Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang
partikel tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu.
Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik
dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang
dengan daya tekan keatas terdapat hubungan linier. Artinya semakin
kecil ukuran partikel semakin besar luas penampangnya (dalam
volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang
6
c. Tragakan
Merupakaneksudat dari tanaman Astragalus gummifera. Tragakan
sangat lambat mengalami hidrasi sehingga untuk mempercepat
hidrasi biasanya dilakukan pemanasan. Muchilago tragakan lebih
kental dari pada muchilago dari Gom Arab.Muchilago tragakan hanya
baik sebagai stabilisator suspensi, tetapi bukan sebagai emulgator.
d. Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Diperdagangan
terdapat dalam bentuk garamnya, yaitu natrium alginat. Algin
merupakan senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi
bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet.
Kadar yang dipakai sebagai bahan pensuspensi umumnya 1-2%.
Bahan Pensuspensi Alam Bukan Gom
8
Suspending agent alam yang bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat
yang sering digunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3
macam yaitu bentonit, hectorite, dan vegum. Jika tanah liat dimasukkan
kedalam air, mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika
dilakukan pengocokkan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena
peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas
suspensi menjadi lebih baik.
Ketiga tanah liat tersebut bersifat tidak larut dalam airsehingga
penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkan
pada campuran suspensi. Keuntungan Penggunaan bahan suspensi dari
tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan fermentasi
dari bakteri. Karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa argonik,
bukan golongan karbohidrat.
Bahan Pensuspensi Sintesis
a. Derivat selulosa
Termasuk kedalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol,
tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Di
belakang nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya
methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan cairan pelarut
untuk meningkatkan viskositasnya. Semakin besarangkanya,
kemampuan semakin tinggi. Golongan ini tidak di absorpsi oleh usus
halus dan tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produksi
makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga
digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur atau disintegrator
dalam pembuatan tablet.
b. Golongan Organik Primer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah carbophol 934
(nama dagang suatu pabrik). Organik polimer berupa serbuk putih,
bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak
mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya sehingga bahan tersebut
banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh
9
Pemerian : CairanH3tak
C berwarnah,
OH jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang tak berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
Khasiat : Antiseptic dan Desinfectan
Kegunaan : Mensterilkan alat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya
ditempa sejuk, jauh dari nyala api.
2. Aqua Destillata (FI edisi III : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling, air murni, air steril
Berat molekul :18,02
Rumus molekul : H2O
Struktur kimia :
H H
O
13
H NHCOCHCl2
O2N
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang, putih hingga putih kelabu atau putih
kekuningan, larutan praktis netral terhadap lakmus P,
stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,dalam
propilenglikol, dalam aseton dan etil asetat.
Khasiat : Antibiotikum (zat yang mematikan atau menghambat
pembuluh bakteri).
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya
Rumus struktur :
Rumus struktur : OH
H3C OH
Rumus struktur :
Zn = O
Pemerian : Serbuk amorf sangat halus, putih atau putih
kekuningan tidak berbau, tidak berasa, lambat jauh
menyerap karbon dioksida dari udara
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)
larut dalam asam nitrat encer dan dalam larutan alkali
hidroksida
Khasiat : Antiseptikum lokal (membasmi kuman pada daerah
sekitar kulit)
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
II.3 Farmakologi
IV.1 Resep 1
1. Chloramphenicol (Farmakologi dan Terapi : 700-701)
Absorbsi
Setelah pemerian oral, chloramphenicol diserap dengan cepat.
Kadar puncak dalam darah terapi dalam 2 jam. Untuk anak biasanya
diberikan bentuk ester (kloramfenik palmitat atau stearat).
19
Distribusi
Pada bayi berumur kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam. Kira-kira
50% kloramfenikol dalam darah terikat albumin. Obat ini
didistribusikan secara baik keberbagai jaringan tubuh, termasuk
jaringan otak cairan (serebro spiral) dan mata.
Metabolisme
Dalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi dengan (asam
glukorona) oleh enzim glukuronil transferase. Sebagian kecil
kloramfenikol mengalami reduksi menjadi : senyawa anil-anin yang
tidak aktif lagi.
Ekskresi
Masa paruh eliminasinya adalah pada orang dewasa kurang lebih 3
jam. Dalam waktu 24 jam. 80-90% kloramfenikol yang diberikan oral
telah diekskresi melalui ginjal, dari seluruh kloramfenikol yang
diekskresi melalu urin, hanya 5-10% dalam bentuk aktif. Sisanya
terdapat dalam bentuk glukaronat ataua hidrolisat lain tidak aktif.
Bentuk aktif kloramfenikol diekskresi terutama melalui fitrat
glomerulus sedangkan metabolitnya dengan sekresi tubulus.
Mekanisme Kerja
Dapat menghambat sintesis protein kuman, obat ini terikat pada
ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidin transforase
sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis proses
kuman. Resorpsinya di usus cepat dan agak lengkap dengan 75-90%.
Difusi ke dalam jaringan, rongga dan cairan tubuh baik sekali. Kecuali
ke dalam empedu kadarnya dalam CC 5 hingga sekali dibandingkan
dengan antibiotik lain. Juga bila tidak terdapat meningitis. Dalam hati
90% dan zat ini dirombak menjadi glukurodina/hidrolsat bayi yang baru
lahirbelum mencerna sistem enzim defoksiakasi sehingga mudah
mengalami keracunan dengan akibat total. 80-90% klorampenicol yang
20
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
1. Alu
2. Batang pengaduk
3. Gelas ukur
4. Lap halus
5. Lumpang
6. Neraca analitik
7. Spatula
8. Sudip
III.1.2 Bahan
a. Resep 1
1. Alkohol 70%
2. Aqua destilata
3. Cholaraampenikol 125 mg
4. Na CMC 50 mg
5. Polysorbatum-80 10 mg
6. Propylenglikol 0,5 g
7. Sirup simpleks 18 mL
b. Resep 2
1. Acid boric 1,5 g
2. Copy resep
3. Etiket
4. Kertas perkamen
5. Menthol 75 mg
6. Talkum 5g
7. Tissue
8. ZnO 5g
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
SEDIAAN SUSPENSI
IV.2 Pembahasan
Suspensi merupakan sediaan di mana obatnya mempunyai rasa tidak
enak dan merupakan sediaan yang cocok untuk pengobatan kulit
(Farmasetika : 141).
Pada praktikum kali ini yang di lakukan adalah suspensi untuk losio
(obat luar), langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan
di gunakan, dan dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70% yang
bertujuan untuk membunuh bakteri gram positif dan gram negatif,
termasuk patogen yang multidrugresistant, mycobacterium tuberculosis,
virus dan jamur (Jurnal Sari Pediatri Vol. 7), selanjutnya memasukan Acid
boric ke dalam lumpang, pada bahan Acid boric perlakuannya khusus
karena Acid boric sangat ringan, mudah berterbangan, dan merangsang
hidung hingga bersin (Ilmu Resep : 46), maka penggerusannya secara
perlahan atau jika perlu di tetesi alkohol secukupnya . Kemudian masukan
26
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak
melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa.
2. Dalam pembuatan suspensi, digunakan 2 metode yakni: Metode
dispersidan Metode Presipitasi.
3. Dalam resep ini, bahan aktif yang digunakan adalah acid boric yang
berkhasiat sebagai koratolukm dan antifungi dan Kloramfenikol, yang
umumnya bersifat bakteriostatik.
V.2. Saran
Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan
dirawat lagi agar pada saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan
maksimal tanpa ada kekurangan.
Untuk Jurusan
Diharapkan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-alat dan
bahan-bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
Untuk asisten
Diharapkan memberikan bimbingan serta motivasi kepada praktikan.
Untuk praktikan
Diharapkan agar lebih mengasah lagi kemampuannya dalam membuat
sediaan suspensi, dimana sediaan suspensi merupakan sediaan yang
membutuhkan ketelitian dalam peracikannya.