupa perbuatan manusia yang telah
didatangkan kepadanya cahaya dan telah menerima cahaya
dari Tuhan di kedudukan dirinya beragama Islam tetapi tetap
mengguna kemudahan anggota-anggata tubuhnya dan
kemudahan-kemudahan lain yang ada padanya dengan
melakukan pekerjaan maksiat dan kejahatan disamping
menyangkal rupa nikmat dari Tuhannya di wajah kebiadaban
seseorang yang tidak tahu bersyukur.
Maka di atas maksud untuk pemahaman yang lebih
mendalam. Catitan ini membahagikannya kepada dua sudut.
Duniawi dan akhrawi. Agar istilah kufur (menyangkal) yang
terlahir dari perangai manusia ini dapat diselami secara lebih
mendalam. Malah pemahamannya nanti dapat digunapakai di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


724 Malam Muka Tiga

dalam kehidupan seharian di wajah Al Quran adalah untuk


kegunaan dunia dan akhirat. Justeru itu. Istilah kufur
dikategorikan kepada dua (2) wajah kekufuran. Pertama:
Dinamakan: Kufur Ussu (Kufur kejahatan). Kedua: Di
namakan Kufur Nikmat.

Soalan: Apakah definasi istilah kufur Ussu (kufur


kejahatan) di sudut akhrawi ?
Jawab: Istilah kufur Ussu di sudut akhrawi. Bolehlah di
definasikan sebagai satu rupa keadaan di mana kedudukan
pendirian hati dan perlakuan seseorang manusia yang suka
menggunakan kemudahan anggota-anggota dirinya (Surah:64:
At Taghabun:3) dan kemudahan-kemudahan yang didapatinya
di rupa nikmat dari Tuhannya untuk melakukan kerja-kerja
maksiat dan kejahatan, setelah dirinya telah didatangkan
petunjuk dari Tuhannya di wajahnya diri masih memperakuinya
tetap beriman kepada Allah dan rasulNya di suasana tidak
tertumbuh di hatinya sifat-sifat bersyukur dan bertaubat di
wajah taubatan nasuuhaa.
Di hakikat FirmanNya:

Zaharal fasaadu fil barri walbahri bimaa kasabat


aidiinnaasi liyuziiqahum badhallaazii amiluu laallahum
yarjiuun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 724


Malam Muka Tiga 725

Telah zahir kerosakan di darat dan di laut disebabkan


kerana perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).
Surah:30: Ar Rum:41

Dhabit Istilah. Catitan:(Surah:30: Ar Rum:41).


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
(Surah: 30: Ar Rum: 41)
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan isyarat ruhul tiga (3) perkara:
maani ayat kepada sepuluh (10)
perkara yang menyebabkan terzahir Pertama: Ayat ini secara jelas
kerosakan negeri dan masyarakat menerangkan prinsip bahawa dalam banyak
kerana tangan manusia. (Surah:42:Asy
Syuraa:30): perkara Allah Taala akan mengikut kehendak
manusia. Di makna Allah Taala akan terus
Satu: Kerosakan dan bala
kerana tangan manusia akan berlaku membiarkan barang kejahatan yang dilakukan
apabila terjadinya perebutan kuasa oleh manusia berlaku tanpa di pihakNya
dalam negeri atau kerana
pencerobohan kuasa asing yang bertindak menghalang akannya dari berlaku.
berkeinginan menjajah politik sesebuah Lantaran itu manusia kenalah sanggup
negara.
menanggung akibat buruk hasil dari natijah
Dua: Kerosakan dan bala perbuatannya. (Surah:7: Al Araaf:23-24). Di
kerana tangan manusia akan berlaku
apabila kezaliman dilakukan oleh hakikat Allah Taala tidak sekali-kali menzalimi
pemerintah sesebuah negara. Terhadap manusia tetapi manusia itu sendirilah yang
rakyat dan negerinya. (Surah:2: Al
Baqarah:49). menzalimi dirinya. (Di maqam: Innallaaha laa
yazlimunnaasa syaia walaakinnan naasa
Tiga: Kerosakan dan bala
kerana tangan manusia akan berlaku anfusahum yazlimuun - Surah:10:Yunus:44).
apabila mata ramai dalam masyarakat Kedua: Ayat ini secara jelas
melihat kejahatan di rupa kebaikan
(Surah:18: Al Kahfi:103-104) dengan menerangkan prinsip di rupa ingatan. Bahawa
nafsu menjadi paksi kehidupan. manusia seharusnya menggunapakai akal dan
(Surah:23: Al Mukminuun:71).
kewarasan fikirannya terlebih dahulu, sebelum
Empat: Kerosakan dan bala ianya melakukan satu-satu kerja kejahatan dan
kerana tangan manusia akan berlaku
apabila fitnah dan prasangka kerosakan di muka bumi. Di mana manusia
dibudayakan di dalam masyarakat. haruslah membuat pertimbangan tentang akibat
(Surah:24:An Nur:15).
di sudut efek dan impak yang akan tertumbuh
(Di maqam: Allaa tatghau filmiizaan -
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


726 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah. Surah:55: Ar Rahman:8-9). Jika satu-satu kerja


Menerangkan Ruhul Maani kejahatan dan kerosakan dilakukan olehnya.
(Surah: 30: Ar Rum:41)
....Sambungan. Di hakikat agar dijauhkan diri dari bala
serta terelakkannya diri digolong-masuk dalam
Lima: Kerosakan dan bala
kerana tangan manusia akan berlaku kalangan manusia yang melihat kejahatan di
apabila ketamakan dalam mendapat rupa kebaikan. (Di maqam: Alaa innahum
punca kekayaan sehingga meruntuhkan
nilai kemurniaan bermasyarakat dan humul mufsiduuna walaakillaa yasuruun -
merosakkan alam sekitar. Surah:2: Al Baqarah:11-12).

Enam: Kerosakan dan bala Ketiga: Ayat ini secara jelas


kerana tangan manusia akan berlaku menerangkan prinsip bahawa terwujudnya dua
apabila kedegilan rakyat dan ahli
masyarakat untuk mematuhi undang- (2) golongan manusia dalam menilai akibat dari
undang dan peraturan negeri. Di kejahatan. Di mana terdapatnya golongan
suasana terwujudnya kelemahan
pemerintah untuk menguatkuasakan manusia yang mudah menerima nasihat. Di
undang-undang dan peraturan yang hakikat sebarang kerja kejahatan tidak akan
ada.
dilakukannya. Apabila mereka menerima
Tujuh: Kerosakan dan bala peringatan dan nasihat. (Di maqam: Wazakkir
kerana tangan manusia akan berlaku
apabila mata dan hati manusia tidak lagi fa innaz zikra tanfaul mukminiin - Surah:51:
berjaya menilai harga nyawa sesama Al Hujuraat:55)
manusia. Di hakikat sifat jahiliyah
tertumbuh dalam masyarakat. Sebaliknya terzahirnya jua golongan
manusia yang tidak bertindak-balas terhadap
Lapan: Kerosakan dan bala
kerana tangan manusia akan berlaku peringatan dan nasihat. Malah terus melakukan
apabila nasihat diletakkan di belakang kerja-kerja kejahatan seumpama riangnya hati
dan hasutan dijadikan cermin cabaran
dan seruan. seseorang itu mengerjakan kebaikan. (Di
maqam: Wayadul insaanu bisyarri duaa ahu
Sembilan: Kerosakan dan bala
kerana tangan manusia akan berlaku bilkhairi - Surah:17: Al Israak:11).
apabila hati ramai gagal disucikan serta Maka manusia seumpama ini akan
tiadanya langkah kearahnya diambil
oleh diri masyarakat. Sama ada secara insaf dan lebih berkesan keinsafannya sesudah
perseorangan maupun menerusi modul dirinya tengadah akibat bala perbuatannya.
sivik dari pemerintah.
(Surah:32: As Sajdah:21). Demikianlah anak
Sepuluh: Kerosakan dan bala cucu, bijaknya Allah Taala dalam mengasuh
kerana tangan manusia akan berlaku
apabila didikan dan ajaran agama gagal manusia hambaNya agar mereka yang terlanjur
untuk diterima dan diamalkan oleh kembali ke pangkal kebenaran. (Surah:42: Asy
rakyat. Terutama di kala pendekatan
agama dan beragama tidak lagi Syuraa:30). Fikir-fikirlah.
berkesan untuk mengakhlaqkan
masyarakat dengan pekerti yang mulia.
Penerokaan Teori Al Quran.
Kaji-kajilah. (Surah:30: Ar Rum:41)

Al Fathun Nawa Jilid 1 726


Malam Muka Tiga 727

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory


of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Kerohanian yang berbunyi:
Jika hati manusia telah menjadi kotor. Maka
akan kotorlah dunia ini dan terlahirlah bala
bencana di darat dan di laut disebabkan oleh
tangan manusia sendiri.
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah definasi Istilah Kufur Nikmat


(Menyangkal nikmat) di sudut akhrawi ?
Jawab: Istilah Kufur Nikmat di sudut akhrawi. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu rupa kebiadaban yang ditimbul oleh
sikap hati dan perangai seseorang manusia yang telah
didatangkan petunjuk dari Tuhannya di kedudukan dirinya
beragama Islam. Lalu menerima nikmat dari Tuhannya di
suasana hatinya lalai atau terlupa untuk melihat segala yang
diterimanya itu di rupa pemberian dari Tuhannya di suasana
hatinya merasai bahawa segala yang dikecapinya semasa dan
selama ini adalah terhasil dari usaha titik peluh sendiri tanpa
disandarkannya kepada Tuhannya di wajah diri seorang yang
bersyukur.
Di hakikat terarcanya rupa Firman Allah Taala:

Wala in azaqnaahu rahmatam minnaa minbadi


dharraaa massat hu layaquulanna haazaa lii.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


728 Malam Muka Tiga

Dan jika kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat


dari kami sesudah dia ditimpa kesusahan. Maka
pastilah dia berkata: Ini adalah hakku (hasil usaha ku).
Surah:41: Fussilat:50

Dhabit Istilah. Catitan:(Surah:41: Fussilat:50).


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 41:Al Fussilat:50) Klasifikasi ayat: Al Burhan (punca pendidikan
dan hikmah):
Menerangkan isyarat ruhul
maani istilah: Layaquulanna haazaa lii Ayat ini mendidik manusia mengenal
(Maka pasti dia berkata: Ini adalah hak sebab musabbab kenapa manusia mudah
ku (hasil usaha ku). Dengan satu
tertumbuh pada dirinya sifat: As taghnaa. Yakni
persoalan. Kenapa sikap seumpama ini
boleh tertumbuh pada manusia? sifat terasa lebih - terasa cukup - terasa diri

Jawabnya kerana dua (2) teramat kaya. (Surah:96: Al Alaq:6-7). Malah


sebab: jauh dari itu sanggup pula menunjuk bersikap
Satu: Sikap seumpama boleh
tertumbuh apabila manusia mendapati seumpama. Maka sesungguhnya tiga (3) sebab
pada setiap rancangan dan dikenal pasti:
perancangan yang dibuat olehnya tidak
Pertama: Lantaran terhakisnya pada
pernah gagal. Malah buah kejayaan
daripadanya sentiasa menghasilkan hati erti Tuhan dan ketuhanan. Di hakikat nafsu
kepuasan kepada diri. Tanpa dihalang
dan terhalang. dan syaitan dijadikan Tuhan dan tauladan.
(Surah:25: Al Furqan:43) di suasana diri terbuta
Justeru kerana kedudukan
terus menerus berlaku dengan mudah. untuk melihat punca rezeki dan nikmat
Maka di saat sebeginilah tertimbul pada datangnya dari Tuhan semesta alam.
hatinya perasaan bahawa pada setiap
kerja yang dibuat olehnya adalah Kedua: Lantaran terhakisnya erti
kerana kebolehan dan kecekapan payah dan kegagalan. Di kedudukan pada
dirinya.
setiap yang dibuat sering memperolehi
Dua: Sikap seumpama ini kejayaan. (Surah:42: Asy Syuura:27). Di
boleh tertumbuh apabila manusia itu
merasai segala-gala perkara itu mudah suasana diri dan hati terlupa untuk melihatnya
diperolehi. Di makna buat saja dapat. Di di sudut terwujudnya pertolongan daripada
hakikat kehendaknya tidak pernah
terhalang. Malah pada setiap kali Tuhan. (Surah:81: At Takwiir:29).
kesusahan menjenguk hidupnya. Pasti Ketiga: Lantaran terhakisnya
tiba pertolongan yang tidak perlu
diminta olehnya. Di suasana hati sendiri perasaan kekurangan diri. (Di maqam: Qaala
terasa diri bijak dan diri sempurna. innamaa uutii tuhuu alaa ilmin indii -
Maka sesungguhnya di suasana
sebeginilah sikap terasa lebih tertumbuh Surah:28: Al Qashash:78) Di suasana diri dipuji
pada diri dengan mata sendiri lupa dan dipuja oleh keliling dengan ingatan
untuk mengaitkannya dengan Tuhan
dan pertolongan Tuhan. Kaji-kajilah. kelebihan yang ada kekal selama-lamanya.
Fikir-fikirlah di hakikat banyak terjadi manusia

Al Fathun Nawa Jilid 1 728


Malam Muka Tiga 729

menukarkan nikmat Allah dengan kekufuran.


(Surah:14: Ibrahim:28).

Di hakikat Firman Allah Taala:


Fa izaa massal insaanadhurru da aanaa thumma izaa
khawwalnaahu nimatam minnaa. Qala innamaa
uutiituhuu alaa ilmin. Balhiya fitnatun walaakinna
aktharahum laa yalamuun.
Apabila manusia ditimpa kemelaratan. Ia bermohon
kepada Kami. Kemudian bila Kami beri nikmat
kepadanya dari Kami. Ia berkata: Hanya aku mendapat
nikmat itu dengan ilmu pengetahuan. Bah ia cubaan
(adakah ia berterima kasih atau tidak), tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Surah:39: Az Zumar:49.
Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 39: Az Zumar: 49) Catitan:(Surah:39: Az Zumar:49).
Menerangkan isyarat ruhul Klasifikasi ayat: Al Burhan (punca pendidikan
maani ayat kepada kenyataan dan hikmah). Ayat ini mendidik manusia kepada
bahawa darjat dan kejayaaan itu
berbunga dengan ilmu dan berbuah dua (2) perkara:
dengan usaha dan ketekunan. Pertama: Ayat ini secara jelas
Namun bunga dan buah
darjat kejayaan akan keguguran. Jika mendidik manusia agar mengerti bahawa
ilmu dan kebolehan tidak dibaja- keupayaan ilmu yang ada pada diri adalah
kaitkan dengan pemberian dan
pertolongan Tuhan. Kaji-kajilah. pemberian Tuhan kepadanya. Maka
keupayaan ilmu menterjemah punca rezeki

Kaji-kajilah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
730 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah. sehingga terzahirnya rezeki di tangan kini


Menerangkan Ruhul Maani adalah pemberian Tuhan yang tidak boleh
(Surah:39: Az Zumar:49)
dinafikan. (Di maqam: Yaa ayuhallaziina
Menerangkan isyarat ruhul aamanuu kuluu min tayyibaati maa
maani kepada dua (2) kenyataan:
razaqnaakum wasykuruu lillaahi inkuntum
Satu: Mengisyaratkan iyyaahu tabuduun Surah:2: Al
kepada manusia. Jika di zaman
susahnya. Mereka berdoa kepada Baqarah:172). Sesungguhnya ingatlah anak
Tuhan. Kemudian doanya cucu, kesedaran seumpama ini perlu ditanam
dimakbulkan. Maka di ketika itu
janganlah sekali-kali dirinya agar diri tahu siapa diri sebenarnya.
memperakui barang yang dikurniakan Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
itu adalah hasil dari usaha dan
kebijaksanaan ilmu dirinya. manusia agar memerhati telatah diri sendiri. Di
Sebaliknya katakanlah ianya kurniaan mana jika mulut sendiri sentiasa memperakui
dari Allah, Tuhan yang Maha
Pemurah. rezeki yang dimiliki adalah hasil usaha dan ilmu
sendiri tanpa diri merujukkannya kepada
Dua: Mengisyaratkan
kepada manusia bahawa rezeki itu pemberian Tuhan. Maka di kala itu tahulah diri
hak Allah dan doa itu hak manusia. akan alamat diri akan jatuh. (Di kedudukan:
Oleh itu berdoalah ketika susah dan
ingatlah kepada Allah ketika diri Waman yahlil alaihi ghadhabi faqad hawaa -
disenangkan. Kaji-kajilah. Surah:20: Taaha:81). Fikir-fikirlah.

Soalan:
Bincang-bincanglah. Apakah definasi Istilah Kufur di sudut
duniawi?
Jawab: Sebelum menjawab soalan yang dikemukakan.
Alangkah baiknya diterangkan di sini bahawa istilah kufur di
sudut duniawi itu terbahagi kepada tiga (3) kategori. Pertama:
Kufur Amalan. Kedua: Kufur Ikrab dan Ketiga: Kufur Kehendak.
Adapun Istilah Kufur Amalan (menyangkal kesedaran
tanpa amalan) di sudut duniawi. Bolehlah didefinasikan
sebagai satu rupa keadaan di mana kedudukan pendirian hati
dan perlakuan seseorang manusia yang telah menerima
hakikat kebenaran terhadap satu-satu unsur pembaharuan
yang dibentangkan kepadanya dengan meletakkan diri di
suasana percaya pada kata tetapi tidak pada amalan di hakikat

Al Fathun Nawa Jilid 1 730


Malam Muka Tiga 731

diri teramat jahil dalam menilai kesedaran adalah sebahagian


daripada nikmat Tuhan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Yaa ayyuhallaziina aamanuu limataquuluuna maalaa taf


aluun. Kabura maqtan indallaahi an taquuluu maalaa
taf aluun.
Hai, orang yang beriman. Mengapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuatkan?
Amat besar kebencian di sisi Allah, kerana kamu
mengata sesuatu yang kamu tidak perbuatkan.
Surah:61: As Shaf:2-3

Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani Catitan:(Surah:61: As Shaf: 2-3).
(Surah :61: As-Shaf: 2-3)
Klasifikasi ayat: Al Burhan (punca pendidikan
Ingatlah anak cucu. dan hikmah):
Bercakap barang yang Ayat ini mendidik manusia mengenal
tidak diamal tidak ubah bagai sikap manusia yang suka bercakap tentang
bercakapnya ombak di pantai.
Berbuih putih mata memandang. barang yang dirinya sendiri tidak
Sebuku garam pun tidak pernah mengamalkannya. Maka dalam hal ini, telah
menjadi. Oleh itu janganlah di
tawarkan mulut, lantaran ingin dikenalpasti dua (2) sebab kenapa manusia
menyedap kata lidah sendiri. tersebut bersikap sedemikian.
Sesungguhnya sebaik-baik Pertama: Lantaran tubuh tidak cukup
percakapan itu biarlah diukur dipuji. Justeru tubuh tidak genap kemuliaan.
dengan keupayaan diri agar mulut
lidah tidak menjatuh air muka Maka tatkala tertumbuhnya peluang untuk
sendiri. Justeru itu berangan bercakap. Dirinya pun bercakap dengan satu
tidaklah disekat tapi biarlah diluah
kena pada tempatnya. niat agar dirinya juga akan dikata pandai, cerdik
Kaji-kajilah. dan berpengetahuan. Di wajah berkemungkinan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


732 Malam Muka Tiga

pendapatnya itu benar dan berfaedah kepada


orang lain tetapi sia-sia untuk dirinya sendiri
akibat dirinya gagal untuk mengamalkannya. (Di
maqam: Atamuruunan naasa bilbirri
watansauna anfusakum wa antum tatluunal
kitaab afalaa taqiluun - Surah:2: Al
Baqarah:44).
Kedua: Lantaran tubuh
berpengetahuan tetapi tidak mempunyai peluang
atau tidak diberi peluang baginya untuk
mengarcakan idea pengetahuan yang ada di
dadanya. Di suasana idea dan pengetahuan
yang dimilikinya memerlukan satu-satu
kemudahan lain terdahulu dari satu-satu pihak
tertentu sebelum ianya boleh diarcakan di rupa
kenyataan.
Maka justeru tidak terwujudnya peluang
dan pentas pengarcaan seumpama
tertumbuhlah pada dirinya. Maka bercakaplah
mulutnya kepada pihak-pihak tertentu di
suasana dirinya tidak berpeluang untuk
mengarca dan mengamalkan barang yang ada
di dadanya. Lantas di suasana sebeginilah idea
dan pengetahuannya dicuri dan diambil orang.
Dengan diri terpaksa berwajah pendita di tepi
jalan. Diketawa dan dipermainkan kawan.
Demikianlah anak cucu banyaknya
terjadi. Orang bijak terpaksa menjadi tidak bijak
dan terpinggir di sudut keupayaan disebabkan
kelemahan diri sendiri dalam mencari peluang
dan erti berpeluang. Oleh itu fikir-fikirlah di
hakikat bijak berpelajaran tanpa tahu
mencari lubang dan peluang boleh
menyebabkan diri dan kecerdikan terpinggir
di arus perubahan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 732


Malam Muka Tiga 733

Manakala istilah Kufur Ikrab di sudut duniawi. Bolehlah


didefinasikan sebagai gambaran tindakan perlakuan
seseorang manusia yang tidak tertumbuh pada hatinya
perasaan mengenang budi dan jasa terhadap sebarang
penerimaan habuan atau pemberian yang dibuat oleh
seseorang manusia yang lain dalam suasana dirinya jahil
untuk menilai erti pemberian dan hubungan sesama manusia
di jalinan perasaan berterima kasih di rupa kelembutan adat
resam dan budaya masyarakat. Di hakikat ternafinya sikap
seperti saranan Allah Taala:

Khuzmin amwaalihim sadaqatan tutahhiruhum


watuzakkiihim bihaa wasalli alaihim Inna solawaataka
sakanullahum wallaahu samiiun aliim.
Ambillah sedekah dari sebahagian harta mereka untuk
membersih dan mensucikan mereka dan doalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu akan
menenangkan hati bagi mereka, dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.
Surah:9: At Taubah:103

Catitan:(Surah:9: At Taubah:103).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
empat (4) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


734 Malam Muka Tiga

Pertama: Ayat ini secara jelas


menerangkan makna sedekah di wajah satu
perlakuan membersih dan menyuci diri dan
harta seseorang. (Di maqam: Allaziina yutii
maalahuu yatazakka - Surah:92: Al Laili:18-
21). Di hakikat bahawa harta yang dimiliki tidak
bertaraf bersih dan suci selagi terdapat
padanya bahagian orang di dalam hak yang
dimiliki. (Di maqam: Wafii amwaalihim haqqul
lissaaili walmahruum - Surah:51: Az
Zaariyaat:19).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa sedekah adalah punca
terhasilnya doa selamat dan doa rahmat. Di
hakikat doa golongan miskin kepada golongan
kaya adalah satu kepentingan yang perlu dicari
oleh golongan kaya bagi maksud terzahirnya
keberkatan dan ketenangan jiwa terhadap
pemilikan harta dan kewangan.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa sedekah adalah satu
rupa pentas tunjuk bersyukur yang dilakukan di
wajah berkongsi suka oleh dua golongan
manusia terhadap Tuhannya. Di hakikat
masing-masing bersyukur ke hadhrat Tuhan
kerana menerima habuan kurniaanNya di tahap
rezeki masing-masing di suasana berpadunya
keceriaan dan kesukaan di muka wajah
terbentuknya sebuah masyarakat prihatin dan
masyarakat penyayang. (Di maqam: Sayaj
alulahumur rahmaanu wuddaa - Surah:19:
Maryam:96).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa pada setiap orang yang
menerima sedekah atau pemberian orang.
Mereka dikehendaki menerimanya dengan
iringan doa selamat dan doa sejahtera kepada

Al Fathun Nawa Jilid 1 734


Malam Muka Tiga 735

orang yang memberi. Di hakikat terwajahnya


rupa bersyukur kepada Tuhannya kerana
melapangkan hati orang yang memberi untuk
menghulurkan pemberian kepada dirinya.
Demikianlah halusnya budi dan hormatnya
pekerti di luahan sikap dan budi yang diajarkan
oleh Ilahi. Fikir-fikirlah.

Sementara itu istilah Kufur Kehendak (Menyangkal


apabila kehendak terhalang). Bolehlah didefinasikan sebagai
gambaran tindakan perlakuan manusia di rupa hatinya yang
berpenyakit dengan mendedahkan sifat-sifat hasad, dengki,
irihati, tamak dan haloba ketika menerima sesuatu pemberian
dari seseorang dalam keadaan hati dan perasaannya
semacam terhalang kehendak dan tertumbuhnya amarah di
kedudukan matinya rasa kepuasan diri dalam menerima satu-
satu pemberian. Di hakikat gembira di kala kehendak tercapai.
Bersedih dan merungut ketika kehendak terhalang.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Fa ammal insaanu izaa mabtalaahu rabbuhuu Fa


akramahuu. Fayaquulu rabbii akraman. Wa ammaa izaa
mabtalaahu Faqadara alaihi rizqahuu fayaquulu rabbii
ahaanaan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


736 Malam Muka Tiga

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya. Lalu


dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan. Maka
dia akan berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Dan
apabila Tuhannya mengujinya. Lalu mengurangkan
rezekinya. Maka dia berkata: Tuhanku menghinakanku.
Surah:89: Al Fajr:15-16

Perbincangan Ringkas. Catitan:(Surah:89:Al Fajr:15-16).


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
... Dari muka surat: 707.
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Nafsu Mulhamah empat (4) perkara:

Soalan: Apakah yang Pertama: Ayat ini secara jelas


dimaksudkan dengan Nafsu menerangkan prinsip terlahirnya manusia yang
Mulhamah?
Mulhamah adalah satu tidak dapat menerima hakikat bahawa ujian
martabat nafsu yang ketiga paling Tuhan terhadap manusia itu boleh terbentuk
rendah mutunya di sisi Allah s.w.t.
Lantaran sifat nafsu ini telah mula pada dua (2) keadaan. Senang dan susah. (Di
menunjukkan sikap positif maqam: Wanabluukum bissyarri walkhairi
kesuciannya yang sentiasa
mendorong diri dan hati manusia fitnah - Surah:21: Al Anbiyaak:35). Di
untuk mendapat petunjuk dan ilham kedudukan erti istilah hidup itu pun sendiri telah
dari Tuhan semesta alam (Surah:76:
Al Insaan:3). Satu taraf nafsu kelas membawa makna kepada diuji dan akan diuji.
ketiga kotor selepas Nafsu Ammarah (Di maqam: Innaa khalaqnal insaana
dan nafsu Lawwaamah. Satu nafsu
yang mula berkehendak untuk minnutfatin amsyaajin nabtaliih - Surah:76: Al
melepaskan diri dari penjajahan iblis Insaan:1-2). Di suasana dibukanya peluang
dan syaitan. (Surah:23: Al
Mukminuun:71). Satu peringkat nafsu bagi manusia itu sendiri menilai dirinya sama
yang mulai pandai membezakan di ada dirinya tergolong di kalangan manusia yang
antara yang buruk dengan yang baik.
(Surah:5: Al Maidah:100). bersyukur atau manusia yang kufur. (Di maqam:
Innaa hadainaa hussabiila immaa syaakiran
Soalan: Apakah rupa sikap
dan perangai yang sering ditunjukkan waimmaa kaafuuraa - Surah:76: Al Insaan:3).
oleh seseorang apabila dirinya Kedua: Ayat ini secara jelas
dikuasai oleh Nafsu Mulhamah yang
boleh dijadikan garis panduan untuk menerangkan prinsip didikan agar manusia
diri mengenal diri sendiri? memahami erti dan makna Redha. Satu sifat

Sesungguhnya perlakuan dan sikap hati yang teramat penting dalam


orang Mulhamah itu bolehlah dikenali mengarcakan rupa ikhlas kepada Tuhan. Di
pada tiga (3) sikap dan kebolehannya
di sudut perangai dan perlakuannya: suasana diri rela menghadapi penentuan Tuhan
di sifat manusia khasyiya rabbah. (Di maqam:
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 736


Malam Muka Tiga 737

Perbincangan Ringkas Radhiyallaahu anhum waradhuuanhu


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu zaalika liman khasyiya rabbah - Surah:98: Al
...... Sambungan.
Bayyinah:8) Terutama ketika diri menghadapi
(i): Dirinya di peringkat ini sebarang kerenah yang bertentangan dengan
mula berjaya mengawal dirinya dari
kerenah Nafsu Ammarah. Di maqam: kehendak dan impian biasa seseorang
Wa ammaa man khaafa maqaama manusia. (Di maqam: Allaziina izaa
rabbihii wanahannafsa anilhawa.
(Surah:80: Abasa:40). Di tahap takut ashaabathum mushiibatun qaaluu innaa
kepada Tuhan di maqam: Khaafa. Di lillahi wa innaa ilaihi raajiuun Surah: 2: Al
maksud takut kerana keseksaan.
(Surah:39: Az Zumar:13). Namun pun Baqarah:156).
begitu dirinya telah mula berjaya Ketiga: Ayat ini secara jelas
menahan dirinya dari melakukan
kejahatan. Walaupun kadang kala menerangkan prinsip didikan agar manusia
tetap jua terlintas di hatinya untuk memahami bahawa kesenangan, pangkat dan
melakukan kejahatan.
(ii): Dirinya di peringkat ini darjat adalah satu rupa kemuliaan yang
mula menerima petunjuk, ilham dan berwajah cabaran dalam menghadapi ujian
waridat (mimpi ilmu yang diperolehi di
dalam tidurnya). Satu perkembangan Tuhan. Di hakikat jika diri tahu menjaganya dan
baru cara menerima ilmu yang tidak bersyukur kepada Tuhannya. Maka pasti akan
pernah berlaku sebelumnya tetapi
berlaku di musim dirinya berada di ditambahkanNya. Dan sebaliknya jika diri kufur
tahap Nafsu Mulhamah. terhadapNya. Bererti kesengsaraan akan
(iii): Dirinya di peringkat ini
telah mula memiliki akal yang waras dihadapinya. (Di maqam: Lain syakartum la
dan kejernihan fikiran untuk berfikir. aziidannakum walain kafartum inna azaabii
Di suasana Nur Qalbi yang
dipancarkan dari jantung (Lub - Fuad) lasyadiid - Surah:14: Ibrahim:7).
ke filemen akal di bahagian belakang Demikianlah banyaknya harta
bawah kepala telah mula mencukupi
daya kuasanya untuk menerima ilham membawa manusia ke syurga. Dan tidak
Tuhan semesta alam. kurang pula harta dan kekayaan membawa

Soalan: Apakah jenis karat manusia ke neraka.


yang masih menyelubungi hati orang Keempat: Ayat ini secara jelas
bernafsu Mulhamah dan apakah
zikrillah yang boleh menyuci menerangkan prinsip didikan agar manusia
kekotoran lapisan karat Nafsu memahami bahawa kesusahan, kedhaifan dan
Mulhamah tersebut?
Adapun jenis karat yang kemiskinan adalah benih kepada kesenangan
menutup pintu hati (Lub) orang-orang (Surah:94: Al Insyirah:4-5). Benih kesenangan
di peringkat Nafsu Mulhamah adalah
karat yang bersifat: Kabad. yang perlu dilihat pada dua (2) sudut:
(Surah:90: Al Balad: 4). Satu jenis Satu: Benih kesenangan yang
selaput karat yang berupaya
menyelubungi bahagian pintu Nur terhimpun di dalam khazanah hikmah Allah
Qalbi (Pintu hati Lub) yang Taala yang payah untuk dibaca oleh manusia.
menyebabkan Iblis masih boleh
menembusi dan menguasainya. (Di maqam: Wa asaa antakarahuu syaian
Meskipun pada masa ini kegiatan wahuwa khairullakum wa asaa antuhibbuu
syaitan telah mula dapat dikawal.
syaian wahuwa syarrullakum Wallaahu
Sebelah.

.....Bersambung lagi: Ms:736


Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
738 Malam Muka Tiga

Perbincangan Khas yalamu wa antum laa talamuun - Surah:2: Al


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Baqarah:216). Hakikat bagai penderitaan Nabi
...... Sambungan.
Ayub a.s yang dirahmati Allah selepas Baginda
(Nafsu Mulhamah) menghadapi cubaan. (Surah:38: Shaad:43). Di

Dan bermula jenis zikir lafzi suasana Nabi Yusuf tidak mungkin menjadi
yang biasa digunakan oleh para bendahara di Negeri Mesir. Jika peristiwa telaga
mursyid tarikat di peringkat ini adalah
zikir lafzi: Ya Latiifu Ya Latiif. tidak melandainya. (Surah:12: Yusuf:54-56).
Satu zikir asas yang berupaya Demikianlah bijaknya Allah dalam menzahirkan
melembutkan karat selaput halus:
kabad serta menyucikannya atau kebaikan dari kesusahan di wajah iktibar
dipetuakannya dengan mana-mana pendidikan yang perlu dilihat dan diteliti oleh
zikir yang diwasilahkan oleh wadah
tarikatnya yang akan dipetuakan oleh manusia.
mursyidnya mengikut uslub didikan Dua: Benih kesenangan di wajah
wadah tarikatnya.
Adapun zikir lafzi: Ya Latiifu susahnya diri untuk menzahirkan rupa furqan
Ya Latiif adalah zikir simbolik yang pada satu-satu kejadian Tuhan. Di hakikat diri
mengisyaratkan pada kenyataan
penyempurnaan rupa kemujaraban dan dunia akan menumpang senang di kala
makna bagi zikir: Laa ilaaha illallah dijumpakan Allah akan rupa furqanNya.
yang diamalkan pada peringkat
Nafsu Ammarah dan kemujaraban Lantaran itu fikir-fikirlah di hakikat tindakan dan
zikir: Allahu-Allah yang diamalkan kebijaksaaan Allah itu tetap relevan buat
pada peringkat Nafsu Lawwaamah.
selama-lamanya.
Bersambung di m.s: 742.

Istilah: Fasiq.

Soalan: Apakah definasi Istilah Fasiq di sudut akhrawi?


Jawab: Istilah fasiq di sudut akhrawi bolehlah
didefinasikan sebagai rupa kerja yang diarcakan oleh kalangan
manusia yang berada di kategori kufur ussu di mana dirinya
terdorong untuk menjadi penjana kejahatan dan melakukan
kerosakan kepada manusia dan muka bumi dengan
mengambil sifat-sifat mazmumah yang dikeji dan dilaknat oleh
Tuhannya sebagai perlakuan yang boleh menghasilkan
kepuasan jahatnya di suasana dirinya masih lagi memperakui
dirinya beriman kepada Allah dan rasulnya di arca dirinya

Al Fathun Nawa Jilid 1 738


Malam Muka Tiga 739

menyalahgunakan nikmat untuk kejahatan serta degil hatinya


untuk mematuhi peringatan Tuhannya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Wamaa asaabakum min musiibatin Fabimaa kasabat


aidiikum wayafu ankathiir.
Apa-apa musibah yang menimpa kamu. Maka di
sebabkan usaha tangan kami sendiri. Dan dimaafkan
Allah kebanyakannya.
Surah:42:Asy Syuura:30

Dhabit Istilah: Catitan:(Surah:42:Asy Syuura:30).


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
(Surah: 42: Asy Syuura:30)
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada

Menerangkan ruhul maani tiga (3) perkara:


yang mengisyaratkan terwujudnya Pertama: Ayat ini secara jelas
musibah lantaran tangan manusia. Di
mana ianya terzahir lantaran tiga (3) menerangkan prinsip tentang hukum adat
sebab: (hukum kelaziman fitrah). Adat api membakar

Satu: Apabila manusia Adat pisau melukakan. Maka banyaklah


melakukan sesuatu di luar fitrah suasana seumpama ini terwujud dalam
semula jadi atau melanggar aturan
fitrah alam atau melanggar fitrah kehidupan yang boleh menghasilkan musibah
manusia dan kemanusiaan (Surah:30: (bala dan bencana).
Ar Rum:30).
Lantaran itulah Allah memberi
Dua: Apabila manusia peringatan kepada manusia. Jika manusia
menjadikan nafsu jahat (Nafsu
Ammarah) sebagai Tuhan dan gagal menggunakan akal atau gagal mengawal
membiarkan nafsu jahat menjajah hati perasaan. Maka banyaklah bala dan bencana
dan jiwa. (Surah:12:Yusuf: 53).
yang berwajah musibah boleh terlahir dari
Sebelah. tangan manusia sendiri (Surah:30: Ar Rum:41).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Kaji-kajilah.
740 Malam Muka Tiga

Kedua: Ayat ini secara jelas


menerangkan prinsip bahawa banyak
Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani terlahirnya kebaikan pada sesuatu yang
(Surah: 42: Asy Syuura:30) terwujud. Sama ada di rupa naturalnya atau di
....Sambungan.
rupa furqannya. Namun manusia kenalah ingat
di sebalik terzahirnya kebaikan tetap terwujud
Tiga: Apabila manusia
sanggup membiarkan sifat-sifat keburukan. Jika satu-satu barang yang terwujud
mazmumah yang berupa karat kepada disalahgunakan. Akibatnya terlahirlah bala dan
hati manusia terus menyelubungi pintu
hati (Lub) dengan berakhir hatinya bencana. Lantaran kerakusan tangan manusia
dikuasai oleh Iblis dan Syaitan yang sendiri.
sentiasa menyuruh manusia itu
melakukan kejahatan. (Surah:24: An Ketiga: Ayat ini secara jelas
Nur:21). menerangkan prinsip bahawa jika nafsu
Empat: Apabila manusia suka manusia berjaya menguasai diri. Maka
mengamalkan sikap segala-galanya kezaliman dan kejahatan pasti akan menular
dikehendaki dengan cepat tanpa
mengira kesempurnaan proses fitrah dengan wajah musibah akan terzahir darinya,
(Surah:21: Al Anbiyaak:37) telah akibat kehendak dan tangan manusia sendiri.
menjuruskan manusia tersebut kepada
sifat-sifat tamak dan angkuh dengan Justeru itulah Allah Taala mengingatkan
melihat kejahatan di rupa kebaikan. manusia bahawa jika kebenaran dibentuk
(Surah:17: Al Israak:11). Maka di saat
itu soal kesejahteraan dan keamanan dengan nafsu. Maka jahanamlah langit dan
bermasyarakat diketepikan. Di mana bumi. (Di maqam: Walawittabaal haqqu
dirinya di kala itu sanggup menipu.
Malah membunuh. ahwaa ahum lafasadatis samaawaatu wal
ardhu waman fiihinna - Surah:23: Al
Kaji-kajilah.
Mukminuun:71). Oleh itu fikir-fikirlah.

Soalan: Apakah definasi Istilah Fasiq di sudut


Kaji-kajilah.
duniawi?
Jawab: Istilah fasiq di sudut duniawi. Bolehlah
didefinasikan sebagai rupa perlakuan seseorang manusia yang
mengarcakan rupa kerosakan terhadap rupa pembaharuan
yang dibina bagi maksud melahirkan kemudahan dan
munafaat kepada diri, masyarakat dan negara di rupa
kesempatan yang boleh menghasilkan keuntungan segera
untuk peribadi meskipun perbuatan jahatnya itu diketahuinya
sebagai perbuatan jahat tetapi tetap dilakukannya di atas

Al Fathun Nawa Jilid 1 740


Malam Muka Tiga 741

kepuasannya untuk melihat keuntungan sementara yang bakal


diperolehinya tanpa dirinya terpandang akan akibatnya
kemudian.
Di hakikat amaran Allah Taala:

Khuliqal insaanu min ajalin. Sa uuriikum aayaatii. Falaa


tas tajiluun.
Manusia dijadikan (bersifat) terburu nafsu (mahu
segala-galanya segera). Nanti Aku perlihatkan ayat-ayat
(akibat buruk) kepadamu. Lalu janganlah kamu minta
(segala-gala) disegerakan.
Surah:21: Al Anbiyaak:37
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 21: Al Anbiyaak : 37) Catitan:(Surah:21:An Anbiyaak:37).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
Ruhul Maani ayat ini
mendedahkan kepada manusia falsafah):
tentang sikap dan perangai manusia Ayat ini secara jelas menerangkan
di dalam melihat hasil apabila satu-
satu peluang pembaharuan dibentang prinsip bahawa manusia sering bersikap mahu
kepada mereka. (Surah:32: Sajdah: segala-gala cepat (Di maqam: Laqad
28). Di mana manusia suka kepada
hasil segera yang boleh diguna pakai khalaqnal insaana fii kabad - Surah:90: Al
olehnya. Meskipun hasil yang akan Balad:4). Di mana kedudukan ini berlaku,
diperolehi boleh merosakkan sistem
pematangan hasil secara fitrah yang lantaran terwujud sikap manusia yang
berakhir rupa kejayaan yang diharap menjuruskan sikapnya kepada dua (2):
hampa dilihat pada penghujungnya.
Pertama: Terlahirnya sikap butanya
Demikianlah kejahilan manusia dalam melihat proses pembentukan
manusia dalam melihat fitrah dan
sistem fitrah yang akan meletakkan kesempurnaan terhadap satu-satu kejadian
manusia itu di wajah bahana dan mengikut fitrahnya. Di hakikat diri di masa itu
bala.
Kaji-kajilah. ingin melihat sesuatu itu terbentang tanpa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


742 Malam Muka Tiga

Perbincangan Khas melalui proses fitrah. Yakni proses atur cara


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu pembentukan kesempurnaan berdasarkan
......Dari muka surat: 738
kepada proses kejituan perancangan yang baik
(Nafsu Mulhamah) lagi sempurna (Di Maqam: Fa izaa faraghta

Satu zikir yang mengasuh fanshab wa ilaa rabbika farghab - Surah:94:


jiwa manusia dengan sifat-sifat Al Insyiraah:7-8).
kelembutan dan kehalusan seni
ketuhanan yang berupaya Kedua: Terlahirnya sikap butanya
menzahirkan rupa kejituan keimanan manusia dalam melihat pentingnya
dan ketauhidan kepada Tuhan yang
Maha Esa. Di samping gelombang perancangan dan susun kerja dalam
nada zikirnya akan menyuci karat: menjayakan satu-satu urusan. Di suasana
Kabad (Surah:90: Al Balad:4) serta di
masa yang sama menggilatkan kedudukan diri yang mendesak dan terdesak
bahagian-bahagian karat hati yang membuatkan diri manusia tersebut terlupa akan
telah disucikan secara kasar di
peringkat awalnya. sebijak-bijak Tuhan sekalipun masih bertindak
secara fitrah. (Terwujudnya peringkat-peringkat
Satu zikir yang bertenaga
untuk memecahkan kekuatan kejadian). Di rupa terbentuknya sesuatu itu
pancaran Nur Qalbi yang mengikut peraturan perancanganNya. (Di
menatijahkan terzahirnya kekuatan
berakal bagi seseorang manusia maqam:Yudabbirul amra minassamaai ilal
yang berada di peringkat nafsu ardhi Surah:32: Sajdah:5). Maka fikir-fikirlah
Mulhamah.
di hakikat secepat-cepat perut menunggu nasi.
Sebelah. Tunggulah dahulu nasi masak.

Di hakikat sehingga terdorongnya fikiran dan kehendak


seperti Firman Allah Taala:

Wayadul insaanu bissyari duaa ahuu bilkhairi.


Wakaanal insaanu ajuulaa.
Manusia itu suka meminta kejahatan. Sebagaimana
ianya suka meminta kebaikan. Adalah manusia itu mahu
segalanya cepat.
Surah:17: Al Israak:11

Al Fathun Nawa Jilid 1 742


Malam Muka Tiga 743

Perbincangan Ringkas
Catitan:(Surah:17: Al Israak:11).
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
...... Sambungan. Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
(Nafsu Mulhamah)
empat (4) perkara:
Soalan: Apakah rupa
Pertama: Ayat ini secara jelas
perubahan terhadap sikap dan
perangai sesorang Mulhamah apabila menerangkan prinsip bahawa seseorang
dirinya berjaya mengamalkan zikir: Ya
manusia akan sukakan kejahatan apabila
Latiifu - Ya Latiif di sudut terzahirnya
sifat-sifat mahmudah dan dirinya tunduk (bertuhankan) kepada nafsu. (Di
tersingkirnya sifat-sifat mazmumah?
maqam: Ara aita manittakhaza ilaahahuu
Perubahan memang berlaku hawaahu - Surah:25: Al Furqan:43). Di hakikat
dan sifat-sifat positif semakin
nafsu Ammarahnya dipuja olehnya. (Di maqam:
terserlah. Di sudut manusia dan
kemanusiaan di sisi Tuhan Maha Innan nafsa la ammaaratum bissuu -
Perkasa. Maka di antara sifat-sifat
Surah:12: Yusuf:53).
mahmudah yang tertumbuh dapatlah
dirumuskan kepada tiga (3): Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa seseorang
Satu: Di peringkat ini sifat
keimanan dan ketauhidan terhadap manusia akan sukakan kejahatan apabila
Tuhannya jelas tertumbuh pada
dirinya, hatinya dan matanya terkeliru dengan
dirinya. Kasih dirinya terhadap
Tuhannya mula mekar di taman kecantikan kejahatan. (Di maqam: Qul laa
hatinya. Ingatan dirinya kepada
yastawil khabiithu wattayyibu walau ajabaka
Tuhannya mulai bersinar dengan
lapisan karat di bahagian pintu kathratul khabiith - Surah:5: Al Maidah:100)
hatinya mula menempuh zaman
tanpa terlihat padanya perbuatan seumpama
kegemilangan. Di makna dirinya kini
telah terdedah kepada peluang untuk akan merugikan dirinya. (Di kedudukan:
memerdekakan dirinya dari
Allaziina dhalla sayuhum fil hayaatid
penjajahan Iblis dan Syaitan.
Dua: Di peringkat ini peluang dunyaa wahum yahsabuuna annahum
dirinya menerima ilham adalah
yuhsinuuna shunaa - Surah:18: Al Kahfi:103-
teramat luas. Pertumbuhan akal pada
dirinya hasil pencapaian proses 104).
penyucian yang dicapainya telah
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menghasilkan tenaga baru pada
dirinya untuk berakliah tinggi. Di menerangkan prinsip bahawa seseorang
wajah berupaya menerima waridat
manusia akan sukakan kejahatan apabila satu-
(Ilham dan mimpi ilmu) di sepanjang
nafas-nafas sehariannya. satu kerja kejahatan boleh menghasilkan
Tiga: Di peringkat ini
keuntungan sementara kepadanya. Terutama di
tertumbuh pada dirinya sifat
keyakinan pada maqam: Ainul kala terwujudnya peluang untuk menipu negeri
Yaqiin (Yakin pada kesaksian
dengan berpakat dengan pihak berkuasa negeri
penglihatan (Surah:102: At
Takaatsur:7). Di samping taraf takut yang rela menyalahgunakan kuasa. (Di maqam:
dirinya kepada Tuhannya bukan
Wakazaalika jaalnaa fii kulli qaryatin
sahaja di tahap takut di maqam:
Khafaa dengan jiwanya berjaya akaabira mujrimiihaa liyamkuruu fiihaa -
mencegah dirinya dari melakukan
Surah:6: Al Anaam:123).
kejahatan.
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


744 Malam Muka Tiga

Perbincangan Ringkas Keempat: Ayat ini secara jelas


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
...... Sambungan. menerangkan prinsip bahawa terwujudnya
manusia suka mengamalkan konsep: Moral
(Nafsu Mulhamah)
Hazard. Dengan bertindak mengambil
Sebaliknya di waktu ini kesempatan kemudahan pada rupa kebaikan
dirinya tertumbuh perasaan takut
kepada Tuhan di tahap takut di atau pada rupa jaminan dengan melakukan
maqam: Khasyia (Surah:50: Qaaf:33) satu-satu kerenah jahat dengan niat bagi
di wajah hati yang bersifat benci
kepada kejahatan. membolehkanya mendapat kebaikan atau
Sementara itu di antara sifat kepentingan janji secara yang cepat lagi
mazmumah yang besar berjaya
disingkirkan oleh hatinya di peringkat mudah. Tanpa dirinya memikirkan
ini setelah dirinya mengamal zikir: Ya perbuatannya itu boleh dibongkar dan
Latiifu Ya Latiif adalah sifat:
Syirik. Satu sifat kekotoran tauhid terbongkar kemudiannya.
yang tidak akan mendapat Seumpama sikap manusia - bakar
pengampunan dari Tuhan. (Surah:4:
An Nisaak:48). Di suasana dirinya di rumah dengan niat - claim insurans. (Di maqam:
waktu ini sentiasa berhati-hati agar wabadaa lahum sayyiaatu maa kasabuu
syirik tidak dilakukan olehnya. Sama
ada di wajah syirik khafi maupun wahaaqa bihim maakaanuu yastahzi uun. -
syirik Jali. Satu tingkah laku baru Surah:39: Az Zumar:48). Fikir-fikirlah di hakikat
yang tidak tertumbuh sebelumnya.
Tetapi terzahir di musim ini. Hukum Karma akan menjenguk jendela.
(Surah:39: Az Zumar:51-52).
Bersambung di m.s:751.

Demikianlah celakanya kedua-dua belah tangan


pemburu nafsu di saat tubuhnya tidak tahu untuk menilai susah
dan payahnya ibunya mengandung di hakikat diri sanggup
berwajah tangan kera menggetus tunas getah di ladang
sendiri. Lantaran diri ingin memiliki segalanya secara cepat.
Maka celakalah diri dan celakalah masyarakat, negeri dan
negara, jika terwujudnya sikap bangsanya sedemikian.

Istilah: Syukur.

Soalan: Apakah definasi Syukur (Berterima kasih kepada


Tuhan) di sudut akhrawi?

Al Fathun Nawa Jilid 1 744


Malam Muka Tiga 745

Jawab: Istilah Syukur di sudut akhrawi. Bolehlah


didefinasikan sebagai satu perlakuan tindak balas spontan
yang terlahir dari sifat-sifat kesucian hati seseorang manusia
dalam melihat khaliq (Tuhan) yang menjadikannya. Di kala
terzahirnya rupa rezeki, nikmat dan rahmat di suasana
tertumbuhnya perasaan di dirinya untuk mengenang budi dan
jasa di wajah puji memuji serta redha meredhai dengan
masing-masing pihak pemberi dan penerima merestui dan
berpuas hati dalam gambaran ketenangan dan
kegembiraan.(Surah:27: An Naml:15).

Soalan: Apakah definasi Syukur (Berterima kasih


sesama manusia) di sudut duniawi?
Jawab: Istilah Syukur di sudut duniawi. Bolehlah
didefinasikan sebagai satu perlakuan tindak balas spontan
yang terlahir dari sifat kegembiraan hati yang tertumbuh di kala
seseorang manusia menerima sesuatu pemberian dari
seseorang yang lain, di suasana tergambarnya kegembiraan di
kedua-dua belah pihak.
Di kedudukan di mana, di pihak pemberi berkepuasan
dapat menzahirkan keupayaan kehendaknya serta di pihak
penerima mendapat barang yang tidak disangka-sangka
olehnya atau barang yang dikehendakinya di arca
terbentuknya ketenangan dan kegembiraan di kedua-dua
belah pihak. (Surah:9: At Taubah:103).
Dalam pada itu adalah mustahak diingatkan, bahawa di
pihak pemberi dan penerima kenalah menyedarkan diri
masing-masing akan hakikat pemberian yang diberi adalah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


746 Malam Muka Tiga

berwajah simbolik. Di makna dirinya menyampaikan hak Allah


di rupa rezeki kepada pihak penerima. Di atas diri
berkesedaran bahawa di dalam haknya masih terdapat
bahagian dan milik orang lain. (Surah:51: Az Zaariyaat:19).
Manakala di pihak penerima pula hendaklah menerima satu-
satu penerimaannya itu di hakikat dirinya berjaya melihat
bahawa penerimaan yang diperolehinya itu adalah rupa rezeki
yang didatangkan oleh Tuhannya di atas sebab musabbab
yang ditentukan oleh gerak geri Tuhannya kepada pemberi
bagi membolehkan pemberian tersebut sampai dan diterima
olehnya pada hari yang berkenaan. Demikian wahai anak
cucu. Mata Aabidin dalam melihat kedatangan rezeki dan
nikmat dari Tuhannya.

Istilah: Asfalasaafiliin.

Ingatan: Perbincangan berkaitan istilah


Ahsanitaqwiim dan sifat-sifat kebaikannya di
bincangkan di muka surat 986 Sila rujuk.

Soalan: Apakah definasi Asfalasaafiliin (Seburuk-buruk


kejadian) dan apakah kecacatan dirinya yang menyebabkan
manusia di taraf ini tidak berkelayakan untuk menjana dirinya
di wajah sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi.?
Jawab: Istilah Asfalasaafiliin, bolehlah didefinasikan
sebagai gambaran terhadap kenyataan sifat perlakuan tubuh
seseorang manusia yang gagal mengarcakan dirinya di taraf
sebaik-baik kejadian (Insan-Ahsanitaqwiim). Malah telah

Al Fathun Nawa Jilid 1 746


Malam Muka Tiga 747

bertukar menjadi seburuk-buruk kejadian di taraf binatang


atau lebih daripadanya serta dikeji lagi dibenci oleh Tuhannya.
Sesungguhnya kecacatan manusia di peringkat ini di
sisi Tuhannya dapatlah disimpulkan kepada enam (6)
kecacatan yang telah menyebabkan dirinya terhilang
kelayakan untuk diarcakan sebagai abidiin yang boleh di
harap oleh Tuhannya untuk berbakti kepadaNya seperti mana
matlamat kejadian manusia di awalnya.
Pertama: Seseorang manusia di taraf Asfalasaafiliin
adalah seorang manusia yang pada zahirnya sahaja berwajah
manusia di suasana pada hakiki dirinya telah bertukar dan
bersifat haiwan. Lantaran dirinya telah dijangkiti oleh penyakit
yang disifatkan oleh Allah: Di dalam hatinya berpenyakit. Lalu
ditambahkan Allah penyakit. (Surah:2: Al Baqarah:10).
Akibatnya, terlahirlah pada dirinya sifat-sifat kumpulan Orang
Sembilan di watak gaya mazmumah yang melampau lagi
payah untuk dilentur dan dikembalikan ke taraf Insan-
Ahsanitaqwiim seperti di awal sifat kejadiannya.

Nota: Sila rujuk perbincangan selanjutnya tentang


Kumpulan Orang Sembilan.

Kedua: Manusia pada taraf Asfalasaafiliin ini adalah


kumpulan manusia yang berada di tahap manusia yang
disifatkan oleh Allah. Ada hati tidak memerhati. Ada mata tidak
melihat. Ada telinga tidak mendengar. Mereka tidak ubah bagai
binatang. Malah lebih daripada itu. (Surah: Al Araaf:179).
Justeru itu, bagaimanakah soal pengaslihan bumi dan
kejadiannya dapat diarcakan oleh manusia sebegini. Jika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


748 Malam Muka Tiga

harapan untuk melahirkan furqan (perubahan dan


pembaharuan) di muka bumi diletakkan ke bahunya yang
bersifat binatang.
Ketiga: Manusia pada taraf Asfalasaafiliin adalah
kumpulan manusia yang telah gagal dan hilang keupayaan
dalam menggunakan akal dan pemikiran di sudut untuk
berilmu dan menterjemahkan ilmunya. Akal dan fikirannya
telah bersifat mata selapis di arca lumpuh dan terbuta untuk
melihat barang yang tersirat disebalik barang yang tersurat.
Seumpama terbutanya mata seekor kera di erti melihat papan
disebalik sebatang pokok di rimbanya. (Surah:25: Al
Furqan:44). Di makna terhilangnya daya keupayaan di erti
pengaslihan (elaborate and deliberate the existing sample of
natural resources) untuk dizahirkan furqan yang menjadi asas
pengarcaan tamaddun dan hidup di wajah bertamaddun, maju
dan berjaya.
Keempat: Manusia di taraf kumpulan Asfalasaafiliin ini
adalah manusia yang telah berada di tahap cuak untuk
menjadikan agama sebagai wadah pengarca corak dan gaya
kehidupannya (Way of life). Di hakikat hatinya yang keras.
Telinganya yang pekak dan matanya yang buta. (Surah:2: Al
Baqarah:18). Di wajah-wajah diri yang diselaputi dengan sifat-
sifat mazmumah pada kedudukan nafsu dirinya telah dapat
menguasai fikirannya. Lalu teramat payah baginya untuk
menerima didikan dan pengajaran dari Tuhannya.
Kelima: Manusia di taraf Asfalasaafilin adalah
kumpulan manusia yang gagal untuk membentuk diri bersifat
positive thinking di suasana diri meletakkan diri pada

Al Fathun Nawa Jilid 1 748


Malam Muka Tiga 749

kedudukan taraf pemikiran di kalangan manusia di wajah


fikiran dan akalnya yang terhilang daya penyerapan buah-buah
fikiran baru di wajah demagnetised people (Surah:22: Al
Hajji:46) yang dikuasai oleh Hetero-Suggestion (negatif
doktrin) yang melemahkan semangat untuk bangun ke alam
kebangkitan majunya manusia di persada persaingan maya.

Nota: Taraf pemikiran manusia.


Taraf dan gaya pemikiran manusia boleh di
bahagikan kepada dua kategori. Pertama:
Magnetised People (Manusia yang mempunyai
daya penyerapan pemikiran baru dan berfikir
secara positif). Kedua: Demagnetised People
(Manusia yang tidak mempunyai daya
penyerapan pemikiran baru dan berfikiran
negatif ).

Keenam: Manusia di taraf Asfalasaafiliin adalah


manusia angkuh. Manusia yang lupa diri. Manusia yang
sanggup menukarkan nikmat dengan kekufuran. (Surah:14:
Ibrahim:28). Jauh dari tahu erti bersyukur. Malah jauh pula
untuk menginsafi kesalahan dan bertaubat. Di wajah
terhilangnya iman dan erti beramal soleh.
Maka dengan itu berwasiatlah aku kepada kamu semua
dengan seruan. Marilah sama-sama kita menjaga diri kita dan
taraf diri kita di sudut kemuliaan di sisi Allah, agar diri tetap
ditarafkan di kalangan manusia yang berwajah Insan
Ahsanitqwiim serta dilindungkan Allah dari taraf Asfalasaafiliin.
Amin. Ya Rabbal alamiin. Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


750 Malam Muka Tiga

PERINGKAT DI WAJAH KELIMA


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN SEHARIAN
(Malam Muka Tiga)

Nota: Pemahaman secara Umum.


Berdasarkan pengertian dan pengajaran dari ayat-ayat yang terdapat pada Muka
Surat 3 - Kitab Al Quran.

Soalan: Apakah yang hendak dinyatakan oleh Tuhan


berpandukan kenyataan makna maknawi pada ayat-ayat Al
Baqarah: 6 hingga 16 yang boleh diterang secara mudah dan
difahami secara mudah, agar ianya boleh dijadikan panduan
hidup seharian ?
Jawab: Pada ayat-ayat 6 hingga 16 Al Baqarah.
Bolehlah dirumuskan bahawa terwujudnya Sembilan (9) jenis
manusia yang teramat payah untuk menerima unsur-unsur
perubahan dan pembaharuan (Furqan). Satu kumpulan
manusia yang disifatkan oleh Allah sebagai punca penjana
kejahatan dan kerosakan di muka bumi. Sebagaimana yang di
bayangkan oleh FirmanNya:

Wakaana filmadiinati tisatu rahtin yufsiduuna fil ardhi


walaayuslihuun.
Dan di dalam negeri ada sembilan orang laki-laki (jenis
manusia bersifat menunjuk jantan) yang membuat

Al Fathun Nawa Jilid 1 750


Malam Muka Tiga 751

kerosakan di muka bumi dan mereka tidak berbuat


kebaikan.
Surah:27:An Naml:48

Perbincangan Ringkas. Catitan: (Surah:27:Ar Naml:48).


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
... Dari muka surat:744.
falsafah):
Nafsu Mutmainnah Ayat ini secara jelas menerangkan
Soalan: Apakah yang prinsip terdapatnya sembilan (9) kumpulan
dimaksudkan dengan Nafsu sikap manusia yang akan menjadi penjana
Mutmainnah?
kerosakan di muka bumi. Di mana
Nafsu Mutmainnah bolehlah bernatijahkan kepada kerenah sikap dan
didefinasikan sebagai satu martabat
nafsu yang mencapai tahap kesucian penentangan yang ditunjukkan oleh mereka
sepenuhnya di peringkat pertama di akan mengakibatkan terbantutnya
dalam susunan martabat nafsu yang
diredhai oleh Tuhan semesta alam. perkembangan kemajuan dirinya dan
Di mana bagi mereka yang masyarakatnya terutama di dalam konteks
mencapai kesucian hatinya di tahap
ini telah pun mula diperakui Tuhan penerimaannya terhadap unsur-unsur
sebagai hambaNya yang sebenar perubahan dan pembaharuan (furqan) kepada
serta dijemput dan redhai oleh Tuhan
untuk menikmati syurgaNya buat dirinya dan masyarakatnya. Sembilan sikap
selama-lamanya. (Surah:89: Al yang perlu dielakkan dari tertumbuh pada diri
Fajr:27-30). Satu martabat nafsu yang
mencapai sifat: Qalbissaliim. seperti mana sikap-sikap manusia yang
(Surah:49: Al Hujuraat:7). dibayangkan oleh ayat: (Surah:2: Al Baqarah: 6-
Sebelah. 16). Fikir-fikirlah.

Di hakikat tinggalkanlah mereka itu dengan labu-


labunya. Disebalik orang yang telah berkesedaran hendaklah
meneruskan agenda pembaharuan dengan menzahirkan kerja-
kerja pengaslihan dan kebaikan di suasana ditegakkan
pendirian diri masing-masing di hakikat terarcanya pendirian:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


752 Malam Muka Tiga

Lakum diinukum waliyadiin.


Kamu dengan cara gaya hidup kamu. Kami dengan cara
gaya hidup kami.
Surah:109: Al Kafirun:6

Perbincangan Khas Catitan:(Surah:109: Al Kafirun:6).


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
...... Sambungan. Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
(Nafsu Mutmainnah)
dua (2) perkara:
Soalan: Apakah rupa sikap Pertama: Ayat ini secara jelas
dan perangai yang ditunjukkan oleh
seseorang itu apabila dirinya dikuasai menerangkan prinsip bahawa bila diri
oleh Nafsu Mutmainnah yang boleh dikurniakan kesedaran dalam menerima satu-
dijadikan garis panduan diri untuk
mengenal diri sendiri? satu unsur perubahan dan pembaharuan
(furqan). Maka teruskanlah ianya. Meskipun di
Sesungguhnya perlakuan
orang Mutmainnah itu bolehlah masa yang sama nilai kesedaran yang dimiliki
dikenali pada tiga (3) sikap dan oleh diri ketika itu masih diperlekehkan oleh
kebolehannya. Dari sudut perangai
dan perlakuannya: kalangan ramai. Apatah lagi untuk membuka
mata dan fikiran mereka menerima
(i): Dirinya di peringkat ini
mula berjaya mencapai tahap pembaharuan yang dibawa. (Di maqam:
Qalbissalim di wajah hati yang mula Waqaalu quluubunaa fii akinnatin mimmaa
berjaya menggerakkan hatinya sendiri
tad uunaa ilaihi wafii aazaaninaa waqrun
menjadikan iman dan keimanan
sebagai perhiasan hatinya serta di wamim baininaa wabainika hijaabun famal
saat yang sama tertimbul di hatinya
kebencian terhadap kekafiran, innanaa aamiluun - Surah:41: Fussilat:5).
kefasikan dan kedurhakaan. Kedua: Ayat ini secara jelas
(Surah:49: Al Hujuraat:7). Di tahap
takut kepada Tuhan di maqam: menerangkan prinsip bahawa diri tidak perlu
Khasyia (Surah:98: Al Bayyinah:8) membuangkan masa dengan mengikut kerenah
Di maksud takut dirinya menjadi
syirik. yang ditunjukkan oleh kalangan penentang
Di suasana dirinya di masa pembaharuan. (Di maqam: Amtahsabu anna
ini telah bertaraf: Mukhlis (Surah:39:
Az Zumar:11-14) dan telah dapat aktharuhum yasmauuna au yaqiluun -
memerdekakan hati dan dirinya dari Surah:25: Al Furqan:44). Sebaliknya biarkanlah
Iblis dan Syaitan (Surah: 39: Az
Zumar:82-83). Di samping berjaya mereka dengan cara mereka. Di hakikat diri
pula menzahirkan ketahanan hati pula terus tegak dengan pendirian bagi
secara automatik dalam menghadapi
cabaran kesyirikan dengan mengarcakan pembaharuan yang diterima
Tuhannya. (Surah: 49: Al Hujuraat:7). sehingga rupa kejayaannya tercegat di hadapan
mata. (Di maqam: Fa aridh anhum wantazir
Bersambung di m.s:755

Al Fathun Nawa Jilid 1 752


Malam Muka Tiga 753

innahum muntaziruun (Surah: 32: As


Sajdah:30). Fikir-fikirlah.

Pertama: Manusia jenis Heh Jenis ingkar

Manusia jenis ini. Kerjanya sehari-hari adalah menolak


kebenaran. Menolak sebarang unsur-unsur Furqan. Jika dan
bila ianya dibentangkan kepadanya. Dirinya bersifat bagai
sebatang besi magnet yang bersikap menolak, di kala Kutub
yang sama didekatkan, akibat pintu hatinya terkunci bagai
gambaran pintu gua yang tertutup. Lalu tersekat akan matahari
meneranginya. Dirinya jua tidak ubah bagai bumi yang tidak
berpusing. Gelap gelita meskipun matahari bersinar sepanjang
masa atau dirinya tidak ubah bagai orang buta yang
dibekalkan lampu suluh. Lalu dibuangnya. Di hakikat makna
maknawi (ruhul maani) ayat:

Innallaziina kafaruu sawaauun alaihim a anzartahum


amlamtun zirhum laa yuminun.
Sesungguhnya orang-orang yang ingkar. Sama saja
bagi mereka. Sama ada engkau beritahu atau tidak
kepadanya. Mereka tetap tidak percaya.
Surah:2: Al Baqarah:6

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


754 Malam Muka Tiga

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:6).


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
(Surah:2: Al Baqarah:6)
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip sikap
Ruhul Maani ayat ini manusia kepada tiga (3) perkara:
mendedahkan sikap manusia pada
tiga (3) kedudukan: Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip sikap manusia yang
Satu: Menerangkan rupa
sikap manusia yang tidak berjaya berwajah mati sebelum mati. Di mana sifat
mengasuh dirinya mengenal erti memekakkan telinga telah disifatkan oleh Allah
konsep: Walal aakhiratu khairullaka
minal uulaa. (Surah:93: Ad bagai seorang yang telah mati. Satu sikap yang
Dhuhaa:4-5). Satu sikap yang akan akan menggagalkan manusia untuk menerima
membuat manusia itu tidak akan
mengenal erti perubahan yang pembaharuan. (Di kedudukan: Innaka laa
menjadi faktor utama dalam tusmiul mauta. Walaa tusmius
membangun taraf kehidupan dan
tamaddun kemanusiaan di wajah shummadduaa a izaa wallau mudbiriin -
Khalifah Allah di muka bumi. Surah:27: An Naml:80).

Dua: Menerangkan rupa Kedua: Ayat ini secara jelas


sikap manusia yang hatinya menerangkan prinsip terhadap sikap manusia
berpenyakit. Di suasana akalnya
terencat untuk melihat dan buta. Di hakikat matanya gagal menerima
mendengar seruan pembaharuan di cahaya petunjuk dan pembaharuan. Di mana
sifat manusia buta mata hatinya.
(Surah:22: Al Hajji:46). rupa gambaran perubahan dan pembaharuan
Sesungguhnya inilah satu penyakit yang disampaikan kepada mereka tidak
yang akan mematikan erti manusia
dan kemanusiaan pada seseorang ternampak berfaedah dan bermunafaat kepada
manusia. Dan sesungguhnya mereka. Lantaran terbutanya mata hati mereka
sedahsyat peristiwa kematian
seseorang manusia itu adalah untuk membayangkan rupa perubahan dan
matinya manusia sebelum mati akibat pembaharuan yang dibayangkan melalui
diserang oleh penyakit buta hati.
penerangan yang disampaikan kepada mereka.
Tiga: Menerangkan sikap (Di kedudukan: Waminhum man yanzuru
manusia yang berpegang dengan
satu-satu rupa pegangan dengan ilaika. Afa anta tahdil umyaa. Walau kaanu
dirinya gagal untuk menilai laa yubshiruun - Surah:10: Yunus:43).
kerelevanan pegangannya. Di
suasana dirinya ternafi dalam Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerima hakikat bahawa menerangkan prinsip sikap manusia yang tuli
pendekatan fitrah itu tetap tertakluk
kepada proses pembaharuan lagi pekak yang gagal untuk menerima suara-
(Surah:2: Al Baqarah:106). Di hakikat suara pembaharuan dan kebenaran. Di hakikat
cara berjalan tetap berubah.
Meskipun istilah berjalan tetap tidak penyampaian lidah tidak berguna. Air liur
berubah di kedudukan matlamat menjadi tawar. Barang yang disampai tidak
destinasi yang dituju tetap sampai
dan tercapai. Demikian bijaknya Allah memberi bekas. (Di kedudukan: Afa anta
Taala dalam mengatur kehidupan tusmius shumma walaukaanu laa yaqiluun
manusia dengan perubahan dan
pembaharuan. - Surah:10: Yunus:42). Di suasana dirinya
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 754


Malam Muka Tiga 755

Perbincangan Khas seumpama mendengarnya seekor binatang. (Di


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu maqam: Amtahsabuu anna aktharahum
...... Dari muka surat:752
yasmauuna au yaqiluun. In hum illaa kal
(Nafsu Mutmainnah) anaami balhum adhallu sabiilaa - Surah:25:

(ii): Dirinya di peringkat ini Al Furqan:44) Malah lebih daripadanya. Fikir-


sering menerima petunjuk, ilham dan fikirlah.
waridat (mimpi ilmu yang diperolehi di
dalam tidurnya). Satu perkembangan
baru cara menerima ilmu yang jarang Penerokaan Teori Al Quran:
berlaku sebelumnya tetapi sering
berlaku di ketika dirinya berada di (Surah:2: Al Baqarah:6)
tahap Nafsu Mutmainnah. Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory

(iii): Dirinya di peringkat ini of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
telah mula memiliki harta utama Quran di bidang Sains Pendidikan yang
kehidupan manusia. Iaitu ketenangan
jiwa. (Surah:3: Ali Imran:126). Di berbunyi:
samping memiliki kekuatan akal yang Soal penerimaan dan keupayaan
teramat waras serta kejernihan fikiran
untuk berfikir. Di wajah seorang penerimaan seseorang hendaklah dihitung
manusia yang berakliah tinggi lagi terlebih dahulu apabila satu-satu ingredient
berkeupayaan untuk menterjemah
barang yang tersirat di sebalik barang ilmu atau satu-satu maklumat pembaharuan
yang tersurat. (Surah:3: Ali hendak didakwahkan kepada orang yang
Imran:191)
berkenaan.
Di suasana Nur Qalbi-nya Bincang-bincanglah.
yang terpancar dari jantungnya (Lub
Fuad) ke filemen akalnya di bahagian D hakikat jika persoalan ini tidak diambil kira.
bawah belakang kepalanya telah Maka usaha yang dibuat akan berbuah
benar-benar cukup berkuasa untuk
menerima ilham-ilham besar dari kehampaan. Terutama apabila bentangan yang
Tuhan semesta alam. dibuat ditolak mentah-mentah oleh mereka.

Bersambung di m.s:761 (Surah:36: Yasiin:10 -11).

Maka kesimpulannya, manusia ini payahlah baginya


untuk mengarca rupa kejayaan dan perubahan untuk dirinya
dan keluarganya.

Kedua: Manusia Jenis Tertutup Hati, Mata Dan Telinga

Manusia jenis ini adalah manusia yang bersikap tidak


tahu menilai dan mengguna pakai hatinya, matanya dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


756 Malam Muka Tiga

telinganya di sifat matinya sikap sensitiviti dalam memerhati,


mendengar dan melihat terhadap sebarang benda dan
sebarang peristiwa di wajah dirinya bersikap meng-ignore-kan
sesuatu yang berlaku di hadapannya menyebabkan hatinya,
matanya dan telinganya menjadi kendur dan terhilang fungsi
hakiki. Lalu mengheret manusia ini menjadi tumpul
pemerhatian dan pandangan seperti yang disifatkan oleh Allah
Taala di dalam FirmanNya:

Walaqad zaranaa lijahannama kathiiram minal jinni wal


insi Lahum quluubun laa yafqahuuna biha walahum
ayunun laa yubsiruuna biha walahum aazaanun laa
yasmauuna biha. Ulaaika kal anaami balhum adhallu
Ulaaika humul ghaafiluun.
Sesungguhnya jahanamlah di kebanyakan kalangan Jin
dan Manusia. Bagi mereka mempunyai hati, tidak
memerhati dengannya dan mereka mempunyai mata,
tidak melihat dengannya dan mereka mempunyai
telinga, tidak mendengar dengannya. Maka bagi mereka
itu tidak ubah bagai binatang ternakan. Bahkan lebih

Al Fathun Nawa Jilid 1 756


Malam Muka Tiga 757

dahsyat dari itu dan mereka termasuk di kalangan


orang-orang yang lalai.
Surah:7: Al Araaf:179

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:7: Al Araaf:179)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
kemasyarakatan yang berbunyi:
Manusia akan kehilangan integriti
kemanusiaan dan akan bersifat binatang
apabila mata, telinga dan hatinya terpesong
untuk melihat, mendengar dan memerhati
cahaya kebenaran dan rupa furqan kejadian
Tuhannya.
Bincang-bincanglah. (Surah:95: At Tin:4-6)

Di hakikat terzahirnya rupa hakiki makna maknawi


(ruhul maani) ayat:

Khatamallaahu alaa quluubihim wa alaa samihim wa


alaa absaarihim ghisyaawah. Walahum azaabun
aziim.
Allah telah mengkhatamkan hati mereka, pendengaran
mereka dan penglihatan mereka tertutup. Maka bagi
mereka kesengsaraan yang teramat-amat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


758 Malam Muka Tiga

Surah:2: Al Baqarah:7

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:7).


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 2: Al Baqarah: 7) Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah):
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada kenyataan Ayat ini secara jelas menerangkan
bahawa bila mata hati seseorang prinsip bahawa manusia akan tetap bernilai
manusia itu buta akibat tertutupnya
lampu Nur Qalbi yang terletak di manusia. Jika manusia itu tahu menjaga tiga
hujung bahagian bawah jantungnya perkara. Sebaliknya nilai manusia dan
hasil dari natijah karat mazmumah
yang dilakukannya (Surah:84: Al kemanusiaan pada seseorang akan lumpuh dan
Muthaffifiin:14). Maka secara terhakis. Jika berlaku pada dirinya tiga (3)
automatik akan tertutuplah
pendengaran dan penglihatan perkara:
seseorang manusia itu terhadap Pertama: Apabila hatinya tertutup.
seruan pembaharuan.
Kedua: Apabila matanya tertutup. Ketiga:
Ini bermakna satu-satu Apabila telinganya tertutup. Tiga perkara inilah
seruan pembaharuan itu hanya
mudah diterima oleh manusia yang yang selalu ditekankan oleh Allah Taala di
suci hatinya. Di suasana hati yang dalam Al Quran. (Surah:7: Al Araaf:179)
kotor dan dijajah oleh syaitan akan
mendorongkan manusia terpinggir Lantaran kecacatan ketiga-tiganya akan
dari pembaharuan. Lantaran Iblis dan merencatkan pertumbuhan akal dan fikiran
syaitan sangat-sangat benci kepada
pembaharuan yang menjadi agenda seseorang manusia yang akan menyebabkan
utama Tuhan semesta alam kewarasan diri seseorang itu jua akan terencat
menzahirkan manusia di muka bumi.
sama. Fikir-fikirlah.
Kaji-kajilah.

Maka kesimpulannya, manusia ini payahlah baginya


untuk mengarca rupa kejayaan dan perubahan untuk dirinya
dan keluarganya.

Ketiga: Manusia Jenis Percaya Pada Kata


(Kosong Pada Amalan).

Bagi manusia jenis ini. Kedudukannya terbahagi kepada


dua kategori. Sama ada ianya tergolong di kalangan manusia
yang memperolok-olokkan kata-kata. Lain di mulut, lain pula di

Al Fathun Nawa Jilid 1 758


Malam Muka Tiga 759

hati di hakikat mempermainkan kata-kata sendiri atau di


kalangan manusia yang telah tertumbuhnya kesedaran tetapi
tidak mengamal kesedarannya di rupa menterjemahkan
kesedarannya dengan melahirkan rupa kejayaan dan furqan
pada hidupnya. Cakap-cakapnya bukan main cerdik. Bukan
main pandai. Dengan teori mulutnya bukan main - bergeliga.
Tetapi sayang, dirinya kosong pada rupa amalan.
Malah tidak kurang terwujudnya jenis manusia di
peringkat ini sering menyuruh orang lain berbuat kebaikan.
Menyuruh orang lain beramal tanpa diri sendiri melihat diri
berwajah buluh - kosong dalam amalan. Bagai disifatkan oleh
Allah Taala:

Atamuruunan naasa bilbirri watansauna anfusakum.


Wa antum tatluunal kitaaba afalaa taqiluum.
Apakah patut kamu suruh manusia berbuat baik dan
kamu lupakan diri kamu sendiri. Sedangkan kamu di
kalangan orang-orang membaca kitab (Berpelajaran
tinggi dan berijazah tinggi). Lalu kenapa kamu tidak
memikirkannya.
Surah:2: Al Baqarah:44

Catitan:(Surah:2: Al Baqarah:44).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


760 Malam Muka Tiga

Klasifikasi ayat: Al Burhan (punca pendidikan


dan hikmah). Ayat ini menerangkan ingredient
pendidikan kepada tiga (3) perkara.
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep pendidikan kepada
manusia agar mengamalkan satu-satu kebaikan
Penerokaan Teori Al Quran untuk dirinya sebelum ianya disebar-seru
(Surah 2: Al Baqarah:44)
kepada orang lain. (Di maqam: Yaa
Mendesignkan satu teori Al ayyuhallaziina aamanuu limataquuluuna
Quran (The Theory of Noble Quran) di maalaa taf aluun - Surah:61: Ash Shaf:2-3) Di
bidang Sains Pendidikan yang berbunyi:
hakikat satu-satu kebaikan itu hendak bermula
Ilmu seseorang manusia akan
dari diri sendiri sebelum ianya dilanjutkan
menjadi lumpuh terhadap dirinya
apabila suara ilmunya menghala seruannya kepada orang lain. Mudah-mudahan
kebaikan kepada orang lain dengan
diri menjadi contoh kepada ramai kemudiannya.
meninggalkan dirinya sendiri.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa berilmu tanpa
Bincang-bincanglah.
amal adalah hampa dan berilmu dengan
menyuruh orang lain mengamalkan ilmu
dengan diri terabai mengamalkannya akan
membuat diri tidak ubah bagai sifat tebu
bermanis batang sedangkan gula di lidah orang.
Maka fikir-fikirlah.

Di hakikat terzahirnya wajah makna maknawi (ruhul


maani) ayat:

Waminnaasi man yaquulu aamanna billaahi wabil


yaumil aakhir. Wamaahum bimuminiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 760


Malam Muka Tiga 761

Ada di antara manusia yang berkata: Kami percaya


kepada Allah dan hari akhirat sedangkan (pendirian)
mereka tidak sekali-kali mempercayainya.
Surah:2: Al Baqarah:8

Perbincangan Khas Catitan:(Surah:2: Al Baqarah:8).


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
.....Dari muka surat: 755 Klasifikasi ayat: Al Bayan (punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep perlakuan
(Nafsu Mutmainnah)
manusia munafik kepada dua (2) perkara:
Soalan: Apakah Jenis karat Pertama: Ayat ini secara jelas
yang masih menyelubungi pintu hati
orang Mutmainnah dan apakah zikir menerangkan konsep sifat dan sikap manusia
yang biasa diamalkan oleh yang menghadirkan diri ke dalam majlis
seseorang di peringkat ini?
pembaharuan (furqan). Di kedudukan dirinya
Di peringkat ini karat ternampak celik tetapi sebenarnya buta (Di
hatinya telah mula tersingkir
sepenuhnya. Hatinya telah suci serta kedudukan: Surah:10: Yunus:43) dan dirinya
telah mendapat merit piawaian ternampak telus pendengarannya tetapi
kesucian hati yang diiktiraf oleh
Tuhannya dengan dirinya diperakui di sebenarnya mereka tuli. (Di kedudukan:
wajah seorang hamba Tuhan yang di Surah:10: Yunus:42). Lalu apakah dapat unsur-
redhai oleh TuhanNya.
Namun demikian bagi unsur perubahan dan pembaharuan diterima
mereka di peringkat ini. Dirinya olehnya di suasana tubuh sendiri menolak
tidaklah sepatutnya berdiam diri dan
selesa dengan pencapaian yang ada. makanan yang diberi?.
Sebaliknya mereka seharusnyalah kedua: Ayat ini secara jelas
meneruskan latihan dan zikirnya agar
dirinya berjaya mempertingkatkan menerangkan konsep sifat dan sikap manusia
lagi taraf nafsunya ke peringkat yang munafik dengan dirinya sendiri. Di
martabat nafsu yang lebih tinggi. Iaitu
Nafsu Radhiah, Mardhiah dan suasana dirinya meracun diri dengan tangan
Kamaliah. sendiri setelah gelas racun yang dihidang
Dan ada pun zikir yang
diamalkan oleh seseorang di terpaksa diminumnya di kala malu di atas
peringkat ini adalah zikir: Nafas. kejahatan sendiri. Terutama di kala kawan dan
(Surah:91: Asy Syams:7). Satu zikir
jenis khafi (Surah:7: Al Araaf:205) rakan menyedari kemunafikannya. Maka fikir-
yang berupaya menyempurnakan fikirlah di hakikat racun tubuh akan
kesucian hati dan menggilatkan lagi
bahagian pintu hati (Lub) seseorang tertumbuh. Bila mulut dan hati tercerai
manusia. paksi.

Bersambung di m.s:778

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


762 Malam Muka Tiga

Maka dengan yang demikian manusia ini payahlah


baginya untuk mengarca rupa kejayaan dan perubahan untuk
dirinya dan keluarganya.

Keempat: Manusia Penipu Tidak Tahu Dirinya Penipu

Pada manusia jenis ini. Tertumbuhnya sikap pada


dirinya suka melakukan sesuatu kegiatan yang dilihat dan
terlihat baik dan bermunafaat pada mulanya tetapi ternyata
berwajah penipuan di akhirnya atau melakukan sesuatu
pekerjaan yang membayangkan kebaikan pada dirinya dengan
bermohon pertolongan dari kawan dan kenalannya. Tetapi
menyalahgunakan pertolongan yang diberi dengan berakhir di
pihak kawan dan kenalan tersungkur di lembah penipuan.
Maka bila keadaan ini terjadi. Kawan dan kenalan mula
menjauhkan diri, akibatnya diri penipu dipulau dan
keseorangan dengan jiwa kesunyian. Malah sengsara di
sepanjang hayat. Lantaran perbuatannya di hakikat menipu diri
sendiri dengan terzahirnya rupa hakikat makna maknawi (ruhul
maani) ayat:

Yukhaadiuunallaaha wallaziina aamanuu wamaa


yakhdauuna illaa anfusahum wamaa yasy uruun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 762


Malam Muka Tiga 763

Mereka hendak menipu Allah dan orang yang beriman.


Pada hal mereka tidaklah menipu orang lain kecuali
menipu diri mereka sendiri tanpa mereka menyedarinya.
Surah:2: Al Baqarah:9

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:9).


Klasifikasi ayat: Al Bayan (punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep tipu dan
penipuan yang boleh menjuruskan berlakunya
dua (2) perkara:
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah 2: Al Baqarah:9) Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep tipu dan menipu di satu
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) di gambaran sifat cerdik pada awal, bodoh
bidang Sains Pendidikan dan Sains kemudian. Cerdik kerana berjaya
Kemasyarakatan yang berbunyi:
memperdayakan orang. Bodoh kerana diri
Sebodoh-bodoh penipuan yang terhilang kepercayaan orang. Dengan
dilakukan oleh seorang penipu
apabila penipuannya menipu dirinya meletakkan diri kesunyian dan keseorangan di
sendiri. kala kawan dan taulan tidak mahu lagi
berkawan.
Bincang-bincanglah. Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep tipu dan menipu. Di mana
pada setiap penipuan itu tetap akan bermula
dari diri penipu dan berakhir pada diri penipu.
Bagai kedudukan orang yang cuba membuang
batu besar ke lubuk dengan batu diikat ke
badan sendiri. Berakhir akibatnya tubuh sendiri
jualah yang tenggelam. Fikir-fikirlah.

Maka kesimpulannya, manusia ini payahlah baginya


untuk mengarca rupa kejayaan dan perubahan untuk dirinya
dan keluarganya.

Kelima: Manusia Sakit Hatinya Berpenyakit

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


764 Malam Muka Tiga

Sesungguhnya bagi Allah Taala. Sebesar-besar


penyakit dan sakit itu. Bukannya sakit jantung. Bukannya sakit
barah. Tetapi sakit di kala seseorang manusia itu hatinya
berpenyakit. Dan ingatlah hati manusia akan dikira sakit dan
berpenyakit, apabila ianya gagal berfungsi untuk menerima
cahaya petunjuk dari Tuhannya atau menerima unsur-unsur
furqan di gambaran rusaknya sekeping cermin yang tidak
berupaya mengarcakan rupa arca sebatang tubuh di kala ianya
dihadapkan di depannya. Maka cermin seumpama ini. Usahlah
bersolek di hadapannya. Nescaya gadis sunti pun akan
berwajah hodoh. Di hakikat terzahirnya rupa makna maknawi
(ruhul maani) ayat:

Fii quluubihim maradhun fazaada humullaahu maradha.


Walahum azaabun aliimum bimaa kaanu yakzibuun.
Di dalam hati mereka ada penyakit. Lalu ditambahkan
Allah penyakit. Maka bagi mereka itu kesiksaan yang
pedih. Lantaran mereka berdusta.
Surah:2: Al Baqarah:10

Catitan:(Surah:2: Al Baqarah:10).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan prinsip bahawa
kesihatan luaran tidak boleh dijadikan kayu

Al Fathun Nawa Jilid 1 764


Malam Muka Tiga 765

pengukur kepada kesihatan manusia. Di hakikat


seseorang manusia boleh diperakui sihat
apabila tubuh dan hatinya tidak berpenyakit.
Fikir-fikirlah.

Maka kesimpulannya manusia jenis ini juga payah


baginya untuk mengarca kejayaan dan perubahan bagi dirinya.

Keenam: Manusia Jahat Tidak Tahu Dirinya Jahat.

Pada manusia jenis ini. Bolehlah ianya dibahagikan


kepada dua (2) kategori. Sama ada di kategori pertama. Di
mana dirinya tidak dapat mengenal dan membezakan rupa di
antara kebaikan dan kejahatan di suasana dirinya melihat kerja
kejahatan yang dibuat, dilihatnya sebagai satu kerja kebaikan
pada gambaran kedudukan orang gila yang mengangkut air
dengan raga, lantaran dilihatnya raga berwajah baldi. Atau di
kategori kedua: Di mana manusia ini tidak dapat menerima
akan satu-satu rupa kejahatan sebagai kejahatan, dengan
dirinya terus melakukan kerja-kerja kejahatan di atas niat baik
di gambaran perompak yang melakukan rompakan dengan
niat untuk mempersekolahkan anaknya di wajah berniat baik
masuk neraka di hakikat ternafinya ingatan pada konsep
Firman Allah Taala:

Walaa talbisul haqqa bilbaatil. Wataqtumul haqqa wa


antum talamuun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


766 Malam Muka Tiga

Dan janganlah kamu mencampurkan kebenaran dengan


kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran
sedangkan kamu mengetahuinya.
Surah:2: Al Baqarah:42

Penerokaan Teori Al Quran Catitan:(Surah:2: Al Baqarah:42).


(Surah 2: Al Baqarah:42)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
Mendesignkan satu teori Al falsafah):
Quran (The Theory of Noble Quran) di
bidang Sains Pendidikan yang berbunyi: Ayat ini menerangkan prinsip bahawa
kacang yang masih berbentuk kacang tetap
Mencuci najis dengan najis tidak
mungkin akan suci. Dan mencampuri haram dimakan apabila ianya berada di gulai
kebenaran dengan kebatilan akan daging babi. Demikianlah najis di punggung
membuat kebenaran menjadi batil
tidak cuci dan suci. Jika ianya dibasuhkan
Bincang-bincanglah. dengan air najis. Maka fikir-fikirlah.

Dan firmanNya lagi:

Qul laayastawil khobiisu wattoyyibu walau ajabaka


kathratul khobiisi Fattaqullaaha yaa ulil albaabi la
allakum tuflihuun.
Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu,
Maka bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang
berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.
Surah:5: Al Maidah: 100

Penerokaan Teori Al Quran Catitan:(Surah:5: Al Maidah:100).


(Surah 5: Al Maidah:100)

Mendesignkan
Al Fathun satu
Nawa Jilid 1 teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran)
766
di bidang Sains Kemasyarakatan
yang berbunyi:
Malam Muka Tiga 767

Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan


falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip bahawa tidak akan sama barang plastik
dengan barang kulit. Meskipun barang plastik
lebih indah dari barang kulit. Demikianlah
banyak terjadi kepada mata di pantai menipu
diri sendiri dengan gambaran langit tertumbuh
kaki. Tubuh yang tinggi mencecah air. Maka
fikir-fikirlah di hakikat mata perlu diingatkan
agar melihat dengan kebenaran.

Justeru ini ingatlah bahawa sikap kebutaan dalam


membezakan rupa kebaikan dan kejahatan. Bukan sahaja
akan meletakkan diri seseorang itu di suasana berbahaya.
Malah ianya akan menimbulkan kedudukan huru hara dan
bencana, lantaran kerenah tangan manusia sendiri seperti
yang disifat oleh Allah Taala dalam FirmanNya:

Zaharal fasaadu filbarri walbahri bimaa kasabat


aidinnaasi liyuziiqahum badhallazii amiluu laallahum
yarjiuun.
Telah lahirlah bencana di darat dan di laut kerana usaha
tangan manusia. Dengan itu Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari perbuatan yang mereka
kerjakan. Mudah-mudahan mereka kembali.
Surah:30: Ar Rum:41

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


768 Malam Muka Tiga

Catitan:(Surah:30: Ar Rum:41).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan

Penerokaan Teori Al Quran falsafah):


(Surah 30: Ar Rum:41) Ayat ini secara jelas menerangkan

Mendesignkan satu teori Al prinsip keupayaan yang dikurniakan Tuhan


Quran (The Theory of Noble Quran) kepada manusia. Di mana kuasa keupayaannya
di bidang Sains Kemasyarakatan
yang berbunyi: boleh memajukan muka bumi. Sementara
Ilmunya boleh memanjat angkasa lepas. Di
Setiap kejahatan dari tangan kecil
akan dibalas oleh kejahatan tangan hakikat kebaikan besar boleh diarcakan oleh
besar. Hentakan kepedihan darinya manusia. Jika kebolehan kurniaan Tuhannya itu
akan membuahkan satu
keinsafan. diguna sepenuhnya untuk kebaikan. Sebaliknya
jika keupayaan yang ada disalahgunakan. Maka
Bincang-bincanglah.
pasti keupayaannya boleh menghasilkan bala di
darat dan bala di laut kerana tangannya sendiri.
Maka fiikir-fikirlah di hakikat kuasa dan tenaga
itu adalah punca kebaikan sebenarnya.

Di hakikat terzahirnya rupa makna maknawi (ruhul


maani) ayat:

Wa izaa qiilalahum laa tufsiduu fil ardhi Qaaluu innamaa


nahnu muslihuun.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu
buat kerosakan di muka bumi. Lalu mereka menjawab:
Sesungguhnya kami berbuat kebaikan.
Surah:2: Al Baqarah:11

Al Fathun Nawa Jilid 1 768


Malam Muka Tiga 769

Catitan:(Surah:2: Al Baqarah:11).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah):
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah 2: Al Baqarah:11) Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip bahawa kelalaian besar bagi seseorang
Mendesignkan satu teori
Al Quran (The Theory of Noble manusia apabila dirinya gagal mengasuh diri
Quran) di bidang Sains Pendidikan sendiri mengenal kebaikan. Sebaliknya lebih
yang berbunyi:
teramat malang lagi seseorang manusia itu
Kebutaan manusia dalam apabila mata dan hatinya melihat kejahatan di
menentukan buruk dan baik
jenuh membawa manusia hanyut rupa kebaikan (Di maqam: Wahum
dalam kebutaan hidup. yahsabuuna annahum yuhsinuuna shuna -

Bincang-bincanglah. Surah:18: Al Kahfi:103-104). Maka demikianlah


Allah memberitahu manusia agar berwaspada
dengan mendidik diri sendiri mengenal rupa dan
erti kebaikan. Fikir-fikirlah.

Maka kesimpulannya manusia jenis ini juga payah


baginya untuk mengarca kejayaan dan perubahan bagi dirinya,
masyarakat dan dunia keseluruhannya.

Ketujuh: Manusia Bodoh Tidak Tahu Dirinya Bodoh.

Pada manusia jenis ini. Tertumbuh pada dirinya


perasaan. Merasai dialah yang paling baik. Dialah yang cerdik.
Dialah yang pandai. Malah tidak keterlaluan jika dikatakan
pada setiap masa, matanya melihat orang lain selain daripada
dirinya, semuanya bodoh. Maka disebabkan oleh
pandangannya sebegitu, sebarang pandangan orang lain
terhadapnya akan ditolak secara mentah-mentah di gambaran
sikap burung gagak yang merasai dirinya cantik. Justeru
kedudukannya sebegini terzahirlah rupa makna maknawi
(ruhul maani) ayat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


770 Malam Muka Tiga

Wa izaa qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaasu


Qaalu anuminu kamaa amanassufahaak. Alaa
innahum humussufahaau walaakin laa yalamuun.
Apabila dikatakan kepada mereka: Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain beriman. Lalu mereka
berkata: Adakah kami akan beriman sebagaimana
berimannya orang-orang bodoh. Maka ingatlah:
Sesungguhnya mereka itulah yang bodoh tetapi
mereka tidak mengetahui kebodohannya.
Surah:2: Al Baqarah:13

Catitan:(Surah:2: Al Baqarah:13).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
Penerokaan Teori Al Quran falsafah):
(Surah 2: Al Baqarah:13)
Ayat ini secara jelas menerangkan
Mendesignkan satu teori prinsip bahawa penyakit yang boleh
Al Quran (The Theory of Noble
Quran) di bidang Sains Pendidikan menanduskan peluang berilmu adalah penyakit
yang berbunyi: merasai diri cerdik dengan mata melihat orang
Manusia akan bersifat bodoh. lain semuanya bodoh. Penyakit ini tertumbuh
Bila menyatakan bodoh, ketika apabila kuman yang bernama ego, takabbur
dirinya diseru ke alam
pembaharuan. dan perasan diri dipelihara oleh diri seseorang
(Di maqam: Arra aahustaghnaa - Surah:96: Al
Bincang-bincanglah.
Alaq:7). Di suasana diri terbuta keinginan untuk
mengambil kecerdikan orang lain menjadi
kecerdikan diri di rupa hasil pergaulan dan
berkawan. Fikir-fikirlah

Al Fathun Nawa Jilid 1 770


Malam Muka Tiga 771

Akhirnya manusia jenis ini juga payah baginya untuk


mengarca kejayaan dan perubahan (Furqan) bagi dirinya dan
masyarakatnya.

Kelapan: Manusia Talam Dua Muka Bersifat Api Dalam


Sekam.

Pada manusia jenis ini. Hatinya berwajah Qalbain


(Jenis manusia dua hati) dan boleh diklasifikasikan kepada dua
kategori. Di mana pada kategori pertama: Manusia jenis ini
suka memasang sikap berkeinginan mengambil kesempatan
dan keuntungan dari kedua-dua pihak yang bertentangan
fahaman atau bermusuh. Manakala pada kategori kedua:
Manusia jenis ini adalah terdiri dari kalangan manusia yang
lemah dan bersifat penakut untuk berpihak. Lalu dirinya ingin
berpihak kepada kedua-dua pihak dengan harapan ianya
dilindungi serta mendapat pula sedikit sebanyak faedah dan
habuan dari kedua-dua belah pihak terutama ketika berlakunya
proses pembocoran rahsia di satu pihak kepada yang lain yang
akhirnya membuat dirinya tidak dipercayai, disisih dan
ditinggalkan di hakikat terzahirlah rupa makna maknawi (ruhul
maani) ayat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


772 Malam Muka Tiga

Wa izaa laqullaziina aamanuu Qaaluu aamanna Wa


izaa khalau ilaa syayaatiinihim Qaluu inna maakum
innamaa nahnu mustahziuun.
Dan apabila mereka bertemu di kalangan orang yang
beriman. Lalu mereka berkata: Kami telah beriman.
Sebaliknya apabila mereka (secara sulit bertemu)
dengan ketua-ketua mereka (syaitan). Maka berkatalah
mereka: Sesungguhnya kami tetap berserta dengan
kamu. Hanya kami memperolok-olokkan mereka
semata-mata.
Surah: 2: Al Baqarah:14

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:14).


Klasifikasi ayat: Al Aayah (punca prinsip dan
falsafah):
Penerokaan Teori Al Quran Ayat ini secara jelas menerangkan
(Surah 2: Al Baqarah:14)
prinsip bahawa terwujudnya sikap manusia
Mendesignkan satu teori Al bersifat dua alam. Berjalan di daratan dan
Quran (The Theory of Noble Quran)
di bidang Sains Pendidikan yang berenang di lautan dengan berakhir telor di
berbunyi: daratan dikebas musang dan tubuh di lautan
Manusia dipegang pada kata. Jika terkena jaring orang. Maka fikir-fikirlah di
kata berubah. Maka manusia akan hakikat diri biarlah bertapak. Tubuh biarlah
bermuka dua. Hati tidak bertapak.
Orang tidak percaya. berkediaman. Hati biarlah satu. Barulah
tubuh berunjang lapang. Barulah jiwa
Bincang-bincanglah.
berpaksi turus di suasana diri tetap
berkemudi hala. Selamat ketika hidup.
Dimulia ketika mati.

Maka natijahnya. Manusia jenis ini juga payah baginya


untuk mengarca kejayaan dan perubahan (Furqan) bagi dirinya
dan keluarganya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 772


Malam Muka Tiga 773

Kesembilan: Manusia Lupa Erti Hidup Itu Perniagaan

Pada manusia jenis ini. Dirinya hanya semata-mata tahu


hidup itu hanya bererti bernafas. Selagi dirinya bernafas. Maka
selama itulah dirinya dikatakan hidup. Luas matanya sehari-
hari, tidak lebih dari keluasan pinggan nasi. Jauh pendek
fikirannya sehari-hari, tidak melebihi dari pusat diri sendiri.
Sikapnya sama seperti sikap ayam. Meski pun padi penuh
membiang. Janganlah diharapkan sebiji padi yang tersimpan di
biang sendiri akan berwajah sawah dan bendang. Malah jauh
dari itu. Lebih dahsyat lagi di kala diri tidak mengerti akan erti
hidup adalah perniagaan. Di mana pada setiap saat nafas
dihembus. Soal untung dan rugi dalam hidup hendaklah dikira
dan diambil kira, agar diri sentiasa tergolong di kalangan
orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Diarca
Firman Allah Taala:

Yaa ayyuhallaziina aamanuu hal adullukum alaa


tijaaratin tunjiikum min azaabin aliim. Tuminuunabillahi
warasuulihii watujaahiduuna fiisabiilillahi bi amwaalikum
wa anfusikum. Zaalikum khairullakum Inkuntum
talamuun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


774 Malam Muka Tiga

Wahai orang-orang yang beriman. Maukah Ku


tunjukkan kepada kamu satu perniagaan yang akan
melepaskan kamu dari seksa yang pedih. Iaitu beriman
kamu kepada Allah dan rasulNya dan berjuang pada
jalan Allah dengan harta kamu dan diri kamu. Itulah
yang terbaik bagi mu. Jika kamu mengetahui.
Surah:61: As Shaf:10-11.

Catitan: (Surah:61: As Shaf:10-11)


Dhabit Istilah
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 61: Ash Shaf :10-11) idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
Menerangkan ruhul maani konsep mencari keuntungan di wajah
bahawa kerja beriman kepada Allah
perniagaan di sisi Tuhan semesta alam yang
dan rasul serta berjuang ke jalan
Allah dengan dirinya dan hartanya dapat dirumuskan kepada dua (2):
adalah satu perniagaan. Pertama: Beriman kepada Allah dan
Di makna beriman kepada beriman kepada rasulNya di wajah: Udkhuluu
Allah dan beriman kepada Nabi fissilmi kaaffah di makna masuklah agama
Muhammad s.a.w serta beriman
kepada Al Quran adalah satu secara keseluruhannya (Surah:2: Al
perniagaan. Satu perniagaan yang
Baqarah:208).
menguntungkan diri seseorang itu di
sudut duniawi dan akhrawi. Kedua: Berjuang dengan diri dan harta
ke jalan Allah. Di hakikat Allah Taala akan
Demikianlah jua taraf kerja
berjuang ke jalan Allah adalah satu membeli perlakuan orang-orang mukmin
perniagaan yang menguntungkan. tersebut dengan syurga: Innallaahasytaraa
Jika hati seseorang manusia itu
terbuka ke arahnya. (Surah:9:At minal muminiina anfusahum wa
Taubah:111). amwaalahum bi annalahumul jannah.
Sesungguhnya kelalaian (Sesungguhnya Allah akan membeli diri dan
manusia dalam melihatnya
harta orang-orang mukmin itu dengan syurga -
menyebabkan manusia rugi dalam
kehidupan di saat modal nafas- Surah:9: At Taubah:111). Maka fikir-fikirlah
nafasnya terbuang hampa tanpa
anak cucu di hakikat inilah perlakuan sebaik-
makna.
Kaji-kajilah. baik yang patut ditunjuk oleh setiap manusia.

Dalam pada itu, di suasana ini tidak kurang pula


manusia jenis ini sanggup merugikan diri sendiri di kedudukan

Al Fathun Nawa Jilid 1 774


Malam Muka Tiga 775

dirinya jahil untuk menilai mana satu barang yang lebih bernilai
sehingga terzahirnya rupa bagai berkesanggupan menukarkan
cahaya dengan kegelapan di wajah makna maknawi (ruhul
maani) ayat:

Ulaaikallazii nasytarawud dholalata bilhuda. Famaa


rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiin.
Mereka sanggup membeli kesesatan dengan petunjuk.
Maka (jenis) perniagaan (apakah) mereka itu - tiada
berlaba dan tidaklah pula mereka mendapat petunjuk.
Surah:2: Al Baqarah:16

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah:16)


(Surah 2: Al Baqarah:16) Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
Mendesignkan satu teori dan hikmah):
Al Quran (The Theory of Noble Ayat ini mendidik manusia tentang
Quran) di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi: terwujudnya manusia yang tidak tahu prinsip
perniagaan. Malah jahil dalam perniagaan.
Bermodalkan petunjuk dengan
membeli kesesatan akan Sehingga sanggup menjual kebenaran dengan
meletakkan manusia ke alam kejahatan. Sesungguhnya kedudukan ini terjadi
perniagaan yang paling
merugikan. lantaran tiga (3) sebab:
Pertama: Di kala berlakunya
Bincang-bincanglah.
kedudukan diri dalam keadaan terdesak.
Kemungkinan di atas desakan hidup. Kedua: Di
kala mata melihat keburukan di rupa kebaikan.
Ketiga: Di kala diri dikuasai oleh nafsu
Ammarah. Di suasana kewarasan hati dan
fikiran dijajah. Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


776 Malam Muka Tiga

Maka natijahnya. Manusia jenis ini juga payah baginya


untuk mengarca kejayaan dan perubahan (Furqan) bagi dirinya
dan keluarganya. Wallaahu lam.

Istilah Hukum Karma

Soalan: Banyak orang memperkatakan tentang Hukum


Karma. Hukuman qadha Allah yang bersifat kifarat Tuhan ke
atas kalangan manusia tertentu semasa hayatnya di muka
bumi. Soalannya di sini. Apakah definasi Hukum Karma dan
apakah punca dan sebab musabbabnya terzahirnya kifarat
hukum karma kepada seseorang manusia ?
Jawab: Hukum Karma atau Hukum kifarat atau dikenali
jua sebagai hukum alam di rupa qadha kejahatan yang
ditimpakan oleh Tuhan bagi menghukum kezaliman manusia
adalah benar-benar terwujud di dalam sejarah kehidupan
manusia di muka bumi. Satu rupa hukuman atau balasan bala
(qadha) yang tertimpa ke atas seseorang dan satu
masyarakat. Apabila satu-satu rupa kezaliman dan kejahatan
melampau berlaku atau dilakukan oleh seseorang atau
kumpulan orang di suasana tertimbul kemurkaan besar Tuhan
semesta alam. Sesungguhnya kedudukan ini tidak boleh
dinafikan kerana ianya telah berlaku kepada kaum-kaum
terdahulu. Malah Al Quran juga banyak menceritakan hal
sedemikian. Lalu di abadikan cerita-ceritanya agar ianya
dijadikan iktibar dan ingatan kepada manusia kemudian.

Al Fathun Nawa Jilid 1 776


Malam Muka Tiga 777

Di hakikat seperti diabadikan Allah pada beberapa


peristiwa. Termasuklah peristiwa kaum Musa a.s mencabar
untuk melihat Tuhan. Peristiwa manusia tamak disumpah
menjadi kera. Peristiwa hancurnya kaum Nabi Shuib di
Madyan dan peristiwa tenggelamnya kegagahan Qarun
bersama hartanya.
Di hakikat peristiwa seumpama Firman Allah Taala:

Wa izqultum yaa muusaa lannuminalaka hattaa


narallaaha jahrah. Fa akhazatkumussaaiqatu wa antum
tanzuruun.
Ingatlah ketika kamu berkata: Hai Musa! Kami tidak
akan percaya kepada engkau sehinggalah kami melihat
Allah (dengan mata lendir kami). Lalu halilitar menyiksa
kamu. Sedangkan kamu melihat.
Surah:2: Al Baqarah:55

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:55)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini secara jelas mendidik
manusia kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
mendidik manusia agar menyedari terwujud
istilah hukum karma yang akan ditimpakan
terhadap orang-orang yang zalim. (Di maqam:
Fa azaaqa humullaahul khizzya fil hayaatid

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


778 Malam Muka Tiga

dunyaa Surah:39: Az Zumar:26) dengan


Perbincangan Ringkas.
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu harapan kesan karma yang diterima akan
.....Dari muka surat: 761
membuat mereka insaf dan kembali ke pangkal
(Nafsu Mutmainnah) jalan (Di kedudukan: Laallahum yarjiuun -
Surah:32: Sajdah:21).
Satu jenis zikir khafi
(Surah:67: Al Mulk:12) yang Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
berkeupayaan melahirkan kebencian
manusia agar menyedari hakikat bahawa
dan ketakutan hakiki kepada Iblis dan
Syaitan untuk menguasainya, terlahirnya manusia gelojoh. Di isyarat ingin
selepas mereka disingkirkan
melihat sesuatu yang dinyatakan sebelum
menerusi zikir lafzi (Surah:67: Al
Mulk:13-14) di peringkat penyucian masanya. Di suasana mata dan hati tidak
Nafsu Ammarah, Nafsu Lawwaamah
sabar-sabar untuk melihat rupa kejayaan yang
dan di peringkat Nafsu Mulhamah.
Adapun Zikir Nafas diperkenal-janji. (Di maqam: Wayaquuluuna
bolehlah didefinasikan sebagai satu
mataa haazal fathu inkuntum shaadiqiin -
perlakuan ingatan secara khafi
terhadap Tuhan yang dilakukan oleh Surah:32: Sajdah:28). Di rupa sikap kumpulan
seseorang manusia yang berjaya
kera yang menggetus tunas getah di ladang
menyucikan hatinya di peringkat
Nafsu Mutmainnah ke atas. kerana ingin melihat susu getah yang
Satu zikir khafi (Surah:7: Al
diperkatakan.
Araaf:205) yang diasaskan kepada
ingatan seseorang hamba kepada Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
Tuhannya menerusi konsep syuhud
manusia agar menyedari hakikat terwujudnya
mata hatinya kepada Tuhannya
apabila dirinya berjaya mengasuh fenomena kedudukan manusia berkeadaan
hatinya memandang sesuatu di
bagai terkejut dipanah petir. Jika satu-satu rupa
kelilingnya di wajah terlihat
kebesaran Tuhannya pada setiap pembaharuan dikemukakan kepada mereka
nafas dalam perjalanan hidupnya di
dalam keadaan mereka diisyaratkan tidak lagi
maqam: Fa ainamaa tuwalluu
fasamma wajhullah. (Surah:2: Al bersedia menerimanya. Fikir-fikirlah.
Baqarah:115).
Satu zikir yang mewajahkan
watak hamba Tuhan yang berzikir Penerokaan Teori Al Quran.
ketika berdiri, ketika duduk dan
(Surah:2: Al Baqarah: 55)
ketika baring serta berjaya melihat
munafaat yang terbentuk dari barang- Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
barang kejadian yang dilihatnya.
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
(Surah:3: Ali Imran:191).
Sesungguhnya kedudukan Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
seumpama ini bukan sekali-kali di
Kemasyarakatan yang berbunyi:
buat-buat olehnya tetapi terjadi
secara automatik, lantaran hiasan Satu-satu pembaharuan. Jika dibentangkan
iman yang ada pada hati Qalbissaliim
kepada masyarakat dalam kedudukan
yang dimiliki olehnya di hujung
musim penyucian Nafsu Mulhamah mereka masih tidak bersedia, akan
yang dilatihkannya. (Surah:47: Al
membuat masyarakat itu berada di
Hujuraat:49). Maka untuk keterangan
yang lebih lanjut. Eloklah anak cucu kedudukan naungan petir dan halilintar.
bawa hal ini ke pengetahuan Mursyid
Bincang-bincanglah.
ilmu Tarikat adanya.
Bersambung di m.s:782

Al Fathun Nawa Jilid 1 778


Malam Muka Tiga 779

Dan di hakikat peristiwa seumpama FirmanNya lagi.

Walaqad alimtumullazii natadau minkum fissabti


faqulnaa lahum kuunuu qiradatan khaasi iin.
Sesungguhnya kamu mengetahui melanggar peraturan
di antara kamu pada hari Sabtu. Lalu kami sumpah
mereka menjadi kera yang diusir.
Surah:2: Al Baqarah:65

Catitan: (Surah: 2: Al Baqarah:65)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:2: Al Baqarah:65). dan hikmah):
Ayat ini secara jelas mendidik manusia
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The theory of Noble Quran) di tentang terlahirnya manusia yang bersifat dan
bidang Sains Kemasyarakatan yang bersikap dengan mengambil langkah: Meniti
berbunyi:
undang-undang. Di suasana diri terlihat pandai
Mengambil hasil dari usaha memutar belit roh kebenaran undang-undang
sebelum kebenaran dan fitrah
masa keizinan akan menzahirkan dan peraturan dengan maksud menghalalkan
rupa usaha di wajah tabiat Kera di barang yang haram di wajah diri tamak kepada
hutan rimba.
keuntungan. Meskipun mata ramai tahu diri
Bincang-bincanglah. adalah penipu sebesar kejahatan. (Surah:2: Al
baqarah:188). Maka orang seumpama pasti
tidak akan terlepas dari karma di sepanjang
hidupnya.
Fikir-fikirlah bahawa kekayaan dengan
meniti undang-undang di wajah kebijaksanaan
bermain undang-undang akan mewajahkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


780 Malam Muka Tiga

seseorang itu di rupa Kera Sabtu yang


disumpah. Celaka.

Demikianlah cerita perlakuan dan sikap Tuhan semesta


alam terhadap manusia-manusia zalim di zaman-zaman
dahulu sebelum Junjungan Besar Muhammad s.a.w. di
zahirkan. Maka disebaliknya apakah pula terjadi kepada umat
Muhammad. Selain dari balasan di hari akhirat. Allah Taala
dengan tegas memberi jaminan bahawa Dia yang Maha
Perkasa akan bertindak memperolok-olokkan seseorang yang
melakukan kezaliman yang menimbulkan kemurkaan
besarNya dengan ditimpakan olehNya bala di rupa
memperolok-olokkan manusia berkenaan di wajah penyiksaan
dengan hatinya sentiasa bergelora dan kebimbangan di
sepanjang masa. Di suasana orang yang tertimpa bala
berkedudukan semacam terhilang pedoman dalam mencari
sebab dan musabbab terjadinya bala yang tertimpa.
Berasaskan kepada terlaksananya konsep Firman Allah Taala:

Allaahu yastahziu bihim wayamudduhum fii


tughyaanihim yamahuun.
Allah akan memperolok-olokkan mereka dan
membiarkan mereka dalam kemurkaan di suasana
sentiasa dalam kebimbangan.
Surah:2: Al Baqarah:15

Al Fathun Nawa Jilid 1 780


Malam Muka Tiga 781

Nota Contoh: (Surah:2: Al Baqarah:15)


Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
Ayat ini memperjelaskan kezahiran Hukum
Karma atau kifarat Allah Taala kepada mereka
yang membuat kezaliman. Di mana kehendak
makna ayat ini diterangkan lagi oleh ayat:
Surah:16: An Nahl: 34 yang menegaskan
balasan dibentuk kesengsaraan dan diperolok-
olokkan. Lihat-lihatlah di ibarat kezaliman itu
adalah keris yang akan menikam diri sendiri.

Di hakikat terarcalah rupa konsep tindakan sarananNya


di wajah FirmanNya:

Assyahrul haraamu bissyahril haraami walhurumaa


tuqisaas. Famani tadaa alaikum fataduu alaihi
bimithlima tadaa alaikum. Wattaqullaaha walamuu
annallaaha maalmuttaqiin.
Bulan haram dibalas dengan bulan haram (similar vs
similar) Dan kehormatan itu di balas dengan
kehormatan (dihukum qishaash). Barang siapa yang
menzalimi kepada kamu. Maka bolehlah kamu
menzaliminya seumpama kezalimannya kepada kamu.
Dan takutlah kepada Allah. Dan ketahuilah
bahawasanya Allah bersama orang-orang bertaqwa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


782 Malam Muka Tiga

Surah:2: Al Baqarah:194
Perbincangan Khas
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:194)
.....Dari muka surat: 778
Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
(Nafsu Mutmainnah)
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Soalan: Apakah perubahan tiga (3) perkara:
ketara yang berlaku kepada orang
Pertama: Ayat ini secara jelas
Mutmainnah di kala dirinya berjaya
mengamalkan zikir Nafas? menerangkan terlahirnya roda pusingan
bertemunya balasan di wajah yang sama
Perubahan besar memang
berlaku pada diri mereka dan di terhadap satu-satu kejian perbuatan bagai
antara enam (6) perubahan yang
terbentuk rangkaian pusingan hayat (life cycle).
berlaku adalah seperti berikut:
Di mana yang sama akan bertemu dengan yang
Pertama: Tertumbuhnya
sama. Di hakikat jika tangan yang sama
pada diri mereka sifat-sifat Mukmin
(Surah:23: Al Mukminuun:1-11) pada melempar kejahatan ke muka seseorang. Maka
dirinya yang dapat dilihat pada enam
kejahatan yang serupa jua akan diterima balik
(6) perkara yang menggambarkan
perwatakan dirinya benar-benar olehnya di satu ketika semasa hayatnya.
orang Mutmainnah (Surah:89: Al
(Surah:32: Sajdah:21).
fajr:27-30):
Kedua: Ayat ini secara jelas
(i): Mereka ketika ini telah
menerangkan terlahirnya peluang bagi
berjaya menghadirkan khusyuk pada
solatnya. (Surah:23: Al Mukminuun:2) seseorang manusia mempertahankan diri serta
membalas kejahatan yang dilakukan oleh
(ii): Mereka ketika ini tidak
lagi memperkatakan barang yang seseorang terhadapnya pada kadar kejahatan
tidak berfaedah. (surah:23: Al
yang sama dan sepadan dengannya. Di hakikat
Mukminuun:3).
seorang itu haruslah bertindak balas dan
(iii): Mereka ketika ini terus
membalas terhadap satu-satu kejahatan dan
membesih hatinya dan tingkah
lakunya ke arah martabat nafsu yang kezaliman yang diperlakukan oleh seseorang
lebih baik. (Surah:23: Al Mukminuun:
terhadapnya di wajah dirinya janganlah sekali-
4).
(iv): Mereka ketika ini benar- kali berwajah pengecut dan dayus.
benar tahu memelihara maruah diri
Ketiga: Ayat ini secara jelas
dan benci kepada zina. (Surah:23:Al
Mukminuun:5-7). menerangkan terwujudnya peluang bagi kaum
yang lemah membuat aduan kezaliman kepada
(v): Mereka ketika ini benar-
benar tahu menunaikan amanah dan Tuhannya bagi membolehkan Tuhan semesta
janji yang dibuatnya. (Surah:23: Al
alam menzahirkan hukum karmaNya (kifarat)
Mukminuun:8)
kepada orang yang membuat zalim. (Di maqam:
Bersambung di m.s:786
Fasatazkuruuna maa aquululakum wa ufaw
widhu amrii ilallaah Innallaaha bashiirum
bilibaad - Surah:40: Al Mukmin:44). Fikir-

Al Fathun Nawa Jilid 1 782


Malam Muka Tiga 783

fikirlah di hakikat kerja melakukan kejahatan


dan kezaliman terhadap seseorang tidak ubah
bagai meludah ke langit. Di wajah liur busuk
akan tertimpa muka sendiri.

Sebaliknya, jika (di satu pihak) tidak terdaya.


Lalu di saat itu serahkannya kepada Allah. Maka akan
terlahirnya kuasa pengganti mewakili tubuh dan mengarcakan
balasan (qadha) di wajah Tuhan membela kalangan yang
lemah terhadap kezaliman yang berlaku pada konsep
FirmanNya:

Fa asaabahum sayyiaatu maaamiluu wahaaqabihim


maakaanuu bihii yastahziuun.
Lalu mereka ditimpa kejahatan (sebagai balasan)
perbuatan mereka dan turunlah kepada mereka
(balasan) diperolok-olokkan.
Surah:16: An Nahl:34

Catitan: (Surah:16: An Nahl:34)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan konsep bahawa
kezaliman dan penipuan akan membuahkan
karma pada kehidupan. Di suasana sifat-sifat
angkuh dan tamak menjadi penyebab utamanya
yang menjatuhkan dirinya (Surah:28: Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


784 Malam Muka Tiga

Qashash:81). Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat


kesenangan yang dicari bukan untuk menjadi
pakaian bermegah sehari di wajah diri berkurap
di hari-hari kemudiannya. (Surah:2: Al
Baqarah:195).

Demikianlah, bijaknya Allah Taala dalam mengajar


manusia agar mengerti erti kezaliman. Di hakikat diri masing-
masing hendaklah memerhati perlakuan diri sendiri dengan
mengimbas kembali barang yang telah dan sedang dialami
oleh diri. Di wajah tertimbulnya keinsafan yang abadi.
Adapun istilah Hukum Karma atau Hukum Kifarat atau
dikenali jua sebagai Hukum Qadha Allah Taala (Terlahir dari
natijah kalimah ayat: Allaahu yastahziubihim - Allah
memperolok-olokkan mereka). Bolehlah didefinasikan sebagai
rupa tindakan atau balasan (Qadha) Tuhan semesta alam
terhadap mana-mana orang di semasa hayatnya di dunia ini,
setimpal dengan rupa kezaliman yang dilakukan olehnya
terhadap seseorang manusia yang lain atau terhadap
masyarakatnya di suasana orang atau masyarakatnya yang di
zaliminya itu tidak terdaya baginya untuk membalasnya. Maka
didatangkan oleh Allah sendiri dengan satu balasan kejahatan
(Qadha) terhadap kezaliman yang dilakukannya di rupa hukum
alam setimpal padanya atau dirupa balasan dengan diperolok-
olokkan olehNya di rupa penderitaan dan kegelisahan di
suasana matanya terhilang punca untuk mencari sebab dan
musabbab berlakunya bala sedemikian.
Di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 784


Malam Muka Tiga 785

Walanuziiqannahum minal azaabil adnaa duuna


azaabil akbari laaallahum yarji uun.
Demi akan Kami rasakan (timpakan) kepada mereka
siksa yang terdekat (di dunia), sebelum siksa yang
terbesar (di akhirat). Mudah-mudahan mereka kembali
(bertaubat kepada Allah).
Surah:32: As Sajdah:21

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:32: As Sajdah:21)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah 32: As Sajdah:21)
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan isyarat ruhul tiga (3) perkara:
maani ayat kepada manusia bahawa
pada setiap perlakuan hariannya Pertama: Ayat ini secara jelas
hendaklah dilihat dan diperhatikan. Di menerangkan konsep terwujudnya hukum
hakikat pada setiap yang baik akan
dibalas dengan kebaikan dan pada karma yang akan ditimpakan oleh Tuhan Yang
setiap yang jahat akan diazabkan, Maha Berkuasa kepada manusia yang
bukan sahaja di akhirat tetapi spontan
berlaku di dunia. Oleh itu tanya melakukan satu-satu kezaliman. Di kedudukan
dirinya sendiri. Allah Tuhan semesta alam terpaksa
Apakah jenis kesilapan,
kejahatan atau kezaliman yang menunjukkan kuasa kifaratNya kepada manusia
pernah dibuat oleh diri apabila yang berkenaan. (Di maqam: Fa ashaabahum
terzahirnya kegagalan di rupa
diperolok-olokkan Tuhan terhadap sayyiaatu maaamiluu wahaaqabihim
kejayaan pekerjaan yang diusahakan. maakaanuu bihii yastahziuun - Surah:16: An
Maka tanya pada diri:
Kenapa pada setiap kerja yang dibuat Nahl:34)
tidak terzahirnya rupa kejayaan. Kedua: Ayat ini secara jelas
Apakah kerana diri melakukannya
tanpa dilandaskan kepada asas-asas menerangkan konsep bahawa kezaliman
jalan fitrah atau terselitnya padah adalah satu-satu punca yang akan
kezaliman yang dilakukan oleh diri
sehingga karma datang tanpa menjahanamkan tubuh dan diri apabila kifarat
diundang? Kaji-kajilah. karma menerjah diri. Di mana di kala itu hidup
akan terhilang rupa. Masa bernafas terbuang

Kaji-kajilah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
786 Malam Muka Tiga

Perbincangan Ringkas. begitu sahaja. Sedangkan usaha yang dibuat


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu tidak berhasil di wajah berbendang berpadi
.....Dari muka surat: 782
hantu. (Di maqam: Waman yahlil alaihi
(Nafsu Mutmainnah) ghadhabi faqad hawaa - Surah:20: Tahaa:81).

(vi): Mereka di ketika ini Ketiga: Ayat ini secara jelas


benar-benar tahu menjaga solatnya. menerangkan konsep agar manusia menilik dan
(Surah:23: Al Mukminuun:9).
memuhasabah diri sendiri. Bertanya kepada
Di makna terzahirnya rupa diri. Lantaran apakah karma terjadi. Satu
orang dijemput oleh Tuhannya di
taraf: Wadkhulii fii ibaadi. Wadkhulii peluang untuk keinsafan di wajah Allah akan
jannatii (Surah:89: Al Fajr:29-30) merestuinya kembali. Fikir-fikirlah anak cucu,
pada kenyataan berdiri dirinya di
maqam: Ulaaikahumul waarithuun. di hakikat cermin yang paling cerah untuk
Allaziina yarithuunal firdausahum melihat diri adalah cermin tubuh
fiihaa khaaliduun. (Surah:23: Al
Mukminuun:10-11). memuhasabah diri.

Kedua: Tertumbuh pada


dirinya kekuatan akal dalam kejituan Penerokaan Teori Al Quran.
dirinya berakliah. Di mana pada (Surah:32: As Sajdah:21)
peringkat ini, mereka secara
langsung akan dibimbing oleh Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
Tuhannya pada setiap masa dengan of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
mengilhamkan kepadanya mana satu
yang baik dan mana satu yang buruk Quran di bidang Sains Kerohanian yang
di maqam: Wanafsin wamaa berbunyi:
sawwaahaa. Fa alhamahaa
fujuurahaa wataqwaahaa. (Surah:91: Setiap kejahatan dan kezaliman yang
Asy Syams:7-8). Di rupa hasil dari dilakukan oleh manusia tidak semestinya
natijah tindakan dirinya
membersihkan jiwanya. (Surah:91: dibalas di hari kebangkitan. Tetapi banyak
Asy Syams:9). dibalas di dunia semasa hayatnya.

Bersambung di m.s:789 Bincang-bincanglah.

Lalu jika karma sudah mengepong diri. Maka


kesenangan dan harta tidak lagi membawa makna pada hidup
dan kehidupan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 786


Malam Muka Tiga 787

Aparaita inmatanaahum siniin. Thummajaa ahum


maakaanuu yuuaddun. Maa aghnaa anhum
maakaanuu yumatta uun.
Apakah engkau lihat. Kami senangkan mereka
beberapa tahun. Kemudian mereka ditimpa (padah)
yang dijanjikan kepadanya. Maka tiada bermunafaat
apa yang menyenangkan mereka.
Surah:26: Asy Syuaraak:205-207

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:26: Asy Syuaraak:205-207)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah 26: Asy Syuaraak:205-207).
idea):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini menerang konsep
ayat kepada dua (2) perkara:
pengarcaan kesenangan dan harta melalui jalan
Satu: Menerangkan isyarat kezaliman dan penipuan tidak akan ke mana.
akan hakikat bahawa kesenangan
dan kemewahan yang terhasil dari Terutama apabila karma Allah Taala
penipuan dan kezaliman tidak ubah mengepong diri dan kehidupan membentuk
bagai meletakkan miang buluh di kain
pakaian. Duri halusnya mencocok diri wajah diri jatuh (Surah:20: Taaha:81) dan dihina
dengan gatalnya tidak tertahan. (Surah:39: Az Zumar:26) dimemek-memek
Demikianlah banyaknya berlaku pada
orang kaya yang berjaya muka bergaris derita yang diperolok-olokan.
menzahirkan kesenangan dan (Surah:39: Az Zumar:48). Fikir-fikirlah di hakikat
kemewahan diri di wajah derita dan
sengsara. penyesalan yang terbaik adalah penyesalan
sebelum tengadah.
Dua: Menerangkan isyarat
akan hakikat bahawa kesenangan
dan kemewahan yang terhasil dari .
penipuan dan kezaliman tidak ubah
bagai menjemput kepala kura-kura. Di
makna wajah akan tertunjuk buat Penerokaan Teori Al Quran.
seketika dengan gelak ketawa kawan (Surah:26: Asy Syuaraak:205-207).
merata. Tetapi sayang diri terbalik
dengan kaki ke atas kemudiannya di Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
wajah muka terhilang dari pandangan of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
dengan tubuh di penjara. Demikianlah
banyak berlaku pada orang kaya. Quran di bidang Sains Kerohanian yang
Hasil padah dalam mengejar bayang- berbunyi:
bayang gila kesenangan. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


788 Malam Muka Tiga

Setiap kesenangan yang terhasil dari punca


penipuan dan kezaliman hanya akan
berwajah kesenangan jangka pendek. Di
sebalik kesusahan dan kepedihan akan
menjengok mukanya kemudian ke dalam
kehidupan di sepanjang hayat.
Bincang-bincanglah.

Oleh itu, wahai anak cucu. Bersenanglah dan


bermewahlah dengan barang yang baik agar diri tidak di
jatuhkan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Quluumintayyibaatimaa razaqnaakum Walaatatghaufiihi


fayahilla alaikum Waman yahlilalaihi ghadhabii.
Faqadhawaa.
Makanlah rezeki yang baik yang Kami berikan kepada
kamu. Dan janganlah kamu melampaui batas. Nanti
kamu ditimpa kemarahanKu. Nescaya jatuhlah ia.
Surah:20: Taaha:81

Catitan: (Surah:20: Taaha:81)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa dalam hidup.
Soal makan dan cari makan hendak diasaskan

Al Fathun Nawa Jilid 1 788


Malam Muka Tiga 789

Perbincangan Ringkas. dari tapak kebenaran. Bersemaikan benih


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu kebaikan. Barulah hidup dan kehidupan
.....Dari muka surat: 786
berbuah kesejahteraan.
(Nafsu Mutmainnah) Kedua: Ayat ini secara jelas

Ketiga: Tertumbuh pada menerangkan konsep jika diri tamak dan zalim.
dirinya di rupa satu ingatan yang Makan dan cari makan di tapak kebatilan. Maka
mendalam terhadap Tuhannya. Satu
ingatan berwajah seni lagi abstrak. Di ingatlah kepada kemurkaan Tuhan di hakikat
suasana hati dan jiwanya benar-benar diri akan dijatuhkan. (Di maqam: Walaa tulquu
terasa yang Tuhannya sentiasa
hampir dengannya (Surah:50: bi aidiikum ilattahlukati wa ahsinuu.
Qaaf:16) dan tetap bersama Innallaaha yuhibbul muhsiniin -Surah:2: Al
dengannya di mana-mana saja dirinya
berada (Surah:27: Al Hadiid:4). Baqarah:195).
Fikir-fikirlah di hakikat kesenangan
Satu taraf ingatan hamba
terhadap Tuhan yang menyebabkan sehari dengan derita berpanjangan. Janganlah
Tuhannya jua ingat kepadanya di ditukarkan. Lantaran penderitaan yang dialami
maqam: Fazkuruunii azkurkum wasy
kuruulii walaa takfuruun (Surah:2: Ak tidak dapat dikongsi dengan orang lain. Maka
Baqarah152) yang kemudiannya berhati-hatilah. (Surah:Asy Syuaraak:205-207).
mendorongkan Tuhannya dengan
segera mengkabuli doa-doanya di
rupa pertolongan Tuhannya di Penerokaan Teori Al Quran.
maqam:Intanshurullaha yanshurlakum
Wayuthabbit aqdaamakum. (Surah:20: Taaha:81)
(Surah:47: Muhammad:7). Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory

Keempat: Tertumbuh pada of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al


dirinya satu bentuk ketenangan pada Quran di bidang Sains kerohanian yang
jiwanya serta terlahirnya kegembiraan
pada hatinya (Surah:3: Ali Imran:126) berbunyi:
di sepanjang nafas-nafasnya dengan Makanan dan rupa cari makan adalah
menunjukkan cahaya Musfirah
(Surah:80: Abasa:38-39) pada mirip punca kebersihan dalaman seseorang
mukanya dengan senyuman yang manusia. Jika buruk yang dimakan. Maka
melegakan dirinya. Maka untuk
maklumat lanjut. Silalah rujuk kepada kotorlah dalamannya. Sebaliknya jika baik
Mursyid adanya. yang dimakan. Maka bersihlah pula

Bersambung di m.s:795. dalamannya.


Bincang-bincanglah.

Dan bertaubatlah. Jika diri terlanjur di awalnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


790 Malam Muka Tiga

Wainni laghaffaarulliman taaba wa aamana


waamilashaalihan Thummahtadaa.
Sesungguhnya Aku amat pengampun terhadap orang-
orang bertaubat dan beriman dan mengerjakan yang
baik. Kemudian ianya mendapat petunjuk.
Surah:20: Taaha:82

Catitan: (Surah:20: Taaha:82)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep bahawa ruang untuk bertaubat tetap
terbuka (Di maqam: Qulyaa ibaadiyallaziina
asrafuu alaa anfusihim laa taqnatuu min
rahmatillaahi. Innallaaha yaghfiruzzunuuba
jamiiaa. - Surah:39: Az Zumar:53). Di hakikat
Allah akan memberi petunjukNya apabila
seseorang yang zalim itu di kala dirinya
bertaubat. Fikir-fikirlah.

Punca-punca Datangnya Hukum Karma

Dalam pada itu, wahai anak cucu. Tidak lengkap


rasanya perbincangan ini. Jika persoalan punca kedatangan
bala Hukum Karma tidak diperbincangkan. Justeru itu
alangkah baiknya persoalan ini disentuh sama. Moga-moga
ianya boleh dijadikan panduan hidup serta tertolaklah pula bala
buatan yang tidak sepatutnya dibiarkan menjenguk jendela
kehidupan yang sentiasa menyintai keselamatan dan
kesejahteraan di sepanjang hayat. Oleh itu ingatlah, bermula
punca-punca terbesar yang menyebabkan kemungkinan

Al Fathun Nawa Jilid 1 790


Malam Muka Tiga 791

berlakunya Hukum Karma itu bolehlah dikenalpasti dan di


klasifikasikan kepada empat (4) perlakuan kezaliman:

Pertama: Ingatlah anak cucu.


Hukum Karma berkemungkinan datang. Di kala
berlakunya perlakuan kezaliman manusia dalam mengurus
perniagaan dengan mewajahkan perniagaannya di rupa makan
mata dacing atau di rupa makan mata pertimbangan. Di istilah
menipu timbangan berat barangan atau menipu pertimbangan
harga dengan niat untuk mendapat keuntungan cepat lagi
berlipat ganda (Surah:26: Asy Syuaaraak:181-184). Di
suasana zalim di rupa penipuan. Yang dibuat oleh penipu.
Yang tidak tahu dirinya penipu. Dan sesungguhnya suasana
seumpama ini boleh terjadi pada tiga (3) kategori rupa
kezaliman di arus urusan alam perniagaan.
Satu: Bila tertimbulnya istilah Niaga Mata Dacing.
Dengan peniaga menipu berat timbangan pada berat kurang
dari sepatutnya. Di kedudukan mata dacing sengaja
diubahsuai olehnya. Di hakikat mata pembeli terlindung.
Lantaran manisnya lidah ketika menimbang barang. Di hakikat
terlupanya diri untuk memperingatkan diri sendiri akan Firman
Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


792 Malam Muka Tiga

Qadjaa atkum bayyinatum mirrabbikum. Fa aufulkaila


walmizaana walaatabkhasunnaasa asyaa ahum
walatufsiduu fil ardhi bada ishlaahihaa. Zaalikum
khairullakum inkuntum miminiin.
Sesungguhnya telah datang kepadamu keterangan
daripada Tuhanmu. Sebab itu sempurnakanlah sukatan
dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan hak
manusia dan janganlah kamu berbuat kebinasaan di
muka bumi sesudah diperbaikkannya. Demikian itu lebih
baik bagi kamu. Jika kamu orang mukmin.
Surah:7: Al Araaf:85

Catitan: (Surah:7: Al Araaf:85)


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa timbangan dan
kerja menimbang dalam proses jual beli adalah
satu elemen penting dalam perniagaan. Satu
elemen yang akan menentukan rahmat atau
bala kepada seseorang peniaga. Lalu jika
timbangan dibuat secara hak. Maka rahmat
keuntungan pasti terarca di rupa keberkatan
yang direstui Tuhan. (Di maqam: Wa aufulkaila
izaa kiltum wazinuu bilqistasil mustaqiim.
Zaalika khairun wa ahsanu tawiilaa -
Surah:17: Al Israak:35).

Al Fathun Nawa Jilid 1 792


Malam Muka Tiga 793

Sebaliknya jika timbangan dikurang.


Keuntungan berwajah sekilas pandang. Bala
akan mendatang dan keberkatan terhilang dari
pemeliharaan Tuhan. (Di maqam:
Baqiyyatullaahi khairullakum. Inkuntum
muminiin - Surah:11: Hud:84-86).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep keadilan dan kepuasan
hendaklah ditentukan terwujud di dalam alam
perniagaan. Kepuasan di pihak peniaga dengan
mendapat laba yang berpadanan. Dan
kepuasan di pihak pembeli dengan mendapat
harga dan mutu barangan yang berpatutan. (Di
maqam: Yaa ayuhallaziina aamanuu laa
takuluu amwaalakum bainakum bilbaatili.
Illaa an takuuna tijaaratan antaraadhin
minkum - Surah:4: An Nisaak:29). Maka fikir-
fikirlah di hakikat nikmat seketika tidak akan
mendatangkan makna. Jika bertahun tahun
tubuh pula terpaksa melanda derita.

Sesungguhnya inilah satu rupa kejahatan disebalik


terhilang pandangnya mata. Di hakikat Allah tetap melihatnya.
Dengan di pihak penjual pula terasa bangga dengan
penipuannya telah menghasilkan limpahan keuntungan. Di
natijah akhirnya keuntungan yang diperolehi menjadi abu
angin. Laba yang ditempa berwajah rugi. Rahsianya terdedah
ke mata masyarakat dan tertimbul rasa kebencian.
Dua: Bila tertimbulnya istilah Niaga Tumpang Sekaki.
Dengan peniaga menipu timbangan. Di rupa menipu
timbangan harga. Barang murah dan bemodal murah. Dijual
atau dibeli pada harga yang teramat tinggi (mark-up price). Di
suasana diri sendiri pun tidak sanggup membeli dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


794 Malam Muka Tiga

memperbodohkan diri. Jika barang yang sama dipelawa untuk


dijual kepada diri sendiri.
Tetapi sayang, kenapa barang tetap jua terjual dan
terbeli?. Jawabnya tidak lain, kerana berlakunya pakatan di
antara penjual dengan pembeli di wajah orang lain tukang
membayar (kerajaan atau syarikat). Demikianlah bijaknya diri
menipu diri. Di hakikat diri melupai bahawa meja dan kerusi
yang diduduki telah menjelma di rupa benih siksa dan derita.
Maka fikir-fikirlah, anak cucu sebelum ianya terjadi.
Hakikat ingatlah Firman Allah Taala:

Wayaa qaumi aufulmikyaala walmiizaana bilqist.


Walaatabkhasunnaasa asyyaa ahum. Walaatathuu fil
ardhimufsidiin. Baqiyyatullahi khairullakum. Inkuntum
muminiin. Wamaa anaalaikum bihafiiz.
Wahai kaumku. Sempurnakanlah sukatan dan
timbangan dengan adil (penuh relevan). Dan janganlah
kamu kurangkan hak orang sedikit pun. Dan jangan pula
kamu berbuat bencana di muka bumi sebagai orang
perosak. (Sesungghnya rezeki Allah) yang tinggal ( lain
dari yang haram) lebih baik bagi kamu. Jika kamu orang
beriman. Dan aku bukanlah orang memelihara kamu.

Al Fathun Nawa Jilid 1 794


Malam Muka Tiga 795

Surah:11: Hud:85-86

Perbincangan Ringkas
Catitan: (Surah:11: Hud: 85-86).
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
.....Dari muka surat: 789 Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan

(Nafsu Mutmainnah) idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada


dua (2) perkara:
Kelima: Tertumbuh pada
Pertama: Ayat ini secara jelas
dirinya satu sifat keyakinan hakiki di
sudut keimanan dan ketauhidan menerangkan konsep bahawa Allah Taala tidak
dirinya terhadap Tuhannya. Satu
akan mengambil peduli kepada nasib
keyakinan di tahap benar-benar yakin
di wajah keyakinan pada maqam: seseorang manusia. Di hakikat IaNya akan
Haqqul Yakin (Surah:69: Al
Haaqqah:51-52). menghukum manusia tersebut di dunia ini,
(Surah:32:Sajdah:21). jika manusia berkenaan
Satu sifat terpenting yang
perlu terbina pada diri seseorang melakukan pengkhianatan kepada dua (2):
manusia di sudut berilmu dan Satu: Mengurangkan timbangan hak
bertuhan. Di hakikat sifat was-was
pembelian dan penjualan barangan di rupa
yang dimilikinya ketika Nafsu
Lawwamah dahulu tidak akan yang tidak sepatutnya (relevan dengan nilai
menyuburkan ilmu dirinya dan
sebenarnya) dengan niat untuk mendapat
memperteguhkan perdirian dirinya
ketika dirinya bertuhan. keuntungan yang lebih. (Surah:4: An

Satu sifat yang menjadi Nisaak:29).


racun yang berkuasa mematikan Dua: Melakukan sebarang rupa
godaan syaitan. Lantaran syaitan
gagal untuk menzahirkan bisikan pengkhianatan dan kerosakan di muka bumi
was-wasnya kepada hati (Surah:114: dengan niat untuk mendapat keuntungan yang
An Nass:1-6) setelah pagar
lebih. (Surah:26: Asy Syuaraak:181-184).
berbentuk racun ini terbina di hati diri
seseorang manusia di peringkat ini Kedua: Ayat ini secara jelas
adanya.
menerangkan konsep bahawa jumlah
Keenam: Tertumbuh pada keuntungan yang diperolehi dari punca
dirinya perasaan mendalam untuk
mengkaji dan menerokai munafaat kebenaran (perniagaan tanpa penipuan) adalah
pada setiap bentangan kejadian lebih baik daripada jumlah keuntungan yang
Tuhannya. Di makna sifat kreatif dan
diperolehinya secara penipuan. Lantaran
inovatif benar-benar tertumbuh pada
jiwanya (Surah:6: Al Anaam:104). terelaknya diri dari perolokan karma Allah
Terutama apabila rupa munafaat
Taala yang pasti tertimpa kepada penipu yang
terbayang dan terilham pada dirinya.
Lalu kesempatan seumpama tidak kononnya bersifat cerdik sebegini. (Surah:26:
dilepaskan oleh dirinya.
Asy Syuaraak: 207-208). Maka fikir-fikirlah.
Maka untuk keterangan
lanjut. Silalah anak cucu
berbincangkan hal ini dengan para
Mursyid Tarikat adanya. Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:11:Hud:85-86).
Bersambung di m.s:860

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


796 Malam Muka Tiga

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory


of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Kerohanian yang berbunyi:
Kekayaan yang terhasil dari penipuan. Jika
ianya diguna pakai atau disimpan-guna akan
menjelma menjadi racun kehidupan.
Sebaliknya kekayaan yang diperolehi dari
punca kebenaran akan menjelma menjadi
penawar kehidupan pada dua alam.
Bincang-bincanglah.

Dan di hakikat FirmanNya lagi.

Yaa ayyuhallaziina aamanuu laatakuluu amwaalakum


bainakum bilbaatil. Illaa antakuunatijaaratan
antaraadhin minkum. Walaataqtuluu anfusakum.
Innallaha kaanabikum rahiimaa.
Hai, orang-orang yang beriman. Janganlah kamu makan
harta orang lain dengan jalan yang batil. Kecuali dengan
perniagaan dengan suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh diri kamu (bangsa

Al Fathun Nawa Jilid 1 796


Malam Muka Tiga 797

kamu). Sesungguhnya Allah Maha penyayang kepada


kamu.
Surah:4: An Nisaak:29

Catitan: (Surah:4: An Nisaak:29)


Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip perniagaan adalah satu
rupa aktiviti hidup yang berupaya menghasilkan
harta dan kemewahan serta bertenaga
menceriakan sesebuah bangsa.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa menjadi hak
seseorang itu untuk mengumpul harta bagi
dirinya dan keluarganya. (Surah:11:Hud:15).
Dengan syarat harta yang diperolehi hendaklah
terdiri dari harta yang halal. Bukan dari
kumpulan harta hasil dari penipuan dan harta
orang lain yang diambil makan secara paksa.
(Surah: Hud:85-86).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa tindakan
memakan harta orang lain adalah merupa satu
tindakan membunuh bangsa sendiri yang
akhirnya akan tempias bahan kehancurannya
kepada diri sendiri. Fikir-fikirlah.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:4:An Nisaak:29).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan dan Sains
Kerohanian yang berbunyi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


798 Malam Muka Tiga

Sebesar-besar hantu yang akan mengusik


jiwa seseorang manusia adalah hantu yang
terzahir dari harta penipuan. Di suasana
hidup senang pada kata. Neraka pada
hakiki.
Bincang-bincanglah.

Tiga: Bila tertimbulnya istilah Niaga Canggih Orang


Kaya-Kaya. Dengan peniaga bertindak menipu di rabun ramai.
Membuta mata sendiri. Menipu timbangan. Di erti bijaknya
perniagaan diri. Di makna menipu timbangan curi. Di rupa
harga dibuatnya sendiri. Di hakikat ingin dapat untung berlipat.
Berpakat dengan pihak berkuasa. Terjumpalah dengan
tangan-tangan gila. Diri yang sudi menyalahgunakan kuasa. Di
hakikat terserlahnya rupa Firman Allah Taala:

Wakazaalika jaalnaafii kulliqaryatin akbaramujrimiihaa


liyamkuruu fiha wamaa yamkuruuna illabianfusihim
wamayasyuruun.
Demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri orang
yang besar kejahatannya sehingga mereka menipu
dalam negeri itu. Tetapi tidaklah mereka menipu kecuali
menipu dirinya sendiri sedangkan mereka tidak
menyedarinya.
Surah:6: Al Anaam:123

Al Fathun Nawa Jilid 1 798


Malam Muka Tiga 799

Catitan: (Surah: 6: Al An aam: 123).


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip terwujud manusia celaka
yang sanggup menipu negeri dan bangsa
sendiri. Lantaran ingin mendapat keuntungan
yang berlipat ganda dengan matanya terbuta
untuk melihat bahawa perbuatannya akan
menjahanamkan negerinya. (Di maqam:
Allaziina taghau fil bilaad fa aksaruu fiihal
fasaad Surah:89: Al Fajr:11-12). Di
kedudukan bagai sikap seorang anak kapal
yang sanggup menebuk kapal sendiri kerana
seteguk air yang dikehendakinya. Di suasana
matanya terlindung untuk melihat
perbuatannya itu boleh menenggelamkan
kapalnya sendiri.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa Allah Taala tidak
akan memanjangkan kesenangan orang
seumpama kecuali ditimpakanNya bala karma
ke atasnya di rupa penderitaan dan
kesengsaraan jiwa di suasana gelabah. Malah
di setiap kerjanya diperolok-olokkan Tuhannya.
(Surah:16: An Nahl:34). Maka fikir-fikirlah di
hakikat sejahat-jahat manusia itu, apabila
dirinya tidak mengetahui dirinya menipu diri
sendiri. (Surah:2: Al Baqarah:9). Dan hanya
bala penderitaan dan kegelabahan jiwa
sahajalah yang akan menyedarkan mereka.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:6: Al Anaam:123)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


800 Malam Muka Tiga

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory


of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains kemasyarakatan yang
berbunyi:
Sesebuah negeri dan masyarakat akan
hancur apabila terlahirnya sikap para
pembesarnya yang sanggup dan tergamak
menipu negeri dan masyarakatnya.
Bincang-bincanglah.

Di atas kedudukan tubuhnya rapat. Berkawan dekat. Di


hakikat diri boleh berbisik kata. Di ranjang kelambu mengatur
kira. Di suasana undang-undang kononnya terpelihara. Di
hakikat kata rakyat buta. Diri terlepas dari penjara. Di rupa
mahkamah tidak berkuasa. Di hakikat tubuh melompat lepas.
Jika terjatuh diri disambut. Tupai pandai usahlah disebut. Di
makna nafsu bermaharajalela. Wang berjuta terlekat di mata.
Di suasana diri terlupa. Kebijaksanaan yang ada. Lebih berupa
buah celaka buah binasa. Membuat kering air di kelopak
mata.
Di hakikat terwajahnya Firman Allah Taala:

Qulhal nunabbiukum bil akhsariina amaalan. Allaziina


dhalla sayuhum fil hayaatiddunyaa wahum yahsabuuna
annahum yuhsinuuna sun aa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 800


Malam Muka Tiga 801

Katakanlah: Apakah mahu Kami beritahukan kepadamu


tentang orang-orang yang paling rugi perbuatannya?.
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahawa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Surah: 18: Al Kahfi:103-104

Catitan: (Surah:18: Al Kahfi: 103-104)


Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah: 18: Al-Kahfi:103-104)
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
Menerangkan konsep istilah: dua (2) perkara:
Allaziina dhalla sayuhum fil hayaa
tiddunyaa. Yakni manusia yang Pertama: Ayat ini secara jelas
mensia-sia perbuatannya di dalam menerangkan konsep bahawa seseorang
kehidupannya di dunia bolehlah
disenaraikan kepada empat (4) manusia akan berada di dalam kerugian di
kategori. sepanjang hayatnya. Jika ianya terus

Satu: Manusia kaya tidak melakukan kejahatan, pengkhianatan dan


tahu menggunakan harta untuk kerosakan di muka bumi di suasana dirinya
menyuci hatinya dan menterjemah
merasai perbuatannya itu satu pekerjaan yang
hartanya di rupa bekalan akhirat.
(Surah:92: Al Laili:18-21). baik. (Di maqam: Afaman kaana muminan

Dua: Manusia jahil melihat kaman kaana faasiqaa. Laayastawuun.-


dunia sebagai tempat mengarca Surah:32: Sajdah:18-20).
kehidupan akhirat (Surah:17:Al
Kedua: Ayat ini secara jelas
Israak:19). Jahil dalam mengasuh diri
agar memahami bahawa di dunia menerangkan konsep bahawa seseorang
sahaja soal akhirat perlu dilihat.
manusia itu sakit dan berpenyakit serta benar-
(Surah:59: Al Hasyr:18).
benar akan terzahir dirinya berpenyakit. Bila
Tiga: Manusia yang bersifat
ianya merelakan dirinya melakukan sesuatu
buta kebaikan dengan mata dan
fikirannya boleh melihat kejahatan di yang tidak bermunafaat di wajah kejahatan,
rupa kebaikan (Surah:2: Al
Baqarah:11-12). pengkhianatan dan kerosakan di suasana
dirinya merasai perlakuannya itu adalah satu
Empat: Manusia jahil yang
perbuatan yang baik lagi terpuji. (Di maqam:
membiarkan dirinya terus jahil tanpa
berusaha mencari jalan untuk berilmu. Wa izaa qiilalahum laa tufsiduu fil ardhi.
(Surah:51: Az Zaariyaat:11). Di
Qaaluu innamaa nahnu mushlihuun -
samping manusia yang berilmu, jahil
mengarca hikmah ilmunya. Surah:2: Al Baqarah:11-12).
(Surah:2:Al Baqarah:269).
Justeru itu fikir-fikirlah di hakikat
Kaji-kajilah. sebuta-buta dan setuli-tuli manusia adalah bila

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


802 Malam Muka Tiga

dirinya tidak nampak kejahatan dan tidak


mendengar teguran kebenaran.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:18: Al Kahfi:103-104)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Kerohanian yang berbunyi:
Manusia yang paling rugi perbuatannya
apabila dirinya sanggup mensia-sia
perbuatannya semasa hayatnya dengan
melihat kerja kejahatan sebagai kebaikan
yang perlu diamalkan.
Bincang-bincanglah.

Lantaran itu, maka berpakatlah selagi daya boleh


berpakat. Di hakikat Allah melihat. Kecelakaan dibuat akan
disukat. Hidup tidak mungkin berkat. Harta yang dihimpun tidak
sempat disukat. Karma dan bala datang menjenguk. Kerana
menipu orang banyak. Kawan taulan tidak lagi berkunjung. Di
hakikat hantu mengusik diri. Di wajah tubuh miyang keperitan.
Diri sahajalah yang maha mengetahui.
Oleh itu, wahai anak cucu ingatlah, kekayaan adalah
hak Tuhan. Pemberian adalah hak Tuhan. Maka berbuat
baiklah seumpama Allah berbuat baik. Sesungguhnya kaya
dengan penipuan tidak ubah bagai menyala api membakar diri.
Di wajah teringatnya akan bala Tuhan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 802


Malam Muka Tiga 803

Alam yaraukam ahlaknaa qablahum minalquruuni


annahum ilaihim laayar jiuun.
Tidakkah mereka memerhati. Betapa banyaknya umat
sebelum mereka yang telah kami binasakan
(kesenangan mereka). Sesungguhnya orang yang di
binasakan itu tidak akan kembali (kesenangannya
dahulu) kepada mereka.
Surah:36: Yaasin:31

Dhabit Istilah: Catitan: (Surah:36: Yaasin: 31).


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 36: Yaasin :31) Klasifikasi ayat Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah: Ayat ini menerangkan kepada
Menerangkan sebab-
sebab satu bangsa itu binasa di manusia tentang ingredient pendidikan kepada
mana ianya boleh dihuraikan pada dua (2) perkara:
tiga (3) kedudukan:
Satu: Bila satu-satu Pertama: Ayat ini secara jelas
bangsa itu tidak mengenal mendedahkan kepada manusia akan hakikat
bangsanya sendiri. Di suasana
bangsanya mengkhianati bangsa bahawa peluang kesenangan hanya sekali dan
dan negerinya sendiri tanpa terlihat jarang ianya datang buat kali kedua di dalam
pekerjaannya itu adalah satu
kejahatan. (Surah: 2: Al Baqarah: hidup seseorang manusia. Lantaran itu
84-85) pergunakanlah sebaik mungkin peluang yang
Dua: Bila satu-satu
bangsa itu hilang kewibawaan pertama agar kekecewaan dan kesalan tidak
kepimpinan. Bila pemimpin berlaku di musim tua.
diperlekehkan. Perebutan kuasa
berlaku yang berakhir terzahirnya Kedua: Ayat ini secara jelas
campur tangan luar dan negeri mendedahkan hakikat bahawa sekali jatuh
terjajah.
Tiga: Bila masyarakat payah hendak bangun. Sekali rebah bermusim
satu-satu bangsa itu terhilang masa diri akan tengadah. Sedangkan banyak di
prinsip pada lapan perkara seperti
yang dinyatakan oleh ayat Surah: 2: kalangan manusia yang berpeluang mendapat
Al-Baqarah:83) kesenangan ditarik kesenangannya oleh Tuhan.

Kaji-kajilah Lantaran kezaliman dirinya. Lalu dibiarNya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


804 Malam Muka Tiga

melarat di sepanjang hayatnya. Maka fikir-


fikirlah, di hakikat sesal dahulu pendapatan.
Sesal kemudian tidak berguna.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:36: Yaasin:31)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains kemasyarakatan yang
berbunyi:
Sekalinya kehancuran pada sesebuah
bangsa. Pemulihan terhadapnya akan
memakan masa yang teramat lama. Malah
ada yang tidak dapat dipulihkan buat
selama-lamanya.
Bincang-bincanglah.

Kedua: Ingatlah anak cucu.


Hukum Karma bermungkinan datang. Di kala orang kuat
merasai dirinya kuat. Lalu melakukan kezaliman ke atas
seseorang yang lemah dengan suatu rupa perbuatan yang
melampaui batas. Malah terkeluar dari erti makna
kemanusiaan. Di kedudukan seumpama gambaran Firman
Allah Taala:

Innahum inyyazharuu alaikum yarjumuukum au yu


iiduukum fiimillatihim walan tuflihuu izan abadaa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 804


Malam Muka Tiga 805

Sesungguhnya, jika mereka mengetahui kamu di sini.


Nescaya kamu direjamnya atau dipaksanya menuruti
mereka. Maka nescaya kamu tidak akan mendapat
kemenangan buat selama-lamanya.
Surah:18: Al Kahfi:20

Catitan: (Surah:18:Al Kahfi :20).


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:18: Al Kahfi:20).
idea):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini menerangkan konsep rupa
ayat yang mengisyaratkan bahawa
definasi sifat perlakuan zalim fizikal yang
terwujudnya di kalangan pemerintah
yang tidak mahu tertumbuhnya melampau. Di mana ianya bolehlah
pembaharuan kepada negerinya. Lalu
dikategorikan kepada dua (2) taraf perlakuan:
bertindak zalim terhadap mana-mana
pihak yang cuba membawa Pertama: Sebarang perlakuan yang
pembaharuan kepada masyarakat
menyebabkan kecederaan teruk pada tubuh
dan negeranya. Satu sikap beku
pemerintah yang akan membuat mangsa. Di kedudukan ternampak dan
negeri dan masyarakatnya tidak
terzahirnya arca kezaliman.
berpeluang untuk menerima angin
perubahan selari dengan perubahan Kedua: Sebarang perlakuan yang
zaman.
memaksa agar seseorang mengikuti kehendak
Sesungguhnya kedudukan
ini terjadi lantaran tertimbulnya dua satu-satu pihak. Di sifat ianya wajib dipatuhi.
(2) perkara:
Jika tidak hukuman penderaan fizikal dan
Satu: Apabila di pihak mental akan dilakukan sehinggalah kehendak
pemerintah gagal melihat kelemahan
pihak yang berkenaan dilunaskan. Maka
pentadbiran sendiri. Gagal melihat
pendekatan dasar pemerintahan yang ingatlah, jika keadaan ini berlaku. Allah Taala
dibuat telah ketinggalan zaman serta
tidak akan berdiam diri kecuali mengkarmakan
melemahkan semangat rakyat untuk
bangkit berdiri seiring dengan pihak yang membuat zalim.
pembangunan dan perkembangan
Oleh itu fikir-fikirlah kerana
sejagat.
sesungguhnya kehinaan yang terzahir dari
Dua: Apabila di pihak
hukum karma adalah kepedihan pilu yang
pemimpin dan pemerintah negara
merasai bahawa kebangkitan angin payah untuk diubat.
perubahan yang bertiup di dada
masyarakat dan negerinya akan
menggugat dan menjatuhkan kuasa Penerokaan Teori Al Quran.
pemerintahannya.
(Surah:18:Al Kahfi :20).
Kaji-kajilah. Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


806 Malam Muka Tiga

Quran di bidang Sains Pendidikan Dan


kemasyarakatan yang berbunyi:
Kebenaran satu-satu ilmu dan kejituan
satu-satu kebenaran tidak tertakluk kepada
mana-mana pengaruh dan kuasa authoriti.
Sebaliknya jika pengaruh mengambil
tempat. Maka warna kebenaran akan dicorak
oleh kepentingan berpihak.
Bincang-bincanglah.

Dan sesungguhnya kedudukan kezaliman seumpama


ini bolehlah dibahagikan kepada tiga (3) kategori kezaliman.
Satu: Berlakunya kezaliman fizikal yang melampaui di
suasana orang yang lemah tidak terdaya untuk membalas. Di
hakikat tubuh yang dizalimi terkeluar dari lidahnya berkata:
Tuhanlah akan membalasnya. Maka ingatlah kata-kata yang
dizalimi senang diterima oleh Tuhannya sebagai doanya. Di
suasana Allah melihat kezaliman. Maka padah terhadap orang
yang membuat zalim akan berkunjung ke dalam hidupnya.
Sebelum ajal menjenguk. Tubuh kembali kepada yang Maha
Berkuasa
Di hakikat seperti FirmanNya:

Fasatazkuruuna maa aquululakum. Wa ufawwidhu amrii


ilallaahi. Innallaaha basiirum bil ibaad.

Al Fathun Nawa Jilid 1 806


Malam Muka Tiga 807

Maka kamu akan ingat kepada apa yang Ku katakan


kepada kamu. Dan Aku menyerahkan urusanku kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-
hamba-Nya.
Surah:40: Al Mukmin:44

Catitan: (Surah:40: Al Mukmin:44)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah:40: Al Mukmin:44).
idea):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini secara jelas menerangkan
ayat kepada dua (2) perkara:
gambaran konsep istilah kezaliman terhadap
Satu: Menerangkan isyarat golongan lemah dan tidak terdaya yang
akan hakikat bahawa kelemahan
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, berakhir di
orang yang lemah tidak seharusnya
dilihat pada lahiriah semata-mata. pihak yang melakukan kezaliman menerima
Sebaliknya percayalah bagi mereka
padah karma (kifarat) dari Tuhan semesta alam.
masih terdapat kekuatan. Justeru
doanya kepada Tuhan semesta alam Di mana turutan perlakuan kezalimannya
mudah diqabuli terutama apabila
berlaku pada tiga (3) peringkat:
dirinya dizalimi.
Satu: Berlakunya kezaliman
Dua: Menerangkan isyarat
melampau sama ada di rupa penyiksaan fizikal
akan hakikat bahawa kebutaan orang
yang merasai dirinya kuat (Surah:96: atau mental di kedudukan di pihak yang dizalimi
Al Alaq:7) dalam melihat kelemahan
tidak terdaya untuk mempertahankan
orang yang lemah akan memudahkan
darjat dan kesenangan yang kedudukan.
dimilikinya hilang dari dirinya.
Dua: Berlakunya bentuk rayuan atau
Terutama apabila dirinya angkuh
melakukan kezaliman terhadap orang larangan mulut dari pihak yang dizalimi agar
yang lemah. Satu amaran dan satu
perbuatan seperti yang dilakukan dihentikan.
peringatan kepada mereka yang kaya
dan berkuasa. Tetapi tidak diendah-pakai oleh pihak yang
menzalimi.
Tiga: Menerangkan isyarat
akan hakikat bahawa golongan orang Tiga: Di dalam suasana pihak yang
yang lemah tetap akan dibela dan
dizalimi kesakitan atau derita kesan dari
terbela apabila diri dizalimi. Justeru
itu doakanlah kepada Tuhan semesta kezaliman yang sedang dilakukan terhadapnya.
alam apabila diri dizalimi oleh
Maka di waktu ini terlepaslah kata dari lidahnya
golongan yang merasai dirinya kuat.
Nescaya padah karma akan seumpama kata: Tidak mengapalah...! Tuhan
diterimanya. Demikianlah prihatinnya
akan membalasnya. atau dikatanya: Aku
Tuhan terhadap hambaNya yang
dizalimi. Kaji-kajilah. serahkan ini kepada Tuhan. Maka di saat itu
perbuatan orang yang melakukan kezaliman

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


808 Malam Muka Tiga

direkod oleh Tuhan. Lalu di musim yang lain


selepas itu. Hukum karma akan tertimpa ke
atas pihak yang menzalimi di rupa qisas kifarat
yang menderitakan. Oleh itu fikir-fikirlah di
hakikat pada setiap perbuatan itu biarlah pada
pertengahan.

Di hakikat Allah akan melihat. Lalu diselamatkanNya


orang yang dizalimi serta ditimpakan bala ke atas orang yang
melakukan kezaliman termasuk keluarganya:

Fawaqaahullahu sayyiaatimaa makaruu. Wahaaqa bi


aalifirauna suu ul azaabi.
Maka Allah memeliharanya (orang teraniaya) dari
kejahatan tipu daya mereka. Dan Fir'aun berserta
keluarganya ditimpa oleh sejahat-jahat azab.
Surah:40: Al Mukmin:45

Catitan: (Surah:40: Al Mukmin: 45).


Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan konsep
bahawasanya Allah Taala akan melindungi dan
membela maruah golongan lemah yang dizalimi
dengan mengarcakan Hukum Karma pada
pihak yang membuat kezaliman. Fikir-fikirlah di
hakikat kepedihan yang bakal diterima di rupa
yang tidak tertanggung. (Di maqam: Afa

Al Fathun Nawa Jilid 1 808


Malam Muka Tiga 809

aaminuu makrallaahi. Falaa yamanu


makrallaahi illal qaumul khaasyiruun -
Surah:7: Al Araaf:99)

Dua: Berlakunya kezaliman di rupa tersekatnya punca


rezeki orang yang dizalimi. Di hakikat dengan niat berlakunya
kesengsaraan dan penderitaan terhadap orang yang dizalimi.
Di suasana orang dizalimi tidak terdaya untuk bertindak.
Lantas Allah sendiri bertindak dengan kedudukan yang sama
di rupa penderitaan dan diperolok-olokkan. Di natijah bahana
derita menimpa diri di kedudukan diri telah pun melupai jerat
yang ditahan. Sesungguhnya ingatlah. Rezeki itu hak Tuhan.
Menyekat rezeki orang. Bermakna diri telah bersedia untuk
berlawan.
Tiga: Berlakunya kezaliman di rupa fitnah dan
mengata. Barang yang dikata akan terpalit ke muka. Jika niat
yang dikata di wajah tersiratnya kejahatan di suasana orang
yang difitnah dan yang dikata tidak mengetahuinya. Di
suasana Allah walinya melihat perbuatan itu. Maka akan
berlakulah musibah dari fitnah di rupa kedatangan karma. Di
saat diri telah pun terlupa dengan barang yang difitnah.
Sesungguhnya percayalah, wahai anak cucu. Jika kepedihan
ditanam ditubuh orang. Kepedihan yang sama akan tertumbuh
di tubuh sendiri.

Ketiga: Ingatlah anak cucu.


Hukum Karma bermungkinan datang. Di kala yatim
tidak dimengertikan. Amanah yang diberi disalahgunakan. Di
hakikat harta peninggalan dimakan (Surah:17: Al Israak:34). Di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


810 Malam Muka Tiga

rupa diri kecil yang belum matang. Jahil berkaitan dengan


habuan. Malah terhilang daya bagi mereka untuk melawan.
Maka di saat itu Allah melihat. Kemurkaan diarcakan. Di
hakikat bala mendatang. Di rupa hajat tersekat. Doa tubuh
tidak dimakbulkan. Hasil punya angkara perbuatan. Justeru itu
beringatlah bahawa erti yatim itu bukan sekali-kali bermakna
ditinggal pergi keseorangan. Di hakikat peringatan Allah Taala.
FirmanNya:

Ara aitallazii yukazzibu biddin. Fazaalikallazii yaduul


yatiim. Walaa yahudhu alaa ta aamil miskiin.
Adakah engkau mengetahui orang yang mendustakan
agama. Orang yang mengusir (makan harta) anak
yatim. Dan orang yang tidak memberi makan kepada
orang miskin.
Surah:107: Al Maauun:1-3

Catitan: (Surah:107:Al Maauun:1-3)


Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan konsep bahawa
kelalaian yang terwujud dari satu-satu
kesenangan yang diperolehi oleh seseorang
adalah satu pendustaan terhadap agama
(pendustaan terhadap cara dan gaya fitrah

Al Fathun Nawa Jilid 1 810


Malam Muka Tiga 811

kehidupan manusia). Terutama apabila


berlakunya dua (2) perkara:
Pertama: Apabila hak anak yatim
dinafikan. Harta anak yatim diperkosa dan
disalahgunakan dengan mengabaikan
kepentingan kebajikan dan kehidupan anak
yatim. (Di maqam: Walaa taqrabu maalal
yatiimi illaa billatii hiya ahsanu hatta
yablugha asyuddah - Surah:17: Al Israak:34).
Kedua: Apabila soal makan dan
makanan orang-orang miskin diabaikan. Di
hakikat mata sanggup melihat orang miskin lapar
dan berkebuluran. Di suasana diri berada dalam
keadaan kenyang dan senang lenang. (Di
maqam: Au itaamum fii yaumin zii
masghabah - Surah:90: Al Balad:10-18). Maka
fikir-fikirlah di hakikat di dalam hak masih
terdapat hak orang. Di suasana diri tidak
mungkin sanggup makan isi dan kulit pisang.
Mentang-mentang pisang setandang hak
milik sendiri.

Selingan: Dodoi Lagu Pengarang.


Tajuk lagu: Ingat Jalan Berliku.
Irama: Asli Moden.
Lirik: Dr. Halo-N

Do dodai.
Anak nak tidur
Tidur di ulik jaga digerak.

Tidur
Anak nak tidur.
Tidurlah sayang Tidur tidurlah manja.

Ingat.... kata ibu.


Bila dewasa jadi terbilang.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


812 Malam Muka Tiga

Dhabit Puisi Hidup biar berilmu Jasa ditabur


(Lagu: Ingat Jalan Berliku) Nama dikenang.

Lagu yang meletakkan asas


wawasan keibubapaan dengan Ingat.... jalan berliku
menzahirkan cita-cita menghalakan
kehidupan anak keturunan kepada tiga Di hujung duri adanya madu
(3) perkara: Tuhan ada di sisi

Satu: Mengingatkan diri Junjung syuafaat datang menghujan.


masing-masing bahawa hidup biarlah
terbilang dengan ilmu penuh di dada
agar diri anak keturunan berupaya - Chorus.
berbakti kepada dirinya, keluarganya
dan masyarakat negerinya.
Ingat.... kata ibu.
Dua: Mengingatkan diri Bila dewasa jadi terbilang.
masing-masing bahawa hidup bukan
sesenang yang disangka. Liku onak Hidup biar berilmu Jasa ditabur
harus ditempuh dengan kebijaksanaan Nama dikenang.
dan kesabaran. Di hakikat diri kena
bertekad untuk mencapai apa yang
dicita-citakan. Ingat.... jalan berliku

Tiga: Mengingatkan diri agar Di hujung duri adanya madu


tidak melupai Tuhan di mana diri Tuhan ada di sisi
berada. Di samping berselawatlah ke
atas junjungan s.a.w. Kaji-kajilah. Junjung syuafaat datang menghujan.

Do dodoi Anak nak tidur. (x2).

Al Fathun Nawa Jilid 1 812


Malam Muka Tiga 813

PERINGKAT DI WAJAH KEENAM


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN TERSIRAT
(Malam Muka Tiga)

Nota: Pemahaman Di sudut Tersiratnya Natijah Ayat.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 6

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Innallaziina kafaruu sawaauun alaihim a
anzartahum amlamtun zirhum laa yuminun - (sesungguhnya
orang-orang yang ingkar. Sama saja bagi mereka. Sama ada
engkau beritahu atau tidak kepadanya. Mereka tetap tidak
percaya - Al Baqarah:6)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Innallaziina kafaruu sawaauun alaihim a anzartahum
amlamtun zirhum laa yuminun.
Pertama: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa setiap perubahan dan pembaharuan tidak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


814 Malam Muka Tiga

mungkin terwujud kecuali terlahir dari rupa perubahan pada


sesuatu dari rupa asalnya. Dan ingatlah tidak dikatakan
pandangan baru. Jika ianya sama dengan pandangan lama.
Justeru itu adalah menjadi tanggungjawab diri menyesuaikan
diri dengan keadaan serta bertindak menasihatkan diri. Jangan
sekali-kali mudah menolak sesuatu yang baru atau satu-satu
pandangan baru, apabila diperkenalkan oleh mana-mana
pihak.
Di hakikat:

Afalam yaddabbarul qaula amjaa ahummaalam yatii


aabaa ahumul awwaliin.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan
(Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa
yang tidak pernah datang kepada nenek moyang
mereka dahulu.
Surah:23: Al Mukminuun:68

Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun:68).


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan prinsip bahawa
seseorang manusia akan terpinga-pinga dalam
menerima satu-satu unsur perubahan dan
pembaharuan (furqan), apabila dirinya berada
di dalam dua (2) keadaan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 814


Malam Muka Tiga 815

Pertama: Seseorang manusia akan


terpinga-pinga dalam menerima satu-satu
furqan, apabila dirinya tidak bersikap
mengambil berat untuk cuba memahami dan
mendalami butiran perubahan dan
Penerokaan Teori Al Quran pembaharuan (furqan) yang dibentang
(Surah:23:Al Mukminuun:68)
kepadanya.
Mendesignkan satu teori Al Kedua: Seseorang manusia akan
Quran (The Theory of Noble Quran)
di bidang Sains Kemasyarakatan terpinga-pinga dalam menerima satu-satu
yang berbunyi: furqan, apabila dirinya terkosong informasi

Satu-satu pembaharuan akan dalam benak fikirannya. Lantaran unsur-unsur


terencat penerimaannya apabila perubahan dan pembaharuan yang dibentang
maklumat yang diberi tidak diberi
perhatian oleh masyarakat atau tidak pernah terjelma di musim nenek moyang
rupa barang pembaharuan yang mereka. Maka di kedudukan seumpama inilah
dikemukakan terkeluar dari
kelaziman keturunannya. tertumbuhlah perasaan syak wasangka tentang
soal kebenaran dan kejituan di hatinya yang
Bincang-bincanglah.
menyebabkan mereka menolak pembaharuan
yang datang.
Justeru itu fikir-fikirlah di hakikat diri
kenalah menerima kebenaran bahawa furqan
yang bernama hand phone umpamanya pernah
tidak terwujud di zaman nenek moyang.

Maka dalam suasana sebegini. Soal retorik dan


pegangan lama hendaklah dikendurkan. Ruang dalam fikiran
hendaklah diperluaskan. Di arca diri berfikiran terbuka dan
berfikir secara terbuka. Sesungguhnya ingatlah banyak terjadi
barang yang dianggap salah dan sesat di suatu ketika, telah
diterima sebagai barang betul dan haq di suatu ketika yang
lain. Sebagaimana kita di hari ini menerima Islam sebagai satu
kebenaran setelah bentangan awalnya ditolak bulat-bulat oleh
masyarakat Mekah di musim kebangkitan kerasulan
Muhammad s.a.w.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


816 Malam Muka Tiga

Am yaquuluuna bihii jinnatun Bal jaa ahum bilhaqqi wa


aktharuhum lilhaqqi kaarihuun.
Atau (apakah patut) mereka berkata: Padanya
(Muhammad) ada penyakit gila. (sedangkan)
sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada
mereka sedangkan kebanyakan mereka benci kepada

kebenaran itu.

Surah:23: Al Mukminuun:70

Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun:70).


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Penerokaan Teori Al Quran falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
(Surah:23:Al Mukminuun:70) tiga (3) perkara:
Mendesignkan satu teori Al Pertama: Ayat ini secara jelas
Quran (The Theory of Noble Quran) menerangkan prinsip bahawa pada setiap
di bidang Ekonomi dan Sains
Pendidikan yang berbunyi: langkah penerokaan dalam mencari dan
membentang rupa perubahan dan
Meletakkan diri kehadapan
dengan melihat sesuatu yang tidak pembaharuan (furqan) pasti akan terlahirnya di
berguna kepada pandangan ramai kalangan mata dan mulut masyarakat
semasa akan membuka peluang
keuntungan besar di masa beranggapan perlakuan yang dibuat adalah
mendatang. gila. Kedudukan ini berlaku di atas tiga (3)
Bincang-bincanglah. sebab:
Dihakikat tanah paya berharga murah Satu: Ianya boleh berlaku. Lantaran
di musim kini akan menzahirkan
kemungkinan berharga tinggi di dekat terlahirnya satu-satu rupa kebenaran yang
masa mendatang. boleh menjejaskan kerja-kerja kejahatan yang
sedang berlaku. Terutama apabila kerja-kerja
kejahatan tersebut diterajui oleh pembesar atau

Al Fathun Nawa Jilid 1 816


Malam Muka Tiga 817

Petua Orang Tua-Tua. orang berpengaruh dalam masyarakat.


Tajuk: Cara Berzikir Zikir Lafzi (Surah:6:Al Anaam:123)

Zikir: Laa ilaaha illallah Dua: Ianya boleh berlaku, apabila


terwujudnya suasana barang yang diterokai
Ingatlah anak cucu. Kata
orang tua. Kalau berzikir mahukan terkeluar dari kelaziman ramai atau terkeluar
fadhilat berzikirlah lagu mana pun. dari skop pemikiran cendekiawan semasa serta
Tidak mengapa. Asalkan disebut
dengan betul pada makhraj dan ianya tidak boleh diterima sebagai suatu yang
tajwid cukuplah. Namun kalau logik lagi munasabah. (Surah:23: Al
hendak berzikir dengan tujuan
untuk menyucikan hati. Maka anak Mukminuun:68).
cucu kenalah ikut tatacara Tiga: Ianya boleh berlaku, apabila
wasilahnya agar sebutan zikir yang
dibuat boleh memberi kesan satu-satu bentangan rupa perubahan dan
kepada hati dan penyucian hati. pembaharuan (furqan) yang dibuat
Dan ada pun petua tua bagi
maksud ini adalah seperti berikut: bertentangan dengan gaya dan cara doktrin -
retorik semasa. Terutama apabila ianya
(i): Sebaik saja diri telah
mengerjakan solat. Di makna diri melibatkan soal-soal kepercayaan dan adat
masih berada di tikar sembahyang resam negeri.
dan hendak memulakan zikir. Maka
silalah tegakkan tubuh dengan Kedua: Ayat ini secara jelas
bersila. Letakkan dua tapak tangan menerangkan prinsip bahawa sifat Dare-day
ke pangkal lutut. Tegakkan kepala
dan mata ke hadapan dengan mata (berani di setiap hari) hendaklah tertumbuh
boleh mengisyaratkan jelingan teguh pada hati dan jiwa. Jika seseorang itu
kepada bahagian jantung.
ingin memperkenalkan satu-satu unsur
(ii): Peringkat pertama: perubahan dan pembaharuan (furqan). Di

Pada peringkat pertama. hakikat diri harus menyedari bahawa diri


Zikir dilafazkan bagi maksud bukannya pembaca sejarah. Tetapi pembuat
mengasuh diri agar semua
bahagian anggota tubuh sejarah. Maka buatlah sejarah, kerana tidak ada
mengetahui dan menerima hakikat orang lain yang akan membuat sejarah diri
bahawa tiada Tuhan yang lain
baginya kecuali Allah. Satu asuhan kecuali diri sendiri - Al Fatihah.
diri kepada diri sendiri agar diri Ketiga: Ayat ini secara jelas
tidak sekali-kali syirik kepada
Tuhannya. Di samping menerangkan prinsip tentang pentingnya
mengisyaratkan kepada iblis dan dilahirkan sifat kegilaan pada para
syaitan yang menguasai hati agar
lari dan jangan lagi mengganggu cendekiawan. Gila dalam menunjuk keupayaan
hati diri sendiri. ilmu dan berilmu. Gila dalam menunjuk

Maka untuk itu lafazkanlah kebolehan bagi mengarcakan satu-satu rupa


kalimah: Laa ilaaha illaallah furqan kepada masyarakatnya. Di hakikat
dengan suara alunan lembut dan
keras. (Surah:67: Mulk:13). negeri akan lebih terwajah warna di mata dunia.
Jika terzahirnya satu-satu furqan yang
Sebelah.
berupaya merubah baik tamaddun dunia.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


818 Malam Muka Tiga

Petua Orang Tua-Tua. Justeru itu fikir-fikirlah anak cucu, di hakikat


Tajuk: Cara Berzikir Zikir Lafzi banyaknya perkara yang digunapakai kini
...Sambungan.
adalah terhasil dari kegilaan para cendekiawan
(Zikir: Laa ilaha illallah) dahulu kala (Surah: 68: Al Qalam:1-7). Maka

Di mana sebutlah kalimah: Laa demikianlah bijakNya Allah Taala dalam


ilaaha dengan suara yang lembut. membentangkan ayatNya agar ianya dijadikan
Dengan menyebut kalimah: Laa
(pada kadar satu alif dua harakat) bahan renungan kepada manusia sejagat.
dan sebutlah kalimah: Ilaaha (pada
kadar satu alif dua harakat).
Kemudian disambung dengan lafaz Penerokaan Teori Al Quran.
kalimah: Illallaah dengan suara (Surah:23: Al Mukminuun:70)
yang agak keras ditekan ke dalam
tengah-tengah dada dengan isyarat Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
jelingan ditujukan ke bahagian of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
jantung pada kalimah: Allah.
Maka ulangkan perlakuan Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
di atas sehingga kejeliraan lazatnya Kemasyarakatan yang berbunyi:
dapat dirasai oleh hati dan diri
sendiri. Jika satu-satu kebenaran itu benar-benar
bersifat pembaharuan. Maka pasti ianya
(ii): Peringkat Kedua.
akan dikatakan gila. Sebaliknya jika satu-
Pada peringkat kedua. satu kebenaran itu bersifat biasa. Maka
Zikir dilafazkan bagi maksud untuk
menzahirkan lafaz zikir yang ianya akan diterima sebagai kelaziman.
berupaya menzahirkan rupa istilah Sedangkan kelaziman tidak mungkin akan
di maqam: Wajilat quluubuhum.
Yakni gementar hati bila nama merubahkan tamaddun manusia.
Tuhan disebut (Surah:22: Al Bincang-bincanglah.
Hajji:35).

Maka untuk tujuan ini. Soalan selingan:


Sebutkanlah dengan lidah lafaz:
Laa ilaaha illallah dengan Soalan: Apakah ingredient rupa
perlahan di rupa suara kasar dan perubahan dan pembaharuan yang hendak di
lembut. Yakni dengan menyebut
kalimah: Laa secara suara kasar dedahkan oleh ayat Surah:23: Al Mukminuun:70
tetapi perlahan di dalam dada untuk dipegang dan dimunafaatkan oleh
(pada kadar dua alif empat
harakat) dengan diri terasa terzahir manusia?
perasaan berderau bulu roma serta Jawab: Memperkenalkan kepada
di saat itu disambung terus dengan
lafazkan kalimah: ilaaha illallah ke manusia satu kenyataan fitrah bahawa
dalam dada. pengarcaan invention dari tindakan kegilaan
pada pembaharuan yang tertimbul di dada
Bersambung di m.s:851 masyarakat akan menjelma sebagai rupa
pencetus majunya satu-satu bangsa di suasana
bangsanya ketika itu masih berkeadaan buta

Al Fathun Nawa Jilid 1 818


Malam Muka Tiga 819

dan jahil untuk menilai kejituannya. (Surah:68:


Al Qalam:1-7). Fikir-fikirlah.

Justeru itu, yakinilah bahawa nilai satu-satu kebenaran


di satu zaman, tidak semestinya kekal sebagai kebenaran di
musim zaman yang lain. Di kala penilaian baru dibuat oleh
generasi baru mengikut persepsi baru dan kepentingan
semasa, berpandukan kepada sudut luas dan sempitnya akliah
keilmuan mereka pada masa itu. Bagai hakikat bersyukurnya
kita di hari ini, kerana dapat menerima cahaya Islam yang
diperkenalkan dahulu. Maka demikianlah nilai sejarah berubah
bagai terubahnya kedudukan pasir sungai pada setiap kali bah
(banjir) berlaku.
Kedua: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa diri janganlah sekali-kali bersikap: heh. Maka
asuhkanlah diri agar tenang dan berhemah di kala menerima
satu-satu pandangan baru yang terkeluar dari kelaziman benak
ilmu yang ada. Dengan mata jangan sekali-kali lari. Telinga
jangan sekali-kali berpaling. Malah lihat dan dengarlah dahulu
dengan memasang sikap: Dengar. Tunggu dan Lihat di wajah
berupaya mengukir senyum.
Dengan ingatan, bahawa barang baru dan pandangan
baru tidak akan tertumbuh pada diri. Jika sikap heh terus di
amalkan. Di kedudukan diri cuba menegakkan pendirian
bahawa pemahaman dan pegangan yang sedia ada tidak
boleh lagi diubah dan terubah. Sebaliknya di suasana sebegini
diri tidaklah boleh menolak kenyataan. Jika di katakan bahawa
unta tidak lagi relevan untuk dijadikan kenderaan di musim kini.
Meskipun ianya berwajah hadith qatai. Lantaran ianya pernah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


820 Malam Muka Tiga

menjadi kenderaan nabi di zamannya. Demikian relevannya


Allah dalam pekerjaanNya. Maka sikap sebeginilah pula yang
harus diwarisi oleh manusia. Di hakikat terarcanya rupa ruhul
maani Firman Allah Taala:

Maanansakh min aayatin au nunsihaa natibikhairim


minhaa aumithlihaa. Alamtalam annallaha alaakulli
syai in qadiir.
Apa-apa ayat (Rupa furqan: Rupa pembaharuan) yang
Kami ubah atau Kami lupakan (belum atau sudah
tertumbuh pada khazanah ilmu manusia). Nescaya
Kami datangkannya dengan yang lebih baik
daripadanya atau yang seumpamanya. Tidakkah
engkau tahu Allah itu Maha berkuasa di atas sesuatu.
Surah:2: Al Baqarah:106
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah: 2: Al Baqarah:106)
Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:106).
Mendesignkan satu teori Al Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Quran yang berbunyi:
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Setiap kejadian Tuhan dan cara tiga (3) perkara:
gaya kehidupan manusia tetap
tertakluk kepada hukum Pertama: Ayat ini secara jelas
kerelevanan. Di mana sesuatu menerangkan konsep bahawa Allah Taala
yang terwujud akan mengalami
evolusi perubahan atau terus menjadi pada setiap furqan akan berlakunya
mengekalkan rupa nilai asalnya perubahan tanpa mengubah fitrah
apabila kerelevanannya dapat
dipertahankannya. ketetapanNya. Di hakikat manusia akan
dibekalkan ilmu dan dengan ilmu itulah manusia
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 820


Kaji-kajilah.
Malam Muka Tiga 821

Dhabit Istilah: diilham dan dinampakkan akan rupa perubahan


Menerangkan Ruhul Maani selanjutnya. Di suasana seumpama berlakunya
(Surah: 2: Al Baqarah:106)
perubahan pada rupa design dan cara
Menerangkan ruhul maani menggunapakai furqan yang bernama telefon
tentang isyarat berlakunya konsep
proses evolution dan recycle (Dulu di tahun 1945 dan sekarang di tahun
kerelevanan pada fitrah kejadian alam 2010) ternyata telah berbeza.
dan gaya kehidupan manusia yang
dapat dilihat pada empat (4) sudut: Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa terwujudnya
Satu: Menerangkan isyarat
terwujudnya keadaan bahawa banyak proses perubahan terhadap satu-satu furqan
ilmu yang pernah dikurniakan oleh dari masa ke semasa selari dan serelevan
Allah kepada manusia terhilang dari
simpanan khazanah manusia. dengan perkembangan zaman dan selaras
Lantaran kelalaian manusia dalam dengan kecanggihan ilmu yang dapat dikuasai
mengkhazanahkannya.
oleh manusia. Di mana perubahan yang berlaku
Dua: Menerangkan isyarat akan membawa kelebihan yang lebih baik. Jika
terwujudnya kedaaan di mana pada
mana ilmu yang terhilang dari dibandingkan dengan corak dan keberkesanan
khazanah manusia akan ditimbulkan furqan yang sedia ada. (Surah:93: Adh
semula oleh Allah Taala apabila
terzahir keperluan terhadapnya. Di Dhuhaa:4-5).
hakikat ianya akan diilhamkan semula Ketiga: Ayat ini secara jelas
kepada mana-mana orang yang
dikehendakinya sama ada melalui menerangkan konsep di mana Allah Taala
penyampaian ilmu Laduni atau akan mengilhamkan manusia dengan ilham
melalui penyelidik manusia sendiri
dengan pertolongan Tuhannya. pada bidang masing-masing dari masa ke
semasa tentang bagaimana rupa dan corak
Tiga: Menerangkan isyarat
terwujudnya keadaan di mana akan furqan yang akan terlahir. Lalu
terlahirnya ilmu-ilmu baru yang dinampakkanNya kepada orang-orang
sebelum ini tidak pernah terwujud di
dalam khazanah ilmu manusia. Satu berkenaan. (Di maqam: Fa alhamahaa
ilmu baru yang akan merelevankan fujuurahaa wataqwaahaa - Surah:91: Asy
kehuidupan dan mempertingkatkan
lagi mutu tamaddun manusia selari Syams:7-8). Dengan natijah bagi membolehkan
dengan keperluan semasa. Ini manusia itu mengubah nasibnya dan taraf
bermakna semakin maju manusia
dengan tamaddunnya. Maka semakin tamaddun kehidupannya di muka bumi.
banyaklah ilmu baru tertimbul di Maka fikir-fikirlah di hakikat perubahan
tengah-tengah dada masyarakat
dunia. pada rupa furqan akan membuat tamaddun
sesebuah bangsa akan bertambah maju dan
Empat: Menerangkan isyarat
terwujudnya keadaan di mana akan ceria.
terlahir banyak lagi rupa furqan yang
dapat dihasil dari satu-satu kejadian
Tuhan. Bukan setakat rupa furqan Soalan selingan:
yang sedia ditemui oleh manusia Soalan: Apakah pendedahan
semasa tetapi rupa furqan yang
belum terlintas di fikiran manusia ingredient rupa perubahan dan pembaharuan
tetapi terzahir di waktu itu. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N

Kaji-kajilah.
822 Malam Muka Tiga

Penerokaan Teori Al Quran (furqan) yang hendak dibawa oleh ayat ini
(Surah: 2: Al Baqarah:106) (Surah:2: Al Baqarah:106) untuk dimunafaatkan

Mendesignkan satu teori Al oleh manusia?


Quran yang berbunyi: Jawab: Memperkenalkan kepada

Setiap sesuatu di alam kejadian manusia: Erti dan makna sikap dan kehendak
boleh diulang-jadikannya pada yang perlu ada pada satu-satu bangsa. Jika
rupanya yang asal atau diubah
kepada satu bentuk rupa yang bangsa itu ingin menjadi maju. Di mana pada
baru di wajah fungsi yang sama setiap diri hendaklah melihat dan menentukan
atau berbeza.
pada sesuatu yang ada di masanya tetap
Bincang-bincanglah. tertakluk kepada pembaharuan. Dan
Di hakikat proses recycle atau re-
product (produce the new pembaharuan yang terbaru mesti dicari dan
inventions) terhadap sumber lama barang yang baru mestilah digunapakai
yang ada akan memajukan satu-
satu bangsa. serelevan dengan kehendak kegunaan semasa.
Renung-renunglah.

Ketiga: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri


sendiri. Bahawa ingatlah. Jika diri sering mengamalkan sikap
Heh (ingkar - menolak). Maka tidak ada kawan atau mana-
mana orang yang sudi menasihat diri atau menegur diri atau
mendedahkan perkara-perkara baru kepada diri. Lantaran
mereka benar-benar tahu, air liur mereka akan menjadi tawar.
Malah tidak akan menghasilkan sebarang faedah di sudut
berkongsi pandangan. Jika sesuatu perkara itu dibentang
kepada diri yang telah pun dikenali oleh mereka bersikap
heh.
Di hakikat:

Al Fathun Nawa Jilid 1 822


Malam Muka Tiga 823

Waminhum man yastamiuuna ilaika Afa anta tusmi


ussumma walau kaanuu laa yaqiluun.
Dan di antara mereka (datang) mendengar kamu.
Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu
mendengar sedangkan mereka tidak menggunakan akal
(berfikir).
Surah:10: Yunus:42

Dhabit Istilah. Catitan: (Surah:10: Yunus:42).


Menerangkan ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah: 10: Yunus: 42)
falsafah):
Menerangkan ruhul maani Ayat ini secara jelas menerangkan
ayat yang mengisyaratkan bahawa
mendengar sesuatu tanpa prinsip bahawa seseorang yang tidak
menggunakan akal ketika menerima menggunakan akalnya tetap dianggap tuli.
satu-satu unsur pembaharuan akan
meletakkan manusia itu seumpama Lantaran cara dan gaya pendengaran
orang tuli. telinganya sama seperti cara dan gaya

Satu konsep yang berwajah pendengaran binatang (Di maqam: Afalam


prinsip hidup yang perlu diberi yasiiruu fil ardhi fatakuu nalahum quluubun
perhatian. Satu konsep yang akan
menghidupkan pendengaran di yaqiluuna bihaa au aazanun yasmauu
wajah berilmu dan berakliah. nabihaa - Surah:22: Al Hajji:46). Mendengarnya

Sebaliknya jika konsep pada kata sahaja. Tuli pada hakiki. Oleh itu fikir-
berakal secara orang tuli ini fikirlah di hakikat mendengar itu biarlah dengan
diteruskan di dalan hidup. Maka
ianya bukan sahaja akan merugikan telinga. Memerhati itu biarlah dengan mata hati
orang yang memberi pandangan. dan berfikir itu biarlah dengan akal. Di suasana
Malah akan dan merugikan orang
yang menerimanya. ketiganya biarlah bergerak serentak dengan
perasaan berkeinginan dan berkehendak
Kaji-kajilah.
tertumbuh pada diri.

Dan FirmanNya lagi:


Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


824 Malam Muka Tiga

Waminhum man yanzuru ilaika Afa anta tahdil umya


walau kaanu laa yubsiruun.
Dan di antara mereka (datang) melihat kepada kamu.
Apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-
orang yang buta, sedangkan mereka tidak
memperhatikan.
Surah:10: Yunus:43

Catitan: (Surah:10: Yunus:43).


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Penerokaan Teori Al Quran:
falsafah):
(Surah : 10: Yunus:43)
Ayat ini menerangkan prinsip bahawa
Mendesignkan satu Teori Al seseorang yang tidak menggunakan akalnya
Quran (The Theory of Noble Quran)
di bidang Sains Pendidikan yang tetap dianggap buta. Lantaran cara dan gaya
berbunyi: penglihatannya sama seperti gaya dan gaya
Hilangnya tumpuan seseorang penglihatan binatang. Melihatnya pada kata.
manusia ketika menerima sesuatu
Tetapi buta pada hakiki. Lantaran itu fikir-fikirlah
informasi dan pembelajaran akan
meletakkan dirinya bersifat buta. di hakikat melihat itu biarlah dengan mata.
Memerhati itu biarlah dengan mata hati dan
Bincang-bincanglah.
Dihakikat melihat tanpa berfikir berfikir itu biarlah dengan akal. Di suasana
bermakna buta.
ketiganya haruslah digerakkan serentak dengan
perasaan ingin dan berkehendak tertumbuh
pada diri.

Oleh yang demikian, jika diri ingin hidup berkawan dan


mendapat kawan. Sikap heh hendaklah dibuang dengan
memasang pendirian bahawa geliga kawan-kawan boleh
dijadikan tauladan dan benih kemajuan.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 7

Al Fathun Nawa Jilid 1 824


Malam Muka Tiga 825

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Khatamallaahu alaa quluubihim wa alaa sam ihim
wa alaa absaarihim ghisyaawah. Walahum azaabun aziim -
(Allah telah mengkhatamkan hati mereka, pendengaran
mereka dan penglihatan mereka tertutup. Maka bagi mereka
kesengsaraan yang teramat-amat - Al Baqarah:7)

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Khatamallaahu alaa quluubihim wa alaa samihim wa alaa
absaarihim ghisyaawah. Walahum azaabun aziim.
Pertama: Jagalah dan peringatkanlah kepada diri
sendiri. Bahawa dalam hidup sehari-hari. Hati hendaklah
sentiasa dijaga. Kepentingannya kepada hidup adalah teramat
besar. Jika hati baik. Maka baiklah seseorang manusia itu.
Sebaliknya jika hati busuk. Maka jahatlah seseorang manusia
itu. Lantaran itulah Allah Taala tidak melihat seseorang itu
pada pakaiannya. Tetapi pada hatinya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


826 Malam Muka Tiga

Yauma laa yanfau maalun walaa banuun. Illaa man


atallaaha biqalbin saliim.
Pada hari yang tidak bermunafaat (baginya) harta
benda dan anak-anak. Kecuali orang yang datang ke
hadhrat Allah dengan hati yang suci.
Surah: 26: Asy Syuaraak:88-89

Catitan: (Surah:26: Asy Syuaraak:88-89).


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa kekayaan harta
dan anak pinak tidak akan membawa makna.
Jika si kaya gagal menunjukkan ketenangan dan
kesucian hatinya. Di makna apalah guna wang
berjuta dan harta berkarung. Jika hati miskin,
gelabah dan gelisah. Lalu mengertilah anak
cucu bahawa kekayaan tanpa diiringi oleh
kesucian dan keceriaan hati bermakna miskin.
Sedangkan kemiskinan seumpama inilah
banyak menyerang kehidupan orang kaya (Di
maqam: Afa raaitaa in mattanaahum siniina.
Thumma jaaahum maa kaanu yuuaduun.
Maa aghnaa anhum maa kaanuu
yumattauun - Surah:26: Asy Syuaraak:205-
207).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa kekayaan harta

Al Fathun Nawa Jilid 1 826


Malam Muka Tiga 827

dan anak pinak tidak akan bernilai dan


membawa makna di sisi Tuhan semesta alam.
Kecuali kekayaan itu dihias-serlahkan dengan
hati yang suci. Maka fikir-fikirlah di hakikat hati
di taraf Qalbissalim sahajalah sebaik-baik
persembahan untuk Tuhan di hari diri kembali
kepadaNya.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:26: Asy Syuaraak :88-89)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Kemasyarakatan yang berbunyi:
Harta dan anak keturunan adalah dua punca
pelaburan bagi seseorang manusia. Namun
kedua-duanya akan menjadi hampa. Jika
ianya tidak disertakan dengan hati yang suci
ketika menghadap Tuhan Izzati.
Bincang-bincanglah.

Justeru itu. Jagalah hati, janganlah sampai ianya


tertutup. Kerana sesungguhnya sifat-sifat mazmumah (sifat
dikeji) dan kerja-kerja kejahatan adalah lumpur hati yang
payah hendak disucikan. Hati mudah berkarat. Sinarnya akan
menjadi pudar di kala sifat-sifat mazmumah berkenaan terlekat
padanya. Akibatnya manusia yang dahulunya sebaik-sebaik
kejadian di sisi Tuhan bertukar menjadi sehina-hina kejadian.
Malah lebih daripada taraf binatang.
Maka di suasana ini. Ketenangan hati adalah teramat
penting, kerana ianya menjadi kayu pengukur kepada suci atau
kotornya hati seseorang itu di sisi Tuhannya. Berdalilkan
kepada kayu pengukurNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


828 Malam Muka Tiga

Yaa ayyatuhan nafsul mutmainnah. Irjiii ilaa rabbiki


raadhiyatam mardhiyyah. Fadkhulii fii ibaadii wadkhulii
jannatii.
Wahai (jiwa) yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan redha dan diredhai. Maka masuklah kamu ke
dalam golongan hambaKu. Dan masuklah ke dalam
syurgaKu.
Surah:89: Al Fajr: 27-30

Catitan: (Surah: 89: Al Fajr:27-30).


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan prinsip
kedudukan maqam taraf manusia di sisi Tuhan
yang dapat dijelaskan kepada empat (4)
perkara:
Pertama: Mutmainnah adalah salah
satu daripada tujuh taraf martabat nafsu
manusia yang diklasifikasikan oleh para ahli
tasauf. Ianya adalah taraf martabat nafsu
manusia yang keempat. Satu taraf nafsu
manusia yang paling rendah berkelayakan untuk
menerima pengiktirafan taraf hamba (ibaadii)
dari Tuhan semesta alam .(Fadkhulii fii
ibaadii).
Kedua: Mutmainnah adalah taraf
martabat nafsu manusia yang sentiasa dialu-
alukan oleh Tuhan semesta alam untuk kembali
ke pangkuanNya dengan redha lagi diredhai. Di

Al Fathun Nawa Jilid 1 828


Malam Muka Tiga 829

makna ianya satu taraf martabat seorang hamba


yang telah mendapat taraf keredhaan Allah s.w.t.
(Raadhiyatan Mardhiyyah).
Ketiga: Mutmainnah adalah taraf
martabat kesucian manusia di sisi Tuhannya yang
dijemput secara khusus dan dipersilakan secara
terhormat untuk memiliki dan memasuki syurga
Tuhannya. (Wadkhulii jannati)
Keempat: Mutmainnah adalah taraf
nafsu kesucian manusia yang berjaya diarcakan
oleh seseorang aabidiin melalui proses penyucian
hatinya di tahap tercapainya maqam: Qalbissaliim
(Hati suci). Maka fikir-fikirlah di hakikat hati
seharusnyalah disucikan pada setiap masa
(Surah:26: Asy Syuarak:88-89).

Di hakikat bahawa, ketenangan hati hanya mudah


terhasil. Jika diri dalam sehari-hari tidak sekali-kali berpisah
dan melupai Tuhan seperti ditegaskan oleh Allah dalam
firmanNya:

Allaziina aamanuu. Watatmainnu quluubuhum


bizikrillaah. Alaa bizikrillaahi tatma innul quluub.
Orang-orang yang beriman itu tenang hatinya dengan
mengingati Allah. Sesungguhnya dengan mengingati
Allah, hati menjadi tenang.
Surah:13: Ar Rad: 28

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


830 Malam Muka Tiga

Catitan: (Surah:13: Ar Rad: 28).


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan konsep
bagaimanakah cara bagi membolehkan
seseorang manusia itu mencapai taraf orang
beriman di maqam: Mutmainnah. Di mana Allah
Taala telah menggariskan caranya menerusi
zikir dan berzikir kepadaNya. Di hakikat zikir
dan berzikir dapat menzahirkan tiga (3) perkara.
Pertama: Menghentikan gelora hati
(Qallibal Quluub) menjadikan hati tenang dan
tenteram.
Kedua: Menyucikan hati dengan
meningkat darjat martabat nafsu dan martabat
kesucian hati dari Ammarah, Lawwaamah.
Malhamah dan seterus meningkat ke maqam:
Mutmainnah. (Di maqam: Yaa ayyatuhan
nafsul mutmainnah Surah:89: Al Fajr:27-30).
Ketiga: Terlahirnya di hati kecintaan
kepada keimanan. Terbentuknya keimanan di
rupa perhiasan hatinya dan tertimbulnya secara
natural perasaan benci kepada kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan. (Di maqam:
Walaakinnallaaha habba ilaikumul iimana
wazayyanahuu fii quluubikum wakarraha
ilaikumul kufra walfusuuqa wal isyaan -
Surah:49: Al Hujuraat:7). Fikir-fikirlah di hakikat
kekotoran hati membuat hati diserang oleh
penyakit. (Di maqam: Fiiquluubihim
maradhun fazaa dahumullaahu maradhaa -
Surah:2: Al Baqarah:10).

Kedua: Jagalah dan peringatkanlah kepada diri sendiri.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Telinga hendaklah sentiasa

Al Fathun Nawa Jilid 1 830


Malam Muka Tiga 831

dijaga. Kepentingannya kepada hidup adalah teramat besar.


Jika telinga sihat. Maka sihat seseorang itu. Sebaliknya jika
telinga pekak. Maka susahlah bagi seseorang itu.
Sesungguhnya ingatlah bahawa setuli-tuli telinga adalah
telinga yang dapat mendengar. Di kala pendengarannya
mudah memalingkan muka. Di saat dibentangkan kepadanya
satu-satu kebenaran atau satu-satu unsur perubahan dan
pembaharuan (Furqan). Dengan yang demikian diri akan
kehilangan kawan yang berupaya memberi buah fikiran. Di
hakikat yang akan meletak diri terus di dalam tempurung tanpa
diri memberi peluang kepada diri sendiri untuk mengenal
besarnya matahari di dalam erti sebuah alam. Di hakikat sikap
manusia seperti Firman Allah Taala:

Waminhum man yastamiuuna ilaika. Afa anta tusmi


ussumma walaukaanuu laa yaqiluun.
Dan di antara mereka ada yang datang mendengar
engkau (maklumat furqan yang disampaikan).
Sanggupkah engkau memperdengarkannya kepada
orang-orang yang tuli (mendengar tanpa hati
menerimanya). Jika mereka tidak memikirkannya
(menggunakan akalnya).
Surah:10: Yunus:42

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


832 Malam Muka Tiga

Penerokaan Teori Al Quran: Catitan: (Surah:10: Yunus: 42).


(Surah : 10: Yunus:42) Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan

Mendesignkan satu Teori Al idea). Ayat ini menerangkan konsep mendengar


Quran (The Theory of Noble Quran) dan menerima maklumat kepada dua (2)
di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi: perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Sempurnanya pendengaran
telinga seseorang manusia itu menerangkan konsep bahawa adalah teramat
apabila akalnya berjaya bertindak payah bagi seseorang untuk mendapat
dan berfikir pada satu-satu
maklumat yang didengarinya. maklumat dan ilmu. Jika dirinya tidak
berkesanggupan untuk menadah telinganya
Bincang-bincanglah. Di hakikat
mendengar tanpa berfikir bermakna ketika satu-satu maklumat diberi kepadanya.
binatang. Kedudukan ini berlaku lantaran dua (2) sebab:
Satu: Tertimbulnya di hati perasaan
Dhabit Istilah: melekehkan maklumat. Terutama apabila satu-
Menerangkan Ruhul Maani
satu maklumat pembaharuan itu datangnya dari
(Surah :10: Yunus: 42)
orang yang dikenali. Di suasana diri
Konsep Ears Triangle
mengenalinya di awal musim ianya lebih rendah
Telinga martabat dari kedudukan diri. Maka dengan
yang demikian sebarang maklumat yang diberi
olehnya dengan sendirinya akan menjadi
rendah nilainya. Sesunguhnya kisah Abu Lahab
Mendengar Berfikir
adalah contohnya. (Surah:111:Al Lahab:1-5).
Dua: Tertimbul di hati perasaan
Satu petua bagi
membolehkan seseorang itu tersentuh lagi tersentak apabila satu-satu
menerima kesan yang terbaik di kala
maklumat yang diberi menyentuh tentang
mendengar sesuatu yang
diperkatakan. Di hakikat ketika kekurangan diri. Apatah ianya disentuh oleh
mendengar. Telinga hendaklah
orang yang dikenali. Di suasana diri masih
ditadah. Berita hendaklah didengar-
terima. Di suasana akal dan fikiran beranggapan diri yang dikenali bertaraf rendah
fikiran kenalah berfikir serentak ke
dari martabat diri. Maka kesombongan
atas barang berita yang dikhabarkan.
seumpama ini akan membuat diri payah untuk
Sesungguhnya sikap
berkongsi pengetahuan. Apa lagi untuk
seumpama teramat penting terutama
di kala diri menghadapi seseuatu mengambil kecerdikan orang lain menjadi
perkara baru atau pandangan baru
kecerdikan sendiri.
yang jenuh bertentangan dengan
kehendak dan pemahaman yang Kedua: Ayat ini secara jelas
sedia ada.
menerangkan konsep asuhan diri agar
Kaji-kajilah. memasang telinga apabila satu-satu maklumat
disampaikan oleh seseorang. Terutama dari

Al Fathun Nawa Jilid 1 832


Malam Muka Tiga 833

kalangan orang yang mementingkan soal


perubahan dan pembaharuan dengan satu
ingatan bahawa diri tidak akan rugi. Jika dari
banyak-banyak yang diperkatakannya itu,
sepatah darinya dapat dikilas dan dibawa
pulang. Sedangkan di sini, diri haruslah sedar
bahawa satu perkara yang paling payah dalam
hidup adalah idea. Dan idea yang bernas tidak
semestinya datang dari kalangan orang yang
diri hormati. Fikir-fikirlah.

Ketiga: Jagalah dan peringatkanlah kepada diri sendiri.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Mata hendaklah sentiasa
dijaga. Kepentingannya kepada hidup adalah teramat besar.
Jika mata sihat. Maka sihatlah seseorang manusia itu.
Sebaliknya jika mata buta. Maka deritalah seseorang itu.
Sesungguhnya ingatlah bahawa sebuta-buta mata adalah
mata yang dapat melihat. Di kala penglihatannya mudah
memalingkan muka. Di saat dibentangkan kepadanya satu-
satu kebenaran atau satu-satu unsur perubahan dan
pembaharuan (Furqan). Bagai sikap manusia yang disifatkan
oleh Allah Taala di dalam FirmanNya:

Waminhum man yanzuru ilaika Afa anta tahdiil umya


walau kaanuu laa yubsiruun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


834 Malam Muka Tiga

Dan di antara mereka ada yang melihat kepada engkau


(memerhati furqan yang disampaikan). Apakah mungkin
dapat engkau menunjukkinya kepada orang-orang buta,
sedangkan mereka tidak dapat melihat (memerhati
tanpa hati menerimanya).
Surah:10: Yunus:43

Dhabit Istilah: Catitan: (Surah:10: Yunus: 43).


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
(Surah: 10:Yunus :43
idea): Ayat ini menerangkan konsep melihat
dan menerima maklumat kepada dua (2)
Konsep Eyes Triangle
perkara:
Mata Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa teramat payah
bagi seseorang untuk menerima perubahan dan

Melihat Nampak pembaharuan. Jika matanya tidak mahu melihat


dan menilai terhadap satu-satu maklumat yang
Kaji-kajilah
disampaikan. Terutama maklumat yang
disampaikan oleh kawan sahabat yang dikenali.
Penerokaan Teori Al Quran Di suasana diri beranggapan dirinya tetap
(Surah: 10:Yunus: 43)
rendah dari martabat diri serta mata sendiri pula
tidak dapat melihat rupa kejayaan yang
Teori Al Quran yang berbunyi:
diarcakan oleh diri yang dikenali. Sedangkan di
Berfungsinya mata seseorang itu masa itu diri terlupa akan hakikat bahawa
apabila matanya dapat melihat. Dan
sempurnanya satu-satu penglihatan banyak terlahirnya idea bernas ditumbuhkan
seseorang itu apabila matanya Tuhan kepada seseorang di kedudukan idea
nampak barang tersirat di sebalik
barang tersurat yang dimillikinya itu tidak dapat diarcakan oleh
orang yang berkenaan, lantaran sebab-sebab
Bincang-bincanglah. Di hakikat buta
bukan bererti gagal dalam melihat kekurangan daya baginya. Justeru itu apa
tetapi gagal untuk menampakkan diri salahnya, jika idea yang bernas tersebut dicuri-
pada peluang dan menterjemah
peluang yang terbentang pada diri kongsi dengan diri mengarcakannya menjadi
pada satu-satu masa. kenyataan.
Kaji-kajilah. Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep mata dalam erti melihat
dengan mengambil iktibar bahawa butanya

Al Fathun Nawa Jilid 1 834


Malam Muka Tiga 835

seseorang apabila matanya gagal berfungsi


melihat sesuatu di hadapan di dalam suasana
matahari menyuluh hari. Dan buta lagi
seseorang manusia itu. Jika matanya tidak
dapat melihat warna dari keindahan warna yang
terbentuk. Dan lebih-lebih buta seseorang lagi
itu, apabila matanya gagal menilai keindahan
seni satu-satu kejadian atau maklumat
pembaharuan yang terzahir di hadapan. Maka
fikir-fikirlah di hakikat mata tanpa kesenian
dan terbuta seni akan membuat manusia
rabun ayam di tengah-tengah matahari
siang.

Justeru itu jagalah mata. Kerana ianya adalah lampu


penyuluh yang menerangkan fikiran. Jika mata gelap. Maka
gelaplah seluruh alam dan gelaplah pula cermin fikiran.
Barang yang terang sekali pun susah untuk difaham. Barang
yang berwarna sudah tentu ternafi dari pandangan. Malah
teramat payah untuk diterang. Bagai susahnya untuk
menerangkan rupa warna kepada si buta. Di saat si buta asal
(born blind) bertanya: Bagaimanakah rupa warna hijau?
Demikianlah tingginya Islam di sudut kepentingan mata dan
pandangan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


836 Malam Muka Tiga

Afaman yalamu annamaa unzila ilaika mirrabbikal


haqqu kaman huwa amaa. Innamaa yatazakkaru ulul
albaab.
Adakah (tahap penerimaan) orang yang tahu bahawa Al
Quran yang diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu
adalah kebenaran sama (dengan tahap penerimaan)
orang yang buta? (Maka ingatlah) hanya orang-orang
orang berfikiran terbuka (Ulul Albab) sahajalah yang
dapat menerima pengajaran.
Surah:13: Ar Rad:19

Dhabit Istilah: Nota Contoh: (Surah:13: Ar Rad:19).


Menerangkan Ruhul Maani Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
(Surah: 13: Ar Rad:19)
Di mana ayat ini adalah ayat bagi menerangkan
kehendak pengertian terhadap nilai ketinggian
Menerangkan ruhul maani
tentang Konsep: Al Quran di sudut Al Quran yang diperakuikan oleh Allah, pada
pandangan buta dan celik. dua (2) kedudukan:

Di mana ayat ini menerangkan Pertama: Ayat ini secara terang


tentang mubalaghahnya rupa furqan menjelaskan pengertian ayat: Surah:29: Al
yang tersimpan di dalam Al Quran. Di
mana keluasan ilmu dan furqan yang Ankabuut:49. Di maksud ianya hanya dapat
ada di dalam Al Quran hanya dapat difahami dan diterjemah-furqankan oleh orang-
dilihat oleh mereka yang celik. Yakni
manusia yang bersifat Ulul Albab. orang berilmu lagi berfikiran terbuka.
Kedua: Ayat ini secara terang
Manakala mereka yang buta
tetap bersifat kera di hutan di sifatnya menjelaskan ayat: Surah: 43: Az Zukhruf:3-4
jenuh menjamah dan memanjat pokok pada kedudukan Al Quran sebagai Ibu segala
tanpa dirinya terlihat papan dirupa
rahsia khazanah hutan. kitab (Ummul kitab). Di mana kuasa kekuatan
ilmunya dan furqannya boleh mencapai ke
Demikianlah diibaratkan Tuhan
manusia kera yang bersifat kera dengan tahap rupa kenyataan ibarat Khaasyian
kedudukan kera yang tidak boleh di mutasaddian Tunduk dan terbelah seperti
tamaddunkan. Sesungguhnya ingatlah
anak cucu sepayah-payah mengubah yang dinyatakan oleh ayat: Surah: 59: Al
perangai manusia adalah perangai kera Hasyr:21. Di taraf seumpama segulung wayar
yang terlekat di tubuh manusia.
tembaga yang boleh dimagnetkan. Lalu
Kaji-kajilah. teralirnya elektron dan kemudian berupaya
menghasilkan tenaga elektrik yang boleh

Al Fathun Nawa Jilid 1 836


Malam Muka Tiga 837

memajukan tamaddun manusia. Maka


demikianlah besarnya nilai Al Quran. Jika ianya
ditafsirkan. Justeru itu lihat-lihatlah di wajah
anak cucu kenalah bersifat Magnetised Person
And Generator of inventions.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 8

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Waminnaasi man yaquulu aamanna billaahi wabil
yaumil aakhir. Wamaahum bimuminiin - (Ada di antara
manusia yang berkata: Kami percaya kepada Allah dan hari
akhirat sedangkan (pendirian) mereka tidak sekali-kali
mempercayainya - Al Baqarah:8)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Waminnaasi man yaquulu aamanna billaahi wabil yaumil
aakhir. Wamaahum bimuminiin.
Pertama: Jauhkanlah diri dari bersifat pura-pura.
Elakkanlah diri dari sikap mempermainkan kata-kata sendiri.
Kerana sesungguhnya, ingatlah kata-kata dari lidah itu adalah
wajah kedua kepada manusia, selepas iras mukanya. Cantik
atau hodohnya seseorang pada awalnya sahaja dilihat pada

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


838 Malam Muka Tiga

iras mukanya. Tetapi setelah muka dilihat. Nilai kecantikan iras


muka boleh berubah pada bila-bila masa, terutama di kala
lidah tersilap mewajahkan kata-kata. Demikianlah kasar dan
lembutnya keperibadian seseorang bergantung terus kepada
cara dan nada seseorang itu bercakap atau mengutarakan
pendapat.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Waqshid fiimasyyika waghdhudh minshautika inna


ankaral ashwaati lashautul hamiir.
Dan sederhanakanlah dalam perjalanan engkau (dalam
tindakan). Dan lunakkanlah suara engkau.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara itu ialah suara
keldai.
Surah:31: Luqman:19.

Penerokaan Teori Al Quran


Catitan: (Surah:31: Luqman: 19).
(Surah:31: Luqman:19)
Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
Mendesignkan satu teori
dan hikmah). Ayat ini menerangkan ingredient
Al Quran (The Theory of Noble
Quran) di bidang Sains Pendidikan pendidikan kepada tiga (3) perkara:
yang berbunyi:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Mutu keperibadian seseorang mendidik manusia agar bertindak sederhana
manusia dapat dinilai dari cara
dalam sebarang tindakan. Kerana sebaik-baik
dan gaya perjalanan dirinya dan
percakapannya. pekerjaan itu sederhana. Di makna calm but
agressive. Tenang tetapi laju.
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 838


Malam Muka Tiga 839

Dhabit Istilah. Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik


(Surah:31: Luqman:19) manusia agar menyedari hakikat bahawa kata-

Menerangkan isyarat ruhul kata lidah adalah wajah kedua bagi


maani ayat kepada dua (2) perkara: seseorang manusia selepas rupa paras

Satu: Tinggi atau rendahnya wajahnya.


nilai keperibadian diri seseorang Justeru itu adalah menjadi
manusia itu terletak kepada lembut
atau kasarnya cara percakapannya tanggungjawab seseorang itu menjaga rupa
dan gerak langkah perjalanan parasnya di sudut kata-kata dan pertuturan
tubuhnya. Dua sifat utama yang akan
diperhati dan dinilai oleh orang ramai lidahnya. Di hakikat jika iras muka hodoh.
pada pandangan pertama mereka. Menyakitkan mata orang memandangnya.
Ini bermakna jika kasar cara
percakapan seseorang atau kasar Sebaliknya jika kata-kata yang terkeluar dari
corak gerak geri langkah tubuhnya. lidah hodoh. Maka ianya akan menyakitkan hati
Maka nilai keperibadiannya akan
menurun dipasaran mata manusia. orang yang mendengarnya. Sesungguhnya
Oleh itu jagalah lidah dan jagalah kebencian terhadap kata-kata lebih dahsyat
gerak-geri tubuh kerana nilai mutu
diri tidak akan memberi makna dari muka yang hodoh.
kepada diri. Jika keperibadian tidak Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
berjaya ditinggikan pada pandangan
ramai. manusia agar meniru sikap manusia yang
Dua: Nilai ilmu dan berilmu. Di mana orang berilmu cara
kepimpinan seseorang manusia
terletak kepada lidah dan bercakapnya lembut lagi berbudi bahasa.
perjalanannnya. Ini bermakna Percakapannya terang, jelas lagi mudah
gambaran ilmu dan kepimpinan
seseorang akan dinilai oleh orang difaham. Butiran kata-katanya berlandaskan
ramai berpandukan cara ilmu dan pengetahuan. Nada suaranya menjadi
percakapannya dan tingkah laku
gerak tubuhnya. Dua sifat berwajah penawar hati dan fikiran. Tidak seperti keldai
kayu pengukur fitrah dalam melaung sekampung dengan kitab sebeban di
mengukur mutu keperibadian
seseorang manusia. Terutama belakangnya tetapi kosong tidak bermakna.
kepada mereka yang berilmu dan Maka fikir-fikirlah di hakikat berilmunya
bersifat pemimpin dalam mengarca
wajah kepimpinannya. seseorang itu tetap terwajah pada cara dan
Kaji-kajilah. gaya percakapan dan kata-katanya.

Kedua: Jauhkanlah diri dari bersifat pura-pura.


Elakkanlah diri dari sikap mempermainkan kata-kata sendiri.
Kerana sesungguhnya, ingatlah kata-kata dari lidah itu adalah
tali ikatan kepercayaan kawan taulan. Jika kebenaran
terbentuk di lidah. Persahabatan akan bertambah kukuh.
Sebaliknya jika lidah sering berbohong ikatan kawan dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


840 Malam Muka Tiga

taulan mudah terlerai. Apatah di kala mulut bukan sahaja


berbohong tetapi menipu kawan dan diri sendiri. Oleh itu
ingatlah kerbau dipegang pada tali. Manusia dipegang pada
kata dan janji. (Surah:23: Al Mukminuun:8).
Ketiga: Jauhkanlah diri dari bersifat pura-pura.
Elakkanlah diri dari sikap mempermainkan kata-kata sendiri.
Kerana sesungguhnya, ingatlah kata-kata lidah itu tetap
dipersaksi oleh tiga iaitu kawan, diri sendiri dan Tuhan
(Surah:58: Al Mujadalah:7). Lantas jika kawan dibohongi dan
diperolok-olokkan di suasana kawan tidak mengetahuinya.
Maka ingatlah dua daripadanya masih tetap mengetahui. Iaitu
Tuhan dan diri kamu sendiri. Sesungguhnya sejahat-jahat
manusia itu adalah apabila diri seseorang manusia tidak tahu
dirinya berbohong. Justeru itu ketahuilah bahawa kebenaran
kata-kata lidah adalah doa dan pembohongan kata-kata lidah
jua adalah doa. Maka nescaya rupa kemakbulannya akan
datang ke sisi jua.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 9

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Yukhaadiuunallaaha wallaziina aamanuu wamaa

Al Fathun Nawa Jilid 1 840


Malam Muka Tiga 841

yakhdauuna illaa anfusahum wamaa yasy uruun - (Mereka


hendak menipu Allah dan orang yang beriman. Pada hal
mereka tidaklah menipu kecuali menipu diri mereka sendiri
tanpa mereka menyedarinya - Al Baqarah:9).

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Berikanlah peringatan
dan nasihat kepada diri sendiri. Bahawa kerja menipu adalah
satu kerja yang menafikan kecerdikan orang lain dengan
merasai diri sendirilah yang teramat cerdik. Orang lain
semuanya bodoh. Satu kerja yang menafikan celiknya orang
lain dengan merasai diri sendiri sahajalah yang nampak. Orang
lain semuanya buta. Justeru itulah seseorang itu sanggup dan
berani menipu orang lain di kala dirinya berpandangan
sedemikian.
Sedangkan di masa yang sama diri terlupa. Betapa
susahnya seseorang untuk mendapat kawan. Dengan
mengerti akan hakikat bahawa kesunyian boleh terbentuk di
tengah-tengah keriuhan manusia. Di kala diri keseorangan
tanpa berteman. Sesungguhnya penipuan adalah satu
perlakuan yang memudahkan seseorang manusia berhadapan
dengan dilema kesunyian. Apabila kawan yang ditipu menyisih
diri dari berkawan dan memandang sebelah mata terhadap ahli
keluarga.
Maka di kala itu tahulah diri bahawa kesunyian yang
sedang menimpa diri dan keluarga di rupa rumah sunyi
kekosongan, adalah sebenarnya buah-buah pahit yang terhasil
dari pokok tanaman sendiri yang bernama penipuan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


842 Malam Muka Tiga

Wamakaruu makran. Wamakarnaa makran. Wahum laa


yasy uruun. Fanzur kaifakaana aaqibatu makrihim.
Annaa dammarnaahum waqaumahum ajmaiin. Fatilka
buyuutuhum khaawiyatan bimaa zalamuu. Innafii zaalika
laaayatan liqaumin yalamuun.
Mereka menipu dengan suatu penipuan dan Kami
(Allah) membalas tipuan itu dengan satu penipuan pula.
Sedangkan mereka tidak sedar. Maka perhatikanlah,
bagaimanakah akibatnya tipuan mereka itu.
Sesungguhnya Kami membinasakan mereka dan kaum
keluarganya sekali. (Di gambaran) itulah rumah-rumah
mereka telah kosong (kesunyian) kerana kezaliman
mereka. Sesungguhnya yang demikian menjadi
tauladan bagi kaum yang berfikir.
Surah:27: An Naml:50-52

Catitan: (Surah:27: An Naml: 50-52).


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan konsep bahawa
seseorang manusia boleh berada dalam
keadaan dirinya kesunyian dan dirinya dipulau

Al Fathun Nawa Jilid 1 842


Malam Muka Tiga 843

orang, apabila dirinya rela mengambil langkah


dan melakukan pekerjaan pada dua (2) perkara:
Pertama: Mengambil langkah
mencerdikkan diri dengan memperbodoh orang

Penerokaan Teori Al Quran lain bagi memboleh diri mengadakan helah agar
(Surah 27: An Naml:50-62) orang yang diperbodoh boleh ditipu oleh diri
dengan diri sendiri berbangga menjadikan diri
Mendesignkan satu teori
Al Quran (The Theory of Noble sebagai penipu. Dengan harapan di satu hari
Quran) di bidang Sains Pendidikan
yang berbunyi: diri dilihat orang di rupa ulat tahi yang dibenci.
Kedua: Mengambil langkah
Seseorang manusia akan
sanggup menjadi penipu apabila menyuburkan rumput di hadapan tangga
matanya terbuta melihat dengan mematikan perasaan kawan dan taulan
kepedihan penipuan Allah
terhadap manusia penipu. untuk bertandang ke tangga rumah kediaman.
Dan suasana ini boleh dibentuk. Jika diri rela
Bincang-bincanglah.
membuat diri dibenci kawan dengan diri
sanggup memperdayakan kawan. Dengan
berakhir diri kehilangan kawan taulan di wajah
rumah kosong berhantukan kesunyian. Fikir-
fikirlah anak cucu di hakikat kejahatan itu boleh
membuat manusia menjadi hina dan kesunyian.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 10

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Fii quluubihim maradhun fazaada humullaahu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


844 Malam Muka Tiga

maradha. Walahum azaabun aliimum bimaa kaanu yakzibuun


- (Di dalam hati mereka ada penyakit. Lalu ditambahkan Allah
penyakit. Maka bagi mereka itu kesiksaan yang pedih.
Lantaran mereka berdusta - Al Baqarah:10)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Soal hati dan kesucian
hati hendaklah diberi perhatian. Dengan ingatan bahawa hati
adalah teramat sensitif dan senang dirusakkan. Justeru itulah
musuh Allah yang bernama syaitan menumpukan serangannya
terhadap hati seseorang. Lalu sesungguhnya ingatlah hati
adalah kubu terpenting dan tempat penentuan kedudukan
seseorang. Sama ada ianya tetap bersama dengan Tuhannya
atau dirinya dan jiwanya akan jatuh dijajah oleh syaitan dengan
membangunkan hati dan tubuh seseorang di wajah
pembangunan sifat-sifat mazmumah (keji). Oleh yang demikian
jagalah hati dan berdoalah kepada Allah:

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa bada izhadaitanaa


wahablanaa min ladunka rahmatan Innaka antal
wahhaab.
Ya Tuhan kami janganlah Engkau sesatkan hati kami.
Sesudah Engkau tunjuki dan berikanlah rahmat kepada

Al Fathun Nawa Jilid 1 844


Malam Muka Tiga 845

kami dari sisiMu. Sesungguhnya Engkaulah yang


memiliki banyak pemberian.
Surah:3: Ali imran:8

Petua Orang Tua. Catitan: (Surah: 3: Ali Imran:8).


Mengenal Guru Mursyid. Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
Definasi falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Guru Mursyid tiga (3) perkara:
Soalan: Bila bercakap Pertama: Ayat ini secara jelas
tentang ilmu Tasauf yang di menerangkan prinsip bahawa serugi-rugi
kaitkan dengan ilmu Tarikat. Maka
persoalan tentang Guru Mursyid manusia adalah manusia yang disesatkan oleh
sering dibangkitkan. Jadi di sini Allah setelah dirinya mendapat petunjuk. Jika
apakah yang dimaksud dengan
istilah: Guru Mursyid? kesesatan sebegini berlaku. Maka jadilah
manusia tersebut di wajah seburuk-buruk
Guru Mursyid bolehlah
didefinasikan sebagai seseorang kejadian. (Di maqam: Ulaaikahum syarrul
berpegang dan mengamalkan satu- bariyyah Surah:98: Al Bayyinah:6).
satu kaedah pendekatan amalan
berasaskan kepada ilmu satu-satu Kedua: Ayat ini secara jelas
Tarikat yang mana ilmu dan rupa menerangkan prinsip bahawa hidayah dan
amalannya bermata rantai dengan
Junjungan Muhammad s.a.w yang kesesatan adalah di tangan Allah. Maka di
diterima-baiahnya dari seorang suasana sebegini manusia seharusnya
guru dan bersambung wasilah
ilmunya itu dari seorang guru mengharap dan berdoa kepada Tuhannya agar
kepada seorang guru sampailah dirinya sentiasa di bawah lindungan Allah. Di
ianya bersambung terus dengan
Junjungan Muhammad s.a.w dan hakikat bimbingan dan petunjuk dari Tuhan
Jibrail alaihis shalaatu wassalam sentiasa di sisinya.
dan Allah s.w.t di awal asal
bismillahnya di wajah: Waliyyan Ketiga: Ayat ini secara jelas
mursyidaa. (Surah:18:Al Kahfi:17). menerangkan prinsip bahawa setiap manusia
Soalan: Bolehkah di sini seharusnya meminta rahmat dari Tuhannya di
diterangkan bagaimanakah sifat- rupa pertolongan dan kejayaan serta
sifat guru mursyid yang
dimaksudkan itu? dipermudahkan urusan dalam proses dirinya
mengarcakan kehidupan dan kesejahteraan.
Bersambung di m.s:897
Fikir-fikirlah.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 11

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N

Bincang-bincanglah.
846 Malam Muka Tiga

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Wa izaa qiilalahum laa tufsiduu fil ardhi Qaaluu
innamaa nahnu muslihuun - (Dan apabila dikatakan kepada
mereka: Janganlah kamu buat kerosakan di muka bumi. Lalu
mereka menjawab: Sesungguhnya kami berbuat kebaikan - Al
Baqarah:11.)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca: Wa
izaa qiilalahum laa tufsiduu fil ardhi Qaaluu innamaa nahnu
muslihuun.
Pertama: Nasihatlah kepada diri sendiri. Bahawa kerja
kejahatan itu terbahagi kepada tiga kategori. Satu: Kejahatan
terhadap Allah, rasul dan agamaNya. Dua: Kejahatan terhadap
sesama manusia. Tiga: Kejahatan terhadap bumi dan kejadian
Allah di muka bumi. Justeru itu langkah mengenal pasti
kejahatan terhadap tiga perkara di atas hendaklah dilihat pada
setiap masa berpandukan kepada peraturan yang ditetapkan
oleh Allah dan undang-undang kenegaraan.
Kedua: Nasihatlah kepada diri sendiri. Bahawa
sebarang bentuk larangan yang ditentukan oleh Allah dan
peraturan negara hendaklah dipatuhi sepenuhnya. Dengan

Al Fathun Nawa Jilid 1 846


Malam Muka Tiga 847

satu kesedaran bahawa segala peraturan-peraturan yang


dibuat adalah didasarkan kepada natijah mewujudkan
keharmonian dan kesejahteraan.
Sifat-sifat keras hati serta merasai diri kuat dan
berpengaruh hendaklah dielakkan dari tertumbuh pada hati
dan di jiwa agar keharmonian yang terbentuk tidak tercalar
akibat tindakan diri melakukan satu-satu bencana di suasana
mata sendiri hanya tahu melihat kepada kepentingan diri tanpa
menoleh kepada kepentingan umum dan masyarakat
keseluruhannya.
Ketiga: Nasihatlah kepada diri sendiri. Bahawa
kegagalan diri dalam melihat dan menilai satu-satu tahap
kedudukan kebenaran dan kerakusan kejahatan boleh
membinasakan diri. Maka adalah dicadangkan agar diri diasuh
supaya pandai mengklasifikasi kedudukan satu-satu
kebenaran dan kerakusan kejahatan pada dua (2) kedudukan.
Satu: Kebenaran dan kejahatan di sudut nilai pandangan
umum yang telah diterima dan digunapakai oleh masyarakat.
Nilai kebenaran dan kejahatan seumpama ini biasanya
terwujud dari titihan adat pusaka, kuasa retorik kepercayaan
dan pantang larang masyarakat. Dua: Nilai kebenaran dan
kejahatan hakiki seperti mana yang ditetapkan oleh Maha
Pencipta, Tuhan sekelian alam atau rupa kebenaran dan
kejahatan yang diklasifikasikan oleh undang-undang negeri
dan negara.
Justeru itu, Diri biarlah pandai menyesuaikan diri
dengan keadaan terutama ketika menghadapi persoalan
kegelabahan tentang rupa dan nilai satu-satu kebenaran dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


848 Malam Muka Tiga

kejahatan yang sekian lama telah digunapakai oleh umum.


Maka di dalam suasana sebegini diri biarlah sentiasa
berhikmah dengan natijah agar diri tidak difitnah, dipulau atau
dipandang serong oleh ramai di kedudukan diri masih dan
tetap ingin bermasyarakat.
Namun begitu. Demi Allah. Kebenaran itu tetap
kebenaran. Kejahatan itu tetap dikeji. Di hati sendiri biarlah
terpasang teguhnya pendirian bahawa malam tetap malam dan
siang itu tetap siang di hakikat matahari tetap menyuluh bumi
bagai hidayat Allah tetap menyuluh hati manusia. Di hakikat
sebijak bertindak bagai Firman Allah Taala:

Waman ahsanu qaulan mimman daaa ilallaahi waamila


saalihan. Waqaala innanii minalmuslimiin. Walaa
tastawil hasanatu walas sayyiatu. Idfabillatii hiya ahsan
Fa izallazii bainaka wabainahuu adaawatun ka annahuu
waliyyun hamiim.
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang
soleh dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk di
kalangan orang-orang muslimin. Dan tidaklah sama

Al Fathun Nawa Jilid 1 848


Malam Muka Tiga 849

kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)


dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang
ada permusuhan di antara engkau dengan dia telah
menjadi teman yang sangat setia.
Surah:41: Fussilat:33-34

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:41: Fussilat:33-34)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah:41: Fussilat:33-34).
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan ruhul maani lima (5) perkara:
isyarat istilah: Waqaala innanii minal
muslimiin. (Sesungguhnya aku Pertama: Ayat ini secara jelas
termasuk di kalangan orang-orang menerangkan prinsip berbangga diri yang
sejahtera). Di mana ianya telah
mengisyarat kepada manusia pada seharusnya ditanam pada jiwa sendiri di kala
tiga (3) perkara: diri berjaya menggolongkan diri di kalangan

Satu: Menerangkan isyarat manusia yang menyeru kepada Allah serta


galakan Allah s.w.t kepada manusia mengerjakan amalan di tahap istilah: Ibadat
yang beriman kepadaNya agar
menggagahkan diri sendiri dengan Pengaslihan (amalan soleh). Disamping
memperakukan diri kepada dunia berbangga memperakui diri sebagai seorang
yang dirinya adalah golongan
manusia beragama Islam. Satu muslim.
golongan manusia yang cinta kepada Kedua: Ayat ini secara jelas
kesejahteraan. Satu golongan
manusia yang mencari kesejahteraan menerangkan prinsip bahawa seorang muslim
dan satu golongan manusia yang yang bermutu adalah seseorang muslim yang
suka menerokai kesejahteraan selari
dengan makna Islam itu sejahtera. sentiasa mengarcakan dirinya di sifat suka
(Surah:19: Maryam:15). menyeru kepada Allah serta berjaya
Dua: Menerangkan isyarat menunjukkan kebolehan di sudut mengarcakan
akan hakikat bahawa adalah menjadi furqan (Perubahan dan pembaharuan) kepada
tanggungjawab setiap orang yang
beriman kepada Allah bertekad dirinya dan masyarakatnya.
dengan diri sendiri dengan Ketiga: Ayat ini secara jelas
mengarahkan dirinya ke arah
kesejahteraan dan menerokai menerangkan prinsip tidak akan sama di antara
kesejahteraan. Di mana rupa orang yang berbuat kebaikan dengan orang
kesejahteraan yang diterokai
hendaklah berdasar dan yang melakukan kejahatan. Di makna diri
berkonsepkan kepada tiga (3) hendaklah sentiasa menentukan diri berada di
perkara:
landasan kebaikan di rupa orang baik-baik dan
Sebelah. ternampak dirinya berperawakan baik.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


850 Malam Muka Tiga

Keempat: Ayat ini secara jelas


Dhabit Istilah menerangkan prinsip bahawa kejahatan
Menerangkan Ruhul Maani Ayat
(Surah:41: Fussilat:33-34) hendaklah ditangani secara bijaksana. Di
.... Sambungan. makna mencari jalan secara lunak dan
(i): Tentukan tertumbuh pada berhikmah sehingga orang-orang jahat
diri sendiri dan keluarga satu arca berkeinginan untuk mengubah diri. Malah
kehidupan yang boleh menghasilkan
kesejahteraan ketika dilahirkan. bertukar menjadi kawan dan pendokong
Sejahtera ketika hidup di muka bumi. kebaikan seumpama bibit-bibit kisah Junjungan
Sejahtera ketika dimatikan dan
sejahtera ketika dibangkitkan. Di Muhammad s.a.w dengan sahabat karibnya
makna sejahtera di dunia Saidina Umar r.a. dalam menumbuhkan nur
di akhirat (Surah:19:Maryam:15).
agama Tuhannya.
(ii): Tentukan diri berjaya Kelima: Ayat ini secara jelas
menyeru diri sendiri
dan keluarga beriman dan menerangkan kaedah dakwah dan berdakwah
mentauhidkan Tuhan semesta alam oleh para pendakwah Islam. Di hakikat lima (5)
dengan hati dan jiwa tetap terpaut
dengan prinsip dan konsep: Qul inna sifat dan sikap seharusnya dijadikan etika
shalaatii wanusukii wamahyaaya pendakwah Islam:
wamamaatii lillaahi rabbil aalamiin.
(Suirah:6: Al Anaam: 162-163) Satu: Menanam keyakinan kepada diri
Di wajah seorang abidin yang soleh sendiri bahawa kata-kata baik yang dizahirkan
lagi bertaqwa di maqam: Wamaa
umiruu illaa liyabudullaha mukhli oleh lidah serta perlakuan kerja-kerja amalan
shiina hunafa (Surah:98: Al soleh (Kerja pengaslihan) yang dilontar dan
Bayyinah:5) dengan menzahirkan
rupa konsep: Innallaziina aamanuu ditunjukkan oleh lidah pendakwah semasa
waamilusshaalihaati lahum ajrun berdakwah adalah satu perbuatan yang dipuji
ghairu mamnun. (Surah:41:
Fussilat:8). oleh Tuhan semesta alam. (Di maqam: waman
ahsanu qaulam mimman daaa ilallaahi wa
(iii): Tentukan diri berjaya
menyeru diri, keluarga dan amila shaaliha).
masyarakat agar menjadikan diri Dua: Menanam sikap berbangga
masing-masing sebagai agen
pengaslih muka bumi. Agen yang dengan diri sendiri kerana dianugerahkan
berupaya memajukan muka bumi peluang oleh Tuhan semesta alam menjadi
sehingga terlahirnya nikmat yang
bermunafaat kepada kehidupan dan penganut kepada agama yang diredhaiNya. Di
menjana perekonomian diri, keluarga hakikat diri berpeluang memiliki cara dan gaya
dan negeri di wajah bangsa yang
maju. Bangsa penjana nikmat dan fitrah kehidupan yang terbaik. (Di maqam:
kesejahteraan selaras dengan Wawasshaa bihaa ibraahiimu baniihi
matlamat Junjungan Muhammad
s.a.w diutuskan sebagai penjana wayaquuba. Yabaniyya innallaahastafaa
rahmat kepada sekalian alam lakumuddiina. Falaa tamuutunna illaa wa
(Surah:21: Al Anbiyaak:107).
antum muslimuun Surah:2: Al Baqarah:132).
Kaji-kajilah. Lalu di masa yang sama berpeluang pula
menyeru manusia lain ke arahnya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 850


Malam Muka Tiga 851

Petua Orang Tua-Tua. Tiga: Menanam sikap bahawa


Tajuk: Cara Berzikir Zikir Lafzi kebaikan tidak sekali-kali sama dengan
...Dari muka surat :818
kejahatan. Lalu berpegang teguhlah dengannya
(Zikir: Laa ilaaha illallah) di samping menyeru manusia lain agar jua

Ulangkan perlakuan itu menyedarinya. (Di maqam: Kuntum khaira


sebanyak mungkin yang boleh ummatin ukhrijat linnassi tamuruuna
sehingga kelazatan zikir yang
dilafaz dapat dirasai sepenuhnya bilmaruufi watanhawna anil munkari
oleh tubuh dan jiwa sendiri. Maka watuminuuna billaah. Surah:3: Ali
untuk keterangan lanjut silalah
anak cucu bertanya kepada Imran:110).
mursyid Tarikat adanya. Empat: Menanam sikap kepada diri

(iv): Peringkat Empat sendiri bahawa kejahatan hendaklah ditolak dan


Memahami maqam lafaz dibasmikan dengan cara yang baik lagi
ketika melafazkan zikir: Laa ilaaha
illallah. Di mana maqam lafaznya bijaksana. Di hakikat kebaikan itu tidak akan
bolehlah diklasifikasikan kepada terzahir. Jika ianya dibuat secara paksa, kasar
dua (2) maqam:
dan gelojoh. (Di maqam: uduu ilaa sabiili
Satu: Mengenal Zikir: Laa rabbika bil hikmati walmauizatil hasanati
ilaaha illallah pada maqam Nafi
dan Maqam: Isbat. wajaadilhum billatii hiya ahsan - Surah:16: An
Di mana pada peringkat Nahl:125).
pertama zikir: Laa ilaaha illallah.
Diri diperkenalkan oleh diri sendiri Lima: Menanam sikap kepada diri
akan hakikat bahawa tiada Tuhan sendiri bahawa pada setiap gerakan dakwah
yang disembah oleh diri kecuali
Tuhan semesta alam yang adalah persahabatan. Di makna satu-satu
bernama: Allah. gerakan dakwah tidak akan berjaya. Jika
Di hakikat diri mengasuh
diri agar menafikan dengan perasaan persahabatan dan persaudaraan tidak
kalimah: Laa ilaaha. Bahawa Tiada terwujud dalam dakwah dan berdakwah. ( Di
Tuhan yang patut dijadikan Tuhan.
Dan tiada Tuhan yang patut maqam: Innallaziina aamanuu waamilus
disembah dan tiada Tuhan yang shaalihaati sayajalu lahumurrahmaanu
boleh dijadikan tempat bergantung
oleh diri kecuali diisbatkan wuddaa - Surah:19: Maryam:96).
semata-mata kepada Allah dengan Maka fikir-fikirlah di hakikat kuman
kalimah: illallah.
cacar itu boleh menyembuhkan penyakit cacar.
Bersambung di m.s: 855

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 12

Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


852 Malam Muka Tiga

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Alaa innahum humul mufsiduuna walaakin laa yasy
uruun - (Sesungguhnya mereka itu berbuat kerosakan tetapi
mereka tidak sedar - Al Baqarah:12)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca: Alaa
innahum humul mufsiduuna walaakin laa yasy uruun.
Pertama: Perteguhkan pendirian dengan keyakinan
bahawa setiap kejahatan itu jahat, meskipun di hadapan raja
yang zalim. Dan perteguhkanlah pendirian bahawa barang
kuning dari perut bukannya makanan. Racun tetap racun dan
racun sememangnya berbeza dari madu. Justeru itu biarlah diri
mati tanpa terminum racun. Disebalik keinsafan bahawa setiap
madu yang manis sering dikelilingi oleh sengat-sengat yang
berbisa. Bagai kata orang tua: Buah durian buah berduri.
Isinya sedap sangat wangi. Jika tuan hati berani. Kopekkan
kulit dapatkan isi.
Kedua: Perteguhkan pendirian dengan keyakinan
bahawa kejahatan bolehlah didefinasikan sebagai satu rupa
tindakan yang dizahirkan oleh seseorang atau kumpulan orang
yang boleh mendatangkan mudharat kepada orang lain atau
masyarakat di sudut termusnahnya keharmonian,
terganggunya keamanan dan tercalarnya kesejahteraan
bermasyarakat. Lantaran itu mata dalam seharian hendaklah

Al Fathun Nawa Jilid 1 852


Malam Muka Tiga 853

melihat kejahatan sebagai suatu yang dikeji dan haruslah


dielakkan.
Di hakikat terwajahnya Firman Allah Taala:

Am naj alullaziina aamanuu wa amilussaalihati


kalmufsidiina fil ardhi. Am naj alul muttaqiina kalfujjaar.
Adakah Kami jadikan orang yang beriman dan beramal
soleh sama seperti orang yang berbuat bencana di
muka bumi. Dan sebaliknya adakah Kami jadikan orang
yang taqwa sama seperti orang fasiq (membuat
kejahatan)?
Surah:38: Shaad:28

Catitan: (Surah:38: Shaad: 28)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan konsep pada
dua (2) taraf kedudukan manusia. Di mana
keduanya tidak sekali-kali akan sama buat
selama-lamanya:
Pertama: Tidak akan sama di antara
orang beriman dan beramal soleh dengan
orang yang membuat bencana di muka bumi.
(Di maqam: Afaman kaana muminan kaman
kaana faasiqan laa yastawuun - Surah:32: As
Sajdah:18-20). Lantaran tidak mungkin sama di
antara kebaikan dengan kejahatan. Meskipun

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


854 Malam Muka Tiga

banyak rupa kejahatan lebih indah dari


kebaikan.
Kedua: Tidak akan sama di antara
orang taqwa dengan fasiq. Lantaran tidak
mungkin sama orang yang rapat dengan orang
yang jauh. Sedangkan kefasikan akan membuat
manusia jauh dengan Tuhannya. Fikir-fikirlah.

Ketiga: Perteguhkan pendirian dengan keyakinan


bahawa setiap kejahatan harus ditentang. Diri janganlah
sekali-kali membenarkan diri terlibat sama dalam kejahatan.
Sebaliknya diri hendaklah berpakat bersama masyarakat dan
orang-orang berkesedaran agar kekotoran hasil natijah
perangai manusia berkenaan hendaklah disamak dengan apa
cara sekali pun. Di hakikat terarcanya diri bagai Firman Allah
Taala:

Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnaasi tamuruuna bil


maruufi watanhauna anilmunkar watuminuuna billaah.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Surah:3: Ali Imran:110

Catitan: (Surah: 3: Ali Imran:110)

Al Fathun Nawa Jilid 1 854


Malam Muka Tiga 855

Petua Orang Tua-Tua. Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan


Tajuk: Cara Berzikir Zikir Lafzi falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip
...Dari muka surat: 851.
bermasyarakat kepada dua (2) perkara:
(Zikir: Laa ilaaha illallah) Pertama: Ayat ini secara jelas

Satu maqam zikir yang menerangkan prinsip bahawa satu-satu bangsa


mengisyaratkan ianya di rupa satu akan berwajah umat yang terbaik. Jika
pengisytiharan kepada seluruh
anggota tubuh diri sendiri. Satu terbentuknya sikap manusia di kalangan
hakikat pengisytiharan yang perlu masyarakatnya suka menyuruh kepada
diterima oleh tubuh dengan
menjadikannya sebagai pegangan kebaikan dan mencegah kemungkaran serta
darah daging yang tidak boleh beriman kepada Allah. (Di maqam: Wal takum
dipisahkan buat selama-lamanya.
Satu asuhan iman dan tauhid oleh minkum ummatun yaduuna ilalkhairi
diri kepada diri sendiri di maqam wayamuruuna bil maruuf wayanhauna anil
beriman dan bertauhid secara
hakiki di maqam: Qaaluu munkari wa ulaaikahumul muflihuun -
rabbunallaah (Surah:46: Al Ahqaaf: Surah:3: Ali Imran:104).
13).
Kedua: Ayat ini secara jelas
Dua: Mengenal hujung menerangkan prinsip tentang kehendak Tuhan
jatuh isyarat lafaz zikir: Laa ilaaha
illallah di maqam: cinta dan semesta alam agar manusia yang
kecintaan Uluhiyah (hamba) bermasyarakat membentuk satu kumpulan di
terhadap Ilaahiyah (Tuhan) di
tahap: Syaghafa hubba (kecintaan dalam masyarakatnya yang bergerak menyeru
yang teramat-amat). ke arah kebaikan dan mencegah kemungkaran
Di mana di peringkat ini
diri diasuh oleh diri sendiri dengan serta menanam sikap beriman kepada Allah
lafaz pengakuan dan dan rasulNya. Di maqam ayat: Kuntun khaira
pengisytiharan: Laa ilaaha illallah.
Di kedudukan bahawa tiada ummatin ukhrijat linnaasi tamuruuna bil
sesuatu pun pada diri kecuali maruuf watanhauna anilmunkari watu
barang yang dijadikan oleh Allah
dan barang yang diizinkan oleh minuuna billaah -Surah:3: Ali Imran:110).
Allah. Di hakikat ternyatanya kuasa Ketiga: Ayat ini secara jelas memupuk
dan penguasaan Allah terhadap diri
sepenuhnya. Di suasana semangat agar dilahirkan kepada diri sendiri
terzahirnya rupa ruhul maani: dan masyarakat agar tertumbuh pada diri
Qulluman alaihaa faan. Wayabqaa
wajhu rabbika zuljalaali wal ikraam. masing-masing sikap untuk membaikkan
(Surah:55: AR Rahmaan:26-27). keharmonian kemasyarakatan dengan
Satu maqam pegangan
hati menafikan hak diri dengan menentukan persoalan kebaikan tertumbuh
menyerahkan diri kepada Allah subur padanya serta terbasminya pula perkara-
pada tahap kesyahduan cinta yang
amat mendalam di maqam: perkara yang merosakkan keharmonian yang
Wallaziina aamanuu asyaddu telah terbentuk pada masyarakat selari dengan
hubballillah. (Surah:2: Al
Baqarah:165). Maka Silalah anak kehendak Allah dan rasulNya. Fikir-fikirlah.
cucu rujuk hal ini kepada para
mursyid adanya. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


856 Malam Muka Tiga

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 13

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Wa izaa qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaa
su Qaaluu anuminu kamaa amanassufahak. Alaa innahum
humussufahaau walaakin laa yalamuun - (Apabila dikatakan
kepada mereka: Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang
lain beriman. Lalu mereka berkata: Adakah kami akan beriman
sebagaimana berimannya orang-orang bodoh. Maka ingatlah:
Sesungguhnya mereka itulah yang bodoh tetapi mereka tidak
mengetahui kebodohannya - Al Baqarah:13).

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca: Wa
izaa qiilalahum aaminuu kamaa aamanannaasu Qaaluu
anuminu kamaa amanassufahak. Alaa innahum

humussufahaau walaakin laa yalamuun.

Pertama: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri


sendiri. Bahawa bukan besi kita sahaja yang kukuh. Besi orang
lain pun diasah ke batu jua. Berilah peringatan kepada diri
sendiri bahawa kecerdikan yang ada pada diri, bukan hanya

Al Fathun Nawa Jilid 1 856


Malam Muka Tiga 857

dimiliki oleh diri seorang. Ini bermakna, jika diri kita cerdik.
Orang lain pun cerdik juga. Justeru itu tunjuklah kecerdikan
apabila diminta dan tunjukkanlah kecerdikan itu di dalam
mendayung hidup untuk diri dan keluarga.
Kedua: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa terwujud juga kebenaran pada kata dan
pandangan orang lain. Bukan pandangan dan kata diri sahaja
yang benar. Kata-kata orang lain pun banyak terlahir
kebenaran. Di suasana diri kenalah ingat bahawa akan
terlahirnya keadaan di mana mata dan pandangan sendiri akan
berbohong kepada diri sendiri. Terutama ketika mata
memberitahu fikiran bahawa langit rendah - mencecah air di
saat kaki berada di pantai. Justeru itu peringatkanlah kepada
diri sendiri dan percayalah jua kepada pandangan orang lain di
hakikat mata sendiri jua banyak tersalah pandang pada
sesuatu yang dianggap kebenaran.(Surah:24: An Nur:39-40).
Ketiga: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa jika diri beranggapan diri sahajalah yang bijak,
diri sahajalah yang cerdik, dan diri sahajalah yang pandai.
Maka kepandaian orang lain tidak mungkin akan tertumpah.
Sedangkan diri kenalah menerima kenyataan bahawa
kesempurnaan tidak mungkin terwujud pada diri seseorang.
Kelemahan dan kekurangan tetap akan terzahir di suatu ketika.
Lantaran itu, sikap keras dengan pandangan sendiri di hakikat
terasa diri sajalah yang lebih, hendaklah dibuang. Disebaliknya
berpakatlah dengan orang lain kerana paku sejenis berukuran
sama tidak mungkin boleh membina sebuah bangunan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


858 Malam Muka Tiga

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 14

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Wa izaa laqullaziina aamanuu Qaaluu aamanna Wa
izaa khalau ilaa syayaatiinihim Qaluu innaa maakum innamaa
nahnu mustahziuun - (Dan apabila mereka bertemu di
kalangan orang yang beriman. Lalu mereka berkata: Kami
telah beriman. Sebaliknya apabila mereka (secara sulit
bertemu) dengan ketua-ketua mereka (syaitan). Maka
berkatalah mereka: Sesungguhnya kami tetap bersama
dengan kamu. Hanya kami memperolok-olokkan mereka
semata-mata - Al Baqarah:14)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca: Wa
izaa laqullaziina aamanuu Qaaluu aamanna Wa izaa khalau
ilaa syayaatiinihim Qaluu innaa maakum innamaa nahnu
mustahziuun.
Pertama: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa orang tidak akan mengguna talam dua muka
untuk mengangkat hidangan. Orang tidak akan mengguna

Al Fathun Nawa Jilid 1 858


Malam Muka Tiga 859

lidah biawak menjaga telur. Lantaran itu. Jika padi biarlah


beresmi padi. Tubuh tebu biarlah beruas. Lalu jika padi tidak
berisi. Padi hantu tidak mungkin berbaluh. Maka usahkan
orang ingin bersukat gantang. Ayam di tanah pun tidak sudi
memagut.
Kedua: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa dalam hidup mestilah berpuak dengan satu
kesedaran bahawa diri tidak boleh berkeseorangan. Di hakikat
gabungan puak dan berpihak sahajalah boleh menghasilkan
kekuatan dan keselamatan. Sesungguhnya anak cucu,
ingatlah, agama itu berpuak dan agama itu berpihak. Lalu
janganlah sekali-kali diri berwajah talam dua muka. Sebaliknya
ingatlah kepada Firman Allah Taala:

Watashimuu bihablillahi jamii aa Walaatafarraquu.


Berpeganglah kamu dengan tali Allah dan janganlah
kamu berpecah belah.
Surah:3: Ali Imran:103

Catitan: (Surah:3: Ali Imran:103)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini mendidik manusia kepada
tiga (3) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


860 Malam Muka Tiga

Perbincangan Khas Pertama: Ayat ini secara jelas


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu mendidik manusia agar memahami dan
...Dari muka surat: 795.
mengenal makna dan erti istilah: Hablillaah
Nafsu Radhiah (Tali Allah). Di makna mengenal dan mengamal

Soalan: Apakah yang akan lima (5) perkara secara persendirian dan
dimaksudkan dengan Nafsu berjemaah:
Radhiah?
Satu: Mengenal makna istilah:
Nafsu Radhiah bolehlah Hablillaah di konteks berpegang dan
didefinasikan sebagai rupa martabat
nafsu yang telah mencapai tahap mengamalkan Al Quran dan menghidupkan
piawaian kesucian hati pada masyarakat dengan jiwa pendidikan,
peringkat kedua tertingginya selepas
nafsu Mutmainnah. Di hakikat barang pengajaran dan pendedahan Al Quran (Di
siapa yang mencapai tahapnya. Maka maqam: Wa aaminuu bimaa nuzzila alaa
taraf taqwa wajib akan dimiliki oleh
dirinya. muhammadin wahuwal haqqu mirrabbihim
Surah:47: Muhammad:2).
Soalan: Apakah rupa sikap
dan perangai yang ditunjukkan oleh Dua: Mengenal makna istilah:
seseorang itu apabila dirinya dikuasai Hablillah di konteks meng-arah-kan hidup dan
oleh Nafsu Radhiah yang boleh
dijadikan garis panduan diri untuk kehidupan diri, masyarakat dan negeri ke arah
mengenal diri sendiri? sejahtera. Di makna mewajahkan bangsanya

Sesungguhnya perlakuan maju dan terulung menerokai kesejahteraan di


orang Radhiah itu bolehlah dikenali dunia serta bahagia di dunia dan bahagia
pada empat (4) sikap dan
kebolehannya dari sudut perangai akhirat (Di maqam: Wa ana awwalul muslimiin
dan perlakuannya: Surah:6: Al Anaam:163).

(i): Dirinya di peringkat ini Tiga: Mengenal makna istilah:


benar-benar berjaya mencapai tahap Hablillah di konteks mencari dan menerokai
Qalbissalim (Surah:49: Al Hujuraat:7).
Di tahap hati dan jiwanya dapat rahsia fitrah. Di hakikat jangan sekali-kali diri
berpaut dengan ketuhanan dengan berpecah dan melarikan diri dari hakikat
keyakinan hakiki (Surah:15: Al
Hijr:99) di wajah sebaik-baik kejadian. bahawa sebarang kerja, jika tidak dilakukannya
(Surah:98:Al Bayyinah:7) serta selari dan selaras dengan kehendak fitrah tidak
berjaya memasang erti redha
meredhai dan takut kepada Tuhan di mungkin akan berjaya. Lantaran setiap sesuatu
maqam: Khasyia (Surah:98:Al hanya terwujud dan terzahir berlandaskan
Bayyinah:8). Di maksud takut dirinya
menjadi syirik kepada Tuhannya. fitrahnya yang ditetap pada asal kejadiannya
(Surah:18: Al Kahfi:110). oleh yang Maha Berkuasa. (Di maqam:
Di suasana dirinya telah
berjaya memerdekakan dirinya Qadjaalallaahu likuli syaiin qadraa
sepenuh dari Iblis dan Syaitan. Di Surah:65: At Talaaq:3).
samping berjaya pula menzahirkan
ketahanan hati secara automatik Maka dengan itu soal berpegang
dalam menghadapi godaan dengan konsep: Berkerja secara berfitrah
kesyirikan dengan Tuhannya.

Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 860


Malam Muka Tiga 861

Perbincangan Ringkas hendaklah diperteguhkan pada diri dan


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu masyarakat di wajah bersatu dan berpadu.
... Sambungan.
Empat: Mengenal makna istilah:
(ii): Dirinya di peringkat ini Hablillah di konteks bersatu dan berpadu
benar-benar berjaya menerima ilham
petunjuk, waridat (mimpi ilmu) dan dalam menyatukan hati diri dan masyarakat
Ilmu di peringkat Ilmu Laduni yang dengan perasaan kasih sayang (Di maqam:
kebanyakannya diterima olehnya
melalui mimpi yang diperolehi di Innallaziina aamanuu waamilusshaalihati
dalam tidurnya. sayaj alu lahumurrahmaanu wudda Surah:
(iii): Dirinya di peringkat ini
telah mula memiliki harta utama 19: Mariyam:96) serta mengarahkan diri dan
kehidupan manusia. Iaitu ketenangan masyarakat bersatu dan mengembeling tenaga
jiwa. Di samping memiliki kekuatan
akal yang teramat waras serta dan pemikiran dalam menjayakan wawasan
kejernihan fikiran untuk berfikir. Di masyarakat dan pemerintah.
suasana Nur Qalbi yang dipancarkan
dari jantung (Lub - Fuad) ke filemen Lima: Mengenal makna istilah:
akal di bahagian bawah belakang Hablillah di konteks bersatu hati dengan niat
kepala telah benar-benar berkuasa
untuk menerima ilham-ilham besar dan tekad melayarkan hidup diri dan keluarga
dari Tuhan semesta alam. Satu tahap ke arah keredhaan Tuhan semesta alam
penerimaan ilmu yang tidak dapat
diterima dan diterokai oleh manusia dengan diri dan jiwa berpakaian taqwa (Di
biasa. maqam: Walibaasuttaqwa Zalika khairun -

(iv). Dirinya di peringkat ini Surah:7: Al Araaf:26) di wajah umat Junjungan


telah mula memiliki Mata Bashiir. Muhammad yang terulung serta berwajah
(Bashiirah). Satu mata batin yang
berupaya melihat sesuatu dengan hamba Tuhan yang bersifat aabidin. (Di
tenaga penglihatan: Naazirah. Satu Maqam: Quu anfusakum wa ahliikum naaraa
mata yang dapat melihat sesuatu di
luar keupayaan kuasa penglihatan Surah:66: At Tahriim: 6).
mata biasa (Ain) yang hanya boleh Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
melihat sesuatu itu pada kadar
tenaga penglihatan biasa di tahap: manusia agar bersatu di wajah masyarakat
Ruyah. yang bersekutu. Bersatu pada pakatan. Bersatu

Soalan: Apakah pula zikir pada wawasan dan bersekutu dalam


yang diamalkan oleh orang Radhiah? mempertahankan maruah bangsa dan negara

Di peringkat ini orang dengan semangat berkasih sayang. (Di maqam:


Radhiah terus mengamalkan zikir Innallaziina aamanuu waamilusshaalihaat
bukan untuk menyuci hatinya yang
telah suci tetapi untuk sayajalu lahumurrahmaanu wudda
mempertingkatkan kuasa hatinya Surah:19: Maryam:96).
sehingga dirinya dapat menguasai
darjat kesucian hati di peringkat Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
Nafsu Mardhiah serta memiliki akan manusia agar pada setiap tindakan terwujudnya
kelebihannya. Maka adapun zikir
mereka di peringkat ini adalah zikir keadaan di suasana bersatunya mulut dengan
khafi di peringkat: Zikir Anfas hati. Bersatunya kehendak dengan cita-cita dan
(Surah:81: At Takwiir:14).
bersekutunya impian dengan kenyataan. Di
Bersambung di m.s: 865

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


862 Malam Muka Tiga

hakikat jika berpecah mulut dan hati. Kerja


dibuat tidak menjadi. Pakatan dirancang kawan
lari. Harga tubuh berwajah dibenci. Untung
terhalang terzahirnya rugi. Cerdik dan
kepandaian tidak lagi dihormati. Maka fikir-
fikirlah anak cucu, di hakikat baik dan buruk
bermula dari mulut dan hati sendiri.

Ketiga: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri


sendiri. Bahawa satu-satu kebenaran bukan boleh
dipermainkan. Kebenaran yang diterima hendaklah dipegang
dan janganlah sekali-kali dibuang. Kerana percayalah soal
kebenaran dan habuan adalah dua perkara yang perlu di
asingkan. Lalu jika kebenaran boleh dibeli oleh habuan.
Lantaran diri bertukar pihak. Maka jadilah nilai diri di
kedudukan lalang. Tertumbuh saja di tanah. Batang tubuh
dibenci orang.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 15

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Allaahu yastahziu bihim wayamudduhum fii
tughyaanihim yamahuun - (Allah akan memperolok-olokkan
mereka dan membiarkan mereka dalam kedurhakaan di
suasana sentiasa dalam kebimbangan - Al Baqarah:15).

Al Fathun Nawa Jilid 1 862


Malam Muka Tiga 863

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Dua (2) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Allahuyastahzi ubihim wayamudduhum fii tughyaanihim
yamahuun.
Pertama: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa keletihan yang paling besar akan menimpa
pada kehidupan seseorang manusia apabila dirinya diperolok
dan dipersendakan. Kenapa tidak? Barang diukir terwajah
rupa. Benih tumbuh berbuah hampa. Ukiran terbentuk terhilang
harga. Peluh keringat berbunga kaca. Oleh yang demikian
peringatkanlah kepada diri sendiri, janganlah sekali-kali
membenar diri dipermain dan dipersendakan. Di hakikat diri
kenalah bertindak di erti kata berjawab gayung bersambut.
Kedua: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa janganlah sekali-kali mengasuh diri
mempersendakan orang lain dengan ingatan kerja
mempersendakan orang akan berbalik ke diri sendiri dalam
keadaan diri tidak mengetahui punca kenapa bala menimpa.
Demikianlah peringatan orang-orang tua, bahawa jerat tidak
mungkin melupai pelanduk di hakikat sepandai-pandai tupai

melompat akhirnya ke tanah jua.

Di hakikat ingatlah pesanan Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


864 Malam Muka Tiga

Yaa ayyuhallazina aamanuuj tanibuu kathiiran


minazzanni. Inna badhazzanni ithmun. Walaa
tajassasuu walaa yaghtab badhukum badhaa.
Ayuhibbu ahadukum an yakula lahma akhiihi maitan.
Fakarihtumuuhu. Wattaqullah. Innallaaha
tawwaburrahiim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
prasangka (kecurigaan), kerana sebahagian dari
prasangka itu dosa. dan janganlah kamu mencari
keburukan orang dan janganlah mengumpat satu sama
lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.
Surah:49: Al Hujuraat:12

Catitan: (Surah:49: Al Hujuraat:12)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan ingredient
pendidikan kepada dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 864


Malam Muka Tiga 865

Perbincangan Khas Pertama: Ayat ini secara terang


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
.....Dari muka surat: 861 memperjelaskan tiga (3) perlakuan lazim akan
ditunjukkan seseorang manusia apabila hatinya
(Nafsu Radhiah)
berpenyakit:
Satu jenis zikir khafi yang Satu: Tertumbuhnya perasaan
berupaya membuat seseorang
manusia terpingin untuk melihat prasangka keburukan terhadap orang lain. Di
dirinya sendiri dan mengenal diri hakikat diri terasa lebih dan sempurna dalam
sendiri serta mengenal erti kaitan
dirinya dengan Tuhan semesta alam. segala hal. (Di maqam: Arra aahustaghnaa -
Satu zikir yang berupaya menzahir Surah:96: Al Alaq:6-7).
sifat khasu dan tawaddu hamba
terhadap Tuhannya. Dua: Mata dan hatinya suka mencari
keburukan dan kelemahan orang lain. Di
Sesungguhnya anak cucu,
Zikir Anfas itu bolehlah didefinasikan kedudukan dirinya tidak terpingin untuk melihat
sebagai rupa pengarcaan ingatan kebaikan orang. Tetapi hatinya lebih cenderung
seorang hamba terhadap Tuhannya
berasaskan konsep pemerhatian diri untuk melihat dan menerokai keburukan orang
terhadap diri sendiri dengan dikaitkan dan menjualnya di pasaran tahi. Di suasana diri
kemudiannya pada rupa keagungan
Tuhannya. Di hakikat terpandang pula di masa itu berbangga kerana diri berjaya
kebesaran Tuhannya apabila dirinya menjadi pemborong jualan keburukan orang. Di
melihat akan kecanggihan kejadian
dirinya di suasana kenal dirinya akan hakikat diri sendiri cuba melindungi kelemahan
kaitannya dengan Tuhannya di dan kebusukan tandas di rumah sendiri yang
maqam: Wafii anfusikum afalaa
tubshiruun (Surah:51: Az Zaariyaat: sedang membelit kehidupan.
21). Tiga: Tertumbuhnya keinginan untuk
Satu konsep zikir yang menceritakan keburukan orang lain. Di hakikat
mengasuh seluruh pelosok bahagian perbuatannya akan menghasilkan kepuasan
tubuh seseorang itu agar bergerak
serentak secara automatik kepada dirinya di kala berjaya meluahkannya.
mengingati Tuhannya dan memberi (Di kedudukan: Waminannaasi man yastarii
kebesaran kepada Tuhannya di rupa
terselahnya isyarat di maqam: Yaa lahwal hadiithi liyudhilla an sabiilillaahi
ayyuhal muddathir. Qum fa anzir. bighairi ilmin wayattakhizahaa huzuwaa -
Warabbaka fakabbir. Wathiyaabaka
fatahhir. (Surah:74: Al Muddatstsir:1- Surah:31: Luqman:6). Maka dengan itu lihat-
4). Di makna kulit berzikir, darah lihatlah. Di suasana diri tidak perlu berjumpa
berzikir, daging berzikir, tulang
berzikir dan semuanya berzikir doktor (Jika diri melakukannya) kerana diri
serentak di tahap dan rupa maqam: sendiri sahajalah yang boleh mengubati
Alimat nafsummaa ahdharat.
(Surah:81: At Takwiir:14). penyakit hati gila seumpama ini.
Sesungguhnya kedudukan ini bukan Kedua: Ayat ini secara jelas mengajar
dibuat-buat tetapi berlaku secara
semula jadi. Maka silalah anak cucu manusia agar mengasuh diri sendiri memiliki
tanya kepada para mursyid Tarikat sifat-sifat orang-orang yang baik. Di hakikat diri
adanya.
Bersambung di m.s:869 mengasuh diri kepada tiga (3) perkara;

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


866 Malam Muka Tiga

Satu: Asuhlah diri sendiri agar tidak


mengamalkan sikap prasangka terhadap orang
lain tanpa diri memiliki bukti yang nyata
terhadap barang yang disangka.
Dua: Asuhlah diri sendiri jangan suka
mencari keburukan orang dengan ingatan
bahawa di rumah sendiri pun jua masih ada
tandasnya.
Tiga: Asuhlah diri sendiri agar tidak
menjadikan kerja mengumpat sebagai amalan
dalam kehidupan seharian. Dengan ingatan
bahawa sekeji-keji daging yang dimakan adalah
daging mati saudara sendiri. Fikir-fikirlah.

Ketiga: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri


sendiri, bahawa terwujudnya Hukum Karma di arca rupa
balasan kifarat yang akan menimpa seseorang apabila satu-
satu kezaliman dilakukan oleh seseorang ke atas seseorang
yang lain. Lantaran itu berwaspadalah. Sesungguhnya
kehidupan seseorang tidak akan senang. Malah hatinya akan
sentiasa gundah gulana di kala karma tertimpa diri. Maka
berlindunglah dengan Tuhan daripadanya.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 16

Al Fathun Nawa Jilid 1 866


Malam Muka Tiga 867

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya, apabila
membaca: Ulaaikallazii nasytarawud dhalalata bilhuda. Famaa
rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiin - (Mereka
sanggup membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka (jenis)
perniagaan (apakah) mereka itu - tiada berlaba dan tidaklah
pula mereka mendapat petunjuk - Al Baqarah:16)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Dua (2) perkara
hendaklah dibentuk dan diperteguhkan di kala membaca:
Ulaaikallazii nasytarawud dhalalata bilhuda. Famaa
rabihattijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiin.
Pertama: Berilah peringatan kepada diri sendiri.
Bahawa hidup adalah perniagaan dan kerja bagi hidup adalah
berniaga. Maka soal untung dan rugi dalam perniagaan
wajiblah diperhitungkan di sepanjang hayat meliputi di sudut
duniawi dan akhrawi. Dua penekanan yang perlu dibuat
serentak tanpa diberi kesempatan untuk mengabaikan salah
satu daripadanya. Inilah satu hakikat yang perlu diarcakan ke
dalam hidup. Jika hidup ingin mengerti erti hidup yang
sebenar.
Kedua: Berilah peringatan dan nasihat kepada diri
sendiri. Bahawa hidup perlukan cahaya. Mata memerlukan
matahari. Hati memerlukan petunjuk. Jika mata sanggup
berpaling dari matahari. Maka mata yang celik sekalipun akan
menjadi buta. Begitulah dengan hati. Jika hati sanggup

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


868 Malam Muka Tiga

menukarkan petunjuk Tuhan dengan kesesatan pasti hati yang


indah tetap menjadi buta:

Waman kaana fii haazihii amaa fahuwa fil aakhirati


amaa. Wa adhallu sabiilaa.
Barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini. Nescaya
butalah ianya di akhirat dan (baginya) sesesat-sesat
jalannya.
Surah:17: Al Israak:72

Catitan: (Surah:17: Al Israak:72)


Klasifikasi ayat - Al Bayan (punca konsep dan
idea). Ayat ini memperjelaskan konsep kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara terang
menjelaskan tentang pentingnya konsep:
Nampak dimiliki oleh seseorang di dalam
kehidupan. Lantaran istilah nampak sahajalah
boleh membuat ilmu berfungsi. Tertimbulnya
sifat kreatif. Tertumbuhnya sifat berkehendak
dan tercetusnya keyakinan pada diri. Apabila
jalan dan peluang dapat dibaca dan
diterjemahkan secara jelas oleh seseorang
ketika satu-satu aktiviti hidupnya dilaksanakan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 868


Malam Muka Tiga 869

Perbincangan Khas Maka demikianlah pula dengan


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
.....Dari muka surat: 865 akhirat. Jika ilmu tidak berfungsi di erti
nampaknya syurga dan terlihatnya neraka.
(Nafsu Radhiah)
Maka manusia pasti akan beribadat kepada
Soalan: Apakah perubahan Tuhannya secara ala kadar.
ketara yang dapat dilihat pada diri
seseorang Radhiah apabila ianya Kedua: Ayat ini secara terang
mengamalkan Zikir Anfas? menerangkan konsep tentang pentingnya diri
Banyak perubahan yang kena menentukan istilah Celik Penghidupan
berlaku pada dirinya. Dua (2) di terzahir pada diri di musim muda sebelum
antaranya adalah seperti berikut:
menjelmanya hari-hari di musim tua di suasana
Satu: Tertumbuh pada diri ketika itu tidak segagah dan sekuat di
dirinya kekuatan batin ketuhanan.
Terasa dirinya berdiri dengan musim muda.
kekuatan ketuhanannya di tahap Ini bermakna anak cucu kenalah ingat:
isyarat terarcanya rupa pendirian
tubuh di maqam: Innallaziina qaaluu Jika anak cucu buta di musim muda. Maka anak
rabbunallahu thummastaqaamuu cucu akan buta jualah di musim tua. Sedangkan
falaa khaufun alaihim walaahum
yahzanuun. (Surah:46: Al Ahqaaf:13). peluang untuk mencari kesenangan dan
kekayaan dengan bekalan cukup di musim tua
Dua: Tertumbuh pada
dirinya satu bentuk rupa keyakinan hanya terbentuk di musim muda. Oleh itu
yang hakiki di maqam: Kamaalul celikkanlah mata di musim muda agar diri
Yaqiin. Satu tahap kesempurnaan
keyakinan yang menzahirkan rupa memiliki celik kehidupan di musim tua.
isyarat istilah: Wakafaa billaahi Ketiga: Ayat ini secara jelas
waliyyan. Wakafaa billaahi nashiira.
(Surah:4: An Nisaak:45) di maqam: menerangkan konsep tentang pentingnya diri
Wabud rabbaka hattaa yatiyakal mengasuh diri agar sentiasa bersifat nampak.
yaqiin (Surah:15: Al Haijr:99).
Satu rupa keyakinan yang Dengan menumbuhkan perasaan di peringkat
mengarcakan wajah hakiki yang awal bertanya kepada diri sendiri: Sudahkah diri
menzahirkan rupa istilah: Lillaahi
rabbil aalamiin yang diwajahkan memiliki sifat nampak?. Dan apakah bukti yang
melalui kata janji: Qul innashalaati diri sudah memilik sifat nampak?.
wanusukii wamahyaaya wamamaati
illaahi rabbil aalamiin (Surah:6: Al Soalan seumpama ini penting ditanya
Anaam:162-163). Di suasana dirinya kepada diri agar diri boleh membuat penilaian
tetap sentiasa berada di maqam:
Innii wajjahtu wajhiya lillazii terhadap diri sendiri di sudut terlahirnya
fatarassamaa waati wal ardha keunggulan sifat-sifat kreatif pada diri dan di
haniifan wamaa ana minal musyrikiin.
(Surah:6: Al An aam:79) di wajah sudut tertumbuhnya sifat-sifat kepandaian pada
berdirinya seorang hamba pada diri dalam merebut peluang kehidupan serta
maqam: Shalatuddaaim. (Surah:70:
Al Maaarij:23). Maka untuk tahu di wajah nampak untuk menterjemahkan
kefahaman lanjut. Silalah tanya furqan yang terwujud di sekeliling alam. Justeru
mursyid adanya.
itu fikir-fikirlah.
Bersambung di m.s:956

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


870 Malam Muka Tiga

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:17: Al Israak:72).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Buta atau celiknya seseorang manusia itu
dinilai kepada lincah dan nampaknya
seseorang terhadap masa depannya di usia
mudanya. Dan nilai buta atau celik
seseorang manusia itu di sisi akhirat disukat
pada keyakinan dan kesungguhannya dalam
menyediakan bekalan matinya semasa
hayatnya.
Bincang-bincanglah.

Soalan Untuk Di Perbincangkan:

Menjana Maqam Taqwa:


Soalan: Taqwa adalah satu maqam taraf kedudukan
manusia di sisi Tuhannya. Satu taraf yang berupaya membawa
seseorang manusia dan sebuah bangsa menjadi maju dan
sejahtera. Lantaran tiga (3) perkara akan terbentuk:
Pertama: Seseorang itu akan menjadi hamba yang paling
mulia di sisi Tuhan. Jika dirinya bersifat Taqwa (Surah: 49: Al
Hujuraat:13).
Kedua: Seseorang itu akan dibukakan jalan rezeki dan
mendapat rezeki yang tidak terhitung di wajah kaya dan berjaya.
Jika seseorang itu bersifat Taqwa (Surah: 65: At Talaaq:2-3).
Ketiga: Negerinya akan menerima rahmat dari langit dan
rahmat dari bumi. Jika rakyatnya bersifat Taqwa (Surah: 7: Al
Araaf:96).
Maka memandangkan kepada kepentingannya dan
impaknya yang sebegitu besar. Apakah sehingga kini, umat
Islam telah memiliki dan dibekalkan oleh para cendekiawan

Al Fathun Nawa Jilid 1 870


Malam Muka Tiga 871

Islam dengan satu bentuk formula atau satu kejituan cara yang
benar-benar berupaya mewajahkan diri seseorang menjadi
Taqwa dan berjaya menjadi Taqwa.
Di hakikat tersedarnya diri bahawa taraf Taqwa bukannya
satu taraf cerita dongeng yang hanya boleh dijadikan hiasan
percakapan. Sebaliknya hendaklah dijadikan kenyataan. Maka
justeru itu apakah bentuk formula atau kejituan cara bagi
memudahkan semua orang mencapainya? Berbincanglah hal ini
dengan para cerdik pandai. Mudah-mudah ianya bermunafaat
kepada kita bersama.

Wallaahu alam.
Bersambung Di Malam Muka Empat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


872 Malam Muka Tiga

Al Fathun Nawa Jilid 1 872


Malam Muka Empat 873

MALAM MUKA EMPAT

PERMAIN DIPERMAINKAN

17 Hingga 24

Surah Al Baqarah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


874 Malam Muka Empat

Cadangan Keempat:
Langkah Mendiversifikasikan ilmu Al Quran

Mewujudkan Rupa Pentafsiran


Baca . Al Quran . Terlihat . Al Furqan

Adalah dicadangkan kepada para cendekiawan agar


mencari satu kaedah pentafsiran Al Quran yang berupaya
mendedahkan secara langsung ingredient furqan di wajah
terzahirnya erti dan makna Al Furqan. Makna Yang membeza
atau Yang membawa kelainan atau Pembawa perubahan dan
pembaharuan tertumbuh dan ditumbuhkan dari ayat-ayat Al
Quran apabila seseorang pembaca membacanya. Satu
kaedah yang mungkin boleh diasaskan kepada kata kunci:
Baca . Al Quran . Terlihat . Al Furqan. Di suasana kitab Al
Quran adalah Kitab Al Furqan. Sebuah kitab yang
mengandungi resipi rahsia furqan yang sengaja diturunkan
kepada manusia dengan bermatlamat untuk menzahirkan rupa
perubahan dan pembaharuan yang relevan kepada tamaddun
kehidupan manusia seharian di sepanjang zaman.
Sesungguhnya pendekatan pertafsiran comtemporary
yang dicadangkan ini bolehlah diterokai pada lima (5) rupa
matlamatnya:
Pertama: Menerokai kaedah pentafsiran Al Quran
berlandaskan konsep: Baca . Al Quran . Terlihat . Al Furqan di
sudut terhurainya furqan di wajah terzahirnya rupa tatacara
dan peraturan fitrah di konteks hubungan Tuhan dengan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 875

hambaNya dan hubungan hamba dengan Tuhannya agar


matlamat pendekatan pentafsiran Al Quran yang dibuat
seumpama berupaya menzahirkan manusia dan golongan
manusia aabidiin yang soleh lagi bertaqwa terhadap
Tuhannya.
Kedua: Menerokai kaedah pentafsiran berlandaskan
konsep: Baca . Al Quran . Terlihat . Al Furqan di sudut
terhurainya furqan di wajah terzahirnya tatacara fitrah dan
peraturan perhubungan di antara manusia dengan manusia
dengan matlamat pendekatan pentafsiran yang dibuat
seumpama berupaya terzahirnya individu, keluarga,
masyarakat dan negeri yang baik lagi terbaik serta berakliah
maju ke hadapan di arca terlaksananya konsep hidup yang
berteraskan prinsip: Aamanuu waamilusshaalihat di sudut
duniawi dan akhrawi
Ketiga: Menerokai kaedah pentafsiran berlandaskan
konsep Kata kunci: Baca . Al Quran . Terlihat . Al Furqan di
sudut terhurainya furqan di wajah terzahirnya kejituan ilmu dan
hikmah di semua bidang pengajian di dunia dengan matlamat
pendekatan pentafsiran seumpama berupaya terzahirnya
individu, keluarga, masyarakat dan negeri yang berilmu dan
berhikmah lagi berupaya menjadikan ilmu dan hikmah yang di
miliki sebagai alat penghurai furqan dari punca sumber
kejadian alam dan dari isi-kandung ayat-ayat Al Quran.
Keempat: Menerokai kaedah pentafsiran berlandaskan
konsep kata kunci: Baca . Al Quran . Terlihat . Al Furqan di
sudut terhurainya furqan di wajah terzahirnya tatacara fitrah
yang berkeupayaan menerangkan kaedah dan peraturan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


876 Malam Muka Empat

pengarcaan furqan (Methodology of inventions) bagi


membolehkan satu-satu furqan sama ada furqan dari punca
kejadian alam atau dari punca Al Quran sendiri dizahirkan
menjadi kenyataan.
Kelima: Menerokai kaedah pentafsiran berlandaskan
konsep kata kunci: Baca . Al Quran . Terlihat . Al Furqan di
sudut terhurainya furqan di wajah terlahirnya penemuan teori,
formula, maklumat furqan dan rupa furqan yang boleh
digunapakai oleh manusia dan kemajuan manusia yang
sentiasa relevan serta boleh dikembangkan di sepanjang
zaman
Sesungguhnya cadangan ini dibuat berdasarkan
kepada dua (2) faktor yang perlu dipertimbangkan:
Satu: Istilah membaca Al Quran yang ada hendaklah
dikaji semula. Jika umat Islam hendak maju. Di hakikat istilah
membaca Al Quran di sifat kena pada tajwid dan lancar pada
bacaan dengan niat untuk mendapat pahala semata-mata tidak
lagi berpadanan dengan zaman. Di suasana ummul kitab yang
tertinggi darjatnya di sisi Tuhan tidak akan berjaya memecah
rupa furqan dan hikmahnya. Jika cara dan istilah membaca kini
tetap berwajah bagai membaca buku resipi masakan lazat
tanpa diri bertindak memasak bahan resipi yang dicadangkan.
Sesungguhnya jika sikap membaca dan istilah membaca
seumpama ini diteruskan. Maka di waktu manakah rupa
hidangan lazat yang dikurniakan itu akan sampai ke mulut dan
mengenyangkan jiwa ummah. Fikir-fikirlah.
Dua: Cara dan pendekatan meng-iqrak-kan pentafsiran
secara konvensional yang ada kini ternyata tidak berupaya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 877

menzahirkan pembaharuan kepada corak penggunaan Al


Quran terutama di sudut keupayaan menghasilkan furqan Al
Quran. Di hakikat pentafsiran yang dibuat yang berlandaskan
kepada makna lughah bahasa atau balik bahasa semata-mata
ternyata tidak cukup berkesan untuk menzahirkan rupa istilah
ruhul maani erti meng-iqrak-kan Al Quran. Malah tidak
keterlaluan rasanya. Jika dikatakan pentafsiran yang dibuat
kini telah berwajah hambar serta gagal untuk mewujudkan satu
kejituan pemahaman kepada pembaca secara berkesan untuk
dijadikannya sebagai punca ulasan pemahaman terhadap
teras pegangan beragama. Renung-renunglah.
Dr.Halo-N

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


878 Malam Muka Empat

MALAM MUKA EMPAT


PERMAIN DIPERMAINKAN
(Al Baqarah: Ayat 17 -24)

Pendahuluan

Selesailah sudah perbincangan Surah Al Baqarah


(ayat:6 hingga 16). Alhamdulillah, di dalam perbincangan itu
beberapa perkara telah pun sempat disentuh. Di antaranya
adalah perkara yang berkaitan dengan sikap golongan
manusia yang ingkar (kafir) dan golongan manusia yang
bersifat munafik. Di mana golongan manusia seumpama ini
telah digolongkan oleh Allah Taala kepada Sembilan (9) jenis
manusia yang kemudiannya dinamakan sebagai golongan
Kumpulan Orang Sembilan (Surah:27: An Naml:48). Satu
golongan manusia yang tidak seharusnya dijadikan tauladan
hidup buat selama-lamanya.
Dengan yang demikian, adalah diharapkan moga-moga
isi dan intipati perbincangan yang telah dibuat sedikit sebanyak
memberi munafaat kepada anak cucu adanya. Maka berikutan
dengan itu sampailah masanya bagi Pengarang melanjutkan
pula perbincangan pada Surah Al Baqarah (Ayat 17 hingga 24)
dan perbincangan kali ini dimulakannya dengan satu soalan
yang dikaitkan dengan Surah Al Baqarah: (Ayat 6 hingga 16)
dengan harapan intipati abstraknya dapat dihuraikan secara
lebih mendalam lagi oleh ayat-ayat berikutnya.
Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 879

PERINGKAT DI WAJAH PERTAMA


BACA DENGAN SOALAN
(Malam Muka Empat)

Perhatian: Bagi catitan di peringkat ini. Soalan-soalan akan dikemukakan dengan


berpandukan kepada kenyataan yang terdapat pada ayat pertama dan dijawab oleh
ayat kedua dan soalan pada kenyataan ayat kedua akan dijawab pula oleh ayat
ketiga dan demikianlah seterusnya ianya dibuat. Ini bertujuan bagi membolehkan
anak cucu melihat betapa tersusunnya ayat-ayat Al Quran disusunkan oleh para
pakar-pakar penyusun wahyu di masa dan di era awal zaman Rasulullah s.a.w.

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:6-16).

Soalan: Dalam ayat 6 hingga 16 Surah Al Baqarah.


Manusia telah diingatkan oleh Allah s.w.t tentang Sembilan
jenis manusia (Kumpulan Orang Sembilan) yang payah untuk
menerima dan mempercayai unsur-unsur perubahan dan
pembaharuan yang dibentang kepadanya. Sifat-sifat khusus
yang ada pada mereka tidak ubah bagai payahnya untuk
mendapat reaksi dari seseorang yang pekak atau seorang
yang telah mati.
Bagai Firman Allah Taala:

Innaka laa tusmiul mautaa. Walaa tusmius summad


duaaa. izaa wallau mudbiriin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


880 Malam Muka Empat

Sesungguhnya engkau tidak dapat memperdengarkan


(pengajaran) kepada orang-orang yang mati dan tidak
pula memperdengarkan seruan kepada orang-orang
yang pekak. Bila mereka berpaling ke belakang.
Surah:27: An Naml:80

Soalannya di sini.
Bolehkah diterangkan secara yang lebih lanjut gambaran kerja
kumpulan Orang Sembilan yang diperkatakan itu serta akibat
buruk dari natijah perlakuannya yang menimpa diri mereka?

Nota: Kumpulan Orang Sembilan adalah terdiri manusia-manusia


berikut: Pertama: Manusia Jenis Heh Jenis ingkar. Kedua:
Manusia jenis tertutup hati, mata dan telinga. Ketiga: Manusia
Jenis percaya pada kata Kosong pada amalan. Keempat:
Manusia penipu tidak tahu dirinya penipu. Kelima: Manusia sakit
Hatinya berpenyakit. Keenam: Manusia jahat tidak tahu dirinya
jahat. Ketujuh: Manusia bodoh tidak tahu dirinya bodoh.
Kedelapan: Manusia talam muka dua, bersifat api dalam sekam
dan Kesembilan: Manusia lupa erti hidup itu perniagaan.
(Surah:27: An Naml:48).

Jawab: Dalam menerangkan gaya perlakuan kumpulan


Orang Sembilan (Fasiq, munafik dan pembawa fitnah) ini,
Allah Taala telah mengibaratkan aliran gerak kerja mereka
kepada tiga (3) kedudukan:
Di peringkat pertama: Mereka bertindak membuat
cerita, memperbesar-besarkan cerita dan menyuntik unsur-
unsur pertelingkahan. Kata-kata mulutnya di masa ini
semuanya disambut dan diterima sebagai cahaya oleh rakan
dan taulan. Maka bergembiralah mereka. Ibarat unggun api

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 881

yang dinyalakan oleh mereka berjaya menerangi malam


keliling.
Di peringkat kedua: Kesedaran tertimbul dan rahsia
pembohongan mereka terdedah. Rakan dan taulan mulai
menyisihkan diri. Kata-kata yang dibawanya tawar dan tidak
laku lagi. Masing-masing rakan dan taulan tidak lagi memberi
layanan seperti di awalnya. Ibarat unggun api yang dinyala dan
menerangi malam selama ini, mati dan kehilangan cahaya.
Di peringkat ketiga: Mereka kemudiannya ditinggalkan
oleh rakan dan taulan keseorangan dan kesunyian ibarat
berada di dalam kegelapan seorang diri - sebatang tubuh. Di
hakikat:

Mathaluhum kamathalil lazistauqadanaaraa. Falammaa


adhaa atmaa haulahuu zahaballaahu binuurihim.
Watarakahum fii zulumaatillaa yubsiruun.
Umpama mereka seperti orang yang menyalakan api
(cerah di awalnya). Tatkala bercahaya di kelilingnya.
(Kemudian) dihilangkan Allah cahaya itu (menjadi gelap
gelita). Dan ditinggalkanNya dalam gelap gelita. Tiada
melihat sesuatu apa pun.
Surah: 2: Al Baqarah:17

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:17).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


882 Malam Muka Empat

Soalan: Lalu, apakah terjadi kepada mereka?


Jawab: Rakan dan taulan yang memujanya di peringkat
awal akan membuat ignore terhadapnya. Mereka membisukan
lidah mereka dari menyampuk dan menerima cerita yang
dibuatnya. Mereka akan menulikan telinga mereka terhadap
sebarang kata-kata yang dibawanya. Mereka membutakan
penglihatan mereka terhadap sebarang perlakuan yang
ditunjukkan olehnya. Malah mereka juga akan meninggalkan
orang seumpama ini sebagai kawan kenalan buat selama-
lamanya. Demikianlah akibat perbuatan mereka tertimpa
kepada mereka:

Summum bukmun umyum fahum laa yarji uun.


Mereka (membuat) tuli, bisu dan buta. Sedang mereka
tidak akan kembali.
Surah:2:Al Baqarah:18

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:18).

Soalan: Apakah setakat itu sahaja. Nasib yang tertimpa


kepada mereka?
Jawab: Tidak ! Ada lagi.
Mereka bukan sahaja ditinggal keseorangan dan
kesunyian. Bahkan mereka akan disinis dengan kata-kata perli.
Ibarat lembutnya air hujan yang turun dalam kesunyian malam.
Di rupa tubuh tidak diusik. Diri menggelentar kesejukan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 883

Sedangkan mata terhilang harapan untuk bergerak dan


melangkah. Malah disebaliknya pula tidak kurang dihentak
dengan kata-kata cerca dan maki. Ibarat suara petir melintasi
lubang telinga di kedudukan diri bagai dipukul mati dengan
telinga terpaksa disumbat rapat:

Au kasayyibin minassamaai fiihizulumaatun wa radun


wabarqun. Yaj aluuna asaabiahum fii aazaanihim
minassawaaiqi hazaralmauut Wallaahu muhiitum
bilkaafiriin.
Atau seumpama orang-orang yang ditimpa hujan dari
langit dalam kegelapan (terzahirnya) guruh dan kilat.
Lalu mereka masukkan anak jarinya ke telinga kerana
petir, lantaran takut mati. Demikianlah teramat
hampirnya Allah dengan orang-orang yang ingkar
(kafir).
Surah:2: Al Baqarah:19

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:19).

Soalan: Selanjutnya, apa lagi yang akan berlaku


kepada orang-orang sebegini?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


884 Malam Muka Empat

Jawab: Adalah terlebih dahsyat lagi. Di kala terlahirnya


keadaan seolah-olah ada orang yang hendak berkawan
semula dengannya. Berpandukan kepada tingkah lembut dan
manisnya senyum yang diberi apabila dirinya bertembung. Lalu
dirinya bergerak menghampirinya dan cuba untuk berbaik-baik.
Tetapi sayang cahaya ingin berkawan yang ditunjukkan
kepadanya, bukannya sekali-kali benar tetapi lebih berupa
sinis persenda yang menyakitkan hatinya di suasana dirinya
terpaksa terus bersendirian dan keseorangan tanpa seorang
pun sudi menghampirinya bagai ibarat kedatangan cahaya kilat
sesaat. Sekilas terpandang, lalu terus menghilang:

Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaa adhaa


alahum masyaufiih wa izaa azlama alaihim qaamuu
Walausyaa allaahu lazahaba bisamihim wa absaarihim
Innallaaha alaa kullisyaiin qadiir.
Hampir kilat menyambar pemandangan mereka. Tiap-
tiap kali kilat itu bercahaya, mereka berjalan. Tetapi
apabila gelap, mereka berhenti. (Malah) Kalau
dikehendaki Allah, nescaya dihilangkanNya
pendengaran dan pemandangan mereka.
Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 885

Surah:2: Al Baqarah:20

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:20).

Soalan: Lantaran itu, apakah langkah-langkah


kebenaran yang sepatutnya diambil oleh setiap manusia agar
sifat dan sikap kumpulan Orang Sembilan tidak tertumbuh
pada dirinya?
Jawab: Manusia tidak ada pilihan kecuali kembali
kepada matlamat asal kejadiannya. Berbakti kepada
Tuhannya. Dengan memasang tekad agar diri tergolong di
kalangan orang-orang yang bertaqwa. Orang yang patuh sujud
kepada bimbingan Allah dan RasulNya, berpandukan Al Quran
yang dikurniakan:

Ya ayyuhannaasu buduu rabbakumullazii khalaqakum


Wallaziina minqablikum laallakum tattaquun.
Wahai manusia berbaktilah kepada Tuhan kamu yang
menjadikan kamu dan orang-orang yang terdahulu
daripada kamu. Mudah-mudahan kamu bertaqwa.
Surah:2: Al Baqarah:21

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:21).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


886 Malam Muka Empat

Soalan: Siapakah yang dimaksudkan dengan Tuhan


yang menjadikan kamu dan orang-orang terdahulu dari kamu
itu?
Jawab: Dialah Tuhan yang menjadikan bumi bagai
hamparan dan menjadikan langit bagai atap binaan. Dan
Dialah yang menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan di mana buah-buahan daripadanya menjadi rezeki
bagi kehidupan seharian. Lalu janganlah sekali-kali syirik
kepadaNya:

Allazii jaalalakumul ardha firaasyan Wassamaa abinaa


a. Wa anzala minassamaai maaan fa akhrajabihi
minathamaraati rizqallakum Falaa tajaluulilaahi
andaadan wa antum talamuun.
Dialah yang menjadikan bumi bagai hamparan dan
langit bagai atap binaan. Dan Dialah yang menurunkan
hujan dari langit. Lalu ditumbuhNya dengan air itu buah-
buahan rezeki bagi kamu. Maka janganlah kamu
adakan bagi Allah sekutu sedangkan kamu mengetahui.
Surah:2: Al Baqarah:22

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:22).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 887

Soalan: Apakah maksud tersirat dan kenapakah


sehingga Tuhan terpaksa membangkitkan tentang Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap
binaan ?
Jawab: Persoalan ini sebenarnya timbul apabila
terzahirnya manusia yang meragui Al Quran dan bertanya dari
manakah Al Quran ini terlahir. Maka bagi memperjelaskan
kedudukan ini, soal kuasa dan keupayaan terpaksa
dibentanglah dan diberitahu. Agar manusia mengetahui
bahawa Al Quran itu bukannya diturunkan dari kuasa jalanan
tetapi dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Justeru
itulah Tuhan mencabar manusia yang angkuh supaya
menghimpun segala kekuatannya bagi mengadakan satu
surah seumpama Al Quran. Jika mereka merasai Al Quran
adalah semata-mata rekaan Muhammad:

Wa in kuntum fii raibim mimmaa nazzalnaa alaa


abdinaa fatuu bisuuratim mim mithlihi. Waduu
syuhadaa akum minduunillaahi inkuntum saadiqiin.
Jika kamu ragu-ragu tentang (Al Quran) yang Kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad). Maka
perbuatkanlah oleh kamu satu surah seumpamanya.
Dan panggillah saksi-saksi selain daripada Allah. Jika
kamu orang yang benar.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


888 Malam Muka Empat

Surah:2: Al Baqarah:23

Berasaskan kenyataan ayat:(Al Baqarah:23).

Soalan: Selanjutnya, apakah mereka yang dicabar telah


bangun dan menyahut cabaran yang dibuat?
Jawab: Tidak ! Sehingga ke hari ini. Tidak terbukti
adanya orang perseorangan atau golongan-golongan tertentu
yang cuba melakukannya dan berjaya membuktikan
keupayaan manusia untuk menghasilkan sebuah nukilan yang
senilai dengan Al Quran:

Fa illam tafaluu walan tafaluu Fattakunnaara llatii


waquuduhannaasu walhijaarah uiddat lil kaafiriin.
Kalau tidak kamu perbuat dan (setentunya) tidak akan
dapat kamu perbuatkannya. Maka takutlah akan api
neraka yang menyalakan manusia dan batu-batu
disediakan bagi orang-orang kafir.
Surah:2: Al Baqarah:24

Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 889

PERINGKAT DI WAJAH KEDUA


BACA BERSAMA PENGERTIAN
(Malam Muka Empat)

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 17

Mathaluhum kamathalil lazistauqadanaaraa. Falammaa


adhaa atmaa haulahuu zahaballaahu binuurihim.
Watarakahum fii zulumaatillaa yubsiruun.
Umpama mereka seperti orang yang menyalakan api
(cerah di awalnya). Tatkala bercahaya di
kelilingnya.(Kemudian)dihilangkan Allah cahaya itu
(menjadi gelap gelita). Dan ditinggalkannya dalam gelap
gelita. Tiada melihat sesuatu apa pun.
Surah: 2: Al Baqarah:17

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Mathaluhum kamathalil lazistauqadanaaraa - (Umpama
mereka seperti orang yang menyalakan api)?
Jawab: Satu kenyataan bagi menggambarkan
terzahirnya sikap manusia yang suka mengapi-apikan fitnah
terhadap kawan dengan menyebarkannya kepada orang dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


890 Malam Muka Empat

kawan-kawannya yang lain. Lantaran disebabkan sedapnya


gaya penyampaian dan cara bercakapnya. Maka cerita-cerita
reka dan fitnahnya telah diterima bulat-bulat oleh kawan-kawan
keliling. Api fitnahnya terus merebak ke seluruh pelosok
kampung dan negeri, mengakibatkan orang yang difitnah di
pandang serong oleh kawan-kawan dan negeri
keseluruhannya. Inilah kerjanya dan mereka berjaya di
peringkat awalnya dengan padah dan kepedihan akan datang
menjenguk di akhir perbuatannya.
Sesungguhnya di kedudukan sebegini, maka alangkah
baiknya. Jika anak cucu ingat kepada Firman Allah Taala:

Yaa ayuhallaziina aamanuu injaa akum faasiqum


binabain Fatabayyanuu antusiibuu qaumam bijahaalatin
Fatusbihuu alaa maa fa altum naadimiin.
Wahai orang-orang yang beriman. Jika datang kepada
kamu orang-orang fasik (membawa) berita. Hendaklah
kamu periksa kebenarannya. (kerana takut) kamu
menganiayai satu-satu kaum (orang-orang tertentu)
tanpa pengetahuannya (innocent). Lalu kamu menyesal
di atas perbuatan kamu.
Surah:49: Al Hujuraat:6

Catitan: (Surah:49: Al Hujuraat:6)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 891

Dhabit Istilah: Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


Menerangkan Ruhul Maani hikmah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
(Surah: 49: Al-Hujuraat:6)
dua (2) perkara:
Konsep: Setiap berita kena Pertama: Ayat ini secara jelas
siasat.
menerangkan prinsip bahawa banyaknya
Kenapakah soal berita fitnah dan berlaku penyesalan tertumbuh pada hati
barang hodoh mudah diterima oleh
orang ramai. manusia. (Di maqam: Qaala amma qaliilin
layushbihuuna naadimiin - Surah: 23: Al
Sebabnya:
Mukminuun:40). Lantaran diri terasa bersalah
Satu: Barang berdosa akibat menerima dan memperbenarkan angkara
akan terasa manis jika dimakan
bersama syaitan. Lantaran zakum fitnah yang menyebabkan mangsa menderita
(minuman) di neraka banyak dijual kerananya.
di dunia. (Surah: 2:Al Baqarah: 78-
79). Justeru itu manusia digesa agar
meneliti satu-satu berita yang berbau fitnah
Dua: Barang hodoh dan
barang jahat sedap didengar oleh sebelum ianya diterima sebagai berita yang
telinga di kala telinga bersahabat sahih serta menjauhkan diri dari terjebak ke
dengan syaitan yang memberi
isyarat azab di akhirat. (Surah: 2: Al lembah golongan manusia yang suka membeli
Baqarah: 80) berita fitnah yang terhina. (Di maqam:

Tiga: Barang curi terasa Waminannaasi manyastarii lahwal hadithi


lebih berharga daripada barang liyudhilla ansabii lillahi bighairi ilmin
halal. Bila hati bertuhankan nafsu.
Lantaran amarah akan wayatta khizahaa huzuwa.- Surah:31:
mengarahkan manusia kepada Luqman:6).
kejahatan. (Surah: 12:Yusuf: 53)
Kedua: Ayat ini secara jelas
Empat: Barang kecacatan menerangkan prinsip bahawa racun yang paling
orang menjadi lemak di telinga dan
dirasa penting diambil kira, lantaran bisa adalah kata-kata lidah. Di hakikat jika
mata sendiri terbuta di rumah racun biasa ditelan oleh lidah. Maka orang yang
terdapat tandas jua.
menelannya saja yang binasa. Tetapi
Lima: Barang buruk - disebaliknya, jika racun kata-kata lidah ditelan
barang jahat mudah dibeli - mudah
dijual. Lantaran barang kuning lebih oleh telinga. Maka bukan saja orang yang
laku dari pisang goreng. Di sebalik menelannya binasa. Bahkan orang yang
mata kononnya berpandangan jauh
kerana berjaya membekalkan nasi difitnahnya jua derita dan sengsara. Inilah yang
berwajah najis kepada keluarga dikatakan orang tua: Rosaknya santan kerana
boleh menzahirkan keluarga yang
baik-baik. pulut. Rosaknya badan kerana mulut. (Kerana
pulut santan binasa. Kerana mulut badan
Kaji-kajilah.
binasa). Lantaran itu fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


892 Malam Muka Empat

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Falammaa adhaa atmaa haulahuu zahaballaahu
binuurihim - (Tatkala bercahaya di sekelilingnya. Dihilangkan
Allah cahaya itu (menjadi gelap gelita)?
Jawab: Satu kenyataan yang membayangkan bahawa
cerita-cerita fitnah yang dibawa oleh mereka hanya boleh
bertahan buat sementara. Namun api fitnahnya akan menjadi
padam dan ditolak oleh rakan taulannya di kala timbulnya
kesedaran kepada mereka tentang kepalsuan yang diterima
oleh mereka selama ini. Satu kenyataan yang memperjelaskan
bahawa satu-satu fitnah itu tidak akan berkekalan lama
terutama apabila datangnya kebenaran:


Waqul jaaal haqqu wazahaqal baatilu. Innal baatila
kaana zahuuqaa.
Dan Katakanlah: Apabila datangnya kebenaran. Maka
lenyaplah kebatilan. Sesungguhnya yang batil itu adalah
sesuatu yang pasti lenyap.
Surah:17: Al Israak:81

Catitan: (Surah:17: Al Israak:81)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa kebenaran
adalah cahaya. Maka pasti akan terlenyaplah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 893

kegelitaan. Bila terpancarnya cahaya.


Demikianlah satu-satu kebatilan akan terlenyap
jua di kala tertimbulnya kebenaran.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip relevan di hakikat
bahawasanya segagah-gagah matahari
menyinarkan kegemilangan cahayanya. Maka
pasti petang dan malam akan menjelma. Maka
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah:17: Al Israak:81). di saat itu akan terhilanglah kegemilangan
matahari di rupa kebenarannya. Terutama di
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) kala tertimbulnya kerelevanan bulan dan
di bidang Sains Kemasyarakatan bintang menghiasi malam.
yang berbunyi:
Demikianlah kegemilangan satu-satu
Kebenaran pasti akan datang dan rupa furqan akan terhakis dan tenggelam
terzahir di persada masyarakat
apabila kebatilan melampau kerelevanannya di saat rupa furqan baru
bermaharajalela. menghiasi zaman. Di suasana silih bergantinya

Bincang-bincang. menilai kerelevanannya. (Di maqam: Walal


aakhiratu khairullaka minal uulaa - Surah:93:
Ad Dhuha:1-5). Maka fikir-fikirlah di hakikat satu
kebenaran yang tidak bertapakkan relevan
adalah satu kebatilan bagai terhilangnya nilai
relevan matahari ketika era bulan dan bintang
menghiasi malam. (Di maqam: Yuqal
libullaahullaila wannahaara. Innafii zaalika
laibratalli ulil abshaar - Surah:24: An Nur:44).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Fatarakahum fii zulumaatil laa yubsiruun - (Maka
ditinggalkannya dalam gelap gelita. Tiada melihat sesuatu apa
pun)?
Jawab: Satu kenyataan yang menggambarkan diri
seseorang dari golongan pembawa fitnah dan kumpulan Orang
Sembilan yang ditinggalkan keseorangan dalam kesunyian
setelah rakan taulannya menyedari hakikat kebatilan yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


894 Malam Muka Empat

dibawa oleh mereka. Inilah gambaran fitrah yang berlaku


terhadap mereka. Malah pemulauan seumpama digalakkan
oleh Tuhan. Di hakikat seruanNya:

Sammauuna lilkazibi akkaaluuna lissuhti Fain jaa


uukaa fahkum bainahum Au aridh anhum Wain turidh
anhum falan yadhurruuka syaia.
Bermula pembawa pembohongan (fitnah) dan
pemakan-pemakan yang haram. Jika mereka datang
kepada engkau. Hukumlah di antara mereka atau
berpalinglah engkau daripadanya. Jika kamu berpaling
daripada mereka. Maka tidaklah mereka itu merbahaya
kepada engkau sedikit pun.
Surah: 5: Al Maidah:42

Catitan: (Surah:5: Al Maidah:42)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa menjadi tugas
seseorang itu melakukan pemulauan terhadap
mana-mana pembawa fitnah dan pemakan
yang haram. (Di maqam: Walaa tutiiuu amral
musrifiin. Allaziina yufsiduuna fil ardhi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 895

Dhabit Istilah: walaa yushlihuun - Surah:26: Asy Syuaraak:


Menerangkan Ruhul Maani 151-152).
(Surah: 5: Al-Maidah:42)
Di hakikat jangan sekali-kali memberi
Menerangkan kedudukan muka dan memberi peluang kepada mereka
taraf di antara pembawa fitnah dan
pembawa harta haram yang boleh untuk bergaul dengan masyarakat. Malah
dirumuskan kepada Tiga (3): halaukanlah mereka dari menjadi jiran tetangga.

Satu: Taraf kedua-duanya Di suasana pemulauan yang dibuat dijamin oleh


adalah sama. Bahayanya adalah Allah tidak akan mendatang kesan apa-apa
sama. Jahatnya adalah sama dan
kifaratnya adalah sama. Perlu terhadap masyarakat. (Di maqam: Lanughri
dipulau dan dihukum. yannaka bihim thummalaa yujaa wiruunaka

Dua: Sedahsyat-dahsyat fii haa illaa qaliilaa Surah:33: Al Ahzab:60).


penjara adalah kesunyian. Di Kedua: Ayat ini secara jelas
suasana diri diasingkan di tengah-
tengah gelak ketawa orang ramai menerangkan prinsip bahawa jika diri dipulau
dengan diri terasing tanpa kawan lantaran diri sanggup menjadi tukang pembawa
dan teman. Demikianlah banyak
berlaku kepada orang kaya penipu fitnah atau diri merelakan diri sendiri menjadi
harta dan pembawa fitnah. tukang pemakan harta haram. Di kedudukan diri

Tiga: Sepedih-pedih merelakan diri menzalimi timbangan perniagaan


hukuman adalah hukuman diri atau menzalimi harta anak yatim atau
sendiri. Di saat kesedaran
tertumbuh di hati dan terlihatnya di menzalimi negeri dengan memakan harta dari
mata kerja kejahatan dan penipuan hasil tipu muslihat (di rupa berpakat restu
yang dilakukan dahulu tertayang di
mata. authoriti dengan menaikkan harga timbangan
pembelian atau penjualan).
Di sebalik diri pula
mengugut diri sendiri dengan azab Maka di saat itu sedarilah wahai si-
dan kebenaran terutama di kala diri laknat bahawasanya hukum karma sedang
menzahirkan balasan di rupa karma
yang mendatang. Demikianlah menjenguk tubuh kamu (di maqam: Wala
celakanya harta yang nuziiqannahum minal azzaabil adnaa duunal
menghidangkan habuan karma di
dalam kehidupan di rupa hadiah azaabil akbari laallahum yarjiuun
sengsara hasil ketamakan dan Surah:32: As sajdah:21) dengan belitan
kerakusan tangan sendiri.
cemuhan nama di wajah najis yang perlu dijauhi
Oleh itu wahai anak cucu, agar pedih gatal perolokan Allah tidak terpijak
Janganlah kamu merelakan diri
kamu memperkayakan diri dengan sama ke kaki orang lain. Justeru itu fikir-fikirlah
harta penipuan. Lantaran azab anak cucu, di hakikat sedapkah nasi
penipuan Allah terhadap penipuan
manusia tidak akan menceriakan berulamkan duri. jika ditelan makan oleh
hidup buat selama-lamanya. tengkuk sendiri. (Di maqam: Alhaa kumutta

Kaji-kajilah. kaathur. Hattaa zurtumul maqaabir -


Surah:102: At Takaatsur:1-8).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


896 Malam Muka Empat

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Mathaluhum kamathalil lazistauqadanaaraa. Falammaa
adhaa atmaa haulahuu zahaballaahu binuurihim.
Watarakahum fii zulumaatillaa yubsiruun - (Umpama mereka
seperti orang yang menyalakan api. Tatkala bercahaya di
kelilingnya (terang benderang pada awalnya). Dihilangkan
Allah cahaya itu (menjadi gelap). Dan ditinggalkannya dalam
gelap gelita. Tiada melihat sesuatu apa pun - Al Baqarah:17)?
Jawab: Satu kenyataan dan amaran pertama dari
Tuhan semesta alam agar setiap diri yang berkesedaran tidak
sekali-kali mengamalkan sikap memfitnahkan orang lain. Satu
sikap yang perlu dielakkan agar orang lain tidak teraniaya
akibat perbuatan yang dilakukannya. Satu kenyataan yang
memperingatkan manusia bahawa kegembiraan yang terhasil
dari satu-satu fitnah adalah kegembiraan sementara.
Sebaliknya padah buruk akan menimpa diri di suasana diri
akan diperolok-olokkan. Malah ditinggalkan keseorangan
dengan kesunyian di sepanjang masa.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 18

Summum bukmun umyum fahum laa yarji uun.


Mereka (membuat) tuli, bisu dan buta. Sedangkan
mereka tidak akan kembali.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 897

Surah:2: Al Baqarah:18

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


summun - (Pekak lagi tuli)?
Jawab: Satu kenyataan yang boleh dilihat pada tiga (3)
sudut pengertian di dalam tiga (3) situasi:
Pertama: Satu kenyataan yang menggambarkan
kedudukan telinga manusia yang tidak mengambil kisah dan
mempedulikan arus perubahan dan pembaharuan yang
berlaku di sekelilingnya. Di mana suara dan maklumat yang
disampaikan kepadanya tidak sekali-kali masuk ke telinganya.
Malah berpaling dari mendengarnya. Di hakikat sikap manusia
seperti FirmanNya:

Walaatakuunuu kallaziina qaaluu saminaa wahum laa


yasmauun. Innasyarraddawaabbi indallaahissummul
bukmullaziina laa yaqiluun.
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang
berkata: Kami mendengarkan, padahal mereka tidak
mendengarnya. Sesungguhnya sejahat-jahat yang
melata (di muka bumi) pada sisi Allah adalah orang-
orang yang pekak dan bisu yang tidak menggunakan
akal (berfikir).
Surah:8: Al Anfaal:21-22

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


898 Malam Muka Empat

Petua Orang Tua. Catitan: (Surah:8: Al Anfaal: 21-22)


Mengenal Guru Mursyid Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
...Dari muka surat:845
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Sifat
Guru Mursyid Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa seseorang yang
Sesungguhnya di antara
sifat-sifat utama seseorang guru mendengar seruan pembaharuan (furqan).
mursyid bolehlah diterangkan Tetapi tidak mempercayainya. Sedangkan di
seperti berikut:
masa yang sama mereka berkata: Mereka
(i) Seorang muslim yang mempercayainya. Maka di kedudukan
waras akal dan fikirannya.
Berpegang kepada agama dengan seumpama ini orang tersebut hendaklah
dirinya tegak memperteguhkan diklasifikasikan di taraf orang pekak lagi bisu di
didikan dan ajaran Syariat
Junjungan Muhammad s.a.w wajah sejahat-jahat kejadian. (Di maqam:
(Surah:22:Al Hajji:67) pada setiap Ulaaikahum syarrul bariyyah Surah:98: Al
masa dan di mana dirinya berada di
sepanjang nafas-nafas hidupnya Bayyinah:6). Lantaran sifat perlakuannya.
seharian. Kedua: Ayat ini secara jelas

(ii): Seorang yang menerangkan prinsip bahawa sehina-hina


mengamalkan kaedah dan tingkah-laku seseorang manusia itu apabila
pendekatan satu-satu Tarikat yang
memiliki asal usul ilmu wasilah dirinya sanggup berpura-pura memperakui
yang sah (Surah:72: Al Jin:16) kebenaran terhadap satu-satu bentangan rupa
bersambung dengan Junjungan
Muhammad s.a.w serta tekun furqan yang didedahkan kepadanya. Di hakikat
beramal dan berjuang dalam perlakuan yang ditunjukkan olehnya lebih jahat
menyucikan hatinya dan berjuang
untuk mengenal dan merapatkan dari perangai binatang. Sedangkan binatang
dirinya dengan Tuhan (Surah:84: Al yang tidak berakal masih mengenal akan erti
Insyiqaaq:6) di wajah terarcanya
perjuangan ilmu wasilah seperti loceng serta tahu memunafaatkan benda yang
yang diwasiatkan oleh Tuhannya bernama loceng, di kala ianya dibunyikan oleh
(Surah:5: Al Maidah:35).
tuannya.
(iii): Seorang yang Maka di saat itu tahulah mereka
diwasiatkan atau dimandatkan oleh
gurunya agar dirinya menyambung bahawa furqan di wajah rumput yang
pengajaran ilmu wasilahnya itu disediakan oleh tuannya haruslah
mengikut kaedah, tatacara dan
pendekatan Tarikatnya seumpama dimunafaatkan olehnya. Demikianlah kenal-
yang dilakukan oleh gurunya di baiknya binatang pada isyarat furqan dari
awalnya setelah gurunya menilai
kelayakannya untuk menyambung tuannya. Tidak seumpama kebanyakan
wasilahnya itu. manusia dalam menilai furqan yang disediakan
oleh Tuhannya. Fikir-fikirlah di hakikat sejahat-
Bersambung di m.s:899 jahat manusia itu di kala dirinya menolak
tawaran mengubati kudis kusta pada dirinya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 899

Kedua: Satu kenyataan yang menggambarkan sikap


telinga seseorang manusia di sudut penerimaannya terhadap
unsur-unsur perubahan dan pembaharuan (furqan). Di mana
telinganya tidak mengambil kisah terhadap seruan perubahan
dan pembaharuan yang diperkenalkan. Di sebalik telinganya
terus memekak dengan menyifatkan rupa pembaharuan yang
diperkenalkan sebagai suatu yang salah lagi menyakitkan
hatinya.
Di hakikat Firman Allah Ta ala:

Innaka laa tusmiul mautaa. Walaa tusmius summad


duaaa. izaa wallau mudbiriin.
Sesungguhnya engkau tidak dapat memperdengarkan
kepada orang-orang yang mati dan tidak dapat pula
memperdengarkan seruan kepada orang-orang yang
pekak. Bila mereka berpaling ke belakang.
Surah:27: An Naml:80

Catitan: (Surah:27:An Naml: 80).


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan ingredient
pendidikan kepada manusia pada dua (2)
perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
mendidik manusia agar mengerti istilah pekak
dan makna hakiki istilah pekak. Di hakikat tidak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


900 Malam Muka Empat

Petua Orang Tua.


semestinya seseorang yang baik pendengaran
Mengenal Guru Mursyid
..Dari muka surat: 897 telinganya tidak bersifat pekak. Di suasana
pekak tetap jua terzahir pada seseorang yang
(Sifat Guru Mursyid)
mendengar. Jika cara dan gaya
(iv) Seorang yang
pendengarannya bersifat pendengaran
berpengalaman dan benar-benar
arif dalam mengenal sifat dan binatang. Di makna dengar-sedengar. Tanpa
perjalanan tabii rupa martabat
tertumbuh pada dirinya untuk menggunapakai
nafsu dari rupa tabii orang nafsu
ammarah sampailah kepada tabii akalnya bagi tujuan menilai terima ingredient
orang nafsu kamaliah serta
furqan yang dibentangkan kepadanya.
berupaya memberi didikan dan
tunjuk ajar berwasilah kepada Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
murid baiah asuhannya di sudut
manusia agar mengerti istilah mati dan mengerti
lahir dan batin. Di hakikat syariat
(Surah:22: Al Hajji:67) dan tarikat makna hakiki istilah mati. Di suasana
(Surah:5: Al Maidah:35) berjalan
terzahirnya keadaan tidak semua manusia yang
serentak tanpa cacat dan cela di
antara keduanya. hidup itu hidup. Sedangkan banyak di kalangan
mereka sebenarnya telah mati sebelum mati.
(v): Seorang jenis suka
beramal ibadat. Sama ada ibadat Lalu jika hidup memerlukan perubahan kepada
asas maupun ibadat pengaslihan.
fizikal dan spiritual. Maka mati tidak lagi
Di suasana dirinya sentiasa
bergerak ke arah rupa Aabidiin memerlukannya. Ini bermakna jika seseorang
yang soleh lagi bertaqwa serta
itu tidak berkehendakkan lagi kepada
sanggup berbaiah (Surah:48: Al
Fath:18) dan membimbing anak perubahan. Maka bermakna mati telah pun
murid baiahnya (Surah:48:Al
berada di sisinya. Demikianlah bijaknya Allah
Fath:10) di sepanjang latihannya.
Untuk keterangan lanjut, anak cucu Taala dalam mengisyarat ibaratnya kepada
tanyalah kepada para ahli Tasauf
manusia. Maka fikir-fikirlah di hakikat hidup
adanya. Bincang-bincanglah.
biarlah tahu erti hidup.

Ketiga: Satu kenyataan yang menggambarkan padah


buruk yang bakal diterima oleh golongan pembawa fitnah dan
kumpulan Orang Sembilan. Di mana rakan taulannya mula
bertindak memekakkan telinga masing-masing dari mendengar
cerita dan fitnah yang dibawa oleh kumpulan orang fasik ini.
Suara dan cerita yang disampaikan kepada mereka tidak lagi
masuk ke telinga kawan-kawan mereka. Malah rakan dan
taulannya terus berpaling darinya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 901

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Bukmun - (Bisu) ?
Jawab: Satu kenyataan yang boleh dilihat pada tiga (3)
sudut pengertian di dalam tiga (3) situasi:
Pertama: Satu kenyataan yang menggambarkan
kedudukan lidah dan mulut manusia yang tidak mengambil
kisah dan mempedulikan arus perubahan dan pembaharuan
yang berlaku di sekelilingnya. Suara dan maklumat yang
disampaikan kepadanya, tidak sekali-kali mendapat reaksi dan
sambutan dari lidah dan mulutnya dengan dirinya terus
mendiamkan diri. Malah berpaling dari menyertainya.
Kedua: Satu kenyataan yang menggambarkan sikap
lidah dan mulut seseorang manusia di sudut penerimaan
terhadap unsur-unsur perubahan dan pembaharuan (furqan).
Di mana lidah dan mulutnya tidak mengambil kisah terhadap
seruan yang diperkenalkan. Di sebaliknya lidah dan mulutnya
terus mendiamkan diri tanpa sebarang reaksi darinya. Sama
ada menerima atau menolak terhadap rupa pembaharuan
yang diperkenalkan kepadanya di wajah tubuh yang tidak
menyahut seruan.
Ketiga: Satu kenyataan yang menggambarkan padah
buruk yang bakal diterima oleh golongan pembawa fitnah dan
kumpulan Orang Sembilan. Di mana telinga rakan taulannya
mula bertindak mendiamkan diri terhadap cerita dan fitnah
yang dibawa oleh mereka. Suara dan cerita-cerita fitnah yang
disampaikan oleh mereka tidak lagi mendapat reaksi mulut
kawan taulannya. Malah rakan dan taulannya terus berpaling
darinya buat selama-lamanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


902 Malam Muka Empat

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Umyun - (Buta)?
Jawab: Ianya satu kenyataan yang boleh difahami pada
tiga (3) sudut pengertian di dalam tiga (3) situasi:
Pertama: Satu kenyataan yang menggambarkan
kedudukan manusia yang tidak mengambil kisah dan
mempedulikan terhadap arus perubahan dan pembaharuan
yang berlaku di sekelilingnya. Di mana mata yang ada lebih
bersifat seada-ada. Di kedudukan barang yang berlaku di
hadapannya tidak dipedulikannya. Malah berpaling dari
melihatnya.
Kedua: Satu kenyataan yang menggambarkan sikap
mata seseorang manusia dalam penerimaan unsur-unsur
perubahan dan pembaharuan (furqan). Sikap mata yang tidak
mengambil kisah terhadap seruan pembaharuan. Di mana
matanya terus melihat bahawa unsur-unsur perubahan dan
pembaharuan yang diperkenalkan adalah satu perbuatan yang
salah lagi menyakitkan hatinya. Lalu ditentangnya dengan
pelbagai kerenah dan fitnah.
Ketiga: Satu kenyataan yang melukiskan gambaran
padah buruk yang bakal diterima oleh golongan pembawa
fitnah dan kumpulan Orang Sembilan. Di mana mata kawan
taulannya akan bertindak membutakan mata mereka dari
melihat perbuatan fitnah yang dibawanya dengan berakhir
dirinya dipulau dan dibuang dari berkawan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 903

Wamaa anta bihaadiil umyi an dholaalatihim. In tusmi u


illa man yuminu bi aayaatinaa fahum muslimuun.
Engkau tidak sanggup menunjukkan orang-orang yang
buta dari kesesatannya (kedegilan pendiriannya).
Engkau tidak dapat pula memperdengarkannya
(maklumat pembaharuan). Melainkan kepada mereka
yang beriman kepada ayat-ayat Kami, sedang mereka
patuh.
Surah:27: Al Naml:81

Dhabit Istilah: Catitan: (Surah:27: An Naml:81).


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah: 27: Al Naml:81)
dan hikmah): Ayat ini menerangkan konsep
Menerangkan ruhul maani kepada dua (2) perkara:
ayat tentang payahnya untuk
mengubah seseorang yang bersifat Pertama: Ayat ini secara jelas
buta dan seorang yang bersifat tuli menerangkan satu ingredient pendidikan
agar dirinya dapat menerima hakikat
rupa perubahan yang disampaikan bahawa terwujudnya hubung kait di antara
kepada mereka. Dan sesungguhnya istilah buta dengan istilah mendengar dalam
kedudukan ini boleh dirumuskan
pada tiga (3) perkara: sudut keberkesanan seseorang manusia dalam
menerima maklumat. Di hakikat seorang yang
Satu: Orang buta tidak
nampak rupa munafaat yang dapat bersifat buta. Di suasana ternafinya erti istilah
diterima. Sama ada munafaat jangka nampak (terlihat dan ternampak) padanya.
pendek maupun munafaat jangka
panjang. Maka istilah mendengar padanya, tidak akan
membawa apa-apa makna berfaedah
Dua: Orang tuli tidak
berjaya memasang telinga untuk kepadanya, di kala satu-satu maklumat diberi
mendengar penerangan yang diberi. kepadanya. Lantaran akal dan fikirannya ketika
Meskipun penerangan seumpama
berfaedah kepadanya. Kaji-kajilah. itu tidak dapat membayangkan rupa kemanisan
nikmat atau rupa kebanggaan terhadap
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


904 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah: kejayaan yang bakal ditempah olehnya. Hasil


Menerangkan Ruhul Maani dari buah hujung jatuh matlamat yang
(Surah: 27: Al Naml:81)
.... Sambungan. disampaikan kepadanya.
Kedua: Ayat ini secara jelas
Tiga: Menerangkan ruhul
maani ayat yang mengisyaratkan menerangkan satu ingredient pendidikan
kepada satu kenyataan bahawa bahawa satu-satu maklumat (information) akan
seseorang itu tidak akan bersifat
sebagai seorang yang beriman. Jika payah menyerap ke dalam hati penerimaan
dirinya payah untuk menerima seseorang. Jika dari awal-awal lagi. Sebelum
pembaharuan.
satu-satu maklumat disampaikan. Hati telah pun
Satu identiti yang menetapkan pendirian tidak akan mempercayai
menggambar betapa majunya cara
dan gaya hidup yang diteraskan pada maklumat yang bakal disampaikan.
menerusi konsep sejahtera (Islam) Lantas jika kedudukan seumpama ini berlaku
yang dididik oleh Allah s.w.t melalui
Junjungan Muhammad s.a.w. dan terus diamalkan oleh seseorang. Maka
payahlah baginya untuk mendapat satu-satu
Satu identiti yang
merumuskan perkataan iman dan rupa pembaharuan. Oleh itu fikir-fikirlah di
beriman di makna maju dan relevan hakikat pendedahan kepada diri akan terencat.
di dalam kehidupan.
Jika kedegilan dan pengaruh kumpulan boleh
Kaji-kajilah. menjajah fikiran. Di suasana akal sendiri tidak
bebas berperanan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Fahum laa yarji uun - ( Sedang mereka tidak akan kembali)?
Jawab: Satu kenyataan yang boleh difahami pada dua
(2) sudut pengertian di dalam dua (2) situasi:
Pertama: Satu kenyataan bagi menggambarkan
kedudukan manusia yang tidak mungkin mengulangi satu-satu
kesilapan atau membiarkan dirinya terus terpedaya dengan
satu-satu penipuan yang pernah dialaminya atau sebaliknya
manusia ini terus bertindak dengan mengekalkan status quo
kedegilan perbuatannya tanpa berubah untuk kembali ke
pangkal jalan buat selama-lamanya.
Kedua: Satu kenyataan yang memperjelaskan
kedudukan kawan-kawan golongan pembawa fitnah dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 905

kumpulan Orang Sembilan yang bertindak memulau dan


meninggalkannya setelah perit dengan perlakuan tabiat
mereka dengan memutus hubungan kawan dan berkawan buat
selama-lamanya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Summum bukmun umyum fahum laa yarji uun - (Mereka
buat tuli, bisu dan buta. Sedang mereka tidak akan kembali
Al Baqarah:18) ?
Jawab: Ianya merupakan satu kenyataan dan amaran
kedua Tuhan buat manusia yang seharusnya dilihat pada dua
(2) sudut di dalam dua situasi:
Pertama: Pendedahan Allah Taala tentang Empat (4)
perkara yang akan menzahirkan efek dan impak yang teramat
buruk terhadap hidup seseorang manusia. Satu: Persoalan
bisu. Dua: Persoalan tuli. Tiga: Persoalan buta dan Empat:
Persoalan payahnya seseorang manusia untuk kembali ke
pangkal jalan.
Ini bermakna, jika seseorang manusia itu telah bersifat
bisu atau sengaja membuat bisu dan tuli lagi pekak atau
dirinya sengaja membuat tuli dan pekak serta bersifat buta
atau sengaja membuat buta dalam menerima unsur-unsur
perubahan dan pembaharuan (Furqan). Maka manusia
sebegini telah disifatkan oleh Allah sebagai manusia yang
telah mati sebelum mati. Maka justeru itu payahlah baginya
untuk kembali ke pangkal kebenaran dan pembaharuan. Satu
kenyataan dan satu ingatan dari Allah kepada manusia. Maka
berwaspadalah. (Surah:27: Al Naml:80).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


906 Malam Muka Empat

Kedua: Ianya satu kenyataan bagi menggambarkan


padah yang bakal diterima oleh seseorang. Jika dirinya terus
tergolong di dalam kalangan pembuat fitnah dan kumpulan
Orang Sembilan. Satu gambaran yang membayangkan
bahawa rakan dan taulannya akan meninggalkan mereka buat
selama-lamanya.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 19

Au kasayyibin minassamaai fiihi zulumaatun waradun


wabarqun. Yajaluuna asaabi ahum fii aazaanihim
minassawaaiqi hazaral mauut. Wallaahu muhiitum bil
kaafiriin.
Atau seumpama orang-orang yang ditimpa hujan dari
langit dalam kegelapan (terzahirnya) guruh dan kilat.
Lalu mereka masukkan anak jarinya ke telinga kerana
petir, lantaran takut mati. Demikianlah teramat
hampirnya Allah dengan orang-orang yang ingkar
(kafir).
Surah:2: Al Baqarah:19

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 907

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Au kasayyibin minassamaai fiihi zulumaatun - (Atau
seumpama orang-orang yang ditimpa hujan dari langit dalam
kegelapan) ?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan ibarat kepada
perlakuan rejaman sinis dan perli lembut yang akan menerpa
ke batang tubuh dan hati golongan pembawa fitnah dan
kumpulan Orang Sembilan. Membuat hatinya sentiasa resah,
berdebar dan gelabah, terutama di kala dirinya bertembung
dengan rakan taulan lamanya. Di suasana digambarkan bagai
lembutnya titisan-titisan hujan yang turun menimpa dirinya
membuat tubuhnya ketar dan kesejukan dalam gelap gelita. Di
erti kata gelap dalam menentukan arah baru kehidupannya
setelah dirinya ditinggalkan oleh kawan-kawanya, lantaran
perbuatan cerita reka dan fitnahnya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wa radun wabarqun. Yaj aluuna asaabi ahum fii
aazaanihim minassawaaiqi hazaral mauut - (Terzahirnya
guruh dan kilat. Lalu mereka masukkan anak jarinya ke telinga
kerana petir, lantaran takut mati)?
Jawab: Satu kenyataan ibarat di mana tidak kurang
pula mereka akan dibelasah dengan rupa maki hamun oleh
orang ramai sehingga membuat dirinya tidak sanggup untuk
mendengarnya. Bagai digambarkan oleh Tuhan seumpama
datangnya dentuman suara guruh dan kilat yang menembusi
telinganya. Lalu memaksa jarinya menyumbat lubang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


908 Malam Muka Empat

telinganya. Justeru pedih dan bengangnya telinga di


kedudukan terhimpit lagi terhina.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Au kasayyibin minassamai fiihi zulumaatun waradun
wabarqun. Yaj aluuna asaabi ahum fii aazaanihim
minassawaa iqi hazaral mauut. Wallaahu muhiitum bilkaafiriin
- (Atau seumpama orang-orang yang ditimpa hujan dari langit
dalam kegelapan (terzahirnya) guruh dan kilat. Lalu mereka
masukkan anak jarinya ke telinga kerana petir, lantaran takut
mati. Demikianlah teramat hampirnya Allah dengan orang-
orang yang ingkar (kafir) - Al Baqarah:19) ?
Jawab: Satu kenyataan atau amaran ketiga dari Tuhan
semesta alam tehadap pembawa fitnah dan kumpulan Orang
Sembilan bahawa mereka akan berhadapan dengan hujan
sinis dari kawan dan taulan yang setentunya akan membuat
diri terhina dan dihina. Malah tidak kurang mereka akan
dihentak dengan caci dan maki di kedudukan anak telinganya
bagai hendak pecah. Malah terasa baik mati dari hidup di
suasana telinga terpaksa disumbat sedangkan diri telah pun di
senarai hitam dan dibuang oleh kawan dan taulan.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 20

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 909

Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaa adhaa


alahum masyaufiih Wa izaa azlama alaihim qaamu
Walausyaa allaahu lazahaba bisam ihim wa absaarihim
Innallaaha alaakulli syaiin qadiir.
Hampir kilat menyambar pemandangan mereka. Tiap-
tiap kali kilat itu bercahaya, mereka berjalan. Tetapi
apabila gelap, mereka berhenti. (Malah) Kalau
dikehendaki Allah, nescaya dihilangkanNya
pendengaran dan pemandangan mereka.
Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
Surah:2: Al Baqarah:20

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum - (Hampir kilat
menyambar pemandangan mereka)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan yang
menggambarkan tertumbuhnya di hati golongan pembawa
fitnah dan kumpulan Orang Sembilan yang dipulau oleh rakan
dan taulannya. Satu perasaan semacam terdapatnya lagi
orang yang ingin berkawan dengannya terutama apabila
terzahirnya seseorang yang sudi menegurnya ketika
bertembung. Sedang itu hanya satu perlakuan halusinasi mata

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


910 Malam Muka Empat

yang memperolok-olokan diri sendiri akibat buah kejahatan


yang memakan diri di suasana nasib orang-orang terdahulu
yang mempersendakan rasul-rasulnya.
Di hakikat:

Walaqadis tuhzia birusulin minqablika fahaaqaa


billaziina sakhiruu minhum maakaanuu bihii yastahzi
uun.
Sesungguhnya telah diperolok-olokkan orang akan
rasul-rasul sebelum engkau. Lalu orang yang
memperolok itu ditimpa oleh apa yang mereka perolok-
olokkan.
Surah:21: Al Anbiyaak:41

Catitan: (Surah:21: Al Anbiyaak:41)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa jika diri suka
memperolok-olokkan orang lain. Maka bahana
yang sama akan menimpa diri di satu ketika. Di
suasana meludah ke langit. Air liur sendirilah
yang akan menimpa hidung.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa. Jika diri suka
memperolok-olokkan pembaharuan. Maka

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 911

ingatlah di satu ketika, pembaharuan yang


terbentuk akan memperolok-olokkan diri di saat
diri terpaksa menggunapakai barang yang
pernah diri perolok-olokkan. Fikir-fikirlah di
hakikat kepayahan diri dalam menerima
pembaharuan akan membuat diri ketinggalan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: kullamaa adhaa alahum masyaufiih - (Tiap-tiap kali kilat
itu bercahaya, mereka berjalan) ?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan yang
menggambarkan perlakuan golongan pembawa fitnah dan
kumpulan Orang Sembilan terus menyambut suara yang
menegurnya dengan perasaan rakan dan taulan lamanya itu
ingin berbaik-baik semula dengannya. Lalu dihampirinya tetapi
ternyata kebenaran perasaannya jauh meleset sedangkan
kawan yang menegurnya tadi tidak akan menerimanya
kembali. (Surah:24: An Nur:39). Sesungguhnya inilah satu
amaran Tuhan agar setiap manusia berwaspada padanya. Di
hakikat munafik dan sifat munafik pasti akan ditentang habis-
habisan selari dengan kehendak fitrah Tuhan sekalian alam.
(Surah:9: At Taubah:73).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wa izaa azlama alaihim qaamu - (Tetapi apabila gelap,
mereka berhenti)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan menggambarkan
turutan peristiwa padah yang bakal dihadapi oleh golongan
pembawa fitnah dan kumpulan Orang Sembilan di saat
perasaannya untuk bersama semula dengan kawan taulan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


912 Malam Muka Empat

jauh meleset di bayangan dirinya terpaksa bergelap dan


kesunyian keseorangan (Surah:24:An Nur:40) apabila ternyata
dan menyedari dirinya tidak lagi dihargai. Malah tiada seorang
pun rakan dan taulan lamanya sudi menerimanya
kembali.(Surah:39: Az Zumar:48). Demikianlah digambarkan
Tuhan agar ianya dijadikan ingatan kepada manusia.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: walausyaa allaahu lazahaba bisamihim wa absaarihim
Innallaaha alaakulli syaiin qadiir?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan menggambarkan
kedudukan bahawa jika seseorang dari golongan pembawa
fitnah atau kumpulan Orang Sembilan terus membuat fitnah
dan kerja-kerja kejahatan (Surah:24: An Nur:15-16). dan tidak
jua bertaubat atau meninggalkan tabiat buruknya. Maka
bahana keseorangan akan terus melanda dirinya buat selama-
lamanya (Surah:24: An Nur:19). Sebaliknya jika ianya
bertaubat atau meninggal kerja-kerja fasiknya itu. Maka
peluang untuk pulih ke pangkuan jalan masih jua terbuka.
Maka demikianlah bijaknya Allah Taala dalam mengasuh
hambaNya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Yaizukumullaahu an tauuduu limithlihii abadaa


inkuntum muminiin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 913

Allah memperingatkan kamu agar jangan kembali


kepada seumpama itu selama-lamanya, jika kamu
orang-orang yang beriman.
Surah:24: An Nur:17
Perbincangan Ringkas.
Tajuk: Buta Melihat Biji Di Pangkal.
Catitan: (Surah:24: An Nur:17)
Banyak orang bertanya.
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Kenapa terzahirnya pada manusia
sifat-sifat angkuh dan mudah lupa idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
kepada sejarah, apabila dirinya
berkedudukan tinggi dan terasa dua (2) perkara:
dirinya telah sempurna. (Surah:96: Pertama: Ayat ini secara jelas
Al Alaq:6-7).
menerangkan ruhul maani konsep dan definasi
Seumpama orang berilmu
mudah melupai gurunya. Apabila istilah: Taubatan Nasuuha (Taubat nasuuha).
ilmu di dada diperolihinya di
Di natijah ayat: Yaa ayyuhallaziina aamanuu
suasana gurunya terselidung dari
sisinya. Dan tidak kurang jua tuubuu ilallaahi taubatan nashuuhaa asaa
berlaku pada seseorang anak
rabbukum an yukaffira ankum sayyiaatikum
melupai pengurbanan Ibubapanya.
Apabila dirinya membesar, Surah:66: At Tahrim:8). Di hakikat seseorang
berkahwin dan berkedudukan
hamba itu hendaklah bertindak meninggalkan
tinggi. Malah tidak janggal terjadi
pada diri manusia. Matanya kerja-kerja kejahatan dan kefasikan
terlindung pandang akan
dilakukannya selama ini buat selama-lamanya
Tuhannya, apabila nikmat dan
rezeki diperolihinya. sesudah dirinya membuat pengakuan dan
Sesungguhnya kedudukan
ini terjadi apabila hati dan jiwa mengisytiharkan dirinya bertaubah nasuuha. (Di
seseorang itu tidak diasuh agar maqam: Yaa ayyuhallaziina aamanuu Quu
mengerti bahawa kejayaan yang
anfusakum wa ahliikum naaraa - Surah:66: At
dicapai dan dikecapinya pada hari
ini ada mulanya. Di hakikat Tahrim:6).
melangit tingginya sebatang pokok
Kedua: Ayat ini secara jelas
kelapa adalah bermula dari bijinya.
Sedangkan di masa sabut masih menerangkan konsep makna istilah ayat: Qul
berbentuk sabut. Tempurung masih
yaa ibaadiyallaziina asrafuu alaa anfusihim
berwajah tempurung. Batang dan
pucuk diri ketika itu hanya bertaup laa taqnatuu mirrahmatillaah Innallaaha
menumpang di tepi isi tanpa
yaghfiruz zunuuba jamiiaa - (Katakanlah:
berupa.
Oleh itu ingatlah. Sebaik- Wahai hamba Ku yang berlebih-lebihan
baik batang kelapa yang tinggi
itu adalah batang kelapa yang (membuat kejahatan). Janganlah kamu
memiliki pucuk mata yang berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguh
berjaya melihat adanya
kewujudan sabut dan tempurung Allah mengampuni kesalahan semuanya
pada setiap masa disisinya. Di Surah:39: Az Zumar:53).
saat kedua-duannya ghaib
menghilangkan diri dikala kejayaan Di hakikat peluang seumpama yang
batang tinggi terhasil dari usaha dikurniakan oleh Tuhan untuk seseorang
ciptaan bijinya. Telik-teliklah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


914 Malam Muka Empat

hamba itu bertaubat hendaklah diguna


sepenuhnya oleh seseorang hamba itu dan
sesungguhnya peluang seumpama ini tidaklah
boleh sekali-kali dipandang remeh dan
dipermainkan. Fikir-fikirlah.

Di hakikat Firmannya lagi:

Thumma inna rabbaka lillaziina amilussuu a


bijahaalatin. Thumma taabuu mimbadi zaalika wa
aslahuu. Inna rabbaka mimbadihaa laghafuurur rahiim.
Kemudian Tuhan mu (Pengampun) bagi orang-orang
yang mengerjakan kejahatan kerana kejahilannya.
Kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan
memperbaiki (amalannya). Sesungguhnya Tuhan mu
sesudah itu pengampun lagi penyayang.
Surah:16: An Nahl:119

Penerokaan Teori Al Quran Catitan: (Surah:16: An Nahl:119)


(Surah:16:An Nahl:119).
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Mendesignkan satu teori Al idea):
Quran (The Theory of Noble Quran)
di bidang Sains Kemasyarakatan Ayat ini secara jelas menerangkan
yang berbunyi: konsep pengaslihan diri di kala diri bertekad

Mengubah cara hidup ke arah melaksanakan istilah: Taubat Nasuuha dengan


kebaikan dengan meninggalkan bertindak memperbaiki diri sendiri dan
kejahatan menyebabkan rupa
kejahatan lama terpotong dan menukarkan sifatsifat mazmumah pada diri
digantikannya dengan kebaikan. dengan sifat-sifat mahmudah disamping terus

Bincang-bincang. bermohon pengampunan dari Tuhan yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 915

Maha penyayang dengan penuh keikhlasan.


Maka fikir-fikirlah di hakikat tiada tanah yang
tidak ditimpa hujan dan tiada diri yang tidak
memerlukan pengampunan dari Tuhan. (Di
maqam: Qaala rabbi innii zalamtu nafsii
faghfirlii faghafaralahuu - Surah:28:Al
Qashash:16-17).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaa adhaa
alahum masyaufiih. Wa izaa azlama alaihim qaamu
Walausyaa allaahu lazahaba bisamihim wa absaarihim
Innallaaha alaakulli syaiin qadiir - (Hampir kilat menyambar
pemandangan mereka. Tiap-tiap kali kilat itu bercahaya,
mereka berjalan. Tetapi apabila gelap, mereka berhenti.
(Malah) Kalau dikehendaki Allah, nescaya dihilangkanNya
pendengaran dan pemandangan mereka. Sesungguhnya Allah
Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu - Al Baqarah:20)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan menggambarkan
suasana tertumbuhnya perasaan dan terlahirnya keadaan
semacam masih terwujudnya ruang untuk diterima kembali
oleh rakan-rakan lama setelah diri golongan pembawa fitnah
dan kumpulan Orang Sembilan itu dibuang oleh rakan-
rakannya. Satu kenyataan yang menggambarkan terlahirnya
rupa peluang seumpama. Lalu mencuba untuk berbaik-baik
semula tetapi ternyata ianya ditolak secara total oleh rakan dan
taulan lamanya. Namun begitu, meskipun di suasana
seumpama ini masih digambarkan terdapatnya ruang untuk
mereka bertaubat dan memperbaiki semula tabiatnya di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


916 Malam Muka Empat

hakikat Tuhan itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


(Surah:39: Az Zumar:53).

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 21

Ya ayyuhanna subuduu rabbakumullazii khalaqakum


Wallaziina minqablikum laallakum tattaquun.
Wahai manusia berbaktilah kepada Tuhan kamu yang
menjadikan kamu dan orang-orang yang terdahulu
daripada kamu. Mudah-mudahan kamu bertaqwa.
Surah:2: Al Baqarah:21

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Ya ayyuhanna subuduu rabbakumullazii khalaqakum
Wallaziina minqablikum laallakum tattaquun - Wahai manusia
berbaktilah kepada Tuhan kamu yang menjadikan kamu dan
orang-orang yang terdahulu daripada kamu. Mudah-mudahan
kamu bertaqwa)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan menggambarkan
seruan dan peringatan kepada manusia agar mengingati asas
dan tujuan dizahirkan mereka ke dunia. Manusia tidak
seharusnya melupai sumpah di alam Roh tentang hakikat dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 917

pengakuan bahawa manusia sahajalah yang sanggup


menerima amanah Allah untuk diwajahkan oleh Tuhan
semesta alam sebagai Khalifah Allah di muka bumi.
Di hakikat FirmanNya:

Inaa aradhnal amaanata alassamaawaati wal ardhi wal


jibaali fa abaina an yahmilnahaa wa asyfaqna minhaa
wahamalahal insaanu. Innahu kaana zaluuman
jahuulaa.
Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat
(Khalifah Di muka Bumi) kepada langit, bumi dan
gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khuatir akan
mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh.
Surah:33: Al Ahzab:72

Catitan: (Surah:33: Al Ahzab:72)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


918 Malam Muka Empat

Pertama: Ayat ini secara jelas


Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani menerangkan prinsip tentang keberanian dan
(Surah: 33: Al Ahzab:72) tekad manusia dalam menerima amanah dan
Menerangkan isyarat ruhul tanggungjawab sebagai pengarca matlamat
maani istilah: Innaa aradhnal kejadian manusia di muka bumi. Satu matlamat
amaanata. (Sesungguhnya Kami
bentangkan amanah) yang pengarcaan makna berbakti kepada Tuhannya
didhomirkan kepada majlis di rupa terlaksananya ibadat pada dua rupa.
persumpahan manusia di alam roh.
Ibadat asas dan ibadat pengaslihan (di maqam
Satu persumpahan Aamanuu waamilusshaalihaat Beriman dan
berwajah akujanji di antara hamba
dan Tuhan ketika masing-masing beramal soleh).
mempersaksikan kenyataan : Alastu Kedua: Ayat ini secara jelas
birabbikum. Qaaluu balaa syahidnaa
(Surah:7: Al Aaraaf:172) yang menerangkan prinsip tentang keberanian dan
membawa tertabalkan Tuhan tekad manusia dalam melaksanakan tugasnya
sebagai Tuhan dan termaktubnya
hamba sebagai hamba. sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi. Di
suasana tugasnya akan dihalang dan ditentang
Satu akujanji yang
menzahirkan istilah Tuhan dan istilah oleh iblis dan syaitan kerana sumpah
hamba. Satu akujanji yang dendamnya (Di maqam: Qaala fabi izzatika la
menzahirkan tugas Tuhan sebagai
Tuhan dan tugas hamba sebagai ughwiyannahum ajmaiin illaa ibaadaka
hamba. Di hakikat kedua-dua pihak minhumul mukhlashiin - Surah:38:Shaad:79-
harus mengarcakan tugas dan
tanggungjawab di pihak masing- 83). Sesungguhnya inilah satu tugas dan
masing di rupa kejituan sejati yang tanggungjawab yang perlu dipikul oleh manusia.
tidak ada tawar menawar.
Satu tanggungjawab yang tidak boleh diabaikan
Di suasana Tuhan wajib oleh manusia buat selama-lamanya.
menunjukkan kuasa ketuhananNya
di rupa Tuhan sebenar-sebenar Ketiga: Ayat ini secara jelas
Tuhan terhadap hambaNya dan di menerangkan prinsip tentang makna
pihak hambaNya pula wajib
menunjukkan rupa Aabidin (Orang keberanian. Di makna tahunya manusia tentang
berbakti kepada Tuhanya) di wajah keupayaan dirinya dalam menjalankan tugas.
seorang hamba yang sejati dengan
memenuhi kehendak tugas dan Dan tahunya manusia untuk memikul beban di
tanggungjawabnya di dalam suasana dirinya akan ditekan dan tertekan.
mengarcakan rupa wawasan Allah
Taala di wajah berdirinya diri Sesungguhnya inilah manusia dan inilah
sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi sebaik-baik kejadian yang diiktiraf oleh
(Surah:6: Al Anaam:165). Di sifat:
Aamanuu waamilusshaalihaat Tuhannya.
(Surah:41: Al Fussilat:8) yang akan Maka fikir-fikirlah di hakikat
mendapat ganjaran yang tidak putus-
putus dari rahmat Tuhannya. bahawasanya berani dan keberanian itu
Kaji-kajilah. tidak boleh diasuh dan diasah oleh sekolah
dan universiti. Tidak seperti bodoh. Ianya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 919

boleh diasuh dan diasah. Jika diri mahu tidak


dikarat-lumutkan oleh kejahilan.

Justeru itu manusia haruslah menunaikan tugas dan


tanggungjawabnya kepada Tuhannya menerusi konsep: Liya
buduun (berbakti kepada Tuhannya) di rupa mengaslihkan diri
sebagai hamba yang bertaqwa dan mengaslihkan bumi di rupa
terzahirnya furqan (perubahan dan pembaharuan) sehingga
kampung, negeri, negara dan dunia keseluruhannya menjadi
maju di nilai rupa tamaddun dan kemanusiaan yang tinggi
selaras dengan taraf kejadian manusia yang sifat
Ahsanitaqwiim.
Di hakikat Firman Allah Taala.

Wamaa khalaqtul jinna wal insa illa liyabuduun.


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka berbakti (liya buduun) kepada-Ku.
Surah:51: Az Zariyaat:56

Nota: Sila rujuk perbincangan tentang definasi


istilah Ahsanitaqwiim dan kelebihannya
sehingga Allah benar-benar berkehendakkan
agar setiap manusia memelihara martabat dan
maqamnya pada setiap masa dalam hidupnya
di muka bumi.

Maka oleh yang demikian, ingatlah sesungguhnya tugas


dan tanggungjawab yang diberi dan diterima akan dituntut oleh

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


920 Malam Muka Empat

Tuhan semesta alam di hakikat bahawa kejadian manusia dan


zahirnya manusia di dunia bukannya sekali-kali bersifat
percuma dan dilepaskan sebegitu sahaja. Malah ianya akan
disoal apabila setiap diri dikembalikan kepadaNya.
Di hakikat FirmanNya:

Afahasibtum annamaa khalaqnaakum abathan wa


annakum ilainaa laa turja uun.
Apakah kamu kira. Bahawa Kami menjadikan kamu
dengan percuma (main-main saja) Dan kamu tidak akan
kembali kepada Kami?
Surah:23: Al Mukminuun:115
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah :23: Al Mukminuun:115) Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun:115)
Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
Menerangkan gesaan Allah
Taala agar manusia semasa hayatnya falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tidak melupai tanggungjawabnya
dua (2) perkara:
kepada Tuhan selari dengan sumpah
janjinya di Alam Roh. (Surah:7:Al Pertama: Ayat ini secara jelas
Araaf:172) pada tiga (3) perkara:
menerangkan prinsip dengan mengingatkan
Satu: Menentukan di manusia bahawasanya tanggungjawabnya
sepanjang hayat memperakui bahawa
terhadap Allah Taala semasa hayatnya di muka
Allah Taala adalah Tuhan dengan diri
tetap memperhambakan diri bumi dalam mengarcakan matlamat
kepadaNya.
kejadiannya akan dilihat dan dipersoalkan oleh
Dua: Menentukan di Penciptanya (Di maqam: Faman yamal
sepanjang hayat diri tetap berbakti mithqaala zarratin khairan yarah. Waman
kepada Tuhan di rupa seorang
aabidin yang soleh dan bertaqwa yamal mithqaala zarratin syarran yarah -
serta ikhlas terhadap Tuhan.
Surah 99: Al Zalzalah:7-8) di saat dirinya
Tiga: Menentukan bekalan dikembalikan semula kepada Tuhannya. Di
akhirat tersedia dan disedia oleh diri
hakikat hidupnya di muka bumi bukannya boleh
sendiri di sepanjang hayat.
dipermainkan.
Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 921

Kedua: Ayat ini secara jelas


menerangkan prinsip bahawa jika hidup di
dunia dibuat permainan. Maka jadilah ianya
permainan. (Di maqam: Wamaa haazihil
hayaatud dunyaa illaa lahwun walaibun -
Surah: 29: Al Ankabuut:64) .
Dan jika hidup di dunia dibuat tempat
mencari kesenangan. Maka jadilah ianya
tempat menempa kesenangan. Sedangkan di
masa yang sama, anak cucu kenalah ingat
bahawa kehidupan di akhirat hendaklah
diarcakan di dunia. Di hakikat kelalaian manusia
terhadap akhirat semasa di dunia akan
merugikan manusia itu sendiri. (Di maqam:
Ulaaikallaziina laisa lahum fil aakhirati
illannaar wahabita maa shanauu fiihaa
wabaatilum maakaanuu yamaluun. -
Surah:11:Hud:16). Oleh itu fikir-fikirlah di
hakikat seorang hamba yang tulen serta
mengenal dirinya tidak akan sekali-kali
mengecewakan Tuhannya.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 22

Allazii jaalalakumul ardha firaasyan Wassamaaa


binaa a. Wa anzala minassamaai maaan fa akhrajabihi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


922 Malam Muka Empat

minathamaraati rizqallakum Falaa taj aluu lilaahi


andaadan wa antum talamuun.
Dialah yang menjadikan bumi bagai hamparan dan
langit bagai atap binaan. Dan Dialah yang menurunkan
hujan dari langit. Lalu ditumbuhNya dengan air itu buah-
buahan rezeki bagi kamu. Maka janganlah kamu
adakan bagi Allah sekutu sedangkan kamu mengetahui.
Surah:2: Al Baqarah:22

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: ardha firaasyan - (bumi bagai hamparan)?
Jawab: Ianya satu kenyataan tentang indah, selesa dan
sempurnanya kejadian bumi untuk dijadikan tempat kediaman
serta tempat bagi manusia untuk menyempurnakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan Tuhannya di sudut duniawi dan
akhrawi. Satu tempat isyarat terbentangnya peluang yang
perlu diambil kesempatan oleh manusia di dalam menerokai
rupa khazanah yang tersimpan di dalamnya dengan menghasil
dan menzahirkan furqan kepada tamaddun manusia.
Disamping di masa yang sama menerokai bekalan akhirat
kampung kesudahan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wassamaa a binaa a - (Dan langit bagai atap binaan)?
Jawab: Ianya satu kenyataan Tuhan semesta alam
dalam menggambarkan hubungan kejadian bumi dan langit
yang masing-masing memerlukan kehadiran di antara satu
dengan lainnya dalam menghasilkan apa yang dikatakan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 923

indahnya rupa alam maya. Jika di bumi manusia dihamparkan


dengan peluang duniawi dan akhrawi. Maka di langit pula
adalah tempat bagi manusia mengarcakan pemikirannya
secara yang lebih luas di tahap pemikiran yang jauh lebih
terbuka di hakikat terlihatnya ibarat hubung kait sistem alam
sejagat (alam kabir) di konteks kaitannya dengan manusia
yang bersifat alam saghir (alam kecil). (Surah:79: An
Naazaiat:26-33).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah ayat:


Wa anzalaminassamaai maaan fa akhrajabihi minassamaraati
rizqallakum (Dan Dialah yang menurunkan hujan dari langit.
Lalu ditumbuhkanNya dengan air itu buah-buahan rezeki bagi
kamu)?
Jawab: Ianya satu kenyataan yang menggambarkan
isyarat proses hubung kait di antara hujan, air, bumi dan
tumbuhan dalam menzahirkan rupa furqan yang bernama
buah-buahan yang menatijah secara langsung terwujud ibarat
konsep rupa sistem penjana rezeki, nikmat, rahmat dan
kesejahteraan. Satu isyarat pengarcaan sistem perniagaan
atau pelaburan yang boleh diterjemah kepada rupa dasar
pelaburan dan ekonomi keseluruhannya. Di hakikat bahawa
pada setiap kenyataan alam dan ibarat yang dibentangkan
oleh Tuhan sememangnya memerlukan penghuraian dan
pentafsiran.
Bagai FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


924 Malam Muka Empat

Watilkal amthaalu nadhribuha linnaasi wamaa


yaqiluhaa illal aalimuun.
Demikianlah perumpamaan-perumpamaan itu (Sample
natural resources). Kami lukiskan untuk manusia tetapi
tiadalah memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu (para cendekiawan)
Surah:29: Al Ankabuut:43

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:43)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip
dan falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip
kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip ilmu dan berilmu
teramat penting dalam menajamkan akliah
manusia terutama bagi maksud untuk
membaca rupa furqan yang tersimpan
disebalik satu-satu kejadian Tuhan. Justeru
itu soal ilmu dan berilmu serta taraf berilmu
hendaklah dititik beratkan. Di hakikat otak
yang bijak. Jika tidak diasah dengan batu
yang bernama ilmu. Ianya tetap berwajah
tumpul dalam melihat dan merebut peluang
yang mencabar.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa berilmu itu
nampak. Jika berilmu tidak nampak. Maka
bererti buta. Dan sesungguhnya ingatlah
seburuk-buruk buta itu adalah butanya mata

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 925

Dhabit Istilah: ilmu bagi orang yang berpelajaran tinggi


Menerangkan Ruhul Maani (Surah:6: Al Anaam:104). Oleh itu fikir-fikirlah.
(Surah: 29: Al Ankabuut:43)

Penerokaan Teori Al Quran.


Menerangkan ruhul maani
yang mengisyaratkan kepada satu (Surah:29: Al Ankabuut:43)
kenyataan bahawa berilmu tanpa Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
terwujudnya akal dan kepintaran
dalam berakal tidak ubah bagai of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
parang yang tidak bermata. Quran di bidang Pendidikan yang berbunyi:

Satu gambaran orang yang Tidak akan tertumbuh akal seseorang


berilmu tanpa ketajaman akal akan manusia itu kecuali ianya berilmu. Dan tidak
menyebabkan ilmu yang ada tidak
berguna. Lantaran ilmunya gagal akan ternampak munafaat bentangan satu-
menzahirkan rupa munafaat yang satu amthal (Natural resources) yang
terhasil dari effect dan impact ilmu
yang dimiliki. berupaya menzahirkan furqan kecuali orang
berilmu. Di makna ilmu pencetus akal dan
Kaji-kajilah.
ilmu pencetus mata.
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Falaa taj aluulilaahi andaadan wa antum talamuun -
(Maka janganlah kamu adakan bagi Allah sekutu sedangkan
kamu mengetahui)?
Jawab: Ianya satu peringatan dari Tuhan semesta alam
agar manusia tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu
pun setelah masing-masing menyedari bahawasanya
Tuhanlah yang menjadikan dan menzahirkan diri masing-
masing dengan rezeki, nikmat dan kesejahteraan.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Allazii jaalalakumul ardha firaasyan Wassamaa a binaa
a. Wa anzala minassamaai maaan fa akhrajabihi
minassamaraati rizqallakum Falaa tajaluulilaahi andaadan wa
antum talamuun - (Dialah yang menjadikan bumi bagai

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


926 Malam Muka Empat

hamparan dan langit bagai atap binaan. Dan Dialah yang


menurunkan hujan dari langit. Lalu ditumbuhNya dengan air itu
buah-buahan rezeki bagi kamu. Maka janganlah kamu adakan
bagi Allah sekutu sedangkan kamu mengetahui - Al
Baqarah:22)?
Jawab: satu kenyataan yang akan menghasilkan bahan
pemikiran kepada manusia tentang halus dan seninya Allah
menjadikan sesuatu sehingga setiap daripadanya boleh
digunapakai secara langsung oleh manusia disebalik
terwujudnya pula ibarat kaitannya dengan kehidupan manusia
seharian. Malah jika ianya disusun dan diterjemahkan. Maka
sudah pasti satu-satu rupa falsafah, idea, konsep dan
pendidikan akan terlahirnya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Khalaqallaahus samaawaati wal ardha bilhaqqi innafii


zaalika la aayatan lilmuminiin.
Allah telah mencipta langit dan bumi dengan sebenar-
benarnya Sesungguhnya yang demikian itu menjadi
ayat (Al aayah) bagi orang-orang yang beriman.
Surah:29: Al Ankabuut:44

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:44)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 927

Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan


falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip dan
falsafah kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa banyaknya
terwujud ibrah dan iktibar terdapat pada langit
dan bumi yang boleh dijadikan pedoman hidup
bagi manusia. Satu-satu ibrah yang
terselindung di sebalik rupa kenyataan pada
satu-satu kejadian yang perlu diterjemahkan.
(Di maqam: Wa arsala alaihim tairan abaabiil
tarmiihim bihijaaratim min sijjiil - Surah:105:
Al Fiil:3-5).
Di sebalik terhadapnya jua satu-satu
ibrah yang bersifat prinsip dan falsafah yang
boleh dijadikan ikutan dan perbandingan
sepertimana yang digambar dan tergambar
daripadanya (Di maqam: Laqad kaana fii
qashashihim ibratulli ulil albaab -Surah:12:
Yusuf:111).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa langit dan bumi
bukan dijadikan oleh Tuhan di rupa permainan.
Sebaliknya ianya dijadikan olehNya dengan dua
(2) matlamat:
Satu: Menjadikan bumi sebagai
tempat penempatan manusia. (Di maqam:
Walakum fil ardhi mustaqarrun wamataa un
ilaahiin - Surah: 2: Al Baqarah:36). Maka di
situlah manusia akan menunjuk kebolehan
memajukan dirinya, keluarganya dan
masyarakatnya di arca terlaksananya rupa
ibadat pengaslihan di wajah sebuah bangsa
yang maju lagi memiliki taraf tamaddun yang
relevan.
Dua: Menjadikan langit dan bumi
sebagai tempat melihat keagungan Tuhan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


928 Malam Muka Empat

Penerokaan Teori Al Quran Melihat bumi terlihatnya keagungan Tuhan.


(Surah:29: Al Ankabuut: 44) Melihat langit terlihat keagungan Tuhan. Apatah

Mendesignkan satu teori Al lagi keagungan Tuhan akan lebih dirasai oleh
Quran (The Theory of Noble Quran) perasaan manusia, apabila satu-satu rupa
di bidang Sains Natural Products
yang berbunyi: furqan terjumpa dari hasil penyelidikannya (Di
maqam: Rabbanaa maa khalaqta haazaa
Kewujudan satu-satu furqan
pada Al Quran dan pada setiap baatilaa - Surah:3: Ali Imran:191).
kejadian Tuhan akan menjadi sia- Demikianlah bijaknya Allah Taala
sia. Jika manusia terbuta dalam
melihatnya. mengasuh manusia dalam erti melihatNya dan
memujiNya melalui keanehan kejadianNya dan

Kaji-kajilah terserlahnya furqan. Fikir-fikirlah.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 23

Wa inkuntum fii raibim mimmaa nazzalnaa alaa


abdinaa fatuu bisuuratin mimmithlihi. Wad uu
syuhadaa akum minduunillaahi inkuntum saadiqiin.
Jika kamu ragu-ragu tentang (Al Quran) yang Kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad). Maka
perbuatlah oleh mu satu surah seumpamanya. Dan
panggillah saksi-saksi selain daripada Allah. Jika kamu
orang yang benar.
Surah:2: Al Baqarah:23

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 929

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Wa inkuntum fii raibim mimmaa nazzalnaa alaa abdinaa
fatuu bisuuratin mimmithlihi. Wad uu syuhadaa akum
minduunillaahi inkuntum saadiqiin
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan Allah Taala yang
diambil pengertiannya pada dua (2) sudut.
Pertama: Pengertian di sudut Allah mencabar mana-
mana manusia atau kumpulan manusia yang mengatakan
bahawa Al Quran adalah rekaan Muhammad s.a.w. agar
membuktikan dakwaan mereka itu dengan membuat satu
surah seumpama dan senilai dengan Al Quran. Cabaran ini
bukan sekali-kali berupa cabaran semasa tetapi berupa
cabaran buat selama-lamanya (Surah:17: Al Israak:38).
Kedua: Pengertian di sudut keyakinan bagi manusia
yang telah beriman. Agar bertindak menyayangi Al Quran
dengan cara membacanya dan mengkajinya sehingga
terzahirnya konsep: Iqra di rupa terwajahnya erti keyakinan
yang disertai dengan tindakan menggali dan melihat Furqan
serta melahirkan Furqan yang tersembunyi padaNya
(Surah:47: Muhammad:24). Inilah satu cabaran besar yang
perlu disahut oleh setiap manusia yang telah beriman kepada
Al Quran (Surah:17: Al Israak:86-87).

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 24

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


930 Malam Muka Empat

Fa illam taf aluu walan taf aluu Fattakunnaaral latii


waquuduhannaasu walhijaarah uiddat lil kaafiriin.
Kalau tidak kamu perbuat dan tidak akan dapat kamu
perbuatkannya. Maka takutlah akan api neraka yang
menyalakan manusia dan batu disediakan bagi orang-
orang kafir.
Surah:2: Al Baqarah:24

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Fa illam taf aluu walan taf aluu Fattakunnaara llatii
waquuduhannaasu walhijaarah uiddat lil kaafiriin?
Jawab: Ianya satu kenyataan berupa jaminan Allah di
mana tidak akan terwujud manusia berupaya lagi berjaya untuk
mencipta sebuah nukilan yang setanding dan senilai dengan Al
Quran. Satu kenyataan yang akan memperkukuhkan lagi
kekuatan iman seseorang yang telah beriman kepada Al Quran
dengan memperkukuhkan kejituan keimanannya. Di hakikat
bagai terteguhnya jaminan Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 931

Lahumulbusyraa filhayaatiddunyaa wafil aakhirah. Laa


tabdiila likalimaatillaah. Zaallika huwalfauzul aziim.
Bagi mereka khabar gembira waktu hidup di dunia dan
akhirat. Tidaklah bertukar-tukar (dipinda) kalimah Allah.
Demikian itu kemenangan yang besar.
Surah:10: Yunus:64

Dhabit Istilah: Catitan: (Surah:10: Yunus:64)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
(Surah: 10: Yunus:64)
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan ruhul maani dua (2) perkara:
ayat bagi memperjelaskan lagi
makna hujung jatuh yang Pertama: Ayat ini secara jelas
diisyaratkan oleh ayat: Innallaziina menerangkan prinsip bahawa Al Quran tidak
aamanuu waamilus shaalihati lahum
ajrun ghairu mamnuun. sekali-kali akan terubah dan tidak sekali-kali
(Sesungguhnya mereka yang boleh diubah di suasana kewujudannya tetap
beriman dan beramal soleh. Maka
bagi mereka ganjaran yang tidak relevan sebagai ibu segala kitab (Di maqam:
putus-putus Surah:41: Fussilat:8). Wa innahuu fii ummil kitaabi ladainaa
Di makna tergambarnya rupa
ganjaran kepada dua (2) sudut: laalliyyun hakiim - Surah:43: Az Zukhruf:4)
yang boleh membawa manusia maju di
Satu: Menggambarkan rupa
ganjaran di suasana bahawa konsep: sepanjang zaman buat selama-lamanya
Aamanuu waamilus shaalihat adalah menerusi petunjuk dan rahmat darinya (Di
satu konsep terpenting yang perlu
diamalkan oleh manusia. Jika maqam: Wa innahu lahudan warahmatul
manusia itu ingin mengubah lilmuminiin - Surah:27: An Naml:77).
hidupnya dan taraf tamaddunnya ke
arah yang lebih baik. Di mana Kedua: Ayat ini secara jelas
konsep yang berwajah serampang menerangkan prinsip bahawa pada setiap
dua mata ini berupaya mencorak
gaya cara hidup manusia di dunia kenyataan yang terdapat di dalam Al Quran
dan berupaya pula menentukan adalah kebenaran yang tidak terubah. Di
kebahagian hidup di akhirat.
hakikat ianya tetap berlaku dan akan berlaku
Dua: Menggambarkan seperti yang dinyatakan pada kenyataannya.
secara lebih mubalaghah tentang
konsep: Wasalaamun alaihi yauma Dengan ketetapan yang demikian akan
wulida wayauma yamuutu wayauma mempermudahkan manusia dalam menentukan
yubathu hayya. (Selamat ketika
dilahirkan, selamat ketika mati dan formula dan arah hidup dan kehidupannya
selamat ketika dibangkitkan sama ada di sudut duniawi dan akhrawi. (Di
Surah:19: Maryam:15). Yakni
selamat pada dua (2) alam. Kaji- maqam: Fa aqim wajhaka liddiini haniifaa -
kajilah. Surah:30: Ar Rum:30). Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


932 Malam Muka Empat

Lalu dengan itulah dikuatkannya azam untuk menerokai


isi kandung Al Quran di hakikat bijaknya Allah Taala
memperkasakan rupa ilmu Al Quran di kedudukan bagai
terselindungnya rupa papan di dalam sebatang balak dari
sebatang pokok di hutan belantara. Satu rahsia ilmu yang perlu
dicungkil oleh mereka yang bersifat Albab. Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 933

PERINGKAT DI WAJAH KETIGA


BACA DENGAN MENDEFINASI AYAT
(Malam Muka Empat)

Mendefinasi ayat demi ayat serta mengarcakan Furqan


Maani yang dizahirkan dari kenyataan ayat-ayat utama yang
diperbincangkan.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 17

Soalan: Apakah definasi: Mathaluhum kamathalil


lazistauqadanaaraa. Falammaa adhaa atmaa haulahuu
zahaballahu binuurihim. Watarakahum fii zulumaatillaa
yubsiruun - (Umpama mereka seperti orang yang menyalakan
api. Tatkala bercahaya di kelilingnya (terang benderang pada
awalnya). Dihilangkan Allah cahaya itu (gelap). Dan
ditinggalkannya dalam gelap gelita. Tiada melihat sesuatu apa
pun - Al Baqarah:17)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan ibarat terhadap rupa sikap dan perlakuan manusia
yang cuba mengambil kesempatan untuk mengeksplotasikan
keadaan dengan cerita-cerita fitnah atau cerita-cerita yang
membayangkan kelemahan di satu-satu pihak dengan harapan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


934 Malam Muka Empat

keuntungan memihak kepadanya. Cerita-ceritanya di peringkat


awal diterima dan ditelan bulat-bulat oleh kawan dan taulan
tetapi ditolak kemudiannya, setelah rahsia pembohongan dan
bahaya disedari oleh mereka. Lalu menyisihkannya dari
kumpulan kawan dengan berakhir dirinya keseorangan dan
kesunyian.

Furqan Al Maani
Al Baqarah: 17

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 17 - Al Baqarah:
Mathaluhum kamathalil lazistauqadanaaraa. Falammaa adhaa
atmaa haulahuu zahaballahu binuurihim. Watarakahum fii
zulumaatillaa yubsiruun - (Umpama mereka seperti orang yang
menyalakan api. Tatkala bercahaya di kelilingnya (terang
benderang pada awalnya). Dihilangkan Allah cahaya itu
(gelap). Dan ditinggalkannya dalam gelap gelita. Tiada melihat
sesuatu apa pun)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Ingatlah, satu-satu fitnah atau satu-satu kebatilan. Jika diolah dengan baik.
Ianya mungkin diterima ramai pada peringkat awal. Sambutan ramai
ternampak di hadapan mata. Namun disebalik itu manusia kenalah ingat
bahawa yang batil itu tetap batil jua. Di mana akhirnya wajah fitnah dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 935

kebatilan tertimbul di mata kesedaran. Di hakikat fitnah dan kebatilan akan


ditinggalkan. Terutama apabila datangnya kebenaran. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 18

Soalan: Apakah definasi: Summum bukmun umyum


fahum laa yarji uun - (Mereka membuat tuli, bisu dan buta.
Sedang mereka tidak akan kembali - Al Baqarah:18) ?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang menggambarkan akibat (di peringkat pertama)
yang bakal diterima oleh golongan pembawa fitnah dan
kumpulan Orang Sembilan di kala rahsia pembohongannya
dan bahaya disedari oleh kawan taulannya. Di mana di ketika
itu cerita-ceritanya akan di-ignore-kan dengan kawan dan
taulan bertindak menulikan telinga terhadap mulutnya.
Mendiamkan diri dari terlibat sama serta tidak kurang
membutakan mata dari melihat pekerjaan yang dilakukannya.
Malah jauh dari itu mereka tidak lagi membuat orang
seumpama ini sebagai kawan kenalan buat selama-lamanya.

Furqan Maani
Al Baqarah: 18

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


936 Malam Muka Empat

Taala kepada manusia melalui ayat: 18 - Al Baqarah:


Summum bukmun umyum fahum laa yarji uun - (Mereka
membuat tuli, bisu dan buta. Sedang mereka tidak akan
kembali)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Persoalan tuli, bisu dan buta adalah tiga sikap yang akan merugikan
seseorang manusia. Terutama di kala diri berhadapan dengan zaman
pembaharuan (furqan). Di hakikat diri tidak akan maju. Jika diri menulikan
telinga untuk mendengar pembaharuan. Diri tidak akan maju. Jika diri
sanggup membisu untuk bertanya tentang pembaharuan dan diri tidak
akan maju. Jika diri sanggup membutakan mata dalam melihat
pembaharuan. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 19

Soalan: Apakah definasi: Au kasayyibin minassamai


fiihi zulumaatun waradun wabarqun. Yaj aluuna asaabi ahum
fii aazaanihim minassawaaiqi hazaral mauut Wallaahu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 937

muhiitum bilkaafiriin - (Atau seumpama orang-orang yang


ditimpa hujan dari langit dalam kegelapan (terzahirnya) guruh
dan kilat. Lalu mereka masukkan anak jarinya ke telinga
kerana petir, lantaran takut mati. Demikianlah teramat
hampirnya Allah dengan orang-orang yang ingkar (kafir) - Al
Baqarah:19)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan ibarat yang menggambarkan akibat (di peringkat
kedua) perbuatan golongan pembawa fitnah dan kumpulan
Orang Sembilan di mana mereka diperlaku siniskan oleh orang
ramai di rupa sinis yang lembut. Malah mereka jua akan
dicerca dan dimaki secara terang-terangan yang membuatnya
tidak tenang dan derita keseorangan.

Furqan Maani
Al Baqarah: 19

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan


(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 19 - Al Baqarah: Au
kasayyibin minassamai fiihi zulumaatun waradun wabarqun.
Yaj aluuna asaabi ahum fii aazaanihim minassawaaiqi
hazaral mauut Wallaahu muhiitum bilkaafiriin - (Atau
seumpama orang-orang yang ditimpa hujan dari langit dalam
kegelapan (terzahirnya) guruh dan kilat. Lalu mereka
masukkan anak jarinya ke telinga kerana petir, lantaran takut
mati. Demikianlah teramat hampirnya Allah dengan orang-
orang yang ingkar (kafir)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


938 Malam Muka Empat

Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala


telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Ingatlah, jika diri terus sanggup membuat dan membawa fitnah. Maka
nantilah di suatu hari, sejuk kesunyian akan melanda diri. Kecaman dan
cemuhan akan meluru ke telinga. Di hakikat baik mati dari hidup di warna
tubuh yang disampahkan. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 20

Soalan: Apakah definasi: Yakaadul barqu yakhtafu


absaarahum kullamaa adhaa alahum masyaufiih wa izaa
azlama alaihim qaamu Walausyaa allaahu lazahaba bisam
ihim wa absaarihim Innallaaha alaakulli syaiin qadiir - (Hampir
kilat menyambar pemandangan mereka. Tiap-tiap kali kilat itu
bercahaya, mereka berjalan. Tetapi apabila gelap, mereka
berhenti. (Malah) Kalau dikehendaki Allah, nescaya
dihilangkanNya pendengaran dan pemandangan mereka.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 939

Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu - Al


Baqarah:20)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan peringatan dan amaran ketiga Tuhan semesta alam
yang menggambarkan akibat yang bakal ditempuh oleh
golongan pembawa fitnah dan kumpulan Orang Sembilan. Di
mana tertumbuhnya perasaan di hati mereka bahawa masih
adanya orang yang ingin berkawan dan mendampinginya.
Walhal di kedudukan sebenar ianya lebih berupa igauan
halusinasi perasaan sendiri akibat terlampau tandusnya rakan
dan taulan, setelah dirinya dibuang jauh-jauh oleh rakan dan
taulan sendiri. Satu situasi yang perlu dilihat oleh manusia.
Satu kedudukan yang perlu dielakkan agar diri terus boleh
bermasyarakat dan diterima oleh masyarakat.

Furqan Maani
Al Baqarah: 20

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan


(Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 20 - Al Baqarah:
Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaa adhaa alahum
masyaufiih wa izaa azlama alaihim qaamu Walausyaa allaahu
lazahaba bisam ihim wa absaarihim Innallaaha alaakulli
syaiin qadiir - (Hampir kilat menyambar pemandangan
mereka. Tiap-tiap kali kilat itu bercahaya, mereka berjalan.
Tetapi apabila gelap, mereka berhenti. (Malah) Kalau
dikehendaki Allah, nescaya dihilangkanNya pendengaran dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


940 Malam Muka Empat

pemandangan mereka. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas


tiap-tiap sesuatu)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Ingatlah, jika diri sanggup membuat dan membawa fitnah. Nantilah di suatu
hari diri akan diperolok-olokkan. Di mana terwujudnya suasana kawan
memperolokkan diri untuk berkawan. Tetapi mereka sebenarnya tidak
mahu berkawan. Dengan berakhir diri keseorangan tanpa ada orang yang
mahu mengendahkannya. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah:21

Soalan: Apakah definasi: Ya ayyuhannas subuduu


rabbakumullazii khalaqakum Wallaziina minqablikum
laallakum tattaquun - Wahai manusia berbaktilah kepada
Tuhan kamu yang menjadikan kamu dan orang-orang yang
terdahulu daripada kamu. Mudah-mudahan kamu bertaqwa -
Al Baqarah:21)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan bahawa manusia tiada pilihan kecuali akur terhadap
Tuhannya dan berbakti kepada Tuhannya dengan diri terus

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 941

membentuk diri agar menjelma menjadi manusia yang


bertaqwa. Beriman kepada Allah dan RasulNya serta
menjadikan Al Quran sebagai panduan hidupnya.

Furqan Maani
Al Baqarah: 21

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 21 - Al Baqarah: Ya
ayyuhannas subuduu rabbakumullazii khalaqakum Wallaziina
minqablikum laallakum tattaquun - Wahai manusia berbaktilah
kepada Tuhan kamu yang menjadikan kamu dan orang-orang
yang terdahulu daripada kamu. Mudah-mudahan kamu
bertaqwa)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Setiap diri yang hidup hendaklah bertuhan. Lantaran dalam kehidupan
banyak perkara yang tidak dapat dibuat oleh manusia. Lalu manusia
memerlukan satu kuasa lain yang lebih berkuasa melakukannya. Maka
kuasa itu tidak lain dan tidak bukan kuasa Tuhan semesta alam. Oleh itu
manusia diseru agar berbakti kepadaNya dan bertaqwa kepadaNya
seumpama orang-orang terdahulu. Mudah-mudahan pertolongan berwajah
nikmat dan rahmat dikurniakan oleh Tuhannya. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 22

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


942 Malam Muka Empat

Soalan: Apakah definasi: Allazii jaalalakumul ardha


firaasyan Wassamaaa binaa a. Wa anzalaminassamaai
maaan fa akhrajabihi minassamaraati rizqallakum Falaa taj
aluu lilaahi andaadan wa antum talamuun - (Dialah yang
menjadikan bumi bagai hamparan dan langit bagai atap
binaan. Dan Dialah yang menurunkan hujan dari langit. Lalu
ditumbuhNya dengan air itu buah-buahan rezeki bagi kamu.
Maka janganlah kamu adakan bagi Allah sekutu sedangkan
kamu mengetahui - Al Baqarah:22)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan untuk memberitahu manusia agar tahu menilai erti
hamparan dan tahu pula menilai akan erti atap binaan serta
tahu menilai akan erti pokok dan buah di kedudukan ibarat
yang perlu dipecah dan ditafsirkan. Segala-galanya ini perlu
dibuat agar ruyung rahsia khazanah alam dapat dimunafaatkan
sepenuhnya di dalam mengarcakan rahmat, rezeki, nikmat dan
kesejahteraan di wajah seorang hamba yang patuh dan taat
kepada Tuhannya.

Furqan Maani
Al Baqarah: 22

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 943

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 22- Al Baqarah: Allazii
jaalalakumul ardha firaasyan Wassamaaa binaa a. Wa
anzalaminassamaai maaan fa akhrajabihi minassamaraati
rizqallakum Falaa taj aluu lilaahi andaadan wa antum
talamuun - (Dialah yang menjadikan bumi bagai hamparan
dan langit bagai atap binaan. Dan Dialah yang menurunkan
hujan dari langit. Lalu ditumbuhNya dengan air itu buah-
buahan rezeki bagi kamu. Maka janganlah kamu adakan bagi
Allah sekutu sedangkan kamu mengetahui)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Bumi yang dijadikan Tuhan di wajah terhampar adalah tempat penempatan
bagi manusia. Tempat membina kehidupan dan menempa kejayaan.
Disamping Tuhan mendedahkan kepada manusia bahawa langit yang
berwajah atap adalah satu khazanah keindahan bagi membolehkan
manusia menerima hujan serta dijadikan tempat renungan hati dan dirinya
terhadap kekuasaan Tuhan yang menjadikannya. Demikianlah manusia itu,
jika dirinya berakal setentunya akan dapat menggabungkan satu-satu
unsur kejadian Tuhan dengan satu-satu unsur kejadian Tuhan yang lain.
Lalu menghasilkan satu rupa furqan yang boleh memunafaatkan kepada
kehidupannya. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 23

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


944 Malam Muka Empat

Soalan: Apakah definasi: Wa inkuntum fiiraibim


mimmaa nazzalnaa alaa abdinaa fatuu bisuuratim
mimmithlih. Wad uusyuhadaa akum minduunillahi inkuntum
saadiqiin - (Jika kamu ragu-ragu tentang (Al Quran) yang Kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad). Maka perbuatlah
oleh mu satu surah seumpamanya. Dan panggillah saksi-saksi
selain daripada Allah. Jika kamu orang yang benar - Al
Baqarah:23)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang mencabar manusia untuk menunjukkan
kebolehan. Jika mereka menganggap Al Quran itu direka atau
ditulis oleh manusia. (Surah:21: Al Anbiyaak:105-109).
Sebaliknya jika Al Quran itu diyakini bahawa ianya diturunkan
oleh Tuhan semesta alam. Maka kajilah ianya kerana di
dalamnya terdapat banyak ilmu dan pengajaran serta rahmat
bagi orang-orang mukmin.
Di hakikat:

Wa innahu lahudan warahmatul lil muminiin.


Sesungguhnya Al Quran itu jadi petunjuk dan rahmat
untuk orang-orang mukmin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 945

Surah:27: An Naml:77

Catitan: (Surah:27: An Naml:77)


Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
falsafah tentang keikraban hubungkait di antara
empat (4) perkara. Satu bentuk hubungkait
yang boleh memajukan manusia di suasana
gembira dan sejahtera di dunia dan di akhirat.
Demikianlah gambaran Allah terhadap
hubung kait di antara Al Quran. Petunjuk.
Rahmat dan Mukmin. Fikir-fikirlah.

Furqan Maani
Al Baqarah: 23

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 23 - Al Baqarah: Wa
inkuntum fiiraibim mimmaa nazzalnaa alaa abdinaa fatuu
bisuuratim mimmithlih. Wad uusyuhadaa akum minduunillahi
inkuntum saadiqiin - (Jika kamu ragu-ragu tentang (Al Quran)
yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad). Maka
perbuatlah oleh mu satu surah seumpamanya. Dan panggillah
saksi-saksi selain daripada Allah. Jika kamu orang yang
benar)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


946 Malam Muka Empat

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia memerlukan panduan dan petunjuk. Manusia memerlukan
sebuah kitab yang mengandungi pengajaran dan peraturan tetap (standing
order) yang boleh mengarahkan manusia ke jalan yang sebenar. Lalu
diturunkan Allah kitabNya. Namun disebalik itu jika manusia merasai kitab
yang diturunkan kepada RasulNya adalah satu buku rekaan yang boleh
ditulis oleh keupayaan fikiran manusia. Maka Allah Taala mencabar
manusia agar membuatnya sama seperti yang diturunkan kepada
RasulNya. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 24

Soalan: Apakah definasi: Fa illam taf aluu walan taf


aluu Fattakunnaa rallati waquuduhannaasu walhijaarah uiddat
lil kaafiriin - (Kalau tidak kamu perbuat dan tidak akan dapat
kamu perbuatkannya. Maka takutlah akan api neraka yang
menyalakan manusia dan batu disediakan bagi orang-orang
kafir - Al Baqarah:24)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang menasihatkan manusia agar jangan bersikap
tikus membaiki labu dengan menunjukkan sikap hanya pandai
membuat komen dan menyalahkan orang lain ketika
mengarcakan sesuatu di suasana diri sendiri sebenarnya jahil
untuk membuatnya. Satu sikap di kedudukan cakap berdegar-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 947

degar. Tahi lekat di gelegar. Sedangkan barang sendiri tidak


pernah menjadi. Wallahu alam.

Furqan Maani
Al Baqarah: 24

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 24 - Al Baqarah: Fa illam
taf aluu walan taf aluu Fattakunnaa rallati waquuduhannaasu
walhijaarah uiddat lil kaafiriin - (Kalau tidak kamu perbuat dan
tidak akan dapat kamu perbuatkannya. Maka takutlah akan api
neraka yang menyalakan manusia dan batu disediakan bagi
orang-orang kafir) ?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Jika manusia tidak dapat membuatkan Al Quran sama seperti Al Quran
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Maka terimalah Al Quran
itu sebagai satu habuan besar Tuhan semesta alam dan berimanlah
dengannya. Kaji dan selidiklah furqan yang ada di sisinya serta patuhilah
seruan dan larangan yang ditentukan oleh Allah melaluinya. Renung-
renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


948 Malam Muka Empat

PERINGKAT DI WAJAH KEEMPAT


BACA DENGAN MENDEFINASI ISTILAH
(Malam Muka Empat)

Mendefinasi istilah-istilah dalam ayat


Dan Istilah-istilah yang berkaitan dengannya.

Perhatian: Dalam catitan ini. Semua istilah-istilah yang diperbincangkan hendaklah


dilihat pada dua sudut. Duniawi dan akhrawi. Agar pengertian dari definasinya dapat
dikhitabkan secara yang lebih tepat dengan membuahkan kejituan pemahaman
terhadapnya di konteks duniawi dan akhrawi disamping meluaskan lagi penglihatan
mata pemikiran terhadap luasnya dan abstraknya ilmu yang tersimpan di dalam Al
Quran. Sebaliknya jika kedudukan ini tidak ditumbuhkan. Maka mata pemahaman
hanya akan tertumpu kepada pengertian akhrawi semata-mata. Justeru itu akan
terlindunglah pancaran ilmu Al Quran di sudut terserlahnya kelebaran ilmunya pada
maksud kegunaannya di konteks duniawi.

Istilah: Summun

Soalan: Apakah definasi istilah Summun (Tuli lagi


pekak) di dalam konteks pemahaman tersirat pada ayat: 22
Al Baqarah?
Jawab: Istilah Summun - Bolehlah didefinasikan
sebagai gambaran kedudukan payah atau mudahnya telinga
seseorang yang dikaitkan dengan keupayaannya dalam berfikir
bagi membolehkan ianya menerima satu-satu pandangan atau
buah fikiran dari mana-mana pihak terutama di sudut
penerimaannya terhadap satu-satu unsur perubahan dan
pembaharuan (furqan). Ini bermakna, jika seseorang itu
meletakkan diri berkeadaan pekak atau sengaja memekakkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 949

telinganya dalam menerima furqan yang dibentangkan. Maka


di kala itu dirinya telah bersifat mati sebelum mati.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Innakalaa tusmiul mauta walaa tusmiussummadduaa a


izaa wallau mudbiriin.
Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-
orang yang mati mendengar dan (Tidak pula)
menjadikan orang-orang yang tuli mendengar
panggilan, apabila mereka telah berpaling ke belakang.
Surah:27: An Naml:80
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:27: An Naml:80)
(Surah 27:An Naml:80)
Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
Ayat ini menerangkan falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
konsep bahawa seseorang itu sudah
bersifat manusia yang mati apabila dua (2) perkara:
telinganya tuli untuk mendengar Pertama: Ayat ini secara jelas
seruan pembaharuan. Di hakikat
manusia ini adalah manusia yang menerangkan prinsip bahawa sifat kedegilan
bersifat mati sebelum mati. Mati manusia dalam mendengar dan menerima
dalam daya penerimaan. Mati dalam
bersifat kreatif dan inovatif dan mati informasi pembaharuan (furqan) dengan
dalam segala-galanya meletakkan dirinya di rupa manusia yang tuli
Inilah jenis manusia yang adalah satu kematian. Di hakikat diri dan
telah bersifat sama saja sama ada jiwanya akan dimamah zaman. Ketinggalan dan
diberitahu atau tidak diberitahu.
Mereka tetap berpaling (Surah: 2: Al terus ketinggalan dari arus perubahan tanpa
Baqarah:6) untuk menerima unsur- tertumbuh pada dirinya erti hidup dan
unsur pembaharuan yang dibentang
kepadanya. kehidupan.
Kedua: Ayat ini secara jelas
Kaji-kajilah
menerangkan prinsip terwujudnya sikap

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


950 Malam Muka Empat

manusia yang sanggup ditalqinkan seumpama


seorang mati ditalqinkan. Di suasana diri di
musim sihat dan segar semacam tidak
melakukan persiapan dalam menghadapi masa
peralihan zaman. Maka inilah sebenarnya
berlaku pada manusia. Tuli di masa hidup dan
tetap tuli di masa peralihan zaman. Oleh itu
fikir-fikirlah di hakikat memiliki telinga dengan
bersifat tuli adalah haiwan.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:27:An Naml:80)
MendesignkanTeori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Seseorang manusia akan bersifat manusia
yang mati, apabila telinganya berpaling dari
mendengar dan menerima pembaharuan dan
kebenaran.
Bincang-bincanglah.

Istilah: Bukmun

Soalan: Apakah definasi istilah Bukmun (Bisu) di


dalam konteks pemahaman ayat: 22 Al Baqarah?
Jawab: Istilah Bukmun - Bolehlah didefinasikan sebagai
gambaran kedudukan lembab atau lincahnya mulut dan lidah
seseorang yang dikaitkan dengan sikap dan keberaniannya
dalam memberi buah fikiran atau menyatakan pendirian
hatinya terhadap sesuatu isu yang timbul di dalam hidupnya
terutama di sudut menegakkan kebenaran dan pembaharuan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 951

Istilah: Umyun

Soalan: Apakah definasi istilah Umyun (Buta -Tidak


Nampak) di dalam konteks pemahaman tersirat pada ayat: 22
Al Baqarah?
Jawab: Istilah Umyun - Bolehlah didefinasikan sebagai
gambaran kedudukan tajam atau tumpulnya mata hati
seseorang yang dikaitkan dengan soal kecergasan akalnya
dalam berfikir di dalam konteks melihat dan menilai sesuatu
barang atau peristiwa di dalam hidupnya sehari-hari.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Afalam yasiiru fil ardhi fatakuuna lahum quluubun


yaqiluuna bihaa au aazaanun yasmauuna bihaa Fa
innahaa laa tamal absaaru walaakin tamal quluubul lati
fissuduur.
Tidakkah mereka berjalan di muka bumi menjadikan hati
mereka berakal untuk berfikir atau telinga untuk
mendengarkan. Sesungguhnya mereka bukanlah buta
mata. Tetapi buta hati di dalam dadanya.
Surah:22: Al Hajji:46

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


952 Malam Muka Empat

Catitan: (Surah:22: Al Hajji:46)


Penerokaan Teori Al Quran
(Surah 22: Al Hajji: 46) Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Mendesignkan satu teori Al dua (2) perkara:
Quran (The Theory of Noble Quran)
Pertama: Ayat ini secara jelas
di bidang Pengajian Sains Sosial
yang berbunyi: menerangkan makna istilah: Afalam yasiiruu
fil ardhi (Tidakkah mereka berjalan di muka
Celiknya seseorang manusia bumi) pada makna hidup dan pengarcaan hidup
dengan mata zahirnya tetap jua
dalam membentuk erti kehidupan di sepanjang
bersifat buta. Jika mata hatinya
buta. hayat seseorang itu di muka bumi. Di hakikat
istilah: Berjalan di muka bumi hendaklah
ditakrifkan sebagai langkah pengarcaan warna
Dan kedua:
kehidupan ke arah hadapan (maju) dengan
Mendesignkan teori Al memfokuskan mata masing-masing kepada
Quran di bidang Sains Pendidikan
perubahan yang lebih baik terhadap nasib
dan Sains Sosial yang berbunyi:
kehidupan.
Maka bagi tujuan mengarcakan rupa
Pertumbuhan akal seseorang
manusia boleh disuburkan atau maju dalam kehidupan, istilah: Fatakuuna
dipertingkatkan apabila seseorang
lahum quluubun yaqiluunabiha (Menjadikan
itu berjaya menyucikan bahagian
lampu Nur Qalbi dengan zikrillah. hati mereka berakal) dan istilah: Au aazaanun
yasmauuna bihaa (Atau telinga untuk
mendengar) adalah dua (2) istilah teramat
Dan ketiga:
penting diarcakan oleh seseorang. Jika
Mendesignkan satu teori Al kehidupannya ingin disuburkan:
Quran Sains Pendidikan yang
Satu: Di makna manusia itu kenalah
berbunyi:
membentuk diri dan hatinya agar berakal
sendiri. Di makna dirinya berupaya berakal dan
Setiap langkah perjalanan dan
pengembaraan seseorang manusia berfikir sendiri dalam mendayung hidupnya. Di
akan berwajah perjalanan seekor
rupa terzahirnya daya usaha dan kreatif dengan
binatang. Jika hatinya gagal
menghasilkan akal yang berjaya membentuk peluang memajukan dirinya
memerhati keadaan sekelilingnya
sehingga kesejahteraan yang menjadi matlamat
yang boleh menatijahkan furqan
dan kemajuan pada dirinya. hidup berjaya dibentuk di dalam kehidupannya.
Dua: Di makna, jika seseorang itu
gagal dalam membentuk akal sendiri atau tidak
Bincang-bincanglah
berkeupayaan berakal di taraf yang tinggi. Maka
manusia itu masih jua berpeluang dan diberi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 953

peluang untuk maju. Kalau dirinya tahu dan


sanggup menadah telinganya untuk mendapat
dan menerima maklumat, ajaran dan didikan
dari hasil akal orang yang berakal terutama dari
golongan cerdik pandai yang bernas pendapat
dan pandangannya. Demikianlah dua (2) wasiat
Allah Taala terhadap hambaNya yang ingin
melangkahkan hidupnya ke arah maju dan
berjaya.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan tentang falsafah pada istilah buta
atau celiknya seseorang manusia. Maka bagi
manusia yang celik, pasti akan tertumbuh pada
dirinya ketika berjalan tiga (3) perkara:
Satu: Pada hatinya tertumbuhnya akal.
Dua: Pada akalnya akan tertumbuhnya fikiran.
Di makna berfikir di erti melihat dan nampak.
Tiga: Telinganya sentiasa mendengar di erti
mendengar ingredients ilmu dan pembaharuan.
Dan sesungguhnya sebuta-buta seseorang itu
apabila hatinya buta di hakikat tidak tertumbuh
akal padanya. Fikir-fikirlah.

Dan TegasNya lagi:

Waman kaana fii haazihii amaa fahuwa fil aakhirati


amaa wa adhallu sabiilaa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


954 Malam Muka Empat

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini,


niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan
lebih tersesat dari jalan (yang benar).
Surah:17: Al Israak:72

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 17: Al Israak:72)


(Surah:17:Al Israak:72). Klasifikasi ayat - Al Aayah (Punca prinsip dan

Menerangkan isyarat ruhul falsafah):


maani ayat kepada dua (2) perkara: Ayat ini secara jelas menerangkan

Pertama: Menerangkan prinsip kebutaan. Di makna jika seseorang


isyarat istilah buta di dunia yang manusia itu tidak dapat melihat hari akhirat
boleh diklasifikasikan kepada empat
(4): Satu: Buta melihat dunia adalah semasa hayatnya di dunia. Kelalaian pada
tempat kekal bagi pengarcaan dirinya membuat dirinya tidak membuat
kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat. Dua: Buta dalam melihat ilmu persiapan. Di erti mati tanpa persiapan. Maka di
dan hikmah adalah cahaya penyuluh akhirat nanti hidupnya susah seumpama orang
hidup. Tiga: Buta dalam berilmu
sehingga ilmu yang dituntut tidak buta. Demikianlah manusia akan susah. Jika
diketahui oleh diri sendiri. Empat: hidupnya di dunia berteraskan buta. Di makna
Buta untuk mengenal diri dan
keupayaan sendiri sehingga diri buta dalam mengarca rupa dan gaya
lemah kerana diugut oleh diri sendiri. kehidupan. Fikir-fikirlah (Di maqam: Waltanzur

Kedua: Menerangkan nafsummaa qaddamat lighadin - Surah:59: Al


isyarat istilah buta di akhirat yang Hasyr:18-20).
boleh dikasifikasikan kepada tiga (3):
Satu: Buta melihat diri sebagai
hamba Tuhan sehingga diri Penerokaan Teori Al Quran.
mengabaikan tugas sebagai hamba
yang taat kepada Tuhannya. Dua: (Surah:17: Al Israak:72)
Buta melihat Tuhan yang sentiasa MendesignkanTeori Al Quran (The Theory of
berada di sisi sehingga kuasa dan
kekuatan Tuhan tidak diguna pakai Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
dan tidak tahu mengguna pakai teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan yang
Tuhan sendiri dengan memohon
pertolongan dariNya. Tiga: Buta berbunyi:
berhasrat untuk menemui Tuhan di Mana-mana orang yang buta melihat masa
tahap diri berupaya melihatNya di
depan dan buta melihat punca peluang yang
hari kemudian di suasana diri di
dunia beramal ibadat kepadaNya. sepatutnya diterokai dan diterjemahkan.

Kaji-kajilah. Maka butanya itu tetap bersambung di masa


hadapan.
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 955

Maka dalam memahami istilah buta ini. Alangkah


baiknya perbincangan ini mengkategorikan istilah buta itu
kepada empat (4) kebutaan:
Pertama: Istilah Buta Ayam. Bolehlah definasikan
sebagai kedudukan keupayaan mata hati seseorang yang
dikaitkan dengan kecergasan akalnya dalam berfikir. Di mana
di peringkat ini seseorang itu hanya boleh melihat dan menilai
sesuatu yang bersifat muhkamat (terang) atau sesuatu yang
lazim berlaku atau sesuatu telah diterangkan secara jelas
kepadanya. Disebalik dirinya pula payah untuk melihat dan
menilai sesuatu yang bersifat Mutasyabihat (tidak terang-
tersirat) yang terdapat di sebalik barang yang tersurat di wajah
dirinya berfikiran dan berpandangan selapis.
Di hakikat:

Watilkal amthaalu nadhribuha linnaasi wamaa


yaqiluhaa illal aalimuun.
Demikianlah perumpamaan-perumpamaan itu (Sample
natural resources). Kami lukiskan untuk manusia tetapi
tiadalah yang menggunakan akal untuk memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu (para cendekiawan)
Surah:29: Al Ankabuut:43

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:43)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


956 Malam Muka Empat

Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan


falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawasanya akal akan
mudah tertumbuh. Jika seseorang manusia itu
didedah dengan ilmu pengetahuan. Di makna
semakin tinggi ilmu seseorang itu. Maka
semakin tinggilah akalnya berfungsi.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa banyaknya terlahir
rupa peluang dan furqan yang diwujudkan
oleh Tuhan semesta alam, tidak akan berguna
dan diguna. Jika tidak terlahirnya manusia
yang berakal dan memiliki daya keupayaan
untuk menterjemahkan peluang dan sumber
furqan yang diwujudkan (Di maqam: Wamaa
tughnil aayaatu wannuzuru an qaumin laa
yuminuun - Surah:10:Yunus:101).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa berilmu tanpa
nampak. Bermakna jahil dalam berilmu. Di
hakikat ilmu adalah alat penjana bagi
menumbuhkan erti Nampak (Di maqam:
Faman abshara falinafsihii waman amiya
faalaihaa - Surah:6: Al Anaam:104). Dan
sesungguhnya bermula dari nampaklah akan
tertumbuhnya kehendak dan cita-cita.
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan kaitan di antara ilmu dan akal.
Dan menerangkan kaitan antara ilmu dan
nampak yang akan menatijahkan berlakunya
perbezaan keupayaan dalam mengarcakan
ilmunya di antara seseorang cendekiawan
dengan seseorang cendekiawan yang lain. (Di
maqam: Narfau darajaatim man nasyaau
wafau qakullizii ilmin aliim (Surah:12:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 957

Yusuf:76).
Maka berikutan dengan itulah
golongan cendekiawan bolehlah diklasifikasikan
kepada lima (5) golongan:
Satu: Golongan cendekiawan yang
bersifat: Customerism Intellectual. Satu
golongan cendekiawan yang hanya tahu dan
berkemahiran menggunapakai hasil produk
pengeluaran atau hasil penemuan orang lain. Di
kedudukan dirinya gagal untuk berakliah
sehingga berjaya mencari dan menemui
penemuannya sendiri di rupa furqan baharu dan
terbaharu.
Dua: Golongan cendekiawan yang
bersifat: Impericalism Intellectual. Satu
golongan cendekiawan yang berminat untuk
membuat perbandingan mutu, rupa dan
bilangan produk pengeluaran orang atau
berminat membuat perbandingan kemajuan
sesebuah negara dengan sesebuah negara
yang lain tanpa dirinya sendiri berkeupayaan
untuk menghasilkan rupa pembaharuan atau
penghasilan furqan dengan cara tersendiri.
Demi untuk dimunafaatkan oleh dirinya dan
bangsanya.
Di hakikat pada setiap cadangan yang
dibentang olehnya pasti akan dilandaskanya
kepada kemajuan orang lain dan menjadikan
tahap kemajuan semasa yang dicapai oleh
orang lain itu sebagai contoh yang perlu di
capai dan dinikmati oleh diri dan bangsanya.
Sesungguhnya keupayaan para cendekiawan di
peringkat ini hanya berupaya melakukan
perubahan setakat: Imperical development di
taraf : Adaptation of development (kemajuan
pengubah suaian).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


958 Malam Muka Empat

Tiga: Golongan cendekiawan yang


Perbincangan Ringkas
Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu. bersifat: Reporter Intellectual. Satu golongan
...Sambungan. cendekiawan yang berminat melapurkan

(Nafsu Mardhiah) pendapat dan pandangannya dengan


berlandaskan literature. Berlandaskan kata-kata
tanpa boleh diganggu oleh mana-
mana suara biasa. Meskipun ketika orang atau kajian orang tanpa dirinya sendiri
itu dirinya sedang bercakap dengan berani untuk menghulur pandangan dan
orang lain di hadapannya. Di
suasana mata bashirnya terus pendapatnya sendiri.
menyerlah dengan sifat-sifat Ini bermakna bila satu-satu pendapat
keistimewaannya di tahap rupa
keupayaan dirinya pada gambaran tidak berlandaskan literature dibentang
ruhul maani ayat (Surah:6:Al An kepadanya. Maka pendapat yang dibentang
aam:104). Di makna berjaya melihat
barang tidak dapat dilihat oleh mata akan disifatkannya sebagai pendapat yang
biasa. lemah lagi tidak berautoriti. Sedangkan ilmu

(iii): Dirinya di peringkat ini yang ada pada diri cendekiawan di taraf ini tidak
telah mula mendapat Makhraja. lebih bertaraf ilmu teori yang tidak bertapak
Yakni jalan rezeki di luar pemikiran
biasa seperti yang dijanjikan oleh kepada pengarcaan kenyataan di jelapang
Allah kepada mana-mana orang yang bidangnya yang sebenar.
berjaya memiliki taraf taqwa dengan
kehadiran rupa rezeki yang melimpah Empat: Golongan cendekiawan yang
ruah yang datang diri sumber-sumber bersifat: Doctorine Rhetoric Intellectual. Satu
di luar jangkaan dirinya sendiri
(Surah:65: At Thalaaq:2-3) serta di golongan cendekiawan yang berwajah moulding
waktu yang sama dirinya akan intellectual (cendekiawan diacuankan) yang
dipermudahkan oleh Tuhannya ke
atas sebarang urusan yang dibuat mengikat dirinya dengan kesimpulan asuhan
oleh dirinya (Surah:65: At Thalaaq:4) kepercayaan atau mengikat dirinya dengan
di rupa dan di maqam gambaran
pengertian ayat: (Surah:17:Al pemahaman satu-satu ideologi tertentu. Di
Israak:80) lagi diberkati (Surah:24: mana perubahan terhadap pendapat dan
An Nur:38).
pandangannya hendaklah diselarikan pada
Soalan: Apakah zikir yang setiap ketika dengan pegangan dan pandangan
terus diamalkan orang Mardhiah?
tokoh-tokoh ramai semasa. Satu golongan
Sesungguhnya bagi mereka cendekiawan yang tidak boleh menggunakan
di peringkat ini mereka mula
mengamalkan zikir khafi bertaraf: daya akliah keilmuan sendiri kecuali menurut
Zikir Tanaffas. (Surah:81:At barang petua yang sedia ada.
Takwiir:18). Satu zikir khafi
(Surah:67: Al Mulk:11-12) yang Lima: Golongan cendekiawan yang
mewajahkan kesyahduan cinta dan bersifat: Inventional Intellectual. Satu
penyaksian di antara seorang hamba
dengan Tuhannya tanpa putus-putus golongan cendekiawan yang dinampakkan rupa
di sepanjang gerak jantungnya. furqan yang tersimpan pada mana-mana

Sebelah. sumber furqan. Lalu berasaskan kepada daya


ilmunya dan kreativitinya diterjemahkannya di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 959

Perbincangan Ringkas rupa penemuan serta dimajukannya sehingga


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu terhasilnya produk atau cetusan baharu yang
...Sambungan.
boleh memajukan dirinya dan bangsanya.
(Nafsu Mardhiah) Sesungguhnya dari golongan cendekiawan

Adapun Zikir Tanaffas inilah terlahirnya satu-satu teori atau formula


bolehlah didefinasikan sebagai rupa atau satu-satu sistem di bidang-bidang tertentu
pengarcaan ingatan bersama
seseorang hamba kepada Tuhannya yang boleh membawa dirinya dan bangsanya
berasaskan kepada konsep ke era revolusi bangsa ke mata dunia. Fikir-
penyaksian tajalliah sifat dan afal
Tuhan kepada seseorang hambaNya fikirlah.
di rupa sifat dan afal majazi di wajah
termakbulnya rahmat dan
pertolonganNya yang terhasil dari Penerokaan Teori Al Quran.
keintiman dan keikraban hubungan di (Surah:29: Al Ankabuut:43)
antara seseorang hamba dengan
Tuhan yang Maha Perkasa. Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
Di suasana di pihak
hambaNya boleh melihat kesaktian teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan yang
tajalliah sifat dan afal Tuhannya di berbunyi:
wajah Kun Fayakun (Kata jadi).
Tidak akan tertumbuh minat seseorang
untuk melihat sesuatu yang tersirat kecuali
Bersambung di m.s:965
pada mereka yang berakal lagi berilmu.
Bincang-bincanglah.

Kedua: Istilah Buta Dekat. Bolehlah didefinasikan


sebagai kedudukan keupayaan mata hati seseorang yang
dikaitkan dengan kecergasan akalnya dalam berfikir. Di mana
di peringkat ini seseorang itu hanya boleh melihat dan menilai
sesuatu yang jauh atau sesuatu yang memakan masa yang
panjang. Di sebalik dirinya gagal untuk melihat sesuatu di
hadapannya atau sesuatu yang memakan masa yang pendek
di wajah dirinya beridea tinggi tetapi gagal mengarca
keselesaan hidup dalam sehari-hari.
Di hakikat terarcanya makna ruhul maani peringatan
Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


960 Malam Muka Empat

Wabtaghifiimaa aataakallahuddaaral aakhirah.


Walaatansa nashiibaka minaddunyaa.
Hendaklah tuntut kampung akhirat dengan (kekayaan)
yang diberikan Allah kepada engkau. Dan janganlah
engkau lupa bahagian (nasib) engkau dari dunia.
Surah:28: Al Qashash:77

Dhabit Istilah: Catitan: (Surah:28: Al Qashash:77)


Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah: 28: Al Qashash:77)
dan hikmah):
Menerangkan isyarat ruhul Ayat ini menerangkan ingredient
maani istilah ayat: Wabtaghii fiimaa
aataakallahu (Tuntutlah kampung pendidikan dalam memperjelaskan istilah: Fii
akhirat dengan barang yang diberi maa aataakallah (Di maksud: Pada barang
oleh Allah) dengan mengisyaratkan
manusia pada dua (2) perkara: yang dikurniakan Allah) kepada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Mengisyaratkan
manusia agar pandai melabur menerangkan ingredient pendidikan dengan
dengan barang yang dikurniakan memberi isyarat menerusi istilah: Fii maa
oleh Allah kepadanya. Di hakikat
konsep pelaburan adalah satu aataakallaah. Di mana terwujudnya manusia
konsep yang teramat penting yang bersifat nampak barang jauh dan terbuta
diamalkan oleh manusia dalam
mengarcakan hidupnya. Di suasana barang dekat. (Di maqam: Innahaa ulaa i
banyak manusia yang dikurniakan yuhibbuunal aajilata wayazaruuna waraa
kesenangan tetapi jahil dan leka
untuk membuat pelaburan. Terutama ahum yauman thaaqiilaa - Surah:76: Al
pelaburan untuk negeri akhirat Insaan:27) Di hakikat terdapatnya sikap
(Surah:87: Al Alaa:16-17).
manusia yang hanya melihat akhirat semata-
Dua: Mengisyaratkan mata tanpa menoleh kepada kepentingan
manusia agar mengarahkan diri
mengenal jenis-jenis pelaburan yang kehidupannya di dunia. Di isyarat: Walaa tansa
boleh menghasilkan keuntungan nashiibaka minaddunya (Janganlah kamu
kepada dirinya di sudut akhirat.
melupai nasib kamu di dunia).
Bersambung di sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 961

Kedua: Ayat ini secara jelas


Dhabit Istilah: menerangkan ingredient pendidikan dengan
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 28: Al Qashash:77) memberi isyarat menerusi istilah: Fii maa
aataakallaah. Di mana terwujudnya manusia
Di mana jenis-jenis sektor
pelaburan akhirat itu bolehlah yang tidak tahu atau sengaja melekakan diri
dikenalpasti pada tiga (3) rupa untuk menggunapakai harta yang berupa
pelaburan (Surah:42: Asy
Syuaraak:20) yang berasaskan hiasan hidupnya sebagai sumber pelaburan
kepada konsep: Aamanuu waamilus akhirat (Surah:59: Al Hasyr:18-20) yang akan
shaalihaat: (Beriman dan beramal
soleh): membahagiakan hidupnya di akhirat nanti. Di
Satu: Pelaburan Tubuh. Di isyarat: Wabtaghii fiimaa aataakallaahud
hakikat anggota tubuh yang
dikurniakan oleh Tuhan daaral aakhirat (Tuntutlah kampung akhirat
(Surah:91:Asy Syams:7) hendaklah dengan kekayaan yang diberikan Allah kepada
dijadikan alat untuk menunaikan
tanggungjawab fardhu yang engkau).
difardhukan oleh Tuhan serta Ketiga: Ayat ini secara jelas
melakukan apa yang disuruh dan
mengelakkan diri dari apa yang menerangkan ingredient pendidikan dengan
ditegah seperti yang disyariatkan. memberi isyarat menerusi istilah: Fii maa
Dua: Pelaburan Hati. Di aataakallaah. Di mana terwujudnya manusia
hakikat hati yang dikurniakan oleh yang bersifat sombong, angkuh dan zalim
Allah Taala kepada manusia adalah
merupakan sumber asas bagi apabila dirinya dikurniakan nikmat oleh Tuhan
memboleh manusia menemui dan kepadanya. Malah sanggup pula melakukan
menatap wajah Tuhannya di hari
akhirat. (75:Al Qiyaamah:22-23). bencana di muka bumi dengan membutakan diri
dengan kebaikan (Surah:16: An Nahl:30). Di
Satu sumber asas yang
perlu diterjemahkan oleh manusia isyarat: Wa ahsin kamaa ahsanallaahu ilaika
dengan mencari jalan untuk menyuci walaa tabghil fasaada fil ardhi. (Berbuat
hatinya sehingga ianya mencapai
taraf hati yang suci di tahap baiklah sebagai mana Allah berbuat baik
Qalbissalim. (Surah:26: Asy kepada kamu dan janganlah kamu membuat
Syuaraak:88-91) menerusi proses
penyucian hati berasaskan jalan bencana di muka bumi Surah:28: Al
wasilah (Surah:5: Al Maidah:35) yang Qashash:77).
dilandaskan kepada jalan tasauf dan
jalan tarikat. Oleh itu fikir-fikirlah anak cucu di
hakikat kebaikan dan perimbangan pada kedua-
Tiga: Pelaburan Harta. Di
hakikat harta pemberian Tuhan boleh duanya. Duniawi dan akhrawi haruslah
dilaburkan pada tiga (3) sektor: dilakukan di dalam hidup seharian.
(1): Pelaburan berbentuk
pinjaman baik kepada Tuhan.
(Surah:57: Al Hadid:11). (2):
Pelaburan penyucian hati. (Surah:92:
Al Laili:18-21). (3): Pelaburan Penerokaan Teori Al Quran.
keberkatan doa bersedekah. (Surah:28: Al Qashash:77)
(Surah:9: At Taubah:103).

Kaji-kajilah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


962 Malam Muka Empat

Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of


Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Akhirat itu berbuah di dunia. Berbunga dari
amalan. Berputik dari keikhlasan. Rangup
dan masak ke pangkuan Tuhan di wajah
manusia dan kemanusiaan.
Bincang-bincanglah.

Ketiga: Istilah buta jauh. Bolehlah didefinasikan


sebagai kedudukan keupayaan mata hati seseorang yang
dikaitkan dengan kecergasan akalnya dalam berfikir. Di mana
di peringkat ini seseorang itu hanya boleh melihat dan menilai
sesuatu barang yang dekat atau sesuatu barang yang boleh
terwujud dalam jangka masa yang pendek lagi segera.
Disebalik dirinya gagal untuk melihat sesuatu barang yang
lebih jauh ke hadapan atau sesuatu barang yang memakan
masa yang agak panjang di wajah dirinya tidak berwawasan di
lingkaran fikirannya hanyalah tertumpu kepada soal-soal perut,
dapur dan asas kehidupan seharian semata-mata. Di wajah
sikapnya mahu segala-galanya disegerakan.
Di hakikat:

Khuliqal innsaanu min ajalin. Sauuriikum aayaati falaa


tas tajiluun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 963

Manusia dijadikan terburu nafsu (segala-galanya mau


cepat). Nantilah akan Ku perlihatkan tandanya kepada
kamu. Maka janganlah kamu minta disegerakan.
Surah:21: Al Anbiyaak:37

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:21: Al Anbiyaak:37)
Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Sikap terburu-buru manusia untuk melihat
satu-satu kejayaan akan membuat matinya
cita-cita manusia itu dalam mengarcakan
kejayaan. Lantaran angan-angannya
melintasi usaha dan perbuatan.
Bincang-bincanglah.

Keempat: Istilah Buta Warna. Bolehlah didefinasikan


sebagai kedudukan keupayaan mata hati seseorang yang
dikaitkan dengan kecergasan akalnya dalam berfikir. Di mana
di peringkat ini seseorang itu tidak mungkin dapat
membezakan sesuatu yang bersifat kejahatan dengan sesuatu
yang bersifat kebaikan. Di suasana diri tetap terlihat dan
ternampak akan sesuatu kejahatan itu sebagai suatu kebaikan
dan tetap dianggapnya kebaikan di wajah dirinya bercelaru
dengan anggapan yang hitam adalah sama dengan yang
putih. Di hakikat butanya manusia di rupa Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


964 Malam Muka Empat

Wa izaa qiillalahum laa tufsiduu fil ardhi Qaaluu innama


nahnu muslihuun.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu
buat kerosakan di muka bumi. Lalu mereka menjawab:
Sesungguhnya kami berbuat kebaikan.
Surah:2: Al Baqarah:11

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:2: Al Baqarah:11)
Penerokaan Teori Al Quran
Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
(Surah 2: Al Baqarah:11)
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
Mendesignkan satu teori Al
teori Al Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Quran (The Theory of Noble Quran)
di bidang Sains Pendidikan yang Kerohanian yang berbunyi:
berbunyi:
Seseorang manusia tidak akan terasa silu
Kekotoran hati seseorang boleh dan segan untuk melakukan kejahatan dan
menatijahkan mata hatinya melihat
kerosakan di kala dirinya melihat
kejahatan di rupa kebaikan.
perbuatannya itu berwajah kebaikan.
Bincang-bincanglah.
(Surah:18: Al Kahfi:103 - 104). Bincang-
bincanglah.

Di hakikat FirmanNya lagi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 965

Qulhal nunabbiukum bil akhsariina amaalan. Allaziina


dholla sayuhum fil hayaatiddunyaa wahum yahsabuuna
annahum yuhsinuuna sun aa.
Katakanlah: Apakah mahu Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling rugi perbuatannya?.
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahawa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Surah: 18: Al Kahfi:103 -104

Catitan: (Surah:18: Al Kahfi:103-104)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip sikap dan perlakuan manusia yang
merugikan dirinya ketika hidupnya di dunia. Di
mana ianya dapatlah dirumuskan sekurang-
kurang kepada tujuh (7) perlakuan:
Pertama: Apabila satu-satu keburukan
dilihat oleh seseorang sebagai kebaikan. Malah
jika terdapat teguran terhadap mereka. Lalu
mereka menjawab: Kami melakukan kebaikan.
(Di maqam: Qaaluu innamaa nahnu
mushlihuun - Surah:2: Al Baqarah:11).
Kedua: Apabila berlakunya kekeliruan
dan tersalahnya pilihan di kala rupa kejahatan
dilihat lebih baik dari rupa kebaikan. (Di maqam:
Qul laa yastawil khabiithu wattayyibu lau
ajabaka kathratul khabiith - Surah:5: Al
Maidah:100).
Ketiga: Apabila seseorang itu sanggup
bertuhankan nafsu. (Di maqam: Ara aita
manittakhaza ilaahahuu hawaah - Surah:25: Al
Furqan:43)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


966 Malam Muka Empat

Perbincangan Ringkas Keempat: Apabila timbulnya perasaan


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu
...Dari muka surat: 958 pada seseorang itu suka meminta kejahatan
sama seperti meminta kebaikan (Di maqam:
(Nafsu Mardhiah)
Wayadul insaanu bisyarri duaa ahu bilkhari
Dan sesungguhnya taraf wakaanal insaana ajuulaa - Surah:17: Al
kedudukan dan rupa rapatnya ingatan
dirinya dan pengarcaan kehendaknya Israak:11)
di maqam zikir di peringkat ini Kelima: Apabila tertumbuhnya pada
dapatlah dibayangkan di wajah
terzahirnya rupa isyarat istilah: seseorang sikap sanggup menukarkan nikmat
Wamaa ramaitaa izramaitaa walaa Allah dengan kekufuran. (Di maqam: Alam tara
kinnallaha ramaa (Surah:8: Al
Anfaal:17) atau pada tahap isyarat illallaziina baddaluu nimatallaahi kufraa -
istilah: Faqul nadhribuuhu bibadhihaa Surah:14: Ibrahim:28).
kazaalika yuhyillaahul mautaa
(Surah:2: Al Baqarah:73). Di suasana Keenam: Apabila tidak tertumbuh
rupa Kun Fayakuun terjadi dengan pada dirinya kehendak dan kemampuan untuk
sendirinya serentak dengan ingatan
zikirnya. menerokai furqan yang terdapat pada Al Quran
Satu rupa zikir berwajah dan pada setiap kejadian Tuhan. (Di maqam:
penyaksian dan penyatuan redha
meredha di antara Tuhan dan Waman amiya faalaiha Surah:6: Al An
hambaNya di maqam: Radhiyallaahu aam:104).
anhum waradhuu anhu. Zalika liman
khasyiyarabbah (Surah:98: Al Ketujuh: Apabila tidak tertumbuh pada
Bayyinah:8), setelah dirinya berjaya diri untuk menyediakan bekalan akhirat kepada
diperakui sebagai hamba sejati oleh
Tuhannya. Di samping berjaya diri sendiri. (Di maqam: Wal tanzur
menjadikan dirinya di rupa sebaik-baik nafsummaa qaddamat lighadin - Surah:59: Al
manusia (Khairul bariyyah - Surah:98:
Al Bayyinah:7). Maka untuk Hasyr:18-20).
keterangan lebih lanjut, silalah anak Fikir-fikirlah di hakikat kebanyakan
cucu bertanya kepada Mursyid Ilmu
Tarikat adanya. kejahatan dan kezaliman itu datangnya dari
tangan manusia sendiri.
Bersambung di m.s:967

Istilah: Firaasan

Soalan: Apakah definasi istilah Firaasan (hamparan)


di dalam konteks pemahaman tersirat pada ayat: 22 Al
Baqarah?
Jawab: Ada pun Istilah Firaasan, boleh didefinasikan
sebagai satu tempat yang teramat baik lagi selesa untuk
melakukan sebarang kegiatan yang boleh mendatangkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 967

munafaat di sudut duniawi dan akhrawi. Di mana bumi adalah


tempat terbaik bagi manusia buat cari makan, mengarcakan
kemajuan disamping bumilah jua tempat terbaik bagi
menzahirkan diri sebagai manusia aabidin yang berbakti
kepada Tuhan serta tempat terbaik bagi mengumpul bekalan
akhirat. Maka lantaran itu gunakanlah kesempatan yang ada
agar hamparan yang dibentang oleh Tuhan semesta alam
tidak disalahguna atau disia-siakan.
Di hakikat FirmanNya:

Wa lakum fil ardhi mustaqarrun wamata un ilaahiin.


Dan untuk kamu tempat kediaman di atas bumi dan
kesenangan sampai ke suatu ketika.
Surah:2: Al Baqarah:36
Dhabit Istilah
(Surah 2: Al Baqarah:36)
Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:36)
Ayat ini adalah ayat Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
ekonomi dan kehidupan. Di hakikat
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
kesenangan di dunia adalah satu
kewajipan yang mesti dilakukan. Di dua (2) perkara:
suasana peluang kearahnya terbuka
Pertama: Ayat ini secara jelas
luas. (Surah:92: Al Laili:4),
Di suasana istilah: menerangkan prinsip terwujudnya di muka bumi
Mustaqarrun wamataaun di konteks
pengertian kehidupan itu mesti ada tempat kediaman (Mustaqarrun). Yakni tempat
dua (2) perkara pokok: bagi penempatan manusia untuk mengarcakan

(i): Tempat tinggal. kehidupan. Di mana di sanalah tempat untuk


(ii): Kesenangan. berkasih sayang. Di sanalah tempat untuk

Di hakikat tidak boleh melahirkan zuriat dan di sanalah tempat


dikatakan kehidupan. Jika tiada menunjuk kebolehan dalam merebut peluang
tempat tinggal dan sumber
kesenangan di keliling kediaman. berkepentingan di sudut duniawi dan akhrawi.
Kedua: Ayat ini secara jelas
Kaji-kajilah.
menerangkan prinsip dengan menterjemahkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


968 Malam Muka Empat

Perbincangan Ringkas istilah: Walakum fil ardhi mustaqarrun


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu wamataaun (Untuk kamu tempat kediaman
...Dari muka surat: 965
(mustaqarrun) di atas bumi dan kesenangan
(Nafsu Mardhiah) (Mataaun). sebagai satu kenyataan cabaran

Soalan: Apakah rupa dan penghormatan Tuhan kepada manusia.


perubahan ketara yang ditunjukkan Di hakikat manusia akan berwajah
oleh orang Mardhiah di kala dirinya
mengamalkan zikir di maqam Zikir kehidupan manusia di rupa maju dan sejahtera
Tanaffas? Jika seseorang manusia itu berjaya membentuk

Satu: Tertumbuh pada kesenangan semasa hayatnya di muka bumi


dirinya sifat-sifat kesaktian yang (pada istilah: ilaahiin) di sudut duniawi dan
terzahir dari buah ingatan zikirnya
terhadap Tuhannya bersama akhrawi. Fikir-fikirlah.
kehendak dirinya. Satu kesaktian
yang terzahir di rupa tajalliah
(penjelmaan) sifat dan afal Penerokaan Teori Al Quran.
(perlakuan) Tuhannya di wajah (Surah:2: Al Baqarah:36)
kemakbulan kehendak dirinya dari
Tuhannya di peringkat Kun Fayakun. Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
Sesungguhnya kedudukan
sebegini bukanlah sekali-kali boleh teori Al Quran di bidang Sains Kerohanian yang
dibuat-buat tetapi terjadi dengan berbunyi:
sendirinya di wajah bagai ternyatanya
rupa kenyataan di maqam: Fallaahu Pintu syurga tidak akan terbuka di akhirat.
khairun haafizan wahuwa arhamur Jika tangan manusia tidak membukanya di
raahimiin (Surah:12:Yusuf:64) atau
pada maqam: Wayan shurukallahu dunia.
nashran aziizaa (Surah:48: Al Fath:3). Bincang-bincanglah.

Bersambung di m.s: 969

Istilah: Binaa a

Soalan: Apakah definasi Istilah Binaa a (Atap binaan)


di dalam konteks pemahaman tersirat pada ayat: 22 - Al
Baqarah?
Jawab: Dalam mendefinasikan istilah ini. Maka
alangkah baiknya ianya dilihat dan dikembangkan kepada dua
(2) definasi di sudut duniawi dan akhrawi.
Pertama: Istilah Binaa a di sudut duniawi. Bolehlah
didefinasikan sebagai tempat yang terbaik untuk

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 969

memperluaskan pandangan dalam mengarcakan jalan hidup


seharian dan mengarahkan hidup ke arahnya secara
bersungguh-sungguh. Dengan mata melihat Bintang-Bintang.
Yakni di makna mengejar pangkat, darjat dan kedudukan.
Dengan mata melihat Bulan. Yakni di makna menghitung
perkembangan pendapatan dan ekonomi berasaskan hitungan
bulan. Dengan mata melihat Matahari. Yakni di makna
tertegaknya punca tenaga dan semangat yang tidak pernah
mengenal erti mengah dan keletihan. Di hakikat bagai
tertakwilnya mimpi Nabi Yusuf a.s di kala mimpi anaknya
dilihat oleh Nabi Yaacob a.s pada natijah ibrah akan erti
matahari, bulan dan bintang-bintang.
Di hakikat konsep:

Iz qaala yuusufu li abiihi Ya abati inni ra aitu ahada


asyara kaukaba Wassyamsu wal qamara ra aituhum lii
saajidiin.
Ingatlah ketika Yusuf berkata kepada bapanya
(Yaaqub). Wahai bapaku! Sesungguhnya aku bermimpi
melihat sebelas bintang dan matahari serta bulan,
Semuanya ku lihat sujud kepada ku.
Surah:12: Yusuf:4

Catitan: (Surah:12: Yusuf:4)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


970 Malam Muka Empat

Perbincangan Ringkas Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu idea):
...Dari muka surat: 967
Ayat ini menerangkan isyarat konsep
(Nafsu Mardhiah) istilah sujud di konteks ruhul maani: Ra

Dua: Tertumbuh pada dirinya aituhum lii saajidiin. Di makna diri seseorang
keberkatan pada setiap perlakuan itu akan dihormati atau diberi penghormatan
urusan di dalam hidupnya. Di suasana
ruhul maani isyarat dan istilah: oleh masyarakat dan negerinya. Di suasana
Innallaha baalighu amrih (Surah:65: At terdapatnya empat belas (14) golongan anggota
Thalaaq:3) sentiasa menjelma
menjadi kenyataan pada hidupnya. masyarakat yang akan menimbang dan menilai
Lantaran rapatnya diri dengan taraf seseorang:
Tuhannya pada setiap nafas hidupnya
di wajah seorang hamba yang bertaraf Pertama: Matahari di makna
taqwa di sisi Tuhannya. Pemimpin utama kerajaan pusat. Kedua: Bulan

Tiga: Tertumbuh pada di makna pemimpin utama negeri. Ketiga:


dirinya jalan rezeki (Makhraja) yang Bintang di makna para golongan pensyarah
akan membuahkan limpahan
kesenangan kepadanya. Sama ada universiti. Keempat: Bintang di makna tokoh
terlahir dari ilham akalnya sendiri atau korperat dan perniagaan. Kelima: Bintang di
terlahir dari kedatangan tangan-
tangan yang sudi membuka peluang makna kakitangan kerajaan di peringkat
keemasan kepadanya. Di wajah kementerian. Keenam: Bintang di makna kaki
terzahirnya rupa penolong dan
pertolongan di maqam: Wajaalni min tangan kerajaan di peringkat agensi. Ketujuh:
ladunka sultaanan nashiiraa Bintang di makna golongan ulama dan agama.
(Surah:17: Al Israak:80).
Di hakikat pada peringkat ini Kelapan: Bintang di makna para pendidik di
orang Mardhiah telah berjaya peringkat sekolah-sekolah menengah.
mengarcakan dirinya pada kenyataan
istilah: Waman yattaqillaha yajallahuu Kesembilan: Bintang di makna golongan para
makhrajaa wayar zuqhu min haithulaa pendidik di peringkat sekolah-sekolah rendah.
yahtasib (Surah:65: At Thalaaq:2-3).
Di mana rupa kedatangan rezekinya Kesepuluh: Bintang di makna golongan pakar
itu pada dua (2) kedudukan. Sama dan professional. Kesebelas: Bintang di makna
ada di bentuk kedatangan yang tidak
disangka-sangka (Tidak terhitung) golongan para sasterawan dan budaya. Kedua
atau datang pada jumlah yang banyak belas: Bintang di makna pemimpin di peringkat
(Tanpa terhitung).
Namun begitu bagi mereka di daerah. Ketiga belas: Bintang di makna
peringkat ini perlulah diawasi oleh pemimpin di peringkat kampung. Keempat
mursyidnya agar mereka tidak
terjebak ke alam zuhud. Satu alam belas: Bintang di makna pemimpin keluarga.
kehidupan yang melupai dunia dan Ini bermakna jika seseorang itu
tidak mahu kepada dunia. Lantaran
keasyikan mereka di alam berjaya meletakkan dirinya dipandang tinggi
kesyahduan ketuhanan yang oleh empat belas (14) golongan berkenaan.
diperolehinya. Maka untuk kefahaman
lanjut. Tanyalah mursyid adanya. Maka jawabnya. Jadilah seseorang itu seorang
tokoh yang disegani oleh masyarakat dan
Bersambung di m.s:1136
negerinya. Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 971

Kedua: Istilah Binaa a di sudut akhrawi. Bolehlah


didefinasikan sebagai tempat yang terbaik untuk
memperluaskan pandangan di arca terlihatnya diri sebagai
seorang yang tahu bersyukur dengan tertumbuhnya kesedaran
bahawa segala nikmat yang dikecapi selama ini adalah
datangnya dari Tuhan semesta alam. Bagai sedarnya diri langit
bahawa biru di wajahnya selama ini adalah biasan - reflection
dari kebiruan lautan sejagat. Bagai sedarnya bulan dan bintang
bahawa sinar yang ada padanya di waktu malam itu adalah
datang dari ihsan matahari. Maka demikianlah akan
bersyukurnya manusia itu sebagai orang yang bersyukur di
kala langit, bulan dan bintang dilihat dan diperhatikannya di
kenyataan diri tidak akan sekali-kali tersalah dalam
pertimbangan.
Di hakikat:

Assyamsu wal qamaru bihusbaan. Wannajmu


wassyajaru yasjudaan. Wassamaa a rafaaha wawadho
al miizaan. Allaa tatghau fil miizaan.
Matahari dan bulan (beredar) dengan perhitungan.
Rumput-rumput dan pohon-pohon tunduk (kepada fitrah
Tuhannya). Langit ditinggikanNya dan diadakanNya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


972 Malam Muka Empat

neraca (perimbangan - Equilibrium Coordinate). Supaya


kamu jangan tersilap di dalam pertimbangan.
Surah:55: Al Rahman:5-8

Penerokaan Theory Al-Quran: Penerokan Teori Al Quran:


(Surah: 55: Al-Rahman:5-8)
(Surah:55: Al Rahman: 5-8)
Adalah dengan ini Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
dibentangkan satu teori Al-Quran di
bidang Ekonomi yang berbunyi: of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Mathematical
Everything in Orbitation of
Nature Could Be Calculated Engineering yang berbunyi:
Including Present and Future Setiap perkara dan urusan di dalam
kehidupan manusia di rupa kejayaan akan
Teori ini dinamakan Halo-N
Theory 1995. Satu teori yang hanya terzahir apabila terwujud titik
berwajahkan Nuclear Economy dan
perimbangan koordinat (Point equilibrium
Sains Prediction yang telah terbukti
keberkesanannya. coordinate) yang bersifat selari dengan
kehendak fitrah semula jadi.
Satu teori yang
menumpukan perhatiannya di Bincang-bincanglah.
bidang Monetory Economy And
Money Future Predictions yang (Sila rujuk: Surah: 65: At Talaaq:3).
berupaya menjana kewangan dan Menerangkan Istilah ayat: Qad jaalallahu
menggerakkan pertumbuhan
likulli syaiin qadraa (Sesungguhnya Allah
ekonomi masyarakat dan negara.
mengadakan kadar (aturan tertentu) bagi setiap

Formula: sesuatu). Di makna sebarang perkara dan


urusan akan gagal bila tidak terwujudnya titik

A = Nxc
2 perimbangan koordinat secara semula jadi.
Bincang-bincanglah di hakikat sebarang kerja.
2 2
A = Nx c
Jika tidak selari dengan jalan fitrah pasti akan
menempuh kegagalan. Bincang-bincanglah.

Istilah: Anzala minassamaa

Soalan: Apakah definasi istilah Anzala minassama a


(Diturun dari langit) di dalam konteks pemahaman tersirat pada
ayat: 22 - Al Baqarah ?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 973

Jawab: Dalam memahami istilah ini. Maka alangkah


baiknya definasinya dipecahkan kepada dua (2) pengertian:
Pertama: Istilah Anzalaminassama a di sudut fitrah
rangkaian kejadian alam. Bolehlah didefinasikan sebagai rupa
turunnya hujan dari langit yang kemudiannya menghidupkan
bumi dengan tertumbuhnya pokok-pokok tumbuhan yang tegak
dan yang melata dengan masing-masing mengeluarkan akar,
batang, dahan, daun dan buah yang boleh dijadikan punca
makanan dan rezeki kepada manusia.
Kedua: Istilah Anzala missama a di sudut ilham dan
petunjuk. Boleh didefinasikan sebagai isyarat turun dan
terlahirnya ilham dan petunjuk kepada manusia bagai turunnya
titisan-titisan hujan yang kemudiannya menghidupkan manusia
di rupa sifatnya sebagai manusia yang sebenar (Ahsani
taqwiim) di hakikat tanpa turun dan terlahirnya ilham dan
petunjuk dari Tuhan semesta alam. Manusia yang hidup
sehari-hari boleh bersifat mati sebelum mati atau bersifat
binatang. Malah lebih daripada binatang pada kenyataan
bahawa lembu tidak akan jadi manusia. Tetapi manusia boleh
jadi lembu dan sanggup pula menjadi lembu. Justeru itu
ingatlah kepada Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


974 Malam Muka Empat

Walaqad zaranaa lijahannama kathiram minal jinni wal


insi Lahum quluubulla yafqahuuna biha walahum
ayunun laa yubsiruuna biha walahum aazaanun laa
yasmauuna biha ulaa ika kal anaami balhun adhallu
wa ulaa ika humul ghaafiluun.
Sesungguhnya jahanamlah (rosaklah) di kebanyakan
kalangan Jin dan Manusia. Bagi mereka mempunyai
hati, tidak memerhati dengannya dan mereka
mempunyai mata, tidak melihat dengannya dan mereka
mempunyai telinga, tidak mendengar dengannya. Maka
bagi mereka itu tidak ubah bagai binatang ternakan.
Bahkan lebih dahsyat dari itu dan mereka termasuk di
kalangan orang-orang yang lalai.
Surah:7: Al Araaf:179

Nota Contoh: (Surah:7: Al Araaf:179)


Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al
Quran):
Ayat ini secara jelas menerangkan dan
mendefinasikan istilah: Asfalasaafiliin
(seburuk-buruk kejadian) pada ayat: Surah:
95: At Tin:5 di suasana manusia telah pun
bertukar menjadi binatang dengan rupanya
masih seperti manusia. Di hakikat erti manusia
dan kemanusiaan itu bukanlah sekali-kali
terletak pada rupa zahirnya tetapi pada
peranan hati, mata dan telinganya di sudut erti

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 975

tahu memerhati, melihat dan mendengar di


wajah makna kemanusiaan.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:7: Al Araaf:179)
Mendesignkan Teori Al Quran (The Theory of
Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka satu
teori Al Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Manusia akan menjelma menjadi binatang
dan kebinatangan, apabila hatinya, matanya
dan telinganya tidak berfungsi mengikut
halatuju fitrah yang ditentukan oleh cara dan
gaya hidup sejahtera yang diredhai oleh
Tuhannya.
Bincang-bincanglah.

Lantaran itu, persoalan ilham dan petunjuk adalah


merupakan sesuatu yang teramat penting. Bagai pentingnya
bumi terhadap hujan. Maka berilah perhatian terhadap
persoalan ilham dan petunjuk. Moga-moga bumi terhias indah
kerana hujannya. Dan manusia akan terhias indah dengan
ilham dan petunjuk dari TuhanNya.
Ketiga: Istilah Anzala minassama a di sudut rezeki dan
kemewahan hidup. Boleh didefinasikan sebagai isyarat turun
dan terlahirnya rezeki kepada seseorang manusia. Di mana
rupa kaedah rezeki yang dikurniakan kepada seseorang
adalah sama seperti rupa kaedah hujan yang diturunkan oleh
Allah untuk menghidupkan bumi. Lantaran itu ingatlah lima (5)
perkara hendaklah diberi tumpuan, apabila hujan rezeki
melimpah kepada seseorang:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


976 Malam Muka Empat

Satu: Yakinilah bahawa hujan bukannya turun pada


setiap hari di sepanjang tahun. Maka adalah dinasihatkan
ketika hujan turun. Diri biarlah pandai menyediakan tempayan
di erti pandai menyimpan. Maka simpanlah dan gunakanlah air
yang ada apabila diperlukan.
Dua: Gunakanlah rezeki yang mendatang, demi niat
untuk menghidupkan diri dan keluarga bagai bijaknya bumi
menghidupkan diri dan tanah-tanehnya dengan titisan
limpahan air yang datang.
Tiga: Gunakanlah rezeki yang diperolehi untuk
menzahirkan aktiviti perniagaan dan pelaburan di sifat
pandainya mewujudkan buah-buah keuntungan bagai bijak
dan pandainya bumi menggunakan titisan air yang ada dengan
tertumbuhnya pohon-pohon bersama buah-buahnya dari
berbagai jenis disamping mengindah-hijaukan rupa bumi itu
sendiri.
Empat: Beringat-ingatlah bahawa di dalam hujan itu
adanya istilah kemarau. Maka pada setiap kelipan mata. Hati
hendaklah terlihat akan istilah simpanan tetap di wajah bagai
bijaknya bumi menyimpan air di lubuk pasir sungainya. Dengan
limpahan berganda di dadanya mengalir ke laut. Di makna
mewah diguna dan sejahteranya hidup.
Di hakikat konsep Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 977

Manjaa abilhasanatin. Falahuu asyru amthaalihaa.


Waman jaa abissayyiatin. Falaa yukhzaa illaamithlahaa.
Wahumlaa yuzlamuun.
Sesiapa yang datang dengan satu kebaikan. Maka
baginya sepuluh kali ganda. Dan sesiapa yang datang
dengan satu kejahatan. Maka tiadalah ianya
dibalasinya. Melainkan dengan seumpama. Sedangkan
mereka itu tidak dizalimi.
Surah:6: Al Anaam:160

Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:6: Al Anaam:160)
(Surah: 6: Al Anaam:160)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Menerangkan ruhul maani falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
ayat yang mengisyaratkan bahawa
dua (2) perkara:
jika satu kebaikan dibuat oleh
manusia. Maka Allah akan tambah Pertama: Ayat ini secara jelas
dengan sepuluh kebaikan.
menerangkan prinsip bahawa pada setiap
Di hakikat jika kebaikan
dibentuk sedekah dibuat (Surah:94: kebaikan yang dipersembahkan kepada Tuhan
Al Insyiraah:8). Necaya Allah akan
semesta alam. Maka ianya akan digandakan
beri kepada pemberi sedekah itu di
rupa sepuluh (10) kebaikan (Bukan olehNya sepuluh (10) kali ganda. Sedangkan
berbentuk pahala sahaja):
kejahatan di balas setimpal dengan
(1): Ditambahkan Tuhan perlakuannya.
rezeki (Surah:14: Ibrahim:7). (2):
Kedua: Ayat ini secara jelas
Membersihkan hati. (Surah:9: At
Taubah:103). (3): Menenangkan jiwa menerangkan prinsip terwujudnya konsep:
dari kegelisahan (Surah:9: At
Simpanan Tetap (Fixed Deposite) terhadap
Taubah:103). (5): Di sifat dirinya
berbudi mulia dan bersyukur bekalan akhirat yang dibuat oleh manusia di
(Surah:93: Al Laili:18-21).(6):
sepanjang hidupnya di muka bumi. Satu konsep
Terlepas dirinya dari sifat-sifat
kedekut dan bakhil (Surah:36: bersifat Ar Rahiim Tuhan semesta alam
Yaasin:47). (7) Diri memiliki
berwajah ganjaran kebaktian ikhlas hambaNya.
pelaburan akhirat (Surah:42: Asy
Asyuura:19-20). (8): Diberkatkan (Di maqam: Qulillaaha abuduu mukhlishal
rezekinya dengan ditambah berlipat
lahuu diini - Surah:39: Az Zumar:12-14).
ganda (Surah:42:Asy Syuraa:36). (9)
Digolongkan di dalam golongan Meskipun pada setiap ibadat hambanya
kanan dan ditutupkan pintu neraka
dilakukan oleh hambaNya di wajah: Qul inna
(Surah:90: Balad:11-18). (10):
Sedekah di rupa pinjamam baik dan shalaatii wanusukii wamahyaaya
dibalas berganda (Surah:57: Al
wamamaatii lillaahirabbil alamiin. (Surah:6:Al
Hadid:11). Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


978 Malam Muka Empat

Anaam:162-163) selari dengan kehendak


perintahNya kena berikhlas kepadaNya. (Surah:
98: Al Bayyinah:5).

Lima: Beringat-ingatlah jika air rezeki telah memenuhi


sungai kehidupan. Maka janganlah ianya disekat untuk
mengalir ke sungai dan ke laut. Di erti zakat, sedekah serta
sumbangan hendaklah ditunaikan bagai bijaknya fitrah Allah
mengatur kesejahteraan alam. Sebaliknya jika diri tidak
mengerti erti di dalam hak adanya hak orang lain. Maka hujan
rezeki yang turun akan membawa bahana kepada diri dan
harta yang lain. Bagai rosak binasanya bumi kerana bah dan
banjir di kala hujan yang turun tidak dialirkan secara sempurna.
Di hakikat konsep bijaknya diri dalam mengurus kedatangan
rezeki di limpahan kehidupan.
Bagai Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 979

Innamaa mathalul hayaatid dunyaa kamaain


anzalnaahu minassamaa i fakhtalata bihii nabaatul
ardhi mimma yakulunnaassu wal an aamu hattaa izaa
akhazatil ardhu zukhrufaha wazzayyanat wazanna
ahluhaa annahum qaadiruuna alaihaa ataahaa
amrunaa lailan au nahaaran fajaalnaahaa hasiidan ka
allam taghna bil amsi kazaalika nufassilul aayaati
liqaumin yatafakkaruun.
Sesungguhnya ingatlah hidup di dunia ini bagai air
hujan yang kami turun dari langit. Lalu bercampur
dengan tumbuh-tumbuhan di bumi. Di antaranya
menjadi makanan yang dimakan oleh manusia dan
binatang ternakan. Sehingga apabila bumi itu sampai ke
puncak keindahan serta berhias sedangkan
penduduknya menduga mereka dapat menguasainya.
(Ketika itu) datanglah perintah kami pada waktu malam
atau siang. Lalu kami jadikan bumi itu seperti bumi yang
dipotong tanamannya seolah-olah tiadanya kelmarin.
Demikianlah kami terangkan beberapa ayat bagi kaum
yang berfikir.
Surah:10: Yunus:24

Catitan: (Surah:10: Yunus:24)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
empat (4) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa hidup seumpama
air hujan. Di makna terwujudnya musim basah
dan musim kering. Di suasana hujan tidaklah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


980 Malam Muka Empat

selalu dan kemarau pula tetap terzahir jua.


Inilah satu hakikat yang perlu diberi perhatian.
Jika diri ingin kepada perimbangan dan
terelaknya diri dari kesusahan di musim
kekeringan (Di maqam: Fa inna maal
usriyusraa. Inna maal usriyusraa -
Surah:94: Al Insyiraah:5-6).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip pelaburan dan tahu
membuat pelaburan. Di makna pandai
menghasilkan kegiatan bagi
memperkembangkan kewangan (air hujan yang
mendatang) sehingga terzahirnya buah-buah
keuntungan yang boleh dimunafaatkan oleh diri
dan orang lain (Di maqam: Kamathali habbatin
ambatat sabaa sanaabila fiikulli sumbulatin
miatuhabbah - Surah:2: Al Baqarah:261).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa konsep pelaburan
boleh membawa masyarakat dan negeri
menjadi maju seumpama bagai indah dan
terhias hijaunya muka bumi kesan dari
terlaksananya pelaburan di antara gabungan
hujan dan tumbuhan. (Surah:7: Al Araaf:58).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa terbentuknya
sikap manusia mudah mabuk daratan. Di makna
mudah terlupa diri apabila dirinya diangkat dan
diberi nikmat oleh Tuhannya. Satu prinsip yang
mengingatkan manusia agar sentiasa bersyukur
serta sentiasa berkesedaran bahawa nikmat
dan kesenangan adalah hak dan dari Allah
semata-mata. (Di maqam: Yaabanii
israaeilazkuruu nikmatiyallatii anamtu
alaikum - Surah:2: Al Baqarah:47). Fikir-
fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 981

Istilah: Thamaraat

Soalan: Apakah definasi istilah Thamaraat (Buah -


buahan) di dalam konteks pemahaman tersirat pada ayat: 22 -
Al Baqarah?
Jawab: Dalam memahami Istilah Thamaraat. Maka
alangkah baiknya. Jika pemahamannya didefinasikan kepada
dua (2) cabang pengertian:
Pertama: Istilah Thamaraat. Boleh didefinasikan
sebagai buah-buahan yang terbit dan terhasil dari pokok-pokok
tumbuhan yang dihidupkan oleh Tuhan di muka bumi dari
natijah rahmat air hujan yang diturunkan dari langit.
Kedua: Istilah Thamaraat. Bolehlah didefinasikan
sebagai satu isyarat dan ibarat tentang ilmu dan hikmah yang
dilihat pada istilah pokok dan buah dengan menerima hakikat
bahawa pokok yang berbuah adalah sama nilainya dengan
satu-satu ilmu yang berjaya menghasilkan hikmah. Di mana
persoalan hikmah dan ilmu hendaklah dilihat terlebih dahulu
sebelum satu-satu ilmu itu dipelajari dan dituntut.
Ini bermakna jika seseorang itu memiliki ilmu tetapi
ilmunya gagal menghasilkan hikmah di rupa berkeupayaan
untuk menterjemahkan peluang dan peristiwa sehingga
terzahirnya furqan, munafaat atau kewangan bagi
kehidupannya. Maka ilmu yang ada tidak ubah bagai pokok
yang tidak berbuah. Di rupa ilmu mandul yang gagal
menzahirkan hikmah.
Maka dengan yang demikian, istilah ilmu yang berguna
hendaklah diberi perhatian dengan melihatnya pada tiga (3)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


982 Malam Muka Empat

penjuru keupayaan satu-satu ilmu itu: Satu: Keupayaan ilmu


dalam menghasilkan furqan (invention and development).
Dua: Keupayaan ilmu dalam menghasilkan kewangan dan
kesejahteraan (Financial And Prosperity). Tiga: keupayaan
ilmu dalam menghasilkan kemuliaan akhlaq dan kemanusiaan
(Exalted standard of character and humanitarian). Di hakikat
berpandukan kepada konsep dan prinsip berilmu seperti yang
dianjurkan oleh Allah Taala: Bagai tersiratnya makna pada
FirmanNya:

Walamma balagha asyuddahu aatainaahu hukman wa


ilmaa. Wakazaalika najzil muhsiniin.
Setelah dia (Yusuf) cukup dewasa. Kami berikan
kepadanya hikmah dan ilmu. Maka begitulah Kami
kurniakan kepada orang yang berbuat kebaikan.
Surah:12: Yusuf:22

Catitan: (Surah:12: Yusuf:22)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip ilmu dan
berilmu yang menjuruskan kepada lima (5)
perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip dan falsafah ilmu dan
berilmu dengan mendefinasikan istilah Ilmu. Di
mana istilah Ilmu hendaklah didefinasikan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 983

sebagai proses penerimaan maklumat yang


mengandungi hikmah yang menghasilkan
tenaga kekuatan pada jiwa, akal dan fikiran untuk
menterjemah-huraikan unsur-unsur keperluan
kehidupan serta berupaya menjadi tool penjana
rezeki, nikmat dan kesejahteraan di wajah
terzahir rupa kehidupan manusia dan
kemanusiaan.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip rupa ilmu. Di mana pada
setiap ilmu yang benar-benar berwajah ilmu.
Maka mestilah ianya bersifat ilmu dan hikmah. Di
makna satu ilmu yang tidak memiliki hikmah.
Bukannya ilmu.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa ilmu yang berguna
adalah ilmu yang memiliki hikmah (Yakni Ilmu
yang boleh dijadikan tool bagi mencapai
matlamat kehidupan). Di rupa berupayanya ilmu
itu menjana rezeki, nikmat dan rahmat di
suasana tertumbuhnya kesejahteraan.
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa sebelum satu-satu
bidang ilmu itu dituntut atau dipelajari. Soal
hikmah satu ilmu itu hendaklah ditentukan
dahulu. Di makna jangan sekali-kali menuntut
satu-satu ilmu itu. Jika hikmahnya tidak dapat
ditentukan. (Di makna istilah: Hukman wailmaa
- Hikmah dan ilmu).
Kelima: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa seseorang yang
berilmu itu akan dikurniakan darjat di dalam
kehidupannya (Di makna natijah kalimah ayat:
Wakazaalika najzil muhsiniin. Justeru itu fikir-
fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


984 Malam Muka Empat

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:12: Yusuf:22)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Setiap ilmu yang tidak memiliki hikmah itu
hampa. Dan menuntut ilmu yang tidak
memiliki hikmah itu sia-sia.
Bincang-bincanglah.

Dan FirmanNya lagi.

Yaa yahyaa khuzil kitaababiquwwah. Wa aatainaahul


hukma sobiyyaa Wahanaanam milladunna wazakaah.
Wakaana taqiyyaa. Wabarram biwaalidaihi walam yakun
jabbaaran asiyyaa.
Wahai Yahya peganglah kitab kuat-kuat (bersungguh-
sungguh). Kami kurniakan kepadanya hikmah ketika
ianya masih kanak-kanak. Dan kami kurniakan
perasaan kasih sayang dan kesucian dan adalah dianya
seorang yang bertaqwa. Dan berbuat baik kepada
kedua ibu bapanya dan bukanlah ianya sombong lagi
durhaka.
Surah:19: Maryam:12-14

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 985

Synergetic Miracle Magnetic Catitan: (Surah:19: Maryam:12-14)


(Surah 19: Maryam:12-14). Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Tujuan: falsafah).
Mendapat hikmah agar anak Ayat ini secara jelas menerangkan
keturunan berprinsip dalam hidup
dan kehidupan: tujuh (7) prinsip hidup yang seharusnya
diarcakan oleh seseorang manusia agar
Kaedah:
Bacalah penuh ayat di bawah: hidupnya sentiasa selamat (Surah:2: Al
Baqarah: 201-202):
Pertama: Setiap didikan biarlah

bermula dari masa kecil (kanak-kanak). Di
makna melentur buluh biarlah di masa
rebungnya. (Di maqam: Wa aatainaahul

hukma shabiyya Surah:19: Maryam:12).
Kedua: Hidup biarlah berpandukan
kepada kitab. Di makna berpeganglah kuat-kuat

pada bimbingan Tuhan (Di maqam:
Cara amalan: Khuzuumaa aatainaakum biquwwah
Bacalah ayat ini pada dua wazkuruu maafiih - Surah:2: Al Baqarah:63).
masa dan dua tempat:
Ketiga: Di hati biar tertumbuh
(i): Buat ayat lazim pada perasaan kasih sayang terhadap diri sendiri,
waktu solat Subuh dengan niat
anak dan isteri mendengar ayat keluarga dan masyarakat (Di maqam: Sayajalu
yang dibaca. Satu bacaan ayat lahumur rahmaanu wudda - Surah:19:
yang akan menumbuhkan
pertanyaan di hati anak-anak dan Maryam:96).
isteri tentang kepentingan kenapa Keempat: Hati hendaklah sentiasa
ayat ini dilazimkan. Lalu mereka
mengkajinya. disucikan melalui zikir dan asuhan jalan wasilah
(Di maqam: Wabtaghuu ilaihil wasiilah
(ii): Baca pada gelas air
minuman anak-anak ketika makan wajaahiduu fii sabiilih - Surah:5: Al
bersama di rumah. Baca satu kali Maidah:35). Disamping harta jua hendaklah di
dan tiup ke dalam gelas minunan
yang dimaksudkan. zakat-sedekahkan (Di maqam: Allazii yutii
maalahuu yatazakkaa wamaali ahadin
Hikmah:
Terlahir anak keturunan berprinsip. indahuu minnimatin tujzaa - Surah:92: Al
Memiliki pendirian. Tidak hanyut di Laili:18-21).
arus gelombang kehidupan. Di
suasana bersikap di rupa keras Kelima: Diri hendaklah mengasuh diri
berhikmah. Lembut berpaksi. menjadi orang bertaqwa dan bertaraf taqwa (Di
Amalkanlah. Direstui baiah. maqam: Inna akramakum indallaahi
atqaakum - Surah:49: Al Hujuraat:13).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


986 Malam Muka Empat

Keenam: Diri hendaklah menentukan


diri agar tahu menghormati kedua ibu bapa dan
orang-orang tua (Di maqam: Anisykurlii wa
liwaalidaikaa -Surah:31: Luqman:14).
ketujuh: Diri hendaklah menentukan
diri agar tidak sombong dan terjebak dengan
perkara maksiat.
Maka fikir-fikirlah di hakikat jika diri
berpegang dan mengamalkannya nescaya diri
akan selamat pada tiga waktu. Ketika dilahirkan
(ketika hidup di dunia). Ketika dimatikan dan
ketika dibangkitkan. (Di maqam: Wasalaamun
alaihi yauma wulida wayauma yamuutu
wayauma yubathu hayyaa - Surah:19:
Maryam:15).

Istilah: Ahsanitaqwiim

Peringatan: Sila rujuk perbincangan berkaitan


dengan istilah Asfalasaafiliin dan sifat
keburukannya di muka surat 747.

Soalan: Apakah definasi istilah Ahsanitaqwiim dan


apakah kelebihan keistimewaannya sehingga Allah
melayakkan mereka menerima amanah dan menjadi Khalifah
Di Muka Bumi?
Jawab: Istilah Ahsanitaqwiim. Bolehlah didefinasikan
sebagai tubuh kejadian Tuhan semesta alam yang bersifat
manusia di wajah terzahirnya keperibadian insan yang
berupaya melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
sebagai Khalifah Di Muka Bumi bagi mengarcakan rupa
keabdian berbakti kepada Tuhannya di arca konsep

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 987

Liyabuduun. Dan sesungguhnya kelebihan dan keistimewaan


manusia yang bersifat Ahsanitaqwiim itu bolehlah disimpulkan
kepada lima (5) kelebihan yang mendorong Tuhan semesta
alam mempercayai kebolehannya.
Pertama: Manusia di tahap ini berupaya menerima
konsep ketuhanan dan wujudnya erti ketuhanan. Di hakikat
manusia di tahap ini boleh menerima agama dari sisi
Tuhannya sebagai asas rupa cara penghidupan yang boleh
menghasilkan kesejahteraan kepada dirinya, keluarganya,
masyarakat dan dunia keseluruhannya serta kesejahteraan di
erti keabdian kepada Tuhannya. Di hakikat terarcanya diri di
maqam Firman Allah Taala:

Innallaziina qaaluu rabbunallaahu thummastaqaamuu


falaa khaufun alaihim walaahum yahzanuun.
Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Tuhan kami
ialah Allah. Kemudian mereka tetap istiqamah. Maka
tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berdukacita.
Surah:46: Al Ahqaaf:13

Catitan: (Surah:46: Al Ahqaaf:13)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca Prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


988 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah Pertama: Ayat ini secara jelas


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 46: Al Ahqaaf: 13) menerangkan prinsip ikhlas dalam beragama.
Di mana ianya tidak boleh sekali-kali
Ayat ini menerangkan
konsep mentauhidkan Allah. Di mana dikompromi. (Di maqam: Qul innii umirtu an
bila seseorang itu berkata Kami abudallaaha mukhlishan lahuddiin -
beriman dengan Allah. Maka dirinya
haruslah berpegang dengan kata-kata Surah:39: Az Zumar:11). Sekali terpacak erti
itu secara istiqamah. Lalu jika sikap bertuhan dan ketuhanan. Maka ianya akan
beristiqamah sebegini dilakukannya.
Maka Allah akan menumbuhkan pada diperteguhkan dengan istiqamah selama-
hatinya perasaan tidak takut dan tidak lamanya. Walau pun ianya dibenci oleh mereka
bimbang dalam keadaan apa
sekalipun. yang ingkar. (Di maqam: Fad ullaaha
Wahai anak cucu. Tahukah mukhlishiina lahuddiina walau karihal
kamu ditahap manakah pendirian
manusia yang berkata: Qaaluu kaafiruun - Surah:40: Al Mukmin:14).
rabbunallaah. Mereka itu tidak lain Kedua: Ayat ini secara jelas
adalah manusia yang kenal akan
Tuhannya dan mengenal Tuhannya di menerangkan prinsip makna istiqamah. Di
maqam hakiki tanpa hatinya syirik makna berpegang dan mengamalkan prinsip
kepada Tuhannya sama ada di wajah
syirik khafi ataupun syirik Jali. pegangan secara berterusan tanpa tertimbul
Manusia ini benar-benar mengenal perasaan kekhuatiran dan dukacita. (Di maqam:
kekuasaan Tuhannya. Mengenal
keagungan Tuhannya dan mengenal Zalikumullaahu rabbukum khaaliqu kulli
erti dan makna Tuhan berada di syaiin. Laa ilaaha illaahuwa - Surah:40: Al
sisinya di maqam: Wahuwa maakum
ainama kuntum (Surah:57: Al Hadi:4) Mukmin:62). Di hakikat bangganya diri bertuhan
dan di maqam: Fallaahu Khairun kepada Tuhan sekalian alam. Fikir-fikirlah,
haafizan wahuwa arhamurraahimiin
(Surah:12: Yusuf:64). apakah perasaan seumpama tertumbuh di hati
ketika diri telah beragama dan bertuhan?
Kaji-kajilah

Kedua: Manusia yang bersifat Ahsanitaqwiim adalah


satu kejadian Tuhan yang dikurniakan akal dan fikiran yang
berupaya menerima ilmu dan erti pendidikan. Di hakikat
mereka berupaya mengaslihkan bumi dan segala kejadian
dalam memajukan kehidupannya di dunia serta menyediakan
bekalan untuk hari akhirat disamping mereka jua boleh
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan
zaman disamping tahu pula mengguna pakai kemudahan
yang ada.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 989

Ketiga: Manusia yang bersifat Ahsanitaqwiim adalah


satu kejadian Tuhan yang memiliki hati, nafsu dan perasaan
yang berupaya melahirkan perasaan berkehendak untuk
mengubah kedudukan dirinya ke satu tahap perubahan
paradigma dan kejituan ria dan gembira. Di hakikat
berupayanya mereka melahirkan furqan (perubahan dan
pembaharuan) hasil tindakan kehendaknya menterjemah dan
mengaslihkan bumi dan kejadian Tuhannya di tahap matanya
melihat pada setiap yang dijadikan Tuhan tidak sekali-kali di
rupa sia-sia dan tidak bermunafaat. Malah semuanya
bermunafaat. Jika ilmu bererti Nampak dikuasai oleh mereka.
Keempat: Manusia yang bersifat Ahsanitaqwiim adalah
satu kejadian Tuhan yang bersifat berani dan tidak sekali-kali
bersifat penakut. Di hakikat berani mencuba. Berani mencari
dan berani menerokai sesuatu dengan ilmu di dadanya di rupa
berusaha dan berjuang ke arah kesejahteraan di wajah
bertaqwa dan bertawakkal dengan sebarang kesilapan (jika
berlaku), bermohon taubat kepada Tuhannya yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Di hakikat terwajahnya diri
menyedari akan natijah Firman Tuhannya:

Yaa ibaadiyal laziina aamanuu Inna ardhii waasi atun


fa iyyaaya fabuduun.
Hai hamba-hambaKu yang beriman. Sesungguhnya
bumiKu luas. Lantaran itu berbaktilah kepada Aku.
Surah:29: Al Ankabuut:56

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


990 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:56)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca Prinsip dan
(Surah:29:Al Ankabuut:56)
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan isyarat ruhul dua (2) perkara:
maani ayat pada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan isyarat menerangkan prinsip istilah: Waasiah (luas)
seruan Allah Taala kepada manusia
setelah terwujudnya sikap manusia dikedudukan bahawa seseorang atau satu-satu
yang hanya berminat melihat peluang bangsa akan menjadi maju. Jika mata dan
rezeki yang ada di hadapannya
semata. Satu sikap suka melihat fikiran mereka dapat menyakinkan diri sendiri
peluang hidup hanya terwujud di tentang luasnya kawasan dan peluang baginya
kampung halamannya semata-mata.
Tanpa dirinya cuba memperluaskan untuk mengarcakan ekonomi terhadap diri dan
skop penglihatannya kearah peluang bangsanya (Di maqam: Inna sayakum
di dunia sejagat di rupa peluang besar
yang harus diceburi olehnya. lasyattaa - Surah:92: Al Laili:4).
Kedua: Ayat ini secara jelas
Dua: Menerangkan isyarat
seruan Allah Taala yang menyeru menerangkan prinsip istilah: Waasiah (luas) di
manusia agar bersikap suka sudut luasnya bidang-bidang peluang ekonomi
mengembara mencari kesenangan di
tempat orang. Di hakikat di sana akan yang boleh diarcakan oleh manusia mengikut
terwujudnya kebutaan pengetahuan keupayaan dirinya dan ilmunya di bidang-
anak-anak tempatannya dalam
menterjemahkan peluang yang ada di bidang masing-masing. (Di maqam: Qul kullun
sisi mereka selama ini. Namun yamalu alaa syaakilatihii farabbukum
dengan kehadiran diri dalam
masyarakat mereka. Maka peluang alamu biman huwa ahdaa sabiilaa -
yang berwajah bilateral boleh dibentuk Surah:17: Al Israak:84) Ini bermakna semakin
demi kepentingan bersama dengan
menghasilkan keuntungan kepada luas bidang ilmu dimiliki oleh satu-satu bangsa
pihak pelabur yang mendatang. itu. Maka semakin luaslah peluang ekonomi
Tiga: Menerangkan isyarat terbentuk kepada mereka. (Di maqam: Wa
konsep galakan ekonomi menerusi allaisalil insaani illaa maa saaa. Wa anna sa
pelancongan dan pelaburan langsung
asing (Foreign Direct Invesment) yang yahuu saufayuraa - Surah:53: An Najm:39-40).
akan menguntungkan negara apabila Fikir-fikirlah.
dasar ekonomi terbuka dilaksanakan
oleh pemerintahnya. Satu seruan
Tuhan yang sepatutnya dilihat secara
serius. Jika sesebuah bangsa dan Nota Contoh: (Surah:29: Al Ankabuut:56)
negara itu ingin kepada kemajuan, Keterangan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
perubahan dan pembaharuan kepada
nasib bangsanya. Sesungguhnya Di mana definasi dan keterangan lanjut bagi
ingatlah satu-satu bangsa tidak akan ayat ini diperjelaskan lagi oleh Allah Taala
lengkap. Jika ianya tidak
diperlengkapkan oleh kemampuan melalui FirmanNya: Surah: 92: Al Laili: 4 (Inna
dan kebolehan masyarakat antara sayakum lasyatta). Lihat-lihatlah.
bangsa adanya. (Surah:Al Hujuraat:13
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1


Bincang-bincanglah Dr. Halo-N
Malam Muka Empat 991

Penerokaan Teori Al Quran


(Surah:29: Al Ankabuut:56).
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Ekonomi yang
berbunyi:
Peluang ekonomi satu-satu negara akan
menjadi luas. Jika rakyatnya berjaya melihat
luasnya bentangan peluang yang terbentuk
di hadapan mereka. Sebaliknya peluang
ekonomi negara akan menjadi sempit, bila
rakyat terhilang penglihatan terhadap
peluang ekonomi yang terwujud.
Bincang-bincanglah.

Di hakikat diri sanggup menerokai dan berusaha


dengan menyahut seruan Tuhannya:

Innaa jaalnaa maa alal ardhi ziinatallaha linabluwahum


ayyuhum ahsanu amalaa.
Sesungguhnya kami jadikan apa yang ada di bumi
sebagai perhiasannya (punca kekayaan dan
kemewahan) supaya kami uji. Manakah di antara
mereka orang yang lebih baik amalannya (kuat
berusaha ke arahnya).
Surah:18: Al Kahfi:7

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


992 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah
Catitan: (Surah:18: Al Kahfi:7)
Menerangkan Ruhul Maani Ayat
(Surah:18:Al Kahfi:7) Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Menerangkan konsep
melihat dengan mengasuh diri Ayat ini secara jelas menjadi satu
sehingga berjaya melihat sesuatu
kenyataan yang berwajah cabaran lunak dari
yang dilihat itu sebagai punca
kekayaan. Satu punca yang boleh Tuhan semesta alam terhadap satu-satu
diterjemah dan dimunafaatkan di
bangsa manusia agar bangun di sifat tahu untuk
wajah terzahirnya inovatif berekonomi.
memajukan diri, keluarga dan bangsanya
Penerokaan Teori Al Quran
dengan memasang sikap menerokai khazanah
(Surah 18:Al Kahfi:7)
kekayaan dan kemewahan hidup yang
Mendesignkan satu teori Al
tersimpan pada kejadianNya di muka bumi. Di
Quran (The Theory of Noble Quran) di
bidang ekonomi dan Sains Pendidikan hakikat mana-mana bangsa dan individu yang
yang berbunyi:
berjaya. Maka merekalah di kalangan bangsa
Setiap yang dilihat itu boleh yang terbaik di sisi Tuhannya.
menghasilkan kekayaan. Melihat
Justeru itu, fikir-fikirlah di hakikat
punca kekayaan itu satu ujian. Dan
terlihatnya punca kekayaan itu satu manusia bukannya seumpama bangsa kera.
kejayaan.
Bangsa yang gagal untuk menterjemahkan
Bincang-bincanglah hutan belantara di suasana diri tidak pernah
terasa rugi dan ketinggalan lagi mundur.

Di hakikat diri masing-masing tahu akan tersiratnya


makna konsep Firman TuhanNya:

Inna sayakum lasyattaa. Fa ammaaman ataa


wattaqaa. Wasaddaqabil husnaa. Fasanuyassiruhuu
lilyusraa.
Sesungguhnya usaha kamu itu bermacam-macam.
Adapun orang yang memberi (membahagikan
bahagian) dan bertaqwa (merapat diri) dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 993

membenarkan dengan kebaikan (bekerja mengikut


peraturan). Maka akan Kami mudahkan baginya jalan
yang mudah.
Surah:92: Al Laili:4 -7
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:92: Al Laili:4-7)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
Setiap urusan kerja seseorang itu akan
menjadi mudah. Jika terlahir padanya sifat
memberi (ataa), berhubung rapat (taqwa)
dan digerakkan dengan mengikut peraturan
yang ditetapkan (Surah:58: Al Mujadalah:12-
13).
(Surah:65: At Talaaq:4 dan Surah: 17:Al
Israak:80). Bincang-bincanglah.

Di hakikat kejayaan tetap akan berada di tangan


berdasarkan isyarat Firman Allah Taala:

Man kaana yuriidul hayaatad dunia waziinataha. Nuwaffi


ilaihim amaalahum fiihaa. Wahum fiihaa laa
yubkhasuun.
Barang siapa yang menghendaki kehidupannya (yang
lebih baik) di dunia dan (memperolehi) perhiasannya
(harta, kekayaan, kejayaan dan kemajuan). Maka Kami

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


994 Malam Muka Empat

sempurnakan pekerjaannya di dunia. Sedangkan


mereka tidaklah dirugikan.
Surah:11: Hud:15

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:11: Hud:15)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
Ekonomi yang berbunyi:
Tiap-tiap sesuatu yang dicita-citakan pasti
akan memperolehi kejayaan. Jika ianya
dilakukan dengan kejituan kehendak dan
keazaman untuk memperolehinya.
(Surah:3: Ali Imran:159 dan Surah: 53: An
Najm:39-40). Bincang-bincanglah.

Kelima: Manusia yang bersifat Ahsanitaqwiim adalah


satu kejadian Tuhan yang mudah menyedari tentang persoalan
hati serta mengetahui pentingnya hati dijaga dan kesucian hati
dipelihara. Di hakikat hati yang suci sahajalah yang berupaya
membuat seseorang boleh berhubung dengan Tuhannya pada
setiap masa dan setiap ketika. Maka manusia Ahsanitaqwiim
adalah kumpulan insan yang tahu menyuci diri dan menyuci
hatinya menerusi jalan wasilah (Jalan ketuhanan) yang
berteraskan didikan tarikat yang mempunyai persambungan
mata rantai ilmu dengan Allah dan RasulNya pada kenyataan
hati adalah segala-galanya untuk dipersembahkan kepada
Tuhannya.
Seperti pesanan Tuhannya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 995

Yaa ayyuhallaziina aamanut taqullaaha wabtaghuu


ilaihil wasiilah. Wajaahiduu fii sabiilihii laallakum
tuflihuun.
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu
kepada Allah dan carilah jalan kepadaNya (jalan
wasilah). Dan berjuanglah pada jalanNya. Mudah-
mudahan kamu mendapat kemenangan.
Surah:5: Al Maidah:35

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:5: Al Maidah:35)


Menerangkan Ruhul Maani Ayat
(Surah:5: Al Maidah:35) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat yang menyatakan bahawa Ayat ini secara jelas menerangkan
petua yang tepat bagi seseorang prinsip dalam membentuk jalan asas amalan
untuk menumbuhkan iman dan
keimanan pada dirinya dan petua dan cara menyuci hati seseorang manusia di
yang tetap bagi menzahirkan taraf sudut kesucian hatinya dengan Tuhannya
taqwa pada dirinya. Maka mereka
hendaklah mencari dan mengamalkan diterjemah kepada tiga (3) langkah:
petua jalan wasilah. Yakni jalan tasauf Pertama: Seseorang itu hendaklah
atau jalan tarikat yang bermata rantai
persambungan ilmu dan petua memasang cita-cita dan mencari langkah untuk
amalannya dengan Junjungan Besar menjadikan diri sebagai seorang yang tercapai
Muhammad s.a.w.
maqam Taqwa. Dan ingatlah maqam taqwa itu
Satu jalan kaedah amalan akan terbentuk dan tertumbuh dengan
yang memperkukuhkan petua syariat
dengan berpaksikan amalan serta di sendirinya, apabila hati seseorang itu mencapai
masa yang sama dipetuakan pula kesuciannya di taraf: Qalbissalim (Di maqam:
kaedah penyucian hati seumpama
petua asal yang diterima oleh Illaa man atallaaha biqalbin saliim - Surah:26:
seseorang mursyid yang terakhir dari Asy Syuraak:88-91).
mursyidnya yang awal. Kaji-kajilah.
Kedua: Berikutan dengan itu. Jika
seseorang itu telah mengambil keputusan untuk
merapatkan dirinya dengan Tuhan melalui

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


996 Malam Muka Empat

kesucian hati. (Di maqam: Qad aflaman


zakkaahaa. Waqad khaabaman dassaahaa -
Surah:91: Asy Syams:9-10). Maka dirinya
kenalah ingat bahawa manusia hanya di
sediakan jalan oleh Tuhannya ke maksud
tersebut dengan satu jalan sahaja. Yakni jalan
yang bernama: Jalan Wasilah. (Jalan ilmu dan
amalan yang mempunyai kejituan pertalian usul
salsilah secara langsung dengan ilmu dan
amalan Junjungan besar Muhammad s.a.w).
Iaitu satu jalan dan amalan yang ada kaitannya
dengan ilmu dan amalan Tasauf.
Ketiga: Lanjutan daripada itu. Jika
seseorang itu terpingin kepada suasana yang
diperkatakan. Maka dia hendaklah mencari dan
mempertemukan dirinya dengan seseorang
mursyid yang memiliki jalan wasilah Rasulullah
s.a.w.
Lalu dirinya mengamalkan petua dan
tatacara amalan (tarikat) yang diperturunkan
(baiah) kepadanya secara bersungguh-
sungguh sehingga terzahirnya sifat-sifat
mahmudah pada dirinya di maqam: Qalbissalim
seperti yang digambarkan oleh Allah. (Di
maqam: Walaakinnallaaha habba ilaikumul
iimaana wazayyanahuu fii quluubikum
wakarraha ilaikumul kufra walfusuuqa wal
ishyaan ulaaika humur raashiduun -
Surah:49: Al Hujuraat:7) serta terlahirnya tanda-
tanda zahir pencapaiannya (spark of
achivement) di taraf ketaqwaan seperti yang
difirmankan oleh Allah Taala pada ayat seribu
dinar (Di maqam: Waman yattaqillaaha
yajallahu makhrajaa wayarzuqhu min
haithulaa yahtasib - Surah:65: At Talaaq:2-3
dan 4). Justeru itu fikir-fikirlah anak cucu di
hakikat kerja membersihkan hati itu adalah satu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 997

pekerjaan yang terpuji di rupa taqwa yang


dicari.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:5: Al Maidah:35)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Mencari jalan wasilah dan berjuang ke arah
penyucian hati sehingga terzahirnya maqam
qalbissalim adalah satu kewajipan fitrah yang
perlu dititikberatkan oleh setiap manusia.
Bincang-bincanglah.

Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


998 Malam Muka Empat

PERINGKAT DI WAJAH KELIMA


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN SEHARIAN
(Malam Muka Empat)

Nota: Pemahaman secara Umum.


Berdasarkan pengertian dan pengajaran dari ayat-ayat yang terdapat pada Muka
Surat 4 - Kitab Al Quran.

Soalan: Apakah bentuk pemahaman umum yang boleh


disimpulkan oleh bentangan ayat: 17 hingga 24 Surah Al
Baqarah yang boleh dijadikan azimat di sepanjang hayat?
Jawab: Dalam menjawab soalan ini lima (5) perkara
boleh dijadikan pegangan dan iktibar:
Pertama: Ketahuilah bahawa satu-satu kebenaran dan
pembaharuan tidak sekali-kali boleh disekat kezahirannya.
Meskipun ianya mendapat tentangan dari masyarakat keliling
ketika kelahirannya. Kenyataan ini terbukti bahawa telah
terwujud banyak perkara-perkara yang dahulunya dianggap
salah dan sesat oleh masyarakat keliling di musim
kelahirannya, telah diterima sebagai suatu kebenaran di hari
ini. Malah banyak perkara yang dianggap gila di musim
kelahirannya telah dianggap suatu yang diperlukan di dalam
kehidupan moden di hari ini.
Lantaran itu, diri hendaklah diasuh berwaspada agar
diri tidak menerima pusaka tabiat perlakuan orang-orang purba
yang mudah menolak satu-satu unsur perubahan dan
pembaharuan yang dibentangkan oleh seseorang di
musimnya. Sedangkan ketinggian pendapat dan pandangan
atau invention kegilaan yang ditemuinya akan diterima oleh

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 999

generasi yang akan datang dengan rupa orang-orang yang


menolak unsur-unsur perubahan dan pembaharuan (furqan) di
musim kelahirannya dianggap sama bagai rupa kaum
musyrikin Mekah di zaman kelahiran kebenaran Muhammad
s.a.w. Kenyataan ini diasaskan kepada penegasan Allah
Taala.
Di hakikat firmanNya:

Yuriiduuna an yutfi u nuurallaahi bi afwaahihim


Wayaballaahu illaa an yutimma nuurahu walau karihal
kaafiruun.
Mereka hendak memadamkan cahaya Allah (kebenaran
dan furqan) dengan mulutnya. Sedangkan Allah tidak
menghendakinya. Selain daripada menyempurnakan
cahayaNya. Meskipun ianya tidak disukai oleh orang-
orang yang ingkar (kafir).
Surah:9: At Taubah:32

Catitan: (Surah:9: At Taubah:32)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah). Ayat ini menerangkan ingredient
pendidikan kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep pendidikan di mana pada
setiap musim tertimbul unsur-unsur furqan.
Maka akan terlahirlah golongan penentang dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1000 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah penghalangnya. Satu penentangan yang akan


Menerangkan Ruhul Maani. menguji kekuatan dan keteguhan golongan
(Surah:9: At Taubah:32)
pembawa perubahan.
Menerangkan isyarat istilah: Kedua: Ayat ini secara jelas
An yutfiuu nuurallahi ( Mereka hendak
memadamkan cahaya Allah). Di mana menerangkan konsep bahawa kedatangan
manusia jenis ini dapatlah di satu-satu furqan tidak dapat dihalang oleh
klasifikasikan kepada tiga (3)
kumpulan manusia: mana-mana pihak. Di hakikat furqan tetap akan
mendapat kemenangan. Lantaran ianya
Satu: Penentangan terlahir
dari golongan manusia yang terdiri berwajah selari dengan kehendak keperluan
dari kumpulan mereka yang tidak nature dan keperluan perubahan zaman.
percaya tentang terwujudnya rupa
furqan pada setiap kejadian Tuhannya (Surah:93: Adh Dhuhaa:4 -5).
(Surah:2: Al Baqarah:26). Lantaran Ketiga: Ayat ini secara jelas
buta mata hatinya untuk melihat rupa
dan kepentingan furqan yang menerangkan konsep pendidikan bahawa pada
terwujud. Lalu menyebabkan setiap unsur furqan yang terwujud hendaklah
termatinya sifat berkehendak yang
berupaya melahirkan sifat-sifat kreatif ianya dibentang kepada masyarakat. Meskipun
dan berinovatif kepada dirinya. ianya akan ditentang. Dengan kesedaran

Dua: Penentangan terlahir bahawa banyak perkara yang dahulunya


dari golongan manusia yang terdiri dianggap gila dan salah telah diterima pada hari
dari golongan mereka yang tidak
dapat menerima unsur-unsur ini di wajah kebenaran dan barang diperlukan.
pembaharuan yang dibawa oleh (Surah:68: Al Qalam:1-7). Maka fikir-fikirlah.
pihak-pihak yang berkesedaran. Satu
unsur perubahan dan pembaharuan
yang boleh memunafaatkan dirinya Penerokaan Teori Al Quran.
dan masyarakatnya dalam merubah
kedudukan yang ada ke satu tahap (Surah:9: At Taubah:32)
kedudukan yang lebih baik. Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory

Tiga: Penentangan terlahir of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al


dari golongan manusia yang tidak Quran di bidang Sains Pendidikan Dan
percaya kepada kebolehan keluarga
dan bangsa sendiri. Satu kumpulan Kemasyarakatan yang berbunyi:
manusia yang mempusakai tabiat Kehadiran pembaharuan dan kebenaran
anak-anak Nuh a.s dan tabiat Abu
Lahab di zaman Muhammad s.a.w. tidak ubah bagai timbulnya matahari dan
(Surah:111: Al Lahab:1-5). Satu tabiat cahayanya. Maka tidak ada tangan untuk
yang perlu ditolak dan dibuang dalam
persada kehidupan. menyekat kehadirannya. Meskipun banyak
mata masih buta di tengah-tengah cahaya.
Kaji-kajilah.
Bincang-bincanglah.

Kedua: Dalam hidup sehari-hari. Sikap membuat fitnah


atau menjadi batu api. Janganlah sekali-kali diamalkan. Sikap

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1001

mendedahkan keburukan dan kelemahan orang lain dengan


niat mendapat faedah darinya dengan melupai rumah sendiri
pun masih bertandas akan membawa padah buruk di suatu
hari. Cerita buruk yang dijaja mungkin boleh diterima di
peringkat awal. Sebaliknya di kala kesedaran berlaku. Diri
akan ditolak ke tepi. Diri akan dipulau dan diri akan kehilangan
kawan dan taulan. Maka di saat itu penyesalan tidak lagi
berharga. Air mata kesedihan tidak lagi bermakna. Kata-kata
lidah tidak lagi diterima. Malah kesedihan yang dialami ketika
itu terpaksa ditanggung sendiri di wajah anjing gila yang
ditakuti dan perlu dijauhi oleh setiap orang yang ada.
Di hakikat ruhul maani Firman Allah Taala:


Waquljaa al haqqu wazahaqal baatilu. Innal baatila
kaana zahuuqaa.
Dan Katakanlah: Apabila datangnya kebenaran. Maka
lenyaplah kebatilan. Sesungguhnya yang batil itu adalah
sesuatu yang pasti lenyap.
Surah:17: Al Israak:81

Catitan: (Surah:17: Al Israak:81)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah). Ayat ini menerangkan prinsip kepada
tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa di kala
tertumbuhnya kebenaran atau furqan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1002 Malam Muka Empat

(perubahan dan pembaharuan). Maka di masa

Dhabit Istilah yang sama akan tertimbulnya kebatilan yang


Menerangkan Ruhul Maani akan diarcakan oleh kalangan orang-orang fasik
(Surah:18:Al Kahfi:7)
(pembuat kerosakan). (Surah:9:At Taubah:32).
Menerangkan ruhul maani Kedua: Ayat ini secara jelas
tentang konsep yang mengisyaratkan
kepada satu kenyataan bahawa bila menerangkan prinsip bahawa kebenaran tidak
datang pemikiran baru. Maka akan akan terwujud tanpa perjuangan. Kebenaran
terhapuslah cara dan pendekatan
pemikiran lama. Di hakikat pemikiran tidak akan bertapak dan terserlah tanpa
lapuk yang tidak relevan dengan cabaran dan saringan. Lantaran kebenaran itu
keperluan semasa tetap bersifat satu
kebatilan yang perlu diubah dan perlu tetap berwajah furqan di rupa santan kelapa
dihapuskan. Jika bangsa tersebut yang perlu disaring dan diseringkan oleh api
ingin menjadi maju.
kepanasan sebelum minyak tanak terwajah di
Sesungguhnya ingatlah wadah kuali perjuangan.
bahawa satu-satu kebenaran yang
bersifat pembaharuan bolehlah di Ketiga: Ayat ini secara jelas
sukat pada sifat perlakuannya yang menerangkan prinsip bahawa di kala
terpenting. Di mana kebenaran yang
bersifat pembaharuan di peringkat ini terserlahnya kemenangan terhadap furqan dan
mestilah terlahir dengan satu rupa kebenaran. Maka akan terlupuslah kebatilan
bentangan produk baru atau
penemuan baru atau pendekatan cara dan kefasikan. Di hakikat akan terlahirnya
baru yang terkeluar dari kelaziman kedudukan seumpama tersapunya najis di
mata dan pemikiran ramai yang sedia
ada. Di mana bentangannya akan kapal Nuh a.s di wajah dubur dan tangan yang
dipertikai dan diperbincangkan di rupa sama menajiskan kapal. Maka tangan yang
satu isu kontroversi yang perlu
diperdebatkan (Surah:78: An Naba:1- sama pulalah yang menyucikannya.
5). Namun demikian akhirnya Demikianlah kebenaran pasti terwajah di kala
bentangan diterima oleh masyarakat
setelah faedah dan munafaat dapat terlahirnya cabaran. Di kedudukan bagai
diserlahkan di hadapan mata mereka kelahiran furqan pada sejarah yang terbilang.
adanya.
Kaji-kajilah. Fikir-fikirlah di sebalik licinnya sebatang buluh
tetap tersimpannya sembilu yang melukakan.

Ketiga: Dalam hidup seharian. Sikap membuat tuli, bisu


dan buta. Janganlah sekali-kali ditumbuhkan pada diri.
Terutama dalam menghadapi jelmaan unsur-unsur perubahan
dan pembaharuan dengan diri hendaklah sentiasa bersedia
menadah telinga, membuka mulut dan mencelikkan mata. Agar
unsur-unsur perubahan dan pembaharuan (Furqan) dapat jua
dikongsi oleh diri di suasana diri tidak ketinggalan di dalam

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1003

arus yang berlaku. Bagai nasihat Allah Taala di saat-saat


seseorang itu diperdengarkan bacaan Al Furqan (ayat-ayat ber
- ingredient perubahan dan pembaharuan). Di hakikat ruhul
maani FirmanNya:

Wa izaa qurial Quraanu fastamiuu lahu wa ansituu la


allakun turhamuun.
Apabila dibaca orang akan Al Quran (ayat-ayat furqan-
yang mendedahkan unsur-unsur perubahan dan
pembaharuan). Maka hendaklah kamu dengarnya dan
diamlah (beri tumpuan sepenuh kepadanya). Mudah-
mudahan kamu mendapat rahmat.
Surah:7: Al Araaf:204
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:7: Al Araaf:204)
Catitan: (Surah:7: Al Araaf:204)
Menerangkan isyarat ruhul Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
maani tentang satu konsep di mana
idea):
sekiranya satu-satu bangsa itu suka
menumpukan perhatian fikiran dan Ayat ini secara jelas membayangkan
pendengarannya kepada maklumat-
maklumat yang bertaraf konsep mendengar bacaan atau syarahan. Di
pembaharuan. Maka sudah pasti mana tiga (3) perkara seharusnya dibuat.
bangsa tersebut akan menjadi maju.
Pertama: Beri perhatian sepenuhnya kepada
Satu sikap penting yang bacaan. Kedua: Diam di makna berfikir dan
dianjurkan oleh Allah Taala kepada
menerima pandangan yang diberi. (Surah:41:
hambaNya agar mereka tidak
mensia-siakan maklumat-maklumat Fussilat:26). Ketiga: Mencari ruang
pembaharuan yang dibentang di
pembentukan soalan untuk disoal kemudiannya
hadapan mereka. Sebaliknya
mereka digalakkan bersifat : Abasa (Surah:16: An Nahl:43). Oleh itu fikir-fikirlah
watawallaa. Anjaaahul amaa.
di hakikat tiap-tiap penyakit ada ubatnya
(Surah:80: Abasa:1-6).
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1004 Malam Muka Empat

kecuali mati. Maka begitulah pada tiap-tiap


soalan itu pasti ada jawapannya kecuali jahil
dan mengetahui. Lantaran itu ingatlah anak
cucu bahawa kejahilan itu sebahagian daripada
mati. Ibarat kedudukan air telaga kering di kali.
Di wajah bendang gersang. Relong sendiri
tidak mengenal padi.

Di hakikat FirmanNya lagi.

Inamaa yastajiibul laziina yasmauuna wal mautaa yab


athuhumullaahu thumma ilaihi yurjauun.
Sesungguhnya yang menerima (seruan perubahan dan
pembaharuan furqan itu) hanya orang-orang yang
benar-benar (menadah telinganya) mendengar.
Sedangkan yang mati (buta pelita hatinya). Nanti Allah
membangkitkan mereka (kesedaran) dan kepada Allah
mereka dikembalikan (Balik ke pangkal jalanNya).
Penerokaan Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:36
(Surah:6: Al Anaam:36)

Mendesignkan satu teori


Al Quran (The Theory of Noble Catitan: (Surah:6: Al Anaam:36)
Quran) di bidang Sains Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Pendidikan yang berbunyi:
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Target keberkesanan proses dua (2) perkara:
penerimaan ilmu mudah
tercapai. Jika telinga dan Pertama: Ayat ini secara jelas
pendengaran dapat memberi menerangkan konsep bahawa orang senang
tumpuan kepada maklumat ilmu
yang diterima. mendapat ilmu dan furqan adalah orang yang
suka menadah telinga kepada maklumat dan
Bincang-bincanglah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1005

pembaharuan. Justeru tentukan sikap


memasang telinga dan menadah telinga

Dhabit Istilah tertumbuh pada diri (Surah:27: An Naml:80).


Menerangkan Ruhul Maani. Terutama di kala diri mendengar sesuatu
(Surah:6: Al Anaam:36).
perkara baru yang terkeluar dari kelaziman
Menerangkan isyarat ruhul ramai.
maani ayat kepada dua (2) perkara:
Kedua: Ayat ini secara jelas
Satu: Menerangkan isyarat menerangkan konsep bahawa bagi mereka
istilah: Inaamaa yastajiibullaziina
yasmauun dimakna bahawa jalan yang mendengar Al Quran di makna memerhati
yang paling berkesan bagi seseorang dan mengkaji isi kandung Al Quran. Mereka
untuk berilmu adalah di kala dirinya
suka bersikap menadah telinganya pasti akan mendapat unsur-unsur furqan yang
mendengar dan memberi tumpuan terkandung di dalamnya. Sedangkan orang
pendengarannya kepada sumber-
sumber maklumat yang diberi yang mati penglihatan mata hatinya. Nescaya
kepadanya. (Surah:7: Al Araaf:204). Allah menghulurkan petunjuk baginya dan
Dua: Menerangkan isyarat
istilah: Innamaa yastajiibullaziina mereka akan kembali ke pangkal jalan
yasmauun dimakna sikap berminat (Surah:47: Muhammad:24).
terhadap ilmu tidak akan menzahirkan
rupa ilmu dan pemahaman yang Lantaran itu, wahai anak cucu bacalah
sempurna. Jika telinga gagal untuk Al Quran dan doalah kepada mereka, mudah-
memberi tumpuan terhadap maklumat
ilmu yang diterima. Di hakikat mudahan ianya akan menyembuhkan
terwujudnya manusia sebegini yang kegelapan hati orang yang mendengarnya.
akan merugikannya. Kaji-kajilah.
Fikir-fikilah.

Di hakikat FirmanNya lagi.

Wallaziina kazzabuu bi aayaatinaa summun wabukmun


fiz zulumaati Man yasya illaahu yudhlilhu waman
yasyaa yaj alhu alaa siraatim mustaqiim.
Dan orang-orang yang mendusta ayat-ayat Kami.
Mereka itu (sebenarnya) tuli dan bisu dalam gelap

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1006 Malam Muka Empat

gelita. Barang siapa yang dikehendaki Allah. Nescaya


sesatlah ianya. Dan barang siapa yang dikehendaki
Allah. Nescaya ditunjuknya ke atas jalan yang lurus.
Surah:6: Al An aam:39

Catitan: (Surah:6: Al An aam:39)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep bahawa bagi mereka yang enggan
menerima unsur-unsur furqan. Maka mereka
tidak ubah bagai orang tuli dan bisu. Di makna
kehidupannya tetap tidak akan berubah. Malah
gelap kehidupannya. Lantaran ketinggalan
dalam arus perkembangan zaman. Fikir-fikirlah.

Keempat: Dalam hidup seharian. Sikap menulikan


telinga, membisukan mulut dan membutakan mata hendaklah
dikuatkuasakan sepenuhnya pada diri sendiri terutama ketika
diri menghadapi cerita-cerita reka dan fitnah yang dibawa oleh
orang-orang fasiq. Malah tentanglah mereka dan
pasangkanlah sikap dengan mata sendiri melihat orang-orang
fasiq sedemikian di rupa seekor anjing gila yang perlu dipulau
dan dijauhi buat selama-lamanya.
Sesungguhnya pendirian seumpama ini adalah teramat
penting berdasarkan nasihat Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1007

Walaulaa iz samitumuuhu qultum maa yakuunu lana an


natakallama bihaazaa Subhaanaka haazaa buhtaanun
aziim.
Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar
berita bohong itu: Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita
memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan
kami). Ini adalah dusta yang besar.
Surah:24: An Nur:16

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:24: An Nur:16)


Menerangkan Ruhul Maani.
(Surah:24: An Nur:16). Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Menerangkan isyarat ruhul
maani ayat kepada tiga (3) perkara: dua (2) perkara:
Satu: Menerangkan isyarat Pertama: Ayat ini secara jelas
istilah: Maayakuunulanaa anna
takallama bihaazaa dimakna satu menerangkan prinsip mencegah atau melarang
seruan ingatan Allah Taala kepada pekerjaan kejahatan dan kemungkaran. Di
setiap manusia agar jangan sekali-kali
mudah menerima pakai satu berita mana pada setiap kemungkaran yang berlaku.
terutama berita bohong. Maka Tindakan mencegah dan melarangnya dari
lantaran itu siasatlah dahulu
kesahihan satu-satu berita itu terus berlaku hendaklah dibuat. Di hakikat diri
sebelum diri menerimanya. (Surah:49: jangan sekali-kali rela berdiam diri. (Surah:3: Ali
Al Hujuraat:6).
Dua: Menerangkan isyarat Imran:110)
istilah: Maayakuunulanaa anna Kedua: Ayat ini secara jelas
takallama bihaazaa di makna satu
seruan Allah Taala agar manusia menerangkan prinsip. Jika satu kemungkaran
jangan mudah berprasangka buruk atau kejahatan berlaku di hadapan mata. Maka
terhadap seseorang lantaran berita
buruk yang disebarkan oleh pihak- jangan sekali berdiam diri (Di maqam: Kaanuu
pihak tertentu terhadapnya. Maka laa yatanaahauna an munkarim fa aluuhu
sesungguhnya ingatlah bahawa sifat
prasangka tidak boleh menzahirkan labisa maa kaanuu yaf aluun - Surah:5: Al
kebaikan. (Surah:49:Al Hujuraat:12). Maidah:79). Kecuali satu-satu tindakan
Tiga: Menerangkan isyarat
banyak dikalangan orang-orang ummi hendaklah dibuat bagi meredakannya.
(orang tidak berilmu) rosak kerana Sekurang-kurang katakanlah: Oh!, Jangan buat
mudah menerima berita bohong
lantaran kejahilannya. (Surah:2: Al benda macam ini. Tidak baik. Maka fikir-
Baqarah:78). Maka berawasilah. Kaji- fikirlah.
kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1008 Malam Muka Empat

FirmanNya lagi:

Qaatiluuhum yuazzib humullaahu bi aidiikum Wayukh


zihim wayansurkum alaihim wayasyfi suduura qaumim
mukminiin.
Perangilah mereka itu. Nescaya Allah menyeksa
mereka dengan tangan kamu dan menghinakan mereka
serta menolong kamu mengalahkan mereka lagi
menyembuhkan hati kaum yang beriman.
Surah:9: At Taubah:14
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:9: At Taubah:14) Catitan: (Surah:9: At Taubah:14)

Menerangkan ruhul maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


yang mengisyaratkan bahawa idea):
terwujudnya suasana gharib rupa
pertolongan Tuhan di maqam: Ayat ini secara jelas menerangkan
Baalighu amrihi (Surah:65: At konsep bahawa diri seseorang yang
Thalaaq:3). Di makna Allah Taala
sendiri melakukan pekerjaan bagai berkesedaran tidak akan menutup mulutnya,
terlahirnya kedudukan seumpama apabila diri bertembung dengan kemungkaran.
FirmanNya: Wamaa ramaita
izramaita walaakinnallaaha ramaa. Malah dirinya pasti akan sanggup mengisytihar
(Bukan kamu yang memanah. Bila perang dengan orang atau golongan berkenaan
kamu memanah. Tetapi Allah-lah
sendiri yang memanah Surah:8: Al (Surah:3: Ali Imran:110). Di suasana tindakan
Anfaal:17). Dan sesungguhnya mereka benar-benar disukai oleh Tuhannya
kedudukan ini terjadi apabila diri
seseorang itu suci dan teramat rapat serta Tuhannya memberi jaminan bahawa
ingatannya terhadap Tuhannya mereka akan mendapat kemenangan dengan
(Surah:2: Al Baqarah:152) sehingga
terjadinya tajalliah sifat Tuhan meletakkan musuh di dalam kehinaan. Fikir-
kepada hambaNya di rupa sifat fikirlah.
kesaktian majazi. Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1009

Kelima: Dalam hidup ini. Setiap sesuatu yang ada pada


diri yang berwajah kebenaran dan pembaharuan haruslah
didedahkan. Sikap penakut atau takut dikatakan orang atau
diperlekehkan oleh orang. Apatah diri sendiri terasa barang
ada tidak senilai dengan kebolehan orang lain hendaklah
diketepikan. Perasaan rendah diri untuk mengabadikan
pendapat dan pandangan terutama setelah diri dinobatkan
sebagai cendekiawan haruslah dibuang dengan memasang
satu kepercayaan di dalam seribu patah percakapan. Pasti ada
satu patah yang boleh dipegang. Maka itulah berlian yang
perlu dipusakakan.
Demikianlah Allah mengutuskan RasulNya kepada
manusia. Meskipun DiaNya mengetahui kebenaran dan
pembaharuan yang akan diperkenalkanNya melalui RasulNya
akan diperlekeh, dipersenda dan dipermainkan oleh manusia.
Inikanlah pula kita manusia biasa.
Di hakikat FirmanNya:

Huwallazii arsala rasuulahu bil hudaa wadiinil haq


liyuzhirahuu aladdini kullihi walau karihal musyrikuun.
Dialah yang mengutuskan RasulNya (Agen Furqan -
perubahan dan pembaharuan) dengan petunjuk dan
agama (cara dan gaya hidup) yang sebenar. Supaya
dizahirkan kelebihannya ke atas cara gaya hidup

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1010 Malam Muka Empat

(agama) keseluruhannya. Sekalipun dibenci oleh orang


orang musyrik.
Surah:9: At Taubah:33
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:9: At Taubah:33)
(Surah:9: At Taubah:33)
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Menerangkan ruhul maani falsafah):
yang mengisyaratkan tanggungjawab
umat Islam menzahirkan empat (4) Ayat ini secara jelas menerangkan
sifat keperibadiannya kepada mata prinsip dan falsafah ruhul maani, kenapa
dunia:
manusia perlukan Tuhan dan kenapakah pula
Satu: Bertindak dan manusia perlukan agama. Di mana ianya dapat
menzahirkan sifat diri umat pada
kenyataan bahawa agama Islam disimpulkan kepada tiga (3) sebab:
adalah agama petunjuk. Di mana Pertama: Manusia perlu kepada
pada setiap penganutnya akan
berpeluang mendapat petunjuk dari Tuhan di atas dasar banyaknya terzahir di
Tuhannya (Surah:39: Az Zumar:22). dalam kehidupan manusia perkara-perkara

Dua: Bertindak dan yang tidak dapat diselesaikan oleh keupayaan


menzahirkan sifat diri umat pada ilmu dan teknologi manusia. Justeru itu manusia
kenyataan bahawa agama Islam
adalah sebuah wadah yang memerlukan satu kuasa agung yang dapat
menyediakan cara dan gaya hidup menyelesaikan permasalahan yang terwujud
yang paling sempurna (Surah:3:Ali
Imran:19) lagi diperakui oleh Allah dan kuasa yang Maha agung itu tidak lain
sebagai cara dan gaya hidup yang hanya kuasa Tuhan.
diredhai di sisiNya (Surah:5: Al
Maidah:3). Kedua: Manusia memerlukan agama
kerana wadah yang bernama agama shajalah
Tiga: Bertindak dan
menzahirkan sifat diri umat pada yang dapat membekalkan erti terwujudnya
kenyataan bahawa konsep: Aamanuu kuasa agung yang bernama Tuhan. Selain
wa amilusshaalihaat (Beriman dan
beramal soleh). Di wajah orang daripada agama persoalan Tuhan dan
beriman dan pengaslih muka bumi kewujudan Tuhan tidak diperbincangkan secara
adalah satu konsep hidup yang boleh
memajukan manusia dalam mendalam.
kehidupan (Surah:4: An Nisaak:125). Ketiga: Kenapa pula Islam dipilih dan

Empat: Bertindak dan dijadikan wadah ketuhanan. Jawabnya tidak


menzahirkan sifat diri umat pada lain dan tidak bukan kerana Islam berjaya
kenyataan bahawa konsep: Dunia
tempat pengarca kehidupan pada dua memiliki dan menzahirkan erti Tuhan yang
alam. Duniawi dan akhrawi akan sebenar. Tuhan semesta alam (Surah:20:
meletakkan manusia selamat ketika
hidup. Selamat ketika mati dan Tahaa:14). Tuhan yang berupaya memberi
selamat ketika dibangkitkan pertolongan dan mengurniakan kepada
(Surah:19: Maryam:15).
manusia rezeki, nikmat dan rahmat yang
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1011

menatijahkan terwujudnya kesejahteraan


kepada manusia. Disamping menunjuk jalan
yang lurus serta menghindarkan manusia dari
tersesat dan disesatkan. (Surah:1: Al Fatihah:
1-7). Fikir-fikirlah.

Justeru itu luahkanlah kebolehan yang berupa


kebenaran dan pembaharuan yang ada pada diri dengan
menerima fitrah bahawa setiap kebenaran dan pembaharuan
yang dibentang akan menerima tentangan di awal ianya
diperkenalkan. Dengan satu natijah akhirnya diterima oleh
generasi akan datang di rupa persepsi olahan yang baru dan
cara pemikiran yang baru.
Sesungguhnya ingatlah sikap mengharapkan pada
setiap bentangan rupa pembaharuan tidak akan ditentang
akan menumpulkan ketajaman dan kebolehan para
cendekiawan. Sedangkan di masa yang sama kebolehan yang
ada pada diri para cendekiawan tidak mungkin terserlah selagi
sikap takut terus mendominasi hati dan perasaan akibat takut
dicemuh, diperlekeh dan dipersendakan.
Lalu ingatlah anak cucu bahawasanya satu-satu unsur
pembaharuan yang hendak dibawa ke muka masyarakat. Jika
ianya benar-benar berwajah pembaharuan pasti akan
menghadapi tentangan dari pihak-pihak tertentu akibat
terlahirnya tiga (3) kedudukan:
Pertama: Langkah pembaharuan akan ditentang. Jika
unsur pembaharuan yang dibentang bertentangan dengan
pemahaman masyarakat dan retorik yang sedia ada,
seumpama pembaharuan yang hendak dilakukan oleh Nabi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1012 Malam Muka Empat

Ibrahim a.s. terhadap negerinya di sudut Tuhan dan


ketuhanan. (Surah:21: Al Anbiyaak:66-69).
Kedua: Langkah pembaharuan akan ditentang. Jika
unsur pembaharuan yang dibentang boleh memanaskan kerusi
pemimpin yang sedia ada, seumpama pembaharuan yang
hendak diarcakan oleh Nabi Musa a.s. terhadap kezaliman
Firaun terhadap rakyatnya. (Surah:26: Asy Syuaraak:16-22).
Ketiga: Langkah pembaharuan akan ditentang. Jika
unsur pembaharuan yang dibawa tidak dapat dilihat akan
munafaatnya secara segera, seumpama pembaharuan yang
hendak dibuat oleh Musa a.s terhadap kaumnya. Lantaran
sikap manusia mahu segala-gala yang dijanji dan dirancang
oleh kepimpinan boleh membuahkan hasil secara cepat. Lalu
mendesak pihak kepimpinan agar membuktikan barang yang
di war-warkan di awal perjuangan. (Surah:32:Sajdah:28).
Oleh yang demikian, wahai cendekiawan. Tajamkanlah
cendekiawan yang ada pada diri dengan meletakkan sifat
keberanian di hadapan untuk terus membentang rupa
pembaharuan (furqan). Meskipun ianya akan ditentang dengan
kesedaran bahawa anak-anak keliling di dunia baru tetap
memerlukan nasi dari baluh kebolehan yang ada. Wallaahu
alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1013

PERINGKAT DI WAJAH KEENAM


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN TERSIRAT
(Malam Muka Empat)

Nota: Pemahaman Di sudut Tersiratnya Natijah Ayat.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah : 17

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Mathaluhum kamathalil
lazistauqadanaaraa. Falammaa adhaa atmaa hau lahuu
zahaballahu binuurihim. Watarakahum fii zulumaatillaa
yubsiruun - (Umpama mereka seperti orang yang menyalakan
api. Tatkala bercahaya di kelilingnya (terang benderang pada
awalnya). Dihilangkan Allah cahaya itu (menjadi gelap). Dan
ditinggalkannya dalam gelap gelita. Tiada melihat sesuatu apa
pun - Al Baqarah:17) ?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Mathaluhum kamathalil

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1014 Malam Muka Empat

lazistauqadanaaraa. Falammaa adhaa atmaa hau lahuu


zahaballahu binuurihim. Fatarakahum fii zulumaatillaa
yubsiruun:

Pertama: Peringatkan kepada diri sendiri. Janganlah


sekali-kali diri cuba untuk menjadi golongan orang-orang fasiq
(manusia yang suka buat kejahatan) dengan mewajahkan diri
sebagai golongan pembawa fitnah atau kumpulan Orang
Sembilan.(Surah:27: An Naml:48). Di atas kesedaran bahawa
akibat buruk daripadanya adalah teramat dahsyat. Di mana
ianya bukan saja di rupa pembalasan di akhirat tetapi rupa
padah deraannya akan menimpa diri semasa hayat di dunia
lagi. (Surah:32:Sajdah:21).
Kedua: Peringatkan kepada diri sendiri. Bahawa hidup
memerlukan kawan. Maka kawan janganlah sekali dicerca
dengan fitnah dan kejahatan. Sekali fitnah dan kejahatan
terdedah setelah kesedaran timbul di hati mereka. Padah
daripadanya akan menimpa diri bagai hujan bersama guruh
dan kilat. Akibatnya diri akan dipulau dan diri akan
keseorangan.(Surah:5: Al Maidah:42).
Ketiga: Peringatkan kepada diri sendiri. Jika diri telah
terlanjur. Maka kembalilah kepada pangkal jalan. Perbaikilah
perangai dan tabiat yang ada serta bertaubatlah.(Surah:16: An
Nahl:119). Mudah-mudahan diampun oleh Allah dan diri akan
diterima kembali oleh kawan dan taulan. Sesungguhnya
ingatlah anak cucu bahawa keinsafan bukannya sekali-kali
bersifat kekalahan. Diri tidak kalah. Jika diri memperakui

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1015

kesalahan. Malah diri seharusnya berbangga dengan tertimbul


kesedaran.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 18

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Summum bukmun umyum fahum laa yarji
uun - (Mereka membuat tuli, bisu dan buta. Sedang mereka
tidak akan kembali - Al Baqarah:18)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Berilah peringatan
kepada diri sendiri. Bahawa hidup memerlukan perubahan dan
hidup berkehendakkan kepada pembaharuan. Lantaran itu
sedarilah bahawa tidak dikatakan hidup, jika diri tidak berupaya
mewujudkan perubahan dan mengadakan pembaharuan.
Justeru itu telinga hendaklah dipasang dan didedahkan. Mulut
hendaklah dibuka dan bertanya dan mata hendaklah dicelikkan
sehingga terzahirnya erti Nampak. Sesungguhnya banyak
unsur-unsur perubahan dan pembaharuan dapat diperolehi.
Jika telinga rajin mendengar. Jika mulut rajin bertanya dan
mata sering memerhati. Demikianlah pentingnya telinga, mulut
dan mata dalam kehidupan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1016 Malam Muka Empat

Afalam yasiiru fil ardhi fatakuuna lahum quluubun


yaqiluuna bihaa au aazaanun yasmauuna bihaa Fa
innahaa laa tamal absaaru walaakin tamal quluubul lati
fissuduur.
Tidakkah mereka berjalan di muka bumi menjadikan hati
mereka berakal untuk berfikir atau telinga untuk
mendengarkan. Sesungguhnya mereka bukanlah buta
mata. Tetapi buta hati di dalam dadanya.
Surah:22: Al Hajji:46
Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 22: Al-Hajji:46)
Catitan: (Surah:22: Al Hajji:46)
Menerangkan isyarat ruhul
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
maani ayat pada dua (2) perkara:
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Satu: Memahami istilah kalimah
dua (2) perkara:
ayat : Fatakuuna lahum quluubun
yaqiluuna biha. Di makna Pertama: Ayat ini secara jelas
menjadikan hati (Qalbi) berupaya
menerangkan prinsip pada istilah: Afalam
menghasilkan akal.
yasiiruu fil ardhi. Di makna cara dan gaya
Maka untuk tujuan ini, anak cucu
pengarcaan hidup dan kehidupan di muka bumi
kenalah faham bahawa sekiranya
bahagian hujung jantung (Fuad) haruslah diarcakan dengan kehadiran hati pada
seseorang itu gagal menzahirkan Nur
diri di rupa hati yang berupaya menghasilkan
Qalbi. Maka dengan secara automatik
hati akan menjadi buta. Dan jika akal. Di maksud jika akal tidak terwujud pada
apabila Nur Qalbi gagal dipancarkan
hidup dan kehidupan. Maka jawabnya susah.
kepada bahagian filamen akal (pintu
hati Lub) yang berada di pangkal Lantaran hidup tidak berupaya membentuk diri
saraf di belakang bawah kepala
bersifat kreatif dan inovatif. Sedangkan kedua-
manusia.
Sebelah. dua sifat ini teramat mustahak terutama ketika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1017

Dhabit Istilah: seseorang itu terpaksa menterjemahkan


Menerangkan Ruhul Maani peluang dan furqan yang terbentang di sisinya
(Surah: 22: Al-Hajji:46).
....Sambungan. (Surah:6: Al Anaam:104).
Kedua: Ayat ini secara jelas
Maka pembentukan akal
seseorang akan terbantut dengan menerangkan prinsip pada istilah: Afalam
berakhir manusia itu tidak akan yasiiruu fil ardhi. Di makna cara dan gaya
memiliki akal yang berupaya
memajukan dirinya. Oleh itu soal pengarcaan hidup dan kehidupan di muka bumi
penyucian hati hendaklah diberi haruslah diarcakan dengan kehadiran telinga
perhatian. Jika manusia itu ingin
dirinya berakal. pada diri di rupa telinga yang berupaya
mendengar. Di hakikat hidup akan susah. Jika
Dua: Memahami isyarat
ruhul maani istilah: Walaakin telinga bersifat tuli dan malas mendengar.
tamalquluubullatii fisshuduur. Di Sedangkan di dalam hidup persoalan maklumat
makna kebutaan mata hati seseorang
manusia itu akan berlaku apabila atau informasi pembelajaran dan informasi
cahaya hatinya. Yakni Nur qalbinya peluang kehidupan tidak akan terdedah luas.
tidak berjaya menghasilkan akal di
bahagian filement akalnya. Jika telinga mati bersemangat untuk menadah
berita yang mendatang. Justeru itu anak cucu
Di hakikat akal yang terzahir
berupaya menghasilkan penglihatan kenalah ingat bahawa jika hati tidak berakal dan
batin yang berupaya melihat atau hati tidak bertelinga akan mengakibatkan
mamandang sesuatu yang tidak
terdaya dilihat oleh keupayaan mata seseorang itu menjadi buta untuk melihat
zahir seseorang manusia. peluang dan furqan dalam kehidupan. Maka
Demikianlah anak cucu pentingnya
cahaya Nur Qalbi dan proses fikir-fikirlah di hakikat sebuta-buta manusia itu
penycian hati dalam mencergaskan adalah apabila hatinya buta. (Surah:17: Al
daya pemikiran manusia. Kaji-kajilah.
Israak:72).

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah : 19

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Au kasayyibin minassamai fiihi zulumaatun

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1018 Malam Muka Empat

wa radun wabarqun. Yaj aluuna asaabi a hum fii aazaanihim


minassawaa iqi hazaral mauut Wallaahu muhiitum bilkaafiriin.
(Atau seumpama orang-orang yang ditimpa hujan dari langit
dalam kegelapan (terzahirnya) guruh dan kilat. Lalu mereka
masukkan anak jarinya ke telinga kerana petir, lantaran takut
mati. Demikianlah teramat hampirnya Allah dengan orang-
orang yang ingkar (kafir) - Al Baqarah:19)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Dua (2) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Au kasayyibin
minassamai fiihi zulumaatun wa radun wabarqun. Yaj aluuna
asaabi a hum fii aazaanihim minassawaa iqi hazaral mauut
Wallaahu muhiitum bilkaafiriin:
Pertama: Peringatkan kepada diri sendiri. Bahawa
kawan bukannya mudah. Dan untuk mendapat kawan juga
bukannya satu perkara yang mudah. Lantaran itu diri
hendaklah diasuh agar tahu erti berkawan dan tahu pula
memilih kawan. Sebaliknya bila diri memperolehi kawan.
Janganlah sekali diri merelakan mulut sendiri mencerca
kawan, menipu kawan atau membawa mulut mencela
keburukan peribadi kawan.(Surah:49: Al Hujuraat:12). Sikap
seumpama ini banyak berlaku kepada kawan. Terutama dari
kawan yang bersifat tidak cukup dipuji dan dipuja. Maka untuk
melepaskan bayangan kekurangannya. Kelemahan kawan
diceritakan kepada orang lain dengan membayangkan
kelebihan diri sendiri. Akhirnya orang sebegini akan ditinggal
oleh kawan keseorangan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1019

Kedua: Peringatkan kepada diri sendiri. Bahawa salah


satu penyiksaan yang paling pedih di dalam hidup adalah
apabila terwujudnya suasana kawan dan taulan memperolok-
olokkan diri untuk berkawan di suasana diri benar-benar ingin
berkawan. Di mana pada pandangan luaran mereka semacam
ingin untuk berkawan tetapi di kala diri mendekati mereka. Diri
dipermainkan dengan layanan sebelah mata. Maka dalam
menghadapi suasana ini diri hendaklah bertanya kepada diri
sendiri. Malah janganlah sekali-kali mempersalahkan
persoalan ini kepada mereka. Sebaliknya perbaikilah perangai
sendiri agar kemarahan mereka terhadap perlakuan diri dahulu
terpadam di suatu ketika. Lantaran itu baiklah diri beringat
sebelum kena kerana tengadah selepas terkena tidak lagi
berguna. Sesungguhnya ingatlah kawan itu adalah berlian
kepada kehidupan.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah : 20

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1020 Malam Muka Empat

kullamaa adhaa alahum masyaufiih wa izaa azlama alaihim


Qaamu walausyaa allahu lazahaba bisam ihim wa absaarihim
Innallaha alaakulli syaiin qadiir - (Hampir kilat menyambar
pemandangan mereka. Tiap-tiap kali kilat itu bercahaya,
mereka berjalan. Tetapi apabila gelap, mereka berhenti.
(Malah) Kalau dikehendaki Allah, nescaya dihilangkanNya
pendengaran dan pemandangan mereka. Sesungguhnya Allah
Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu - Al Baqarah:20)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Yakaadul barqu
yakhtafu absaarahum kullamaa adhaa alahum masyaufiih wa
izaa azlama alaihim Qaamu walausyaa allahu lazahaba bisam
ihim wa absaarihim Innallaha alaakulli syaiin qadiir.

Pertama: Tanyalah kepada diri sendiri. Kenapakah


kawan dan taulan tidak sudi untuk berkawan dengan diri? Dan
tanyalah kepada diri sendiri. Pernahkah diri memperolok-
olokkan kawan dan taulan di musim diri menjadi kawan taulan
mereka? Maka, jika ada. Perbetulkanlah kedudukan diri sendiri
dengan kesedaran bahawa kerja memperolok-olokkan kawan
taulan akan menikam diri sendiri akhirnya.
Kedua: Tanyalah kepada diri sendiri. Kenapakah
kawan dan taulan tidak sudi untuk berkawan dengan diri? Dan
tanyalah kepada diri sendiri. Pernahkah diri menipu atau
memfitnah mereka dahulunya di musim diri menjadi rakan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1021

taulan mereka? Lalu, jika ada. Pergilah kepada mereka dan


bermohon maaflah. Moga-moga mereka memaafkannya.
Ketiga: Tanyalah kepada diri sendiri. Kenapakah kawan
dan taulan tidak sudi untuk berkawan dengan diri? Dan
tanyalah kepada diri sendiri. Pernahkah diri menyalurkan satu-
satu pendapat atau pandangan bernas yang bertentangan
dengan pegangan atau fahaman mereka? Jika ada.
Perteguhkanlah pandangan yang diberi dan biarkanlah diri
keseorangan. Mudah-mudahan diri tetap berpengkalan dan
tidak hanyut bersama dengan mereka. Dengan ingatan
bahawa setiap yang baik. Apatah barang yang berbentuk jauh
ke hadapan. Bukannya senang untuk diterima oleh orang
ramai.
Sesungguhnya ingatlah kesilapan Nuh a.s kepada
masyarakatnya bukan sekali-kali tentang soal perahu dan
membina perahu. Tetapi kesilapannya adalah memberitahu
haq dan kenyataan bahawa banjir akan menenggelamkan
tempat tinggi yang tidak munasabah. Justeru itu yakinlah
seperti Nuh. Kerana kebenaran tetap kebenaran dan ianya
tetap terbukti jua.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Wasnail fulka bi ayuninaa wawahyinaa walaa


tukhaatibnii fillaziina zalamuu innahum mughraquun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1022 Malam Muka Empat

Hendaklah kamu membuat perahu (rupa penyelamat


perubahan dan pembaharuan) dengan pengawasan
dan wahyu Kami dan janganlah engkau memberitahu
Ku tentang orang yang zalim (Orang yang tidak percaya
kepada perubahan dan pembaharuan). Sesungguhnya
mereka itu akan ditenggelamkan (di dalam arus
perubahan).
Surah:11: Hud:37

Dhabit Istilah Catitan:(Surah:11:Hud:37).


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:11: Hud:37) Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini mendedahkan ingredient
Menerangkan isyarat ruhul
maani istilah: Washnail fulka bi pendidikan kepada tiga (3) perkara:
ayuninaa wawahyinaa yang Pertama: Ayat ini secara jelas
dimubalaghahkan maknanya kepada
tiga (3) perkara: mendidik manusia agar berhati-hati dalam
menyuarakan rupa cita-cita kepada kawan
Satu: Istilah: Washnail fulka
bi ayuninaa wawahyinaa dimakna taulan. Terutama di kala diri ingin mendedahkan
kebolehan sesorang mendapat satu cita-cita yang terkeluar dari keupayaan
informasi awal terhadap sesuatu
yang akan terjadi adalah merupakan pemikiran semasa. Di hakikat mendedah cita-
satu kebolehan yang perlu cita seumpama banyak menimbulkan keraguan
dirahsiakan. Jika tidak ianya akan
difitnahkan orang atau yang boleh membuahkan fitnah dan
disalahgunakan oleh mereka yang pengkhianatan yang akan menyusahkan diri
tidak bertanggungjawab. (Surah:12:
Yusuf:5) dengan menatijah barang sendiri.
yang disampai akan diperlekehkan. Kedua: Ayat ini secara jelas mendidik
Malah tidak kurang dengki dan
khianat menjelma di hadapan para pemimpin agar meneruskan satu-satu
kehidupan. wawasan kebaikan yang dirancangkannya.
Dua: Istilah: Washnail fulka Meskipun ianya dipertikaikan oleh pihak-pihak
bi ayuninaa wawahyinaa dimakna tertentu. Di makna teruskanlah ianya selagi
terlebih baik barang informasi
terawal yang diperolihi oleh diri kebenaran dan kejituan kejayaan diyakini boleh
dilaksanakan oleh diri secara rahsia. memberi kebaikan dan munafaat kepada
Sebelah. masyarakat dan rakyat sepenuhnya. Di hakikat
berkesedaran bahawa pemimpin itu mestilah
Kaji-kajilah. mendahului rakyat dalam erti nampak dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1023

Dhabit Istilah
bertindak. Jika negeri ingin menjadi maju lagi
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:11: Hud:37). terserlah di mata maya sejagat.
Sambungan.
Ketiga: Ayat ini secara jelas mendidik
Dihakikat jika barang yang para pemimpin agar meninggalkan mana-mana
dicita-cita atau barang informasi
orang yang tidak berkeinginan untuk berubah.
terawal yang diterima didedahkan
kepada ramai. Maka ianya tidak Di hakikat biarlah mereka tenggelam dan
akan memberi sebarang munafaaat.
ketinggalan dalam arus perubahan. Sebaliknya
Lantaran kesangsian terhadap
kebenaran yang diperkata akan di pihak pemimpin di masa yang sama,
menimbulkan fitnah. Terutama
janganlah sekali-kali membuang masa menanti
kepada barang di luar jangkaan
lazim manusia keliling. kesedaran mereka di suasana payahnya
mereka untuk berubah. (Surah:27: An Naml:80).
Ketiga: Istilah: Washnail
fulka bi ayuninaa wawahyinaa Maka fikir-fikirlah di hakikat bahawa perubahan
dimaknakan pada rupa iktibar
miracle tidak mungkin berlaku. Jika ingredient
bahawa kebenaran informasi Nabi
Nuh terhadap kaumnya bukan satu pendapat dalam menterjemah furqan
kebatilan. Tetapi Nuh a.s terlanjur
(perubahan dan pembaharuan) di arca dari
murah memberitahu satu berita yang
tidak logik bagi kaumnya. Satu pendapat ramai.
iktibar amaran kepada mereka yang
mengalami pendidikan ilmu melalui
konsep Ilmu Laduni. Kaji-kajilah.

Kaji-kajilah.
Pemahaman Tersirat Ayat
Al Baqarah : 21

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Ya ayyuhannaa su buduu rabbakumullazii
khalaqakum Wallaziina minqablikum laallakum tattaquun -
(Wahai manusia berbaktilah kepada Tuhan kamu yang
menjadikan kamu dan orang-orang yang terdahulu daripada
kamu. Mudah-mudahan kamu bertaqwa - Al Baqarah:21)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1024 Malam Muka Empat

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari peringatkan kepada diri
sendiri. Bahawasanya tugas utama seseorang manusia yang
terzahir di dunia adalah menyempurnakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai Khalifah Allah di muka bumi
dengan melaksanakan konsep: Liya buduun (bagi berbakti)
kepada Tuhannya (Surah:98: Al Bayyinaah:5) dengan
mengaslihkan diri sebagai hamba yang bertaqwa serta
mengaslihkan bumi demi mengarcakan pembaharuan dan
kemajuan hidup setanding dengan perkembangan semasa
(Surah:78: An Naba:1-5).

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 22

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Allazii jaalalakumul ardha firaasyan
Wassamaa a binaa a. Wa anzala minassamaai maa an fa
akhrajabihi minassamaraati rizqallakum Falaa taj aluu lilahi
andaadan wa antum talamuun - (Dialah yang menjadikan bumi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1025

bagai hamparan dan langit bagai atap binaan. Dan Dialah


yang menurunkan hujan dari langit. Lalu ditumbuhNya dengan
air itu buah-buahan rezeki bagi kamu. Maka janganlah kamu
adakan bagi Allah sekutu sedangkan kamu mengetahui - Al
Baqarah:22)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Allazii jaalalakumul
ardha firaasyan Wassamaa a binaa a. Wa anzala
minassamaai maa an fa akhrajabihi minassamaraati
rizqallakum Falaa taj aluu lillahi andaadan wa antum
talamuun:

Pertama: Asuhlah diri dengan mengerti dan memahami.


Bahawa bumi adalah sebaik-baik tempat untuk memajukan
diri. Istilah hamparan (Firaasan) yang digunakan Allah kepada
bumi telah membayangkan betapa luasnya peluang bagi
manusia untuk bergerak dengan mengambil langkah-langkah
tertentu agar tanggungjawabnya sebagai Khalifah Di Muka
Bumi dapat disempurnakan di wajah aabidin yang bertaqwa.
Sama ada di sudut duniawi maupun akhrawi. Maka
bergeraklah, kerana sesungguhnya bumi maju kerana manusia
dan manusia maju kerana kehendak dirinya sendiri di tadahan
rahmat Allah yang sentiasa menghulur pertolonganNya.
Di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1026 Malam Muka Empat

Yaa ibaadiallaziina aamanuu inna ardhii waasi atum fa


iyyaaya fabuduun.
Wahai hamba-hambaKu yang beriman. Sesungguhnya
bumiKu luas (untuk diterokai). Sebab itu berbaktilah
kepadaKu.
Surah:29: Al Ankabuut:56

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:56)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini menerangkan konsep seruan
Allah Taala kepada hambanya yang boleh
diterjemahkan kepada tiga (3):
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa berusaha
mengubah nasib dan mengarca kehidupan yang
lebih baik adalah satu-satu tugas yang seharusnya
dilakukan oleh manusia. Di hakikat rezeki dari
Tuhannya banyak terarca dari kerja dan daya
usaha manusia itu sendiri (Di maqam: Innallaaha
laa yughayyiru maa biqaumin hattaa
yughayyiru maa bianfusihim - Surah:13: Ar
Rad:11).
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa kerja dan berusaha
adalah sebahagian tugas manusia yang disifatkan
oleh Allah di rupa berbakti kepadaNya di makna
beribadat dan sebenar-benar ibadat (Di maqam:
Fabtaghuu indallaahir rizqaa wabuduuhu
wasykuruulahu- Surah:29: Al Ankabuut:17).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa penerokaan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1027

khazanah Allah bukan sahaja bersifat aktiviti


domestik tetapi bersifat internasional. Di makna
kena bersaing di peringkat global. (Di maqam:
Wa ardhullaahi waasiah - Surah:39: Az
Zumar:10). Justeru itu, fikir-fikirlah di hakikat
peluang tetap ada di mana-mana. Jika
kemahuan tertumbuh sebagai modalnya.

FirmanNya lagi:

Man kaanayuriidul hayaatad dunyaa waziinatahaa


nuwaffi ilaihim amaalahum fiihaa wahumfiiha laa
yubkhasuun.
Barang siapa yang menghendaki hidup (maju) di dunia
dan (memiliki) perhiasannya (Khazanahnya yang perlu
diterokai) Kami sempurnakan pekerjaannya di dunia,
sedangkan mereka tiada dirugikan.
Surah:11: Hud:15

Catitan: (Surah:11: Hud:15)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
konsep kepada empat (4) perkara yang perlu
difahami dan dilakukan oleh seseorang, jika
dirinya ingin maju:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1028 Malam Muka Empat

Pertama: Diri kenalah faham dan


benar-benar faham, tentang satu istilah yang
bernama: Kehendak. Satu sikap perlakuan
yang teramat penting bagi tertumbuhnya cita-
cita dan keinginan seseorang kepada sesuatu
di dalam hidupnya. Ini bermakna, jika
termatinya kehendak pada diri seseorang.
Maka akan matilah pula cita-cita dan keinginan
seseorang itu terhadap sesuatu yang boleh
mempertingkat dan menceriakan hidupnya.
Kedua: Bila terlahirnya kehendak.
Maka seseorang manusia itu hendaklah pula
memasang sifat berkehendak pada dirinya.
Satu sifat yang akan menjuruskan manusia
untuk mencapai kehendaknya. (Surah:29: Al
Ankabuut:17). Dengan yang demikian akan
tertumbuhlah pada dirinya sifat-sifat bertekad
mencari jalan untuk mencapai kehendaknya di
rupa langkah-langkah perancangan yang
dibuatnya serta terlahirnya sifat tekun dan
beristiqamah dalam berusaha untuknya
sehingga kejayaan berada pada tangannya.
(Surah:3: Ali Imran:159).
Ketiga: Diri kenalah faham bahawa
khazanah alam yang bersifat: Waziinataha
(perhiasannya di makna Khazanah yang perlu
diterokai) tidak akan bernilai dan bermakna.
Meskipun ianya boleh mensejahterakan
manusia. Jika manusia sendiri tidak memasang
kehendak dan berkehendak. (Surah:10:
Yunus:101).
Keempat: Diri kenalah faham bahawa
kedapatan hasil dari satu-satu usaha itu
bergantung terus kepada jenis dan bekas usaha
yang disediakan. (Di maqam: Wa allaisa lil
insaani illaa maa saaa wa anna sayahu
saufayuraa - Surah:53: An Najm:39-40). Jika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1029

tangan ditadahkan. Maka sedikitlah air yang


akan diperolehi. Meskipun hujan sehari suntuk
turun dari langit. (Surah:18: Al Kahfi:7). Oleh itu
fikir-fikirlah di hakikat Allah tidak akan
mengubah diri kecuali diri mengubahnya
(Surah:13: Ar Rad:11).

Di hakikat akan terhasilnya faedah dan munafaat di


wajah dunia dan akhirat bagai FirmanNya:

Mankaanayuriidu thawaabaddunyaa faindallaahi


sawaabaddunyaa wal aakhirati wakaanallahu samiian
bashiiraa.
Barang siapa yang menghendaki keuntungan dunia.
Maka di sisi Allah ada keuntungan dunia dan akhirat.
Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.
Surah:4: An Nisaak:134.
Penerokaan Teori Al Quran
(Surah :4: An Nisaak:134)
Catitan: (Surah:4: An Nisaak:134)
Teori Al Quran di bidang
Ekonomi dan Kerohanian yang Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
berbunyi: falsafah):
Sesiapa yang berkehendakkan Ayat ini secara jelas menerangkan
keuntungan dunia maka dirinya prinsip bahawa dunia adalah tempat
berpeluang mendapat keuntungan
dunia dan keuntungan akhirat jika pengarcaan kehidupan bagi kesejahteraan
dirinya tahu melabur bagi pada dua alam. Dunia dan akhirat. Di hakikat
maksudnya.
bahawa barang siapa yang berkehendakkan
Bincang-bincanglah. dunia. Di makna bertindak untuk memajukan
(Surah:16: An Nahl:30)
.. Disebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1030 Malam Muka Empat

dirinya dan kehidupannya. Maka usahanya itu


dinilai oleh Allah di rupa ibadat dengan diri
hambaNya itu akan mendapat keuntungan di
rupa keuntungan di dunia dan mendapat jua
keuntungan di rupa keuntungan akhirat.
Sesungguhnya inilah satu rupa
ganjaran galakan Allah Taala kepada
hambaNya agar bertindak memajukan dirinya
serta mengaslihkan muka bumi semasa
hayatnya di wajah: Aamanuu waamilus
shaalihaat (Beriman dan beramal salih). Fikir-
fikirlah.

Kedua: Asuhlah diri dengan mengerti dan memahami.


Bahawa langit adalah sebaik-baik tempat untuk dijadikan tapak
renungan dengan membaca barang yang tersirat disebalik
yang tersurat dengan menyedari bahawa sistem aturan alam
yang bersifat alam kabir (alam besar) ada kaitan langsung
dengan kehidupan seseorang manusia yang bersifat alam
saghir (alam kecil) agar manusia senang untuk mengenal
Tuhannya dan bersyukur kepadaNya. Sesungguhnya Istilah
Binaan (Binaa a) yang digunakan Allah kepada langit telah
membayangkan betapa rapatnya sistem cakerawala dengan
kehidupan manusia seharian.
Ketiga: Asuhlah diri dengan mengerti dan memahami.
Bahawa istilah hujan dan turunnya hujan adalah satu istilah
penghasilan furqan yang berupaya memajukan manusia. Jika
ianya diterjemahkan kepada sistem kewangan dan ekonomi.
Satu sistem yang menggambarkan curahan kemewahan yang
perlu dilaburkan agar tertumbuhnya perkembangan kewangan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1031

dan ekonomi serta disimpan secara bijaksana bagi


menghadapi musim kesukaran dan dharurat.
Sesungguhnya dari titisan-titisan hujan yang turun (di
isyarat rahmat kemewahan) disalurkan kepada bumi (di isyarat
diri manusia) dan menghidupkan bumi (di isyarat melegakan
manusia) dengan bumi kemudian menumbuhkan pokok-pokok
yang berbuah (di isyarat perniagaan dan pelaburan yang
menguntungkan) serta bumi (di isyarat diri manusia)
menyimpan airnya di dalam bumi (di isyarat simpanan tetap
akaun persendirian) sebagai bekalan kepada bumi ketika
kemarau (di isyarat kemelesetan ekonomi).
Disamping kemewahannya pula dialirkan secara bijak
kepada parit, sungai dan lautan (di isyarat zakat, sedekah dan
sumbangan) di atas kesedaran bumi (di isyarat kesedaran diri
manusia) bahawa jika lebihan air kemewahan tidak menepati
sistem saliran (drainage system) dan tidak kena cara ianya
disalirkan. Maka jawabnya bumi akan menempuh bencana
banjir. Maka rosaklah bumi dan keindahannya (di isyarat
rosaklah diri manusia bersama kemewahannya kerana
kemewahan yang diperolehinya). Demikian bijaknya Allah
Taala dalam mengatur sistem alamNya yang mempunyai
kaitan dengan sistem kehidupan manusia seharian. Justeru itu
ingatlah akan Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1032 Malam Muka Empat

Afalam yasiiruu fil ardhi fatakuuna lahum quluubun


yaqiluuna bihaa au aazaanun yasmauuna bihaa Fa
innahaa laa tamal absaaru walaakin tamal quluubul lati
fissuduur.
Tidakkah mereka berjalan di muka bumi menjadikan hati
mereka berakal untuk berfikir atau telinga untuk
mendengarnya. Sesungguhnya mereka bukanlah buta
mata. Tetapi buta hati di dalam dadanya.
Surah:22: Al Hajji:46

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:22: Al Hajji:46)


Menerangkan Ruhul Maani
Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah 22: Al Hajji: 46)
dan hikmah): Ayat ini menerangkan unsur
Memahami istilah kalimah
pendidikan kepada dua (2) perkara:
ayat: Walaakin tamal quluu
bullatii fisshuduur. Di makna Pertama: Ayat ini secara jelas
terbutanya mata hati sehingga
menerangkan unsur pendidikan bagi memboleh
menyebabkan diri seseorang itu
tidak berakal. Sesungguhnya manusia mengenali sifat manusia yang
keadaan ini berlaku disebabkan
berkeupayaan untuk maju apabila soal mutu
tertutupnya pancaran Nur Qalbi
yang dizahirkan oleh bahagian sensitiviti akal dan sifat kreatif seseorang
bawah jantung (Fuad) seseorang.
manusia itu diperhatikan. Di mana manusia di
Dan ingatlah sudut akal dan kreatif bolehlah diklasifikasikan
sesungguhnya punca besar yang
kepada lima (5) jenis manusia:
menyebabkan pancaran Nur Qalbi
tertutup adalah disebabkan Satu: Jenis manusia yang benar-benar
terzahirnya selaput-selaput karat
bodoh dan tidak berpendidikan. Di mana soal
mazmumah. Yakni sifat-sifat keji
yang terhasil dari perbuatan daya berakliah, beridea, berilmu dan bersifat
manusia.
kreatif tidak langsung dipedulikan oleh mereka
Sebelah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1033

dan mereka sanggup berkeadaan sedemikian


..........Sambungan.
tanpa perlu kepada perubahan.
Ini bermakna semakin jahat Dua: Jenis manusia yang
perangai seseorang manusia itu
maka semakin teballah selaput berpendidikan tinggi, ada idea tetapi tidak
mazmumah akan menutupi berupaya mengarcakan ideanya menjadi
bahagian lampu Nur Qalbinya dan
semakin butalah mata hati kenyataan yang boleh dimunafaatkah oleh diri
seseorang manusia itu. Akibatnya dan masyarakatnya.
akal tidak tertumbuh dan kedegilan
telinga dalam menerima maklumat Tiga: Jenis manusia yang
kebaikan jua menebal. berpendidikan tinggi, ada idea dan berjaya
Wahai anak cucu ingatlah. mengarcakan ideanya menjadi kenyataan
dengan hasilnya boleh dimunafaatkan oleh diri
Sesungguhnya bahagian lampu
Nur Qalbi seseorang itu teramat dan masyarakatnya.
sensitif terutama apabila kejahatan, Empat: Jenis manusia yang tidak ada
kekufuran dan kefasikan dilakukan
oleh manusia. Ini disebabkan idea tetapi tahu dan pandai menggunapakai
gelombang perlakuan (the wave of idea dan orang yang beridea serta berjaya
behaviour) manusia mudah
mengganggu gugat kelicinan menghasilkan rupa idea orang menjadi
perjalanan pancaran Nur Qalbi kenyataan dan menjadi miliknya.
seumpama mudahnya struktur rupa
molekul air biasa terubah rupa Lima: Jenis manusia yang hanya
strukturnya di bawah mikroskop pandai menggunapakai produk pengeluaran
apabila ianya dijampi oleh ayat-ayat
Al Quran atau diadunkan dengan yang terhasil dari idea orang yang dipasarkan di
suara-suara muzik klasik. pasaran pengguna.
Lalu jika air yang dijampi Maka dengan lima unit kayu pengukur
dengan ayat-ayat Al Quran boleh di atas. Tanya-tanyalah diri sendiri. Di manakah
mengubah wajah airnya menjadi
air harmonik berupa ubat dan letaknya diri anak cucu. Mudah-mudahan
penawar. sebarang kekurangan diri dapat diperbaiki.
Maka demikianlah pancaran Nur Kedua: Ayat ini secara jelas
Qalbi yang berupa hati sebenar- menerangkan unsur pendidikan tentang konsep
benar hati manusia akan tertutup di
kala gelombang kejahatan ketika berjalan dan mengembara. Di mana tiga
menyelubunginya dan seterusnya (3) perkara harus dilakukan. Satu: Hati biarlah
menyebabkan ianya terhilang daya
keupayaan menzahirkan akal berakal. Di makna tahu menilai kelebihan
dengan memudahkannya pula tempat orang yang boleh ditauladani. Dua:
menerima unsur-unsur jahat yang
boleh mendorongkan syaitan Telinga biarlah sensitif. Di makna mendengar
menguasai bahagiannya. dan mengambil maklumat. Tiga: Mata biarlah
tahu erti melihat. Di makna dapat membaca
Kaji-kajilah barang yang patut dibaca. Demi faedah dibawa
balik. Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1034 Malam Muka Empat

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:22: Al Hajji:46)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Sebaik-baik jalan itu adalah jalan
kebenaran. Sebaik-baik berjalan itu.
Berjalan dengan kepala. Maka jika berjalan
dengan kaki. Mungkin sampai ke tempat
yang dituju. Tetapi jika berjalan dengan
kepala. Barang ghaib boleh dicari. Barang
zahir boleh ditemui. Maju terserlah nyata.
Apabila kepala berotak geliga.
Bincang-bincanglah.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah : 23

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Wa in kuntum fiiraibim mimmaa nazzalnaa
alaa abdinaa fatuu bisuuratim mimmithlihi. Wad uusyuhadaa
a kum minduunillahi inkuntum saadiqiin - (Jika kamu ragu-ragu
tentang (Al Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad). Maka perbuatkanlah oleh kamu satu surah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1035

seumpamanya. Dan panggillah saksi-saksi selain daripada


Allah. Jika kamu orang yang benar - Al Baqarah:23)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan di fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Dua (2) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Wa in kuntum fiiraibim
mimmaa nazzalnaa alaa abdinaa fatuu bisuuratim
mimmithlihi. Wad uusyuhadaa a kum minduunillahi inkuntum
saadiqiin:

Pertama: Asuhlah diri dan asuhlah fikiran. Bahawa bila


mulut telah kata percaya. Maka sertailah barang yang
dipercayai itu dengan amalan. Kerana ingatlah percaya di
mulut - ubi tidak akan berisi. Maka buatlah batas dan tanamlah
benihnya. Jika diri benar-benar berkeyakinan bahawa benih
elok yang ada di tangan boleh mengenyangkan perut.
Sesungguhnya keyakinan tanpa amalan itu hampa.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Yaa ayyuhallaziina aamanuu limataquuluuna maalaa taf


aluun. Kaburamaqtan indallahi antaquuluu maalaa
tafaluun.
Wahai orang-orang yang beriman. Mengapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1036 Malam Muka Empat

Sesungguhnya teramat besar kebencian di sisi Allah


kerana kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak
perbuat.
Surah:61: As Shaaf:2-3

Catitan: (Surah:61: As shaaf:2-3)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan prinsip agar
manusia berilmu tidak bersikap seumpama
keldai membawa kitab. (Surah:62: Jumaat:5).
Di hakikat banyaknya ilmu dimiliki dan tingginya
sijil yang diperolehi. Malah tahu pula bercakap
tinggi-tinggi. Sedangkan ilmu yang
Penerokaan Teori Al Quran.
diperkatakannya tidak sekali diamal oleh diri
(Surah:61:As Shaaf:2-3)
sendiri. Justeru itu ingatlah anak cucu pada
Mendesignkan satu teori Al
kenyataan Tuhan bahawa sehina-hina suara di
Quran (The Theory of Noble Quran)
dibidang Sains Pendidikan yang sisiNya adalah suara keldai (Surah:31:
berbunyi:
Luqman:19) yang diisyaratkanNya kepada
Bercakap barang yang tidak di suara manusia yang berilmu dan bercakap
amal tidak ubah bagai kerasnya
pucuk paku pakis. Tertegak pada tentang ilmu tetapi diri sendiri terabai untuk
kata. Binasa pada amalan. mengamalkannya. Fikir-fikirlah.

Bincang-bincanglah.
Penerokaan Teori Al Quran.
Di hakikat sejahil-jahil manusia
adalah manusia yang tidak berilmu. (Surah: 61: As Shaaf:2-3)
Sebaliknya lebih jahil lagi seseorang
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
itu bila dirinya gagal mengamalkan
ilmu yang dimilikinya. of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
(Surah:62: Al Jumuah:5).
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
berbunyi:
Berilmu tidak beramal bagai pokok tidak
berbuah. Bercakap dengan tidak beramal
bagai Radio menghebah berita. Bersuarakan
orang. Bernadakan manusia. Sedangkan
tubuh terkosong jelapang. Padi setangkai
tidak pernah berbaluh.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1037

Bincang-bincanglah.

Dan FirmanNya lagi.

Atamuruunannasa bilbirri watansauna anfusakum wa


antum tatluunalkitaaba afalaa taqiluun.
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu
sendiri, padahal kamu membaca kitab (cendekiawan)?
Maka tidaklah kamu berfikir?
Surah:2: Al Baqarah:44

Catitan: (Surah:2: Al Baqarah:44)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Penerokaan Teori Al Quran.
Ayat ini mendedahkan unsur
(Surah:2: Al Baqarah:44)
pendidikan yang menerangkan tentang terlahir
Mendesignkan satu teori Al
sikap di kalangan para cendekiawan yang
Quran (The Theory of Noble Quran)
dibidang Sains Pendidikan yang bertindak menyeru orang lain agar melakukan
berbunyi:
kebaikan. Di hakikat diri terlajak pandang untuk
Menyuruh orang lain berbuat menyeru diri sendiri agar jua melakukannya.
kebaikan dengan diri melupakan
diri sendiri. Tidak ubah bagai Dan sesungguhnya fenomena ini seumpama
sebatang lilin terbakar berlaku kerana tiga (3) sebab:
membinasakan diri.
Pertama: Tertumbuh sikap suka
bercakap terhadap barang yang tidak
Bincang-bincanglah.
diamalkan. Di hakikat terasa diri cerdik
mengetahui dalam segala hal (Surah:61: As
Shaaf:2-3).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1038 Malam Muka Empat

Kedua: Tertimbulnya sikap tabiat


tukang rumah. Buat rumah orang siap.
Sedangkan rumah sendiri. Jendela sebiji tidak
pernah tertutup. Lantaran timbulnya sifat
menangguh kerja di kala diri berkepandaian.
Ketiga: Terpacaknya ilmu pada diri,
wajah ilmu Qalam (ilmu bercakap). Di makna
ilmu hanya bererti tahu. Di rupa diri seorang
yang cerdik (cendekiawan) yang tidak sekali-
kali berwajah sebagai seorang Cerdik-Pandai.
Fikir-fikirlah.

Kedua: Asuhlah diri dan asuhlah fikiran dengan satu


ingatan. Bahawa bila dikata ianya satu-satu unsur perubahan
dan pembaharuan (furqan). Maka persoalan merujuk kepada
retorik atau merujuk pada rupa barang yang sedia ada dengan
memperakui barang yang ada telah pun sempurna. Janganlah
sekali-kali dilakukan kecuali bagi maksud perbandingan
(empirical) di sudut kebaikannya semata-mata. Kerana
sesungguhnya ingatlah. Kapal terbang tidak ada di zaman
anbiya. Maka ianya jua tidak ada di zaman pra sejarah datuk
nenek. Justeru itu fikiran kenalah dibuka dengan satu tekad
bahawa setiap pembaharuan memerlukan makna berfikiran
terbuka dengan diri tidak menjadikan diri seumpama sikap
orang-orang musyrikin ketika zaman kebangkitan revolusi
pembaharuan yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1039

Wa izaa qiilalahum taaalau ilaa maa anzalallahu wa


ilarrasuuli Qaaluu hasbunaa maa wajadnaa alaihi
aabaa anaa awalaukaana aabaa uhum laayalamuuna
syaiaa walaayahtaduun.
Apabila dikatakan kepada mereka: Marilah mengikuti
apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul
(menerima pembaharuan). Mereka menjawab:
Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-
bapak kami mengerjakannya. Dan apakah mereka itu
akan mengikuti nenek moyang mereka (dengan gaya
hidup yang lama). Walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat
petunjuk?
Surah:5: Al Maidah:104

Catitan: (Surah: 5: Al Maidah:104)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah).
Ayat ini menerangkan sikap menjaga
adat tinggalan tua dalam menghadapi rupa
kedatangan pembaharuan. Di mana digariskan
bahawa pada mana-mana adat tua yang tidak
relevan hendaklah ianya ditinggalkan. Jika
bangsa ingin kepada perubahan. Justeru itu
penilaian semula terhadap adat dan pegangan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1040 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah:
tua perlulah dibuat di kala ianya tidak lagi
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 5: Al Maidah:104) bersifat relevan. Fikir-fikirlah

Memahami isyarat ruhul maani


istilah: Qaaluuhasbunaa maa Penerokaan Teori Al Quran.
wajadnaa alaihi aabaa ana : Di
(Surah:5: Al Maidah:104):
makna bersikap menggunapakai
petua lama yang tidak relaven di Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
wajah petua-petua yang dibuat oleh
of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka
orang tua dahulu di suasana mereka
tidak mengetahui perubahan yang satu teori Al Quran di bidang Sains
akan berlaku, membuat orang yang
Kemasyarakatan dan Kerohanian yang
menggunapakai petuanya akan
ketinggalan bagai tertidur dan berbunyi:
tertinggalnya kumpulan Al Kahfi di
Sebarang petua yang berwajah
dalam kegelapan gua. Di suasana
dirinya tidak akan terubah. Malah jika kepercayaan tetap akan mengalami evolusi
berubah sekalipun selepas itu. Maka
perubahan di kala ianya menghadapi zaman
perubahan yang berlaku setelah
tersedar dengan dinar di tangan tidak kerelevanannya.
laku akan menatijahkan diri tidak lagi
(Teori Evolusi Kepercayaan The Theory of
berupaya untuk bersaing dengan
perubahan yang ada. Satu perubahan Evolution of Faith - Halo-N - 2007).
lembat yang merugikan orang ramai.
Bincang-bincanglah.
Jika sikap seumapama di tauladani.
Kaji-kajilah.

Dan bagai Firman AllahNya lagi:

Afalam yaddabbarul qaula amjaa ahum maalam yati


aabaaahumul awwaliin. Amlam yarifuu rasuulahum
fahum lahuu munkiruun.
Tidakkah mereka memerhati perkataan (Al Quran dan
intipati furqannya) atau adakah (telah) datang kepada
mereka suatu (Furqan - Pembaharuan) yang tidak
pernah didatang kepada bapak-bapak mereka terdahulu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1041

atau tiadakah mereka mengenali rasul sampai mereka


sanggup mengingkarinya.
Surah:23: Al Mukminuun:68-69

Dhabit Istilah:
Menerangkan Ruhul Maani Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun:68-69)
(Surah: 23: Al Mukminuun:68-69) Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan

Menerangkan isyarat ruhul dan hikmat): Ayat ini menerangkan ingredient


maani ayat tentang tiga (3) sebab pendidikan pada dua (2) perkara:
kenapa seseorang manusia akan
menolak kedatangan elemen Pertama: Jangan mudah menolak
pembaharuan ke sisinya: sesuatu sebelum diri membaca dan

Satu: Apabila dirinya tidak mengetahuinya. Maka bagilah peluang kepada


meneliti rupa dan faedah unsur-unsur diri sendiri melihatnya dahulu. Sebelum hati
pembaharuan yang datang ke sisinya.
Dua: Apabila dirinya menolaknya.
berpegang dengan petua lama Kedua: Terimalah hakikat bahawa
keturunannya. Di hakikat barang yang
didatangkan tidak dinyatakan oleh setiap yang baru bukan semestinya barang
golongan ternama orang tuanya. yang telah ada di zaman keturunan. Kerana
Tiga: Gagal untuk mngenali
orang yang membawa elemen setiap yang baru itu datang semasa dan
pembaharuan kepadanya. Kaji- selepas zaman keturunan. Fikir-fikirlah.
kajilah.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 24

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca: Fa illam taf aluu walan taf aluu
Fattakunnaara llatii waquuduhannaasu walhijaarah uiddat lil

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1042 Malam Muka Empat

kaafiriin - (Kalau tidak kamu perbuat dan takkan dapat kamu


perbuatkannya. Maka takutlah akan api neraka yang
menyalakan manusia dan batu disediakan bagi orang-orang
kafir - Al Baqarah:24)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Fa illam taf aluu walan
taf aluu Fattakunnaara llatii waquuduhannaasu walhijaarah
uiddat lil kaafiriin.

Pertama: Asuhlah diri dan asuhlah mulut. Janganlah


sekali-kali bercakap barang yang diri tidak tahu. Kerana ikan
teramat senang masuk kuali. Jika tubuh suka membalikkan
ekor di permukaan air. Maka ingatlah jala itu sedang
menunggu di mana-mana. Lantaran itu asuhlah diri. Janganlah
sekali-kali suka memperlekehkan kerja orang. Nanti tubuh diuji.
Jawabnya terjun tangga. Sesungguhnya kerja yang paling
senang adalah kerja memperlekehkan kerja orang lain di rupa
diri belum tentu berkebolehan.
Justeru ingatlah nasihat Allah Taala. FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1043

Walaa taqfu maa laisalaka bihii ilmun Innassam a wal


basara walfuaada kullu ulaa ika kaana anhu mas
uulaa.
Janganlah kamu perkatakan sesuatu yang tidak ada
dalam pengetahuan (ilmu) kamu. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan
disoal.
Surah:17: Al Israak:36

Catitan: (Surah: 17: Al Israak:36)


Dhabit Istilah.
Menerangkan Ruhul Maani. Klasifikasi ayat - Al Burhan (Punca Pendidikan
(Surah:17: Al Israak:36). dan hikmah): Ayat ini menerangkan ingredient
Sesungguhnya di dalam pendidikan kepada tiga (3) perkara:
ayat Surah:17: Al Israak:36 di atas Pertama: Ayat ini secara jelas
Allah Taala secara tegas melarang
manusia dari memperkatakan mencadangkan kepada manusia agar
sesuatu yang terkeluar dari bidang memperingatkan diri sendiri supaya berhati-hati
ilmunya atau memperkatakan
sesuatu yang tidak sahih tentang dalam memperkatakan sesuatu terutama
beritanya. (Surah:24: An Nur:16). sesuatu perkara yang terkeluar dari bidang
Satu larang yang sepatutnya
diterima secara jujur oleh manusia ilmunya yang dipelajari.
agar kesamaran infomasi tidak Kedua: Ayat ini secara jelas
terwajud dan fitnah dapat dielakkan.
Namun demikian, Tuhan mencadangkan kepada manusia agar berhati-
jua memperingatkan kepada hati dalam memperkatakan tentang sesuatu
manusia yang berilmu (cendikiawan)
agar mwmfasihkan lidah dan yang berkesamaran informasi. Di makna Allah
membuka mulut menzahirkan Taala mengajar manusia agar tepat dalam
ilmunya dengan tidak membiarkan
dirinya berwajah manusia bisu menyuarakan pendapat. Bukan di wajah
dengan ilmunya. Di hakikat nilai pendapat ikut mulut sedap berkata. Di rupa
emas ilmu didadanya tidak akan
terpancar keutuhan bisa-rajanya. lidah yang tidak terkawal. Maka lihat-lihatlah di
Jika ilmunya dibenam dan tertanam hakikat pulut dan santan boleh berkawan
di dalam lubuk kebisuan diri sendiri
tanpa didedahkan kepada pangkuan musuh di gelanggang pinggan kehancuran.
ramai. Ketiga: Ayat ini secara jelas
Sesungguhnya kedudukan
ini teramat penting diperingatkan. mencadangkan kepada manusia agar mengerti
Lantaran terwujudnya banyak kenapa telinga, mata dan hati akan
manusia berilmu tanpa mulut. Di
suasana dirinya terlepas pandang dipersoalkan oleh Allah Taala di hari
terhadap dua (2) perkara: kebangkitan tidak seumpama disoalkanNya
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1044 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah. terhadap anggota-angota manusia yang lain?


Menerangkan Ruhul Maani. Jawab kerana tiga (3) perkara:
(Surah:17: Al Araaf:36).
....Sambungan. Satu: Telinga akan disoal kerana
ianya adalah anggota panca indera manusia
Pertama: Orang berilmu
tanpa mulut terlupa akan hakikat yang mendahulu anggota-anggota lain di sudut
bahawa kekuatan satu-satu ilmu penerimaan maklumat. Sifat telinga mendengar
terletak kepada lidah. (Surah:38:
Shaad:20). Lantaran hikmah ilmu akan merangsang mata melihat dan hati terpaut
tidak akan terserlah di rupa ilmu hasil dari natijah pendengaran yang diterima
yang bermunafaat lagi berfaedah
kepada masyarakatnya. Jika ilmu oleh telinga. Demikianlah banyaknya telinga
dan hikmah ilmu yang dimilik oleh suka memasang cupingnya dalam mendengar
dirinya tidak dapat diluah dan
dikongsi bersama dengan dan menerima berita yang tidak menentu di sifat
masyarakatnya. manusia yang payah untuk diubah.
Sedangkan pada setiap
orang yang berilmu harus menyedari Dua: Mata akan disoal kerana mata
hakikat bahawa ilmu dan hikmah dan telinga akan mengajak hati tertarik ke
ilmunya itu adalah sebesar-besar
harta yang perlu dinafkahkan. Satu kancah pendengaran dan penglihatan yang
harta yang perlu diberi dan akan menerangkan lagi natijah maklumat yang
dipusakakan kepada anak keturunan
dan masyarakat negerinya. disampaikan oleh telinga. Maka dari penilaian
mata membuat hati yang berupa paksi kepada
Kedua: Orang berilmu
tanpa mulut terlupa akan hakikat tubuh pasti akan terpengaruh dengannya.
bahawa ilmu yang ada pada dirinya Malah hati akan gagal untuk menafikan nilai
tidak akan berkeupayaan
menghadapi zaman blosson of wajah yang dilihat oleh mata. Jika buruk kata
inovation dengan dirinya bersedia mata. Maka buruklah hati menerimanya dan
bersikap: Ammayatasaa aluun.
Annabail aziim. (Surah:78: An begitulah sebaliknya. Demikianlah mata dengan
Naba:1-2). sikapnya sanggup membohongi hati dan diri
Dikedudukan dirinya
sentiasa memasang sikap terbuka di seseorang manusia terutama ketika telapak
maqam: Allaziihum fiihimukh kaki bersantai di pantai di wajah langit berkaki.
talifuun. ditahap terwajahnya rupa
istilah: Kallaasaya lamuuna. Thum Tiga: Hati akan disoal lantaran hati
makallaa sayalamuun. (Surah:78: boleh berwajah istana ilaahiyah dan hati boleh
An Naba:3-5). Di suasana diri dan
masyarakatnya diasuh berbincang bertukar menjadi lubuk durjana syaitan dan
dan sentiasa berbincang tentang Iblis. Di hakikat jika baiknya hati. Maka baiklah
rupa furqan dan kedatangan furqan
baru (Nabail aziim). Demi kemajuan seseorang manusia itu. Sebaliknya jika jahat
dirinya dan masyarakat negerinya. hatinya. Maka jahatlah manusia itu. Fikir-fikirlah.
Kaji-kajilah.

Dan diperingatkanNya lagi.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1045

Iz talaqqaunahu bi alsinatikum wataquuluuna bi


afwaahikum maa laisalakum bihi illmun
watahsabuunahu hayyinan wahuwa indallaahi aziim.
(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu
dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu
apa yang tidak kamu ketahui (berilmu) sedikit juga, dan
kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal
dia pada sisi Allah adalah besar.
Surah:24: An Nur:15

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:24:An Nur:15)


Menerangkan ruhul maani
Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
(Surah: 24: An Nur:15)
dan hikmah): Ayat ini mendidik kepada manusia
Menerangkan ruhul maani
kepada dua (2) perkara:
ayat yang mengisyaratkan warna
pengertiannya kepada dua (2) Pertama: Ayat ini secara terang
perkara:
mendidik dan menjelaskan kepada manusia
Satu: Menerangkan ruhul bahawa terwujudnya sikap manusia yang suka
maani pada kenyataan bahawa
mencari dan mendapat satu-satu berita yang
Allah Taala teramat benci kepada
mana-mana orang yang mudah tidak menentu. Terutama berita-berita mulut
termakan dengan berita-berita
yang disebarkan oleh pihak-pihak tertentu yang
bohong. Kemudian berita yang
diterima disebarkan pula kepada boleh menghangatkan keadaan. Berita-berita ini
orang lain.
kemudiannya akan dijual pula kepada pihak-
Dua: Menerangkan ruhul pihak lain dan disebar ke merata tempat untuk
maani pada kenyataan bahawa
dijadikan bahan perbincangan secara terbuka.
seseorang manusia tidak sepatutnya
meletakkan dirinya di suasana Maka berikutan dengan itu soal tambah
seorang Ummi yang tidak berilmu
menambah akan berlaku dari satu mulut ke satu
yang sanggup menerima satu-satu
berita dalam suasana dirinya penuh mulut yang berakhir fitnah menjelma di tengah-
dengan prasangka. (Surah:2: Al
tengah masyarakat. Maka demikian bahayanya.
Baqarah:78).
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1046 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah Jika amalan seumpama ini dilakukan oleh


Menerangkan Ruhul Maani seseorang manusia.
(Surah: 24: An Nur:15)
...Sambungan. Kedua: Ayat ini secara terang
memperjelaskan bahawa tindakan mengulas
Tiga: Menerangkan ruhul
maani ayat yang menjuruskan tentang satu-satu berita yang tersebar di dalam
kepada kenyataan bahawa manusia masyarakat berkaitan dengan satu-satu isu
teramat senang menerima sesuatu
berita pembohongan. Terutama dari yang dipertikaikan. Di suasana diri tidak
satu- satu berita pembohongan yang mengetahui secara jelas tentangnya. Maka
boleh membuahkan fitnah.
Sesungguhnya kedudukan tindakan seumpama akan membawa akibat
ini terjadi lantaran manusia terlupa buruk. Lantaran akan tertimbul prasangka dan
dan dilupakan oleh syaitan yang
berada di dalam tubuhnya yang fitnah serta persengketaan yang akan
sentiasa bertindak dan mendorong mengeruhkan keadaan. Fikir-fikirlah.
seseorang manusia itu ke arah
kejahatan.
Justeru itulah tidak pelik Penerokaan Teori Al Quran.
jika mulut manusia terasa manis
dan sedap di kala menyampaikan (Surah:24: An Nur:15)
berita bohong dan fitnah kepada Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
kawan-kawannya yang lain di
suasana diri yang lain jua asyik dan of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
seronok mendengarnya. Quran di bidang Sains Pendidikan yang
Lalu ingatlah anak cucu
bahawa dalam hidup sehari-hari ada berbunyi:
terjadi di waktu tertentu diri terasa Orang cerdik menjadi bebal. Orang alim
seronok dan amat seronok memberi
tahu sesuatu kepada orang lain atau menjadi jahil. Bila lidahnya mengulas kata.
mendengar sesuatu dari orang lain. Barang yang tidak diketahui. Di suasana
Maka di kala seumpama ini,
alangkah baiknya, jika mata fikiran ingin menunjuk tahu. Barang diperkata
menoleh sejenak ke arah syaitan dinilai kaca. Dibuang orang melukakan kaki.
agar diri terjauh dari kerenah
perbuatannya. Diri jauh dinilai permata. Mulut busuk suara
dibenci.
Kaji-kajilah.
Bincang-bincanglah.

Kedua: Asuhlah diri dan asuhlah fikiran. Jika diri tidak


pandai. Ikutlah orang pandai. Jika diri tidak tahu. Bertanyalah
kepada orang yang tahu. Sesungguhnya menyedari
kebodohan di hari ini dengan diri bertindak mempelajarinya.
Nescaya akan membuat diri pandai di hari esok. Lalu
belajarlah. Kerana ingatlah sekali saja diri pandai, kepandaian
yang ada boleh diguna di sepanjang hayat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Empat 1047

Ketiga: Asuhkanlah diri dan asuhkanlah fikiran dengan


ingatan bahawa jika diri buat keras sendiri. Dengan diri pula
tidak sanggup mempelajari barang yang baru. Maka
beritahulah kepada diri sendiri bahawa kesusahan akan
menimpa diri dan diri akan menyesal keseorangan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Qaala ammaa qaliilin layusbihunna naadimiin.


Allah berfirman: Sedikit hari lagi mereka akan menyesal.
Surah23: Al Mukminuun:40

Dhabit Istilah Catitan: (Surah:23:Al Mukminuun:40)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 23: Al Mukminuun:40) Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Menerangkan ruhul maani
ayat yang mengisyaratkan ingatan Ayat ini memperjelaskan konsep:
kepada manusia pada empat (4) menyesal biarlah sebelum berlaku. Berboroslah
perkara agar terlahirnya natijah:
Sesal dahulu pendapatan. Sesal ketika tiada. Berjimat-jimatlah ketika banyak.
kemudian tidak berguna: Sesungguhnya menyesal kemudian tidak

Satu: Asuhlah ingredient berguna. Di suasana nasi telah menjadi bubur.


didikan kepada diri sendiri agar Lantaran itu anak cucu, dua (2) perkara
mengerti akan makna erti di musim
muda. Di hakikat jika diri ingin hendaklah diambil kira di dalam hidup sehari-
berilmu carilah ketika muda. Jika diri hari.
ingin kekayaan cari dimasa muda
dan jika diri ingin beribadat. Maka Pertama: Jagalah diri, jangan mudah
beribadatlah di masa muda. Di melenting. Lalu menentang kedatangan unsur
suasana di masa mudalah segala
peluang seharusnya dikejar dan pembaharuan terutama agenda pembaharuan
dimiliki. yang dibawa oleh orang yang dikenali oleh diri.

Dua: Asuhlah ingredient Di hakikat jenuh berlakunya keadaan di


didikan kepada diri sendiri agar tahu mana bukit yang tinggi tidak lagi dirasai
erti menyesal sebelum berlaku.
Asuhlah diri agar menyesal sebelum tinggi, lantaran kaki sendiri teramat kerap
sebarang kejahatan dilakukan oleh memijak puncaknya. Maka di suasana
diri.
Sebelah. sebeginilah banyak tertumbuhnya perasaan

Kaji-kajilah.
Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N
1048 Malam Muka Empat

Dhabit Istilah alah bisa tegal biasa. Di kedudukan tinggi bukit


Menerangkan Ruhul Maani tidak lagi dipandang. Kemuliaan dan kebolehan
(Surah: 23: Al Mukminuun:40)
...Sambungan. tidak lagi dilihat.
Sesungguhnya ingatlah, di suasana
Dihakikat penyesalan
kemudian akan membawa diri lebih inilah sebenarnya banyak keluarga para rasul
derita, pedih dan kecewa. Bukan menentang rasul yang membawa cahaya dan
setakat kerana padah yang diterima
tetapi diri akan berbalah dengan diri pembaharuan kepada kaumnya, justeru
sendiri yang akan membuat muka gagalnya mata keluarga dan kenalan sendiri
sendiri tidak ceria dalam
meneruskan kehidupan. dalam melihat tingginya nilai perjuangan yang
Tiga: Asuhlah ingredient dicetuskan oleh seorang rasul dari kalangan
didikan kepada diri sendiri dengan
satu resipi asuhan agar diri mengerti keluarga sendiri.
yang Tuhan itu sentiasa di sisi. Kedua: Jaga diri, jangan sekali mudah
(Surah:2: Al Baqarah:186). Asuhlah
diri agar tahu menggunapakai Tuhan menentang kedatangan pembaharuan. Kerana
yang berada disisi untuk kelancaran agenda perubahan yang hendak
kepentingan diri di wajah diri
sentiasa bersifat aabidin dan dibawa oleh seseorang pemimpin pembaharuan
muzakkiriin (Orang yang mengingati akan terbantut serta banyak masa membazir di
Tuhan). Maka sesungguhnya
ingatlah penyesalan yang paling tengah jalan yang akan melambatkan rupa
tinggi yang akan dialami oleh pembaharuan yang dibawa terzahir di depan
seseorang manusia apabila dirinya
jahil menggunpakai Tuhannya yang jelapang masyarakat. Sesungguh di suasana
berada disisi. sebeginilah akan tertimbulnya penyesalan
Empat: Asuhlah ingredient
didikan kepada diri sendiri agar tahu kemudian, terutama di kala diri menerima
akan istilah menyuci diri dan semula barang yang ditentang di awal ianya
menyuci hati. (Surah:87: A; Alaa:14-
17). Tahu akan istilah berbekal diperkenalkan. Fikir-fikirlah di hakikat
untuk hari selepas mati (Surah:59: penyesalan seumpama banyak berlaku kepada
Al Hasyr: 18-19). Dihakikat
penyesalan kemudian tidak akan orang-orang terdahulu. Dan janganlah pula
membawa sebarang erti. Kaji- ianya berulang di zaman kita.
kajilah.

Wallaahu
Kaji-kajilah. alam.
Ya Rabbal alamiin - Al Fatihah.
Bersambung Di Malam Muka Lima.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1049

MALAM MUKA LIMA

SETIAP KEJADIAN PENJANA


FURQAN

25 hingga 29

Surah Al Baqarah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1050 Malam Muka Lima

Cadangan Kelima:
Langkah Mendiversifikasikan Ilmu Al Quran

Lahirkan Pakar Pentafsir Al Quran

Adalah dicadangkan kepada para cendekiawan agar


mencari satu-satu kaedah atau satu-satu jalan yang
bermatlamat untuk melahirkan kumpulan cerdik pandai yang
berkemampuan untuk mentafsirkan Al Quran. Agar buah-buah
ilmunya terdedah dan boleh diguna pakai serta dimunafaatkan
secara lebih berkesan oleh setiap manusia di sudut
kegunaannya di mata duniawi dan akhrawi di suasana pada
setiap orang telah memperakui bahawa Al Quran adalah ibu
segala-gala punca ilmu yang teragung lagi relevan pada setiap
zaman. Tetapi sayang sehingga ke hari ini ianya tidak dicungkil
dan diselidik di rupa pendedahan sehingga Al Furqan yang
tersembunyi padanya terlahir di mata dunia.
Suasana ini terwujud lantaran terlahirnya petua dan
pandangan bahawa di zaman ini tidak ada lagi orang yang
berkebolehan untuk mentafsirkan Al Quran. Maka terjadilah
rupa pentafsiran yang terdapat pada hari ini seumpama rupa
yang ada. Satu rupa pentafsiran yang tidak berwibawa untuk
menatijahkan majunya manusia. Satu pentafsiran selapis dan
selayar di belitan lughah bahasa penterjemahan yang payah
untuk difahami. Apatah untuk membolehkan para pembaca
dan peminat Al Quran mengabstrak dan mengekstrakkan rupa
furqan dari bentangan makna yang terbentang.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1051

Justeru itu, alasan yang mengatakan bahawa di


zaman ini tidak ada orang yang berkelayakan untuk
mentafsirkan Al Quran merupakan satu alasan longgar di
rupa pengakuan kejahilan di wajah jahil yang tidak boleh
terubat. Satu sifat kejahilan rekaan doktrin penjajah yang
masih diwarisi. Satu doktrin pengkhianatan penjajah pada
natijah menggambarkan bahawa ilmu Al Quran janganlah
sekali-kali dibiarkan berkembang dan dikembangkan. Satu
doktrin yang perlu dilihat dan dikaji semula oleh para cerdik
pandai kini. Jika Al Quran ummul kitab Allah Taala ini hendak
disuburkan di erti rahmat kepada sekalian alam.
Dengan yang demikian, satu langkah hendaklah diambil
agar persepsi kejahilan yang tidak terubat ini boleh diubat
dengan memperingatkan semula kepada diri masing-masing
bahawa setiap kejahilan boleh dicerdikkan. Setiap yang kurang
boleh diperelokkan. Apatah di musim kini manusia telah pun
cukup matang di sudut kecekapan dalam mencari, menggali
dan menerokai ilmu dengan kesimpulan bahawa Al Quran
tidak seharusnya dihutan-darakan kecuali ianya haruslah
diterokai.
Sesungguhnya ingatlah, bahawa istilah tidak ada orang
yang berkelayakan untuk mentafsirkan Al Quran adalah satu
istilah yang membuat Islam dan umat Islam ketinggalan.
Lantaran tertandusnya usaha untuk melahirkan kepakaran
dalam mentafsirkan Al Quran di rupa pentafsiran yang relevan,
kreatif dan inovatif.

Dr. Halo-N

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1052 Malam Muka Lima

MALAM MUKA LIMA


SETIAP KEJADIAN PENJANA
FURQAN
(Al Baqarah: Ayat 25 - 29)

Pendahuluan

Selesailah sudah perbincangan Surah Al Baqarah


(ayat:17 hingga 24). Maka di dalam perbincangan itu
beberapa perkara telah pun sempat disentuh. Termasuklah
sikap dan rupa perlakuan serta akibat yang menimpa terhadap
manusia yang bersifat munafik. Di suasana diri yang payah
untuk diasuh dan payah pula menerima unsur-unsur
perubahan dan pembaharuan. Moga-moga isi dan intipati
perbincangan yang dibuat telah memberi sedikit sebanyak
munafaat kepada anak cucu adanya.
Maka dengan itu, sampailah pula masanya bagi
Pengarang melanjutkan perbincangan pada Surah Al Baqarah:
Ayat 25 hingga 29. Di mana tumpuan perbincangan kali ini
akan ditumpukan kepada soal barang kejadian Tuhan yang
dikaitkan dengan soal kezahiran furqan dan
perkembangannya. Maka dengan itu perbincangan pada kali
ini dimulakannya dengan satu soalan yang dikaitkan dengan
Surah: Al Baqarah: (Ayat: 17 hingga 24) dengan harapan
intipati abstraknya dapat dihuraikan secara lebih mendalam
oleh ayat-ayat berikutnya. Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1053

PERINGKAT DI WAJAH PERTAMA


BACA DENGAN SOALAN
(Malam Muka Lima)

Perhatian: Sebagaimana biasa, catitan di peringkat ini.


Soalan-soalan akan dikemukakan dengan berpandukan kepada kenyataan yang
terdapat pada ayat pertama dan dijawab oleh ayat kedua dan soalan pada
kenyataan ayat kedua akan dijawab pula oleh ayat ketiga dan demikianlah
seterusnya ianya dibuat. Ini bertujuan bagi membolehkan anak cucu melihat betapa
tersusunnya ayat-ayat Al Quran disusunkan oleh para pakar-pakar penyusun wahyu
di masa dan di era awal zaman Rasulullah s.a.w.

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:17-24).

Soalan: Dalam ayat 17 hingga 24 Surah Al Baqarah.


Manusia telah diingatkan oleh Allah s.w.t tentang nasib buruk
yang bakal diterima oleh manusia-manusia fasiq dari golongan
pembawa fitnah dan kumpulan Orang Sembilan semasa
hidupnya di dunia hasil dari natijah kerja kefasikan yang dibuat
oleh mereka. Di samping Allah mencabar manusia agar
menunjukkan bukti keupayaannya dengan menghasilkan
sebuah nukilan yang setaraf dengan Al Quran. Jika ianya
dikatakan datang dan dibuat oleh manusia serta di penghujung
perbincangan Allah menyeru manusia agar berbakti
kepadaNya dengan mengaslihkan diri serta mengguna pakai
kemudahan alam yang dibentangNya di sudut duniawi dan
akhrawi dengan menterjemahkannya ke rupa Furqan (rupa
perubahan dan pembaharuan) di sensasi rezeki, nikmat dan
kesejahteraan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1054 Malam Muka Lima

Maka soalannya di sini.


Apakah bentuk kelebihan yang bakal diperolehi oleh mereka
yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta menyahut
seruan furqan yang dibentangkan oleh Al Quran?
Jawab: Berilah khabar gembira kepada mereka yang
beriman. Bahawa di akhirat nanti. Diri masing-masing akan
ditempatkan di suatu tempat yang paling indah, nyaman dan
selesa dengan segala kemudahan di dunia akan diperolehi di
sana. Malah mereka jua akan dapat mengecapi dan menikmati
barang yang tiada di dunia ini di wajah kedudukan suami dan
isteri tidak akan mengenal erti tua. Cantik dan handsome
selama-lamanya. Demikianlah hebatnya gambaran. Balasan
bagi mereka yang beriman:

Wabassyirillaziina aamanuu wa amilussaalihaat


annalahum jannaatin tajrii min tahtihal anhaar. Kullamaa
ruziquu minhaa minthamaratirrizqa. Qaaluu hazallazii
ruziqnaa minqablu wa utuubihii mutasyaabiha Walahum
fiihaa azwaajum mutahharatun wahumfiihaa khaaliduun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1055

Berilah khabar gembira kepada orang-orang yang


beriman dan beramal soleh. Bahawa sesungguhnya
untuk mereka itu syurga yang mengalir air sungai di
bawahnya. Tiap-tiap mereka mendapat rezeki daripada
buah-buahan. Lalu mereka berkata: Ini rezeki seperti
yang diberi kepada kita dahulu. Mereka diberi rezeki
serupa-rupa dan untuk mereka dalam syurga pasangan
(isteri-isteri atau suami) yang suci. Sedangkan mereka
kekal di dalamnya.
Surah:2: Al Baqarah:25

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:25).

Soalan: Apakah hikmahnya disebalik Allah Taala


memberi gambaran syurgaNya dengan sungai dan rezekiNya
dengan buah-buahan di sifat satu bayangan yang teramat
mudah seperti barang yang ada di dunia?
Jawab: Sebenarnya inilah satu kebijaksanaan Allah
Taala dalam menyesuaikan pendekatan ketinggian ilmuNya
dengan manusia. Di atas sifatNya yang Maha Mengetahui
bahawa manusia tidak akan dapat membayangkan kelebihan
akan satu-satu barang yang diceritakan dengan mulut dan
penulisan. Jika ianya tidak dibuat berdasarkan perbandingan
dengan barang yang ada di sekelilingnya atau barang
termaklum oleh keupayaan ilmu pengetahuannya. Maka
demikianlah dengan syurga. Barang yang belum pernah
diperkenalkan kepada manusia. Barang yang setentunya
terkeluar dari daya lukisan pemikiran manusia, di suasana

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1056 Malam Muka Lima

syurga tidak akan ditunjukkan oleh Tuhan semesta alam


kepada manusia sebelum harinya. Sesungguhnya ihsan
pendekatan sebegini telah diterima baik oleh orang-orang yang
beriman sepenuhnya.
Namun demikian, cara pendekatan sebegini telah
dipertikaikan oleh setengah di kalangan orang-orang fasiq
dengan menabur fitnah mengatakan rupa kurniaan yang bakal
diberikan tidak setimpal dengan gambaran keagungan Tuhan
berdasarkan kepada bayangan perumpamaan yang telah
dibuat. Akhirnya, timbullah tuduhan dan fitnah yang
beranggapan bahawa semua kenyataan yang terdapat di
dalam Al Quran adalah rekaan Muhammad s.a.w semata-
mata.
Kedudukan ini kemudiannya dinafi oleh Allah s.w.t.
dengan menegaskan bahawa IaNya tidak malu untuk
membentangkan satu-satu perumpamaan termasuk
menjadikan nyamuk yang kecil lagi hina sebagai
perumpamaan (sample for ingredient of thinking) dengan
mengharapkan manusia akan mengkajinya di dalam pelbagai
sudut di hakikat mubalaghah dan luasnya erti tersirat sebalik
tersuratnya gambaran seekor nyamuk:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1057

Innallaha laayastahyii an yadhriba mathalam maaba


uudhatan famaa fauqahaa. Fa ammallaziina aamanuu
fayalamuuna annahul haqqu mirrabbihim. Wa
ammallaziina kafaruu fayaquuluna maazaa araadallahu
bihaazaa mathalaa. Yudhillubihii kathiiran. Wayahdiibihii
kathiiraa. Wamaa yudhillubihii illal faasiqiin.
Sesungguhnya Allah tidak malu menjadikan nyamuk,
untuk dijadikan perumpamaan (Amthal Natural
resources) atau benda yang lebih hina daripadanya.
Adapun orang-orang yang beriman mengetahui.
Bahawa yang demikian itu adalah suatu kebenaran
daripada Tuhannya. Tetapi orang kafir (jenis manusia
ingkar) berkata: Apakah maksud Allah dengan
perumpamaan ini? Disesatkan Allah dengan
perumpamaan itu akan kebanyakan orang. Dan
ditunjukkiNya kebanyakan orang yang lain. Tetapi Allah
tidak menyesatkan dengannya (perumpamaan itu)
kecuali orang yang fasiq.
Surah:2: Al Baqarah: 26

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:2: Al Baqarah:26)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1058 Malam Muka Lima

Quran di bidang Sains dan Ekonomi yang


berbunyi:
Pada setiap sesuatu yang terzahir di langit
dan di bumi wajib akan terwujud satu-satu
rupa furqan yang bermunafaat kepada
tamaddun kehidupan manusia.
Bincang-bincanglah.
(Rujuk: Surah:3: Ali Imran:191 dan Surah:38:
Shaad:27 serta Surah:30: Ar Rum:30.) Bincang-
bincanglah.

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:26).

Soalan: Kenapakah terwujudnya pertikaian terhadap


perumpamaan-perumpamaan yang dibuat oleh Allah Taala
sehingga terubahnya keteguhan keimanan orang-orang fasiq
kepada Tuhan semesta alam?
Jawab: Mereka ini sebenarnya adalah di kalangan
orang-orang berfikiran selapis dalam melihat perbandingan
perumpamaan yang dibentang. Mereka melihat dan menerima
perumpamaan yang dibentang secara luaran semata-mata
tanpa matanya terlihat makna mantiq di sebalik makna lughah
bahasa terhadap gambaran satu-satu perumpamaan yang
dibentangkan. Malah mereka teramat gopoh dan mudah
bercelaru fikiran dalam menilai misalan-misalan yang
dikemukakan. Lalu mengambil sikap melulu memutuskan
hubungan kepercayaan dengan Allah dan RasulNya di atas
alasan hilangnya keyakinan terhadap gambaran pendekatan
kemewahan yang diceritakan:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1059

Allaziina yanqudhuuna ahdallaahi minbadi miithaaqihi.


Wayaqtauuna maa amarallaahu bihii an yuusala
wayufsiduuna fil ardhi. Ulaaika humul khaasiruun.
Orang-orang yang memperlekehkan janji Allah setelah
diperteguhkan. Dan mereka memutuskan barang yang
disuruh oleh Allah dengannya (melihat perumpamaan
yang diberi) agar dihubungkaitkan (dikaji) olehnya.
Sebaliknya mereka membuat bencana di muka bumi
(memfitnah dan mempersenda). Sesungguhnya mereka
itu di kalangan orang orang yang rugi (menolak tuah
peluang yang diberi).
Surah:2: Al Baqarah:27

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:27).

Soalan: Kenapakah mereka orang-orang fasiq dan


munafik ini bertindak melulu sebegitu?
Jawab: Inilah yang menghairankan. Kenapakah ianya
boleh terjadi. Sedangkan mereka sepatutnya mengetahui
bahawa usahkan persoalan gambaran syurga tentang
sungainya dan rezeki dengan buah-buahannya serta nyamuk
dijadikan perumpamaan olehNya. Maka tidakkah manusia di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1060 Malam Muka Lima

peringkat ini memerhati tentang kejadian dirinya sendiri. Di


sebalik melihat tentang cara pendekatan Allah Taala
membayangkan sesuatu secara yang mudah lagi ringkas.
Seumpama bagaimanakah seseorang manusia boleh
terzahirnya ke dunia. Bermula dari cumbuan persetubuhan.
Lalu terpancutnya setitik mani. Boleh terhasilnya sebatang
tubuh yang memiliki segala kecanggihan. Malah berupaya
bercakap dan berdiri seangkuh dan sehebatnya pada hari ini.
Demikianlah yang buta itu tetap buta meskipun matahari di
hadapannya:

Kaifa takfuruuna billaahi wakuntum amwaata. Fa


ahyaakum Thumma yumiitukum Thumma yuhyiikum
Thumma ilaihi turja uun.
Mengapakah kamu menyangkal Allah. Sedangkan kamu
dahulunya mati (belum ada pun). Kemudian kamu di
hidupkanNya. Sesudah itu dimatikanNya kemudian
dihidupkanNya, akhirnya kamu kembali kepadaNya.
Surah:2: Al Baqarah:28

Berasaskan kenyataan ayat: (Al Baqarah:28).

Soalan: Apakah seruan dan petua yang sepatutnya


diberi kepada manusia agar hatinya mudah menerima

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1061

kenyataan ayat-ayat Allah di natijah akan memperteguhkan


lagi keyakinannya terhadap Tuhannya serta terlihatnya akan
furqan dari perumpamaan-perumpamaan yang dibentang
olehNya?
Jawab: Manusia kenalah memasang kehendak.
Membuka mata sendiri agar mata dan fikiran terluang untuk
berfikir. Lalu jika manusia ingin berfikir tentang kecanggihan
syurga. Maka eloklah manusia itu terlebih dahulu melihat,
memerhati dan berfikir tentang kecanggihan pada dirinya dan
kecanggihan kejadian alam maya. Lantaran itu. Jika diri
seseorang telah pun boleh menerima hakikat bahawa Tuhan
semesta alamlah yang menjadikan segala-galanya di rupa
kecanggihan yang tidak terbanding. Maka jangan dipelikkan.
Kalau syurga dijadikanNya lebih canggih dari barang yang
sedia ada di sekeliling manusia di dunia.
Dengan satu kesedaran bahawa dunia sebagai tempat
sementara pun dicanggihkan olehNya sebegini rupa. Apatah
lagi di alam akhirat tempat yang kekal lagi abadi. Oleh itu
ruangkanlah masa dan berilah peluang kepada fikiran sendiri
agar berpeluang untuk melihat kecanggihan barang yang ada
di bumi dan kecanggihan barang yang ada di langit. Moga-
moga dengannya, Tuhan dapat dikenali:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1062 Malam Muka Lima

Huwallazii khalaqalakum maafil ardhi jamiia.


Thummastawaa ilassamaai fasawwaahunna sab
asamaawatin. Wahuwa bikulli syaiin aliim.
Dialah yang mencipta untuk kamu apa-apa yang ada di
bumi semuanya. Kemudian disengajakanNya
menjadikan langit. Lalu diperbuatkanNya tujuh langit.
Dan Dialah yang Maha Mengetahui pada setiap
sesuatu.
Surah:2: Al Baqarah:29

Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1063

PERINGKAT DI WAJAH KEDUA


BACA BERSAMA PENGERTIAN
(Malam Muka Lima)

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 25

Wabassyirillaziina aamanuu wa amilussaalihaat


annalahum jannaatin tajrii min tahtihal anhaar. Kullamaa
ruziquu minhaa minthamaratirrizqa. Qaaluu hazallazii
ruziqnaa minqablu wa utuubihii mutasyaabiha Walahum
fiihaa azwaajum mutahharah. Wahum fiihaa khaaliduun.
Berilah khabar gembira kepada orang-orang yang
beriman dan beramal soleh. Bahawa sesungguhnya
untuk mereka itu syurga yang mengalir air sungai di
bawahnya. Tiap-tiap mereka mendapat rezeki daripada
buah-buahan. Lalu mereka berkata: Ini rezeki seperti
yang diberi kepada kita dahulu. Mereka diberi rezeki
serupa-rupa (sama seperti di dunia) dan untuk mereka

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1064 Malam Muka Lima

dalam syurga pasangan (isteri atau suami) yang suci.


Sedangkan mereka kekal di dalamnya.
Surah:2: Al Baqarah:25

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


jannaatin tajrii min tahtihal anhaar - (Syurga yang mengalir air
sungai di bawahnya)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan bagi
menggambarkan ketenangan, keharmonian dan sejuk
selesanya suasana yang dapat dirasai oleh penghuninya di
sepanjang masa ketika berada di dalam syurga. Satu
gambaran yang payah untuk diterangkan tentang indah dan
keindahannya. Satu gambaran rupa aliran nikmat dan rahmat
yang bertali arus bagai datangnya aliran air sungai ke tapak
tangan ketika diri di rakit pengkalan, di wajah air yang ditolak
secara automatik oleh daya graviti tanpa ianya tahu erti
berhenti dan terhenti.
Di hakikat Firman Allah Ta ala:

Innal muttaqiina fii jannaatin wa naim. Faakihiina bimaa


aataahum rabbuhum wawaqaahum rabbuhum azaabal
jahiim.
Sesungguhnya orang-orang bertaqwa itu dalam
keindahan kesenangan (syurga) dan nikmat serta

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1065

berlazat-lazat (dalam keseronokan) dengan apa yang


dikurniakan kepada mereka dan dijauhkan akan
Tuhannya dari kesengsaraan.
Surah:52: Ath-Thur:17-18

Perbincangan Ringkas
Tajuk:Mengenal Syariat Dan Tarikat Catitan: (Surah: 52: Ath -Thur:17-18)

Kata Orang Tua. Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan


idea): Ayat ini menerangkan konsep
Soalan: Apakah yang
dimaksudkan oleh kata-kata orang pengarcaan kebahgiaan terhadap orang-orang
tua: Syariat tanpa hakikat itu taqwa itu kepada dua (2) sudut:
hampa. Hakikat tanpa syariat itu
binasa. Di sudut seseorang itu Pertama: Ayat ini secara jelas
dalam beragama.? menerangkan konsep sifat taqwa di sudut

Sesungguhnya kata-kata ini berkeupayaannya dalam menghasil rupa


mengisyaratkan kepada keperluan kesejahteraan dan kebahagiaan (syurga)
penyatuan amalan di antara
pendekatan syariat dengan kepada pemiliknya di dunia di wajah
pendekatan haqiqi. Satu bentuk kesenangan dan kemewahan dengan
penyatuan amalan yang tidak boleh
dipisahkan di antara satu dengan lain terzahirnya rezeki dan jalan rezeki di rupa tidak
buat selama-lamanya. terhitung. (Di maqam: Waman yattaqillaaha

Sesungguhnya kata-kata ini yajallahuu makhrajaa wayarzuqhu min


amat berbisa, kerana ianya boleh haithulaa yahtasib - Surah:65: At Talaaq:2-3).
menjelma menjadi racun kepada
orang bermata satu. Tetapi Di sudut jumlah dan banyaknya atau di sudut
kebenaran kepada mereka yang dibukakan ruang dan peluang mudah (syurga)
bermata dua. Di hakikat bermata dua
itu lebih terang dari bermata satu. oleh Maha Berkuasa di hiasan punca
Demikianlah lebih dahsyat penjanaan rezeki yang bertali arus serta
lagi nilai mata berkenaan. Jika
barang yang dilihatnya tidak dapat dijauhkan Allah dari kesengsaraan.
dikecapi oleh lidah. Di suasana Kedua: Ayat ini secara jelas
keindahan yang dilihat
berkemungkinan boleh dicerita. menerangkan konsep sifat taqwa di sudut
Namun terhampa pada hati dan rasa. keupayaan dalam menghasilkan kesejahteraan
Maka di suasana inilah
mustahaknya mata yang melihat di dan kebahagiaan (syurga) kepada pemiliknya di
cantumkan dengan lidah yang akhirat (Di maqam: Innalil muttaqiina
merasa. Bagai mustahaknya syariat
dan hakikat dicantumkan di dalam mafaazaa - Surah:78: An Naba:31-37). Di
amalan agar nilai keindahan agama suasana pemilik-pemilik taqwa akan dipuja-
bukan sahaja tertegak di pandangan
tetapi dapat dikecapi oleh hati rajakan oleh Tuhannya dengan rupa
sendiri. Di nilai manusia yang kesenangan dan kemewahan abadi buat
beragama memiliki roh agama.
selama-lamanya serta dijauhkan olehNya dari
Bersambung di m.s:1067 sebarang kesengsaraan. Oleh itu fikir-fikirlah di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1066 Malam Muka Lima

hakikat diri pada setiap saat di dunia, janganlah


sekali-kali terlupa untuk membina taqwa. Dan
ingatlah hanya di dunia ini sahajalah peluang
membentuk taqwa benar-benar terbuka pada
diri.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Kullamaa ruziquu minhaa minthamaratirrizqa - (Tiap-tiap
mereka mendapat rezeki daripada buah-buahan)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan bayangan ibarat
betapa makmurnya mereka yang berada di syurga dengan
dibekalkan limpahan asas keperluan hidup. Satu asas yang
berupa tapak kekukuhan awal kepada satu-satu rupa
bayangan kemewahan dan kemakmuran. Di hakikat
kewujudan kemewahan yang lain akan ternafi, malah tidak
berguna. Jika tiga perkara tidak ditimbulkan. Satu: Persoalan
makanan asas (buah-buahan dan bijirin). Dua: Persoalan air
dan punca air (terwujudnya sungai) dan Ketiga: Persoalan
kedamaian dan keselamatan (terhindarnya dari keresahan dan
kesiksaan). Maka di atas kepentingan inilah, persoalan
kemudahan asas rezeki dan nikmat sengaja diperjelaskan
olehNya agar keraguan untuk hidup tidak sekali-kali tertimbul
di hati manusia dalam membayangkan kemewahan-
kemewahan besar yang lain yang terdapat di dalam syurga.
(Nota: Sila rujuk teori: Maslow)

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah:


Qaaluu hazallazii ruziqnaa minqablu wa utuubihii
mutasyaabiha - (Lalu mereka berkata: Inilah rezeki seperti

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1067

yang diberi kepada kita dahulu. Mereka diberi rezeki serupa-


rupa (sama seperti di dunia)?
Jawab: Ianya satu kenyataan yang membayangkan
pengakuan para penghuni syurga tentang cukupnya asas
keperluan hidup yang terdapat di dalam syurga. Satu
pengakuan yang membayangkan sebarang apa yang ada di
bumi pasti juga ada di syurga. Malah mereka juga tetap
memperolehi barang yang tidak pernah mereka kecapi semasa
hayatnya di dunia. Demikianlah bayangan kemewahan yang
terdapat di syurga yang disifatkan oleh penghuninya sebagai
tempat kediaman yang damai, harmoni, selesa lagi sejahtera.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Walahum fiihaa azwaajum mutahharatun wahum fiihaa
khaaliduun - (Dan untuk mereka dalam syurga pasangan (isteri
dan suami) yang suci. Sedangkan mereka kekal di dalamnya)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan tentang
berlakunya fenomena perubahan terancang pada rupa fizikal
terhadap setiap sesuatu yang ada di syurga. Di mana setiap
barang yang tercantik di dunia akan bertukar menjadi teramat
cantik lagi di syurga. Barang yang cacat di dunia akan menjadi
sempurna kembali di syurga. Barang yang hodoh di dunia akan
bertukar menjadi comel sebagaimana yang dibayangkan
secara jelas oleh Allah s.w.t terhadap satu saja perubahan.
Yakni perubahan rupa pasangan manusia yang menjadi
penghuni di dalam syurga.
Di hakikat bayangan FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1068 Malam Muka Lima

Fajaalnaahunna abkaaraa. Uruban atraabaa.


Lalu kami jadikan mereka itu tetap perawan. (Di
suasana tertumbuhnya) cinta kepada pasangan (suami
dan isteri) lagi (anggun dan tampan) sebaya umurnya.
Surah: 56: Al Waaqiah:36-37

Catitan: (Surah: 56: Al Waaqiah: 36-37).


Perbincangan Ringkas
Tajuk:Mengenal Syariat Dan Tarikat. Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
Dari muka surat: 1064 idea).
Sesungguhnya ingatlah Ayat ini menerangkan konsep kaitan
anak cucu, berbanggakan mata taqwa, kemewahan dan kebahagiaan (syurga)
tanpa lidah tidak ubah bagai
berbanggakan mata kayu. Di pasangan yang dapat diterjemahkan kepada
suasana jauh dilihat bermata. Mulut dua (2) sudut:
ramai menafikannya buta. Berilmu
pada kata. Sedangkan diri tidak Pertama: Ayat ini secara jelas
ubah bagai gambaran pokok Nabi menerangkan konsep kaitan taqwa,
bersabda. Bercabang rendang
berbuah hampa. kemewahan dan kebahagiaan pasangan di
Sebaliknya berbanggakan sudut dunia dan kehidupan berkeluarga di muka
lidah tanpa mata tidak ubah bagai
lidah seruling membawa lagu bumi. Terutama di kala terlahirnya kemewahan
dengan tubuhnya sendiri tidak tahu dan tertumbuhnya kesenangan pada diri dan
erti lunak dan merdu. Di suasana
tubuh bukan main berwarna ilmu. pasangan (rumah tangga). Maka bagi maksud
Tetapi sayang rongga kosong menjaga kemurnian rumah tangga di dalam
kehampaan diri tidak pernah
berupaya menutup kekosongan jiwa alam kemewahan yang sebegitu rupa. Tuhan
sendiri. semesta alam mempetuakan manusia dengan
Lantaran itu adalah teramat
mustahak bagi seseorang itu tiga (3) resipi kebahagiaan:
mengambil dan mengamalkan Satu: Masing-masing pasangan
pendekatan syariat dan tarikat
secara serentak dalam beragama. Di hendaklah memasang perasaan perawan pada
wajah hukum-hakam tertegak pada diri pasangan. Cantik, elok, molek dan segak
diri dengan kesucian hati dan
ketauhidan kepada Tuhan, suci biarlah sentiasa tertumbuh dan kekal pada mata
terteguh pada jiwa. Di suasana dan hati. Di makna riang dan ketawa bersama
kenyang pada lahir dan tumpat
mampat pada batinnya. terus tersusun indah mengiringi diri, anak dan
cucu. Kegembiraan dan ketenangan biarlah
Sebelah
menjadi harta jiwa, kedirian dan kekeluargaan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1069

Perbincangan Ringkas Di wajah kesenangan dan kemewahan yang


Tajuk:Mengenal Syariat Dan Tarikat. diperolehi menjadi peneguh dan penawar
Dari muka surat:1067
kebahagiaan.
Justeru inilah tidaklah Dua: Masing-masing pasangan
lengkap catitan ini rasanya. Jika
anak cucu tidak dibawa mengenal hendaklah memasang perasaan cinta kepada
secara ringkas tentang pendekatan pasangannya. Di makna cinta kepada rumah
ilmu syariat dan pendekatan ilmu
tarikat adanya. tangga dengan menyuburkan perasaan kasih
sayang kepada pasangan, anak dan cucu yang
Didikan Ilmu Syariat.
sentiasa mengharap ketenangan orang tuanya
Soalan: Apakah yang menjadi dahan kekuatan dan payung keteguhan
dimaksudkan dengan didikan ilmu
syariat? keluarga.
Tiga: Masing-masing pasangan
Sesungguhnya didikan Ilmu
syariat bolehlah didefinasikan hendaklah memasang perasaan umur sebaya.
sebagai satu didikan berasaskan Muda sama muda. Tua sama tua di aliran
sunnah Nabi Muhammad s.a.w
berpandukan empat (4) sumber pemikiran dan berakliah setara dan sepadan. Di
yang disimpulkan kemudiannya suasana masing-masing sedar akan perubahan
sebagai aqidah beragama yang tidak
boleh dipertikaikan tanpa hujah dan fizikal diri masing-masing. Malah masing-
dalil yang diterima oleh jumhur masing tahu keperluan dan keinginan diri untuk
ulama yang muktabar. (Nota:
Sumber-sumber empat adalah: Satu: menumpang muda masing-masing. Di hakikat
Al Quran. Dua: Hadith. Tiga: Qias. yang kuat membantu yang lemah dengan
Empat: Ijma Ulamak).
perasaan kasih dan sayang tidak terluput pada
Satu modul didikan yang diri buat selama-lamanya.
memberi penekanan kepada empat
(4) perkara: Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan kaitan taqwa, kemewahan dan
Satu: Mentafsir dan
mengarca tatacara beribadat kebahagiaan pasangan di sudut akhirat. Di
mengikut rukun dan syarat, sah dan mana pada masa itu setiap pasangan dijadikan
batal berlandaskan kepada sumber
yang empat. Allah perawan, berkasih sayang dan sebaya
umurnya. Di wajah kesenangan dan
.Bersambung di ms:1072
kemewahan abadi selama-lamanya. Fikir-
fikirlah.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 26

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1070 Malam Muka Lima

Innallaha laayastahyii anyadhriba mathalammaa ba


uudhatan famaa fauqahaa. Fa ammallaziina aamanuu
fayalamuuna annahul haqqu mirrabbihim. Wa
ammallaziina kafaruu fayaquuluna maazaa araadallahu
bihaazaa mathalaa. Yudhillubihii kathiiran. Wayahdiibihii
kathiiraa. Wamaa yudhillubihii illal faasiqiin.
Sesungguhnya Allah tidak malu menjadikan nyamuk,
sebagai perumpamaan atau benda yang lebih hina
daripadanya. Adapun orang-orang yang beriman
mengetahui. Bahawa yang demikian itu adalah suatu
kebenaran daripada Tuhannya. Tetapi orang-orang kafir
berkata: Apakah maksud Allah dengan perumpamaan
ini? Di sesat Allah dengan perumpamaan itu akan
kebanyakan orang. Dan ditunjukkanNya kebanyakan
orang yang lain Tetapi Allah tidak menyesatkan ianya
(perumpamaan itu) kecuali orang yang fasiq.
Surah:2: Al Baqarah: 26

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Innallaha laayastahyii anyadhriba mathalammaa ba

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1071

uudhatan famaa fauqahaa - (Sesungguhnya Allah tidak malu


menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan atau benda yang
lebih hina daripadanya)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan yang
mendedahkan kepada manusia bahawa pada setiap kejadian
Allah di alam maya ini tetap akan terwujudnya satu-satu rupa
furqan yang terselindung di sebalik rupa zahir akan satu-satu
kejadian. Satu rupa rahsia furqan yang seharusnya difikir,
direnung, dikaji dan diselidik oleh manusia sehingga
terzahirnya satu rupa penemuan furqan yang terselindung,
demi faedah dan munafaat bagi manusia.
Satu kenyataan yang menggesa manusia
menumbuhkan minat pada dirinya agar menjadi seorang
penyelidik dengan mengasuh mata dan hatinya sentiasa
bersifat sensitif serta memiliki daya yang mendalam di sudut
erti melihat dan memerhati. Satu kenyataan yang mendidik
agar mata berupaya melihat barang yang tidak berguna di sisi
orang ramai berguna di sisi sendiri setelah terlihat dan
ternampaknya furqan di sebalik rupa zahirnya.
Satu kenyataan yang mendedahkan kepada manusia
bahawa nilai dan rupa tamaddun hanya akan berubah dan
terubah apabila terzahirnya rupa-rupa furqan dalam
masyarakatnya. Yakni rupa furqan yang terlahir dari keinginan
manusia itu sendiri dalam membentuk rupa kemudahan dan
keselesaan atau furqan yang terlahir dari punca permasalahan
yang timbul serta memerlukan ianya dihurai dan ditangani.
Justeru itu bolehlah disimpulkan bahawa majunya satu
bangsa itu hanya akan terwujud apabila terlahirnya minat dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1072 Malam Muka Lima

kehendak bangsa itu sendiri untuk menzahirkan furqan yang


berupaya menghasilkan kemudahan dan keselesaan serta
bangsa itu pula sentiasa bersifat sensitif untuk menyelesaikan
sebarang kekusutan permasalahan yang timbul di dalam arus
hidup mereka seharian.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Fa ammallaziina aamanuu fayalamuuna annahul
haqqumir rabbihim - (Adapun orang-orang yang beriman
mengetahui, bahawa yang demikian itu adalah suatu
kebenaran daripada Tuhannya)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan yang
menggambarkan bahawa setiap orang yang beriman kepada
Allah, pasti memiliki sifat-sifat sensitif terhadap kejadian alam.
Mata dan hatinya sentiasa melihat dan memerhati furqan yang
terselindung di setiap kejadian yang dicipta oleh Tuhannya
dengan terpancarnya kesedaran dan pengetahuan bahawa
pada setiap kejadian Tuhan tidak sekali-kali bersifat sia-sia.
Malah terwujudnya munafaat dan faedahnya. Meskipun ianya
terbuta untuk dilihat oleh kalangan orang yang ingkar:
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1073

Wamaa khalaqna ssamaa a wal ardha wamaa


bainahumaa baatilaa. Zaalika zannullaziina kafaruu
Fawailullillaziina kafaruu minannaar.
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada antara keduanya sia-sia (tidak berguna).
Meskipun itu telah menimbulkan prasangka orang-orang
kafir. Maka celakalah orang-orang kafir itu. Kerana
mereka akan masuk neraka
Surah:38: Shaad:27

Perbincangan Ringkas
Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat Catitan: (Surah:38: Shaad: 27)
Dari muka surat:1068
Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
Dua: Mentafsir dan idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
mengarca hukum hakam hidup dan
penghidupan berlandaskan sumber dua (2) perkara:
yang empat di rupa halal dan haram. Pertama: Ayat ini secara jelas
Wajib dan sunat serta harus dan
makruh. menerangkan konsep prasangka boleh
menenggelamkan persepsi kewujudan
Tiga: Mentafsir dan
mengarcakan fadhilat di rupa pahala kebenaran yang berupaya menawarkan hati
dan dosa, syurga dan neraka. seseorang untuk melakukan sesuatu yang
Empat: Mentafsir dan bermunafaat kepada dirinya dan
mengarca istilah ibadat dan amal masyarakatnya. Satu sifat yang setentunya
soleh di rupa fardhu ain atau fardhu
kifayah dengan fadhilat dan bersifat negatif (Di maqam: Wamaa yattabiu
hukumnya. aktharuhum illazzanna innazanna laa
Maka empat (4) perkara yughnii minalhaqqi syaiaa - Surah:10:
inilah yang ditekankan oleh didikan Yunus:36). Lalu menumpulkan sikap berminat
syariat di sepanjang didikannya. Satu
didikan berasaskan hukum dengan dan berkehendak serta mematikan sifat-sifat
kepercayaan bahawa hukum dapat kreatif dan inovatif yang sepatut tertumbuh
mempertingkatkan cara hidup dan
hukum dapat menggalak kebaikan pada jiwa seseorang. Sesungguhnya ketahuilah
dan mencegah kemungkaran. bahawa prasangka itu adalah sifat yang boleh
Satu didikan yang meruntuhkan takhta kehendak dan
mempercayai sepenuhnya bahawa berkehendak yang menjadi sifat utama kepada
hukum adalah segala-galanya
dengan meletakkan manusia sebagai majunya sesebuah bangsa.
Kedua: Ayat ini secara jelas
Bersambung di ms:1074
menerangkan konsep prasangka tertimbul dari
satu kejadian yang boleh
diurus-selia dengan hukum dan
peraturan semata-mata tanpa di
masaAlyang samaNawa
Fathun didikannya
Jilid 1menoleh Dr. Halo-N
kepada persoalan hati dan jiwa di
sudut manusia dan kemanusian. Satu
pendekatan didikan yang tidak
1074 Malam Muka Lima

seseorang lantaran ceteknya ilmu di dadanya.


Di suasana mata terbuta melihat barang yang
tidak dapat dilihat. Terutama apabila satu-satu
informasi yang diberi gagal menghasilkan bukti
secara fizikal yang boleh dirasa-lihat oleh si
buta. Maka bertolak dari situ, terwujudlah
suasana malas mengkaji tertumbuh pada jiwa
dengan terus mengekalkan pendirian
prasangka dengan menafikan kewujudan furqan
dan munafaat daripadanya. Fikir-fikikrlah.

Di hakikat FirmanNya lagi:

Wasakh kharalakum maa fissamaawaati wal ardhi jamii


an minhu Innafii zaalika la aayaatil liqaumin
yatafakkaruun.
Dan Dia telah menundukkan (menyediakan) untukmu
apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(sample bahan asas penghasilan furqan) bagi kaum
yang berfikir.
Surah: 45:Al Jaatsiyah:13

Catitan: (Surah: 45: Al Jaatsiyah:13)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1075

Perbincangan Ringkas Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan


Tajuk: Megenal Syariat Dan Tarikat idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Dari muka surat:1072.
dua (2) perkara:
satu kejadian yang boleh diurus-selia Pertama: Ayat ini secara jelas
dengan hukum dan peraturan
semata-mata tanpa di masa yang menerangkan konsep bahawa barang kejadian
sama didikannya menoleh kepada Tuhan yang disediakan olehNya hanya akan
persoalan hati dan jiwa di sudut
manusia dan kemanusiaan. Satu dimunafaatkan oleh mereka yang berfikir seperti
pendekatan didikan yang tidak mana orang-orang yang digambarkan oleh
lengkap lagi memerlukan resipi
didikan ilmu Tarikat. Allah Taala di dalam FirmanNya di maqam:
Rabbanaa maa khalaqta haazaa baatilaa -
Didikan Ilmu Tarikat
Surah:3: Ali Imran:191. Yakni orang-orang
Soalan: Apakah yang yang tahu menilai kejadian Tuhan serta
dimaksudkan dengan didikan Ilmu
Tarikat? ternampak olehnya rupa furqan dan munafaat
yang boleh terbentuk daripadanya.
Sesungguhnya didikan Ilmu
Tarikat boleh didefinasikan sebagai Kedua: Ayat ini secara jelas
satu rupa didikan berasaskan ilmu menerangkan konsep bahawa satu-satu bangsa
dan amalan wasilah (Surah:5: Al
Maidah:35) Junjungan besar Nabi akan menjadi maju. Jika bangsa tersebut
Muhammad s.a.w berlandaskan berjaya membentuk diri dan masyarakatnya
konsep didikan penyucian hati.
Merapatkan diri dengan Tuhan serta menjadi orang yang tahu berfikir dan
mandaulatkan syariat menerusi berkehendak - minat untuk berfikir. Oleh itu
amalan selari dengan kehendak Allah
dan rasulNya. fikir-fikirlah di hakikat banyak orang
memiliki kepala. Bukannya hanya satu tetapi
Sebelah.
tiga. Tetapi sayang ketiga-tiga kepalanya
gagal membentuk akal untuk berfikir.

Di hakikat terzahirnya Lebah di wajah furqannya yang


berupa madu berkhasiat dan menjadi ubat kepada manusia.
Bagai FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1076 Malam Muka Lima

Thuma kulii minkulis thamaraati faslukii subula rabbiki


zululaa. Yakhruju mim butuuniha syaraabum
mukhtalifun alwaanuhu fiihi syifaaullinnaas. Innafii
zaalika la aayatan liqaumin yatafakkaruun.
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dipermudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat ubat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (misalan-sample penghasilan
furqan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Surah: 16: An Nahl:69

Perbincangan Ringkas Catitan: (Surah:16: An Nahl:69)


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat
Dari muka surat:1074. Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep yang
Satu rupa didikan yang
menekankan kepada empat (4) menjuruskan manusia pada dua (2) perkara:
perkara: Pertama: Ayat ini secara jelas

Satu: Mentafsir dan menerangkan konsep klasifikasi proses


melaksanakan kehendak syariat penterjemahan furqan di peringkat: Natural
seperti yang dikehendaki oleh Allah
Lord Creator. Di mana furqan dari seekor
dan rasulNya dengan
mendaulatkannya menerusi amalan. Lebah yang bernama madu diterjemahkan

Dua: Mentafsir dan sendiri oleh Tuhan semesta alam di rupa isyarat
menzahirkan tatacara wasilah bagi pendidikan agar manusia yang diberi kuasa
menggalakkan dan membolehkan
seseorang manusia menyuci hati sebagai pencipta majazi menghuraikan furqan-
dan jiwanya dengan furqan yang lain yang terdapat pada barang
mempertingkatnya martabat
nafsunya sehingga ke tahap kejadianNya mengikut keupayaan akliah dan
terzahirnya diri seseorang itu di taraf keilmuan manusia di musimnya.
Insanul kamil.
Kedua: Ayat ini secara jelas
Bersambung di m.s:1086 menerangkan konsep bahawa satu-satu rupa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1077

furqan yang ditemui atau furqan yang dibentuk


oleh manusia tidak akan sekali-kali terhenti
dengan rupa furqan di tahap furqan yang
ditemui. Tetapi sebaliknya pada setiap furqan
yang tertumbuh wajiblah pula akan terlahir lagi
satu-satu rupa furqan yang masih terselit
padanya. Bagai kedudukan Lebah
menghasilkan madu. Maka pada madu yang
telah berupa furqan terdapatnya lagi furqan lain
yang bernama penawar. Justeru itu fikir-fikirlah
betapa berlapisnya ilmu Tuhan dan furqan
Tuhan yang sepatutnya dimunafaatkan oleh
manusia adanya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wa ammallaziina kafaruu fayaquuluuna maazaa
araadallahu bihaazaa mathalaa (Tetapi orang-orang ingkar
(kafir) berkata: Apakah maksud Allah dengan perumpamaan
ini)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan yang
menggambarkan tentang keupayaan mata dan fikiran orang-
orang yang ingkar (kafir) di sudut buta dan celiknya mereka
dalam melihat kewujudan furqan dan kepentingannya kepada
manusia yang boleh didapati disebalik misalan-misalan (amthal
- sample) yang dibentangkan oleh Allah kepada manusia
seluruhnya. Ini bermakna jika seseorang itu celik pada
zahirnya tetapi gagal dalam melihat satu-satu furqan yang
tersembunyi disebalik sesuatu kejadian Tuhan. Maka bolehlah
disifatkan bahawa diri orang yang berkenaan sebenarnya
masih belum memiliki mata di hakikat adanya mata.
Bagai Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1078 Malam Muka Lima

Mathalul fariiqaini kal amaa wal asammi wal basiiri


wassami. Hal yastawiyaani mathalan afalaa
tazakkaruun.
Perbandingan kedua-dua golongan itu (orang-orang
kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan
tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat
mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan
dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran
(daripada perbandingan itu)?
Surah:11: Hud:24

Catitan: (Surah:11:Hud:24)
Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep yang
menjuruskan manusia pada dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa Islam adalah
agama yang berupaya melihat barang di
hadapan dan barang yang jauh ke hadapan.
Islam berjaya membawa manusia melihat dunia
dan keperluan dunia pada kehidupannya di
muka bumi. Demikianlah pula Islam boleh
membawa manusia melihat Tuhan, syurga dan
neraka di zaman akhirat (Di maqam: Wujuuhun
yaumaizin naadhirah. Ilaa rabbihaa naazirah
- Surah:75: Al Qiyaamah:22-23). Maka

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1079

begitulah tingginya Islam dan tiada yang tinggi


darinya.
Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep sepayah-payah manusia
untuk diasuh dan dididik adalah manusia yang
celik bersifat buta dan manusia yang
mendengar bersifat tuli (Di maqam: Wallaziina
kazzabuu bi aayaatinaa shummum
wabukmun fizzulumaat - Surah:6: Al
Anaam:39). Dua sifat yang akan membuat
manusia cerdik menjadi bodoh. Dua sifat yang
akan membuat hatinya bebal dan degil. Malah
sanggup bersifat binatang. Dan sanggup untuk
tidak berubah buat selama-lamanya.
Oleh itu fikir-fikirlah di hakikat
celiknya kera di hutan adalah kebutaan tulen
yang memundurkan kehidupan. (Di maqam:
Watilkal amthaalu nadhribuhaa linnaasi.
Wamaa yaqiluhaa illal aalimuun - Surah:29:
Al Ankabuut:43).

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Yudhillu bihiikathiiran. Wayahdiibihii kathiiraa. Wamaa
yudhillubihii illal faasiqiin - Dan ditunjukkanNya kebanyakan
orang yang lain Tetapi Allah tidak menyesatkan ianya
(perumpamaan itu) kecuali orang yang fasiq?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan. Bagi
menggambarkan bahawa banyak manusia di kalangan
bangsa-bangsa tertentu telah menjadi maju. Lantaran mereka
berjaya melihat satu-satu furqan yang terdapat di dalam satu-
satu kejadian alam. Lalu dibuatnya kajian lanjut sehingga
terzahirnya rupa furqan yang boleh diguna pakai oleh
bangsanya. Sebaliknya tidak kurang pula manusia di kalangan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1080 Malam Muka Lima

bangsa tertentu yang gagal melihatnya. Malah terzahir dari


kalangan mereka itu untuk terus mempersendakan pihak-pihak
tertentu. Jika terdapatnya usaha-usaha untuk menerokainya
dilakukan oleh orang-orang tertentu di kalangan bangsanya.
Satu kenyataan dan peringatan daripada Tuhan
semesta alam. Bahawa satu-satu bangsa itu tetap mundur dan
jauh untuk maju dan merentasi arus perubahan dunia. Jika
bangsa itu gagal atau tidak tertumbuhnya di hati mereka minat
dan kehendak untuk menterjemah dan menjana satu-satu
furqan yang terselindung di sebalik satu-satu sample natural
resources yang ada di sekeliling mereka dan sesungguhnya
sikap seumpama akan meletakkan bangsa tersebut di nilai
Amazon dan orang-orangnya dan sesungguhnya ingatlah
bahawa yang buta itu tetap buta. Meskipun matahari di
hadapannya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Innallaha laayastahyii anyadhriba mathalammaa ba
uudhatan famaa fauqahaa. Fa ammallaziina aamanuu
fayalamuuna annahul haqqu mirrabbihim. Wa ammallaziina
kafaruu fayaquuluna maazaa araadallahu bihaazaa mathalaa.
Yudhillubihii kathiiran. Wayahdiibihii kathiiraa. Wamaa
yudhillubihii illal faasiqiin - (Sesungguhnya Allah tidak malu
menjadikan nyamuk, sebagai perumpamaan atau benda yang
lebih hina daripadanya. Adapun orang-orang yang beriman
mengetahui. Bahawa yang demikian itu adalah suatu
kebenaran daripada Tuhannya. Tetapi orang-orang kafir
berkata: Apakah maksud Allah dengan perumpamaan ini? Di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1081

sesat Allah dengan perumpamaan itu akan kebanyakan orang.


Dan ditunjukkanNya kebanyakan orang. Tetapi Allah tidak
menyesatkan ianya (dengan perumpamaan itu) kecuali orang
yang fasiq - Al Baqarah: 26)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan Tuhan semesta
alam menggesa manusia agar tidak berfikiran selapis. Dengan
memasang tekad dan kehendak untuk mengetahui rahsia
furqan disebalik pada setiap kejadianNya. Di hakikat
terbentuknya pada diri seumpama sikap para aabidin di
zaman kegemilangan Islam yang suka mengkaji. Lalu
menghasilkan beberapa furqan yang berakhir mewajahkan
Islam di rupa yang maju melintasi kemajuan zaman
sebagaimana diceritakan oleh Allah Taala.

Allaziina yazkuruunallaha qiaman waquuudan waalaa


junuubihim wayatafakkaruuna fii khalqissamaa waatiwal
ardhi. Rabbanaa maakhalaqta haazaa baatilaa.
Subhaanaka faqinaa azaabannaar.
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1082 Malam Muka Lima

ini (pada setiap sesuatu kejadianNya) dengan sia-sia


(semuanya berfaedah bagi manusia). Maha Suci
Engkau. Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Surah:3: Ali Imran:191

Dhabit Istilah Catitan: (Surah: 3: Ali Imran:191)


Menerangkan Ruhul Maani
(Surah:3: Ali Imran:191) Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Menerangkan ruhul
maani ayat kepada dua (2) Ayat ini menerangkan konsep
perkara: sensitiviti dan kreatif akal dan pemikiran kaum

Satu: Menerangkan aabidin dalam melihat furqan pada istilah:


isyarat ruhul maani ayat yang Allaziina yuminuuna bil ghaib: (Beriman
menerangkan terlahirnya
kumpulan sainstis di kalangan kepada yang ghaib) (Surah:2: Al Baqarah:3)
hamba Allah yang berjaya pada dua (2) sudut.
melayakkan diri mereka menerokai
furqan yang terwujud pada Pertama: Ayat ini secara jelas
kejadian Tuhannya. menerangkan konsep sensitiviti kaum aabidiin
Satu golongan manusia
yang berjaya melihat bashaair dalam melihat barang yang diistilahkan sebagai
kejadian Tuhannya. (Surah:). Lalu barang Ghaib Hakiki. Di wajah berjayanya
diterjemahkan oleh mereka
sehingga terzahirnya rupa furqan mata hati mereka berkeyakinan (Di maqam ilmu
yang boleh dimunafaatkan dan Yaqin Ainul Yaqin - Haqqul Yaqin). Lalu
memajukan taraf tamaddun
manusia dan kemanusiaan. beriman kepada Allah di suasana tidak
melihatnya. (Di maqam: Man khasyiar
Dua: Menerangkan
isyarat ruhul maani ayat yang rahmaana bil ghaibi wajaa a biqalbim
menerangkan tentang galakan muniib Surah:50: Al Qaaf:33-34).
Tuhan agar hambaNya
menceburkan diri masing-masing Di samping di masa yang sama.
ke alam sains dan menjadi ahli Mereka beriman kepada para Malaikat dan
saintis. Lantaran para ahli saintis
sahajalah yang boleh beriman kepada hari akhirat dengan
mempercayai wujudnya furqan mempercayai akan kewujudan syurga dan
pada setiap kejadian Tuhannya.
Terutama di kala terzahirnya satu- neraka. Membuatkan mereka rajin beramal
satu rupa furqan hasil dari ibadat. (Di maqam: Innallaziina yakhsyauna
penemuan penyelidikannya. Di
samping di masa yang sama rabbahum bil ghaibi lahum maghfiratun wa
jualah mereka berpeluang melihat ajrun kabiir Surah:67: Al Mulk:12) dengan
dan menilai kekuasaan Tuhannya
dengan hati masing-masing sujud menyerlahkan keyakinan dirinya terhadap
pada kebesaran Tuhannya. Tuhannya. (Di maqam: Wabud rabbaka
Kaji-kajilah.
hattaa yatiyakal yaqiin - Surah:15: Al Hijr:99).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Kaji-kajilah.
Malam Muka Lima 1083

Penerokaan Teori Al Quran Kedua: Ayat ini secara jelas


(Surah:3: Ali Imran:191)
menerangkan konsep sensitiviti kaum aabidin
Mendesignkan satu teori dalam melihat barang yang diistilahkan sebagai
Al Quran (The Theory of Noble
barang Ghaib Majazi. Di wajah berjayanya hati,
Quran) di bidang Sains Pendidikan
dan Kerohanian yang berbunyi: akal dan fikiran mereka nampak rupa-rupa
furqan yang tersembunyi pada setiap kejadian
Ketajaman mata ilmu
seseorang dalam melihat Tuhannya (Di maqam: Wasakh kharalakum
kewujudan furqan yang
maa fissamaa waatiwamaa fil ardhi jamiian
terwujud pada kejadian
Tuhannya akan membuat minhu - Surah:45: Al Jaatsiyah:13).
seseorang itu memiliki modal
Lalu diterjemahkannya di wajah
Insan pada dirinya dan
negerinya. pengaslihan menghasilkan furqan di rupa
kerjanya bersifat ibadat bagi menzahirkan
Bincang-bincanglah.
Di hakikat sumber furqan yang barang yang ghaib menjadi rupa furqan yang
banyak pada sesebuah negeri
bermunafaat. (Di maqam: Innallaziina
tidak akan menzahirkan lonjakan
inovatif. Jika mata ilmu rakyatnya yakhsyauna rabbahum bil ghaibi lahum
buta untuk mentermah sumber
maghfiratun wa ajrun kabiir Surah:67: Al
furqan yang terwujud di dalam
negerinya. Mulk:12). Fikir-fikirlah.

Satu kenyataan yang membayangkan bahawa umat


Islam akan maju dan bertamaddun tinggi. Jika pada setiap hati
dan fikiran umatnya tertumbuh minat dan kehendak untuk
menzahirkan satu-satu furqan yang terwujud pada setiap
kejadian TuhanNya.
Satu kenyataan yang menggesa umat Islam berilmu
dan berpengetahuan tinggi di tahap sukatan terarcanya
penemuan satu-satu rupa furqan yang berupaya membawa
Kaji-kajilah.
rupa perubahan dan pembaharuan terhadap diri, kampung,
negeri dan negara di wajah beragama Islam - Agama di sisi
Tuhan.
Lantaran itulah Tuhan yang Maha Agung lagi Maha
Perkasa tidak malu-malu untuk membentangkan Nyamuk yang
kecil sebagai salah satu sample punca terhasilnya furqan. Di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1084 Malam Muka Lima

hakikat terbukti kepentingannya di kala manusia berjaya


mendiagnosiskan penyakit bawaan Nyamuk di suasana
manusia berada di persimpangan penyakit Malaria dan
Denggi. Satu persimpangan masalah yang perlu diselesaikan.
Maka di persimpangan persoalan yang perlu diselesaikan
seumpama inilah manusia kemudiannya menjadi maju di
bidang perubatan.
Demikianlah di bidang-bidang yang lain. Di hakikat
mustahaknya ditumbuhkan soal kehendak dan berkehendak
oleh satu-satu bangsa dengan memasang sikap sentiasa
sensitif terhadap masalah dan penyelesaian masalah di natijah
ianya akan membawa bangsa itu menjadi maju dan terus maju
di sebalik tertumbuhnya furqan pada setiap kejadian
Tuhannya.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 27

Allaziina yanqudhuuna ahdallahi minbadi miithaaqihi.


Wayaqtauuna maa amarallahu bihii an yuusala
wayufsiduuna fil ardhi. Ulaaika humul khaasiruun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1085

Orang-orang yang memperlekehkan janji Allah setelah


diperteguhkan. Dan mereka memutuskan barang yang
disuruh oleh Allah dengannya (meneliti perumpamaan
yang diberi) agar di hubungkaitkan olehnya (di kaji dan
di selidik.) Sebaliknya mereka membuat bencana di
muka bumi (di rupa fitnah dan persendaan).
Sesungguhnya mereka itu di kalangan orang orang
yang rugi (menolak tuah peluang yang dikurniakan).
Surah:2: Al Baqarah:27

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Allaziina yanqudhuuna ahdallaahi minbadi miithaaqihi -
Orang-orang yang memperlekehkan (melanggar) janji Allah
setelah diperteguhkan)?
Jawab: Ianya adalah satu kenyataan sikap orang-orang
munafik yang mengubah pendirian asalnya beriman kepada
Allah dan RasulNya apabila mereka dikemukakan dengan satu
- satu perumpamaan yang dirasainya tidak munasabah pada
fikirannya. Maka dengan yang demikian tertumbuhlah
perasaan syak, zan dan waham pada dirinya. Lalu
memperlekehkan sebarang janjian Allah kepadanya termasuk
syurga yang dirasai oleh mereka tidak ke mana nilainya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Wayaqtauuna maa amarallahu bihii an yuusala
wayufsiduuna fil ardhi - (Dan mereka memutuskan barang
yang disuruh oleh Allah dengannya (meneliti perumpamaan
yang diberi) agar dihubungkaitkan olehnya (dikaji dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1086 Malam Muka Lima

diselidik). Sebaliknya mereka membuat bencana di muka bumi


(di rupa fitnah dan persendaan)?
Jawab: Ianya satu kenyataan yang menyatakan sikap di
kalangan orang-orang munafik yang gagal membaca cetusan
rahsia furqan yang tersimpan di dalam perumpamaan-
perumpamaan yang dibentangkan oleh Allah. Satu sikap yang
membayangkan kebutaan mata fikiran dalam melihat barang
yang tersirat untuk diterjemahkan kepada satu-satu rupa
furqan bagi membolehkan dirinya mendapat rahmat dan
berdaya maju daripadanya.
Justeru, bertolak dari sikap kebutaan sebeginilah, maka
timbullah pula sikap cuba memalingkan diri dari seruan
Tuhannya. Malah jauh dari itu. Mereka sanggup pula menabur
fitnah dan melakukan pengkhianatan agar unsur-unsur furqan
yang dibentang terhalang dan dihalang. Di hakikat kedudukan
sikap manusia dalam menerima furqan dari Al Quran seperti
Firman Allah Taala:

Qadkaanat aayaati tutlaa alaikum Fakuntum alaa


aqaabikum tankishuun. Mustaqbiriina bihii saamiran
tahjuruun.
Sesungguhnya ayat-ayatKu (Al Quran) selalu dibacakan
kepada kamu sekalian, Maka kamu selalu berpaling ke
belakang. (Dan) dengan menyombongkan diri terhadap

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1087

Al Quran itu dan mengucapkan perkataan-perkataan


keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap
(memperkecilkannya) di malam hari.
Surah:23: Al Mukminuun:66-67

Perbincangan Ringkas Catitan: (Surah: 23: Al Mukminuun:66-67)


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat
Dari muka surat:1075. Klasifikasi ayat Al Bayan (Punca konsep dan
idea).
Tiga: Mentafsir dan
mendidik hati dan jiwa seseorang Ayat ini menerangkan konsep sikap
manusia agar dapat menguasai ilmu manusia di erti: Fakuntum alaa aqaabikum
secara gharib yang disampaikan
tankishuun. (Berpaling ke belakang dan
menerusi proses penyampaian Ilmu
Laduni di sepanjang masa dirinya menyombong diri) kepada tiga (3) sudut:
bersyahdu cinta dengan Tuhan dan
Pertama: Ayat ini secara jelas
alam ketuhanannya. (Surah:40:Al
Mukmin:15). menerangkan konsep kemunduran sikap

Empat: Mentafsir dan manusia di awal kedatangan Islam di zaman


mengarcakan konsep beragama Rasulullah s.a.w. Di mana secara terang-terang
pada empat kata key words yakni:
Islam . Iman. Tauhid . Makrifat. Di menolak kedatangan Al Furqan dengan seribu
makna mendaulatkan Islam sebagai alasan dan fitnah. (Di maqam: Waqaaluu
addin di rupa wadah cara dan gaya
asaatiirul awwaliinak tatabahaa fahiya
hidup. (Surah:3: Ali imran:19) dan
memperteguhkan Iman dengan tumlaa alaihi bukratan waashiilaa -
menjadikannya sebagai perhiasan
hati di maqam: Qalbissalim. Surah:25: Al Furqan:5).
(Surah:49: Al Hujuraat:7). Kedua: Ayat ini secara jelas

Di samping itu ianya menerangkan konsep kemunduran sikap


memperkasakan tauhid dengan manusia yang telah beriman kepada Al Quran
mengasuh diri agar tidak terjerumus
ke lembah syirik sama ada di tahap tetapi gagal mengasuh diri masing-masing
syirik khafi dan syirik Jali (Surah:4: untuk berilmu dan menggali rahsia Al Quran
An Nissak:48) dengan menzahirkan
sikap dan pegangan hidup di taraf sehingga terlahirnya rupa furqan yang
kejituan: Lillaahi rabbil aalamiina. terselindung di sebaliknya di wajah manusia
(Surah:6: Al Anaam:162-163) serta
menentukan diri mengenal Tuhan yang berilmu (Di maqam: Watilkal amthalu
Rabbul izzati. nadhribuhaa linnas wamaa yaqiluhaa illal

Di samping dapat pula aalimuun - Surah:29: Al Ankabuut:43) Satu


menatap wajahNya di hari selepas bentuk penolakan halus yang terzahir dari hati
kembalinya diri kepangkuan ilahi.
(Surah:75: Al Qiyaamah:22-23). yang gagal bersifat sensitif dan gagal melihat
rupa furqan yang tersirat seumpama terbutanya
Bersambung di m.s:1122
kumpulan kera melihat papan di batang-batang
balak di sekelilingnya. Lantaran terbutanya ilmu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1088 Malam Muka Lima

untuk dicelikkan semula. (Di maqam: Bal huwa


aayaatum bayyinaatum fii shuduuril laziina
uutul ilmaa - Surah:29: Al Ankabuut:49).
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep kemunduran sikap
manusia yang telah beriman kepada Al Quran
dengan terus mamasang persepsi bahawa Al
Quran tidak boleh ditafsir dan dihuraikan. Di
hakikat kata-kata dan pandangan seumpama ini
terus bertapak di dalam masyarakat. Satu-satu
rupa persepsi yang menjadi egen rangsangan
kepada kemunduran umat islam sejagat yang
perlu dinilai semula. Fikir-fikirlah.

Sesungguhnya sikap sebegini akan merugikan orang itu


sendiri, masyarakat dan negara keseluruhannya. Satu sikap
yang perlu dibuang jauh-jauh oleh mana-mana orang yang
ingin kepada dirinya menjadi maju dan berjaya.

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Ulaaika humul khaasiruun (Sesungguhnya mereka itu
di kalangan orang orang yang rugi (menolak tuah peluang
yang dikurniakan)?
Jawab: Ianya satu kenyataan membayangkan kesalan
Allah s.w.t terhadap manusia yang gagal melihat satu-satu
rupa furqan yang muhit pada satu-satu kejadian yang dijadikan
olehNya. Sedangkan segala-galanya dijadikan demi faedah
mereka. Demi memajukan mereka. Demi rahmat untuk
mereka. Tetapi sayang manusia banyak membantah dan
mempertikaikannya.
Di hakikat FirmanNya:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1089

Walaqad sarrafna fii haazal Quraani linnaasi min kulli


mathalin wakaanal insaanu akthara syaiin jadala
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi
manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam
perumpamaan. Tetapi manusia paling banyak
membantah.
Surah:18: Al Kahfi:54

Catitan: (Surah: 18: Al Kahfi:54)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah).
Ayat ini menerangkan idea, prinsip
dan falsafah tentang sikap manusia yang payah
untuk mudah bersikap sensitif dalam melihat
rahsia furqan yang terwujud pada setiap amthal
kejadianNya:
Pertama: Terwujudnya rupa furqan
pada setiap kejadian Tuhan di atas muka bumi
dengan bersikap sensitif terhadapnya
(Surah:29: Al Ankabuut:43).
Kedua: Terwujudnya rupa furqan yang
berupaya diterjemah dari satu-satu rupa
peristiwa yang terjadi (Surah:12: Yusuf:111). Di
wajah mentafsirkannya sehingga terhasilnya
rupa peluang yang boleh terzahirnya nikmat
dan kesejahteraan. Fikir-fikirlah di hakikat setiap
yang terjadi dan dijadikanNya tidak mungkin
berwajah sia-sia.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1090 Malam Muka Lima

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Allaziina yanqudhuuna ahdallahi minbadi miithaaqihi.
Wayaqtauuna maa amarallahu bihii an yuusala wayufsiduuna
fil ardhi. Ulaaika humul khaasiruun - (Orang-orang yang
memperlekehkan janji Allah setelah diperteguhkan. Dan
mereka memutuskan barang yang disuruh oleh Allah
dengannya (meneliti perumpamaan yang diberi) agar
dihubungkaitkan olehnya (dikaji dan diselidik). Sebaliknya
mereka membuat bencana di muka bumi (di rupa fitnah dan
persendaan). Sesungguhnya mereka itu di kalangan orang
orang yang rugi (menolak tuah peluang yang diberi) - Al
Baqarah:27)?
Jawab: Satu kenyataan Tuhan semesta alam,
memperingatkan manusia agar jangan meniru sikap setengah
di kalangan manusia yang gagal menumbuhkan akal pada
fikirannya sehingga mata hatinya menjadi buta untuk membaca
dan mengambil kesempatan terhadap satu-satu peluang,
faedah dan munafaat yang terselindung di sebalik barang yang
tersurat. Di hakikat cerdik tanpa tertumbuhnya mata bererti
buta. Cerdik tanpa tertumbuhnya akal bererti bebal. Dan cerdik
tanpa tertumbuhnya kehendak dan mengejar peluang bererti
ketinggalan. Lantaran itu ingatlah bahawasanya sikap melihat
rumput dan menerima rumput di rupa rumput semata-mata
tanpa ianya diterjemah dan diaslihkan adalah merupakan
sikap penerimaan binatang ternakan.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1091

Am tahsabu anna aktharahum yasmauuna au


yaqiluuna inhum illaa kal anaami balhum adhaallu
sabiilaa.
Apakah kamu mengira bahawa kebanyakan mereka itu
mendengar atau menggunakan akal fikirannya. Mereka
itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternakan.
Bahkan mereka lebih sesat jalannya.
Surah:25: Al Furqan:44

Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Catitan : (Surah:25: Al Furqan:44)
(Surah:25: Al Furqan:44) Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan

Menerangkan ruhul falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip dan


maani ayat yang mengisyaratkan falsafah kepada dua (2) perkara:
kepada manusia tentang
perbezaan di antara manusia Pertama: Ayat ini secara jelas
dengan binatang. menerangkan prinsip bahawa dua benda yang
Di mana kekuatan
binatang terletak pada kekuatan berupaya merubah taraf keilmuan dan cara
fizikalnya semata-mata. Tetapi berfikir seseorang manusia. Dua benda yang
kekuatan manusia terletak pada
kekuatan akal dalam menerima perlu digerakkan secara serentak. Iaitu telinga
ilham dari Tuhannya serta yang berupaya mendengar dan akal yang
kekuatan telinganya dalam
menerima elemen-elemen baru berupaya berfikir. Di hakikat ilmu dan maklumat
yang boleh merubah keadaannya pembaharuan boleh diterima. Jika telinga di
kini ke satu keadaan yang lebih
baik dari yang ada. pasang dan ilmu yang diperolehi boleh pula
Di samping di masa yang diterjemahkan. Jika akal digerakkan
sama manusia berupaya
mengguna pakai kekuatan sepenuhnya.
fizikalnya dalam menyelesaikan Kedua: Ayat ini secara jelas
sesuatu permasalahan di dalam
hidupnya. menerangkan prinsip dan falsafah bahawa
sikap seumpama kera mewarisi belantara
Kaji-kajilah.
dengan mata hanya melihat pokok di rupa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1092 Malam Muka Lima

pokok. Tidak mungkin akan terserlahnya


sekeping papan. Apatah untuk menghasilkan
sebuah almari. Demikianlah dengan Al Quran.
Rupa furqan yang tersimpan padanya. Tidak
mungkin akan terserlah. Jika sikap kera
seumpamanya didominasikan sebagai satu
doktrin kehidupan. Fikir-fikirlah di hakikat
bahawa kera tidak akan berjaya mengubah
sikapnya selagi ianya bersifat kera dan
sanggup terus bersikap kekeraan (Surah:2:
Al Baqarah:65-66).

Nota Contoh: (Surah:25: Al Furqan:44)


Keterangan ayat (Al Quran mentafsirkan Al
Quran). Di mana ayat ini diperjelaskan lagi
secara lebih lanjut oleh ayat: Surah: 7 : Al
Araaf: 179. Di hakikat seseorang manusia itu
akan disifatkan oleh Allah seumpama binatang
dan menjadi binatang (Asfalasaafiliin) di kala
mereka itu gagal mengguna pakai hati, mata
dan telinga mereka di sifat seorang manusia.
Lihat-lihatlah.

Satu sikap di rupa ternafinya daya pengaslihan untuk


menterjemahkan satu-satu rupa bentangan. Satu sikap yang
benar-benar bertentangan dengan daya kesempurnaan sifat
Ahsanitaqwiim yang sepatutnya ditunjuk oleh setiap orang
manusia.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1093

Laqad khalaqnal insaana fii ahsanitaqwiim. Thumma


radadnaahu asfalasaafiliin. Illal laziina aamanuu wa
amilussaalihati falahum ajrun ghairu mamnuun.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal soleh (mengaslihkan diri dan menterjemah
kejadian alam); Maka bagi mereka ganjaran munafaat
yang tiada putus-putusnya.
Surah:95: At Tin:4-6

Catitan: (Surah:95: At Tin :4-6)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini secara jelas menerangkan
prinsip dan falsafah tentang wajah dan rupa
hakiki seseorang manusia yang disifatkan oleh
Allah Taala di rupa sebaik-baik kejadian
(Ahsanitaqwiim). Di kala seseorang itu berjaya
mengarcakan dirinya dengan tiga (3) perlakuan:
Pertama: Seseorang itu hendaklah
berjaya membentuk dirinya bersifat Aamanuu
(beriman di makna menunai dan melaksanakan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1094 Malam Muka Lima

rupa pegangan dan amalan kerja-kerja ibadat


asas).
Kedua: Seseorang itu hendaklah
berjaya menggunakan akal dan fikirannya
berasaskan keupayaan ilmu dan keilmuannya
dalam menterjemahkan barang di bumi dan
segala kejadian padanya. (Surah:29: Al
Ankabuut:43)
Ketiga: Seseorang itu hendaklah
berjaya menzahir dan menghasilkan ganjaran
munafaat dan faedah dari sebarang usaha yang
dibuatnya di rupa nikmat dan kesejahteraan
(Surah:53: An Najm:39-41). Fikir-fikirlah.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 28

Kaifa takfuruuna billahi wakuntum amwaataa. Fa


ahyaakum Thumma yumiitukum Thumma yuhyiikum
Thumma ilaihi turja uun.
Mengapakah kamu menyangkal Allah. Sedangkan kamu
dahulunya mati (belum ada pun). Kemudian kamu di
hidupkannya. Sesudah itu dimatikanNya kemudian
dihidupkanNya akhirnya kamu kembali kepadaNya.
Surah:2: Al Baqarah:28

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1095

Soalan: Apakah yang dimaksudkan oleh keseluruhan


ayat: Kaifa takfuruuna billahi wakuntum amwaataa. Fa
ahyaakum Thumma yumiitukum Thumma yuhyiikum Thumma
ilaihi turja uun?
Jawab: Satu kenyataan Tuhan mengajak manusia
menggunakan akal fikiran di setiap masa ketika diri terpandang
dan terlihat akan setiap kejadian Tuhan bermula dari
keanehan kejadian pada diri sendiri. Satu kenyataan yang
menggalakkan setiap manusia agar memuhasabahkan diri
sendiri. Malah menterjemahkan furqan yang tersembunyi
sehingga terhasilnya rupa daya keupayaan diri dalam
membentuk diri di wajah aabidin yang berjaya mengaslihkan
diri dan mengaslihkan kejadian alam maya dengan
terwajahnya di rupa masing-masing sebagai Khalifah Allah di
muka bumi yang maju lagi berjaya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Awalam yatafakkaruu fii amfusihim. Maa khalaqallahus


samaawaati wal ardha wamaa bainahumaa illaa bilhaqqi
wa ajalim musammaa. Wa inna kathiiram minannassi
biliqaai rabbihim lakaafiruun.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1096 Malam Muka Lima

Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang


(kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit
dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan menurut
yang ditentukanNya. Dan sesungguhnya kebanyakan di
antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya.
Surah:30: Ar Rum:8

Catitan: (Surah:30: Ar Rum:8)


Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca pendidikan
(Surah:30:Ar Rum:8) dan hikmah): Ayat ini memperjelaskan
Menerangkan ruhul maani ingredient pendidikan kepada empat (4)
isyarat istilah: Awalam yatafakkaru perkara:
(Di makna: Dan mengapa mereka
tidak memikirkan). Di hakikat Pertama: Ayat ini secara jelas
mustahaknya manusia bertindak dan menganjur manusia agar berfikir dan
berfikir tentang dua (2) perkara
penting dalam hidupnya seharian: memahami hakikat bahawa pada setiap
sesuatu yang dijadikan Tuhan. Di jadikanNya
Satu: Bertindak dan berfikir
dalam menyerlahkan pengertian menerusi formula atau ketetapan fitrah apabila
ruhul maani isyarat istilah: Awalam istilah : Wa ajalim musammaa (Dan menurut
yatafakkaruu yang dikaitkan dengan
istilah: fii anfusihim. (Di makna ketentuanNya) dikaitkan dengan istilah: Bil
berfikir apa yang ada pada dirinya) Haqqi (Dengan kebenaran) dalam melihat diri
yang boleh diserlah kepada tiga (3)
perkara: sendiri. Melihat langit dan bumi serta barang di
antara kedua-duanya yang dijadikannya. Lalu
(i): Melihat dan menilik diri
tentang Amanah Allah pada dirinya daripadanya dapatlah disimpulkan bahawa
(Di maqam: Wahamalahal insaan, sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh
bagi mengelak dirinya terjerumus ke
lembah: Inahuu kaana zaluuman manusia. Jika kejayaan hendak diperolehinya.
jahuulaa. (Surah:33:Al Ahzzab:72). Maka ianya hendaklah dibuat secara
(ii): Melihat dan menilik diri berformula.
tentang tanggungjawab diri terhadap Kedua: Ayat ini secara jelas
Tuhan dengan mengarcakan diri
sebagai Aabidin (Orang berbakti menganjurkan manusia agar sentiasa
kepada Tuhan) di maqam: memuhasabahkan diri masing-masing. Di
Mukhlishiina lahuddiina hunafaa
(Surah:98:Al Bayyinah:5). hakikat ianya adalah satu konsep yang akan
memajukan seseorang di kala kekurangannya
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1097

Dhabit Istilah diperbaiki dan kelebihannya dijaga di atas dasar


Menerangkan Ruhul Maani hari esok kena lebih baik dari hari ini.
(Surah:30:Ar Rum:8)
.Sambungan. Ketiga: Ayat ini secara jelas
menganjurkan manusia agar menyedari hakikat
(iii): Melihat dan menilik diri
terhadap suci atau kotornya hati diri bahawa Allah menjadikan langit dan bumi serta
sendiri dengan memahami sifat dan kejadian yang ada padanya adalah bertujuan
perlakuan mazmumah adalah racun
pembunuh kepada hati seseorang. untuk diterokai oleh manusia. Maka manusia
Di hakikat bahawa Nur Qalbi yang hendaklah menerokainya menerusi ilmu,
bersifat hati sebenar bagi seseorang
manusia yang terletak di dalam fuad- formula dan kejituan jalan fitrah yang ditetapkan
nya (Jantungnya) akan terhilang olehnya.
kuasa pancarannya. Jika ianya tidak
disucikan dengan zikrillah. Di Keempat: Ayat ini secara jelas
suasana diri seseorang itu jarang menganjurkan manusia agar meyakini bahawa
terlepas dari nodaan mazmumah
diri akan bertemu dengan Tuhannya. Maka
Dua: Bertindak dan berfikir manusia tidak ada pilihan kecuali menghadap
dengan menterjemahkan furqan dari
barang kejadian Tuhan di langit dan Tuhannya di rupa seorang Khalifah Di Muka
di bumi agar seruan: Awalam Bumi di sifat mukmin dan bertaqwa dan di masa
yatafakkaru yang dibuat oleh Allah
Taala menjadi kenyataan pada yang sama berjaya mempercayai kewujudan
kehidupan di rupa seorang diri yang furqan pada setiap bentangan kejadian
maju dengan wajah masyarakatnya
yang progresif, dinamik serta relevan Tuhannya serta berjaya pula mengarcakan diri
dengan perkembangan ilmu manusia sebagai pengaslih kemajuan kehidupan di muka
sejagat di suasana terlahirnya rupa
bangsa yang tinggi martabatnya. bumi dengan menterjemahkan punca asli yang
ada seperti yang dimatlamatkan oleh Allah
Kaji-kajilah.
Taala semasa manusia dijadikan. Fikir-fikirlah.

Di hakikat sukanya diri memerhati diri sendiri di arca


Firman Allah Taala:

Wafii anfusikum afalaa tubsiruun


Dan pada dirimu sendiri. Maka kenapakah kamu tidak
melihatnya?
Surah:51: Az Zariyaat:21

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1098 Malam Muka Lima

Penerokan Teori Al Quran:


(Surah:51: Az- Zariyaat:21)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan dan Ekonomi
yang berbunyi:
Manusia akan berubah warna hidupnya.
Bila semangat memuhasabah diri tertumbuh
pada dirinya. Dan manusia tidak akan
kehilangan upaya. Jika dirinya tidak
terhilang akal dan semangat.
Bincang-bincanglah.

Pengertian Ayat
Al Baqarah: 29

Huwallazii khalaqalakum maafil ardhi jamii aa.


Thummastawaa ilassamaai fasawwahunna sab
asamaawaatin. Wahuwa bikulli syaiin aliim.
Dialah yang mencipta untuk kamu apa-apa yang ada di
bumi semuanya. Kemudian disengajakanNya
menjadikan langit. Lalu disempurnakanNya tujuh (pada)
langit. Dan Dialah yang Maha Mengetahui pada setiap
sesuatu.
Surah:2: Al Baqarah:29

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1099

Soalan: Apakah yang dimaksudkan dengan kalimah


ayat: Huwallazii khalaqalakum maafil ardhi jamii aa - (Dialah
yang mencipta untuk kamu apa-apa yang ada di bumi
semuanya)?
Jawab: Satu kenyataan Allah Taala yang
memperjelaskan bahawa setiap apa yang ada di bumi
semuanya dijadikanNya untuk manusia semata-mata. Satu
kenyataan yang memperlihatkan kepada manusia, bahawa di
setiap kejadian adalah berwajah Amthal (sample natural
resources) di hakikat tersimpannya furqan agar manusia
memunafaatkannya secara mentah-mentah di rupa asalnya
(raw utilized instantly) atau menterjemahkannya sehingga
terhasilnya satu rupa furqan (end product exploration) yang
akan membawa manusia menjadi maju serta terolahnya rezeki,
nikmat dan kesejahteraan bagi dirinya, masyarakatnya,
negaranya dan dunia keseluruhannya. Satu kenyataan yang
mengisyaratkan manusia agar menerokai bumi dan
memajukan bumi di kala manusia menyedari bahawa kerja
memajukan bumi adalah sebahagian daripada tugas-tugasnya
sebagai Khalifah Allah di muka bumi di rupa kerja amalan
soleh yang seharusnya ditunaikan olehnya sebagai aabidin
yang mukmin lagi bertaqwa.
Di hakikat jaminan Allah Taala.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1100 Malam Muka Lima

Walau anna ahlalquraa aamanuu wattaqau lafatahnaa


alaihim barakaatin minassamaai wal ardhi. Walaakin
kazzabuu fa akhaznaahum bimaa kaanuu yaksibuun.
Jikalau sekiranya penduduk sesebuah negeri beriman
dan bertaqwa. Pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkat dari langit dan bumi. Tetapi mereka itu
mendustakan. Sebab itu Kami siksa mereka di
sebabkan usahanya itu.
Surah:7: Al Araaf:96

Nota Contoh: (Surah: 7: Al Araaf:96)


Kenyataan ayat (Al Quran mentafsir Al Quran).
Di mana ayat ini memperjelaskan lagi
kepentingan terbentuknya individu-individu
manusia yang bertaraf Taqwa serta impaknya
terhadap kemakmuran dan kesejahteraan pada
diri seseorang, bangsa dan negaranya:
Pertama: Ayat ini memperjelaskan
halatuju makna ayat: Surah: 65: At Talaaq-2-3
di sudut impaknya di kala tercurahnya rezeki
dan kekayaan yang tidak terhitung pada
seseorang yang bertaraf Taqwa.
Kedua: Ayat ini memperjelaskan
halatuju makna ayat: Surah:49: Al Hujuraat:13
di sudut impak mulia dan dipandang mulia akan
seseorang itu apabila diri dan bangsanya
bertaraf taqwa. Di hakikat diri dan bangsanya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1101

akan dipandang tinggi oleh mata dunia, lantaran


rezeki mencurah-curah datang kepada diri dan
bangsanya hasil terarcanya keberkatan dengan
tertumbuhnya punca-punca sumber ekonomi
dari langit dan di bumi. (Surah:16: An
Nahl:112).
Ketiga: Ayat ini memperjelaskan
halatuju makna ayat: Surah:65: At Talaaq:4 di
sudut dipermudahkan urusan dalam segala
bidang urusan yang setentunya akan menjaya
dan mempercepatkan pencapaian matlamat
pada setiap pekerjaan yang dibuat. Maka lihat-
lihat di hakikat Taqwa dan formula untuk
menjadi orang Taqwa hendak dicari dan
diterokai.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:7: Al Araaf:96).
Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Kerohanian yang
berbunyi:
Iman dan taqwa adalah dua ketentuan
modal insan yang terbesar yang boleh
menzahirkan keberkatan yang berupaya
mencetuskan punca gamitan kemajuan,
kegemilangan dan kemakmuran kepada
sesebuah negeri.
Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah yang


dimaksudkan dengan kalimah ayat: Thummastawaa
ilassamaai fasawwahunna sab asamaawaatin. Wahuwa
bikulli syaiin aliim - (Lalu di perbuatkanNya tujuh langit. Dan
Dialah yang Maha Mengetahui pada setiap sesuatu)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1102 Malam Muka Lima

Jawab: Satu kenyataan Tuhan semesta alam yang


menggambarkan bagaimana langit dibina. Bagaimana ianya
disusun sehingga setiap sesuatu padanya berada di tempat
masing-masing di ketetapan fitrah yang ditentukan. Di hakikat
terwujudnya tujuh elemen asas terzahirnya langit di
cakerawala. Pertama: sebuah planet tetap yang bertindak
sebagai nucleus cakerawala. Kedua: orbit-orbit pergerakan
yang teratur bagi planet-planet yang beredar padanya. Ketiga:
Planet-planet yang beredar mengikut orbitnya. Keempat:
Bintang-bintang yang bertaburan di orbitnya. Kelima: Kuasa
pengimbang yang dinama graviti. Keenam: Angin yang
mengandungi bermacam-macam gas. Lalu membentuk air dan
lain-lain fungsinya serta Ketujuh: Api yang menghasilkan
panas, tenaga dan cahaya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Alamtarau kaifa khalaqallaahu saba samaawaatin


tibaaqa. Wajaalal qamara fiihinna nuuran wajaalas
syamsa siraajaa. Wallaahu ambatakum minal ardhi
nabaata.
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1103

menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan


menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah
menumbuhkan kamu dari bumi berbagai-bagai
tumbuhan.
Surah:71: Nuh:15-17

Catitan: (Surah:71: Nuh:15-17)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep dan idea
kepada tiga (3) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep dan idea kaitan di antara
kejadian Tujuh Susunan Langit (di isyarat tujuh
tingkat) dengan kedudukan Bulan dan Matahari
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:15: Al Hijr:16). (di isyarat cahaya) di wajah menerangi Bumi
telah memberi isyarat kepada para Ahli
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) Astronomi (pengkaji bintang) dalam melihat dan
di Sains Astronomy Bio Chemistry
mencari kewujudan bintang-bintang baru di
yang berbunyi:
cakerawala.
Setiap aturan susunan
Kedua: Ayat ini secara jelas
kedudukan sesuatu yang ada di
langit diwajahnya di rupa alam menerangkan konsep dan idea kaitan di antara
kabir pasti sifat-sifat tabiii rahsia
kejadian Tujuh Susunan Langit (di isyarat tujuh
susunannya akan menyamai
dengan sifatsifat rahsia susunan tingkat) dengan kedudukan Bulan dan Matahari
barang kejadian di muka bumi
(di isyarat cahaya) di wajah menerangi suatu
diwajahnya di rupa alam saghir.
yang bernama Bumi, telah memberi isyarat
Bincang-bicanglah.
Teori ini dinamakan: Homo Silent kepada para Ahli Matematik Engineering dalam
Structures Theory Halo-N (2009). menentukan perubahan nilai dan susunan baru
angka-angka yang terlibat dalam satu-satu
aktiviti perubahan angka di rupa pengeluaran
baru di sektor urusan yang melibatkan angka
hadapan (Future Number) di sudut bidang ilmu
prediction dan future studies.
Ketiga: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep dan idea kaitan di antara
kejadian Tujuh Susunan Langit (di isyarat tujuh

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1104 Malam Muka Lima

tingkat) dengan kedudukan Bulan dan Matahari


(di isyarat cahaya) di wajah menerangi suatu
yang bernama Bumi. Kemudian dikaitkan pula
dengan kejadian tumbuh-tumbuhan di muka
bumi (Surah:55: Ar Rahman:5-8) telah memberi
isyarat kepada para penyelidik furqan di bidang
Organic Chemisty atau Bio-Chemistry (Natural
Products) menghuraikan telahannya terhadap
terwujudnya aturan fitrah dalam menentukan
kewujudan jisim khusus dalam satu-satu
compound huraian karbon yang berupa punca
furqan yang boleh dimunafaat oleh manusia
dalam memajukan kehidupan sehariannya
(Surah:67: Al Mulk:3-5). Fikir-fikirlah di hakikat
tujuh (7) dan dua (2) boleh menghasilkan
formula atau kaedah cara. (Formula and
methodology).

Selanjutnya.

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:71: An Nuh: 15-17)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka
satu teori di bidang Astronomy-Bio-Chemistry
yang berbunyi:
Spectrum satu-satu pemecahan proton
carbon mineral atau proton carbon bio-cell
akan membentuk dan menggambarkan sheet
dan shape taburan bintang cekerawala di
alam kabir dengan susunan aturan fitrah
yang sama.

Dan
Teori ini dinamakan Theory: Spectrum Of
Carbon. (Dr. Halo-N-2009).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1105

Satu teori yang menjadi asas penemuan


teori: Nine Stars Halo-N dan lain-lain teori
yang berkaitan dengannya. Harap maklum.

Keterangan proses Penghasilan Teori


Untuk perhatian:
Para Ahli sainstis Sahaja.
Sesungguhnya teori ini terhasil dari
penghuraian makna ruhul maani ayat:
(Surah:71: Nuh:15-16) yang kemudiannya
dikaitkan pada makna ruhul maani ayat:
(Surah:71: Nuh:17) di suasana terwujudnya
kaitan kedudukan susunan taburan bintang-
bintang di cekerawala dengan taburan mass
compound carbon yang jua terwujud pada
tumbuh-tumbuhan dan hidupan di muka bumi.
Dan sesungguhnya spectrum yang
dimaksudkan adalah spectrum: H.M.B.C
(Heteronuclear . Multiple .Bond .
Coherence) yang dihasilkan oleh kecanggihan
keupayaan mesin: N.M.R (Nuclear . Magnetic
. Resonance ).
Bincang-bincanglah.

Dan Selanjutnya

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:71: An Nuh: 15-17)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The
Theory of Noble Quran): Adalah dengan ini
dirangka satu teori di bidang Bio-Chemisty
(Natural Products) yang berbunyi:
Each specialty of mass of Bio-Nature will be
occured under the arrangement conducted
by nine stars (Called Code Nine Stars L
System: 2.4.1.2.) in righteous equilibrium
coordinate.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1106 Malam Muka Lima

The mass produced from the compound via the


exploration process of proton of carbon from
mineral atom or proton of carbon from bio-cell to
determine the existance of new mass or known
mass discovered and the mass that enable to fit
and restructure the skeleton of compound. This
theory named: Nine Stars Theory (Dr. Halo-N
-2009).

Keterangan Lanjut:
Sesungguhnya teori ini adalah satu teori yang
akan memudahkan para penyelidik atau
pemburu furqan dalam mencari dan
menentukan kewujudan jisim khusus (special
mass) dalam satu-satu sebatian (compound)
huraian karbon (carbon). Sama ada yang baru
atau yang telah ditemui oleh manusia. (Di
makna ruhul maani: Surah:2: Al Baqarah:106).
Demi kepentingan darinya itu di bidang bio-
chemistry atau di bidang ilmu prediction and
future studies (Mathematic Engineering).

Keterangan Proses Penghasilan Teori


Untuk Perhatian:
Ahli Bio-Chemistry (Natural Products)
sahaja.

Sesungguhnya teori ini terhasil dari ilham


penghuraian makna dari abstrak gabungan
natijah ruhul maani ayat: (Surah:71: An
Nuh:15-17) pada makna kalimah:
Khalaqallaahu sabaa samaa waatin tibaaqaa
- (Allah menjadikan tujuh langit bertingkat-
tingkat) dan pada makna kalimah: Wajal
qamara fiihinna nuuran wajaalassyamsa
siraajaa - (Dan menciptakannya Bulan sebagai
cahaya dan menjadikan Matahari sebagai

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1107

Dhabit Tambahan Pelita). Lalu digabung dengan ruhul maani


Menerangkan The Route of Mass ayat: (Surah:67: Al Mulk: 3-5) pada makna
Bagi Teori Nine Stars Halo-N.
kalimah: Thummar jiil bashara karrataini -
Sesungguhnya konsep (Maka engkau ulanglah melihatnya dua kali
istilah: Nine (9) pada Teori: Nine
Stars Halo-N diasaskan pada lagi). Di mana kemudiannya dikaitkan ianya
awalnya oleh huraian Mantiq dengan mizan fitrahnya pada kenyataan ayat:
Bashaairul Imlaat pada ruhul maani
ayat: (Surah:27: An Naml:12) yang (Surah:55: Ar Rahman:5-8) pada kalimah:
disimpul kemudiannya kepada dua Wawadhaal miizaan (Dan diadakan baginya
(2) sudut:
mizan (equilibrium coordinate).
Satu: Mentafsir dan Maka dengan itu terlahir olahan
mendhomirkan istilah: Wa adkhil
yadaka fii jaibika takhruj baidhaaa kesimpulan di wajah: The Route of Mass
min ghairi suuin. (Masukkanlah [(7+2) = (9)] yang dihurai di wajah: 2:4:1:2
tangan mu ke leher baju mu.
Nescaya keluar ia menjadi putih L system. Di mana dari compass petunjuk yang
bukan kerana penyakit) dengan terbentuk secara fitrah darinya itulah dapat
mengisbatkan dhomir ruhul
maaninya kepada penawar yang ditentukan kewujudan jisim (Mass). Sama ada
akan memutihkan penyakit. (Di jisim yang telah ditemui atau jisim baru yang
makna menyembuhkan penyakit).
sedang dicari oleh para penyelidik bio-chemistry
Dua: Mentafsir dan dengan berakhir terlahirnya titik penentuan
mendhomirkan istilah: Fii tisi
aayaatin ilaa firauna waqaumihii. (Di terhadap perubahan atau tidak pada struktur
bawa sembilan tanda kepada skeleton satu-satu compound bio-chemistry
Firaun dan kaumnya) dengan
mengisbatkan ruhul maani di makna yang dapat dilukis dan dibuktikan. Maka
sembilan tanda terletaknya elemen bincang-bincanglah di hakikat jalan fitrah dan
penawar yang boleh mengubat
penyakit (Isyarat rupa Firaun dan furqan itu tetap terlahir di mana-mana. Jika
kaumnya itu di wajah penyakit). manusia tahu mengkaji dan melihatnya.
Maka dari situ, Pengarang
buat kesimpulan idea:
Peringatan:
(i): Bahawasanya istilah
Sembilan Tanda yang diisyaratkan Jika anak cucu mahu memahaminya
oleh ayat boleh didhomirkan lagi secara lebih mendalam tentang perbincangan di
kepada kekuatan hujah pencarian
huraian bagi menzahirkan teori: Nine atas. Maka silalah anak cucu berkunjung ke
Stars Halo-N pada aturan: The Route mana-mana Universiti yang terdapat padanya
of Mass (7+2=9) yang dihurai pada
kedudukan:2:4:1:2 L System. Fakulti atau Pusat pengajian Bio-Chemistry
(Natural Products).
(ii): Bahawasanya dapatlah
disimpulkan bahawa pada setiap Maka di sana tanyalah hal ini kepada
compound yang ditemui oleh mana-mana Professor di dalam bidangnya.
Teori Nine Stars Halo-N adalah
penawar. Satu unsur penawar Lantaran mereka adalah di kalangan manusia
penyakit yang boleh dikembangkan yang dipilih serta dikuatkan kemampuannya
oleh para ahli sains kemudiannya.
oleh Tuhannya dalam mengharungi badai getir
Bincang-bincanglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1108 Malam Muka Lima

kepayahan menghurai rupa keagungan


Tuhannya di wajah furqan kejadian Tuhan
semesta alam.
Maka berkatilah mereka. Wahai Tuhan Ku.
Engkaulah Tuhan sekalian alam. Engkaulah
Tuhan yang menaikkan darjat kepada sesiapa
yang Engkau kehendakki. Dan merekalah di
kalangannya. Amin (2x). Ya rabbal aalamiin.
Dan sesungguhnya mereka itulah sebenarnya
para pemangkin penjana furqan Khalifah Allah
Di Muka Bumi.

Untuk Rekod Sahaja:


Bahawasanya Theory: Nine Stars Halo-N ini
telah disahkan kebenaran dan kesahihannya
oleh Y.Bhg Profesor Datuk Dr. A. Hamid A.
Hadi, Seorang Fellow Akademik Sains Malaysia
melalui satu kajian khas yang dilakukan oleh
beliau bersama pembantunya Puan Hanita Bt
Omar (2009). Maka berikutan dengan ini adalah
diisytiharkan bahawa Malaysia adalah negara
pertama di dunia menghasilkan Teori Al Quran.
(Sila Rujuk pengiktirafan oleh Profesor Dr. A
Hamid A. Hadi FASc (Fellow Akademik Sains
Malaysia) pada: 25hb Mei 2009) dan harap
maklum.

Dan FirmanNya lagi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1109

Allazii khalaqa saba samaawaatin tibaaqa. Maa taraa fii


khalqirrahman min tafaawut. Farjiil basara hal taraa
minfutuur. Thummarjiil basara karrataini yanqalib ilaikal
basaru khaasi an wahuawa hasiir. Walaqad zayyanna
ssamaa adduniyaa bimasaabiiha wajaalnaaha rujuumal
lissyayaatiin Wa atadnaa lahum azaabas sa iir.
Dialah (Allah) yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Tidaklah sekali-kali kamu melihat pada
ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang. Adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi nescaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-
bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami
sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-
nyala.
Surah:67: Al Mulk:3-5

Catitan: (Surah:67: Al Mulk:3-5)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep kehidupan
dan pengarcaan kerja kepada tiga (3) perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1110 Malam Muka Lima

Pertama: Ayat ini secara jelas


Untuk Rekod Sahaja. menerangkan konsep ruhul maani di gambaran
Pengiktirafan Teori Al Quran.
bahawa pada setiap pekerjaan yang dilakukan
Nine Stars Halo-N Theory oleh manusia hendaklah diasaskan kepada
Mendapat Pengiktirafan Antara
Bangsa. terwujudnya perimbangan. (Surah:55: Ar
Rahman:7-8). Di suasana tidak akan sempurna
Bahawasanya penemuan
teori teori Al Quran oleh Pengarang satu-satu rupa pekerjaan. Jika tidak terwujud
yang disahkan kesahihannya oleh padanya titik perimbangan (Equilibrium
Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi
F.A.Sc sebelum ini telah disah dan Coodinate) kerelevanannya di sudut fitrah
diisytiharkan sekali lagi kewujudan fizikalnya (Natural of nature creation) dan di
dan kesahihannya oleh persidangan
Bangkok. sudut keperluan penggunaannya. (Necessity
needs and economic blossom). (Surah:55: Ar
Satu persidangan para ahli
sains Natural Products yang dihadiri Rahman:9-10).
oleh lebih daripada 200 orang para Kedua: Ayat ini secara jelas
ahli saintis Natural Products dari
seluruh pelosok dunia. Butiran menerangkan konsep ruhul maani bahawa
persidangan adalah seperti berikut: sebesar mana atau setinggi mana taraf satu
Nama Persidangan: The kerja. Maka soal keperluan dan kebajikan
1st Kamphaengsean International domestik pada masyarakat tempatan (social
Natural Products Symposium. The
Relationship Between Living obligation) hendaklah diambil kira. Bagai indah
Organisms And Enviroment. (http:// terhiasnya bintang pada langit bumi di suasana
www. Natural products.in.th).
sabotaj dan pengkhianatan tempatan dapat
Tempat dan tarikh dielakkan.
Persidangan: Swissotel Le
Concorde Hotel. Bangkok, Thailand Ketiga: Ayat ini secara jelas
yang dianjurkan oleh: Kasetsart menerangkan konsep ruhul maani di gambaran
University, Thailand, pada: 23-24hb
October 2010. bahawa pada setiap titik perimbangan
(Equilibrium coodinate) pada rupa kerja yang
Kertas persidangan
berkaitan dengan teori Al Quran ini dibuat, hendaklah dilihat sebanyak dua (2) kali.
yang dibuat secara bersama oleh Bagi maksud agar tidak terwujudnya kecacatan,
Puan Hanita Omar M.Sc, Dr. Berna
Elya, Dr. Mohd Azlan Nafiah, negligence atau overlook semasa satu-satu
Profesor Dr. Khalijah Awang, kerja itu dilakukan. (Surah:55: Ar Rahman:8-9).
Profesor Madya Mat Ropi Mukhtar,
dan Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Maka fikir-fikirlah.
Hadi dan dibentangkan secara rasmi
oleh Puan Hanita Omar.
Selanjutnya.
Nota: Laporan rasminya di hujung
penulisan ini
Penerokaan Teori Al Quran:
Bersambung di m.s:1111 (Surah:67: Al Mulk:5)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1111

Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory


of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka
satu teori di bidang Bio-Chemisty (Natural
Products) yang berbunyi:
Sifat positif atau negatif satu-satu
compound carbon yang ditemui melalui Nine
Stars Halo-N Theory boleh ditentukan oleh
kedudukan atom hydrogen yang menyentuh
atau tidak menyentuh satu garisan yang
terbentuk apabila satu garis lurus dari mass
compound carbon yang ditemui
dihubungkan kepada tapak pertama
pengiraan theory: Nine Star Halo-N.

Dan.
Teori ini dinamakan Theory: Nawiah 9x45 (2)
(Dr. Halo-N -2009).

Perhatian: Jika atom hydrogen tersentuh


garisan lurus yang dimaksudkan. Maka
jawabnya Negatif (-ve). Sebaliknya jika atom
hydrogen tidak tersentuh dengan garisan lurus
yang dimaksudkan. Maka jawabnya Positif
(+ve). Sesungguhnya kedudukan ini teramat
penting bagi menentukan setiap compound
yang bersifat vaccine yang ditemui oleh:
Nine Stars Halo-N Theory itu sama ada ianya
berkesan untuk kegunaan bagi menyembuh
penyakit yang bersifat externalillness atau
bagi penyakit yang bersifat internalillness.

Keterangan Proses Penghasilan Teori


Untuk Perhatian:
Ahli Bio-Chemistry (Natural Product)
Sahaja.
Sesungguhnya teori ini terhasil
dari ilham penghuraian abstrak makna ayat:
(Surah:67: Al Mulk:5) terutama pada istilah:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1112 Malam Muka Lima

Untuk Rekod Sahaja. Wajaalnaaha rujuumal lissyayaatin di wajah


Pengiktirafan Teori Al Quran. tergarisnya pecutan mengejar dan mencari
Dari muka surat:1109.
sasaran penyakit (syaitan) yang
Satu persidangan saintis mengisyaratkan terzahirnya teori dan formula:
Natural Products di peringkat
antarabangsa yang mengesahkan Nawiah 9x45 (2).
kesahihan penemuan Teori Al Quran
dan menolak sebarang keraguan
terhadap kewujudannya di alam Nota: Teori dan Formula ini telah disah dan
persada dunia sains sejagat. diiktiraf oleh Profesor Dr. A. Hamid A. Hadi.
Satu pengiktirafan dunia
terhadap keupayaan Al Quran di FASc pada: 7hb Julai 2009. Bincang-
wajah satu mukjizat yang bertaraf bincanglah.
Ummul Kitab. Satu pengiktirafan
terhadap kaedah pentafsiran baru Al
Quran yang diperkenalkan oleh
Pengarang. Harap maklum. Amin.

Di hakikat FirmanNya lagi:

Innaa zayyannassamaa addunyaa biziinatil kawaakib.


Wahifzammikullssyaitaanin maarid. Laayasmauuna
ilalmala ilalaa wayuqzafuuna minkullijaanib. Duhuuran
walahum azaabun washib. Illaamankhatifal khathfata
faatbaahuu syihaabun thaaqib.
Sesungguhnya Kami hiaskan langit yang hampir ke
dunia dengan perhiasan bintang-bintang. Dan untuk
memelihara daripada syaitan yang durhaka. Mereka
tidak dapat mendengar ke alam yang maha tinggi dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1113

mereka dilempar pada setiap penjuru. Untuk


mengusirnya dan untuk mereka siksa yang kekal.
Kecuali syaitan yang hendak menangkap (Perkhabaran
dari alam yang tinggi). Lalu dikejar oleh tahi bintang
yang menembus.
Surah:37:Asshaffaat:6-10

Penerokaan Teori Al Quran:


(Surah:37: Asshaffaat:6-10)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran): Adalah dengan ini dirangka
satu teori di bidang Bio-Chemisty (Natural
Products) yang berbunyi:
Sifat positif atau negatif satu-satu
compound carbon yang ditemui melalui Nine
Stars Halo-N Theory boleh ditentukan oleh
kedudukan atom hydrogen yang menyentuh
atau tidak menyentuh point persilangan
(Intersaction point) dua garis lurus yang
terbentuk pada satu garis lurus dari pusat
penentuan mass compound carbon yang
ditemui dan dihubungkan kepada tapak
pertama pengiraan theory: Nine Star Halo-N
dengan satu garis lurus yang satu lagi yang
dibuat pada point di persimpangan L
system Nine stars Halo-N yang diukurkan
pada empat puluh lima darjah.

Dan.
Teori ini dinamakan Theory: Nawiah 9x45 (1)
(Dr. Halo-N -2009).

Perhatian: Jika atom hydrogen tersilang


pada point intersaction yang dimaksudkan.
Maka jawabnya positif (+ve). Sebaliknya jika

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1114 Malam Muka Lima

Untuk Rekod Sahaja. atom hydrogen tidak tersentuh pada point


Istilah: Teori Nawiah. persilangan. Maka jawabnya Negatif (-ve).

Nama Teori Nawiah 9x45 (1) Sesungguhnya kedudukan ini teramat penting
dan Teori Nawiah 9x45 (2) adalah bagi menentukan setiap compound yang
dibuat oleh Pengarang sempena nama
isterinya: Nawiah Binti Haji Salleh. bersifat Vaccine yang ditemui oleh: Nine
Moga-moga Allah memberkatinya di Stars Halo-N Theory itu sama ada ianya
atas jasa, peranan dan sokongannya
selama ini dalam menjayakan berkesan untuk kegunaan menyembuh penyakit
penulisan ini dan penyelidikan Al yang bersifat externalillness atau bagi
Quran adanya.
penyakit yang bersifat internalillness.
Terima kasih Isteri ku.
Keterangan Proses Penghasilan Teori
Untuk Perhatian:
Ahli Bio-Chemistry (Natural Product)
Sahaja.
Sesungguhnya teori ini terhasil dari ilham
penghuraian abstrak makna ayat: (Surah:37:
Assyafaat:8-10) terutama pada istilah: Illaa
mankhatifal khatfata faatbaahuu syihaabun
thaaqib. Di kala teracranya rupa tindakan yang
diisyarat pada kalimah ayat: Wayuqzafuuna min
kulli jaanib di wajah tergarisnya pecutan
mengejar dan mencari sasaran penyakit (syaitan)
yang mengisyaratkan terzahirnya teori dan
formula: Nawiah 9x45 (1).

Nota: Teori dan Formula ini telah di sah dan


diiktiraf oleh Profesor Dr. A. Hamid A. Hadi. FASc
pada: 6hb Julai 2009. Bincang-bincanglah.

Soalan: Apakah yang maksud keseluruhan ayat:


Huwallazii khalaqalakum maa fil ardhi jamiia. Thummastawaa
ilassamaai fasawwahunna saba samaawatin. Wahuwabikulli
syaiin aliim - (Dialah yang mencipta untuk kamu apa-apa yang
ada di bumi semuanya. Kemudian disengajakanNya
menjadikan langit. Lalu disempurnakanNya tujuh (pada) langit.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1115

Dan Dialah yang Maha Mengetahui pada setiap sesuatu) -


Surah:2: Al Baqarah:29)?
Jawab: Inilah satu kenyataan yang membayangkan
keagungan Tuhan semesta alam yang telah menjadikan setiap
sesuatu kejadiannya dengan sempurna serta tersiratnya pula
satu-satu unsur furqan yang bersebati di sisinya. Di kedudukan
ianya tetap menjadi teka-teki yang perlu diterjemahkan oleh
keupayaan manusia dan ilmunya.
Di hakikat:

Watilkal amthaalu nadhribuha linnaasi wamaa


yaqiluhaa illal aalimuun.
Demikianlah perumpamaan-perumpamaan itu (Sample
natural resources). Kami lukiskan untuk manusia tetapi
tiadalah memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu (para cendekiawan)
Surah:29: Al Ankabuut:43

Catitan: (Surah:29: Al Ankabuut:43)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip dan hakikat bahawa
perumpamaan (Amthal sample natural
resources) di wajah: Bashaair (Surah:6: Al

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1116 Malam Muka Lima

Dhabit Istilah Anaam:104) yang dibentangkan oleh Tuhan


Menerangkan Ruhul Maani: melalui barang kejadianNya di sifat perhiasan
(Surah 29: Al Ankabut: 43)
(glitter) di muka bumi atau menerusi bentangan
Konsep: Kite Triangle of peristiwa (tragedi) di wajahnya sebagai punca
knowledge.
penjana terjemahan furqan bagi kemajuan
Amthal tamaddun dan kehidupan manusia di dunia
pasti tidak dapat dibaca dan diterjemahkan
kecuali oleh para cerdik pandai (cendekiawan).
Ilmu Akal
Di kedudukan bahawa ilmu dan para ilmuanlah
sebenarnya menjadi tukang penjana kepada
kemajuan bangsanya.
Furqan Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa terwujudnya
orang yang berilmu tetapi tetap bersifat di rupa

Anak cucu orang tidak berilmu. Di kala orang yang berilmu


Terimalah hakikat. (orang tahu). Hanya tahu pada cakap. Namun

Bahawa. jahil dalam mengamalkan ilmunya (mengarca


Ilmu menggunakan akal. kemampuan ilmunya ke alam kenyataan).
Akal melihat Amthal.
Amthal menzahirkan furqan. (Surah:61: As Shaaf:2-3). Lalu bila suasana ini
berlaku. Maka terlahirlah golongan cerdik yang
Di kala lain.
Ilmu melihat Amthal. tidak pandai di suasana ingredient furqan yang
Amthal mencetuskan Akal. tertumbuh di sekelilingnya tetap bersifat
Akal menampakkan furqan.
khazanah kera di hutan rimba. Maka inilah satu
Ada jua terjadi. dilema ilmu dan berilmu yang bersifat silentill
Ilmu mengkhabarkan furqan.
Furqan mencetuskan Akal. (penyakit tersembunyi) yang perlu dilihat dan
Akal menampak Amthal. dinilai oleh setiap orang berkelulusan tinggi.
Amthal diterjemah oleh Ilmu.
Fikir-fikirlah.
Sebaliknya.
Penerokaan Teori Al Quran.
Jika
Ilmu membantutkan akal. (Surah:29: Al Ankabuut:43).
Akal terbuta amthal.
Amthal akan terhilang bayang. Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
Lalu jika.
Ilmu terbuta amthal. Quran di bidang Sains Pendidikan yang
Amthal tidak mencetuskan akal. berbunyi:
Akal terjahil melahirkan ilmu.
Ilmu itu berkait rapat dengan akal. Jika
seseorang itu berilmu. Maka berupayalah
Kaji-kajilah.
baginya menggunakan akalnya. Sebaliknya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1117

jika cetek ilmunya. Maka akan terbiarlah


akalnya.
Bincang-bincanglah.

Maka dalam suasana ini. Diri hendaklah sentiasa


mengasuh diri agar rajin bertanya apabila diri terlihat dan
terjamah sesuatu. Di antara soalan yang harus tanya adalah
tiga (3). Pertama: Apakah gunanya benda ini?. Kedua:
Apakah rupa furqan atau ingredient furqan yang tersimpan di
dalam benda ini? dan Ketiga: Bagaimanakah cara untuk
menzahirkan furqan yang ada di sisi benda ini? Sesungguhnya
dengan tiga soalan seumpama akan membuat bergeraknya
akal dan fikiran seseorang serta akan tertumbuhnya ilham dan
idea ke arahnya. Amin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1118 Malam Muka Lima

PERINGKAT DI WAJAH KETIGA


BACA DENGAN MENDEFINASI AYAT
(Malam Muka Lima)

Mendefinasi ayat demi ayat serta mengarcakan Furqan


Maani yang dizahirkan dari kenyataan ayat-ayat utama yang
diperbincangkan.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 25

Soalan: Apakah definasi: Wabassyirillaziina aamanuu


wa amilussaalihat annalahum jannaatin tajrii min tahtihal
anhaar. Kullamaa ruziquu minhaa minthamaratirrizqa. Qaaluu
hazallazii ruziqnaa minqablu wa utuubihii mutasyaabiha
Walahum fiihaa azwaajum mutahharatun wahum fiihaa
khaaliduun - (Berilah khabar gembira kepada orang-orang
yang beriman dan beramal soleh. Bahawa sesungguhnya
untuk mereka itu syurga yang mengalir air sungai di bawahnya.
Tiap-tiap mereka mendapat rezeki daripada buah-buahan. Lalu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1119

mereka berkata: Ini rezeki seperti yang diberi kepada kita


dahulu. Mereka diberi rezeki serupa-rupa dan untuk mereka
dalam syurga pasangan (isteri-isteri atau suami) yang suci.
Sedangkan mereka kekal di dalamnya - Al Baqarah:25)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan Tuhan semesta alam di atas sifat Rahman dan
RahimNya dengan mengurniakan syurga kepada orang-orang
yang beriman lagi mengerjakan amalan soleh. Satu rupa
kurniaan yang bersifat pengiktirafan perkhidmatan yang
selama ini ditunjukkan oleh seseorang itu semasa hayatnya di
dunia terhadap Tuhan dan RasulNya dalam usaha dirinya
menyempurnakan tugasnya sebagai Khalifah Allah di muka
bumi di wajah seorang aabidin yang mukmin lagi bertaqwa.
Bagai FirmanNya.


Ulaaika humul waarithuuna Allaziina yarithuunal
firdausa hum fiihaa khaaliduun.
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi syurga
Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
Surah:23: Al Mukminuum:10-11

Catitan: (Surah:23: Al Mukminuun:10-11)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan prinsip ganjaran
yang bakal diterima oleh manusia yang berjaya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1120 Malam Muka Lima

memukminkan dirinya dengan sifatsifat seperti


dinyatakan oleh ayat: Surah:23: Al
Mukminuun:1-9 . Satu barisan sifat-sifat yang
perlu diasuh-pakai oleh setiap manusia. Fikir-
fikirlah.

Furqan Maani
Al Baqarah : 25

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 25 - Al Baqarah:
Wabassyirillaziina aamanuu wa amilussaalihat annalahum
jannaatin tajrii min tahtihal anhaar. Kullamaa ruziquu minhaa
minthamaratirrizqa. Qaaluu hazallazii ruziqnaa minqablu wa
utuubihii mutasyaabiha Walahum fiihaa azwaajum
mutahharatun wahum fiihaa khaaliduun - (Berilah khabar
gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh.
Bahawa sesungguhnya untuk mereka itu syurga yang mengalir
air sungai di bawahnya. Tiap-tiap mereka mendapat rezeki
daripada buah-buahan. Lalu mereka berkata: Ini rezeki seperti
yang diberi kepada kita dahulu. Mereka diberi rezeki serupa-
rupa dan untuk mereka dalam syurga pasangan (isteri-isteri
atau suami) yang suci. Sedangkan mereka kekal di
dalamnya)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1121

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Diri hendaklah memasang kehendak dan impian serta berusaha ke arah
keredhaan Tuhan dengan menjadikan diri di kalangan hamba Allah yang
soleh lagi beriman. Jika kedudukan ini diamalkan dan diperteguhkan
semasa hayat di muka bumi. Pengurniaan Allah di hari akhirat menunggu
di wajah kegembiraan. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah:26

Soalan: Apakah definasi: Innallaha laa yastahyii an


yadhriba mathalammaa bauudhatan famaa fauqahaa. Fa
ammallaziina aamanuu fayalamuuna annahul haqqu
mirrabbihim. Wa ammallaziina kafaruu fayaquuluna maazaa
araadallahu bihaazaa masalaa. Yudhillu bihii kathiiran.
Wayahdiibihii kathiiraa. Wamaa yudhillubihii illal faasiqiin -
(Sesungguhnya Allah tidak malu menjadikan nyamuk, untuk
menjadikan perumpamaan atau benda yang lebih hina
daripadanya. Adapun orang-orang yang beriman mengetahui.
Bahawa yang demikian itu adalah suatu kebenaran daripada
Tuhannya. Tetapi orang kafir (jenis ingkar) berkata: Apakah
maksud Allah dengan perumpamaan ini? Di sesat Allah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1122 Malam Muka Lima

dengan perumpamaan itu akan kebanyakan orang. Dan


ditunjukkanNya kebanyakan orang yang lain Tetapi Allah tidak
menyesatkan dengannya (perumpamaan itu) kecuali orang
yang fasiq - Al Baqarah: 26)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan pendedahan terwujudnya furqan yang tersimpan
pada setiap kejadian alam yang dijadikan oleh Tuhan demi
faedah manusia dan memajukannya di sifat mengaslihkan diri
dan bumi keseluruhannya di gambaran keupayaan manusia
tahu mengguna pakai ilmu dan pengetahuannya yang ada di
dadanya dengan menterjemahkan pada setiap kejadian di
wajah terhasilnya rupa furqan di kedudukan taraf kejituan
memiliki pembaharuan di rupa diri dan bangsa yang maju serta
berkepuasan dengan kejayaan yang diperolehi.
Bagai Firman Allah Taala:

Walal aakhiratu khairullaka minal uulaa. Walasaufa


yutiika rabbuka fatardhaa.
Dan Sesungguhnya yang akhir itu lebih baik daripada
yang awal. Dan Tuhanmu pasti memberikan kurniaan-
Nya kepadamu (terzahirnya rupa furqan), lalu (hati)
kamu menjadi puas.
Surah:93: Ad-Dhuha:4-5

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1123

Perbincangan Ringkas Catitan: (Surah: 93: Ad-Dhuha:4-5)


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Dari muka surat:1086.
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
Lima: Mentafsir dan dua (2) perkara:
menterjemahkan Al Quran di rupa
penawar mukjizat sebagai langkah Pertama: Ayat ini secara jelas
yang seharusnya diarcakan di dalam menerangkan konsep penerapan sikap kepada
kehidupan seperti mana yang dijamin
oleh Tuhan semesta alam (Surah:10: seseorang agar sentiasa ingin kepada
Yunus:57). pembaharuan dengan hati ingin yang terbaharu.

Soalan: Apakah kelebihan Maka bertolak dari sikap seumpama inilah akan
dan kelemahan ilmu syariat tertumbuhnya semangat untuk mencari
berbanding dengan ilmu tarikat?
invention baru yang akan memuaskan hati serta
Sesungguhnya kelebihan Ilmu terlahirnya rezeki, nikmat dan kesejahteraan.
Syariat itu teramat banyak. Dua (2) di
antaranya adalah seperti berikut: Kedua: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep bahawa pada setiap rupa
Satu: Ilmu syariat adalah
ilmu yang berupaya mengatur semua furqan yang terzahir di dunia tetap tertakluk
hukum dan tatacara beribadat kepada hukum pembaharuan dan kerelevanan
berasaskan hukum syarie (Surah:42:
Asy Syuuraa:13) dan kedudukan ini (Theory of innovation and relevance). Di mana
benar-benar ternyata tidak sekali-kali satu-satu rupa furqan yang terwujud akan
boleh dibuat oleh Ilmu Tarikat. Di
makna ilmu Tarikat tetap kena berubah rupa, cara dan gayanya selari dengan
mengguna pakai hukum dan cara perkembangan ilmu, teknologi dan keperluan
ibadat berasaskan syarie yang
diterjemah-tafsirkan oleh Ilmu Syariat. kemudahan dengan meletakkan satu-satu rupa
furqan itu bersifat contemporary lagi relevan
Dua: Ilmu syariat
mengasaskan fadhilat dan pahala dengan kehendak kegunaan manusia semasa.
sebagai cagaran bekalan manusia (Surah:2: Al Baqarah:106). Fikir-fikirlah kerana
untuk hari akhiratnya (Surah:59: Al
Hasyr:18-20). Manakala ilmu Tarikat pembaharuan itu terletak kepada keinginan dan
mengasaskan taraf kesucian hati di kehendak sendiri.
maqam nafsu Mutmainnah (Surah:89:
Al Fajr:27-30) sebagai cagaran
bekalan manusia untuk hari akhirat. Penerokaan Teori Al Quran:

Di makna di sudut ilmu (Surah:93: Adh Dhuha:4-5)


syariat. Jika banyak pahala dibuat dan Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
dikumpulkan. Maka peluang untuk
mendapat syurga adalah teramat of Noble Quran). Adalah dirangka satu Teori Al
besar (Surah:27:An Naml:89-90). Quran di bidang Sains yang berbunyi:
Terutama apabila berat timbangan
pahala (kebaikan) melebihi daripada Satu-satu rupa furqan yang telah terwujud
berat timbangan dosa (kejahatan) yang akan berubah dari masa ke semasa dibentuk
dilakukan di sepanjang hayatnya di
dunia (Surah:84: Al Insyiqaaq:7-14). rupa, cara dan gaya pemakaiannya selaras
dengan perkembangan ilmu, teknologi dan
Bersambung di m.s:1131
keperluan kemudahan bagi meletakkan satu-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1124 Malam Muka Lima

satu rupa furqan itu sentiasa bersifat


contemporary lagi relevan dengan
kegunaaan manusia semasa. Bincang-
bincanglah.

Furqan Maani
Al Baqarah : 26

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 26 - Al Baqarah:
Innallaha laa yastahyii an yadhriba mathalammaa bauudhatan
famaa fauqahaa. Fa ammallaziina aamanuu fayalamuuna
annahul haqqu mirrabbihim. Wa ammallaziina kafaruu
fayaquuluna maazaa araadallahu bihaazaa masalaa. Yudhillu
bihii kathiiran. Wayahdiibihii kathiiraa. Wamaa yudhillubihii illal
faasiqiin - (Sesungguhnya Allah tidak malu menjadikan
nyamuk, untuk menjadikan perumpamaan atau benda yang
lebih hina daripadanya. Adapun orang-orang yang beriman
mengetahui. Bahawa yang demikian itu adalah suatu
kebenaran daripada Tuhannya. Tetapi orang kafir (jenis ingkar)
berkata: Apakah maksud Allah dengan perumpamaan ini? Di
sesat Allah dengan perumpamaan itu akan kebanyakan orang.
Dan ditunjukkanNya kebanyakan orang yang lain Tetapi Allah
tidak menyesatkan dengannya (perumpamaan itu) kecuali
orang yang fasiq)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1125

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Sikap melihat tanpa memerhati hendaklah dielakkan. Memerhati tanpa
mengkaji tidak akan menyerlahkan barang rahsia yang tersembunyi.
Sedangkan pada setiap kejadian Tuhan ada tersembunyinya rupa furqan.
Lantaran itu Allah menggesa manusia mengkaji dan menzahirkan furqan
yang tersembunyi pada setiap kejadianNya. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 27

Soalan: Apakah definasi: Allaziina yanqudhuuna


ahdallahi min badi miithaaqihi. Wayaqtauuna maa amarallahu
bihii an yuusala wayufsiduuna fil ardhi. UlaaIka humul
khaasiruun - (Orang-orang yang memperlekehkan janji Allah
setelah diperteguhkan. Dan mereka memutuskan barang yang
disuruh oleh Allah dengannya (melihat perumpamaan yang
diberi) agar dihubungkaitkan olehnya (dikaji selidik).
Sebaliknya mereka membuat bencana di muka bumi (di rupa
fitnah dan persendaan). Sesungguhnya mereka itu di kalangan
orang orang yang rugi (menolak tuah peluang yang
dikurniakan) - Al Baqarah:27)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan yang menggambarkan sikap orang-orang fasiq

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1126 Malam Muka Lima

(Jenis kaki buat jahat) dalam melihat dan menilai satu-satu


unsur furqan yang diperkenalkan oleh Tuhan dan Al Quran di
kedudukan mata dan fikirannya buta lagi gelap dalam melihat
faedah dan munafaat yang boleh memajukan dirinya,
masyarakatnya dan negaranya.
Sebaliknya jika mereka tidak bersikap gopoh menolak
dan memperkecilkan bentangan pembaharuan yang dibuat. Di
hakikat tertimbulnya kesedaran bahawa pada setiap
bentangan yang dibuat adalah demi kepentingan manusia jua.
Maka jawabnya sudah tentu manusia akan menjadi maju di
dalam mengarcakan hidupnya di muka bumi.

Furqan Maani
Al Baqarah :27

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 27 - Al Baqarah: Allaziina
yanqudhuuna ahdallahi min badi miithaaqihi. Wayaqtauuna
maa amarallahu bihii an yuusala wayufsiduuna fil ardhi.
Ulaaika humul khaasiruun - (Orang-orang yang
memperlekehkan janji Allah setelah diperteguhkan. Dan
mereka memutuskan barang yang disuruh oleh Allah
dengannya (melihat perumpamaan yang diberi) agar
dihubungkaitkan olehnya (dikaji selidik). Sebaliknya mereka
membuat bencana di muka bumi (di rupa fitnah dan
persendaan). Sesungguhnya mereka itu di kalangan orang
orang yang rugi (menolak tuah peluang yang dikurniakan)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1127

Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala


telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia kenalah sensitif dengan soal furqan. Di makna manusia,
janganlah sekali-kali menolak akan hakikat terwujudnya furqan pada setiap
kejadian Tuhannya. Sedangkan furqan yang terwujud tidak akan memberi
sebarang munafaat, jika manusia tidak percaya (beriman) dengan
kewujudannya. Sesungguhnya ingatlah Allah tidak akan membuat sebuah
almari dari batang kayu yang dibuatNya, kecuali manusia menerokainya.
Dan sesungguhnya penerokaan penterjemahan furqan dari sumber
kejadian Tuhan itulah yang akan memajukan tamaddun dan kehidupan
manusia. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 28

Soalan: Apakah definasi: Kaifa takfuruuna billahi


wakuntum amwaataa. Fa ahyaakum Thumma yumiitukum
Thumma yuhyiikum Thumma ilaihi turjauun - (Mengapakah
kamu menyangkal Allah. Sedangkan kamu dahulunya mati
(belum ada pun). Kemudian kamu dihidupkannya. Sesudah itu
dimatikanNya kemudian dihidupkanNya akhirnya kamu
kembali kepadaNya - Al Baqarah:28)?

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1128 Malam Muka Lima

Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu


kenyataan yang menggambarkan nasihat dan galakan dari
Tuhan semesta alam agar setiap manusia sering bersikap
memuhasabahkan diri masing-masing dengan memerhati
kejadian dirinya sendiri serta melihat ke arah manakah
seseorang itu hendak membawa dirinya. Sedangkan dirinya
tetap akan kembali kepada TuhanNya. Sesungguhnya
sejauh-jauh pemandangan tidak akan terhasil keindahan
hakiki. Jika mata sendiri terbuta untuk melihat keindahan
kejadian diri sendiri. Justeru itu lihatlah dahulu diri sendiri.
Sebelum mata melihat dan menilai hodoh dan baik terhadap
makhluk alam keliling.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Wafii anfusikum afalaa tubsiruun


Dan pada dirimu sendiri. Maka kenapakah kamu tidak
melihatnya?
Surah:51: Az- Zariyaat:21

Catitan: (Surah:51: Az Zariyaat:21)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini secara terang memperjelaskan
konsep didikan diri sendiri. Melihat kelebihan
dan merenung kekurangan diri. Memuhasabah
diri sendiri dengan bertindak mempertingkatkan
nilai dan taraf diri di mata masyarakat dan di sisi
Tuhan semesta alam di wajah hati yang suci.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1129

Sesungguhnya konsep melihat diri sendiri akan


menatijahkan seseorang menjadi maju. Fikir-
fikirlah (Surah:59: Al Hasyr:19).

Penerokaan teori Al Quran:


(Surah:51: Az-Zariyaat:21)
Mendesignkan satu Teori Al Quran (The Theory
of Noble Quran). Adalah dengan ini dirangka
satu teori Al Quran di bidang Sains Kerohanian
yang berbunyi:
Sebaik-baik tempat melihat adalah diri
sendiri dan seindah-indah barang terlihat
adalah furqan di muka bumi.
Bincang-bincanglah.

Furqan Maani
Al Baqarah :28

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 29 - Al Baqarah: Kaifa
takfuruuna billahi wakuntum amwaataa. Fa ahyaakum
Thumma yumiitukum Thumma yuhyiikum Thumma ilaihi
turjauun - (Mengapakah kamu menyangkal Allah. Sedangkan
kamu dahulunya mati (belum ada pun). Kemudian kamu
dihidupkannya. Sesudah itu dimatikanNya kemudian
dihidupkanNya akhirnya kamu kembali kepadaNya)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1130 Malam Muka Lima

Terwujudnya manusia dan sikap manusia terlupa tentang asal usul dirinya.
Malah mabuk di daratan kehidupan, terutama apabila diri memperolehi
nikmat secara mudah. Di makna sebarang yang dicari ditemui. Sebarang
yang dikehendaki diperolehi. Di suasana sebarang kehendak menjadi.
Sebarang yang dibuat membuahkan hasil. Lalu dikedudukan sebeginilah
banyak manusia meninggalkan Tuhannya. Malah ingkar, fasiq, dan kufur
kepadaNya, sehingga terlupa asal usul dirinya. Renung-renunglah.

Definasi Ayat
Al Baqarah: 29

Soalan: Apakah definasi: Huwallazii khalaqalakum


maafil ardhi jamii aa. Thummastawaa ilassamaai
fasawwahunna saba samaawaatin. Wahuwa bikulli syaiin
aliim - (Dialah yang mencipta untuk kamu apa-apa yang ada di
bumi semuanya. Kemudian disengajakanNya menjadikan
langit. Lalu diperbuatkanNya tujuh langit. Dan Dialah yang
Maha Mengetahui pada setiap sesuatu - Al Baqarah:29)?
Jawab: Ayat ini bolehlah didefinasikan sebagai satu
kenyataan Tuhan semesta alam yang menggambarkan
luasnya peluang bagi manusia untuk menerokai alam sejagat
dengan bertindak mengarcakan konsep Iqra berpandukan
keupayaan ilmu pengetahuan yang ada di dadanya sehingga
terzahirnya furqan yang berfaedah pada dirinya,
masyarakatnya dan dunia keseluruhannya di sifat mengaslih

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1131

dan menterjemahkan pada setiap jenis kejadian di langit dan di


bumi di wajah maju dan tingginya tamaddun kehidupan dengan
mengguna pakai sumber kehidupan yang terwujud.
Di hakikat Firman Allah Ta ala:

Walaqad makkannaakum fil ardhi wajaalnaa lakum


fiihaa ma aayiisya qaliilam maa tasykuruun.
Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian
di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber) penghidupan. (Maka kenapakah) amat sedikit
kamu bersyukur.
Surah:7: Al Araaf:10

Catitan: (Surah: 7: Al Araaf:10:)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea). Ayat ini menerangkan konsep kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep dan matlamat kehadiran
diri ke dalam dunia. Di hakikat bahawa
penempatan yang dibuat oleh Tuhan bukannya
satu permainan tetapi ianya lebih menjuruskan
kepada ujian di sudut tertunai atau tidaknya
akujanji yang dibuat di alam Roh. (Surah:33: Al
Ahzab:72). Yakni akujanji manusia untuk
memikul amanah wawasan Tuhan semesta
alam di sifat seorang hamba yang bersyukur.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1132 Malam Muka Lima

Perbincangan Ringkas Kedua: Ayat ini secara jelas


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat menerangkan konsep bahawa muka bumi
Dari muka surat:1122
adalah satu tempat penempatan manusia bagi
Demikianlah sebaliknya. membolehkan manusia mengarca hidup pada
Jika berat timbangan dosa
(kejahatan) seseorang itu melebihi dua kejayaan. Duniawi dan akhrawi (Di maqam:
daripada berat timbangan pahala Qaaluu khairan lillaziina ahsanuu fii haazihid
(kebaikan) yang dibuatnya semasa
hayat di dunia. Maka jawabnya dunyaa hasanah. Waladaarul aakhirati
berpadah nerakalah seseorang itu khairun. Walanima daarul muttaqiin -
(Surah:101: Al Qaariah:6 -11).
Surah:16: An Nahl:30). Satu tempat terbukanya
Kelemahan Ilmu Syariat peluang bagi manusia mengarcakan rupa

Adapun kelemahan berbakti kepada Tuhannya di wajah Ibadat


pendekatan ilmu syariat. Jika asas. Di samping membuka peluang bagi
dibandingkan dengan pendekatan
ilmu Tarikat bolehlah diarca kepada manusia mengarca rupa berkati kepada
dua (2): Tuhannya di wajah Ibadat pengaslihan. Fikir-

Satu: Pendekatan ilmu fikirlah.


syariat gagal mendidik, menerap dan
menzahirkan manusia mengenal roh
agama. Didikan beragama yang Penerokaan Teori Al Quran:
diberi hanya tertumpu kepada soal- (Surah:7: Al Araaf:10).
soal mengenal hukum dan
menguatkuasakan hukum dengan Mendesignkan satu teori Al Quran (The Theory
melahirkan manusia beragama of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
dengan jiwa yang kosong. Bukan
beragama di wajah manusia bertuhan Quran di bidang Sains Pendidikan dan
kerana Tuhan serta mengarahkan Kerohanian yang berbunyi:
didikannya agar manusia beragama
dengan menyintai Tuhan Pengarcaan kehidupan manusia itu adalah
berlandaskan kepada kekuatan jiwa di muka bumi. Maka di sinilah tempat
kerana mengenali Tuhannya. Di
suasana persoalan hati dan menunjuk kejayaan di dunia dan di sinilah
penyucian hati diletakkan sebagai tempat mencari kegemilangan di Hari
persoalan sampingan yang tidak
perlu diberi penekanan. Kemudian.
Bincang-bincanglah.
Bersambung di m.s:1150

Lantaran itu adalah menjadi tanggungjawab seseorang


insan yang tahu dirinya sebagai Khalifah Allah di muka bumi,
menerokainya. Di atas kesanggupannya menjadikan dirinya
sebagai peneroka pembaharuan (furqan) dengan niat untuk
menumbuh madu kemanisan kepada hidup serta
memartabatkan diri di kaca mata dunia. Wallahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1133

Furqan Maani
Al Baqarah : 29

Soalan: Apakah rupa pembaharuan kemanusiaan (di


rupa Furqan Al Maani) yang hendak diperkenalkan oleh Allah
Taala kepada manusia melalui ayat: 29 - Al Baqarah:
Huwallazii khalaqalakum maafil ardhi jamii aa. Thummastawaa
ilassamaai fasawwahunna saba samaawaatin. Wahuwa bikulli
syaiin aliim - (Dialah yang mencipta untuk kamu apa-apa yang
ada di bumi semuanya. Kemudian disengajakanNya
menjadikan langit. Lalu diperbuatkanNya tujuh langit. Dan
Dialah yang Maha Mengetahui pada setiap sesuatu)?
Jawab: Sesungguhnya melalui ayat ini. Allah Taala
telah memperkenalkan kepada manusia satu ibu ingredient
pembaharuan kemanusiaan di rupa petua:

Bahawasanya dalam hidup dan kehidupan di muka bumi.


Manusia kenalah ingat bahawa setiap barang yang ada di bumi dan di
langit adalah dicipta oleh Allah untuk manusia. Bumi dibuatNya bukan
untuk makhlukNya yang lain. Langit ditegakkanNya bukan kerana
makhlukNya yang lain. Di hakikat bumi dan langit diciptakan Allah bukan
jua untuk para Malaikat. Tetapi segala-galanya untuk manusia. Lantaran
manusia adalah Khalifah Allah Di Muka Bumi. Satu kejadian khusus yang
diciptaNya berkebolehan untuk mengarca rupa ibadat pada dua rupa.
Beriman dan beramal soleh (Ibadat asas dan ibadat pengaslihan) yang
berupaya memajukan muka bumi serta mengagungkan Tuhannya dengan
pengarcaan furqan. Maka inilah satu-satu kelemahan para Malaikat untuk
mengarcanya. Di rupa wawasan agungNya. Renung-renunglah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1134 Malam Muka Lima

PERINGKAT DI WAJAH KEEMPAT


BACA DENGAN MENDEFINASI ISTILAH
(Malam Muka Lima)

Mendefinasi istilah-istilah dalam ayat


Dan Istilah-istilah yang berkaitan dengannya.

Perhatian: Dalam catitan ini. Semua istilah-istilah yang diperbincangkan


hendaklah dilihat pada dua sudut. Duniawi dan akhrawi. Agar pengertian dari
definasinya dapat dikhitabkan secara yang lebih tepat dengan membuahkan
kejituan pemahaman terhadapnya di konteks duniawi dan akhrawi di samping
meluaskan lagi penglihatan mata pemikiran terhadap luasnya dan abstraknya ilmu
yang tersimpan di dalam Al Quran. Sebaliknya jika kedudukan ini tidak
ditumbuhkan. Maka mata pemahaman hanya akan tertumpu kepada pengertian
akhrawi semata-mata. Justeru itu akan terlindunglah pancaran ilmu Al Quran di
sudut terserlahnya kelebaran ilmunya pada maksud kegunaannya di konteks
duniawi.

Istilah: Assama

Soalan: Apakah definasi istilah Assama (Langit-


Sky)?
Jawab: Istilah Assama - Bolehlah didefinasikan
sebagai satu gambaran bagi menyifatkan rupa satu kejadian
yang dibina dan dijadikan oleh Tuhan semesta alam yang
terletak dari aras kepala seseorang manusia ke arah atas yang
tinggi pada penglihatan seseorang yang dibentuk dari tujuh
elemen cakerawala iaitu Pertama: Matahari sebagai nucleus.
Kedua: Orbit-orbit perjalanan planet. Ketiga: Planet-planet
yang beredar. Keempat: Bintang-bintang yang bertaburan di
orbitnya. Kelima: Graviti dan kuasa pengimbangnya. Keenam:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1135

Angin yang mengandungi bermacam-macam gas bermunafaat


padanya. Ketujuh: Api yang menghasilkan tenaga, panas dan
cahaya. Di hakikat seperti yang dibayangkan oleh Allah Taala
di dalam FirmanNya:

Walaqad jaalnaa fissamaai buruujan wazayyannaahaa


linnaaziriin.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan buruj
(laluan dan bintang di langit) dan Kami telah menghiasi
langit itu bagi orang-orang yang memandang (kaitannya
dengan kehidupan manusia).
Surah:15: Al Hijr:16

Catitan: (Surah:15: Al Hijr:16)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:15: Al Hijr:16). idea):
Ayat ini secara jelas menerangkan
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) konsep terwujudnya kaitan pada setiap kejadian
di Sains Astronomy Bio Chemistry Tuhan itu dengan kehidupan dan keperluan
yang berbunyi:
hidup manusia. Seumpama terzahirnya bintang
Setiap sesuatu yang ada di langit di langit akan memunafaat manusia di sudut
diwajahnya di rupa alam kabir
pasti sifat-sifat tabiii rahsianya pelaut dan perkapalan. Di mana laluan dan
akan menyamai dengan sifat sifat bintang (buruj) yang bergemerlapan di waktu
manusia diwajahnya di rupa alam
saghir. kegelapan malam menjuruskan arah dan jalan
kepada nelayan dan pelayaran. Bintang yang
Bincang-bicanglah.
(Surah:30:Ar Rum:8) berwajah kompas memandu manusia di tengah-
Teori ini dinamakan: Similar Silent tengah gelora arus kegelapan lautan ke
Characters Theory Halo-N (2010).
distinasi yang dituju. Fikir-fikirlah agar di hati
sentiasa tertumbuh perasaan di taraf

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1136 Malam Muka Lima

terzahirnya erti melihat dan terlihat di maqam:


Linnaaziriin (Bagi orang yang memandang).

Istilah: Al Ardhi

Soalan: Apakah definasi istilah Al Ardhi (Bumi


Earth)?
Jawab: Istilah Al Ardhi - Bolehlah didefinasikan sebagai
sebuah planet yang terletak pada jarak tujuh minit kelajuan
cahaya dari Matahari yang dijadikan oleh Tuhan semesta alam
sebagai tempat kediaman dan tempat pengarcaan kehidupan
di duniawi dan di akhrawi bagi manusia pada maksud
mengarcakan tanggungjawabnya sebagai Khalifah Allah di
muka bumi.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Walaqad makkannaakum fil ardhi wajaalnaa lakum


fiihaa ma aayiisya qaliilan maa tasykuruun.
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian
di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber) penghidupan. (Maka kenapakah) amat sedikit
kamu bersyukur.
Surah:7: Al Araaf:10

Catitan: (Surah:7: Al Araaf:10)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1137

Perbincangan Khas Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu idea):
Dar muka surat: 967
Ayat ini menerangkan konsep istilah:
Nafsu Kamaliah Fiihaa maaayisya (Terwujudnya kehidupan di

Soalan: Apakah yang di muka bumi) yang dapat dierti dan


maksudkan dengan Nafsu diterjemahkan pada empat (4) sudut:
Kamaliah?
Pertama: Ayat ini secara jelas
Nafsu Kamaliah bolehlah menerangkan bahawa muka bumi adalah
didefinasikan sebagai satu martabat
nafsu yang menzahirkan manusia di tempat yang paling sesuai untuk dijadikan
rupa insan di taraf Insaanul kaamil. kawasan penempatan manusia. Lantaran di
Satu taraf kesempurnaan manusia di
wajah hamba Tuhan semesta alam sana terdapatnya segala keperluan asas
yang bertaqwa lagi berjaya menyuci kehidupan bagi manusia seperti tanah, air, api
dirinya di wajah sebaik-baik manusia
(Surah:98: Al Bayyinah:7-8). dan angin serta terdapatnya sumber-sumber
sebelum dirinya menghadap Tuhan makanan dan pemakanan bagi membolehkan
Rabbul Jalil apabila dirinya dipanggil
pulang ke pangkuan kecintaan manusia terus hidup dan mengarcakan
Tuhannya (Surah:37: Asshaffaat:84). kehidupan padanya (Di maqam: Wajalnaa

Soalan: Apakah rupa lakum fiihaa maaayisya - Surah:15: Al


perangai dan perlakuan yang sering Hijr:20).
ditunjukkan oleh orang Kamaliah
yang boleh dijadikan garis panduan Kedua: Ayat ini secara jelas
untuk mengenal diri sendiri? menerangkan bahawa muka bumi adalah

Sesungguhnya perlakuan tempat yang paling sesuai untuk dibina tempat


yang sering ditunjuk oleh orang kediaman bagi membolehkan manusia mencari
Kamaliah bolehlah diterangkan
kepada tiga (3) sudut: pasangan hidup. Lalu berumah tangga serta
membina zuriat dan keturunannya. (Di maqam:
(i): Dirinya di peringkat ini
telah terlepas sepenuhnya dari Qaala fiiha tahyauna wafiihaa tamuutuuna
godaan syaitan. Di makna diri dan waminhaa tukhrajuun - Surah:7: Al Araaf:25).
jiwa tetap berada di bawah naungan
didikan Tuhan di peringkat: Ketiga: Ayat ini secara jelas
Yulqirruuhu min amrihii alaa menerangkan bahawa muka bumi adalah
manyashaau min ibaadih (Surah:40:
Al Mukmin:15). tempat yang paling sesuai dijadikan gelanggang
bersaing untuk maju dengan membentuk
Di suasana ingatan dirinya
dengan Tuhannya berada di tahap: bangsanya menjadi maju. Di hakikat pada
Fana Baqaaillah (Fana kekal setiap bangsa itu memiliki negeri sendiri di
dengan Allah) dengan mewajahkan
kesyahduan cinta dan rapat dirinya suasana diri masing-masing bebas berpolitik,
dengan Tuhannya di gambaran ruhul berilmu dan berbudaya. Malah berpeluang
maani ayat di tahap: Qulluman
alaihaa faan. Wayabqaa wajhu mengguna pakai sumber-sumber yang ada
rabbika zuljalaali wal ikraam padanya untuk diterjemah dan diaslihkan
(Surah:55: Ar Rahmaan:26-27).
sehingga terzahirnya rupa furqan yang boleh
Bersambung di m.s:1148.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1138 Malam Muka Lima

memajukan tamaddun kehidupan manusia itu


sendiri. (Di maqam: Innaa jaalnaa maa alal
ardhi ziinatallahaa linabluwahum ayyuhum
ahsanu amala - Surah:18: Al Kahfi:7).
Keempat: Ayat ini secara jelas
menerangkan bahawa muka bumi adalah
tempat yang paling selesa, membolehkan
manusia menyediakan baginya bekalan akhirat.
Di hakikat dunia bukannya wakaf sementara
tetapi tempat wadah kekal bagi seseorang
manusia menyiapkan dirinya agar
berpeluang menemui TuhanNya di akhirat
nanti. (Surah:59: Al Hasyr:18-20) Oleh itu, fikir-
fikirlah di hakikat sekali peluang diberi.
Keemasannya tidak akan disia-siakan.

Dan FirmanNya lagi.

Qaala fiihaa tahyauna wafiihaa tamuutuuna waminhaa


tukhrajuun.
Allah berfirman: Di bumi itulah kamu hidup dan di
sanalah kamu mati dan daripadanya kamu akan
dikeluarkan nanti (dibangkitkan).
Surah:7: Al Araaf:25

Catitan: (Surah:7: Al Araaf:25)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah):
Ayat ini menerangkan prinsip agar
diketahui oleh manusia pada tiga (3) sudut:
Pertama: Manusia diingatkan bahawa
muka bumi adalah tempat pengarcaan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1139

kehidupan. Maka arcalah kehidupan itu dengan


sebaik-baiknya (Di maqam: Walakum fil ardhi
mustaqarrun wamataaan ilaahiin - Surah:2:
Al Baqarah:36).
Kedua: Manusia diingatkan bahawa di
muka bumi mereka akan dimatikan. Maka buat
persiapan bekalan akhirat ketika hayat masih
bernafas (Di maqam: Yaa ayyuhallaziina
aamanuuttaqullaaha waltanzur nafsummaa
qaddamat lighadin - Surah:59: Al Hasyr:18-
20).
Ketiga: Manusia diingatkan bahawa di
muka bumi inilah mereka akan dibangkitkan
semula. Maka doakanlah agar diri tidak dihina
di akhirat nanti. (Di maqam: Walaa tukhzinii
yauma yubathuun Surah:26: Asy
Syuaraak:87). Malah diri pula berpeluang
menemui Tuhan Izzati di hari kebangkitan.
Maka fikir-fikirlah kerana berfikir itu
menandakan diri masih hidup. Di hakikat
janganlah diri mati sebelum mati.

Istilah: Adduniya

Soalan: Apakah definasi istilah Adduniya - (Dunia -


World)?
Jawab: Istilah Adduniya - Bolehlah didefinasikan
sebagai tempat mencungkil furqan keajaiban kejadian bumi
yang dikaitkan dengan rupa cara kehidupan manusia dalam
mempertingkatkan tamaddun kehidupannya dengan
menterjemah dan mengaslihkan muka bumi dan pada setiap
kejadian di dalamnya berasaskan keupayaan ilmu yang ada
dengan melahirkan sebuah kehidupan yang maju lagi

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1140 Malam Muka Lima

sejahtera di hakikat terarcanya rupa Khalifah Allah di muka


bumi.
Di hakikat Allah menjadikan bumi:

Wajaalnaa lakum fiiha maaayisyaa Wamanlastum


lahuu biraaziqiin.
Kami jadikan untuk kamu di bumi tempat mencari
kehidupan dan Kami jadikan pula orang (lain) yang
bukan kamu memberikan rezekinya (Allah memberi
rezeki).
Surah:15: Al Hijr:20

Catitan: (Surah:15: Al Hijr:20)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini memperjelaskan konsep
hidup dan erti kehidupan di muka bumi sebagai
tempat mencari erti hidup dan makna
kehidupan. Sesungguhnya sedahsyat-dahsyat
hidup itu adalah di kala diri tidak tahu erti
kehidupan. Dan sebangsat-bangsat kehidupan
adalah di kala diri tidak mengerti dan terlalai
dalam melihat makna hidup (Surah:103: Al
Ashr:1-3). Fikir-fikirlah kerana di dunia
terzahirnya dua cabang di arus gelora makna
hidup dan erti kehidupan.

Di hakikat agar terlaksananya konsep:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1141

Walaa tansa nasiibaka minadduniyaa wa ahsin kamaa


ahsanallaahu ilaika. Walaa tabghil fasaada fill ardhi
Innallaaha laa yuhibbul mufsidiin.
Dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
(kenikmatan dan kekayaan) di dunia dan berbuat
baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada
kamu, dan janganlah kamu berbuat kerosakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerosakan.
Surah:28: Al Qashash:77

Catitan: (Surah:28: Al Qashash:77)


Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca pendidikan
dan hikmah):
Ayat ini menerangkan ingredient
pendidikan dengan saranan agar menolak
pandangan yang menyifatkan kehidupan di
dunia di wajah tandas. Di erti dunia tidak perlu
dihirau dan diambil kisah. Sedangkan
terlupakah diri dengan hakikat bahawa
kehidupan di dunialah, kehidupan yang akan
mengarcakan kehidupan di dua alam. Alam
dunia dan alam akhirat (Di maqam: Mankaana
yuriidu thawaabad dunyaa faindallaahi
thawaabud dunyaa wal aakhirah - Surah:4:
An Nisaak:134). Fikir-fikirlah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1142 Malam Muka Lima

Justeru itu, ingatlah anak cucu. Dunia bukannya tempat


untuk bermain. Dunia bukannya tempat untuk berpoya. Malah
dunia jua bukannya wakaf sementara. Sebaliknya dunia adalah
tempat perjuangan mencari kebahagiaan di dua kehidupan. Di
suasana di dunialah tempat menunjuk kebolehan dan di
dunialah tempat mengumpul bekalan untuk hari kemudian.
Dan sesungguhnya ingatlah. Bahawasanya kelalaian dalam
melihat persoalan ini akan membuat manusia bertukar menjadi
binatang. Di wajah yang hanya tahu membuncitkan perut tanpa
mengerti akan erti menyimpan dan berbekal. Di hakikat di sisi
diri semacam tidak terwujudnya hari kebangkitan.

Wallaahu alam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1143

PERINGKAT DI WAJAH KELIMA


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN SEHARIAN
(Malam Muka Lima)

Nota: Pemahaman secara Umum.


Berdasarkan pengertian dan pengajaran dari ayat-ayat yang terdapat pada Muka
Surat 5 - Kitab Al Quran.

Soalan: Apakah bentuk pemahaman umum yang boleh


disimpulkan oleh bentangan ayat: 25 hingga 29 Surah Al
Baqarah yang boleh dijadikan azimat pegangan di sepanjang
hayat ?
Jawab: Dalam menjawab soalan ini lima (5) perkara
boleh dijadikan pegangan dan iktibar:
Pertama: Ketahuilah bahawasanya barang siapa yang
beriman dan beramal soleh. Mereka akan ditempat oleh Allah
di suatu tempat yang indah, nyaman dan sejahtera serta
dihiasikannya dengan nikmat dan rahmat yang berkekalan di
dalamnya. Dan sesungguhnya tempat itu tidak lain dan tidak
bukan adalah Syurga (Al Jannah). Sebaliknya bagi mereka
yang kafir dan mempersekutukan Allah akan ditempat di
sebuah tempat yang penuh penderitaan, kehinaan dan
kesengsaraan yang bernama Neraka (An Naar). Maka
berlindunglah dengan Tuhan daripadanya dan bermohonlah
keampunan dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1144 Malam Muka Lima

Afaman kaana muminan kamankaana faasiqal


laayastawuun. Ammallaziina aamanuu
waamilusshaalihaati falahum jannaatul mawaa
nuzulam bimaakaanuu yamaluun. Wa ammallaziina
fasaquu famawaa humunnar. Kullamaa araaduu
anyyakhrujuu minhaa uiiduufiihaa waqiilalahum zuuquu
azaabannaarillazii kuntum bihii tukazzibuun.
Adakah orang yang beriman sama dengan yang fasik?
(tentu) tiada persamaannya. Adapun orang yang
beriman dan beramal soleh. Maka untuk mereka syurga
tempat tinggalnya. Sebab amalan yang telah mereka
kerjakan. Adapun orang yang fasik. Maka tempat
mereka di dalam neraka. Setiap kali mereka hendak
keluar. Mereka dikembalikan ke dalamnya. Lalu
dikatakan kepada mereka: Rasailah oleh kamu siksa
neraka yang telah kamu dustakan.
Surah:32: Sajadah:18-20

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1145

Kedua: Dalam hidup pasangkan matlamat dengan


bertekad untuk menjadilah diri seorang yang beriman dan
beramal soleh di arca diri di wajah seorang aabidin yang
mukmin lagi bertaraf taqwa dengan menjadikan Nabi
Muhammad sebagai contoh (Surah:33: Al Ahzab:21) dan idola
penjana rahmat (Surah:21: Al Anbiyaak:107) di sudut duniawi
dan akhrawi (Surah:58: Al Mujaadalah:28) di hakikat
terzahirnya keredhaan Tuhan semesta alam. Selamat ketika
dilahirkan. Selamat ketika hidup. Selamat ketika dimatikan dan
ketika dibangkitkan semula di alam akhirat. (Surah:19:
Maryam:33).
Ketiga: Dalam hidup seharian. Diri kenalah memberi
peluang kepada diri sendiri agar diluangkan masa seketika
untuk membolehkan diri memerhati barang yang terlihat di
bumi dan barang yang ternampak di langit. Kerana ingatlah
bahawa bumi dan langit adalah gedung khazanah ibarat yang
boleh dijadikan bahan ibrah dan iktibar kepada kehidupan
seharian. (Surah:29: Al Ankabuut:44). Sesungguhnya inilah
satu mata pelajaran yang tidak terwujud di Universiti tetapi
ianya terwujud di harga yang teramat murah di mana-mana
saja di dalam kehidupan seharian. Oleh itu percayalah wahai
anak cucu, bahawa bumi dan langit adalah sebuah buku
bacaan. Jika mata dan fikiran tahu membacanya.
Di hakikat bayangan Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1146 Malam Muka Lima

Alamtara annallaaha yuzjii sahaaban Thumma yuallifu


bainahuu. Thumma yajaluhuu rukaaman fataral wadqa
yakhruju min khilaalihii Wayunazzilu minassamaai min
jibaalin fiihaa mimbaradin fayusiibubihii man yasyaau
wayasrifuhuu anman yasyaau. Yakaadu sanaa barqihii
yazhabu bil absaar.
Tidaklah kamu melihat bahawa Allah menggerak awan.
Kemudian mengumpulkan antaranya. Kemudian
menjadikannya bertindih-tindih. Maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah
(juga) menurunkan salji dari langit dari (gumpalan-
gumpalan awan) gunung-gunung, Maka ditimpakanNya
salji itu kepada siapa yang dikehendakiNya dan
dipalingkanNya dari siapa yang dikehendakiNya.
Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan.
Surah:24: An Nur:43

Catitan: (Surah:24: An Nur:43)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah):

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1147

Ayat ini secara terang


memperjelaskan konsep pangkat dan darjat
serta konsep mengguna pangkat dan darjat
ketika diri berkuasa. Di mana jika diri datang
dari bawah. Ke atas pula kaki berpijak. Darjat
dan kedudukan berlapis telah di riba. Di
suasana. kilauan pujian datang menerpa.
Semacam kehinaan keturunan dahulu dan
kampung asal dilindung oleh mata. Di hakikat
pangkat dan darjat kini dilihat merata. Maka di
saat sebegini. Lahirkanlah setitik jasa agar bumi
asal kelahiran dapat merasa. Gahnya diri
berjasa diberi peluang oleh yang Maha
berkuasa. Fikir-fikirlah di mata berlapis di
pandangan tidak bertindih.

Keempat: Apakah diri tidak terlihat rahsia furqan yang


terlahir dari seekor Nyamuk. Satu contoh ibarat kecil yang
dilahirkan oleh alam untuk diperhatikan oleh manusia yang
memberi ruang kepada tubuhnya untuk berfikir. Sedangkan
Allah tidak malu membentangkannya. Lantaran Dialah yang
Maha Mengetahui sekecil-kecil binatang yang sering
mendatangi manusia tersimpan padanya banyak rahsia furqan
yang boleh tercungkil padanya.(Surah:29: Al Ankabuut:43).
Bertolak dari sifat dan suaranya yang sering berdering
di cuping telinga. Dua jenis penyakit telah pun dikenal pasti.
Demikianlah pula dengan sikap Nyamuk yang suka menghisap
darah dan menyembur liurnya berpenyakit. Sudah pasti ianya
boleh diterjemahkan ke sudut pendidikan kemanusiaan. Jika
sikap lakunya dinilai dan didhomirkan kepada perangai
kerenah setengah manusia terhadap manusia lain.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1148 Malam Muka Lima

Maka jika nyamuk yang sekecil itu pun dapat di


huraikan natijahnya dengan pelbagai rupa penemuan dan
furqan. Lalu bagaimanakah dengan kedudukan kejadian-
kejadian lain yang lebih besar dari nyamuk dan dilihat lebih
bernilai daripada nyamuk. Justeru itu berilah masa kepada
tubuh sendiri untuk berfikir. Mudah-mudahan ilmu dan fikiran
akan membuahkan pandangan, furqan dan kemajuan ke
dalam kehidupan adanya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Walaa yatuunaka bimathalin illaa jinaaka bilhaqqi wa


ahsana tafsiiraa.
Dan tidaklah mereka itu (berupaya) mengemukakan
satu amthal (sample natural resources) kepada engkau.
Melainkan Kami datangkan kepadamu suatu (amthal)
yang sebenar-benar dan sebaik-baik penterjemahan
(boleh diterjemahkan bagi menghasilkan satu-satu rupa
furqan).
Surah:25: Al Furqan:33

Catitan: (Surah: 25: Al Furqan:33)


Klasifikasi ayat: Al Furqan (Punca
pembaharuan):
Ayat ini memperjelaskan konsep
punca terlahirnya furqan. Jika satu-satu amthal
itu berjaya dilihat dan diterjemahkan. Di
suasana Tuhan telah pun menyediakan
manusia dengan sebaik-baik Amthal. Di mana

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1149

Perbincangan Khas darinya itulah akan terhasilnya rupa sebaik rupa


Tajuk: Mengenal Diri Dan Nafsu furqan (rupa pembaharuan). Jika manusia
Dari muka surat:1136.
sendiri berjaya menterjemahkannya di suasana
Maka sesungguhnya dalam manusia kenalah bersikap menafikan pada
suasana ini mereka dinasihatkan
agar kembali semula ke tahap Nafsu dirinya tabiat dan telatah kumpulan kera
Mutmainnah dan bertingkah laku memiliki belantara (Surah:22: Al Hijr:46). Di
seumpama orang biasa bagi
membolehkan dirinya membuat mana meskipun seribu tahun mereka
urusan dan kehidupan dengan orang memilikinya, maka sebatang balak dan
ramai seperti seumpama biasa.
Sesungguhnya langkah ini sekeping papan di wajah furqan tidak akan
perlu diperingatkan bagi mengelak terzahir ke alamnya.
mereka yang berada di tahap ini
tidak membiarkan dirinya berada di Justeru itu ingatlah anak cucu.
alam zuhud dengan telatah orang- Usahlah kamu belajar dengan kera. Jika kamu
orang zuhud yang tidak
menghiraukan kepentingan dan ingin kepada sekeping papan. Meskipun kera
kehidupan dunia. Lantaran dirinya tinggal di belantara sejak beribu tahun.
teramat asyik dengan kelazatan di
alam ketuhanannya. Sesungguhnya tindakan ini terpaksa diambil
atas kesedaran bahawa kumpulan kera tidak
(ii): Dirinya di peringkat ini
banyak menerima ilmu menerusi mungkin akan mentamaddunkan hutan
penyampai ilmu Laduni. Tetapi genggamannya ke alam perubahan. Selagi
lantaran dirinya fana dengan alam
ketuhanannya di maqam: Insan mereka tetap bersikap kera dan mengguna
Rabbani menyebabkan banyak ilmu- pakai doktorin dan retorik kera. Fikir-fikirlah.
ilmu yang berbentuk kehidupan
duniawi tidak dipentingkannya.
Malah banyak dari kedapatan ilmu Nota Contoh:(Surah:25: Al Furqan:33).
seumpama ini dibiarkannya berlalu
sebegitu sahaja. Keterangan ayat (Al Quran Mentafsir Al Quran).
Di mana ayat ini adalah ayat yang
(iii): Dirinya di peringkat ini
tidak akan sekali-kali terjejas di sudut menerangkan kaitan tentang istilah: Amthal
martabat dirinya di taraf Insaanul dengan Istilah Al Bashaair dan Al Bayan
kaamil atau di taraf Insan Rabbani
atau di taraf mana-mana dalam menyerlah rupa furqan yang tezahir pada
keistimewaan yang dimilikinya di setiap kejadian Tuhan dan furqan yang terzahir
tahap Nafsu Kamaliah. Jika dirinya
mengendurkan kegiatan tarafnya itu pada setiap ayat Al Quran yang dapat
kepada taraf orang Mutmainnah. diaininkan pada tiga (3) sudut:
Malah watak dan
perawakan dirinya akan lebih Pertama: Ayat ini secara jelas
terselah dengan ilmu dan menerangkan konsep istilah: Walaa
hikmahnya, bila mana segala ilmu
laduni di semua bidang ilmu yang yatuunaka bimathalin illaa jinaaka bil haqqi.
diperolehinya diterjemahkan olehnya (Dan tidaklah mereka itu (berupaya)
boleh dimunafaatkan sepenuhnya
oleh dirinya dan masyarakatnya di mengemukakan satu Amthal (sample natural
maqam ruhul maani ayat: Laqad resources) kepada engkau. Melainkan Kami
jaaakum rasuulum min anfusikum
(Surah:9: At Taubah:128). datangkan kepadamu suatu (Amthal) yang

Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1150 Malam Muka Lima

Perbincangan Khas sebenar-benar) yang dapat dilihat pada dua (2)


Tajuk: Mengenal Diri Dan nafsu konsep:
Sambungan.
Satu: Dilihat pada konsep ayat: Innaa
(Nafsu Kamaliah). jaalnaa maa alal ardhi ziinatallahaa

Yakni satu maqam di (Sesungguhnya Kami telah menjadi apa yang


kedudukan dirinya belajar dan diajar ada di bumi sebagai perhiasan baginya
oleh dirinya sendiri di wajah Ilmu
yang teramat pelik. Malah terkeluar (manusia). (Surah:18: Al Kahfi:7). Di mana pada
dari kelaziman module of education setiap kejadian Tuhan yang bersifat: Bashaair
serta payah untuk diterima secara
spontan oleh orang ramai (Surah:9: (barang terlihat) itu pasti terwujudnya rupa
At Taubah:128-129). Maka untuk munafaat (furqan).
keterangan lebih lanjut. Silalah anak
cucu rujukkan hal ini kepada para Dua: Dilihat pada konsep ayat:
Mursyid adanya. Haazaa bayaanul linnaas (Inilah bayan bagi

Soalan: Apakah zikir yang manusia).(Surah:3: Ali Imran:138). Di mana


biasa diamalkan oleh mereka di pada setiap ayat Al Quran yang bersifat: Bayan
peringkat nafsu Kamaliah?
(keterangan) itu pasti terwujud padanya
Sesungguhnya mereka di petunjuk dan pengajaran di rupa Bashaair :
peringkat ini tetap jua meneruskan
kegiatan zikirnya pada setiap nafas Haazaa bashaairu linnaasi wahudan
dan denyutan jantungnya. Di makna warahmatul liqaumin yuuqinuun (Al Quran ini
bahawa kegiatan zikirnya tidak
pernah berhenti dan terhenti di adalah (bersifat) Bashaair untuk petunjuk dan
sepanjang saat-saat hayatnya. rahmat bagi kaum yang yakin (Surah:45: Al
Maka bagi mereka di
peringkat ini. Zikir yang diamalkan Jaatsiyah:20) yang perlu diterjemah-tafsirkan
adalah zikir khafi di tahap: Zikir sehingga terjelmanya hikmahnya di rupa furqan
Nufus (Surah:81: At Takwiir:7). Satu
tahap zikir yang membayangkan yang tersimpan padanya (Di maqam:
gambaran penyatuan di antara roh Wakazaalika anzalnaahu hukman arabiyyaa
dan jasad seseorang berpadu kasih
di alam penyatuan ingatan kepada Surah:13: Ar Rad:37) dan dapat pula
Tuhannya. Bersatu di alam yang dimunafaat sepenuhnya oleh manusia.
satu. Berpadu dengan matlamat
yang satu. Tanpa berpaling kearah Maka di suasana inilah pula Al Quran
lain kecuali kepada Tuhannya yang perlu dilihat secara bersungguh-sungguh oleh
satu. Di maqam cinta abadi di rupa
harapan untuk memakrifatkan para cendekiawan dengan menterjemahkannya
Tuhannya yang satu. (Surah:18:Al sehingga terjelmanya rupa furqan di bidang ilmu
Kahfi:110).
Satu tahap zikir tertinggi masing-masing.
yang diamalkan oleh seseorang Kedua: Ayat ini secara jelas
manusia di alam mencari dan
menerokai kesucian hati dan alam menerangkan Ruhul maani ayat: Walaa
ketuhanan di maqam: Makrifat yatuunaka bimathalin illaa jinaakaa bil
dengan ternyatanya rupa maqam:
Wanahnu aqrabu ilaihi min hablil haqqi wa ahsanu tafsiiraa - (Surah:25: Al
wariid (Surah:50:Qaaf:16). Maka Furqan:33) adalah ayat yang mendefinasikan
untuk ini. Silalah anak cucu rujukkan
hal ini kepada Mursyid adanya. Dan rupa istilah: Bashaair pada dua (2) sudut:
perbincangan ini ditangguhkan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1151

Perbincangan Ringkas Satu: Ayat ini secara jelas


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat menerangkan definasi rupa istilah: bashaair
Dari muka surat:1131
pada kalimah ayat: Walaa yatuunaka
Di hakikat pendekatan bimathalin illaa jinaaka bil haqqi (Dan
didikannya hanya tertumpu kepada
kegiatan dan kebaikan lahiriah tidaklah mereka itu (berupaya) mengemukakan
dengan mengwar-warkan hukum, satu Amthal (di konteks natural manuscript)
pahala, larangan dan pencegahan
menerusi peringatan dan ancaman. kepada engkau. Melainkan Kami datangkan
Di suasana Ilmu Syariat hanya tahu kepadamu suatu (Amthal) yang sebenar-benar).
menghukum perbuatan yang
dilakukan oleh manusia tanpa Di hakikat kejituan kebenaran bahawa
pendekatan ilmunya bermata celik pada setiap Bashaair (amthal) di rupa zahir
untuk melihat punca sebenar kenapa
dan mengapa tertimbulnya tingkah pada setiap kejadian Tuhan itu tidaklah sekali-
laku kejahatan yang dilakukan oleh kali bersifat sia-sia (tidak berfaedah) kecuali
manusia tersebut. Seolah-olah ilmu
syariat terlepas pandang dalam ada terwujud dan tersimpan padanya furqan
melihat syaitan dan Iblis di sisi dan munafaatnya (Di maqam: Wamaa
kejahatan manusia. (Surah:43: Az
Zukhruf:62). khalaqnas samaaa wal ardha wamaa
bainahumaa baatilaa - Surah:38: Shaad:27).
Di hakikat Allah Taala
sendiri pun telah memperakui. Jika Dan ianya perlu diterjemahkan sendiri oleh
tidak kerana ihsanNya. Maka sudah manusia. (Di maqam: Faman abshara
pasti tidak ada seorang manusia pun
yang akan berjaya memukhliskan falinafsihii waman amiya faalaihaa -
dirinya (Surah:24: An Nur:21). Surah:6: Al Anaam:104).
Lantaran godaan syaitan di pelbagai
sudut, ragam dan helah. (Surah:38: Dua: Ayat ini secara jelas
Shaad:78-83). Satu pendekatan ilmu menerangkan definasi rupa istilah Bashaair
yang gagal mencegah syaitan dari
bermaharajalela dengan asyik pada kalimah ayat: Walaa yatuunaka
menyalahkan manusia kerananya. bimathalin illaa jinaaka bil haqqi (Dan

Di maksud mengadakan tidaklah mereka itu (berupaya) mengemukakan


hukum dan mengwar-warkan hukum satu Amthal (dikonteks- natural manuscript)
tanpa melihat kepada kerenah
kekotoran hati menyebabkan kepada engkau. Melainkan Kami datangkan
terlahirnya manusia beragama takut kepadamu suatu (Amthal) yang sebenar-benar).
kepada hukum. Tetapi bukan taat
dan cinta kepada Tuhan adanya. Di hakikat terzahirnya kejituan kebenaran
bahawa pada setiap ayat Al Quran yang bersifat
Lalu sesungguhnya ingatlah
langkah menutup kebocoran tanpa Bashaair tidaklah sekali-kali bersifat sia-sia
mengenali punca asal kebocoran (tiada faedah) kecuali ada terwujud dan
akan membuat manusia letih
kerananya. tersimpan furqan padanya. (Surah:45: Al
Jaatsiyah:20) di rupa punca petunjuk (di

Sebelah. konteks ilmu dan teknologi) dan punca rahmat


(di konteks kemajuan dan tamaddun) bagi kaum
yang yakin. Namun begitu Al Quran tidak akan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1152 Malam Muka Lima

Perbincangan Ringkas menzahirkan furqannya. Jika manusia enggan


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat mengkaji dan menghuraikannya. (Surah:47:
Sambungan.
Muhammad:24).
Dua: Pendekatan ilmu Ketiga: Ayat ini secara jelas
syariat semacam menggalakkan
orang beragama lari dari matlamat menerangkan istilah: Wa ahsana tafsiira (Dan
beragama. Sesungguhnya langkah sebaik-baik penterjemahan) Di hakikat bahawa
memperbesarkan soal fadhilat di
gambaran upah beribadat akan pada setiap Bashaair di rupa zahir pada setiap
membuat perlakuan ibadat tidak kejadian Tuhan dan pada setiap Bashaair di
tertumpu kepada Tuhan. Sebaliknya
lebih melihat kepada pahala dan rupa kenyataan ayat-ayat Al Quran) bolehlah
syurga. ianya diterjemah-tafsirkan dengan ketentuan

Di suasana seolah-olah bahawa satu-satu furqan tetap terwujud


syurga diletakkan lebih tinggi dari padanya. Di mana proses penterjemahan dan
Tuhan di sudut kehendak dan
perasaan berkehendak pada makna pentafsirannya bolehlah dibuat pada dua (2)
mengikhlaskan diri kepada agama di sektor:
maqam: Lillaahi rabbil aalamiin.

Satu gambaran didikan dan Satu: Bagi Bashaair yang


pendekatan ilmu dan bertuhan
bersifat: Qalbain Dua hati. Di dikategorikan pada barang kejadian Tuhan.
hakikat syurga dan Tuhan sepatutnya Ianya hendaklah diterjemahkan menerusi jalan
tidak bolehlah sekali-kali disyirik-
khafikan. Di suasana bagai fitrahnya dan penemuan jalan fitrahnya
menduakan hati dengan bersikap: berdasarkan kaedah penyelidikan atau formula
Anak pun hendak. Ibu pun hendak.
Di wajah jelingan yang mengelirukan. tertentu yang ditemui. Justeru itu ingatlah anak
(Surah:33: Al Ahzab:4). cucu, langkah mencari jalan fitrah atau kejituan

Satu sikap cara pendekatan kaedah atau formula natural hendaklah dicari
yang perlu dikaji semula agar dan diterokai sepenuhnya (Di maqam: Wakullu
gambaran kejituan ikhlas dalam
beragama yang dianjurkan oleh syaiin indahuu bimiqdaar - Surah:13: Ar
Tuhan tertumbuh pada hati di wajah Rad:8).
kesucian tanpa dicampurkan dengan
debu-debu kesyirikan (Surah:9: At Dua: Sebaliknya bagi Bashaair yang
Taubah:31) yang boleh menatijahkan dikategori pada ayat-ayat Al Quran. Maka ianya
jiwa beragama menjadi kosong dan
hampa, lantaran hati beragama hendaklah ditafsirkan menerusi konsep: Al
terbias dalam tumpuan. Quran mentafsir Al Quran (Di maqam:

Soalan: Apakah kelebihan Kitaabun fusslilat aayaatuhuu quraanan


dan kelemahan pendekatan ilmu arabiyyal liqaumin yalamuun - Surah:41:
Tarikat berbanding dengan cara
pendekatan ilmu syariat? Fussilat:3) di atas dasar bahawa Allah Taala
sendirilah yang memiliki hujah yang kuat, tepat

Bersambung di m.s:1161 lagi padat huraianNya. Di suasana Al Quran


dan huruf bahasa arab-nya mengandungi
hikmah (ingredient furqan yang perlu di hurai-

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1153

kajikan. (Di maqam: Wakazaalika anzalnaahu


hukman arabiyyaa (Surah:13: Ar Rad:37).
Justeru itu Al Quran adalah sebaik-baik punca
mentafsirkan Al Quran, terutama di sudut
penghasilan furqan kehidupan bagi kegunaan
duniawi. Fikir-fikirlah.

Kelima: Sejauh-jauh mata memandang. Biarlah mata


jua ternampak tumit sendiri. Maka persoalan melihat diri dan
memuhasabahkan diri hendaklah sentiasa dilakukan. Dengan
pendekatan bahawa selagi mata tidak melihat mata. Maka
mata tetap dianggap gagal melihat alam. Kerana mata juga
sebahagian daripada alam. Demikianlah diri seharusnya
melihat diri sendiri. Barulah diri berjaya melihat alam semesta.
Demikianlah rapatnya Tuhan dengan hambanya di
hakikat rapatnya mata dengan kehidupan. Di arca mata
memandang alam. Di kedudukan terlepas pandangnya mata
dalam melihat biji matanya. Maka begitulah dengan sikap
kebanyakan manusia di sudut melihat Tuhannya. Di suasana
sering terlepas pandang. Meskipun Ianya dekat tetap
terlindung. Oleh itu lihatlah diri sendiri. Mudah-mudahan Tuhan
di sisi terpandang mata akan muhitNya.
Di hakikat Firman Allah Taala:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1154 Malam Muka Lima

Walaqad khalaqnal insaana wanalamu maa tuwaswisu


bihii nafsuhu. Wanahnu aqrabu ilaihi min hablil wariid.
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan
Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
Surah:50: Qaaf:16

Dhabit Istilah Nota Contoh: (Surah:50: Qaaf:16)


Menerangkan Ruhul Maani Keterangan ayat (Al Quran mentafsirkan Al
(Surah: 50:Qaaf:16).
Quran). Di mana ayat ini adalah ayat yang
Menerangkan isyarat ruhul memperjelaskan lagi makna: Sesungguhnya
maani istilah: Maa tuwas wisu bihii
nafsuhu. (Barang yang diwas- Dia Allah bersama dengan kamu di mana kamu
waskan oleh dirinya) pada berada. (Surah: 57 : Al Hadiid:4) dan ayat ini
membincangkan sifat was-was yang
dilahirkan oleh hati manusia. Di jua menerangkan secara lebih lanjut makna
mana sifat was-was, jika ianya ayat: Surah:2: Al Baqarah:186. Maka lihat-
diamalkan akan menatijahkan padah
kepada manusia pada empat (4) lihatlah di hakikat hati hendaklah diasuh agar
perkara: terasa Tuhan sentiasa hampir dengan diri. Oleh

Satu: Terhilangnya sifat itu ingatlah. Jika diri mengingati Allah. Diri tidak
keyakinan pada diri. Sedangkan akan melupai diri sendiri. Sebaliknya jika diri
yakin dan keyakinan amat diperlukan
di konteks Tuhan dan bertuhan melupai Allah. Maka Allah akan membuat diri
(Surah:15:Al Hijr:99) serta diperlukan melupai diri sendiri. (Surah:59: Al Hasyr:19).
di konteks memudahkan diri dalam
menerima unsur pembaharuan.
(Surah:78:An Naba:1-5). Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani:
Dua: Terzahirnya sifat (Surah: 50: Qaaf:16)
memandang remeh terhadap Dari sebelah
pemberitahuan pada sebarang unsur
pembaharuan. Malah diri tidak Empat: Terzahirnya ruang bagi
teragak-agak untuk bersifat Heh syaitan mudah menggoda hati dengan
(Surah:36: Yaasin:10) yang akan menipu diri agar melihat kejahatan di rupa
mengakibat diri sering ketinggalan kebaikan (Surah:18: Al Kahfi:103-104)
dalam arus pembaharuan. serta memperkuat sifat was-was tertumbuh
pada diri (Surah:7: Al Araaf:20).
Tiga: Terlahirnya diri di rupa
manusia yang tiada pendirian. Oleh itu anak cucu. Ingatlah
Hanyut dengan perasaan. Di kayanya manusia itu di sudut
suasana terhilangnya kehendak dan kemanusiaan. bila dirinya berjaya
tertumpulnya cita-cita. Lantaran sifat menzahir ketenangan pada jiwanya. Dan
was-was dan gelisah kuat membelit akan papa-lah seseorang manusia itu di
diri (Surah:70:Al Maaarij:19). sudut kemanusiaan bila dirinya dibelit
oleh sifat was-was. Kaji-kajilah.
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1155

PERINGKAT DI WAJAH KEENAM


BACA DALAM KONTEKS PEMAHAMAN TERSIRAT
(Malam Muka Lima)

Nota: Pemahaman Di sudut Tersiratnya Natijah Ayat.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 25

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca:- Wabassyirillaziina aamanuu wa
amilussaalihat annalahum jannaatin tajrii min tahtihal anhaar.
Kullamaa ruziquu minhaa minthamaratirrizqa. Qaaluu hazallazii
ruziqnaa minqablu wa utuubihii mutasyaabiha Walahum fiihaa
azwaajum mutahharatun wahum fiihaa khaaliduun - (Berilah
khabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan
beramal soleh. Bahawa sesungguhnya untuk mereka itu
syurga yang mengalir air sungai di bawahnya. Tiap-tiap
mereka mendapat rezeki daripada buah-buahan. Lalu mereka

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1156 Malam Muka Lima

berkata: Ini rezeki seperti yang diberi kepada kita dahulu.


Mereka diberi rezeki serupa-rupa dan untuk mereka dalam
syurga pasangan (isteri-isteri atau suami) yang suci.
Sedangkan mereka kekal di dalamnya - Al Baqarah:25)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Dua (2) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Wabassyirillaziina
aamanuu wa amilussaalihat annalahum jannaatin tajrii min
tahtihal anhaar. Kullamaa ruziquu minhaa minthamaratirrizqa.
Qaaluu hazallazii ruziqnaa minqablu wa utuubihii
mutasyaabiha Walahum fiihaa azwaajum mutahharatun
wahum fiihaa khaaliduun:
Pertama: Peringatkan kepada diri sendiri. Bahawa
persiapan kehidupan hendaklah tertumpu serentak kepada dua
kehidupan. Duniawi dan akhrawi. Setiap satunya tidak boleh
sekali-kali diabaikan. Tumpuan hendaklah diberi sama rata. Di
hakikat kedua-duanya penting dan terpenting.
Di hakikat konsep:

Wallaahu yaduu ilaa daarissalaami wayahdii man


yasyaau ilaa siraatim mustaqiim.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1157

Allah menyeru (manusia) ke darussalam (syurga), dan


menunjukki orang yang dikehendakiNya kepada jalan
yang lurus.
Surah:10: Yunus:25

Dhabit Istilah
Catitan: (Surah:10: Yunus:25)
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 10:Yunus:25). Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
falsafah): Ayat ini memperjelaskan prinsip
Menerangkan isyarat ruhul
maani istilah: Wallahu yaduu ilaa kepada manusia tentang dua (2) perkara:
darussalaam yang disabitkan secara
Pertama: Ayat ini secara terang
mubalaghah kepada dua (2) makna:
memperjelaskan prinsip sikap Allah terhadap
Satu: Ditafsirkan secara
manusia hambaNya. DiseruNya manusia agar
konventional di sudut akhirat.
Dimana Allah Taala menyeru menempatkan dirinya di kampung Darussalam.
manusia agar memberi perhatian
Dengan syarat mereka pandai melabur hidup
kepada kampong akhirat di maqam:
Wabtaghii fiimaa ataakallahud daaral agar mendapat keuntungan yang bernama
aahkirah (Surah:28: Al Qashash:77)
petunjuk. Sedangkan petunjuk pula lebih
dengan diri masing-masing semasa
hayatnya di dunia bersiap sedia bersifat sekeping borang Pink Form yang akan
dengan bekalan akhirat. (Surah:59:
diberi kepada siapa yang dikehendaki. Justeru
Al Hasyr:18-20). Di samping
membentuk diri masing-masing di itu carilah jalan dan carilah helah agar nama
rupa seorang hamba yang bersifat
tersenarai di kalangan orang yang
aabidiin lagi bertaqwa.
dikehendakiNya.
Dua: Ditafsirkan secara
Kedua: Ayat ini secara terang
comtemporary di sudut dunia dan
kemujuan dunia. Di mana Allah memperjelaskan prinsip dan pentafsiran istilah
Taala menyeru manusia agar ayat: Wabtaghii fiimaa aataakallaa huddaaral
membentuk diri, masyarakat dan
negeri di rupa negeri sejahtera di aakhirah. (Tuntutlah kampung akhirat dengan
maqam: Walau anna ahlalquraa
kekayaan yang diberikan Allah kepada engkau.
aamanuu wattaqaw lafatahnaa
alaihim barakaatin minassamaai wa - Surah:28: Al Qashash:77). Di makna diri
ardhi. (Surah:7: Al Araaf:96). Di
kenalah tahu mengguna pakai harta sebagai
suasana setiap warganya tahu
tentang tanggungjawabnya kena tool pelaburan demi kebahagiaan di akhirat. (Di
memajukan dunia di maqam: maqam: Wamaa uutiitum min syaiin famataa
Walaatasanashii bakaminddunyaa.
Wahsin kamaa ahsanallahu ilaika. ulhayaatid dunyaa waziinatuhaa. Wamaa
(Surah:28: Al Qashash:77) serta tahu
indallaahi khairun wa abqaa - Surah:28: Al
pula menterjemah sumber-sumber
ekonomi yang tertumbuh Qashash:60).
dinegerinya. (Surah:16: An
Maka demikianlah anak cucu
Nahl:112). Di wajah negeri yang baik
lagi mendapat restu dan besarnya dunia di mata akhirat. Jika anak cucu
pengampunan dari Tuhannya.
tahu membuat pelaburan padanya. (Surah:16:
Kaji-kajilah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1158 Malam Muka Lima

An Nahl:30). Fikir-fikirlah di suasana rapat di erti


bertaqwa itu modalnya.

Kedua: Peringatkan kepada diri sendiri. Bahawasanya


tugas utama kehadiran manusia ke dunia adalah bermaksud
untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai Khalifah
Allah di muka bumi dengan mengarcakan diri di rupa seorang
aabidin yang berjaya mewajahkan dirinya di taraf mukmin dan
taqwa. Sesungguhnya seseorang yang bertaqwa akan menjadi
orang yang paling mulia di sisi Tuhannya. Lantaran hatinya
suci dan rapat dirinya dengan Tuhannya di samping orang
bertaqwa juga akan dimulia dan dihormati oleh masyarakat
semasa hayatnya di dunia. Justeru dirinya kaya hasil
berlimpah ruahnya rezeki yang dikurniakan oleh Tuhannya.
Manakala bagi mereka yang mukmin pula sudah pasti akan
mewarisi syurga seperti mana jaminan Tuhannya kepada
mereka. Pada kenyataan:

Ulaaika humul waarithuun Allaziina yarithuunal firdausa


hum fiihaa khaaliduun.
Mereka itulah orang-orang (mukmin) yang akan
mewarisi. (Yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus.
Mereka kekal di dalamnya.
Surah:23: Al Mukminuun:10-11

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1159

Pemahaman Tersirat: Ayat


Al Baqarah: 26

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca:- Innallaha laa yastahyii an yadhriba
mathalam maa bauudhatan famaa fauqahaa. Fa ammallaziina
aamanuu fayalamuuna annahul haqqu mirrabbihim. Wa
ammallaziinakafaruu fayaquuluna maazaa araadallahu
bihaazaa mathalaa. Yudhillubihii kathiiran. Wayahdiibihii
kathiiraa. Wamaa yudhillubihii illal faasiqiin - (Sesungguhnya
Allah tidak malu menjadikan nyamuk, untuk menjadikan
perumpamaan atau benda yang lebih hina daripadanya.
Adapun orang-orang yang beriman mengetahui. Bahawa yang
demikian itu adalah suatu kebenaran daripada Tuhannya.
Tetapi orang kafir (jenis ingkar) berkata: Apakah maksud
(matlamat) Allah dengan perumpamaan ini? Disesatkan Allah
dengan perumpamaan itu akan kebanyakan orang. Dan
ditunjukkanNya kebanyakan orang yang lain. Tetapi Allah tidak

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1160 Malam Muka Lima

menyesatkan dengan ianya (perumpamaan itu) kecuali orang


yang fasiq - Al Baqarah: 26)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Innallaha laa yastahyii
an yadhriba mathalammaa bauudhatan famaa fauqahaa. Fa
ammallaziina aamanuu fayalamuuna annahul haqqu
mirrabbihim. Wa ammallaziina kafaruu fayaquuluna maazaa
araadallaahu bihaazaa mathalaa. Yudhillubihii kathiiran.
Wayahdiibihii kathiiraa. Wamaa yudhillubihii illal faasiqiin.
Pertama: Peringatkan kepada diri sendiri. Bahawa pada
setiap barang yang dijadikan Allah di bumi dan di langit.
Semuanya dijadikan olehNya untuk manusia. Demi
dimunafaatkan oleh manusia. Dengan ingatan bahawa pada
setiap kejadian tersebut terdapat satu atau beberapa rupa
furqan yang dapat melahirkan satu-satu barang baru yang
bersifat unsur perubahan dan pembaharuan yang berupaya
mempertingkatkan ketinggian taraf tamaddun kehidupan
seseorang atau satu bangsa. Jika mata dan ilmu seseorang
atau bangsa tersebut berjaya melihat rupa furqan yang
terwujud disebaliknya rupa zahir satu-satu kejadian.
Kedua: Asuhkanlah mata sendiri agar bersifat sensitif
terhadap setiap kejadian Tuhan dengan mengertikan makna
melihat itu adalah memerhati. Ini bermakna. Jika melihat tanpa
memerhati. Tidak akan membawa sebarang erti. Di kedudukan
diri tidak ubah bagai tikus tengok besi. Sebaliknya jika melihat
diertikan pada natijah memerhati. Maka istilah Nampak akan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1161

tertumbuh di mata hati. Ternampaknya suatu barang yang


baru. Boleh dihasil dan terhasil dari barang yang dilihat. Maka
sesungguhnya sifat mata seumpama inilah mata yang bersifat
maju. Mata yang dapat mengarcakan erti tahu dan nampak di
tahap boleh menterjemahkan akan sesuatu dengan ilmunya.
Sesungguhnya kealpaan sikap seumpama inilah dibangkitkan
oleh Allah Taala, agar manusia sentiasa memasang sikap
suka memerhati dan suka mengkaji di kedudukan bagai kata
orang tua: Sambil berjalan sambil berfikir.

Di hakikat Firman Allah Taala:

Afalam yasiiruu fil ardhi. Fatakuunalahum quluubun


yaqiluunabiha. Au aazaanun yasmauunabiha.
Fainnahaa laa tamal absaaru walaakin tamal
quluubullatii fiissuduur.
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,
menjadikan hati mereka (sentiasa memerhati)
mengguna akalnya untuk memikirkan (apa yang
dilihatnya) dan (menggunakan) telinga untuk
mendengar (apa yang diperdengarkannya).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1162 Malam Muka Lima

Sesungguhnya bukanlah matanya yang buta. Tetapi


yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Surah:22: Al Hajji:46

Perbincangan Ringkas Catitan: (Surah:22: Al Hajji:46)


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Dari muka surat:1151
idea):
Kelebihan Ilmu Tarikat Ayat ini secara terang memperjelaskan
Di antara kelebihan konsep buta di sudut pandangan Allah Taala
pendekatan ilmu Tarikat adalah yang dapat dirumuskan kepada tiga (3):
seperti berikut:
Satu: Ilmu Tarikat adalah Pertama: Seseorang manusia itu
satu ilmu yang teramat sinonim ditarafkan buta dan berjalan seumpama orang
dengan konsep Ilmu Tasauf. Satu ilmu
yang diamalkan oleh para waliyallah buta. Jika dirinya gagal menumbuhkan akal
yang berupaya membawa manusia ke pada dirinya. Di kedudukan daya ketetapan
martabat Insaanul kaamil. Di wajah
manusia yang suci hatinya. Di hakikat fokus penglihatan mata hati tidak akan
rapatnya diri dengan Tuhannya serta berfungsi apabila akal tidak tertumbuh pada diri
berpeluang mendapat nikmat
Tuhannya di dunia di wajah hamba seseorang. Lantaran akal sahajalah yang
Tuhan yang sejati dengan dirinya berupaya menterjemahkan gelombang
bertaqwa serta berpeluang bertemu
dan melihat wajah Tuhannya di hari penglihatan mata hati kepada fikiran dan
akhirat (Surah:75: Al Qiyaamah:22- diterima oleh fikiran di wajah gambaran yang
23). Hasil dari kesucian hatinya.
(Surah:83: Al Mutaffifiin:14-15). tepat (sharpness) lagi boleh difahami dan
dipegangi oleh seseorang manusia.
Dua: Ilmu Tarikat adalah ilmu
yang berupaya membentuk manusia Kedua: Seseorang manusia ditarafkan
beragama dengan jiwanya bertuhan buta dan berjalan seumpama orang buta. Jika
dan berperasaan bertuhan serta dapat
merasai kehadiran Tuhannya di ianya gagal menggunakan akal untuk berfikir
sisinya (Surah:50: Qaaf:16) dengan akan sesuatu yang boleh mengubah dan
terzahirnya rupa pertolongan
Tuhannya yang mengembirakan membaikkan lagi arca kehidupannya dari tahap
hatinya serta menenangkan dirinya yang ada ke satu tahap yang lebih baik dan
(Surah:13: Ar Rad:28) di wajah
pertolongan dari Tuhan yang Maha terbaik.
Perkasa (Surah:3: Al imaran:126). Di hakikat fikiran yang waras itu hanya
Sesungguhnya zikir orang- terhasil dari akal yang sihat dan akal yang sihat
orang tarikat adalah ubat penawar sahajalah yang berupaya menterjemah rupa
manusia dan kemanusiaan
seumpama berkatnya ayat-ayat Al ilham yang dilihat oleh mata dan hati untuk di
Quran di kala ianya diiqrakkan. faham-gunakan oleh fikiran serta
(Surah:17: Al Israak:82).
diterjemahkannya lagi di rupa tindakan yang
Sebelah. boleh mengubah cara corak pemikiran dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1163

Perbincangan Ringkas kehidupan seseorang manusia selari dengan


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat perkembangan zaman.
Dari muka surat:1161
Ketiga: Seseorang manusia ditarafkan
Kelemahan Ilmu Tarikat buta dan berjalan seumpama orang buta. Jika

Namun demikian ingatlah ianya gagal untuk menampakkan kepada diri


pendekatan ilmu Tarikat jua tidak terhadap sebarang maklumat yang diterima
terlepas dari sifat kelemahan
pendekatannya. Di antaranya: olehnya di kala ianya disampaikan oleh mana-
mana pihak yang berkaitan dengannya.
Satu: Pendekatan ilmu
Tarikat tidak dapat diterima sebagai Di hakikat ilmu yang tinggi tidak akan
satu cabang ilmu beragama oleh tergunapakai jika ilmu tidak disertakan dengan
para ilmu syariat semasa. Di suasana
ilmu syariat yang mendominasikan akal yang sihat. Dan sesungguhnya ketahuilah
masyarakat dan pemerintah merasai bahawa akal sahajalah yang tahu mengguna
beragama itu sudah cukup dan
mencukupi dengan bermutalaah pakai ilmu dan menterjemahkan ilmu di wajah
ilmu fiqah dan berpedomankan keupayaan manusia dalam kehidupan.
petua-petua para ahli fuqahah.
Satu dilema yang terus Justeru itu Fikir-fikirlah di hakikat
melanda wadah ilmu Tarikat sejak akal adalah kayu pengukur kepada nilai
zaman berzaman sehingga arca
kezahiran dan kegemilangan ilmunya manusia dan kemanusiaan. Bagai kata orang
yang tersohor dalam dakapan para tua: Hilang harta boleh diganti. Namun jika
waliyallah dahulu terpadam pada
pemikiran masyarakat dan orang terhilang akal dan terhilang semangat.
beragama. Terutama ketika jatuh akan menatijahkan
Terutama di kala terlahirnya
kempen-kempen gandaan pahala manusia mati sebelum mati. Mati bernafas
amalan oleh pendekatan syariat di yang tidak mungkin bangkit kembali.
perhebatkan sebegitu rupa di mata
agama dan beragama sehingga
masyarakat terlupa akan hakikat Penerokaan Teori Al Quran.
bahawa setakat berhukum-hakam
tidak akan berupaya menyuci hati (Surah:22: Al Hajji:46)
manusia. Satu hakikat yang perlu Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
diakui oleh pendekatan syariat.
of Noble Quran). Adalah di rangka satu teori Al
Sedangkan di masa yang Quran di bidang Sains Pendidikan yang
sama banyak manusia beragama
terkapai-kapai mencari jalan berbunyi:
penyucian hati. Malah mencari zikir- Sebarang unsur pembaharuan boleh
zikir yang patut diamalkan. Di
suasana para pengamal syariat pula dizahirkan dengan cara menumbuhkan idea
tidak berminat memperkenalkannya. dari akal sendiri atau dengan cara menerima
Di hakikat diri sendiri pun hanya
berilmu setakat pandai bercakap. Di pandangan bernas yang dihemburkan oleh
suasana punggung geli untuk mana-mana pihak yang lebih maju.
melamakan sikit diri berzikir di atas
tikar sembahyang. Bincang-bincanglah.

Bersambung di m.s:1173

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1164 Malam Muka Lima

Ketiga: Tumbuhkan pada hati. Perasaan ingin mengkaji


dengan membentuk sikap ingin bertanya, ingin mengetahui
dan ingin mendalami. Justeru itu soalan demi soalan hendak
ditanya kepada diri sendiri, terutama rupa munafaat yang
tersembunyi di sebalik barang yang dilihat. Malah secara yang
lebih jauh buatlah penyelidikan ke atasnya sehingga
diketemukan rupa furqan yang tersembunyi. Demikianlah
Maha bijakNya Allah dalam menguji mata dan ilmu hambaNya
di sudut cerah dan malapnya daya penglihatan ilmu seseorang
dalam menterjemahkan ilmunya di rupa seorang yang berilmu.
Di hakikat terarcanya sikap berlumba untuk maju seperti
bayangan Firman Allah Taala:

Inna jaalnaa maa alal ardhi ziinatallahaa linabluwahum


ayyuhum ahsanu amalaa.
Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang di
muka bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik
amalannya (mengaslihkan furqannya).
Surah:18: Al Kahfi:7

Catitan: (Surah:18: Al Kahfi:7)


Klasifikasi ayat: Al Burhan (Punca pendidikan
dan hikmah): Ayat ini menerangkan ingredient
didikan kepada manusia tentang empat (4)
perkara:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1165

Pertama: Ayat ini secara terang


mendidik manusia agar mengetahui bahawa
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani pada setiap kejadian Tuhan di muka bumi
(Surah:18: Al Kahfi:7) adalah bersifat perhiasan (glitter) baginya. Di
Menerangkan ruhul maani mana pada setiap kejadian yang terwujud boleh
isyarat istilah: Inaa jaalnaa maa alal menceriakan kehidupan dan tamaddun manusia
ardhi ziinatallahaa (Sesungguhnya
telah menjadikan apa-apa di muka di muka bumi ini. Jika manusia itu tahu
bumi perhiasan baginya) di rupa menterjemahkannya sehingga terzahirnya
punca rezeki dan kekayaan telah
membuka mata manusia kepada dua rezeki, nikmat dan kesejahteraan (Surah:6: Al
(2) isyarat: Anaam:104).
Satu: Mengisyaratkan Kedua: Ayat ini secara terang
kepada manusia bahawa peluang mendidik manusia agar memasang cita-cita dan
untuk membentuk jalan rezeki dan
menghasil rupa kekayaan telah pun bercita-cita terhadap kehidupan di dunia. Di
disediakan oleh Tuhan menerusi makna mengarcakan jalan (makhraja) bagi
barang kejadiannya yang
seharusnya diterjemahkan oleh mengubah dan menceriakan nasibnya di dunia
manusia dibentuk rupa furqan yang dengan terarcanya wajah-wajah manusia
bermunafaat ekonomi kepadanya.
gemilang lagi maju dalam kehidupan. (Di
Dua: Mengisyaratkan maqam: Surah:11:Hud:15).
kepada manusia agar menggesa diri
sendiri berilmu tinggi dan Ketiga: Ayat ini secara terang
berteknologi tinggi agar ilmu dan mendidik manusia agar tahu erti usaha dan
teknologi yang dimiliki berupaya
menterjemahkan barang kejadian berusaha dengan mengambil langkah-langkah
Tuhan sehingga terhasilnya rupa tertentu untuk menterjemahkan unsur-unsur
furqan yang boleh menghiasi warna
kehidupannya di wajah sejahtera dan furqan yang terdapat pada setiap kejadian
maju. Tuhannya dengan semangat berusaha dan
Tiga: Mengisyaratkan terus berusaha. Di samping meletakkan
kepada manusia agar menumbuhkan harapan kejayaannya tetap direstui oleh Maha
kehendak dan bersifat berkehendak
dalam menghasilkan furqan dari Pencipta. (Di maqam: Fa izaa faraghta
kejadian Tuhan. Di suasana ilmu dan fanshab wa ilaa rabbika farghab -Surah:94: Al
teknologi yang tinggi tidak akan
berguna jika kehendak dan sifat Insyiraah:5-8).
berkehendak tidak diserlah oleh diri Keempat: Ayat ini secara terang
sendiri.
mendidik manusia agar tidak bersifat kera di
Justeru itulah istilah: hutan dengan meneruskan sikap membutakan
Linabluwahum ayyuhum ahsanu
amalaa, digunakan oleh Allah Taala mata dan akal mereka dalam melihat peluang
sebagai istilah isyarat cabaran yang terwujud di sekeliling mereka. Membuat
kepada manusia dalam
menumbuhkan daya maju pada rupa furqan yang terwujud tidak membawa
dirinya sendiri. Kaji-kajilah.
sebarang makna kepada mereka. (Di maqam:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1166 Malam Muka Lima

Inhum illaa kal anaami balhum adhallu


sabiilaa - Surah:25: Al Furqan:44). Fikir-fikirlah.

Penerokaan Teori Al Quran.


(Surah:18: Al Kahfi:7).
Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
of Noble Quran). Adalah di rangka satu teori Al
Quran di bidang Sains Pendidikan dan Ekonomi
yang berbunyi:
Kewujudan setiap barang kejadian di bumi
dan segala punca furqan kekayaan padanya
lebih bersifat kayu pengukur kepada daya
keupayaan akal seseorang di wajah cabaran
dan penghormatan Tuhan kepadanya.
Bincang-bincanglah.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 27

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca:- Allaziina yanqudhuuna ahdallaahi
minbadi miithaaqihi. Wayaqtauuna maa amarallaahu bihii an
yuusala wayufsiduuna fil ardhi. Ulaaika humul khaasiruun -
(Orang-orang yang memperlekehkan (melanggar) janji Allah
setelah diperteguhkan. Dan mereka memutuskan (menolak)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1167

barang yang disuruh oleh Allah dengannya (memerhati


perumpamaan yang diberi) agar dihubungkaitkan olehnya
(dikaji dan diselidikkannya). Sebaliknya mereka membuat
bencana di muka bumi (memfitnah dan mempersenda).
Sesungguhnya mereka itu di kalangan orang orang yang rugi
(menolak tuah peluang yang diberi) - Al Baqarah:27)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Tiga (3) perkara
hendaklah dibentuk apabila membaca: Allaziina yanqudhuuna
ahdallaahi minbadi miithaaqihi. Wayaqtauuna maa
amarallaahu bihii an yuusala wayufsiduuna fil ardhi. Ulaaika
humul khaasiruun:
Pertama: Peringatkanlah kepada diri sendiri. Bahawa
janganlah sekali-kali diri memasang sikap mudah menolak
terhadap sesuatu yang baru. Jangan mudah memalingkan
telinga dari mendengar perkara-perkara yang baru dan
janganlah mudah melarikan mata dari melihat perkara yang
baru. Sesungguhnya sikap terasa diri telah cukup berilmu.
Terasa diri telah pun bergayut pada pemahaman yang
sempurna dan terasa diri tidak memerlukan lagi perkara-
perkara baru. Lalu menolak dan memutuskannya, akan
menjadikan seseorang itu terus berada di tahap gayutan
pegangan lama atau kebenaran lama di nilai ternafinya erti
kebenaran yang bersifat relevan.
Lantaran itu ingatlah, sesungguhnya yang batil itu
tetap batil. Namun lebih batil lagi sesuatu kebenaran itu. Jika
ianya tidak bertapakkan kepada relevan. Maka di suasana

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1168 Malam Muka Lima

sebeginilah, anak cucu hendaklah sentiasa bersikap pragmatis


dan dinamik di dalam menilai akan satu-satu kebenaran
dengan kesedaran bahawa kebenaran yang berasaskan
relevan sahajalah yang berupaya membawa seseorang atau
satu-satu bangsa itu menjadi maju dan berkembang.
Kedua: Peringatkanlah kepada diri sendiri. Bahawa
banyak terjadi. Barang yang dilihat hina dan tidak berguna oleh
mata ramai di suatu ketika, telah menjadi barang rebutan di
suatu ketika yang lain. Di hakikat yang membayangkan
bahawa satu-satu kebenaran bukan sekali-kali boleh
diasaskan kepada pandangan dan penerimaan sejagat
semata-mata. Sebaliknya satu-satu kebenaran yang bernilai
tinggi, lazimnya hanya dapat dilihat akan kejituannya oleh para
generasi terkemudian. Lantaran mata masyarakat dan para
cendekiawan di masanya, terbuta dalam melihat dan menilai
akan kejituannya di musim ianya ditumbuh dan diperkenalkan.
Justeru itu asuhlah mata dan hati sendiri. Biar
berjaya melihat barang yang tidak berguna di mata ramai.
Berguna di mata sendiri. Di hakikat tanah paya yang berair di
masa kini akan berharga tinggi di masa akan datang. Meskipun
di mulut ramai mengatakan diri gila di kala diri membelinya.
Sesungguhnya ingatlah, bahawa pegangan seumpama inilah
sebenarnya telah banyak menatijahkan seseorang menjadi
kaya dan berjaya di dekad-dekad mendatang dengan mulut
yang pernah mengatakannya gila dahulu terpaksa menukar
lidahnya memuji di wajah diri terlihat sebagai seorang yang
berpandangan jauh (Ulul Absar) di suasana mereka pula
terlepas peluang dan ketinggalan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1169

Ketiga: Peringatkanlah kepada diri sendiri. Bahawa


satu-satu peluang besar itu hanya datang sekali dalam hidup
dan ianya teramat payah untuk datang buat kali kedua. Justeru
itu kebutaan dalam menilai dan merebut peluang kedatangan
pertama jenuh membuat seseorang menyesal di sepanjang
hayat. Maka dalam menghadapi suasana ini. Persoalan ilmu
bererti Nampak adalah teramat penting. Berasaskan
kenyataan bahawa peluang yang bernilai tinggi. Jarang tercelik
kepada mata ramai di musim kezahirannya. Lalu di suasana
sebegini. Bagaimanakah pendapat ramai boleh dikongsi.
Sedangkan jawapan negatif dijangka telah tersedia di bibir
mereka. Jika pandangan terhadapnya diminta daripada
mereka.
Justeru itu di dalam menghadapi situasi seumpama ini.
Sikap berkeyakinan terhadap diri sendiri hendak dibentuk dan
diambil kira. Di wajah diri membentuk diri sebagai pemimpin
kepada diri sendiri yang berupaya dan berjaya
mempertimbangkan satu-satu permasalahan pada tahap
kewarasan yang berwawasan di hakikat bertawakkal kepada
Allah dengan mengharapkan kejituan rahmat dan pertolongan
daripadaNya:

Fa izaa azamta fatawakkal alallaah. Innallaaha yuhibbul


mutawakkiliin.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1170 Malam Muka Lima

Apabila kamu telah membulatkan tekad. Maka


bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Surah:3: Ali imran:159
Dhabit Istilah
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah 3: Ali imran:169)
Catitan: (Surah:3: Ali Imran:159)
Menerangkan ruhul maani
istilah: Faizaa azamta (Apabila kamu Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
bulatkan tekad) yang dikaitkan idea):
dengan isyarat istilah: Fatawakkal
alallaah (Maka bertawakkallah Ayat ini menyerlahkan konsep
kepada Allah). Di mana bahawa seseorang manusia akan maju dan
persoalannya apakah rupa tawakkal
yang perlu ditunjukkan oleh berjaya di dalam hidupnya, jika empat (4)
seseorang hamba terhadap perkara dikuatkuasakan kepada dirinya:
TuhanNya ketika ianya bertekad
Pertama: Tumbuhkan pada diri cita-
untuk mencapai rupa kejayaan
terhadap barang yang menjadi cita- cita untuk mencapai dan memiliki sesuatu (Di
citanya ?
Maka untuk maksud ini, maqam: Wamaa yudriika laallahuu
anak cucu kenalah menzahirkan yazzakkaa au yazzakkaru fatanfaahuz zikraa
perlakuan pada diri dan hati pada
ammaa manistaghnaa - Surah:80: Abasa:3-5).
empat (4) perkara:
Dan elakkan diri dari tergolong di kalangan
Satu: Tunjukkanlah diri
bertuhan. Asuhkanlah diri mengenal manusia yang mati cita-cita. Di hakikat cita-cita
Tuhan. Ajaklah diri rapat dengan adalah tenaga memperkuatkan daya kemahuan
Tuhan dan didiklah diri dengan
menentukan kerja cita-cita biarlah untuk hidup dan membentuk kehidupan.
berasaskan jalan fitrah dan selari Kedua: Semarakkan cita-cita dengan
dengan fitrah - berformula (Surah:72:
Al Jin:16). melahirkan jalan ke arah tercapainya barang
yang diimpikan. Di hakikat keyakinan yang
Dua: Tunjukkanlah diri ingin
berjaya dalam cita-cita. Tunjuklah diri besifat istiqaamah dan yakin berjaya
benar-benar berkehendak untuk (consistency and persistency) terhadap barang
menjayakan cita-cita dengan diri
melakukan kerja bahagian hamba, yang dicita-citakan sentiasa subur di jiwa di
merancang dan melaksanakan kerja sepanjang masa penerokaan cita-cita tersebut.
yang sepatutnya dilakukan oleh
seseorang hamba. Seumpama diri (Di maqam: Innii tawakkaltu alallaahi rabbii
inginkan ubi. Maka buatlah batas, warabbikum - Surah:11:Hud:56).
tanamlah jalir ubi dan membajalah
sebelum Tuhan melaksanakan kerja Ketiga: Tumbuhkan keazaman yang
bahagianNya dengan mengeluar kuat pada diri dengan bertekad untuk mencapai
akar dari benih dan menumbuhkan
pokok dan isi ubi. Di hakikat manusia dan memiliki barang yang dicita-citakan.
tidak boleh menyempurnakan Keempat: Tumbuhkan perasaan
kerjanya kecuali Tuhannya perlu
bersama dengannya dalam mengharap kepada Tuhan dan bertawakkal
menjayakan cita-citanya. kepadaNya di hakikat keupayaan manusia tetap
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1171

Dhabit Istilah
terhad dalam menjayakan satu-satu matlamat
Menerangkan Ruhul Maani
(Surah: 3: Ali imram:159) kerja (Surah:94: Al Insyiraah:7-8). Jika Allah
Sambungan.
tidak menghulur pertolonganNya. Fikir-fikirlah di
Tiga: Tunjuklah diri dengan kedudukan tanpa cita-cita bermakna seseorang
diri tahu yang diri adalah hamba.
itu telah mati.
Barang lemah barang kena minta
tolong. Maka di saat selesai dan
sempurna kerja bahagian hamba.
Penerokaan Teori Al Quran.
Maka serahkan kepada Tuhan dan
harapkanlah kepadaNya (Surah:94: (Surah:3: Ali imran:159).
Al Insyiraah:7-8) kerana Dialah yang
Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
akan memasukkan nama diri di
dalam senaraiNya di kalangan Noble of Quran): Adalah dirangka satu teori Al
hambaNya yang akan dikurniakan
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
kejayaan (Surah:27: An Naml:19).
berbunyi:
Empat: Dan doalah dan
Sebaik-baik benih kejayaan itu keazaman
wakilkanlah kepada Tuhan untuk
menyempurnakan kerja yang dibuat dan seelok-elok keazaman itu kecekalan hati
di tahap keyakinan hakiki bahawa
dalam mengejar cita-cita dan sesungguhnya
Dialah sebaik-baik pemelihara
(Surah:12:Yusuf:64) dengan kata: keazaman dan cita-cita itu adalah nyawa
Wakafaa billaahi waliyyan wakafaa
masa depan kehidupan.
billaahi nashiira. (Surah:4: An
Nissak:45). Kaji-kajilah. Bincang-bincanglah.

Pemahaman Tersirat Ayat


Al Baqarah: 28

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca:- Kaifa takfuruunabillahi wakuntum
amwaataa. Fa ahyaakum Thumma yumiitukum Thumma
yuhyiikum Thumma ilaihi turjauun - (Mengapakah kamu
menyangkal Allah. Sedangkan kamu dahulunya mati (belum

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1172 Malam Muka Lima

ada pun). Kemudian kamu dihidupkannya. Sesudah itu di


matikanNya kemudian dihidupkanNya akhirnya kamu kembali
kepadaNya - Al Baqarah:28)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Peringatkanlah
kepada diri sendiri. Bahawa sejauh-jauh mata memandang dan
selebar mana kaki melangkah. Tumit di kaki sendiri hendaklah
sentiasa dilihat. Di hakikat diri akan mudah mengenal diri
sendiri, jika diri memerhati diri (Surah:51: Az Zaariyaat:21). Di
mana sebarang kelebihan pada diri mudah dibentuk, jika diri
mengenal diri sendiri. Di makna sebarang kelemahan diri
sendiri senang diubah, jika diri mengenal diri sendiri. Di
kedudukan sikap suka memerhati diri sendiri adalah
merupakan satu sikap yang berupaya menghasilkan natijah
penjanaan kekuatan kepada diri sendiri berasaskan kepada
kenyataan tidak ada orang lain yang akan mengubah diri
seseorang kecuali dirinya sendiri.

Innallaaha laa yughayyiru maabiqaumin hattaa


yughayyiruu maa bi anfusihim.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri.
Surah:13:Ar-Rad:11

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1173

Catitan: (Surah:13: Ar Rad:11)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Ayat ini memperjelaskan konsep
bahawa satu bangsa akan menjadi maju dan
berubah. Jika bangsa tersebut mengambil
langkah-langkah ke arah memajukan dirinya
sendiri dengan bertindak pada empat (4)
perkara:
Pertama: Satu-satu bangsa itu
akan maju. Jika bangsanya itu percaya di
dalam atau pada setiap kejadian Tuhannya
tersimpannya ingredient furqan yang boleh
merubah pattern gaya kehidupannya (Di
maqam: Qulin zuruu mazaa fissamaawaati
wal ardhi wamaa tughnil aayaatu
wannuzuru an qaumil laa yuminuun -
Surah:10: Yunus:101). dengan bertindak
menzahirkan furqan kepada bangsanya (Di
maqam: Watilkal amthaalu nadhribuhaa
linnaasi wamaa yaqiluhaa illal aalimuun -
Surah:29: Al Ankabuut:43).
Kedua: Satu-satu bangsa itu
akan maju. Jika terlahir dari bangsa itu
sekumpulan cerdik pandai yang nampak dan
berkebolehan menolong Tuhannya dalam
mengarcakan Furqan kejadianNya. Di hakikat
Allah tidak akan menzahirkan sebuah perahu
atau sebuah almari untuk kegunaan manusia
sendiri. Jika manusia tidak bertindak ke
arahnya. (Di maqam: Wa anzalnal hadiida
fiihi basun syadiidun wamanaafiu linnaasi
- Surah:57: Al Hadid:25).
Ketiga: Satu-satu bangsa itu akan
maju. Jika terlahirnya sekumpulan cerdik pandai
yang sanggup memberi tumpuan hidupnya

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1174 Malam Muka Lima

Perbincangan Ringkas kepada kegiatan penyelidikan sehingga


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat terserlahnya satu-satu penemuan baru yang
Dari muka surat:1162
kemudiannya boleh dikembang dan
Dua: Ilmu tarikat dan digunapakai oleh bangsanya. Di hakikat
pendekatannya tidak didedahkan
kepada masyarakat. Di hakikat tidak beribadat menolong Allah dalam menyerlah
terwujudnya satu-satu rupa modul FurqanNya kepada manusia. (Di maqam: Wali
pendidikan ilmu Tarikat secara
moden, teratur dan tersusun agar yalamallaahu man yanshuruhuu
ianya benar-benar relevan dengan warusulahuu bil ghaib - Surah:57: Al
situasi semasa.
Hadid:25). Di suasana Allah tidak akan
Tatacara wasilah yang mendedahkan kuman Denggi dari seekor
diterima dan diamalkan selama ini
tidak diperkemaskinikan sehingga nyamuk, kecuali manusia sendiri kena mencari
ianya layak dimeritkan ke tahap dan menemuinya.
sukatan pendidikan secara formal.
Satu langkah yang perlu dilihat dan Keempat: Satu-satu bangsa itu akan
dikembangkan oleh para pengamal maju. Jika terlahirnya para usahawan yang tahu
Ilmu Tarikat adanya. Jika buah manis
milikan diri selama ini hendak diberi mengambil kesempatan dengan bertindak
peluang dikecapi oleh lidah ramai. memperkasakan lagi rupa satu-satu penemuan

Tiga: Kelemahan ilmu sehingga ianya boleh menghasil nikmat dan


Tarikat berlaku apabila terlahirnya kewangan kepada diri dan negaranya. Fikir-
segolongan tertentu yang mendakwa
diri mereka di rupa pengamal ilmu fikirlah di hakikat sijil yang ada bukan sekali-kali
tarikat dengan membawa satu-satu untuk dijual di tahap diri di wajah lembu
doktrin didikan yang terkeluar dari
wasilah didikan ilmu tarikat yang asal. tenggala dengan tubuh dan kebolehan ternafi
untuk menjadi tuan dan memerdekakan diri
Sebelah.
sendiri.

Dan FirmanNya lagi:

Wa anlaisa lil insaani illaa maa saaa. Wa anna


sayahuu saufa yuraa.
Dan bahawasanya tiadalah bagi seorang manusia itu
melainkan apa yang diusahakannya. Dan bahawasanya
(hasil) usahanya itu akan diperlihatkan.
Surah:53:An Najm:39-40

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1175

Perbincangan Ringkas Catitan: (Surah:53: An Najm:39-40)


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Sambungan.
idea): Ayat ini menerangkan konsep yang
Satu golongan yang mengarah manusia kepada tiga (3) perkara:
menjatuh dan memburukkan imej
martabat ilmu tarikat sehingga Pertama: Ayat ini secara terang
membuka peluang kepada golongan mengarahkan manusia agar menumbuhkan
syariat bertindak terhadap
kebiadaban dan keterlanjuran sikap kehendak, cita-cita dengan menentukan
yang ditunjukkan oleh golongan ini. matlamat kerja serta bentuk kerja yang boleh
Di suasana tidak
keterlaluan rasanya. Jika dikatakan membawanya memiliki rupa cita-cita yang
terdapatnya golongan tertentu yang diidamkannya.
mengaku dirinya pengamal tarikat
tetapi meninggal dan mengabaikan Kedua: Ayat ini secara terang
syariat. Malah tidak kurang darinya mengarahkan manusia agar menentukan saiz
sanggup mempersendakan didikan
syariat dengan membawa ke dalam kerja yang hendak dilaksanakannya di atas
program didikan mereka dengan kesedaran bahawa saiz kerja akan menentukan
perkara-perkara yang ditegahkan
oleh syariat. pula saiz hasil yang bakal diperolehinya
Satu golongan manusia (Surah:6: Al Anaam:132).
yang menghina ilmu tarikat di
suasana dirinya mengaku menjadi Ketiga: Ayat ini secara terang
pengamal setia kepada amalan ilmu mengarahkan manusia agar berusaha secara
tarikat. Sesungguhnya inilah satu
dilema yang harus ditangani oleh bersungguh-sungguh ke arahnya. Di makna
pengamal tarikat. Satu tindakan berusaha mencari maju dan kejayaan. Fikir-
berkesan hendaklah diambil agar
ilmu tarikat tidak dipersendakan dan fikirlah di kedudukan hujan merata tidak akan
dipermainkan sehingga didikan suci membawa makna. Jika bekas kecil disedia
amalan waliyallah ini menjadi kotor
hasil dari natijah perlakuan sikap untuk menadahnya.
pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab adanya.
Penerokaan Teori Al Quran.
Empat: Kelemahan ilmu
(Surah:53: An Najm:39-40):
tarikat terwujud apabila pihak
pemerintah negeri bertindak berat Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
sebelah terhadap pengamal ilmu of Noble Quran). Adalah di rangka satu teori Al
tarikat. Mata pihak berkuasa negeri
yang jenuh dikuasai oleh orang-orang Quran di bidang Ekonomi yang berbunyi:
syariat tidak pernah memberi peluang Setiap hasil usaha yang dibuat oleh
kepada ilmu tarikat untuk
berkembang dan dikembangkan oleh seseorang bergantung terus kepada besar
pengamalnya. Pandangan negatif atau kecilnya tapak usaha yang dibentuk
terhadap didikan tarikat disemat
awal-awal lagi di lubuk hati sebelum olehnya.
mana-mana perbincangan di buat. Bincang-bincanglah.
Sebelah.

Dan FirmanNya lagi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1176 Malam Muka Lima

Innallaaha laa yazlimun naasa syaia walaakin


nannaasa anfusahum yazlimuun
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada
manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang
berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.
Surah:10:Yunus:44

Perbincangan Ringkas Catitan: (Surah:10: Yunus:44)


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat
Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
Sambungan.
idea):
Maka dalam suasana
sebegini peluang bagi pengamal ilmu Ayat ini memperjelaskan konsep
tarikat hendaklah dibuka seluas- kenapa manusia akan disifatkan oleh Allah
luasnya oleh pemerintah. Sebuah
badan pengawal dan penyelia didikan menzalimi dirinya sendiri. Sesungguhnya
ilmu tarikat hendaklah diwujudkan di suasana ini terwujud lantaran berlakunya lima
dalam badan agama negeri.
Satu jawatan kuasa petua (5) perkara:
ilmu Tarikat di peringkat negeri dan Pertama: Apabila seseorang manusia
negara hendaklah diwujudkan oleh
pemerintah agar para ahli majlis yang itu tidak dapat menerima dan mengamal ajaran,
terdiri dari pakar-pakar ilmu tarikat didikan dan peringatan dari Tuhannya.
dapat menyuarakan pendapat dan
Kedua: Apabila seseorang manusia itu
pandangan mereka serta menggubal
selia modul dan sukatan melakukan sesuatu kerja di rupa tidak selari
pembelajaran ilmu tarikat adanya.
Satu modul sukatan pendidikan ilmu dengan jalan fitrah, lantaran tidak terwujud
tarikat yang boleh diamalkan secara padanya formula dan kejituan cara dalam
bebas oleh pengamal-pengamal ilmu
tarikat adanya. melaksanakannya yang menatijahkan kerja
Sesungguhnya kewajaran yang dibuat tidak menjadi.
tindakan di atas adalah teramat jelas
Ketiga: Apabila seseorang manusia itu
terutama di waktu ini ternyata
pendekatan ilmu syariat dengan rupa melaksanakan kerjanya berdasarkan kaedah
didikan dan dakwah yang ada tidak
lagi berkesan untuk mengasuh jiwa ikut rasa ikut sedap. Tanpa terwujudnya
manusia tanpa jiwanya diasuh dengan feasibility studies yang mengarahkan aturan
kaedah pendekatan penyucian hati
menerusi pendekatan didikan ilmu kerjanya ke arah terjumpanya titik jalan fitrah.
tarikat. (Di maqam: Fa izaa faraghta fanshab

Sebelah. Surah: 94: Al Insyiraah:7).

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1177

Keempat: Apabila seseorang manusia


Perbincangan Ringkas itu telah dikuasai oleh nafsunya di sifat gelojoh,
Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat
Sambungan. tamak dan haloba di suasana segala-galanya
ingin cepat dan dipercepatkan (Di maqam:
Soalan: Akhir kata, adakah
perlu diwujudkan gabungan Wayaquuluuna mataa haazal wadu
bersepadu di antara pendekatan ilmu inkuntum shaadiqiin - Surah:21: Al
Syariat dan Ilmu Tarikat bagi
menzahirkan keberkesanan dalam Anbiyaak:37-38).
beragama? Kelima: Apabila seseorang manusia

Sesungguhnya menyedari itu sanggup melakukan jenayah, kezaliman dan


akan hakikat terwujud dan penipuan melampau di wajah melayakkan
ternyatanya kelemahan pendekatan
ilmu syariat dan pendekatan ilmu dirinya menerima kifarat Hukum Karma (Di
Tarikat dalam memperkukuh dan maqam: istikbaaran fil ardhi wamakras
memperkuatkan agama bagi diri
seseorang beragama. Terutama di sayyii walaa yahiiqul makrus sayyiu illaa bi
sudut penyatuan konsep menegakkan ahlihii fahal yanzuruuna illaa sunnatal
hukum syariat dengan
memperkasakan galakan penyucian awwaliin - Surah:35: Al Faathir:43).
hati melalui kaedah Ilmu Tarikat di Dan sesungguhnya di antara tanda-
kalangan orang-orang beragama.
Maka alangkah eloknya, jika kegiatan tanda seseorang itu menerima kifarat karma
kedua-dua pendekatan beragama ini Allah Taala itu boleh disimpulkan kepada
dicantumkan ke dalam satu wadah
pendekatan. empat (4) tanda yang perlu diperhati dan
dimuhasabahkan:
Satu kajian menyeluruh
berkaitan dengannya haruslah dibuat Satu: Apabila pada diri tidak pernah
segera agar dilema beragama secara tertimbul ketenangan. Jiwanya sering meronta-
berhukum dengan jiwa keagamaan
yang kosong dapat dipenuhkan ronta mencari ketenangan tetapi gagal untuk
semula di wajah umat beragama dan mendapatkannya. Malah semakin dicarinya
bertuhan di tahap jiwa insan yang
memiliki roh agama. ketenangan. Maka semakin berserabutlah
fikiran dan hatinya dengan tubuh semacam
Di antara langkah-langkah
dan kajian yang sepatutnya diambil mengelentar ketakutan tanpa bersebab.
adalah seperti berikut: Dua: Apabila diri sering diperolok-
Satu: Menerima hakikat olokkan oleh Tuhannya. Di wajah barang dibuat
bahawa ilmu tarikat hendaklah tidak menjadi. Barang subur separuh jalan.
diterima oleh masyarakat dan
pemerintah sebagai satu cabang Kerenah dan halangan menjelma ditengah-
pegangan dan kaedah dalam tengah keletihan berusaha. (Di maqam:
beragama. Satu kaedah pendidikan
membersihkan hati dan merapatkan Wamakaruu makran wamakarnaa makran
diri dengan Tuhan sekalian alam. Satu wahum laa yasuruun (Surah:27 An
hakikat yang perlu diterima
sebagaimana masyarakat boleh Naml:50-52).
menerima kewujudan istilah ilmu Tiga: Apabila diri sering diperlekehkan.
tasauf, ahli saufi dan istilah para
waliyallah. Mata kawan melihat kiri. Buah fikiran dan
Sebelah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1178 Malam Muka Lima

Perbincangan Ringkas pandangan dijadikan permainan dan gelak


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat ketawa kawan kenalan. Meskipun baik tetap
Sambungan.
dianggap sampah dengan perli dan cemuhan di
belakang. Lantaran ramai mengetahui bahawa
Di suasana istilah-istlah di
atas bukan lagi menjadi keganjilan hujung jatuh pandangannya adalah iblis dan
kepada masyarakat. Malah ianya penipuan yang memedihkan. (Di maqam:
sentiasa dimuliakan sejak dari zaman
berzaman. Waqaasama humaa innii lakumaa laminan
naashihiin (Surah:7: Al Araaf:21).
Sesesungguhnya langkah
menerima ilmu tarikat sebagai cabang Empat: Apabila rumah tangga diri
ilmu agama oleh masyarakat dan menjadi panas. Laki bini menimbulkan kerenah.
pemerintah akan menzahirkan rahmat
dan ketenangan kepada negeri. Anak pinak haru biru. (Di maqam: Fanzur kaifa
Terutama apabila kekosongan hati kaana aaqibatu makrihim annaa dammar
dan naluri penduduknya dapat
dipenuhi menerusi kegiatan modul naahum waqaumahum ajmaiin Surah:27:
didikan ilmu tarikat yang boleh An Naml:50-52). Kawan dan taulan jauh
menyegarkan jiwa selari dengan
suasana kini yang berhadapan berkunjung. Kesunyian diri menjelma di
dengan tekanan jiwa dan tekanan hadapan. (Di maqam: Fatilka buyuutuhum
kehidupan yang menggawatkan.
khaawiyatam bimaa zalamuu - Surah:27: An
Dua: Menubuhkan unit Naml:50-52). Harta yang ada tidak dipandang.
pembangunan, penyeliaan dan
pengawalan secara khusus terhadap Kesenangan yang dinikmati tidak disanjung.
kegiatan dan pembangunan ilmu Maka demikianlah natijah diperolok-olokkan
tarikat oleh badan berkuasa agama
negeri. Allah ke atas hambanya yang zalim. Maka fikir-
fikirlah di suasana Allah tidak akan menzalimi
Bersambung di m.s:1184
manusia kecuali dirinya sendiri. (Surah:10:
Yunus:44).

Pemahaman Tersirat: Ayat


Al Baqarah: 29

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1179

Soalan: Apakah bentuk pemahaman tersirat yang perlu


diarcakan oleh seseorang pada hati dan fikirannya sehari-hari.
Apabila membaca:- Huwallazii khalaqalakum maafil ardhi jamii
a. Thummastawaa ilassamaai fasawwahunna saba
samaawaatin. Wahuwa bikulli syaiin aliim - (Dialah yang
mencipta untuk kamu apa-apa yang ada di bumi semuanya.
Kemudian disengajakanNya menjadikan langit. Lalu
diperbuatkanNya tujuh langit. Dan Dialah yang Maha
Mengetahui pada setiap sesuatu - Al Baqarah:29)?

Jawab: Bulatkan tekad pada hati dan fikiran.


Bahawa dalam hidup sehari-hari. Peringatkanlah
kepada diri sendiri. Dua (2) perkara hendaklah dibentuk
apabila membaca:- Huwallazii khalaqalakum maafil ardhi jamii
aa. Thummastawaa ilassamaai fasawwaahunna saba
samaawaatin. Wahuwa bikulli syaiin aliim.
Pertama: Peringatkan kepada diri sendiri, bahawa
setiap yang dijadikan oleh Tuhan di muka bumi adalah untuk
manusia. Di hakikat manusia seharusnya mencari jalan untuk
memunafaatkannya, demi memajukan manusia di wajah
manusia yang bersifat manusia. Di erti membuat perubahan
dan menghasilkan furqan pada kehidupannya. Di suasana
manusia tidak seharusnya menerima bumi dan muka bumi
serta segala kejadian yang ada padanya, seumpama
kumpulan kera menerima hutan belantara. Satu bentuk doktrin
penerimaan di tahap mengguna pakai munafaat langsung yang
terzahir. Tanpa ianya diadaptasi dengan konsep pencarian,
penterjemahan dan penghuraian yang boleh membawa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1180 Malam Muka Lima

kepada penemuan rupa furqan yang terselit pada setiap


kejadian. Di rupa maju dan berkemajuan.
Di hakikat:

Qulin zuruu maazaa fissamaawaati wal ardhi. Wamaa


tughnil aayaatu wannuzuru an qaumillaa yuminuun.
Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di
bumi (Amthal - natural resources). Tetapi tidaklah
bermunafaat keterangan dan peringatan (di rupa natural
resources punca furqan) itu bagi orang-orang yang
tidak beriman (tidak percaya terwujudnya munafaat
baginya).
Surah:10: Yunus:101

Penerokaan Teori Al Quran. Catitan: (Surah:10: Yunus:101)


(Surah:10:Yunus:101).
Klasifikasi ayat: Al Aayah (Punca prinsip dan
Mendesignkan satu teori Al falsafah): Ayat ini menerangkan prinsip kepada
Quran (The Theory of Noble Quran)
dua (2) perkara:
di bidang Ekonomi dan Sains
Pendidikan yang berbunyi: Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan prinsip bahawa pada setiap
Mempercayai kewujudan satu-
satu rupa furqan pada setiap furqan itu tetap ianya bersifat Ghaib. Satu sifat
suatu kejadian Tuhan. Lalu
yang perlu dipercayai oleh setiap orang yang
menterjemahkannya ke rupa
furqannya akan menumbuhkan ingin beriman kepada Allah dan Al Quran (Di
kemajuan ilmu dan ekonomi
maqam: Allaziina yuminuuna bil ghaibi
kepada satu-satu bangsa.
wayuqiimuunas shalata wamimmaa
Bincang-bicanglah.
razaqnaahum yunfiquun.- Surah: 2: Al
(Surah:32: Sajdah:17).
Baqarah:1-3). Satu sifat yang terpenting

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1181

Dhabit Istilah dititikberatkan. Lantaran dari keupayaan daya


Menerangkan Ruhul Maani penghuraian istilah Ghaib-lah tercetusnya sifat
(Surah 10: Yunus: 101).
kreatif dan inovatif yang membawa satu-satu
Menerangkan ruhul maani bangsa itu menjadi maju.
istilah: Qulinzuruu (Perhatikanlah)
yang mengisyaratkan kepada dua (2) Kedua: Ayat ini secara jelas
perkara: menerangkan prinsip bahawa terdapatnya

Satu: Istilah: Qulinzuruu hubung kait di antara sikap di istilah: Percaya


(Perhatikanlah) yang mengisyaratkan dengan kewujudan satu-satu barang di istilah:
kepada ilmu dan rupa ilmu yang
kena dimiliki oleh manusia. Di mana Ghaib. Di makna barang ghaib (seperti papan
manusia kena memiliki Ilmu Nampak dalam balak) tidak akan ternampak, jika sikap
bukan Ilmu Buta. Lalu jika seseorang
itu memiliki Ilmu Buta. Maka barang percaya tidak dipasangkan terlebih dahulu
yang terwujud di wajah amthal atau sebelum nampak. (Surah:2:Al Baqarah:2). Fikir-
berwajah Bashaair di langit dan di
bumi tidak berguna. Lantaran furqan fikirlah.
yang terwujud pada setiap kejadian
hanya terzahir bila seseorang itu
ternampak rupa furqannya dan Penerokaan Teori Al Quran.
nampak pula faedahnya. (Surah:3:Ali (Surah:10: Yunus:101).
Imran:191).
Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
Dua: Istilah: Qulinzuruu of Noble Quran). Adalah di rangka satu teori Al
(Perhatikanlah) yang mengisyaratkan
kepada kaitan di antara istilah: Quran di bidang Sains Pendidikan yang
Nampak dengan istilah: Percaya. Di berbunyi:
hakikat bagaimanakah seseorang itu
mudah percaya. Jika dirinya tidak Tiap-tiap yang dikatakan percaya itu
nampak. Maka soal nampak adalah diasaskan pada nampak. Di makna nampak
suatu yang teramat penting dalam
membentuk sifat percaya kepada sebelum sesuatu itu terzahir. Jika nampak
seseorang. Di suasana rupa furqan hanya tertimbul sesudah terlihat. Maka diri
pada satu-satu kejadian Tuhan tidak
akan berguna dan dimajukan. Jika bererti terlambat. Peluang terbentang
istilah nampak dan percaya tidak dirangkul orang. Kelebihan terbentuk
digabungkan (Surah:6: Al
Anaam:104). Kaji-kajilah. terlepas peluang.
Bincang-bincanglah.

Kedua: Peringatkan kepada diri sendiri. Bahawa langit


yang terbentang adalah merupakan khazanah untuk
diperhatikan. Satu khazanah yang mempunyai rahsia hubung
kait dengan kehidupan manusia. Di sanalah jua tersimpan
keajaiban, kecanggihan dan keindahan bagi memboleh fikiran
menerokai furqan dengan melihat kekuasaan Tuhan yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1182 Malam Muka Lima

menjadikannya. Di sanalah terzahirnya satu khazanah sistem


alam yang boleh diterjemahkan dan dikaitkan dengan sistem
kejadian manusia dan kehidupannya. Sesungguhnya sistem
perjalanan alam kabir (alam semesta) itu tetap berhubung
rapat dengan perjalanan sistem alam saghir (alam
kemanusiaan) di kaitan pada iktibar duniawi dan akhrawi:

Yuqallibullaahul laila wannahaara. Innafii zaalika


laibratan li ulil absaar.
Allah mempergantikan malam dan siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat ibrah
(keilmuan) yang besar bagi orang-orang yang
berpandangan jauh (ulul absar).
Surah: 24: An Nur :44

Catitan: (Surah:24: An Nur:44)


Penerokaan Teori Al Quran.
(Surah:24:An Nur:44). Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea):
Mendesignkan satu teori Al
Quran (The Theory of Noble Quran) Ayat ini mengisyaratkan kepada satu
di bidang Sains Pendidikan yang kenyataan yang berjaya ditafsir dan diterjemah
berbunyi:
oleh bangsa yang bijak dengan terhasil darinya
Seseorang manusia tidak akan beberapa teori dan hukum alam. Lima (5) di
kegelapan di musim malam-nya.
Jika ianya menyediakan pelita di antaranya:
musim siang hari-nya, setelah Pertama: Teori bumi itu bulat. Kedua:
dirinya memperakui hidup itu tidak
ubah bagai roda. Teori bumi berpusing dan beredar di atas
orbitnya. Ketiga: Teori angin bayu darat dan
Bincang-bicanglah.
bayu laut. Keempat: Teori kepentingan gelap

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1183

Dhabit Istilah dan cerah di sudut keharmonian bio-kejadian


Menerangkan Ruhul Maani
dan kehidupan. Kelima: Lain-lain teori yang
(Surah 24: An Nur: 44).
boleh dipecah, dihurai dan diserlahkan dari satu
Menerangkan istilah: Yuqalli
kenyataan ayat Al Quran.
bullaahul laila wannahaar
(Digantikan Allah akan malam dan Justeru itu fikir-fikirlah apakah tidak
siang) di wajah terlahirnya tiga (3)
tersimpannya banyak lagi teori keilmuan dan
prinsip besar pada kehidupan
manusia. kehidupan di gedung khazanah Al Quran. Jika
Satu: Istilah: Yuqalli
ianya dikaji, dihurai dan diterjemahkan.
bullaahul laila wannahaar. Di makna
manusia hendaklah menggerakkan (Surah:10: Yunus:101). Di hakikat sikap dan
hidupnya kearah gelap menjadi
khitabah kera tidaklah lagi layak untuk terus
cerah. Menukarkan dirinya dari
mundur menjadi maju. (Di maqam: menjajah dan penguasa hutan (Di maqam:
Wataaawanuu alalbirri wattaqwaa -
Fajalnaahaa nakaalallimaa baina yadaihaa
Surah:5: Al Maidah:2).
Dua: Istilah: Yuqalli wamaa khalfahaa wamauizatallil muttaqiin -
bullaahul laila wannahaar. Di makna
Surah:2: Al Baqarah:66).
manusia kenalah memahami bahawa
hidup dan kehidupan itu tetap
berpusing seumpama roda. Di mana
Penerokaan Teori Al Quran
di dalam kehidupan itu akan
terwujudnya musim senang dan (Surah:24: An Nur:44).
musim susah. (Surah:94:Al
Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory
Insyiraah:4-5).
Tiga: Istilah: Yuqalli of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
bullaahul laila wannahaar. Di makna
Quran di bidang Sains Pendidikan yang
manusia jua kenalah sedar bahawa
ujian Tuhan juga berpusing dan berbunyi:
bermusim. Di hakikat terzahir ujian
Majunya seseorang manusia apabila mata
berbentuk kesusahan dan adanya
ujian berbentuk kesenangan hati dan kehendak dirinya sudi untuk
(Surah:21: Al Anbiyaak:35). Namun
melihat gelap dan terang diarca hidupnya. Di
demikian selaju mana sekalipun
pusingan berlaku. Malam dan siang hakikat rupa fitrah yang harus dilaluinya
hendaklah berpaksi. Maka begitulah
dengan tangannya sentiasa mendayung diri
dengan pusingan hidup ianya
wajiblah diteraskan dengan paksi ke arah matahari.
yang kukuh. Dan paksi itu adalah
Bincang-bincanglah.
tidak lain dan tidak bukan adalah
paksi ketauhidan kepada Tuhan
semesta alam. Kaji-kajilah.
.

FirmanNya lagi:

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1184 Malam Muka Lima

Innafii zaalika labratan liman yakhsyaa. A antum


asyaddu khalqan amissamaau banaaha. Rafaa
samkahaa fasawwaahaa. Wa aghtasya lailahaa wa
akhraja dhuhaaha.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat ibrah
bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). Apakah
kamu (dijadikan Tuhan) lebih sulit penciptaanya ataukah
langit? Allah telah membinanya. Dia meninggikan
binaanNya itu lalu menyempurnakannya. Dan Dialah
menjadikan malamnya yang gelap gelita, dan
menjadikan siangnya terang benderang.
Surah:79: An Naaziaat:26-29

Catitan: (Surah: 79: An Naaziaat:26-29)


Klasifikasi ayat: Al Bayan (Punca konsep dan
idea): Ayat ini menerangkan konsep kepada
dua (2) perkara:
Pertama: Ayat ini secara jelas
menerangkan konsep kreatifNya Allah Taala
menzahirkan kejadian manusia sebagai satu
kejadianNya yang disifatkan olehNya sebagai
sebaik-sebaik kejadian. (Maqam: Laqad
khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim
Surah:95: At Tiin: 4). Di suasana mata manusia
boleh membuat perbandingan tentang indah
dan payahnya rupa kejadian langit dibinaNya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Malam Muka Lima 1185

Perbincangan Ringkas Namun begitu, kejadian manusia itu


Tajuk: Mengenal Syariat Dan Tarikat lebih indah dan lebih payah lagi berbanding
Dari muka surat: 1177
dengan kecanggihan kejadian langit dan bumi.
Satu unit yang akan Malam dan siang. Demikianlah bertuahnya
dipantau-selia oleh sebuah jawatan
kuasa yang dinamakan: Jawatan manusia menjadi manusia. Jika mata dan hati
Kuasa Fatwa Ilmu Tarikat. Di mana manusia tahu menilainya (Di maqam: Wallaahu
ahli jawatan kuasanya hendaklah
terdiri dari pakar-pakar pengamal ilmu akhrajakum mimbutuuni ummahaatikum laa
tarikat. Satu jawatan kuasa yang talamuuna syaia - Surah:16: An Nahl:78).
diberi kuasa bagi menentukan corak
perjalanan satu-satu badan Kedua: Ayat ini secara jelas
pergerakan ilmu tarikat yang diberi menerangkan ruhul maani istilah: Rafaa
kuasa oleh pemerintah sekurang-
kurang pada tiga (3) perkara: samkahaa fasawwaahaa. (Dia meninggikan
binaannya dan menyempurnakannya) yang
(i): Bertindak sebagai badan
berkuasa mengada dan memberi dikaitkan dengan Istilah: Wa aghtasya lailahaa
tauliah mengajar ilmu Tarikat kepada wa akhraja dhuhaaha. (Dan Dia menjadikan
mana-mana pihak yang memohon
dan berkelayakan untuk tujuannya. malamnya yang gelap gelita dan menjadikan
siangnya terang benderang) Di makna yang di
(ii): Bertindak mengada atau
meluluskan modul dan sukatan merit dhomirkan kepada manusia. Di maksud pada
pendidikan ilmu tarikat yang hendak setinggi mana sekali pun seseorang manusia
diajarkan kepada peminat-peminat
ilmu tarikat oleh mana pihak yang itu. Punca petunjuk hidupnya hendaklah
berkeinginan. berasaskan kepada punca petunjuk yang satu.

(iii): Bertindak sebagai badan Lalu jika langit dan bumi mengambil suluhan
pengawal dan penyelia pembangunan matahari sebagai cahayanya. Maka bagi
ilmu tarikat serta menubuhkan sebuah
Badan Induk Pengamal-pengamal manusia dan hati manusia hendaklah
Ilmu Tarikat di peringkat negara bagi mengambil suluhan Tuhannya sebagai
membolehkan badan-badan
perguruan ilmu tarikat bergabung cahayanya. Fikir-fikirlah.
dalam sebuah badan induk yang di
awas-selia oleh pemerintah serta
lain-lain perkara yang berkaitan Penerokaan Teori Al Quran.
dengan kebajikan ilmu tarikat. (Surah:79: An Naaziaat:26-29).

Justeru itu, wahai Mendesignkan satu teori Al Quran (The theory


cendekiawan mulakanlah kajian dan of Noble Quran): Adalah dirangka satu teori Al
langkah dengan menunjukkan
semangat penyatuan bagi Quran di bidang Sains Dan Kerohanian yang
menyerlahkan kekuatan beragama di berbunyi:
dalam masyarakat. Moga-moga Allah
memberkati usaha yang dibuat Terpancarnya wajah alam kabir di rupa
adanya. Wassalam. kecanggihannya akan tetap terpeta indah di

Perbincangan ditangguhkan. laman-laman cebisan alam saghir. Di rupa


Kaji-kajilah. barang terpancar di langit tinggi akan
terzahir jua di tubuh sendiri.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1186 Malam Muka Lima

Bincang-bincanglah.
Di hakikat canggihnya mata. Jika mata tahu
melihat diri sendiri.
Bincang-bincanglah.

Wallaahu alam.
Al Fatihah.
Bersambung Di Malam Muka Enam
Jilid Kedua. Insyaallah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1187

REPORT OF STUDIES ON
THE VALIDITY OF DR. HALO-N THEORIES
IN THE FIELD OF NATURAL PRODUCTS

BY

PROFESSOR DATUK DR A. HAMID A. HADI


MALAYSIAN ACADEMY OF SCIENCE FELLOW (F. A. Sc.)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1188 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Report of Studies On The Validity Of Dr. Halo-N Theories


In The Field Of Natural Products
__________________________________________________

1. Foreward

First and foremost, I would like to congratulate Dato Dr.


Hj. Ahmad Laksamana Hj. Omar (Dr. Halo-N), who had
successfully interpreted the holy verses of Al Quran for Surah
Al Fatihah, verses 1 7 and Surah Al Baqarah, verses 1 29
and had compiled his findings in the form of a book in Al
Fathun Nawa Volume 1. In the attempt of interpreting the holy
verses of Al Quran, Dr Halo-N had successfully found four (4)
theories related to the field of natural products. However,
although he had successfully found these theories from the
interpretations, he still lacks the scientific explanations in his
theories. Dr. Halo-N had explained these theories to me and
Mrs. Hanita binti Omar, and the theories are related to the
arrangements of stars in the universe. After hearing these
theories from Dr. Halo-N, we had found that these theories
have similarities with depiction of correlation spots in the 2-
Dimentional HMBC (Heteronuclear Multiple Bond Coherence)
spectrum, which is obtained through the NMR (Nuclear
Magnetic Resonance) machine. Consequently, we had studied
these theories based on the HMBC spectrum of a few natural
products obtained from plants. We had found that the theories
discovered by Dr. Halo-N were indeed in evidence through the
correlation spots in the 2D HMBC. These theories were the first
to be established since the Al Quran was born. The mentioned
theories are:

a. Nine Stars Halo-N Theory ;


b. Nawiah 9 x 45 (1) Theory ;
c. Nawiah 9 x 45 (2) Theory ; and
d. Halo-N 9.2 Homolength Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1189

2. Definition of Dr. Halo-N Theories

2.1 Nine Stars Halo-N Theory:

Each specialty of Mass of Bio-Nature will occur


under the arrangement conducted by nine stars
(Called Code Nine Stars L System: 2.4.1.2.) in
righteous equilibrium coordinate.

Figure 1 shows the findings of The Route of Mass [(7+2)


= (9)] which is described in the Code Nine Stars L
System: 2.4.1.2. Thus, from the compass directions
formed in nature, it is able to determine the existence of
a special mass, in which it could be a mass that had
already been discovered or a new mass which is yet to
be discovered by bio-chemistry researchers.

Correlation points of H- 2
C atoms 8 9

Special mass/
new mass

4
2 1
90

1 2 3 4 5 6 7

Figure 1: Nine Stars L System: 2.4.1.2.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1190 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Referring to figure 1, the red horizontal line is the


connecting line between the H-C atoms correlation
points, consists of 7 correlation points of H-C atoms (in
yellow), which is in the clusters of 2, 4 and 1.
Meanwhile, the vertical 90 angle straight line is the
connecting line from the horizontal line to the middle
point of 2 correlation points, the 8th and the 9th spots, to
form an L-shape. Any H-C atoms correlation point which
is the nearest to the 8th and the 9th correlations points,
and touches the vertical 90 angle line, is the 10th
correlation spot and the sought special mass. Thus,
whichever HMBC spectrum for a natural product that
matches the Nine Stars Halo-N Theory will be a sign,
that the natural product can be a vaccine for the human
beings.

2.2 Nawiah 9 x 45 (1) Theory

Nawiah 9x45 (1) (Dr. Halo-N -2009) Theory:

Positive or negative property of a carbon


compound which is found through the Nine Stars
Halo-N Theory, can be determined by the position of
any H-C atoms correlation point, in which it touches
or otherwise, the intersection point between a
straight line drawn 45 from the 90 angle and a
straight line formed from the first H-C correlation
point connected to the middle point of the eighth
and ninth correlation points

Figure 2 describes the optical rotation property of a


compound, in which it can be positive or negative, from
the Nawiah 9 x 45 (1) Theorys point of view. The blue
straight line (Nawiah Line 1) is the connecting line
between the first (1) H-C atoms correlation point and the
middle point of the eighth (8) and ninth (9) correlation
points.

Meanwhile, P is the intersection point between Nawiah


Line 1 and a straight line with the angle 45. If there is
any H-C atoms correlation points located on the

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1191

intersection point P, thus it describes that the compound


has a positive (+ve) property. On the contrary, if there is
no H-C atoms correlation point on the intersection point
P, it implies that the compound has a negative (-ve)
property. The positive or negative characteristic of a
compound is important to determine the effects of the
compound as a vaccine. Vaccine with the positive
property will treat the external illness, while vaccine with
the negative property will treat the internal illness.

8 9

Correlation
Correlation of H-C P point of
atoms at the H-C atoms
intersection point which
shows the
special
mass / new
Nawiah Line 1 mass
45

1 2 3 4 5 6 7

Figure 2: Nawiah 9x45 (1) Theory

2.3 Nawiah 9 x 45 (2) Theory

Nawiah 9 x 45 (2) Theory:

Positive or negative property of a carbon


compound found through the Nine Stars Halo-N
Theory can be determined by the existence of the H-
C atoms correlation point located on the straight

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1192 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

line formed between the first H-C atoms correlation


point and special mass / new mass.

Figure 3 describes the optical rotation direction of a


compound, whether it is positive or negative, from
Nawiah 9 x 45 (2) Theorys point. The green straight line
(Nawiah Line 2) is the straight line formed between the
first H-C atoms correlation point and special mass / new
mass. If there is a H-C atoms correlation point located
on the Nawiah Line 2, then it means the compound has
a negative (-ve) property. On the contrary, if there is no
H-C atoms correlation point located on the Nawiah Line
2, then it means the compound has a positive (+ve)
property. Once again the positive or negative property of
a compound is important to determine the usefulness of
the compound as a vaccine. If a vaccine compound has
a negative property, thus it can be used to treat internal
illness, where as a vaccine compound with a positive
property can be used to treat external illness.

8 9

Correlation
Nawiah point of
Line 2 H-C atoms
H-C atoms which
correlation shows the
point special
located on mass / new
the line mass

90

1 2 3 4 5 6 7
7

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1193

Figure 3: Nawiah 9x45 (2) Theory

2.4 Halo-N 9.2 Homolength Theory

The Single Compound or Mixed Compounds status


of a carbon compound discovered through the Nine
Stars Halo-N Theory can be determined based on
two homolength reference points forming a
triangular shape at the part of the New Mass
(Special Mass) and another two homolength
reference points forming a triangular shape at the
base of the first and second H-C atoms correlation
points for the Nine Stars Halo-N Theory.

Homolength

8 9
A

Correlation
point of
H-C atoms
which shows
the special
Homolength
mass / new
mass
B
90

1 2 3 4 5 6 7
Correlation point of
H-C atoms which shows the
second mass

Figure 4 : Halo-N 9.2 Homolength Theory shows the


status of a compound as mixed compounds

Figure 4 shows the status of a compound as a mixed


compound. Triangle A is formed between the eighth and
ninth H-C atoms correlation points with the new mass
(special mass). Triangle B is formed between the first

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1194 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

and second H-C atoms correlation points with the


second mass for the Nine Stars Halo-N Theory. If the
triangular shape of A is same as the triangular shape of
B, thus the status of the compound discovered is mixed
compounds. On the contrary, if the triangular shape of B
is not the same as the triangular shape of A, thus the
status of the compound discovered is single compound.
The status of the compound in figure 4 is mixed
compounds because the triangular shape of A is same
as the triangular shape of B, in terms of their distance
and H-C atoms correlation points.

Homolength

8 9
A

Correlation
point of
H-C atoms
which shows
the special
Homolength mass / new
mass


B
90

1 2 3 4 5 6
7
No correlation for H-C atoms
which shows the second mass

Figure 5 : Halo-N 9.2 Homolength Theory shows the


status of a compound as single compound

Figure 5 shows the status of the compound as a single


compound. The triangular shape of B is not the same as

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1195

the triangular shape of A, as there is no H-C atoms


correlation point at the base of triangle B.

3. Studies on the Validity of Dr. Halo-N Theories

3.1 Studies on the validity and authenticity of Dr. Halo-N


Theories were done based on the HMBC spectra of natural
products isolated from plants. This study had been done with
the assistance of Mrs Hanita Omar and with the aid of
compounds isolated by her for the purpose of Masters of
Science degree. The alkaloidal compounds are as below:
a. (+) Tavoyanine;
b. (-) Tavoyanine;
c. (-) Norboldine;
d. (-) Thalifoline; and
e. (+) Pallidinine (This compound was cited from Dr. Mat
Ropis research thesis entitled Chemical Constituents of
Dehaasia and Phoebe Species (Lauraceae)-2003)

3.2 (+) Tavoyanine Alkaloid

Studies showed (+) Tavoyanine is a new natural


compound with a positive optical rotation. To test the validity of
the Nine Stars Halo-N, Nawiah 9 x 45(1) and Nawiah 9 x
45(2)s Theories, the 2-Dimentional HMBC Spectrum of (+)
Tavoyanine alkaloid, which was obtained from the NMR
machine, was examined and matched carefully with these
theories. The findings of these investigations are as follows:

3.2.1 Nine Stars Halo-N Theory

Figure 6A is the HMBC spectrum of (+) Tavoyanine,


which had been matched with Nine Stars Halo-N Theory.
Based on the HMBC spectrum, these are the explanations:

a. Nine Stars Halo-N is apparent with the


arrangement of 2:4:1:2 - L system which consists
of H-C atoms correlation points connected with
the red line.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1196 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 6A: HMBC Spectrum of (+) Tavoyanine Alkaloid


with Nine Stars Halo-N Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1197

b. H-C atoms correlation points which touches the


90 L system vertical line for the Nine Stars Halo-
N Theory is the sought new mass. This proves
that (+) Tavoyanine alkaloid is a new compound,
consistent with the researchers findings.
Therefore, this proves that the Nine Stars Halo-N
Theory is valid and true.

c. (+) Tavoyanine alkaloid traced by Nine Stars


Halo-N Theory is suitable to be used as vaccine
which can treat humans illness. To find out
whether the vaccine produced is to treat internal
or external illness, the direction of the optical
rotation of the compound has to be examined. If
the optical rotation of this alkaloid is positive, thus
it is suitable to treat external illness. On the
contrary, if it is negative, then the compound is
suitable to treat internal illness. Studies showed
that the optical rotation property of (+)
Tavoyanine alkaloid is positive. Nawiah 9X45(1)
and Nawiah 9X45(2) theories which had been
discussed in paragraph 3.2.2 also confirmed that
the alkaloid has a positive optical rotation.

Samples of other compounds to test the validity of Nine


Stars Halo-N theory are as below:

a. Figure 7A - About (-) Tavoyanine alkaloid;

b. Figure 8A - About (-) Norboldine alkaloid;

c. Figure 9A - About (-) Thalifoline alkaloid; and

d. Figure 10A - About (+) Pallidinine alkaloid.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1198 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 7A: HMBC Spectrum of (-) Tavoyanine Alkaloid


with Nine Stars Halo-N Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1199

Figure 8A: HMBC Spectrum of (-) Norboldine Alkaloid with


Nine Stars Halo-N Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1200 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 9A: HMBC Spectrum of (-) Thalifoline Alkaloid with Nine


Stars Halo-N Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1201

Figure 10A: HMBC Spectrum of (+) Pallidinine Alkaloid


with Nine Stars Halo-N Theory

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1202 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

3.2.2 Nawiah 9X45(1) Theory dan Nawiah 9X45(2) Theory:

Figure 6B: HMBC Spectrum of (+) Tavoyanine Alkaloid with


Nawiah 9X45(1), Nawiah 9X45(2) and Nine Stars Halo-N
Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1203

Figure 6B is the HMBC spectrum of (+) Tavoyanine


alkaloid which had been matched with Nawiah 9X45(1) and
Nawiah 9X45(2) Theories in addition to Nine Stars Halo-N
Theory.

Below are the explanations for figure 6B:

a. Nine Stars Halo-N Theory is depicted by the 2:


4:1:2 - L system arrangement of H-C atoms
correlation points which are connected by the red
line and the sought mass is located on the 90
vertical line.

b. Nawiah 9x45(1) Theory is illustrated by the


slanting blue line which connected the first H-C
atoms correlation point with the middle point
between the eighth and ninth correlation points.
On the other hand, Nawiah 9x45(2) Theory is
illustrated by the green slanting line which
connected the first H-C correlation point with the
new mass point.

c. If there be any H-C atoms correlation point that


touches the intersection point between a straight
line drawn 45 angle and the Nawiah 9x45(1)
line, thus the optical rotation property of the
alkaloid studied is positive. If there be any H-C
atoms correlation point that touches any position
on the Nawiah 9x45(2) line, thus the optical
rotation property of the alkaloid is negative.

d. Figure 6B shows there is a H-C atoms correlation


point on the intersection point of Nawiah 9x45(1)
line and a straight line drawn 45 angle, and at
the same time there is no any H-C atoms
correlation point on the Nawiah 9x45(2) line.
Therefore, (+) Tavoyanine alkaloid has a positive
optical rotation property, which is in accordance
with the Masters findings of Mrs Hanita Omar.
Thus the Nawiah 9x45 Theory had been proven
true and valid, and the (+) Tavoyanine alkaloid is

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1204 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

suitable to be used as a vaccine to treat humans


external illness.
Other samples which had been used to test the validity
of the Nawiah 9x45 Theory are as below:

a. Figure 7B About (-) Tavoyanine alkaloid


[alkaloid proven to have negative property];

b. Figure 8B - About (-) Norboldine alkaloid


[alkaloid proven to have negative property];

c. Figure 9B - About (-) Thalifoline alkaloid


[alkaloid proven to have negative property]; and

d. Figure 10B - About (+) Pallidinine alkaloid


[alkaloid proven to have positive property].

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1205

Figure 7B: HMBC Spectrum of (-) Tavoyanine Alkaloid with


Nawiah 9X45(1), Nawiah 9X45(2) and Nine Stars
Halo-N Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1206 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 8B: HMBC Spectrum of (-) Norboldine Alkaloid with


Nawiah 9X45(1), Nawiah 9X45(2) and Nine Stars
Halo-N Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1207

Figure 9B: HMBC Spectrum of (-) Thalifoline Alkaloid with


Nawiah 9X45(1), Nawiah 9X45(2) and Nine Stars
Halo-N Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1208 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 10B: HMBC Spectrum of (+) Pallidinine Alkaloid with


Nawiah 9X45(1), Nawiah 9X45(2) and Nine Stars
Halo-N Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1209

3.2.3 Halo-N 9.2 Homolength Theory

Halo-N 9.2 Homolength Theory is meant to identify


whether the alkaloid found has the status of a single compound
or mixed compounds. The natural product scientists still face
problems of identifying a compounds status, whether it is a
single compound or mixed compounds, especially to elaborate
the compound as a single compound. With the aid of the Halo-
N 9.2 Homolength Theory, the natural product scientists could
solve their problems of determining whether a compound has a
status of a single compound or mixed compounds.

Figure 6C shows the HMBC spectrum of (+)


Tavoyanine alkaloid matched with Halo-N 9.2 Homolength and
Nine Stars Halo-N Theories.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1210 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 6C: HMBC Spectrum of (+) Tavoyanine Alkaloid with


Halo-N 9.2 Homolength and Nine Stars Halo-N
Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1211

Below are the explanations for figure 6C:

a. Nine Stars Halo-N Theory is depicted by the 2: 4:1:2 - L


system arrangement of H-C atoms correlation points
which are connected by the red line and the sought
special mass is located on the 90 angle vertical line.

b. Halo-N 9.2 Homolength Theory is described by two


reference points (A and B) for the existence of same
length compounds, and , until they form a triangular
shape at the part of the special mass and another
triangular shape at the base of the first and second H-C
atoms correlation points for the Nine Stars Halo-N
Theory.

c. If the appearance of triangle A and B are the same, thus


the alkaloid has a mixed compounds status. On the
contrary, if the triangular shape of A and B is not the
same, or the H-C atoms correlation point does not exist
at B, thus the alkaloid has a single compound status.

d. Halo-N 9.2 Homolength Theory proves that the alkaloid


(+) Tavoyanine has a single compound status, taking
into consideration that the triangular shape of A is not
the same as the triangular shape of B.

Other samples which had been used to test the validity


of the Halo-N 9.2 Homolength Theory are as below:

a. Figure 7C - About (-) Tavoyanine alkaloid


[alkaloid proved as a single compound];

b. Figure 8C - About (-) Norboldine alkaloid


[alkaloid proved as mixed compound];

c. Figure 9C - About (-) Thalifoline alkaloid


[alkaloid proved as single compound]; and

d. Figure 10C - About (+) Pallidinine alkaloid


[alkaloid proved as single compound].

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1212 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 7C: HMBC Spectrums of (-) Tavoyanine Alkaloid


with Halo-N 9.2 Homolength and Nine Stars Halo-N
Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1213

Figure 8C: HMBC Spectrums of (-) Norboldine Alkaloid with


Halo-N 9.2 Homolength and Nine Stars Halo-N
Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1214 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Figure 9C: HMBC Spectrums of (-) Thalifoline Alkaloid with


Halo-N 9.2 Homolength and Nine Stars Halo-N
Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1215

Figure 10C: HMBC Spectrums of (+) Pallidinine Alkaloid with


Halo-N 9.2 Homolength and Nine Stars Halo-N
Theories

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1216 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

4. Conclusion:

Studies that had been carried out by using scientific


methods through the H-C atoms correlation points in the 2
Dimentional HMBC spectrum for the selected compounds
prove that all four Dr. Halo-Ns theories from the interpretation
of verses from Al Quran, namely Nine Stars Halo-N Theory,
Nawiah 9x45(1) Theory, Nawiah 9x45(2) Theory dan Halo-N
9.2 Homolength Theory are true and valid in the field of natural
products. The existence of these theories will facilitate studies
and analysis of natural products by scientist, in the quest for
seeking suitable vaccines for treating humans illnesses.

Indeed the discovery of these theories from the


interpretation of verses of Al Quran by Dr. Halo-N gives a big
blessing to the world and all together qualifies Dr. Halo-N to be
The First Al Quran Scientist In The World.

Thank you and Wassalam.

Professor Datuk Dr. A.Hamid A.Hadi.


Malaysian Akademy of Sceince Fellow (F.A.Sc)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1217

PENEMUAN
TEORI DAN FORMULA AL QURAN KELIMA
DI BIDANG SAINS NATURAL PRODUCTS
OLEH
DR. HALO-N

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1218 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

PENEMUAN TEORI DAN FORMULA Al QURAN.

Sesungguhnya tidak lengkap rasanya penulisan


catitan ini. Jika penemuan kelima teori dan fomula Al Quran di
bidang Sains Natural Product yang ditemui oleh Pengarang
tidak didedahkan untuk tatapan anak cucu. Satu lagi
penemuan yang membayangkan bahawa Al Quran adalah
sebuah kitab Ilmu dan gedong ilmu yang seharusnya diterokai.
Moga-moga dengan penemuan ini akan menaikkan semangat
anak cucu untuk mengkaji Al Quran adanya.

Nama Teori:
Hydrogen-Carbon Vaccine Diagnosis.
Dan dikenali selepas ini sebagai: Halo-N H.V.D Theory
2009.

Taraf Penyelidikan:
Penyelidikan terhadap teori ini sedang berjalan di
peringkat akhir bagi mengesahkan kesahihannya oleh pihak
pakar di bidang Sains Natural Product dan keputusan
muktamad berkaitan dengannya akan diperolehi dalam jangka
masa terdekat. Insyaallah.

Nota:
Penyelidikan di peringkat terakhir bagi
mengesahkan kesahihan teori dan formula:
Halo-N. H.V.D ini sedang dibuat oleh Y.Bhg
Profesor Datuk Dr. A. Hamid A. Hadi. FASc.
Seorang saintis tersohor di bidang Sains
Natural Products dan dibantu oleh Puan Hanita

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1219

Omar M.Sc. Dua tokoh saintis yang membuat


pengesahan terhadap teori - teori dan formula
Al Quran di bidang Sains Natural Products yang
ditemui oleh Pengarang sebelumnya.

Definasi Teori: Halo-N H.V.D.


Keberkesanan special mass yang ditentukan oleh Nine Stars
Halo-N Theory di rupa vaccine yang boleh bertindak terhadap
satu-satu penyakit yang menyerang pada mana-mana
bahagian tubuh manusia boleh ditentukan pada sembilan
belas (19) bahagian. Bermula dari bahagian atas kulit kepala
sampai ke bahagian bawah hujung zakar atau faraj seseorang
manusia itu tertakluk kepada sifat positif atau negatif special
mass yang ditemui.

Kepentingan Teori Halo-N H.V.D.


Teori ini teramat penting kepada bidang Sains Natural
Products kerana ianya berupaya menentukan keberkesanan
satu-satu vaccine yang ditemui oleh teori: Nine Stars Halo-N
yang berupaya bertindak menyembuh pada mana-mana
penyakit yang menyerang manusia mengikut bahagian tubuh
yang diserang olehnya. Satu teori pertama di dunia yang akan
mempermudahkan para saintis dalam penerokaan vaccine
penyakit dunia.
Sesungguhnya dengan kehadiran teori kelima dan
formula: Halo-N H.V.D di alam dunia Sains Natural Products.
Maka sempurnalah proses kepentingan kehadiran empat (4)
teori dan formula sebelumnya. Iaitu Teori Nine Stars Halo-N.
Teori Nawiah 9x45 (1). Teori Nawiah 9x45 (2) dan Teori

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1220 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Halo-N. 9.2 Homolength. Satu kesempurnaan yang akan


mempermudahkan dunia sains Natural Products. Satu rahmat
kepada sekalian alam yang ditunjukkan oleh kesaktian Al
Quran.

Asas Pembentukan Teori.


Sesungguhnya teori dan formula: Halo-N H.V.D ini
dizahirkan menerusi gabungan asas pentafsiran ruhul maani
ayat-ayat Al Quran. Di mana pada teori ini ruhul maani ayat
Surah:67:Al Mulk:3-5 dan ruhul maani ayat Surah:74:Al
Muddaststsir:27-30 diguna pakai sepenuhnya untuk
menzahirkan teori dan formula ini adanya.
Penemuan teori ini kemudiannya diterjemah dan di-
adoptasikan menerusi titik-titik korelasi yang terdapat dalam
spektrum 2-Dimensi HMBC (Heteronuclear Multiple Bond
Coherence) yang boleh diperolehi melalui mesin: NMR
(Nuclear Magnetic Resonance) dan gambarannya bolehlah
dilihat seperti yang tertera berikutnya.

Gambarajah menunjukkan keberkesanan Special Mass


vaccine bertindak terhadap penyakit yang ditentukan oleh
teori: Halo-N H.V.D.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1221

Theory: Hydrogen-carbon Vaccine Diagnosis


(Halo-N H.V.D Theory)

(Hujung Kulit Kepala)

19
18
17
16
Diukur pada
15
kadar
14
19 bahagian
13
bermula dari
12
11 hujung kulit
10 kepala
09 sampailah
08 ke bahagian
07 hujung
06 zakar atau
05
faraj.
04
03
02
01
00

(Hujung Zakar / Faraj)

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1222 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Alkaloid (+)Tavoyanine &


Halo-N H.V.D Theory

19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
H
14
OH
13
12
H
N
5

H
1b 6a
4

11a 7
7a

OH
H

1a

9
3

11
10
2
1
HO

MeO
MeO
H

Rajah menunjukkan Alkaloid (+)Tavoyanine


sebagai vaccine bagi penyakit luaran - External
Illness - pada bahagian tubuh manusia seperti yang
ditunjukkan oleh titik persilangan berwarna merah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1223

Alkaloid (-)Tavoyanine &


Halo-N H.V.D Theory
OH
19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
14
13

H
6a 12
H
5
N

H
7
4

7a
1a 1b

OH
11a
H
3

9
H 11
2

M eO

M eO
HO

Rajah menunjukkan Alkaloid (-)Tavoyanine


sebagai vaccine bagi penyakit dalaman Internal
Illness- pada bahagian tubuh manusia seperti yang
ditunjukkan oleh titik persilangan berwarna merah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1224 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Alkaloid (-)Norboldine &


Halo-N H.V.D Theory

19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 09 08 07 06 5 4 3 2 1 0
NH
H

OH
HO

CH3O

CH3O

Rajah menunjukkan Alkaloid (-)Norboldine


sebagai vaccine bagi penyakit dalaman - internal
illness- pada bahagian tubuh manusia seperti yang
ditunjukkan oleh titik persilangan bewarna merah.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1225

Theory Halo-N H.V.D oleh Dr. Halo-N ini masih lagi berada
diperingkat akhir pengesahannya.

Disediakan oleh: Disahkan oleh:

........................................... .............................................
Puan Hanita Omar (M.Sc) Prof. Dr. A.Hamid A.Hadi (F.A.Sc)

Tarikh: 21.10.2010 Tarikh: 21.10.2010

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1226 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

The International Symposium


In Natural Products,
23-24 October 2010,
Bangkok, Thailand.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1227

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1228 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1229

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1230 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1231

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1232 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1233

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1234 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1235

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1236 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1237

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1238 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1239

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1240 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1241

Slides Presented At Swissotel Le Concord Hotel,


Bangkok, Thailand By Hanita Omar

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1242 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1243

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1244 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1245

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1246 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1247

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1248 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1249

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1250 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1251

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1252 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1253

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1254 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1255

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1256 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1257

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1258 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1259

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1260 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1261

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1262 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1263

The International Conference


On Natural Products,
10-12 Disember 2010,
Penang, Malaysia

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1264 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1265

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1266 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1267

Slides Presented At The International Conference On


Natural Products In Penang By Hanita Omar

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1268 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1269

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1270 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1271

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1272 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1273

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1274 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1275

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1276 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1277

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1278 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1279

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1280 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1281

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1282 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1283

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1284 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1285

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1286 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1287

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1288 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1289

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1290 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1291

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1292 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1293

Kenangan
Di International Conference of Natural Products
Penang, Malaysia.

The whole technologies of my country is so small compared with


the invention that youve made. Congratulation. - Professor Dr.
Yoshinori Asakawa, Tokushima Bunburi University (TBU), Jepun.

The ingredients of technology derived from a pure heart. It flushes


human minds authomatically. So the base of technology is coming
from a pure heart. Japanese is beautiful.
- Professor Dr. Yoshinori Asakawa.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1294 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Pelukan tahniah Profesor Dr. Yoshinori Asakawa disaksi


bersama oleh Profesor Madya Mat Ropi Mukhtar, Universiti
Malaya, dan Dr.Berna Elya, Universitas Indonesia serta Puan
Hanita Omar, Universiti Malaya.

Ive read your article. It is a great invention. - Professor Paolo


Colombo - University of Parma, Italy.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1295

Pengarang sedang menerangkan penemuan Nine Stars Halo-N


Theory kepada Profesor Paolo Colombo, Italy.

Profesor Paolo Colombo bergambar kenangan bersama Profesor


Dr. Yoshinori Asakawa. Dua tokoh tersohor di bidang Natural
Products yang mengesahkan kezahiran Teori Al Quran: The Nine
Stars Halo-N Theory.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1296 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Gambar kenangan Pengarang bersama Dr. Berna Elya. Satu gambar


nostalgia menandakan keupayaan saintis Indonesia bekerjasama
dengan saintis Malaysia dalam menzahirkan teori sains Al Quran
pertama di dunia. Satu kerjasama persaudaraan menunjuk kebolehan
dan kemampuan di mata dunia.

Saya amat tertarik dengan penemuan ini. Apatah lagi ianya terlahir
dari Al Quran. Kata Profesor Dr. Hasnah Mohd Sirat Universiti
Teknologi Malaysia, Skudai, Johor, Malaysia, sebaik sahaja beliau
selesai mempengerusikan sesi pembentangan kertas bertajuk: The
Application of The Nine Stars Halo-N Theory in the Natural Product
Research oleh Puan Hanita Omar.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1297

Pengarang bersama Profesor Madya Dr. Salah el Hussein,


Universiti Malaysia Pahang (UMP) dan Profesor Dr. Nour Osman
Bashir, Universiti Gezira Khortum, Sudan serta Puan Hanita Omar,
Universiti Malaya.

Pengarang sedang menerangkan konsep penulisan buku Al Fathun


Nawa. I could not imagine the huge impact upon muslims if this
book is written in Arabic. Says Professor Dr. Nour Osman Bashir,
University of Gezira, Sudan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1298 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Profesor Dr. Khalijah Awang bergambar kenangan dengan Profesor


Dr. Yoshinori Asakawa.

Puan Hanita Omar bersama Professor Dr.


Yoshinori Asakawa - The Great Scholar In The
Natural Products, sebaik sahaja beliau selesai
membentangkan kertas bertajuk: The Application
of The Nine Stars Halo-N Theory in the Natural
Product Research.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Masalah Dan Kajian 1299

MASALAH DAN KAJIAN


KENAPA UMAT MELAYU KURANG MENGKAJI
AL QURAN

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1300 Masalah Dan Kajian

Masalah Dan Kajian:


Kenapa Banyaknya Terjadi Kepada Umat Islam Melayu
Sehingga Ke Saat Mencecah Usia Enam Puluh Tahun
Masih Ramai Tidak Habis Membaca Terjemahan Al Quran?
Satu Renungan.

Jika tarikh penubuhan Kerajaan Melayu Melaka (Tahun


1407) dikira sebagai tarikh dan tahun keramat bagi bangsa
Melayu. Lantaran terciptanya sejarah Umat Melayu mula
berjaya menerima sinaran Allah s.w.t. Lalu agama Islam
dijadikan agama pegangan hidup keturunan selama-lamanya.
Di hakikat terbukanya hati raja Melayu ketika itu untuk
memeluk Islam dan meninggalkan agama datok nenek mereka
di awalnya.
Satu era yang telah merubah pola-pola individu,
masyarakat, adat dan kebudayaan bangsa dengan terwajah
rupa bangsa Melayu di hari ini. Satu rahmat dan tuah yang
tidak mungkin dilupai oleh kenangan sejarah. Maka ucapan
terima kasih patutlah kita hulurkan kepada keturunan awal
kerana menyinarkan kita keturunan Melayu dengan satu
agama yang diredhai oleh Tuhan semesta alam.
Turutan dari peristiwa itu. Maka berpeganglah bangsa
Melayu kepada sebuah kitab yang bernama Al Quran. Sebuah
kitab suci yang diperakui kebenarannya oleh Tuhan semesta
alam dan diterima baik oleh umat Melayu sebagai sebuah kitab
yang perlu dibaca, dilihat dan dikaji agar kemantapan
beragama dan bertuhan tertumbuh dan terteguh pada hati dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Masalah Dan Kajian 1301

pada jiwa umatnya. Kesedaran ini terwujud di mana-mana dan


ianya tidak sekali-kali dipertikaikannya.
Namun demikian, tertimbul satu soalan: Kenapa banyak
terjadi kepada umat Islam Melayu sehingga mencecah usia
enam puluh tahun masih ramai yang tidak habis membaca
sebuah buku Terjemahan Al Quran. Sedangkan mereka telah
beragama Islam sejak dari hari kelahirannya. Di suasana diri
masing-masing menyedari akan kepentingan Al Quran pada
hidupnya di sudut duniawi dan di sudut akhrawi. Soalnya lagi.
Kenapa tidak tertumbuhnya kehendak dan minat untuk
melihatnya dan mengkajinya, di suasana mulut lidah masing-
masing banyak yang tahu membaca Al Quran. Malah
menjadikan Al Quran satu bacaan kelaziman diri di sepanjang
nafas-nafas kehidupan dalam seharian.
Maka berikutan tercetusnya idea dan terlahirnya projek
untuk menzahirkan buku catitan ini. Satu kajian pendek telah
pun dibuat oleh Pengarang. Di mana dua ratus lima puluh
(250) responden di kalangan orang-orang Melayu (Malaysia) di
pelbagai peringkat usia dan kelulusan akedamik ditemubual
berkaitan dengan dilema di atas. Di hakikat keseluruhannya
memperakui terwujudnya dilema ini dan masing-masing
berpendapat perlunya dilema Al Quran ini ditebuskan semula
agar minat dan kehendak umat Melayu untuk mendalami Al
Quran tertumbuh pada hati dan jiwa bangsanya. Satu langkah
yang perlu dibuat dan satu dilema yang jarang
diperbincangkan oleh orang Melayu secara terbuka dengan
bertindak mencari langkah-langkah berkesan ke arah
memperelokkannya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1302 Masalah Dan Kajian

Sesungguhnya ingatlah, bangsa Melayu bukanlah


sebuah bangsa yang bersifat leka. Bangsa Melayu bukanlah
sebuah bangsa yang payah untuk maju dan meminati sesuatu
yang baru dan bangsa Melayu bukanlah pula sekali-kali
bersifat pandang ringan terhadap Al Quran yang dijunjungnya
selama ini. Namun demikian kenapa ianya berlaku dan
kenapakah pula sikap negatif Melayu ini dibiar terbujur kaku di
hadapan mata masyarakatnya. Inilah persoalan dan dilema
yang perlu direnung bersama. Satu dilema yang perlu dipecah,
dihurai dan diselesaikan oleh bangsa Melayu sendiri di ruang
sempadannya jua dapat dikongsi bersama oleh saudara-
saudara bangsa lain yang jua beragama Islam.
Sesungguhnya di antara sebab-sebab tertimbulnya
dilema mentalaah penterjemahan Al Quran dikalangan orang
Melayu sepertimana yang disuarakan oleh responden yang
ditemubual bolehlah disimpulkan kepada Tujuh (7) sebab
musabbabnya:
Pertama: Minat melihat Al Quran dikalangan orang-
orang Melayu hanya dipupuk setakat membaca dan belajar
membaca untuk mendapat pahala. Di mana asuhan dan
pendekatan seumpama telah terwujud di dalam masyarakat
Melayu sejak enam ratus tahun dahulu (Tahun 1407-2007). Di
makna sejak bangsa Melayu mengenal Islam sampailah ke
hari ini corak asuhan dan pendekatannya tidak terubah. Malah
tidak terwujudnya satu-satu kaedah atau pendekatan berkesan
untuk merubah dilema yang ada. Satu dilema menyebabkan
Melayu terlepas pandang dalam melihat kepentingan Al Quran
di sudut kepentingannya di dunia. Satu dilema yang

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Masalah Dan Kajian 1303

menggagalkan bangsa Melayu melihat Al Quran dan kegunaan


Al Quran untuk diterjemahpakai dalam kehidupan harian.
Malah dengan pendekatan pahala yang ada menyebabkan
mereka telah terasa cukup selesa dengan keadaan yang ada.
Satu syndrome penyakit yang menghilangkan daya kreatif dan
inovatif bangsa yang perlu disedari. Satu dilema yang perlu
dikaji dan dilihat menerusi keupayaan mata yang lebih luas.
Kedua: Minat melihat Al Quran dikalangan orang-orang
Melayu hanya dipupuk setakat melihat Al Quran di sudut
akhirat dan kepentingannya kepada akhirat. Mata Melayu tidak
pernah didedah dengan cara yang berkesan agar Melayu
dapat melihat Al Quran di sudut kegunaannya di dunia dan
kepentingannya kepada kehidupan mereka di dunia. Di sebalik
Melayu terus diasuh dengan arca melihat keindahan Al Quran
di sudut dunia, tidak ubah bagai Melayu dibentang-lihatkan
keindahan warna-warna pelangi di hujung langit. Di suasana
indah pada mata. Cantik pada kata. Tanpa warna-warna yang
terwujud boleh dipegang dan dijadikan kenyataan kepada
ingredient kehidupan. Satu dilema yang perlu diberi perhatian.
Ketiga: Minat melihat Al Quran di kalangan orang-orang
Melayu hanya dipupuk setakat melihat Al Quran di rupa didikan
membaca terjemahan Al Quran. Di suasana cara pendekatan
terjemahan di wajah balik bahasa dan pendekatan
pengertiannya menyukarkan pembaca untuk memahami dan
menyelami makna pengertian ayat-ayat yang dibentang
menyebabkan payahlah pula bagi pembaca Melayu untuk
menjadikannya sebagai bahan ingredient pegangan hidup dan
kehidupan.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1304 Masalah Dan Kajian

Di hakikat bahasa penterjemahan yang dibuat lebih


bercorak lama lagi gagal untuk menarik minat pembaca di
musim muda untuk mentalaah isi kandung Al Quran yang
diterjemahkan. Satu penterjemahan yang bersifat bagai gulai
lemak yang mudah memuakkan perut dan menjemukan selera
pembaca. Maka berikutan terlahir suasana sebegini, sikap
tangguh menangguh dalam membaca tertumbuh pada sikap
orang-orang Melayu, berakhir di usia tua dan di musim tubuh
dipanggil kubur sekali pun sebuah buku penterjemahan Al
Quran yang ada di sisi sejak di zaman muda tidak jua habis
dibaca. Satu dilema yang sepatutnya diberi perhatian dan tidak
seharusnya dipandang ringan oleh masyarakat.
Keempat: Minat melihat Al Quran di kalangan orang-
orang Melayu hanya dipupuk setakat melihat Al Quran di rupa
memahami erti balik bahasa terjemahan Al Quran. Melayu
tidak diasuh dan dilahirkan dengan rupa pentafsiran atau
huraian Al Quran secara lebih comprehensive lagi releven
sehingga ternampak kepada mereka kepentingan Al Quran di
sudut mensejahterakan kehidupan mereka di semua bidang di
dunia.
Di makna terlahirnya satu corak pentafsiran Al Quran
yang berupaya mengarca kaedah dan cara pendekatan yang
boleh dipegang dan dimunafaat secara segera oleh mereka
dalam kehidupan. Melayu tidak dinampakkan bagaimanakah
Al Quran boleh menghasilkan ekonomi. Melayu tidak
diasuhkan bagaimanakah Al Quran boleh mendidik mereka
menjana kewangan dan Melayu tidaik diserlahkan dengan cara
bagaimana konsep, teori dan formula dapat dizahirkan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Masalah Dan Kajian 1305

menerusi Al Quran. Walhal unsur-unsur seumpama ini teramat


penting diwujud-tafsirkan ke dalam kehidupan sebagai langkah
menumbuhkan minat umat Melayu untuk menerokai dan
menggali khazanah Al Quran.
Kelima: Minat melihat Al Quran di kalangan orang-
orang Melayu hanya dipupuk setakat melihat Al Quran di rupa
didikan memahami erti terjemahan Al Quran. Melayu tidak
diasuh ke arah melahirkan ahli Pentafsir Al Quran di kalangan
bangsanya sendiri. Di hakikat Melayu hanya berjaya
melahirkan cendekiawan pengguna pentafsiran hasil
terjemahan orang. Di suasana bangsa Melayu terus disumbat-
asuh dengan bersemangat dengan melihat bangsa sendiri
tidak berkebolehan. Malah cetek pengetahuan di bidang Al
Quran, tanpa langkah ke arah mencerdikkan bangsanya
diambil.
Sesungguhnya dilema pendekatan seumpama ini bukan
sahaja terbentuk pada masyarakat marhain di kampung-
kampung tetapi berjangkit jua ke dalam pemikiran Melayu di
menara gading di wajah kealiman diri yang ada terus bersifat
plagiarism interlectual yang hanya sanggup disuap dengan
kuah gulai yang tersedia. Di samping rela membiarkan diri
masing-masing memasang sikap hanya akan berubah di ketika
pasir keliling lain telah pun berubah. Satu kekurangan yang
perlu diselami dan satu dilema yang perlu dileraikan.
Keenam: Minat melihat Al Quran di kalangan orang-
orang Melayu hanya dipupuk setakat melihat Al Quran di rupa
didikan membaca dan memahami terjemahan Al Quran.
Melayu tidak dididik dengan semangat Iqra dan mengerti

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1306 Masalah Dan Kajian

istilah Iqra. Di suasana seruan meminatkan Melayu agar


bersemangat membaca masih jauh mencapai matlamat.
Meskipun seruan dan semangat seumpama ini telah dibuat
oleh pemerintah sejak di awal kemerdekaan. Demikianlah
lembabnya Melayu untuk berubah. Apatah untuk mengkaji dan
menerokai ilmu melalui proses membaca. Satu dilema yang
tidak perlu lagi dipusakakan.
Ketujuh: Minat melihat Al Quran di kalangan orang-
orang Melayu hanya dipupuk setakat melihat Al Quran di rupa
memahami Al Quran penterjemahan orang. Di suasana tidak
terlahirnya seorang pencetus di kalangan bangsanya yang
berani mencetuskan pandangan baru yang boleh merubahkan
keadaan yang ada ke satu era landscape pemikiran dan
pendekatan ke arah yang lebih releven lagi membaharukan
keadaan.
Sesungguhnya ketandusan keberanian mencungkil
furqan yang terwujud di perut khazanah Al Quran akan
membuat diri dan masyarakat jahil untuk mengenal erti
paradigma dan perubahan ke arah paradigma. Di kedudukan
perasaan jemu masyarakat dengan pendekatan lama lagi
dilarang-luahkan itu akan membuat masyarakat Melayu
berpaling arah dan mencari arah lain yang lebih selesa
setanding dengan perubahan dunia yang tidak sekali-kali akan
menanti terubah petua larangan satu-satu bangsa. Di hakikat
Al Quran bukan bererti terlarang. Tetapi pembuka pemikiran.
Sekian untuk renungan anak cucu. Di hakikat tiada
orang lain yang akan mengubah kita. Kecuali kita. Wassalam.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Masalah Dan Kajian 1307

PENUTUP

Cukuplah dahulu buat sementara waktu sehingga kita


bertemu di Jilid 2 di Malam Muka Enam yang bakal akan
membincangkan Surah Al Baqarah ayat 30 dan ayat-ayat
selanjutnya. Moga-moga perbincangan yang telah dibuat di
sepanjang catitan ini telah pun sedikit sebanyak dapat
dimunafaatkan oleh anak cucu sekalian adanya.
Justeru itu marilah sama-sama kita berdoa kepada Allah
s.w.t moga-moga kita terus diberi petunjuk dan hidayat
olehNya di dalam usaha kita mengasuh diri sendiri ke arah
membentuk diri tergolong di kalangan umat Muhammad yang
berminat untuk mendalami Al Quran serta mengasuh diri agar
pula digolongkan di kalangan orang-orang mukmin dan
bertaqwa.
Sesungguhnya wahai anak cucu. Minat untuk
mendalami Al Quran hendaklah disuburkan di dalam jiwa kamu
semua. Di hakikat Al Quran adalah makanan dan minuman
yang tidak boleh sekali-kali diabaikan. Malah ianya hendaklah
dijadikan nasi makan air minum kepada kita di atas kesedaran
bahawa punca segala punca petunjuk adalah petunjuk dari Al
Quran yang dibekalkan kepada kita oleh Tuhan semesta alam
melalui Junjungan Besar Muhammad s.a.w. Maka dengan itu
perlengkapkanlah diri dengannya di natijah terzahirnya furqan
yang membuat kita dan bangsa kita menjadi bangsa yang maju
dan bermaruah dalam menghadapi arus perkembangan
sejagat.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1308 Masalah Dan Kajian

Akhir kata jika terdapat sebarang kekurangan dan


kelemahan di dalam catitan ini. Maka kamu bawalah ianya ke
pengetahuan para ilmuan Al Quran yang lebih arif dan
perbincangkanlah dengan mereka semoga sebarang
kekeliruan atau kemusykilan yang timbul dapat dileraikan.
Sesungguhnya setiap pandangan yang diberi di dalam catitan
ini tidak ubah bagai kedudukan seulas bawang yang masih
memerlukan pandangan tambahan dari para cerdik pandai
agar gulai berawas sedap dapat dihidangkan dengan
sempurna di rupa masakan yang menyelerakan. Sekian.
Wassalam.

Amin Ya Rabbal Alamin.

PERBINCANGAN DITANGGUHKAN
Bersambung Di Jilid Kedua
AL FATIHAH

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Penghargaan Dan Sanjung Kasih 1309

PENGHARGAAN
SANJUNG KASIH UNTUK PARA PENYELIDIK
TEORI Al QURAN

Sesungguhnya dengan rendah hati Pengarang ingin


mengambil kesempatan untuk menghulur sekalung ucapan
terima kasih kepada Y.Bhg Profesor Datuk Dr. A. Hamid A.
Hadi yang sudi mengambil langkah membuat penyelidikan
lanjut terhadap penemuan teori Al Quran yang ditemui oleh
Pengarang serta sudi mengesahkan penemuan Theory: Nine
Stars-Halo-N, Theory: Nawiah 9 x 45 (1), Theory: Nawiah 9
x 45 (2) dan Theory: Halo-N 9.2 Homolength. Empat (4)
teori Sains Natural Products yang terhasil dari proses
pentafsiran Al Quran yang dibentang oleh buku Al Fathun
Nawa yang kemudiannya disahkan secara sainstifik mengikut
tatacara disiplin pendidikan formal di masa kini.
Tidak kurang jua, Pengarang jua ingin mengucapkan
berbanyak-banyak terima kasih kepada Puan Hanita Binti
Omar. Penyelidik Teori Buku Al Fathun Nawa. (Pembantu
Penyelidik Y.Bhg Profesor Datuk Dr. A. Hamid) di atas
kesudian beliau menjadikan salah satu bentangan teori dan
formula pentafsiran Al Quran yang terdapat di dalam buku ini
(Teori: Nine Stars Halo-N) sebagai asas bukti kajian Ijazah
Sarjananya.
Malah dikesempatan ini jua pengarang ingin
pengucapkan syabas dan berbanyak-banyak terima kasih
kepada pasukan penyelidik sokongan teori Al Quran yang sudi
membawa penemuan teori Al Quran yang disahkan di

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1310 Penghargaan Dan Sanjung Kasih

peringkat awal ke peringkat antarabangsa dengan satu natijah


agar penemuan teori Al Quran yang ditemui dapat disahkan
kesahihannya disamping mendapat pengiktirafan sidang para
ahli saintis Natural Products dari seluruh pelusuk dunia.

Sesungguhnya ketahuilah bahawa pengiktirafan sidang


Bangkok yang bersidang di Swissotel Le Concorde Hotel,
Bangkok, Thailand pada 23-24 Oktober 2010 adalah
merupakan pengiktirafan pertama dunia terhadap penemuan
teori sains yang terhasil dari pentafsiran ayat-ayat Al Quran.
Satu ledakan baru dunia yang berjaya membuktikan Al Quran
adalah ibu segala ilmu dan ibu segala kitab.

Satu pengiktirafan dan satu rekod sejarah dunia yang


akan mendorong para cendikiawan untuk mengkaji dan
membuat penyelidikan terhadap isi kandung yang tersirat di
dalam Al Quran. Satu sumber baru kepada penyelidik dalam
menerokai ilmu Tuhan semesta alam. Satu penemuan yang
akan menjadi asas kebanggaan Al Quran, rahmat kepada
sekalian alam.

Maka bagi maksud ini pengarang ingin mengucapkan


jutaan terima kasih kepada Profesor Dr. Khalijah Awang,
Profesor Madya Dr. Mat Ropi Mukhtar, Dr. Berna Elya dan
Dr. Mohd Azlan Nafiah di atas kesudian mereka adanya.
Moga-moga Allah memberkati langkah yang diambil dan
sejarah akan bersama dengan mereka adanya.

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Penghargaan Dan Sanjung Kasih 1311

SEJAMBAK TERIMA KASIH


UNTUK PARA PENYEMAK BUKU Al FATHUN NAWA.

Dalam pada itu Pengarang jua tidak lupa untuk


menghulur sejambak ucapan terima kasih kepada Y.Bhg
Profesor Dr. Haji Azimi Haji Hamzah dan anggotanya di atas
usahanya menubuhkan sebuah jawatankuasa penyemak dan
penilai penulisan ini serta terima kasih jua kepada semua para
cendekiawan yang sudi menyemak dan menilai draf penulisan
buku Al Fathun Nawa mengikut bidang-bidang kepakaran
masing-masing.
Mereka yang dimaksudkan adalah tokoh-tokoh
akademik universiti terbilang Malaysia seperti yang
disenaraikan di bawah:

1. Y.Bhg. Profesor Emeritus Dato Dr. Sulaiman Md. Yassin


Felo Penyelidik Utama, Institut Pengajian Sains Sosial,
UPM. Merangkap Bekas Naib Canselor, Universiti
Malaysia Trengganu.
2. Y.Bhg. Profesor IR. Dr. Desa Ahmad UPM
3. Y.Bhg. Profesor Dr. Karen Anne Crouse Badri UPM
4. Y.Bhg. Profesor Dr. Haji Musa Abu Hassan Pengarah,
Pusat Pengembangan, Keusahawanan dan Pemajuan
Profesional, UPM.
5. Y.Bhg. Profesor Dr. Abu Daud Silong Jabatan
Pemajuan Profesional & Pendidikan Lanjutan, UPM
6. Y.Bhg. Profesor Dr. Mustafa Kamal Mohd Shariff UPM

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1312 Penghargaan Dan Sanjung Kasih

7. Y.Bhg. Profesor Dr. Md. Salleh Hj. Hassan Pengarah,


Institut Pengajian Sains Sosial, UPM
8. Y.Bhg. Profesor Dr. Jariah Masud Senior Research
Fellow, Institute Gerontology, UPM
9. Y.Bhg. Profesor Dr. Mohd Shahwahid Hj. Othman UPM
10. Y.Bhg. Profesor Dr. Turiman Suandi Jabatan
Pemajuan Profesional & Pendidikan Lanjutan, UPM
11. Y.Bhg. Profesor Madya Mohd Zain Jusoh UPM
12. Y.Bhg. Dato Dr. Abdul Halim Hamad Bekas pensyarah UPM.

Sesungguhnya penglibatan mereka dalam penyemakan


ini telah memberi suatu semangat bagi saya memantapkan lagi
hujah dan isi kandungan penulisan berdasarkan teguran dan
penambahan pendapat yang pasti menambahkan lagi nilai
penulisan di sudut ilmu dan hikmahnya.

PENGHORMATAN
UNTUK PASUKAN PEMBANTU DAN PENYEMAK KHAS

Dalam kesempatan ini jua, saya ingin mengucapkan


setinggi-tinggi terima kasih. Terutama kepada isteri tercinta
Nawiah Binti Haji Salleh dan anak-anak berlima kerana
meruangkan Pengarang untuk menulis catitan ini serta
menolong pengarang dalam semua hal yang berkaitan
dengannya. Sesungguhnya pengorbanan yang ditunjukkan
selama ini adalah suatu yang teramat dihargai.
Pengarang jua di kesempatan ini ingin mengucapkan
terima kasih yang teramat-amat kepada para sahabat dan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Penghargaan Dan Sanjung Kasih 1313

penyemak khas yang bertungkus lumus bersama Pengarang


dalam menyiapkan catitan ini sehingga ianya dapat dicetak
untuk bacaan umum.
Mereka itu adalah:

i. Y.Bhg. Datuk Paduka Dr. Haji Ismail Muhamad.


ii. Y.Bhg. Dato Paduka Haji Yahya Ab Hamid.
iii. Y.Bhg. Dato Haji Mohd Murtadza Ahmad.
iv. Saudara Hasbullah Zakaria M.Sc.
v. Saudara Haji Che Yusof Che Mat MBA
vi. Saudara Haji Abdullah Suhaimin Md. Yunus MA(Econ)
vii. Puan Hajjah Wan Zaini Wan Mahmud M.Sc
viii. Saudara Mohammad Nizar Mat Nor EMBA
ix. Puan Nasibah Wahab LLB (Peguam)
x. Saudara Che Muhd Lutfi Che Yusof BBA (Hons)

Semoga Allah memberkati usaha mereka dengan


kalongan cetusan sejarah buat selama-lamanya. Terima kasih.

Dr. Halo-N
Tarikh: 12hb November 2010

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1314 Penghargaan Dan Sanjung Kasih

Ucapan Aluan
Dari Sekretariat Al Fathun Nawa

Bersyukur kehadrat Allah s.w.t kerana


pihak sekretariat telah berjaya
menguruskan urusan bagi
menyiapkan skrip buku Al Fathun
Nawa karangan Dr. Halo-N. Saya
teramat bangga kerana diberi peluang
untuk mengurus proses pembikinan Al
Fathun Nawa sehingga pada hari ini
naskhahnya telah menjadi kenyataan.

Sesungguhnya konsep penulisan


buku Al Fathun Nawa adalah satu
konsep penyampaian ilmu yang
dalam tetapi disampaikan di dalam
bahasa yang mudah. Mudah untuk
difahami. Mudah untuk digali dan
Mudah untuk di-digestkan sebagai
bahan ilmu yang berhikmah serta
bersesuaian untuk dibaca oleh semua
lapisan masyarakat. Satu perkembangan baru konsep penyampaian ilmu
yang patut ditauladani oleh para cendekiawan kemudian.

Bagi pihak sekretariat, saya ucapkan selamat membaca, selamat


menyelami isi kandung penulisan ini, mudah-mudahan bermunafaat
adanya. Sekian.Terima kasih.

Yang Ikhlas,

Hasbullah Bin Zakaria M.Sc


Setipadi
Ketua Sekretariat

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Penghargaan Dan Sanjung Kasih 1315

Sebagai Pembuka Benih dan Ledakan Nuklear,


Al Fathun Nawa adalah sebuah buku pencetus
minda kreatif dan inovatif, penggerak gerak
kerja pengaslihan alam, peneguh keyakinan
bertuhan atas kesedaran Tuhan sentiasa di sisi
dan pengukuh rasa keimanan dan ketaqwaan.
Dengan gaya bahasa yang mudah,
uslub penulisan yang tersendiri dan disulami
dengan tamsiliah dan mubalaghah yang jitu, Al
Fathun Nawa berupaya menggamik pembaca
untuk mentelaah isi kandungnya yang
mengasyikkan. Di samping, menyemarakkan
minat untuk mendalami Al Quran sebagai
Kalamullah dan Ummul Kitab di rupa sumber
panduan hidup demi kemajuan hidup di dunia
dan di akhirat.
Tahniah dan syabas kepada
Pengarang di atas istiqamahnya menghasilkan
Al Fathun Nawa yang menjadi sumber rujukan insan. Beliaulah Al
Mujaddid. Beliaulah legenda alam.

Che Yusof Che Mat MBA


Sekretariat Al Fathun Nawa

Bukan mudah memecahkan ruyung pemikiran.


Akibat kebalnya kubu hukum retorik,
terhalanglah kemajuan. Alhamdulillah, Al
Fathun Nawa ditumbuhkan bersama kekuatan.
Meruntuhkan tembok besar binaan satu
penjajahan. Maka mekarlah keterbukaan
pemikiran. Akan bercambahlah kemajuan dan
kesejahteraan. Bersorak sorai manusia dan
kemanusiaan. Demi terasa manis dan jeliranya
Al-Quran.
Al Fathun Nawa adalah ibu kepada
segala revolusi. Revolusi aqliah, keilmuan dan
ketamadunan. Revolusi yang mengukuhkan
kejituan hidup dan keyakinan. Demikianlah
besarnya jasa Dr Halo-N kepada alam dan
Insan. Beliau mengorak langkah berani demi
memperkenalkan Furqan di dalam Al-Quran,
yang selama ini gagal diterjemah-tafsirkan.
Insyaallah akan berputiklah keamanan. Lantaran manusia mula kenal dan
tahu siapa Tuhan.

EMBA
Sekretariat Al Fathun Nawa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1316 Penghargaan Dan Sanjung Kasih

Syukur kehadrat Allah SWT dengan limpah


kurnianya telah terlahir sebuah buku yang
mengungkap kehebatan kitabullah dalam
perspektif yang berbeza berbanding dengan
lain-lain penulisan sebelum ini.
Tahniah kepada Y.Bhg. Dato
Dr.Halo-N atas usaha murni ini dan semoga
penulisan ini akan menjadi pencetus kepada
penemuan-penemuan baru lain yang dapat
memberi kesejahteraan kepada umat
manusia serta mengukuhkan lagi keimanan
kita terhadap Allah SWT.

Haji Abdullah Suhaimin bin Md. Yunus, MA(Econ)


Sekretariat Al Fathun Nawa

Tahniah saya ucapkan kepada Dr. Halo-N kerana


telah berjaya menghasilkan buku Al Fathun Nawa
Jilid 1 dan 2. Semoga ianya akan menjadi bahan
rujukan untuk generasi kini dan akan datang.
Saya juga mengambil kesempatan ini
mengucapkan tahniah kepada Y.Bhg. Datin
Nawiah diatas pengorbanan beliau mendokong
cita-cita Al Fathun Nawa

Hajjah Wan Zaini Bt. Wan Mahmood,


M.Sc (UPM)
Secretariat Al Fathun Nawa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Penghargaan Dan Sanjung Kasih 1317

Alhamdullilah syukur ke hadharat Ilahi,


saya diterima dalam kumpulan
Sekretariat bagi membantu
menyemarak serta meluaskan informasi
Al Fathun Nawa. Pada umumnya,
sejarah membuktikan setiap
penghasilan teori baru, ibarat membuka
Kotak Pandora yang selanjutnya
menghasilkan rangkaian teori-teori baru
bagi menyelesaikan masalah manusia
sejagat. Teori dibuktikan secara tepat
melalui pembuktian sains empirikal.
Namun teori-teori yang dihasilkan
sepertimana diterangkan dalam Al
Fathun Nawa tidak boleh disamakan
dengan Kotak Pandora atau Kod Da-
Vinci. Al Fathun Nawa adalah daripada tafsiran Ayat-ayat daripada
sebahagian Surah Al-Baqarah, Ayat yang diturunkan kepada junjungan
Nabi Muhammad s.a.w. sebagai panduan dan kesejahteraan manusia
sejagat. Ianya ibarat bahasa tuhan yang perlu ditafsirkan melalui metode-
metode yang khusus. Bermula daripada Al Fathun Nawa, diharapkan
cendekiawan Islam yang terdiri daripada pakar sains dan pakar tafsir,
berusaha dan komited untuk mentafsirkan Surah-surah lain sepenuhnya
daripada Kitab Al-Quran dan membuktikannya melalui sains empirikal.
Kesungguhan ini akan menghasilkan kitab-kitab tafsiran baru dengan
pelbagai teori akan muncul yang berlandaskan pembuktian saintifik.
Diharap juga kitab-kitab tafsiran yang dihasilkan kelak dapat
dipertingkatkan lagi bagi membangkitkan kembali zaman kegemilangan
Islam di mana banyak kitab-kitab cendekiawan Islam dulu telah
dimusnahkan oleh tentera Mongul yang menyerang Bagdad.

PROF MADYA DR MOHD ZAHIT BIN ALI, PHD.


Secretariat Al Fathun Nawa

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1318 Index

Index bagi:

- Istilah

- Peta Minda

- Ayat Al Quran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Index 1319

Index Istilah Dhabit Puisi.- Lagu: Madu


Di hujung Duri..... 546
A Dhabit Puisi : Lagu:
Aabidin..............................125 Ingat Jalan Berliku...812
Al Aayah529
Al Burhan...........................530 F
Al Bayan............................531 Fasiq....................................738
Al Furqan...........................496 Fasiq di sudut Akhrawi ....738
Allah..................................44 Fasiq di sudut Duniawi ........740
Al Ardhi.............................1135 Fahum laa yarji uun......903
Adduniya..1138 fazaada humullaahu
Addin..................................123 maradha.........639
Ahsanitaqwiim.985 Furqan.................................494
Akhirat................................539 Furqan Al Maani.................501
Alhamdulillah......................52,223 Furqan Al Qura....................505
Alif Lam miim......................324 Furqan Al Bashaair....508
Allaziina yuminun...............383 Furqan Al Bashaair
An amta alaihim.................86 Khalqillah.....508
Anzala minassamaa..........971 Furqan Al Bashaair
Ardha firaasyan..................921 Kalamullah.........512
Ar Rahman.........................48 Furqan Al Bahra.514
Ar Rahiim............................50 Furqan Al Ruyah.......517
Asfalasaafiliin....................746 Furqan Yaumil Liqaa....527
Assama..............................1134 Fii quluubihim maradhun......635
Firaasan...............................965
B
Binaa a................................967 G
Binaa a di sudut Duniawi967 Ghaib...................................389,472
Binaa a di sudut Akhrawi.....970 Ghaib Hakiki.................... .. 472
Bismillah...............................223 Ghaib Majazi........................473
Bismillahirrahmanirrahim .....99 Ghaibul Asghar....................485
Bismi rabbikal lazii khalaq ...33, 35 Ghaibul Qasas.....................488
Bil ghaibi...............................388 Ghaibul Amthal....................490
Bukmun................................900,949 Ghaibul Asbab.....................492
Buta Ayam............................954 Ghisyaawah.........................617
Buta Dekat...........................958
Buta jauh..............................961
Buta Warna..........................962 H
Hikmah ...............................157
D Huda....................................469
Dhabit Khas: Hudan lil muttaqiin ..............372
Al Quran di rupa mukjizat Hukum Karma......................776
15, 28
Al Quran resipi Mukjizat 42 I
Manusia diajar berilmu 39 Ihdinassiraatal mustaqiim....77
Mukjizat dan Definasi baru Ilmu.......................................156
43,47,48, 81, 84 Iqra.......................................25,162
Mukjizat pencetus penerokaan Iyyaaka nabudu....................65
85, 90, 110 Innallaziina kafaruu......... ... 611
innamaa nahnu

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1320 Index

mustahziuun.....674 Nabudu ............................... 70


Islaamadiina .........................124 Nikmat.................................135
Niaga Mata Dacing...791
K Niaga Tumpang Sekaki.......794
Kafir......................................718 Niaga Canggih.....................798
Kafir di sudut Akhrawi ..........719
Kafir di sudut Duniawi ..........721 P
Kepentingan solat ............. ..397 Perbincangan Khas:-
Konsep Iqra ........................ 215 - Mengenal Diri Dan Nafsu:
Khatamallaah........................616 619-620, 623-624, 636
Kufur.....................................723 - Nafsu Ammaarah
Kufur Ussu..........................724 636-639, 644-645
Kufur Nikmat.........................727 - Nafsu Lawwaamah:
Kufur di sudut duniawi .........730 645, 652, 654, 658
Kufur Amalan........................730 679, 687, 692, 703
Kufur Ikrab............................733 706-707
Kufur Kehendak....................735 - Nafsu Mulhamah:
736-738, 742-744
L - Nafsu Mutmainnah:
Laa raiba fiih.........................333 751-752, 755, 761
Liyabuduun..........................125 778, 782, 786, 789
Lagu: Ingat Jalan Berliku......811 795
Lagu: Cinta Rumah Tangg...454 - Nafsu Radhiah:
Lagu: Madu Dihujung Duri....546 860-861, 865, 869
Lagu Puisi . 252 - Nafsu Mardhiah:
956-958, 965, 967
M 969, 1148
Maliki yaumiddin ..................63,106 - Nafsu Kamaliah:
Maliki ...................... ............57 1136, 1148-1149
Makhraja .............................139 - Cara Berzikir Zikir Lafzi:
Manusia jenis heh ...............753 817-818, 851, 855
Manusia jenis tertutup hati ..755 - Mengenal Guru Mursyid:
Manusia jenis percaya 845, 897, 899
pada kata..........758 Punca datangnya
Manusia tidak tahu hukum karma ......790
dirinya penipu ...762 Perbincangan Ringkas:-
Manusia sakit, Ilmu Syariat dan ilmu Tarikat
hatinya berpenyakit....763 1122, 1131, 1150-1151
Manusia tidak tahu 1161-1162, 1173-1177
dirinya jahat .....765 1184-1185
Manusia tidak tahu Q
dirinya bodoh....769 Qaaluu innamaa nahnu
Manusia talam dua muka.....771 Muslihuun..........653
Manusia lupa hidup Qaaluu anuminu kamaa
perniagaan ........773 aamanassufahaa.....663
Menjana maqam Taqwa .....870
R
N Rabbu....................................122
Nastaiin...............................73,129 Rabbil alamiin........................53
Rahmat..................................130

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Index 1321

Rezeki....................................133 W
Redha....................................138 Wasiilah................................153
wayuqiimuunas solaah...........397
S Wamimmaa razaqnaahum.....407
Sabil.......................................147 wamaa unzilamin qablika.......437
Siraatal mustaqiim...................75 Walahum azaabun aziim......620
Siratallaziina ...........................83 Wamaa hum bimuminiin........628
Sejahtera...............................136 Wassamaa a binaa a.....921
Shiraat...................................149
Surah Al Fatihah....................176 Y
Solat......................................539 Yaumiddiin.............................. 60

Soalan Cara Menggali Z


Al Quran.....78,177,190,201,448 Zaalikal kitaab........................329
Syaitan...................................711
Syaitan di sudut akhrawi ...... 711
Syaitan di sudut duniawi ...... 716
Synergetic Miracle Magnetic 119
182, 254,985
Syukur...................................744
Syukur di sudut akhrawi .......744
Syukur di sudut duniawi .......745
Summun................................896, 947

T
Taqwa....................................540
Taqwa sudut akhrawi.............541
Taqwa sudut duniawi.............545
Teori Reverse Carbon Created..481
Teori Electron Carbon
Exploration ..........507
Teori Halo-N 9.2 Homolength ..132
Teori Spectrum of Carbon......1103
Teori Nine Stars Halo-N......1104
Teori Nawiah 9x45(1).............1112
Teori Nawiah 9x45(2)..1110
Thamaraat......980

U
Umyun....................................901,950
Ulaaikallazii nasytarawud
dholaalata bilhudaa.....680
Ulaikahumul khasirun............1087

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1322 Index

Index Peta Minda Konsep: Berilmu yang bermunafaat


............ 159
Konsep: Bashaair ....................... . 551
A Konsep: Buta dan celik ................ 552
Allah bersama kamu di mana Konsep: Hidup .............................. 570
kamu berada ................ 247 Konsep: Jalan wasilah ................. 994
Arrahmaanu wudda .............. 272 Konsep: Jauhkan diri dari neraka - 622
Al Quran mempermudahkan Konsep: Kesucian dan hati .......... 643
manusia .........................583 Konsep: Lillaahi rabbil aalamiin .... 566
Konsep: Manusia cemerlang .......... 170
B Konsep: Mengenal rupa hukum
Bayanullinnaas ..................... 534 karma ... 678
Berjuang menemui Tuhan ....369 Konsep: Mengubah nasib ......... 1172
Konsep: Pertolongan Tuhan ........... 180
C Konsep: Penghuraian Bashaair...... 553
Cakap biar serupa bikin ........732 Konsep: Petua kearah mencapai
cita-cita.................................... 558
D Konsep: Qalbissalim ..................... 543
Di mana menghadap disitu wajah Konsep: Rupa ibadat .................... 572
Allah ......245 Konsep : sejahtera konsep Islam...113
Dalam hak wujudnya hak orang Konsep: Sifat-sifat ahlizzikri .............145
............... 274 Konsep: Solat Majlis mengadap
Tuhan...... 565
E Konsep: Taqwa dan kemuliaan...... 544
Etika penerima sedekah....... 580 Konsep: Tuhan dekat ................... 202
Konsep: Terima sedekah di
I makna menolong orang kaya .- 734
Ingat kepada Tuhan dan Tuhan Konsep: Wasiat penting kepada
Ingat kepada hambanya .......258 keturunan .......... 593
Islam addin di sisi Allah ........355 Kuasa Nur Qalbi membentuk
Ilmu berhikmah ..................... 981 nyalaan pada filemen akal .... 828

L M
Langkah mempermudahkan Masyarakat kaya dan beriman . .......412
urusan ......................414 Mendustakan agama .................. 811
Menambah ilmu ........................... 231
O Mengingati Allah dan Kelebihannya
Orang beriman dan beramal ............................ ..233
soleh ........................ 342 Menolong Allah menegakkan
K pendirian ........ 250
Kaitan Ilmu dan Sektor Natural Menolak sekatan terhadap
Resources.................923 perkembangan ilmu ..........515
Kenapa mustahaknya sifat Muhammad Rahmat Sekalian
Taqwa ..................1100 Alam ..........................334
Kepentingan wasilah di sudut Menjadikan hati (Qalbi) berupaya
pembersihan hati ......... 996 menghasilkan akal..........1015
Kepentingan memajukan bangsa 210 Melihat kezahiran furqan pada
Konsep: Iqra dan Ilmu ........... 243 setiap kejadian Tuhan .......926
Konsep: Bumiku Luas .............115

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Index 1323

P
Petua Kejayaan di atas usaha
yang dibuat ..................117
Penyaksian, penyucian ketika
solat .........................461
Pembangunan Kilang
berasaskan simbolik
lebah ...........................486
Peranan jantung sebagai
punca terbitnya Nur
Qalbi ...........................826
Peranan zikir dan denyutan
jantung menyuci hati - 829
Proses oksidasi penyingkiran
elektron oksigen dari
orbitnya ....................... 830

R
Rasul pembawa petunjuk dan
kehidupan fitrah ...........292

S
Sedekah dan matlamatnya ...579
Serugi-rugi manusia ..............964

T
Taqwa revolusi pemikiran .....281

W
Wasiilah................................153
wayuqiimuunas solaah...........397
Wamimmaa razaqnaahum.....407
wamaa unzilamin qablika.......437
Walahum azaabun aziim......620
Wamaa hum bimuminiin........628
Wassamaa a binaa a.....921

Y
Yaumiddiin.............................. 60

Z
Zaalikal kitaab........................329

Nota Khas (Pemberitahuan)


1. Lirik lagu Kasih Rumah
Tangga (m/s 454) dibaiki oleh
Pengarang pada 1hb Jan
2015. Harap maklum

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1324 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Surah:1: Al Fatihah Surah:2: Al Baqarah:23......886, 927


Surah:1: Al Fatihah:1.........21 Surah:2: Al Baqarah:24......887, 929
Surah:1: Al Fatihah:2.........21 Surah:2: Al Baqarah:25.........1054,1047
Surah:1: Al Fatihah:3.........22 Surah:2: Al Baqarah:26.........234 Al Furqan
Surah:1: Al Fatihah:4.........22 Surah:2: Al Baqarah:26.........235 Teori Al Quran
Surah:1: Al Fatihah:5.........23 Surah:2: Al Baqarah:26.........1056 Teori Al Quran
Surah:1: Al Fatihah:5.........567 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:26.........1054
Surah:1: Al Fatihah:5.........569 Teori Al Quran Surah:2: Al Baqarah:27.........1058,1068
Surah:1: Al Fatihah:6.........23 Surah:2: Al Baqarah:28.........1059,1078
Surah:1: Al Fatihah:7.........24 Surah:2: Al Baqarah:29.........1061,1082
Surah:2: Al Baqarah:36.........169,1203, 1239
Surah:2: Al Baqarah Surah:2: Al Baqarah:36.........966 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:1.......328 Surah:2: Al Baqarah:36.........967 Teori Al Quran
Surah:2: Al Baqarah:2.......325 Surah:2: Al Baqarah:42.........767 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:3.......326 Surah 2: AlBaqarah:42. 766 Teori Al Quran
Surah:2: Al Baqarah:4.......327 Surah:2: Al Baqarah:43.........412 Al Burhan
Surah:2: Al Baqarah:5.......327 Surah:2: Al Baqarah:43.........461 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:5.......67 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:44.........760 Al Burhan
Surah:2: AlBaqarah:6.......593, 668 Surah 2: Al Baqarah:44 760 Teori Al Quran
Surah:2: Al Baqarah:6.......754 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:44.........1036 Al Burhan
Surah:2: Al Baqarah:6.......756 Teori Al Quran Surah:2: Al Baqarah:45.........406 Al Burhan
Surah:2: Al Baqarah:7.......593, 606, 671 Surah:2: Al Baqarah:47.........263 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:7.......759 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:52.........1450 Al Burhan
Surah:2: Al Baqarah:8....594, 616, 674 Surah:2: Al Baqarah:55.........778 Al Burhan
Surah:2: Al Baqarah:8.......762 Al Bayan Surah:2: Al Baqarah:55.........779 Teori Al Quran
Surah:2: Al Baqarah:9.......595,620, 676 Surah:2: Al Baqarah:63.........1378 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:9.......764 Al Bayan Surah:2: Al Baqarah:64.........267 Al Aayah
Surah 2: Al Baqarah:9 ..763 Teori Al Quran Surah:2: Al Baqarah:64.........688 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:10......596,624, 678 Surah:2: Al Baqarah:65.........780 Al Burhan
Surah:2: Al Baqarah:10......765 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:106.......821 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:11......770 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:112.......381 Al Aayah
Surah 2:Al Baqarah:11. 769 Teori Al Quran Surah:2: Al Baqarah:115.......244 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:11.... .596,680 Surah:2: Al Baqarah:132.......570 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:11......963 Teori Al Quran Surah:2: Al Baqarah:132.......570 Teori Al Quran
Surah:2: Al Baqarah:12.... .597,683 Surah:2: Al Baqarah:132.......593 Al Burhan
Surah:2: Al Baqarah:13......771 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:132.......595 Teori Al Quran
Surah 2:Al Baqarah:13.. 770 Teori Al Quran Surah:2: Al Baqarah:152.......252 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:13.... .598,684 Surah:2: Al Baqarah:152.......257 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:14..773 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:152.......398 Al Burhan
Surah 2: Al Baqarah:14.772 Teori Al Quran Surah:2: Al Baqarah:165...,...541 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:14......598,686 Surah:2: Al Baqarah:165....,..561 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:15......782 Nota Surah:2: Al Baqarah:185.......19 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:15..599, 662, 689 Surah:2: Al Baqarah:186.......202 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:16..776 Al Burhan Surah:2: Al Baqarah:186.......203 Teori Al Quran
Surah 2: Al Baqarah:16.775 Teori Quran Surah:2: Al Baqarah:194.......783 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:16..... 600, 664,693 Surah:2: Al Baqarah:201.......184 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:17......880, 888, 933 Surah:2: Al Baqarah:201-202138 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:18......687 Al Aayah Surah:2: Al Baqarah:255.......46 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:18......895, 881 Surah:2: Al Baqarah:257.......499 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:19......279 Al Bayan Surah:2: Al Baqarah:269.......158 Al Bayan
Surah:2: Al Baqarah:19......882, 905 Surah:2: Al Baqarah:269.......160 Teori Al Quran
Surah:2: Al Baqarah:20......884, 908
Surah:2: Al Baqarah:21......884, 915 Surah:3: Ali Imran
Surah:2: Al Baqarah:22......885, 921 Surah:3: Ali Imran:8...........846 Al Aayah
Surah:2: Al Baqarah:23......358 Al Bayan Surah:3: Ali Imran:19.........355 Al Aayah
Surah:3: Ali Imran:103...860 Al Burhan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1325

Surah:3: Ali Imran:110.......855 Al Aayah Surah:6: Al Anaam:39..........1005 Al Bayan


Surah:3: Ali Imran:126.......73 Al Bayan Surah:6: Al Anaam:71..........471 Al Aayah
Surah:3: Ali Imran:126.......130 Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:79..........565 Al Burhan
Surah:3: Ali Imran:126.......346 Al Bayan Surah:6 :Al Anaam:92..........438 Al Burhan
Surah:3: Ali Imran:126.......348 Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:95..........479 Al Bayan
Surah:3: Ali Imran:126.......446 Al Bayan Surah 6: Al Anaam:95 . 480 Teori Al Quran
Surah:3: Ali Imran:138.......16 Al Bayan Surah:6: Al Anaam:95..........481 Teori Al Quran
Surah:3: Ali Imran:138.......157 Al Bayan Surah:6: Al Anaam:99..........483 Al Bayan
Surah:3: Ali Imran:138.......533 Al Bayan Surah:6: Al Anaam:104........220 Al Burhan
Surah:3: Ali Imran:139.......68 Al Aayah Surah:6: Al Anaam:104........236 Al Aayah
Surah:3: Ali Imran:139.......254 Al Aayah Surah:6: Al Anaam:104........394 Nota
Surah:3: Ali imran:159.......1169 Al Bayan Surah:6: Al Anaam:104........395 Teori Al Quran
Surah:3: Ali imran:159.......1170 Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:104........509 Al Bayan
Surah:3: Ali Imran:191.......26 Al Aayah Surah:6: Al Anaam:104........510 Teori Al Quran
Surah:3: Ali Imran:191.......28 Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:104........551 Al Bayan
Surah:3: Ali Imran:191.......232 Nota Surah:6: Al Anaam:123....800 Al Aayah
Surah:3: Ali Imran:191.......233 Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:123....801 Teori Al Quran
Surah:3: Ali Imran:191.......392 Al Burhan Surah:6: Al Anaam:132........302 Al Bayan
Surah:3: Ali Imran:191.......393 Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:132........302 Teori Al Quran
Surah:3: Ali Imran:191.......1081 Al Bayan Surah:6: Al Anaam:155........352 Al Aayah
Surah:6: Al Anaam:157........17
Surah:4: An Nisaak Surah:6: Al Anaam:160........976 Al Aayah
Surah:4: An Nisaak:29.........798 Al Aayah Surah:6: Al Anaam:162........35 Al Aayah
Surah:4: An Nisaak:29.........798 Teori Al Quran Surah:6: Al Anaam:162-163..100 Al Aayah
Surah:4: An Nisaak:45.........286 Al Bayan Surah:6: Al Anaam:162-163..566 Al Bayan
Surah:4: An Nisaak:45.........447 Al Burhan
Surah:4: An Nisaak:96.........51 Al Aayah Surah:7: Al Araaf
Surah:4: An Nisaak:103.......538 Nota Surah:7: Al Araaf:10.............1130 Al Bayan
Surah:4: An Nisaak:134......1028 Al Aayah Surah:7: Al Araaf:10.............1131 Teori Al Quran
Surah:4: An Nisaak:174........17 Al Bayan Surah:7: Al Araaf:10.............1135 Al Bayan
Surah:4: An Nisaak:174........531 Al Burhan Surah:7: Al Araaf:25.............1137 Al Aayah
Surah:7: Al Araaf:32.............573 Al Aayah
Surah:5: Al Maidah Surah:7: Al Araaf:85.........793 Al Bayan
Surah:5: Al Maidah:16..........76 Al Bayan Surah:7: Al Araaf:96.............1099 Nota
Surah:5: Al Maidah:16..........470 Al Bayan Surah:7: Al Araaf:96.............1100 Teori Al Quran
Surah:5: Al Maidah:35..........154 Al Bayan Surah:7: Al Araaf:99..678 Al Burhan
Surah:5: Al Maidah:35..........155 Teori Al Quran Surah:7: Al Araaf:99..679 Teori Al Quran
Surah:5: Al Maidah:35...........994 Al Aayah Surah:7: Al Araaf:179 ..........758 Teori Al Quran
Surah:5: Al Maidah:35...........996 Teori Al Quran Surah:7: Al Araaf:179...........973 Nota
Surah:5: Al Maidah:42...........893 Al Aayah Surah:7: Al Araaf:179...........975 Teori Al Quran
Surah:5: Al Maidah:61...........670 Al Burhan Surah:7: Al Araaf:204..........1002 Al Bayan
Surah:5: Al Maidah:79...........650 Al Bayan
Surah:5: Al Maidah:100.........317 Al Burhan Surah:8: Al Anfaal
Surah:5: Al Maidah:100.........318 Teori Al Quran Surah:8: Al Anfaal:17............255 Al Bayan
Surah:5: Al Maidah:100.....767 Al Aayah Surah:8: Al Anfaal:21-22.......896 Al Aayah
Surah:5: Al Maidah:100........1327 Al Burhan
Surah:5: Al Maidah:104.....666 Al Burhan Surah:9: At Taubah
Surah 5: AlMaidah:104 667 Teori Al Quran Surah:9: At Taubah:14......... 1007 Al Bayan
Surah:5: Al Maidah:104........1038 Al Burhan Surah:9: At Taubah:32..........998 Al Burhan
Surah:5: Al Maidah:104........1039 Teori Al Quran Surah:9: At Taubah:32..........999 Teori Al Quran
Surah:9: At Taubah:33..........1009 Al Aayah
Surah:6: Al Anaam Surah:9: At Taubah:103........579 Al Burhan
Surah:6: Al Anaam:7............435 Al Burhan Surah:9: At Taubah:103........734 Al Aayah
Surah:6: Al Anaam:25..........617 Al Bayan
Surah:6: Al Anaam:32..........94 Al Burhan Surah:10: Yunus
Surah:6: Al Anaam:36..........1003 Al Bayan Surah:10: Yunus:32...............344 Al Aayah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1326 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Surah:10: Yunus:101.............238 Al Burhan Surah:14: Ibrahim:28..............312 Al Bayan


Surah:10:Yunus:101 .511 Teori Al Quran Surah:14: Ibrahim:40..............588 Al Burhan
Surah:10: Yunus:24...............978 Al Aayah Surah:14: Ibrahim:41..............591 Al Burhan
Surah:10: Yunus:25...............1156 Al Aayah Surah:14: Ibrahim:46...703 Al Bayan
Surah:10: Yunus:42...............824 Al Aayah
Surah:10: Yunus:42...............832 Al Bayan Surah:15: Al Hijr
Surah:10: Yunus:42.. 832 Teori Quran Surah:15: Al Hijr:16...............1134 Al Bayan
Surah:10: Yunus:43...............825 Al Aayah Surah:15: Al Hijr:20...............1139 Al Burhan
Surah:10: Yunus:43...........835 Al Bayan Surah:15: Al Hijr:87................8 Al Bayan
Surah:10: Yunus:44.......1176 Al Bayan Surah:15: Al Hijr:87...............177 Al Bayan
Surah:10: Yunus:57...............367 Al Aayah Surah:15: Al Hijr:99................283 Al Bayan
Surah:10: Yunus:64...............929 Al Aayah Surah:15: Al Hijr:99................283 Teori Al Quran
Surah:10: Yunus:101.............511 Nota Surah:15: Al Hijr:99................539 Al Aayah
Surah:10: Yunus:101.............555 Al Bayan Surah:15: Al Hijr:99.............,,.539 Teori Al Quran
Surah:10: Yunus:101.............1179 Al Aayah
Surah:10: Yunus:101.............1180 Teori Al Quran Surah:16: An Nahl
Surah:16: An Nahl:34.........675 Al Burhan
Surah:11: Hud Surah:16: An Nahl:34.........676 Teori Al Quran
Surah:11: Hud:15..................40 Al Aayah Surah:16: An Nahl:34.........784 Al Bayan
Surah:11: Hud:15..................42 Teori Al Quran Surah:16: An Nahl:43............175 Al Burhan
Surah:11: Hud:15..................296 Al Bayan Surah:16: An Nahl:43............176 Teori Al Quran
Surah:11: Hud:15..................297 Teori Al Quran Surah:16: An Nahl:69.............486 Al Bayan
Surah:11: Hud:15..................993 Teori Al Quran Surah:16: An Nahl:69............487 Teori Al Quran
Surah:11: Hud:15..................1026 Al Bayan Surah:16: An Nahl:69............1075 Al Bayan
Surah:11: Hud:24..................1077 Al Bayan Surah:16: An Nahl:119...........913 Al Bayan
Surah:11: Hud:37..................1021 Al Burhan Surah:16: An Nahl:120-123 ..127 Al Aayah
Surah:11: Hud:43..................723 Al Aayah
Surah:11: Hud:85-86.............796 Al Bayan Surah:17: Al Israak
Surah:11: Hud:85-86.............797 Teori Al Quran Surah:17: Al Israak:11...........652 Al Bayan
Surah:17: Al Israak:11...........652 Teori Al Quran
Surah:12: Yusuf Surah:17: Al Israak:11...........743 Al Aayah
Surah:12: Yusuf:4..................968 Al Bayan Surah:17: Al Israak:36...........1042 Al Burhan
Surah:12: Yusuf:21................519 Al Bayan Surah:17: Al Israak:72...........953 Al Aayah
Surah:12: Yusuf:21................521 Teori Al Quran Surah:17: Al Israak:72...........953 Teori Al Quran
Surah:12: Yusuf:22................981 Al Aayah Surah:17: Al Israak:72...........954 Al Bayan
Surah:12: Yusuf:22................983 Teori Al Quran Surah:17: Al Israak:72...........954 Teori Al Quran
Surah:12: Yusuf:43................489 Al Burhan Surah:17: Al Israak:80...........145 Al Bayan
Surah:12: Yusuf:47-48...........490 Al Burhan Surah:17: Al Israak:80...........146 Teori Al Quran
Surah:12: Yusuf:53 ..............638 Al Bayan Surah:17: Al Israak:81...........633 Teori Al Quran
Surah:12: Yusuf:55................558 Al Bayan Surah:17: Al Israak:81...........892 Al Aayah
Surah:12: Yusuf:55................558 Teori Al Quran Surah:17: Al Israak:81...1000 Al Aayah
Surah:12: Yusuf:64...............105 Al Aayah Surah:17: Al Israak:110.........270 Al Bayan
Surah:12: Yusuf:76................85 Al Aayah Surah:17: Al Israak:110.........270 Teori Al Quran
Surah:12: Yusuf:76................86 Teori Al Quran
Surah:12: Yusuf:111...210 Al Bayan Surah:18: Al Kahfi
Surah:18: Al Kahfi:7..............298 Al Burhan
Surah:13: Ar-Rad Surah:18: Al Kahfi:7..............299 Teori Al Quran
Surah:13: Ar-Rad:11.............1172 Al Bayan Surah:18: Al Kahfi:7..............990 Al Burhan
Surah:13: Ar Rad:19..........837 Nota Surah:18: Al Kahfi:7.............1163 Al Burhan
Surah:13: Ar Rad:28.............830 Al Bayan Surah:18: Al Kahfi:7.............1165 Teori Al Quran
Surah:18: Al Kahfi:20........806 Al Bayan
Surah:14: Ibrahim Surah:18: Al Kahfi:20........806 Teori Al Quran
Surah:14: Ibrahim:7...............88 Al Aayah Surah:18: Al Kahfi:45............262 Al Bayan
Surah:14: Ibrahim:24-25........362 Al Bayan Surah:18: Al Kahfi:45............263 Teori Al Quran
Surah:14: Ibrahim:24-25........449 Al Bayan Surah:18: Al Kahfi:54...........1088 Al Aayah
Surah:14: Ibrahim:28..............89 Al Burhan Surah:18: Al Kahfi:65............526 Al Bayan

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1327

Surah:18: Al Kahfi:65............527 Teori Al Quran Surah:23: Al Mukminuun:40.........1046 Al Burhan


Surah:18: Al Kahfi:109..........452 Al Aayah Surah:23: Al Mukminuun:66-67....1086 Al Bayan
Surah:18: Al Kahfi:109..........515 Nota Surah:23: Al Mukminuun:68......815 Al Aayah
Surah:18: Al Kahfi:110..........370 Al Aayah Surah:23: Al Mukminuun:68-69...1040 Al Burhan
Surah:18: Al Kahfi:110...........528 Al Bayan Surah:23: Al Mukminuun:70.........817 Al Aayah
Surah:18: Al Kahfi:103-104....802 Al Bayan Surah:23: Al Mukminuun:70.........819 Teori Al Quran
Surah:18: Al Kahfi:103-104....803 Teori Al Quran Surah:23: Al Mukminuun:71.........655 Al Bayan
Surah:18: Al Kahfi:103-104....965 Al Aayah Surah:23: Al Mukminuun:71.........656 Teori Al Quran
Surah:23: Al Mukminuun:72.........139 Al Bayan
Surah:19: Maryam Surah:23: Al Mukminuun:72.........141 Teori Al Quran
Surah:19: Maryam:12-14........983 Al Aayah Surah:23: Al Mukminuun:72.........197 Al Bayan
Surah:19: Maryam:15.............113 Al Aayah Surah:23: Al Mukminuun:73.........339 Al Aayah
Surah:19: Maryam:15.............124 Teori Al Quran Surah:23: Al Mukminuun:73.........194 Al Aayah
Surah:19: Maryam:96.............271 Al Aayah Surah:23: Al Mukminuun:115....918 Al Aayah
Surah:19: Maryam:96.............272 Teori Al Quran
Surah:24: An Nur
Surah:20: Taaha Surah:24: An Nur:15.............1044 Al Burhan
Surah:20: Taaha:2.................582 Al Aayah Surah:24: An Nur:15.............1045 Teori Al Quran
Surah:20: Taaha:5-8..............50 Al Aayah Surah:24: An-Nur:16.............1006 Al Aayah
Surah:20: Taaha:50...............196 Al Aayah Surah:24: An Nur:17..............912 Al Bayan
Surah:20: Taaha:81...............789 Al Bayan Surah:24: An Nur:21..........713 Al Aayah
Surah:20: Taaha:81...............790 Teori Al Quran Surah:24: An Nur:34..............13 Al Aayah
Surah:20: Taaha:82...............791 Al Bayan Surah:24: An-Nur:34..............208 Al Bayan
Surah:20: Taaha:114.............231 Al Aayah Surah:24: An Nur:34..............439 Al Burhan
Surah:20: Taaha:135.............151 Al Aayah Surah:24: An Nur:34..............530 Al Aayah
Surah:24: An Nur:34..............1411 Al Aayah
Surah:21: Al Anbiayak Surah:24: An Nur:35..............476 Al Furqan
Surah:24: An Nur:35........... ..476 Teori Al Quran
Surah:21: Al Anbiayak:7.........172 Al Bayan Surah:24: An Nur:35..............478 Al Aayah
Surah:21: Al Anbiayak:7.........173 Teori Al Quran Surah:24: An Nur:35..............497 Al Furqan
Surah:21: Al Anbiyaak:35.......315 Al Burhan Surah:24: An Nur:35..............548 Al Bayan
Surah:21: Al Anbiyaak:37.......961 Al Aayah Surah:24: An Nur:35..............550 Teori Al Quran
Surah:21: Al Anbiyaak:37.......961 Teori Al Quran Surah:24: An Nur:38..............300 Al Burhan
Surah:21: Al Anbiyaak:41.......909 Al Aayah Surah:24: An Nur:38..............408 Al Aayah
Surah:21: Al Anbiyaak:53.......612 Al Bayan Surah:24: An Nur:39..............697 Al Bayan
Surah:21: Al Anbiyaak:69.......506 Al Burhan Surah:24: An Nur:43.............1145 Al Burhan
Surah:21: Al Anbiyaak:69.......506 Teori Al Quran Surah:24: An Nur:44.............167 Al Bayan
Surah:21: Al Anbiyaak:106.....349 Al Bayan Surah:24: An Nur:44..............442 Al Burhan
Surah:21: Al Anbiyaak:106.....375 Nota Surah:24: An Nur:44.............1181 Al Bayan
Surah:21: Al Anbiyaak:107.....190 Al Aayah Surah:24: An Nur:44.............1182 Teori Al Quran
Surah:21: Al Anbiyaak:107.....334 Al Bayan Surah:24: An Nur:50..............635 Al Bayan

Surah:22: Al Hajji Surah:25: Al Furqan


Surah:22: Al Hajji:46...1015 Al Aayah Surah:25: Al Furqan:1...........11 Al Bayan
Surah:22: Al Hajji:46....950 Al Aayah Surah:25: Al Furqan:1...........430 Al Burhan
Surah 22: Al Hajji:46.. 951 Teori Quran Surah:25: Al Furqan:1...........496 Al Aayah
Surah:22: Al Hajji:46..............1031 Al Burhan Surah:25: Al Furqan:4...........431 Al Burhan
Surah:22: Al Hajji:46..............1133 Teori Al Quran Surah:25: Al Furqan:5...........433 Al Burhan
Surah:22: Al Hajji:46..............1161 Al Bayan Surah:25 :Al Furqan:5...........614 Al Bayan
Surah:22: Al Hajji:46..............1162 Teori Al Quran Surah:25: Al Furqan:6...........423 Al Burhan
Surah:22: Al Hajji:54..............467 Al Burhan Surah:25: Al Furqan:33 .1147 Al Furqan
Surah:22: Al Hajji:67..............377 Al Aayah Surah:25: Al Furqan:33 .1149 Nota
Surah:25: Al Furqan:43.........654 Al Bayan
Surah:23: Al Mukminuum Surah:25: Al Furqan:44.. ..623 Al Bayan
Surah:23: Al Mukminuun:10-11....1118 Al Aayah Surah:25: Al Furqan:44.. ..623 Teori Al Quran
Surah:23: Al Mukminuun:10-11....1157 Surah:25: Al Furqan:44.........1090 Al Aayah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1328 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Surah:25: Al Furqan:44.........1091 Nota Surah:29: Al Ankabuut:43......954 Al Aayah


Surah:25 :Al Furqan:67..........420 Al Aayah Surah:29: Al Ankabuut:43......958 Teori Al Quran
Surah:29: Al Ankabuut:43......1114 Al Aayah
Surah:26: Asy Syuaraak Surah:29: Al Ankabuut:43......1115 Teori Al Quran
Surah:26: Asy Syuaraak:47-48...54 Al Aayah Surah:29: Al Ankabuut:44......925 Al Aayah
Surah:26: Asy Syuaraak:88-89...827 Al Aayah Surah:29: Al Ankabuut:44.. 927 Teori Quran
Surah:26: Asy Syuaraak:88-89....828 Teori Al Quran Surah:29: Al Ankabuut:45......403 Al Aayah
Surah:26: Asy Syuaraak:88-91....535 Al Aayah Surah:29: Al Ankabuut:49......384 Al Burhan
Surah:26: Asy Syuaraak:88-91.....535 Teori Al Quran Surah:29: Al Ankabuut:49......584 Al Bayan
Surah:26: Asy Syuaraak:192-196)..329 Al Bayan Surah:29: Al Ankabuut:56......115 Al Bayan
Surah:26: Asy Syuaraak:205-207...788 Al Bayan Surah:29: Al Ankabuut:56......988 Al Aayah
Surah:26: Asy Syuaraak:205-207...789 Teori Al Quran Surah:29: Al Ankabuut:56......989 Nota
Surah:29: Al Ankabuut:56......991 Teori Al Quran
Surah:27: An Naml Surah:29: Al Ankabuut:56......1025 Al Bayan
Surah:27: An Naml:1-2..........457 Al Burhan Surah:29: Al Ankabuut:62......152 Al Aayah
Surah:27: An Naml:15...........120 Al Burhan Surah:29: Al Ankabuut:63......53 Al Aayah
Surah:27: An Naml:19...........119 Al Burhan Surah:29: Al Ankabuut:63......89 Al Burhan
Surah:27: An Naml:19...........119 Nota Surah:27: Surah:29: Al Ankabuut:63......305 Al Bayan
An Naml:48............752 Al Aayah Surah:29: Al Ankabuut:69......80 Al Aayah
Surah:27: An Naml:50-52......843 Al Bayan Surah:29: Al Ankabuut:69......112 Al Bayan
Surah:27: An Naml:50........692 Al Bayan Surah:29: Al Ankabuut:69......443 Al Burhan
Surah:27: An Naml:50........706 Al Bayan
Surah:27: An Naml:59...........103 Al Aayah Surah:30: Ar Rum
Surah:27: An Naml:75...........460 Al Bayan Surah:30: Ar Rum:1-4............493 Al Burhan
Surah:27: An Naml:75...........460 Teori Al Quran Surah:30: Ar Rum:8...............1095 Al Bayan
Surah:27: An Naml:77...........350 Al Bayan Surah:30: Ar Rum:30.............290 Al Bayan
Surah:27: An Naml:77...........458 Al Bayan Surah:30: Ar Rum:30.............293 Al Bayan
Surah:27: An Naml:77...........503 Al Aayah Surah:30: Ar Rum:30.............294 Teori Al Quran
Surah:27: An Naml:77 ...........516 Surah:30: Ar Rum:41.............726 Al Aayah
Surah:27: An Naml:77 ...........945 Al Aayah Surah:30: Ar Rum:41.............727 Teori Al Quran
Surah:27: An Naml:80............879 Surah:30: Ar Rum:41 ............769 Al Aayah
Surah:27: An Naml:80............898 Al Burhan
Surah:27: An Naml:80............948 Al Aayah Surah:31: Luqman
Surah:27: An Naml:80............950 Teori Al Quran Surah:31: Luqman:19............839 Al Burhan
Surah:27: An Naml:81............902 Al Burhan
Surah:32: As Sajdah
Surah:28: Al Qashash Surah:32: As Sajdah:7-9........34
Surah:28: Al Qashash:7..........522 Al Bayan Surah:32: As Sajdah:17.........221 Al Bayan
Surah:28: Al Qashash:50....658 Al Bayan Surah:32: As Sajdah:17.........222 Teori Al Quran
Surah:28: Al Qashash:77........37 Al Aayah Surah:32: As Sajdah:18-20...1143
Surah:28: Al Qashash:77........959 Al Burhan Surah:32: As Sajdah:21.........786 Al Bayan
Surah:28: Al Qashash:77........961 Teori Al Quran Surah:32: As Sajdah:21.........787 Teori Al Quran
Surah:28: Al Qashash:77........1140 Al Aayah
Surah:28: Al Qashash:78312 Al Burhan Surah:33: Al Ahzab
Surah:28: Al Qashash:78........93 Al Burhan Surah:33: Al Ahzab:40...........337 Al Aayah
Surah:28: Al Qashash:83........43 Al Bayan Surah:33: Al Ahzab:56...........562 Al Burhan
Surah:28: Al Qashash:83........536 Al Aayah Surah:33: Al Ahzab:72...........71 Al Aayah
Surah:28: Al Qashash:83........537 Teori Al Quran Surah:33: Al Ahzab:72...........916 Al Aayah

Surah:29: Al Ankabuut Surah:36: Yaasin


Surah:29: Al Ankabuut:17......109 Al Aayah Surah:36: Yaasin:31..............804 Al Burhan
Surah:29: Al Ankabuut:17......571 Nota Surah:36: Yaasin:31..............805 Teori Al Quran
Surah:29: Al Ankabuut:17......572 Teori Al Quran Surah:36: Yaasin:77..............721 Al Aayah
Surah:29: Al Ankabuut:43......373 Nota Surah:36: Yaasin:77..............721 Teori Al Quran
Surah:29: Al Ankabuut:43......923 Al Aayah Surah:37: Asshaffaat
Surah:29: Al Ankabuut:43......924 Teori Al Quran Surah:37: Asshaffaat:4-5.......123 Teori Al Quran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1329

Surah:47: Muhammad:7.........400 Al Aayah


Surah:38: Shaad
Surah:38: Shaad:27..............1072 Al Bayan Surah:48: Al Fath
Surah:38: Shaad:28..............854 Al Bayan Surah:48: Al Fath:1-2.............178 Al Bayan
Surah:38: Shaad:28...........659 Al Burhan Surah:48: Al Fath:3................180 Al Bayan
Surah:38: Shaad:43..............166 Al Bayan Surah:48: Al Fath:28 .............291 Al Bayan
Surah:38: Shaad:45-47.........169 Al Aayah
Surah:38: Shaad:45-47.........171 Teori Al Quran Surah:49: Al Hujuraat
Surah:38: Shaad:54..............142 Nota Surah:49: Al Hujuraat:6..........889 Al Aayah
Surah:49: Al Hujuraat:7..........213 Al Aayah
Surah:39: Az Zumar Surah:49: Al Hujuraat:7-8.......542 Al Aayah
Surah:39: Az Zumar:49.........730 Al Burhan Surah:49: Al Hujuraat:8..........215 Al Bayan
Surah:49: Al Hujuraat:12........865 Al Burhan
Surah:40: Al Mukmin Surah:49: Al Hujuraat:13........280 Al Bayan
Surah:40: Al Mukmin:15.........517 Al Bayan Surah:49: Al Hujuraat:13........282 Teori Al Quran
Surah:40: Al Mukmin:18-19....672 Al Burhan Surah:49: Al Hujuraat:13........378 Al Aayah
Surah:40: Al Mukmin:44.........276 Al Bayan Surah:49: Al Hujuraat:13........543 Al Aayah
Surah:40: Al Mukmin:44.....808 Al Bayan
Surah:40: Al Mukmin:45.....809 Al Bayan Surah:50: Qaaf
Surah:40: Al Mukmin:51........182 Al Aayah Surah:50: Qaaf:16..................248 Al Bayan
Surah:50: Qaaf:16..................249 Teori Al Quran
Surah:41: Fussilat Surah:50: Qaaf:16.................1153 Nota
Surah:41: Fussilat:3...............10 Al Bayan
Surah:41: Fussilat:3...............332 Al Bayan Surah:51: Az Zariyaat
Surah:41: Fussilat:5...............619 Al Burhan Surah:51: Az Zariyaat:19.......273 Al Bayan
Surah:41: Fussilat:33-34....850 Al Aayah Surah:51: Az Zariyaat:19.......275 Teori Al Quran
Surah:41: Fussilat:50.............311 Al Burhan Surah:51: Az Zariyaat:21......1096 Teori Al Quran
Surah:41: Fussilat:50.............729 Al Burhan Surah:51: Az Zariyaat:21.......1127 Al Burhan
Surah:51: Az Zariyaat:21.......1128 Teori Al Quran
Surah:42: Asy Syuura Surah:51: Az Zariyaat:56.......72 Al Aayah
Surah:42: Asy Syuura:26.......69 Al Aayah Surah:51: Az Zariyaat:56.......918
Surah:42: Asy Syuura:27.......314 Al Burhan
Surah:42: Asy Syuura:27.......314 Teori Al Quran Surah:52: At Thur
Surah:42: Asy Syuura:30.......740 Al Aayah Surah:52: At Thur:2-3............240 Al Bayan
Surah:42: Asy Syuuraa:53.....150 Al Aayah Surah:52: At Thur:2-3............428 Al Burhan
Surah:42: Asy Syuura:53.......204 Al Bayan Surah:52: At Thur:17-18........135 Al Bayan
Surah:42: Asy Syuura:53.......205 Teori Al Quran Surah:52: At Thur:17-18........1064 Al Bayan

Surah:43: Az Zukhruf Surah:53: An Najm


Surah:43: Az Zukhruf:3-4.......386 Al Burhan Surah:53: An Najm:24............308 Al Burhan
Surah:43: Az Zukhruf:32........415 Al Aayah Surah:53: An Najm:24............308 Teori Al Quran
Surah:53: An Najm:3-4...........425 Al Burhan
Surah:45: Al Jaasiyah Surah:53: An Najm:39-40.......295 Al Bayan
Surah:45: Al Jaasiyah:13.......1073 Al Bayan Surah:53: An Najm:39-40.......295 Teori Al Quran
Surah:45: Al Jaatsiyah:20.......502 Al Aayah Surah:53: An Najm:39-40...1175 Al Bayan
Surah:45: Al Jaatsiyah:20.......512 Al Bayan Surah:53: An Najm:39-40...1175 Teori Al Quran
Surah:45: Al Jaasiyah:29........427 Al Burhan
Surah:54: Al Qamar
Surah:46: Al Ahqaaf Surah:54: Al Qamar:32...........241 Al Bayan
Surah:46: Al Ahqaaf:13 .........986 Al Aayah
Surah:55: Al Rahman
Surah:47: Muhammad Surah:55: Ar Rahman:1-4.......14 Al Bayan
Surah:47: Muhammad:2.........436 Al Burhan Surah:55: Ar Rahman:1-4.......48 Al Bayan
Surah:47: Muhammad:2-3......342 Al Aayah Surah:55: Ar Rahman:1-4.......532 Al Bayan
Surah:47: Muhamad:2-3.........464 Al Burhan Surah:55: Ar Rahman:5-8.......971 Teori Al Quran
Surah:47: Muhammad:7.........250 Al Bayan Surah: 55: Al-Rahman:5-8 ..... 971 Teori Al Quran

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


1330 Teori Al Quran Di Bidang Natural Products

Surah:55: Ar Rahman:19-20...131 Al Bayan Surah:67: Al Mulk:3-5...........1109 Teori Al Quran


Surah:55: Ar Rahman:19-20...132 Teori Al Quran
Surah:55: Ar Rahman:33........163 Al Bayan Surah:68: Al Qalam
Surah:68: Al Qalam:4..............336 Al Aayah
Surah:56: Al Waaqiah
Surah:56: Al Waaqiah:36-37...1067 Al Bayan Surah:71: Nuh
Surah:56: Al Waaqiah:96.........251 Al Bayan Surah:71: Nuh:15-17.............1102 Al Bayan
Surah:71: Nuh:15-17.............1103 Teori Al Quran
Surah:57: Al Hadiid Surah:71: Nuh:15-17.............1104 Teori Al Quran
Surah:57: Al Hadiid:4.............246 Al Bayan
Surah:57: Al Hadiid:4.............247 Teori Al Quran Surah:73: Al Muzammil
Surah:57: Al Hadiid:20...........96 Al Burhan Surah:73: Al Muzammil:9.......198 Al Bayan
Surah:57: Al Hadiid:28....504 Al Aayah
Surah:74: Al Muddatsir
Surah:58: Al Mujaadalah Surah:74: Al Muddatsir:14......134 Al Bayan
Surah:58: Al Mujaadalah:11...83 Al Bayan
Surah:58: Al Mujaadalah:11...84 Teori Al Quran Surah:76: Al Insaan
Surah:58: Al Mujaadalah:11...303 Al Bayan Surah:76: Al Insaan:3......80 Al Burhan
Surah:58: Al Mujaadalah:11...304 Teori Al Quran Surah:76: Al Insaan:3 ............147 Al Bayan
Surah:58: Al Mujaadalah:11...353 Al Bayan
Surah:78: An Naba
Surah:59: Al Hasyr Surah:78: An Naba:1-5.........29 Al Aayah
Surah:59: Al Hasyr:2...............212 Al Bayan Surah:78: An Naba:1-5.........30 Teori Al Quran
Surah:59: Al Hasyr:21.............364 Al Furqan
Surah:59: Al Hasyr:21. 365 Teori Al Quran Surah:79: An Naaziaat
Surah:59: Al Hasyr:23.............64 Al Aayah Surah:79: An Naaziaat:26-29...1183 Al Bayan
Surah:79: An Naaziaat:26-29...1184 Teori Al Quran
Surah:61: As Shaf Surah:79: An Naaziaat:40.....647 Al Bayan
Surah:61: As Shaf:2-3............732 Al Burhan
Surah:61: As Shaf:2-3............1035 Al Aayah Surah:81: At Takwiir
Surah:61: As Shaf:2-3............1035 Teori Al Quran Surah:81: At Takwiir:29.........309 Al Burhan
Surah:61: As Shaf:10-11........775 Al Bayan Surah:81: At Takwiir:29.........310 Teori Al Quran

Surah:62: Al Jumaah Surah:82: Al Infithaar


Surah:62: Al Jumaah:1...........58 Al Aayah Surah:82: Al Infithaar:17-19...61 Al Aayah
Surah:62: Al Jumaah:2-4.......192 Al Bayan Surah:82: Al Infithaar:19.........62 Al Aayah
Surah:62: Al Jumaah:5...........6
Surah:84: Al Insyiqaaq
Surah:65: At Thalaaq Surah:84: Al Insyiqaaq:6........369 Al Bayan
Surah:65: At Thalaaq:3..........199 Al Aayah
Surah:65: At Thalaaq:3..........256 Al Bayan Surah:85: Al Buruj
Surah:65: At Thalaaq:3..........447 Al Burhan Surah:85: Al Buruj:20.............278 Al Bayan
Surah:65: At Thalaaq:2-3.......142 Al Bayan
Surah:65: At Thalaaq:2-3.......143 Teori Al Quran Surah:86: At Thaariq
Surah:65: At Thalaaq:2-3.......78 Al Bayan Surah:86: At Thaariq:4...........106 Al Aayah
Surah:65: At Thalaaq:4..........79 Al Bayan
Surah:65: At Thalaaq:4..........144 Al Bayan Surah:87: Al Alaa
Surah:65: At Thalaaq:4..........144 Teori Al Quran Surah:87: Al Alaa:14-15........646 Al Bayan
Surah:65: At Thalaaq:7..........410 Al Aayah
Surah 65: At Thalaaq:7. .. 410 Teori Al Quran Surah:89: Al Fajr
Surah:89: Al Fajr:15-16..........737 Al Aayah
Surah:66: At Tahrim Surah:89: Al Fajr: 27-30......829 Al Aayah
Surah:66: At Tahrim:6............621 Al Bayan
Surah:91: Asy Syams
Surah:67: Al Mulk Surah:91: Asy Syams:8-10.....148 Al Burhan
Surah:67: Al Mulk:3-5...........1108 Al Bayan Surah:91: Asy Syams:9-10..642 Al Aayah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N


Teori Al Quran Di Bidang Natural Products 1331

Surah:91: Asy Syams:9-10..645 Teori Al Quran


Surah:110: An Nashr
Surah:92: Al Laili Surah:110: An Nashr:1-3....661 Al Bayan
Surah:92: Al Laili:4.................206 Al Aayah
Surah:92: Al Laili:4-7..............413 Nota Surah:111: Al Lahab
Surah:92: Al Laili:4-7..............116 Al Bayan Surah:111: Al Lahab:1-2........717 Al Aayah
Surah:92: Al Laili:4 -7.............992 Teori Al Quran Surah:111: Al Lahab:1-2...... .719 Teori Al Quran
Surah:92: Al Laili:18-21..........576 Al Bayan
Surah:112: Al Ikhlas
Surah:93: Ad Dhuha Surah:112: Al Ikhlas:1-4.........44 Al Aayah
Surah:93: Ad Dhuha:4............66 Al Aayah Surah:112: Al Ikhlas:2............285 Al Bayan
Surah:93: Ad Dhuha:4............288 Al Burhan
Surah:93: Ad Dhuha:4-5.........474 Al Aayah Surah:114: An Naas
Surah:93: Ad-Dhuha:4-5.........31 Al Bayan Surah:114: An Naas:1-3.........59 Al Aayah
Surah:93: Ad-Dhuha:4-5.........33 Teori Al Quran Surah:114: An Naas:1-6.........715 Al Aayah
Surah:93: Ad-Dhuha:4-5.........1121 Al Bayan
Surah:93: Ad-Dhuha:4-5.........1122 Teori Al Quran
Surah:93: Ad Dhuha:11...........259 Al Aayah

Surah:94: Al Insyirah
Surah:94: Al Insyirah:8...........284 Al Aayah
Surah:94: Al Insyirah:7-8........200 Al Bayan

Surah:95: At Tin
Surah:95: At Tin:4-6...............1092 Al Aayah
Surah:95: At Tin:5...............624 Al Bayan
Surah:95: At Tin:5...............624 Teori Al Quran

Surah:96: Al Alaq
Surah:96: Al Alaq:1.............. 20, 25
Surah:96: Al Alaq:1-5........... 8
Surah:96: Al Alaq:2...............34
Surah:96: Al Alaq:3-4............242 Al Bayan
Surah:96: Al Alaq:5...............525 Al Bayan
Surah:96: Al Alaq:6-7........... 260 Al Burhan
Surah:96: Al Alaq:6-7......... ..91 Al Burhan

Surah:98: Al Bayyinah
Surah:98: Al Bayyinah:8.........56 Al Aayah
Surah:98: Al Bayyinah:8........138

Surah:103: Al Ashr
Surah:103: Al Ashr:1-3..........681 Al Aayah

Surah:105: Al Fiil
Surah:105: Al Fiil:3-5..............491 Al Furqan
Surah:105: Al Fiil:3-5..............492 Teori Al Quran

Surah:107: Al Maauun
Surah:107: Al Maauun:1-3.....811 Al Aayah
Surah:107: Al Maauun:1-7.....418 Al Aayah

Surah:109: Al Kafirun
Surah:109: Al Kafirun:6..........684 Al Aayah
Surah:109: Al Kafirun:6..........753 Al Aayah

Al Fathun Nawa Jilid 1 Dr. Halo-N

Anda mungkin juga menyukai