Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA

NOMOR : 6 TAHUN 1986


TENTANG
USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C"

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGAKT I IRIAN JAYA,

Menimbang : a. bahwa potensi pertambangan bahan galian


golongan "C" Propinsi Daerah Tingkat I Irian
Jaya cukup besar untuk dikelola dan
dikembangkan secara lebih berdaya guna dan
berhasil guna bagi pembangunan daerah,
terutama dari segi peningkatan usaha-usaha
penggalian sumber-sumber pendapatan daerah
dan perluasan kesempatan kerja;
b. bahwa dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang
Penggolongan Bahan Galian dan Peraturan
Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
03/P/M/Pertamben/1981 tentang Pedoman
Pemberian Surat Izin Pertambangan Daerah
untuk Bahan Galian Golongan C, maka dipandang
perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya yang
baru tentang Usaha Pertambangan Bahan Galian
Golongan C.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang


Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang
Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan
Kabupaten-Kabupaten Otonomi di Propinsi Irian
Barat jo. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun
1973 tentang Perubahan Nama Propinsi Irian
Barat menjadi Irian Jaya;
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan;
4. Undang-undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang
Peraturan Umum Retribusi Daerah;
5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Ketentuan Dasar Pokok Agraria;
6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
7. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969
tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11
Tahun 1967;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980
tentang Pengelolaan Bahan-Bahan Galian;
10. Peraturan Menteri Pertambangan Nomor
04/P6M/Pertam/1977 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan terhadap gangguan dan
pencemaran sebagai akibat Usaha Pertambangan;
11. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi
Nomor 03/P/M/Pertamben/1981 tentang Pedoman
Pemberian Surat Izin Pertambangan Daerah
untuk Bahan Galian Golongan "C".

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya,

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I IRIAN


JAYA TENTANG USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN
GOLONGAN "C".

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


a. Daerah ialah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya;
b. Kepala Daerah ialah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian
Jaya;
c. Bupati Kepala Daerah Bupati Kepala Daerah Tingkat II di
Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya;
d. Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi ialah
Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi
Irian Jaya;
e. Dinas Pendapatan Daerah ialah Dinas Pendapatan Propinsi
Daerah Tingkat I Irian Jaya;
f. Bahan Galian Golongan "C" ialah Bahan Galian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 (satu) huruf (c) Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1967 jo. Pasal 1 huruf (c) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980;
g. Pekerjaan Tambangan Bahan Galian Golongan "C" ialah setiap
pekerjaan yang diselenggarakan untuk menggali bahan-bahan
galian golongan "C" dengan maksud untuk memanfaatkannya dan
mempunyai nilai ekonomis;
h. Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan "C", terdiri atas
usaha Pertambangan Eksplorasi, Pengolahan atau Pemurnian,
Pengangkutan dan Penjualan sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 1 huruf (b) Peraturan Meneteri Pertambangan dan Energi
Nomor 03/P/M/Pertamben/1981;
i. SIPD ialah Surat Izin Pertambangan Daerah yang memberikan
wewenang kepada Pemegang Izin untuk melakukan semua atau
sebagian Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan "C"
j. Iuran Pertambangan Daerah ialah Iuran yang dikenakan kepada
Pemegang SIPD Bahan Galian Golongan "C" yang terdiri dari
Iuran Tetap dan Iuran Produksi;

k. Iuran tetap Eksplorasi adalah Iuran yang dibayarkan kepada


Pemerintah Daerah sebagai imbalan atas kesempatan yang
diberikan untuk penyelidikan geologi pertambangan bahan
Galian Golongan C;
l. Iuran tetap Eksploitasi adalah Iuran yang dibayarkan kepada
Pemerintah Daerah atas hasil diperoleh dari Usaha
Pertambangan Bahan Galian Golongan C;
m. Iuran Produksi adalah Iuran yang dibayarkan kepada Pemerintah
Daerah atas hasil yang diperoleh dari Usaha Pertambangan
Bahan Galian Golongan C;
n. Hak atas tanah adalah hak atas sebidang tanah pada permukaan
bumi menurut hukum Indonesia.

BAB II
JENIS-JENIS BAHAN GALIAN GOLONGAN "C"

Pasal 2

Jenis-jenis Bahan Galian Golongan "C" dimaksud dalam Peraturan


Daerah ini ialah:
a. NITRAT-NITRAT, POSPAT-POSPAT, GARAM BATU (HALITE);
b. ASBES, TALIK, MIKA, GRAFIT, MAGNESIT;
c. YAROSIT, LEUSIT, TAWAS (ALUM), OKER;
d. BATU PERMATA, BATU SETENGAH PERMATA;
e. PASIR, PASIR KUARSA, KAOLIN, FELDSPAR, GIPS, BENTONIT;
f. BATU APUNG, TRAS, OBSIDIAN, PERLIT;
g. TANAH DIATOMEA, TANAH SERAP, (FULLER'S EARTH);
h. MARMER, BATU TULIS;
i. BATU KAPUR, DOLOMIT, KALSIT;
j. GRANIT, ANDESIT, BASALT, TRAKHIT, TANAH LIAT DAN PASIR
sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a dan
b dalam jumlah yang cukup berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan.

BAB III
USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C"

Pasal 3

(1) Setiap usaha pertambangan bahan galian golongan "C" dapat


dilakukan setelah memperoleh SIPD;
(2) Usaha pertambangan dimaksud pada ayat (1) Pasal ini meliputi
usaha Pertambangan Eksplorasi, Eksploitasi Pengolahan/
Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan hasil usaha
Pertambangan;
(3) Usaha pertambangan bahan galian golongan "C" hanya dapat
dilakukan oleh :
a. Badan Usaha Milik Negara (BMN);
b. Perusahaan Daerah;
c. Koperasi;
d. Badan Hukum Swasta yang didirikan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, yang
berkedudukan di Indonesia mempunyai pengurus yang
berkewarganegaraan Indonesia serta bertempat tinggal di
Indonesia dan mempunyai lapangan usaha di bidang
pertambangan;
e. Perusahaan dengan modal bersama antara Negara/badan
Usaha Milik Negara di satu pihak dengan Daerah Tingkat I
dan/atau Daerah Tingkat II atau Perusahaan Daerah di
pihak lain;
f. Perorangan yang berkewarganegaraan Indonesia dan
bertempat tinggal di Indonesia dengan mengutamakan
mereka yang bertempat tinggal di Daerah Tingkat I
dan/atau Daerah Tingkat II tempat terdapatnya bahan
galian golongan "C";
g. Perusahaan dengan modal bersama antara Negara/Badan
Usaha Milik Negara dan/atau Perusahaan Daerah di satu
pihak dengan Badan Hukum Swasta atau perorangan tersebut
pada huruf d dan f Pasal ini.

BAB IV
TATA CARA MEMPEROLEH SURAT IZIN PERTAMBANGAN DAERAH

Pasal 4

(1) Permohonan SIPD diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah dalam


bentuk sesuai dengan contoh pada Lampiran 1 Peraturan Daerah
ini;
(2) Untuk permohonan SIPD dengan Luas Wilayah maksimal 25 Hektar
harus melampirkan:
a. Peta Wilayah yang dimohon yang menunjukkan batas-
batasnya secara jelas dengan skala 1 : 1000 (satu
berbanding seribu) dengan memuat peta yang bersangkutan;
b. Salinan/foto copy Akte Pendirian Perusahaan bagi yang
berbadan Hukum, dalam Akte mana antara lain menyebutkan
berusaha di bidang pertambangan yang sudah terdaftar
pada Pengadilan Negeri setempat bagi CV dan Firma dan
tambahan pengesahan dari Departemen Kehakiman bagi CV.
c. Rekomendasi/Pertimbangan Teknis dari:
1) Instansi Agraria Tingkat I tentang Tata Guna Tanah
dalam areal yang dimohon.
2) Instansi Kehutanan Tingkat I dalam hal areal yang
dimintakan izin menyangkut kawasan hutan.
3) Instansi Pekerjaan Umum Tingkat I, dalam hal
menyangkut bahan galian golongan "C" dari perairan
umum.
4) Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi,
yang memuat tata cara penambangan serta keselamatan
kerja.
5) Bupati Kepala Daerah yang bersangkutan.
(3) Untuk permohonan SIPD dengan luas wilayah melebihi 25 hektar
harus melampirkan:
a. Peta Wilayah yang dimohon yang menunjukkan batas-
batasnya secara jelas dengan skala 1: 10.000 (satu
berbanding sepuluh ribu) dengan memuat peta situasi yang
bersangkutan.
b. Peta Geologi, laporan potensi endapan, rencana biaya dan
penyajian informasi lingkungan (PIL).
c. Pernyataan memiliki tenaga ahli lengkap dengan daftar
riwayat hidup serta salinan ijazah dan bila sudah kerja
harus ada izin dari atasannya.
d. pernyataan Jaminan Bank.
e. Rekomendasi/Pertimbangan Teknis dari:
1) Instansi Agraria Tingkat I, tentang Tata Guna Tanah
dalam areal yang dimohon.
2) Instansi Kehutanan Tingkat I, dalam hal areal yang
dimintakan Izin menyangkut kawasan hutan.
3) Instansi Pekerjaan Umum Tingkat I, dalam hal
menyangkut bahan galian golongan "C" dari Perairan
Umum.
4) Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi
yang memuat Tata Cara penambangan serta keselamatan
kerja.
5) Bupati Kepala Daerah yang bersangkutan.
(4) Hanya pemohon yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan
Peraturan Daerah yang dapat dipertimbangan.
(5) Apabila beberapa Perusahaan, Badan Perorangan yang mengajukan
permohonan SIPD untuk Wilayah yang sama, maka yang pertama-
tama mendapat penyelesaian ialah pemohon yang terdahulu dan
telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

BAB V
PEMBERIAN SURAT IZIN PERTAMBANGAN DAERAH
DAN MASA BERLAKUNYA

Pasal 5

SIPD diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah sesuai dengan contoh


pada Lampiran II Peraturan Daerah ini.

Pasal 6

Izin Pertambangan bahan Galian Golongan C sepanjang terletak di


Daerah lepas pantai sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1980 diberikan oleh Menteri
Pertambangan dan Energi.

Pasal 7

(1) SIPD diberikan untuk masa laku paling lama 10 tahun dan dapat
diperpanjang maksimal 2 kali, setiap kali maksimal 3 tahun
atas permohonan pemegang SIPD.
(2) Penentuan masa laku SIPD tersebut pada ayat 1 Pasal ini
adalah berdasarkan potensi endapan, sesuai dengan data dan
pertimbangan teknis yang diberikan oleh Kantor Wilayah
Departemen Pertambangan dan Energi.
(3) SIPD untuk jangka waktu melebihi ketentuan termaksud pada
ayat 1 Pasal ini, hanya dapat diberikan oleh Gubernur Kepala
Daerah setelah mendapat persetujuan dari Menteri Pertambangan
dan Energi cq. Direktur Jenderal Pertambangan Umum.

Pasal 8

Masa laku SIPD berakhir karena:


a. Dikembalikan oleh pemegangnya.
b. Dibatalkan oleh Pejabat yang berwenang memberikan izin
tersebut.
c. Akhir masa laku telah lampau tanpa suatu perpanjangan.

BAB VI
LUAS WILAYAH SURAT IZIN PERTAEMBANGAN DAERAH

Pasal 9

(1) Luas Wilayah yang dapat diberikan untuk satu SIPD maksimal 5
(lima) hektar, dan kepada perorangan yang hanya dapat
diberikan satu SIPD sedang kepada Badan Hukum dan Koperasi
dapat diberikan maksimal 5 (lima) SIPD dan Daerah Tingka I.
(2) Permohonan SIPD dengan jumlah maksimal 5 (lima) buah yang
luasnya masing-masing 5 (lima) hektar untuk bahan galian yang
sejenis dalam satu lokasi, Gubernur Kepala Daerah dapat
memberikan satu SIPD.
(3) SIPD dengan luas wilayah melebihi 25 (dua puluh lima) hektar
hanya dapat diberikan oleh gubernur Kepala Daerah setelah
mendapat persetujuan Menteri Pertambangan dan Energi cq.
Direktur Jenderal Pertambangan Umum.
(4) SiPD tersebut pada ayat 3 Pasal ini hanya diberikan untuk
satu jenis bahan galian dengan luas wilayah maksimal 1000
(seribu) hektar.
(5) Pemegang SIPD dapat menciutkan wilayah kerjannya dengan
mengembalikan sebagian atau bagian-bagian tertentu dari
wilayah termasuk dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah.

Pasal 10

(1) Bila dianggap perlu guna mengadakan Ekplorasi dalam rangka


menyusun study kelayakan sebagai bahan pertimbangan bagi
persetujuan Menteri Pertambangan dan Energi cq. Direktur
Jenderal Pertambangan Umum, Gubernur Kepala Daerah dapat
memberikan SIPD Eksplorasi yang luasnya melebihi 25 (dua
puluh lima) hektar selama 1 (satu) tahun dengan kemungkinan
perpanjangan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun atas
permintaan yang bersangkutan yang diajukan sebelum
berakhirnya waktu yang telah ditetapkan.
(2) SIPD Eksplorasi yang dimaksud ayat 1 Pasal ini dan atau
perpanjangan SIPD diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah
berdasarkan saran teknis Direktorat Jenderal Pertambangan
Umum cq. Direktorat Teknik Pertambangan dan/atau Kantor
Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi.

Pasal 11

SIPD tidak dapat dipindah tangankan kecuali dengan izin Gubernur


Kepala Daerah.

BAB VII
IURAN PERTAMBANGAN DAERAH

Pasal 12

(1) Pemegang SIPD diwajibkan membayar iuran kepada Daerah yang


tediri dari iuran tetap (Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi
serta Iuran Produksi).
(2) Besarnya Iuran Tetap:
a. Iuran Eksplorasi Rp. 1.000,- (SeribuRupiah) per hektar
per tahun.
b. Iuran Eksploitasi Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus
Rupiah) per hektar per tahun
(3) Besarnya Iuran Produksi Pertambangan (Ekplorasi/Ekploitasi)
bahan galian golongan "C" sebagai berikut :

Iuran Produksi (Eksplorasi/


Eksploitasi untuk setiap Ton
Bahan Galian biji dalam Rp.

Bahan Galian/Bijih Untuk Untuk
Pemakaian/ Ekspor tanpa
Pengolahan Diolah
Dalam Negeri

Nitrat 300 500
Pospat 300 500
Garam Batu 300 500
Asbes 300 800
Talk 300 800
Mika 300 800
Magnesit 300 800
Grafit 300 800
Yarofit 300 500
Leusit 300 500
Tawas (Alum) 300 800
Oker 300 800
Batu Permata 10% dari Harga 10% dari Harga
Jual Jual
Batu Setengah Permata 10% dari Harga 10% dari Harga
Jual Jual
Pasir Kuasa 150 200
Kaolin 300 500
Felspar 300 500
Gips 200 250
Batu Apung 100 150
Tras 100 150
Obsidian 100 150
Perlit 150 200
Tanah Diatomi 150 200
Tanah Serap (Fuller
Eart) 150 200
Marmer 300 500
Batu Tulis 100 200
Batu Kapur 100 150
Dolomit 100 150
Kalsit 150 200
Granit, Andesit, Basalt,
Trakhit (Batu Bangunan) 150 200
Berbagai jenis tanah liat
a. Tanah liat tahan api 150 200
b. Tanah liat ball 100 200
c. Tanah liat untuk bahan
bangunan (batubata,
genting dsb) 100 150
Pasir dan Krikil :
a. Untuk bahan bangunan 100 150
b. Untuk pengurukan 100 150

(4) Pelaksanaan Pemungutan Iuran Pertambangan Daerah oleh Unit


Kerja yang mengelola SIPD dan hasilnya disetor ke Kas Daerah.

Pasal 3

(1) Pembagian dari hasil Iuran Pertambangan Daerah pada Pasal 12


Peraturan Daerah ini adalah:
a. 30% (tiga puluh persen) untuk Pemerintah daerah Tingkat
I.
b. 70% (tujuh puluh persen) untuk Pemerintah daerah Tingkat
II yang bersangkutan.
(2) Tata Cara Pembagian Pungutan dimaksud ayat (1) Pasal ini,
lebih lanjut akan diatur oleh Kepala Daerah.

BAB VIII
KEWAJIBAN PEMEGANG SURAT IZIN PERTAMBANGAN DAERAH

Pasal 14

a. Pemengan SIDP wajib membayar Iuran Tetap dan Iuran Pokok


sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 12 Peraturan Daerah ini.
b. Pembayaran Iuran Tetap dilakukan untuk 6 (enam) bulan kemuka
dan pembayaran Iuran Produksi dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
terhitung mulai hasil produksi diangkut keluar Wilayah
Pertambangan. Kelalaian pembayaran dimaksud sampai batas
waktu 1 (satu) bulan dikenakan denda sebesar 5%.
c. Pemegan SIPD wajib melaksanakan pemeliharaan keselamatan
kerja, pengamanan teknis dan lingkungan hidup serta mematuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku dan petunjuk-petunjuk dari
Pelaksana Inspeksi tambang.
d. Pemegang SIPD wajib memberikan laporan secara tertulis atas
pelaksanaan kegiatan setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada
Gubernur Kepala Daerah dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Pertambangan Umum, Kantor Wilayah Departemen
Pertambangan dan Energi dan Dinas Pendapatan Daerah.
e. Pemengang SIPD wajib mengganti kerugian akibat usahanya pada
segala sesuatu yang ada di atas tanah kepada yang berhak di
dalam lingkungan wilayah SIPD maupun di luarnya dengan tidak
memandang apakah perbuatan ini dilakukan dengan sengaja
ataupun tidak maupun yang dapat diketahui sebelumnya.
f. Kerugian yang disebabkan oleh usaha-usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih pemegang SIPD, dibebankan kepada mereka
bersama-sama secara berimbang.
g. Pemegang SIPD wajib mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
sebagai akibat penggalian bahan galian golongan "C" yang
dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat.
h. Pemegang SIPD wajib memelihara/menyelamatkan tanah dan
mencegah erosi yang dapat menyebabkan pengendapan dan
pendangkalan saluran-saluran serta mengusahakan kelestarian
bantaran sungai-sungai.
i. Pemegang SIPD wajib mengamankan sumber-sumber air dan menjaga
kelestarian air.

Pasal 15

(1) Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian golongan


"C" pada suatu tempat pekerjaan, pemegang SIPD diwajibkan
untuk mengembalikan tanah tersebut sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya
disamping itu menjaga pula kelestarian sumber-sumber alam
lainnya.
(2) Apabila dipandang perlu, Inspeksi tambang dari Kantor Wilayah
Departemen Pertambangan dan Energi dapat mewajibkan pemegang
SIPD memasukkan Rencana Kerja penanggulangan gangguan dan
pencemaran lingkungan hidup dalam rencana kerja kegiatan
usaha pertambangannya.

BAB IX
PENGAWASAN USAHA PERTAMBANGAN

Pasal 16

Pengawasan usaha pertambangan terhadap pemenuhan syarat-syarat


bagi pemegang SIPD yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini
dilakukan oleh Kepala Daerah atau Pejabat/Instansi yang ditunjuk
dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.

BAB X
KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 17

Selain oleh pejabat penyidik umum, penyidikan atas tindak pidana


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan Daerah ini,
dilakukan oleh pejabat penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan
Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para Pejabat sebagaimana


dalam Pasal 17 Peraturan Daerah ini, berwenang:
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana.
2. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat
kejadian dan melakukan pemeriksaan.
3. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa
tanda pengenal diri tersangka.
4. Melakukan penyitan benda dan atau surat.
5. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
6. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
7. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara.
8. Mengadakan penghentian penyidikan setelh mendapat
petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti
atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan pidana
dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal
tersebut kepada penuntut Umum, tersangak atau
keluargannya.
9. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggung jawabkan.
(2) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara
setiap tindakan tentang:
a. Pemeriksaan tersangka.
b. Pemasukan Rumah.
c. Penyitaan Benda.
d. Pemeriksaan surat.
e. Pemeriksaan saksi.
f. Pemeriksaan ditempat kejadian, dan mengirimnya kepada
Kejaksaan Negeri dengan tembusannya kepada Polisi
Republik Indonesia.

BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 19

Barang siapa melanggar Ketentuan dimaksud Pasal 3 ayat (1), Pasal


4 ayat (1), Pasal 5, Pasal 11, Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 14
Peraturan Daerah ini, diancam dengan sangsi pidana sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Semua Usaha Pertambangan Bahan Galian Golingan "C" yang telah ada
sebelum diundangkannya Peraturan daerah ini tetap dapat berjalan
dan selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan terhitung mulai
tanggal pengundangan dalam Lembaran daerah, diwajibkan
menyesuaikan diri dengan Peraturan Daerah ini.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21

(1) Dengan Berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah


Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya Nomor 6 Tahun 1978
tentang Retribusi Bahan Galian Golongan "C" dan ketentuan
lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan
tidak berlaku lagi;
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini
sepanjang aturan pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian
dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah;
(3) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
dan agar setiap orang dapat mengetahui memerintahkan
perundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya.

Jayapura, 26 Maret 1986


GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I
IRIAN JAYA,

Cap/ttd.

IZAAC HINDOM

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


PROPINSI DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA
KETUA

Cap/ttd.

BARNABAS SUEBU, SH

LAMPIRAN I: Peraturan Daerah Propinsi Daerah


Tingkat I Irian Jaya.
Nomor: 6 Tahun 1986
Tanggal : 26 Maret 1986
-----------------------------

Nomor:
Lampiran : 1 (satu) peta Kepada Yth.
Perihal : Permohonan Ijin Bapak Gubernur Kepala Daerah
Pertambangan Tingkat I Irian Jaya
Daerah. di -
JAYAPURA.
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami:
a. Nama.Nama Perusahaan : ....................
....................
b. Alamat : ....................
....................
dengan ini mengajukan permohonan Ijin Pertambangan Daerah, sebagai
berikut:
1. Jenis Bahan Galian : ....................
2. Luas Wilayah : ..............Hektar.
3. Terletak di : Kecamatan ..........
Kabupaten ..........
Daerah Tingkat I
Irian Jaya.
Dengan batas-batas :

Sebelah Utara : ....................


Sebelah Timur : ....................
Sebelah Selatan : ....................
Sebelah Barat : ....................
4. Jangka Waktu : ..............Tahun.
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami sampaikan 1
(satu) peta wilayah pertambangan dengan skala 1 : 1000.
Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan banyak terima kasih.

....., ............ 19..


Hormat Kami,

( ...................)
Tembusan Disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Jenderal Pertambangan Umum
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Kaveling No.49 Jakarta;
2. Bupati Kepala Daerah Tingkat II ...................
3. Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan
Energi Propinsi Irian Jaya;
4. ...................................................

LAMPIRAN II: Peraturan Daerah Propinsi Daerah


Tingkat I Irian Jaya.
Nomor: 6 Tahun 1986
Tanggal : 26 Maret 1986
-----------------------------

KEPUTUSAN GUBERNUT KEPALA DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA


NOMOR : ...........

TENTANG

PEMBERIAN IJIN PERTAMBANGAN DAERAH KEPADA


..............................

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA,

Membaca : Surat Permohonan ......No. ...... tanggal .......

Menimbang : a. bahwa permohonan Ijin Pertambangan Daerah


atas nama Saudara ..... di .... telah
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan, maka tidak
berkeberatan untuk memberikan Ijin
Pertambangan Daerah dimaksud;
b. bahwa untuk hal tersebut butir a perlu
ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Irian Jaya.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang


Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang
Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan
Kebupaten-Kabupaten Otonom di Propinsi Irian
Barat jo. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun
1973 tentang Perubahan Nama Propinsi Irian
Barat menjadi Irian Jaya;
3. Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan;
4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1969
tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11
Tahun 1969;
5. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980
tentang Penggolongan Bahan-bahan Galian;
6. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi
No.03/P/M/Pertamben/1981 tentang Pedoman
Pemberian Surat Ijin Pertambangan Daerah
untuk Bahan-bahan Galian Golongan C;
6. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Irian Jaya Nomor 6 Tahun 1986 tentang Usaha
Pertambangan Bahan Galian Golongan C.

Mendengar : Pendapat/Saran Bupati Kepala Daerah Tingkat II ...

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERTAMA : Memberikan Ijin Pertambangan Daerah kepada ..... di


.... dalam waktu ... Tahun untuk mengusahakan bahan
galian ....dengan luas Wilayah ....ha, yag terletak
di Kecamatan ....Kabupaten .... Propinsi Daerah
Tingkat I Irian Jaya dengan batas-batas :
Sebelah Utara ..................................
Sebelah Timur ..................................
Sebelah Selatan ................................
Sebelah Barat ..................................
KEDUA: Kepala Pemegang Ijin Pertambangan Daerah ini diwajibkan
untuk :
1. Membayar Iuran Tetap sebesar Rp. ... (....)
per hektar per tahun terhitung mulai
berlakunya Surat Keputusan ini.
2. Membayar Iuran Produksi sebesar Rp. ....
(....) per tahun.
3. Menyampaikan laporan berkala triwulan tentang
pelaksanaan Ijin Pertambangan Daerah ini
kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian
Jaya dengan tembusan disampaikan kepada
Bupati Kepala Daerah Tingkat II ............,
Direktur Jenderal Pertambangan Umum, Jalan
Jenderal Gatot Subroto Kav 49, Jakarta dan
kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen
Pertembangan dan Energi Propinsi Irian Jaya.
4. Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
terhitung mulai dari tanggal berlakunya Surat
Keputusan ini, melaksanakan pematokan batas-
batas wilayah Ijin Pertambangan terkmaksud.
5. Mengindahkan semua Undang-undang dan
Peraturan-Peraturan yang berlaku khususnya
dibidang Pertambangan dan petunjuk-petunjuk
lainnya yang diberikan oleh Pemerintah.
KETIGA : 1. Iuran Tetap harus dibayarkan untuk 6 (enam)
bulan dimuka sedangkan Iuran Produksi dibayar
setiap 3 (tiga) bulan terhitung sejak hasil
produksi meninggalkan wilayah pertambangan.
2. Pelaksanaan pembayaran Iuran Tetap dan Iuran
Produksi dilakukan pada .... di ............
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I
IRIAN JAYA,

...........

SALINAN: Surat Keputusan di sampaikan kepada Yth:


1. Menteri Dalam Negeri (dengan peta);
2. Menteri Pertambangan dan Energi UP. Direktur
Jenderal Pertambangan Umum (dengan peta);
3. Bupati Kepala Daerah Tingkat II ...........
4. Kepala Kantor Departremen Pertambangan dan Energi
Propinsi Irian Jaya (dengan peta);
5. dst .....

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGAKT I IRIAN JAYA


NOMOR : 6 TAHUN 1986
---------------------------------------------------

TENTANG

USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN "C"


---------------------------------------------

I. PENJELSAN UMUM.
Sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, maka Propisi Daerah
Tingkat I Irian Jaya telah menetapkan berlakunya Peraturan
Daerah No.6 Tahun 1978 tentang Retribusi Bahan Galian
Golongan "C" yang merupakan penjabaran dari Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 1964 dan Peraturan Menteri
Pertambangan dan Energi No.09/P/M/Pertamb/1973 tentang tata
Cara Pemberian SIPD.
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1980
sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1964 yang
mengalihkan beberapa jenis bahan galian golongan "B" ke dalam
Golongan ".." menjadi 36 jenis serta dengan Peraturan Menteri
Pertambangan dan Energi No. 03/P/M/Pertamb/1981 tentang
Pedoman Pemberian SIPD untuk bahan Galian golongan "C"
sebagai pengganti Penetapan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 06/P/M/Pertamb/1973, maka Peraturan Daerah Tingkat I
Irian Jaya No. 6 Tahun 1978 tentang Retribusi Bahan Galian
Golongan ".." perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan
peraturan-peraturan tersebut diatas.
Disamping itu bahan galian golongan ".." merupakan faktor
yang bukup menentukan dalam proses kegiatan pembangunan
prasarana dasar yang menentukan landasan titik tolak untuk
kegiatan pembangunan lebih lanjut dalam berbagai sektor.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka dapat
dikatakan bahwa bahan Galian Golongan "D" sebagai suatu bahan
galian yang tidak saja memiliki nilai sosial ekonomi, tetapi
juga terkandung di dalamnya nilai-nilai strategis sosial
politik dan sosial psykologis, untuk itu penambangannya harus
diarahkan kepada :
a. Potensi yang ada supaya diefektifkan.
b. Kelestarian Lingkungan dan keselamatan pekerjaan
terpelihara.
c. Potensi swasta nasional bisa berkembang dan kesempatan
kerja dapat meningkat seluas-luasnya.
d. Keutuhan bahan baku Proyek Pembangunan dapat terjamin.
e. Pengembangan sumber pendapatan Daerah.

I. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL


Pasal 1 sampai dengan Pasal 20 Cukup jelas.

Catatan :
- Peraturan Daerah ini mencabut Peraturan Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Irian Jaya Nomor 6 Tahun 1978.
- Peraturan Daerah ini telah dirubah dengan Peraturan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya Nomor 8 Tahun 1990.
- Peraturan Daerah ini telah dicabut dengan Peraturan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya Nomor 23 Tahun 1995.

Anda mungkin juga menyukai