KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di lingkungan
perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami
perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada
awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung pemakaian
energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka KWH meter
berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil
pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan.
Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang
menyebutnya kWh Meter atau Meteran Listrik (kWh : kilowatt hour)
Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya
oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah
pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik
rumah.
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi
yang
3. Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah)
yang
mungkin.
6. Spin Control
Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama Sekering. Asalnya dari bahasa
Belanda Zekering. Dalam bahasa Inggris biasa disebut Fuse.
Dalam bagian pengaman listrik ini, instalasi listrik rumah dibagi dalam kelompok
atau grup (kadang disebut juga dengan istilah Panel Hubung Bagi). Tujuan paling
utama adalahtentu saja faktor keamanan. Apabila ada masalah pada suatu
peralatan listrik, misal hubung singkat, maka tidak keseluruhan aliran listrik ke
rumah akan terputus. Dan akan lebih mudah mencari bagian dari instalasi listrik
tersebut yang bermasalah. Syaratnya tentu saja pemilik rumah harus tahu
pembagian grup ini.
Pembagian grup dalam suatu instalasi listrik rumah, dalam hal ini adalah yang
paling umum, biasanya per area, misalnya :
Antara berbagai macam beban listrik, seperti pompa air, lampu, stop kontak,
AC dan lain-lain.
Saat ini ada 2 macam bargainser, yaitu analog dan digital. Model analog masih
sangat umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya lebih
digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa). Untuk
system ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah uang
kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang
diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode semacam voucher untuk
dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
Termasuk dalam alat ini adalah sambungan kabel pentanahan (Arde atau
Grounding). Mengenai pentanahan akan dibahas dalam bagian terakhir.
Komponen pengaman tipe lebur ini mulai jarang digunakan karena ada
kerepotan tersendiri bila putus karena terjadi masalah. Apalagi bila persediaan
sekering di rumah tidak ada. Tetapi secara jujur perlu diakui bahwa komponen ini
akan bekerja sempurna memutus listrik bila terjadi masalah, asal saja komponen
ini original kawatnya tanpa kita rubah sendiri. Berbeda dengan tipe berikut yaitu
MCB yang mempunyai fungsi sebagai pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban
atau terjadi hubung singkat, pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung
singkat saja.
Merupakan komponen listrik yang bekerja dengan system thermal atau panas.
Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi
ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB
ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran listrik dan
menggerakkan tuas ke posisi OFF. Untuk menormalkan kembali sangat mudah,
hanya dengan mengembalikan tuas ke posisi ON.
Jenis ini lebih banyak digunakan di instalasi listrik rumah. Hanya saja komponen
ini punya kelemahan, yaitu bila secara mekanis ada masalah maka MCB ini tidak
akan bekerja. Karena itulah perlu memilih MCB dengan kualitas baik dan bukan
melulu yang paling murah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, mulai dari bagian Pengaman listrik inilah
menjadi tanggung jawab pelanggan. Bagian ini sangat customized, sesuai
dengan permintaan pelanggan dan dipasang oleh instalatir listrik bersamaan
dengan bagian instalasi listrik lainnya. Bila terjadi masalah pada bagian ini,
pelanggan bisa menghubungi instalatir listrik tersebut atau petugas PLN pun
masih bisa membantu bila kondisi darurat seperti malam hari.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kWh meter digital ini, dirancang sedemikian rupa, sehingga dengan mudah
untuk dapat dioprasikan, serta dapat member informasi yang akurat. Hampir di
seluruh rumah sudah menggunakannya. Akan tetapi, dengan diberlakukannya
system kWh meter prabayar tersebut, sebagian dari masyarakat kurang setuju,
hal ini di sebabkan adanya pemikiran bahwa kWh meter prabayar itu terlalu sulit
untuk di isi ulang dan dugaan atas lebih mahalnya system kWh meter tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Akademis
Agar pennulis dapat mengikuti ujian nasional tingkat SMA sederajat serta
memenuhi salah satu persyaratan pengambilan ijazah.
2. Kognitif
Sedangkan manfaat penulis melakukan penelitihan ini yakni penulis dapat lebih
mengetahui apa itu kWh meter analog dan kWh meter digital, begitu pula
dengan prinsip kerja masing-masing kWh meter tersebut, serta menjawab
problematika masyarakat tentang kualitas yang terbaik antara kedua kWh meter
tersebut.
D. Sistematika Pembahasan
BAB satu adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB dua merupakan kajian teori yang membahas tentang pengertian kWh
meter, macam-macam kWh meter, prinsip kerja kWh meter, sistem pentarifan,
bagian-bagian kWh meter, dan tabel pentarifan.
KAJIAN TEORI
kWh meter adalah sebuah alat yang memiliki instrument yang berfungsi utama
melakukan energy listrik, kWh meter digunakan PLN untuk mendata dan
menganalisa penggunaan energy listrik oleh konsumen.Selain itu, kWh meter
juga di definisikan sebuah alat APP yang digunakan mencatat energy listrik
persatuan waktu dikalikan dengan tariff TDL dan kapasitas daya yang terpasang
pada masing-masing pelanggan.
KWh meter analog merupakan alat yang digunakan untuk menukur daya listrik,
alat ini sudah dioprasikan oleh PLN sudah sejak lama. OLeh sebab itu, alat ini
digunakan untuk mengukur energy pada industry dan rumah tangga. Setiap
bulan besar tagihan listrik yang digunakan biasanya tertera pada angka-angka
pada kWh meter.
Bagian-bagian utama yang terdapat pada kWh meter ini adalah kumparan
tegangan, kumparan arus, sebuah piringan aluminium magnet, dan sebuah gir
mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan.
Prinsip kerja kWh ini dapat dikatakan seperti motor induksi. Suatu plat aluminium
ditempatkan pada 2 teras yang berbentuk huruf U dan E, dan mempunyai 2
kumparan, kumparan arus dan kumparan tegangan, kumparan arus dililitkan
pada teras U dan di seri dengan beban,sedangkan kumparan tegangan dililitkan
pada teras E dan langsung dihubungkan dengan jala-jala, dan jika pada kedua
kumparan tersebut dialiri arus bolak-balik, maka gaya magnet yang ditimbulkan
berbentuk gelombang sinus sesuai dengan frekuensinya. Arus yang mengalir
pada kumparan arus menghasilkan fluks magnet 1, sedangkan arus yang
mengalir pada kumparan tegangan akan menimbulkan fluks magnet 2, maka
fluks magnet 1 dan 2 akan menembus plat aluminium sehingga timbul arus
putar.
Kedua kumparan E dan U mempunyai inti yang bersela, dimana pada sela
tersebut ditempatkan logam.Karena interaksi fluks magnet/medan magnet yang
ditimbulkan oleh kedua kumparan, maka piringan dapat berputar. Perputaran
piringan ini dihubungkan pada roda gigi yang berkolerasi dngan angka (digit)
pembacaan.Semakin besar pemakaiannya semakin cepat pula piringan itu
berputar, begitu pula sebaliknya. Pada piringan biasanya terdapat garis penanda
(biasanya berwarna hitam/merah) yang berfungsi sebagai indicator putaran
piringan, untuk 1 kWh biasanya setara dngan 900 putaran (ada yang 450).
2. Prinsip Kerja kWh Meter Digital
Sebenarnya prinsip kerja kWh ini sama dengan kWh meter analog, hanya saja
dimodifikasi dengan menambahkan sensor dan unit system yang digunakan
untuk mendeteksi garis penanda pada piringan kWh. Selain itu, ditambahkan
pula microcontroller yang berfungsi menghitung putaran dan menampilkan
angka, dan mengontrol relay yang berfungsi memutus tegangan pada kWh
meter jika isi ulang habis. Data atau informasi yang akan diukur bersifat analog.
Blok diagram alat ukur digital terdiri dari komponen sensor penguat sinyal
analog, analog to digital, converter, mikroprocesor, dan alat cetak display digital.
Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena
tegangan masih dalam orde mv perlu diperkuat dengan penguat input, sinyal
input analog yang sudah diperkuat dari sinyal analog diubah menjadi sinyal
digital oleh analog to digital convertor (ADC) dan akan diolah oleh
microprosessor dengan program tertentu dan hasilnya disimpan dalam memori
digital. Informasi digital akan ditampilkan dalam display au di cetak dengan
mesin cetak. Display digital akan menampilkan angka distrik 0 sampai 9, dan
sinyal digital ada 2, yakni O dan I. Ketika O maka tidak ada tegangan/off, ketika
sinyal I maka bertegangan/on.
Sedangkan untuk isi ulang, cukuplah mudah yaitu dengan memasukkan 20 digit
angka yang tertera pada struk ATM ke alat meter digital, dengan itu, secara
otomatis kWh meter tersebut akan menunjukkan jumlah kWh sesuai nilai stroom
yang dibeli.
D. Sistem Pentarifan kWh Meter
Sistem pentarifan yang dipakai dalam kWh ini terjadi pada saat ada beban yang
terpakai, seperti halnya pada prinsip kerja kWh ini, arus listrik yang mengalir
pada kumparan tegangan dan kumparan arus akan menimbulkan fluks magnet
yang mana akan memutarkan piringan yang ada di tengahnya. Piringan ini
dihubungkan dngan roda gigi yang akan berkolerasi dengan angka pembacaan.
Semakin besar pemakaian listrik semakin mahal tarif yang akan di bayar, dan
sebaliknya, jika pekakaiannya kacil maka semakin kecil pula tarif yang akan
dibayar.
Pembiayaan kWh ini dilakukan PLN pada akhir (biasanya akhir bilan) setelah
pengguna menggunakan berapa banyak listrik dri PLN. Hal seperti ini yang
digunakan oleh para pengguna yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan
kecurangan serta pencurian listrik tanpa sepengetahuan pihak PLN, untuk
mengetahui kecurangan-kecurangan tersebut mari kita lihat gambar berikut.
Selain itu, banyak masalah lain yang timbul dari pentarifan kWh ini, yang
membuat PLN rugi mencapai puluhan juta rupiah.
Berbeda dengan kWh meter analog, PLN melakukan system pentarifan kWh ini
berada di awal yaitu sebelum pengguna menggunakan listrik dri PLN. Dengan
sedikit merubah system pembayaran ini, PLN sedikit dapat mengatasi
kecurangan-kecurangan yang dilakuan oleh pengguna listrik, kWh ini memiliki
system pentarifan seperti halnya operator telfon genggam, yakni dengan
membeli pulsa saat pulsa habis. Pelanggan tidak perlu repot untuk mengetahui
apakah stroom yang dimiliki sudah habis/belum, karena kWh ini sudah dilengkapi
dengan tanda otomatis berupa alarm (bip bip) pada setiap menit saat stroom
tersisa 5 kw di kWh meter. Untuk pengisian ulang, saat ini sudah banyak unit
yang bekerja sama dengan PLN.
Berbeda dengan pulsa hp, pulsa ini tanpa ada masa tenggang/kadaluarsa,
meskipun pelanggan membeli dan tidak memakai listrik, pulsa di kWh tersebut
tidak akan berubah.
Harga voucher token isi ulang dapat dibeli mulai harga Rp.50000.00,- s/d
Rp.1000000.00,- dengan kelipatan Rp.50000.00,- dengan daya 35 kw per
Rp.50000.00,- nya, kemudian pelanggan mendapat struk yang berisi 20 digit
e. test index : penanda yang ada pada piringan yang nantinya akan
dibaca oleh rem magnet.
Keterangan :
ANALISIS DATA
1. Sistem Prabaya
Keunggulan sistem prabayar yang ditawarkan oleh PT. PLN (Persero) bagi
pelanggan meliputi :
d. Jika pulsa akan habis, maka akan ada tanda nada tertentu bahwa pulsa
energilistrik akan habis,
e. Jika pulsa telah habis, maka daya listrik dirumah akan secara otomatis
padam dan jika telah dibelik/ditambahkan pulsa baru tidak akan kena denda
seperti pada sistem pascabayar.
2. Sistem Pascabayar
d. Biaya administrasi,
3. Golongan Tarif Binis, dengan klafisikasi berikut : B-1/TR 450 VA, biaya
beban Rp.23.000,00/kVA/bulan, biaya pemakaian : Blok I : 0 s/d 30 kWh =Rp.
160,00/kWh, Blok II : > 30 kWh s/d 60 kWh = Rp.395,00/kWh, prabayar,
Rp.535,00/kWh. B-1/TR 900 VA, biaya beban Rp.26.500,00/kVA/bulan, biaya
pemakaian : Blok I : 0 s/d 30 kWh = Rp.315,00/kWh Blok II : > 30kWh s/d 60 kWh
= Rp.465,00/kWh, prabayar Rp.630,00/kWhB-1/TR 1300 VA, biaya beban*), biaya
pemakaian Rp.795,00/kWh, prabayar Rp.795,00/kWh.B-1/TR 2200 VA s/d 5500
VA, biaya beban*), biaya pemakaian Rp.905,00/kWh, prabayar Rp.905,00/kWh.B-
2/TR 6600 VA s/d 200 kVA, biaya beban*), biaya pemakaian : Blok I : H1 x Rp.
900,00/kWh, Blok II : H 2 xRp. 1380,00/kWh, prabayar Rp.1100,00/kWhB-3/TM >
200 kVA, biaya beban**), biaya pemakaian: Blok WBP = K x Rp.800,00/kWh ,
kVArh = Rp. 905,00****).
6. Golongan Tarif Traksi, denganklasifikasi berikut : T/TM > 200 kVA, biaya
beban Rp.25.000,00/kVA/bulan*), biaya pemakaian : Blok WBP = K x
Rp.390,00/kWh, Blok LWBP = Rp.390,00/kWh, kVArh = Rp.665,00****).
7. Golongan Tarif Curah (Bulk), dengan klasifikasi berikut : C/TM > 200 kVA.
Biaya beban Rp.25.000,00/kVA/bulan *), biaya pemakaian : Blok WBP = K x
Rp.390,00/kWh, Blok LWBP = Rp.390,00/kWh, kVArh = Rp. 505,00****)
Keterangan :
*) Pada semua golongan tarif, kecuali Traksi, Curah dan layanan Khusus :
Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM 1 = 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung
(kVA) x Biaya Pemakaian (kWh).
***) Pada golongan Tarif Bisnis dan Kantor Pemerintahan dan Penerangan
Jalan Umum : Diterapkan Rekening Minium (RM) : RM 3= 40 (Jam Nyala) x Daya
Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok WBP dan LWBP. Jam Nyala : kWh
perbulan dibagi kVA tersambaung.*) Pada Golongan Tarif Traksi : Perhitungan
biaya beban didasarkan pada tarif pengukuran daya maksimum bulanan untuk:
a. Daya maksimum bulanan > 0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan
sebesar daya maksimum terukur. b. Daya maksimum bulanan 0,5 dari daya
tersambung, biaya beban dikenakan 50% daya tersambung terukur.*) Pada
Golongan Tarif Layanan Khusus : Sebagai tarif maksimum. Di dalam
mengimplementasikan angka tarif ini dikalikan terhadap faktor pengali
Ndengan nilai N tidak lebih dari 1.
Contoh perhitungan rekening listrik yang wajib dibayar pelanggan golongan tarif
rumah tangga klasifikasi R-1/TR.
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian kWh meter analog
(paskabayar) dan digital (prabayar) golongan tarif R-1 akan lebih mahal prabayar
jika pemakaian 1-60 kWh, begitu pula akan lebih mahal paskabayar jika
pemakaian di atas 60 kWh.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebetulnya sama antara kedua kWh meter tersebut, tinggal konsumen pintar-
pintar mengetahui berapa banyak konsumen itu memakai listrik, jika konsumen
memakai di bawah 60 kWh maka kWh meter prabayarlah yang akan lebih mahal,
akan tetapi jika pemakaian di atas 60 kWh paska bayarlah yang akan lebih
mahal.
B. Saran
2. Kepada pembaca, penulis jugaberharap agar paper ini bisa bermanfaat dan
menambah pengetahuan tentang kWh meter, sehingga dapat
mempertimbangkan dampak-dampaknya.
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi taufik
serta hidayahNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul
Perbandingan Keekonomisan kWh Meter Analog dan Digital pada R1 Tahun
2013.
DAFTAR PUSTAKA
1. antara][esdm.go.id
2. WWW.MECINDO.COM
3. www.itron.com
4. https://www.google.com/search?
q=kWh+meter+analog+dan+digital&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=uGtpU
62dFImQrQfjj4GADw&ved=0CAcQ_AUoAg&biw=1280&bih=699
5. http://repo.eepis-its.edu/1131/1/makalahQ.pdf
6. http://www.pln.co.id/ntb/?p=108