REYNALDI SAPUTRA
MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI
Salah satu cara terbaik untuk memahami teori akuntansi adalah dengan
mengklasifikasikannya kedalam asumsi awal bagaimana teori akuntansi itu sendiri
dipercayai, bagaimana teori tersebut diformulasikan serta pendekatan yang digunakan dalam
menjelaskan dan memprediksi fenomena kejadian yang aktual. Beberapa dari klasifikasi yang
telah dibuktikan dan digunakan secara umum sebagai pendekatan adalah teori pragmatis,
sintaksis, semantic, normative, positif, dan alami.
A. Teori Pragmatis
Pendekatan Pragmatis Deskripsi
Pendekatan Pragmatis Deskripsi terhadap teori akuntansi adalah pendekatan yang
bersifat induktif, hal ii didasarkan pada pengamatan yang berkelanjutan terhadap sikap
daripada akuntan dalam kondisi bagaimana mereka menerapkan prosedur dan ketentuan-
ketentuan akuntansi yang mereka pahami. Teori ini dapat dirasakan secara langsung
melalui pengamatan terhadap tindakan akuntan, dalam kenyataan, serta tindakan yang
didasarkan pada ketentuan akuntansi. Metode ini sejatinya disebut pendekatan
Antropologikal (Anthropological approach).
Meski demikian terdapat beberapa kritik terhadap pendekatan ini, yakni :
Pendekatan pragmatis deskripsi tidak memiliki penilaian logis terhadap
kualitas tindakan akuntan
Pendekatan ini tidak menyediakan teknik yang dapat dijadikan tantangan
terhadap akuntansi sehingga dianggap tidak berkontribusi terhadap perubahan
dan pengembangan akuntansi kedepannya.
Pendekatan pragmatis deskripsi memiliki focus perhatian terhadap perilaku
akuntan, bukan dalam pengukuran komponen keuangan perusahaan seperti
asset, utang, dan laba.
Pendekatan Psikologikal Pragmatis
Bertolak belakang terhadap pendekatan pragmatis deskripsi yang mana lebih focus
terhadap perilaku akuntan, pendekatan psikologikal pragmatis lebih condong dalam teori
yang berusaha menjelaskan respon para pengguna jasa akuntan terhadap laporan yang
dihasilkan seperti laporan keuangan.
C. Teori Normatif
Teori normatif yaitu teori akuntansi yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan
nilai yang mengandung minimum sebuah premis. Teori ini berusaha menjelaskan
informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai informasi dan
bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Teori normatif sering disebut sebagai teori
a priori (dari sebab ke akibat) yang menggunakan penalaran deduktif dan dihasilkan
bukan dari penelitian empiris tetapi hanya sebatas semi research. Teori ini hanya
menyebutkan hipotesis tentang bagaimana seharusnya akuntansi dipraktekkan tanpa
menguji hipotesis itu.
Teori akuntansi normatif mendasarkan konsep ekonomi klasik tentang laba dan
kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Teori ini
disebut juga teori pengukuran akuntansi. Teori normatif didasarkan pada anggapan
berikut:
akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran
laba dan nilai dapat diukur secara tetap
akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
pasar tidak efisien dalam pengertian ekonomi)
akuntansi konvensional tidak efisien
ada beberapa pengukur laba yang unik.
Meskipun demikian, anggapan tersebut jarang diuji melalui penelitian empiris.
Pendukung teori ini biasanya menggambarkan sistem akuntansi yang dihasilkan
sebagai sesuatu yang ideal dan merekomendasikan penggantian sistem akuntansi
kos historis.
D. Teori Positif
Teori positif mulai berkembang pada tahun 1970-an. Positivisme atau empirisme
berarti menguji atau menghubungkan hipotesis akuntansi dengan praktik sebenarnya.
Teori positif menggambarkan, menjelaskan, atau memprediksi fenomena yang diamati
seperti mengapa akuntan melakukan apa yang mereka lakukan. Teori akuntansi positif
dikelompokkan menjadi dua tahap (Godfrey at al, 1997 dalam Anis dan Iman, 2003
dalam Indira Januarti 2004) sebagai berikut:
Penelitian akuntansi dan perilaku pasar modal
Penelitian untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi antar
perusahaan yang difokuskan pada alasan oportunistik dalam hal perusahaan
memilih metode akuntansi tertentu atau pada alasan efisiensi.
E. Pendekatan Neuralistik
Perlu bagi peneliti akuntansi untuk menentukan asumsi apa yang digunakan dalam
penelitian serta alternatif pendekatan apa yang lebih sesuai, pendekatan ilmiah atau
pendekatan naturalistik.
Pendekatan naturalistik mempunyai dua pengertian, yaitu:
Peneliti tidak mempunyai asumsi atau teori awal
Peneliti memfokuskan penelitian pada masalah spesifik perusahaan.
Pendekatan naturalistik dilakukan secara fleksibel, melalui pengamatan
langsung studi kasus secara mendetil, tanpa menitikberatkan pada analisis
matematis, tes statistik, survey, ataupun tes laboratorium. Karena
pendekatan dilakukan melalui studi kasus (spesifik), hasil penelitian akan
sulit untuk digeneralisasi. Tomkins and Groves berpendapat bahwa
pendekatan naturalistik adalah cara yang tepat untuk menghadapi perbedaan
asumsi ontologi.
F. Perbandingan penelitian ilmiah dan naturalistic
Penelitian ilmiah
Asumsi Ontologi
Melihat realita secara objektif dan konkret (berwujud)
Melihat akuntansi sebagai objek.
Melihat realita sebagai hasil konstruksi sosial dan imajinasi manusia
Melihat akuntansi sebagai konstruksi.
Pendekatan Epistemologi